Australia • Brunei • Cambodia • India • Indonesia • Malaysia • Myanmar • New Zealand • Philippines • Singapore • Sri Lanka • Thailand • Vietnam
JAN – JUN 2019
YES, I DID IT!
MY LIFE, MY DREAM KUMON FEATURE Bagaimana Kumon menemukan tingkatan yang tepat bagi setiap siswa
Dhafira Anisa Putri Tisha Anargya Megandana Valentino Dante Tjowasi
PARENTING TIPS 3 Cara untuk meningkatkan kemampuan berhitung di luar kepala
Editor’s Note
Learn from yesterday, live for today and hope for tomorrow. – Albert Einstein Happy New Year!!! Welcome to 2019! Salam semangat untuk orang tua dan siswa Kumon yang hebat! Tidak terasa tahun 2018 sudah kita lalui bersama, Albert Einstein pernah berkata seperti quotes di atas, belajar dari hari yang telah dilalui, hidup saat ini dan berharaplah untuk esok hari. Ungkapan tersebut mengajak kita kembali melakukan evaluasi tentang apa saja yang sudah terjadi dan dapat dipelajari dalam kurun waktu setahun, hiduplah dan nikmatilah saat-saat berharga di hari ini dan berharap serta berdoalah untuk kebaikan di esok hari. Seperti semangat menyambut hari-hari baru di tahun 2019 mendatang, Potential hadir membawa sharing perjalanan yang penuh inspirasi dari siswa-siswi Kumon yang hebat dan berhasil menorehkan prestasi membanggakan bagi orang tua, bangsa dan negara. Ketiga siswa tersebut adalah Dhafira Anisa Putri, siswa TK-B yang telah memulai pembelajaran bersama Kumon di usia 5 tahun dan sekarang di tingkatan kelas TK, banyak sekali manfaat yang dirasakan orang tua dan Dhafira sendiri, penasaran kan seperti apa kisah Dhafira? Pastikan tidak melewatkan rubrik “My life, my dream” ya! Kemudian ada juga kisah dari Completer Kumon yang bernama Tisha Anargya Megandana yang akan menceritakan bagaimana bisa meraih target menjadi Completer. Terakhir ada cerita dari Valentino Dante Tjowasi yang akrab dipanggil Dante dalam meraih cita-citanya dan kegemarannya di dunia matematika dengan mengikuti berbagai kompetisi dan olimpiade baik nasional maupun internasional. Wah pasti seru ya!
Contents MY LIFE, MY DREAM
03
Enjoy with Kumon! Dhafira Anisa Putri
04
Apapun yang Terjadi, jangan Pernah Menyerah! Tisha Anargya Megandana
06
Belajar di atas Tingkatan Kelas: Hal yang paling berkesan dari Kumon! Valentino Dante Tjowasi
REGULAR
07
Parenting Tips 3 Cara untuk meningkatkan kemampuan berhitung di luar kepala
FEATURES
08
Regional Article Bagaimana Kumon menemukan tingkatan yang tepat bagi setiap siswa
10
Instructors’ Quotes
Enjoy Reading! Redaksi
Tel: +62 21 8590 1772 E-mail: redaksi@kumon.co.id Website: id.kumonglobal.com HAK MILIK INTELEKTUAL Logo, grafik, gambar, desain, dan penyusunan isi seluruh buletin ini adalah properti eksklusif Kumon Asia & Oceania Pte Ltd. Isi tidak boleh diperbanyak ataupun di fotocopy tanpa adanya persetujuan tertulis dari Kumon Asia & Oceania Pte Ltd. Hak Cipta © 2019 Kumon Asia & Oceania Pte Ltd.
Ada yang ingin disampaikan? Silahkan hubungi redaksi melalui
E-mail: redaksi@kumon.co.id
My life, my dream
ENJOY
WITH KUMON! Pertanyaan untuk Mama Dhafira (Ibu Tri Virgowanti)
Apa alasan Ibu memasukkan Dhafira ke Kumon?
D
hafira merupakan salah satu siswa Kumon yang diundang ASF tahun ini. Kesukaannya mendengarkan CD membuat kemajuan belajar Dhafira selalu berada di atas tingkatan kelasnya. Dhafira yang mempunyai hobi menyanyi dan bermain musik ini saat besar nanti bercita-cita ingin menjadi seorang dokter.
Bagaimana awal Dhafira ikut Kumon? Dan mengapa Dhafira tertarik kursus Kumon?
Dhafira masuk Kumon saat program Coba Gratis November 2017, pada waktu itu Dhafira berumur 3 tahun. Mama memasukkan Dhafira ke Kumon karena Dhafira suka berhitung.
Apa yang Dhafira lakukan jika bosan atau capek saat mengerjakan Kumon?
Sejak awal masuk sampai hampir 1 tahun Dhafira belajar di Kumon, Dhafira tidak pernah merasa bosan ataupun capek. Saat mengerjakan lembar kerjanya, Dhafira selalu semangat, hal ini dikarenakan karena Dhafira suka dengan lembar kerja yang diberikan, apalagi kalau Dhafira mendapatkan materi baru, Dhafira selalu bilang “ I am very excited mommy!�.
Awal saya memasukan Dhafira ke Kumon karena sejak kecil saya melihat Dhafira sudah menyenangi pelajaran berhitung dan minat belajar serta keingintahuan Dhafira sangat tinggi, oleh karena itu saya sebagai orang tua selalu memberikan dukungan untuk Dhafira. Saya memasukkan Dhafira ke Kumon agar pembelajaran matematika Dhafira lebih terarah dan bisa lebih dikembangkan lagi. Saya memasukkan Dhafira sejak kecil ke Kumon matematika dan bahasa Inggris (EFL) untuk menambah pengetahuan Dhafira, kelancaran membaca dan menulis serta memperbanyak kosakata. Dan saat awal masuk Dhafira sangat suka dengan materi yang diberikan di Kumon.
Bagaimana cara Ibu mendukung Dhafira dalam belajar Kumon dan kegiatan lainnya?
Di Kumon saat ini Dhafira sudah belajar 5 tingkat di atas tingkatan kelasnya untuk subjek EFL dan 3 tingkat di atas tingkatan kelasnya untuk subjek matematika. Dan bentuk support yang saya berikan dalam belajar di Kumon dan kegiatan lainnya adalah dengan menemani Dhafira disetiap kegiatannya, menemani Dhafira saat belajar, dan memberikan reward jika Dhafira mendapatkan nilai bagus. Dan ada satu kalimat yang membuat semangat Dhafira akan bertambah adalah jika saya dan papa nya mengucapkan I LOVE YOU DHAFIRA.
Menurut Ibu manfaat terbesar apa yang Dhafira dapatkan dengan belajar Kumon?
Manfaat yang saya dapatkan dengan Dhafira ikut Kumon adalah pola pikir dan konsentrasi Dhafira sudah mulai terbentuk, lebih mandiri, disiplin, lebih menghargai waktu, dan saya lihat juga pola pikir Dhafira lebih tinggi dibandingkan dengan anak sebayanya. Untuk pelajaran matematika di sekolahnya Dhafira dapat menyelesaikannya lebih cepat dibandingkan anak-anak yang lainnya. Dan Dhafira lebih percaya diri dalam menjawab pertanyaan yang diberikan gurunya secara lisan. Manfaat besar lain yang saya rasakan dengan memasukkan Dhafira ke Kumon sejak prasekolah adalah membuat Dhafira lebih siap dan mantap saat masuk SD nanti.
Apa tips yang dapat Ibu berikan untuk para orangtua dalam memotivasi anak untuk terus belajar Kumon?
Ada beberapa hal yang saya lakukan dalam memotivasi anak dalam belajar, antara lain dengan menemani anak saat belajar, memberikan motivasi, dan memberikan pujian dan rewards atas sekecil apapun kemampuan dan perkembangan anak.
Dhafira Anisa Putri, 6 Titik Pangkal (Math) : 6A1 Titik Pangkal (EFL) : 7A1 Level saat ini (Math) : B150 Level saat ini (EFL) : E130
3
My life, my dream
Tisha Anargya Megandana, 14 Tanggal Masuk Kumon (Math) : 16 Februari 2010 Tanggal Masuk Kumon ( EFL) : Juli 2018 Titik Pangkal (Math) : 5A Titik Pangkal ( EFL) : G
APAPUN YANG TERJADI, JANGAN PERNAH MENYERAH!
T
isha Anargya Megandana. Gadis manis ini memiliki sapaan akrab Gya, duduk di bangku kelas 3 SMP dan memiliki segudang hobi salah satunya fotografi. Gya merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Ratri Gunawan dan Ibu Indah Puji Astuti ini sudah menjadi Completer matematika. Seperti apa perjalanan Gya bersama Kumon? Tentunya teman-teman penasaran bukan? Mari kita simak bersama wawancara singkat bersama Gya.
Gya, bisakah kamu ceritakan perkenalan kamu dengan Kumon serta suka duka sampai akhirnya kamu menjadi Completer (Math)? Waktu aku duduk di TK B, aku kesulitan menjawab pertanyaan dari Ibu guru mengenai penjumlahan. Ibu dan Ayah menjadi khawatir jika nantinya aku duduk di bangku SD, aku tidak dapat mengikuti pelajaran. Kebetulan anak dari teman ibuku ada yang ikut Kumon, lalu Ibu banyak menggali informasi tentang Kumon, akhirnya aku pun mendaftar di Kumon pada saat Coba Gratis.
Suka dan duka belajar di Kumon banyak sekali, mulai dari malasnya mengerjakan Kumon, liburan mengerjakan PR Kumon, hampir pernah berhenti dari Kumon, dikejar target, dan juga sempat harus pakai kursi roda ke Kumon karena kecelakaan. Namun aku tetap semangat karena dengan ikut Kumon pelajaran di sekolah menjadi lebih mudah, aku dapat membantu teman-teman yang kesulitan belajar matematika. Untuk mengatasi kesulitan dalam mengerjakan Kumon, aku membuang rasa malas yang ada di pikiranku. Sebelum mengerjakan Kumon biasanya aku menonton atau mendengarkan lagu kesukaan terlebih dahulu agar semakin semangat mengerjakan PR. Sejak kecil aku ingin menjadi Dokter, dengan tetap bersemangat mengerjakan Kumon menjadi pemicu untuk aku selalu rajin agar citacitaku tercapai.
Apa manfaat yang Gya rasakan dengan ikut Kumon yang terasa hingga saat ini (akademik/non akademik). Kapan target yang ingin
kamu capai untuk menjadi Completer EFL? Sejak kelas 2 SD aku sering membantu teman-teman yang kesulitan belajar matematika, mereka sering bertanya kepadaku jika Ibu guru sedang membantu teman lain. Pastinya ada rasa bahagia dan bangga tersendiri yang membuatku sadar bahwa belajar di Kumon itu menyenangkan dan sangat membantu. Untuk subjek EFL, targetku lulus sekitar bulan Mei 2019, yang pasti aku akan kembali diundang pada ASF tahun 2019.
Hobi apa saja yang sedang kamu geluti saat ini? Bisakah kamu ceritakan tentang hobimu tersebut? Hobiku sebenarnya banyak sekali diantaranya; travelling, fotografi, dan terkadang membuat video. Awalnya mulai menyukai membuat video karena mendapatkan tugas membuat video pada saat kelas 7 dan mulai ikut lomba film. Videoku dan teman-teman terpilih sebagai 5 besar terbaik Festival Film Pelajar tahun 2017. Kalau fotografi diajarin ayah,
terutama pada saat mengabadikan momen-momen travelling bersama keluarga. Untuk fotografi aku dan ayah rutin ikut Canon Foto Marathon sejak tahun 2014.
Bagaimana kamu membagi waktu antara hobi fotografi dan video kamu dengan waktu belajar di Kumon? Lalu apa kesamaan antara Kumon dengan hobi yang kamu sukai saat ini? PR Kumon selalu aku kerjakan pada malam hari sepulang sekolah. Untuk les menggambar, hobi video dan fotografi biasanya aku lakukan di luar hari Kumon pada saat pulang sekolah atau weekend. Ada Kesamaan antara hobi yang aku geluti dengan Kumon yaitu sama-sama harus ditekuni, fokus, dan pantang menyerah.
Kami dengar Gya juga pernah mengikuti kegiatan sosial dengan memotong rambut hingga plontos dan disumbangkan ke Yayasan Kanker Indonesia Anak, bisakah Gya menceritakan kegiatan ini dan mengapa Gya melakukan hal tersebut? Sekolahku sering mengadakan “Comunity Service” (CS), ketika aku duduk di kelas 7 aku merupakan salah satu anggota CS di SLB Wiyata Dharma 3 Sleman sehingga aku tahu banyak teman-teman yang tidak seberuntung aku. Ketika ada event #BeraniGundul kegiatan Yayasan Kanker Anak, ayah mengajak aku untuk ikut, jadi kami sekeluarga semuanya gundul. Kebetulan tetangga guruku anak berumur 4 tahun terkena kanker, dia tidak mau kepalanya di gundul untuk pengobatannya lalu aku dan guruku membuat video untuk memberikan
semangat dengan pesan yang tersirat bahwa ‘dia tidak sendirian yang gundul, aku menemaninya untuk gundul’. Aku senang sekali bisa berguna untuk orang lain. Aku juga menyumbangkan hadiah boneka waktu aku kecelakaan dulu untuk adik-adik di bangsal kanker anak rumah sakit Sardjito Yogyakarta.
Apa manfaat belajar di Kumon yang bisa kamu implementasikan dalam kegiatan sehari-hari? Tidak gampang menyerah, jika saja waktu di Level G aku menyerah dan memilih untuk berhenti dari Kumon, aku tidak akan mendapatkan pengalaman-pengalaman berharga dan menantang yang akan membantuku di masa depan.
Sedikit pesan yang ingin kamu berikan siswa Kumon yang saat ini masih belajar? Hai teman-teman! Jangan patah semangat mengerjakan Kumon ya, kalau kamu lelah tidak apa-apa untuk isirahat sebentar tapi yang penting jangan pernah menyerah! Fighting! kalian pasti bisa!
Tanggapan dari orang tua Gya (Bapak Ratri Gunawan Megandana)
Manfaat apa yang terlihat dari Gya dengan mengikuti Kumon sejak prasekolah baik akademik/non akademik sampai dengan saat ini? Menekuni Kumon selama 8 tahun memang bukan hal yang mudah. Lebih dari separuh hidup Gya dilalui bersama Kumon, Gya juga pernah cuti Kumon 3 bulan karena kecelakaan yang mengharuskan dia menggunakan kursi roda. Tapi kemauannya menyelesaikan Kumon sangat kuat. Meskipun pernah hampir menyerah dan saya tawarkan untuk berhenti, dia tetap bersikeras meneruskan Kumon. Kumon membentuk pribadi Gya menjadi kuat dan pantang menyerah. Secara akademik dengan ikut Kumon memudahkan Gya dalam pelajaran matematika, Gya belajar jauh di atas tingkatan kelasnya, Gya jadi sering diminta gurunya dari SD untuk membantu temanteman di sekolahnya. Kalau istilah di sekolah Gya, ‘Guru Sebaya’. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan rasa percaya diri, rasa empati dan belajar bersabar bagi Gya. Gya juga lebih bertanggung jawab dengan hal-hal di luar Kumon. Seperti tugas-tugas sekolah, menekuni hobinya dan Gya menjadi sangat menyukai tantangan seperti mengerjakan soal-soal di Kumon. Semoga ke depannya Gya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
My life, my dream
BELAJAR DI ATAS TINGKATAN KELAS: HAL YANG PALING BERKESAN DARI KUMON!
V
alentino Dante Tjowasi, akrab dipangil Dante, siswa kelas 12 ini memiliki banyak prestasi dan sudah menjadi Completer Kumon lho, yuk simak perjalanan dan ceritanya berikut ini:
Apa yang paling berkesan selama mengikuti pembelajaran di Kumon? Belajar di atas tingkatan kelas merupakan salah satu pengalaman yang paling berkesan. Saat Sekolah Dasar, saya merasa sangat bangga bisa mengerjakan materi matematika SMA yang sulit. Hal itu yang mendorong saya untuk tidak cepat puas dan terus belajar mengembangkan hobi karena saya tahu bahwa kemampuan itu tidak ada batasnya.
Bagaimana belajar Kumon membantu pelajaran di sekolah? Di sekolah saya tidak pernah kesulitan dalam ujian matematika dan bahasa Inggris. Salah satu faktornya karena ketika materi itu diajarkan di sekolah maupun pada konsep dasar materi olimpiade, saya tinggal me-review kembali karena hal itu sudah pernah dipelajari sebelumnya di Kumon.
Apakah hobi dan kegemaranmu? Bagaimana cara kamu membagi waktu dengan Kumon? Sewaktu masih belajar Kumon, saya mempunyai hobi bermain
Valentino Dante Tjowasi, 16 Lahir: 14 Februari 2002 Tanggal Masuk Kumon (Math): Juni 2003 Lulus Kumon (Math): Juni 2013
6
bulutangkis. Saat itu, meski tidak bisa dipungkiri bahwa Kumon menyita sebagian waktu saya, tapi saya masih bisa membagi waktu antara Kumon dan latihan bulutangkis. Mengerjakan PR Kumon setiap hari hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk matematika dan bahasa Inggris, dan sisa waktunya masih lebih dari cukup.
Banyak prestasi yang telah diraih olehmu, khususnya dalam bidang matematika, prestasi mana yang paling berkesan? Prestasi yang paling berkesan adalah dapat mewakili Indonesia di International Mathematical Olympiad (IMO) 2018 di Rumania dan meraih medali perak. Untuk dapat menjadi wakil Indonesia di lomba tersebut, saya harus mengikuti seleksi ketat dari Kemendikbud mulai dari kecamatan, kota, propinsi hingga nasional. Lomba itu sangat bergengsi, diikuti lebih dari 100 negara, ketika itu Indonesia bisa masuk dalam 10 besar, mengalahkan negara seperti Inggris dan Jepang. Pencapaian terbaik sepanjang keikutsertaan Indonesia dari tahun 1988.
Apa peran Kumon dalam meraih prestasimu? Kumon melatih untuk berkomitmen pada apa yang ingin saya lakukan, menetapkan target konkret, pengembangan diri, dan memberikan dasar-dasar yang berguna saat saya mempelajari materi olimpiade matematika. Menekuni sesuatu secara konsisten tidaklah mudah, dan karena terbiasa latihan di Kumon, saya beruntung, tidak terkejut lagi jika harus berlatih setiap hari saat persiapan olimpiade. Di Kumon, anakanak terbiasa memiliki target, ini membantu saat berlatih materi olimpiade, berapa soal yang harus dikerjakan setiap hari dan seberapa sulit soal tersebut. Belajar
Kumon membantu membentuk dasar matematika dan bahasa Inggris yang kuat sehingga saya bisa belajar secara mandiri dari internet ataupun komunitas matematika. Belajar mandiri membuat potensi saya dapat berkembang lebih maksimal.
Apakah cita-cita Dante kedepan? Saya ingin menjadi ilmuwan Artificial Intelligence (AI). AI adalah kemampuan untuk memprogram mesin agar dapat meniru manusia dan bisa belajar memilah data yang diberikan, seperti di aplikasi penerjemah, e-mail, dan lainnya.
Untuk siswa-siswa Kumon yang sedang menghadapi kesulitan, adakah saran agar selalu termotivasi? Saran saya adalah ikuti prosesnya dan nikmatilah Kumon, karena 30-60 menit waktu per hari yang dikorbankan saat ini akan sangat bermanfaat nantinya. Tetap semangat ya teman-teman Kumon semua!
Parenting Tips
Cara
untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung di Luar Kepala
Sebuah pondasi yang kuat dalam kemampuan berhitung di luar kepala bisa sangat membantu anak Anda lebih mudah maju ke tingkat matematika yang lebih tinggi. Selain membantu kemampuan berhitung di luar kepala anak-anak Anda, bermain game matematika sederhana juga merupakan cara untuk mengalihkan perhatian anak-anak Anda dari gadget mereka dan membantu mereka berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain. Berikut adalah 3 permainan matematika yang dapat meningkatkan keterampilan berhitung di luar kepala:
1
10s
1s
2 3 4 5 6 Total
101 DAN KELUAR Untuk bermain, Anda perlu selembar kertas, pensil, dan satu dadu. Tujuan dari permainan ini adalah mencetak skor sedekat mungkin dengan 100 tanpa melewatinya. Pemain bergantian menggulirkan dadu. Saat Anda menggulirkan, Anda dapat mengambil nomor sebagai satu atau sepuluh. Misalnya, jika Anda menggulir 1, itu dapat digunakan sebagai 1 atau 10. Pemain menyimpan catatan berjalan dari total mereka saat mereka bermain. Sementara angka-angka ditulis di atas kertas, anjurkan anak-anak Anda untuk menggunakan kemampuan berhitung di luar kepala mereka. Permainan ini adalah cara yang bagus untuk membangun strategi kemampuan berhitung di luar kepala karena anak-anak sering berpikir kritis mengenai jumlah yang harus mereka gulirkan selanjutnya.
MATEMATIKA JEOPARDY
Beri anak Anda selembar kertas dan kemudian ucapkan nomor. Beri mereka waktu satu menit untuk menemukan sebanyak mungkin cara untuk membuat nomor tersebut menggunakan rumus penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
1+4
10 : 2 20 : 4
3+2 1x5
PERANG PERKALIAN
Susun nomor kartu secara merata untuk setiap nomor yang menghadap ke bawah. Tetapkan kartu dengan angka nol untuk mewakili angka sepuluh. Setiap pemain mengubah dua kartu menghadap ke atas, membaca kalimat nomor dan memberikan jawabannya. Misalnya, jika anak Anda mengambil angka 7 dan 8, ia mengatakan 7 Ă— 8 = 56. Jika Anda mengambil angka 6 dan 4, Anda mengatakan 6 Ă— 4 = 24. Karena hasilnya lebih besar, ia memenangkan empat kartu dan meletakkannya di bagian bawah tumpukan kartunya. Jika masingmasing dari Anda memiliki angka dengan hasil yang sama, setiap pemain menempatkan empat kartu menghadap ke bawah dan muncul dua dari mereka. Pemain dengan hasil perkalian terbesar menang delapan kartu. Lanjutkan permainan sampai satu pemain kehabisan kartu dan pemain dengan kartu paling banyak adalah pemenangnya.
7
Regional Article
Bagaimana Kumon menemukan tingkatan yang tepat bagi setiap siswa
A
pakah manfat yang paling utama dari belajar Metode Kumon? Menurut Toru Kumon, aspek paling penting dari Metode Kumon adalah belajar pada tingkatan yang “tepat”. “Saya telah merevisi buku ‘Kekuatan Metode Kumon’ pada musim gugur yang lalu. Saya memutuskan bahwa belajar pada tingkatan yang ‘tepat’ adalah elemen yang paling penting dalam pendidikan karena setiap anak harus diberikan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan mereka. Ketika mereka diberikan materi yang ‘tepat’, mereka akan menikmati proses pembelajaran dan hal ini dapat membantu mereka maju melampaui tingkatan kelasnya. Sampai di titik ini, ‘maju melampaui tingkatan kelasnya’ telah menjadi kekuatan Metode Kumon nomor satu. Akan tetapi saya perlu menjelaskan kembali bahwa yang paling penting adalah memberikan tingkatan yang ‘tepat’ dan hal tersebut bisa menjadi kekuatan utama dari Metode Kumon,” Toru Kumon menulisnya di Yamabiko, 1995. Sebenarnya apakah arti sebenarnya dari belajar pada tingkatan yang ‘tepat’? Dalam artikel ini, kami akan mencoba menjelaskan kembali apa itu konsep belajar pada tingkatan yang “tepat”.
8
Menemukan tingkatan yang tepat dapat diartikan sebagai proses identifikasi titik atau hal yang membuat siswa menjadi termotivasi untuk mengeluarkan potensi terbaiknya. Dalam olahraga, seorang atlet mempunyai keahlian tertentu yang yang akan selalu terlihat oleh orang lain. Sebagai contoh, penggemar sepak bola akan selalu mengingat Thierry Henry sebagai salah seorang pemain Juventus, sebuah Klub Sepak Bola Italia. Henry selalu ditempatkan sebagai pemain sayap kiri ketika merencanakan serangan ke gawang lawan. Ketika dia ditempatkan sebagai pemain bertahan (defender), dia tidak dapat tampil dengan maksimal terlebih lagi dia tidak bisa menikmati permainan dan tidak enjoy. ”Saya tidak dapat menikmati permainan sama sekali, saya merasa kehilangan semangat untuk bermain bola” Henry mengakui. Dia diperbolehkan pindah ke klub sepak bola
Inggris “Arsenal”, di klub barunya itu dia dimainkan sebagai penyerang cadangan namun saat itulah dia bisa berkembang. Henry kemudian menjadi striker pilihan pertama dan bahkan menjadi top scorer sepanjang masa bagi negara dan klubnya. Melalui contoh ini, sangat jelas bahwa Henry tidak bermain dengan benar ketika dia masih bersama Juventus. Hanya di Arsenal lah, tempat dimana pelatih dapat menemukan tingkatan atau tantangan yang sesuai bagi Henry. Di Kumon, kami menyebutnya tingkatan yang ‘tepat. Ketika itu pula Henry mulai menyukai bermain bola. “Ketika saya mencetak gol, pada saat itu, saya dapat merasakan emosi dan sensasi perasaan yang telah lama saya tidak dapat rasakan”, ujarnya. Sama halnya dengan peran seorang pelatih dalam sepak bola, salah satu peran penting Pembimbing Kumon adalah menemukan tingkatan yang “tepat” bagi setiap siswanya. Karena berbeda siswa, berbeda pula kemampuannya, tingkatan yang ‘tepat’ bagi mereka juga bisa berbeda-beda. Oleh karenanya memadukan materi Kumon dengan kemampuan siswa sangatlah penting, karena jika mereka belajar pada tingkatan yang “tepat” mereka akan mulai menyukai proses belajar dan
mempelajari materi secara mandiri. Pada akhirnya, siswa akan menikmati proses pembelajaran dan dapat maju melampaui tingkatan kelasnya di sekolah, sama halnya seperti Thierry Henry yang mulai menyukai sepak bola dan bermain dengan baik ketika pindah ke klub Arsenal. Bagaimana Pembimbing Kumon memastikan setiap siswa belajar pada tingkatan yang “tepat”? sebagai ilustrasi marilah kita lihat bagaimana Toru Kumon menentukan tingkatan yang “tepat” bagi anaknya, Takeshi, dengan menggunakan lembar kerja dengan materi penjumlahan pecahan sebagai contoh. Ketika Takeshi mengerjakan penjumlahan pecahan untuk pertama kali, dia tidak memahami konsep kelipatan persekutuan terkecil (KPK), dia hanya mengalikan semua penyebut untuk menyamakan penyebutnya. Dia juga tidak mengetahui bagaimana cara menjawab soal dengan singkat. Toru Kumon tidak serta merta menanyakan kepada Takeshi untuk mengulang kembali keseluruhan lembar kerjanya lagi dan lagi sampai dia menemukan jawaban yang tepat, berlawanan dengan pemahaman umum, Toru Kumon memberikan contoh-contoh, berdasarkan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan Takeshi dari soal-soal yang sebelumnya telah dikerjakan untuk menggambarkan maksud dan tujuan dari materi pengurangan pencahan. Kemudian dia meminta Takeshi mengerjakan kembali satu sisi dari lembar kerjanya, namun kali ini diberikan penyebut sebagai hints. Tujuan dari pengulangan ini adalah untuk membantu Takeshi menyelesaikan soal tanpa harus berurusan dengan penyebut. Di lembar kerja berikutnya, Takeshi
mampu menyelesaikan soal tanpa bantuan Toru Kumon. Namun, dia masih mengalikan semua penyebut, kali ini bimbingan yang diberikan Toru Kumon adalah dengan memberikan catatan “Untuk semua soal ini, tidak perlu mengalikan semua penyebutnya.” Hari berikutnya, sambil mengoreksi lembar kerjanya, Takeshi membaca catatan dari ayahnya tersebut dan menyadari bahwa alih-alih mengalikan semua penyebutnya, dia seharusnya hanya menuliskan KPK nya. Di lembar kerja berikutnya, Takeshi mampu menjawab soalnya dengan menggunakan KPK dan hampir seluruh jawabannya tepat. Sampai dengan sekarang, Metode Kumon terus menggunakan lembar kerja yang tepat untuk masingmasing siswa dan memberikan mereka keleluasaan untuk mencari jawaban melalui hints, contoh soal, dan jika dibutuhkan bimbingan langsung dari Pembimbing. Atsushi Yamada, President Kumon Asia & Oceania, meyakini bahwa menemukan tingkatan yang “tepat” berawal dari pemberian Tes Penempatan. “Sebelum seorang anak masuk kelas, sebaiknya Pembimbing menyampaikan kepada asisten mengenai gambaran yang didapatkan ketika anak mengerjakan Tes Penempatan atau gambaran kondisi belajar di hari kelas berikutnya diiringi dengan pemberian bimbingan yang tepat. Upaya tersebut akan berpengaruh pada peningkatan motivasi dan rasa percaya diri karena mereka diberikan pembelajaran pada tingkatan yang “tepat”. (President’s Message to Instructors, May 2018).
9
Feature
E
L
JUS
GH T RI
V T LE
Instructors’ Quotes Aspek tingkatan yang “tepat” adalah aspek paling penting dari Metode Kumon. Di bagian regional article kali ini, kami membahas tentang bagaimana Kumon menentukan tingkatan yang tepat bagi setiap siswa, kami telah mempelajarinya dari Toru Kumon, penemu Metode Kumon, tentang bagaimana menemukan tingkatan yang “tepat” untuk anaknya, Takeshi. Dalam edisi Instrutors’ Quotes kali ini, mari kita simak pendapat beberapa Pembimbing tentang apa itu tingkatan yang “tepat” dan bagaimana mereka menentukan tingkatan yang “tepat” bagi setiap siswanya.
Ms Eka Meilia Hartuti Kumon Indonesia
10
Anak belajar pada tingkatan yang tepat bila ia berlatih sesuai dengan kemampuannya. Sebagai Pembimbing, saya berusaha menggali potensi siswa dengan mengamati sikap belajar siswa di kelas, melakukan pengamatan pada saat siswa mengerjakan lembar kerja ditambah dengan informasi yang diperoleh saat berkomunikasi dengan orang tua. Dengan mengamati sikap belajar siswa di kelas, saya bisa melihat semangat, konsentrasi, kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi soal baru. Saat mengamati siswa mengerjakan PS, saya bisa mengetahui kemampuan yang sudah terbentuk misalnya ketangkasan kerja, mental calculation dan lain sebagainya. Anak yang belajar pada tingkatan yang tepat akan belajar dengan senang, antusias, semangat, dan termotivasi untuk maju bahkan ke level-level yang jauh lebih tinggi dari tingkatan kelasnya.
60th Anniversary Feature
Ms Salina Thaweewatthanakijborworn
Menentukan tingkatan yang tepat bagi siswa akan memberikan siswa motivasi untuk terus belajar di Kumon dan segera mencapai di atas tingkatan kelas mereka. Oleh karena itu penting bagi Pembimbing untuk menemukan tingkatan yang tepat bagi setiap siswa dengan memberikan rencana belajar yang efektif dan juga memberikan bimbingan yang sesuai yang dibutuhkan oleh setiap siswa sejak awal siswa bergabung dengan Kumon, sehingga siswa bisa maju dengan lancar dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Pembimbing harus memfokuskan diri pada pencarian tingkatan yang tepat bagi setiap siswa agar siswa selalu bersemangat dan dapat terus berkembang dengan belajar di Kumon.
Kumon Thailand
Tingkatan yang tepat adalah titik pertemuan antara perasaan siswa yang terus tertantang dengan materi baru tanpa harus merasa dibebani oleh materi yang sulit. Saya yakin jika hal ini dapat diraih maka akan menjadi salah satu keunggulan belajar dengan Metode Kumon. Penentuan tingkatan yang tepat dapat mewakili semangat Pembimbing untuk terus menggali potensi siswa, yang tidak dibatasi oleh rentang usia dan tingkatan kelas atau karena faktor-faktor lainya. Menurut saya, penentuan tingkatan yang tepat bagi siswa juga bisa menjadi pembelajaran yang merubah mindset saya sebagai Pembimbing, bahwa siswa dapat melakukan hal yang sebelumnya saya pikir tidak bisa dikerjakan. Oleh karena itu saya menghabiskan banyak waktu berinteraksi dengan semua siswa di kelas agar saya mendapatkan informasi yang cukup untuk menentukan tingkatan yang tepat bagi mereka melalui pembelajaran di Kumon. Dan hasil akhirnya adalah siswa dapat merasakan pencapaian dengan belajar Kumon yang akan sangat berguna bagi masa depan mereka.
Ms Melissa Zheng Kumon Singapore
Ms Saree Lawler Kumon Australia & New Zealand
Saya yakin bahwa sejatinya siswa menyukai setiap proses pembelajaran jika hal tersebut menarik dan menyenangkan. Belajar pada tingkatan yang tepat adalah salah satu aspek dari pembelajaran yang menarik dan menyenangkan tersebut. Tingkatan yang tepat adalah kondisi dimana siswa dapat mencerna materi dengan baik dan merasakan adanya tantangan dalam materi pembelajarannya serta dapat menerapkan konsep yang telah mereka pelajari sebelumya. Selain itu dengan menemukan tingkatan yang tepat bagi setiap siswa, sikap belajar mereka juga akan terbentuk. Mengamati siswa di kelas dan berkomunikasi baik dengan siswa maupun orang tua akan membantu siswa meraih target nyata yang membuat mereka terus belajar dengan Kumon karena mereka akan selalu termotivasi untuk meraih targetnya.
11
kumonindonesia