Mulut Mendengar…Kuping Memandang…Mata Mengucap…

Page 1

Mulut Mendengar… Kuping Memandang… Mata Mengucap…

Ditulis dan dibukukan oleh : Masmoe Adi@2009 www.facebook.com/adi.kc ekorku.blogspot.com


Iftitah Kumpulan tulisan ini berasal dari statusku di situs facebook juga di blog ekorku.blogspot.com, yang hampir setiap hari saya update sebagai percikan pikiranku tentang manusia, alam, dan segalanya yang berhubungan dengan kehidupan saat ini dan sengaja dibukukan sekarang dalam rangka memperingati ulang tahun ku yang ke 44 juga istriku yang ke 40, karena saya anggap tahun ini kami berdua mendapatkan kesamaan angka umur yang mengandung angka 4 yang dilengkapi angka 0. Memang banyak yang menafsirkan angka 4 terutama dari kepercayaan orang cina , jepang dan korea yang menganggap angka 4 mengadung makna kematian karena dibaca sebagai shi yang maknanya kematian. Mungkin tidak terlalu penting tafsir tadi dibandingkan makna angka 4 seperti halnya alam yang terdiri dari alam rahim tempat dimana awal, alam dunia tempat pengabdian, alam kubur tempat penantian, alam akhirat tempat akhir dari segalanya, juga ketentuan untuk manusia tentang kelahiran, kematian, rejeki, jodoh yang sama sekali tidak bisa diperkirakan secara pasti sampai saat setelah kejadian. Dan angka 0 adalah angka yang mengandung unsur lugu atau polos karena kalau dijumlahkan atau dikurangkan dengan angka apapun pasti hasilnya angka itu sendiri atau bisa jadi kepolosan atau keluguan tidak berpengaruh pada yang lain, kecuali dikalikan karena sekumpulan keluguan akan menjadikan keluguan yang total dan fatal dan jangalah dikurangkan dari keluguan karena akan menjadikan munculnya nilai negatif dari sisi yang lain. Tapi dari semuanya itu yang paling utama ingin kusampaikan adalah, sesulit apapun hal yang dialami, Insya Allah, kita masih diberi waktu (Asri) untuk terus berusaha mendapatkan rejeki (Rizqi) lahir dan batin yang barokah untuk kebahagiaan dan kesejahteraan juga menguatkan karakter pemimpin (Amira) sepanjang lintasan kehidupan. Jakarta, 16 Oktober 2009 Masmoe Adi


Adi, Rizqi, Mira, Asri


mulut mendengar... kuping memandang... mata mengucap... karena pengendalian mulut menselaraskan suara yang terdengar... karena penjagaan telinga mengutuhkan wujud yang terlihat... karena pengarahan mata menyempurnakan kata yang terucap...


kalau melingkar itu dianggap akan adanya pertemuan kembali dua titik karena pergerakan satu titik menuju titik yang lainnya pada arah berlawanan, maka semua mahluk pasti melingkar karena dia akan bergerak dari lahir menuju mati, lintasan titik bisa membesar atau mengecil, bahkan bergelombang, dimana titik pertemuannya adalah saat dimana mahluk kembali kepada khaliknya, atau asal usulnya...


kalau misalnya ditemukan cara berkomunikasi yang sederhana dengan mahluk ghaib selain manusia alias jin... apa kira-kira yang akan kita lakukan... mungkin yang bisa kita lakukan pertama adalah minta maaf, karena selama sudah banyak menggunjingnya dan menghinanya dengan cara-cara yang bisa jadi tidak disukai mereka...


berkembang biak sepertinya bukan cuma mahluk manusia atau binatang, tapi amal perbuatan baik ataupun buruk bisa juga dikembangbiakkan... tapi yang paling penting mungkin identifikasi amal apa yang penting atau utama untuk dikembangbiakkan...


yakinkah dalam diam anda tidak bergerak... bukankah darah dalam diri kita atau cairan dalam tumbuhan bergerak menyusuri seluruh pembuluh, karena tekanan dan tarikan... maka diam bisa jadi dihasilkan dari kesetimbangan antara gerakan yang saling mendorong dan menarik didalam tubuh... yakinlah sungguh diam itu sejatinya bergerak...


biasanya kehidupan ditandai dengan pertumbuhan... tapi pertumbuhan tidak identik dengan kehidupan... misalnya pertumbuhan kemiskinan, bisa jadi malah menghambat bahkan bisa mengurangi kehidupan... jadi mungkin yang perlu diwacanakan dari suatu pertumbuhan apapun adalah daya dukungnya kepada kehidupan...


potensi kesempurnaan manusia karena adanya akal, sering melemahkan contoh yang baik mahluk lain yang mestinya bisa mendasari pengembangan akal itu sendiri... seperti bekerjasama tanpa batas waktu pada semut, deteksi perubahan musim pada burung... sedang contoh yang jelek malah sering diperkuat, seperti merubung segala sesuatu yang dianggap bisa dimakan pada lalat, saling berebut lawan jenis pada kucing...


kalo diasumsikan otak kita ini sebuah database yang besar sekali, lupa biasanya terjadi karena kesulitan menemukan ingatan yang diinginkan... untuk memperbaiki pencarian, salah satunya data perlu indeks... mungkin silaturahmi dengan kerabat dan teman, juga membaca dan menulis, termasuk bermunajat, bisa jadi menjadi sarana peng"indeks"an tadi, karena melibatkan emosi, logika serta analisa yg bisa merefresh ingatan..


mungkin terasa klise kalau kerja diniatkan sebagai ibadah, dimana ibadah ditafsirkan sebagai segala kegiatan yang sarat dengan pesan ke-Tuhan-an, sedangkan penghasilan yang dihasilkan dari kerja tadi bisa jadi tidak diutamakan atau bahkan tidak digunakan untuk kegiatan yang beraroma ibadah... mungkin akan lebih sederhana kalo kita niatkan saja kerja kita untuk kehidupan yang lebih baik...


harapan kita inginnya kebaikan yang kita lakukan bisa langsung berdampak kenikmatan untuk kita sendiri, tapi nampaknya hal itu tidak bisa berbanding lurus, karena kebaikan hanya terjadi jika ada merasakannya, dimana cara dan waktu menjadi parameter penting... jadi mungkin yang perlu dilakukan adalah tetap berbuat baik dengan segala cara yang baik sepanjang waktu...


kalau energi yang utuh biasanya dirumuskan sebagai perpaduan antara energi gerak atau kinetik dan energi posisi atau potensial, lalu dimana letak kesabaran berada diantara dua unsur energi tadi... mungkinkah kesabaran sebagai kinetis penyelaras gerak atau potensi karena penguatan efek ataukah kesabaran merupakan mata rantai yang tidak terumuskan diantara keduanya...


sering disebutkan kalau kita memakai perasaan dianggap tidak memakai logika... tapi mungkinkah perasaan timbul spontan tanpa adanya rangkaian proses yang mana rangkaian tadi jelas unsur pembentuk logika... jadi mungkin perlu kita tetap menjaga perasaan karena perasaan adalah bagian dari logika yang belum bisa diuraikan rangkaiannya...


kalau pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dimisalkan beban, maka kemampuan mengangkat beban bisa dikatakan karena kekuatan tarikan keatas yang juga ditambah dengan besarnya tumpuan untuk menyangga... niat yang baik, nafkah yang halal, keuletan yang terpelihara, kesabaran yang terjaga, termasuk memelihara silaturahmi keluarga serta teman, bisa jadi memperkuat tarikan keatas juga memperbesar tumpuan...


kalau memang kita meyakini bahwa semua ciptaanNya itu mahluk, berarti kita juga harus siap menerima kenyataan bahwa setiap bagian dari tubuh kita adalah juga mahluk, sehingga walaupun kita merasa punya kehendak atas tubuh kita tetapi sesungguhnya kita cuma punya hak pakai atas tubuh ini, yang sewaktu-waktu bisa makar apabila perilaku tubuh kita dikehendaki untuk melakukan hal-hal yang diluar kehendak penciptanya...


sungguh hubungan antar insan akan setimbang dan harmonis ibarat benda-benda langit yang saling bergerak dan berlintasan tapi tidak saling bertubrukan bila lebih mengutamakan daya tarik yang kuat dibandingkan daya tolaknya, kecuali insan yang bermodus asteroid yang bergerak liar tanpa daya tarik bahkan daya tolak...


kemuliaan hidup bisa jadi lebih kuat bila konsistensi mencari cahaya dalam setiap gerak langkah dan pikiran layaknya pepohonan dihutan yang berlomba mencondongkan diri menghadap cahaya, kecuali cendawan yang yakin dalam keremangannya menjadi parasit bahkan pada kotoran sekalipun...


sungguh luar biasa manajemen langit yang mengatur penyimpanan data semua perbuatan maupun pemikiran manusia sebagai barang bukti dihari kesaksian kelak, sedangkan perbuatan maupun pemikiran manusia variasinya semakin berkembang, sehingga bisa jadi akan muncul peringatan yang mungkin semakin keras bukan akibat penuhnya data tapi karena menumpuknya data sampah akibat data yang tidak manfaat dari Sang Maha Administrator...


bermilyar manusia silih berganti diciptakan dan dihadirkan di bumi ini, mungkinkah ini hanya sekedar rutinitas penciptaan ataukah semacam tanda bahwa penciptaan ini belum mencapai harapan dari tujuan-tujuan penciptaan sehingga Sang Pencipta terus menerus memberi kesempatan untuk mengeksplorasi, sampai titik dimana bisa jadi penghentian penciptaan akan terjadi akibat dari ketidak pahaman manusia atas tujuan tadi...


pertemuan dengan manusia, hewan, tumbuhan, air, angin bahkan batu bisa terjadi kapan saja dimana saja, bisa sesuai harapkan, bisa tidak diinginkan, bahkan hiraukan... tapi coba rangkaikan pertemuan-pertemuan mulai dari remaja sampai dewasa atau tua saat ini, mungkinkah itu cuma sekedar kumpulan fragmen atau skenario yang besar yang melibatkan cita-cita, ucapan, bahkan umpatan...


wanita memang begitu istimewa disisi Sang Pencipta sampai perlindungan akan kehormatannya begitu terperinci tersurat didalam pesan-pesanNya... yang oleh para pria sering ditafsirkan menjadi lebih terperinci lagi sehingga pesan perlindungan yang semula sebagai selimut tetapi diterima kaum wanita sebagai karung...


misalnya setiap doa membentuk gelembung yang melayang keatas yang bisa saling menembus bahkan menempel satu sama lain... maka bisa jadi terjadi gelembung yang menempel bersamaan naik ataupun ada gelembung yang lebih kecil terbawa naik keatas karena terbawa didalam gelembung yang lebih besar atau bahkan ada yang lambat naik keatas karena terhalang oleh yang lain...


bila dianggap kelahiran merupakan titik nol dari grafik kehidupan, lalu perbuatan baik dianggap angka positif dan perbuatan buruk dianggap negatif, mungkinkah pada setiap akhir kehidupan nilai yang dicapai pada posisi positif sedangkan kepastian akan titik itu tidak diketahui, maka bisa jadi yang dimaksud akhir yang baik bukanlah kejadian yang nampak pada akhir kehidupan saja tapi mutlak dari Sang Pemilik Kehidupan..


keyakinan akan kebenaran mungkin seperti sungai yang mengalir dari mata air dilengkapi dengan hujan dan ranting-ranting pohon juga tanah bahkan limbah kotoran yang turut dalam aliran terus dimana akhir dari aliran tadi akan terjadi perjumpaan agung antara aliran sungai kebenaran dengan lautan kebenaran yang sebenar-benarnya...


kalau sholat itu dianggap suatu pentas ekspresi seorang hamba kepada tuannya, apakah peran utama diambil oleh badan yang gerakannya mewakili ekspresi ataukah rangkaian kata yang dilafalkan dan bisa menghanyutkan sehingga terjadi kesepahaman atau konsentrasi yang dalam sehingga tercapai kepuasan atau bisa jadi peran utamanya malah Sang Maha Pendengar...


seberapa besarkah manfaaat pendidikan juga pengetahuan untuk bumi ini... sedangkan miliaran ton kertas sudah memeras miliaran batang pohon tanpa bisa menumbuhkan pohon itu sendiri... sedangkan miliaran unit mesin terus menyedot milaran galon isi perut bumi tanpa bisa mengisi bumi itu sendiri... sedangkan miliaran kubik limbah sudah membanjiri miliaran alur sungai tanpa bisa membersihkan sungai itu sendiri... miliaran...


kalau ilmu eksak atau ilmu pasti biasanya dihubungkan dengan segala hal yang bisa dinyatakan juga dirumuskan secara logika... lalu mungkinkah sejarah cuma menjadi bagian dari ilmu sosial yang menyangkut hubungan maupun perilaku manusia padahal sejarah menyangkut pembuktian kejadian yang sudah terjadi dan itu pasti...kecuali memang dianggap sejarah tidak penting sehingga tidak perlu ada perumusan...


cahaya menurut ilmu fisika bisa nampak dan dirasakan kalau ada media untuk perambatan radiasinya... kalau dianggap cahaya ibarat kesuksesan maupun keselamatan maka bisa jadi silaturahmi, sedekah dan saling mengingatkan, bisa menjadi media yang mendukung cahaya sehingga bisa sampai dan dirasakan...


mungkin perlu dipertimbangkan lagi tentang profesionalitas yang sering ditunjukkan dengan ketekunan dan keyakinannya dalam bekerja untuk mewujudkan mimpi-mimpi keberhasilan, dibandingkan dengan kegigihan muazin yang melantunkan panggilan begitu semangatnya sehingga membuyarkan mimpi waktu subuh juga ketekunan penggali kubur yang tanpa keluh menuruti perintah kapan saja datangnya mayat...


sering perjalanan kehidupan dianggap seperti roda yang berputar maka bisa dirasakan bagian mana yang menjadi jeruji, pentil, juga as mungkin perlu angin juga pelumas seperti halnya senyuman dan sapaan, sehingga perputaran roda tidak menjadi oleng atau bahkan patah selama perjalanan menafkahi kehidupan...meneruskan kehidupan...menuntaskan kehidupan...


sungguh industrialisasi yang brutal, rekayasa genetika liar serta kerakusan konsumsi nampaknya akan menjadi tantangan utama pada pola hubungan mahluk-mahluk yang saling berpasangan mulai lelaki dengan perempuan, air dan api termasuk juga penyakit dengan obatnya untuk saling bertemu dan berjodoh secara selaras dan seimbang...


keyakinan akan dalil bahwa semua kesulitan tidak akan dibebankan melebihi kemampuan selaras dengan hukum archimides yang menyatakan besarnya gaya apung adalah setara gaya yang ditimbulkan dari besarnya volume bagian yang terendam hanya memang yang perlu adalah cara untuk membuktikan kalau segala ikhtiar juga doa yang sudah dikerjakan dapat meyakinkan Sang Khalik, sehingga tidak membiarkan beban ini menenggelamkan...


hubungan perkawanan mungkin ibarat karet gelang yang bisa ditarik kesamping atau keatas bahkan bisa dipelintir dan juga bisa meregang sampai batas elastisitas dan akhirnya putus, cuma yang mungkin perlu dipertimbangkan kalau masuk kedalam minyak tanah yang bersifat pembakar, maka walaupun tidak terjadi tarikan maupun aksi apapun tapi secara perlahan dan pasti akan meregang...menipis...mengurai...


kompetisi antara akal dan nafsu nampaknya bila tanpa kesadaran yang menjadi pemandu akan jalur yang hak atau yang batil, bisa layaknya suatu balapan tanpa kendali dimana terjadi adu cepat saling mendahului, saling menempel sampai menghalangi mungkin juga senggolan sampai dengan tabrakan, yang berlangsung terus menerus sepanjang lintasan kehidupan...


secara dalilnya segala perbuatan pasti akan dihisab yang ditafsirkan sebagai perhitungan yang kalau berwujud kalimat matematika, semoga kesedihan, keterbatasan dan kemiskinan menjadi faktor pangkat yang bisa melipatgandakan nilai positif perhitungan sebanding dengan segala kebaikan baik dijumlahkan, dikalikan dan dibagi, sebagai kebalikan dari segala kemunkaran yang bisa mengurangi bahkan mengeliminasi perhitungan..


banyak orang yang sukses mengatakan bahwa ketinggian pencapaian yang saat ini diperoleh karena kedalaman kejatuhan yang pernah dialaminya, ibarat bola nasib yang dibanting ke kerasnya lantai kehidupan bisa tinggi melenting, atau bisa juga malah pecah dilantai, kalau misalnya angin harapan dan hawa perjuangan tidak terus dipompakan juga kelenturan jiwa dan ketebalan tekad yang siap melapisi bola nasib...


ilmu sebagai mahluk nampaknya dikhususkan keberadaannya sehingga dorongan untuk mencari, mempelajari sampai menuntutnya sangat diutamakan tentunya bukan karena manusia dilahirkan hanya berbekal ilmu dasar semisal pengendalian indra dan pemahaman logika, tapi bisa jadi karena diberikannya peluang untuk meningkatkan derajat kemanusiaan dalam pengabdiannya, sehingga tidak malah menjadi tabir penutup fitrah kemanusiaan...


ribuan pasal hukum yang dirumuskan manusia untuk menjaga ketertiban dan keadilan bisa jadi masih menjadi harapan yang melayang bertebaran, karena pusaran angin kebebasan yang akan melemparkan seribu pasal menyalahkan berbalas dengan sejuta pasal membenarkan, bila keyakinan akan sumber keadilan yang melestarikan keberadaan dan kekerabatan manusia dianggap sebagai referensi pendamping saja...


rasa syukur akan karunia kelengkapan anggota badan bisa muncul bila saja pembelajaran sejak dini akan identifikasi struktur dan fungsi anggota badan utama, seperti misalnya kenapa lima jari diberikan sedangkan untuk menjumput makanan maupun menulis cukup dengan tiga jari, dengan begitu nampaklah fungsi ibu jari tangan sebagai penahan dan kelingking sebagai pengikat seperti misalnya pada saat mengayunkan pedang.......


penyampaian informasi yang tanpa pengenalan sasaran informasi disamping muatan informasi yang disampaikan agar terjadi komunikasi yang bermakna, ibarat melempar bola, ada yang tidak mau menerimanya maupun mengertinya, sehingga terjadi pemborosan juga... kesalahan informasi, bisa juga diterima tapi tidak cuma bolanya saja yang tertangkap tapi juga kotoran yang menempel, bahkan bisa jadi kotoran itu sendiri...


perjuangan untuk mempertahankan hak hidup manusia yang sering melampaui hak hidup mahluk lain nampaknya mendapat perlawanan yang setimpal dari mahluk lain semisal virus, bakteri dan jamur, sehingga mungkin perlu pengenalan terus menerus mulai dari ujung kuku sampai kerak bumi sejak dini, sehingga hak hidup bukan semata panjangnya usia kehidupan, tapi lebih kepada kemampuan untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan...


keyakinan akan obor kebenaran yang dibawa sebagai petunjuk sepanjang lintasan kehidupan mungkin menjadi semakin berarti bila saja nyala rantingnya siap dilepas dan ditanamkan disekitar wilayah kegelapan atau mungkin juga siap untuk sementara diredupkan saat memasuki lintasan yang sudah terang benderang, namun segera siap kembali dinyalakan saat masuk melintasi senja keremangan pikiran dan kegelapan perasaan ...


perubahan sebesar apapun akan selalu terjadi baik disadari maupun tidak, sehingga sepersekian detik setelah saat ini bisa langsung berbeda sama sekali, selaras dengan pesan tentang waktu sebagai media lintasan kehidupan, yang bisa jadi menjadi isyarat sebagai jawaban atas keraguan untuk lebih mengarahkan cakupan dan skala perubahan dari sedetik waktu, setetes darah, setarikan nafas, sedetak jantung...


sejauh manakah segala isyarat dan fenomena alam sebagai ayat nyata di dunia dapat diwujudkan menjadi ilmu, sedangkan ribuan ilmu yang sudah dituntut dengan menghabiskan biaya dan waktu sering hanya untuk mengukuhkan wujud gunung karang bercadas yang kasar dan kaku, tanpa bisa memercikan sebutir amal yang nyata, kecuali sekeras-kerasnya ditekan, dihantam, diguncang...


wujud keseriusan yang tampak pada raut muka dan gerakan, demi tercapainya kesempurnaan saat berkarya, yang jelas tidak mungkin bisa terpenuhi sepenuhnya kecuali pada ukuran dan parameter tertentu, sehingga memicu ketegangan menjadi kekakuan menuju kegelisahan... padahal bisa jadi cukup dengan keteguhan dan kejujuran saat pemenuhan tahapan bisa mengarahkan pada keutuhan pencapaian di wilayah Sang Pemilik Kesempurnaan...



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.