TIM PENYUSUN Kristiandi
NARASUMBER Ari Juliano Gema
Morten Tarigan
Sabartua Tampubolon
Rartmurti Mardika
Robinson Sinaga
Samaria Simanjuntak
Bambang Priwanto
Steve Pillar S.
Linda Suryani
Sumbo Tinarbuko
Eddy Triharyanto
Tri Giovani
Joko Sutrisno
Triyanto Hapsoro
Susantiningrum
Viky Arif
Tutik Susilowati
Zen Al-Anshory
Anggy Umbara Arman Dewarti Dody Budiatman Enggar Adibroto Farizal Famuji Ketut Adhi Apriana
DITERBITKAN OLEH:
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15 Jln. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Pusat - 10110 email: sekretariat.deputi5@bekraf.go.id www.bekraf.go.id
DAFTAR ISI
Sekilas Tentang Usaha Film
6
Peluang Usaha di Bidang Film
7
Lokasi Tepat Untuk Usaha Film
9
Permodalan
10
Manajemen Produksi
13
Manajemen Sumber Daya Manusia
25
Manajemen Keuangan
29
Manajemen Pemasaran
31
Legalitas Usaha
34
Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
36
Glosarium & Referensi
41
2
B
Buku Prosedur Pendirian Usaha Pembuatan Film disusun dengan melibatkan unsur pemerintah, para sineas dan praktisi usaha bidang perfilman di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan demikian, penyusunan buku ini berdasarkan hukum dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia, informasi dan kondisi yang ada di banyak wilayah di Indonesia, dan pengalaman para praktisi usaha pembuatan film maupun sineas dari berbagai wilayah di Indonesia. Kami berharap buku ini dapat menyediakan informasi teknis dan praktis yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pendirian dan pengelolaan usaha pembuatan film. Karena bersifat praktis, buku ini berisi informasiinformasi umum yang perlu diketahui oleh para calon wirausaha di bidang usaha pembuatan film. Untuk melengkapi informasi yang disediakan, pembaca perlu membaca dokumen-dokumen dan sumber-sumber terkait.
Surakarta, Desember 2016 Tim Penyusun
3
KATA PENGANTAR
uku Panduan Pendirian Usaha Pembuatan Film disusun atas kerja sama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan Universitas Sebelas Maret (UNS). Buku ini merupakan satu dari sepuluh buku prosedur pendirian usaha yang disusun untuk memberi panduan dan informasi praktis bagi para calon wirausaha dan start up usaha kreatif di Indonesia.
P
uji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Buku Panduan Pendirian Usaha Bidang Ekonomi Kreatif dapat diselesaikan dengan baik. Buku Panduan Pendirian 9 (sembilan) Bidang Usaha Ekonomi Kreatif merupakan kerja sama atara Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Universitas Sebelas Maret (UNS). Buku Panduan ini dipersiapakan dalam 2 (dua) versi yaitu: Versi Cetak dan Elektronik (E-Book). Penyiapan E-Book dimaksudkan untuk memudahkan pembaca mengakses buku panduan ini.
KATA PENGANTAR
Pada prinsipnya sasaran buku panduan ini adalah para calon atau pelaku usaha pemula yang tertarik untuk mendirikan dan mengembangkan usaha ekonomi kreatif. Oleh karena itu, penulisan buku dibuat sesederhana mungkin dengan harapan mudah dipahami dan diterapkan oleh para pembaca. Penulisan buku panduan ini belum bisa dikatakan sempurna apalagi sebagai referensi untuk pelaku usaha ekonomi kreatif yang sudah berkecimpung lama di bidangnya. Untuk itu, kepada masyarakat sangat diharapkan memberikan saran dan masukkan dalam penyempurnaan buku panduan ini di masa mendatang. Akhir kata atas nama Badan Ekonomi Kreatif saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku panduan ini. Semoga upaya dan kerja keras yang dilakukan ini dapat mendorong pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Jakarta, Juli 2017 Kepala Badan Ekonomi Kreatif
Triawan Munaf
4
Sumber: pixabay.com
5
S
ebagai salah satu bidang usaha kreatif, usaha di bidang perfilman memiliki peran penting untuk memicu usaha-usaha terkait, khususnya di bidang pariwisata dan perdagangan. Pertumbuhan yang positif akan memberikan kontribusi terhadap ekonomi masyarakat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah. Menurut UU No. 33 Tahun 2009, usaha di bidang perfilman meliputi usaha pembuatan film, jasa teknik film, pengedaran film, pertunjukan film, penjualan/penyewaan film, pengarsipan film, ekspor film, dan impor film. Usaha pembuatan film adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi film, jasa, dan distribusi rekaman film. Usaha ini mencakup manajemen produksi film, penulisan skrip, penyutradaraan, sinematografi, tata artistik, tata suara dan penyuntingan suara, penyuntingan gambar, eksibisi, dan distribusi film.
SEKILAS TENTANG USAHA FILM
Tujuan penyusunan prosedur pendirian usaha bidang usaha pembuatan film adalah untuk memberi panduan tentang langkah-langkah praktis, regulasi dan prosedur perijinan bagi masyarakat umum dalam mendirikan dan menjalankan usaha di sektor industri kreatif pembuatan film. Buku ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang akan memulai pendirian usaha pembuatan film atau mereka yang sudah menjalankan usaha film sebagai startup. Dengan berlandaskan informasi-informasi praktis, regulasi dan prosedur perijinan pembuatan film yang disajikan di dalam buku ini, masyarakat yang merintis usaha pembuatan film akan lebih mantap dalam menjalankan usahanya. Panduan bidang usaha pembuatan film ini mencakupi proses produksi film yang terdiri atas tahap pengembangan, tahap praproduksi, tahap produksi, dan tahap pascaproduksi serta proses perijinan yang diperlukan untuk menjalankan usaha pembuatan film. Panduan ini juga berisi informasi praktis tentang cara-cara menangani hal-hal yang terkait dengan hak cipta pembuatan film. Selain itu, disajikan pula panduan untuk memperoleh hak cipta atas produk yang terkait dengan pembuatan film.
6
D
ilihat dari potensi dan peluang, usaha pembuatan film di Indonesia dengan potensi jumlah penonton sebanyak 250 juta jiwa penduduk, sangatlah menjanjikan. Minat besar para generasi muda untuk berkarya dan bekerja di bidang pembuatan film juga merupakan daya dukung yang potensial. Selain itu, keberagaman budaya dan kekayaan geografi di Indonesia dapat dieksploitasi untuk sumber cerita film. Terbukanya peluang yang lebih besar untuk mendistribusikan film ke seluruh dunia, khususnya ASEAN dengan dimulainya pasar bebas ASEAN 2015, memperluas pasar untuk industri bidang pembuatan film. Data Penonton Film Indonesia tahun 2015-2016
No.
Judul
2016 Jumlah Penonton
No.
Judul
Jumlah Penonton
1.
Surga yang Tak Dirindukan
1.523.617
1.
Ada Apa Dengan Cinta 2
3.665.509
2.
Single
1.352.324
2.
My Stupid Boss
3.052.657
3.
Comic 8: Casino Kings Part 1
1.211.820
3.
Rudy Habibie
2.007.597
4.
Bulan Terbelah di Langit Amerika
917.865
4.
Koala Kumal
1.863.494
5.
Magic Hour
859.705
5.
Comic 8: Casino Kings Part 2
1.835.644
6.
Ngenest
785.786
6.
ILY from 38.000 ft
1.574.206
7.
Di Balik 98
684.727
7.
London Love Story
1.124.876
8.
3 Dara
666.183
8.
Sabtu Bersama Bapak
638.749
9.
Negeri Van Oranje
490.788
9.
Talak 3
567.917
10.
Air Mata Surga
425.179
10.
Modus
382.342
8.250.811 Penonton/Tiket Bioskop
PELUANG USAHA FILM
2015
16.712.841 Penonton/Tiket Bioskop (Data per Agustus 2016)
Film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2, misalnya. Per bulan Agustus 2016 mampu menarik 3.665.509 penonton. Dengan asumsi pendapatan Rp 15.000 per penonton, maka omzet penjualan film AADC 2 adalah sebesar Rp 54.982.635.000. Sedangkan omzet yang diperoleh film Modus sampai bulan Agustus 2016 adalah sebesar Rp 5.735.130.000.
7
Jika pembuat film dapat menciptakan film dengan positioning dan branding yang baik, niscaya omzet yang diperoleh akan semakin tinggi. Selain keuntungan yang dapat diperoleh dari penjualan film, pembuat film dapat pula memperoleh keuntungan dari produk turunan film yang berupa desain logo film, hak cipta karakter, soundtrack, novel, dan merchandise. Dengan manajemen pemasaran yang baik, tidak tertutup kemungkinan akan diperoleh keuntungan yang banyak, bahkan lebih banyak dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan film. Oleh karena itu, usaha di bidang pembuatan film pantas dilirik sebagai usaha kreatif yang sangat menjanjikan.
PELUANG USAHA FILM 8
L
Pilihan lokasi di dunia nyata biasanya dipilih berdasarkan kedekatan dengan pusat uang, yaitu di kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi pesat. Ada juga pilihan yang berdasarkan harga karena diukur dari strategis dan tidaknya lokasi yang dipilih. Letak lokasi dan pilihan lokasi sangat tergantung pada kebutuhan usaha para pelakunya. Izin lokasi diperlukan untuk keamanan dan kenyamanan usaha beserta izin lain yang mendukung pengesahan lokasi usaha. Lokasi di dunia maya membutuhkan alamat web maupun alamat media sosial lain yang digunakan. Lokasi usaha di dunia maya yang berupa alamat web merupakan lokasi yang murah karena hanya membutuhkan biaya kecil untuk membeli domain web. Bahkan, bagi para pemula tersedia juga web yang gratis. Namun demikian, pemilihan lokasi usaha baik yang berada di dunia nyata (berupa kantor dan/atau studio film) maupun yang terletak di dunia maya perlu mempertimbangkan aspek strategis bisnis. Lokasi di dunia nyata yang strategis dan lokasi di dunia maya yang meyakinkan akan memberikan dampak psikologis yang positif bagi calon mitra usaha, investor dan konsumen. Calon mitra usaha dan investor tidak akan merasa ragu untuk bermitra atau menanamkan investasi pada proyek pembuatan film dengan perusahaan pembuatan film yang mempunyai alamat kantor yang meyakinkan. 9
LOKASI TEPAT UNTUK USAHA FILM
okasi usaha memberi kontribusi yang cukup penting bagi pengembangan usaha. Lokasi usaha bisa dibedakan sebagai berikut:
J
enis modal untuk usaha pembuatan film tidak hanya berupa uang, tetapi juga berupa tempat produksi film (studio) dan peralatan, pengetahuan dan keterampilan serta kantor yang memiliki kepastian lokasi dan alamat. Sebagian besar modal yang membutuhkan biaya besar, seperti studio dan kamera profesional, dapat disewa di perusahaan penyewa peralatan pembuatan film dan studio. Biaya yang diperlukan untuk membuat film sangat bervariasi. Mulai dari film yang paling murah dengan waktu pembuatan yang pendek dengan melibatkan sedikit awak dan pemain. Lalu ada film kolosal yang membutuhkan waktu yang panjang serta awak film dan pemain yang banyak. Biaya pembuatan film harus disesuaikan dengan target penjualan film atau biaya yang ditentukan. Modal yang diperlukan dalam pembuatan film dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
PERMODALAN Untuk rintisan usaha pembuatan film kategori pemula, biaya produksi disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki dengan memaksimalkan peran personil yang terlibat. Alat-alat yang digunakan cukup peralatan yang paling sederhana, seperti kamera DSLR dengan fitur HD, Full HD atau UHD, mikrofon clip on, lampu sederhana, dan komputer yang dilengkapi dengan program (software) pendukung. Berikut contoh kebutuhan modal usaha pembuatan film bagi pemula, dengan skema bagi keuntungan (honorarium diperhitungkan setelah diperoleh keuntungan dalam jangka waktu tertentu).
10
Daftar Kebutuhan Modal Pembuatan Film Pemula Nama Alat/Kebutuhan
Jenis & Spesifikasi
Perkiraan Harga
Clip on
Rp 300.000
Boom mic
Rp 750.000
Rp 500.000
1
Microphone
2
Tripod
3
Stabilizer (Glidecam)
4
Lighting
Daylight, Tungsten
Rp 1.000.000
5
Sound recorder
Rp 1.700.000
6
Komputer
Rp 10.000.000
7
Kamera DSLR
Kamera dengan fitur line in untuk external microphone, full HD video 1080/2K/4K, dilengkapi fixed lens dengan aperture besar.
Rp 50.000.000
8
Media penyimpan (external hardisk)
1 TerraByte
Rp 1000.000
9
DVD
1 GigaByte 100 keping
Rp 100.000
Sub Total
Rp 66.350.000
10
Logistik
11
Make up & Wardrobe
-
12
Sewa alat & properti
-
13
Perizinan & lain-lain
-
Rp 1000.000
Konsumsi & transportasi
-
Biaya yang diperlukan untuk kebutuhan honorarium awak film dan aktor, logistik, make up & wardrobe, sewa peralatan, properti, perizinan dan biaya lain-lain sangat bervariasi. Tergantung durasi dan kesepakatan tentang besarnya honorarium awak film dan aktor yang dibutuhkan. Dengan demikian, pengusaha pembuatan film pemula harus mampu memperkirakan skala film yang akan dibuat, kebutuhan modal yang diperlukan dan yang dapat dipenuhi, serta proyeksi penjualan film.
11
PERMODALAN
No.
PERMODALAN
12
13
Peralatan, Jenis, dan Fungsinya No.
1.
2.
MANAJEMEN PRODUKSI
3.
4.
Microphone
Tripod
Slider/Dolly
Rig
Jenis
Fungsi
Clip on
Untuk menangkap suara subjek yang jauh dari kamera (khusus subjek)
Boom mic
Untuk menangkap suara subjek dan suara sekitar
Shotgun mic
Untuk menangkap suara subjek dan suara sekitar yang lebih luas cakupannya daripada shotgun mic
Untuk merekam gambar dengan stabil
Motorized, slider U-shape, panther
Membantu pergerakan kamera untuk memperoleh gambar yang dinamis. Alat ini bisa digantikan dengan steady cam/stabilizer. Bisa menggunakan ex-pabrikan, bisa pula membuat sendiri dengan ukuran slider 1-2 meter Alat ini jarang diperlukan.
Alat pendukung untuk mentransformasi bentuk kamera DSLR menjadi kamera video. Alat ini jarang diperlukan.
5.
Lighting
Daylight Tungsten
Pencahayaan, sangat penting untuk menghasilkan gambar video yang tajam. Bisa menggunakan ex-pabrikan dan menggunakan lampu sederhana
6.
Sound recorder
Untuk merekam suara
Untuk mengolah hasil rekaman video rendering, dan mastering Komputer yang digunakan harus berkemampuan tinggi dan memiliki kapasitas penyimpanan data yang besar, memori (RAM) besar dan video card yang baik.
7.
14
Nama Alat
Komputer
9.
Kamera dengan resolusi 2K (HD) atau 4K (UHD)
Kamera yang digunakan untuk akuisisi film elektronik dengan fitur yang lengkap dan kualitas sangat bagus.
Kamera DSLR
Kamera dengan fitur line in untuk external microphone, full HD video 1080/2K/4k dan dilengkapi fixed lens dengan aperture besar.
Untuk video atau film yang membutuhkan kualitas gambar yang tajam namun dengan fitur terbatas.
LCD (view finder)
Sebagai media untuk menampilkan citra yang ditangkap oleh lensa sehingga gambar yang direkam (proses shooting) bisa dimonitor dengan baik.
11.
Jimmy Jibb/ Portal Jibb
Alat semacam portal, berfungsi sebagai perpanjangan lengan tangan, agar kamera dapat mengambil gambar dari suatu ketinggian dan dapat mengayun.
12.
Aerial camera
Aerial camera yang umumnya digunakan untuk drone bisa menggantikan Jimmy Jibb.
Steady Cam/ Camera stabilizer
Dipasang pada kamera dan dihubungkan dengan tubuh cameraman, agar dapat melakukan pengambilan gambar sambil berjalan atau berlari, namun tidak menimbulkan guncangan pada kamera.
10.
13.
Â
15
MANAJEMEN PRODUKSI
8.
Kamera Profesional
Alur teknik produksi film dibagi menjadi praproduksi, produksi, dan pascaproduksi, seperti yang digambarkan digambarkan dalam diagram alur berikut.
a
Praproduksi Creative & production meeting
a
a
Perekrutan aktor (casting, audisi, kontrak, persiapan: latihan & peralatan)
a
Perekrutan awak film, menentukan tugas awak film, & prosedur kerja
a
Screenwriting (target pasar, genre, SARA, sensor)
Desain Produksi: Identifikasi kebutuhan (biaya, alat, awak film, aktor)
Menyusun jadwal, hunting, survei, & perizinan lokasi shooting
MANAJEMEN PRODUKSI
Produksi Shooting
Pascaproduksi Editing (offline, online, picture lock), & sensor
a
Produk final, pemasaran, dan/atau distribusi
Tahap Pengembangan (development) a. Rencana dan tujuan (film strategy) Untuk menghasilkan produksi film yang baik, butuh perencanaan matang sebelumnya. Membaca literatur, diskusi dengan para sineas, dan membangun kolaborasi dengan produser film akan memberi banyak informasi. Setelah diperoleh pemahaman yang cukup, rencana disusun berdasarkan jenis film yang akan diproduksi, durasi film, lokasi film, peralatan yang diperlukan, personil yang akan dilibatkan, dan perijinan. Rencanakan pula bagaimana film yang diproduksi didanai dan dipasarkan. Apabila film yang diproduksi akan diikutkan dalam festival atau ditawarkan kepada penyandang dana, maka perlu direncanakan strategi promosi atau cara untuk meyakinkan penyandang dana agar tertarik untuk mendanai produksi dan distribusi film. b. Screenwriting Plot cerita film disusun dalam bentuk screenplay. Bisa ditulis sendiri atau menggunakan jasa seorang penulis yang sudah ahli. Produk film yang bertujuan untuk entertainment harus selaras dengan strategi pemasarannya. Artinya, film yang dibuat harus mampu menarik banyak penonton. Selama 16
proses penulisan screenplay perlu dilakukan peninjauan ulang mengenai aspek entertainment sehingga potensial menarik penonton. Cerita dalam film harus memiliki tema kunci yang dapat dipahami oleh penonton dan menarik bagi penonton. Tentukan genre film yang akan dibuat misalnya action, comedy, horror, thriller, drama, romance, romantic comedy, dan comedy. c. Isu SARA dan pesan budaya Sebuah film tidak boleh mengandung unsur diskriminasi suku, agama, ras. Untuk itu, proses penulisan screenplay, proses shooting, proses casting harus memperhatikan Undang-Undang No. 40 Tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis.
Naskah film perlu dikonsultasikan pada pihak yang memiliki otoritas di bidang sensor film dan bahasa agar naskah yang akan dijadikan film bebas dari unsur-unsur negatif tersebut. Hal ini akan membuat proses produksi lebih efisien karena babak-babak yang tidak perlu/ berpotensi untuk disensor tidak perlu diproduksi. Nilai positif lainnya adalah screenplay yang sudah disensor bisa diselaraskan lagi untuk memperbaiki plot akibat sensor yang dilakukan. e. Target pasar Penentapan target pasar diselaraskan dengan tren film untuk masingmasing target pasar. Selain alasan keuntungan, penentuan target pasar ini juga penting untuk menyusun screenplay. Untuk pasar di Indonesia misalnya, ada acuan target pasar yang dikategorikan menjadi semua umur, anak-anak, remaja 13+, dewasa 18+. f. Identifikasi kebutuhan dana dan sumber dana Lakukan inventarisasi kebutuhan dana yang sesuai dengan jenis film yang akan dibuat. Film dengan durasi yang panjang dan dengan aktor yang terkenal memerlukan biaya tinggi, namun dapat dibuat prototypenya dengan tujuan untuk mendapatkan sponsor. Dengan demikian, perlu disusun rencana anggaran belanja untuk pembuatan prototype film dan rencana anggaran belanja untuk pembuatan film secara utuh.
17
MANAJEMEN PRODUKSI
d. Konsultasi dengan Badan Sensor Film dan Lembaga Bahasa
g. Menyusun tugas sutradara
MANAJEMEN PRODUKSI
Sebuah screenplay yang disusun berdasarkan cerita yang bagus harus diterjemahkan ke dalam adegan film dengan arahan dari sutradara Seorang sutradara berperan sebagai penerjemah cerita ke dalam visualisasi film dan sekaligus sebagai orang yang harus mampu mengarahkan visi dan pemahaman setiap aktor sehingga selaras dengah nafas dan jiwa film yang akan diproduksi. Prosedur operasional standar seorang sutradara sebagai berikut: »»
Membaca skrip cerita film
»»
Menuliskan gagasan pemikiran untuk menerjemahkan cerita ke dalam visualisasi film
»»
Menentukan aliran emosi film serta sifat masing-masing karakter dan menggunakannya untuk memproduksi film yang mampu mempengaruhi emosi penonton
»»
Konsultasi dengan penulis cerita, membentuk tim kreatif, melakukan casting aktor dan memimpin latihan akting sebelum shooting
h. Menyusun jadwal Semakin efektif jadwal yang disusun, semakin sedikit biaya produksi yang diperlukan. Secara umum jadwal ini disusun berdasarkan jenis dan jumlah adegan shooting serta waktu (hari) yang diperlukan untuk melakukan shooting adegan-adegan tersebut. Dengan jadwal yang rinci, biaya yang diperlukan untuk akomodasi dan konsumsi aktor dan awak film serta 18
kebutuhan untuk pengeluaran lain-lain akan lebih efisien. Untuk produksi film dengan awak film yang minimal, jadwal disusun oleh produser, dan biasanya untuk film layar lebar dengan awak film lengkap, jadwal disusun oleh asisten sutradara bidang jadwal.
Untuk itu, perlu dibuat daftar urutan tempat yang akan digunakan berdasarkan screenplay yang telah disusun. Penyusunan daftar tempat ini penting, untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan penggunaan tempat shooting misalnya kebutuhan perizinan, peralatan khusus seperti katrol (crane), alat pencahayaan khusus, alat pengaman (safety apparatus), dan bangunan penunjang yang perlu dibangun secara semi permanen di lokasi tersebut. Bisa dipertimbangkan penggunaan studio yang dapat menampilkan special effect yang mirip dengan lokasi yang sebenarnya. j. Memilih awak film (film crew) Agar proses shooting bisa efektif dan biaya produksi bisa ditekan, perlu dipilih awak film yang sesuai dan perlu disusun job description masingmasing awak sesuai dengan keahlian mereka terkait dengan kebutuhan shooting pada masing-masing babak. k. Persiapan peralatan Daftar kebutuhan disesuaikan dengan jadwal shooting sehingga biaya yang dibutuhkan untuk operasional dan/atau sewa alat-alat tersebut bisa diminimalkan. Dengan adanya daftar kebutuhan alat, bisa ditentukan alat mana yang diperlukan dan kapan harus disewa. l. Casting dan audisi aktor Casting aktor yang baik sama dengan 80 persen proses pengarahan peran, ketika aktor sudah memahami peran utamanya. Setelah dilakukan casting, perlu dilakukan audisi untuk memastikan bahwa aktor yang diberi peran mampu memerankan tokoh yang diperankannya. Selain itu perlu dipertimbangkan apakah aktor yang dipilih dapat menarik banyak penonton. m. Kontrak dengan aktor Perlu dibuat kesepakatan dengan aktor mengenai hak cipta dan hak terkait atas produk film dan unsur-unsur yang terkait dengan produksi film seperti aktor, musik, sumber daya fisik (bangunan), dan film itu sendiri. Kontrak ini 19
MANAJEMEN PRODUKSI
i. Menentukan lokasi shooting
sangat penting karena dengan adanya kontrak maka hak atas produk film dan untur-unsur yang terkait secara hukum telah sah menjadi hak pembuat film. Kontrak harus menjelaskan tentang hak cipta dan hak terkait atas produk yang diciptakan serta konsekuensinya. n. Latihan Agar pelaksanaan shooting lebih efisien, aktor perlu berlatih di bawah bimbingan sutradara dan pengarah bahasa. Selama proses ini, sutradara mengevaluasi screenplay apabila diperlukan. Praproduksi a. Bedah naskah (script conference)
MANAJEMEN PRODUKSI
Setelah skenario disusun dan kontrak dengan aktor & awak film telah dilaksanakan, sutradara memimpin bedah naskah tanpa mengikutsertakan pemain. b. Recce Recce merupakan tahap persiapan berupa peninjauan lokasi yang sudah dibidik oleh location manager. Personel yang mengunjungi lapangan antara lain sutradara dan asisten sutradara, production manager, art director, serta location manager. Mereka menilai apakah lokasi yang dibidik sesuai dengan skenario yang telah ditulis dan kemudian menentukan hal-hal teknis yang akan dilaksanakan dalam shooting. c. Membaca naskah Semua pemain yang terlibat bersama-sama dengan sutradara dan tim terkait, membaca naskah dengan tujuan untuk memahami dan menjiwai peran masing-masing. d. Workshop/ latihan teknis Semua awak departemen terkait dengan hal teknis melakukan latihan memeragakan adegan-adegan khusus seperti adegan ketika terjadi ledakan, tembakan, perkelahian, dan lain-lain. e. Rapat produksi Dihadiri sutradara dan semua awak film untuk memastikan bahwa semua kebutuhan produksi film telah sesuai dan siap mendukung produksi film: peralatan (gear), set, artistic, dressing, wardrobe, make up, budget. 20
f. Technical Recce Setelah semua persiapan produksi film matang, sutradara, asisten sutradara, production manager, art director, dan location manager melakukan tinjauan final ke lokasi yang sudah disetujui tim untuk melakukan shoot blocking dan diskusi teknis. Produksi film a. Prosedur kerja (On the Set) Agar shooting berjalan lancar dan efektif perlu disusun prosedur kerja masing-masing awak film. Prosedur kerja disusun berdasarkan job description masing-masing awak film dan urutan kerja berdasarkan kebutuhan masing-masing shooting.
Dilakukan sutradara berdasarkan screenplay dan skenario yang telah ditulis sutradara. Pengarahan peran ini sama dengan pengarahan peran yang dilakukan ketika latihan dan dimungkinkan pula untuk mengarahkan aktor terkait dengan kondisi riil lokasi shooting. c. Acting Dalam acting ini, penjiwaan tokoh dan pengungkapan ekspresi kebahasaan harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar tidak terjadi kesalahan ekspresi sikap maupun ekspresi kebahasaan. d. Teknik pencahayaan dan peralatan yang dibutuhkan Dukungan pencahayaan diperlukan untuk dapat menghasilkan gambar yang jelas ketika shooting dilaksanakan di tempat yang kurang cahaya. Untuk itu, diperlukan pula alat dan teknik khusus yang mampu menutupi kekurangan cahaya di suatu lokasi. Sutradara dan tim melakukan tinjauan ke lapangan dengan melakukan pre lighting (oleh Director of Photography dan tim lighting) sehari sebelum setiap set shooting. Selain itu, pemain dengan arahan sutradara, Director of Photography dan Art Director melakukan blocking di lokasi yang dilanjutkan dengan pembuatan camera angle dan camera lighting. e. Principal photography: Cinematography Cinematography memegang peran penting karena banyak aspek dalam pembuatan film yang dilaksanakan dan/atau dimanipulasi dengan 21
MANAJEMEN PRODUKSI
b. Directing
menggunakan teknik cinematography. Cinematography tergantung pada kepiawaian cameramen dalam menangkap ide cerita dan menerjemahkannya ke dalam video shooting. f. Film sound Untuk dapat menyajikan suara yang mirip dengan kondisi yang sebenarnya, proses pembuatan film harus mempertimbangkan kemampuan alat perekam suara dan pengaturan alat perekam suara. Selain untuk membuat suara yang baik, aspek audio dalam perekaman film juga diselaraskan dengan format film dan media putarnya. g. Break and overtime Agar hasil shooting bisa maksimal dengan biaya produksi efisien, perlu disusun manajemen shooting yang baik, diantaranya adalah dengan menyusun jadwal untuk break setiap hari dan dalam satu minggu.
MANAJEMEN PRODUKSI
Pascaproduksi a. Film editing Merupakan tahap terakhir untuk memastikan film yang dibuat telah memvisualisasikan cerita yang disusun dalam screenplay. Dengan menggunakan program film editor, bagian-bagian dari film yang kurang maksimal dapat diperbaiki, misalnya pencahayaan yang kurang baik, background yang tidak diinginkan, atau transisi yang kurang pas. b. Sound editing Selain kejelasan suara yang tergantung pada pengaturan alat perekam selama proses shooting, perlu pula diperhatikan keselarasan suara dengan situasi yang digambarkan dalam adegan-adegan film. Pengaturan sound effect harus mempertimbangkan dialog yang sedang terjadi atau unsur suara lain seperti musik. c. Film music Jenis musik harus disesuaikan dengan genre film dan situasi masingmasing adegan. Penggunaan musik yang salah akan merusak estetika. Sebaliknya penonton akan hanyut dalam cerita film apabila background music yang digunakan sesuai dengan tema dan genre film.
22
d. Dialog editing/ADR Masalah yang terkait dengan kegagalan dialog atau masalah artikulasi oleh aktor dapat diatasi dengan menggunakan Automatic Dialog Replacement (ADR). Aktor melakukan rekaman percakapan yang kemudian secara otomatis digabungkan dalam film. e. Foley: Sound effect Sound effect ini ditambahkan setelah film selesai dibuat (setelah film editing). Unsur suara lain yaitu dialog dalam film, harus terpisah dengan sound effect. Tujuan dari pemisahan ini adalah agar sound effect tidak hilang ketika dialog disulih suara (dubbing). Distribusi
Merupakan ajang bagi para sineas/pembuat film untuk memamerkan hasil karyanya untuk mendapat pengakuan publik melalui pengakuan oleh lembaga atau asosiasi penyelenggara festival. Pembuat film yang filmnya mendapat penghargaan dalam festifal film akan mendapat berbagai keuntungan, di antaranya adalah hadiah uang, pengakuan publik, dan sponsor. Ketika sponsor tertarik untuk mendanai produksi film secara massal, film akan dipasarkan melalui pertunjukan film (bioskop), penjualan/ penyewaan film, dan ekspor film. b. Pemasaran film Dapat dilaksanakan sendiri melalui komunitas-komunitas atau dengan menggandeng pihak lain seperti Production Agency. c. Distribusi film Agar keuntungan film bisa maksimal, penjualan film harus menjangkau banyak daerah dan penjualan film baik melalui pemutaran film di bioskop maupun di televisi harus dikontrol.
23
MANAJEMEN PRODUKSI
a. Festival film
Standar Produk Standar produk film sangat tergantung pada dana yang disediakan dan tujuan atau target. Ketika pembuat film ingin mengikuti festival, maka film akan diproduksi sesuai dengan standar yang ditentukan penyelenggara festival. Film yang dibuat untuk kepentingan kepuasan penonton akan dibuat dengan standar kepuasan penonton. Akan tetapi jika film itu dipesan suatu lembaga maka standar yang digunakan adalah standar dari lembaga pemesan. Produk film yang ditujukan untuk diputar di bioskop layar lebar harus memenuhi standar umum yang ditentukan. Standar ini terkait dengan aspek teknis, yaitu ukuran layar dan teknologi sound system yang digunakan di bioskop, serta aspek hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
MANAJEMEN PRODUKSI 24
Daftar Awak Film Praproduksi
Penulis naskah Pengarah dialog Manajer Lokasi Set Designer/ Desainer Setting Art Director/ Pengarah artistik Costume Designer
Memilih dan merekomendasikan cerita yang akan diangkat ke dalam film Menyusun screenplay Memberikan arahan/ bimbingan kepada aktor dalam hal aksen dan dialog kebahasaan. Mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan lokasi berdasarkan screenplay Menyusun konstruksi/ setting latar/ lokasi Mendesain dan mengoordinasi setting film
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Story Editor
Membuat semua kostum yang diperlukan untuk setiap karakter tokoh
Awak Produksi
Manajer Produksi
Membuat kesepakatan kerja dengan awak film dan mengatur kebutuhan teknis produksi. Ini mencakup berbagai hal tentang kebutuhan teknis produksi mulai dari penyediaan peralatan teknis yang tepat sampai penyediaan akomodasi untuk aktor dan awak film.
Sutradara
Bertanggung jawab atas semua aspek kreatif dan estetika dari film yang dibuat. Sutradara juga berperan dalam pemilihan aktor, penentuan lokasi shooting, dan perencanaan pengambilan gambar. Selama shooting, sutradara bertanggung jawab untuk mengarahkan aktor dan awak film.
Asisten Sutradara
Astrada membantu sutradara mengarahkan aktor dan awak film dalam proses shooting. Astrada membantu sutradara secara teknis dalam memecah script menjadi babak-babak adegan untuk pengambilan gambar (shooting) dalam sehari, sehingga shooting bisa efektif dan efisien biaya.
Pengarah Kamera (Director of Photography/DoP)
Berperan menciptakan tampilan gambar film yang baik. Pengarah kamera memastikan pencahayaan yang baik untuk setiap adegan, mengarahkan pemilihan kamera dan lensa yang tepat untuk memastikan hasil pengambilan gambar sesuai keinginan sutradara.
25
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Gaffer
Teknisi listrik yang bertanggung jawab mendukung pencahayaan selama shooting berlangsung dan bekerja menurut instruksi Pengarah Kamera (DoP).
Juru Kamera
Mengoperasikan kamera dalam pengambilan gambar atas instruksi dari sutradara dan Pengarah Kamera (DoP). Juru kamera bertanggung jawab mengambil gambar dari setiap adegan dan mengoperasikan kamera dengan teknik sinematografi yang baik.
Asisten Juru Kamera
Bertanggung jawab merawat dan menyiapkan kamera agar selalu siap ketika dibutuhkan. Selain itu juga bertugas menandai fokus dalam proses pengambilan gambar dengan memberi tanda posisi aktor dalam setiap adegan.
Operator Sound Mixer
Merekam suara selama pengambilan gambar dan menggabungkan berbagai efek suara/soundtrack ketika gambar dan suara disatukan dalam satu film utuh
Operator Microphone
Bertugas mengarahkan Boom Microphone mengikuti pergerakan aktor selama proses pengambilan gambar.
Koordinator pemeran pengganti
Menyiapkan aktor pengganti (stuntman) yang akan menggantikan peran aktor utama dalam adegan-adegan yang mengandung resiko tinggi. Ia memastikan prosedur keselamatan dipatuhi oleh stuntman dan semua peralatan pendukung keselamatan berfungsi.
Pengarah visual effect
Secara umum, pengarah visual effect mengarahkan awak film yang terlibat dalam visual effect sebuah film.
Koordinator special effect (FX)
Tugasnya berbeda dalam film satu ke film yang lain, dari menciptakan efek animasi komputer khusus (orang yang terbang) sampai menciptakan efek sederhana seperti efek aliran air pada shower.
Penanggung jawab properti
Bertugas menyediakan dan menyiapkan semua perlengkapan shooting di lokasi shooting.
Set Dresser
Bertanggung jawab atas dekorasi latar sehingga menyerupai kondisi nyata.
26
Penata Make Up & rambut Asisten Produksi
Menyediakan kostum yang sesuai dengan konteks cerita. Bertanggung jawab atas tata rias aktor. Berperan membantu awak film selama shooting.
Koordinator konsumsi
Bertanggung jawab atas konsumsi (nutrisi dan kesehatan makanan) awak film dan aktor yang terlibat dalam shooting.
Koordinator transportasi
Menyediakan transportasi awak film, aktor, dan alat-alat dari base camp sampai tempat shooting.
Aktor Figuran (Kontrak Harian)
Diperlukan untuk mengisi adegan latar yang menunjukkan aktivitas sosial seperti orang-orang di pasar atau di tempat umum.
Awak Film Pascaproduksi Supervisor Pasca Produksi
Mengawasi finishing film setelah semua kegiatan shooting selesai. Dia harus ada dalam setiap sesi editing untuk memastikan kualitas film.
Film Editor
Melaksanakan film editing dengan arahan sutradara
Ahli Foley
Ahli foley bertugas menciptakan efek suara yang tidak dapat direkam selama shooting seperti suara langkah kaki, petir, suara pintu dll.
Editor ADR
Bertugas menyesuaikan memperbaiki suara aktor yang direkam selama shooting dengan suara aktor yang direkam tersendiri.
Editor Musik
Editor musik menyelaraskan suara soundtrack dengan dialog yang terjadi bersamaan.
Ahli Matte
Membantu menyiapkan lokasi atau latar yang tidak ada di dunia nyata saat shooting dilaksanakan.
Sebagian besar awak film tersebut dapat direkrut atau disewa untuk keperluan produksi satu film saja. Perekrutan sebagian besar awak film tersebut dapat dilakukan oleh pembuat film secara langsung maupun dengan menggunakan jasa penyedia awak film. Beberapa peran awak film dapat dirangkap oleh satu orang jika film yang dibuat masih berskala kecil. 27
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Penata Kostum
Yang perlu diperhatikan oleh pemilik usaha pembuat film dalam perekrutan awak film tersebut adalah kemampuan untuk membayar awak film dan kebutuhan awak film untuk membuat suatu film. Selain itu, pemilik usaha perlu memastikan hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan menggunakan kontrak kerja dalam perekrutan awak film. Selain kontrak kerja, perlu juga dibuat kontrak pelepasan hak intelektual atas film yang dibuat agar sepenuhnya menjadi hak pemilik usaha pembuat film. Secara hierarkis, hubungan antara awak film terhadap pembuat film (Produser Eksekutif) dapat dilihat pada diagram berikut. Struktur Awak Film
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Courtesy: Anggy Umbara Kedua belah pihak sebaiknya melakukan kontrak kerja sebelum melakukan kerjasama. Kontrak kerja dibuat berdasarkan kriteria awak film, kapasitas dan tanggung jawab, serta beban kerja. Kontrak kerja dengan sutradara akan sangat berbeda dengan kontrak kerja dengan penata rias. Kontrak kerja dengan aktor utama akan berbeda dengan kontrak kerja dengan aktor figuran, dan sebagainya.
28
S
ecara umum, manajemen keuangan berlandaskan pada prinsip akuntabilitas keuangan yang baik. Berikut adalah langkah-langkah praktis agar tercapai akuntabilitas keuangan yang baik.
»» Pisahkan uang pribadi dan uang usaha secara fisik. Jika perlu siapkan dua kotak penyimpanan uang yang berbeda atau gunakan jasa perbankan. »» Buka rekening yang khusus digunakan untuk bisnis, dan bersikaplah disiplin dalam menerapkan pemisahan ini dengan kata kunci ‘disiplin’dan ‘komitmen’ »» Rencanakan penggunaan uang sebaik mungkin, bahkan saat modal lebih banyak dari yang jumlah yang diperkirakan.
»» Sesuaikan rencana pengeluaran dengan target-target produksi, penjualan dan penerimaan kas. Jangan tergesa-gesa berbelanja modal jika tidak memberi manfaat dalam meningkatkan penjualan atau menurunkan biaya produksi »» Buat buku catatan keuangan, minimal dalam Buku Kas Masuk (BKM) dan Buku Kas Keluar (BKK), untuk mencatat keluar masuknya uang. »» Cocokkan setiap hari saldo uang secara fisik dengan catatan. »» Saldo-saldo hutang, piutang, persediaan dan aset-aset tetap juga perlu dicatat. »» Hitung keuntungan dengan benar. Menghitung keuntungan dengan tepat sama pentingnya dengan menghasilkan keuntungan itu sendiri. »» Putar arus kas, jangan hanya berpusat pada keuntungan. Manajemen keuangan juga meliputi pengelolaan hutang, piutang dan persediaan. Awasi harta, hutang dan modal secara berkala. »» Sisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha. Keuntungan usaha perlu dinikmati, tapi bukan berarti boleh dihabiskan begitu saja. »» Salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah menjaga kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan mengarahkan investasi ke bidang-bidang lain yang juga menguntungkan.
29
MANAJEMEN KEUANGAN
»» Hindari penggunaan uang untuk hal-hal yang tidak perlu meskipun saldo kas dalam posisi berlebih.
Pajak Usaha Ada tiga pengelompokan tarif pajak yang berlaku untuk kegiatan usaha baik usaha perorangan maupun badan usaha. Tarif tersebut didasarkan atas penghasilan bruto (peredaran bruto) yaitu:
MANAJEMEN KEUANGAN 30
P
Target pasar film yang diproduksi terkait erat dengan segmen pasar yang telah ditentukan ketika film direncanakan untuk dibuat dan jalur distribusi yang dapat diakses. Pemilihan target pasar dan jalur distribusi film merupakan faktor yang penting untuk menjual film yang diproduksi. Target pasar yang terkait dengan jalur distribusi film mencakupi bioskop dan TV. Selain pemasaran dengan jalur distribusi yang umumnya membutuhkan biaya besar dan persaingan yang ketat, produk film juga dapat dipasarkan secara mandiri dengan jalur internet, individu, festival, komunitas, dan lembaga. Penentuan segmen pasar dan jalur distribusi penjualan film terkait erat dengan modal yang tersedia atau modal yang potensial untuk dapat diperoleh dari penyandang dana. Film indie (biasanya berdurasi pendek) dipasarkan melalui komunitas-komunitas film. Biaya yang diperlukan untuk pemasaran melalui komunitas film biasanya tidak terlalu besar, bahkan bisa tanpa biaya jika ada sponsor dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Ruang putar yang digunakan biasanya menggunakan gedung yang disediakan dengan sewa yang murah seperti taman budaya, auditorium atau studio. Promosi untuk pemutaran film ini bisa dalam bentuk selebaran ataupun poster yang disebar di lokasi sekitar. Penggunaan website komunitas untuk promosi film ini juga sering dilakukan. Pemasaran film dalam skala besar biasanya dikelola oleh perusahaan profesional seperti jalur distribusi Cinema XXI atau production agency seperti MD Entertainment.
31
MANAJEMEN PEMASARAN
emasaran film dilakukan dengan mempertimbangkan segmen dan target pasar, jalur distribusi, dan modal yang tersedia atau yang ditawarkan oleh penyandang dana. Segmen pasar film sebagai hiburan biasanya ditentukan berdasarkan usia, musim, dan kelompok masyarakat. Segmen pasar untuk produk film sebagai ide, biasanya ditentukan berdasarkan tema, perspektif, dan kepentingan.
MANAJEMEN PEMASARAN
Branding sangat diperlukan dalam pemasaran film untuk menjadikan sebuah produk terasa penting untuk dibeli atau ditonton. Ada film-film yang telah ter-branding dengan sendirinya lewat nama besar aktor/aktrisnya. Ada juga karena novel yang telah beredar lebih dahulu. Bagi film yang murni lahir dari ide yang bagus tetapi tidak memiliki aktor yang menonjol maupun kepopuleran novel yang mendahuluinya perlu dilakukan branding. Caranya adalah dapat membuat ulasan film, film essai, pendapat pakar film, pendapat tokoh masyarakat, yang semuanya digunakan sebagai bahan promosi. Promosi dan Strategi Pemasaran »» Promosi dapat dilakukan melalui berbagai media »» Promosi paling sederhana yaitu dari mulut ke mulut »» Dibuat selebaran dan media radio »» Menggunakan TV, YouTube atau media sosial seperti Facebook dan Whatsapp Strategi pemasaran juga sangat diperlukan untuk mendapatkan pasar yang lebih luas. Berbagai upaya dilakukan untuk memasarkan sebuah produk, tak terkecuali produk film. Strategi pemasaran produk film adalah sebagai berikut:
32
»» Eksploitasi tema menggunakan kedekatan isu film yang diangkat dengan penonton »» Menggunakan nama besar aktor »» Menggunakan nama besar sutradara »» Menggunakan kepopuleran novel yang mendahului film
Produk-produk turunan tersebut dapat memberi keuntungan yang besar, bahkan dapat melebihi keuntungan penjualan film. Merchandise berupa kaos dan produk garment dengan gambar karakter film atau logo film dapat memberikan keuntungan yang besar. Karena itu, pembuat film perlu menyusun sebuah model bisnis sebagai kerangka bisnis pembuatan film agar keuntungan yang diperoleh dapat maksimal. Berikut contoh model bisnis pembuatan film.
33
MANAJEMEN PEMASARAN
Agar film yang diproduksi dapat memberi keuntungan yang maksimal, pembuat film perlu memikirkan langkah-langkah strategi pemasaran dari awal penulisan skenario sampai pada distribusi film dan pascadistribusi film. Karena film merupakan hasil karya cipta intelektual, semua hasil karya cipta yang ada dalam film yang sudah mendapatkan sertifikat hak cipta harus dikelola dan dipasarkan sebagai produk utama (film) dan produk turunan (tema/logo, karakter, soundtrack, novel, dll.).
D
alam hal dukungan hukum yang berupa ijin usaha, aspek-aspek berikut perlu diperhatikan dalam mendirikan usaha pembuatan film:
»» Akta Pendirian Perusahaan (PT) dari notaris dan disahkan oleh Kemenkumham »» Pengukuhan NPWP perusahaan oleh Dirjen Pajak Departemen Keuangan »» Izin Usaha Perfilman (IUP) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan »» Surat Keterangan Domisili kantor dari Kelurahan. Perijinan Produksi Film dan Etika Hukum Pembuatan film 1. Pengajuan izin lokasi shooting ( pemerintah setempat/Pemkot/Pemda)
LEGALITAS USAHA
Sebelum penandatanganan kontrak dengan aktor, izin lokasi shooting disiapkan terlebih dahulu. Setiap pemerintah daerah memiliki perda berbeda terkait izin penggunaan tempat untuk shooting. Apabila tidak mendapat izin, sebagai alternatif digunakan special effect. 2. Pernyataan dukungan dari pemerintah setempat Dengan adanya dukungan dari pemerintah setempat, pembuat film tidak akan menemui kendala yang berarti apabila harus terjadi perubahan skenario proses shooting di lokasi. 3. Pemberitahuan kepada masyarakat sekitar (sejalan dengan izin HO) Proses shooting di lokasi bisa membawa dampak semisal gangguan lalu lintas. Pembuat film perlu memberitahu masyarakat tentang jadwal shooting di suatu lokasi sehingga bisa diminimalisir kemungkinan terjadinya friksi. 4. Penggunaan fasilitas umum milik pemerintah Perlu disiapkan izin penggunaan fasilitas umum dan antisipasinya, sehingga proses shooting tidak mengganggu layanan masyarakat. 5. Izin akses properti pribadi Bila shooting dilakukan di tempat yang merupakan properti pribadi, pembuat film harus mendapatkan izin tertulis dan bertanggung jawab atas akibat yang ditimbulkan. 6. Tanggung jawab lingkungan: kebersihan, perbaikan atas kerusakan lingkungan 34
Pembuat film bertanggung jawab atas kebersihan dan kerusakan lingkungan yang timbul akibat proses pembuatan film. 7. Izin pendirian properti/bangunan pendukung Bilamana diperlukan bangunan pendukung di suatu lokasi, pembuat film perlu mendapat izin pendirian dari pemerintah setempat. 8. Izin penggunaan special effects (misalnya: pengunaan bahan peledak ringan) Misalnya, ketika diperlukan special effect bahan peledak atau api maka pembuat film perlu mendapatkan izin dari kepolisian dan pemadam kebakaran
Sesuai dengan undang-undang tentang keselamatan kerja, pihak pemilik usaha pembuatan film harus mendaftarkan semua awak film untuk mengikuti program asuransi yang mencakupi asuransi kecelakaan kerja. Keselamatan kerja merupakan sarana dan tujuan dalam setiap aktivitas pekerjaan. Antisipasi maksimal terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja akan berimplikasi pada kelancaran pekerjaan yang pada akhirnya bermuara pada efisiensi biaya produksi dan keberhasilan proses pembuatan film. Jika salah satu aktor utama mengalami kecelakaan kerja, akan sulit bagi sutradara untuk mencari pengganti yang sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan sehingga berakibat pada terhambatnya proses pembuatan film.
35
LEGALITAS USAHA
Kecelakaan Kerja
K
ekayaan Intelektual (KI) atau lebih dikenal sebagai hak kekayaan intelektual merupakan hak yang timbul atau lahir sebagai hasil dari karya-karya yang diciptakan dengan kemampuan intelektual manusia. Karya-karya intelektual tersebut dapat berupa karya-karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra ataupun teknologi. Untuk dapat menciptakan karya-karya intelektual tersebut diperlukan pengorbanan tenaga, waktu dan bahkan biaya. Adanya pengorbanan tersebut menjadikan karya yang dihasilkan memiliki nilai. Apabila ditambah dengan manfaat ekonomi yang dapat dinikmati, maka nilai ekonomi yang melekat pada karya-karya tersebut menumbuhkan konsepsi kekayaan (property) terhadap karya-karya intelektual. Bagi dunia usaha, karya-karya itu dikatakan sebagai aset perusahaan
HKI
Bidang KI yang sangat terkait dengan usaha pembuatan film yaitu hak cipta, merek dan desain industri. Sebuah film yang merupakan produk kreatif merupakan ciptaan pembuat film. Oleh karena itu pembuat film memiliki dan perlu mencatatkan hak cipta dan/atau mengusulkan permohonan hak atas merek dan desain industri atas produk film yang dibuat. Judul dan logo yang biasanya merupakan ikon sebuat film dapat didaftarkan sebagai merek yang bisa mendatangkan keuntungan ekonomi. Apabila pembuat film membuat produk merchandise yang terkait dengan film yang dibuatnya, maka produk tersebut dapat pula didaftarkan untuk mendapat sertifikat desain industri. Terkait dengan KI, Bekraf memiliki aplikasi KI yang dapat diakses online dengan nama BISMA. Sebelum produk film dipasarkan (bisa ketika film dalam proses sensor), pembuat film perlu mencatatkan produk film untuk mendapat hak cipta dan hak terkait (misalnya: karakter/tokoh yang diciptakan, logo film, soundtrack film, dll.) bahwa produk tersebut merupakan hasil karya intelektual pembuat film. Di dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta disebutkan bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Dengan pengakuan atas hak cipta dan hak-hak lain yang terkait yang berupa produk film, maka pembuat film memiliki hak eksklusif atas segala keuntungan yang timbul dari film yang diciptakan. Prosedur permohonan hak atas kekayaan intelektual sebenarnya cukup mudah dan secara administratif tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun, karena lembaga yang berwenang menerbitkan sertifikat hak atas kekayaan intelektual hanya Kementerian Hukum dan HAM, pengusul dari daerah yang 36
jauh dari Jakarta akan membutuhkan lebih banyak biaya untuk perjalanan. Berikut adalah gambaran biaya dan dan proses pengusulan sertifikat hak atas kekayaan intelektual. »» Mengusulkan hak atas KI ke Kementerian Hukum dan HAM Apabila lokasi pengusul dekat dengan kantor Kementerian Hukum dan HAM, dapat langsung datang dengan membawa bukti-bukti yang diperlukan. Dengan mengurus sendiri, tidak ada biaya lain yang harus dibayar selain biaya administrasi yang sudah ditentukan. Selain itu, pengusul akan mendapat kepastian waktu karena dokumen diserahkan langsung kepada lembaga yang langsung menangani penerbitan sertifikat hak atas kekayaan intelektual. »» Mengusulkan HKI melalui Kanwil Departemen Hukum & HAM di provinsi
»» Mengusulkan hak atas KI menggunakan jasa biro konsultan Bagi pengusul yang tidak memiliki banyak waktu dan tinggal jauh dari kantor Kementerian Hukum dan HAM, dapat menggunakan biro konsultan. Pengusul akan mendapat kepastian waktu karena biro konsultan bekerja secara profesional. Biro akan mengirim dokumen langsung ke kantor Kementerian Hukum dan HAM sehingga waktu yang diperlukan akan lebih singkat dan dapat diprediksi jika dibanding dengan cara yang kedua di atas. Sebagai konsekuensinya, pengusul harus membayar jasa biro konsultan yang disepakati. Setelah produk film dan unsur-unsur yang ada di dalamnya didaftarkan untuk mendapat sertifikat hak atas kekayaan intelektual yang ada dalam film yang dibuat, pembuat film memiliki hak penuh atas produk film yang dibuat. Dalam hal pendirian usaha baru di bidang pembuatan film, aspek hukum yang perlu diperhatikan adalah merk usaha jasa film. Untuk itu pelaku usaha pembuatan film perlu mendaftarkan merk usahanya yang berupa jasa dalam bentuk merek jasa. Di dalam UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek, disebutkan bahwa merek jasa adalah merk yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum 37
HKI
Dengan cara ini, pengusul hanya membutuhkan biaya administrasi yang sudah ditentukan. Namun, pengusul tidak dapat memastikan waktu yang dibutuhkan karena pengusul tidak tahu kapan dokumen yang diserahkan ke Kanwil ditindaklanjuti dan dikirim ke kantor Kementerian Hukum dan HAM.
untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya. Dengan terdaftarnya merek jasa atas usaha pembuatan film yang dimiliki, pemilik usaha pembuatan film memiliki hak atas keuntungan atas produk jasa yang diciptakan. Selain harus melindungi hak cipta atas produk film, pemilik usaha pembuatan film juga harus melindungi kekayaan intelektual lain yang terdapat dalam film dan/atau yang dapat diciptakan dengan mengambil sebagian dari unsur film. Kekayaan intelektual tersebut dapat meliputi merek dan desain industri sebagaimana dijelaskan di atas. 1. Merek Merek adalah suatu ‘tanda’ berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angkaangka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
Fungsi mendaftarkan merek: »» Alat bukti bagi pemilik yang berhak atas merek yang didaftarkan
HKI
»» Dasar penolakan terhadap merek yang sama keseluruhan atau sama pada pokoknya yang dimohonkan pendaftaran oleh orang lain untuk barang/jasa sejenis »» Dasar untuk mencegah orang lain memakai merek yang sama keseluruhan atau sama pada pokoknya dalam peredaran untuk barang/jasa sejenis. Jangka waktu perlindungan hukum atas merek terdaftar yaitu selama 10 tahun sejak tanggal penerimaan. Atas permohonan pemilik merek, jangka waktu perlindungan merek dapat diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu yang sama. Permohonan perpanjangan dapat diajukan paling cepat 12 bulan sebelum batas waktu berakhir. Cara mendaftarkan merek yaitu: »» Mengajukan permohonan pendaftaran rangkap 4 diketik dalam blanko yang telah disediakan, yang berisi: tanggal-bulan-tahun permohonan, namakewarganegaraan-alamat, bila dikuasakan nama-alamat kuasa, contoh merek/etiket merek, warna etiket merek, arti bahasa/huruf/angka dan cara pengucapannya, kelas barang/jasa, jenis barang/jasa 38
»» Surat permohonan dilampiri: fotokopi KTP, fotokopi akta pendirian usaha (jika ada), surat kuasa, tanda pembayaran biaya, 20 helai etiket merek, dan surat pernyataan kepemilikan merek. 2. Desain Industri Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu (10 tahun) sejak penerimaan untuk melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
HKI
Pemegang hak desain industri juga memiliki hak untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan atau mengedarkan barang yang diberi hak desain industri. Hak desain industri yang terkait dengan produk film adalah desain logo film.
Cara mendaftarkan desain industri: »» Mengajukan permohonan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJHKI). »» Mengisi formulir yang telah disediakan »» Melampirkan contoh fisik atau gambar atau foto serta uraian dari desain industri yang dimohonkan pendaftarannya, surat pernyataan bahwa desain industri yang dimohonkan adalah milik pemohon »» Membayar biaya permohonan sebesar Rp 300.000 untuk Usaha Kecil Menengah (UKM), dan Rp 600.000 untuk non-UKM untuk setiap permohonan.
3. Hak Cipta Hak cipta film adalah hak eksklusif bagi pencipta film untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang dimaksud pencipta film adalah 39
seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan film berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Hak cipta yang dapat terkandung dalam film antara lain film itu sendiri, soundtrack, karakter film, dan novel. Perlindungan ciptaan film timbul secara otomatis sejak ciptaan film itu diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Pendaftaran ciptaan film tidak merupakan suatu kewajiban untuk mendapatkan hak cipta. Namun demikian, pencipta film maupun pemegang hak cipta film yang mendaftarkan ciptaannya akan mendapatkan surat pendaftaran ciptaan yang dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan tersebut. Jangka waktu perlindungan hak cipta yaitu selama hidup pencipta ditambah 50 tahun. Sedangkan apabila hak dimiliki oleh dua orang atau lebih, maka perlindungannya selama hidup pencipta yang meninggal paling akhir dan ditambah 50 tahun. Permohonan pendaftaran ciptaan diajukan dengan cara mengisi formulir yang disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap tiga.
HKI
Persyaratan yang harus disiapkan: »» Surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui kuasa; »» Contoh ciptaan dengan ketentuan sebagai berikut: seni lukis, seni motif, seni batik, seni kaligrafi, logo dan gambar: masing masing 10 (sepuluh) lembar berupa foto; »» Salinan resmi serta pendirian badan hukum atau fotokopi yang dilegalisir notaris, apabila pemohon badan hukum »» Fotokopi kartu tanda penduduk »» Bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp 75.000 dan khusus untuk permohonan pendaftaran ciptaan program komputer sebesar Rp 150.000
Dalam hal permohonan pendaftaran ciptaan yang pemegang hak ciptanya bukan si pencipta sendiri, maka pemohon wajib melampirkan bukti pengalihan hak cipta tersebut. 40
ADR (Automatic Dialog Replacement)
Program sulih suara otomatis
Bokeh
Efek kabur (blur) latar objek foto yang diperoleh dengan lensa yang berkualitas bagus
Build in microphone
Mikrofon yang dipasang di dalam kamera
Casting
Proses pemilihan aktor yang mampu berakting sesuai dengan karakter tokoh yang ada di dalam cerita
Cinematography
Seni dan teknik membual gambar bergerak (film)
Crowd Funding
Penggalangan dana proyek dari masyarakat, biasanya melalui media internet
CSR (Corporate Social Responsibility)
Program perusahaan besar untuk ikut menyejahterakan masyarakat sekitar dengan memberi alokasi dana pembangunan
DSLR
Digital Single Lens Reflex (Camera)
Produksi
External microphone
Proses penciptaan film Pemutaran film, termasuk di dalamnya unsur-unsur penunjang pemutaran film seperti bioskop, projector, sound system Mikrofon tambahan yang dihubungkan dengan kamera
Fee
Sejumlah uang yang diberikan untuk jasa atau representasi
Film rendering
Proses penyatuan semua babak adegan gambar bergerak beserta suara yang direkam dengan kamera
Fix Lens
Lensa dengan fokal tetap (tidak dapat di-zoom)
Footage
Istilah untuk beberapa adegan gambar bergerak yang menyusun satu babak
Founder
Pengusaha besar
Full HD
Kualitas gambar dengan resolusi layar yang dihasilkan dengan jumlah pixel horisontal 1920 dan pixel vertikal 1080
Genre
Jenis film: komedi, horor, action
HD
Kualitas gambar dengan resolusi layar yang dihasilkan dengan jumlah pixel horisontal 1280 dan pixel vertikal 720
Line in
Lubang konektor pada kamera untuk menyambungkan kabel audio/video dengan alat lain (recorder, mikrofon)
Mikrofon clip on
Mikrofon yang dipasang pada baju aktor (biasanya nirkabel/wireless)
Networking
Jaringan usaha
Noise
Suara yang tidak diinginkan yang terekam selama shooting (suara angin, suara hujan, suara kendaraan, dll)
Eksibisi
41
GLOSARIUM & REFERENSI
Glosarium
Penyuntingan
Proses editing
Pitching
Presentasi di depan calon penyandang dana
Prototype
Purwarupa (film)
Recce
Proses pengenalan lokasi shooting untuk merasakan nuansa lokasi yang dibutuhkan untuk membual film
Screen writing
Prose penulisan naskah cerita film
Screenplay
Naskah cerita film yang lengkap dengan instruksi akting dan arahan tiap babak
Technical Recce
Koordinasi untuk menentukan langkah shooting berdasarkan hasil pengenalan lokasi shooting
UHD
Kualitas gambar dengan resolusi layar yang dihasilkan dengan jumlah pixel horisontal 3840 dan pixel vertikal 2160
Visual effect
Efek visual yang diciptakan dengan program komputer
GLOSSARIUM & REFERENSI
Referensi Middaugh, L., McNamara, A. 2014. A Guidebook for Film and Television Production. Ontario: Town of Perry Sound. Brooklyn College Department of Film. 2012. Production Handbook (Fifth Edition). China-International Film Co-Production Handbook. Motion Picture Association. China Film Co- Production Company. Clack, C. 2008. The Production Assistant’s Pocket Handbook (Third Edition). www.lulu.com. Retrieved December 17th, 2016. Anderson, J. 2011. Complete Filmmaking Reference (Expanded Edition). 4filmmaking.com. How to Start an Independent Movie Production Company. http://www. wikihow.com/Start-an-Independent-Movie-Production-Company. Retrieved July 16th, 2016 Honthaner, E. L. 2010. The Complete Film Production Handbook (Fouth Edition). Elsevier INC. Barry, N. Making Film and TV in Ireland. Irish Film Board Littlefield, J., Wood, J. 2011. Video Production Handbook For Short Educational Videos. Colorado State University: Extention
42