Tugas Mandiri Ilmu Faal I
PENURUNAN DOPAMIN PADA STRIATUM TERHADAP TIMBULNYA PENYAKIT PARKINSON
Oleh: Kinanthi Rizka Dewi Husodo 020911005
ILMU FAAL 1-DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI-UNAIR Semester Genap- 2010/2011
1
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatn-Nya saya dapat menyelesaikan tugas mandiri ilmu Faal I. Makalah dengan tema awal “Striatum� ini kemudian saya kembangkan berdasarkan kata-kata kunci yang didapat dan berhubungan kemudian akhirnya terbentuklah judul “Penurunan Dopamin Striatum pada Basal Ganglia Sistem Terhadap Timbulnya Penyakit Parkinson� Dalam pembuatan makalah ini tak lupa saya ucapkan terimakasih sebesarbesarnya kepada pembimbing saya Prof DR. Jenny S, drg, MS. yang membantu saya merumuskan masalah dan bimbingan konsuling mengenai isi dan kesulitan dalam pembuatan makalah baik secara email- maupun pertemuan secara langsung di kantor. Penulis tidak murni menulis makalah ini dengan kemampuan sendiri, melainkan dengan dibantunya berbagai alat penunjang berupa buku pengetahuan cetak, artikel, dan berbagai jurnal yang berkaitan dalam rangka didapatkan tulisan yang berisi dan tidak sekedar mengutip. Makalah ini mulai dikerjakan pada tanggal 5 Maret 2010 dan berhasil diselesaikan sebulan berikutnya yakni pada tanggal 5 April 2010. Apabila ada kesalahan maupun kekurangan penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Terakhir semoga makalah ini berguna dan bermanfaat tidak hanya untuk penulis tetapi kepada semua yang membaca
Penulis
Kinanthi Husodo 020911005
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...............................................................................................................i Daftar Isi ……………………………………………………………………................ii Daftar Gambar ………………………………………………………………………..iv Daftar Tabel …………………………………………………………………………...v Abstract ……………………………………………………………………………....vi BAB 1 Pendahuluan …………………………………………………………………..1 1.1 Latar belakang …………………………………………………………….1 1.2 Tujuan ……………………………………………………………………..1 1.3 Manfaat …………………………………………………………................2 BAB 2 Tinjauan Pustaka ……………………………………………………...............3 2.1 Striatum …………………………………………………………………...3 2.1.1 Definisi ………………………………………………….............3 2.1.2 Struktur…………………………………..………………………3 2.1.3 Gangguan pada Striatum ………………………………………..4 2.2 Basal ganglia ……………………………………………………………...4 2.2.1 Definisi ………………………………………………………….4 2.2.2 Struktur ………………………………………………………….5 2.2.3 Fungsi …………………………………………………………...6 2.2.4 Gangguan pada Basal Ganglia ………………………………….6 2.3 Dopamin …………………………………………………………………..6 2.3.1 Definisi ………………………………………………………….6 2.3.2 Fungsi ……………………………………………………...……7 2.4 Medium Spiny Neuron ……………………………………………………7 2.4.1 Definisi ………………………………………………………….7 2.4.2 Fungsi …………………………………………………………..8 2.5 Penyakit Parkinson ………………………………………………………..9 2.5.1 Definisi ………………………………………………………….9 2.5.2 Gejala ……………………………………………………………9 2.5.3 Pengobatan ……………………………………………………10 2.5.4 Obat-obatan Penyakit parkinson ……………………………….11
3
BAB 3 Kerangka Konseptual ………………………………………………………..13 BAB 4 Pembahasan …………………………………………………………………14 BAB 5 Penutup ………………………………………………………………………15 5.1 Kesimpulan ................................................................................................15 5.2 Saran ..........................................................................................................15 Daftar Pustaka .............................................................................................................16
4
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 : Striatum …………………………………………………………...........3 Gambar 2.1: Struktur Basal Ganglia ……………………………………………….....5 Gambar 2.2 : Potongan Coronal dari Otak Manusia …………………...…..................5 Gambar 2.3: Struktur kimia dopamine ………………………………………..............7 Gambar 2.4: Perbandingan dopamine pada normal dan penderita Pakinson ……........7 Gambar 2.5: Medium Spiny Neuron ……………………………………….................7 Gambar 2.6: Ilustrasi penderita penyakit Parkinson ………………………..................9
5
DAFTAR TABEL Tabel 2.6: Obat-obatan untuk mengobati penyakit Parkinson …………....................11
6
ABSTRACT Degradation Dopamin in Striatum and The Emergence of Parkinson’s Diseases Kinanthi Husodo
Brain as the main part and controls all human activities have an important role for humans. So many parts of the brain which are small, but so huge benefit. One of them is located in the striatum of the basal ganglia, part of the cerebrum. Striatum consists of various kinds of neurons are closely related to conducting impulses from one nerve cell to another cell. Dopamine in relation to its function as neurotransmitters carry the meaning of meaning associated with basal ganglia function. Decrease in dopamine causes a disease called Parkinson, striatum and destruction that failing to distribute substansia nigra, dopamine resulting in tremors, stiffness of the brain, etc.
Keywords: Basal Ganglia, Dopamin, Parkinson’s disease
ABSTRAK Penurunan Dopamin Pada Striatum Terhadap Timbulnya Penyakit Parkinson Kinanthi Husodo
Otak sebagai pengendali utama dan kontrol seluruh kegiatan manusia mempunyai peranan penting bagi manusia. Begitu banyak bagian-bagian dari otak yang kecil, namun begitu besar manfaatnya. Salah satunya striatum yang terletak di ganglia basalis salah satu bagian dari otak besar. Striatum terdiri dari berbagai macam neuron yang erat kaitannya dengan penghantar impuls dari satu sel saraf ke sel yang lain. Dopamin dalam hubungannya dengan fungsinya sebagai neurotransmitter membawa arti yang berarti terkait dengan ganglia basalis menjalankan fungsinya. Penurunan dopamin menyebabkan timbulnya suatu penyakit yang disebut Parkinson, rusaknya striatum dan substansia nigra sehingga gagal mendistibusikan dopamine yang berakibat tremor, kekakuan otak, dan lain lain
Kata Kunci: Basal Ganglia, Dopamin, dan penyakit Parkinson
7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Striatum merupakan penyusun utama dari Basal Ganglia Sistem. Basal Ganglia sendiri merupakan salah satu bagian terpenting dari Otak Besar (Cerebrum) pada primata baik hewan maupun manusia. Basal Ganglia berfungsi sebagai pengatur aktivitas motorik. Striatum sendiri tersusun atas berbagai macam komponen yang salah satunya adalah Medium Spiny Neuron yang menyusun 96% dari striatum. Dalam kaitannya dihubungkannya Dopamin sebagai kunci atau peranan utama sebagai kontrol utama fungsi motorik itu sendiri. Yang dibahas dalam makalah ini posisi keadaan tidak normal atau menurunnya Dopamin pada striatum yang mengakibatkan kemunduran fungsi motorik seseorang dan dikaitkannya dengan timbulnya penyakit parkinson. Namun pada makalah ini penulisan hanya dibatasi mengenai fisiologi umum mengenai striatum, peranan, dan struktur fungsi yang berkaitan seperti basal ganglia, dopamin, dan medium spiny neuron. juga sedikit dibahas mengenai patalogi berupa penyakit parkinson yang telah diuraikan sebelumnya diatas.
1.2 Tujuan
a. Penulis mendapat pemahaman dalam fisiologi umum beberapa jaringan sistem saraf pada otak b. Pembaca dapat memperoleh informasi fisiologi umum mengenai Striatum, Basal Ganglia, dopamin, dan lain lain yang berkaitan dengan Neuro Sistem c. Mengetahui kaitan berbagai fungsi tubuh terhadap timbulnya kelainan atau kerusakan yang berhubungan dengan Patologi d. Mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber yang berkaitan dan relevan e. Memberikan informasi yang bermanfaat
8
1.3 Manfaat Pembaca
dapat
mengetahui
informasi
mengenai
Dopamin
yaitu
neurotransmitter utama yang dihasilkan Striatum pada Basal Ganglia dan pengaruhnya pada saraf manusia berupa penyakit Parkinson. Makalah ini secara keseluruhan membicarakan fisiologis pada saraf manusia.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 STRIATUM
2.1.1 Definisi Striatum adalah salah satu penyusun utama dari Basal Ganglia Sistem, dikenal dengan nama Neostriatum, Striate Nucleus, dan Striatal (dalam bahasa Inggris). Pada primate khususnya manusia dapat dibedakan menjadi bagian yang berwarna putih juga disebut Kapsul internal yang kemudian dibagi lagi menjadi dua sektor yakni Kaudat Nukleus dan Putamen (Anonymous, 2010).
Gambar 1.1 : Striatum ditunjukan dengan warna hijau (Anonymous, 2010)
2.1.1 Struktur Striatum terbentuk atas berbagai neuron yang saling berkaitan dan homogen dengan berbagai macam tipe yang berbeda: a. Medium Spiny Neuron : Penyusun utama 96% dari striatum, b. Deiters' neurons: (2%) besar, cabang seperti pallidonigral neurons. c. Cholinergic interneurons: (1%). Pada primata , adalah neuron yang kuat dan aktif, dan secara morpologi sepenuhnya berbeda bentuk dari binatang pengerat yang diteliti. Dengan singkat menghentikan respon sifat yang penting dan menonjol. d.
GABAergic parvalbumin: mengekspresikan
interneurons
reseptor dopamin. e. GABAergic calretinin: mengekspresikan interneurons.
10
dan
sebagai
f. GABAergic somatostatin: mengekspresikan interneurons, dan sebagai reseptor dopamine (Anonymous, 2010).
2.1.3 Gangguan pada Striatum Penyakit Parkinson disebabkan oleh hilangnya dopamine dalam striatum (dan bagian lain dari basal ganglia). Atropia pada striatum juga mempengaruhi timbulnya penyakit Huntington, choreas, choreoatheosis, dan dyskinesias (pergerakan di luar kemauan) (Gordon, 2010).
2.2 BASAL GANGLIA
2.2.1 Definisi Basal Ganglia atau Basal Nuclei adarah gabungan atom atom di otak vertebrata, terletak pada otak besar dan terhubung kuat dengan cerebal korteks, thalamus, dan area yang lain. Basal Ganglia dihubungkan dengan berbagai fungsi termasuk didalamnya kontrol motorik dan kognitif. Banyak teori terkenal saat ini yang menyatakan bahwa basal ganglia melibatkan seleksi aksi. Sementara percobaan dan penelitian memperlihatkan bahwa basal ganglia merupakan pemengaruh untuk menghentikan, mencegah seseorang berbuat sesuatu yang tekait dengan sistem motorik. Basal Ganglia Sistem dalam fungsi kerjanya terpengaruh dari banyak sinyal dari beberapa bagian dari otak itu sendiri diantaranya prefrontal korteks, yang memegang peranan penting dalam fungsi eksekutif (Anonymous, 2010) Pada semua serabut saraf motorik dan sensorik yang menghubungkan korteks serebri dan medulla spinalis berjalan melalui ruang yang terletak diantara bagian utama ganglia basalis, yaitu nucleus kaudatus dan putamen. Ruang ini disebut kapsula interna dari otak. Ruang ini sangat penting karena ada kaitannya antara ganglia basalis dengan sitem kortikospinal guna pengaturan motorik (Guyton, 2007).
11
2.2.2 Struktur
Gambar 2.1: Struktur Basal Ganglia (Anonymous, 2010)
Gambar 2.2 : Potongan Coronal otak manusia yang menunjukan Basal Ganglia (Anonymous, 2010) ANTERIOR: striatum, globus pallidus (GPe and GPi) POSTERIOR: subthalamic nucleus (STN), substantia nigra (SN)
Komponen utama dari basal ganglia adalah striatum , pallidum, substantia nigra, dan nucleus subtalamikus . Bagian terbesar, Striatum menerima masukan dari berbagai area dari otak tapi hanya mengirim keluaran kepada bagian lain dari Basal Ganglia (Anonymous, 2010). Penjelasan lebih dalam mengenai Striatum terdapat di bahasan sebelumnya. Palidum menerima masukan dari striatum baik secara langsung maupun tidak langsung, dan mengirim keluaran ke beberapa area motorik yang berhubungan termasuk diantaranya bagian dari thalamus. Substansia Nigra terdiri atas dua bagian, pertama berfungsi sama seperti palidum, dan yang kedua menyediakan sumber dopamin ke striatum. Subthalamic Nucleus menerima masukan utamanya dari Striatum dan korteks, dan beberapa dari palidum. Setiap bagian dari area ini mempunyai bagian anatomi yang kompleks.
12
2.2.3 Fungsi Basal Ganglia memiliki fungsi sebagai berikut: a. Memegang peranan penting dari Neurology, termasuk didalamnya pergerakan b. Berfungsi sebagai pengatur motorik bersifat kompleks (Ganong, 1995)
2.2.4 Gangguan yang berhubungan pada Basal Ganglia a. Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) b. Athymhormic syndrome (PAP syndrome) c. Dystonia d. Huntington's disease e. Parkinson's disease f. Wilson's disease (Anonymous, 2010)
2.3 DOPAMIN
2.3.1 Definisi Dopamin (bahasa Inggris: dopamine, prolactin-inhibiting factor, prolactininhibiting hormone, prolactostatin, PIF, PIH) adalah salah satu sel kimia dalam otak berbagai jenis hewan vertebrata dan invertebrata, sejenis neurotransmiter (zat yang menyampaikan pesan dari satu syaraf ke syaraf yang lain) dan merupakan perantara bagi biosintesis hormon adrenalin dan noradrenalin. Dopamin juga merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Fungsi utamanya sebagai hormon ialah menghambat pelepasan prolaktin dari kelenjar hipofisis. Dopamin yang berlebihan dapat menyebabkan skizofrenia dan bila kekurangan dapat menyebabkan penyakit parkinson (Anonymous, 2010)
13
Gambar 2.3: Strukutur kimia dopamin (Anonymous, 2010)
Gambar 2.4: Perbandingan dopamine pada normal dan penderita Pakinson (Reuters, 2009)
2.3.2 Fungsi Fungsi dopamin utamanya sebagai neurotransmitter kerja cepat disekresikan oleh neuron neuron oleh substansia nigra, kemudian neuron neuron ini berakhir di regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi. Dopamin berfungsi sebagai inhibisi di beberapa area, namun juga berfungsi sebagai eksitasi. Sistem neorepineferin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak sementara seretoni dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis (Mati Josua, 2008)
2.4 MEDIUM SPINY NEURON
2.4.1 Definisi Medium Spiny Neurons (medium-sized densely spiny neurons) merupakan tipe special tipe dari sell inhibitor yang memerankan kurang lebih 80% dari neuron-neuron
14
dalam korpus striatum penyusun basal ganglia. Berperan sebagai yang memprakarsai kontrol perpindahan dari badan, anggota gerak, dan mata (Anonymous, 2010)
Gambar 2.5: Medium Spiny Neuron ditunjukan oleh warna merah (Anonymous, 2010)
2.4.2 Fungsi Medium Spiny Neuron, GABAergic neuron memiliki pengaruh penghambat pada neuron . Dalam ganglia basal, ada beberapa sirkuit kompleks loop saraf semua yang meliputi MSN ini. The cortical, thalamic, dan otak-batang masukan yang tiba pada MSN ini menunjukkan perbedaan besar dalam setiap bentuk kontak dengan masuk akson neuron banyak berduri dan setiap neuron berduri menerima sejumlah besar masukan dari akson masuk yang berbeda. Karena masukan glutamatergic, menunjukkan pengaruh rangsangan pada MSN Ada juga sejumlah besar interneurons berasal di berbagai wilayah yang mengatur rangsangan dari MSN. Koneksi sinaptik antara neuron interneurons berduri dan biasanya dekat dengan soma sel neuron berduri, atau badan. Ingat bahwa potensi postsynaptic rangsang disebabkan oleh input glutamatergic pada dendrit dari MSN hanya menyebabkan potensial aksi depolarisasi ketika gelombang cukup kuat setelah masuk ke sel soma. Sejak mempengaruhi interneurons yang lokasinya sangat dekat gerbang ini kritis antara dendrit dan soma, mereka dengan mudah dapat mengatur generasi potensial aksi. Akibatnya, input rangsang yang berasal dari neuron kortikal dll harus sangat kuat, atau disebabkan oleh banyak secara bersamaan tiba Eksitasi (Li Liang, 2008)
15
2.5 PENYAKIT PARKINSON
2.5.1 Definisi Penyakit Parkinson, yang juga dikenal sebagai agitans paralis, disebabkan oleh kerusakan yang luas pada bagian substansia nigra (pars kompakta), yang mengirim serabut-serabut saraf yang menyekresi dopamin ke nucleus kaudatus dan putamen. Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf. Parkinson menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun (Guyton, 2007)
2.5.2 Gejala dan tanda tanda Penyakit Parkinson ditandai dengan: 1. Kekakuan pada banyak otot tubuh 2. Tremor involuntar pada area yang terlibat, bahkan bila pasien dalam keadaan istirahat, dan dalam kecepatan yang tetap yaitu antara 3 sampai 6 siklus per detik, dan pada sepertiga penderita, tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan sisanya tidak pernah mengalami tremor 3. Kesulitan yang serius dalam memulai gerakan, disebut akinesia. Kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya mengancingkan baju dan mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan (Anonymous, 2010). 4. Wajah penderita menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk membentuk ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini disalah artikan sebagai depresi, walaupun memang banyak penderita Parkinson yang akhirnya mengalami depresi 5. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan matanya jarang mengedip. Penderita seringkali ileran atau tersedak karena kekakuan pada otot
wajah
dan
tenggorokan
menyebabkan
kesulitan
menelan.
Penderita berbicara sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap karena mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya.
16
Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun (Anonymous, 2010).
Gambar 2.6: Ilustrasi penderita penyakit parkinson (Gloster, 2009)
2.5.3 Pengobatan Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti levodopa, bromokriptin, pergolid, selegilin, antikolinergik (benztropin atau triheksifenidil), antihistamin, anti depresi, propanolol dan amantadin. Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan penyakit atau menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa. Penambahan karbidopa dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas levodopa di dalam otak dan untuk mengurangi efek levodopa yang tidak diinginkan di luar otak. Mengkonsumsi levodopa selama bertahun-tahun bisa menyebabkan timbulnya gerakan lidah dan bibir yang tidak dikehendaki, wajah menyeringai, kepala mengangguk-angguk dan lengan serta tungkai berputar-putar. Beberapa ahli percaya bahwa menambahkan atau mengganti levodopa dengan bromokriptin selama tahuntahun pertama pengobatan bisa menunda munculnya gerakan-gerakan yang tidak dikehendak (Peter, 2006). Pengobatan dengan merusak bagian sirkuit umpan balik di Ganglia basalis. Karena sinyal abnormal yang berasal dari ganglia basalis ke korteks motorik dapat menimbulkan banyak abnormalitas pada penyakit Parkinson, salah satu nya dengan
17
cara menghambat sinyal sinyal ini dengan pembedahan. Selama bertahun-tahun telah dilakukan pengobatan dengan membuat lesi bedah di nuklei ventrolateral dan ventroanterior talamus, yang menghambat bagian dari sirkuit umpan balik dari ganglia basalis ke korteks, berbagai tingkat keberhasilan walaupun terjadi kerusakan neurologis yang serius (Guyton, 2007). Untuk mempertahankan, penderita dianjurkan untuk tetap melakukan kegiatan sehari-harinya sebanyak mungkin dan mengikuti program latihan secara rutin. Terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa membantu penderita tetap mandiri. Makanan kaya serat bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya aktivitas, dehidrasi dan beberapa obat. Makanan tambahan dan pelunak tinja bisa membantu memperlancar buang air besar. Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan menelan sehingga bisa mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).
2.5.4 Obat-obatan untuk mengobati penyakit Parkinson Tabel 2.7: Obat-obatan untuk mengobati penyakit Parkinson (Anonymous, 2010)
Obat
Aturan Pemakaian
Keterangan
Merupakan pengobatan utama untuk Parkinson . Diberikan bersama levodopa (dikombinasikan
karbidopa untuk meningkatkan dengan efektivitasnya & mengurangi efek
karbidopa)
sampingnya. Mulai dengan dosis rendah,
Setelah
beberapa
tahun
digunakan, efektivitasnya bisa berkurang
yg selanjutnya ditingkatkan sampai efek terbesar diperoleh Pada awal pengobatan seringkali ditambahkan pada pemberian levodopa bromokriptin atau pergolid
untuk meningkatkan kerja levodopa atau
Jarang diberikan sendiri
diberikan kemudian ketika efek samping levodopa menimbulkan masalah baru
Seleglin
Seringkali diberikan sebagai tambahan Bisa meningkatkan pada pemakaian levodopa
aktivitas levodopa di otak
Obat antikolinergik
Pada stadium awal penyakit bisa
Bisa menimbulkan
(benztropin &
diberikan tanpa levodopa, pada stadium
beberapa efek samping
18
triheksifenidil), obat anti
lanjut diberikan bersamaan
depresi tertentu,
dengan levodopa, mulai diberikan dalam
antihistamin (difenhidramin) dosis rendah Digunakan pada stadium awal untuk Amantadin
penyakit yg ringan. Pada stadium lanjut diberikan untuk meningkatkan efek levodopa
19
Bisa menjadi tidak efektif setelah beberapa bulan digunakan sendiri
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
OTAK Terdiri Atas:
Otak depan
Otak Tengah
Lokasi
Otak kecil
Otak Besar
Definisi Utama Basal Ganglia
Terdiri dari
STRIATUM Fungsi
Tersusun Atas Dopamin
Penurunan
Gangguan/Kelainan Penyebab Parkinson’s Diseasse
Gejala Pengobatan
20
BAB IV PEMBAHASAN Setelah mengetahui defiinisi, fungsi, dan gangguan dari masing-masing bagian, maka dalam pembahasan ini akan diulas mengenai keterkaitan antara berbagai macam komponen dilihat dari fungsi fisiologi dan kemudian sedikit mengarah ke patalogi sesuai dengan judul dan topik yang dibahas. Seperti yang kita tau di atas, bahwa otak dibagi menjadi Serebrum, Serebellum, dan Diensepalon. Serebrum kemudian dibagi menjadi korteks serebri/ grissea, white matter/alba, dan basal ganglia. Basal Ganglia berfungsi sebagai kontrol motorik dengan striatum sebagai penyusun utama. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke thalamus yang akan menyampaikan informasi dan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks serebri Striatum sendiri terdiri dari berbagai macam neuron termasuk didalamnya Medium Spiny Neurons, juga pengaruh dopamin dalam striatum sangat penting untuk perilaku motor dan bisa mengakibatkan gerakan tidak disengaja dalam kondisi patalogis. Mekanisme dasar terletak pada respon dopamin diferensial Medium Spiny Neurons (MSNs) yang memberikan kontribusi untuk jalur output striatal. Hubungan antara debit striatal dan mobilitas, dengan demikian kritis untuk memahami tindakan dopamin. Penurunan dopamin biasanya tidak diketahui penyebab rincinya, utamnya pada orang lanjut usia, dan faktor genetik walaupun sebanarnya cenderung bukan karena turunan. Fungsi dopamin seperti yang sudah dijelaskan di atas utamanya adalah sebagai neurotransmitter yaitu penghantar dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain. Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Ketika produksi dopamin habis, sistem saraf motorik tidak dapat mengontrol pergerakan dan koordinasi. pasien penyakit Parkinson telah kehilangan 80% atau lebih dari sel mereka yang memproduksi dopamin oleh waktu gejala muncul.
21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Otak sebagai bagian dari tubuh manusia sangat berperan tidak hanya dalam fungsi kognitif melainkan motorik dalam kaitannya adalah pengatur gerak, dan perpindahan anggota badan. Bagian-bagiandari otak sudah tersusun sedemikian rupa sehingga menempati sesuai bagian dan fungsi masing-masing. Fungsi striatum ini erat kaitannya dengan bagaimana fungsi motorik dalam tubuh primata baik manusia dan hewan. Dopamin kaitannya dengan neurotransmitter bekerja di otak dan sebagai reaksi apabila kekurangan akan timbul penyakit Parkinson.
5.2 Saran Penulis mengharapkan agar fungsi striatum serta bagian bagian kecil lainya dalam otak ini kelak bisa lebih digali baik dari informasi, maupun dilakukan percobaan percobaan yang berarti yang memungkinkan adanya pengetahuan baru bagi dunia neurology ke depannya.
22
DAFTAR PUSTAKA 1. Anneke M, Wu Jeniffer, et all. Reversing cognitive–motor impairments in Parkinson’s disease patients using a computational modeling approach to deep brain stimulation programming. The Journal of Neurology 2010. 133 (3): pp.746-750. 2. Anonymous. Definisi Dopamine. Available from: http://id.wikipedia.org/wiki/Dopamin. Accessed March 18, 2010. 3. Anonymous. Definisi Medium Spiny Neurons. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Medium_spiny_neuron. Accessed March 20, 2010. 4. Anonymous. Definisi Striatum. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Striatum. Accessed March 15, 2010 5. Anonymous. Gejala dan tanda-tanda penderita penyakit Parkinson. Available from: http://parkinsons.org. Accessed March 28, 2010. 6. Anonymous. Parkinson; Gejala dan Pengobatan. Available from: http://mediacastore.com. Accessed March 29, 2010. 7. Anonymous. Pathologi basal ganglia. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Basal_ganglia. Accessed March 15, 2010. 8. Ganong, WF. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 22th ed. Jakarta : EGC. Pp 204-206. 9. Gordon R, Kelley, M.D. Stanley, et all. Parkinson’s Disease. Available from: www.neurologychannel.com/parkinsonsdisease/index.shtml. Accessed March 25, 2010. 10. Guyton, and Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.11th ed. Jakarta: EGC. pp. 743-748. 11. Li Liang, Mahlon R. DeLong, and Stella M. Papa. Neurobiology of Disease Inversion of Dopamine Responses in Striatal Medium Spiny Neurons and Involuntary Movements. The Journal of Neuroscience, 2008; 28 (30): pp, 7537-7547.
23
12. Mati Josua, Avital Adler. Midbrain Dopaminergic Neurons and Striatal Cholinergic Interneurons Encode the Difference between Reward and Aversive Events at Different Epochs of Probabilistic Classical Conditioning Trials. The Journal of Neuroscience November 5, 2008, 28(45):11673-11684 avalaible from: www.jneurosci.org/cgi/content/short/28/45/11673. Accessed March 18, 2010 13. Peter Riederer,Moussa Youdim. Parkinson's disease and related disorders. Austria: Springer 2006. pp 17-25. 14. Parent Andre. Functional anatomy of the basal ganglia. I. The cortico-basal ganglia-thalamo-cortical loop. 19 January 2000: pp 91-127.
24