Sabtu, 17 Desember 2011
Tahun XVI Edisi 38-Harga Eceran Rp. 3.500,-
http://www.kendarinews.com
Di Antara Khatib dan Calo
Catatan_____ MANTAN preman itu memberitahukan sesuatu kepada saya. "... Membangun dan atau memiliki rumah di dekat masjid itu bagus. Tapi... hati-hati pak". Kenapa? Rawan gusuran? "Bukan". Tidak bisa bisa tidur nyenyak karena terganggu azan? "Tidak". Karena jadi sasaran yuran kue buka puasa pada saat Ramadhan? "Bukan
La Ode Diada Nebansi
juga". Lalu apa yang harus dihati-hatikan? "Membangun dan mendirikan rumah di dekat masjid itu, pertanggungjawabannya berat. Sekiranya pada waktuwaktu shalat, dan masjid di sekitar rumah anda ternyata shafshaf jamaahnya kosong, maka pemilik-pemilik rumah di dekat masjid akan dimintai tanggung-
jawabnya di hari akhir nanti. Mereka dan termasuk anda akan diminta tanggungjawabnya: Kenapa tidak mengisi shaf-shaf kosong itu sementara rumahmu di pinggir maasjid?" Mendengar itu, saya hanya tertunduk dan terpaku. Secara batin saya benarkan. Tetapi, secara legal formal saya ragu-ragu kare-
na orang itu tidak tamat sekolah dan mantan preman. Tapi, katakatanya benar-benar merasuki hati. Ini terbalik dengan pemberitahuan teman saya yang baru pulang dari tanah suci. "Ini sendal dari kulit unta," begitu pemberitahuannya saat pertama kali
Baca DI ANTARA di Hal. 7
AR Didesak Kembalikan Uang Sudah Tak Gampang Pegal-pegal Lagi
Jakarta, KP Dua orang yang ditemui AR, Rabu (14/12) lalu di salah satu kafe di Plasa Senayan, Jakarta membantah bahwa dirinya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mencoba menfasilitasi pengembalian
uang. Menurutnya, mereka adalah korban dari gagalnya program dana pembangunan percepatan infrastruktur daerah bidang transmigrasi (DPPIT). “Kami bukan LSM dari Kendari, tapi pengusaha dari Sulawesi Tengah (Sulteng) yang meminta
uang kami kembali,” kata kontraktor yang minta identitiasnya tidak dipublikasikan saat dihubungi Kendari Pos di Jakarta, Jumat (16/12). Menurut para pengusaha konstruksi ini, uang itu diserahkan ke anggota DPR dan salah satun-
ya adalah AR. “AR itu bagian dari yang menerima uang,” ucapnya dengan menyebut nama lengkap AR, anggota DPR-RI dari Dapil Sultra Pengusaha ini juga membantah bila urusannya dengan AR sudah selesai pascapertemuan-
Baca PEGAL di Hal. 2
Selengkapnya Baca di Halaman 8
BK: Wa Ode Terindikasi Langgar Kode Etik
SELEBRITI
Seriusi Bakat Menulis
Agnes Monica
Baca DIDESAK di Hal. 7
Abraham Langsung Pimpin Rapat KPK
Dua tahun lalu, lengan dan punggung Nyonya Weti Rohaeti sering sekali mengalami pegal-pegal, terutama setelah ia mengonsumsi daun kangkung dan taoge. Bahkan,
AGNES MONICA dikenal sebagai seorang penyanyi sekaligus artis. Namun, tak banyak yang tahu kalau dia juga memiliki hobi lain, yakni menulis. Salah satu tulisannya bahkan mendapat respons positif dari rumah produksi (Production House/ PH). “Sebenarnya aku lagi suka menulis kayak novel dan script dan ada PH yang tertarik sama tulisan aku. Tapi, nanti dulu, deh,” ujar Agnes. Bakat menulis Agnes sebenarnya sudah terlihat ketika ia menciptakan lagu untuk dirinya sendiri, seperti lagu Karena Ku Sanggup yang menurutnya lagu paling jujur yang pernah ia buat. Namun, Agnes mengaku belum berencana untuk menyerahkan tulisannya ke PH lantaran masih fokus pada proses album yang ia produseri sendiri. "Soalnya aku kan orangnya perfeksionis. Jadi nggak bisa menyerahkan ke orang lain,” ucapnya. Bicara perawatan tubuh, di saat wanita lain berlomba-lomba memutihkan kulit, Agnes Monica justu memilih sebaliknya. Dia mencoba tampil beda dengan menghitamkan warna kulitnya yang sudah putih mulus itu. Agnes mengaku sedang jatuh cinta dengan kulit gelap. (tia)
nya di Plasa Senayan. Menurutnya, dia tidak akan pernah berhenti menuntut anggota DPR dari daerah pemilihan Sulawesi Tenggara itu sebelum uangnya dikembalikan. “Siapa yang bilang ma-
Jakarta, KP Politisi Partai Amanat Nasional Wa Ode Nurhayati nampaknya sulit untuk menghindari vonis pelanggaran kode etik yang kini diproses oleh Badan Kehormatan DPR RI. Setelah dimintai keterangan sebanyak dua kali, Badan Kehormatan nampaknya sudah siap memberi-
kan putusan yang akan dijatuhkan kepada Wa Ode. Ketua BK DPR RI Muhammad Prakosa menyatakan, status pemeriksaan terhadap Wa Ode saat ini tinggal pada putusan. Setidaknya, dalam waktu pasca reses bulan
Baca KODE ETIK di Hal. 7
Wa Ode Tersangka, KPK Bantah Ada Intrik Politik MUSTAFA RAMLI/JAWA POS
Pimpinan KPK Busyro Muqodas (kanan) memperlihatkan surat sumpah jabatan kepada Ketua KPK Abraham Samad (kiri) sebelum dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (16/12) di Istana Negara di Jakarta.
Jakarta, KP Wakil Ketua KPK, Busyro Muqaddas membantah penetapan status tersangka anggota DPR RI, Wa Ode Nurhayati, ada intrik politik. Tudingan tersebut dinilai tidak berdasar. Karena penetapan status tersangka pada politisi PAN
tersebut karena dinilai sudah cukup bukti. “KPK tidak pernah, tidak boleh dan tidak akan mengada-adakan. Jika memang sudah ada alat bukti, maka kita tetapkan sebagai tersangka,” tegas
Baca BANTAH di Hal. 7
Dari Forum Pemred Jawa Pos Group di Novotel Jakarta (2-habis)
Menyongsong 2012 sebagai Tahun Kreatif Tahun kreatif! Itulah spirit yang mewarnai optimisme Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) Jawa Pos Group, saat merumuskan agenda-agenda penting di tahun 2012. Pertemuan akhir tahun itu melibatkan perwakilan dari pengelola 165 media, dari 33 provinsi Group Jawa Pos di Novotel, Mangga Dua, Jakarta. KOORDINASI tiga bulanan kali ini membawa isu yang amat mendasar, dengan password: “kreatif.” Itu adalah nyawa, sumber api, dan detak kehidupan media ke depan. Tiga hari, 12-13-14 Desember 2012, Forum Pemred menerjemahkan makna kreativitas itu dari berbagai dimensi, baik dari internal group, maupun eksternal. Azrul Ananda, CEO Jawa Pos misalnya, memaparkan pernak-pernik in-
UKON FURKON SUKANDA/INDOPOS
Azrul Ananda (kiri), saat Forum Pemred Jawa Pos Group, di Novotel, Mangga Dua, Jakarta.
ovasi iklan di halaman cover, yang sedang dikembangkan koran terbesar di Indonesia ini, lengkap dengan problematika yang khas. Beberapa kali, front page Jawa Pos (termasuk Kendari Pos) berubah menjadi iklan satu halaman penuh. Tetapi model dan bentuknya seperti desain bukan iklan komersial. Berbahayakah buat pembaca koran? Apa pembaca tidak kaget? Bagaimana respons pelanggan? Juga pembeli eceran? Kesiapan mental penjual di lapangan? Pengaruhnya terhadap deadline? Ide kreatif dan koordinasi dengan klien serumit apa? Karena masih ada satu dua sisi yang harus mirip front page yang sesungguhnya di lembar kedua sebelah kanan. Lalu bagaimana dengan penyesuaian halaman? Mana yang disebut sebagai halaman satu? Bagaimana kalau sebelumnya sudah
Baca MENYONGSONG di Hal. 7