Kabare Magazine edisi November 2014

Page 1

9 7 7 2 0 8 7 2 7 5 6 7 1




SOWAN DARI REDAKSI

Monumen Bukan

Tanpa Makna

Lalu siapa saja pahlawan dan bagaimana kita harus menghargainya? Tak perlu berpikir dua kali. Mencintai negeri ini secara patriotik merupakan bentuk dari penghargaan kita kepada para pahlawan.

M

onumen tidak dibangun semata sebagai proyek mercusuar atau proyek tanpa makna. Penggagas Monas dan tugu-tugu lain yang berupa patung tentu memiliki beberapa maksud bagi perjalanan bangsa Indonesia. Ya, kita memang dapat melihatnya, terutama di Kota Jakarta, monumen-monumen nasional dibangun sebagai bagan media pencerita kepada generasi bangsa selanjutnya. Monas, Patung Selamat Datang, Patung Pancoran, Patung Pembebasan Irian Barat, dan beberapa lainnya yang tinggi menjulang, adalah satu bentuk upaya dan usaha agar kelak anak bangsa mengerti tentang sejarah dan tak melupakan sejarah begitu saja. Mereka harus mengerti dan paham bahwa pembangunan negeri ini berlangsung di atas pengabdian dan pengorbanan para pahlawan yang rela melakukan apa saja demi bangsa dan negara tercinta. Selepas Indonesia mengumumkan kemerdekaannya, waktu itu bangsa belum mempunyai suatu simbol atau bangunan yang bisa mencitrakan keberadaan Indonesia di peta dunia. Sebagaimana negara-negara lain yang telah memiliki identitas, seperti Prancis dengan menara Eiffel atau Amerika dengan Libertynya, penggagas monumen-monuman nasional itu pun tak mau ketinggalan dalam hal ini. Karena itulah lantas beberapa monumen nasional dibangun. Seperti yang telah jamak masuk ke telinga kita, lebih-lebih saat menjelang peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawannya, tentunya begitulah seharusnya yang musti dilakukan anak-anak bangsa saat ini. Lalu siapa saja pahlawan dan bagaimana kita harus menghargainya? Tak perlu berpikir dua kali. Mencintai negeri ini secara patriotik merupakan bentuk dari penghargaan kita kepada para pahlawan. Mencintai negeri ini berarti menjaganya dari kerusakan, baik secara fisik maupun mental. Kerusakan alam yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan pencemaran adalah contoh dari kerusakan fisik dari negeri ini. Sedangkan kerusakan mental, contohnya adalah penyakit kolusi, korupsi, dan nepotisme yang akhir-akhir ini menggetarkan negeri ini. Semua itu harus kita cegah dan hentikan demi menghargai jasa para pahlawan pendiri negeri ini. Atau kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang kecil tak beradab dan kalimat “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya� hanya akan menjadi sebuah retorika yang tak bermakna. + Salam dari Baciro

Kunjungi website majalah Kabare di: www.kabaremagzine.com

04

November 2014

Majalah Kabare/Kabare Magazine Group: Kabare Magazine Community


PERINTIS: Prof. Dr. H Koesnadi Hardjasoemantri, SH, ML (Alm) PENASIHAT: GBPH. H. Prabukusumo, S.Psi KBPH. Prabu Suryodilogo Moetaryanto Poerwoaminoto AO KRT. Sugiharto Soeleman Ir. Paulus Warsono Broto, MM PENANGGUNG JAWAB: KRMT. Indro ‘Kimpling’ Suseno, SH DEWAN DIREKSI: Drg. R Eddy Purjanto KRMT. Indro ‘Kimpling’ Suseno, SH Ir. Danang Wibowo DEWAN REDAKSI: KRMT. Indro ‘Kimpling’ Suseno, SH FA Herru Della Yuanita FOTOGRAFI: Budi Prast Albert Taurino ARTISTIK & PRODUKSI: Sutoto Arif Tedja Mukti PEMASARAN IKLAN: Anis Rohmah Nurjanah (Koordinator) M Farid Imawan KEUANGAN & ADMINISTRASI IKLAN: Lulu Z Ofta Arianti SIRKULASI & PROMOSI: Tegar Hartoko Sutaryo REDAKTUR ONLINE: Agus Yuniarso ADMIN IKLAN Monica Dyah Kusumawati PERWAKILAN JABODETABEK Herlan Perisa Bambang Kusubyanto Kristina Agustin (Administrasi)

Model : Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo Busana & Aksesoris : Koleksi pribadi Foto : Antara Foto / Widodo S. Jusuf Desain : Sutoto

PENERBIT: PT. Kabare Jogja Media Pariwara ALAMAT REDAKSI, IKLAN DAN SIRKULASI: Jl. Pacar 67A, Baciro, Yogyakarta, Telp +62 274 562 887, Faks +62 274 558 072 E-mail: info@kabaremagazine.com, kabareyk@indosat.net.id Website: www.kabaremagazine.com ALAMAT PERWAKILAN JAKARTA: Sovereign Plaza Lantai 12 Jl. TB. Simatupang No. 36, Jakarta 12430 Telp: 021 - 294 00 153. Fax: 021 - 294 00 161

November 2014

05


PASUGATAN

DAFTAR ISI

8 Regol Patung Monumen Dirgantara di Pancoran, Monumen Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia, Diorama Sejarah Monumen Nasional di Jakarta dan masih banyak lagi patungpatung lainnya, rupanya lahir dari tangan dingin pematung Edhi Sunarso. Pematung legendaris asal Yogyakarta ini rupanya telah banyak mendapat penghargaan dari pemerintah, di antaranya Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma atas karyakaryanya yang monumental itu, serta pengabdiannya pada negara.

Kondhang 22 Jokowi, tokoh berkarakter sederhana namun visioner yang telah berturut-turut menggapai pucuk-pucuk pimpinan daerah, mulai dari walikota Surakarta, kemudian gubernur DKI Jakarta, kini dia telah resmi memimpin negeri ini. Presiden Joko Widodo pun kini telah siap bekerja untuk membangun negeri ini. Untuk itu, ia mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersama-sama dengannya, dengan semangat revolusi mental, berupaya sebaikbaiknya membangun Indonesia hebat.

38 Canthing Sebagai organisasi alumni, KAGAMA dinilai sangat solid selama ini. satu hal yang membuat KAGAMA solid karena organisasi ini bukanlah suatu alat atau kendaraan politik untuk mendekatkan diri pada kekuasaan. KAGAMA bukan pelanggeng primordialisme intelektual dan juga bukan jalan tol untuk mendekat kekuasaan guna kepentingan individu maupun kelompok. KAGAMA justru ingin membangun multikulturisme kecendekiawanan untuk bersama membangun bangsa

Pendopo 64 Dalam setiap upacara grebeg, satu hal yang tak pernah terlupa adalah hadirnya para prajurit Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Prajurit yang dulu berfungsi sebagai alat pertahanan dan kemanan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ini terbagi atas beberapa kesatuan. Biasa disebut bregodo, mereka merupakan tentara yang dahulunya dipakai sebagai angkatan perang, namun kini difungsikan sebagai bagian dari upacara adat grebeg

06

November 2014


30 Gebyar Ketepatan perpaduan brocade dengan tullee serta beadings untuk menghasilkan tampilan yang elegan dan chic menjadi kekuatan yang menonjolkan pesona kecantikan serta keanggunan seorang wanita. Penempatan ornamen baik itu sequin dan emblishment di setiap busana menunjang kemewahan koleksi ini. berlatar belakang bangunan peninggalan zaman dulu, Sang Countess seolah hadir di masa kini.

Klangenan 80 Meranti Restaurant di Hoel Gowongan Inn mengangkat masakan Jawa sebagai menu utamanya. Cangkir 6 Joglo Bintaran pun adalah cafĂŠ baru yang menawarkan notalgia pada Jawa, khususnya Jogja. Rupanya, aroma tradisional kini telah menjadi trend di bermacam bidang, tak terkecuali kuliner. Memang, macam-macam hal berbau tradisi sering kali ngangeni banyak orang. Apalagi tradisi yang menyangkut kuliner. Selain banyak orang yang selalu ingin mencicipi, banyak pula warung-warung penyedia menu tradisional dibuka atau dipertahankan. Warung Bakmi Pur, Jombor, Yogyakarta, salah satunya.

REGULER 26. PEPANGGIHAN 60. NGADI BUSANA 68. PLESIR 72. PESANGGRAHAN

88. PAGUYUBAN 92. GUNEMAN 94. DULU KINI 95. LAKON LAKU

96. JERON BETENG 102. CAWISAN

November 2014

07


REGOL KABAR UTAMA

D

i tengah lingkaran air, sepasang muda mudi tengah melambaikan tangan kanannya. Ada sebuket bunga di genggaman perempuan itu. Keduanya gempita melangkah, seperti terlalu bahagia menyambut siapa yang datang. Mulutnya mengaga tak bersuara, tapi terang bersorak sapa, “selamat datang!” Sejak 1960-an sepasang muda mudi itu berdiri di sana. Tak bergerak, tetap pada posisinya sampai sekarang. Mereka berdua itulah yang mewakili bangsa menyambut para olahragawan Asia Tenggara mengikuti pesta olahraga SEA Games IV tahun 1962 di Jakarta. Pasangan muda ini juga yang sampai sekarang kita kenal dengan nama “Monumen Selamat Datang”. Selamat Datang adalah patung monumen yang berdiri kokoh di tengah Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, tepat di sebelah Hotel Indonesia. Monumen ini dihadapkan ke utara, ke arah bandara internasional yang kala itu masih di Kemayoran, di mana para atlet negara-negara Asia Tenggara tiba untuk menuju Hotel Indonesia serta Gelora Bung Karno yang saat itu bernama Kompleks Olahraga Ikada. Jakarta, sebagai ibukota negara, memang memiliki lebih dari satu monumen yang terpencar di beberapa lokasinya. Tugu atau Patung Selamat Datang hanya salah satunya. Di sana, masih ada patung-patung monumen lainnya yang didirikan untuk “memahat” Jakarta menjadi sebuah kota yang mencirikan semangat berdikari Indonesia di kala masa pembangunannya. Ir. Soekarno, Presiden pertama RI, yang namanya tak mungkin lepas dari berdirinya patung-patung monumen di Jakarta tersebut. Beliaulah penggagas keberadaannya. Monumenmonumen itu bukanlah semata proyek tanpa makna. Sebagai tokoh di balik pembangunannya, Soekarno tentunya punya maksud bagi perjalanan bangsa Indonesia. Bung Karno ingin anak-anak

bangsa mengerti sejarah dan tidak melupakan begitu saja. Seluruh anak bangsa musti paham bahwa pembangunan bangsa dan negara ini berlangsung di atas pengabdian dan pengorbanan para pendahulu, yang rela melakukan apa saja demi tanah pertiwinya. Pada masa-masa pembangunannya, keadaan Indonesia memang belum semaju sekarang. Jakarta sebagai ibukota masih terus berbenah. Dengan membangun Jakarta, Ir. Soekarno juga ingin membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Dan monumen-monumen itulah yang diinginkan menjadi sekilas bukti tentang upaya kerja keras yang mebuahkan karya. Lalu karya-karya itulah yang ingin dikenalkan pada dunia, sekaligus menjadi identitas serta kebanggan masyarakat. Berdirinya patung-patung monumen di Jakarta kemudian bukan hanya menjadi penanda penting ibukota, tapi juga sebentuk upaya nyata merumuskan apa dan bagaimana ruang kota semestinya. Seperti itulah secara umum tujuan monumen-monumen itu dibuat. Secara khusus, patung-patung tersebut didirikan sebagai penanda zaman, penanda peristiwa, sekaligus orang-orang yang dinilai berjasa bagi negara. Keberadaanya di ibukota bagai seorang pendiam, yang menyimpan remah-remah peristiwa di masanya, serta semangat juang orang-orang yang terlibat langsung dalam proses pembangunannya. “Manusia-manusia patung” itu kini hanya dapat menanti seseorang membacanya. Selain Ir. Soekarno, salah satu sosok di balik proses pembangunan beberapa patung monumen di Jakarta adalah sosok Edhi Sunarso. Siapakah dia, tentu hanya generasi kini yang peduli sejarah bangsa, yang minimal pernah membaca sosoknya. Edhi Sunarso adalah seorang yang paling lekat dengan beberapa monumen di Jakarta itu. Dia yang terlibat dalam prosesnya, saat ini mungkin menjadi satu-satunya yang tersisa. Dengan apa yang telah dikerjakannya, layaklah jika Edhi Sunarso dikenal anak bangsa generasi sekarang sebagai sosok pejuang monumen. +

Patung Monumental

Memahat Wajah Ibukota Teks: FA Herru; Foto: BK

08

November 2014



REGOL KABAR UTAMA

Edhi Sunarso

Senimandi Balik Monumen

I

nilah dia, satu sosok yang pernah terlibat langsung dalam proses pengadaan beberapa patung monumental Jakarta. Edhi Sunarso, laki-laki pematung yang menjadi ibu bagi patungpatung monumental yang kerap kita temui di Jakarta itu. Dari tangannya memang telah terlahir banyak karya fenomenal bertema perjuangan yang sesungguhnya tidak hanya ada di Jakarta, tapi juga di ruang-ruang publik beberapa kota di Indonesia. Karya-karyanya itu telah menjadi bagan media pencerita sejarah bangsa Indonesia.

10

November 2014

Pematung legendaris ini dilahirkan di Salatiga, 2 Juli 1936 silam. Sejak kecil, ia telah terbiasa dengan kondisi pergolakan bangsa. Bahkan, di usia 14 tahun Edhi sudah terbiasa melempar granat untuk melawan penjajah. Kemudian jauh waktu setelah itu, ia sudah dikenal sebagai seniman pematung yang karya-karyanya bertengger hingga kini di tanah banyak kota di Indonesia. Perjalanan hidupnya yang demikian itu yang membuat Edhi Sunarso sendiri tak pernah habis pikir. Beberapa pemerhati seni di zaman ini berpendapat bahwa sosok Edhi Sunarso

Pilar Teks: FA Herru; Foto: Albert, ist

adalah seniman pejuang. Ialah seniman patung yang tumbuh pada masa revolusi kemerdekaan. Selain karena patung monumentalnya selalu bertema perjuangan dan menjadi bagian dari sejarah bangsa, sebagai seniman ia sendiri dinilai sebagai pelopor seni patung modern Indonesia. Atas karya-karyanya yang luar biasa serta jasanya pada negara, baik berkaitan dengan sejarah bangsa maupun dengan perkembangan seni patung di Indonesia, kesenimanan Edhi lantas banyak dipuja dan diberi penghargaan. Institut Seni Indonesia Yogyakarta memberinya penghargaan


Pemerintah India untuk Karya Seni Patung Terbaik pada tahun 1956, Piagam Seni dari Pemerintah Republik Indonesia tahun 1984, serta Piagam Seni dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk Karya Monumental pada1996. Institut Seni Indonesia Yogyakarta jelas adalah kampus seni yang lekat dengan Edhi Sunarso. Di kampus inilah Edhi sendiri pernah merasa mendapat pencerahan dalam perjalanan hidupnya. Istitut Seni ini, yang waktu itu masih bernama ASRI, dan juga sosok pelukis Hendra Gunawan, dianggapnya sebagai pintu gerbang perjalanannya sebagai seniman. Di kampus itu, Edhi Sunarso awalnya diangkat sebagai “siswa pendengar� atas jasa Hendra Gunawan. Ia belajar di sana sampai akhirnya lulus dan kemudian

Edhi Sunarso membuat model patung

sebagai Empu Ageng Seni pada 14 Januari 2010. Ia pun dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma pada 12 Agustus 2013 karena berjasa pada bangsa dan negara dalam memajukan dan membina kebudayaan nasional. Di samping itu, tanda-tanda penghargaan lainnya pun telah ia peroleh sebelumnya. Pada tahun 1953, Edhi Sunarso mendapat penghargaan dalam Lomba Seni Patung Internasional di Inggris atas karya The Unknown Political Prisoner. Lalu mendapat medali emas dari

beroleh kesempatan melanjutkan kuliah di Visva Bharanti Rabindranath Tagore University, India, tahun 1955. Di kampus ISI Yogyakarta itu pun akhirnya Edhi Sunarso berkiprah di dunia pendidikan. Tahun 1959-1967, ia mengajar di Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI) ASRI Yogyakarta sebagai Ketua Jurusan Seni Patung. Namun sebelumnya, ia sudah aktif sebagai staf pengajar pada Akademi Kesenian Surakarta sejak tahun 1958-1959. Pada 1967-1981, sebagai tenaga pengajar pada Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Negeri (IKIP) Yogyakarta. Tahun 1968-1984, sebagai pengajar merangkap asisten Ketua Bidang Akademik STSRI/ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta. Dan tahun 1985-1990, sebagai pengajar sekaligus Sekretaris Senat di ISI Y Yo Yogyakarta. Sebagai pe perupa, tentu sa saja Edhi Su Sunarso m memiliki ke kekhasan. It Itulah sebabnya ia kemudian dditahbiskan ssebagai p pematung n nomor wahid IIndonesia. Jika ddiperhatikan, kkarya-karya E Edhi Sunarso

di studio Santiniketan, India, tahun 1956

Patung “Kelaparan Karya Edhi Sunarso dalam Pameran seni patung moderen pertama kali di Indonesia di halaman Gedung DPRD DIY yg diselenggarakan oleh sanggar Pelukis Rakyat

November 2014

11


REGOL KABAR UTAMA

Edhi Sunarso dan Kustijah, bersama putra-putrinya (Rosa Arusagara, Titiana Irawani, Satya Rasa, dan Sari Prasetya Angkasa) serta tiga keponakan (ki-ka: Alm. Dharma Setiawan, Sudarmanto, dan Sambodo Hardjanto) berfoto di depan studio Jl Kaliurang, tahun 1967

berada di dua wilayah. Tak sebatas pada seni patung-patung monumental, namun sebagai seniman yang bebas, ia sendiri memiliki karya-karya patung individu. Seperti yang ditulis kurator seni Mikke Susanto, patung monumental atau commission work yang dimaksud adalah karya-karya yang secara khusus dibuat untuk kepentingan ruang publik, berukuran besar, memiliki maksud yang diharapkan bisa menjembatani antara kepentingan negara dan masyarakat. Seni patung monumental Edhi Sunarso tidak saja berbentuk monumen, tugu, patung pahlawan maupun patung luar ruang semata, tetapi juga ada yang berbentuk diorama. Dilatari pengalamannya sebagai pejuang revolusi fisik tahun 1945-an, maka tak kurang sejumlah diorama dan patung yang memiliki perspektif sejarah telah dibuatnya. Dengan pengalamannya yang luas semasa muda, rasa nasionalisme itu dibangkitkan kembali lewat karya-karya seni monumental yang dibuatnya, seperti Monumen Selamat Datang tadi. 12

November 2014

Sedangkan patung individual merupakan karya-karya yang berangkat dari pemikiran dan pengalaman pribadi dan dikerjakan secara intim dengan semangat individu, tanpa mempermasalahkan ukuran dan kepentingan publik. Selama ini Edhi Sunarso condong sebagai pematung bergaya realis. Gaya realis menonjolkan tema-tema penderitaan, kehidupan kaum papa dan pejuang, serta potret manusia secara umum. Namun ada pula karya-karya Edhi yang bergaya figuratif non realisme, juga gaya simbolikfiguratif yang bertema kehidupan disimbolkan dengan tanda-tanda tertentu. Patung realismenya yang pertama lahir pada tahun 1950-an, tepatnya pada karya bertajuk Kelaparan yang dibuat tahun 1952 dan Tahanan Tak Dikenal tahun 1953. Patung ini memang menyimpan dinamika yang tidak saja berakibat bagi Edhi dengan diganjar dengan medali perak pada kompetisi patung internasional, namun juga dari segi emosi memberi banyak empati. Patung yang berbahan cor semen ini dibuat pada masa dimana seni patung di Indonesia

masih didominasi kecantikan tradisi klasik dan primitif. Sedang ciri fisik karya realis Edhi terletak pada kehadiran objek yang dipatungkan masih mendekati bentuk aslinya. Patung-patung individualnya itu pernah beberapa kali dipamerkan, baik di dalam maupun luar negeri. Seperti Pameran Tunggal di Santiniketan India pada tahun 1956, Pameran Tunggal dan Pameran Nasional ALL India di India tahun 1957, pameran bersama istri di Yogyakarta pada tahun 1959, dan pameran bersama But Mohtar, G. Sidharta, dan Rita Widagdo yang digelar pada tahun 1987. Begitulah sekilas cerita tentang Edhi Sunarso sebagai seniman. Ia adalah seniman yang pernah mematungkan peristiwa-peristiwa sejarah bangsa, di mana ia memulai kariernya dengan mengabdikan diri sebagai pematung yang membuat monumen-monumen bersejarah yang dapat membangkitkan rasa nasionalis masyarakat Indonesia. Dialah sosok penting di balik monumen bersejarah di Jakarta, selain Bung Karno sendiri. +



REGOL KABAR UTAMA

N

Sang Pematung

yaris di setiap kota di Indonesia, dapat ditemui monumen atau patung yang berdiri di sudut atau pusat kota. Apa lagi jika bicara Eropa, bisa dipastikan setiap kota selalu terdapat bangunan atau patung penting. Di ibukota kita pun demikian, kita juga dapat menemukan banyak bangunan patung di beberapa lokasi. Bukan sembarang patung, tapi patung-patung itu adalah monumen. Dikatakan monumen, berarti pasti berhubungan dengan peristiwa tertentu yang pernah terjadi atau yang dinamakan sejarah. Bicara patung-patung monumental di Jakarta, tentu bangsa Indonesia seharusnya takkan melupakan para pejuangnya. Tak ada yang lain, tujuannya pada waktu itu semata membangun ibukota, memperkokoh kaki-kaki negara. Antara Bung Karno dan secara khusus Edhi Sunarso, adalah dua tokoh bangsa yang telah mampu memahatkan sejarah bangsa terkait adanya patung-patung monumental di Jakarta. Kisah perjalanan hidup Edhi Sunarso sendiri cukup menarik dipaparkan. Kisah hidup seorang gerilyawan cilik yang setelah dewasa justru berstatus sebagai pematung sebag yang namanya legendaris, bukan legen veteran perang. veter Dikisahkan, D pada tahun 1933 di Salatiga, sejak usia 7 Sala bulan Edhi Sunarso bula harus berpisah har dengan orangtua. den Ia ddiasuh oleh budenya yang bu tinggal di tin Kemayoran, Ke Jakarta. Waktu itu Ja masih zaman m pergolakan, di pe mana suatu hari m ssebuah pesawat Belanda jatuh di B kkawasan Kemayoran. K SSingkat kata, g numen Selamat Datan Mo r stu ge an ak rag bude dan Bung Karno meme gyakarta tahum 1959 rso Jl. Kaliurang, Yo di studio Edhi Suna keponakan terpisah karena akhirnya ter harus mengungsi. Edhi Sunarso kecil langsung dibawa oleh seorang guru ke Pegadean Baru di Subang. Teks: FA Herru; Foto: ist Ketika usia belasan tahun, di Jawa Barat itu Edhi

Menuju Monumen 14

November 2014


Foto bersama Edhi Sunarso dan rombongan Bung Karno saat meninjau pembuatan patung Selamat Datang di studio Keluaraga Artja Jl Kaliurang, Yogyakarta

diperbolehkan keluar dari penjara. Ia bukannya senang, tapi justru khawatir karena tidak tahu akan pergi kemana. Awalnya ia ingin pergi ke Yogyakarta untuk menyusul komandannya yang telah long march. Hidupnya terkatung katung setelah itu. Dari kota ke kota, puluhan kilometer jaraknya, ia harus tempuh dengan berjalan kaki. Sebelum sampai Yogyakarta, Edhi Sunarso sempat berubah haluan. Ia musti menuju Salatiga, kota kelahirannya, untuk

Bung Karno menjabat tangan Edhi Sunarso saat peresmian Tugu Muda, Semarang

Sunarso mulai ikut bergabung dengan pejuang gerilyawan Indonesia untuk melawan Belanda. Saat itu ia bertugas menjadi kurir, penghubung antar pejuang kemerdekaan. Proses pemasangan Monumen Selamat Datangdi Bundaran HI Kelas 5 Sekolah Rakyat harus ia tinggalkan, dan mulai bergerak kata, terakhir bertemu orangtua kandungnya. k sebagai pasukan sabotase yang kali k Edhi membakar pabrik-pabrik milik Setelah berhasil bertemu, tak selang dipindahkan d Belanda. Ketika di Cimalaya, berapa lama, Edhi Sunarso memutuskan ke k penjara saat melewati sebuah kampung untuk melanjutkan perjalanannya ke TNI T Camp yang terbakar, Edhi Sunarso Yogyakarta. Menurut Edhi Sunarso, tak ada Log L beserta pasukannya yang Suasana peresmian Tugu Mu kisah menarik atau mengharukan saat da, Semarang Kebonbaru, K berjumlah 19 orang dikepung bertemu orangtua, seperti yang ia impikan Bandung. Di oleh Belanda. Sejak itulah hampir selama sepanjang hidupnya. Sesampai di situlah, ia mulai dapat belajar membuat empat tahun, ia hidup dari penjara ke Yogyakarta, ternyata ia juga tak berhasil cincin dari tulang dan menggambar. Saat penjara. bertemu pasukan dan komandannya, Siksaan demi siksaan ditelannya. Pendek usianya menginjak 16 tahun, Edhi Sunarso November 2014

15


REGOL KABAR UTAMA

Pengerjaan relief Museum Perjuangan

kisah hidupnya akan berubah arah. ASRI adalah pintu gerbang Edhi menjadi seniman. Karena seringnya bermain ke ASRI dan ikut-ikutan menggambar, seorang menepuk pundaknya. Dia adalah pelukis juga pengajar di sana, Hendra Gunawan. Percakapan antara keduanya mulai terjadi, dimana Hendra dapat melihat bakat seninya dan menolong Edhi untuk dapat diterima sebagai siswa, meski Edhi tak pernah punya ijazah sebelumnya. Saat itulah Edhi Sunarso merasa senang. Matanya berbinar-binar, dunia terasa terbuka baginya. *** Itulah awal pertemuan Edhi Sunarso dengan Hendra Gunawan. Sebuah pertemuan yang menurut Edhi tak kan pernah ia lupakan. “Bagi saya Hendra Gunawan dan isterinya seperti orangtua. Dari merekalah saya memperoleh kasih sayang yang selama ini saya dambakan,” ungkapnya mengenang kebaikan hati keluarga Hendra Gunawan. Ia tinggal di Edhi mengamati proses pembuatan reliefuntuk Museum Perjuangan rumah Hendra Yogyakarta, 1959

Edhi Sunarso berfoto bersama dosennya, Ram Kinker Bay di depan karya sang dosen berjudul “Gadis Santai”, 1956, India

karena telah kembali ke Bandung. Hidup Edhi pun semakin terkatung-katung di Yogyakarta. Di sanalah ia pun mulai merasa bosan menjadi tentara. Ia ingin hidupnya lebih rapi dan tenang dengan tidak menjadi tentara. Waktu itu bulan April tahun 1950, ia berada di Keluarga Edhi Sunarso dan Keluarga Artja berfoto bersama di depan rumah di Jl. Kaliurang, 1961 persimpangan apakah tetap menjadi tentara atau melanjutkan sekolah. Di saat-saat memutuskan, Edhi Gunawan yang juga menjadi markas sanggar Pelukis Rakyat. Ia kerap bermain di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) yang pun ikut membantu Hendra Gunawan untuk menghidupi sanggar letaknya di depan Bioskop Permata, Yogyakarta. Edhi senang Pelukis Rakyat. Bersama para seniman lain, ia sering diajak ke sekali ketika melihat para mahasiswa menggambar. Ia pun Kaliurang untuk mematung batu, karena saat itu belum ada teknik terkenang dengan hidupnya di penjara dulu, saat ia terbiasa belajar cor, semuanya memakai tanah liat. Baginya tak ada malam, karena menggambar di sana. siang malam ia terus menumpahkan hidupnya untuk menggambar Di kamppus itu dia ikut-ikutan menggambar. Kemana pun dan mematung. mahasiswa pergi menggambar, ia ikuti dan ia pun menggambar. Tidak heran jika saat tahun ketiga ia diperbolehkan ikut ujian Tak pernah terbayang dalam pikiran Edhi, bahwa di saat itulah dan dinyatakan lulus sehingga bisa menjadi mahasiswa biasa. 16

November 2014


Sebelumnya Edhi hanya bisa diangkat sebagai siswa pendengar. Pada tahun 1952, Edhi Sunarso mengikuti sayembara patung sedunia di London bernama Public Ballot dimana ia menjadi pemenang kedua dengan patung berjudul “The Unknown Political Prisoner� yang kini tersimpan di Museum Tate, London. Ia kemudian melanjutkan sekolah di ASRI sehingga bisa memperoleh ijazah. Dengan bekal ijazah dan prestasi yang dimilikinya, Edhi Sunarso bisa mendapat beasiswa dari Unesco untuk sekolah di Santiniketan, India. Selama dua setengah tahun studi di negeri Mahatma Gandhi itu, ia memperoleh Gold Medal dari pemerintah India. Sebuah penghargaan kesenian pertama yang diberikan India kepada orang asing. Sekembalinya dari India, di tahun 1959, Edhi Sunarso menjadi guru tetap di ASRI. Saat itu pula ia mengembangkan teknik cor gips dan semen. Pada tahun 1960, ia pun diberikan tanggung jawab untuk mengembangkan jurusan seni patung di ASRI. *** Nama Edhi Sunarso kian melambung di kancah nasional. Pada saat peresmian Monumen Tugu Muda Semarang, Edhi Sempat bersalaman dengan Presiden Soekarno yang pada waktu itu meresmikan. Soekarno mengucapkan selamat kepada Edhi atas keberhasilannya di London dan India. Edhi sendiri mengaku tak tahu, sejak kapan Soekarno mengenal namanya. Mulai dari situlah Edhi Sunarso kemudian terbiasa bertemu presiden pertama RI itu. Suatu waktu di tahun 1958, ia dipanggil Bung Karno ke kediamannya. Bersama Henk Ngantung, ia

Edhi Sunarso bersama Keluarga Artja dalam proses pembuatan model Patung Monuman Dirgantara di Studio Keluarga Artja, 1962


REGOL KABAR UTAMA bertemu presiden kemudian. Saat itu beliau mengutarakan hendak membuat patung perunggu setinggi 9 meter untuk menyambut olahragawan SEA Games di Jakarta. Awalnya Edhi merasa ragu, karena belum pernah sekalipun ia membuat patung perunggu 10 cm pun, apalagi harus membuat setinggi 9 meter. Namun Soekarno menguatkan hatinya dengan katakatanya yang bersahaja. Hingga pada akhirnya Edhi pun mengatakan sanggup untuk melakukan tugas itu. Yang menarik untuk memperoleh bentuk patung penyambutan atlet SEA Games itu, biasanya Bung Karno sendiri yang akan memperagakan dirinya untuk

Monumen Dirgantara dalam tahap pembangunan

antara el Patung Dirg n wajah mod ka rja ge en m omo Edhi dan Sarp

Edhi dan Sarpomo di depan maket gipsum Sang Manusia Terbang, 1961

18

November 2014

dijadikan model. Akhirnya, dengan sket yang dibuat oleh Henk Ngantung, Wakil Gubernur DKI saat itu, patung Selamat Datang dikerjakan oleh Edhi Sunarso bersama timnya. Terhitung selama satu tahun pengerjaan patung itu sampai berdirinya. Tahun 1961 patung yang dinamakan Monumen Selamat Datang itu diresmikan oleh Bung Karno. Sejak keberhasilan membuat Patung Selamat Datang ini, Edhi Sunarso kian dipercaya Bung Karno. Setelah itu, Edhi pun diminta Bung Karno untuk membuat Patung Pembebasan Irian Barat yang nantinya akan diletakkan di Lapangan Banteng. Monumen ini akhirnya dapat diresmikan Presiden Soekarno di tahun 1963. Patung ini melambangkan atau simbol kegigihan dan semangat rakyat Indonesia untuk pembebasan Irian Barat


dari Belanda. Patungnya mengekspresikan seseorang yang seolah telah terbebas dari belenggu. Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh tim pematung Keluarga Artja pimpinan Edhi Sunarso. Patung terbuat dari bahan perunggu seberat 8 ton. Tinggi patung dari kaki sampai ujung tangan sekitar 11 meter. Sementara tinggi khaki patung sampai landasan bawah 20 meter. Setelah setahun, Patung Irian Barat dhi selesai. Lalu Edhi ta Sunarso diminta at untuk membuat patung ng Dirgantara yang n akan diletakkan di Bunderan Pancoran. Idenya berasal dari pertanyaan, n, jika Amerika dan Soviet bangga dengan pesawatnya, lalu apa yang Sketsa Bung Ka rno yang dibe rik ke Henk Ngan bisa tung untuk Mon an umen Pembebasan Iri an Ba dibanggakan rat dari Indonesia? Manusianya. Bung K Karno i B pula yang memperaga-kan gaya Gatot Kaca Mental Bentolo atau Gatot Kaca yang sedang jejak, mengambil ancangancang untuk terbang dan lepas landas. Itu adalah simbol dari semangat dan patriotisme bangsa Indonesia. Patung ini dirancang Edhi Sunarso sekitar tahun 1964-1965 dengan bantuan

Proses pemasangan Patung Monumen Pembebasan Irian Barat, 1962-1963

Bung Karno di saat peresmian Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta, 1963

Model Patung Monumen Pembebasan Irian Barat, 1961

November 2014

19


REGOL KABAR UTAMA

Proses pemasangan Monumen Pahlawan Gatot Subroto di Jl. Slamet Riyadi, Solo, 1979

Pemasangan Patung Pangsar Jenderal Sudirman di Mabes ABRI Cilangkap, Jakarta, 1986

Pemasangan Patung Laksamana Yos Sudarso untuk Monumen Dharma Samudra, Surabaya, 1964

dari Keluarga Artja. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 ton, yinggi patung 11 meter, dankaki patung mencapai 27 meter. Bagi Edhi Sunarso, bekerjasama dengan Bung Karno merupakan pengalaman yang sangat berkesan. Itulah sebagaian karya monumen yang sempat dikerjakannya bersama Bung Karno. Sebagai pematung yang kaya pengalaman, Edhi pun dipercaya pemerintah selanjutnya menangani berbagai patung monumen untuk didirikan di berbagai kota di Indonesia. Edhi Sunarso (berkacamata hitam) berfoto bersama wartawan dan Tercatat, karya-karya para pekerja Tugu Muda, Semarang monumen Edhi selanjutnya adalah Monumen Pahlawan Nasional Kolonel Slamet Riyadi, Ambon; Monumen n Piagam a Penghargaa Jenderal Ahmad Yani, endapat lencan m o rs na Su hi Ed erintah, 1981 Seni dari pem Bandung; Monumen Jenderal Gatot Subroto, Surakarta; Monumen Pahlawan Samudera Yos Sudarso, Surabaya; Monumen Pahlawan Samudera, Jakarta; Monumen Panglima Besar Sudirman Cilangkap (Mabes TNI), Jakarta; Monumen Panglima Besar Sudirman, Moseum PETA, Bogor; Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Jakarta; Monumen Yos Edhi Sunarso mengamati pengerjaan relief tenggelamnya KRI Macan Tutul di Laut Aru untuk Monumen Dharma Samudra Sudarso, Biak, Irian Barat; Monumen Pahlawan Tak Dikenal, Digul, Papua; serta Monumen Sultan Thoha Syaifudin, Jambi. Selain itu, Edhi Sunarso juga telah dipercaya membuat patung Perhubungan (TMII), Jakarta; Diorama Sejarah Moseum Tugu diorama sejarah. Karyanya adalah Diorama Sejarah Monumen Pahlawan 10 November, Surabaya; dan Diorama Sejarah Moseum Nasional, Jakarta; Diorama Sejarah Moseum Lubang Buaya, Jakarta; Benteng Vredeburgh, Yogyakarta. Diorama Sejarah Moseum Pancasila Sakti Lubang Buaya, Jakarta; Perjalanan Edhi Sunarso memang sangat panjang dan penuh Diorama Sejarah Moseum ABRI Satria Mandala, Jakarta; Diorama perjuangan. Kini usianya telah mencapai 83 tahun. Di rumah Sejarah Moseum Purba Wisesa, Jakarta; Diorama Sejarah Museum barunya di kawasan Jombor, Yogyakarta, Edhi Sunarso masih Monumen Jogja Kembali, Yogykarta; Diorama Sejarah Museum berniat membangun museum koleksi pribadi. Meski fisiknya tak Keprajuritan Nasional (TMII), Jakarta; Diorama Sejarah Moseum seperti dulu lagi, jiwanya tak pernah berhenti berkarya. 20

November 2014


Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi Edhi Sunarso, bekerjasama dengan Bung Karno menjadi pengalaman berkesan dan tak terlupakan sepanjang hidupnya. Menurut beliau, Bung Karno juga merupakan sosok penting yang mengantar perjalanan hidupnya sebagai seorang seniman. Seluruh pencapaiannya ditanggapi dengan kerendahan hati. Saat ditemui Kabare di griyanya di kawasan Jombor, ia berkata, “Saya ini hanyalah titik kecil dari seluruh peristiwa besar yang lainnya.� +

Edhi dan mantan Presiden Soeharto mengamati Patung Ibu Tien di kediamannya Jl. Cendana, Jakarta, 2002

Sedangkan bekas rumah, tanah, sekaligus sanggar seninya yang terletak di Jalan Kaliurang Km.5 No. 72, Yogyakarta, pun sudah dilepas kepemilikannya. Di tanah bekas rumah dan sanggar seni Edhi Sunarso tersebut akan dibangun sebuah bangunan aparteman Uttara The Icon yang akan menjadi ikon baru Yogyakarta. Bangunan ini didesain oleh firma arsitek terkemuka di dunia, DP Architect Singapore. Di situ pula nantinya akan ada ada sebuah gallery kecil yangg akan memajang karya-karya Edhi Sunarso, sebagai bentuk apresiasi terhadap buah kreativitas, perjuangan, dan pengorbanannya kepada

hi en di Studio Ed el Patung Ibu Ti Pembuatan Mod

r, Yogyakarta Sunarso, Jombo


KONDHANG TOKOH

Presiden Joko Widodo

GotongRoyong

MembangunBangsa Teks: FA Herru; Foto: Dwikoen/Galang Press

22

November 2014


A

da sekembang asa yang muncul di dalam diri berjuta-juta rakyat Indonesia ketika mendengar nama Joko Widodo. Rakyat kini telah memilikinya sebagai pemimpin baru bangsa dan negara. Rakyat pun pantas menyampaikan selamat atas pelantikan Ir. H. Joko Widodo sebagai Presiden ketujuh Republik Indonesia. Tentu saja, di balik ungkapan selamat itu, teriring pula berbagai harapan yang disematkan di pundaknya. Ya, Jokowi adalah harapan baru. Dialah yang menjadi sumber asa yang menyala. Pemimpin yang diharapkan dapat menunjukkan arah di tengah kegelapan. Pemimpin yang sekaligus dapat menyalakan pelita, hingga terang yang didambakan menjadi ada. Pada Jokowi, kini rakyat menginginkan sekembang asa itu terus disirami, agar tetap hidup dan tak mati di kemudian hari. Sebagai pemimpin baru, Joko Widodo kini menjadi tumpuan rakyat. Rakyat menginginkannya untuk sanggup membawa bangsa ini menuju kemajuan yang signifikan. Rakyat menginginkan Jokowi tidak hanya sebagai pemimpin yang sekadar baik, berbudi, jujur, berintegritas, bermoral, tegas, berwibawa, dan berkarakter. Tetapi rakyat juga sangat berharap, Jokowi benar-benar dapat mengeluarkan rakyat kecil dari balutan kemiskinan, penganggur

Jika bicara revolusi mental, yang pertama warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa. Indonesia merupakan bangsa yang berkarakter santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong

disediakan lapangan kerja, korupsi benar-benar diberantas, moral bangsa yang bobrok dicerahkan, dan kekerdilan bangsa ini dibuat terhormat supaya disegani bangsa-bangsa lain di dunia. Seperti itulah setidaknya lukisan harapan rakyat pada sosok pemimpin baru ini. Sebagai rakyat, tentu kita mengharapkan sosok pemimpin yang mau terus bermimpi membenahi negerinya. Namun, sebagai rakyat, kita hendaknya juga tahu bahwa perubahan atau kemajuan yang signifikan tidak mungkin bergantung hanya pada satu pundak. Rakyat, pun musti sadar dan sudi bangkit untuk mendukung sepenuhnya kerja pemimpin baru kita. Harapan akan menjadi sia-sia jika rakyat hanya cukup berkehendak pada adanya perubahan, tanpa mau menyatu, bahu membahu bersama pemimpin baru menciptakan perubahan. Revolusi mental adalah jargon Joko Widodo dalam kampanye

November 2014

23


KONDHANG TOKOH mental tidaklah rumit. Dia cukup sederhana. Karena itu, revolusi mental yang digagas Jokowi menjadi sangat penting. Indonesia hebat yang diimpikan tidak mungkin bisa diraih tanpa perbaikan mental. Sukses di berbagai bidang harus dimulai dari perbaikan mental. Untuk menjadi orang sukses, dia harus lebih dulu menjadi orang baik. Untuk menjadi negara hebat di dunia, bangsa ini harus terlebih dahulu memiliki moralitas yang baik. Karena itu, seperti yang telah dituliskan

“Saya mengajak seluruh komponen masyarakat baik yang di desa, di kota, di provinsi, dan di ibukota untuk bekerjasama dan bergotong-royong mewujudkan cita-cita Indonesia yang makmur, bermartabat, dan punya wibawa� pemilihan presiden. Jika revolusi mental lantas menjadi agenda utama pemerintahannya, tentu revolusi mental juga merupakan upaya rakyat bersama. Revolusi mental bukan hanya untuk presiden dan jajaran pemerintah di bawahnya, namun juga untuk seluruh rakyat Indonesia. Dalam frase yang sederhana, revolusi mental adalah pembangunan manusia. Membangun jiwa yang dalam hal ini menyangkut karakter, sikap, perilaku, dan budi pekerti, yang selaras dengan kepribadian bangsa dan budaya Nusantara. Jokowi pernah bertutur dalam sebuah acara diskusi, jika bicara revolusi mental, yang pertama warga Indonesia harus 24

November 2014

mengenal karakter orisinal bangsa. Indonesia merupakan bangsa yang berkarakter santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong. Karakter tersebut merupakan modal yang seharusnya dapat membuat rakyat sejahtera. Jokowi juga mengatakan bahwa sedikit demi sedikit, karakter itu berubah tanpa disadari. Perubahan karakter yang ternyata merusak mental. Perubahan karakter yang menjadi akar dari munculnya korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik, bobroknya birokrasi, hingga ketidakdisiplinan. Kondisi ini dibiarkan bertahun-tahun dan pada akhirnya hadir di setiap sendi bangsa. Memang, sejatinya arti dari revolusi


Jokowi, revolusi mental harus menjadi sebuah gerakan nasional. Usaha semua rakyat untuk mengubah nasib Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar merdeka, adil dan makmur. Kini, Presiden Joko Widodo bersama pasangannya Wakil Presiden Jusuf Kalla, telah siap bekerja. Setelah melewati hiruk pikuk pemilihan presiden, pastinya saat pelantikan adalah waktu berakhirnya pesta demokrasi. Kini adalah saatnya bekerja. Semua kembali ke pos masing-masing.

“Saya mengajak seluruh komponen masyarakat baik yang di desa, di kota, di provinsi, dan di ibukota untuk bekerjasama dan bergotong-royong mewujudkan citacita Indonesia yang makmur, bermartabat, dan punya wibawa,� begitu kata Jokowi dalam sebuah pidatonya. Menurut Jokowi, Indonesia sebagai negara yang besar harus mengelola seluruh sumber daya yang dimilikinya untuk memakmurkan rakyat. Semua itu hanya bisa terwujud jika seluruh masyarakat bergerak

dan bekerja bersama membangun bangsa. Jika semua bekerja maksimal dalam semangat revolusi mental, maka Jokowi akan sangat terbantu membawa negeri ini ke kejayaannya. Namun, jika hanya harapan kita saja yang besar, lalu hanya menonton, setelah itu mencerca dan mengritik, maka sehebat apa pun Jokowi, hal itu tidak akan terwujud. Perubahan besar dimulai dari perubahan kecil, dan hanya mungkin dikerjakan secara gotong royong. Mustahil dikerjakan sendiri. +

November 2014

25


PEPANGGIHAN PROFIL SUKSES

26

November 2014


NURSALAM A. TABUSALLA

Memasyarakatkan

Golf Teks & Foto: BK

T

erlahir dari keluarga pencinta sepakbola tapi malah mencintai olahraga golf, itulah sosok Nursalam Tabusalla, President Director Senayan National Golf Club. Awalnya Nursalam menyukai sepakbola dan posisi favoritnya adalah penjaga gawang. Olahraga golf mulai dikenalnya pada usia 16 tahun, adalah sang ibu yang prihatin setiap melihat Nursalam pulang dari bermain sepakbola selalu mengalami lecet dan luka di sekujur badannya. Kecintaan pada olahraga golf semakin mendalam setelah sang ibu meninggal dunia. “Saya coba pelajari dan dalami mengapa ibu sangat ingin saya menekuni golf. Ternyata banyak sekali hal yang dapat kita peroleh, terutama dalam makna-makna kehidupan. Misal dari tempatnya saja sudah berbeda, tidak ada tempat yang sama, mulai dari memukul bola tidak ada tempat yang sama, pukul bola pertama, kedua, sampai bola ketiga keempat pasti berbeda tempatnya meskipun besok kita main di lapangan yang sama. Kita main golf bisa di mana saja, di Jogja ada Gunung Merapi, di Jakarta ada hutan kota, itu keindahan yang sangat tidak dapat kita nilai dengan segala macam olahraga yang lain,” cerita Nursalam pada Kabare dengan semangat. Bagi Nursalam, golf memiliki filosofi yang sangat dia hargai. Pertama di mana saat mulai belajar golf, tidak bisa langsung bagus dan mahir. Nursalam mengibaratkan seperti saat kita mulai belajar memukul pasti dari pelan dan pendek dulu baru keras dan panjang. Bila diibaratkan dalam kehidupan, belajar bermain golf layaknya kita lahir, tengkurap lalu pelan-pelan duduk, berdiri, berjalan, hingga berlari. Kedua yang menarik bagi Nursalam dari golf membuat dirinya menjadi kalem, karena apabila kita grasa grusu melakukan swing (pukulan) bola pasti tidak akan kena, semakin tenang dan dihayati saat memukul bola pasti akan kena dan akan

jauh. Ketiga, golf mengajarkan kita akan integritas, kejujuran dan menghargai orang lain. Selain filosofi dari olahraga golf, suasana akan keindahan dari lapangan golf membantu membentuk karakter manusia menjadi terbuka dan sehat karena harus berjalan kaki dan banyak menghirup oksigen dari udara di tempat terbuka. Lewat golf kita dapat menilai karakter seseorang dalam kehidupan sehari-hari atau saat melakukan bisnis. Semua itu dapat terlihat saat bermain golf, dari yang suka marah, masa bodoh, tenang, curang sampai yang nrimo, semua terbaca dari cara bermainnya. Bagi Nursalam golf itu bukan olahraga mahal. Walau hal itu memang tidak bisa dipungkiri karena di golf kita memakai lapangan yang perlu dipelihara lingkungannya terutama rumputnya agar jadi hijau yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Padahal banyak jenis olahraga lainnya yang lebih mahal, kedua untuk menghapuskan stigma mahal tersebut Nursalam bersama pegolfpegolf lain yang bergabung dalam Persatuan golf Profesional Indonesia dan Senayan Golf Club mengkampanyekan programprogram junior, supaya masyarakat tahu bahwa golf Bila diibaratkan dalam itu bisa dijangkau oleh semua kehidupan, belajar masyarakat. bermain golf layaknya kita Pencapaian dari lahir, tengkurap lalu program ini dapat dilihat dari dari pelan-pelan duduk, berdiri, banyaknya anakberjalan, hingga berlari anak caddy bergabung dalam program tersebut. “Awalnya anakanak caddy kita fasilitasi dengan dikasih stick golf dan kita latih di Senayan Golf Club. Ternyata mereka berbakat dan bisa bermain golf malah sekarang ini sudah menjadi pemain professional. Inilah tugas kita di Persatuan Golf Profesional untuk memasyarakatkan golf, karena sesuatu yang sifatnya sudah bermasyarakat tidak mungkin akan mahal,”kata Nursalam. Selain gof dan sepakbola, bisa memainkan alat musik merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh Nursalam. Baginya orang yang bisa main musik adalah orang yang beruntung dan diberi anugerah yang tidak bisa dibayar berapapun nilainya. “Dulu saya pernah belajar gitar tapi gak sabar , tapi anehnya saya malah bisa sabar untuk belajar golf,” pungkas Nursalam sembari tertawa.+ November 2014

27


PEPANGGIHAN PROFIL SUKSES

28

November 2014


SALMAN AL FARISI

Indonesia Potensi

Punya

Teks: Della Yuanita;Foto: Budi Prast

B

ukan rahasia lagi jika negara kita memiliki berjuta potensi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Namun sayangnya, masih banyak yang belum tergarap dengan baik sehingga peluang Indonesia untuk bisa naik kelas dengan mengekspor barang ke luar negeri pun belum maksimal. Salman Al Farisi, yang kini menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk UEA mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki insan kreatif yang mampu mengolah sumber daya alam yang masih berlimpah. Salah satunya Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Dengan kekayaan batu permata yang melimpah, kini banyak produk hasil tambang yang diekspor ke Dubai dan Abu Dhabi. “Kita semua mengetahui bahwa kekayaan masyarakat di Dubai maupun Abu Dhabi membuat kebutuhan pokok mereka telah terpenuhi. Oleh karenanya, kebutuhan tersier mereka mulai dipenuhi dengan membeli perhiasan sebagai salah satu koleksi atau investasi mereka. Indonesia memiliki banyak peluang untuk bekerjasama dalam bidang ekonomi dengan UEA. Oleh karena itu saya juga mencoba menjembatani dan mengkomunikasikan peningkatan potensi kerjasama dengan Indonesia khususnya dengan beberapa daerah seperti Kabupaten Banjar, kemudian Yogyakarta agar kita bisa saling meningkatkan perekonomian negara,” ujar alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada ini kepada Kabare. Menurut pria yang pernah bertugas di Bangkok, New York dan kini di Uni Emirat Arab ini potensi Indonesia sangat luar biasa, apalagi UEA sedang menggalakkan pembangunan sehingga jika negara kita bisa menyuplai barang ke sana maka dampak ekonominya akan sangat bagus. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi wisata yang harus dikembangkan lagi packaging-nya agar wisatawan asing semakin tertarik berkunjung ke negara kita. “Saya melihat banyak hal yang bisa kita lakukan, karena jika kita

melihat potensi ekonomi yang sangat baik maka adalah logis jika kita lebih mengedepankan diplomasi ekonomi. Diplomasi ekonomi adalah bagaimana kita mencoba lebih menempatkan kedua negara dalam satu partnership yang lebih baik. Kita bisa saling berhubungan yang produktif artinya saling mengisi kekuatan kita dan mengisi kelemahan mereka atau sebaliknya. Atau kita bisa menggabungkan kekuatan – kekuatan yang ada untuk tujuan yang lebih besar lagi. Akan semakin baik jika kita lebih mendorong kemajuan kerjasama dalam konteks ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata yang juga erat kaitannya dengan Berbekal pengalaman sosial budaya dan sebagainya. Selain bekerja sebagai diplomat tentu saja mengingat yang telah ditekuninya banyak warga negara sejak tahun 1990an, Indonesia (WNI) Salman pun yakin bahwa yang tinggal dan bertugas di UEA, Indonesia bisa lebih maju maka kita juga wajib dari sekarang membantu dan melindungi,” papar Salman yang pernah menjabat sebagai wakil kepala perwakilan Indonesia di Washington DC ini. Sebagai diplomat, tentu Salman menginginkan adanya kerjasama baik bilateral maupun multilateral yang baik antar UEA dan Indonesia. Berbekal pengalaman bekerja sebagai diplomat yang telah ditekuninya sejak tahun 1990-an, Salman pun yakin bahwa Indonesia bisa lebih maju dari sekarang jika semua elemen saling bersinergi dan mendukung potensi yang ada satu sama lain. + November 2014

29


GEBYAR

FESYEN

Countess Pesona Kecantikan dalam dan

Balutan Glamoritas Elegansi

K

etepatan perpaduan brocade dengan tullee serta beadings untuk menghasilkan tampilan yang elegan dan chic menjadi kekuatan tersendiri untuk menonjolkan pesona kecantikan serta keanggunan wanita yang penuh percaya diri. Penempatan ornamen baik itu sequin dan emblishment di setiap busana menunjang kemewahan koleksi sang desainer. Berlatar bangunan peninggalan tempo dulu di jantung Jogja, Sang Countess seolah hadir di masa kini.

30

November 2014


Konsep elegan dan glamor berlatar dekorasi kolonial, diterapkan secara menyeluruh dalam maxievening-dress yang bertabur sequin berwarna emas yang beraksen beads dan bebatuan warna-warni dibagian pinggang dan neck-line, menjadi kemewahan tersendiri dalam keseluruhan tampilannya.

November 2014

31


GEBYAR

FESYEN

Buah kreativitas sang desainer, dalam bentuk ornamen dekoratif di bagian dada sebagai detail yang menambah kekuatan tersendiri pada garis rancangan simple sexy-cocktail dress bernuansa biru, menjadi pilihan yang feminim dan chic.

32

November 2014


Pemberian finishing beads menjadi aksen utama yang ditonjolkan pada ornamen dekoratif di bagian pinggang. Paduan material green tullee dengan nude-silk yang memberi efek cantik dan elegan pada cocktail-dress kali ini.

November 2014

33


GEBYAR

FESYEN

Masih dengan konsep elegan dan glamor, dengan permainan layer pada material brocade dan tullee diperkuat detail asymmetrical gold sequin dan emblisment yang menjadi ciri khas kekuatan sang desainer. Kesan seorang countess terwujud dalam cocktail-sackdress berwarna nuansa night-blue.

34

November 2014


Warna red-maroon yang sexy dengan aksen motif emboss dark-red pada material jacquard-velvet, tampil sangat elegan sekaligus mewah, saat diwujudkan dalam siluet princess-avant garde beraksen emblisment bebatuan yang serasi menjadi sentuhan cantik dan mewah.

November 2014

35


GEBYAR

FESYEN

Kesan simpel namun tetap chic dan elegan, terwujud dalam cocktail-sackdress beraksen ornamen dekoratif dengan masih dengan taburan beads dan sequin, dalam nuansa warna goldnude green menjadi wujud sang countess yang dinamis di masa kini.

36

November 2014


B

erlatar bangunan hotel dengan arsitektur peninggalan tempo dulu, enam busana dari koleksi sang desainer hadir membawakan cerita tersendiri, tentang pemiliknya yang bernama Kristiana Noviantari C, yang lebih dikenal dengan panggilan akrab mbak Kristi. Perempuan cantik kelahiran 18 November, tiga puluh lima tahun silam ini merupakan anggota aktif APPMI DIY 2004. Ia juga aktif dalam serangkaian pagelaran busana baik itu skala lokal maupun nasional, seperti JFW (Jakarta Fashion Week) dan JFW (Jogja Fashion Week). Pemilik brand KRITI by BUTIK KRISTI, memiliki ciri khas garis rancang yang menjadi fashion line-nya yaitu chic dan elegan. Konsumen nya pun berasal tidak hanya domestik, namun juga mancanegara. Kini di tengah semakin ketatnya persaingan dalam dunia fashion, Ia memantapkan langkahnya dan memperkuat brand-nya dengan mendirikan workshop miliknya sendiri yang beralamat, di Jalan Parangtritis No.87/A Yogyakarta. + Busana & Assesoris : Kristi Model: Atika Nadia Fotografer: Budi Prast Asst. Fotografer: Sutoto Stylist & Writer: Tyas Santhi Fatmasari Make Up & Hair Do: Virdausi Salon Koordinator: Farid Imawan Editing: Sutoto Lokasi: Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

Jl. Parangtritis No. 87 A Yogyakarta Telp. 081904225905 PIN BB: 7EA97F96

Jl. Malioboro 60 Yogyakarta, 55213 e-mail: sales.garuda@inna-hotels.com Telp. 0274-566353, 566322 Fax. 0274-563074 www.innagaruda.com


CANTHING ARTIKEL LEPAS

KAGAMA

Kiprah di Usia

Tujuh Windu Teks: Della Yuanita; Foto: Dokumen KAGAMA & Kantor Arsip Nasional RI

38

November 2014


P

Usai pembukaan Munas IV KAGAMA, para peserta berfoto bersama Presiden dan Ibu Negara di halaman istana

residen terpilih Ir. Joko Widodo ketika menjadi Wali Kota Surakarta pernah diwawancara Kabare KAGAMA edisi 170/XXXVIII/Februari 2009 tentang kebijakannya yang selalu merakyat. Beliau mengatakan, “dulu UGM menunjukkan pada saya bagaimana berpihak pada rakyat. Kesederhanaan UGM juga tampak pada mahasiswanya yang memilih berjalan kaki atau bersepeda saat ke kampus.” Kutipan kalimat tersebut diperoleh Kabare dalam buku Tujuh Windu Sumbangsih KAGAMA Bagi Bangsa dan Negara karya Dra. Suwarni Darsohardjono, dkk., yang diterbitkan menjelang Munas XII KAGAMA & Workshop KAGAMA 2014 di Kendari, November ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa jika kita menyebut nama komunitas alumni perguruan tinggi, jelas KAGAMA (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) tak bisa dinafikan. KAGAMA masuk dalam daftar salah satu keluarga alumni perguruan tinggi yang memiliki peran penting, tak hanya dalam membesarkan nama Universitas Gadjah Mada namun juga memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negara. KAGAMA memiliki komitmen yang tinggi terhadap keberlangsungan organisasi dengan rutin menggelar musyawarah nasional. Lahirnya KAGAMA diawali ketika pada Peringatan Dies Natalis ke IX UGM tahun 1958, Ir. Suwarno, salah satu staf pengajar Fakultas Teknik UGM didesak panitia Dies Natalis UGM untuk berinisiatif menyelenggarakan musyawarah pembentukan organisasi persatuan alumni. Pada akhirnya, kongres pertama digelar di Yogyakarta pada tanggal 18 Desember 1958, dan dari musyawarah ini lahirlah organisasi KAGAMA dengan diketuai Prof. Ir. Herman Johannes dan Ir. Suwarno sebagai sekretaris. Sejak saat itulah, KAGAMA secara rutin menyelenggarakan musyawarah nasional atau munas. Karena memiliki ratusan ribu alumni yang tersebar di seluruh Indonesia dan juga di luar negeri, KAGAMA pun berkomitmen untuk selalu menggelar munas di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Tepat di tanggal 18 Desember 2014 nanti, KAGAMA genap berusia tujuh

windu. Dalam usianya yang ke 56 tahun ini, berbagai kegiatan akan dilaksanakan. Tujuannya adalah sebagai wujud aktualisasi sekaligus mempertegas jati diri UGM sebagai universitas nasional, universitas perjuangan, universitas Pancasila, universitas kerakyatan, dan universitas pusat kebudayaan. Di tahun ini pula KAGAMA menggelar Musyawarah Nasional XII di Kendari pada tanggal 6 - 8 November 2014. “KAGAMA sebagai asosiasi pahamnya adalah ke-Indonesiaan bukan kedaerahan, sehingga alumninya tersebar di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, KAGAMA bukan hanya milik Yogyakarta karena itu kita dalam mengadakan munas tidak hanya di Jawa saja namun berpindah-pindah baik itu di Bali, Banjarmasin, Palembang bahkan di Balikpapan. Idenya diambil dari sebuah prinsip bahwa KAGAMA adalah milik kita semua,” papar Prof. Dr. Ir. Sunjoto, Dip. HE, DEA, kepada Kabare. Prof. Soenjoto yang didaulat menjadi Ketua Panitia Munas XII di Kendari mengatakan dalam Munas KAGAMA I disebutkan bahwa KAGAMA bukanlah organisasi politik, melainkan organisasi kekeluargaan. Selain itu, meski KAGAMA berdiri di luar UGM, namun tetap menjalin hubungan yang erat dengan UGM. Keanggotaan KAGAMA bersifat pasif, dimana seorang alumnus UGM otomatis menjadi anggota KAGAMA. Kemudian, yang dimaksud UGM dalam hubungannya dengan KAGAMA, bukan saja UGM yang diresmikan Pemerintah RI tanggal 19 Desember 1949, tetapi juga perguruanperguruan tinggi yang lebih dulu ada dan menjadi embrio UGM sebagaimana tercantum dalam PP 23 Tahun 1949. Kemudian, yang disebut sebagai alumnus UGM (anggota KAGAMA) adalah seorang yang memiliki ijazah dari UGM, mulai propaduese sampai yang tertinggi yakni gelar Doktor dan Doktor Honoris Causa. “Yang paling harus diperhatikan adalah bahwa KAGAMA bukanlah suatu alat atau kendaraan politik untuk mendekatkan diri pada kekuasaan. KAGAMA bukan pelanggeng primordialisme intelektual dan juga bukan jalan tol untuk mendekat kekuasaan guna kepentingan individu November 2014

39


CANTHING ARTIKEL LEPAS maupun kelompok. KAGAMA justru ingin membangun multikulturisme kecendekiawanan untuk bersama membangun bangsa,” ujar Prof. Soenjoto. Selama tujuh windu pula KAGAMA rupanya banyak memberi sumbangsih pemikiran bagi bangsa dan negara. Prof. Soenjoto mengatakan bahwa salah satu peranan KAGAMA terhadap NKRI yang paling fundamental adalah pada saat situasi NKRI dalam bahaya saat konstituante mengalami jalan buntu dalam pembahasan mengenai dasar negara. Pada saat itulah KAGAMA menggelar seminar Pancasila tanggal 17-20 Februari 1959. Seminar ini berhasil menjelaskan secara ilmiah tempat dan kedudukan Pancasila di dalam ketatanegaraan Indonesia. Prof.

Konstituante untuk kembali kepada UUD 1945. Sumbangsih KAGAMA ini menjadi mementum historis yang melatarbelakangi peristiwa Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menegaskan kembali ke Pancasila dan UUD 1945. Dra. Suwarni Darsohardjono, penulis buku Tujuh Windu Sumbangsih KAGAMA Bagi Bangsa dan Negara, mengatakan KAGAMA juga berperan dalam penambahan azaz-azaz baru dan penegasan pengertian beberapa azaz yang sudah ada dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), seperti azas manfaat, azas usaha bersama dan kekeluargaan, azas demokrasi, azas adil dan merata, dan azas perikehidupan. “Naskah Sumbangan Pemikiran

yang pernah menjabat Kepala Sub-Unit Humas UGM ini kepada Kabare. Tak hanya itu, banyak sekali sumbangsih yang diberikan oleh KAGAMA kepada bangsa ini. pada masa menjelang reformasi, KAGAMA juga berperan aktif menyumbangkan pemikiran untuk mengatasi krisis sekaligus melakukan aksi sosial dalam membantu masyarakat di sekitar kampus. PPH PPH KAGAMA membentuk “Posko Pengaduan dan Penanganan Akibat Krisis” atau Crisis Service Centre (CSC), pada tanggal 18 Mei 1998. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan peran serta sivitas akademika UGM, lebih-lebih alumninya dalam memberikan pembelaan dan pelayanan hukum bagi masyarakat, serta

Pengurus Pusat Harian KAGAMA dan Panitia Munas IV KAGAMA saat diterima Presiden Soeharto di Bina Graha

Presiden Soekarno menghadiri Seminar Pancasila di UGM pada Februari 1959

Notonagoro, Prof. Moh Jamin, Sekjen Kementerian Penerangan Harjoto, Menteri Urusan Veteran Dr. Chairul Saleh, dan Prof. Sardjito merupakan narsumbernya. Dalam seminar tersebut disebutkan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat negara termasuk dalam hukum dasar yang dengan jalan hukum tidak dapat diubah. Pancasila harus dijelmakan di dalam seluruh kehidupan hukum dan kenegaraan. Adanya penjelasan tersebut membuat dunia politik yang bergolak ketika itu dapat kembali mereda. Bahkan saat menutup secara resmi Seminar Pancasila tersebut, Presiden Soekarno berjanji akan menganjurkan

40

November 2014

KAGAMA untuk GBHN 1984-1989 kemudian diterima Beberapa waktu setela h Munas KAGAMA, Pre Presiden Soeharto di siden Megawati juga Seminar Pelaksanaan membuka Otonomi Daerah di UG M sebagai kelanjutan seminar di Kaltim Bina Graha Jakarta hari Sabtu, 18 April 1981. Saat menerima memberikan dukungan terhadap segala naskah yang diantar oleh 13 Anggota upaya dan perjuangan untuk tercapainya KAGAMA tersebut, Presiden Soeharto reformasi total di Indonesia. mengatakan: “Sumbangan pikiran hasil ”Pada zaman reformasi kebetulan saya Munas KAGAMA mengenai GBHN akan sebagai ketua, kami mengajak alumnisaya sampaikan kepada MPR karena alumni yang lain untuk bersama-sama lembaga itulah yang nantinya akan memberi masukan dan revolusi damai. mengambil keputusan mengenai GBHN,” Pada saat itu ada sebuah wadah bernama ujar alumnus Komunikasi Fisipol UGM


Selamat dan Sukses

MUNAS XII KAGAMA & WORKSHOP KAGAMA 2014 image courtesy: http://jatmikadrawing.blogspot.com/

6-8 November 2014, Grand Clarion Hotel, Kendari, Sulawesi Tenggara

“Revitalisasi Negara Maritim yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian”

Direksi, Manajemen, Staff dan Redaksi

ALAMAT REDAKSI, IKLAN DAN SIRKULASI: Jl. Pacar 67A, Baciro, Yogyakarta, Telp +62 274 562 887, Faks +62 274 558 072 E-mail: info@kabaremagazine.com, kabareyk@indosat.net.id Website: www.kabaremagazine.com

ALAMAT PERWAKILAN JAKARTA: Sovereign Plaza Lantai 12 Jl. TB. Simatupang No. 36, Jakarta 12430 Telp: 021 - 294 00 153. Fax: 021 - 294 00 161


CANTHING ARTIKEL LEPAS kebijakan saja. KAGAMA juga melakukan banyak hal, diantaranya menggelar berbagai kegiatan seperti pengabdian pada masyarakat dengan membuat warung makan murah selama krisi ekonomi tahun 1998-2002, bakti sosial berupa pengobatan

Sri Sultan HB X dan GKR Hemas tampak berbaur dengan mahasiswa pada masa reformasi

Suasana pelaksanaan Munas VI KAGAMA di Hotel Bali Beach, Sanur, Bali

Badan Kerjasama Ikatan Alumni Seluruh Indonesia. Kita bersama-sama membahas langkah berikutnya setelah era reformasi. Pada tanggal 20 Mei 1998 saya membuat pengumuman di Bernas untuk mengajak semua alumni dan mahasiswa untuk berkumpul di auditorium Graha Sabha Pramana. Kami tidak melakukan gerakan yang frontal, meskipun pada saat itu KAGAMA melakukan long-march dari halaman auditorium Graha Sabha Pramana ke Alun-Alun Utara Kraton Yogya untuk menyampaikan aspirasi kepada Sultan HB X agar menuntut pemerintah melakukan reformasi total termasuk pergantian kepemimpinan nasional. Setelah peristiwa bersejarah tersebut, keesokan harinya pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyerahkan jabatan kepada Wakil 42

November 2014

resmi oleh Munas IX KAGAMA di Balikpapan dibuka secara tri rnopu Soeka ati Megaw en Presid Wakil

Rangkaian kegiatan Munas V KAGAMA dan Seminar Nasional di Bandung tanggal 18-20 Februari 1985

Presiden, Prof. Dr. BJ Habibie,� papar Ketua Gentaraja ini. Banyak hal lain pula yang telah dilakukan oleh KAGAMA. Di antaranya mengadakan berbagai macam seminar seperti Semiloka Evaluasi Kritis atas Proses dan Hasil Amandemen UUD 1945 yang dilaksanakan tanggal 8-10 Juli 2002 ini yang ditutup secara resmi oleh Presiden RI, Megawati Soekarnoputri di Balai Senat UGM. Adapun nara sumber dalam seminar ini antara lain, Jendral Endriartono Sutarto, Dr. Adnan Buyung Nasution, Dr. J. Kristadi, Bambang Wijoyanto, SH, Dr. Mochtar Pabotinggi, Dr. Indria Samego, dan Dr. Denny Indrayana, SH, LLM. Tentunya, kiprah KAGAMA tak hanya berkutat dalam bentuk kajian ilmiah yang menjadi bahan masukan bagi pengambil

gratis, pembagian sembako, peralatan sekolah, seragam, khitanan massal serta membentuk Tim Peduli Bencana (TPB). Melalui TPB, KAGAMA memberi sekaligus menyalurkan bantuan dalam bentuk uang dan barang serta menerjunkan pakar untuk pendampingan pasca bencana seperti pada saat terjadi gempa dan tsunami serta bencana lain di berbagai wilayah di Indonesia. KAGAMA juga memberikan sumbangan berupa teknologi tepat guna antara lain, karya Prof. Ir. Hardjoso tentang Tripikon-S (tiga pipa konsentris-Septictank) telah disumbangkan untuk masyarakat di wilayah padat penduduk dan daerah rawa. Untuk wilayah padat penduduk, Tripikon-S disumbangkan untuk masyarakat Code, Yogyakarta, sedangkan untuk daerah rawa


JADWAL KEGIATAN Hari/Tgl Kamis, 6 Nop 2014

Jam

Tempat

Acara/Kegiatan

07.00-08.00 Registrasi peserta

Lap Tugu Persatuan kota Kendari Rumah jabatan Gubernur SULTRA Lobby Grand Clarion Hotel Lobby Grand Clarion Hotel

Pembukaan: 08.00-08.15 Menyanyikan Indonesia Raya & Hymne Gadjah Mada

Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

06.00-09.30 Jalan santai bersama masyarakat Kendari Ramah tamah dengan Gubernur 19.30-21.00 Sulawesi Tenggara 08.00-21.00 Registrasi peserta

Jumat, 7 Nop 2014

08.15-08.30 Sambutan Gubernur Sulawesi Tenggara Sambutan Ketua Umum PP KAGAMA 08.30-08.45 (Sri Sultan Hamengku Buwono X) Pembukaan MUNAS XII KAGAMA dan 08.45-09.30 Workshop KAGAMA oleh Presiden RI 09.30-09.35 Pembacaan Doa

Sesi Panel I Moderator: Ganjar Pranowo, SH (Gubernur Jawa Tengah) Notulen: Dr. Sutrisno, Dr. Alva E.Tontowi, Dr. Bambang Purwono 10.00-10.15 Pembicara Kunci (Rektor UGM) 10.15-10.35 Panelis-1 (Hukum): Wilayah Territorial Maritim Indonesia dan Hukum Internasional untuk Mendukung Kedaulatan NKRI Narasumber: Arif Havas Oegroseno,SH, LLM (Dubes Indonesia untuk Belgia) 10.35-10.55 Panelis-2 (Kemaritiman): Pembangunan Kemaritiman dan Konektivitas Logistik dan Manusia antar Seaport Narasumber: Prof.Dr.Ir. Rokhmin Dahuri, MS. (IPB) 10.55-11.15 Panelis-3 (SDA): SDA yang Mensejahterakan Rakyat dan Sinkronisasi Peran Pusat dan Daerah Narasumber: Prof.Dr.Ir. Usman Rianse, M.Si. (Rektor Universitas Halu Oleo) dan Prof.Ir. La Sara, M.Si.,Ph.D. (Fak. Perikanan & Ilmu Kelautan, UNHALU) 11.15-11.45 Diskusi-1

SIDANG PRA MUNAS XII KAGAMA/PANEL A/B/C (A. BIDANG ORGANISASI,/B. BIDANG PROGRAM KERJA & C. REKOMENDASI)

09.35-10.00 Rehat

Sesi Panel II Moderator: Prof.Dr. Hardyanto Soebono (Dosen Fak Kedokteran UGM) Notulen: Dr. Sutrisno, Dr. Alva E.Tontowi, Dr. Bambang Purwono 13.30-13.50 Panelis-4(Ekonomi): Potensi Kemaritiman dan Wilayah Strategik untuk Kemandirian Ekonomi Narasumber: Dr. Hendri Saparini (UI) 13.50-14.10 Panelis-5 (Ipteks): Pengembangan Iptek Berbasis SDA Indonesia Narasumber: Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, Ph.D. (Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama & Alumni) 14.10-14.30 Panelis-6 (SDM): Membangun SDM Berkepribadian IndonesiaPerlukah Revolusi Mental? Narasumber: Dr. Supra Wimbarti (Dekan Fakultas Psikologi UGM) 14.30-15.30 Diskusi-2 , Moderator & Notulen Pembacaan Kesimpulan dan Penutupan Workshop 15.30-15.50 Rehat (coffee break) & Sholat Ashar

Media Partner:

SIDANG PRA MUNAS XII KAGAMA/PANEL A/B/C (A. BIDANG ORGANISASI,/B. BIDANG PROGRAM KERJA & C. REKOMENDASI)

11.45-13.30 Sholat Jumat & Makan Siang

Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

Hari/Tgl

MUNAS XII KAGAMA Jumat, 7 Nop 2014

Sabtu, 8 Nop 2014

Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

18.00-19.30

Makan malam & Sholat

R Makan Grand Clarion Hotel & Mushola

19.30

Istirahat

16.00-16.20 16.20-18.00

08.00-09.30

09.30-12.00

12.00-13.00

15.00-15.30 15.30-17.30

Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

17.30-19.00 19.00-21.00 21.00-21.30

Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

Tempat

Pembukaan MUNAS XII KAGAMA Sambutan Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) KAGAMA/Rektor UGM Pembahasan TATIB & Penetapan Ketua Sidang Pembentukan Komisi-komisi

13.00-15.00 Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

Acara/Kegiatan

Jam

Minggu, 07.00-08.00 9 Nop 2014 08.00

Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

Grand Clarion Hotel Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

Laporan Pertanggung Jawaban Ketua Umum PP KAGAMA (Sri Sultan Hamengku Buwono X) Laporan & Pandangan umum Ketua Pengda/ Ruang pertemuan Pengcab/Pengcabsus/Peng.Komisariat Grand Clarion Hotel Alumni KAGAMA seluruh Indonesia Ruang makan Grand Clarion Hotel Sidang Komisi-Komisi (3 Komisi: Organisasi, Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel Program Kerja dan Rekomendasi) Rehat & Sholat Ashar R Makan Grand Clarion Hotel & Mushola Pembahasan hasil sidang komisi Ruang pertemuan Dipimpin oleh Ketua Sidang Grand Clarion Hotel R Makan Grand ClariRehat & Sholat Magrib & Makan malam on Hotel & Mushola Pemilihan Ketua Umum Periode 2014-2019 Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel dan Pengurus Pusat Pengesahan Hasil Pemilihan Ruang pertemuan Menyanyikan Padamu negeri dan Hymne Grand Clarion Hotel Gadjah Mada Ruang makan Sarapan Grand Clarion Hotel Rehat, Sholat Dhuhur & Makan

Acara bebas

Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel Masjid & R. Makan Grand Clarion Hotel Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

MUNAS XII KAGAMA Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

& WORKSHOP KAGAMA 2014

Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

“Revitalisasi Negara Maritim yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian�

Ruang pertemuan Grand Clarion Hotel

6-8 November 2014, Grand Clarion Hotel, Kendari, Sulawesi Tenggara


CANTHING ARTIKEL LEPAS disumbangkan kepada masyarakat Kalimantan. Untuk melengkapi Tripikon-S untuk pengolah limbah rumah tangga, KAGAMA juga menyumbangkan Instalasi Penjernihan Air karya Prof. Hardjoso untuk menghasilkan air bersih di daerah rawa Kalimantan. Jika dihitung selama tujuh windu keberadaannya, KAGAMA sudah menggelar 11 kali munas. Kali ini, KAGAMA memutuskan untuk menggelar Munas XII & Workshop KAGAMA 2014 di Kendari, Sulawesi Tenggara. Prof. Soenjoto mengatakan bahwa tema besar yang diangkat kali ini adalah Revitalisasi Negara Maritim yang en KAGAMA Guyub Pemberian buku dalam acara Temu Kang Berdaulat, Mandiri Rukun Mbangun Bangsa dan Berkepribadian. Bukan tanpa alasan KAGAMA mengambil tema tersebut. Prof. Soenjoto mengatakan bahwa sejak Sri Sultan Hamengku Buwono X menjabat sebagai Ketua Umum PP KAGAMA pada periode 2009-2014, KAGAMA sudah ingin merealisasi pemikiran bahwa kita merupakan negara maritim. “Kita memiliki ketertinggalan berpikir mengenai kelautan. Kita lupa bahwa sumber daya alam Panitia Temu Kangen KAGAMA DKI Jakarta 2013 seperti biota, mineral bahkan tambang itu ada di laut. Indonesia adalah negara maritim, jadi konsep Dalam kegiatan ini, KAGAMA juga pembangunannya adalah pembangunan akan menggandeng figur yang ahli dalam maritim. Satu hal yang sedikit keliru, selama bidang kelautan seperti, Prof. Dwikorita ini kita menghindari lautan. Lautan ibarat Karnawati, PhD dari UGM; Dr. Hendri cawan. Laut memiliki potensi yang tiada Saparini dari UI; Ari Havas Oegroseno, habisnya. Maka dari itu, karena belum SH, LLM yang merupakan Duta Besar banyak yang menyadari, kita sengaja Indonesia untuk Belgia, juga Prof. Dr. Ir. mengangkat tema tersebut. Kebetulan Pak Rokhmin Dahuri, MS dari IPB. KAGAMA Jokowi juga ingin mengangkat potensi juga mengundang rektor Universitas Halu kelautan RI sebagai proses pembangunan. Oleo, Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, MSi, dan Dan itu tidak terlepas dari pembangunan Prof. Ir. La Sara, MSi, PhD, dosen dari Jogja yakni di bidang Maritim, Agraris, Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Niaga,” ujar Prof. Soenjoto. Universitas Halu Oleo. 44

November 2014

Anggota KAGAMA DKI berfoto bersama Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso dan Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Nur Alam, SE., M.Si., mengatakan bahwa pihaknya sangat bangga dapat menjadi tuan rumah Munas XII & Workshop KAGAMA. Menurutnya, salah satu tugas forum Munas XII adalah membantu pemerintah dalam memberikan konsep operasional atas pembangunan yang berbasis maritim, pembangunan yang berbasis nilai tambah,

pengembangan sektor pertanian untuk kedaultan pangan. “Jika semua itu bisa dirumuskan secara cerdas, maka eksistensi dan output Munas XII akan dicatat dalam sejarah yang membahagiakan kita semua,” ungkapnya. Baik Nur Alam maupun Prof. Soenjoto berharap dalam pelaksanaan Munas XII KAGAMA semuanya berjalan lancar dan dalam pemilihan kepengurusan periode 2014-2019 akan terpilih ketua non partisan, memiliki leadership dan jaringan yang baik demi masa depan KAGAMA selanjutnya. +


I

klan mempunyai peran besar dalam sebuah bisnis. Sebab hal itu merupakan salah satu strategi bisnis agar produk yang menjadi pokok bisnis dapat digapai dan dikenal masyarakat luas. Dalam kaitan ini, pada tanggal 15 Oktober 2014 lalu, PT Angkasa Pura I menyelenggarakn acara gathering yang mengundang biro-biro iklan dari Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Bali. Gathering yang digelar di ruang pertemuan Irish, Hotel Eastparc Yogyakarta, didukung langsung oleh Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Yogyakarta dan Kabare Magazine. Pada kesempatan ini, PT Angkasa Pura I, pengelola Bandara gus Internasional Adi Sutjipto Yogyakarta, memberikan informasi sekaligus penawaran kepada biro-biro iklan tersebut bahwa bandara tersebut membuka diri bagi mereka untuk dapat menjalankan bisnisnya di sana. General Manager PT Angkasa Pura I, Andi G Wirson, menyampaikan dalam gathering tersebut, bahwa pihaknya membuka kesempatan bagi dunia periklanan di DIY dan sekitarnya untuk dapat berunjuk gigi. Sebab Bandara Adisutjipto dapat menjadi lahan basah yaitu memiliki ruang-ruang yang bisa digunakan sebagai space iklan, yang tentunya dapat dimanfaatkan dan diisi oleh biro-biro iklan, terutama yang tergabung dalam asosiasi periklanan DIY. Atas kesempatan yang diberikan oleh PT Angkasa Pura I ini, tentu P3I sebagai induk asosiasi perusahaan periklanan, menyambutnya dengan positif. Seperti telah diungkapkan oleh Ketuaa Pengurus Daerah P3I DIY, Eddy Purjanto, bahwa langkah PT Angkasa Pura I membuka Bandara Adisutjipto untuk dunia periklanan ini merupakan sebuah terobosan baru yang mustinya segera dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para biro iklan terutama di DIY. “Pengda P3I DIY pastinya menyambut baik penawaran tersebut. Ini merupakan kesempatan baik bagi para biro iklan, sebab Bandara Adisutjipto yang tentunya juga ingin memaksimalkan pendapatan dengan mengelola titik-titik iklan di ruang-ruang bandara, telah memberikan kesempatan bagus bagi para biro iklan. Jumlah penumpang pesawat yang cukup besar di Bandara Adisutjipto tentu juga merupakan potensi besar bagi pemasang iklan, sebab mereka adalah segemantasi yang lebih terseleksi,� ujar Eddy Purjanto. +

Bandara Internasional Adisutjipto Membuka Diri untuk Reklame T Teks: FA F Herru; Foto: Albert

November 2014

45


CANTHING ARTIKEL LEPAS

U

Rahayu Sri Lestari, mengungkapkan bahwa produk ekspor dari DIY ke UEA khususnya Dubai pada bulan Agustus tahun ini masih didominasi oleh kerajinan semen, arang batok, kerajinan metal dan tas benang nilon. Rahayu juga mengemukakan bahwa nilai ekspor DIY ke UEA masih terbilang kecil dan UEA belum termasuk dalam lima besar negara penerima ekspor DIY. “Oleh karena itu, kami berupaya mendorong pertumbuhan ekspor DIY ke UEA dengan cara meningkatkan pertemuan bisnis antara pemerintah daerah dan pelaku usaha dengan pihak negara tujuan ekspor. Langkah yang dilakukan salah satunya adalah dengan menggelar maupun mengikuti berbagai pameran kerajinan yang diadakan di negara tersebut. Pertemuan dalam acara ini (business networking) merupakan salah satu sarana dalam upaya peningkatan kerja sama perdagangan,� ujar Rahayu. Menanggapi hal tersebut, Dubes LBPP RI untuk UEA, Salman Al Farisi mengaku benar kiranya bahwa UEA belum banyak dilirik pengusaha Indonesia. Padahal Indonesia banyak mengirimkan jamaah haji setiap tahunnya. Begitu pula sebaliknya, para traveler asal UEA banyak yang menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan wisata. Namun menurutnya, Indonesia masih kurang berani dalam mempromosikan diri sehingga kalah dengan Malaysia dan Thailand yang aktif merancang visi perdagangan ke UEA. “UEA saat ini masih memiliki potensi yang terus berkembang dan belum banyak dilirik para pengusaha kita. Dengan luas wilayah 83.600 km persegi yang Teks: e s Della e a Yuanita; ua a; Foto: oto Budi ud Prast as

ni Emirat Arab (UEA) sudah lama dikenal sebagai negara kaya yang sering menjadi tujuan ekspor hasil alam dan produk kerajinan dari berbagai belahan dunia. Namun yang sungguh mengagetkan, rupanya nilai ekspor Indonesia, khususnya dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terbilang kecil bila dibandingkan dengan negara lain. Melihat fakta tersebut, Kabare menggagas acara Business Networking Peningkatan Ekspor Pengusaha Yogyakarta ke UEA dan Rusia yang dihadiri oleh para pengusaha lokal Yogyakarta. Acara yang digelar pada Selasa, 7 Oktober 2014 lalu di Eastparc Hotel ini menghadirkan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk UEA Salman Al Farisi dan Duta Besar LBBP RI untuk Federasi Rusia Merangkap Republik Belarus, Djauhari Oratmangun serta Atase Perdagangan Kedubes RI di Moskow, Heryono Hadi Prasetyo. Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) DIY,

Business Networking Tingkatkan Ekspor

Pengusaha Yogyakarta

ke UEA dan Rusia

si yang dimoderatori KRMT. Indro Para pembicara tampak serius dalam disku o Kimpling Susen

Para pengusaha Yogyakarta berfoto bersama pembicara

46

November 2014

Gonang Djuliastono mendukung peningkatan hasil ekspor para pengusaha DIY


hampir setara dengan luas Provinsi Riau serta populasi 8,26 juta jiwa, pada kenyataannya UEA justru menjadi negara maju dalam pendapatan per kapitanya. Bahkan tercatat sebagai negara penghasil minyak nomor 8 di dunia. Oleh karena itu, saya yakin peluang pasar ekspor DIY ke UEA sangat terbuka karena tidak langsung seiring dengan kebijakan pembangunan negara tersebut. Bukan hanya itu, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, yang merupakan salah seorang pejabat kementerian di negara tersebut mengatakan bahwa ekonomi di UEA tidak hanya cukup dari sektor minyak saja. Sehingga peluang non migas Indonesia diminati, seperti kebutuhan alat bangunan, furniture bahkan kerajinan,� papar Salman dalam acara tersebut. Peluang pasar serupa rupanya terjadi juga di Rusia. Djauhari Oratmangun, Dubes LBBP RI untuk Rusia, mengatakan bahwa peluang bagi para pengusaha DIY untuk melebarkan sayap ke Rusia sangat besar. Yang belum banyak diketahui pengusaha kita adalah bahwa di Rusia itu warga muslimnya juga cukup banyak dan bahkan mereka berkiblat ke Indonesia. Djauhari berharap peluang ini bisa ditangkap oelh para pelaku usaha di Indonesia untuk menyediakan barang-barang kebutuhan umat muslim di Rusia, seperti busana muslim dan peralatan shalat. Sehingga, tidak hanya barang kerajinan saja yang menjadi perhatian sebagai barang eskpor. Sementara itu, Atase Perdagangan Kedubes RI di Moskow, Heryono Hadi Prasetyo, menambahkan bahwa kondisi di Rusia sangat aman dan tidak terpengaruh dengan suhu politik yang

Robby Kusumaharta berbagi pengalaman

sedang memanas dengan Ukraina. Oleh Delia, pemilik brand Dowa yang kini mendunia karenanya, pria yang akrab disapa Noli ini berharap akan semakin banyak pengusaha asal Indonesia yang berani melebarkan sayap untuk mengekspor barang ke negara yang kerap dijuluki sebagai tirai besi tersebut. Beberapa pengusaha asal DIY seperti Robby Kusumaharta, tim marketing dari PT. Mega Andalan Kalasan, Delia Murwihartini yang merupakan pengusaha wanita pemilik brand Dowa Bag, owner Griya Meubel, Yani Ambar Tjahyono, menjadi beberapa tamu yang hadir acara tersebut. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY Gonang Djuliastono mengatakan saat ini masih banyak investor yang tarik ulur menunggu kepemimpinan baru. Menurutnya, suhu politik yang stabil akan membuat para investor yakin untuk berinvestasi. Tentunya, hal ini akan baik untuk perekonomian Yogyakarta secara khusus dan Indonesia pada umumnya. +


CANTHING ARTIKEL LEPAS

MesaStila Challenge Ultra 2014

Lintasi Terjal Empat Gunung Teks: FA Herru; Foto: Albert

O

lahraga sekaligus berwisata. Tepat, bila kata itu ditujukan untuk ajang MesaStila Challenge. MesaStila Challenge adalah event lomba lari lintas alam yang diselenggarakan oleh MesaStila, sebuah retreat resort di Magelang, Jawa Tengah. Lomba lari ini membawa pesertanya menyelami sejarah, budaya, serta lanskap subur daerah Magelang. Jalur rel kereta api kuno yang digunakan pada zaman Belanda dengan beberapa stasiun kunonya, persawahan, perkampungan penduduk, perkebunan kopi, adalah lintasan yang harus dilewati para pelari. Di tahun 2014 ini, selain kembali diajak melintas jalur itu lagi, para peserta juga ditantang untuk menjejaki jalur yang lebih ekstrim namun berpemandangan menakjubkan. Yaitu lintasan berjarak 60 km dengan melintasi empat gunung; Gunung Andong (1.767 meter), Merbabu (3.145 meter), Telomoyo (1.916 meter), dan Gilipetung (1.450 meter). Lintasan di empat gunung ini khusus untuk para pelari kategori Ultra Race 60K, yang melakukan start pada Sabtu malam, 11 Oktober, dari lokasi resort MesaStila hingga kembali lagi esok hari di tempat yang sama. Dua pelari putra asal Bandung, Arif Wismoyono dan MW Abdul Reza yang tergabung dalam grup Bandung Explorer, memenangi g lomba kategori g ini. Tahun ini, MesaStilla Chalenge memang membuka kelas atau kategori baru 60K setelah suskses berturut-turut dengan rails to trail-half marathon berkategori 13K dan 21K yang tahun ini juga masih dilombakan. Untuk dua kategori itu dimulai dari Stasiun kereta api kuno Ambarawa pada Minggu pagi 12 Oktober. Bukan semata hadiahnya, lomba lari lintas alam ini tentu yang utama adalah memberikan kepuasan batin para peserta. MesaStilla Challenge Ultra 2014 ini diikuti sebanyak 262 pelari dari dalam dan luar negeri. Kategori 13K diikuti 110 pelari, 72 pelari menikuti kategori 21K, sedangkan 80 pelari mengikuti kategori 60K. Pelari-pelari tersebut berasal dari 15 negara, sebut

48

November 2014


saja di antaranya dari Singapura, Belanda, Belgia, Australia, Prancis, Jerman, dan tentu juga Indonesia. Peserta di tahun ini memang terhitung lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Setelah berlari melewati dan melihat, boleh dibilang tak ada dari mereka yang tidak terkesan dengan keindahan alam Magelang, Jawa Tengah, meskipun di antaranya sudah beberapa kali mengikuti lari lintas alam di tempat yang berbeda.

Menurut Isa Ismail, General Manager MesaStila Hotel & Resort, diselenggarakannya event lari lintas alam ini bertujuan untuk berpartisipasi dalam mempromosikan pariwisata di Ambarawa-Magelang dalam rangka Visit Jateng d 2014 dan mendukung 2 program sport tourism p Kementerian Pariwisata dan K Ekonomi Kreatif. E MesaStilla Challenge Ultra 60K juga menjadi sebuah pintu gerbang untuk dapat masuk dalam kualifikasi cabang olahraga lari ekstrim tingkat internasional yaitu Ultra Trail Du Mont Blanc. Selain itu, sekaligus menjadikan MesaStila sebagai Ultra Training Camp. Isa pun menambahkan, tahun depan kegiatan serupa akan diselenggarakan lagi di bulan yang sama, dan untuk kategori Ultra rencananya akan ditambah satu gunung lagi, yaitu Merapi.+

November 2014

49


CANTHING ARTIKEL LEPAS

J

ogja International Street Performance, disingkat JISP, adalah perhelatan seni tari yang dirancang oleh Dinas Pariwisata DIY dan para seniman. Perhelatan ini telah menjadi agenda tahunan di Yogyakarta sejak tahun 2010 lalu, dan boleh dikatakan selalu sukses mengundang perhatian ribuan penyaksi. Tahun ini, JISP digelar 27-29 September lalu. Pun demikian, JISP 2014 sukses menyedot ribuan penonton. Mereka bahkan dapat menyaksikan para penari dengan lebih dekat, sehingga membuat keduanya tampak tak berjarak. Memang, aksi gerak para penari berlangsung di ruang-ruang publik seperti di trotoar kawasan titik nol kilometer Yogyakarta. Kawasan yang ramai masyarakat sekaligus wisatawan tersebut kemudian seperti mendadak menari. Pertunjukan memang dibuat demikian, tak harus melulu di atas panggung. Inilah uniknya, di mana masyarakat umum yang menyaksikan kemudian memperoleh kemudahan mengaksesnya. Jarak memang diminimalisasi. Para seniman dan karyanya yang kini lebih mendekat kepada publik, supaya seni tari dapat dinikmati dan diapresiasi sebanyak mungkin orang. Ide mendekatkan pertunjukan seni tari kepada masyarakat di ruang publik ini tercermin dari tema Jogja International Street Performance 2014 itu sendiri, “Jogja the Dancing City”. Tampaknya memang layak dan tak cukup berlebihan untuk menyebut Yogyakarya sebagai “the dancing city”. Sebab, Yogyakarta sendiri telah memiliki reputasi sebagai kota seni, di mana kreativitas serta pengkajian seni, termasuk seni tari, berkembang sangat pesat. Selain banyak diajarkan di berbagai institusi pendidikan, mulai dari tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi, seni tari juga

dikembangkan masyarakat atau seniman-seniman Yogyakarta dengan bukti ada banyak studio tari, padepokan, dan komunitas tari, sebagai wadah kreativitas berkesenian.

Pengembangan dan perhatian pada seni tari tidak hanya dari masyarakat atau para seniman. Keberadaan Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman, sebagai sumber budaya, juga turut berpera n serta dalam melestarikan seni tari di Yogyakarta. Jogja International Street Performance (JISP) 2014 memang telah menjadi pertunjukan luar biasa. Keragaman tari yang menghadirkan gerak-gerak estetis dari para penari menunjukkan betapa kreatif dan majunya seni tari. Hal itu juga menjadi wacana baru untuk mengembangkan seni tari ke ranah yang lebih luas. Selain menjadi pertunjukan seni yang bersifat menghibur atau dapat

JISP 2014

“Jogja the Dancing City” Teks: FA Herru; Foto: Albert, Farid

50

November 2014


dinikmati, pergelaran ini juga merupakan salah satu metode untuk memberikan edukasi mengenai kesenian kepada masyarakat umum. Adanya agenda besar yang satu ini pun bertujuan menjadikan Yogyakarta lebih matang sebagai salah satu pusat pengembangan kesenian dalam rangka berpartisipasi dalam Dancing Cities Network yang saat ini telah mencatat 33 kota di seluruh dunia dalam jaringannya. JISP 2014 digelar di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta selama dua hari. Di sini, pada 28-29 September lalu dipertunjukkan dance on stage. Sedangkan dance on public digelar di sepanjang Jalan Mangkubumi dan Malioboro pada 27 September. Di ajang ini para seniman semakin terlihat

kemajuan dalam berolah seni tari. Ragam gerak yang sangat estetis tampak dari setiap pertunjukan mereka. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa perayaan besar JISP semakin maju dan berkembang. Dan tentu

saja, itu juga dibuktikan dengan semakin banyaknya seniman manca-negara yang tertarik turut tampil di pergelaran JISP. Jepang, Malaysia, Spanyol, Singapura, India, Kanada, Filipina, Ukraina adalah negara manca yang ikut berpartisipasi dalam ajang ini. Indonesia sebagai tuan rumah, kehadiran penaripenari dari Jakarta, Kalimantan, Cirebon, Bandung, Solo, dan Yogyakarta. +


CANTHING ARTIKEL LEPAS

Lantaran

Jembatan Bambu

B

ambu memang tak bisa lepas dari peradaban bangsa Indonesia. Pohon sederhana yang banyak dijumpai di desa-desa ini tentu mempunyai banyak manfaat dan makna dalam kehidupan bagi penduduk Indonesia umumnya dan daerah Jawa khususnya. Bambu memberikan faedah, asupan identitas dan corak peradaban. Tak perlu lagi disebut berapa lama bambu mulai digunakan masyarakat. Yang pasti, nenek moyang sudah menggunakannya dalam berbagai agenda kehidupan, seperti perlengkapan perayaan tradisional, bahan utama pembangunan rumah, alat musik dan lain sebagainya. Bahkan tunasnya pun dapat dijadikan sebagai bahan membuat sayur. Saat ini tentu kita juga sering melihat, ada banyak kerajinan yang dibuat dari bambu. Pohon bambu sendiri juga bermanfaat sebagai penahan erosi yang baik karena

52

November 2014

akarnya yang liat. Dia juga mampu menyuburkan tanah. Bambu juga menjadi saksi sejarah Indonesia karena di masa penjajahan dulu, bambu dijadikan senjata para pejuang kita. Sungguh, ternyata bambu tak bisa dilepaskan dari kehidupan kita, masyarakat Indonesia yang di desa. Mungkin bambu dan terutama pohonnya sudah menjadi memori bagi mereka yang tinggal di perkotaan. Dan bisa jadi, masyarakat kota jarang lagi melihat bambu yang digunakan sebagai alat-alat penting kehidupan sehari hari. Seperti jembatan, misalnya. Di kota memang tak ada lagi jembatan bambu. Sebab segala pembangunan modern sudah menjadi bagian kehidupan kota. Jembatan penyeberangan di zaman modern ini juga sudah memadai. Dari segi konstruksi kuat dan bisa dilalui kendaraankendaraan berat. Tapi, di daerah-daerah pedesaan atau yang jauh dari kota,

Teks: FA Herru; Foto: Budi Prast

jembatan bambu sampai sekarang masih dimanfaatkan. Ya, masyarakat Indonesia memang sudah mengenal jembatan sejak dulu, bahkan sebelum teknologi kekinian dipelajari. Jembatan bambu merupakan bukti kreativitas orang Indonesia. Di zaman modern sekarang ini, memang benar jembatan bambu masih saja dapat dijumpai di sepenjuru Indonesia. Tidak sedikit jumlahnya, dan tentu tidak sedikit manfaat yang dapat digapai masyarakat dari “pertolongan� sebuah jembatan bambu. Sebut saja misalnya jembatan bambu yang menghubungkan dua desa di Yogyakarta. Desa Manukan, Kelurahan Sendangsari, Kabupaten Bantul, lokasinya terpisah dengan Desa Temben, Kelurahan Ngentakrejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo. Meski sejatinya dua desa tersebut berdekatan, namun mereka ka


negara kita belum merata. Sebab tidak sedikit juga jembatan yang sudah rusak dan tak layak pakai, pun masih digunakan untuk menyeberang. Di sisi lain, adanya jembatan bambu merupakan bukti kreativitas masyarakat. Bukti masyarakat masih menjunjung tinggi kkegotongroyongan sebab jembatan seperti ini tak mungkin dibuat ssendiri oleh seseorang. Jembatan bambu juga salah satu gambaran kkehidupan dan peradaban tradisional yang lestari hingga kini. Dan, mungkin pula ada yang berpikir demikian; dari jembatan bambu yang kelihatan sepele, warga setempat membuat jalan pintas yang berguna bagi banyak orang. Jarak yang jauh bisa menjadi dekat. Untuk itu, kita seharusnya dapat memetik pelajaran dari jembatan bambu, dimana kita sesungguhnya bisa membuat “jalan pintas� yang sejatinya berguna, bermanfaat, dan memberi kebaikan bagi banyak orang. +

dipisahkan oleh aliran Sungai S ai Progo. Progo Karena itu, masyarakat kedua daerah itu membutuhkan alat penghubung. Dibangunlah kemudian jembatan sepanjang lebih kurang 30 meter dari lonjoran-lonjoran bambu. Mungkin bisa dikatakan, jembatan ini sifatnya darurat. Karena jika musim kemarau, Sungai Progo mulai mengering sehingga tidak bisa dilewati kendaraan. Jembatan bambu yang dibangun saat musim kemarau, tentu untuk memberi fasilitas kendaraan menyeberangi Sungai Progo. Jembatan ini menggantikan alat penyeberang gethek atau perahu yang juga berfungsi untuk menyeberangkan. Gethek digunakan selama musim penghujan atau di saat air sungai meluap. Jembatan penyeberangan ini biasa dilalui kendaraan roda dua. Memang jembatan tak cukup kuat dan lebar untuk dilalui kendaraan roda empat. Roda dua pun tak dapat melaju dua arah. Jadi pengguna jembatan dari dua arah yang berlainan, sudah biasa mengaturnya sendiri. Mereka menyeberang bergantian. Itulah pemandangan sosial di salah satu daerah di Yogyakarta. Keadaan yang sama pastinya juga dapat ditemui di daerah-daerah lain sepenjuru negeri ini. Jika dipikir, keberadaan jembatan bambu semacam ini merupakan fonomena sosial tersendiri. Di satu sisi, negatifnya, bisa mengundang pemikiran bahwa pembangunan di


CANTHING ARTIKEL LEPAS

Insipirasi

Desaina laInterior Teks: Della Yuanita; Foto: Albert

I

nspirasi dalam mempercantik interior rumah selalu saja dinamis. Seperti tahun 2014 yang sering disebut sebagai tahun kuda kayu ini, banyak perubahan yang terjadi dalam desain interior. Interior memang sangat diperlukan dalam rumah berbagai tipe. Seperti saat ini, rumah bertipe modern minimalis sedang banyak diminati. Namun hal itu tidak berarti bahwa rumah bertipe interior klasik dan retro tak memiliki peminat. Di sela-sela booming tren rumah berinterior minimalis modern, peminat tipetipe interior lain justru masih ada. Pada awal tahun 2014 ini, desain interior bergaya retro dinilai kian berjaya. Terbukti gaya desain retro mulai banyak digemari untuk digunakan pada desain interior hunian. Meski begitu, rupanya ada juga yang terinspirasi untuk menggabungkan dua model interior untuk menjadi satu gaya keseluruhan yang menarik. Sebagai contoh, desain interior retro dan modern yang digabungkan untuk digunakan pada desain interior hunian bisa melebur dan terbukti cantik. Dengan menggunakan material kayu berwarna cokelat untuk sebagian besar interiornya, gaya desain interior retro modern ini tampil hangat dan nyaman. Salah satu pengusaha yang bergerak di bidang desain interior, Zulkifli Kampai mengatakan bahwa tampilan retro yang dikombinasikan dengan gaya modern memberikan kesempatan pada pemiliknya untuk beradaptasi dengan gaya retro yang notabene masih jarang ditemui untuk desain interior hunian. “Tren modern minimalis memang sedang digemari banyak kalangan. Namun desain klasik juga masih menjadi pilihan. Salah satu desain interior yang kini juga dipilih oleh customer yakni gaya Scandinavian yang terkesan laid back. Sangat cocok bagi konsumen yang berjiwa muda. Gaya Scandinavian ini diwakili dengan pemakaian warna serba putih dan pencahayaan alami matahari dan jendela maupun pintu besar yang memberikan efek cantik pada ruangan hunian,� ujar laki-laki yang akrab disapa Kazu ini kepada Kabare. Memang jika dilihat, nuansa yang tercipta dari kombinasi perabotan lintas era, penggunaan aksesoris yang beragam juga memberikan kesan young and free pada ruangan. Salah satu customer KaZu, Ika, mengatakan bahwa desain rumah keluarganya banyak menganut desain Scandinavian ini. selain itu, dirinya juga suka dengan desain interior yang tampilannya playful karena terlihat ceria. “Kebetulan mama menyerahkan kepada kami, anak-anaknya untuk mengkonsep interior sesuai keinginan kami. Karena anak-anaknya berjumlah tiga orang, akhirnya kami pun berdiskusi dengan Kazu untuk mendesain interior seluruh isi rumah. Untuk ruang tamu kami memilih agak semi klasik, kemudian untuk living room kami sengaja memilih tema hitam putih karena lebih bersifat netral serta tidak mudah kotor. Kami juga bebas mengkombinasikan ruang keluarga ini dengan warna apapun, mulai yang sama hitamnya maupun yang agak semi futuristik. Secara keseluruhan Kazu hanya membutuhkan waktu dua bulan saja untuk mengerjakan desain interior yang kami inginkan, dan hasilnya kami sangat puas,� ujar alumni Universitas Atmajaya Yogyakarta ini kepada Kabare. Untuk dapur, Ika memilih warna-warna cerah seperti hijau untuk bar, warna kuning cerah untuk dapur bersih dengan kombinasi batu alam untuk area wastafel. Khusus untuk ruang makan,

54

November 2014


warna biru menjadi pilihan Ika dan keluarga sebagai warna kursi serta putih untuk meja makannya. Di atas meja makan terdapat lighting bergaya Scandinavian dengan warna senada. Ika sendiri lebih memilih suasana kamar yang bergaya shabby chic karena dirinya menggemari nuansa negara Eropa yang banyak menggunakan warna-warna pucat untuk memberikan kesan harmoni nan nyaman, dipadukan dengan furniture bergaya vintage. Kazu menambahkan memang desain rumah tersebut sengaja dibuat bergaya playfull sehingga terlihat sangat menarik dan mencerminkan sifat pemiliknya. Lampu-lampu yang digunakan digunakan mulai yang modern hingga vintage dapat berpadu harmonis. Hal yang berbeda terlihat di kediaman Widhi, salah satu klien Kazu yang lebih menggunakan interior bergaya klasik minimalis. Ruang tamunya dipisahkan dengan partisi bergaya klasik. Sedangkan ruang keluarga lebih didominasi dengan warna-warna cream dan cokelat. Bagi Widhi, dirinya menemukan kesan nyaman dalam warna-warna netral seperti cokelat dan cream. “Untuk rumah klien kami Pak Widhi, kami mengerjakan ruang tamu dan bedroom. Sudah tentu desain yang kami tawarkan kami sesuaikan dengan

November 2014

55


CANTHING ARTIKEL LEPAS

keinginan customer. Khusus untuk bedroom di rumah ini kami sengaja memilih warna-warna tanah seperti cokelat, sehingga memberikan kesan hangat dan nyaman,� paparnya. Kazu menjelaskan bahwa lini usahanya di bidang interior baru dirintisnya sejak tiga tahun yang lalu. namun, karena banyaknya permintaan konsumen yang menginginkan interior rumahnya ditata oleh Kazu, maka bidang tersebut pun digarapnya dengan serius. Kazu Interior sendiri sudah dikenal luas oleh masyarakat sejak lama. Berawal dari usaha berjualan seprei di Sunday Morning (Sunmor) UGM, Kazu pun mulai dikenal sebagai pengusaha desain interior kamar dengan menyediakan

56

November 2014

aneka sarung bantal, seprei hingga bed cover. Namun, sejak tiga tahun yang lalu, Kazu mulai serius merambah bisnis desain interior yang menjanjikan tersebut. Tak hanya masyarakat sekitar DIY dan Jawa Tengah saja, namun para pelanggan KaZu kini sudah kian merambah hingga ke luar Jawa seperti Sumatera, Sulawesi hingga Kalimantan. Tidak hanya rumah, namun desain interior kamar hotel dan apartemen juga sudah mulai digarapnya. Lelaki kelahiran Padang, 5 Juli 1978 ini menilai bahwa untuk saat ini dan beberapa masa ke depannya, properti menjadi bisnis yang menjanjikan. Oleh karena itu, dirinya melihat peluang untuk lebih mengembangkan usahanya. Menurutnya, para pemilik rumah dan apartemen atau hunian lainnya akan membutuhkan pernakpernik untuk mempercantik interior seperti gorden dan aneka furniture. Sebagai pemilik, Zul pun terus mengikuti perkembangan tren di bisnis ini. bisa dibilang KaZu memiliki taste tersendiri dalam mendesain interior sebuah tempat hunian hingga tampil cantik dan elegan. Inilah yang membuat KaZu berbeda dengan bisnis interior lainnya, karena KaZu selalu up date dan mengikuti perkembangan tren di bidang ini. Berkat kerja keras, kini Kazu Interior sudah memiliki dua outlet yakni di Jalan Prof. Dr. Drs. Notonagoro, Lembah UGM Karangmalang, Yogyakarta dan Hartono Lifestyle Mall Basement 2 Floor, Jalan Raya Solo Baru, Solo. +



CANTHING ARTIKEL LEPAS

Tampil

dengan

MLK Batik

Teks: Della Yuanita;Foto: Istimewa

I

ndustri fashion tanah ah air kembali diramaikan an oleh sebuah brand baruu berlabel MLK Batik. Kali ini, Linda Afriani hadir dengan menggandeng desainer Tri Handoko untuk memperkenalkan beragam busana batik dengan desain simple namun elegan. Linda yang juga merupakan Ketua Paguyuban Mustoko Putri serta pemilik dari Rainbow Salon ini mengatakan bahwa dirinya inya sengaja meraimakan koleksi oleksi busana berbahan batik dan kain 58

November er 2014

tradisional lainnya karena trad ingin mengangkat kain ing tradisional agar lebih diakui trad keberadaannnya. k Kali ini MLK Batik hadir dalam pameran Indonesia Creative Textile Expo yang digelar di Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, pada Rabu, 8 Oktober – Senin, 13 Oktober 2014 lalu. Dalam pameran tersebut, D MLK menghadirkan M kurang lebih 20 koleksi ku busana berbahan katun bu bermotif batik yang ber dikombinasikan dengan kain diko tenun khas Nusa Penida tenu

bermotif rang-rang. Kabare mendapat kesempatan uuntuk berbincang dengan Tri Handoko, desainer yang di-hire oleh H Linda untuk mendesain busana-busan L kkoleksi MLK. Tri mengatakan bahwa ddalam fashion show sekaligus launching MLK Batik, dirinya tidak memiliki konsep atau tema khusus. Tri Handoko menjelaskan dirinya bukan tipe desainer yang suka menggunakan tema khusus atau konsep karena akan menghambat ide atau kreasinya dalam berkarya. “Konsep saya untuk MLK adalah modern simplicity, karena batik memang selalu dikaitkan dengan hal yang berbau tradisional. Namun bagi saya, kini batik bisa dipakai di setiap occasion yang berbeda,� papar pria lulusan School of Visual Art Sydney, Australia, dan pernah menjadi asisten desainer kenamaan Biyan Wanaatmadja ini. Wanita urban yang kini berani tampil berbeda dan menjadi diri sendiri menjadi inspirasi desainer yang kini telah memiliki empat lini brand ini. Tri berharap koleksi MLK Batik dapat diterima dan menjadi trend setter bagi dunia fashion tanah air. +



NGADI BUSANA TOKOH & FESYEN

Linda Afriani Kagumi

Warna

Kehidupan

Teks: Della Yuanita; Foto: Budi Prast

60

November 2014


F

ashion dan kecantikan lekat dengan kehidupan wanita masa kini. itulah sebabnya seorang Linda Afriani memilih menekuni bisnis di bidang fashion sekaligus kecantikan. Bukan tanpa alasan jika wanita asli Jakarta yang kini menetap di Yogyakarta ini memilih industri mode dan kecantikan sebagai bisnis utamanya saat ini. menurut Linda, meski jauh dari keriuhan sorot lensa kamera, dunia fashion yang dikenal lekat dengan wanita pun tetap terkoneksi dengan urusan kecantikan. Linda yang merasa jatuh cinta dengan dunia desain ini mengatakan bahwa fashion terbaik akan membuat wanita terlihat lebih cantik, apalagi jika ditunjang dengan kecantikan jiwa dan raga. Memiiliki usaha pembuatan uniform yang berada di bawah bendera PT. Pelangi Nusa Persada dengan unit lini bisnisnya yakni House of Baju Qita, Linda pun merambah ke bidang kecantikan dengan mendirikan Rainbow Salon & Spa khusus untuk keluarga. Awalnya, Linda yang merupakan wanita karir diminta sang suami untuk berhenti bekerja. Pertengahan tahun 2004, sang suami dipindah tugas ke Yogyakarta. Ketika pindah dan menetap di Yogyakarta, praktis kehidupan Linda hanya berkutat dengan urusan rumah tangga dan mengurus buah hati. “Sampai pada akhirnya saya jenuh dan mencoba berjualan batik. Saya sampai kulakan di Pasar Bringharjo untuk mencari batik yang diinginkan oleh para konsumen. Lama-kelamaan saya merasa lelah, oleh karena itu saya mencoba membuat usaha sendiri dengan menjahit baju. Saya pun mulai mengikuti kursus menjahit di PAPMI dan sebuah modiste. Akhirnya saya memulai usaha pembuatan uniform dengan turun langsung ke lapangan,� ujar wanita kelahiran Jakarta, 6 April 1979 ini kepada Kabare. Linda mengatakan bahwa usaha pembuatan uniform-nya dirintis pada November 2008. Hanya berbekal keahlian menjahit dan memiliki satu pegawai, Linda pun berhasil mengembangkan bisnis pembuatan uniformnya dengan baik hingga usaha uniform-nya kini memiliki lebih dari 80 karyawan. Usaha pembuatan uniform-nya bahkan sudah menasional. Banyak sekali pesanan dari berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta di berbagai kota di seluruh Indonesia yang mempercayakan pembuatan uniform-nya ke perusahaannya. Bahkan, dirinya pernah mengirim pesanan uniform ke Australia. Linda mengatakan bahwa satu hal yang membedakan uniform buatannya adalah bahwa dirinya mampu mengakomodir keinginan konsumen sekaligus menjadi problem solver ketika ada kendala. Baginya, uniform yang baik adalah yang bisa mencerminkan identitas dan performance perusahaan yang memakainya. Satu hal yang terpenting adalah Linda selalu menjalin komunikasi dengan para konsumennya sehingga dirinya dapat memahami keinginan setiap kliennya dengan baik. Menurutnya, perjalanannya dalam menekuni usaha ini tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Akan tetapi

Bagi Linda, uniform yang baik adalah yang bisa mencerminkan identitas dan performance perusahaan yang memakainya. Satu hal yang terpenting adalah selalu menjalin komunikasi dengan para konsumen sehingga dapat memahami keinginan setiap kliennya dengan baik

Batik bermotif abstrak berbahan katun stretch disulap menjadi dress yang menawan Paduan atasan berbahan sifon dengan kain batik sutera truntum Yogyakarta

November 2014

61


NGADI BUSANA TOKOH & FESYEN Kebaya berbahan katun dipadu kain tenun ikat khas Lombok

semuanya tidak membuat dirinya menyerah akan tetapi termotivasi untuk bisa lebih maju lagi. Meski dirinya tidak memiliki basik dan hanya belajar secara otodidak, Linda berhasil melewati kesulitan yang ada di depan mata. “Sampai pada suatu hari saya ditanya oleh suami, ingin memiliki bisnis apalagi? Saya jawab bahwa saya ingin mebuka 62

November 2014

sebuah salon karena bagi saya, dua hal antara fashion dan kecantikan akan selalu dibutuhkan oleh setiap wanita. Akhirnya saya belajar kecantikan di Budi Susanto, mulai dari make up, memotong rambut bahkan saya juga belajar teknik pemijatan pada bayi. Karena saat itu sudah terbayang dalam benak saya untuk membuka salon khusus keluarga. Akhirnya saya pun

membuka salon di Jalan Kaliurang. Awalnya saya hanya memiliki 7 pegawai kini sudah ada 15 karyawan yang bekerja di Rainbow Salon & Spa yang berada di Yap Square, Terban, Yogyakarta,� ujarnya. Berbicara basic, Linda yang merupakan alumnus dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas jurusan Manajemen Keuangan dan Perbankan ini mengatakan bahwa semua usahanya dirintis dari nol. Namun Linda yakin berbekal ketekunan dan jiwa pantang menyerah, usaha tersebut akan bisa berjalan sukses sehingga dirinya bisa membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Kini Linda pun mulai merambah ke bisnis batik dengan brand MLK Batik. Menurutnya, MLK berasal dari nama sang anak yakni Malik. Namun karena nama Malik bisa jadi diidentikkan dengan fashion khusus untuk pria, dirinya pun mengubah brand batiknya dengan nama MLK. Linda mengatakan bahwa MLK pada awalnya menyasar buyer asing. Namun, seiring berjalannya waktu, MLK rupanya mendapat tempat di hati konsumen di Yogyakarta bahkan disukai para pejabat hingga public figure. “MLK Batik memiliki identity yakni dengan menggabungkan batik tulis, cap tulis dan lukis sehingga bisa menjadi kain yang hidup. Penggabungan keduanya juga menghasilkan warna-warna kehidupan yang cerah dan ceria. MLK juga memiliki koleksi batik yang menggunakan pewarnaan alam. Untuk koleksi saya kali ini, saya turun langsung untuk bisa membuat batik sendiri sehingga berbeda dengan motif dan gaya batik kebanyakan. MLK juga menggabungkan kain batik dengan lurik.


Saya sengaja memadu-padankan sehingga busana saya benar-benar memiliki ciri dan berbeda dengan yang lain. Saat ini koleksi batik dari MLK bisa diperoleh di Inna Garuda Hotel Yogyakarta,� paparnya sambil tersenyum. Ketika ditanya mengenai kecintaannya pada dunia fashion, Linda mengatakan dirinya tidak begitu tergila-gila dengan tas dan sepatu yang berasal dari brand-brand asing yang terkenal. Dirinya hanya sebatas menyukai dan koleksinya pun bisa dihitung dengan jari. Linda mengaku lebih menyukai produk dalam negeri karena proses pembuatannya lebih kreatif. Kepada Kabare, Linda mengaku lebih banyak mengoleksi kain-kain tradisional dan tas dari brand-brand tanah air yang sudah mendunia. “Produk dalam negeri pun tidak kalah cantik dengan brand ternama yang berasal dari luar negeri. Membeli dan menggunakannya di setiap kesempatan, justru akan menambah nilai jual sekaligus mengangkat hasil karya anak bangsa,� pungkasnya. + Kebaya modern berbahan beludru beraksen brokat dipadu kain batik sutera motif Yogyakarta Capuchong dari MLK Batik, dibuat menggabungkan teknik lukis, tulis dan cap

“Produk dalam negeri pun tidak kalah cantik dengan brand ternama yang berasal dari luar negeri. Membeli dan menggunakannya di setiap kesempatan, justru akan menambah nilai jual sekaligus mengangkat hasil karya anak bangsa� November 2014

63


PENDOPO ESAI FOTO

Sibuknya

Prajurit Kraton Sambut Upacara Grebeg

Teks: Della Yuanita;Foto: Budi Prast

S

ebagai poros kebudayaan, Yogyakarta boleh dikatakan masih kental dalam melakukan ritual kebudayaan, seperti upacara ritual grebeg yang biasa digelar hingga 3 kali dalam setahun, yakni Grebeg Syawal, Grebeg Maulud dan Grebeg Besar. Upacara grebeg awalnya dikenalkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I ini merupakan upacara yang dulunya diadakan bertujuan untuk menyebarkan dan melindungi agama Islam. Istilah grebeg dikenal menurut sejarahnya berawal dari peristiwa keluarnya Sultan dari keraton atau sering disebut miyos untuk memberikan gunungan kepada rakyatnya. Peristiwa keluarnya Sultan diibaratkan seperti suara tiupan angin sehingga menimbulkan bunyi grebeg.. grebeg.. Dalam setiap upacara grebeg, satu hal yang tak pernah terlupa adalah hadirnya para prajurit Kraton Ngayogyakarta 64

November 2014

Hadiningrat. Prajurit yang dulu berfungsi sebagai alat pertahanan dan kemanan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ini terbagi atas beberapa kesatuan. Biasa disebut bregodo, mereka merupakan tentara yang dahulunya dipakai sebagai angkatan perang, namun kini difungsikan sebagai bagian dari upacara adat grebeg. Kesatuan-kesatuan prajurit tersebut dibentuk pada masa pemerintahan Hamengku Buwono I sekitar abad 17, tepatnya pada tahun 1755 Masehi. Selama kurang lebih setengah abad pasukan Ngayogyakarta terkenal cukup kuat pada masa pemerintahan Hamengku Buwono II mengadakan perlawanan bersenjata menghadapi serbuan dari pasukan Inggris di bawah pimpinan Jenderal Gillespie pada bulan Juni 1812. Namun semenjak masa pemerintahan Hemengku Buwono III

Inggris membubarkan angkatan perang Kasultanan Yogyakarta. Dalam perjanjian 2 Oktober 1813 yang ditandatangani oleh Sri Sultan Hamengku Buwono III dan Raffles, dituliskan bahwa Kasultanan Yogyakarta tidak dibenarkan memiliki angkatan bersenjata yang kuat. Kraton Kasultanan Yogyakarta memiliki kesatuan-kesatuan prajurit yang disebut bregodo. Saat ini terdapat 10 bregada prajurit yakni Prajurit Wirobrojo, Prajurit Dhaheng, Prajurit Patangpuluh, Prajurit Jogokaryo, Prajurit Prawirotomo, Prajurit Ketanggung, Prajurit Mantrijero, Prajurit Nyitro, Prajurit Bugis dan Prajurit Surokarso. Setiap bregodo dipimpin oleh seorang seorang perwira berpangkat kapten, didampingi oleh seorang perwira berpangkat panji yang bertugas untuk mengatur dan memerintah keseluruhan prajurit dalam bregodo. Setiap panji


didampingi pula oleh wakil panji. Sementara regu-regu dalam setiap bregodo dipimpin oleh seorang bintara berpangkat sersan. Keseluruhan perwira dalam setiap bregada dipimpin oleh seorang pandega. Sedangkan pucuk pimpinan tertinggi keseluruhan bregada prajurit keraton adalah seorang Manggala Yudha. Manggalayudha inilah yang selalu mengecek kesiapan prajurit dalam barisan sebelum mengikuti upacara grebeg. Keberadaan bregada-bregada prajurit Kraton saat ini berada di bawah Pengageng Tepas Keprajuritan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Mereka tampil dalam acara-

November 2014

65


PENDOPO ESAI FOTO

acara tertentu, dengan urutan dan formasi tertentu sesuai peran dan fungsi masing-masing sebagaimana yang ditampilkan dalam setiap defile pada upacara grebeg setiap tahunnya. Kesibukan para prajurit dalam menyambut upacara grebeg kali ini terekam oleh lensa kamera Kabare. Segala persiapan mulai dari membersihkan dan menyiapkan kuda yang akan menarik kereta kencana, mengecek perlengkapan yang akan dipakai ketika kirab, seperti tombak, pedang dan panji-panji serta alat musik hingga memastikan rute dan rundown kirab. Setelah semuanya bersiap, saatnya panglima keraton Manggala Yudha memastikan semua perlengkapan para prajurit sudah siap. Ketika semuanya siap, para prajurit pun memulai kirab dengan

66

November 2014

parade dengan diawali oleh delapan prajurit keraton seperti Wirobrojo, Daheng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawirotomo, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa. Satu persatu, delapan kelompok prajurit keluar dari Siti Hinggil melewati Pagelaran dan berhenti di Alun-Alun Utara dengan formasi barisan khasnya. Masing-masing kelompok menggunakan pakaian kebesaran prajurit, membawa senjata khusus, panji-panji seraya memainkan alat musik. Usai delapan kelompok prajurit keluar, barisan dilanjutkan dengan keluarnya Manggala Yudha (panglima keraton). Di akhir parade, gunungan dibawa keluar dari Siti Hinggil dengan diiingi dua prajurit sisanya untuk kemudian diperebutkan oleh masyarakat Yogyakarta.+



PLESIR WISATA

Berkunjung Ke

demikian, terlihat pula satu dua tiga pengunjung membuang sampah sembarangan. Namun ada juga yang membawa kantong plastik sendiri lalu dibuang kalau sudah menemukan tempat sampah. Beberapa maskapai penerbangan melayani rute dari Jakarta menuju Manila. Jika Anda tertarik berkunjung ke Manila, tidak perlu khawatir akan biaya karena terhitung sangat terjangkau.Traveling ke Manila boleh dibilang seperti berada di negeri sendiri. Karakteristik wajah orang-orang Philipina tidak jauh berbeda dengan orang Indonesia. Bahkan hampir mirip. Cuaca kota Manila tak jauh beda dengan di Indonesia. Mengunjungi Manila di awal Oktober, sempat disambut hujan. Agak lumayan, sebab di Indonesia saat itu belum merasakan turun hujan. Menyusuri sepanjang jalan dari Bandara Ninoy Aquino menuju pusat kota,kita akan disuguhi pemandangan seperti Jakarta. Lalu lintas sangat padat

Teks: Anis RN; Foto: NH, Istimewa

M

enjadi salah satu negara yang berada di kawasan ASEAN, kota Manila Ibukota Negara kepulauan Philipina menyimpan banyak potensi wisata menarik. Meski pemandangan kota Manila hampir mirip seperti Jakarta. Namun sesekali mengunjungi Manila menjadi sebuah pengalaman menarik untuk diceritakan. Bandara Internasional Ninoy Aquino merupakan tempat pendaratan pesawat manakala kita berkunjung ke Manila. Suasana Bandara Internasional Ninoy Aquino bisa dibilang hampir mirip seperti terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Yang agak berbeda adalah susahnya mencari tempat sampah di sini. Filipina patut diacungi jempol dalam hal ketertiban fasilitas umumnya. Meski 68

November 2014

cenderung macet dan banyak terdapat pembangunan jalan layang. Gedung-gedung tinggi menjulang dan rumah-rumah penduduk yang hampir sama bentuknya. Bedanya, disini tidak banyak sepeda motor berseliweran. Dan yang layak untuk diacungi jempot, trotoar untuk pejalan kaki pun terlihat rapi dan terawat. Transportasi khas Filipina yang disebut jeepney tampak hilir mudik dengan gambar-gambar menarik menyesuaikan selera sang pemilik. Bentuk jeepney hamper mirip dengan oplet si Doel. Satu lagi moda transportasi khas Filipina yakni tuk tuk, sejenis becak. Kedua moda transportasi ini sangat mudah dijumpai di Manila. Sekitar 3 kilometer dari Bandara Ninoy Aquino menuju kawasan Roxads Boulevard Corner Edsa Pasay City, kita akan


menemukan The Herritage Hotel Manila. Hotel bintang 5 ini berada tak jauh dari dan Mall of Asia. Kawasan bisnis dan belanja ternama yang letaknya di pinggir pantai Manila Bay. Selain itu di kawasan yang disebut Makati, kita kana menemukan sekitar 12 Mall yang terkoneksi satu dengan yang lain. Kawasan Makati hampir mirip seperti di daerah kuningan. Banyak gedung bertingkat dan banyak resto bertebaran. Bila Anda berada kawasan Manila Bay jangan ketinggalan untuk mengunjungi Corregidor Island. Untuk menuju ke Corregidor Island, dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dengan menggunakan Sun Cruises, semacam kapal cepat dengan biaya sekitar 650 peso.Corregidor Island merupakan pulau kecil yang berjarak 48 kilometer dari Manila. Pulau ini untuk mengenang perjuang Filipina dan Amerika melawan pasukan Jepang yang terjadi pada perang dunia II. Pulau yang terkenal dengan sebutan “The Rock� menjadi sebuah benteng dan markas bagi pasukan sekutu selama perang berlangsung. Sampai kemudian di tahun 1942 sekutu menyerah kepada Jepang. Corregidor diserahkan kepada Letjen Homma Masaharu Tentara Kekaisaran Jepang. Namun, selang dua tahun kemudian Sekutu di bawah komando Jenderal MacArthur merebut kembali Corregidor. Jejak peninggalan perang masih terlihat disini. Senjata besar

November 2014

69


PLESIR WISATA seperti meriam,reruntuhan bangunan, struktur, dan terowongan menceritakan sebuah cerita yang sangat menyentuh dari perang yang telah merenggut begitu banyak nyawa. Berkunjung di tempat yang pernah dijadikan medan pertempuran merupakan pengalaman yang mengesankan terutama bagi mereka yang menghargai dan nilai perdamaian dan kebebasan. Sejenak menghirup indahnya taman kota di Manila, kunjungilah Rizal Park atau juga disebut Luneta Park. Taman yang terletak di sepanjang Roxas Boulevard, Kota Manila, Filipina, berdekatan dengan kota berdinding tua Intramuros. Pada masa Kolonial Spanyol, Rizal Park menjadi tempat rekreasi favorit, dan sering

dikunjungi pada hari Minggu dan hari libur nasional. Tempat ini adalah salah satu kawasan wisata utama Kota Manila. Di taman ini didirikan semacam Tugu Monumen untuk mengenang pahlawan nasional Filipina bernama Jose Rizal yang gugur pada saat perang melawan pasukan Spanyol di tahun 1896. Traveling tanpa shopping ibarat makan sayur tanpa garam. Bagi Anda pecinta shopping, saat berkunjung ke Manila mampirlah ke GreenHills Shoping. Tempat ini seperti pasar beringharjo di Yogyakarta. Pengunjung boleh melakukan tawar menawar saat transaksi belanja. Biasanya rata-rata pengunjung membeli kaos dan gantungan kunci sebagai oleh-oleh di tanah air. Harga-harga di sini cukup terjangkau. Lumayanlah untuk kenangkenangan teman dan saudara. Berkunjung ke Manila seperti berada di rumah kita. +

70

November 2014



PESANGGRAHAN INFO HOTEL

Royal Ambarrukmo Yogyakarta

Dua Masa 72

November 2014

Teks: FA Herru; Foto: Ist


J

ika Yogyakarta Anda anggap akrab dan istimewa di hati, mustinya mustahil bila hotel bertaraf internasional, megah dan bersejarah ini nihil dalam memori Anda. Royal Ambarrukmo Yogyakarta, hotel berbintang lima dan salah satu yang termegah di Yogyakarta, ternyata memiliki semata rantai dengan sejarah kota kelahirannya. Hotel ini pun sudah menjadi satu ikon Yogyakarta sejak tahun 1966. Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta terletak di sebuah kawasan integral, menyatu dengan pusat perbelanjaan Ambarrukmo Plaza dan situs peninggalan Keraton Yogyakarta. Memang, dulunya kawasan ini menjadi tempat istana peristirahatan Sultan Hamengku Buwono (HB) dan keluarganya, yaitu pesanggrahan Arjapurna, yang dibangun Sri Sultan HB VI pada tahun 1857-1859. Dalam sejarahnya, pesanggrahan ini pernah digunakan sebagai tempat pertemuan Sultan dengan Gubernur Jenderal Belanda. Pesanggrahan ini sempat juga dipugar oleh Sri Sultan HB VII pada tahun 1895-1897 dan diganti nama menjadi Kedaton Ambarrukmo, yang kemudian sering digunakan sebagai tempat pertemuan Sultan dan raja-raja Keraton Surakarta, bahkan menjadi tempat tinggal resmi Sri Sultan HB VII setelah turun tahta dan keluarganya. Melompat jauh ke tahun 1960, di komplek pesanggrahan ini kemudian didirikan sebuah hotel dengan nama Ambarrukmo Palace Hotel dan dibuka pada tahun 1966 atas prakarsa Presiden Soekarno dan Sultan HB IX. Dengan arsitektur yang dirancang sendiri oleh Presiden Soekarno, Ambarrukmo Palace dibangun sebagai hotel berkelas internasional. Ia menjadi hotel

Memang, dulunya kawasan ini menjadi tempat istana peristirahatan Sultan Hamengku Buwono (HB) dan keluarganya yang dibangun Sri Sultan HB VI pada tahun 1857-1859

November 2014

73


PESANGGRAHAN INFO HOTEL

.Jika diibaratkan manusia, ia adalah seorang priyayi Jawa yang modern. Patutlah demikian, mengingat hotel ini berada dalam satu komplek situs pesanggrahan Sultan paling megah di Yogyakarta sampai era 1980-an, sehingga sering digunakan untuk berbagai aktivitas kenegaraan kala itu. Tahun 1994, Ambarrukmo Palace Hotel berhenti operasional, namun setelah itu direvitalisasi kembali pada tahun 2010. Ambarrukmo Palace bertransformasi, dan diresmikan untuk beroperasi kembali di tahun 2011 dengan nama barunya Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Revitalisasi ini sekaligus merupakan salah satu bentuk pelestarian cagar budaya. Dengan menyandang nama baru, Royal Ambarrukmo Yogyakarta, hotel bersejarah ini pun menjadi tampak lebih istimewa. Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta hadir dengan memadukan dua sentuhan sekaligus, internasional dan tradisional. 74

November 2014

Ia tampil semakin elegan dan berkelas, memberikan kenyamanan modern sekaligus membawa kemewahan masa lalu. Sebanyak 247 kamarnya, masing-masing berbalkon dengan pemandangan pertamanan sekitar hotel, kota dan gunung Merapi. Tentu, setiap kamar dilengkapi fasilitasfasilitas modern. Di sejumlah kamar tersedia living room mini dan meja kerja yang terpisah dari ruang tidur, serta mini bar. Hotel berlantai delapan ini dilengkapi pula fasilitas modern lainnya, seperti bussines center, fitness center, swimming pool, restoran, juga pertamanan atau royal garden yang didesain sangat indah. Ada


pesanggrahan Sultan. Beberapa bangunan peninggalan, seperti pendopo, ndalem atau bangunan induk, serta bale kambang, menjadi satu bagian tak terpisahkan dari hotel tersebut. Dengan begitu, tentu saja hotel ini tak mungkin menanggalkan sentuhan budaya Jawa, bahkan sudah menjadi kewajiban Royal Ambarrukmo Yogyakarta untuk mengangkatnya. Dengan itu juga, hotel ini lantas mengokohkan diri menjadi hotel yang mengusung misi menjunjung tinggi tradisi dan budaya Jawa, serta mitra seni budaya. Berbagai kegiatan seni tradisi yang dimainkan oleh bermacam komunitas budaya, diberi tempat dan sekaligus menjadi sajian menariknya. Di antaranya jemparingan atau kegiatan memanah tradisional, latihan tari klasik, atau mocopatan. Royal Ambarrukmo Yogyakarta juga mengangkat tradisi minum teh masa lalu Keraton Yogyakarta, serta jodhang ceremony yaitu prosesi penyajian santap malam ala keraton yang diarak dengan tandu (jodhang) yang biasa diadakan dalam acara-acara tertentu. Pendek kata, hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta memang selalu berusaha menghidupkan kembali tanda-tanda warisan budaya. Sebab justru itulah yang menjadi nilai tambah bagai Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Ia juga tak bisa dilepaskan dari sejarah Pesanggrahan Ambarrukmo. Mengangkat tradisi budaya yang dilakukan ini, tentu bukan hanya sekadar menyajikan romantisme masa lalu, lebih dari itu adalah sebagai upaya pelestarian. Jadi, tak hanya menawarkan kemegahan dan fasilitas modern hotel bintang lima, Royal Ambarrukmo Yogyakarta juga memikat Anda dengan layanan dan pengalaman luar biasa melalui seni dan tradisi yang dijunjungnya. +

Mengangkat tradisi budaya yang dilakukan ini, tentu bukan hanya sekadar menyajikan romantisme masa lalu, lebih dari itu adalah sebagai upaya pelestarian

pula sepuluh meeting room, dan dua ballroom yang cukup besar, Kasultanan Ballroom dan Karaton Ballroom. Royal Ambarrukmo Yogyakarta juga memiliki executive lounge yang cukup luas yang terletak di lantai delapan. Di samping itu, Royal Ambarrumo Yogyakarta juga menawarkan banyak kemudahan berkat lokasinya yang strategis, yakni di jalan Laksda Adisucipto No. 81 Yogyakarta. Selain segala kenyamanan modern hotel bintang lima, Royal Ambarrukmo Yogyakarta masih punya perbedaan dengan yang lain. Ia menyajikan suasana yang berbeda dengan mengusung budaya Jawa, tradisi keraton, ke dalamnya. Jika diibartakan manusia, ia adalah seorang priyayi Jawa yang modern. Patutlah demikian, mengingat hotel ini berada dalam satu komplek situs

November 2014

75


PESANGGRAHAN INFO HOTEL

Di Bawah Atap

Budaya

T

ernyata memang tak sedikit warga negara tetangga yang menyukai tradisi budaya Indonesia. Tak tanggungtanggung, kesukaannya bahkan diwujudkan dengan kedekatan dan pengenalan yang dalam. Mereka kadang juga membutuhkan penyatuan dirinya pada masyarakat dan budaya yang dicintai. Sebut di antaranya adalah Warwick Purser, pria asal Sydney yang menyelami sekaligus menikmati budaya Jawa. Pengusaha yang telah menjadi warga negara Indonesia ini memiliki rumah Jawa kampung di desa Tembi, Sewon, Bantul, Yogyakarta, sejak tahun 2005. Setelah direnovasi akibat gempa 2006 silam, tempat tinggalnya itu lantas diubah menjadi hotel. Menurutnya, ia memang ingin memiliki suatu tempat di mana warga luar negeri bisa menikmati dan betul mengerti kebudayaan Jawa. Hotel butik ini kemudian ia namai d'Omah Hotel. Hotel ini tidak berbeda dengan rumahrumah penduduk lainnya di desa Tembi. Hanya karena difungsikan sebagai hotel, rumah ini lantas dikembangkan, diperluas, diberi sentuhan modern dan fasilitasfasilitas sebagaimana hotel berbintang empat. Interiornya ditata dengan pernak pernik tradisional dan bermacam furnitur bergaya old fashion. d'Omah lantas menjadi hotel berkelas yang tampak manis berciri khas budaya tradisional Jawa. Lokasinya yang berada di desa wisata Tembi merupakan keunikan d'Omah. Seperti yang didambakan pemiliknya, d'Omah menyatu dalam kampung dan bertetangga langsung dengan warga sekitar.

76

November 2014

Teks: FA Herru; Foto: ist


d'Omah lantas menjadi hotel berkelas yang tampak manis berciri khas budaya tradisional Jawa Kebetulan, Tembi sendiri adalah sebuah desa wisata. Warganya ramah dan welcome. Mereka pun sudah terbiasa dengan para wisatawan manca maupun lokal yang ingin menikmati suasana desa berikut kehidupan sehari-hari di

November N No ove vemb mber er 22014 00114

27 2 7


PESANGGRAHAN INFO HOTEL desanya. Di sana juga terdapat rumah-rumah warga yang dijadikan home stay, penginapan dengan keunikan masing-masing, bahkan ada yang dibuat komplek rumah budaya. Tembi juga merupakan desa kerajinan, karena tak sedikit penduduknya yang suka membuat bermacam kerajinan tangan yang khas. Meski modernitas telah menyentuhnya, namun warga atau penduduk Tembi tak pernah meninggalkan dan tetap menjaga tradisi dan kehidupan tradisional kampungnya. Itulah keunikan Tembi. Karena itu, selain menawarkan suasana dan atmosfer Jawa dalam hotelnya, d'Omah

sendiri dapat menjadi tempat para tamunya menikmati kehidupan pedesaan Tembi. Dengan itu, d'Omah akan memberikan pengalaman yang unik dan luar biasa setiap kali tamunya menginginkan bersentuhan langsung dengan warga desa. Di sini, para tamu d'Omah selalu merasa puas dengan apa yang mereka alami. Berkeliling dan menyusuri desa dengan andong, sepeda, atau juga berjalan kaki, merupakan kegiatan yang 78

November 2014

menyenangkan. Begitu juga saat mereka dapat berlatih membatik, membuat kerajinan, membajak atau menanam padi bersama warga yang petani, menikmati bermacam kesenian tradisional yang dimainkan penduduk setempat, hingga memandikan kerbau. Bersama d'Omah, para tamu bahkan dianggap sebagai tetangga dekat para warga. Namun bukanlah pilihan yang salah, kalaupun para tamu menginginkan tetap tinggal atau menikmati waktu di dalam hotel. Dengan memfungsikan rumah kampung khas Jawa yang ditata sedemikian cantik, d'Omah menjadi hotel yang nyaman dan menenteramkan. Apalagi bagi mereka

Jangankan wisatawan mancanegara, wisatawan lokal yang menginap di hotel tepi desa Tembi saja selalu merasa nyaman yang ingin merasakan langsung ketradisionalan Jawa, pasti akan merasa sangat hommy. Kamar-kamarnya cukup luas, dilengkapi beragam hiasan interior yang khas dan perabot-perabot kayu. Hampir di setiap kamar memiliki selasar atau teras yang nyaman. Tempat yang pas untuk mendapatkan ketenangan dan sekadar menikmati kegiatan pribadi. Di rumah berbentuk joglo paling depan yang difungsikan sebagai lobi, satu sudutnya dipasang rak-rak yang penuh dengan buku. Setiap pengunjung atau tamu bebas membacanya. Di situ juga banyak mainan untuk sekadar bersenang-senang mengisi waktu, seperti scrabble atau


dakon (congklak). Teras joglo tersebut difungsikan sebagai restoran. Sembari menyantap hidangan dan minuman, para tamu dapat menikmati hamparan sawah yang ada di depannya. Atau, menyaksikan para warga keluar masuk kampung menggunakan sepeda tua. Jangankan wisatawan mancanegara, wisatawan lokal yang menginap di hotel tepi desa Tembi saja selalu merasa nyaman. d'Omah Hotel memiliki lima area, terdiri dari beberapa bangunan

rumah kampung yang masing-masing memiliki jumlah kamar yang berbeda-beda. Ada area yang dinamakan Rumah Joglo dengan 8 kamar, Rumah Demang yang memiliki 4 kamar, lalu Rumah Camat yang berbentuk limasan dengan 5 kamar. Ada pula Private Villa dengan 1 kamar dengan kolam renang pribadi. Dan terakhir adalah Pendopo Private Residence dengan 3 kamar, satu area dengan rumah tinggal sang pemilik hotel. Uniknya, masing-masing kamar memiliki nuansa yang berbeda-beda, dan setiap area tersebut memiliki satu kolam renang. Hotel ini juga dilengkapi fitness center yang berada dalam satu bangunan kayu limasan. Ada pula ruang spa, sauna, pendopo untuk meditasi, dan juga jakuzi. Sebagai sebuah hotel, fasilitas d'Omah memang cukup lengkap. Semua fasilitas atau sentuhan modern ini berada di bawah atap bangunan-bangunan khas rumah Jawa. Bila tertarik menikmati nuansa budaya Jawa, juga kehidupan pedesaan di Jogja bagian selatan, Anda tak perlu ragu mengunjungi d'Omah. Hotel ini tak cukup jauh dari keramaian pusat kota Yogyakarta. Dari kawasan Malioboro, atau dari Bandara Internasional Adisutjipto, Anda hanya butuh waktu 20 menit berkendara untuk mencapainya. + November 2014

79


KLANGENAN KULINER

Tahu Masak Lada Hitam

80

November 2014


itu

Soal Teks: FA Herru; Foto: Budi Prast

B

ukan hanya objek wisata alam atau budaya saja yang dapat dinikmati di Yogyakarta. Siapapun tentu sependapat, ragam makanan di kota itu pun istimewa sebagai objek wisata kuliner. Namun, adalah cerita lama jika berwisata kuliner di Jogja hanya sekadar menikmati warung atau makananmakanannya yang legendaris. Pun juga hal biasa ketika hanya mendatangi resto-resto unik dan baru. Bila mau yang berbeda, meski ini pun sudah banyak dilakukan orang, adalah berwisata kuliner di hotel. Hotel di Jogja cukup menjamur. Boleh dikata, lima tahun belakangan pertumbuhannya begitu pesat. Dengan masing-masing kelebihannya, tentu tak ada salahnya jika kita mencoba berwisata kuliner dari hotel ke hotel. Sekadar untuk mencari suasana baru atau untuk merayakan sesuatu yang istimewa, hidangan-hidangan hotel cukup lezat untuk dinikmati.

Beberapa restoran hotel bahkan sudah ada yang cukup terkenal. Setidaknya orangorang menghapali beberapa hidangannya yang memang enak atau recommended. Seperti mereka telah mengenal Gowongan Inn dengan hidangan Jawanya. Meranti Restaurant di Hotel Gowongan Inn dikenal mengangkat masakan Jawa sebagai sajian unggulannya.

cukup menyenangkan. Garden yang ditata rapi dan indah menjadi keistimewaannya. Bermacam kegiatan pun sering dilakukan di area pertamanan tersebut. Taman cantik ini juga menjadi area terbuka yang nyaman untuk bersantai. “Selain itu, kenyamanan yang kami janjikan juga dalam hal pelayanan. Kami berkomitmen untuk melayani tamu dengan sepenuh hati,� ungkap General Manager Gowongan Inn, Mintiarti. Melayani dengan hati, pada nyatanya juga tercermin sampai ke dalam kitchen

Nasi Goreng Babat

Gowongan Inn adalah hotel bintang tiga yang terletak di Jl. Gowongan Kidul No.50. Hotel ini cukup nyaman sebagai sebuah akomodasi inap berfasilitas modern yang tak kehilangan ciri khas Jawanya. Dengan konsep MICE, hotel ini memiliki meeting room mulai dari kapasitas 300 pack hingga private meeting room berkapasitas 5 pack. Nuansa hotel pun

hotel. Sebagai bagain dari bentuk pelayanan, chef hotel pun berupaya menyajikan yang terbaik bagi para tamu. Karena itu, bagi executive chef Haryanto, rasa masakan adalah tolok ukurnya. Soal rasa, diamini pula oleh F&B Manager Gowongan Inn, Sasongko. “Kalau orang Jawa itu lebih mengutamakan rasa ketimbang penampilannya. Jadi kami November 2014

81


KLANGENAN KULINER memang menghidangkan masakan yang rasanyanya berani,� ujarnya. Memang, nyatanya banyak restoran mahal yang presentasi hidangannya cantik, namun tidak sebanding dengan rasanya. Itu sebabnya,

Sop Buntut

Sosis Roll Bread

masakan yang disajikan di restoran ini rasanya lebih dari level rata-rata. Meranti Restaurant mengangkat masakan Jawa. Hal itu tentu sesuai dengan napas dan nuansa hotel Gowongan Inn. Namun demikian, di restoran ini juga tersedia menu-menu western ataupun oriental. Jika Anda terbiasa menyantap gudeg, soto, nasi goreng, atau sop buntut di tempat lain, menu-menu seperti itu tersedia juga di restoran ini. Seorang yang suka menyantap masakan Jawa, tentu ia sudah hapal juga bagaimana kualitas rasa tiap masakan Jawa yang disantapnya. Dan Sasongko memastikan, tiap menu masakan Jawa di Meranti Restaurant rasanya boleh diadu dengan hidangan yang sama di tempat lain. Hidangan Sop Buntut sajian chef 82

Haryanto adalah salah satu menu terbaik Meranti Restaurant. Sudah sejak lama menu ini menjadi hidangan favorit para tamu hotel. Menu a la carte ini menggunakan daging sapi impor yang lantas diolah

November 2014

dengan bumbu dan dimasak dengan cara yang benar, sehingga menghasilkan daging yang gurih dan empuk. Rasa kuahnya juga gurih sekali. Kuah ini dicampur dengan bermacam sayuran dan rempah, yang membuat aroma harumnya kuat. Yang suka pada menu nasi goreng, chef Haryanto pun memiliki hidangan Nasi Goreng Babat. Menu sederhana yang sebenarnya kita sendiri biasa membuatnya, di sini disajikan istimewa. Bukan porsinya, bukan pula tampilannya, namun yang istimewa adalah rasanya. “Ini adalah menu promo khusus kamar selama bulan Oktober lalu sampai Desember depan,� ujar chef yang biasa dipanggil Harry ini. Menurut F&B Manager, Sasongko, tiap masakan di sini memang selalu diupayakan istimewa. Masakan sederhana pun diolah

dengan cara yang berbeda dan rempahrempahnya diperhatikan kualitasnya. Chef Harry, sebagai “eksekutornya� pun sudah memiliki pengalaman yang tak sebentar menangani bermacam masakan. Hidangan kreasinya bermacam ragam dan juga banyak yang telah menjadi hidangan paling diminati tamu. Sebut saja salah satunya Tahu Masak Lada Hitam. Menu satu ini paling banyak digemari oleh tamutamu meeting. Hidangan simpel dan sederhana ini sering disajikan dalam acara-acara rapat perusahaan yang diselenggarakan di Gowongan Inn. Tahu adalah makanan yang kerap hadir di meja makan rumah, namun di tangan chef Harry, lauk sederhana itu bisa dikreasi menjadi santapan berkelas. Jika ingin menikmati hidangan yang berbau western, ia juga punya kreasi masakan dari ikan kakap. Pan Fried Snapper with Tomato Salsa nama menu ini. Santapan kaya protein ini disajikan dengan kentang rebus sebagai karbohidratnya, serta salad campur, dan disiram dengan saus tomato salsa. Sama dengan nasi goreng tadi, menu ini juga merupakan menu promo Oktober sampai Desember. Ada juga makanan Sosis Roll Bread. Rupanya chef Harry juga jago membuat snack. Sosis yang dibungkus dengan roti tawar lalu diolah ini menjadi camilan istimewa yang juga tak sedikit peminatnya. Menu satu ini disajikan dengan mayones dan calypso sauce, cocok disantap kapan saja dan dalam suasana apapun. Menu-menu masakan di Meranti Restaurant hotel Gowongan Inn memang beragam dan berbeda. Dari masakan Jawa yang memang menjadi hidangan utamanya, sampai santapan ringan pun berasa istimewa. Mungkin chef Harry memang jagonya menyulap bahan sederhana menjadi santapan-santapan istimewa. Jadi, jangan ragu lagi untuk menyambangi tiap hotel di Yogyakarta. Dari hotel sederhana sampai yang berkelas pun, niscaya punya menu-menu khas yang patut dicoba. Gowongan Inn inilah salah satunya. +



KLANGENAN KULINER

Nostalgia Cangkir 6

Aroma Mie Jawa Anglo Iga Bakar

Bintaran

Joglo

84

November 2014

Teks: FA Herru; Foto: Albert


S

ecangkir kopi dan seporsi mendoan cukup menyenangkan untuk menemani nongkrong di Cangkir 6 Joglo Bintaran sambil menunggu matahari tenggelam. Menikmati hidangan dan senja yang terang di bawah atap joglo, seperti menikmati Jogja puluhan tahun lalu. Adem, ayem, amat menenteramkan. Seperti namanya, Cangkir 6 Joglo Bintaran terletak di Jl. Bintaran Tengah, Kota Jogja. Inilah salah satu tempat hang out baru di Kota Jogja. Dengan mengadopsi rumah joglo yang konon menjadi tempat tetirah Sri Sultan Hamengku Buwono VII, kafe ini sudah banyak dikunjungi orang sejak awal dibuka bulan April lalu. Pantaslah demikian, sebab Cangkir 6 Joglo Bintaran menawarkan aroma nostalgia pada Yogyakarta. Mulai dari bangunan hingga menu-menu yang ditawarkan, seperti mengajak kita kembali merasakan rupa-rupa tradisional Kota Gudeg itu. Di tengah merebaknya kafe-kafe berkonsep Barat, kafe-kafe bertema tradisional seperti Cangkir 6 Joglo Bintaran ini justru menjadi pilihan tersendiri di kala kita mulai dihinggapi rindu pada sesuatu beraroma lokal yang dulu pernah kita rasakan. Nostalgia, sesuatu yang memang ingin ditularkan lima perempuan pemilik Cangkir 6 Joglo Bintaran. Di awal cerita, mereka adalah teman akrab sengkatan sewaktu tiga tahun sekolah di akhir tahun 1980-an. Sebagai teman dekat, tentunya mereka

Ice Lychee Tea

pernah menghabiskan waktu bersama-sama menikmati apa yang ada di kota tempatnya menimba ilmu, Yogyakarta. Mereka pun berpisah setelah lulus tahun 1989, dan mulai terhubung kembali karena adanya teknologi telepon genggam yang canggih setelah bertahun-tahun. Dan di akhir cerita, kelima ibu-ibu itu berkumpul lagi dan memutuskan membuat usaha bersama. Cangkir 6 Joglo Bintaran inilah ujudnya. Ungkapan kerinduan pada hal-hal yang dulu pernah dinikmati bersama, dituangkan secukupnya pada Cangkir 6 ini.

Kafe-kafe bertema tradisional seperti Cangkir 6 Joglo Bintaran ini justru menjadi pilihan tersendiri di kala kita mulai dihinggapi rindu pada sesuatu beraroma lokal yang dulu pernah kita rasakan

Bukan kebetulan mereka memilih rumah berjoglo itu sebagai tempat membuka kafenya. Bukan seadanya juga mereka menghidangkan bermacam makanan dan minuman tradisional khas Yogyakarta di kafenya. Yang pasti, lima sekawan pemilik kafe ini ingin merasakan lagi rupa-rupa kuliner lokal yang dulu pernah merekatkan mereka. Dan dengan itu pula, kelimanya juga ingin berbagi kepada siapa saja yang merindukan ketradisionalan Jogja. Cangkir 6 Joglo Bintaran diinginkan pula menjadi tempat yang pantas untuk berkumpul sahabat-sahabat alumni Jogja. Seperti halnya lima perempuan itu, yang telah dapat membangun kafe ini sebagai papan mereka sendiri berkumpul. Cangkir 6 Joglo Bintaran buka setiap hari, mulai jam 10 pagi hingga 10 malam. Di sini, tentunya bukan hanya kopi dan mendoan, hidangan tradisional yang ngangeni. Masakan tradisional Jawa lainnya, seperti sayur lodeh, sayur asem, nasi khas

November 2014

85


KLANGENAN KULINER

Nasi Kampung Cangkir 6

Club Sandwich

Wonosarian, nasi kampung, nasi goreng, empal, Pindang Kudus, Mie Jawa, dan lain-lain. Tak hanya itu, bagian dari nostalgia juga mereka tuangkan dengan bermacam camilan khas masa kolonial. Seperti kroket, macaroni schotel, pastel tutup, tape keju, roti bakar, sandwich, atau resoles. Sedangkan aneka minumannya, selain bermacam kreasi minuman kopi, ada juga rupa-rupa teh, lemon tea, cokelat, dan sebagainya. Dari hidangan makan dan minuman itu, ternyata ada juga yang sudah menjadi favorit pengunjung-pengunjung Cangkir 6 Joglo Bintaran dan juga hidangan recommended. Yaitu menu-menu yang dinamai Ice Lychee Tea, Nasi Kampung Cangkir 6, Iga Bakar, juga Mie Jawa Anglo. Suasana kafe, serta makanan dan minuman seperti itulah yang coba dikemas Evi Lisiana, Lanny Susanti, Riema Herpatria, Alice Lilianti Indarto, dan Sri Wijajanti Utomo, untuk mengobati rindu mereka pada Jogja. Di akhir kata, kelima alumni SMA Stella Duce 86

November 2014

Di akhir kata, kelima alumni SMA Stella Duce Kotabaru Yogyakarta ini berujar bahwa kafe yang mereka dirikan ini dapat menjadi salah satu tempat menikmati Jogja, juga tempat berkumpul dalam berbagai acara Kotabaru Yogyakarta ini berujar j bahwa kafe yang y g mereka dirikan ini dapat menjadi salah satu tempat menikmati Jogja, juga tempat berkumpul dalam berbagai acara. “Kami ingin, kalau orang datang ke sini, benar-benar dapat merasakan kelokalan Jogja. Karena itu, kami tidak mengubah atau an mengutak-atik bangunan heritage ini, dan sengaja mengangkat hidangannal hidangan khas tradisional ti Jawa,� ujar Alice Lilianti nti Indarto dan Sri Wijajanti Utomo, mewakili kelimanya. +


Bakmi Pur, Jombor

Kuliner Malam yang

Memikat

K

uliner Bakmi di Jogja memang banyak yang memikat, mengundang selera dan selalu membuat kangen siapa saja yang pernah menyantapnya. Ada banyak warung bakmi di Jogja yang telah melegenda, tapi tak sedikit juga warung yang terbilang belum lama buka namun telah menuai banyak penyuka. Satu di antaranya adalah warung Bakmi Pur di daerah Jombor. Warung Bakmi Pur baru buka tahun 2010 lalu. Di warung ini, pengunjung akan mendapatkan seleranya. Pak Pur, pemilik warung yang sekaligus juru masaknya, akan menyediakan citarasa bakmi Jawa yang sedap di warungnya. Pak Pur bukan orang baru dalam dunia bakmi. Sebelum membuka kedainya sendiri, ia pernah menjadi juru masak di salah satu warung bakmi legendaris di Jogja. Karena itu, memasak bakmi sudah menjadi kebiasaan dan keahliannya. Ia telah pandai meramu bumbu dengan ukuran yang tepat, sehingga dapat menghidangkan sepiring bakmi yang pas di lidah berselera Jawa. Bakminya pun menggunakan mie basah dan bihun beras. Ayamnya ayam kampung yang juga dipakai untuk membuat kaldu. Pak Pur juga menggunakan telur bebek agar setiap masaknnya bertambah sedap. Warung Bakmi Pur tepatnya beralamat di Jombor Lor, Kelurahan Sinduadi, Kecamatan Mlati, Sleman, Yogyakarta. Lebih jelasnya, jika melaju dari arah kota menuju arah Candi Borobudur, tentunya akan melewati Jalan Magelang. Nah, warung Bakmi Pur ini tepat berada di Jalan Magelang Km 7, di sebelah timur Terminal Jombor. Tinggal menyusur jalan aspal kecil di depan terminal ke arah timur, tak sampai lima menit kita

Teks: FA Herru;Foto: Albert

segera akan menemui warung ini. Warung ini buka jam 5 sore hingga selepas tengah malam atau jam 1 dinihari. Yang paling recommended adalah menu-menu rebusnya. Selain bakmi rebus, yang juga berasa sangat nikmat adalah cap cay rebus, nasi rebus (sego godog), dan sopnya. Di sini juga tersedia nasi goreng, bakmi goreng, juga rica-rica ayam, yang tak kalah mengundang selera. Mau duduk lesehan atau di atas bangku, sambil menikmati sawah di depan warung dan udara malam yang sejuk, bersantap bakmi di warung ini makin terasa nikmat. Wedang jahe, jeruk panas, kopi panas, teh panas dalam gelas, atau teh poci, bisa jadi pilihan minuman pembasuh lidah. Tentu, sekaligus menghangatkan badan yang telah tersentuh udara malam. Rasanya tidak berlebihan, dengan begini nostalgia pada Jogja pun berasa semakin mengena. +

November 2014

87


PAGUYUBAN BERITA KOMUNITAS

Pertunangan Kartika dan Gerry

Ujud Syukur dalam

Balutan Pesta

Teks: FA Herru; Foto: Albert

S

enja yang cerah awal bulan Oktober lalu, mengantar Kartika Kurniawan Putri dan Gerry Christopher Kertowidjojo menuju gedung Jogja Expo Center, tempat berlangsungnya pesta pertunangan mereka. Hari itu, Mr Shimada, Mr. Tanigawa, Minggu, 5 Oktober 2014, pastinya Mr. Baba menjadi hari yang indah lagi spesial bagi sepasang kekasih ini, di mana mereka telah mengikat janji satu sama lain untuk kelak menjadi pasangan suami-istri yang sah. Kartika tampak cantik menggunakan gaun berbentuk bunga mawar berwarna merah. Sedangkan Gerry bersahaja dengan balutan setelan jas warna hitam. Dengan busana itu, dua kekasih ini terlihat begitu serasi, sehingga keduanya pun menjadi tujuan pandang ribuan tamu undangan yang hadir. Pesta pertunangan Kartika dan Gerry ini terbilang cukup istimewa. Jelas sekali gelaran pesta ini telah dipersiapkan begitu baik. Sentuhan dekorasi ruang pesta yang cantik dan menawan, terasa melengkapi keserasian pasangan tunangan ini. Hangat, elegan, dan benar-benar luar biasa. Keistimewaan bukan sekadar dari dekorasi. Ragam sajian hidangan, hiburannya, serta adanya pembagian doorprize berupa beberapa sepeda motor dan sebuah mobil, merupakan hal spesial lain dari pesta pertunangan ini. Maklum, Kartika Kurniawan Putri adalah putri pertama Presiden Direktur Sumber Baru Mobil,

Bapak & Ibu Jenderal (Purn) Kapolri Rusdiharjo

88

November 2014

Ibu Ida, Ibu Tantri Onny Bianti, Ibu Lilis, Ibu Meidi, Ibu Fitri


Bapak Hendra Kurniawan dan Ibu Lylyana. Sedangkan Gerry Christopher Kertowidjojo merupakan putra tunggal Presiden Direktur Indomobil Sukses International Tbk, Bapak Jusak Kertowidjojo dan Ibu Widyawati Notosaputro. Pesta pertunangan putra-putri mereka yang disajikan sedemikian istimewa ini, tentu semata merupakan ujud syukur kedua keluarga atas limpahan anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada keluarga dan putra-putri yang bertunangan. Sebab selangkah selanjutnya putra-putri mereka pun lantas melangsungkan ekaristi pemberkatan pernikahan di Gereja Katedral Jakarta yang dilaksanakan satu minggu KGPAA Paku Alam IX dan BRAy Atika Suryodilogo setelah pertunangan ini, pada Sabtu, 11 Oktober 2014. Selain para sanak keluarga, pesta pertunangan ini dihadiri pula oleh kolega, rekan kerja Bapak Hendra dan Jusak, serta beberapa tamu istimewa lainnya, seperti keluarga Keraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman, serta pejabat-pejabat penting. Atas pertunangan Kartika dan Gerry ini, kehadiran para tamu undangan tersebut tentu merupakan penghormatan yang dibalut doa restu bagi kedua pasangan dan keluarga. Semoga, kelak kedua pasangan ini dapat menjadi keluarga yang bahagia, sejahtera, dan selalu diberkati Tuhan Yang Maha Esa. Amin. +

Bapak & Ibu Herry Zudianto

KGPH Hadiwinoto & BRAy Aryuni Utari Hadiwinoto

GBPH Prabukusumo & BRAy Roswarini Prabukusumo Bapak & Ibu Sri Purnomo

Bapak & Ibu Idham Samawi

Suandi Hamid, MEc, Bapak & Ibu Prof. Dr. Edy i Suyuti serta Bapak & Ibu Haryad

Bapak & Ibu Soekeno

Bapak & Ibu Jangkung Sujarwadi

Bapak & Ibu Hans Purwanto

Mr. Davy Tuilan, Mr. Suji Oishi, Mr. Tamotsu Shimizu, Mr. Seiji Itayama

BRAy Hj. Nuraida Joyokusumo

Bapak & Ibu Wahyu Saronto

Firsta, Ajeng, Maya Dewi

November 2014

89


PAGUYUBAN BERITA KOMUNITAS

Farewell Party Duta Besar dan

New Zealand

Duta Besar Australia

Teks: Della Yuanita;Foto: Budi Prast

J

umat, 17 Oktober 2014 menjadi hari yang tak terlupakan bagi dua duta besar negara Selandia Baru (New Zealand) dan Australia untuk Indonesia, HE. Mr. David Taylor dan Mrs. Theresa Taylor serta HE. Mr. Greg Moriarty dan Mrs. Sara Moriarty. Setelah menjalani tugas sebagai diplomat di Indonesia, kini waktunya mereka kembali ke negaranya masing-masing. Sebagai rekan, Mr. Warwick Purser, pemilik d’Omah Hotel Yogyakarta yang berlokasi di Tembi, menggelar acara farewell party untuk keduanya. Dimulai dengan cocktails party, para tamu undangan yang terdiri dari para duta besar, ekspatriat hingga sosialita asal ibukota hadir memenuhi undangan Mr. Warwick Purser. Mulai dari duta besar Swedia, duta besar Kanada hingga Equador serta celebrity chef Farah Quinn, senior anchor Desi Anwar dan masih banyak lagi tamu lainnya. Setelah cocktails party, acara dilanjutkan dengan gala dinner. +

Mr. Cetin

Mr. Alban

Mr. David Salman, Mr. Bill Farmer

HE. Mr. David Taylor, Ms. Hannah Taylor

Lintje Sunogo, Mr. Harry Sunogo, Mrs.Oei Hong Djien Mr. , frio Rio rigo HE. Mr. Rod

HE. Mr. Bocalandro

HE. Ms. Johann Mr. Jerry Winata, a Brism HE. Mr. Donaldar Skoog, Bobiash

HE. Mr. Greg Moriarty & Mrs. Sara Moriarty, Ms. Theresa, Mr. Warwick Purser

Mr. Richard, Ms. Wicuirm, Mr. David, Mr. Jed Frost

Ms. Stephanie, Ms. Shinta, HE. Ms. Melba Pria, Ms. Sari Kusumaningrum, Ms. Tience Sumartini

Mr. Firdaus Siddik, Ms. Farah Quinn, Mr. Arturro, Mr. Seto

90

November 2014

Mr. Jerry Winata, Ms. Desi Anwar, Mr. Chris Septirymen, Ms. Tience Sumartini, Ms. Sinta Sirait


WITT Sambut Hari Batik Nasional Teks&Foto: Herlan

2014

P

ada 2 Oktober 2014 yang lalu, Yayasan Wanita Indonesia Tanpa Tembakau menyelenggarakan fashion show yang bertemakan busana berbahan batik dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional 2014. Acara yang bertempat di Batik Lounge and Terace Hotel Grand Kemang Jakarta ini pertama kalinya digelar oleh WITT. Dan dikatakan oleh Ketua WITT Lieke Gunawan dalam sambutannya bahwa acara ini sebagai sarana untuk mengangkat lagi nilai kain batik sebagai salah satu warisan budaya bangsa dan lebih memperkenalkan kembali kain batik kepada para ibu-ibu para anggota WITT dan seluruh wanita Indonesia bahwa kain batik adalah salah satu ikon budaya bangsa yang patut dilestarikan. Acara ini semakin menarik dengan penampilan para pengurus dan beberapa anggota WITT sebagai model yang memeragakan busanabusana batik dalam fashion show tersebut. +

Iko Suhendar

Ira Kartini Sofwan

Emmy Sumangkut

Yani Sitorus

Nana Krit

Tips memakai oleh Nana Krit batik

Sambutan dari Ketua WITT Lieke Gunawan

Mirna Kurniati & Yani

Mirna Kurniati, Marri Sarmanella, Yani

November 2014

91


GUNEMAN OBROLAN SINGKAT

Dr. Dri Arbaningsih, SS, Mphil (Pemerhati Budaya)

Luncurkan Album

Persembahanku Teks: Della Yuanita; Foto: Tegar Hartoko

T

ak ada lagu, maka tak ada musik,” demikian kutipan dari pencipta lagu ternama, James F. Sundah. Adanya kalimat ini memberikan pencerahan bahwa sejarah musik yang menghiasi kancah musik Indonesia sejak tahun 1950-an di era Irama dan Lokananta Records hingga hari ini didasari oleh kekuatan lagu-lagu, fenomenal serta monumental dan merupakan penanda berbagai zaman. “Sayangnya, di Indonesia pendokumentasian sejarah, khususnya lagu-lagu kurang tergarap baik. Saya memiliki kepedulian untuk mengangkat kembali lagu-lagu di era 1950-an untuk diperkenalkan kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Karena banyak sekali karya-karya emas dari Ismail Marzuki, Sam Saimun, Oesman dan lain sebagainya yang lirik dan nadanya sangat bagus meski sederhana,” ujar alumni Jurusan Ilmu Filsafat UGM ini kepada Kabare. Untuk mengangkat kembali karya-karya emas pencipta lagu zaman dulu, Dri bekerjasama dengan musisi-musisi handal, salah satunya almarhum Idris Sardi. Meski tanpa diiringi alat musik drum, namun Dri bisa menyajikan lagu-lagu lama dengan menawan. Dri menaruh harapan besar dengan album Persembahanku ini. Dirinya berharap pemerintah lebih bisa mengapresiasi karya musik para pencipta lagu legendaris sehingga para generasi muda bisa mengenal dan menikmati lagu-lagu legendaris tersebut. +

Yulianto Sochebu (GM Inna Garuda Hotel, Convention & Bussines Yogyakarta)

Jaringan Membuat Teks: Anis RN; Foto: Budi Prast

P

Mudah

ria satu ini mengaku memiliki keinginan luar biasa untuk belajar banyak hal di saat-saat awal bekerja di perhotelan. Yulianto Sochebu saat itu ingin dapat melayani tamu dengan baik, lebih-lebih tamu asing, meski dia lebih banyak bekerja “di belakang layar”. Awalnya dia bekerja di bagian akunting sebagai auditor. Kemudian sempat di bagian front office meski kemudian kembali lagi ke bagian akunting. Karena keinginannya yang kuat, di waktu senggang Yuli mengasah kemampuannya interaksi dengan tamu asing. Bermodal 3 lagu berbahasa asing dan bakat entertainment, ia pun lantas dilirik salah satu petinggi Inna Garuda untuk pindah divisi menjadi manajer marketing. Sejak itu pengalamannya pun bertambah, begitu juga jaringannya. Apalagi banyak kemudahan yang ia peroleh seiring perjalanan kariernya. Jabatan demi jabatan pun diembannya kemudian. Dengan itu, tentu membuat “nilai dirinya” meningkat. Ia sadar bahwa memiliki banyak jaringan memudahkannya dalam bekerja. “Kalau kita bisa mempunyai jaringan, apa saja menjadi mudah. Saya sekarang sangat menikmati telah memiliki jaringan yang sangat luas,” ungkapnya. Kini, sebagai General Manager Inna Garuda Hotel and Convention Yogyakarta, ia tetap yakin bahwa hotel yang dipimpinnya tetap menjadi pilihan masyarakat. Strategi sudah ia siapkan untuk menjawab persaingan. “Kami ingin Inna Garuda menjadi Top of Mind bagi para tamu,” pungkasnya. + 92

November 2014


M. Nasir Mattusin (General Manager Aston Hotel Solo)

Optimalkan Potensi Diri T Teks: Della Yuanita; Foto: Budi Prast

uhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang multi talenta. Oleh karena itu, saat ini banyak orang berkarier bukan di bidang ilmu yang mereka pilih sewaktu duduk di bangku kuliah. Seperti sosok yang satu ini, M. Nasir Mattusin. Pria kelahiran Meranjat, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, 31 Mei 1957 ini mengaku pendidikannya bukan berasal dari bidang perhotelan melainkan alumnus Universitas Islam Negeri. Meski demikian, Nasir memutuskan untuk belajar bersungguh-sungguh dan mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya. “Saya meyakini bahwa jika kita sudah menguasai satu bidang dan kita memberanikan diri keluar dari bidang tersebut kemudian menekuni bidang lainnya, maka akan banyak hal yang dikuasai. Meski saya tidak memiliki latar belakang pendidikan di industri ini, namun dengan kerja keras dan pengalaman bekerja selama 34 tahun di perhotelan membuat saya semakin mengetahui seluk beluk industri ini,� papar pria yang kini menjabat sebagai General Manager Aston Solo Hotel ini kepada Kabare. Bagi Nasir, di hotel selalu dibutuhkan perencanaan yang matang dalam mencapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, dirinya berusaha selalu mencurahkan perhatian penuh pada hotel dan merencanakan segala sesuatunya dengan matang. Nasir juga mengatakan bahwa pendidikan bisa diperoleh secara langsung di lapangan, karena hotel bersifat 24 jam, maka masalah bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu, Nasir berusaha memahami dan mempersiapkan solusi untuk menangani setiap permasalahan yang ada. +

Hamonangan Damanik (Corporate GM Sales & Marketing Intiwhiz International)

Cemburu Positif Teks&Foto: BK

U

sia masih terbilang kepala tiga, tapi sudah menduduki posisi Corporate GM Sales & Marketing di Intiwhiz International, sebuah hospitality management yang merupakan salah satu anak perusahaan dari Intiland Development,Tbk. Hamonangan Damanik atau Monang biasanya di panggil, pria kelahiran Jakarta ini memiliki segudang pengalaman diberbagai posisi jabatan di hotel - hotel di Indonesia maupun Malaysia, mulai dari posisi cleaning service hingga posisi general manager seperti sekarang ini. Hal itu tercapai karena pada dirinya sering muncul rasa cemburu positif atau tertantang saat merasa dirinya ditekan oleh kekuasaan yang lebih tinggi dari dirinya. “Sewaktu jadi room boy, saya paling dongkol atau sebel kalo sudah dikejar-kejar untuk menyiapkan kamar oleh front office. Saya tertantang untuk bisa di posisi di front office, saya minta dipindahkan ke sana dan terkabul. Ternyata sewaktu di front office saya juga mengalami hal sama yakni mengejar tim sales yang ingin showing ke klien, padahal saat itu saya sedang berkeringat keringat melayani para tamu yang antre untuk mendapat kamar. Hal itulah yang juga membuat saya tertantang untuk pindah ke team sales,� cerita Monang, Perasaan cemburu atau tertantang itu dijadikannya sebagai hal positif yang dapat memacu semangat kerja atau tantangan agar bisa memiliki karier yang lebih tinggi. Tapi hal jelek yang pernah dialami tidak ditiru saat Monang sudah menduduki jabatan yang diinginkan. +

November 2014

93


BIYEN SAIKI DULU & KINI

Gedung Filateli Jakarta DKI Jakarta

Foto: Troppenmuseum (1925)

Foto: Albert (2014)

94

November 2014


KONSULTASI

LAKON LAKU

MASALAH KESEHATAN Ibu Conny di Jakarta Pak Gembong yang baik, saya senang sekali setelah membaca Kabare. Sehingga saya ingin konsultasi dengan bapak mengenai penyakit saya yang tidak kunjung sembuh. Sudah tiga tahun ini, bagian perut saya sering melilit perih dan kadang mengeluarkan darah atau diare darah. Apalagi kalau saya minum obat antibiotik, pasti langsung perih dan berdarah hingga saya tidak berani lagi. Makan makanan yang agak asin, pedas, asam sedikit, juga langsung perih. Saya sangat tersiksa. Mohon bantuan bapak, saya ini sebetulnya sakit apa? Sebelumnya, saya haturkan banyak terima kasih. Jawaban Membaca surat dan melihat foto Ibu, maka dapat saya haturkan bahwa di dalam lambung sampai usus atau colon terdapat polip atau benjolan kecilkecil kista. Selain itu, kondisi selaput lendir pada usus sudah menipis sehingga terkena makanan yang merangsang, seperti pedas, asam, asin, akan terluka dan menyebabkan pendarahan lambung. Terbentuknya polip ini karena sering infeksi akibat alergi terhadap makanan dan obat. Alergi bukan hanya di kulit, tetapi di bagian organ dalam manusia juga bisa. Apabila hal ini dibiarkan maka polip atau kista berubah menjadi ganas. Saya anjurkan agar Ibu sering minum tepung pisang biji (kluthuk). Ambil buah yang tua namun belum matang, dirajang tipis-tipis lalu dikeringkan dan digiling halus. Kemudian saring dengan saringan halus. Cara minumnya, ambil 1 sendok makan tepung lalu diberi air panas 1 gelas, diminum rutin tiap hari. Obat lain selain itu akan saya paketkan. Adapun pantangan makan, jangan minum susu sapi dulu serta pisang. Perbanyak makan pepaya. Demikian doa saya. Semoga Ibu lekas sembuh.

MASALAH KELUARGA Bapak Edi di Solo Bapak Gembong yang terhormat, saya menikah sudah 12 tahun dan mempunyai dua orang putri. Yang masih kecil usia 5 tahun dan yang pertama 11 tahun. Kami bekerja di perusahaan swasta. Sudah 2 tahun ini saya kurang harmonis karena istri saya berubah sifat dan sikapnya, semenjak saya pergoki istri selingkuh dengan teman kerjanya dan pernah tidur bersama di suatu hotel dengan pria pacar istri. Saya bisa memaafkan dan mau menerima kembali demi anak-anak. Namun, pihak istri setelah saya maafkan bukan sadar tetapi malah menggila sifat perilakunya. Bukan hanya pada saya tapi juga pada anak-anaknya, bahkan sudah minta cerai dan mengatakan kalau sudah hambar dengan saya. Saya memberi nasihat baik-baik tetapi malah terjadi pertengkaran hebat. Ternyata istri saya masih berhubungan dengan pacarnya bahkan sekarang sudah berani pergi menginap beberapa hari tanpa pamit suami. Bila ditanya malah mengamuk. Saya bingung, pak. Apa yang harus saya lakukan? Mohon petunjuknya, pak. Jawaban Bapak Edi di Solo, melihat foto istri dan membaca surat Bapak, maka dapat saya haturkan bahwa kondisi istri Bapak sudah tercuci otaknya oleh pacarnya. Mereka tidak mau pisah karena kemaksiatan yang dilakukan istri Bapak sudah sangat jauh. Otak mereka berdua sudah tertutupi oleh setan dan menganggap bahwa perbuatannya adalah benar. Mereka merasa hubungannya dipertemukan Tuhan. Istri Bapak memang wanita intelek. Tetapi intelektualitas tidak bisa dinilai dari pendidikan, namun dari akhlak. Istri Bapak sudah tidak patut lagi jadi istri dan ibu dari anak-anak. Jadi sebaiknya Bapak mencari bukti-bukti kuat yang mendukung bahwa istri tidak patut mendidik anak-anak. Dengan demikian, maka apabila terjadi perceraian, hak asuh anak ada pada Bapak. Sifat istri yang demikian sungguh sulit untuk diubah menjadi baik kembali. Terbukti, istri Bapak tidak merasa bersalah dan menganggap perbuatannya benar. Jalan pemikirannya sudah sangat egois dan penuh dengan kemaksiatan. Oleh karena itu, perceraian adalah jalan terbaik. Apalagi kalau Bapak bisa mengikuti kemana istri pergi dan bisa menangkap basah kemaksiatannya dengan pacarnya. Demikian saran saya. Untuk lebih jelasnya, silakan Bapak datang ke tempat praktik saya Jalan Sugeng Jeroni 18 A Yogyakarta, hari Senin dan Selasa. Terima kasih. Diasuh oleh: KRMH Ir Gembong Priyatmo Danudiningrat

MASALAH USAHA Ibu Salsa di Bogor Bapak Gembong yang terhormat, saya seorang janda dengan 3 orang anak. Suami saya wafat 3 tahun yang lalu. Karena bukan pegawai negeri, jadi hanya dapat uang duka dan pesangon dari perusahaan. Sedangkan saya ibu rumah tangga. Dengan modal seadanya, saya usaha makanan ringan. Namun sudah jalan 2 tahun tidak berkembang. Saya memang tidak ingin menikah dulu karena akan membesarkan anak-anak yang masih SMA dan SMP. Mohon petunjuk bapak, apakah usaha snack saya bisa berkembang atau saya harus alih usaha? Saya bersyukur bahwa saya sudah ada rumah sendiri. Atas jawaban bapak, saya ucapkan terima kasih. Jawaban Ibu Salsa di Bogor. Melihat foto dan membaca surat Ibu, yang dapat saya haturkan adalah bahwa usaha snack Ibu tetap harus jalan. Namun perlu ditambah usaha lagi, walau tempatnya di halaman rumah Ibu. Misalnya membuka usaha warung makan di kompleks rumah Ibu, seperti warung makan nasi goreng kambing, sapi, ayam dan mie Jawa. Usaha ini mempunyai potensi untuk berkembang dan modal yang dibutuhkan tidak besar. Apalagi usaha ini ada di kompleks perumahan, jadi marketnya sudah jelas. Usaha ini digabung usaha snack yang menerima pesanan. Apabila Ibu tertarik membuka usaha ini, silakan datang ke tempat praktik saya di Jakarta dari pukul 06.00 - 12.00 di Jalan Kesehatan 3 No. 7, Jakarta Pusat. Hari Jumat dan Sabtu, saya akan membantu Ibu bagaimana manajemen usaha kuliner itu. Demikian saran saya, semoga Ibu sukses dan dirahmati Tuhan.

Tak ada kehidupan yang berjalan tanpa problema. Namun selalu ada jalan keluar. Kirimkan problema yang Anda hadapi lengkap dengan data diri dan foto, lebih baik surat ditulis dengan tangan. Pak Gembong akan membantu memecahkan problema Anda. Surat dapat dikirimkan ke: Redaksi Majalah Kabare Jl. Pacar 67A Baciro,Yogyakarta Telp. +62 274-562887, Fax. +62 274-558072 e-mail: info@kabaremagazine.com www.kabaremagazine.com

November 2014

95


JERON BETENG BERITA SINGKAT

Mustoko Putri

Ramaikan

ICTEX Teks&Foto: Della Yuanita

S

ebagai salah satu komunitas arisan yang terdiri dari ketua berbagai paguyuban arisan dan sosialita Yogyakarta, Mustoko Putri turut berpartisipasi dalam meramaikan pameran Indonesia Creative Textile Expo yang digelar di Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, pada Rabu, 8 Oktober – Senin, 13 Oktober 2014 lalu. Dalam pameran yang diikuti 70 peserta dari berbagai kota besar di Indonesia ini, Mustoko Putri menggelar fashion show dengan mengusung busana berbahan batik yang cocok dikenakan pada saat menghadiri acara bertema gala seperti wedding party maupun gala dinner. Menurut Linda Afriani, selaku ketua arisan Mustoko Putri, pihaknya memang ingin memberi sentuhan berbeda dalam kegiatan komunitasnya. Tidak hanya sekadar kumpul arisan, akan tetapi Mustoko Putri ingin ikut serta dalam memajukan sektor industri kreatif yang dalam hal ini masuk di bidang tekstil yang berbasis budaya. “Arisan hanya wadahnya saja, namun kami juga tetap aktif mengadakan kegiatan kreatif, seperti lomba bertema seni budaya dalam memperingati Hari Kartini tahun 2012 lalu dan juga menggelar acara nikah massal April 2014 yang lalu. Untuk kegiatan selanjutnya, di Desember tahun ini kami juga akan menggelar acara yang melibatkan kaum wanita dan turun langsung ke salah satu kelurahan di Yogyakarta yang ditunjuk sebagai wilayah percontohan,” ujar Linda. +

Ramayana

Sendratari

di Royal Ambarrukmo

Yogyakarta Teks&Foto: Della Yuanita

S

ebagai upaya memberikan pelayanan terbaik bagi para tamu, Royal Ambarrukmo Yogyakarta selalu menjunjung komitmen untuk menjaga warisan sejarah, seni, tradisi dan budaya Nusantara. Seperti yang terlihat pada Selasa, 30 September 2014 lalu, Royal Ambarrukmo Yogyakarta menghadirkan sesuatu yang baru bagi para tamu dan masyarakat umum yakni Sendratari Ramayana. Selain digelar di Candi Prambanan dan Purawisata, kini Sendratari Ramayana juga bisa dinikmati di Pendopo Agung RAY. General Manager RAY, Lies Yuwati mengatakan bahwa selama ini keberadaan Pendopo Agung dimanfaatkan sebagai tempat pelestarian seni dan budaya. Karena Ramayana merupakan kisah yang sangat melegenda, maka sangat cocok sekali digelar di Pendopo Agung dengan nilai-nilai historisnya. “Selain mengadakan kegiatan rutin setiap hari sebagai wadah bagi komunitas seni dan budaya, pertunjukan Sendratari Ramayana ini memberikan warna baru. Sasaram awal dari pertunjukan ini adalah para tamu hotel, masyarakat, wisatawan lokal dan mancanegara yang kebetulan berkunjung ke Yogyakarta,” ujar Lies. Public Relations Manager RAY, Wiwied A Widyastuti juga mengatakan bahwa kapasitas Pendopo Agung Kedhaton Royal Heritage disiapkan untuk 200 orang. Untuk kedepannya, Sendratari Ramayana akan dihadirkan setiap Jumat malam. Menburut Wiwied, hal ini pun semakin mengukuhkan bahwa RAY tidak hanya sekadar menjadi hotel untuk MICE saja, namun juga tetap bisa menjadi destinasi baru bagi para wisatawan. +

96

November 2014


R&B Grill Gelar OktoberFest “Jokowi:Catatan dan Peluncuran Buku

2014

Persepsi”

Teks&Foto: Della Yuanita

Teks: FA Herru; Foto: Albert

P

P

ernah mendengar German Festival? Jika belum, coba datanglah ke perayaan OktoberFest di R&B Grill Resto yang berlokasi di Jalan Wolter Monginsidi Yogyakarta. Setiap tahunnya, resto ini selalu menggelar event bertajuk OktoberFest yang diadaptasi dari German Festival. OktoberFest merupakan festival musim semi di bulan oktober. Perayaan ini mengadaptasi budaya Jerman yakni bersantap malam masakan Jerman sambil berpesta dengan minum bir. Menurut General Manager R&B Grill Resto, Syahrial, perayaan ini juga diselenggarakan untuk memperingati hari ulang tahun ke 6 R&B Grill, oleh karenanya, mereka sengaja mengundang para tamu dan kolega yang sudah mendukung resto ini sejak awal berdiri. Seperti yang terlihat pada Kamis, 1 Oktober 2014 lalu, para tamu yang hadir di acara OktoberFest 2014 lalu tampak bersantap malam dengan iringan musik country sembari turut mengikuti kompetisi minum bir dan berbagai permainan seru lainnya. +

residen terpilih Joko Widodo menghadiri launching buku berjudul “Jokowi: Catatan dan Persepsi” yang digelar di Pendapi Gedhe Balai Kota Solo, pada Sabtu, 4 Oktober lalu. Seno Kusumoarjo, selaku penggagas buku yang dikerjakan selama tujuh minggu itu mengungkapkan, bahwa buku tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap para pendukung terutama relawan yang secara nyata bekerja memenangkan capres nomor urut dua tersebut. "Pertama ini kami dedikasikan kepada seluruh pendukung dan relawan Jokowi yang senantiasa memberi dukungan nyata hingga akhirnya Jokowi terpilih. Kedua ini adalah dokumentasi bagaimana proses kemenangan Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden itu terjadi," ucapnya saat memberi sambutan. Seno dalam sambutannya pun mengucap terimakasih kepada sebanyak 26 tokoh yang berkenan memberikan sumbangsih buah pikiran dan tulisannya melalui buku tersebut. Tokoh-tokoh tersebut, antara lain Sultan Hamengku Buwono X, Syafii Maarif, dan Sys NS. Surya Paloh menulis prolog dalam buku ini. "Saya haturkan terimakasih untuk Sultan HB X yang berkenan memberikan sumbangsih pikirannya perihal kebangsaan," katanya. Dalam peluncuran buku “Jokowi: Catatan dan Persepsi” tersebut hadir di antaranya Ketum Partai Nasdem Surya Paloh, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Ganjar Pranowo, Buya Syafii Ma'arif, artis Slank dan Oppie Andaresta. +

November 2014

97


JERON BETENG BERITA SINGKAT

Svarna Bianglala

Ibis Styles

Yogyakarta

Teks&Foto: Farid Imawan

I

bis Styles kembali mengadakan event fashion show, kali ini mengambil momen di hari Batik Nasional, dengan judul Svarna Bianglala. Mengangkat warna dalam keindahan batik nusantara modern yang dituangkan dalam koleksi karya dari Sidji Batik, dan dua desainer muda Jogja, Endarwatie dan Djoko Margono. Bertempat di Sky Bar Ibis Styles Hotel, acara yang berlangsung hari Jumat sore, 3 Oktober 2014 ini menampilkan fashion yang lebih ready to wear dengan mengutamakan keunikan desain yang kaya akan permainan warna. Acara yang didukung oleh NYX Professional Make Up, K-See Salon, Gendhis Natural Bags dan P3 Nusantara ini diharapkan bisa menjadi acuan berbusana batik modern. Svarna Bianglala selain mengunggulkan design dan potongan unik dalam penciptaan sebuah karya busana dengan konsep permainan warna dalam batik dari para desainer, selaras dengan citra Ibis Styles sebagai hotel modern dan penuh warna, serta menonjolkan konsep unik dan modern. Sidji Batik sudah cukup lama membangun karakter sebagai Limited Handmade Batikworks, batik tulis yang diciptakan dengan ragam batik yang terbatas pembuatannya, karena menjunjung tinggi sebuah daya cipta seni dalam kain-kain batiknya. Karyanya kali ini lebih menyasar kepada segmen yang dinamis, dengan warna berani dan konsep yang unik dan tetap anggun. Sedangkan Endarwati dan Djoko Margono menampilkan busana kasual dengan permainan warna yang elegan, dan modern. +

U

ntuk lebih memperkenalkan kerajinan Hungaria lewat seni lukis dengan menggunakan media porselin, Herend yang merupakan salah satu brand terkenal seni lukis porselen dari Hungaria mengundang anak muda maupun profesional di Jogja untuk melukis bersama di porselen, dan dipandu langsung oleh Agota Bende yang merupakan Porcelain Painter dari Herend. Acara yang diadakan di Hotel Hyatt Senin, 13 Oktober 2014 juga dihadiri Jozsef Szabo President Blue Dunia yang rekanan Herend di Singapura, dan George Iwan Marantika yang merupakan konsul kehormatan Hungaria untuk Yogyakarta. Menurut George Iwan Marantika, dipilihnya Jogja untuk lebih memperkenalkan produk Herend ini, karena Jogja dikenal sebagai kota budaya dan pendidikan, sehingga diharapkan dengan bertukar pengalaman budaya ini bisa menciptakan nilai tambah dari suatu produk budaya menjadi produk kelas dunia. Diharapkan dari berbagi ilmu dengan produk Herend ini, produk-produk kerajinan dari Jogja secara pemasaran juga dapat menjadi pangsa market internasional dan menjadi brand yang kuat. +

98

November 2014

Produk

Pengenalan

Porcelen Herend dari Hungaria Teks: Farid Imawan; Foto: Angga Asgira


Perkembangan

Pembangunan Mataram City Teks&Foto: Farid Imawan

Kongres

Budaya Jawa2014

Siap

Digelar

Teks&Foto: Budi Prast

R

abu, 15 Oktober 2014 lalu, PT Saraswanti Indoland Development, mengundang media untuk melihat secara langsung perkembangan pembangunan apartemen dan condotel Mataram City dengan visi pembangunan proyek Mixed Used (Condotel, Apartemen, Convention Hall, City Walk) pertama dan tertinggi di kota Yogyakarta. Bangunan Mataram City ini dilengkapi berbagai fasilitas modern seperti grand ballroom dan convention hall atau MICC ( Mataram City International Covention Center), city walk, swimming pool, gymnasium, maupun fitness center. Grand ballroom sendiri merupakan bangunan terbesar untuk memenuhi kebutuhan MICE di kota Jogja yang semakin meningkat, dan diharapkan bisa selesai dalam bulan Desember tahun ini. Sebagai bangunan condotel, Mataram City dapat dimiliki masyarakat dengan sistim kepemilikan sertifikat strata title dengan pengelolaan oleh “Archipelago International” (ASTON). Sedangkan untuk apartemen dipercayakan kepada “Jones Lang International” (JLL), yang merupakan operator apartemen terbesar di Indonesia. Menurut Drs. Bogat Agus Riyono Msc.Ak selaku Dirut PT Saraswanti Indoland Development, Jogja merupakan pangsa pasar yang luar biasa bagi perkembangan dunia properti terutama para alumnus Jogja yang banyak tersebar di seluruh Indonesia, mereka merupakan segmen yang potensial untuk berinvestasi di Jogja. Pada kesempatan ini juga dilakukan acara serah terima kepemilikan condotel kepada investor atau pembeli. Kepastian hukum terhadap kepemilikan condotel ini juga menjadi bukti nyata keseriusan pihak PT Saraswanti Indoland Development. +

A

dat dan tradisi jika tidak ada yang sadar untuk nguri-uri keberadaanya maka bisa tergusur dengan kemajuan zaman. Hal ini rupanya menjadi perhatian tersendiri bagi Mardiyanto yang juga mantan gubernur Jawa Tengah. Oleh karenanya, dirinya menggas kembali digelarnya Kongres Budaya Jawa 2014 yang digelar pada 10-12 November 2014 ini. Menurutnya, kongres ini sangat penting guna mengembalikan budaya Jawa yang saat ini kian terpinggirkan. Budaya Jawa yang sarat petuah dan tatanan kehidupan bermakna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang mulai luntur, diharapkan bisa kembali menjadi bagian hidup generasi muda. “Kongres Budaya Jawa ini merupakan yang kedua kalinya digelar. Kongres pertama pernah dilaksanakan pada tahun 1911. Pada kongres kedua nanti, seluruh gubernur di Jawa akan menyampaikan pidato kunci terkait upaya pelestarian dan penggunaan budaya Jawa dalam kehidupan, khususnya dalam berbangsa dan bernegara,” ungkap Mardiyanto. +

November 2014

99


JERON BETENG BERITA SINGKAT

Fasco Estate Menggelar

Event

F

asco Estate PT. Asa Persada Yogyakarta menggelar serangkaian kegiatan sebagai bagian dari program pemasaran dan pengembangan usaha dalam bidang properti .Terangkum dalam agenda Fasco-Vaganza 2014, tanggal 17 Teks&Foto: Ist hingga 19 Oktober 2014 yang dipusatkan di area Fasco Mansion Resort & Residence, Jl. Palagan Rejodani Km. 10, Sleman, Yogyakarta. Rangkaian acara Fasco-Vaganza 2014 terdiri dari Topping Off Ceremony, Fasco Mansion Fun Golf 2014, dan Open House yang disemarakkan dengan 9 Holes Minigolf Challenge, Exclusive Test-Drive KIA All New Sportage dan Honda Mobilio, serta display produk perbankan dari sejumlah mitra FASCO Estate, diantaranya Bank BTN, Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri. Acara Topping Off Ceremony diselenggarakan pada hari Jum'at, 17 Oktober 2014 pukul 15.00-17.00 wib, menandai diselesaikannya tahap pertama dari program pemasaran dan pembangunan unit-unit kavling kawasan Fasco Mansion Resort & Residence. Dari 57 unit yang tersedia pada awal pengembangannya tiga tahun yang lalu, 42 diantaranya telah terpasarkan dan memasuki tahap akhir pembangunannya. Selanjutnya, pada saat yang sama langsung dilakukan launching product 15 unit tersisa yang mulai dipasarkan dalam kondisi 'ready-stock' dan siap huni. Upacara ditandai dengan pembukaan selubung layar di show unit oleh Direktur PT.Asa Persada, Hartono.ST beserta seluruh manajemen dan disaksikan tamu yang hadir. +

Fasco Vaganza 2014

Grand Final

Teen Ambassador

2014

R

Teks: Anis RN; Foto: Ist

umah Warna dan Seephylliz menggelar event pemilihan Teen Ambassador 2014. Dari pendaftar Teen Ambassador di berbagai daerah terpilih 30 finalis yang melaju ke babak grand final. Ke-30 finalis tersebut menampilkan bakat masing-masing seperti dance, menyanyi hingga akting di atas panggung di Ambarrukmo Plaza 12 Oktober 2014. Dari ke-30 finalis,disaring menjadi sepuluh besar. Kesepuluh besar kembali unjuk gigi di atas catwalk dengan menggunakan properti Rumah Warna seperti tas dan dompet. Bertindak sebagai juri antara lain Andi,Fikram,Tatok Hasmanto, Gedhe fotografer serta pemilik dan komisaris Rumah Warna, Nanang Syaifurozi beserta istri, Anne Yarina. Melalui proses penurian yang cukup ketat, akhirnya terpilihlah V. Tiffani Zavina Putri siswi SMA Stella Duce 1 sebagai Juara I Teen Ambassador 2014, Jodilee Norma Marwick mahasiswi STIE YKPN sebagai juara II dan juara 3 diraih oleh Bina Dwi siswa SMK Muhammadiyah Salaman. Selain juara 1,2 dan 3 juga dipilih juara favorit dan terkreatif berdasarkan penilaian para pendukung. Mereka yang terpilih menjadi juara ini selanjutnya akan dikontrak ekslusif selama satu tahun oleh Rumah Warna dan Seephylliz untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat. Grand Final Teen Ambassador 2014 Rumah Warna dan Seephylliz dimeriahkan dengan kehadiran bintang tamu Brand Ambassador Rumah Warna yaitu girlband terdasyat 2012 Super Girlies untuk menghibur para peserta dan pengunjung Plaza Ambarukmo. +

100

November 2014


Milad ke-54

UAD

Teks: Bungtarjo; Foto: Ist

STTAYogyakarta

Gelar Wisuda Teks&Foto: Bungtarjo

B

ertempat di Gedung Graha Sarina Vidi, Kamis 16 Oktober 2014, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Yogyakarta menggelar wisuda periode VIII Tahun Akademik 2014/20015. Kepala Staf TNI AU (KASAU), Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia selaku ketua Pembina Yayasan Adi Upaya (YASAU) memaparkan, baik wisudawan dan wisudawati yang telah menyandang predikat sarjana agar selalu menjunjung tinggi kebenaran serta memiliki tanggung jawab sosial baik untuk diri sendiri maupun orang lain yang harus selalu melekat, iptek yang sudah dikuasai harus dimanifestasikan ke dalam tindakan sosial agar nilai dari iptek tersebut tidak luntur. Kampus yang berlokasi Komplek TNI AU Blok R Lanud Adisutjipto Yogyakarta telah memperoleh kepercayaan baik pemerintah maupun publik. Terbukti alumni diminati industri Dirgantara GMF Aero Asia, Lion Air dan berkarir di BUMN, PT. Angkasa Pura, BPPT, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Perindustrian. Ketua STTA Sutjianto S. M.T. dalam sambutannya berharap, dengan kepercayaan yang telah diraih baik dari pemerintah kususnya TNI AU, YASAU, BUMN dan instansi terkait menjadikan lebih semangat untuk bekerja keras, tuntas serta iklas dalam meningkatkan kualitas, terutama dalam inovasi proses pembelajaran mahasiswa maupun peningkatan kualitas dosen. Gelar wisuda terbaik periode VIII diraih Cathrine Hernanda Octaviana dengan IP 3,95 Program Studi Teknik Informatika di susul Irna Rosiana dari Prodi Teknik Industri, Ayu Wijaya dari Prodi Teknik Penerbangan, Muhammad Nizam Ahda dari Prodi Teknik Mesin, dan Eko Agung Sugianto dari Prodi Teknik Industri. +

U

niversitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, pada tahun 2014 ini genap berusia 54 tahun. Dalam rangka memperingati hari ulang tahun UAD, beberapa agenda kegiatan yang melibatkan seluruh civitas akademika dan karyawan UAD beserta masyarakat diselenggarakan untuk mengisi acara milad tersebut. Adapun kegiatan tersebut adalah perlombaan olahraga dan Al Islam Kemuhammadiyahan antar dosen dan karyawan UAD, perlombaan antar SMA dalam lingkup Muhammadiyah, malam tasyakuran, family gathering dan sebagai kegiatan penutup pada milad kali ini adalah seminar internasional. Dr.Dyah Aryani Perwitasari, M.Si. Ph.D. Apt Dekan Fakultas Farmasi juga ketua panitia Milad UAD ke 54 memaparkan Kegiatan family gathering yang mengambil tema “Jogja Beraksi 3500 porsi minum jamu dan pijat massal� dilaksanakan di titik 0 KM Yogyakarta dengan tujuan mendukung HUT Yogya ke 258. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan tema besar milad UAD ke-54 yaitu meningkatkan eksistensi dan perkembangan jamu tradisional guna meningkatkan kemandirian bangsa yang sesuai dengan tema program keistemewaan DIY. Family gathering diisi dengan minum jamu bersama dilanjutkan dengan pijat refleksi oleh Ikatan Tuna Netra Muslim Yogyakarta. Peserta family gathering adalah keluarga besar civitas akademika UAD beserta masyarakat DIY. UAD berharap kegiatan minum jamu gendong bersama ini menjadi momentum semua untuk membangkitkan kembali semangat untuk mengkonsumsi jamu gendong bagi semua lapisan masyarakat untuk menjaga eksistensi keberadaan jamu gendong menuju kemandirian bangsa. Milad ke 54 di hadiri Dr. H. Kasiyarno M.Hum, rektor UAD, wali kota Jogja Drs. H. Haryadi Suyuti, Dr. Dyah Aryani Perwitasari, M,Si Ph.D.Apt, Dekan Fakultas Farmasi serta Danrem Yogyakarta. + November 2014

101


CAWISAN EDISI DEPAN

CANTHING Lamborghini Bali Bull Run 2014 Foto: Budi Prast

REGOL Pasar Tradisional Keberadaan pasar tradisional bisa dikatakan kini semakin terkikis dengan banyaknya supermarket modern yang berdiri di berbagai sudut kota. Meski demikian, masih banyak orang yang rela belanja di pasar tradisional karena selain lebih lengkap, harga yang ditawarkan jauh lebih murah. Seperti apa potret pasar tradisional kini? apakah akan terkikis oleh perkembangan zaman? Simak liputan selengkapnya di Kabare edisi Desember 2014. +

102

November 2014

B

ali Bull Run 3 sekali lagi membuktikan dirinya untuk menjadi acara touring ikon bagi masyarakat supercar di seluruh Indonesia. Diikuti lebih dari 55 unit Lamborghini yang turut berpartisipasi, supercar ini makin membuktikan taringnya. Seperti apa keseruan kegiatan tersebut? Beritanya ada di Kabare edisi berikutnya. +

Foto: Budi Prast

PESANGGRAHAN Agrowisata Salatiga Eco Park Hotel Convention & Camping Ground

B

Foto: Herlan

erlibur sekaligus menikmati alam daerah pegunungan dengan mencicip kopi dan susu langsung dari perkebunan serta peternakan? Semua itu bisa kita dapatkan di tempat ini. Agrowisata Salatiga Eco Park Hotel Convention & Camping Ground menawarkan liburan dengan nuansa yang berbeda. Seperti apa suasana dan pengalaman berkesan yang diperoleh? Kabare edisi Desember akan mengulas sisi lain hotel ini. +




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.