COVER
2
SUSUNAN REDAKSI
SALAM REDAKSI
Salam Pers Mahasiswa! Halo, Sobat Dipo! Senang rasanya dapat berjumpa kembali. Pada edisi kali ini, Majalah Manunggal akan mengajak Sobat untuk mengulik sedikit kisah tentang anak muda di era digital. Era digital ialah ketika teknologi digital berkembang pesat dan tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Pada era ini, peluang dalam berkarya seolah terbuka lebar bagi banyak pihak, tak terkecuali generasi muda. Yup! Kini banyak anak muda yang mulai berlomba-lomba dalam menciptakan inovasi di dunia digital. Bermacam gagasan inovatif nan inspiratif pun bermunculan. Bentuk gagasannya pun sangat beragam, mulai dari mendirikan startup hingga menciptakan aplikasi pada gadget, serta hal lainnya. Menarik, bukan? Tentu bukan suatu yang mulus, Sobat! Penasaran bagaimana mereka unjuk aksi? Atau justru bertanyatanya seberapa penting kehadiran mereka? Dan apakah mereka
3
termasuk trendsetter? Temukanlah jawabannya pada Majalah Manunggal edisi XXVVII/NOVEMBER/ TAHUNMMXXII/2021. Selain itu, Sobat Dipo juga akan disuguhkan beragam rubrik dengan informasi unik lainnya seperti: rubrik plesir yang mengulas tempattempat wisata menarik, rubrik sport yang membahas cabang olahraga penuh manfaat, rubrik kuliner yang menyajikan informasi aneka kuliner khas nusantara, rubrik techno yang berisi seputar teknologi terbaru, dan tentunya masih banyak lagi rubrikrubrik menarik lainnya. Berbagai informasi di atas tadi hanyalah sedikit cuplikan dari Majalah Manunggal edisi kali ini. Nah, apabila Sobat Dipo penasaran ingin membacanya lebih lengkap, silakan buka halaman-halaman selanjutnya ya! Harapan kami, semoga informasiinformasi yang kami sajikan dapat menghibur sekaligus bermanfaat bagi Sobat sekalian. Selamat membaca!
4
DAFTAR ISI
REDAKSIONAL
EDITORIAL
MENGGUGAT KESADARAN
ANAK MUDA
D
unia digital sejatinya m e ng h a d i r k an kebebasan. Bicara soal bebas, tidak hanya dunia digital yang memiiki hal tersebut. Anak muda, pentolan dunia tanpa batas itu pula memiliki jiwa bebas. Dimana kolaborasi keduanya akhirnya menghadrirkan dua sisi mata pisau. Di satu sisi, anak muda hanya mengkonsumsi kecanggihan dan kemudahan yang ditawarkan era ini. Selain itu, ada pula yang mulai mencuat, menghadirkan inovasi – inovasi di luar nalar. Hanya saja sosok yang satu ini tidak sebanyak mereka yang hanya mengkonsumsi teknologi digital. Pemicunya beragam, mulai dari belum memiliki ide, merasa menghadirkan inovasi itu sulit, hingga belum berniat melakukan inovasi. Menariknya sekalipun upaya untuk mendorong anak muda memiliki mental inovasi telah dikumandangkan sejak
lama, pemikiran semacam ini masih hidup hingga sekarang. Belum lagi anak muda masa kini dibantu teknologi digital yang cenderung memudahkan. Maka nampaknya, mereka yang tumbuh dalam kemudahaan tersebut telah terlena, nyaman selalu dimudahkan. Akhirnya sebuah kalimat pun menjadi benteng ketika engga melakukan sesuatu : “Jika dapat dikerjakan orang lain, kenapa harus kita?” Kondisi tersebut tentu berdampak untuk Indonesia di era mendatang. Semakin sedikit sosok inovator, maka harapan untuk menjadi Indonesia maju akan semakin di awang-awang. Bagaimana tidak. Sumber daya negeri ini hanya melulu mengikuti perkembangan dunia. Itu artinya negara ini tidak akan memimpin. Oleh karenanya Indonesia memerlukan lebih banyak lagi pelopor muda bermental tangguh nan mulia.
5
6
SAJIAN UTAMA
RAGAM RAGAM STANDAR STANDAR ANAK ANAK NEGERI NEGERI Orang berpendapat, anak muda era ini banyak yang inovatif. Benarkah? Bukankah tolak ukurnya sendiri tidak pasti?
SAJIAN UTAMA
7
BERAKTIVITAS - Di suatau pagi, seorang gadis (kiri) tengah membuat inovasi casing hp anti radiasi dengan ditemani sang adik (kanan) yang sedang bermain media sosial. Foto: Cindy/Manunggal
8
SAJIAN UTAMA
Perkembangan zaman begitu cepat dan ilmu pengetahuan juga maju, bahkan teknologi semakin canggih. Anak muda pun kerap dituntut menjadi yang terdepan, menghadirkaan karya sebagai wujud suatu solusi tertentu.
M
enurut Ketua Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA), Erricha Insan Pratisi, anak muda sangat cepat dalam memahami serta menguasai perkembangan teknologi dan digital saat ini. “Mereka dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menjadikan hal tersebut sesuatu yang bermanfaat/menguntungkan, buat mereka ataupun orang lain kedepannya,” tambah Erricha. Seperti Restuan Lubis, alumni INNOPA, misalnya. Ketua INNOPA itu berkisah, Restuan tengah menempuh pendidikan doktor di Jerman dalam usia belum mencapai 25 tahun. Restuan pula membuat program yang bertujuan membangkitkan semangat belajar anak – anak di Pasang Kayu, Sulawesi Barat. Disamping itu, ada pula kisah lain yang disuguhkan ketua INNOPA itu. Kali ini datang dari perjalanan INNOPA sendiri. Pada tahun 2013 silam, rekan – rekan Erricha menjadi satu – satunya tim perwakilan Indonesia dalam event PECIPTA di Malaysia. PECIPTA merupakan konferensi dan eksposisi Internasional tentang penemuan yang diikuti oleh institusi pendidikan tinggi. “Waktu itu kami hanya mendapatkan 1 booth kecil yang bahkan tidak cukup untuk kami berlima duduk,” tutur Erricha. Terlebih lagi lokasinya berada
di pojok ruang dekat toilet. Visitor pula jarang berlalu lalang di area tersebut, kecuali bila mereka perlu menggunakan toilet. Memang berbanding terbalik dengan booth negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang cenderung besar dan ramai pengunjung, Erricha menerangkan. Melihat pemandangan tersebut, Erricha dihadapkan pada dua perasaan. “Perasaan tentunya miris, tetapi juga bangga masih bisa mewakili Indonesia. Namun, di sisi lain miris karena ternyata saat itu tingkat awareness negara kita dalam bidang inovasi ternyata masih kurang,” ucapnya. Beruntung tim Indonesia dapat menyamai booth negara lain pada ajang internasional lainnya. Walau begitu, Erricha menyadari, “mungkin saat ini, inovasi yang kita bawa belum secanggih negara-negara lain.” Namun telah melihat perkembangan anak muda dalam berinovasi membuatnya optimis, bila beberapa tahun kedepan anak muda Indonesia dapat menguasai pasar bidang teknologi.
‘Sudah saatnya untuk merubah paradigma bahwa Indonesia hanyalah bangsa konsumtif ’ Erricha Insan Pratisi, Ketua INNOPA
SAJIAN UTAMA Tentunya dengan memaksimalkan sumber daya dan peluang yang ada. “Yang paling utama adalah “be aware” dan “open mindset” untuk semual hal-hal / trend baru, jangan menutup diri dan jangan juga hanya mengikuti saja,” jelas Erricha. Serupa dengan Erricha, I G.A.Agung Istri Sari Dewi, founder BOS Fresh dan dosen di STMIK Primakara mengatakan anak muda masa kini terbilang kreatif. Standar menjadi trendsetter bagi Gung Is cukup sederhana, tidak perlu muluk - muluk. Ambil saja sosial media sebagai contoh. Tik tok, misalnya. “Banyak orang main tik tok. Tapi apa sih yang bisa bikin orang tidak sekedar follow tapi juga terinspirasi oleh mu?” sodok founder BOS Fresh itu. Tentu banyak upaya kreatif nan inovatif yang dapat dilakukan anak muda. Gung Is kemudian menegaskan, untuk menjadi trendsetter dapat dimulai dari hal kecil. Tidak harus terkenal dulu, apalagi menjadi orang “besar”. Paling tidak dapat membuat suatu perubahan kecil yang menginspirasi serta memberi manfaat untuk orang sekitar itu dapat disebut trendsetter. Itu baru satu sisi pandangan saja. Anggapan lain muncul dari I Wayan Ananta Wijaya, Pembina Ekstrakulikuler Jurnalistik, SMAN 3 Denpasar. Ananta tidak setuju bila terkenal di media sosial digolongkan sebagai trendsetter. “Trendsetter yang asli adalah trendsetter pada hal yang belum orang lain lakukan. Kalau di medsos sekarang bukan trendsetter tetapi viralseter semu,” ungkap Ananta. Ia pula menuturkan, salah
9
satu karakter seorang trendsetter ialah inovatif. Hanya saja, Ananta melihat tidak banyak anak muda yang inovatif. Hal tersebut dikarenakan Ananta punya indikatornya sendiri.
Anak muda harus berpikir merdeka, mandiri, dan berbudi, barulah dapat menjadi pribadi yang inovatif juga tangguh I Wayan Ananta Wijaya, Pembina Ekstra Jurnalistik SMAN 3 DENPASAR
“Anak muda kita tipenya follower atau paling banter trendsettertrendsetteran di bidang aplikasi. Sedikit sekali yang saja, seken, beneh (benar–red) trendsetter,” kritik Ananta. Kendati punya pendapat sendiri, Ananta paham bila indikator inovatif setiap orang berbeda. Ketika orang – orang punya standar tersendiri dalam membentuk generasi mendatang, mulai menyanggah anatara satu dengan lainnya, itu artinya kualitas terbaik anak muda memang didambakan. Bagi Ananta, sosok trendsetter itu penting, karena mereka yang terdepan melakukan terobosan ialah seorang pemimpin. Dengan begitu, kehadiran pemimpin menjadi mutlak juga penting. “Sepenting dunia ini bergerak meninggalkan keterbelangan masa lalu, mengejar kemajuan masa depan,” tutup Ananta. (Cindy/Manunggal)
10
SAJIAN UTAMA
Petuah Pendidik Untuk Generasi Digital Sekitar tujuh jam sehari, warga negeri berselancar bebas di dunia tanpa batas. Mantranya membuat lupa bahwa media sosial dapat digunakan untuk hal yang lebih dari sekedar mengikuti. Ilustrasi: Eka/Manunggal
SAJIAN UTAMA
B
erawal dari lingkaran pertemanan nyata, Firdaullah Lidiya, siswa MAN 2 Cirebon, mulai menggunakan media sosial. Rasa tak ingin ketinggalan zaman menjadi motivasi terbesarnya kala itu. “Karena biar ngobrol sama merekanya (temannya – red) nyambung, jadi unduh aplikasi yang mereka omongin,” kata Lidiya. Dulu, Facebook sudah cukup baginya ketika masih duduk di bangku SD. Berbeda halnya dengan saat ini jika peran media sosial semakin penting karena bisa didapat dengan cepat dan mudah. Tak tanggungtanggung, gadis 16 tahun tersebut membutuhkan waktu sekitar tujuh jam hingga seharian untuk berselancar di dunia maya. “Biasanya pegang hp kalo di rumah tuh dari jam 10-11 pagi terus sampai jam lima sore abis itu di-charger main lagi sampai jam 12 malam juga ada” ucap Lidiya. Bersamaan dengan itu, Lidiya juga sempat menelan pil pahit saat menerima cyber-bullying yang datang dari temannya setelah mengunggah sebuah foto diri. “Komennya tuh nggak enak di hati kaya ngatain gitu,” ujar Lidiya. Mood gadis itu langsung anjlok seketika. Ditambah lagi masalah lain yang sedang ia hadapi suses membuat perasaannya semakin tidak karuan. Walau demikian, sikap bodo amat membuat Lidiya tidak meninggalkan media sosial. Sekalipun menjadi pengguna setia media sosial, Lidiya belum tergerak untuk berinovasi dengan media itu. Ia tak berbeda dengan remaja lain yang menggunakan media sosial dengan biasa. “Nggak pernah (berinovasi - red) soalnya belum kepikiran buat kaya gitu,” sambung Lidya. Kisah Lidiya sejalan dengan penjelasan Salma, Dosen Fakultas Psikologi Undip. Salma menjelaskan pada awalnya
11
media sosial digunakan agar seseorang agar dapat diterima oleh teman sebaya. Namun, media sosial juga mampu membuat seseorang hidup hanya untuk mengejar tanda hati pada akun Instagram miliknya. Hal tersebut seolah menyiratkan, kecanduan internet memang momok yang mengintai generasi muda. “Pada prinsipnya, remaja itu butuh model untuk membentuk identitasnya,” papar Salma. Dosen Psikologi itu juga menjelaskan bahwa identitas diri adalah hal eksistensial yang membuat remaja berkembang secara optimal. Selain itu, perkembangan otak remaja yang sensitif terhadap stimulus lingkungan dan kecenderungan mereka untuk mengambil jarak dari keluarga juga ikut andil dalam pembentukan identitas. Disamping itu, tak bisa dipungkiri pula bahwa menjadi trend-follower merupakan proses yang dilalui guna membentuk identitas diri. “Label follower itu sama dengan remaja yang belum menemukan identitas diri dengan mapan,” beber Salma. Kendati demikian, bukan berarti followers harus diam di tempat. Perlu ada upaya yang diusahakan guna mengembangkan diri. Mencoba hal positif baru tanpa takut membuat kesalahan sampai akhirnya mampu untuk berinovasi dan membawa manfaat bagi dirinya dan orang lain ialah tips yang ditawarkan Salma. “Jangan takut untuk mencoba, memulai berkarya untuk pertama kali. Salah itu wajar, kekurangan itu manusiawi,” saran Salma. Tips juga saran telah meluncur dari bibir Salma. Pertanda Salma telah ambil bagian dalam membentuk semangat berkarya anak muda. Namun akankah kalimat tersebut hanya berupa saran tanpa aksi? (Seima/Manunggal)
12
SAJIAN UTAMA
PROFIT PROFIT ORIE ORI INVESTASI INVESTASI MODAL MODAL M M Persoalan kehidupan tak henti mematik kesadaran mereka yang peduli. Segenap upaya akhirnya dilakukan. Tujuannya pun beragam. Mulai dari keuntungan ekonomi hingga urusan kemanusiaan. Lalu, manakah yang lebih baik?
S
uatu hari, seorang mahasiswa S1 Program Studi (Prodi) Fisika di Universitas Diponegoro (Undip) telah membangun bisnis rintisannya. Muchamad Ravi Ramadani, namanya. Sementara perusahaannya dikenal dengan sebutan “Obah Corp”. Obah Corp menawarkan bantuan kepada UMKM dalam bidang pembayaran elektonik dan jasa pembuatan website serta aplikasi desktop dan mobile. Kendati ini tergolong sociopreneur, Ravi menegaskan bila usahanya profit-oriented. “Seperti halnya startup pada umumnya, pasti profit-oriented. Tentu agar keberjalanan perusahaan rintisan bisa increasing,” ujar eksekutif muda tersebut. Lain Ravi, beda pula Steven Joseph, mahasiswa S1 Prodi Teknik Informatika Undip. Bersama timnya, Steven menghadirkan suatu inovasi. Karya tersebut belum memprioritaskan keuntungan. Alasannya, mereka
BERPOSE - Potret Steven bersama tim dalam ajang tahun 2019 silam.
mantap ingin membantu pendidikan anak-anak melalui aplikasi permaian ciptaannya yang dikenal dengan sebutan “MOTION”. “Inovasi ini dilatarbelakangi oleh kepedulian kami terhadap pendidikan etika dan moral pada anak usia dini dan memanfaatkan teknologi sebagai sarananya,” tutur Steven. Aplikasi tersebut telah menyabet medali perak di perlombaan World Invention Technology Expo (WINTEX) yang diselenggarakan oleh Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) pada tahun 2019 silam.
SAJIAN UTAMA
IENTED ENTED BISA, BISA, MANUSIA MANUSIA PUN PUN BOLEH BOLEH
g WINTEX di
Foto: Dok. Pribadi
Karya dua anak muda tersebut kemudian mendapat tanggapan Richana, guru Ekonomi sekaligus Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) SMAN 2 Pemalang. Richana menilai dari segi ekonomi inovasi Ravi lebih baik dan menguntungkan daripada inovasi Steven. Bukan hanya menguntungkan bagi pemilik perusahaan, melainkan juga negara. “Karena agar menjadi negara maju, Indonesia harus memiliki setidaknya 14% entrepreneur dari jumlah penduduknya. Saat ini masih sekitar 3% saja,” tutur Richana.
13
Pada tempat yang berbeda, Banatul Hayati, Dosen FEB Undip pula angkat suara. Banatul menjelaskan, inovasi Steve merupakan bentuk investasi modal manusia. Keuntungannya akan dirasakan dalam jangka panjang. “Tidak hanya keuntungan materi tapi juga sikap moral dan karakter yang tangguh serta kreatif dari generasi muda yang terdidik menjadi efek aplikasi yang diciptakan,” imbuh ahli ekonomi tersebut. Sedangkan inovasi Ravi, Banatul menilai usaha tersebut dapat menghasilkan profit dalam waktu yang singkat dibanding inovasi Steven. Biarpun demikian, Banatul kemudian mengingatkan mengenai risiko peniruan model usaha oleh pesaing. “Harus diingat, ada juga risiko yang dihadapi ketika inovasi itu (inovasi Ravi -red) banyak ditiru sehingga memunculkan banyak pesaing baru yang dapat menurunkan permintaan dan keuntungan,” Banatul mengingatkan. Pendapat Richana juga Banatul seolah mengisyaratkan, bila pada akhirnya setiap inovasi tentu mengahadirkan keuntungan. Hanya saja untuk menghadirkan inovasi yang baik, tidak boleh asal-asalan. Haruslah sejalan dengan karakteristik kewirausahaan seperti sikap inovatif dan berani mengambil risiko demi tercapainya sebuah kesuksesan, tutup Richana. (Trian/Manunggal)
14
POLLING
POLLING
15
16
ARTIKEL DOSEN
ANAK MUDA MUDA DI DI ERA ERA DIGITAL DIGITAL ANAK
ERA DIGITAL - Potret mahasiswa berselancar dalam arus tanpa batas.
P
erjalanan hidup seseorang selalu diawali dengan masa kanakkanak yang tak lama kemudian beralih pada masa remaja hingga akhirnya ia akan menuju pada masa dewasa. Proses tersebut berlangsung dengan cepat dan penuh warna. Warna kehidupan ini yang kemudian membentuk karakter seseorang dan menjadi salah satu modal dasar dalam menapaki masa depan. Anak muda atau remaja menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah mereka yang berusia antara 10 – 24 tahun. Sedangkan
Foto: Trian/Manunggal
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014, rentang usia remaja antara 10 – 18 tahun. Lebih lanjut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa usia remaja adalah 10 sampai 24 tahun serta belum menikah. Berdasarkan standar usia tersebut, usia 10 tahun dapat dikatakan sebagai landasan untuk membentuk kepribadian kuat sebagai modal keberhasilan di masa depan. Kepribadian kuat inilah yang menjadikan seseorang berbeda satu
17
ARTIKEL DOSEN dengan lainnya. Oleh karena itu, setiap individu adalah pribadi yang unik. Keunikan inilah yang membuat keberhasilan atau kesuksesan setiap individu bersifat relatif. Di era Revolusi Industri 4.0 ini, teknologi informasi begitu cepat berkembang dan berubah. Anak-anak muda atau remaja merupakan pelaku yang dengan cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Fisik yang kuat, rasa ingin tahu yang tinggi dan gelora eksplorasi teknologi yang bergelombang telah membuat anak muda tumbuh menjadi individu-individu dengan potensi luar biasa. Potensi ini tentu saja harus dikelola dan diwadahi dengan baik dan benar. Paham lama yang selalu digaungkan-“saatnya anak muda tampil,” harus mulai diubah. Anak muda jelas merupakan salah satu pilar bangsa yang harus “tampil”, namun bukan berarti yang lebih tua kemudian menimpakan beban kepada yang muda. Sinergi yang baik harus dibangun dan dijaga sehingga potensi anak-anak muda dengan segala keunikannya akan menjadi nilai lebih yang tetap sejalan dengan nilai dan norma sosial masyarakat. Anak muda yang melek teknologi tetap harus mempertahankan jati diri bangsa. Pemahaman bahwa saya, anda, kita lahir dan bertumbuh dalam masyarakat yang heterogen harus selalu ditanamkan. Kebersamaan dalam perbedaan menjadi nilai hidup yang melekat pada diri anak muda Indonesia. Nilai inilah yang menjadi ke-khas-an anak muda Indonesia dalam berkarya. Artinya, kita paham
PROFIL PROFIL PENULIS PENULIS
ARIDO LAKSONO
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Undip
Foto: Dok. Pribadi
bangsa ini memiliki banyak perbedaan, dan perbedaan inilah yang harus kita munculkan dalam karya kita. Lebih jauh, ketika kita mampu merangkul dan hidup berdampingan dengan perbedaan tersebut maka terbentuklah semangat nasionalisme yang alami. Era digital bukan berarti kita kehilangan identitas kita sebagai manusia Indonesia. Kehidupan yang borderless adalah suatu kepastian. Fakta ini justru membuka jalan untuk membangun jaringan dengan berbagai elemen masyarakat di seluruh Indonesia. Kontribusi anak muda dapat dilihat dari banyaknya proposalproposal Karya Ilmiah Mahasiswa yang inovatif, temuan-temuan teknologi tepat guna, dan rancangan program pemberdayaan yang efektif dan efisien. Semua ini akan menjadi bukti keunikan potensi dan kekuatan anak muda dalam membangun Indonesia yang lebih baik.
18
ARTIKEL MAHASISWA
Anak Muda Batu Loncatan Sebagai Digitalpreneur
D
ewasa kini peran generasi muda lebih mendominasi ditengah era revolusi industri 4.0, apalagi hadirnya pandemi virus corona yang melanda dunia termasuk Indonesia menjadikan alasan kuat yangmana digitalisasi sudah mandarah daging sebagai penunjang aspek kehidupan semua orang baik tua hingga muda saat ini. Berbicara mengenai digitalisasi sudah pasti cerminan dari generasi muda. Jika ditilik lebih dalam melihat kenyataan yang ada saat ini terbilang ironis, mengapa demikian? pasalnya pagi, siang, malam,
Ilustrasi : Sintia
kapanpun, dan dimanapun, nampaknya generasi muda tanpa henti menggunakan perangkat digital. Generasi muda cenderung mengaplikasikan perangkat digital hanya untuk keperluan senangsenang semata seperti yang dilansir pada www.techno.okezone.com, sebuah survei dari Royal Society for Public Health di Inggris pada Mei 2017 menunjukkan sekitar 1.479 orang berusia antara 14 dan 24 tahun menghabiskan lebih dari dua jam sehari di situs jejaring sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Dunia digitalisasi bak pisau
ARTIKEL MAHASISWA bermata dua. Jika digunakan dengan benar akan menghasilkan potongan yang baik, jika salah digunakan bukan hanya menghasilkan potongan yang buruk namun dapat membunuh penggunanya. Ya, satu sisi dapat memberikan dampak positif dan satu sisi dapat memberikan dampak negatif. Tak ayal ditengah gencargencarnya trend digitalisasi saat ini tentu mengharuskan generasi muda lebih bijak dalam menggunakan hal yang berbau dengan digitalisasi. Bijak memanfaatkan perangkat digital secara efektif untuk berbagai kebutuhan baik pendidikan hingga hiburannya. Generasi muda harus cermat dalam menggunakan hal tersebut, pasalnya perangkat dan aplikasi tiap tahun tentu akan terus berkembang, dan tanpa adanya kecerdasan digital dari generasi muda akan sulit memanfaatkannya dengan efektif. Generasi muda yang dapat memilah mana yang baik dan benar tentu tak hanya memberikan keuntungan pribadi saja, melainkan generasi muda di era digitalisasi saat ini dapat menjadi jawaban manis untuk kemajuan Indonesia. Generasi muda dapat menjadi pembuka gerbang untuk meningkatkan taraf perekonomian Indonesia yang saat ini dilanda penurunan ekonomi secara drastis akibat dari pandemi virus corona yang tak hentinya menghantui negara berkembang ini seperti yang dilansir pada https://www.cnbcindonesia.com/news/ mengenai Indonesia yang mengalami krisis ekonomi akibat virus corona Mengembalikan problematika mengenai taraf perekonomian Indonesia pada jalur yang sesuai kembali ditengah
19
anak muda di era digitalisasi ini tentu tanpa disadari menjadikan ladang emas tersendiri, titik terangnya saat ini jika generasi muda yang bijak tentu dapat memanfaatkan perkembangan era digitalisasi untuk berwirausaha digital jua. Tiap tahunnya teknologi semakin berkembang ditambah berdasarkan survei dari https://youngster.id/news/ dikutip dari Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise & Business Service PT Telkom Indonesia Tbk. Indonesia memiliki potensi 255 juta penduduk, 300 juta pengguna mobile dan 100 juta users media sosial. Dengan begitu peluang untuk berbisnis berbasis digital terbuka lebar. Oleh karena itu, para generasi muda dituntut kreatif menggabungkan skill teknologi dengan skill wirausahanya dan memanfaatkannya sehingga menciptakan peluang menjadi digitalpreneur di usia dini, dan tentu menjadi batu loncatan untuk meningkatkan taraf perekonomian Indonesia ditengah masa pandemi virus corona.
PROFIL PENULIS
Sintia Arnita Damayanti Fakultas Kedokteran Kedokteran Umum 2020 Foto : Dok. Pribadi
20
KONSULTASI
Rubrik Konsultasi Konsultasi Rubrik Pada Majalah Majalah Edisi Edisi Pada Ini Diasuh Diasuh Oleh: Oleh: Ini NARASUMBER
S
aya adalah anak sulung dari empat bersaudara. Tumbuh dengan kakek dan ibu yang temperamental dan jauh secara emosional, saya tidak pernah menikmati masa kecil yang hebat. Kakek dan Ibu adalah orang yang abusif (terutama secara verbal) yang juga sering mendua. Saya membenci mereka. Saya memulai kebiasaan menggores luka saat saya ada di kelas delapan. Cutting mendistraksi dari sakit hati saya. Saya sempat berhasil berhenti dan clean selama beberapa bulan karena merantau. Namun, kemudian pandemi datang dan saya kembali terkurung di rumah. Saya harus berurusan dengan pekerjaan rumah, ekspektasi orang tua, kejatuhan ekonomi, dan membesarkan sekaligus menjadi guru bagi adik-adik saya di rumah. Saya ingin marah. Yang saya inginkan hanyalah kebebasan. Saya lelah harus mengajar mata pelajaran kelas 1, kelas 3, dan kelas 10 secara simultan setiap hari. Saya sangat marah karena saya tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Keinginan saya untuk menggores luka semakin hari semakin kuat. Bagaimana cara supaya keinginan tersebut bisa hilang? (E/FIB) JAWAB
Saranku datanglah ke psikolog karena selfinjury itu sering aku temui dan juga sering aku tangani. Memang sembuhnya tidak bisa langsung, harus berkali-kali konseling. Ada beberapa saran lainnya juga. Pertama, jangan biasakan berpikir ke orientasi masa lalu tapi cobalah berpikir untuk fokus ke
Dra. Endang Sri Indrawati, M.Si Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro masa depan, masa depanmu masih sangat indah. Kedua, cobalah untuk berpikir positif terhadap penderitaan yang dirasakan hari ini. Sejarah membuktikan penderitaan yang kita terima di masa kecil, itu kita syukuri setelah kita dewasa. Jadi sebenarnya kebebasan itu menipu, fatamorgana. Kebebasan itu kata-katanya terlihat indah, tapi ternyata mengandung racun. Kalau kita mengejar kebebasan tapi kebebasan itu tidak bertanggung jawab, ya nanti efeknya kita akan menyesali arti kebebasan itu sendiri. Terus satu lagi, yang ketiga, self-injury, jangan menyakiti diri sendiri karena itu bertentangan dengan fitrah kemanusiaan kita. Setiap manusia itu fitrahnya adalah survival, ingin bertahan hidup. Katakan pada diri sendiri, “Kalau aku melukai diri sendiri, aku adalah seorang pengecut. Artinya aku tidak berani menghadapi dunia ini, Terlalu banyak kecemasan yang kumiliki, kecemasan yang tidak ada gunanya. Ngapain juga gue pikirin? Ngapain juga aku mencemaskan segala sesuatu yang belum terjadi? Ngapain gitu lho? Jadi lebih baik aku harus menjaga d i r i k u , membuat diriku sehat, membuat diriku baikbaik saja.” ( Tr i a n / Manunggal) Foto: Dok. Pribadi
FACE TO FACE
21
GERAKAN DEMI GENERASI BERDAYA
L
ebih dari enam tahun Adi Wahyu Adji tergabung dalam Rumah Kepemimpinan, yayasan pemberi beasiswa untuk mahasiswa berprestasi Indonesia. Pemicunya, guna memenuhi keinginan membentuk generasi berkualitas. Apa yang dilakukan Rumah Kepemimpinan? Untuk menjadi pemimpin di tingkat mahasiswa itu bukan hanya soal kecapakan berorasi. Tetapi juga harus punya intelektual yang bagus, akhlak yang baik, kemampuan komunikasi, dan tulisan yang baik, juga kekokohan dalam ideologi dan pemikiran. Jadi kami berusaha menyiapkan metode yaitu pembinaan melalui asrama. Di Rumah Kepemimpinan mahasiswa dibina di asrama. Artinya mereka bisa dipantau 1 x 24 jam selama enam hari dalam seminggu. Dipantau secara intensif dan menyeluruh sehingga mudah-mudahan seluruh aspek itu bisa terbentuk.
Bagaimana pengalaman anda di Rumah Kepemimpinan? Banyak ya. Misalnya dalam proses membina banyak dinamikanya. Membina mahasiswa tidak langsung jadi, ada yang punya masalah baik masalah sederhana maupun kompleks. Tapi yang namanya membina manusia harus dilakukan dengan sabar dan juga perlu ketulusan. Pada akhirnya kalau kita punya komitmen, insyaallah juga mereka bisa menunjukkan hasil yang bagus dan bahkan luar biasa.
Apa harapan untuk calon pemimpin negeri? Mereka dapat belajar dari pemimpinpemimpin sebelumnya yang punya kualitas baik. Kemudian dapat menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya karena memang kepemimpinan itu memiliki proses seleksi yang ketat. Serta dalam proses seleksi itu macam-macam caranya. Sehingga akhirnya ketika ditunjuk pimpinan, dia dapat terlihat kualitasnya. Bukan kelas karbitan, melainkan hasil didikan yang baik. Jadi bukan hanya modal polesan, tetapi memang kualitas luar dan dalamnya memang baik. Itu harus disiapkan dari sekarang. Jadi kita belajar dari pemimpin yang baik. Termasuk juga kita belajar dari pemimpin yang buruk agar tidak ulangi lagi keburukannya atau kesalahannya. (Aditya/Manunggal)
Foto : Dok. Pribadi
22
PROFIL Alif Muhammad Sudarmanto :
YA N G B E R G E R A K DEMI PEMBELAJARAN
“Tahun 2020 benar-benar rollercoaster banget.” Kalimat itu meluncur dari bibir Alif Muhammad Sudarmanto tatkala menggambarkan kisah hidupnya tahun lalu. Sabtu, (30/1).
A
lif, panggilan akrabnya, ialah mahasiswa Kedokteran Universitas Diponegoro angkatan 2018. Sosok yang senang ngopi itu rupanya tidak bisa diam, senang melakukan banyak hal. “Dari yang kerja barengbareng sama temen HIMAKU di masa pandemi, proyekan bareng di LKMMD FK sama FLS 2020, dan beragam petualangan lainnya,” tutur Alif. Segudang kegiatan itu kemudian menuntut untuk diselesaikan. Alhasil, segenap waktu dan tenaga ia kerahkan. Seperti dalam tanggung jawabnya sebagai Koordinator Dimkol dan Penugasan LKMMD FK, misalnya, Alif bersama rekannya sempat terjaga hingga pukul empat pagi di sebuah kafe. Ditambah lagi, tanggung j aw a bny a sebagai ketua Foto : Dok. Pribadi
Himpunan Mahasiswa Kedokteran Umum (HIMAKU), mengharuskan ia menuangkan pikiran dalam kepemimpinannya itu. “Kita ngebawa hal baru di FK juga, kita berusaha introduksi SDG, RPJM, tapi juga kita mikir gimana agar experience yang didapat peserta bisa equal to or even better than ours di tahun sebelumnya,” kenang Alif. Kendati memiliki semangat juang yang tinggi, bukan berarti perjalanan Alif saat itu berlangsung mulus. “Gua burn out ditengah tahun sampe rasanya kek bingung banget,” keluhnya. Ia pula tenggelam dalam renungan memikirkan kontribusinya untuk dunia. Gundah yang menyelimuti pria usia 21 tahun itu syukurnya tak berlangsung lama. Kehadiran orang-orang terdekatnya seolah menjadi dewa penolong bagi Alif saat itu. “Orang tua yang suportif dan temen-temen yang beneran baik banget dan terbuka untuk berdiskusi dengan memberikan pandangan yang pro dan kontra serta bantuan di kala saling membutuhkan is what saved me in 2020” ujarnya. Hingga akhirnya, diakhir tahun 2020 pria itu mengerti bila proses dalam perjalanannya merupakan pembelajaran. “Jadi untuk bisa bertahan hidup dan belajar banyak dari pengalaman adalah pencapain terbesar versi gua,” tutupnya. (Trian/Manunggal)
KARIKATUR
Ilustrasi: Eka/Manunggal Ilustrasi: Eka/Manunggal
24
KOMIK
DUNIA DUNIA MEDSOS MEDSOS Oleh : Reysma Shinta Prastiwi
KOMIK
25
26
BISNISIANA
Foto: Dok. Pribadi
BISNISIANA
27
Foto: Dok. Pribadi
Foto: Dok. Pribadi
28
KOMUNITAS
Foto: Dok. Pribadi
29
KOMUNITAS
Foto: Dok. Pribadi
30
PLESIR
MENYUSURI INDAHNYA CURUG BENGKAWAH Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, memang tidak terlalu familiar di kalangan masyarakat umum. Walau demikian, di sana terdapat banyak keindahan alam yang mengagumkan. Seperti “Curug Bengkawah”, misalnya, selalu berhasil memikat tiap pasang mata. Foto: Trian/Manunggal
PLESIR
“C
urug” dalam Bahasa Jawa diartikan sebagai air terjun, sedangkan kata “Bengkawah” konon menurut masyarakat sekitar merupakan akronim dari “Bengkahan Tengah Sawah”. Curug Bengkawah terletak di Jalan Sikasur-Simpur, Karangmulyo, Sikasur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Posisinya yang berada di kawasan hutan membuat wisata alam ini berdampingan langsung dengan habitat hewan. Acap terlihat monyet yang tengah bergelantungan di pepohonan. Walau demikian, monyet–monyet di kawasan itu tidak mengganggu pengunjung, sehingga aman dikunjungi wisatawan dari segala usia. Biaya masuknya juga relatif murah. Hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp5.000,00 dan biaya parkir Rp2.000,00, keindahan alam Curug Bengkawah sudah bisa dinikmati. Untuk mencapai ke lokasi air terjun, pengunjung harus menempuh akses jalan yang kurang ramah bagi kendaraan bermesin, terutama kendaraan beroda empat. Oleh karena itu, perjalanan tersebut memerlukan tenaga ekstra dengan berjalan kaki. Rute perjalanan diawali dengan menelusuri area pematang sawah yang mengarah ke kawasan hutan. Sesampainya di tengah hutan, pengunjung akan menapaki jalan tanah bebatuan. Jalanan ini memiliki beberapa tanjakan kecil dan turunan yang cukup curam. Selepas menuruni turunan curam tersebut, pemandangan indah Curug
31
Bengkawah akhirnya ada di depan mata. Curug Bengkawah memiliki beberapa keunikan. Selain memiliki dua aliran kembarnya yang besar, ternyata airnya pun tak pernah kering meskipun musim kemarau melanda. Selalu saja aliran airnya deras. Bahkan saking derasnya, muncul ilusi optik dari putihnya air yang jatuh dengan cepat dari atas tebing. Ilusi tersebut lah yang membuat air terjun ini tampak layaknya awan-awan putih yang sedang berjatuhan. Keindahan lainnya terletak pada cipratan airnya yang membentuk seolah-olah seperti kabut di sekitar kolam terjun. Walaupun sedikit memberi kesan mistis, air terjun ini tetap terlihat begitu cantik dan memesona. Wisata alam ini juga masih terjaga keasriannya karena belum terjelajah oleh banyak orang sehingga rasa nyaman dapat dirasakan bagi siapa saja yang berkunjung. Di samping itu, keindahan alam yang ditawarkan membuat pengunjung tidak ingin melewatkan momen barang sedetik. Alat potret maupun ponsel kemudian dikeluarkan. Cekrek! Seketika potret tersimpan. Sayangnya, pengunjung hanya dapat menikmati keindahannya dari tepian saja. Aliran air yang cukup deras membuat pengunjung dilarang mendekati, terlebih lagi berenang di kolam tersebut. Di samping itu, saat musim hujan, air terjun ini kurang aman dikunjungi karena jalanannya menjadi lebih licin serta arusnya lebih deras dari biasanya. Jadi, hendaklah berhati-hati jika ingin mengunjungi Curug Bengkawah. Selamat bertamasya! (Trian/Manunggal)
Foto: Trian/Manunggal
32
PLESIR
PASAR KANOMAN YANG TAK LEKANG OLEH WAKTU
Situasi di luar Pasar Kanoman
K
eberadaan Pasar Kanoman tidak dapat dipisahkan dari kehidupan warga Cirebon. Pasar yang terletak di Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon ini merupakan jantung perekonomian kota Cirebon di mana transaksi jual beli terjadi setiap harinya. Namun, tidak berhenti sampai di situ, pasar Kanoman juga merupakan destinasi yang wajib dikunjungi ketika singgah di kota udang itu. Oleh karena pasar ini merupakan tempat terbaik untuk mendapatkan oleh-oleh khas Cirebon dengan harga terjangkau tapi berkualitas ciamik. Pasar Kanoman memiliki dua gedung utama berlantai dua. Di lantai pertama, berjejer lapak-lapak yang menjual bahan-bahan pokok seperti sayuran, buah, dan daging. Sementara itu, lantai
Foto: Seima/Manunggal
kedua didominasi oleh pedangan tekstil dan pakaian jadi; sedangkan panganan khas Cirebon mayoritas dapat ditemui di seberang pasar. Terlebih lagi, masih di kawasan pasar tepatnya di sepanjang jalan Lemahwungkuk terdapat ruko-ruko yang menjadi sentra penjualan hewan khusunya unggas dan hewan peliharaan termasuk ikan hias; kawasan ini juga terkenal sebagai pusat penjualan batu akik. Tentu saja, faktor kelengkapan dan harga merupakan daya tarik utama pasar
PLESIR
33
Menyusuri jantung perekonomian Kota Cirebon
Potret lapak penjual Pasar Kanoman Foto: Seima/Manunggal
Kanoman. Jihan, salah satu pengunjung Pasar Kanoman, mengaku bahwa barangbarang di pasar tersebut umumnya tidak mengecewakan saat dijumpai pada Sabtu (25/9). Jihan juga menambahkan bahwa Pasar Kanoman merupakan tempat terbaik untuk membeli barang dengan jumlah besar dengan cara melakukan pemesanan. Terlepas dari faktor di atas, pesona Pasar Kanoman yang tak lekang oleh waktu juga dikarenakan oleh lokasinya yang dekat dengan objek wisata utama Cirebon yaitu Keraton Kanoman dan Keraton Kesepuhan; pasar ini juga dekat dengan pusat Kota Cirebon.
Sumiyati, salah satu pedang di Pasar Kanoman, mengatakan bahwa pasar tersebut setiap harinya selalu ramai pengunjung, terbukti dengan lapaknya yang masih berdiri setelah kurang lebih 11 tahun lamanya, juga banyak lapak-lapak lain yang telah mewarnai pasar Kanoman sejak lama. Namun, ada dua waktu di mana terjadi kenaikan pengunjung secara cukup signifikan; pertama, menjelang hari raya idul fitri dan idul adha. Kedua, selama kurun waktu perawaan Maulid Nabi di lingkungan keraton terlebih lagi saat puncak acara yang disebut Panjang Jimat. (Seima/Manunggal)
Foto: Seima/Manunggal
34 KULINER
KULINER
Di sisi
Foto: Seima/Manunggal
35
KULINER
Papan nama usaha bandeng di Semarang.
PANGANAN LEGENDARIS KOTA SEMARANG
B
agi sebagian orang yang kerap berpergian, tidak lengkap rasanya jika tidak membawa buah tangan. Seperti ketika berkunjung ke Kota Semarang, Jawa Tengah, misalnya. Pelancong biasanya memburu cita rasa bandeng presto. Kuliner tersebut memiliki rasa yang gurih serta memiliki tekstur daging yang empuk. Ditambah durinya yang lunak semakin nikmat saat disajikan dengan nasi panas serta olahan sambal pedas manis. Mulanya olahan yang pertama kali lahir dari tangan Hanna Budimulya itu hanya di produksi secara rumahan pada tahun 1977. Namun, kini Bandeng Presto telah dikenal sebagai oleholeh khas kota semarang. Untuk pengolahnnya, ikan bandeng yang telah dibesihkan dibelah perutnya. Pada bagian dalam perut dilumuri dengan racikan bumbu yang meliputi bawang
putih, garam, dan kunyit. Selanjutnya agar warna ikan menarik, kulit ikan di lumuri pewarna makanan. Lalu ikan bandeng pun siap dipresto dalam panci yang telah diisi air dan irisan jahe. Bandeng dikukus selama 3 jam dalam panci presto yang didesain secara khusus. Terakhir yakni proses pendinginan. Ikan bandeng yang telah matang diletakkan di ruang pendingin selama 1 jam sebelum dipasarkan ke pelanggan. Makanan tersebut dapat dijumpai dibanyak toko seperti toko Bandeng Juanda di Jalan Pandanaran No.57, Bandeng Presto di Jalan Pandanaran No.67–69, dan Bandeng Bonafide di Jalan Pandanaran No.53. Masing-masing brand menyuguhkan variasi olahan bandeng yang berbeda. Pada Toko Bandeng Presto menawarkan tiga varian bandeng yakni pindang bandeng, pepes bandeng, dan
Foto: Aditya/Manunggal
36
KULINER
37
Aneka produk di toko bandeng Semarang. Foto: Aditya/Manunggal
Olahan bandeng di toko bandeng Semarang. Foto: Aditya/Manunggal
bandeng isi tanpa duri dengan variasi harga Rp. 60.000,00–Rp140.000,00. Sementara toko Bandeng Juanda menawarkan bandeng duri lunak vacuum kering yang mampu bertahan 2 bulan di luar kulkas yang berisi 5–6 ekor bandeng. Harganya berkisar Rp50.000,00-Rp205.000,00. Serta Toko Bandeng Bonafide memiliki produk bandeng crispy yang gurih, bercampur manis pedas dengan sambal bajaknya. Dengan merogoh kocek Rp30.000– Rp120.000 bandeng tersebut dapat dinikmati. Normalnya bandeng presto mampu bertahan selama dua hari di luar kulkas dan 4-7 hari di dalam kulkas. Kendanti
demikian, olahan tersebut dapat bertahan lebih lama dengan perlakuan yang tepat. Seperti disimpan dalam plastik press sehingga dapat bertahan hingga satu minggu di luar kulkas. Selain itu, bandeng presto pula dapat dikemas secara vakum sehingga memperpanjang daya tahan selama 20 hari di luar kulkas dan 27 hari di dalam kulkas. Alternatif tersebut tentu berguna bagi pelancong yang hendak menjadikan makanan tersebut sebagai oleh-oleh. Dimana bandeng tersebut akan dikonsumsi beberapa hari setelah pembelian. Jadi jangan ragu menjadikan Bandeng presto sebagai buah tangan. Selamat berburu kuliner! (Aditya/Manunggal)
38
TECHNO
Menelisik selUk beluk VPN V
irtual Private Network (VPN) adalah sebuah teknologi komunikasi yang memungkinkan terkoneksi ke jaringan publik dan menggunakannya untuk dapat bergabung dengan jaringan lokal (Local Area Network/LAN). VPN merupakan koneksi virtual yang bersifat private karena jaringan yang dibuat tidak nampak secara fisik hanya berupa jaringan virtual. Selain itu, jaringan tersebut juga tidak dapat diakses oleh semua orang sehingga sifatnya private. Dengan cara tersebut, maka akan didapatkan hak dan pengaturan yang sama seperti halnya berada di dalam kantor atau LAN itu sendiri, walaupun sebenarnya menggunakan jaringan milik publik. (Prihatin Oktivasira, 2016 : 3) Tanpa VPN, semua lalu lintas internet pengguna dapat berpotensi terekspos. Penyedia layanan internet, pemerintah, orang lain di jaringan bersama, dan bahkan orang asing yang tidak dikenal dapat mengintip apa yang dilakukan oleh pengguna. Tetapi dengan enkripsi dan perlindungan alamat IP
Ilustrasi: Wulan/Manunggal
dari VPN, siapa pun di internet yang mencoba mengintip akan merasa sangat sulit untuk mengidentifikasi siapa pengguna, di mana pengguna itu berada, atau apa yang sedang pengguna lakukan. Itulah mengapa koneksi VPN sangat bagus untuk meningkatkan privasi dan keamanan online pengguna. Namun dibalik itu VPN juga memiliki beberapa kekurangan, seperti koneksi yang lebih lambat dan tidak stabil dibandingkan dengan menjalajah internet tanpa VPN. Walaupun VPN memiliki banyak keunggulan, nyatanya penggunaan VP dilarang oleh sebagian negara di dunia, hal ini dilakukan sebab VPN dianggap memberikan dampak negatif bagi pemerintah. Seperti yang terjadi di Turki, pemerintah Turki memblokir layanan VPN yang sering dipakai oleh kalangan aktivis dan jurnalis setempat. Sejalan dengan itu, pemerintah Rusia juga melarang penggunaan layanan VPN agar warganya tidak dapat mengakses situssitus yang bergagasan ekstrim. (Aditya/ Manunggal)
MUSIK
39
Ilustrasi: Wulan/Manunggal
Konser Virtual, Wajah Baru Pergelaran Musik
H
alo, Sobat Dipo! Pernahkah kalian mendatangi konser musik? Berkunjung ke konser musik memang memberikan kepuasan tersendiri dalam menikmati musik. Hanya saja, semenjak pandemi COVID-19 melanda, pagelaran konser musik dilarang karena mengumpulkan massa yang banyak. Kekecewaan tentu dirasakan oleh pemusik maupun penikmatnya. Sedihnya lagi, larangan tersebut juga mengakibatkan perekonomian industri musik menurun. Pelaku industri musik pun khawatir. Alhasil ide-ide inovatif pun mulai mereka gebrakkan. Salah satu bentuk inovasi unik yang diluncurkan ialah konser virtual. Konser virtual merupakan pertunjukan musik yang penyiarannya dilakukan dengan teknologi digital. Sesuai dengan namanya, konser virtual diadakan secara daring dan dapat diakses melalui berbagai platform digital. Jadi cukup
berbekal gadget dan koneksi internet yang lancar, Sobat bisa ngonser dari rumah. Sarana bermusik yang baru ini juga mulai banyak dilirik oleh para seniman musik seantero dunia. Contohnya seperti girlband Korea kondang, Blackpink, yang sukses mengadakan konser online perdananya pada 31 januari 2021 lalu. Tak mau kalah, kalangan musisi anyar pun banyak yang turut menceburkan diri dalam perkonseran virtual. Oleh karena itu, bentuk inovasi bermusik yang satu ini digadang-gadang bakal jadi penggerak industri musik baru pada era digital. Seiring berjalannya waktu, konser virtual pun mulai menjadi ajang baru bagi para musisi untuk unjuk gigi. Kendati vibes-nya berbeda dengan konser offline, setidaknya konser virtual dapat menjadi alternatif sebagai penawar rindu. Selain itu, harga tiket konser virtual juga jauh lebih murah dibanding dengan konser offline. Jadi tunggu apa lagi, yuk kita ngonser online! (Trian/Manunggal)
40
SPORT
Yoga Kundalini, Kundalini, Tak Tak Sekadar Sekadar Yoga Memberikan Ketenangan Ketenangan Memberikan
Y
oga merupakan salah satu disiplin spiritual dan fisik dari India yang berfokus membentuk keharmonisan antara fisik dan raga. Terdapat beragam jenis yoga, salah satunya ialah yoga kundalini. Menurut Suresh Arumugam (2013), yoga kundalini adalah disiplin fisik dan meditasi yang terdiri dari serangkaian teknik yang menggunakan pikiran, indra, d a n
tubuh. Yoga ini berfokus pada pertumbuhan dan pendewasaan psikospiritual. Yoga kundalini memberikan perhatian khusus pada peran tulang belakang dan sistem endokrin dalam proses pembangkitan energinya. Biasanya untuk pemula, meditasi ini dapat dilakukan selama 11-15 menit setiap harinya. Durasi dapat ditingkatkan secara bertahap. Kalangan muda maupun lanjut usia dapat mempraktikan yoga ini. Jika ingin melakukan joga jenis ini, maka terdapat tahapan-tahapan meditasi kundalini yang perlu dilakukan. Mulamula, duduklah senyaman mungkin dengan posisi bersila dan tulang belakang tegap lurus. Kemudian posisikan kedua tangan membentuk gerakan namaste dan mulailah pejamkan kedua mata. Sembari itu, untuk membantu tetap fokus, rapalkanlah mantra. Salah satu mantra sederhana yang bisa dirapalkan ialah “Sat Nam” yang berarti “Kebenaran adalah identitasku”. Setelah itu, cobalah untuk fokus dan rasakan pergerakan nafas yang bergerak di dalam tubuh. Teruskan sampai tubuh terasa rileks. Kemudian meditasi dapat diakhiri. Menurut Irmansyah Effendi (2005), energi kundalini yang telah bangkit akan melakukan pembersihan terus-menerus pada seluruh tubuh. Pembersihan yang dilakukan akan memberikan berbagai efek positif yang akan membuat semua organ dan kelenjar tubuh dapat berfungsi secara maksimal. Dengan demikian, tubuh akan lebih sehat dan cenderung jarang sakit. (Trian/Manunggal)
Ilustrasi: Eka/Manunggal
STYLICIOUS
41
42
REFLEKSI
&
Media Media Sosial
Kebahagiaan Semu
H
alo, sobat dipo! Pernahkah sobat menjadikan dunia maya sebagai topeng untuk menutup jati diri? Berhubungan dengan itu, Mas Dipo punya sebuah cerita nih. Jadi, semasa SMA dahulu, Mas Dipo memiliki seorang teman bernama Anung. Ia sering menghabiskan waktunya untuk bermain media sosial sambil menyendiri. Walau demikian, Anung jarang terlihat kesepian. Pernah suatu ketika Anung bercerita pada Mas Dipo akan obsesinya terhadap media sosial. Ia berkata bahwa ketika di media sosial khususnya pada suatu grup di mana terdapat orangorang memiliki frekuensi yang sama, ia
Ilustrasi: Eka/Manunggal
merasa selayaknya di rumah. Tak ada yang kontra dengan setiap kisah yang ia lontarkan. Memang berbeda ketika anung berkisah pada orang sekelilingnya yang nyata bersamanya. Saat itu, ia justru mendapat ledekan hingga cacian. Oleh karena itu, di saat anak remaja lain memilih bercerita kepada teman dekat, Anung justru lebih memilih curhat kepada teman maya-nya yang bahkan tak pernah ia temui. Anung pun kini menganggap media sosial sebagai pelipur laranya. Tak peduli meski semua itu hanya terjadi di balik piksel-piksel layar ponselnya, Anung tetap menghabiskan sebagian besar waktunya di sana. Berdasarkan kisah Anung, pernahkah Sobat Dipo berpikir kebahagiaan media sosial hanyalah semu belaka? Karena kemudian itulah yang dirasakan Anung. Ia bercerita bahwa sesungguhnya ia tak benar-benar bahagia akan semua itu. Anung merindukan kehadiran sosok nyata yang mendampingi tiap langkahnya. Tidak hanya itu. Telah lama berselancar di media sosial membuatnya paham. Bila selama ini, ia hanya ingin merasakan kesenangan sekalipun maya adanya. Serta terus bersembunyi dari hal yang menentang dirinya. Lantas, mau tau seperti apa pemahaman Anung atas pengalamannya itu? Begini, Anung menuturkan, tidak selalu direspon sesuai kemauan bukan merupakan kesalahan. Juga bukan merupakan akhir dari dunia. Sementara menghindar dalam waktu lama mungkin bukan solusi yang tepat. Kita hanya harus lebih berani melihat diri kita. Perlu diingat kembali, sejatinya media sosial bukanlah ajang pelarian jati diri. (Trian/Manunggal)
TO BE FIT
43
Menjaga Imunitas, Menekan Pandemi
S
ejak Maret 2020 lalu, terhitug pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari satu tahun lamanya. Menurut covid19.go.id, lebih dari 49.455 jiwa terserang virus ini. Penyebab utama cepatnya kenaikan angka kasus COVID-19 adalah mudahnya tubuh terinfeksi virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Infeksi dapat disebabkan melalui hirupan percikan ludah (droplet) dari penderita COVID-19 ketika batuk atau bersin, memegang hidung atau mulut tanpa membersihkan tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda yang terpapar droplet penderita COVID-19, dan melakukan kontak jarak dekat dengan penderita COVD-19. Guna menekan laju kasus COVID-19, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan seperti PSBB, pembelajaran daring, larangan mudik, dan program vaksinasi. Namun, usaha-usaha tersebut sia-sia jika tidak ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan warganya. Hal dasar yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah mematuhi
Illustrasi:Reysma/Manunggal
protokol pencegahan virus Corona (5M) yang meliputi memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Selain itu, menjaga sistem imun tubuh pula menjadi hal penting. Karena sistem imunitas tubuh berfungsi menangkal berbagai virus dan bakteri penyebab penyakit, termasuk virus Corona jenis baru. Ada hal sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga sistem imun tubuh. Pertama, hindari stres; kelebihan hormon koristol akibat stres dapat menggangu sistem imun tubuh dalam menangkal virus dan bakteri. Berinteraksi secara virtual dan melakukan me time dapat menjadi solusi agar terhindar dari rasa stres. Kedua, tidur yang cukup; istirahat merupakan syarat bagi tubuh agar sistem imun bekerja dengan semestinya. Ketiga, konsumsi makanan sehat; buah dan sayur merupakan makanan yang wajib untuk dikonsumsi karena kandungan antioksidan, si penangkal radikal bebas. Di samping itu, makanan bernutrisi tinggi seperti daging tanpa lemak, biji-bijian, dan kacanga-kacangan juga berperan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Keempat, rutin berolahraga; olahraga secara teratur dapat meningkatkan efektifitas sistem imun tubuh. Lakukan olahraga sederhana di rumah seperti senam, skipping, dan yoga selama 30 menit setiap harinya. Dengan demikian sistem imun dapat melindungi tubuh dari virus penyebab penyakit. (Seima/Manunggal)
TIPS
PUISI
45
Jalan Pintas Itu Bernama Anak Muda Panca Dewinta Primanti Fakultas Ilmu Budaya
Kalangan pucuk bercerita Cermin naik harga “Ini masa sebaya Mencari raut bayang, Rauplah seluas lenganmu menjangkaunya Jaringlah sampai dasar lautannya” Tetapi menjaring tak habisnya Sebuah permainan dan perlombaan kepala Kelok-lurusan, silang sengkurat, boleh dan harus Kerap banyak yang tak urus Barangkali ia memang karib Dengan ribuan jaring dan gada-gada ajaib Tak lagi ia pedulikan cermin naik harga Atau persami di Candradimuka Tapi lagi-lagi, “Nak, makanlah api” Daun tua meraba Apa dengusan itu untuk mereka Punggungku harus selapis baja Setebal langit dan seawet edelweis di puncak sana Sebab insan dalam taufan Takkan sanggup tegak menawan Atau menjadi piala rebutan Bebas winarah jalan panjang, karena Bebas bukan makan tanpa nampan Atau hidup tanpa terenggut maut Sekali ada, lahir adalah akar Yang mengatur langkah Sampai cara bernapasnya Terbahak, toh, kita ini anak muda!
Ilustrasi: Eka/Manunggal
46
ANEKDOT
Pacar dalam
Jaringan
S
iang itu cuaca cukup mendung untuk ukuran hari di bulan Agustus. Meskipun begitu, semangat dari seseorang yang tengah menyisir rambutnya tidak goyah sedikitpun. Dia menatap pantulan wajahnya di cermin dan merasa luar biasa sekali. Ah, hanya satu lagi yang kurang. “Parfum.” Katanya sambil menyemprotkan parfum secara sporadis. Hari ini adalah hari yang spesial untuknya. Akhirnya setelah 3 bulan berkenalan lewat aplikasi kencan, dia bisa bertemu dengan pujaaan hatinya. Mereka berencana untuk makan siang di sebuah kafe. Dia turun dari taksi dan menyebrang jalan untuk sampai ke tempat pertemuan. Dia punya firasat baik hari ini. Yah, dia paham betul bahwa niat baik pasti akan diiringi dengan hasil yang luar biasa. “Mulai sekarang aku akan menjadi diriku sendiri. Pasti dia akan menerimaku apa adanya.” Katanya di tengah langkah optimisnya di atas jembatan penyebrangan. Setibanya di kafe dia langsung menuju meja yang sudah dipesannya seminggu yang lalu. Di sana sudah ada seorang lakilaki, menggunakan kemeja biru tua dengan lengan yang tergulung setengah. Dia kaget
Ilustrasi: Wulan/Manunggal
setengah mati, tapi berusaha untuk duduk dengan tenang. “Kamu Agung?” Tanyanya sambil mengangkat paha kanan ke atas paha kirinya. “Aku, Lukman. Tapi, yah aku Agung yang kamu kenal,” Kata pria itu sambil tak henti-hentinya menatap mata coklat di hadapannya. “Baik. Aku… Aku Tiffany yang kamu kenal. Maaf, aku memakai filter selama ini,” Katanya sedikit takjub dengan apa yang ada di hadapannya. “Kau tahu, ku kira Agung adalah pria atletis yang tampan. Aku tidak menyangka menghabiskan 3 bulan waktu ku untuk seorang scammer sepertimu. Maaf, tapi kamu bukan tipeku,” Lanjutnya dengan sopan. Pria di hadapannya menarik nafas panjang sebelum dia berbicara. “Dengar, aku tahu aku berbohong, dan aku tidak berharap Tiffany akan cantik atau apapun itu. Tapi, aku pun tidak pernah menyangka, bahwa 3 bulan waktuku telah kuhabiskan dengan seorang pria berjakun,” Katanya seolah tidak percaya pada matanya sendiri. (Anggita Prameswari/FIB)
CERPEN
47
GADIS DESA PEMBERANI
&KELUARGA RAKSASA Oleh: I Gusti Agung Ayu Desinta Linggarcani/FPP
H
iduplah keluarga raksasa di sebuah rumah tua yang terletak di dalam hutan berkabut. Hutan tersebut merupakan tempat yang dihindari oleh masyarakat desa karena banyak berita tersebar jika melewati tempat itu maka manusia maupun hewan tidak akan kembali. Berita buruk itu telah membawa kerugian bagi desa karena masyarakat tidak mempunyai rasa keberanian pergi ke hutan dan mengambil pohon sebagai bahan untuk membangun rumah. Pada suatu hari, seorang gadis desa
Ilustrasi: Cindy/Manunggal
pemberani bertubuh kecil kehilangan sahabatnya yaitu seekor burung beo. Ia dengan susah payah mencari ke sekeliling desa namun burung beo tidak ditemukan. Gadis itu akhirnya mengingat sesuatu yaitu berita buruk yang tersebar di desa, tanpa berpikir panjang gadis tersebut bersiapsiap pergi ke hutan kabut untuk mencari sahabatnya. Selama menyusuri jalan menuju hutan kabut, ia tidak merasakan keanehan apapun dan dengan percaya diri gadis pemberani itu mempercepat langkahnya karena hujan deras dan langit
48
CERPEN
mulai gelap. Ia tersenyum melihat ada cahaya lampu pada rumah di tengah hutan kabut, lalu ia bergegas menuju arah cahaya dan berharap ada seseorang yang dapat memberikannya petunjuk. Cahaya pun semakin dekat namun cerobohnya gadis itu terpeleset pada jalan berlumut, dengan tidak sengaja gadis desa itu berteriak kesakitan karena kepalanya terbentur lalu ia jatuh pingsan. Tangisan bayi terdengar keras, seorang ibu raksasa keluar dari rumah sumber cahaya dan mencari siapa yang telah membuat bayi kesayangannya menangis. Ibu raksasa tersebut merasa kesal terhadap apapun yang mengganggu bayinya. Ibu raksasa pun menemukan si gadis yang jatuh pingsan di depan halaman rumahnya. Ibu raksasa menyeret gadis itu dan mengurungnya di sebuah gudang besar berpintu baja yang terletak di belakang rumah milik keluarga raksasa. Beberapa saat berlalu, gadis itu pun terbangun dengan tangan tergembok, lalu ia kaget karena melihat beberapa warga desa dengan keadaan yang sama dan burung beonya di dalam kurungan. Gadis itu mengira bahwa seorang penjahat yang mengurungnya dan ia berusaha keras dan berhasil melepaskan gembok dengan menggunakan jepit rambutnya, setelah itu ia membebaskan yang lain dan menghampiri burung beo sahabatnya. Burung beo merasa senang setelah terlepas dari kurungan, kemudian gadis itu mengatakan permintaan tolong lalu meminta burung beo untuk menirukan suaranya dan berharap warga desa dapat menangkap penjahat yang telah mengurungnya. Burung beo tersebut terbang keluar gudang melalui jendela kecil menuju desa sambil mengatakan “Tolong, tolong.” dengan keras agar warga desa dapat
mendengarnya. Gadis desa itu memberitahu warga yang terjebak di gudang untuk tetap menunggu di gudang sampai warga desa datang karena hanya ia yang mampu mengeluarkan diri melewati jendela dengan tubuhnya yang kecil. Setelah berhasil keluar dari jendela yang sempit, ia mengendap-endap memasuki rumah di depan gudang dengan penuh rasa penasaran. Tidak sengaja ia mengikuti suara tangisan di dalam rumah dan menemukan kamar besar, Ia sangat kaget melihat keluarga raksasa sedang menangis melihat bayi raksasa yang jatuh sakit dan seketika ia pun sadar mengapa raksasa itu mengurungnya, dengan berani si gadis masuk dan mengatakan bahwa warga desa akan menyembuhkan bayinya. Keluarga raksasa merasa percaya dan meminta maaf telah mengurung semua di dalam gudang. Banyak cahaya muncul yang terlihat dari jendela kamar, gadis itu menyadari bahwa itu adalah cahaya dari obor warga desa yang datang berbondong-bondong. Ia dengan cepat keluar dari rumah, warga merasa khawatir, marah, dan ingin menangkap si penjahat, namun gadis desa itu melarang dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Warga desa merasa lega dan tidak takut lagi dengan berita yang tersebar, lalu seorang dokter desa langsung merawat bayi raksasa. Keluarga raksasa membebaskan semua yang terkurung di gudang dengan penuh rasa penyesalandan ia berjanji untuk membantu warga membangun rumah di desa. Setelah semua kejadian itu, warga desa dan raksasa hidup berdampingan dengan penuh rasa bahagia.
RESENSI BUKU
49
Jakarta Sebelum Pagi itu
JAKARTA SEBELUM REALITA Identitas Buku: Judul buku : Jakarta Sebelum Pagi Pengarang : Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Penerbit : PT Grasindo Tahun Terbit : Februari 2017 ISBN : 978-602-375-843-2 Tebal halaman: 280 halaman Lebar : 13.0 cm Panjang : 19.0 cm
E
Foto: Google
mina, tokoh utama yang sama nasibnya seperti kebanyakan manusia kelas pekerja lainnya yang terhimpit di kota Jakarta. Ia diikuti oleh seorang stalker mencurigakan. Emina pun menanggapi dan menelusuri jejak stalker. Pencarian itu mengantarkannya kepada gadis kecil misterius di toko bunga, dan di sana ditunjukkannya realita dunia serta keunikannya. Demikianlah gambaran singkat novel ini. Penceritaan setiap kisah di buku ini menjadi kelebihan tersendiri karena menggunakan bumbu kisah-kisah yang terasa seimbang dengan menunjukkan kondisi dan hiruk pikuk Kota Jakarta. Pelintiran alur di dalamnya pula sukes membuat pembaca merasakan kejutan di setiap bagian cerita. Penyajian ceritanya juga seimbang. Terdapat kisah yang bersifat realistis, tidak melebih-lebihkan
suasana sehingga tidak menyedihkan dan tidak terlalu membahagiakan, namun tetap dapat merasakan konflik. Ditambah karakter masing – masing tokoh dengan keunikannya yang sangat cocok merepresentasikan realita dunia luar dan kota Jakarta. Serta memiliki ending yang menyenangkan dan tidak menggantung, juga kesesuaian judul dan isi cerita mengenai Jakarta sebelum pagi adalah Jakarta sebelum realita. Di samping kelebihan juga terdapat kekurangan seperti proses perubahan alur yang sangat mengecoh sehingga perlu dibaca berulang-ulang. Diksi yang digunakan untuk mendapatkan suasana keadaan agar lebih hidup cenderung kurang sesuai. Namun, kekurangan bukanlah hambatan, novel ini tetap menjadi dirinya sendiri untuk tetap layak dibaca. (Riki Setiawan/FIB)
50
RESENSI MUSIK
Sorai, Sorai, Melepas Melepas Tanpa Cerai Cerai Tanpa
Judul lagu : Sorai Artist : Nadin Amizah Penulis lirik : Nadin Amizah Tahun Rilis : 2019 Genre : Pop Folk
Foto: Google
“M
ungkin akhirnya tak jadi satu, Namun bersorai pernah bertemu,” merupakan penggalan bait dari lagu “Sorai” milik Nadin Amizah. Nadin tersadar, acapkali seseorang tenggelam dalam duka ketika merasa kehilangan. Mereka lupa untuk bersyukur atas pertemuan dan saat-saat masih bersama. Lagu yang rilis di tahun 2019 ini, berkisah tentang seseorang yang mulai mengikhlaskan kepergian kekasih atau orang yang dicinta. Kemudian, untuk mengingatkan kita bahwa perpisahan hadir untuk dirayakan dan merelakan apa yang tidak tercipta untuk kita. Penikmat musik indie pasti sudah lumrah dengan dengan lagu “Sorai” ini. Vokal sang musisi yang khas dengan suara halus begitu menenangkan jiwa pendengarnya. Nadin tahu persis bagaimana gaya pembawaan dan emosi yang harus ia tampilkan, sehingga makna
“Sorai” dapat tersampaikan kepada mereka yang menyetelnya. Lagu ini sangat cocok menemani kita di kala hujan sambil berkutat dengan tugas-tugas, atau bahkan sekadar mengingat kenangan lama. Bila ditelaah lebih jauh, lagu ini memiliki makna yang begitu dalam. Tak ayal, mampu mengekspresikan rasa pilu si pendengarnya. Akhirnya, mampu memecah tangis yang lama terpendam. Meskipun tersirat makna yang dalam, tiap bait lagu “Sorai” memilih sajak “berkulit”. Sehingga bagi orang awam akan kesulitan untuk menerjemahkannya. Lagu ini, memiliki intro yang terlalu lama. Hal itu membuat pendengar harus menunggu sedikit lebih lama, sebelum ke bagian lirik. Lalu, yang juga menjadi kekurangan dari lagu ini ialah durasi lagu yang terlalu lama namun kurang padat di vokal. Jika ditotal hanya berjumlah 3 bait dalam durasi hampir 5 menit. (Yadnya Cakra Cyntia Dewi/FPsi)
51
RESENSI FILM
Josee, the Tiger, and the Fish:
Animasi yang Menggugah Hati dan Inspirasi Identitas Film: Judul Tahun rilis Jenis Bahasa Sutradara Durasi
“J
: Josee, the Tiger, and the Fish : 2020 : Film Animasi : Jepang : Kotaro Tamura : 1 jam 38 menit
Foto: Google
osee, the Tiger, and the Fish” adalah sebuah film animasi buatan Jepang yang rilis pada bulan Desember 2020 dan diadaptasi dari sebuah cerita yang ditulis oleh Seiko Tanabe. Film ini bercerita tentang seorang gadis pemimpi bernama Josee yang memiliki disabilitas dan selalu terikat dengan kursi rodanya yang suatu hari bertemu dengan seorang mahasiswa laki-laki bernama Tsuneo yang memiliki impian berkuliah di luar negeri. Film ini berfokus pada keberanian seseorang dalam mengambil keputusan untuk mengejar mimpinya. Ada banyak sekali pesan positif dan menyentuh yang disuguhkan animasi ini. Film ini menunjukkan bahwa kekurangan seseorang tidak akan menghentikan tekad mereka dalam meraih mimpi. Seolah-olah berkata bahwa siapapun kita, kita harus menerima serta menolong sesama tanpa memandang kekurangan yang ada. Di sisi lain, hubungan saling membutuhkan
antara Josee dan Tsuneo dapat dijadikan sebagai cerminan kita sebagai manusia. Rasa saling membutuhkan antara keduanya menciptakan berbagai momen yang menggugah hati dan perasaan. Hanya saja, hal yang disayangkan yaitu penyampaian konflik awal yang begitu membingungkan. Entah bermaksud memberikannya secara tersirat, namun inti pokok permasalahan yang ada kurang tersampaikan dengan jelas. Namun, bisa dikatakan bahwa secara keseluruhan film ini sangat indah dan memanjakan mata dari plot, animasi, serta musik yang digunakan. Karakter yang disuarakan oleh Kaya Kiyohara dan Taishi Nakagawa dimainkan dengan sangat baik sehingga membuat penonton terhanyut ke dalam cerita antara kedua insan tersebut. Dengan ini, tidak perlu diragukan bahwa film ini layak untuk dinikmati semua kalangan tanpa terkecuali. (Dian/FIB)
52
LENSA
BERGELUT MELAWAN
BATASAN Oleh : Ni Kadek Ayu Cindy Yulita
S
uatu pagi, sebelum kegiatan belajar dimulai, pelajar di Yayasa Pembinaan Anak Cacat (YPAC) BALI, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, telah rapi menggenakan seragam sekolahnya. Di koridor sekolah, nampak seorang anak tengah asik bermain ponsel sembari menunggu kegiatan belajar dimulai. Sesungguhnya tidak ada jadwal kaku yang diberlakukan dalam proses pembelajaran. Bila siswa telah siap, maka kelaspun dimulai.
LENSA
Dikala pandemi, mayoritas kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring. Biasanya guru menyampaikan materi melalui whatsapp ataupun zoom. Ditambah pemberian tugas. Kemudian pihak keluarga yang akan menggambil dan mengembalikan tugas kepada guru. Terkadang juga diadakan pembelajaran tatap muka. Tentu yang hadir terbatas. Siswa yang tinggal di asrama biasanya menjadi peserta dalam kelas tersebut
53
54
LENSA
Kegiatan siswa tidak berhenti sebatas di ruang kelas. Di kala luang mereka bebas membuat kue, melakukan kegiatan tata rias di ruang kecantikan hingga berkreasi di ruang keterampilan ataupun melakukan kegiatan lain sesuai minatnya.
Menjalankan serangkaian upaya pendidikan tersebut tidak berlangsung mudah. Kepala sekolah YPAC Bali, I Putu Nitiyasa bercerita, terkadang siswanya punya tingkah unik, ada yang hanya senang bermain, juga terdapat yang rajin dan penuh semangat. Kepala sekolah itu pula menyadari, bila siswanya memiliki semangat belajar yang sama seperti anak normal, hanya saja mereka perlu di bantu. Oleh karenanya, yayasan itu hadir sebagai tempat yang menawarkan ketulusan sekaligus penjaga asa teruntuk mereka yang tumbuh dalam keterbatasan.
55
LENSA
mengkriya okokan ALAT MUSIK
Tabanan, Bali
1. kayu lemtoro, bahan baku okokan Foto: Cindy/Manunggal
Kumpi Saras, pengrajin okokan, berpose dengan karyanya
2.
Melubangi kayu lemtoro
56
3.
LENSA
Kumpi Sarah menyusun bangian per bagian alat musik okokan
Potret okokan setelah dirangkai dan diampelas
4.
5. Proses pencarian bunyi menggunakan panggul (tongkat pemukul)
Foto: Cindy/Manunggal
57
LENSA
Pengecatan guna menambah daya simpan okokan
6.
7.
Seusai proses produksi, Kumpi sarah menyimpan okokannya dengan cara digantung
“ Membuat okokan adalah pekerjaan
konvensional. Harus sabar. Karena pengerjaanya rumit. Kami mengerjakannya karena minat (suka) dengan ini. Dan ini adalah warisan Kumpi Sarah, Pengrajin Okokan
Foto: Cindy/Manunggal
”
ORMAL
ORMAL
BARU
NORMAL
BARU
NORMAL
D KUMETASI
KEGIATAN MANUNGGAL
BA
MEDIA VISIT
MANUNGGAL
M-BERKAH
PELATIHAN DESAIN
MANUNGGAL CUP
UKM EXPO
BARU
NORMAL
BARU
NORMAL
BA
ARU
ARU
NORMAL
BARU
NORMAL
BARU
NORM
BARU
NORM
LOMBA ESSAY MANUNGGAL
DUAL
HD
4K
25FPS
99%
PELATIHAN OPINI
LIPUTAN
MENU
KUNJUNGAN MANUNGGAL
RAPAT KERJA
PJTL
NORMAL
BARU
NORMAL