06
Alfin Kurniawan, S.Th
Kalo itu sangat sering sih. Kadang aku ngerasa atas apa yang udah aku lewatin ya, Tuhan masih sayang aku, masih cukupkan aku. Beberapa kali juga kaya aku lagi mikirin aku mau lakuin a b c, tapi belum aku doain, belum aku gumulin, Tuhan udah kasih aku jalan duluan untuk jalanin a b c tersebut. Di situ, aku ngerasa wah gila Tuhan bener-bener baik banget sama aku. Di situ, aku ngerasain cintanya Tuhan walaupun aku sadar aku masih kurang intim dengan Tuhan, tapi Tuhan masih mengasihi aku.
Angela Irena
Kalo aku pribadi pastinya pernah mengalami cinta Tuhan. Menurutku setiap hari tuh cinta Tuhan pasti akan selalu ada untuk kita, tapi terkadang kita suka ga sadar aja akan cinta Tuhan. Mungkin kalo dariku pribadi, cinta Tuhan akan semakin kita rasakan ketika kita udah berhasil lewatin suatu masalah. Tuhan tuh tetep tolong kita walaupun mungkin terkadang jawabannya tidak mengenakan untuk kita. Tapi, justru menurutku ketika kita masih bisa merasa ada masalah (masih bisa ngeluh) dan kita masih bisa sanggup menjalani hari-harinya, disitulah cinta Tuhan untuk kita tetap ada karena kita masih dikasih kepekaan untuk merasakan masalah yang ada.
Jenifer Priscilla
Mengalami cinta Tuhan itu disaat kita bersyukur atas semuanya, baik Tuhan kasih senang maupun tidak senang.
Mulyanto
08
The Abundant Love
Kasih dari Surga memenuhi tempat ini…
Kasih dari Bapa Surgawi
Kasih dari Yesus mengalir di hatiku
Membuat damai di hidupku….
Mengalir kasih dari tempat tinggi
Mengalir kasih dari tahta Allah Bapa
Mengalir, mengalir, mengalir, dan mengalir Mengalir memenuhi hidupku…
Billy kecil membuka kotak makannya di sekolah. Hari itu ia hanya membawa sepotong roti yang dibeli ibunya dari tukang roti di depan rumah. Tepat saat Billy akan mengambil roti dari kotaknya, matanya terpaku pada Wilson yang terlihat tidak membawa apa-apa. Sekilas matanya menyapu ruangan, seolah mencari adakah yang mau berbagi dengannya. Pagi tadi, Wilson terlambat datang ke sekolah, tanpa sarapan, dan berjalan kaki, seperti yang biasa dilakukannya hampir setiap pagi. Maklum, ibunya adalah orangtua tunggal yang harus bekerja sambil mengurus tiga orang anak, Wilson dan kedua adiknya yang masih kecil. Selepas
ayah Wilson tiada, ibu Wilson menjadi asisten rumah tangga di beberapa rumah. Itulah yang membuatnya sering kali terpaksa melepas anaknya ke sekolah tanpa bekal dan persiapan.
Billy mengenal betul temannya itu. Mereka bersahabat sejak kelas satu. Kini mereka bersama di kelas empat. Tanpa berpikir panjang, Billy langsung menghampiri Wilson dan memberikan rotinya. “Ini, makan.” Katanya. “Nanti kamu bagaimana? Kita berbagi saja” Kata Wilson merasa tidak enak. “Tidak, aku sudah sarapan tadi. Semuanya buatmu.” Billy berkeras agar temannya bisa makan cukup. Terkadang rasa lapar yang harus kita tanggung untuk mengasihi, tidak sebanding dengan dunia yang “kelaparan” akan kasih. Hari itu memang Billy memilih untuk menanggung sedikit rasa lapar agar sahabat baiknya bisa makan. Namun ia tahu, kalau ia tidak melakukan tindakan kasih itu, ada seorang sahabat yang akan menanggung “kelaparannya”.
KNOW BETTER 2 09
Yoseph K. Tandian, M.Th
Billy berpikir bahwa di rumah, ia bisa menikmati sebanyak yang ia perlu. Ia sadar bahwa Ia memiliki sumber yang cukup, bahkan lebih untuk bisa berbagi dengan temannya. Bukan hanya untuk hari itu, sumbernya cukup untuk ia menjalani hari-harinya dengan berbagi.
1 Yoh. 4:7-11, Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
Allah Adalah Kasih. Tema ini menggema dalam seluruh kisah dalam Alkitab. Penciptaan, Penebusan, Pemeliharaan, Pemulihan, Mujizat, Akhir Zaman, Hidup Kekal. Bungkus dan kaitkan dengan kebenaran bahwa Allah adalah Kasih dan Sumber Kasih yang Tidak Pernah Kering. Kisah Natal dan Paskah memang menampilkan sisi di mana Sang Juruselamat datang dalam keadaan
“ekspektasi” sebab lahir dari hati yang hampa. Dalam kehadiran-Nya di dunia, Ia “memilih” untuk mengosongkan diri-Nya dan menjadi sama dengan kita, menjalani hidup yang “lapar dan haus” dalam dunia, namun dalam keadaan tersebut Ia memberi diri-Nya bagi dunia yang “kelaparan kasih” agar mereka menerima dan mengalami kasih Allah yang sempurna atas mereka.
Bukan kita yang telah mengasihi Allah, namun Allah yang telah mengasihi kita. Itulah sebabnya semangat kita dalam menjalani kehidupan Kristiani kita bukanlah dalam spirit “ekspektasi”, melainkan dalam spirit “inspirasi”. “Karena saya telah menerima kasih yang berkelimpahan dari Tuhan Yesus, dalam keberlimpahan itulah saya akan berbagi kepada dunia. Sekalipun sering kali ya, saya memilih untuk rela menjalani berbagai kesusahan dan penderitaan.
10
Namun saya bukanlah korban dari keadaan, tetapi bukti dari kasih Tuhan yang memampukan saya menjalani hari-hari penuh sukacita dan harapan.” Henri J.M. Nouwen, seorang penulis Kristen di berbagai karyanya menggambarkan bahwa Kerajaan Allah adalah Kerajaan yang Berkelimpahan, di mana setiap tindakan kasih dan kemurahan hati mengalir dari sana, dari kasih karunia Allah yang bekerja atas seluruh dunia. Kita sebagai anak-anak Allah sedang melayani Kerajaan yang berkelimpahan ini, bukan kerajaan yang bangkrut sehingga di dalamnya kita bisa saling mengasihi, bukan saling berebut karena Sumber kasih karunia itu unlimited, tidak berkekurangan. Ini adalah semangat (spirit) Kristus dalam menghidupi ketaatan-Nya sampai mati di kayu salib, sebuah kesadaran bahwa Bapa-Nya turut bekerja dalam segala sesuatu, Kerajaan-Nya bukan dari dunia, dan tidak seorang pun dapat mengambil sesuatu dari-Nya, melainkan Ia sendiri yang memberikannya (Yoh. 10:17-18).
Jika kita ingin menghidupi ketaatan yang sama dengan Kristus, maka spirit itu juga harus menjadi bagian hidup kita. Dalam kasih yang demikian tidak ada ketakutan. Kasih yang digerakkan oleh kelimpahan surgawi seperti apa yang Yesus lakukan itu melenyapkan ketakutan.
Natal bukanlah kisah bayi kecil kedinginan yang mencari tempat untuk lahir dan berteduh bersama kedua orangtuanya. Sebaliknya, Natal adalah bukti bahwa dunia memang kekurangan tempat untuk menampung Anak Allah yang Maha Kasih, yang membawa kesukaan besar bagi seluruh bangsa. Tempat terbaik untuk menerima-Nya adalah hatimu, dan hatiku, supaya kemudian kita membagikan kasih itu kepada dunia.
Live in His abundant love, and share the joyful love!
Merry Christmas!
Yoseph K. Tandian, M.Th
11
Bagaimana kita merseponi cinta Tuhan kepada kita?
Self-love as Self-acceptance
Sekalipun akhirnya banyak kelompok Kristen yang menghindari jargon “self-love” karena dianggap terlalu egois, masalah utama yang berusaha digumuli konsep “self-love” tetaplah penting bagi seorang Kristen, yaitu: gambar diri. Dan kita tahu, gambar diri yang rusak akan menghalangi kita untuk menjadi seorang Kristen yang berfungsi. Oleh karena itu self-love perlu dipahami bukan sebagai alat pemuasan diri, melainkan sebagai sarana untuk kita dapat menerima diri kita dengan apa adanya (self-acceptance).
Injil menyatakan bahwa terlepas dari pemberontakan kita terhadap Allah, Ia tetap menerima, mengasihi, dan menebus kita di dalam Kristus (Rom. 5:8). Kasih-Nya dan penerimaan-Nya telah diberikan untuk kita melalui karya Kristus di kayu salib. Jika Dia telah menerima kita, bukankah seharusnya kita juga belajar untuk menerima diri kita sendiri? Oleh karena itu, self-love yang seharusnya kita kerjakan adalah self-love yang berdasarkan cinta-Nya untuk kita. Kita mau mengasihi dan merawat diri kita sendiri bukan karena dorongan yang egois, melainkan karena kesadaran akan cinta-Nya untuk kita.
Carl Rogers, seorang Psikolog Humanis pernah mengatakan, “The curious paradox is that when I accept myself, just as I am, then I can change”. Mengasihi diri dan menerima diri dengan apa adanya, adalah sebuah pra-syarat untuk kita dapat berubah dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Yuk, sama-sama kita menanamkan self-love (the christian way!), sehingga kita dapat menjadi pribadi yang semakin baik dan semakin serupa dengan Kristus. God bless!
17
TRIVIA 2 7 Day Challenge TRIVIA 2 Day Day 1 Read
Read
Baca
Give something to someone in need today Berbagi dengan orang yang membutuhkan hari ini. Take 30 minutes today to thank God for His love. Ambil
30 menit
ini untuk mengucap syukur
atas cintaNya. Think about these: have you experienced the love of God personally and how did you respond to it? Renungkan: Apakah kamu pernah mengalami cintanya Tuhan secara pribadi? Dan bagaimana kamu meresponnya? Hug someone today and tell them how much God loves them. Peluklah seseorang hari ini dan beritahu mereka seberapa besar Tuhan mencintai mereka. Make a thankful note for yourself. Buatlah sebuah ucapan terima kasih untuk dirimu sendiri. Day 2 Day 3 Day 4 Day 5 Day 6 Day 7 Challenge Checklist 18
John 3:16 Baca Yohanes 3:16
John 13:34-35
Yohanes 13:34-35
waktu
hari
kepada Tuhan
January 2023 Su Mo Tu We We Fr Sa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 LOOK FORWARD LOOK FORWARD Home Gathering Ditunggu kehadiranmu! 29 Ibadah Perdana 2023 MaxOne Hotel Signature Glodok | 11.11 WIB 8 Ibadah Pagi Dikarenakan bertepatan dengan hari raya imlek, ibadah dimajukan menjadi pk. 08.00 WIB 22 19
Favor of God Church
VOL. 1 | JAN 2023 FOR CONGREGATION ONLY NOT FOR SALE