GEROBAK SAPI DAN LANDMARK KOTA PANGKALAN BALAI Oleh: Irwan P. Ratu Bangsawan, M.Pd.
Bagi kita yang suka melancong, istilah landmark rasanya sudah tidak asing lagi. Secara sederhana landmark dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memudahkan untuk dikenali, dikenang, dan dikagumi, biasanya berkaitan monumen, bangunan, dan struktur lainnya. Sebagai contoh, tugu Monumen Nasional (Monas) di Jakarta dan Jembatan Ampera di Palembang merupakan landmark yang terkenal hingga ke seluruh dunia. Ketika orang membicarakan tentang kunjungan mereka ke Jakarta atau ke Palembang, mereka pasti akan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Monas atau ke Jembatan Ampera, baik untuk mengagumi sosok bangunannya maupun sekedar berfoto untuk kemudian diposting di media sosial. Menurut Bondan Prihastomo keberadaan suatu kota atau kawasan dipengaruhi oleh citra kawasan tersebut. Manusia secara alami akan mengingat suatu tempat di mana mereka merasa nyaman. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya persebaran manusia di seluruh dunia. Persebaran yang terjadi berkembang menjadi suatu kebudayaan yang berbeda-beda dipengaruhi beberapa faktor sehingga setiap kawasan mempunyai ciri khas tersendiri dibanding kawasan lainnya. Pada masa modern, justru manusia membuat perbedaan kawasan secara sengaja untuk menunjukkan eksistensi dan karakter dari kawasan tersebut. Keadaan geografis masing-masing kawasan yang berbeda-beda menyebabkan ciri khas suatu kawasan tidak hanya dapat dilihat dari unsur alam, namun juga tata kota dan bangunan.
Saat ini dikenal unsur-unsur yang membentuk ciri suatu kawasan. Meskipun terkadang mempunyai sedikit kesamaan dengan kawasan lain yang berdekatan. Unsur pembentuk karakter kawasan diantaranya adalah landmarks. Lebih lanjut Prihastomo mengungkapkan bahwa landmark secara umum dapat diartikan sebagai penanda. Dalam suatu kawasan keberadaan suatu landmark berfungsi untuk orientasi diri bagi pengunjung. Landmark dapat berupa bentuk alam seperti bukit, gunung, danau, lembah, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, landmark dapat berupa gedung, monumen, sculpture, tata kota, alur jalan, dan vegetasi. Sedangkan menurut buku Perancangan Kota Secara Terpadu (Markus Zahnd, 2006) disebutkan bahwa landmark adalah titik referensi seperti elemen node (titik simpul), tetapi orang tidak masuk ke dalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota. Keberadaan landmark suatu kawasan sangat penting saat ini. Di tengah maraknya perkembangan global lewat kebebasan informasi, gaya bangunan dan tata kota menjadi serupa satu sama lain. Gaya bangunan secara arsitektural merupakan gaya yang berlaku di seluruh dunia. Meskipun dalam aplikasinya saat ini mulai dikembalikan pada kearifan lokal, namun kemiripan gaya tersebut sedikit mengaburkan ciri khas dari suatu kawasan.
Gerobak Sapi Setelah resmi menjadi ibukota Kabupaten Banyuasin hampir 12 tahun, Kota Pangkalan Balai belum banyak berubah. Kini, sepertinya sudah saatnya Pangkalan Balai untuk berbenah dengan menyiapkan diri untuk menjadi kota modern yang
mampu mencukupi berbagai kebutuhan hidup penduduknya. Sebagaimana kotakota modern lainnya, Pangkalan Balai sudah selayaknya memiliki infrastruktur yang memadai, seperti lampu jalan, pasar rakyat yang modern, taman kota, pedestrian, dan landmark kota. Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian memiliki gagasan unik untuk pembenahan Kota Pangkalan Balai, salah satunya dengan mengadakan sayembara landmark kota. Gagasan tersebut kemudian diadopsi oleh Dinas Pariwisata, Seni Budaya, Pemuda dan Olahraga (Disparsenpor) Kabupaten Banyuasin dengan mengadakan Workshop Landmark Kota Pagkalan Balai. Dalam workshop yang dihadiri berbagai tokoh tersebut disimpulkan bahwa landmark Kota Pangkalan Balai adalah gerobak sapi. Menurut Drs Nur Muhammad, gerobak sapi diharapkan mampu mengingatkan kembali kepada generasi muda Pangkalan Balai tentang arti penting gerobak sapi bagi perjuangan di wilayah yang sekarang dikenal sebagai ibukota Kabupaten Banyuasin tersebut. Saat ini, Disparsenpor Kabupaten Banyuasin sedang menyelenggarakan Sayembara Landmark Kota Pangkalan Balai dengan ketentuan sayembara yang berdasarkan hasil dari workshop yang telah diadakan sebelumnya. Kita berharap sayembara tersebut dapat menghasilkan karya-karya yang memang sesuai dengan karakter dan sejarah Kota Pangkalan Balai. Pembangunan landmark Kota Pangkalan Balai yang digagas Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian tersebut sudah selayaknya kita dukung bersama. Landmarkak “Gerobak Sapi� yang akan dibangun nanti diharapkan mempunyai nilai seni, filosofi, karakter, dan cita-cita yang mencerminkan keberadaan, dinamika, dan orientasi futuristik, baik bagi Kota Pangkalan Balai maupun bagi warga kotanya.
Keberadaan landmark “Gerobak Sapi� bagi warga Kota Pangkalan Balai diharapkan dapat menimbulkan rasa bangga dan cinta kotanya, serta menimbulkan apresiasi, inspirasi, dan daya tarik bagi para pemangku kepentingan dalam beraktivitas membangun Kota Pangkalan Balai. Landmark diarahkan juga bisa berfungsi untuk membantu orang dalam mengarahkan diri pada titik orientasi tertentu pada sebuah lokasi di Kota Pangkalan Balai, yang harmonis dengan situasi lokasi tersebut.
Irwan P. Ratu Bangsawan, M.Pd. Penulis adalah Sekretaris Dewan Kesenian Banyuasin