1
Kecamatan Semboro Impikan Pasar Buah
Pertanian Butuh Kreatifitas dan Inovasi
8 12
Agricultures Need Creativity and Innovation
Batik Jember Rambah Mencanegara
30 Pendidikan Kejuaruan Diprioritaskan
APK Meningkat Seiring Kesadaran Masyarakat
Jember Batik Surfing The World
Manisnya Bisnis Buah Naga Kuning
18 Handy Craft Gedebok, Kenapa Tidak?
34
36
Banana Midrib Handicraft, Why Not? Up Grade SDM, Pemkab Gandeng UT
22
44
Berita Utama
Bekerja dan Tuntutlah Ilmu Di Dubai
26 4
Porfil Camat Semboro
Hal...42
PKL Tertib, Kunci Keindahan Kota
Hal...45
EDITORIAL
Jember Lovely Destination Memang tidak mudah mewujudkan sebuah daerah seperti Kabupaten Jember sebagaimana yang diimpikan, baik masyarakat, budaya maupun aparatur pemerintahnya. Apalagi Kabupaten Jember merupakan daerah yang luas wilayahnya mencapai 2.948,87 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 2,8 juta jiwa. Komitmen menjadikan Jember sebagai daerah yang menyenangkan, tidak bisa dilepaskan dari 6 program prioritas sesuai Rencana Program Jangka Menengah Oleh : Sandi Suwardi H. (RPJM) Kabupaten Jember. Ke enam program prioritas Kabag Humas Pemkab Jember yang saling mendukung tersebut, meliputi bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur pedesaan, pertanian, penguatan kelembagaan desa dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu prasyarat untuk terwujudnya Jember yang sejahtera. Apalah artinya sebuah program, tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat, niscaya tidak akan berjalan dan tercapainya target seperti yang diharapkan. Sebagus apapun program yang disusun, jika masyarakat tidak memberikan dukungan dan ikut memberikan peran aktif, pastilah hanya akan bermuara pada tataran konsep. Karena itu dibutuhkan peran aktif masyarakat, agar keseluruhan program yang dibuat sesuai RPJM, bisa terwujud dan berjalan sesuai target yang dicanangkan. Upaya menguatkan sector-sektor riil masyarakat, terutama di bidang ekonomi, menjadi tanggung jawab pemerintah. Sehingga bidang pertanian, agrobisnis, perkebunan dan jasa merupakan pilihan yang menarik di Kabupaten Jember. Komitmen Bupati Jember untuk memberikan kemudahan layanan perijinan serta jaminan keamanan, merupakan bukti nyata terhadap support kemajuan Jember secara bersama-sama dengan segenap potensi yang ada guna terwujudnya kesejahteraan dan menjadikan Jember sebagai lovely destination. Ke depan, tidak elok lagi ada pengangguran, busung lapar atau anak putus sekolah. SUSUNAN REDAKSI Pelindung : BUPATI JEMBER, Penanggung Jawab : KABAG HUMAS PEMKAB JEMBER, Pemimpin Umum : KASUBAG KERJASAMA MEDIA HUMAS
PEMKAB JEMBER, Pimpinan Redaksi : INDRA G. MERTOWIJOYO, Redaktur Pelaksana : TAUFAN B., Redaktur Ahli : M. EKSAN, AGUNG PURWANTO, YUSUF ISKANDAR, EFENDY, Dewan Redaksi : ABDUL KADIR, ANAM MASJHOEDI, GANGSAR WIDODO, YUDI INDRAWAN, Tim Redaksi : WINARDYASTO, ANIK DWI MULYANI, FERA APRILIYANTI, Fotografi : TIM KREATIF HUMAS PEMKAB JEMBER, Alamat : JL. SUDARMAN 1 JEMBER, TELEPON : 0331-428824, website : http://jemberkab.go.id, Diterbitkan Oleh : HUMAS PEMKAB JEMBER.
5
VISION
Mengangkat Harkat Masyarakat dengan Entrepreneurship Raising the dignity of Society with Entrepreneurship
B
anyak sedikitnya jumlah pengusaha pada suatu daerah atau negara, akan banyak mempengaruhi tingkat kemajuan dari daerah atau bangsa itu sendiri. Kalau jumlah pengusahanya banyak, niscaya bangsa atau daerah tersebut akan maju, sebaliknya kalau pengusahanya hanya sedikit, maka sulit bangsa atau daerah itu akan mencapai kemajuan. Oleh karenanya, untuk meraih kemajuan bagi suatu bangsa atau daerah, hal pertama yang mesti dilakukan adalah bagaimana merubah ketergantungan masyarakat pada pemerintah dalam mencari penghasilan atau dengan kata lain menjadi pegawai negeri sipil. Masyarakat harus mulai berpikir, bagaimana menciptakan peluang kerja sendiri yang lebih menjanjikan penghasilan besar. Semangat dan jiwa entrepreneurship seperti ini harus tumbuh di kalangan masyarakat, karena itu sebagai salah satu syarat utama kemajuan dan kemakmuran suatu daerah atau bangsa. Sebab semakin tinggi prosentase masyarakatnya yang menjadi pengusaha, maka akan semakin maju dan makmur pula masyarakat di daerah tersebut. The number of entrepreneur in a region or country will determine that region or country’s advancement. The more number of entrepreneurs in that region or country the more the region or country will advance, otherwise, if that region or country has less number of entrepreneurs, it hard to make the region or country advance Therefore, to achieve progress for the nation or region, the first thing to do is change people’s dependence on the government to make a living or become civil servants. People must begin to think, how to create their own opportunities that promise huge incomes. Entrepreneurship spirit and soul of this kind should be grown in the people’s mind, because it became one of the main requirements of advancement and prosperity for a region or nation. Due to the higher percentage of people who become entrepreneurs, the more advanced and prosperous society in that area.
6
Dari beberapa fakta yang ada, apabila prosentase pengusaha dari suatu daerah atau negara sangat sedikit, maka sebagian besar dari masyarakat tersebut akan menjadi pekerja dan buruh dari para entrepreneur atau pengusaha asing yang menanamkan investasinya untuk mengeruk kekayaan suatu daerah atau negara. Itulah sebabnya, sampai saat ini, keadaaan dari mayoritas masyarakat dan bangsa Indonesia secara umum, masih belum beranjak dari keterpurukan dan menjadi bangsa atau masyarakat yang makmur dan sejahtera. Peran pengusaha dalam menentukan kemajuan suatu negara atau masyarakat ini telah banyak dibuktikan oleh beberapa negara maju, seperti Amerika, Jepang, termasuk Singapura dan Malaysia. Di Amerika sampai saat ini, jumlah penduduknya yang menjadi entrepreneur sudah lebih dari 12 persen, bahkan 1 dari 12 orang Amerika terlibat langsung dalam kegiatan entrepreneur. Berikutnya, di Jepang lebih dari 10 persen penduduknya sebagai wirausahawan serta Singapura dan Malaysia, pengusahanya masing-masing 7.2 persen dan 3 persen dari jumlah penduduk. Lalu bagaimana dengan Indonesia ? Ternyata jumlah pengusaha di negeri kita, hanya 0.18 persen atau kurang dari 1 persen dari jumlah penduduk saat ini. Harusnya, untuk menjadikan bangsa ini bangkit dari keterpurukan, dibutuhkan minimal jumlah pengusahanya, 2 persen dari jumlah penduduk. Karena itu, saya mengajak masyarakat di Kabupaten Jember, mulai saat ini berani merubah kecenderungan untuk tidak lagi bergantung pada pemerintah atau menjadi pegawai negeri sipil dalam mendapatkan penghasilan. Dunia usaha lebih menjanjikan, karena di dalamnya terbuka kesempatan untuk merubah keadaan menjadi lebih baik atau dengan kata lain bangkit dari keterpurukan dalam bidang ekonomi. Kita wajib menciptakan entrepreneur-entrepreneur sukses yang diharapkan mampu mengangkat harkat masyarakat dan bangsa ini. Karena semakin banyak prosentase pengusaha di daerah kita, tentunya akan semakin maju dan makmur pula masyarakat di daerah tercinta ini. Sebaliknya jika prosentase pengusahanya, baik yang berskala kecil, menengah dan besar semakin banyak, maka daerah dan masyarakat di daerah kita ini tentunya akan semakin makmur dan maju. Lahirnya entrepreneur-entrepreneur tersebut diharapkan mampu mengangkat masyarakat dari keterpurukan dan ketidakpastian. (*)
Looking from the facts around us, if the percentage of entrepreneur from a region or country is very low, most of these people will become employees and workers of the entrepreneur or foreign entrepreneur that invest to excavate the wealth of a region or country. That is why, until now, the state of the majority community and the people of Indonesia in general, still had not moved from adversity and had not become a wealthy and prosperous nation The role of entrepreneur in determining the advancement of a country or society has been proved by some advance countries, like America, Japan, including Singapore and Malaysia. Until today, in America, the numbers of people who become entrepreneurs are more than 12 percent, even one of 12 Americans is directly involved in entrepreneurial activities. Next, in Japan more than 10 percent of the population become entrepreneur, while in Singapore and Malaysia their entrepreneur respectively 7.2 per cent and 3 per cent from the population. What about Indonesia? Apparently the number of entrepreneurs in our country, only 0,18 per cent or less than 1 percent of the population today. To make this nation rises from adversity; it takes a minimum number of entrepreneurs, 2 percent of the population. Therefore, I urge people in Jember, begin to dare to change the current trend to no longer rely on government or civil servants to make a living. The business world is more promising, because it opens up the opportunity to change things for the better condition or in other words to rise from adversity in the economic field. We must create a successful entrepreneur, entrepreneurs who are expected to elevate the dignity of the people and nation. As more and more percentage of entrepreneurs in our region, would be more advanced and prosperous people in this our beloved region On the other hand, if the percentage of entrepreneurs, whether small, medium and large become increasing in number, the region and communities in our area will certainly be more prosperous and advanced. The birth of the entrepreneurs, is expected to be able to lift people from adversity and uncertainty
7
PROFIL KECAMATAN Kecamatan Semboro dengan Potensi Pertaniannya
Impikan Pasar Buah untuk Nilai Tambah Petani Dreams of a Fruit Market for The Additional Value of The Farmers
Oleh : Indra GM & Anik D.Mulyani
M
endengar nama Jeruk, ingatan kita tertuju pada salah satu nama daerah yang ada di Jember. Daerah di wilayah barat Kabupaten Jember yang dikenal sebagai penghasil gula itu, tidak lain adalah Kecamatan Semboro. Daerah ini tidak hanya dikenal sebagai penghasil gula (PG Semboro), tapi juga menjadi sentra dari beberapa jenis buah-buahan, seperti Salak, bahkan juga Blimbing dan Srikaya. Semboro adalah sebuah daerah kecamatan yang sebelumnya menjadi wilayah dari Kecamatan Tanggul. Daerah yang berjarak sekitar 35 km dari Kota Jember ini, memiliki luas wilayah tidak kurang dari 39,33 km 2. Kecamatan Semboro dengan 6 desa, antara lain, Semboro, Sidomekar, Rejoagung, Sidomulyo, Pondokjoyo, Pondokdalem, ini merupakan daerah pertanian yang dikenal dengan lahannya yang sangat subur. Ini dibuktikan, hampir semua jenis buah-buahan yang dibudidayakan berkembang dengan baik. Misalnya, buah naga kuning yang idealnya cocok untuk daerah ketinggian, 700 m dpl, ternyata bisa tumbuh bagus di daerah ini, bahkan menghasilkan buah yang cukup diminati supermarket. Daerah dengan jumlah penduduk 45.167 jiwa ini, sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sentra tanaman buah. Ini karena, masyarakat di daerah tersebut dikenal sebagai petani yang ulet dan sangat inovatif, sehingga ketika ada perkembangan teknologi baru dalam bidang pertanian dipastikan akan mudah diterima dan diterapkan.
8
When we hear the word orange, what slips in our mind is one of the name of an area in Jember. This place, which is located in the west side of Jember which is well-known as the producer of sugar is Sub District Semboro. This area is not only known as the producer of sugar (PG Semboro) but also becomes the centre of some fruits like Salak, Star fruit, and Sweetsop fruit. Semboro is a sub district which was an area of sub district Tanggul. This area is about 35 km from Jember and is not less than 39, 33 km2. Semboro which consists of 6 villages, that’s is to say Semboro, Sidomekar, Rejoagung, Sidomulyo, Pondokjoyo, Pondokdalem is an agriculture area which is well-known with its fertile field. This is shown by the existence of some various fruit which is well-cultivated. For example, yellow dragon fruit of which ideal place is a place with 700 m above the sea level can grow well in this place, it even grows fruit demanded by supermarkets. This area has 45.167 people and it is very potential to develop as the centre of fruit. This is because the society in this place is well-known for the tough and innovative farmers. Thus, when there is a new development of technology in agriculture, it is very certain that the development will be easily developed.
PROFIL KECAMATAN
Jeruk dengan Kekhasan Rasa
Oranges with unique flavor
Selama ini masyarakat mengenal Jeruk Semboro sebagai buah yang memikiki rasa cukup manis, tapi tidak pernah tahu kelebihan lain dibanding jeruk dari daerah lain, seperti Pontianak. Dari keterangan beberapa orang pedagang di Pasar Jeruk Tanggul, Jember, kelebihan yang dimiliki Jeruk Semboro dibanding dari daerah lain, yakni kandungan airnya. Dengan kandungan airnya yang cukup banyak, ternyata menjadikan Jeruk Semboro lebih disukai masyarakat. Mengkonsumsi jeruk dari Semboro, apalagi pada siang hari, akan terasa segarnya. Budidaya tanaman jeruk di Kecamatan Semboro yang dimulai sejak 1977 dan mengalami booming pada tahun 1993, karena hampir semua lahan pertanian ditanami jeruk, saat ini dalam setiap tahunnya menghasilkan 23.857 ton jeruk. Buah jeruk yang dihasilkan petani Semboro ini, dijual ke berbagai daerah, seperti Surabaya, Yogjakarta, Bandung, Jakarta, bahkan juga Bali. Yang menjadi persoalan bagi pemerintah setempat berkaitan dengan potensi buah jeruk yang banyak dihasilkan daerah ini, yakni belum tersedia pasar buah. Karena itu, Kecamatan Semboro berharap Pemkab Jember bisa memberi bantuan berdirinya Pasar Buah, khususnya Jeruk di daerah ini. Berdirinya pasar buah untuk Kecamatan Semboro ini, agaknya memang sangat dibutuhkan, mengingat daerah ini tidak hanya menghasil Jeruk, tapi beberapa jenis buah lainnya, seperti buah naga, salak, belimbing, serta srikaya, juga dihasilkan oleh daerah ini. Diharapkan dengan tersedianya pasar buah, petani tidak perlu pergi ke lain daerahya untuk menjual hasil pertaniannya, sehingga mengurangi ongkos transport.
So far, people know Semboro oranges as fruit which are sweet, but they do not know the strength of these oranges compared to the other oranges from the other areas, such as Pontianak. According to some sellers of Oranges in Tanggul, Jember, the strength of Semboro oranges is that they contains much water, and this makes Semboro oranges loved by the people. Consuming Semboro oranges, especially in the afternoon, will make people realize its freshness. Cultivation of oranges in Semboro was started in 1997, and became popular in 1993. Since most of all the fields in Semboro are grown with oranges, every year it produces 23.857 tons of oranges. These oranges are sold in some areas, like Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta and Bali. The problem of the local government related to these potential oranges is that there is no fruit market. Therefore, Semboro hopes Jember government give help to establish fruit market, especially oranges of this area. The establishment of fruit market for Semboro is very urgent, this is because this area is not only the producer of oranges but also the other fruit like dragon fruit, salak, star fruit and sweetsop fruit. It is hoped that with the establishment of fruit market, the farmers do not have to go to the other area to sell their crops, so it can save the budget of transportation.
9
PROFIL KECAMATAN
Pembangunan Lancar dan Rukun Dalam Beribadah Dalam hal pendidikan, meski daerah ini terbilang cukup jauh dari ibukota kabupaten, namun tingkat kesadaran masyarakatnya untuk menyekolahkan putera puterinya cukup tinggi. Di daerah ini, nyaris semua pemudanya lulusan sekolah menengah atas. Sedang dalam bidang kesehatan, dari data yang ada tercatat jumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) 1 buah, Balai Pengobatan, 1 buah, Polindes sebanyak 5 buah, Posyandu P/M sebanyak 41/22 dan Desa Siaga ada 6. Di kecamatan ini juga gencar dilakukan kegiatan Jumat Bersih 60 Menit untuk mencegah berkembangnya Demam Berdarah. Untuk ketersediaan sarana prasarana, khususnya infrastruktur jalan cukup mendapat perhatian dari pihak kecamatan. Ini dimaksudkan, untuk kelancaran arus transportasi demi mendorong aktivitas perekonomian masyarakat. Pembangunan jalan ini menggunakan dana dari Alokasi Dana Desa dan ADK serta dari SKPD dan bantuan PNPM-MP. Penyediaan sarana transportasi di kecamatan ini juga dilakukan dengan membangunan jembatan yang menghubungkan desa Sidomulyo dengan Pondokjoyo, yang selama ini terpisahkan oleh Sungai Tanggul. Mengenai tingkat kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak bumi dan bangunan, di Kecamatan Semboro terbilang cukup bagus. Ini terbukti, hingga akhir Pebruari, tingkat pelunasan PBB sudah mencapai 92.08% dari buku senilai Rp 434.969.296 (relisasi Rp 400.534.896). Pencapaian pelunasan PBB tersebut belum berhasil dicapai oleh seluruh desa. Dari enam desa yang ada di Kecamatan Semboro, masih ada satu desa, yakni Sidomulyo yang belum berhasil melunasi PBBnya.
10
Fast Development and Harmonious in Worship In the education sector, although this area is quite far from the town, but the awareness of the society to make their children attend school is quite high. In this area, almost all the teenagers graduated from Senior High School. On the other hand, from the available data, it is noted that there is one Society Health Center, one Medical Treatment Hall, 5 Village Health Centers, 41/22 Integrated Health Care Centers, and six programs called ‘Desa Siaga’. In this sub district, there is a cleaning activity held every friday called ‘Jumat Bersih’ with the duration of 60 minutes to prevent the development of dengue fever. Facilities, especially infrastructure like road, get much attention from the Sub district government. It aims to make the transportation flows well in order to support the economic activity of the society. The building of the road uses the budget from village fund allocation (Ind: Alokasi Dana Desa), village fund (Ind: ADK), The Association of Area Government (Ind: SKPD) and the help from Society Development National Program (Ind: PNPM-MP). The availability of transportation facility in this area is also done by building bridges which relate Sidomulyo and Pondokjoyo, which has been separated by Tanggul bridge. The awareness of the society in Semboro in fulfilling their duty to pay taxes of land and building is quite high. This is shown by the end of february, the level of the payment of the tax is 92.08% from Rp 434.969.929 (realization Rp 400.534.896). The achievement of land and building tax fulfilment is not successful in the whole village. From six villages in Semboro, there is still one village, Sidomulyo, which does not fulfill the tax.
PROFIL KECAMATAN
Sementara berkaitan dengan manfaat diberikannya ADD kepada desa, dari pengakuan tokoh dan pemerintah desa di Kecamatan Semboro, secara umum dirasakan oleh masyarakat sangat besar manfaatnya. Sekdes Sidomekar, Putut Subandono, mengaku, pengaruh ADD terhadap proses pembangunan yang dilaksanakan desanya, sangatlah besar. Masyarakat di desa ini, kata dia, bisa menikmati jalanan beraspal, bahkan gang-gang kecilpun banyak yang sudah menggunakan paving. Keadaan yang demikian jelas, sangat membantu masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya, terutama saat musim hujan, karena jalanan atau gang-gang kecil sudah tidak becek lagi. Satu hal lagi yang teramat menarik dari kecamatan ini, yakni soal kerukunan umat beragama. Semboro yang merupakan satu-satunya kecamatan di Kabupaten Jember, dengan satu desa yang lebih dari 90% penduduknya beragama nasrani, ternyata tidak pernah mengalami persoalan isu sara. Sebagaimana diakui Pendeta Agung Setyoadi, S.Th, tingkat kerukunan dan hubungan umat beragama di Desa Rejoagung meski mayoritas penduduknya beragam Nasrani, terjalin cukup baik. Terjalinnya hubungan baik antar pemeluk agama di desa ini, karena hampir setiap ada kegiatan, tidak peduli kegiatan keagamaan atau kenegaraan, selalu melibatkan tokoh lintas agama, sehingga dari ini terjalin komunikasi yang baik pula. Dalam hal partisipasi terhadap program pemerintah, diakui pendeta Agung, dilakukan melalui kegiatan ibadah Reboan. Lewat ibadah reboan ini, selalu disampaikan berbagai program pemerintah yang akan dilaksanakan. “Lewat kegiatan ibadah Reboan itu kita sosialisasikan berbagai program yang disampaikan dan akan dilaksanakan pemerintah desa,” ujar Pendeta Agung Setyoadi.
Related to the benefit of Village Fund given to the village, according to the prominent figure and government of the village in Semboro, most of the society feel the benefit. The Head of Sidomekar village, Putut Subandono, the influence of Village Fund towards the development in the village is very big. He said that the society in this village enjoy the paved road, even the small path has already used pavement. This condition helps the society to do their activities, especially in the rainy season, because the road in the small paths is no longer slippery. One more thing that is very interesting from this sub district is about the harmony of religion. Semboro is the only sub district in Jember, in which in one of the village, there are 90% of the people who are Christian, but in fact, there is no race and religion discrimination. Just like what Priest Agung Setyohadi, S.Th, the level of religion harmony in Rejoagung is high, although there are many people who are Christian. This good relationship is because in every event, no matter religion event or national event, there is always religion character from every religion, so that there is always good relationship between the people. Priest Agung confessed that the participation in the government program is done through ‘worship every wednesday’. Through this worship, there is a socialization of the programs of the government which are going to be held. “Through this kind of activity, we socialize many programs which are going to be held by the government of the village,” Priest Agung Setyoadi explained.
11
LAPORAN UTAMA
Pertanian Butuh Kreatifitas dan Inovasi Agricultures Need Creativity and Innovation Oleh : Taufan B. Jember Kita. Menjadi wilayah yang dikenal dengan potensi agronominya membuat Jember harus bergerak cepat dalam memanfaatkan, memproduksi dan memasarkan hasil panennya. Namun berbagai problem dari sector pertanian ini muncul untuk menghambat kemakmuran para petani di wilayah yang dijuluki kabupaten “tembakau” ini. Bupati Jember-pun bergegas cepat dengan menggelar dialog Rembug Kampung yang mengandeng para akademisi dari Universitas Jember (Unej) di Gedung Alumni Universitas Jember, Senin 11/ 3 lalu. Inisiatif itu jelas untuk membuka celah masalah pertanian agar kedepannya tidak menjadi beban pembangunan ekonomi kemasyarakatan. Dalam paparannya Bupati Jember, MZA. Djalal mengatakan, saat ini laju pertumbuhan sector pertanian di Jember sudah stabil, terbukti dengan deposit panen sebesar 500.000 ton (konsumsi pangan Jember, 300 ribu ton/ tahun) tahun ini. Tentu
saja angka ini harus bertahan dan kalau perlu kelebihan stok pangan tersebut dapat dijadikan pendapatan yang nantinya dibagikan pada masyarakat petani di seluruh Kabupaten Jember. Di depan para mahasiswa dan dosen, Bupati mengungkapkan, produktifitas pertanian seharusnya juga dibarengi dengan inovasiinovasi baru yang kreatif supaya masyarakat diluar Jember bisa memahami dan menikmati perbedaan dari produk-produk asal Jember. Dicontohkan, beras cerdas dari ubi kayu atau ketela yang diciptakan oleh dosen Unej tahun lalu, sudah mulai dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat diberbagai daerah. Utamanya bagi masyrakat daerah yang kondisi pangannya kurang. “Orang-orang tahu kalau ubi atau ketela itu makanan desa, tapi semua orang Indonesia juga tahu kalau beras cerdas itu berasal dari Jember”, Kata Bupati. Munculnya beras cerdas merupakan komponen penting bagi perubahan industry pangan khususnya di Jember. Tidak dipungkiri, saat ini bahwasannya masyarakat Jember juga mampu membuat kreatifitas dan berinovasi untuk menghasilkan produk unggul pertanian yang dapat bersaing dengan daerah lainnya. “Saat ini kreatifitas dan inovasi masyarakat Jember sudah dapat bersaing secara terbuka. Kemarin Industry pangan ada beras cerdas, sekarang dunia perikanan ada lele Kaka, dan besok siapa lagi yang menyusul”, pungkas MZA. Djalal sambil mengajak mahasiswa untuk berkarya.
Being a region known for its agronomy potential makes Jember must move quickly in exploiting, producing and marketing their harvest. However, problems appear to inhibit the welfare of farmers in the district dubbed as “tobacco district”. Regent jember quickly to hold a dialogue Rembug Kampung that invite academics from the University of Jember (Unej) in Jember University Alumni House, last Monday, 11 March 2012. This initiative clearly opening gap of agriculture issues in order not to create future society economic development burden. In his presentation, Regent of Jember, MZA. Djalal said the current rate of growth of agricultural sector in Jember is stable, as evidenced by the deposit of 500,000 tons of crops (food consumption of Jember is 300 thousand tons / year) this year. Of course, these figures have to be tenable and if necessary, the excess food stocks can provide revenue that will be distributed to farmers throughout Jember. In front of the students and lecturer, the Regents said, agricultural productivity should also be followed by the new creative innovations so that people outside Jember can acknowledge and having benefits from the difference of the products from Jember. For example, intelligent rice (Beras Cerdas) from cassava or sweet potatoes of which were created by faculty Unej last year, already known and consumed by people in various regions, mostly consumed by the society with scarce food condition. “People know that sweet potatoes or cassava are typical village meal, but everyone in Indonesia also knows that intelligent rice (Beras Cerdas) comes from Jember “, said the Regent. The emergence of intelligent rice is an important component for the food industry in particularly in Jember. No doubt that now the Jember people also able to make creativity and innovation in produce agricultural superior products that can compete with other regions. Currently, creativity and innovation of Jember’s society can already openly competitive. Yesterday Food Industry has smart rice, now the world’s fisheries have Kaka catfish, and tomorrow who else followed? “added the MZA. Djalal as he invites college students to present their creation.
12
13
14
BINA DESA
Oleh : Vera Aprilianti Jember Kita. Bagi masyarakat desa, beternak kambing adalah hal yang biasa. Ini terjadi karena beternak kambing umumnya dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Jumlah ternak yang dipelihara kadang juga sedikit, karena memang merupakan usaha sampingan yang diharapkan menjadi tabungan. Usaha penggemukan kambing seperti ini, sebenarnya sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi usaha yang menjanjikan nilai ekonomis. Namun selama ini, masyarakat petani belum terlalu banyak yang berminat menjadikan usaha penggemukan kambing ini sebagai usaha serius, kalaupun ada jumlahnya tidak terlalu banyak Seperti usaha penggemukan kambing jenis Etawah (PE) yang dikembangkan masyarakat di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember. Didukung lingkungan yang sehat dan ketersedian pakan ternak yang cukup melimpah, menjadikan daerah ini cocok untuk sentra pembibitan dan produktifitas kambing etawa.
For villagers, breeding goat is a common thing. This is because breeding goat is commonly done with a simple way. The number of the animals is also a small number because this is only a side job which is hoped to become savings. This fattening goat is actually very potential to develop to be an economical promising business. However, in the meantime, farmers do not take this business seriously. There are only some who are serious, yet it is only a small number. Like the fattening Etawa Goat which is developed by people in Sidomulyo village, Sub district Silo, Jember. This place is supported by healthy environment and the big amount of animal food, so that this place is very suitable for being the center or seedling and productivity of Etawa goats.
15
BINA DESA Etawa adalah jenis kambing perah yang merupakan hasil persilangan antara kambing dengan kambing Kacang. Kambing Etawah berasal dari India sedangkan kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia. Kambing perah lain yang sedang dikembangkan di Indonesia adalah kambing Saanen yang berasal dari Swiss. Dipilihnya Etawa oleh masyarakat Sidomulyo, dikarenakan kambing jenis ini lebih besar 2 hingga 3 kali dibading fisik kambing biasa maupun jenis domba. Sedangkan keberadaannya, jarang ditemui karena harganya juga lebih mahal. “Masyarakat Sidomulyo memilih beternak kambing etawa karena sudah tahu manfaatnya dan potensi ekonomisnya,” ungkap Kepala Desa Sidomulyo, Silo Jember, Marjono. Marjono menjelaskan, untuk usaha pengembangbiakan kambing etawa tidak seperti beternak kambing biasa. Agar daging dan susu yang dihasilkan bisa memberikan keuntungan, perawatannya harus maksimal, yakni dengan mandi air hangat tiap hari dan memberi tambahan makanan yang bernutrisi. “Kambing ini memiliki daging yang bagus untuk dikonsumsi dan kandungan susu yang baik untuk kesehatan. Untuk itu, perlu perlakuan yang ekstra juga, seperti memandikannya dengan air hangat setiap hari, supaya menghilangkan keringat dan memberi tambahan nutrisi ampas tahu atau yang lainnya. Ini penting, karena selain makanan ternak berupa dedaunan sengon, lamtoro atau keledri, nutrisi itu akan meningkatkan produktifitas susu”, katanya. Peluang usaha penggemukan dan pengadaan susu dari kambing Etawah ini, lanjut dia, masih cukup terbuka. Pasalnya, permintaan konsumen akan pasokan daging dan susu lambing Etawah menunjukkan kecenderungan terus naik. Karena itu produktifitas kambing etawa di Sidomulyo perlu dikembangkan lagi Saat ini, kambing yang diternak masyarakat di daerah tersebut hanya baru sekitar 50 hingga 70 ekor. “Satu ekor bibitan harganya berkisar Rp.800.000 sampai Rp.1.000.000, sedangkan untuk pejantannya, bisa mencapai Rp.4.000.000 hingga Rp.5.000.000,” ungkap Marjono Untuk rencana kedepan, Marjono berharap Sidomulyo bisa menjadi sentra ternak kambing etawa, sehingga mampu membawa nama Jember sebagai salah satu sentra kambing Etawah. Seperti yang terdapat di daerah Kali Gesing, Purworejo, Jawa Tengah, dan Senduro Lumajang. Ataupun pemberdayaan Kambing domba di Bogor.
16
Etawa is a kind of dairy goat which is the result of the cross bred of goat and Kacang goat. Etawah goat is from India, while Kacang Goat is originally from Indonesia. The other dairy goat which is developed in Indonesia is Saanen goat from Swiss. The choosing of etawa by Sidomulyo people is because this kind of goat is three or four times bigger than the other kind of sheep or goat. Meanwhile the existence is rarely seen because the price is more expensive. “The society in Sidomulyo prefer to breed etawa goat because they have known its advantage and economical price,” the Head of The Village of Sidomulyo, Marjono, stated. Marjono explains that the breeding of etawa goat is different from the breeding of the common goat. To have profitable meat and milk, the treatment must be maximal, that is to say bathing the goat with warm water every day and give the goat additional nutrient food. “This kind of goat has good-consume meat, and its milk quality is very good for health. Thus, it is very necessary to give extra treatment for the goat, like bathing it with warm water every day to lose its sweat and give additional nutrient, like tofu waste. This is very necessary because instead of food like Sengon leaves, Leucaena glauca (lamtoro), nutrient can increase the productivity of milk,” he said. The opportunity of fattening and milk producing from this kind of goat is still widely open, he added. The demand of meat and milk always increases. Therefore, the productivity of the etawa goat in Sidomulyo must be developed. At the moment, the goat bred by the people in Sidomulyo is only about 50-70 goats. “the price of one small goat is Rp 800.000 until Rp 1.000.000, and the price of one billy goat is Rp 4.000.000,00 until Rp 5.000.000,00,” Marjono explained. For the future plan, Marjono hopes Sidomulyo becomes the centre of Etawa goat breeding in order to be able to bring the name of Jember as one of the center of Etawa goat like what happens in Kali Gesing, Purworejo, Central Java, Senduro Lumajang and Sheep Breeding in Bogor.
BINA DESA Susunya-pun Menjanjikan Keuntungan Selain harga jual dan daging yang cukup menggiurkan, beternak kambing Etawa ternyata masih bisa memberikan keuntungan lain. Susu yang dihasilkan kambing ini, ternyata memiliki kandungan gizi dan protein yang konon dapat menyembuhkan sejumlah penyakit. Susunya bebas dari bakteri karena dapat diolah secara cepat dan tidak bercampur bahan kimia. Bila dikonsumsi secara teratur. Susu kambing etawa bisa menjaga stamina tubuh dan menyembuhkan sejumlah penyakit seperti DBD, darah tinggi asam urat hingga diabetes. “Setiap hari, peternak kambing etawa di Sidomulyo sangup memeras 1 hingga 3 liter per/kambingya. Akan tetapi itu tergantung perawatan kambing etawa, jika bagus, maka susu maka hasilya maksimal. Sebaliknya, jika kurang baik, maka susu yang didapat, hanya separuhnya”,
terang Marjono. Saat ini harga susu kambing etawa, menurut Marjono, bisa mencapai dua kal lipat harga susu sapi. Karena manfaat dan kandungan gizinya susu etawa dinilai lebih banyak. “Harga per/liternya, yang sudah melalui produksi pabrik dan dijual untuk masyarakat umum bisa mencapai Rp.30.000 - Rp.34.000. Ini beda jika dikonsumsi untuk masyarakat Sidomulyo sendiri, yakni perbungkusnya hanya Rp.20.000 - Rp.25.000”, pungkasnya. Saat ini permintaan pasar terhadap susu kambing etawa dari Sidomulyo masih berpeluang bagus. Perharinya peternak sanggup memproduksi 100 liter bahkan lebih. Seperti peternakan kambing etawa Asyifa milik Pak Didi yang harus memasok kebutuhan susu 100 liter ke berbagai pasar di Jember. Meski begitu, susu kambing etawa dari Pak Didi tetap dipasarkan dengan harga Rp. 35.000 perliternya. Seperti halnya Pak Didi, Dari hasil memeras susu di kandang kambing etawa setidaknya rata-rata para peternak di Sidomulyo bisa meraup rejeki jutaan rupiah. Tentunya Pak Didi dan para peternak berharap budidaya kambing etawa di Sidomulyo bisa menjadi komoditas baru Kabupaten Jember yang dapat dipasarkan di berbagai daerah bahkan diekspor ke luar negeri.
The Milk is also very promising Besides the sale price of the meat is very ravishing, breeding etawa can also give another benefit. The milk produced by this goat contains nutrient and protein that can cure some illness. The milk is free from bacteria because it can be processed appropriately without chemical component. If it is consumed regularly, it can keep stamina and cure some illness such as, dengue fever high blood pressure uric acid and diabetes. “Every day, the breeders of etawa goat in Sidomulyo can get milk about 1-3 liter/goat. However, it depends on the treatment, if the treatment is good, then the result of the milk will be maximal. On the other hand, if the treatment is not good, the milk got is only a half of that,” Marjono added. At present, the price of etawa milk is twice higher than the price of cow milk. This is because the advantage and the nutrient is higher. “ The price of the milk that has been processed in the factory and sold in the society per liter is about Rp 30.000 – Rp 34.000.000. For Sidomulyo society, the price is only Rp 20.000 – Rp 25.000,” he explained. At the moment, the demand of this kind of milk is very good. every day, the breeder can produce 100 liters or more. Like the etawa goat breeding ‘Asyifa’owned by Pak Didi that must fulfill the need of 100 liters of milk every day to some markets in Jember. Nevertheless, the etawa goat milk produced is sold Rp 35.000 per liter. Just like Pak Didi, the other breeder in Sidomulyo can reach millions rupiahs. Of course, Pak Didi and the other breeders hope the etawa goat breeding in Sidomulyo can be the new commodity of Jember that can be marketed in some areas and even exported to other countries.
17
Batik Jember Rambah Mencanegara Wisatawan Asing Pelajari Pembuatannya
Jember Batik Surfing The World Tourists Also Learning the Making Oleh : Winardyasto & Vera Aprilianti Jember Kita. Ketenaran batik Kecamatan Sumberjambe saat ini semakin moncer tidak hanya sekedar terlihat dari tingginya omzet penjualan, lebih dari itu batik produk Desa Sumberpakem tersebut ternyata banyak diminati oleh wisatawan asing. Bisa dipastikan dalam setiap bulannya ada saja rombongan wisatawan mancanegara datang ke desa tersebut untuk melihat dari dekat proses pembuatan batik kebanggaan masyarakat Jember itu. Mereka mengaku sangat kagum dengan keindahan motif batik Sumberjambe. Tidak hanya sekedar tembakau, tapi ada juga motif lainnya seperti cerutu, buah naga, bambu, kopi dan kakao.
18
The popularity of Sumber Jambe Sub district batik is raising right now, not only given by the height of the demands, but the batik product of Sumberpakem Village is highly wanted by the tourists from abroad. Every month, a group of tourists from abroad always stop by to watch the making process of Jember’s pride batik They admit that the beauty of Sumberjambe motif really amaze them. Not only tobacco, but other motif such as cigar, dragon fruit, bamboo, coffee and cocoa also fascinate them.
BINA DESA
Hal itu dibenarkan oleh Mawardi pemilik batik tulis dan cap Labako Desa Sumberpakem Kecamatan Sumberjambe. Ia membenarkan, batik miliknya saat ini sudah tembus pasar luar negeri seperti Amerika, Kanada, Belanda dan Australia. Bahkan ibu Sri Wahyuni Djalal sendiri begitu antusias untuk membantu memasarkan batik Sumberjambe. Apalagi saat ini di Kabupaten Jember sendiri masyarakatnya tengah dilanda “demam batik”, termasuk batik sudah merambah ke instansi baik pemerintah maupun swasta serta di lembaga pendidikan seperti sekolah SMP dan SMA . “Omzet batik Sumberjambe ini tiap bulannya mencapai 200 potong dengan harga bervariasi, hal ini tidak terlepas dari peran Bu Djalal untuk mengenalkan sekaligus mempromosikan batik khas Kabupaten Jember. Tidak hanya pembeli dari kota besar di Indonesia seperti Surabaya dan Jakarta datang ke Sumberjambe, tapi juga wisatawan asing dan mereka mengaku sudah lama mengenal keberadaan batik ini di negaranya melalui internet. Ketika datang ke Desa Sumberpakem Kecamatan Sumberjambe, wisatawan asing banyak bertanya perihal pembuatan batik sekaligus juga mempraktekannya langsung di lokasi,”ujar Mawardi. Bahkan kehadiran wisatawan asing ke tempat Mawardi tersebut tidak hanya cukup sekali, biasanya mereka datang kembali dengan mengajak kerabatnya untuk melampiaskan rasa penasarannya terhadap batik Sumberjambe tersebut sembari membeli kain maupun baju batik dalam jumlah tidak sedikit untuk dibawa ke negaranya sebagai souvenir. Dalam membuat motif batik miliknya tersebut merupakan hasil rekaan dirinya, pasalnya Mawardi sama sekali tidak mengenal internet dan hal itu bukan halangan bagi dirinya untuk berkreasi membuat motif batik dan produk unggulan dari Kabupaten Jember menjadi insipirasinya.
It’s confirmed by Mawardi an owner of Labako written batik and stamped batik of Sumberpakem Village in Sumberjambe Sub district. He admits that his batik products have already penetrated the international market such as USA, Canada, Dutch and Australia. Even Mrs Sri Wahyuni Djalal herself is very enthusiastic to promote the Sumberjambe batik. Moreover, by now people of Jember is infected by “batik fever”, and batik already spreading to government offices or private offices, also education and school such as Junior High and High School. “The monthly demand of Sumberjambe batik is about 200 pieces with variety prices, and this can be separated from the role of Mrs Djalal effort to introduce and promote distinguished Jember District Batik. Not only buyer from major cities of Indonesia such as Surabaya and Jakarta, but tourists from abroad already know the existence of this batik through the internet. When they came to Sumberpakem Village in Sumberjambe Subdistrict, they ask a lot about the making process of batik and practicing it in location”, said Mawardi On top of that, the visits of the tourists is not only once, they usually revisit and bring their relatives to fulfill the curiosity about the batik. While doing so, they also buy a lot of batik fabric and clothes for souvenir to be taken back home. In making his batik product, Mawardi relies on his imagination. He doesn’t familiar to the internet, but it’s not an obstacle for him to create motifs of batik and superior product of Jember District.
19
BINA DESA “Saya merupakan generasi ketiga penerus batik Sumberjambe ini dan mulai menggeluti batik ini sejak awal tahun 2000 lalu, jumlah karyawan disini lebih dari 30 orang dan bisa lebih bergantung orderan. Biasanya order meningkat menjelang pertengahan tahun seperti bulan Agustus, seiring dengan maraknya kegiatan Agustusan dimana batik ini juga kerapkali dibuat hadiah lomba. Apalagi saat digelarnya bulan berkunjung ke Jember (BBJ) atau ketika menjelang bulan ramadhan dan lebaran, sedikit banyak juga berpengaruh terhadap omzet penjualan dan hal itu membuat saya terpaksa harus menambah tenaga kerja,”pungkas Mawardi. Meski keuntungan dari hasil penjualan batik ini tidak terlampau
besar dikarenakan harga bahan dasar batik terus meningkat dan ketatnya persaingan, tapi batik khas Kabupaten Jember ini bisa bersaing dengan batik dari kota lain seperti Yogyakarta, Solo, maupun Pekalongan. Berbeda dengan Mawardi. Pengusaha batik lainnya, H Maskuri, mengaku proses pembuatan batik yang saat ini produksinya juga merambah negara lain, Malaysia, memanglah tidak mudah. Ada banyak tahapan yang harus dilakukan, pertama adalah pembatikan, proses pembatikan biasanya dilakukan dengan menggambar motif-motif yang diinginkan pada helai kain, setelah proses pembatikan/penggambaran selesai, barulah proses pewarnaan
“I was the third generation of batik Sumberjambe maker and started to involve in this business in early 2000. The number of employee in here is about 30 people, may varied depends on the demand. The demand is usually rise around August where the Independence Day events increase, because this batik is also become favorite souvenir for the event. Moreover when the Visit Jember Month (BBJ) is held, and also the celebrating of the end of fasting month for Muslim (Idul Fitri), the demand is culminating, it forced me to hire additional employee, “ said Mawardi. Because the expensive price of raw material to produce batik and the increasing of competition, the profit from batik is not enormous. Nevertheless, the Jember District Batik can compete with batik from other cities such as Yogyakarta, Solo, and even Pekalongan. Another batik worker, Maskuri, has another experience.
20
pertama pada batik dilakukan. Helai kain tersebut kemudian dicelupkan pada pewarna. Di tempat Haji Maskuri ini,bahan pewarnanya menggunakan indigusol. Setelah diberi pewarna, batik tersebut dicuci dengan mengguakan air aki, Air aki ini digunakan, agar obat pewarna indigusol tersebut dapat lepas dan menghasilkan warna-warna indah, yang telah ditentukan sebelumnya. Tak hanya sampai di situ, proses selanjutnya yakni pembatikan kedua, pembatikan kedua berfungsi agar batik yang dihasilkan semakin bagus, dan tidak mudah luntur, setelah itu pewarnaan kedua, dan proses selanjutnya adalah pelepasan malan, setelah selesai, barulah dilakukan proses penjemuran.
Right now his products already penetrate another country, Malaysia. The process of making batik is not easy indeed; there are many steps that must be done. The first process is to draw the desired motifs on a piece of cloth, after the process of batik / drawing is complete, then the first coloring process applied on batik. Piece of cloth is then dipped in dye. In Haji Maskuri’s product, they are using indigusol as the dye. After dipped in dye, batik is washed with sulfuric acid solution. The sulfuric acid solution is used, so that these indigusol dyes can be dissolved and produce beautiful colors, which had been predetermined. After that, the next process is the delineation of the second motif, the second process generated for the better result, and not easily fades, and then second dyeing and the next process is the release of wax, once completed, and then we do the drying process.
“Harganya sesuai dengan jenis kain dan kerumitan motifnya, serta bahannya”
Datangkan Bahan Dari Solo dan Jogja Proses penjemuran batik, bisa berlangsung hingga 3 sampai 4 hari, tergantng dengan cuaca dan bahan kain batiknya , sepeti yang sampaikan maskuri “proses penjemuran bermacam-macam, tergantung dengan cuaca dan bahan dasar kain, jika kain biasa, dan terik mataharinya panas, maka proses penjemuran bisa dalam hitungan jam, namun biasanya kalau bahan dasarnya dari bahan sutra itu proses penjemurannya bisa sampai 3 atau 4 hari”tuturnya. Setelah batik sudah memasuki tahap fiishing, barulah dikemas dalam wadah yang telah disediakan, sesuai dengan motifnya. Motif batik yang dihasilkan juga bermacam-macam, ada motif ukel-ukel,motif daun tembakau, motif air mata ibu, gaja uing, paying monokorobo, dan masih banyak lagi motif lainnya. Setelah batik-batik tersebut sudah selesai, kemudian dipasarkan ke berbagai daerah. Selain di wilayah Jember, pemasaran batik Sumber Pakem-Sumber Jambe ini juga sampai Jakarta, Cirebon bahkan ke negara tetangga, Malaysia. Harga yang ditawarkan pun juga bervariasi,mulai dari Rp.85.0000, Rp.100.000 hingga ada juga yang Rp.275.000, biasanya tergantung jenis kainnya, semakin bagus jenis kainnya, semakin mahal pula harganya. “Harganya sesuai dengan jenis kain dan kerumitan motifnya, serta bahannya”ujar Maskuri. Ia juga mengatakan bahwa semua bahan yang digunakan untuk produksi batiknya ini, didatangkan dari solo dan jogja, seperti bahan baku mori, prima, mistris,perimis, sutra,malan, pewarna naptol dan indigusol,semua didatangkan dari luar. Dalam satu minggu, Ia bersama 30 pengrajinnya, dapat menghasilkan 40 sampai 50 helai kain batik dalam seminggu, bahkan jika ada banyak pesanan, bisa menghasilkan 100 helai kain batik. Semua usaha akan berhasil, jika ditekuni dengan niat dan kesungguhan, seperti yang dilakukan oleh pak maskuri bersama para pengrajinnya, yang terus gigih mempertahankan usaha produksi batik, yang saat ini sudah dikenal hingga ke negara lain.
“The price is according to the type of fabric and the complexity of motifs, as well as the raw material”
Imported Materials From Solo and Jogja The batik drying process, can take up to 3 to 4 days, depending on the weather and batik fabrics. Maskuri said, “the drying process varies, depending on the weather and the raw material, if it’s the ordinary fabric, and sun is shining brightly, then the process drying can be a matter of hours, but usually if the basic material is silk, the drying process can be up to 3 or 4 days “he said. After batik has entered finishing stage, it’s packed in a container that has been provided, in accordance with the motifs. The resulting motif also varies; there is ukel ukel motif, tobacco leaf motif, mother’s tears motif, gaja uing, paying monokorobo, and many other motifs. Once that process is complete, it’s marketed through every area. In addition to Jember district, the sumber pakem-sumber Jambe batik market also extends to Jakarta, Cirebon and even to the neighboring country, Malaysia. The price offered was also varied, ranging from Rp.85.0000, Rp.100,000 to Rp.275.000, usually depending on the type of fabric, the better the type of fabric, the more expensive the price gets. “The price is according to the type of fabric and the complexity of motifs, as well as the raw material” Maskuri said. He also said that all the materials used for this batik production, imported from solo and jogja, such as raw materials mori (unbleached plain cloth), prima, mistris, perimis, silk, wax, naptol dyes and indigusol, all imported from other district. He along with his 30 craftsmen can produce 40 to 50 pieces of batik cloth in a week, even if there is a lot of demand, they can yield 100 pieces of batik cloth. All efforts will be successful, if conducted with the integrity and seriuousness, as practiced by Mr. maskuri with his craftsmen, who continues to maintain persistent efforts of batik production, which is now known to other countries.
21
Handy Craft Gedebok, Kenapa Tidak? Banana Midrib Handicraft, Why Not? Oleh : Winardyasto Jember Kita. Pelepah pisang atau dalam bahasa Jawa disebut gedebok ternyata mampu dikelola menjadi barang bermanfaat, lewat garapan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Asy Syifa Desa Cumedak Kecamatan Sumberjambe, gedebok itu bisa disulap menjadi kerajinan tangan seperti tempat tisu kubus, tempat tisu balok, tempat tisu lipat, tempat perhiasan, tempat aqua kotak, tempat kain batik, hantaran kemanten, pendil boneka, tempat botol minuman, dompet, tempat map dan Tas. Handy craft gedebok made in Kecamatan Sumberjambe ini sempat membuat bupati Jember MZA Djalal merasa tertarik saat membuka pameran produk unggulan Jember di TPK Perhutani Jubung Kecamatan Sukorambi, bahkan bupati optimis prospek kerajinan gedebok ini nantinya cukup cerah dan disukai oleh masyarakat.Apa yang dikemukakan oleh MZA Djalal tersebut bukan tanpa alasan, kerajinan gedebok itu sendiri desainnya cukup memikat dan pantas bila dijadikan cindera mata. “Hampir semua pekarangan penduduk khususnya di Desa Cumedak ini banyak dijumpai pohon pisang, karena itu setelah pembuatan kerajinan ini dikenalkan kepada masyarakat dan santri ternyata banyak sekali peminatnya dan diharapkan bisa menambah penghasilan”
22
“Almost every house yard in Cumedak Village can be found the banana tree, that’s why a lot of the people and students like it after they’re introduced to banana midrib handicraft. And it’s hoped they can gain extra income from it“ Banana midrib or the Javanese called “gedebok” actually can be turned into useful goods. With the effort from Center of Learning and Teaching (PKBM) Asy Syifa in Cumedak Village, Sumberjambe sub district, the banana midrib can be turned into handicrafts such as cube-shape tissue paper box, beam-shape tissue paper box, folding tissue box, jewelry box, mineral water box, batik fabric container, wedding prize , doll container, drinking bottle box, wallet, folder box and bag. Made in Sumberjambe Subdistrict midrib handicraft has attracted Jember Regent MZA Djalal when he opened the excellent product exhibition in TPK Perhutani Jubung Sukorambi Sub district. Even the Regent feel optimistic about the prospect of this banana midrib will be good and liked by the people. Not that without a strong reason, MZA Djalal said it because the design of this banana midrib is interesting and suitable enough to become a souvenir.
POTENSI Meski kegiatan PKBM tersebut baru dijalankan di PP Asy Syifa 3 bulan lalu dengan memberdayakan masyarakat dan santri, namun nampaknya hasil pelatihan menimba ilmu ke Bojonegoro itu tidaklah siasia. Keseriusan masyarakat dan santri untuk menggeluti bisnis dari gedebok ini patut di acungi jempol, dalam waktu sekejap mereka sudah bisa terampil membuat berbagai bentuk ornament kerajinan, jadi tak heran bila kini di PP Asy Syifa terlihat aktifitas tiada hari tanpa gedebok. “Pembuatan handy craft gedebok ini untuk mengisi waktu luang ibu-ibu dan santri, apalagi di Kecamatan Sumberjambe untuk mendapatkan gedebok ini tidak terlampau sulit.Hampir semua pekarangan penduduk khususnya di Desa Cumedak ini banyak dijumpai pohon pisang, karena itu setelah pembuatan kerajinan ini dikenalkan kepada masyarakat dan santri ternyata banyak sekali peminatnya dan diharapkan bisa menambah penghasilan,”tukas Kyai H.Nisful Lailah Pengasuh PP Asy Syifa. Meski kerajinan gedebok masih dianggap asing namun di hari pertama pameran produk unggulan Jember tersebut tidak pernah sepi dari pengunjung, bahkan mereka sempat heran melihat gedebok bisa dijadikan cindera mata bernilai seni tinggi. Keberadaan gedebok selama ini acapkali dianggap sebagai sampah dan tidak ada kegunaannya, namun melalui sentuhan PP Asy Syifa gedebok itu kini malah banyak dicari dan dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan masyarakat pedesaan.. Untuk membuat kerajinan tangan tersebut sedikitnya dibutuhkan 1 pick up gedebok dalam satu harinya dengan panjang gedebok itu berkisar 1,5 meter, sementara ini gedebok itu didatangkan dari luar Jember yakni Bojonegoro. Hal itu dibenarkan oleh Ustad Nur Hasan salah seorang pengajar di PP Asy Syifa di lokasi pameran produk unggulan Jember, dirinya berharap kerajinan ini bisa di pasarkan di luar Kabupaten Jember karena itu perlu adanya penjajakan. Sementara itu salah seorang santri PP Asy Syifa yang enggan menyebutkan namanya, menilai positif adanya. PKBM apalagi pembuatan kerajinan gedebok ini tidak terlampau rumit dan bahan dasarnya mudah didapat serta nantinya ketrampilan tersebut bisa dijadikan sebagai mata pencaharian ketika dirinya kelak selesai menamatkan pendidikannya di pondok pesantren.
Although the activity of PKBM only been conducted in PP Asy Syifa 3 months ago by empowering local people and students, but the seemingly the result of training that took place in Bojonegoro is not a waste at all. People and students seriousness to run the business of banana midrib handicraft can be given two thumbs up, in a relatively short period of time they can be skillfully made various type of handicraft ornaments, no wonder that right now there is no day without activity involving banana midrib “This banana midrib handicraft production is conducted to fill the free time of the students and housewives, especially in Sumberjambe Sub district is not hard to find the banana midrib. Almost every house yard in Cumedak Village can be found the banana tree, that’s why a lot of the people and students like it after they’re introduced to banana midrib handicraft. And it’s hoped they can gain extra income from it “ said Kyai H Nisful Lailah, the caretaker of PP Asy Syifa. Even though the banana midrib handicraft is still considered to be strange but in the first day of the Jember excellent product exhibition the visitors are never stop coming, even the wonder how could a banana midrib can be turned into highly state of the art handicraft. The existence of the banana midrib is mostly considered as thrash and has no benefit at all, but by the effort from PP Asy Syifa this banana midrib now become wanted and used to make income for the people from the village. The daily need to make the handicraft is 1 pick up of banana midrib, the length of the banana midrib is about 1,5 meter, temporarily the banana midrib is taken from outside of Jember, which is from Bojonegoro. That is confirmed by Ustad Nur Hasan one of the teacher in PP Asy Syifa in Jember excellent product exhibition venue, he hopes this handicraft can be marketed outside the Jember District that’s why a research is needed. Meanwhile, one of the student of PP Asy Sfifa that doesn’t want the identification published said it was a positive thing from PKBM, moreover the making of this banana midrib is not too complicated and the raw material is easy to find. Furthermore, all the skill they get can be used as occupation to earn living when he finished the study in the pondok pesantren.
23
24
25
BERITA UTAMA
Bekerja dan Tuntutlah Ilmu Meski Di Dubai Oleh : Indra G. Mertowijoyo dan Winardyasto Jember Kita. Jika selama ini orang lebih mengenal ungkapan tuntutlah ilmu meski ke negeri China, namun di Jember ada istilah lain untuk mengungkapkan tujuan yang nyaris sama, yakni bekerjalah dan tuntutlah ilmu meski ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Ungkapan ini muncul berkaitan dengan harapan Bupati Jember, MZA Djalal yang meminta 50 perawat agar benar-benar memanfaatkan kesempatan yang didapat untuk bekerja dan menimba ilmu di Dubai, UEA .
26
Sebuah kesempatan emas diperoleh 50 orang tenaga perawat dari Rumah Sakit Bina Sehat Jember. Mereka yang dinilai mumpuni dan meminuhi persyaratan yang ditetapkan, diberi kesempatan untuk menimba ilmu sekaligus bekerja di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Kepastian akan diberangkatkannya tenaga medis ke negeri di Timur Tengah ini, setelah pada tanggal 8 Maret lalu, Bupati Jember, MZA Djalal, berkesem patan mengunjungi rumah sakit
swasta di kawasan Jalan Jayanegara, Jember. Dalam kunjungan itu, Bupati Djalal, berkesempatan untuk melihat langsung, sekaligus mengamati kondisi rumah sakit, utamanya para perawat rumah yang akan dikirimkan ke Dubai, Uni Emirat Arab. Kunjungan Bupati Djalal yang didampingi Ny. Sri Wahyuni Djalal, serta beberapa kepala SKPD, melihat langsung kesiapan yang ditunjukkan oleh para perawat dan tenaga medis terdidik dalam menangani pasien melalui simulasi penanganan pasien Gawat Darurat. Tak hanya itu saja, Bupati Djalal juga disuguhi oleh pengetahuan para dokter kecil tentang pengetahuan anatomi tubuh manusia. Dalam kunjungan tersebut, selain melihat fasilitas-fasilitas baru kamar pasien, Bupati Jember, MZA Djalal, juga memberikan arahannya kepada 50 perawat yang akan di berangkatkan ke timur tengah.
BERITA UTAMA
Dari kunjungannya yang melihat secara langsung kondisi rumah sakit, Bupati Djalal mengaku bangga dan salut atas keahlian para perawat dan tenaga medis yang telah dididik secara professional oleh rumah sakit Bina Sehat. Dari pengamatan langsung yang dilakukan, Bupati Djalal kemudian berpesan, bahwa keberangkatan para perawat dan tenaga medis ke negeri orang (UEA), tidak hanya sekadar membawa Jember, namun lebih dari itu disertai misi khusus, yakni mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. “Tunjukkan, bahwa Jember bukanlah kabupaten biasa. Dan tunjukkan, bahwa Indonesia juga punya tenaga-tenaga medis dan perawat handal yang berasal dari kota Jember,” pinta Bupati Djalal. Lain dari, kepada para perawat dan tenaga medis, menyampaikan pesan khusus, agar keberangkatan ke Timur Tengah dimafaatkan dengan sungguh-sungguh untuk menimba ilmu, selain juga sebagai pengalaman kerja. “Saya selaku bupati bersama semua masyarakat Jember memberikan restu kepada seluruhnya yang akan berangkat. Timbahlah ilmu sebanyak-banyaknya, jika sudah cukup, kembali ke Jember, bangun Jember ini untuk kebaikan bersama,” harapnya.
“Tunjukkan, bahwa Jember bukanlah kabupaten biasa. Dan tunjukkan, bahwa Indonesia juga punya tenaga-tenaga medis dan perawat handal yang berasal dari kota Jember” memberangkatkan TKI perawat ke luar negeri. Selama ini kita hanya mengirim TKI sebagai pembantu rumah tangga, karena itu sudah saatnya TKI dari Jember lebih profesional dan memiliki keahlian dibidangnya,” ujar Bupati Djalal, ketika itu. Menurut bupati, TKI perawat merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan oleh lulusan akademi keperawatan, termasuk akademi kebidanan. Karena itu bupati menyatakan merasa perlu untuk melakukan lawatan ke Dubai guna menjajaki pengiriman TKI perawat dari Kabupaten Jember. “Mereka akan menerima gaji cukup besar yakni Rp.15 juta sebulan, karena itu saya berharap perawat bisa menguasai asing,”tandasnya.
PPNI Berikan Dukungan Keinginan Bupati MZA Djalal menyalurkan tenaga perawat ke luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) disambut baik oleh Persatuan Perawat Nasional (PPNI) Kabupaten Jember. Apalagi jumlah tenaga perawat dari tahun ke tahun terus bertambah seiring dengan banyaknya lembaga kependidikan keperawatan di Kabupaten Jember. Gagasan mengirimkan TKI perawat sendiri pernah dilontarkan oleh Bupati Djalal saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan Akademi Kebidanan (Akbid) Dr. Soebandi Jember. Bahkan gagasan itu juga pernah terungkap saat digelarnya acara Dialog Solutif di Kecamatan Arjasa. “Saya sebagai bupati Jember berkeinginan untuk
27
PARIWISATA
Jadi Trendsetter Tak Merasa Tersaingi Karnaval Lain Oleh : Winardyasto Jember Kita. Meski karnaval serupa Jember Fashion Carnival (JFC) kini banyak ditemui di berbagai kota di Indonesia seperti Solo Batik Carnival (SBC) di Solo ataupun Banyuwangi Etno Carnival (BEC) di Banyuwangi, namun JFC sedikitpun tidak pernah resah atau merasa tersaingi dengan hal itu. Justru sebaliknya karnaval di berbagai kota tersebut merupakan impian dari JFC yakni karyanya diakui oleh orang lain, artinya JFC merupakan trend center karena itu muncul gagasan untuk memunculkan karnaval di tempat lain. Suyanto sendiri wakil dari JFC justru tidak menganggap bentuk karnaval baru tersebut merupakan upaya untuk meredupkan pamor karnaval kebanggaan masyarakat Jember dan diakui oleh dunia internasional, bahkan pria asal Dusun Sidomulyo Desa Garahan Kecamatan
28
Silo tersebut yakin JFC tidak bakal kehilangan penonton, apalagi JFC punya keinginan menjadi yang terdepan, hal itu dibuktikan dengan penggalian ide dan kreatifitas dalam memunculkan tema sebelum dipertontonkan kepada masyarakat. Sehingga wajar bila kehadiran JFC tiap tahunnya selalu ditunggu. “Agar kemasan yang akan ditampilkan JFC itu selalu menarik setidaknya butuh daya kreatifitas yang tinggi, karena itu JFC selalu melakukan inovasi dengan memasukkan sesuatu yang baru. JFC merupakan inspirasi bagi pihak lain untuk menggelar karnaval semacam JFC, seharusnya mereka tidak hanya sekedar meniru JFC tapi juga bisa menjadi seorang kreator dengan mengangkat potensi daerahnya yang dituangkan dalam bentuk sebuah karnaval yang indah dan enak ditonton,�jelas Suyanto saat ditemui di ruang kerjanya.
PARIWISATA
Meski tahun 2012 ini JFC sudah memasuki tahun ke 11 namun ciri khas yang dipunyai tetap akan dipertahankan yakni di setiap tampil tidak ketinggalan juga mengangkat budaya daerah, karena itu secara pribadi Suyanto menampik tudingan masyarakat bila JFC cenderung lebih mengedepankan budaya asing. Meski kini bertebaran karnaval ala JFC di berbagai kota, namun tidak semua kota bisa mempertahankan agar karnaval bisa berlangsung setiap tahunnya seperti JFC, apalagi membludaknya penonton dari tahun ke tahun merupakan tantangan tersendiri.
“JFC sudah teruji dan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi penggemarnya, apalagi yang datang ke Jember juga ada tamu asing dan itu artinya nama JFC dipertaruhkan ketika tampil di depan umum.Jadi sebisa mungkin JFC harus tampil baik dan itu bukan hal yang muda, namun hal itu alhamdulilah bisa diatasi dan JFC setiap kali tampil selalu mendapat acungan jempol.Penonton datang ke alun-alun melihat JFC karena merasa yang paling layak untuk ditonton, karena itu tidak akan mematikan kreatifitas JFC meski di kota lain ada karnaval sejenis,�ujar Suyanto.
Dibalik kemegahan dan penampilannya yang spektakuler ternyata JFC tidak hanya menjadi sekedar tontonan yang menghibur dan mampu menghipnotis ribuan penonton, tapi lebih dari itu karnaval tersebut sekaligus bisa menjadi media pembelajaran. Apalagi JFC mengajarkan kepada anggotanya untuk kreatif.JFC sengaja ingin menjadikan mereka nantinya menjadi seorang kreator ulung dan hebat, hal itu tidak bisa dilakukan secara instant atau cepat namun butuh proses dan hal itulah yang ditanamkan JFC kepada personilnya
29
PENDIDIKAN
Pendidikan Kejuruan Mendapatkan Prioritas Oleh : Winardyasto Jember Kita. Proses pembelajaran melalui pendidikan kejuruan yang diharapkan mampu melahirkan kelulusan yang siap pakai, terus mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Jember. Ini karena, dari pengalaman yang terjadi, siswa yang lulus dari sekolah kejuruan, pada umumnya tidak terlalu mengandalkan pemerintah untuk mendapatkan kerja. Dengan bekal keterampilan yang sudah dimiliki, mereka selain mudah diterima di sebuah perusahaan, juga berkecenderungan membuka usaha sendiri dengan memanfaatkan keahlian yang dimiliki. Karena
30
itu, tak salah kalau Bupati Jember, MZA Djalal, kemudian memberikan perhatian lebih kepada berdirinya sekolah kejuruan ini. Dalam acara serap aspirasi lewat Dialog Solutif Bedah Potensi yang dilaksanakan di lapangan Kecamatan Arjasa (3/7), Bupati Jember, MZA Djalal, membahas berbagai hal soal pendidikan. Pemilihan tema pembangunan pendidikan, sebagaimana pada acara Dialog Solutif sebelumnya di SMPN 1 Jember, dirasa sangat penting, karena hal ini terkait dengan pembangunan indek manusia.
PENDIDIKAN
Karena itu, dalam dialog tersebut dibahas berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan, mulai dari SDN, SMP, SMA, MTs, MI, dan lembaga pendidikan lainnya. Acara yang juga dihadiri Kepala SKPD Pemkab Jember, Kapolres, Dandim 0824, Kejaksaan TP PKK Kabupaten Jember, serta pejabat dari Bank Jatim dan Bank Indonesia ini, diawali dengan penyerahan Coorporate Social Responbility (CSR) dari Bank Jatim berupa perbaikan rumah layak huni kepada 100 warga miskin. Mengawali sambutannya, Bupati Jember, MZA Djalal, menyampaikan, bahwa pembangunan pendidikan sangat penting untuk dilaksanakan. Baik berupa sarana prasarananya, pendidikan atau proses belajar mengajrnya sampai dengan sarana pendukung lainnya, seperti ketersediaan laboratorium bahasa, laboratorium informasi dan teknoligi (IT), maupun laboratotium IPS (Science). Bupati mengaku bangga, atas perkembangan pendidikan yang terjadi di Kabupaten Jember, yang ditandai semakin banyaknya bermunculan sekolah-sekolah swasta yang berbasis kejuruan. Terlebih lagi munculnya lembaga sekolah kejuruan ini, ditopang oleh pesantren-pesantren. Lebih dari itu, bupati menyampaikan rasa senangnya atas banyaknya perguruan tinggi, universitas serta sekolah-sekolah tinggi yang bermunculan. Menurut bupati, hal yang demikian ini akan semakin memperkaya potensi pendidikan di Kabupaten Jember, serta semakin menyadarkan seluruh masyarakat Jember akan pentingnya pendidikan bagi anakanaknya. “Kita tahu pendidikan merupakan tulang punggung bangsa ini. Arah tujuan sebuah bangsa, sangat ditentukan oleh para generasi muda yang cerdas
dan selalu berinovasi,” ungkapnya. Sementara atas munculnya keinginan masyarakat yang meminta agar sekolah menengah kejuruan (SMK), khususnya SMK Pertanian, diperbanyak, Bupati Djalal, dengan tegas bupati menginstruksikan Dinas Pendidikan melakukan koordinasi dengan SMKSMK yang ada, untuk membuat kejuruan pertanian. Sehingga dengan semakin banyaknya sekolah kejuruan pertanian, atau minimal departemen pertanian di sekolah kejuruan, kedepan para siswa pertanian di Kabupaten Jember bisa lebih berinovasi di sector pertanian. “Diknas agar meminta kepada SMK yang ada untuk membuat kejuruan pertanian, jangan buat baru prosesnya rumit. Manfaatkan yang ada,” tegasnya. Meski begitu, Bupati Djalal juga meminta agar seluruh perangkat pemerintah yang ada di bawah, tidak hanya tinggal diam. Mereka diminta mampu melakukan
“Kita tahu pendidikan merupakan tulang punggung bangsa ini. Arah tujuan sebuah bangsa, sangat ditentukan oleh para generasi muda yang cerdas dan selalu berinovasi”
pemberdayaan-pemberdayaan di masyarakat desa, di daerah pelosok sekalipun. Bahkan ditegaskan, bahwa anggaran desa yang telah diberikan kepada setiap desa, hendaknya juga dipakai untuk pemberdayaan, baik dalam bidang kontruksi, otomotif, bahkan kalau bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan di bidang pertanian. “Lakukan pemberdayaan, pendidikan tidak hanya dari bangku sekolah, namun juga bisa dari pelatihan-pelatihan. Mari kita bekerja keras, hanya untuk satu tujuan, yaitu masyarakat sejahtera,” pungkasnya.
31
PENDIDIKAN
APK Meningkat Seiring Kesadaran Masyarakat Oleh : Indra G.M, Anik D. Mulyani & Vera Aprilianti Jember Kita. Proses pembangunan bidang pendidikan yang tengah gencar dilaksanakan di Kabupaten Jember, mulai menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Ini ditandai dengan semakin banyaknya lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang, baik yang dikelola masyarakat atau pesantren maupun pemerintah. Berkembangnya lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Jember ini dirasa sangat penting dan membanggakan, mengingat keberadaannya mempunyai peranan yang penting untuk mendukung tumbuh kembangnya anak secara optimal untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Tercatat, angka partisipasi kasar (APK) TK meningkat dari 94,44% pada tahun 2010 menjadi 94,50% pada tahun 2011. Peningkatan APK ini dapat dilihat dari jumlah peserta didik TK negeri dan swasta tahun 2010 sebanyak 52.615 pada tahun 2011 menjadi 52.630 dengan jumlah lembaga TK negeri 7 lembaga dan lembaga swasta 365 lembaga. Sedangkan kelompok bermain (KB), TPA PAUD terintegrasi dengan Posyandu, PAUD terintegrasi dengan BKB, dan TPQ menjadi 793 lembaga. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 ada 583 lembaga. Sedang untuk jumlah tenaga pendidik PAUD tahun 2010, tercatat sebanyak 1800 orang dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 2.104 orang. Kondisi
32
membaik ini juga didukung dengan layanan kepada anak-anak yang belajar di lembaga PAUD. Bentuk layanan PAUD yang bermutu ini dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan menu generik pembelajaran lewat pengadaan alat belajar, alat bermain dan alat peraga edukatif (APE), yang pembiayaannya dilakukan melalui Dana Insentif Daerah (DID). Selain itu, secara bertahap juga telah dilaksanakan penyediaan gedung TK yang representatif dengan melaksanakan rehabilitasi gedung TK pada 20 lembaga. Hanya saja untuk cakupan pelayanan PAUD hingga tahun 2011, baru mencapai 44.49%, dengan disparitas dan kualitas yang bervariasi antar lembaga. Masih belum optimalnya pelaksanaan PAUD non formal dan informal ini karena peran orang tua serta masyarakat di beberapa kecamatan dalam program pengembangan PAUD, termasuk kurangnya pendidikan orang tua dalam hal pengasuhan anak (parenting education). Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi secara menyeluruh dan terus menerus ke masyarakat soal pentingnya PAUD bagi anak-anak masa usia emas (golden age). Sehingga dari hal ini diharapkan pemahaman masyarakat akan pentingnya PAUD semakin baik.
Sementara itu berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, untuk program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun terjadi peningkatan layanan. Baik layanan pendidikan dasar, bermutu, dan berkesetaraan melalui jalur formal maupun non formal dengan menarik semua anak usia sekolah selain juga siswa putus sekolah dan lulusan yang tidak melanjutkan pendidikannya.
Indikator keberhasilan dari peningkatan akses ini ditandai dengan terlampauinya APK SMP/ SMPLB/ MTs/ Paket B sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan, yaitu 99,76% pada tahun 2011. Kegiatan yang dilakukan untuk tercapainya APK ini yaitu dengan dilaksanakannya pembangunan RKB, didirikannya SD/SMP satu atap. Sampai dengan tahun 2011 tercatat ada 18 lembaga SD/SMP satu atap, penyelenggara sekolah inklusif kelas layanan khusus, rehabilitasi ruang kelas, dan penyediaan perpustakaan berikut buku referensi dan penunjang. Dalam hal pemberian layanan bermutu, hingga akhir tahun 2011 lembaga yang berkriteria RSBI tercatat, untuk SD satu lembaga (SDN Jember Lor 03), SMP 1 lembaga (SMPN 3 Jember). Sedang lembaga yang berkriteria SSN, untuk SD tercatat ada 33 lembaga dan SMP sebanyak 34 SSN. Sekolah penyelenggara inklusif ada 62 lembaga tersebar di 31 kecamatan. Kapasitas profesi pendidik juga ditingkatkan melalui diklat, bimtek, pengembangan KKG, MGMP, K3S, MK2S dan MKPS. Peningkatan kapasitas profesi pendidik ini dilakukan melalui program BERMUTU (Better Education Reformand Management Universal of Teacher Upgrading) dan Mandiri.
33
PENDIDIKAN
Lain dari pada itu, untuk pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Jember, pada tahun 2011 lalu, telah dilakukan upaya peningkatan ketersediaan layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan, dan berkesetaraan. Target APK pendidikan menengah yang telah dicapai yakni 60,01%. Upaya peningkatan siswa SMK dilakukan melalui penambahan kompetensi keahlian disesuaikan dengan dunia kerja dan USB SMK Swasta untuk sekolah-sekolah di pondok pesantren. Kecenderungan terjadinya peningkatan juga terjadi pada kelulusan siswa untuk tingkat SMP/MTs. Dibanding tahun 2010, siswa lulusan SMP/MTs yang melanjutkan ke jenjang pendidikan SMK meningkat menjadi 30.338 siswa. Program peningkatan kualitas kelulusan di kalangan siswa ini juga didorong dengan dilaksanakannya kegiatan pembinaan dan fasilitasi untuk mempersiapkan siswa berpresrtasi istimewa mengikuti kompetensi di tingkatg propinsi, nasional dan internasional. Pada tahun 2011, terdapat 1 lembaga SMK yang berkriteria RSBI, yakni SMKN 1 Jember.
34
PENDIDIKAN
Sedang yang berkriteria RSBI invest ( Indonesia Vocation Education Straghing) tercatat 1 lembaga, yaitu SMKN 1 Sukorambi, di bawah pembinaan Bank Dunia. Selain itu, semua SMK secara berkelanjutan membangunan kerjasama dengan DUDI melalui MoU. Untuk lembaga pendidikan menengah atas yang berkriteria RSBI, tercatat sebanyak 3 lembaga, antara lain SMAN 1 Jember dan SMAN 2 Jember. Satu lagi lembaga pendidikan menengah atas yang mendapat predikat RSBI adalah SMAN 5 Jember, yakni dengan kriteria Sekolah Adiwiyata. Sementara untuk layanan pendidikan kepada masyarakat tidak sekolah dan belum pernah sekolah atau buta aksara serta putus sekolah maupun masyarakat yang mengalami hambatan lain untuk mengikuti proses pendidikan di bangku sekolah, di Jember berdirinya cukup banyak lembaga pendidikan non formal. Penekanan pembelajaran yang diberikan oleh lembaga pendidikan non formal ini, yaitu penguasaan pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup (life skill) serta pengembangan sikap dan kepribadian sosial. Sumber : Dispendik Pemkab Jember
35
Oleh : Anik D. Mulyani
B
uahnya tidak terlalu besar, dan dipenuhi duri. Tetapi rasa manisnya bisa mengalahkan varietas yang lain. Itulah buah naga kuning yang popularitasnya mampu mengalahkan jenis-jenis terdahulu. Hylocereus undatus berhasil menjadi salah satu tanaman favorit petani sejak tahun 2000 di Jawa Timur. Di Kabupaten Jember sendiri, buah naga dengan berbagai jenis lazimnya dikembangkan di daerah Rembangan yang merupakan dataran tinggi. Namun ternyata buah naga juga bisa tumbuh baik di dataran rendah. Salah satu petani yang berhasil mengembangkan buah naga kuning di dataran rendah adalah Asrofatul Uswatun. Melalui keuletannya, ia berhasil membudidayakan buah naga kuning di kebunnya, di Desa Sidomulyo Kecamatan Semboro. Empat tahun lalu Asrofatul memulai membudidayakan buah ajaib yang berasal dari dataran tinggi Meksiko ini. Saat itu ia hanya mencoba sekitar 50 tiang. Ia mengaku perawatan naga kuning harus lebih intensif dibandingkan dengan jenis buah naga yang lain. Namun berkat ketekunannya saat ini ia sudah membudidayakan 200 tiang buah naga. Selain rasa manis yang mencapai 18-20 briks, pemilik kebun pembibitan Mitra Tani Unggul ini mengatakan buah naga kuning dapat berbuah sepanjang tahun, dengan musim
36
AGROBISNIS Srikaya Jumbo Menyusul Popularitas buah naga kuning saat ini akan segera diikuti oleh srikaya jumbo. Demikian Asrofatul membaca perkembangan hortikultura dalam beberapa waktu mendatang. Tak mengherankan, saat ini srikaya jumbo memang mulai dilirik oleh kolektor tanaman maupun petani yang ingin mengembangkan jenis buah ini dalam skala besar. Bermula dari penelitian buah di Australia, srikaya jumbo mampu mencapai berat fantastis yaitu 3,5 ons per buah. Di Taiwan sebagai salah satu negara pengembang srikaya jumbo, beratnya dapay mencapai 1,5 kg. Srikaya jumbo impor banyak ditemui di supermarket-supermarket Indonesia. Pengimpor mendatangkan langsung dari Taiwan yang memang memiliki wilayah pengembangan srikaya jumbo dalam skala besar. Asrofatul melihat pengembangan budidaya srikaya jumbo di Indonesia masih terbuka luas. “Saat ini yang memiliki srikaya jumbo rata-rata masih penghobi. Pengembang masih belum banyak yang punya, sehingga peluang pasar masih cukup lebar,” paparnya. Pengembangan srikaya jumbo juga dilakukan di Kecamatan Semboro. Ali Wardana selaku pengembang dengan pemasaran dibantu oleh Asrofatul Uswatun. Setelah berumur 2 tahun, srikaya panen antara Bulan Desember hingga Juli. Bahkan jika jumbo hampir menyamai berat srikaya asal Taiwan. dirawat dengan benar dan pemupukan yang baik, Selain pengembangan, pasar srikaya jumbo maka buah naga mampu berbuah hingga masih sangat luas. Permintaan srikaya bulan September. Ia tidak pernah berhenti jumbo juga masih tinggi. Per kilogram “Dalam waktu dekat memanen buah naganya karena jenis ini srikaya jumbo dengan grade A kami sudah mulai selalu berbuah dan masak satu minggu sekali. dibandrol dengan harga Rp 90 ribu, masuk ke supermar“Saat tidak musim buah naga lain, saya sedangkan untuk grade B sebesar Rp ket di Jember” tetap bisa panen naga kuning,” ujarnya 65 ribu. sambil tertawa. “Bali memiliki permintaan yang cukup besar, Per minggu, ia mampu memanen hasil sebanyak karena turis asing suka sekali membeli srikaya jumbo 25 hingga 50 kilogram. Untuk setiap kilogram naga dan buah naga kuning yang sama-sama memiliki kuning, ia membandrol harga 100 ribu rupiah. Ia antioksidan tinggi,” jelasnya. menilai harga tersebut benar-benar pantas untuk buah yang bercita rasa tinggi dan istimewa. Saat ini ia hanya memasarkan naga kuning miliknya ke salah satu supermarket di Surabaya. “Dalam waktu dekat kami sudah mulai masuk ke supermarket di Jember,” terangnya. Tak hanya membudidayakan buah, Asrofatul pun membuat usaha pembibitan buah naga kuning yang banyak diminati pasar luar daerah. Mayoritas pelanggan adalah petani, pebisnis agrowisata, bahkan penghobi yang tersebar di seluruh Indonesia. “Terbanyak pembeli dari Pontianak. Dari Taman Buah Mekarsari, Bogor juga ambil bibit dari sini,” paparnya. Saat ini Asrofatul tengah tertantang untuk menangkarkan beberapa jenis tanaman baru, seperti buah naga oranye, buah naga hitam, buah naga red super sweet, serta srikaya jumbo. Ia melihat jenis-jenis tersebut akan menjadi primadona selanjutnya bagi dunia hortikultura.
37
PERTANIAN
Holtikultura Menjanjikan Keuntungan Oleh : Anik D. Mulyani
“Ketersediaan pupuk organik dan non organik di Kecamatan Arjasa saat ini tersedia dalam jumlah mencukupi, hal ini sangat mendukung pertumbuhan tanaman holtikultura meliputi sayur mayur seperti kacang panjang, lombok maupun tomat serta buah-buahan”
38
Jember Kita. Desa Candijati Kecamatan Arjasa kedepan punya peluang sebagai sentra pengembangan produk hortikulura di wilayah Jember bagian utara, mengingat masyarakatnya yang sebagian besar adalah petani selama ini juga tetap mengupayakan tanam tanaman pangan seperti padi maupun jagung selain holtikultura. Jumantoro Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Jember sendiri menilai pengembangan produk holtikultura tersebut merupakan wujud inovasi dari petani, disamping memang kondisi tanah di desa tersebut sangat cocok untuk ditanami tanaman holtikultura. “Saya merasakan petani sekarang ini semakin cerdas terbukti dengan dipilihnya tanaman holtikultura sebagai alternatif tanaman pangan, kondisi ini tentunya akan mengubah wajah Desa Candijati sebagai sentra tanaman holtikultura di Kabupaten Jember. Ketersediaan pupuk organik dan non organik di Kecamatan Arjasa saat ini tersedia dalam jumlah mencukupi, hal
ini sangat mendukung pertumbuhan tanaman holtikultura meliputi sayur mayur seperti kacang panjang, lombok maupun tomat serta buah-buahan,” jelas Jumantoro. Saat ini di desa tersebut tidak kurang dari 15 hektar telah ditanami holtikultura oleh petani setempat. Itu artinya tanaman holtikultura mulai dilirik sebagai tanaman alternatif yang mampu mendatangkan keuntungan. Dengan demikian petani secara turun temurun tidak harus menanam padi, lebih dari kini itu petani sudah mulai jeli melirik peluang pasar. Namun demikian pertanian holtikultura ini tidak bisa sukses tanpa dukungan dari pemerintah, harapannya paling tidak hal ini dapat mendongkrak kesejahteraan petani. “Dengan membanjirnya produk holtikultura di Kabupaten Jember ini setidaknya kita tidak perlu menggantungkan dari kabupaten lain, paling tidak holtikutura ini bisa menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Di Desa Candijati Kecamatan Arjasa ini banyak pengepul sehingga
PERTANIAN
memudahkan petani untuk memasarkan produk holtikulturanya, hal ini tentu sangat menguntungkan bagi petani karena tidak harus memasarkan sendiri produk pertaniannya karena oleh pengepul langsung dikirim ke kota lain termasuk ke luar pulau sekalipun,� tukas Jumantoro. Saat ini di Desa Candi Kecamatan Arjasa boleh dibilang sukses mengelola tanaman holtikultura, Jumantoro mencontohkan di saat musim lombok hasilnya pun cukup lumayan yakni mencapai 1 ton per minggu. Belum lagi untuk tanaman buah-buahan di mana sebelumnya buah naga hanya dapat ditemui di Desa Kemuning Kecamatan Arjasa, namun saat ini buah tersebut juga mampu tumbuh subur di Desa Candijati. Hal yang sama juga terlihat untuk jenis tanaman papaya atau kates yang banyak mengandung vitamin A, dimana budidaya tanaman tersebut cukup berhasil hal ini berkat pengelolaan dan pemupukan yang baik. Membaiknya sekor pertanian di Kabupaten Jember dinilai oleh
Jumantoro sebagai peluang untuk didirikannya pasar agrobis seperti Puspa Agro di Sidoarjo, meski dalam tahap awal pasar tersebut tidak harus sebesar Puspa Agro. Dengan keberadaan pasar agrobis tersebut setidaknya mampu menampung hasil pertanian di Kabupaten Jember dan merupakan satu-satunya pasar agrobis di kawasan timur Jawa Timur, hal ini nantinya membuat Kabupaten Jember sebagai jujugan pembeli dari luar kota yang membutuhkan produk pertanian. Jumantoro juga menambahkan, gagasan pendirian pasar agrobis di Kabupaten Jember ini setidaknya juga harus mendapat dukungan dari bupati sebagai kepala daerah dan wakil rakyat yang berpihak kepada kepentingan petani, apalagi Jumantoro beranggapan sudah waktunya Kabupaten Jember mempunyai pasar agrobis dan hal itu sangat dibutuhkan oleh petani yang selama ini terkendala oleh pemasaran, seban pendirian tersebut pasar tersebut untuk memakmuran masyarakat Jember khususnya petani.
39
OPINI
Desa Garda Terdepan Perangi Kemiskinan Oleh : Indra G. Mertowijoyo Salah satu penyebab munculnya kemiskian, adalah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Ini utamanya banyak terjadi di kawasan perdesaan, yang masyarakatnya masih memiliki anggapan bersekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi, tidak akan banyak memberikan manfaat. Toh, hampir semua jabatan sudah ada orangnya, misalnya bupati sudah ada orangnya, camat juga ada orangnya dan sebagainya.
U
mumnya, mereka yang beranggapan seperti itu berasal dari kalangan masyarakat desa yang kebanyakan berada di bawah garus kemiskinan. Karena itu, melalui bantuan Alokasi Dana Desa (ADD), diharapkan Pemerintah Desa bisa merubah kehidupan masyarakat lebih sejahtera lagi, sehingga tidak lagi berpikir, bagaimana cara mencari rejeki untuk menyambung hidup. Penguatan pemerintahan desa sebagai salah satu program Pemerintah Kabupaten Jember saat ini diaplikasikan lewat dikucurkannya anggaran sebesar Rp 500 juta untuk masing-masing desa di Kabupaten Jember melalui APBD sebagai Alokasi Dana Desa (ADD). Dua program yang dicanangkan Bupati Djalal, guna mendukung 4 program prioritas yang sudah dilaksanakan sebelumnya, yaitu pemberdayaan masyarakat dan penguatan pemerintahan desa. Program yang dikenal dengan 4+1, yang akan dijadikan sebagai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) itu, diharapkan akan mampu menjawab persoalanpersoalan yang ada dan dihadapi masyarakat desa. Ada 3 komponen yang tidak boleh ditinggalkan oleh Desa, diantaranya program ADD sendiri, penghasilan tetap (PT) desa, dan bantuan keuangan khusus (BKK) bagi desa. ADD sebagai komponen pertama bertujuan untuk mendukung kegiatan program-program desa, terutama operasional pemerintahan desa, yang besarannya mencapai 30 %,. Sedang selebihnya, yang 70 %, digunakan untuk program pembangunan infrastruktur. Untuk pembangunan infrastruktur sendiri, sesuai Instruksi Bupati Jember, harus bersifat bottom up,
40
artinya semua program pembangunan bersumber dari masyarakat sendiri dan dilaksanakan oleh masyarakat, termasuk pengawasannya. Karena itu, desa perlu melakukan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes), yang kemudian hasilnya dituangkan dalam APBDes. Sedang komponen kedua, desa harus memiliki Pengahsilan Tetap (PT), yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan para perangkat desa, mulai dari kades, perangkat desa sampai BPD. Untuk komponen ketiga, Bantuan Keuangan Khusus, sesuai dengan harapan Bupati Jember, MZA Djalal, agar digunakan untuk pembangunan. Karena itu, diharap setiap desa mampu melakukan kebijakan dari atas ke bawah (top down policy) dan tidak boleh digunakan pada yang lain, misalnya untuk memperlancar kegiatan RT/RW. Larangan pemanfatan bantuan keuangan khusus untuk keperluan lain ini dimaksudkan, agar kebutuhan masyarakat bisa dipenuhi secara tepat dan cepat. Para kades juga diharapkan dapat melakukan penanganan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan sumber daya manusia (SDM) di perdesaan. Desa bisa memperkenalkan masyarakat pada bentuk-bentuk pekerjaan infrastruktur, yang didalamnya menyangkut hal-hal teknis, misalnya pembangunan jalan, pembangunan saluran air, dan sebagainya. Apabila itu bisa dilaksanakan dengan baik dan tidak menyimpang dari aturan yang ada, maka bisa dipastikan, kesejahteraan seluruh masyarakat Jember sebagaimana dicanangkan Bupati Jember melalui ADD, akan mudah dicapai. Program bantuan untuk desa melalui Alokasi Dana Desa (ADD) yang masing-masing desa di Jember mendapatkan Rp 500 juta, selama ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa sendiri. Karena melalui bantuan ini, pemerintah desa paling bisa memanfaatkannya untuk pembangunan pavingisasi dan pembangunan kantor desa serta pengaspalan jalan.
Dengan semakin membaiknya sarana transportasi yang ada di perdesaan, setidaknya arus aktivitas perekonomian rakyat akan lebih lancar. Masyarakat desa yang umumnya bermata pencaharian sebagai petani, bisa mengoptimalkan usaha taninya, tanpa harus dihadapkan pada sulitnya mengirimn atau menjual produk pertaniannya ke daerah lain, sebagai akibat kondisi jalan yang tidak memadai. Dampak positif lain yang ditimbulkan dari pemanfaatan ADD untuk perbaikan jalan, masyarakat desa akan lebih mudah berinteraksi dengan masyarakat di lain desa dalam rangka menjalin kemitraan di berbagai bidang. Dan apabila ini bisa terlaksana sesuai harapan, maka sangat dimungkinkan, ke depan akan terjadi penurunan angka kemiskinan secara drastic.
Mendorong Perekonomian Perdesaan Selama ini, kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah Indonesia. Kemiskinan telah menjadikan jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang layak dan berkualitas. Akibat kemiskinan pula, masyarakat kesulitan membiayai kesehatan dan mereka juga memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas. Problem kemiskinan yang umumnya banyak ditemui di perdesan telah menjadikan arus urbanisasi ke kota semakin tinggi. Mereka mencoba mengadu nasib, hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan berbondong-bondong ke kota yang dianggapnya banyak menyediakan lapangan pekerjaan. Kemiskinan menjadi alasan yang sempurna
rendahnya Human Development Index (HDI). Berdasarkan Human Development Report 2004 yang menggunakan data tahun 2002, angka Human Development Index (HDI) Indonesia adalah 0,692. Karena itu melalui ADD, diharapkan pemerintah desa bisa berbuat banyak untuk memacu pertumbuhan usaha di kalangan masyarakat. Sebab dengan semakin berkembangnya sector usaha, meski hanya sebatas usaha kecil atau home industry, masyarakat yang ada di sekitar tempat dibukanya usaha, akan ikut merasakan hasilnya. Contoh, usaha Sangkar Burung yang ada di Desa Sukowono, ternyata mampu memberikan penghasilan kepada beberapa keluarga. Model usaha Sangkar Burung yang membagi-bagikan pengerjaan sangkar kepada masyarakat di daerah itu, terbukti sangat membantu dalam hal pendapatan. Oleh sebab itu, pemanfaatan ADD harus benarbenar tepat sasaran, karena ini sangat ampuh untuk menahan laju urbanisasi dan dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahterannya. Meski tidak diberi bantuan langsung, namun kalau ADD yang dikucurkan dimanfaatkan dengan baik, maka masyarakat akan dapat mengembangkan dirinya untuk lebih maju. ADD mampu mendorong roda perekonomian masyarakat desa. Karena dengan semakin membaiknya infrastruktur desa, khususnya sarana jalan, masyarakat di perdesaan akan dengan sendirinya lebih mudah mengakses berbagai hal yang ada di lain daerah. Ini yang kemudian bisa membawa dampak munculnya semangat di kalangan masyarakat perdesaan untuk melakukan hal yang sama seperti masyarakat di daerah lain. (*)
41
PROFIL
Sutrisno, Camat Semboro
Demi Waktu, Tak Ingin Siasiakan Dengan Percuma Oleh : Indra G. Mertowijoyo & Anik D. Mulyani Jember Kita. Menjadi seorang pemimpin masyarakat, tidaklah mudah, sebab jika tidak mampu membawa diri dan memahami karakteristik dari masyarakat yang dipimpinnya, bisa-bisa akan dihujat dan ditolak keberadaannya. Karena itu dibutuhkan sebuah pengetahuan tentang kemasyarakatan, selain juga memiliki sifat ngemong layaknya seorang bapak kepada anak-anaknya. Adalah Sutrisno. Meski tergolong baru mengemban amanah sebagai camat di Kecamatan Semboro, namun kehadirannya cukup mendapat simpati dari masyarakat setempat. Ini dibuktikan dari beberapa acara pertemuan yang didatangi, Sutrisno disambut dengan baik oleh masyarakat. Kehadiran Sutrisno di kecamatan penghasil komoditi pertanian unggulan ini, ternyata cukup membuat senang masyarakat setempat. Ini karena, Sutrisno dikenal sebagai sosok pemimpin yang mau mengerti kemauan masyarakatnya. Ini dibuktikan, hampir setiap hari, Sutrisno berusaha memanfaatkan waktu yang dimiliki untuk berinteraksi dengan masyarakatnya, dalam rangka menyerap aspirasi sekaligus pendekatan. “Saya rasanya nggak enak kalau terus-terusan di kantor, karena itu saya selalu menyempatkan diri untuk keluar,� akunya. Apa yang dikatakan Sutrisno ini,
42
PROFIL
agaknya tidak terlalu berlebihan, sebab dari pengalaman yang terjadi, ketika tim Jember Kita melakukan kegiatan liputan di kawasan Semboro, seorang petani dibuat kaget oleh kehadiran Sutrisno di rumahnya. Petani yang sekaligus penangkar bibit tanaman buah di Desa Sidomulyo itu mengaku bangga atas kehadiran Camat Sutrisno di rumahnya. “Saya merasa tersanjung, karena baru kali ini pak camat mau datang ke rumah saya,” ucap Asrofatul Uswatun, sembari menyalami tangan Sutrisno dan sungkem. Sebegitu indah sambutan masyarakat kepada Sutrisno, yang baru Januari lalu menjadi menjadi Camat Semboro. Menurut dia, kuncinya ada pada silaturahmi dan berusaha membuat orang lain senang. “Kuncinya, silaturahmi dan demi waktu,” aku Sutrisno. Bagi Sutrisno, ke“Kuncinya, berhasilan dalam mesilaturahmi dan demi mimpin masyarakat akan waktu” bisa dicapai, kalau silaturahmi benar-benar dijalankan. Dengan silaturahmi, menurut dia, semuanya akan bisa diselesaikan, termasuk terjalinnya hubungan harmonis dengan masyarakat, akan tercipta lewat silaturahmi ini. Dalam urusan kerja, Sutrisno mengaku, selama bisa, apapun akan dilakukan. Karena itu, dia berusaha untuk selalu dekat dengan masyarakat yang dipimpinnnya, karena cara seperti ini, semua persoalan yang terjadi di tingkat bawah akan diketahui dengan jelas. Sehingga untuk pemecahannya akan lebih mudah dilakukan. Dalam pandangan Sutrisno, seorang pemimpin tidak perlau ditakuti. Karena kalau bawahan atau yang dipimpinnya sudah dihantui rasa takut pada pemimpinnya, maka yang muncul dalam pelaksanaan tugas, adalah asal bapak senang (ABS). Hal yang seperti ini menurut dia, tidak boleh terjadi
dalam setiap aktivitas, baik di pemerintahan maupun kemasyarakatan. Sebab, jika itu terjadi, maka tugas yang dilaksanakan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya, bahkan mungkin tidak sesuai dengan target yang diinginkan. Dan yang lebih penting lagi, dalam melaksanakan tugas, sebisa mungkin tidak menyia-nyiakan waktu yang ada. “Manfaatkanlah waktu dengan baik, dengan tidak menyia-nyiakan waktu yang ada,” pungkas Sutrisno, yang putera purnawirawan TNI AD itu. (*)
Nama
: Sutrisno
Tempat/Tanggal Lahir : Makasar, 17 Maret 1958 Nama Istri
: Mahmudiana
Nama Putera
: 1. Fahmi Hamdani, SP
Pendidikan
: Pertanian (Jurusan Keahlian
Motto
: Kesederhanaan Itu Indah
2. Rahmi Amiratus Shofa, Penyuluhan Pertanian)
Riwayat Pekerjaan Tahun 1977
: Menjadi Petugas Penyuluh Pertanian
Tahun 2003
: Kepala UPT RMU
Tahun 2008-2011
: Camat Ajung
di Kecamatan Puger
Tahun 2011-Sekarang : Camat Semboro.
43
SERBA - SERBI lembaga pendidikan ini dinilai memiliki fasilitas dalam rangka peningkatan sumber daya manusia lewat keilmuan yang ada. “Diketahui bersama, bahwa kita bekerja tidak cukup dengan niatan baik saja, dan tidak cukup dengan bekerja saja, tapi perlu ditunjang dan diisi oleh keilmuan yang ada, khususnya pada era, dimana perubahan Jember Kita. Tuntutan akan kualitas keilmuan di kalangan penyelenggara pemerintahan sudah menjadi dan kemajuan cukup cepat,”ujarnya. Karena itu untuk mewujudkan pemerintahan yang sebuah kebutuhan yang tidak bisa dielakkan di era baik, selain dengan niat yang baik, bekerja keras dan yang serba modern seperti saat ini. mengabdi sebagai bentuk implementasi dari pengaKarena itu, tidak ada pilihan lain bagi karyawan di bdian kepada masyarakat, maka perlu juga disertai lingkungan Pemkab Jember, selain meningkatkan wawasan keilmuan dengan pendekatan akademis. pengetahuan dan keilmuannya, karena jika tidak maka Menurut bupati, Universita Terbuka adalah sebuah akan sangat mustahil pemberian layanan terbaik lembaga pendidikan tinggi yang tidak sekedar milik kepada masyarakat akan terlaksana, mengingat pemerintah, tidak juga hanya memiliki aspek legal, tapi tingkat pendidikan di kalangan masyarakat sendiri juga diakui oleh lembaga-lembaga penelitian dunia, sudah sedemikan baik. bahkan lulusan dari perguruan tinggi ini diantaranya Karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas orang yang punya cukup nama. sumber daya manusia di kalangan pegawai negeri sipil Dari kenyataan yang seperti ini, bupati mengaku, (PNS), Pemkab Jember Jember membuat nota tidak ada keraguan apapun untuk menjali kerjasama kesepahaman dengan Unversitas Terbuka (UT) Jember. menimba ilmu di universitas terbuka. Apalagi, ini Kerjasama ini dilakukan dalam dalam merupakan sebuah upaya dari Pemkab rangka meningkatkan kualitas Jember, untuk meningkatkan kualitas diri dan “Diketahui bersama, pendidikan di kalangan karyawan/ memberikan yang terbaik kepada masyarakat. bahwa kita bekerja karyawati Pemerintah Kabupaten Ini utamanya, kalau dikaitkan dengan tuntutan tidak cukup dengan Jember. masyarakat atas target-target yang harus niatan baik saja, Hubungan kerjasama antara dipenuhi melalui rencana yang telah ditetapkan dan tidak cukup Pemkab Jember dengan Universitas bersama, karena itu dibutuhkan ilmuan-ilmuan dengan bekerja Terbuka dalam bentuk MoU ini nantinya yang dapat menunjang terhadap proses saja, tapi perlu akan ditindaklanjuti dengan pembelapengabdian. ditunjang dan diisi jaran dalam rangka penguatan Karena itu, bupati menganjurkan, dan oleh keilmuan yang kelembagaan aparatur pemerintahan mempersilahkan karyawan dan karyawati untuk ada, khususnya desa. Penandatanganan nota mengikuti program universitas terbuka, terkhusus pada era, dimana kesepahaman Pemkab Jember kepada pejabat pemkab yang memamng perubahan dan dengan Universitas Terbuka Jember menangani sumber daya manusia aparatur kemajuan cukup yang diselenggarakan di gedung Eks pemerintah daerah. Bupati juga meminta agar cepat” BKD pemkab Jember, selasa (13/3), tidak membiarkan program kepada karyawan / juga disaksikan Rektor Universitas karyawati, baik yang sudah menjabat maupun Jember, serta Kepala SKPD, dan yang masih belum, agar mengenyam proses Camat Se Kabupaten Jember. pembelajaran di universitas terbuka Bupati Jember, MZA Djalal sangat menyambut baik Berkaitan dengan ini, Kepala Unit Program Belajar terselenggaranya MoU dengan Universitas Terbuka Jarak Jauh (UPBJJ) Universitas Terbuka, DR. Hj. Suparti, Jember. Sambutan baik itu disampaikan, karena M.Pd menjelaskan, bahwa MoU yang ditandatangani Bupati Jember itu merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang pernah dilakukan pada saat penyerahan bantuan kualifikasi akedemik kepada para guru. Menurut dia, saat itu dirinya menyampaikan kepada Bupati Jember, bahwa UT masih belum maksimal memberikan fasilitas kepada masyarakat untuk mengikuti pendidikan tinggi. “Karena jumlah mahasiswanya sedikit, maka saat itu saya sampaikan kepada bupati, bahwa kami ingin memaksimalkan citivitas akademis. Tidak hanya bagi para guru, tapi juga yang non guru, karena mahasiswa yang banyak, tapi yang non guru sedikit. Akhirnya saya tawarkan juga untuk program yang ada pada kita, yaitu akan meningkatkan kompentensi para aparatur desa dan ini disambut baik oleh Bupati Jember,” ungkapnya.
Up Grade SDM, Pemkab Gandeng UT
44
SERBA SERBI
PKL Tertib, Kunci Keindahan Kota Oleh : WInardyasto Jember Kita. Dalam menertibkan pedagang kaki lima (PKL) Sat Pol PP Pemkab Jember benar-benar serius dan tidak setengah hati, apalagi menumpuknya barang bukti di Kantor Satpol PP menunjukan adanya gejala PKL kurang mengindahkan aturan. Tidak heran agar Jember kelihatan bersih dan tidak terkesan kumuh, Sat Pol Pemkab Jember sendiri setiap harinya terus melakukan upaya penertiban terhadap PKL apalagi di kawasan segitiga emas yakni Jl. Ahmad Yani, Jl.Trunojoyo maupun Jl.Sultan Agung, termasuk juga di seputaran alun-alun. Hal itu dibenarkan oleh Drs.Suryadi Kasat Pol PP Pemkab Jember saat ditanya perihal penertiban PKL, kerja keras untuk membersihkan PKL oleh Sat Pol PP tampaknya cukup membuahkan hasil. Meskipun awalnya hal itu sempat mendapat kritikan dari PKL sendiri, dulunya alun-alun Jember sebagai jantung kota dengan fasilitas taman bermain yang dimiliki dipenuhi oleh PKL tidak hanya malam minggu saja, hal ini tentu membuat pengunjung yang ingin bersantai di tempat itu sedikit terusik kenyamanannya. “Sat Pol PP akan terus melakukan penertiban PKL, apalagi ada fenomena jumlah mereka terus bertambah, bahkan ada yang menjuluki Jember sebagai kota PKL. Seluruh PKL dilarang untuk berjualan di alun dan aturan itu berlaku 24 jam penuh, mereka dipindahkan ke Jl.Kartini depan SMKN 4 Jember termasuk Minggu pagi. Apabila aturan itu tidak ditaati maka Sat Pol PP akan melakukan tindakan tegas yakni menyita barang daganganya, silahkan mereka mengambilnya di Kantor Sat Pol PP Pemkab Jember tanpa membayar,”ujar Suryadi mantan Camat Ambulu . Selama ini Pemkab Jember telah memfasilitasi PKL dengan membangunkan Kia-Kia (Pujasera) di depan Bank BNI 46 di Jl. PB.Sudirman, awalnya PKL yang kebanyakan berjualan nasi dan minuman itu menggelar dagangannya di Jl.Sudarman depan Kantor Pemkab Jember. Meski kini areal alun-alun Jember
terbebas dari PKL, namun pedagang yang menempati Kia-Kia tetap diperbolehkan untuk berjualan, namun Suryadi berharap mereka untuk tetap memperhatikan kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Suryadi saat ditanya apakah nantinya ketika bulan berkunjung ke Jember ( BBJ) PKL diperbolehkan untuk berjualan di alun-alun?, dirinya tidak bisa berani berandai-andai selama aturan larangan PKL berjualan di alun-alun belum dicabut, yang jelas saat ini Sat Pol PP akan terus berkonsentrasi melakukan penertiban PKL demi mewujudkan keindahan kota Jember. Nantinya Sat Pol PP Pemkab Jember dalam menertibkan juga akan merambah wilayah kampus yakni Jl.Jawa, Jl.Kalimantan dan Jl. Sumatra, mengingat saat ini di lingkungan kampus banyak bercokol PKL. “Sat Pol PP Pemkab Jember secara bertahap akan menertipkan keberadaan PKL dan tidak hanya di seputaran segitiga emas saja, termasuk di sekitaran kampus Universitas Jember yang dijubeli oleh PKL, padahal trotoar itu dibangun bukan untuk PKL tapi untuk pejalan kakiLangkah pertama sebelum melakukan penertiban yakni mengadakan pendekatan persuasif kepada PKL, harapannya begitu ada penertiban mereka itu paham dan memaklumi dan menyadari bila selama ini dirinya tidak mengindahkan aturan termasuk jam berjualan,”pungkas Suryadi. Sementara itu Anwar Sanusi warga Desa Antirogo Kecamatan Sumbersari mendukung upaya Sat Pol PP Pemkab Jember untuk menertibkan PKL, apabila PKL dapat ditertibkan setidaknya keindahan kota akan tetap terjaga dan tidak terkesan semarawut. Problematika PKL memang menjadi masalah serius dan bila dibiarkan membuat keberadaan kota semakin kumuh, karena itu PKL perlu dipantau secara rutin, apalagi jumlah PKL tidak menunjukan kecenderungan berkurang tapi malah sebaliknya yakni terus bertambah.
“Selama ini Pemkab Jember telah memfasilitasi PKL dengan membangunkan Kia-Kia (Pujasera) di depan Bank BNI 46 di Jl. PB.Sudirman, awalnya PKL yang kebanyakan berjualan nasi dan minuman itu menggelar dagangannya di Jl.Sudarman depan Kantor Pemkab Jember”
45
Restauran New Sari Utama Jl. Hayam Wuruk 117 Jember Jl. Gajah Mada 27 Jember Restauran Legian Jl. Gajah Mada Jember Restauran Taman Salero Jl. Sultan Agung No 1 Jember Jl. Wijaya Kusuma No.60 Jember Restauran Taman Mangli Indah Jl. Hayam Wuruk 183 Jember Restauran Lestari Jl. Kartini 16 Jember Restauran Xing Trisno Jl. Hayam Wuruk 41 Jember Restauran Hotel Istana Jl. Diponegoro Jember Restauran Wande Echo Jl. Semeru 86 A Ajung – Jember Restauran Tirta Asri Jl. Dharmawangsa No.1 Rambipuji Jember Restauran Hawaii Jl. Hayam Wuruk 56 Jember Restauran Palm Garden Jl. Lj. S. Parman 50-A Jember Pionerindo Gaurment International Jl. Gajah Mada 71 Jember Pt. Fast Food Indonesia Jl. Gajah Mada 96 Jember
46
RM. Bu Lanny Jl. Slamet Riyadi 84-A Jember RM. Lumintu Jl. Kertanegara 33, Jember RM. Bu Darum Jl. Gajah Mada 23 Jember RM. Rini Ambulu Jl. Mojopahit BI / J / 6Jember RM. Rupini Ayam Pedas Gumukmas Jember RM. Sumber Nikmat Jl. H. Agus Salim 23 Jember RM. Sari Jaya Jl. Sulatan Agung 24 Jember RM. Galavita Jl. Trunojoyo 115 Jember RM. Srikandi Jl. S. Parman 225 Jember RM. Bismillah Jl. Dharmawangsa 99 Jember Depot Jawa Timur Jl. Gatot Subroto 10 Jember Depot Ananda Ayam Goreng Jl. Gajah Mada 213 Jember Depot Soto H. Sukri Jl. Kalimantan Wong Solo Ayam Bakar Jl. Karimata 7 Jember Bebek Goreng H. Slamet Jl. Karimata 64 Jember Sate Pak Toha Jl. Brawijaya Mangli Jember Sate Cak Ri Jl. Pattimura Jember Sate Simpang Tiga Jl. Otto Iskandardinata 2 Jember Campus Resto
Jl. Jawa Jember Cafe & Rest Area Gumitir Jl. Raya Jember - Banyuwangi Radio Cafe Jl. Kartini Jember Cafe Pring Jl. Mastrip Jember Cafe Shaff Jl. Sultan Agung 21 Jember Pizza Hut Jl. PB. Sudirman Jember KFC Jl. Gajah Mada Jember Tosoto Jl. Slamet Riyadi 11 Jember Quick Chiken Jl. Jawa Jember Rocket Chiken Jl. Karimata/Mastrip Jember Lesehan Alun-alun Jl. PB. Sudirman Jember Pujasera Jember Jl. Hayam Wuruk Jember Jl. Lj. Panjaitan Jl. PB. Sudirman
HOTEL BINTANG MULIA Jl. Nusantara No. 18 Jember Telp. (0331) - 429999 Rp. 375.000 - Rp. 600.000
HOTEL PANORAMA Jl. KH. Agus Salim No. 28 Jember Telp. (0331) - 333666 Rp. 650.000 - 1.800.000
HOTEL BANDUNG PERMAI Jl. Hayam Wuruk No. 38 Jember Telp. (0331) 484528 - 484530 Rp. 250.000 - Rp. 500.000
HOTEL ROYAL JEMBER Jl. Karimata No. 50 Jember Telp. (0331) - 326677 Rp. 390.000 - Rp. 950.000
SEVEN DREAM RESIDENCE Jl. Riau Jember Telp. (0331) - 339199 Rp. 220.000 - Rp. 275.000
HOTEL SULAWESI Jl. Letjen Suprapto No.44 Jember Telp. (0331) - 333555 Rp. 250.000 - Rp. 500.000
HOTEL LESTARI Jl. Gajah Mada No. 233 Jember Telp. (0331) - 487.000 Rp. 165.000 - Rp. 300.000
HOTEL ISTANA Jl. Diponegoro 43 Jember Telp. (0331) - 482 555 Rp. 358.000- Rp. 850.000
HOTEL MERDEKA Jl. Sultan Agung No. 136 Jember Telp. (0331) - 487625 Rp. 130.000 – Rp. 350.000
HOTEL REMBANGAN Kemuning Lor, Arjasa - Jember Telp. (0331) - 420 273 / 420 383 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
HOTEL KEBON AGUNG Jl. Arowana No. 59 Jember Telp. (0331) - 487833 Rp. 50.000 - Rp. 150.000
HOTEL ASRI Jl. Gatot Subroto No. 39 Jember Telp. ( 0331) - 425635 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
HOTEL SAFARI Jl. KH. A. Dahlan No. 33 Jember Telp. (0331) - 481882 - 481883 Rp. 190.000 - Rp. 450.000
HOTEL KEMAYORAN Jl. Ltj. Suprapto No. 26 Jember Telp. ( 0331) - 334884 Rp. 50.000 - Rp. 200.000
HOTEL SEROJA Jl. PB. Sudirman No. 2 Jember Telp. ( 0331) - 483905 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
HOTEL BERINGIN INDAH Jl. Raya Ajung - Jember Telp. ( 0331) - 757666 - 757432 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
HOTEL CENDRAWASIH Jl. Cendrawasih Jember Telp. (0331) - 412222 Rp. 100.000 - Rp. 300.000
FLAMBOYAN Jl. Teuku Umar No. 78 Jember Telp. ( 0331) 326252 Rp. 100.000 - Rp. 400.000
47
48