Edisi 13/Tahun VI/Agustus 2010

Page 1

Kibar Daerah

Modernisasi Pelabuhan untuk Genjot Produksi

Halaman

10

Kabupaten Rembang tengah mengembangkan kebijakan modernisasi armada kapal, alat tangkap dan pasca tangkap untuk meningkatkan produksi sektor perikanan tangkap.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan

Foto : Taofiq Rauf

Edisi 13/Tahun VI/Agustus 2010

Halaman

4

Dedi Heriyadi Sutisna

Kawasan Timur Indonesia memiliki potensi perikanan tangkap yang besar. Tak berlebihan jika kemudian pemerintah berupaya mengembangkan potensi itu bagi kesejahteraan rakyat. Ada pola minapolitan hingga pencanangan lumbung ikan nasional, seperti di Maluku.

Menjadi Lumbung Pangan Dunia

2005

2006

2007

2008

2009

Tahun

40

50.000.000

35

45.000.000

0

2005

2006

2007

2008

2009

Tahun

0

2005

2006

2007

64.398.890 60.325.925

55.000.000

57.157.435

49,99

48,94

47,05

46.20

45.74

12.327.425

12.147.637

11.786.430

11.839.060

45

11.000.000

0

Produksi 60.000.000

50

Sumber : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia 2009

Tahun 2005-2009

12.000.000

Produktivitas

12.883.576

Luas Panen

11.500.000

65.000.000

55

11.500.000

Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi

Produksi(Ton)

(Ku/Ha) Produktivitas(Ha)

Luas Panen(Ha) 13.000.000

54.454.937

A

membantu pelaksanaan rencana ini, Lumbung Ikan kita akan izinkan kapal luar masuk, Tak hanya tanaman padi, pemerintah Saat ini 60 persen bahan pun tengah mengembangkan tapi harus diolah di Indonesia,� tegas pangan secara nasional Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel lumbung ikan di kawasan timur. dihasilkan dari Pulau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Muhammad. Jawa. Namun, pulau terpadat Sebagai langkah pengembangan menyatakan dukungan kepada di Indonesia itu sudah memiliki ke depan, Kementerian Kelautan dan gerakan pengembangan Maluku beban berat. Alih fungsi sebagai Lumbung Ikan Nasional. “Saya Perikanan juga lebih fokus menjajaki lahannya paling besar. kerjasama dengan berbagai negara, instruksikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan mengoptimalkan pemanfaatan Pelabuhan Perikanan yang melibatkan produktivitas perikanan nasional. swasta dengan pola kerjasama Pastikan kita dapat menjadi tuan operasional (KSO). rumah di negeri sendiri. Tingkatkan Lebih lanjut Presiden meminta agar sektor kelautan dan keberadaan Anak Buah Kapal (ABK) dalam negeri dan menjadi produsen perikanan terkemuka di dunia,� seru perikanan memastikan diri untuk mampu menjadi leading Presiden pada pelaksanaan puncak acara Sail Banda 2010, sector sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan penyerapan tenaga kerja nasional, 3 Agustus 2010 di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. Diyakini dalam dua tahun pencapaian target produksi ikan mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan sebesar 500 ribu ton per tahun akan dapat tercapai. “Untuk masyarakat Indonesia.(m)

54.151.097

ncaman krisis pangan akibat kegagalan panen di Rusia belum lama ini kembali membayangi dunia. Tentu, dibandingkan dengan gelombang krisis pangan pada 2008, Indonesia jauh lebih siap. Pasalnya pola diversifikasi dan ekstensifikasi pangan telah dikembangkan oleh pemerintah. Saat ini 60 persen bahan pangan secara nasional dihasilkan dari Pulau Jawa. Namun, pulau terpadat di Indonesia itu sudah memiliki beban berat. Alih fungsi lahannya paling besar. Pemerintah pun tengah mengembangkan Merauke, Papua, sebagai wilayah pengembangan pangan baru, bernama Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE). Program itu tidak hanya diproyeksikan sebagai lumbung pangan lokal, tetapi juga nasional dan bahkan ekspor. Dari segi ketersediaan lahan, Merauke dinilai teramat potensial, baik untuk budi daya tanaman pangan maupun bahan bakar hayati. Berdasarkan kajian Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN), potensi lahan efektif di sana mencapai 1,283 juta hektar.

2008

2009

Tahun


2

Beranda

www.bipnewsroom.info

Edisi 13

Tahun VI Agustus 2010

Membangun Kembali Pertanian Kita Saat ini dunia masih mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh penghuni bumi, namun di masa datang ketersediaan pangan dunia diprediksi bakal terancam. Kelangkaan sumberdaya pangan, menurunnya daya produksi, perubahan iklim, menyusutnya ketersediaan lahan, degradasi lahan akibat praktik usaha tani yang tidak berkelanjutan, dan perambahan hutan yang mengancam sumberdaya air, menjadi faktor penyebab terjadinya kerawanan pangan masa mendatang. Tidak bisa dipungkiri, masalah pangan adalah masalah yang sangat sensitif. Pengaruh kerawanan pangan terhadap stabilitas sektor lain sangat besar. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Dominique StaussKhan menyatakan, inflasi yang terjadi pada saat sekarang disebabkan oleh harga pangan yang dalam satu dekade ini mengalami kenaikan 300500 persen. Kenaikan yang muncul karena makin menurunnya persediaan pangan dunia tersebut patut diwaspadai, karena dampaknya bisa lebih berbahaya dari krisis ekonomi. Dampak sistemiknya dapat merembet ke sektor lain seperti instabilitas politik, sosial dan keamanan. Lingkup kerawanannya pun bisa melebar tidak saja di lingkup nasional, namun bisa merembet menjadi konflik regional bahkan antarnegara. Jelas bahwa kerawanan pangan beserta dampak ikutannya akan menjadi masalah besar bagi negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu harus diantisipasi secara sungguh-sungguh agar hal tersebut tidak terjadi. Berbagai upaya harus dilakukan agar kecukupan pangan nasional dapat terus dipertahankan, dan dengan demikian kestabilan harga pangan dapat dijaga. Jika dirunut ke belakang, kenaikan harga pangan tak bisa dilepaskan dari kecukupan ketersediaannya di lapangan. Sesuai hukum ekonomi, jika permintaan naik sementara jumlah barang tetap atau berkurang, maka harga

NUPTK untuk Tunjangan Khusus Guru Saya adalah salah satu guru yang bertugas di Kabupaten Karimun Kepulauan Riau. Sekolah tempat saya mengajar adalah sekolah yang berada di daerah sangat terpencil. Ketika mengajukan data guru untuk penerima tunjangan daerah khusus, ada kesalahan penulisan NUPTK saya. Apakah guru penerima harus memiliki NUPTK? Bagaimana dengan kesalahan penulisan tersebut, apakah masih bisa diajukan kembali untuk perbaikan? Terima kasih. kasmawati via redaksi@ bipnewsroom.info

Pameran Indonesia Fashion World 2010

desain: ahas/danang foto: bf-m, danag

Pameran “Pameran Indonesia Fashion World 2010” telah berlangsung dari

tanggal 25 sampai 29 Agustus 2010. Tahun in pameran yang digelar di Jakarta Convention Center ini mengangkat tema ‘Eco Friendly Fashion, Go Green with Fashion’. Penyelenggaraan pameran ini mempunyai arti penting dan strategis yaitu untuk menunjukan bahwa industri fashion tidak bisa diartikan sebagai pakaian dan aksesoris semata, tetapi harus dilihat dari sisi yang lebih luas yaitu keterkaitannya dengan peran industri pemintalan, perajutan, pertenunan, dan finishing yang memiliki kontribusi dalam menghasilkan bahan baku produk fashion berkualitas tinggi. Secara khusus dalam pameran ini dikenalkan bahan baku dan proses produksi industri fashion yang lebih ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan zat kimia berbahaya yang sulit didaur ulang. Industri fashion sebagai bagian dari industri kreatif dan industri TPT memiliki potensi yang sangat besar untuk terus ditumbuh kembangkan mengingat kekayaan alam dan warisan budaya yang kita miliki dapat dijadikan

dipastikan akan naik. Hal ini akan terjadi pula Hal lain yang tak kalah penting adalah menata pada pangan. Manakala produksi pangan tetap ulang anggapan keliru tentang pertanian. Jika dan atau menurun, sedangkan jumlah orang yang selama ini sektor pertanian dianggap sebagai membutuhkan pangan kian hari kian bertambah, basis ekonomi gelombang pertama yang sudah maka dengan sendirinya harga pangan akan naik ketinggalan zaman, kini anggapan tersebut harus dan kerawanan pangan akan terjadi. direvisi. Justru di masa datang, sektor pertanian Tidak ada cara lain untuk memenuhi kebutuhan akan kembali menjadi tumpuan kehidupan pangan nasional selain meningkatkan produksi masyarakat global. Hal tersebut dilandasi pangan secara signifikan selaras dengan pemikiran bahwa ke depan seluruh negara di pertambahan jumlah penduduk. Konsekuensi dunia akan mengalami defisit pangan, sehingga logis dari upaya tersebut, kita harus membangun negara-negara yang menjadikan pertanian kembali sektor pertanian secara sungguhsebagai basis ekonomi akan mengalami kenaikan sungguh. Pembangunan kembali bukan saja posisi tawar. Contoh nyata, satu dekade terakhir membuat infrastruktur baru dan memperbaiki pasca krisis ekonomi, sektor pertanian Indonesia infrastruktur pertanian yang ternyata mampu menjadi sudah ada seperti dam, sektor penyelamat Justru di masa datang, bendungan, situ dan irigasi, dengan pertumbuhan sektor pertanian akan namun juga mengintensifkan positif sekitar 3-4% dan kembali menjadi tumpuan lahan yang sudah ada, juga sebagai penghela kehidupan masyarakat global. menciptakan lahan baru, bagi pergerakan sektormenyediakan bibit unggul, sektor lain. Pertanian Hal tersebut dilandasi pemikiran pupuk dan pembasmi hama bahwa ke depan seluruh negara pulalah yang membuat murah, serta membantu ekonomi Indonesia bisa di dunia akan mengalami defisit petani memasarkan hasil tetap tumbuh kendati pangan, sehingga negaraproduksi pertanian. negara-negara lain di negara yang menjadikan Menurunnya minat dunia mengalami resesi. pertanian sebagai basis menjadi petani yang Melihat peran penting berbuntut pada penurunan sektor pertanian di masa ekonomi akan mengalami produksi pangan nasional datang, baik di tingkat kenaikan posisi tawar. salah satunya adalah karena nasional maupun global, pendapatan petani dinilai tidak ada alasan bagi tidak sebanding dengan bangsa Indonesia untuk usaha keras yang dilakukannya. Oleh karena itu, tidak mengembangkan sektor ini secara sangat serius. Kita tidak perlu rendah diri menerapkan ke depan harus ada jaminan bahwa para petani ekonomi berbasis pertanian, kendati mungkin bisa memperoleh pendapatan memadai dari tidak populer di tengah tren ekonomi industri aktivitas produksi pangan yang dilakukannya. yang menggejala dewasa ini. Sebagai bangsa Belajar dari negara-negara yang pertaniannya yang memiliki keunggulan komparatif di bidang maju, para petani mendapatkan insentif yang sumber daya hayati, peluang Indonesia untuk cukup besar, sehingga dapat hidup layak dari menjadi gudang pangan dunia terbuka lebar. penjualan hasil pertaniannya. Hal ini bertolak Sayang jika peluang itu disia-siakan begitu belakang dengan petani kita yang kebanyakan saja. (g). hidup di bawah garis kemiskinan.

inspirasi yang mempunyai nilai kreatifitas tinggi dan mampu memberikan kontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional. Melalui pengembangan inovasi yang tiada henti diharapkan mampu menghasilkan produk-produk fashion yang dapat menjadi andalan ekspor dan menjadi pilihan konsumen pasar dalam negeri. Mudhori Kepala Biro Umum dan Humas Kementerian Perindustrian RI

Dampak Beda Harga Saat ini banyak yang menyimpulkan bahwa perbedaan harga per kilogram gas dalam tabung 3 kg, yang ditujukan untuk kelompok berpenghasilan rendah dengan tabung 12 kg, sebagai penyebab awal ledakan tabung gas. Tindakan pengoplosan dengan cara mengambil isi gas dari tabung 3 kg yang disubsidi dan dijual dengan harga nonsubsidi,

memang sangat berpotensi untuk menyebabkan kerusakan dan ketidakamanan tabung gas 12 kg. Akan tetapi rencana menyeragamkan harga gas tentu perlu dipertimbangkan. Banyak orang miskin yang harus diperhatikan. Harus ada upaya lain dan dipastikan bahwa orang miskin tidak lagi menanggung beban dari kebijakan pemerintah. Hal yang perlu dipikirkan adalah bagaimana memberikan jaminan agar subsidi tetap bisa diberikan tanpa harus menjadi peluang kecurangan. Sebab sekalipun sedikit, sistem Bantuan Langsung Tunai, masih terbuka juga peluang penyimpangan.

Setiap bicara tentang malaysia, berbagai isu penting antar kedua negara seperti TKW, klaim budaya dan lain-lain selalu dibahas ulang. Sayangnya ketegasan sikap Indonesia belum pernah tercermin dalam setiap peluang konflik yang ada. Tak jarang banyak kawan di luar negeri yang mengganggap Malaysia sangat beruntung memiliki tetangga Indonesia, yang berjiwa penyabar dan selalu menaggapi setiap masalah dengan pikiran jernih.

onie sa via bipdepkominfo@yahoo.com

Diah via bip@depkominfo.go.id

Mengapa Ribut Malaysia?

Tabloid komunika. ISSN: 1979-3480. Diterbitkan oleh Badan Informasi Publik KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Pengarah: Tifatul Sembiring (Menteri Komunikasi dan Informatika). Penanggung jawab: Freddy H. Tulung (Kepala Badan Informasi Publik) Pemimpin Redaksi: Bambang Wiswalujo (Kepala Pusat Pengelolaan Pendapat Umum). Wakil Pemimpin Redaksi: Supomo (Sekretaris Badan Informasi Publik); Ismail Cawidu (Kepala Pusat Informasi Politik Hukum dan Keamanan); Isa Anshary (Kepala Pusat Informasi Perekonomian); Gati Gayatri (Kepala Pusat Informasi Kesejahteraan Rakyat). Sekretaris Redaksi: Dimas Aditya Nugraha. Redaktur Pelaksana: M. Taufiq Hidayat. Redaksi: Lukman Hakim; Selamatta Sembiring; Mardianto Soemaryo. Reporter: Suminto Yuliarso; Lida Noor Meitania; Karina Listya; Elvira Indasari N; Taofik Rauf; Doni Setiawan. Koresponden Daerah: Nursodik Gunarjo (Jawa Tengah), Yaan Yoku (Jayapura). Desain/Ilustrasi: D. Ananta Hari Soedibyo (TA); Farida Dewi Maharani, Danang Firmansyah. Alamat Redaksi: Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Telp/Faks. (021) 3521538, 3840841 e-mail: komunika@bipnewsroom.info atau bip@depkominfo.go.id. Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut. Isi komunika dapat diperbanyak, dikutip dan disebarluaskan, sepanjang menyebutkan sumber aslinya.


Edisi 13

Tahun VI Agustus 2010

3

Utama

www.bipnewsroom.info

Sejahterakan Nelayan, Bangun Lumbung Pangan Tak kan ada ikan gurih di meja makan Tanpa ada jerih-payah nelayan Daging ikan sumber gizi bermutu tinggi Diperlukan semua manusia Tiap malam mengembara di lautan Ombak badai menghadang dan menerjang Pak nelayan tak gentar dalam darmanya Demi kita yang membutuhkan pangan Terima kasih pak nelayan Bait di atas adalah penggalan lagu berjudul “Pak Nelayan”. Di era 90-an lagu ini begitu sering terdengar di RRI maupun TVRI. Mendengarnya, semakin tak terbantahkan begitu besar peran nelayan bagi bangsa. Pun sebagai penyumbang devisa melalui hasil tangkapannya yang diekspor ke berbagai belahan dunia. Sejak puluhan tahun berselang kawasan perikanan tangkap Indonesia memang memiliki potensi sangat besar.

Matahari sudah hendak melintas ubun-ubun. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tamperan, Pacitan, Jawa Timur masih tampak sibuk. Paijo (65), salah satu nelayan tradisional sedang menyiapkan jaring dan pancing untuk berlayar esok hari. Tak lama berselang ia memeriksa kembali mesin kapal. Biasanya ia melaut selepas subuh dan kembali sekitar pukul 11 siang. ”Seminggu terakhir ini sepi, paling cuma dapat 30 sampai 50 kg, kalau lagi ramai bisa dapat satu kwintal,” kata kakek dari 12 cucu saat menimbang udang rebon hasil tangkapan. Hasil bersih melaut yang dikantongi Paijo sekitar Rp 15 ribu. Sebab ia harus berbagi hasil dengan pemilik kapal dan awak kapal lain. Keinginan memperbaiki kehidupan sudah bisa dikatakan tak pernah padam. “Saat ini alam

Memang, sampai dengan tahun 2009 pernah mengalami stagnasi, hanya tumbuh 2,95 persen. Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat angka pertumbuhan budidaya sebesar 47,49 persen dan perikanan tangkap sebesar 52,51 persen dengan nilai 57,62 triliun. Namun demikian, pada semester pertama tahun 2010 neraca perdagangan volume produk kelautan dan perikanan Indonesia menunjukkan peningkatan sebesar 15,27

sudah mulai kurang bersahabat, kalau dulu kita bisa tahu kapan musim hujan, kapan hujan badai, kapan panas, dan kapan terjadi kemarau, kalau sekarang cuaca sudah sulit diperkirakan,” tambah Paijo seraya mengenang bahwa beberapa waktu lalu ketika nelayan memprediksi mendapat tangkapan yang bagus, namun tak lama terjadi hujan deras dan gelombang tinggi sehingga para nelayan hanya terombang-ambing dan kembali ke darat dengan tangkapan

persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dari jumlah sebelumnya yakni 203.440 ton, perdagangan ikan meningkat menjadi 234.510 ton, atau mengalami kenaikan sebesar 31.000 ton. Penjualan tersebut umumnya berasal dari komoditas perikanan non tuna, baik ikan laut maupun darat. Bahkan nilai perdagangan dari hasil ekspor pada triwulan pertama tahun ini mencapai sebesar 62.180 dolar AS. Bila dibandingkan dengan triwulan pertama 2009, tercatat terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 7,72 persen atau sebanyak 44.570 ribu dolar AS. Ubah Tradisi Teknik nelayan tradisional merupakan salah satu kendala bagi pengembangan perikanan tankap di Indonesia. “Jika nelayan itu pendekatannya masih seperti sekarang, membiarkan mereka dengan armada yang kecil dan tradisional, sampai kapanpun mereka akan tetap kalah dan terbelakang. Dengan kondisi alam tidak menentu, kemampuan kapal dan alat tangkap terbatas pada akhirnya hasil tangkapan pun tidak bisa maksimal,” kata Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dedi Heriyadi Sutisna. Untuk itulah pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya memodernkan armada laut. “Nah

seadanya. Perbaiki Infrastruktur TPI Tamperan baru saja diperbaiki dan masuk nominasi sebagai TPI Teladan Tingkat Nasional. Pembenahan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pacitan membuat salah satu sentra nelayan di kawasan Laut Selatan ini makin ramai. “Selain relokasi, juga dibangun pemecah ombak, dan fasilitas SPBU, kantor administrasi, serta toilet,” kata Paijo. Hartono (48), Ketua Kelompok Nelayan Mutiara mengatakan bahwa sejak dibangun 7 tahun lalu, Tamperan sudah banyak

yang benar adalah pendekatan dengan industri, namun skala kecil. Makanya dikembangkan konsep Minapolitan dengan target utama para nelayan. Jadi nelayan-nelayan tidak lagi memikirkan bagaimana membeli bahan bakar, atau perbaikan kapal yang rusak. Tidak lagi. Semua kita yang siapkan. Nelayan tinggal tangkap ikan saja,” tambah Dedi. Beragam Program Konsep Minapolitan kini sudah berjalan di Pelabuhan Ratu Cilacap, Pacitan, Bitung. Ke depan kita akan ke Ternate, Ambon, Bangka Belitung dan Medan. Selain itu Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan restrukturisasi armada tangkap, diversifikasi usaha nelayan, peningkatan pendapatan nelayan, hingga peningkatan produksi perikanan tangkap. “Kami menginginkan para nelayan tidak hanya meningkatkan produktivitasnya, namun nelayan juga mendapatkan pendidikan dan layanan kesehatan yang layak,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad. Menurut Fadel, untuk meningkatkan kesejahteraan dilirik oleh nelayan luar daerah. “Kebanyakan dari Sulawesi Selatan, Madura, Cilacap dan Jawa Tengah. Pantai ini jadi pilihan karena jarak dari pantai yang relatif dekat, sehingga kebutuhan BBM lebih sedikit,” ujarnya. Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah faktor keamanan. Berbeda dengan pantai lainnya, dimana para nelayan bersaing keras untuk berebut ikan. Di Tamperan pendatang bisa bergaul baik dengan nelayan lokal. Belum Maksimal Menurut Hartono, puluhan kapal nelayan besar dan kecil

nelayan dan pembudidayaan ikan, maka diperlukan beberapa langkah strategis, yakni dengan melakukan penguatan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan skala kecil agar citacita lumbung ikan dan pangan bisa terwujud. Atasi Hambatan Namun pengelolaan perikanan tangkap untuk lumbung pangan bukan tanpa hambatan. “Pertama memang permodalan. Sekarang selalu pihak perbankan tidak menerima kapal sebagai kolateral. Padahal kapal kan mahal, tidak ada yang dibawah Rp10 juta. Kemudian soal harga BBM yang mahal, dan energi yang terbatas,” tambah Dedi. Namun Dedi berharap kendala itu akan teratasi setelah Kementerian Kelautan dan Perikanan menjalin kerjasama dengan kalangan perbankan. “ Intinya sebenarnya adalah jika mau perikanan maju, kita harus menggenjot kecukupan energi, dan tentu saja infrastruktur. Jika infrastruktur bagus dan energinya terpenuhi, yakin masalah akan selesai,” tandasnya optimistis. (tr/dan/m)

bersandar di pantai ini setiap hari. Para pemanol atau pemikul ikan bersiap dengan tandu membawa ikan dari kapal ke tempat penimbangan, “Ikan-ikan hasil tangkapan yang sudah dibuang isi perutnya kemudian di sortir berdasar beratnya,” tambah Hartono. TPI Tamperan buka sejak pukul 7 pagi hingga 10 malam memang belum beroperasi maksimal. Rata-rata setelah kapal merapat dan bongkar muat, langsung dibawa oleh pembeli tanpa melalui proses lelang. “Proses lelang biasanya berlangsung 3 hari sekali,” jelas Paijo. (Rn).

Berkah Alam dan Kerjasama Nelayan


4

Edisi 13

Utama

www.bipnewsroom.info

Tahun VI Agustus 2010

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan

Dedi Heriyadi Sutisna Kawasan Timur Indonesia memiliki potensi perikanan tangkap yang besar. Tak berlebihan jika kemudian pemerintah berupaya mengembangkan potensi itu bagi kesejahteraan rakyat. Ada pola Minapolitan hingga pencanangan lumbung ikan nasional, seperti di Maluku.

Sepuluh Tahun

itu Paling Lama! Ta p i p e n g e m b a n g a n dukungan kebijakan dan infrastruktur perikanan bukan tanpa masalah. Bagaimana melihat peran dan permasalahan nelayan kita dari tahun ke tahun? Taofiq Rauf dan Dimas Aditya Nugraha dari Komunika mewawancarai Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dedi Heriyadi Sutisna di ruang kerjanya. Berikut petikannya: Apakah Indonesia Timur akan jadi patokan pembangunan perikanan tangkap? Jika bicara perikanan tangkap harus selalu berdasarkan ketersediaan sumber daya ikan. Kalau tidak apa yang mau ditangkap? Nah, atas dasar itulah kami fokus ke Indonesia Timur. Secara faktual sumber daya ikan yang ada di sana memang sangat luar biasa. Namun, karena industri-industri pengolahan ikan jarang atau bahkan tidak ada, maka ikan-ikan yang dihasilkan di sana pasti akan

di bawa ke Jawa atau Jakarta. Yang berkembang malah Jakarta dan Jawa atau kotakota besar lainnya. Dengan kondisi seperti itu, pemerintah Provinsi Maluku berdiskusi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan , bahwa jika terusterus seperti ini cost akan makin besar. Misalnya BBM yang mahal dan masalahmasalah lainnya yang membutuhkan biaya tinggi. Maka kenapa tidak Maluku dijadikan suatu lumbung ikan. Nah kalau sudah demikian semua penangkapan dan pengolahan akan berpusat d i I n d o n e s i a Ti m u r. I t u sejarahnya. Istilahnya kenapa baru saat ini, karena baru saat itulah terpikirkan, bahwa jangan sumbernya dimana, pengembangannya dimana. Berapa lama untuk menjadikan Indonesia Timur sentra industri perikanan? Sebetulnya dikatakan panjang juga tidak. Tinggal bagaimana kita mengundang para investor baik dalam

maupun luar negeri. Kita membangun prosessing unit itu di Maluku. Dan saat ini ada beberapa investor yang sudah menjadi pionir pengembangan industri perikanan di Maluku. Tapi sekarang kita memang sedang giat mengimbau agar lebih banyak lagi investor mau masuk ke Maluku. Cara khusus menarik para investor? Kita sangat optimis, karena Menteri Kelautan dan Perikanan sangat ahli dalam menarik dan mencari investor. Beberapa waktu lalu beliau sudah ke Taiwan, bahkan Menteri Kelautan dan Perikanan meminta Morotai dibangun oleh Taiwan. Kemudian Merauke diminta dibangun oleh Cina. Sementara Tual seperti kita tahu sudah ada PMDN di sana. Faktor pendukung apa sudah siap? Nah ini dia. Ketika dicanangkan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional, itu harus terjadi suatu percepatan disana, termasuk salah

satunya infrastruktur. Itulah sebabnya kerjasama dengan seluruh instansi terkait sangat diperlukan. Pada tanggal 31 Agustus akan ada rapat di Ambon dengan seluruh Kementerian untuk mulai membangun Maluku sebagai Lumbung Ikan. Targetnya berapa lama untuk menjadikan Maluku penyedia produksi ikan? Sepuluh tahun. Itu paling lama. Tapi saya harapkan dalam waktu lima tahun itu sudah bisa 75 persen. Kendala-kendala yang harus kita singkirkan adalah permasalahan infrastruktur, energi misalnya listrik, BBM, kemudian unit produksi. Makanya Morotai sebagai bagian dari Maluku saat ini sedang merintis itu semua dan penggarapannya mulai tahun ini oleh Taiwan. Kesiapan Sumber Daya Manusia sendiri? Kesiapan SDM itu tugasnya bukan hanya Kementerian Kelautan dan Perikanan semata, tapi semua instansi ikut

bertanggung jawab. Misalnya Kementerian Pendidikan Nasional dalam menciptakan SDM yang berpendidikan, atau Kementerian Tenaga Kerja dalam pembangunan Balai Latihan Kerja. Dan lain sebagainya. Tapi secara umum seluruh Kementerian ini sudah siap. Apalagi pada dasarnya untuk wilayah Indonesia Timur jika berbicara menangkap ikan memang sudah menjadi mata pencaharian. Jadi kesiapan SDM bukan sebagai hal yang sulit. Upaya Ditjen Tangkap? Kita menyusun strategi penguatan kebijakan kenelayanan. Salah satu targetnya adalah Instruksi Presiden tentang Kenelayanan. Dampaknya? Jika ada Inpresnya semua sektor akan bahu membahu membangun dan memajukan kenelayanan di Indonesia, karena dalam Inpres akan jelas siapa mengerjakan apa, untuk nelayan. Koordinasi akan lebih baik, sehingga nelayan Indonesia selain sebagai penyumbang devisa juga mampu meningkatkan taraf hidupnya. Inilah salah satu alasan Menteri Menteri Kelautan dan Perikanan berkomitmen menjadikan maritim sebagai salah satu basis pembangunan perekonomian bangsa. Kenapa? Karena potensi perikanan dan kelautan Indonesia sangat kaya dan bagaimana Minapolitan bisa berjalan dengan baik untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan nelayan. (tr/ dimas)


7

Tabloid Tempel

Edisi 13 Tahun VI Agustus 2010

Diterbitkan oleh :

BADAN INFORMASI PUBLIK

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih Berdaya dengan Koperasi I Nyoman Dadi (45) mengaku banyak tantangan yang dihadapi petani subak. Ia sadar betul, selain masalah air, dinamika musim, harga pupuk dan harga jual hasil panen juga harus dihadapi. Subak adalah lembaga tradisional di Bali yang memelihara dan mengatur sistem irigasi pertanian.

Selain masalah air di musim kemarau, lahan pertanian terancam pencemaran lingkungan. “Di sini ada penginapan, ada restoran. Buang sampahnya ke sungai. Sudah dilaporkan ke Camat Ubud. Tapi ya susah menanggulanginya. Tidak ada yang jaga sungai. Apalagi buang sampahnya malam hari,” keluh Dadi mewakili petani seraya menambahkan ancaman pendangkalan sungai akibat lumpur dan pasir. Padahal, subak memiliki organisasi yang relatif mantap seperti adanya struktur yang jelas, kepengurusan yang jelas wewenang dan tanggung jawabnya, dilengkapi dengan awig-awig (peraturan, red.) dengan berbagai sanksi. “Setiap anggota subak melakukan pengawasan terhadap siapa saja termasuk pengurus agar peraturan yang telah disepakati bersama bisa dijalankan. Semangat gotong rotong tetap dikedepankan dalam kegiatan persubakan terutama pemeliharaan jaringan fisik dan kegiatan ritual subak,” tambah Dadi. Menurut Dadi, untuk mengatasi pencemaran petani subak biasa mengadakan upacara adat baik setelah panen maupun sebelum menanam. Ritual subak merupakan unsur pemersatu anggota dalam menyelesaikan masalah pertanian yang ada.

6

Butuh Lebih Subak memiliki batas wilayah yang jelas dan berdasarkan prinsip hidrologis bukan atas dasar kesatuan administratif. Subak memiliki landasan filosofis Tri Hita Karana yang menekankan keseimbangan dan keharmonisan antara manusia dengan sesama, alam lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta. Namun subak kini menghadapi permasalahan kurangnya minat pemuda menjalani profesi petani. “Petani itu banyak yang sudah tua. Anak muda tidak ada lagi yang

mau jadi petani. Anak saya usaha jualan hp dan isi ulang pulsa,” kata Dadi sambil menunjuk kios selular di depan rumahnya di Desa Lontunduh. Ta k heran jika kecenderungan itu muncul, sebab usaha tani dianggap tidak sebanding dengan kesejahteraan yang bisa dicapai dengan bekerja di sektor industri pariwisata. “Pemuda desa dari keluarga petani cenderung meninggalkan orang tua mereka dan pergi ke kota mencoba mencari pekerjaan yang lebih bergengsi,” kata Dadi seraya mengkhawatirkan kondisi itu menjadi ancaman bagi subak jika sektor pertanian tidak diperkuat lagi. Solusi Koperasi Pembentukan Gabungan K e l o m p o k Ta n i ( G a p o k t a n ) Koperasi Alas Arum, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali sedikit banyak meningkatkan harapan di sektor pertanian. “Selain untuk meningkatkan produktifitas pertanian, juga diarahkan pada bantuan tepat sasaran, bahkan semua permasalahan yang muncul bisa diputuskan bersama,” kata Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Untung Tri Basuki. Benar juga, dengan Gapktan, ketika musim kemarau tiba, petani akan mencari cara untuk dapat mengaliri air di sawahnya. “Tidak semua sawah akan ditanami padi. Lima puluh persen akan ditanami padi dan lima puluh persen sisanya ditanami palawija. Gapoktan juga akan mengatur masa panen petani agar tidak panen dalam waktu bersamaan,” jelas Dadi. Libatkan Anggota “Peranan anggota sangat mutlak dalam pengembangan usaha koperasi. Dilihat dari falsafah koperasi yakni dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota sudah sangat jelas bahwa peranan anggota koperasi sangat mutlak,” kata Kepala Bidang Bina Lembaga Koperasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali, I Gede Indra menambahkan.

Misalnya, koperasi dibuat oleh anggota dalam aktivitasnya setiap saat harus dimanfaatkan anggota dan hasil akhirnya juga untuk anggota. Indra mengakui bahwa selama ini banyak anggota koperasi belum mengerti dengan benar falsafah koperasi. “Mereka kebanyakan hanya dapat dan mampu menghafalkan, namun sulit menerapkan,” cetus Indra. Hingga saat ini rata-rata koperasi yang ada di Bali kondisinya sehat dan berkualitas. Di samping itu, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali sudah mengupayakan untuk mengingkatkan koperasi baik dari segi kinerja maupun kualitas yang dimiliki oleh koperasi itu sendiri. Melihat prospek dari koperasi ke depan mempunyai peranan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang berlandaskan budaya lokal. (lid/m)


Melawan Musim Ala Tohari

Foto-foto : Yuliarso

Harga cabai merah keriting Juli 2010 lalu, yang menyentuh Rp 35 ribu per kilogram di tingkat petani, membuat Tohari (55) tersenyum lebar. Tentu saja, karena pada saat harga sedang tinggi-tingginya, ladang cabai seluas dua hektare miliknya justru sedang memasuki masa panen. Ia menerapkan strategi bertanam melawan musim, dan sukses besar. Pemandangan petak ladang Tohari yang terletak di pinggir jalan Desa Banyu Urip, Kec Kutoarjo, Kab Purworejo, Jateng, memang mencolok mata. Hamparan tanaman cabai merah siap panen tampak kontras dengan warna kecoklatan petak sawah di sekitar yang mulai retak kekeringan. Tak pelak, semua orang yang lewat pasti akan terpana, karena Juli bukanlah ‘musim cabai’ di daerah itu. “Biasanya musim panen cabai terjadi pada bulan April atau Mei. Lha ini sudah bulan Juli kok masih ada yang punya. Ini cabai salah mongso (salah musim—red),” kata Eko Supriatno, pengendara sepedamotor yang sedang berhenti mengamati ladang Tohari. Tapi justru panen yang ‘salah musim’ itulah yang membuat Tohari girang tak alang-kepalang. “Saya nggak nyangka, Mas, pada waktu panen harganya bisa melonjak hingga Rp 35 ribu. Saya untung besar,” ujar lelaki yang akrab dipanggil Pak To ini kepada komunika. Hitung saja, jika dua hektare ladangnya menghasilkan cabai 20 kuintal, sekali panen uang yang masuk ke kantong Tohari mencapai Rp 70 juta. Jumlah yang cukup besar dibanding ongkos menanam yang hanya Rp 7,5 juta per hektare. Padahal, selain panen yang pertama, masih ada panen

kedua. “Meskipun tak sebanyak panen pertama, tapi panen kedua masih lumayanlah buat tambahan. Setidaknya Rp 7-10 juta lagi masih bisa saya dapat,” kata bapak dua anak ini sumringah. Tohari menyebut hasil panennya kali ini sebagai untung besar, karena biasanya harga cabai merah keriting tak sampai Rp 10 ribu per kilogram. Bahkan kalau sedang panen raya pada bulan April-Mei, harganya bisa kurang dari Rp 5 ribu per kilogram. “Saya bahkan pernah menjual cabai sejenis dengan harga Rp 1.200 per kilo,” timpalnya. Belajar dari pengalaman bahwa harga produk pertanian selalu jatuh pada saat panen raya, Pak To pun membuat rumus sederhana untuk mengantisipasinya. Dalam hitungannya, jika panen raya terjadi bulan Mei maka cabai di pasaran akan habis pada bulan Juni. Bulan berikutnya yakni Juli, stok cabai di pasar pasti akan kosong. “Maka saya sengaja menanam mundur tiga bulan, agar waktu panen bisa bersamaan dengan kekosongan stok. Ternyata pas, dan harganya sedang baik,” imbuhnya. Hanya saja, menanam cabai melawan musim banyak tantangannya. Kendala utamanya adalah faktor cuaca yang tidak menentu dan serangan hama dan penyakit yang datangnya sering tak terduga. Soal cuaca, teorinya bulan

PETUNJUK

1

LPG

Jangan menggunakan kompor gas dan kompor minyak secara bersamaan. Kompor minyak tanah dapat menjadi sumber api

2 Gunakan peralatan LPG (tabung, regulator, selang, dan kompor) sesuai Standar Nasional Indonesia. Perhatikan logo SNI pada setiap produk yang dibeli.

3 Tempatkan kompor dan tabung LPG ditempat yang datar dan diruang yang memiliki sirkulasi udara (ventilasi) yang baik. Sirkulasi udara yang baik mencegah terjadinya penumpukan(akumulasi) gas, sehingga ruangan tetap aman meski terjadi kebocoran.

KOMINFO

Gerakkan Koperasi Sebagian koperasi di Indonesia belum tergolong baik karena mengalami sejumlah masalah dalam pengelolaannya. “Ada masalah dalam manajemen dan sumber daya manusia (SDM) hingga belum mampu mengelola koperasi dengan baik. Sebagian, terus terang, belum baik. Permodalannya juga sering belum mencukupi,” kata Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam puncak peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke63 yang berlangsung di Surabaya, Kamis, (15/7/2010). Meski demikian menurut Presiden, banyak juga koperasi yang sudah berhasil dan mensejahterakan anggota sekaligus turut berkontribusi memperkuat perekonomian nasional. Oleh karena itu menurutnya, gerakan koperasi di Indonesia tetap relevan dan berperan penting di tengah percaturan ekonomi. Ungkapan Presiden didasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang menunjukkan bahwa jumlah koperasi di seluruh Indonesia cenderung meningkat signifikan atau mencapai sekitar 13 persen dalam dua tahun terakhir. “Hingga Maret 2010, terdapat 175.102 koperasi di seluruh Indonesia. Dari jumlah koperasi itu, jumlah anggota koperasi mencapai 29.124 juta dengan volume usaha sebesar Rp 77.514 triliun. Dari koperasi tersebut, tercatat modal sendiri mencapai Rp 30.656 triliun,” tambah Presiden Yudhoyono.

Provinsi Penggerak Koperasi Ta h u n 2 0 1 1 , Provinsi Bali dicanangkan sebagai Provinsi Penggerak Koperasi. Penandatanganan p e r n y a t a a n pencanangan tersebut dilakukan oleh Wakil Gubernur Bali A.A. Ngurah Puspayoga didampingi oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali I Dewa Nyoman Patra dan Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Provinsi Bali I Dewa Nyoman Badera pada puncak peringatan Hari Koperasi ke-63 Tingkat Provinsi Bali di Gedung Ksirarnawa taman Budaya Bali, Sabtu (17/7/2010). Menurut Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Untung Tri Basuki, koperasi sebagai organisasi usaha harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada para anggotanya dan mampu berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, koperasi perlu meningkatkan kecerdasan guna mengelola potensi ekonomi anggotanya, menumbuhkan kemandirian individual anggota dan selanjutnya berkembang menjadi kemandirian kolektif dalam wadah koperasi. “Selain itu, koperasi juga perlu melakukan kerja sama antar koperasi dan dengan badan usaha lainnya, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan produk unggulan dan potensi daerah,” tandasnya. (lid/bs)

Bagaimana Menggunakan LPG yang Aman dan Benar ?

AMAN PENGGUNAAN

Benar caranya, terasa aman dan nyaman

(Wahyu Handayani).

8

Juli sudah memasuki kemarau. Namun prakteknya, Juli tahun ini justru masih banyak hujan. Akibatnya banyak tanaman caba Tohari layu diserang penyakit patek yang membuat daun cabai keriting dan bakal buah rontok. Ada juga penyakit sejenis jamur yang menyebabkan akar dan batang cabai layu. Selain itu, serangan ulat dan siput juga sangat gencar. “Pokoknya jika sudah memutuskan menanam melawan musim, petani harus rajin-rajin ke ladang. Tanaman jadi lebih peka, sehingga merawatnya seperti bayi. Ongkos perawatannya pun sudah pasti akan membengkak, karena harus mengerahkan lebih banyak obat hama dan tenaga kerja,” urainya. Satu hal lagi yang membuatnya was-was, banyak calon maling terpikat ranum cabai yang harganya selangit itu. Tak heran selama sebulan terakhir ia sekeluarga rela pindah tidur di ladang. “Saya, istri, anak-anak dan saudara secara bergiliran siskamling di ladang tiap malam selama sebulan penuh. Maklum, banyak orang jahat mengintip ladang cabai saya. Buktinya selama jaga, saya sudah empat kali mencurigai orang yang mau memanen cabai saya tanpa izin. Satu orang di antaranya tertangkap tangan, tetapi karena belum terbukti mencuri ya saya lepaskan,” imbuhnya. Toh segala pengorbanannya terbalas sudah. Strategi menanam cabai melawan musim yang diterapkannya terbukti ampuh mendongkrak pendapatannya hingga 70%. Kini Tohari sedang ancang-ancang untuk menanam komoditas pertanian lain dengan strategi tanam yang sama, yakni melawan musim. Beberapa bibit sayuran seperti terong, cabai rawit, bawang merah, telah ia siapkan. “Tinggal menunggu waktu yang tepat agar pada saat panen nanti di pasaran sedang langka sehingga harganya bisa top markotop,” pungkasnya. Okelah kalau begitu. Semoga sukses lagi, Pak To!

4

Pastikan selang tidak tertindih atau tertekuk. Selang harus terpasang erat dengan klem pada regulator maupun kompor. Pada saat memasang tabung LPG tombol kompor harus dalam posisi OFF (mati). Letakkan tabung LPG tidak terlalu dekat dengan sumber panas. Tabung yang terlalu dekat dengan sumber panas akan memicu kerusakan pada komponen karet seperti selang, katup tabung, cincin karet dan lain-lain. Selain itu jika tabung terlalu dekat dengan kompor api mudah menyambar jika terjadi kebocoran.

5

Anjuran Saat Membeli LPG 1. 2. 3.

Teliti Segel LPG Timbang ketepatan isinya Telepon agen atau Contact Pertamina 500 000.

Pasang regulator di katup tabung dengan tuas mengarah ke bawah dan pastikan regulator tidak mudah lepas/ goyang dari katup. Agar lebih yakin tidak ada kebocoran dari tabung, selang dan regulator basahi dengan air sabun pada bagian-bagian yang terdapat sambungan atau bagian yang dicurigai bocor. Air sabun akan menggelembung jika terjadi kebocoran. Bersihkan kompor dan selang secara rutin, setidaknya seminggu sekali. Kompor yang kotor akan menimbulkan sumbatan, sehingga tekanan gas pada selang menjadi tinggi dan rawan bocor.

6

Jika tercium bau khas ELPIJI lepas regulator dan bawa tabung ke tempat terbuka. Jauhkan dari sumber api dan jangan menyalakan listrik.


Edisi 13

Tahun VI Agustus 2010

9

Opini

Pengelola Koperasi Simpan Pinjam

Harus Profesional dikuasai dengan baik. Padahal jika kompetensi itu dikuasai, koperasi simpan pinjam bisa menjadi pilar penting dunia perkoperasian Indonesia.

FX Joniono Raharjo Ketua Puskopdit Bali Artha Guna

Selama ini koperasi masih dipandang sebelah mata. Tidak sedikit yang mempersepsikan bahwa koperasi hanya untuk golongan ekonomi lemah dan belum dikelola secara profesional.

Harus diakui, kinerja perkoperasian memang masih memprihatinkan. Misalnya dalam pemberitaan media yang menyebutkan sekitar 30 persen atau 40.738 koperasi sudah tidak aktif lagi, hanya 95.318 unit yang aktif beroperasi. Hal yang sama juga terjadi di dunia koperasi simpan pinjam. Banyak persoalan yang berkaitan dengan sumber daya manusia. Mulai dari pemahaman hukum, hingga kemampuan analisis pinjaman belum semua

Legalitas dan Jaminan Pemberdayaan koperasi simpan pinjam bisa dilakukan dengan memperbaiki kelemahan yang ada. Sebab dari segi peraturan perundangan, koperasi simpan pinjam belum sepenuhnya terlindungi dari ancaman. Pemerintah sebenarnya bisa mengupayakan tata hubungan saling menguntungkan dengan bank umum dalam pembiayaan UMKM sesuai Pasal 61-63 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Hal yang perlu diperbaiki adalah sisi kontradiktif UndangUndang Perkoperasian yang belum sepenuhnya mendukung koperasi sebagai badan usaha. Jika koperasi simpan pinjam memiliki omset ratusan miliar, sulit bagi koperasi simpan pinjam bergerak tanpa menggunakan cara-cara perbankan. Mereka harus melabrak rambu-rambu hukum perbankan atau melakukan semacam legal avoidance. Belum lagi mengenai ketentuan penjaminan pinjaman,

www.bipnewsroom.info

seperti Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 4 Tahun 1996. Dalam pandangan saya mestinya ketentuan itu diperluas peruntukannya agar bisa menjangkau koperasi dengan biaya ringan. Bukan hanya untuk bank umum dan BPR. Ironisnya, sebagai lembaga keuangan mikro yang sangat berkepentingan dengan prosedur sederhana dan biaya murah, koperasi simpan pinjam tidak mendapat perlakuan yang sama. Kalau koperasi simpan pinjam minta kepada Pejabat Pembuat

untuk meningkatkan profesionalisme, secara internal, koperasi simpan pinjam bisa menjalankan audit oleh akuntan publik agar bisa meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. Namun memang, tidak semua koperasi simpan pinjam bisa melakukan hal itu karena biayanya cukup mahal.

Akta Tanah/PPAT dibuatkan SKMHT atas dasar ketentuan ini dapat dipastikan ditolak. Selama ini, pengikatan jaminan barang tidak bergerak koperasi simpan pinjam terpaksa menggunakan Hak Tanggungan berbiaya mahal, antara Rp 750 ribu sampai lebih dari Rp 1 juta atau hanya menggunakan pengikatan di bawah tangan. Padahal SKMHT jauh lebih murah

yaitu sekitar Rp 150 ribu. Kembangkan Profesionalitas Akar masalah secara operasional bisa dipastikan berkaitan dengan pandangan sebelah mata terhadap koperasi simpan pinjam. Kondisi itu seolah diperparah dengan kualitas profesionalisme pengelolaan koperasi. Fakta menjunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, ada perkembangan menggembirakan dari koperasi simpan pinjam beraset lebih dari Rp1 miliar. Tentu koperasi yang mengalami peningkatan lebih didorong karena adanya profesionalisme dalam pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan profesionalisme, secara internal, koperasi simpan pinjam bisa menjalankan audit oleh akuntan publik agar bisa meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. Namun memang, tidak semua koperasi simpan pinjam bisa melakukan hal itu karena biayanya cukup mahal. Peran Dewan Koperasi Indonesia dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah juga sangat diharapkan, karena karena perjuangan secara kelembagaan di tingkat nasional akan lebih efektif. Semua itu diperlukan agar bisa meningkatkan kualitas kontribusi koperasi simpan pinjam dalam perekonomian nasional. Tentu kontribusi itu diharapkan berdasar profesionalitas yang berdimensi sosial sesuai jati diri dan nilainilai koperasi.***

Membawa Koperasi untuk Kesejahteraan Koperasi memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi perdesaan. Selain menjadi salah satui sumber permodalan kerja, koperasi juga bisa membuka kesempatan kerja dan pengembangan investasi usaha kecil melalui penguatan modal. Sebagai gambaran kita bisa melihat perkembangan koperasi di Provinsi Bali. Saat ini terdapat 3.968 unit koperasi, sekira 3.594 diantaranya masih aktif dengan jumlah anggota 885.699 orang. Total aset yang dimiliki sejumlah Rp 3.207.076.660.000,-. Ini merupakan bukti perkembangan yang sangat signifikan, terutama masalah kinerja dan aset yang dimiliki. Artinya, tumbuhnya koperasi ini bisa menyelamatkan pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan. Belajar Sukses Ada banyak kisah kesukseksan koperasi, salah satunya Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas yang berkolasi di jalan Mariwati km 1, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Koperasi itu berbasis bidang peternakan sapi perah serta produk olahan, simpan pinjam dan jasa pembayaran listrik. Wilayah kerja KUD Cipanas meliputi tiga kecamatan, yaitu Pacet, Cipanas, dan Sukaresmi. Pengembangan KUD Cipanas berpedoman

pada visi meningkatkan taraf kehidupan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk lebih maju dan lebih sejahtera. Adapun Koperasi Mitra Tani Parahyangan yang tepat di bawah kaki Gunung Gede, Jalan Tegallega KM. 16 Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengembangkan agribisnis hortikultura seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Salah satu produk unggulannya adalah Padi Lokal Pandan Wangi Cianjur. Ada pula Koperasi Pegawai Republik Indonesia Hortikultura yang berada di jalan Raya Ciehrang, Desa Segunung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Koperasi ini bergerak di bidang simpan pinjam yang sebagian anggotanya pegawai negeri berbagai instansi di Kabupaten Cianjur. Selain pegawai, anggota koperasi tersebut juga memiliki usaha budidaya tanaman hias, sehingga pinjaman koperasi diperuntukkan bagi budidaya tanaman hias. Memahami Potensi Ada kesamaan dari tiga koperasi itu yakni memanfaatkan potensi lokasi lahan pertanian yang berada di 600-100 meter di atas permukaan laut untuk pengembangan agribisnis hortikultura seperti sayur mayur, buah-buahan dan tanaman hias. Kemudian pengelola berupaya mengatasi kelemahan teknologi budi daya, pengolahan hasil

produksi serta pemasaran hasil yang masih bersifat tradisional. Kebanyakan sistem sortir hasil sayurmayur belum maksimal dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Padahal hasil produksi pertanian memiliki peluang pasar yang prospek di masa mendatang mengingat pangsa pasar belum banyak menyentuh pasaran antar pulau. Disamping itu masih banyak lahan yang belum digarap oleh para petani penggarap sebagai mata pencaharian sehari-hari. Belum lagi, luasnya wilayah kerja tapi tidak didukung dengan ketersediaan sarana jalan, transportasi darat, komunikasi yang memadai. Kiat Sukses Agribisnis Ketiga koperasi tersebut mengembangkan terobosan melalui jaringan kerjasama dengan perusahaan besar, bahkan membentuk anak perusahaan untuk mengantisipasi persaingan dengan perusahaan lain. Diversifikasi produk masih dimungkinkan untuk dikembangkan untuk memenuhi pasar yang bervariasi sesuai dengan potensi pasar. Salah satu contoh yang dilakukan KUD Cipanas adalah dengan membuat produk susu olahan pasteurisasi dengan nama Cipa Milk. Produk itu dikemas dengan gelas plastik dan dipasarkan melalui kerjasama dengan sekolah dan masyarakat umum. Terobosan itu dilakukan untuk memenuhi gizi anak sekolah dan masyarakat, mengurangi ketergantungan pemasaran susu, serta meningkatkan nilai tambah dan harga jual susu di antara peternak. (Lida Noor Metania)


10

Edisi 13

Daerah

www.bipnewsroom.info

Tahun VI Agustus 2010

Jika anda melihat, mendengar dan memiliki kisah unik dari seluruh nusantara untuk dituliskan dan ingin berbagi dalam rubrik Kibar Daerah dan Lintas Daerah, silahkan kirimkan naskah kepada redaksi komunika melalui surat ke alamat redaksi atau melalui e-mail: komunika@bipnewsroom.info atau bip@depkominfo.go.id

Kibar Daerah

Perikanan Tangkap:

Modernisasi Pelabuhan untuk Genjot Produksi Papua

Kabupaten Rembang tengah mengembangkan kebijakan modernisasi armada kapal, alat tangkap dan pasca tangkap untuk meningkatkan produksi sektor perikanan tangkap. “Nelayan Rembang saat ini sudah memiliki freezer, yakni alat pendingin ikan yang dapat menghasilkan ikan kualitas nomor satu. Dengan modernisasi peralatan tersebut, kini hasil produksi ikan dapat lebih dioptimalkan dan tidak mengalami penyusutan bobot ikannya yang hasilnya nilai jualnya meningkat menjadi dua kali lipatnya,” ungkap Bupati Rembang H. Moch. Salim. Sesuai data Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang sampai dengan Juni 2010, produksi ikan tangkap mencapai Rp90,4 miliar dari total produksi sebesar 16,4 juta kg. “Pada bulan yang sama di tahun 2009 mencapai Rp63,5 miliar dari total produksi 11,3 juta kg,” jelas Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Rembang, Suparman seraya menjelaskan bahwa peningkatan produksi itu juga mencakup hasil produksi nelayan dari luar Rembang yang menjual ikan di sepuluh tempat pelelangan ikan (TPI) Kabupaten Rembang. Kabupaten Rembang merupakan kawasan dengan pantai terpanjang di Pulau Jawa. Saat ini memiliki armada kapal motor tempel terbanyak di Jawa Tengah “Sekitar 16.119 atau 86 persen dari 18.790 armada Jawa Tengah. Kapal motor tempel ini dengan daya jelajah 3-12 mil laut dengan ukuran 0 sampai 5 gross ton,” tambah Suparman. Suparman, menambahkan bahwa jumlah armada perikanan tangkap di Rembang mencapai 4.000 kapal berukuran di bawah 10 gross ton, “Itu dikelola sekitar

Kendala modernisasi kapal adalah ketentuan bahwa perairan Laut Jawa over fishing, sehingga untuk ijin kapal tangkap baru 30 sampai 60 gross ton sudah tidak diijinkan. Jika pun diijinkan maka harus beroperasi di Selat Makassar, Selat Karimata atau Samudera Hindia

18.000 nelayan,” tandasnya. Antisipasi Overfishing Bupati Rembang yang menjalani pernah menjalani profesi nelayan ini menilai saat ini ada kecenderungan penurunan produksi perikanan tangkap,”Ini terjadi di kalangan nelayan kecil yang beroperasi 4 sampai 12 mil laut karena mengalami over fishing,” jelasnya. Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memberikan bantuan 30 kapal nelayan berbobot 30 sampai 40 gross ton senilai Rp45 miliar. “Agar nelayan mampu mengarungi perairan laut yang lebih dalam,” tambah Suparman. Menurut Bupati Rembang, bantuan tersebut belum menyelesaikan kendala yang dihadapi nelayan. “Kendala modernisasi kapal adalah ketentuan bahwa perairan Laut Jawa over fishing, sehingga untuk ijin kapal tangkap baru 30 sampai 60 gross ton sudah tidak diijinkan. Jika pun diijinkan maka harus beroperasi di Selat Makassar, Selat Karimata atau Samudera Hindia untuk operasi penangkapan tuna dan cikalang,” tandas Bupati. Belum lagi, perijinan itu harus diselesaikan di Jakarta, “Nelayan kami kesulitan, karena untuk menangkap ikan dibatasi. Sementara nelayan-nelayan asing yang beroperasi secara ilegal malah dapat beroperasi secara bebas di perairan nusantara,” cetus H. Moch Salim yang kini tengah memasuki periode kedua menjabat bupati. Oleh karena itu, Moch. Salim berharap bantuan tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan, “Jika dapat disinergikan dengan pemerintah daerah maka infrastruktur tersebut dapat dioptimalkan. Kabupaten Rembang pernah merencanakan pembangunan pelabuhan dengan alokasi Rp 100 miliar, setelah dioptimalkan dengan potensi daerah cukup dengan dana Rp15 sampai Rp20 miliar. Namun karena dari APBD Kabupaten, maka proses pembangunannya menjadi lambat,” papar Bupati Rembang. (Yuliarso)

Maluku Jawa Tengah Jawa Timur

Lintas Daerah Jawa Timur

Selamatkan Lingkungan Siapkan 1,8 Juta Bibit Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Jember menyiapkan 1.800.000 bibit pohon untuk menyelamatkan lingkungan kawasan hutan gundul akibat penebangan liar. Setelah sukses dengan program penanaman sejuta pohon dan one man one three atau lebih dikenal dengan satu orang satu pohon, kini program semacam itu pada tahun 2010 ini terus digulirkan, yakni satu miliar pohon Indonesia untuk dunia (one million Indonesian three’s for world). Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Jember Ir Totok Hariyanto melalui keterangan persnya, Kamis (12/8) mengatakan, program nasional tersebut akan dicanangkan 28 November 2010 oleh pemerintah pusat, begitu juga di Kabupaten Jember akan melakukan pencanangan program tersebut sebagai bentuk wujud dukungan untuk ikut melestarikan lingkungan sebagai upaya mengurangi dampak pemanasan global. Dikatakannya, sebagai bentuk keikutsertaan program tersebut pihak Dishutbun telah menyiapkan bibit tanaman sebanyak 1.800.000 batang tanaman keras seperti sengon, mahoni, jati dan petai untuk menyukseskan one million Indonesian three’s world. Sejak lama Dishutbun mengoptimalkan hutan rakyat, yang keberadaannya dikelola oleh rakyat dan hasilnya dapat dinikmati oleh rakyat. “Luas areal hutan rakyat mencapai ratusan ribu hektar, hampir semua kecamatan di Jember terdapat hutan rakyat dan memiliki fungsi menahan banjir disaat musim hujan tiba,” katanya. Dishutbun hanya membantu petani dalam penyediaan bibitnya, stok bibit tanaman keras yang dipunyai oleh Dishutbun seperti jati, mahoni, sengon dan trembesi lebih dari cukup dan kwalitas dijamin lebih baik. (ern/j) Jawa Tengah

Terapkan Kartu Pegawai Elektronik Mulai tahun 2011, Kabupaten Kebumen menerapkan Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik (KPE). "Program nasional dari Badan Kepegawaian Nasional tersebut, akan dilaksanakan secara bertahap, dari tahun 2011- 2015," kata Kabid Pengembangan dan Pembinaan Pegawai BKD Kebumen Sri Mulyani. Menurut Sri Mulyani Pemkab Kebumen telah menggunakan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) yang membantu percepatan KPE. "Persiapan penerapan KPE dimulai dengan pengambilan gambar dan sidik jari PNS dan data biometrik," jelas Mulyani. Penerbitan KPE merupakan tindak lanjut reformasi birokrasi agar data kepegawaian bisa terintegrasi. "KPE sebagai Pengganti Kartu Identitas PNS (Karis, Karsu, Karpeg) yang meningkatkan fungsi kartu Identitas PNS yaitu untuk pelayanan administrasi kepegawaian, Pelayanan Askes, Pelayanan Bapertarum, Pelayanan Taspen sekaligus sebagai ATM Bank Jateng yang digunakan sebagai rekening pembyaran gaji," jelasnya –nn Maluku

Gerakkan Usaha Kelompok Perempuan Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Buru saat ini tengah mengembangkan usaha kelompok perempuan dalam upaya memperbaiki ekonomi keluarga, dengan mempromosikan pangan tradisional lokal yang terbuat dari bahan kacang-kacangan. "Pangan tersebut merupakan produk unggulan Kabupaten Buru, yaitu sebagai makanan kesehatan bagi ibu-ibu untuk perbaikan kadar air susu ibu (ASI), dan pembinaan dilakukan mulai dari penanaman hingga pengolahan,” kata Sekretaris TK PKK Kab Buru, Prov Maluku, Hj. Ritha S. Sukur yang ditemui di stand Kementerian Kominfo di Ambon, Senin (2/8). Sedangkan untuk kegiatan pendidikan, dia mengatakan, dilakukan pemberantasan buta aksara, pendidikan anak usia dini (PAUD), dan koperasi wanita, dimana koperasi tersebut akan mendapat bantuan dana dari dinas koperasi. Sejalan dengan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPMM), peran perempuan di Buru sudah disamakan, sehingga tidak ada pembedaan antara laki dengan prempuan. "Tapi meski tidak dibedakan, jabatan yang diisi oleh perempuan di struktur pemerintahan masih sedikit, namun peran perempuan di segi pendidikan dan ekonomi sudah maju," tambah Ritha Sukur.(mf) Papua

Buka Investasi Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua telah melakuan penandatanganan dengan J.S.K International Resources Co, Ltd dan Concorcium South Korea and The Member Of South Korea Parlement untuk penanaman modal investasi di Biak. Bupati Kabupaten Biak Numfor Yusuf Melianus Maryen menyatakan inevstasi di Biak dikhususkan untuk menggarap potensi kelautan dan wisata," Ada industri perikanan yang dulunya merupakan industri perikanan terbesar di Biak serta wisata berupa penyediaan hotel berbintang," katanya Kerjasama itu telah berlangsung sejak penandatanganan MOU dengan PT. Irian Bakti bulan April lalu mengenai pengembangan masyarakat, peningkatan perekonomian masyarakat. "Mereka tertarik untuk mengembangkan sentra bisnis dengan menggandeng Pemda Biak untuk bekerjasama," kata Yusuf Melianus seraya berharap agar kerjasama ini berhasil bagi kedua belah pihak. (itavita)


Edisi 13

Tahun VI Agustus 2010

Kementerian Pertanian Bank Pertanian Perlu Dukungan Politik Modal usaha selama ini menjadi kendala utama bagi para petani, dan salah satu jalan untuk mengatasi persoalan tersebut adalah harus ada lembaga pembiayaan semacam bank pertanian. “Namun pendirian bank yang khusus untuk membiayai usaha pertanian tersebut memerlukan dukungan dan perlu ada kemauan politik dari pemerintah,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, M. Jafar Hafsah pada seminar ‘Membangun Pertanian, Menuju Kesejahteraan Petani’ yang d i g e l a r F o r u m Wa r t a w a n Pertanian di Jakarta, Selasa (16/2). Pendirian Bank Pertanian RI memang harus mendapat dukungan politik secara penuh, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Menurutnya, tanpa itu, dalam waktu lima tahun ke depan Indonesia bakal tetap mengalami kesulitan, apalagi produksi pertanian sangat rentan terhadap gangguan iklim. “Dalam lima tahun ke depan pemerintah harus bisa membentuk bank pertanian. Jika dalam lima tahun ke depan tidak ada lembaga keuangan khusus bidang pertanian, maka tidak akan ada terobosan dalam pembangunan dan pengembangan bidang pertanian di Indonesia,” kata Jafar Hafsah. Ia menganggap, bidang pertanian itu sangat unik dan bagaikan anak anak yatim, sehingga harus ada regulasi khusus dalam mengikuti musim tanam. Menurutnya, bank pertanian akan bisa menyesuaikan diri dengan keunikan yang ada pada

11

Lintas Lembaga

bidang pertanian, termasuk tingginya resiko dalam usaha pertanian. Bank itu juga dapat mempermudah petani dalam permodalan. “Jadi program pembiayaan pertanian jangan sekedar hanya skim kredit saja. Juga jangan sekedar bantuan ke kelompok tani atau gabungan kelompok tani, karena akan habis begitu saja,” kata Jafar. Sementara itu Wakil Rektor IPB, Prof Hermanto Siregar mengatakan bahwa kehadiran sebuah bank pertanian jelas akan sangat bermanfaat dan dibutuhkan. “China, Vietnam, Thailand dan Afrika Selatan sudah mempunyai bank pertanian. Dalam waktu dekat pemerintah bisa mengembangkan Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai sebuah bank yang khusus melayani bidang pertanian,” katanya. Hermanto menyatakan, realisasi penyaluran kredit pertanian oleh perbankan hingga kini tidak lebih enam persen dari total plafon kredit perbankan. Jumlah itu, katanya, sebagian besar untuk usaha pertanian milik perusahaan, sedangkan petani kecil relatif sedikit. Menurut Prof Hermanto yang juga guru besar IPB bidang ekonomi itu, ia sangat menyesalkan sikap dari kalangan perbankan selama ini. Berdasarkan data yang dimilikinya, katanya, justru dana simpanan masyarakat di perdesaan lebih banyak ditarik ke perkotaan, padahal harusnya dana yang tersimpan di perkotaan untuk subsidi masyarakat desa. (Bhr)

www.bipnewsroom.info

sekarang dikenalkan bagaimana kehidupan bisnis pertanian, bercocok tanam, panen, mengolah hasil panen, sampai dengan menghitung volume kebutuhan pasar. Saat ini, terdapat 600 sekolah yang membuka program keahlian pertanian dan 320 di antaranya spesialis sekolah pertanian. Adapun jumlah SMK RSBI pertanian sebanyak 15 sekolah. "Dari 50 permohonan pembangunan SMK, baru ada 10 titik untuk pertanian, terutama di daerah pemekaran," ujarnya. Pemerintah sejak tiga tahun lalu telah memberikan beasiswa program khusus untuk semua siswa program keahlian pertanian sebanyak Rp65.000 per bulan. Dia menyebutkan total siswa program keahlian pertanian sebanyak 145 ribu. Beasiswa Bantuan Khusus Murid (BKM) untuk siswa miskin juga meng-cover program keahlian khusus ini. Sedangkan untuk mengatasi kekurangan jumlah guru vokasi, ujar Joko, dilakukan dengan program pendampingan. Bermitra dengan politeknik atau Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK), para mahasiswa tingkat akhir diterjunkan ke lapangan untuk mengajar di SMK.(Ad)

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) pada

2 0 11 m e n g e m b a n g k a n pendidikan vokasi jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) dan politeknik sebagai prioritas bidang pendidikan. SMK dan politeknik didorong bermitra guna memandu dan membuka program yang sejajar dengan diploma satu (D1). “SMK yang dipilih pada program ini adalah SMK Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (SMKRSBI). Saat ini ada 350 SMK RSBI, politeknik akan memilih mitranya. untuk membuat program D1," ujar Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kemdiknas Joko Sutrisno saat memberikan keterangan pers di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Jumat (20/8). Pola kemitraan yang akan dilakukan berbasiskan keahlian di politeknik dan SMK. Program dikombinasikan dengan program produktif bersama mitra industri. Program kemitraan ini juga bertujuan meningkatkan angka partisipasi kasar (PK) perguruan tinggi dari 17% naik menjadi 30%. Joko menyebutkan saat ini politeknik yang telah bermitra dengan SMK diantaranya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Manufaktur Bandung, Akademi Tehnik Mesin Industri (ATMI) Surakarta, dan Politeknik Negeri Malang. Sedangkan SMK plus 1 dapat melakukan kegiatan praktik produksi. Para siswa SMK yang sudah mengikuti UN, dapat melakukan kegiatan produksi, misalnya, merakit sepeda motor, notebook dan peralatan elekronika. "Nanti akan dikombinasikan pada tahun keempat yang masuk kategori D1," katanya. Joko membahkan SMK juga didorong untuk membangun pebisnis pertanian yang tangguh pada 5 hingga 10 tahun mendatang. Program pemantaban SMK pertanian dilakukan untuk menghasilkan lulusan yang berkiprah dalam dunia pertanian. Mulai dari

dikonversikan dengan uang, berapapun jumlahnya. Prediksi Thomas Robert Malthus bahwa pertumbuhan produksi pangan tak akan mampu mengejar laju pertumbuhan penduduk, agaknya benar adanya. Tingkat kesehatan yang terus meninggi di seluruh negara, membuat penduduk yang meninggal di usia muda makin sedikit. Di sisi lain, kemakmuran yang terus membaik dalam beberapa dekade, membuat fertilitas naik, sehingga pertumbuhan penduduk dunia terus melonjak. Pada saat bersamaan, miliaran penduduk usia produktif akan berpaling menjadi pekerja korporasi dan manufaktur. Pertanian yang dianggap sebagai ekonomi gelombang pertama ditinggalkan, dan hanya eksis di negara-negara ber-GDP rendah. Kesenjangan antara produksi dan tingkat konsumsi pangan pun menganga lebar. Para petani yang masih bertahan dengan aktivitas produksi pangan akhirnya tak

mampu lagi menjadi pemasok bahan pangan bagi para pekerja nonpertanian di seluruh dunia. Akibatnya, krisis pangan global mengancam. Negara-negara penghasil pangan yang telah beralih menjadi negara industri baru, kelabakan memenuhi kebutuhan perut warganegaranya sendiri. Kemaruk mereka menyulap lahan pertanian menjadi pabrik, ternyata berdampak inflasi pangan yang tak mampu mereka tutup dengan uang hasil penjualan produk manufaktur. Penyebabnya sederhana, saat krisis pangan global melanda, tak sebuah negarapun mau berbarter mobil dengan beras, pesawat dengan gandum, atau komputer jinjing dengan jagung. Negara-negara yang masih punya bahan pangan tidak mau menjual pangannya ke negara lain, karena untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja tidak cukup. Negara-negara adisenjata akhirnya akan mengerahkan angkatan perangnya untuk

menguasai sumber bahan pangan dunia. Sebaliknya, negara-negara penghasil pangan akan berupaya melawan dengan melakukan embargo, tidak mau berbagi pangan dengan negara agresor. Konflik dan perang pun akan berkecamuk di mana-mana, bukan lagi karena masalah ideologi, kekuasaan, atau politik, melainkan karena berebut pangan. Mengerikan... Tapi, maaf, apa yang saya tulis hanya mimpi buruk saya, yang terjadi pada saat harga bahan pangan membubung tinggi menjelang Ramadan tiba. Saya tentu berdoa, mudahmudahan mimpi saya tidak menjadi kenyataan. Meskipun saya tahu, Vietnam dan Filipina yang dulu penghasil beras kini telah menjadi pengimpor beras, Indonesia kini berada di ambang status sebagai negara pengekspor dan pengimpor pangan, sementara Thailand terus menurunkan target ekspor berasnya lantaran produksi tetap dan konsumsi dalam negeri meningkat pesat.

Kementerian Pendidikan Prioritaskan Kemitraan SMK Politeknik

Kementerian Perdagangan Genjot Eskpor Pulp Pulp dan kertas masih menjadi andalan ekspor nasional. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, industri pulp dan kertas Indonesia memiliki prospek yang cerah

untuk dikembangkan. “Industri ini bersifat padat karya (labour intensive) dan sangat penting karena berhasil menyerap tenaga kerja lebih dari 200.000 orang,” kata Menteri dalam peluncuran ekspor produksi ke-21 juta ton pulp di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, (18/8/2010). Selama lima tahun terakhir, ekspor pulp dan kertas selalu mengalami peningkatan, walaupun sempat menurun di tahun 2009 akibat masa krisis global. Pada tahun 2005, ekspor pulp dan kertas sebesar US$ 3,25 miliar mengalami kenaikan pada tahun 2006 menjadi sebesar US$ 3,97 milliar. Tahun 2007 kembali meningkat mencapai US$ 4,44 milliar; dan tahun 2008 mencapai sebesar US$ 5,22 milliar. Sementara tahun 2009 sedikit mengalami penurunan yaitu US$ 4,27 milliar. “Memasuki periode Januari-Mei 2010 kinerja ekspor pulp dan kertas telah mencapai US$ 2,21 milliar dan mengalami peningkatan sebesar 49,26% dibandingkan periode yang sama di tahun 2009 yang sebesar US$ 1,62 m i l i a r, s e r t a m e m b e r i k a n sumbangan sebesar 4,51% terhadap total ekspor nonmigas,” jelas Menteri. Menurut Mari Elka, hal itu dimungkinkan karena Indonesia memiliki letak geografis, jumlah penduduk sekitar 234 juta yang merupakan pasar domestik yang besar serta biaya produksi yang bersaing dan relatif lebih rendah dibandingkan dengan negaranegara di Eropa, Amerika Utara dan Amerika Selatan. “Saya kira, potensi hutan Indonesia masih dapat dikembangkan dalam skala yang lebih besar lagi,” tandas Mari Elka. (depdag. go.id)

Katakan Tidak

!

pada Narkoba

Wajah Kita

Pangan Malam itu saya bermimpi. Kelak, bahan pangan akan menjadi komoditas yang sangat mahal dan langka. Banyak penduduk dunia punya uang, akan tetapi tidak punya cukup bahan pangan. Mereka frustrasi, karena uang yang mereka miliki ternyata tak menjamin perut mereka bisa kenyang setiap hari. Jika dulu orang-orang kaya cukup menunjukkan kartu kredit untuk membeli berton-ton roti, daging, telur, buah, susu dan apapun yang mereka inginkan, suatu ketika uang baik uang kartal maupun giral tak lagi berguna. Pangan akan menjadi hal tak ternilai, yang tak bisa

Meskipun saya tahu, banyak negara-negara di benua Asia, Afrika, bahkan Eropa dan Amerika, kini telah menjadi pengimpor pangan sejati. Meskipun saya tahu, di seluruh negara di dunia kini terjadi defarmisasi, lahan pertanian makin menyempit digasak permukiman, perkantoran dan industri, sementara ekstensifikasi lahan nyaris tak terjadi. Meskipun saya tahu, para generasi muda kini tak ada lagi yang bercita-cita menjadi petani, semua ingin menjadi pegawai kantoran, karyawan korporasi, atau setidaknya pekerja industri. Saya akan tutup mata terhadap semua itu, dan menganggap semuanya tetap sebagai mimpi. Bukankah ada pepatah Jawa, ono dino ono upo, ada hari tentu ada nasi. Maka saya pun tenangtenang saja, paling tidak untuk hari ini, entah esok atau lusa. Bagaimana dengan anda? (gun).


12

Edisi 13

Tahun VI Agustus 2010

www.bipnewsroom.info

Merajut Kebanggaan

Phinisi Bulukumba

Desir angin dan suara gelombang Pantai Tanaberu Kecamatan Bontobahari, Bulukumba seolah tersentak kesibukan galangan kapal milik H. Muslim Baso. Suara genset penghasil listrik ditingkah suara pahat beradu dengan kayu dan mesin penyerut papan. Irama ritmis dari pukulan palu membentuk melodi dinamis saling berkejar menyelesaikan mahakarya kapal yang ujungnya tampak menjorok keluar garis pantai berpasir putih lembut. Galangan kapal tradisional milik Muslim Baso adalah salah satu tempat membangun kapal kayu Phinisi. Perahu jenis pajala atau jolor yang biasa digunakan nelayan menangkap ikan sejak masa lalu. Karya yang mengundang decak kagum lantaran kerangka kapal dibangun setelah pembuatan dinding. Mengandalkan naluri serta pengalaman, bukan perhitungan teknik rumit lazimnya pembuatan kapal modern. Tak terhitung jumlah Kapal Phinisi yang menjelajah saentero dunia. Ada yang digunakan sebagai kapal wisata oleh peminat luar negeri. Hingga pesanan khusus dari bangsa sendiri sebagai kapal kargo yang biasa melayari ruterute panjang dan sarat tantangan alam. Butta Panrita Lopi berarti daerah para ahli pembuat perahu. Di sepanjang pantai Bulukumba, banyak ahli perahu mengolah kayu pilihan. Mulai kayu besi, jati, bitti, nyamplung, dan kosambi. Untuk mengisi sekat-sekat digunakan bambu Baru Pering atau kulit kayu Baru Gelang. Bahan alam penyusun Kapal Phinisi, yang akhirakhir ini sebagian sulit dicari. Tapi, julukan Butta Panrita Lopi membuat banyak warga termasuk H. Muslim Baso berusaha melestarikan budaya dan keahlian unik membangun Phinisi. Sebuah kebanggaan yang akan dipertahankan sepanjang masa. (agussbudiawan)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.