Kendari Pos Edisi 19 Desember 2011

Page 1

Senin, 19 Desember 2011

Tahun XVI Edisi 38-Harga Eceran Rp. 3.500,-

http://www.kendarinews.com

Andi Rahmat Dijebak La Ode Ida? Bantah Jadi Calo, Duga Pertemuan Diskenario Jakarta, KP Anggota DPR dari Partai Demokrat, Andi Rachmat (AR) akhirnya angkat bicara terkait dengan dugaan keterlibatannya sebagai calo anggaran. Ia mera-

sa, apa yang dituduhkan selama ini tidak benar. Menurutnya, pemberitaan mengenai adanya kontraktor yang meminta kembali uangnya karena dana pembangunan percepatan infrastruktur daerah bidang transmigrasi (DPPIT) yang dijanjikannya batal, hanyalah sebuah kesalahpahaman. Menurut legisaltor dari daerah

pemilihan Sulawesi Tenggara (Sultra) ini, dirinya tidak pernah berhubungan dengan kontraktor, apalagi meminta uang untuk memuluskan proyek DPPIT. Ia juga menegaskan tidak membicarakan persoalan proyek ini ke Wa Ode Nurhayati (WON) sebagai anggatan Badan Anggaran (Banggar). “Jadi tidak ada sama sekali

berurusan dengan Ibu Wa Ode, mereka sendiri yang mengarang dan merekayasa, seolah-olah saya (terlibat). Sama dengan kabar yang saya dengar soal Pemkab Kolaka, yang menyebut juga nama saya, sementara saya sendiri tidak pernah ketemu,” kata Andi Rachmat di sela-sela rapat paripurna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (16/12).

Andi Rachmat menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah bertemu dengan kontraktor di salah satu kafe di Jakarta. Kata dia, yang ditemui adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). “Orang itu LSM dari Kendari, bukan pengusaha,” kata Rachmat yang enggan menyebut nama

Baca DIJEBAK di Hal. 7

INTERNASIONAL

Ratusan Ribu Warga Terisolasi

Suasana Rapat Akbar Sepakbola Nasional menggelar Forum Pengprov PSSI yang di gelar di Hotel Pallman, Jakarta, Minggu (18/12) Malam. Dalam rapat ini menghasilkan keputusan akan melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) terhadap Ketua Umum PSSI Djohar Arifin.

JUMLAH korban Badai Washi di Filipina Selatan pada Jumat malam (16/12) terus bertambah. Hingga kemarin (18/12) sedikitnya 652 orang tewas akibat amuk badai tropis tersebut. Selain itu, 808 orang belum diketahui nasibnya atau dilaporkan hilang. Proses pencarian dan evakuasi para korban bencana alam tersebut terus berlangsung. Meski kebanyakan jasad para korban sudah mulai membusuk, Palang Merah Filipina dan tim SAR tetap melanjutkan upaya pencarian.

Baca RATUSAN di Hal. 2

SELEBRITI

Kini Sering Ditonton Suami KEHIDUPAN rumah tangga pasangan Laura Basuki dan Leo Sanjaya memang membuat orang iri. Keduanya begitu saling mencintai satu sama lain. Itu terlihat dari sikap masing-masing untuk mendukung pasangannya. Leo sekarang makin rajin melihat pertunjukan istrinya saat fashion show. Sebelum berakting di layar lebar, Laura lebih dahulu memulai karir sebagai model catwalk. Kini setelah menikah, dia masih sering melakoni pergelaran busana. Bedanya, sang suami sekarang sering nonton sekaligus menemani. Dalam sebuah pergelaran busana di Pacific Place beberapa hari lalu, Laura memperagakan busana pengantin yang pernah dia kenakan. Leo yang melihat istrinya kembali mengenakan busana tersebut memuji bahwa Laura sangat cantik. "Dia bilang, wah istriku cantik sekali. Jadi ingin menikah lagi," kata Laura tersipu. Perempuan yang memiliki darah Vietnam itu menjelaskan, suaminya memang suka melihat saat dirinya fashion show. Apalagi kalau peragaannya besar. Sebab, dia bisa melihat Laura yang berbeda dari keseharian. Biasanya, dia didandani dengan riasan yang anehaneh. "Dia amaze aja lihat saya didandani yang aneh-aneh. Karena wajahku kan pasti berubah," lanjutnya. (jan/c6/any)

Laura Basuki

FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

DPRD Buton “Ancam” Pj Bupati Buntut Dua Kali NPHD Gagal Diteken Kendari, KP DPRD Buton mulai kesal melihat ketidaktegasan Pj Bupati, Nasruan terkait anggaran PSU Buton. Kendati sudah dua kali berjanji untuk menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD), yakni tanggal 7 Desember dan 15 Desember, tapi ternyata tidak terwujud. Makanya, DPRD Buton menggelar rapat internal

pimpinan dan mengirim surat kepada Nasruan, yang isinya mengingatkan agar NPHD segera diteken. Dalam surat tertanggal 15 Desember dan bernomor 080/118 tersebut, pimpinan DPRD Buton meminta Nasruan segera merealisasikan janjinya untuk meneken NPHD seperti yang disampaikan saat rapat koordinasi, 12 Desember lalu di hadapan gubernur dan Ketua DPRD Sultra, termasuk Muspida Buton plus KPU. Surat itu diteken LM Yamin sebagai Ketua dan Muh Saleh Ganiru dan Aliadi, masing-masing Wakil Ketua.

“Surat itu benar dan kami sudah kirimkan ke pemerintah. Intinya, kami meminta pertanggungjawaban Pj Bupati dengan apa yang ia janjikan di Kendari, saat rapat koordinasi,” kata Saleh Ganiru, Wakil Ketua DPRD Buton, kemarin lewat telepon selulernya. Ia mengatakan Pemkab harus memperlihatkan wibawanya dihadapan masyarakat karena sudah dua kali berjanji akan meneken NPHD itu. Pada tanggal 7 Desember silam, lanjut Saleh Ganiru, DPRD masih cukup toleransi saat Pemkab mengabaikan janjinya. Tapi setelah tanggal 12 Desember, apalagi saat rapat koordinasi itu dipimpin langsung Gubernur Sultra, seharusnya Pj Bupati sudah bisa memperlihatkan komitmennya. “Jangan salahkan rakyat kalau ada reaksi setelah ini, karena Pemkab sendiri yang cari persoalan,” katanya.

Selain menyepakati adanya surat itu, pimpinan DPRD Buton menyepakati tiga hal lainnya, jika sekiranya Pemkab tidak memperlihatkan itikad baiknya merespon surat tersebut. Pertama, DPRD Buton akan menemui Mendagri dan meminta agar Pj Bupati Buton diganti, kemudian DPRD Buton juga akan memutuskan koordinasi dengan segala kegiatan pemerintah daerah. “Terakhir, kami tidak akan membahas APBD 2012,” tegas Saleh Ganiru. Saleh menduga, Pemkab Buton sengaja membuat konspirasi agar PSU tidak terlaksana. Indikasinya, meski sudah dua kali rapat koordinasi, tetap saja Pemkab tak punya itikad baik untuk mencairkan anggaran PSU. Padahal, dalam UU, sangat jelas bahwa kewajiban pemerintah itu menfasilitasi Pilkada.

Baca ANCAM di Hal. 7

Warga Mesuji Nekat Bertahan dari Gusuran Perkebunan Sawit

Kaum Pria Dirikan Tenda setelah Ungsikan Anak-Istri Sengketa tanah di Mesuji, Lampung, tampaknya, akan semakin panas. Warga yang merasa dirugikan nekat bertahan dengan membangun tenda darurat. Semakin hari, jumlah mereka makin bertambah.

GUNAWAN SUTANTO, Mesuji JAMRONI dan sejumlah tetangga duduk di pos yang didirikan warga di Register 45 tadi malam. Register 45 merupakan tanah yang disengketakan antara 3.000 warga dan PT Silva Inhutani Lampung (SIL). Perebutan tanah itu beberapa kali berujung pada bentrokan antara warga dan pamswakarsa yang dibentuk perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut. Puncaknya terjadi pada 8 September lalu. Yakni, warga diusir oleh tim ter-

JPNN

Warga yang nekat bertahan juga memboyong anak-anak mereka di tenda-tenda darurat.

padu perlindungan hutan Provinsi Lampung. Mereka selama ini dianggap sebagai pembalak liar. Kini tak menutup kemungkinan konflik tersebut bakal terulang. Sebab, sekitar 2.500 orang pada 14 Desember lalu kembali menduduki tanah yang mereka anggap milik adat tersebut. Mereka mendirikan tenda seadanya untuk tempat tidur. Jamroni merupakan salah seorang warga yang terusir dan kini masih mati-matian mempertahankan tanah yang dianggap haknya. Dia sudah lebih dari empat tahun menghuni tempat tersebut bersama tiga anaknya. Jamroni merupakan seorang transmigran dari Banyuwangi, Jatim. Melihat kakak dan adiknya sukses menjadi transmigran di Lampung, pria kelahiran 1957 itu pun memilih meninggalkan kampung halamannya di Banyuwangi. ’’Sulit cari pekerjaan di kampung. Saya

Baca KAUM di Hal. 7

` Ìi`ÊÜ Ì Ê v ÝÊ* Ê ` Ì ÀÊ ÊvÀiiÊv ÀÊ V iÀV > ÊÕÃi° / ÊÀi ÛiÊÌ ÃÊ Ì Vi]ÊÛ Ã Ì\Ê ÜÜÜ° Vi °V ÉÕ V ° Ì


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.