Autism & friends oktober 2014

Page 1

UTISM &FRIENDS No 3 EDISI NOVEMBER 2014

Newsletter of London School Centre for Autism Awareness

Fokus

Kesalahan yang Sering

A

Dilakukan Orangtua Anak Autis

uotes

nak penyandang autis mempunyai kepe­ kaan yang berlebihan pada ihal ini nderanya membuat anak autis takut atau justru marah terhadap suara-suara bising, cahaya terang, ataupun hanya sentuhan biasa. Karena anak penyandang autis mudah terganggu denggan hal-hal yang menurut mereka tidak nya­ man, maka tak heran jika banyak ditemui kasus anak autis yang mudah rewel dan terlihat hiperaktif. Ketika menjelang remaja, kepekaan tersebut akan semakin meningkat dan jika tidak di­tangani dengan baik maka perubahan hormon yang dialami bisa menimbulkan gangguan. Menurut Dr. Adriana Soekandar, M.Sc., psikolog sekali­ gus pendiri sekolah khusus anak autis ‘Mandiga’ dan dosen psikologi di Universitas Indonesia dalam acara seminar yang diselenggarakan oleh London School of Public Relations mengungkapkan bahwa “Pada penderita spektrum autis yang disebut sindrom Asperger, perubahan hormonnya 5 kali lebih cepat dibanding remaja non autis. Dorongan seksnya juga lebih besar, namun mereka tahu hal itu tidak boleh sembarang di­ lakukan. Akhirnya mereka menjadi sakit perut, sering pu­sing dan meningkat kecemasannya.” Agar anaknya dapat tumbuh dengan baik, orangtua tentu mau melakukan apapun karena orangtua sangat sayang terhadap anaknya. Namun terkadang orangtua salah memahami dan menangani anak autis. Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan orangtua anak autis dalam menangani anaknya:

 Selalu mengikuti kemauan anak agar tidak marah. Hal ini akan membuat anak menjadi semakin menuntut sebab keinginan anak akan semakin meningkat. Sebaik­ nya para orangtua memberi penjelasan kepada anak ten­ tang keinginan mereka yang kadang tidak boleh dipenuhi. (bersambung ke hal 2)

I may not make eye contact “ but at least I don’t stare ” – UNKNOWN –

Follow Us @LSCAA17 @ LSBA 1992

1


KATA PEMBACA dak inta, han yang ti Pembaca terc n karunia Tu ka pa ari ru me ny n tidak me ad Kesehata ta lupa dan ki ng da rb rk Te , dibe agai tertandingi. g siapa saja an er ny me t it daap bahwa penyak waktu. an sebuah dak mengenal tu mengadak an usia, dan ti mb me A CA ktu lalu LS yang ber­ Beberapa wa For Ervitha” ic us ”M uk n cobaa k bertaj ng diberika konser musi a yang seda th vi Er tu an tujuan memb e payudara, ng nyakit kank pe E YM n kalimat ya ha oleh Tu ada sebuah a th vi Er enguk rtegun Ketika menj uat saya te a yang memb th vi Er vitha­ da Er ibun ma oleh ­diucapkan rus diteri ha ng ya i apalag uhan ­“...cobaan ak berkebut sebagai an ir ah a dan rl te untuk Ervith yang sudah ngat berat sa yang i st Pa ”. dan rasa sa khusus.... pertemanan h gu ng su , uh tuanya k semb . kedua orang Ervitha untu tu an mb me ankan yang bisa akan mering akan sesama nyak orang ba a do an Semoga deng tha..... cobaan Ervi

Dalam memilih sekolah, saya lebih mengarahkan anak saya ke sekolah yang banyak aktifitas keterampilan, karena kemampuan anak saya dibidang tersebut lebih menonjol. Saya merasa keterampilan adalah sebuah skill yang bisa membuat anak saya lebih baik dan akan memiliki manfaat bagi lingkungannya (Nourma)

, Salam hangat

Chrisdina

 Sering tidak menepati janji tanpa penjelasan sebelumnya. Rutinitas yang terstruktur adalah hal yang dipegang erat oleh anak penyandang autis. Jadi orangtua harus men­ jelaskan mengapa tidak bisa menepati janji. Anak autis bisa menjadi rewel atau tantrum dan tidak percaya lagi pada orang tuanya jika orangtuanya sering melanggar janji tanpa alasan yang jelas sebelumnya.  Tingkah laku stimulasi anak tidak diperbolehkan sama sekali. Anak penyandang autis memiliki kepekaan indera, baik penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan dan pembauan. Tapi bukan berarti anak autis harus dihindar­ kan dari hal-hal yang akan mengganggu. Untuk mening­ katkan kemampuan berinteraksi dari anak autis, terka­ dang mereka perlu diajak ke tempat-tempat yang ramai seperti pusat perbelanjaan atau mall.  Mengungkapkan berbagai pertanyaan pada anak autis. Seringkali anak autis tiba-tiba merasa kesal. Apabila hal ini terjadi, jangan ganggu anak dengan pertanyaan-per­ tanyaan yang justru membuatnya marah. Anda baru bisa mengajaknya berkomunikasi ketika suasana hatinya telah membaik. (NURUL)

2

Tips

 Anak

penyanda ng autis ja tidur bers ngan dibia ama oran sakan gtua, seb dised aiknya iakan kam ar tidur k  Merek husus. a harus m elakukan kebutu kebutuha han seha n ri-harinya untuk tanpa dib melatih k antu emandiria  Meng nnya. ubah pen ampilan s perke esuai mbangan usianya, asal dalam anak mas ih merasa batas nyaman.  Minat dan baka tnya mun keing gkin bera inannya, sal dari o leh karen keing a itu harg inannya. ailah  Bantu anak untu k bertema waktu un n, namun tuk diriny beri a sendiri.  Jelas kan tenta ng pendid ikan seks sudah me apabila ncapai us ia puber.


OPINI AHLI

Mengenali dan memahami komponen-komponen yang membangun perkembangan sensori-motor pada manusia Perlu dipahami bahwa ‘sentuhan’ sangat berpengaruh dalam proses tumbuh kembang seorang anak. Berikut ini Joanes Juwanda seorang Okupasi terapis akan menjelaskan pentingnya tactile/sentuhan ini Tactile/touch/sentuhan Tactile merupakan sistem neurologi yang bekerja sebagai respon tubuh terhadap stimulus-stimulus yang bersifat menyen­ tuh bagian terluar dari tubuh. Pada tingkat perkembangan lanjut akan sangat mempengaruhi perkembangan seseorang secara umum. Seperti pengertian pada umumnya, stimulus ini banyak diterima oleh indera perabaan kita dalam hal ini kulit tubuh, namun demikian sentuhan tidaklah terbatas pada hal ini saja, indera pendengaran, pengecapan, penglihatan dan pencium­ an juga merupakan bagian luar tubuh yang juga langsung berhubungan dengan stimulus dari luar. Walaupun areanya tidaklah seluas indera perabaan, sensor-sensor ini juga sangat berpengaruh dalam proses perkembangan dan menjadi vital ke depannya. Setiap anak mempunyai ambang rangsang kepekaan/ sensitifitas yang berbeda terhadap stimulus. Sensor-sensor yang ada pada tubuh kita, pada saat merepon stimulus terse­ but bersifat otomatis atau reflektif. Untuk itu menjadi penting juga untuk mengevaluasi perkembangan reflek-reflek yang ada di tubuh kita. Dalam banyak kasus, kepekaan terhadap stimulus ini bisa dievaluasi melalui reflek-reflek primitive yang belum terintegrasi dengan baik. Otak akan merespon stimulus sentuhan ini secara reflek sebagai bentuk respon dari adanya kontak dengan dunia luar. Kuat lemahnya respon tersebut akan tergantung pada intensitas, durasi, dan frekwensi terjadinya hubungan/kontak tersebut. Secara bertahap, otak akan meng­ identifikasi stimulus-stimulus ini dengan mengkategorikannya sebagai sesuatu yang bersahabat (bisa diterima) atau sesuatu yang harus dihindari (bersifat menyakiti). Melalui pembelajaran ini, otak akan mengingat titik-titik sentuhan tersebut yang akan menjadikannya sebagai sinyal untuk di rekam yang sekaligus memetakan bentuk tubuh dan membangun kesadaran akan tubuh. Di tingkat perkembangan lebih lanjut nantinya akan men­ jadi fondasi fundamental bagi terciptanya koordinasi gerak dan sekaligus membangun intelegensi. Apabila kondisi tactile disorder (tactile defensiveness) ini terjadi secara ekstrim, maka otak

akan mengalami kebutaan virtual, karena kesulitan untuk mengkonfigurasi­ kan/memetakan sesuatu. Beberapa anak akan mengalami kebingung­ an (bingungan), tidak kreatif, kurang imajinatif, Joanes Juwanda kesulitan calistung, anti perubahan, depresi, agresif dan beberapa masalah perkembangan lainnya. Dalam perkembangannya, beberapa anak akan menjadi terlalu peka terhadap stimulus sentuhan ini. Sebagai contoh, beberapa anak akan menjadi tidak nyaman yang berujung pada kegelisahan hanya karena adanya perubahan atmosfir ruangan. Dan sebaliknya, beberapa anak akan terkesan cuek, walaupun banyak sekali perubahan-perubahan yang sedang terjadi di dekatnya, hal ini karena kurang peka terhadap stimulus. Dalam proses tumbuh-kembang anak yang berjalan lama, kondisi kepekaan ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembang­ an karakter seseorang ketika beranjak ke masa remaja dan dewasa. Baik terlalu peka atau tidak peka, akan sangat mem­ pengaruhi kinerja otak dalam merespon stimulus-stimulus yang semakin hari akan semakin lebih komplek. Bisa dibayangkan, apabila sistem dasar untuk merespon stimulus sudah tidak bisa bekerja secara efektif, maka di tingkat lanjut pasti akan mengalami kesulitan. Karena kita tahu bahwa perkembangan seseorang tidak hanya di pengaruhi satu variable perkembang­ an (dalam hal ini hanya perkembangan sensori-motorik saja). Semakin beranjak menuju dewasa, pertumbuhan perkembang­ an anak semakin komplek dengan dipengaruhi banyak variable, baik itu yang bersifat socio-kogniti, akademik, psikologik dan lain-lain. Sebagai tindakan awal yang perlu diambil apabila kita menjumpai kasus-kasus anak yang terindikasi mengalami “tactile disorder” harus diterapkan dengan melaksanakan prinsip pendekatan awal yakni “do no harm” dan membangun atmosfir tindakan yang bersahabat. Tindakan buru-buru dan tanpa mem­ perhatikan detil riwayat perkembangan anak hanya akan mem­ perburuk kondisi. Pada akhirnya, menjadi penting untuk setiap anak bahkan yang terlahir nampak seperti anak normal maupun yang sudah jelas mengalami keterlambatan perkembangan untuk dipantau secara detil tahapan-tahapan perkembangannya dengan lebih cermat dan teliti. (JOANES)

3


LIPUTAN KHUSUS

Music for Ervitha

Pada tanggal 27 September dan 4 Oktober lalu, LSCAA mengadakan acara amal yang berjudul Music For Ervitha. Acara ini ditujukan untuk menggalang dana bagi Ervitha, ­seorang remaja autistik personil group band ABK - I’m Star yang sedang berjuang melawan kanker payudara. Total dana yang terkumpul dari penjualan tiket dan donasi adalah sebesar Rp 70.050.000,Acara ini diramaikan oleh anak-anak berkebutuhan khusus yang berbakat di ­bidang musik. (ANIES) 1

2

1. Ibu Prita Kemal Gani memberikan kata sambutan.

3

2. Ervitha, Aby, Arya dan Shinta yang tergabung dalam band I’m Star.

4

5

4. Penampilan band Spe.ed.ster

4

6. Penampilan band Tara Salvia

8

7. Duet Fauzan (biola) dan Zepha (piano)

10. Audrey Angesti

6

5. Michael Anthony

7

10

3. Special Kid Percussion (Rizky dan Zhafran)

11

11. Alvin Kenneth

9

8. Penampilan Band Tara Salvia 12

12. Ega

13

13. Clementiu

9. Band Spectrum 15

14. Junes


RESEP

AVOCADO & CAROB MOUSSE

15

15. Pengisi acara foto bersama Ibu Prita setelah pembagian plakat 16

16. Bude Ninik sharing yang di­ alami Ervitha sejak terdeteksi kanker payudara

17

17. Penyerahan simbolisasi pengumpulan donasi

18

BAHAN:

18. Pemandu acara, Kina yang dibantu oleh Danny & Alia (siswa LSBA batch 2) dan juga Kouji (siswa LSPR batch 16) 20

20. Band LSBA Teacher 22

21

21. Ponco, siswa LSBA ekstrakurikuler

 6 buah kurma, rendam sebentar dalam air hangat  2 buah belimbing manis  10 gram chia seed ( diberi 1 sendok makan air hangat)  15 gr carob powder (pengganti coklat dari tanaman carob)  2 buah alpukat mentega (200 gr)  50 ml virgin coconut oil (VCO)

CARA:

 Masukkan kurma ke dalam blender, berisi 3 sendok makan air, haluskan dan saring. Sisihkan  Blender belimbing, saring, untuk mendapatkan ¾ cangkir jus belimbing  Campur kurma, jus belimbing, chia seed dan carob. Blender  Campur dengan alpukat, blender  Masukkan VCO, blender hingga rata dan kental  Tuang dalam cetakan pudding atau gelas kecil  Dinginkan dalam lemari pendingin  Bisa dimasukkan ke dalam freezer dan menjadi es krim * Cooking Demo: GFCFSF Raw Food Kainara & Wied Harry

22. LSPR Senior Band

Kainara: The Shop at La Mitta Jl. Cempaka No. 20, Jatibening, Bekasi • Tel. 0813 1756 2730, 021-8477417 Email: kainara.sehat@gmail.com • www.kainara.com

5


LIPUTAN KHUSUS

Pemutaran film “Saudaraku BERBEDA”

Jalan-jalan Ke TAMAN KOTA LSBA sebagai lembaga pelatihan keterampilan memberikan pelatihan untuk anak autistik, banyak pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh LSBA salah satunya adalah pelajaran pengembangan diri. Pelajaran pengembangan diri melatih anak autistik untuk belajar melakukan aktifitas tanpa bantu­ an orang lain. Mrs. Veronika sebagai dosen untuk pelajaran pengembangan diri, memberikan pelatihan-pelatihan seperti mengajak siswa-siswa LSBA pergi ke Taman Kota di BSD Tangerang dengan menggunakan kereta commuter line dari stasiun Palmerah. Siswa-siswa sangat senang mengikuti kegiatan tersebut apalagi sebagian dari siswa-siswa tersebut ini menjadi pengalaman pertama menggunakan kereta di Ja­ karta. Di Taman Kota siswa-siswa diberi tugas untuk memotret objek-objek yang ada disekitar taman. Selain itu Mr. Sultan, pengajar matapela­ jaran Pengenalan Desain Grafis juga memberikan tugas un­ tuk mewarnai leaflet. Kegiatan belajar diluar kelas ini disambut dengan antusias oleh para siswa dan memberikan pengala­ man baru bagi mereka

London School Centre fo Autism Awareness (LSCAA) kembali mengunjungi sekolah-sekolah dasar yang ada di Jakarta. Pada bulan September lalu, LSCAA mendatangi tiga sekolah yaitu SDN Kebayoran Lama 02 Petang, SDN Kartika X-6, dan SDN Kebayoran Lama Selatan 01 Pagi. LSCAA memberikan edukasi kepada siswa-siswa mengenai apa itu autism. Bagaimana ciri-ciri anak autistik, bagaimana berte­ man dengan anak autistik, dan sebagainya yang berkaitan dengan autism. Selain memberikan pengetahuan terhadap siswa-siswa, LSCAA juga memutarkan sebuah film berjudul “SAUDARAKU BERBEDA” yang didalam film tersebut terda­ pat pesan bagaimana perilaku anak autistik dan bagaimana bersikap kepada anak autistik. Pada acara tersebut, para siswa juga ditantang bekerjasama dalam sebuah tim untul mewarnai gambar yang nantinya dilombakan. Total 250 anak dari ketiga SDN tersebut merasa senang dengan kegiatan ini dan mendapat informasi baru mengenai dunia autistik. Tim LSCAA akan terus mengunjungi sekolah-sekolah dasar yang ­berada SDN Kebayoran Lama 02 Petang di Jakarta. ­Untuk permintaan kun­ jungan ­dapat menghubungi 081511300225 (NURUL)

SDN Kartika X-6

(NURUL) SDN Kebayoran Lama Selatan 01 Pagi

6


IPTEK & PENELITIAN

KLINIK RIZKY Ruang belajar

Ruang tutorial

K

Ruang bermain

Ruang bermain

linik Rizky didirikan pada bulan April 2014 oleh Asti Herbudianti. Klinik ini bertujuan untuk membantu penyandang autisme agar lebih terarah dan mem­ beri pemahaman kepada orang tua yang belum memahami bagaimana penanganan terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK). Mengingat bahwa didaerah tempat tinggal ibu Asti sangat minim akan tempat terapi anak berkebutuhan khusus dan karena pengalaman mengantarkan anak Ibu Asti terapi. Setelah dua tahun terapi anak ibu Asti mengalami kemajuan pesat. Karena itulah Ibu Asti mendirikan tempat terapi dengan harapan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus akan menjadi lebih baik perilakunya dan dapat di­ terima dilingkungan sekolah maupun masyarakat Klinik Rizky mempunyai dua terapis yaitu Ibu Evi ada­ lah shadow teacher sewaktu Rizky (anak Ibu Asti) masih di sekolah dasar dan berpengalaman di bidang anak berkebu­ tuhan khusus, dan Ibu Novi merupakan lulusan Fisioterapi. Kini klinik Rizky mempunyai 7 siswa. Klinik Rizky menangani kondisi Autisma, ADHD, Cerebal Palsy, Down Syndrome, General Development, Dysleksia, dan Gangguan Perilaku. Pelayanan yang diberikan Klinik Rizky antara lain: 1. Konsultasi untuk anak, dewasa dan orang tua, 2. Terapi: terapi wicara, terapi perilaku, okupasi terapi, terapi perilaku, sensori integrasi, snozellen fisioterapi. Untuk pendaftaran di Klinik Rizky dapat menghubungi Telp: (021) 95000405/Hp: 087878003937 Email: klinikrizky@gmail.com klinikrizky.blogspot.com. Jadwal - Terapi: Senin-Sabtu - Sekolah: Senin-Jumat (08.00-11.45 dan 15.00-15.45)

Asupan Makanan Bergizi khusus bagi ABK

B

agi seorang anak penyandang autisme memang mem­ punyai dunia yang berbeda dengan anak yang bukan penyandang. Penyandang autisme sulit mengekspresikan di­ rinya menggunakan kata-kata dan bereaksi terhadap lingkungan dengan cara yang tidak biasa. Tidak hanya berbeda dari segi interaksi tetapi dari makanan pun juga harus diperhatikan. Menurut para ahli mereka sudah sepakat bahwa anak dengan Sindrom Spektrum Autisme harus menghilangkan sumber peptida (sejenis zat medium yang terbentuk dari asam animo yang mempunyai ciri khas protein tapi tidak sama dengan protein), yaitu gluten (protein dari gandum) dan kasein (protein dari susu). Konsumsi gluten & kasein dianggap sebagai racun karena tubuh penyandang autisme tidak menghasilkan enzim untuk mencerna kedua jenis protein tersebut. Protein yang tidak tercerna akan diubah menjadi komponen kimia yang disebut opioid/opiate yang bersifat layaknya opium, morfin dan heroin dan bekerja sebagai toksin (racun), yang dapat mengganggu fungsi otak & sistem imunitas serta menimbulkan gangguan perilaku. Sehing­ga penyandang autisme harus menjalankan diet yang disebut dengan Diet GF-CF (Gluten-free dan Casein-free). Diet tersebut diyakini dapat memperbaiki gangguan pencernaan dan juga bisa mengurangi gejala atau tingkah laku autisme anak. Kini Tropicana mempunyai produk baru khusus untuk anak berkebutuhan khusus yang diharuskan menghindari makanan dan minuman yang mengandung unsur gluten dan kasein yaitu Tropicana Slim Alergon Cookies dan Tropicana Slim Alergon SteLeaf. Tropicana Slim Alergon Cookies merupakan cook­ ies lezat yang bebas dari gluten dan bahan pemicu alergi seperti gluten, casein, ikan, telur, susu, kacang, kedelai, gula, dll. C ­ ookies ini bebas juga dari bahan pengawet & gula pasir. Selain itu Tropicana mempunyai produk Tropicana Slim Alergon SteLeaf yaitu gula rendah kalori dari daun stevia. Gula rendah kalori ini menghasilkan rasa manis alami dari daun stevia aman dikonsumsi orang dewasa hingga anak-anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Tropicana Slim Alergon Steleaf tidak mengandung gula dan bebas bahan pemicu alergi. Dengan adanya produk-produk yang bebas dari gluten dan kasein, anak penyandang autisme dibebaskan dari efek dari peptide. Karena peptida yang berasal dari gluten akan menjadi gluteomorphin, sedangkan peptida yang berasal dari kasein akan menjadi caseomorphin. Kedua jenis peptida ini efeknya seperti morfin yang mempengaruhi perilaku seseorang, persepsi dan respons terhadap lingkungan­ nya.

(ERNI)

7


INFO ACARA Parents Siblings, 20 September 2014

Peserta diskusi Parents Siblings serius mendengar penjelasan dari Ibu Endang Retno Wardhani

Bullying, harus bagaimana? Anak berkebutuhan khusus, cukup rentan dengan bullying. Umumnya, mereka tidak dapat membela diri maupun tidak menyadari ketika mengalami bullying dari orang di sekitarnya. Pada tanggal 20 September 2014 di sesi Parents Discussion Group yang secara rutin di­selenggarakan oleh LSCAA, Dra Endang Retno Wardhani, Psikolog serta konsultan di lembaga pendidikan khusus serta program inklusi, berbagi tentang apa yang harus dicermati orangtua, pendamping maupun guru dalam menghadapi kasus bullying. Hal pertama yang penting untuk diketahui adalah bagaimana mengidentifikasi kasus bullying. Beberapa bentuk bullying adalah: 1. Bullying secara fisik: memukul, menjegal, mengancam secara fisik,mencuri barang, dan lain-lain 2. Bullying secara psikologis: bergosip dan menimbulkan ru­ mor sehingga menekan orang,mengancam, gurauan olok2, meng­ asingkan secara sosial 3. Bullying secara verbal: menghina, menyindir, meneriaki, memanggil dengan julukan, kecacatan, dan ketidakmampuan. Menurut Ibu Endang, peran orang yang berada dalam institusi pendidikan, atau yang ada di luar institusi (seperti orangtua), juga punya peran penting untuk menata hal ini. Sebagai catatan, bullying kerap terjadi pada situasi di mana pengawasan yang kurang dari orang dewasa. Misalnya, di ka­ mar mandi sekolah, di jalan masuk kelas serta di tempat bermain. Menurut catatan kasus yang terjadi, bullying lebih sering terjadi di tempat bermain. Dampak bullying tidak bisa dianggap remeh. Mulai dari dampak

Redaksi Newsletter AUTISM & FRIENDS Pembina: Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR Pemimpin Redaksi Chrisdina Wempi, MSi. Wakil Pemred DR. Artini, MSi. Redaktur: DR. Artini, MSi., Erni Adi Astuti, S.Pd Kordinator Desain: Anies Alwi Distribusi: Summy Damayanti

LSCAA

(LONDON SCHOOL CENTRE FOR AUTISM AWARENESS) Merupakan divisi Corporate Social Responsibility dari STIKOM LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS JAKARTA Alamat: Sudirman Park Office , Jl. K.H. Mas Mansyur Kav.35, Jakarta Pusat 10220 Hotline: 0815 11300 225

8

Dra. Endang Retno Wardhani

secara psikologis, seperti perasaan tertekan, tersisih, munculnya konsep diri negatif, rasa takut, marah tapi tidak dapat diungkapkan hingga yang sifatnya lebih berat seperti munculnya depresi dan menarik diri. Salah satu yang dapat dilakukan untuk mengatasi perilaku ­bullying dan dampak negatifnya adalah, dengan sosialisasi. Ibu ­Endang menegaskan, sosialisasi seharusnya diberikan pada se­ mua pihak, seperti sekolah dan orangtua. Di beberapa sekolah saat ini, guru BP (Bimbingan Penyuluhan) sudah turun ke lapan­ gan secara langsung untuk mengidentifikasi kasus bullying. Apa yang menjadi faktor penyebab bullying pada ABK? Ibu ­Endang menyebut beberapa hal seperti hambatan beradaptasi sosial, hambatan berkomunikasi, rigiditas pola pikir, pola perilaku serta hambatan pengendalian emosional pada ABK. Karena itu, beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk men­ gatasi hal ini adalah, guru harus memahami apa itu bullying. Yang kedua, guru dapat memberikan pemahaman pada siswa yang lain. Dalam kasus bullying, Ibu Endang menegaskan bahwa se­ mua pihak harus punya persepsi yang sama dalam menindaklan­ juti masalah ini, serta dilakukan secara terpadu. Beberapa tanda masalah yang dapat dicermati serta ditindaklanjuti oleh semua pihak adalah: Guru: mencermati jika ABK tidak punya teman, menghindari kegiatan, ada perilaku yang berubah, muncul kecemasan Orangtua: mengamati jika ada indikasi kecemasan (misalnya dalam perilaku sering BAK/BAB di celana, menggigit jari), pola ti­ dur yang terganggu, kemunduran sikap/perilaku (mis. tidak mau BAK/BAB), kondisi emosional yang terganggu Untuk tindak lanjutnya, ABK perlu dibantu untuk menyesuai­ kan dan meminimalkan masalah yang dihadapi. Beberapa strategi yang dapat dilakukan menurut Ibu Endang adalah dengan meman­ faatkan dukungan teman (orangtua memfasilitasi serta melibatkan teman di sekitar anak), pemecahan masalah (membimbing anak untuk mengatasi situasi) serta memperbaiki komunikasi dalam lingkungan sosial ABK. Strategi pendukung secara praktis yang juga dapat dilakukan adalah dengan membuat social story (dengan merekam peristiwa, mewawancara teman dan guru di sekolah) serta memberikan prak­ tek pengalaman dengan ABK untuk menjelaskan isu yang diha­ dapinya. Program kerjasama dengan sekolah dalam bentuk peerbuddies group program (program pendampingan teman), program bersama di luar kelas serta diskusi berkelompok, juga dapat menjadi ak­ tivitas yang memperbaiki komunikasi serta hubungan ABK dengan lingkungan sekitarnya. (Her)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.