Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
DAFTAR ISI
Jurnal Bumi dan Alam Semesta diterbitkan khusus untuk artikel-artikel sains dalam arti luas, ditulis oleh para siswa/i sekolah Highscope Indonesia dalam rangka Book Celebration 2017.
1-4
Tambalan Sampah Samudera Pasifik Agassi Revano Harsya 5-9 Bahaya Kantong Plastik Anindya Apsara 10-12 Konsep Dasar Matematika tentang Pulau Sampah dan Karakter Manusia Aphrodite Patramijaya 13-17 Keadaan Sungai Indonesia yang Memburuk Cavin Dicky 18-20 Peta dalam Sudut Pandang Tiga Dimensi Chifa Prithresia 21-24 5 Pulau Sampah Cut Tijani R. Laksmana 25-28 Pencemaran Lingkungan yang Merusak Masa Depan Darren Davis Leon 29-32 Dampak Penumpukan Sampah Plastik di Laut Terhadap Lingkungan Denilson Santoso 33-38 Lautan Sampah Edlyn Alifah 39-43 Indonesia Menetapkan Produksi Sampah di Dunia Grace Clarissa Yahya 44-48 Penumpukan Sampah Siti Irfianita Miratu 49-53 Virus Pencekik Laut Jasmine Nadhira 54-57 Ocean Garbage Patch Kenisya Sabrina 58-62 Ancaman Bagi Seluruh Makhluk Hidup Nabila Via Victoria 63-69 Signifikansi Teori Lempengan Tektonik dalam Kehidupan Sehari-hari Nadira Saraswati 70-73 Dibalik sampah Samudera Pasifik Putri Budiaty 74-78 Pencemaran yang Mempengaruhi Kehidupan Raihan Iriawan 79-83 Arus Liar Pasifik Retno Dewi Lestari 84-87 Sampah Lautan di Bumi Samuel Triston 88-92 Kemana Sampah Kita Pergi? Shahira Noerdin Prijosoesilo 93-96 Signifikansi Peta Dunia Syandria Kameron
Kami menyajikan 22 karya akademisi atau peneliti yang tergerak untuk berkontribusi, artikel tidak harus menyajikan sebuah penelitian terbaru tetapi, diharapkan memberi informasi penting dan menarik, yang mungkin belum banyak diketahui masyarakat. Pembaca yang disasar adalah masyarakat umum, bukan kalangan peneliti atau akademisi. Walau jurnal ini bukan sebuah buletin ilmiah, rujukan tetap disarankan, khususnya bila ada bagian dari tulisan yang diambil dari sumber lain. Sebagai karya tulis, plagiarisme dihindari. Sehubungan dengan itu pula, penulis harus menjamin bahwa artikel yang dikirimkan ke Jurnal Bumi dan Alam Semesta tidak pernah diterbitkan di media yang lain dalam bentuk yang sama. Artikel yang masuk akan ditinjau dan bila diterima akan disunting dan dimuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebelum artikel diterbitkan, kami akan mengirimkan naskah yang telah kami edit untuk diperiksa oleh penulis. Editor: Retno Dewi Lestari, Jasmine Nadhira, Tijani Laksmana, Anindya Apsara, Grace Clarissa.
i
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Tambalan Sampah Samudera Pasifik Agassi Revano Harsya Bayangkan ketika kita berjalan di jalanan dan melewati tumpukan sampah di pinggir jalan, pasti kita mencium bau tidak sedap dan melihat banyak lalat yang hinggap pada gunung sampah itu. Coba kita bayangkan ikan di laut yang coba bertahan hidup dengan sampah-sampah buangan manusia. Ikan-ikan ini terancam dengan sampah yang mengandung bahan kimia. Selain itu, para ikan bisa secara tidak sengaja memakan limbah tersebut. Sampah adalah masalah yang kita tidak bisa singkirkan, apalagi kita lupakan. Sampah adalah masalah yang serius dan dapat menjadi sumber penyakit. Lingkungan merupakan ciptaan tuhan yang dititipkan kepada manusia. Lingkungan wajib dilestarikan dan dijaga agar tetap menjadi penopang hidup bagi manusia dan makhluk hidup, demi keberlangsungan kita semua. Kehadiran lingkungan hidup itu sebenarnya sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia. Namun terkadang, manusia tidak menghargai lingkungan dengan sepenuhnya. Kerusakan lingkungan yang saya bicarakan adalah pencemaran laut atau “Marine Pollution”. Pencemaran lingkungan laut tersebut mengandung ancaman terhadap kehidupan manusia, hewan (fauna), maupun tumbuhan-tumbuhan (flora). Masalah pencemaran lingkungan laut merupakan masalah yang dihadapi masyarakat hampir di seluruh dunia. Masalah pencemaran laut dapat mempengaruhi semua negara pantai, dimana masyarakatnya bermukim di dekat laut, negara yang sedang berkembang, yang pendapatan rakyatnya bergantung pada SDA maritime. Masyarakat itulah yang terkena imbas terbesar dari pembuangan sampah laut. sehingga
masalah ini adalah penting dan harus cepat-cepat kita basmi. Apakah kamu pernah dengar tentang tambalan sampah samudera pasifik (The Great Pacific Garbage Patch)? Saya yakin tidak banyak dari kamu yang belum mengenalnya, padahal ini merupakan masalah lingkungan yang penting pada saat ini. Perhatian dunia kini tertuju pada keberadaan sampah plastik yang terkumpul di beberapa titik di samudera yang dikenal dengan Zona Konvergensi (Convergence Zones) atau Pusaran Samudera (Ocean Gyres) . Zona konvergen merupakan daerah luas tempat bertemunya arus dingin dan arus panas samudra yang menimbulkan daerah dengan arus laut yang tenang. Hal ini memungkinkan kumpulan sampah yang dibuang ke lautan terperangkap dalam satu area tersebut. Kumpulan sampah ini terdiri dari kepingan-kepingan kecil sampah plastik yang mengapung di permukaan, dan beberapa kepingan kecil lainnya yang tenggelam. Kumpulan sampah lautan terbesar berada di Samudera Pasifik yang berbatasan secara langsung oleh Jepang dan Amerika Serikat, dan dikenal sebagai The Great Pacific Garbage Patch. The Great Pacific Garbage Patch, atau dalam Bahasa Indonesia kita sebut Tambalan Sampah Samudera Pasifik, terletak di Samudera Pasifik Utara. Tambalan Sampah ini merupakan kumpulan sampah laut yang berasal dari sampah kapal-kapal laut yang berlayar di Samudera Pasifik. Sampah-sampah tersebut dibawa oleh arus laut dan berkumpul di suatu titik pertemuan arus laut yang kemudian membentuk “pulau sampah”. Sampah meluas sampai ke sebuah wilayah 1
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
yang sangat luas, dengan perkiraan luas sebesar daerah ukuran Texas, sebuah negara bagian Amerika Serikat. Setiap tahun, 10% dari 200 milyar pon plastik yang diproduksi secara global berakhir di laut kita. Sekarang, sekitar 46.000 potong sampah plastik yang mengambang di setiap mil dari laut. Kumpulan sampah ini terdiri dari berbagai macam plastik, sampah kimia, dan juga barang rongsokan serta puing-puing atau sisa material lainnya. Sampah yang bermacam-macam ini disebabkan pembuangan sampah dari kapal-kapal yang berlayar. Namun, 80% dari sampah yang berakhir di tambalan sampah ini berasal dari daratan. Setiap kali kita membuang sampah di selokan ataupun kamar mandi semuanya akan berakhir di Samudra Pasifik. Sisanya berasal dari kapal yang setiap minggunya membuang sampah lebih dari 8 ton ke laut, kemudian arus laut membawa sampah tersebut yang kemudian terperangkap di pusaran arus laut Pasifik Utara. Daerah ini terletak di antara Hawaii dan California, Amerika Serikat. Gelombang samudera yang disebut Gyre menjadi penyebab mengapa sampah-sampah itu mengumpul. Gyre menangkap sampah-sampah dan membawanya ke pulau sampah itu. Gyre adalah sebuah gelombang samudra yang berputar-putar mengelilingi wilayah yang tenang. Sampah-sampah yang mengambang di permukaan air, diambil oleh gelombang dan dibawa ke pusat gyre lalu terjebak di wilayah perairan yang tenang. Sampah-sampah yang terdapat di tambalan sampah samudera pasifik, beberapa mengalami biodegradasi, sementara yang lain termakan tidak sengaja oleh hewan laut, dan yang lainnya terkumpul di pulau tersebut. Hasil penelitian yang dimuat di jurnal sains, yang terbit pertengahan Februari 2015 lalu, menyebutkan, “Setiap tahun, lautan di seluruh dunia dipenuhi sampah plastik hingga 12,7 juta ton, dan Indonesia menempati urutan nomor 2 dalam daftar 20 negara yang paling banyak membuang sampah plastik di laut. Urutan pertama ditempati Cina yang membuang hingga 3,5 juta ton sampah plastik ke laut setiap tahunnya.” Anda yang tinggal di ibukota Jakarta atau kota-kota lainnya tentu pernah melihat sungai yang dipenuhi sampah. Sebagian
sampah tersebut terbawa hingga laut. Setelah terbawa, sampah-sampah tersebut akan tertiup oleh angin dan membawa sampah-sampah yang terbawa arus tadi ke Tambalan Sampah Samudera Pasifik. Arus laut yang mengarah ke pulau ini menyebabkan sampah-sampah dari seluruh dunia akhirnya terkumpul di sini. Tambalan Sampah Samudera Pasifik sebagian besarnya adalah plastik. Sebagian besar isinya adalah jaring ikan, limbah medis, botol dan kaleng plastik. Volume sampah terbesar di pulau tersebut adalah mikroplastik, yang sangat sulit untuk terurai dan bisa termakan secara tidak sengaja oleh hewan laut. Saat ini, Samudra Pasifik adalah “tempat sampah” plastik terbesar di dunia. Sampah-sampah itu menjelma menjadi sampah raksasa di tengah laut. Ini sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk laut. Burung laut, seperti Albratos raksasa, menganggap sampah-sampah itu sebagai makanan. Hingga Ikan pun memakan sampah-sampah plastik yang kecil. Tambalan Sampah Samudera Pasifik juga membawa penderitaan terhadap banyak binatang maritim seperti penyu. Penyu laut mati ketika mereka memakan kantung-kantung plastik yang mereka kira adalah ubur-ubur. Hewan lain seperti ikan paus juga dapat menelan mikroplastik yang beracun sehingga sistem pencernaan mereka rusak. Tidak hanya itu, penyu dan anjing laut juga sering ditemukan dalam kondisi terjerat cincin-cincin besi dan bekas jaring. Puing-puing sampah di laut juga dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia. Penyelam dapat terluka dengan menginjak pecahan kaca, dan sampah-sampah yang berbahaya, seperti sampah yang tajam dan mengandung bahan kimia yang berbahaya. Sama halnya dengan organisme di laut, penyelam juga bisa terperangkap dalam jaring. Great Pacific Garbage Patch tidak berada di dekat tempat penyelaman maupun terumbu karang. Bentuk kehidupan utama yang ditemukan di wilayah sampah itu berupa fitoplankton dan hewan-hewan laut migratoris. Meskipun ini mungkin kabar yang melegakan bagi para scuba divers, ingatlah bahwa samudera adalah sebuah sistem terbuka dan polusi atau kerusakan di area manapun pada akhirnya akan mempengaruhi semua perairan yang berhubungan dengannya. 2
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Fitoplankton yang hidup di wilayah pulau sampah itu memiliki peranan penting dalam rantai makanan di lautan. Fitoplankton merupakan organisme kecil yang bisa berfotosintesis dan menggunakan cahaya matahari untuk menghasilkan energi. Mahkluk ini merupakan dasar rantai makanan dan tanpa keberadaannya hewan-hewan seperti ikan paus, ubur-ubur, dan penyu akan mati kelaparan. Untuk menjaga agar jejaring makanan tetap sehat, fitoplankton membutuhkan ruang hidup yang bersih. Saat ini, keberlangsungan hidup ikan mulai terancam. Hal ini karena anak- anak ikan lebih memilih memakan partikel mikroplastik daripada plankton, makanan mereka yang sebenarnya. Demikian hasil penelitian terhadap ikan Perca (Perch) yang dilakukan oleh ilmuwan dan telah dipublikasikan di Jurnal Science. Mikroplastik berasal dari sampah plastik yang telah terurai secara alami. Sebagian besar serat mikro pada pakaian sintetis juga terbuat dari plastik dan setiap kali dicuci, partikel-pertikel kecil itu gugur dalam air limbah. Ukurannya yang cukup kecil membuat partikel itu lolos dari pengolahan limbah dan mencemari laut. Tentu saja mikroplastik bukanlah satu-satunya bencana bagi kehidupan air. Partikel kecil pada pasta gigi atau pembersih muka yang berguna untuk membersihkan kulit juga merupakan polutan air. Partikel Micro Beads dapat menyebabkan terumbu karang mati kelaparan karena menyumbat sistem pencernaan polip karang. Penelitian yang dilakukan oleh Moore, NOAA, dan lembaga lain menunjukkan bahwa pulau-pulau sampah terus bertumbuh. Upaya telah dilakukan untuk membersihkan mereka, tetapi daerahnya terlalu luas dan rentang dampaknya yang tidak optimal untuk membuat dampak yang signifikan. Atas masalah-masalah yang sudah ditimbulkan oleh Tambalan Sampah Samudra Pasifik, terdapat berbagai solusi yang saya pikirkan, yang bisa menjadi faktor pencegahan polusi air agar Tambalan Sampah Samudera Pasifik tidak semakin menumpuk. Solusi saya adalah sebagai berikut: 1. Hentikan dari sumbernya. Reuse, (menggunakan kembali), Reduce (mengurangi penggunaan), dan
Recycle (mendaur ulang) sampah bisa mencegah semakin membesarnya Pacific Garbage Patch. Gantilah kantung plastik dengan tas kain yang bisa dipakai berulang kali agar tidak mencemari lingkungan. 2. Pemerintah mengontrol sampah. Pemerintah harus dapat menyediakan tempat pembuangan akhir dan membatasi penggunaan sampah, barang-barang yang tidak bisa didaur ulang, serta mencegah penggunaan plastik oleh masyarakat. 3. Pendidikan kepada masyarakat. Pemerintah harus bisa mengajarkan dan menanamkan pikiran untuk menjaga kebersihan lingkungan pada masyarakat Indonesia. Pemerintah juga harus mengajarkan masyarakat untuk menggunakan bahan yang eco-friendly sehingga aman bagi lingkungan. Dengan berbuat seperti itu, masyarakat Indonesia akan terbiasa untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi jumlah sampah yang datang dari manusia. 4. Mengajak orang lain untuk tidak menggunakan plastik. Beri tahu ke orang-orang kalau plastik tidaklah bagus, gunakan fakta-fakta tentang bagaimana sampah plastik membutuhkan ratusan tahun untuk terurai secara sepenuhnya. Semakin banyak orang yang waspada, semakin banyak pada kesempatan untuk perubahan. Sebagai pemimpin yang visioner, seorang manusia harus bisa bertanggung jawab kepada kesehatan lingkungan dan turut menjaga lingkungan. Ini bisa kita kaitkan dengan Habits of Empowerment pertama, yaitu “Respect Myself, Everyone and Everything”, kita harus bisa menghormati lingkungan kita. Meskipun solusi-solusi di atas dapat mengurangi sampah di Tambalan Sampah Samudera Pasifik ataupun dapat menjadi pencegahan polusi air secara umum, hal tersebut tidak bisa terlaksanakan dengan lancar dan efektif jika kita tidak mulai dari diri kita sendiri. Jadi, sebelum anda membuang sampah sembarangan, sebaiknya pikirkan lagi akibatnya.
Daftar Pustaka Azaria, Davilla. “Perlindungan Lingkungan Laut Samudra Pasifik dari Gugusan Sampah Plastik Berdasarkan Hukum Lingkungan Internasional”.http://hukum.studentjournal.ub. 3
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
ac.id/index.php/hukum/article/view/587 N.p., n.d. Web. 10 Feb. 2017. “Sampah Masyarakat Dunia berkumpul di SamudraPasifik."http://pustakasimaco.blogspot .co.id/2013/07/sampah-masyarakat-dunia-sam udera-pasifik-great-pacific-garbage-patch.htm lN.p., n.d. Web. 10 Feb. 2017. Ikawati, Kartika. "Great Pacific Garbage Patch Pulau Sampah di Samudra Pasifik." News.lewatmana.com. N.p., 27 Feb. 2015. Hawkson. "Intermezzo: Sekilas Mengenai 'The Great Pacific Garbage Patch'" http://xnews-hawkson blogmisteri.blogspot.co.id/2010/09/intermezzo-s ekilas-mengenai-great.html N.p., n.d. Web. 10 Feb. 2017.
Web. 10 Feb. 2017. Rhea, Bella. "Great Pacific Garbage Patch." http://bellarhea78.blogspot.co.id/2016/03/great -pacific-garbage-patch.html N.p., n.d. Web. 10 Feb. 2017. Wahyudi, Stefan. "Pulau Sampah di Samudra Pasifik.". http://pasukanoranges.blogspot.co.id/2013/01/ pulau-sampah-di-samudra-pasifik.html N.p., 01 Jan. 1970. Web. 10 Feb. 2017.
Muharram, Akhmad. "Sampah Plastik Ancaman Kehidupan Laut." Gegama.id http://gegama.id/sampah-plastik-ancaman-kehid upan-laut/ . N.p., 28 Aug. 2016. Web. 10 Feb. 2017. Fauziah, Lutfi “Ikan Lebih Suka Makan Plastik Daripada Plankton, Ekosistem Laut Terancam” http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/06/ik an-lebih-suka-makan-plastik-daripada-planktonekosistem-laut-terancam N.p., n.d. Web. 10 Feb 2017
4
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Bahaya Kantong Plastik Anindya Apsaradharani Pemakaian kantong plastik sama seperti konsumsi rokok yang terjadi di Indonesia. Walaupun sebagian besar orang sudah mengetahui betapa bahayanya pemakaian kantong plastik, hal tersebut tidak menghentikan masyarakat untuk berhenti memakai kantong plastik. Hal ini sama saja seperti konsumsi rokok, di mana masyarakat sudah tahu betapa bahaya rokok dengan kandungan zat-zatnya, tetapi masyarakat tidak mempedulikan dampak negatif dari rokok. Rokok berbahaya terhadap tubuh dan lingkungan, sama seperti pemakaian kantong plastik yang berbahaya terhadap negara kita, Indonesia. Perokok sering kali menganggap merokok adalah hal yang normal dan wajar untuk menghilangkan kejenuhan mereka. Namun, tanpa mereka sadari pemakaian rokok secara berkepanjangan akan menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan mereka seperti permasalahan pada paru-paru perokok tersebut. Dampak buruk dari penggunaan rokok tidak hanya berpengaruh terhadap perokok aktif, akan tetapi dalam jangka waktu yang panjang masyarakat yang merupakan perokok pasif akan terkena dampak buruk dari rokok tersebut. Dengan begitu, merokok sama saja seperti memakai kantong plastik yang berlebihan. Kedua dari kegiatan tersebut terlihat tidak berbahaya, namun sebenarnya akan menumpuk dampak negatifnya di masa yang akan datang. Pemakaian kantong plastik yang berlebihan telah menjadi salah satu isu dan masalah yang tak kunjung selesai, baik dalam
ranah lingkungan maupun kesehatan. Semua orang pasti pernah memakai kantong plastik, mau untuk belanja atau sekadar tempat menaruh barang, namun kita semua harus mulai menyadari bahaya dari material plastik tersebut. Topik ini merupakan sebuah topik atau isu yang penting demi kesehatan maupun lingkungan. Dengan menyadari bahaya-bahaya dari pemakaian plastik yang berlebihan, maka hal tersebut dapat membuat kita semua terhindar dari dampak-dampak negatif yang akan terjadi. Kantong plastik dapat dikategorikan sebagai “barang yang sekali pakai�, sehingga hal ini dapat memperbanyak jumlah sampah. Kalau kita belanja bulanan di pasar swalayan, paling tidak kita akan memakai empat kantong plastik untuk sekali pakai. Empat kantong plastik hanya untuk sekali belanja, bagaimana dengan orang yang sering sekali belanja? Dengan begitu, jika kita membuang barang barang tersebut sembarangan, hal ini akan mengakibatkan pencemaran dan berdampak negatif terhadap lingkungan. Jika kita membuang sampah sembarangan, hal tersebut dapat menyebabkan tersumbatnya selokan ataupun suatu badan air, merusak habitat atau ekosistem di perairan seperti sungai dan laut, dan yang terakhir adalah dapat termakan oleh hewan-hewan, yang kemudian akan menyebabkan kematian hewan tersebut. Selain menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan, pemakaian kantong plastik yang berlebihan ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada 5
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
manusia. Tanpa disadari, kantong plastik yang dibakar dapat mengeluarkan asap yang dapat mengganggu pernapasan manusia. Untuk membuat kantong plastik dibutuhkan bahan pelengkap, seperti bahan pelembut. Penggunaan bahan pelembut tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan, sebagai contoh, bahan pelembut ​penta kloro bifenil (PCB) diketahui dapat menimbulkan kematian seperti kerusakan pada jaringan tubuh manusia dan kanker (karsinogenik). Contoh yang lain seperti di Jepang, keracunan PCB menimbulkan penyakit ​yusho, ​dimana gejala penyakit tersebut terlihat saat pigmentasi kulit memiliki benjolan serta gangguan pada perut. Selain bahan pelembut PCB, banyak bahan lain seperti DEHA, terkandung dalam kantong plastik yang dapat merusak kesehatan manusia. Satu lagi yang perlu kita semua waspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik. Sebagai contoh, menggunakan kantong plastik (kresek) untuk membungkus makanan, menurut seorang ahli kimia, zat pewarna dari kantong plastik jika terkena temperatur yang panas maka akan terdegradasi dan akan menyebabkan penyakit. Penggunaan kantong plastik dalam kehidupan modern terlihat meningkat dan hal ini mengakibatkan tingkat ketergantungan manusia pada plastik semakin tinggi. Perkembangan yang pesat dalam industri polimer sintetik (plastik) ini membuat kehidupan manusia yang selalu dimanjakan oleh kepraktisan maupun kenyamanan, sehingga masyarakat tidak mengetahui bahaya di balik pemakaian plastik. Ternyata berdasarkan hasil riset penelitian, proses produksi, konsumsi maupun pembuangan plastik tersebut menghasilkan emisi karbon yang tinggi sehingga hal tersebut berkontribusi terhadap perubahan iklim. Selain memperburuk perubahan iklim, Indonesia saat ini telah menjadi negara terbesar kedua yang memproduksi sampah plastik setelah Tiongkok. Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia telah menghasilkan sampah plastik yang dibuang ke laut sebanyak
187,2 juta ton. Menurut hasil riset dari Greeneration, ​yaitu sebuah organisasi nonpemerintah, di Indonesia, 1 orang rata-rata menghasilkan sebanyak 700 kantong plastik per tahunnya. Data hasil riset tersebut diperkuat dengan kenyataan kondisi dari masing-masing daerah di Indonesia, contohnya pada tempat pembuangan akhir di Aceh. Di kota Aceh ini, sampah yang dihasilkan berjumlah sangat banyak yang per harinya mencapai 200 ton. Dengan segitu banyak jumlah sampah plastik yang dihasilkan, Wali Kota Banda Aceh harus bisa memberikan bantuan alat untuk mengelola sampah sebanyak itu. Karena terlalu banyak sampah kantong plastik yang dihasilkan, maka tempat pembuangan akhir (TPA) semakin lama semakin menyempit. Ditambah lagi dengan warga yang membuang sampah plastik sembarangan di pinggiran kota, karena tidak tersedia lokasi pembuangan sampah. Soal sampah plastik ini adalah masalah serius untuk daerah Aceh. Bila masalah ini tidak diantisipasi secara cepat dan tepat, maka dalam waktu yang akan mendatang sampah akan menjadi beban berat bagi pemerintah Aceh. Sampah plastik dapat mencemari lingkungan karena sampah plastik tersebut susah untuk diurai. Hal ini disebabkan oleh rangkaian karbon yang panjang pada struktur plastik. Jika sampah plastik atau disebut sebagai ​polyethylene ​berada dalam keadaan ideal dimana sampah tersebut di kondisi yang kepadatannya tinggi​, ​sampah tersebut membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun agar dapat diurai. Namun, jika sampah plastik tidak berada di dalam kondisi yang ideal (contohnya mengambang di laut atau perairan). Setelah sampah plastik tersebut terurai dengan waktu yang sangat lama, partikel-partikel yang terkandung dalam plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Seringkali masyarakat memutuskan untuk membakar sampah plastik demi menghindari pencemaran terhadap tanah, air, ataupun menyumbat selokan. Tetapi, pembakaran sampah akan mengeluarkan gas atau asap toksik yang jika dihirup akan 6
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
menyebabkan gangguan pernapasan sehingga tubuh kekurangan oksigen, yang pada akhirnya dapat berujung pada kematian dan juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan pada manusia. Bahkan pembakaran sampah tersebut telah dilarang berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) nomor 2 tahun 2005, dimana dalam peraturan tersebut ditulisakan bahwa masyarakat tidak boleh membakar sampah, baik di lingkungan rumah sendiri maupun tempat lain. Pelajaran yang dapat diungkap dari fenomena ini adalah untuk selalu waspada akan aktivitas-aktivitas kecil yang kita semua lakukan yang tentu akan berdampak buruk nantinya. Ketika kita melakukan sebuah aktivitas baik itu hal kecil maupun yang besar, kita harus berpikir rasional dan memikirkan dampak apa yang akan terjadi di masa mendatang. Apa pun yang kita lakukan, pasti hal tersebut akan menghasilkan sebuah dampak. Nilai kehidupan yang dapat diambil dari topik ini adalah Think, Act, and Reflect. Nilai kehidupan ini mengajarkan kita untuk berpikir dahulu sebelum melakukan aksi. Dengan begitu, kita harus mengetahui apa dampak yang akan terjadi dalam jangka waktu yang panjang, bukan hanya jangka waktu yang pendek. Setelah melakukan aksi tersebut, kita harus melakukan refleksi. Refleksi ini akan berfungsi untuk mengevaluasi apakah aksi yang telah kita lakukan benar. Jika hal tersebut menghasilkan dampak yang buruk, kita perlu memikirkan solusi atau aksi yang harus dilakukan selanjutnya. Aksi atau solusi harus segera dilaksanakan untuk menghindari pencemaran lingkungan dan juga mencegah rusaknya kesehatan. Salah satu upaya untuk menanggulangi masalah ini adalah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dan mencari bahan alternatif seperti tas kain setiap kali ingin berbelanja. Ini adalah salah satu upaya yang harus diiingat oleh masyarakat. Dengan membawa tas kain atau tas alternatif lainnya, kita tidak perlu lagi untuk memproduksi kantong plastik dalam jumlah
yang banyak. Selain itu kita perlu melakukan 3R, yaitu adalah reuse, reduce dan recycle. Limbah plastik yang ditanggulangi dengan menggunakan cara reuse atau bisa dijelaskan dengan pemakaian ulang adalah salah satu upaya penggunaan sampah plastik yang dipakai kembali tanpa perlakuan apa-apa, contohnya adalah dibuat sebagai pajangan atau hanya digunakan ulang. Untuk recycle (daur ulang), upaya ini dapat mendaur ulang sampah plastik yang setelah itu dapat dimanfaatkan dengan cara mengolahnya menjadi barang lain, contohnya adalah sampah plastik seperti botol plastik yang lalu didaur ulang menjadi gelang. Terakhir adalah reduce, dimana proses ini adalah untuk mengurangi jumlah pemakaian bahan yang menggunakan plastik. Sebelum mengurangkan pemakaiannya, dibutuhkan kesadaran masyarakat berkaitan dengan isu ini. Banyak sekali cara-cara untuk menaikkan kesadaran masyarakat, salah satu caranya adalah untuk memberikan seminar-seminar dan juga mempromosikan atau membuat kampanye-kampanye yang melindungi lingkungan. Banyak sekali kampanye serta seminar yang diadakan terutama di Indonesia, seperti organisasi diet kantong plastik dan lain-lainnya. Selain didirikannya kampanye, ternyata di Indonesia sudah memiliki hari peringatan seperti “Hari Peduli Sampah Nasional”. Tempat pembuangan akhir sudah terlalu padat dan baru-baru saja pada tanggal 15 Januari 2017, TPA tersebut menelan korban jiwa karena tertimbun oleh longsoran sampah. Sebelumnya pernah juga terjadi kasus-kasus menelan ratusan korban jiwa yang terjadi di beberapa TPA sekeliling Indonesia. Dengan itu, akhirnya pemerintah menetapkan adanya “Hari Peduli Sampah Nasional” yang akan dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Februari. Dengan peringatan hari tersebut, Indonesia dapat diperkirakan untuk bebas dari sampah yang menumpuk pada tahun 2020. Kegelisahan yang terjadi ini menggerakan para relawan untuk membuat gerakan “Indonesia Bebas Sampah 2020”. Gerakan tersebut dibuat untuk semua masyarakat Indonesia untuk 7
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
peduli dalam isu membuang sampah sembarangan. Namun yang masih menjadi permasalahan adalah kebanyakan dari masyarakat Indonesia masih tidak peduli terhadap gerakan atau hari peringatan tersebut. Dengan begitu, aksi tersebut masih dikategorikan tidak efektif. Bagaimana caranya agar aksi-aksi yang telah dilakukan pemerintah menjadi efektif? Salah satu cara agar solusi tersebut efektif adalah melalui pendidikan dan sosialisasi. Melalui pendidikan, masyarakat akan mendapatkan pondasi pembelajaran mengenai dampak negatif penggunaan kantong plastik. Selain itu, pendidikan tersebut dapat diperkuat dengan cara sosialisasi kampanye. Kegiatan tersebut akan membangkitkan rasa kesadaran dan juga memotivasi masyarakat untuk terlibat dan mendukung kampanye demi kebaikan lingkungan dan kesehatan diri sendiri. Namun, bagaimana dengan masyarakat yang tidak memiliki latar belakang pendidikan? Berarti dengan kondisi seperti ini pendidikan bukanlah solusi yang efektif untuk mereka. Dengan begitu solusi alternatif lainnya adalah untuk menggunakan bahan baku alternatif atau substitusi dalam pembuatan kantong plastik. Sebagai contohnya adalah menggunakan bahan baku organik yang mudah diurai dan dihancurkan oleh lingkungan, seperti plastik dari jagung, kentang dan lain-lainnya. Mari kita melihat kembali nilai kehidupan yang dapat diambil dari pelajaran ini. Jika kita tidak mau merusak kesehatan kita ataupun tetap melindungi lingkungan dari polusi-polusi, maka kita harus segera berhenti merokok sama seperti berhenti untuk memakai kantong plastik saat belanja. Kita tidak akan tahu akan separah apa dampak yang akan diakibatkan jika kita melakukan hal-hal seperti merokok ataupun menggunakan kantong plastik. Memang kegiatan tersebut terlihat wajar atau normal dan tidak akan membuat masalah, namun tak disangka apa yang akan terjadi nanti lima tahun kedepan? Akan serusak apa jika semua orang mengabaikan isu yang terlihat tidak penting namun ternyata
sangat memberi pengaruh yang banyak? Marilah kita memulai untuk berpikir secara rasional dan tentu melakukan solusi atas isu tersebut. Mari berhenti memakai kantong plastik! Daftar Pustaka Nurhenu Karuniastuti, “Bahaya Plastik terhadap lingkungan dan kesehatan”, diakses dari http://www.pusdiklatmigas.com/file/t2-_Bahaya_Pl astik_---_Nurhenu_K.pdf, pada tanggal 9 Februari 2017. “Bahaya Plastik”, Diet Kantong Plastik, diakses dari http://dietkantongplastik.info/bahaya-kantong-plasti k/, pada 9 Februari 2017. “Why should you care about Indonesia Waste Management?”, Waste 4 Change, diakses dari http://waste4change.com/facts-about-waste/, pada 10 Februari 2017. “Indonesia Darurat Sampah”, National Geographic, diakses dari https://nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/indo nesia-darurat-sampah, pada 10 Februari 2017. “Sampah Problem Besar Bagi Kota Banda Aceh”, Aceh Tribunnews, diakses dari http://aceh.tribunnews.com/2016/08/23/sampah-pro blem-besar-bagi-kota-banda-aceh, pada 10 Februari 2017. “Measuring Biodegradability”, Science Learn, diakses dari https://www.sciencelearn.org.nz/resources/1543-me asuring-biodegradability, pada tanggal 10 Februari 2017. “Bahaya Membakar Sampah”, Sahabat Nestle, diakses dari https://www.sahabatnestle.co.id/content/view/bahay a-membakar-sampah.html, pada 10 Februari 2017. “Memaknai Hari Peduli Sampah Nasional 21 Februari 2017 dengan Aksi Nyata”, Kumparan, diakses dari https://kumparan.com/bebassampah2020/memaknai -hari-peduli-sampah-nasional-21-februari-2017-den gan-aksi-nyata, pada 10 Februari 2017.
8
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
“Bergerak untuk Indonesia Bebas Sampah 2020”, Indonesia Bebas Sampah 2020, diakses dari http://bergerak2015.bebassampah.id/, pada 10 Februari 2017,
9
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Konsep Dasar Matematika tentang Pulau Sampah dan Karakter Manusia Aphrodite Patramijaya Bicara tentang perilaku manusia sebagai kunci solusi pencegahan perkembangan pulau sampah, perilaku manusia dan pulau sampah ternyata mempunyai kemiripan yang tidak banyak orang sadari atau pikirkan. Mungkin perilaku bukanlah kata yang sempurna untuk memberikan gambaran tentang apa sebenarnya kemiripan dari dua hal tersebut, barangkali kata karakter adalah pilihan yang lebih tepat. Karakter adalah bagian dari manusia yang bertanggung jawab atas masa depan di dalam hidupnya. Sama seperti pulau sampah yang terbentuk oleh tumpukan sampah tentunya, karakter manusia juga adalah suatu yang terbentuk dari perilaku-perilaku, yang lalu seiring berjalannya waktu menjadi kebiasaan-kebiasaan, dan kumpulan kebiasaan tersebut meningkat lagi menjadi sebuah karakter. Arti sebenarnya dari kata karakter cukup jitu. Kata karakter berasal dari bahasa
Yunani karakter yang berarti “simbol atau jejak pada jiwa” atau “alat untuk menandai”. Zaman dahulu, karakter digunakan untuk cap atau tanda yang ditekankan pada lilin maupun tanah liat. Seperti yang Henry Clay Trumbull jelaskan di bukunya yang berjudul ‘Character-shaping and Character-showing’ keluaran tahun 1894 bahwa: “Nama lain untuk tanda tangan, atau monogram, atau superskripsi pribadi, atau merek dagang periuk, pelukis, pemahat, penulis, atau artis lain apapun, atau penemu, sebagai indikasi atas kepribadian pembuat, atau individualitas khas yang dimiliki oleh artikel yang tertandai. Karakter adalah tanda terlihat yang membedakan satu hal dari satu hal lainnya yang mempunyai kemungkinan bagi keduanya untuk menjadi membingungkan.” Dari kutipan di atas, sekarang pun karakter adalah tanda terlihat yang dimiliki 10
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
oleh seorang manusia agar mudah untuk dibedakan dengan manusia lainnya. Jadi bagaimana karakter itu ada? Proses pembentukan karakter adalah sama seperti proses pembentukan pulau sampah, jika dibandingkan, anggap saja sampah seperti botol plastik atau puing-puing sampah lainnya adalah perilaku manusia. Lalu kumpulan-kumpulan sampah yang menumpuk tersebut adalah kebiasaan manusia hasil dari perilaku sehari-hari yang tertanam dalam otak sehingga menjadi kebiasaan, yang hampir otomatis diri manusia lakukan. Lalu dari kumpulan sampah atau kebiasaan, dengan seiring berjalannya waktu, kebiasaan tersebut menjadi karakter. Sebuah proses pembuatan yang sama persis. Proses pembuatan pulau sampah dan karakter manusia adalah bukan satu-satunya hal yang mempunyai kemiripan. Jika benar-benar dipikirkan, dampak dari pulau sampah dan karakter manusia bisa sama-sama mematikan. Contoh perilaku sehari-hari yang seringkali manusia sepelekan, manusia berbohong. Anggap satu kebohongan kecil adalah sebuah sampah botol plastik. Ketika manusia membuat kebohongan kecil secara terus-menerus, lama-lama kebohongan tersebut menumpuk dan sama halnya seperti botol plastik, kebohongan itu menjadi sebuah kumpulan kebohongan yang besar yang dapat menjadi bagian dari kebiasaan atau bahkan karakter seorang manusia. Lalu sampah atau kebiasaan berbohong tersebut ditambah dengan sampah atau perilaku yang lebih besar seperti kekerasan misalnya. Kumpulan perilaku-perilaku tersebut tentu akan menghasilkan karakter. Jika karakter manusia dibangun dari kumpulan sampah botol plastik, maka sudah jelas akan menjadi buruk karakter tersebut. Karakter yang buruk adalah bukan yang diharapkan, sama seperti pulau sampah. Apabila dibiarkan terus-menerus maka dampaknya akan menjadi jauh lebih besar sampai pada titik di mana karakter tersebut sudah tidak bisa dibenahi lagi melainkan hanya bisa dicegah agar karakter tersebut tidak tumbuh menjadi karakter yang lebih buruk.
Sekarang pertanyaannya adalah, apakah memang pulau sampah dan karakter benar-benar tidak bisa dibersihkan atau dibenahi lagi? Jawabannya adalah pulau sampah bisa saja dibersihkan walaupun manusia bahkan tidak tau ukuran pasti pulau itu, namun pembersihan pulau sampah adalah mungkin. Tetapi tentu tidak semudah membersihkan sampah di dalam bak mandi. Dibutuhkan dana yang sangat besar tentunya, lalu ada lagi kesulitan yang disebabkan oleh jarak dan juga efek fotodegradasi, yaitu reaksi pemecahan senyawa oleh adanya cahaya. Fotodegradasi adalah tantangan yang paling besar dalam membersihkan pulau sampah tersebut karena efek itu mengeringkan puluhan ton plastik sampai pada titik penghacuran. Plasti yang sudah hancur tersebut lalu menjadi sangat kecil sehingga jadi tidak mudah untuk membersihkannya. Untuk faktor jarak, pulau-pulau sampah benar-benar ada jauh di luar sana dan itu sebabnya mereka menjadi rahasia untuk begitu lama. Jadi untuk melakukan pembersihan dibutuhkan upaya besar-besaran yang luar biasa memakan waktu, bahan bakar, dan sumber daya. Dengan kata lain, itu akan menjadi sangat mahal sehingga bisa menyebabkan kebangkrutan sebuah negara. Sama seperti pulau sampah, karakter sebenarnya bisa dibenahi namun lain seperti pulau sampah, untuk membenahi sebuah karakter manusia tidak akan menyebabkan kebangkrutan sebuah negara. Tetapi tetap akan memakan waktu dan tenaga, terutama mental manusia tersebut. Daftar Pusaka Bret & Katt McKay, ​What Is Character? It’s 3 True Qualities and How to Develop It. http://www.artofmanliness.com/2013/06/25/w hat-is-character-its-3-true-qualities-and-how-to -develop-it/​, hlm. 1. How Big Is the “Great Pacific Garbage Patch"? Science vs. Myth, http://response.restoration.noaa.gov/about/med
11
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
ia/how-big-great-pacific-garbage-patch-scienc e-vs-myth.html, hlm 1. Giana Andrews, Plastic in the Ocean Affecting Human’s Health. http://serc.carleton.edu/NAGTWorkshops/heal th/case_studies/plastics.html, hlm 1. Great Pacific Garbage Patch, https://marinedebris.noaa.gov/info/patch.html, hlm. 1. Great Pacific Garbage Patch. http://www.nationalgeographic.org/encycloped ia/great-pacific-garbage-patch/, hlm. 1.
Jacob Silverman, Why is the world's biggest landfill in the Pacific Ocean? http://science.howstuffworks.com/environment al/earth/oceanography/great-pacific-garbage-p atch2.htm, hlm. 1. Julia Layton, Could we clean up the Great Pacific Garbage Patch? http://science.howstuffworks.com/environment al/green-science/clean-up-garbage-patch2.htm, hlm. 1. Kristen E Silven, Plastic Contamination in the Atlantic Ocean. http://www.earthtimes.org/pollution/plastic-co ntamination-atlantic-ocean/377/, hlm. 1.
12
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Keadaan Air Sungai Indonesia yang Memburuk Cavin Dicky Abstrak Keadaan air sungai di Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan, ini semua disebabkan oleh ulah para penduduk yang menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan limbah industri dan sampah rumah tangga. Walaupun fungsinya sungai sangat jelas bagi siapapun yang melihatnya, orang-orang masih saja melempar sampah sembarangan. Bagi yang tidak tahu, sungai bisa dibilang sebagai nadi kehidupan, sejarah awal manusia bermula di sepanjang tepi sungai. Pencemaran sungai, sedikit maupun banyak, tentu akan mempunyai sebuah efek terhadap aktivitas kehidupan, baik terhadap manusia, flora, maupun fauna lokal.
​Pendahuluan
yang menantang kemanusiaan. Dengan meningkatnya populasi di dunia dan betapa cepatnya perkembangan sektor industri membawa kebutuhan yang meningkat dari sumber daya alam yang saking susah didapat. Di beberapa negara, air adalah sebuah harta karun yang berharga, dan sekitar 80% dari penduduk dunia menunjukkan tingkat resiko yang tinggi mengenai keamanan air. Berbagai tipe kontaminan sedang memasuki suplai air, dari limbah industri sampai aksi manusia sendiri seperti logam, pewarna, limbah medis, pestisida, dan fenol. Di dalam bidang kesehatan, ada produk perawatan pribadi, hormon, dan bahan sintetis lainnya.
Air adalah mata air kehidupan dan di lihat sebagai kebutuhan manusia yang paling penting. Air menutupi kebanyakan permukaan bumi, dan 98% darinya adalah air asin dan tidak bisa digunakan untuk kegunaan sehari-hari karena konsentrasi garam yang berbahaya. Sekitar 2% dari air di dunia dibilang ‘baru’, tetapi 1,6% ter beku di kutub. Dan sekitar 0,36% ditemui di bawah tanah menggunakan sumur dan bendungan.
Banyak racun air seharusnya di saring sebelum dilepaskan sebagai limbah, tetapi dengan kecepatan berkembangnya di dalam sektor industri dan dengan perkembangan zat-zat baru yang diproduksi dan di jual untuk pasar bebas, lama-kelamaan zat-zat tersebut akan berakhir di dalam sungai, dan dengan waktu yang cukup, akan mengalir ke lautan, menyebabkan masalah yang lebih banyak lagi.
Zat mekanik dan zat kimia adalah polutan yang sedang mengkontaminasi air bersih, ini adalah salah satu masalah ekologi
Dan jangan lupa mikroorganisme yang menular melalui air, patogen tersebut mempunyai ciri yang berbahaya dan membuat mereka mudah meresap dan melewati 13
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
pengecekan/inspeksi air. Patogen tersebut akan menular dan memasuki selokan, sungai, dan akhirnya, memasuki kesediaan air minum. Tujuan Jurnal ilmiah ini mempunyai tujuan untuk membahas dan memberi informasi mengenai pencemaran air yang sedang melanda negara Indonesia.
sekitar. Efek Pencemaran Sungai Berikut ini adalah efek-efek dari penyalahgunaan sumber daya alam pada kehidupan sehari-hari kita : -
Metode Berikut adalah metode-metode yang bisa digunakan untuk membantu usaha pembersihan sungai di Indonesia: -
-
-
-
-
-
-
Mengidentifikasi area rawan masalah dan memfokuskan tenaga dan persediaan kepada area tersebut. Membuat sebuah laporan yang detil tentang tingkat polusi pada area tertentu, untuk menyediakan data cukup untuk memprediksi masa depan. Menyediakan informasi yang cukup kepada pemerintah agensi sekitar, dan kepada masyarakat agar mereka bisa mengambil tindakan yang benar kepada masa depan negara. Mengembangkan kemitraan antara otoritas sungai, badan kesehatan sungai, pemerintah, dan organisasi untuk mengidentifikasi masalah kualitas air. Melibatkan penduduk dan organisasi swasta dalam usaha melindungi sumber air lokal. Mengumpulkan data yang telah dikumpulkan oleh organisasi lain dan mengembangkannya lebih lanjut dengan informasi yang telah kita kumpuli. Mengevaluasi apakah riset dan tesis yang telah ditulis oleh ahli benar dengan mengetesnya menggunakan metode ilmiah dan menggunakan data yang ada untuk menyampaikan konklusi yang tepat tentant potensi lingkungan dan ancaman kesehatan
-
-
-
-
-
Pencemaran air tanah dari pestisida menyebabkan kerusakan reproduksi dalam binatang liar di ekosistem sekitar. Limbah, pupuk, dan pertanian yang mengandung bahan organik yang dibuang ke perairan, akan meningkatkan pertumbuhan alga, yang akan menyebabkan penipisan kadar oksigen di sungai. Kadar oksigen yang rendah tidak mampu mendukung organisme lokal di daerah dan karena itu mengganggu keseimbangan ekologi alam di sungai dan danau. Atap yang tua dapat menyebabkan polusi jika mereka tidak dikelola atau dibersihkan dengan baik. Jika air sedang mengalir dari atap, air dapat menjadi tercemar dan kemudian mengalir ke rumah dan menyebabkan lebih banyak polusi ke lingkungan sekitar. Berenang di dalam, dan minum air yang terkontaminasi menyebabkan ruam kulit dan masalah kesehatan seperti kanker, masalah reproduksi, demam tifoid dan penyakit perut pada manusia. Zat kimia bekas industri dan pestisida pertanian yang berakhir di lingkungan perairan dapat terakumulasi dalam ikan yang kemudian dimakan oleh manusia. Ikan mudah diracuni dengan logam yang juga kemudian dikonsumsi oleh manusia. Merkuri sangat beracun bagi anak-anak kecil dan perempuan. Merkuri telah ditemukan untuk mengganggu perkembangan sistem saraf pada janin dan anak-anak. Ekosistem hancur oleh suhu naik di 14
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
-
-
-
dalam air, seperti terumbu karang dipengaruhi oleh efek pemutihan karena suhu hangat. Selain itu, suhu hangat memaksa spesies lokal untuk mengungsi ke daerah dengan air yang hangat, menyebabkan penyimpangan ekologi sekitar. Sampah yang dihasilkan manusia dari barang-barang seperti kantong plastik dan pengait kaleng bisa tertangkap disekitar leher, tangan, atau kaki hewan air, menyekik atau menyusahkan mereka untuk bertahan hidup. Pencemaran air menyebabkan banjir akibat akumulasi limbah padat dan erosi tanah di sungai. Tumpahan minyak di air menyebabkan hewan mati ketika mereka menelan atau temui tumpahan tersebut. Karena minyak tidak larut dalam air, ini akan mengkibatkan sesak napas pada ikan dan burung.
Bahaya Pencemaran Air Hampir semua polusi air yang ada di dunia itu berbahaya bagi manusia serta spesies binatang yang menempati sekitar sungai; natrium terlibat dalam penyakit kardiovaskular (jantung), nitrat pada gangguan darah. Merkuri dan timbal (lead) dapat menyebabkan gangguan saraf. DDT (dichlorodiphenyltrichloroethane) adalah sebuah racun bagi manusia yang dapat mengubah kromosom. PCB (polychlorinated biphenyls) menyebabkan kerusakan pada hati dan saraf, letusan kulit, muntah, demam, diare, dan kelainan janin. Seiring banyak pantai, kerang tidak bisa lagi diambil karena kontaminasi oleh DDT, limbah, atau limbah industri. Disentri, salmonellosis, cryptosporidium, dan hepatitis antara penyakit yang ditularkan oleh limbah di minum dan mandi air. Di daerah jawa, pantai, sungai, dan danau telah oleh limbah industri, limbah kota, dan limbah medis. Pencemaran air merupakan
masalah yang lebih besar di Dunia Ketiga (third world countries), dimana jutaan orang mendapatkan air untuk minum dari sungai yang tidak dilindungi dan kolam yang terkontaminasi dengan kotoran manusia. Jenis kontaminasi telah diperkirakan menyebabkan lebih dari 3 juta kematian setiap tahunnya karena diare di negara-negara Dunia Ketiga, kebanyakan dari mereka anak-anak. Proposal Pelestarian Sebenarnya, ekosistem air dapat melakukan ‘rehabilitasi’ secara alami apabila terjadi pencemaran air. Namun, kemampuan rehabilitasi ini ada batasnya. Oleh karena itu, setidaknya harus ada upaya untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air. Cara mengatasi pencemaran air dapat dilakukan mulai dari pengenalan dan perilaku yang baik oleh masyarakat. Selain itu, ada beragam tindakan lain selain tindakan pencegah yang bisa dilakukan. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat kita lakukan sebagai cara mengatasi pencemaran air, yaitu: -
-
-
Melestarikan pohon di hulu sungai: Ini agar erosi tidak terjadi di sekitar hulu sungai dan mencegah lumpur berlebihan untuk mengalir ke lautan. Ada dua cara untuk melakukan ini, yaitu dengan melakukan reboisasi di sungai, atau dengan melarang pemotongan pohon di hulu sungai. Meningkatkan perhatian masyarakat terhadap pencemaran sungai: solusi ini dalam kertas bisa diatasi dengan sangat mudah, tetapi dalam praktik, pemerintah di seluruh dunia sudah mencoba untuk mengajarkan penduduknya agar tidak membuang sampah sembarangan. Membangun pabrik pengolahan limbah: Ini mungkin solusi yang bisa memperbaiki masalah ini dengan menyeluruh. Dengan cepatnya perkembangan industri Indonesia, 15
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
solusi ini sangat diperlukan secepatnya, tetapi dengan biaya pemerintah yang ketat dan lahan yang sudah sempit di Jakarta, mungkin akan menyulitkan proses implementasi. Menganggulangi Masalah Pencemaran Air Ada beberapa ditanggulangi tentang termasuk:
hal yang pencemaran
bisa air,
1. Sadar akan kelangsungan kesediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar. 2. Tidak membuang sampah rumah tangga ke sungai. 3. Setiap perusahaan minyak diwajibkan memiliki peralatan yang dapat membendung tumpahan minyak dan kemudian menyedotnya kembali. Dengan demikian, tumpahan minyak tidak akan melebar luas sehingga pengaruhnya terhadap pencemaran dapat berkurang. 4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah yang akan merusak ekosistem sekitar. 5. Mengurangi penggunaan pestisida dalam membasmi hama tanaman. Musuh-musuh alami (predator) hama tanaman perlu dikembangkan agar dapat membasmi hama tanpa pestisida. 6. Pembuatan sanitasi yang benar agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar. 7. Menanamkan pohon agar mencegah erosi, longsor, dan meningkatkan kualitas air sungai. 8. Daur ulang, yaitu pengolahan kembali sampah-sampah menjadi bahan yang berguna. Sampah-sampah yang busuk dan bahan organik (yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan), dapat diolah kembali menjadi pupuk yang disebut pupuk
kompos. Kaleng-kaleng bekas seperti aluminium dapat diolah kembali menjadi besi atau pembentuk besi yang baru. Demikian pula barang-barang bekas lainnya, semua dapat didaur ulang sehingga menjadi bahan berguna. ​Kesimpulan Sungai adalah salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Manfaatnya sangat penting bagi kehidupan manusia, dari air untuk mandi sampai keperluan untuk memproduksi makanan yang diperlukan. Karena aktivitas manusia yang berkembang pesat, kita tidak melihat apa yang kita lakukan kepada lingkungan sekitar. Di abad ke-21 ini, kita memerlukan solusi untuk menangani masalah ini secepatnya. Solusi untuk semua orang bisa sepenuhnya mengerti apa yang telah terjadi kepada laut kita dan bagaimana kita membenahi kesalahan yang telah kita berikan terhadap sungai. Efek dari pengotoran sungai tidak hanya terjadi di sungai itu tersebut, semua sumber air akan mengarah ke laut, dan semua akan berkumpul menjadi sumber air terbesar. Sayangnya, jika kita berhasil mengotori sungai, tidakkah sampah itu akan terbawa ke laut dan menumpuk? Tentu akan memberi efek yang jauh lebih berbahaya ketika semua sampah itu terkumpul. Sejenak kita harus renungkan apa yang telah kita lakukan terhadap sungai kita, apa yang telah kita berikan kepada sungai-sungai. Sampah yang telah menumpuk pasti akan terus berkembang dan hanya kita yang bisa membenahi itu semua. Proposal yang telah dituliskan di atas bisa saja membantu meningkatkan kesadaran masyarakat atas efek dari adanya sampah atau limbah di sungai dan laut kita; jangan sampai kita telat dan kita tidak lagi bisa membenahi kesalahan kita. Sungai adalah salah satu kebutuhan manusia, jika kita ingin hidup di bumi ini lama. Sampai kapan kita hanya diam saja, melihat sampah yang terus berkembang dan kita tidak melakukan 16
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
apa-apa. Karena jika sungai kita ingin kembali bersih dan aman, hanya kita yang bisa membenahinya. memberi efek yang jauh lebih berbahaya ketika semua sampah itu terkumpul. Sejenak kita harus renungkan apa yang telah kita lakukan terhadap sungai kita, apa yang telah kita berikan kepada sungai-sungai bumi yang ada di setiap kota. Sampah yang telah menumpuk pasti akan terus berkembang dan hanya kita yang bisa membenahi itu semua. Proposal yang telah dituliskan diatas bisa saja membantu meningkatkan kesadaran masyarakat atas efek dari adanya sampah atau limbah di sungai dan laut kita; jangan sampai kita telat dan kita tidak lagi bisa membenahi kesalahan kita. Sungai adalah salah satu kebutuhan manusia, jika kita ingin hidup di bumi ini lama. Sampai kapan kita hanya diam saja, melihat sampah yang terus berkembang dan kita tidak melakukan apa-apa. Karena jika sungai kita ingin kembali bersih dan aman, hanya kita yang bisa membenahinya. Daftar Pusaka
Lenntech. “River Water quality and pollution”. 4 Aug 2016. http://www.lenntech.com/rivers-pollution-qual ity.htm. 23 Feb 2017. The Nature Conservancy. “Why is Our Water in Trouble?”. 19 Feb 2016. https://www.nature.org/ourinitiatives/habitats/r iverslakes/threatsimpacts/?redirect=https-301. 24 Feb 2017.
17
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Peta dalam Sudut Pandang Tiga Dimensi Chifa Bella Prithresia Dalam diri kita pasti mempunyai berbagai tahap, analogi yang saya pilih adalah tentang peta tiga dimensi yang menjelaskan berbagai macam lapisan bumi, lapisan lapisan tersebut menggambarkan bahwa setiap manusia mempunyai sifat yang berbeda – beda dan sifat yang kita tunjukan di luar bukan berarti sama di dalam hati kita. Dan dalam artikel ini Materinya adalah peta tiga dimensi, sejumlah perangkat lunak pengolah peta kontur digital telah menyiapkan alat penyimpan data mesh polygon tiga dimensi dari peta kontur, countour connecting, connecting slices. Karena sebelum kita membuat sesuatu yang sifatnya sebagai tempat untuk mencari ilmu jadi semua materi yang kita ambil harus sangatlah akurat. Peta menurut skala dapat dibedakan menjadi, peta skala besar, skala sedang, skala kecil, dan peta geografi. Dari beberapa jenis, peta yang banyak digunakan dalam atlas atau peta umum adalah skala kecil.
tiga dimensi. Peta dua dimensi adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi pada sebuah bidang datar, seperti kertas dan dinding. Contoh peta dua dimensi, yaitu peta dalam atlas, peta dinding, peta foto, peta relief, dan peta digital. Peta tiga dimensi adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi dengan topik wilayah tertentu yang menyerupai keadaan sebenarnya. Misalnya, gambaran daerah aliran sungai dibuat mirip relief dari keadaan daerah aliran sungai itu. Pada peta tiga dimensi ini dapat dilihat keadaan permukaan bumi secara jelas. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta adalah menentukan jenis peta yang akan dihasilkan karena berkaitan dengan penentuan luas wilayah dan kertas yang digunakan. Badan yang berwenang membuat peta di Indonesia adalah Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Badan ini bertugas membuat peta baru dan memperbarui peta yang sudah ada.
Peta skala besar adalah peta dengan skala antara 1 : 5.000—1 : 250.000. Peta skala sedang adalah peta dengan skala antara 1 : 250.000—1: 500.000. Peta skala kecil adalah peta dengan skala antara 1: 500.000—1 : 1.000.000. Bentuk-bentuk peta terdiri dari peta datar atau dua dimensi dan peta timbul atau 18
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
·
·
Peta dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan atas isi, keadaan objek, dan skalanya.
·
·
·
Peta Umum Peta umum adalah peta yang menggambarkan seluruh kenampakan permukaan bumi pada daerah yang dipetakan. Kenampakan permukaan bumi dapat berupa bentang alam (sungai, danau, gunung, rawa, hutan dsb) maupun bentang budaya (kota, jalur jalan, pemukiman, lapangan olah raga). Contoh-contoh peta umum: Peta Topografi, yaitu peta yang menggambarkan muka bumi dengan penekanan pada relief serta kenampakan lainnya pada wilayah yang dipetakan. Umumnya peta topografi menggunakan skala besar (1 : 25.000 sampai dengan 1 : 50.000). Peta Korografi, yaitu peta berskala sedang yang menyajikan kenampakan bersifat umum meliputi wilayah yang luas seperti peta kecamatan, peta kota atau peta kabupaten. Peta Geografi, yaitu peta berskala kecil yang menggambarkan kenampakan bersifat umum meliputi wilayah yang sangat luas, seperti peta propinsi, peta negara, peta benua, dan peta dunia. Peta Khusus Peta khusus, yaitu peta yang menggambarkan satu kenampakan tertentu atau tema tertentu yang khusus pada daerah yang dipetakan. Contoh-contoh peta khusus antara lain:
Peta Statistik yaitu peta yang menggambarkan data kestatistikan suatu daerah pemetaan, meliputi peta statistik kualitatif, yaitu peta yang menggambarkan jenis data tanpa memperhatikan jumlah data dan peta statistik kuantitatif, yaitu peta yang menggambarkan penyebaran jenis dan jumlah data. Berdasarkan keadaan objeknya, peta dapat dibedakan Peta Persebaran Penduduk, Peta Persebaran Barang Tambang, Peta Iklim, Peta Jaringan Jalan menjadi dua macam yaitu: 1. Peta Dinamik, yaitu peta yang menggambarkan keadaan obyek yang berubah. Misalnya peta pola aliran sungai, peta arus urbanisasi, peta pemukiman dll. 2. Peta Statik, yaitu peta yang menggambarkan keadaan obyek yang relatif tetap. Misalnya peta klimatologi, peta geologi, peta jalur pegunungan. Peta memiliki manfaat yang bermacam-macam sesuai dengan jenis peta yang digunakan. Secara umum manfaat peta adalah: - Menunjukkan lokasi suatu tempat di permukaan bumi - Menggambarkan luas dan bentuk berbagai fenomena geografi - Untuk mengetahui kenampakan muka bumi baik yang bersifat fisik (sungai, gunung, persebaran vegetasi) maupun sosial budaya (persebaran sawah, persebaran pemukiman, persebaran industri). - Sebagai alat untuk memasukkan data yang ditemukan di lapangan. - Alat peraga dan alat pelaporan hasil penelitian. Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu, tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidak sama dengan tanggapan perasaan orang lain, terhadap hal yang sama. Sebagai contoh ada 2 orang 19
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
bersama-sama menyaksikan pementasan drama. Seorang diantaranya menanggapi pementasan para pemeran tersebut dengan rasa kagum dan senang, singkatnya dia menilai penampilan pementasaan drama itu sangat sempurna, tapi seorang yang lain menanggapi pementasan tersebut dengan acuh tak acuh, tampaknya pementasan itu biasa-biasa saja dan tidak menarik. Karena adanya sifat subyektif pada perasaan inilah maka gejala perasaan tidak dapat disamakan dengan gejala mengenal, tidak dapat disamakan dengan pengam,atan, fikiran dan sebaginya. Perasaan tidak merupakan suatu gajala kejiwaan yang terdiri sendiri, tetapi bersangkut paut dengan gejala mengenal. Kadang-kadang gejala perasaan diiringi oleh peristiwa mengenal dan sebaliknya pada suatu ketika gejala perasaan yang menyertai peristiwa yang telah terjadi. Perasaan tidak hanya dapat dialami individu sebagai perasaan senang atau tidak senang, tetapi masih dapat dilihat dar dimensi lain. Memang salah satu segi perasaan itu dialami sebagai perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenagkan. Hal ini dinyatakan oleh Wundt sebagai dimensi yang pertama. Disamping itu masih terdapat dimensi lain bahwa perasaan itu dapat dialami sebagai suatu hal yang "excited" atau sebagai "inner feeling", dipergunakan sebagi dimensi yang kedua.disamping itu masih adanya dimensi lain yang dipegunakan sebagai dimensi yang ketiga yaitu "expectancy " dan "release feelings". Setiap orang pasti punya kekhawatiran tersendiri, bisa tentang uang, cinta, keluarga, pekerjaan, dan lain sebagainya. Khawatir itu wajar, karena dari perasan inilah kamu akan lebih waspada, lebih berusaha dan menjaga diri sendiri. Tapi ada kalanya khawatir bisa menjadi gangguan. Khawatirmu juga ada batasnya, karena kalau berlebihan bisa jadi kamu mengidap gangguan kecemasan. Lalu
bagaimana caranya agar tak terlalu khawatir tentang segala hal? ​Kamu sudah menuliskan apa alasan kamu mengkhawatirkan beberapa hal bukan? Kini saatnya menjawab setiap poin kekhawatiran tersebut. Apa yang bisa kamu lakukan untuk menyelesaikannya. Selesaikan masalahnya satu per satu, perlahan kamu akan keluar dari setiap kekhawatiran tersebut dan tak lagi memikirkannya. Perasaan dan Emosi biasanya disifatkan sebagai suatu keadaan dari diri organisme atau individu pada suatu-waktu.Perasaan merupakan gejala psikis yang memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan dengan persepsi dan dialami sebagai rasa senang-tidak senang, sedih-gembira dalam berbagai derajat dan tingkatannya. Emosi pada umumnya adalah perasaan terkejut, takut, sedih, marah dan gembira. Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu, dan emosi cenderung terjadi dalam kaitanya dengan perilaku yang mengarah atau menyingkiri terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya expresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi. Emosi mempengaruhi keseluruhan manusia.Ia bersifat bukan saja rohani, tetapi juga jasmani. Kejadian jasmani senantiasa mengiringi emosi. Setelah kita mengerti bahwa perasaan dan emosi disifatkan sebagai suatu keadaan kejiwaan pada individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami oleh individu yang bersangkutan. Pada umumnya peristiwa atau keadaan tersebut menimbulkan kegoncangan-kegoncangan dalam diri individu, sehingga diharapkan individu dapat mengontrol dengan baik perasaan dan emosi dalam dirinya sendiri. Nilai dalam kehidupannya adalah adalah setiap sesuatu yang terlihat di luar tidak selalu sama di bagian dalam. Maka dari itu kita harus melihat semua dari segala sisi, dari terdalam pun sampai sisi terluar.
20
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
5 Pulau Sampah Cut Tijani R. Laksmana Coba kita bayangkan, jika tempat tinggal kita yang merupakan tempat kita melakukan segala aktivitas sehari-hari, seperti makan, pergi sekolah, kerja, dan lain sebagainya, dipenuhi oleh sampah. Berbagai jenis sampah memenuhi jalanan, udara kita penuh dengan polusi dari gas-gas kotor, dan air kita tercemar oleh bahan-bahan kimia yang membahayakan. Coba bayangkan itu. Pasti kita merasa risih kan? Merasa tidak nyaman dan terganggu dengan kondisi seperti itu. Kondisi tersebut sudah dirasakan selama lebih dari 20 tahun oleh binatang-binatang dan tumbuhan-tumbuhan di laut. Sampah-sampah itu terbuat dari bahan kimia dan merupakan racun bagi mahluk hidup. Setiap harinya para penghuni laut berenang dan tinggal di antara sampah-sampah itu, dan semua itu karena manusia. Pembentukan Pulau Sampah di Laut Pada tahun 2015, Jurnal Science yang diterbitkan pada bulan Februari menyatakan bahwa setiap tahun, lautan dipenuhi oleh sampah plastik hingga 12.7 juta ton. Dari daftar 20 negara yang merupakan pembuang sampah di laut terbanyak, Cina menduduki peringkat pertama dengan membuang 3.5 ton sampah ke laut tiap tahunnya. Sampah yang dibuang ke perairan, baik itu sungai, danau, atau kali, akan hanyut ke arah lautan, namun ke mana sampah-sampah tersebut berakhir? Sampah plastik yang manusia buang secara asal tersebut akan berkumpul di salah satu pulau sampah yang tersebar di samudera. Istilah pulau sampah ini bukan berarti pulau yang dipenuhi oleh sampah, melainkan kumpulan sampah yang jumlahnya amat sangat banyak sehingga berkumpul hingga
membentuk sebuah pulau kecil. Terdapat 5 pulau sampah, atau ​garbage patch,​ yang telah terbentuk di bumi dan terletak di bagian yang berbeda-beda. Tetapi kelimanya melalui proses yang kurang lebih sama sehingga dapat membentuk sebuah pulau kecil. Tahap pertama yang dilalui adalah pembuangan sampah dari daratan ke lautan. Ada 4 sumber utama pencemaran laut, yang pertama adalah perkapalan, yaitu sampah ataupun limbah yang dibuang oleh kapal ketika sedang berlayar di lautan. Kemudian juga ada kegiatan pembuangan, kegiatan dasar laut, dan yang terakhir adalah kegiatan darat dan udara. Namun dari keempat sumber tersebut, yang menyumbang jumlah pencemaran yang paling besar adalah kegiatan daratan oleh manusia. Setelah memasuki perairan, dengan mudah sampah tersebut akan hanyut ke arah laut dibawa oleh arus. Terdapat beberapa pusaran air di lautan, yang terjadi karena adanya zona konvergensi, istilah ini artinya lokasi dimana air yang lebih hangat bertemu dengan air yang lebih dingin, sehingga menggerakan serpihan sampah dari satu tempat ke lainnya. Setelah sampah tersebut tiba di salah satu dari lima gugusan sampah yang ada di bumi, serpihan polimer itu akan bergerak ke arah sampah lainnya dan berkumpul disitu. Hal ini disebabkan oleh ​ocean gyres​, atau pusaran air yang bergerak secara melingkar, sehingga sampah akan menghampiri pulau sampah tersebut dengan sendirinya. Pusaran air ini dapat terjadi karena adanya pola angin di bumi dan rotasi bumi itu sendiri. Pergerakan pusaran air sebenarnya tidak terlalu kencang, melainkan bersifat stabil dan tenang. Tetapi seiring waktu, serpihan sampah plastik yang dibuang manusia akan 21
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
terjebak di gugusan sampah itu sendiri. Walaupun dari kejauhan kumpulan plastik ini terlihat seperti pulau, namun sesungguhnya “pulau” itu hanyalah kumpulan mikroplastik, atau serpihan plastik kecil yang tidak selalu dapat dilihat dengan mata telanjang, yang mengapung dalam kumpulan sehingga terlihat seperti pulau. Tidak semudah itu untuk membersihkan plastik yang terkumpul di salah satu gugusan sampah ini. Plastik dan polimer sejenisnya merupakan bahan yang sangat sulit di urai, melainkan bahan tersebut hanya terpecah menjadi serpihan kecil, sehingga sulit dibersihkan. 5 Pulau Sampah di Laut Seperti yang sudah disebutkan, di bumi ini terdapat 5 pulau sampah yang terletak di bagian laut yang berbeda-beda. Lokasi pulau sampah yang akan dihuni oleh sampah yang baru dibuang tergantung dengan lokasi pembuangan sampah itu sendiri. Juga tergantung sampah tersebut melalui arus mana sehingga dapat tiba di salah satu pulau sampah yang ada. Alasan adanya lima pulau sampah yang berbeda adalah lokasi pusaran air yang tersebar di dunia. Dari kelima pulau sampah yang ada, yang paling terkenal dan paling sering disorot oleh media terdapat di bagian utara lautan samudera Pasifik. Biasanya, jika sedang membicarakan pulau-pulau sampah atau “Great Pacific Ocean Garbage Patch,” yang dimaksud adalah yang terletak di bagian timur bumi itu. Lokasi pulau sampah ini sangat terkenal karena berada di dua pusaran air yang bersebelahan, yaitu west pacific gyre, atau pusaran air di daerah pasifik barat, dan east pacific gyre, yang letaknya di bagian timur. Pulau sampah ini pertama ditemukan di daerah Hawaii pada tahun 1997, ketika seorang pelayar, Charles Moore, sedang melewati jalur tersebut. Ditengah pulau sampah pusaran barat dan timur tersebut, terdapat zona konvergensi subtropis, dimana kepulauan Hawaii terletak, sehingga kedua sisi pulau sampah bercampur, yang merupakan alasan mengapa pulau sampah di bagian ini sangat besar ukurannya.
Pulau sampah pusaran barat kebanyakan dipenuhi oleh sampah yang berasal dari Jepang dan melalui arus Kuroshio, Jepang. Sedangkan pulau sampah pusaran timur terbuat dari sampah yang berasal dari Amerika Serikat dan melalui arus California, AS. Selain itu, ada pulau sampah Samudra Hindia yang, sama seperti pulau sampah Samudra Pasifik, mengandung sampah plastik yang berukuran besar hingga mikro. Gugusan sampah yang ini ditemukan pada tahun 2010, oleh Marcur Eriksen, salah satu penemu 5 Gyres, institusi yang mendedikasikan waktu untuk menjelajahi lautan dalam mencari pulau sampah di bumi, yang sedang dalam perjalanan dari Perth ke Afrika. Berdasarkan letaknya, pulau sampah Samudra Hindia ini dipenuhi oleh sampah dari daerah Afrika, Indonesia, serta daerah sekitarnya. Tidak jauh dari pulau sampah Samudra Hindia, ada pulau sampah Samudra Atlantik selatan. Terletak di bagian barat dari benua Afrika, pulau sampah yang ini belum terlalu sering diteliti. Sekelompok peselancar melakukan kunjungan ke daerah Samudra Atlantik selatan dan melihat bahwa sampah plastik yang tersebar membentang dari Brazil hingga Afrika Selatan. Walaupun letaknya di dekat daerah tersebut, sampah yang terdapat di pulau sampah itu bukan hanya berasal dari satu tempat tersebut, melainkan juga dari bagian dunia lainnya yang pindah karena gerakan arus. Pulau sampah yang keempat adalah pulau sampah Samudra Pasifik selatan. Pulau sampah ini tergolong baru ditemukan, yakni sekitar 4 tahun yang lalu pada tahun 2013 oleh institusi 5 Gyres. Pulau sampah Samudra Pasifik selatan ini letaknya di sebelah barat Amerika Selatan, dan seperti pulau sampah Samudra Atlantik selatan, keduanya masih kurang diteliti. Di sebelah kanan atas pulau sampah Samudra Pasifik selatan, terdapat pulau sampah di bagian Atlantik lagi, yakni Samudra Atlantik utara. Penemuan gugusan sampah yang ini tidak lama setelah pulau sampah Samudra Hindia, polusi air di daerah tersebut juga ditemukan pada tahun 2010. Menurut seorang peneliti oseanografi, Kara 22
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Lavender Law dari Sea Education Association, terlalu diperhatikannya pulau sampah yang di Samudra Pasifik utara, manusia tidak sadar akan terbentuknya pulau sampah lainnya. Pulau sampah Samudra Atlantik utara letaknya terdekat dengan daerah Amerika Utara, namun luasnya belum diketahui dengan jelas. Seekor Paus dan 30 Kantong Plastik Sampai saat ini, hanya lima pulau sampah itulah yang ditemukan oleh para ilmuwan, namun siapa tau, mungkin masih ada lagi yang belum dijelajahi. Seperti yang telah dijelaskan, sampah yang mencemarkan laut terdiri dari berbagai macam polimer dengan ukuran dari besar hingga mikro. Walaupun ada serpihan mikroplastik yang tidak terlihat dengan mata kita, sebenarnya bahan-bahan tersebut tetap saja berbahaya. Begitu egoisnya manusia-manusia di bumi ini yang tega mengganggu ketertiban tempat tinggal para penghuni laut, padahal mereka tidak pernah berbuat jahat kepada manusia. Banyak sekali dampak buruk dari sampah-sampah plastik yang dengan asal dibuang ke laut. Terjadi di bulan lalu, pada tanggal 31 Januari 2017, seekor paus terdampar di pantai Norwegia karena mengalami penyakit. Untuk mengetahui apa yang benar-benar terjadi terhadap paus malang itu, para ahli melakukan nekropsi, dimana ahli membedah perut paus tersebut. Hasil nekropsi menunjukkan bahwa terdapat 30 kantong plastik di dalam perut hewan tersebut dan itulah yang membuatnya sakit. Terje Lislevand, seoorang ahli zoologi dari Universitas Bergen, menjelaskan bahwa di dalam pencernaan paus itu tidak ada makanan, hanya ada sisa-sisa kepala cumi. NRK, sebuah stasiun radio dan TV di Norwegia, melaporkan bahwa 30 kantong plastik yang ditemukan terdiri dari berbagai macam bungkus makanan, mulai dari kantong roti, bungkus permen, dan berbagai macam sampah lainnya yang berasal dari negara yang berbeda-beda. Hal ini dapat terjadi karena mungkin paus tersebut mengira bahwa kantong plastik yang mengambang di lautan itu adalah cumi-cumi, sehingga ia beranggapan bahwa itu makanannya.
Bayangkan, kasus ini hanya menunjukkan kematian satu ekor paus yang terdampar, padahal di lautan masih banyak lagi hewan yang menjadi korban pencemaran oleh manusia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ahli dari Universitas California Davis dan Universitas Indonesia pada tahun 2015 menunjukkan bahwa seperempat dari ikan yang dijual di pasar ikan di California dan juga di Indonesia mengandung plastik atau sampah polimer lainnya. Seperti yang telah dijelaskan, sampah plastik di lautan ukurannya sangat kecil dan mudah dikonsumsi oleh biota lautan. Lama-kelamaan jika mereka terus memakannya dengan tidak sengaja, mereka akan sakit karena bahan-bahan tersebut menghambat sistem pencernaan mereka dan merupakan racun bagi tubuh mereka. Sebagai Pengurus Bumi Manusia merupakan mahluk yang paling berkembang di bumi, maka dari itu kita sebagai manusia memiliki kewajiban untuk menjaga lingkungan di bumi kami. Baik itu di daratan dimana kita tinggal, ataupun di lautan yang kita lewati sebagai jalur transportasi. Sebagai mahluk tuhan yang tinggal bersampingan, sudah seharusnya kami menghormati dan ikut menjaga kedamaian bagi mahluk lautan. Kami pun memanfaatkan lautan sebagai sumber makanan juga, maka hal terbaik yang dapat kami lakukan untuk hewan laut adalah untuk menjaga tempat tinggal mereka. Seiring waktu, plastik di lautan akan terurai, namun manusia akan selalu membuang sampahnya ke lautan sehingga lima pulau sampah yang ada hanya akan bertambah. Hal ini bukan berarti kita tidak mencoba untuk membersihkan laut dan memecahkan masalah tersebut. Kita dapat mengambil contoh dari institusi 5 Gyres yang bersusah payah untuk menjelajahi lautan di bumi demi menemukan pulau sampah yang terus meningkat jumlah dan luasnya. Maka yang dapat kita lakukan adalah mendukung institusi tersebut dan berikut serta dalam kegiatan pembersihan sampah di daerah pantai. Di masa yang moderen ini, tedapat juga 23
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
inovasi baru yang dapat membantu menyaring sampah plastik dari lautan, yaitu alat yang bernama Seabin yang dibuat oleh Peter Ceglinski dan Andrew Turton. Seabin ini adalah temuan baru yang bekerja seperti penyedot debu yang menyedot sampah plastik di pinggir lautan. (cantumkan inventornya) Walaupun alat ini baru diaplikasikan di Australi, alat ini merupakan ide bagus untuk diletakkan di daerah lain juga. Sebagai manusia yang sadar akan masalah ini, kami harus ikut serta dalam upaya pencegahan berlangsungnya isu ini. Walaupun kami tidak dapat membersihkan sampah-sampah yang tersebar di laut secara langsung, kita dapat mencegah pertumbuhannya dengan tidak membuang sampah di perairan seperti kali dan sungai, serta mendaur ulang sampah plastik. Kami juga dapat mengganti bahan plastik yang kami gunakan sehari-hari seperti botol plastik dan kantong plastik dengan bahan yang ramah lingkungan seperti kantong yang terbuat dari singkong serta membawa botol minum sendiri dari pada membeli botol plastik yang baru. Upaya dalam bentuk apa pun yang kami lakukan pasti ada artinya, jika semua orang di seluruh dunia menyumbangkan sedikit usaha, pasti masalah ini akan berkurang secara drastis. Jika kami tidak mau tempat tinggal kami berada dalam kondisi yang sama, jangan biarkan tempat tinggal hewan lautan mengalami hal itu juga.
ia/great-pacific-garbage-patch/ pada tanggal 8 Februari 2017 pukul 22:15
Daftar Pustaka
Surfer, “Our Oceans are Filled with Plastic, and It’s Getting Worse.” Diakses dari http://www.surfer.com/features/the-atlantic-gar bage-patch/#vEQ0fcV7CwJZgzq7.97 pada tanggal 9 Februari 2017 pukul 19:46
Bedolfe, Sarah, “South Pacific Gyre Discovered.” Diakses dari http://www.oneworldoneocean.com/blog/entry /south_pacific_plastic_gyre_discovered pada tanggal 9 Februari 2017 pukul 19:54 Caryl-Sue, “Great Pacific Garbage Patch.” Diakses dari http://www.nationalgeographic.org/encycloped
Dewi, Citra, “30 Kantong Plastik Ditemukan di Perut Paus Ini.” Diakses dari http://global.liputan6.com/read/2847650/30-ka ntong-plastik-ditemukan-di-perut-paus-ini pada tanggal 10 Februari 2017 pukul 7:45 Ikawati, Kartika, “Great Pacific Garbage Patch Pulau Sampah di Samudra Pasifik.” Diakses dari http://news.lewatmana.com/great-pacific-garba ge-patch-pulau-sampah-di-samudra-pasifik/ pada tanggal 7 Februari 2017 pukul 8:08 Lovett, Richard A., “Huge Garbage Patch Found in Atlantic Too.” Diakses dari http://news.nationalgeographic.com/news/2010 /03/100302-new-ocean-trash-garbage-patch/ pada tanggal 9 Februari 2017 pukul 20:00 Morishige, Carey, “Where are the Pacific Garbage Patches?” Diakses dari http://response.restoration.noaa.gov/about/med ia/where-are-pacific-garbage-patches.html pada tanggal 9 Februari 2017 pukul 18:50 Pemburu Ombak, “Sampah di Lautan Menjadi Sorotan Dunia.” Diakses dari http://www.pemburuombak.com/berita/interna sional/item/299-sampah-dilautan pada tanggal 9 Februari 2017 pukul 19:20
Winata, Dhika Kusuma, “Pulau Sampah Ancam Perairan Pasifik.” Diakses dari http://www.mediaindonesia.com/news/read/70 950/pulau-sampah-ancam-perairan-pasifik/201 6-10-08 pada tanggal 9 Februari 2017 pukul 19:00
24
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Pencemaran Lingkungan yang Merusak Masa Depan Darren Davis Leon Pencemaran Lingkungan bisa di lebih mengerti lagi ketika dibandingkan dengan kebiasaan yang buruk dan kecanduan yang buruk. Kebiasaan yang buruk seperti membohongi, menghutang, mencuri, dan korupsi bisa di relasikan kepada polusi atau pencemaran lingkungan. Kecanduan yang buruk seperti merokok, mengunakan narkoba, dan alcohol atau minuman keras, semua ini mempunyai dampak buruk kepada badan kami dan orang-orang disekitar kami. Kenapa Kecanduan yang buruk dan kebiasaan yang buruk bisa disamakan atau digunakan seperti analogi kepada pencemaran lingkungan? Karena perilaku manusia yang pemalas atas kebersihan lingkungan public. Membuang sembarangan dan bahan yang sulit untuk di daur ulang seperti plastic berceceran dimana-mana terutama di laut, merusak lingkungan kehidupan organisme seperti kecanduan dan kebiasaan yang buruk mempunyai dampak yang negative kepada para manusia juga.
Sama persis seperti ketika manusia merokok, menjadi koruptor, atau minum minuman keras seperti alcohol, semua perilaku buruk ini diketahui sama manusia sebagai hal yang tidak bagus tetapi masih aja seberapa besar dari kita masih melakukan ini. Kenapa kah manusia masih melakukan hal-hal seperti ini kah, membuang sampah sembarang ketika kita mengetahui hal ini adalah hal yang buruk. Salah satu analogi lagi yang bisa digunakan untuk lebih memperjelas apa yang dimaksudnya dengan istillah pencemaran lingkungan adalah, secara konteks perdagangan atau bisnis seseorang yang sangat transparen dan tidak keliatan cara bekerja. Ketika seorang pengusaha membohongi atau mencurangi pelanggannya dengan cara-cara yang licik tetapi ia mengetahui bahwa perilaku yang ia lakukan sebenarnya adalah hal yang harusnya tidak di pratekan, tetapi masih sajalah ia melakukanya, walaupun ini adalah kebiasaan yang buruk. Pencemaran lingkungan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita karena perilaku masyarakat yang 25
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
kurang beretika, seperti membuang sampah sembarangan di wilayah seperti di jalanan ataupun di sungai-sungai di kota. Seberapa dari sampah-sampah ini seperti plastik yang sulit diproses ketika dibuang sembarangan, karena plastic mempunyai sifat yang polymer dan tidak organik, jadi plastik harus bisa menjadi bahan organic untuk bisa diproses untuk menjadi pupuk dan digunakan untuk menjadi bahan pertumbuhan pertumbuhan. “Karbon dioksida adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian karbon dan dua bagian oksigen dan diwakili oleh rumus kimia CO 2. Untuk sejumlah alasan, karbon dioksida merupakan salah satu gas yang paling penting di Bumi. Tanaman menggunakan karbon dioksida untuk menghasilkan karbohidrat (gula dan pati) dalam proses yang dikenal sebagai fotosintesis. (Dalam fotosintesis, tanaman memanfaatkan cahaya untuk memecah senyawa kimia dan menghasilkan energi.) Karena manusia dan semua hewan lain tergantung pada tanaman untuk makanan mereka, fotosintesis diperlukan untuk kelangsungan hidup semua kehidupan di Bumi. Karbon dioksida di atmosfer juga penting karena menangkap panas yang terpancar dari permukaan bumi. Panas yang membuat planet cukup hangat untuk tumbuhan dan hewan (termasuk manusia) hidup untuk bertahan hidup.(kliksma.com) Salah satu proses untuk pemecahan plastik adalah untuk membakarnya tetapi itu adalah solusi yang tidak ideal karena asap polusi yang dikeluarkan ketika membakarnya dapat merusak lingkungan di sekitar kita, dari menguluarkan karbon dioksida secara berlebihan yang menghasilkan polusi dimana-mana dan merusak perlapisan ozone. “Kebiasaan membakar sampah sudah lama di lakukan manusia, baik saat membuka lahan baru untuk pertanian, atau membersihkan sampah dari halaman
rumah. Kebiasaan ini dilakukan manusia sebagai cara tercepat dalam menyelesaikan masalah Namun tanpa disadari, kebiasaan membakar sampah ini menciptakan masalah lain. Yaitu membakar sampah di sekitar kita dapat meracuni orang di sekitar kita. Beberapa masalah itu dapat menciptakan rantai bencana yang tak bisa di atasi. Membakar sampah memang menyelesaikan masalah penumpukan sampah yang tidak terkontrol. Tapi solusi dengan membakar sampah menciptakan masalah baru , yang pelan tapi pasti menjadi bencana yang besar di masa mendatang. Membakar sampah menambah emisi karbon ke tingkat yang lebih .�(jaenudin-jaja-fti21.blogspot.co.id) Beberapa pihak berpikir untuk bagaimana cara menanggulangi sampah plastic karena proses yang tidak sempurna yaitu pembakaran plastik tidak dapat untuk mengurai partikel-partikel plastic dengan baik dan sempurna, malah mereka menjadi polutan dioxin di udaran. Apakah istillah yang disebut dengan dioxin, Dioxin adalah senyawa yang tahan sangat lama. Senyawa ini akan terakumulasi, karena tidak mudah terurai dengan alam. Karbon dioksida mempunyai dampak buruk jika dihirup oleh manusia. Berberapa dari dampak buruk itu adalah bahwa jika mengirup karbon dioksida kami merasa lebih ngantuk dan cepat untuk menjadi lelah, memperoleh rasa pusing, menjadi gelisah, dan tiba-tiba sakit kepala, dan ketidaksadaran. Kemampuan kami untuk melihat menjadi atau pengelihatan kami menjadi redup, pendengaran yang secara tiba-tiba bisa mengurang, mengeluarkan keringet secara berlebih, pernafasan yang pendek, tekanan darah dan denyut jantung yang meningkat. Dampak pembakaran sampah juga dapat menimbulkan polutan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan bisa memica kanker. Kerusakan kepada sistem imun manusia, dan menggangu sistem syaraf hepatitis. Karbon dioksida juga bisa menimbul penyakit yang bernama chloracne. Ibu hamil dapat mengalami komplikasi ketika sedang mengandung, dan dapat menimbulkan efek yang buruk terhadap sistem reproduksi manusia, atau perkembangan, bisa mengalami keguguran, kemandulan dan kelainan bawaan ketika lahir. 26
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Dioxin tidak hanya memberi dampak buruk kepada manusia dan mahluk hidup, tetapi terhadap lingkungan seperti lingkungan perairan. Dioxin pun bertumpuk pada di tanah sungai, sampai menempuh dan mengalir lebih jauh ke hilir atau memasuki ke dalam tubuh ikan. Dioxin dapat mempengaruhi secara buruk kepada lingkungan alam dan tumbuh-tumbuhan lingkungan, ketika dioxin telah terlepas ke dalam udara, ia menyebar kepada tanaman yang kemudian dimakan oleh para hidup organismse seperti hewan. Selain dioxin, ketika kita mencoba untuk membakar sampah, udara yang terbuka, pembakaran sampah akan menimbulkan kabut asap yang cukup tebal, menggandung bahan dan hal-hal lainya seperti partikel debu yang kecil-kecil yang biasa dinamakan istillah “particulate matter” dibahasa Inggris. Gampang untuk masuk ke paru-paru manusia, dan menyebabkan gangguan kepada pernafasan dan sakit asma dan radang paru-paru, terjadinya ifeksi saluran pernfasan akut, radang selaput lender mata, berberapa alergi, dan iritasi mata dan lain-lain. Salah satu solusinya yang bisa di lakukan sebagai transformational visionary leader adalah pertama mengurangi atau kalau bisa tidak membakar plastik, kertas, maupun sampah pertanian secara belebihan, karena dampak yang dapat ditimbulkan ketika dibakar bahan plastik, Kami harus saling bekerja sama dengan pimpinan setempat dan lingkungan sekitar kami untuk menjaga kebersihan yang terbaik untuk kehidupan yang sehat dan panjang. Jika terlepas ke udara dioxin dapat bergerak jauh dan jika di air mereka dapat diam pada endapan air,lalu akan mengalir ke hilir dan dimakan oleh ikan. Dioxin di atmosfir diserap oleh tanaman dan dimakan oleh binatang. Dioxin termasuk dalam rantai makanan jadi binatang lebih banyak mengandung dioxin dari pada tumbuhan yang mereka
makan. Carnivora seperti kita pengandung dioxin terbanyak karena dioksin terkandung dalam lemak. 95% dari dioxin yang kita konsumsi dating dari lemak binatang.( Dr. Michael Ricos, BSc. Hons, PhD) Dalam undang undang republik IndonesiaNo. 4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup bab III, pasal 7, ayat 1 mengatakan : “setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan. Yang dimaksud dengan bidang usaha tidak harus selalu orang yang menjalankan usaha industri, karena sebuah rumah tangga sudah termasuk kedalam kategori sebuah usaha rumah tangga.( Jaja Jaenudin W) Esensi/Nilai Kehidupan: Pelajaran kehidupan yang bisa kami dapat dari pencemaran lingkungan adalah bahwa polusi dapat menjadi dampak yang negative, sesuatu yang akan menjadi factor buruk disehari-hari kami. Sebagai seorang pemimpin visionary kami harus mempunyai skill set yang essential seperti mempunyai rasionalitas, dengan ini kami bisa membantu mengurangi pencemaran lingkungan bersama. Karena bersama kita bisa lebih efektif untuk. Kami harus “team up for better results” atau jika terjemahkan menjadi berkerja bersama untuk mencapai hasil yang terbaik adalah istillah dimana kita akan bisa mengurangi pencemaran lingkungan, maupun polusi di lingkungan dengan saling tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga lingkungan. Mengurangi cara dan proses setelah plastic dibuang yaitu dengan membakarnya, ini adalah salah satu cara yang akan membawa dampak yang negative kepada lingkungan sekitar kami. “Kami bisa membentukl kelompok untuk membersihkan dioksin dari daerah masing-masing. Buatlah daftar nama untuk orang yang berkepentingan, jelaskan masalahnya kepada mereka dan minta dukungan dari pemerintah setempat seperti kepala desa atau kelian banjar. Ajari kelompok tentang dioksin dan 27
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
pembakaran sampah, berikan satu copy informasi ini kepada mereka dan jelaskan kepada mereka apa resikonya dan juga jelaskan bahwa kitalah yang bertanggungjawab atas adanya dioksin. Katakan pada mereka berhenti memproduksi dioksin, kita harus berhenti membakar sampah buanglah sampah di tempat pembuangan sampah yang telah di sediakan oleh pemerintah, jangan membuang sampah di sungai dan jangan dibakar.” ( Dr. Michael Ricos, BSc. Hons, PhD) Pembakaran sampah dapat menyebabkan kabut asap yang tebal dan mengurangi jarak pandang dan kenyamanan di lingkungan tempat tinggal. Yang lebih parah, bisa memicu terjadinya kebakaran dengan skala lebih besar. Kita tentu masih ingat terjadinya kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan yang menyebabkan kapal laut menabrak tebing dan menghentikan aktivitas penerbangan komersial di beberapa bandara. (Supriyono,S.KM,M. Kes) Menurut Fajar M setidaknya ada dua cara untuk mengolah sampah plastic, untuk mendaur ulang bahan-bahan yang sulit untuk dimecahkan. Menurut riset yang diambil per tahun yang dikutip oleh bbc.com, bahwa 8 juta ton sampah plastic mengalir ke laut. “Peserta studi Kara Lavender Law pun berkomentar, "Kita sumpama mengambil ikan tuna dan menggantikannya dengan sampah plastik". Jumlah sampah pada tahun 2010 saja diperkirakan mencapai 4,8 sampai 12,7 juta ton. Para ilmuwan menetapkan
jumlah rata-ratanya sebesar 8 juta ton.”(Fajar M) Indonesia juga adalah sebuah negara yang telah menghasilkan 5.4 juta ton sampah per tahun yang terkait dengan plastic. Empat belas dari total sampah yang dikeluarkan di Indonesia adalah sampah plastic. China menjadi negara dan penyumbang nomor satu yang menghasilkan sampah plastik. Hasil studi yang dikutip oleh situs resmi dari pemerintah, pola pengelolaan sampah di Indonesia mengunakan berberapa kota, seperti cara yang berikut ini ialah: pengangkutan dan penimbunan di TPA sebersar 69%, 10 percen yang dikubur, tujuh percent yang didaur ulang dan dikompos, sekitar 5 percen yang dibakar, sisanya tidak terkelola sebesar 7%. Seperti yang telah kita mengetahui bahwa plastik merupakan sampah yang bisa dibilang cukup sulit untuk diuraikan oleh tanah. Membakar plastik merupakan proses dan metode mengandalkan masalah sampah plastik yang salah karena kabut asap dan dioxin yang dikeluarkan olehnya, dan bila terhirup oleh manusia dapat merupakan dampak yang buruk. Daftar Pusaka Jaja jaenudin. "Dampak Pembakaran Sampah." Jaenudin-jaja-fti21.blogspot. N.p., n.d. Web. 10 Feb. 2017. Supriyono,S.KM,M. Kes. "7 Fakta Berbahaya Membakar Sampah." Majalah kesehatan. N.p., n.d. Web. 10 Feb. 2017. Fajar M. "2 Cara Mengolah Sampah Plastik." Ekspedisiilmu. N.p., n.d. Web. 10 Feb. 2017. Dr. Michael Ricos, BSc. Hons, PhD.
28
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Penumpukan Sampah Plastik di Laut terhadap Lingkungan Denilson Santoso Tempat pembuangan sampah di tengah laut merupakan daerah yang di gunakan untuk membuang sampah, atau sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Di tempat ini sampah telah menjadi sebuah pulau buatan di tengah laut, yang terbuat dari jutaan ton sampah, tempat ini juga di sebut Pulau Sampah Pasifik. Pulau Sampah Pasifik pertama kali ditemukan pada tahun 1960-an di mana pada masa itu perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat sedang berlangsung, kedua kekuatan nomor satu di dunia itu saling membangun kekuatan militernya, untuk mendapat pengakuan dari dunia sebagai negara terkuat. Kedua negara membangun senjata senjata mematikan dan canggih, hal tersebut menghasilkan limbah pabrik yang melimpah, mereka jutru membuangnya ke tengah laut. Selain dampak dari perang dingin, ada juga dampak dari revolusi digital dan kehidupan warga dunia, dimana hampir semua negara membuat mobil, televisi, dan alat elektronik lain. Pabrik pembuatan mobil dan alat elektronik beroperasi setiap hari dan
menghasilkan limbah yang banyak, limbah limbah itu mereka buang ke sungai, kanal dan rawa yang berujung di laut. Tak hanya itu sampah plastik juga menjadi limbah utama yang dibuang di tengah laut, untuk sampai ke Pulau Sampah Pasifik sampah sampah tersebut membutuhkan waktu bertahun tahu, hampir seluruh dunia menggunakan plastik untuk keperluan sehari hari, sampah ini kemudian di buang saja tanpa ada proses daur ulang.
“Salah satu titik tumpukan sampah yang ada di pasifik“ 29
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Sampah ini datang dan dibuang di tempat ini oleh negara negara yang dekat dengan kawasan Samudera Pacifik seperti Jepang, Filipina, Korea Selatan, dan Tiongkok. Sampah sampah ini biasanya di buang setiap 3-4 bulan sekali, negara negara tersebut membuang sampah di tengah laut dengan dalih tidak memiliki tempat untuk membuang limbah mereka, limbah yang di buang di tempat tersebut adalah limbah pabrik kimia, plastic, sampah rumah tangga, dll. Setiap bulannya banyak kapal pengangkut sampah yang berlalu lalang, sebagian besara kapal tersebut berasal dari keempat negara tersebut. Sampah sampah tersebut terus bertambah seiring berjalannya waktu. Banyak organisasi lingkungan memperingatkan para pemimpin negara terkait mengenai hal ini, mereka meminta negara negara tersebut untuk berhenti membuang sampah, karena dampak yang akan terjadi sangat berbahaya bagi manusia, dan hewan yang hidup di laut. Dan menghentikan hal tersebut dimulai dari para individu. Dengan mengandalkan pemimpin yang visioner, untuk mempengaruhi orang orang di negaranya supaya menghentikan pembuangan sampah ke tengah laut Tempat pembuangan sampah di tengah laut saat ini sedang di jadikan topik pembahasan di setiap rapat tahunan forum lingkungan di berbagai negara. Banyak negara negara kepulauan di pacific yang saat ini memprotes adanya Pacific Garbage Patch, hal itu dilakukan karena negara negara seperti Palau, Kiribati, Selandia Baru, dan bahkan Jepang terkena dampak buruknya. Beberapa dampak buruk yang terjadi adalah banjir air laut yang terkadang membawa sampah dan material dari tengah laut, kerusakan lingkungan bawah laut, dan banyak hewan laut yang mati. Negara negara tersebut memang mengandalkan hasil laut sebagai mata pencaharian warganya, jadi jika hal ini terus terjadi maka negara negara tersebut akan kehilangan mata pencaharian mereka dan akan bangkrut, karena negara seperti Jepang yang produk ekspor mereka
adalah perikanan. Badan konservasi internasional mencatat ada lebih dari 17 negara yang membuat tempat pembuangan sampah baru di sekitaran pacific. Negara yang terindikasi adalah Amerika Serikat, Meksiko, Rusia, dan Kanada. Negara negara tersebut mulai melakukan hal tersebut sejak tanggal 25 januari lalu, Amerika Serikat memulai pembuangan sampah di tengah laut dengan mendirikan pulau buatan di sekitaran Hawaii. Ini adalah langkah awal Amerika dalam membuang limbah di Samudera Pacifik setalah lebih dari 35 tahun berhenti, karena teguran keras dari PBB. Langkah Amerika Serikat tersebut juga telah melanggar janji presiden Amerika Ronald Reagan yang akan menghentikan pembuangan limbah ke Samudera Pacifik. PBB telah memperingati Amerika Serikat terkait hal ini, namun tidak di jawab oleh pemerintah Amerika, dan negara lain seperti Meksiko dan Kanada mengikuti langkah Amerika Serikat tersebut. Hal ini sungguh di sayangkan karena Pacifik Garbage Patch telah menyebabkan dampak ke alam bawah laut di samudera pacific, dan telah terjadi kerusakan alam yang di sebabkan oleh garbage patch dalam kurun waktu 12 tahun terakhir, seperti Tsunami Jepang. Hal ini akan semakin parah jika negara negara di dunia terus menghalalkan cara ini untuk membuang limbah mereka, maka dampak dari masalah ini akan semakin buruk. Ada berbagai cara untuk mengolah limbah atau sampah, Hal ini harus dilkukan karena jika kita jahat kepada alam maka alam juga akan jahat kepada kita semua dengan bencana yang buruk. Sampah plastic adalah salah satu sampah yang paling sering di buang di tengah laut, mayoritas sampah yang ada di Pacifik Garbage Patch adalah sampah plastic. Plastic memang telah menjadi isu dunia, karena semua produk yang ada menggunakan bungkus plastic, orang orang membawa belanjaan dengan kantong plastic. Semua orang di muka bumi tidak bisa lepas dari plastic, namun plastic yang membuat alam rusak dan mencemarkan lingkungan. 30
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Inilah yang membuat Pacific Garbage Patch terlihat berbahaya, karena banyaknya sampah plastic yang ada disana, namun bukan berarti sampah jenis lain tidak berbahaya tetapi sampah plastic jauh lebih bahaya. Sebab dampak jangka panjang dari limbah plastic yang sangat merugikan bagi manusia. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat dunia mulai sadar akan bahaya plastic, sehingga banyak negara membuat kebijakan tentang plastic, dengan cara cara yang berbeda. Hal tersebut juga didukung oleh sejumlah organisasi pecinta alam yang ada di dunia. Di Eropa ada beberapa organisasi alam yang mendukung rencana ini, mereka juga membuat petisi anti penggunaan plastic. Badan Perlindungan Lingkungan Jerman dan organisasi perlindungan lingkungan kini mengusulkan agar semua supermarket dan toko-toko tidak lagi memberikan kantung plastik secara gratis kepada konsumen. Itu sudah jadi kenyataan di banyak negara lain. Di negara, di mana daur ulang dan pengolahan sampah belum berkembang baik, kantung plastik harganya mahal atau dilarang sama sekali. Misalnya di Kenya dan Uganda. Di negara-negara Afrika Timur, seperti Rwanda dan Tansania, kantung plastik sudah tidak diperdagangkan sejak tujuh tahun lalu. Demikian halnya di Bangladesh dan Bhutan. Sebagai perbandingan, menurut Badan Perlindungan Lingkungan Jerman, setiap orang rata-rata menggunakan 71 kantung plastik setahunnya, dan rata-rata di Eropa bahkan 198. Bagi organisasi perlindungan alam itu belum cukup. Desain produk sudah harus bersifat tak hanya sekali pakai atau setidaknya dapat diperbaiki. Sistem daur ulang dan pengolahan sampah juga harus diperbaiki. Dengan sistem mendaur ulang yang baik, maka negara negara di dunia tidak perlu membuang sampah plastic ke laut yang bisa merusak alam. Selain mendaur ulang plastic solusi lain yang sangat efektif untuk
mengurangi sampah adalah merubah ketergantungan manusia kepada plastic, yaitu dengan mengganti kantong plastic dengan kantong yang terbuat dari kain atau bahan lain yang lebih ramah lingkungan. Untuk itu lembaga lingkungan hidup sepakat untuk mengurangi konsumsi plastic secara bertahap, dengan berkampanye di semua lapisan masyarakat, selain itu mereka juga sedang merumuskan hari tanpa plastic dunia. Pada hari khusus tersebut masyarakat harus berhenti menggunakan plastic, selama seharian penuh. Setiap negara di dunia masing masing menghasilkan 6 juta ton sampah plastic, hampir semuanya di buang di laut. Ini adalah sebuah peringatan untuk seluruh manusia di bumi. Masalah sampah plastik mungkin akan menjadi karma bagi kita semua karena kurangnya kesadaran kita dahulu untuk menghemat penggunaan plastik atau membuang sampahnya pada tempatnya. Menurut penelitian sebuah lembaga terkemuka di dunia bernama Surfaced, hampir semua negara berperan dalam pencemaran lautan yang dipenuhi dengan sampah plastik. Namun mereka memiliki nama raja penyumbang terbanyak. Seluruh Negara penyumbang terbanyak ini adalah negara Asia. Negara tersebut adalah China, Indonesia, Thailand, Filipina dan Vietnam dan menyedihkannya Indonesia adalah salah satunya. Sampah plastik yang banyak berada di laut itu kebanyakan datang dari daratan, bukan dari perahu perahu atau kapal kapal yang berlalu lalang di lautan Sesungguhnya seluruh manusia di bumi harus benar benar bergerak memberantas masalah serius ini. Terutama 5 negara yang disebutkan diatas. Karena sampah plastik tidak hanya bisa merusak lingkungan, tetapi juga mempolusi dan mengancam kehidupan yang ada di dalam laut.Cara kita paling sederhana untuk membantu mendukung gerakan berantas plastik ini bisa dengan meminimalisir penggunaan plastik. Karena plastik bekas pakai ini sesungguhnya tidak bisa melebur dengan apapun baik tanah ataupun laut. 31
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Setiap tahun masyarakat Indonesia sendiri dilaporkan memakai 100 miliar kantong plastik. Kebiasaan masyarakat Indonesia memakai kantong plastik yang didapat secara gratis sudah sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan perhitungan tersebut, setiap orang di Indonesia menggunakan sekitar 700 tas plastik per tahun atau kira-kira dua kantong plastik dalam sehari. Ironisnya, banyak dari sampah kantong plastik tersebut tidak sampai ke tempat pembuangan sampah dan hanya sedikit yang akhirnya dapat didaur ulang. Berikut adalah dampak sampah plastik terhadap lingkungan: 1. Racun dari partikel plastik ketika masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai seperti cacing. 2. PCB (Polychlorinated Biphenyl) tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang dan akan menjadi pembunuh berantai sesuai urutan rantai makanan. 3. Kantong plastik dapat menganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah. 4. Kantong plastik dapat menganggu kesuburan tanah karena dapat menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah. 5. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut & anjing laut menganggap plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencerna nya. 6. Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tidak dapat hancur dan akan meracuni hewan lain. 7. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yg menyebabkan banjir.
Selain memiliki dampak buruk bagi manusia dan lingkungan proses pembuatan plastik juga melibatkan penggunaan minyak bumi yang tidak sedikit. Padahal sebagaimana yang kita ketahui cadangan minyak bumi di dunia semakin menipis, dan minyak bumi semakin hari menjadi barang yang makin langka dan oleh karenanya semakin mahal untuk digunakan sebagai bahan bakar bagi aktifitas manusia. Hampir 80% minyak bumi yang di ambil, digunakan untuk membuat plastic. Maka dari itu kita sebagai manusia harus menyelamatkan bumi dari bahaya plastic, dan jangan biarkan plastic yang ada, di buang ke laut atau sungai supaya mahluk hidup yang ada di laut bisa hidup lama seperti kita. Ada bahan lain yang lebih baik untuk digunakan sehari hari di bandingkan plastic. Seperti kantong dari kain, kardus, kotak kaca dan lain lain. Bahan bahan ini lebih aman di bandingkan plastic, selain itu kantong alami juga bisa menjadi opsi terbaik, yaitu kantong atau apapun yang terbuat dari kulit hewan. Kantong yang tebuat dari kulit hewan lebih mudah melapuk dari pada plastic. Daftar Pusaka "Tangani Sampah di Lautan�, Lingkungan, DW.COM, 15.04.2013." DW.COM. DW. Web. 09 Feb. 2017. "Inilah Dampak Sampah Plastik Terhadap Lingkungan." Tridi News. Admin, 05 Jan. 2017. Web. 10 Feb. 2017.
32
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Lautan Sampah Edlyn Alifah Mengapa suatu hal sepele seperti plastik dapat menyebabkan
pencemaran
Sampah plastik yang dibuang tidak semuanya
lingkungan?
bersih,
Pencemaran lingkungan adalah saat masuknya
tetapi
zat atau komponen lain ke dalam lingkungan
memiliki
dan terjadinya perubahan lingkungan tersebut
kotoran
sehingga sistem lingkungan menjadi kurang
ataupun
berfungsi dengan baik atau tidak dapat
sisa–sisa
berfungsi lagi. Sesuatu dapat di bilang
makanan
mencemari l​ingkungan ketika jumlah tersebut
yang
melebihi jumlah normal dan berada pada
mengakibatkan
tempat
tersebut menciptakan bau yang sangat tidak
yang
tidak
tepat. Jika masalah
pencemaran lingkungan tidak cepat diatasi,
sampah plastik
enak.
akan merusak lingkungan dalam jangka waktu yang lama.
tumpukan
Banyak orang mengira, dengan adanya truk sampah dan petugas kebersihan, maka
Pencemaran lingkungan oleh plastik
tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun,
telah lama terjadi. Plastik juga sudah menjadi
saat tumpukan sampah sudah terlalu banyak
salah satu bagian kehidupan sehari–hari tiap
dan tidak tahu lagi harus dibuang ke mana,
manusia di era modern ini. Kegunaan plastik
sampah plastik ini dibakar atau dibuang ke
dalam kehidupan manusia, antara lain untuk
lautan. Dikutip dari liputan 6, diprediksikan
membungkus belanjaan di pasar, membungkus
bahwa sekitar tahun 2050, akan lebih mudah
makanan, atau membawa baju dan kemasan
menemukan sampah di laut dibandingkan
lainnya. Namun, saat kita membuang plastik
menemukan ikan. Peningkatan penggunaan
tersebut karena sudah tidak dipakai, kita pun
bahan plastik ini mengakibatkan peningkatan
akan memberi dampak buruk bagi lingkungan
produksi sampah plastik dari tahun ke tahun.
karena material plasik tidak ramah lingkungan
Sebagai gambaran, perkiraan konsumsi plastik
dan tidak dapat didaur ulang. Tak hanya
di Indonesia kurang lebih menghasilkan 10kg
membuang sampah sembarangan, terkadang
per kapita pertahun. Terdapat data pada tahun
orang juga membuang sampahnya langsung di
2015, Indonesia menduduki peringkat nomor 2
sungai, danau, ataupun pinggir pantai yang
sebagai negara penyumbang sampah plastik di
akhirnya sampah tersebut terbawa arus ombak.
lautan
terbesar
setelah
Cina.
Indonesia
33
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
menyumbang sekitar 1,29 juta metrik ton.
sudah
menumpuk kita kewalahan untuk
Hampir 80% sampah di laut berasal
mengatasinya. Jika kita gali–tutup hutang kita,
dari daratan. Terdapat hotel dan restoran di
masalah tidak akan selesai. Sama dengan jika
pesisir
membuang
kita gali–tutup masalah sampah plastik ini,
sampah-sampahnya ke laut terdekatnya. Selain
dengan cara membakar sampah plastik, akan
itu, para penumpang kapal laut atau kapal feri
akibat yang lebih buruk, yaitu polusi udara.
pantai
yang
kadang
kebanyakan iseng membuang sampah ke laut dan
juga
pengunjung
pantai
Masalah sampah plastik merupakan
yang
masalah tidak hanya di Indonesia, tetapi juga
meninggalkan sampahnya di pesisir pantai.
di beberapa negara yang lain. Beberapa
Menurut UNEP tahun 2006, hampir 90%
masalah yang sudah ada karena sampah, antara
sampah yang dibuang ke laut merupakan
lain adalah rusaknya keindahan pantai, serta
sampah plastik, sekitar 2,6km persegi terdapat
terganggunya kenyamanan pantai. Selain itu,
46 ribu sampah plastik yang mengapung.
air laut pantai juga tercemar berbagai bakteri,
Jumlahnya terus bertambah, sekitar 6,5 juta ton
virus, dan parasit yang bisa mengakibatkan
per tahunnya. Menurut keterangan program
diare, infeksi hidung, infeksi mata, serta sakit
lingkungan PBB, sekitar 13.000 partikel
kulit. Tak hanya berdampak buruk bagi
plastik bisa ditemukan di setiap kilometer
manusia, air laut yang sudah tercemar juga
persegi area laut karena arus air laut
dapat mematikan satwa laut. Selain itu,
menyebarkan sampah yang ada ke seluruh
sampah juga dapat membahayakan kapal yang
dunia. Banyak penyu, burung, ikan dan paus
sedang berlayar karena kumpulan sampah yang
yang mati akibat salah mengira memakan
ada dapat menyangkut dan merusak kapal.
plastik sebagai makanan mereka.
Selain itu, semakin kotor pantai dan laut, maka
Hal ini sangatlah jelas bahwa masalah sampah
plastik yang beredar di lautan
akan
semakin
berkunjung
sedikit
dan
hal
turis
yang ingin
tersebut
akan
bukanlah hal kecil dan sepele. Sampah-sampah
mengakibatkan pendapatan masyarakat dan
yang mengapung di lautan, berdampak buruk
Pemda dalam sektor pariwisata berkurang.
kepada kehidupan hewan laut. Hal ini dapat
Sampah plastik yang menumpuk dapat
dianalogikan ke dalam kehidupan sehari-hari,
mencemari lingkungan karena mengandung
yaitu jika kita meremehkan hutang maka, lama
bahan plastik yang tidak dapat dihancurkan
kelamaan hutang akan menumpuk walaupun
oleh
uang yang dipinjamkan tidak seberapa. Sama
sehingga bersifat tahan lama (persistent).
dengan
kita
Disebut tahan lama karena sampah plastik
meremehkan sampah-sampah plastik yang ada,
membutuhkan ratusan tahun untuk hancur
sampah ini akan menumpuk dan berdampak
secara alami.
masalah
plastik
ini,
Jika
buruk terhadap lingkungan. Selain itu, jika
organisme
(non
bio-degradable),
Terdapat tujuh jenis plastik,
hutang sudah menumpuk, kita kewalahan untuk membayarnya. Jika sampah yang ada 34
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
dikategorikan No.
Jenis Plastik
Penggunaan
sebagai yang tidak
Kode
dapat dihancurkan. Biasa PET
1
atau
dipakai
untuk botol plastik
botol plastik, dan
atau
ene
(polythethyl
jernih/transparan
polypropene
ene
seperti
)
therephthal
kemasan
air
Kotak CD, sendok
ate)
mineral,
botol
dan garpu plastik,
botol
goreng,
6
mainan anak
PS
gelas
jus, botol sambal,
(polystyrene
tempat
dan botol kosmetik
)
dari styrofoam, dan
plastik, makanan
Botol obat, botol
tempat
HDPE (high
susu cair, jerigen
plastik transparan
density
pelumas, dan botol
O
polyethylen
kosmetik
merupakan
plastik
jenis plastik
galon air minum,
Plastik yang paling
lainnya
alat-alat
susah didaur ulang.
selain
tangga, sikat gigi,
PVC
Biasa
digunakan
nomor
1
mainan lego dan
(polyvinyl
untuk pipa selang
hingga
6
lain- lain.
chloride)
air, pipa bangunan,
seperti jenis
mainan,
plastik
7
meja
taplak
dan
botol
Plastik
(other)
makan
Botol susu bayi, kemasan, rumah
polycarbon
shampo
ate. jenis
ini
biasa dipakai untuk 4
(polypropyl
yang
e)
3
Gelas plastik, tutup
PETE
minyak
2
5
PP
makanan
Di beberapa negara maju, bahan
LDPE (low
tempat
density
dan botol- botol
beberapa
polyethylen
yang
Australia, telah menggantikan plastik polimer
e)
Plastik
lembek. jenis
sintetik plastik sudah dapat didaur ulang. Di negara
maju
lainnya
seperti
ini
menjadi plastik organik, serta mendaur ulang
dapat didaur ulang
sampah plastik tipe polytethylen terephthalate
dan
(PTE) seperti botol soda dan juga plastik tipe
baik
tempat
makanan.
high-density polyethylene (HDPE) seperti
jenis
kemasan susu dan air. Namun, jika Indonesia
bisa
tidak memiliki teknologi canggih dan edukasi
Namun, plastik
untuk
ini
35
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
mengenai daur ulang plastik seperti negara Australia, Indonesia dapat melakukan beberapa
parfum, tisu, obat dan lain- lain. ●
Jika Anda berencana untuk belanja
alternatif seperti, industri-industri yang ada
bulanan, bawalah kantong belanjaan
harus memiliki unit pengelolaan limbah plastik
sendiri yang anda dapat bawa lagi saat
sehingga saat dibuang bebas dari zat yang
belanja di lain waktu.
membahayakan lingkungan. Selain itu, dapat
●
Jika ingin membungkus makanan dari
menggunakan cara yang provinsi Surabaya
suatu restoran, sediakanlah tempat
lakukan yaitu, memiliki tempat bernama
makanan atau minuman sendiri dengan
insenerator dimana tempat tersebut menjadi
tempat yang dapat digunakan berulang
pembakaran akhir sampah-sampah dengan
kali
suhu yang sangat tinggi sehingga tidak
pembungkus
memproduksi asap.
menggunakan plastik atau semacam
Dengan demikian, karena kehidupan
akan
mengurangi
makanan
yang
plastik saset yang akan akhirnya
manusia hampir tidak dapat dipisahkan dari plastik, sama dengan bagaimana kehidupan
sehingga
menjadi sampah. ●
Pilihlah produk plastik awet yang
manusia tidak dapat dipisahkan dengan uang,
dapat digunakan lebih dari sekali
dalam segala aktivitas apapun, keduanya telah
pemakaian.
menjadi
menggunakan
bagian
kesehariannya.
dari
hidup
Untuk
manusia
menghindari
sikap
ke
dalam
dari
sekali
sampah plastik yang dihasilkan. Mengingat bahwa Indonesia merupakan
diri kita untuk
negara kedua penyumbang sampah plastik ke
menghemat konsumsi plastik, sama dengan
laut, artinya kesadaran masyarakat Indonesia
bagaimana kita menghemat pengeluaran uang
dalam menggunakan plastik dan mengelola
untuk menjauhi adanya hutang. Semakin besar
sampah
konsumsi plastik maka, semakin besar pula
Tulisan “buanglah sampah pada tempatnya”
sampah plastik yang akan dihasilkan. Sama
dan aksi “3R, Reduce, Reuse, Recycle” masih
dengan semakin besar kemauan kita dalam
bagaikan angin lewat dan belum terlaksanakan
hidup, maka semakin besar pengeluaran kita.
dengan baik dan sesama. Padahal, sampah
Upaya penghematan plastik dapat dilakukan
plastik sangat berbahaya bagi lingkungan
dengan mudah, antara lain:
karena membutuhkan ratusan tahun untuk
●
bijak
lebih
dapat
pemakaian, maka akan semakin sedikit
memburuknya masalah plastik di lautan, akan sangat baik jika diajarkan dan ditanamkan
Dengan
Jika Anda membeli sesuatu di toko atau supermarket yang masih bisa di masukkan
ke
kantong/tas
plastik masih sangatlah rendah.
mengurai plastik sampah yang ada. Dikaitkan dengan Big Question yaitu
pribadi
“mengapa rasionalitas esensial bagi seorang
maka, tolak kantong plastik belanjaan
pemimpin visioner?”, sebagai suatu pemimpin
tersebut. Contohnya seperti sedang
negara ataupun pemimpin daerah setempat,
membeli
seharusnya
bedak,
lipstik,
permen,
memiliki
kesadaran
untuk 36
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
mengurangi
pemakaian
plastik
dalam
masyarakat
harus
sama
yang
maksimal
untuk
kehidupan sehari-hari dan juga menggunakan
mendapatkan
kreativitasnya untuk mendaur ulang. Selain itu,
memuaskan dengan cara bergotong royong
para
esensi
membersihkan sampah-sampah yang ada di
rasionalitas, juga harus dapat mengajak para
saluran, kali ataupun danau sehingga sampah
pengikutnya atau masyarakat setempat untuk
tersebut tidak berujung di lautan.
pemimpin
yang
memiliki
hasil
bekerja
dan
berubah dan sadar diri. Sebagai peringkat kedua negara yang menyumbang sampah plastik terbanyak di lautan dunia, seharusnya
Daftar Pustaka “Pencemaran Lingkungan”, diakses dari
tidak hanya masyarakat tetapi pemimpin juga
https://duniaparapelajar.wordpress.com/tag/pe
harus memiliki kesadaran diri.
ngertian-pencemaran-lingkungan/,
Jika
dikaitkan
dengan
habits
of
pada
tanggal 13 Februari 2017.
empowerment yang ada, hal ini dapat dikaitkan ke habits of empowerment nomor 1, 7dan8
RA Luthfi, “Tahukah Anda tentang Sampah di
yang berbunyi, respect myself, everyone and
Lautan?”,
everything, think – act – reflect, dan team up
http://anakolim.blogspot.co.id/2009/12/tahuka
for better results yang berarti bahwa kita harus
h-anda-tentang-sampah-di-lautan.html,
menghargai diri kita, semuanya dan sekeliling
tanggal 13 Februari 2017.
diakses
dari pada
kita (no. 1), kita harus berpikir sebelum beraksi dan refleksi diri (no. 7), dan yang terakhir
Isyrini, Rantih. “Dampah sampah Plastik di
adalah bekerja sama untuk mendapatkan hasil
Laut; Tidak Sekedar Merusak Estetika”,
yang maksimal (no. 8). Dengan adanya
diakses
masalah sampah ini, kedua pihak pemimpin
http://coastal-hazard.blogspot.co.id/2008/02/da
dan pengikut atau masyarakat harus dapat
mpak-sampah-plastik-di-laut-tidak.html , ada
menghargai lingkungan dan mahluk hidup
tanggal 13 Februari 2017.
dengan
cara
membuang
sampah
dari
pada
tempatnya. Lalu, sebagai pemimpin dan
Budi Surono, Untoro “Beberapa Metode
pengikut atau masyarakat harus berpikir
Konversi Sampah menjadi Bahan Bakar
dahulu sebelum bertindak dan merefleksikan
Minyak”,
diri sendiri saat melakukan suatu kesalahan.
http://jurnalteknik.janabadra.ac.id/wp-content/
Lalu, kita harus dapat berpikir apa penyebab
uploads/2014/03/05-Artikel-Untoro-Revisi.pdf
dan akibat yang akan terjadi sebelum kita akan
, pada tanggal 16 Februari 2017.
diakses
dari
membuang sampah plastik tersebut dengan sembarangan. Lalu, kedua pihak juga dapat
Ibo, Ahmad, “Tahun 20150, di Laut Lebih
bekerja sama melakukan kreativitas dalam
Mudah Temukan Samapah daripada Ikan”,
mendaur ulang sampah plastik. Yang terakhir
diakses
adalah kedua pemimpin dan pengikut atau
http://lifestyle.liputan6.com/read/2503020/tahu
dari
37
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
n-2050-di-laut-lebih-mudah-temukan-sampah-
Lautan?”
diakses
dari
daripada-ikan , pada tanggal 16 Februari 2017.
http://anakolim.blogspot.co.id/2009/12/tahuka h-anda-tentang-sampah-di-lautan.html , pada tanggal 16 Februari 2017.
Syamsiro, Mochamad. “Mengenal Sampah Plastik dan Penanganannya” diakses dari
Panda delapan dua. “Pencemaran Lingkungan”
http://olahsampah.com/index.php/manajemen-
diakses
sampah/36-mengenal-sampah-plastik-dan-pena
https://duniaparapelajar.wordpress.com/tag/pe
nganannya , pada tanggal 16 Februari 2017.
ngertian-pencemaran-lingkungan/,
RA, Luthfi. “Taukah Anda Tentang Sampah di
tanggal 16 Februari 2017.
dari pada
38
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Indonesia Menetapkan Produksi Sampah Tertinggi di Dunia Grace Clarissa Yahya Manusia hidup mengandalkan komunikasi antar-orang untuk berkembang, karena dengan itu mereka dapat belajar; belajar dari orang lain atau dari diri sendiri. Tetapi, ada kalanya manusia berteman dengan orang yang salah, sehingga dengan mudahnya mereka mengikuti hal-hal yang dilakukan oleh orang lain. Namun, kemudian hal tersebut menjadi suatu kebiasaan, salah satunya adalah membuang sampah sembarangan. Jika seseorang membuang sampah sembarangan, hal tersebut akan memicu orang lain untuk melakukan yang yang sama beruang kali. Hal ini sama saja dengan tugas yang menumpuk karena produktivitas seseorang menurun yang disebabkan oleh terpengaruh dengan hal-hal yang tidak relevan atau tidak penting; seperti menonton film yang disukai di televisi atau di laptop​, dan konsekuensinya adalah menyelesaikan tugas tersebut pada akhir sekolah. Permasalahan Indonesia antara lain adalah pengumpulan sampah di daratan atau di laut, karena pembuangan sampah di kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah dan juga berdampak ke saluran air.
Sebenarnya diketahui bahwa sampah ini dapat menurunkan kadar oksigen ke dalam lingkungan perairan. Sampah organik juga akan mengurangi sinar matahari yang memasuki perairan, sehingga menghambat tumbuhan laut untuk melakukan fotosintesis atau berkembang biak, serta membuat air menjadi keruh. Kondisi ini dapat mengurangi organisme yang hidup dalam perairan tersebut dan akibatnya populasi hewan air akan terganggu. Sampah yang dibuang sembarangan juga berdampak pada kesehatan, karena penyebaran virus dan bakteri menjadi lebih mudah, seperti penyakit diare
atau
tifus. Kolera juga
mudah
menyebar dengan cepat, karena virus dan bakteri yang berasal dari sampah tidak semestinya bercampur dengan 39
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
air. Selain itu penyakit jamur juga mudah
seperti sisa makanan yang bersifat basah,
menyebar (jamur kulit), karena penyakit ini
kering
disebabkan oleh cacing pita yang ditemukan di
ditempat umum berupa sisa makanan, sampah
sampah. Penyakit ini tersebar oleh rantai
kering, kertas, kaleng-kaleng dan lain-lain,
makanan dan pintu utamanya menggunakan
menurut kajian pustaka.
hewan-hewan
yang
memakan
makanan
sampah tersebut yang kemudian ditularkan ke manusia.
atau
plastik.
Sedangkan
sampah
Jenis sampah tersendiri dibagi menjadi dua; sampah
organik dan sampah anorganik.
Sampah organik adalah sampah yang mudah
Sampah juga berdampak ke daratan yaitu;
diuraikan melalui proses alami, contohnya sisa
karena sampah yang dibuang ke daratan dapat
makanan, sampah dari dapur, pembungkus
mengundang
makanan (selain plastik, kertas, dan karet),
organisme-organisme tertentu
dan menimbulkan perkembangbiakan binatang
tepung,
seperti tikus, kecoa, lalat, dan binatang lain.
Sedangkan sampah anorganik adalah sampah
Indonesia sudah terkenal sebagai salah satu negara yang memproduksi sampah terbanyak. Menurut
Riset
​Greenation​,
“Organisasi
non-pemerintah yang 10 tahun mengikuti isu sampah, satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Di alam, kantong plastik yang tak terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem.�
kulit
buah,
daun
dan
ranting.
yang dihasilkan menggunakan bahan sintetik maupun hasil dari proses teknologi dan hasil tambang. Contohnya adalah sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca, sampah detergen. Sebagian besar sampah anorganik tidak dapat diuraikan dalam waktu yang singkat melainkan membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan beratus-ratus tahun.
Dari kutipan ini, dapat diketahui bahwa, di
Di Indonesia terdapat banyak tempat
Indonesia masalah sampah masih menjadi
penampungan sampah, terutama yang berisi
salah satu masalah yang mengkhawatirkan,
bahan
karena dalam 10 tahun terakhir setiap orang
sampah
menggunakan sekitar 700 kantong plastik,
membutuhkan waktu kurang lebih 20 tahun di
namun hanya sebagian masyarakat yang
tanah jika tidak terkena air. Hal ini dapat
mengetahui hal ini.
terjadi karena jumlah penduduk di Indonesia
Secara teori, ​Ocean Garbage Patch adalah kumpulan sampah yang berserakan di sekitar laut dalam kuantitas yang banyak karena tidak ada tempat untuk menampung sampah-sampah di daratan. Sampah itu sendiri diartikan sebagai buangan yang dihasilkan dari industri maupun domestik. Sampah yang dihasilkan di pemukiman dihasilkan cenderung organik
plastik. Plastik tergolong sebagai anorganik,
dan untuk diuraikan
yang meningkat, dan negara yang masih berada di tingkat ‘berkembang’. Di Indonesia masih terdapat perselisihan antara masyarakat desa dan dari kota; dari cara berpikir, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. Akibatnya masyarakat desa dan kota, susahnya bagi masyarakat desa untuk moderenisasi, sehingga susahnya masyarakat Indonesia berkembang. 40
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Masyarakat kota bersifat individualis, mereka
membentuk pulau-pulau sampah. Laut yang
lebih memikirkan diri sendiri bukan orang lain,
penuh sampah inilah yang menjadi salah satu
unsur
penyebab berkurangnya populasi penyu kita.
adat
istiadatnya
bergotong-royong
jarang
berkurang; ditemui
oleh
Menurut Jurnal Marine Pollution Bulletin oleh
masyarakat kota, tingkat pendidikan yang
Dr. Mike James dari Dalhousie University,
tinggi, dan lain-lain. Sedangkan masyarakat
penyu mengira sampah plastik yang bertebaran
desa lebih kepada interaksi sosial yang tinggi
di laut adalah ubur-ubur yang merupakan
(lebih mementingkan kelompok atau orang
makanan aslinya, karena bentuknya mirip.
lain), taraf hidup yang tidak terjamin (tidak
Akibatnya, plastik dapat merusak dan menusuk
mudah untuk mendapat pekerjaan).
dinding usus penyu. Mengomsumsi plastik
Hasil riset oleh Jenna R. Jambeck dan kawan kawan, menyebutkan “Indonesia berada
juga akan mengeluarkan zat-zat kimia yang dapat membunuh penyu.
di posisi kedua penyumbang terbanyak sampah
Menyedihkan bukan? Maka sebagai
plastik ke laut setelah Tiongkok, disusul
generasi muda, kita patut berpartisipasi dalam
Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka. Bayangkan,
menanggulangi kerusakan ekosistem bahari
berapa sampah lagi yang akan dibuang pada
kita. Kita dapat memulainya dengan cara-cara
tahun-tahun yang akan datang”. Indonesia
sederhana seperti tidak membuang sampah
memproduksi 3.2 Juta ton plastik, setelah
plastik ke sungai, mengurangi penggunaan
Tiongkok sebesar 8.8 juta ton dan Filipina 1.9
plastik, dan juga mendaur ulang sampah
juta ton. Menarik sendiri, bahwa negara
plastik
Amerika berada di peringkat ke-20, dan India;
"Sampah
negara berpopulasi terbesar berada di peringkat
Sampah-sampah ini menghasilkan gas," ujar
ke-20. Hal ini terjadi karena, Amerika dan
Illiza kepada Kompas. Kondisi ini menjadi
India mampu mengelola sampahnya secara
salah satu pemicu Indonesia dalam kondisi
efektif dan mencegah sampah plastik utnuk
darurat
memasuki laut. Sampah ini bukan sekadar
masyarakat menyadari masalah ini.
masalah remeh, membuang limbah ke laut atau ke daratan (ocean garbage patch) dapat mengancam kehidupan manusia untuk punah karena, dosis makanan yang diproduksi akan menurun. Pulau-pulau sampah atau Ocean Garbage Patch yang terbentuk juga akan merusak ekosistem laut, sehingga spesies akuatik dapat punah.
menjadi yang
sampah.
barang-barang dihasilkan
Namun,
berguna. 200
tidak
ton.
semua
Salah satu usaha mengurangi sampah plastik adalah
dengan
menghemat
penggunaan
kantong plastik. Caranya membawa kantong plastik belanja sendiri sejak dari rumah. Hasil jajak pendapat Kompas menunjukkan bahwa tiga dari lima responden mengakui perlunya membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi limbah plastik. Beberapa warga
Sampah yang dibuang ke sungai pada
bahkan sudah membawa kantong belanja
akhirnya akan dibawa arus ke lautan dan
sendiri saat berbelanja ke mal. Kalau dilihat 41
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
dari belakang, perilaku mengelola sampah
untuk mengumpulkan sampah yang kemudian
plastik cenderung dipengaruhi oleh tingkat
ditukarkan untuk pemeriksaan atau pengobatan
pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan,
gratis. Hal ini juga dapat dilakukan olehnya
semakin banyak yang menyetujui kebiasaan
untuk mengedukasi masyarakat mengenai
ini.
sampah
Lebih dari separuh responden berpendidikan tinggi setuju dengan kebiasaan ini, sedangkan responden
berpendidikan menengah yang
setuju berada di angka 40 persen. Hal itu berbeda dengan warga berpendidikan rendah (SLTP ke bawah), responden berpendidikan
dan
efek
pembuangan
sampah
sembarangan kepada lingkungannya. Sampah juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi seperti yang dilakukan oleh Swedia, karena dengan hal ini dapat secara efisien memberikan energi listrik kepada 950.000 rumah tangga.
dasar yang setuju dengan kebiasaan ini
Sampah dapat memberikan nilai tambah dalam
persentasenya tidak mencapai 10 persen.
kehidupan
Kesadaran mengurangi plastik pun terlihat dari
anorganik dapat menghasilkan pupuk dan
sisi usia. Responden berusia muda, yaitu di
menyuburkan
bawah 35 tahun, cenderung lebih sadar
memiliki
terhadap masalah lingkungan.
terkontaminasi oleh kimia.
Solusi
yang
dapat
diberikan
kepada
masyarakat Indonesia ialah 3R (reduce, reuse and recycle). 4R inilah solusi yang paling mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun. Reduce mengurangi (memakai
(mengurangi)
yaitu
pemakaian kembali),
barang,
yaitu
dengan reuse
memanfaatkan
manusia.
daya
Misalnya kerajinan tangan, dan mainan. Reycle
anaman
panjang,
tidak
kami”
http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/02/l ebih-dari-setengah-penyu-di-dunia-telah-menel an-plastik (diakses tanggal 24 Februari 2017)
Pembuangan
bermanfaat.
subur
menelan
membuat
yang
sehingga,
“Lebih dari setengah Penyu di dunia telah
“5
lain
sampah
Daftar Pusaka
kembali barang yang telah terpakai untuk barang
tanah
Contohnya,
Solusi
Kreatif
dalam
Sampah
di
Menangani Dunia”
http://www.4muda.com/5-solusi-kreatif-dalam
(mendaur ulang), yaitu mengolah sampah
-menangani-pembuangan-sampah-di-dunia/
menjadi barang baru yang bermanfaat. Hal lain
(diakses 24 Februari 2017)
yang dapat dilakukan adalah menggantikan
Hisam. “Dampak Positif dan Negate Interaksi
sampah dengan barang berharga (transaksi),
Desa
seperti yang dilakukan oleh Dr. Gamal
http://www.dosenpendidikan.com/dampak-pos
Albinasaid. Ia seorang dokter muda, yang
itif-dan-negatif-interaksi-desa-kota-secara-leng
menangani masalah sampah dengan caranya
kap/ (diakses 24 Februari 2017)
–
Kota
secara
Lengkap”
sendiri yaitu ia membuat sebuah bank sampah. Sebuah bank yang memfasilitasi masyarakat
Muchilisin, Riandi. “Pengertian, Jenis Dampak
42
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Sampah”
Terbanyak
http://www.kajianpustaka.com/2015/02/penger
http://www.mongabay.co.id/2016/03/30/meng
tian-jenis-dan-dampak-sampah.html
apa-indonesia-masuk-salah-satu-daftar-pembu
(diakses
ke
24 Februari 2017)
ang-sampah-plastik-terbanyak-ke-laut/
Hutahean L.P. “Mengapa Indonesia Masuk
(diakses 24 Februari 2017
Laut?”
Salah Satu Daftar Pembuang Sampah Plastik
43
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
Penumpukan Sampah Siti Irfianita Miratu Sampah di Indonesia menyebar di mana-mana.
Persoalan
selesai-selesai.
ini
Kesadaran
tidak
masyarakat
Selain itu, banyak satwa laut yang mati karena banyaknya sampah di laut. Hal ini terjadi akibat
mengira
sampah
karena,
plastik mereka
sebagai
Indonesia untuk membuang sampah pada
makanannya
bingung
tempatnya masih tidak ada. Masyarakat
mengenai makanan mana yang patut untuk
Indonesia membuang sampah dimanapun,
dimakan. Banyak dari mereka yang mati
akibat sikap malas dengan alasan tempat
karena keracunan memakan sampah plastik.
sampah yang berjarak jauh.
Masih banyak hal negatif yang diberikan
Salah satu masalah yang ada di
sampah untuk ekosistem di laut, contoh
masa kini adalah penampungan sampah di
lainnya adalah laut yang tercemar sampah
laut.
yang
akan menyebabkan penyakit. Laut akan penuh
berserakan di laut membuat kekayaan
dengan bakteri, virus dan parasite didalamnya.
alam didalamnya menjadi tidak bersih dan
Hal ini dapat menyebabkan penyakit untuk
asri.
akan
orang-orang yang berenang di laut. Selain itu
dan menumpuk di suatu
sampah di laut juga dapat memperhambat
wilayah, yang menyebabkan tercemarnya
sarana air dan merusak kapal laut. Sampah di
lautan. Air di laut akan menjadi kumuh
dalam laut akan tersangkut di baling-baling
dan terlihat sangat kotor.
kapal ketika sedang berjalan. Terhambatnya
Terlau
banyak
Sampah-sampah
berkumpul
sampah
di
laut
Dampak-dampak negatif yang dapat di berikan sampah untuk laut di Indonesia adalah
kerja baling-baling kapal juga dapat merusak sistem dan membahayakan tangkai kemudi.
sampah mengganggu pergerakan satwa laut
Indonesia yang kaya akan keindahan
yang terjerat didalamnya. Sampah yang
kekayaan alam lautnya menjadi tercemar.
mengembang maupun yang tenggelam akan
Pembuangan
tetap menganggu pergerakan para satwa
faktor utama mengapa laut di Indonesia tidak
seperti ikan, penyu dan anjing laut yang ada di
menjadi asri lagi. Hal ini sangat disayangkan
laut. Sampah kantong plastik akan menjadi
karena, sebenarnya jika di pelihara dengan
penghalang untuk mereka satwa-satwa di laut.
baik, alam di Indonesia memiliki potensi yang
sampah sembarangan adalah
44
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
amat besar untuk dapat berkembang.
efek buruk bagi lingkungan daratan.
Salah satu bentuk sampah yang
Indonesia adalah salah satu negara
ada di laut adalah plastik. Plastik adalah
yang terdaftar menjadi pembuang sampah
sampah yang susah untuk di daur ulang.
plastik terbanyak di dunia. Salah satu contoh
Walaupun sudah terpendam lama di laut
perairan tercemar di Indonesia adalah Teluk
plastik itu tidak akan hancur, melainkan
Jakarta, bermuara di 13 sungai dan anak
akan tetap menjadi sampah utuh. Kantong
sungai yang mengalir melalui kota-kota
plastik baru dapat terurai paling tidak 20
berpopulasi kurang lebih 20 juta orang ini
tahun di tanah, dan jika berada di air akan
sekarang sudah tercemar sampah plasik
jauh lebih sulit terurainya. Selain itu
berskala akut.
menurut Riset Greeneration, organisasi
Negara Indonesia sendiri mempunyai
nonpemerintah yang 10 tahun mengikut
catatan buruk tentang polutan sungai. Tahun
isu sampah, satu orang di Indonesia
2013,
rata-rata
Blacksmith Institute New York, sebagai
menghasilkan
700
kantong
plastik per tahun. Hal
Sungai
citarum
dinobatkan
oleh
sungai paling tercemar di dunia. Sungai yang ini
sangat
mengotori
mempunyai
panjang
300
kilometer
ini
ekosistem di laut. Flora dan fauna di laut
tercemar berat dengan limbah dan sampah dari
akan
dari
Indsutri tekstil yang tidak memilik IPAL (
pencemaran sampah ini. Tidak hanya
Instalasi Pengelolahan Air Limbah). Sungai
mencemarkan
juga
lain yang tercemar berat adalah Sungai
pengunjung
Ciliwung. Dengan panjang 120 kilometer,
ketika sedang menyelam atau melakukan
berhulu di Gunung Gede, Kabupaten Cianjur
aktifitas air di laut. Laut yang kotor akan
dan melewati 3 kota besar yaitu Bogor, Depok
berbahaya bagi kesehatan kita, apalagi jika
dan Jakarta. Sungai ini mengendap banyak
semua sampah berkumpul dan membentuk
sampah plastik di dalamnya yang hanya
sebuah wilayah kumpulan sampah di laut.
terlihat tergenang maupun tenggelam tetapi
Laut akan sangat ternodai dan dapat
tidak
menyebarkan wabah penyakit.
perhitungan SNI terdapat sekitar 1.733 ton
terkena
membahayakan
dampak
buruk
lingkungan kesehatan
tetapi
terurai
di
dalam.
​Berdasarkan
Jambeck (2015) pun mengungkapkan
sampah per hari yang dihasilkan kedua sungai
bahwa Indonesia menempati posisi kedua
tersebut yang “disetor� ke laut atau berarti
penyumbang sampah terbesar setelah Cina.
terdapat setidaknya 632.545 ton sampah setiap
Setiap
tahunnya yang masuk ke laut.
tahunnya
Indonesia
mampu
menyumbang sampah hingga 187,2 juta ton.
Sampah sama saja seperti narkoba.
Sedangkan Cina mencapai 262,9 juta ton.
Narkoba adalah obat-obatan Kimia yang jika
Selain itu, sampah yang mengedap di dalam
digunakan melebihi dosis dokter atau tanpa izin
tanah juga tidak membantu membersihkan
dokter
ekosistem lingkungan, melainkan memberi
menjadi tidak sadar diri atau tidak bisa
dapat
menyebakan
sang pemakai
45
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
mengendalikan diri sendiri. Narkoba sangat
Solusi
yang
sudah
dilakukan
berbahaya bagi kesehatan manusia. Akan
pemerintah di Indonesia sebenarnya sudah ada,
tetapi, tetap saja banyak di kalangan penduduk
akan tetapi belum terlalu efektif. Dengan
Indonesia yang masih menggunakan barang
banyaknya sampah yang sudah terpendam di
illegal ini. Sifatnya membuat kita ketagihan,
lautan dan di tambah sampah yang berdatangan
dan karena sudah menjadi rutinitas atau sering
akibat manusia yang tidak sadar akan masalah
kita menjadi adiktif dan ketergantungan.
ini, solusi dari pemerintah belum dapat
Narkoba membuat kita tidak sadar bagaimana
membantu banyak untuk menjadikan Indonesia
cara yang baik untuk menjaga diri sendiri.
ini negara yang asri.
Sama seperti sampah yang membahayakan bagi
Salah satu tindakan pemerintah adalah
kesehatan manusia, tetapi sifat membuang
dengan
sampah sembarangan tetap saja ada di dalam
menggiring sampah plastik. Tidak heran
diri
pasukan oranye sampai perlu diterjunkan tiap
penduduk
narkoba
Indonesia.
membuang
Seperti halnya rutinitas
yang
plastik.” Sampah yang hanyut di Teluk
dilakukan berulang kali, sehingga tanpa sadar,
Jakarta, merupakan sampah-sampah yang
kita jadi tidak memiliki rasa tanggung jawab
dihanyutkan
untuk menjaga diri kita maupun lingkungan.
Sampah-sampah
Pemakai
narkoba
akan
dari ini
“menggiring
untuk
hari
menjadi
untuk
oranye
pada
sudah
hanya
tim
tidak
tempatnya
sampah
mengirim
daratan juga
dan
sampah
sungai.
termasuk
sisa
merusak
sampah yang lepas tak tertampung dari sekitar
organ-organ di dalam tubuhnya. Sampah pun
total 6.500-7.000 ton sampah per hari yang
akan merusak flora dan fauna yang tinggal di
dihasilkan dari warga Jakarta dan sekitarnya.
laut. Organ kita yang tadinya berfungsi dengan benar
akan
pemakaian
menjadi kacau akibat dari obat-obatan
Beberapa hal yang telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi tumpukan
terlarang. Seperti
sampah yang banyak di laut Indonesia adalah
ekosistem yang tadinya indah dan kaya akan
menambah fasilitas unit pengolahan limbah
menjadi buruk dan rusak ketika sampah yang
dan
kita buang mengalir dan terpendam di laut.
sehingga
Pemakaian narkoba dan membuang sampah
persyaratan untuk dibuang.
tidak pada tempatnya memang tidak jauh
Selain
berbeda, keduanya memberi efek negatif bagi
penanganan sampah sesuai dengan prosedur
kelangsungan
“sanitary
hidup
manusia
dan
meningkatkan kualitas itu,
efisiensi
pengolahan
limbah
memenuhi
meningkatkan/memperbaiki
landfill”
yaitu,
membantu
sekelilingnya, baik dari segi kesehatan ataupun
masyarakat sekitar dengan cara, LPA yang
keindahan. Dampak dari keduanya juga sudah
akan menyediakan air bersih, puskesmas dan
diketahui banyak manusia, akan tetapi tetap
ambulans, dan mengatur para pemulung agar
saja, masih banyak orang yang melakukan
tidak mengganggu operasional LPA.
narkoba dan membuang sampah sembarangan. Tindakan ini harus dihentikan secepatnya.
Baru sekitar 75 m3 yang didaur ulang atau dibuat kompos. Sementara itu, 46
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
sisanya sekitar 60% dibuang begitu saja
setiap
tanpa pengolahan ke tempat pembuangan
mengajari anak muridnya tentang bahaya
akhir (TPA) sampah, dan 30% dibiarkan di
sampah
TPS. Tahun 2005, setidaknya dibutuhkan
menanamkan pola pikir setiap anak untuk
Rp 8 Milyar untuk mengelola sampah.
selalu membuang sampah pada tempatnya.
Selain itu pemerintah Indonesia juga sudah membuat
sekolah
lebih
yang
menjelaskan
tertumpuk
dan
dan juga
Di negara-negara maju, sampah yang
undang-undang berhubungan
dibuang tidak langsung dilemparkan ke
dengan tumpukan sampah di Indonesia.
tempat pembuangan sampah maupun ke laut.
Undang-Undang
Mereka mempunyai cara untuk mendaur
di
berhubungan
Indonesia
dengan
yang
lingkungan,
ulang
sampah-sampah tersebut, menjadi
pengelolaan wilayah badan sungai dan
barang yang berguna untuk masyarakat. Hal
hunian sebenarnya sudah banyak. Tinggal
ini akan mengurangi banyaknya sampah di
bagaimana pemerintah memiliki ketegasan
suatu
untuk melaksanakan dan menegakkan
mencotohkan dan mengikuti hal ini. Akan
aturan yang ada. Termasuk di dalamnya
tetapi memang dibutuhkan teknologi yang
kewajiban pemerintah untuk melakukan
lumayan canggih untuk mendaur ulang.
monitoring pembuangan limbah industri
Maka, Indonesia sebagai negara berkembang
berdasarkan
harus
PP No.82/2001
Pengelolaan
Kualitas
tentang
Air
dan
Pengendalian Pencemaran. di
mulai
kreativitas
Indonesia
juga
mengembangkan
anak
muda
agar
bisa
tingkat dapat
mengembangkan sampah-sampah yang ada di
Upaya ini sudah dilakukan dan berlangsung
negara.
Indonesia
juga
harus
mulai
namun
menggunakan teknologi yang sudah canggih
begitu
untuk membantu menanggulangi masalah ini.
efektif. Bisa dilihat masih banyak laut di
Dengan kekayaan alam yang indah dan lautan
Indonesia yang kotor dengan tergenangnya
yang cantik pasti Indonesia akan menjadi
sampah-sampah dari mulai sampah plastik
indah jika tidak ada sampah yang bereserakan
sampai
di lautannya.
disayangkannya
sampah
Indonesia,
laut.
masih
kaleng.
belum
Belum
lagi
sampah plastik yang sudah terpendam di dasar laut.
Jangan biarkan sampah merusak keindahan laut di Indonesia, kita harus tetap
Sebenarnya masih ada solusi-solusi
menjaga Indonesia ini agar terjauh dari
lain yang dapat penduduk Indonesia lakukan
masalah sampah. Karena jika Indonesia kita
seperti, mulailah membuang sampah pada
bersih, maka penduduknya pun ikut sehat.
tempatnya. Hal ini akan amat membantu
Contohlah negara-negara maju yang sudah
Indonesia menjadi negara yang bersih. Cara
bisa mendaur ulang sampah mereka, sehingga
lainnya juga bisa menambah tempat sampah di
sampah tidak hanya menjadi sampah, justru
jalanan, agar masyarakat dengan mudah
bisa menjadi barang yang dapat kita gunakan
membuah sampahnya. Selain itu, bisa juga di
lagi. Selain itu dengan mendaur ulang 47
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
sampah, kita juga mengurangi sumber daya
Daftar Pusaka
alam yang digunakan untuk membuat suatu
"Indonesia Darurat Sampah." National
barang.
Geographic Indonesia. National Maka dengan itu, marilah kita jaga
Geographic Indonesia, 02 Feb. 2016. Web.
Indonesia ini, menjadi negara yang sehat bagi
23 Feb. 2017.
kehidupan
sehingga
"Setelah Cina, Indonesia Tempati Posisi
menciptakan atmosfer yang nyaman dan
Kedua Penyumbang Sampah Terbesar di
bersih. Tanamkanlah sikap yang bijaksana,
Dunia." National Geographic Indonesia.
yang dapat menentukan apa yang baik untuk
National Geographic Indonesia, 23 July
kebersihan negara. Jika kita melakukan ini
2016. Web. 23 Feb. 2017.
semua, Indonesia pasti akan menjadi negara
"Mengapa Indonesia Masuk Salah Satu
yang lebih baik, lebih sehat. Udaranya pun
Daftar Pembuang Sampah Plastik
akan lebih bersih dan tidak terkontaminasi
Terbanyak ke Laut?" Mongabaycoid. N.p.,
oleh wabah-wabah virus yang berkeliaran.
n.d. Web. 23 Feb. 2017.
Demi kebaikan Indonesia dan anak cucu kita
"Pengelolaan Sampah dan Kebijakan
di masa mendatag, ciptakanlah Indonesia
Pemerintah dalam ..." N.p., n.d. Web. 23 Feb.
yang bersih.
2017.
masyarakatnya,
48
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Virus Pencekik Laut Jasmine Nadhira Virus. Suatu perantara kecil, kasat mata bahkan, namun bisa membawa kehancuran bagi kita dengan amat menyakitkan. Pada abad 21 saja terdapat berbagai macam virus yang bersifat ganas, seperti Ebola yang mempunyai tingkat kematian 50% dan SARS yang merenggut nyawa 774 orang dari 12 negara berbeda. Walau setiap virus memiliki ciri unik, umumnya semua virus mengikuti pola bekerja yang sama: serang, sakiti, bunuh. Sederhana tapi mengerikan. Efek samping seperti pendarahan internal dan kegagalan organ menjadi realita bagi banyak orang yang hanya bisa diam dan menunggu, karena perawatan untuk yang terlanjur terjangkit jarang sekali ada. Terkena virus, dan kau tercekik kerusakan badanmu sendiri. Peran virus tidak terbatas di darat saja. Perantara kasat mata namun berbahaya juga terdapat di permukaan laut luas. Bedanya, virus yang mewabah di laut bukanlah hasil biologis, namun akibat perbuatan manusia. Virus ini biasa disebut sebagai The Great Pacific Garbage Patch, atau bisa diterjemahkan menjadi pusaran sampah di Samudera Pasifik. Pusaran sampah, dalam konteks ini, adalah kumpulan sampah di tengah laut yang membentangi dari pantai Amerika Utara sampai dengan pantai Jepang. Meski terdengar seakan sampah terkumpul menjadi suatu pulau yang terlihat, sebenarnya limbah yang mendominasi laut adalah serpihan plastik kecil yang tidak terlihat. Plastik ini berukuran mungil karena berasal dari
benda-benda yang hanyut dari sungai atau ditinggalkan di pantai, dan plastik inilah yang bersifat merusak dan mematikan bagi kehidupan. Kimia berbahaya dan bakteri terkandung dalam plastik, dan binatang menjadi rentan terhadapnya. Buktinya, hewan seperti kura-kura dan ikan ditemukan dalam kondisi mati dengan jumlah plastik banyak di perut mereka. Terkadang mamalia laut ditemukan dengan kepala tersangkut plastik. Binatang-binatang laut secara harafiah tercekik akibat virus yang kita picu. Penyembuhan adalah proses yang sulit dan tidak pasti; ini berlaku, baik untuk virus maupun laut yang tercemar Great Pacific Garbage Patch. Walau membersihkan laut terdengar rumit, kita mempunyai tanggungjawab untuk setidaknya berusaha. Lihatlah para dokter dan ilmuwan pada kasus-kasus seperti Ebola yang mengerahkan energi, akal, dan bahkan mengorbankan nyawa mereka sendiri demi membantu korban virus yang merasakan sakit parah. Mereka rela berkorban karena empati dan optimis, dan karena mereka mengakui bahwa mereka mempunyai kewajiban untuk membantu karena profesi mereka. Sama halnya dengan masalah Great Pacific Garbage Patch, kita sebagai penghuni Bumi memiliki kewajiban untuk bertindak ketika lingkungan dirusak dan makhluk hidup lainnya menderita. Plastik yang kita gunakan dan buang secara langsung adalah pencekik binatang, pencekik ekosistem. Apakah kita benar-benar ingin lempar batu sembunyi tangan? Dalam kehidupan nyata, 49
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
perilaku seperti itu adalah perilaku yang pengecut, egois. Jika kita mempunyai kapasitas untuk membantu yang lain, tidak peduli seberapa kecil, kita patut melakukannya. Teapi, sebenarnya bagaimana kita bisa menyembuhkan laut yang sudah sakit parah? Kisah Laut yang Tidak Kebal Sebelum kita bisa memikirkan apa yang harus dilakukan ke depannya, kita harus mempunyai latar belakang dahulu. Satu miskonsepsi yang patut disingkirkan: Sebenarnya pusaran sampah yang berada di Samudera Pasifik bukan satu-satunya koleksi sampah yang terdapat di perairan. Justru, sampah terkumpul di setiap pilin laut, yakni sistem arus melingkar yang terbentuk akibat dari pola angin global dan rotasi bumi. Ada lima pilin besar: Atlantik Utara, Atlantik Selatan, Samudera Hindia, Pasifik Selatan dan Pasifik Utara. Pusaran sampah yang berada di Pasifik Utara, yang kita sebut sebagai Great Pacific Garbage Patch, menerima lebih banyak perhatian karena jumlah sampahnya yang begitu banyak—bahkan merupakan koleksi sampah terbesar di dunia. Pasifik Utara menjadi sasaran bagi sampah karena sistem arus. Arus-arus laut menjerat sampah mengambang dan membawanya ke pilin Pasifik Utara. Gerakan melingkar Pasifik Utara menarik sampah ke titik pusat pilin yang stabil, di mana sampah tersangkut. Pada akhirnya, sampah akan terkena arus lagi dan menetap di pusaran sampah utara (tengah-tengah Hawaii dan California) atau barat (pesisir Jepang). Diperkirakan, 80% sampah yang terkumpul datang dari aktivitas darat di Amerika Utara dan Asia, sementara sisa 20% berasal dari rig minyak dan kapal kargo besar. Plastik menjadi jenis sampah yang mendominasi karena sering digunakan dalam produk konsumen dan industri, serta kualitasnya yang tidak biodegradable (mampu terurai dengan cepat secara alami/karena mikroorganisme). Menurut United States Environmental Protection Agency, plastik begitu awet sehingga ‘semua potongan plastik yang pernah
diproduksi, masih ada sampai sekarang.’ Di laut, matahari memecahkan polimer plastik menjadi serpihan kecil dalam proses fotodegradasi, dan plastik menjadi mikroskopik, sulit sekali untuk dideteksi. Setiap tahunnya, sekitar 5—13 juta ton plastik berakhir di laut—ini sama saja dengan menemukan lima tas belanjaan penuh plastik di setiap kaki pesisir 192 negara. Plastik yang menumpuk di perairan menjadi ancaman bagi kehidupan laut. Banyak binatang keliru dan menganggap plastik sebagai makanan, seperti kura-kura yang mengiranya sebagai ubur-ubur dan elang laut yang memberi makan anak mereka biji plastik karena salah melihatnya sebagai telur ikan. Anjing dan mamalia laut lainnya terkena ghost fishing, yaitu kejadian ketika binatang tersangkut jaring ikan plastik dan tenggelam karenanya. Plastik tidak saja mempengaruhi binatang secara terpisah; mikroplastik dan sampah di permukaan laut menghalangi cahaya matahari dari plankton dan alga yang memerlukannya untuk memproduksi nutrisi. Tanpa nutrisi plankton dan alga, yang merupakan produsen dasar, maka jaringan makanan di laut berubah dan populasi dari beberapa binatang bisa berkurang. Ditambah lagi, plastik mengeluarkan dan menyerap polutan. Bahan kimia dan pewarna keluar dari plastik ketika fotodegradasi, dan polutan seperti PCBs diserap plastik dari air laut. Bahan-bahan kimia ini bisa masuk ke jaringan makanan binatang dan bahkan sampai ke piring makan kita. Menyembuhkan Laut: Bisa Tidak? Jelas terlihat bahwa masalah Great Pacific Garbage Patch serius dan mengkhawatirkan. Sayangnya, karena letak pusaran sampah yang jauh dari pesisir negara manapun, tidak ada negara yang mau bertanggungjawab dan mengeluarkan dana untuk pembersihan. Menurut penemu Great Pacific Garbage Patch, Charles Moore, membersihkan pusaran sampah hanya akan ‘membangkrutkan negara siapapun’ yang mencobanya. Alasannya, mikroplastik yang 50
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
mencemari laut berukuran sama dengan binatang laut kecil, jadi jaring yang dirancang untuk menyekop plastik kemungkinan akan menyeret makhluk-makhluk itu pula. Kalaupun kita bisa merancang jaring yang bisa hanya mengambil sampah, ukuran laut akan membuat aksi pembersihan memakan terlalu banyak waktu. The National Ocean and Atmospheric Administration’s Marine Debris Program mengestimasi akan perlu 67 kapal dalam satu tahun hanya untuk membersihkan kurang dari 1% laut Pasifik Utara. Bagaimanapun juga, masih ada harapan. Banyak organisasi dan perorangan yang kerja keras demi menemukan solusi yang efektif dan tidak menguras dana. Sang penemu Charles Moore, misalnya, membangun organisasi lingkungan bernama Algalita Marine Research Foundation dan pada tahun 2014 melakukan ekspedisi dengan drone udara untuk menilai seberapa parah kondisi Ocean Garbage Patch sebenarnya. Penjelajah David de Rothschild dan kelompoknya di Adventure Ecology membuat perahu multi-hulled dari botol plastik bernama ‘Plastiki’ pada tahun 2010 yang mampu dinavigasi dari Kalifornia ke Sydney dan menunjukkan bahwa ada cara-cara luar biasa untuk mendaur ulang plastik. Beberapa pemuda cerdas juga telah berkontribusi dalam penemuan solusi untuk pusaran sampah di laut. Pada tahun 2012 sekelompok mahasiswa dari Universitas Yale menemukan bahwa fungus Pestalotiopsis microspora mampu memakan dan mencerna polyurethane, yaitu polimer sintetis yang ada dalam bahan plastik. Dua tahun setelahnya, penemu dan pengusaha 19 tahun bernama Boyan Slat mendirikan The Ocean Cleanup, sebuah proyek yang membuahkan penemuan penting. Bersama lebih dari 100 ahli, Boyan Slat membuat konsep di mana arus laut dan angin secara pasif mengangkut plastik menuju sebuah tempat koleksi. Alih-alih memakai jaring dan kapal untuk menyingkirkan plastik dari air, pembatas padat yang mengambang bisa digunakan agar binatang tidak akan bisa terbelit. Seperti dikatakan Boyan Slat, “Aku
bertanya-tanya; kenapa bergerak melalui laut, jika laut bisa bergerak melaluimu? Dengan menambat sistem lengan-lengan mengambang ke dasar laut, pada dasarnya laut akan bisa membersihkan dirinya sendiri.” Diperkirakan, pengerahan sistem seperti ini untuk 10 tahun dapat menghilangkan hampir setengah dari plastik yang ada di Great Pacific Garbage Patch. Slat masih harus melakukan beberapa tes sebelum hasil dari studinya di Ocean Cleanup bisa benar-benar diimplementasikan, tapi bahwa ada solusi riil untuk masalah pusaran sampah sangat membahagiakan. Kenyataan bahwa Boyan Slat dan sekumpulan mahasiswa di Universitas Yale memberi solusi-solusi kreatif untuk masalah Great Pacific Garbage Patch menunjukkan bahwa kaum muda memiliki kemampuan untuk membuat perubahan. Bahwa kita bisa beraksi demi kebaikan Bumi dari sekarang, tidak peduli umur kita. Teknologi canggih seperti yang dicetus Slat dan para mahasiswa Yale tidak akan memberi pengaruh banyak jika perilaku semena-mena kita sebagai masyarakat terhadap sampah terus berlanjut. Seperti dikatakan Slat, “Meskipun pembersihan [laut] akan memiliki efek mendalam, itu hanya satu bagian dari solusi. Kita juga harus menutup keran, mencegah lebih banyak plastik dari mencapai lautan.” Setiap dari kita memiliki tanggungjawab untuk menangani sampah, terutama plastik. Selain membuang sampah di tempatnya, mulailah dari keputusan kecil untuk reduce, reuse, and recycle (kurangi, pakai kembali, dan daur ulang). Kurangi penggunaan plastik konvensional, gunakanlah alternatif seperti plastik biodegradable. Pakai kembali barang plastik untuk kehidupan sehari-hari, misalnya menggunakan kantung atau botol plastik yang sudah ada. Gunakan kesempatan adanya plastik untuk mendaur ulang secara kreatif, mungkin dengan membuat proyek DIY dan semacamnya. Tidak hanya fokus pada diri sendiri, kita juga bisa mengingatkan orang lain untuk bersikap bijak dengan sampah mereka. Tingkatkanlah kesadaran keluarga dan teman-temanmu mengenai cara menjadi lebih ramah 51
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
lingkungan, dan jadilah advokat dalam komunitasmu agar metode tradisional pembuangan limbah diganti menjadi sistem daur ulang. Perbuatan kita sebagai kesatuan, disertai upaya para ahli untuk melakukan pembersihan, adalah kunci untuk menyelesaikan masalah Great Pacific Garbage Patch. Perjalanan untuk menyembuhkan laut yang terjangkit virus epidemis tidak akan mudah. Bahkan, tidak ada jaminan kita akan benar-benar bisa membersihkan laut secara signifikan. Namun, kita harus ingat bahwa hal-hal yang terkesan tidak ada harapan bisa saja berubah. Lihat saja kasus Ebola. Virus yang disebut sebagai salah satu wabah terburuk dalam sejarah dipastikan tidak lagi menjadi darurat kesehatan publik secara internasional pada tahun 2016 oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Sembilan negara, termasuk pusat transmisi Sierra Leone, Liberia dan Guinea, mampu menahan wabah dan hanya memiliki sedikit kasus. Virus Ebola yang memakan nyawa 11,320 orang bisa dikendalikan berkat usaha para negara; mulai dari petugas kesehatan masyarakat yang memberi informasi tentang transmisi, relawan yang meningkatkan kesadaran tentang kebersihan, sampai dengan kelompok medis yang membangun pusat pengobatan untuk membantu korban virus. Terlihat, meski Ebola sudah terlanjur menyerang, masyarakat masih melawan dan mengupayakan agar jumlah yang tertular terus menurun. Dalam nadi yang mirip, kita juga harus bersikap yang sama dalam menghadapi Great Pacific Garbage Patch; walaupun pusaran-pusaran sampah sudah menginfeksi laut bersih, kita memiliki harapan untuk membersihkannya, dan kita harus berusaha untuk mencegah sampah dari memasuki perairan. Tangan-tangan kitalah yang membuang sampah, yang menyebabkan masalah ini. Bisa dikatakan, tangan-tangan kitalah yang kotor dan berlumur darah para binatang laut yang terkena dampak plastik. Ini saatnya kita turun tangan secara benar, melepaskan cekikan makhluk dan laut dari sampah kita. Pada akhirnya, perbuatan tidak
acuh hanya akan merugikan kita, karena kita tidak kebal dari efek merusak virus yang disebut plastik. Mengaitkan tangan kita di belakang punggung sama saja dengan mencekik diri kita sendiri. Daftar Pustaka “Great Pacific Garbage Patch”, 19 Februari 2014, http://www.nationalgeographic.org/encycloped ia/great-pacific-garbage-patch/, 13 Februari 2017. “Great Pacific Garbage Patch”, https://marinedebris.noaa.gov/info/patch.html, 9 Februari 2017. McLendon, Russell. “What is the Great Pacific Ocean Garbage Patch?”, 5 Oktober 2016, http://www.mnn.com/earth-matters/translatinguncle-sam/stories/what-is-the-great-pacific-oce an-garbage-patch, 9 Februari 2017. “The Problem”, http://www.algalita.org/the-problem/, 6 Februari 2017. Sarich, Christina. “Just How Many Garbage Patches Are There In Our Oceans? See For Yourself”, 25 Agustus 2015, http://naturalsociety.com/just-how-many-garba ge-patches-are-there-in-our-oceans-see-for-you rself/, 9 Februari 2017. Heimbuch, Jaymi. “There’s More Than One Ocean Trash Gyre!”, 4 Januari 2010, http://www.treehugger.com/clean-technology/t heres-more-than-one-ocean-trash-gyre-5-gyres -project-switches-focus-from-great-pacific-gar bage-patch-to-other-4-gyres-video.html, 9 Februari 2017. Than, Ken. “The Ocean’s Great Garbage Patches Might Have Exit Doors”, 4 Agustus 2016, http://www.smithsonianmag.com/science-natur e/great-garbage-patches-might-have-exit-doors 52
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
-180960023/, 19 Januari 2017.
c-debris, 28 Februari 2017.
Parker, Laura. “The Best Way to Deal With Ocean Trash”, 14 April 2014, http://news.nationalgeographic.com/news/2014 /04/140414-ocean-garbage-patch-plastic-pacifi
Waldon, Patricia. “The Origin of Ocean Garbage Patches”, 2 September 2014, https://www.insidescience.org/news/origin-oce an-garbage-patches, 19 Januari 2017/
53
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Ocean Garbage Patch Kenisya Sabrina Bayangkan ketika Anda sedang berenang di lautan dan melihat ada sampah bergenangan. Apa yang anda rasakan? Pasti Anda merasa merasa jijik, atau bahkan merasa takut terkena penyakit. Sama halnya yang dirasakan oleh ekosistem di lautan yang kondisinya saat ini terancam oleh genangan pulau sampah. Timbunan sampah mengambang dari berbagai konsentrasi di Pasifik antara Hawaii dan California disebut dengan Great Pacific Garbage Patch. Laut menjadi keranjang sampah raksasa yang membahayakan lingkungan dan kehidupan ekosistem. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh negara-negara yang tidak bisa mengelola sampah, dan bergantung kepada pembuangan sampah ke lautan. Berdasarkan peneliti Jambeck dan kawan-kawan “Plastic Waste Inputs from Land into The Ocean” yang diterbitkan di majalah Science pada 13 Febuari 2015 diketahui bahwa jumlah sampah plastik yang masuk ke lautan diketahui mencapai 4.3—12.7 juta ton tiap tahunnya. Bahkan menurut riset, Indonesia berada di posisi kedua sebagai pembuang sampah plastik terbanyak ke laut setelah Tiongkok. Setelah Indonesia, terdaftar pula Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka. Sebagai orang Indonesia, kita pun merasa malu, karena lingkungan dan tempat tingal kita sudah menjadi tempat pembuangan sampah. Berdasarkan studi yang dilakukan UNEP, ada sekitar 280 juta ton plastik
diproduksi secara global tiap tahun. Akan tetapi, hanya sebagian kecil yang didaur ulang. Lebih ironis lagi sampah yang berakhir di lautan memicu kerusakan lingkungan ekosistem laut. Jika kita di darat bisa membersihkan sampah yang berserakan, bagaimana dengan mahluk hidup di lautan? Mereka terpaksa harus berhadapan dengan sampah-sampah di laut tanpa bisa berbuat apa pun. Bagaimana Pulau Sampah Di Laut dapat terbentuk? Nama "Pacific Garbage Patch" telah membuat banyak orang percaya bahwa daerah ini adalah kumpulan terbesar dari barang sampah laut yang mudah terlihat seperti platik dan sampah lainnya yang bergerak ke sebuah pulau literal dari sampah yang terlihat dari satelit atau foto udara. Konsentrasi yang lebih tinggi dari barang sampah dapat ditemukan di daerah ini, bersama dengan sampah lainnya seperti jaring ikan, dan potongan kecil plastik mengambang yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Puing-puing dibawa oleh angin dan gelombang arus laut yang tersebar luas baik di daerah permukaan besar dan seluruh bagian atas kolom air laut. Ketika sampah dibuang ke lautan, sampah ini akan terbawa oleh pusaran air yang bergerak secara melingkar disebut Ocean Gyres. Sampah akan terhanyut terbawa arus menghampiri pulau sampah yang dapat terjadi 54
Jurnal Bumi dan Alam Semesta​ | Volume 1 Tahun 2017
karena adanya pola angin global dan kekuatan yang diciptakan oleh rotasi bumi. Tujuan utama dari pergerakan Ocean gyres laut adalah untuk membantu mendorong "Ocean Conveyor belt" yaitu untuk mengatur suhu, salinitas dan aliran nutrisi di seluruh lautan. Beredar di sekitar seluruh planet yang mengarah ke 5 konsentrasi ke Samudra Pasifik (Utara & Selatan), Hindia, Atlantik (Utara & Selatan). Namun karena adanya sampah di lautan, sampah ini terbawa oleh Ocean Gyres akan tetapi merusak ekosistem lingkungan laut di dunia dan mengakibatkan biota di lautan terganggu atau bahkan terancam punah.
dibuang ke lautan? Terunggah artikel dari National Geographic, bahwa Biota lautan sering kali mengira sampah plastik adalah rumput laut atau serpihan plankton. Ikan akan memakan sampah tersebut yang kemudian mengakibatkan mereka menjadi sakit karena bakteri. Tidak terbayangkan jika nelayan menangkap ikan kemudian secara tidak sengaja, ikan-ikan akan tertangkap dan di konsumsi oleh manusia. Bukan hanya binatang lautan yang terancam namun kita sebagai manusia juga mendapatkan dampak buruknya. Jika kita mengkonsumsi ikan yang terdapat sampah di tubuhnya, maka akan memperburuk kesehatan pencernaan manusia.
Dampak dari Sampah Di Lautan
5. Laut yang sudah tercemar sampah akan menyebabkan penyakit
Selain itu dampak lainnya dirasakan oleh burung. Mereka mencari ikan di laut akan mengira bahwa tumpukan sampah tersebut adalah ikan. Jika mereka mengkonsumsinya, burung tersebut akan kesakitan. Bayangkan jika binatang-binatang mati dikarenakan sampah di lautan. Bumi kita akan menjadi bumi yang kotor dan manusia tidak bisa lagi mengandalkan laut sebagai sumber daya alam. Padahal laut merupakan sumber daya alam di dunia yang sangat luas dan memiliki banyak manfaat positif. Kita tidak bisa lagi mengkonsumsi makanan laut dan tidak bisa melihat keindahan lautan yang kaya akan biota. Bumi kita yang kaya akan sumber daya alam akan lenyap menjadi bumi yang kaya akan bakteri. Jauh dari kebersihan dan dekat dengan kerusakan.
6. Sampah di laut menghambat perjalanan dan merusak kapal laut
Cara Mengatasi dan Mengurangi Sampah di Lautan
1. Sampah mengganggu pergerakan satwa laut yang terjerat didalamnya 2. Banyak satwa laut yang mati akibat mengira sampah plastik sebagai makanannya 3.
Tumpukan sampah di laut mencemari kejernihan dan kesegaran air laut
4. Sampah mengganggu kegiatan olahraga selancar dan menyelam
Ekosistem lautan merupakan tempat hidup bagi banyak biodata laut mulai dari hewan bersel satu, invertebrate mamalia, sampai beragam tanaman laut seperti terumbu karang dan rumput laut. Kita sebagai manusia juga mendapatkan banyak keuntangan dari kekayaan ekosistem di lautan. Lautan dijadikan sarana transportasi, sumber kebutuhan makanan, dan bahkan menjadi tempat rekreasi untuk berenang atau menyelam. Namun, apa yang terjadi jika sampah
Untuk saat ini ada suatu ​inven dari seorang pemuda dari Belanda bernama ​Boyan Slat yang dapat mengurangi sampah dilautan dinamakan ​The Ocean Cleanup (TOC). Teknologi TOC akan menerangkap sampah lewat bantuan arus laut. Sampah akan ditampung hingga 10,000m​3 kemudian mengekstrak sampah. Setiap satu bulan sekali, sampah plastik yang sudah terurai akan diangkut ke daratan untuk didaur ulang. Namun biayanya sangat besar dan membutuhkan dana yang banyak. Jika TOC di sebarkan di penjuru laut dunia, teknologi ini dapat mempercepat pembersihan 55
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
timbunan sampah di laut. Jika pemerintah Indonesia mau berkorban untuk membangun TOC, maka masyarakat juga harus ikut serta dalam membantu mengurangi penggunaan sampah. Untuk saat ini di Indonesia belum ada kebijakan pengurangan penggunaan sampah, karena itu harus dimulai dari diri sendiri. Yang masyarakat bisa lakukan adalah menggunakan kantong bahan ketika sedang berbelanja di supermarket, karena lebih baik bawakan kantong plastik sendiri dari rumah, walaupun kantong plastik berbayar sudah berakhir. Selain itu ketika sampah plastik sudah digunakan dapat dikumpulkan dan didaur ulang menjadi kebutuhan lain. Sudah banyak perusahaan dan organisasi internasional yang mengajak masyarakat untuk mencapai sustainable life atau kehidupan yang berkelanjutan dalam jangka waktu panjang. Pengertian pembangunan berkelanjutan menurut Stockholm United Nation Conference on Human Enviromental pada tahun 1972 atau dikenal sebagai Deklarasi Stockholm adalah sebagai berikut : segala sumber daya alam di bumi, termasuk udara, air, tanah, flora dan fauna terutama yang merupakan bagian dari ekosistem alam, harus dijaga supaya aman untuk kepentingan generasi sekarang dan masa depan. Hal tersebut harus dikelola melalui perencanaan atau manajemen yang sesuai dan hati-hati. Tujuannya agar manusia bisa bertahan hidup dengan memiliki kebutuhan yang tersedia ketika berlangsungnya kelangsungan hidup manusia dari generasi ke generasi selanjutnya. Salah satu perusahaan internasional yaitu Unilever. Unilever merupakan perusahaan Consumer Goods, mengajak 2 miliar konsumernya untuk mengurangi sampah. Tertulis pada situs resmi Unilever Indonesia bahwa mereka ingin mengurangi penggunaan sampah dengan memberitahu caranya kepada konsumer. Langkah mudah kurangi sampah antara lain : Kurangi membeli barang kemasan Sisa kemasan merupakan sampah yang paling
sering ditemukan. Usahakan jangan membeli produk dalam kemasan sachet, tapi belilah produk yang dikemas dalam ukuran besar untuk mengurangi sampah. Jika memungkinkan, pilih produk yang dikemas dalam botol kaca. Menyediakan tas belanja sendiri Biasakan membawa tas belanja sendiri setiap kali belanja. Dengan membawa keranjang belanja, Anda tidak perlu lagi memakai kantong-kantong plastik dalam membawa barang belanjaan. Sampah yang berupa kantong plastik pun akan berkurang. Pergunakan kembali botol plastik Anda Ketika membeli minuman dalam botol, gunakan kembali botol tersebut maksimal 4—5 kali. Dengan begitu Anda tidak perlu berulang kali membeli minuman kemasan. Sampah yang berupa botol plastik pun juga akan berkurang. Menggunakan kertas di kedua sisi Ketika Anda menulis atau mencetak pada kertas, usahakan untuk menggunakan kedua sisi kertas. Hal ini selain mengurangi sampah kertas, juga akan menghemat penggunaan kertas. Jika kedua sisi halaman telah terpakai, barulah Anda bisa membuangnya. Memanfaatkan kembali sampah Biasakan untuk memilah-milah sampah yang bisa diurai kembali dan yang bisa didaur ulang. Untuk sampah yang bisa diurai kembali atau sampah organik, Anda bisa memanfaatkannya sebagai pupuk kompos. Sedangkan sampah anorganik, Anda bisa memakainya untuk pot tumbuhan atau pekerjaan tangan lain. Selain perusahaan internasional, salah satu diantaranya adalah organisasi internasional yaitu Greenpeace. Greenpeace adalah organisasi global yang bertindak untuk mengubah perilaku komunitas untuk melindungi dan melestarikan lingungan. Didukung oleh 2.8 juta orang di seluruh dunia dari 55 negara di Eropa, Amerika, Asia, Afrika, dan Pasifik. Tercatat di website 56
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
resmi Greenpeace, 10 cara praktis agar pantai dan laut kita bebas sampah: 1. Kurangi ketergantungan kantong plastik. Selalu siapkan tas kain saat berbelanja, karena tas kain bersifat keren dan ramah lingkungan. 2. Pantai adalah tempat bagi pasir; kerang dan habitat pantai lain, bukan untuk sampah. Jangan tinggalkan sampah di pantai! 3. Hindari minuman kemasan, mulai beralih ke botol minuman. 4. Ayo ingatkan keluarga dan teman-teman untuk tidak meninggalkan popok bayi bekas di pantai. 5. Dalam perjalanan diatas kapal, mulai buat persetujuan untuk tidak membuang sampah ke laut. 6. Khusus untuk kamu yang merokok, jaga pantai dari puntung rokok. 7. Jadilah juru kampanye di lingkunganmu untuk melakukan pengelolaan sampah. Sampah yang kita buang akan bermuara di laut. 8. Desak pemerintah dan pengelola tempat wisata untuk memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik dan teratur! 9. Desak produsen bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan. 10. Inisiasi gerakan bersih sungai dan bersih pantai secara berkala. Pastikan sistem pengembalian dan penanganan sampah dari konsumen kepada produsen dapat mulai berjalan secara bertahap. Keduanya memiliki langkah-langkah cara mengurangi penggunaan plastik. Caranya sangat mudah dan efektif. Masih banyak lagi perusahaan internasional maupun lokal yang memiliki banyak konsumen mengajak pelanggannya untuk menciptakan kehidupan berkelanjutan.
dapat melakukan ini, maka tidak ada sampah plastik yang terbuang. Pada akhirnya, produksi plastik dapat dihentikan dan timbunan sampah plastik di laut pun berkurang. Sampah plastik yang masih ada dilautan dapat diselesaikan lebih cepat. Pada akhirnya, kondisi lautan pun membaik dan Great Pacific Garbage Patch akan hilang. Ekosistem di lautan akan kembali bersih dan lingkungan laut terjaga. Daftar Pusaka Fauziah, Lutfi. “Hewan Makan Plastik di Laut Karena Beraroma Seperti Makanan” National Geographic. Jakarta : 7 Juni 2016. <http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/11/ hewan-makan-plastik-di-laut-karena-beraroma-s eperti-makanan> Greenhost. “The Ocean Cleanup” The Ocean Cleanup. 2017. <https://www.theoceancleanup.com/> National Geographic Society. “Ocean Gyres” National Geographic. <http://www.nationalgeographic.org/encycloped ia/ocean-gyre/> Office of Response and Restoration. “Great Pacific Garbage Patch” Marine Debris. United State : 2017. <https://marinedebris.noaa.gov/info/patch.html>
Susanto, Ichwan. “Laut Jadi Kolam Kolam Raksasa Sampah” Kompas. Jakarta : 10 December 2015. <http://sains.kompas.com/read/2015/12/10/1619 1241/Laut.Jadi.Kolam.Raksasa.Sampah> Unilever. “Langkah Mudah Kurangi Sampah” Unilever. <https://brightfuture.unilever.co.id/stories/47547 8/Langkah-Mudah-Kurangi-Sampah.aspx> United Nation Environment Programme. “Declaration of the United Nations Conference on the Human Environment” UNEP. 1972 <http://www.unep.org/documents.multilingual/d efault.asp?documentid=97&articleid=1503>
Jika serentak semua masyarakat di dunia 57
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Ancaman Bagi Seluruh Makhluk Hidup Nabila Via Victoria Banyak hal di dunia ini yang kita sama sekali tidak kita ketahui, seperti dalam halnya hanya 2–3% makhluk di laut yang diketahui sampai sekarang. Bukan hanya makhluk di laut yang sampai sekarang masih belum diketahui, melainkan tumpukan sampah yang ada di laut yang tersebar dalam 5 kumpulan sampah di lautan. Lima kumpulan sampah ini dinamakan ‘The Great Pacific Garbage Patch’. The Great Pacific Garbage Patch sangatlah dalam dan luas tumpukan sampah yang berkumpul di antara Jepang dan California diperkirakan hingga mencapai 15 juta kilometer persegi, 7 kali lipat besar luas Indonesia yang hanya mencapai 1,9 juta kilometer persegi, dan menurut survey baru, timbunan sampah tersebut telah mencapai sekitar 3,5 juta kilometer persegi karena 70% sampah diperkirakan tenggelam ke dasar laut. Beragam sampah yang tertumpuk di vortex tersebut diperkirakan berasal dari Amerika dan Asia yang berupa plastic waste yang sudah tidak bisa diurai lagi, hanya berubah menjadi semakin kecil yang lalu menggumpal. Mungkin ada yang berpikir bahwa beberapa tumpukan sampah tidak akan membahayakan bagi mereka atau lingkungan, tetapi bahkan sampah pun dapat menjadi sangat berbahaya bagi seluruh makhluk hidup. Bukan hanya bagi makhluk di laut, tetapi juga membahayakan kita, manusia.
Tumpukan sampah yang berada di The Great Pacific Garbage Patch adalah suatu hal yang dapat mengancam keselamatan berbagai spesies makhluk hidup dan adalah sebuah hasil dari aksi pencemaran lingkungan laut yang dilakukan
secara
sengaja
maupun
tidak
sengaja. Aksi memasukan bahan atau suatu energi, contohnya zat pencemaran yang berasal dari luar, seperti pipa saluran limbah dan sungai
atau
pembuangan,
Dumping yaitu
zat
atau
limbah
eksplorasi
dan
eksploitasi dasar laut serta tanah di bawahnya, ke dalam lingkungan laut seperti muara yang kemudian berefek buruk, seperti merusak ekosistem
di
penangkapan
laut, ikan,
menggangu membawa
aktivitas gangguan
terhadap kesehatan manusia, dan menurunkan kualitas
kegnaan air laut. Hal tersebut
disebutkan oleh Konvensi Hukum Laut PBB, pasal 1 ayat 4. Banyak negara yang telah mencoba untuk membereskan masalah The Great Pasific Garbage Patch ini dengan berbagai cara yang salah satunya adalah mengikuti konvensi 58
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
seperti Convention of The Prevention of
yang dibuang oleh seseorang sekitar tahun
Marine Pollution by Dumping of Wastes and
1960.
Other Matter (London Dumping) 1972, 1996
banyaknya produksi plastik dalam zaman
Protocol Thereto, International Convention for
modern ini.
Perubahan
ini
disebabkan
oleh
the Prevention of Pollution from Ship, dan
Coba kita pikirkan, berapa plastik
UNCLOS (United Nation Convention on the
yang kita temukan dalam sehari? Mungkin bisa
Law of the Sea). Konvensi ini memiliki tujuan
lebih dari 5 karena ketergantungan terhadap
untuk
plastik yang digunakan untuk membawa
memberikan
perlindungan
dan
melestarikan lingkungan laut internasional. Meskipun
negara
tersebut
belanjaan, alat makan yang gampang dibuat,
sudah
folder untuk menyimpan kertas dan barang,
bekerja keras, upaya untuk memperbaiki
dan jangan lupa, packaging makanan dari
masalah mengenai The Great Pacific Garbage
wrapper cemilan atau pun roti, dan masih
Patch tidak akan berhasil tanpa adanya
banyak yang menggunakan plastik meskipun
dukungan dan kemauan yang sepadan dari
tidak dibutuhkan. Meskipun sudah ada plastik
warga negara sendiri dan melakukan suatu aksi
khusus untuk sampah, masyarakat masih
untuk mencegah atau menghentikan aktivitas
menggunakan plastik yang biasa.
pembuangan sampah sembarangan ke laut atau tidak.
Indonesia adalah salah satu negara yang memproduksi sangat banyak sampah
Masyarakat
masih
tidak
setiap harinya. Menurut Deni Nurdiana, Dirut
mempedulikan ke mana mereka membuang
Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan kota
sampah mereka dan tanpa disadari sampah
Bandung, produksi sampah setiap harinya
tersebut sudah menumpuk, dan jumlah sampah
dapat mencapai 1500--1650 ton per hari, dan
yang dibuang oleh seseorang bertambah setiap
peningkatan sampah terjadi setiap bulan
tahunnya
seperti, jumblah sampah yang
Ramadhan dan libur lebaran yang kebanyakan
dibuang oleh seseorang jauh lebih banyak
adalah plastik yang berasal dari convenience
tahun 1960-an.
store.
Peningkatan
tersebut
bukanlah
peningkatan yang kecil, tetapi peningkatan yang sangat besar karena mencapai 15--20% peningkatan yang seimbang dengan 300 ton per harinya. Banyak
sampah-sampah
ini yang
dibuang sembarangan dan kemungkinan besar berakhir ke The Great Pacific Garbage Patch dengan bantuan gyre yang menggerakan Sekarang, jumlah normal sampah yang
sampah perlahan sesuai aliran. Sampah yang
dibuang oleh seseorang setiap hari mencapai
terus menumpuk akan berubang menjadi
sekitar 4.3 pound dan itu 1.6 pound lebih dari
serpihan kecil seukuran plankton dan akan 59
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
menjadi makanan bagi makhluk laut.
pemerintah yang dapat membuat solusi dari
Hal ini sangatlah tidak sehat bagi ikan
masalah ini.
tersebut dan juga manusia, mengapa? Karena apabila manusia menyantap ikan tersebut, secara
tidak
langsung
mereka
otomatis
memakan plastik yang telah dikonsumsi oleh ikan tersebut. Hal buruk ini bukanlah hanya sebuah
perumpamaan,
melainkan
sudah
menjadi kenyataan. Menurut UNEP, program lingkungan yang berada di bawah kawasan PBB, kematian binatang disebabkan kumpulan sampah yang berada di The Great Pacific Garbage Patch bukanlah hal yang baru. Mereka memperkirakan jutaan burung laut, dan lebih dari seratus ribu binatang laut mati setiap
tahunnya.
Setiap
kalinya
selalu
ditemukan sejumlah partikel plastik berada di dalam perut mereka. Sebuah kasus terjadi saat seorang peneliti yang berasal dari Kanada, Dr. James, menangani kematian kura-kura Leatherbacks dan ia menemukan bahwa sepertiga dari perut kura-kura tersebut dipenuhi oleh plastik. Diperkirakan bahwa kura-kura tersebut salah menganggap sampah yang mengapung di lautan sebagai ubur-ubur dan dimakan oleh kura-kura tersebut. Semakin banyak plastik yang
dikonsumsi,
semakin
mengganggu
kesehatan sang kura-kura yang kemudian menjadi penyebab kematian sang kura-kura. Beberapa solusi telah diberikan untuk mengatasi masalah ini, baik nasional maupun internasional
dan
di
antaranya
adalah
MARPOL yang dikeluarkan pada tahun 1988 dan sudah melibatkan 122 negara, salah satu dari larangan MARPOL adalah kapal yang membuang sampah di laut, tetapi tidak hanya
Boyan Slat seorang pemuda berusia 22 tahun
yang
sangat
menyukai
diving
mempunyai hasrat untuk membersihkan lautan. Beberapa tahun yang lalu, ia menggunakan topik ini sebagai tugas sekolahnya, saat ia melakukan
sebuah
eksperimen
untuk
membersihkan kumpulan sampah yang berada di The Great Pacific Garbage Patch. Slat menjelaskan bahwa saat ia dan temannya melakukan eksperimen, mereka membuat sebuah pukat yang kualitasnya 15 kali lebih bagus dari pukat biasa dan untuk mengecek kedalaman permukaan laut, Slat dan temannya membuat pukat yang bertingkat dengan cara memasang 10 pukat di atas satu sama lain. Slat percaya bahwa ia tidak bisa melakukan misinya untuk membersihkan The Great
Pacific
Garbage
Patch
tanpa
mengetahui ukuran dari pulau sampah tersebut. Ia kemudian mengontak beberapa profesor dari beberapa universitas di dunia, yakni Delft, Utrecht, dan Hawaii untuk membantunya mengetahui berapa banyak plastik yang ada di atas permukaan gyre. Hasil yang ia dapatkan dari bantuan para profesor adalah terdapat 7.25 milliar ton plastik yang dapat diurai pada tahun 2020 dan
60
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
menurut peneliti yang menemukan keberadaan
mereka
dapat
menghasilkan
lebih
dari
The Great Pacific Garbage Patch, estimasi
$500.000.000 USD dan jumlah sebanyak lebih
waktu dibutuhkan untuk sangat bersih adalah
banyak dari jumlah yang dibutuhkan untuk
79.000 tahun, tetapi dengan ide yang Slat
biaya pembersihan The Great Pacific Garbage
kembangkan, ia percaya bahwa hanya 5 tahun
Patch bila dilakukan dengan cara biasa dan hal
dibutuhkan untuk The Great Pacific Garbage
ini sangatlah menguntungkan dalam skala
Patch dapat sepenuhnya dibersihkan.
besar.
Ia berencana untuk menggunakan arus laut untuk mengeluarkan plastik tersebut untuk memutarkan suatu kapal dengan alat untuk mengumpulkan
sampah-sampah
dari
The
Great Pacific Garbage Patch dan hal ini akan sangat membantu menyimpan dana, tenaga dan emisi untuk tidak disia-siakan. Selain
Ia berencana untuk membuat teknologi
teknologi
yang
berbentuk
untuk membersihkan sampah-sampah tersebut
seperti ikan pari, Slat juga meluncurkan
dapat mendukung dirinya sendiri dengan
teknologi baru, Boomy Mcboomface dan hal
sumber energi yang didapatkan dari matahari,
pertama yang ia tanyakan adalah bagaimana
arus dari laut, beserta dengan gelombang. Slat
sistem ini dapat bertahan di lautan selama
juga telah menentukan bahwa bentuk paling
bertahun-tahun?
sempurna bagi platform tersebut adalah untuk
dilepaskan 23km di laut Belanda selama
mengambil wujud ikan pari karena dengan
setahun penuh dengan wujud yang seperti
membiarkan ‘sayap’-nya bergoyang, maka
bantal yang dijajarkan ke samping bagaikan
kontak dengan inlet dari permukaan akan tetap
sosis dengan tinggi 2 meter untuk dibagi 2.
bagus dalam cuaca seburuk apa pun.
Satu
permukaan
ini, diestimasikan kontainer yang menjadi
tenggelam.
tumpahan
plastik
Mcboomface
meter akan tetap berada di atas
Slat percaya, bahwa dengan teknologi sumber
Boomy
dan
satu
meter
lagi
akan
Seperti yang dikatakan oleh Boyan
yang menjadi
masalah. Satu milliar USD dibutuhkan untuk
Slat,
pembersihan,
55
perubahan itu lebih penting daripada uang,
kontainer olehnya per hari dan ini adalah
maka uang pun akan datang.” Selain itu, Slat
sebuah hal yang sangatlah efisien bagi seluruh
juga membuat poin yang sangat penting bahwa
negara agar tidak membuat pengeluaran uang
meski ini adalah salah satu misi penyelamatan
negara yang tidak begitu besar.
lingkungan yang paling besar, manusia adalah
dapat
membersihkan
Hal unik yang juga ditemukan oleh
“Apabila
kita
menyadari
bahwa
biang kerok dari masalah ini, jadi ini adalah
Slat adalah dengan sebegitu banyaknya plastik
kewajiban
bagi
para
manusia
untuk
yang tertumpuk di gyres, apabila dijual,
memperbaiki masalah besar ini demi kebaikan 61
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
kita, para makhluk hidup di laut dan laut
http://singjupost.com/oceans-can-clean-boyan-
sendiri yang telah bersikap baik kepada kita.
slat-tedxdelft-transcript/, 23 Feb 2017. Utari, Shara. “Pulau Sampah di Samudera
Daftar Pusaka
Pasifik (The Great Pacific Garbage)”. 20 Dec 2015,
Davidson, Nicola. “The 22-Year-Old Trying to
https://prezi.com/eyyueyylbzi1/pulau-sampah-
Clean Up The Great Pacific Garbage Patch”.
di-samudera-pasifik-the-great-pacific-garbage/
4 Aug 2016,
?webgl=0, 17 Feb 2017.
https://www.ft.com/content/3d8c3ad8-59c8-11 e6-8d05-4eaa66292c32, 24 Feb 2017. Gaol, Jonson Lumban. “Limbah Plastik Mengancam Masa Depan”. 12 Jun 2009, http://nasional.kompas.com/read/2009/06/12/0 3570135/Limbah.Plastik.Mengancam.Masa.De pan, 19 Feb 2017. “How Much Do We Waste Daily?”. https://center.sustainability.duke.edu/resources /green-facts-consumers/how-much-do-we-wast e-daily, 23 Feb 2017. Iqbal, Donny. “Rata-Rata Masyarakat Kota Nyampah 2,5kg Setiap Hari”. 15 Jul 2016, http://www.mongabay.co.id/2016/07/15/rata-ra ta-masyarakat-kota-nyampah-25-kg-setiap-hari /, 23 Feb 2017. Kusuma, Maya. “Apa yang Terjadi pada Plastik di Lautan?”, 22 Apr 2014, http://www.hipwee.com/motivasi/apa-yang-ter jadi-pada-plastik-di-lautan, 17 Feb 2017. Slat, Boyan. “How The Oceans Can Clean Themselves”. 3 Dec 2014,
62
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
Signifikansi Teori Lempengan Tektonik dalam Kehidupan Sehari-hari Nadira Saraswati Teori
lempengan
pada
bagaimana kita menjalani hidup kita. Mulai
dasarnya tidak asing di telinga masyarakat.
dari konsumsi energi, mineral, dan sumber
Akan tetapi, teori tersebut akan lebih mudah
daya alam lainnya, hingga ke tempat tinggal
dipahami
untuk
kita, di mana kita menyesuaikan diri kepada
melihatnya dari segi pandang yang lebih
daerah rawan bencana dengan pembangunan
akrab. Seperti bagaimana suatu keluarga
infrastruktur dan penempatan rumah secara
mempunyai kepala keluarga, seorang figur
strategis. Negara yang kita huni saat ini
yang menjadi penggerak ataupun petunjuk
berada di salah satu kawasan rawan bencana
masa depan. Orang tersebut mungkin adalah
terbesar dunia. Konsekuensi dari keberadaan
orangtua kita, kakak, tante, paman, bahkan
Indonesia di sekitar cincin api, â&#x20AC;&#x2039;Ring of Fire,
kakek atau nenek kita. Figur keluarga
di mana tiga lempengan bumi yang berbeda
tersebut
membuat
bertemu, membawa bencana dan kematian.
keputusan, yang mempengaruhi masa depan
Namun, banyak sekali hal positif yang
kita. Hal ini seperti bagaimana pergerakan
timbul dari ketetapan kita di Indonesia jika
lempengan
kita
jika
adalah
bumi
kita
orang
tektonik
mencoba
yang
berdampak
kepada
memanfaatkan
ilmu
pengetahuan 63
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
mengenai lempengan tektonik ini. [1]
pun melihat geologi Amerika Selatan dan
Indonesia adalah negara dengan
Afrika Barat yang menggambarkan suatu
kekayaan sumber daya alam hayati dan
peta utuh, dimana ditemukan singkapan
non-hayati terbesar di dunia. Di balik
batuan kuno yang berusia lebih dari 2.000
kekayaan ini ada fenomena alam terbesar
juta tahun terus menerus dari satu benua ke
yang secara fundamental telah mengubah
benua yang lain. Ketiga, Wegener pun
bumi yang kita injak ini. Milyaran tahun
menemukan banyak contoh fosil yang
telah
munculnya
ditemukan di benua yang terpisah. Hal ini
gunung-gunung dan lembah-lembah pada
menunjukkan bahwa benua yang sekarang
permukaan bumi disebabkan oleh satu hal:
pisah pernah bergabung pada suatu waktu.
lempengan tektonik yang bergerak di bawah
[3]
berlalu
hingga
permukaan bumi. Hal ini memungkinkan
Waktu pertama kali teori ditemukan,
kita mempunyai akses kepada oksigen,
tidak banyak orang yang menerimanya
energi, bahan pangan, dan berbagai macam
sebab Wegener hanya dapat menunjukkan
sumber daya alam yang penting untuk
bukti
mempertahankan
Karena
menunjukkan bagaimana pergerakan itu
sesungguhnya, teori lempeng tektonik ini
terjadi. Komunitas ilmuwan di sekitar
adalah revolusi ilmu pengetahuan bumi yang
Wegener pun mencaci makinya karena telah
akan mengubah dunia sains maupun dunia
mengusulkan teori ini. Mengapa? Karena
nyata selamanya. [2]
mereka mengira bahwa segala data yang
kehidupan.
adanya
pergerakan
tapi
tidak
Mari kita lihat asal usul munculnya
ditunjukkannya tidak masuk akal. Selain itu,
teori ini dan bagaimana ilmu yang diselidiki
tidak banyak orang yang mengerti apa
ini
kita lebih maju.
pentingnya teori ini bagi kehidupan mereka.
Lempengan tektonik ini merupakan sebuah
Namun, dengan semua itu, Alfred Wegener
teori yang diusulkan oleh ilmuwan Jerman
masih berjuang mati-matian agar teori dia
bernama Alfred Wegener pada tahun 1915
diterima oleh komunitas ilmuwan dan sains.
dalam publikasinya yang berjudul “The
Ia pernah berkata,
Origin of Continents and Oceans”. Wegener
“Para ilmuwan masih tidak tampak cukup
menunjukkan bagaimana kontinen yang
memahami bahwa
berjarak jauh mempunyai garis pantai yang
berkontribusi
mirip
berdampingan
keadaan planet kita pada zaman dulu, dan
melengkapi satu sama lain. Inilah bukti
bahwa kebenaran dari masalah ini hanya
pertama yang Wegener temukan. Kedua, Ia
dapat dicapai dengan meneliti semua bukti
membuat
jika
hidup
diletakkan
seluruh ilmu harus
terhadap
pengungkapan
64
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
ini. Hanya dengan meneliti secara rinci
siklus hidrologi atau lebih baik dikenal
informasi yang diberikan oleh semua ilmu
sebagai siklus pergerakan air dalam bumi
bumi, kita bisa berharap untuk menentukan
yang menyebabkan adanya hujan. Banyak
kebenaran
menemukan
sumber daya alam bumi, termasuk energi,
gambaran besar yang menetapkan semua
mineral, dan tanah, terkonsentrasi di dekat
fakta yang dikenal dalam susunan terbaik.
batasan
Selanjutnya, kita harus selalu siap untuk
lempengan inilah yang menyebabkannya
kemungkinan bahwa setiap penemuan baru,
terbentuk mineral, mendorong siklus energi
tidak peduli ilmu apa melengkapi itu,
dan
mungkin mengubah kesimpulan yang kita
memahami bagaimana lempengan tektonik
ambil.”(Alfred Wegener, The Origins of
berdampak bagi kehidupan kita secara satu
Continents and Oceans, Edisi 4.)
per satu. [5]
di
sini,
Memang,
untuk
panjang
perjalanan
lempeng
menyuburkan
Pertama,
karena
tanah.
pergerakan
Mari
pemahaman
kita
teori
Wegener hingga dia mendapatkan dukungan
lempengan tektonik dapat berarti kehidupan
dari komunitas sains, namun ia pun tidak
atau kematian di berbagai skenario. Dalam
menyerah karena ia percaya bahwa hal yang
kasus bencana alam, hal yang terjadi dalam
diajukannya
bagi
lapisan bumi adalah interaksi pertemuan dua
kehidupan kita. Lalu, sebenarnya aspek apa
lempeng yang biasa disebut sebagai “Plate
yang membuat teori ini populer? Mengapa
Boundaries”, dimana fenomena tabrakan ini
kita harus peduli? Apa dampaknya kepada
menyebabkan
dunia kita? Inilah pertanyaan-pertanyaan
Ketika
yang harus kita tanyakan untuk benar
patahan antar lempeng, gerakan ini akan
memahami cara hidup kita ke depannya.
melepaskan energi besar ke atas. Energi
begitu
pentingnya
terjadinya
terjadi
subduksi,
gempa
bumi.
yaitu sebuah
Untungnya, ilmuwan-ilmuwan pada
yang dahsyat inilah yang menimbulkan
zaman kini memiliki jawabannya. Fenomena
gempa pada permukaan yang kami rasakan.
pergeseran lempeng tektonik ini tidak hanya
Secara garis besar, instrumen dan metode
membawa bencana alam seperti gunung
prediksi gempa bumi hingga saat ini sangat
meletus, tsunami dan gempa bumi, tetapi
akurat. Para geologis dapat memprediksi
juga menciptakan cadangan minyak dan
kapan akan terjadinya gempa, hingga kami
tambang
dapat membuat tindakan mitigasi saat terjadi
yang
berlimpah-limpah.
Para
ilmuwan menemukan bahwa pegunungan
suatu bencana. [6]
dan lembah yang dibentuk dari pergerakan
Contohnya adalah pada tahun 2004
lempengan memainkan peran penting bagi
di Aceh, Sumatera terjadi guncangan gempa 65
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
bumi sebesar 9.1 skala â&#x20AC;&#x2039;Richter yang memicu
lainnya
gelombang Tsunami. Bencana ini terjadi
mengumpulkan
akibat proses subduksi lempeng India dan
gempa bumi dan tsunami dari segi sains agar
lempeng Eurasia. [7] Menurut data dari
dapat
Perserikatan Bangsa-Bangsa, jumlah korban
kerusakan pada infrastruktur kota-kota. [9]
dari bencana ini mencapai 200,000 jiwa. Namun
di
ajang
internasional
data
mengurangi
tentang
korban
untuk
ancaman
jiwa
dan
Kedua, segala sistem dalam alam
dari berjuta-juta warga Aceh,
diatur oleh pergerakan lempengan tektonik.
banyak yang selamat karena penduduk
Tanpa adanya lempengan tektonik, kita tidak
bereaksi dengan cepat dan sempat melarikan
akan mempunyai siklus air, batu, dan karbon
diri ke tempat yang tinggi. Akan tetapi,
yang
sewaktu kejadian itu, tidak ada peringatan
makhluk di bumi. Siklus air, atau lebih
bagi penduduk. Untuk mencegah hal ini,
dikenal sebagai siklus hidrologi, merupakan
sudah dibangun sistem peringatan dini
hal yang penting bagi pelapukan dan erosi
tsunami yang menangkap segala pergerakan
batu-batu. Air memainkan peran untuk
lempengan tektonik. [8]
mencairkan materi beku untuk transportasi
penting
bagi
kehidupan
segala
Dengan memahami ilmu ini, para
sedimen dan mineral. Hujan dan pergantian
insinyur dan ilmuwan untuk memilih serta
curah hujan di suatu tempat pun bergantung
membuat tempat tinggal untuk masyarakat
pada jalannya siklus hidrologi. Lempengan
yang di luar area rawan bencana. Hal ini
tektonik mengekspos batu untuk dierosi dan
dapat dilakukan dengan memahami posisi
membuat
geologis
pertemuan
beralirnya air hujan untuk kembali mengalir
lempengan yang menyentuh arcipelago
ke badan air yang akan berputar dalam
Indonesia.
sebuah siklus. Semua makhluk di dunia ini
dan
geografis
Contoh
konkret
pemerintah
lereng
yang
Indonesia untuk mitigasi bencana alam,
membutuhkan
khususnya bagi penduduk yang menghuni
organisme yang hidup akan mati. Karena
area
pada dasarnya, bukan hanya air yang
rawan
bencana,
adalah
dengan
membuat peta rawan bencana sebagai panduan
rute
evakuasi.
Selain
air.
memungkinkan
Tanpa
air,
semua
tersirkulasi, melainkan juga nutrisi. [10]
itu,
Selain mempertahankan adanya air
pemerintah juga membentuk pembuatan
dalam ekosistem, siklus batu mulai dari
lembaga khusus untuk menangani bencana
pembentukan
yang dikenal sebagai Badan Koordinasi
Pergerakan
Penanggulangan Bencana Alam. Lembaga
memungkinkan
ini bekerja bersama dengan lembaga geologi
subduksi, yaitu ketika dua lempeng bertemu
dan
kehancurannya.
lempengan adanya
tektonik mekanisme
66
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
dan berinteraksi, saling bertabrakan, hingga
Pada dasarnya, siklus geologi terjadi selama
tenggelam ke dalam satu sama lain.
waktu
Kemudian, batuan yang diangkut kembali ke
menyeimbangkan konsentrasi karbon di
dalam mantel dan dileburkan ke dalam
atmosfer dan menyesuaikan suhu bumi
batuan beku yang pada akhirnya muncul
bagaikan termostat. Karbon bergerak dari
kembali di permukaan bumi. [11]
atmosfer ke litosfer, yang berada dalam
Tekanan suhu dan berbagai proses
jutaan
bumi,
melalui
tahun,
perlahan-lahan
pelapukan.
kimiawi ini memunculkan berbagai sumber
lempengan
daya alam untuk kita, mulai dari tenaga
pertukaran ini. Karbon menjadi tersebar
geotermal, emas, hingga granit. Batu-batu
dalam pembentukan lempengan baru yang
yang terbentuk dalam siklus ini termasuk
mencapai bukan hanya lautan namun juga
batu igneous, batu sedimenter, dan batu
daratan dunia. [13] Secara garis besar,
metamorfis. Diversifikasi jenis batu ini
semua hal di alam ini mempunyai koneksi.
memungkinkan adanya sumber daya alam
Setelah melihat kembali proses alam yang
yang berlimpah-limpah, yang selalu dapat
bergantung dengan lempengan tektonik, inti
diperbarui. Saat munculnya batu-batu baru
yang dapat kita ambil ialah pergerakan
ini di permukaan, dibawakan bukan hanya
lempengan tektonik menjaminkan adanya
mineral, namun juga nutrisi bagi tanah dan
keseimbangan dalam alam.
tumbuhan yang
tektonik
Pergerakan memudahkan
secara tidak langsung
Ketiga, dengan mengetahui teori
mempengaruhi kualitas pangan kita. Mulai
lempengan tektonik geologis, kita dapat
dari bahan bangunan, mata uang, sumber
mengetahui menempatkan daerah dengan
energi, siklus batuan tentu memainkan peran
sumber
penting dalam kehidupan masyarakat kita.
mempelajari lokasi batasan lempeng dan
[12]
bagaimana mereka berinteraksi.
daya
alam
terkaya
dengan
Selain siklus batu, terdapat juga
Selama berabad-abad, pemanfaatan
siklus Karbon. Siklus Karbon ini berpusat
sumber daya alam yang tersedia telah
kepada bagaimana karbon dipertukarkan di
berkelanjutan membantu manusia bertahan
seluruh
hidup, baik sekarang dan di masa lalu. Jika
bumi
antar
atmosfer,
lautan,
ekosistem dan geosfer. Jika siklus karbon
kita
gagal,
kebutuhan
maka
terganggu,
kehidupan
menyebabkan
akan akhir
mulai dari
dapat
mengeksploitasi mendasar
ilmu
manusia
ini, dapat
terpenuhi. Contohnya, di daerah Irian, Papua
kehidupan yang kita kenali ini. Lalu, apa
dimana
dua
lempeng
India-Australia,
hubungannya dengan lempengan tektonik?
Eurasia dan Samudra Pasifik bertemu. Di 67
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Papua, para geolog memastikan bahwa
kita harus membuat tindakan, mengubah
segala
yang
cara pandang kita, gaya hidup kita, untuk
dilakukan di daerah tertentu dekat pusat
menjadi lebih hijau demi lingkungan dan
perbatasan lempeng akan menghasilkan
kepentingan sesama. Karena sesungguhnya,
banyak sumber daya alam yang dapat diolah
apa gunanya ilmu jika tidak dipraktikkan?
untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari.
Sebagai seorang pemimpin baik dalam
Mulai dari minyak bumi, emas, perak,
keluarga maupun masyarakat, kita harus
tembaga, uranium, biji besi, dan mineral
selalu memikirkan apa yang terbaik bagi
berharga lainnya dapat ditemukan di sana.
semua
Ini yang membuat Indonesia menjadi salah
melakukan itu adalah dengan beralih ke
satu negara terkaya di dunia, namun
pemikiran
sayangnya potensi ini tidak diolah dengan
keputusan. Mulai dari mendidik diri sebelum
baik. [14]
mengambil tindakan, baik menoleh ke dunia
ekspedisi
Dengan lempengan
pertambangan
mengetahui
tektonik
bagaimana
berperan
dalam
orang.
Salah satu
rasionalitas
cara untuk
dalam
membuat
sains, dengan segala data dan informasi yang ditawarkannya atau kepada hasil
kehidupan kita, harusnya kita sadar akan
observasi
kita,
hingga
betapa pentingnya menjaga lingkungan dan
menginterpretasikan
melestarikan sumber daya alam. Kita tidak
banyak sisi, untuk membuat keputusan yang
boleh terus-menerus mengambil sumber
logis, benar, dan rasional.
suatu
dengan
situasi
dari
daya alam tanpa melakukan usaha untuk melestarikannya. mengancam
Hal
ini
hanya
keberlangsungan
akan
kehidupan
manusia di bumi karena tidak semua sumber daya alam itu dapat diperbaharui. Kita harus hemat energi, berdaur ulang, dan menjauhi aktivitas yang dapat mencemar lingkungan, serta tidak mengeksploitasi sumber daya alam
sebab
keharmonisan
alam
akan
Daftar Pustaka United
States
Geological
Survey.
“Plate
Tectonics and People.” N.d. USGS. Web. Diakses
3
Februari,
2017.
<
https://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/tectonics.html > Hersher, Rebecca. “The Impact of Plate Tectonics.” 9 Maret, 2011. Harvard Gazette. Web.
Diakses
5
Februari,
2017.
<
terganggu. Secara tidak langsung, hal ini
http://news.harvard.edu/gazette/story/2011/03/th
mempunyai dampak signifikan pada hidup
e-impact-of-plate-tectonics/>
kita. Marilah kita menjadi lebih sadar pula
The Geological Society. “Pioneers of Plate
perlakuan kita terhadap lingkungan. Setelah mendapatkan ilmu baru ini,
Tectonics.” N.d. The Geological Society. Web. Diakses
7
Februari,
2017.
< 68
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
https://www.geolsoc.org.uk/Plate-Tectonics/Cha
<http://www.bnpb.go.id/home/potensi>
p1-Pioneers-of-Plate-Tectonics>
________.
The Geographical Society. “Fossil Evidence.”
Universitas Pendidikan Indonesia. Web. Diakses
N.d. The Geological Society. Web.
6
Diakses
8
Februari,
2017.
<
“Lempengan
Tektonik.”
Februari,
N.d. 2017.
<http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo
https://www.geolsoc.org.uk/Plate-Tectonics/Cha
_056815_chapter1.pdf>
p1Pioneers-
_______.
of-Plate-Tectonics/Alfred-Wegener/Fossil-Evide
“Struktur
Lempengan
Tektonik,
nce-from-the-Southern-Hemisphere>
General Books LLC. Print Online. Diakses 8
Noor, Djauhari. “Tektonik Lempeng.” 2014.
Februari, 2017. <https://books.google.co.id/bo
Academia. PDF. Web. Diakses 9 Februari,
oks/about/Struktur_Bumi.html?id=Bs-DpwAAC
2017.<http://www.academia.edu/6464227/Tekto
AAJ&redir_esc=y11%20>
nik_Lempeng>
Bugot. “Siklus Batuan dan Penjelasannya.”
Aksi Cepat Tanggap. “Mengenal Lempeng:
2015.
Penyebab Utama Bencana Alam Gempa
<http://ilmugeografi.com/geologi/siklus-batuan
Bumi.” 26 Mei, 2015. Web. Diakses 9 Februari,
>
2017. <http://blog.act.id/mengenal
Web.
Diakses
Bumi:
Hidrologi,
Oseanografi.”
8
Februari,
2011.
2017.
______. “Siklus Karbon.” 2016. Zona Kita
lempeng-penyebab-umum-bencana-alam-gempa
Biologi. Web. Diakses 7 Februari, 2017.
-bumi>
<http://www.zonabiokita.web.id/2016/03/siklus-
Deutsche Welle. “Kronologi Bencana Tsunami
karbon.html>
2004 di Aceh.” 23 Desember, 2014. DW. Web.
Katili, Amanada. “Harta Bumi Indonesia;
Diakses
8
Februari,
2017.
<http://www.dw.com/id/kronologi-bencana-tsun ami2004-di-aceh/a-18146413> Badan
Nasional
Penanggulangan
Bencana.
“Potensi dan Ancaman Bencana.” N.d. BNPB.
Web. Diakses 8 Februari, 2017.
biografi J.A. Katili.” 2008. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Print. Pramudiana, Na. “Keberadaan dan Pengaruh Lempengan Tektonik di Indonesia.” Desember, 2011. Geo Edu. Web. PDF. Diakses 8 Februari, 2017.
69
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Dibalik sampah Samudera Pasifik Putri Budiaty Bayangkan diri kamu yang sedang menikmati hawa sore yang sejuk di kompleks. Secara tiba-tiba, sampah datang dan dibuang sembarangan di depan halaman rumahmu. Setiap hari sampah tersebut menumpuk sehingga tercium bau makanan basi dan pada akhirnya lingkungan rumah kamu pun rusak. Apakah kamu akan marah? Atau merasa jijik? Mungkin hal ini tidak terjadi di lingkunganmu, namun hal inilah yang dirasakan oleh binatang-binatang laut yang setiap harinya harus berhadapan dengan sampah yang dibuang sembarangan di laut. Pembuangan sampah sembarangan di laut memiliki istilahnya tersendiri, yaitu Ocean garbage patch atau dikenal juga dengan istilah ‘The Great Pacific Garbage Patch’. Ocean garbage patch merupakan kumpulan sampah (plastik, pembungkus makanan, rokok, sedotan dan lain-lainnya) yang dibuang secara sembarangan di daerah laut tertentu, yaitu di bagian utara Samudera Pasifik. Pada dasarnya sampah yang dibuang di laut dibagi menjadi dua kategori, yaitu sampah yang dibuang secara sembarangan sehingga terbawa oleh arus air dan sampah (limbah) yang dibuang secara sengaja oleh kapal yang sedang berlayar. Berdasarkan National Geographic, 80% sampah yang tergenang di laut merupakan sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang tidak membuang sampah pada tempatnya, atau tidak mendaur ulang plastik yang telah dipakai. Selain itu, 20% sampah yang tersisa merupakan 705.000 ton limbah minyak yang terbuang secara sengaja di laut, namun pada dasarnya plastik merupakan bahan utama yang tergenang di laut. Telah diungkapkan oleh berbagai
sumber bahwa terdapat 5 negara utama yang membuang sampah/limbahnya ke laut, yaitu Cina, Indonesia, Phillipines, Thailand dan Vietnam. Kelima negara tersebut dinyatakan oleh EcoWatch sebagai penyebab 60% polusi yang terjadi di laut. Ini menunjukkan seberapa parahnya kelima negara tersebut membuang sampah di laut setiap harinya. Dalam hasil beberapa statistik yang telah ditemukan, diprediksikan bahwa pada tahun 2025, konsumsi plastik di Asia akan meningkat sebesar 80% sehingga menciptakan sampah yang menumpuk lebih dari 200 juta ton. Dapat kita ambil contoh masyarakat Indonesia yang berada di peringkat kedua sebagai negara terbesar yang membuang sampah di laut. Masyarakat Indonesia telah diberi tahu sejak mereka kecil bahwa sampah seharusnya dibuang pada tempatnya, yaitu tempat sampah yang sudah disediakan oleh pemerintah. Selain membuang pada tempatnya, mereka juga telah diajarkan untuk mendaur ulang barang yang telah mereka pakai seperti plastik, bungkus makanan, dan lain-lainnya. Namun, karena tidak terbiasa oleh pola tersebut, maka yang terjadi adalah adanya ‘Ocean Garbage Patch’ yang semakin hari semakin memburuk karena tingkat volume sampah yang bertambah. Kita mungkin akan berpikir bahwa sampah yang te rgenang di laut tidak akan memiliki dampak seburuk sampah yang dibuang di darat. Namun, berdasarkan beberapa penelitian, sampah yang tergenang di laut dan di darat memiliki tingkat bahaya yang sama. Telah diteliti oleh ilmuwan bahwa terdapat 6 zat dalam sampah (plastik, pembungkus makanan, dan lain-lain) yang dapat merusak kesehatan manusia. Enam zat tersebut adalah 70
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Dioxin, Hexachlorobenzene, Klorin, Petro-polymers, Timbal, dan Arsenik. Dioxin dan Hexachlorobenzene merupakan zat polusi paling berbahaya karena zat tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan sel sehingga menyebabkan kanker di sistem hormon, sistem kekebalan tubuh, sistem reproduksi, serta kerusakan hati dan ginjal. Untuk zat Klorin tersendiri, jika zat tersebut tercampur dengan air maka zatnya akan bersifat reaktif dan mengakibatkan iritasi pada mata, paru-paru, dan juga korosi dalam tubuh. Untuk ketiga zat selanjutnya, yaitu Arsenik, Timbal dan Petro-polymer tidak memiliki dampak secara langsung pada kesehatan manusia. Namun, jika manusia secara tidak sengaja memakan zat tersebut maka perlahan zatnya akan meracuni sistem kesehatan manusia. Untuk menghindari diri kita dari zat-zat berbahaya, kita harus mengelola sampah dengan baik, namun hal tersebut belum kita dapat lakukan karena masih banyaknya sampah yang dibuang secara sembarangan. Masyarakat Indonesia seringkali membuang sampah di jalanan dan sungai yang pada akhirnya mengakibatkan menumpuknya sampah sehingga menciptakan lingkungan kotor dan dipenuhi oleh wabah penyakit dan polusi. Salah satu hal yang sering terjadi di Indonesia adalah warga yang tinggal dekat sungai membuang sampah dan kotorannya di sungai tersebut sehingga lama-lama sampahnya pun menumpuk. Dengan sampah-sampah tersebut menumpuk, air sungai pun sulit mengalir sehingga mengakibatkan banjir. Andaikan airnya mengalir, arus air dari sungai akan membawa sampah plastik dan bungkusan makanan ke laut sehingga menciptakan adanya berbagai penyakit. Ketika sampah-sampah yang tergenang di laut berada di daerah tersebut untuk jangka waktu yang panjang, maka terjadilah pencemaran air yang berdampak kepada lingkungan dan kesehatan masyarakat Indonesia. Dari segi lingkungan ekosistem laut, sampah seperti plastik akan menggangu kehidupan mahluk laut karena dapat menganggu rantaian makanan dan kesehatannya jika mereka tidak sengaja memakan sampah tersebut. Binatang-binatang laut tersebut tidak bisa membedakan makanan yang seharusnya ia makan dan sampah plastik
seperti botol dan bungkus makanan dan lain-lainnya. Sehinga sekali mereka memakan plastik tersebut, mereka akan memiliki kesusahan untuk bernapas dan hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kematian binatang-binatang laut. Selain itu, plastik yang dibuang di Samudera Pasifik dapat menghalangi pertukaran udara dari atmosfer dan penetrasi cahaya matahari sehingga menyebabkan kerusakan organisme dalam laut. Organisme seperti fitoplankton selalu melakukan proses fotosintesis, tetapi dengan adanya sampah di laut maka proses tersebut akan terhambat dan meruntuhkan rantai makanan di laut. Dalam segi kesehatan, sampah memiliki dampak paling buruk untuk manusia karena pencemaran sampah di laut dapat menyebabkan penyakit diare, kolera dan tifus melalui penyebaran virus. Selain penyakit diare, demam berdarah pun dapat terjadi jika suatu daerah terpenuhi oleh sampah yang dibuang sembarangan atau tidak adanya pengelolaan sampah yang baik. Berbagai penyakit juga dapat menyebar melalui rantaian makanan maupun dari sampah beracun yang sudah tercemar di laut. Contoh kasus pencemaran sampah di laut yang telah terjadi berada di Jepang. Dilaporkan oleh berbagai sumber berita bahwa 1.700 ribu nelayan meninggal akibat ikan yang mereka konsumsi karena ikan tersebut sudah terkontaminasi oleh polusi dan limbah. Meskipun terdapat sampah yang dibuang secara sembarangan di laut Samudera Pasifik, banyak sekali warga yang tidak mengetahui bahwa terdapat beberapa negara yang memiliki lahan khusus untuk sampah termasuk Indonesia. Beberapa masyarakat di Indonesia, khususnya di provinsi DKI Jakarta, tidak mengetahui bahwa pada kenyataannya terdapat satu kecamatan khusus untuk pembuangan sampah di Indonesia yang dinamakan Bantar Gebang. Setiap harinya, terdapat truk-truk yang berkeliling setiap sudut di Jakarta untuk mengambil sampah warga yang telah dibuang pada malam sampai pagi hari. Telah dihitung oleh berbagai sumber statisik bahwa sampah yang terkumpul di Bantar Gebang dapat mencapai 6,700 ribu ton per hari. Meskipun ada Bantar Gebang, volume sampah yang dihasilkan setiap harinya membutuhkan lahan yang lebih luas 71
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
dibandingkan yang sudah disediakan sekarang. Sudah seringkali disampaikan oleh pihak yang bertanggung jawab bahwa masyarakat Indonesia harus bisa mengelola sampah dengan baik, yaitu memisahkan yang plastik dari sampah-sampah yang lain maupun gelas botol. Selain wilayah yang dipermasalahkan, hasil gasifikasi dan landfill sampah telah dipermasalahkan oleh pemerintah setempat. Solusi pun telah dilakukan oleh kedua pihak, yaitu dari PT GTJ dan Pemprov DKI, namun hasilnya belum maksimal. Mungkin dengan adanya wilayah Bantar Gebang, pengelolaan sampah dapat tercapai, namun tetap saja banyak sekali masyarakat Indonesia yang melakukan pembuangan sampah sembarangan. Mereka tidak mengetahui bahwa setiap hal kecil yang mereka lakukan akan memiliki dampak besar ke depannya. Membuang sampah di laut tidak hanya akan berdampak kepada binatang laut, namun juga akan berdampak kepada manusia karena dapat mengganggu atmosfer dan lingkungan alam di sekitarnya. Meskipun sudah diciptakannya Undang-undang No. 18 tahun 2008 mengenai pengelolaan sampah, banyak sekali masyarakat Indonesia yang tidak menganggap keberadaan undang-undang tersebut. Untuk menanggulangi masalah pembuangan sampah di laut, telah mulai diciptakannya suatu teknologi berbentuk V yang dapat membersihkan daerah Samudera Pasifik. Teknologi tersebut menggunakan arus air untuk mengambil partikel-partikel sampah yang tersisa di laut. Jika kita menggunakan jaring-jaring akan memakan waktu lebih lama untuk mengambil sampah-sampahnya. Cara kerja teknologi V tersebut adalah dengan mendorong plastik-plastik yang tergenang di laut untuk melaju ke tengah sehingga dapat dikumpulkan dengan cepat. Berdasarkan uji coba alat tersebut, diharapkan bahwa teknologi yang juga dikenal dengan Pacific Ray tersebut dapat menghilangkan setengah dari sampah-sampah yang terkumpul di laut Samudera Pasifik pada tahun 2020, setidaknya setengah dari sampah-sampah yang berjumlah ribuan ton tersebut. Selain suatu teknologi yang dapat membantu membersihkan sampah-sampah di Samudera Pasifik, kita masing-masing individu termasuk masyarakat Indonesia dapat
ikut membantu, yaitu dengan membuat suatu sistem pengelolaan sampah. Pada awalnya dapat diciptakan suatu sistem dimana di setiap kecamatan akan memiliki 1 truk sampah yang datang setiap hari untuk mengambil sampah. Namun, truk-truk tersebut dapat membagi sampahnya berdasarkan golongannya, yaitu plastik, gelas, bungkus makanan dan lain-lainnya. Dalam setiap rumah, mereka harus memiliki tiga tempat sampah yang berbeda khusus untuk jenis-jenis sampah yang berbeda sehingga dapat membantu orang-orang yang mengambil sampahnya. Dapat juga diusulkan kepada pemerintah setempat untuk menyediakan tempat sampah di trotoar jalanan setiap 50-100 meter sehingga tidak adanya alasan bagi masyarakat untuk membuang sampah sembarangan. Sebagai pemimpin yang visioner, kita harus memiliki sikap rasionalitas dalam menghadapi situasi-situasi tertentu, termasuk mengelola sampah. Sebagai pemimpin kita harus bijak dalam mengambil keputusan, yaitu apakah kita mau mencemarkan lingkungan kita atau kita mau melindungi lingkungan kita dari sampah-sampah yang dibuang sembarangan. Meskipun sudah ada upaya dari Pemerintah, sebagai warga Indonesia kita harus saling membantu sehingga dapat membuat suatu solusi yang efektif. Kita harus memikirkan apa yang akan terjadi jika kita selalu membuang sampah di laut. Apakah ekosistem kita akan selamat? Bagaimana dengan binatang-binatang lautnya, apakah mereka dapat bertahan hidup dengan kondisi yang buruk? Sebagai seorang pemimpin untuk generasi mendatang, kita harus ingat bahwa setiap hal kecil yang kita lakukan memiliki dampak yang besar untuk masa depan.
Daftar Pustaka “Great Pacific Garbage Patch”. Nationalgeographic.com. Web. 9 Feb 2017. <http://www.nationalgeographic.org/encyclope dia/great-pacific-garbage-patch/> McLendon, Russel. “What is the Great Pacific Ocean Garbage Patch?”. MNN.com. Web. 9 Feb 2017. <http://www.mnn.com/earth-matters/translatin g-uncle-sam/stories/what-is-the-great-pacific-o cean-garbage-patch>
72
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Chow, Lorraine. “These 5 Countries Account for 60% of Plastic Pollution in EcoWatch”. Ecowatch.com. Web. 9 Feb 2017. <http://www.ecowatch.com/these-5-countriesaccount-for-60-of-plastic-pollution-in-oceans1882107531.html> “6 Zat Dalam Sampah yang Membahayakan Kesehatan”. Sahabatnestle.co.id Web. 9 Feb 2017. <https://www.sahabatnestle.co.id/content/view /6-zat-dalam-sampah-yang-membahayakan-ke sehatan.html> “Pencemaran Laut oleh sampah”. Blogspot.co.id. Web. 9 Feb 2017. <http://buya-serang.blogspot.co.id/2011/11/pe ncemaran-laut-oleh-sampah.html> “Dampak Sampah bagi Manusia dan Lingkungan”. Psychologymania.com. Web. 9 Feb 2017. <http://www.psychologymania.com/2012/09/d ampak-sampah-bagi-manusia-dan.html> “Rahasia Sukses Pengolahan Sampah di Jepang”. Olahsampah.com. Web. 9 Feb 2017. <http://olahsampah.com/index.php/manajemen -sampah/39-rahasia-sukses-pengolahan-sampa h-di-jepang> “Masalah Sampah DKI dan Pengelola Bantar Gebang Memanas Lagi”. Viva.co.id Web. 9 Feb 2017.
<http://metro.news.viva.co.id/news/read/78893 7-masalah-sampah-dki-dan-pengelola-bantar-g ebang-memanas-lagi> “Indonesia Negara Kedua Paling Banyak Buang Sampah ke Laut”. Liputan6.com. Web. 9 Feb 2017. <http://global.liputan6.com/read/2175513/indo nesia-negara-kedua-paling-banyak-buang-sam pah-ke-laut> “The Great Pacific Garbage Patch Is Even Worse than We Feared”. Huffingtonpost.com Web. 9 Feb 2017. <http://www.huffingtonpost.com/entry/great-p acific-garbage-patch-aerial-survey-ocean-clean up_us_57f2c33be4b01b16aafe80a5> “Great Pacific Garbage Patch far bigger than imagined, aerial survey shows”. Guardian.com. Web. 7 Feb 2017. <https://www.theguardian.com/environment/2 016/oct/04/great-pacific-garbage-patch-oceanplastic-trash> “Pengelolaan Sampah di Bantar Gebang Belum Ada Perubahan”. Poskotanews.com. Web. 7 Feb 2017. <http://poskotanews.com/2016/08/30/pengelol aan-sampah-di-bantargebang-belum-ada-perub ahan/>
73
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
Pencemaran yang Mempengaruhi Kehidupan Raihan Iriawan Apakah kalian tahu, sebagian besar bumi yang kita sayangi merupakan wilayah perairan? Iya benar, laut yang seperti kita tahu menyelimuti sebagian besar dari permukaan bumi. Lebih dari 71 persen dari permukaan bumi kita merupakan perairan. Tidak hanya itu saja, bahkan sekitar 80 persen kehidupan organisme di bumi ada di bawah permukaan laut. Memang absurd sekali bumi yang kita tinggal, sebagian besar wilayahnya dipenuhi dengan laut dan disebut planet bumi bukan planet laut. Akan tetapi, laut bumi yang kita tahu sangat terancam dengan adanya kehidupan manusia. Kecerobohan dan sifat malas dari seorang manusia membuat laut sangat kotor, adanya sampah yang tidak teratur sangat sekali mencemar laut. Sampah merupakan sesuatu sisa yang dibuang sehingga didefinisikan menjadi sampah. Jika tidak diatur dengan baik dapat menjadi pencemaran dan membawa dampak buruk, Sampah juga bisa didefinisikan sebagai buangan yang bersumber dari sebuah pabrik industri maupun rumah tangga. Ada lagi definisi dari sampah yang tertera dari di dalam undang-undang No. 18 Tahun 2008 mengenai pengelolaan Sampah, dikatakan bahwa sampah adalah sebuah sisa dari kegiatan manusia sehari-hari. Beberapa sampah dikategorikan sebagai sampah buruk. Sampah buruk biasanya bersumber dari pemukiman penduduk dan
sampah itu dihasilkan oleh penduduknya tersebut, Sampah yang biasanya di buang oleh penduduk adalah sampah yang bersifat organik, antara lain adalah sisa makanan, sampah kering dan sampah basah. Sampah yang sudah dibuang dan tidak dipakai lagi harus diatur dan di proses dengan benar agar mengurangi baunya yang tidak enak. Selain itu sampah merupakan sumber dan penyebab penyakit karena sampah sangat kotor. Hal lain yang dapat dipengaruh dengan sampah penyebutan saluran air, Sesuatu yang buruk bisa menjadi hal baik juga sama halnya seperti sampah. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos dan pupuk yang bisa bermanfaat, dan sampah seperti plastik dapat dijadikan kerajinan tangan dengan cara daur ulang. Sampah dari tempat-tempat umum juga merupakan sampah yang buruk, sering sekali sampah berjenis ini ditemukan di tempat perdagangan seperti di tempat tempat umum, di mana tempat tersebut adalah tempat yang dikunjungi
banyak
orang.
Tempat-tempat
tersebut juga memiliki tingkat produksi sampah yang tinggi. Sedikit berbeda jenis sampah yang dibuang di tempat seperti ini pada umumnya berupa sisa-sisa dari barang dagangan sang pedagang seperti makanan, sayuran busuk, 74
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
plastik, kertas, dan kaleng-kaleng. Semua yang
Pencemaran lingkungan sering sekali
disebutkan hanyalah beberapa sumber dari
terjadi karena ulah manusia dan pencemaran air
datangnya sampah.
merupakan salah satu pencemaran yang terberat
Berbagai macam sumber dari sampah
di
Indonesia. Pencemaran tersebut terjadi
yang disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil
terutama disebabkan limbah sektor perindustrian
dari semua sumber sampah di Indonesia.
yang
Mengetahui hal tersebut, sampah sangatlah
perindustrian, ada lagi akibat pencemaran air
bergantungan dengan tingkah laku manusia dan
yang terjadi, antara lain adalah pertanian,
menjelaskan bahwa kehidupan manusia tidak
pengolahan
akan jauh dan pernah lepas dari sampah.
pertambangan. Banyak sekali dampak yang
Terjadinya penumpukan sampah di tempat
terjadi akibat dari pencemaran air tersebut, salah
pembuangan merupakan salah satu bukti dari
satu dampak terburuknya adalah menurunnya
kecerobohan manusia dari pengelolaan sampah,
kadar kualitas air yang digunakan dan di
perlu diketahui bahwa sampah yang buruk bisa
manfaatkan
oleh
berdampak terhadap kehidupan manusia.
pencemaran
air
kecerobohan
sebagian
Selain itu laut merupakan suatu faktor penting
yang
Di
sampah
samping
yang
buruk,
manusia. tersebut
Proses terjadi
pabrik
yang
sektor
dan
dari karena tidak
terjadinya
memperhitungkan bahan sisa produksi yang
kehidupan organisme di muka bumi. Terutama
keluar dari pabrik tersebut, komponen yang di
manfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya
keluarkan dari pabrik berupa limbah yang sudah
merupakan sarana sumber kehidupan nelayan,
diolah, akan tetapi limbah tersebut masih
laut merupakan penyedia sumber protein yaitu
memiliki kandungan senyawa yang bersifat toxic
ikan yang tersebar di dunia. Setiap tahun,
(beracun) dan penyebab kematian makhluk
nelayan dapat memproduksi dan menangkap
hidup. Adanya pabrik-pabrik industri yang
sekitar 70 hingga 75 juta ton di seluruh dunia.
sistem pembuangannya masih tidak teratur maka
Akan tetapi penangkapan ikan tersebut semakin
permasalahan pencemaran air ini tidak akan
hari semakin memburuk, penangkapan ikan
punah. Di Indonesia tingkat pencemaran air
semakin
sehingga
semakin tinggi dan pencemaran air tersebut
mengakibatkan langkanya beberapa jenis ikan
menimbulkan kerugian yang sangat besar, hal
seperti tuna dan salmon. Adanya lagi manfaat
tersebut juga dibuktikan dari adanya kematian
laut bagi kehidupan manusia adalah untuk
disebabkan dari air yang tercemar yang di
sarana transportasi, Selain darat dan udara, jalur
manfaatkan makhluk hidup. Air limbah harus
laut merupakan salah satu jalur tranportasi
mengalami proses daur ulang sehingga dapat di
alternatif
pergunakan lagi atau dibuang ke lingkungan
tidak
untuk
memungkinkan
berlimpah.
terkendali
memenuhi
kebutuhan
masyarakat. Bahkan di Indonesia, transportasi
tanpa menyebabkan pencemaran.
laut merupakan transportasi yang populer dan sangat membantu.
Proses
pencemaran
terjadi
secara
langsung dan tidak langsung. Pencemaran yang 75
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
terjadi secara langsung yaitu sampah atau
pengamatan
limbah
menimbulkan
berdasarkan tingkat kejernihan air, warna, bau
pencemaran karena mengandung zat-zat yang
dan rasa.Kita juga bisa megetahui secara
beracun
dan
kimiawi yaitu melewati proses pengukuran zat
mengganggu kesehatan manusia, hewan maupun
kimia yang terdapat di dalam sumber air tersebut
tumbuhan. Dampak lain juga merusak ekosistem
menggunakan pengukur pH. Pengamatan secara
karena dengan mengganggu kesehatan makhluk
biologis, yaitu pengamatan pencemaran air
hidup keseimbangan ekologi menjadi rusak baik
berdasarkan organisme yang ada dalam air.
yang
dibuang
sehingga
dapat
dan
berdampak
sendiri
yang
bisa
di
lihat
ekologi air, udara maupun tanah. Proses secara tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia yang bereaksi
di
pencemaran
udara
sehingga menyebabkan
lingkungan.
Kedua
proses
pencemaran tersebut memiliki dampak secara langsung bagi kesehatan antara lain adalah diare, muntah, dan gangguan kesehatan lain, efek secara tidak langsung atau efek jangka panjang adalah
datangnya
virus-virus,
penularan
penyakit.
untuk mengatasi masalah ini, namun hal tersebut memiliki keterbatasan dengan orang yang akan melakukannya, oleh karena itu diperlukan kesadaran diri dan tanggung jawab terhadap diri sendiri .Akan tetapi batas tersebut pasti bisa terlampaui, maka pencemaran akan berkurang dan alam akan terjaga secara tetap atau teratur. Masalah pencemaran lingkungan air ini sudah tidak bisa di tunda lagi terutama limbah cair yang merupakan salah satu hal yang membuat terjadinya pencemaran tersebut. Kita juga bisa memohon pemerintah untuk membantu proses pengelolaan
lingkungan
dan
meningkatkan pengawasannya dengan baik. Terdapat indikator atau tanda bahwa sebuah air di lingkungan telah tercemar tanda-tanda yang dapat
di
dengan kegiatan manusia sehari-hari, salah satu contohnya ada pemilihan pergaulan. Dizaman
Hukum dan undang-undang diperlukan
pelaksanaan
Jika dianalogikan, masalah ini bisa dihubungkan
observasi
adalah
pertama
dari
sekarang seperti pepatah kualitas pergaulan anda, menentukan kualitas kehidupan anda, orang cenderung memilih pergaulan yang salah sehingga berdampak buruk terhadap dirinya sendiri, penulis percaya bahwa sesuatu yang buruk akan berdampak terhadap orang lain jika terus diikuti, sebaliknya juga jika kita mengikuti sesuatu yang buruk akan berdampak buruk bagi kita.
Pengertian
pergaulan
menurut
situs
pergaulan remaja â&#x20AC;&#x153;Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Dengan pengertian ini penulis dapat menverifikasi bahwa pergaulan menular karena adanya interaksi satu individu dengan individu lain. Masalah tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia saja, akan tetapi masalah tersebut
76
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
sudah menjadi masalah yang berkala global.
berasal dari sungai dan sampah-sampah tersebut
â&#x20AC;&#x153;The Great Pacific Garbage Patchâ&#x20AC;&#x153; atau kata lain
dibawa oleh arus sungai kelaut dan akhirnya
tambalan sampah samudera pasifik, merupakan
arus lautlah yang menyeret sampah dari sungai
tumpukan atau kumpulan sampah di laut,
terombang-ambing
Sampah tersebut bersumber dari sampah-sampah
membentuk
di lautan yang datang dari Samudera Pasifik,
Samudera.
awal mula dari masalah ini adalah berasalnya
membutuhkan waktu sekitar 6 tahun untuk
sampah dari kapal-kapal laut yang berlayar di
sampai di Pacific Garbage Patch, sedangkan
Samudera Pasifik, setelah itu sampah-sampah
sampah dari Jepang membutuhkan waktu 1
tersebut terbawa oleh arus laut dan menyumbat
tahun untuk berkumpul ditumpukan sampah
di suatu tempat, dari sampah laut yang
pasifik ini (Pacific Garbage Patch).
di
laut
kumpulan
dan
kemudian
sampah
Sampah-sampah
plastik
dari
di
Amerika
berlebihan itu membentuk "pulau sampah".
Tentunya semua masalah pasti bisa
Kumpulan sampah lautan terbesar berada di
teratasi dan memiliki solusi, terdapat berbagai
Samudera Pasifik yang dihimpit secara langsung
solusi untuk mengatasi masalah di atas, dan juga
oleh Jepang dan Amerika Serikat, dan dikenal
solusi tersebut menjadi faktor untuk mengatasi
sebagai The Great Pacific Garbage Patch.
masalah â&#x20AC;&#x153; Pulau Sampah â&#x20AC;&#x153;. Cara utama yang
Tepatnya terletak di Samudera Pasifik Utara.
baik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
Kumpulan sampah ini membentuk area yang
menginformasi
sangat besar dan luas, dan jenis sampah yang
komunikasi merupakan sebuah medium yang
berkumpul di pulau tersebut beragam dari
sangat efektif sehingga dapat mempengaruhi
berbagai macam jenis sampah konsentrat plastik,
orang
sampah kimia, dan juga barang rongsokan serta
memanfaatkan jaringan media sosial, dengan
atau sisa material lainnya. Beragamnya sampah
begitu kita dapat menyebarkan informasi di
tersebut berasal dari kapal-kapal berlayar yang
skala yang global. Lalu pemerintah juga harus
membuang sampah-sampah mereka ke laut dan
berkontribusi terhadap masalah ini, langkah
dibawa oleh arus laut hingga Pasifik Utara.
yang dapat digunakan adalah dengan cara
lain,
orang
selebihnya
lain,
kita
kekuataan
juga
dapat
menyediakan tempat pembuangan yang lebih Setiap tahun, 10% dari 200 milyar pon
banyak sehingga masyarakat dapat membuang
plastik diproduksi secara global berakhir di laut
sampah di tempatnya. Setelah itu pemerintah
kita dan sekarang, sekitar 46.000 potong sampah
dapat menegaskan undang-undang yang ada
plastik yang mengambang di setiap mil dari laut
untuk memperbaiki sistem pembuangan di
. Para ilmuwan memperkirakan 80% berasal dari
Indonesia. Pemerintah juga dapat menjalani
daratan, dan 20%
lainnya berasal dari kapal
program pendidikan yang mengajarkan kepada
yang berlayar di Samudera Pasifik. 3000 orang
masyarakat dan menanamkan pikiran yang tidak
yang berlayar dengan kapal pesiar dapat
ingin membuang sampah pada masyarakat
menghasilkan 8 ton sampah setiap minggunya.
Indonesia. Pemerintah juga harus mengajarkan
Sampah yang berasal dari daratan umumnya
masyarakat untuk membuang sampah di tempat 77
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
yang benar, dengan
begitu kita sebagian
masyarakat Indonesia dapat mengurangi adanya masalah pencemaran di bumi.
Daftar Pusaka Azaria, Davilla. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN LAUT SAMUDRA PASIFIK DARI GUGUSAN SAMPAH PLASTIK BERDASARKAN HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL." N.p., n.d. Web. 10 Feb. 2017. masyarakat Indonesia dapat mengurangi adanya masalah pencemaran di bumi.
Gibb, Natalie "THE GREAT PACIFIC GARBAGE PATCH." THE GREAT PACIFIC GARBAGE PATCH. N.p., n.d. Web. 10 Feb. 2017. Intermezzo: Sekilas Mengenai 'The Great Pacific Garbage Patch'" Intermezzo: Sekilas Mengenai 'The Great Pacific Garbage Patch' N.p., n.d. Web. 10 Feb. 2017.
Kartika Ikawati, "Great Pacific Garbage Patch Pulau Sampah di Samudra Pasifik." News.lewatmana.com. N.p., 27 Feb. 2015. Web. 10 Feb. 2017.
78
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Arus Liar Pasifik Retno Dewi Lestari Bosan atau lalai, itulah alasan yang kita gunakan untuk mendeskripsikan sesuatu yang tidak ingin kita lakukan. Seperti tugas yang diberikan di sekolah, ketika kita bosan atau lalai dalam mengerjakannya, akan menyebabkan tugas tersebut menumpuk. Dampaknya mungkin baru bisa kita rasakan setelah beberapa lama tugas tidk kita kerjakan; dengan dampak yang jauh lebih besar. Sebuah tugas bisa kita tebus dengan tugas tambahan; namun di dalam kehidupan nyata, ada banyak hal yang lebih menakutkan. Sebagai manusia, kita masih kurang peduli terhadap komunitas kita. Rasa peduli di dalam diri seseorang jauh lebih mudah dikatakan daripada dilakukan; setidaknya kaki kita masih harus menginjak tanah. Kurangnya kepedulian manusia terhadap komunitas adalah yang lebih menyeramkan, sebuah kenyataan yang tidak lagi bisa diubah. Sayangnya, kenyataan adalah mutlak dan banyak yang masih belum bisa menerima dunia dengan baik atas apa yang telah terjadi. Seiring meningkatnya populasi bumi, banyaknya sampah yang dikumpulkan dari penggunaan sehari-hari atau pembuangan pabrik juga pasti akan terus bertambah. The Great Pacific Garbage Patch adalah hasil dari pencemaran sampah kita; samudera yang dikenal dengan ukurannya yang besar dan kemampuannya yang telah berhasil menghidupi ribuan pulau kecil di sekitarnya, sekarang dipenuhi oleh sampah yang manusia buang sembarangan. Adanya pergerakan air di laut dari Barat dan Timur Pasifik menyebabkan perputaran arus sampah laut hanya bergerak ke tengah samudera tersebut. Oleh karena itu, The Great Pacific Garbage Patch terletak tepat di tengah Samudera Pasifik dan negara-negara besar yang berada di benua Eropa dan Amerika Serikat. Definisi dari pencemaran laut adalah
masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut yang tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya. Ada banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sumber kontaminantan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi pembuangan yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga, dan sebagainya. Sampah Dunia yang Terus Bergerak Banyak yang tidak mengetahui adanya sampah yang terkumpul di tengah Samudera Pasifik, namun ini adalah fakta yang sudah terkonfirmasi dan data yang semua orang bisa mengerti tanpa harus melakukan riset panjang dan jauh ke dalam topik ini, seperti; 1. The National Ocean Service menjelaskan bahwa The Great Pacific Garbage Patch adalah konsekuensi potensial dari sampah laut. 2. Penelitian yang telah dilakukan, sepenuhnya hanya untuk mencari efek; cara menanggulang sampah masih belum ditemukan. 3. Informasi dari Environmental Protection Agency, AS telah menyusun penelitian lebih lanjut atas sampah yang mengambang di samudera tersebut. 4, Tidak hanya hewan di dalam air, sampah yang sekarang telah mempengaruhi kehidupan komunitas yang tinggal berdekatan dengan pilin Pasifik. 5. Sudah ada beberapa orang yang mencari cara untuk mendalami The Great Pacific Garbage Patch, namun karena kedalaman yang masih belum diketahui; sedikit rumit untuk menjelajahi dan mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk membenahi laut. The Great Pacific Garbage Patch 79
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
dibatasi oleh Samudera Pasifik Utara Subtropis pilin; sistem arus laut yang melingkar, terbentuk oleh pergerakan angin bumi dan efek rotasi planet. Pilin Pasifik Utara Subtropical terbentuk karena interaksi dari gerakan California, Equatorial Utara, Kuroshiro, dan arus Pasifik Utara. Keempat arus bergerak searah jarum jam di sekitar area seluas 20 juta kilometer persegi. Daerah di pusat pilin ini cenderung sangat tenang dan stabil, dengan gerakan melingkar di mana puing mulai terjebak di pusatnya. Sebuah botol plastik dibuang dari arah lepas pantai California misalnya, botol tersebut akan bergerak ke arah selatan menuju Meksiko. Kemungkinan besar, botol tersebut akan terperangkap ketika melintasi luas Pasifik. Jumlah sampah yang terbuang ke dalam The Great Pacific Garbage Patch terakumulasi karena banyaknya yang tidak terbuat dari material yang bisa dihancurkan. Banyak plastik, misalnya, tidak memakai bawah; mereka pecah menjadi potongan yang lebih kecil. Bagi banyak orang, ketika “Garbage Patch” dikatakan, gambaran pertama yang mereka lihat adalah pulau mengambang yang terbentuk dari sampah. Pada kenyataannya, potongan plastik yang mengambang ini, disebut microplastic; sebuah produk yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Bahkan pengambilan gambar dari satelit masih belum bisa mendeteksi adanya sampah raksasa di Samudera Pasifik; hanya sebuah tampilan air seperti sup yang berawan. Nyatanya sup tersebut adalah air laut yang dipenuhi dengan sampah yang cukup besar, namun tak kasat mata, seperti sepatu; sampah yang tidak biasa ditemukan. Setelah dilakukan riset secara mendalam, di dasar laut area The Great Pacific Garbage Patch adalah tumpukan sampah yang lebih banyak, menjadikan area tersebut seperti pulau, namun pulau sampah yang besar. Para ahli ekologi baru-baru ini menemukan bahwa sekitar 70% dari sampah laut, benar-benar tenggelam ke dasar laut. Sementara ahli kelautan dan iklim, mereka mengatakan bahwa keberadaan The Great Pacific Garbage Patch, itu ditemukan oleh Charles Moore; beliau benar-benar menemukan pusaran sampah
tersebut. Moore sedang berlayar ke California dari Hawaii setelah bersaing dalam lomba berlayar. Ia menyeberangi pilin Pasifik Utara Subtropis; dengan krew kapalnya, ia melihat banyaknya plastik yang ada di sekitar kapal yang mereka gunakan. Tidak ada yang mengetahui seberapa banyak sampah yang telah terkumpul dalam pulau tersebut, karena pilin Pasifik terlalu besar untuk dipelajari secara detail. Untuk menambahkan, tidak semua sampah yang berdatangan bisa mengambang, seperti plastik atau botol-botol plastik; sampah yang memiliki massa lebih besar tentu akan tenggelam setiap ada gerakan di permukaan air, apa lagi gerakan air yang tidak berhenti, dari turun yang hanya beberapa centimeter, turun menjadi beberapa meter dengan cepat. Tenggelamnya sampah akan mempersulit pengukuran pulau tersebut dengan tepat, karena kedalaman Samudera Pasifik yang masih belum bisa sepenuhnya diketahui. Sekitar 80% dari sampah yang terbuang ke arah samudera Pasifik adalah buangan tanah atau sampah yang terbuang bersama tanah dari Amerika Utara dan Asia. Sampah yang berdatangan dari Amerika Utara memerlukan 6 (enam) tahun untuk sampai di pilin Pasifik, sedangkan sampah dari Jepang dan negara-negara di Asia lain, hanya memerlukan sekitar 1 (satu) tahun. Sisa 20% dari total sampah yang terbuang adalah puing-puing dari pelaut, rig minyak lepas pantai, dan kapal kargo besar yang membuang langsung puing-puing ke dalam air. Sampah yang dibuang bisa mencapai angka 705.000 ton- 5% juga barang-barang yang tidak seharusnya ditemukan dalam air, seperti monitor komputer dan Lego, berasal dari kontainer pengiriman yang turun dan berjatuhan. Tetapi dengan banyaknya sampah yang masuk ke dalam laut, plastik adalah sampah mayoritas yang terbuang, berikut adalah alasan-alasan utamanya: 1. Sampah plastik sangat kuat dan murah untuk dibeli. Semakin banyak orang yang membeli dan menggunakan produk sebagai konsumer atau produsen industri. 2. Plastik terbuat dari barang yang tidak 80
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
biodegradeâ&#x20AC;&#x2039;, berarti sampah plastik tidak bisa diuraikan atau busuk, namun hanya pecah menjadi bagian yang lebih kecil yang mengambang ke arah yang tak menentu. Pencemaran air dapat berdampak sangat luas. Misalnya dapat meracuni air minum, meracuni ikan, dan menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem. Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut sehingga akan mengakibatkan terganggunya kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen. Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, tempat buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu, air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfer. Limbah yang mengandung polutan tersebut kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain). Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton. Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari titoplanton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai kepada manusia. Apabila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, untuk kemudian dijadikan sebagai bahan makanan, akan berbahaya bagi kesehatan manusia karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Sudah beberapa tahun komunitas kecil telah berjalan untuk membenahi kerusakan yang lebih lanjut dari pembuangan sampah di laut. Sayangnya, masih banyak yang belum mengertj adanya organisasi kecil ini yang bisa memperbaiki dan paling tidak mengurangi sampah yang telah dibuang ke dalam laut. Organisasi besar seperti â&#x20AC;&#x2039;Oceanic Preservation Society, Reef Check, Save Our Marine Life, dan BlueVoice.org adalah organisasi yang mengabdi untuk membenahi air. Mereka adalah cara
pendekatan multi disiplin untuk menyediakan data yang diperlukan untuk mencegah hilangnya keanekaragaman hayati laut. Data yang menyatakan adanya ancaman sepenuhnya terjadi karena adanya ancaman dan peningkatan buangan sampah di laut. Beberapa cara yang telah mereka gunakan untuk menyelamatkan laut dan menggunakan studi biologi konservasi laut, adalah untuk memfasilitasi penyerbukan silang dari sejumlah disiplin dalam ilmu kelautan termasuk biologi kelautan, ekologi, ilmu pengetahuan tentang ikan, oseanografi, oseanografi biogrofi, dan lain-lain sehingga data ilmiah dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah secara efektif dan berkelanjutan. Daftar spesies laut yang terdaftar sebagai terancam atau dalam bahaya kepunahan tumbuh lagi setiap tahun. Terumbu karang dunia, rumah bagi keanekaragaman hayati terbesar ikan laut, yang memburuk akibat praktik penangkapan ikan yng merusak dan pemutihan. Kadar merkuri yang ditemukan di dalam banyak spesies karena memancing komersial, dengan bertambahnya tahun, semakin tinggi kadar merkuri yang ditemukan di dalam organisme tersebut. Zona mati jauh lebih banyak berkembang dibanding dengan adanya pertumbuhan yang baik pada terubu karang. Tanpa pemahaman ilmiah dan data yang diperlukan untuk menunjukkan besarnya masalah ini, mereka tidak akan dapat diselesaikan. Ilmu biologi konservasi laut sangat diperlukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan untuk membalikkan kerusakan sudah dilakukan, namun dengan minimnya studi, bukti yang kuat untuk melakukan segala tindakan; masih belum bisa sepenuhnya disetujui. Pada tahun 1989, Pusat Konservasi Laut (sekarang â&#x20AC;&#x2039;The Ocean Conservancy external linkâ&#x20AC;&#x2039;) bergabung dengan organisasi internasional dalam mengembangkan â&#x20AC;&#x2039;Global Biodiversity Strategy (World Resources Institute et al. 1992). Volume pendamping ini, karya 106 penulis - ahli biologi kelautan, ahli kelautan, ekonomi, pengacara, pejabat pemerintah, lingkungan, dan lain-lain telah disebut buku yang paling 81
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
komprehensif tentang konservasi laut. Hal ini menyajikan, untuk pertama kalinya, prinsip-prinsip dasar konservasi laut bagi para pengambil keputusan di pemerintah, industri, dan organisasi konservasi dan untuk manajer kelautan sumber daya, mahasiswa, dan semua orang lain yang terkait dengan perlindungan sumber daya penting laut; dimana mereka juga membantu mencari solusi terbaik untuk memperbaiki kerusakan yang sudah terlalu banyak untuk laut kita.
kecil namun yang pasti. Itulah yang kita akan lakukan, langkah kecil untuk membenahi kerusakan samudera.
Terbentuknya solusi Dunia Setelah bertahun-tahun meneliti secara detail, pembersihan laut masih belum bisa dilakukan secara efektif. Zat kimia yang berbahaya dan sampah plastik yang terbuang ke dalam laut, belum tentu bisa dibersihkan secara langsung; efek dari sampah itu akan menumpuk dan akan terus membahayakan lingkungan. Tetapi kita sebagai manusia, harus bisa membenahi apa yang telah kita lakukan. Penyu berpikir bahwa plastik adalah ubur-ubur, dan mereka memakannya. Elang berpikir bahwa pelet resin plastik adalah telur ikan, dan mereka memberi makan mereka untuk anak mereka. Hewan lain menjadi terjerat dan terperangkap dalam plastik, sering tenggelam karena ikatan yang kuat dari plastik tersebut. Keadaan ini akan membahayakan lingkungan, karena matahari yang tertutup oleh plastik, ganggang tidak akan tumbuh sebagaimana mestinya. Dengan sedikit ganggang, seluruh rantai makanan mengalami gangguan. Selain itu, plastik mengambang di laut yang penuh dengan bahan kimia berbahaya ke dalam air, akan memasuki rantai makanan. Langkah-langkah untuk Mengurangi dan Mencegah Polusi Samudera sudah berjalan, namun karena ukuran, lokasi, dan sifat ekstensif dari The Great Pacific Garbage Patch membuat pembersihan tidak praktis. Inilah kasus terbesar yang terjadi di dunia, dan hanya kita yang bisa menghentikannya. Kita selalu memiliki cara, hanya niat yang harus ditekunkan. Seperti tugas yang menumpuk, kita harus mencari cara untuk mengerjakannya satu-satu; langkah-langkah
biology/
Daftar Pustaka “Marine
Conservation
MarineBio.org”. Society.
Biology
MarineBio
Accessed,
-
Conservation
13
Feb.
2017.
http://marinebio.org/oceans/maine-conservation-
“Menjaga Laut Dari Pencemaran dan Perusakan” . PDF, Ani Sopiani (Mitra Edukasi Indonesia), http://cdn.rimanews.com/ebook-data/72.pdf “iClean
our
Oceans”.
Greg
Wiszniewsk,
http://www.bbcleaningservice.com/great-pacificgarbage-patch.html “Garbage
Patch”.
Website.
http://garbagepatch.net/greatpacificoceangarbage patchfacts/ “Global Marine Biological Diversity: A Strategy for
Building
making”
Conservation
Elliott
A.
into
Decision
Norse,
1993.
http://response.restoration.noaa.gov/about/media /how-big-great-pacific-garbage-patch-science-vs -myth.html “How Bad is Ocean garbage, really?” Elizabeth Preston, https://www.theatlantic.com/science/archive/201 6/04/ocean-garbage-marine-debris/476481/ “Aerial Survey and imagined Garbage Patch in the
Pacific
Ocean”.
Oliver
Milman.
https://www.theguardian.com/environment/2016 /oct/04/great-pacific-garbage-patch-ocean-plastic 82
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
-trash
The Garbage Patch, Marzia Senisi, Master of Science
is
sustainability
Management.
“Marine Biology Conservation: The Science of
http://www.seas.columbia.edu/earth/wtert/sofos/
Maintaining the Sea’s Biodiversity” Michael E.
sesini_thesis.pdf
Soule, Elliot A. Norse, Larry B. Crowder, Marine Conservation Instituteexternal Link,
What is the Great Pacific Ocean Garbage Patch,
Pulau Press, 2005
Russell
Melendon.
http://www.mnn.com/earth-matters/translating-u “Ocean
Garbage
Disappearing”
Tia
Patch
is
Mysteriously
ncle-sam/stories/what-is-the-great-pacific-ocean-
Ghose,
LiveScience.
garbage-patch
http://www.livescience.com/46598-ocean-plastic -is-missing.html
83
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Sampah Lautan di Bumi Samuel Triston Bayangkan Bumi kita seperti seperti sebuah bola yang dipakai untuk main dan lumpur adalah sampah. Saat dimainkan dibagian berlumpur, bola itu menjadi semakin kotor. Jadi sebagai kita tidak mempedulikan bola tersebut dan membiarkannya lebih kotor, bola ini pun akan menjadi kotor dalam setiap dua sepertiga dari dar beberapa bagian dari beberapa sisi bola ini. Sayangnya, Bumi yang kita tempati kondisinya seperti kondisi bola tersebut. Namun, kita pun tidak bisa membersihkannya dengan air, karena beberapa dari sampah tersebut itupun menjadi mengapung di lautan kita tersebut. Keadaan air sungai di Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan, ini semua dikarenakan ulah para penduduk yang menggunakan sungai sebagai pembuangan limbah industri dan tempat pembuangan sampah rumah tangga. Walaupun fungsinya sungai sangat jelas bagi siapapun yang melihatnya, orang-orang masih saja melempar sampahnya sembarangan. Bagi yang tidak tahu, sungai bisa dibilang sebagai nadi kehidupan, sejarah awal manusia bermula disepanjang lembangan sungai. Pencemaran sungai sedikit maupun banyak tentu akan mempunyai sebuah efek terhadap aktivitas kehidupan, maupun manusia atau fauna lokal. Selain hanya di ditampung banyak juga mengenai tentang pendauran ulang sampah. Sampah dan bagaimananya bisa diolah, dan didaur ulang di dalam sistem penanggulangngan bisa menjadi sebuah bisnis. Bisnis sampah ternyata sangat menjanjikan. Pengusaha muda Indra Noviansyah
membuktikannya. Dalam sistem per dua tahun menggeluti bisnis sampah dengan pemuda bisnis kecil Dareem Irhmawan. Dia mengumpulkan sampah-sampah dari sejumlah tempat untuk kemudian diekspor ke sejumlah negara, salah satunya Cina. Sampah yang dikumpulkan adalah sampah plastik, mulai dari bekas botol air mineral, tutup botol, sampai gelas air mineral. Indra menempatkan satu alat besar bernama plastic crusher untuk menggiling sampah itu. Alat yang terbuat dari besi itu langsung didatangkan menggunakan kapal laut dari Jakarta. Alat itu memang belum diproduksi di Pontianak. Dalam lautan kita, beberapa dari lautan di Bumi ditempati dengan beberapa negeri penuh sampah, atau “Garbage Patch” seperti dalam sebutan yang menjadi sebuah terminologi non-ilmiah. “Garbage Patch” yang menjadi sebuah tempat Landfill yang menanggulang beberapa sampah yang ada di darat dan dipakai sebagai penanggulang karena banyaknya sampah dan menjadi perjanjian untuk menanggulangi dan membatasi adanya sampah yang di sebut “Ocean Garbage Patch”. Dari perjanjian tersebut, Patch yang dipakai sebagai penangulang sampah, menampunng sampah sebisanya sesampai kehabisan ruangan untuk menampung sampah di daerah lautan tersebut4. Alat plastic crusher ini yang dipakai untuk organisasinya dan bisnis yang dibuat dengan sistem nonprofit di Indonesia dan berbagai tempat telah disebarkan di Asia Tenggara. Alat ini telah digunakkan untuk melumatkan sampah. Sebelum digiling, 84
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
sampah-sampah dipilah-pilah berdasarkan jenis dan warnanya. Setelah itu baru digiling. Hasil gilingan itu lantas dijemur dan baru dikarungkan. Nantinya sampah yang sudah menjadi bagian-bagian kecil itu akan dibawa ke Jakarta setelah dimasukkan ke dalam peti kemas. Minimal Indra harus memperoleh sedikitnya 10 ton sampah plastik untuk bisa dibawa ke Jakarta[1]. Keadaan air sungai di Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan, ini semua dikarenakan ulah para penduduk yang menggunakan sungai sebagai pembuangan limbah industri dan tempat pembuangan sampah rumah tangga. Walaupun fungsinya sungai sangat jelas bagi siapapun yang melihatnya, orang-orang masih saja melempar sampahnya sembarangan. Bagi yang tidak tahu, sungai bisa dibilang sebagai nadi kehidupan, sejarah awal manusia bermula disepanjang lembangan sungai. Pencemaran sungai sedikit maupun banyak tentu akan mempunyai sebuah efek terhadap aktivitas kehidupan, maupun manusia atau fauna lokal. Selain hanya di ditampung banyak juga mengenai tentang pendauran ulang sampah. Sampah dan bagaimananya bisa diolah, dan didaur ulang di dalam sistem penanggulangngan bisa menjadi sebuah bisnis. Bisnis sampah ternyata sangat menjanjikan. Pengusaha muda Indra Noviansyah membuktikannya. Dalam sistem per dua tahun menggeluti bisnis sampah dengan pemuda bisnis kecil Dareem Irhmawan. Dia mengumpulkan sampah-sampah dari sejumlah tempat untuk kemudian diekspor ke sejumlah negara, salah satunya Cina. Sampah yang dikumpulkan adalah sampah plastik, mulai dari bekas botol air mineral, tutup botol, sampai gelas air mineral. Indra menempatkan satu alat besar bernama plastic crusher untuk menggiling sampah itu. Alat yang terbuat dari besi itu langsung didatangkan menggunakan kapal laut dari Jakarta. Alat itu memang belum diproduksi di Pontianak. Sampah seperti botol air mineral, gelas air mineral, botol oli, ember dan lain-lain kerap dibuang begitu saja. Selain merusak
pemandangan, sampah-sampah tersebut kerap menyebabkan problem lingkungan. Karena itu, usaha ekspor sampah ini menurut Indra tidak hanya sekadar mendapatkan keuntungan secara ekonomi, tetapi juga berdampak pada sisi lingkungan. Dalam sistem penanggulangan sampah tersebut sebagai dari berbagai langkah-langkah yang digunakan setelah di peroleh gilingan sampah tersebut: sampah itu akan diekspor ke Cina. Indra tidak bisa mengekspor langsung sampah ke luar negeri karena di Pontianak belum ada pelabuhan internasional. Karena itu dia memilih membawa barang itu ke Jakarta terlebih dahulu. Di Jakarta, barang-barang itu akan disatukan bersama barang-barang lain yang juga akan diekspor. Setelah dikurangi biaya pembelian, penyortiran, penggilingan, dan biaya pengiriman, dari 10 ton itu Indra bisa mengantongi keuntungan hingga ratusan juta rupiah. Barang yang sebelumnya tidak berguna itu harga jualnya cukup tinggi di luar negeri. Namun, ada beberapa cara yang lainnya lagi untuk memproduksi sebuah hal yang bisa berguna untuk masyarakat dan membangun hal yang lebih berstruktur lagi dari sampah yaitu melewati Produksi bersih atau Zero Waste. Produksi bersih merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara pengurangan produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologi. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada berbagai aktivitas termasuk juga kegiatan skala rumah tangga. Sampah seperti botol air mineral, gelas air mineral, botol oli, ember dan lain-lain kerap dibuang begitu saja. Selain merusak pemandangan, sampah-sampah tersebut kerap menyebabkan problem lingkungan. Karena itu, usaha ekspor sampah ini menurut Indra tidak hanya sekadar mendapatkan keuntungan secara ekonomi, tetapi juga berdampak pada sisi lingkungan Dalam lautan kita, beberapa dari 85
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
lautan di Bumi ditempati dengan beberapa negeri penuh sampah, atau “Garbage Patch” seperti dalam sebutan yang menjadi sebuah terminologi non-ilmiah. “Garbage Patch” yang menjadi sebuah tempat Landfill yang menanggulang beberapa sampah yang ada di darat dan dipakai sebagai penanggulang karena banyaknya sampah dan menjadi perjanjian untuk menanggulangi dan membatasi adanya sampah yang di sebut “Ocean Garbage Patch”. Dari perjanjian tersebut, Patch yang dipakai sebagai penangulang sampah, menampunng sampah sebisanya sesampai kehabisan ruangan untuk menampung sampah di daerah lautan tersebut4. Pengertian Zero Waste adalah bahwa mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi “produksi sampah” atau diminimalisir terjadinya “sampah”2. Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle), 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan menanam kembali. Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu dengan sasaran untuk melakukan penanganan sampah perkotaan skala kawasan sehingga dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin, serta terciptanya industri kecil daur ulang yang dikelola oleh masyarakat atau pemerintah daerah setempat. Dari hal tersebut tentang 9 cara orientasi penanganan sampah dengan konsep zero waste diantaranya yang menimpa hal tersebut sebagai berikut dibawah: Sistem pengolahan sampah secara terpadu adalah sistem pengolahan sampah dimana sebuah sistem pengolahan secara beruntunan dan tidak ada pemisahan dalam bahan dan semacam bahan tertentu yang diperlukan untuk diolah menjadi sebuah produk. Teknologi
pengomposan, biogas, briket , pakan ternak dll, sebagai pembuat pengomposan sumber daya natural dan alami3. Teknologi daur ulang sampah plastik, kertas dan yang lainnya sebagai subsection atau seksi tersendirinya atau khususnya untuk memebuat produk daur ulang dari hal non-organik4. 4. Teknologi pembakaran sampah dan insinerator. 5. Teknologi pengolahan limbah cair (IPAL). 6. Teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. 7. Peran serta masyarakat dalam penanganan sampah. 8. Pengolahan sampah kota. Dalam lautan kita, beberapa dari lautan di Bumi ditempati dengan beberapa negeri penuh sampah, atau “Garbage Patch” seperti dalam sebutan yang menjadi sebuah terminologi non-ilmiah. “Garbage Patch” yang menjadi sebuah tempat Landfill yang menanggulang beberapa sampah yang ada di darat dan dipakai sebagai penanggulang karena banyaknya sampah dan menjadi perjanjian untuk menanggulangi dan membatasi adanya sampah yang di sebut “Ocean Garbage Patch”. Dari perjanjian tersebut, Patch yang dipakai sebagai penangulang sampah, menampunng sampah sebisanya sesampai kehabisan ruangan untuk menampung sampah di daerah lautan tersebut4. Karena hal tersebut, baiknya kita menjadi lebih perhatian terhadap lingkungan dan mau memperhatikan keadaan sampah di sekitar kita. Karena belum tentu kita bisa menampung semua sampah di Bumi kita. Makanya itu pun, kita harus mencoba mempertahankan Bumi kita sendiri. Daftar Pusaka www.zerowastescotland.org.uk https://www.zerowasteeurope.eu/ http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/ seabin-ember-jenius-penghisap-sampah-dan-m inyak-di-lautan 86
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEN D._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_ WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_u ntuk_Tk_SMA/BAB_6_PENGELOLAAN_S AMPAH.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEN D._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_ WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_u ntuk_Tk_SMA/BAB_6_PENGELOLAAN_S AMPAH.pdf
http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/ seabin-ember-jenius-penghisap-sampah-dan-m inyak-di-lautan
87
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
Ke Mana Sampah Kita Pergi ? Shahira Noerdin Prijosoesilo Setiap hari kita menghasilkan sampah.
yang dihasilkan oleh manusia setiap tahun
Kita mengkonsumsi berbagai jenis produk, dan
hanya
membuang
sampah
menghasilkan 2.6 triliun sampah setiap tahun,
kemasannya. Sampah itu kemudian dibuang.
jauh lebih banyak dibanding makhluk hidup
Terkadang sampah kita dapat di daur ulang dan
lainnya.â&#x20AC;&#x2039;1
digunakan kembali, tetapi untuk sebagian
penghasilan yang sampah sebanyak itu hanya
besar dari kita, sampah kita dibuang untuk
akan menghasilkan ketidakseimbangan antara
dibiarkan saja di tanah dan di lautan, di mana
dunia manusia dan alam. Alam, flora, dan
sampah tersebut akan mencemari lautan dan
fauna,
tanah,
pembuangan
dan
sampah
melukai
sisa
dan
flora,
fauna,
dan
semakin
Jumlah
tidak
meningkat.
Manusia
pengonsumsian
bisa sampah
hidup
dan
dikarenakan
manusia
yang
ekosistem-ekosistem di Bumi. Ini sebabnya
mengancam alam, ataupun dikarenakan alam
sampah kita tidak bisa dilupakan saja ketika
yang tidak bisa â&#x20AC;&#x153;membersihkanâ&#x20AC;? sampah hasil
kita membuangnya. Kita tidak bisa hanya
manusia dengan kecepatan di mana manusia
mengabaikan ke mana dan bagaimana sampah
menghasilkan
kita pergi setelah kita membuangnya. Karena
ketidakseimbangan antara alam dan manusia
jika kita melakukan itu, sampah kita mungkin
yang merusak alam, tempat tinggalnya sendiri,
akan
yaitu Bumi.
datang
kembali
untuk
mencemari
lingkungan kita. Menurut
sampah.
Alhasil,
terjadi
Sampah yang kita hasilkan sudah tidak Kamus
Besar
Bahasa
bisa lagi dilupakan. Dengan kerusakan alam
Indonesia, arti sampah ialah â&#x20AC;&#x153;barang atau
yang semakin parah, kita harus menjadi
benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi
semakin sadar akan dampak dari gaya hidup
dan sebagainyaâ&#x20AC;?. Sebagai sebuah makhluk
kita, walaupun dampak tersebut mungkin tidak
hidup, tentu kita akan menghasilkan sampah.
dapat terasa dan tidak dapat terlihat.
Seiring perkembangannya zaman, standar
Di lautan-lautan di Bumi ini, dengan
hidup yang meningkat, serta gaya hidup
adanya arus kencang yang berputar dan
konsumerisme yang sudah menjadi umum,
pusaran-pusaran arus, sampah yang terbuang
jumlah sampah di dunia dan jumlah sampah
di lautan mulai berkumpul dan terakumulasi, 88
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
hingga membentuk fenomena yaitu Timbunan
menyebabkan hewan-hewan untuk menjadi
Sampah Lautan Pasifik (Great Pacific Garbage
terperangkap di Timbunan Sampah Pasifik.
Patch).
Menurut
National
Oceanic
and
Fenomena ini disebut sebagai “pemancing
Atmospheric Association (NOAA), adanya
hantu”
banyak timbunan sampah, yang berkumpul di
menjebak
berbagai tempat di Lautan Pasifik dikarenakan
membunuhnya,
perputaran laut yang mendorong sampah dan
pemancing.
kehidupan laut ke timbunan-timbunan yang 2
karena
sampah
pada
hewan-hewan
di
bagaikan
timbunan
lautan
adanya
dan
seorang
Fenomena ini sangat berbahaya karena
sama. Pusaran sampah ini disebabkan arus
akan
membahayakan
hewan-hewan
yang
laut yang berputar-putar, membawa sampah
terancam punah. Di seluruh dunia, kasus
dari seluruh dunia dan mengumpulkannya di
hewan menelan sampah ditemukan di 177
bagian tenang dan stabil di tengah-tengah
spesies, dan kasus hewan terbelit di sampah
pusaran tersebut.
ditemukan di 136 spesies.5 Untuk kasus spesies
Sampah yang berada pada timbunan
yang terbelit, kasusnya termasuk tujuh dari
sampah berasal dari berbagai aktivitas dan
delapan dari spesies penyu dunia, 58% spesies
Geographic,
singa laut, 60% dari spesies paus baleen, 16%
Sekitar 80% dari sampah yang terdapat pada
dari spesies burung laut, dan berbagai spesies
pusaran sampah ini berasal dari kegiatan darat,
ikan komersial dan kerang.6
wilayah.
Menurut
National
sementara 20% berasal dari pengeboran
Hewan-hewan yang sudah tercemar
minyak dan kapal-kapal yang lewat.3 Sebagian
oleh sampah tidak hanya akan merugikan diri
besar dari sampah di timbunan sampah ini
mereka sendiri tetapi merugikan hewan-hewan
adalah plastik, yang tidak dapat diurai
di
sehingga
(biodegradasi),
atas mereka dalam rantai makanan.
akan
Hewan-hewan lautan yang memakan sampah
terpecah-terpecah dan menjadi semakin kecil,
akan menjadi sakit dan dapat mencemari
sehingga
menjadi
microplastic.
Carey
penyakit
ataupun
sampah
kepada
Morishige dari Program Sampah Laut NOAA
hewan-hewan lain di ekosistem dan
menjelaskan, dari pada timbunan sampah
makanannya, hingga akhirnya menyebar ke
secara harafiah, sebagian besar sampah di
manusia
Timbunan Sampah Laut Pasifik terdiri dari
mengkonsumsi binatang laut dan ikan yang
mikroplastik, sehingga timbunan sampah akan
sudah sakit dan tercemar, dan/atau populasi
lebih terlihat seperti air kotor daripada
ikan dan binatang marinir lainnya yang
timbunan sampah di tengah lautan.4
semakin menurun, sehingga berefek pada
Jaring-jaring murah, alat penangkapan
ekosistem
rantai
juga. Manusia memancing dan
manusia
ataupun
permintaan
ikan, serta plastik-plastik lainnya terkadang
(demand) dan penyediaan (supply) konsumsi
bisa
produk laut bagi manusia.
dikelirukan
sebagai
makanan
oleh
hewan-hewan di lautan, sehingga mereka akan memakannya.
Sampah
ini
juga
dapat
Masalah timbunan sampah ini sudah tidak bisa lagi menjadi sebuah masalah tengah 89
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
laut yang bisa dilupakan, tetapi menjadi sebuah
plastik.2 "Saya telah mempelajari plastik di
masalah yang perlu segera di selesaikan karena
semua lautan di dunia, tetapi tidak pernah
dampaknya bagi kesehatan manusia dan
melihat daerah manapun sebagai tercemar
hewan-hewan lain. Akan tetapi, Timbunan
sebagai Great Pacific Garbage Patch," tutur Dr.
Sampah Laut Pasifik sangat susah untuk
Julia Reisser, pemimpin program kelautan di
dibersihkan
dan
The Ocean Cleanup.8 Dipimpin pengusahan
ukuran/jumlah timbunannya yang sulit untuk
dan penemu muda Boyan Slat, ia membuat
di estimasi. Dikarenakan lokasi timbunan
organisasi non-profit The Ocean Cleanup
sampahnya
karena ingin mengubah ide-idenya menjadi
dikarenakan
yang
lokasinya
terletak
di
lautan,
membersihkan timbunan sampah tersebut tidak menjadi kewajiban dari negara siapapun. Membersihkan
membersihkan Timbunan Sampah Laut Pasifik
hanya membawa dengannya masalah-masalah
pada tahun 2020 menggunakan sebuah alat
yang lain. Saat ini, tidak ada cara efektif untuk
berbentuk-V yang akan menggunakan arus
menangkap sampah pada timbunannya tanpa
lautan untuk menyedot sampah ke dalam
juga menangkap binatang-binatang lain. Selain
sebuah kerucut. 10 Sadar akan dampak
itu,
bahwa
timbunan sampah ini, Slat mendorong untuk
membersihkan Timbunan Sampah Laut Pasifik
tindakan, berkata bahwa "ini bom waktu,
ialah pekerjaan yang akan memakan terlalu
karena sampah besar akan runtuh ke plastik
banyak waktu.
mikro selama beberapa dekade mendatang jika
yang
sampah
The Ocean Cleanup berencana untuk
Pasifik
banyak
timbunan
realitas.9
berpikir
beberapa
kita tidak bertindak".11 Sementara sebuah
organisasi-organisasi yang bersumpah untuk
laporan oleh Ellen McArthur Foundation pada
menghentikan
Timbunan
awal tahun ini memprediksi bahwa akan ada
Sampah Laut Pasifik. Ilmuwan-ilmuwan dari
lebih banyak plastik daripada ikan di lautan
National Geographic telah mengumpulkan
pada tahun 2050 kecuali tindakan segera
hingga 750.000 potongan mikroplastik dalam
dilakukan.11
Namun,
ada pertumbuhan
satu kilometer persegi di Timbunan Sampah
Upaya yang dilakukan The Ocean
Pasifik – menjumlahkan sekitar 1,9 juta
Cleanup dan organisasi-organisasi lainnya
per mil persegi.2
tentu akan membantu. Akan tetapi kita sebagai
potongan
mikroplastik
Sementara
menurut
National
Geographic
warga yang aktif dan berguna bagi lingkungan
Indonesia, survei udara baru memperkirakan
dan masyarakat, dan juga sebagai seorang
bahwa timbunan sampah telah menjangkau
pemimpin yang visioner harus turut aktif dan
sejauh 3,5 juta kilometer persegi (1,35 juta mil
membuat
7
tindakan
untuk
mencoba
persegi). Jumlah sampah yang ditemukan jauh
menyelesaikan masalah timbunan sampah ini.
lebih besar dari perkiraan Ocean Cleanup,
Walaupun Timbunan Sampah Laut Pasifik
sebuah yayasan yang didanai oleh pemerintah
mungkin jauh dari masalah dan kehidupan
Belanda untuk menyingkirkan lautan dari
sehari-hari kita, tetapi itu tidak berarti bahwa 90
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
kita tidak bisa membantu membersihkan
2013.
timbunan
bantu
<http://response.restoration.noaa.gov/about/me
mengurangi dan membersihkan Timbunan
dia/how-big-great-pacific-garbage-patch-scien
Sampah Laut Pasifik dengan mengurangi, atau
ce-vs-myth.html>
sampahnya.
Kita
bisa
Diakses
19
Januari
2017.
menggunakan kembali dan mendaur ulangkan sampah kita, juga dengan meningkatkan
W. Laist, David. “Marine Debris Entanglement
kesadaran tentang Timbunan sampah Laut
and Ghost Fishing: A Cryptid and Significant
Pasifik.
Type
Selain
itu
menginformasikan
kita
bisa
of
Bycatch?”.
Marine
Mammal
mengedukasi
Commission,
1825
orang-orang di sekitar kita mengenai isu ini,
Washington,
DC
dikarenakan dengan kesadaran yang lebih
<https://www.researchgate.net/profile/David_
besar, maka kita akan mempunyai suara yang
Laist/publication/259929224_Marine_Debris_
lebih
Entanglement_and_Ghost_Fishing_A_Cryptic
besar
dan
juga
untuk
pemerintahan-pemerintahan
mendorong besar
yang
mempunyai kekuasaan untuk menyelesaikan
Connecticut 20009.
Hal
Ave, 2.
_and_Significant_Type_of_Bycatch/links/0f31 7537b874e2dc4b000000.pdf>
masalah timbunan sampah ini yang akan berefek bagi kita semua.
K.N Rosandrani. “Timbunan Sampah Pasifik lebih
besar dari diperkirakan”. National
Daftar Pusaka
Geographic Indonesia. National Geographic.
Thompson, Derek. “2.6 Trillion Pounds of
20 Oktober 2016. Diakses 13 Januari 2017.
Garbage: Where Does the Trash Go?”. The
<http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/10
Atlantic. 7 Juni 2012. Diakses 13 Februari
/timbunan-sampah-pasifik-lebih-besar-dari-per
2017.
kiraan>
<https://www.theatlantic.com/business/archive /2012/06/26-trillion-pounds-of-garbage-where-
Mellino,
Cole.
“Boyan
Slat’s
Mega
does-the-worlds-trash-go/258234/>
Expedition, Shows our Oceans Are Riddled With Plastic” EcoWatch. 24 Agustus 2015.
Turgeon, Andrew. “Encyclopedia Entry: Great
Diakses
Pacific Garbage Patch”. National Geographic
<http://www.ecowatch.com/boyan-slats-mega-
Society. National Geographic. 19 September
expedition-shows-our-oceans-are-riddled-with-
2016.
plastic-1882087826.html>
Diakses
13
Januari
2017.
19
Januari
2017.
<http://nationalgeographic.org/encyclopedia/gr eat-pacific-garbage-patch/>
Milman, Oliver. “Great Pacific Garbage Patch, far bigger than imagined, aerial survey shows”.
“How Big Is the Great Pacific Garbage Patch?
The Guardian. 4 Oktober 2016. Diakses 19
Science vs. Myth”. National Oceanic and
Januari
Atmospheric Organization (NOAA). 2 Juli
<https://www.theguardian.com/environment/2
2017.
91
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
016/oct/04/great-pacific-garbage-patch-oceanplastic-trash>
92
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Signifikansi Peta Dunia Syandria Kameron Peta berasal dari Bahasa Yunani yang artinya Taplak. Peta di buat pertama kali sekitar 2.300 tahun sebelum Masehi. Peta menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam ilmu geografi. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan. Peta dilengkapi dengan berbagai macam komponen atau unsur kelengkapan yang mempermudah pengguna dalam membaca peta. 1. Judul. Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas. 2. Legenda. Berisi keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta. 3. Orientasi/Tanda Arah. Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur,
4.
5.
6.
7.
koordinat dapat sebagai petunjuk arah. Skala. Merupakan perbandinga n jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu: skala angka, skala garis, dan skala verbal. Simbol. Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya. Warna Peta. Digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu: hijau, merah, hijau muda, kuning, cokelat muda, cokelat, biru keputihan, biru muda, dan biru tua. Tipe Huruf. Berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Ada 2 tipe huruf yang digunakan, yaitu: obyek hispografi ditulis 93
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
dengan huruf tegak, danobyek hidrografi ditulis dengan huruf miring. 8. Garis Astronomis. Terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis. 9. Inset. Merupakan peta kecil yang disisipkan di peta utama. 10. Garis Tepi Peta. Merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta. 11. Sumber dan Tahun Pembuatan. Merupakan referensi dari mana data peta diperoleh. 12. Garis Lintang dan Garis Bujur. Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat – timur atau dari arah timur – barat. Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara – selatan atau selatan – utara. Analogi yang saya pilih pada 3 dimensi peta adalah, lapisan macam macam bumi, banyak lapisan bumi yang telah kita pelajari. Mungkin dahulu pengetahuan kita tentang bumi hanya sebatas apa yang tampak di permukaan bumi saja, seperti gunung, lembah, samudera dan lain sebagainya. Tetapi dengan berkembangnya teknologi kita berhasil maju lebih jauh dan bahwa ternyata bumi memiliki lapisan lapisan. Seluruh lapisan inilah yang bergabung menjadi satu dan
berbentuk menjadi bumi. Lapisan tersebut menggambarkan bahwa manusia miliki sifat yang berbeda, dalam artian yang kita lihat dari luar tidak sama seperti yang kita lihat dari dalam. Lapisan bumi dibagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu kerak bumu, selimut bumi dan inti bumi. Secara keseluruhan susunan bumi mirip dengan telur. Lapisan bumi yang paling luar adalah kerak bumi dan menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Lapisan kerak atau kulit bumi, yaitu lapisan yang tersusun dari batuan beku dan juga terdapat batuan metamorf dan sedimen.. Ketebalan rata-rata lapisan kerak bumi adalah 32 km. Lapisan yang paling tebal berada di bawah benua, yaitu mencapai 65 km. Sedangkan lapisan paling tipis berada di bawah samudera yang ketebalannya hanya 8 km. Permukaannya dicirikan oleh adanya pegunungan, dataran yang sangat luas dan datar, serta palung laut. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 derajat Celsius. Lapisan bumi selanjutnya adalah selimut bumi yang terletak tepat dibawah kerak bumi. Lapisan ini disebut juga dengan selubung bumi dengan ketebalan mencapai 2.900 km. Bagian atas dari lapisan ini merupakan lapisan batuan padat dan di bagian bawah merupakan lapisan batuan yang likuid (cair-cair padat). Suhu di lapisan ini dapat mencapai 3000 derajat Celsius. Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung bagian dalam Bumi. Selimut Bumi ini terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu: ● Litosfer: Litosfer adalah lapisan paling luar dari selimut 94
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
bumi dengan ketebalan mencapai 50-100 km. Lapisan ini tersusun dari bahan-bahan padat terutama batuan. Litosfer memiliki 2 lapisan utama, yaitu lapisan sima (silisium dan magnesium) serta lapisan sial (silisium dan aluminium). ● Astenosfer: Astenosfer adalah lapisan yang berada di bawah lapisan litosfer. Lapisan ini memiliki ketebalan antara 100 sampai 400 km. Disinilah diduga tempat formasi magma terbentuk. ● Mesosfer: Mesosfer adalah lapisan yang memiliki ketebalan 2.400-2.700 km dan berada di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini sebagian besar terususun dari campuran besi dan batuan basa. Lapisan bumi yang terakhir adalah inti bumi (core) yang terletak dibawah selimut bumi atau tepat ditengah bumi. Lapisan yang memiliki ketebalan 3.500 km ini menjadi lapisan yang paling dalam dari bumi. Lapisan ini sangat padat dan menjadi pusat massa dari bumi. Di lapisan ini pula gravitasi dan aktivitas magnetik bumi dibangkitkan. Kandungan terbesar dalam inti bumi adalah besi dan nikel. Tekanan dalam inti bumi sangat besar dan suhunya mencapai 6000 derajat Celsius. Lapisan ini terbagi lagi menjadi 2 bagian utama, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan lapisan inti dalam (inner core). Inti luar memiliki ketebalan sekitar 2.000 km dan memiliki suhu mencapai 3.800 derajat celsius. Lapisan ini sebagian besar tersusun atas besi cair. Sedangkan,
lapisan inti dalam adalah lapisan yang menjadi pusat bumi. Bentuknya seperti bola dengan diameter 2.700 km dan memiliki suhu 6000 derajat celsius. Bahan utama penyusun lapisan ini adalah besi dan nikel. Sama seperti bumi banyak lapisan lapisan yang dapat kita pelajari. Setiap peta memiliki kumpulan kontur dan kordinat bumi, maka dari itu setiap peta memiliki hal hal yang berbeda maupun sama, dalam artian peta memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Peta memiliki cara masing masing agar lebih mudah dimengerti oleh para pembaca. Agar peta lebih mudah dibaca, Tiap peta kontur digital akan memiliki data mengenai kumpulan kontur (berupa polyline) dan koordinat bumi (altitude, longitude, dan latitude) tiap vertex penyusun kontur. Tampilan 3D juga dapat menghasilkan penyajian permukaan. Pada gambar 3D di permukaan, lokasi pengamat dan titik target biasanya ditentukan. Peta ini sangat cocok untuk visualisasi yang baik untuk menggambaran pandangan perpektif dan diagram. Dapat kita lihat, dari bacaan diatas bahwa peta 3D dibuat dengan beberapa lapisan sama seperti lapisan bumi. Didalam hidup cobaan bisa terjadi cobaan yang baik maupun cobaan yang buruk. Disini kita di uji bahwa kita bisa melaluinya dengan cara yang sabar atau tidak. Banyak orang yang putus asa karena tidak bisa menjalani ujian ujian yang telah diberikan. Jangan melihat sesuatu dari luar saja, kita juga harus melihat 95
Jurnal Bumi dan Alam Semestaâ&#x20AC;&#x2039; | Volume 1 Tahun 2017
sesuatu dari dalam dan melihat sesuatu dari segala hal atau segala sisi. Karena perasaan manusia berbeda beda, ada yang bisa melihat masalah dari berbagai sisi dan ada juga yang melihat masalah dari satu arah. Daftar Pusaka http://www.astalog.com/9234/apa-keg unaan-peta.htm
http://www.astalog.com/9234/apa-kegunaa n-peta.htm http://www.ilmusiana.com/2015/12/3-lapis an-bumi-dan-penjelasannya.html http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._P END._GEOGRAFI/197210242001121-B AGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkung an_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_6_PEN GELOLAAN_SAMPAH.pdf
http://www.ilmusiana.com/2015/12/3-l apisan-bumi-dan-penjelasannya.html
96
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Tentang Penulis Agassi Revano Harsya Penulis artikel 'Tambalan Sampah Samudera Pasifik' Lahir di Jakarta, pada tanggal 4 November 1999. Duduk di bangku SMA kelas 12 di jurursan Business dan IT. Agassi berencana untuk melanjutkan pendidikannya di United Kingdom. Agassi berencana untuk mengambil jurusan Business management di University of Birmingham atau University of Leeds. Karya yang dibuat oleh penulis, diharapkan dapat mengubah pola pikir orang dan menginspirasi orang agar mengurangi produksi sampah dan juga meningkatkan kesadaran orang-orang terhadap efek negatif. Anindya Apsara Penulis artikel "Bahaya Kantong Plastik" ini lahir pada tanggal 19 Mei 1999. Sedang menjalani sekolah menengah atas (SMA) dengan jurusan Business dan IT, ia berharap untuk melanjutkan pendidikannya sebagai siswi double degree di Universitas Indonesia Kelas Internasional dan University of Melbourne dengan jurusan Management. Ia berharap untuk meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat dalam pemakaian kantong plastik dan juga ingin membuat masyarakat tergerak untuk melakukan aksi dalam masalah lingkungan ini. Aphrodite Patramijaya Penulis artikel “Konsep Dasar Matematika Tentang Pulau Sampah dan Karakter Manusia” lahir tanggal 30 Desember 1999 di Jakarta, Indonesia. Siswi jurusan Technical and Performing Arts, ingin sekali menjadi seorang advokat. Alasan memilih subyek bumi dan angkasa adalah karena menurut saya paling menarik.
Cavin “Kevin” Dicky R. Penulis artikel “Keadaan Air Sungai Indonesia yang Memburuk” ini lahir pada tanggal 14 Desember 1998 di Jakarta, Indonesia. Ia adalah murid kelas 12 di Sekolah Highscope Indonesia, jurusan Business & IT. Saat ini penulis sedang fokus dengan menyelesaikan portfolio karya sastra untuk masuk ke JMC Academy Melbourne. Ia memilih untuk menuliskan artikel ini karena ia ingin meningkatkan kesadaran komunitas kita atas bahayanya perkembangan sampah di Indonesia dan banyaknya orang yang tidak melakukan apa-apa untuk membenahinya. Chifa “Bella” Prithresia Bella kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1998 bersekolah di Sekolah High Scope Indonesia dan mengambil jurusan IPS. Sekarang menduduki kelas 3 SMA, dan banyak menghabiskan waktunya di rumah dan bermain bersama teman – teman. Nama aslinya adalah Chifa Prithresia tetapi panggilan sehari – harinya adalah Bella. Ia sangat menyayangi binatang, terutama anjingnya yang bernama Poyo. Cita – Citanya menjadi dokter hewan tetapi dikarenakan mengambil jurusan IPS dia tidak bisa menjadi dokter hewan. Kenapa saya memilih pelajaran Earth & Space karena itu pelajaran IPA yang saya ambil, tidak ada yang lain. Cut Tijani R. Laskmana Penulis artikel "5 Pulau Sampah" ini lahir pada tanggal 25 Desember 1998, dan sekarang berumur 18 tahun. Ia mengambil jurusan IPS di SMA HighScope, dan akan melanjutkan pendidikannya di Indiana University, Bloomington setelah lulus SMA di tahun 2017 ini. Penulis berharap bahwa dengan tulisan ini, ia dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai masalah pencemaran air yang sedang terjadi, sehingga menimbulkan rasa peduli mereka terhadap lingkungan.
97
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Darren Davis Leon Penulia artikel "Pencemaran Lingkungan" lahir di New york, pada October 17, 1998. Sekarang ia sedang menjalani tahun terakhir dia di SMA dengan jurusan business and IT. Darren berencana untuk meneruskan pendidikannya di United States. Di Baruch College, Zicklin School of Business, dimana dia akan mengambil jurusan Business administration. Karya yang dibuat oleh Darren dibuat dengan tujuan untuk memberi kesadaran atas perilaku buruk ini Denilson Santoso Penulis Artikel “Dampak Penumpukan Sampah Plastik” lahir di Jakarta tanggal 21 Maret 1999. Ia mengambil jurusan Business & IT di Highscope Indonesia, duduk di bangku SMA. Ia ingin mengambil jurusan kuliah Business Management. Alasan di balik penulisan artikelnya adalah untuk memberi tahu mengenai bahaya plastik bagi lingkungan, kepada pembaca. Edlyn Alifah Penulis artikel "Lautan Sampah" lahid di Jakarta, pada tanggal 29 Juni 1999. Duduk di bangku SMA kelas 3 di jurusan Business dan IT. Edlyn berencana untuk melanjutkan pendidikannya di Perancis. Edlyn berencana untuk mengambil jurusan public relation sektor luxury fashion di ISC Paris atau INSEEC Paris. Karya yang dibuat oleh penulis, diharapkan untuk dapat menyadarkan individu untuk merubah kebiasaan menggunakan plastik dalam kehidupan sehari - hari dan agar dapat mengurangi produksi sampah plastik setiap tahunnya untuk mengurangi efek negatif yang sudah ada.
Grace Clarissa Yahya Penulis artikel “Indonesia, Negara dengan peringkat produksi sampah kedua” lahir pada tanggal 7 Maret 1999 di Jakarta. Duduk di bangku SMA kelas III mengambil jurusan business and IT. Grace berencana untuk melanjutkan pendidikannya di Institute Teknologi Bandung mengambil jurusan FSRD. Karya yang ditulis oleh penulis diharapkan masyarakat Indonesia untuk menggantikan kebiasaan membuang sampah sembarangan terutama plastik dan sadar bahwa perbuatan yang dilakukannya berbahaya bagi lingkungan sekitar. Irfianita Miratu Penulis artikel “Penumpukan Sampah di Laut”. Biasa dipanggil Fanny, lahir tanggal 12 Juni 1999. Sedang duduk di bangku SMA sebagai siswa yang mengambil jurusan IPS. Berencana untuk menuruskan pendidikannya ke jenjang kuliah dengan mengambil jurusan Entrepreneurship. Karya yang telah dibuat oleh penulis, diharapkan agar bisa membantu masyarakat Indonesia untuk lebih waspada dengan dampak dari tumpukan sampah yang ada di lautan indah Indonesia. Selain itu juga untuk membantu menyadarkan semua orang agar lebih mencitai dan menjaga laut di Indonesia. Jasmine Nadhira Penulis artikel 'Virus Pencekik Laut' ini lahir tanggal 2 April 1999. Tengah duduk di bangku SMA sebagai siswi Bahasa, ia berharap akan menempuh pendidikan selanjutnya di University of Melbourne pada tahun 2017 dengan jurusan Hubungan Internasional. Karya penulis dalam jurnal semi-populer ini merupakan cara penulis untuk meningkatkan kesadaran akan suatu masalah lingkungan yang sedang terjadi, agar lebih banyak orang tergerak untuk melakukan perubahan.
98
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Kenisya Sabrina D. Nama saya Kenisya Sabrina D, biasa dipanggil Kesya. Saat ini pelajar di Sekolah HighScope Indonesia sebagai murid kelas 12 SMA. Sebagai seorang pelajar saya suka membaca dan juga menulis. Selain itu saya juga melatih vokal saya sebagai bakat non-akademis. Cita-cita saya adalah menjadi wanita berkarir Indonesia sebagai pengacara dan pengusaha. Dengan kemampuan komunikasi dan sosialisasi yang baik, saya tidak akan pernah berenti belajar meraih cita-cita saya di masa kini dan masa depan mendatang. Nabila Via Victoria Penulis artikel ‘Ancaman bagi seluruh makhluk hidup.’ Ini lahir pada tanggal 22 September 1999. Tengah duduk dibangku SMA kelas 12 dan berencana untuk melanjutkan ke pendidikan kuliah di Universitas Binus Internasional pada tahun 2017 dengan jurusan komunikasi. Karya penulis dalam jurnal semi-populer ini adalah cara untuk meningkatkan kesadaran public mengenai masalah lingkungan yang sedang terjadi dan kritis, agar lebih banyak orang yang menjaga dan melestarikan lingkungan ini. Nadira Saraswati Penulis artikel “Signifikansi Teori Lempengan Tektonik di Kehidupan Sehari-hari” lahir di Jakarta, pada tanggal 22 Desember, 1998. Ia sekarang duduk di bangku SMA Kelas 3 di Sekolah HighScope Indonesia, jurusan Bahasa. Saras berencana untuk mengambil jurusan hubungan internasional di New York University, Amerika. Karya yang ditulis oleh Penulis menggambarkan bagaimana ilmu pengetahuan geologi dapat membantu kehidupan masyarakat. Artikel yang ditulisnya mengangkat tema kepentingan masyarakat untuk menjaga lingkungannya sehingga merubah perspektif pembaca akan pelestarian sumber daya alam dan sadar akan dampak yang dibawakan ilmu pengetahuan kepada keberlangsungan kehidupan manusia.
Putri Budiaty Nama saya Putri Budiaty tetapi saya sering dipanggil Putri atau Pubu. Saya lahir pada tanggal 18 Agustus 200 dan tahun ini merupakan masa terakhir dari pendidikan Sekolah Menengah Atas saya dalam menempuh jurusan IPS. Salah satu hobi saya adalah untuk membaca buku termasuk berita maka dengan itu saya menulis sebuah artikel ilmiah berjudul “Dibalik sampah Samudera Pasifik” . Raihan Iriawan Penulis artikel “Pencemaran yang mempengaruhi lingkungan” lahir tanggal 18 agustus 1999 di Jakarta, Indonesia. Duduk di bangku SMA Sebagai siswa jurusan IPA, bercita-cita tinggi untuk bisa melanjutkan pemebelajaranya ke negara Ingris, dan mengambil jurusan komunikasi. Dari artikel diharapkan para membaca sadar atas masalah yang di hadapi dunia saat ini dan mecari solusi nya bersama Retno Dewi Lestari Penulis Artikel ‘Arus Liar Pasifik’ lahir di Jakarta pada tanggal 7 April 1999. Beliau duduk di bangku SMA dalam jurusan Bahasa, dan akan melanjutkan pembelajaran di JMC Academy Melbourne dengan jurusan Film dan Animasi. Penulis ingin meningkatkan kesadaran pembaca tentang bahayanya sampah yang telah dibuang ke laut, membuat sebuah analogi yang semua orang bisa menghubungkan dengan kehidupan mereka sehari-hari.
99
Jurnal Bumi dan Alam Semesta | Volume 1 Tahun 2017
Samuel Triston S. Penulis artikel “Sampah Lautan di Bumi” lahir tanggal 12 Februari 1999 di Jakarta, Indonesia. Sebagai siswa jurusan Bahasa, (Technical and Performing Arts), berharap untuk bisa masuk sebagai mahasiswa Fakultas Hukum International di UI atau UGM di Indonesia. Artikel yang dibuat oleh penulis diharapkan bisa membawa sebuah kesadaran terhadap perilaku manusia yang berdampak terhadap lingkungan. Shahira Noerdin P. Penulis artikel ‘Kemana Sampah Kita Pergi?’ lahir pada tanggal 7 Januari 1999 di Jakarta. Ia sekarang duduk di bangku kelas 3 SMA sebagai siswa jurusan IPS. Ia berencana untuk meneruskan pendidikan tinggi seni rupa di Amerika Serikat. Artikel yang dibuat oleh penulis diharapkan bisa meningkatkan kesadaran para pembaca mengenai efek dari sampah yang dihasilkan oleh manusia, serta mendorong dan memotivasi pembaca untuk mengurangi hasil sampahnya dan berkontribusi dalam merawat lingkungannya. Syandria Kameron Nama saya Syandria Kameron, saya lahir di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1999. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Sekarang saya duduk di SMA kelas 3 Highscope TB Simatupang. Hobbi saya adalah mendengarkan musik dan menonton film. Saya memiliki cita cita menjadi orang sukses yang bisa membanggakan orang tua dan tanah air.
100