Sabtu, 3 Desember 2011
http://www.kendarinews.com
Tahun XVI Edisi 38-Harga Eceran Rp. 3.500,-
Pucuk Pimpinan KPK Berganti, Busyro dan Bambang Widjojanto Terpental
Putra Makassar Jadi Ketua KPK Jakarta, KP Entah anggota-anggota DPR kerasukan atau memang melalui kajian matang hingga menjatuhkan pilihan kepada figur yang satu kampung dengan Baharuddin Lopa. Orang yang sekampung dengan Baharuddin Lopa itu tidak lain adalah Abraham Samad, putera kelahiran Makassar 27 November 1966. Sebagai anak Makassar, sebagai anak Sulawesi, sebagai figur yang satu daerah asal dengan Baharuddin Lopa yang terkenal tegas, jujur, adil, sederhana dan anti supa itu, tentu akan memberikan warna yang sngat berbeda dengan tampilan pimpinan KPK sebelumnya. “Kita teringat dengan Baharuddin Lopa,” tutur salah seorang anggota DPR usai acara pemilihan. Terpilihnya Abraham Samad ini memang mengejutkan sejumlah pihak. Mak-
Baca KPK di Hal. 7
“Jagonya” Demokrat Gagal Jadi Ketua KPK
Dulu Kedua Kakinya itu Sering Mengalami Kram Sejak 2007, menurut lelaki 65 tahun ini, kedua kakinya sering mengalami pegal-pegal. Dan, seusai duduk, kakinya itu bahkan kerap sekali mengalami kesemutan. “Ka-
Jakarta, KP Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yunus Husein gagal menjadi salah satu pimpinan apalagi Ketua KPK. Yunus yang sejak awal sudah didukung Partai Demokrat, hanya meraih 20 suara. Kecewakah anggota Fraksi Partai Demokrat sebagai pendukung Yunus? Merasa keok kah mereka sebagai fraksi dengan anggota terbanyak di Komisi III DPR RI? Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Benny K. Harman,
Baca KRAM di Hal. 2
SELEBRITI
Baca JAGONYA di Hal. 7
Malu-Malu Mau Ikut Pilkada BINTANG sinetron Desy Ratnasari diincar salah satu partai politik untuk dicalonkan dalam Pilkada Sukabumi. Namun, artis berdarah Sukabumi ini mengaku belum siap untuk menjalani hal tersebut. ”Saya bisa melihat betapa sulitnya memposisikan diri yang enak ke berbagai pihak dan itu bukan hal yang gampang," kata Dessy. Meski demikian, kata dia, mengaku tetap ada pihak yang menawarkannya untuk berkecimpung di dunia politik. Hal itu tak menggoyahkan keputusan Dessy. Artis kelahiran 12 Desember 1973 ini memiliki alasan khusus menolak tawaran tersebut. "Prioritas saya setelah anak saya mandiri. Soalnya sekarang anak saya kalau lagi butuh kerjain PR, tantenya nggak bisa nolongin, dia pasti larinya ke saya," ujarnya. Penolakan itu bukan berarti kartu mati. Menurut Dessy, kemungkinan untuk mengikuti jejak artis lain yang menggeluti dunia politik tetap masih terbuka. "Suatu saat Insya Allah kalau ada jalan yang terbaik. Nggak ada sesuatu hal yang menghalangi langkah kalau memang mau dikerjain. Yang saya pikirin sekarang adalah Nazwa (anak) mandiri dulu," ujarnya. Baru-baru ini
Baca MALU di Hal. 7
Desy Ratnasari
Abraham Samad
Tahanan Kasus Korupsi Meninggal di Baubau Baubau, KP Salah seorang terpidana kasus korupsi proyek pembangunan Transisipan di Kabupaten Bombana, Dahlan (55), meninggal di Lapas Klas II A Kota Baubau, Kamis malam (1/12). Kematian Dahlan diduga akibat penyakit sesak nafas dan batuk darah yang dideritanya. Kepala Lapas Klas II A Kota Baubau, LM Makmur Raja Ika menjelaskan, minggu lalu Dahlan telah divonis pidana terhadap perkara tipikor di Pengadilan Negeri (PN) Baubau dengan sanksi kurungan 1 tahun 2 bulan dipotong masa tahanan tiga bulan dan denda senilai Rp 50 juta. Kata Makmur, sebelum meninggal, almarhum pernah meminta agar dipindahkan di Lapas Kota Kendari agar bisa dekat dengan keluarga dan anak-anaknya yang ada di Kendari. Tetapi proses pemindahan itu belum bisa dilakukan karena masih menunggu hasil vonis. Dahlan memang memiliki penyakit bawaan, sering sesak nafas dan batuk darah. Sehari sebelum menghembuskan nafasnya, ia masih sempat bercanda bersama rekan-rekannya di Lapas. Saat ingin tidur usai makan malam, sekitar pukul 21.00 tiba-tiba penyakit Dahlan kambuh di dalam ruang sel tahanan. Rekan sekamarnya, Rusdin sempat kaget dan panik melihat penyakit Dahlan kambuh, dia kemudian mendekati Dahlan sambil
Baca TAHANAN di Hal. 7
Marina Segedi, Mantan Juara Silat ASEAN yang Puluhan Tahun Terlupakan
Jadi Sopir Taksi di Usia Senja, Baru Raih Penghargaan pada 2011 Untuk menghidupi empat anak sendirian, Marina Martin Segedi harus gonta-ganti pekerjaan. Prestasinya baru dikenali setelah mengangkut penumpang dari Kemenpora.
MUHAMMAD AMJAD, Jakarta REZEKI itu datang dari kliping koran yang telah berusia hampir tiga dekade. Isi beritanya, keberhasilan Marina Martin Segedi menjadi juara Kejuaraan ASEAN Pencak Silat Kelas
Baca SOPIR di Hal. 7
MUHAMMAD AMJAD/JAWA POS
Marina Martin Segedi bersama medali yang didapatnya saat masih aktif menajdi atlet pencak silat (kiri) dan Marina Martin Segedi di atas Taxi yang biasa dikendarainyanya (kanan).