Koran Sumatera Hari ini
sumsel
Senin, 26 oktober 2015 5
banyuasin, muba, Prabumulih, Muara enim, Lahat, Pali
lintas daerah Warga Tagih Janji PT Mitra Ogan SEKAYU, SHI Belum menerima janji pihak perusahaan PT Perkebunan Mitra Ogan selama 9 tahun. Ratusan warga Desa Tanjung Bali Kecamatan Batanghari Leko mempertanyakan hak plasma yang memang diperuntuhkan warga apabila menyerahkan lahan guna dipinjam pakai oleh Mitra Ogan. ”Sudah lama, hampir 9 tahun tapi hak kami yang dijanjikan sesuai dengan berita acara tidak kunjung dikasihkan. Padahal janji manajemen Mitra Ogan apabila panen langsung diberikan kepada warga yang menyerahkan lahannya,” ungkap A Roni (60) warga Dusun 3 ini ditemui dikediamannya, kemarin. Dia mengatakannya, pada perjanjian penyerahan lahan untuk dikelola oleh perusahaan, pihak perusahaan menjanjikan akan memberikan 40 persen lahan plasma, sementara pihak perusahaan 60 persen. Tapi kenyataannya, janji itu tidak dipenuhi ketika panen pertama. ”Untuk saya sendiri itu menyerahkan lahan seluas lebih kurang 20 hektar, pada tahun 2006 lalu, hingga sekarang kompensasi yang dijanjikan tidak diberikan,” katanya. Hal yang sama juga disampaikan Bambang (35) warga Dusun 1, dirinya menyerahkan lahan itu pada tahun 2005, dimana pada berita acara memang dikatakan anak diberikan lahan plasma bagi masyarakat sebesar 40 persen. Ketika masyarakat menyerahkan lahan dengan sistem pinjam pakai dengan batas waktu penggunaan lahan. ”Kita sudah menanyakan, kemanajemen melalui pihak pemerintah desa tapi jawabannya, lagi mendata dan memvalidasi lahan yang diserahkan warga. Tuntutan kami sudah 1 tahun lalu diajukan, tapi jawaban perusahaan itu saja,” bebernya. Sementara itu Kepala Desa Tanjung Bali, Indra Jaya membenarkan, adanya warga yang mempertanyakan serta menuntut hak mereka dimana janji perusahaan akan memberikan 40 persen plasma. ”Kita sudah beberapa kali memfasilitasin untuk kemanajemen perusahaan, tapi hasilnya pihak perusahaan akan mendata dulu,” ungkapnya. Diakuinya, lebih kurang itu ada 100 warga yang menyerahkan lahan untuk dikelola oleh Mitra Ogan dengan total lahan lebih kurang 1000 hektar, semua warga yang memberikan bervariasi ada yang 5 hektar, 20 hektar, bahkan lebih dengan dijanjikan lahan plasma 40 persen. ”Itu zaman kades sebelumnya, tapi dari data yang ada memang ada 100 warga yang menuntut hak nya, dan tentunya sebagai pemerintah didesa kita akan mengawal untuk menuntut hak warga,” terang Kades yang sempat terkena kasus korupsi pembagian beras pada lumbung pangan di DKP oleh pihak Kejari Sekayu ini. Sekcam Batang Hari Leko, Suprapto SE saat dikonfirmasi menjelaskan jika dari keterangan pihak PT Mitra Ogan uang hasil penen sudah berada di kas koperasi perusahaan dan akan dicairkan kepada mereka yang benar-benar berhak menerima. Seperti data kepemilikan lahan harus jelas. Untuk melakukan pencairan dana bagi hasil antara warga dan PT Mitra Ogan, maka akan diminta konversi dari Pemda kepada perusahaan. (wah) Sambungan dari Halaman 1
Pedrosa Kalahkan Lorenzo...
Akan tetapi, pebalap Movistar Yamaha memenangi duel itu dan finis ketiga. Namun, insiden terjatuhnya Marquez akan diinvestigasi karena adanya dugaan kesengajaan. Dengan hasil ini, Rossi masih memimpin klasemen dengan 312 poin, hanya tinggal unggul tujuh poin dari Lorenzo di bawahnya. Pertarungan perebutan gelar juara di antara keduanya dipastikan akan berlanjut di seri terakhir, Valencia, pada 8 November. Pada jalannya balapan, duo Repsol Honda melejit di tikungan pertama. Rossi berhasil mempertahankan posisinya di baris terdepan sementara Lorenzo di posisi keempat setelah menyalip duo Ducati. Di lap kedua, Lorenzo berhasil menekan Rossi untuk mengambil alih posisi ketiga. Pedrosa masih terdepan, Marquez kedua. Masalah motor menimpa Andrea Iannone sehingga diaksa retired. Lorenzo menciptakan rekor lap sebelum akhirnya menyalip Marquez untuk berada di posisi kedua di putaran ketiga. Rossi masih mencoba membayangi Marquez namun gagal sehingga tetap di urutan keempat. Di lap keempat, Rossi dan Marquez terlibat duel seru. Salip menyalip terjadi sampai lap berikutnya sampai pada akhirnya Marquez berhasil menduduki urutan ketiga. Rossi lagi-lagi melewati Marquez sebelum disalip lagi di lap keenam. Pedrosa masih memimpin dengan selisih sekitar 0,6 detik dari Lorenzo di belakangnya. Pertarungan Rossi dan Marquez tampaknya berakhir. Marquez terjatuh di lap ketujuh setelah bersenggolan dengan Rossi. Marquez pun retired. Dalam rekaman televisi terlihat Rossi menendang Marquez, investigasi akan dilakukan. Nasib sial bagi Ducati. Di lap ke-11, Andrea Dovizioso yang berada di urutan keempat jatuh setelah adanya kontak dengan Cal Crutchlow. Di lap berikutnya, Bradley Smith melewati Crutchlow untuk naik ke posisi keempat. Pedrosa tidak tergoyahkan di posisi terdepan. Sampai lap ke-15, Pedrosa masih unggul sampai dua detik di depan Lorenzo. Rossi ketiga, Smith keempat, Crutchlow kelima.(vis)
Foto: Imam/SHI
Tampak warga sedang menunjukkan siring pembuangan air limbah (SPAL) di lingkungan RT III, Kelurahan RD PJKA Bandar Agung yang dibangun tanpa pondasi.
Tanpa Pondasi, Warga Takut Dinding Siring Ambruk Tak Sesuai Dengan Usulan RT
LAHAT, SHI Kendati niat baik pemerintah Kabupaten (pemkab) Lahat dalam membangun siring pembuangan air limbah (SPAL) di lingkungan RT III, Kelurahan RD PJKA Bandar Agung sudah dilakukan. Namun pada proses pembangunan siring itu sendiri masih tetap menuai kritik dan pertanyaan besar bagi warga sekitar. Terutama Rudi Firmana, selaku ketua RT III, yang sekaligus merupakan tokoh pemuda di kelurahan tersebut. “Yang saya heran itu, kenapa sang kontraktor tidak memasang papan proyek. Sebab
menurut saya, alangkah baiknya jika pemborongnya itu memasang papan proyek sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat,” pungkas Rudi, dihubungi via telepon, Minggu (25/10) kemarin. Sebelumnya, jelas Rudi. Pihaknya pernah mengajukan usulan ke pemerintah daerah, akan tetapi ukuran panjang siring yang pernah diajukan itu sepanjang 300 meter. Nah untuk yang dikerjakan sekarang ini tidak mencapai ukuran seperti yang diajukannya. “Kalau memang itu adalah usulan saya setahun yang lalu, berarti masih sangat jauh dari
harapan seperti yang kita ajukan. Makanya perlu dipasang papan merk, supaya masyarakat tidak bingung,” terangnya. Rudi menyebutkan, bahwa sejak awal pembangunan siring tersebut dirinya sudah melakukan pemantauan. Mirisnya, dari proses pengerjaan siring itu, diragukan akan cepat ambruk. Sebab, baik lantai maupun dinding parit setinggi kurang lebih satu meter itu tidak menggunakan pondasi. “Malah dibagian luar dinding parit itu tidak ada tanah sebagai penopang dinding bangunan. Takutnya, baru
dibangun, nanti malah cepat rusak lagi,” ungkapnya. Sementara pihak kontraktor, melalui salah seorang kepala tukangnya, Sangkut mengatakan. Bahwa sejak awal pengerjaan pembangunan siring tersebut, dirinya memang diperintahkan oleh si bosnya untuk mengerjakan proyek tersebut seperti itu. “Kami memang disuruh mengerjakan seperti ini, dan memang RABnya seperti ini, tidak menggunakan pondasi. Sesuai dengan gambar yang ada,” tandas Sangkut, ketika ditemui awak media lokasi kerja. (Irg)
Normalisasi Sungai Lematang kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera PRABUMULIH, SHI Warga Desa Tanjung Dalam Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mempermasalahkan pendangkal Sungai Lematang diakibatkan water intake yang di pinggir Sungai Lematang, Kelurahan Payu Putat, Prabumulih. Kepala Desa Tanjung Dalam, Baharni mengatakan, bahwa dirinya memang sengaja mengerahkan seluruh warganya agar bisa bahumembahu, melakukan pengerukan di aliran Sungai Lematang yang sudah mengalami pendangkalan sejak satu bulan terakhir, akibat belum kunjungnya hujan turun. ”Ironisnya kedangkalan suangai ini persis berada di depan pengambilan air bersih milik PDAM Kota Prabumulih. Dulu mereka berjanji apabila ada kedangkalan Pemerintah Kota Prabumulih akan membantu men-
dalami sungai tersebut. Namun apa daya sampai saat ini surat perjanjian tersebut tidak dihiraukan lagi walaupun sudah di tagih berualang kali,” ujarnya. Sementara itu, salah satu tokoh pemuda Desa Tanjung Dalam, Doni Maryanto (28) mengharapkan, adanya etikat baik dari pemerintah Kota Prabumulih, untuk bisa menepati janjinya. Karena, dengan adanya pendangkalan ini banyak sekali kerugian yang dialami masyarakat, terutama akses penyerangan yang terhenti. ”Saya siap membantu Kepala Desa kerakan masa apa bila Pemerinta Kota Prabumulih tidak mengindahkan surat perjanjian yang telah dia buat sendiri. Kalau tidak juga, kita tidak akan segan-segan melakukan aksi demo di halaman kantor walikota-nya,” terangnya. Direktur PDAM Tirta Prabu,
Iskandar SE menuturkan pendangkalan Sungai Lematang lebih dikarenakan faktor cuaca panas yang menyebabkan air dari hulu sungai berkurang. ”Secara teknis, pendangkalan terjadi lantaran kemarau. Sehingga debit air menjadi berkurang,” ujarnya. Selain itu, aktifitas masyarakat berupa penambangan pasir serta batubara juga ikut mempercepat pendangkalan sungai. ”Jadi bukan gara-gara water intake yang ada di sana. Lagipula, kapasitas water intake yang ada tidak digunakan secara maksimal,” katanya. Iskandar menjelaskan water intake di Desa Tanjung Dalam memiliki kapasitas 120 liter air per detik yang disalurkan ke pipa-pipa. ”Nah, sementara kebutuhan kami hanya 90 liter air per detik,” tambahnya. Kondisi pendangkalan tersebut, sambung Iskandar, tidak serta merta
menyebabkan pihaknya kekurangan air baku. ”Alhamdulillah, hingga saat ini kami masih bisa memenuhinya. Jika terjadi pendangkalan di sekitar water intake, biasanya akan kami lakukan pengerukan,” ucap Iskandar seraya mengatakan water intake yang ada sudah dibangun sejak tahun 1985. Sementara terkait perjanjian yang dibuat dengan pemerintahan desa setempat, Iskandar mengaku tidak terlalu mengetahuinya. ”Kami tidak pernah meneken perjanjian seperti itu. Kalaupun menginginkan normalisasi, itu kan sudah menjadi kewenangan dari Balai Besar (BB) Wilayah Sungai Sumatera,” tukasnya. ”Hanya saja, kami membantu perbaikan akses jalan di sekitar water intake. Tapi kalau untuk berjanji melakukan normalisasi, saya rasa tidak ada,” pungkasnya. (Ne)
Akibat Agen Jual Ke Luar Daerah, Warga Sulit Mendapat Elpiji BANYUASIN, SHI Kelangkaan gas elpiji tabung 3 Kilogram (Kg) dirasakan masyarakat, akibat susahnya mendapat gas tersebut berdampak dengan kenaikan harga, walaupun pihak pertamina belum menaikkan harga elpiji bersubsidi tersebut. Alex Suyitno (41) warga Perumahan Sukajadi Indah Kecamatan Talang Kelapa menjelaskan kelangkaan untuk mendapat elpiji sangat berpengaruh dengan harga. ”Ya pak, biasanya harga Rp17 ribu pertabung, kini melonjak hingga Rp20 ribu. Harga seperti itu kami beli di warung,” Jelasnya. Kelangkaan gas elpiji tabung 3 Kg ini terjadi di kecamatan talang kelapa yang berbatasan langsung
dengan Kota Madya Palembang. Artinya kelangkaan elpiji juga terjadi di kecamatan perairan yang jauh dari kota madya. ”Saya kira harga untuk gal elpiji tabung 3 Kg di kecamatan perairan ini jauh lebih tinggi dari sini. Apalagi kenaikan harga ini permainan pihak agen saja,” Tuding Alex. Alex mengungkapkan, padahal tumpukan elpiji di agen kalau dilihat banyak sekali, namun ketika ditanya elpiji mereka menyebutkan elpiji kosong. ”Elpiji 3 kg ini didistribusikan ke luar kota, sedangkan masyarakat di kecamatan talang kelapa kekurangan gas 3 kg itu,” ungkapnya Permainan harga elpiji ini jelas menyengsarakan masyarakat. ”Kelangkaan elpiji dirasakan sejak awal
september lalu sampai dengan hari ini dan ini luput dari pantauan pemerintah,” ujar Alex. Semestinya Dinas terkait melakukan razia izin agen-agen elpiji di kecamatan talang kelapa, kok agen banyak tapi elpiji masih susah didapatkan, apakah izin mereka sudah sesuai dengan kegiatan sehari-harinya. ”Misalkan mereka mendistribusikan elpiji keluar kota, sedangkan gedung agennya ada di kecamatan talang kelapa, atau mereka tidak usah membuka agen elpiji di kecamatan talang kelapa, kalau masyarakat disini tidak dilayani dengan maksimal,” tegasnya. Terpisah Lili Antaradewa Anggota DPRD Banyuasin menegaskan dalam hal ini pemerintah melalui
Dinas terkait segera mengecek langsung pendistribusian elpiji. ”Kelangkaan gas elpiji 3 Kg ini disinyalir adanya permainan pihak agen,” Tegas dia Politisi Golkar itu menjelaskan, bila perlu izin agen mereka dicabut jika tidak sesuai dengan peruntukkannya. ”Biasanya mereka berdomisili di banyuasin, tapi distribusi ke kabupaten lain, dan tidak mengakomodir permintaan warga sekitar agen itu sendiri. Maka dari itu kami minta Pemerintah harus campur tangan kelangkaan dan melonjaknya harga elpiji, ini jelas ada indikasi permainan agen untuk meraup keuntungan diri sendiri, tanpa memikirkan kebutuhan rumah tangga,” ungkapnya (her)