Memotret dengan Kamera Kaleng Bekas Komunitas Lubang Jarum Jogja Jl Gowongan Kidul 29 - lubangjarum@yahoo.com – 0817 44 171
Sejarah Fotografi
1. Sejarah Fotografi Awal mula kelahiran fotografi dimulai kurang lebih abad ke-17 dan prosesnya tidak jauh berbeda dengan fotografi sekarang dan dunia fotografi ini. Namun sejak kapan kamera tersebut ditemukan atau dibuat tidak ada yang dapat memastikan. Aristoteles, mengatakan bahwa cahaya yang melewati lubang kecil akan membentuk kesan bayangan, gambar atau image. Pada abad ke-10 ilmuwan Arab Al Hansen, memperkuat prinsip dasar tersebut. Gambar pertama tentang kamera tersebut baru dibuat oleh Reinerus Gemma Prisius, dan kamera pada jaman tersebut merupakan dark room ( ruangan yang gelap ).
Fist published illustration of cameraobscura, 1545 Sumber: A Concise History of Photography
Athanasius kircher, portable camera obscura, 1646 Sumber: A Concise History of Photography
Giovanni Battista Della Porta ilmiawan dari Itali membuat camera obstura, dan kata kamera tersebut dipakai sebagai alat untuk memotret. Kamera ini kemudian diberi lensa dan pada zaman Renaisance kamera ini dipergunakan sebagi alat bantu dalam dunia seni lukis supaya mendapatkan perspektif yang tepat. Pada abad ke 17, kamera diubah bentuknya menjadi sebuah kotak yang mudah dibawa dan dipindahkan dan dilengkapi oleh ground glass, sehingga dapat untuk menggambar diatas lembaran kertas.
Ninetennth-century tent camera obscura, of the type used by Johannes Kepler in 1620 Sumber: A Concise History of Fotography
Masa renaissance, ketika astronom dan pelukis amatir menggunakan KLJ sebagai alat bantu. Tercatat Leonardo da Vinci (1452-1519) memakai prinsip kerja KLJ untuk membantunya dalam berkarya. Bertahun-tahun kemudian tercatat banyak ilmuan yang menggunakan prinsip kerja KLJ, hingga pada tahun Gemma Frisius membuat kamera obscura pertama kalinya untuk mengabadikan gerhana matahari. Model rancangan kamera obscura inilah yang menjadi icon KLJ dunia. Era kamera obscura terus berkembang, bahkan pada abad 19 mulai dibangun kamera obscura ukuran besar seperti Royal Mile-Eidenberg, The Clifon Obsercatory at Bristol-England, The Giant Camera at Cliff House-San Fransisco dan lain-lain. Sedangkan yang pertama kali mengenalkan sebutan pinhole camera untuk kamera tanpa lensa ini adalah Sir David Brewster seorang ilmuan dari Scotlandia.
BAGIAN-BAGIAN KAMERA LUBANG JARUM
Pada intinya KLJ terdiri dari empat bagian utama, yaitu Lensa KLJ, Celah cahaya, Ruang film dan Jepretan.
Lensa KLJ merupakan sebuah benda (biasanya lempengan logam tipis) yang yang kemudian ditempelkan pada badan kaleng. Lensa KLJ merupakan celah masuknya cahaya.
Lensa
Celah cahaya pada KLJ berupa lubang kecil yang sudah tidak dapat diutak-atik seperti pada kamera berlensa. Pembuatan celah cahaya membutuhkan kecermatan menentukan diameter celah cahaya KLJ, karena besarkecilnya celah cahaya akan sangat berpengaruh pada waktu pencahayaan (exposure).
Celah
Ruang Film Fungsi ruang film adalah sebagai tempat untuk menyimpan film, dan biasanya film diletakkan di bagian terjauh dari posisi celah cahaya.
Pada kamera, diperlukan rana (shutter), Rana (shutter) pada KLJ terdapat jepretan yang berfungsi menutup dan membuka celah cahaya dengan akurasi yang cepat dan tepat.
Jepretan
MEMBUAT KAMERA LUBANG JARUM
Pada perkenalan ini akan dibuat KLJ dengan bahan kaleng rokok bekas atau bahan yang lainnya. Alasan pembuatan KLJ dengan menggunakan kaleng adalah dengan bentuk dasar silinder, akan muncul efek distorsi panorama atau efek lensa super lebar yang sukar diperoleh dari lensa-lensa kamera.
Bahan: Kaleng rokok 1 buah Aluminium foil 1 buah Cat semprot Lakban hitam Double tape
Alat: Cutter/tatah dan palu Jarum pentul Gunting Kaca atau mika Amplas besi
Cara Membuat Buat lubang diameter 1cm pada kaleng untuk meletakkan lensa menggunakan obeng atau bor Haluskan lubang dengan amplas Cat bagian dalam kaleng dengan warna hitam doff untuk mengurangi refleksi cahaya yang tidak
2.2. Membuat Lensa KLJ A. Celah cahaya
Siapkan potongan aluminium foil atau kaleng bekas minuman ringan Lubangi bagian tengah aluminium foil dengan jarum untuk memasukkan cahaya (jangan terlalu lebar)
B. Lensa KLJ Tempelkan aluminium foil (yang telah dilubangi) pada kaleng yang berlubang dengan bantuan lakban hitam. Untuk menghindari refleksi pada saat pemotretan, luka tusukan jarum harus ada di bagian dalam ruang film. Tutup sekeliling lensa KLJ dengan lakban hitam, pada bagian luar kaleng agar tidak ada kebocoran cahaya
2.3. Membuat Jepretan
Potongan lakban hitam berukuran 5 x 7 cm sebagai jendela atas lensa KLJ. Tempelkan lakban atau karton hitam secukupnyaditengah-tengah lakban hitam tadi agar tidak menempel pada kaleng Periksa posisi jepretan dengan menggeser lakban ke kanan dan ke kiri. Kamera siap digunakan.
BAHAN & PROSES TERJADINYA GAMBAR
Penggunaan kertas foto HP yang digunakan sebagai pengganti film negative. Kertas foto HP adalah kertas yang dilapisi emulsi, yang terdiri dari: Lapisan paling bawah berfungsi sebagai dasar atau lapisan emulsi. Lapisan diatas kertas (lapisan barit) yang berfungsi untuk mencegah lapisan perak bromida merembes ke lapisan kertas. Lapisan selanjutnya (lapisan inti) yaitu perak bromida (halide) Lapisan paling atas adalah lapisan pelindung
Proses Terjadinya Gambar 1. Fokus KLJ mempunyai ruang ketajaman gambarnya (deep of field) sangat luas.
2. Waktu pencahayaan Cahaya pantulan sebuah benda masuk melalui celah cahaya ke dalam kamera akan membentuk sebuah bayangan gambar pada kertas/film yang telah dilumuri bahan kimia sehingga bisa bereaksi jika terkena cahaya. Gambar terekam sempurna jika lama waktu cahaya yang masuk pas.
MEMOTRET DENGAN KAMERA LUBANG JARUM Memasang Kertas Negatif Buka tutup kamera lalu masukkan kertas foto dengan posisi permukaan kertas yang mengandung emulsi menghadap kearah lensa kamera. Tutup kamera rapat-rapat dan yakinkan tidak ada cahaya yang masuk ke dalam kamera.
Cara Memotret Tentukan objek foto dan besar-kecilnya objek mempengaruhi jarak peletakan kamera. Ketika merekam gambar, geserlah jepretan selama pemotretan kamera harus dalam posisi stabil. Gambar horizontal, kamera diletakkan pada posisi berdiri, sebaliknya untuk memperoleh gambar vertikal, kamera diletakkan pada posisi tidur.
Gambar horizontal, kamera diletakkan pada posisi berdiri,
Gambar vertikal, kamera diletakkan pada posisi tidur.
Proses cuci cetak
Pemasangan dan pengeluaran kertas foto harus dilakukan di kamar gelap, anak KLJ biasanya memanfaatkan kamar mandi, almari bahkan mobil box sebagai kamar gelap, yang terpenting tidak ada cahaya dari luar yang masuk dalam kamar gelap. Kamar gelap dilengkapi lampu pengaman merah berkekuatan 5 watt Kamar gelap sebaiknya dibagi menjadi daerah kering, tempat menyimpan kertas dan peralatan yang tidak boleh terkena air atau larutan kimia. Daerah basah adalah tempat untuk proses pencucian lengkap dengan perataran nampan
A. Bahan dan Alat 1. Larutan Pengembang ( Developer) 2. Larutan Penghenti ( Stop bath) 3. Larutan Penetap (Fixxer)
B. Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nampan sebanyak 3 buah Ember dan selang Penjepit (penjepit kertas) Gelas ukur Sarung tangan Jam Weker atau stop watch Lap atau handuk Spon busa
C. Mencuci Kertas Foto Negatif Proses pengembangan Masukkan kertas foto ke larutan pengembang, emulsi kertas berada dibagian atas. Goyang-goyangkan selama 2-3 menit tergantung jenis pengembang yang digunakan
Proses penghentian Pindahkan kertas negative ke dalam larutan penghenti. Lakukan perendaman sekitar 30 detik.
Proses penetapan Pindahkan kertas negative ke dalam larutan penetap Goyang-goyangkan nampan secara teratur selama 2-3 menit.
Proses pembilasan
D. Proses pengeringan (drying) Letakkan kertas negative di atas kertas Koran dengan bagian emulsi berada di atas. Gantungkan kertas negative pada seutas tali menggunakan jepitan Keringkan kertas negative menggunakan hair dryer.
E. Mencetak Kertas Positif Letakkan kertas negative (kering) di atas kertas foto baru. Posisi emulsi kertas foto baru berhadapan dengan gambar yang ada di kertas negative dan berada di bawah kertas negative. Lapiskan kaca bening bersih di atas kertas negative Sinari kertas foto secara tebak lurus selama 1-5 detik dengan kekuatan sumber cahaya 25 watt bohlam bening, dengan jarak sekitar 50 cm. Tahap selanjutnya sama dengan proses mencuci kertas negative.
Cetak Kertas Positif
Proses pengembangan
Proses pengembangan
Proses penghentian
Proses penghentian
Proses Pengeringan
Proses penetapan
Proses pembilasan
Proses penetapan
Proses pembilasan
HASIL UJI COBA
HASIL UJI COBA
HASIL UJI COBA