DIGITALISASI DI ERA MILENIAL - KEL.4

Page 1


TIM REDAKSI PIMPINAN REDAKSI

ARBI ALIMANSYAH

EDITOR

HANNY KURNIAPUTRI

LAYOUTER & DESIGN

ALFIDA DWI ANGGRAENI

EDITOR

ARTHA JULIA

LAYOUTER & DESIGN

ALDI IHZA MAULA EDITOR

SALWA MUTHMAINNAH


Salam Redaksi Redaksi Salam Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Pers Mahasiswa!!! Tiada henti kami serukan salam pembangkit semangat ini. Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan buletin ini. Buletin ini diterbitkan dalam rangka memenuhi tugas kami usai mengikuti Latihan Dasar Pers Mahasiswa (LDPM) serta menambah wawasan civitas academica Politeknik STMI Jakarta. Pada kesempatan kali ini, kami akan mengangkat tema ‘Digitalisasi di Era Milenial’. Kami memilih tema tersebut karena sebagai generasi muda penerus bangsa Indonesia, mahasiswa harus kritis, inovatif, serta bermanfaat bagi masyarakat. Di era sekarang, semua sudah serba digital. Segala informasi bisa didapatkan dengan mudah. Segala hal juga menjadi lebih mudah, seperti e-tilang yang kini ada di beberapa lokasi khusus. E-tilang memudahkan pihak kepolisian dalam menindaklanjuti para pengendara yang melanggar aturan. Terlepas dari segala kemudahan itu, digitalisasi juga memiliki dampak buruk. Pembahasan tentang e-tilang dan dampak digitalisasi telah kami siapkan pada Laporan Utama dan Laporan Khusus. Pada laporan utama, kami membahas tentang e-tilang atau tilang online, kami telah mewawancarai langsung pihak kepolisian serta para pengendara yang telah merasakan sistem e-tilang. Dalam laporan khusus, kami menyajikan artikel tentang e-money di era digitalisasi dan dampak gadget untuk anak-anak yang tidak kalah menarik dengan laporan utama. Selain itu, kami juga menghadirkan opini tentang kemacetan Kota Jakarta yang sangat menarik untuk dibaca. Lalu ada pula rubrik info kampus tentang persiapan mahasiswa dalam menghadapi Industri 4.0. Kami juga menghadirkan rubrik komunitas tentang Sekolah Alam Tunas Mulia yang berada di daerah Bantargebang. Buletin ini telah menyiapkan rubrik-rubrik lainnya yang pasti dapat memperluas wawasan serta menginspirasi para pembaca. Kami telah menyiapkan puisi, resensi film, serta cerpen yang juga akan memperluas wawasan dan juga menghibur para pembaca. Terbitnya buletin ini diharapkan bermanfaat bagi civitas academica Politeknik STMI Jakarta yang haus akan informasi. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan buletin ini. Kami mengharapkan kritik serta saran dari seluruh pembaca sebagai bahan evaluasi kami agar kami dapat membuat buletin yang lebih baik kedepannya. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Arbi Alimansyah (Pimpinan Redaksi)



Sastra

Jatuh Cinta oleh aldi

Aku pernah merasakannya Rasanya sangat indah Hampir tak bisa berkata-kata Bahkan rasa selalu saja tak disangka Datang membawa suka bisa pula duka Anganku ingin bertemu Kiranya terus ingin bersama disetiap waktu Ku siapkan hati walau nanti akan beradu Sering hati ini bergetar karnamu Bergelombang mengikuti perasaan yang menggebu gebu Jatuh cinta Oh mengapa nyatanya seperti ini Sesulit ini sampai harus berlari Mengejar yang belum menjadi pasti Melihatmu aku tak bernyali Menyentuh ragamu masih selalu ku nanti Kau terlalu jauh tuk diraih Seseorang yang hampir kubawa pergi Mengarungi hari hingga tua nanti ilustrasi : Alfida BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018

5


6

Laporan Utama

PERKEMBANGAN DIGITALISASI DALAM PENERTIBAN LALU LINTAS Saat ini, kita telah memasuki era digitalisasi, dimana digitalisasi telah masuk ke berbagai bidang, termasuk penertiban lalu lintas. Penilangan para pelanggar lalu lintas yang dilakukan petugas kepolisian di jalan akan memasuki tahapan baru, yaitu pemberlakuan tilang online. Adanya tilang online ini membuat petugas kepolisian tidak perlu lagi mencatat proses penilangan secara manual, karena kini pelanggar akan langsung tercatat melalui aplikasi tilang online yang sudah dimiliki oleh petugas kepolisian. “Para pelanggar akan mendapat notifikasi berupa kode yang isinya sama seperti surat tilang, yang disertai kode untuk melakukan pembayaran denda. Elektronik tilang (e-tilang) memberikan suatu kesempatan kepada pelanggar untuk menitipkan denda langsung ke bank dengan fasilitas yang dia miliki, mungkin dengan e-banking, ATM, atau datang sendiri ke teller bank,� ucap AKBP Hermawan selaku Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Pengendara yang terkena tilang diwajibkan untuk membayar denda maksimal sesuai pasal yang dilanggar. Jika dendanya sudah lunas, polisi yang menilang akan menerima notifikasi juga di ponselnya. Kemudian, pelanggar bisa menebus surat yang disita cukup dengan menyerahkan tanda bukti bayar atau mengambil di tempat yang tertera dalam notifikasi. Aplikasi e-tilang ini juga terhubung dengan pengadilan dan k e j a k s a a n . “Aplikasi e-tilang ini juga terintegrasi dengan pengadilan dan kejaksaan. Hakim akan memberi putusan, dan jaksa akan mengeksekusi putusan itu, biasanya dalam waktu seminggu hingga dua minggu,� ujar AKBP Hermawan. Sistem tilang online sudah diberlakukan sejak tanggal 1 Oktober namun sistem ini baru diterapkan di beberapa titik sekitar Jalan Sudirman dan hanya melayani slip tilang biru karena mahalnya biaya yang dibutuhkan. Oleh karena itu, penyebaran

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018


Laporan Utama dan pengembangan sistem tilang online akan dilakukan secara bertahap. “Buat biaya kan mahal juga, makanya diutamakan di Sudirman aja, soalnya kan di Sudirman itu kan jalur protokol juga,” jelas AKBP Hermawan. Walaupun e-tilang ini sudah berlaku sejak 1 Oktober lalu, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang tilang online ini. “Harusnya sosialisasi ke masyarakat itu lebih, kan KOMINFO punya nomor semua masyarakat, harusnya bisa lebih untuk sosialisasinya, agar pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat bisa di minimalisir. Jangan hanya lewat media sosial saja, tapi harus di SMS secara detail mengenai tilang online ini agar semua masyarakat mengerti mengenai e-tilang,” tutur Lukman, salah satu masyarakat saat ditemui di Monumen Nasional. Pengadaan sistem tilang online ini bertujuan untuk mempermudah peran petugas kepolisian dalam menindak para pelanggar lalu lintas. Pihak kepolisian menerapkan sistem tilang online yang disertai dengan pemasangan CCTV di setiap lampu merah. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi pelanggaran yang dilakukan para pengendara kendaraan bermotor terutama di lampu merah. “Saat ini jumlah polisi terbatas sedangkan masyarakat juga sudah banyak yang menggunakan kendaraan bermotor, jadi razia sulit dilakukan secara menyeluruh. Kalau pakai tilang online ini kan langsung terdeteksi semuanya untuk waktu dan segala macamnya juga jadi tidak bisa dibohongi, tidak bisa mengelak,” ucap Wahyu, salah satu masyarakat.

Banyak dampak positif yang dirasakan masyarakat dengan adanya e-tilang ini, salah satunya dengan mempermudah para pelanggar dalam melakukan pembayaran. E-tilang juga dapat mengurangi tindakan korupsi yang biasa dilakukan oleh aparat penegak hukum kepolisian yang tidak bertanggung jawab kepada para pelanggar. Selain itu, e-tilang mempermudah peran kepolisian dalam menindak pelanggar lalu lintas karena dengan e-tilang ini hampir seluruh pelanggaran dapat diperlihatkan melalui CCTV yang sudah di pasang di setiap lampu merah. “Dengan berjalannya waktu, tilang merah dipastikan dapat dilayani dengan aplikasi ini sehingga tidak akan ada lagi sidang tilang. Fasilitas pembayaran melalui bank lainnya juga rencananya akan ditambah untuk memudahkan pembayaran,” kata Hermawan. Dengan adanya e-tilang ini, masyarakat memberikan tanggapan baik dan mendukung pengadaan e-tilang. Namun banyak masyarakat yang mengharapkan adanya sosialisasi kepada masyarakat. “Dari tata cara pelaksanaanya sudah bagus, tetapi dengan sosialisasi yang kurang ini, masyarakat menjadi dirugikan karena masih banyak masyarakat yang belum atau kurang mengetahui tentang e-tilang,” tutup Lukman. Aldi Ihza Maula

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018

7


8

Laporan Khusus

E-money di Era Digitalisasi E-money merupakan produk yang dikeluarkan oleh bank mandiri terkait kartu prabayar sebagai alat transaksi, yang bisa dimiliki oleh seluruh kalangan masyrakat. E-money ini bisa digunakan di tempat berbelanja, angkutan umum, dan lain-lain.

Dok. Google

E-money merupakan alat pembayaran yang menggunakan media elektronik. Setelah diresmikan beberapa tahun yang lalu oleh Bank Mandiri, e-money telah digunakan oleh banyak orang saat ini. Kemudahan penggunaan e-money yang ditawarkan dapat membantu masyarakat untuk melakukan transaksi karena dapat dilakukan di banyak tempat. “Jadi, masyarakat dapat melakukan transaksi tanpa harus membawa uang tunai,” tutur Aini, selaku Customer Service Bank Mandiri. Berbagai kemudahan yang ditawarkan membuat banyak orang yang menggunakan e-money dalam kehidupan sehari-hari. Uang elektronik ini dapat digunakan untuk banyak jenis transaksi, misalnya untuk pembayaran tol, angkutan umum, parkir, dan belanja, membeli bahan bakar, membayar tiket rekreasi, dan lain-lain. “Iya, biasanya saya gunakan untuk membayar belanjaan dan transpotasi umum saja,” kata Santi, pengguna e-money. Salah satu penggunaan

e-money yang banyak dilakukan masyarakat adalah pembayaran transportasi umum, yaitu Transjakarta. E-money digunakan ketika akan masuk ke halte Transjakarta dengan cara menempelkan kartu e-money pada mesin tap in di halte. Apabila saldo dalam kartu e-money sudah habis dapat dilakukan pengisian ulang di tempat-tempat yang mempunyai mesin pengisian ulang e-money, seperti bank dan supermarket. “Pengisian ulang bisa dilakukan pada mesin ATM, Supermarket, dan lain-lain,” ucap Aini. Terlepas dari berbagai kemudahan yang ditawarkan e-money terdapat beberapa kendala yang didapatkan saat penggunaan e-money. Kadang kala, kartu e-money tidak dapat terbaca oleh mesin dikarenakan magnet kartu yang lemah ataupun mesin-mesin yang belum di-update. “Sama halnya yang dirasakan oleh pengguna Transjakarta yang kesulitan melakukan top up di loket halte saat mesin tiba-tiba offline,” tutur Elia. Dikarenakan e-money ini adalah produk lepas, sehingga semua masyarakat bisa memilikinya tanpa harus mempunyai rekening. Risiko yang terjadi akan lebih besar, oleh karena itu Bank Mandiri memberikan batas maksimum pengisian saldo. “Ya kembali lagi, tadi ada maksimal limit sampai satu juta ru-

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018


Laporan Khusus piah untuk saldo e-money karena akan berisiko, bila e-money itu hilang maka otomatis tidak bisa di plain,” ucap Aini. Bila terjadi masalah pada kartu e-money maka pengguna harus segera melapor sehingga Bank Mandiri dapat mengganti rugi apabila masih terdapat saldo pada kartu. Jika masalah terjadi karena mesin top up di halte mengalami offline, pihak Transjakarta akan membantu dengan cara melakukan tap in dengan kartu petugas dan penumpang dapat membayar secara tunai. “Jika ada kendala dalam kartunya dan itu masih ada isinya, kita bisa membantu untuk refunds sisa saldo yang ada di e-money. Jadi, nasabah tidak akan dirugikan. Namun, otomatis dia harus membeli kartu baru,” kata Aini. Saat ini, masyarakat Indonesia memiliki dua jenis metode pembayaran, yaitu tunai dan uang elektronik (E-money). Seiring perkembangan zaman, banyak masyarakat Indonesia yang perlahan-lahan mulai beralih dari pembayaran konvensional ke pembayaran uang elektronik. Metode-metode pembayaran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. “Kita tidak perlu repot karena kalau pakai uang cash sering tidak ada kembaliannya dan repot mencari uang pasnya” ujar Santi. Beda halnya dengan Yuli yang lebih memilih uang cash dibandingkan uang elektronik. “Kalau untuk pembayaran tol, buat saya itu ribet. Anak saya pernah tidak membawa kartu jadi harus pinjam sama pengendara yang ada di belakang. Menurut saya, itu ribet banget. Lebih baik pakai uang biasa, tinggal bayar aja,“ ucap Yuli, sebagai masyarakat yang menggunakan kartu Transjakarta.

Dok. Hanny

Dengan masyarakat yang terus menginginkan kemudahan dalam mengerjakan segala sesuatu. Tentu masyarakat menunggu inovasi terbaru dari pihak bank. Akan tetapi, pihak Bank Mandiri sendiri belum mempunyai pengembangan untuk e-money. “Kalau sekarang belum, memang sekarang ada beberapa bank yang sudah menggabungkan ATM dengan e-money. Namun, Mandiri belum ada yang seperti itu, tapi tidak tahu nanti kedepannya akan seperti apa,” ujar Aini. Tentu banyak harapan dari masyarakat terhadap e-money untuk kedepannya. Yuli berharap agar pemerintah bisa mengantisipasi kendala yang dialami oleh masyarakat dalam penggunaan e-money untuk pembayaran tol saat ini agar masyarakat dapat merasa nyaman dalam menggunakannya. “Harusnya ada pengisian ulang di samping loket tol agar tidak susah karena harus pinjam atau kebingungan,” keluh Yuli. Lain halnya dengan Santi yang mengharapkan masyarakat untuk mulai disiplin. “Sebelum masuk jalan tol, kita mengecek dahulu, apakah kita sudah mempunyai kartu elektronik dan saldo yang cukup,” tuturnya. Hanny Kurnia Putri

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018

9


10

Laporan Khusus

Pengaruh Gadget terhadap Perkembangan Anak

Ilustrasi : Google

Era digitalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi yang cepet dan terus berubah. Perkembangan teknologi yang ada membuat manusia termasuk anak-anak menggunakan gadget untuk keperluannya.

Gadget adalah suatu perangkat yang memiliki fungsi lebih spesifik, bersifat praktis dan dirancang dengan teknologi canggih. Gadget yang bermula hanya untuk mengirim pesan, menelepon dan hanya kalangan tertentu saja yang bisa menikmati teknologi ini. Tetapi, sekarang gadget bisa dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat dari anak-anak hingga orang tua. Perkembangan teknologi yang pesat kini menimbulkan beberapa masalah di lingkungan masyarakat, seperti candu bermain gadget. Sebagian besar manusia menggunakan gadget karena situasi dan kondisi sekarang yang serba digital menuntut setiap manusia harus bisa dan memiliki gadget. “Sekarang itu zaman sudah beralih ke gadget, dari teknologi gadget memberikan kemudahan mulai dari informasi bahkan segalanya, karena situasi dan kondisi mau tidak m a u harus mengikuti agar tidak ketinggalan zaman,� ujar Utami Dewi, lulusan S1 Psikolog Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Teknologi yang semakin berkembang mempengaruhi penggunaan gadget dalam kehidupan pribadi. Salah satunya yang mendapat pengaruh dari perkembangan teknologi dari gadget adalah anak-anak. Anak belajar tentang segala sesuatu yang belum mereka ketahui sejak dini. Akan tetapi, saat ini banyak anak yang telah kecanduan gadget karena kurangnya pengawasan dari orang tua. Hal tersebut masih dapat dicegah dengan melibatkan orang tua yang berperan aktif dalam mengontrol anak dan membatasi anak dalam

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/ Desember/2018


Laporan Khusus penggunaan gadget. “Untuk gadget, penggunaannya dibatasi, untuk fitur-fitur yang tidak layak di kunci, lalu kita dampingi agar kita bisa lebih leluasa mengontrol, kita juga bisa unduhkan aplikasi-aplikasi education jadi dia tidak hanya mainan, tapi juga digunakan untuk belajar,” ucap Utami Dewi. Selain mengawasi anak dalam penggunaan gadget, orang tua dapat mengarahkan anak ke kegiatan lain yang mereka suka agar anak tidak terus-menerus bermain gadget. “Kita arahkan ke hobi dia yang lain, kalau dia suka olahraga futsal, kita dukung kegiatannya agar dia tidak kecanduan gadget,” kata Lidya yang berperan sebagai orang tua. Gadget tidak hanya membawa pengaruh negatif saja untuk kehidupan, gadget juga membawa pengaruh positif apabila penggunaan gadget digunakan sesuai fungsinya. Dari gadget anak-anak dapat mengenal teknologi, mereka juga lebih mudah mencari informasi yang mereka tidak ketahui termasuk dengan mencari jawaban tugas sekolah. “Jika ada tugas yang saya tidak mengerti masalah pendidikan, dia atau saya bisa search di internet jadi lebih mudah, lebih cepat juga,” ujar Lidya. Dengan adanya gadget, seharusnya orang tua lebih aktif mengontrol anak dalam hal penggunaan gadget. Tidak hanya dengan me-

nasehati saja, tetapi harus membatasi dan mengarahkan penggunaan gadget ke orientasi yang positif, baik dari pendidikan maupun sosial. “Karena kadang orang tua sekarang mencari yang enak, dalam artian, agar anak anteng dikasih handphone, agar tidak berantakin rumah dikasih handphone. Jadi sosialisasinya lebih kepada handphone. Kita jangan mau diperbudak gadget. Kita harus menjadi tuan dari gadget itu, dalam artian kita yang menguasai gadget itu. Informasi yang kita inginkan dapat berguna bagi kita, jadi fungsi gadget mengarah positif,” tutup Utami Dewi. Arbi Alimansyah

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018

11


12

Opini

Kemacetan Kota Jakarta DKI Jakarta merupakan kota tersibuk. Oleh karena itu, kemacetan selalu mewarnai hari-hari di Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara Indonesia sekaligus kota degan penduduk terbanyak di Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi . Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu, Jakarta pernah dikenal dengan beberapa nama, di antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia . Di dunia internasional, Jakarta juga mempunyai julukan J-Town atau yang lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding dengan kota New York. Kota Jakarta merupakan kota yang memiliki perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang dan sektor. Melihat pertumbuhan kota Jakarta yang begitu pesat sebagai pusat perkantoran, perdagangan, bisnis dan juga permukiman warga menyebabkan banyak orang yang mencari penghasilan disini

dan juga menetap di kota Jakarta. Kemacetan selalu mewarnai hari-hari di Jakarta seolah Jakarta tak hidup jika kemacetan tak terjadi. Kemacetan di Jakarta mungkin dapat diselesaikan asalkan yang memimpin kota Jakarta memiliki niat dan totalitas untuk menyelesaikan kemacetan tersebut. Tanggung jawab untuk mengatur Jakarta sebetulnya bukan hanya dibebankan kepada Gubernur Jakarta saja namun juga menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan tentu saja masyarakat yang ada di kota Jakarta. Namun kerjasama di antara elemen tersebut tidak pernah berjalan dengan baik. Padahal, kerjasama di antara elemen tersebut sangat dibutuhkan dimana masyarakat patuh akan aturan, dan pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan yang sejalan dengan pemerintah DKI maka semua akan berjalan dengan baik. Melihat permasalahan diatas, hal yang utama yang

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018


Opini

13

harus dilakuka yaitu jumlah mobil pribadi maupun motor yang terlalu banyak dan tidak efisien. Seperti yang kita ketahui, Jakarta memiliki pengguna kendaraan pribadi yang sangat banyak entah itu para pekerja, anak sekolah, atau hanya masyarakat yang berlalu-lalang. Hal tersebut tidak efisien karena para pengendara membawa kendaraan pribadi mereka, kemanapun mereka pergi. Hal seperti ini membuat jalanan penuh macet. Jika para pengguna kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor, beralih menggunakan kendaraan umum maka lalu lintas di Jakarta tidak akan macet seperti sekarang. Sarana transportasi umum di Jakarta sekarang sudah cukup lengkap. Jalur Transjakarta sudah menjangkau seluruh area Jakarta dan mencakup beberapa area Bekasi juga, seperti yang kita ketahui ada banyak warga Bekasi yang bekerja di daerah Jakarta. Solusi yang dapat diterapkan, seperti pemerintah pusat memperbanyak armada transportasi umum yang berkualitas seperti Transjakarta. Kemudian menaikkan pajak untuk kendaraan pribadi, dan menerapkan batas jumlah pengguna bahan bakar premium, seperti hanya masyarakat yang memiliki kartu khusus saja yang dapat membelinya. Memberikan subsidi untuk pembelian kendaraan umum, sehingga pengusaha kendaraan umum dapat selalu mengganti alat transportasinya yang telah usang, dan berlakukan juga batas masa pakai alat transportasi umum. Arbi Alimansyah

ilustrasi : Google


14

Info Kampus

FOLLOW UP SEKRETARIAT KE GEDUNG D Sekretariat merupakan suatu tempat dimana terjadinya aktivitas kerja yang sifatnya tetap pada suatu organisasi atau suatu tempat berdiskusinya para mahasiswa Politeknik STMI yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan bersama. Sekretariat (sekre) Politeknik STMI Jakarta diisukan akan dipindahkan ke gedung D. Rencana pemindahan sekre ke gedung D telah menjadi suatu keputusan dari pihak kampus, rencana itu akan segera terealisasikan. “Harusnya tahun ini, tapi terkendala dengan masalah anggaran. Dengan target PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) tidak tercapai, hal ini mengakibatkan banyak kegiatan pembelanjaan tidak terealisasi, contohnya lift. Karena uang tidak cukup sehingga hal tersebut tidak bisa terealisasi. Jadi, kemungkinan untuk realisasinya tahun depan,” ujar Dedy Trisanto selaku Pembantu Direktur (Pudir) II, Bidang Keuangan. Pemindahan sekre ke gedung D juga dikarenakan masalah Program Studi (prodi) Teknik Rekayasa Kimia Polimer (TRKP) yang membutuhkan ruangan untuk laboratorium dan kelas.

“Karena kita sudah meng-cluster dalam artian gedung A itu

nanti kedepannya untuk prodi Sistem Informasi Industri Otomotif (SIIO) dan Admininstrasi Bisnis Otomatif (ABO). Gedung B untuk TKP, kemudian gedung C dan D untuk Teknik Rekayasa Industri Otomotif (TRIO) dan Teknik Rekayasa Otomotif (TRO). Rencana awal akan seperti itu, tetapi dengan adanya perluasan kampus di Permata Hijau, akan berbeda lagi. Jadi, saat ini masih menggunakan skenario awal yaitu peng-clusterisasi,” jelas Dedy Trisanto. Tanggapan mahasiswa terkait dipindahkannya sekre ke gedung D sangat beragam. Hal ini dikarenakan mahasiswa melihat dari sisi yang berbeda-beda. “Jika sekre dipindah ke gedung D, kegiatan kita di sekre akan terhambat dan lebih jauh dari pantauan pihak kampus karena letaknya di

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018


Info Kampus belakang, untuk menyatukan mahasiswa yang pasif akan sangat sulit. Saat ini, sekre sudah dekat saja masih jarang bergabung,” ujar Nanda Zulka Pratama sebagai Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Forum Kreativitas Seni Mahasiswa (FKSM). Tanggapan yang berbeda pun disampaikan oleh Muhammad Abdul Hakim Faqih selaku Presiden Mahasiswa 2018/2019. “Bagus, dalam artian disini lebih kecil tempatnya walaupun disana juga tidak terlalu luas, tapi setidaknya dari segi fasilitas lebih bagus. Walaupun nantinya akan lebih transparan dan agak lebih kecil,” ucap Faqih. Dari tanggapan-tanggapan tersebut, pemindahan sekre ini mendapat tanggapan positif dan negatif dari para mahasiswa Politeknik STMI Jakarta. Pemindahan sekre ini juga tentunya menimbulkan dampak positif dan negatif. “Dampak positifnya, kita dapat rumah baru dan antar Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) akan semakin erat. Kalau negatifnya, sewaktu sekre di lantai 2 saja mahasiswa malas untuk datang, apalagi dipindah ke lantai 4 atau 5,” tutur Nanda. Cara mensosialisasikan pemindahan sekre ini ada berb-

agai cara diantaranya pihak kampus yang akan melakukannya. “Sosialisasinya cukup ketua-ketua UKM yang akan dipanggil dan dikoordinasikan oleh Pudir III,” kata Dedy. Banyak harapan yang disampaikan oleh mahasiswa agar fasilitas di sekre baru lebih baik. “Ada fasilitas pendukung yang diberikan oleh pihak kampus, seperti AC, komputer, dan sebagainya,” ujar Faqih. Harapan lain juga disampaikan oleh Nanda, ia berharap dengan adanya sekre yang baru dapat mempermudah KBM, UKM, dan Himpunan karena kita sudah banyak mengalah dari segi peraturan kampus. Salwa Muthmainnah

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018

15


16

Info Industri

Persiapan Mahasiswa Dalam Menghadapi Industri 4.0 Industri 4.0 ditandai dengan penggunaan mesin-mesin automasi yang terintegrasi dengan jaringan internet.

Istilah Industri 4.0 lahir dari ide tentang revolusi industri keempat. Keberadaannya menawarkan banyak potensi dan manfaat. Industri 4.0 disebut juga dengan istilah revolusi digital dan era disrupsi teknologi. Disebut revolusi industri karena terjadinya otomatisasi pencatatan di semua bidang. Salah satu karakteristik unik dari Industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial intelligence (Tjandrawinata, 2016). Bentuk pengaplikasiannya dengan penggunaan robot untuk menggantikan tenaga manusia sehingga lebih murah, efektif, dan efisien. Dunia saat ini telah memasuki era revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaan mesin-mesin au-

tomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet (internet of things) dan melibatkan banyak pemangku kepentingan. “Industri 4.0 ini menggunakan teknologi yang maju dan banyak melibatkan pemangku kepentingan baik itu stakeholder maupun konsumen,� ujar Hasan Sudrajat selaku Dosen pengajar mata kuliah Pengantar Industri Otomotif. Melalui penerapan Industri 4.0 ini akan terjadi perbaikan kecepatan, fleksibilitas produksi, serta peningkatan layanan pelanggan, dan pendapatan. Jika potensi-potensi dan manfaat tersebut terwujud, perekonomian suatu negara akan meningkat. Penggunaan teknologi pada Industri 4.0 akan jauh lebih efisien dari sisi energi dan tenaga,

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018


Info Industri namun jumlah produksi yang dihasilkan akan bertambah. “Akan terjadi teknologi yang efisien. Efisien dari segi energi, tenaga kerja lebih banyak. Kemudian harga-harga produk akan menjadi lebih murah, skala produksi bertambah besar,” kata Hasan Sudrajat. Akan tetapi, kemajuan-kemajuan tersebut akan menyebabkan tidak adanya dinding pemisah antarnegara. Hal ini membuat negara-negara maju, seperti Jepang, China, Korea bisa masuk ke Indonesia. Ini akan meningatkan persaingan di dalam Indonesia sehingga Indonesia harus bisa menghadapi itu dengan cara meningkatkan kualitas SDM, SDA, dan teknologi. “Kita harus menghadapi negara-negara yang lebih dahulu maju sehingga kita harus mempersiapkan SDM (Sumber Daya Manusia), material, brainware, tingkat kecerdasan harus ditingkatkan, harus bersifat vokasional,” ucap Hasan Sudrajat. Dengan semua kemajuan yang akan dihasilkan

dengan penerapan Industri 4.0 ini, warga Indonesia, khususnya mahasiswa diharapkan dapat menghadapi peningkatan persaingan tersebut. Mahasiswa harus meningkatkan kualitasnya dengan cara selalu aktif bertanya dalam semua mata kuliah dan dapat menguasai praktik dan ilmu yang diajarkan. “Kita harus mempersiapkan semuanya dari sekarang, tidak boleh gaptek (gagap teknologi). Kita harus punya kemampuan digital dan di dalam lingkungan kampus pun kita boleh bisa dalam akademik saja, dalam praktik pun harus bisa menguasai. Jika ada yang tidak dimengerti saat praktik, tanyakan kepada dosen atau mencari di You Tube tentang cara melakukannya,” kata Khofifah Fauziah, salah satu mahasiswa Politeknik STMI Jakarta. Alfida Dwi Anggraeni

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018

17


18

Komunitas

Bantu Pendidikan Bersama Sekolah Alam Tunas Mulia

Sekolah Alam Tunas Mulia adalah sekolah nonformal yang didirikan untuk tujuan mulia yaitu untuk memberi kemudahan belajar bagi anak pemulung yang ada di daerah Bantargebang.

Dok. Artha Berdirinya sekolah alam ini merupakan hasil kerja keras dari pendirinya, yaitu Juwarto dan Nadam. Bermula dari niat untuk membantu anak-anak pemulung yang kesulitan mendaftrar di sekolah umum karena keterbatasan waktu luang yang mereka miliki sehingga didirikanlah sekolah ini pada tahun 2004. Sekolah yang berada di daerah Sumur Baru, Bantargebang ini diharapkan dapat memudahkan anak pemulung untuk belajar karena jam belajar disini cukup singkat, yaitu selama 2,5 jam sampai 3 jam dalam sehari. “Sekolah ini didirikan untuk kemudahan belajar bagi anak pemulung karena

durasi belajarnya hanya sebentar sehingga anak-anak bisa bersekolah dan tetap bekerja,� tutur Juwarto selaku Ketua Yayasan Sekolah Alam Tunas Mulia. Setelah berdiri selama empat belas tahun, sekolah ini memiliki empat belas guru dan 250 murid yang terdiri dari tingkat PAUD, SD, dan SMP. Seluruh guru yang mengajar di sekolah alam ini merupakan relawan yang tinggal di daerah sekitar. Selain itu, kurikulum yang diterapkan di sekolah ini tidak mengikuti kurikulum dari Pendidikan Nasional (Diknas) melainkan dibuat oleh intern sekolah. Alasannya, karena waktu belajar mengajar yang sempit sehingga kurikulum yang digunakan harus menyesuaikan kebutuhan para murid di sekolah ini. “Kita tidak mengikuti kurikulum dari Diknas dikarenakan jam belajar yang cukup sempit sehingga dalam sehari hanya belajar selama 3 jam saja,� ucap Juwarto. Kegiatan belajar mengajar tingkat

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018


Komunitas SD dan SMP di sekolah ini dilaksanakan tiga kali dalam seminggu, yaitu hari Senin, Rabu, dan Jumat. Kegitan dilaksanakan selama 2,5 jam dalam sehari, yaitu pukul 13.00 hingga pukul 15.30. Selain itu, tingkat PAUD belajar di sekolah ini sebanyak empat kali dalam seminggu, yaitu hari Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Kegiatan dilaksanakan di pagi hari selama 3 jam, yaitu pukul 07.00 hingga pukul 10.00. Selain kegiatan belajar mengajar, di sekolah ini terdapat kegiatan ekstrakurikuler, seperti futsal, marawis, dan angklung. Sejak awal berdiri, sekolah ini tidak memungut biaya kepada muridnya karena disediakan untuk memudahkan belajar anakanak pemulung. “Sekolah ini gratis dari dulu,” kata Juwarto. Sekolah ini mengalami banyak kendala sejak didirikannya. Salah satunya adalah kurangnya biaya untuk membayar berbagai kebutuhan, seperti biaya listrik, biaya keamanan, dan juga biaya kebersihan. “Kita kekurangan dana karena semuanya kan butuh dana untuk bayar listrik, kebersihan, keamanan sedangkan sekolah ini kan gratis,” ujar Juwarto. Berdirinya sekolah alam ini mendapat banyak tanggapan yang bersifat positif dari orang tua murid. “Alhamdulillah sih. Disini anak-anak tidak hanya main akan

tetapi tetap ada pelajaran tambahan. Pengetahuan yang didapat juga lebih banyak,” ujar Asih selaku salah satu orang tua murid Sekolah Alam Tunas Mulia. Tanggapan lainnya juga disampaikan oleh guru dari Sekolah Alam. “Mengajar disini itu tantangan dan butuh keikhlasan. Disini juga banyak kendala dan harus sabar,” ujar Meti selaku guru SD kelas tiga sekolah alam tunas mulia. Banyak pihak yang mengharapkan Sekolah Alam ini menjadi lebih baik dan dapat terus memberi kemudahan bagi anak-anak untuk menimba ilmu di sekolah. “Harapannya agar sekolah alam ini menjadi lebih baik. Dan anak-anak bisa lebih baik agar dapat tercapai cita-citanya,” ucap Asih. Pihak Sekolah Alam pun mengharapkan agar sekolah ini dapat menghasilkan anak-anak yang berkualitas dan lebih baik. “Harapannya sekolah ini bisa melahirkan anakanak yang berprestasi, mandiri, dan lebih baik,” tutup Juwarto. Artha Julia

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018

19


20

Sastra

Siang hari yang terik tepatnya jam 13.00 WIB, aku dan teman-teman sekolah pergi menuju Kota Yogyakarta untuk memenuhi tugas observasi lapangan. Tempatnya yang kita tuju adalah Museum Affandi dan Keraton Yogyakarta. Seiring berjalannya waktu, kami pun sampai di Kota Yogyakarta pada keesokan harinya. Kami bergegas menuju tempat observasi yang pertama yaitu Museum Affandi. Sesampainya disana, kami langsung mengerjakan tugas masing-masing. Selesai kami menjalani tugas observasi lapangan ini, kami pergi menuju hotel untuk beristirahat sambil melepas penat. Sesampainya di hotel, aku pergi menuju kamar bersama empat temanku, yaitu Amel, Sarah, Bila, dan Aura. Suasana yang tenang membuat kami nyaman untuk beristirahat. Dikarenakan kamar hotel yang kami tempati hanya memiliki satu toilet maka kami harus bergantian untuk bersih-bersih. Keanehan pun mulai terjadi di dalam toilet kamar hotel. Mulai dari Amel yang menemukan rambut yang berjatuhan di dekat kaca toilet, Sarah yang menemukan bercak darah berceceran di lantai toilet, sampai Aura yang berteriak kencang karena terkejut me-

lihat banyaknya darah di dalam toilet. Mereka pun menghampiri Aura yang berteriak kencang. “Ada apa sih?, Ra. Berisik banget,” ujar Sarah. Aura terlihat kesal melihat darah yang banyak itu. ”Ini darah siapa sih? Kok jorok banget engga dibersihin,” ujar Aura. Namun Sarah biasa saja menghadapi omelan Aura “Lah perasaan aku ngga datang bulan deh, terus ini darah siapa?,” tanya Sarah. Lalu Amel pun membantu membersihkan tanpa banyak bicara. Waktu magrib pun tiba. Aku, Sarah, dan Aura bergegas menuju toilet untuk wudu. Selesai wudu, aku yang hendak memakai mukena tiba-tiba mendengar pintu toilet terbanting kencang ‘duaaaar’. Seketika kami terdiam dan melihat ke arah toilet, kami mencoba berpikir positif. “Udah gausah panik gitu, mungkin angin,” ujar Aku. Kami pun langsung menyegerakan salat magrib yang sempat tertunda. Seusai salat, kami hendak menyiapkan baju untuk acara malam penukaran kado, Sarah seperti mendengar suara air dari arah toilet yang kosong. “Eh, dengerin deh kayak ada suara air gitu ya?,” ucap Sarah. Suasana yang tenang berubah menjadi tegang karena ketakutan, lalu kami bergegas pergi ke toilet. “Kok nyala ya? Padahal ngga ada siapa-siapa,” ujar Aura. Mereka

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018


Sastra pun berlarian ketakutan keluar kamar. Aku terjatuh menabrak Pak Kamil yang sedang berjalan di depan kamar hotel. “Pada kenapa sih lari-larian?,“ kata Pak Kamil yang terlihat kesal. “Maaf, Pak. Kami sedang ketakutan karena ada hal aneh di kamar kami,“ ucap Amel sambil terengah-engah. Pak Kamil terlihat tampak bingung dan menganggap kita hanya berkhayal. “Paling khayalan kalian saja. Mana mungkin ada hal aneh apalagi kita nyewa hotel yang mahal,” ucap Pak Kamil yang tidak percaya akan kejadian tersebut. “Tapi serius Pak. Kejadian ini tidak hanya sekali dua kali,“ ucap Aura yang tampak kesal karena Pak Kamil tidak percaya akan cerita kami. “Sudahlah kalian mending siap-siap untuk makan malam,“ ujar Pak Kamil yang enggan untuk membicarakan hal itu. “Ya sudah, Pak. Kami siap-siap dulu deh, sekali lagi maaf ya, Pak,“ ujar Aku. Seusai makan malam kami kembali menuju kamar, namun ada hal aneh yang membuat kami terkejut. Kami melihat kamar kami berantakan dan kaca di toilet pecah secara tiba-tiba. Kami berusaha bicara dengan guru dan pihak hotel, tetapi tidak ada yang mempercayainya dan mereka menganggap kita hanya berkhayal. Kami pun meminta tukar kamar dengan yang lain dan Pak Kamil mengusulkan agar kami tukar kamar dengan guru perempuan, yaitu Bu Ica dan Bu Dian. Disaat kami hendak beristirahat, tiba-tiba terdengar suara te-

riakan dari kamar Bu Ica dan Bu Dian. Kami langsung berlari menuju kamar tersebut dan memastikan keadaan Bu Ica dan Bu Dian. “Bu, ini kami, tolong buka pintunya,” ujar Aku yang panik dan takut terjadi apa-apa. Tidak lama menunggu, Bu Ica keluar kamar dalam kondisi ketakutan. Ia juga merasakan hal aneh di dalam kamar itu. “Itu tolong, Bu Dian terkunci di toilet,“ ujar Bu Ica yang cemas karena ketakutan. Kami meminta tolong satpam untuk mendobrak pintu itu. Kami melihat Bu Dian sudah terbaring pingsan di lantai dan terdapat banyak sekali darah dan luka seperti goresan. Suasana di hotel itu pun berubah menjadi tegang dan semua murid ketakutan. Bu Dian pun langsung dibawa ke rumah sakit. Setelah kejadian ini, Pak Kamil dan guru lainnya memutuskan untuk tidak melanjutkan acara ini dan langsung kembali ke Jakarta sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lainnya. Hanny Kurnia P

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018

21


Resensi Film

Dok. Google

22

Sutradara : Lee Unkrich Produser : Darla K. Anderson Skenario : Adrian Molina Tanggal rilis : 22 November 2017 (Amerika) dan 24 November 2017 (Indonesia) Perusahaan produksi: Pixar Animation Studios Distributor : Walt Disney Pictures Durasi : 1 jam 49 menit

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018


Film Coco adalah film animasi tiga dimensi yang bergenre fantasi dan petualangan. Film animasi milik Pixar dan Disney ini telah memenangkan penganugerahan Oscar pada tahun 2018 untuk kategori film animasi terbaik. film yang di sutradarai oleh Lee Unkrich ini juga mendapatkan beberapa penghargaan lainnya, diantaranya British Academy Film Award untuk film animasi terbaik (2018), Teen Choice Award untuk film pilihan: aktor fantasi (2018), Penghargaan Producers Guild of America untuk Outstanding Producer of Animated Theatrical Motion Pictures (2018), dan Nickelodeon Kids’ Choice Award untuk Film Animasi Terfavorit (2018). Berdasarkan data dari IMDb, film ini mendapatkan rating 8,4 dari 10. Film Coco menceritakan tentang petualangan yang dialami oleh seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang bernama Miguel (Anthony Gonzales) dalam meraih mimpinya menjadi seorang musisi seperti idolanya, Ernesto de la Cruz (Benjamin Bratt). Larangan untuk bermusik yang ada dalam keluarganya membuat perjuangannya menjadi lebih berat. Perjuangan dimulai ketika ia berniat untuk mengikuti pertunjukan bakat yang diadakan saat peringatan Dia de Muerto (peringatan hari orang yang meninggal). Foto milik nenek buyut nya yaitu mama imelda, jatuh ketika Miguel sedang menyembunyikan gitar buatannya dari keluarga di Ofrenda (altar untuk mendoakan orang yang telah meninggal). Dalam foto itu ia melihat kakek buyutnya sedang memegang gitar milik idolanya. Sewaktu Miguel mencari gitar pinjaman untuk pertunjukan bakat, ia pun memutuskan untuk mengambil gitar yang ada di makam Ernesto karena mengira bahwa ia cicit darinya. Namun, ia malah menyeberang ke dalam dunia kematian ketika memetik gitar tersebut. Disana, ia menemukan keluarga nya yang sudah meninggal dan juga Mama Imelda (Alanna Ubach) yang tidak dapat menyeberang ke dunia kehidupan karena fotonya terbawa oleh Miguel. Miguel harus kembali ke dunia kehidupan sebelum matahari terbit, Ia pun harus mengembalikan foto Mama Imelda di Ofrenda agar Mama Imelda dapat kembali ke dalam dunia kehidupan. Namun, Miguel harus mendapat berkat dari salah anggota keluarganya yang sudah meninggal. Akan tetapi, tidak ada yang mau memberikan berkatnya kepada Miguel jika ia tetap bermusik. Miguel memutuskan untuk mencari Ernesto agar ia bisa kembali ke dunia kehidupan dan tetap bermusik. Petualangan nya dalam mencari Ernesto ditemani oleh Dante (seekor anjing) dan bertemu dengan Hector (Gael García Bernal) yaitu arwah yang dilupakan. Ketika telah menemukan apa yang dicari ,Ia menemukan suatu fakta tentang misteri keluarganya. Film ini memiliki pesan moral agar selalu memperjuangkan mimpi dan juga keluarga. Film yang kental akan budaya Meksiko ini juga mengajarkan untuk terus mengingat dan menghormati para leluhur. Adaupun soundtrack yang mengisi film ini kental akan musik Meksiko yang enak untuk didengar, Visual dalam animasi juga sangat bagus dan menarik. Alur dalam film ini tentu mudah untuk ditebak, namun penyampaian cerita yang bagus dan emosional membuat film ini menjadi tidak membosankan.

BULETIN INDUSTRIA | Edisi Panci/Desember/2018

23

Artha Julia

Resensi Film


“ Tidurlah untuk melanjutkan mimpimu.

Tetapi jika kau ingin mewujudkannya, maka bangun dan berusahalah

“


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.