Koran Sumatera Hari ini
Sumsel
Senin, 26 Oktober 2015 7
Mura, Muratara, Lubuklinggau, Empat Lawang, Pagaralam
lintas
Angkutan Umum Masih Ada yang ‘Bandel’ PAGARALAM.SHI Angkutan umum barang dan orang, nyatanya masih ada yang bandel, alias tak patuh dengan peraturan. Ini didapati setelah tim gabungan dari Dishubkominfo Pagaralam, Dishub Provinsi Sumsel dan Satlantas menggelar razia, kemarin. Dalam razia dipusatkan di tepi Jalan Pagaralam - Lahat, Dusun Karang Dalo, Kecamatan Dempo Tengah, belasan angkutan umum dinyatakan melanggar peraturan. “Hari ini (kemarin, red), ada sekitar 150 angkutan umum barang dan orang, seperti Angkot, dan bus yang kita razia. Hasilnya, ada 15 angkutan yang melanggar peraturan,” ungkap Kasi Ops Dishubkominfo Provinsi Sumsel, Yanuar, ditemui di selasela razia. Apa saja peraturan yang dilanggar? Diantaranya papar Yanuar, tidak membawa surat-surat kelengkapan. “Rata-rata tidak membawa surat laik jalan, izin trayek, hingga SIM (surat izin mengemudi). Di daerah lain, pelanggarannya juga sama persis,” jawabnya. Bagi angkutan umum yang melanggar tersebut ditegaskan Yanuar, pihaknya akan memberikan sanksi tegas. Seperti tidak punya izin trayek, pihaknya tidak akan memberikan toleransi. “Kalau tidak punya izin trayek, ya harus diurus dahulu, baru boleh jalan,” katanya. Ditambahkan Yanuar, kelengkapan surat bukan hanya untuk kepentingan pemilik ataupun operator angkutan. Namun kata dia, juga bermanfaat bagi keselamatan para penumpang. “Terlebih di Pagaralam ini. Dengan topografi jalan yang kebanyakan banyak tanjakan, keselamatan penumpang tentu harus diperhatikan secara serius,” sambungnya. (vhn)
Debit Air Berkurang, BLU-SPAM Terancam Lumpuh
MUARA BELITI.SHI Musim kemarau yang telah berlangsung beberapa bulan terakhir dan menjadikan sejumlah daerah dilanda kekeringan, diprediksi juga bakal turut mengancam sistem operasi pada Badan Layanan Umum Sistem Pengolahan Air Minum (BLU- SPAM) di Kabupaten Musirawas. Sebab, debit air yang terlihat berkurang drastis dari sejumlah lokasi yang menjadi sumber air, dipastikan akan berpengaruh pada pasokan air yang didistribusikan kepada masyarakat. Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) BLU-SPAM Muara Beliti, Sabam Siagian menjelaskan, pengo-
perasian BLU-SPAM yang sangat bergantung pada sumber air yang saat ini berkurang drastis, diharapkannya bisa dimengerti masyarakat, agar kedepan nantinya tidak menimbulkan polemik bagi para pengguna layanan tersebut. “Sebagian besar BLU-SPAM bersumber pada sungai. Sehingga, bila aliran sungai surut, tentu otomatis akan berpengaruh kepada pengoperasiannya,” kata dia. Dijelaskannya, bakal terganggunya pelayanan masyarakat ini, diindikasikan dari keringnya sejumlah besar pipa-pipa yang ada di wilayah tersebut. Bahkan, dirinya pun memastikan bahwa BLU-SPAM
dipastikan lumpuh pengoperasiannya, jika beberapa minggu kedepan belum juga turun hujan. “Bila satu minggu kedepan masih saja belum turun hujan, maka saya past i k a n p e n g o p e r a s i a n B L U SPAM akan lumpuh dan tidak bisa beroperasi lagi. Sehingga, dengan begitu kami hanya menunggu datangnya hujan yang menjadikan debit air sungai kembali naik, agar pengoperasiannya bisa kembali normal,” jelasnya. Bahkan, dirinya pun mengaku bahwa saat ini, berkurangnya suplai air mulai terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Ia pun tak menampik bahwa setiap kecamatan yang mendapat-
kan pelayanan ini, dipastikan bakal dilanda kekeringan. Sebab, hampir semua sungai di Musirawas saat ini mengalami hal serupa, sekalipun beberapa wilayah diketahui memiliki sungai dengan kategori cukup besar. “Kalau hujan belum juga turun, walaupun lumpuhnya pengoperasian BLU-SPAM tidak secara serentak. Namun, secara perlahan-lahan disetiap kecamatan bakal mengalami hal yang sama. Kita juga berharap kelumpuhan pengoperasian tersebut tidak terjadi. Sebab, masyarakat kan mengandalkan BLU-SPAM untuk digunakan memenuhi keperluan sehari-hari,” ungkapnya. (Dya)
Pelanggan Keluhkan Debit Air Mengecil PAGARALAM.SHI UPTD PAM Kota Pagaralam melakukan pengecekan kondisi pipa penyaluran air bersih di kawasan Nendagung Ulu, Kecamatan Pagaralam Selatan. Itu dilakukan sebagai bentuk respon terhadap keluhan yang disampaikan para pelanggan. “Beberapa waktu lalu ada pelanggan kita yang mengeluh. Katanya, air yang sampai ke rumahnya kecil. Makanya kita cek di mana letak permasalahannya,” terang Kepala UPTD PAM Pagaralam, Haryanto, dibincangi di sela-sela pengecekan. Menurut Yanto, kecilnya air yang sampai ke pelanggan kemungkinan besar dikarenakan tersumbat. “Mungkin ada pipa yang tersumbat oleh sampah. Makanya air yang sampai ke pelanggan menjadi kecil,” sebutnya. Hal lainnya kata dia, bisa dikarenakan adanya pipa yang bocor. “Kita akan cari terus titik permasalahannya. Kalau dapat, langsung kita perbaiki, sehingga aliran air ke pelanggan bisa berjalan normal kembali,” tegasnya. Bagaimana dengan kemungkinan faktor kemarau? Yanto mengatakan, sejauh ini kondisi air yang didapat dari berbagai sumber, masih normal. Tak terpengaruh kemarau. “Ada dua sumber mata air, di Tegur Wangi dan Gunung Agung. Duaduanya masih normal,” jawabnya seraya menambahkan, pihaknya selalu rutin menggecek kondisi pipa penyaluran air bersih di Pagaralam. (vhn)
Foto.vhan/shi foto mardiah/shi
Tampak Keberadaan bangunan pasar tradisional yang tidak terurus karena tidak difungsinkan secara maksimal dan terkesan terbengkalai.
Warga Sayangkan Bangunan Pasar Terbengkalai Dijadikan Tempat Remaja Pacaran MUARA BELITI.SHI Keberadaan bangunan pasar tradisional yang berada di Jalan Agropolitan Center, Simpang 4, Kecamatan Terawas yang tidak difungsikan secara maksimal dan terkesan terbengkalai, kini dikeluhkan masyarakat setempat. Mengingat, bangunan yang semestinya dijadikan sarana jual beli bagi warga ini, hingga kini kondisinya seakan hanya menjadi bangunan lusuh dan dijadikan tempat bagi muda-mudi nongkrong dan memadu kasih pada waktu sore hingga malam hari. Kondisi atap yang terlihat jebol dibeberapa bagian dan lantai yang kotor serta pecah yang mudah ditemukan di sejumlah sisi bangunan, membuat pemandangan di pasar tersebut, seakan-akan hanya merusak pemandangan wilayah tersebut. Arpan (36), warga setempat mengaku bahwa bangunan pasar tersebut tidak lagi digunakan seperti pasar pada umumnya, sejak beberapa tahun
lalu. Hal ini disebabkan kerusakan gedung yang dinilainya teramat parah, sehingga membuat pedagang maupun pembeli enggan melakukan aktivitas jual beli di lokasi tersebut. “Sudah lama sekali, empat sampai lima tahun belakang memang sudah ditinggal oleh pedagang. Karena kalau terik matahari sedang panaspanasnya, sinar matahari langsung masuk kedalam pasar karena beberapa atap kan memang jebol. Jadi, tentunya kan pedagang dan pembeli kepanasan dan tidak nyaman,” ungkapnya. Dijelaskannya, kondisi yang lebih memprihatinkan, bahkan terjadi di musim penghujan yang terkadang membuat dagangan penjual rusak, diakibatkan air membanjiri seisi bangunan. “Kalau lagi hujan, ya sudah pedagang tutup semua. Jadi, karena kondisi seperti ini, masyarakat jadi enggan belanja disana. Akibatnya, kios-kios disana berangsur-angsur ditinggalkan pemiliknya,” kata dia.
TEBING TINGGI. SHI Danau Simpul yang terletak di Desa Batu Raja Baru, Kecamatan Tebing Tinggi selalu dimanfaatkan warga untuk memancing. Pasalnya, danau yang terbentuk dari bekas (eks) aliran Sungai Musi ini terdapat berbagai macam ikan. Hartam, Kepala Dusun (Kadus) 2, Desa Batu Raja Baru mengatakan, bukan warga di sekitar Desa Batu Raja Baru saja yang datang ke Danau Simpul untuk memancing. Tapi warga di daerah Kecamatan Saling juga sering datang untuk memancing. “Meskipun musim kemarau, danau itu tidak pernah kering dan ikannya tetap ada, seperti ikan mujair dan ikan sungai lainnya,” ujarnya. Biasanya, kata Hartam, warga mulai ramai mancing saat siang menjelang sore. Bahkan di danau tersebut pernah diputas atau diracun warga namun tidak membuat semua ikan mati. Meskipun demikian, ia
mengharapkan warga supaya jangan memutas baik di Danau Simpul maupun di tempat lain. “Kedalaman Danau Simpul lebih dari 300 meter karena danau ini bekas aliran Sungai Musi yang mati atau kering dan lama kelamaan dipenuhi air dan menjadi danau,” jelasnya. Selain itu, diatas danau ada makam yang dianggap keramat oleh warga setempat. Bahkan di danau tersebut terdapat seekor buaya kuning dan kerap terlihat secara kasat mata oleh warga. “Di danau itu ada buayanya warnanya kekuning-kuningan, tapi tidak mengganggu. Warga sering terpegang dan terinjak dengan buaya tersebut, ukurannya tidak terlalu besar,” pungkasnya. (rh)
Tak ayal, dirinya pun berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musirawas, bisa secepatnya melakukan perbaikan, agar bangunan yang didirikan tepat di kompleks perdagangan tersebut, bisa segera dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. “Kalau dibiarkan terus-menerus, rusaknya kan bisa semakin parah. Ini semestinya harus jadi perhatian utama pemerintah. Kami juga kan bisa belanja disini kalau sudah ramai kembali, jadi tidak perlu jauh-jauh lagi, seperti pergi ke pasar di Lubuklinggau,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Kabupaten Musirawas, Bambang Hermanto mengungkapkan bahwa perbaikan gedung pasar tersebut kini telah menjadi prioritas pihaknya untuk segera dilakukan. “Sudah kita usulkan, besar kemungkinan tahun 2016 anggaran perbaikan gedung tersebut masuk dalam pembahasan. Kita juga sedih jika
aktivitas pasar disana seperti mati suri,” ungkapnya. Dijelaskannya, sepinya aktivitas pasar memang disebabkan kerusakan gedung yang juga dinilainya cukup parah. Namun, diakuinya bahwa direalisasikan atau tidaknya perbaikan gedung tersebut, masih akan menunggu keputusan dari dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan Asli Daerah (RAPBD) 2016. “Intinya, perbaikan gedung pasar itu jadi prioritas utama kita saat ini. Lagian, gedung itu sayang sekali jika tidak digunakan dengan maksimal. Sebab, fasilitas tersebut memang diperuntukkan guna kepentingan masyarakat. Gedung pasar tersebut didirikan berbarengan dengan pendirian deretan ruko yang berada di lokasi itu. Kalau untuk ruko, rata-rata terawat dengan baik, karena ditinggali pedagang yang mengontrak,” ungkapnya. (Dya)
Eks Aliran Sungai Musi Berubah jadi Danau foto vhan/skm
DIBONGKAR: Petugas UPTD PAM mengecek kondisi pipa penyalur air yang tertanam di bawah tanah, kemarin.
ingin berlangganaN hubungi Agus: 08197811000
foto rody/shi
Salah satu warga Baturaja Baru, sedang melihat kondisi danau Simpul, yang biasa dijadikan lokasi mancing oleh warga setempat dan warga lainnya.