1 minute read

Politik Beton dan Brutalisme pada Arsitektur Modern di Indonesia

NN Hanum 1

, KR Kurniawan 2 , YN Lukito 2 1 Mahasiswa Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia 2 Pengajar/ Pembimbing, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia E-mail: nianamirahanum@gmail.com

Advertisement

Di era modern, kehadiran beton tidak hanya sebagai sebuah material. Eksistensinya memicu para kritikus untuk menggali bagaimana sebuah inovasi teknologi mempengaruhi peradaban, khususnya dalam wacana arsitektural. Beton dipandang tidak memiliki prinsip dan bentukan yang baku jika kita bersedia membuka pikiran lebih jauh bahwa beton merupakan turunan dari berbagai parameter yaitu kultural, politikal, sosial, dan ekonomi. Tulisan ini memiliki tujuan untuk melihat beton tidak hanya sebagai suatu ‘technical property’, namun bagaimana beton berpengaruh dalam pembentukan sebuah kota modern dengan tatanan politik yang berlaku di suatu negara, sehingga menghasilkan bentukan purwarupa baik dalam falsafah maupun fisiknya. Metode historis melalui langkah heuristik sampai interpretasi digunakan untuk menelisik pengaruh beton dalam pembangunan arsitektur modern di Indonesia. Tahun 1960-an adalah titik dimana Indonesia mulai menginginkan suatu kekuatan baru, maka dari itu Indonesia berusaha merumuskan formula modernitas. Penggunaan beton menjadi sokongan teknologi dan dipandang monumental, dan hasilnya; intervensi para aktor, pengaruh teknologi, dan perkembangan industri menjadikannya sebuah representasi modern dengan indikasi Brutalisme. Dalam diskursus material, beton telah banyak diteliti, diinterpretasikan, dan diinovasikan di bidang teknik maupun kimia; maka tulisan ini dapat mengisi ceruk kekosongan dalam interpretasi beton yang lebih luas.

This article is from: