Edisi: April-Juni 2014
http://facebook.com/gkiyasmin
Peduli Yasmin
Ibadah Seberang Istana adalah Kritik Pemerintah Korup
P
endeta Benget Tambunan dalam kotbah di ibadah memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus di seberang Istana Merdeka, mengatakan bahwa Ibadah yang diadakan jemaat GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi adalah kritik dari gereja di Indonesia terhadap pemerintahan korup, penguasa yang hidup dalam balutan kekuasaan korup. “Kehadiran kita adalah pengontrol kekuasaan yang telah dikuasai oleh keinginan-keinginan jahat atas rakyatnya sendiri, yang sudah menyimpang jauh dari tujuan UUD 1945, yakni membentuk suatu pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kita adalah bagian yang mengkritik penguasa yang korup, bukan pribadi,� demikian refleksi Pendeta Benget Tambunan, Kamis (29/5).
Jemaat GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi, yang telah memperoleh putusan hukum tertinggi melalui putusan PTUN, seharusnya bisa beribadah di gedung mereka sendiri. Namun karena Wali Kota Bogor dan Bupati Bekasi tidak juga melaksanakan putusan tersebut, maka mereka mengadakan ibadah Peringatan Kenaikan Yesus Kristus, di seberang Istana Merdeka Jakarta. Bona Sigalingging, Juru Bicara GKI Yasmin Bogor di kesempatan yang sama menyesalkan bahwa proses politik yang selama ini berjalan tidak berpengaruh pada permasalahan ini. “Proses politik seakan tidak berkorelasi dengan kehidupan warga negara Indonesia di Jemaat HKBP Filadelfia dan GKI Yasmin. Pemerintahan daerah berganti, diskriminasi berlanjut terus. Hingga akhir masa jabatan, Presiden SBY pun
Diterbitkan oleh GKI Taman Yasmin - Bogor yang memeroleh perlindungan hukum sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 127 PK/TUN/2009 tertanggal 9 Desember 2010 j.o. Rekomendasi Wajib Republik Indonesia No. 0011/REK/0259.2010/BS-15/VII/2011 tertanggal 8 Juli 2011.
bertahun-tahun abai terhadap pembangkangan hukum yang terjadi di Bekasi dan Bogor�, kata Bona Sigalingging, menegaskan kembali akan kehadiran kedua jemaat ini di hari perayaan agama mereka. Dalam kotbahnya yang mengambil perikop jemaat di Efesus, yakni dari kitab Ef 1:15-23, Pendeta Benget Tambunan merefleksikan sikap jemaat yang berani menunjukan iman percaya mereka, mereka tetap bersekutu tanpa takut, sekalipun telah ditinggalkan Yesus Kristus. Berikut adalah ringkasan Kotbah Pendeta Benget Tambunan: Kristus Berkuasa Membebaskan Belenggu Dosa Seorang sejarawan dan filsuf Inggris bernama John Dalberg Ecton, pernah mengungkap pernyataan terkenal, bahkan terus dibahas sampai sekarang. “Power tend to corupt, absolutely power corupt absolutely.� Kekuasaan cenderung korupsi, semakin besar kekuasaan, maka semakin besarlah disalahgunakan. Bila kita melihat dari sudut pandang politik, akan hal ini, maka korupsi selalu melekat pada struktur politik, yang ditandai oleh fenomena kekuasaan, baik itu oligarki, kekuasaan kelompok kecil, atau otoritarian, bahkan totalitarian sekalipun, kekuasaan yang terpusat. Dalam struktur yang demikian, maka korupsi menjadi fungsional, karena politik untuk memperluas, mempertahankan dan memelihara bangunan kekuasaan yang cukup besar, dibangun oleh penguasa yang korup. Bahkan merujuk pendapat Lord Ecton ini, maka korupsi
2
tidak saja dilakukan oleh penguasa, tetapi oleh kroni-kroninya, lingkaran satu penguasa paling besar menciptakan ruang korupsi bagi keluarga mereka. Karena itu sulit untuk memberantasnya. Bahaya yang paling besar adalah, ketika dalam hidup sosial kita, jika ada kelompok pengkritik, media, bahkan kelompok sosial pengontrol lainnya, sudah mau menjadi kacung penguasa, yang korup bahkan bertekuk lutut dibawah duli penguasa. Mengiming-iming jatah preman, mengiming-iming dana hibah, bahkan kucuran dana program, yang kalau boleh diprioritaskan bagi kelompok-kelompok tersebut. Maka makin hancurlah hidup berbangsa, hidup bernegara kita, karena kelompok yang dulunya kritis, setelah mereka kena kucuran dana, maka sunyi senyaplah suara mereka. Dan ironisnya, hampir seluruh pemimpin kita belajar teori ini. Seluruh pemimpin tahu rumusan Lord Ecton ini, tetapi mereka bukan mengambil sebagai satu bagian bagaimana memanage kekuasaan supaya mereka dicintai oleh rakyat, tetapi mereka mensiasati, supaya bagaimana tidak ketahuan didalam melakukan prakteknya. Karena itu, warning yang selalu ada bukan diikuti, tetapi justru ditabrak. Peringatan bukanlah didengar, tetapi diberangus. Jauh sebelum sebelum Lord Ecton ini mengungkap pernyataan tersebut, Kristus sudah lebih dulu menginspirasi, memperingatkan, melawan bahkan membebaskan dari kekuasaan yang cenderung korupsi. Kristus memberi dirinya bagi umat manusia, ketika Tuhan sudah melihat berulangkali dalam kehidupan
manusia, betapa dosa itu dicintai oleh manusia. Dosa itu digandrungi, dosa itu melekat dalam diri manusia, dan manusia menikmati dosa. Di dalam kecintaan manusia pada dosa itulah, ada aturan agama yang dibuat sedemikian rupa untuk boleh membenarkan perilakunya. Ada perintah agama yang dipergunakan sebagai alat untuk melegitimasi dosa-dosa mereka. Karena itu, di jaman Yesus Kristus sekalipun, agama yang menjadi pusat spiritualitas justru menjadi pusat korupsi. Bagaimana para imam, merekalah jugalah yang menjual korban-korban persembahan, mereka jugalah dengan kaki tangannya yang menjadi para penukar-penukar uang, mereka jugalah yang menentukan satu korban itu layak atau tidak. Karena itu, sampai sekarang penyakitnya sama. Kristus menemukan bahwa di dalam kelompok yang beragama sekalipun, kencerungan akan korupsi, kencendurang akan dosa itu semakin meluas dan inilah yang disebut sebagai kerajaaan kegalapan yang menguasai hidup orang-peroang, yang menguasai dari berbagai latar belakang ekonomi dan kedudukan sekalipun. Orang tidak sadar bahwa dirinya dalam kuasa si jahat. Kristus memberikan dirinya, sebab dia tidak berdosa. Kristus melawan dosa dengan menjadikan tumbal dari segala dosa. Ia mau mati supaya saya dan saudara bisa hidup. Ia mau supaya kekuasaan yang korup, manusia yang penuh dosa dapat direbut. Tuhan membenci dosa yang kita lakukan, tetapi di sisi lain, Tuhan mengasihi kita. Manusia yang hidup.
3
Karena itu, Penyaliban-Nya, kebangkitanNya adalah bagian dari karya Allah, untuk melepaskan saudara dan saya dari kuasa dosa yang sangat nikmat kita rasakan. Hari ini, hari kenaikan Kristus yang kita rayakan, menjadikan tonggak yang penting bagi orang-orang percaya. Kristus hendak menyatakan diri-Nya adalah penguasa semesta. Dia jauh lebih berkuasa dari penguasa yang ada, yang ada dibumi. Dia berkuasa disorga, di bumi, bahkan di dalam dunia orang mati sekalipun. Tuhan tidak dapat dibeli oleh dosa, Tuhan tidak dapat disogok oleh segala hal-hal yang berbau korupsi. Tuhan membangun kerajaannya diantara manusia, bukan secara fisik, melainkan kerajaan-Nya yang penuh kebenaran, kejujuran dan keadilan. Karena itu, ketika hari kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, ini menjadi hari yang penting sebagai tonggak iman, sebab sebelumnya kita melihat apa yang Allah lakukan bagi manusia, Tuhan menyelamatkan kita. Tetapi setelah Kristus terangkat ke Sorga, justru kita harus melihat apa yang harus kita lakukan bagi Allah sekarang. Dan, ketika Tuhan terangkat ke Sorga, tubuhnya yang pergi, jiwanya yang pergi. tetapi rohnya, hatinya, tinggal di antara manusia, mendampingi saudara dan saya. Mendampingi setiap pergumulan-pergumulan yang ada. Rasul Paulus memuji jemaat Tuhan di Efesus. Mereka yang sungguh-sungguh mempercayai akan karunia Alah yang telah dinyatakan atas hidup mereka. Mereka menjadikan Kristus
sebagai kepala, atas persekutuan umat percaya. Orang-orang efesus menunjukan iman percaya mereka, mereka tidak merasa takut ditinggalkan Tuhan, sebab mereka sudah menemukan bahwa kasih Tuhan tetap tinggal di dalam kehidupan mereka sebagai pribadi. Karena itu, melalui melalui peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, ada tiga hal yang terungkap kepada kita. Bagian pertama, orang percaya itu terpanggil untuk tetap mempertahankan imannya, sekalipun Kristus terangkat ke Sorga, karena Ia terus mengasihi kita. Jangan tinggalkan Tuhanmu, jangan gadaikan Tuhanmu dengan apapun juga yang ditawarkan dunia. Jangan biarkan dirimu terhisap, dirimu terpedaya, dirimu dibayar sehingga meninggalkan Tuhan. karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Bagian kedua, milikilah iman yang sungguhsungguh percaya, bahwa Tuhan yang pergi itu adalah Tuhan yang akan datang kembali. Tuhan yang mau mempersiapkan kehidupan orang-orang percaya, supaya hidup ini tidak puas begitu saja karena kita berjumpa dengan Tuhan secara lahiriah, tetapi Tuhan mengijinkan dinamika terjadi pada orang-orang percaya, supaya kita ini terdidik, kita terlatih untuk melawan dosa. Untuk melawan kuasa kejahatan. Bagian ketiga, kita membuktikan kuasa Tuhan itu terus nyata dan berlaku atas kehidupan kita. Karena itu, ketika hari ini tetap berdiri kita tetap berada di seberang istana mengadakan ibadah persekutuan jemaat Tuhan, GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi, saya mengungkapkan tiga alasan dari alasan refleksi renungan hari ini. Pertama, GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia adalah bagian dari gereja Kristus di Indonesia yang mengkritik pemerintahan yang korup, penguasa yang hidup dalam balutan kekuasaan yang korup. Kehadiran kita adalah pengontrol kekuasaan yang telah dikuasai oleh keinginankeinginan jahat atas rakyatnya sendiri, yang sudah menyimpang jauh dari tujuan UUD 1945, yakni membentuk suatu pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kita adalah bagian yang mengkritik penguasa yang korup, bukan pribadi. Sebab penguasa-
4
penguasa yang demikian bukan saja ada didaerah tempat kita tinggal, tetapi dari pusat sampai ke daerah. Kedua, GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia adalah kelompok masyarakat Indonesia yang telah dikorbankan dan menjadi korban dari praktek kekuasaan yang korup yang terjadi dari pusat sampai daerah. Ironisnya adalah, korban selanjutnya adalah pemerintah pusat sendiri, yang telah dilecehkan oleh penguasa daerah yang korup. Mereka tidak mau tunduk, meraka tidak mau ikut aturan. Mereka tidak lagi menaruh hormat. Meraka yang sudah tidak lagi dihormati sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, mereka yang tidak lagi memiliki kewibawaannya, karena segala aturan dan arahan diabaiakan oleh penguasa yang kecil didaerah masingmasing. Ini yang tidak disadari oleh pemerintah pusat kita, ini yang tidak mereka pikirkan, ketika mereka mengabaikan apa yang menjadi seruan kita, selama kita beribadah ditempat ini. Sebab firman Tuhan mau menegaskan, supaya kamu jangan dikalahkan oleh kejahatan, tetapi kalahkan kejahatan dengan kebaikan. Ketiga, GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia adalah gereja Tuhan Yesus Kristus, yang tidak pernah menghendaki kekuasaan, atau mau membangun kerajaan di dunia ini. Tetapi oleh karena Kristus yang kita percayai dan imani itu, kita menolak tawaran atau turut terhisap dalam kekuasaan yang korup, dan kita menyatakan tidak menerima segala tawaran relokasi bagkan pemindahan lainnya, sebab yang benar adalah benar. Ini bukan bentuk sebuah keegoisan, melainkan, sebuah konsep hidup beriman yang lebih takut kepada Tuhan yang mengajarkan kebenaran dan kejujuran, bagaimana hidup di negara ini sebagai orang-orang beriman, orangorang yang tdak pernah ditinggalkan Tuhan. Orang-orang yang tdak berhenti beharap, sekalipun Kristus tidak ada lagi secara fisik di tengah dunia, tetapi Ia tetap tinggal di antara saya dan saudara. Karena tetaplah berdiri, tetaplah bersuara, tetaplah menyatakan kebenaran, karena yang kita lawan bukanlah pemerintah secara lahiriah, tetapi kuasa jahat yang mempengaruhi setiap orang yang berkuasa, supaya tidak ada seorangpun dari kita, yang juga menghendaki kekuasaan yang demikian. (satuharapan.com)
5
Meski Diguyur Hujan Deras, Jemaat GKI Yasmin dan Philadelphia Bertahan di Depan Istana Laporan Wartawan Theo Yonathan Simon Laturiuw
I
Sementara itu, cawan anggur dan roti berputar untuk Jemaat sebagai simbol perjamuan kudus.
badah Jumat Agung di seberang Istana Negara terus berlangsung kendati hujan mengguyur Jakarta, Jumat (18/4/2014).
HKBP Philadeplhia berada di Kabupaten Bekasi. Sedangkan GKI Yasmin berada di Kabupaten Bogor.
Hari ini, Jemaat HKBP Philadelphia dan GKI Yasmin mengadakan Jumat Agung di depan Istana Negara.
Jemaat di HKBP Philadelphia dan GKI Yasmin pertama kali menggelar Ibadah di depan Istana Negara sejak Februari 2012 lalu.
Ini adalah tahun kedua mereka menggelar Ibadah Jumat Agung depan istana.
Mereka mulai rutin ibadah dua minggu sekali depan Istana usai Mahkamah Agung memutuskan mereka sebagai pemenang kasus penyegelan rumah ibadah. Keputusan MA itu sudah keluar sejak tahun 2010.
Pantauan di lokasi hujan mulai mengguyur ketika ibadah Jumat Agung mulai masuk prosesi Perjamuan Kudus. Jemaat kemudian membuka payung, lalu berdiri berhimpitan. Sehingga payung mereka rapat dan banyak jemaat bisa berdiri di bawah payung. Sedangkan beberapa jemaat lain memilih membentangkan jas hujan. Sehingga ada tiga sampai empat jemaat berlindung dalam satu bentangan jas hujan.
6
“SBY belum punya warisan yang baik sampai menjelang dia lengser. Tapi apabila SBY berani menekan dua kepala daerah agar membuka segel gereja, ini akan menjadi warisan SBY yang terbaik,� kata Juru Bicara GKI Yasmin, Bona Sigalingging di seberang Istana Negara, Jumat (18/4/2014) siang.
7
8
9
Pelanggaran HAM di Indonesia Dibawa ke Dewan HAM PBB
S
ebagai hasil dari keikutsertaan perwakilan jemaat GKI Bakal Pos Yasmin ke pertemuan Konsultatif antara Pelapor Khusus Perserikatan BangsaBangsa untuk Tema Kebebasan Berkumpul Secara Damai dan Berorganisasi/Berserikat dan kelompok-kelompok sipil (LSM)/ perwakilan korban yang diselenggarakan di Singapura pada Februari lalu, jemaat GKI Bakal Pos Yasmin hadir di sana atas rekomendasi salah satu LSM di Indonesia, KontraS. Pada kasus-kasus pelanggaran kebebasan berkumpul secara damai dan berorganisasi/berserikat yang terkait dengan kelompok yang dianggap minoritas/ rentan, maka Dewan HAM PBB baru saja mempublikasikan laporan tematik terbarunya (13/5/2014) yang akan secara resmi dipresentasikan di Sidang Dewan HAM PBB pada Juni yang akan datang. Di dalam laporan ini (lihat download), pada halaman 13, poin 4 nomor 41, terdapat bagian kalimat terkait situasi Indonesia dan lebih khusus lagi terkait GKI Bakal Pos Yasmin Bogor. berikut petikan bagian tersebut:
“In Indonesia, for example, religious minority groups such as Ahmadis (the Ahmadiyah), Baha’is, Christians and Shias face physical attacks from militant Islamic groups with little intervention from the Government. Despite of the Supreme Court ruling upholding the right of the Taman Yasmin Indonesian Christian Church congregation to put up their church building, in Bogor, West Java, local authorities sealed the building in 2010 and, since then, have prevented church members from gaining access to their church� Dengan adanya laporan terbaru ini, Indonesia kembali dimasukkan sebagai salah satu negara dengan kasus pelanggaran HAM. Pada Sidang Dewan HAM mendatang di PBB, Indonesia akan kembali dipertanyakan oleh dunia internasional terkait pelanggaran-pelanggaran HAM tersebut termasuk tentang kasus gereja GKI Bakal Pos Yasmin yang untuk kesekian kalinya masuk dalam radar pantauan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
10
KontraS: Indonesia Kembali Masuk Dalam Catatan Buruk HAM Dunia
I
ndonesia kembali masuk dalam catatan buruk terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dunia. Hal ini termuat dalam laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang disusun pelapor khusus, Maina Kiai. “(Ini) laporan tentang kondisi kebebasan berkumpul dan berorganisasi bagi kelompok-kelompok minoritas dan rentan,” ujar Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar dalam jumpa pers di Kantor KontraS, Jl. Borobudur No. 14, Menteng, Jakpus, Kamis (15/5/2014). Menurut Haris, kekuatan terhadap laporan yang akan dibawa ke Dewan HAM pada Juli mendatang ini, berupa kekuatan moral dan kekuatan politis. “Negara-negara di dunia kalau mau bekerja sama dengan Indonesia akan mengecek catatan-catatan tentang Indonesia, dari berbagai aspek, salah satunya tentang kondisi HAM-nya,” tambah Haris. Laporan ini berada dalam dokumen publik PBB bernomor A/HRC/26/29 tertanggal 14 April 2014. Terkait kasus-kasus di Indonesia terangkum pada halaman 13, poin 4, nomor 41. Isinya berbunyi: “Di Indonesia, sebagai contoh, kelompok minoritas agama seperti Ahmadiyah, Bahai, Kristen, Syiah menghadapi serangan fisik dari kelompok militan Islam dengan keterlibatan penanganan yang minimal dari pemerintah. Meskipun Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan yang mengukuhkan hak Jemaat GKI Taman Yasmin untuk mendirikan bangunan gereja mereka di Bogor, Jawa Barat, pemerintah daerah menyegel bangunan pada tahun 2010 dan sejak saat itu, menghalangi jemaat
11
memasuki gereja mereka.” Laporan semacam ini juga sudah pernah muncul pada tahun 2012 dan 2013. “Jadi pasca 2012, 2013 ketika Indonesia dipertanyakan oleh banyak negara, sekarang 2014 muncul lagi. Artinya di setiap tahun tidak membaik situasinya,” imbuh Haris. Dengan adanya catatan seperti ini, Haris menyimpulkan bahwa pemerintahan SBY gagal dalam melindungi kelompokkelompok minoritas. “Catatan ini menegaskan bahwa SBY, pemerintahannya ga capable dan gagal memproteksi kelompok-kelompok minoritas,” ujar dia,. Laporan ini akan disampaikan ke Kemendagri. Harapannya Presiden SBY di masa terakhir pemerintahannya bisa melakukan tindakan nyata untuk melindungi keyakinan keagamaan kelompok minoritas. “Misalnya Kepres Perlindungan Kelompok Minoritas supaya ini memberi sinyal dan beban bagi Presiden ke depan siapapun dia. Bahwa kelompok-kelompok ini penting atau harus dikasih perlindungan. Sebetulnya 10 tahun pemerintahan SBY ini kondisi HAM di Indonesia kan cukup memprihatinkan,” papar Haris. Dalam jumpa pers ini, sejumlah perwakilan dari kelompok minoritas turut hadir. Mereka adalah Bona Sigalingging dari GKI Yasmin, Deden Sujana dari Ahmadiyah, dan Maysha dari OASE yang merupakan komunitas syiah. “Hentikan permasalahan ini dari mulai bibitnya. Syukur-syukur Presiden SBY masih punya nyali untuk menyelesaikannya saat ini, kalau tidak akan ditransfer ke presiden berikutnya,” harap Bona.
Bebaskan Tajul Muluk, Pulangkan Pengungsi Syiah Sampang ke Kampung Halaman
Indonesia: Bebaskan Tajul Muluk dan selesaikan masalah pengusiran paksa komunitas Syiah di Jawa Timur
A
mnesty International terus prihatin akan pemenjaraan hingga saat ini terhadap pemimpin komunitas Syiah, Tajul Muluk, atas penodaan agama, hampir dua tahun sejak ia divonis. Amnesty International menyerukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membebaskannya segera dan tanpa syarat, karena Tajul Muluk adalah tahanan nurani (prisoner of conscience), dipenjara hanya karena secara damai mengekspresikan hak asasinya untuk kebebasan berkeyakinan, bernurani, dan beragama dan juga haknya untuk beropini dan berekspresi.
Tajul Muluk saat ini sedang menjalani masa tahanan empat tahun atas penodaan agama di bawah Pasal 156(a) KUHP. Pada 29 Desember 2011, Tajul Muluk diusir secara paksa bersama lebih dari 300 penganut Syiah lainnya, ketika sekelompok massa anti Syiah sekitar 500 orang menyerang dan membakar rumah-rumah mereka, sebuah pesantren, dan rumah ibadah penganut Syiah di Sampang, Jawa Timur. Pada 1 Januari 2012 sebuah fatwa dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) cabang Sampang –yang merupakan organisasi non-pemerintah – menyatakan ajaran Tajul Muluk “sesat� dan pada 16 Maret, Kepolisian Daerah Jawa Timur menetapakan Tajul Muluk tersangka untuk kasus penodaan agama.
12
Tajul Muluk dihukum dua tahun penjara atas penodaan agama pada 12 Juli 2012 oleh Pengadilan Negeri (PN) Sampang. Secara khusus, PN Sampang menyatakan ia bersalah karena Tajul Muluk menyatakan bahwa Al Qur’an versi yang digunakan orang Muslim bukan merupakan kitab yang asli. Tajul Muluk menyangkal tuduhan ini. Hukumannya kemudian bertambah menjadi empat tahun pada tingkat banding oleh Pengadilan Tinggi (PT) Surabaya pada 10 September. PT Surabaya menjelaskan bahwa penambahan hukuman tersebut karena Tajul Muluk telah menyebabkan “ketidakharmonisan di antara umat Muslim” dan penambahan tersebut dimaksudkan memiliki “efek jera”. Amnesty International percaya bahwa tuntutan dan penghukuman terhadap Tajul Muluk berlawanan dengan kewajiban Indonesia di bawah Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik (ICCPR) – secara khusus Pasal 18, yang melindungi hak-hak individu atas kebebasan berkeyakinan, bernurani, dan beragama; dan Pasal 19, yang menjamin hak atas kebebasan beropini dan berekspresi. Pihak berwenang Indonesia juga harus mencabut pasal-pasal penodaan agama di KUHP dan undang-undang yang lain yang telah digunakan di Indonesia untuk memenjarakan orang untuk paling lama lima tahun, hanya karena mereka menjalankan secara damai hak-hak mereka atas kebebasan berekspresi atau beragama. Pasalpasal ini seringkali digunakan untuk menyasar individu-individu yang menganut suatu agama atau kepercayaan minoritas.
minim di sebuah gedung olah raga di Sampang, di mana mereka tinggal selama sepuluh bulan. Selama tinggal di sana, mereka menghadapi intimidasi dan gangguan dari pejabat pemerintah lokal mendesak mereka untuk pindah keyakinan ke Islam Suni jika ingin kembali ke rumah mereka. Pada 21 Juni 2013, pemerintah kabupaten Sampang secara paksa memindahkan mereka ke rumah susun di Sidoarjo, Jawa Timur di mana paling tidak 168 pengikut Syiah terus tinggal di sana.
P
ada Juli dan Agustus 2013, Presiden Yudhoyono menjanjikan untuk menjamin pemulangan mereka secara aman, suka rela, dan bermartabat ke kampung mereka di Sampang dan akan membangun kembali rumah-rumah mereka dan bangunan-bangunan lainnya yang telah dihancurkan. Namun demikian, komunitas Syiah Sampang masih terusir paksa, dalam kondisi tidak menentu, dan tidak jelas masa depannya. Dengan menyelesaikan masalah mereka, Presiden Yudhoyono akan menegaskan komitmennya untuk melindungi hak atas kebebasan berkeyakinan, bernurani, dan beragama dan meletakkan landasan bagi pemerintahan yang baru untuk melindungi hak asasi dari kelompok minoritas agama secara lebih efektif di Indonesia. Minggu ini, para anggota dan pendukung Amnesty International akan mengirimkan pesanpesan kepada Presiden Yudhoyono menyerukan pembebasan Tajul Muluk dan mengingatkan akan janjinya kepada komunitas Syiah Sampang yang terusir paksa di Jawa Timur.
Amnesty International juga menyerukan kepada Presiden Yudhoyono untuk memenuhi janjinya kepada komunitas Syiah Sampang yang terusir paksa yang mana Tajul Muluk menjadi salah satu anggotanya. Komunitas ini secara paksa diusir kedua kalinya pada 26 Agustus 2012, setelah sekelompok mass anti Syiah menyerang kampung mereka. Sejak saat itu, pihak berwenang lokal telah menghalangi anggota-anggota komunitas ini untuk kembali. Mereka pertama kali pindah ke tempat penampungan sementara dengan fasilitas
13
Weblink: http://www.amnesty.org/en/library/ info/ASA21/016/2014/in Josef Roy Benedict Campaigner – Indonesia & Timor-Leste Amnesty International Secretariat 1 Easton Street London WC1X 0DW, UK Email: jbenedic@amnesty.org
GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia
Kembali Beribadah di Seberang Istana
J
Ibadah minggu ini dipimpin oleh Pendeta Lisanty Lasso dari Gereja Kristen Pasundan Pondok Melati. Dalam khotbahnya Pendeta Lysanti mengingatkan jemaat untuk tetap memelihara keteguhan dan ketegaran, dalam setiap penindasan ataupun pergumulan.
emaat GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi kembali beribadah di seberang Istana Merdeka Jakarta sekaligus meminta perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan tegaknya Konstitusi dan Hukum Republik Indonesia, secara khusus terkait kasus penegakan hukum yang menimpa kedua jemaat atas pembangkangan hukum yang dilakukan oleh Walikota Bogor dan Bupati Bekasi. Demikian disampaikan oleh Dwiati Novitarini jurubicara GKI Yasmin, Minggu (29/6) seusai ibadah. Melalui pernyataan pers yang diterima satuharapan.com, Dwiati menjelaskan kehadiran jemaat ini menegaskan adanya diskriminasi yang dialami kedua gereja yang telah memperoleh putusan hukum yang sah dan inkrah, tetapi dibiarkan rumah ibadahnya disegel secara ilegal dan melawan hukum dan nyaris tanpa koreksi dari Presiden SBY.
14
"Teruslah menjaga ketenangan dalam menghadapi setiap intimidasi, seperti yang dihadapi GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, agar kita dapat berpikir jernih, menentukan arah langkah perjuangan ini. Apa yang kita lakukan sekarang, tidak boleh berhenti karena menyatakan kebenaran, adalah salah satu tugas umat Kristen di dunia," demikian disampaikan Pendeta Lysanti. Dalam doa syafaat yang disampaikan oleh Pendeta Lisanty juga mendoakan bangsa Indonesia yang menjelang pemilihan presiden dan doa bagi kesejahteraan bangsa. Secara khusus dalam doa syafaat juga didoakan
kelompok muslim Ahmadiyah di Ciamis yang mesjidnya disegel oleh Pemda setempat. Dalam ibadah seberang Istana yang dihadiri sekitar 100 orang ini, dihadiri pula oleh H. Syaiful Mubaligh Ahmadiyah Priangan Timur, seorang perwakilan jemaat Ahmadiyah Ciamis . Selain menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan yang telah diberikan oleh jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, beliau juga mengingatkan agar jangan pernah berhenti memperjuangkan hak beribadah, selama kita masih merasa sebagai warga Indonesia. Terkait dengan itu, Pendeta Palti Panjaitan, dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia Bekasi, menyampaikan ajakan bagi semua jemaat dari GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia untuk turut menandatangani Petisi Online berisi ajakan untuk mendesak pemerintah agar berani menegakkan
15
Konstitusi RI dengan membuka kembali Masjid Ahmadiyah Ciamis yang beberapa hari lalu disegel secara melawan Konstitusi oleh Pemda setempat atas desakan kelompok intoleran. Pendeta Palti mengharapkan agar dukungan menandatangani petisi online ini diharapkan terus meluas agar Pemerintah Ciamis segera membuka kembali Mesjid Ahmadiyah Ciamis tersebut. "Sebagai sesama korban, GKI Yasmin, juga HKBP Filadelfia, bersolidaritas dengan Ahmadiyah Ciamis. Tidak boleh ada warga negara Indonesia yang didiskriminasi karena perbedaan agama atau keyakinannya. UUD 1945 menjamin hal tersebut dan setiap penyelenggara negara memiliki kewajiban konstitusional untuk memastikan bahwa jaminan UUD itu ditegakkan tanpa kecuali," demikian Dwiati Novitarini.
AKSI DAMAI:
JAM DOA BAGI BANGSA SERUAN AKSI DAMAI: Kami dari #GKIYasmin mengajak semua yang peduli, siapapun, dari suku, agama, keyakinan, latar belakang apapun untuk bertemu di udara melalui: “JAM DOA UNTUK BANGSA� pada setiap hari Sabtu Pukul 10 malam WIB (bagi yang berada di zona waktu lain, silakan menyesuaikan) Tempat berdoa sesuai dengan keberadaan masing-masing. Lama waktu berdoa bisa disesuaikan dengan tatacara doa masing-masing. * Mari kita naikkan doa bagi semua umat di bumi Indonesia yang saat ini masih terpasung dalam menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaannya. * Mari kita doakan perdamaian di antara warga negara yang berbeda agama dan kepercayaannya sehingga dapat saling bahumembahu membangun negara ini untuk kesejahteraan bersama. * Mari kita doakan pemerintah dan pihak yang berwenang agar dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan secara bijaksana dan adil. Sampai jumpa di udara melalui doa-doa yang kita naikkan bersama-sama pada setiap Sabtu Pukul 10 malam tepat. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati bangsa dan negara kita. Amin.