Hal 31_oke

Page 1

31

--koranmandar/ Shalahuddin

EDISI 0 1 8 TTAHUN AHUN I 01

Salim S. Mengga berpelukan dengan Anwar Adnan Shaleh disaksikan oleh Aladin S. Mengga

apa yang dilakukan manusia, kalau tuhan sudah menentukan itu tidak ada yang bisa menghalangi. Jadi kapan cukup kursi partai pendukung? Pasca berangkat dari Jakarta, tiba malam di Bandara Hasanuddin. Alhamdulillah jam sepuluh ada masuk partai satu, yakni PBR. Berarti sudah 5 kursi. Saya bilang sama pak Salim, “Pak Jendral, belum cukup kursi ini”. “Ya, tidak apa-apa. Kita bersabar saja. Mari kita berzikir Pak Jawas”, ucap pak Salim. Kami tawakkal waktu itu, berangkat malam langsung ke sini (Mamuju) jam sembilan dengan mobil pribadi. Alhamudilillah, saat kami masuk di Parepare masuk lagi dua kursi waktu itu. Jadi, lima tambah Barnas dan PPD. Jadi langsung cukup tujuh. “Alhamdulillah, sudah cukup ini Pak Jawas”, bilang Pak Salim. Tiba jam delapan pagi di Mamuju. Ada keyakinan di salah satu calon gubernur bahwa Pak Salim dan

Jawas tidak akan maju. Tidak mungkin. Tidak cukup partainya. Sebenarnya mereka mau daftar jam empat sore waktu itu. Kan batasnya jam 12 malam. Waktu itu mereka ramai-ramai di rujab. Naiklah mereka mendaftar ke KPU jam sebelas. Sebelumnya singgah adakan acara di mesjid. Awalnya mereka rencana jam empat sebab sudah paten bahwa Pak Salim dan Jawas tidak maju sehingga mereka majukan. Jadi, saya dengan pak jendral membiarkan saja mereka berpasangan. Karena bunuh diri namanya itu. Belum ada sejarahnya “lawan paket dengan lawan”. Tidak ada sejarah di Indonesia pilkada apa pun. Waktu itu, berbondongbondong kurang lebih 127 mobil yang mengantar saya dan Pak Salim. Kaget mereka. Sebab kan berdekatan Hotel Tipalayo dengan markasnya. Menurut informasi dari pihak mereka, “Itu calon gubernur mondar-

mandir keliling begitu pusingnya. Dia bilang, “Habis kita ini. Ternyata pak jendral akan maju.” Waktu itu, setelah mereka mendaftar ke KPU, calon wakilnya diminta menemui Jendral Salim. Memang bijak pak Salim, dia bilang, “Adikku, majulah. Saya mendaftar sebentar ini. Jam empat.” Bertanya adiknya, “Bagaimana dengan partainya kanda”? Jawab Pak Salim, “Itu urusan saya. Tidak cukup partaiku itu urusan saya. Bersamalah dengan dia”. Jadwal kami jam 4-5 untuk daftar. Jadi berpesan pak jendral kepada adiknya. Pertama jangan khianati pasangannya. Bersamalah, saya merestuimu. Kedua, jangan cerita kejelekan lawan di saat kamu berkampanye. Itu saja dua. Juga, jangan terlalu banyak ketemu dengan saya. Sebab jangan sampai di belakangnya ada yang beranggapan negatif. Jawas Gani adalah Ketua PAN Provinsi Sulawesi Barat. Waktu

pemilihan legislatif beberapa waktu lalu, Jawas Gani ikut bertarung untuk anggota DPR-RI dari partai yang didirikan Amien Rais. Tapi Jawas Gani tidak lolos. Di PAN, dia berada di urutan kedua. “Perbedaanya tipis, hanya empat ribuan. Saya hanya keluar biaya tujuh ratusan juta, sedang yang di atas saya sampai tujuh miliar. Itu pun dulu saya terlambat bergerak,” ungkap Jawas Gani. Pada pemilihan gubernur Sulawesi Barat yang lalu, Jawas Gani adalah orang penting dalam tim sukses pasangan AAS – Amri Sanusi. Demikian juga dalam pertarungan pilkada Mamuju waktu lalu. Jawas Gani ketua tim sukses SDK. Keduanya menang. Menarik pilgub kali ini, sebab Jawas Gani berseberangan dengan kolega politiknya di dua pilkada: AAS (Gubernur Sulawsi Barat) dan SDK (Bupati Mamuju). Sekarang Jawas Gani berpasangan dengan Salim S. Mengga. Itulah yang menjadikan posisi Jawas Gani sangat diperhitungkan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.