16
Koran Sumatera Hari ini
Lintas Begal Gunakan Sistem Kaderisasi? JAKARTA. SHI Aksi begal seperti tak ada habis-habisnya. Meski sudah banyak dilibas, kaderisasi mereka tak putus. Buktinya, tiga pencuri dan pembegal sepeda motor berisial, JD, 20; FB, 23 dan SF, 16 yang diamankan Subdit Resmob Reskrimum Polda Metro Jaya, diduga merupakan hasil kaderisasi kelompok dari Lampung Timur. Mereka diduga sedikitnya sudah 30 kali beraksi di kawasan Depok, Jawa Barat sejak 2015 ini. ”Kami menduga ada tindakan semacam itu (kaderisasi),” kata Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Handik Zusen, Minggu (25/10) di Mapolda. Namun, Handik menegaskan, pihaknya masih harus melakukan penelusuran lebih jauh untuk memastikan. Yang pasti, Handik menjelaskan, berdasarkan pengakuan pelaku mereka berasal dari Lampung Timur. Bahkan, yang paling muda, SF, diketahui tinggal sekampung dengan pimpinan kelompok berinisial IP yang kini masuk daftar pencarian orang. Handik menambahkan, dari beberapa kelompok asal Lampung yang sudah ditangkap, diketahui sebagian besar merekrut pemuda yang usianya di bawah 20 tahun bahkan dibawah umur. ”Ini berbahaya, karena ini jadi seperti pengkaderan,” kata Handik. Dikhawatirkan Handik, akhirnya anak-anak di bawah umur itu nantinya akan membentuk kelompok baru dengan cara yang sama. (boy/jpnn)
Senin, 26 Oktober 2015
Tangan Dan Kaki Pemancing Ini Putus Dicabik Buaya
Karaoke Terbakar, 12 Pengunjung Tewas MANADO. SHI Kebakaran hebat terjadi di tempat karaoke Inul Vista Manado, Sulawesi Utara, Minggu (25/10) dini hari sekitar pukul 01.00 Wita. Si jago merah mengamuk dan menghanguskan bangunan dan tak hanya itu. Tragisnya 12 orang pengunjung yang sedang asyik berkaraoke tewas terpanggang. Para korban kebakaran yang terjadi di Jalan AJ Sondakh, Kawasan Megamas, Manado tersebut dievakuasi ke RSUP Prof dr RD Kandou Malalayang. Umumnya para korban tidak mengalami luka serius di bagian tubuhnya. Mereka diduga tewas akibat sesak nafas dan kekurangan oksigen lantaran terkurung dalam ruangan. Pihak Kepolisian Resor Kota Manado mengatakan, 12 korban tewas kebakaran Karaoke Inul Vizta merupakan pengunjung. “Kebakaran korban tewas adalah pengunjung,” kata Kapolres Manado Kombes Pol Rio Permana, Minggu (25/10/2015). Menurut Rio, para pengunjung terjebak di lantai 2 dan 3, sementara para karyawan berhasil menyelamatkan diri terlebih dahulu sebelum api semakin membesar. (pojoksatu/pas/jpnn)
ingin berlangganan
koran hubungi agus : 08197811000
Kondisi tubuh korban saat dievakuasi kerumah warga.
BANYUASIN. SHI Nyawa Adi Ismanto (27), warga Lrg Sukamto, PTC Palembang,
harus meregang secara tragis. Ia tewas setelah diterkam buaya ukuran empat meter dan mencabik-
jadi sekitar pukul 18.15 wib, Sabtu (24/10) lalu. Dari informasi dirangkum, kejadian berawal ketika korban dan kedua rekannya, Lala (30) dan Oma (27) membawa dua sepeda motor untuk memancing ikan di Sungai Batang Hari Kedukan Primer B2, Desa Tirta Mulia, Pulau Rimau, sekitar pukul 17.00 wib. Saat itu, sempat terjadi dialog antara korban dengan kakak ipar yang menanyakan mata kail. Dijawab korban ambil saja dalam dompet. Saat itulah, tiba-tiba spontan saja buaya ganas itu muncul dan langsung menerkam dan memakan korban dan membawa tubuhnya kedalam air. Khairul (47), warga setempat mengungkapkan jika warga sempat mendengar teriakan. “Kami mendengar suara teriakan minta tolong. Sontak saja warga keluar rumah kemudian melihat keganasan buaya itu melempar tubuh korban ke speadan sungai. Hingga korban tak bernyawa,” jelasnya. Korban langsung dievakuasi kerumah keluarga istrinya yakni Sinta (20), sekitar pukul 24.00 wib. Kemudian keluarga korban dari Palembang menjemput korban dibawa langsung kerumah orang tuanya sekitar pukul 02.00 wib dinihari untuk dimakamkan di TPU Palembang. Sementara Kapolres Banyuasin, AKBP Julihan Muntaha SIK, melalui Kasat Reskrim AKP Agus Sunandar Foto. Heri/SHI ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian menimpa korban. “Korban cabik tubuhnya. Korban harus tewas diterkam buaya dan selesai kehilangan tangan kanan dan dievakuasi sekitar pukul 24.000,” kaki kiri akibat amukan buaya ter- singkatnya. (her)
Ketika Sejumlah Negara Mengebiri Predator Anak SEJUMLAH negara di dunia sudah memberlakukan hukuman kebiri kepada paedofil alias pelaku kejahatan seksual terhadap anak. Tiongkok dan Korea Selatan (Korsel) menjadi negara Asia yang menerapkan praktik tersebut sejak zaman nenek moyang. Sampai sekarang pun, Negeri Ginseng masih mempraktikkan jenis hukuman itu. Menjelang akhir 2012, Korsel masih menjatuhkan vonis kebiri terhadap pemerkosa bocah belia. Lee Myung-bak, yang saat itu menjabat Presiden, langsung mengusulkan pengebirian kimiawi sebagai hukuman. ”Itu tampaknya menjadi cara yang paling ampuh untuk menghentikan kejahatan seksual terhadap anak-anak,” ujar dia saat itu kepada Korea Times. Untuk mengebiri pelaku kejahatan seksual terhadap anak, polisi harus bekerja sama dengan dokter. Sebab, pengebirian kimiawi berkaitan dengan obat. Obat yang berfungsi sebagai senjata perenggut libido itu bisa diberikan
dengan dua cara. Yakni, lewat suntikan atau pil dan tablet yang dikonsumsi secara oral. Meski cukup ampuh merenggut ”hasrat,” pengebirian kimiawi tidak bersifat permanen. Pemandulan lewat suntikan atau obat-obatan oral itu akan langsung berhenti jika penjahat seksual tersebut berhenti menerima injeksi atau mengonsumsi pil. Itulah yang lantas memantik kontroversi, baik di dalam maupun luar Korsel. Di mata Don Grubin, pakar psikiatri forensik Newcastle University, pengebirian kimiawi tidak lebih dari simbol semata. ”Itu tampak seperti ambisi kita untuk memotong tangan pencuri yang tertangkap basah ketika beraksi,” ujarnya. Juga, semangat itu hanya muncul saat peristiwa tersebut terjadi. Begitu peristiwa itu berlalu, semangat untuk mengebiri para pelaku kejahatan seksual terhadap anak pun ikut kendur. Bahkan, di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, pengebirian belum sepenuhnya bisa diterima masyara-
kat. Namun, praktik pengebirian tetap terjadi di dua benua paling maju tersebut. Di mata Don Grubin, pakar psikiatri forensik Newcastle University, pengebirian kimiawi tidak lebih dari simbol semata. ”Itu tampak seperti ambisi kita untuk memotong tangan pencuri yang tertangkap basah ketika beraksi,” ujarnya. Juga, semangat itu hanya muncul saat peristiwa tersebut terjadi. Begitu peristiwa itu berlalu, semangat untuk mengebiri para pelaku kejahatan seksual terhadap anak pun ikut kendur.
JADI SYARAT REMISI Sementara itu, di beberapa negara seperti Argentina, Australia, Estonia, Israel, Moldova, Selandia Baru, Polandia, dan Rusia merupakan contoh negara yang menjadikan suntikan pengebirian sebagai remisi. Di AS, sedikitnya ada sembilan negara bagian yang sudah menerapkan pengebirian kimiawi untuk membuat jera para penjahat
seksual. Yakni, California, Florida, Georgia, Iowa, Louisiana, Montana, Oregon, Texas, dan Wisconsin. Sembilan negara bagian tersebut menjadikan pengebirian kimiawi sebagai hukuman yang sah melalui undang-undang (UU). Sayang, Negeri Paman Sam tidak punya data yang bisa membuktikan efektivitas hukuman tersebut. Tidak jelas pula berapa kali negara-negara bagian AS itu mengebiri penjahat seksual lewat suntikan atau pil. Kendati demikian, sampai sekarang jenis hukuman kontroversial yang dikecam keras Amnesti Internasional (AI) itu tetap berlaku. ”Jika pengebirian itu dilakukan atas permintaan si pelaku, tidak ada masalah. Tapi, jika itu dipaksakan, akan banyak masalah yang muncul,” beber Don Grubin, pakar psikiatri forensik Newcastle University. Karena itulah, tidak semua dokter mau menjadi eksekutor hukuman kebiri. (CNN/citizendigital/ dailycaller/hep/jpnn)
E-Voting Pilkades Banyuasin Miliki Dua Keunggulan
Erwin Ibrahim
Harobin Mustofa
BANYUASIN. SHI Banyuasin satu diantara daerah yang ada di Indonesia dan baru pertama kali mengunakan elektronik-Voting (e-Voting) pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Meskipun metodenya sama, ada dua keunggulan dibandingkan dengan daerah lain, yang lebih dahulu telah melaksanakan e-voting Pilkades tersebut. Alasannya kenapa, karena jumlah desanya yang paling banyak melaksanakan e-Voting Pilkades mencapai
Dr Hammam Riza
161 desa dan kartu pemilih dengan mengunakan e-KTP. Inilah yang membuat Kabupaten Banyuasin disebut-sebut untuk dijadikan percontohan penyelengaraan Pemilu di Indonesia. Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) dengan menggunakan sistem e-Voting yang digelar dalam beberapa desa di Kabupaten Banyuasin, disebut sebagai miniatur untuk cikal bakal pada Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh, Deputi
TIEM BPPT, Dr Hammam Riza saat meninjau pelaksanaan e-voting Pilkades di Desa Rejo Dadi Kecamatan Sembawa, Sabtu (24/10). "Meskipun pemilihan itu ditingkat yang paling bawah, akhirnya dengan melihat e-voting Pilkades di Banyuasin kami merasa lebih yakin kalau wacana e-Voting bisa digunakan juga pada Pilpres, Pileg dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun akan datang," tegasnya. Hammam mengatakan, kehadiran e-voting di beberapa Kabupaten merupakan suatu cita-cita besar bagi bangsa Indonesia untuk melakukan reformasi terhadap penyelengaraan Pemilu dengan manfaatkan kemajuan teknologi. Sebab menurutnya e-Voting mampu bekerja secara cepat, tepat dan akurat, untuk melihat hasil rekapitulasi perhitungan suara. Selain itu, kelebihan dari e-Voting memiliki tingkat keamanan yang sangat terjamin dan tidak bisa
dimanipulasi. "Kita berharap dengan e-voting tersebut, tidak ada lagi kecurangan dalam Pemilu sehingga azaz pemilu dapat tercapai. Bukan hanya itu, manfaat dari e-voting Pilkades yakni lebih fraktis, hemat waktu atau cepat dan akurat," ungkapnya. Sementara itu, Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian menyampaikan apresiasi atas kerjasama dan partisipasi dari pemerintah pusat yang telah berkunjung di Bumi Sedulang Setudung guna meninjau langsung pelaksanaan e-voting Pilkades. Ada lima desa dihari pertama pelaksanakan e-Voting
Panitia pelaksana E-Voting.
Pilkades yakni Desa Tanjung Agung Kecamatan Banyuasin III dan Desa Rejo Dadi, Limbang Mulya, Sako Makmur serta Pulau Muning Kecamatan Sembawa dari 161 desa. "Dari pelaksanaan e-voting Pilkades di Banyuasin, kita b e rh a r a p a k a n menjadi barometer dalam penyelengaraan Pemilu di Indonesia yang akan datang dengan mengunakan teknologi modern," singkatnya. (her)
Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian
Dr Hammam Riza didampingi Bupati Banyuasin Yan Anto Ferdian SH melakukan cross check Pilkades.