Kunjungi kami di http://www.manunggal.undip.ac.id
Menuju Pimnas, Tim PKM Undip Siap Hadapi Monev
Foto:Veren/Manunggal
Sebanyak 190 tim dari Undip telah dinyatakan lolos pendanaan PKM yang diumumkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) pada (9/3) lalu. PKM tersebut akan mengikuti Monitoring dan Evaluasi (Monev) sebelum menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang akan diselenggarakan di Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar mendatang.
Dalam pelaksanaan Monev, dibentuk tim pembina PKM yang dikoordinir oleh Wakil Direktur Kemahasiswaan, Agus Setiawan, dengan dibantu oleh perwakilan masing-masing fakultas yang ada di Undip yang selanjutnya disebut Tim 10. “Bidang kemahasiswaan ikut membantu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) baik dari tingkat fakultas maupun universitas, Himpunan Mahasiswa (HM), dan juga dibentuk tim pembina PKM Universitas Diponegoro,” ujar Susatyo Nugroho Widyo Pramono, dosen pembimbing Tim 10 PKM Undip saat ditemui tim Joglo Pos pada Kamis (13/4) di ruangannya. Selain itu, tim PKM yang lolos akan dibantu dengan adanya PKM Center yang dibentuk oleh BEM Undip. “PKM Center dibuat untuk membantu mahasiswa dalam pengurusan PKM dari mahasiswa ke minarik (Minat, Penalaran, dan Informasi Kemahasiswaan), selain itu PKM Center juga membantu dalam pendampingan tim menuju Pimnas,” jelas Staff Ahli bidang Riset dan Keilmuan, Syahilla Efriana. Pelaksanaan Monev Dalam pelaksanaannya, Monev dibagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Sebelum diadakan Monev eksternal yang akan diuji oleh Kemenristekdikti, terlebih dahulu dilakukan Monev internal yang diuji oleh Tim 10 selaku pembina PKM Undip. Monev internal dilaksanakan sebanyak tiga kali. Di akhir bulan pertama, tambah
Sebuah spanduk bertuliskan ucapan selamat kepada 190 Tim PKM lima bidang yang lolos pendanaan dari K emenristekdikti (20/4) PKM tersebut akan mengikuti Monev sebelum menuju Pimnas di Makassar mendatang.
Susatyo, telah dilaksanakan Monev I bersamaan dengan kegiatan pembekalan dosen pembimbing PKM. Sesudah tanggal 8 April hingga 13 Mei, dilaksanakan Monev bulan kedua. “Monev internal diadakan sebanyak tiga kali dengan target Monev I sebesar 30%, Monev II 50%, dan Monev III 70%,” ujar Kalista Vidyadhara, salah satu anggota PKM-K yang lolos didanai dikti. Persentase tersebut diukur dari laporan kemajuan yang diisi secara berkala dan ditandatangani oleh dosen pembimbing. “Undip menargetkan pelaksanaan PKM berjalan 30% dengan input logbook Sistem Informasi Pembelajaran dan Kemahasiswaan (SIMBelmawa) minimal enam kali secara teratur,” ujar Susatyo. Setelah Monev kedua, tim PKM diharapkan untuk semakin menyempurnakan hasil dari PKM tersebut. “Untuk PKM Penelitian Eksakta dan Sosio-Humaniora draf artikel ilmiah mulai dicicil, untuk PKM-KC (Karsa Cipta) dan PKM-T (Teknologi) alatnya sudah jadi, untuk PKM kewirausahaan dan pengabdian masyarakat indikator keberhasilan jangka pendeknya sudah tercapai,” jelasnya. Kendala Monev
EDISI I/TAHUN XVII/20 April - 15 Mei 2017
Dengan durasi waktu Monev yang lama, masing-masing tim PKM memiliki kendala dalam konsistensi pengerjaan rencana proposal yang mereka buat. Perlu adanya konsistensi dari dalam tim, serta pembimbing yang mengingatkan tim PKM untuk menyelesaikan PKM-nya.“Ketika mahasiswa kembali ke kampusnya, yang dihadapi mereka kuliah, praktikum, UTS, UAS,” tambah Susatyo. Sedangkan saat pelaksanaan Pimnas, Susatyo mengatakan kepercayaan diri dan media presentasi yang kurang menjadi salah satu kelemahan Undip dalam menghadapi presentasi di Pimnas. “Terakhir kali Undip mendapat emas presentasi adalah di Pimnas 2013 di Lombok,” ujarnya. Hal itu dikarenakan nilai ilmiah dalam PKM yang dirasa masih kurang. “Kadang gagasan dan ide amat sangat bagus, tetapi ketika ditanya landasan teorinya tidak bisa jawab,” kata Susatyo. Susatyo berharap, pengelolaan PKM menggunakan sistem bukan hanya semangat dalam mengelola PKM masing-masing. “Pengelolaan PKM ini dengan sistem, bukan sekadar semangat yang luar biasa sehingga tidak kontraproduktif,” jelas Susatyo. (Rivan, Dinda)
1
Salam dari Joglo
Tingkatkan Kualitas, Bukan Sekadar Kuantitas
Mendekati pertengahan tahun 2017, Undip semakin menyadari pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan. Pembentukan program-program unggulan merupakan salah satu upaya untuk semakin mengenalkan Undip ke mata dunia. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan program unggulan pemerintah Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk menghidupkan iklim penelitian di kalangan mahasiswa. Tahun ini, Kemenristekdikti meloloskan 190 proposal PKM lima bidang dari Undip yang kemudian didanai untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Proposal yang lolos pendanaan tersebut nantinya akan diseleksi lagi untuk dapat mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Namun, apakah hal tersebut cukup membuat Undip puas dengan prestasi yang telah didapatkan? Apakah ke-190 proposal yang lolos tersebut
sudah memenuhi kriteria PKM yang berkualitas? Berangkat dari hal tersebut, berbagai pihak di Undip berusaha untuk mewujudkannya agar Undip tidak hanya memiliki kuantitas yang besar namun juga memiliki kualitas yang layak untuk berlaga di ajang sebesar Pimnas. Oleh karena itu, masih banyak tahap-tahap selanjutnya yang harus diikuti oleh para pembuat PKM. Mulai dari pemantauan secara intens dalam proses monitoring dan evaluasi (Monev) hingga rangkaian simulasi Monev. Tidak hanya fokus pada mahasiswa yang memiliki minat pada bidang riset dan penelitian saja, baru-baru ini Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) membentuk Tax Center sebagai wadah bagi sivitas akademika dan masyarakat umum untuk lebih mengenalkan manfaat pajak. Dengan adanya Tax Center tersebut, harapannya dapat memberikan edukasi mengenai pajak terutama kepada
mahasiswa. Selain itu, beberapa fakultas pun mulai peduli terhadap lingkungan sekitar kampus dengan memberlakuan Kawasan Terbatas Rokok (KTR) di beberapa tempat di Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP). Program KTR tersebut mulai dibentuk oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bidang Harmonisasi Kampus (Harkam) FPP. BEM serta mahasiswa FPP terus menggencarkan program tersebut dengan cara melakukan sosialisasi demi mengurangi asap rokok di sekitar kampus. Dengan begitu, diharapkan kawasan kampus menjadi bersih dan bebas dari asap rokok yang mengganggu mahasiswa yang tidak merokok. Semoga dengan rangkaian berita Joglo Pos, mahasiswa Undip semakin mengenal isu-isu dan kebijakan baru di kampus serta berinisiatif membenahi kampus tercinta ini. (Redaksi)
Dirikan Tax Center, FEB Bangun Kesadaran Tentang Pajak Foto:Chami/Manunggal
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dan masyarakat kampus tentang pentingnya pajak, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) meresmikan berdirinya Tax Center yang bertepatan dengan Dies Natalis FEB ke-57 pada Rabu (1/3).
Dekan FEB, Suharnomo, mengatakan mahasiswa dan sivitas akademika memiliki andil dalam meningkatkan kesadaran akan pajak. “Saya rasa tugas dari kampus ada untuk membantu pemerintah dalam penyadaran kepada masyarakat bahwa pajak itu penting,” jelas Suharnomo ketika ditemui oleh tim Joglo Pos pada Senin (20/3). Lebih dari itu, mahasiswa dapat memanfaatkan Tax Center sebagai wadah edukasi mengenai pajak melalui perkembangan informasi tentang pajak maupun undangundang perpajakan. Suharnomo melanjutkan, Tax Center juga dibuka untuk masyarakat umum. “Tax Center akan dibuka untuk mahasiswa Undip dan umum, khususnya usaha kecil menengah (UKM) akan dibantu dalam hal mengenai pajak yang belum diketahui,” jelasnya. Manfaat Tax Center tersebut juga dirasakan oleh Sena Oddy Prakosa, Staff Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen. Menurut Sena, Tax Center dapat mengasah softskill dan menambah pengetahuan mahasiswa mengenai pajak. “Sebagai mahasiswa FEB pajak akan selalu bersinggungan dengan ekonomi sehingga adanya Tax Center akan menambah pengetahuan mahasiswa,” ujar Sena.
Gedung Laboratorium FEB yang digunakan sebagai gedung serbaguna di mana di dalamnya terdapat ruang Tax Center (21/4). Tax Center merupakan wadah edukasi kepada masyarakat kampus dn umum mengenai pajak.
Selain itu, Tax Center juga memiliki program kelas magang untuk semua mahasiswa. “Aku sih menyambut baik dengan adanya kelas magang, ini berguna banget buat mahasiswa tingkat akhir. Karena enggak perlu jauh-jauh nyari perusahaan dan pastinya bakal memudahkan,” jelas Last Beauty, salah satu mahasiswa jurusan Manajemen FEB 2014. Meskipun telah diresmikan, Tax Center masih belum beroperasi karena terkendala Surat Keputusan (SK) dari pusat. “Karena masih proses SK, kami masih menunggu, kami berharap awal April kita (red: Tax Center) sudah bisa aktif,” jelas Suharnomo. Kurangnya Sosialisasi Meski memiliki tujuan yang positif, banyak mahasiswa FEB yang belum tahu tentang fungsi Tax Center. Achmad Rivai, salah satu mahasiswa FEB jurusan Akuntansi 2014, mengatakan kurangnya sosialisasi dari dekanat. “Program ini sangat baik, namun
EDISI I/TAHUN XVII/20 April - 15 Mei 2017
sampai sekarang belum ada sosialisasi resmi dari pihak dekanat,” terangnya. Lebih lanjut, Rivai berharap pihak dekanat segera melakukan sosialisasi dan merealisasikan program Tax Center ini. Terlepas dari kurangnya sosialisasi, pihak dekanat telah membentuk struktur kepengurusan yang jelas untuk Tax Center ke depannya.“Kepengurusan dari dosen terutama dan akan ada koordinator pelayanan dari mahasiswa, sebagai ketua akan ada dosen dari akuntansi karena akuntansi sangat dekat dengan pajak,” terang Suharnomo. Dengan adanya Tax Center, Suharnomo berharap mahasiswa Undip dapat memanfaatkannya dengan baik. “Adanya Tax Center dapat menambah ahli-ahli di bidang pajak karena pajak bukan hanya urusan kantor pajak saja,” tutup Suharnomo. (Rivan, Yana)
2
BREAK
Masukan agenda Anda lewat twitter: @LPM_Manunggal
Relevansi Supersemar, Bukan Masalah Lagi Kontroversi naskah otentik Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) hingga saat ini menjadi suatu hal yang terus dipertanyakan. Berangkat dari hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kementrian Sosial Politik, Universitas Diponegoro mengajak mahasiswa Undip untuk mengikuti diskusi publik mengenai riwayat kini Supersemar. Diskusi yang diselenggarakan pada Jumat (31/3) di pelataran Student Center itu menghadirkan Indriyanto, Dosen Sejarah FIB Undip sebagai narasumber. Dalam diskusi tersebut, Indriyanto mengatakan relevansi Supersemar untuk era ini bukanlah sesuatu hal yang harus dipermasalahkan lagi. “Pak Harto sudah tumbang ya semua orang-orangnya pak Harto sudah berganti. Sehingga apalah artinya bila kita itu mempermasalahkan ini (red: Supersemar) asli apa tidak?” ujar Indriyanto. Lebih lanjut, Indriyanto menekankan diskusi tersebut bukan untuk mempermasalahkan Supersemar, namun diskusi dalam konteks belajar dari sejarah. Diskusi tersebut membahas tiga hal yang berkaitan dengan Supersemar, yakni surat tersebut apakah asli, bagaimana proses
hingga terdapat Supersemar, dan bagaimana dampaknya setelah Supersemar tersebut muncul. Lebih lanjut, Indriyanto mengatakan masih banyak pertanyaan yang muncul setelah pidato Soekarno yang menyatakan bahwa Supersemar bukanlah penyerahan kekuasaan sepenuhnya kepada Soeharto melainkan penyerahan perintah tugas kepada Soeharto untuk mengamankan situasi politik negara dan kepemerintahan Indonesia kala itu. “Pertanyaan-pertanyaan tersebut ialah pertama, apakah Supersemar itu adalah kudeta? Kedua, kekuasaan Soekarno kenapa begitu lemah dihadapan Soeharto hanya atas Supersemar? Ketiga, apakah Soeharto melakukan pelanggaran ketatanegaraan atas supersemar itu?,” jelas Indriyanto. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bahkan hingga sekarang seolah sulit untuk ditemukan kejelasan pastinya. Atas kejadian sejarah yang bahkan sampai saat ini masih memunculkan berbagai pertanyaan itu, Indriyanto menyampaikan nasihat kepada generasi muda untuk menjadikan peristiwa Supersemar ini sebagai pelajaran di masa depan yang tidak boleh terulang lagi. (Ulfa)
Agenda Himpunan Mahasiwa Mesin Mempersembahkan MECHANICAL STOCK 2017 “The Artventure has Begun” Sabtu, 6 MEI 2017 SAM POO KONG, Semarang CP: 085742853380/wardhanna_ (Dhana)
Pembac a menyam yang ingin paikan komentar, kelu h saran se an, kritik, atau pu Undip d tar persoalan d apat me i ngirimk pesan l a n ewat sm s ke nom 089681 or 074061
Redaksi Menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, surat pembaca, maupun liputan kegiatan. Tulisan dapat dikirim melalui email ke redaksi@manunggal.undip.ac.id. Redaksi berhak melakukan penyuntingan seperlunya.
Sekarang jam malam diberlakukan di semua kawasan Undip ya? Tolong hilangkan jam malam, mahasiswa butuh jam malam di kampus. Bagaimana mahasiswa dapat mengembangkan diri jika jam malam diberlakukan? 081931xxxxxx Keamanan di Undip ini perlu ditingkatkan melihat belakangan ini terjadi tindak kriminal sekitaran kampus coba ingatingat ada berapa pos satpam yang didirikan di wilayah kampus selain pos fakultas ? seingat saya hanya ada di gerbang dekat bundaran. lalu, adakah patroli yang dilakukan oleh petugas keamanan ? kalau ada mengapa masih bisa terjadi kejadian yang tidak diinginkan ? fasilitas penunjang keamanan pun saya nilai masih kurang khususnya dalsam penerangan 081226xxxxxxx
Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelindung: Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., Penasihat: Prof. Dr. Ir. M. Zainuri, DEA., Dr. Darsono, S.E., MBA., Akt., Dr. Budi Setiyono, S.Sos., M. Pol. Admin., Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, M.Sc., Dr. Adi Nugroho Pemimpin Umum: Faqih Sulthan. Sekretaris Umum: Suryaningrum Ayu I. Pemimpin Redaksi: Putri Rachmawati. Pemimpin Litbang: Lilis Sujianto. Pemimpin Perusahaan: Anissa Dyah P. Wakil Pemimpin Redaksi: Aryo Aji A.. Redaktur Pelaksana: Dinda Sukma A. Staf Redaksi: Ulfa Mawaddah A., Yana Laras W. A., Rivan Triardhana P. Redaktur Fotografi: Normawati Susanto. Staf Fotografi: Verensia Audre S., Nur Chamidah. Redaktur Design: Fatma Khosiah. Staf Artistik: Ika Octaviani. Staf Layout: Annisa Zafira, Ayu Muntiah. Manajer Rumah Tangga: Safira Irfani M. Manajer Produksi Distribusi dan Iklan: Ma’ruf Hidayat. Staf Produksi Distribusi dan Iklan: Diyah Ayu C., Dyah Ayu Laras P. Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Sekretariat LPM Manunggal Student Centre Universitas Diponegoro Jalan Prof Soedarto SH, Tembalang Semarang 50275 Email: persmanunggal@yahoo.com Website: www.manunggal.undip.ac.id
EDISI I/TAHUN XVII/20 April - 15 Mei 2017
3
Sorotan
FPP Mantap Terapkan KTR Ilustrasi: Ika/Manunggal
Oleh: Ulfa Mawaddah dan Yana Widya Astuti Penerapan Kawasan Terbatas Rokok (KTR) oleh Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) mulai digencarkan sejak usai diskusi pada Senin (20/3) lalu. Meski masih terbilang baru, hasil yang didapatkan dirasa cukup positif bagi Mahasiswa FPP. Berawal dari banyaknya keluhan mahasiswa FPP yang menyayangkan tanaman di lahan dan beberapa hewan di kandang harus terkontaminasi asap perokok aktif. Sadar akan bahaya tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FPP Bidang Harmonisasi Kampus (Harkam) tergerak untuk menerapkan KTR (Kawasan Terbatas Rokok) meskipun dibutuhkan proses yang cukup lama. “Pencetusnya tuh dari mahasiswa FPP sendiri, kemudian itu (red: keluhan) difasilitasi oleh bidang Harkam terus juga dikaji sama bidang Politik dan Kajian Strategis (Polkas),” papar Fajar Pamuji, Kepala Bidang Harkam FPP, ketika ditemui tim Joglo Pos di Student Center Undip, Sabtu (1/4). Fajar mengaku program KTR di FPP baru dibentuk sejak ada keluhan-keluhan dari mahasiswa FPP. “Kawasan tanpa rokok enggak langsung plek jadi, enggak mungkin secara instan tiba-tiba pas diakhir diskusi FPP langsung bebas dari rokok. Kita butuh proses bahkan belajar dari FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat) yang memulai program tersebut
tahun 2008 kalau nggak salah dan baru terealisasi tahun 2016. Kita pengen mencontoh kayak gitu,” ujarnya. Achmad Maulana salah satu mahasiswa program studi (prodi) Agribisnis 2015 memberikan respons positif terhadap program KTR yang berdampak baik bagi lingkungan. “Saya termasuk yang setuju dengan KTR, setidaknya kawasan jadi lebih bersih dan enak dilihat. Selain itu perokok jadi lebih tahu dimana saja dia boleh merokok karena tidak semua orang suka dengan asap rokok,” ujar Achmad kepada tim Joglo Pos. Selain itu, tambah Fajar, keberlangsungan program KTR di FPP akan terus berlanjut meskipun dari pihak Dekan FPP belum menurunkan Surat Keputusan (SK) atas program tersebut. Meski begitu, Fajar mengatakan pihak dekanat sudah mendukung program KTR. “Terus konsultasi juga ke pihak dekan dan wakil dekan juga, mereka mendukung program ini,” ujar Fajar. Penetapan Wilayah KTR Pihak BEM FPP bidang Harkam telah menetapkan wilayah-wilayah yang diperbolehkan merokok, di antaranya area depan gedung C atau gedung PKM, parkiran, serta sisi belakang kantin. Untuk area belakang kantin, pihak BEM FPP memberikan fasilitas berupa kursi dan sebagainya untuk para perokok. Sementara area gedung D dan gedung E hanya diperbolehkan sebagai tempat untuk merokok setelah pukul 18.00 WIB. Fajar menjelaskan, meskipun program KTR di FPP masih terbilang baru, namun semenjak mulai berjalannya program ini hingga beberapa minggu, hasil yang didapatkan cukup positif. “Mungkin sudah hampir 28% FPP bisa mengurangi rokok. Itu survey yang dilakukan teman-teman dari Harkam, Polkas
EDISI I/TAHUN XVII/20 April - 15 Mei 2017
sama Biro Media. Dan memang bener, kalau dulunya mahasiswa yang ngerokok, sebelum masuk kelas dia merokok, ketemu dosen dan di dalam kelas masih ngerokok, dari parkiran lagi, itu sudah berkurang,” imbuhnya. Hingga saat ini, program KTR di FPP masih dalam proses peningkatan. “Ya alhamdulilah semenjak ada notice kadang mahasiswa-mahasiswa yang merokok sudah lumayan sadar. Ya memang kadang masih ada yang kecolongan, jadi masih perlu ada yang ngingetin lagi sih secara lisan,” papar Fajar.
Bang Jo Menuju Pimnas, Tim PKM Undip Siap Hadapi Monev Siap dong ya juara Pimnas #SikatBabatUndipHebat Dirikan Tax Center, FEB Bangun Kesadaran Tentang Pajak. Program baru lagi nih, apa kabar kelanjutan program lama? (red: Lab kewirusahaan) FPP Mantap Terapkan KTR. Semoga konsisten dan fakultas lain dapat menerapkan KTR juga
4