V o l . 1 N o . 1 M e i 2013
JURNAL. PENELITIAN DAN KAJIAN KEISLAMAN
MASLAHAH s e b a g a i m e t o d e PENGGALIAN IIUKUM ISLAM Syaiful Hidayat PEMIKIRAN IIIJKUM GERAKAN ISLAM RADIKAL (Studi Atas Pemikiran LIukum dan Potensi Konflik Sosial Keagamaan Majelis Mujahidin Indonesia [MMIj dan Jama ah Anshorut Tauhid | JAT]) Moh. Dliya’ul Chaq ١
ANALISIS ’PENTANG KONSEKUENSI YURIDIS HARTA BERSAMA TERHADAP KEWAJIBAN SUAMI MEMBERI NALKAH DALAM KHI Syuhada’ PENDIDIKAN ISLAM DAI.AM PERSPEKTIF KH. ABDUL FATTAH I.IASYIM (Relleksi I-Iistoris Perkembangan Pendidikan di pp. Bahrul ‘Ulum) MuliammatI Asrori Ma’sum IBARAT IS ؛ILAHIYAII (Suatu Kajian Tarjamah) BaiqTuhfatulUnsi METODE PENGAJARAN NAHWU SHOROF (Ber-kaca dari Pengalaman Pesantren) l imas Dodi EVALUASI KINERJA GURU (Manajemen Evaluasi Peningkatan Profesionalitas Guru) Muhammad Sholahuddin
Penerbit: Kerjasama IFTAH Press dan Lembaga Penerbitan dan Jurnal Ilmiah (LPJI) Sekolah Tinggi Islam Bani Fatah dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Islam Bani Fatah
i
Tim Redaktur Jurnal TAFAQQUH Penanggung Jawab
A. Holik Ketua Redaksi
limas Dodi Wakil Ketua Redaksi
Muhammad Asrori Ma'sum Sekretaris Redaksi
Moh. Dliya'ul Chaq Penyunting Pelaksana
limas Dodi, Syaiful Hidayat, Bashirotul Hidayah Baiq Tuhfatul Unsi, Moh. Dliya'ul Chaq Penyunting Ahli
Abd. Wahab, YunufAbu Bakar Farid Zaini, Dimyati, Mardliyah S e ttin g /la y .u t
Nasrul Wathon A. Baidlowi Kesekretariatan
NurCholis M. Burhanudin Penerbit: Kerjasama IFTAHPress dan lembaga Penerbitan dan Jurnal Ilmiah (IPJI) Sekolah Tinggi Islam Bani Fatah dan lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (IP2M) Sekolah Tinggi Islam Bani Fatah. Tafaqquh adalah jurnal publikasi ilmiah terbit enam bulanan, bulan Juni dan bulan Desember,
berisi kajian-kajian dalam bidang Penelitian dan Kajian Keislaman. Redaksi menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain. Syarat dan kaidah penulisan dapat diperiksa pada Petunjuk Penulisan Artikel di sampul belakang jurnal ini. Naskah yang masuk die٧aluasi oleh dewan penyunting. Penyunting dapat mengubah tulisan yang dimuatuntukkeseragaman format, tanpa mengubah substansinya. Alamat: Kampus Sekolah Tinggi Islam Bani Fatah Jl. KH.Abbd. Wahab Hasbulloh Gg. II No. 120
ATambakberas Jombang Jawa Timur Telp. (0321)855530 Email:jurnaltafaqquh@gmail.com, Blog: http://jurnaltafaqquh.blogspot.com
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi Arab-Indonesia Jurnal Tafaqquh adalah Sebagai berikut:
No
Arab
1
١
2
U
B
3
O
T
t
Th
l
4
Indonesia
Arab
Indonesia t z
gh
5
C
J
6
c
h
O
Q
7
c
Kh
i
K
8
*
D
J
L
9
i
Dh
r
M
10
J
o
N
11
3
J
W
12
14
H
،r
13
F
sh ٧ ٥
15
s
Y
d
Untuk menunjukan bunyi hidup panjang (madd) maka caranya dengan menuliskan coretan horisontal (macron) di atas huruf, seperti a, i, dan u (١, dan j). Bunyi hidup dobel (diphtong) Arab ditransliterasikan dengan menggabungkan dua huruf “ay” dan “aw”, seperti layyinah, lawwamah. Kata yang berakhiran ta ’ marbutah dan berfungsi sebagai sifah (modifier) atau m udaf ilayh ditransliterasikan dengan “ah”, sedangkan yang berfungsi sebagai m udaf ditransliterasikan dengan “ at.” Semua penulisan dengan menggunakan font Times N ew Arabic.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
i
DAFTAR ISI
SUSUNAN REDAKSI PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................. PENGANTAR REDAKSI.........................................................................
i ii iii
MASLAHAH SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM ISLAM (Syaiful Hidayat)........................................................................................
1
PEMIKIRAN HUKUM GERAKAN ISLAM RADIKAL (Studi Atas Pemikiran Hukum dan Potensi Konflik Sosial Keagamaan Majelis Mujahidin Indonesia [MMI] dan Jama’ah Anshorut Tauhid [JAT]) (Moh. Dliya’ul Chaq).................................................................................
16
ANALISIS TENTANG KONSEKUENSI YURIDIS HARTA BERSAMA TERHADAP KEWAJIBAN SUAMI MEMBERI NAFKAH DALAM KHI (Syuhada’) .................................................................................................
43
PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF KH. ABDUL FATTAH HASYIM (Refleksi Historis Perkembangan Pendidikan di PP. Bahrul ‘Ulum) (Muhammad Asrori Ma’sum).....................................................................
65
IBARAT ISTILAHi YAH (Suatu Kajian Tarjamah) (Baiq Tuhfatul Unsi)..................................................................................
85
METODE PENGAJARAN NAHWU SHOROF (Ber-kaca dari Pengalaman Pesantren) (Limas Dodi) ................................................................................................
100
EVALUASI KINERJA GURU (Manajemen Evaluasi Peningkatan Profesionalitas Guru) (Muhammad Sholahuddin) ..........................................................................
123
PETUNJUK PENULISAN ARTIKEL
ii
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kehadirat Allah SWT. kami ucapkan atas tersusunnya Jumal TAFAQQUH edisi perdana. Penyusunan beberapa artikel ini dilandasi dengan semangat untuk membumikan sekaligus membangun wacana kepada masyarakat Indonesia terkait dengan hukum dan pendidikan, serta membangun budaya sadar dalam kajian terhadap berbagai dinamika hukum syari’at dan pendidikan Islam. Dalam tersusunya Jurnal TAFAQQUH edisi perdana ini, semoga dapat memberikan manfaat dan memperluas wawasan wacana ilmiah. Demi peningkatan kualitas Jurnal TAFAQQUH - STIBAFA - Tambakberas Jombang ini, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai upaya perbaikan dan pembaharuan. Redaksi mengundang berbagai ilmuwan dari berbagai lembaga pendidikan tinggi maupun penelitian untuk memberikan sumbangan ilmiahnya, baik berupa hasil penelitian maupun kajian ilmiah mengenai Hukum dan Pendidikan Islam. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada segenap jajaran Jurnal TAFAQQUH atas dedikasi dan keijasamanya dalam upaya mewujudkan penerbitan Jurnal TAFAQQUH edisi perdana ini. Salam Redaksi
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
iii
S y i \ Hidayat;, Maslahah Sebagai M etodePenggalianH ukum Islam
MASLAHAHSEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM ISLAM *Oleh. Syaiful Hidayat Abstract The primary source ofIllam ic law is the study o f the Qur'an and hadith . From two main sources are able to produce products o f . Islamic legal thought resulting from the process o f ijtihad Variety o f laws have dihasilakan o f the ijtihad process. There qiyas, ijm a, istilis ؛in dan ma؛؛laliali. One o f the discussions and debates that have been going so long is a discussion about ma؛؛laliah. One group found ma؛؛laliah is a controversial method used as a backrest when determining Islamic law, because ma؛؛laliah is a method resulting from the intervention o f human rationality in Islamic rules'. While another group found, with ma؛؛laliah will be able to unravel the threads o f the social problems the rest o f his juridical primary sources not found in .eithei-theQur-'anor-haith Keywords: Maslahah, Islamic Law
Pendahuluan Salah satu metode yang dikembangkan ulama usul al-fiqh dalam menggali hukum dari nass adalah maslahah. Metode ini sebenarnya merupakan topik pembahasan klasik yang sudah diperdebatkan para ulama sejak ratusan tahun yang lalu. Salah satu hal yang sering diperdebatkan adalah siapa yang berhak menentukan bahwa sesuatu hal itu mengandung nilai maslahah atau tidak. Sebagian ulama’ (baca; m u ’tazilah) mengatakan bahwa akal mampu untuk menentukan apa saja yang bernialai maslahah atau bukan. Ulama yang lain (baca: ash’anyah) mengatakan bahwa akal manusia tidak mampu untuk menentukan kadar maslahah pada hal-hal tertentu. Oleh karenanya dibutuhkan standar (shan’ah) yang dapat menentukan mana saja pekerjaan yang mengandung maslahah atau tidak. perdebatan dan perbedaan itu terjadi karena secara dhatiyah maslahah memang bukan sebuah dalil mandiri sebagaimana alQur’an, hadith, ijma.’ dan qiyas. Pada dasarnya maslahah dapat dijadikan sebuah dalil manakala dia sudah menjadi dalil kulliy (universal) yang dihasilkan dari berkumpulnya dalil j u z i y (parsial) yang bersumber dari alQur’an, hadith, qyasdan ijma’.؛
D o s e n P ro g ra m S tu d i A h w a l S y a k h s h iy y a h F a k u lta s S y a ria h S e k o la h T in g g i Is la m B a n i F a ta h Jo m b a n g . ' M o h . S a ’id R a m a d a n a l-B o u tl, D a w a b it a l-M a sla E a h ( B e iru t; M u a s s a s a h a l-R isa la h , 2 0 0 1 ), h a l. 107.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
1
SyaVMHidayaV, Maslah ah Sebagai M etodePenggalianH ukum Islam
Sistematika pengambilan maslahah sebagai dalil hukum dengan bersandarkan shara’ adalah semata-mata untuk menjaga dan menghindarkan campur tangan akal manusia yang kadang kala dicampuri oleh hawa nafsu. Ismail Kuksal mengatakan bahwa shari’at Islam itu mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh s h a ia t manapun juga, di antaranya: 1. Keistimewaan Akidah. Sumber utama shari’at Islam adalah al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Kemurniaan al-Qur’an inilah yang menjadikan shari’at Islam terhindar dari intervensi akal manusia dalam menetapkan hukum shara’. Walaupun dalam Islam terbuka peluang bagi para mujtahid untuk berijtihad dalam penentuan hukum yang tidak terdapat dalam alQur’an dan hadith. Namun ijtihad yang dimaksud tentu tidak akan keluar dari ^doman al-Qur’an dan hadith. 2. Keistimeawaan dari Sisi Kesempurnaan Yang dimaksud dengan kesempurnaan di sini adalah bahwa shari’at Islam itu mencakup seluruh aspek dan sisi kebutuhan manusia secara mutlak. Shari’at Islam mampu menjawab dan memenuhi kebutuhan manusia dari segala zaman dan berbagai keadaan. Maka tidak benar seandainya ada ungkapan bahwa shari’at Islam ada dan berlaku hanya pada masa Rasulullah saw. Hal ini ditunjukkan dengan adanya firman allah dalam alQur’an:2 d
ﺶ
ؤ ﻣ ﺂ ﺀ و ﺳ ﻠ ﻊ إ ﻻ رﺣﻤﻪ ﻟ ﻠ ﺸ
3. Keistimewaan Keabadian Keistimewaan shari’at Islam yang paling utama adalah bahwa shari’at Islam berlaku untuk selamanya. Hukum dan ketentuan yang ada di dalamnya akan terus berlaku dan tidak akan mungkin terjadi perbedaanperbedaan dari hal-hal yang bersifat asal dan pokok. Oleh karenanya wajib bagi muslimin untuk mengimplementasikan ajaran itu secara terus menerus dan tidak sekali-kali diperkenankan melakukan perubahan ijtihad dalam hal yang sudah tertmaktub dalam nass (baca dalil qat T). 4. Netral dan Terhindar dari Unsur-unsur Hawa Nafsu Manusia Maksudnya adalah bahwa shari’at Islam berbeda dengan hukum-hukum yang dibuat oleh manusia yang sering kali tercampuri oleh kepentingankepentingan sesaat baik berhubungan dengan latar belakang pemikiran, kebudayaan dan golongan. Maka sifat utama didalam shari’at Islam adalah universal dan tidak terikat oleh ikatan primordial. 5. Menghindarkan manusia dari menyembah Tuhan selain kepada Allah SWT.3 2 A rtin y a ; D a n tia d a la h k a m i m e n g u tu s k a m u , m e la in k a n u n tu k (m e n ja d i) ra h m a t b a g i s e m e s ta alam . Q s. A l-A n h iy a a ’ (2 1 ) a y a t 107. 3 I s m T il K u k s a l, T h a g h y ir a l - A k a m (B e iru t; M u ’a s a s a h a l-R isa la h , 2 0 0 0 ), h a l. 3 8 -4 6 .
2
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
S y a H d a y a V , Maslahah Sebagai MetodePenggalianHukum Islam Pembahasan A. D eM si Masilaliah Secara terminologi terdapat beberapa definisi maslahah yang dikemukakan oleh ulama usul al-fiqh, tetapi seluruh definisi tersebut mempunyai dan mengandung makna yang sama antar satu dengan yang lainnya. Menurut Imam al-Shatibl, maslahah adalah segala sesuatu yang difahami untuk menjaga hak-hak hamba dari mengambil manfaat dan menolak mafsadah dimana akal tidak mampu secara mandiri untuk menentukan hal tersebut. Oleh karenanya di butuhkan sandaran sharl’at untuk menentukan nilai-nilai maslahah dan apabila tidak ada dalil shara’, maka ke-maslahat-an tersebut ditolak sesuai kesepakatan para ulama’.4 DR. Moh. Said Ramadhan al-Bouthi mengatakan bahwa segala sesuatu yang di dalamnya ada unsur manfaat dan terhindar dari bahaya maka itu masuk dalam kategori manfaat. Disamping pengertian itu, DR. Bouthi memberikan definisi maslahah adalah manfaat yang diberikan shari’ kepada hambanya untuk menjaga agama, jiwa, akal, keturunan dan hartanya.5 Sedangkan maslahah menurut Abdul Karim Zaidan adalah mengambil manfaat dan menghindar dari bahaya atau madarat.6 Nasrun Haroen dalam bukunya Usul Fiqh mengatakan, Imam al-Ghazan berpendapat bahwa maslahah adalah mengambil manfaat dan menolak madarat dalam rangka memelihara tujuan shara’. Menurut Nasrun Haroen pandangan al-Ghazan ini didasarkan bahwa seluruh bentuk ke-maslahat-an harus sejalan dengan tujuan shara’, sekalipun bertentangan dengan tujuan manusia. Karena seringkali ke-maslahat-an manusia tidak selamanya didasarkan atas kehendak shara’ tetapi sering didasarkan atas kepentingan hawa nafsu semata. Oleh karenanya Imam al-Ghazan berpendapat bahwa standar penentuan maslahah adalah kehendak dan tujuan shara’ bukan kehendak dan tujuan manusia. Tujuan shara’yang harus di jaga menurut alGhazan ada beberapa macam di antaranya adalah memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.7 Dari beberapa definisi maslahah yang disampaikan para ulama usul al-fiqh di atas, dapat kita simpulkan bahwa untuk menentukan maslahah dan mafsadah harus dikembalikan pada shari’at sebagai pertimbangan utama, bukan pada pertimbangan kepentingan, pola pikir, budaya dan tradisi manusia. Sebab shari’at telah menentukan nilai maslahah yang berhubungan dengan lima prinsip pokok di atas. Oleh sebab itu apapun yang dianggap maslahah oleh manusia tetapi bertentangan dengan dalil shara’ maka hal itu tidak dapat dikatakan dengan maslahah. 4 A b u Is h a q a l-S h a tib l, a l - I ’tis a m (h id o n e s ia ; a l-S a la m , tt h ) , h a l. 352. 5 M o h . S a ’id R a m a d a n a l-B u tl, D a w a b i t . h a l. 27. 6 A b d a l-K a rlm Z a id a n , a l- W a jiz f i U su l a l-F iq h (K a iro ; D a r a l- T a u z f , 1 993), h al. 23 6 . 7 N a s ru n H a ro e n , U s u la l-F iq h (L o g o s; J a k a rta , tth ) , h a l. 114.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
3
SyaUHidayaV, Maslah ah Sebagai M etodePenggalianH ukum Islam B. Ruang Lingkup Maslahah Maslahah dalam shari’at Islam harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:8 1. M a s lh h harus selaras dengan tujuan Shari’. Tujuan Shari’ yang dimaksud adalah mencakup pemeliharaan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Segala sesuatu yang bertujuan untuk memelihara dan menjaga lima hal di atas maka itulah yang dinamakan dengan maslahah. Dan segala sesuatu yang dilakukan untuk tidak menjaga dan memelihara lima hal di atas maka itulah yang dinamakan dengan mafsadah. Ahmad Hafidh dalam bukunya berjudul Meretas Nalar Shari‘ah mengatakan bahwa Imam al-Shatibl membagi tujuan Shari’menjadi empat bagian yaitu:9 a. Qa؛؛du al-Shari’ fi w a d i al-shari’ah ؛maksud Shhi-i’ dakam menetapkan shaiah). Imam al-Shatibl mengatakan bahwa tujuan utama Allah menurunkan shari’at ini adalah untuk mengambil ke-maslahat-an dan menghindari ke-madarat-an. Dengan bahasa lain bahwa, hukum shari’at itu hanya bertujuan untuk ke-maslahat-an manusia itu sendiri. Sedangkan kemaslahat-an yang dimaksud dalam pembahasan ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu daruriyat (primer), hajiyat (sekunder), dan tahsinat (tersier). k. Qa؛؛du al-Shari’ fi w a d i al-shari’ah li al-ifliam ؛maksud Shari’dakam menetapkan shariah adalah agar dapat difahami). Dalam menetapkan shari’at-nya Shari bertujuan agar mukallaf dapat memamahaminya. Ada dua bagian penting yang dibahas dalam bagian ini. Pertama, shari’at diturunkan dalam bahasa Arab. Oleh karenanya Imam al-Shatibl menjelaskan bahwa siapapun orang yang ingin memahami shari’at maka dia harus mempelajari bahasa Arab karena tanpa hal ini tidak akan bisa memahami shari’at dengan baik. Kedua, shari’at ini bersifat ummiyah artinya untuk dapat memahami shari’at tidak membutuhkan bantuan ilmu-ilmu alam seperti ilmu hisab dan lain-lainya. Hal ini dimaksudkan agar shari’at mudah difahami oleh semua manusia dari berbagai kalangan. c,Q)a؛؛du al-Shari’ fi w atli al-sharl’ah li al-takfif bi muqtadaha؛maksud Shari’ dalam menentukan shari’at adalah untuk dilaksanakan sesuai dengan yang dituntutnya). Pembahasan utama dalam bagian ini adalah Pertama, Taklif atau tuntutan di luar kemampuan manusia. Dalam hal ini Imam al-Shatibl menjelaskan bahwa setiap taklif yang di luar batas kemampuan manusia maka secara sh a ri taklif itu tidak sah meskipun akal membolehkannya. Kedua, taklif yang di dalamnya terdapat 8 M o h . S a ’id R a m a d a n a l-B u tl, D a w a b it, h a l. 110. 9 A h a m d H a fid h , M e r e ta s N il a i S h a r i ‘a h ؛J o g ja k a rta ; T e ra s, 2 0 1 1 ), h al. 180.
4
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
S y i \ HidayaV, Maslahah Sebagai MetodePenggalianHukum Islam mashaqqah. Menurut Imam al-Shatibl dengan adanya taklif, Shari’ tidak bermaksud memberikan mashaqqah kepada mukallaf, akan tetapi dibalik setiap ta k if pasti ada manfaat bagi mukallaf. Dalam bahasa sehari-hari, obat pahit yang diresepkan oleh dokter itu bukan bertujuan untuk menambah kesulitan baru bagi sang pasien, tetapi maksud dari itu adalah demi kesembuhan pasien dikemudian hari. اي. Qa؛؛du al-Shari’ fi dukhuli al-mukallaf tahta aliktim al-sharl‘ah. (Maksud utama dalam pembhasan ini adalah bahwa setiap perbuatan manusia harus sejalan dengan petunjuk Shari’ dan bukan mengikuti hawa nafsunya). Setiap perbuatan yang didasarkan atas hawa nafsu belaka maka itu batal dan tidak ada nilai manfaatnya. 2. Maslahah tidak boleh bertentangan dengan al-Kitab (al-Qur’an). Untuk mengetahuai tujuan shara ’ yang di maksud dalam kriteria maslahah yang pertama, maka harus di kembalikan kepada hukum shari’at yang digali dari dalil-dalil tafsiliyah. semua dalil yang digunakan untuk proses istinbat ini kembali kepada al-Qur’an. Apabila ditemukan ada maslahah yang bertentangan dengan al-Qur’an, maka maslahah yang demikian ini dinyatakan maslahah yang tertolak dan tidak layak dijadikan sebagai pijakan penentuan hukum. Selain itu di dalam al-Qur’an terdapat nass yang sudah jelas agar kita selalu berpegang teguh kepada al-Qur’an dan tidak terpengaruh oleh hawa nafsu manusia. Allah berfirman:.؛ ﺣ ﺨ ﻢ ﺑ ﻴ ﺘ ﺒ ﻢ ﻳ ﻤ ﺄ أ ﻓ ﻰ آس ؤ ﻻ ﺗﺪﺑ ﻊ أ ﻫ ﺆا د ﻫ ﻢ ؤآ ﺣ ﺪ ر ﻫ ﻢ أ ن ﻳ ﺸﺘﺘ ﻮ ش ﻋ ﻦ ﺑ ﻌ ﺾ٠ﻵ ن آ ﻣ ﻊ وإان١ م ﺑﻴ ﻌ ﺾ ذﻓﻮت١ح أ ﻓ ﻰ آس إاﻟ ﺌ ﻚ ^ ن ذ و ي ﻗﺄ ﻋﻨ ﻢ أ ى ي ر ﻳ ﺪ آس أ ن ﻳﺼﻴﺐ ج
س ' ﺷ ﺴ ﻐ ﻮ ن۵ ﺗﺄ ص آ٩ﻛﺖ
3. Maslahah tidak boleh bertentangan dengan al-Sunnah (hadith) Kriteria yang ketiga ini tidak jauh berbeda dengan kriteria maslahah yang kedua, yaitu maslahah tidak boleh bertentangan dengan sunn^r baTksunn^ryan^sffat qawliyah, f i ’fiyah atau taqririyah. 4. Maslahah tidak boleh bertentangan dengan ijm a’.*
'٥A rtin y a ;
D a n h e n d a k la h k a m u m e m u tu s k a n p e rk a ra d i a n ta ra m e re k a m e n u ru t a p a y a n g d itu ru n k a n A lla h , d a n ja n g a n la h k a m u m e n g ik u ti h a w a n a fs u m e re k a , d a n b e rh a ti- h a tila h k a m u te rh a d a p m e re k a , su p a y a m e re k a ti d a k m e m a lin g k a n k a m u d a ri s e b a h a g ia n apa y a n g T e la h d itu ru n k a n A lla h k e p a d a m u . ji k a m e re k a b e rp a lin g (d a ri h u k u m y a n g T e la h d itu ru n k a n A lla h ), M a k a K e ta h u ila h b a h w a S e s u n g g u h n y a A lla h m e n g h e n d a k i a k a n m e n im p a k a n m u s h ib a h k e p a d a m e re k a d is e b a b k a n s e b a h a g ia n d o s a -d o s a m e re k a . d a n S e su n g g u h n y a k e b a n y a k a n m a n u s ia a d a la h o ra n g -o ra n g y a n g fa sik . Q S . A l-M a a id a h a y a t 49.
Tafaqquh; Vol. ' No. ', Mei 2٥ '3
5
SyafMHdayaV, Maslah ah Sebagai M etodePenggalianH ukum Islam
Para ulama sepakat bahwa maslahah yang dapat dijadikan sandaran hukum adalah maslahah yang tetap disandarkan atas dasar nass baik al-Qur’an maupun sunnah. Para ulama juga sepakat bahwa apabila ada kontradiksi antara maslahah dan nass maka yang patut didahulukan adalah dalil nass. Sulayman bin Abd al-Qawi al-Tufi adalah salah satu ulama madhhab hanabilah yang mempunyai statement berbeda dengan jumhur ulama dimana dia lebih mengedapankan maslahah disbanding dalil nass dan ijm a’. Al-Tufi berpendapat bahwa apabila terdapat dalil nass, ijm a’ bertentangan dengan dalil maslahah maka al-Tufi tetap memilih dalil maslahah yang lebih diutamakan. 5. Maslahah tidak boleh bertentangan qiyas. Selain kriteria maslahah di atas, Nasrun Haroen juga menuliskan beberapa syarat maslahah yang dapat dijadikan landasan hukum adalah: a. Ke-maslahat-an itu harus sejalan dengan kehendak shara’ dan termasuk dalam jenis ke-maslahat-an yang didukung oleh nass secara umum b. Ke-maslahat-an itu bersifat rasional dan pasti, bukan sekedar perkiraan, sehingga hukum yang ditetapkan melalui maslahah benarbenar menghasilkan manfaat dan menghindari atau menolak kemudaratan. c. Ke-maslahat-an itu menyangkut kepentingan orang banyak, bukan kepentingan pribadi atau kelompok kecil." C. Kehujjahan Maslahah Argumentasi mayoritas ulama menerima maslahah sebagai landasan hukum antara lain:2؛ 1. Hasil induksi terhadap ayat atau hadlth yang menunjukakan bahwa setiap hukum mengandung ke-maslahat-an bagi manusia. Dalam hubungan ini Allah berfirman:1123 d
ﺶ
ؤ ﺋ ﺂ ﺀ ر ﺳ ﻠ ﻊ إ ﻻ رﺣﻤﻪ ﻟ ﻠ ﺸ
Menurut jumhur ulama, Rasulullah saw itu tidak akan menjadi rahmat apabila bukan dalam rangka memenuhi ke-maslahat-an umat manusia. Selanjutnya, ketentuan dalam ayat-ayat al-Qur’an dan sunnah seluruhnya dimaksudkan untuk mencapai ke-maslahat-an umat manusia di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, memberlakukan maslahah terhadap hukum-hukum lain yang juga mengandung maslahah adalah legal. 2. Ke-maslahat-an manusia akan senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan tempat, zaman dan lingkungan mereka sendiri. Apabila 11 N a s ru n H a ro e n , K sA ul h al. 122. 12 Ib id ., h a l. 123. 13 A rtin y a ; “ D a n tia d a la h k a m i m e n g u tu s k a m u , m e la in k a n u n tu k (m e n ja d i) ra h m a t b a g i s e m e s ta a la m (Q .S . A l-A n b iy a ’: 107)
6
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
S y a f i la y a V , Maslahah Sebagai M etodePenggalianH ukum Islam shari’at Islam terbatas pada hukum-hukum yang ada saja, maka akan membawa kesulitan. 3. Jumhur ulama juga beralasan dengan merujuk kepada beberapa perbuatan para sahabat, seperti Umar bin al-Khattab yang tidak memberikan bagian zakat kepada para muallaf, karena menurut pandangan Umar, ke-maslahat-an orang banyak menuntut hal itu. Abu Bakar juga mengumpulkan al-Qur’an atas saran dari Umar yang juga dianggap sebagai suatu ke-maslahat-an untuk melestarikan al-Qur’an. Uthman bin ‘Affan juga memerintahkan menulis al-Qur’an dengan satu logat bahasa juga dianggap sebagai ke-maslahat-an untuk memelihara alQur’an dari terjadinya perbedaan bacaan. Selain pandangan ulama di atas, juga terdapat beberapa dalil yang memperkuat keberadaan maslahah sebagai sebuah landasan hukum, di antaranya:4؛ 1. Al-Qufan. d
ﺶ
ؤ ﺋ ﺂ ر ﻧ ﺘ ﻠ ﺘ ﺌ ﻚ إ ﻻ رﺣﻤﻪ ﻟ ﻠ ﺸ
Artinya, “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rohmat bagi semesta alam (. ؟. i M - M A y a ’ ■ . \0 .(٦ ﺛ ﻮأ آ ﺗ ﻘ ﺠ ﺴ ﻮ ا ﻟﻠﻪ ﻗ ﻴ ﻮ ﻧ ﻮ د اذا ﻧ ﻌ ﻲ اﻟﻤﺎ٠ﻗ ﻲ آ ﺋ ﻨ ﻴ ﻦ ﺗﺎ ج
ن
ؤآﺋﺘ ﺰا
ﺷ ﻞ٠ ﺛﻴﻪ ﺀﺷﺮؤ1 ﻋﻠﺒﻬﺖ وأدﻫﺖ٠ آ ﺛ ﺘ ﻦ ؛ ؤ- ﺀ ﺋ ﻮ ﻵ ﺑ ﻬ ﻖ٠اﻟﻠﻪ
Artinya, “Hai orang-orangyang beriman, penuhilah seruan Alloh dan seruan rosul apabila rosul menyerukan kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu ’’. (QS. Al-Anfal : 24) Dari kedua ayat di atas bisa dijelaskan: Pertama, Nabi saw diutus di dunia sebagai rahmat bagi semesta alam dan pembawa risalah Islamiyah, yang di dalamnya mengandung nilai-nilai maslahah untuk kebahagiaan dunia-akhirat bagi umatnya. Kedua, kehidupan yang dimaksud dalam ayat di atas adalah kehidupan secara utuh yang menyangkut keselamatan dunia dan akhirat. 2 Alhadith: ﻟ ﻠ ﻬ ﻮ أ د ذ ا ﻫ ﺎ إ ﻣ ﺎ ﻃ ﺔ ا ﻷ ذﻳﻌﺬال ﻃ ﺮ ﻳ ﻖ١ذ ﺛ ﻌ ﺒ ﺔ أ ﺀ ﻻ ﻫ ﺎ ﺛ ﻬ ﺎ د ة أ ذ ﻻ إﻟ ﻬﺈ ﻻ
Artinya. “Iman itu lebih dari tujuh puluh bagian, yang tertinggi yaitu syahadat dan yang p a in g rendah adalah menghilangkan sesuatu yang dapat membahayakan di jalanan ( 1 Sunan a\-Nasa’\, ^ u Daud serta Ibn Majah)14
14 M u h a m m a d u n a s la m .w o rd p re s s .c o m /2 0 1 0 /0 6 /m a s la h a h -d a la m -is 2013
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
tg l 11 a p ril
7
SyaiMHidayaV, Maslah ah Sebagai M etodePenggalianH ukum Islam
Dalam hadith di atas Rasulullah saw menggabungkan dua sisi sekaligus dari esensi agama yaitu: Pertama, sisi akidah yang diimplementasikan dengan kalimat syahadat. Kedua, sisi ke-maslahat-an umat manusia, dengan menghilangkan sesuatu yang dapat membahayakan orang lain di jalanan sebagai contoh yang paling sederhana. Ini sebagai bukti betapa besar dan luas perhatian shari’at tehadap maslahah yang termaktub dalam sendi-sendi agama. Juga, haith'. ﻻﻧ ﺮ ر و ﻻﻧ ﺮا ر
M in ya. “Jangan membahayakan diri sendiri dan orang lain ’’ (HR. Ibnu Majah dan Ad Daruquthni) Hadith ini melarang melakukan sesuatu perkara yang dapat menimbulkan mafsadah pada orang lain maupun pada diri sendiri. Sehingga di situ maslahah dunia dan akhirat harus benar-benar terwujud dalam tatanan kehidupan umat manusia. 3. Ijma’ulama. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang mulia. Oleh karena itu shari’at menghargai kreatifitas, pengetahuan, dan kebudayaan mereka selama tidak mendatangkan mafsadah dan menelantarkan maslahah. Seperti halnya shari’at mengakui kebudayaan orang jahiliyah. Sebagai contoh, di-shaiat-kannya kufu’ dalam perkawinan, transaksi bagi hasil (qirad) atau sarana-sarana yang lain seperti tata bahasa, puisi yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Dari dalil di atas bisa disimpulkan bahwa shari’at berdiri sebagai dasar hukum yang selalu menjaga terhadap ke-maslahat-an umat. Akan tetapi bagaimana menanggapi hadith Nabi: ر أ ﺟ ﺮ ك ذ ز ﻗ ﺪ ر ﻧ ﺼ ﺒ ﻚ ﻣﻤﺎ ﻗ ﺪ ﻳ ﺪ ل ﻇ ﺎ ه ره ذ ز أ ن ﻗ ﺼ ﺪ ا ل ﻛ ﻒ إﻟ ﻰ ا ﻟ ﺘ ﺸ ﺪ ﻳ ﺪ ﺣﻴ ﺢ ﻣﺜﺎ ب ﻋﻠﻴ ﻪ٩
ﻧ ﻔ ﺴ ﻪ ق اﻟ ﻌﺒﺎ د ة و ا ﺛ ﺮ اﻟ ﺘ ﻜ ﺎﻟ ﻒ أ م
M in ya. “Pahalamu menurut kesuiitanmu, sebagaimana yang ditunjukkan oleh lahirnya, atas dasar bahwa kehendak orang mukallaf dengan kesungguhan dirinya dalam ibadah adalah perkara yan g baik dandiberi pahala”. Yang lebih dikenal dalam Qawa’i dul Fiqh: ﻣﺎ ﻛﺎ ن أ ﻛ ﻬ ﺮ ﻓ ﻌ ﻼ ﻛﺎ ن أ ﻛ ﻬ ﺮ ﻓ ﻀ ﻼ
M in ya. “Sesuatu yang lebih banyak perbuatannya maka lebih banyakkeutamaannya’. Yang sekilas bisa dipahami ialah, bahwa nilai ibadah diukur dengan sebuah jerih payah seseorang dalam melakukannya. Kalau demikian, berarti titik tekan shari’at dalam memenuhi ke-maslahahatan umat telah sia-sia dan penuh kontradiksi. Terlebih kalau jerih payah 8
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
S y i \ HidayaV, Maslahah Sebagai M etodePenggalianH ukum Islam
dijadikan satu-satunya ukuran untuk menilai dalam melakukan ibadah. Sebelumnya perlu digaris bawahi, bahwa sesuatu dikatakan kontradiksi kalau maslahah menimbulkan mafsadah yang lebih besar atau berada dalam takaran yang sama. Kalau kita menilik satu sisi bahwa k h a m diharamkan dengan satu alasan memabukkan, dan di sisi lain kalau ia tidak meminumnya akan menimbulkan mafsadah yang lebih besar, yaitu resiko kematian, maka peran maslahah dalam hal ini penyelamatan akal tidak seimbang dengan mafsadah yang mengakibatkan resiko hilangnya nyawa. Sedangkan shara’ sendiri dalam mengaplikasikan hukum selalu menjaga terhadap ke-maslahat-an yang lebih penting, sehingga dalam kasus di atas tidak ada bentuk mafsadahyang ditimbulkannya. Oleh karenanya shara’ memberikan kelonggaran dengan memperbolehkan meminum khamr. Inilah yang dimaksudkan dalam Al-Quran:'5 ﻫ ﺆ آ ﺟ ﺘ ﺒ ﻠ ﺤ ﻢ ؤﺗﺎ ﺟ ﺜ ﻞ ﻋﻠﻴ ﺨﺘ ﻒ آﻟ ﺪﻳ ﻖ ﻣ ﻦ ﺧ ﺢ ﻣﻠﻪ ١آ و ﺳ ﻮ د ﺷ ﻬﻴ ﺪ
0
!
ف آس ﺣ ﻰ ﺟ ﻬﺎ د ه1ؤ ﺟﻠ ﻬﺜ ﻮ
ﻫ ﺆ ﺳ ﺌ ﻨ ﻜ ﻢ آ' ﻟﻤ ﺴﺬ ﺟﻴ ﻦ ﺗ ﻦ ﻗ ﺒ ﺪ ؤﻓﻲ ﻫﻨﻦ ' ﻟﺔﺧﺆ
ﺑﻴ ﺨ ﻢ٢
ذؤآ آﻟﺮﻛﺆه ﻟ ﻌ ﺘ ﺒ ﻤ ﻮ ا ﺑﺎس١ ﺀ ﻋ ﻞ آا ﺋﺎ ﺳ ﺞ ﻗﺄؤﻳﻤﻮأ آﻟ ﺤﻠ ﺆ ه ؤة١ ﻟﺨﺆدؤأ ﺷ ﺚ٠ﻋﺘﻴ ﺨﻮؤ ج
ﻫ ﺆ >ﻟ ﺬ ﺧ ﺆ ﻓﺘ ﻌ ﻢ آ ﻧ ﺘ ﺆ ي ؤﻧ ﻌ ﺰ آ ﻟ ﺌ ﻌ ﻂ
Dalam hal ini yang perlu mendapat penegasan adalah bahwa shari’at Islam selalu menempatkan maslahah yang diterapkan dalam maqasfd al-shariyah. Maka mashaqqah (kesulitan) yang didapatkan oleh orang mukallaf dalam melakukan suatu ibadah itu merupakan konsekuensi dari bentuk ta k if (tuntutan) yang tidak bisa dipisahkan dari adanya usaha dan kesungguhan. Oleh karenanya, mashaqqah semacam ini tidak mengurangi arti maslahah dalam setiap penerapan hukum-hukum Allah. Jadi pahala sebagai buah hasil jerih payah pada hakekatnya merupakan wasilah (sarana) untuk pemenuhan pelaksanaan Ibadah lii al-was^i1liukmu a!-maqa؛؛id).
'5 A rtin y a ; D a n b e rjih a d la h k a m u p a d a ja l a n A lla h d e n g a n ji h a d y a n g s e b e n a r-b e n a rn y a , d ia T e la h m e m ilih k a m u d a n d ia s e k a li-k a li tid a k m e n ja d ik a n u n tu k k a m u d a la m a g a m a s u a tu k e s e m p ita n . (Ik u tila h ) a g a m a o ra n g tu a m u Ib ra h im . d ia (A lla h ) T e la h m e n a m a i k a m u se k a lia n o ra n g -o ra n g m u s lim d a ri d a h u lu [M a k su d n y a : d a la m k ita b -k ita b y a n g T e la h d itu ru n k a n k e p a d a n a b i-n a b i s e b e lu m n a b i M u h a m m a d s.a .w .], d a n (b e g itu p u la ) d a la m (A l Q u ra n ) in i, su p a y a R a s u l itu m e n ja d i sa k si a ta s d irim u d a n su p a y a k a m u se m u a m e n ja d i sa k s i a ta s s e g e n a p m a n u s ia , M a k a D irik a n la h se m b a h y a n g , tu n a ik a n la h z a k a t d a n b e rp e g a n g la h k a m u p a d a ta li A lla h . d ia a d a la h P e lin d u n g m u , M a k a d ia la h s e b a ik -b a ik p e lin d u n g d a n se b a ik - b a ik p e n o lo n g . Q S . A l-H a jj (2 2 ), a y a t 78.
Tafaqquh; Vol. ' No. ', Mei 20 '3
9
SyafMHdayaV, Maslah ah Sebagai MetodePenggalianHukum Islam
D. Maslahah dalam Pandangan Al-TUfi Perspektif maslahah yang dibahas dalam pembahasan sebelumnya merupakan perspektif maslahah menurut mayoritas ulama usul al-fiqh yang melegitimasi maslahah sebagai dalil hukum selama masih bersandar pada nass. Namun seorang Ulama madhhab hanabilah yaitu Najm al-Dln al-Tufi (675-716 H/1276-1316 M) menyampaikan pemikiran tentang maslahah yang sangat berbeda dengan pandangan mayoritas ulama ketika itu. Konstruksi pemikiran al-Tufi tentang maslahah bertolak dari hadith: ﻻﻧ ﺮ ر و ﻻﻧ ﺮا ر
Menuut al-Tufi, inti dari seluruh ajaran Islam yang termuat dalam nass adalah maslahah bagi umat manusia. Karenanya, seluruh bentuk kemaslahahn disyari’atkan dan ke-maslahat-an itu tidak perlu mendapat dukungan dari nass, baik nass tertentu maupun oleh makna yang dikandung oleh nass trsebut. Maslahah menurut al-Tufi adalah dalil yang paling kuat yang secara mandiri dapat dijadikan alasan dalam menentukan hukum shara’. Argumentasi al-Tufi yang mengatakan bahwa maslahah dapat dijadikan dalil mandiri adalah:16 1. Akal bebas menentukan ke-maslahat-an dan kemafsadatan (ke-mudaratan) khususnya dalam hal yang menyangkut m u ’amalah dan adat. 2. Maslahah merupakan dalil mandiri dalam menetapkan hokum, oleh sebab itu tidak diperlukan dalil pendukung karena maslahah itu didasarkan kepada pendapat akal semata. 3. Maslahah hanya berlaku dalam masalah m u ’amalah dan ‘adat. Adapun dalam masalah ibadah atau ukuran-ukuran yang ditetapkan shara’seperti jumlah rakaat shalat a d u , puasa Ramadhan tidak termasuk dalam obyek maslahah, karena masalah-masalah itu merupakan hak Allah s ^ . 4. Maslahah merupakan dalil shara’ yang paling kuat. Oleh sebab itu apabila ada nass dan ijm a’ bertentangan dengan maslahah maka maslahah yang harus didahulukan dengan cara takhsis nass tersebut dan bayan (penjelasan). Ada beberapa dalil yang dikemukakan al-Tufi untuk mendukung pendapatnya itu, di antaranya:17 a. Firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 179; I
ﻟ ﺨ ﻢ ق آﻟ ﻌ ﺼﺎ ص ﺣﻴ ﻮه ﻳﺘﺎوﻟﻰ ﻻ ﻟ ﺘ ﻲ ﻟ ﻌ ﻠ ﻜ ﻢ ﺗﺘﻘ ﻮ ن٠و
M m ya . Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, H ai orang-orangya n g berakal,supaya kamu bertakwa. b. Firman Allah dalam Surat al-Maidah ayat 38;
N a s ru n H a r o e n ,U sh u l. ..., h a l. 126. Ib id ., h a l. 12.
10
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
S y a iH id a y a V , Maslahah Sebagai M etodePenggalianH ukum Islam ﻳﺮ٠ﺟﺰا؛م ﻳﻢ_ا ﻣﻤ ﺴﺂ ﻫ ﻐ ﻼ ﻣ ﻦ آس ع وآس ﺀز
1أ ﻳ ﺪ ﻳ ﻬ ﻢ
س ؤآﻟﺸﺎ^ﻗﺔ ﻓﺄ ﻗ ﻄﺜ ﻮأ ج
وآ
ﺣﺒ ﺬ
ArAnya'. Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah, dan A ll all Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. c. Firman Allah dalam Surat al-Nur ayat 2: رأﻗﺔ ف ﻳﻴ ﻦ٩ ؤ ﻻ ﺗ ﺄ ﺧ ﺪ ؤت٠ﻳﺄﺋ ﺔ ﺟ ﻠ ﺬ ة CP
1 ﻣ ﺨﻢ
ﺧ ﺮ و ﻟ ﻴ ﻨ ﺪ ﺀ ذ ا ؛ إ ﻧ ﺎ ﻃﺄﻳ ﺸﺔ ﻣ ﻨ ﺂ ﻧ ﻨ ﺆ ﻣ ﻨ ﻐ ﻦ
آﻟﺮاذ؛ة و^ﻟﺆ^ف ﻗ ﺄ و ﻳ ﺬ وأ ﻛ ﺊ ؤ ﺣ ﺪ f
.آس ؤن
ﺗﺆﻣﻨﻮ ن ﺑﺄس ؤآﻧﺘﻨ ﻢ
ArAnya. Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orangyangberiman . Menurtut al-Tuii, semua ayat ini mengandung pemeliharaan kemaslahat-m manusia yaitu jiwa, harta dan kehormatan mereka. Oleh sebab itu tidak satupun ayat al-Qur’an yang tidak mengandung dan membawa maslahah bagi manusia. d. Hadith Rasulullah saw; ر ﻋ ﺪﺗ ﻬﺎ ا و
ﻻ ﻳ ﺒ ﻊ ﺑ ﻌ ﻀ ﻬ ﻢ ذ ز ﺑ ﻊ ﺑ ﻌ ﺾ و ﻻ ﻳ ﺒ ﻊ ﺣ ﺎ ر ض ﻟ ﺒ ﺎ د و ﻻ ﺗ ﻨ ﻜ ﺢ اﻟ ﻤ ﺮأ ة ﺧﺎﺗ ﻠ ﻬﺎ ا ﻗ ﻠ ﻜ ﻢ ا ن ﻓ ﻌﻠﺘ ﻢ ذﻟ ﻚ ﻗ ﻄ ﻌﺘ ﻢ ا ر ﺟﺎ ﻣﺎ ﻛ ﻜ ﻢ
“Seseorang jangan membeli barang yang telah ditawar orang lain dan jangan pula orang kota (para pedagang) membeli barang dagangan nya dengan mendatangi para petani desa dan jangan dinikahkan seorang perempuan dengan paman nya( saudara kandung ayah atau ibu),karena apabila kamu melakukan itu,maka kamu telah memutuskan hubungan silaturahmi antar sesamamu’’ Menurut al-Tuii semua larangan Rasulullah saw pada hadith di atas akan bermuara kepada ke-maslahat-an manusia. Oleh sebab itu baik dalam al-Qur’an ataupun hadith semua bertujuan untuk menciptakan kemaslahat-an umat manusia. Maka dengan demikian eksistensi maslahah sebagai landasan hukum yang mandiri tidak diragukan lagi.
E Ma؛ilaliahMursalah Beberapa definisi maslahah mursalah yang disampaikan para ulama u؛؛ul al-fiqh aMahr. Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
11
Sy a U H d a y a V , Maslah ah Sebagai M etodePenggalianH ukum Islam
a) Menurut al-BUti, maslahah adalah setiap manfaat yang masuk dalam kategori tujuan Shari’ tanpa ada sandaran dalil yang menguatkan ataupun dalil yang membatalkan. Dalam definisi ini al-Butl menjelaskan bahwa manfaat yang masih bersifat prasangka tidak masuk dalam kategori maslahah mursalah dan tidak termasuk dalam pembahasan bab ini.8؛ b) Definisi yang disampaikan oleh Abd al-Wahhab Khalaf tentang maslahah mursalah adalah ke-maslahat-an yang tidak disyari’atkan oleh Shari’ hukum untuk ditetapkan dan tidak ditunjukkan dalil shar’iuntuk mengi’tibarkannya atau membatalkannya. Dalam definisi ini Khalaf ingin mempertegas bahwa tujuan utama Shari’ dalam menetapkan hukum semata-mata hanya untuk ke-maslahat-an manusia dengan cara mendatangkan sebanyak mungkin ke-maslahat-an dan menghindarkan dari madarat.1819201 c) Menurut Abd al-Karlm Zaidan maslahah mursalah adalah ke-maslahatan yang tidak disharl’atkan oleh Shari’. Definisi ini lebih mengedapankan pandangan Abd al-Karlm Zaidan bahwa maslahah mursalah merupakan maslahah yang mutlak karena tidak dikaitkan dengan dalil yang menetapkan atau dalil yang membatalkan.2. Mayoritas Ulama pada dasarnya menerima eksistensi maslahah mursalah sebagai dalil walalaupun dalam realitanya sebagian Mama menempatkan maslahah mursalah pada bab lain. Ulama shafiiyah memasukkan maslahah mursalah kedalam bab qiyas. Misalnya, mereka meng-qiyss-kan hukuman bagi peminum minuman keras ke dalam hukuman orang yang menuduh zina yaitu dera sebanyak 80 kali, karena orang yang mabuk akan mengigau dan dalam pengigauannya patut diduga akan menuduh orang lain berzina.2؛ Sementara itu golongan malikiyah dan hanabilah merupakan golongan Mama yang paling menerima keberadaan maslahah mursalah. Menurut mereka maslahah mursalah merupakan induksi dari kesimpulan sekumpulan nass bukan dari nass yang rinci sebagaimana dalam qiyas. Walaupun demikian golongan ini tetap menetapkan beberapa syarat agar maslahah mursalah dapat dijadikan sebagai pijakan hukum, diantaranya: a. Ke-maslahat-an itu sejalan dengan kehendak shara’ dan termasuk dalam jenis ke-maslahat-an yang didukung oleh nass secara umum. b. Ke-maslahat-an itu bersifat rasional dan pasti, bukan sekedar perkiraan, sehingga hukum yang ditetapkan melaului maslahah mursalah benarbenar menghasilkan manfaat dan menghindarkan dari kemudharatan. 18 A l-B u ti, D a w a b it a l-M a sla h a h i a l- S h a r ‘iy a h a l-Is la m iy a h (B e iru t; a l-R isa la h , 2 0 0 1 ), h a l. 288. 19 A b d a l-W a h a b K h a la f, I^ H u U s u la l-F iq h (J a k a rta ; R in e k a C ip ta , 1 9 9 5 ), h a l. 98. 20 A b d a l-K a rlm Z a id a n , A l - W a j i z . . . , h a l. 237. 21 I s r u n v H a m r , U sb u l... , h a l . 123.
12
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
Syatfut HidayaV, Maslahah Sebagai M etodePenggalianH ukum Islam
c. Ke-masJahat-an itu menyangkut kepentingan orang banyak, bukan kepentingan pribadi atau kelompok kecil tertentu.22 Untuk lebih menjaga agar akal manusia tidak terlalu dominan dalam menggunakan maslahah mursalah sebagai dalil hukum, Abd alWahab Khalaf juga memberikan beberapa syarat terhadap penggunan maslahahmursalah, yaitu'. a. Maslahah itu harus bersifat haqiqiyah (nyata) dan bukan bersifat wahmiyah (angan-angan). b. Maslahah itu bersifat umum. Yang dimaksud dalam syarat ini adalah tashri’ hukum atas suatu peristiwa itu harus mendatangkan manfaat bagi orang banyak. oleh karenanya tidak boleh mensharl’atkan hukum hanya untuk kepentingan dan ke-maslahat-an penguasa tanpa mempertimbangkan ke-maslahat-an rakyat secara umum. c. Maslahat yang akan ditetapkan tidak boleh bertentangan dengan prinsipprinsip hukum yang telah ditetapkan dalil nass dan ijm a’. Contoh kongkritnya adalah tidak sahnya dalil maslahah dalam menyatukan hak anak laki-laki dan perempuan dalam warisan karena hal ini bertentangan dengan nass al-Qur’an .23 Atas dasar inilah maka para ulama yang tidak menerima keberadaan maslahah mursalah sebagai dalil hukum menyampaikan beberapa argumentasinya, diantaranya:24 a) Penggunaan maslahah mursalah sebagai dalil shara ’ akan membuka peluang dan kesempatan bagi pratoisi hukum shara’untuk menetukan hukum sesuai dengan hawa nafsu dan keinginan mereka dengan memakai baju maslahah. b) Shari’ hukum sudah pasti akan menetukan hukum kepada manusia dengan tujuan untuk menciptakan ke-maslahat-an bagi manusia. maka penggunan dalil maslahah sama dengan pendapat bahwa Shari’ telah meninggalkan unsur maslahah dalam menetapkan hukum. c) Maslahah mursalah merupakan jenis maslahah yang berada diantara maslahah mulghah dan maslahah m u ’tabarah. Maka tidak k a n mungkin menggunakan dalil itu selama tidak ditemukan dalil yang memperkuat keberadaannya. Ketiga dalil yang disampaikan oleh kelompok yang menolak keberadaan maslahah mursalah itu tentu bertentangan dengan argumentasi kelompok yang menerima maslahah mursalah sebagai dalil. Mereka menerima maslahah mursalah sebagai dalil hukum karena didasarkan atas:25 a) Shari’at Islam itu tidak diberlakukan kecuali dengan satu tujuan pokok yaitu ke-maslahat-an hamba. Dalil nass yang mendukung 22 Ib id ., h a l 121 d a n 122. L ih a t ju g a Z a id a n . a l- W a jiz ..., h a l. 242. 23 K h a la f, I l m u . . , h al. 100. 24 Z a id a n , al- W a jiz . . . , h al. 238. 25 Ib id ., 24 0 .
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
13
SyafMHdayaV, Maslah ah Sebagai M etodePenggalianH ukum Islam
keberadaan maslahah sangat banyak dijumpai dalam nass. Menggunakan metode maslahah mursalah sebagai sebuah sandaran hukum sudah sejalan dengan dasar dan karakter shari'h itu sendiri. Bahkan al-Shatibl mengatakan bahwa shari’at itu tidak diberlakukan kecuali hanya untuk ke-maslahat-an hamba dimasa kini dan akan datang.26 b) Ke-maslahat-an manusia dan media pemenuhannya akan berubah sesuai dengan keadaan situasi, kondisi dan waktu. c) Mujtahidin dikalangan sahabat dan generasi sesudahnya juga berijtihad atas dasar nilai-nilai maslahah yang tentu telah menjadi kesepakatan yang utuh. Contoh nyata dari hal ini adalah peristiwa pengumpulan al-Qur’an menjadi satu mushaf. Sebagai penutup dari diskusi tentang eksistensi maslahah mursalah sebagai dalil hukum, Abd al-Karlm Zaidan memberikan statement bahwa maslahah mursalah adalah metode pengambilan hukum shari’at yang legal menurut mayoritas Ulama dan dapat dijadikan pijakan hukum karena keberadaan maslahah mursalah juga didukung oleh dalil nass yang kuat. Penutup Standar dan nilai maslahah merupakan induksi dalil nass yang dikumpulakan dari proses ijtihad. Sehingga sekalipun dalam proses pengambilan maslahah ini selalu bersentuhan dengan rasionalitas manusia tetapi semangat dan nilai maslahah sama sekali tidak meninggalkan keagungan dan kemurnian dalil nass yang menjadi pilar dan pijakan untuk menghasilkan dan menentukan maslahah. Peran akal manusia dalam menentukan maslahah memang tidak dapat dipisahkan pada setiap tahapan dan langkah penentuan maslahah. Namun demikian, sebesar apapun kemampuan logika manusia untuk merumuskan sebuah maslahah, tidak bermakna manakala nilai-nilai ketuhanan (baca; nass) tidak melegitimasi keberadaan maslahah itu sendiri. Menggunakan metodologi maslahah pada satu waktu, sama dengan menjunjung dan mengagungkan kemurnian shari’at Islam di waktu yang lain karena keberadaan maslahah telah membutoikan bahwa shari’at Islam mampu beradaptasi dengan perkembangan sosial. Maslahah juga telah berfungsi sebagai sebuah metodologi penetapan hukum Islam yang sistematis yang mampu menampikan karakter dan posisi shari’at Islam yang rahmatan li a/‘؛ilamiin.
26 A b u Is h a q a l-S h a tib i, A l- M u w a f a q a tF i U s u l a l-F iq h (B e iru t; D a r a l-K ita b A l ‘Ilm iy a h , tt h ) , h a l. 22 0 .
14
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
S y i \ HndayaV, Maslahah Sebagai MetodePenggalianHukum Islam Daftar Pustaka
al-Bouthi, Mohammad Sa’id Ramadhan. Dawabit al-Maslahah fi alshari‘ah al-Islamlyah. Beirut; Muassasah Al Risalah, 2001. al-Qur’an Al Karim ak-Ralsunl, Ahmad. Nazhiiyat al-Maq؛i؛؛id ‘Inda al-Imam al-Shatibi. Beirut; al-Mussasah al-Jamiah, 1992. al-Shatibi, Abu Ishaq Ibrahim bin Musa bin Muhammad. A l-I’tisham. Indonesia; Bab al-Salam, tth. ----------, Abu Ishaq. Al-Muwafaqat Fi Usul al-Shari’ah. Beirut; Dar al-Kutub al-Tlmiyah, 2004. Hafidh, Ahmad. Meretas Nalar Shari‘ah. Jogjakarta; Teras, 2011. Haq, Abdul. Formulasi NalarFiqh. Surabaya; Khalista, 2006. Khallaf, Abd al-Wahab. Ilmu Usul al-Fiqh. Jakarta; Rineka Cipta, 1995. Muhammadunaslam.wordpress.com/2010/06/maslahah-dalamislam.diakses tgl 11 april 2013 Nasrun, Haroen. Usul al-fiqh. cet. I Jakarta; Logos, 1996. Zaidan, Abd al-Karlm. Al-W ajiz Fi Usul al-Fiqh. Kairo; Dar Al Tauzl’ Wa al-Nashr, 1993.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
15
SytYada', Analisis Tentang KonsekuensiYuridisHarta Bersama
ANALISIS TENTANG KONSEKUENSI YUEIDIS HARTA BERSAMA TERHADAP KEWAJIBAN SUAMI MEMBERI NAFKAH DALAM KHI Oleh. Syuhada’* Abstract C o m p ila tio n o f I l l a m i c L a w ( K H I ) h a s d e t e r m i n e d th a t t h e o b lig a tio n i m p o s e d o n h u s b a n d s m a k e a li v in g , w h ic h i s c o n t a i n e d i n A r t i c l e 8 0 p a r a g r a p h (4 ز. I n
a d d itio n t o
th e s e p r o v i s io n s ,
a !s o s e t p r o v i s i o n s
r e g a r d in g j o i n t p r o p e r t y . A c c o r d i n g t o a r tic le 1 l e t t e r f K H I th a t c o m m u n i t y p r o p e r t y i s p r o p e r t y a c q u ir e d e i t h e r i n d i v i d u a l l y o r t o g e t h e r w it h t h e s p o u s e s d u r i n g t h e m a r r ia g e ta k e s p la c e , r e g a r d le s s r e g i s te r e d t o a n y o n e . C o n s e q u e n c e s a r is in g f r o m t h e j o i n t p r o p e r t y o f t h e d e e d s o f t h e l a w o f p r o p e r t y s h o u l d b e a g r e e d w it h b o th p a r t i e s a n d t h e d iv i s i o n o f p r o p e r t y i s d o n e i n a b a la n c e d w a y . I f t h e p r o v i s i o n s r e g a r d in g j o i n t p r o p e r t y a s s o c ia te d w it h t h e o b lig a tio n o f t h e h u s b a n d t o p r o v i d e f o r t h e le g a l i s s u e s c a n c o m e u p w h e n t h e w i f e d i d c la im th a t a g i v e n p r o p e r t y d u r in g t h e m a r r ia g e a s a l i v i n g in t e r p r e t e d a s j o i n t p r o p e r ty . T h e n t h e r u l e a ls o s h o w s u n fa ir to t h e h u s b a n d b e c a u s e i n a d d itio n h e i s o b li g a te d t o p r o v i d e f o r h e i s a ls o b o u n d b y t h e p r o v i s i o n s o f th a t d iv i s i o n
o f p r o p e r ty
jo in tly
c o n d u c te d
fa ir ly .
T hree
ju r id ic a l
c o n s e q u e n c e s j o i n t p r o p e r t y o f t h e h u s b a n d t o p r o v i d e f o r a n o b lig a tio n t h a t i s o p tio n a l. F ir s t, h u s b a n d a n d w i f e s h a r e d r e s p o n s i b i l i t y i n th e fa m ily
econom y.
Second,
th e
s e p a r a tio n
o f c o n ju g a l p r o p e r t y i n
m a r r ia g e . T h ir d , c o m p r o m i s e j o i n t p r o p e r t y a n d l i a b i l i t y r u l e s p r o v i d e fo r h e r h u sb a n d . K e y w o r d s ..
J u r id ic a l C o n s e q u e n c e s ,
T reasure
T ogether•, L iv e l ih o o d s ,
KHI
Pendahuluan Perkawinan amat urgen dalam kehidupan manusia, individu maupun sosial. Dengan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang berkehormatan. Oleh karena itu, sangat relevan apabila Islam mengatur masalah perkawinan dengan teliti dan terperinci, untuk membawa umat manusia hidup berkehormatan, sesuai kedudukannnya yang amat mulia di tengah-tengah makhluk Allah yang lain.*1 Hukum perkawinan mempunyai kedudukan yang amat penting dalam Islam. Sebab di dalamnya mengatur tatacara kehidupan keluarga,2 yang merupakan inti kehidupan masyarakat sejalan
D o s e n P ro d i A h w a l S y a k h s h iy y a h S e k o la h T in g g i Is la m B a n i F a ta h Jo m b a n g 1 A h m a d A z h a r B a s y ir, H u k u m P e r k a w in a n Isla m , c e t. k e-9 (Y o g y a k a rta ; U II P re s s, 1 999), h a l. 1. 2 P e n g g u n a a n k a ta “ k e lu a rg a " d is a m a k a n d e n g a n “ ru m a h ta n g g a " , d im a k s u d k a n u n tu k m e m u d a h k a n p e n u lis k a re n a b a n y a k re fe re n si y a n g m e n g g u n a k a n k e d u a k a ta te r s e b u t d e n g a n m a k s u d sam a. K e lu a rg a d i sin i d im a k ia i se c a ra se m p it y a itu o ra n g se isi ru m a h ,
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
43
SyrYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
dengan kedudukan manusia sebagai makrluk yang mulia. Perkawinan merupakan perjanjian suci untuk membentuk keluarga antara seorang laki-laki dan seorang perempuan.3 Adanya perjanjian di sini menunjukkan kesengajaan dari suatu perkawinan yang dilandasi oleh ketentuan-ketentuan agama.45Di samping itu, perkawinan bertujuan untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Ini sesuai dengan firman Allah: و ﻣ ﻦ أ ﺑ ﺎ ﺗ ﻪ أ ن ﺧ ﻠ ﻖ ﻟ ﺤ ﻜ ﻢ ﻣ ﻦ أ ﻧ ﻔ ﺴ ﺤ ﻜ ﻢ أ ز و ا ﺟ ﺎ ﻟ ﺘ ﺴ ﻜ ﻨ ﻮ ا إ ﻳ ﻠ ﻬ ﺎ و ﺟ ﻌ ﻞ ﺑﻴﻦ ﺣ ﻜ ﻢ ﻣ ﻮ د ة و ر ﺣ ﻤ ﺔ إ ن ٥ ﻓﻲ ذ ﻟ ﻚ ﻵ ﻳ ﺎ ت ﻟ ﻔ ﻮ م ﻳ ﻔ ﻌ ﻜ ﺮ و ن
Hak dan kewajiban dalam kehidupan keluarga muncul akibat perkawinan sebagai perjanjian. Seorang laki-laki yang menjadi suami memperoleh hak suami dalam keluarga. Begitupun seorang perempuan yang mengikatkan diri menjadi isteri memperoleh hak sebagai isteri dalam keluarga. Di samping itu, keduanya juga mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus diperhatikan satu sama lain. Suami isteri mempunyai kedudukan yang seimbang dan setara. Walaupun disadari ada perbedaan kewajiban satu sama lain dalam keluarga. Suami isteri mempunyai posisi dan peranan masingmasing. Superioritas dan inferioritas adalah tidak ada dalam keluarga. Dominasi dalam keluarga harus dilenyapkan tanpa memandang siapa yang melakukannya. Kerena di dalam dominasi itu ada pengangkangan hak dan pengingkaran esksistensi.6 Suami isteri harus memahami hak dan kewajibannya sebagai upaya membangun sebuah keluarga. Kewajiban tersebut harus dimaknai secara timbal balik bahwa yang menjadi kewajiban suami merupakan hak isteri dan yang menjadi kewajiban isteri menjadi hak suami.7 Suami isteri harus bertanggung jawab untuk saling memenuhi kebutuhan pasangannya untuk membangun keluarga yang harmonis dan tentram.8 Islam mengajarkan prinsip adil dalam membina keluarga. Yang berarti fungsi-fungsi keluarga harus diletakkan secara memadai. Dan fungsi paling a n a k -is te ri, b a tih . H ilm a n H a d ik u s u m a , B a h a s a H u k u m In d o n e s ia , c e t. k e -2 (B a n d u n g ; A lum ni, 1 9 9 2 ), h a l 82 3 S a y u ti T h a lib , H u k u m K e k e lu a r g a a n In d o n e sia , c e t. k e-5 (Y o g y a k a ta ; U II P re s s, 1986), h a l. 47. 4 U n d a n g -u n d a n g N o m o r 1 T a h u n 1974, m e n g a ta k a n b a h w a “P e rk a w in a n ia la h ik a ta n la h ir b a tin a n ta ra se o ra n g p ria d e n g a n se o ra n g w a n ita se b a g a i su a m i is te ri d e n g a n tu ju a n m e m b e n tu k k e lu a rg a (ru m a h ta n g g a ) y a n g b a h a g ia d a n k e k a l b e rd a s a rk a n K e tu h a n a n Y a n g M a h a E s a ." P a s a l 1 5 A l-R u m (30): 21. 6 M a s d a r F . M a s ’u d i, Is la m d a n H a k - H a k R e p r o d u k s i P e re m p u a n , c e t. ke-1 (B a n d u n g ; M iz a n , 1997), h a l. 180. 7 S o e m iy a tr , H u k u m P e rk a w in a n I s la m d a n U n d a n g -u n d a n g P e rk a w in a n , ce ؛t, . k s -2 (Y o g y a k a rta : L ib e rty , 1 9 8 6 ), h a l. 96. 8 M u h a m m a d T h a lib , 2 0 R a h a sia Ik a ta n K e jiw a a n S u a m i Is te ri, c e t. ke-1 (B a n d u n g : h s y a d B a itu s S a la m , 2 0 0 1 ), h al. 4 6.
44
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
SytWada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
utama dalam keluarga yang harus ada adalah meletakkan fungsi keagamaan.9 Urgensitas fungsi keagamaan untuk diterapkan sebagai upaya membentuk kehidupan keluarga yang sukses dan agamis. Suatu perkawinan yang tidak diikuti dengan sikap saling memahami hak dan kewajiban masing-masing akan menimbulkan masalah dalam mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga. Dimungkinkan akan muncul banyak rintangan dalam mencapai tujuan perkawinan yang dicita-citakan. Bahkan peluang retaknya keluarga akan terbuka lebar. Keluarga merupakan satuan unit terkecil dalam hidup bermasyarakat. Keberadaan suatu rumah tangga tentu akan membawa pengaruh terhadap terbentuknya suatu masyarakat. Oleh karena itu, suami isteri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi dasar dari susunan suatu masyarakat.0؛ Ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan kehidupan berumah tangga telah diatur dalam Islam demi tercapainya tujuan perkawinan. Agama Islam telah memberikan beberapa ketentuan mengenai kewajiban suami isteri di dalam keluarga. Di antaranya adalah dalam persoalan nafkah. Allah berfirman: ١١اﻟ ﻤ ﻮﻟ ﻮ د ﻟ ﻪ ر ز ﻗ ﻬ ﻦ ﻳ ﻤ ﺴ ﻮ ﺗ ﻬ ﻦ ﺑ ﺎ ﻟ ﻤ ﻌ ﺮ و ق
<ﻟﻰﻟﻊ
Ayat tersebut menunjukkan bahwa nafkah menjadi tanggung jawab suami untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need) keluarga. Pemenuhan terhadap nafkah merupakan bagian dari upaya mempertahankan keutuhan dan eksistensi sebuah keluarga. Dan nafkah wajib atas suami semenjak akad perkawinan dilakukan.*2؛ Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang mempositifcan hukum Islam3 ؛di Indonesia,4 ؛mengatur juga mengenai kewajiban suami memberi nafcah untuk keperluan hidup keluarga.5 ؛Keberadaan nafcah tentunya sangat penting dalam membangun keluarga. Jika dalam keluarga nafkah tidak terpenuhi, baik itu 9 Ja la lu d in R a h m a t, I s la m A lte r n a tif: C e ra m a h -C e ra m a h d i K a m p u s , c e t. k e -1 2 (B a n d u n g : M iz a n , 2 0 0 4 ), h a l. .2 2 ؛ ؛٥M o h d . Id ris R a m u ly o , H u k u m P e r k a w in a n Is la m , c e t. k e - ( ؛J a k a rta : B u m i A k sa ra , 9 9 6 ) ؛, h a l. .8 7 1 8 8 ؛ ؛؛A l- B a q a ra h (2): 233. 2 ؛T . I H i . A s h r S l d i e c y , F iq ih I s la m M e m p u n y a i D a y a E la siis , L e n g k a p , B u la t d a n T u n t a s , c e t. k e - ( ؛J a k a rta : B u la n B in ta n g , 9 7 5 ) ؛, h al. .0 5 ؛ 3 ؛K a ta “ h u k u m Is la m " d ia r tik a n se b a g a i h a s il ijtih a d y a n g k e m u d ia n d is e b u t f i q h S e d a n g k a n k a ta s h a i i ’a h se m u la m e n c a k u p se g a la a s p e k k e h id u p a n (b e ru p a a k id a h , h u k u m , d a n a k h la k ), k e m u d ia n m e n g a la m i re d u k s i d a n h a n y a y a n g b e rk a ita n d e n g a n p e rila k u m a n u s ia ; n a m u n m a s ih t e t a p a p a y a n g d a ta n g d a ri A lla h . D a la m p e rk e m b a n g a n n y a ju g a m e n g a la m i re d u k s i a rti se h in g g a p a d a a k h irn y a s y a r i’a h ju g a se rin g d ip a h a m i id e n tik d e n g a n fiq h . A . Q o d ri A z iz y , E k le k t is i s m e H u k u m N a sio n a l, ce t. k e - ( ؛Y o g y a k a rta : G a m a M e d ia , 2 0 0 2 ), h a l. 4 8 -5 4 . 4 ؛C ik H a s a n B a s ri, (ed. d a n p e n .), K o m p ila s i H u k u m I s la m d a n P e ra d ila n A g a m a d a la m S i s t e m H u k u m N a sio n a l, c e t. k e -2 (J a k a rta : L o g o s W a c a n a Ilm u , 9 9 9 ) ؛, h a l. 27. 5 ؛P a s a l 80 a y a t (4).
T a f a q q u h ; V o l. ؛N o . ؛, M e i 2 0 4 5
3؛
SytYada', Analisis Tentang KonsekuensiYuridisHarta Bersama
nafcah untuk isteri maupun anak-anaknya, dapat menimbulkan ketidakharmonisan dan ketidakberhasilan dalam membina keluarga.6â&#x20AC;Ť Ř&#x203A;â&#x20AC;ŹKonsep harta bersama diakui dalam KHI. Hal ini menimbulkan adanya hak dan kewajiban antara suami dan isteri terhadap harta bersama. Dan perbuatan hukum terhadap harta bersama haruslah mendapat persetujuan dari kedua belah pihak. Ketentuan mengenai harta bersama dalam KHI maupun Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tidak terlepas dari realita masyarakat Indonesia tentang harta bersama dengan istilah yang beragam. Di Jawa Timur disebut dengan gono gini, di Minangkabau disebut harta suarang, di Banda Aceh disebut hareuta seuhareukat}! Kompilasi Hukum Islam merumuskan harta bersama sebagai harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa pun.16178 Al-Qurâ&#x20AC;&#x2122;an dan hadith di satu sisi tidak memberikan ketentuan dengan tegas bahwa harta benda yang diperoleh suami selama perkawinan berlangsung sepenuhnya menjadi hak suami, dan hak isteri hanya terbatas atas nafkah yang diberikan suami.1920Ketentuan kewajiban suami memberi nafcah menimbulkan suatu persoalan apabila dikaitkan dengan ketentuan harta bersama. Suami yang mempunyai kewajiban memberi nafkah harus menerima suatu aturan harta bersama yang mempunyai konsekuensi pembagian harta bersama dengan bagian berimbang dan penggunaan harta bersama harus mendapat persetujuan suami isteri. Persoalan lain yang muncul adalah mengenai pelaksanaan kewajiban suami memberi nafcah termasuk dalam institusi harta bersama atau berdiri sendiri. Sehingga, kedua aturan tersebut dapat menimbulkan celahcelah hukum yang dapat merusak asas kepastian hukum dan keadilan masyarakat. Pembahasan A. Harta Bersama a. Pengertian Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UUP) menerangkan bahwa harta benda2, yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. Kompilasi Hukum Islam (KHI) 16 K e te n tu a n la in y a n g a d a d a la m K H I e ra t k a ita n n y a d e n g a n p e la k s a n a a n k e w a jib a n su am i m e m e n u h i n a f t a h a d a la h a d a n y a p e n g a tu r a n h a r t a k e k a y a a n p e rk a w in a n . M e n u ru t K H I, p a d a d a s a rn y a tid a k ad a p e rc a m p u ra n a n ta ra h a rta su a m i d a n is te ri k a re n a p e rk a w in a n . H a rta is te ri te t a p m e n ja d i h a k is te ri d a n d ik u a s a i s e c a ra p e n u h o le h n y a , d e m ik ia n ju g a h a rta su a m i te t a p m e n ja d i h a k su a m i d a n k e k u a s a a n p e n u h te t a p ad a p a d a n y a . P a s a l 86. 17 A h m a d R o fiq , H u k u m I s la m d i In d o n e sia , c e t. k e-4 (J a k a rta : R a ja G ra fin d o , 2 0 0 0 ), hal. 2 11. 18 P a s a l 1 h u r u f f. 19 A h m a d A z h a r B a sy ir, H u k u m P e rk a w in a n ..., h a l. 66. 20 B e n d a a d a la h se g a la s e s u a tu y a n g d a p a t d ih a k i o le h o ra n g . S u b e k ti, P o k o k - p o k o k H u k u m P erd a ta , c e t. k e -2 6 (J a k a rta : h rte rm a s a , 1 9 9 4 ), h a l. 60.
46
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
SytYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
memberikan pengertian bahwa harta bersama atau shirkah yaitu harta yang diperoleh sendiri-sendiri atau bersama-sama suami isteri selama perkawinan tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa pun.2â&#x20AC;ŤŘ&#x203A;â&#x20AC;Ź Ketentuan-ketentuan tersebut menunjukkan bahwa masa dalam ikatan perkawinan menjadi suatu hal yang penting untuk menentukan harta yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama, kecuali harta yang diperoleh dari hibah, hadiah dan warisan, sepanjang tidak ditentukan lain oleh para pihak. Pengertian harta bersama menurut para ahli hukum mempunyai kesamaan satu sama lain. Menurut Sayuti Thalib, harta perolehan selama ikatan perkawinan yang didapat atas usaha masing-masing secara sendiri-sendiri atau didapat secara usaha bersama merupakan harta bersama bagi suami isteri tersebut.2122 Menurut Hazairin, harta yang diperoleh suami dan isteri karena usahanya adalah harta bersama, baik mereka bekerja bersama-sama ataupun suami saja yang bekerja sedangkan isteri hanya mengurus rumah tangga dan anak-anak di rumah, sekali mereka itu terikat dalam suatu perjanjian perkawinan sebagai suami isteri maka semuanya menjadi bersatu baik harta maupun anakanaknya.23 Senada dengan kedua tokoh di atas, Iman Sudiyat juga memberikan definisi harta bersama, yaitu harta kekayaan yang diperoleh selama masa perkawinan, baik suami maupun isteri bekerja untuk kepentingan kehidupan keluarga. Syarat terakhir ini sering juga ditiadakan, sehingga harta benda yang diperoleh selama masa perkawinan itu selalu menjadi harta bersama keluarga.24 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka harta yang diperoleh selama perkawinan, kecuali harta warisan, hibah, wasiat dan hadiah, sepanjang para pihak tidak menentukan lain adalah harta bersama.25 Sedangkan harta pemberian adalah harta yang bukan didapat karena jerih payah bekerja sendiri melainkan karena hubungan cinta 21 P a s a l 1 h u r u f (f). 22 S a y u ti T h a lib , H u k u m K e k e lu a rg a a n ..., h al. 92. 23 D ik u tip o le h M o h d . Id ris R a m u ly o , H u k u m P e rk a w in a n , H u k u m K e w a r isa n ..., h al. 34. 24 h i a n S u d iy a t, H u k u m A d a t S k e ts a A sa s, c e t. k e -4 , (Y o g y a k a rta : L ib e rty , 2 0 0 0 ), h al. 148. 25 S e la in d ia tu r k e te n tu a n m e n g e n a i h a r ta b e rs a m a , d i d a la m p a s a l 35 a y a t (2 ) U U P jo p a sa l 87 a y a t (1 ) K H I d ije la s k a n b a h w a h a r ta b a w a a n d a ri m a s in g -m a s in g su a m i d a n is te ri d a n h a rta b e n d a y a n g d ip e ro le h m a s in g -m a s in g se b a g a i h a d ia h a ta u w a ris a n a d a la h d i b a w a h p e n g u a s a a n m a s in g -m a s in g se p a n ja n g p a ra p ih a k tid a k m e n e n tu k a n la in . K e te n tu a n in i m e n u n ju k k a n d i sa m p in g a d a h a rta b e rs a m a , a d a ju g a h a rta p rib a d i d a la m h a rta p e rk a w in a n . Y a itu te r d iri d a ri h a rta b a w a a n d a n h a rta p e m b e ria n . D is e b u t h a rta b a w a a n k a re n a m a s in g -m a s in g su a m i d a n is te ri m e m b a w a h a r ta se b a g a i b e k a l k e d a la m ik a ta n p e rk a w in a n y a n g b e b a s d a n m a n d iri. H ilm a n H a d ik u s u m a , H u k u m W aris A d a t, (B a n d u n g : A lu m n i, 1 9 8 0 ), h al. 56
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
47
SytYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
kasih, balas budi atau jasa, atau karena sesuatu tujuan.26 Dalam pasal tersebut yang termasuk kategori harta pemberian adalah harta karena hibah maupun warisan. Akan tetapi, menurut Hilman Hadikusuma, harta pemberian meliputi: harta pemberian suami, harta pemberian orang tua, harta pemberian kerabat, harta pemberian anak kemenakan, harta pemberian orang lain, hadiah-hadiah, hibah dan wasiat.27 b. Dasar Hukum Kompilasi Hukum Islam menjelaskan bahwa pada dasarnya tidak ada percampuran antara harta suami dan harta isteri karena perkawinan. Harta isteri tetap menjadi hak isteri dan dikuasai penuh olehnya, demikian juga harta suami tetap menjadi hak suami dan dikuasai penuh olehnya.28 Ketentuan ini memberikan pemahaman bahwa harta yang dibawa suami isteri ke dalam perkawinan tetap menjadi harta pribadi masing-masing selama para mereka tidak menetukan lain lewat perjanjian.29 Menurut penulis, ketentuan yang tercantum dalam pasal 86 KHI tersebut bersifat fakultatif,30 yang dibuktikan dengan adanya ketentuan mengenai harta bersama dan perjanjian kawin yang menyimpangi ketentuan tersebut. Dasar hukum adanya harta bersama dalam perkawinan adalah pasal 35 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan pasal 1 huruf f KHI. Ketentuan tersebut memberikan legitimasi bahwa harta bersama diakui dalam hukum perkawinan nasional. Al-Qur'an dan hadlth sendiri tidak menegaskan bahwa harta yang diperoleh suami dalam perkawinan, secara langsung isteri juga ikut berhak atasnya. Dengan demikian, tidak ada ketentuan yang jelas apakah harta benda yang diperoleh selama perkawinan berlangsung menjadi harta bersama atau tidak.31 Menurut Idris Ramulyo, ada dua pendapat dalam hukum Islam mengenai ada tidaknya harta bersama dalam perkawinan.32 a) Tidak dikenal harta bersama dalam lembaga Islam. Argumentasi dari pendapat ini bertitik tolak dari ketentuan al-Qur'an: ر ﺑﻊ ض وب ﻣ ﺎ أ ﻧ ﻔ ﻘ ﻮ ا ﻣ ﻦ أ ﻣ ﻮ ا ﻟ ﻬ ﻢ
ا ﻟ ﺰ ﺟ ﺎ ل ﻗ ﻮ ا ﻣ ﻮ ن ذ ز ا ﻟ ﻨ ﺴ ﺎ ﺀب ﻣ ﺎ ﻓ ﻀ ﻞ ا ﻟ ﻠ ﻪ ﺑﻌﻀﻪ م
Ib id ., h al. 61. T bid, h a l 6 1 -6 8 . P a s a l 86. H a l in i b e rb e d a d e n g a n k e te n tu a n p a s a l 119 B W ( b u r g e r lijk w e tb o e k ), b a h w a s e m e n ja k a d a n y a p e rk a w in a n , se lu ru h h a rta k e k a y a a n su a m i is te ri m e n ja d i h a rta p e rs a tu a n se p a n ja n g k e d u a n y a tid a k m e n g a d a k a n p e rja n jia n k a w in u n tu k te rp is a h n y a h a rta m e re k a . F a k u lt a ti f a d a la h k e te n tu a n h u k u m y a n g b e rs ifa t ta m b a h a n d a n d a p a t d is im p a n g i o le h k e te n tu a n lain . A h m a d A z h a r B a sy ir, H u k u m P e rk a w in a n ..., h a l. 66. M o h d . Id ris R a m u ly o , H u k u m P e rk a w in a n , H u k u m K e w a r isa n ..., h a l. 29. A l-N is a ’ (4): 34.
48
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
SytYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama ا ر و ﻫ ﻦ ﺗ ﻠ ﻀ ﻴ ﻘ ﻮ ا ﻋ ﻠ ﻴ ﻬ ﻦ٠أ ﺳ ﻜ ﻨ ﻮ ﺟ ﻦ ﻣ ﻦ ﺣ ﻴ ﺚ ﺳ ﻜ ﻨ ﺘ ﻢ ﻣ ﻦ و ﺟ ﺪ ﺣ ﻜ ﻢ و ﻻ ﺗ ﺾ
Isteri mendapatkan suatu perlindungan dari suami baik tentang naftah, sandang pangan, naftah batin dan materiil maupun tempat tinggal, demikian juga biaya kesehatan, pemeliharaan, serta pendidikan anak-anak menjadi tanggung jawab penuh suami sebagai kepala keluarga. Sebagaimana yang ditentukan oleh kedua ayat di atas, berarti isteri dianggap pasif menerima apa yang datang dari suami. Maka menurut tafsiran ini tidak ada harta bersama.35 b) Ada harta bersama antara suami isteri dalam hukum Islam. Pendapat ini mendasarkan bahwa apa yang diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, mengenai harta bersama sesuai dengan kehendak dan aspirasi hukum Islam.36*Pendapat ini bertitik tolak dari ketentuan nas: و ف ﻓ ﺈ ن ﻛ ﺮ ﻋ ﺘ ﻤ ﻮ ض ﻓ ﻌ ﺴ ﻰ أ ن ﺗ ﺤ ﻜ ﺮ ﺟ ﻮ ا ﺷ ﻴ ﺌ ﺎ و ﻳ ﺠ ﻌ ﻞ ا ﻟ ﻠ ﻪ ﻓ ﻴ ﻪ ﺧ ﻴ ﺮ ا٠و ﻋ ﺎ ﺷ ﺮ ^ ن ﻻﻟ ﻤ ﻌ ﺮ ٣7ﻛ ﺜ ﻴ ﺮا و ﺧ ﺬ ن ﻣﻨ ﺤ ﻜ ﻢ ﻣﻴﺜﺎ ﻗﺎ ﻏ ﻠ ﻴ ﻈﺎ ر ﺑ ﻌ ﺾ و ﺑ ﻤﺎ أﻧ ﻔ ﻘ ﻮا ﻣ ﻦ أ ﻣ ﻮاﻟ ﻬ ﻢ ﻣﻮدة
ﺑﻴﻨ ﺤ ﻜ ﻢ
إﻳﻠ ﻬﺎ و ﺟ ﻌ ﻞ
اﻟ ﺰ ﺟﺎ ل ﻗ ﻮا ﻣ ﻮ ن ذ ز ا ﻟ ﻨ ﺴ ﺎ ﺀ ﺑ ﻤﺎ ﻓ ﻀ ﻞ اﻟﻠ ﻪ ﺑ ﻌ ﻀ ﻬ ﻢ أ ز وا ﺟﺎ ﻟﺘ ﺴ ﻜﻨ ﻮا
أﻧ ﻔ ﺴ ﺤ ﻜ ﻢ
ﻣﻦ
أ ن ﺧﻠ ﻖ ﻟ ﺤ ﻜ ﻢ
4 و ر ﺣ ﻤ ﺔ إ ن ﻓﻲ ذ ﻟ ﻚ ﻵ ﻳ ﺎ ت ﻟ ﻘ ﻮ م ﺗ ﻔ ﻌ ﻜ ﺮ و ن
Menurut Ismail Muhammad Syah, harta gono gini (harta bersama) dimasukkan sebagai shirkah abdan atau mufawadah.Ai Alasan gono gini sebagai shirkah abdan karena sebagian besar suami isteri dalam masyarakat Indonesia sama-sama bekerja dan berusaha untuk mendapatkan nafcah sehari-hari dan sekedar harta simpanan untuk masa tua mereka, dan selanjutnya untuk peninggalan kepada anak-anak mereka sesudah mereka meninggal. Suami isteri sama-sama bekerja dalam mencari sandang pangan.42 Menurut Imam al-Shafi ؟, sebagaimana dikutip oleh Sayuti Thalib, shirkah ini adalah batal karena mengandung
A l-T a la q (65): 6. M o h d . Id ris R a m u ly o , H u k u m P e rk a w in a n , H u k u m K e w a r isa n ..., h a l. 32. Ibid A l-N is A l-N is A l-N is
a (4): 19. a (4): 21. a (4): 34.
A l-R u m (30): 21. Is m a il M u h a m m a d S y a h , P en ca h a ria n B e r s a m a S u a m i Is te ri, (J a k a rta : B u la n g B in ta n g , 1 965), h a l. 38. Ibid.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
49
SyuYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
penipuan.43*Dibantah oleh Ismail Muhammad Syah, pada perkongsian gono gin'tidak ada penipuan.. Sebabnya adalah: Perkongsian suami isteri tidak hanya mengenai kebendaan, tetapi djuga mengenai jiwa dan keturunan. Masing-masing dari suami isteri berusaha selain untuk sekedar dapat hidup dengan mendapat makan secukupnya juga bermaksud untuk sekedar belanja dan warisan kepada anak-anak mereka bersama. Andaikata hasil usaha mereka dipisahkan, tentu akan kembali kepada anak-anak mereka juga. Oleh karena itu, maka keinginan suami untuk menipu isterinya atau keinginan isteri untuk menipu suami, tidak akan tim b u l-.45 Berikutnya, dikatakan shirkah mufawadah, karena memang perkongsian suami isteri tidak terbatas. Harta apa saja yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta gono gini, selain dari warisan dan pemberian yang secara tegas dimaksudkan untuk salah seorang dari suami isteri itu.46 Apabila dicermati, pembahasan tentang shirkah baik menurut alShafi’i dan pengikut-pengikutnya seperti al-Nawawl dan Sharblnl maupun dalam buku-buku lain seperti dalam tulisan Ibn Hajar alAsqalanly dan Muhammad bin Ismail al-San'an, terdapat dalam “kitab dagang” bukan dalam “kitab nikah”. Kenyataan ini berarti bahwa asal persoalan shirkah adalah mengenai pengaturan perserikatan atau perkongsian dalam perdagangan atau pemberian jasa kemudian diterapkan pula pada soal harta bersama suami isteri dalam hukum perkawinan.47 Adapun dalil nass yang dijadikan landasan bolehnya shirkah adalah hadith berikut: 48ﻗ ﺎ ل ﺗ ﻌﺎﻟ ﻰ ا ﻧ ﺎ ﺛ ﺎ ك ا ﻟ ﺸ ﺮ ﻳ ﺤ ﻜ ﻲ ﻣ ﺎ ﻟ ﻢ ﺧ ﻴ ﻦ ا ﺣ ﺪ ﻫ ﻤ ﺎ ﺻ ﺎ ﺣ ﺒ ﻪ ﻓ ﺎ ذ ا ﺧ ﺎ ن ﺧ ﺮ ﺟ ﺖ ﻣ ﻦ ﺑ ﻴ ﻨ ﻬ ﺎ
c. Hak Suami Isteri Kewenangan suami isteri dalam menggunakan harta bersama telah dijelaskan pasal 92 KHI dan pasal 36 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, bahwa suami atau isteri dapat bertindak terhadap harta bersama atas persetujuan kedua belah pihak. Penjualan dan pengalihan harta bersama hanya dapat terjadi dengan persetujuan kedua S a y u ti T h a lib , H u k u m K e k e lu a rg a a n ..., h al. 80. Is m a il M u h a m m a d S y a h , P en ca h a ria n B e rsa m a ..., h a l. 62. Ib id ., h al. 63. Ib id ., h lm . 38. S a y u ti T h a lib , H u k u m K e k e lu a rg a a n ..., h al. 79. Ib n H a ja r a l-‘A sq a la n iy , B u lu g h a l-M a ra m , (ttp .: S h irk a h a l-N u r A siy a , t.t .j , h a l. 187. “B a b a l-S h irk a h w a a l-W a k a la h .” H a d is in i s a h ih m e n u ru t a l-H a k im d a n d iriw a y a tk a n o le h D a w u d .
50
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
SytYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
belah pihak. Suami dapat bertindak atas harta bersama setelah ada persetujuan dari isteri, begitu juga sebaliknya isteri dapat bertindak atas harta bersama setelah mendapat persetujuan dari suami.49 Mekanisme penggunaan harta bersama dengan persetujuan kedua belah pihak (secara timbal balik) tersebut, menunjukkan adanya kesederajatan suami isteri dalam keluarga dan pentingnya prinsip musyawarah dalam keluarga. Apabila dalam kehidupan keluarga, salah satu pihak melakukan perbuatan yang merugikan dan membahayakan harta bersama, pasal 95 KHI telah menjelaskan bahwa (1) dengan tidak mengurangi ketentuan pasal 24 ayat (2) huruf c Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 dan pasal 136 ayat (2),50 suami isteri dapat meminta Pengadilan Agama untuk meletakkan sita jaminan atas harta bersama tanpa adanya permohonan gugatan cerai, apabila salah satu melakukan perbuatan yang merugikan dan membahayakan harta bersama seperti; judi, mabuk, boros, dan sebagainya. (2) Selama masa sita dapat dilakukan penjualan atas harta bersama untuk kepentingan keluarga dengan izin Pengadilan Agama. Ketentuan ini tidak lain dimaksudkan untuk melindungi hak suami isteri terhadap harta bersama. B. Nafcah a. Pengertian Nafcah menurut bahasa adalah keluar dan pergi. Menurut istilah ahli fiqh adalah pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh orang yang wajib memberi nafkah kepada seseorang, baik berbentuk roti, gulai, pakaian, tempat tinggal dan segala sesuatu yang berhubungan dengan keperluan hidup seperti air, minyak, dan lampu.51 Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, nafcah diartikan sebagai suatu pengeluaran yang biasanya dipergunakan oleh seseorang untuk sesuatu yang baik atau dibelanjakan untuk orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.52
49 K e te n tu a n te r s e b u t s a n g a t b e rb e d a d e n g a n p a s a l 124 B W y a n g m e n y a ta k a n b a h w a o to r ita s p e n g u ru s a n h a rta k e k a y a a n p e rs a tu a n b e ra d a d a la m k e k u a s a a n su a m i. K e te n tu a n te r s e b u t d i a ta s d ip e rte g a s o le h h i a m T a q iu d d in , b a h w a seb ab m e n d a p a tk a n n a f t a h a d a la h k a re n a h u b u n g a n k e ra b a t, h u b u n g a n m ilik d a n h u b u n g a n p e rk a w in a n . D a n d a la m tu lis a n in i y a n g m e n ja d i t i t i k te k a n p e m b ic a ra a n a d a la h k e w a jib a n n a f t a h a ta s su am i k e p a d a is te ri. 50 K e d u a p a s a l te r s e b u t m e n je la s k a n b a h w a se la m a b e rla n g s u n g n y a g u g a ta n p e rc e ra ia n , a ta s te r g u g a t, p e n g a d ila n d a p a t m e n e n tu k a n h a l- h a l y a n g p e rlu u n tu k m e n ja m in te rrp e lih a ra n y a b a ra n g -b a ra n g y a n g m e n ja d i h a rta b e rs a m a su a m i is te ri a ta u b a ra n g b a ra n g y a n g m e n ja d i h a k su a m i a ta u b a ra n g -b a ra n g y a n g m e n ja d i h a k is te ri. 51 A b d u rra h m a n a l-Ja z irly , K it a b a l-F iq h â&#x20AC;&#x2DC;ala M a d h a h ib a l-A rba'ah, (B e iru t: D a r a l-K u tu b al Ilm iy a h , 1 990), IV , h a l. 4 8 5 . 52 A b d u l A z is D a h la n , (e d .), E n s ik lo p e d i H u k u m Isla m , c e t. k e -4 (I c h tia r B a ru v a n H o e v e , 2 0 0 0 ), h a l. 1281.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
51
SytYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
Menurut al-Sayyid sabiq, nafkah berarti memenuhi kebutuhan makan, tempat tinggal, pembantu rumah tangga, pengobatan isteri, jika ia seorang yang kaya.53 Nafcah juga dapat berarti kebutuhan pokok yang diperlukan oleh orang-orang yang membutuhkannya. 545 Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa nafcah adalah pengeluaran yang dipergunakan oleh seseorang untuk orang lain yang menjadi tanggung jawabnya dalam upaya memenuhi kebutuhan pokok mereka. Kebutuhan pokok itu adalah berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal. b. Dasar hukum Nafcah merupakan hak isteri dan kewajiban suami. Ini didasarkan pada ketentuan al-Qur'an, hadis dan ijma’. a. Al-Qur'an اﻟ ﻤ ﻮﻟ ﻮ د ﻟﻪ
ا ﻋ ﺔ,و ا ﻟ ﻮ ا ﻟ ﺪ ا ت ﻳ ﺮ ﺿ ﻌ ﻦ أ و ﻻ د ﻫ ﻦ ﺣ ﻮ ﻟ ﻦ ﻛ ﺎ ﻣ ﻠ ﺌ ﻞ ﻟ ﻤ ﻦ أ ر ا د أ ن ﻳﺖ م اور ض ر ز ﻗ ﻬ ﻦ ﻣ ﻮ ﺗ ﻬ ﻦ ﺑﺎﻟ ﻤ ﻌ ﺮ و ف
Ayat tersebut menjelaskan bahwa para suami mempunyai kewajiban memberi nafkah kepada isteri yang diceraikan bila mantan isterinya itu menyusui anak yang didapat darinya. Apabila seorang mantan suami berkewajiban memberi nafkah kepada mantan isterinya yang menyusui anaknya, lebih-lebih lagi bila keduanya masih terikat sebagai suami isteri. Artinya, seorang yang terikat sebagai suami dari seorang wanita lebih wajib memberikan naftah kepada isterinya.56 ﺑ ﺪ ﺋ ﻢ و ﻻ ﺗ ﻀ ﺎ ر ^ ن ﻟﺖ ﺿ ﻴ ﻘ ﻮ ا ﻋ ﻠ ﻴ ﻬ ﻦ و إ ن ﻛ ﻦ- أ ﺳ ﻜ ﻨ ﻮ ﻫ ﻦ ﻣ ﻦ ﺣ ﻴ ﺚ ﺳ ﻜ ﻦت م ﻣ ﻦ و 7أ و ﻻ ت ﺣ ﻤ ﻞ ﻓ ﺄ ﻧ ﻔ ﻘ ﻮ ا ﻋ ﻠ ﻴ ﻬ ﻦ ﺣ ﻖ ﻳ ﻀ ﻌ ﻦ ﺣ ﻤ ﻠ ﻬ ﻦ
Ayat ini menjelaskan bahwa suami mempunyai kewajiban menyediakan tempat tinggal untuk isteri.5859 ﻟ ﻴ ﻨ ﻔ ﻖ ذ و ﺳ ﻌ ﺔ ﻣ ﻦ ﺳ ﻌ ﺘ ﻪ و ﻣ ﻦ ﻗ ﺪ ر ﻋ ﻠ ﻴ ﻪ ر ز ﻗ ﻪ ﻓ ﻠ ﻴ ﻨ ﻐ ﻖ ﻣﻤﺎ ﺀ ا ﺗ ﺎ ه ا ﻟ ﻠ ﻪ ﻻ ﻳ ﻜ ﻜ ﻠ ﻒ ا ﻟ ﻠ ﻪ ﻧ ﻔ ﺴﺎ إ ﻻ ﻣﺎ ﺀ ا ﺗ ﺎ ﻫ ﺎ ﺳ ﻴ ﺠ ﻌ ﻞ اﻟﻠ ﻪ ﺑ ﻌ ﺪ ﻋ ﺴ ﺮ ﻳ ﺴ ﺮا
Ayat ini menjelaskan bahwa nafkah yang diberikan kepada isteri adalah disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki suami.60 53 A l-S a y y id S a b iq , F iq h a l-S u n n a h , (ttp .: D a r a l- F a th li I'la m i a l-A ra b i, 1990), II, h a l. 27 8 . 54 K a m a l M u k h ta r, A s a s -a s a s H u k u m I s la m te n ta n g P e rk a w in a n , c e t. ke-3 (J a k a rta : B u la n g B in ta n g , 1 9 9 3 ), h a l. 127. 55 A l-B a q a ra h (2): 233. 56 M u h a m m a d T h a lib , 4 0 T a n g g u n g Ja w a b S u a m i te rh a d a p Is te ri, c e t. ke-1 (B a n d u n g : Irsy a d B a itu s S a la m , 2 0 0 3 ), h al. 25. 57 A l-T a la q (65): 6. 58 M u h a m m a d T h a lib , K e te n tu a n N a fk a h I s te r i d a n A n a k , c e t. ke-1 (B a n d u n g : Irs y a d B a itu s S a la m , 2 0 0 0 ), h a l. 31. 59 A l-T a la q (65): 7.
52
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
SytYada', Analisis Tentang KonsekuensiYuridisHarta Bersama Y. Haditli ﻛﺘﺲ ي و ﻻ ﻳ ﺦ ر ب ا ﻟ ﺠ ﻪ و ﻻ ﻳ ﻘ ﺒ ﺢ و ﻻ ﻳ ﻬ ﺠ ﺮ إ ﻻ ق١أ ن ﻳ ﻄ ﻌ ﻤ ﻬ ﺎ إ ﻧ ﺎ ﻃ ﻌ ﻢ و ﻳ ﻜ ﺲ و ﻫﺎ ا ذ ا ٦١
رﻳ ﺖ١
^ ^ ﺧ ﺬ ى ﻣ ﺎ ﻳ ﺤ ﻜ ﻔ ﻴ ﻚ و و لد ك ﺑﺎﻟ ﻤ ﻊ ر
Berdasrkan kedua hadith tersebut menunjukkan bahwa suami mempunyai kewajiban memberi nafcah kepada isteri baik makanan, pakaian dan tempat tinggal. Bahkan jika isteri yang tidak diberi naftah cukup bagi diri maupun anaknya yang belum dewasa padahal suaminya mampu, berhak mengambil dari harta suaminya sejumlah harta yang dapat mencukupi belanja mereka dengan tidak berlebihan.**63 c. Ijma’ Menurut Ibnu Qudamah, para ahli ilmu bersepakat tentang kewajiban suami menaftahi isteri-isterinya, bila sudah baligh, kecuali kalau isteri berbuat nushuz. Sementara itu, menurut Ibnu Mundhir bahwa isteri yang nushuz boleh dipukul sebagai pelajaran. Wanita adalah orang yang tertahan di tangan suaminya. Ia telah menahannya untuk memberikan belanja kepadanya.64*Hal ini sesuai dengan kaidah umum: ر ﻣ ﻦ ا ﺣﺘﺒ ﺲ ﻷ ﺟﻠ ﻪ
ﻓﻨ ﻔ ﻘﺘ ﻪ،ﻛ ﻞ ﻣ ﻦ ا ﺣﺘﺒ ﺲ ﻟ ﺤ ﻖ ﻏ ﻴ ﺆ و ﻣﻨ ﻔ ﻌﺘ ﻪ
Berdasarkan ketentuan nass-nass tersebut, para ahli fiqh berpendapat, bahwa suami wajib memberi nafkah kepada isterinya secara patut dan tidak seorang pun di antara mereka mengingkarinya.66 c. Syarat-syarat berhak menerima Menurut Kamal Mukhtar, seorang isteri berhak menerima nafcah apabila telah memenuhi syarat-syarat berikut: 1) Telah terjadi akad nikah yang sah. 2) Isteri telah menyerahkan dirinya kepada suaminya. 3) Isteri telah bersedia tinggal bersama-sama di rumah suaminya. M u h a m m a d T h a lib , K e te n tu a n N a fk a h ..., h al. 65. A l - h i a m a l-H a fi ؟A b l A b d A lla h M u h a m m a d b in A b d A lla h a l-H a k im a l-N a y s a b u ri, alM u s ta d r a k ‘ala a l-S a h ih a y n , (B e iru t: D a r a l K u tu b a l-T lm ly a h , 1990), II, h a l. 2 0 4 -2 0 5 , h a d ith n o m o r 2 7 6 4 , “K ita b a l-N ik a h .” H a d ith d a ri H a k im b in M u ’a w iy a h a l-Q u s h a y ri d a ri a ya h n ya . H a i t h 'u b s a n a d n y a s a h h . A l - h i a m a l-B u k h a ri, S a h ih a l-B u k h a ii, (B e iru t: D a r a l-F ik r, 198 1 ) V I,: 193, “K ita b alN a fa q a h ,” “B a b H ifz i a l-M a r’a t Z a w ja h a fi D h a ti Y a d ih i w a a l-N a fa q a tih i.” H a d ith d a ri A is y a h y a n g m e n c e rita k a n k is a h H in d u n y a n g m e n g h a d a p N a b i u n tu k m e m b e rita h u k a n b a h w a s e s u n g g u h n y a A b u S u fy a n a d a la h o ra n g y a n g k ik ir d a n tid a k m a u m e m b e rik a n n a f t a h y a n g c u k u p k e p a d a d irin y a d a n a n aH ry a, la lu d ia te rp a k s a m e n g a m b il h a rta A b u S u fy a n ta n p a s e p e n g e ta h u a n n y a . M u h a m m a d T h a lib , 4 0 T a n g g u n g J a w a b ... h a l. 25. A l-S a y y id s a b iq , F iq h ..., II: 279. Ibid. K a m a l M u k h ta r, A s a s -a s a s H u k m . . . , h al. 1 2 9 -131.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
53
SyuYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
4) Isteri telah telah dewasa dan telah sanggup melakukan hubungan sebagai suami siteri.67 Menurut golongan h h y h ikatan suami isteri sendirilah yang menjadi sebab diperolehnya hak nafkah. Jadi selama ada ikatan suami isteri maka selama itu pula ada hak nafcah. Pendapat ini mereka dasarkan kepada hak nafcah bagi isteri yang masih di bawah umur atau isteri yang nushuz, tanpa melihat syarat-syarat sebagaimana dikatakan para ahli fiqh lain.68 Berdasarkan pada hal di atas, dapat diperoleh suatu kejelasan bahwa seorang isteri berhak menerima nafkah karena adanya perkawinan yang sah dan isteri tersebut telah menerima dan melaksanakan kewajiban sebagai seorang isteri. Menurut Djaman Nur, hak nafcah isteri menjadi gugur apabila: 1) Akad nikah mereka ternyata batal atau bid 2) Isteri nushuz yaitu isteri tidak lagi melaksanakan kewajibankewajiban sebagai seorang isteri. 3) Isteri murtad. 4) Isteri melanggar larangan-larangan Allah yang berhubungan dengan kehidupan suami isteri, seperti meningalkan tempat kediaman suami tanpa seizin suami. 5) Isteri dalam keadaan sakit yang oleh karena tidak bersedia serumah dengan suaminya, tetapi jika ia bersedia serumah dengan suaminya, maka dia tetap mendapatkan nafkah. 6) Pada waktu akad nikah isteri masih belum baligh, dan ia masih belum serumah dengan suaminya.6970 C. Kewajiban Na&ah Atas Suami Pemahaman terhadap ketentuan normatif mengenai nafkah seharusnya juga dikaitkan dengan pola hubungan suami isteri, pola kepemimpinan dan konteks sosial nas. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif dan integral serta dapat diimplementasikan dalam perilaku manusia sehingga konsep agama tidak hanya berada pada dataran ideologis tetapi juga berada pada dataran praktis. Al-Qur’an telah mengakui adanya keseimbangan hak dan kewajiban suami isteri dalam keluarga. Allah telah berfirman: ل ا ذ ي ﻋ ﻠ ﻴ ﻬ ﻦ ﺑ ﺎ ﻟ ﻤ ﻌ ﺮو ف
و ﻟ ﻬ ﻦ ﻣﺚ
67 K a m a l M u k h ta r, A sa s-a sa s..., h a l. 1 3 1 -132. 68 A l-S a y y id S a b iq , F iq h ..: II: 282. 69 D ja m a n N u r, F iq ih M u n a k a h a t, c e t. ke-3 (S e m a ra n g : D in a U ta m a S e m a ra n g , 1 9 9 3 ), hal. 106. 70 A l-B a q a ra h (2): 228.
54
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
SyuYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
Pemahaman yang dapat diperoleh dari ayat tersebut menjelaskan bahwa asas yang menjadi dasar penetapan hak dan kewajiban suami isteri adalah kewajaran yang merupakan tuntutan, baik oleh fitrah wanita maupun fitrah laki-laki.7 ؛Dan prinsip kewajaran atau kepantasan akan berimplikasi pada pendistribusian tugas masing-masing sesuai dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan firman Allah: ى
و ا ﻟ ﺘ ﻘ ﻮ
ﺮ
ا ﻟ ﺒ
ر
و ﺗ ﻌ ﺎ و ﻧ ﻮ ا
Sekalipun di dalam Islam telah diatur keseimbangan hak dan kewajiban suami isteri, terdapat pula ketentuan mengenai pola kepemimpinan dalam keluarga. Allah telah berfirman: ا ﻣ ﻮ اﻟ ﻬ ﻢ
ﻦ
ﻮ ا ﻣ
ا ﻧ ﻔ ﻘ
و ﺑ ﻤ ﺎ
ض
ﺑﻊ
ز
ذ
م
ﺑﻌﻀﻪ
اﻟ ﻠ ﻪ
ﻞ
ﻀ
ﻓ
ﻣ ﺎ
ب
ﺴ ﺎ ﺀ
ا ﻟ ﻨ
ز
ذ
ن
ﻗ ﻮ ا ﻣ ﻮ
ﺟﺎ ل
ﻟﺰ
ا
Perdebatan yang muncul mengenai pola kepemimpinan laki-laki terhadap perempuan baik pada ruang lingkup keluarga maupun di luarnya adalah terletak pada pemaknaan qowwam. Para ahli tafsir berbeda pendapat dalam memaknai kata qowwam. Menurut Wahbah al-Zuhayfi, laki-laki adalah qoyyim atas perempuan, yaitu sebagai pemimpin, pembesar, dan hakim atas wanita dan pendidik apabila melakukan kekeliruan serta wajib melakukan pemeliharaan dan penjagaan atas wanita.717234 Menurut Muhammad Asad, pemaknaan terhadap qowwam ditekankan bukan pada superioritas laki-laki terhadap perempuan akan tetapi kewajiban laki-laki menjaga perempuan. Kata qowwam sepenuhnya diartikan sebagai seseorang yang harus “sepenuhnya menjaga perempuan”.75 Dan menurut Masdar Farid Mas’udi, kata qowwam dimaknai sebagai penopang dan penguat. Sehingga surat al-Nisa’: 34 diartikan “kaum lakilaki adalah penguat atau penopang kaum isteri dengan (bukan karena) kelebihan yang satu atas yang lain dan dengan (bukan karena) nafkah yang mereka berikan”. Dengan pemaknaan seperti itu, secara normatif sikap suami terhadap isteri bukanlah menguasai atau mendominasi dan cenderung memaksa melainkan mendukung dan mengayomi. Dan ini lebih sesuai dengan prinsip m u ’asharah bi al-ma ’i 76 Menurut Riffat Hasan, seorang ulama perempuan dari Pakistan, menjelaskan bahwa makna qawwamun adalah pencari nafcah atau mereka
71 N I H T au، ؟q \ M r S a m a \ ١ § , P e n g a ru h A g a m a T e rh a d a p S t r u k t u r K e lu a rg a , (S u ra b a y a : B in a Ilm u , 1 987), h a l.. 249. 72 A l-M a id a h (5): 2 73 A l-N is a ’ (4): 34. 74 W a U r aV ZuhaayYy, T a f s n a l - M u i ^ r f i ‘A q id a h w a a l - S h a n ’a h w a a l-M in h a j, ؛B e v n t t D a r a l-F ik r a l-M u ’a sira h , t .t .j , V : 54. 75 D ik u ti f o le h A s g h a r A li E n g in e e r, M a tin y a P e re m p u a n , a lih b a h a s a A U im a d A fa n d i d a n M u h . h is a n , c e t. ke-1 (Y o g y a k a rta : h c is o d , 2 0 0 3 ), h al. 88. 76 M a s d a r F . M a s ’u d i, Is la m d a n H a k - h a k .., h a l. 62.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
55
SytYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
yang menyediakan sarana pendukung kehidupan. Pada saat perempuan melaksanakan tugas kodratinya untuk mengandung dan melahirkan, adalah tidak adil bila menambahi bebannya dengan mencari nafkah. Oleh karena itu, suamilah yang seharusnya menyediakan sarana pendukungnya. Menurutnya, kebutuhan akan generasi penerus adalah kebutuhan seluruh umat manusia, tetapi hanya perempuan yang secara kodrati diberi beban untuk mengandung dan melahirkan. Supaya kebutuhan seluruh umat ini bisa terpenuhi dengan baik, perempuan yang sedang menjalankan kodratinya harus didukung.77 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa adanya kata qawwam adalah untuk menjamin keadilan di masyarakat dan bukan untuk meneguhkan superioritas laki-laki.78 Akibat lain yang muncul dari paradikma suami sebagai pencari nafkah adalah dalam hal penentuan siapa yang berhak menentukan pelaksanaan fungsi reproduksi. Apakah pihak isteri sendiri, pihak suami atau kedua belah pihak. Menurut penulis, lebih tepat kalau dikatakan sebagai hak bersama karena kedua peranan yang dimainkan suami isteri tersebut merupakan kewajiban timbal balik. Suami isteri mempunyai beban tanggung jawab masing-masing dalam keluarga. Pertanggungjawaban suami terhadap isteri dimaknai sebagai tanggung jawab untuk memimpin dan memikul beban, bukan tanggung jawab berkuasa, memerintah ataupun memaksa. Dan harus diakui bahwa seorang isteri juga mempunyai tanggung jawab dalam keluarga.7980Hal ini sesuai dengan hadis: ﻟ ﻜ ﺤ ﻜ ﻢ ر ا ع و ﻣ ﺴ ﺌ ﻮ ل ﻋ ﻦ ر ﻋ ﻴ ﺘ ﻪ و ا ﻻ ﻣ ﺎ م ر ا ع و ﻣ ﺴ ﺌ ﻮ ل ﻋ ﻦ ر ﻋ ﻴ ﺘ ﻪ وا ﻟ ﺠ ﺒ ﻞ ر ا ع ﻓﻲ ا ﻫ ﻠ ﻪ و ﻣ ﺴ ﺌ ﻮ ل ﻋ ﻦ ر ^ ﻳ ﺘ ﻪ وا ﻟ ﻤ ﺮأ ة ﻓﻲ ﺑ ﻴ ﺖ ز و ﺟ ﻬ ﺎ ر ا ﻋ ﻴ ﺔ و ﻣ ﺴ ﺌ ﻮ ﻟ ﺔ ﻋ ﻦ ر أ ﻳ ﺘ ﻬ ﺎ
Berdasarkan pada ketentuan yang tertera dalam surat al-Nisa’: 34, alasan laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan adalah karena dua hal. Pertama, laki-laki mempunyai kelebihan atas perempuan. Kedua, kewajiban laki-laki (suami) memberi nafcah. Faktor pertama tidak dapat selalu menjadi ukuran. Sebab tidak semua laki-laki mempunyai keunggulan melebihi kemampuan perempuan, baik dalam kekuatan fisik maupun akal. Dimungkinkan seorang isteri mempunyai kelebihan melebihi suaminya yang dapat mengarah pada kuantitas dan kualitas yang diperankan isteri. Dan dalam al-Qur’an sendiri tidak dijelaskan secara rinci tentang kelebihan yang dimiliki seorang laki-laki. Faktor kedua menunjukkan bahwa kepemimpinan laki-laki terhadap perempuan erat kaitannya dengan fungsi 77 D ik u tip o le h Is tia d a h , P e m b a g ia n K e r ja R u m a h T a n g g a d a la m Is la m , c e t. ke-1 (J a k a rta : L e m b a g a K a jia n A g a m a d a n Je n d e r, 1 999), h al. 4 0 -4 1 . 78 Ib id ., h al. 41. 79 N a b il M u h . T a u fiq A s -S a m a lu th i, P e n g a ru h A g a m a ..., h al. 2 5 0 -2 5 1 . 80 A l - h i a m a l-B u k h a rl, S a h ih , III: 189, “ B a b W a s a y a .” H a d lth d a ri Ib n U m a r d a ri a y a h n y a . H a d lth in i a d a la h sah ih . H a d lth in i ju g a d ir iw a y a tk a n o le h M u s lim d e n g a n re d a k s i te k s y a n g b e rb e d a .
56
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
SytYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
produksi. Karena suami berperan mencari nafcah maka kepemimpinan berada pada laki-laki. Dengan kedua faktor tersebut memberikan pemahaman bahwa kepemimpinan laki-laki itu terkait dengan keadaan dan peranan. Sehingga apabila keadaan atau peranan berubah maka juga akan berakibat pada pola kepemimpinan keluarga. Hal ini sesuai dengan firman Allah: ﺮ
ﻣ
ر م ق ﻻ
ى ﺑﻴﻨ ﻬ ﻢ
ا
ر
ﻮ
ﺛ
ه
و
ﺛ ﺎ
و
م
ﺮ ه
ﻣ
وا
Jika dicermati berdasarkan konteks sosial nass maka kewajiban suami memberi nafcah terkait dengan struktur patriakhal bangsa Arab. Suami mempunyai peranan penting dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat luas. Dengan peran tersebut, suami berkesempatan memperoleh pengetahuan, pengalaman, pemahaman dan kesempatan yang lebih dibandingkan isteri. Sehingga sangat relevan jika beban pemenuhan nafcah diberikan pada suami.**83 Pembahasan tentang nafkah dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), juga terkait dengan pola kepemimpinan dan pola hubungan suami isteri. Pasal 80 ayat (4) menjelaskan bahwa sesuai penghasilannya suami menanggung; a. nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri, b. biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri dan anak, c. biaya pendidikan bagi anak. Pembebanan nafkah terhadap suami ini jika dicermati terkait dengan kedudukan suami isteri dalam keluarga. Pasal 79 ayat (1) menjelaskan bahwa suami adalah kepala keluarga, dan isteri adalah ibu rumah tangga. Sebagai kepala keluarga, suami bertanggung jawab terhadap keberlangsungan sistem keluarga yang salah satu caranya adalah dengan memenuhi nafcah. Berdasarkan penggunaan teori holistik dan equal partner dalam memahami ketentuan nass dan KHI, pemikiran yang dituju penulis mengarah pada pola hubungan yang berkeadilan dan kesejajaran suami isteri. Pertama, hubungan yang berkeadilan antara suami isteri mengandung maksud bahwa peranan masing-masing suami isteri dalam keluarga disesuaikan dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki dan peranan sosial yang dimainkan. Suami mempunyai tanggung jawab memenuhi nafcah ‘A h ‘h i r a n (3): 159. A l-S h u ra (42): 38. A d a d u a h a l y a n g p e n tin g d ic e rm a ti te r k a it d e n g a n p e m b a h a s a n n a f t a h . P e rta m a , p e rlu n y a m e m a h a m i k o n te k s m ik ro d a ri a y a t d a n h a d is (s a b a b a l- n u z u ld a n s a b a b alw u ru d ) s e rta m e m a h a m i k o n te k s y a n g le b ih lu a s d a ri n a s , y a k n i k o n te k s m a s y a ra k a t A ra b se b a g a i o b y e k la n g s u n g d a ri n a s se b a g a i k o n te k s m a k ro . K e d u a , a y a t a l- Q u r’a n y a n g b e rh u b u n g a n d e n g a n n a f t a h tu r u n d i m a s y a ra k a t A ra b y a n g te rm a s u k m a s y a ra k a t ag raris. K o n se k u e n sin y a , u n tu k m e n c a ri n a f t a h d ib u tu h k a n k e k u a ta n fisik . D a n k e k u a ta n fisik d im ilik i o le h la k i-la k i. K h o iru d d in N a s u tio n , I s la m te n ta n g ..., h a l. 21 1 .
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
57
SytYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
adalah karena peranan yang dimiliki dan realitas sosial. Konstruksi budaya dalam masyarakat kita telah membedakan antara pekerjaan laki-laki dan perempuan. Laki-laki dikonstruksikan untuk bekerja di sektor publik dan produktif, sedangkan perempuan dikonstruksikan untuk bekerja di sektor domestik dan reproduktif. Dengan konstruksi demikian, menjadikan suami wajib memberi nafcah kepada isteri.84 Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan isteri juga berperan dalam ekonomi keluarga, baik karena dorongan untuk menambah tingkat kehidupan keluarga maupun keinginan untuk bekerja.85 Setiap orang tentu mempunyai keinginan untuk melakukan pengembangan diri dan atoualisasi diri. Hal ini tidak hanya berlaku bagi laki-laki, tetapi juga wanita. Perempuan juga mempunyai hak otonom untuk mendapatkan ruang gerak untuk aktualisasi dan mengembangkan diri.86 Bahkan dalam hal yang kasuistik, dimungkinkan peran suami sebagai pencari nafcah digantikan oleh isteri. Seperti dalam hal suami tidak mampu bekerja karena keterbatasan fisik atau cacat. Keadaan seperti ini telah diantisipasi dengan adanya ketentuan pasal 80 ayat (6) bahwa isteri dapat membebaskan suaminya atas kewajiban memberi nafkah terhadap dirinya sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf a dan b. Kedua, prinsip kesejajaran yang menuntut kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan serta tidak ada dominasi dalam keluarga. Walaupun ada perbedaan peranan atau tugas dalam keluarga, tidak menunjukkan adanya superioritas dan inferioritas atau legitimasi sikap otoriter. Perbedaan tugas adalah dimaksudkan agar suami isteri dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara baik. Di samping itu juga, satu sama lain diharapkan tidak berpendirian bahwa ia cukup menunaikan kewajibannya tanpa mau memperhatikan dan membantu tugas pihak lain. Karena perkawinan dalam Islam bukanlah urusan perdata semata, tetapi mengandung unsur relegiusitas yang penuh dengan prinsip kebersamaan, demokrasi dan keadilan. D. Konsekuensi Yuridis Berdasarkan pemahaman yang menyeluruh dan terpadu terhadap ketentuan normatif dan yuridis tentang nafkah dan harta bersama dalam KHI, maka diperoleh beberapa konsekuensi yuridis harta bersama terhadap kewajiban suami memberi nafkah yang bersifat pilihan, yaitu: 1. Tanggung jawab bersama suami isteri dalam ekonomi keluarga Pasal 77 ayat (1) KHI telah menjelaskan bahwa suami isteri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang 84 M u d h o fa r B a d ri d k k ., P a n d u a n P en g a ja ra n F iq h P e re m p u a n d i P e sa n tre n , (Y o g y a k a rta : Y a y a s a n K e s e ja h te ra a n F a ta y a t, 2 0 0 2 ), h a l. 212. 85 W illia m j . G o o d e , S o s io lo g i K e lu a rg a , c e t. ke-4 (J a k a rta : B u m i A k sa ra , 1995), h a l. 153. 86 M u d h o fa r B a d ri d k k ., P a n d u a n P en g ab aran ..., h a l. 21 8 .
58
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
SytYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama sakinah, mawaddah dan rahmah yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. Salah satu upaya mewujudkan tujuan rumah tangga tersebut adalah dengan terpenuhinya nafcah keluarga. Ketentuan dalam pasal tersebut memang bersifat umum yang kemudian diatur suatu ketentuan khusus mengenai tanggung jawab suami memberi nafkah. Dan sesuai dengan asas hukum lex specialis derogat legi generalis, maka aturan yang khusus yang dipakai. Akan tetapi, ketentuan khusus tersebut akan membawa persoalan konsep jika dikaitkan dengan ketentuan harta bersama dalam KHI. 87 Akan tetapi, harus dipahami bahwa ketentuan tersebut hendaknya tidak mematikan upaya pengembangan diri dan aktualisasi potensi suami isteri. Harus diingat bahwa dalam sebuah keluarga, pola yang sebaiknya diterapkan adalah hubungan yang berkeadilan dan prinsip kesejajaran. Dengan pemahaman melalui teori equal partneryang di antara cirinya adalah pengakuan bahwa suami isteri mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang dan perkembangan individu sebagai pribadi sangat diperhatikan,88 maka adanya realitas seorang isteri berperan dalam ekonomi keluarga secara aktif dapat dibenarkan. Adanya fenomena perempuan yang bekerja hendaknya dimaknai sebagai bagian wujud partisipasi dalam mencapai tujuan perkawinan. Akan tetapi, perkembangan peran suami isteri hendaknya tidak menjadikan kesemrawutan pelaksanaan tugas-tugas yang ada dalam keluarga. Pola yang dibangun KHI berdasarkan relevansi ketentuan tanggung jawab ekonomi keluarga dan harta bersama sebenarnya mengarah pada tanggung jawab bersama suami isteri dalam ekonomi keluarga. Alasannya meliputi dua hal: a) Adanya ketentuan harta bersama menunjukkan suami isteri sama-sama mempunyai peranan penting dalam ekonomi keluarga. Hal ini diperlihatkan dengan adanya ketentuan bahwa perbuatan hukum atas harta bersama harus lewat persetujuan kedua belah pihak dan masing-masing pihak berhak mendapat bagian yang sama apabila terjadi putusnya perkawinan.89 b) Jika definisi harta bersama menjadikan seluruh harta yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama maka secara yuridis menimbulkan persoalan hukum tatkala isteri menuntut bahwa harta yang diberikan selama perkawinan yang dimaksudkan suami sebagai nafcah adalah harta bersama. Apabila ini
87 K e te n tu a n -k e te n tu a n y u rid is m e n g e n a i h a k d a n k e w a jib a n su a m i is te ri y a n g te r te r a d a la m K H I s e b e n a rn y a m e n g a ra h p a d a s u a tu k o n se p a ta u p o la p e m b a g ia n k e rja a g a r s is te m d a la m k e lu a rg a d a p a t b e rja la n d e n g a n b a ik d a n m a s in g -m a s in g p ih a k d a p a t m e n ja la n k a n fu n g s in y a d a la m u p a y a m e n c a p a i tu ju a n p e rk a w in a n , h b d itu n ju k k a n d e n g a n a d a n y a p e m b e ria n p o sisi su a m i se b a g a i k e p a la k e lu a rg a d a n is te ri se b a g a i ib u ru m a h ta n g g a . P a s a l 79 a y a t (1). 88 K h o iru d d in N a s u tio n , P e n g a n ta r S tu d i..., h a l. 138. 89 K H I p a s a l 9 2, 9 6 , d a n 97.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
59
SytYada', Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
terjadi maka pelaksanakan kewajiban suami memberi nafcah dilakukan melalui harta pribadinya. Padahal tidak semua laki-laki yang melakukan perkawinan berangkat dari ekonomi kuat. Secara empirik, memang belum ditemukan adanya tindakan isteri yang mempersoalkan bahwa pemberian nafcah dari suami selama perkawinan termasuk harta bersama. Selama ini, masyarakat memahami harta bersama sebagai keseluruhan harta yang diperoleh selama perkawinan setelah dipergunakan untuk biaya hidup keluarga. Dan harta bersama baru dipersoalkan setelah terjadi putusnya perkawinan. Pendek kata, harta yang diberikan suami selama perkawinan sebagai nafcah tidak diartikan sebagai harta bersama. Akan tetapi, melalui pembacaan aturan yuridis dari harta bersama terkait dengan kewajiban nafcah maka harus diatur konsekuensi yuridisnya untuk menghindari munculnya celah-celah hukum. Harus diingat bahwa suatu perundang-undangan harus memiliki sifat universal.90 Untuk itu, perumusan ulang terhadap aturan tentang tanggung jawab nafkah atau ekonomi keluarga harus segera dilakukan, jika konsep harta bersama masih dipertahankan. Akan tetapi, harus diingat bahwa perumusan ulang tersebut membawa konsekuensi berlanjut yaitu perlunya perumusan ulang terhadap aturan tentang hak dan kewajiban suami isteri yang tercantum dalam KHI, perlunya KHI dijadikan undang-undang agar mempunyai kekuatan hukum yang kuat serta revisi terhadap Undangundang Perkawinan karena sebagian ketentuan perkawinan yang tercantum dalam KHI adalah rumusan ulang dari Undang-undang Perkawinan. 2. Pemisahan harta suami isteri dalam perkawinan Ketentuan pembebanan nafcah atas suami yang tertera dalam nas menunjukkan potret ideal untuk masyarakat patriakhal. Sedangkan keberadaan harta bersama yang menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia menunjukkan pola kebersamaan dalam kehidupan keluarga. 91 Akan tetapi, ketentuan tersebut adalah fakultatif karena dapat dapat disimpangi dengan aturan lain. Konsep yang perlu dibangun dalam KHI adalah tidak dikenal harta bersama maupun percampuran harta jika paradikma kewajiban nafkah tetap dibebankan kepada suami. Harta yang diperoleh suami menjadi hak milik penuh suami dan sebaliknya harta yang diperoleh isteri menjadi hak milik penuh isteri. Dengan konsep
90 U n iv e rs a l b e ra r ti h u k u m d ic ip ta k a n u n tu k m e n g h a d a p i p e ris tiw a - p e ris tiw a y a n g a k a n d a ta n g y a n g b e lu m je la s b e n tu k k o n g k re tn y a . O le h k a re n a itu , h u k u m tid a k d a p a t d iru m u s k a n u n tu k m e n g a ta s i p e ris tiw a - p e ris tiw a te r te n t u saja. S a tjip to R a h a rd jo , I l m u H u k u m , (B a n d u n g : A lu m n i, 1982), h a l. 113. 91 K o m p ila s i H u k u m Is la m m e n je la s k a n b a h w a p a d a d a s a rn y a tid a k ad a p e rc a m p u ra n a n ta ra h a rta su a m i d a n is te ri k a re n a p e rk a w in a n . H a rta is te ri te t a p m e n ja d i h a k is te ri d a n d ik u a s a i p e n u h o le h n y a , d e m ik ia n ju g a h a rta su a m i te ta p m e n ja d i h a k su a m i d a n d ik u a s a i p e n u h o le h n y a . P a s a l 86.
60
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
SyuYada', Analisis Tentang KonsekuensiYuridisHarta Bersama
seperti ini, secara yuridis kewajiban suami memberi nafcah dapat terealisir secara penuh. 3. Kompromi antara harta bersama dan kewajiban suami memberi nafcah. Upaya kompromi akibat tetap dipertahankannya ketentuan harta bersama dan kewajiban suami memberi nafkah dapat dilakukan dengan menambah aturan dalam pasal 80 KHI mengenai jenis harta yang dapat dipergunakan untuk memberi nafkah. Yaitu nafkah dapat diambilkan dari harta pribadi suami dan atau harta bersama yang berasal dari harta yang diperoleh suami selama perkawinan. Penutup Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan mengenai konsekuensi yuridis harta bersama terhadap kewajiban suami memberi nafcah dalam KHI, dapat disimpulkan: 1. Penunaian kewajiban suami memberi nafcah dapat dilakukan dengan menggunakan harta pribadinya dan atau dengan harta bersama dalam pengertian harta yang diperoleh suami selama perkawinan yang sah. 2. Ketentuan nass yang berbicara tentang kewajiban suami memberi nafkah haruslah dipahami dengan mencermati konteks nass, konteks sosial yang berkembang, hak dan kewajiban suami isteri, pola kepemimpinan dalam keluarga dan prinsip-prinsip perkawinan sehingga akan diperoleh pemahaman yang komprehensif dan integral. 3. Penggunaan teori holistik dan equal partner dalam diskursus harta bersama dan nafcah memunculkan tiga konsekuensi yuridis harta bersama terhadap kewajiban suami memberi nafkah yang bersifat pilihan. a. Tanggung jawab bersama suami isteri dalam ekonomi keluarga. Alasannya adalah 1) bahwa ketentuan harta bersama menunjukkan bahwa suami isteri sama-sama mempunyai peranan penting dalam ekonomi keluarga. Buktinya yaitu adanya ketentuan bahwa perbuatan hukum atas harta bersama berdasarkan kesepakatan suami isteri dan masing-masing suami dan isteri mempunyai bagian yang sama apabila terjadi putusnya perkawinan. 2) Jika definisi harta bersama menjadikan seluruh harta yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama maka secara yuridis menimbulkan persoalan hukum tatkala isteri menuntut bahwa harta yang diberikan selama perkawinan yang dimaksudkan suami sebagai nafkah adalah harta bersama. b. Pemisahan harta suami isteri dalam perkawinan. Jika KHI tetap menggunakan ketentuan pemenuhan nafkah menjadi kewajiban suami, maka kewajiban tersebut dapat dilaksanakan secara penuh dengan dipakainya konsep harta terpisah dalam perkawinan. c. Kompromi antara harta bersama dan kewajiban suami memberi nafcah. Ini dilakukan dengan memberi penambahan aturan dalam pasal 80 KHI mengenai jenis harta yang dapat dipakai untuk memberi nafkah yaitu harta pribadi dan atau harta yang diperoleh suami selama perkawinan. Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
61
S yka d a , Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
Daftar Pustaka 1) KelompokAl-Qur’an dan Tafsir A Y Z .y L t, W a h b i Tafsir al-Munir f i ‘Aqidah wa al-Shari’ah wa alMinhaj. Beirut; Dar al-Fikr al-Mu’asirah, t.t. Departemen Agama Republik Indenesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang; Toha Putra, 1989. Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur'an. Bandung; Mizan, 1998. 2) Kelompok Hadith Al-Asqalanly, Ibn Hajar. Bulugh al-Maram. ttp; Shirkah al-Nur Asiya, t.t. Al-Bukharl. Sahih al-Bukhari. 4 jilid, Beirut; Dar al-Fikr, 1981. Naysaburly, Al-Imam al-Hafidh Abl ‘Abd Allah Muhammad bin ‘Abd Allah al-Hakim. al-Mustadrak ‘ala al-Sahihayn. 4 Jilid, Beirut; Dar alKutub al-Ilmlyah, 1990. 3) Kelompok Fiqh Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta; Akademika Pressindo, 1992. Abidin, Slamet dan Aminuddin. Fiqih Munakahat I Bandung; Pustaka Setia, 1999. Azizy, A. Qodri. Eklektisime Hukum Nasional. Yogyakarta; Gama Media, 2002. Badrt, M ukofar d i , Panduan Pengajaran Fiqh Perempuan di Pesantren. Yogyakarta; Yayasan Kesejahteraan Fatayat, 2002. Basas, “Dinamika Hukum Islam (Studi Posisi Harta Bersama dalam UU No. 1 Tahun 1974),” skripsi sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1997. Basri, Cik Hasan, (ed. dan pen.). Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan Agama dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta', Logos Wacana I k n , 1999. Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta; UII Press, 1999. Dahlan, Abdul Azis (ed.). Ensiklopedi Hukum Islam. Ichtiar Baru van Hoeve, 2000. Engineer, Asghar Ali. Matinya Perempuan, alih bahasa Akhmad Afandi dan Muh. Ihsan, Yogyakarta; Ircisod, 2003. Firdaweri. Hukum Islam tentang Fasakh Perkawinan. Jakarta; Pedoman Ilmu Jaya, 1989. Hamtd, Zahry. Pokok-pokok Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan Indonesia. Yogyakarta; Binacipta, 1978. Har^a ؟, Y ^ y a . Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agam؛،. Jakarta; Sinar Grafika, 2003. Himawan, Agus, “Studi tentang Pembebasan Kewajiban Nafkah terhadap Kedudukan Suami Isteri dalam Kompilasi Hukum Islam,” skripsi sarjana IAIN Sunan Kalijaga, 2000. 62
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
Syukada', Analisis Tentang KonsekuensiYuridisHarta Bersama
Istiadah. Pembagian Kerja Rumah Tangga dalam Islam. Jakarta; Lembaga Kajian Agama dan Jender, 1999. Al-Jaziri, Abdurrahman. Kitab al-Fiqh alaMadhahib al-Arba'ah. Beirut; Dar al-Kutub al Ilmiyah, 1990. Mas’udi, Masdar Farid. Islam dan Hak-Hak Reproduksi Perempuan. Bandung; Mizan, 1997. Mukhtar, Kamal. Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan. Jakarta; Bulang Bintang, 1993. Najjad, Ridha Bak. Hak dan Kewajiban Isteri dalam Islam. Jakarta; Lentera Basrimata, 2002. Nasution, Khoiruddin. Fazlur Rahman tentang Wanita. Yogyakarta; Tazzafa dan Academia, 2002. Islam tentang Relasi Suami Isteri (Hukum Perkawinan 1). Yogyakarta; Academia dan Tazzafa, 2004. Nur, Djaman. Fiqih Munakahat. Semarang; Dina Utama Semarang, 1993. Nuruddin, “Penyelesaian Sengketa Harta Bersama Berdasarkan Undangundang Nomor 7 Tahun 1989 di Pengadilan Agama Bangil,” skripsi sarjana Universitas Sunan Giri Surabaya, 2001. Ibnu Qudamah, Muwaffaq al-Dln Abl Muhammad 'Abd Allah bin Ahmad. al-Mugni wa al-Sharh al-Kablr. Beirut; Dar al-Fikr, 1984. R a k k a t, JAakuddhv Islam Alternatif: Ceramah-ceramah di Kampus. Bandung; Mizan, 2004. Ramulyo, Mohd. Idris. Hukum Perkawinan Islam. Jakarta; Bumi Aksara, 1996. Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama dan ZakatMenurut Hukum Islam. Jakarta', Stnar Grafrka, 1995. Rofiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia. Jakarta; Raja Grafindo, 2000. Sabiq, al-Sayyid. Fiqh al-Sunnah. Ttp; Dar al-Fath li I'lami al-Arabi, 1990. Al-Samaluthi, Nabil Muh. Taufiq. Pengaruh Agama Terhadap Struktur Keluarga. Surabaya; Bina Ilmu, 1987. M-Sarakhsl, Shams al-Dln. al-Mabsut. Beirut; Dar al-Ma'rifah, 1989. S l e c y , ! . Hasbt ash-. Fiqih Islam Mempunyai Daya Elastis, Lengkap, Bulat dan Tuntas. Jakarta; Bulan Bintang, 1975. Soemtyatt. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan. Yogyakarta; Liberty, 1986. Sudarsono. Pokok-pokok Hukum Islam. Jakarta; Rineka Cipta, 1992. Suryaningsih, Dwi Ambar, “Hak Kebendaan Istri dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Hukum Islam (Studi Komparatif,” skripsi sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1994. A l-Shat’1, Muhammad bin Idris. al-Umm. Ttp; tnp, t.t. Syah, Ismail Muhammad. Pencaharian Bersama Suami Isteri. Jakarta; Bulang Bintang, 1965. Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
63
SyuYada, Analisis Tentang K onsekuensiYuridisH arta Bersama
Syukur, Abdul, “Peranan Wanita Pekerja dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga Ditinjau dari Hukum Islam,” skripsi sarjana IAIN Sunan Kalijaga, 1996 Tandjung, Nadimah. Islam dan Perkawinan. Jakarta; Bulan Bintang, t.t. Tanukhi, Sahnun al-. al-Mudawwanah al-Kubra. Beirut; Dar Sadir, 1323 H. Taqiuddin, Imam. Kifayat al-Akhyar. Semarang; Toha Putra, t.t. Thalib, Sayuti. Hukum Kekeluargaan Indonesia. Yogyakata; U I Press, 1986. Thalib, Muhammad. Ketentuan Nafkah Isteri dan Anak. Bandung; Irsyad Baitus Salam, 2000. 20 Rahasia Ikatan Kejiwaan Suami Isteri. Bandung;, Irsyad Baltus Salam, 2001. 40 Tanggung Jawab Suami terhadap Itteri. Bandung, Irsyad Baltus Salam, 2003. Yunus, M^mud. Hukum Perkawinan Dalam Illam Menurut Mazhab Syafli, Hanafi, Maliki dan Hambali. Jakarta; Hida Karya, 1983. 4) Kelom۴ k Lain-lain Goode, William j ., Sosiologi Keluarga. Jakarta; Bumi Aksara, 1995. Hadibroto, Imam Prayogo Suryo dan Djoko Prakoso. Surat Berharga. Jakarta; Rineka Cipta, 1999. Hadikusuma, Hilman. Bahasa Hukum Indonesia. Bandung; Alumni, 1992. . Hukum Waris Adat. Bandung; Alumni, 1980. Huijbers, Theo. Filsafat Hukum. Yogyakarta; Kanisius, 1995. Inpres Nomor 1 tahun 1991, Kompilasi Hukum Islam Kansil, C.S.T. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka, 1989. Kitab Undang-undang Hukum Perdata Mertokusumo, Sudikno. Mengenal Hukum (Suatu Pengantar). Yogyakarta; Liberty, 2002. Muhammad, Abdulkadir. Hukum Perdata Indonesia. Bandung; Citra Aditya Bakti, 2000. Nasution, Khoiruddin. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta; Academi dan Tazzafa, 2004. Prayitno, Irwan. Wanita Islamperubah Bangsa. Bekasi; Pustaka Tarbiatuna, 2003. Rahardjo, Satjipto. Ilmu Hukum. Bandung; Alumni, 1982. Satrio, j ., Hukum Harta Perkawinan. Jakarta; Citra Aditya Bakti, 1993. Subekti. Pokok-pokok Hukum Perdata. Jakarta; Intermasa, 1994. Sudiyat, Iman. Hukum Adat Sketsa Asas. Yogyakarta; Liberty, 2000. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
64
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
PE^IDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF KH. ABDUL FATTAH HASYIM (Refleksi Historis Perkembangan Pendidikan di PP.Bahrul ‘Ulum) Oleh : Muhammad Asrori Ma’sum* Abstract Boarding school Bahrul Ulum Tambakberas Jombang standing around in 1825 by Kyai Abdussalam or known as the leader in the hamlet Gedang Shoehah Tambakberas village is one o f the schooss that proliferated tradisioanal the colonial period before Indonesia's independence. This study uses sociological approach, philosophical, and theological. thoughts or views o f Kyai Abdul Fattah education looks heavily influenced by the slam ic intellectual tradition o f the late 19th century and the slam ic intellectual tradition o f the pre modern period espec؛ially KH.Hasyim Asy'aii as core teachers. Education is not only baeed on the knowledge transfer between clerics and students alone, but there needs to be 'uswah' from yourself. The fact is what makes the Kyai Abdul Fatah crowned as the Father o f Education Bahrul Ulum because he was able to lay the foundations o f education to all the people around him (family, students and the community). Keywords: sla m ic Educational, KH. Hashim Abdul Fatah, Bahrul Ulum
Pendahuluan Pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panjang. Dalam pengertian seluas-luasnya, pendidikan Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri. Dalam konteks masyarakat Indonesia, di mana Islam lahir tumbuh dan berkembang cepat dengan usaha-usaha pendidikan merupakan transformasi besar. Sebab masyarakat Indonesia pra-Islam pada dasarnya tidak mempunyai sistem pendidikan formal. Pada awal masuk dan berkembangnya Islam ke Nusantara, tentu saja pendidikan yang sistematis belum terselenggara. Pendidikan yang berlangsung dapat dikatakan umumnya bersifat informal, dan ini pun lebih berkaitan dengan upaya-upaya d a ^ a h Islamiyah (penyebaran, dan penanaman dasar-dasar kerpercayaan serta masalah ‘ubudiyali)} Bahkan menurut Muhaimin (2003), bahwa pengembangan pendidikan Islam di Indonesia, terutama pada periode sebelum Indonesia merdeka (1900 - menjelang 1945), agaknya lebih ditujukan pada upaya menghadapi pendidikan kolonial. Pada periode tersebut diduga muncul*1 *D osen P ro d i P B A S e k o la h T in g g i Is la m B a n i F a ta h Jo m b a n g 1 KH.. S y a l i n . I n . , S e ja r a h K e b a n g k ita n ss la m d a n In d o n e s ia ,(J a k a rta , W a c a n a Ilm u ), h al. 198
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
perkem b a n g a n n ya
di
65
M u h a m m a d A s ro ri M a â&#x20AC;&#x2122;su m ;
Pendidikan Islam
berbagai problem dan isu-isu pendidikan Islam yang menonjol, yang merupakan diskursus dalam pengembangan pendidikan Islam, terutama di kalangan para pemikir, pengembang dan pengelola pendidikan Islam di Indonesia.2 Hasil penelitian Steenbrink (1986) menunjukkan bahwa pendidikan kolonial tersebut sangat berbeda dengan pendidikan Islam Indonesia yang tradisional, bukan saja dari segi metode, tetapi lebih khusus dari segi isi dan tujuannya. Pendidikan yang dikelola oleh pemerintah kolonial khususnya berpusat pada pengetahuan dan keterampilan duniawi yaitu pendidikan umum. Sedangkan pendidikan Islam ala pondok pesantren lebih menekankan pada pengetahuan dan ketrampilan berguna bagi penghayatan agama.3 Sehingga jurang yang memisahkan antara kedua tipikal itu semakin jelas dan makin hari makin meluas, baik dalam aktivitas-aktivitas sosial amaupun intelektual, dalam cara bergaul, berpakaian, berbicara, berfikir dan sebagainya. Di mana golongan intelegensi barat disebut kaum intelek, sedangkan golongan intelegensia pesantren disebut ulamaâ&#x20AC;&#x2122; atau kaum intelek tradisional. Pada tahap selanjutnya, pendidikan Islam formal baru muncul pada masa-masa belakangan, yakni dengan adanya kebangkitan madrasah. Buchori (1989) menyatakan bahwa pengambangan aktivitas pendidikan Indonesia pada dasarnya sudah berlangsung sejak sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang dan sampai masa-masa yang akan datang. Fenomena ini dapat dilihat dari pemetaan sturktur internal pendidikan Islam Indonesia, yakni aspek program dan praktek pendidikannya ke dalam 4 jenis: (1) Pendidikan Pondok Pesantren, (2) Pendidikan Madrasah, (3) Pendidikan umum yang bernafaskan Islam, dan (4) Pelajaran agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan umum sebagai suatu mata pelajaran.4 Dalam perjalanan sejarahnya, pengembangan keempat jenis pendidikan Islam tersebut ternyata sudah menjadi wacana yang serius di kalangan para tokoh pendidikan Islam sejak sebelum Indonesia merdeka. Oleh karenanya, dalam kajian ini bermaksud untuk menjejaki berbagai pola pemikiran pengembangan pendidikan Islam yang berkembang pada masa sebelum Indonesia merdeka, terutama pada jenis pendidikan Islam berbasis pondok pesantren yang sampai kapanpun akan tatap menjadi diskursus yang menarik dan tiada akhir. Secara khusus, menurut asumsi penulis dari beberapa pondok pesantren pada periode sebelum Indonesia merdeka, Bahrul â&#x20AC;&#x2DC;Ulum Tambakberas
2 I h v a i v , A r a h baru. P e n g e m b a n g a n P e n d id ik a n ssla m ; P e m b e rd a y a a n , P e n g e m b a n g a n K u r ik u lu m h in g g a R e d e fi n is i Is la m is a s i P e n g e ta h u a n ,(B a n d u n g , N u a n s a C e n d e k ia , 2 0 0 3 ), h a l. 14 3 S tie e n fo i;â&#x20AC;˘ , P e sa n tre n , M a d r a sa h S e k o la h P e n d id ik a n Is la m d a la m ku ru n ! / ! ( J a k a r t a , L P 3 E S ,1 9 8 5 ), h a l. 24 4 B i k r n . , P e n d id ik a n Is la m h id o n s s ia : P ro b le m a M s s a K i n i d a n P r e s p e k ti f M a s a D ep a n , d a la m M u n th a h a A z h a ri & A b d . M u n â&#x20AC;&#x2122;im S a le h (E d .), Is la m In d o n e s ia ; M e n a ta p M s ss D epan, (J a k a rta , P 3 M , 1 989), h a l.1 8 4
66
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
Jombang merupakan salah satu pondok pesantren tertua di pulau Jawa. Sehingga tidak terlalu berlebihan jika kajian ini akan membahas secara mendalam salah satu tokoh berpengaruh dibalik pengembangan pendidikan Islam pondok pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang yakni KH. Abdul Fatah Hasyim. KH. Abdul Fatah Hasyim sebagaimana dalam pengakuan dan pelaku sejarah pengembangan pendidikan Bahrul ‘Ulum menempatkan dan mendeklarasikan beliau sebagai Bapak atau Tokoh Pendidikan Bahrul ‘Ulum,5 karena kapasitas intelektual Kyai Fatah dan kredibilitasnya di kalangan muslim tradisional hingga menempatkan beliau menjadi rujukan otoritatif, bukan saja bagi tokoh-tokoh kenamaan sezaman, melainkan juga bagi para pengasuh pondok pesantren Bahrul ‘Ulum, keluarga dan masyarakat. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebagaimana terutai di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam kajian penelitian ini adalah; (1) Bagaimana prespektif KH. Abdul Fattah Hasyim tentang pendidikan Islam yang diterapkan di pondok pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang? (2) Bagaimana relevansi pemikiran KH. Abdul Fattah Hasyim tentang pendidikan Islam dengan kontek pendidikan pada masa sekarang?. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Dengan melihat permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui; (1) Prespektif KH. Abdul Fattah Hasyim tentang pendidikan Islam yang diterapkan di pondok pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang; (2) Relevansi pemikiran KH. Abdul Fattah Hasyim tentang pendidikan Islam dengan kontek pendidikan pada masa sekarang. Sedangkan, kegunaan penelitian ini secara umum adalah dapat memperkaya khazanah pemikiran pendidikan Islam, khususnya pemikiran para tokoh pondok pesantren yang selama ini belum banyak dipublikasikan, dan diharapkan hasil penelitian seorang tokoh pesantren ini mampu menjadikan motivasi bagi masyarakat secara umum terlebih masyarakat pondok pesantren untuk senantiasa menghidupakan kembali pola pikir dan ajaran yang telah dirintis. Secara khusus, dapat memotivasi penulis khususnya dan masyarakat pada umumnya, dalam meningkatkan kecintaan dan kesetiaan yang mendalam terhadap para Ulama (salafuna al-salihin) khususnya khadrotus syaikh KH. Abdul Fattah Hasyim. 5 K H . I f a n sh o le h , M .P d .I, S e la y a n g P a n d a n g P e ju a n g a n K H A b d F a ta h H a s y im , B E M S T ffiA F A , J u m ’at; 05 A p ril 2 0 1 3 . {c a ta ta n ; K H . I f a n sh o le h , M .P d .I a d a la h K e tu a Y a y a s a n P P . B a h ru l ‘U lu m se k a lig u s m u rid d a ri K H . A b d u l F a ta h H a sy im ; b e lia u b e rs a k si darv d a w u h a b a h n ya ‘ a n d a ik a ta K y a i F a ta h ti d a k berada d i P P . B a h r u l 'U lu m , m a k a s u n y ila h p e s a n tr e n in i '. K H . Ilh a m P e ra k d a la m p e n g a k u a n K H . I f a n p e rn a h m e n d e n g a r d a w u h n y a K H . A b d . W a h a b C h a s b u llo h ‘k a la u k a m u p i n g i n ta h u o ra n g ‘a lim , y a K y a i F a tta h y
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
67
Muhammad Asrori Ma’sum; Pendidikan Islam Metodologi Penelitian Penulisan kajian ini meggunakan metode deskriptif yang bersifat categorical analiyze, yakni suatu jenis kajian yang digunakan untuk menemukan suatu model tertentu. Dalam hal ini mencoba menemukan corak pemikiran atau prespektif KH. Abdul Fattah Hasyim dalam bidang pendidikan Islam di Bahrul Ulum. Untuk materi kajian ini menggunakan pendekatan sosiologis, filosofis, dan teologis. Pendekatan sosiologi dilakukan untuk memahami bagaimana sosok sang tokoh (latar belakang keluarga, riwayat pendidikan), dan kiprahnya. Sedangkan pendekatan filosofis dan teologis berguna memahami esensi atau subtansi pemikiran atau pandangan KH. Abdul Fattah Hasyim tentang pendidikan Islam di pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Pembahasan A. Latar Belakang Keluarga Kyai Fatah memiliki nama asli Abdulloh Marwan, sedangkan panggilan nama Abdul Fatah adalah hadiah dari perjalanan ibadah haji. Jalur silsilah beliau adalah Abdul Fatah bin Hasyim bin Idris bin Umar bin Baniyyah bin Ali bin Muhtar bin Abdul Halim atau yang populer dengan sebutan Pangeran Benowo bin Abdurrahman yang juga dikenal dengan julukan Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) bin Abdullah Faqih Syihabuddin (Pangeran Pandan Arum/Aryo Pengging/Kebo Kenongo) bin Maulana Ishak bin Ainul Yakin yang termasyhur dengan sebutan Sunan Giri.6 Sementara dari ibu, Abdul Fatah binti Fatimah bin Hasbulloh binti Fatimah bin Abdussalam bin Abdul Jabar bin Ahmad bin Pangeran Sambu bin Pangeran Benowo bin Jaka Tingkir7 atau dikenal dengan nama Mas Karebet bin Lembu Peteng (prabu Brawijaya VI).8
6 K H . A b d u l N a s h ir F a tta h , S e la y a n g P a n d a n g P erju a n g a n K H A b d F a ta h H a s y im , B E M S T IB A F A , J u m ’at; 05 A p ril 2 0 1 3 . {c a ta ta n ; K H . A b d u l N a s h ir F a tta h ,a d a la h p u tr a d a ri K H . A b d u l F a ta h H a sy im ). 7 K H .M o c h . D ja m a lu d d in A h m a d , N a p a k T ila s A u l i y a ’2 0 1 0 ; (J o m b a n g , P u s ta k a M u h ib b in ,2 0 1 0 ), h al. 64; d a la m risa la h b e lia u d ip a p a rk a n b a h w a p a n g e ra n b e n o w o m e ru p a k a n k e tu ru n a n ke 24 d a ri s ils ila h m u tta s il k a n je n g ro s u l M u h a m m a d S aw ; u ru ta n n y a a d a la h se b a g a i b e rik u t : A b d u l H a lim (p a n g e ra n B e n o w o ) bin a b d u rro h m a n (ja k a T in g k ir) b in A b d u llo h F a q ih s y ih a b u d d in (P e n g e ra n P a n d a n A ru m ) b in M a u la n a Is h a q b in M a u la n a D ja m a lu d d in A k b a r H u s y a in b in S y a y y id A h m a d S y a h D ja la l b in S y a y y id A b d u llo h ‘A d h o m a h K h a n b in sy a y y id A m ir A b d u l M a lik b in S y a y y id ‘A la w y b in S y a y y id M u h a m m a d S h o h ib u l M irb a d b in S y a y y id A li K h o li’ Q o s im b in S y a y y id ‘A la w y b in S y a y y id M u h a m m a d b in S y a y y id ‘A la w y b in a l - h i a m ‘U b a id illa h b in alh i a m A h m a d m u h a jir ila a lla h b in a l - h i a m Isa a n N a q iib b in a l - h i a m M u h a m m a d anN a q im b in a l - h i a m A li a l- ‘U ra id h y b in a l - h i a m D ja ’fa r a s -s h o d iq b in a l-Im a m M u h a m m a d a l-B a q ir b in a l - h i a m A li Z a in a l A b id in b in a l - h i a m a l-H u s y a in b in S y a id a h F a tim a h b in ta S y a id in a M u h a m m a d S aw . 8 Ibid.
68
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
Ditilik dari dua silsilah di atas, KH. Abdul Fattah Hasyim mewakili dua trah sekaligus, aristokrat atau bangsawan Jawa dan elit agama (Islam). Dari jalur ayah, mata rantai genetisnya bertemu langsung dengan bangsawan muslim Jawa (Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir) dan sekaligus elit agama Jawa (sunan Giri). Sementara dari jalur ibu, KH. Abdul Fattah Hasyim masih keturunan langsung Raja Brawijaya VI (lembu peteng) yang berlatar belakang bangsawan Hindu Jawa.910 Bagan 1; S ils ila h K e tu ru n a n K H . A b d u l F a tta h H a s y im
10
Pangeran Pandan A rum ٣ ull٥h Faqih S y ih a b u i JultnTLngkir/ Sultan Hadiwijaya■■’Abdurrahman + ﺗﺔﻷ١٩؟ ﺍﻟﺔﻝﺀﻝ،؛؛u o v r . .ﺛﻠﻬﲇ ؛١ ﻉ١ﺃﺍ ﺷ ﺔ،\
K ,r
_____________________________ ± ____________________________
~
Kyai Muhtflr
1
٥٥
KyajAJi
K.AbdulJnbbar
B liy y a h
K. Abdjmssaln
+
f
K. Umar
NyeiKathimali
Kyai Idris
KyaiJlMbiillah
Nyai layyitiflh
١\\ةﻻه١ي ١ﻵ١١،
KKillasyiiiLyari Hasyim Asy؛ KL Hasyim + Nyai Falhimab K _ i Robim NyaiKhodijab K.AbdHaraid
K, Abd Fattah j N ya i l y a r r o f a h -
K .A b d ls b
N ya i S h.Lihah -
1
i
d
Njrai Fathim a^ .
ض
'
'
غ
ﻻ
آ ؛ا
؛m
٠ئ
9 D e g r a f f d a n P e g e a u d m e n c a ta t b a h w a L e m b u P e te n g a ta u y a n g b e ra r ti ‘sa p i g e la p ’ m e ru p a k a n p u tr a d a ri P ra b u B ra w ija y a d a ri h a s il p e rk a w in a n n y a d e n g a n P u tr i C e m p a . K e d u a n y a m e n a m b a h k a n , k e b e ra d a a n le m b u p e te n g y a n g tid a k la g i m e n d ia m i w ila y a h p u s a t k o n s e n tra s i k e ra ja a n m a ja p a h it (T ro w u la n , M o jo k e rto ), d im u n g k in k a n se b a g a i a k ib a t d a ri k e b ija k a n B ra w ija y a . H a l in i m e n g a c u p a d a N a g a ra K a rta g a m a “ d im a n a d a la m k e ra ja a n M a ja p a h it a n g g o ta -a n g g o ta k e lu a rg a (k a d a n g -k a d a n g ) d ija d ik a n ra ja (m u d a ) d ib e rb a g a i n e g a ra b a g ia n ., h a l. 45 10 K H . A b d u l N a s h ir F a tta h , S e la y a n g P a n d a n g P e ju a n g a n K H . A b d F a ta h H a s y im , J u m ’at; 05 A p ril 2 0 1 3 .
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
69
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
Kyai Fatah dilahirkan dari pasangan KH. Hasyim Idris dan Nyai Fatimah Chasbullah pada tahun 1914 M. 11 Tempat kelahiran beliau berada dua kilometer arah timur Tambakberas, tepatnya desa Kapas masuk pada wilayah administratif kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Dan KH. Abdul Fattah Hasyim wafat pada hari jum’at wage tanggal 27 April 1977 pukul 22.15 di Tambakberas Jombang.12 Beliau meninggalkan seorang Istri yakni Ibu Nyai Musyarofah Bisri dengan memiliki 12 putra-putri.13 B. Riwayat Pendidikan KH. Abdul Fatah Hasyim Semenjak masa kanak-kanak, Kyai Fatah hidup dalam lingkungan muslim tradisional Kapas. Dalam menuntut ilmu diawali dari gemblengan secara intensif dari ayahanda yakni Kyai Hasyim Idris. Dari ayahandanya tersebut beliau mendapatkan pendidikan dasar ilmu-ilmu agama dan pengajaran al-Qur’an.14 Selanjutnya KH. Abdul Fattah meneruskan pendidikan dasar dasar ilmu agama di Madrasah Ibtidiyyah Tambakberas yang pada saat itu beliau seangkatan dengan KH. Moh. Wahib Wahab (Mantan Menteri Agama RI) sampai kelas enam shifir.15 Setelah mengijak remaja, dengan berbekal dasar ilmu agama yang telah beliau kuasai selanjutnya KH. Abdul Fattah Hasyim melanjutkan perjalanan intlektual rihlah ‘ilmlyah ke beberapa pondok pesantren di antaranya adalah pondok pesantren Mojosari Nganjuk, kemudian melanjutkan ke pondok pesantren Siwalan Panji Buduran Sidoarjo di bawah asuhan KH. Khozin. Di pesantren ini beliau mendalami ilmu ilmu tata bahasa Arab (gramatika Arab) yang meliputi shorof, nahwu (A liyah Ibnu Ma>lik) dan balaghah. Terdapat perbedaan pandapat yang menyatakan tentang perjalanan pertama kali KH. Abdul Fattah menuntut ilmu pasca penggemblengan ayahnya. Sebagian riwayat menyatakan bahwa pondok pertama yang dituju 11 K H . A b d u l N a s h ir F a tta h , S e la y a n g P a n d a n g P e ju a n g a n K H A b d F a t a h H a s y im ; d a la m p a p a ra n b e lia u y a n g p a lin g m e n d e k a ti k e b e n a ra n ta h u n la h ir K y a i F a ta h a d a la h 1914 d e n g a n d a s a r d a w u h d a ri Ib u n y a i M u s y a ro fa h y a n g d in ik a h p a d a u sia 12 ta h u n ; s e d a n g k a n ib u n y a i la h ir (31 D e se m b e r 192 5 ) b e r te p a ta n d e n g a n la h irn y a N U y a k n i p a d a ta n g g a l 1 Ja n u a ri 1926. 12 A lb u m K e n a n g a n K e la s A k h ir P P P A l F a th im m iy y a h 2005 13 K e d u a b e la s p u tr a p u tr i b e lia u a d a la h ; F a th im a h (A lm ) m e n in g g a l d i u sia d u a ta h u n , M u ’iz a h (A lm ) j u g a m e n n g g a l d i u s ia 2 ta h u n , N y a i H j. N a fis a h S a h a l, N y a i H j. H u rriy a h D ja m a l, M a h s u n a h (A lm ) m e n in g g a l d i u s ia b a y i, N y a i H j. M u th m a in n a h S u lth o n , G u s H u b b y S y a u q i (A lm ), N y a i H j. L ilik M u h ib b a h , K H . A b d u l N a sh ir, K H . M . T a u fiq u rra h m a n (a lm ), N y a i H j. S y a fiy a h d a n B a n i m e n in g g a l k e tik a m a s ih k ec il. 14 Ib id ; Y a i N a s tir; p o la p e n d id ik a n y a n g d ite ra p a k a n o le h K H . H a s y im Id ris s a n g a tla h d is ip lin d a n k e ta t (s tre n g . j w ) , tid a k ja r a n g K H . A b d u l f a t ta h m e n d a p a tk a n ta k z ira n d a n h u k u m a n b e ru p a c a m b u k a n d a n je w e ra n d a ri a y a h n y a k e tik a tid a k b is a m e m a h a m i p e la ja ra n y a n g d ia ja rk a n k e p a d a n n y a ; se p e rti h a ln y a c e rita y a n g d ip a p a rk a n ib u N y a i M u s y a ro fa h y a n g d id e n g a r d a ri Y a i F a ta h . 15 K H . l u V U F a t l , S e la y a n g P a n d a n g P e ju a n g a n K H .A b d F a ta h H a s y im
70
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
oleh Kyai Fattah adalah pondok pesatren Tebuireng karena waktu itu kondisi ekonomi orang tuanya sangat pas-pasan sekali sehingga modal biaya untuk memondokan beliau tidak ada, maka dengan hanya berbekal restu dan doa dengan semangat (ghirrah) yang tinggi beliau ikut nimba ilmu ke pesantren KH Hasyim Asyari,16 Tebuireng, dan untuk biaya hidup beliau mendapatkan bisharah (gaji) dari Mbah Hasyim lantaran disuruh Mbah Hasyim ikut membantu ngajar para santri. 17 Seperti telah disinggung di atas, pada saat nyantri di pesantren Mbah Hasyim ini kemampuan intlektual Kyai Fattah semakin tampak, sehingga di mata had]ratu al-shaykh KH. Hasyim Asyari, beliau termasuk santri istimewa. Bahkan menurut KH. Ilham Perak Jombang bahwasanya KH. Hasyim Asyari tidak akan memulai mbalah (membaca) kitab untuk para santri sebelum Kyai Fattah berada di sampingnya.18 Dan karena kealiman Kyai Fattah yang tidak diragukan lagi hingga had]ratu al-shaykh KH. Hasyim Asyari memberi amanat untuk ikut membantu mengajar kepada para santri di pondok pesantren Tebuireng serta sering menjadi badal (pengganti) had]ratu al-shaykh ketika beliau berhalangan hadir dalam pengajian di masyarakat. Menurut penuturan KH. Abdul Natsir bahwasannya had]ratu al-shaykh KH. Hasyim Asy’ari pernah mengirim Kyai Fattah sebagai duta pondok dalam rangka mengemban misi dakwah Islam di daerah Sekaran Balen Bojonegoro selama kurang lebih tiga tahun. 19 Perkembangan intelektualitas Kyai Fatah banyak dipengeruhi oleh hadratu al-shaykh KH. Hasyim Asy’ari khususnya pada disiplin ilmu-ilmu h a l , d \ antaranya a d i . k i h a ith al-Jami’ al-Sahihlial-Bukhariyang disusun oleh Muhammad bin Ismail al-Bukharl dan al-Jami’ al-Sahih li Muslim yang dikarang oleh Muslim bin Hujjaj al-Qushayrl hingga mendapatkan sanad secara langsung (muttasil) dari hadratu al-shaykh KH. 16 K H . M u h a m m a d H a s y im A s y ’ari d is a m p in g g u ru se k a lig u s m a s ih in tis a b ( tu n g g a ln a s a b ) d e n g a n k y a i F a tt a h b a ik d a ri ja l u r a y a h a ta u ib u m u tta s h il d e n g a n S u lta n H a d iw iy a ja / Ja k a T in g k ir. B e lia u K y a i H a s y im m e ru p a k a n to k o h n a s io a l d a n p e n d iri N U ; d a la m ), h lm .5 5 17 K H . A b d u l N a s h ir F a tta h , d a la m O b ro l P a g i; S e la y a n g P a n d a n g P e ju a n g a n K H A b d F a ta h H a s y im , J u m ’a t; 05 A p ril 20 1 3 . 18 K H . Ilh a m P e ra k d a la m O b ro l P a g i; S e la y a n g P a n d a n g P erju a n g a n K H A b d F a ta h H a s y im o le h K H .M . Irfa n S h o le h , M .P d .I 19 I b i d ,... c a t a t a n j S e w i u b e lia u K H . A b d u l F a tt a h m o n d o k d i T e b u ire n g ,s e b a g a im a n a di c e rita k a n o le h K y a i N a ts ir d a la m O b ro l P a g i; S e la y a n g P a n d a n g P e rju a n g a n K H .A b d F a ta h H a s y im ; b a h w s a n y a p a d a sa a t itu b e lia u m e n d a p a t c o b a a n sa k it p a ra h se h in g g a p a ra p e n g u ru s p o n d o k te r p a k s a m e g a n ta rk a n b e lia u p u la n g k e ru m a h d e n g a n h a ra p a n c e p a t se m b u h , a k a n te t a p i d a la m k e n y a ta a n n y a s e s a m p a in y a b e lia u k e ru m a h (b e lu m sa m p a i m a s u k ru m a h ) K H . H a s y im Id ris (a b a h n y a K fa tta h ) su d a h m u n c u l d a ri ru m a h d a n la n g s u n g m e la ra n g u n tu k m a s u k ru m a h sa m b il b e rk a ta :" la p o m u le h ....lu w e h a p ik m a ti n a n g p o n d o k d a ri p a d a m u le h , a k u ih la s, rid lo a w a k m u m a ti n a n g p o n d o k d a ri p a d a m a ti n a n g o m a h " d a n tid a k la m a s e te la h k e m b a li la g i k e p o n d o k b e lia u d i b e ri k e se m b u h a n o le h A lla h d a ri s a k it y a n g d i d e rita n y a .
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
71
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
Hasyim Asy’ari. Di mana dalam kajian sejarahnya pemikiran keagamaan hadratu alshaykh KH. Hasyim Asyari sangat dipengaruhi oleh Kyai Mahfudz al-Tirmisi,20 dan Kyai Nawawi al-Bantanl,21 sehingga ketika diruntut riwayat pendidikan Kyai Fatah akan ditemukan mata rantai pewaris s i s l a ) Intelektualitas tokoh-tokoh utama dari komunitas bilad alJawatersebut.22 Bagan ; 2 Silsilah Inteletaual KH. Abdul Fatah Hasyim23
20 S y a ik h M a h fu d z b e rn a m a le n g k a p M u h a m m a d M a h fu d z b in A b d u lla h b in A b d u l M a n n a n b in A b d u lla h b in A h m a d a t-T irm iz i. S y a i k i M a h fu d z la h ir di T e rm a s, P a c ita n , J a w a T im u r, p a d a ta n g g a l 31 A g u s tu s 1868 M d a n m e n in g g a l di M a k k a h ta n g g a l 20 M e i 1920. B e b e ra p a g u ru b e lia u te rk e m u k a d a p a t d is e b u t d ia n ta ra n y a se b a g a i b e rik u t; S y a ik h M u q ri, S y a ik h U m a r b in B a ra k a t a l-S h a m i, S y a ik h M u s th o fa a l - A f i f i d a n se b a g a in y a , d a la m M a s tu ti H S d a n M . Is h o m E l-S a h a ; in te le k tu a lis m e P e sa n tre n ; h a l.1 0 3 - H 2 21 S y a ik h N a w a w i a l-B a n ta n i m e m ilik i n a m a le n g k a p M u h a m m a d N a w a w i b in U m a r ib n A ra b i b in A li a l-Ja w i a l-B a n ta n i. B e lia u la h ir p a d a ta h u n 1814 M d i B a n te n d a n W a fa t di M a k k a h ta h u n 1897 M . B e b e ra p a g u ru b e lia u te rk e m u k a d a p a t d is e b u t d ia n ta ra n y a se b a g a i b e rik u t; S y a iH i A h m a d a l-n a h ra w i, S y a ik h A h m a d a l-d im y a ti, S y a ik h A q ib b in H a s a n a l-d in a l-F a lim b a n i dll. K a ry a ilm ia h ad a y a n g m e n g a ta k a n sa m p a i 115 b u a h d a n b e b e ra p a k a ry a b e lia u m e n ja d i m a te ri w a jib d i p e s a n tre n , d a la m A b d u rra h m a n M a s ’ud; d a r iH a r o m a in k e N u sanara, (Y o g y a k a rta ; L K is,2 0 0 4 ),h a la m a n 1 0 9 -1 5 6 . 22 Is tila h b ila d a l —Jaw a; m e ru p a k a n p e n g a n d a ia n s u a tu k o m u n ita s m u s lim N u s a n tr a y a n g se d a n g m e n u n tu t ilm u d i M a k k a h -M a d in a h d a n m e ru p a k a n id e n tita s k u ltu ra l-k e a g a m a a n ; dadam Jajat B u rhanuddin', Is la m d a n N e g a ra -b a n g sa ; m e la c a k a k a r-a k a r N a s io n a h s m e In d o n e s ia ’, S tu d ia Is la m ik a , V o l.1 1 , N o . 1 ,2 0 0 4 , h a l; 171 23 Dvadapdasn dari A te d n r r a h m a n M a s 'n d , h r te le k tu a l P e sa n tre n ; P e rh e la ta n A g a m a d a n T r a d s i (Y o g y a k a rta ; L K is ,2 0 0 4 ) h a lm .8 9
72
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
Mengacu pada mata rantai silsilah di atas dan berdasarkan jalur bilad al-Jawi, proses pendidikan dan pemikiran intelektualitas Kyai Fattah dapat dipahami sedikit banyak dipengaruhi secara langsung oleh hadratu alshaykh KHl Hasyim A sy’a rty a n ^ rb a sts A h lial-Sunnahwaal-Jama’ali. C. Prespetoif KH. Abdul Fatah Hasyim tentang Pendidikan Islam di PP. Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang Sebagaimana tergambar dari riwayat keluarga dan jalur intelektualnya, corak pemikiran atau pandangan pendidikan Kyai Fatah tampak sangat dipengaruhi oleh tradisi intelektual Islam abad 19 akhir dan tradisi intelektual Islam periode pra-modern khususnya KH. Hasyim Asy’ari sebagai guru inti. Maka hal penting yang akan ditelusuri di sini adalah beberapa konsep pendidikan Islam Kyai Fatah yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu pembaharuan satuan pendidikan (tujuan, materi dan metode pendidikan) dan penguatan prinsip pendidikan pada keluarga, santri dan masyarakat. a. Pembaharuan Satuan Pendidikan (Tujuan, Materi dan Metode Pendidikan) Telah disebutkan dalam sejarah perkembangan pondok pesantren di Indonesia pada umumnya dan pondok pesantren Bahrul Ulum khususnya, bahwa adanya intervensi yang dilakukan oleh pihak kolonial Belanda maupun Jepang, dimana pihak kolonial penjajah selalu mencurigai segala bentuk aktifitas yang diselenggarakan pondok pesantren, karena dianggap sebagai lembaga yang memproduksi kelompok-kelompok militan yang melakukan perlawanan terhadap kaum penjajah. Segala cara akhirnya ditempuh oleh pihak penjajah untuk mengerem perkembangan pendidikan pondok pesantren, begitu juga tak ubahnya pada lembaga tingkat dasar yang di rintis oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah yang bernama Madrasah Mubdil Fan sebuah lembaga yang bernaung di pondok pesantren Tambakberas dan dalam proses perjalanannya lembaga ini juga tidak luput dari intervensi pihak kolonial yang dalam hal ini adalah pemerintah Jepang hingga berakibat dengan ditutupnya lembaga yang di rintis Mbah Wahab tersebut. Mereka, pihak kolonial Jepang berdalih bahwasanya lembaga tersebut dianggap telah menerapkan pola pendidikan yang isinya melakukan makar terhadap pemerintahan mereka.24 Dengan ditutupnya Madrasah Mubdil Fan membuat hati Kyai Fatah yang saat itu masih bertempat di Denayar merasa terpanggil untuk bangkit dan membuat pembaharuan satuan pendidikan atas amanah yang diberikan oleh pengasuh pondok pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang yaitu KH. Abdul Wahab Chasbulloh dan sekaligus meneruskan pengembangan lembaga madrasah sepeninggal KH. Abdurrahim. 24 A l b u m k e n a n g a n M u t a k h o n ij ii n M M A - B U . 2 0 0 6 . h . 2 0
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
73
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
Berbekal semangat keberanian yang sangat tinggi dan motivasi para Kyai, mulailah Kyai Fatah mengadakan berbagai lobi diplomatis dengan pihak kolonial Jepang yang akhirnya menemukan kata kesepakatan boleh membuka madrasah dengan persyaratan-persyaratan yang di antara persyaratan tersebut adalah Kyai Fattah sendiri yang harus bertindak sebagai ketua dibantu oleh beberapa pembantu yang kesemuanya harus hadir di Jombang untuk dijanji dan disumpah dihadapan kolonial Jepang dengan berbagai ancaman.25 Hal ini menggambarkan begitu tingginya semangat perjuangan (ghirroh) Kyai Fattah dan para Kyai dalam mempertahankan eksistensi pendidikan Islam di lingkungan pondok pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang. Langkah selanjutnya setelah lembaga pendidikan Mubdil Fan sudah terbuka kembali dan berganti nama dengan Madrasah Ibtidaiyyah, atas saran Kyai-Kyai sepuh, Kyai Fattah membuat inovasi (pembaharuan) terhadap pendidikan yang ada di pesantren Bahrul Ulum ini dengan mendirikan lembaga pendidikan pondok pesantren yang bernama Al-Fathimiyyah (pondok kidul) dan Madrasah lanjutan Madrasah Ibtidaiyyah yaitu Madrasah Muallimin Muallimat empat tahun.26 Selanjutnya, ketika satuan pendidikan telah berdiri inovasi berikutnya yang dilakukan oleh Kyai Fatah sebagai suatu pandangan pendidikan Islam adalah mengisi dan menyempurnakan tujuan, materi dan metode pendidikan yang terurai sebagai berikut: 1. Tujuan Pendidikan Sebagai lembaga pendidikan yang bernafaskan Islam, maka tujuan pengembangannya secara umum tidak berbeda dengan tujuan risalah kenabian Muhammad saw, yaitu proses pewarisan dan pengembangan budaya yang bersumber dan berpedoman kepada ajaran-ajaran Islam sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an dan terjabar dalam sunnah Rasul.27 Dan proses ini telah berlangsung mulai Nabi Muhammad saw menyampaikan/membudayakan ajaran tersebut kepada umat manusia. Lebih detail dalam pandangan Kyai Fatah bahwa tujuan didirikan suatu lembaga pendidikan khususnya di pesantren Bahrul ‘Ulum adalah bagaimana para santri mempunyai keimanan dan ketaqwaan yang kuat dan mendalam, menguasai ajaran Islam dengan berparadigma ala ahlu al-sunnah wa al-jamaah sehingga diharapkan mampu membawa perubahan di masyarakat. Disamping itu, tujuan 25 K H . A b d u l N a s h ir F a tta h , d a la m O b ro l P a g i; S e la y a n g P a n d a n g P e ju a n g a n K H A b d F a ta h H a s y im 26 Ib id , K H . A b d u l N a s h ir F a tta h 27 Z u h a irin i, d k k ; S e ja r a h P e n d id ik a n Is la m ,(J a k a rta , B u m i A k s a ra ,2 0 ٥4 ), h lm .1 2 -1 3
74
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
pendidikan lebih diarahkan pada pembentukan kader yang senantiasa mencintai ilmu, berjuang menyebarkan ilmu (nashrulilmi) dan upaya mekstartkan akidah dan ‘ubudiyah aia ahlu al-sunnah wa al-jamaah ؛il-nahcliyah?8 Sementara KH. Ilham Mukhal mengungkapkan bahwasanya tujuan pendidikan Kyai Fattah adalah menyiapkan santri untuk mendalami dan menguasai ilmu agama Islam (tafaqquh s al-din) berfaham ahlu al-sunnah wa al-jamaah dan turut serta menyebarkan ajaran Islam di tengah masyarakat.*29 Semua paparan dari tujuan pendidikan Kyai Fattah tersebut bukanlah tanpa dasar dan aplikasi, apa yang menjadi cita-cita dan harapan mulia tersebut dimulai dari tauladan pribadi beliau sendiri. Berikut adalah penyaksian dari pelaku sejarah akan kegigighan Kyai Fatah dalam menjunjung tinggi nilai-nilai tujuan pendidikan: a) Sifat kedisiplinan dan ke-istiqamah-an Diceritakan oleh KH. Abul Natsir dari ibunda Nyai Hj. Musyarofah bahwa dalam urusan jamaah shalat lima waktu Kyai Fattah tidak pernah absen, bahkan menjelang wafat beliau di saat mengalami sakit parah beliau masih menanyakan orang yang menyertai jamaahnya. Hampir setiap subuh sekitar pukul 03.30 pagi dengan sangat telaten beliau membangunkan para santri dari kamar per kamar untuk jamaah shalat subuh, mengomando dengan meniup trompet di depan rumahnya kepada para santri untuk meng’adzani setiap masuk waktu shalat.30*Setengah jam sebelum dimulai jamaah shalat, beliau sebagaimana yang dikatakan oleh KH. Irfan Sholeh sudah siap dengan pakaian shalat yang lengkap dengan serban (imamah) di kepala dan sajadah di pundaknya. Seperempat jam sebelum jamaah di mulai beliau sudah megerjakan i ’tikaf di Masjid.3؛ Kedisiplinan dan ke-istiqamah-an yang tinggi juga nampak dari dalam diri beliau Kyai Fattah ketika membimbing dan mengasuh santri-santri pondok pesantren Bahrul ‘Ulum. Tepat pukul 07.00 ketika sudah waktunya masuk sekolah, sebelum bel masuk berbunyi beliau sudah bertandang lebih dahulu ke Madrasah, mengontrol para guru yang tidak masuk pada hari itu,
se c a ra te r s ir a t tu ju a n p e n d id ik a n K y a i F a ta h d a p a t d ip a h a m i se b a g a i b e rik u t; (1). ‘te ru sla h m e n c a r i i l m u d im a n a p u n , k a p a n p u n d a n d e n g a n sia p a p u n ; (T). M e n ik a h la h ; (Y y M e n g a ja rla h d a n (4). B e r k ip r a se r ta le s te r ik a n N U . K H . F a th u l H u d a ; (s a n tri d a ri K y a i F a ta h y a n g se k a ra n g m e n ja b a t B u p a ti T u b a n ) d a la m s a m b u ta n / M a u id h o tu l H a s a n a h H aul Ib id , Ib id , Ib id ,
K H . A b d u l F a tt a h H a s y im k e -3 6 p a d a h a ri K a m is m a la m J u m ’a t t g l 21 M a re t 20 1 3 . K H .M h f a n S h o le h , M .P d .I K H . A b d u l N a s h ir F a tta h K H .M .h f a n S h o le h , M .P d .I
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
75
M u h a m m a d A s ro ri M a â&#x20AC;&#x2122;su m ;
Pendidikan Islam
sehingga menurut Pak Ihsan Mojokrapak sebagai salah seorang guru pada era Kyai Fattah, melihat kedisiplinan yang tinggi yang sudah mendarah daging pada diri Kyai Fattah tersebut sehingga menimbulkan perasaan malu (ewuh pakewuh) dari para guru ketika terlambat atau atau tidak masuk mengajar. Begitu juga dalam urusan pengajian para santri setelah shalat subuh dan ashar, menurut Kyai Ilham, beliau Kyai Fattah adalah tipikal orang memiliki jiwa istiqamah yang sangat tinggi sekali, tidak pernah absen dalam memberikan pengajian, kecuali terdapat udzur yang sangat mendesak yang tidak bisa beliau tinggalkan. Konon karena kedisiplinan dan keteguhannya dalam memegang perinsip, ketika ada tamu sekalipun dari jauh kalau sudah waktunnya mengajar maka beliau lebih memilih untuk mengajar dari pada melayani tamu tersebut. Hal ini disebabkan karena beliau merasa punya tanggung jawab terhadap santri-santri yang dititipkan kepadanya dan pemurnian akan tujuan pendidikan.32 b) Semanggat intelektual Semenjak kecil sampai perjalanan Kyai Fatah dalam mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan tidak pernah pudar, sebagaimana diuraikan diatas. Akan tetapi ada nilai tersirat dari apa yang disampaikan dan dilakukan Kyai Fatah yang menggambarkan betapa penting dan wajibnya tujuan pendidikan di nomor wahid kan. Di antara pembuktian ini adalah 1) Ketika berada di pesantren Tebireng yang pada saat itu Kyai Fatah sudah mampu mandiri secara ekonomi bisa menarik dan membiayai adiknya untuk diajak menuntut ilmu. 2) Ketika melihat ada saudara-saudara yang tidak mau mondok dan mencari ilmu dengan alasan faktor ekonomi dan masa depan yang tidak jelas, maka Kyai Fatah dengan tegas berkata, â&#x20AC;&#x153;mondokno anak ojo dipikir iso opo lan bakal dadi opo? Seng penting nyekolahno lan pondokno, masalah dadi opo pasrahno Alloh. 33 3). Semangat daya belajar (mutalaâ&#x20AC;&#x2122;ah) beliau juga tinggi, hampir setiap hari terutama malam hari beliau secara rutin mempelajari berbagai kitab, terutama kitab-kitab yang sedianya disampaikan di pengajian santri dan masyarakat. Dan masih banyak lagi fakta pengabdian Kyai Fatah dalam mensukseskan tujuan pendidikan pondok pesantren bahkan sampai beliau wafat. 2. Materi Pendidikan Pemahaman terhadap nilai-nilai pelajaran agama melalui kajian kitab-kitab salaf adalah merupakan prioritas Kyai Fattah dalam32 32 K H . Ilh a m M a k h a l, sisw a M a d ra s a h M u a lim in a n g k a ta n k e -2 , d a la m Ib id , K H .M h f a n S h o le h , M .P d .I 33 Ib id , K H . A b d u l N a s h ir F a tt a h
76
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
penerapan materi pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari pengajian beliau sendiri yang kesemuanya adalah tentang materi ilmu-ilmu agama yang dikarang oleh Ulama-Ulama salaf seperti tafsir, hadith, mantiq, balaghah dan tarikh Islam yang diajarakan di pondok, sekolah dan masyarakat. Di sisi lain. Kyai Fatah juga masih mengadopsi materi pelajaran pelajaran umum yang meliputi pelajaran ilmu hitung, ilmu bumi, ilmu hayati, sejarah, metodologi pengajaran, bahasa Indonesia, bahasa Jepang, 34 dan bahasa Inggris.35 Secara umum untuk mengenal lebih jelas tentang materi pelajaran (kurikulum) yang diterapkan dalam lembaga pondok dan lembaga Kyai Fattah adalah sebagai berikut: Materi pendidikan untuk tingkat ibtida’ adalah akidah: alQur’an, farhid, tawhid, fiqh, nahwu, saraf, im la’, insha, i ’rab, khat, sejarah Islam, berhitung, ilmu bumi, pengetahuan alam dan bahasa Indonesia. Kemudian pada tingkat Tsanawi materi yang di ajarkan adalah tafsir, fiqh, u؛؛ul al-fiqh, h a ith , sejar^rIsdarn, nahwu, saraf, bahasa Arab, balaghah, bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan aljabar. Sedangkan untuk materi palajaran Aliyah adalah usul al-fiqh, fiqh, alqawa’i d al-iiqh:iyali, h a ith , tafs^i", mustalah al-haith, balaghali, mantiq, bahasa Inggris, bahasa Jepang, ilmu pendidikan, antropologi, kewarganegaraan dan lain lain.36 Adapun untuk materi pengajian Kayai Fattah yang diajarkan di pondok pesantren dengan sistem pengajian weton sebagaimana yang diungkapkan oleh KH. Fathul Huda37 adalah sebagai berikut: (1) Pengajian al-Qur’an bi al-ma’na dilanjutkan dengan fa h al-qarib karangan Imam Abu Shuja’ yang beliau adakan setelah jamaah shalat 34 D i d a la m b u k u p a n d u a n P o n d P e s t B a h ru l ‘U lu m h a l 5 d i ja la s k a n b a h w a s a n y a s e te la h b e lia u K H A b d u l F a tt a h m e n g u k u ti p e n a ta ra n U la m a d i ja k a r ta b e lia u m e n g a m b il s e b u a h k e b ija k a n te n ta n g m a te ri p e n d id ik a n d e n g a n m e n a m b a h k a n B a h a s a J e p a n g d a la m K u rik u lu m P e s a n tre n . 35 B a h k a n u n tu k m e m e g a n g m a ta p e la ja ra n u m u m b e lia u K H . A b d u l F a tt a h H a s y im m e n u ru t p a n u tu r a n K Ilh a m p e rn a h m e n d a ta n g k a n s ta f p e n g a ja r d a ri m e n a d o y a n g b e rn a m a L e o L a m a t L a w se o ra n g m a n ta n p a s tu r d a ri a g a m a K ris te n , a k a n te t a p i tid a k sa m p a i g e n a p s e ra tu s h a ri d ia su d a h m a s u k is la m d a n b e rg a n ti n a m a K a n g T a y siru lla h , (k u tip a n ; k y a i F a ta h sa n g a t p e rh a tia n d a n d iis tim e w a k a n p a d a k a n g T a s y ir, s a m p a isa m p a i m b a h n y a i M u s y a ro fa h m o y o ’i ; n e k o p o 2 k o k m e s t i d is e k n o t a y s ir ’ ). b e g itu ju g a u n tu k m a ta p a la ja ra n B a h a sa In g g ris K H . A b d u l F a tt a h H a s y im p e rn a h m e n g a n g k a t se o ra n g g u ru a lu m n i G o n to r y a n g m e m p u n y a i la ta r b e la k a n g M u h a m m a d iy a h , a k a n te ta p i p a d a a H h m y a d ia te r ta r ik d e n g a n fa h a m a h lu s -s u n a n a h w a l ja m a a h , i b i d d a la m K H . A b d u l N a s h ir F a tta h . 36 H ik m a tu l H a k im a h , In o fa s i p e n d id ik a n K H A b d u l F a tta h H a s y im ( S k rip si IK A H A , 2 0 0 1 ) la m p , d a n D o k u m e n Ija z a h M II B a h ru l U lu m T a m b a k b e ra s 1968 37 I b i d , K H . F a th u l H u d a ; (s a n tri d a ri K y a i F a ta h y a n g s e k a ra n g m e n ja b a t B u p a ti T u b a n ) d a la m s a m b u ta n / M a u id h o tu l H a s a n a h H a u l K H . A b d u l F a tt a h H a s y im k e -3 2 p a d a h a ri K a m is m a la m J u m ’a t tg l 21 M a re t 2 0 1 3
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
77
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
ashar. (2) Pengajian kitab ihya ulum al-din karangan Imam al-Ghazan yang beliau selenggarakan setelah jamaah shalat subuh. (3) Pengajian k l hadith al-jami’ al-Sialilfli karya Imam akBukhart dan al-Jami’ alSahih karya Imam Muslim yang beliau baca setiap Bulan Ramadlan dari tanggal 25 Sya’ban sampai tanggal 17 Ramadlan. Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan Kyai Fattah tentang materi pendidikkan Islam telah meliputi aspek yang universal, sehingga tercermin pelaksanaan pendidikan Islam seutuhnya. 3. Metode Pendidkan Dalam usaha menemukan kembali jati diri pesantren dan pelestarian mutiara keilmuan, Kyai Fatah dalam berbagai kesempatan penyampaian pendidikan sangat dipengaruhi oleh tradisi pesantren klasik atau kaum muslim tradisional yang digelutinya selama nyantri. Metode pendidikan tersebut di antaranya adalah metode hafalan (\tahfidh), weton, bandongan dan diskusi (musyawarah dan balithu almash’ilj. Dalam aplikasi metode yang diterapkan, beliau lebih pada prinsip qalla wa dalla (sedikit dan menunjukkan), sehingga menjadikan siswa/i atau para santri yang diajar oleh Kyai Fattah mudah memerima, memahami dan menaruh rasa simpati yang sangat tinggi.38 Sementara menurut KH. Moch. Djamaluddin Ahmad menyatakan bahwa metode hafalan adalah metode yang sangat disenangi oleh Kyai Fattah. Hampir setiap palajaran yang diajarkan oleh beliau harus mampu dihafalkan oleh anak didik dan apabila mereka tidak mampu menghafalkan maka harus siap mendapatkan hukuman (ita ’ziT/).3940 Metode lain yang paling menonjol dari Kyai Fattah adalah metode demonstrasi.4. Metode ini sering beliau gunakan dalam menyampaikan materi pelajaran baik ketika memberi pengajaran di sekolah, di pondok maupun di masyarakat. Dalam metode ini Kyai Fattah dengan suara beliau yang lantang disertai dengan bahasa tubuh, mendemontrasikan materi pelajaran yang beliau sampaikan, sebagaimana yang dituturkan oleh KH. Ilham Makhal Perak sambil menirukan apa yang disampikan Kyai Fattah:
38 Ib id , K H . F a th u l H u d a 39 ! ، , I m r a t u j V H a k i m a k , I n o fa s ip e n d id ik a n K H .A b d u .1 F a tta h H a s y im , k k 6 < ؟ 40 M e to d e d e m o n tra s i a d a la h sa la h s a tu c a ra d a la m p ro s e s p e m b e la ja ra n y a n g d ila k u k a n d e n g a n m o d e l m e m p e ra g a k a n se c a ra la n g su n g . Ib id ; K H . N a ts ir; s u a tu cerita, se tia p b u la n R a m a d la n y a n g m e n ja d i im a m ta r o w ih a d a la h K y a i F a ta h ,s e tia p ra k a a tn y a b e lia u m e m b a c a a l - Q u r ’a n d e n g a n c a ra a l-Q u r’a n d ib a w a d e n g a n k e d u a ta n g a n . K e tik a ad a s a n tri b a ru d a ri B a w e a n G re s ik y a n g h a fa l a l- Q u r’an, m a k a m u la i d a ri sa a t itu k a n g sa n tri d iu tu s m e n ja d i im a m ta r o w ih d a n K y a i F a ta h m e n ja d i m a k m u m .
78
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
“Jadi !!! setelah Musa Samiri membawa pedet dari emas kemudian pedet tersebut berdiri di atas stingki, kemudian pengikut bani Irra’il berujar pada pedet tersebut “pedet ! kowe tak sembah yoo" pedet itu langsung menjawab “uuuemooh" ؛menunjukan kata Vdak mau) sambil ditirukan oleli beliau Kyai Fattah” Dengan metode demonstrasi ini menjadikan peserta didik menjadi antusias dalam mengikui pelajaran yang disampaikan, meskipun palajaran tersebut disampaikan dengan waktu yang lama. Selanjutnya metode diskusi kadangkala digunakan olel Kyai Fattal terutama untuk peserta didik kelas aklir yang akan mengladapi ujian aklir madrasal, sebagaimana yang di ungkapkan olel KH. Djamaludin Almad: “Setengah bulan menjelang pelaksanaan ujian aklir Madrasal ada himbauan wajib dari madrasal untuk mediskusikan palajaran mulai kelas I sampaia kelas VI mallimiin, agar para siswa menemukan sebuali pemecalian terliadap mata pelajaran yang dianggapsulit bersama teman temannya” 41 Kemudian metode tanya jawab juga terkadang dipakai olel Kyai Fattal. Dalam metode ini beliau memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya dan menjawab seputar materi pelajaran yang akan dipelajari. Selanjutnya beliau juga menggunkan metode bimbingan dan teladan baik dalam mendidik santri dan masyarakat, di mana metode ini sangat melekat pada diri beliau sebagai Ulama yang senantiasa memberikan teladan pada umatnya. b. Penguatan Prinsip Pendidikan pada Keluarga, Santri dan Masyarakat Pandangan Kyai Fattal tentang pendidikan Islam secara tipikal menampilkan corak yang klras. Dalam lral mana, Kyai Fattal mampu menjadi pelopor sekaligus pelestrari tradisi inteletual pesantren tradisional yang tampil secara moderat. Hal ini bisa d ih a t dari berbagai prinsip-prinsip yang ditanamkan Kyai Fatal kepada keluarga, santri dan masyarakat secara umum. 1) Penguatan Prinsip Pendidikan pada Keluarga Spirit nastir al-ilmi dan kecintaan pada ilmu yang tinggi menjadi bagian penting dari perjuangan Kyai Fatal dalam pengembangan pendidikan, sehngga mendaralr daging dalam setiap nafas kehdupan beliau dan ini yang diwariskan kepada semua keluarga, putra-putrinya. Semisal; ketika putri Kyai Fattal yang bernama Nafisalr telalr selesai dan lulus dari jenjang pendidikan m e n e n ^ atas, beliau k g s u t g dawulr, “nafisali kudu tetep belajar; nafisal larus terus belajar”. Hal ini direspon oleh mbah Nyai 41 Ib id , H ik m a tu l H a k im a li
Tafaqqulr; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
79
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
M u sya n fv, ‘ bondo pundi maleh engkang didamel biayani anake, lha darnel kebutuhan sehari-hari mawon taeek komplang; harta mana lagi yang akan dijadikan bekal membiaya anak, kebutuhan seharihari saja masili sering kurang’.!. Kyai. Fatah، . dawuh، ; sakben wulan aku digaji sekolahan, iku mengko ojo dilebokne pawon, iku seng digawe biayai nafisah; setiap bulan saya digaji sekolahan, itu nanti jangan dimasukkan pada biaya belanja dapur tapi itulah yang akan digunakan pembiayaan belajar nafisah. Dengan, syarat Nafisah، kuliahnya harus di IAIN Yogjakarta dan bertempat di pesantrennya Dr. KH. Tholhah Mansyur (menantu dari KH. Wahib Wahab).42 Peristiwa lain juga pernah dialami oleh KH. Abdul Natsir Fattah. Sekitar pada tahun 1982 ketika mau pamit belajar ke Makkah, tanpa berpikir panjang dan lama Kyai Fatah dawuh pada mbah nyai Musyarofah untuk menjual semua perhiasan yang ada untuk keperluan pemberangkatan sang anak, gus Natsir. Walhasil dengan semangat mencari ilmu, doa restu dan terjualnya perhiasan beliau gus Natsir bisa berangkat dan berselang setahun (1983) semua perhiasan mbah yai telah diganti dan lebih, bahkan beliau berdua dapat menjenguk gus Natsir ke Makkah.43* Sebagai tokoh sentral dalam keluarga, tentu saja Kyai Fattah memberikan warna dominan dalam segala aspek bagi keluarga termasuk masalah pendidikan ekonomi. Beliau Kyai Fattah merupakan sosok pekerja keras, ulet dan tidak mudah menyerah. Dikisahkan oleh mbah Nyai Musyarofah bahwa setiap setelah mengajar di jam sehabis istirahat, jam 10 sudah tidak mengajar, kemudian beliau kyai Fattah mengambil sepeda untuk menjajakan minyak gas dan keliling dari kampung ke kampung towo-towo (menawarkan) lengo-lengo (minyak-minyak) dan beliau tidak merasa malu. Dalam prinsip hidup kyai Fattah mencari nafcah yang penting adalah halal.. 2) Penguatan Prinsip Pendidikan pada Santri Kyai sebagai pengasuh (top leadher) memiliki kekebasan yang seluas-luasnya untuk mengambil tindakan maupun kebijakan yang terkait dengan manajemen pesantren, sehingga mengakibatkan adanya berbagai macam model pesantren berikut tekanannya (ciri khusus atau karakteristik) masing-masing. Tekanan ini didasarkan pada pengalaman dan atau keahlian kyainya.
42 K H . A b d u l N a s h ir F a tta h , d a la m O b ro l P a g i; S e la y a n g P a n d a n g P e iju a n g a n K H A b d F a ta h H a s y im 43 Ib id , K H . A b d u l N a s h ir F a tta h ﻪ ﻣK H . M o i D j a m a H A k a d , P e r te m u a n A l u m n i A k b a r d i B u m i D a m a i a lM u h ib b in , (T a m b a k b e ra s Jo m b a n g ; 28 M e i 2 0 1 2 )
80
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
Kyai merupakan pusat “kekuasaan” tunggal yang mengendalikan sumber-sumber pengetahuan dan wibawa, sekaligus menjadi sandaran bagi para santrinya. Maka kyai menjadi tokoh sentral yang melayani dan melindungi para santri.45 Bahkan ada beberapa kyai yang rela menjamin kebutuhan makan-minum setiap hari bagi para santrinya, sehingga mereka tidak lagi melakukan kalkulasi ekonomis tetapi lebih didorong dan terfokus pada kegiatan keilmuan dan upaya perlindungan kepada para santri tersebut. Dalam tradisi pesantren, hubungan sosial antara kyai dan santri dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tradisi pesantren sebagai basis kultural dan tradisi pesantren sebagai mediator antara kepentingan kyai dan santri. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Zamaksary Dhofir (1986) bahwa tradisi pesantren merupakan bentuk sistem sosial yang tumbuh di lingkungan pesantren melalui sistem pentron yang dibangun oleh kyai baik melalui hubungan kekerabatan, jaringan aliansi perkawinan, genealogi intelektual dan aspek hubungan antara guru dan murid yang tidak hanya dibatasi pada lingkup pesantren dan persoalan keagamaan saja, lebih dari dari segala aspek kehidupan. Dimana sistem pendidikan pesantren beben dan demokratis tersebut dapat dilihat dari proses belajar mengajarnya, semua santri diberikan keleluasaan untuk memilih tanpa batas usia, tanpa absensi dan tidak dikelompokkan berdasarkan tingkat intelektual, mereka mendapatkan hak yang sama untuk mendalami ilmu-ilmu agama.4647 Keluasan dan keindahan alam pesantren sebagaimana tergambar diatas (hubungan Kyai dan santri), sangat tercermin dalam keutuhan kasih sayang Kyai Fatah yang arif dan bijaksana. Di mana konsep yang diterapkan Kyai Fatah kepada para santri tidak lebih dari penanaman nilai-nilai positif (sifat mahmudalifi dan menghindarkan nilai-nilai negatif (sifat madhmumah).48 Keseharian 45 B illa h , p e r a n K y a i; antara p e rju a n g a n d a n harapan, (J a k a rta , B u m i A k sa ra , 1 999), h lm .7 46 Z a m a h y a i D M n , T ra d isi P e sa n tre n ; S t u d i te n ta n g P a n d a n g a n H id u p K y a i J a k t a , L P 3 E S ,1 9 8 3 ), h lm .6 2 -8 2 47 K H A b d u rra h m a n W a h id ( g u s dur) p e rn a h b e rc e r ita b a h w a s a n n y a d a h a lu ad a se o ra n g sa n tri y a n g p u n y a k e b ia sa a n ‘n y o lo n g k a t o ’e a r e k w e d o k ; m e n c u r i ce la n a d a la m s a n t i w a t i ’ y a n g a k h irn y a p ih a k k e a m a n a n te r m a s u k g u s D u r m e n g a d a k a n p a tr o li d a n s a n tri itu te r ta n g k a p , p ro s e s sid a n g d ila k u k a n - se m u a se p a k a t u n tu k d ik e lu a rk a n . P ro s e s s e la n ju tn y a , m e n g a h a d a p k y a i F a ta h se b a g a i p e n g a s u h d a n m e n c e rita k a n p e ris tiw a te rs e b u t.., a k h irn y a K y a i F a ta h D a w u h ‘a r e k i k i d ite te p n e b a p a k e n a n g p o n d o k se b a b n a k a l la n a k u w eruh, n e k k o w e ora sa n g g u p m b in a y o t a k m o n g e d e w e ..! in i t ۵i sa t ۵i sa tu s ifa t k a s ih sa y a n g K y a i F a ta h p a d a sa n g s a n tri, d e n g a n k e s a b a ra n d a n p e m b in a a n b e lia u , a k h irn y a sa n g s a n tri ta u b a t h in g g a b e rh a s il d a n p u la n g y a n g s e k a ra n g m e n ja d i K y a i/ p e n g a s u h p o n d o k p e s a n tre n ; (d a la m ib id , K H . N a ts ir F a ta h ; s e la y a n g p a n d a n g p e rju a n g a n K y a i F a ta h ) 48 ib id , K H . N a ts ir F a ta h ; s e la y a n g p a n d a n g p e r ju a n g a n K y a i F a ta h ; c e rita ; s u a tu sa a t K y a i F a ta h d iu n d a n g p e n g a jia n d i d a e ra h B o jo n e g o ro , b e lia u m e n g a ja k s e b a g ia n sa n tri
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
81
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
beliau dengan para santri “gulowentah” kurang lebih dengan mengunakan 4 pola yaitu; pemaksimalan pikir, hati, rasa dan raga, sebagaimana tergambar berikut ini; Bagan ; 3 Konfigurasi Pendidikan Pesantren yang ditanamkan Kyai Fatah
3) Penguatan Prinsip Pendidikan pada Masyarakat Keberadaan kyai dalam aktifitasnya tidak hanya milik keluarga dan santri, lebih dari itu kyai merupakan tauladan ‘panutan’ bagi semua umat. Kyai Fatah merupakan salah satu di antara potret kyai yang senantiasa memperhatikan kemaslahatan umat, karna dalam prinsip beliau yang tertanam adalah upaya mengaplikasikan cita-cita setiap muslim yakni; kebaikan hidup di dunia sampai akhirat, seba^atman^rtuan^ d ia m doa “Ya AllahTuhan Kami, berikanlah kami kebaikan hidup di dunia dan kesejahteraan hidup d'ankhr'tat’(؛QS,2 :210). Eksitensi yang dilakukan kyai Fatah d iantaranya adalah membuka dan meng-istiqamah-kan pengajian NU b e ra n g k a t ta n p a m a k a n te r le b ih d a h u lu (a re p -a re p n a n g k o n o m e s t i b a k a l d ip a rin g i d ed a h a ra n ) d a n k e tik a su d a h sa m p a i sa n a h a m p ir m u la i d a ta n g sa m p a i se le sa i tid a k ada a c a ra ra m a h ta m a / m a k a n m a k a n , sa m p a i b e lia u d a w u h ‘ a k u i n i d u d u m a la ik a t le, w e s ero n e k k e t d e k w in g i d u r u n g m a n g a n .. a y o g o l e k w a ru n g d ise k ;. S e te k a h k e ja d ta n ttm, m a k a K y a i F a ta h s e b e lu m b e ra n g k a t p e n g a jia n p a s ti m a m p ir w a ru n g te r le b ih d a h u lu ‘m e n g h in d a r k a n s i fa t ta m a [ T a m b a h a n k is a h d a ri K H . M o c h . D ja m a lu d d im A h m a d a k a n k e te g u h a n p rin s ip sy a ria t & p e m b e ra n ta s a n s ifa t m a d z m u m a h d i p e s a n tre n ; K y a i F a ta h sa n g a t m a ra h & m e n g u s ir se p a s a n g s a n triw a n /w a ti y a n g se d a n g b e rm e s ra a n d i k a m a r w a k tu lib u ra n . P e ris tiw a in i d is a k s ik a n se n d iri o le h b e lia u K y a i D ja m a lu d d in .
82
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
Muhammad Asrori Maâ&#x20AC;&#x2122;sum; Pendidikan Islam malam Sabtu dari satu mushalla ke mushalla yang lain.49 Dan lain sebagainya.
Penutup Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam dalam prespektif KH. Abdul Fatah Hasyim sangatlah universal. Pendidikan tidak hanya didasarkan pada transfer ilmu antara kyai dan santri semata, akan tetapi perlu adanya uswah dari diri sendiri. Kenyataan itulah yang menjadikan Kyai Fatah dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Bahrul UlumT karena beliau berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan kepada semua orang disekitarnya (keluarga, santri dan masyarakat). Bahkan dengan uswah-nya, sistem dan manajemen pendidikan di pondok pesantren Bahrul â&#x20AC;&#x2DC;Ulum mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari masa ke masa (tetap relevan).
49 i b i d ,K H . N ta ts ittF a tiâ&#x20AC;˘ , s e la y a n g p a n d a n g p r r ju a n g a n K y a i F a ta h
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
83
M u h a m m a d A s ro ri M a ’su m ;
Pendidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Moch. Djamaluddin. Napak Tilas Auliya’2010. Jombang; Pustaka Muhibbin, 2010. Akarhanaf. K H Hasyim A s y ’ari; Bapak Umat Islam Indonesia. Jombang; Pondok Pesantren Tebuireng, 1949. BuchorE Pendidikan Iilam Indonesia: Problema Masa Kini dan Prespektif Masa Depan. Jakarta; P3M, 1989. Billah. Peran Kyai; Antara Perjuangan dan Harapan. Jakarta; Bumi Aksara, 1999. De graff dan Pegeaud. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Jakarta; Gratifi Press, 1986. Dhafar, Zamaksyari. Tradisi Pesantren; Studi tentang Pandangan Hidup Kyai . Jakarta; LP3ES,1983. Hakimah, Hikmatul. Inovasi pendidikan KH. Abdul Fattah Hasyim. Jombang; Skripsi IKAHA, 2001. Muhaimm, A kvaA Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam; Pemberdayaan, Pengembangan Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan. Bandung; Nuansa Cendekia, 2003. Mastuti HS dan M. Ishom El-Saha. Intelektualisme Pesantren. Jakarta; P3M, 1989. Mas’ud, Abdurrahman. Dari Haromain ke N h n a Y o g y a k a rta ; LKIS, 2004. Streerb-rinV. Pesantren, Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun Modern. Jakarta; LP3ES, 1985. I A , Syaffudw. Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta, Wacana Ilmu, 1999. Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta; Bumi Aksara, 2004.
84
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
Baiq Tuhfatul Unsi; Ibarat Istilahiyah IBARATISTILAHiYAH (Suatu Kajian Tarjamah) Oleh: Baiq Tuhfatul Unsi** Abstract Ib؛irat I؛؛t؛il؛؛ti؛yah (idiom) is a language units (can be a word, phrase, or sentence) whose meaning can not be; "predicted' ' from the meaning o f lexical elements and grammatical meaning o f the units, so it must be understood in context and translated by finding equivalent in the target language. Idiom in Arabic can be formed from the; elements isim, deed and letters . Based on these elements that i t would appeal" the; forms o f idioms. Judging from the; construction, idiom can be; grouped into three, namely words, phrases and sentences. Because the idiom is really a very crucial issue in translation activity, we should not be reluctant to seek meaning in the dictionary i f an expression is a form which undoubtedly true meaning, to avoid the bias o f the translation results and confuse others who read it. Keywords". Ibarat Istilahiyah, Touchable
Pendahuluan Bahasa merupakan cerminan budaya masyarakatnya. Dalam bahasa ada pengaruh lingkungan dan kultur. Seseorang dibentuk oleh lingkungan dan juga dipengaruhi oleh budaya setempat. Dibalik bahasa ada cermin tradisi, kultur dan budaya. Dalam hal ini menerjemahkan suatu kata tidak saja sekedar berkaitan dengan mencari padanannya, tetapi berhadapan dengan makna suatu kata dalam konteks budaya dan kultur bahasa. Makna suatu kata pun tidak dapat dipandang suatu yang sederhana, tetapi menjadi suatu yang kompleks.؛ Seorang penerjemah dituntut untuk menguasai betul kaidah-kaidah bahasa sekaligus, baik secara gramatikal, morfologi atau karakteristik linguistik lain yang terkait erat dengannya.
*D osen P ro d i P B A S e k o la h T in g g i Is la m B a n i F a ta h Jo m b a n g * D o s e n S T I B a n i F a ta h T a m b a k b e ra s Jo m b a n g ؛C o n to h : k a ta a l- ik h tir a ’ d a n a l- ib tid a ’ d a la m b a h a s a h rd o n e s ia d a p a t d i te m u k a n p a d a n a n n y a , y a itu c ip ta a n a ta u p e n c ip ta a n . A k a n te t a p i d a la m b a h a s a A ra b k e d u a k a ta te r s e b u t m e m ilik i m a k i a k u ltu ra l y a n g b e rb e d a , k a ta a l- ik h tir a ’m e m ilik i m a k i a m e n g h a d irk a n d a n m e n c ip ta k a n s e s u a tu y a n g s e b e lu m y a s e s u a tu it u su d a h ada; m e n c ip ta k a n s e s u a tu y a n g b e n tu k d a n je n is n y a su d a h a d a y a n g m e n y a m a i se b e lu m n y a . S e d a n g k a n k a ta a J - ib iid a 'm e m ilik i m a k n a m e n g h a d irk a n d a n m e n c ip ta k a n s e s u a tu y a n g se b e lu m n y a tid a k /b e lu m ad a, a rtin y a b a h w a s e s u a tu y a n g d ic ip ta k a n ta d i m e ru p a k a n s e s u a tu y a n g b e tu l-b e tu l b a ru k a re n a tid a k ad a y a n g m e n y a m a in y a . L ih a t M . F a is o l F a ta w i, S e n iM e n e r je m a h (M a la n g ; U IN M a la n g P re s s, 2 0 0 9 ), h al. 6.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
85
B a iq T u h f a tu l U n si;
Ibarat Istilahiyah
Menerjemah adalah sebuah pengetahuan yang sudah dikenal oleh semua umat manusia sejak dulu. Dalam pengertiannya yang sempit, penerjemahan dipraktekkan oleh manusia sejak dahulu, sejak ia berusaha mengenali dunia di sekelilingnya. Istilah menerjemah sebenarnya bukan berasal dari bahasa Indonesia. Ia merupakan istilah serapan dari bahasa Arab. Menerjemah menurut bahasa adalah tafsi>r. Sedang menurut istilah, menerjemah adalah memindahkan atau menyalin pesan atau informasi dari bahasa asal (disebut bahasa sumber) ke dalam bahasa lain (disebut bahasa sasaran).2 Dalam bahasa Arab dikatakan: tarjama Fulan kalamahu berarti ia menjelaskan ucapan/pernyataan dengan menafsirkannya ke dalam bentuk ucapan/perkataan lain. Iba>rat Is}t}ila>h}i>yah (idiom) merupakan ungkapan-ungkapan dalam bahasa Arab yang telah dikenal dan digunakan secara luas namun tidak sepenuhnya sesuai dengan aturan yang berlaku secara umum, baik dari aspek susunan maupun maknanya. Idiom adalah kumpulan dua kata atau lebih yang menjadi satu kesatuan atau ungkapan yang tidak bisa difahami secara harfiyah karena mempunyai makna yang berbeda dari kata-kata yang membentuknya, sehingga harus difahami secara konteks dan diterjemahkan dengan mencarikan padanannya dalam bahasa sasaran.3 Idiom dalam bahasa Arab bisa berupa gabungan kata dengan preposisi, gabungan kata dengan kata, dan peribahasa/ungkapan. Berangkat dari hal di atas, maka kiranya bagi kita untuk bisa memahami, menguasai dan memperdalam bahasa Arab serta menaruh perhatian yang khusus pada Ibarat Istilahiyah yakni dengan menerjemahkan kata tersebut secermat dan setepat mungkin, karena kesalahan dan inkonsistensi penerjemahan dapat mengakibatkan kesalahan yang sangat fatal. Dengan pemahaman yang optimal dan pemeliharaan hafalan kosakata secara baik dan cermat, maka akan terhampar jalan yang lebih mudah bagi penerjemah untuk menjalankan tugasnya. Dalam tulisan di bawah ini, penulis mencoba membahas sedikit tentang Ibarat Istilahiyah dalam bahasa Arab. Pembahasan A. Pengertian Ibarat Istilahiyah Idiom dalam bahasa Arab dikenal dengan
ﺣ ﻴ ﺔ
ﻼ
ﻄ
ﺻ
bahasa diambil dari kata ﻋﺒﺎ رyang berarti ungkapan dan ة
ا
ة
ح
ﻋﺒﺎ رsecara
ﻼ
ﻄ
ﺻ
إ
yang
2 N u r M u fid , B u k u P in ta r M e n e r je m a h A ra b -In d o n e s ia (S u ra b a y a ; P u s ta k a P ro g re ssif, 2 0 0 7 ), h a l. 6. 3 S e p e rti c o n to h “ ﻫﺎمb e rd iri" , te ta p i ﻫﺎم بtid a k la n ta s b e rm a k n a “ b e rd iri d e n g a n " te ta p i “m e la k s a n a k a n " . B e g itu ju g a k a ta ز “b e rd a s a rk a n " L ih a t M o h . M a n s y u r, 2 0 0 2 ), h a l. 140.
86
ﻫﺎمtid a k la n ta s b e rm a B ra “b e rd iri d i a ta s " te ta p i ذب و ا ﻟ ﻴ ﻢ١ اﻟﻚ. , ( J a k a r t a ; M o y o S e g o ro A g u n g , T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
Baiq Tuhfatul Unsi; Ibarat Istilahiyah berarti kebiasaan, tradisi, istilah, dan kesepakatan. Jadi, idiom seperti kata Ahmad Abu Sa’ad adalah:4 ا ﺳ ﺘ ﻌ ﻤ ﺎ ﻟ ﻬ ﺎ ﻓﻲ ﻣ ﻌ ﺎ ن ﺧ ﺎ ﺻ ﺔ و ﻣ ﻨ ﺎ ﺳ ﺒ ﺎ ت
ﻣ ﺠ ﻤ ﻮ ﻋ ﺔ ﺗ ﺮ ا ﻛ ﻴ ﺐ وﻋﺐ ا ر ا ت ا ﺻ ﻄ ﻼ ح اﻟ ﻀﺎ س ﻣ ﻌﻴﻨ ﺔ
Struktur kaiimat dan urn^aparn yang penggunaannya disepakaii orang-orang untuk makna tertentu dan dalam kesempatan tertentu pula. Idiom dikatakan pula sebagai: ﻛ ﻤ ﺎ ﺗ ﺸ ﻤﻠ ﻪ ﻛ ﻞ ﻋ ﺒ ﺎ ر ة، ﻳ ﺒ ﻬ ﺎ٤ ﺳﻴﺎ ق ت
ا ﻷ ﻟ ﻔ ﺎ ظ اﻟ ﻤ ﺮ ^ﺑ ﺔ ا ﻟ ﻖ ﻳ ﺘ ﻮ ﻗ ﻒ ﻓ ﻬ ﻢ ﻣ ﻌ ﻨ ﺎ ﻫ ﺎ ﺗﺖ أ ﻟ ﻒ ﻣ ﻦ ﻟ ﻔ ﻈ ﻴ ﻦ أ و أ ﻛ ﻬ ﺮ
Struktur yang terdiri dari dua kata atau lebih yang pemahaman maknanya tergantung kepada konteks. ﻻ ﻣ ﺘ ﻜ ﻦ أ ن ﻳ ﺴﺘ ﻤ ﺪ ﻣ ﻦ ﻳ ﺨﺮ د ﻓﻬ ﻢ ﻣ ﻌﺎ ق
ﻋﺒﺎ ر ة ﻧ ﺎ ت ﻣ ﻌ ﻖ: اﻟ ﻌﺒﺎ ر ة ا ﻻ ﺻ ﻄ ﻼ ﺣ ﻴ ﺔ ﻛ ﻤﺎﺗ ﻬﺎ ﻣﻨ ﻔ ﺼﻠ ﺔ
Ungkapan yang maknanya sudah menyatu, sehingga tidak mungkin dipahami hanya melalui kata demi kata secara terpisah. Idiom disusun sesuai dengan struktur kaidah nahwu-saraf, tetapi akhirnya ungkapan itu dimaksudkan berlainan dengan lahiriahnya struktur itu, karena mengikuti konteks (yang dominan pengaruhya). Menurut al-Khuli dalam Imamuddin (2003) idiom adalah :5 ﻳﻠ ﻚ ﻷ ﺟ ﺰ ا ﺋ ﻪ3 ﺗ ﻌ ﺒ ﻴ ﺮ ﻳ ﺨ ﺘ ﻠ ﻒ ﻣ ﻌ ﻨ ﺎ ه ﻋ ﻦ اﻟ ﻤ ﻌﻨ ﻰ ا
ungkapan yang maknanya secara keseluruhan berbeda dengan makna masing-masingunsumy؛،. Idiom adalah konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih, masing-masing anggota mempunyai makna yang ada hanya karena bersama yang lain. Pengertian ini mengacu pada gabungan kata dengan preposisi,6 seperti contoh kata ب
ئ
ذyang bermakna “pergi”, ketika kata ini
bergabung dengan preposisi بyang bermakna “dengan” contoh: ذ ﻫ ﺐ ا ﻟ ﻠ ﻪ ﺑﻨ ﻮر ﻫ ﻢ
tidak
lantas
bermakna
“menghilangkan/memusnahkan”,
“pergi
sehingga
dengan” maknanya
tetapi “Alloh
4 D a ri sin i tim b u lla h is tila h 1ﺻﻄﻼﺣﻴﺔ y a n g o le h o ra n g B a ra t d is e b u t ,s e n t e n c e a n d i d i o m ’ ( ات ) اﻻﺻﻄﻼﺣﻴﺔ اﻟﺠﻤﻞ واy a n g d im ilik i o le h s e tia p b a h a sa . D a la m b a h a s a h ig g ris d ik e n a l d e n g a n is tila h ,c o n te x tu a le x p r e s s i o n ’ ( ) ا ض اﻟﺲ \ش. L ih a t M o h .
ﺑﺮ
M a n s y u r, دﻟﻴﻞ اﻟ ﻜ ﻲ واﻟﻌﺘﺮﺟﻢ 5 Im a m w d h iB . & L ؛١ i a q N . K a m u s I d io m A r a b - In d o n e s ia P o la A k tif( y ie p o k : , m P re s s, 2 0 0 3 ), V I. 6 P re p (p re p o s itio n )= k d (k a ta d e p a n )
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
k
87
Baiq Tuhfatul Unsi; Ibarat Istilahiyah menghilangkan cahaya mereka”. Begitu juga kata ذ ﺋ ﺐ ﻋ ﻦcontoh : ذ ﺋ ﺐ ه5غ ﻋ ﻦ ز ج
ؤ ؤ
الtidak lantas bermakna “pergi dari” tetapi “meninggalkan”,
sehingga maknanya “suami itu meninggalkan istrinya”. Begitu juga kata I
ذ ﺋ ﺐcontoh : ﺀ ﺗ ﻖ- ﻣ ﺆI
ذ ﺋ ﺐtidak lantas bermakna “pergi atas” tetapi
“lupa sama sekali”, sehingga maknanya” Aku lupa sama sekali janjimu”. Di sini harus dilihat bahwa tidak bisa langsung diterjemahkan satu persatu kemudian makna kata tersebut digabungkan, tetapi gabungan kata dengan preposisi tersebut menjadi satu kesatuan yang bermakna lain dari makna kata jika berdiri sendiri, karena ketika digabungkan akan mempunyai makna yang baru. Idiom juga berarti konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya. Pengertian ini mengacu pada gabungan kata dengan kata lain seperti kata ﻗﺎ مyang bermakna “berdiri” bergabung dengan kata ﻗ ﺌ ﺬyang bermakna “duduk” lalu menjadi ﻗﺎ م ؤ ﻗ ﺌ ﺬ bukan berarti bermakna “berdiri dan duduk”, melainkan “bingung, resah, gundah gulana”.7 Idiom berasal dari bahasa yunani, idios yang berarti khas, mandiri, khusus atau pribadi. Menurut Keraf, yang disebut idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak dapat diterangkan secara logis atau secara gramatikal, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya.8 Senada dengan pendapat di atas, Chaer mengemukakan bahwa idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frasa, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna leksikal,910 unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuannya. Selanjutnya Chaer menyebutkan bahwa antara idiom, ungkapan dan metafora sebenarnya mencakup objek pembicaraan yang kurang lebih sama, hanya segi pandangnya yang berlainan. Menurut Chaer, perbedaan antara idiom dengan ungkapan yaitu, ungkapan adalah istilah dalam retorika sedangkan idiom adalah istilah dalam bidang semantik.0؛ 7 h ia m u d d in B . & Is h a q N . ...., V I 8 G o ry s K e ra f, D ik s i d a n G a ya B a h a sa (J a k a rta ; P T . G ra m e d ia P u s ta k a U ta m a , 2 0 0 5 ), h a l, 109. 9 M a k n a le k s ik a l a d a la h m a k n a y a n g se b e n a rn y a , m a k n a y a n g se su a i d e n g a n h a s il o b se rv a si in d e ra k ita , m a k a ia b e rs ifa t ap a a d a n y a , a ta u m a k n a y a n g a d a d i d a la m k a m u s. M a k n a g ra m a tik a l b a ru a d a k a la u te r ja d i p ro s e s g ra m a tik a l. L e b ih la n ju t lih a t T a u fiq u rro c h m a n , L e k s ik o lo g iB a h a s a A r a b (M a la n g ; U IN M a la n g P re s s, 2 0 0 8 ), h al. 82. 10 A b d u l C h a e r, P e n g a n ta r S e m a n t i k B a h a sa In d o n e s ia (J a k a rta ; P T A sd i M a h a s a ty a , 2 0 0 9 ), h a l. 74.
88
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
Baiq Tuhfatul Unsi; Ibarat Istilahiyah Apabila mencermati definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Idiom bisa terdiri dari dua kata atau lebih yang menjadi satu kesatuan ataupun bisa berupa ungkapan. (2) Idiom tidak bisa diterjemahkan dan difahami secara harfiyah karena mempunyai makna berbeda dari kata-kata yang membentuknya. (3) Idiom harus difahami dan diterjemahkan dengan melihat konteks dan melihat padanannya dalam bahasa sasaran. B. Jenis-Jenis Ibarat Istilahiyah D itin ja u dari seg i kesatuan m aknanya, Ibarat Is tilahiyah (id io m ) dapat dikelom pokk an m enjadi dua jen is, y a itu : 11
1. Idiom penuh Idiom penuh yaitu idiom yang unsur-unsur pembentuknya sudah merupakan satu kesatuan makna, contoh: ئ ﻛ ﺜ ﺮ ي ا ر ﻧ ﺎ دbermakna ؤ
“Dia seorang yang dermawan”. Secara leksikal makna kata ﻛ ﺜ ﺮ يadalah “banyak”, sedang ال ﺗ ﺎ ؤbermakna “abu”. Contoh : ﻃ ﻮ ﻳ ﻖ ا ﻟ ﺘ ﺠ ﺎ ؤ ز
bermakna “tinggi/jangkung” . Adapun makna leksikal dari kata ط ﻳ ﻖ و
adalah “panjang” dan kata ا ﻟ ﺘ ﺠ ﺎ ؤadalah “pegangan pedang”. Termasuk dalam kelompok idiom penuh ini adalah kata-kata yang diawali dengan ا ﺑ ﻮ, ( ا مkunyah: julukan) misalnya ا ﺑ ﻮ ﺻ ﺎdan ا م ﺮ
ﻳ
ﺻ ﻴ ﺎ رkarena kata tersebut mempunyai makna yang sama sekali berbeda
dengan makna unsur-unsur yang membentuknya.^ ﺻ ﺎ ﺑ ﺮbermakna "garam". Adapun makna leksikalnya dari unsur-unsur tersebut adalah أ ﺑ ﻮbermakna “bapak” dan ﺻ ﺎ ﺑ ﺮbermakna “penyabar”. أ م ﺻ ﻴ ﺎ ر bermakna “panas”. Adapun makna leksikal dari unsur-unsur tersebut adalah أ مbermakna “ibu” dan ﺻ ﻴ ﺎ رbermakna “sangat penyabar”.12 2. Idiom sebagian. Idiom sebagian yaitu idiom yang sebagian unsurnya tetap dalam makna leksikalnya, misalnya دف ر اﻟ ﺲ دا ﺀyang berarti “daf t ar sesuatu atau و
orang atau hal-hal yang tidak baik atau tidak disukai”. Kata دف رtetap pada arti “daftar atau catatan”, sedang ؛١^ ١ bermakna “sesuatu atau orang atau hal-hal yang tidak baik atau tidak disukai”. Hal ini merupakan pergeseran dari makna leksikal “hitam”. Termasuk dalam
11 Ib id ., 8. 12 A h m a d W a rs o n M u n a w w ir, A l-M u n a w w ir (S u r a b a y a ; P u s ta k a P ro g re ssif, 1984), h a l. 761.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
89
Baiq Tuhfatul Unsi; Ibarat Istilahiyah kelompok ini adalah idiom yang tersusun dari f i i l dan huruf j a r , 13 yang berfungsi untuk mengubah kata kerja intransitif4 menjadi kata kerja tra n sitif , contoh : kata makna leksikalnya ﺐ
ﺋ ﻮﻟ ﺮ ﻫ
اﻟ ﻠ ﻪ
ﺐ
ﻫ
ذ
ﺐ
ﻫ
ذ
adalah “pergi” dan setelah bergabung dengan huruf j a r ( ) berubah maknanya menjadi “memergikan”. Huruf jarr yang mengikuti kata kerja intransitif dan mengubahnya menjadi kata kerja transitif senant؛asa mengiringi kata terebut meskjipun sudah berubah bentuk menjadi isim fail, isim m aiuldan masdar} ب
C. Unsur-unsur Pembentuk Idiom Dalam Bahasa Arab Idiom dalam bahasa Arab dapat dibentuk dari unsur-unsur isim, f i i l dan huruf:17 Berdasarkan unsur-unsur inilah maka akan tampak bentukbentuk idiom. Idiom dalam bahasa Arab ada yang terbentuk dari dua kata dan ada yang terbentuk dari tiga kata. Adapun bentuk-bentuk idiom dalam bahasa Arab yang terdiri dari dua kata dan tiga kata adalah : 1. Ism dan Isim Idiom yang dibentuk dari unsur isim dan isim, misalnya kata ﻒ
berarti “hidung” bisa berubah makna ketika kata beridiom dengan kata lain. Contoh : Arti Idiom
Arti Asal
Pemimpin kaum
Hidung kaum
Gabungan Isim Isim ﻮ م
Bagian depan Hidung gunung gunung Awal waktu siang Hidung siang Abad pertama
Hidung masa/zaman
ﻞ
ر
ﻬ ﺎ
ﺮ
ﻫ
أ ﻧ
bersamaan atau
Pola
ﻒ
أ ﻧ
ﻮ م
ﻒ
أ ﻧ
ﻞ
ا ﻟ
ﻒ
أ ﻧ
ا د
ﻒ
أ ﻧ
ا ﻟ ﻘ
ﺠ ﺒ
ﻒ
ﻟ
ا
أ ﻧ
ا ﻟ ﻘ
ﻒ
أ ﻧ
ﺠ ﺒ
ا ﻟ
ﻒ
أ ﻧ
ر
ﻬ ﺎ
ا ﻟ
ﻒ
أ ﻧ
ﺮ
ﻫ
ا ﻟ ﺪ
ف
ن ن
13 T id a k s e tia p h u r u f j a r d a p a t m e n ja d i u n s u r p e m b e n tu k id io m , h u r u f j a r y a n g se rin g d ig u n a k a n :
ي، ﻓﻰ، ﻋﻠﻰ، ﻋﻦ، اﻟﻰ،ﻫﻦ 14 K a ta k e rja in t r a n s i ti M f i ’i l la z im , y a itu H i f k a t a k e rja ) y a n g tid a k m e m b u tu h k a n o b y e k (h a n y a m e m b u tu h k a n s u b y e k ) 15 K a ta k e rja t r a n s i t i M f i i l m u t a ’addl, y a itu f i i l t k a t a k e rja ) y a n g m e m b u tu h k a n su b y e k dan obyek 16 I s i m a i l a d a l a h is im y a n g d ib e n tu k u n tu k a rti o ra n g y a n g b e rb u a t (b e k e rja ). i s i m m a i u l d ib e n tu k u n tu k p e n g e rtia n s e s u a tu y a n g d ik e n a i p e k e rja a n . I s im m a d a . a d a l a h k a ta b e n d a y a n g d itu ru n k a n d a ri k a ta k e rja d a n m e n u n ju k k a n te rja d in y a p e rb u a ta n te t a p i tid a k d is e rta i p e n u n ju k k a n w a H u . 17 H F k a t a b e n d a , i A k a t a k e rja , A u ru f= k a ta se la in i s i m d a n H i l d a n tid a k m e m p u n y a i ta n d a (k a ta p e le n g k a p )
90
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
B a iq T u h f a tu l U n si;
Ibarat Istilahiyah
2. F i i l dan Huruf Idiom yang dibentuk dari unsur f i l l dan huruf, contoh : ر terdiri dari ا ﻋ ﺘ ﺪ ىdan ^
ا ﻋﺘ ﺪ ى
maknanya bukan berarti “melanggar atas”
tetapi makna idiomnya adalah ‘merampas’. Contoh lain : Arti Idiom
Arti Asal
Gabungan Huruf F iil
Pola
Suka
Menyukai dalam
ﻓ ﻲ
ﺐ
ر ﻏ
ﻓ ﻲ
Memohon
Menyukai ke
إﻟ ﻰ
ﺐ
ر ﻏ
إﻟ ﻰ
Benci
Menyukai dari
ﺐ
ر ﻏ
Memilih
Menyukai dengan
ﺐ
ر ﻏ
ص
د
ﻦ
ﺐ
ﺋ
ﺐ
ﻋ
ﺋ
ﺐ
د
ﺋ
ﺐ
ﺋ
Contoh di atas merupakan pola penggabungan antara verba dan preposisi, yang lebih dikenal dengan verb preposition atau al-filu alm uta’alliqat. Kata
ﺐ
ﻏ
٠ ر
ﻓ ﻲ
merupakan satuan kata kerja dari gabungan
kata kerja dan huruf yang memiliki makna tersendiri. Maka apabila kita ingin memaknai pola di atas, maka harus diikutsertakan antara verba dan preposisinya. 3. F i’ildan Isim Idiom yang dibentuk dari unsur fiild an isim, contoh : dari
ﻞ
أ ﻓ
dan
ﻢ
ﺠ
ا ﻟ
ﻢ
ﺠ
ا ﻟ
ﻞ
أ ﻓ
terdiri
maknanya bukan berarti “bintang terbenam” tetapi
makna idiomnya adalah “tidak terkenal lagi”. Contoh lain : Arti Idiom Mengembara Tak bisa tidur
Arti Asal Mengangkat tongkatnya Memperhatikan bintang
Gabungan Isim F iil ﻋ ﺼﺎ ه
غ
اﻟ ﺠ ﻢ
را ش
Terbit
Melihat cahaya
ر
Tertipu
Menelan rasa
اﻟ ﻄ ﻌ ﻢ
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
ﻮ
ﻟ١
ى
ر
رأ
خ
Pola ر خ ﻋ ﺼﺎ ه را ش ا ﻟ ﺠ ﻢ ﺗ ﻮ ر
١
ى ل
خ اﻟ ﻄ ﻌ ﻢ
رأ
ب
91
B a iq T u h f a tu l U n si;
Ibarat Istilahiyah
4. F ill, Isim dan Huruf Idiom yang dibentuk dari unsur fill, isim dan huruf, contoh : ﻋ ﻴ ﻨ ﻴ ﻪ ﻋ ﻦterdiri dari
ى
أﻏﻌﻎ
ى
أ ﻏ ﻤ ﺦdan ﻋ ﻴ ﻨ ﻴ ﻪdan ﻋ ﻦmaknanya bukan berarti
“memejamkan kedua matanya dari” tetapi makna idiomnya adalah “melupakan ”. Contoh lain : Gabungan Huruf Isim F iil
Arti Asal
Arti Idiom
Merenungkan Membalikbalikkan penglihatan di Berambisi Memanjangkan lehernya ke Mencuri Memanjangkan tangannya atas
Pola
ﻓﻲ
اﻟ ﻈ ﺮ
ﻗﻠ ﺐ
ﻗ ﻠ ﺐ ا ﻟ ﻂ رﻓ ﻲ
ﻟ ﻰ١
ﻋﻨ ﻔ ﻪ
ﻣﺪ
ﻣ ﺪ ﻋ ﻨ ﻘ ﻪ اﻟ ﻰ
ﻳﺪه
ﻣﺪ
< > ﻣ ﺪ دده
ر
5. F iil, Huruf dan Isim Idiom yang dibentuk dari unsur fiil, huruf dan isim, contoh : ﻃ ﻌ ﻦ ق ش ر ﻓ ﻪterdiri dari ﻃ ﻌ ﻦdan ق
dan ش ر ﻓ ﻪmaknanya bukan berarti “
mencemarkan dalam harga dirinya ” tetapi makna idiomnya adalah “mencemarkan citra ”. Contoh lain : Arti Idiom Melawan hukum
Gabungan isim huruf fiil
Arti Asal
Keluar atas undang-undang ا ﻟ ﻘ ﻨ ﻮ ن
Terbit
Pola ر
ﺧﺮ ج
ﺧﺮ ج اﻟ ﻘﺎﻧ ﻮ ن
Keluar ke cahaya Berenang di air Memukul di air
اﻟ ﻮ ر
ﻟ ﻰ١
ﺧﺮ ج اﻟ ﻰ ا ﻟ ﻮ ر ﺧﺮ ج
ا ﻣ ﻼﺀ
ﻓﻲ
ض ب ر
ﺿ ﺮ ب ﻓﻲ اﻟ ﻤﺎ ﺀ
Menentang
طري ﻗ ﻪ
ﻓﻲ
وﻗ ﻒ
و ﻗ ﻒ ﻓﻲ طري ﻗ ﻪ
Berdiri di jalan
6. F iil, F iil dan Isim
Idiom yang dibentuk dari unsur fiil, fiild an isim, contoh : ﺲ
ﺸ
ا ﻟ
terdiri dari
ﺿ ﺢ
ا
و
dan
ﺿ ﺢ
و
dan
ﺲ
ﺸ
ا ﻟ
ﺿ ﺢ
و
ﺿ ﺢ
ا
و
maknanya bukan
berarti “ jelas tampak matahari ” tetapi makna idiomnya adalah “ jelas 92
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
B a iq T u h f a tu l U n si;
Ibarat Istilahiyah
sekali ’’. Contoh lain : Arti Idiom
Gabungan Iiim F iil F iil
Arti Asal
Mempengaruhi jiwa
Menggerakkan mengikat hati
Pola ر
ﺐ
ا ﻟ ﻘ ﻠ
ك
ا و ﺗﺎ د
أ و ﺗ ﺎ
ك
> ر
ﺣ ﺮ ﺐ
ا ﻟ ﻘ ﻠ
Ditinjau dari konstruksinya, idiom dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:8؛ a. Idiom yang berupa kata Dalam bahasa Arab idiom yang berupa kata terdapat pada bentuk nisbah19 dan tarkib majzi.20 Idiom yang berbentuk nisbah misalnya kata
ﻲ
. Kata
ﻫ ﻮاﻟ
ﻲ
berasal dari kata
ﻫ ﻮاﻟ
ى
ﻫ ﻮ
yang bermakna
“udara” dan y a ’ nisbah. Dua unsur tersebut setelah bergabung mempunyai makna
ﺲ
ﺟ
yang berarti “pengecut”. Sementara itu, idiom
yang tersusun dari tarkib m a z i misalkan;
ت
ﻣ ﻮ
ﺮ
ﺣ ﻔ
. Kata
ت
ﻣ ﻮ
ﺮ
ﺣ ﻔ
adalah nama sebuah daerah di Yaman. Ia terbentuk dari kata kerja ض
ﺣ ﺮ
yang berarti “hadir” dan
ت
ﻣ ﻮ
yang berarti “mati”.
b. Idiom yang berupa frasa Idiom yang berupa frasa2 ؛dapat dilihat pada konstruksi berikut 1) Idiom yang terdiri dari unsur liild a n hurufj a r Contoh:
ب
ﺧ ﺪ
“mencontoh”, “menonton",
bermakna “melakukan”,
أ
ر
أ ﺟ ﻤ ﻊ
ﻦ
ﻣ
ﺿ ﻢ
ﻦ
ﻋ
bermakna “bersepakat”, bermakna
ﺧ ﺪ
bermakna
أ
ﻈ ﺮ اﻟ ﻰ
“mencakup”,
18920ﻦ
bermakna
ﻧ
ﻋ
ﺚ
ﺤ
ﻳ ﺒ
18 A b d u l C h a e r, P e n g a n ta r S e m a n t i k B a h a s a In d o n e s ia (J a k a rta ; P T A sd i M a h a s a ty a , 2 0 0 9 ), h a l, 8. 19 N is b a h a d a la h m e n a m b a h k a n y a 'y a n g b e r -ta s h d ld p a d a a k h ir i s i m d a n m e m b a c a k a sr a h h u r u f y a n g ja t u h se b e lu m n y a u n tu k m e n u n ju k k a n p e n is b a ta n s e s u a tu p a d a se s u a tu y a n g lain . B a c a A ll iy a h I b n u M a lik , h a l. 43. 20 T a rid b m a z i a d a l a h su s u n a n d a ri d u a b u a h k a ta y a n g d ija d ik a n s a tu k a ta . 21 F rasa a d a la h k e lo m p o k d u a a ta u le b ih k a ta y a n g m e n d u d u k i s a tu s tru k tu r su b y e k /p re d ik a t/o b y e k . F ra s a b u k a n la h se b u a h k a lim a t k a re n a tid a k m e m p u n y a i s tru k tu r m in im a l u n tu k m e n ja d i k a lim a t (y a itu s u b y e k -p re d ik a t), lih a t V in c e n t S. H a d r s u k o to , M a m p u m e n e r je m a h k a n I n g g r is-In d o n e sia h a n y a d a la m 1 j a m J o g ja k a r ta , D iv a P re s s, 2 0 0 9 ), h al. 33.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
93
Baiq Tuhfatul Unsi; Ibarat Istilahiyah bermakna “mencari,
mengkaji”, dan
ﻓﻲ
ﻳﺒ ﺤ ﺚ
bermakna
“membahas, menggali”. 2) Idiom yang terdiri dari unsur hurufj a r dan isim majrur22 Contoh:
ﻓﻲ ذ ﺗ ﺔ ا ﻟ ﻠ ﻪ
bermakna “meninggal”,
bermakna “tergesa-gesa”, ﻋ ﻦ ﻇ ﻬ ﺮ ﻗ ﻠ ﺐ
ﺟ ﻨ ﺎ ح اﻟ ﺴ ﺮ ﻋ ﺔ
ر
bermakna “tanpa melihat
teks”, ﺑ ﺎ ﻟ ﻂ و لbermakna “tanpa pertimbangan”. 3) Idiom yang terdiri dari unsur zaraf '2324dan isim Contoh: ﺗ ﺤ ﺖ ا ﻟ ﻄ ﻠ ﺐ
bermakna “atas perintah”, ﻋ ﻨ ﺪ ا ﻟ ﻄ ﻠ ﺐ
bermakna “atas permintaan”. 4) Idiom yang terdiri dari unsur mudaf dan mudafilayl!4 Contoh: ا ﺑ ﻦ اﻳ ﻞ و مbermakna “orang modern”, ا ﺑ ﻦ ا ﻟ ﻠ ﻴ ﻞbermakna “maling”, أ م ا ﻟ ﻘ ﺮ ىbermakna “Mekkah”, ﻳﻮ م ا ﻟ ﺤ ﺴ ﺎ بbermakna “hari kiamat”, د ﻓ ﺮ اﻟ ﺲ و دا ﺀbermakna “daftar orang-orang yang bersalah”, اﻟ ﺠﺒ ﻞ
إ ﺑ ﻂbermakna “kaki bukit” (Munawwir:1984), ف ور ا ﻟ ﺤ ﺮ
bermakna د ﺗ ﻪ
ث
atau “sangat panas”, ف ورة ا ﻟ ﻬ ﺎ رbermakna ﻓﻲ أ و ﻟ ﻪatau
“awal siang”, ف ورة ا ﻟ ﻌ ﺸ ﺎ ﺀbermakna ﺑ ﻌ ﺪ هatau “sesudah waktu isya’, ف ور اﻟ ﺸ ﻔ ﻖbermakna ﺑ ﻘ ﻴ ﺔ ﺣ ﻤ ﺮ ة ا ﻟ ﺸ ﻤ ﺶ ﻓﻲ ا ﻷ ﻓ ﻖ ا ﻟ ﻐ ﺮ بatau “sisa cahaya
merah matahari di ufuk barat”.
22 S e tia p k a ta s e te la h h u r u f j a r a d a la h i s i m d a n d ib a c a jarr. I s im m a jr u r b u k a n k a re n a d id a h u lu i h u r u f j a r saja, a k a n te t a p i ju g a k a re n a m e n ja d i m u d a f ila y h a ta u m e n g ik u ti k a ta se b e lu m n y a . 23 d a a f a d a l a h k a ta k e te ra n g a n ; k e te ra n g a n w a k t u ( j L j ) ذ قd a n k e te ra n g a n te m p a t () ﻧ ﺮ ق ﻫﻜﺎن 24 M u d a f m u d a fila y h = T a rid b I d a f A d a la h g a b u n g a n d u a k a ta a ta u le b ih y a n g m a s in g m a s in g b e rfu n g s i se b a g a i m u ^ a f ( p o k o k a ta u y a n g d is a n d a ri) d a n m u d a f ila u h (ta m b a h a n a ta u y a n g d is a n d a rk a n ). G a b u n g a n i a a h in i m e m b e n tu k p e n g e rtia n b aru . F ra s e id a fa h u m u m n y a d a p a t d ite rje m a h k a n k e d a la m b a h a s a I i d o n e s ia se b a g a im a n a su s u n a n b a h a s a A a ra b n y a ta n p a p e n a m b a h a n a ta u p e ru b a h a n ap ap u n . A rtin y a u ru ta n su s u n a n k a ta n y a p e rs is s e b a g a im a n a d a la m s u s u n a n b a h a s a a ra b n y a , y a k n i p o k o k k a ta (in ti) b e ra d a di d e p a n d a n k a ta ta m b a h a n (p e rlu a sa n ) b e ra d a d i b e la k a n g n y a . C o n to h : وس ا سy a n g b e ra r ti k e s a d a ra n u m a t Islam .
94
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
B a iq T u h f a tu l U n si;
Ibarat Istilahiyah
5) Idiom yang terdiri dari na ,at dan man ’u t5 Contoh: ا ﺑ ﻴ ﺖ ا ﻟ ﻤ ﻌ ﻤ ﻮ ر
bermakna nama tempat, ا ﻟ ﺨ ﻴ ﻂ ا ﻷ ﺑ ﻴ ﺾ
bermakna “benang fajar”, ا ﻟ ﻤ ﻮ ت ا ﻷ ﺑ ﻴ ﺾbermakna “mati mendadak”, ﺑ ﺮ ﻃ ﻼ بbermakna “sumur yang dalam airnya”.
6) Idiom yang terdiri dari compound6hurufjarrmajrur Contoh: ﻓﻲ ا ز د ﻳ ﺎ د إﻟ ﻰ ا ز د ﻳ ﺎ دbermakna “makin”, ﻣ ﻦ آ ن ﻵ ﺧ ﺮbermakna “kadang-kadang”. 7) Idiom yang terdiri dari compoundzarafdan jarrmajrur Contoh: ،_ 4 c.
ﺟ ﺌ ﺘ ﺎbermakna “saling bahu membahu atau gotong
royong” (Munawwir:1984) Idiom yang berupa kalimat Idiom yang berupa kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Idiom yang tersusun berupa jumlah l i ’U yah 25627 Contoh : د م ر ﺟ ﻼ و ﻳ ﺒ ﺮ ر ﺟ ﻼ رأ ﺳ ﻪ
ﻳ ﻖ
bermakna “bingung”,
bermakna “takut sekali”, ﻟ ﺒ ﺲ ﻣ ﺴ ﻮ ح ا ﻟ ﺮ ﻫ ﺒ ﺎ ن
“pura-pura bersih dan baik”, ﻣ ﺪ د ك ﻷ ﺧ ﻴ ﻚ ي
2)
ﺮ
ﺷ ﻌ
وﻗ ﻒ
bermakna
bermakna “bantulah
saudaramu!”. Idiom yang tersusun berupa jumlah ismiyah. Contoh : ا ﻷ ﺳ ﺪ ﻣ ﻦ ا ﻟ ﻘ ﻮ مbermakna “yang paling mulia dari suatu kaum”, ا ﻟ ﻮ ﻃ ﻴ ﺲ ﺣ ﻲbermakna “masalah memanas”, م و ﺗ ﻴ ﺮ ة ﻋ ﻞ وا ﺣ ﺪ ة
bermakna “mereka menonton” , ر رأ ﺳ ﻪ ا ﻟ ﻄ ﻴ ﺮ
bermakna “diam/ tenang” , و ر ق
ﻧ ﻪ
إ
ﻛﺄ ن
ﺣ ﻴ ﺮbermakna “hal yang tidak
bisa dilaksanakan”. 25 N a ’a t m a n ’u t = ta rld b w a s fi a d a la h d u a k a ta a ta u le b ih y a n g m e m b e n tu k s a tu a n fra sa d e n g a n p o la h u b u n g a n b e n d a y a n g d is ifa ti ( m a n ’ut) d a n sifa tn y a ( n a ’at). 26 C o m p o u n d : g a b u n g a n 27 S e c a ra g ra m a tik a l p o la b a h a s a A ra b d ik e lo m p o k k a n m e n ja d i d u a m a c a m y a itu , ju m la h is m iy a h d a n ju m la h f i ’h y a h . J u m la h is m iy a h adafah s tr u k tu r b ah a sa A ra b y a n g d tm u fa t d e n g a n k a ta b e n d a ( i s m ) . S e m e n ta ra ju m la h ىA y a h m e ru p a k a n s tru k tu r b a h a s a A ra b y a n g d im u la i d e n g a n k a ta k e rja ( f i i l ) . S tr u k tu r b a h a s a h rd o n e s ia m e n g ik u ti p o la D M (D ite ra n g k a n -M e n e ra n g k a n ), k a d a n g b e rb e n tu k SP (S u b je k P re d ik e t), S P O (S u b je k P re d ik e t O b je k ) d a n S P O K (S u b je k P re d ik e t O b je k K e te ra n g a n ). P o la se p e rti in i di d a la m b a h a s a A ra b h a n y a d a p a t d ite m u k a n p a d a n a n n y a p a d a p o la s tru k tu r ismi>yah. T e ta p i tid a k d e m ik ia n d e n g a n p o la f i ’E ya h . M o d e l s tru k tu r in i ti d a k d a p a t d ite m u k a n p a d a n a n n y a p a d a a ta u b a h k a n b e rb e d a d e n g a n b a h a s a In d o n e sia .
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
95
Ibarat Istilahiyah
B a iq T u h f a tu l U n si;
Penutup Dari paparan di atas dapat diperoleh suatu pemahaman bahwa penerjemahan idiomatik merupakan salah satu tipe atau metode penerjemahan yang memproduksi pesan dari bahasa sumber, tetapi penerjemahan ini cenderung mengubah nuansa makna melalui ungkapan sehari-hari dan ungkapan idiomatik yang tidak terdapat dalam bahasa sumber. Penerjemahan idiom tidak bisa langsung diterjemahkan secara harfiah kata demi kata, karena gabungan kata-kata tersebut mempunyai makna yang berbeda dari kata-kata bila berdiri sendiri. Jadi harus dicarikan makna yang dimaksud dengan melihat konteks dan budaya yang juga berperan dalam penggunaan idiom ini. Karena ungkapan setiap bahasa bisa jadi berbeda dengan bahasa yang lain terkait dengan sosio-kultural yang berkembang pada pengguna bahasa tersebut. Sehingga harus difahami terlebih dahulu maksud dan tujuan penuturan bahasa sumber, untuk kemudian dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran. Sedangkan Idiom dalam bahasa Arab dan padanannya dalam bahasa Indonesia bisa didapati dalam kamus al-Qamus al-A’r abiy al-Siyaqi yang disusun oleh Basuni Imamuddin dan Kamus Idiom Arab - Indonesia Pola A k tif yang juga disusun oleh Basuni Imamuddin dan Ishaq N. Lampiran contoh kosakata idiomatik yang berbentuk verb preposition Makna Idiom
Kosakata
Menyebabkan, mangantarkan
اﻟ ﻰ
Menegaskan, manandaskan
ر
Mempersatukan
ﻦ
ى
ﻛﺪ ﺑ ﻴ
Mengimani, meyakini
ب
Membahas, mengkaji,meneliti
ق
ﻒ
ﻦ
ﺚ
Mencari
ﻦ
ﻋ
Seharusnya
ﻊ
ﻰ ﻟ
Seyogyanya, sebaiknya
أ د
ل
أ ﻟ
أ ﻣ
ﺤ
ﺚ
أ
ﺑ
ﺤ
ﺑ
ي ذ ﺑ ﻴ
ﻲ
ﻳ ﻨ ﺒ
Menerima taubat
ي
ب
ﻳ ﺘ ﻮ
Disukai, dicintai oleh
اﻟ ﻰ
ﺐ
ﺣ
ﻋ
ث
ﺤ ﺪ
Berbicara, membicarakan
96
ﻦ
أ
ﺗ
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
B a iq T u h f a tu l U n si;
Memperoleh, mencapai
Ibarat Istilahiyah
} ﺣ ﻤ ﻞ ﺣﺎ ﻓ ﻆ
Memelihara, menjaga Memerlukan, membutuhkan
ا ﺣ ﺘ ﺎ ج اﻟ ﻰ
Terlepas
ﻋ ﻦ
Takut kepada, gentar
ﺧﺎ ف ﻣ ﻦ
ﻮ
ﻟ
ﻳﺦ
Menyeru, mengajak
د ا ع اﻟ ﻰ
Mendo’akan (baik)
ﻳﺪ ﻋﻮ ل
Mendo’akan (jelek)
ﻳ ﺪ ﻋ ﻮ ر
Mendorong, menyebabkan
ﻳ ﺪ ﻓ ﻊ اﻟ ﻰ- د ﻓ ﻊ
Membela, mempertahankan
دا خ ﻋ ﻦ
Menunjukkan, memberitahukan
ر
Memilih, berpendapat
ب اﻟ ﻰ
Terutama, utamanya
ر
ﻳﺪ ل ذ ه
و رأ ﺳ ﻬ ﻢ ط ى
Terkait Merujuk, mengambil referensi
رﺗ ﺐ
ي
ﺟ ﻊ إﻟ ﻰ٠ر
Rela, puas, menerima
ص
ر ص
Senang, menyukai
ﻏ ﺐ ق
Benci
رﻏ ﺐ ﻋﻦ
Lebih dari
ر
Mengejek, menghina
ﺳ ﺨﺮ ﻣ ﻦ
Menguasai
^ ﺳﻴ ﻄ ﺮ
Memperhatikan
إﺛﺘ ﻔ ﻞ ى
Mencakup, meliputi
ر
زﻳﺎ د ة
إﺷﺖ ل م
Menunjukkan
ﻳ ﺸ ﺮ اﻟ ﻰ
Patut, layak, sesuai
ﺻﺎﻟ ﺢ ل
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
97
Ibarat Istilahiyah
B a iq T u h f a tu l U n si;
Membuat perumpamaan
ﺋ ﺮ ب ﻣﺜ ﻼ
Sesuai, cocok
ر
Tidak mampu
ﻋ ﺠﺰ ت ﻋ ﻦ
ق
ﻳﻨ ﻄ ﺐ
Bangga
ا ﻋﺘ ﺰ ب
Memaaftan
ﻋﻮﻋ ﻦ
Berupaya
ىﻟ ﻊ- ﺀ ﻣ ﻞ
Memperhatikan, memiliki perhatian, menekuni
^ ب
Menyambut
ر
Dapat di
ﻳ ﻊ
أ ﻗﺒ ﻞ ﻗﺎﺑ ﻞ ل
Hanya, terbatas pada
ﻗ ﻬ ﺮ ىﻟ ﻊ
Menghancurkan , melenyapkan
^ ﻗﻔ ﻲ
Berkata pada
ﻗﺎ ل ل
Melakukan, menjalankan
ﻗﺎ م ب ر
Berdasarkan, dilandaskan
ﻗﺎﺋ ﻤ ﺔ ﻛ ﻮﻧ ﻪ
Dalam kapasitasnya, sebagai Konsisten, komit, berpegang teguh
اﻟﺘ ﺰ م ب
Mewakili, merepresentasikan
ﻫﺜﻠ ﻔ ﻰ
Bertemu, berpapasan
ﻣﺰ ب
Menghadap, mengarah
إ ﺗ ﺠ ﻪ اﻟ ﻰ
Sampai
و ﺻ ﻞ اﻟ ﻰ
Mencapai Menyetujui, menyepakati
98
ﺗ ﻮ ﺻ ﻞ إﻟ ﻰ ر
إ ﺗ ﻐ ﻖ- وا ف ق
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
Baiq Tuhfatul Unsi; Ibarat Istilahiyah Daftar Pustaka Ali, Atabik & Ahmad Zuhdi Muhdlor. Kamus Al-Ashr. Yogyakarta; Yayasan Ali Maksum, 1996 Chaer, A. Linguistik Umum. Jakarta; Rineka Cipta, 2007. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta; PT Asdi Mahasatya, 2009. Faisol Fatawi,M. Seni Menerjemah. Malang; UIN Malang Press, 2009. Hartono. Belajar Menerjemah. Malang; UMM Press, 2003. Hifiri Bek Dayyab.dkk. Qawa’idu ‘l-Lughati ‘l-Arabiyah (Tarjamah). Jakarta; Darul Ulum Press, 2007. Ibnu Burdah. Menjadi Penerjemah. Yogyakarta; Tiara Wacana, 2004. Imamuddin, Basuni. AJ-Qomus al Araby Assiyaqiy. Jakarta; Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2001. Imamuddin, B. & Ishaq N. Kamus Idiom Arab Indonesia Pola Aktif. Depok; Ulinnuha Press, 2003. Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005. Larson, Mildred L. (Terjemah). Penerjemahan Berdasarkan Makna. Jakarta; Arcan, 1989. Maftuhin Sholeh Nadwi. M. Alfiyah Ibnu M alk (Tarjamah). Surabaya; Putra Jaya, 1986. Ma'luf, Louis. Al-MunjidFilLughah WalAlam. Bairut; Dar El-Masriq,1986. Mansyur, M. DalilulKatib walMutarjim. Jakarta; Moyo Segoro Agung, 2002. Munawwir, Warson, A. Al-Munawwir. Surabaya; Pustaka Progressif, 1984. Mufid, Nur. Buku Pintar Menerjemah Arab-Indonesia. Surabaya; Pustaka Progressif, 2007. Shiniy, Muhammad Ismail. D aliM Mutarjim. Riyadh; Dar El-ulum, 1985. Taufiqurrochman. Leksikologi Bahasa Arab. Malang; UIN Malang Press, 2008. Vincent S. Hadisubroto. Mampu menerjemahkan Inggris-Indonesia hanya dalam 1jam. Yogyakarta; Diva Press, 2009.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
99
Limas Dodi', M etode Pengajaran Nahwu Shorof
METODE PENGAJARAN NAHWU SHOROF (Ber-kaca dari Pengalaman Pesantren) Oleh. Limas Poli'" Abstract Shorof nahwu science teaching methods that can not be separated from the traditional system while the system is a departure from the traditional pattern o f teaching is very simple and in the first onset, is teaching sorogan, bandongan and wetonan in studying religious books written by the scholars o f the medieval era and the book these books are known term yellow book. Nahwu is Tata-Arabic (Arabic Grammar), whereas according lughot Shorof or etymology is changing, being according to the origin o f the term is changing the shape o f the other forms to achieve the desired meaning that can only be achieved with the change. Shorof nahwu science teaching methods can n o t be separated from the traditional system, which departs from the pattern o f teaching is very simple and in the first onset, is teaching sorogan, bandongan and wetonan. In addition, Drs. H. M. Sulthon Masyhud, M. Pd added in addition to the usual method sorogan, bandongan and wetonan he added the rote method . and some are using musyawaroh method. Keywords.. Teaching Methods, Nahwu, Shorof
Pendahuluan Melihat realita yang ada zaman sekarang banyak orang yang kurang mendalami ilmu nahwr, shorof, kitab kuning, tetapi zaman sekarang itu lebih menitik beratkan dibidang ilmu yang bersifat umum, dan seakan akan pondok itu sekarang dianggap kolot atau kuno, selain itu juga beranggapan bahwasannya sertifikat atau ijazah pondok itu tidak bisa untuk melamar pekerjaan, ilmu tersebut dapat membawa kita menuju jalan akhirat sedangkan kalau ilmu umum atau dunia hanya bersifat fana, atau kita menggunakan h a ith Nabi yang artinya apabila dalam masalah dunia maka kita memandang yang ada di bawahnya tapi kalau masalah agama maka kita memandang yang diatas kita} Dari hadith tersebut kita bisa menyimpulkan bahwasannya dalam masalah dunia itu disuruh untuk memandang yang bawahnya sedangkna urusan agama sebaliknya, maka dari kesimpulan diatas kita tidak akan memikirkan dunia yang fana ini dengan terlalu atau hubb al-dunya.
D o s e n P ro g ra m S tu d i P B A S e k o la h T in g g i Is la m B a n i F a ta h Jo m b a n g ' h i a m N a w a w i A l-B a n ta n i, N a s o ik h u l Ib a d (B a n d u n g ; h s y a ! B a itu s S a la m , 2 0 0 5 ), h al. 38.
100
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
Limas DodL, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
Adalah ilmu nahwu shorof yang membahas kaidah-kaidah tata bahasa Arab yang paling mendasar justru sangat diperlukan dalam memahami literatur-literatur yang berbahasa arab, terutama al-Qur'an, hadith dan kitab kuning atau kitab klasik yang sulit untuk dipahami dan bahkan banyak yang salah memberikan interpretasi sehingga didalam mukadimah a!-â&#x20AC;&#x2DC;h m iti disebutkan ilmu nahwu itu berhak dipelajari dahulu karena karena kalam Arab tanpa ilmu nahwu tidak akan bisa dipahami.2 Begitulah pentingnya ilmu nahwu shorof sehingga banyak pondok pesantren yang memperdalami sampai akarakarnya. Dari latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul "Metode Pengajaran Nahwu Shorof" sebagai gambaran yang dimana nantinya penulis akan mencoba untuk menjelaskan dalam pembahasan, sejauh manakah penulis menyikapi semua itu. Pembahasan A. Definisi Metode Didalam pembelajaran, metode menempati urutan sesudah materi (kurikulum). Penyampaian materi tidak berarti apapun tanpa melibatkan metode, adapun metode itu selalu mengikuti materi, dalam arti menyesuaikan dalam bentuk dan coraknya sehingga metode mengalami transformasi bila materi yang disampaikan berubah. Akan tetapi materi yang sama dipakai metode yang berbeda-beda. Seperti halnya materi, hakikat metode hanya sebagai alat, bukan tujuan untuk merealisir, bahkan alat merupakan syarat mutlak bagi setiap kegiatan pendidikan dan pengajaran.3 Dari rangkaian di atas, arti dari metode itu sendiri sudah bisa diketahui yakni cara sistematis dan terpikir atau secara teratur dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah dicapai. B. Definisi Pengajaran Kata â&#x20AC;&#x153; teach â&#x20AC;&#x2122; atau mengajar yang berasal dari bahasa Inggris kuno, yaitu teacan, kata ini berasal dari bahasa Jerman kuno (old teutenic), taikjan yang berasal dari kata dasar teik yang berarti memperlihatkan, kata tersebut juga ditemukan di dalam bahasa Sanksekerta, dic, yang dalam bahasa
2 S y e k h S y a rifu d d in A l - h u i t h y , T a k riro t A l - h m i t h y (K e d iri; M a d ra s a h H id a y a tu l M u b ta d i'in L e rb o y o K e d iri), h al. 4. 3 B ila G u ru m a u p u n U s ta d z m a m p u m e m ilih m e to d e d e n g a n te p a t d a n m a m p u m e n g g u n a k a n d e n g a n b a ik , m a k a m e re k a m e m ilih h a ra p a n y a n g b e s a r te rh a d a p h a s il p e n d id ik a n d a n p e n g a ja ra n y a n g d ila k u k a n , m e re k a tid a k se k e d a r m e n g a ja r m u rid a ta u s a n tri, m e la in k a n se c a ra p ro fe s io n a l d a n b e rp o te n s i m e m ilih m o d e l p e n g a ja ra n y a n g p a lin g b a ik d iu k u r d a ri p e r s p e k tif d id a k tik m e to d ik m a k a p ro s e s b e la ja r b is a b e rla n g su n g e f e k t if d a n e fisie n , y a n g m e n ja d i p u s a t p e rh a tia n p e n d id ik a n s e k a ra n g in i. M u ja m il Q o m a r, P e sa n tr e n D a n T ra n s fo rm a si M e t o d o lo g i M e n u j u D e m o k r a s i h is ti s u s i J a k a rta '. E rla n g g a 2 0 0 2 ), h al. 141.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
101
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
Jerman kuno dikenal dengan deik, istilah mengajar (teach)4 Dari istilahistilah tersebut maka pengajaran adalah proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru terhadap siswa atau santri. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam konteks ini mentransfer tidak diartikan dengan memindakan, sebagaimana mentransfer uang mulai jumlah uang yang dimiliki seseorang akan menjadi kurang bahkan hilang setelah ditransfer pada orang lain. Tetapi mentransfer diartikan sebagai proses menyebar luaskan, seperti halnya menyebar luaskan atau memindahkan api, ketika api dipindahkan atau disebar luaskan maka api itu tidaklah menjadi kecil akan tetapi semakin membesar. Untuk proses mengajar sebagai proses menyampaikan pengetahuan, akan lebih tepat kalau diartikan menanamkan ilmu pengetahuan sepertihalnya yang telah disampaikan oleh smith (1987) bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is importing knowledge or skill)? C. Pengertian dan Fungsi Metode Pengajaran 1. Metode Pengajaran Adalah cara yang digunakan untuk guru atau ustadz dalam mengadakan hubungan pada siswa saat berlangsungnya pengajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaraan sebagai alat untuk menciptakan proses pengajaran dan belajar, dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubung dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi eduktif, dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berpearan sebagai penerima atau yang dibimbing.456 2. Fungsi Metode Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa atau santri dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru atau ustadz, materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang telah diberikan oleh sekolah. Pada undang-undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB II pasal 4 dikatakan bahwa, pendidikan 4 W ira S anja y a, S e tr a te g i P e m b l l ajaran B e r o r ie n ta s i S e ta n d a r P r o s e s P e n d id ik a n J P e rn a n d a G ro u p , 2 0 0 7 ), h al. 93. 5Ib id ., h a l. 94.
akarta.
6 D a la m k e n y a ta a n n y a , c a ra a ta u m e to d e d i d a la m m e n g a ja r y a n g d ig u n a k a n u n tu k m e n y a m p a ik a n in fo rm a s i b e rb e d a d e n g a n c a ra y a n g d ite m p u h u n tu k m e m a n ta p k a n sisw a d a la m m e n g u a s a i p e n g e ta h u a n , k e te ra m p ila n d a n sik a p (k o g n itif, p s ik o m o to rik d a n a fe k tif). K h u s u s m e to d e m e n g a ja r d i d a la m k e la s , e fe k tif ita s s u a tu m e to d e d ip e n g a ru h i o le h f a k t o r tu ju a n , f a k t o r sisw a , f a k t o r s itu a s i d a n f a k t o r g u ru it u se n d iri, d e n g a n m e m ilik i p e n g e ta h u a n se c a ra u m u m m e n g e n a i s ifa t b e rb a g a i m e to d e se o ra n g g u ru a k a n le b ih m u d a h m e n e ta p k a n m e to d e y a n g p a lin g se su a i d a la m s itu a s i d a n k o n d is i p e n g a ja ra n y a n g k h u su s. N a n a S u d ja n a , D a sa r-D a sa r P r o s e s B e la ja r M e n g a ja r (B a n d u n g : S in a r B a ru A g e n sin d o O fs e t, 2 0 0 4 ), h a l. 76.
102
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, adapun pemerintah itu telah menggambarkan tujuan pendidikan nasional dengan secara bagan yakni sebagai berikut:7
Adapun fungsi metode pengajaran tidak jauh beda dengan fungsi pendidikan nasional dengan melalui tujuan instruksional yaitu tujuan yang dirumuskan dari bahan pelajaran, topik atau sub topik yang akan diajarkan oleh guru, dengan merumuskan dan mengetahui tujuan intruksional itu sebelum mengajar, guru dalam membayangkan hasil tingkah laku (behavioral objectifes) apa yang seharusnya dicapai murid setelah melakukan kegiatan belajar tertentu, disamping alat evaluasi belajar, metode-metode mengajar serta kegiatan-kegiatan belajar yang sesuai atau releven untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. 3. Macam-macam Pengajaran Secara garis besar metode mengajar itu dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yakni metode mengajar konvensional yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering disebut dengan metode tradisional sedangkan yang kedua yaitu metode mengajar inkonvensional yaitu suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum seperti metode mengajar dengan modul, pengajaran berprogram, pengajaran unit, machine program, masih merupakan metode yang dikembangkan dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang terlengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya.8 Adapun metode-metode mengajar yang konvensional antara lain sebagai berikut: a. Metode Ceramah Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim dipakai oleh para guru di sekolah. 7 N g a lim P u rw a n to , Pr in sip -P r in sip D a n T e k n ik E v a lu a si (B a n d u n g ; P T . R e m a ja R o sd a K a ry a , 2 0 0 2 ), h a l. 2. 8 A b d u l H a lim , M e to d o lo g i P e m b e la ja ra n A g a m a I sla m (J a k a rta ; C ip ta P re s , 2 0 0 2 ), h al. 33.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
103
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
Ceramah diartikan sebagai cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas, peran murid di sini sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat keterangan-keterangan dari guru bilamana diperlukan atau yang dianggap penting. Adapun metode ceramah layak dipakai oleh guru dalam menyampaikan pesan di depan kelas bila pesan yang akan disampaikan berupa fakta atau informasi, jumlah siswanya terlalu banyak, guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa dan dapat merangsang siswa, adapun penggunaan metode ceramah secara baik adalah sebagai berikut:9* a) Dalam menerangkan pelajaran hendaknya digunakan kata-kata yang sederhana, jelas dan mudah dipahami oleh para siswa b) Gunakan alat visualisasi, seperti penggunaan papan tulis atau media lainnya yang tersedia untuk menjelaskan pokok bahasan yang telah disampaikan c) Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuan dan daya tangkapnya d) Perinci bahan yang disampaikan, dengan memberikan ilustrasi menghubungkan materi dengan contoh-contoh yang kongkrit. Adapun metode ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan yakni sebagai berikut:0â&#x20AC;ŤŘ&#x203A;â&#x20AC;Ź Kelebihan Metode Ceramah a) Dalam waktu yang singkat guru dapat menyampaikan bahan yang sebanyak-banyaknya b) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup banyak c) Organisasi kelas lebih sederhana tidak perlu mengadakan pengelompokan murid seperti metode yang lainnya d) Guru sebagai penceramah berhasil baik, maka dapat menimbulkan semanagat, dan kreasi yang konstruktif Kekurangan Metode Ceramah a) Guru sulit untuk mengetahui pemahaman anak didik terhadap bahan-bahan yang telah diberikan b) Kadang-kadang guru ingin menyampaikan bahan yang sebanyakbanyaknya hingga bersifat pemompaan c) Anak didik cenderung lebih pasif dan kurang tepat mengambil kesimpulan, berrhubung guru dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan lisan 9 U s m a n B a s y iru d d in , M e to d o lo g i P e m b e la ja ra n A g a m a I s la m (J a k a rta : C ip u ta t p re s , 2 0 0 2 ), h a l. 35. '° A b u A h m a d d a n Jo k o T ri P ra s e ty o , S tr a te g i B e la ja r M e n g a ja r (B a n d u n g : C V . P u s ta k a S e tia , '9 9 7 ) , h al. 55.
'0 4
T a f a q q u h ; V o l. ' N o . ' , M e i 2 0 1 3
lim as Dodl, Metode Pengajaran Nahwu Shorof
d)
Jika guru tidak memperhatikan segi-segi psikologis dari anak didik, ceramah dapat bersifat melentur dan membosankan, sebaliknya kalau guru berlebih-lebihan berusaha untuk menimbulkan humor, inti dari ceramah akan menjadi kabur. b. Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebalikya siswa diberikan kesempatan untuk bertanya sedangkan guru yang menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan belajar mengajar melalui tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terlebih dahulu pada saat memulai pelajaran, bila mana metode tanya jawab ini dilakukan dengan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian siswa untuk belajar secara aktif. Adapun metode ini layak dipakai bila dilakukan:â&#x20AC;ŤŘ&#x203A;Ř&#x203A;â&#x20AC;Ź a) Sebagai ulangan pelajaran yang telah lalu b) Sebagai selingan dalam menjelaskan pelajaran c) Untuk merangsang siswa agar perhatian mereka lebih terpusat pada masalah yang sedang dibicarakan Adapun kelebihan metode tanya jawab adalah sebagai berikut: a) Kelas akan hidup karena anak didik aktif berpikir dan menyampaikan pikiran melalui berbicara b) Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengembangkan pendapatnya dengan lisan secara teratur c) Timbulnya perbedaan pendapat di antara anak didik, atau guru dengan anak didik, akan membawa kelas ke dalam suasana diskusi Sedangkan kelemahan metode tanya jawab adalah sebagai berikut: a) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak waktu untuk menyelesaikannya b) Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian anak didik, terutama apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, tetapi bukan sasarannya yang telah dituju c) Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang pandai dalam penyajian atau penyampaian materi pelajaran. c Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan cara memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menilmbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang1 11 B a sy iru d d in , P e m b e la ja r a n ..., h a l. 4 3.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
105
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemacahan suatu masalah. Adapun metode ini sangat sesuai digunakan bilamana sebagai berikut:2؛ a) Materi yang disajikan bersifat lo w concensus problem artinya bahan yang akan disajikan tersebut banyak mengandung permasalahan yang tingkat kesepakatannya masih rendah b) Untuk pengembangansikap atau tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat afektif c) Untuk tujuan-tujuan yang bersifat analisis sintesis dan tingkat pemahaman yang tinggi Adapun kelebihan dari metode diskusi adala sebagai berikut: a) Suasana kelas menjadi bergairah di mana para siswa mencurahkan perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang telah dibicarakan b) Dapat menjalin hubungan sosial antar individu siswa sehingga menimbulkan rasa harga diri, toleransi, demokrasi, berpikir kritis dan sistematis c) Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara aktif mengikuti perdebatan yang berlangsung dalam diskusi Sedangkan kekurangan dari metode diskusi adalah sebagai berikut: a) Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut bertangung jawab terhadap hasil diskusi b) Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu terlalu panjang c) Para siswa telah mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau secara sistem. d. Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi) Meteode pemberian tugas belajar resitasi sering di sebut metode pekerjaan rumah yaitu metode di mana murid diberi tugas di luar jam pelajaran, dalam pelaksanaan metode ini anak-anak dapat melaksanakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi di perpustakaan, di laboratorium, di kebun percobaan dan sebagainya. Sedangkan tugas ini dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik individual maupun kelompok, oleh karena itu tugas dapat diberikan secara individual atau dapat pula dengan secara kelompok, yang nantinya akan dipertanggung jawabkan kepada guru.3 ؛Sedangkan kalau dipandang kelebihannya metode ini adalah:123
12 Ib id ., h a l. 37. 13 A d a p u n m e to d e in i d ila k u k a n :.
106
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
Limas Dodi', M etode Pengajaran Nahwu Shorof
a) Baik sekali untuk mengisi waktu luang yang konstruktif b) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab dalam metode ini anak-anak harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang telah dikerjakan c) Memberikan tugas anak yang bersifat praktis umpamanya membuat laporan tentang peribadatan didaerah masing-masing kehidupan social dan seagainya. Kalau dipandang dari kekurangannya yaitu: a) Sering kalli tugas di rumah dikerjakan oleh orang lain sehingga anak tidak tahu pekerjaan tersebut. b) Sullit untuk memberikan tugas karena perbedaan individu anakanak dalam kemampuan dan minat belajar. c) Sering kali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup menyalin hasil pekerjaan orang lain atau temannya. e.Metode Demonstrasi dan Eksperimen Metode ini adalah metode mengajar di mana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya proses cara mengambil air wudlu, proses jalannya shalat dua rakaâ&#x20AC;&#x2122;at dan sebagainya.14 Adapun kelebihannya dari metode ini yaitu sebagai sebagai berikut: a) Perhatian anak akan terpusat kepada apa yang didemonstrasikan dan memberikan kemungkinan berpikir lebih kritis b) Memberi pengalaman praktis yang yang dapat membentuk perasaan dan kemauan anak c) Akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan, karena anak mengamati langsung terhadap suatu proses Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut: a) Dalam melaksanakan metode demontrasi dan eksperimen biasanya memerlukan waktu yang banyak
a) A p a b ila g u ru m e n g h a ra p k a n a g a r sm u a p e n g e ta h u a n y a n g te la h d ite rim a p e s e rta d id ik le b ih m a n ta p b ) U n tu k m e n g a k t i k a n a n a k -a n a k m e m p e la ja ri se n d iri s u a tu m a s a la h d e n g a n m e m b a c a se n d iri, m e n g e rja k a n soal, d a n m e n c o b a sen d iri c ) A g a r a n a k -a n a k le b ih ra jin d a n m a n d iri L ih a t, A b u A h m a d d a n Jo k o T ri P ra s e ty o , S tr a te g i B e la ja r M e n g a ja r (B a n d u n g : C V . P u s ta k a S e tia , 1 997), h al. 61. ' 4 D e m o n s tra s i d a n e k sp e rim e n in i m e ru p a k a n m e to d e m e n g a ja r y a n g e fe k tif, se b a b m e m b a n tu p a ra sisw a u n tu k m e n c a ri ja w a b a n d e n g a n u s a h a se n d iri b e rd a s a rk a n fa k ta (d a ta ) y a n g b e n a r, a d a p u n m e to d e in i b ia s a d ila k u k a n a p a b ila a n a k m e n u n ju k k a n k e te ra m p ila n te r te n tu , u n tu k m e m u d a h k a n b e rb a g a i p e n je la s a n se b a b p e n g g u n a a n b a h a sa d a p a t le b ih te r b a ta s , u n tu k m e n g h in d a ri v e rb a lis m e , u n tu k m e m b a n tu a n a k m e m a h a m i d e n g a n je la s ja la n n y a s u a tu p ro s e s d e n g a n p e n u h p e rh a tia n se b a b a k a n m e n a rik . Ib id ., h al. 6 2 -6 3 .
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
107
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
b) Apabila kekurangan alat-alat peraga, padahal alat-alatnya tidak sesuai dengan kebutuhan, maka metode ini kurang efektif c) Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk melaksanakan eksperimen Adapun metode pengajaran sebetulnya masih banyak yakni metode sosio drama dan bermain peran, metode kerja kelompok, metode karya wisata, metode mengajar beregu, metode problem solving atau pemecahan masalah, dan lain-lain. 4. Prinsip-Prinsip Metode Pengajaran Guru dalam mengajar murid-muridnya harus mempunyai prinsip, karena prinsip sangat mendukung bagi guru dan muridnya, dengan adanya prinsip maka guru akan menggapai target yang telah diajarkan kepada muridnya, sedangkan murid akan menerima dengan senang hati. Abu Amad membagi tiga prinsip dalam pengajaran yaitu sebagai berikut:5؛ a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Belajar Adapun faktor yang mempengaruhi proses dan belajar adalah sebagai berikut a) Factor raw input (yakni faktor murid/peserta didik), di mana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi fisiologis dan kondisi psikologis b) Factor environmental input (yakni faktor lingkungan), baik itu lingkungan alami atau lingkungan sosial c) Factor instrumental input, yang di dalamnya antara lain terdiri dari kurikulum, program/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas, guru (tenaga pengajar) Adapun faktor pertama dapat disebut sebagai faktor dari dalam, sedangkan faktor yang kedua dan ketiga disebut sebagai faktor dari luar. Dengan demikian skemanya dapat disusun sebagai berikut:
؛b i d , h a l. 1 0 3 -104.
108
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
1. Perlunya Motivasi dan Tujuan Belajar 2. Perlunya Mengetahui Taraf Kematangan dan Perbedaan Individu D. Ruang Lingkup Nahwu Shorof 1. Definisi Nahwu Shorof a. Pengertian Nahwu Pengertian nahwu adalah tata bahasa Arab (gramatika bahasa Arab). Sedangkan menurut istilah adalah sebagai berikut.6؛16 16 I f o a k i M n i a m a d , Ilm u. N ahw u. T e o r i M u d a h (S u ra b a y a : p rim a C o m p u te r, 1996), h a l. 1.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
U n tu k M e n g u a s a i A h a s a A r a b
109
Umas Dodr, M etode Pengajaran Nahwu Shorof ﺧ ﻲ
ﺣ ﻮ ﻟ ﻬ ﺎ ﺣ ﺌ ﻦ ا ﻓ ﺮ د ﻫ ﺎ٠ﺻ ﻘ ﻊ أ لَ ﻜ ﺘ ﺎ ت أ ﻟ ﺘ ﺮ ﻳ ﺌ ﺔ و آ
آ ﻟ ﺌ ﺨ ﺆ ﻗ ﺆا ﻋ ﻦ ﻳ ﺌ ﻔ ﺄ ﻳ ﻘ ﺎ ﻗﻨ ﻜﺌﺒ ﻘﺎ
ArAnya. Nahwu itu adalah qawa’i d yang dengannya diketahui bentuk-bentuk bahasa Arab dan keadaannya ketika berdiri sendiri dan dalam susunan kalimat. Adapun qaw aid itu jamak dari “ qa’idaH’, yang berarti alas bangunan, aturan, undang-undang. Dalam ilmu nahwu ini, kata qawa’i d berarti beberapa kaidah bahasa Arab atau undang-undang bahasa Arab. Selain itu juga ada yang mengartikan ilmu nahwu yaitu ilmu pada bahasan pokok (isim, f i ’il, huruf, i ’rab, dll) yang bisa mengetahui keadaan akhir kalimat baik dari segi i ’rab dan mabni. Maka dari itu perlua adanya penjelasan yang singkat dari pengertian tersebut agar dapat mudah di paham. 1. Pengertian kata dan kalimat Pengertian kata adalah: ١٧ ﻗ ﻐ ﻰ
ا
ل١١ّدل
ق أﺋ ﺰ ة
ه
آﻟﻴ ﺔ
ArAnya. Kata adalah lafal yang berdiri sendiri, yang menunjukkan pada suatupengertian. Gontohnya. ( dalam)
ى
( atas) ( ﺀﻟ ﻲmeja) ب ٠
ﻖ
ﻜ
ﺗ
( pergi) ذ ﺋ ﺐ
Adapun macam-macam kata itu ada tiga yakni f i ’il, isim dan huruf, sebagaimana tampak dalam contoh di atas. Sedangkan makna kalimat adalah.*18 آ ﻟ ﻞَ ﻜ ﻢ ﺋ ﺆ أ ؤ ﺋ ﻠ ﺔ أ ﻟ ﺘ ﺖ ؛ ﻧ ﻐ ﺊ ﻗ ﺎ ﺋ ﺎ ﻗ ﻜ ﻘ ﻔ ﺘ ﺎ
ArAnya. Kalimat yang memberikan pengertian sempurna yang cukupdengansendirinya. Jadi dalam bahasa Arab itu kalam dan jumlah, sedangkan kalimat dalam bahasa Arab itu paling sedikit terdiri dari dua kata,
contohnya: ( ﺋ ﻨ ﺎ ﻗ ﻚ بini meja). ئ ش
ﻲ
ﻳ.
( دل ىitu kursi) ﻣ ﺰ ﺗ ﺘ ﻪ ل
ﻟ ﻘ ﺔ
( ﻗﺊitu
pensil) ( ﺋ ﻨ ﻪ ﻳ ﺌ ﺤ ﺎ ةini penghapus). 2. Pengertian ira b dan mabni Pengertian i ’rab adalah:19 ﻻ آ ؤ ﺛ ﻔ ﺪ و ا٤ ﺧ ﺜ ﺆ ﻏ ﺌ ﻘ ﻘ ﺎ ﻟﺊ١ ﻟ ﺔ١ ا ﻻ ﻏ ﺰ ا ف ﺋ ﺆ ﺋ ﺌ ﺠ ﺮ أ ز ﺧ ﺮ أ ﻟ ﻢ ﻻ ﺧ ﻼ ف أ ﻟ ﺘ ﺮ ﻳ ﻞ
Ib id ., h a l 4. Ibid. S y e k h Ib u A l-J u ru m i, T a k riro t A l-J u r u m iy y a h F iilm in n a h h u (K e d iri: M a d ra s a h H id a y a tu l M u b ta d iie n L irh o y o ), h al. 5.
110
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof ArAnya. perubahan huruf terakhir kata (dalam kalimat) karena perbedaan amil-amil yang masuk, baik lafal maupun perkiraan.
Contohnya: ( ﻗ ﺬ ه ﻣ ﻖ ﺗ ﻪini tempat pensil), ( ﺧ ﺬ ﻳ ﻘ ﺌ ﺘ ﺔambil ل
tempat pensil
)
.
ﻪ
ﻣ ﻘ ﻠ ﺘ
ﻓ ﻲ
ﻪ
ﺰ ﻳ ﺘ
ﻳ
ﺻ ﻎ
(letakkan pensil dalam tempat
pensil). Perhatikan perubahan huruf terakhir kata “miqlamali’ berubah tiga kali, perubahan itu di sebut dengan i ’rab. Sedangkan pengertian bina’ berarti bangunan. Bangunan seperti rumah misalnya, tetap keadaanya, tidak berubah-ubah. Demikian pula pengertian bina’ dalam bahasa Arab. Sedangkan definisi bina ’ adalah sebagai berikut:20 ﺔ
ﺟ ﻨ
و
ﺧ ﺎ ﻧ ﺔ
ﺔ
ﻜ ﺘ
َا
ﺮ
ﺧ
آ
ﻟ ﺆ ؤ م
آ ﺑ ﺘ ﺎ ة
ArAnya. Bina ’ adalah tetapnya huruf akhir kata dalam satu keadaan. Kata yang tetap keadaanya itu disebut “mabi.iyun’ dan biasa disebut “mabnT saja. Semua kata dalam bahasa Arab baik isim, fiil, dan huruf ada yang mabni, bahkan semua huruf adalah hukumnya mabni. Adapun s m yang mabniitu banyak, di antaranya adalah isim isharah (kata petunjuk). Contohnya: ¥
ب ﻚروﻳﻞ َ ﻗﻨﺎ
ك
“Inijangka dan itu p e ta ” ﺧ ﺬ ﻗ ﻨ ﺎ ا ﻟ ﻴ ﺰَ ﻜ ﺎ ر و ﻳ ﻨ ﻚ أ ﻟ ﺨ ﺮ ﻳ ﻘ ﻠ ﺔ
“Ambillah jangka ini danpeta itu ” ﻵ ﺗ ﻦ ا ق ﻗ ﻨ ﺎ ا ﻟ ﺐَ ﻜ ﺮ و ﺷ ﻖ أ ر ﻇ ﺔ
“Perhatikanpada jangka danpeta itu ” Kata “hadha’ dan kata “ hadhihi’ itu adalah isim isharah, keduanya tidak mengalami peruahan, karena perubahan kalimat tiga kali. Adapun semua fiilm a d id a n f i i l amar serta sebagian kecil f i i l m udah’ adalah mabni. C ontohnya:^ ( ﻗ ﻦmereka perempuan sudah
berkata), ( ﻗ ﻦ ﻳ ﻘ ﻠ ﻦmereka perempuan akan berkata), ( ق ئkatakanlah ز
oleh kamu perempuan). Dalam ketiga contoh tersebut, masing-masing sudah terdapat satu contoh f i i l yang mabni. Adapun perinciannya contoh yang pertama untuk f i i l ma^# sedangkan yang kedua f i i l mudah dan yang ke tiga adalah f i i l amar. 20 A b u b a k a r, Ilmu. N a h w u ..., h a l. 5.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
111
Umas Dodk M etode Pengajaran Nahwu Shorof
b. Pengertian Shorof Shorof menurut etimologi adalah mengubah. Sedang menurut istilah adalah mengubah bentuk asal kepada bentuk-bentuk lain untuk mencapai arti yang dikehendaki yang hanya bisa tercapai dengan adanya perubahan.2؛ Adapun keterangan dari pengertian di atas adalah setiap mengubah sesuatu dari bentuk asalnya, seperti mengubah bentuk rumah atau pakaian dan sebagainya, itu adalah shorof menurut lughah. Sedangkan shorof menurut istilah ialah mengubah dari bentuk asal pokok pertama kepada bentuk yang lain. Ada yang mengartikan lain, yakni shorof adalah mengubah dari f i ’i l madi kepada f i ’i l mudari’, masdai", isim t i l , isim mafiul, f i ’i l nah, isim makan, dan isim alat. Adapun faedah perubahan itu adalah agar mendapatkan arti yang berbeda seperti halnya sebagai berikut:2122 1. ﻟ ﺤ ﺮ -= f i ’i l madi, artinya sudah menolong. 2. 3. 4.
ح ا ر
ﺮ
5.
ﻫ
و ر
ا
ن
-= masdar, artinya pertologan (kata benda).
ن
-= isim fa il , artinya yang menolong (subyek).
ﻧ ﺺ
6.
ر
ا ح
٦.
ر
ﻻﺗﻨ ﺢ
8.
ر
9.
ﻣﻨ ﺼ ﺮ
ن
ﻣﻨ ﺺ
10. ﻣ ﻨ ﺼ ﺮ 2.
-= f i ’i l mudari’, artinya sedang/akan menolong.
ﻳﺘ ﺢ
ر
م
-= isim maful , artinya yang ditolong (obyek). -= f i ’i l amar, artinya kamu tolonglah! (menunjukkan kata perintah). = - f i ’i l nahi, artinya kamu jangan menolong! (menunjukkan larangan). -= isim makan, artinya tempat menolong. -= isim zaman, artinya waktu menolong (keterangan waktu). -= isim alat artinya alat penolong.
Tujuan Ilmu Nahwu Shorof Ilmu nahwu shorof sangat diperlukan dalam memahami literatur-litratur Arab terutama Al-Qur’an dan hadith yang sulit dipahami dan bahkan banyak yang memberikan interpretasi, melihat dari begitu pentingnya ilmu nahwu shorof sehingga ada sebagian ulama yang menaungkan argumentasinya dalam bentuk syair yakni sebagai berikut:23
21 . M i k w a r , llm u. S a a r a f T e j e m a h M a ta n K a ila n i d a n N a z h a m A l - M a q s u d (•;ةاﺻﺔﺀ>؟ل S in a r B a ru A lg e n sin d o O ffs e t, 2 0 0 0 ), h a l. 1. 22 Ib id ., h a l. 2. 23. M is b a h M u s th o fa , A l - k m i t h y G ra m a tik a A r a b (B a n g ila n T u b a n : A l-B a la g h ), h a l. 4.
112
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof ﻛ ﻌ ﻴ ﺜ ﻦ ﺣ ﺜ ﺎ ﻟ ﺢ ﻗ ﺰ ح ﻳ ﺘ ﺌ ﺮ# ﻟ ﺘ ﺎ أ ﻟ ﺜ ﺌ ﻦ ^ ﻳ ﻌ ﻴ ﺮ ا٠ﻣ ﺬ ةل
ArAnya. Barang siapa mencari ilmu ilmu tanpa menggunakan atau berbekal ilmu nahwu, maka bagaikan orang impoten yang ingin memecahkankeperawanan Begitu pentingya ilmu nahwu shorof sehingga para ulama membuat bahasa kiasan. Bahwasannya ilmu shorof itu menyerupai ibu dalam hal melahirkan, tinjaunnya adalah ibu melahirkan anak demikian juga shorof melahirkan kalimat sehingga ilmu-ilmu yang lain membutuhkan shorof sebagaimana butuhnya anak pada ibunya. Sedangkan yang ilmu nahwu menyerupai bapak dalam hal membuat baik pada anak-anaknya demikian juga ilmu nahwu membuat baik pada kalimat-klimat dan l a f d - l a a d Arab. Adapun tujuannya yaitu: a. Untuk memahami kalam Arab. Hal ini telah dijelaskan di kitab al‘Imrljly yang berbunyi:24
ؤ
ا ذ أ ﻟ ﻞَ ﻜ ﻢ ذؤ ﻧ ﺔ ﻟ ﺬ ﻳ ﺸ ﺎ# ز أ ﻟ ﺌ ﺦ آ ؤ ق آ ز ﻻ ﺀ آ ذ ﻳ ﺸ ﺎ
ArAnya. Ilmu Nahwu lebih berhak dipelajari dahulu, karena kalam Arabtanpa ilmunahwutidak akan bisa dipahami. b. Untuk memahami kandungan al-Qur’an dan hadith yang sekiranya sulit atau sukar. Hal ini juga diterangkan dalam kitab al-lmrljly yang berbunyi:25 أ ﻟ ﺆ ز ئ ﺣ ﻐ ﻆ زﻟﻠ ﺴﺎﺑ ﻲ أ ﻟ ﺌ ﺰ ب
ﻣ ﺬ
# ﺛ ﺬ أ ﻟ ﻘ ﻠ ﺌ ﺒ ﺎ, ؤَ ﻜ ﻦ ﺋ ﻈ ﺜ ﺌ ﺎ آ
ؤ
ز ا ﻟ ﺜ ﺌ ﺆ ا ﻟ ﺬ ﻗ ﻴ ﻘ ﺆ ا ﺋ ﺘ ﺌ ﺎ ذ# ( ﻳ ﻔ ﻬ ﻢ ا ﻣ ﻌﺎ ن أﻟ ﻔ ﺰآ ؤ
S
‘
ArAnya. Dan mendalami bahasa Arab sangat penting bagi manusia agar mereka bisa memahami al-Qur’an dan al-Sunnah yang rumit kandungan maknyanya. Dengan adanya kedua fungsi di atas maka kita dianjurkan untuk tahu ilmu nahwu shorof sehingga kita dapat berbicara bahasa Arab dan memahami kandungan-kandungan al-Qur’an. Selain itu juga diterapkan di surga karena di sana berbicara menggunakan bahasa Arab sebagaimana dijelaskan dalam kitab Fayd al-Qa r Sharh alJami’ al-Saghlr yang berbunyi: ٥
ﻵ ن ﻏ ﺰ ئ ر ﻟ ﻔ ﺮ أ ذ ﻋ ﺰ ﺑ ﻲ لَ ﻜ ﻢ أ ﺋ ﻦ أ ﺷ ﺆ ﻋ ﺰ ؤ: أ ﺣ ﺜ ﻮ ا أ ﻟ ﻌ ﻨ ﺐ ﻟ ﺜ ﻼ ث
ArAnya. Cintailah bahasa Arab karena tiga hal, yakni saya adala seorang bangsa Arab, al-Qur’an berbahasa Arab, dan percakapan penghunisurga menggunakanbahasa Arab.
S y e k h S y a rifu d d in M u h ta d i'in ). Ihid.
A l-h irith y ,
T a k r ir o t A l-^ a ? itA y ,
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
(K e d iri
M a d ra s a h
H id a y a tu l
113
Limas DodL, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
c. Untuk memudahkan membaca kita kuning atau bisa disebut dengan kitab gundul, yakni kitab yang tidak ada harakatnya. E. Metode Pengajaran Ilmu Nawu Sorof Pada dasarnya pesantren hanya mengajarkan ilmu dengan sumber kajian atau mata pelajarannya kitab-kitab yang ditulis berbahasa Arab. Adapun sumber-sumber tersebut mencakup al-Qurâ&#x20AC;&#x2122;an beserta tajwid dan tasrifnya, a q a id dan ilmu kalam, fiqh dan usul al-fiqh, al-hadith dan mustalah al-hadith-nya, bahasa arab dengan seperangkat ilmu alatnya seperti halnya nahwu shorof, bayan, m a â&#x20AC;&#x2122;ani, badiâ&#x20AC;&#x2122; dan â&#x20AC;&#x2DC;arud, tarikh, mantiq dan tasawuf. Sumber-sumber kajian inilah yang dimaksud sebagai kitab kuning. Ilmu nahwu shorof itu bisa ditemui di kalangan pesantren seperti halnya sudah tertera di atas, selain itu juga di madrasah baik itu ibtidaâ&#x20AC;&#x2122;iyyah, tsanawiyah maupun aliyah, di sana telah diajarkan ilmu tersebut karena ilmu itulah yang dapat menunjang atau memahami kitab yang sekiranya sulit untuk dibaca dan dipahami oleh murid atau santri. Adapun metode pengajaran ilmu nahwu shorof tidak lepas dari sistem tradisional. Adapun sistem tradisional adalah berangkat dari pola pengajaran yang sangat sederhana sejak semula timbulnya, yakni pengajaran sorogan, bandongan dan wetonan dalam mengkaji kitab-kitab agama yang ditulis oleh para ulama abad pertengehan dan kitab-kitab ini dikenal istilah kitab kuning.26 Selain itu, Drs. H. M. Sulthon Masyhud, M. Pd. menambahkan yakni metode yang lazim selain sorogan, bandongan dan wetonan beliau menambahkan yakni metode hafalan.27 Dan ada pula yang menggunakan metode musyawarah. Adapun keterangan dari keempat metode dapat penulis jelaskan yakni sebagai berikut: 1. Metode Sorogan Sistem pengajaran dilaksanakan dengan jalan santri atau murid yang biasanya pandai membacakan sebuah kitab kepada ustadz atau guru dihadapan beliau.28 Pengajaran dengan sistem ini biasanya diselenggarakan pada ruang tertentu di mana di situ tersedia tempat duduk seorang ustadz atau guru, kemudian di depannya terdapat bangku pendek untuk meletakkan kitab bagi santri yang menghadap. Sedangkan yang lainnya mempersiapkan diri menunggu giliran untuk dipanggil. Adapun pelaksanaannya dapat digambarkan sebagai berikut.29
26 M . B a h ri G h a z a li, P e sa n tr e n B e r w a w a s a n L in g k u n g a n (J a k a rta : C V . P ra s a s ti, 2 0 0 3 ), h al. 29. 27 M . S u lth o n M a s y h u d d a n M o h . K h u sn u rd ilo , M a n a je m e n P o n d o k P e sa n tr e n (J a k a rta : D iv a P u s ta k a , 2 0 0 3 ), h al. 89. 28 M . B a h ri G h o z a li, P e sa n tr e n . . . , h a l. 29 29 D e p a rte m e n A g a m a R I, P o la P e m b e le ja ra n D i P e sa n tr e n (J a k a rta : ttp ., 2003 ), h a l. 75.
114
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
U mas Dodr, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
a. Murid atau santri berkumpul di tempat pengajian sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan masing-masing membawa kitab yang akan dikaji. b. Seorang murid atau santri yang mendapatkan giliran menghadap langsung secara tatap muka kepada gurunya atau ustadznya. Ia membuka bagian yang akan dikaji dan meletakkannya di atas meja yang telah tersedia di depan beliau. c. Guru atau ustadz membacakan teks dalam kitab itu, baik sambil melihat maupun hafalan dan kemudian memberikan artinya dengan menggunakan bahasa melayu atau bahasa daerahnya yang sesuai dengan santri atau muridnya. d. Guru atau ustadz mendengarkan apa yang dibaca oleh muridnya sambil mengoreksi mana yang salah. Adapun metode ini termasuk metode pengajaran yang sangat bermakna, karena santri akan merasakan hubungan yang khusus ketika berlangsung kegiatan pembacaan kitab oleh muridnya dihadapan beliau. Murid tidak saja senantiasa dapat dibimbing dan diarahkan cara pembacaanya, tetapi juga dapat dievaluasi dan diketahui perkembangan kemampuannya sehingga guru dapat memberi bimbingan penuh kejiwaan dan mamberikan tekanan pengajaran kepada muridnya tertentu atas dasar observasi langsung terhadap tingkat kemampuan dasar dan kapasitas mereka.30 Akan tetapi metode ini juga dapat mengukur tingkat pemahama terhadap kitab nahwu shorof seperti halnya sudah dijelaskan di kitab Ta’fim al-Muta’allim yang berunyi.31 ﻗ ﺈ ﺋ ﻪ ﻵ ﺳ ﻌ ﺆ ﺋ ﻨ ﺘ ﺔ, ؤ ﻳ ﻌ ﻴ ﺮّ ﻨ ﻠ ﻌ ﺴ ﻪ ﻗ ﻔ ﺪ ﻳ ﻨ ﺎ ى ا ﻟ ﺘ ﻜ ﺰ ا ر. ف أ ﻟ ﻌ ﺘ ﻢ آ ذ ﻳ ﻌ ﺊ
وي ﺋ ﺘ ﻖ ﻳ ﻈ ﺎ
ي
ن ﺗﻠ ﻤ ﺦ دﻟ ﻠ ﻖ أ ﻟ ﺘ ﻬ ﺞ
ArAnya. hendaknya yang lebih efisien dan efektif, adalah supaya menghafal pelajaran dan mengukur kekuatan diri bagi mengulang pelajaran itu, karena hal yang sedemikian tiada hati seorang dapat mantap sehingga sampai pada titiktujuan . Adapun dampak negatif dan positif dari metode sorogan adalah sebagai berkut: a. Dampak positihrya 1. Santri lebih mudah untuk berdialog dengan gurunya sehingga dalam dialog tersebut akan menimbulkan keakraban dengan gurunya.
30 A d a p u n p e n e ra p a n m e to d e so ro g a n m e n u ru t k e s a b a ra n d a n k e u le ta n p e n g a ja r, s e d a n g k a n m u rid d itu n tu t u n tu k m e m ilik i k e d is ip lin a n y a n g tin g g i d is a m p in g itu a p lik a si m e to d e in i m e m b u tu h k a n w a k tu y a n g lam a . M u ja m il Q o m a r, P e sa n tr e n D a n T ra n s fo rm a si M e to d o lo g i M e n u j u D e m o k r a s i I n s tis u s i (J a k a rta : E rla n g g a 2 0 0 2 ), h a l. 143. 31 S y e k h Z a rn u ji, T a 'lim u lM u ta 'a lim , (H a ro m a in ), h a l. 33.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
115
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
2. Guru dapat memberikan bimbingan penuh kejiwaan sehingga dapat memberikan tekanan pengajaran kepada santri-santri tertentu atas dasar observasi langsung terhadap tingkat kemampuan dasar dan kapasitas mereka.32 3. Guru dapat memantau perkembangan kemampuan santri. b. Dampak negatifrya 1. Membutuhkan waktu yang sangat lama yang berarti pemborosan, kurang efektif dan efisien.33 2. Belum adanya intruksi antara guru dengan murid sehingga pembelajaran akan terkesan pasif. 2. Metode Bandongan Metode ini juga di sebut dengan metode wetonan. Adapun pengertiannya adalah metode penyampaian secara ceramah kepada para jamaâ&#x20AC;&#x2122;ah di mana para santri duduk di sekeliling kyai atau ustadz berbentuk halaqah, kemudian kyai itu menerangkan suatu kitab dan para santri menyimak kitab-kitab mereka serta menulis arti kata di bawah deretan teks (memberi makna gundul)?4 Adapun dalam penterjemahannya ustadz atau guru dapat menggunakan berbagai bahasa yang menjadi bahasa utama para santri misalnya menggunakan bahasa Jawa, Sunda atau bahasa Indonesia. Sebelum dilakukan pengajaran dengan menggunakan metode ini seorang ustadz mempersiapkan terlebih dahulu apa-apa yang diperlukan yakni sebagai berikut.35 a. Memiliki gambaran mengenai tingkat kempuan para santri guna menyesuaikan dengan bahasa dan penjelasan yang akan disampaikan. b. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dari pemilihan kitab tersebut dan tujuan pada setiap kali pertemuan. c. Menetapkan waktu yang diperlukan untuk pembacaan dan penjelasan, waktu yang diperlukan untuk memberi kesempatan kepada para santri untuk bertanya, dan waktu yang diperlukan evaluasi pada setiap kali pertemuan. d. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membaca teks Arab gundul kata demi kata disertai dengan terjemahnya dan pembacaan tanda-tanda khusus (seperti utawi, ik u so p o , dsb) pada topik pasal tertentu disertai pula dengan penjelasan dan keterangannya.
32 M u ja m il Q o m a ri, P e sa n tre n , o , h a l. 143. 33 Ib id , h a l. 143. 34 S u is m a n to , M e n e lu s u r i J e ja k P e sa n tr e n (Y o g y a k a rta : A lie f P re s s, 2 0 0 4 ), h a l. 58. 35 D e p a rte m e n A g a m a R I, P o la P e m b e le ja ra n D i P e sa n tr e n (J a k a rta : 2003 ), h a l. 88.
116
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
lim a s Dodi', M etode Pengajaran Nahwu Shorof
e. Seorang guru atau ustadz harus mengeraskan suara agar penjelasannya dapat didengar dan dipahami oleh santri atau muridnya sebagaimana hadith Nabi yang berbunyi:36 ﺳﺎ ﻗ ﻦ
ﻟ ﺔﻧ ﻲ ﺻ ﻖ ا ﻟ ﻠ ﻪ ﻋ ﻠ ﻴ ﻪ ؤ ﺗ ﺌ ﻰ ى ﺳ ﻔ ﻨ ﻪ١} ﻋ ﺬ ﻋ ﻨ ﺬا ﺳ ﻲ ﻳ ﺬ ﻏ ﺘ ﺰ ز ﻗ ﺎ د ﻇ ﻒ ﺀ ﺋ ﺎ
ﻗﺘﺎ ذ ى,ﺟﻠﺘﺎ
آز
سﻧﺘﺎ ﻗﺌﺘ ﺦ َ ﻊ
ئ ة َز ﻨ ﺬ ﻗﻘﺰط
ر ﺋ ﺔﺋﺘﺎ
} ل ﻋ ﻘ ﺎ ب ﻣ ﺬ ا ﻟ ﺌ ﺎ ر ﻗ ﻨ ﻲ أ ؤ ﻗ ﻼ ﺛﺎ
ﻗﺎﺀ ذ ي ا و ﻗ ﺬ, ﺋ ﺎ ﺋ ﺎ ؤ ﺀ: ﺗ ﻤ ﻨ ﻴ ﻪ. ﻳ ﺎ ﺀَ ﻊ
Artinya. Dari Abdullah bin Amr, ia berkata “Rasulullah pernah terlambat berada dibelakang kami dalam suatu perjalanan yang kami lakukan. Beiiau kemudian dapat menyusul kami. Kami merasa sangat lelah untuk melakukan shalat, terlebih kami harus herwiidlii Kami pun lalu hanya mengusap kaki kami. Beiiau lalu berseru dengan suara keras, hati-hati, jaga tumit kaian dari api nereka ! (sebanyak dua atau tiga kaii) Hadith ini ditemptkan dalam bab tersendiri oleh al-Bukharl dalam kitab Sahih-nya yang di beri judul “bab mengeraskan suara dalam mengajar”. Penulisan kitab ini menjadikan hadith tersebut sebagai dalil diperbolehkannya mengeraskan suara ketika mengajar. Adapun dampak positif dan negatif dari metode bandongan adalah sebagai berikut: a. Dampak positif 1. Guru membacakan dan menerangkan kemudian santri memperhatikan kitabnya sendiri-sendiri dan membuat catatancatatan baik arti maupun keterangan tentang kata atau buah pikiran yang sulit.37 Karena di dalam maqalah sudah diterangkan yakni: ﻧ ﻴ ﺎ ل ا ﻟ ﺆا ﺛ ﻌ ﺔ- آ ﻟ ﻌ ﻠ ﻰ ﺻ ﻴ ﺬ ؤ أ ﻟ ﻜ ﻘ ﺎ ﻳ ﺔ ﻗ ﻴ ﺬ ة ﻗ ﻴ ﻦ ﺷ ﻴ ﻮ د ﻟ ﻦ ﻳ ﺎ
Artinya. Ilmu itu bagaikan binatang yang iiar sedangkan mencatat adalah pengikatnya, ikatlah hewan buruanmu dengan ta i yang kuat. Dari maqalah tersebut, santri atau murid telah mempraktikannya karena kemampuan akal itu sangat terbatas, selain itu agar bisa mengulang pelajarannya lagi dan selamanya. 2. Guru dapat membacakan kitab-kitab yang belum pernah di kaji oleh santri, sehingga santri akan tambah ilmu dan mengenal kitab yang lainnya. 3. Santri dapat menerapkan atau mengaplikasikan atau praktik kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang iqh , misalnya dapat 36 F u a d A sy S y a lh u b , G u r u k u M u h a m m a d (J a k a rta : G e m a In s a n i, 2 0 0 6 ), h a l. 90. 37 M n j a i Q o m a r, P e sa n tr e n D a n T ra n s fo rm a si M e to d o lo g i M en u ju . D e m o k r a s i In s iis u s i (J a k a rta : E rla n g g a 2 0 0 2 ), h a l. 143.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
117
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
dilakukan dengan praktik atau demonstrasi yang dilakukan oleh para santri pada halaqah tersebut.38 b. Dampak negatif 1. Penerapan metode tersebut mengakibatkan santri bersikap pasif, sebab kreatifitas santri dalam proses belajar mengajar didominasi ustadz atau kyai sementara santri hanya mendengarkan dan memperhatikan keterangannya.39 2. Selain itu santri tidak dilatih mengekspresikan daya kritisnya guna mencermati kebenaran suatu pendapat. 3. Metode Hafalan Metode hafalan adalah kegiatan belajar santri dengan cara menghafal suatu teks tertentu di bawah bimbingan dan pengawasan seorang ustadz atau guru, para santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-bacaan dalam jangka waktu tertentu, hafalan yang dimiliki santri ini kemudian di setorkan pada gurunya atau ustadznya secara periodik atau insidental tergantung pada petunjuk gurunya.40 Biasanya materi hafalan dalam bentuk syair atau naz}am dan itu tergantung mata pelajarannya, karena semua itu sebagai pelengkap. Metode hafalan sangat efektif untuk memelihara daya ingat (memorizing) santri terhadap materi yang dipelajari.41 Dan semua itu bisa dilakukan baik itu di dalam maupun di luar kelas. Ada maqalah yang mengatakan: ض
١ ﺾ ا ل ﻓﻲ
آ ﻳ ﻠ ﻰ ﻓﻲ أ ﻟ ﻘ
Artinya: ilmu pengetahuan itu ada didalam dada, tidak dalam tuiisan. Dari maqalah tersebut telah dijelaskan bahwasannya ilmu itu terdapat di dalam dada (hati) maka ilmu itu harus dihafal santri dengan lancar dan masuk ke dalam pikiran lalu ke hati, maka hafalan tersebut akan membekas dan akan dipahami dengan sendirinya. Apabila sudah hafal maka guru harus sering-sering menyuruh muridya untuk mengulangi kembali agar dikemudian hari tidak lupa. Hal ini juga diterangkan di dalam kitab karangannya Syekh Zarnuji yang berbunyi:42 |
ا
ا ﻗ ﺔ٤ ﺛ ﺊ ﻛ ﺬ ة# ﺷ ﻨ ﻲ
زا ذ'ا ذا ﺣ ﻐ ﺪ
Artinya. yang telah kau hafal ulangi lagi berkaii-kaii lalu tambatkan dengantemaii kuatsekaii. 38 D e p a rte m e n A g a m a R I, P o la P e m b e le ja ra n D i P e s a n tre n ( J a k a rta ; t.t.p ., 2 0 0 3 ), h a l. 92. 39 M u ja m i Q o m a r, P e s a n tre n d a n ..., h a l. 143. 40 D e p a rte m e n A g a m a R I, P o la P e m b e le ja ra n D i P e sa n tr e n (J a k a rta ; t.t.p ., 2 0 0 3 ), h a l. 100. 41 M . S u lth o n M a s y h u d d a n M o h . K h u sn u rd ilo , M a n a je m e n P o n d o k P e sa n tr e n (J a k a rta : D iv a P u s ta k a , 2 0 0 3 ), h al. 89. 42 S y e k h Z a rn u ji, T a 'lim u lM u ta 'a lim (H a ro m a in ), h a l. 29.
118
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
Dengan demikian, titik tekan pada metode ini adalah santri atau murid mampu mengucapkan atau melafalkan kalimat-kalimat tertentu secara lancer dengan tanpa melihat atau membaca teks. Pengucapan atau pelafalan dapat dilakukan secara perorangan menghadap (bertatap muka langsung) kepada gurunya atau ustadznya, ataupun dilakukan secara kelompok dengan diucapkan bersama-sama pada waktu tertentu, baik secara khusus ataupun tidak. Seorang santri atau murid yang sudah menghafal suatu teks tertentu dengan baik oleh gurunya ia dipersilahkan untuk menghafalkan teks yang lainnya atau lanjutannya, demikian seterusnya sampai target hafalan yang telah ditentukan berhasil dicapai atau dilampui. Metode hafalaan ini dapat juga digunakan dengan metode sorogan dan bandongan, yaitu setelah para santri mendapat materi pelajaran tertentu dari sebuah kitab, santri tersebut disuruh menghafal teks yang telah dipelajari tadi untuk disetorkan (atau diucapkan secara hafal) pada pertemuan berikutnya. Adapun yang perlu dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode ini adalah sebagia berikut: 1. Pada setiap kali tatap muka di mana seorang santri menyetorkan hafalannya kepada guru atau ustadz, jika ia hafal dengan baik maka ia diperbolehkan untuk melanjutkan pelajarannya. Sebaliknya, jika ia belum berhasil menghafalkan dengan baik, ia diharuskan mengulang lagi sampai lancar untuk disetorkan kembali pada pertemuan yang akan datang.43 2. Pada waktu telah diselesaikannya seluruh hafalan yang ditugaskan kepadanya, seorang ustadz atau guru menyuruh seorang santri untuk mengucapkan pada bagian-bagian tertentu yang diminatinya atau disuruh melanjutkan kalimat yang diucapkan oleh gurunya tersebut. 4. Metode Musyawarah Metode ini dimaksudkan sebagai penyajian bahan pelajaran dengan cara murid atau santri membahasnya bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu dengan yang ada di dalam kitab kuning baik itu nahwu shorof atau yang lainnya. Dalam hal ini guru atau ustadz bertindak sebagai moderator dengan tujuan agar santri atau murid aktif dalam belajar melalui metode ini akan tumbuh dan berkembang pemikiran-pemikiran kritis, analitis dan logis.44 Di dalam musyawarah santri atau murid dengan bebas mengajukan pertanyaan-pertanyaan ataupun pendapatnya. Dengan demikian metode ini lebih menitik beratkan pada kemampuan perseorangan di dalam 43 D e p a rte m e n A g a m a R I, P o la P e m b e le ja r a n D i P e sa n tr e n (J a k a rta ; t.t.p ., 2 0 0 3 ), h a l. 1 0 1 Â 102. 44 S a â&#x20AC;&#x2122;id A q ie l S ira d j, p e s a n tr e n m a s a d e p a n (B a n d u n g : P u s ta k a H id a y a h , 1 9 9 9 ), h al. 282.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
119
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
menganalisis dan memecahkan suatu persoalan dengan argumen logika yang mengacu pada kitab. Musyawarah dilakukan juga untuk membahas materi-materi tertentu dari sebuah kitab yang dianggap rumit untuk memahaminya dan di kitab ta’hm juga diterangkan yakni:45 آ ن ؤ ا ﺣ ﻨ ﺎ ﻳ ﺊ ﻗﻠﺜﺒ ﺔ أ ﻟ ﺌ ﻠ ﻢ ﺋ ﺎ ؤ ز ذ ئ, ﺳ ﺒ ﻌ ﺖ ﺋ ﻜ ﻴ ﺘ ﺎ ﻳ ﺊ ﺋ ﻜ ﺘ ﺎ ﺀ ﻧ ﻨ ﺰ ﻗ ﻨ ﻲ ﻗﺎ ﻻ: ؤ ﻗﺎ ذ و ﻫ ﻜ ﺌ ﺎ ﻗ ﻴ ﻖ آ ن إ ﺛ ﺎ و ز ﻓ ﻲ, أ٠ ﻟ ﻌ ﻞ١ ق ﺧ ﺒ ﺎ ز ى ﻟ ﻘ ﻠ ﻠ ﺐ/ وَ ﻜ ﺬ ﻏ ﺆ م َ ﻊ ا ﻟ ﺬ ﺋ ﺎ ب,ﻫ ﻠ ﺜ ﺐ أ ﻟ ﺌ ﺚ ؛ا ﻳ ﺎ ﻟ ﺘ ﺌ ﺎ و ز ة ﻓﻲ أ ﻷ ﻧ ﻨ ﻲ و ي ﻟ ﻼﺗ ﻜﻨ ﻰ آ ﺋ ﻨ ﺂ ﻧ ﻘ ﻠ ﺊ.
ا ﻟ ﻠ ﻪ ﻗ ﺌ ﺎ ق آ ﻧ ﺰ ز ﺗ ﺰ ق ا ﻟ ﻠ ﻪ٠ ﺋ ﺮ ا ﻗ ﺎ د٠١ ﺀ
ﻳ ﺌ ﺎ و ز آ ﺷ ﺨ ﺎ ﻗ ﻬ ﺤ ﻰ ﺋ ﺆ ا ﺀ ﺧ ﺄ ﻟ ﺘ ﻴ ﺖ٠ و ة ز. و ﻧ ﻌ ﺪ ﻟ ﻘ ﺎ ﻳ ﺰ ﻳ ﺎ ﻟ ﺘ ﺌ ﺎ ؤ ز ة
,ﻳﻨ ﻪ
ArtWya. Abu Hanifah berkata: Saya mendengar salah seorang ahli hikmah Samarkand berkata: ada salah seorang pelajar yang mengajakku bermusyawarah mengenai masalah-masalah menuntut ilmu, sedang ia sendiri bermaksud ke Bukhara untuk belajar di sana. Demikianlah, maka seyogyanya pelajar suka bermusyawarah dalam segala hal yang ia hadapi. Justru demikian, karena Allah SW T memerintahkan Rasulullah SAW. Agar memusyawarahkan segala halnya. Toh tiada orang lain yang lebih pintar dari beliau, dan ternyata masih diperintahkan bermusyawarah. Beliaupun mengajak para sahabat untuk bermusyawarah, hingga urusan-urusan rumah tangga beliau sendiri. Dari keterangan kitab tersebut telah jelas bahwasanaya musyawarah itu sangatlah penting bagi seseorang karena dengan adanya musyawarah masalah yang kecil maupun besar atau yang rumit akan cepat teratasi, baik musyawarah terhadap keluarga, teman, sanak saudara, tetangga dan lain sebagainya, apalagi seorang penuntut ilmu, di dalam kitab ta’lim juga dijelaskan kalau penuntut ilmu itu diharuskan untuk melakukan musyawarah baik itu kepada guru maupun teman. Adapun bunyinya adalah sebagai berikut.46
45 S y e k h Z a rn u ji, T a 'lim u lM u ta 'a lim (H a ro m a in ), h a l. 13-14. 46 D a la m k e g ia ta n m u s y a w a ra h in i, ta n g g a p a n , p e rta n y a a n a ta u sa n g g a h a n d a ri p a ra s a n tri a ta u m u rid a ta u p e s e rta m u s y a w a ra h d ia ra h k a n la n g s u n g k e u s ta d z a ta u g u ru , ta n g g a p a n d a n ja w a b a n b a lik d a ri p e n y a ji d ila k u k a n se c a ra b e rg ilira n s e te la h ta n g g a p a n d a ri p e s e rta , a p a b ila te r d a p a t k e b u n tu a n p im p in a n m u s y a w a ra h b ia s a n y a m e m b e rik a n a ra h a n -a ra h a n a ta u p e m e c a h a n m e n g e n a i p e rs o a la n a ta u p e rm a s a la h a n te r s e b u t. S e d a n g k a n g u ru h e n d a k n y a m e n g a ra h k a n d a n m e m b im b in g ja la n n y a m u s y a w a ra h a g a r tid a k k a b u r a ta u m e le n c e n g d a ri tu ju a n . S e la in itu ju g a h a l- h a l y a n g m e n ja d i p e rh a tia n n y a a d a la h k u a lita s ja w a b a n y a n g d ib e rik a n o le h p e s e r ta y a n g m e lip u ti k e lo g is a n ja w a b a n , k e te p a ta n d a n k e v a lid a n re v e re n s i y a n g d is e b u tk a n s e rta b a h a s a y a n g d is a m p a ik a n d a p a t d e n g a n m u d a h d ip a h a m i s a n tri la in , s e rta k u a lita s p e r ta n y a a n a ta u s a n g g a h a n y a n g d ik e m u k a k a n . H a l la in y a n g d in la i a d a la h p e m a h a m a n te rh a d a p te k s b a c a a n , ju g a k e b e n a ra n d a n k e te p a ta n p e s e r ta d a la m m e m b a c a d a n m e n y im p u lk a n is i te k s y a n g m e n ja d i p e rs o a la n a ta u te k s y a n g m e n ja d i ru ju k a n . Ib id , h al. 14.
120
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
lim a s Dodl, M etode Pengajaran Nahwu Shorof ب٠م و آؤ ئ
ﻓ ﺌ ﻪ آئ
أﻟﺊ ﺋ ﺎ ؤ ز ة
ﻛﺬ1 َ
, ر و آ ﺻ ﻌ ﻠ ﺠ ﺎ٠ل ﺋ ﺐ أ ﻟ ﻌ ﻠ ﻢ ﻳ ﺊ آَ ﻊ أ ﻷ ﻣ ﺆ وه
M m ya . Menuntut ilmu adalah perkara paling mulia, tetapi juga paling sulit. Karena itulah musyawarah tii؛؛ir، i menjadi leliih penting dan diharuskanpelaksanannya. Dari keempat metode di atas telah dilakukan oleh guru atau ustadz untuk mengajar anak didiknya yang tujuannya yakni untuk mencerdaskan dan medidik agar menjadi murid yang berguna. Adapun ketiga metode tersebut, disebut dengan metode tradisional karena metode tersebut yang menanamkan adalah para wali atau orang terdahulu hingga sampai sekarang. Walaupun ulama sekarang telah mengambil metode modern tetapi ulama atau guru juga tidak meninggalkan metode tradisional karena berpandangan pada kaidah yang berbunyi: ﻗ ﺪﻳ ﻢ اﻟ ﺼﺎﻟ ﺢ وا ﻷ ﺧ ﺬ ﺑﺎﻟ ﺠ ﺪﻳ ﺪ ا ﻵ ﺻ ﻠ ﺢ
آﻟﺌ ﺤﺎ ﻗﺌ ﻸ
ArAnya. Tetap memelihara hal-hal yang lama yang baik, mengambil hal-hal baruyang lebihbaik .
Penutup Metode pengajaran ilmu nahwu shorof yakni tidak lepas dari siystem tradisional. Adapun sistem tradisional adalah berangkat dari pola pengajaran yang sangat sederhana sejak semula timbulnya, yakni pengajaran sorogan, bandongan dan wetonan dalam mengkaji kitab-kitab agama yang ditulis oleh para ulama abad pertengehan dan kitab-kitab ini dikenal istilah kitab kuning. Nahwu adalah tata bahasa Arab (gramatika bahasa Arab), sedangkan shorof menurut etimologi adalah mengubah, sedang menurut istilah adalah mengubah bentuk asal kepada bentuk-bentuk lain untuk mencapai arti yang dikehendaki yang hanya bisa tercapai dengan adanya perubahan. Metode pengajaran ilmu nahwu shorof tidak lepas dari sistem tradisional yaitu, berangkat dari pola pengajaran yang sangat sederhana sejak semula timbulnya, yakni pengajaran sorogan, bandongan dan wetonan. Selain itu metode yang lazim selain sorogan, bandongan dan wetonan yakni metode hafalan dan ada pula yang menggunakan metode musyawarah. Adapun metode-metode mengajar yang konvensional antara lain, metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan resitasi nilai, metode demonstrasi dan eksperimen. Adapun metode pengajaran sebetulnya masih banyak yakni metode sosiondrama dan bermain peran, metode kerja kelompok, metode karya wisata, metode memngajar beregu, metode problem solving atau pemecahan masalah, dan lain-lain. Ketiga metode yang telah disebut di atas, dinamakan dengan metode tradisonal karena metode tersebut yang menanamkan adalah para wali atau orang terdahulu hingga sampai sekarang. Walaupun ulama sekarang telah mengambil metode modern tetapi ulama atau guru juga tidak meninggalkan metode tradisional. T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
121
Limas Dodi, M etode Pengajaran Nahwu Shorof
Daftar Pustaka Ahmad, Abu dan Joko Tri Prasetyo. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997. Al-Jurumi, Syekh Ibn. Takrirot Al-Jurumiyyah Fiilminnahhu. Kediri: Madrasah Hidayatul Mubtadiien Lirboyo. Anwar,MocL. Ilmu Sharaf Terjemah Matan Kailani dan Nazham Al-Maqsud. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2000. Basyiruddin, Usman. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat pres, 2002. Departemen Agama RI. Pola Pembelejaran D i Pesantren. Jakarta: ttp., 2003. Ghazali, M. Bahri, Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV. Prasasti, 2003. Halim, Abdul. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta; Cipta Pres, 2002. Muhammad, l i a t . Ilmu Nahwu Teori Mudah Untuk Menguasai Ahasa Arab. Surabaya: prima Computer, 1996. Musthofa, Misbah. Al-Imrithy Gramatika Arab. Bangilan Tuban: Al-Balagh. Masyhud, M. Sulthon dan Moh. Khusnurdilo. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka, 2003. Nawawi, Imam Al-Bantani. Nasoikhul Ibad. Bandung; Irsyad Baitus Salam, 2005. Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi. Bandung; PT. Remaja Rosda Karya, 2002. Qomat, MujamiL Pesantren Dan Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi Instisusi. Jakarta: Erlangga 2002. Samjaya, Wira. Setrategi Pembelajaran Berorientasi Setandar Proses Pendidikan. Jakarta: Pernanda Group, 2007. Syarifuddin, Syekh Al-Imrithy. Takrirot Al-Imrithy. Kediri; Madrasah Hidayatul Mubtadi'in Lerboyo Kediri. Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Agensindo Ofset, 2004. Syarifuddin, Syekh Al-Imrithy. Takrirot Al-Imrithy. Kediri Madrasah Hidayatul Mubtadi'in. Suismanto. Menelusuri Jejak Pesantren. Yogyakarta: Alief Press, 2004. Syalhub, Fuad Asy. Guruku Muhammad. Jakarta: Gema Insani, 2006. Siradj, Saâ&#x20AC;&#x2122;id Aqiel, Pesantren Masa Depan. Bandung: Pustaka Hidayah, 1999. Zarnuji, Syekh, TalimulMuta'alim, (Haromain).
122
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h n a d S k i H , EvaluasiKinerja Guru
EVALUASI K I^RJA ى ة٧ (Manajemen Evaluasi Peningkatan Profesionalitas Guru) Oleh. Muhammad Sholahudin* Abstract Teacher performance evaluation program conducted adhering to the principles o f management, which includes four components, namely planning, organizing, implementing and monitoring o f teacher performance evaluation program. Clearly is: (1) in the planningstages, hascompiledthe purpose,format andprocedures for teacher performance evaluation program. The objective is to evaluate the applied profession, improving overall performance and overall teacher mapping, (2) the organizing stage, the organizational structure o f teacher performance evaluation program is a form o f organizational structure where the line is comprised o f the Chairman o f the foundation, the school principal, coordinator o f field curriculum, student field coordinator, and coordinator o f facilities and infrastructure, this existing division o f tasks for each coordinator to avoid overlapping responsibilities, (3) the: stage: o f implementation o f teacher■ performance evaluation conducted simultaneously to all employees both teachers and employees every year. In order- for the evaluation o f teacher performance can work well, principals and teachers disseminate to all employees regarding time, methods, and procedures used in the evaluation process . (4) Under the supervision o f teacher performance program annually after evaluation program was conducted to determine the lack o f improvement inthe future. Keywords: Evaluation,Professionals, Teacher Pendahuluan Kemampuan guru dalam mengajar dituntut selalu meningkat selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kegiatan interaksi belajar-mengajar semakin hidup. Upaya untuk peningkatan kemampuan guru secara individu telah banyak dilakukan oleh guru yang bersangkutan dengan cara melanjutkan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti S-1 bahkan S-2 dan S-3. Pemerintah juga telah berusaha meningkatkan kemampuan dan kelayakan guru, dimulai dari pendidikan pra jabatan atau yang biasa pre-service trarhrhg hingga pendidikan setelah meniti jabatan guru atau in-service training seperti penataran, seminar, loka karya, pelatihan dan studi lanjut di lembaga pendidikan formal. Bahkan saat inipemerintah mewajibkan
D o s e n P ro g ra m S tu d i P B A se k o la h T in g g i Is la m B a n i F a ta h Jo m b a n g
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
123
M
ia r n id m
, EvaluasiKinerja Guru
seorang guru harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.â&#x20AC;ŤŘ&#x203A;â&#x20AC;Ź Mengenai bagaimana upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru ini sudah dibahas secara tuntas oleh Iif Khoiru Ahmadi dalam tesisnya.12 Iif menyimpulkan bahwa peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan usaha pengembangan profesi yang berkaitan dengan rekrutmen guru dan pemberdayaan guru. Tahapan pemberdayaan guru tersebut oleh Iif juga dijelaskan secara rinci yaitu dengan peningkatan kemampuan guru, peningkatan motivasi kerja, serta pengawasan atau evaluasi kinerja guru. Hal ini merupakan harapan dari pelaksanaan pendidikan di Indonesia sebagaimana tercantum dalam salah satu visi dan misi visi pendidikan nasional yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.3 Pembahasan A. Kinerja Guru a. Pengertian Kinerja Istilah kinerja atau achievement merupakan terjemahan dari bahasa Inggris â&#x20AC;?performenceâ&#x20AC;? yang diartikan prestasi kerja, pelaksanaan kerja, hasil kerja dan penampilan kerja.4 Sedangkan menurut Snell yang dimaksud dengan kinerja adalah merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan, yaitu keterampilan, upaya dan sifat eksternal. Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa seseorang ke tempat di mana ia bekerja.5 1 S e rtifik a s i p ro fa s i g u ru a d a la h p ro s e s u n tu k m e m b e rik a n s e rtifik a t k e p a d a g u ru y n g te la h m e m e n u h i s ta n d a r k u a lifik a s i d a n s ta n s a r k o m p e te n si. S e rtifik a s i g u ru m e ru p a k a n u p a y a p e n in g k a ta n m u tu g u ru d ib a re n g i d e n g a n p e n in g k a ta n k e s e ja h te ra a n g u ru se h in g g a d ih a ra p k a n d a p a t m e n in g k a tk a n m u tu p e m b e la ja ra n d a n m u tu p e n d id ik a n d i In d o n e s ia secara b e r k e f a ju t a n , K u k , G u ru P ro fe s io n a I m p le m e n ta s i K u r i k u l t i T in g k a t S a tu a n P e n d id ik a n ( K T S P )d a n P e rsia p a n M e n g h a d a p i S e r tifik a s i G uru, J a k a r ta , R a ja w a k P e rs , 2 0 0 7 ), C et. k e -1 , h a l. 75 -7 9 2I i f K h o iru A h m a d i, M a n a je m e n P e n g e m b a n g a n P ro fe s io n a lism e , (T e s is P ro g ra m P a s c a s a rja n a U IN M a la n g , 2 0 0 5 ), h a l. 16 3 Y a itu p e n in g k a ta n k e p ro fe s io n a la n d a n a k u n ta b ilita s le m b a g a p e n d id ik a n se b a g i p u s a t p e m b u d a y a a n ilm u p e n g e ta h u a n , k e te ra m p ila n , p e n g a la m a n , sik a p , d a n n ila i b e rd a s a rk a n s ta n d a r y a n g b e rs ifa t n a s io n a l d a n g lo b a l. P e ra tu ra n P e m e rin ta h R e p u b lik h td in e s ia , n o 19 , ta h u n 2 0 0 5 , te n ta n g S ta n d a r N a s io n a l P e n d id ik a n 4 M k c k e k , T . R . P e o p le I n O rg a n iz a iio n a l U n d e rsta n d in g T h e B e h a v io r , te je m a k S e d a rm a y a n ti, (K o g a k h u sa ; M c G ra w -H ill, 1978). 5W e x le y d a n Y u k l, P e r ila k u O rg a n isa si d a n P s ik o lo g i P erso n a lia , (J a k a rta ; P T . B in a A k sa ra , 1 992), h a l.1 1 2 .
124
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h n a d S M a h ru d m â&#x20AC;˘, EvaluasiKinerja Guru
Vroom menyatakan dalam Mulyasa6 bahwa kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara kemampuan dan motivasi. Jika seseorang rendah pada salah satu komponen maka kinerjanya akan rendah pula. Demikian pula sebaliknya, semakin tinggi seseorang pada komponen itu maka semakin tinggi pula prestasi kerjanya. Menurut Yukl, performasi individu tergantung pada usaha dan kemampuan. Jika salah satu atau kedua-keduanya rendah, maka performasi individu juga rendah. Performasi kelompok tergantung bagaimana anggota kelompok diorganisasikan untuk menggunakan keterampilannya.7 Menurut Longenecker pengendalian kinerja berarti pemantauan organisasi terhadap penetapan pencapaian tujuan dan pelaksanaan rencana. Efektivitas penetapan tujuan dan pelaksanaan rencana ini tergantung kepada sumber daya manusia dalam suatu organisasi.89Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu hasil kerja yang diperoleh seseorang maupun organisasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif melalui kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman dalam jangka waktu tertentu. b. Kinerja Guru Di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Bab VI tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, pasal 28 dijelaskan bahwa seorang guru harus memiliki sedikitnya empat kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional Secara singkat keempat kompetensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengolah pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
6I V y a s a , M a n a je m e n B e r b a s is S e k o la h K o n s e p , S tr a te g i, d a n Im p le m e n ta s i, B>anvdtg;, P T . R e m a ja R o sd a k a ry a , 2 0 0 3 ), C e t. K e -1 . h a l. 67 7G a ry Y u k l,.a lih b a h a sa : J u s u f U d a y a , K e p e m im p in a n D a la m O rg a n isa si (J a k a rta ; P re n h a lin d o , 1994), C e t. K e -1 0 . h a l.1 9 3 8L o n g e n e c k e r, j . g . & P rin g le , C. D , M a n a g e m e n t, 5 ed, (C o lu m b u s, O h io : M e rril P u b lis h in g C o m p a n y , 1 991), C e t. K e -2 , h al. 110 9 U n d a n g -u n d a n g G u ru d a n D o s e n (J a k a rta , C e m e rla n g : 2 0 0 5 ), h a l.1 5 3
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
125
M utanadSM a h ru d m •, EvaluasiKinerja Guru
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan demikian seorang guru pada dasarnya memiliki tugas yang sangat banyak, baik tugas yang berkaitan dengan dinas maupun tugas di luar dinas, yaitu dalam bentuk pengabdian, yang mana tugas tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.0 ؛Tugas guru sebagai profesi, meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan para siswa. Tugas guru dalam kemasyarakatan yaitu untuk mencerdaskan dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara yang bermoral pancasila serta mencerdaskan bangsa Indonesia. Kinerja guru juga merupakan kemampuan yang dihasilkan oleh guru dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya yaitu mendidik, mengembangkan ilmu pengetahuan, menjadi orang tua kedua dari anak didik, mencerdaskan dan menciptakan anak didik yang berkualitas.؛؛ c. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Kegiatan peningkatan kinerja guru dapat dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu kegiatan internal sekolah dan kegiatan eksternal sekolah. *12 Kegiatan internal sekolah mencakup; a) supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan para pengawas dari kantor Dinas Pendidikan setempat untuk meningkatkan kualitas guru, b) program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang direncanakan dan dilaksanakan secara teratur, terus-menerus dan berkelanjutan, c) kepala sekolah melakukan kegiatan pengawasan yang berencana, efektif dan ؛٥ D a la m b id a n g k e m a n u s ia a n , se o ra n g g u ru h a ru s m e n ja d i o ra n g tu a k e -d u a , g u ru h a ru s m a m p u m e n a rik s im p a ti se h in g g a m e n ja d i id o la p a ra sisw a n y a . P e la ja ra n a p a p u n y a n g d ib e rik a n h e n d a k n y a d a p a t m e n ja d i m o tiv a s i b a g i sisw a n y a d a la m b e la ja r. A p a b ila se o ra n g g u ru d a la m b e rp e n a m p ila n sa ja su d a h tid a k m e n a rik m a k a k e g a g a la n p e rta m a a d a la h ia ti d a k a k an d a p a t m e n a n a m k a n b e n ih p e n g a ja ra n n y a it u k e p a d a p a ra sisw a n y a . P a ra sisw a y a n g m e n g h a d a p i g u ru y a n g ti d a k m e n a rik , m a k a m e re k a ti d a k d a p a t m e n e rim a p e la ja ra n d e n g a n m a k s im a l. M . U z e r U sm a n , M e n ja d i G u ru P r o fe s io n a l (B a n d u n g ; P T . R e m a ja R o s d a k a ry a , 2 0 0 3 ), C e t.k e -1 5 , h a l. 15. ؛؛Is tila h k in e rja g u ru m e n u n ju k k a n p a d a s u a tu k e a d a a n d i m a n a g u ru -g u ru d i s u a tu se k o la h se c a ra su n g g u h -su n g g u h m e la k u k a n h a l-h a l y a n g te r k a it d e n g a n tu g a s m e n d id ik dan m e n g a ja r d i se k o la h . K e su n g g u h a n k e rja y a n g d im a k s u d te r lih a t d e n g a n je la s d a la m u sa h a m e re n c a n a k a n p ro g ra m m e n g a ja rn y a d e n g a n b a ik , te r a tu r , d is ip lin m a s u k k e la s u n tu k m e n y a jik a n m a te ri p e n g a ja ra n d a n m e m b im b in g k e g ia ta n b e la ja r sisw a , m e n g e v a lu a si h a s il b e la ja r sisw a d e n g a n te r tib /te r a tu r s e rta s e tia d a n t a a t m e n ja la n k a n a ta u m e n y e le s a ik a n k e g ia ta n se k o la h la in n y a te p a t w a k tu . D e p d ik ra s 999؛ 2؛E. M u ly a s a , K u r ik u lu m B e r b a s is K o m p e t e n s i (B a n d u n g ; P T . R e m a ja R o s d a k a ry a , 2 0 0 3 ), C e t K e -2 , h a l 60
26؛
T a f a q q u h ; V o l. ؛N o . ؛, M e i 2 0 3 ؛
M in a d S h o Y a h ru d m â&#x20AC;˘, EvaluasiKinerja Guru
berkesinambungan, d) kepala sekolah dapat memotivasi dan memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti kegiatan seminar atau lokakarya dan penataran dalam bidang yang terkait dengan keahlian guru yang bersangkutan dengan cara mendatangkan para ahli yang relevan. 13 Sedangkan kegiatan eksternal sekolah dapat dilakukan di luar sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam mengajar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan penataran dan pelatihan yang direncanakan secara baik, dilaksanakan di tingkat kabupaten atau kota, propinsi dan tingkat nasional untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru. Seiring dengan tuntutan mutu pendidikan, maka pemerintah dewasa ini membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi guru. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, diatur beberapa hal yang di antaranya: guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana aatu program diploma empat. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kopetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. d. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Siagian kinerja seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisiknya. Seseorang yang memiliki kondisi yang baik memiliki daya tahan tubuh yang tinggi yang pada gilirannya tercermin pada kegairahan bekerja dengan tingkat produktivitas yang tinggi, dan begitu juga sebaliknya. Di samping itu kinerja individu berhubungan juga dengan kemampuan yang harus dimiliki oleh individu agar ia berperan dalam organisasi.14 Kinerja tidak dapat timbul dengan sendirinya, di samping adanya usaha dan kemampuan, kinerja juga dipengaruhi oleh faktor lain. Dilihat dari sudut motivasi, khususnya ganjaran yang akan diperoleh sehubungan dengan adanya kinerja di mana seorang akan melihat bahwa kinerja merupakan jalan yang memuaskan kebutuhan. Sesuai dengan yang diungkapkan Gibson15 bahwa kebutuhan berhubungan dengan kekurangan yang dialami oleh seseorang pada waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai pembangkit, penguat atau penggerak
13S e k i r , K o n s e p D a sa r d a n T e k n ik S u p r r v is i P e n d id ik a n D a la m R a n g k a P e n g e m b a n g a n S D M , (J a k a rta ; R in e k a C ip ta , 2 0 0 0 ), C e t, k e - 3, h al. 214. 14S o n d a n g P . S ia g ia n ..., h a l. 223. 15 M a m te s is P ie i Jakobrss, S t u d i E v ll u a s i P e la k sa n a a n P ro g ra m B im b in g a n K o n s e iin g (T e sis; U n iv e rs ita s N e g e ri M a la n g , 2 0 0 5 ), h a l. 81
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
127
M
ia r n id m
, EvaluasiKinerja Guru
perilaku, artinya apabila terdapat kekurangan kebutuhan maka orang lebih peka terhadap usaha motivasi dari manajer. Disebutkan oleh Rao16 pokok-pokok yang membuat seseorang atau karyawan lebih mau berprestasi. Dan ini akan bermanfaat dalam pertimbangan suatu sistem penilaian, antara lain: 1) Seseorang akan bekerja keras apabila merasa bahwa mereka diperlukan dalam organisasi, 2) seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa jelas mengenai apa yang diharapkan dari mereka dan apabila sesekali mereka berwenang mengubah harapan-harapan itu, 3) seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka mengetahui bahwa organisasi memberi mereka peluang untuk berkembang sejauh mungkin mempergunakan kemampuan mereka, dan 5) seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka dipercayakan dan diperlakukan dengan hormat. Hasil suatu pekerjaan dapat bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Perbedaan antara hasil instrinsik dan hasil ekstrinsik penting untuk memahami reaksi para karyawan terhadap pekerjaan mereka. Secara umum hasil instrinsik adalah objek atau kejadian yang timbul dari usaha karyawan sendiri, dan tidak menuntut keterlibatan orang lain. Sebaliknya hasil ekstrinsik merupakan obyek atau kejadian yang mengikuti usaha karyawan sendiri sehubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak terlibat secara langsung dalam pekerjaan itu sendiri. Semua hasil ini mempunyai nilai yang berlainan bagi orang yang berbeda. Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak hal yang dapat mempengaruhi kinerja.17 e. Pengukuran Kinerja Guru Pengukuran kinerja dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan, antara lain kegiatan tahap proses dan tahap hasil. Dari kegiatan tersebut dapat dibedakan menjadi tiga kriteria tujuan pengukuran, yaitu: tujuan administratif, supervisi atau konseling, dan penelitian. Data yang diperoleh akan dapat dimanfaatkan memvalidasi prosedur seleksi, evalusi program, evaluasi motivasi, dan kepuasan kinerja. Menurut Wayne F. Cascio dalam John Suprihanto,18 dijelaskan bahwa syarat dari sistem penilaian adalah relevance, acceptability, reiiabiiity, sensitivity dan practically. Relevance berartt b ^ w a suatu sistem penilaian digunakan untuk mengukur hal-hal atau kegiatan yang 16 Ib id , h al. 95 17D i a n ta ra n y a y a itu k o n d is i fis ik d a n s itu a s i k e rja d i m a n a m e re k a b e k e rja . M e n u ru t M u ly a s a , fa k to r y a n g d a p a t m e n in g k a tk a n k in e rja g u ru a n ta ra lain: d o ro n g a n u n tu k b e k e rja , ta n g g u n g ja w a b te rh a d a p tu g a s , m in a t te rh a d a p tu g a s , p e n g h a rg a a n a ta s tu g a s , p e lu a n g u n tu k b e rk e m b a n g , p e rh a tia n d a ri k e p a la s e k o la h d a n h u b u n g a n in te ip e s o n a l d e n g a n s e s a m a g u ru . M u ly a sa , K u r ik u lu m T in g k a t S a tu a n P e n d id ik a n (B a n d u n g ; P T . R o s d a k a ry a , 2 0 0 6 ), C e t.k e -1 , h al. 227. 18 J o h n S u p riy a n to , P e n ila ia n K i n e j a d a n P e n g e m b a n g a n K a r y a w a n (Y o g y a k a rta ; B P F E , 2 0 0 1 ), C e t. k e -5 . h a l. 9 -1 0 .
128
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h n a d S h o M d m â&#x20AC;˘ , EvaluasiKinerja Guru
ada hubungannya. Acceptability berarti hasil dari sistem penilaian tersebut dapat diterima dalam hubungannya dengan kesuksesan dari pelaksanaan pekerjaan dalam suatu organisasi. Reliability berarti hasil dari sistem penilaian tersebut dapat dipercaya (konsisten dan stabil), reliabilitas sitem penilaian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: waktu dan frekuensi penilaian. Sencitivity berarti sistem penilaian tersebut cukup â&#x20AC;&#x2DC;pekaâ&#x20AC;&#x2122; dalam membedakan atau menunjukkan kegiatan yang berhasil, cukup ataupun gagal, telah dilakukan oleh seorang karyawan. P r a c i a t y berarti bahwa sistem penilaian dapat mendukung secara langsung tercapainya tujuan organisasi lembaga pendidikan melalui peningkatan produktivitas para karyawan. Berdasarkan pedoman Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005 tentang instrumen penilaian kinerja sekolah khususnya dalam komponen kinerja guru, kinerja guru meliputi dua bidang yaitu 1) Akademik dan 2) Non Akademik. Adapun bidang akademik meliputi tiga unsur yaitu a) Pengembangan pribadi yang memiliki tiga aspek yaitu aspek aplikasi pengajaran, aspek kegiatan ekstra kurikuler dan aspek kualitas pribadi guru, b) Unsur pembelajaran, memiliki tiga aspek yaitu aspek perencanaan, aspek pelaksanaan, dan aspek evaluasi, c) Unsur sumber belajar memiliki dua aspek yaitu aspek ketersediaan bahan ajar dan aspek pemanfaatan sumber belajar. Sedangkan bidang non akademik memiliki satu unsur yaitu unsur kepribadian yang memiliki tujuh aspek yatu: kedisiplinan, etos kerja, kerjasama, inisiatif, tanggung jawab, kejujuran, dan prestasi kerja. Indikator bidang akademik dari aspek aplikasi pembelajaran terdiri dari tiga indikator yaitu: peningkatan kemampuan dalam penguasaan teknik atau metode mengajar, menerapkan pengajaran yang variatif, dan menggunakan metode yang tepat dalam pengajaran. Dalam aspek perencanaan pembelajaran terdiri dari lima indikator yaitu: memiliki kurikulum yang berlaku, memiliki kalender pendidikan, memiliki program semester, memiliki program tahunan, dan memiliki rencana pembelajaran. Dalam aspek pelaksanaan pembelajaran terdiri dari enam indikator yaitu: memulai pembelajaran tepat waktu, memanfaatkan waktu pembelajaran dengan optimal, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat, menggunakan suara yang jelas dan tegas dalam mengajar, melaksanakan pengelolaan kelas dengan baik, dan melaksanakan pembelajaran dengan rencana pelajaran yang sudah disusun. Unsur sumber belajar yang memiliki aspek ketersediaan bahan ajar terdiri dari tiga indikator yaitu: memiliki buku pegangan utama yang sama seperti yang dimiliki siswa, memiliki buku penunjang yang mampu memperkaya materi pembelajaran, dan memiliki daftar buku yang dapat digunakan siswa untuk memperkaya pengetahuan. Aspek T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
129
M uhnadShoYahrudm â&#x20AC;˘, EvaluasiKinerja Guru
pemanfaatan sumber belajar terdiri dari empat indikator yaitu: guru mampu memanfaatkan media yang ada untuk pembelajaran, guru mampu memanfaatkan alat peraga yang ada, guru memiliki kemampuan untuk membuat alat peraga, memanfaatkan semua sumber belajar yang ada.9â&#x20AC;ŤŘ&#x203A;â&#x20AC;Ź Aspek kerja sama terdiri dari empat indikator yaitu: dapat menyesuaikan pendapatnya dengan orang lain, mengetahui secara mendalam bidang tugas orang lain yang ada hubungannya dengan bidangnya sendiri, menghargai pendapat orang lain dan mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut waktu dan bidang yang sama. Sedangkan aspek inisiatif terdiri dari tiga indikator yaitu: selalu berusaha memberikan saran dan pandangannya baik dan berguna kepada atasan baik diminta atau tidak diminta, tanpa petunjuk atau perintah atasan dalam melaksanakan tugas, dan berusaha mencari tatacara kerja baru dalam mencapai daya sebesar-besarnya. f. Profesionalisme Guru Profesionalisme barasal dari kata profesi yang artinya sesuatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Pengertian profesi menurut para ahli dalam Soecipto dan Raflis dalam jurnal Pendidikan yang ditulis oleh Futiati Romlah, antara lain: 1. Menurut Ornstein dan Levine bahwa profesi adalah jabatan yang melayani masyarakat, memerlukan bidang ilmu tertentu, memerlukan pelatihan khusus, otonom, bertanggung jawab, komitmen terhadap jabatan dan klien, teradministrasikan, mempunyai kode etik, dan mempunyai status sosial ekonomi yang tinggi. 2. Menurut Sanusi, bahwa profesi memiliki ciri-ciri sebagai jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan, menuntut keahlian khusus, berdasarkan pada disiplin ilmu yang jelas, sistematis dan eksplisit, memerlukan pendidikan tinggi, memiliki kode etik, melayani masyarakat, bebas dari campur tangan orang lain, dan memiliki prestise yang tinggi dalam masyarakat. 3. Khusus untuk profesi guru menurut National Education Asosiation adalah jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, menggeluti ilmu khusus, memerlukan persiapan yang lama dan latihan terus-19
19P a d a b id a n g n o n a k a d e m ik u n s u r k e p rib a d ia n d a ri a s p e k k e d is ip lin a n te r d iri d a ri lim a in d ik a to r y a itu : m e n ta a ti k e te n tu a n ja m k e rja , m e n ta a ti p e rin ta h k e d in a s a n y a n g d ib e rik a n o le h a ta s a n y a n g b e rw e n a n g d e n g a n s e b a ik -b a ib ry a , b e rs ik a p so p a n sa n tu n , m e n ta a ti p e rtu ra n p e ru n d a n g -u n d a n g a n d a n p e ra tu ra n y a n g b e rla k u , m e m b e rik a n p e la y a n a n te rh a d a p m a s y a ra k a t d e n g a n b a ik se su a i d e n g a n b id a n g tu g a s n y a . S e d a n g k a n a s p e k e to s k e rja te r d iri d a ri d u a in d ik a to r y a itu : se m a n g a t k e rja y a n g tin g g i d a n k re a tif ita s y a n g tin g g i, h is tru m e n P e n ila ia n K in e rja D e p a rte m e n P e n d id ik a n N a sio n a l, (J a k a rta , D irje n D ik d a sm e n :2 0 0 5 ), L a m p ira n 20
130
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
M utanadSM ahrudm •, EvaluasiKinerja Guru
menerus, kegiatan nir-laba, dan mempunyai organisasi profesi yang kuat. 4. Menurut Supriyadi, untuk menjadi guru dituntut memiliki lima hal sebagai berikut: a) guru memiliki komitmen kepada siswa dan proses belajarnya, b) guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa melalui berbagai cara evaluasi, d) guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukan oleh dan belajar dari pengalamannya, dan 5) guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesi.20 5. Profesi juga diartikan sebagai jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.2؛ Jadi profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. 22 Dengan adanya kriteria profesionalisme guru tersebut, perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru Indonesia yang profesional di abad ke-21, yaitu: memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, penguasaan ilmu yang kuat, keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi, pengembangan profesi serta berkesinambungan. 23 Mencermati tugas dan tanggung jawab guru yang sangat kompleks, maka menurut Moh Ali dalam Menjadi Guru Profesional yang ditulis oleh M. Uzer Usman, profesi ini harus memiliki persyaratan sebagai berikut: ؛. Menuntut adanya keterampilan dan kecerdasan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
20 F u tia ti R o m la h , ...., h al. 79. 2؛W e b s ta r, d a la m K u n a n d a r..., h al. 4 5. 22U U N o m o r 14 ta h u n 2 0 0 5 te n ta n g G u ru d a n D o se n 23 M e n u ru t b a h a s a , k a ta p ro fe s io n a l b e ra s a l d a ri k a ta sifa t y a n g b e ra r ti p e n c a h a ria n d a n se b a g a i k a ta b e n d a y a n g b e ra rti o ra n g y a n g m e m p u n y a i k e a h lia n se p e rti g u ru , d o k te r, h a k im , d a n se b a g a in y a . D e n g a n k a ta la in p e k e rja a n y a n g b e rs ifa t p ro fe s io n a l a d a la h p e k e rja a n y a n g h a n y a d a p a t d ila k u k a n o le h m e re k a y a n g k h u su s d ip e rs ia p k a n u n tu k m e la k u k a n p e k e rja a n te rs e b u t. D a ri p e n g e rtia n te r s e b u t sa n g a t je la s se k a li b a h w a y a n g d im a k s u d d e n g a n g u ru p ro fe s io n a l a d a la h s e s e o ra n g y a n g m e m ilik i k e m a m p u a n d a n k e a h lia n k h u su s d a la m b id a n g k e g u ru a n s e h in g g a d ia m a m p u m e la k u k a n tu g a s d a n fu n g s in y a se c a ra m a k sim a l.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
131
MutanadShoYahrudm•, EvaluasiKinerja Guru
2. 3. 4. 5.
Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
Selain syarat tersebut menurut Uzer Usman sendiri, masih ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong ke dalam suatu profesi yaitu: a) memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, b) memiliki klien atau obyek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya, c) diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat. Dengan demikian profesi seorang guru harus ditempuh melalui jenjang pendidikan yang khusus. National Education Asociation (NEA) memberikan kriteria guru profesional sebagai berikut: 1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual 2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus 3. Jabatan yang memerlukan kesiapan profesional yang lama 4. Jabatan yang memerlukan ”latihan dalam jabatan” yang berkesinambungan 5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen 6. Jabatan yang memerlukan baku (standarnya) sendiri 7. Jabatan yang lebih mengutamakan layanan di atas keuntungan pribadi 8. Jabatan yang memiliki organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.2425 Menurut Surya dalam Kunandar, guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksankan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional mempunyai tanggung jawab probadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual.26 Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya. Yaitu, dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam belajar. Guru dituntut mencari tahu terus menerus 24M . U z e r U sm a n , M e n ja d i Guru. P r o fe s io n a l (B a n d u n g ; P T . R e m a ja R o s d a k a ry a , 2 0 0 3 ), C e t.k e -1 5 , h a l. 15. 25n . , P e m b in a a n P r o fe s io n a lita s Guru, p a d a L e m b a g a P e n d id ik a n Isla m , ( T e ؟iV'؛؟١ P ro g ra m P a s c a s a rja n a U IIS M a la n g , 2 0 0 2 ), h a l. 16.. 26K u n a n d a r, G u ru P r o fe s io n a l (J a k a rta ; P T . R a ja G ra fin d o P e rs a d a , 2 0 0 7 ), C e t. K e -1 , hal. 48.
132
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u ta n a d S h o M d m â&#x20AC;˘ , EvaluasiKinerja Guru
bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Sikap yang harus senantiasa dipupuk adalah kesediaan untuk mengenal diri dan kehendak untuk kemurnian keguruannya. Meluangkan belajar dengan meluangkan waktu untuk menjadi guru. Seorang guru yang tidak bersedia belajar tidak mungkin kerasan dan bangga menjadi guru. Pemerintah melalui presiden sudah mencanangkan guru sebagai profesi pada tanggal 2 Desember 2004. guru sebagai profesi dikembangkan melalui: 1. Sistem pendidikan 2. Sistem penjaminan mutu 3. Sistem manajemen 4. Sistem remunerasi 5. Sistem pendukung profesi guru27 Guru yang profesional dituntut dengan sejumlah prasyaratan minimal, antara lain memiliki kualifikasi pendidikan yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan peserta didiknya, memiliki jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara teruas menerus melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar, dan semacamnya. Dengan demikian tugas seorang guru bersifat berbasis kompetensi yang menekankan pada penguasaan secara optimal konsep keilmuan yang berdasarkan nilai-nilai etika dan moral. Konsekuensinya, seorang guru tidak lagi menggunakan komunikasi satu arah yang selama ini dilakukan, melainkan menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga terjadi komunikasi dua arah secara demokratis antara guru dengan siswa. Kondisi yang demikian diharapkan mampu menggali potensi dan kreativitas peserta didik. B. Evaluasi Kinerja Guru Terdapat beberapa istilah yang mempunyai keterkaitan dengan evaluasi tetapi memiliki penekanan pada aspek tetentu. Evaluasi merupakan terjemahan bahasa Inggris evaluation yang identik dengan penilaian. Dalam penulisan ini kedua istilah tersebut akan digunakan secara bersama-sama atau bergantian. Istilah lain yaang mempunyai makna hampir sama dengan evaluasi adalah assessment dan measurement (pengukuran). Membahas evaluasi tidak akan terlepas dari pengukuran dan penilaian. Evaluasi juga diartikan sebagai proses menyediakan informasi untuk membuat keputusan. Evaluasi diartikan juga sebagai proses menetapkan pertimbangan nilai berdasarkan pada peristiwa tentang suatu
27Ib id , h al. 4 9.
Tafaqquh; Vol. 1 No. 1, Mei 2013
133
M utanadSM a h ru d m •, EvaluasiKinerja Guru
program atau produk.28 Sedangkan menurut Shertzer dan Stone29 ”evaluation consists o f making syistematic judgment o f the relative effectiveness with which goals are attained in relation to special standard”. Evaluasi diartikan sebagai proses menentukan kesesuaian pada produk, tujuan, prosedur, program, pendekatan dan fungsi. Kata kunci dari pengertian evaluasi adalah proses, pertimbangan dan nilai. Jadi evaluasi merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap suatu kegiatan. Assessment merupakan prosedur yang digunakan untuk mendeskripsikan tingkah laku. Measurement / pengukuran sebagai upaya membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu, biasanya berkaitan dengan kuantitatif. Sedangkan menurut Ebel,30 dalam Murtadho, menyebutkan pengukuran merupakan suatu set aturan mengenai pemberian angka terhadap hasil suatu kegiatan. Beberapa konsep ini mempunyai pengertian yang berbeda tetapi ada kesamaannya terutama dalam tujuannya, yaitu menyediakan data. Pentingnya evaluasi kinerja yang rasional dan diterapkan secara obyektif adalah merupakan kepentingan bagi pegawai yang bersangkutan dan kepentingan organisasi. Bagi para karyawan atau pegawai, evaluasi tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya akan sangat bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karirnya. Sedangkan bagi organisasi itu sendiri, evaluasi kinerja pegawai atau karyawan adalah sangat penting arti serta peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi sistem imbalan dan berbagai aspek lain dari keseluruhan program manajemen sumber daya manusia secara efektif.3؛ Secara spesifik pengertian evaluasi kinerja menurut Hadari Nawawi dalam Frank Jefkins, Public Relations, merupakan penilaian secara sistematik tentang relevansi antara tugas-tugas yang diberikan dengan pelaksanaannya oleh seorang pegawai dengan cara mengidentifikasi, mengukur dan mengelola pekerjaan yang dilaksanakan oleh para pekerja di lingkungan suatu organisasi. Kegiatan pengukuran tersebut merupakan usaha untuk menetapkan keputusan tentang sukses atau tidaknya pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan.32
28 M a ^ L e e S i h . & G k Genre V . R e s e a r c h a n d E v a lu a tio n i n E d u c a tio n a a n d th e S o c ia l S c ie n c e , (E n g le w o o d C liffs N e w Jersey : P re n tic e H a ll, h ic , 1987) 29 B ru c e S h e rtz e r & S h e lle y S to n e , F u n d a m e n ta l o fG u id a n c e , F o u th E d itio n (U S A ; P u rd u e U n iv e rc ity , 1 9 8 1 ), h a l. 46 4 . 30M u rta d lo , . . . . . . h al. 42. 31S o n d a n g P . S ia g ia n , M a n a je m e n S u m b e r D a y a M a n u s ia , (J a k a rta ; P T . B u m i A k sa ra , 2 0 0 2 ), C e t.k e -9 , h al. 223. 32 F ra n k J e f tin s , P u b lic R e la tio n s (J a k a rta ; P T R a ja w a li P re s s, 1992), h al. 157.
134
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h n a d S h o M d m â&#x20AC;˘ , EvaluasiKinerja Guru
Evaluasi kinerja dalam hal ini disebut juga dengan penilaian kinerja. Penilaian dilakukan secara sitematis terhadap kinerja karyawan dan potensi mereka untuk berkembang. Penilaian kinerja mencakup prestasi kerja, cara bekerja, dan pribadi mereka. Sedangkan penilaian terhadap potensi untuk berkembang mencakup kreativitas dan hasil belajar atau kemampuan mengembangkan profesinya.33 a. Perencanaan Evaluasi Kinerja Secara umum yang dimaksud dengan perencanaan adalah alat untuk mencapai tujuan. Di dalam perencanaan harus dapat diketahui kapan, di mana, dan bagaimana melaksanakan program. Penggunaan perencanaan adalah untuk menyelidiki dan menyiapkan jalan untuk keputusan yang diperlukan atau untuk tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan harus dianggap sebagai fungsi yang terpisah dan bukan merupakan tujuan akhir, tetapi selalu sebagai alat untuk mencapai tujuan. Sebagai alat, perencanaan menjadi tahap pertama untuk sesuatu yang akan datang.34 Perencanaan sebagian besar adalah sebuah aktivitas kognitif yang menyangkut pemrosesan informasi, menganalisis, dan memutuskan. Perencanaan manajerial menyangkut formulasi dari agenda yang informal dan implisit, dari pada dokumen-dokumen dan kesepakatan-kesepakatan tertulis yang formal. Karena perencanaan kebanyakan berupa suatu kegiatan yang kognitif yang jarang terjadi sebagai episode tunggal yang bijaksana. Perencanaan bisa dilihat ketika seorang manajer mengambil tindakan untuk melaksanakan rencana. Selama proses ini perilaku-perilaku manajerial yang lainnya akan diikutsertakan juga, hususnya dalam menjelaskan, memotivasi, dan memberi informasi.35 Dalam istilah organisasi terdapat beberapa jenis perencenaan yaitu: perencanaan strategik termasuk penentu sasaran-sasaran strategik, strategi-strategi kinerja, dan kebijakan-kebijakan yang luas bagi unit organisasi. perencanaan operasional adalah pengaturan pekerjaan rutin dan penentuan pembagian tugas untuk hari atau minggu berikutnya. Perencanaan tindakan (action planning) adalah pengembangan dari langkah-langkah tindakan yang terinci dan pengaturan untuk membuat perubahan yang penting, implementasi kebijakan yang baru, atau menjalankan sebuah proyek.36
33 M a d e P id a rta , M a n a je m e n P e n d id ik a n In d o n e s ia (J a k a rta ; R in e k a C ip ta , 2 0 0 4 ), C e t.k e -2 , h a l. 135. 34Ib id , h al. 80. 35G a ry Y u k i, .. . . , h al. 66. 36Ib id . h al. 67.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
135
MutanadShoYahrudmâ&#x20AC;˘, EvaluasiKinerja Guru
b. Pengorganisasian Evaluasi Kinerja Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis. Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan atau anggota, penetapan departemen-departemen (subsistem) serta penentuan hubunganhubungan. Menurut Malayu, pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.37 Menurut Manullang dalam Malayu Hasibuan, pengorganisasian merupakan suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja barsama-sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan. Selanjutnya Sudirman menyatakan yang dimaksud dengan pengorganisasian adalah cara yang ditempuh oleh sebuah lembaga untuk mengatur kinerja lembaga termasuk para anggotanya. Pengorganisasian tidak lepas dari koordinasi, yang sering didefinisikan sebagaai upaya penyatuan sikap dan langkah dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan.38 c. Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Pada hakekatnya pelaksaan program evaluasi kinerja merupakan fungsi administrasi yang dilaksanakan agar tugas, fungsi tanggung jawab dan wewenang yang telah diorganisasikan berjalan sesuai dengan kebijakan dan rencana yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pelaksanaan dalam sebuah manajemen adalah aktualisasi perencanaan yang dicanangkan oleh organisasi. Jadi dalam pelaksanaan evaluasi kinerja menerangkan mengenai bagaimana proses evaluasi kinerja tersebut dilaksanakan. Dalam pelaksanaan program evaluasi kinerja terdapat beberapa komponen yang sangat diperlukan, diantaranya adalah motivasi, komunikasi, dan kepemimpinan.39 Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur yang vital dalam manajemen. Motivasi dapat diartikan sebagai membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena 37 M a la y u S .P . H a s ib u a n , M a n a je m e n D asar, P e n g e r tia n d a n m a sa la h , (J a k a rta ; P T . B u m i A k sa ra , 2 0 0 5 ), C e t. K e -5 , h al. 1 1 8 -1 1 9 . 38 S u d irm a n , Z a k a t D a la m P u sa ra n A r u s M o d e r n ita s (M a la n g ; U lN M a la n g P re s s, 2 0 0 7 ), C e t k e -1 , h al. 83. 39Ib id , h a l. 86.
136
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h n a d S h o M d m â&#x20AC;˘ , EvaluasiKinerja Guru
orang itu ingin melakukannya.4. Motivasi akan memunculkan semangat bekerja dan pantang menyerah saat menghadapi pelbagai tantangan dan hambatan. Untuk memotivasi anggota organisasi, perlu dibangun sikap kebersamaan dan keterbukaan sehingga anggota yang baru masuk sekalipun akan merasa menjadi bagian utuh yang diharapkan kiprahnya. Ketika informasi masuk dalam dunia manajemen, seluruh personel organisasi harus memiliki kesamaan visi untuk bekerja sama memajukan lembaga. Setiap masalah harus diselesaikan dengan segera. Jika suatu gejala tidak baik di sebuah organisasi, dan kenyataan itu dibiarkan berlarut-larut, yang terjadi kemudian adalah saling curiga, salingmenuduh dan bahkan saling menjatuhkan. Ini adalah akibat logis dari terputusnya arus komunikasi. Komunikasi dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang dibangun antara atasan dan bawahan secara simultan. Komunikasi vertikal dari atas bisa berupa pengarahan atau instruksi di samping nasehat atau penilaian. Sedangkan komunikasi dari bawah bisa berbentuk laporan, pengaduan, permintaan, saran, dan kritik.4â&#x20AC;ŤŘ&#x203A;â&#x20AC;Ź Komunikasi jenis kedua adalah komunikasi horizontal, yakni komunikasi yang dibangun antaranggota, antar bidang atau antarkelompok yang sifatnya lebih fleksibel. Komunikasi semacam ini akan lebih mudah menyelasaikan masalah karena tidak dibatasi oleh hirarki atau jenjang jabatan. Ketika kedua jenis komunikasi ini berlangsung secara efektif, lembaga apapun termasuk lembaga pendidikan akan mudah membuat terobosan cemerlang untuk memberdayakan anggotanya. Unsur terakhir yang penting dalam pelaksanaan adalah kepemimpinan. Kepemimpinan adalah unsur yang esensial dalam sebuah organisasi. kepemimpinan tidak lepas dari karakter individu yang sering ditentukan oleh lingkungan keluarga, lingkungan bergaul, belajar atau tempat kerja. Sesungguhnya, pemimpin yang diidamkan adalah sosok pemimpin yang menjadi tumpuan harapan semua orang, dan bukan golongan atau kelompok tertentu.40412 d. Pengawasan Evaluasi Kinerja Guru Pengawasan program atau disebut juga dengan evaluasi program merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program evaluasi kinerja. Melakukan evaluasi program kinerja adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk 40 G e o rg e R . T e rry & L e slie W . R u e , D a sa r-D a sa r M a n a je m e n (J a k a rta ; P T . B u m i A k sa ra , 2 0 0 5 ), C e t.k e - 9. h al. 168. 41S u k a rn a , D a sa r-D a sa r M a n a je m e n (B a n d u n g ; M a n d a r M a ju , 1992), C e t.k e -1 , h a l. 93. 42S u d irm a n , Z a k a t d a la m ...,, h a l. 8 8 -8 9 .
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
137
M u k ia d S M a h r u d m â&#x20AC;˘, EvaluasiKinerja Guru
mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan. Titik awal dari kegiatan evaluasi program adalah untuk melihat apakah tujuan program evaluasi kinerja sudah tercapai atau belum,43* Pengawasan pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dalam usaha mengendalikan, menilai dan mengembangkan kegiatan organisasi agar sesuai dengan rancana dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Terry, dalam Hendyat Soetopo mengartikan pengawasan adalah: â&#x20AC;?to determine whalt is accomplished, evaluate it,an dapply corrective measures, i f needed, to insure result in keeping with the planâ&#x20AC;?, sedangkan Henry Fayol mengatakan b ^ w a "control consists in veriying whether everything occurin conformity w ith the plan adopted, the instruction issued and principles establishedâ&#x20AC;?, dari kedua pengertian tersebut pengawasan mengandung arti melihat, mengecek apa yang terjadi, menilai dan dicocokkan dengan rencana semula yang telah dibuat, instruksi yang telah diberikan dicocokkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan.. Dari beberapa penjelasan tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa pengawasan merupakan proses aktivitas yang meliputi kegiatan pengecekan, penilaian, pengoreksian yang berdasarkan pada rencana, perintah dan prinsip suatu organisasi dengan tujuan mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi. Apabila dipaparkan lebih rinci maka pengawasan ini memiliki beberapa tujuan yaitu: agar pelaksaan tugas sesuai dengan ketentuan, prosedur serta perintah yang telah ditetapkan, agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, agar sarana yang ada dapat didayagunakan secara efektif dan efisien, dan agar diketahui kelemahan dan kesulitan organisasi, kemudian dicari jalan keluarnya.45 e. Manfaat Penilaian Penilaian kinerja mempunyai banyak manfaat, karena dapat digunakan sebagai alat dalam berbagai pengambilan keputusan. Billows menyebutkan bahwa manfaat penilaian kinerja karyawan antara lain 43 S u h a rs im i A rik u n to , D a sa r-d a sa r E v a lu a s i P e n d id ik a n (J a k a rta ; B u m i A k sa ra , 2 0 0 1 ), C e t.k e -2 , h al. 2 9 0 -2 9 1 . H e n y a t S o e to p o , M a n a je m e n P e n d id ik a n (M a la n g ; U N M , 2 0 0 1 ), h a l. 75. 45S e c a ra sin g k a t d a p a t d ik a ta k a n b a h w a tu ju a n p e n g a w a s a n a d a la h p r e v e n tif d a n re p re sif. P r e v e n tif m e n g a c u p a d a p e n c e g a h a n tim b u ln y a p e n y im p a n g a n p e la k s a n a a n k e rja o rg a n is a s i d a ri p e re n c a n a a n y a n g te la h d is u s u n se b e lu m n y a . R e p re s if d a la m a rti u sa h a m e n c a p a i k e ta a t-a z a s a n d a n k e d is ip lin a n m e n ja la n k a n se tia p a k tifita s a g a r m e m ilik i k e p a s tia n h u k u m d a n m e n e ta p k a n p e rb a ik a n jik a te r d a p a t p e n y im p a n g a n . S e c a ra u m u m p e n g a w a s a n p ro g ra m b e rtu ju a n u n tu k p e rb a ik a n p ro g ra m b a g i p ro g ra m y a n g te la h d isu su n . Ib id , h a l. 80
138
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M i n a d S h o Y i u d m â&#x20AC;˘ , EvaluasiKinerja Guru
dapat dipergunakan sebagai dasar untuk pembayaran upah, gaji, bonus dan sebagai alat dalam pengawasan penugasan pekerjaan, penentuan latihan dan pengembangan, sebagai alat pemberi rangsangan dan dalam pemberian nasihat-nasihat kepada karyawan. Beberapa manfaat lain yang diperoleh dari adanya penilaian antara lain adalah adanya: 1. Pengembangan staf melalui inservice training, 2. Pengembangan karier melalui inservice training adanya hubungan baik antara staf dan pimpinan, 3. Pengetahuan tentang sekolah lebih mendalam dan pribadi-pribadi, 4. Hubungan produktif antara penilai dengan perencanaan dan pengembangan sekolah, 5. Kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa, 6. Adanya peningkatan moral dan efisiensi sekolah.46 Di sekolah dasar penilaian guru sangat bermanfaat untuk menilai keberhasilan guru dalam melaksanakan pekerjaannya. Di antaranya keberhasilan guru dalam merencanakan rancangan pembelajaran, dalam melakukan pengelolaan pembelajaran, dalam membina hubungan dengan siswa, dan dalam melakukan penilaian. Penilaian kinerja guru juga bermanfaat untuk meninjau kemampuan yang ada dan menentukan bentuk pembinaan yang dibutuhkan guna meningkatkan kinerja yang ada. C. Metode Evaluasi Kinerja a. Metode Evaluasi Berorientasi Masa Lalu Teknik yang sering dipakai dan yang mempunyai orientasi masa lalu mencakup beberapa metode sebagai berikut: 1) Rating Scale, yaitu metode penilaian untuk memberikan suatu evaluasi yang subyektif tentang penampilan individu dengan menggunakan skala dari rendah sampai tinggi. 2) Check Lists, merupakan metode penilaian untuk menyeleksi pernyataan yang menjelaskan karakteristik karyawan. 3) Critical incident, merupakan metode penilaian yang mengrahkan pembuat perbandingan untuk mencatat pernyataan yang menggambarkan tingkah laku karyawan (kejadian-kejaian kritis) dalam cara kerja mereka. 4) R eview method, metode ini merupakan metode pengulasan lapangan untuk mengenal informasi khusus tentang prestasi kerja karyawan.
46DiaVam te s is Senssns s ta n to , H u b u n g a n antara M o t iv a s i K e j a , D in a m ik a O rg a n isa si In fo r m a l d a n S is te m B ir o k r a s i D e n g a n K in e r ja G uru, n , 2 1 , haf. 3 â&#x20AC;Ť>Ř&#x;â&#x20AC;Ź.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
139
M utanadSM a h ru d m â&#x20AC;˘, EvaluasiKinerja Guru
5)
6)
Performance test, metode evaluasi ini dapat dilakukan dengan suatu tes keahlian seperti demonstrasi ketrampilan, sedangkan observasi dilakukan dalam kenyataan serupa yang dijumpai. Group evaluation, metode penilaian dengan cara mengevaluasi kelompok untuk menghasilkan rangking dari yang paling baik sampai yang paling buruk.47
b. Metode Evaluasi yang Berorientasi Masa Depan Supriyanto memaparkan beberapa metode evaluasi kinerja yang berorientasi pada masa depan sebagai berikut: 1) Penilaian diri sendiri, merupakan metode penilaian yang dilakukan oleh karyawan untuk menilai dirinya sendiri dalam rangka perbaikan dan kemajuan di masa mendatang. 2) Penilaian menurut psikologis, merupaka metode penilaian yang dilakukan oleh ahli psikologi tentang kepandaian, kemauan, dorongan dan sifat pekerjaan seorang karyawan yang akan membantu prestasi kerja di masa yang akan datang. 3) Pendekatan MBO (Management B y Objective), merupakan pendekatan manajemen pada sasaran bahwa setiap karyawan yang memiliki hubungan kerja yang baik akan memiliki prestasi hubungan kerja di masa mendatang. 4) Teknik penilaian pusat, metode penilaian ini berpokok pada penilaian wawancara, tes psikologi, riwayat hidup, kelompok diskusi, dan pelajaran stimulasi kerja untuk penilaian kesanggupan di masa datang.48 D. Program Evaluasi Kinerja Guru Evaluasi kinerja dalam hal ini disebut juga dengan penilaian kinerja. Penilaian dilakukan secara sistematis terhadap kinerja karyawan potensi mereka untuk berkembang. Penilaian kinerja mencakup prestasi kerja, cara bekerja, dan pribadi mereka. Sedangkan penilaian terhadap potensi untuk berkembang mencakup kreativitas dan hasil belajar atau kemampuan mengembangkan profesinya. Penilaian atau evaluasi kinerja guru sangat bermanfaat untuk mengevaluasi hasil kerja yang telah diperoleh. Dengan adanya penilaian kinerja guru, diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi
47d a la m b u k u n y a M a rih o t, d is e b u tk a n lim a m e to d e e v a lu a si se c a ra u m u m , y a itu : ra n g k in g m e th o d , g ra d in g m e th o d , c h e c k lis t m e th o d , d a n g ra p h ic ra itin g m e th o d , M a rih o t A h m M a n u lla n g , M a n a je m e n P e rso n a lia (Y o g y a k a rta ; U G M P re s s, 2 0 0 6 ), C e t k e -3 , h al. 143. 48J o h n S u p riy a n to , P e n ila ia n K in e r ja d a n P e n g e m b a n g a n K a r y a w a n ,(Y o g y a k a rta ; B P F E , 2 0 0 1 ), C e t.k e -5 , h a l. 3 5 -4 0 , je n is p e n ila ia n y a n g b e ro rie n ta s i p a d a m a s a d e p a n , ju g a d is a m p a ik a n o le h S o n d a n g P . S ia g ia n , d a la m M a n a je m e n S u m b e r D a y a M a n u s ia , h al. 2 4 3 -2 5 1 .
140
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h n a d S h o M d m â&#x20AC;˘ , EvaluasiKinerja Guru
sekolah bila dilakukan dengan sikap yang positif dan semangat kerjasama antara petugas penilai dengan guru yang dinilai. Penutup Dari tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa program evalusi kinerja guru berpegang pada prinsip manajemen yang dicetuskan oleh Terry, yang meliputi empat komponen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan program evaluasi kinerja guru. Dalam perencanaan, disusun tujuan, format dan prosedur pelaksanaan program evaluasi kinerja guru. Tujuan tersebut adalah untuk mengevaluasi profesi teraplikasi, meningkatkan kinerja secara menyeluruh dan pemetaan guru secara menyeluruh. Format penilaian kinerja dibuat dan disusun oleh kepala sekolah beserta tim evaluator atas perintah dari ketua yayasan. Prodesur evaluasi kinerja yang dilakukan adalah menggunakan metode penilaian pada diri sendiri, kemudian didiskusikan dengan tim evaluator. Hasil akhir dari evaluasi kinerja tersebut ditentukan oleh tim evaluator dan kepala sekolah, kemudian kepala sekolah melaporkan kepada ketua yayasan untuk direkomendasi. Struktur organisasi dalam program evaluasi kinerja guru merupakan bentuk organisasi lini yang dicetuskan oleh Henry Fayol, di mana struktur tersebut terdiri dari Ketua yayasan, kepala sekolah, koordinator bidang kurukulum, koordinator bidang kesiswaaan, dan koordinator bidang sarana dan prasarana. Masing-masing koordinator memiliki kewenangan untuk mengevaluasi di bawah pengawasan koordinator bidang kurikulum. Dengan demikian sudah ada pembagian tugas bagi masing-masing koordinator untuk menghindari tumpang tindih tanggung jawab. Evaluasi kinerja guru dilaksanakan satu tahun sekali pada akhir tahun ajaran, pada setiap harinya tim evaluator melakukan pengamatan dan akan mengakumulasikan dengan hasil evaluasi pada akhir tahun. Pengawasan program evaluasi kinerja guru dilakukan dalam waktu satu tahun satu kali. Dengan dilaksanakannya pengawasan akan membantu tim evaluator untuk bisa mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam melaksanakan proses evaluasi kinerja serta mencari solusinya, dan dengan pengawasan juga kita bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan format, metode dan prosedur evaluasi kinerja, sehingga dapat menetukan langkah yang lebih baik untuk masa yang akan datang.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
141
M u h a w ia T S h o Y a h iw , EvaluasiKinerja Guru
Daftar Isi Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta; Bumi Aksara, 2001. Cet.ke-2. ^hmad^. I f K hofw Manajemen Pengembangan Profesionalisme. Tesis Program Pascasarjana; UIN Malang, 2005. H a sk a tq Malayu b.P. Manajemen Dasar, Pengertian dan masalah. Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2005, Cet. Ke-5. Instrumen Penilaian Kinerja Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta; Dirjen Dikdasmen: 2005), Lampiran 20. kkobus, PkT. Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling. Tesis; Universitas Negeri Malang, 2005. Jeftins, Frank. Public Relations. Jakarta; PT Rajawali Press,1992. K u k . Guru Profesiona Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta; Rajawali Pers, 2007. -----------. Guru Profesional. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2007, Cet. Ke-1. Longenecker, j . g . & Pringle, C. D., Management, 5 ed. Columbus, Ohio; Merril Publishing Company, 1991. Manullang, Marihot Ahm. Manajemen Personalia. Yogyakarta; UGM Press, 2006. Cet ke-3. M lchell, T. R. People In Organizational Understanding The Behavior, tejemah Sedarmayanti. Kogakrusa; McGraw-Hill, 1978. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2003. -----------. Kkurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung; PT. Rosdakarya, 2006, Cet.ke-1. -----------. E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. Ke-2. Peraturan Pemerintah Republik Indinesia, no 19 , tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan. Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta; Rineka Cipta, 2004, Cet. ke-2. S eh ertii. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan SDM Jakarta; Rineka Cipta, 2000), Cet, ke- 3. Shertzer, Bruce & Shelley Stone. Fundamental o f Guidance. Fouth Edition, USA; 1981Purdue Univercity. Srarrto, Sensus. Hubungan antara Motivasi Kerja, Dinamika Organisasi Informal danSistem Birokrasi Dengan Kinerja Guru. M i a h g jU i., 2006. Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2002. Cet. ke-9. 142
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
M u h n a L S h o H , EvaluasiKinerja Guru S m k , Mary Lee & GLass Gene V . Research and Evaluation in Educationa and the Social Science. Englewood Cliffs New Jersey; Prentice Hall, Inc, 1987 Soetopo, Henyat. Manajemen Pendidikan. Malang; UNM, 2001. Sudirman. Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas. Malang; UIN Malang Press, 2007. Cet ke-1. Sukarna. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung; Mandar Maju, 1992. Cet.ke-1. Supr5yanto, J o k Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta; BPFE, 2001. Cet. ke-5. Terry, George R. & Leslie W. Rue. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2005. Cet.ke- 9. Usman, M. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Cet. ke-15. Undang-undang Guru dan Dosen (Jakarta; Cemerlang, 2005. W a k k . Pembinaan Profesionalitas Guru pada Lembaga Pendidikan Illam. Tesis; Program Pascasarjana UIIS Malang, 2002.. Wexley dan Yukl. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta; PT. Bina Aksara, 1992. Yuki, Gary., alih bahasa: Jusuf Udaya. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta; Prenha!indo,1994.
T a f a q q u h ; V o l. 1 N o . 1, M e i 2 0 1 3
143
PETUNJUK PENULISAN ARTIKEL 1.
Artikel merupakan konsepsi atau hasil pemikiran dan hasil penelitian kependidikan maupun pembelajaran yang belum pernah dimuat dan diterbitkan oleh media cetak lain. 2. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia ragam tulis baku dengan 1,5 lines spacing pada kertas HVS ukuran A4 dengan panjang 15-20 halaman. Artkel ditulis dalam format CD dengan program Microsoft Word. Jenis hurufTimes N ew Arabic ukuran 12 font. 3. Artikel hasil penelitian memuat: (a) judul, (b) nama peneliti, (c) abstrak (sekitar 100 kata), (d) kata kunci, (e) pendahuluan (masalah, tujuan, dan manfaat), (f) metode, (g) hasil dan pembahasan, (h) kesimpulan dan saran, (i) daftar rujukan, dan (j) identiras peneliti. 4. Artikel konsepsi atau hasil pemikiran memuat: (a) judul, (b) nama penulis, (c) abstrak (sekitar 100 kata dengan single spacing), (d) kata kunci, (e) pendahuluan, (f) isi/ pembahasan, (g) penutup, (h) daftar rujukan, dan (i) identitas penulis. 5. Artikel yang memenuhi syarat diseleksi dan disunting untuk penyeragaman format tanpa mengubah substansinya. 6. Artikel ditulis dalam bentuk esai. Peringkat judul bagian dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda dan tidak menggunakan angka/nomor pada judul bagian: Peringkat 1, Huruf Kapital Semua, Tebal (Bold), Rata Tepi Kiri Peringkat 2, HurufKapital dan Kecil, Tebal (bold), Rata Tepi Kiri Peringkat 3, Huruf kapital dan Kecil, Miring, Rata Tepi Kiri 7. Daftar Rujukan hanya memuat referensi yang benar-benar dirujuk dalam tulisan. 8. Referensi berupa footnote (catatan kaki) bukan on note, in note, dan atau end note. 9. Artikel diserahkan ke Bagian Sekretariat di LPPM STIBAEA Jombang dalam bentuk print out beserta CD-nya selambat-lambatnya dua bulan sebelum penerbitan. 10. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapatkan 1 (satu) eksemplar jurnal sebagai bukti pemuatan. 11. Penulisan artikel dalam jurnal STIBAFA ini menggunakan pedoman transliterasi Arab-Indonesia sebagaimana dalam buku panduan yang ditetapkan oleh STIBAFA Jombang.
ISSN 445٩٩ 53- ﺡ