ISSN: 2087-5975
Vol. 18 Jun - Jul 2011
How To Grow A Successful Business Hanya 2 dari 1000 ‘start up business’ yang berhasil menjadi bisnis yang besar
Ir. Made Donny Waspada Goblok Tapi Punya Harapan Growth Strategies
Bukan Karena Beruntung Rp. 25.000,-
w w w. money-an d - i . co m
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
3
f
notefroma ri e nd Bulan ini, Juni, sudah 18 bulan Majalah ini terbit. Proyek majalah ini sebenarnya adalah proyek Public Relation BPR Lestari. Bagian dari implementasi misi BPR Lestari untuk bisa bermanfaat secara signifikan terhadap masyarakat Bali di Denpasar khususnya. Dan untuk bisa berkontribusi, jalur yang kami pilih adalah penyebaran informasi, pendidikan dan role modeling. Terutama di sekitar entrepreneurial issue, personal finance, dan personal growth.
Pimpinan Perusahaan
Alex P. Chandra
Tim Redaksi M&I Magazine
Pimpinan Redaksi
Versi majalah ini merupakan ekstension dari kolom M&I di harian Bali Post (setiap hari Minggu).
danielGABE
Redaksi:
I Pt Agus Ariawan
Reporter
Cok Putri Hitayani
Public Relation
Wahyu Sari Pande
Desain & Fotografi
Kopi Panas Productions
Proyek kecil ini ternyata disambut cukup baik. Sekarang Majalah ini tersebar hampir di 100 outlet, termasuk di lounge bandara. Toko retail Circle-K sudah mulai ikut memasarkannya, walaupun jalannya belum mulus-mulus amat. Pelanggannya sudah di-atas 200, pemasang iklan yang kontrak setahun juga meningkat. Tantangannya sekarang ada di kami. Bisakah proyek kecil ini berlanjut (sustain)?
Supported by:
Tantangan untuk terus menerus menyajikan tulisan yang baik setiap bulannya, mulai terasa memberatkan bagi saya. Tim redaksi M&I harus berulang kali mengingatkan dead-line terhadap tulisan-tulisan yang harus saya setor. Dan sering saya melampaui dead-line. Motivasinya juga sudah berkurang dibandingkan ketika pertama kali menulis buat majalah ini.
Alamat Redaksi: PT. BPR SRI ARTHA LESTARI Jl. Teuku Umar 110 Denpasar T. (0361) 246706 F. (0361) 246705
Well, ini-lah tantangan yang dihadapi oleh sebagian terbesar para start-up. Pebisnis yang berhasil mewujudkan ide-nya menjadi sebuah unit bisnis kecil, dihadapi kepada tantangan yang sama.
E. redaksi@money-and-i.com marcomm@bprlestari.com Direct Sales & Marketing for Advertisement T. 0361 7843244 www.money-and-i.com
Dia harus bisa me-leverage bisnisnya. Dia harus mensistem-kan bisnisnya. Data statistik mengatakan bahwa hanya 4% start-up bisnis yang kemudian survive. Dan dari 4% yang survive tadi hanya 5%-nya yang berhasil berkembang menjadi bisnis yang besar. Yang dimaksud besar adalah bisnis dengan revenue di-atas 20 Milyar setahunnya. Kegagalan membuat bisnisnya berkembang adalah kegagalan me-leverage bisnis. Bisnis yang tidak menggunakan leverage akan stay small. Sangat tergantung kepada founder-nya. Kalau founder-nya kelelahan, bisnisnya juga kelelahan. If the founder dies, the business dies. Demikian saya sampaikan juga pada mini workshop Entrepreneur in Training Part 2 di Kampus Udayana. Dan ternyata itu juga merupakan tantangan bagi Majalah ini. Selamat membaca, semoga bermanfaat. Salam dahsyat, Alex P Chandra
Ilustrasi: Choqy Satria
Note: Kritik dan saran dapat dikirimkan ke: redaksi@money-and-i.com
4
- Vol. 18 J un -J u l 2011
c o ntents 07 Special Feature How To Grow A Successful Business
Special Feature
07
ow To Grow A Successful H Business
11 Road to Wealth Leveraging, The Ability To Do More With Less 12 Economic Focus Akhirnya, Jalan Underpass (Akan) Dibangun Juga 16 Growth Strategies Bukan Karena Beruntung 18 Interview with The Millionaire Ir. Made Donny Waspada 20 Entrepreneur Profile Toko Buah Moena Fresh 22 Financial Planning Instrumen Keuangan dalam Perencanaan Investasi
Road to Wealth
Leveraging, The Ability To Do More With Less
11
28 30
Smallbizz Insight Competitive Landscape Abad 21 Smart Family Too Much Information Need A Time Out
33 Polling Asuransi Kesehatan Paling Laku 34 Whats New Museum Marketing 3.0 Nafka
Economic Focus
12
Akhirnya, Jalan Underpass (Akan) Dibangun Juga
38 Innovative Business Sinar Photo, Mencetak photo dengan berbagai media 40 Literature Unfair Advantage 42 Small Business Bisnis Saab, Laris Manis Menjelang Hari Raya Galungan 44 Community Enterprise Pasar Burung Satria, Lebih dari Sekadar Pasar Burung
interview with the millionaire
Ir. Made Donny Waspada
36 Note from the Guru Marketing 3.0
18
47 High-Tech Index 48 Front of Mind Matthew K. McCauley 49 After Hour 50 Sneak Peek - Vol. 1 8 J un -J ul 2011
5
co ntr ibu tor
p rof i l e Hermawan Kartajaya
Alex P. Chandra
Direktur Utama BPR Lestari
Pribadi Budiono
Suzana Chandra
Direktur BPR Lestari
Managing Director- Lestari Living
I Made Wenten B.
Dicky Lopulalan
Antony Japari
Arif Rahman
Kabid Support& Operation BPR Lestari
Marketing Director & Chief Marketing Officer PT. AJ Central Asia Raya
6
Asia’s Leading Marketing Strategiest CEO Of Mark Plus. Inc & Founder of MIM
- Vol. 18 J un -J u l 2011
Penulis dan fasilitator kewirausahaan sosial
Praktisi bisnis & pemerhati kewirausahaan. Aktif sebagai dosen di Politechnic Telkom Bali
f
s pe ci a l e at u res
Alex P. Chandra Direktur Utama BPR Lestari
HOW TO GROW A SUCCESSFUL BUSINESS Hanya 2 dari 1000 ‘start up business’ yang berhasil menjadi bisnis yang besar
Success ratio keberhasilan sebuah start-up business adalah 4%. Jadi hanya 4% bisnis yang bisa bertahan sampai dengan 10 tahun. Sebuah statistic yang tidak menggembirakan bagi para calon entrepreneur. The odds are against us.
S
ebuah penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa dari 4% bisnis yang bisa survive, hanya 5%-nya yang berkembang menjadi bisnis yang besar. Yang omzetnya melebihi 20 Milyar setahunnya. Kalau diterjemahkan menjadi sebagai berikut: dari 1000 start up business, hanya 40 yang yang bertahan sampai dengan 10 tahun. Dan dari 40 yang survive tadi, hanya 2 yang akan menjadi bisnis besar yang omzetnya melebihi 20 Milyar setahunnya. Mendirikan sebuah bisnis walaupun tidak gampang, namun kalau tahu caranya, ternyata tidak terlalu sulit. Di edisi lalu, saya membahas 5 kesalahan-kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh para ‘starter’; dimana kalau saja kita bisa menghindarinya, kemungkinan kita masuk menjadi 4% yang survive.
Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana menumbuhkan dan mengembangkan bisnis yang telah susah payah kita rintis. To start the business is the easiest part, the challenge is to grow the business. PERTUMBUHAN TERJADI SECARA BERTAHAP Marilah kita perhatikan perjalanan sebuah bisnis. Pertama kali, seorang entrepreneur mendapatkan ide, menemukan sebuah problem, dan kemudian merasa memiliki ide untuk memecahkan masalah tersebut. Entrepreneurial adalah problem solving for profit. Stage pertama perjalanan sebuah bisnis adalah kelahirannya. Mulai dari munculnya ide, sampai dengan lahirnya organisasi kecil yang mengakomodir ide tadi. The birth of a business.
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
7
f
spec ial eature s Mulai dari ide sampai terbentuknya organisasi yang profitable ini membutuhkan kreativitas dan kerja sangat keras. Kalau saya analogikan, proses ini sama seperti kelahiran seorang bayi, dan kemudian merawatnya. Sangat sulit, menyita emosi serta energi. Bisnis pada fase ini sama seperti bayi. Si bayi karena belum punya ketahanan tubuh, maka menjadi sangat mudah sakit. Sangat rewel dan unpredictable. Bisnis pada fase inipun demikian, rewel, unpredictable dan sangat mungkin sakit. Bahkan statistiknya menyatakan hanya 4% berhasil survive fase kelahiran ini. Secara perlahan, melalui proses kreativitas dan eksperimentation, ide tadi kemudian menemukan bentuknya, sebuah bisnis yang ‘mulai’ menguntungkan. Sebuah bisnis yang saya sebut menemukan niche-nya. Inilah tahapan pertama lahirnya sebuah bisnis. Dari ide sampai menemukan bentuk dan niche-nya. Saya menyebutnya Fase Kelahiran. Tahap berikutnya adalah me-Leverage-nya (fase leverage). Tahapan leverage ini artinya memberikan alat bantu terhadap bisnisnya. Bisnis yang sudah leveraged, artinya bisnis yang sudah terstruktur sehingga tidak lagi terlalu tergantung dari sang founder. Banyak bisnis yang gagal di stage ini. Bisnisnya tidak bisa berkembang karena sangat dan terus-terusan tergantung kepada pendirinya. Tanpa sang founder, bisnisnya mati. The founder is the business. Ketika foundernya kelelahan, bisnisnya-pun kelelahan. Ketika founder-nya mati, bisnisnya pun mati. Tantangannya di stage ini adalah bagaimana mendelegasi, mensistemasikan prosedur dan operation, serta membangun kultur. Jelas sekali, tantangan di stage pertama, kelahiran sebuah ide bisnis sampai ia menemukan bentuk dan nichenya adalah kerja keras, kreativitas dan ekperimentasi. Untuk growth tahap selanjutnya, supaya bisnisnya leveraged, maka ia tantangannya adalah management issue. How to delegate, how to systemize and how to build a company culture. Selain get leveraged secara organisasi, maka sebuah bisnis yang ingin tumbuh juga harus get leveraged financially. Di stage ini tantangannya ada dua, yaitu management issue dan financial issue. Stage berikutnya adalah bagaimana sebuah organisasi yang systemize re-born atau lahir kembali dengan entrepreneurial flexibility-nya. Ini saya sebut fase Kelahiran Kembali. Banyak bisnis yang berhasil systemize kemudian gagal lahir kembali, akhirnya menjadi tua, obsolete, tidak efesien, tidak up-date, dan kemudian ditinggalkan customernya. Sama seperti orang tua yang kemudian menjadi kaku, akhirnya sakit-sakitan dan kemudian mati. Jadi growth happened is stages. Pertumbuhan terjadinya secara bertahap-tahap. Setiap tahap tantangan dan issue yang harus kita hadapi berbeda-beda.
8
- Vol. 18 J un -J u l 2011
YESTERDAY SKILLS SOLVES YESTERDAY PROBLEM Mengapa banyak bisnis yang walaupun berhasil survive namun tidak bisa take off menjadi bisnis yang besar adalah karena sang founder tidak berhasil membawa bisnis tadi menuju stage berikutnya. Menjadikannya leveraged. Terstruktur sehingga bisa running tanpa harus 100% tergantung pada dirinya. Keberhasilannya di stage pertama (fase kelahiran) adalah karena keberhasilannya menggunakan kerja kerasnya dan eksperimennya. Sementara itu tantangan di stage berikutnya (fase leverage) bukan lagi pada kerja keras dan eksperimentasi, melainkan management issue dan financial issue. Kerja keras dan eksperimentasi tidak cocok lagi untuk mengatasi tantangan yang baru di fase ini. Kebanyakan pebisnis, tidak mengubah dirinya untuk menghadapi tantangan yang berubah. Cara kerjanya tetap sama saja, yaitu mengandalkan kerja keras dan bereksperimen, sedangkan yang dibutuhan sudah berbeda. Ini yang menyebabkan banyak bisnis yang tidak bisa atau gagal masuk tahap pertumbuhan berikutnya. Kegagalan di fase ini, membuat bisnis tidak bertumbuh, dan akhirnya mati. Biasanya kalau sebuah bisnis gagal ‘get leveraged’, dan sangat tergantung dari sang pendiri (founder) ketika sang pendiri kelelahan, bisnisnya pun lelah. The founders dies, the business dies. Karena tantangan di setiap tahap pertumbuhan berbedabeda, maka dibutuhkan ketrampilan yang berbeda-beda pula untuk mengatasinya. Yesterday skills solves yesterday problem. Kebanyakan founder tidak memperbaharui dirinya dengan skills and tools yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Ini yang mengakibatkan bisnisnya tidak bertumbuh. Apa yang kita ketahui telah berhasil membawa kita ke titik ini, namun tidak cukup untuk membawa kita ke tahap pertumbuhan selanjutnya. Pada edisi lalu (5 Kesalahan Terbesar Yang Dibuat Oleh Entrepreneur) saya mengatakan bahwa saya merasa ketika kapasitas pribadi saya bertumbuh, bisnis sayapun bertumbuh. To grow our business, first we have to grow ourselves. What’s get you here, won’t get you there. HOW TO GROW YOUR SALES Tantangan lain dalam mengelola pertumbuhan adalah meningkatkan penjualan. Kegagalan meningkatkan penjualan juga mengakibatkan perusahaan gagal tumbuh. Ini marketing issue. Ada beberapa penyebab kegagalan kita meningkatkan sales, antara lain: THE CUSTOMER IS NOT BUYING ENOUGH Problemnya adalah kemungkinan kita kalah bersaing dengan competitor, sehingga konsumen kita membeli terlalu
f
s pe ci a l e at u res banyak dari competitor kita. Atau kita tidak punya marketing system yang cukup baik. Atau tidak ada referral, atau tidak ada repeat business dari konsumen lama. Jika kita mendapati bahwa ‘the customer is not buying enough’ produk kita, periksalah marketing system di perusahaan kita. Cari problemnya. Kegagalan marketing, menyebabkan kegagalan bisnis kita bertumbuh. THE MARKET IS NOT ENOUGH Memancinglah di tempat yang ada ikannya. Seberapapun mahirnya atau ahlinya kita dalam ilmu memancing, jika kita memancing di kolam yang tidak ada ikannya, niscaya kita akan mendapatkan hasil. Periksa apakah ‘market’ yang tersedia untuk bisnis kita cukup jumlahnya. Apakah size market-nya justify dengan bisnis goal kita. Bersiaplah ekspansi jika kita menemukan bahwa market buat bisnis kita ternyata terlampau sedikit guna mendukung pertumbuhan bisnis kita. BISNIS MODEL YANG TIDAK COCOK Untuk mendapatkan volume atau pertumbuhan hanya ada 2 strategi. Yaitu menjual barang mahal (high value item) atau menjual dalam jumlah banyak (low value item). Kawan saya pernah berbisnis menjual panel ukiran. Yaitu panel-panel batu yang diukir untuk dipasang sebagai dekorasi. Workshopnya di Jawa Tengah. Problemnya adalah tenaga kerja yang terlatih untuk mengukir batu tadi sedikit, sehingga produksinya tidak bisa banyak. Belum lagi karena kompetisi, harganya yang tidak bisa mahal-mahal amat. Walaupun kawan saya ini berhasil di marketing-nya dengan berpameran di sana-sini, hasilnya tidak akan seberapa karena produksinya yang sedikit. Saya pernah bisnis di interior contractor. Pekerjaannya adalah membuat furniture seperti kitchen set, rak buku, sofa, dan lain sebagainya buat keperluan rumah tangga. Lokasinya di Serpong. Target marketnya adalah perumahan di sekitar Serpong. Pikiran saya adalah jumlah marketnya cukup banyak. Perumahan menjamur sehingga tentunya permintaannya juga akan banyak. Saya mengikuti prinsip “memancinglah di tempat yang ada ikannya”. Yang saya salah perkirakan adalah perilaku konsumen yang sangat price sentitif. Persaingan sangat ketat karena bisnisnya hampir tidak terdeferensiasi. Harganya harus sangat kompetitif. Problemnya adalah dengan harga yang kompetitif, margin sedikit, jadi saya harus berhemat dengan tenaga tukang. Tenaga tukang yang ‘murahan’ kemudian mengakibatkan produk yang banyak salahnya. Akhirnya margin yang tipis tadi digunakan untuk perbaikan-perbaikan. Jadi bukannya untung, bisnisnya malahan buntung. Belum lagi, jikalah saya berhasil lolos dengan pekerjaan saya, volumenya tidak akan bisa besar karena kapasitas produksi saya yang kecil.
Jika ingin ‘tailor’ maka marginnya haruslah bagus. Jangan masuk ke segmen market yang sangat price sensitive. Sedangkan jika ingin ‘kompetitif’ di market yang sangat price sensitive, juallah barang-barang yang sifatnya mass. Adik saya yang paling kecil, berdagang retail. Saya menyarankan, kalau mau retail, harus buka toko yang banyak (duplikasi). Jika bisnis modelnya retail, namun outletnya hanya satu, bagaimana bisa mendapatkan economic scale. Circle K modelnya retail, makanya outletnya harus banyak. Kesalahan bisnis model dapat mengakibatkan sebuah bisnis gagal tumbuh atau bahkan bangkrut. 3 CARA UNTUK MEMBESARKAN BISNIS KITA Kalau begitu dapat saya simpulkan bahwa ada 3 cara yang harus kita lakukan jika kita ingin membesarkan bisnis kita, yaitu mengatasi masalah-masalah management, marketing dan terakhir adalah finance. MANAGEMENT ISSUE Bagaimana mendelegasikan sebagian wewenang, sehingga bisnis dapat berjalan terus walaupun kita tidak berada di tempat. Bagaimana melakukan sistemasikan bisnis, sehingga bisa dikontrol dan diduplikasikan. Bagaimana menumbuhkan SDM perusahaan, sehingga memberikan kontribusi yang positif. Bagaimana menanamkan budaya perusahaan yang kondusif dan sesuai dengan cita-cita pendirinya. Bagaimana merancang atau merekayasa bisnis model supaya sesuai dengan visi bisnis dan mencapai economic of scale. MARKETING ISSUE Bagaimana meningkatkan jumlah sales secara terus menerus. Bagaimana membuat nilai tambah. Bagaimana meningkatkan market share dan profit. Bagaimana menekan akusisi cost, dan seterusnya. FINANCIAL ISSUE Bagaimana mendapatkan pembiayaan buat ekspansi bisnis kita. Ini adalah sebuah tantangan tersendiri. Jadi tantangan seorang entrepreneur, selain kreatif, mempunyai passion dan motivated. Dia juga harus melengkapi dirinya dengan ilmu-ilmu manajemen. Menguasai marketing dan finance. Menjadi entrepreneur yang handal bukanlah semata mengandalkan naluri dan keberanian, melainkan juga harus ilmiah, sistematis, terukur dan terencana. Bulan depan, sebagai penutup dari Trilogi Entrepreneur in Training ini, saya akan meyampaikan tulisan bagaimana Bisnis anda yang sudah besar bisa semakin besar lagi, “How To Sustain Big and Getting Bigger”. Semoga bermanfaat.
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
9
ro adto
w e al th
Alex P. Chandra
Direktur utama BPR Lestari
LEVERAGING,
THE ABILITY TO DO MORE WITH LESS 10
- Vol. 18 J un -J u l 2011
road to
S
w eal th
eorang tukang batu, sepandai-pandainya dia, tentu incomenya tidak akan melebihi mandornya. Seorang mandor, sepandai-pandainya, pasti penghasilannya dibawah kontraktornya. Seorang kontraktor akan kalah dibandingkan dengan seorang developer.
Keahlian untuk memanfaatkan keahlian orang lain. Bisnis is a team sport dan tim selalu mengalahkan individual. Bagaimana mengumpulkan orang-orang yang lebih ahli dibandingkan kita dan bagaimana mengkoordinasikan supaya bekerja sama dan bersinergi.
Income seorang mandor bisa 5 sampai 10 kali income seorang tukang batu. Income seorang kontraktor bisa 10 sampai 100 kali income seorang mandor. Sedangkan income sang developer bisa 10 sampai 100 kali income kontraktor.
Leverage yang kedua adalah marketing.
Mengapa demikian? Apa yang menyebabkan seseorang bisa mendapatkan hasil 10 atau 100 kali lipat dibandingkan orang lain walaupun bekerja dengan jumlah waktu yang sama. Jawabannya adalah leveraging. Leverage artinya alat ungkit. Alat bantu. Jadi leveraging artinya menggunakan alat bantu. Seorang wanita yang gemulai tanpa alat bantu tidak mungkin bisa mengangkat mobil untuk mengganti ban mobilnya. Namun dengan menggunakan dongkrak, dengan tenaga sedikit saja, mobilnya bisa dia angkat. That’s leveraging at work. Ada empat leverage utama yang tersedia dalam dunia bisnis modern. Management, yaitu kemampuan untuk menggunakan tenaga orang lain dan waktu orang lain (Others People Time).
Marketing memungkinkan kita melakukan penjualan kepada orang banyak. Ilmu marketing adalah salesmanship on streroid. Ilmu marketing memungkinkan kita menjual lebih banyak dan lebih banyak lagi dalam waktu yang sama. Leverage ketiga yang tersedia dalam dunia modern adalah finance. Ilmu finance adalah bagaimana menggunakan uang orang lain (Others People Money). Bagaimana mengajukan pinjaman ke bank agar disetujui, bagaimana menjual surat hutang, bagaimana menjual saham ke public (IPO) dan seterusnya. Leverage ke-empat adalah teknologi. Bagaimana internet sekarang membuat membangun bisnis global dengan tempo yang singkat? Bahkan sekarang ada istilah teknopreneur, yaitu para entrepreneur yang menggunakan basis teknologi. Sekarang, marilah kita tinjau, berapa banyak leverage yang sudah kita gunakan. Dan berapa banyak lagi leverage yang tersedia yang belum kita gunakan. Selamat mencoba, semoga bermanfaat. - Vol. 1 8 J un -J ul 2011
11
f
econ omic o c us
Akhirnya, Jalan Underpass (Akan) Dibangun Juga
Oleh: Dicky Lopulalan
Ada berita gembira. Akhirnya, pemerintah membangun jalan bawah (Underpass) untuk mengurai kemacetan di kawasan Simpang Siur Dewa Ruci. Total biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 200 Milyar. Pemerintah yakin, proyek ini akan mengatasi persoalan kemacetan di Denpasar dan Badung. Benarkah begitu?
K
ota Denpasar masuk dalam “Enam Besar”, begitu kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa medio Mei 2011 lalu di Jakarta. Dibandingkan 33 ibukota provinsi di Indonesia, Denpasar hanya kalah oleh DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan. Bangga dengan predikat itu? Eit, sebentar dulu. Enam besar disini dalam kategori “Kota Termacet di Indonesia!” Waduh! “Kota-kota tersebut memang mengalami kemacetan luarbiasa,” ujar Hatta Rajasa. Untuk masyarakat Denpasar, predikat itu tidaklah mengagetkan. Para pengguna Jalan Gatot Subroto, Bypass Ngurah Rai, Sunset Road, Kuta, Legian, serta jalan-jalan di kawasan Krobokan setiap pagi dan sore merasakan arti predikat tersebut. “Waktu tempuh molor jadi dua kali lipat, ke atau dari kantor bisa 1,5 jam sendiri. Padahal kalau tidak macet Cuma butuh 40 menit saja,” ujar Eli (40), karyawan hotel besar di kawasan Jimbaran. Kerugian jelas tak terbilang. Bukan Cuma waktu dan bahan bakar yang terbuang percuma, tapi juga kenyamanan pengguna jalan. Tak jarang, kemacetan memunculkan konflik karena para pengendara saling berebut dan bersenggolan.
12
- Vol. 18 J un -J u l 2011
“Orang menjadi ceroboh dan pemarah, seperti bukan di Bali saja” ujar Made Suardana (21), mahasiswa Universitas Udayana. Berita Baik Pemerintah daerah, didukung pusat, ternyata tidak berpangku tangan seperti yang dituding banyak orang. Saat ini Pemerintah Provinsi Bali sedang melakukan tahapan awal pembangunan jalan bawah (underpass ) di kawasan Simpang Siur Dewa Ruci untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas Sanur – Kuta - Nusa Dua. “Ini proyek nasional yang bila rampung tentu akan menguntungkan masyarakat Bali yang mengandalkan pariwisata sebagai sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah). Apalagi kondisi kesemrawutan dan lalu-lintas di Kawasan Kuta mulai dikeluhkan wisatawan mancanegara, ” ucap Dirjen Bina Marga Ir. DJoko Murdijanto, MSc. “Proyek sudah dimulai sejak Desember 2010 dan diharapkan selesai pada 2013, sebelum pertemuan APEC diselenggarakan. Tahap yang sekarang sedang berjalan adalah pembebasan tanah. Pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp 25 milyar dan dana cadangan untuk mengantisipasi mahalnya harga tanah di kawasan itu,”ujar Ir. Winarno, M.Eng,Sc, Direktur Bina Pelaksana Jalan Wilayah II. Ini jelas berita baik, setelah beberapa waktu masyarakat disuguhi perdebatan pro-kontra di media massa. Keputusan Gubernur I Made Mangku Pastika dan Bupati Badung sebagai pemegang otoritas wilayah jelas melegakan. Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII selaku pihak pelaksana proyek pun memiliki kekuatan hokum untuk memulai pengerjaan. “Kami langsung melakukan sosialisasi pembangunan underpass ini, ”ujar Ir. SusalitAlius, Kepala
f
e co n o m i c o c us BPJN Wilayah VIII. Menurutnya lagi, dibutuhkan dana sekitar Rp 200 M untuk keseluruhan proyek. Kelebihan dan Kekurangan Kawasan Simpang Siur Dewa Ruci memang menjadi simpul kemacetan utama arus lalu lintas Sanur – Kuta - Nusa Dua. Lima jalur lalu lintas menumpuk di titik ini. Untuk mengurainya, sempat muncul dua pilihan: jalan layang (fly over) atau jalan bawah (underpass). Opsi jalan layang akhirnya disingkirkan setelah melalui proses pengkajian dan perdebatan yang cukup panjang. Perkaranya bukan melulu perkara teknis, melainkan juga pada persoalan cultural dan estetika. Banyak pihak yang menolak dengan alasan jalan layang melanggar kepatutan adat dan keindahan tata ruang. Opsi underpass memang kemudian dipandang sebagai pilihan terbaik masyarakat Bali. Pun begitu, secara teknis sebenarnya melahirkan banyak hambatan. Di antaranya, volume air yang tinggi pada saat penggalian. Jika tidak diantisipasi, pada saat hujan jalanan kan tergenang. Selain itu, pihak pelaksana proyek juga harus berhadapan dengan banyaknya pipa-pipa dalam tanah milik Telkom, PDAM, PLM dan penyaluran limbah. Ini jelas membutuhkan koordinasi yang intensif agar tidak menimbulkan kekacauan dan gangguan yang merugikan masyarakat. “Memang menghambat, tapi tidak perlu dicemaskan secara berlebihan. Indonesia punya banyak ilmuwan dan ahli-ahli berkualitas di bidang infrastruktur yang mampu mengatasi hambatan-hambatan tersebut,” ujar Winarno menenangkan. Pembangunan underpass diyakini Kepala Seksi Perencanaan dan Pengawasan Tino Suriadi, ST, MT. akan mampu mengurai kemacetan di Simpang Siur tersebut. Ini karena underpass yang akan dibangun ini terdiri atas empat jalur dari dua arah: Bandara Ngurah Rai – Sanur sepanjang 600 meter dan Bandara - Sunset Road sepanjang 1,2 km. Lebar jalan direncanakan sekitar 8 hingga 15 meter.
Selain itu, pemerintah sendiri sedang menyiapkan proyek Jalan di Tepi Pantai (JDP) Serangan Tanjung Benoa – Bandara Ngurah Rai. Tujuannya, untuk mengurangi beban lalu lintas di kawasan Simpang Siur. “Akibat perubahan ini, luas area pembebasan lahan yang semula 1,6 Ha kini berkurang menjadi 0,675 Ha,” ujar Tino. Gambaran ke Depan Pihak pemerintah dan pelaksana proyek sangat yakin, pembangunan underpass dan Jalan Di Tepi Pantai (yang masih dalam rencana dan belum ada kepastian) mampu mengatasi kemacetan di Jalan Bypass Ngurah Rai. Lalu lintas akan lancar, perekonomian tumbuh dengan baik, masyarakat dan wisatawan akan senang. Meski begitu, untuk sampai kegambaran kedepan tersebut, masyarakat masih harus bersabar. Proses pembangunan underpass tersebut jelas akan melahirkan kemacetan yang barangkali lebih parah dari sekarang. Bisa dipastikan, debu yang berterbangan dan lumpur galian akan mewarnai perjalanan para pengguna jalan. Memang, pembangunan jalan underpass dan JDP tidak bisa dilepaskan dari upaya untuk mensukseskan pertemuan APEC 2013 yang akan dihadiri puluhan ribu peserta dari seluruh penjuru dunia. Pun begitu, penting juga untuk dipikirkan rencana pasca perhelatan akbar tersebut. Jangan sampai, setelah perhelatan selesai, para tamu pulang dengan hati puas, masyarakat kembali dihadapkan pada persoalan kemacetan karena pemegang otoritas alpa memperhitungkan pertumbuhan kendaraan yang begitu pesat di Bali. Sudah begitu, problem kemacetan bukan Cuma ada di kawasan Simpang Siur. Banyak titik dan jalur di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung yang mengalami kemacetan tidak kalah parahnya. Ini pun perlu diperhatikan, meski bukan jalur lintasan para tamu kehormatan dan wisatawan mancanegara. Selayaknya, pemerintah tidak hanya berfikir linear: menyelesaikan kemacetan dengan membangun jalan tambahan. Tapi, juga berfikir dinamis, dengan menekan pertumbuhan kendaraan dan mengurangi beban lalulintas. Ada banyak pilihan, salah satunya menyediakan transportasi publik yang memadai! (atas laporan Mudda Bima) - Vol. 1 8 J un -J ul 2011
13
14
- Vol. 18 J un -J u l 2011
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
15
s
growth t rate gi e s
I Made Wenten B. Kabid Support & Operation BPR Lestari
BUKAN KARENA BERUNTUNG
Lucky is Preparation Waiting For a Chance (Ross Brawn) Di tulisan edisi sebelumnya, saya sempat cerita kalau saya tidak begitu setuju dengan pendapat bahwa orang sukses itu penyebabnya adalah karena mereka pintar. Dan sekali lagi saya garis bawahi bahwa yang dimaksud sukses di sini bukanlah sukses setara dengan menjadi “ter” sedunia atau “ter” se-Indonesia.
16
- Vol. 18 J un -J u l 2011
s
grow th t rateg i es
T
etapi sukses yang dimaksud disini adalah sukses yang cukup dekat dengan kehidupan kita, misalnya memiliki karir yang bagus di lingkungan pekerjaan. Kekurangsetujuan itu disebabkan karena setelah melihat orang sukses disekitar saya, ternyata mereka bukanlah orang yang memiliki kecerdasan yang spesial. Tingkat kecerdasan mereka biasa-biasa saja, dan banyak teman lain yang belum (atau tidak) sukses memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dari mereka yang sukses. Ada hal lain selain kecerdasan yang membuat mereka sukses, dan menurut saya adalah mereka secara konsisten melakukan hal yang mereka ketahui baik. Dia Sukses Karena Dia Beruntung… Komentar orang-orang tentang kenapa orang sukses, yang juga tidak saya setuju adalah “Dia sukses karena dia beruntung”. Saya ingat tentang Ross Brawn, manajer teknik Tim F1 Sauber yang sukses membawa tim Sauber menjadi juara konstruktor di musim balap 2009. Pada saat pengamat F1 berkomentar bahwa Tim Sauber nasibnya lagi beruntung sehingga bisa menjuarai musim 2009, Ross Brawn tidak terima kalau itu dianggap keberuntungan semata. Dia berkomentar “Lucky is Preparation Waiting For a Change”, arti bebasnya kurang lebih begini “Keberuntungan itu merupakan sebuah persiapan matang yang menunggu kesempatan datang” Jelas Ross Brawn tidak terima kalau kemenangan timnya dianggap keberuntungan. Dia menyiapkan dengan matang musim balap 2009, dan memulai persiapan sejak pertengahan tahun 2009. Dan dia menganggap bahwa kemenangan yang di raih timnya, karena merekalah yang memiliki persiapan yang paling baik dari pada tim balap yang lain. Sewaktu SMP saya pernah berkhayal, “Coba seandainya saya menemukan dompet berisi uang banyak, maka
saya akan beli sepeda yang ada giginya dan kemudian makan-makan enak”. Saya yakin teman-teman pasti pernah berkhayal seperti itu. Terus, hasilnya bagaimana? Pernahkah saya menemukan uang di jalan? Pernah. Tapi paling cuma gocap (50 perak). Boro-boro beli sepeda sama makanmakan, beli es daluman saja tidak cukup. Pernah juga sih saya menemukan uang yang cukup banyak, tapi saya nemunya di lemari pakaian saya sendiri. Itu karena saya lupa pernah naruh uang disana... ke... ke... Dan sampai sekarang saya belum pernah beli makan karena beruntung menemukan uang di jalan. Dan saya tidak akan berani mengandalkan keberuntungan untuk masalah periuk nasi saya. Untuk bisa memiliki dan mendapatkan sesuatu, saya harus melakukan sesuatu yang sepadan dengan apa yang ingin saya miliki. By the way, minggu ini Manajemen BPR Lestari akan memberikan promosi kepada beberapa orang untuk di percaya untuk memegang tanggung jawab yang lebih tinggi. Dan tentu mereka dipilih oleh manajemen bukan karena mereka beruntung. Manajemen menentukan orang untuk dipromosikan bukanlah dengan cara memilih secara acak seperti orang arisan, sehingga yang berungtunglah yang dipromosikan Manajemen memilih orang yang dipromosikan, dengan cara melakukan penilaian yang matang untuk menentukan siapa yang siap untuk mengemban tanggung jawab baru yang lebih besar. Jadi dalam kasus ini, pada saat ada kesempatan berupa adanya posisi-posisi baru. Hanya orang yang siap yang bisa memanfaatkan kesempatan. “Jadi teman-teman, janganlah menunggu dan bergantung kepada sebuah keberuntungan! Lakukanlah persiapan! Karena kesempatan yang ada dan akan ada masih banyak. Jangan pasrah pada nasib, and “make your own destiny” (bersambung)
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
17
interviewwiththe
m illionaire
Ir. Made Donny Waspada Oleh: Cok Putri Hitayani
Tanpa diduga, saya bertemu dengan seseorang yang sedang mengembangkan bisnis melon. Kala itu melon belum seperti sekarang ini. Rupanya orang tersebut kesulitan untuk menemukan lahan di udara yang sejuk. Tanpa pikir panjang, saya menawarkan untuk memberikan lahan dengan syarat dia mengajarkan cara mengembangkan melon. Kesepakatan inipun berbuah manis, Tanah dekat kampus yang saya sewa, setelah 70 hari mampu menghasilkan buah melon. Dengan semangat saya mengundang dosen-dosen untuk ikut dalam panen pertamanya.
T
Apa yang selanjutnya terjadi setelah para dosen melihat hasil panen anda?
Sore itu M&I bertandang ke rumah Ir. Made Donny Waspada pemilik Toko Buah Moena Fresh. Senyum ramahnya menyambut M&I, kesederhanaannya tercermin saat mempersilahkan M&I untuk duduk. anpa canggung dan seolah sudah kenal lama, cerita mengalir dari Donny Melon, panggilan akrabnya. Tak sungkan Donny menceritakan perjalanannya dalam menggeluti bisnis buahnya selama ini. Berikut petikan wawancara M&I. Bagaimana anda mengawali bisnis buah ini? Selepas SMA di tahun 1980, saya masuk IPB (Institut Pertanian Bogor), nilai yang buruk membuat saya tidak lulus di semester 1 dan 2. Ketakutan akan ancaman DO (Drop Out) membuat saya putar otak untuk merancang masa depan.
18
- Vol. 18 J un -J u l 2011
Para dosen terlihat senang, akhirnya disinilah saya bercerita bahwa menanam melon adalah persiapan saya untuk berhenti kuliah. Para dosen tentu saja kaget karena ternyata saya tidak lulus di semester 1 dan 2. Salah seorang dosen berujar, “ Kamu goblok tapi punya harapan� kata-kata itu terus saya ingat hingga sekarang. Saat ujian tiba saya mengerjakan seperti biasa namun selanjutnya saya dipanggil oleh beberapa
interviewwiththe
m illionaire
Goblok Tapi Punya Harapan dosen lagi untuk menjawab pertanyaan lain seputar pengembangan melon, karena keseharian saya memang berkutat dengan melon, sudah barang tentu saya bisa menjawab semua pertanyaan dosen dengan sempurna. Bisa ditebak, tahap selanjutnya saya selalu lulus dengan nilai A atau B. Dalam perjalanan selanjutnya, saya terus mengembangkan melon dan akhirnya melon saya berhasil masuk supermarket. Kenapa akhirnya anda membuka toko buah di Bali? Waktu itu tahun 1988, kakek saya memaksa saya untuk membuka toko buah. Akhirnya Toko Buah Moena Fresh yang ada di Jalan Diponegoro Pertokoan Kertawijaya B7 menjadi toko kami yang pertama. Tak tanggung-tanggung Toko Buah Moena Fresh yang hanya berukuran 5x10 meter ini diresmikan oleh Bapak Gubernur kala itu yakni Bapak Ida Bagus Oka. Itu terjadi atas inisiatif kakek, yang dulunya adalah mantan guru dari Bapak Ida Bagus Oka Apa kunci sukses sehingga anda bisa meraih semua ini?
Untuk meraih sukses, kita tidak boleh licik tapi harus cerdik. Kita juga harus memperhatikan kesejahteraan karyawan. Jangan sampai kita naik Mercy tapi karyawan jalan kaki. Demikian juga dengan pelayanan, kita harus selalu memperhatikan kepuasan pelanggan. Untuk jus buah, jangan pernah menggunakan buah busuk, es nya juga pakai ice cube jadi rasa jus buah tetap enak. Apa target anda selanjutnya? Tiap tahun, kami ingin menambah 1 toko dan pada tahun 2014 nanti saya harap, Toko Buah Moena Fresh sudah mampu menyerap 500 karyawan. Tidak terasa ternyata M&I sudah hampir 4 jam berbincang dengan Donny, kehangatannya, tawanya dan pengalamannya membuat waktu terasa begitu cepat. Suami dari Drh. Soenarti ini juga sempat menceritakan pengalamannya yang sekelas sama Presiden AS, Barrack Obama semasa SD ini. Sungguh benar-benar merupakan kesempatan emas bisa bertemu dengan Donny ditengah kesibukannya yang luar biasa. “Akhir hidup saya, saya ingin menyenangkan teman-teman� tutupya sambil mengantar M&I. - Vol. 1 8 J un -J ul 2011
19
e ntrepreneurprofile
Toko BuahSambut Moena Fresh Pelanggan dengan 5 S Oleh: Cok Putri Hitayani
Buah-buahan segar begitu nikmat digunakan sebagai pencuci mulut. Selain enak, kandungan vitamin yag ada didalamnya sudah tentu sangat berguna bagi kesehatan tubuh.
20
- Vol. 18 J un -J u l 2011
B
agi masyarakat Bali buah juga mempunyai peranan penting karena buah merupakan salah satu sarana upacara, maka kehadiran Toko Buah Moena Fresh di tahun 1988 tentu memberikan pilihan untuk urusan buah. Toko Buah Moena Fresh selain menjual buah-buahan lokal, juga menjual buahbuahan impor seperti Kiwi, Apel Fuji, Jeruk Mandarin, dll. Toko Buah Moena Fresh juga menyediakan Parcel buah dengan harga mulai dari Rp. 50.000. Pelanggan juga dapat memilih sendiri buah yang akan dijadikan parcel.
e ntrepreneurprofile
Buah selain dapat dikonsumsi langsung, ada juga yang di jus. Saat siang hari jus buah sangat pas diminum untuk menghilangkan dahaga. Toko Buah Moena Fresh hadir dengan 30 jus buah pilihan. “Rasa jusnya memang enak, karena gulanya memakai resep rahasia keluarga secara turun-temurun� papar Donny selaku pemilik Toko Buah Moena Fresh. Untuk pelanggan yang ingin mendapatkan peneman jus, Toko Buah Moena Fresh juga menyediakan beberapa snack seperti Keripik singkong, keripik tahu dan berbagai kacang. Toko Buah Moena Fresh juga dilengkapi dengan jajan untuk upacara. Dalam sehari Toko Buah Moena Fresh menghabiskan rata-rata 1000 dus buah. Tingginya permintaan buah membuat Toko Buah Moena Fresh terus berkembang.
Kini Toko Buah Moena Fresh memiliki 13 cabang. Cabang yang ke 14 akan segera hadir di daerah Jimbaran. Kesuksesan Toko Buah Moena Fresh ini tentu saja tidak terlepas dari tangan dingin seorang Donny yang tidak segan-segan datang langsung untuk mengontrol toko buahnya. Selain itu Donny juga menjalin komunikasi dengan karyawan dan sesekali ikut dalam program gotong royong ke berbagai banjar sambil menyumbangkan tempat sampah. Bagi Donny karyawan adalah asetnya. Dalam pelayanan, apabila datang ke Toko Buah Moena Fresh pelanggan akan mendapatkan 5 S yakni senyum, salam sapa, sopan,santun, sehingga kian hari pelanggan yang datang kian bertambah.
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
21
fin an c ial
p l a nn i ng Antony Japari.
Marketing Director & Chief Marketing Officer PT. AJ Central Asia Raya
Instrumen Keuangan dalam Perencanaan Investasi (Financial Instrument in Investment Planning)
P
ada artikel sebelumnya telah dipaparkan bagaimana membuat rencana investasi personal. Nah, setelah anda membuat suatu rencana investasi untuk mencapai tujuan tertentu anda dan keluarga di masa depan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan implementasi untuk mewujudkan tujuan tersebut. Implementasi dari rencana investasi anda berbentuk pembelian produk atau instrumen keuangan sesuai dengan rencana investasi anda. Instrumen atau produk keuangan yang bisa dibeli secara individual umumnya antara lain: 1. Tabungan dan deposito 2. Reksa dana, yang terbagi beberapa jenis sesuai portofolionya 3. Obligasi, baik obligasi pemerintah maupun obligasi perusahaan swasta 4. Saham yang dijual dan dibeli melalui bursa efek 5. Produk derivatif seperti hedge fund
22
- Vol. 18 J un -J u l 2011
Dalam artikel ini saya akan coba menjelaskan secara umum masing-masing instrumen keuangan tersebut, namun saya batasi pada penjelasan tentang saham, obligasi, dan reksa dana. Untuk tabungan dan deposito, saya yakin tidak perlu dijelaskan lebih jauh sebab instrumen keuangan ini sudah sangat umum sehingga bisa dikatakan setiap orang sudah mengetahuinya. Untuk produk derivatif seperti hedge fund, akan saya coba jelaskan pada artikel terpisah karena cukup rumit dan belum dikenal secara luas oleh masyarakat umum. SAHAM Setiap lembar saham merepresentasikan kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa (common stock) adalah suatu bentuk investasi yang populer, karena menawarkan kesempatan bagi investor untuk menyesuaikan program investasi mereka untuk mencapai kebutuhan dan preferensi mereka.
f i n a n ci a l Satu alasan kenapa saham menarik bagi para investor adalah kesempatan mendapatkan imbal hasil (return) yang signifikan. Saham secara umum menyediakan imbal hasil yang kompetitif dan menarik dalam jangka panjang. Di Amerika Serikat, imbal hasil dari saham biasa (common stock) cukup menguntungkan dibandingkan intrumen investasi lain seperti obligasi jangka panjang perusahaan dan surat pembendaharaan negara Amerika Serikat (US Treasury securities). Contoh, dalam periode 50 tahun yaitu dari tahun 1950-2000, obligasi perusahaan berperingkat tinggi (high grade corporate bonds) memberikan imbal hasil rata-rata per tahun sebesar 6%, atau kira-kira setengah dari imbal hasil saham biasa. Memang, bisa terjadi dalam suatu waktu, obligasi jangka panjang lebih unggul dibanding saham pada tahun-tahun tertentu (seperti yang terjadi pada pertengahan 1980-an, ketika tingkat suku bunga perbankan turun drastis). Namun, saham lebih sering mengungguli obligasi dan biasanya dengan margin yang lebar. Saham merupakan instrumen keuangan ideal untuk mengatasi inflasi. Fakta historis membuktikan, saham memberikan imbal hasil melebihi tingkat inflasi tahunan. Di Amerika Serikat, sejak tahun 1982, saham menunjukkan performa yang cukup baik melawan inflasi. Saham juga menawarkan manfaat lain, seperti, mudah dibeli dan dijual alias likuid, dan biaya transaksi yang termasuk rendah. Kelebihan lainnya, harga dan informasi pasar cukup banyak tersedia di berbagai pemberitaan atau media keuangan. Keuntungan terakhir, biaya per unit dari sebuah saham pada saham biasa biasanya masih dalam jangkauan investor individu.
p l an n ing
Kerugian utama dari saham adalah berkorbannya pendapatan saat ini (current income). Beberapa jenis investasi, misalnya obligasi, membayarkan tingkat pendapatan saat ini yang lebih tinggi dan memberikan kepastian yang lebih tinggi. Jelasnya, saham biasa masih membutuhkan waktu yang panjang sebelum mereka bisa menyaingi tingkat pendapatan saat ini yang disediakan oleh obligasi dan kebanyakan sekuritas pendapatan tetap lainnya. Namun, saham biasa tetap menarik bagi para investor karena mereka menawarkan potensi berupa pendapatan saat ini dan stabilitas modal untuk mendapatkan keuntungan modal (capital gain). Di pasar modal tersedia berbagai macam saham, dari yang sangat konservatif hingga spekulatif. Umumnya, jenis saham yang dicari investor akan tergantung pada tujuan investasi dan program investasi yang dipilih. Kita akan melihat beberapa jenis saham biasa yang paling populer dan beberapa cara yang bisa dipakai oleh jenis saham yang berbeda pada program investasi tertentu. Jenis-Jenis saham Sebagai seorang investor, satu hal yang perlu Anda mengerti adalah sistem pasar yang dipakai untuk mengklasifikasikan saham biasa (common stock). Suatu saham yang diklasifikasikan secara umum merefleksikan tidak hanya sumber imbal hasilnya, namun juga kualitas pendapatan perusahaan, kerentanan terhadap risiko pasar, sifat dan stabilitas pendapatan dan dividen, serta kerentanan terhadap kondisi ekonomi yang tidak bersahabat. Pengertian yang mendalam dari hal tersebut berguna untuk menyeleksi saham yang paling cocok dengan tujuan investasi anda secara menyeluruh.
Selain sejumlah keuntungan tersebut, ada beberapa kerugian dari saham biasa. Risiko mungkin merupakan faktor yang paling signifikan. Saham mengandung beberapa tipe risiko, termasuk risiko bisnis dan keuangan (business and financial risk), risiko daya beli (purchasing power risk), risiko pasar (market risk), dan risiko kejadian (event risk). Semua risiko tersebut bisa berdampak pada dividen dan pendapatan suatu saham, peningkatan harga, dan tentu saja, imbal hasil yang diperoleh seorang investor. Saham terbaikpun mempunyai elemen risiko yang sulit dihindari, karena pendapatan perusahaan tergantung dari banyak faktor, termasuk kontrol pemerintah dan regulasi, kompetisi dengan negara asing, dan keadaan ekonomi negara. Faktorfaktor tersebut mempengaruhi penjualan dan keuntungan, sehingga mempengaruhi pergerakan harga saham, termasuk dividen yang akan diterima investor.
Berikut ini adalah jenis saham biasa yang paling umum dikenal (khususnya di pasar saham Amerika Serikat atau negara yang paling maju), yaitu, blue chips stocks, income stocks, growth stocks, tech stocks, speculative stocks, cyclical stocks, defensive stocks, mid-cap stocks, dan small cap stocks.
Semua hal tersebut menyebabkan kerugian berikutnya yaitu pendapatan dan performa saham secara umum menjadi berfluktuasi. Alhasil, tidak mudah menilai saham biasa dan menyeleksi saham yang mempunyai performa tinggi secara konsisten. Proses seleksi menjadi kompleks karena begitu banyak elemen yang harus diformulasikan untuk memperkirakan performa saham. Dengan kata lain, tidak hanya hasil perusahaan dan harga saham menjadi tidak menentu di masa depan, tapi evaluasi dan proses seleksi itu sendiri masih jauh dari sempurna.
Namun, tidak semua saham blue chips itu sama. Beberapa diantaranya secara konsisten memberikan tingkat dividen yang tinggi, namun yang lain orientasinya adalah bertumbuh. Contoh saham blue chips yang memberikan tingkat dividen tinggi di bursa Amerika (New York Stock Exchange) adalah General Motors dan Philip Morris. Sedangkan saham blue chips yang berorientasi “bertumbuh� (blue chip growth stocks) adalah General Eletric dan Citigroup.
Blue chips stocks adalah jenis saham yang digolongkan sebagai saham perusahaan yang unggul dalam kualitas dan memiliki catatan pendapatan dan dividen yang panjang dan stabil. Saham blue chips dikeluarkan oleh perusahaanperusahaan besar yang sudah mapan dan memiliki performa keuangan yang sangat bagus dan bisa dipercaya. Perusahaan-perusahaan ini memiliki posisi yang penting dan biasanya menjadi pemimpin di industrinya serta sering menjadi standar ukuran bagi perusahaan lainnya. Contoh saham blue chips di Indonesia adalah Telkom dan BCA.
Saham blue chips menarik buat investor yang mencari investasi yang berkualitas yang menawarkan tingkat - Vol. 1 8 J un -J ul 2011
23
fin an c ial
p l a nn i ng
dividen yang pantas dan punya potensi pertumbuhan yang baik. Saham jenis ini biasanya dibeli untuk tujuan investasi jangka panjang. Dan karena risikonya relatif rendah, bisa dipilih sebagai cara untuk mendapatkan imbal hasil yang sedang namun dapat diandalkan. Akibatnya, saham jenis ini biasanya dijual dengan harga yang relatif tinggi, khususnya ketika pasar sedang turun dan investor lebih memperhatikan kualitas. Income stocks adalah saham yang dalam jangka panjang tercatat secara reguler dan terus menerus membayarkan dividen yang lebih tinggi dari rata-rata. Income stock adalah pilihan ideal bagi investor yang mencari tingkat pendapatan saat ini yang tinggi dan relatif aman. Contoh saham jenis ini adalah AT&T dan Ford. Growth stocks adalah saham-saham yang secara konsisten (berdasarkan pengalaman dan diekspektasikan akan terus demikian) menghasilkan tingkat pertumbuhan yang tinggi dalam operasi dan pendapatan perusahaan. Saham jenis ini dikatakan bagus apabila secara berkesinambungan menunjukkan tingkat pertumbuhan pendapatan sebesar 15% - 18% per tahun dalam suatu periode dimana saham lain secara rata-rata hanya bertumbuh sebesar 6% -8%. Jadi secara umum, perusahaan-perusahaan yang mempunyai saham jenis ini mengkombinasikan antara pertumbuhan pendapatan yang mantap dengan pengembalian modal yang tinggi. Perusahaan-perusahaan ini juga memiliki margin operasi yang tinggi dan arus kas yang berlimpah untuk membayar utang mereka. Contoh saham jenis ini adalah AIG dan Starbucks. Tech stock adalah saham-saham yang merepresentasikan pasar sektor teknologi dan termasuk perusahaan yang menghasilkan apapun dari komputer, semi konduktor, penyimpanan data, software komputer, dan hardware komputer beserta pernak-perniknya, jasa internet, penyedia konten, jaringan dan komunikasi nirkabel. Saham jenis juga disebut saham ekonomi baru (new economy stocks). Contoh saham jenis ini adalah Yahoo dan Microsoft. Speculative stocks adalah saham-saham yang tidak mempunyai catatan sukses yang berkesinambungan namun tetap memberikan potensi apresiasi harga yang besar. Mungkin investor berharap tim manajemen baru yang mengambil alih suatu perusahaan sekarat bisa memacu perusahaan tersebut atau diperkenalkannya suatu produk baru yang menjanjikan. Secara umum, pendapatan dari saham spekulatif ini tidak menentu dan sangat tidak stabil. Saham jenis ini memiliki flutuasi harga yang tinggi dan biasanya hanya sedikit atau sama sekali tidak membayarkan dividen. Namun disisi lain, saham jenis ini menawarkan prospek pertumbuhan yang menarik dan kesempatan untuk melakukan “satu pukulan besar” di pasar. Agar sukses, investor harus bisa mengidentifikasi “kesempatan” terlebih dahulu sebelum pasar mengetahuinya dan harga-harga saham menjadi naik. Saham spekulatif berisiko tinggi dan membutuhkan ‘jantung yang kuat’ dan pengetahuan tentang saham yang cukup. Saham jenis ini digunakan untuk mencari capital gain melalui aktivitas jual beli secara agresif.
24
- Vol. 18 J un -J u l 2011
Cyclical stocks adalah saham-saham yang dikeluarkan perusahaan yang pendapatannya berhubungan erat dengan tingkat aktivitas bisnis secara umum. Jenis saham ini cenderung merefleksikan pergerakan ekonomi dan naik atau turun bersamaan dengan naik turunnya bisnis. Perusahaan yang melayani pasar yang erat kaitannya dengan belanja peralatan modal untuk bisnis, atau pembelanjaan konsumen dalam jumlah besar, barang yang tahan lama seperti rumah dan mobil, umumnya merupakan tipikal cyclical stocks. Contohnya perusahaan seperti Caterpillar (perusahaan penghasil alat-alat berat) dan Genuine Parts. Untuk Indonesia, perusahaan seperti Astra Otoparts merupakan salah satu contoh jenis saham ini. Saham jenis ini umumnya bagus ketika ekonomi mulai bergerak maju, tapi cenderung lebih baik lagi ketika suatu negara sedang berada pada tahap awal pemulihan ekonomi. Namun sebaiknya dihindari ketika ekonomi mulai melemah. Defensive stocks adalah saham-saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh situasi ekonomi atau bisnis yang melemah. Saham jenis ini termasuk saham perusahaan keperluan publik (public utilities), industri dan perusahaan barang konsumen yang memproduksi atau memasarkan bahan baku seperti makanan, minuman atau obat-obatan. Saham defensif biasa digunakan oleh investor yang lebih agresif. Investor jenis ini cenderung memarkir dananya secara temporer ke saham defensif ketika ekonomi masih lemah, hingga situasi investasi membaik. Contoh saham defensif di Indonesia adalah Kalbe Farma. Mid-Cap stocks dan small-cap stocks adalah saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya di bawah large cap stocks atau dikenal juga sebagai blue chips stocks. Secara umum, pasar saham (di Amerika) bisa dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan kapitalisasi pasarnya yaitu:
Small-cap, di bawah US$1 milliar Mid-cap, antara US$ 1 milliar sampai US$4 atau US$5 milliar Large-cap, lebih dari US$4 atau US$5 milliar
Strategi Investasi Alternatif Setelah kita mengetahui jenis-jenis saham berdasarkan klasifikasinya, maka kita masuk pada bagian dimana Anda bisa menggunakan beberapa strategi untuk melakukan investasi. Secara mendasar, saham biasa digunakan (1) sebagai ‘penyimpan’ nilai, (2) sebagai jalan untuk mengakumulasi modal, dan (3) sebagai sumber pendapatan. Simpanan nilai, penting bagi semua investor, sebab tidak ada orang yang mau kehilangan uang. Investor individu dapat menggunakan berbagai strategi investasi untuk mencapai tujuan investasi mereka. Strategi ini termasuk “beli dan tahan” (buy-and-hold), “pendapatan tinggi” (high income), “pertumbuhan jangka panjang yang berkualitas” (quality long-term growth), “manajemen saham yang agresif” (aggressive stock management), dan “spekulasi & perdagangan jangka pendek” (speculation and short-term trading). Ketiga strategi yang pertama menarik bagi investor yang
f i n a n ci a l berpikir bahwa menyimpan nilai itu penting. Namun strategi yang manapun dapat digunakan untuk mengakumulasi modal, tergantung dari temperamen dari investor tersebut dan waktu dimana dia menekuni suatu program investasi. Kebalikannya, strategi “pendapatan tinggi” adalah pilihan yang masuk akal bagi investor yang menggunakan saham sebagai sumber pendapatan. Strategi “Beli dan Tahan” Merupakan strategi dasar dari seluruh strategi investasi, dan pastinya merupakan salah satu yang paling konservatif. Tujuan strategi ini adalah untuk menempatkan dana ke suatu intrumen investasi yang aman (keamanan modal adalah yang utama) dan melihatnya bertumbuh sepanjang waktu. Dalam strategi ini, investor memilih saham berkualitas tinggi yang menawarkan pendapatan saat ini yang menarik, dan atau keuntungan modal (capital gain) dengan memegangnya selama beberapa waktu, misalnya antara 10–15 tahun. Strategi ini biasanya dipakai untuk mendanai rencana pensiun di masa depan, memenuhi kebutuhan dana pendidikan anak, atau hanya untuk mengakumulasi modal dalam jangka panjang. Umumnya, investor memilih beberapa saham yang bagus dan kemudian berinvestasi pada saham-saham tersebut secara reguler selama periode waktu yang panjang, sampai iklim investasi atau kondisi perusahaan berubah secara dramatis. Investor yang menggunakan strategi ini secara reguler menambahkan dana segar ke dalam portofolio mereka (banyak yang memperlakukannya seperti tabungan). Sebagian juga menanamkan kembali pendapatan dari dividen tahunan ke dalam portofolio dan melakukan investasi ulang pada saham tambahan (biasanya melalui rencana reinvestasi dividen). Pendekatan ini digunakan oleh individu yang sadar kualitas, yang mencari imbal hasil yang kompetitif dalam jangka panjang, dikenal juga sebagai investor berorientasi nilai (value oriented investors).
p l an n ing
terapresiasi. Strategi “Manajemen Saham yang Agresif” Manajemen saham yang agresif mencari tingkat imbal hasil yang menarik melalui portofolio yang dikelola secara penuh tapi tetap memperhatikan kualitas dari saham-saham tersebut. Seperti sebuah portofolio, dimana investor secara agresif melakukan perdagangan saham “masuk dan keluar” (in and out) untuk mencapai imbal hasil yang menarik, yang terutama berasal dari keuntungan pokok. Strategi ini mirip dengan strategi “pertumbuhan jangka panjang yang berkualitas” namun lebih banyak melakukan trading dan jangka waktu investasi yang secara umum lebih pendek. Misalnya, daripada menunggu dua atau tiga tahun untuk bergeraknya suatu saham, investor saham yang agresif akan mencari investasi yang memberikan hasil yang sama dalam enam bulan hingga setahun. Strategi “Spekulasi dan Perdagangan Jangka Pendek” Strategi ini merupakan strategi yang paling agresif dibandingkan semua strategi investasi. Tujuan satu-satunya dari strategi ini adalah keuntungan pokok (capital gain). Makin pendek waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, makin baik. Walaupun investor-investor yang menggunakan strategi ini membatasi perhatian mereka ke saham spekulatif atau saham kapitalisasi kecil dan saham teknologi, mereka tidak menolak menggunakan sahamsaham asing (foreign shares) di pasar berkembang (emerging market). Atau, bentuk lain dari saham biasa apabila mereka menawarkan kesempatan jangka pendek yang menarik. Strategi ini jelas membutuhkan pengetahuan yang baik, serta waktu yang cukup. Mungkin yang paling penting, investor yang mempraktikkan strategi ini membutuhkan ketabahan finansial dan kondisi psikologi untuk bisa bertahan dari goncangan kerugian finansial. Beberapa Gaya Investasi Populer
yang
Strategi-strategi di atas dapat menggunakan gaya investasi berbeda ketika diimplementasikan. Menyeleksi gaya investasi tergantung dari tujuan investasi dan toleransi risiko seseorang. Gaya investasi, menentukan jenis sekuritas yang akan anda ingin pegang dalam portofolio saham anda. Hal ini akan menentukan “nada” untuk program investasi anda dengan menentukan seberapa agresif atau konservatif-kah anda dalam menyeleksi sekuritas anda. Lima jenis gaya investasi yang mendominasi pasar hari ini, yaitu, “pendapatan” (income), “pertumbuhan” (growth), “nilai” (value), rotasi sektor (sector rotation), dan momentum investing.
Strategi ini lebih agresif dibandingkan kedua strategi pertama, sebab strategi ini mencari keuntungan pokok (capital gain) sebagai sumber utama dari imbal hasil yang diharapkan. Perdagangan (trading) saham dengan nilai wajar mendominasi pendekatan ini. Sebagian besar dari perdagangan tersebut membatasi hanya pada saham yang tumbuh secara berkualitas yang menawarkan prospek pertumbuhan yang menarik dan kemungkinan harga yang
Growth investing dan value investing adalah gaya investasi berdasarkan analisa fundamental. Sector rotation dan momentum investing, kebalikannya, lebih berdasarkan pada kondisi pasar. Dasar pemikiran di balik income investing sederhana, belilah sekuritas yang menawarkan arus pendapatan yang stabil sejalan dengan sejumlah pertumbuhan yang ada. Untuk investor saham, ini berarti saham biasa dengan sejarah pembayaran dividen secara reguler.
Strategi “Pendapatan Tinggi” Investor individu biasanya menggunakan saham biasa (common stock) untuk mencari tingkat pendapatan saat ini yang tinggi. Saham biasa diminati untuk tujuan ini, karena tidak hanya memberikan yield berupa dividen mereka yang tinggi, juga karena tingkat dividen mereka cenderung naik sejalan dengan waktu. Dengan strategi ini, keamanan dana pokok dan stabilitas pendapatan merupakan hal yang vital, sementara capital gain merupakan prioritas kedua. Strategi “Pertumbuhan Berkualitas”
Jangka
Panjang
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
25
26
- Vol. 18 J un -J u l 2011
fin an c ial
p l a n n i ng
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
27
s mallbizz
I nsight
Arif Rahman
Praktisi bisnis & pemerhati kewirausahaan. Aktif sebagai dosen di Politechnic Telkom Bali www.studiomandiri.com rifrock@rocketmail.com
COMPETITIVE LANDSCAPE ABAD 21 â€œâ€Ś every individual endeavors to employ his capital so that its produce may be of greates value. He generally neither intends to promote the public interest, nor know how much he is promoting it. He intends only his own security, only his own gain. And he is in this, led by an INVISIBLE HAND to promote an end which was no part of his intention. By pursuing his own interest he frequently promotes that of society more effectually than when he really intends to promote it...â€? Adam Smith - Inquiry into nature and causes of the wealth of nation [1776] Adam Smith -pria yang dijuluki bapak pasar bebas inimenyampaikan bahwa freedom of private initiative akan melahirkan efisiensi ekonomi maksimal melalui pengaturan tangan tidak tampak (invisible hand), yakni pengaturan mekanisme bebas permintaan dan
28
- Vol. 18 J un -J u l 2011
penawaran berdasar free private enterprise. 3 abad kemudian ketika transportasi, telekomunikasi dan informasi semakin maju dan berkembang maka apa yang dicetuskan ekonom klasik ini seolah menjadi kian nyata dimana untuk kepentingan tourism dan juga perdagangan sekarang terwujud lewat lintas negara dengan mudahnya. Segalanya berubah dengan cepat secepat kemajuan teknologi yang juga berevolusi
s mal l b i z z dengan hebat. Inilah globalisasi yang telah merubah peta bisnis dari yang dulunya : “one man show” ke “group Performance show” “Family business’ ke “modern professional Business” “Public service business” ke “profit making business” dan “Domestic player” ke “global player” Perekonomian Global yang terus berubah, mengalami pergeseran dan transisi
• Orang, Barang, Jasa dan ide bergerak bebas melampui batas-batas geografis • Munculnya peluangpeluang baru • Pasar & industri kian go international
Kunci Sukses Baru: • Valuable • Rare • Costly to Imitiate • Non Substitutable
I nsight
Itulah sebabnya Indonesia harus melakukan hal yang sama, bertransformasi menuju competitive advantage dan keluar dari hegemoni corporate capitalist seperti AS, Eropa, Jepang dan Korsel atau State Capitalist seperti China. Inilah fakta yang tidak lagi dapat dihindari, setiap entitas bisnis harus menyadari bahwa kompetisi yang ketat bisa menyingkirkan siapa saja dengan mudah keluar arena, masuknya bisnis dari berbagai skala dan bidang ke Indonesia menuntut kita untuk tidak sekedar survive, namun menjadi pemenang. Saat ini di abad 21 ini maka lanscape business harus dirubah dan competitve advantage wajib untuk dibangun. Ketika orang dan barang bisa masuk dan keluar dengan mudah dalam satu wilayah, maka competitive advantage harus dibangun. Ada 4 kriteria untuk menjadi berbeda yakni: • • • •
Bernilai (valuable) Langka (rare) Mahal untuk meniru (Costly to Imitate) Tak dapat digantikan (non substitutable)
Di era ini, persaingan menjadi sangat ketat, keunggulan komparatif tidak lagi berlaku.
Lalu bagaimana untuk menciptakan 4 kriteria competitive diatas?
Kita tidak lagi dapat unggul hanya dengan mengirim bahan mentah dan menerima barang jadi yang harganya jauh lebih tinggi, tidak lagi melahirkan tenaga kerja kasar dan mengimpor tenaga ahli.
Tulisan ini merupakan feature perdana yang mengupas soal bisnis kecil dan dinamika yang melingkupinya. Wacana competitif lanscape merupakan pembuka yang diharapkan bisa menjadi awal perkenalan yang tepat. Dan jawaban atas pertanyaan diatas lah yang nantinya akan menjadi content utama kolom ini yang rencananya akan hadir secara berkala. Satu hal yang harus disadari saat ini bahwa kita tidak lagi bisa mengelola bisnis hari ini dengan cara sama seperti dulu. Karena cara sukses sekarang, berbeda dengan cara sukses dimasa lalu. So, upgrade your self, install your business become great & won the globalism, Lets Do It!!!
Sudah saatnya kita merubah semua itu dengan memberikan nilai tambah pada setiap produk kita, apapun bentuk dan rupanya. Saat ini untuk produk sekecil jarum atau pulpen saja, Indonesia masih impor, kita kalah oleh negara yang sudah lebih unggul secara kompetitif.
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
29
f
smar t am i l y
Oleh Suzana Chandra Managing Director- Lestari Living
Too Much Information Need A Time OUT Go offline… Need A Time OUT
Pemandangan yang sering terjadi pada saat saya pulang kerja adalah, anak saya yang besar asyik didepan Laptopnya, kemudian anak yang kecil serius sekali main dengan iPad. Sedangkan ditangan saya sendiri tidak pernah lepas dari blackberry, dimana bbm dan emails tidak pernah berhenti.
S
aya masih ingat sekali beberapa tahun yang lalu, satu-satunya penghuni rumah saya yang “selalu” ada di depan computer adalah suami saya. Maklum saja, kerjaannya memang di bidang IT (Information Technology). Jadi melihat suami saya didepan computer, bukanlah sesuatu yang aneh. Tetapi sekarang, computer seakan merajalela. Computer menjadi sebuah kebutuhan utama. Seakanakan, tanpa computer, dunia akan berhenti. Mau cari informasi tentang kesehatan, kecantikan, fashion, science, rumah, villa, kosakata, mencari seseorang, mencari jodoh, klenik, lokasi,... semuanya hanya dengan sentuhan lembut pada computer. Teknologi yang berkembang sedemikian dahsyatnya menjadikan “generasi Y dan Z” kita terlahir didunia dimana sangatlah lumrah melihat anak umur 3 atau 4 tahun sudah duduk di depan computer dan mahir menggunakan mouse. Adanya virtual games dengan menggunakan sensor pergerakan juga, menjadikan berbagai “kegiatan outdoor” dijadikan indoor. Tennis, running, dancing,
30
- Vol. 18 J un -J u l 2011
badminton, memasak dan lain-lain… mungkin berenang saja yang belum ada, semuanya dapat dilakukan di computer. Sensasi yang diberikan oleh computer, juga sangat luar biasa. Tanpa harus keluar rumah, kita bisa ganti pemandangan dan aktifitasnya. Bapak/Ibu sekalian, pernahkah anda merasakan bahwa technology yang ada sekarang ‘membombardir” kita dengan informasi? Dengan kecepatan ‘browsing’ internet, dan juga instant messaging… membuat semua informasi dapat masuk dengan gampangnya. Bahwa, kita bisa duduk di depan laptop atau computer sampai berjam-jam lamanya. Padahal ide awalnya hanya untuk menjawab email-email yang masuk. Tetapi yang terjadi adalah kita membuka banyak sekali “jendela informasi” dengan meng-‘klik’ beberapa info menarik yang kemudian di-link ke informasi-informasi lain yang berhubungan baik secara langsung dan tidak langsung. Pernahkah anda merasa sibuk sekali sehari-hari, menghabiskan waktu berjam-jam didepan computer, tapi pekerjaan tidak terselesaikan. Tetapi terasa sekali capek dan penatnya.
f
smart amily Hal ini terjadi pada saya sejak 2 minggu terakhir. Getar bbm yang tidak ada hentinya, ada total 10 milis yang dengan tanpa henti meneroboskan semua email dan pembicaraan dari yang penting, yang menyenangkan sampai dengan yang mengganggu. Kerap kali saya harus berhenti mengerjakan suatu yang “penting” hanya karena keinginan mengecheck bbm millis yang “mungkin” sedang seru. Informasi-informasi dengan‘judul’yang sangat menarik diemailkan oleh semua penjuru. Dengan satu “klik” saja, saya bisa membaca semua artikel tersebut. Yang terjadi adalah… ”distraction”… (pengalihan perhatian saya) dari hal penting yang seharusnya saya kerjakan. Pada akhir hari, yang terasa adalah rasa penat. Rasanya otak saya dijejali oleh sedemikian banyak informasi yang memeras otak. Lelah. Bapak/Ibu sekalian, kalau itu juga terjadi juga pada anda. Mungkin saya dan anda sekalian terkena sindrom “over informed”… terlalu banyak informasi. Berikut sebagian informasi yang terus menerus datang kepada saya; Doctor Health bulletin yang secara reguler memberikan informasi seperti Eliminate stress on the cellular level atau “Reset” your age clock to when your organs were young and vital; atau Safely prevent, treat and heal more than 66 illnesses. Kemudian Success Resources Singapore, secara periodic memberikan informasi mengenai semua training yang mereka lakukan (rata-rata emails mereka sekitar 5-10 halaman), Robert Kiyosaki dengan The Conspiracy Theory selalu memberikan updates tentang kegiatan mereka… dst… dst… dst Dan saya merasa semua informasi yang mereka berikan berguna. Jadi saya terus menyerap informasi yang diberikan. Tetapi, hal ini ternyata melelahkan. Otak dan tubuh saya mengatakan… ”Cukup”… saya perlu istirahat dari stimulasi ini semua. Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa navigasi perpetual dan pilihan yang tidak ada habisnya yang ditawarkan ‘online informasi” sangat berpengaruh kepada ‘ego depletion” atau kehilangan kemauan. Ini juga yang menyebabkan, seringkali kita penat, kecapaian setelah seharian duduk didepan computer. Mungkin saatnya kita memerlukan “Time Out” dari semua sumber informasi. Saya sendiri baru saja
membaca bahwa “Time Out” dari internet, emails, bbm, sms dan bahkan telephone perlu dilakukan secara periodic. Dan ini sudah banyak dipraktekan. Mungkin kita harus jadwalkan dimana 1 hari dalam seminggu, kita mematikan koneksi internet kita. Diskusi dengan kolega tanpa ada gangguan telephone dan bbm. Informasi didapatkan dari Koran dengan “secara fisik membaca Koran” bukan dari Kompas.com. Buku dibaca dengan “membaca buku” bukannya membaca dari “iPad”. Seharian tanpa getaran handphone ataupun bbm. Tanpa harus membuka website ataupun menerima terobosan-terobosan emails ataupun informasi lainnya. Makan siang tanpa terganggu oleh gambargambar yang dikirim melalui handphone. Kita bisa mengadakan pembicaraan secara layaknya orang ‘normal’. Tidak ada lagi senyum-senyum sendiri karena membaca posting lucu dari millis. Ini saatnya kita gunakan computer kita sebagai alat mempermudah pekerjaan, seperti mengolah data dan mengetik saja, tanpa menggunakannya sebagai alat komunikasi dan informasi. Mungkin dengan demikian, otak kita mendapatkan ‘waktu untuk bernafas” dan kita bisa benar-benar konsentrasi pada hal-hal yang memang penting saja. Tanpa adanya “distraction” Mungkin kita musti mencoba ini. Beberapa orang yang sudah melakukan ini pada awalnya merasa ketakutan bahwa akan kehilangan informasi-informasi penting, atau merasa ketinggalan dari group. Ternyata hal tersebut tidak beralasan. Ternyata kita mampu bertahan dengan 1 hari tanpa internet, telephone, bbm dan sms… Istilahnya… ”by the end of the day, you will not miss much” Penelitian mengatakan bahwa keadaan kosong tanpa pikiran bahkan melamun sangat penting bagi otak kita untuk memproses suatu informasi baru dan mengintegrasikannya dengan memori jangka panjang, kemudian menyimpannya dimana kita bisa menggunakannya dengan lebih efektif. Mungkin kita harus mencobanya. “Have a Time Out” dari informasi… ayo… go offline paling gak coba dengan setengah hari, kemudian sehari dalam seminggu. Biarkan otak kita beristirahat dari stimulasi “online”. Yok… kita coba
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
31
32
- Vol. 18 J un -J u l 2011
p ol ling
Perencanaan Pendidikan Anak Oleh Team Kopi Panas
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
33
whats
New
Museum Marketing 3.0 Museum Marketing Pertama di Dunia
Oleh: Cok Putri Hitayani Bali memang masih tetap menarik untuk dikunjungi. Pesonanya yang luar biasa membuat Bali selalu mendapatkan tempat dihati setiap orang. Hali ini pulalah yang membuat dipilihnya Bali sebagai tempat untuk didirikannya sebuah Museum Marketing yang pertama kali ada didunia.
M
useum Marketing 3.0 resmi dibuka di Ubud berdampingan dengan Museum Puri Lukisan, pada Jumat 27 Mei 2011 oleh bapak marketing modern, Philip Kotler bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke80. Philip Kotler juga didampingi oleh Hermawan Kertajaya dan Keluarga Besar Puri Ubud. Tjokorda Gde Oka Sukawati selaku Bupati Gianyar dan juga Keluarga Puri Ubud menyambut baik keberadaan Museum Marketing 3.0 ini. “Saya juga berpesan kepada Pak Hermawan untuk mengabarkan kepada dunia bahwa ada surga di Ubud, sehingga orang-orang tertarik untuk ke Ubud� sambutnya. Museum Marketing 3.0 ini lahir karena terinspirasi dari tahun 1930 dimana pada tahun tersebut Ubud sudah membuka diri terhadap pariwisata. Dalam perkembangan pariwisata yang berlandaskan konsep Tri Hita Karana(hubungan yang baik dengan Tuhan, Manusia dan lingkungan), sehingga
34
- Vol. 18 J un -J u l 2011
nilai-nilai dan filosofi yang terkandung didalamnya tetap terjaga hingga sekarang. Jadi Marketing 3.0 ini mengacu kepada tiga unsur dalam marketing yakni unsur dari produk yang berkualitas, pelayanan yang prima dan juga sifat baik dari marketing itu sendiri (spritualitas). Apabila ketiga unsur ini sudah terpenuhi maka kepercayaan konsumen akan semakin bagus. Museum ini terdiri atas 2 lantai. Pada lantai pertama kita dapat menjumpai berbagai materi marketing dengan tampilan yang canggih, disini juga dipajang beberapa profil seperti Walt Disney dan beberapa Penemu situs jejaring seperti penemu Twitter. Begitu juga dengan Profil perusahaan top dunia. Sedangkan di lantai 2, terpajang beberapa Photo keluarga Puri Ubud, lukisan dan patung karya seniman besar Ubud. Suasana yang tenang dan nyaman akan membuat pengunjung merasa betah untuk berlama-lama di museum ini.
w h at s
New
Nafk a
Dari Sampah Menjadi Barang Seni Bernilai Jual Oleh: Cok Putri Hitayani Sampah adalah masalah yang dihadapi oleh hampir semua Negara. Di Bali sendiri keberadaan sampah cukup mengundang keprihatinan. Beberapa orang yang tergerak untuk memanfaatkan limbah ini membentuk sebuah Wadah untuk pengembangan dan pembelajaran tentang desain berkelanjutan. Adalah Nafka yang berarti penghidupan. Mengajak para desainer untuk memaknai design for impact yang menjadi tuntutan dalam kontribusi penciptaan kehidupan sosial, lingkungan dan ekonomi yang lebih baik.
U
ntuk lebih mendekatkan masyarakat dengan sampah dan pemanfaatannya atau daur ulang, Nafka menyelenggarakan pameran yang digelar dari tanggal 04/06- 10/06/2011 di Danes Art Veranda, Jln. Hayam Wuruk 159 Denpasar dan dibuka langsung oleh seorang desainer asal Kanada, David Berman.
Pada pameran yang bertajuk Wonderground ini dipamerkan beberapa hasil karya para desainer yang berbahan organik dan dari limbah. Seperti Putu Restiti yang memanfaatkan sisa kain untuk dibuat menjadi kebaya Barbie. Menurut Putu Wiraprasta, “Putu Restiti yang seorang penyandang cacat ini, membuat kebaya Barbie karena melihat sisa kain dari seorang Ibunya yang penjahit. Putu Restiti kemudian mengolahnya sehingga jadilah kebayakebaya cantik untuk Boneka Barbie�. Ada juga meja dengan laci yang terbuat dari sisa kayu dan kertas bekas atau lampu hias yang hemat energy (kid’s dreaming lamp) karya Veny. Semua karya benarbenar memanfaatkan sampah yang sudah tidak terpakai. Diharapkan ke depannya Nafka menjadi wadah untuk pengolahan sampah yang bernilai seni tinggi dan sekaligus bernilai jual. Sehingga mampu mengurangi limbah sampah dan menjaga kelestarian lingkungan.
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
35
notefrom t he
g uru
n o te f ro m th e
g uru
Hermawan Kartajaya
Asia’s Leading Marketing Strategiest CEO Of Mark Plus. Inc & Founder of MIM
Marketing 3.0
Lebih dari Pemasaran Emosional Pemasaran melalui Human Spirit
Saya selalu mengatakan bahwa salah satu faktor utama dalam pemasaran adalah memahami business landscape atau kondisi lingkungan bisnis yang dihadapi saat ini. Pada umumnya seorang marketer melihat lingkungan bisnis dengan melakukan analisa terhadap pelanggan, kompetitor, dan juga internal perusahaan. Tapi ada satu faktor lagi yang sebenarnya sangat penting, yaitu change atau perubahan. Kalau kita tidak tanggap terhadap perubahan-perubahan yang sedang terjadi, perusahaan terancam menjadi “punah� karena tidak bisa ikut berevolusi.
I
lmu pemasaranpun terus berevolusi. Kalau dilihat dari jaman awal bisnis moderen, yaitu dari mulainya revolusi industri di sekitar abad ke-18, sampai saat ini, bisa dikelompokkan tiga era pemasaran. Marketing 1.0 dimulai dengan revolusi industri dimana perusahaan fokus pada produksi. Yaitu menghasilkan produk sebanyak-banyaknya dengan harga yang terjangkau, dan memastikan distribusinya. Di era 1.0 yang menjadi titik perhatian adalah produk. Hal ini terlihat sekali dalam ucapan Henry Ford waktu itu: “Setiap pembeli bebas meminta mobilnya di cat warna apa saja, asalkan warna itu adalah hitam!� Era Marketing 2.0 lalu datang bersamaan dengan majunya teknologi transportasi dan komunikasi. Konsumen menjadi lebih pintar dan semakin bervariasi keinginannya. Perusahaan harus dapat menyelami kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan tersebut. Titik perhatian pindah dari produk ke pelanggan. Di era ini,
36
- Vol. 18 J un -J u l 2011
n o te f ro m th e marketer yang berhasil adalah yang bisa benar-benar memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga menyentuh sisi emosional mereka. Sekarang ini, di era Marketing 3.0, fokus pada produk dan pada pelanggan tidak lagi cukup. Pelanggan semakin menyadari bahwa mereka tidak hanya perlu pemenuhan kebutuhan rasional (mind) dengan suatu produk, dan masih tidak cukup pula dengan pemenuhan kebutuhan emosional (heart). Pelanggan modern harus di sentuh pada tingkatan yang lebih tinggi. Di saat menghadapi dunia yang terus diguncang permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup, manusia di era 3.0 memiliki aspirasi dan nilai-nilai yang semakin tinggi, hingga menuju aspek spiritual. Atau disebut Human Spirit. Konsep tersebut saya paparkan secara lebih lengkap dalam buku bersama Philip Kotler dengan judul Marketing 3.0. Buku yang ditulis juga oleh Iwan Setiawan, telah diterjemahkan ke 21 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Dalam buku tersebut dibahas pula beberapa kasus perusahaan yang telah menerapkan konsep Marketing 3.0. Memang benar, sudah ada perusahaan yang menerapkan Marketing 3.0, meskipun mungkin tidak semua melakukannya secara utuh. Namun, sayangnya masih banyak perusahaan lain yang bahkan belum memahami mengenai evolusi marketing ini, terlebih di Indonesia. Sampai akhirnya saya dapat ide untuk membuat sebuah museum sebagai pusat pembelajaran tentang konsep “Marketing with Human Spirit” ini. Ide gila itu mendadak terpikir sekitar dua tahun lalu, tepatnya pas hari ulang tahun ke 78 Prof Philip Kotler tanggal 27 Mei 2009. Waktu itu, kebetulan Philip Kotler sedang di Indonesia atas undangan MarkPlus untuk sebuah seminar sehari di Jakarta. Langsung saja saya sampaikan gagasan itu kepadanya saat sarapan pagi di Hotel Kempinski Grand Indonesia. “Kenapa tidak ada Museum Marketing 3.0 di Indonesia, yang lokasinya di Ubud, Bali?”. Saat itu di meja sarapan ada juga Tjokorda Gde Raka Sukawati, atau dikenal juga sebagai Tjok’De, dari Puri Saren, Ubud, Bali. Mengapa di Indonesia? Salah satu alasannya adalah karena buku Marketing 3.0 kata pengantarnya dari Presiden Susilo Bambang Yudhohono. Mengapa di Ubud, Bali? Karena Ubud adalah kasus pemasaran
g uru
Marketing 3.0 yang sangat menarik. Khususnya di era almarhum Tjokorda Gde Agung Sukawati, yang sering disebut sebagai “Raja terakhir Ubud”, ayahanda dari Tjok’De. Malamnya, saya sampaikan juga kepada Menbudpar Jero Wacik. Dengan dukungan Menbudpad, Tjok’De lalu meneruskan ide ini kepada kedua kakaknya, yaitu Tjokorda Gde Putra Sukawati, “Pengelingsir Puri Saren” dan Tjokorda Gde Oka Sukawati, Bupati Gianyar. Setelah diskusi yang lebih dalam, akhirnya pihak Puri Saren Ubud juga mendukung penuh gagasan museum. Dalam beberapa bulan setelah itu, berbagai pihak turut serta pula dalam pembangunan Museum Marketing 3.0 ini. Antara lain dari Astra International, Irwan Danny Mussry, Sugiono Wiyono, Yuliasiane Sulistiyawati, dan Joe Kamdani. Dari mereka inilah disumbangkan dekorasi interior, peralatan teknologi, sound system, dan lain-lain. Sedangkan lahan untuk lokasi museum disediakan oleh Puri Saren Ubud. Bangunan museum akan menempati lahan seluas 1000 meter persegi di kompleks Museum Puri Lukisan. Gedung fisik museum juga merupakan sumbangan dari Puri Saren. Ubud memang tepat sebagai lokasi Museum of Marketing 3.0. Seperti saya singgung sebelumnya, Ubud adalah contoh nyata penerapan Marketing 3.0. Di jamannya, Raja Ubud, Tjokorda Gde Agung Sukawati mengundang para seniman dunia terkenal seperti Walter Spies, Rudolf Bonnet, Arie Smith, dan Antonio Blanco untuk datang dan tinggal di Ubud. Seniman-seniman terkenal dunia ini lalu benar-benar merasakan “taksu” yang menjadi dasar spiritualitas Bali, sampai-sampai mereka memutuskan untuk pindah dan menetap di Ubud. Mereka inilah yang mendorong perkembangan seni lukis Ubud dan bahkan mengundang teman-temannya dari seluruh dunia. Kasus pemasaran yang luar biasa bukan? Sehingga akhirnya diputuskan bahwa nama lengkap dari museum ini adalah: “Museum of Marketing 3.0: Inspired by Tjokorda Gde Agung Sukawati”. Dengan adanya ikon baru pariwisata Indonesia yang akan diresmikan tanggal 27 Mei 2011 oleh Philip Kotler ini, tentu diharapkan bahwa siapapun, termasuk wisatawan mancanegara dan masyarakat Indonesia, bisa mempelajari pemasaran yang “baik dan benar” dengan mempertimbangkan “Human Spirit”.
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
37
innovative
b us i ne s s
Sinar Photo Mencetak photo dengan berbagai media Oleh: Cok Putri Hitayani
B
agi pembaca yang kerap berurusan dengan fotografi, nama Sinar Photo mungkin sudah tidak asing lagi. Sinar photo buka pertama kali di tahun 1995 letaknya di jalan. Surapati, Denpasar. Sinar Photo melayani cuci cetak photo, pembuatan pas photo, penjualan kamera, bingkai photo, dll. Pada saat pertama kali buka, Sinar Photo hanya memiliki 7 orang pegawai. Sinar Photo buka mulai jam 08.00 hingga jam 21.30.
Carrefour Bali.
Sinar Photo di Jln. Surapati ini tempatnya memang tidak begitu luas, maka seiring bertambahnya jumlah pelanggan, Sinar Photo membuka cabangnya di Pertokoan Udayana, Jln. Waturenggong dan terakhir di
Namun Mulyadi, pemilik sinar foto, tidak hanya menjalankan bisnis semata. Kecintaannya pada dunia fotografi membuat dia peduli dengan perkembangan fotografi di Bali. Mulyadi kerap mengundang para
38
- Vol. 18 J un -J u l 2011
Ketika era digital dimulai, maka perkembangan foto pun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Permintaan akan kamera saku meningkat tajam demikian juga dengan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflector). Apalagi di Bali mulai dibuka Sekolah-Sekolah dan Kursus fotografi, hal ini seakan-akan menjadi berkah tersediri bagi pengusaha di bidang fotografi.
i n n ovati ve
b u s i n ess
fotografer-fotografer professional untuk berbagi ilmu kepada pencinta fotografi di Bali. Dengan seminarseminar singkat ini, Mulyadi berharap kemampuan fotografer-fotografer yang ada di Bali semakin bertambah. Apalagi Bali memiliki pemandangan yang mempesona dan daya tarik yang luar biasa. Jadi tidak jarang para wisatawan memanfaatkan jasa fotografer untuk memotret mereka.
banner dan baliho membuat Sinar Photo tergerak membuka dua tempat lagi yang khusus melayani permintaan untuk kebutuhan outdoor yakni di Jalan. Thamrin dan di Jalan. Gatot Subroto Barat. Di kedua tempat ini, pelanggan dapat mencetak apa saja ke dalam berbagai media dengan menggunakan tekhnologi UV flatbed, pelanggan bisa mencetak photo di atas keramik, batu, mug, kain dan lainnya.
Kecanggihan tekhnologi, kian membuat masyarakat selalu menginginkan hal-hal baru yang lebih inovatif, Maka Sinar Photo pun mulai merambah ke bisnis printing outdoor. Belum lagi kampanye pemilihan kepala daerah yang banyak membutuhkan spanduk,
Sukses dalam bisnis fotografi yang ditekuni Mulyadi tidak lepas dari kerja keras dan disiplin. Keramahannya dalam menyapa pelanggan dan mengutamakan kepuasan pelanggan adalah kunci sukses dari bisnisnya. - Vol. 1 8 J un -J ul 2011
39
l iterat ure
U N FA IR A D VA NTAG E The Power of Financial Education Robert T. Kiyosaki
M
emiliki uang yang besar, memang menjadi impian setiap orang. Namun tidak setiap orang dapat memilikinya. Mengapa? Untuk memilikinya dibutuhkan mindset dan pengetahuan terhadap uang sendiri. Kalau Bpk/Ibu memiliki uang yang begitu besar, misal memiliki Rp.1 milyar. Apa yang harus dilakukan dengan uang yang begitu besar? Investasi apa yang harus dilakukan?� Jika Anda tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dengan uang Anda, hal terbaik yang Anda lakukan adalah Jangan ceritakan kepada siapapun kalau Anda memiliki uang.
40
- Vol. 18 J un -J u l 2011
Direktur BPR Lestari
bahwa uang yang ditanamkan tidak membawa hasil bahkan modal penyertaannya juga raib. Wah... tinggal penyesalan yang terjadi... Kerugian terbesar yang dialami orang yang mempunyai uang adalah mempercayakan uang mereka dalam bisnis yang tidak mereka mengerti. Kejadian ini banyak menimpa saudara-saudara kita di Bali. Kita masih ingat kejadian yang menimpa di Bali tahun 2009 yaitu Koperasi Karangasem Madani (KKM) dan yang terakhir adalah Asuransi Balicon yang berpusat di Jembrana. Modus operasional yang dijalankan biasanya di luar Kota, mengimingiming investasi atau menaruh dananya dan akan diputar oleh mereka dengan hasil yang besar. Keduanya memberikan imbal hasil yang begitu besar yaitu sekitar 30% s/d 40% setahunnya.
Mengapa? Jika Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan uang Anda, akan banyak orang yang datang pada Anda. Ada yang ingin pinjam, ada yang menawari barang/sesuatu untuk dibeli, sekedar untuk menaruh sebagai deposito dengan bunga yang menarik, ada yang menawari bisnis bersama, atau Anda ditawari oleh seseorang untuk menanamkan uang Anda dalam bisnisnya dengan janji hasil yang begitu besar, sehingga Anda melupakan resiko yang begitu besar di depan Anda. Kadang kala sebagian orang tidak melakukan penilaian terhadap resiko yang akan diambil, yang dipikirkan adalah seberapa besar hasil yaang akan diterima. Namun setelah adanya kejadian
Pribadi Budiono
Wow... Luar biasa besar, sehingga banyak orang yang menggeser dananya untuk ditempatkan ke KKM atau Balicon daripada dengan memutar sendiri karena keuntungannya jauh lebih besar, bahkan banyak orang meminjam uang di Bank dengan bunga 12% per tahun dan kemudian di tempatkan ke KKM atau Balicon dengan imbal hasil 30%. Mereka berpikir, masih untung 18% per tahun tanpa harus bekerja. Ini membuat mimpi sebagian orang untuk menjadi kaya dengan cara mudah. Apa yang terjadi... ?
l i terature Tidak ada bisnis yang begitu mudah dan menghasilkan laba yang begitu besar kecuali bisnis Narkoba. KKM dan Balicon tidak mempunyai bisnis yang luar biasa, mereka hanya mempunyai bisnis supermarket, yang perjalanannya belum tentu menghasilkan. Dengan memberikan return begitu besar kepada investornya, apakah mereka tidak menderita kerugian? Pasti, rugi besar. Bagaimana caranya untuk membayar investornya? Yang dilakukan oleh KKM atau Asuransi Balicon adalah untuk menarik investor baru secara terus menerus. Jika terhenti maka akan terjadi ledakan besar dimana pada saat jatuh tempo pembayaran sudah tidak ada cash lagi. Sistem ini dikenal dengan sistem Ponzi Scheme. Apa yang disebut Ponzi Scheme... ? Ponzi Shceme adalah investor lama dibiayai oleh investor baru atau hutang lama akan dibayar bunganya, dengan cara menggali atau menarik hutang baru. Sistem Ponzi ini akan tetap eksis atau bertahan apabila masih ada investor baru, kalau sudah tidak ada... ya... kolaps. Tanpa disadari, sistem Ponzi ini tidak hanya dijalankan oleh KKM atau Balicon, namun banyak usaha yang kita jumpai sehari-hari juga menerapkannya. Banyak usaha yang tidak berkembang atau datar-datar saja, namun setiap tahun usaha tersebut menggali hutang baru yang nilainya selalu meningkat. Mereka menambah hutang dengan jalan menambah plafond bank atau take over ke bank lain dengan plafond yang lebih besar. Padahal hutang baru ini sejatinya tidak dipergunakan untuk pengembangan usahanya namun sebagian besar dipergunakan untuk menutup hutang lamanya. Ini sangat berbahaya, mengapa...? Kalau tidak memperoleh tambahan hutang, mereka akan mengalami kesulitan cash flow, yang pada akhirnya... Kolaps.
Ponzi Scheme ini, sangat populer dikehidupan kita walaupun kita tidak menyadarinya. Banyak yang terjerat dengannya, baik pengusaha, karyawan bahkan negara. Menyelesaikan hutang dengan hutang, menyelesaikan masalah dengan menggali masalah baru, dan menurut Robert T. Kiyosaki yang mempergunakan sistem Ponzi terbesar di dunia bukan Bernie Maddof yang telah mengambil uang sebanyak $6 milyar melainkan pemerintah Amerika Serikat dengan jaminan sosialnya. Jangan sekali-kali Anda tergiur dengan return yang begitu besar, Anda harus mempelajari terlebih dahulu sebelum melakukan investasi. Jadi, Investasi apa yang seharusnya Anda lakukan ? Ingat! Semua investasi mempunyai rule of the games dan itu bisa dipelajari. Dengan mengetahui rule of the games-nya maka Anda bisa memperkecil resiko investasi yang dilakukan dan sebaliknya Anda bisa mempergunakan peluang yang ada untuk memperbesar return. Anda harus investasi dalam financial education terlebih dahulu, investasikan waktu anda untuk mempelajarinya sebelum Anda melakukan investasi uang Anda. Level of financial education Anda akan menentukan apa yang Anda lakukan terhadap uang Anda dan bagaimana cara Anda untuk melakukan investasi. Tanpa financial education, resiko Anda akan naik dan hasil Anda peroleh lebih kecil. Dengan adanya financial education, maka resiko Anda lebih kecil dan hasil yang Anda peroleh akan lebih besar. Anda bisa mempelajari financial education melalui 4 jalur sudut pandang yaitu jalur E - Employee, S – Small business, B – Big Business atau jalur I – Investor. Robert T. Kiyosaki melalui buku terbarunya UNFAIR Advantage, akan menuntun Anda, untuk melakukan investasi yang terbaik. Selamat membaca, semoga terinspirasi. Terima kasih.
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
41
small
b iz
Bisn i s S aab Laris Manis Menjelang Hari Raya Galungan
42
- Vol. 18 J un -J u l 2011
small
b iz
Oleh: Cok Putri Hitayani
Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, kesibukan mulai terlihat. Masyarakat Bali yang beragama Hindu akan menyiapkan berbagai hal untuk upacara. Salah satu hal penting yang banyak diburu menjelang upacara adalah saab yakni tempat penutup untuk banten (sarana upacara). Biasanya saab akan ditaruh diatas Banten.
S
alah seorang pengerajin saab ada di Daerah Gianyar, tepatnya di Banjar Peninjoan, Batuan. Adalah Wayan Basug (56) yang sejak 26 tahun silam menggeluti pembuatan saab ini. “Biasanya menjelang Galungan, pesanan akan meningkat tajam” ujar Basug dengan logat Bali yang kental Bahan pembuatan saab inipun sangat sederhana yakni rotan, tali raffia, jarum, plastik berwarna hitam kardus/karton, benang dan cat. Seharinya Basug mampu menghasilkan 20 saab. Bahan yang sederhana membuat saab buatan Basug sangat terjangkau. Untuk rotan, Basug memperoleh langsung dari grosiran rotan setempat. Ditambah lagi untuk karton, biasanya Basug menggantinya dengan Kardus Rokok bekas. Harga saab per bijinya berkisar antara Rp. 2.000- Rp.3.500. Sedangkan untuk pembeli eceran, harganya bisa mencapai Rp. 5.000. Untuk pemasaran, Basug hanya sesekali saja membawa ke pasar, karena biasanya pelangganlah yang datang ke rumahnya. “Untuk pelanggan yang datang ke rumah saja, saya sudah kewalahan, jadi kalaupun ke pasar, saya tidak menunggu pembeli. Saya langsung menyerahkannya kepada toko-toko yang menjual sarana upacara yang sudah jadi langganan” tuturnya sambil tetap memoleskan cat pada saabnya. - Vol. 1 8 J un -J ul 2011
43
communi t y
e nte rp ri s e
Pasar Burung Satria: Lebih dari Sekadar Pasar Burung Oleh: Mudda Bima
Made Suardana (14) memegang erat sepasang burung merpati miliknya di pojokan Pasar Satria. Mengenakan celana pendek warna biru (seragam SMP) dan baju kaus berwarna krem, ia coba menawarkan burung itu pada para pengunjung. Namun, belum jua berhasil.
B
eberapa pedagang burung telah menawar pasangan merpati di tangannya. Tapi, tak juga dilepasnya karena harga tidak cocok. “Saya ndak mau. Murah sekali nok. Masa cuma 30 ribu sepasang, ”ujar Made dengan suara lemah. Menurut Made, bukan Cuma soal harga yang terlalu rendah. Tapi, burung-burung itu telah dipeliharanya sejak kecil. Ada rasa sayang untuk melepaskannya. “Kalau ndak perlu duit, ndak ya saya jual,”ujar Made yang menolak untuk menyebutkan untuk apa uang hasil penjualan burung itu. Setelah lewat tengah hari, keberuntungan datang. Seorang pemuda bertubuh gempal datang menghampiri dan meminta ijin untuk memeriksa burungnya. Dengan seksama pemuda tersebut mengangkat sayap-sayap burung, memperhatikan paruh, merabai paha dan memeriksa kelengkapan bulu burungnya. Wajahnya terlihat senang. Tanpa banyak bicara dan menawar, ia membayar harga yang diminta Made, Rp. 60.000,-sepasang. Made tersenyum saat menerima uang, namun matanya tak juga lepas
44
- Vol. 18 J un -J u l 2011
dari burung yang telah lepas dari tangannya dan menghilang dibawa pergi pembeli. “Burung saya tuh sehat, soalnya saya rawat baikbaik. Orang tadi cari bibit untuk dipelihara, katanya gitu,” kata Made sembari meninggalkan Pasar Satria. Senyum mengembang di bibirnya, tapi matanya mengungkapkan rasa kehilangan. “Obyek Wisata Pasar Burung Satria” begitu tulisan yang tertera di karcis retribusi yang diserahkan petugas pemungut restribusi di pintu gerbang. Inilah tempat transaksi hewan peliharaan utama dan satu-satunya di Kota Denpasar, sekaligus menjadi obyek wisata bagi wisatawan penggemar city tour. Terletak di Jalan Veteran, tak jauh dari Lapangan Puputan Badung, Pasar Satria menjadi titik perjumpaan komunitas pencinta hewan peliharaan di Kota Denpasar. Ada banyak pertemuan di dalamnya. Baik antar pemelihara dan pembeli, seperti cerita Made di atas, atau pedagang dengan pembeli, antar pembeli dengan pembeli yang saling bercerita tentang hewan
com mu n i t y
e nte rpri se
kaca. Sinar lampu penerang yang terpancar dari atas dipantulkan kembali oleh permata hingga menampakkan bias-bias cahaya yang berkilauan. Ali (45), salah satu pengrajin batu permata tampak asyik berbicara dengan Ketut Badung, pengunjung gerai permata miliknya. Ia menjelaskan asal-usul batu permata hijau yang dipegang-pegang Ketut. Permata hijau tersebut berasal dari Kalimantan. Batu permata koleksi Ali dan juga koleksi pedagang batu lainnya berasal dari berbagai daerah. Ada yang berasal dari Kalimantan, Sumatra, Jawa, Sulawesi, Ambon dan Papua. Untuk mendatangkan batu-batu permata itu, para pedagang sudah memiliki jaringan di setiap daerah. peliharaan mereka masing-masing atau para pedagang dan wisatawan yang sibuk melihat-lihat dan berfoto di sana sini. Di Pasar ini terdapat berbagai jenis burung, seperti: burung nuri, kenari, merpati, puyuh, perkutut, kakatua, beo, ayam hutan, ayam katek dan kalkun. Beberapa pedagang menyediakan berbagai jenis ikan hias, seperti lohan, arwana, koi dan ikan cupang. Binatang piaran seperti anjing ras, kucing ras, monyet, marmut dan kelinci juga ada. Bahkan sebagian kecil ada yang menyediakan reptil, tokek dan iguana. Menurut Wayan Parsa, salah satu petugas pemungut retribusi, Pasar Satria sudah ada sejak lama. Ia memperkirakan sekitar tahun 1979. Dulu, Pasar Satria digunakan oleh masyarakat untuk berjualan berbagai barang kebutuhan pokok, seperti sayur-sayuran, ikan, beras, dan buah-buahan. Tahun 1990-an berubah menjadi pasar burung, walau tidak melulu burung yang dijual di tempat ini. Meski dinamai “Pasar Burung�, Pasar Satria sebenarnya mengalami pengembangan produk yang dipasarkan. Yang mengembangkan, ya komunitas wirausahawan di kompleks tersebut, berdasarkan pertimbanganpertimbangan praktis. Misalnya, untuk membuat peserta betah dan bertahan lama di pasar itu, muncullah usaha kuliner seperti Sate Kambing Madura Haji Imron, Baso Malang Mas Yanto, Nasi Campur Bali Bu Agung, atau Tipat Cantok khas Lombok Pak Jayadi.
Ketut Badung merogoh dompet, lalu menyerahkan tiga lembar uang Rp. 100 ribuan kepada Ali. “Saya belum pernah ke Kalimantan, saya hanya melihat petanya saja dan sedikit tahu dari berita-berita di televisi, tapi saya yakin jenis batu dari sana sangat bagus. Kata orang, di pulau itu usia batu cukup tua. Kalau perasaan sudah enak, ada semacam kecocokan di hati, baru saya beli. Soal harga tidak jadi masalah,� kata Ketut. Bagi Ketut Badung, mengamati batu permata yang berasal dari berbagai daerah membuatnya berimajinasi tentang ke-Indonesiaan. Begitu pula Made Suardana, meski berat melepas sepasang burung merpati yang telah dipeliharanya sejak kecil, namun ia percaya orang yang telah membeli burungnya akan merawat dan menyayaginya. Hari mulai gelap. Para pengunjung mulai sepi, mereka meninggalkan pasar satu per satu. Para pedagang merapikan kembali barang-barang dagangan. Selesai sudah satu hari yang menjadi saksi pertautan perdagangan dan cinta antar komunitas lintas etnis. Itulah esensi Pasar Burung Satria sesungguhnya.
Hal lainnya adalah batu permata. Jika memasuki komplek pasar bagian utara, di sana terdapat ribuan batu permata yang ditempatkan dalam etalase - Vol. 1 8 J un -J ul 2011
45
communi t y
46
e nte rp ri s e
- Vol. 18 J un -J u l 2011
t
h i g h - ec h i n dex
SIAP NARSIS DIDALAM AIR Olympus TG-810 (10M)
S
ekarang kita bisa “bernasis” ria meski didalam air sekalipun, dengan bermodalkan 3jt-an, Olympus menawarkan kamera underwater hingga kedalaman 10 meter dengan hasil ketajaman dan saturasi yang “luar bisasa” di kelasnya. Olympus TG-810 (penerus Mju-8010) dirancang untuk disertakan dalam semua petualangan ekstrim, ke mana pun pergi, kamera ini shockproof, tahan air, tahan beku dan crushproof. Kamera ini dapat terendam hingga 10meter di bawah air, tahan jatuh dari ketinggian 6,6 meter, dan dapat beroperasi ketika suhu di bawah titik beku (14 derajat Fahrenheit; -10 derajat Celsius). Kamera ini memiliki konstruksi kedap udara yang tahan terhadap debu, kotoran dan partikel lainnya.
Kamera bersensor 14 Megapixel TOUGH TG-810 memiliki fitur 5x optical zoom lensa wide angle 28mm, prosesor gambar Olympus ‘TruePic III + , dan layar LCD 920.000-dot, 3-inch Super Precision HyperCrystal III. Selain itu kamera ini fitur dalam kamera Magic Art Filter, fungsi In-Kamera Panorama , mekanik Sensor-Shift dan fungsi stabilisasi gambar ganda digital dan Beauty Mode dan teknologi AF Tracking. Selaini itu, TG-810 dapat merekam video HD dan menawarkan output HDMI. Olympus TG -810 ini dilengkapi dengan GPS, kompas elektronik dan manometer bagi pengguna untuk menandai foto dengan informasi lokasi atau menangkap ketinggian atau kedalaman air di samping data lokasi dan peta koordinat - Vol. 1 8 J un -J ul 2011
47
front
of m i n d
Matthew K. McCauley Bekerja Dengan Rasa Cinta Oleh: Riana K. Liptak
U
sia boleh muda, 37 tahun, tapi Matthew K. McCauley telah duduk sebagai Chief Executive Officer dan Chairman of the Board perusahaan retail pakaian anak-anak besar di Amerika, Gymboree. “Saya sendiri sering lupa umur kalau sudah mengurus perusahaan dengan para direksi lainnya,” katanya sambil tersenyum. Maklum, direksi lainnya umur lebih setengah atau bahkan dua kali lipatnya dengan tanggung jawab sama yaitu mensukseskan perusahaan. “Jangan ingat umur kalau lagi meeting, nanti malah saya rikuh,” candanya. Tapi pada satu sisi, Matthew percaya dengan umurnya yang masih muda dapat melahirkan perspektif yang baru. Saat ini Gymboree sudah memiliki ‘anak cabang’ merk Janie and Jack, Crazy8, serta memiliki Gymboree Play&Music Programs yaitu kegiatan belajar dan bermain untuk anak-anak balita. Matthew bergabung dengan Gymboree sejak tahun 2001 dan mulai menduduki posisi CEO dan Chairman of the Board pada tahun 2006. Kariernya di Gymboree sebagai Vice President of Planning and Allocation, kemudian dalam dua tahun sudah meningkat menjadi Senior Vice President dan General Manager. Resep uletnya menapak karier adalah mencintai pekerjaan. Menurutnya kalau kita bekerja dengan rasa cinta maka kerja keras merupakan hal yang menyenangkan apalagi setelah melihat hasil kesuksesannya. kalau diminta memilih satu kata untuk menggambarkan dirinya, Matthew akan bilang, Passionate. Selain pekerjaan, the greatest passion adalah anak-anak dan agamanya. Pria lulusan Brigham Young University ini pekerjaan pertamanya adalah sebagai Framing House (pekerja
48
- Vol. 18 J un -J u l 2011
konstruksi bangunan rumah) kemudian bekerja di perusahaan sepatu, Payless. Sekarang ini Matthew membawahi 4300 pegawai dan 547 toko di Amerika dan Canada. Menurutnya, “Success is progress, so long as we’re moving foward.” Karena berpegang pada hal itulah, Matthew tak pantang menyerah menghadapi masalah dalam perusahaannya. Pria yang rajin membaca alkitab ini mengatakan banyak mendapat pelajaran bisnis dari ayahnya dan kecakapan berbicara dari sang ibu. Tapi satu hal yang paling tak disukainya dan dianggap sebagai keputusan yang berat adalah menutup salah satu tokonya. Biarpun menutup karna akan membuka toko baru yang lebih besar tapi rasanya sangat menyedihkan melihat karyawan-karyawan kehilangan pekerjaannya. “Saya bisa sedih dan kepikiran berharihari,” aku pendana tetap St. Jude’s Children Hospital ini. Bagi para karyawannya, sosok Matthew adalah sosok yang sangat sederhana selain pekerja keras. Saat akhir pekan, sering dihabiskan di rumah bemain bersama anak-anak atau mengendarai four-wheelers. Kalaupun berlibur, Matthew lebih memilih tempat yang tenang seperti di Phuket. Ingin tahu tempat favorit berbelanja pakaian? Marshall’s! Marshall’s ini adalah dept. store untuk yang menjual barang-barang bermerk dan pakaian rancangan disainer dengan harga sangat terjangkau bagi kalangan menengah. Matthew mengaku nyaman dengan pekerjaannya sekarang karena semua karyawan Gymboree sangat mudah diajak kerjasama, semangat dan penuh dengan ide yang brilyan. Dia sering meminta feedback dari segala divisi jadi kalau ada masalah cepat tertangani. Tak ada divisi yang dianak emaskan atau dianak tirikan. Besar atau kecil, terdepan atau di belakang layar, semua divisi harus sama rata diperhatikan.
a f te r
h o ur
Sri Mulyani
Calon Dari Asia
S
ri Mulyani resmi menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia sejak Juni 2010. Tidak terasa setahun sudah Sri Mulyani menduduki jabatannya. Sri Mulyani bertanggung jawab untuk Daerah Di Timur Tengah dan Afrika Utara. Perang yang terjadi di kawasan Timur Tengah sangat berpengaruh terhadap perekonomian, terlebih perang yang timbul sangat mirip dengan saat-saat penggulingan Soeharto di Indonesia pada tahun 1998. Sama seperti di Indonesia, di Mesir kaum pelajar juga menguasai perempatan Tahrir dipusat kota dan akhirnya menuju kota-kota lain. Dengan adanya revolusi tersebut maka akan terjadi juga perubahan kebijakan ekonomi. Seperti halnya Indonesia yang sekarang punya undang-undang anti korupsi, persaingan usaha, anti monopoli dan undang-undang pailit sebuah bank. Saat ini Sri Mulyani yang lahir di Lampung 26 Agustus 1962 malah sekarang santer dicalonkan menjadi pengganti Dominic Strauss Kahn, Direktur Eksekutif IMF yang tersangkut masalah karena percobaan pemerkosaan. Sri Mulyani yang pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia 2006 oleh Emerging Markets merupakan salah seorang kandidat dari negara berkembang, jadi akan sangat mewakili Asia. Ya‌ semoga saja‌
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
49
s neakpe e k satu menerimanya dengan posisi sama, produser acara berita pagi hari, Morning Glory. Disinilah cerita dimulai. Suasana baru, konflik baru, tantangan baru, terutama saat dia mendapat ide mengajak Mike Pomeroy kembali membawakan acara. Tak semudah membalik tangan, setelah berhasil membujuknya, muncullah konflik dengan Colleen Peck (Diane Keaton), pembawa acara senior juga yang dipasangkan dengan Mike Pomeroy. Rachel McAdams cukup berhasil kuat memainkan karakter Becky. Muda, ambisius, kocak, tapi tetap cantik. “Saya jadi ingat Anne Hathaway dalam film the Devil Wears Prada,” kata sang penulis naskah, Aline Brosh Mckenna yang juga menulis naskah untuk film itu. “Meski karakternya kadang terlihat bodoh tapi mereka berdua memainkannya tetap terlihat cantik dan menawan.” Rachel dan Harrison Ford pun mendapat pujian di film ini. Tapi yang paling dipuji dari para kritikus film adalah Diane Keaton yang bermain sangat bagus dan natural. Apalagi saat melihatnya beradu akting dengan Harrison Ford yang digambarkan sebagai sosok pemarah dan keras kepala.
“What’s the story, Morning Glory.” Oleh: Riana K. Liptak
F
ilm komedi (cukup) romantis ini memotret dunia televisi. Dunia yang selalu hidup 24 jam dalam memburu berita. Dengan menyorot sosok cewek muda yang sedang membangun karirnya, Becky Fuller, melakukan apapun agar sukses dalam pekerjaan. Salah satunya, nekat mengajak pembawa berita senior legendaris, Mike Pomeroy, untuk kembali membawakan berita di acara paginya. Becky Fuller (Rachel McAdams) digambarkan sebagai sosok produser yang ambisius dan mencintai pekerjaannya. Sayang dia bukan mendapat kenaikan jabatan saat dipanggil oleh sang pimpinan tapi justru didepak dan digantikan posisinya oleh orang lain. Maka Becky pun melayangkan surat lamaran ke berbagai stasiun televisi hingga akhirnya salah
50
- Vol. 18 J un -J u l 2011
Jeff Goldblum yang bermain sebagai Jerry Barnes dan Patrick Wilson sebagai Adam Bennet yang menjalin cinta dengan Becky Fuller malah terlihat seperti tempelan. Karakter mereka tenggelam oleh akting ketiganya. Bisa dibilang, Wilson terselamatkan oleh tampangnya yang sedap dipandang di film ini sehingga cukup nyangkut di kepala penonton. Roger Michell, sutradara film-film serius dan dokumenter macam Venus (2006), Enduring Love (2004), Changing Lanes (2002), ), serta Best of Bowie (2002). Satu film komedi romantis yang sukses dari tangannya, Notthing Hill (1999), film inilah yang membuat dirinya bersemangat kembali menggarap Morning Glory. Bagi penonton yang akrab atau paling tidak, mengerti dunia kerja di stasiun televisi, ditanggung terbahak menonton kesibukan dan kepanikan Becky dan karyawan-karyawannya. Sedangkan bagi yang awam, barangkali pada awal kemudian tengah film sedikit bosan karena adegan penggambaran pekerjaan Becky yang terlalu bertele-tele. Beruntung dapat terhibur tampang cakep Rachel mcAdams dan Patrick Wilson serta akting bagus duet senior Harrison Ford dan Diane Keaton.
- Vol. 1 8 J un -J ul 2011
51
52
- Vol. 18 J un -J u l 2011