PUTAW
edisi akpro (sajak & propaganda) #Mei 2014
tahukah kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? karena kau menulis. suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari (Pramoedya Ananta Toer)
lawunhas.wordpress.com
SUARA BANDAR
Putau adalah salah satu bahan adiktif yang berbahaya, jika anda kedapatan menggunakannya maka anda akan mendapat ‘penginapan’ gratis dari negara. kecanduan putau sangatlah merugikan kesehatan apalagi finansial, karena putau sangatlah mahal sehingga terkadang orang rela menjual apa saja demi mendapatkannya. Tapi ini bukan putau melainkan Putaw. Putaw merupakan singkatan dari Kumpulan Tulisan LAW yakni sebuah terbitan yang InsyaAllah rutin dari hasil perenungan, pendiskusian, hingga percurhatan anak-anak LAW. Putaw ini berisikan kumpulan tulisan dari ‘genre’ apa saja yang dikumpulkan dalam waktu tertentu oleh si ‘Bandar’. Harapannya, putaw ini dapat memberikan efek yang sama dengan putau, membuat para anggota LAW kecanduan dalam menulis tanpa dibatasi (positivistic tulisan). Putaw memberikan manfaat, tidak merugikan kesehatan dan finansial kecuali begadang atau sms,line,bbm meskipun tidak dibalas oleh si ‘Dia’. Pada terbitan kedua ini PutaW menghadirkan tulisan dari para Lawers (Pengedar) yang telah mengumpulkan tulisannya. Untuk edisi kali ini ‘Bandar’ mengangkat tema AKPRO (sajAK dan Prosa). Mari berbagi….akhir kata terima kasih kepada Direktur LAW dan Pengedar..tulisan kalian abadi…
Selamat nge-Putaw Kritik dan Saran dinantikan Sekret, 4 Mei 2014
Bandar
2
Kepada Para Pejuang Imajinasi ‘ST’ Kepada Para Pejuang Imajinasi Biarkanlah aku turut menari bersama kalian Terbang bersama mimpi berjelajah dimensi Menuju surga di tepi sungai tempat para hewan berdendang
Kepada para pejuang imajinasi Yang berpijak di atas taman liar Berisikan bunga yang bermandikan sejuta warna Yang elok dipandang dan ceria tampaknya
Kepada para pejuang imajinasi Yang tak henti melawan keniscayaan Bernapaskan semangat, cinta dan dendam Yang tetap memilih menjadi tak waras
Kepada para pejuang imajinasi pandangilah langit di atas kita yang begitu luas nan indah kusimpan senyum ceriaku yang berbahagia Untuk segala imajinasiku yang kelak akan terwujud
3
HORMAT UNTUKMU, BURUH YANG BERJUANG! ‘ST’
Semerbak wewangian pagi menyelimuti udara teras rumah kami Bunga-bunga tampak akrab saling menyapa dan bersahutan Ibu ayah sedang menata diri menuju rutinitas Sedang aku memilih berteman dengan lamunan saja
Bisikan dikepalaku terus menjejali pikiranku Ia mengumandangkan kata demi kata bak sebuah ayat suci Katanya, hormati ibu ayahmu! Hormati mereka yang berjuang demi kesejahteraanmu!
Aku ingat Ayah ibu sedang menuntut keadilan Bukan memberontak, bukan pula membangkang Mereka hanya ingin memperbaiki kualitas hidup Yang semakin meresahkan seiring perkembangan zaman Mereka hanya ingin mendapatkan haknya Hak yang dimiliki tiap orang, termasuk seorang buruh Mereka hanya ingin hidup seperti manusia lain
4
Tidak berlebihan mengingat kerja keras dan sumbangsih mereka
Namun ayah ibu dimusuhi Hanya karena berjuang demi hidup Mereka dicerca dan dimaki saudara sendiri Padahal mereka juga berjuang demi hidup pekerja lain
Mereka tak sepatutnya dimusuhi karena mereka kawan kita! Mereka sepatutnya dihormati karena memilih menolak tunduk dalam ketidakadilan!
5
PEMERINTAHAN AKHIR ZAMAN Hendri Gunawan Mencermati konsep sejarah demokrasi menurut Aristoteles (dalam Buku Filsafat Demokrasi), model pemerintahan merupakan sebuah siklus. Berawal dari mobokrasi (Aristotels menyebutnya Demokrasi) yaitu keadaan dimana terjadi kekacauan yg tidak teratur dalam masyarakat maka muncullah sosok pemerintahan Tunggal (Monarki). Ketika kualitas kepemimpinan tunggal berkurang maka terciptalah Tirani.Karena sistem ini dianggap tidak baik maka muncul sistem Aristokrasi yang dipimpin oleh sekelompok filsuf/cendekia. Selanjutnya kualitas Aristokrasi berkurang mka terciptalah Oligarki yang dipimpin oleh sekelompok Orang Kaya/Bangsawan. Kembali ketika sistem ini tidak disenangi maka muncullah sistem Demokrasi (Aristoteles menyebutnya Politeia) yaitu kekuasaan ditangan rakyat. Ketika kualitas demokrasi berkurang maka kembalilah ke sistem Mobokrasi dimana terjadi kekacauan/anarki (Lht juga Teorinya Keseimbangan Inu Kencana). Sebagai sebuah siklus mana dari kondisi ini akan muncul lagi satu sosok penguasa (Monarki). Jika monarki zaman dahulu terbagi-bagi berdasarkan sebuah teritori yang sempit, monarki di masa yang akan datang bisa jadi berbentuk satu pemerintahan dunia. Perkembangan teknologi infomasi sangat memungkinkan untuk itu. Demikian pula globalisasi telah terlebih dahulu memudarkan batas antar bangsa. Jika teori siklus sejarah pemerintahan menurut Aristoteles benar, maka dunia semakin dekat (atau mungkin sudah) dengan kondisi Mobokrasi yang selanjutnya menjadi Monarki. Untuk transisi ke Monarki sepertinya hanya sosok kepemimpinan kharismatik yang bisa menyatukan manusia dibawah satu kepemimpinan dunia, bisa jadi Komunisme Internasional/Kapitalisme dengan New World Ordernya/Imamah menurut konsep syiah/Khilafah menurut konsep Sunni. Melihat teori kepemimpinan kharismatik lebih menekankan pada pendekatan spiritual ketimbang rasional dimana seorang pemimpin kharismatik merupakan sosok yang diberi anugrah luar biasa dari Tuhan, maka peluang model pemerintahan monarki berdasarkan pendekatan spiritual hanya tersisa Khalifah atau Imamah. Mengenai sosok kepemimpinan kharismatik berdasarkan pendekatan spiritual (Islam) keduanya meyakini Imam Mahdi sebagai sosok yang akan muncul sebagai pemimpin akhir zaman. Jika semua asumsi diatas benar maka, sepertinya dunia semakin dekat dengan akhir zaman..Bertaubatlah!!!! 6
EKONOMI ALTERNATIF RahmatJanuar Noor / januarrahmat@gmail.com
Membicarakan masalah ekonomi sangatlah rumit, tidak sesederhana pengertiannya yang hanya terbatas pada terjadinya transaksi penjual dan pembeli. Sampai hari ini di kalangan aktivis sangat getol mengkritik kebijakan-kebijakan ekonomi negara kita yang cenderung liberal sehingga tidak ada proteksi kepada ekonomi masyarakat, contoh terakhir adalah berdirinya restoran cepatsaji CFC di sekitar kompleks rumah sakit yang secara sadar akan mematikan para penjual makanan yang berada di sekitar rumah sakit. Namun terkadang kita hanya sampai pada tahap kritikisasi, tidak member solusi sebagai alternative bagi masyarakat. Memang sangat sulit untuk menelurkan ide bagaimana ekonomi selain yang kita kenali di negara kita saat ini. Menurut Coen Pontoh dalam tulisannya di Indoprogresif tahun 2006 mengatakan bahwa ada tiga sistem ekonomi selain sistem ekonomi liberal atau kapitalisme saat ini. Pertama yaitu sistem sosialisme yang dianut oleh negara Kuba, yang ide dasarnya adalah meletakkan buruh atau kelas pekerja sebagai pengontrol produksi dan pemasaran. Kemudian sistem nasionalistik yang diimplementasikan di negaraRusia dan China, yaitu sistem ekonomi yang berusaha melindungi negara dari penetrasi negara asing, sistem ini tidak dapat melepaskan diri dari kapitalisme sehingga disebut juga capitalism state. Terakhir adalah sistem yang berwatak populis, sistem ekonomi ini memberikan prioritas kepada unit usaha kecil dan menengah dalam negeri, sistem ini dipakai oleh Argentina pada jaman Peronisme dan Hugo Chaves di Bolivia. Apa yang harus dilakukan ketika selesai kuliah nanti? Masihkah idealism dan prinsip ini saya pegang teguh? Ataukah saya akan larut dalam hegemoni kapitalisme yang memaksa anda menjual segala apa yang anda miliki untuk menopang eksistensi anda dalam sistem yang sangat kompetitif tersebut. Pertanyaan-pertanyaan di atas sering kali melintas di kepala mahasiswa, apalagi para aktivis yang ingin mempertahankan idealismenya. Untuk memilih jawabannya pasti sangatlah membingunkan, namun jika memang yakin terhadap kebenaran idealisme yang telah mengisi otak maka seharusnya tak ada lagi kebingungan.
7
Pada hari selasa yang lalu, kami kedatangan beberapa teman untuk melakukan brainstorming mengenai kemungkinan lahirnya ekonomia lternatif. Di antara kami semua terdapat tepat satu orang yang terlihat mencolok, dia adalah Sean seorang asing yang datang dari negara lahirnya sepak bola. Sean kemudian membagikan pengalamannya yang telah melihat beberapa gerakangerakan sosial di berbagai belahan dunia. Pada diskusi tersebut dibahas mengenai peran koperasi yang sebenarnya sangat penting karena prinsip pengelolaannya yang berbasis gotong royong, dan swadaya, berarti setiap anggota berpartisipasi dalam merencanakan, memutuskan, dan mengeksekusi hasil putusan. Tujuan koperasi juga sangatlah mulia yaitu untuk menciptakan kesejahteraan anggotanya. Namun ternyata ada perbedaan yang mencolok antara koperasi yang ada di negeri luar dengan yang ada di Indonesia. Koperasi di Indonesia telah jauh meninggalkan prinsip-prinsipnya, karena pengelolaannya yang seperti perbankan atau bahkan lebih jahat dari perbankan itu sendiri, ujar salah satu peserta diskusi. Salah satu contoh misalnya koperasi simpan pinjam yang memberikan kredit kepada pedagang-pedang kecil namun dengan bunga yang jauh lebih tinggi daripada yang diberikan oleh bank, ditambah lagi dengan maraknya MLM berkedok koperasi yang dengan mudah membuai masyarakat menengah ke bawah yang kurang mampu mengakses pendidikan sehingga kurang mengerti mengenai haltersebut. Padahal menurut Sean prinsip koperasi yang selama ini dilakukan oleh beberapa komunitas yang telah ia kunjungi adalah pengelolaannya yang partisipatif. Mungkin di Indonesia dulu pernah ada, namun sepertinya tidak lagi karena koperasi juga banyak melahirkan kasus-kasus korupsi seperti Kospin di beberapa kabupaten di Sul.Sel. Mari tinggalkan koperasi di Indonesia, mari tengok salah satu koperasi yang pernah dikunjungi oleh Sean di negara asalnya. Sistem koperasinya mengharuskan semua anggota koperasi bekerja, dan sama-sama memikirkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Mereka juga tidak money oriented, keuntungan koperasi digunakan untuk membeli bahan makanan yang kemudian dibagi-bagikan kepada seluruh anggota karena mereka berpikir bukankah kebutuhan dasar manusia adalah makan. Koperasi dengan model seperti yang dijelaskan di paragraph ini sangatlah ideal sebab dapat mencegah terjadinya chaos antara bawahan dan atasan, tak ada hierarki yang memisahkan satu orang dengan orang lainnya,
8
semuanya sama sehingga keinginan menciptakan tatanan masyarakat yang egaliter sangatlah mungkin. Masih banyak lagi sistem ekonomi alternatif yang bisa dibangun oleh komunitas-komunitas. Bayangkan jika anda bersama dengan teman-teman anda kemudian bekerjasama membangun sebuah tatanan ekonomi alternatif yang mapan dari segi ide dan pemenuhan kebutuhan, maka anda dan teman-teman anda akan seperti koloni di film-film barat yang mampu membebaskan diri dari virus penyakit mematikan atau zombie-zombie menakutkan bernama kapitalisme. Another world is possible!
9
Slogan (Itu) yang Membunuhmu Accang Santiago
Awal 2014, sebuah kalimat peringatan kagetkan saya. Kalimat itu terpajang di bagian bawah setiap banner rokok/kretek. Kalimat itu berbunyi: ROKOK MEMBUNUHMU. Peringatan sebelumnya lebih masuk akal daripada sekarang ini. *** Pada malam natal, Susilo Bambang Yudhoyono sahkan PP 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Kemudian lahir kalimat peringatan baru di bungkus rokok/kretek: ROKOK MEMBUNUHMU. PP 109 tahun 2012 bukan inisiatif pemerintah Indonesia untuk lindungi masyarakat dari bahaya rokok. Peraturan itu bagian dari perang melawan tembakau dan pertarungan bisnis nikotin yang membesar di tahun 1990-an. WHO, organisasi kesehatan dunia, dapat sokongan dana dari sejumlah perusahaan farmasi multinasional untuk lakukan kampanye perang terhadap tembakau. Salah satunya promosikan FCTC (Framework Convention for Tobacco Control) sebagai dasar hukum internasional memerangi tembakau. Di sisi lain, bisnis nikotin sedang berkembang di antara perusahaanperusahaan obat dan farmasi dengan menciptakan produk bernama NRT (Nicotine Replacement Therapy) atau obat-obatan penghenti kebiasaan merokok, berupa permen karet nikotin, koyo, rokok elektrik, dan sebagainya. Wanda Hamilton sudah jelaskan hal itu dalam bukunya, Nicotine War (Yogyakarta, InsistPress: 2010). Indonesia berada di peringkat ketiga jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (http://www.cancerhelps.co.id/en/Hot-News/daftar-10-negara-perokok-terbesar-di-dunia.html). Bisnis nikotin janjikan untung besar di negara ini. Karena itu WHO terus menekan pemerintah Indonesia untuk meratifikasi FCTC. *** 10
Lewat aturan menampilkan gambar menyeramkan di bungkus rokok, seperti yang Indonesia mulai terapkan tahun ini, Singapura berhasil turunkan jumlah perokoknya jadi 14,3%. Sejak berlaku aturan bungkus rokok polos pada Desember 2012 dan kenaikan pajak rokok sebesar 5% pada 2013, Australia berhasil menekan dan menurunkan tingkat perokok. Indonesia ingin tiru kedua negara tersebut. Tetapi, berbeda dengan Indonesia. Di Singapura dan Australia, tidak banyak orang yang bergantung pada industri tembakau. Ada lebih dari 250.000 hektar lahan tembakau yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok. Tembakau produk Indonesia merupakan kualitas terbaik dunia. Ada lima daerah yang tercatat sebagai penghasil tembakau dengan kualitas tinggi, yaitu Temanggung, Lombok, Sumenep (Madura), Garut, dan Kudus. Indonesia adalah surga tembakau. Pada 2012, produksi tembakau seluruh Sumatera hasilkan 7.195 ton, Pulau Jawa 176.019 ton, Bali 1.585 ton, (data deptan.go.id) dan Lombok 48.000 ton (bumd.lomboktimurkab.go.id). Pada tahun yang sama, cukai rokok menyumbang devisa negara sebesar 84 trilyun rupiah, tertinggi ketiga setelah pajak dan tambang. Tahun ini pemerintah targetkan peningkatan pendapatan APBN dari cukai rokok sebesar 50%. Hasil produksi tembakau di atas terserap ke dalam industri rokok/kretek, dari skala besar sampai usaha rumah tangga. Data International Labour Organization (ILO): industri rokok/kretek Indonesia mampu serap sekisar 1,3 juta orang bekerja di ladang-ladang tembakau; 1,5 juta orang di ladang cengkeh; dan 10 juta orang terlibat langsung dalam industri. Jumlah ini capai 30 persen dari jumlah tenaga kerja sektor formal, dan 10 persen dari tenaga kerja Indonesia secara keseluruhan. Jumlah keseluruhan 30,5 juta orang mendapat manfaat dari tembakau, baik langsung maupun tidak langsung. *** Peringatan baru itu juga diskriminatif, sebab menempatkan rokok/kretek sebagai alat pembunuh. Perokok (bisa) peroleh stigma negatif di lingkungan sosialnya, dengan anggapan: perokok punya alat membunuh! Sungguh peringatan yang tidak masuk akal.
11
Padahal undang-undang lindungi aktivitas merokok. Selasa, 17 April 2012, Mahkamah Konstitusi bacakan putusan No. 57/PUU-IX/2011 mengenai tempat khusus merokok (Penjelasan Pasal 115 ayat (1) UU Kesehatan). Inti putusan tersebut mewajibkan adanya tempat khusus merokok di tempat umum, tempat kerja dan tempat lainnya. Secara hukum formal, putusan MK di atas beri kejelasan bahwa merokok adalah hak konstitusional yang harus dijamin dan dilindungi oleh konstitusi. Prinsip dasarnya sangat sederhana: penggunaan barang legal. Rokok/kretek barang legal. Berbeda dengan narkotika yang dilarang penggunaannya lewat undang-undang. Perokok/pengkretek merupakan konsumen produk legal hasil industri yang legal juga. Maka, mengkonsumsi produk tersebut, setiap perokok/pengkretek miliki hak yang harus dijamin dan dilindungi. Peringatan ROKOK MEMBUNUHMU sangat diskriminatif, bahkan mengkriminalisasi perokok. Kita juga harus lihat peringatan itu sebagai perjuangan kelas. Bagi kelas menengah dan atas, merokok hanyalah sebuah bentuk pergaulan. Pengaturan bahaya dan kenaikan harga rokok tidak masalah bagi mereka. Karena kalangan dari kelas ini bebas tentukan barang konsumsi mereka. Mereka punya kemampuan ekonomi lebih dibanding kelas bawah. Sebagai kelas yang terbentuk di antara kelas atas dan bawah, kelas menengah punya pilihan bebas: memilih jalur mendekati kelas atas atau berjuang bersama kelas bawah. Kelas menengah punya peranan penting. Apabila kelas menengah abai terhadap jutaan orang yang bergantung terhadap industri tembakau, akan mengancam hidup kelas bawah, petani tembakau misalnya. Kelas menengah adalah jembatan penghubung kalangan kelas bawah dengan kelas atas. Sebab, kelas menengah lebih punya kesempatan akses segala bentuk pengetahuan dan informasi daripada kelas bawah. Bagi kelas bawah, ketidaktahuan akan informasi selain bidang kesehatan atas wacana rokok akan menjerumuskan. Haji Tappa, seorang petani dan pekebun coklat di desa Malaka, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, misalnya. Ia menghisap tembakau dari kecil hingga berusia 70-an
12
tahun. Menghisap tembakau bagi Haji Tappa adalah bagian dari hidup: saat santai, bekerja, atau mengobrol dengan tetangga. Di Indonesia, rokok kretek lebih dari sekadar komoditi. Tapi, juga soal budaya, way of life, dan hingga tingkat tertentu identitas. Penggunaan bebauan tertentu seperti cengkeh dalam kretek tidak dikenal dalam kultur lain. Sebagai bagian dari industri tembakau, cengkeh adalah contoh inovasi indigenous dan sekaligus keperkasaan kelas pengusaha Indonesia (Fahmi Indris (ed.), Divine Kretek: Rokok Sehat halaman 31: 2011 mengutip dari Mark Hanusz, Kretek: The Culture and Heritage of Indonesian’s Clove Cigarettes: 2000). Banyak acara-acara adat dan budaya gunakan rokok/kretek. Salah satunya, ritus tukar rokok antara calon mempelai laki-laki dan perempuan dalam tradisi pernikahan Suku Talang Mamak yang tinggal di kawasan Sungai Tunu, di tanah keramat Rimba Puaka Talang Durian Cacar, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Ritus itu juga mirip dengan upacara pernikahan suku Biak, Papua. Peringatan baru itu menyudutkan pengetahuan kita pada satu perspektif saja: kesehatan. Padahal masih ada soal lain yang menyangkut tembakau: ekonomi dan budaya. Kita tidak bisa lupa bagaimana penguasa Orde Baru merekayasa sejarah G-30-S. Kemudian sebarkan paham antikomunis. Di seluruh tingkatan sekolah, guru-guru ajarkan bahaya komunisme. Hingga masa reformasi, yang (katanya) menjunjung demokrasi, pelarangan komunisme masih terjadi. Seperti, pembubaran diskusi di Perpustakaan Ultimus, Bandung, pada 14 Desember 2006. Lewat sejumlah aturan dan pendidikan formal, pemerintah memaksa kita punya pengetahuan seragam. Saya Sasaki Shiraishi, seorang peneliti dari Jepang, telah telanjangi proses ini dalam bukunya Pahlawan-Pahlawan Belia: Keluarga Indonesia dalam Politik (2001). Buku itu jelaskan pendidikan di sekolah-sekolah Indonesia yang seragamkan pengetahuan peserta didik. Peringatan baru tersebut inginkan tujuan serupa. Pun peringatan baru tersebut gambarkan hubungan kekuasaan dengan pengetahuan. Michel Foucault, seorang filsuf dari Prancis, katakan penciptaan ilmu pengetahuan tidak bisa lepas dari hasrat untuk berkuasa. WHO, gunakan tangan pemerintah, tunjukkan kuasanya atas bidang 13
kesehatan. Organisasi itu juga bawa tujuan perusahaan farmasi multinasional merebut dan menguasai pasar tembakau di Indonesia (nikotin khususnya). *** Apabila masalahnya kesehatan, Dr. Kurt Straif (spesialisasi kanker dari IARC, institusi penelitian kanker cabang WHO), akui bahwa penyebab utama kanker paru-paru adalah polusi udara (dalam sebuah rilis media di medicaldaily.com, 17 Oktober 2013). Profesor Susan Jebb, Profesor Diet dan Kesehatan Penduduk di Departemen Perawatan Primer Ilmu Kesehatan, Universitas Oxford, Amerika Serikat, katakan bahwa, hentikan minum jus jeruk. Karena, mengandung banyak gula seperti minuman coca cola. Jus jeruk sebabkan obesitas (telegraph.co.uk, 12 Januari 2014). Artinya, tidak ada barang yang jadi faktor utama gangguan kesehatan manusia. Apalagi sampai membunuh. Penelitian Wanda Hamilton (Juli 2001) temukan partikel emas atau aurum (Au) di daun tembakau. Partikel Au di daun tembakau itu bisa diisolasi sebagai nicotine-gold cair (www.forces.org/research/files/wanda.htm.).
Sementara
hasil
kajian
berbasis
nanosains
menunjukkan bahwa partikel Au memiliki daya penyembuh atau menyehatkan bagi manusia. Inilah yang membuat kebiasaan orang-orang pada zaman dahulu, baik orang Indian maupun kemudian orang di Eropa, menggunakan tembakau sebagai obat, meskipun tanpa kesadaran ilmiah dan hanya berdasarkan pengalaman empirik saja (Fahmi Idris (ed.), Divine Kretek: Rokok Sehat, halaman 217: 2011). *** Peringatan ROKOK MEMBUNUHMU hanyalah slogan yang justru membunuh pengetahuan dan kesadaran sosial kita. Sangat tidak masuk akal di negeri yang rakyatnya hidup dari tembakau.[]
14
Selepas Toga HEPTA
Ada ucapan bahwa dirimu sarjana dan semoga bahagia. Ada salamsalaman pertanda dirimu selamat sentosa. Ada doa ayah bunda agar anaknya lekas kaya dan punya cucunda. Ada pelukan pacar yang menunggu kamu beli dari orang tuanya. Ada senyum adik junior yang purapura sedih kamu tinggal pergi. Lalu ada pesan singkat di hape dari kerabat dan orangorang sok dekat. Kemudian dirimu merasa bahagia, sedunia, sesemesta. Kamu adalah golongan elit dari bangsa yang pelik
/ minggu pertama / Ijazahmu belum ada, ucapan tinggal satu dua. Dari orang orang yang seolah terkejut. Rencanarencana yang carut marut. Skripsi mu sudah kamu lupakan. Tinggal jadi sampah akhir studi yang menyedihkan.
/ bulan pertama / Kamu putuskan untuk pulang dahulu ke kampung halaman. Ingin menghirup sedikit udara sambil menunggununggu kabar dari kota. Pacarmu makin manja saja. Dia mau memberimu semua. Tubuh dan perhatiannya. Di pikirannya dia pikir kamu itu akan segera jadi suaminya. Kamu pun menikmatinya. Seperti menikmati teh manis, nasi dan lauk gratis, dan sedikit kegiatan agar dirimu tidak terlihat sebagai pengangguran.
/ tahun pertama / Kamu sudah dua kali bolak balik kota. Berharap seseorang atau sesuatu yang membawa kabar tentang masa depannmu datang dan menyebut namamu. Orang tua mu mulai banyak tanya. Dia 15
begitu karena temantemannya juga banyak tanya, tetangganya banyak tanya, teman arisannya banyak tanya: sudah kerja apa gerangan anaknya. Kamu menjawabnya bahwa sekarang susah cari kerja. Menjadi pegawai bagi negara harus punya koneksi. Ibu dan ayahmu punya itu. Tapi dengan kemegahan idealisme di kepalamu yang mulai pusing, kamu menolak. Kamu bilang itu tidakfair. Kamu punya citacita ingin seperti seorang tokoh anti korupsi yang kamu liat di televisi. Pacarmu masih menyayangi mu. Sebenarnya dia hanya terlanjur menyangimu, menyayangi tubuhmu, menyayangi janjijanji dari mulut dan ketikan pesan singkatmu sebelum ia tidur. Ia sudah beberapa kali hampir kamu tiduri. Tapi kamu sadar bahwa kamu belum punya cukup uang untuk membeli tubuhnya dari bapaknya yang ingin sekali menjual anaknya dengan gengsi dan angkaangka dalam nominal kepalanya. Kamu takut untuk menikahinya karena bagimu pernikahan semakin mengerikan. Apalagi soal makan juga soal keinginan perempuan yang kamu rasa tidak mungkin kamu penuhi dengan janjijanji yang masih terus kamu ucapi saat ia bertanya kapan kamu akan bertemu ayah ibunya. Kamu mulai bosan dengan kata cinta. Pacarmu semakin sibuk dengan kerjaannya, sejak enam bulan lalu ia sudah bekerja. Sementara dirimu masih merengek pada dompet orang tua, kamu malu, tapi mau apalagi, Cuma kemaluan yang kamu punya. Akhirnya kamu mulai berkompromi dengan pilihan yang yang diberikan ibumu, ayahmu, pamanmu, tantemu. Kamu ingin cepat kaya. Lalu melamar pacaramu, punya anak dua tiga, atau empat, atau lima. Kamu ingin bahagia. Kamu sudah tidak tahan dengan kerjakerja tanpa gaji yang kamu lakukan setahun ini. Kerja yang punya nilai, katamu. Kerja untuk orang banyak. Kerjakerja yang sering kamu lakukan semasa mahasiswa dulu. Bagimu itu membahagiakan. Tapi pacarmu semakin sibuk dengan kerjanya. Sementara dirimu menghabiskan terlalu banyak waktu dengan diskusi dan orangorang yang tidak memberimu uang dan jabatan yang bisa kamu pakai untuk jadi kebanggaan ayah ibumu yang mulai menua; atau untuk melamar pacarmu yang mulai acuh padamu. Lalu setiap dirimu membaca buku yang bertumpuk tumpuk suarasuara dikepalamu makin bising dan nyaring, juga nasehat ayahmu di setiap pagi yang berulang: bagaimana kamu akan membahagiakan orang lain jika dirimu tidak punya uang?
/ tahun pertama, bulan kedua / Kamu sudah bekerja di instansi milik pemerintah. Menjadi pegawai honor. Moratorium belum dicabut. Kamu harus honor satu tahun dulu di bagian hubungan masyarakat. Kamu di tempat 16
yang sama. Dengan posisi yang berbeda. Kamu tidak bisa mengkritik negara lagi. Sekarang, kamu adalah aparatus administratif negara yang dulu kamu benci. Tapi, ah, demi pacar! Pacar semesta alam. Kamu butuh batu loncatan, katamu. Dua bulan kemudian, kamu melamar pacarmu dengan uang orang tuamu. Dua ratus juta untuk tubuh wanita yang akan kamu tiduri hingga tua.
/ malam pertama / Kamu belum menidurinya. Kalian berdua sangat lelah. Kamu cuma mengecup keningnya yang penuh make-up dan keringat. Mulai hari itu kamu bebas menjilatnya, seperti coklat dan donat mentega. Mulai hari itu persetan rakyat, kamu cuma ingin istrimu bahagia. Juga anakanakmu. Juga cucucucu mu. Seurut turunanmu. Toga mu tidak tahu lagi ada dimana. Mungkin ada disuatu tempat bersama mimpimimpi masa dulu mu. Masa dulu sekali, saat kamu masih mahasiswa dan percaya pada revolusi. Malam itu malam pertama, tapi sekaligus malam terakhir bagi dunia baru yang ingin kamu ciptakan. Malam itu kamu adalah seorang pegawai pemda yang diguyur nafsu dan kepasrahan atas hidup. Besok pagi kamu harus kaya, punya anak lima, lalu hidup bahagia. Persetan petani, nelayan, kaum miskin kota.**
17