Izzuddin 74

Page 1

Tadzkiroh Redaksi

Fokus

Fatwa

Manhaj

Penerbit : Majelis Kerohanian Islam SMA Negeri 1 Surakarta Penanggung Jawab: Drs. H. M.Thoyibun, S.H., M.M. Penasehat : H. Suharno, S.Ag. Drs. Suyoto Drs. Imron Ketua Redaksi: Arba Dewan Redaksi: Ahmad Rizky, Hari Wisnu, Wisnu Widya, Mahendra, Kholqillah Editor : Danang, Abdul Aziz, Nachrowi Percetakan : Rizal Yunan Kritik & Saran: 083866838599 e-mail : izzuddin_smansa@ yahoo.co.id Blog : majalahizzuddin. wordpress.com mkismansa.blogspot.com

Nisa’ Ibroh

Islampedia Tadabur

Aqidah Fokus

Info

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah tak lupa Bang Udin haturkan rasa syukur ini kehadirat Allah yang dengan rahmat-Nya ‘Izzuddin edisi 74 ini bisa terbit dan sampai ditangan shohibuddin semua. Tak lupa salam dan sholawat semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jalan-Nya sampai akhir zaman. Sebelumnya, Bang udin mau kasih tau nih kalo sekarang crew ‘Izzuddin dah regen lho kita semua bakalan ngasih para shohibudin sesuatu yang beda deh sama edisi-edisi sebelumnya (pokoknya masih fresh) . Makanya pantengin terus ni majalah dan temukan inovasi-inovasi baru yang bakalan ada di setiap edisinya. So, doa-in aja supaya crew ‘Izzuddin yang baru ini bisa tetap semangat dan istiqomah di atas Jalan-Nya. (Amin) Insya Allah, kali ini Bang Udin bakalan mbahas tentang lisan. Tahu dong apa itu lisan? Yup, benda yang selalu setia nempel di tubuh kita ini udah gak asing lagi dong :D Kayak peribahasa yang sering nampang di iklan itu tu (eits, gak promo lho), jadi kalau kita bener-bener menjaga lisan seuai syar’i manfaatnya gedhe banget, tapi kalau gak dijaga bagaikan pedang yang super tajam ? ! Karena amat penting banget buat kita untuk menjaga lisan ini, kali ini Bang Udin milih tema ini deh! Selain mbahas tentang lisan, Bang Udin akan ngasih rubrik-tubrik yang ciamik. Dari Tujuh keajaiban dunia yang bakalan beda dari yang biasanya mampang di atlas, orang yang menjadikan sunnah sebagai candaan, sampai sunnah-sunnah yang rugi banget untuk dilewatkan. Akhir kata, semoga ‘Izzudin yang cozy dan catchy ini dapet memberikan pengetahuan dan inspirasi yang bermanfaat. Dan jangan lupa baca basmallah dulu ya. Ayo kita tegakkan sunnah dan tetap semagat menjalankan syariat! Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

1


Daftar Isi

Daftar isi

Tadzkiroh: Celaka Karena Ilmu!? Aqidah: Jagalah ta uhid, Gapailah Keu tamaannya Ibroh: Jangan Berm ain-main dengan Su nnah FOKUS: Pelajaran Berharga Tentang Lisan Fatwa: Hukum Bua ng Air Kecil Denga n Berdiri Fatwa: Hukum Tem pat Kencing Yang Bergantung Nisa’: Tanya Jawab seputra Haid Manhaj: Sunnah ya ng Terlupa Islampedia: 7 Kea jaiban Dunia Tadzkiroh: Sekelu mit Kata, Bergema Peringatan Tadabur Alam: Si rsak Obat Kanker ya ng Mujarab !!!

3 5 8 10 13 13 14 16 17 21 23

Izzuddin 2

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


Tadzkiroh

Celaka karena Ilmu!? Ibnul Qayyim v mengatakan: “Salah satu tanda kebahagiaan dan kesuksesan adalah tatkala seorang hamba semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya. Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya. Setiap kali

bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Dan setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

3


Tadzkiroh manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka.”

Beliau melanjutkan, “Dan tanda kebinasaan yaitu tatkala semakin bertambah ilmunya maka ber­ tambahlah kesombongan dan kecong­kakan­ nya. Dan setiap kali bertambah amalnya maka bertambahlah keangkuhannya, dia semakin meremehkan manusia dan terlalu bersangka baik kepada dirinya sendiri. Semakin ber­ tambah umurnya maka bertambahlah ketama­kan­nya. Setiap kali bertambah banyak harta­nya maka dia semakin pelit dan tidak mau membantu sesama. Dan setiap kali meningkat kedudukan dan derajatnya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakan dirinya. Ini semua adalah ujian dan cobaan dari Allah untuk menguji hambahamba-Nya. Sehingga akan berbahagialah sebagian kelompok, dan sebagian kelompok yang lain akan binasa. Begitu pula halnya dengan kemuliaan-kemuliaan yang ada seperti kekuasaan, pemerin­tahan, dan harta benda. Allah ta’ala menceritakan ucapan Sulaiman tatkala melihat singgasana Ratu Balqis sudah berada di sisinya (yang artinya), “Ini adalah karunia dari Rabb-ku untuk menguji diriku. Apakah aku bisa bersyukur ataukah justru kufur.” [An Naml : 40]

menjadi cobaan yang ditimpakan dari-Nya Yang Maha Suci. Itu artinya Allah menguji dengan berbagai bentuk kenikmatan, sebagai­mana Allah juga menguji manusia dengan berbagai musibah yang menimpanya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Adapun manusia, apabila Rabbnya mengujinya dengan memuliakan kedudukannya dan mencurahkan nikmat (dunia) kepada­­­ nya maka dia pun mengatakan, ‘Rabb­ ku telah memuliakan diriku.’ Dan apa­bila Rabbnya mengujinya dengan me­nyempit­kan rezkinya ia pun berkata, ‘Rabbku telah meng­hinakan aku.’ Sekalikali bukanlah demikian…” [Al Fajr : 1517]. Artinya tidaklah setiap orang yang Aku lapangkan (rezkinya) dan Aku muliakan kedudukan (dunia)nya serta Kucurahkan nikmat (duniawi) kepadanya adalah pasti orang yang Aku muliakan di sisiKu. Dan tidaklah setiap orang yang Aku sempitkan rezkinya dan Aku timpakan musibah kepadanya itu berarti Aku menghinakan dirinya.” . Maroji’ : Al Fawa’id, hal.149

Kembali beliau memaparkan, “Maka pada hakekatnya berbagai kenikmatan itu adalah cobaan dan ujian dari Allah yang dengan hal itu akan tampak bukti syukur orang yang pandai berterima kasih dengan bukti kekufuran dari orang yang suka mengingkari nikmat. Sebagaimana halnya berbagai bentuk musibah juga

Izzuddin 4

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


Aqidah

Jagalah Tauhid, Gapailah Keutamaannya

S

eorang muslim yang benar-benar sadar akan hak Allah adalah orang-orang yang mengikhlaskan atau memurnikan ibadah hanya untuk Alloh Ta’ala saja, dan tidak menyekutukannya dengan sekutu apapun. Bukankah telah menjadi fitroh setiap hamba untuk senantiasa menghambakan dirinya hanya pada satu Rabb saja? Coba Shohibuddin, renungkanlah firman Allah l berikut:

َ ‫ا َّل ِذ َين �آ َم ُنوا َو َل ْم َي ْلب ُِسوا �ِإ َيمان َُه ْم ب ُِظ ْل ٍم ُأ�و َل ِئ َك َل ُه ُم ال أ� ْم ُن َوهُ ْم ُم ْه َت ُد‬ ‫ون‬ “Orang-orang yang beriman dan tidak men­campuradukkan iman mereka de­ngan­kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. [Al-An’am : 82]

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

5


Aqidah

Makna Kata:

kedholiman’, maksud­nya adalah dengan “Orang-orang yang beriman”, iman kesyirikan! Tidaklah kalian mendengar menurut istilah syar’i adalah keyakinan di perkataan Luqman (dalam riwayat dalam hati, pengikraran atau pengakuan lain : hamba yang sholih) terhadap dengan lisan dan diwujudkan dengan putranya* : “Wahai anakku, janganlah kamu amal perbuatan (anggota badan). menyekutukan Alloh (melakukan perbuatan Dan iman itu bisa bertambah-tambah syirik), sesungguhnya syirik itu benar-banar dengan sebab melakukan amal-amal kedholiman yang sangat besar. “[Kisah ini bisa anda lihat pada ketaatan, dan bisa pula Shohih Al-Bukhori. berkurang dengan sebab berbuat kemaksiatan. “Mereka mendapat­ Iman menurut istilah syar’i kan keamanan/ rasa “Mencampur adukan adalah keyakinan di dalam hati, aman”, yang dimaksud iman mereka”, yakni meno­ pengikraran atau pengakuan aman di sini adalah dai tauhid mereka. dengan lisan dan diwujudkan keselamatan dari azab dengan amal perbuatan (anggota “Dengan kedholiman”,. (siksa) neraka selama badan). Dan iman itu bisa Dari Ibnu Mas’ud z, ia mereka tetap menjaga bertambah-tambah dengan sebab berkata: “Ketika turun ayat kemurnian tauhid mereka melakukan amal-amal ketaatan, ini [Al-An’am:82], kami dan berhenti dari melaku­ dan bisa pula berkurang dengan (para sahabat) berkata : kan dosa-dosa besar, sebab berbuat kemaksiatan. “Wahai Rosulullah, siapakah atau maksudnya adalah diantara kami ini yang tidak terbebas dari vonis kekal pernah berbuat dholim terhadap di neraka (yakni tidak diri sendiri ? (Dalam riwayat kekal di azab di neraka) bila ia ternyata Imam Ahmad disebutkan : “Ketika turun masih melakukan dosa-dosa besar. ayat ini, hal ini memberatkan hati para “Orang-orang yang mendapat petunjuk”, sahabat (kerena mereka kuatir tidak yakni orang-orang yang menge­tahui termasuk orang-orang yang mendapatkan kebenaran ketika hidupnya, lalu ia keutamaan seperti yang di sebutkan mengamalkannya. dalam ayat itu), sehingga mereka ber­kata : “Wahai Rosulullah, siapakah diantara kami ini yang tidak pernah berbuat dholim terhadap Penjelasan diri sendiri?”). Rosulullah n bersabda: Al-Imam Ibnu Katsir v menjelaskan “(Kedholiman yang dimaksud dalam ayat ayat ini dengan menyata­kan: “Mereka itu ini) bukanlah seperti yang dikatakan ! ‘Tidak adalah orang-orang yang mengikhlaskan atau mencampuradukkan iman mereka dengan memurnikan ibadah hanya untuk Alloh Ta’ala

Izzuddin 6

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


Aqidah

saja, dan tidak menyekutukannya dengan sekutu apapun. Dan mereka itu mendapatkan keamanan (rasa aman dari adzab Alloh) pada hari kiamat, dan mereka juga senantiasa mendapatkan petunjuk di dunia dan di akherat. “[Tafsir Al-Qur’anul Adzim 2/152]. Allah Ta’ala mengabarkan kepada kita, bahwa bagi siapa saja yang mengesakan Allah Ta’ala dalam beribadah kepada-Nya, dan tidak menodai tauhidnya dengan perbuatan syirik, Allah Ta’ala pasti akan membebaskan dari neraka diakhirat nanti, dan Alloh pasti akan memberi petunjuk kepadanya kepada shirotul mustaqim didunia ini.

Faedah yang bisa diambil dari ayat yang mulia ini : 1. Tidak sah iman seseorang yang ternodai oleh dosa syirik. 2. Syirik termasuk salah satu bentuk kedholiman (mendholimi hak-hak Alloh). 3. Orang yang tidak menodai imannya dengan perbuatan syirik akan mendapatkan keselamatan dari azab (siksa). Nah, Shohibuddin beristiqomahlah dan teguhkanlah jiwa dan hatimu dalam memurnikan tauhid agar dapat mendapat jaminan yang teramat sangat berharga dari Allah subhanahu wa ta’ala.. Wallohu ta’ala a’lam bish showab. Maroji’: BULETIN DAKWAH AT-TASHFIYYAH, Surabaya. Edisi : 20 / Sya’ban / 1425 H *[lihat Luqman:13]

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

7


Ibroh

Jangan Bermain-main dengan

Sunnah

S

hohibuddin yang semoga tetap istiqomah mempelajari dien ini, diceritakan dalam sebuah riwayat adanya seorang yang suka bercanda. Namun ia bercanda sampai pada tingkat mengejek sunah Rasul, yakni bersiwak –gosok gigi dengan kayu semacam kayu manis/miswak- lalu diadzab oleh Allah hingga ia hamil dan melahirkan anak seperti tikus dan mengalami pendarahan di ususnya. Penasaran ceritanya? Mari kita simak. Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobiy -hafidzahullahberkata: “Telah disebutkan oleh Ibnu Katsir v didalam Al-Bidayah wan Nihayah tentang kejadian-kejadian pada tahun 665, beliau v berkata AsySyaikh Qathbuddin Al-Yunani berkata: “Telah sampai kepada kami bahwasanya seorang laki-laki yang dipanggil dengan Abu Salamah dari daerah Bushra, dia suka bercanda dan berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Disebutkan disisinya tentang siwak dan keutamaannya, maka dia berkata: “Demi Allah, aku tidak akan bersiwak kecuali di dubur, kemudian dia mengambil sebatang siwak dan memasukkannya keduburnya kemudian dikeluarkan kembali.”

Berkata Qathbuddin Al-Yunani: “Setelah melakukan perbuatan tersebut, ia tinggal selama sembilan bulan dalam keadaan mengeluh sakit perut dan dubur. Berkata Qathbuddin Al-Yunani: “Lalu ia melahirkan anak seperti tikus yang pendek dan besar, memiliki empat kaki, kepalanya seperti kepala ikan, memiliki empat taring yang menonjol, panjang ekornya satu jengkal empat jari dan duburnya seperti dubur kelinci. Ketika lelaki itu melahirkannya, hewan tersebut menjerit tiga kali, maka bangkitlah putrinya laki-laki tadi dan memecahkan kepalanya sehingga matilah hewan tersebut. Laki-laki itu hidup setelah melahirkan selama dua hari, dan meninggal pada hari yang ketiga. Dan

Izzuddin 8

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


Ibroh

ia sebelum meninggal berkata “Hewan itu telah membunuhku dan merobek-robek ususku.” Sungguh kejadian tersebut telah disaksikan oleh sekelompok penduduk daerah tersebut dan para khotib tempat tersebut, diantara mereka ada yang menyaksikan hewan itu ketika masih hidup dan ada pula yang menyaksikan ketika hewan itu sudah mati.” [Al-Qaulul Mufiid fii Adillatit Tauhiid, hal. 106107]. Kisah tersebut sangatlah pantas dan cocok untuk kita ambil pelajaran, dengan kisah itu mengingatkan kita untuk tidak bermudah-mudahan berucap apalagi kalau sampai mengejek As-Sunnah, sungguh jauh-jauh hari sebelumnya Rasulullah n telah bersabda: “Wahai manusia, berhati-hatilah ter­ hadap ucapan kalian, jangan sampai kalian dijerumuskan oleh syaithan.” [HR. AnNasai dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, dikatakan dalam Ash-Shahihul Musnad fi Asy-Syamail Muhammadiyah no. 786; hadits Shahih menurut syarah Muslim]. Semoga dengan kisah tersebut menjadi sebab bagi kita untuk mudah dalam menerima dan melaksakan AsSunnah dan menjauhkan kita dari sifat meremehkan dan menentang AsSunnah. Sungguh Allah –‘Azza wa Jallatelah memberikan peringatan untuk kita sebagaimana firmannya:

َ ‫َفل َي‬ َ ‫ذين ُيخا ِل‬ ‫فون عَ ن َأ�م ِر ِه َأ�ن‬ َ ‫حذ ِر ا َّل‬ ‫ليم‬ ٌ َ‫تُصي َب ُهم ِفت َن ٌة َأ�و ُيصي َب ُهم ع‬ ٌ �‫ذاب َأ‬ “…..maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi ajaran Rasul takut ditimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih.” [An-Nuur: 63]. Na’udzubillah, ngeri…...... jangan sampai kita semua diadzab seperti itu. Dari kisah tersebut dapat kita petik beberapa faedah diantaranya untuk mencegah lisan dan hati kita untuk menolak syari’at yang dibawa Rasul kita n dan agar senantiasa membimbing kehidupan kita dengan ilmu agama agar kita tidak terjatuh dalam permasalahanpermasalahan penting, namun kita tidak mengetahui. Juga jangan lupa pesan Bang Udin, “Kalau bercanda, tetap harus dijaga adab-adabnya dan jangan sampai waktu kita terbuang tanpa manfaat hanya untuk becanda.”. Wallohu ta’ala a’lam bish showab.

SMS Center: Bagi Shohibbuddin akhwat yang ingin bertanya masalah agama bisa menghubungi / SMS ke no :

0271 9226341

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

9


Fokus

Pelajaran Berharga

Tentang

Lisan

Kembali, Bang Udin bakalan menjelas­kan kembali seputar lisan, setelah

sebelumnya menjelaskan karena lisan seseorang diadzab Allah dengan melahirkan anak tikus dan juga mengenai penggunaan kata-kata dalam ber­komunikasi. Ketahuilah bahwa lidah adalah bagian tubuh yang paling mudah digerakkan dan paling ringan, tetapi banyak sebab yang dapat ditimbulkan karenanya. Dan kita kembali menengok kepada Kitabullah,sebuah ayat yang menarik sekali untuk dikaji yang berisi pelajaran agar kita pintar-pintar menjaga lisan. Ayat tersebut terdapat dalam surat Qaaf tepatnya ayat 18. Allah Ta’ala berfirman,

‫يب عَ ِت ٌيد‬ ٌ ‫َما َي ْل ِف ُظ ِم ْن َق ْولٍ �ِإ َّلا َل َد ْي ِه َر ِق‬ “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir” [Qaaf: 18] Tahukah Shohibuddin, ucapan yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah yang diucapkan oleh manusia, keturunan Adam. Ucapan tersebut dicatat oleh malaikat yang senantiasa dekat dan tidak pernah lepas dari seorang hamba dalam mencatat amalan-amalan dunia­nya. Malaikat tersebut tidak akan membiarkan satu kalimat dan satu gerakan melainkan ia akan mencatatnya. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al Infithar: 10-12] Apakah semua perkataan akan dicatat? Apakah hanya yang bernilai pahala dan dosa saja yang dicatat? Ataukah perkataan yang bernilai netral pun dicatat? Tentang masalah ini para ulama ada dua pendapat. Ada ulama yang mengatakan bahwa yang dicatat hanyalah yang bernilai pahala dan dosa. Namun jika kita melihat

Izzuddin 10

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


Fokus dari tekstual ayat, yang dimaksud ucapan dalam ayat tersebut adalah ucapan apa saja, sampai-sampai ucapan yang mubah sekalipun. Akan tetapi, untuk masalah manakah yang kena hukuman, tentu saja amalan yang dinilai berpahala dan dinilai dosa. Sebagian ulama yang berpendapat bahwa semua ucapan yang bernilai netral (tidak bernilai pahala atau dosa) akan masuk dalam lembaran catatan amalan, sampai-sampai punya sikap yang cukup hati-hati dengan lisannya. Cobalah kita saksikan bagaimana kisah dari Imam Ahmad ketika beliau merintih sakit.

Imam Ahmad pernah didatangi oleh seseorang dan beliau dalam keadaan sakit. Kemudian beliau merintih kala itu. Lalu ada yang berkata kepadanya (yaitu Thowus, seorang tabi’in yang terkenal), “Sesungguhnya rintihan sakit juga dicatat (oleh malaikat).” Setelah mendengar nasehat itu, Imam Ahmad langsung diam, dan beliau tidak merintih lagi. Beliau takut jika merintih sakit, rintihannya tersebut akan dicatat oleh malaikat. Coba bayangkan bahwa perbuatan yang asalnya wajar-wajar saja ketika sakit, Imam Ahmad pun tidak ingin melakukannya karena beliau takut perbuatannya tadi walaupun dirasa ringan masuk dalam catatan malaikat. Oleh karena itu, beliau rahimahullah pun menahan lisannya. Barangkali saja rintihan tersebut dicatat dan malah dinilai sebagai dosa nantinya. Barangkali rintihan tersebut ada karena bentuk tidak sabar.

Mampukah kita selalu memperhati­ kan lisan? Sungguh nasehat yang amat bagus dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang seharusnya kita bisa resapi dalam-dalam dan selalu mengingatnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim no. 2988) Intinya, penting sekali memperhati­ kan lisan sebelum berucap. An Nawawi rahimahullah menyampaikan dalam kitabnya Riyadhush Sholihin nasehat yang amat bagus, “Ketahuilah bahwa sepatutnya setiap orang yang telah dibebani berbagai kewajiban untuk menahan lisannya dalam setiap ucapan kecuali ucapan yang jelas maslahatnya. Jika suatu ucapan sama saja antara maslahat dan bahayanya, maka menahan lisan untuk tidak berbicara ketika itu serasa lebih baik. Karena boleh saja perkataan yang asalnya mubah beralih menjadi haram atau makruh. Inilah yang seringkali terjadi dalam keseharian. Jalan selamat adalah kita menahan lisan dalam kondisi itu.” Dan telah menjadi kewajiban seorang muslim untuk dapat menjaga lisannya, karena ketahuilah terkadang lisan kita gunakan untuk mengucapkan kata-kata yang tiada berguna. Padahal,

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

11


Fokus bagian dari kebaikan islam adalah menghindari apa-apa yang tidak berguna. Sebagaimana sabda Nabi n : ”Termasuk kebaikan islam adalah sese­orang yang meninggalkan apa-apa yang tiada manfaat baginya.”. [H.R. Tirmidzi] Dan juga nasehat Imam Syafi’i v, ”Jika seseorang berbicara hendaklah ia memikirkan sebelum berucap. Jika nyata maslahatnya ia berbicara dan apabila ia ragu, ia diam sampai jelas maslahatnya.”. Dan juga sampai dari hadits Shahabat, bahwa ’Abdullah ibnu Mas’ud z pernah bersumpah dengan nama Allah yang tidak ada Ilah yang diibadahi dengan hak melainkan Dia bahwa tidak ada di muka bumi ini yang lebih patut dipenjarakan melainkan lidahnya. Dan juga cerita dari Ibnu Buraidah bahwasanya dia pernah melihat Ibnu Abbas z memegang lidahnya lalu berkata, ”katakanlah yang baik engkau pasti beruntung. Atau diamlah dari keburukan engkau pasti selamat.”. Maka di­ tanyakan kepadanya,”Mengapa engkau mengucapkan ini?”. Ibnu Abbas men­ jawab, ”Aku dengar bahwasanya seorang manusia tidak lebih menyesal dan marah kepada anggota tubuhnya selain daripada lidahnya kecuali orang-orang yang mengucapkan katakata yang baik atau menukilkan yang baik dari lidahnya.”. Kita lihat, bagaimana para salaf (pendahulu) kita benar-benar menjaga dan memperingatkan kepada umat tentang lisan. Bukankah ini sebuah pertanda bahwa Rasulullah pernah

mem­berikan penjelasan – penjelasan yang sangat mendalam mengenai lisan. Jika lisan ini benar-benar dijaga, maka anggota tubuh lainnya pun akan baik. Karena lisan adalah interpretasi dari apa yang ada dalam hati dan hati adalah tanda baik seluruh amalan lainnya. Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi n bersabda, “Bila manusia berada di waktu pagi, seluruh anggota badan akan patuh pada lisan. Lalu anggota badan tersebut berkata pada lisan: Takutlah pada Allah bersama kami, kami bergantung padamu. Bila engkau lurus kami pun akan lurus dan bila engkau bengkok (menyimpang) kami pun akan seperti itu.” (HR. Tirmidzi no. 2407. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Hadits ini pertanda bahwa jika lisan itu baik, maka anggota tubuh lainnya pun akan ikut baik. Semoga sajian yang singkat dari Bang Udin mengenai tafsir Surat Qaaf ayat 18 kali ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga kita senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah agar senantiasa dapat menjaga lisan kita agar tidak terjerumus dalam kesalahan. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. (diolah dari berbagai sumber)

Izzuddin 12

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


HUKUM BUANG AIR KECIL DENGAN BERDIRI

Fatwa

Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Pertanyaan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Bolehkah seseorang buang air kecil sambil berdiri ? Perlu diketahui bahwa tidak ada bagian dari tubuh atau pakaian yang terkena najis tersebut ? Jawaban: Boleh saja buang air kecil sambil berdiri, terutama sekali bila memang diperlukan, selama tempatnya tertetutup dan tidak ada orang yang dapat melihat auratnya, dan tidak ada bagian tubuhnya yang terciprati air seninya. Dasarnya adalah riwayat dari Hudzaifah z, bahwa Nabi n pernah menuju sebuah tempat sampah milik sekelompok orang, lalu beliau buang air kecil sambil berdiri. Hadits ini disepakati keshahihannya. Akan tetapi yang afdhal tetap buang air kecil dengan duduk ataupun jongkok. Karena itulah yang lebih sering dilakukan oleh Rasulullah n, selain juga lebih dapat menutupi aurat dan lebih jarang terkena cipratan air seni.

HUKUM TEMPAT KENCING YANG BERGANTUNG

Oleh Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Pertanyaan Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya : Di tempat kami bekerja ada tempat kencing yang bergantung. Sebagian teman menggunakannya dengan memakai celana panjang dan kencing sambil berdiri yang tidak menjamin bahwa air urine tidak mengenai celana panjang. Pada suatu hari saya memberi nasehat kepadanya, ia menjawab Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah melarang hal tersebut. Saya mohon nasehat dan petunjuk. Jawaban: Boleh bagi seseorang kencing sambil berdiri, apabila bisa terjaga dari percikan air kencing ke badan dan pakaiannya, karena Nabi npernah kencing sambil berdiri si suatu saat. Terutama apabila hal tersebut sangat dibutuhkan karena sempitnya pakaiannya atau karena ada penyakit di tubuhnya, namun hukumnya makruh kalau tidak ada kebutuhan.

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

13


Nisa’

Tanya Jawab Seputar

HAID

Apa hukum cairan kuning yang keluar dari kemaluan wanita dua hari sebelum datang haidhnya? Jawab: Apabila cairan kuning itu keluar sebelum datangnya haidh maka sama sekali tidak dianggap, berdasarkan ucapan Ummu ‘Athiyyah d:

‫الص ْف َر َة َوا ْل ُكدْ َر َة َش ْيئًا‬ ُّ ُّ‫ُك َّنا َلا َن ُعد‬

“Kami dulunya sama sekali tidak memedulikan cairan kuning dan keruh.” (HR. Al-Bukhari) Dalam riwayat Abu Dawud:

ُّ َ‫الص ْف َر َة َوا ْل ُكدْ َر َة َب ْعد‬ ‫الط ْه ِر َش ْيئًا‬ ُّ ُّ‫ُك َّنا َلا َن ُعد‬

“Kami dulunya sama sekali tidak memedulikan cairan kuning dan keruh (yang keluar dari kemaluan) setelah suci.” Maka bila cairan kuning tersebut keluarnya sebelum haidh dan terpisah dari haidh, maka ia bukanlah haidh. Adapun bila si wanita tahu bahwa cairan kuning tersebut merupakan pendahuluan bagi haidhnya,

Izzuddin 14

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


Nisa’

maka si wanita meninggalkan shalat (yakni dihukumi haidh) sampai ia suci. (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il, 11/280) Ada seorang wanita yang datang kebiasaan bulanannya. Beberapa waktu kemudian ia suci dan mandi. Setelah mengerjakan shalat selama sembilan hari (yakni sembilan hari kemudian), keluar lagi darahnya sehingga ia sampai meninggalkan shalat selama tiga hari. Setelahnya ia suci selama sebelas hari dan mengerjakan shalat. Setelah itu datang lagi kebiasaan bulanannya pada hari-hari yang memang biasa datang. Yang menjadi pertanyaan, apakah ia harus mengganti shalat yang ia tinggalkan selama tiga hari tersebut, ataukah ia menganggap dirinya haidh di waktu tersebut? Jawab: Yang namanya haidh, kapan ia datang berarti haidh, baik lebih lama waktunya dengan haidh sebelumnya ataupun lebih singkat. Bila ia haidh dan kemudian suci, namun setelah lima atau enam hari ataupun sepuluh hari datang lagi kebiasaan bulanannya untuk kali yang kedua, maka si wanita menahan dirinya tidak mengerjakan shalat, karena darah yang keluar tersebut adalah darah haidh. Demikian seterusnya. Setiap kali dia suci, kemudian datang haidh maka ia wajib menahan diri dari shalat. Namun jika darah tersebut keluar terus-menerus, tidak berhenti, ataupun berhenti namun cuma sebentar, berarti ia mengalami istihadhah. Ketika ini, ia tidak menahan diri dari shalat kecuali di waktu kebiasaan haidhnya saja. (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il, 11/278) Seorang wanita pernah menjalani operasi dan setelahnya keluar darah berwarna hitam dari kemaluannya yang bukan darah kebiasaan bulanannya karena keluarnya empat atau lima hari sebelum kebiasaan bulanannya. Setelah keluar darah berwarna hitam tersebut, secara langsung (beberapa hari kemudian) datang kebiasaan bulanannya selama tujuh hari. Apakah harihari saat keluarnya darah berwarna hitam tersebut terhitung masa haidh? Jawab: Yang menjadi rujukan dalam hal ini adalah para dokter. Karena secara zhahir, darah yang keluar dari si wanita adalah karena operasi. Sementara darah yang demikian tidaklah dihukumi seperti hukum haidh, berdasarkan sabda Nabi n kepada wanita shahabiyah yang mengalami istihadhah:

ٍ‫“ �إ َِّن َذل ِ​ِك َد ُم عِ ْرق‬Sungguh itu adalah darah dari urat (bukan haidh).” (HR. Al-Bukhari) Dalam hal ini ada isyarat, bila darah yang keluar itu darah dari urat –termasuk di dalamnya darah yang keluar karena operasi– maka tidaklah teranggap haidh, sehingga tidak diharamkan bagi si wanita hal-hal yang diharamkan karena haidh. Dia tetap wajib shalat dan puasa, bila hal itu dialami di siang hari Ramadhan. Wallahu a’lam bish-shawab. Maroji’: (Syaikh Ibnu Utsaimin, Majmu’ Fatawa wa Rasa’il, 11/277)

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

15


Manhaj

Sunnah yang Terlupa S hohibuddin, sesungguhnya meng­ hidup­kan sunah Nabi n adalah termasuk amal yang sangat bernilai untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dari Abu Hurairah z, Rasulullah n bersabda, “Barang siapa yang mengajak orang lain kepada kebaikan maka baginya pahala semua orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit­ pun” (HR Muslim). Nah berikut ini akan Bang Udin jelaskan tentang hal-hal yang sering dilakukan masyarakat tetapi malah bertentangan dengan sunnah Nabi yang benar dan diridhoi Allah ‘Azza Wa Jalla. Setelah selesai membaca al Qur’an dianjurkan untuk mengucapkan bacaan berikut ini: Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika. Yang artinya: Maha suci Engkau ya Allah sambil memuji-Mu. Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu. Dalilnya, dari Aisyah d beliau berkata, “Tidaklah Rasulullah n duduk di suatu tempat atau membaca al Qur’an ataupun melaksanakan shalat kecuali beliau akhiri dengan membaca beberapa kalimat”. Akupun bertanya kepada Rasulullah n “Ya Rasulullah, tidaklah anda duduk di suatu tempat, membaca al Qur’an ataupun mengerjakan shalat melainkan anda akhiri dengan beberapa kalimat?” Jawaban beliau, “Betul, barang siapa yang mengucapkan kebaikan maka dengan kalimat tersebut amal tadi akan dipatri dengan kebaikan. Barang siapa yang mengucapkan kejelekan maka kalimat tersebut

berfungsi untuk menghapus dosa. Itulah ucapan Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika. ”

Hadits di atas sanadnya shahih, diriwayatkan oleh Nasai dalam Sunan Kubro 9/123/1006, Thabrani dalam ad Du-a no 1912, Sam’ani dalam Adab al Imla’ wa al Istimla’ hal 75 dan Ibnu Nashiruddin dalam Khatimah Taudhih al Musytabih 9/282. Al Hafizh Ibnu Hajar dalam an Nukat 2/733 mengatakan, “Sanadnya shahih”. Syaikh al Albani dalam Shahihah 7/495 mengatakan, “Sanad ini adalah sanad yang juga shahih menurut kriteria Muslim”. Syaikh Muqbil al Wadi’I dalam al Jami’ al Shahih mimma laisa fi al Shahihain 2/12 mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang shahih”. Realita menunjukkan bahwa ketika banyak orang meninggalkan amalan yang sesuai dengan sunah Nabi n maka muncu­ lah amalan yang mengada-ada. Banyak orang mengganti bacaan yang sesuai sunah Nabi di atas dengan bacaan tashdiq yaitu ucapan Shadaqallahul ‘azhim yang tidak ada dalilnya. Nah, Shohibudin tahukan inilah sunnah yang dilakukan ketika selesai mem­ baca Al Qur’an. Berhubung Shohibudin sudah tahu maka segera laksanakan untuk menjadi umat Muhammad yang sejati. Maroji’: http;//www.kulalsalafiyeen.com/vb/ showthread.php?t=18477 (terjemahan)

Izzuddin 16

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


Islampedia

7DUNIA KEAJAIBAN

Menara Pisa, Tembok Cina, Candi Borobudur, Taaj Mahal, Ka’bah, Menara Eiffel, dan Piramida di mesir, inilah semua keajaiban dunia yang kita kenal. Namun sebenarnya semua itu belum terlalu ajaib lho, karena masih ada tujuh keajaiban dunia yang lebih ajaib lagi. Mungkin Shohibuddin bertanya-tanya, keajaiban apakah itu?

D

an tujuh keajaiban dunia yang akan Bang Udin sajikan di hadapan pembaca sekalian belum pernah ditayangkan di TV, tidak pernah disiarkan di radio-radio dan belum pernah dimuat di media cetak. Tujuh keajaiban dunia itu adalah: 1. Hewan Berbicara di Akhir Zaman. Mengenai hal ini tercantum dalam AlQur’an, surah An-Naml ayat 82, “Dan apabila perkataan Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami”.

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

17


Islampedia Mufassir Negeri Syam, Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqy berkomentar tentang ayat di atas, “Hewan ini akan keluar diakhir zaman ketika rusaknya manusia, dan mulai meninggalkan perintah-perintah Allah, dan ketika mereka telah mengganti agama Allah. Maka Allah mengeluarkan ke hadapan mereka hewan bumi. 3. Konon kabarnya, dari Makkah, atau yang lainnya sebagaimana akan datang perinciannya. Hewan ini akan berbicara dengan manusia tentang hal itu”.[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/498)] Hewan aneh yang berbicara ini akan keluar di akhir zaman­ sebagai tanda semakin dekatnya kiamat. Nabi n bersabda, “Sesung­guh­nya tak akan tegak hari kiamat, sehingga kalian akan melihat sebelumnya 4. 10 tanda-tanda kiamat: Gempa di Timur, gempa di barat, gempa di Jazirah Arab, Asap, Dajjal, hewan bumi… [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2901), Abu Dawud dalam Sunan-nya (4311), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2183), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4041)] 2. Pohon Kurma yang Menangis. Adanya pohon kurma yang mena­ ngis ini terjadi di zaman Rasu­lullah n, mengapa sampai pohon ini menangis? Kisahnya, Ibnu Umar z berkata, “Dulu Nabi n berkhuthbah pada batang kurma. Tatkala beliau telah membuat mimbar, maka beliau berpindah ke mimbar itu. Batang korma itu pun merintih. Maka Nabi n mendatanginya sambil mengeluskan tangannya pada batang

korma itu (untuk menenangkannya)”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohihnya (3390), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (505)] Diriwayat­kan juga oleh Bukhary dalam Shohih-nya (876) dari Jabir bin Abdillah z. Untaian Salam Batu Aneh Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shohih-nya (1782) dari Jabir bin Samurah dia berkata, Rasulullah n bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus, sesungguhnya aku mengetahuinya sekarang”. Pengaduan Seekor Onta Pernah ada seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah n mengungkapkan perasaannya. Abdullah bin Ja’far z ber­ kata, “Pada suatu hari Rasulullah n pernah memboncengku di­ belakang­nya, kemudian beliau membisikkan tentang sesuatu yang tidak akan kuceritakan kepada seseorang di antara manusia. Sesuatu yang paling beliau senangi untuk dijadikan pelindung untuk buang hajatnya adalah gundukan tanah atau kumpulan batang kurma. lalu beliau masuk kedalam kebun laki-laki Anshar. Tiba tiba ada seekor onta. Tatkala Nabi n melihatnya, maka onta itu

Izzuddin 18

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


Islampedia merintih dan bercucuran air matanya. Lalu Nabi n mendatanginya seraya mengusap dari perutnya sampai ke punuknya dan tulang telinganya, maka tenanglah onta itu. Kemudian beliau bersabda, “Siapakah pemilik onta ini, Onta ini milik siapa?” Lalu datanglah seorang pemuda Anshar seraya berkata, “Onta itu milikku, wahai Rasulullah”. Maka Nabi n bersabda, “Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam binatang ini, yang telah dijadikan sebagai milikmu oleh Allah, karena ia (binatang ini) telah mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya letih dan lapar”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (1/400), Al-Hakim dalam AlMustadrak (2/99-100), Ahmad dalam Al-Musnad (1/204-205), Abu Ya’la dalam Al-Musnad (3/8/1), Al-Baihaqiy dalam Ad-Dala’il (6/26), dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqa (9/28/1). Lihat Ash-Shahihah (20)]

“Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?” Wanita itu menjawab, “Jika engkau adalah seorang nabi, maka apa yang aku telah lakukan tak akan membahayakan dirimu. Jika engkau adalah seorang raja, maka aku telah melepaskan manusia darimu”. Kemudian Rasulullah n memerintahkan untuk membunuh wanita itu, maka ia pun dibunuh. Nabi n bersabda ketika beliau sakit yang menyebabkan kematian beliau,”Senantiasa aku merasakan sakit akibat makanan yang telah aku makan ketika di Khoibar. Inilah saatnya urat nadi leherku terputus”. [HR. Abu Dawud dalam Sunannya (4512). Di-shohih-kan AlAlbaniy dalam Shohih Sunan Abi Dawud (hal.813), dengan tahqiq Masyhur Hasan Salman]

5. Kesaksian Kambing Panggang Abu Hurairah z berkata, “Rasulullah n menerima hadiah, dan tak mau makan shodaqoh. Maka ada seorang wanita Yahudi di Khoibar yang menghadiahkan kepada beliau kambing panggang yang telah diberi racun. Lalu Rasulullah n pun memakan sebagian kambing itu, dan kaum (sahabat) juga makan. Maka Nabi n bersabda, “Angkatlah tangan kalian, karena kambing panggang ini mengabarkan kepadaku bahwa dia beracun”. Lalu meninggallah Bisyr bin Al-Baro’ bin MA’rur Al-Anshoriy. Maka Nabi n mengirim (utusan membawa surat),

6. Batu yang Berbicara Rasulullah n bersabda, “Kalian akan memerangi orangorang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, Inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohihnya (2767), dan Muslim dalam Shohih-nya (2922)] Al-Hafizh Ibnu Hajar v berkata, “Dalam hadits ini ter­dapat tandatanda dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

19


Islampedia ini (menunjukkan) bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Lihat Fathul Bari (6/610)]

amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. [An-Naml: 16-19].

7. Semut Memberi Komando Kisah ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an, “Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai manusia, kami Telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa Karena (mendengar) perkataan semut itu. dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang Telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan

Wow, Shohibuddin tidak ter­ bayangkan perbedaan antara istilah ”Tujuh Keajaiban Dunia” yang merupakan hastakarya manusia dengan yang dibuat langsung oleh Sang Pencipta pemilik ’Arsy yang Agung. Aneh bin ajaib memang ”Tujuh Keajaiban Dunia” yang Bang Udin sampaikan namun hal-hal tersebut memang benar-benar telah dan akan terjadi serta wajib hukumnya bagi seorang muslim untuk mengimani hal-hal di yang disampaikan Nabi n bila jelas-jelas riwayat-riwayat tersebut shahih.. Wallohu ta’ala a’lam bish showab. Maroji’ : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 46 Tahun I, Pustaka Ibnu Abbas.

Izzuddin 20

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


Tadzkiroh

SEKELUMIT KATA,

BERGEMA PERINGATAN

W

ah,ketika pertama kali lihat judul pasti Shohibuddin bakalan bingung, “kok judulnya kayak gini?”. Emang sih kalau kita tengok judul, tersurat adalah sebuah kata yang ringan diucap tapi berat di timbangan. Sudahkah Shohibuddin tahu, kalau ada satu kata yang sering kita ucapkan namun kita tak sadar bahwa hal tersebut adalah perkara besar dalam masalah Tauhid? Seandainya kita rujuk kembali kepada nasehat seorang ulama’ besar, Asy-Syaikh Muhammad bin Sulaiman At-Tamimi v dalam kitabnya yaitu KITAB AT-TAUHID bahwa ada bab khusus yang membahas mengenai ucapan “seandainya”. Yuk, kita tengok bagaimana sih hakekat ucapan tersebut dari keterangan beliau v dalam kitabnya yang pantas kita ambil ilmunya.

!

Ditulis oleh Syaikh :. Mereka (orang-orang munafik) mengatakan: seandainya kita memiliki sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya (kita tidak akan terkalahkan) dan tidak ada yang terbunuh diantara kita di sini (perang uhud). Katakanlah: ‘Kalaupun kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji (keimanan) yang ada dalam dadamu, dan membuktikan (niat) yang ada dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui isi segala hati.” [Ali Imran, 154]. “Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka takut pergi berperang: seandainya mereka

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

21


Tadzkiroh

mengikuti kita tentulah mereka sudah terbunuh. Katakanlah: Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar.” [Ali Imran, 168]. Diriwayatkan dalam Shahih Imam Muslim dari Abu Hurairah z bahwa Rasulullah n bersabda: “Bersungguh-sungguhlah dalam mencari apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu), dan janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah, dan jika kamu tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu mengatakan: ‘seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’, tetapi katakanlah: ‘ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah akan melakukan apa yang Ia kehendaki’, kerana kata “ seandainya “ itu akan membuka pintu perbuatan syaitan.”

Kandungan bab ini: 1. Penjelasan tentang ayat dalam surah Ali Imran[115]. 2. Larangan mengucapkan kata “andaikata” atau “seandainya” apabila mendapat suatu musibah atau kegagalan. 3. Alasannya, karena kata tersebut (seandainya /andaikata) akan membuka pintu perbuatan syaitan.

4. Petunjuk Rasulullah n [ketika menjumpai suatu kegagalan atau mendapat suatu musibah] supaya mengucapkan ucapan ucapan yang baik [dan bersabar serta mengimani bahawa apa yang terjadi adalah takdir Allahl]. 5. Perintah untuk bersungguh sung­ guh dalam mencari segala yang bermanfaat [untuk di dunia dan di akhirat] dengan senantiasa memohon pertolongan Allah. 6. Larangan bersikap sebaliknya, iaitu bersikap lemah. Wah, padahal hanya sebuah kata yang dalam mengucapnya tidak butuh waktu 10 detik, ternyata dibalik itu tersimpan peringatan dari dalil tentang bahayanya ucapan tersebut. Na’am, shohibuddin semoga apa yang kami tuliskan ini cukup bagi Shohibuddin agar tidak mengucap ’seandainya’ karena takdir Allah dan juga mengetahui gimana sih tuntunan Rasulullah n saat kita mendapat musibah. Wallohu ta’ala a’lam bish showab. Maroji ‘ : Kitab At-Tauhid ; Asy-Syaih Muhammad bin ’Abdil Wahhab bin Sulaiman At-Tamimi.

Izzuddin 22

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


Tadabur Alam

Sirsak

Obat Kanker yang Mujarab !!!

S

ebuah penelitian di Purdue University membuktikan bahwa buah sirsak mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker prostat, pankreas, dan paru-paru. Berdasarkan data yang dilansir, khasiat dan manfaat dari buah yang di Spanyol dikenal dengan nama graviola, atau dengan nama Inggris, soursop ini banyak disembunyikan oleh perusahaan farmasi di AS. Ya, berdasarkan data dan hasil penelitian, soursop atau sirsak diakui sebagai pembunuh alami sel kanker yang ajaib dengan 10.000 kali lebih kuat dari pada terapi kemo. Lantas, kenapa informasi ini sampai terabaikan dan tidak tersosialisasikan kepada publik? Beberapa peneliti di Health Sciences Institute mengakui jika buah sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri, anti足jamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stres, dan menormalkan kembali sistem syaraf yang kurang baik. Penelitian Health Sciences Institute diambil berdasarkan kebiasaan hidup suku Indian yang hidup di hutan Amazon. Beberapa bagian dari pohon ini seperti kulit kayu, akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad menjadi obat bagi

Izzuddin E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0

23


Tadabur Alam suku Indian. Graviola atau sirsak diyakini mampu menyembuhkan sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan rematik. Informasi manfaat dan khasiat sirsak tidak serta merta dapat beritahukan karena ada ketentuan undang-undang federal, di mana di dalamnya dinyatakan sumber bahan alami untuk obat dilarang atau tidak bisa dipatenkan sebelum ditemukan unsur sintetisnya.

Sejak 1976, graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang dilakukan oleh 20 Laboratorium independen yang berbeda dan dilakukan di bawah pengawasan The National Cancer Institute. Suatu studi yang dipublikasikan oleh the Journal of Natural Products menyatakan bahwa studi yang dilaku­ kan oleh Catholic University di Korea Selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsur kimia yang terkandung di dalam graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker usus besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo! Penemuan yang paling mencolok dari studi Catholic University ini adalah: graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak tersentuh atau terganggu. Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif rasa mual dan rambut rontok.

Studi di Purdue University membuktikan bahwa daun graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker: prostat, pankreas, dan paru-paru. Hasil riset beberapa universitas itu membuktikan jika pohon ajaib dan buahnya ini bisa: 1. Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo. 2. Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan. 3. Energi meningkat dan penampilan fisik membaik. 4. Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, di antaranya kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru, dan pankreas. 5. Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo yang biasa digunakan. 6. Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tidak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat. Maroji’ : www.inilah.com

Izzuddin 24

E d i s i 74 / Ta h u n 2 0 1 0


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.