Senin, 20 Juni 2011
ECERAN RP. 3.500,-
Batas Jambi-Linggau Dijaga Ketat Antisipasi Teror Bom, Kapolda Perintahkan Perketat Pengamanan JAMBI - Teror bom daya ledak rendah di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan (Sumsel), Sabtu (18/6) lalu, mengagetkan
polisi. Tidak mau kecolongan kejadian serupa, Polda Jambi pun langsung memperketat pengamanan. Sabtu malam (18/6) lalu, Kapolda Jambi Brigjen Pol Bambang Suparsono langsung memerintahkan jajarannya -polresta dan polres-polres— hingga ke ting-
kat polsek, menggelar razia di seluruh wilayah Provinsi Jambi. n Baca Batas hal 2
Polisi Kantongi Pelaku Utama LUBUKLINGGAU – Tim Densus 88/AT dan jajaran Polda Sumsel harus bekerja keras mengungkap siapa otak pemboman di SM
Swalayan, Jl Yos Sudarso, Kota Lubuklinggau, Sabtu (18/6) lalu. Termasuk mengungkap motif dibalik aksi nekat tersebut. n Baca Polisi hal 8
un sd
Rata-rata Sekolah Lulus 100 Persen JAMBI - Hari ini (20/6), hasil ujian nasional (UN) tingkat SD diumumkan secara serentak di sekolah. Rata-rata sekolah seluruh siswanya lulus 100 persen. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Sukarman mengatakan, teknis pengumuman hasil UN SD sama dengan tingkat SMP dan SMA. Di Kota Jambi, tercatat 219 SD negeri dan swasta yang menggelar UN. Jumlah peserta 9.800 orang. n
DIPERKETAT: Polisi memeriksa setiap kendaraan yang masuk dari arah Kota Lubuk Linggau, Sumsel, menuju Sarolangun.
Baca Rata-rata hal 2
johan iswadi/jambi independent
TKI Dipancung di Arab Saudi
JPNN
TRAGIS: Evi Kurniati menunjukkan foto ibunya, Ruyati.
JAKARTA - Akhir hayat yang dialami oleh Ruyati binti Satubi (54) cukup tragis. TKI asal Bekasi yang bekerja di Arab Saudi itu, meregang nyawa di tangan algojo pemerintah setempat, Sabtu (18/6) lalu. Ruyati dijatuhi hukuman pancung setelah ia divonis bersalah membunuh Khairiya Hamid binti Mijlid, majikannya. Kasus pembunuhan yang akhir nya menjerat Ruyati sebagai tervonis itu dimulai pada 10 Januari 2010. n Baca TKI Dipancung hal 8
hukum
grafis: djatmiko/jambi independent
Di-Launching, Klub Istri Taat Suami 100 Persen
KPK Belum Mau Panggil Nazaruddin JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korup si (KPK) sepertinya sudah sangat kesulitan memanggil mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sebagai saksi kasus suap proyek Wisma Atlet Sea Games 2011 di Palembang. Hingga kemarin, lembaga antokorupsi itu belum juga berencana memanggil Nazaruddin untuk kali ketiga. ‘’Belum-belum, kami belum membahasnya,” kata Wakil Ketua KPK Haryono Umar kepada koran ini kemarin (19/6). Sejak mangkirnya Na zaruddin untuk yang kali kedua pada Kamis (16/6) lalu, pihaknya belum membahas kapan akan memanggil Nazaruddin untuk kali ketiga. n Baca KPK hal 2
Kurs Dollar Mata Uang Kurs Jual Kurs Beli SGD 6,967.37 6,892.35 USD 8,627.00 8,541.00 Sumber: Bank Indonesia
Di Ranjang seperti PSK, Harus Rela jika Suami Berpoligami Komunitas ini lebih dulu ada di Malaysia: Obedient Wives Club atau Klub Istri Taat Suami (KTS). Sabtu (18/6) lalu, klub tersebut di-launching secara resmi di salah satu restoran di Jakarta Selatan. Benarkah jumlah anggotanya sudah mencapai ratusan orang? Apa saja yang diajarkan kepada para anggotanya? AGUNG P.-DHIMAS G., Jakarta SABTU malam lalu, pu luhan anggota KTS memadati Restoran Sindang Reret, ka-
DHIMAS GINANJAR/JPNN
INGIN TOTAL: Para anggota Klub Istri Taat Suami di acara launching, Sabtu malam (18/6) lalu.
wasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Para istri itu hadir dengan pakaian dan make up maksimal. Kebanyakan me
ngenakan pakaian muslimah yang berwarna pink. Ada pula yang tampil dengan bedak kuning langsat.
Tempat duduk perempuan dan lelaki dipisahkan. Mereka tak boleh duduk berdampingan, kecuali suami istri.
Itulah suasana di acara laun ching KTS. Setiap meja rata-rata dikelilingi sepuluh kursi. Ada panggung kecil. Hiburan yang ditampilkan adalah lagu-lagu islami seperti musik nasyid. Salah seorang anggota KTS, Fatimah, menuturkan bergabung dengan KTS pada 1995. Sejatinya, dia sudah ikut komunitas Global Ikhwan (yang memelopori KTS) pada 1994. Namun, karena baru bersuami pada 1995, dia masuk klub pada tahun tersebut. Dulu, terang dia, KTS tidak seperti sekarang, yang sangat terbuka dengan anggota baru. “KTS adalah aktivitas di dalam Global Ikhwan. Sekarang ramai begini, karena kami ingin terbuka dan menerima anggota baru,” tutur dia. n Baca Di Ranjang hal 2