// RIANTO Newsletter //

Page 1

RIANTO Newsletter for Designer Issue 001

Tagline

newsletter for designer

20 may 2018

Pages: 16p total

-

Overlay Square on Image Opacity 60%

RIANTO_001

ARTICLE_TYPE_POMO

001

rianto-design.com

Logotype on this space With issued number

Shows issued number and date Of Newsletter

001//June 2018

Number and Date

Logotype of Newsletter Below is an image-relevant article with a typographic composition cutting the below shape

Article Image Article Continues on first page As part 1 of 3

Headline

tipografi baru untuk pembaca baru

Subhead, author

RIANTO_COVER

-

ARTICLE_PREVIEW_LOAD

by: Stanicia

Saat ini, perdebatan antara pemikiran modernis dan postmodernis mengenai desain masih berlangsung terus, meski telah dimulai banyak tahun yang lalu. Esai ini bermaksud untuk menyelidiki bagaimana desain Postmodernis merespons lebih baik daripada Modernist terhadap tuntutan dan kebutuhan yang dikembangkan masyarakat kontemporer. Kita akan menjelajah asal mula Postmodernisme dan Dekonstruksi, konsep baru pihak pembaca dengan pihak desainer/tipografer, dan kita akan menganalisa bagaimana pandangan antitesis ini berbeda dalam pendekatan mereka terhadap komunikasi tipografi. Table of Contents

Below are the articles present in this issue Focuses on typography and artistic philosophy

feature

special

inspire

pg. 005

pg. 011

pg. 018

Teori Imitasi dan Ekspresi dalam Estetika Tradisional

Interview with Mark Blamire of BLANKA

Musikalitas Tipografi oleh Karna Mustaqim


Article Type: Single

RIANTO Newsletter for Designer Page 001 Table of Contents

Below is an article-relevant image From page 014 of Newsletter Article on this space

-

RIANTO_001

TABLE_OF_CONTENTS

001

rianto-design.com

20 may 2018

Headline and Sub-headline

Table of Contents

for Rianto Newsletter issue 001 June 2018

trend

feature

special

knowledge

pg. 002

pg. 005

pg. 008

pg. 011

Postmodernisme oleh Stanicia

Legal

Teori Imitasi dan Ekspresi dalam Estetika Tradisional

Issue no.001 Issued date 20 may 2018 Published on June 2018 contact info@rianto-design.com tel (+62) 858-133-50222

Credits

Interview with Mark Blamire of BLANKA

Created by: Indira Prameswari ID: 2001543396 Class: LC32 Assistance: Pak Irwan, Pak Pray

Musikalitas Tipografi oleh Karna Mustaqim

This is an LC32 production for Typography III 2018


Article Type: Single

RIANTO Newsletter for Designer Page 002 Article on Design Feature

Subject depicted on article: Typography

Headline With Subhead

Subject: Type With author name

POSTMODERNISME

tipografi baru untuk pembaca baru by: Stanicia

Overlay Square on Image Opacity 92%

-

RIANTO_001

Article on this space Comprising a few percentage from overall article

ARTICLE_TYPE_POMO

M

enurut Poynor Postmodernisme dalam desain muncul sebagai reaksi terhadap modernisme terstruktur yang mendominasi desain sekitar tahun 30an sampai tahun 70an, ketika ada usaha awal penciptaan desain pemikiran baru yang menyebar di pertengahan tahun 80an. Pergeseran penting terjadi pada Tipografi "sebagai perluasan dekonstruksi dalam bentuk visual yang paling logis karena berdasarkan kata dan teks" (Byrne, Witte), maka kemudian tipografi sangat dipengaruhi oleh Dekonstruktivisme. Hal ini berasal dari filsafat revolusioner Derrida, seorang filsuf Prancis yang pada akhir tahun 60an mengkritik dasar Strukturalisme. Dia mengusulkan sebuah pandangan baru tentang pengertian Menulis, yakni hanya sebagai terjemahan dari ucapan lisan (pengertian lama terutama berasal dari Saussure, tokoh Strukturalisme dalam ilmu bahasa). Ucapan dan Oralitas, sebenarnya, adalah perhatian utama dalam studi semiotik, yakni sebagai ekspresi spontanitas dan keaslian yang paling nyata. Menurut Saussure, suatu Tanda telah terdapat dualisme secara intrinsik: penanda dan petanda tersebut. Ada semacam pemisahan antara makna dan bentuk, yang hubungannya telah terbentuk secara bebas dalam sebuah komunitas manusia tertentu. Setiap tanda ada berdasarkan hubungannya dengan tanda lain dari sistem yang lebih besar. Derrida mengkritik keterbatasan implisit pemaknaan dalam konsep Saussurian tersebut. Dia menunjukkan kompleksitas pemaknaan dan pergeseran pemaknaan yang terjadi terus-menerus, bertentangan dengan kepastian Tanda sebagai satu kesatuan. Tanda tidak hanya tercipta karena berdasar perbedaannya dari tanda-tanda manusia lain dalam sistem relasi mereka, tetapi juga pada perbedaan dalam bagian dalamnya, dalam sebuah aksi pengguliran, penggantian dan perubahan. Kata "diffĂŠrance" meringkas secara grafis konsep ini, sebagai permainan antara kehadiran dan ketidakhadiran, sebagai suatu proses aktif yang terjadi selama waktu tertentu. Perlu disebutkan bahwa Peirce pada tahun 20-an, telah mengusulkan konsep "semiosis tak terbatas" dalam mentransfer makna dan tindakan menandakan. Hal tersebut, meski dalam aspek yang berbeda, merupakan pernyataan pertama tentang kelonggaran makna dan interpretasinya. This Part of Article Ends here Section 1 of 3 Continues on Next Page For Section 2 of 3

This is a Free Section Free space is good design

Above: An example of Post-modernist typography

POSTMO

TYPE POSTMODERNISME & Below is a typographic composition To close off this section with a gestalt composition

DEKONSTRUKSI

Right: Another Example of PostModernist typography


RIANTO Newsletter for Designer Page 003

-

Article Type: Spread

RIANTO_001

ARTICLE_TYPE_POMO_002

Pembaca BARU

Headline, composed in a postmodern way

Tipo grafer Baru

S

menafsirkannya. Efek Post-strukturalisme dalam desain grafis sangat besar dan berbeda. Di satu sisi, penekanan pada keterbukaan makna "telah digabungkan ... menjadi teori ekspresi diri yang romantis" (Lupton, Miller). Disisi lain, Dekonstruksi melahirkan tipografi sebagai sebuah wacana, dimulai dengan penelitian Katherine McCoy di Cranbrook Academy pada pertengahan tahun 80an. Dia menggunakan dekonstruksi sebagai analisis, untuk memahami "dinamika dan niat berkomunikasi dan akhirnya menemukan cara baru untuk mendorong partisipasi penonton untuk membuka makna", sehingga penonton dapat terlibat dalam mengkonstruksi dan menginterpretasi. Akibatnya tipografi mengambil peran yang berbeda dari paham Modernis yang bertujuan mencapai universalitas, objektivitas, dan fungsionalitas. Tipografi berada dibawah kendali teks dan isinya, seperti Ruder mengatakan "Bukanlah urusan tipografer untuk menafsirkan literatur dengan caranya sendiri. Sastra bisa berbicara sendiri, tugas tipografer adalah mempermudah pembacaan".

Article space This on is athis Free Section Comprising a few percentage Free space is good design from overall article

Continues on Next Page For Section 3 of 3

This Part of Article Ends here Section 2 of 3

This is Gutter limit

ebagai konsekuensi dari pendekatan baru ini makna linguistik menjadi tidak stabil dan tidak pasti. Byrne menyatakan evolusi Dekonstruksional menyiratkan konsep baru: pembaca bertanya, "pembaca memahami dan mampu menjelaskan perbedaan kompleks dalam aktifitas pemaknaan". Oleh karena itu, dalam desain, "setiap lapisan, melalui penggunaan tulisan dan gambar, adalah penampil pertunjukan dalam permainan yang menyenangkan dimana pembaca dapat menemukan dan mengalami arti tersembunyi dari bahasa." Konsep baru pembaca/penampil ini telah diselidiki oleh Eco beberapa tahun sebelumnya, ketika ia berhadapan dengan keterbukaan makna dengan tujuan untuk memberi alasan pada bentuk baru seni abstrak. Pembaca dalam pengertian baru dapat benar-benar bebas untuk mengeksplorasi dan menafsirkan apa yang dia lihat, dan terbebas dari ikatan apa pun. Eco mengusulkan penggantian fitur biner dalam "kamus" yang berfungsi sebagai kode dengan gagasan "ensiklopedia", yang menyarankan "sejumlah interpretasi yang saling terkait" dan dengan begitu pembaca dapat menegosiasikan jalan mereka sendiri melalui kemungkinan yang berjejala. Oleh karena itu, sepotong karya desain grafis dan juga seni, tidak akan lengkap hingga pembaca

This is a Free Section Free space is good design


Post Modern

RIANTO Newsletter for Designer Page 004

Article on this space

-

RIANTO_001

ARTICLE_TYPE_RULES

P

didefinisikan oleh Simmel mengalami "kejenuhan" secara intrinsik. Keadaan ini mengacu pada besarnya rangsangan yang harus dikelola orang agar tidak terbebani oleh mereka. Untuk melindungi diri mereka sendiri, orang telah mengembangkan tingkat kepekaan yang lebih rendah. Akibatnya, mereka kecewa, bosan dan acuh terhadap paparan-paparan visual yang sekilas terlirik. Jelaslah bahwa desainer harus menemukan cara yang sangat efektif untuk menarik perhatian audiens, dan poster yang anonim dan netral, yang bekerja secara langsung dan jelas, tampaknya tidak lagi efisien dalam berkomunikasi. Pesan harus kuat, harus melibatkan pembaca yang acuh tak acuh dan lelah dengan menciptakan interaksi. Memang benar bahwa bentuk komunikasi yang simpel efektif bagi orang-orang yang memiliki waktu singkat. Namun, waktu yang dihabiskan di tempat-tempat umum (nonspaces) secara tidak produktif (AugĂŠ, 1995) kian menguasai kehidupan. Tempat umum nonplaces seperti trotoar, jalan tol, perhentian bus, mall, merupakan simbol sifat transiensi masyarakat saat ini dan tempat tersebut mempersilahkan kita untuk memasang iklan besar dan sangat berpotensi untuk dibaca orang sambil menunggu, perjalanan, dan berbelanja. Dapat dikatakan bahwa dalam budaya Postmodernis, yang didefinisikan oleh Mirzoeff sebagai "visual", pentingnya penglihatan telah berkembang karena kekuatan yang diperoleh media komunikasi visual. Estetika adalah cara kita berkomunikasi melalui indra, dan itu bersifat langsung, perseptual dan emosional. Mantra baru haruslah "Bentuk mengikuti emosi", bukan fungsi, dan pengertian estetika ini mewakili "klaim pada kesenangan dan ekspresi diri yang meningkat" melawan kekakuan, kebodohan, dan kebosanan yang khas Desain modernis (Felton, 2006). Seperti yang Keedy katakan, gagasan tentang "cita rasa" universal tidak ada lagi, "Semuanya harus diperbolehkan, selama konteks diteliti secara ketat dan kritis. Keanekaragaman dan keunggulan bukan lagi suatu yang eksklusif".

BREAKING THE RULES “tugas tipografer adalah mempermudah pembacaan�

New Article on Next Page With different subject matter

This is Gutter limit

Quotation from article

Article ends here Section 3 of 3

ostmodernisme telah menjadi sinonim dari "melanggar peraturan" karena mayoritas peraturan yang ditetapkan oleh Modernisme ditolak. Salah satu contohnya adalah kungkungan dari grid yang kaku. Tentang Grid, Lupton mengatakan "semuanya adalah tentang kontrol". Grid adalah sesuatu yang sakral untuk Modernisme. Sangat berguna untuk mensistematisasi, mengklarifikasi, dan menembus hal yang esensi, menumbuhkan objektivitas. Tujuannya adalah untuk mencapai dominasi arsitektur atas permukaan, ruang, dan kesederhanaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa grid menghemat uang dan waktu, namun desainer menjadi sarana komunikasi belaka. Gagasan bahwa "sangat sulit untuk melakukan sesuatu yang sederhana dengan sangat baik" adalah propaganda Modernis, namun akan selalu populer dengan perancang malas dan tidak imajinatif. "Desain yang sangat terstruktur tidak menjamin membangun komunikasi yang baik. Perancang Modernis telah mendapat peran pandai sebagai pemandu proses membaca, yang didasarkan pada konsep komunikasi yang disederhanakan. Hal ini mensyaratkan bahwa makna sudah jelas dan pasti, dan pembaca hanya sebagai penerima pasif sehingga penglihatannya dapat selalu dikendalikan oleh perancang. Tujuan untuk mengendalikan telah dikonfirmasi juga dengan menggunakan hirarki, yang diharapkan bisa membantu pembaca menavigasi aliran konten. Meskipun demikian, konsep hirarki tradisional telah ditinjau kembali karena penyebaran media Internet, yang strukturnya adalah "hypertext" di mana parataksis dicampur ke hypotaksis. Ini adalah ruang yang cair dimana segala bentuk linearitas telah hilang. Warga kota metropolitan kontemporer terus-menerus dibombardir oleh pesan visual dan gaya hidup mereka ditandai oleh irama yang kian cepat. Orang-orang yang tinggal di kota metropolis telah


RIANTO Newsletter for Designer Page 005

Article Type: Spread

Article on Design Feature

peniruan alam” dan “bentuk peniruan kehidupan manusia”. Seniman melukis dengan meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam / realitas. Namun, teori Imitasi bersifat terbatas dalam membahas karya seni tertentu. Sebuah contoh lukisan karya Piet Mondrian dapat menunjukkan bahwa teori imitasi tidak cukup untuk menjelaskan secara total suatu karya seni. Lukisan Mondrian tidaklah meniru suatu realitas. Ernst Gombrich menyatakan bahwa setiap karya seni pada dasarnya memliki konsep. Karya seni yang dihasilkan seniman bukan semata-mata hanya tiruan dari realitas, melainkan terdapat sisi subjek (yaitu seniman) yang turut berpengaruh dalam penciptaan karya seni tersebut. Seniman memulai penciptaan karya dengan skema konseptual berdasarkan cara pandang / perspektif yang berbeda-beda. Gombrich memberikan contoh-contoh yang relevan untuk mendukung argumennya. Salah satunya adalah lukisan pemandangan Derwentwater, satu lukisan dilukis oleh pelukis anonim Inggris pada jaman Romantik, sedangkan lukisan lainnya dilukis oleh pelukis Cina Chiang Yee pada tahun 1936. Kedua pelukis tersebut sama-sama melukis pemandangan Derwentwater, namun hasil dari lukisan mereka ternyata berbeda satu sama lain. Menurut Nelson Goodman, tidak ada perspektif yang pasti untuk merepresentasikan alam secara akurat. Goodman berpendapat bahwa representasi merupakan sesuatu yang bersifat simbolik.

Above: Edouard Manet’s “A Bar at the Folies-Bergere” (1882)

This Part of Article Ends here Part 1 of Section 1 of 2

Continues on Next Page For Part 2 of Section 1 of 2

This is Gutter limit

RIANTO_001

ARTICLE_TYPE_PHILO_EX

Headline With Subhead

Subject: Philosophy

Dalam Estetika Tradisional

T

eori imitasi berhubungan dengan konsep “mimesis”. Dalam bahasa Yunani, mimesis berarti “imitasi”, “representasi” atau “copy”. Plato menganggap ide yang dimiliki manusia adalah tertinggi. Menurutnya, idea merupakan sesuatu yang tetap dan tidak berubah (Bertnens 1979:13). Bagi Plato, seorang tukang lebih mulia dibandingkan dengan seniman/penyair. Hal ini disebabkan karena tukang mampu menghadirkan idea ke dalam bentuk yang dapat disentuh panca indra, misalnya meja atau kursi. Sedangkan, seorang seniman/penyair hanya meniru kenyataan yang dapat disentuh panca indra (seperti yang dihasilkan oleh tukang). Seniman/penyair dianggap menjiplak dari jiplakan. Berdasarkan pandangan Plato mengenai konsep Idea tersebut, Plato sangat memandang rendah seniman dan penyair. Jika Plato memandang rendah para seniman, Aristoteles justru menganggap seni sebagai sesuatu yang dapat meninggikan akal budi. Aristoteles memandang seni sebagai katharsis, penyucian terhadap jiwa. Seni merupakan mimesis dari realitas. Seorang seniman hanyalah peniru dari realitas. Seni mencerminkan Realitas yang bersifat dapat diindrai. Oleh karena itu, berdasarkan teori imitasi, suatu karya seni dikatakan bagus/indah jika semakin dekat dengan realitas atau semakin mencerminkan realitas. Sebaliknya, karya seni dikatakan buruk jika semakin jauh dari realitas. Karya seni dibawah merupakan “bentuk

Headline With Subhead

-

-

Teori Imitasi dan Ekspresi

Article on this space Comprising a few percentage from overall article


THE ARTIST’STUDIO

Subject depicted on article: Art Philosophy

Article on this space

M

enurut Rene Magritte, seorang seniman dapat menciptakan dunia otonom dan membuat aturan mereka sendiri. Maksudnya adalah setiap seniman memiliki “cara pandang” masing-masing dalam memahami suatu realitas. Sehingga dalam suatu karya seni, seorang seniman senantiasa menciptakan karyanya berdasarkan cara pandang dan persepsi mereka masing-masing. Sebagai contoh, lukisan karya Margritte, yaitu sebuah lukisan pipa yang disertai kata-kata “Ceci n’est pas une pipe” (Ini bukan pipa). Magritte memberi teks yang berbeda makna dengan objek yang dilukis bukanlah untuk menyalahkan representasi dari benda sebenarnya. Tetapi, Magritte memandang bahwa lukisannya memang bukanlah sebuah pipa, melainkan hanya berupa gambar pipa yang nyatanya memang tidak dapat dihisap.

Alberto Giacometti dianggap “naïf” karena dia selalu berusaha untuk membuat karya seni yang sama persis dengan realitas, padahal dia mengerjakan karya tersebut dengan cara yang berbeda-beda dan berubah-ubah, serta tidak dapat sama persis dengan realitas. Jika dilihat dari perspektif tertentu, maka realitas pun akan berubah. Karya Giacometti dianggap menarik karena disatu sisi karyanya dapat dengan mudah mematahkan teori imitasi, sedangkan di sisi lain mengacu pada kompleksitas persepsi. Untuk dapat melihat model secara keseluruhan, Giacometti menjauhkan model dari pandangannya. Jika model berada semakin jauh, maka detailnya akan semakin hilang dan bentuk model tersebut juga semakin mengecil. Cara ini membuat Giacometti menemukan metode baru dalam representasi dan pada saat yang sama, dia telah menciptakan suatu gaya yang unik.

AUTO

“Menurut Magritte, seniman dapat menciptakan dunia tersendiri yang berjalan dengan aturan tersendiri. Inilah yang disebut otonomi, dan sangat penting untuk formalisme dan modernisme.”

(Thinking Art : hal.24)

Above is an article-relevant quote

NOMY

Overlay Square on Image Opacity 60%

RIANTO Newsletter for Designer Page 006

This part of Article ends here Part 2 Section 1 of 2

Continues on Next Page Section 2 of 2

opini Rene Magritte dan Alberto Giacometti

This is a Free Section Free space is good design

Above: Rene Magritte’s “The Treachery of Images” (1929)

REFERRED

WORKS

This is Gutter limit

ART IS REPRE SENTA TION

Below: “Derwentwater in the direction of Borrowdale” (1826), author unknown side-by-side comparison with Chiang Yee’s “Cows in Derwentwater” (1936-7)


RIANTO Newsletter for Designer Page 007

Article Type: Single

Below: Pablo Picasso’s The Old Guitarist (1904) Article on this space

-

RIANTO_001

ARTICLE_TYPE_PHILO_EX

Headline with short description

TEORI EKSPRESI

Teori ekspresi merupakan teori dalam filsafat seni yang menekankan pada sisi ekspresi. Teori ekspresi bertentangan dengan teori imitasi dan Seni sebagai ekspresi diri.

P

enulis Leo Tolstoy berpendapat bahwa seni adalah murni dari sebuah Article on this space Tolstoy membuat perbandingan antara sains dan seni. Sains lebih mengarah pada sesuatu yang rasional, dan argumentasi yang logis, sedangkan seni lebih mengekspresikan sesuatu yang berkaitan emosi dan intuisi. Tolstoy mengatakan bahwa fungsi seni adalah “menginfeksi” penonton, sehingga antara seniman dan penonton memiliki perasaan yang sama. Ketiga adalah menyangkut masalah etika. Dengan “menginfeksi” perasaan penonton, seni harus berkontribusi terhadap peningkatan moral masyarakat. Lalu Benedetto Croce (1866–1952) dalam “Estetica” (1902), secara eksplisit mengemukakan teorinya tentang ekspresi dari sudut pandang seniman. Di sisi lain Robin George Collingwood (1889–1943) juga mengembangkan teori ekspresi dalam “Principles of Art” ( 1937). Karena teori mereka memiliki kesamaan, maka teori ini disebut sebagai CC Theory. Filsafat seni dari teori ini adalah bahwa seni merupakan ekspresi dari intuisi atau imajinasi, dimana intuisi dan imajinasi berlangsung secara bersamaan. Karya seni sejati hanya dapat diakses oleh penonton sejauh mereka melakukan pengulangan pengalaman atau penciptaan kembali ekspresi dari seniman. Seni murni adalah seni yang mampu “menginfeksi” penonton, sehingga apa yang yang dirasakan seniman juga dirasakan oleh penonton. Bahwa pesan/maksud seniman dapat diterima secara persis oleh penonton). Dalam teori ekspresi, karya seni dalam bentuk fisik dianggap tidak penting. Namun yang penting adalah pemikiran, ide dan konsep seniman serta bagaimana penonton dapat merasakan apa yang dirasakan seniman. Berdasarkan teori ekspresi, suatu seni dikatakan bagus, jika pesan atau ekspresi yang ingin disampaikan seniman sama dengan pesan yang diterima oleh penonton.

Menurut teori CC, karya seni ada di dalam pikiran murni seniman. Jika pandangan ini diikuti dengan konsisten, maka akan banyak karya seni justru kehilangan statusnya sebagai karya seni. Di dalam beberapa genre seni, ada persinggungan antara kreativitas, pada satu sisi, dan bentuk serta prosedur sebagai teknik pada sisi lain. Tidak semua karya seni melibatkan emosi, sebagai contoh misalnya arsitek dengan karya arsitektur bangunannya. Apakah suatu bangunan bisa disebut merupakan ekspresi perasaan sedih, gembira atau bahagia? Beberapa seniman terkenal justru sering menolak bahwa ada emosi dalam batinnya ketika menciptakan karya seni. Teori CC dapat memberikan lisensi kepada mereka yang berpura-pura memiliki karya seni di dalam pikirannya dan tidak pernah memberikan karya nyata untuk membuktikannya. Semua seni seharusnya direalisasikan. Imajinasi jarang muncul secara jelas sehingga perlu diantisipasi dengan cara membuatnya menjadi karya nyata. Penafsiran dapat berdiri sendiri dengan penafsir. Jadi selama mengikuti metode yang benar, dapat memungkinkan semua orang untuk mencapai penafsiran yang benar. Gadamer mengatakan bahwa tidak ada pembagian yang tegas antara pengetahuan dan realitas, karena pemahaman/interpretasi akan diserap kedalam realitas dimana kita akan mengalami dan melihatnya. Menurut Gadamer, penafsiran karya seni tidak terfokus kepada seniman saja, tetapi lebih ke perpaduan dari pengalaman hidup seniman dengan pengalaman hidup audience. Pengalaman hidup, kepribadian individu, waktu dan latar berlakang audience, akan turut mempengaruhi cara penafsirannya terhadap karya seni. Gadamer membuat kita sadar akan fakta bahwa perspektif seseorang selalu berubah dan ditentukan secara historis, dimana karya seni tersebut ditafsirkan secara terus menerus dan beragam.

Article ends here Section 2 of 2

New Article on Next Page With different subject matter

emosi.Square Dalam Overlay onteori Imageini Opacity 50%

This is a Free Section Free space is good design


Article Type: Single

RIANTO Newsletter for Designer Page 008 Article on Design People

Subject depicted on article: Design Firm

INTERVIEW DENGAN BLANKA M

Below is an article-relevant image

Headline

ark Blamire, seorang desainer grafis memulai galeri online dan toko ritel Blanka, yang memamerkan, menerbitkan, dan menjual karya-karya warisan Modernisme abad ke-20. Blanka mengelola sebuah kumpulan koleksi karya-karya para Modernis yang berpengaruh seperti Otl Aicher, Wim Crouwel, dan Josef MĂźller-Brockmann dan juga memamerkan karya desainer generasi baru termasuk Build (Nick Phillips), Spin, dan Experimental Jetset - yang melanjutkan evolusi desain Modernis. Blanka telah menyelenggarakan beberapa pameran: Pameran Blanka 1, Mono dan 50 yang bertujuan untuk merayakan peringatan 50 tahun Helvetica dan melakukan tur keliling Eropa dan Amerika Serikat. Seiring minat baru terhadap gerakan Modernisme Eropa yang menyebar ke seluruh dunia, Blanka telah berada di garis depan, menyoroti akar gerakan ini dan mempromosikan karya-karya praktisi kontemporer terbaiknya.

Article on this space

-

Introductory Text

RIANTO_001

ARTICLE_INTERVIEW

Question 1 of 6

Q: Mengapa mendirikan Blanka dan kapan peluncurannya?

Mark: Blanka diluncurkan Desember 2005 karena alasan pribadi. Pada saat itu saya telah menjadi seorang desainer grafis selama lima belas tahun, dan sementara saya masih mencintai pekerjaan ini, saya tidak lagi menikmati proses mengejar-ngejar klien. Saya menyadari bahwa desain grafis berbasis komisi tidak dapat dicapai dengan bekerja tiga hari seminggu -anda tidak bisa seenaknya memberi tahu klien bahwa Anda akan melanggar tenggat waktu atau tidak dapat menghadiri rapat karena Anda sedang mengurusi keluarga.

Article Content

This is a Free Section Free space is good design

Disisi lain saya juga memiliki perhatian besar untuk poster, dan saya telah mengumpulkan koleksi selama bertahun-tahun. Ditambah lagi saya mendapat banyak teman desainer yang memiliki kegemaran sama. Jadi kemudian saya memutuskan untuk mengambil model Wikipedia dan menerapkannya pada Blanka: para seniman menciptakan atau menjual karya indah dari arsip mereka, dan mereka mendapatkan setengah bagian dari keuntungan. Ini adalah filosofi sederhana, dan ini sangat berhasil dijalankan Blanka.

Q&A

Image is a design work by Nick Philips/Build

Interactivity of text with image

This Part of Article Ends here Section 1 of 2 Continues on Next Page For Section 2 of 2


RIANTO Newsletter for Designer Page 009

Article Type: Spread

Article on this space

Question 2 of 6

Below is an article-relevant image

Q: Apakah salah satu tujuannya untuk menjelaskan atau menyebarkan semangat Anda tentang desain Modernis?

Mark: Tidak sama sekali. Modernisme adalah topik favorit saya, tapi saya juga tumbuh dengan membaca komik dan di tahun-tahun awal saya, saya secara serius dipengaruhi oleh pelukis dan ilustrator yang bermacam jenis. Di perguruan tinggi, saya terinspirasi oleh karya cetak dan desain Vaughan Oliver, yang pastinya tidak bisa diklasifikasikan sebagai Modernis. Saat ini ada banyak pilihan gaya dan pengaruh yang masih berdampak pada saya dan saya senang mempromosikannya. Saya suka Modernisme, tapi Blanka sama sekali tidak memiliki agenda Modernis. Itu subyek yang terlalu sempit untuk mendasarkan keseluruhan hasil kerja Anda. Tujuan kami adalah untuk menyebarkan informasi hasil desain yang bagus dan hasil cetak yang indah. Itu saja. Question 3 of 6

Q: Blanka bertindak sebagai penerbit, distributor, dan galeri online sekaligus. Apakah Anda memiliki tujuan atau motivasi lain, atau hanya satu tujuan saja?

Mark: Satu tujuan. Saya tidak melihat adanya perbedaan antara membuat kaos atau poster. Jika menyenangkan mata saya dan saya menyukainya, kami akan membuatnya. Ini tentang membawa gagasan bagus ke kehidupan publik dan semoga orang-orang dapat terinspirasi. Itulah tujuan tunggal kami. Question 4 of 6

Q: Telah terjadi kebangkitan kembali minat

terhadap Modernisme selama dekade terakhir, terutama dalam lima tahun terakhir. Kenapa anda pikir itu terjadi? namun tidak bergantung pada tren, maka umurnya panjang. Modernisme menciptakan serangkaian prinsip desain dan kode kerja yang solid. Orang-orang yang mendirikan modernisme mengembangkan filosofi dan sistem kepercayaan mereka sendiri untuk mencoba memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya. Pergerakan itu memiliki arah yang nyata, memberinya kekuatan dan perubahan makna. Pergerakannya bergerak sangat meluas sampai kemudian dianut juga oleh desain grafis, desain produk, arsitektur, dan fashion. Pendekatan dan kode yang disederhanakan membuatnya mudah untuk diikuti. Bagi kita yang membutuhkan pengurangan sedikit kekacauan visual dalam hidup, Modernisme adalah solusi tepat.

This is a Free Section Free space is good design

This is Gutter limit

Mark: Modernisme tidak terikat waktu. Ini sebuah gaya,


RIANTO Newsletter for Designer Page 010 Subject depicted on article: Design Firm

Modernist

CHOOSE THAT TREND CHOOSE MODERNISM

Poster for Danny Boyle’s 1996 film “Trainspotting”

Question 5 of 6

Q: Apakah Anda merasa telah melihat perubahan dalam desain grafis sejak Blanka terbentuk?

Mark: Ada perubahan besar yang terjadi dalam lima tahun terakhir, dan saya kira desainer harus melakukan diversifikasi dan lebih kreatif untuk bertahan hidup. Bisa dibilang Blanka adalah cara diversifikasi saya sendiri, dan akhirnya menjadi entitasnya sendiri. Kami membuat karya sesuai yang kami inginkan dan kapan kami suka mengerjakannya. Dalam desain grafis, klien dapat menginstruksikan Anda untuk melakukan pekerjaan, dan kemudian membatalkan pada saat-saat terakhir karena pemotongan anggaran atau kekuatan eksternal lainnya. Disini kami tidak menemukan masalah tersebut, bahkan dalam saat menurun, kami terus membuat poster karena kami sedang ingin mencipta.

Question 6 of 6

Q: Dimana Anda ingin melihat posisi Blanka lima tahun kedepan? Apakah ada area yang ingin Anda masuki yang belum Anda capai saat ini?

Mark:

Article ends here Section 2 of 2 New Article on Next Page With different subject matter

This is Gutter limit

“Bagi kita yang membutuhkan pengurangan sedikit kekacauan visual dalam hidup, Modernisme adalah solusi tepat.”

Hanya terus membuat karya bagus sambil bersenang-senang. Pekerjaan ini sangat bermanfaat dan memuaskan, dan saya merasa kami telah menempuh perjalanan yang sangat jauh dalam empat tahun pertama. Kami telah mengadakan Pameran 50 di Museum Desain London pada 2007. Kami telah mendapat kesempatan memajang karya dari pameran tersebut di sampul depan majalah Creative Review, yang memiliki fitur reguler yang hampir setiap bulan memperlihatkan karya kami. Kami juga telah berkeliling dunia dengan penyelenggaraan pameran dan mendapat teman baru dan bertemu dengan orang-orang yang menginspirasi - jadi jika tetap begini dalam waktu lima tahun, saya akan lebih dari senang. Kami bekerja bersama tokoh-tokoh terkenal, dan adalah niat kami untuk membuat karya hebat dan inspiratif bagi orang lain untuk dinikmati. Kami sangat senang melakukannya dan terus belajar. Kami mencoba mendorong proses produksi cetak sejauh yang kami bisa. Kami mendapatkan email sesekali yang memberi selamat kepada kami atas pekerjaan yang kami lakukan, dan ini membuat kami terus maju. Jika kita bisa terus menginspirasi orang dan membuat mereka tersenyum, maka sayapun merasa senang.


RIANTO Newsletter for Designer Page 011

Article Type: Spread

Article on Design Feature

Article on this space Comprising a few percentage from overall article

Below is an article-relevant image Part 1 of 6

Asal-Usul Tipografi

I

ngatan merupakan medium penyimpanan terbesar manusia sebagai tempat dialokasikannya ilmu pengetahuan yang diperoleh sepanjang hidupnya. Pemikiran serta pengetahuan manusia itu kemudian dituturkan turun-temurun dan mulut ke mulut melalui bahasa verbal. Di kala itu juga, manusia telah menyuarakan kata-kata terucap ke dalam lambang-lambang, tanda-tanda atau bahasa visual. Pengetahuan tidak lagi hanya berdasarkan ingatan-ingatan perorangan, tetapi manusia telah menemukan medium penyimpanan barunya melalui gambar-gambar, simbol, dan lambang serta tanda-tandanya. Manusia kemudian menyempurnakan peradabannya itu sebagai medium baca dan belajar dan masa ke masa sampai sekarang ini hingga kita mengenal peradaban sejarah tulisan, sebagaimana perkembangan sejarah manusia itu sendiri.

Headline on this space

-

RIANTO_001

MUSIK tip ARTICLE_TYPE_MUS

Part 2 of 6

Tulisan Sebagai Awal Berkembangnya Tipografi Tipografi pada dasarnya mengakarkan dirinya pada perkembangan peradaban baca tulis. Bahasa tulis mempunyai posisi unik di antara bahasa verbal dan visual dan merupakan perkembangan mendasar dan bahasa gambar dan tanda yang dibunyikan berupa piktograf (simbol yang menggambarkan obyek) dan ideograf (simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks) serta fonograf (tanda atau huruf yang menandakan bunyi)’. Tulisan yang kita gunakan sekarang ini merupakan sistem alfabet yang disempurnakan oleh bangsa Romawi, Jadi, pada hakikatnya tipografi adalah sebuah upaya menyampaikan gagasan berkenaan dengan huruf dan tulisan. Huruf dalam tulisan mempunyai nilai fungsi dan estetik yang dengan desain dan bahasa yang baik dan tepat, akan dapat melahirkan sebuah komunikasi yang interaktif antara penyampai pesan dan penerimanya. Tipografi atau desain rancangan huruf, dalam perjalanan sejarahnya, tidak pernah lepas dan pengaruh faktor kebudayaan dan kemajuan teknologi. Berangkat dan awalnya manual di atas berbagai permukaan seperti kulit, batu, kertas, mesin cetak, hingga teknologi digital, dalam hal ini tipografi menyimpan catatan sejarah tersendiri. Bagaimana sebuah huruf dan tulisan didesain menurut tuntutan dan kebutuhan zamannya masing-masing, hingga munculnya desain huruf yang spesifik pada kurun waktu tempat tertentu serta ditujukan bagi khalayak tertentu, tipografi adalah subyek yang dengan setia mengikuti perubahan-perubahan itu tanpa kehilangan esensi dan eksistensinya sendiri.

by: Karna Mustaqim Author name

This is Gutter limit

This is a Free Section Free space is good design


RIANTO Newsletter for Designer Page 012 Subject depicted on article: Typography

historyoftypography Overlay Square on Image Opacity 85% Part 3 of 6

KALITAS

Part 4 of 6

pografi

Continues on Next Page Section 2 of 2

Tipografi, Musik dan Puisi

This part of Article ends here Part 2 Section 1 of 2

This is Gutter limit

Quote from Article

Tipografi Kontemporer

Melalui perkembangan desain grafis dewasa ini, tipografi semakin dirasakan penting dalam pengolahan komunikasi visual. Keistimewaan kekuatan visual dan verbal bukan lagi sekadar desain dalam bidang. Hampir dalam semua komunikasi visual baik di jalan, ruangan, media, tipografi berkembang menjadi begitu mandiri selayaknya tulisan tangan pribadi tiap-tiap individu.Sifat tipografi kini menjadi begitu personal. Kalau dahulu kita hams tergantung dengan ketersediaan huruf pada mesin cetak, sekarang tidak lagi, asalkan kita menguasai perangkat lunak grafis, maka segala sesuatu rnenjadi begitu mudah, singkat, dan cepat, baik bagi yang amatiran hingga yang profesional. Narnun dibalik segala kemudahan itu, sesungguhnyalah tipografi menyimpan sebuah kekuatan komunikasi visual yang menanti untuk digali kembali ke akar dan dasar dalam mendesain sebuah komunikasi visual. Para tipografer, yang selalu terlibat dengan penanganan huruf sebaiknya menambahkan kepekaannya lagi pada tipografi dengan mengembangkan berbagai sentuhan altenatif lainnya bagi komunikasi visual.

Headline, composed in a rhythmic way

“tipografi mempunyai keistimewaan pada verbal dan visual yang sama baik dan uniknya�

Article on this space Comprising a few percentage from overall article

Tulisan dan eksperimentasi seorang tokoh penyair Futuris Italia bernama Filippo Tomasso Marinetti (1876-1944) telah mewujudkan dengan penuh semangat sejumlah alternatif kemungkinan komunikasi grafts. Marinetti memusatkan perhatiannya kepada potensi bahasa dan semua penjelajahan tipografinya ia lakukan untuk hal itu. Semangat kaum Futuris dan Dadais masa itu mencoba untuk mendobrak hampir segala aspek verbal dan visual dalam berkesenian. Semangat itu tampaknya terus-menerus berulang kali memberi cahaya inspirasi hingga saat ini. Perlu disadari bahwa tipografi mempunyai keistimewaan pada verbal dan visual yang sama baik dan uniknya. Pada prinsipnya, tipografi memiliki hal-hal mendasar dalam mendesain. Contohnya dalam sebuah acara musik, alangkah baiknya bila poster acara dan undangan tidak didesain secara serampangan tanpa memperhatikan wama musik yang akan dibawakan nanti. Desain sampul sebuah kaset lagu sangatlah penting untuk menyuarakan secara visual karakter bermusik dan penyanyi album rekaman tersebut. Tipografi tidak adalah sebuah upaya seseorang dalam menyampaikan sebuah gagasan yang tidak hanya dinilai dari sekadar tingkat keterbacaannya, tetapi apa yang ditangkap audiens melalui indera penglihatan untuk membawa mereka lebih dalam lagi memahami gagasan atau pesan yang disampaikan. Misalnya bagaimana sebuah lagu yang dinyanyikan dengan iringan musik khas tertentu dapat diterjemahkan ke dalam sebuah poster dengan bidang yang serba terbatas itu? Bagaimanakah caranya agar seseorang dapat mengkomunikasikan hal itu pada audiens lewat pencerapan indera penglihatan mata? Dalam hal itulah, seorang komunikator visual perlu mengkaji kembali secara mendalam unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain yang harus ia kembangkan dalam membuat rancangan alternatif tipografi untuk memberi pengalaman dan pemaharnan visual baru kepada khalayak yang melihatnya.


RIANTO Newsletter for Designer Page 013

Article Type: Spread

Below is an article-relevant image

huruf

ritme

visual

m Prinsip Desain Dalam Tipografi

Dipengaruhi oleh literatur teoritis kaum poststrukturalis, Katherine McCoy, desainer dan juga pengajar di Cranbrook, USA, menolak pembagian tradisional antara membaca dan melihat, dan desainer seharusnya berperan aktif memadukan kedua pengalaman itu di mana sebuah gambar dapat dibaca sementara kata-kata tertulis dapat menjadi obyek visual. Bertolak dari pemahaman sesuatu yang dilihat dapat dialami bagai sebuah bacaan, dan sesuatu yang dibaca bagaikan sebuah gambaran, maka dengan mengintegrasikan indera pendengaran, dapat ditambahkan pula dalam tulisan ini, sesuatu yang terlihat, baik sebagai bacaan maupun gambaran, di desain sedemikian rupa sehingga memberi getaran seolah-olah mendengar dari dalam hati sebagai hasil dan sebuah proses interpretasi dan pencerapan. Sebagaimana benar adanya penggalan pepatah yang mengatakan, “dari mata turun ke hati”, efek tipografi tidaklah sekadar membuat sebuah desain berhenti berputar hanya dalam pikiran-pikiran, tetapi bagaimana dapat menyentuh ke dalam hati dan perasaan, yang mungkin selanjutnya dapat pula menggerakkan seseorang untuk bersikap dan mengambil tindakan. Wolfgang Weingart, pembawa wabah “New Wave Typography” menekankan pentingnya keterkaitan antara sintaktik, semantik, dan pragmatik dalam tipografi yang ia perlihatkan baik melalui karya-karyanya maupun metode pengajarannya di Basel, Swiss. Dalam pandangannya, semantik adalah maksud atau makna

Article on this space Comprising a few percentage from overall article

rujukan dan sebuah tanda. Secara sintaktik, bagaimana tanda itu terkomposisi agar tercapai kesatuan diantara elemen-elemen desain yang ada sehingga dapat dilihat, dibaca, dan dimengerti orang. Bagaimana mencapai ‘efek’ penerimaan dan tanda yang hendak disampaikan itulah yang merupakan area pragmatiknya. Bagi Weingart, saat ini pemahaman dimensi sintaktik tipografi sangat penting, karena didalamnya terdapat hal-hal yang terjelajahi, kosakata visual yang menakjubkan, dan memiliki banyak cara efektif untuk mendesain kembali informasi. Tipografi merupakan relasi berbentuk segitiga antara ide desain, elemen-elemen tipografis, dan teknik mencetak hasilnya. Dari pembahasan itu, terdapat beberapa prinsip mendasar yang penting diketahui dalam perancangan tipografi. Melalui buku Tipografi dalam Desain Grafis, Danton Sihombing menjabarkan beberapa prinsip-prinsip tersebut. Menurutnya, proses perancangan dengan menggunakan huruf merupakan tahapan yang paling menentukan dalam solusi masalah tipografi. Pada tahap vital dalam proses kreatif sebuah perancangan tipografi, seorang desainer akan bertindak sebagai komunikator visual yang memiliki berbagai peluang mengontrol setiap keputusan kreatif yang kelak dapat memperkuat efektivitas dan efisiensi dari sebuah pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penerima.

This is Gutter limit

Part 5 of 6


RIANTO Newsletter for Designer Page 014

notation of typography Below is an article-relevant image with interactive typographical composition

Image from a design composition by designers Dizzy and The Designers Republic (tDR)

“Sarana bagaimana bermain dan bereksplorasi dengan tipografi itu ibarat bermain musik� Quote from Article

Part 6 of 6

experimentation

This is Gutter limit

abouttypography

musik

Subject depicted on article: Typography

ori gin

Memusikkan Tipografi, Mempuitiskan Visual.

Sebelum melangkah lebih lanjut ke dalam eksperimental dan eksplorasi tipografi, pastikan dahulu bahwa segala aturan-aturan konvensional yang berlaku telah benar-benar dipahami maksud dan tujuannya. Aturan-aturan itu terdiri dan bagaimana menghasilkan tingkat keterbacaan yang optimum. Desainer Karl Gestner mempelopori sebuah morfologi logis berdasarkan bahasa formal dan huruf. Menurut Weingart sendiri, segala macam hal berpotensi untuk dikaitkan dan menginspirasi tipografi dalam praktis. Dengan menggunakan kategori morfologi, beberapa faktor atau variabel tipografis dapat dipakai oleh desainer sebagai alat efektif untuk mengeksplorasi kemungkinan tipografis dan mencari altematif-alternatif baru. Sarana bagaimana bermain dan bereksplorasi dengan tipografi itu ibarat bermain musik, namun bukan hanya dimainkan sekenanya saja melainkan dengan berbagai improvisasi dan penuh semangat. Dengan semangat itu, kita akan mengalami kesenangan sejati dari berekspresi dengan tipografi sehingga mata dan pikiran kita terbuka untuk meniti jalan baru dalam memecahkan beragam persoalan tipografis. Dalam buku Experimental Typography, Rob Carter, seorang pengajar tipografi dan desain grafis di Virginia Commonwealth University, USA, menerapkan faktor atau variabel tipografis tersebut ke dalam empat kategori. Kategori itu sebagai berikut. Seorang desainer grafis yang bertindak sebagai tipografer ibarat seorang komposer musik dalam tipografi. Ia mempunyai pesan yang harus disampaikan pada audiens. Desain tipografi adalah komposisi musiknya. Melalui itu, ia membawa audiens memperhatikan pesan yang dikomunikasikan itu. Dia memilih huruf bukan sembarang huruf serta menyusun kata per kata, seolah-olah itu adalah nada-nada yang ia lantunkan sendiri.

Article ends here Section 2 of 2

Ketika pesan harus dikatakan dengan keras, ia akan menyampaikannya dengan keras, seperti dengan warna, ketebalan, atau mengubah bentuk dasarnya. Ia mengatur alur konsentrasi pembacanya dengan memperhatikan jarak, keseimbangan dalam komponen desain tipografinya. Dia juga melakukannya berdasarkan karakteristik audiens, dari kultur visual yang berkembang di sekelilingnya, yang kemudian ia serap dan persepsikan kembali. Sebuah desain menyimpan makna-makna asosiasi yang menanti audiens untuk menangkapnya. Dalam sebuah puisi, tipografi diartikan sebagai tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata, dan bunyi guna menghasilkan bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana. Penyusunan kata dalam kalimat dengan mengatur kerning dan leading, dapat menimbulkan efek pembacaan yang berirama. Komposisi menimbulkan ekspresi yang berbeda-beda. Dengan merujuk pada puitisasi, tipografi mengajak audiens untuk merasakan apa yang Ia baca dan apa yang ia lihat, Repetisi yang digunakan dalam rancangan tipografi mirip sekali dengan repetisi dalam sebuah puisi atau bagaimana efek-efek dan bunyi itu mempengaruhi kenikmatan pembaca. Tipografi memberi gambaran mental dan pesan, sementara puitisasi memberikan pelafalannya sehingga desain yang diciptakan membawa masuk pesan yang akan dikomunikasikan ke audiens dengan lebih utuh agar penyimpangan makna dapat diredam seminimal mungkin atau pun sebaliknya, sebuah pesan diharapkan mempunyai multi-interpretasi dan terhindar dan pemaknaan yang tunggal.

Last page of Newsletter


-

RIANTO_001

BACK_COVER

001

rianto-design.com

20 may 2018


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.