6 minute read

Scientist dan Akselerator Publikasi UM

Foto sang akselerator

dok. Pribadi

Advertisement

Riwayat Pendidikan

• S-1 Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang (2000-2004)

• S-2 Fisika ITS (2006-2008)

• S-3 Fisika ITS (Under Research Collaboration with The University of Tokyo & RIKEN Nishina Center Japan) (2011-2015)

Nama : Dr. Ahmad Taufiq, S.Pd, M.Si

TTL : Probolinggo. 18 Agustus 1982

Hobi : Menulis

Riwayat Pekerjaan

• Dosen FMIPA UM (2004-sekarang)

• Ketua Tim Percepatan Publikasi Internasional UM (2016-2018)

• Kepala Pusat Publikasi Akademik UM (2019-sekarang)

• Ketua Research Group Material Science UM (2016-sekarang)

Publikasi pada Jurnal Internasional

• Radar absorption performance of Fe3O4/AC/PANI nanocomposites prepared from natural iron sand: International Journal of Engineering (2020).

• Investigation of structural, magnetic and antibacterial activities of CrxFe3-xO4 ferrofluids: Molecular Crystals and Liquid Crystals (2020). Penghargaan

• Penerima Satyalancana Karya Satya X Tahun (2018)

• International Best Paper Award of Journal Atom: Indexed by Scopus & Thomson Reuthers (2017)

• Dosen Berprestasi I UM (2016)

• Dosen Terbaik I FMIPA UM (2016)

• The Best Presenter: Seminar Hasil Penelitian Peningkatan Kapasitas Riset RISTEKDIKTI (2016)

Motto Hidup Sukses bukanlah kebetulan, sukses adalah do'a kerja keras, tekun belajar, berkorban dan yang terpenting ialah mencintai pekerjaan Anda

Beberapa karya ilmiahnya sudah banyak dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus dan Web of Science. Dalam tiga tahun terakhir ini, beliau menduduki Peringkat I di UM dalam publikasi ilmiah internasional. Pada awal tahun 2020, publikasinnya tercatat sebanyak 100 publikasi yang terindeks Scopus dan Web of Science. Ini sangat luar biasa karena mempublikasikan karya tulis yang terindeks tersebut bukan persoalan sederhana, tapi berat yang membutuhkan usaha yang sangat keras. Beliau juga mempunyai karya buku nasional seperti Super Tips dan Trik Fisika SMA, serta 2 book chapter internasional terindeks Web of Science. Ialah Ahmad Taufiq, seorang predikat Dosen Terbaik UM. Berikut hasil wawancara langsung dengan Ahmad Taufiq.

Apa motivasi Anda dalam membuat karya tulis yang terindek Scopus?

Yang utama pastinnya untuk memajukan UM, dahulu kita tahu bahwa publikasi ilmiah UM di jurnal internasional terindeks Scopus sangatlah sedikit, pada awal tahun 2015 kita masih peringkat 45 nasional terkait jumlah publikasi internasional terindeks Scopus dan dosen yang membuat karya ilmiah tersebut hanya beberapa saja. Salah satu sebab itulah, membuat kami dan temanteman lain untuk terus berkolaborasi dalam mempublikasikan karya ilmiah di jurnal internasional bereputasi. Alhamdulillah, semenjak Tim percepatan Publikasi Internasional (TPP) mulai tahun 2016 dibentuk dan kebetulan saya diamaahi sebagai ketua, banyak layanan naskah dosen dan mahasiswa yang kami dampingi telah terpublikasi di jurnal internasional bereputasi, sehingga peringkat UM saat ini naik tajam menjadi sekitar 20-an. Tentunya motivasi besar juga adalah bagaimana agar karya ilmiah tersebut juga memberikan manfaat bagi masayarakat luas.

Karya yang paling mutakhir tentang apa dan keuntungannya apa?

Karya mutakhir kami adalah terkait fabrikasi nanomaterial berbasis magnetit (Fe3O4) dari bahan alam lokal Indonesia pasir besi

yang kemudian diaplikasikan sebagai pembuatan magnetik cair. Bersama teman-teman research group di Jurusan Fisika, selanjutnya kami kembangkan untuk aplikasi antiradar, sensor, antibakteri, termasuk yang terbaru kami kembangkan sebagai terapi kanker. Semua bahan baku nanomaterial ini diambil dalam bahan alam Indonesia.

Bagaimana anda menemukan gagasan tersebut?

Kami terus melakukan kolaborasi dengan beberapa kolega dalam melakukan riset dan pubikasi ilmiah internasional. Awalnya, sekitar tahun 2015, daerah Lumajang dan daerah lainnya menjadi pemasok pasir besi yang dijual dengan harga sekitar 250 ribu dalam satu truk. Setelah diuji, kandungan magnetit yang terdapat pada pasir besi tersebut sangat besar dengan kualitas bagus. Apabila itu dijual dalam bentuk bahan jadi melalui sentuhan sains dan Teknologi di laboratorium menjadi nanomaterial maupun magnet cair, maka dalam 1 paket dalam ukuran gram atau mL dapat dihargai ratusan ribu yang mengalami peningkatan harga drastis dibandingkan harga bahan mentah. Tentunya juga peningkatan fungsi yang selama ini hanya sebagai bahan bangunan menjadi material yang bernilai teknologi tinggi.

Apa saja yang dinilai saat publikasi di jurnal yang terindek Scopus?

Tentunya yang dinilai untuk bisa publikasi di jurnal terindeks Scopus atau Web of Science adalah kualitas artikel, baik dari aspek kualitas riset maupun kualitas tata tulis. Sebenarnya Scopus sendiri sudah memiliki sistem penilaian kualitas jurnal yang dapat diketahui melalui Scimago Journal Rank (SJR). SJR ini menilai sejauh mana jurnal ilmiah memiliki dampak scientific atau tingkat pengaruh berdasarkan sitasi oleh jurnal lain dalam periode tertentu. Sementara di Web of Science dapat dilihat melalui nilai Imfact Factor. Bagaimana tips dan triks bagi dosen membuat karya tulis yang terindek Scopus?

Lagi lagi saya katakan adalah pentingnya kolaborasi dengan kolega, dosen ataupun mahasiswa di dalam ataupun luar UM, serta menjalin network dengan peneliti-peneliti dalam negeri dan luar negeri sehingga banyak gagasan dan ide baru yang berkaitan, serta kolaborasi untuk membuat hal yang baru terkait riset. Menulis karya ilmiah itu juga harus memiliki mental seperti baja dan tidak mudah putus asa. Karena di saat publikasi, sudah hal biasa kalau terjadi penolakan oleh suatu jurnal. Kalau bisa ya dicoba lagi, sampai sukses. Menulis karya ilmiah itu tidak cukup hanya 3 hari 4 hari saja, bisa berbulanbulan atau bahkan bertahun-tahun harus fokus tidak boleh terganggu. Setiap penulis harusnya banyak membaca referensi, kalau bisa itu minimal 1000 referensi terkait dibaca sehingga wawasan kita bertambah. Tidak hanya sibuk dengan data riset sendiri, tapi harus belajar membandingkan dengan data hasil riset lain yang sudah terpublikasi sehingga kualitas tulisan kita bisa maksimal.

Kendala apa saat penulisan karya tulis ini?

Kalau di research group kami, Alhamdulillah sampai sekarang tidak banyak kendala berarti yang dialami karena kami terus melakukan kolaborasi. Kendala yang sering terjadi pada teman-teman dosen dan mahasiswa, biasannya teman-teman banyak yang sudah putus asa di tengah jalan. Apalagi kalau publikasi yang dikejar hanya kenaikan jabatan atau cepat lulus dan mindset-nya hanya accepted, cepat diterima tanpa adannya kerja keras, ya mohon maaf, langsung selesai. Selain itu juga tergantung dari kualitas datanya. Kalau data biasa saja, ya memolesnya butuh usaha yang luar biasa. Data bagus tapi tidak mampu diolah dengan baik akhirnya juga tidak bagus, jadi tergantung kitannya. Berdasarkan pengalaman, Alhamdulillah bagi teman-teman dosen dan mahasiswa yang sudah didampingi dan tembus publikasi terindeks Scopus apalagi Web of Science itu biasannya ketagihan dan berikutnya banyak lolosnya. Jadi, sebenarnya menulis karya ilmiah itu kunci pentingnya ada di hasil penelitian, penulisannya, dan mau bekerja keras.

Apa harapan untuk UM agar lebih baik lagi?

Saya sangat berharap untuk publikasi di jurnal internasional bereputasi oleh civitas UM meningkat drastis. Minimal per dosen mampu menghasilkan 1 publikasi per tahun, sehingga diharapkan kurang lebih 1000 publikasi dihasilkan pertahunnya, sehingga peringkat UM bisa naik menjadi 10 besar. Harapan berikutnya, semoga jumlah publikasi bisa merata dihasilkan oleh seluruh fakultas, tidak hanya dihasilkan oleh dosen-dosen FMIPA dan FT seperti selama ini. Tentunya juga kemanfaatan publikasi tersebut juga dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

Setiap tahun targetnya berapa kali penelitian?

Tahun kemarin saya menargetkan sekitar 4 proposal sebagai ketua ke DRPM pusat untuk melakukan penelitian dan alhamdulillah diterima semua tahun 2020 ini. Untuk tahun ini kami menargetkan 17 proposal baik penelitian maupun pengabdian karena ada skema penelitian PNBP UM yang dikelola LP2M, tetapi kami tidak tahu yang diterima berapa. Yang penting kita sudah berikhtiar. Bagi kami, target penelitian tidak hanya bagaimana membuat proposal, akan tetapi bagaimana melakukan riset dengan baik dengan output tercapai sesuai dengan yang dijanjikan.

Apakah dalam penelitian mengajak tim yang terdiri dari dosen atau mahasiswa? Kami selalu melibatkan dosen dan mahasiswa dalam penelitian. Karena di dalam penelitian, keahlian setiap orang itu berbedabeda, maka perlu memoderisasi dan sebagainya, itu harus ada ahlinnya sendiri. Jadi kita harus berkolaborasi, termasuk dengan kolega di luar UM atau peneliti dari luar negeri. Prinsip kami, kesuksesan riset dan publikasi ada di kolaborasi, bukan di kompetisi. Bagi kami, melibatkan mahasiswa dalam riset bertujuan untuk membantu menyelesaikan skripsi/tesis/disertasinya dan membantu mahasiswa dalam mempersiapkan mereka untuk melanjutkan jenjang studi yang lebih tinggi. Alhamdulillah, kami selalu melakukan kolaborasi dengan perguruan tinggi lain di Indonesia, serta dengan perguruan tinggi dan lembaga riset terkemuka di dunia seperti Universitas Tokyo, RIKEN Japan, SLRI Thailand, UTM Malaysia, Unversitas Groningen Belanda, dll. Bahkan mahasiswa kami setiap tahun kami kirim melakukan riset di lembaga-lembaga tersebut.Izam

Quotes

Nafas ilmuwan mengalir dalam tubuhnya Tingkatkan rasa peka, temukan data berharga Meski payah pantang baginya kata ‘menyerah’. Jika kolaborasi menjadi jalan terbaik mengapa harus sendiri Akan selalu ada rekan yang siap menggandeng tangan Menyelesaikan misi publikasi Memintal benang-benang penghargaan.

This article is from: