\--wffi*gmr*
t
ffi
'0)
:-
.,a
a E 0
q
KJR.A$'R&E}AKSK llara mahasiswa UNS sebelum angkatan tahun 1990 mengingat burri ternpat kita menempa diri dan mcntlapat -F mungkin sempat melihat peluncurair perdana rnajalah kan segenap pengalaman" Tanpa menampikkan kebemahasiswa KOMPONEN, yang setelah ditunggu-tunggu radaan kampus UNS lainnya, seperti Pabelan, Manahan, ternyata tidak aftan pernah lagi menampakkan dirinya. dan Kebumen, kami berharap KENTINGAN dapat Sejak itulah kita semua kembali rnendambakan hadirnya nrerefleksikan keberadaan kampus kita tercinta. sebuah penerbitan mahasiswa tingkat universitas.
Bagaimanapun kegagalan
telah jadi pelajaran tersendiri ketika se-
Ko
rv{ p
o NE
N
re
r s eb u
r
..
n
"
ln"',1,1'
jumlah aktifis pers ma-
memaksa kami surut.
Lahir sebagai suatu se-
payakan berdirinya penerbitan universitas de-
nyawa yang utuh dalam
idc, visi dan misi, karni tidak membiarkan tumbuhnya faksi-faksi da-
ngan mernbentuk Forurn Komunikasi Pers
Anlar Fakultas pada DesemMirhasiswa
lam tubuh kami.
ber 1992.
tuknya
Akhirnya inilah karya perdana ,yang dapat kami persc:mbahkan
psr-
kehadapan sidang pemSeliagian dari Wadya Bala Kentingan
kcpengurusan
Lembaga Pe nerbitan Mahasiswa [Jniversitas Scbclas Maret (LPM UNS) pada candra kedua rahun 1994. Bagaimanapun kami tidak dapat mclupakan dukungan yang telah diberikan para aktifis penerbitan mahasiswa yang ada di UNS.
Lantas, kenapa harus KENTINGANI yang karni pilih untuk menarnai majalah ini? ,{da b,eberapa alasan, namun yang mendasar adalah kami berharap bahwa kita sebagai
rnahasiswa Llnivcrsitas
betapapun
hal itu tidak dapat
lakultas yang ada di l.lNS kembali mengu-
Akhirnya
dalam sebuah masyarakat akademis seperti
ini. Namun
hasiswa dari pelba gai
jalanan panjang yang mele.lahkan berbuah jrgu dcngan terben-
T.T:'rff l?T:l;H:l :"ffi :ff :1r*,:t1n
Sebe
las Maret akan
selalu
baca sekalian. Sebagai
lembaga
pcncrbitan
yang rncnriiiki komitmen untuk senantiasa meningkatkan mutu sajian, tcntu saja karni sangat mengharapkan masuknya kritik dan
saran dari Anda. Semoga obsesi
menjadikan
KENTINGAN sebagai wadah dan media yang independen, kritis dan mampu menampung segenap aspirasi dan idealisme mahasiswa bukan lagi angan belaka. Dan ini butuh dukungan bersama. Jadi ... kenapa tidak dirnulai dari sekarang saja. (**)
Redafui
KENTTNGAN NO. LltJULItil 1ee4
03
\.,-
SAJIAN lrJ-
SWARAMEREKA
EDITORIAL FOKUS
UTAMA
9
Di tengah ramainya berbagai diskusi,
AR.TIKELUTAMA
suksesi kepemimpinan nasional tetap
15
pantas digelindingkan. Terlebih untuk
mematangkan dan mengkondisikan masyarakat pada suksesi yang banyak
pengamat diyakini bakal terjadi tahun 1998.
APRESIASI
SENTILAN
KENTRUNG KENTRUNG
BIDIK 2O
Dengan predikat kota budaya dan pariwisata, lengkap dengan dua keraton peninggalan kerajaan mataram, penanganan dan perhatian terhadap berbagai warisan budaya yang bernilai sejarah tinggi terasa mengenaskan. Komitmen setengah hati
pemerintah daerah yang digelayuti rangsangan ekonomi tampaknya masih harus didukung semua kalangan masyarakat.
Q(
xnvuNceN No. o
UJULu
t lee4
KOLOM
37
52
SAnalq AJ-
4L
44
F'HGEJR
s4
OPNNI F'OKUS KHIJSUS
4S
SEKTTARKTTA
33
Bagaimana sebenarnya harapan mahasiswa
UNS terhadap proses pemilihan ltektornya . Setelah merayakan Dies
Natalis ke
18
masih perlukah UNS dipimpin "orang luar"?
56 LTNTASKAMPUS
Apakah tidak ada "orang dalam" yang cukup memenuhi klasifikasi untuk
memimpin Universitas Negeri muda ini?
s8
UNXKH}OT
Kredit Foro; Budi Nug, Basnendar, Adi Nugroho Humas UNS, Tempo, Detik, Editor, Kompas,
SERAMBI
26
Mahasiswi Jepang mempelajari sejarah Jawa ini mengaku betah tinggal di Solo,
terlebih lagi ia berharap menemukan cowok ideal yang punya tipe seperti Ken Arok.
KULIT M{JKA: B.A.SNtrNDAR
F{ KENTTNGAN
No. 1ltJuutil tW+
ff J
WARAMEREKA BOBOT ILMIAH PLUS HUMAN INTER-EST Kami merasa sangat
gembira dan bangga dengan lahirnya maja lah Universitas Sebelas Maret "KENTINGAN" yang sudah lama dinantinantikan. Penerbitan yang sudah tentu ikut menyemarakkan media
komunikasi yang telah banyak terbit ditiap-tiap fakultas maupun jurusan/ program studi. Penerbitan majalah sebagai suatu sarana didalam sebuah Universitas adalah mutlak perlu dalam arti sa-
-Koleksi buku-buku ilmu pengetahu-
an yang
berkembang, seharusnya
mengikuti perkembangan zaman sehingga peran perpustakaan sebagai pustaka mahasiswa dapat benar-.benar terperan. -Menambah jam layanan pada waktuwaktu senggang mahasiswa menjadikan mahasiswa yang suka usil buka
buku dapat memanfaatkan
Peran
perpustakaan.
Nah, untuk menjaga agar tidak
belakangan ini tidak seharusnYa ditanggapi pihak berwcnang dengan kekerasan yang diiringi ketakutan. Justru sebaliknya, angkat jemPol. Ternyata mahasiswa bukan sosok in-
dividual yang cuma seorang kutu BPK, bisu dan cuek dengan lingkungan namun sosok muda dengan kepedulian sosial full. Biarpun dilain
pihak, memang benar, AKSI bukanlah satu-satunya penyelesaian yang terbaik dan
menyelesaikan
terjadi kelangkaan pengunjung per-
masalah.
terbitnYa rnajalah "KENTINGAN" ini dapatlah direalisasikan akselerasi perkembangan pers mahasiswa dalam mendukung peningkatan pengembangan
pus, perlu kiranya direhab pcnampi-
Nama & Alarnat pada redaksi
UNS dalam
salahan bebas.
ngat dibutuhkan. Sebagai
majalah khusus kampus, ia diharapkan mem-
punyai porsi bobot ilmiah lebih dari
majalah-majalah umum, walaupun dapat juga berisi hal-hal lain yang dikemas secara manis, etis dengan bumbu- bumbu human interest.
Masalah konvensional yang sekontinuitas terbit dan pengadaan dana. Mengenai hal itu hendaknya pengelola sudah siap dengan kiat-kiat pengata-
ring dihadapi adalah
sannya sebagai latihan pengembangan minat dan bakat dibidang pers umum, dan pers karnpus kiru susnya.
Semoga dengan
melaksanakan. Tri
Dharmanya.
Mahasiswa Faperta'93
Rektor UNS Prof. Dr. Koento Wibisono Siswomihardjo
BRAVO UNTUK AKSI MAHASISWA
PERPUSTAIL{{]\KU YANG MAI-ANG Kemunduran perpustakaan pusat UNS bukan semata-mata kesalahair dari Buku Pegangan Kuliah, tapi dapat dilihat dari beberapa faktor , diantaranya:
0
6
KE|{uNGAN No
lan yang monoton dan perlu juga untuk mahasiswa menjadikan perpus sebagai student ccnLcr atau ajang diskusi-diskusi kccil dengan perma-
"0I
tJuut It 1ee4
Aksi Mahasiswa merupakan sebuah sarana untuk mengemukakan segala uneg-uneg yang ada dihati dan diotak. Mahasiswa sebagai civitas akademika tetap tidak bisa lepas dari sosok yang bertanggung jawab, demokratis dan jiwa yang optimis. Adanya beberapa aksi mahasiswa
MARU SEBACAI CENDEKIA MUDA Kegiatan OSPEK atau ,.iuga kemah keakraban mcrupakan' suatu proses yang senantiasa dialani olch mahasiswa baru. Di dalamnva acla
rintihan, kobosanan dan scnyun.l kebahagiaan. Berhasil tidaknya proses ini sangat berpengaruh pada kader yang diproscs.
Kegiatan ini merupakan sebuah proscs yang mengh4ntarkan clan monghubungkan maru yang eks SMA dengan sosok cendekia muda. Sccara umum, proscs ini sangat perlu bagi
perkembangan psikologi tapi st'cara
WARA MEREKA khusus banyak penyelewengan yang terjadi, seperti ospck yang mcnekan jiwa, jadi ajang mcncari pauror para senior dan pclecchan atak kcpolosan mantan anak SMA. Harus kegiatan difokuskan pada
bentuk yang mengetes kepedulian sosial, yang merangsang respon. Gojlokan memang perlu tapi penumbuhan kreatifitas juga ngga kalah penting, yang tidak sebatas pada nyanyi atau main sandiwara, tapi belajar untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat. Misalnya dengan memberikan mimbar bebas. Pola ospek dari
tahun ke tahun tidak harus sama kan? Kreatiflah dan biar ngga mudah ditebak maru. Eks Maru '93 yang prihatin Nama & Alamat pada redaksi
KRITIS DAN ILMIAH Selamat atas terbitnya majalah Kentingan, semoga mampu memainkan fungsi dan pcran pcrs mahasiswa sebagaimana mestinya.
Bersikap kritis
dan ilmiah da-
lam penyampaian informasi. Lestarikan nilai-nilai perjuangan dan hadapi segala rintangan.
Jayalah pers mahasiswa!
!!
Rommy l'ibri Sekjcn PPMI
"Reaksi" Sipil Unhas ngucapin selamat dan suksss atas terbitnya edisi perdana Kentingan, moga-moga bukan edisi pertana dan terakhir.
Gerombolan Redaksi REAKSI SIPIL UNHAS Selamat dan sukscs atas usaha
untuk rnenertritkan Kcnl,ingan. Scmoga dapat terus turnbuh berbunga dan harum baunya.
Widya Arwien Dianta FPBS Kampus Ketintang IKIP Surabaya
KENnNGAN No.
qltruutil tee4
07
E L-- DITORIAL Seperti stabilitas politik, kehidupan ekonomi yang membaik, Pembangunan yang berjalan, pendidikan Yang baik dan sebagainYa'
Sehingga wajar
BETAIAR TEIARAI| r
A
da vans naik dan turun. Karena
uu-i
i-
,odu masih akan terus
enggan membicarakan
Soksi
berputar. Tapi masalahnya selalu tak semudah memutar roda kemudi. Ada
Suhardiman sampai mengibaratkan suksesi bak melahirkan baYi Yang
banyak tabu, ada banyak daerah tertutup, ada selalu orang Yang tak suka bicara terbuka. Ada banYak
perdarahan. Kekhawatiran semacam
kepentingan dipertentangkan.
Berawal lima tahun silam, isu suksesi terus menggelinding' Berba-
berarti ada suasana krisis
dan
ini memang wajar bila melihat munculnya berbagai macam skenario politik yang menggambarkan proses kedua suksesi kepemimpinan nasional republik ini. Ini semata kece-
gai
penafsiran pun keraP bermunculan tiap kali Presiden Soehar-
masan akibatnya minimnya pengalaman suksesi yarrrg damai dan
to, selaku orang yang menjadi fokus pembicaraansuksesi, mengeluarkan pernyataan yang lebih sepatah-patah dan selalu menyiratkan makna lain. Bicaranya sering ditafsirkan sebagai sebuah bahasa isyarat yang amPuh
konstitusional.
untuk membuka atau
menengahi
polemik yang tengah berkembang di masyarakat.
Cukup ironis memang. Selama hampir 49 tahun sejarah republik ini kita selalu tergantung pada dominasi kharisma dua orang pemimPin, Soekamo dan Soeharto' Padahal dominasi seorang pemimpin negara bisa
berakibat mengaburnYa
sistem
penyelenggaraan pemerintahan nega-
Teori Satio Piningit
(Putra mahkota yang masih disembunyi kan)
ra
Indonesia, sebagaimana Pernah
Juni lalu kembali merebak
terjadi dalam 20 tahun Pertama kemerdekaan kita. Namun, entah mengapa, kita seolah tak Pernah
dalam suatu pertemuan di TaPos' Bogor, bahwa jika presiden berhalanBu maka wakil presiden otomatis
belajar dari sejarah sehingga ketergantungan terhadap kharisma seorang pemimpin besar Pun terulang
menjadi presiden. Rasionalisasi yang
tagi dalam tiga dasawarsa terakhir
wajar dan
ini.
setelah kaPkan Presiden Soeharto mengung
konstitusional karena
memang demikian adanYa tercantum dalam UUD 45. Namun Yang Perlu
diingat disini adalah bahwa wakil presiden melanjutkan tugas-tugas presiden yang berhalangan tersebut hanya sampai akhir periode.
Q
$
Bagaimanapun daPat dimengerti bersama bila pada permulaan berdirinya Orde Baru kita masih berada dalam kondisi traumatis yang cukup
parah, sehingga seolah kita ingin "membalas" apa yang tidak pernah tercapai dalam orde sebelumnYa'
rnt rnwcnN No. ottJuut It 1994
dalam suksesi,
disamping adanya perasaan kurang
5sfslumnya, melanjuti konsep
satio piningtt Ketua
jika
periode awal Orde Baru kita masih
santun dan kurang enak, banYak orang yang masih ingin menikmati hidup tenang dan nyaman. Namun setelah lima periode kepemimpinan nasional berlalu dengan orang yang sama, kita masih juga berada dalam realitas politik yang eftggan membicarakan suksesi secara terbuka. Disamping ironis, ini jelas merupakan fenomen politik yang unik bagi sebuah negeri yang rnengaku menga-
nut Demokrasi
Pancasila sebagai
pedoman kehidupan bcrnegaranYa.
Padahal sistem dan mekanisme suksesi sudah tersedia sojak 20 tahun lalu. Terlepas dari perdebatan yang
IIl 1973 telah mengatur Pemilihan presiden dan wakilnYa. Meski mekanisme tersebut belum teruji ada didalamnya, Tap MPR No.
dalam proses suksesi figur pemimpin
nasional kita karena Perangkat aturan itu hanya diguna kan untuk memperpanjang Posisi Soeharto sebagai presiden.
Setidaknya, kenapa
kita
tidak
sedikit belajar dari sondiri, rnelihat pclbagai akibat ketergantungan bangsa ini hanYa pada pemimpin besarnYa Yang kharismatik. Kenapa tidak mendiskusikan suksesi Yarrg damai dan tanpa sstetes darah PUn, sebasejarah bangsa
gaimana yang sudah sering dilakukan untuk tingkat-tingkat kepemimpinan dibawah. (**)
OKUS UTA}IA
gUK0Egl !998
3
SUATU PERSPEKTIF
Dalam dinamika kehidupan politik Indonesia, yang menganut sistem demokrasi Pancasila, seharusnya masalah suksesi kepemimpinan nasional merupakan soal yang biasa dan alamiah. Namun karena nyaris tidak adanya pengalaman pergantian kekuasaan nasional dalam catatan sejarah negeri ini, maka persoalan suksesi di Indonesia -menurut Amir Santoso- "Masih belum terbuka, padahal hal itu merupakan elemen terpenting dalarn menumbuhkan iklim kehidupan demokrasi di Indonesia". Alasan mendassr kenapa kita membicarakan persoalan
harus
ini karena keterbukaan kitu memperbincangkan hal itu akan
suksesi
membedakannya dengan sistem politik yang otoitaian, bukan karena
kita bersikap anti atau oposisi
terhadap mereka yang saat ini quo negei yang
memegang stutus
hampir genap berumur setengah abaQ
juga bukan karena maksud
negatif
lainnya.
Tujuan sesunguhnys adalah untuk membahas banyak hal yang berkaitan dengan masalah : mengapq perlu ada peryantian kekuasaan sec&ra darnai dan konstitusional, apa kaitan prosedur tersebut dengan demokrusi dan mengapa hingga kini kita belum s empqt melaksanakannya.
KENmNGN'I NO.
qltruutil 1*O
09
OKUS UTAMA KATA SUKSESI,
yang
berasal dari bahasa lng-
usulan
Dr. Amien Rais tentang
rumusan kriteria untuk suksesi 1998.
gris
succession, kali pertama ramai 4i61.urakan di bulan April 1989. Waktu itu baru genap setahun Soeharto dilantik sebagai presiden republik ini untuk
kelima kalinya. Awalnya
adalah ketrka Sudomo, pejabat bermasalah
itu menjabat Menko Polkam, melontarkan perlunya disiapkan konsesus nasional untuk meng-
yang ketika
hadapi Pemilu 1992 dan Sidang Umum MPR 1993, seandainya
dingkan sejak dini. Dalam wawancaranya dengan Detik, ia berpendapat "Saya yakin kalau ada
Pendapat sopan santun politik
tidak etis
yang menganggap terlalu dini membicarakan suksesi ketika pemimpin yang ada masih mengembhn amanat MPR, sebagian
dan
dialog nasional yang terbuka, transparan, jujur dan demokratis, pasti akan muncul pemimpin yang paling bisa diterima semua pihak. Apakah namanya Habibie, Mcgawati,
diantaranya Menko Polkam Soesilo
Rudini, Emil Salim, Tty atau Harmoko itu terserah. Asal lewat
Soedarman dan Menpen Harmo ko.
dialog nasional yang panjang. Jadi
Namun Kapuspen ABRI Bigjen
kita jangan fanatik pada seseorang".
besar berasal dari kalangan peja bat,
Syarwan Hamid, yang khusus berbi-
cara dengan wewenang
Pangab
Dalam pertemuan dengan Dr. Arief Budiman
muncul lebih dari satu orang calon
Jendral Feisal Tanjung, justru me-
Kentingan,
presiden. Sudomo
nganggap wajar, bisa dan boleh saja membicarakan masalah suksesi.
mengatakan bahwa mgmang suclah saatnya suksesi dibicarakan secara
meminta maaf kepada Presiden atas ucapannya tersebut, namun tak urung
"Asalkan sesuai aturan," tarn-
Meski kemudian
itu telah membangkitkan diskusi hangat seputar spekulasi yang banyak berkembang bahwa Pak Harto bakal tak bersedia lagi dicalontaran
lonkan sebagai presi den pada SU MPR 1993. Dan yang ter-
terbuka karena bahnya. Menurut jendral bintang satu
nanti telah lebih dari 30
tersebut soal suksesi justru tidak ha-
memegang tampuk kekuasaan.
perkara etis tidaknya tergantung dari cara membicarakannya. Lanjutnya,
"Orang akan bosan apabila satu
orang pimpinan menjabat dalam kurun waktu y^ng sangat lama. Sehingga
wajar apabila orang menginginkan adanya
perubahan
secara
sosial,"
ujar dosen pasca sarjana UKSW tersebut.
aklamasi bulat terpilih kembali menjadi presi-
Namun
den RI sampai 1998.
ditambah-
kannya, "Masih sulit rncrnproycksikan sukscsi lahun 1998 nanti.
Sejak itulah sukse-
si menjadi
199it
tahun
nya dipersiapkan sekarang dan
bukti justru Pak Harto kembali menjadi calon
tunggal yang
kepemimpinan
nasional yang sekarang pada
santapan
Minimal satu sctcngah tahun mcnda-
menarik pelbagai forum diskusi, baik yang dilakukan secara ilmi-
tang baru bisa dilihat
ah-formal sampai yang
jelas".
diobrolkan santai di-
!
warung kopi, meski inti
persoalan dari
suksesi
itu sendiri sampai
saat
Presiden Soeharto
ioi puo tidak banyak beranjak.
Artinya kita lebih sering membahas etis tidaknya suatu proses suksesi diperbincangkan, dari pada kita persiapkan segala sesuatunya secara dewasa. Atas pertimbangan etis pula
ketika Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun lalu akhirnya menolak
10
KENruNGA
di depan SU MPR.
pertanggungjawabannya
dianggap formalitas belaka
I No.olruunlee4
"Saya kira sepanjang waktu harus kita
persiapkan. Tapi soal suksesi kepemimpinan nasional sudah ada lembaga yang bertugas mengaturnya".
Sementara
Amien Rais me-
nganggap bukan berarti kita nggpge mongso ingin mendesak-desakkan
sesuatu yang belum waktunya jika soal kepemimpinan nasional digelin-
amien Rais juga
mengedepankan ke'mungkinan yang ter-
jadi bila suatu elite
terlalu lama berkuasa,
sepcrti
lahirnya kultus individu akibat rasa hormat dan
sebagai cinta yang
berlebihan serta tidak berani menoleh figur lain. Bila suatu kelompok elite terlalu lama memerintah juga akan terjadi penumpulan
visi dan kreatifitas serta akan
me-
FOKUS UTAMA nyakini dirinya sebagai personifikasi stabilitas dan eksistensi negara.
suksesi terjadi sebelum tahun 1998,
dan demokratis. Mengutip pendapat Amir Santoso, bahwa setiaP bangsa
dengan alasan konstitgsi
Iendral (Pum) Soem.itro j,tga menegaskan perlu bangsa Indonesia
bersikap rasional dan
realistis, artinya bila bicara tentang kekuasaan
maka harus ada batasnya, untuk membedakan dengan Tuhan Yang
Yang
memungkinkan terjadi hal itu lewat
memilili Pengalaman dalam pelaksanaan suksesi dan Indonesia dapat dikatakan tidak memang harus
sidang umum istimewa MFR. "soalnya kita tidak bisa mencari
memiliki pengalaman itu. "Karenanya perlu persiapan untuk melaksanakan suksesi secara damai. Tegasnya perlu
kemungkinan lain diluar ketiga itu," tegasnya padaDetik.
kehati-hatian," katanya.
Ketiga mashatr Yang
Maha Esa.
dike-
mukakan Amien memang skenario
Menyambung pendapat Perlu-
"Kearifan seorang pemimpin saja tidak cukup. Wsdom tidak bisa diharapkan terutama bagi negara berkembang. Karena kekuasaan memiliki kecenderungan semakin kuat semakin membesat," tegasnya pada Editor.
Sedikit berbeda dengan Arief fgdimap, pangamat politik FISIP UI Dr. Amir Santoso mengatakan bahwa
jaog- menganggap semua persoalan besar bisa diselesaikan dengan mengganti kepemimpinan nasional.
Menurutnya, "Memang
betul
presiden merupakan penanggung jawab jalannya pemerintahan, tapi ada betul asumsi bahwa semua persoalan itu, seperti dibidang ekonomi, sosial dan adnoinistrasi negara, penyebabnya satu orang itu
saja. Juga apakah kalau presiden diganti maka semua kelemahan akan bisa diselesaikan. Sebab bisa jadi
penggantinya jsutru tidak
bisa
menyelesaikan persoalan".
"Jadi menurut saya, kita tidak boleh menjadikan masalah suksesi
faktor
untuk menuju pada perubahan sosial. Tapi harus juga diperhitungkan faktor-
sebagai satu-satunya
faktor lain," jelas Amir
pada
Kentingan.
Mengingat pengalaman historis,
Indonesia memang baru sekali mengalami suksesi kepemimpinan nasional yaitu dari Bung Karno ke Soeharto. Banyak kalangan ya g was-was karena memperhitungkan pengalamsl yang minim itu dalam mempersiapkan suksesi yang matang
Suasana Sidang Umum MPR, 60o/o anggotanya diangkat pemerintah
nya kewaspadaan tersebut, menurut Ariel Heryanro justru tidak ada alasan untuk mengkhawatirkan suksesi di Indonesia akan mengalami hal-hal
suksesi yarlg konstitusional, yang masih mendasarkan proses terjadinya
suksesi berada dalam jalur mekanisme yuridis formal. Presiden
besar, seperti revolusi misalnya. Soeharto sendiri j,,gu sudah Tambahnya, "Apa yang terjadi di rnengemukakan tidak perlu mem' tahun 65-66 . itu memang sudah permasalahkan suksesi karena sistem terlihat dari semula, bahwa ada dan mekanismenya sudah acla dan ancaman. Kalau masa sekarang
tidak melihat alasan untuk
saya
itu".
mantap, yaitu Tap MPR. No.
lll
1973'
Ketetapan MPR tersebut memang boleh dibilang sudah mantap karena
itu Amien Rais selama ini juga sudah, digunakan mengungkap adanya 3 mashab yang untuk lima kali pernilihan kembali berkembang saat ini mengenai Soeharto sebagai presiden. Sementara
suksesi. Peftanta, mashab yang tidak percaya akan ada suksesi pada tahun
Apalagi bagi Arhi
Sanit
L998 dengan alasan utama kondisi perangkat suksesi itu rnerupakan fisik Soeharto yang masih mungkin produk MPR yang kurang represenuntuk terus berkuasa sampai tahun tatif, dimana anggota MPR yang 2003. Kedua, mashab yang percaya dipilih rakyat hanya 40 7c, sedang suksesi akan terja di pada 1998 sisanya 60 Vo diangkat pemeriniah. secara konstitusional dan damai. Hal itu rnasih ditarnbah lagi dengan o/o tersebut Terakhir, mashab yang berharap agar sistem pemilihan yang 4t) KENmNGAN No.
|LtJuutil1ee4
f I
OKUS UTAMA perwakilan yang sesungg'hnya. "Ka-
satu orang dan masih mengandaikan dominasi kekuatan kharismatik Soeharto sebagai pembimbing
re' rlya mekanisme sUksesi yang
suksesi yang aman. Pertama, skenario
ah ada sekararg memang riskan,"
yang aman menuju masyarakat sipil
sudah diatur sedemikian rupa sehing-
ga kurang menggambarkan kondisi
rs
Arbi padaEditor.
Pengamat Politik UI tersebut ga meyakini model suksesi kepeimpinan nasional mendatang akan renentukan pembaharuan format
rclitik. Meski reformasi itu masih 'arus ditentukan oleh berbagai rnu'rgkinan, seperti keterlibatan
Fresiden Soeharto,
dukungan pemimpin sipil,
masyarakat pada imbangnya kekuatan kelompok-kelompok militer fanatik dan moderat
terhadap dwi fungsi ABRI, serta meningkatnya kemampuan partai politik.
Arbi jugu membuat
analisa
tentang skenario suksesi mendatang yang prosesnya digantungakan pada
dimana Soeharto memberi peran aktif untuk merancang dan melaksanakannya. Kedua, suksesi
y^ng aman tapi tetap dibawah dominasi militer, yang mana kelompok militer
moderatlah yang
menerima tongkat
estafetnya.
Presiden Soeharto dalam skenario
kedua
ini
masih berperan untuk
mengamankan dan mempertemukan kelompok-kelomp-ok militer.
Skenario ketiga adalah sukscsi yang tidak aman karena Presiden Soeharto berhalangan mengambil bagian, dimana kelompok militer moderat akan bekerja sama dengan pimpinan sipil. Keempat adalah skenario suksesi yang berlangsung tidak aman untuk mempertahankan
dominasi kekuatan militer, dimana kelompok militer fanatik yang akan
menerima tongkat kepemimpinan. Dalam skenario terakhir ini Presiden Soeharto juga tidak ambil bagian karena berhalangan.
Jadi bagaimanapun, persoalan suksesi kepemimpinan nasional mendatang bagi negeri adalah ujian
yang sulit. Karenanya
haruslah
menjadi kesepakatan, kemauan dan usaha politik kita bersama untuk menempatkan kepentingan dan kese-
lamatan bangsa
di
atas segalanya.
Juga tak dipungkiri lagi soal suksesi
akan semakin mendalam merasuk dalam dinamika politik bangsa ini. (putri bawa lestari dari laporan Kris, Hening, Edy Darmoyo, yang dihimpun dari berba gai sumber)
RIWAYAT ''SUKSESI'' DI II{DONESIA Proses peralihan kekua-
saan dari Soekarno ke Soeharto yang dilatarbelakangi terjadinya peristiwa G 30 S/PKI dan lahirnya Supersemar hingga saat inipun masih "buram", yang salah satunya disebabkan raibnya Supersemar sebagai bukti otentik terjadi kekuasaan tersebut. Isi
Supersemar, yang . antara lain memberikan wewenang kepada Jendral Soeharto untuk mengambil segala tindakan y^ng diperlukan untuk menjaga ketertiban dan mengam3fl631 revolusi, "seolah-olah"
mengukuhkan Soeharto sebagai pemegang, status quo yang membuatnya lebih dari sekadar seorang jendral yang berada di tempat dan saat yang tepat telah menempatkan
12
KENnNGAT,T No.
ouJuutil Iss4
dirinya diatas semua jendral. (Liddle, 1992:35)
Orde Baru selama hampir
30
tahun dibawah Soeharto boleh dikata
merupakan masa kepemimpinan yang panjang, yang selama itu pula proses pencalonan presiden, proses "perpanjangan" kekuasaan Soeharto dan juga usaha-usaha illegal untuk menggantikan kepemimpinan presi-
den merupakan hal yang unik di negeri ini. Karena meski negeri ini menganut paham demokrasi tapi dalam hal kepemimpinan, kita masih memegang teguh paham pathemalistik yang merupakan warisan dari
presiden. Dan satu kali suksesi dalarn suasana krisis yang mengawali berdirinya pemerintahan Orde Baru tidak bisa dijadikan pengalaman yang
cukup. Sementara dalam sejarah Orde Baru adanya sejumlah nama yang pernah "dicalonkan" atau "mencalonkan" sebagai presiden RI,
seperti Sawito Kartowibowo, Judil Herry, Darius Marpaung Pangeran Diponegoro VI, Rudini, Ali Sadikin, Guruh Soekarnoputra dan Noorman, tentu saja tidak bisa dijadikan "pengalaman serius" untuk mempersiapkan suksesi yang damai dan demokratis.
raja-raja Jawa.
Dan dalam mencalonkan diri Hampir 49 tahun
Indonesia
merdeka tak pernah sekalipun MPR mencalonkan lebih dari satu calon
sebaga kepala negara agaknya belum
ada yang seaneh kasus
Sawito
Kartowibowo, yang berkaitan dengan
OKUS TJTAI\4A tah dan
menolak dicalonkannYa
kembali Soeharto sebagai Presiden RI. Statement tersebut meruPakan antiklimal<s dari gerakan maha siswa 78 dengan dibekukannYa Dewan Mahasiswa diseluruh kamPus Pada
Februari 1979 dan
pemberlakuan
NKK/ BKK.
Aksi menuntut suksgsi
terjadi
lagi dengan Kampanye GolPut Pada Pemilu 1992 diYogyay^ngsalah satu
Sawito diadili dengan tuduhan subversil rahun 1 976 perkara klenik politik dan subversif rencananya akan diserahkan Pada Soeharto. Isinya antara lain mekarena dalam kasus ini Sawito yang
Hatta, Hamka, Mayjen (purn) Ishak bjuarsa, TB Simatupang dan Kar-
nyebutkan Presiden menYerahkan kekuasaan kepada Bung Hatta, Yang dibalik itu masih ada Surat Pelimpa
dinal Justinus berusaha
han Kekuasaan
melibatkan tokoh-tokoh
seperti
meng-
gantikan kedudukan presiden Soe-
II
yang isinya berupa
pelimpahan kekuasaan
dari
Hatta
spanduknya b'erisi "GolPut atau pergantian pengtaso, OkeY?", Yang berakhir dengan ditangkaP dan diadilinya 2 mahasiswa dengan jerat pasal harzat artikelen. Dan tragis lagi dengan aksi FAMI (Front Aksi Mahasiswa Indonesia) di Gedung
MPR/ DPR, yang meski tak menyinggung suksesi dan hanYa menuntut pertanggungiawa$an presiden dalam Sidang Istimewa MPR to&
akhirnya aksi itu harus berurusan dengan "hukum keadilan". Kini 21 mahasiswa
harto secara illegal. Kisah ini dimulai tahun 1972 setelah Sawito merasa mendapat wangsit di Gunung Muria
berasal dari
dalam suatu lelono broto ditengah malam.
Lewat wangsit itu dia mengaku mendapat mandat sebagai ratu adil ya"g berhak atas tahta di Indonesia. "Perjuangan" Sawito dilanjutkan dengan menemui tokoh-tokoh
nasional, dimana
ia selalu mem-
Karena mes,ki negeri ini menganut paham demokrasi tapi dalam hal kepemim .p,inan; kita masih memegang teguh, p$ham pathernalistik,yang,ru-â&#x201A;Źru,,,pakanwarisandari raja-raja Jawa.
bicarakan keprihatinannya terhadap
kondisi sosial politik, kemerosotan moral, kedaulatan . hukum yang dilecehkan penguasa, dan sebagainya. Selanjutnya Sawito membuat dokumen "Menuju Keselamatan, yang karena tidak berbau makar maka para tokoh itupun membubuhkan tanda tangannya, serta dokumen berjudul "Pernyataan,
a Sawito.
perguruan tmggl harus mendekam 6 bulan di penjara.
Kasus Sawito yang terjadi antara tahun 1976 sampai menjelang SU MPR 1978 boleh iadi merupakan "batu ujian" bagi kelangsungan kepe-
Nah, barangkali dari kronologis singkat tentang "riwayat suksesi" di Indonesia tersebut kita bisa belajar
mimpinan Soeharto, apalagi dengan
dari sejarah bagaimana
perjalanan kekuasaan dan suksesi di negeri yarlrg berumur hampir setengah abad ini. (krUpbl)
Namun yang dianggap paling subversif adalah naskah "Surat
adanya gerakan mahasiswa 77-78 yang semakin menunjukkan keradikalannya. Dimotori Dewan Mahasiswa ITB, pertemuan Dewan Mahasiswa Se Indonesia pada 28 Oktober 1977 mengeluarkan state-
Pelimpahan Kekuasaan"
ment keras yang mengecam pemerin
Mundur Untuk Maju
Lebih Maaf Pemberian bagi Sempurna dan Almarhum Bung Karno".
yang
sebenarnya
KENnNGAI,I NO. |ttIULIlIl 1994
I3
OKUS UTAMA dalam masyarakat akan selalu membuka peluang dcnrokratisasi
a3 erka.lran cicngan Proses I3 sukesr nnenciatang, kita sudah sepakat elengan UUD E5 dan perangkat aturannya, yang rnenetapkan presiden
Amir Santoso
:
SATH0 pll{l}lclT Kolls[p $:l_^:^S_I:::*hf::i* mekanisnie eti, saja yang dipakai scbag:i liedornan, karena toh
kita
r.rdal: r.'ungkin melaksanakan peinilihan p,'":riCin langsung scperti di A,ncr ika !.: r;kat.
S;nrent,r:- pclbragai Perkembangan dina:nika sosial politik saat ini juga menunjukkan hal yang menggcrnbilakari ;'tinya bangsa ini scmakin meir;v:id"ui: hak-hak pcltiknya dan
lta masih
Menurul saya ststi]ff sukscsi sangat tcrgantung
TEpAT
mulai menuntut pada pcmerintah. Demontrasi buruh dan mahasiswa
pada sistem sttsial dan ideologi bangsa kita, karenanva saya bcrpendapat lc:bih baik pakai konscp satrio piningit, scpcrti
juga sesuatu yang negatil kucuali ka-
Singapore. Ditunjuk kira-kira sccara
Iau kemudian gcrakan itu ncnjatli destruktif dan rnenimbulkan kckaca-
uan sosial. Dalam demckrasi ada batas antara kottflik dan kort.resu.r. Dan setiap tuntutan se5+rteir sosiai
tidak langsung siapa yang akan rricnjadi prciitlun st'hirtggla lllils\lrakat nrulai terkorrdisikarr. Daripadt elua tiga rtrang kcrltu-
kila mcngadu
dian be:ranlcnr'l
Kcbcranian lraksi-l'raksi
mempole-
yang ada
rciilikali kcnsep sritgle
mcncalonkan pre side n sesttai rlctrgatt keirtf irtrrltrtrr lrisrr tli-
msjorit ,t, n*i:ir:n yang kurang r-iisaC;i
;
G.rl.krr
Maswadi Rauf
[-1,,1:usnya olch Tltqjrt;/y sche-
di MPR unluk
:
jlciikan salah sattt intlikattx'
517sv't-
n&Ffl] r ,n,:n';irki f anggung jlKEBIMIIIA}I MPN SAIIOAI ITEI{IHTU l(Aro de mokralis tidaknva J)rt)scs sttks.'si Ittctrrllttrttq.'l:rpi uab lres;.,r Ii , hatlap pcrnbalt;t!l:rittr;rtlrPtlrt suktr'si tlt.'tt har l'.::i 1,1lir :i,. Karcoa singir' banvak tr:rgantullg ltlrtla diclalurrg juga pcniclasan, tranyak mi:nrsrlukan hak tapi hanya ntujr;:i:-': iti: ;ieiak MPIl, karcnanva st.ilrk a*;rl tlikr'nrlilg,g()la hisa salah satullylr nlrlla kr';,'liiirar: l:riuk meningkatkan kualintenrikirkan darr mulai suclah Drn MPR blngkan dengan tliskusi-iliskusi. [a:-, .1i ]riii;ki]ri eli Indonesia. r' : 'i: iol ntll kiiu {c!ah me nyc- PJPT Il eukup Ittcnanrhalikan pe- nrtngevaluasi calrrrt-eltlott vartr{ atla. Kcsiapan MPR. rlalarn hal ini sangat ngertian yar:g lebilr jclas tcrhadap p;iii:.r i Ili:*iiikrasi Pancasila scbagai ilttj llc trtukilll. Dcmokrasi Panca sila. nanlun rriti. kitu :rl1ut, vang .i:., , i',
tli:
r:r,.;k;
asi Partcasila ssndiri
masih
c-{ ayd :ri.lak he rharap S r,;riai,r nalryak akan
nl;r
tidak
terjadi $crii-,aitan trcsar-bcsiiran da.!a,lr* sukscsi me n-
Catang. linrunut-rva ke
ArielHeiyanto
un{.uk i;,1.,,r ibru-ibut karena tr,-l-l(. akan atla
RUBAH AGEHDA GER&Effiffi
banyak g:rrubahan dalarn proscs suksesi kita. Sebcrapa bcsar clan sul-re rap.r .' ukiural pcrubahan itu kalau kita lihat kekuatan sekarang rnasih {qrk' rrsentrasi ditingkat c/ite. .[adi susah. rnau membayangkan mer*i, brl'*' r,but. Say.r :-'':rttkan bahwa agcnda
itu masih rcrlulu iuuh clan tuk
tr8?",T?NG.AN
rlalu
krtnJ'nntutiJ
[[,j'fi; ffff:l;:i,ffi
hauvn tlitenrJtatkan lllttl:r sattr tapi hauaimanlr r.listhar s:ria, orang mcratakan Jruila tingkat parlirttett.
I)arp{)I, ;icrar.lilan. intclcktual, tlln
strategis) namun pa,Ja levd-lcvel tri{ts
n",tuo nya harus tlitrcri kcsenll)il{atl
politica, kcbebasan
tidak hanya tlist:nlrali.vir
kerja kauru: :iitciektual bukan terletak
j4
:
pada lcrnbaga kcprcsidcnan (bukan karcna tidak pcnting, tapi kuren:r hll
te
nitrnulr ticlak kalah Jin&t' 2tt'tilaln\:$. KarCna mrrrtUrut
saya
mukakar, tidak ada alasan
Kita pcrlu ada kt{a sar!e ug:rn aIasutt h;rl it tr
N0. 0 Il JULIT I t 1ee4
hcrpendaPat,
kcbcbasun parpol, partisipasi politik pada tingkat masyarakat tlcsa, tlan scbagainya.
L'nrlragl
li,t Jrre
sitlcttlrrt.
pada
RTIKEL UTAMA
PEI{I'NP0Hilt( tggg Oleh :Amir Santosa
6 lf
alam sistem politik apapun, entah demokratis atau ti-
dak, pergantian kekuasaan adalah adalah sesuatu
yang pasti terjadi dalam suatu negara, Sebab penguasa, baik secara pcrorangan atau pun kelompok, pasti akan mengalami pergantian, baik secara alamiah maupun karcna tcriadi cara-cara laip untuk menggantikannya. Cara pergantian kekuasaan inilah yang kemudian
membedakannya antara sistem
politik yang otoriter
kualitas intelektual yang cukup. Tapi dalam suatu proses
pemilihan yang
jujur dan adil, pemilih kadang
lebih
membutuhkan pemimpin yang yang memi liki moral dan
etika
yang baik, dari pada hanya sekedar pandai. Pemimpin yang terpilih haruslah memiliki sensivitas yang memadai terhadap kepentingan masyarakat, jika mereka ingin tetap terpilih kembali dalam pemilu berikutnya.
Pemilu yang diadakan secara berkala merupakan
dengan sistem yang demokratis.
Pergantian kekuasaan di dalam sistem politik di samping harus berjalan secara damai, konstitusional dan berkala. Sebab hal itu merupakan salah satu esensi dari demokrasi. Malahan jika tidak pernah terjadi pergantian kekuasaan, publik akan bertanya apakah sistem politik tersebut demokratis atau tidak. Seyntor Martin Lipsett menyatakan bahwa demokrasi demokratis
bagran penting lainnya dalam proses demokrasi, karena Pemilu merupakan sarana untuk menguji kembali
adalah: "Suatu sistcm politik yang
penampilan pejabat pemerintah yang berkuasa. Rakyat dalam Pemilu itu diberi kesempatan untuk menguji baik atau tidaknya kualitas calon pemimpin rnereka dengan cara memberikan dukungan atau menolaknya. Sebab itu, Pemilu selain harus berlangsung secara LUBER dan JURDIL, suatu Pemilu seharusnya menampilkan calon
memberikan
kesernpatan konstilusional socara berkala bagi pergantian
pe.jabat pcrnorintah, dan suatu m'ckanisme sosial yang
mcmbolehkan sebagian besar anggota masyarakat untuk dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dengan cara memilih orang-orang tertentu untuk jabatan politik"
pemimpin yang telah dikenal dengan baik oleh rakyatnya. Sebab apabila dalam suatu Pemilu, rakyat tidak menggenal siapa yang akan dipilihnya, maka Pemilu
yaag demikian pada dasarnya bukan Pemilu yang demokratis.
pemilihan yaang kompetitif. Artinya di dalam itu terdapat lebih dari seorang calon. Para calon
Disamping sebagai sarana untuk menguji kepemimpinan. Pemilu juga merupakan suatu batas waktu bagi masa kepemimpinan. Artinya dalam Pemilu itulah masa jabatan seorang pemimpin r'egara akan berakhir'
tersebut harus bersaing untuk memperlihatkan kepada para pemilih: siapa di antara mereka yang paling
Seorang pemimpin negara yang sudah tidak lagi memperoleh dukungan rakyat dalam Pemilu, dia harus
kompeten untuk menjadi pemimpin. Sebab itu adanya lebih dari satu calon menjadi satu hal yang penting dalam pemilihan penguasa (pemilu) yang demokratis, karena bila hanya ada seorang calon maka tidak akan terjadi kompetisi dan masyarakat tidak bisa memilih calon mana
segera menyerahkan kekuasaannya pada pemimpin yang terpilih dalam Pemilu. Dengan demikian melalui Pemilu
yang lebih baik.
Memang bisa terjadi, bahwa dalam proses pemilihan
untuk melakukan pembatasan terhadap kekuasaan. Sebabnya adalah karena Pemilu ternyata masih
tersebut terpilih orang yang ternyata kurang memiliki
memungkinkan munculnya individu atau kelomilok yang
Demokrasi biasanya merupakan pemerintahan perwakilan di mana "penguasa" dipilih oleh ralryat melalui proses proses
yang demokratis itulah terjadi proses
pergantian
kekuasaan secara damai dan konstitusional.
Meskipun demikian, konstitusi kadang merasa perlu
KENTTNGAT! NO.
0ltJUUtIt
"rO
I5
ARTIKEL UTAMA karena kelihaian manuver politiknya,
mampu
memberikan kesempatan kepada rakyat untuk melakukan pengawasan sosial politik terhadap para pejabat peme-
memanipulir dukungan rakyat dan dengan demikian ia atau kelompoknya itu a-kan terus menerus menjadi
rintah, apapun nama yang akan diberikan terhadap sistem
penguasa. Untuk mencegah kecenderungan seperti itu,
politik itu. Dengan demikian, sistem politik tersebut harus
konstitusi perlu mengadakan pembatasan masa jabatan
mencerminkan adanya mekanisme yang mencukupi bagi rakyat untuk melakukan kontrol terhadap aktivitas pejabat pemerintah, termasuk pula aktivitas untuk melakukan pergantian pejabat, jika memang hal terbut diperlukan.
kepala negara.
Pe1batasan kekuasaan
ini, dalam suatu
negara
demokrasi, dianggap perlu karena penganut paham ini percaya akan terjadinya korupsi kekuasaanjika seseorang atau kelompok yang berkuasa tanpa batas waktu. Mereka
yakin bahwa sifat manusiawi yang serakah terhadap kekuasaan akan mendapatkan kesempatannya jika manusia atau penguasa itu diberi kesempatan atau keleluasaan untuk berkuasa dalam jangka waktu yang lama. penganut paharn ini tidak yakin akan adanya seorang pernirnpin di ja-* modern ini yang memiliki jiwa suci yang jauh dari untuk tidak menyalahgunakan
Tanpa adanya hak untuk melakukan kontrol ini, maka apapun nama suatu sistem politik, sudah dapat dipastikan bahwa sistem tersebut tidak akan,mencerminkan makna demokrasi yang sesungguhnya.
Jika kita kaitkan hal pergantian kckuasaan dcngan proses pemilihan presiden, memang kita belum pcrnah mcnggalami proscs pcrnilihan presidcn, dengan calon yang lebih dari satu orang atau selain dari calon yang se-
ada
dang menjadi presiden. Bung Karno misalnya dia bersama Bung Hatta ditetapkan secara
berbagai pihak yang berpen-
aklamasi oleh sidang yang juga
dapat bahwa rangkaian teo-
rnengesahkan UUD 4.5, untuk
ritis yang dikemukakan terse-
menjadi Presiden dan wakil presiden. Waktu itu tidak ada
kekuasaannya.
Mungkin akan
but merupakan pemikiran pa-
MPR dan tidak ada kampanye. Hal itu dapaf dimengerti
hani Liberal dalam demokra-
si. Tapi
demokrasi adalah
karena dalam situagi revolusi tentu tidak bisa dllaksanakan
sebuah konsep tentang sistem
politik yang memiliki
satu
kampanye Pemilu. Peserta sidang pun tidak melihat ada ca-
pemahaman universal yaitu bahwa rakyatlah yang memegang kedaulatan tertinggi. Timbulnya berbagai penamaan atas konsep tersebut terjadi karena setiap bangsa ingin
lon lain yang lebih layak daripada pasangan SoekarnoHatta.
melakukan melakukan penafsiran sendiri terhadap konsep tersebut, dan penafsiran itu tidak pernah bisa terlepas dari kepentingan politik kelompok yang melakukan penafsiran terhadap konsep demokrasi tersebut, dan penafsiran tersebut tidak pernah bisa terlepas dari kepentingggan politik dari kelompok yang
Sejak awal Orde Baru hingga kini, kita .iuga selalu membuat pemilihan presiden dengan calon tunggal' Pemilihan presiden Soeharto secara berkcsinan'rbungan ini, meskipun konstitusional, telah terlanjur monimbulkan ci-
melakukan penafsiran. Demikianlah, penguasa Komunis menamakan sistem politik mereka sebagai demokrasi proletar, meskipun dalam sistem politik Komunis, rakyat
serba salah. Mencalonkan Soeharto lagi takut diangggap cari muka, mau rnencalonkan tokoh lain scbagai prcsidcn pengganti mereka juga takut. Jangan jangan mereka nanti
samasekali
tidak berkuasa. Dalam sistem demokrasi terpimpin di Indonesia era Soekarno dulu, juga terjadi
malah akan digebuk Presiden. Jangan jangan mercka malah dapat mengganggu kestabilan politik, jangan jangan
penafsiran demokrasi menurut selera yang berkuasa.
pemirnpin baru tidak dapat menciptakan kesejahteraan hidup serta ketakutan ketakutan lain yang bersifat impimatur lainnya, yang membuat mereka intpotensi secara
Karena itu penafsiran yang universal seharusnya bertumpu " pada penafsiran yang menonjolkan pada kekuasaan rakyat. Artinya bahwa penafsiran itu harus mampu menggambarkan suatu sistem politik yang
f6
KENZNGAI'| NO. 0 ]t JUut
It
Lee4
tra bahwa tidak ada orang lain yang pantas menjadi presiden. Partai partai politik sendiri tampaknya menjadi
politis.
RTIKEL UTAMA muncul kemudian adalah berbagai macam MENGAPASTATUS QUO
?
Hingga kini kita belum memiliki tradisi untuk memilih ketua Parpol .sebagai calon Prcsiden, seperti yang pernah terjadi pada era 1950-1959 yang dia"ggap menganut sistem Liberal. Sejak masa demokrasi terpimpin hingga kini, kita cenderung diajak berfrkir bahwa kepala pemerintahan itu tidak harus punya kaitan
dengan Parpol, malahan mungkin lebih baik j*g* parpol. Karena itu wajarlah jika kemudian PDI mencari
analisa,
hipotesa, desas-desus sampai kepada' jawaban skeptis (hanya Tuhan yang tahu?!).
Jabatan kr:prcsidcnan di masa Ordo Baru ini tclah menimbulkan masalah bagi dua pihak: yang mendukung staus quo dan yang bersikap kritis terhadap Soeharto. Pihak yang mendukung stafits quo mestinya adalah mereka yang memperkirakan akan terkena dampak buruk
presiden. Jika kemudian PDI mencalonkan Rudini, hal itu
apabila terjadi suksesi. Dampak buruk tersebut bisa berarti kehilangpn posisi penting, jabatan, fasilitas, kesempatan untuk dapat mengembangkan usaha dan kehilangan patronage. Pendukung ini bisa datang dari
mungkin disebabkan oleh iatar belakang R'udini sebagai sebagai Jendral TNI AD, suatu kelompok Militer yang
kalangan militer dan birokrasi sipil, pengusaha/ konglomerat atau kalanggan intelektual yaog memiliki
memegang hegemoni kekuasaan politik di Indonesia.
kepentingan politik tertentu.
tokoh
di luar jajarannya untuk dicalonkan sebagai
Tidak adanya tradisi untuk melakukan pergantian kekuasaan sesara berkala juga menyebabkan bahwa seqra tidak sadar pikiran kita telah terpola untuk takut dalam menghadapi perubahan, karena perubahan (termasuk suksesi dalam hal ini) selalu dikhawatirkan akan terjadi secara revolusioner dan inkonstitusional. Padahal kita sendiri mengetahui adanya cara pergantian pemimpin yang damai dan konstitusional. Pergantian pemimpin secra damai dan konstitusional
ini menghendaki aturan main yang jelas. Setiap Parpol harus diperbolehkan secara terbuka dan bebas sesuai dengan aturannya, untuk menunjukkan calonnya masing-masing. Kemudian biarkanlah calon calon tersebut mempengaruhi MPR untuk memilih satu yang terbaik. Dengan demikian akan terdapat lebih dari seorang calon untuk dapat diseleksi MPR. Sebab yang namanya memilih, sekurang- kurangnya ada dua calon.
Fihak yang kritis menilai bahwa masa
jabatan
Soeharto sudah terlalu lama, selain mungkin ada perasaan bosan, mungkin timbul pula masalah keterkaitan dengan
konstitusi dan pengembangan demokrasi. Apakah kekuasaan yang berlangsung lama itu relevan secara konstitusi dan pengembangan demokrasi di Indonesia.
Dua presiden RI yaitu Bung Karno dan Soeharto masing-masing telah memegang kekuasaan selama lebih dari20 tahun. Keduanya menjadi presiden melalu situasi yaang darurat. Beberapa fungsionaris Golkar, misalnya AE Manihuruk, berpendapat bahwa kesulitan untuk mengganti Soeharto adalah bahwa karena mereka berdua (Soekarno dan Soeharto) merupakan tokoh sejarah yang
memiliki previlege tertentu yang dapat melepaskannya dari ketentuan yang dibuat oleh sistem, bahkan sistem tersebut dibuat oleh tokoh itu sendiri.
Kalau hanya ada satu calon saja maka hal itu lebih disebut
Bahaya dari suatu kekuasaan yang berlangsung lama, menurut para pakar sejarah dan politik adalah munculnya
sebaggai penetapan.
oligarkhi serta pgtronage kekuasaan' Jaringan kekuasaan
Mcnurut dugaan, kotakutan terhadap pcrubahan jugu dipengaruhi oleh kekawatiran akan terjadinya pergantian komposisi elitc politik atau apa yang disebut
inilah yang selalu berusaha untuk mempertahankan slalus
oleh Mosca, Pareto dan Michels, sebagai sirkulasi elite'
quonya. Akibatnya, kesulitan untuk menciptakan mekanisme pergantian kekuasaan secara periodik' seringkali bukan karena presidennya sendiri tidak mau
Sebab dalam perganmtian tersebut akan terjadi pula pergesera! berbagai kepentingan. Tidak banyak anggota elite politik yang rela kepentingannya terganggu sehingga mereka akan selalu berusaha mempertahankan Status
dan tidak ingin diganti, tapi lebih dari itu disebabkan oleh
Quonya.
*)
Yang sekarang masih menjadi pertanyaan besar bagi
hambatan yang' muncul dari jaringan kekuasaan itu sendiri. Apalagi jika tidak ada kekuatan lain yang mampu menandingi kekuatan.iaringan kekuasaan tersebut'(*) Pengarnat Politik Universitas Indonesia
ini
adalah "apakah presiden Soeharto akan mengundur kan diri setelah Pemilu 1997
banyak orarg dewasa
nanti, atau ia masih akan meneruskan jabatannya?"' Yang KENTINGAI:,I NO.
|ltJUUtIt
"* 17
RTIKEL UTAMA
u
;*: Tinfi-:fns
menyingkirkan wakil-wakil mereka yang tidak mampu
ini'
tJi.?,'-i;:t"n,-"f;1i:f D EillO
';;;lr:jfr;"#*;#x
Dl
"ratisasi. Demokratisasi harus-
IN
KRAIISASI D0 l{ EglA
Oleh : Maswadi Rauf
ah diartikan sebagai usaha rntuk memperbaiki kualitas
demokrasi Pancasila. Dengan demikian tuntutan demokratisasi tidak perlu menimbulkan tuduhan pihak penguasa
clitik. Banyak harapan yang diletakkan pada Orde Baru. r embangunan politik demokratis dengan dasar Pancasila
adalah salah satu dari harapan-harapan tersebut. Harapan lain yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan ekonomi agar supaya rakyat Indonesia dapat dibebaskan dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang berkembang subur. Upaya pembangunan politik tersebut
juga dapat dinamalsn demokratisasi yakni proses panjang untuk menegakkan Demokrasi
terdapat persamaan-pesamaan yang
sangat
Masa sekarang
sering
dijargonkan dengan PJPT IImenuntut adanya keberha-
silan demokratisasi karena semakin besarnya tuntutan rakyat terhadap hal tersebut.
semakin hebat dengan negara-negara lain. Dalam situasi
seperti itu, demokratisasi seharusnya tidak lagi menjadi masalah. Salah satu hal yang jelas dalam demokrasi adalah bahwa proses tersebut tidak dapat berjalan dalam
waktu pendek. Oleh karena itu diperlukan kesabaran dan usaha terus-menerus dari masyrakat dan penguasa politik. Sikap sabar di kalangan masyarakat amat
diperlukan karna yang selalu menuntut demokrasi ddalah mereka. Pihak pemerintahi
Walaupun terdapat perbedaanperbedaan antara Demokrasi Liberal namun
angkan kepentingan rakyat.
Disamping itu juga akan menghadapi masalah-rnasalah baru yang tidak kalah rumitnmya dari pembangunan politik, seperti perluasan dan feningkatan kualitas pendidikan, penguasaan teknologi cangih, dan pcraingan yang
Pancasila.
dengan Demokrasi Pancasila,
menyuarakan dan memperju-
penguasa bisanya menjadi sasaran tuntutan yang kadang-kadang bersikap defensif dan ragu-ragu memenuhi tuntutan tersebut. Masalah kesabaran ini bisa monjacli l.ryl
jelas antara keduanya. Rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam
vang memecah bclah warga masyarakat yang
menuntut demokratisasi. Perkemhangan seperti ini juga tidak sehat bagi komaiuan
negara. Salah satu masalah besar dalam demokratisasi adalah penjabaran hubungan kekuasaan antara penguasa dan rakyat. Dalam praktek
pr()scs
dsnrokratisasi.
,
pemegang
Ciri kedua dari proses demokratisasi adalah bahwa
pemegang kekuasaan pemerintah. Lembaga ini (yang juga
proses tersebut tidak dapat bcrjalan sekaligus clalam semua aspek kehidupan politik. Artinya adalah bahwa demokratisasi harus berjalan secara bertahap. Tahap
sehari-hari, lembaga eksekutif adalah
dapat disebut "pemerintah") mernerintah rakyat untuk kepen tingan rakyat dengan kekuasaan yang cukup besar, namun dalam prakteknya seringkali yang berperan besar
adalah keinginan pilak eksekutif. Setelah itu, baru lembaga perwakilan rakyat menjalankan kontrolnya. Demokratisasi justru bertujuan agar kedaulatan rakyat
demi tahap harus diselesaikan secara tercncana schingga demokratiasi baru tuntas dalam kurun waktu tertentu. Terdapat banyak perbedaan diantara para ahli mengenai ciri demokrasi. Robert Dahl memberikan pcnc-
dapat berfungsi dengan baik dalam pemerintahan. Sistem
kanan pada lima unsur. Kelimanya adalah persamaan hak
perwakilan menambah rumitnya masalah yang dihadapi demokratisasi karena suara para wakil rakyat belum tentu sama dengan suara rakyat yang diwakilinya.
pilih, partisipasi efektif, kebebasan rakyat untuk mcmbeberkan kebenaran, hak pengawasan ditangan rakvat dan
Pemilihan Umum yang dapat memberikan kebebasan bagi"rakyat untuk menentukan wakil-wakilnya adalah prasyarat bagi terbentuknya sistem politik demokratis. Pemilu yang demokratis merupakan sarana rakyat untuk
I8
KENzNGAT{ No.
oiuuu n tee4
kegiatan politik yang mencakup semua warga masyiirakat. Apabila kelima unsur tersebut telah terpenuhi, dalam arti telah terwujud dalam kenyataan, maka demokrasi telah
terwujud dan demokratisasi telah menampakkan hasilnya
Untuk kasus Indonesia, paling tidak ada enam hal
demokratisasi seharusnya menghasilkan pemilu-pemilu
yang perlu dicapai oleh proses demokratisasi. Kcenamnya
yang semakin demokratis. Sasarannya adalah supaya para
adalah kebebasan untuk berbicara (yang bertanggung
pemilih dapat bebas menentukan organisasi politik sesuai dengan aspirasi mereka. Selama ini belum terpenuhi, sulit
jawab), kesediaan menerima perbedaan pendapat sebagai kewajaran, penyelesaian perbedaan pendapat secara persuasif, pemilu yang demokratis, peranan MPR/DPR sebagai alat kontrol sesuai dengan ketentuan kostitusion al dan keterbukaan pemerintah.
Kebebasan berpendapat adalah salah satu prinsip dasar dalam demokrasi. Namun kebebasan tersebut adalah kebebasan yangbertanggung jawab. Apabila kebebasan berbicara telah disepakati, maka yang harus dikembangkan kemudian adalah kesediaan menerima
perbedaan pendapat scbagai suatu hal yang wajar Pihak-pihak yang berbeda pendapat dcngan penguasa'
untuk menyebut pemilu di Indonesia sudah demokratis' Pemilu yang demokratis akan menghasilkan lembaga
perwakilan rakyat aspiratif. Dalam demokrasi, lembaga perwakilan adalah sarana pengawasan terhadap badan eksekutif. Tolok ukur yang digunakan dalam pengawasan
oleh lembaga-lembaga perwakilan tersebut,
kualitasnya karena telah dibuat semakin dckat dengan aspirasi rakyal ck:ngan aclanya saran clan kritik d:rri lembaga lcgislatif.
umpanya, tidaklah perlu dianggap sebagai musuh
pemerintah yang
Ma,salah terakhir Yang Pr:rlu
dikembangkan melalui dernokra-
tisasi adalalr keterbukaan Pemcrintah, keterbukaan disini berarti
akan
rnelakukan pemberontakan
kesediaan pemerintah untuk mendengarkan aspirasi rakYat, untuk kemudian menjadikannYa sobagai bagian dari kebijaksanaan pemerintah. Masalah
ataupun perebutan kekuasaan.
Usaha
menciptakan
persepsi diatas bukanlah pekerjaan mudah. Bangsa Indonesia adalah sangat sensitif terhadap kritik, sehingga kurang bisa menerima kritik dengan laPang
dada. Kritik
terhadaP
kebujaksanaan yang
di buat oleh pcrnerintah cendcrung
clitafsirkan sebagai tindakan yang mcncntang pemerintah
dan merongrong kewibawaannya dengan tujuan akhir
dapatlah
<litingkatkan kualitas olttpltt yang dihasilkan pemerintah' Kebijaksanaan pemerintah akan semakin tinggi
terpenting disini adalah menjan-
jikan aspirasi tersebut
schagai
suatu keputusan,itu barulah scparuh dari dernokrasi' Kesediaan untuk msndengar berba-
gai suara rakyat haruslah diikuti olch
penycsuaian
kcputusan pcmerintah dcngan aspirasi rakyat tcrsobut'
. Tentu saja tidak mudah bagi pemerintah
untuk
menjatuhkan pemerintah.
memenuhi ssmua aspirasi yang berkembang dalam
daan pendapat sccara persuasif. Kecenderungan untuk menggunakan tindakan koersif dan represif dalam
munculnya suara- suara kecewa terhadap keputusan yang
rnau perne rintah harus Denokratisasi diharapkan dapat mengikis sikap masyarakat. Mau ticlak tersebut berdasarkan seperti ini secara berangsur-angsur dan bertahap' memilah-milah aspirasi-aspirasi bagaimana dan apa pun yang Penghargaan terhadap perbedaan pendapat akan . urutan prioritas. Walaupun diputuskan oleh pemerintah, setalu saja ada kemungkinan melahirkan kecenderungan untuk menyelesaikan perbemenyelesaikan perbedaan pendapat terdapat dikalangan mereka yang tidak dapat mentolerir perbedaan pendapat'
Demokrasi beranggapan bahwa rnanusia bisa diajak untuk berargumentasi sehingga tujuan masing-masing bisa <licapai melalui perundingan-perundingan, bukan
dibuat pemerintah. Keberhasilan pemerintah justru ditentukan oleh kemampuannya untuk memilih aspirasi terbaik untuk dijadikan keputusan, sehingga keputusan tersebut ticlak menirnbulkan protes dan gejolak dalam masyarakat.
x) Pengamat Politik Universitas Indonesia'
rnelalui pemaksaan dan penggunaan kekerasan'
Pemilu yang demokratis sudah jelas merupakan sarana penting untuk menegakkan demokrasi' Proses KENruNGAI,I NO.
oltJUUtIt**
19
ENTRUNG
ERATON SAYANG ERATON MAIANG
l**
Solo sebagai salah satu
pusat
lcebudayaan Jawa masih mempunyai kesan yang
cadangan budaya untuk kemudian lmi. S ehingga
dap
at
dias urns
mendalam karena nilai-nilai budaya kera-
tonnya masih
ikan
s
eb
agai p eles t a r ian
kebudayaan untuk di-
kembalikan pada a-
cukup
nak cucu. Gusti Mung,
kental. Tinggalan materiil dan spiitualnya yang tak terhitung j umlahnya mengandung nilai buda-
sunanen
jrgo
Surakarta, mengungkapkan
kepihatinannya atcLS kondisi keraton saat
yayang adi luhung.
ini. Soal Meski tidak total namun hampir kese-
Keraton Kasunanan dengan Menara sangga enu*ana. sebagai tempat bertamunya Kanjeng nati
rnuanya berpusat pada keraton dan sekitamya, yang layak dipertahankan sebagai cagar budaya.
Secara etimologis cogar budaya berarti suatu
2
0
KENTTNGAT{ NO.
puti
mbalelo Keraton Ka-
,ilJuut il 1ee4
6out
Mambaul
Dty.k," Ulum, IlTdiWa ^83 teng Plasa Solo,
kericuhan intem kera bat keraton dan persoalan budaya lainnya cukup mengundang pelbagai kalangan untuk urun rembug.
ENTRUNG Keratonku malang. Demikian komentar beberapa
tokoh keraton Surakarta saat ini. Ada
beberapa
kemalangan yang menimpa, entah itu sengaja atau tidak'
yang dilakukan oleh beberapa pihak yang berkaitan dengan keraton. Keraton diyakini oleh banyak orang sebagai akibat budaya, atau lebih tepat sebagai salah satu
sumber pengkajian Jawa. Karena didalamnya tersimpan
berbagai pengetahuan tentang falsafah hidup, etika, politik, kesenian, foklore, mistik, religius, arsitektur dan beraga.m hal lainnya. Sehingga pantas kiranya untuk
Demikianlah kemalangan keraton di Solo yang bertubi-tubi. Belurn lagi budaya-budaya ritual keraton yang saat ini mengalami kemerosotan. Berdiri bangunanbanguan megah dan tugu besar ternyata lebih menarik rakyat, karena keraton telah tertutup dengan semua itu' Nafsu kapitalisme dari segelintir penguasa dan pengu saha yang tak lagi mengindahkan budaya lokal, sungguh sangat memprihatinkan. Hingga muncullah berbagai aksi
yang mempersoal kannya, seperti aksi keprihatinan budaya, aksi mamba'ul Ulum dan lain sebagainya.
dipertahankan eksistensinya.
Menurut
Mamba aul Ulum yang
Bambang Mur-
merupakan ak-
llyoso secara his-
ses budaya dan
toris
memang
sekaligus
me-
pada masa per-
nyimpan
nilai
historis
yang
juangan
ke-
tinggi, juga tak luput dari nafsu
merdekaan sikap
pihak
keraton
metropolitanis
Surakarta tidak
asi. Gedung yang pernah
jelas, "Karena
dipakai sebagai
setelah kemerdekaan dipro-
pusat pendidikan inte-
klamasikan pun kraton Surakarta
lektual muslim kota Solo dari
tidak bersikap
rutu
kcrajaan
seperti Hameng "lenjeran" budaya, banyak dikritik tidak mencerminkan budaya Jawa tersebut akan kubuwono IX, yang menyatakan sebagai bagian dari RI. digusurjuga. Dari sudut konseptual tata ruang kota, maka Akibatnya Solo tidak seperti Yogyakarta saat ini yang suatu bangunan dipindah akan menarik, namun hal memetik buah," paparnya pada Kentingan.
Ditambah lagi dengan adanya kasak-kusuk bahwa
banyak kekayaan keraton
raib diluar bentengnya.
Kemudian adanya kebakaran yang terjadi pada Sasanaswaka dan Prabosuyoso beberapa tahun yang lalu. Yang mana hal ini membawa pengageng baru dari Jakarta
untuk ikut turun tangan. Tak berhenti sampai disitu, dalam kasus Pura Mangkunegaran yang berawal dari adanya hasil Mubes Himpunan Kerabat Mangkunegaran (HKMN) yang tak lagi mengakui KGPAA (Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario) Mangkunegoro IX, sebagai pemegang tahta Mangkunegaran, kekisruhan yang
tersebut akan merusakkan esensi budaya dan historis yang ada, demikian ungkap Ir. Rudy Subanindro.
"Karena pemikiran kita tentang pembangunan sebagai suafi libirda pernbangunan ekonomi, schingga dimensi libido berarti nafsu akhirnya derajat ma'rifat pembangunan kita dikalahkan," sambung kerabat keraton
Kasunanan tersebut.
Penyebab kemalangan yang bertubi-tubi (selain mungkin di karenakan nasib) juga lantaran ketidakberdayaan sumber daya manusianya menghadapi gerak-gerik
zafian.
melanda keraton Solo pun bertambah.
"Sikap ketertutupan para pengelola keraton, sering tidak mampu membuat antisipasi perubahan yang ada
KENTTNGAT'I NO.
oltJuutil**
2l
XTENTRUNG -dalam negara yang serta manca-mancanya," ungkap Dra. GRAj. Koes Moertijah, putri ke 25 Susuhunan Paku Buwono XII yang.pernah meraih predikat Man of Tlrc Yesr 1992 versi koran Suara Merdeka.
atau tuahnya. Para abdi dalem yang setia telah pasrah, scperti tanpa sadar, dengan mongucap : nyandong lalesirtl; embun (merutngy rejeki tiba) yang me netesnya ittt sart't. Padahal menurut Rudy Subanindro, "Kalatt mau dan
Sementara itu Bambang Murtiyoso mengatakan - juga bahwa sikap tidak terbuka semacam ini sebenarnya masih terasa pada lingkungan kita yang berada diluar keraton, tetapi intensitasnya lebih terasa di lingkungan dalam benteng keraton, maka kemalangan selalu muncul
Di keraton
Surakarta tidak banyak kita menjurnpai kaum intelektual yang sanggup memikirkan kembali"
mampu, semua kekayaan keraton dapat dikelola sebagai aset wisata yang sangat tinggi nilainya, serta dapat digelar sebagai sumber kajian berba gai budaya Jawa".
Persoalannya berpulang kepada kurang tanggapnya
sementara orang-orang keraton terhadap wawasan ini.
Keteftutupan
ini rnung kin t'erlalu lamanya bergulat
nasib cagar bu-
kcnikmatan yang
daya yang satu ini. Sikap tidak
diwariskan olclr para leluhurnya. Sehingga mitos
tanggap [erhadap tan-
dcwaraia dcngan
da-tanda z.amafi ini, secara se-
sabda pa4dhita
derhana dapat kita lihar pada tindakan harus
bcrfungsi scpcrti
ratu-nya awalnya,
tclah sebah
gerak waktu dan lingkungan
melepas sandal sewaktu masuk
momilih tuntutan berbcda. Hal ini
halaman
tidak disadari clalanr kurun waktu yang
ffi
keraton.
"Selain itu, juga keraton le-
bih
cukup
panjang.
terbukanya Tradisi masyarakatJawa pada Malam 1 sura, keliling tembok pura Marrgkunegaran. Tanpa clisaclari terhadap para peneliti bule di banding dengan peneliti pula bahwa warisan kenikmatan ini mc:rupakan hasil para berkulit sawo matailg seperti saya yang ingin rnasuk inovator krcatif di masa-masa sebelumnya. kedalam benteng. Bukankah ini sisa-sisa dari ketaatan Faktor utama yang mcnyelimuti keraton Surakarta keraton pada Belanda? Akibatnya, banyak mutiara pengetahuan iranya
te
rsimpan dan terselubung mati.
Ibaratwastra lungset ing santpiran, seperti barang yang tak
bermakna karena hanya disimpan" katanya setengah mangkel.
Bagi Murtiyoso persoalan tersebut rnasih ditarnbah dengan sikap para pcngelola keraton sering asyik sondiri,
sehingga terlena dalam buaian mistik
dengan
mitos-mitosnya. Dijelaskan oleh dosen STSI yang kerap mendampingi penampilan dalang Ki Anom Suroto untuk memberikan kritik tersebut "Benda-benda milik keraton
yang mestinya dapat disosialisasikan hanya disembah, dikafani, dan dikutuki kernenyan (dibakari dupa) seperti benda hidup, yang sebenarnya tidak pernah lelas berkah
22
KENmNGAN No.
otlvulltee4
ini hanva dapat dipecahkan apabila banyak lahir oran{r scpcrti (iusti Mung yang tidak takut t.srhadap kutuk Ra.ja, demi kelestarian eksistensi keraton. Mestiuya (iusti NIung sudah berusaha rncrnbuka wawasan kcrabat-ktrabatnya serta pengageng parentah keraton agar keraton tidak menjadi korban ketidakpuasan binatang cktrntrmi vang sclalu menggoda. Dcngan wawasan kc clcpan, protluk budaya yang disimpan di keraton diharapkan mcnjacli milik dunia, bukan hanya dimonopoli trah Mataranr. Trah Mataram memang berhak memilikinya, tctapi bukankah itu semu?
(flening/ Budiyanto/ PBL)
ENTRUNG
Buduyu Kllu $upl Peruhun Purlwlsulu
n Ll
semakin ramapemtricaraan teninvo tang budaya di Surakarta, Kentingan menemui Ir. RMH. Rudy Subanindro, yang semasa muda jugu erro&D
aktif dalam pers mahasiswa.
Kerabat Kcraton
Susu-
hunan lulusan Teknik Arsi-
tektur UNDIP
yang vokal
dalam setiap pembicaraan tentang pembangunan di lr. RMH tr{udy Subanindro kota Solo, khususnya yang menabrak lingkungan kera-
ton, ditemui Budiyanto dikediamannya yarrg rnerangkap kantor konsultan teknik dibilangan Jl. Patangpuluhan Jagoran Solcl. Bcrikut pctikannya:
Budaya jawa cenderung dijadikan komoditi kepada pihak luar semen tara kondisi didalam lain, komentar Anda?
Ada tingkat-tingkat derajat dari budaya seperti juga
dalam religius, ada tingkatan syari'ah dan ma'rifat. Sekarang syari'ah nya sudah tapi sedang ma'rifahnya bclum. Atau masih dalam tingkaL eksibisiortis, pamoran kelestarian. Tetapi belum menjadi the way of life. ltu gejala umum yang menyebabkan kita belum mampu menga daptasikan nilai-nilai kultural baru, dengan akar-akar budaya sebelumnya. Itu menimbulkan anakronisnte budaya, dimana sescorang bisa kebat kliwat dalam
menerapkan satu arus budaya globalisasi, arus budaya pembangunan. Arus itu telah mempanglimakan ekonomi, sehingga budaya yang timbul ini melulu mempunyai orientasi pada keuntungan ckonomi/ pariwisata saja.
KENruNGAI'I NO.
LItJULItille%
2
3
ENTRUNG Budaya yang belum jadi the wey of lift itu menjadi keprihatinan banyak orang, misal wayang orang atau
tapi diperlukan equilibrium sinergi resultansi
ketoprak tidak mampu menarik perhatian khalayak.
konstruktif s ecara embionic simbiosis.
Untuk melestarikan seqra murni kontekstual juga global ada sekup-sekupnya. Keraton, sebagai cultural center, kalau mau konsekwen harus sampai pada
Bagaimana kekuatan bargaining keraton dengan pemerintah daerah dalam rencana umum tata ruang (RUTR), seperti kasus pembuatan Tugu Adipura di
melakukan pemberian caos. Sementara rutinitas-rutinitas sakral dari budaya spiritual butuh biaya. Nampaknya itu tidak menjadi hasil langsung. Sebetulnya sudah mulai mengambang lagi karena dirasa ada kementokan kultural. Ada kebosanan dan ketidakpercayaan pada kejanggihan jaman canggih.
Gladak
Tarik tambang itu tidak bisa dibiarkan begitu
saja,
yang
?
Saya tidak terlibat langsung dalam
formil
tidak ada komprorni autara pemda dengan keraton. Mereka tidak berpegang pada prosesingnya. Tampaknya
peraturan yang ada, sehingga pemda boleh sak-sake, sak
karepe dhewe padahal ada kepres yang mongatur Kementokan budaya itu pada kelompok mana?
kedudukan keraton.
Tidak bisa dikatakan kelompok-kelompok, tetapi lingkup-lingkup kejiwaan tertentu, kejiwaan sosial religius tertentu. Dalam arti kata mereka merasa bahwa kemodernisasian hidup ini mentok, tidak ada keseimbangan kepuasan religiusitas, batiniah dan ketasawufannya.
Adanya asumsi bahwa kemodernan telah melahirkan kementokan budaya, akankah optimisme penting bagi pertumbuhan akar budaya?
Saya setuju. Optimisme itu ditandai
adanya akar-akar budaya.
keinginan untuk menekuni kembali Ada semacam era, etos atau kredo
baru
bahwa
kebudayaan kita akan terasa kembali. Ini bisa dilihat dari kejadian 1 Suro, kejadian-kejadian prosesi budaya
Perlukah kesepakatan baru dalam pembagian hasil pariwisata?
Karena budaya koruptif dinegara
kita
sudah
sedernikian kronis di segala segi, filsafat yang kernudian muncul dalam masyarakat sekarang,yang dihargai adalah uang. Atau karena sebagai krusial point, sehingga kita
mengutamakan uang. Memang bisa menghasilkan. Namun secara keseluruhan ada dua arus. Ada secara sentralisasi dan desentralise. Ada bagian yang ditarik keatas dan didistribusikan secara nasional dan ada bagian yang basah yang didesentralisasikan, secara desentralising
ada indeksnya. Keseimbangan antara aset dan distribusi, perlu dua arah.
Kiat yang diperlukan untuk
menghindarkan
keraton, kabupaten.
Mereka mempunyai ahtusiasme itu bagi saya bertanda sebuah baru. Antusiasme
gerakan pelestarian budaya yang musiman
optimisme. Bila dilihat dalam bentuk modifikasi baru atau asli terpadu, kemudian mau berpaling kembali.
Yang penting adalah policy, agar pelestarian budaya tidak katarsis dari modernisasi, tetapi jugo tidak insidental. Ini sudah mulai, seperti ada pihak yang tidak malu-rnalu lagi bcrzia rah ketempat sakral. (hp/phl)
Apakah respon Dirjen Kebudayaan terhadap
?
kesadaran alami itu?
Nampaknya kapasitas eksekutif dalam bidang budaya, apa kapasitas anggarannya, apa kapasitas psikologis sejarah kelahirannya saya tidak begitu merasa terhadap karya-karya pemerintah. Budaya kita masih sebagai sapi perahan Budaya itu seharusnya dilestarikan, diuri-uri dengan sendirinya dapat dimanfaatkan. tapi sering terbalik, pariwisata dan budaya sebagai materinya dijadikan papi perahan. Pemerintah tampaknya belum
begitri" intensif memback-up
problema-problema
kebudayaan.
Komlromi antar berbagai kepentingan
itu
Muka Sitrhinggil Keraton Kasunanan, pengap dengan
bagaimana?
sesaknya dinamika Pasar Klewer
2
4
KENUNGAI'I N O.
A
il JUut It Ie94
APRESIASI
KEKUATAhI DOIUII I{AN DAMfUI KET E RTI II
-
DA$AIII
P E RE[fi P
/-t ender merupakan kontruksi lLf sosio kultural atau interpretasi kultural atas perbedaan jenis
ke-
negara berkembang
patuh dan tidak pernah
dengan perbedaan fisiologis Yang seperti selama ini terjadi dalam ma-
berontak. Hasil tersebut ternyata di ekspor dimana para perem Puan di negara maju menikmati hasil kerja perempuan di negera berkembang yang disinilah terjadi strategi ganda dalam memperj uangkan gerakan
bagian kerja di semua masyarakat.
Dari sinilah semua akan berKarena dominasi yaurtg diciptakan oleh maskulin, membentuk agama, kultur, ekonomi, politik dan semua kondisi berwatak maskulin, terlebih pada permasalahan agama yang di-
jadikan institusi sosial sangat menentukan, hal mana yang ke-
Perempuan di Indonesia Penyunting: Fauzie Ridjal Lusi Mangiani dan Agus Husein Penerbit: PT. Tiara Klacara, Yogyakarta,1993
mem-
perernpuan.
singgungan dengan gerakan gender.
Dinamika Gerakan
diekPloitasi
karena selain rendahnYa cost juga mempunyai sifat sabar, teliti, rajin,
lamin. Tapi tidak selalu berhubungan
syarakat. Sehingga gender tidak identik dengan jenis kelamin dan gender merupakan dasar dari Pem-
Judul:
UAI{
Buku ini tidak memperlihatkan
alternatif terhadap
gerakan
perempuan di negara-negara industri yang dikaitkan dengan ling kungan.
Di negara-negara maju disebutkan dengan ecofeminisme 'dimana gerakan
ini mulai menyadari bahwa
ini selalu terjadi pengrusakan yang disebabkan
mudian dijadikan legitimasi teologis.
di
Kenyataan yang ada terjadi bias interpretasi yang sekian lama tidak
laki-laki (pembabatan hutan, nuklir,
bisa terselesaikan.
alam semesta
teknologi tinggi yang
berwatak
Nasikun dalam kumpulan tulisan
maskulin). Perempuan mulai sadar
buku ini memperlihatkan ekspansi kapitalisme global makin mem-
untuk melakukan gerakan terhadaP
peruncing marginalisasi pergmpuan. Munculnya kelas pekerja perempuan
baru di negara berkembang merupakan problem yang terjadi juga di negara \egara maju. peru bahan tersebut mencapai puncaknya tahun 70-an. Sekitar tahun 70- an negara maju mengalami krisis industri dan
akibatnya mengalami kemandekan.
Disinilah terjadi perubahan pola konsumsi, tranfer dan investasi kapital di negara-negara maju. Pengalihan proses produksi ke negara-regara sedang berkembang dengan jumlah tenaga kerja yang melimpah mempengaruhi tenaga kernegara-negara berkembang. Sehingga perempuan di
ja wanita di
kelestarian lingkungan. Seperti yang terjadi dalam seminar internasional di Salatiga tentang "Faith, EconomY and Ecologt" dimana salah satu nya
menyebutkan bahwa kerusakan terjadi adanya rnasyarakat indus tri dan munculnya mitos desakralisasi dan pengrusakan alam terbe sar oleh laki-laki.
Buku ini belum menjawab secara tuntas perma salahan ini atau kondisi lapangan yang sedang berkembang
belum secara seluruhnya terlampir bahkan terkesan data-data yang ditampilkan terlalu teoritis sehingga permasalahan yang kongkrit dalam masyarakat belum bisa terjawab secara keseluruhan. (Purwoko' Staf Litbang GI.AT S urakarta). KENmNGAN No.
juruLltil
1ee4
2
5
ERAMBI musibah yang menclan banyak korban ketika jemaah haji saling berdesakan melakukan jumrah di Mina. "Saya
jadi sadar setelah Bu Koento menyebut asma
Ny4" akunya dengan mata sedikit berkaca-kaca. Dalam 14 hari perjalanan ibadah haji atas undangan RI tersebut, Eks. Tentara Pelajar yang
Menteri Agama
berputri dua ini masih menyempatkan diri untuk mendo'akan bagi kemajuan UNS sepeninggalannya akhir tahun ini. Dan ternyata ia berangkaf ke Tanah Suci dengan sejumlah doa titipan dari rekan-rekannya. Wah, kalau tahu sejak dulu pasti kita semua nitip juga supaya dido'akan dapat rektor baru yang sesuai aspirasi mahasis w3. (hening/ nurul)
t'r't I
I idak seperti
media umum, majalah mahasiswa relatif lebih independen. Disamping
membcritakan berita dalam kampus, diluar
i{i
Fak Koento bersama istri di Tanah Suci. Tak tahan dengan debu
L\4dut rektar ora ono
regane. Jangan salah tafsir,
diintensifkan pemberitaanya"
pe'rx.)re'iaan iersebi-lt bukan dari para mahasiswa UNS yang
"Misalnya perma-
ho'bby i,lrengkritik rcktornya. Juga bukan dari pihak yang
salahan rakyat kecil yang
seriarig b;rkompetisi rnen jelang suksesi rektor pertengahan
UNS see'ielrri, Ilr.of. Dr. H. Koento Wibisono
luput dari pemberitaan pers umum," papar Mulyana W. Kusunra pada Mahfudin dari Kctttittgutr
Siswomitrrard"jo"
disela penyelenggaran sebuah seminar di Joglakarta.
tahrur ini" Sei<aii lagi bukan. Tapi malah diucapkan Rektor
Se
bagaimana umat muslim lainnya, ibadah haji
meinani: menladi sesuatu yang istimewa bagi orang nomor
Mulyana W Kusuma
Mcnurut Sekjen Eksekutif YLBHI ini dalam soal suksesi kepemimpinan nasional kita harus lebih
satu di tiNS dalam delapan tahun terakhir ini. Bahkan doktcr tiisatat luiusan Unicersitas Leiden Belanda ini, yang kelahir*,rr llrlrworejo 14 Agustus 1930, keheranan sendiri dengan inisiai "i{" yang tiba-tiba melekat didepan nama
yang akan menjadi kandidat presiden. Terlebih buat mahasiswa yang sadar akan hak-haknya, jangan mudah
panjangnS,a.
terkecoh dengan figur."
memperhatikal sistem suksesi itu sendiri. Sambung dosen kriminilogi UI ini "Kita jangan terlalu menyoalkan orang
Daiatn ibadah itulah, "kepala saya sempat dicekeli
Menyinggung suksesi rektor di UNS, Mulyana
orang-l}rang besar, karena berdesakan dan saling berebut,"
paparn'{a sa.inbil memperagakan pada Kentingan yang menernuinya diruang kerja Gedung Rektorat. Dengan
berpendapat hendaknya rektor nantinya bisa memanage dan mengarahkan civitas akademika untuk lebih mampu menciptakan kehidupan kampus yang lebih demokratis.
penuir ketiarr:an dan rasa slukur, rektor yang hobby renang
(mahfudin/pbl)
dan meriikinati musik karawitan klasik ini menceritakan
j
kampus hendaknya lebih
gi,m,r:rwcan No. a ilJULItIl 1ee4
ERAMBI T"rnyutu
katanya imut-intttt. Entah siapa? Yang jelas ia senang laki-laki yang setipe Ken Arok, dan tidak suka lelaki setipe Airlangga ? !. (mahfudiry'*r;
bukan hanya putri Solo yang bertabiat
malu, karena rasa malu bukan monopoli gadis dari negeri berkembang. Gadis Jepang ini juga pemalu berat.
Ditemui Kentingan di kostnya, gadis yang mengaku bernama Risa Kanematsu ini bakal marah sekali kalau
Muntuo
namanya diganti Daihatsu atau Komatsu. Ia telah
Pangkopkamtib
Jendral
(Purn) Soemitro kembali jadi buah bibir setelah biografinya yang banyak membeberkan peristiwa
Malari (Malapetaka
5 Januari 1,97 4) menimbulkan polentik.
Pensiunan jendral bintang empat yang naik jadi Pangkopkamtib dalam usia 43 tahun ini dalam seminar Dinamika Militer dalam Perjalanan Republik kembali menarik perhatian. Menurut Soemitro peran militer dilihat dari ukuran waktu yang sudah lebih dari dua dasawarsa,
Rrsa Kanematsu, crntai pemuda Joko tingkir
merampungkan skripsinya di Universitas Rikkyo' Jepang
dengan judul Ken Arok dalont Seiarah Jawa, karena kebetulan ia mengambil jurusan Sejarah Jawa di Fakultas Sastra, Rikkyo. Tinggal di Solo hampir delapan bulan untuk mengadakan penelitian tentang sejarah Jawa, karenanya ia
merasa perlu kursus bahasa Indonesia di Fakultas Sastra
UNS.
Mau tahu komentarnya tentang mahasiswa UNS,
"
Mereka senang ramai kalau sudah kun.rpul".
Meski terbata ia bisa dengan lancar ngobrol tentang berbagai hal dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Soal
LDP sampai
geisha.
itu bukan
Hostes", kat.anya' Menurutnya dalam masyarakat Jepang geisha cukup terhormat
"Geisha
kedudukannya. Karena mereka adalah wanita Jepang yang menekuni budaya tradisionalnya seperti /urves memakai kirrrorto, tari tradisional, sampai tata cara minum teh dan sqke.
maka dominasi militer dalam bidang politik tidak perlu dilestarikan. Katanya, "Dari segi watak dan kepribadian ABRI, sebenarnya pelestarian itu tidak mungkin terjadi.
Karena kehadiran ABRI dalam bidang sosial politik sekarang ini adalah akibat dari perkembangan kehidupan politik bangsa yang ntenyeleweng". Ditambahkan ketika dulu proses pencarian sistem politik yang berkepribadian Indonesia pada akhirnya tanpa disadari menciptakan situasi krisis, maka militer segera
turun tangan setelah terjadi "kebakQran" tidak ada yang memadamkan.
Jadi logikanya, bila keadaan krisis atau darurat telah usai maka tidak ada alasan bagi ABRI untuk tetap hadir menduduki posisi kekuasaan. "serahkan saja pada tenaga profesional dari bidang yang bersangkutan," papar Soemitro yang dulu setelah meredanya Malari kemudian mengundurkan diri sebagai Pangkopkamtib, meski wakilnya Soedomo lebih dulu minta
mundur tapi ditolaknya. Kapan ada lagi seorang ksatria yang berani mundur dari jabatan yang memiliki kekuasaan
begitu besar seperti Soemitro (budiyanto/pbl)
Kanematsu mengaku suka tinggal di Solo. Kenapa? "Karena aku sedang kasnraran dengan orang Indonesia", KENruNGAI,I NO.
0
ltJUUtil
1994
27
ENTILAII
tahun Menurut Amirul Haj Indonesia Harmoko membanjirnya jemaah haji Indonesia dari tahun kc pertanda meningkatnya ketaqwaan dan kesejahteraan.
Di masyarakat kitabiasanya kalau pejabat naik haji, joke yangberkembang adalah peiabat ittt mau nyari berksh atau ntau nebus dosu-dosqnya' hasil Rektor UNS menolak mengakui dan tidak akan melantik BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) UNS lalu' Mei akhir UNS bentukan Musyawarah Anggota SM
Demo, rnimbar bebas, protes keras, mogok, %$@)#$#A@)((*&#@t!*???
Menurut presiden Soeharto banyak kalangan dalam masyarakat yang tidak mcrnahami UUD
4-5
socara
mendalam. Juga seing orangyct,tg (merasa) pating ntentalmnti mentbeikan penafsiranttya tuttttk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bemegara.
*
"Sejak
22 Juni lalu kita kehilangan tiga penerbitan pers karena SIUPP-nya dicabut Sayangnya tidak ada SIUPP (surat ijin untuk perpanjangan pejabat) milik peiabat kitu yang diduga b erm as alah y ang dic ab ut.
2B
KENZNGAN NO. 0 I t JULIT It tee4
BIDIK
ji:ill
Andai bangunan-bangunan tua
ini sanggup bercerita Pada kita tentang para nenek moyang dan perjuangannya Yang telah menciPtakan
karya-karya besar yang seharusny a
kita lestarikan KENTTNGAT'{
NO. 0 ltJULItil lee4
29
BIDIK
ii|ii,lrr::i'.;.rilr;,,rt:r.., .i.:. -.
30
KEN.TTNGAT\I
No. 0 lJULn n t99t
BIDIK
I
I
iJ
lt'rgrtsttt'
''
"'rtt'rt'kr.l ..' JlNtt.,
rlr()Ll(r'tli.\Ll)l :
-
i
.i!
=i'- :iil:.i;
i+ia'
nvt'st,t
:',,",'r''':'' "
' --::':l::ff"'::; kittt'
ri ,nrIrt.-t j'rrrr'11 ',!'r|r' ,,,r^nu'u Di
,:rrr'u
"'ii'llfl, ur,
Jcntt
nuku
:li*i:*,ilili,;1" KENUNGAN No.
otJtJun ree4
3I
BIDIK
ffil: :
.,.+ itii.jl-.,.,:r':l
.i:,:
1,1:i:1,r:
,:,r/.f;:11'l
,ll
.irir..r
.,:i !-L-:irttliii
r.;; :i:
Tak pelak lagi,
bangunan-bangunan ini terancQm masihkah kita bisa peduti tersentuhkah hati ini untuk
tidak sekadar melestarikan, tapi j uga membangun muknanya Narasi
:Kris/Bng
Foto:Budi/Basnendar
3
2
KENTTNGAN
No.
0
t t ruLil
il ree4
OKUS KHUSUS
alam pergcseran ke
arah
moderuisasi, dunia Perguruan tinggi sebagai pabrik ilmiah Yang memfokus pada ilmu Pengetahuan, dengan tenaga-tenaga sarjana yang
dihasilkannya meruPakan unsur penting keberhasilan pembangunan. Masyarakat dan Pemerintah daerah
Sura karta mulai sedikit tergugah oieh suatu kenYataan kondisi obyektif. Bahwa kegairahan menjaga kontinuitas dan pengernbangan pcm-
bangunan, haruslah berPijak Pada
pokok yang kuat Yaitu
akar
intelektual. Selain mencuatnya isu suksesi di tingkat nasional, parpol hingga pada kcpala pemerintal.rar.r tcror.rdah yaitu
lurah, tidak kalah menariknYa isu
suksesi yang merebak di akademis, khususnya di Universitas Sebelas Maret (UNS). Setelah proscs kalangan
luas, yang meruPakan sYarat mutlak, dibuktikan dengan prestasi akademik
seperti penelitian atau gagasan ilmiah. Kedua, memPunYai kaPabilitas clan kualitas kepemimpinan yang me-
UNS memang masih tergolong
nonjol, mampu mendaYagunakan
-negeri
rnuda dibanding universitas lainnya. Namun demikian UNS telah mengalami pertumbuhan dan Perkembangan Yang Pesat' karenanYa suksesi rektqr kali ini akan sangat mcncntukan perkembangan selanjutnya. Karena rektor mcruPakan penguasa kampus tertinggi yang me-
sumber daya utama Yang ada semaksimal mungkin'
Hal torsebut dikemukakan Drs' Totok Sarsito SU, MA, staf Pengajar
FISIP kstika ditcmui
penelitian dan Pengabdian
harus berumur tidak lebih dari
Pada
administrasi
tenaga lingkungan karn-
pusnya. Disamping itu juga mewakili
56
tahun.
didikan, rnahasiswa, serta
di
Kcntingan'
Sementara Pak Koento (Panggilan akrabnya selama ini) sendiri hanya mengisyaratkan bahwa calon rektor
mimpin penyelenggaraan pendidikan,
rektor yang akan mcnjadi sorotan Suksesi rcktor UNS terlihat ramai dibicarakan, baik di kalangan mahasiswa," doscn mauPull Pers'
Syarat yang diPerlukan adalah pertama, wawasan ilmiahnYa harus
bervariasi.
suksesi di
scgenap civitas akadornika.
Kriteria Sang Rektor
nakan oleh Senat Universitas, Agustus mendatang tetapi calon kandidat dan syarat calon sudah bermuncu lan dengan berbagai versi dan misi yang
masyarakat, membina tenaga kepen-
kalangan lembaga kemahasiswaan kini giliran suksesi
Jadi diperlukan syarat- syarat khusus untuk menduduki kursi rektor.
Terutama tentang siaPa Pengganti Rektor Prof. Dr. Koento Wibisono Siswomiharjo yang telah mengabdikan diri dalam dua kali masa jabatan' Meskipun pemilihan akan dilaksa-
Pada kesemPatan lain, Drs' .
Sudharmono SLJ mengemukakan
kampus dalam hubungannya dengan lingkungan dan pihak-pihak lain, baik
bahwa calon rektor tidak hanya orang
dalam negeri mauPun luar negeri'
san UNS sendiri. Karena menu-
dalam tapi juga diprioritaskan lulurutnya, UNS sudah saatnya diPimPin
KENIINGN:{ No.01truuilt1994
3
3
FOXUS XHUS US oleh ahrmnusnya sendiri. Dia menegaskan, "Dalam pemilihan rektor hendaknya calon dari dalam UNS, karena dia yang lebih tahu kondisi akademisi dan koreksi yang harus dilakukan. Namun dalam lingkup universitas memang tidaklah sesederhana itu, karena universitas merupakan suatu kesatuan dari berbagai disiplin ilmu".
Menurut staf pengajar Sejarah Fakultas Sastra tersebut seandainya rektor berasal dari luar, hendaknya
mampu membenahi
kekurangan-
kekurangan yang ada, bukan hanya
melanjutkan kebijaksanaan pendahulunya tanpa suatu pembenahan. Rektor itu hendaknya memiliki gagasan baru yang rnengarah pada akademis dan berpandangan jauh ke depan.
Hersy Yamanto, seorang aktivis
mahasiswa, memberikan pandangannya merigenai kriteria aspiratif, bahwa ada dua pendekatan yang
dilakukan. Pertama,
pendekatan
ngimbangi kepentingan yang kadang
saling bertentangan, sesuai dengan
kata universa.l dari universitas itu sendiri," paparnya panjang lebar pada Kentingan.
Gerakan Indonesia (GMND Cabang Solo juga turut urun rembug seputar suksesi rektor UNS
tersebut, dimana yang jadi perhatian
adalah menyangkut syarat-syarat untuk menduduki jabatan rektor. Yakni, loyalitas, usia, dan yang paling menonjol adalah harus berasal dari
orang dalam. Artinya
(}MNI
ridak
setuju jika rektor UNS berasal dari luar atau rektor hasil drop - dropan
Namun demikian ada suatu dari berbagai kalangan bahwa calon rektor haruslah aspiratif. Ini merupakan keinginan mendasar
faktor penting selain
kriteria
wawasan ilmiah yang luas.
3
4
KE|{TNGAN No.
setiap
sah-sah saja untuk mengajukan calon
pengambilan keputusan rektor.
rektor, dengan catatan usulan itu bukanlah harga mati." Karena hak
"Contohnya sampai saat ini tidak ada wakil mahasiswa yang duduk di Senat Universitas. Selama ini Senat Universitas didorninasi profesor dan dekau sehingga harus dicermati apakah keputusan yang dikeluarkan
memilih ada pada Senat Univsrsitas, yang akan diusulkan pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang selanjutnya rektor itu diangkat atau diberhenti kan oleh Presiden.
sesuai dengan aspirasi mahasiswa. Kedua adalah pendekatan kultur, yaitu menciptakan kultur yang
Hal ini sejalan dengan pendapat Hersy bahwa, "Yang kita harapkan
yang
adalah mencoba memasukan konsepkonsep atau sistem yang dapat menyalurkan aspirasi mahasiswa." Me-
menjabat Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang
ngenai peranan Scnat Mahasiswa Universitas dalam monyampaikan
Surakarta.
aspirasi mahasiswa sclama ini tidak sampai ke atas atau dipapus ditcngah
demokratis dengan adanya dialogis."
tutur mahasiswa teknik
"Memang kriteria
aspiratif
merupakan prioritas utama" timpal
Soerowo SH. Menurut Pembantu II Fakultas Hukurn UNS ini menetapkan kriteria aspiratif sebagai kriteria utama beruntun sampai pada kriteria mantan aktivis sebagai hal yang trrakhir. Dikatakannya, penriurpin yang baik mostinya mclswati Dekan
"Tidak bisa dadakan. Pemirnpin dadakan cuma lahir lewat revolusi. Dan UNS yang telah berusia 18 tahun
kiranya cukup mampu
seorang pemimpin
r tJULil il 1ee4
nten554or1ok
jalan, dia berpendapat bahwa hal tcrscbut karcna hurguittirtli l).)w(:r yang kurang dari SMtJ schingga tidak rnampu menyarnpaikan aspirasi maha siswa.
Posisi rckt.or saat ini be rada pada posisi dilonaLis, apakah clia sobagai ccnclckiawan alau scbaeai seorang birokrat. Sebagai cendekiawan ia bagian dari masyarakal ilmiah yang bebas. Somcnta ra sebagai seorang birokrat ia bagian dari kekuasaan yang torikat pacla banyak aturan-aturan.
(*
*)
universitas,"
jelasnya.
Lebih menarik lagi adalah keterlibatan rnahasiswa dalam pcnrilihan rektor scpcrti yang diungkapkan Hersy Yamanto di atas, meski secara yuridis tidak ada aturan
yang mewajibkan mahasiswa diikut
sertakan dalam pemilihan rektor. Namun menanggapi hal itu Totok Sarsito berujar, "Itu tidak bisa. Mahasiswa dilibatkan di rnana? Tidak ada aturannya."
0
han rektor itu justru tidak apa-apa.
Namun tambahnya, "Mahasiswa dalam hal ini adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi. Mereka
iklim demokratis dalam
tahapan- tahapan tertentu.
Sementara itu Mahasiswa Nasional
Soerowo,
sistem, yaitu mencoba membentuk
"Masalah profesor-doktor tidak
penting. Yang terpenting adalah memiliki komitmen akademis yang bagus. Yang lebih njlimet, saya pikir adalah bagaimana dia harus me-
Sedang menurut
mahasiswa dilibatkan dalam pemili-
Laporan : Ali Rustarnaji, Robiatul A., Ulin Ni'an Y., Makarti Rahayu dan Topik Gunawan
OKUS KHUSUS
REKTORHARAPAN
..t S
ehubungan berbagai masalah
seputar- suksesi rektor UNS Kentingan telah menyebar angket sebanyak 250 buah. Responden adalah para mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di lingkun gan UNS. Angket hasil kelompok kerja (pokja) yang dibantu rekan-rekan Lembaga Penerbitan Fakultas diba-
gikan pada tiap fakultas, masingmasing berjumlah 25 lembar kecuali FKIP dan Fakultas Kedokteran lobih
banyak karcna pcrbandingan jurnlah mahasiswanya yang memang lebih banyak. Dari angket yang tersebar itu sebanyak 184 lembar yang berhasil kembali dan terisi.
IfiMI
yang aktif
berorganisasVaktivis mahasiswa, tetapi juga ada yang pasif
pada
kegiatan-kegiatan. Jelasnya
otokrat dan sebagainya.
polling disebar secara acak.
Dari
\rrang terbuka, kurang demokratis dan aspiratif, tidak pernah turba (turun ke bawah), terlalu alasan seperti
jawaban-jawaban yang
masuk, diperoleh hasil bahwa pemilihan rektor itu haruslah dilaksanakan demokratif dan aspiratif. Bisa dilihat dari mereka yang setuju
dengan pemilihan rektor secara demokratif aspiratif scbanyak 9t1,30 o/o , scnentara yang tidak sr:tuju hanya I,7 Vr: saja.
Ironisnya mahasiswa lebih men-
Dari prioritas syarat rektor, kriteria sangguF, rnembawa perubailmiah dan
han kehidupan
kemaha-
siswaan menempati peringkat tertinggi 36,3 %. Selanjutnya, semakin menurun adalah kriteria akomodatif,
dcrnokratis, mengcrti kcpcntingan b<.:rbagai pihak ( Z+,S "l'), cendekiawan dan pengelola kampus yang baik ( zi.S n1, dan visi kepemimpinan menonjol t5$uh .
notabene
dambakan calon rektor dari luar, meski tidak begitu jauh selisihnya.
masyarakat kampus rata-rata berusia
Mereka yang setuju calon rektor dari
Hal yang juga menarik mengenai usul dilibatkannya mahasiswa secara
luar ada 50,51 Vo, sedang yang
langsung dalam proses pemilihan
mendukung calon dari dalam 49,43 Vo. Menyambung calon dalam atau luar, nampaknya nama PRI UNS Prof. Haris Mudjiman menduduki
Calon Rektor dari "Ealam"
Responden yarlg
18-25 tahun, diantara mereka ada
Pemilihan harus demokralis dan aspiratif
nominasi pertama (23 setuju
98,30 Vo
ridak setuju
1,7
%), disusul Ketua ICMI Orsat Solo Prof.
Soenarwan (22 Vo), Satjipto Rahardjo %
dan Edi Subroto (4,5
%).
YA, HARUS
49,43 7o
TIDAK HARUS
50,5',7 70
Nama-nama lain yang dipilih satu dua responden seperti Ir. Boma, Kusnadi Hardjosumantri, dr. Sucipto,
Amien Rais, Andrik Purwasito, Muhajir Darwin, HB. Sutopo dan lain-lain.
Kepemimpinan Rektor Koento
% responden bagus, sedang 65,9 Vo menilai cukup sendiri dinilai 15,3
/jil I+fIf
lumayan, karena mampu mengang
kat sedikit nama UNS. II'EMS
1
menilai kurang dengan
Sisanya
berbagai ITEMS2
KEN7JNGAIII NO.
|llJuulil
1994
35
OKUS KHUSUS rektor yang merangkap
rektor. Dari hasil angket sebanyak 66,8 % menghendaki mahasiswa dilibatkan dalam pemilihan tersebut,
legislatif juga tidak banyak dikehendaki responden dengan suara tidak setuju 69,32 Vo,9,66 Vo menYatakan
Va rnenYatakan tidak setuju, lainnya abstein (2,n %). sedang 3L,25
Mengenai pandangan
setuju, 18,18 % boleh-boleh saja dalam artian tidak apa-apa rektor merangkap legislatif, hanya 2,84 yang tidak berpendapat.
sudah
cukup banyakkah calon rektor UNS
dari dalam, t8,75 %
anggota
Vo
menyatakan
namun ini tidak bisa discbut mahasiswa yang apatis, apalagi yang tidak berpendapat ada 3,41 Vo.
Yang jclas dcngan
dekat
semakin
berakhirnya masa jabatan
Prof. Koento Wibisono maka semakin marak pula tentang isu-isu yang muncul tentang suksesi rektor ini.
KRITERIA REKTOR. Visi Kepemimpinan menonjol
15,6%
Akornodatif, Demokratif, mengerti kepentingan berbagai pihak
24,8
Cendekiawan dan pengelola kampus yang baik
23,3 %
Sanggup membawa perubahan kehidupan ilmiah dan kemahasiswaan
36,3
Vo
Vo
ITEM3 cukup banyak, sedang yang berpandangan calon dari dalam sedikit63.01
Vo, sisanya yang rnenyatakan tidak ada calon (L3.07 %) dan yang tidak berpendapat 5,1'1 Vo.
Sebagian besar mahasiswa Yang menjadi responden menyatakan
pemilihan rektor adalah event yang menarik (90,34 %), sedang yang menyatakan tidak menarlk 6,25 Vo
Namun ketiadaan orang dalam
untuk menjadi calon rektor
ada
berbagai pandangan sebab rnusababnya. Karena kesempatan belum ada (25,56 %), kualitas guru besar UNS belum rnemadai (22,15 Vo), dan
Bahkan menurut Pak Koento sendiri, saat-saal ini bisa dikatakan semua orang bcbas untuk omong atau mengkritik siapapun. "Sebab dijaman keterbukaan ini semua orang
memilih kebebasan. Jadi jangan terkejut kalau ada orang ngomong neko-neko. Semua orang bebas ngomong. Apakah itu mahasiswa atau dosen, baik secara pribadi, kelompok atau atas nama organisasi," tegas Koento.(**)
27,8Vo menyatakan UNS perguruan tinggi negeri muda wajar
sebagai
belum punya orang dalam
yang
tangguh. Sedang responden Yang tidak paham mengenai tiadanya orang dalam hal ini cukup besar yaitu 24,43 Vo dengan suara abstein. Sedang perihal rektor dropping dari pusat, sebagian responden menyatakan tidak setuju dengan sua-
ra 59,66 qo protes, walau demikian yang setuju juga cukup besar (27,,84 Vo), sedang sisanya abstein. Jabatan
36
KE TZNGAN No.0ltJuutlttee4
Mahasiswa harus,dilibatkan dalam proses
Pemilihan
YA
66.48%
31,25 Vo
ABSTAIN
2,2"]
VO
ITEM 4
l,aporan : Ali Rustamaji, Robiatul A., Ulin Ni'am Y., Makarti RahaYu dan Topik Gunawan dari hasil riset : Hery, Erlin, Ridlo, Agus P.
KOLOM erjalanan sejarah politik Orde Baru sedikit banyak diwarnai oleh peran politik mahasiswa. Gerakan mahasiswa 1966, dalam mistifikasi sejarah. politik Orde Baru, dianggap memiliki peran yang besar dengan
D f
bekerjasama
dan
bahu-membahu bersama ABRI
menumbangkan rejim Soekarno. Koslisi mahasiswa ABRI
mulai retak ketika konsolidasi kekuasaan Orde Baru mulai stabil dengan melakukan restrutuisasi politik kenegaraan denngan penerapan program depolitisai massa.
mahasiswa pada tahun 1978 terhadap beberapa pimpinan
Dewan Mahasiswa di berbagai perguruan tinggi' Gcrakan ini juga berdampak pada pembekuan Dewan Mahasiswa yang menjadi sarana kegiatan poltik mahasiswa.
Dari pengalaman politik gerakan
mahasiswa satu dasawarsa lebih pada periode kekuasaam Orde Baru,
maka dilaksanakan regulasi politik perguruan tinggi dengan penerapan NKI(BKK. Dunia kemahasiswaan benar-benar terkendali dengan penerapan NKIVBKK.
Hampir selama
Konsolidasi
dasawarsa
kekuasaan Orde ini memunculkan dua
Baru
bungkam terhadap reali-
tas sosial. Aktivitas lem-
aiternatif dikalangan aktivis mahasiswa Angkatan 66 dalam menentukan peran politiknya.
W,{TAK I(ERAIffATAN
Alternatif pertama ada-
GERAIfiN MAHASISWA
lah turut serta menik mati hasil perjuangan DPR,
1990"4N
seperti yang dilakukan oleh Cosmas Batubara,
baga kemahasiswaan intra
kampus tak lebih sebagai perpanjangan tangan birokrasi, sementara organisasi mahasiswa ekstra
ka:*pus tak
berbeda
nasibnya karena harus jugu menerima regulasi
dengan masuk dalam
birokrasi dan
satu mahasiswa
politik keormasan. Satusatunya lahan aktivitas politik mahasiwa adalah
Sarwono Kusumaatmaja dan Rahman Tolleng (meskipun akhirnya ia tidak betah). Alternatif kedua adalah menolak untr:/ic menikmati hasil perjuangan dan tetap melanjutkan
kelompok studi, diluar pagar kampus.
fungsi intelektualnya- sebagai kontrol sosial, yang dilakukan Soe Hok Gie, Arief Budiman dan Imam
mahasiswa yang menjadi masyarakat minoritas dikampus
Waluyo.
mencoba bergulat dikancah pemikiran. Refleksi terhadap
mahasiswa pada Orde Baru kesadaran dan perspektif baru tentang memunculkan
aktivitas'
Kekuasaan Orde Baru yang terkonsolidasi mulai menunjukkan watak yang represif ketika ideologi pembangtnan melegitimasikan otorileisme negara. Arief Budiman dan eks aktivis angkatan 66 yang berada diluar pagar kekuasaan mulai melakukan kritik pada awal tahun
Kritik-kritik yang dilontarkan pada waktu itu masih bersifat kultural. Mereka mengkritik nepotisme, korupsi dan modal asing. Gerakan moral yang pada awalnya bersifat sporadis ini akhirnya menjadi lebih terorganisir dan politis ketika mulai melibatkan massa mahasiswa di kampus-kampus dan munculnya konflik 1970-an.
intern dielite kekuasaan.
Kondisi politik pasca MALARI yang mulai stabil
selamz hampir
3 tahun
kembali
menunjukkan dinamikanya menjelang PEMILU t977 dan sidang Umum MPR 1978. Gerakan mahasiswa ini kembali marak dengan tuntutan-tuntutan politik, yang langsung pada penolakan terhadap kepemimpinan nasional. Seperti juga
pada periode
Dengan media kelompok studi, para aktivis
MALARI,
maraknya aktivitas politik di elite politik. adalah pengadilan politik
mahasiswa sebagai akibat konflik intern
Hasil dari gerakan
ini
politik
sejarah kelahiran C)rde Baru yang menghasilkan demistifiasi gerakan mahasiswa 1966, rnongkritik Malari dan gerakan mahasiswa 1977 - 1978 lebih berorientasi pada kekuasaan dan jauh dari rakyat yang diperjuangkan.
Namun aktivitas politik teoritis ini meminjam istilah Denny lA- mulai dirasakan sebagai kegiatan yang masturbasif. Muncul kritik terhadap aktifitas ini, seiring dengan mencuatnya beberapa kasus tanah dimasyarakat, karena kelompok studi tidak mampu menjawab problema masyarakat.
Beberapa aktivitas mahasiswa mulai mencoba untuk melihat realitas sosial masyarakat yan selama ini
dinikmatinya hanya lewat bacaan dan diskusi dengan terjun langsung kedaerah-daerah kasus ketidakadilan. Dengan berbekal teori-teori kritis yang dianggap kiri oleh
pemerintah mereka mencoba melakukan pengorga nisasian dan penyadaran dikalangan rakyat. Istilah rakyat dianggap lebih tepat untuk menyebut masyarakat yang
tertindas. Hasil dari aktivitas empiris mahasiswa ini kemudian diaktualisasikan lewat advokasi dan aksi yang KENTINGAI:,I NO.
0
lt ruUfi I 1994
37
KQrou dilakukan bersama-sama oleh mahasiswa, rakyat dan LSM (yang merupakan wadah mantan aktivis mahasis wa). Maka tidak mengherankan jika pada dasawarsa 1990-an ini gerakan mahasiswa lebih berwatak
politik negara sehingga kemunculannya selalu menimbul-
kan kecurigaan pemerintah. Dalam setiap kasus yang muncul ke permukaan , pertanyaan klasik yang terlontar dari penguasa bukan "mengapa kasus itu muncul,,, melain
k:rakyatan.
kan "siapa yang menunggangi".
Mencuatnya kasus-kasus tanah seperti : Kedung Ombo,' Kacapiring, Cimacan, Badega, Majalengka dan
Ini merupakan bukti kecurigaan penguasa terhadap munculnya kasus yang diangkat rakyat bersama
ain-lain adalah hasil kerja mahasiswa. Bahkan dalam rcberapa waktu terakhir ini, para aktivitas mahasiswa nulai berani merambah kawasan yang "rawan politik"
yaitu dengan melakukan
nya dengan menuduh "kiri". ini sering dipakai oleh
Oengorganisssian dan penyalran dikalangan buruh.
Keterlibatan
gda
kasus-kasus
Senjata
negara untuk melegitimasikan
tindakan represif terhadap segala aktivitas poliri yang
mahasiswa
lokal
ini
dianggap mengancam stabilitas
j*ga disebabkan oleh semakin ureratanya aktivitas politik
nasional. Daerah
gsnangan
Waduk Kedung Ombo diang-
mahasiswa di semua daerah, sehigga mampu merespon kasus-kasus yang muncul dise-
gap bckas basis PKI kctika rakyat Kcclung Omliu mcmprotcs kctidakadilan clalam
raua daerah. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika sekarang kita melihat ting-
proses pembebasan l.anah dan
sckarang
ge
rakan
mahasiswa
"dianggap menggunakan cara-
gnya
frekwensi aktivitas politik mahasiswa di kota Solo, Salatiga,
mahasiswa. Mencuatnya isyu "gerakan mahasiswa tahun 1990-an kekiri-kirian " merupakan cermin kerakyatan. Negara kembali menggunakan senjata politik pamungkas
Semarang,
Malang, Jombang, Jember, Kediri dan kota-kota lainnya, dimana pada periode sebelumnya hampir tidak terdengar
cara PKI dan kckiri-kirian" karena melakukan pembelaan terhadap rakyat tertindas.
aktivitasnya.
Wahlu Susilo Mantan mahasiswa Sejarah !'ak. Sastra UNS, peneliti
Merebaknya gerakan mahasiswa ya\g berwatak kerakyatan dianggap sebagai ancaman terhadap stabilitas
pada Social Analysis and Research lnstitute (SARI) Solo.
3
8
KEr'rnNGAN NO.|rlJuLilrlrgg4
KoLoM
B||DAnil!ilrunfiilltruMil r.r D
tudi tentang kckuasaan yang berkaitan erat dengan masalah-masalah kebudayaan dikemukakan oleh Mitchel Foucault ( 1980), mengkonseptualisasikan bahwa
dalam bentuk apapun kekuasaan senantiasa memproduksi budaya politik dalam bentuk simbol-simbol. Tetapi sebaliknya nilai-nilai simbolik tersebut senantiasa rnencerminkan kembali besar kecilnya kekuasaan.
Fenomena yang terjadi dalam sejarah kekuasaan raja-raja Jawa nampaknya juga senantiasa diwarnai munculnya produk-produk budaya politik yang mencerminkan legitimisrne besarnya sebuah kekuasaan. Dunia simbolik yang hadir dalam sejarah Jawa begitu kuat msncuat dalarn permukaan kekuasaan raja-raja .Iawa.
Dcngan demikian disatu pihak budaya politik kekuasaan senan tiasa tunduk pada produksi kebenaran
simbol-simbol kekuasaan
, tetapi dilain pihak dia juga
mengingkari simbol-simbol kekuasaan yang dikemas dalam kolusi menghalalkan segala cara. Budaya simbolik
yang dikernas dalam wujudnya sebagai legitimisme kekuasaan senantiasa hadir dan dirarnaikan disaat terjadi pasang surut munculnya dinasti baru.
Dalam kondisi semacam ini kita sangat sulit memisahkan antara bentuk-bentuk kekuasaan yang simbolik dengan yang aktual, atau dengan kata lain mana
yang mcnconninkan budaya poitik dengan kekuasaan politik sulit dibedakan. Dalam pengertian scmacam ini maka budaya politik dari produk birokrasi tentu saja erat hubun gannya dengan praktek-praktek suatu kekuasaan politis. Demikian maka kita sering dihadapkan pada dilema diantara kebenaran simbol kekuasaan dengan kolusi mcnghalalkan segala cara dari satu di nasti. Mengambil contoh dari dua dinasti kekuasaan republik
ini antara simbol-simbol legitimisme "Demokrasi Terpimpin" rez,im Bung Karno dengan "Demokrasi Pancasila" rezirn Soeharto kita sulit menentukan nilai
dinasti kekuasaan baru, dari kalangan mana saja ia senantiasa menciptakan etika "priyayi".
Memang benar tesis Heather Sutherland, bahwa
banyak kalangan priyayi telah
menyumbang
perkembangan dan kegiatan kultural politis dalam dimensi kekuasaan Jawa. Oleh kerena itu ia mampu menyingkap beberapa informasi penting mengenai tingkatan evolusi priyayi dalam pemerintahan di Jawa.
Kita ambil contoh proses suksesi kekuasaan Jawa selama periode pemerintahan kerajaaan Demak, walaupun mampu membangun dinasti baru mereka senantiasa menghadapi kekuatan tandingan lokal yang sangat otonom, yaitu rczim Panembahan Sedo Lepen. Dalam konteks ini dua kekuatan telah melahirkan budaya "priyayi" yang saling berhadapan, yaitu dalam bentuk simbol-simbol legitimasi kekuasaan. Dengan kata lain
legitimasi budaya priyayi rezim sultan berhadapan dengan kekuatan tandingan budaya "priyayi" Panembahan.
Untuk menganalisa dunia sirnbolik yang diciptakan dari dua kokuatan yang hadir dalam scjarah Jawa ini kita sulit menentukan produk kebenaran simbol-simbol kekuasaan mereka dan sulit pula menentukan simbol kolusi yang menghalalkan segala cara. Karena keduanya
saling nrember.rarkan J'olklore-folklore yang berdimensi legitimisme itu. Persoalannya sekarang tcrlctak pada dinasti siapa yang kuat, merekalah yang menentukan kebenaran kolusi tersebut.
SEJARAH KEKUASAAN DI INDONESIA Selama periode pergerakan nasional cottnter elite yang mencuat dalam permukaan sejarah telah dipelopori oleh organisasi sosial politik yang bersifat egaliter : Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Perhirnpunan Indonesia.
pembenarnya. Padahal kcduanya memiliki unsur- unsur kolusi tadi.
Mereka berhadapan dengan kekua tan resrni yang berkolusi ahtara pemerintah Kolonial dengan pen guasa-penguasa pribumi. Dengan kata lain budaya
Dalam- konteks scjarah Jawa, jatuh bangunnya suatu
"priyayi" telah berhadapan dengan budaya lokal scbagai
dinasti kekuasaan senantiasa diwarnai oleh intrik-intrik
kekuatan tandingan. Tidak diingkari bahwa kekuatan
politik yang melibatkan dua unsur di atas
Soekarno dan Hatta yang kharismatik pada era pasca
yang mernbentuk legitimasi politik. Siapapun yang membentuk
KENruNGAN No.
\ltJuutil |e%
3
9
KoLoM kolonial, telah dibentuk pada saat kolusi kekuasaan yang syah mulai menunjukkan kelemahan fotklore kekuasaan
@sali elite yang mengibarkan panji demokrasi,
mereka. Peluang kondisi sosial politik Hindia Belanda yang meruntuhkan pamor pemerintahan Kolonial, memberi kesempatan kebangkitan kharisma Hatta dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia lewat parlemen Belanda. Inilah fenomena jatuh bangunnya kekuatan
perwujudan budaya egaliter.
budaya egalitaian yang memperoleh otonomi lokal
berhasil menjatuhkan kekuasaan yang sd, menciptakan budaya politik elit "priyayi". Suksesi terjadi senantiasa diwarnai oleh situasi konstitusional yang berdimensi dialektis,
yang yang
siklus sejarah akan mencatat muncutnya
counter sebagai
Situasi dan kondisi yang membenarkan hadirnya counter elite baru dalam sejarah telah mencatat berulangnya budaya politik kekuasaan raja-raja Jawa. Tampilnya Soeharto dalam era Orde Baru bisa diparalelkan dengan kepemimpinan counter elite : Ken Panembahan Sedo Lepen, Hadiwijaya (Jaka Tingkir), Sutawijaya, Ki Ageng Mangir, dan Soekarno.
Arok,
Legitimasi yang dibangun oleh counter elite baru
yaitu: evolusi dan revolusi.
rezim Soeharto dicuatkan
Sejarah kekuasaan Indonesia periode pasca kolonial
syarakat yang disebut "Ordo
lewat dikotomi tatanan ma-
Sosial Lama dan Orde
baru diwarnai oleh munculnya dua
dinasti
Sosial Baru". Orde sosial yang baru mencuat kepe-
penguasa,
yaitu rezim Soekarno dan rezim Soeharto. Sejarah
rmukaan setelah
tahun 1965, sengaja dimunculkan dalam kondisi dikotomis. Artinya, pengertian tatanan masyarakat lama cenderung
'mencatat, suksesi yang terjadi diantara keduanya tidak
berjalan menurut
proses
evolusi pergantian kekua-
mengandung nilai-nilai ketatanegaraan yang bersifat inkonstitusional, keluar ide-
saan, melainkan melalui revolusi politik. Dengan kata lain pergantian kekuasaan itu
ologi Pancasila dan berdimensi kekua saan absolut.
bisa di analisa melalui
pendekatan prak tek kolusi counter elite. Kekuasaan sah yang diperjuangkan Sukarno telah dirintis melalui jatuh
bangunnya kabinet liberal selama periode 1950_1959.
Selama sembilan tahun sejarah ketata negaraan Indonesia tercatat puluhan kali pergantian kabinet Iiberal. Situasi semacam ini yang membentuk
faktor-faktor kondi sional. mengapa
Soekarno
Dcngan dernikian wujud dikotomis orde sosial baru membutuhkan legitimasi budaya egaliter yang bisa diterima oleh seluruh lapi san masyarakat. Antara lain munculnya isu-isu sentral (fotktore) parrcasila scbagai satu-satunya asas ideologi negara dan demokrasi Pancasila sebagai alat legitimasi pengganl.i Demokrasi
melegitimasi hadirnya konsep',Demokrasi Terpimpin',. Ketika sejarawan menganalisa dan memperbandingkan
Terpimpin.
Presiden 5 Juli 1959, maka konsep Demokrasi Terpimpin sebagai legitimasi budaya tandingan keberadaannya
landasan catatan sejarah kekuasaan Jawa. yang jelas sebagaimana telah dikonseptualisasikan diantaranya oleh Mitchel Foucault, bahwa munculnya kekuatan tandingan senantiasa berpegang pada legitimasi budaya politik egaliter. Dalam situasi yang demikian mereka senantiasa
faktor kondisional .kabinet liberal dengan Dekrit menjadi sah-sah saja. Tetapi manakala intepretasi Demokrasi Terpimpin melahirkan kekuasaan presiden seumur hidup, selama periode Lg5g-Lg65, maka budaya tandingan yang bersifat egaliter Soekarno telah berubah
menjadi budaya politik "priyayi" yang menghalalkan legi timasi kembali kepada konsep semula bahwa kekuasaan yang kuat akan membenarkan segala cara. Dalam kondisi semacam itu
Ini baru satu interpretasi yang berpijak diatas
berhadapan dengan kekuatan yang mempertahankan budaya politik priyayi.
segala cara. Kebenaran
4
0
KEr,rnNGAr,r
No.
0 r IJUU\
il 1ee4
.Sudarmono Dosen l.akultas Sastra UNS
ruGUB
Ceorge Junus Aditjondro
:
ffil0ilnl!ffiffI KlTf, [L!Tt0Dill $!l(T0nAL
Asia Pacipic Conference on East Timor (APCET) yang herlanusunc di Manila 3] Mei .t .l u nilul u1<a m hut i m( n ( uut kun numunvu ketiku closcn narca sariana U niversitas 'lhisten ShnaWacana (UKSW) tirsebut rnasuk sebagai salah satu pembicara yang diundang dalgnl ko nperensi tentang propinsi paling bqngsu di Indonesia. Bersama rekanre ka n ny a lainny a, sep erti Pincei, Mulyanit ditn Abdul H akim G arwda N usantara, G eorge akhirnya rnemutusknn tidal{ memenuhi undangan te rsebut. Meski demihan ta membuat netisi keoada Pemeintah Fitipina lewut Keduttesnya di JuEurta untuk rnemprotes tindak pencekalan bggi pesgla avns konaerenst I lmor I lmur te rs
tb u t
sb b
agai p e la n ggaran
hak asasi manusia. Namanya memang tidak dapat dilenaskan dari mlasalah Timtim' s ete lah has il pe ne litiannva t e nt q ng Timtim dip ub I ikasikan oleh media Australia. Sebagai cendekiawan yang banyak menumoahkun ne rhatia nnva padu masaluh Indonesiu iugiun timur. Georse iusa pemalt mene i ma n e nE hhr\arin Kalp at aru tahuh If87 farena pe:ngabdi annya pada pelestaian lingkun gan. ii dup. 89 rb,ggai i abatan nentms oernah dtembannva se'neni Whkil Ketua Presidium 'W,.q tU t (Wahuna Lingkungan Hidup Indonesia) dan Direktur Yavasan Pengembangan Masvdrakat Des"a lian laya (YPh4D lrid vunc termasuk nendii t N C t' ( t niernat ional ' N on G overmental ( )rgunization Forum on Indoneiia -sebuahforum LSM di Indonesia). D is e lu kes i b ukunnyu, do ktor lulusan IJ niversitas Comel Ameika Seikat kelahiran 27 Mei 1946 ini menerirna Mahfudin dan Nanang BS dai Keniinpan us ai be rbic ura dalam"s eb uah se minar di U KSW. Berikut petikannya :
KENTTNGAN
Na.lilruLililDs+
y' f
EIGUR Bagaimana demokratisasi
di
Indonesia menurut Anda?
Demokratisasi di Indonesia sekarang ini masih terbatas, seperti
pada segelintir kelas menengah -itupun hanya di pulau Jawa. Juga tidak semua kampus turut dalam soal ini. Jadi sifatnya sangat elitis, hanya
segelintir saja yang melibatkan diri
dala- demokratisasi, sehingga kalau yang segelinti ini capelg lantas apa yang akan kita dapat?
itu seolah kampuslah yang memimpin orang kampung.
Bukankah secara umum mahasiswa
telah memberi kontribusi demokratisasi
bagi
?
beragam. Ideologi tahun 66 adalah
pro kapitalis anti
komunisme.
Ideologi tahun 80-an atau 90-an alergi dengan kapitalis. Namun sayangnya belum bisa merumuskan
Saya masih ragu. Dalam gerakan
formulasi sosialisme seperti apa, yang
mahasiswa secara di(tkronis akan selalu muncul generasi baru dan
terhadap kapitalis. Ada semacam raba-raba untuk mencari strategi ekonomi alternatif, dan sayangnya kurang diberi waktu untuk berkontemplasi. Tidak cukup hanya menyatakan
koreksi. Apakah betul
mahasiswa
sebagai aktor utama? Karena faktor
militer jugu perlu
diperhatikan,
misalnya pada 1966 ingin diberi
Kendala sistem?
Sistem tidak bisa dijadikan alasan. Dulu, Tan Ma-
ada hanya penolakan
sosialisme, karena sosialisme bisa bcrarti Leninisnte, iuga Gandhiisnrc yang kerakyatan, iuga acla sosialisnrc clcnrtlkrtrl
laka juga rnonghadapi sistour
y^ng tidak
a/n Skandir.ravia.
Apa maksud demokratisasi
tentang pendapat bahwa tugas utama maha siswa
memungkinkan untuk demokratisasi.
Bagaimana pendapat Anda
masih elitis dan sektoral? Bersifat elitis karena
bcrasal
dari kalangan
adalah kuliah?
Dttscn hcntlaknya litlrtt
kanr-
lrahwa proscs pcndidikan tcriadi di dalam dan luar kampus.
pus, yang jarang mengangkat issue dari luar Jawa. Misalnya, tidak ada korclasi antara
mereka
yang
Bukan hanya bclajar
clari
buku-buku tapi juga rncmpo-
mem-
lajari ilmu dari
perjuangkan nasib Marsinah dengan mereka yang memperjuangkan nasih buruh di Selat Malaka. Gerakan kita
masyarakat.
Karena pendidikan tidak
se-
rnata untuk mengembangkan ketrampilan tapi juga mengembangkan kepemimpinan.
tidak menasional. Kalaupun
Mayoritas mahasiswa kan gerakan yang berbasis di Jawa George Junus Aditlondro di Kamar kerla yang tull book nrembisu terhadap ntasttlah mengklaim sebagai gerakan kesan bahwa rnahasiswa lah yang apakah karena demokratisasi, nasional itu semata kar-ena publisitas memperjuangkan perubahan. sistem SKS? pers. Lagi-lagi yang disalahkan sistem. Apakah lembaga kemahasiswaau Bagaimana dengan peran dikampus bisa memperjuangkan C)rmas juga salah. Ormas sclama ini mahasiswa sebagai pejuang demok ratisasi? mengidolakan, misalnya di HMI demokratisasi? Sulit kalau lembaga kemaha- bagaimana caranya menjadi scperti Itu mitos mahasiswa sebagai siswaan itu bagian dari birokrasi Akbar Tanjung atau PMKRI scperti pendobrak dalam pcmikiran Lenin kampus. Pengelompokan mahasiswa Sofyan Wanandi. Anak lndonesia rs/is bahwa kalangan intelektual-lah dalam unit-unit kegiatan sekarang ini sejak SD dididik untuk menjadi
yang selalu memimpin aksi massa. Namun tidak selalu kaum intelektual yang memimpin karena dari massa sendiri akan muncul pemimpin yang kemudian biasa disebut intelektual tradisional atau intelektual organik. Memang di Indonesia kita kurang
mempercayai intelektual organik karena arogansi kaum intelektual pada umumnya, yang terbuai dengan mitos angkatan 1908 dan 1966. Mitos
(/
xzttuNceN No. oItJULITIt1ee4
berbeda dengan dulu. Kalau dulu dibiarkan otonom, sehingga memungkinkan mereka berpikir kritis. Bagaimana karakter antara gerakan mahasiswa 1966 dengan gerakan
Jauh sekali. Kita lihat aktor pemimpinnya, tahun 60-an pemimpinnya sekaligus adalah pimpinan orrnas, it'i sentralistlr sedarrg tahun pe
mimpinnya
sekolah
bagaimana menjadi robotnya n.egara
atau robotnya siste m e konomi, bukan bagaimana menjadi aktifis. Makanya hanya segelintir mahasiswa
yang sadar dalam rnemperjuangkan
mahasiswa sekarang?
80-an
robot. Yang diajarkan di
mcnjadi
demokratisasi.
Atau
karena mahasiswa?
cara
berpikir
EIGUR main, maka kita perlu bekerja dan
Bagaimana dengan harapan rektor
kultural, baik mahasiswa kaya
berpikir lebih keras.
baru akan menciptakan
maupun miskin selalu ingin cepat menyelesaikan kuliah dan segera memberikan kontribusi balik bagi
adalah esensi demokratisasi. Misal-
demokratisasi kampus?
nya apa yang diperlu kan untuk demokratisasi di UNS? Apakah hanya mengganti figur pemimpin atau sistem pemilihan rektornya? Misalnya, kenapa selama ini dalam pemilihan rektor hanya hak milik doscn sedang mahasiswa tidak memiliki hak suara. Padahal kan
yang menjadi senator bukan dekan tetapi orang yang dipilih langsung, kemudian juga mcngusahakan bahwa
Secara diq.lektis dari pendekatan
keluarganya. Itu hal realistis yang tidak perlu dilecehkan. Secara makro diantaranya. adalah karena sistem pendidikan kita yang penuh dengan iming- iming.
George yang semasa muda
aktif
berorganisasi ini sempat kulish di Fakultas Teknik UNIUS dan
Itu
semua
rektor merupakan bos seluruh civitas akademika.
Akademi Tehik Sentarang sampai akhimya pindah ke jurusan Teknik
suasana
Kita hendaknya tidak njagake pada figur rektor untuk hal yang demikian. Itu pemimpin sentris. Lebih baik pada sistemnya. Marilah kita merubah sistem senat sehingga
mahasiswa daq karyawan punya wakil yang representatif. Sehingga setelah ada rektor baru dari sistem seperti ini, sistem pun menjadi lebih baik. Kalau kita mengharapkan pemimpin
-prcsid<;n atau rcktor- nrcnrbawa suatu pencerahan demokratisasi,
Elektro yatry hwtya betult surnpai tahun keempat. Pengalamannya di pers nuhasiswa membawa tokoh yang nrasuk dalant buku "Apa dan Siapa Orang Jawa Tengah" itti menjadi wartawan Tentpo selqmq l0 tahun. Dutgatt ditutturti istrinyu Esti Bemedetta dan putra
maka kita terlalu ngjagake sesuatu
yang belum pasfi. Ini
konsep
pemikiran ratu adil. Selama ini yang diperdebatkan dalam suksesi bukan
sistcmnya tcl.api lobih
banyak
menyorot orangnya.
fimggalnya Enrico, Georye nxenentpati sebuah nunah kecil di Jl. Ceme-
Bagaimana lbrmulasi
untuk
mengubah sistern sukscsi?
ra Dua Sulutiga. Priu asli Pekutongun yang berjanggut tebal ini men'tang gentar ntenj elaj ah lattgsuttg
Lakukan dengan diskusi
dan
ke daerah-daeralt untuk
menciptakan media alternatil'. Misalnya membuat buletin yang
mendapa t ko n inlorm a s i yang sebenamya terjadi di lapangan.
mengubah sistem pemilihan umum dengan sistem distrik, siapa saja yang
menjadi public figre
untuk menciptakan opini publik menuju ke
Tentang validitas penelitian, pernah
Pangdam Udayana mengatakan penelitian Anda tentang Timtim
arah kcbcbasan partai. Dongan demikian ada partai yang tidak berkuasa secara nasional, tapi di
tidak valid, bagaimana?
Sekarang apakah
dia
cukup
tingkat daerah berkuasa. Misalnya sistem federatif yang ada di Amerika
kompeten untuk bicara soal peneli
tian? Yang namanya
penelitian adalah pengumpulan data sekunder, dengan demikian orang lain pun bisa bicara soal Timur Tcngah atau yang lain.
Bagaimana pendapat Anda tentang suksesi Rektor?
Pemikiran yang berasal dari
Jawa Kuno menganggap
bahwa
pemimpin akan membawa kharisma. Kharisma pcmimpinlah yang mengubah semuanya bagaikan lampu ajaib
aladin. Kalau kita menganggap suksesi adalah perubahan konfigurasi,
Di Indonesia kita kurang
Serikat. Kadang bicara sistem distrik atalu federatif jarang ada yang berani. Jadi sckarang biar saja orang lain
mempercayai
melihat pemilu atau sukscsi yang akan datang sekadar melihat figur
intelektual organik karena arogansi kaum intelektual pada umumnya, yang terbuai dengan mitos angkatan 1908 dan 1966.
Habibie atau Try atau X.
Ada sugesti untuk mahasiswa UNS tentang suksesi yang belum demok ratis? Hendaknya mahasiswa itu lcbih kritis tcnl"ang sukscsi itu. Tcrmasuk juga dcngan adanya sukscsi rcktor yang akan terjadi di UNS. (pbl)
perubahan mekanisme dan aturan KENnNGAit No.
oltluutlt"oo
4
3
OPINI
TUIETIIAKI{AI I{ASI O IIALISilIE
kesempatan lain adalah bentuk cacat dari suatu integrasi.
Karena ada kepentingan terten-
tu
maka integrasi dianggap sudah selesai dengan keseragaman- keseragaman hukum dan bahasa. Namun
Muchamad Yulianto
dengan mengabaikan realita bahwa keragaman lebih memerlukan intc-
alam konteks negeri kita nasionalisme selalu bergandengan dengan integrasi, apalagi bila
melihat demikian
pluralitasnya
kondisi Indonesia. Dhaniel Dhakidae mengatakan bahwa nasiona lisme adalah gerak menuju integrasi di atas dasar tertentu. Sedang nasionalisme dalana gerak aslinya dalam sejarah
Eropa berjalan seiring
dengan
kesatuan agama dan wilayah. Karenanya dari pendapat tersebut, agama bisa dijadikan sumber legitimasi bagi perjuangan inaupun kekuasaan bang-
sa atau wilayah yang didia minya. Dalam intregrasi sering dianalogkan dengan keseragaman, padahal keseragaman yang tidak memberi
4
4
KEI{uNGA r No. 0 il JULil il 1ee4
grasi dengan dimensi lain,
yaitu keadilan ekonomi yang bisa jadi lem
perekat. Jurang antar tingkat hidup yang selama ini terjadi adalah bentuk pengingkaran terhadap integrasi.
Orang tak akan pernah lupa ungkapan Disraeli tentang seman gat kebangsaan atau nasionalisme, ight, or wrong is my country. Namun disini kehadiran negara sering diidentikkan dengan bangsa, dan nampaknya sosok' negara atau pemerintahannya menjadi demikian kuat dan seakan tak bisa diganggu gugat. Scrnentara bangsa tidak sama dengan ncgara, artinya kebangsaan muncul dari arus
rakyat, merupakan perekat
bagi
solidaritas rakyat. Sebaliknya term
KIIA
negara adalah dari penguasa.
iahir dari atas alias
Jend. (Pum) Edi
Sudrujat
berperidapat bahwa rasa kebangsaan
tidak hanya merefleksikan bahwa sessorang adalah bagian clari masyarakat bangsanya, lctapi sekaligus mengandung unsur loyalitas
untuk menjaga integritas
dan
identitas dari masyarakat bangsa itu. Sementara lpong S. Azhar menyahuti bahwa secara psikologis nasionalitas biasanya akan membangkitkan emosi pembelaan dan semangat rela
berkorban yang disebut putiotismc.
Melihat posisi kaum
muda
dalam melanjutkan sejarah, seman gat kebangsaan harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan, sosial
ekonomi, pekerjaan
maupun
interaksi sosialnya. Perlu dilihat kecerdasan yang berkaitan dengan rasa nasionalisme. Menurut Jurgen Habermas bahwa ada dua model kecerdasan, pertama kecerdasan emansipatoik artinya kecerdasan
ffi"ryIry{ akal budi yang menimbang jernih, dipadukan dengan nurani yang menggugatnya,
untuk
menanyakan
apa sumbangan kecerdasan untuk kemanusiaan? Disini setiap individu berproses menjadi cendekiawan,
yang menggugat rasionalitas dalarn
sumbangannya
untuk
semakin teremansipasinya orang, semakin merdekanya orang dari kebodohan, kemiskina-n, ketertindasan, ketakutan
bicara kritis. Jadi kecerdasan itu diabdikan bagi kemanusiaan. Maka tak diragukan lagi nasionalisme
bicara kritis. Jadi kecerdaszrn itu diabdikan bagi kemanusiaan. Maka tak diragukan lagi nasionalisme orang semacam ini. Lain halnya dengan yang kedua, kecerdasan instrumental artinya rasionalitas tukang, yang dalam keadaan akal budi cuma mau mengkaji kehidupan
secara "dangkal" pragmatis, teknokratis dan praktis artinya semuanya adalah alat untuk mencapai tujuan. Rasionalitas semacam ini termanifestasi pada "Jalan-jalan
Lain halnya dengan yangkedua, kecerdasan instrumental artinya rasionalitas tukang, yang dalam keadaan
pintas" dalam menempuh hidup tanpa mempedulikan nasib sesama seperti korupsi, manipulasi kekuasaan, otoriter dan tak kenal kompromi dalam persoalan kemanusiaan. Nah kalau ada pejabat semacam ini justru
akal budi cuma mau mengkaji kehi-
perlu dipertanvakan
orang semacam irri,
dupan secara dangkal
pragmatis,
teknokratis dan praktis artinya semu-
anya adaiah alat untuk mencapai tujuan. Rasionalitas semacarn ini
Nasionalismenya, atau siapa saja yang bersikap demikian layaknya kolonialisme bagi bangsa sendiri.
Bentuk intcraksi sosial dalam
tcrmanifestasi pada j alurt-j ulatt pittlus
dalam mencmpuh hidup
tanpa
mcmpcdulikun nasib sesalna, scpcrl.i korupsi, manipulasi kekuasaan, nepotisme, otoriter dan tak kenal kornprorni dalam pcrsoalan kcrnanusiaan. Nah kulau ada pcjahat setrtacattr itri
justru pcrlu dipertanyakan nasionalismenya, atau siapa saja yang bersikap demikian layaknya kolonialisme bagi bangsa sendiri.
pcngortian luas yang cliarahkan kcmasyarakat kapitalistis - semua dinilai berdasar materi - menyebabkan gaya hidup liberal dan cenderung cgois serta menghalalkan segala cara clcr.ni rncncapai trtiuan, ntulai nampak
pada hasil-hasil pombangunan yang cenderung teknokratis perlu segera kita antisipasi. Model begini sering berlindung dibalik nasionalosme yang bersifat pragmatis, dimana tumbuh
raksi sosial dalam
dan berkembang berkat kemajuan-
pengertian luas yang diarahkan ke masyarakal kapitalistis -scmua dinilai
kernajuan peradaban serta kesadaran
Bentuk
inte
berdasar materi- menye babkan gaya
politik yang relatif telah dinikmati seluruh anggota masyarakat di dunia
hidup liberal dan cenderung egois dan menghalalkan segala cara demi
ini.
rnencapai tujuan, rnulai nampak pada hasil-hasn apa sumbangan kecerdasan untuk kcmanusiaan?
Benarkah nasionalisme dalam globalisasi semakin mengalami cra pr;ngaburan makna ? Kita buktikan saja
!
Disinilah maka setiap individu berproses rnenjadi kecendekiawanan, yang menggugat rasionalitas dalam sumbangannya untuk semakin tere-
mansipasinya orang,
dekanya orang
semakin "mer-
dari
kebodohan, kemiskinan, ketertindasan, ketakutan
Mahasiswa Komunikasi
Massa
UNS, Aktiflrs KSM (Kelompok Studi Mangkubumen) Surakarta
KENTINGAT:'I NO.
|ltIULItIt 1994
45
OPINI
POTRff PTruUAilOAII PENSilAHATISI|JA
mau membumikan dan memperjuangkan peranan sosial politisnya seperti yang pernah diembannya pada masa lampau maka pers mahasiswa perlu memiliki pemahaman yang matang terhadap peran politisnya yang berhasil dilakukannya di era 70-an. Dengan mengacu pada konteks sejarah tulisan ini mencoba menyo-
roti
sampai sejauh mana peranan
pers mahasiswa dalam sejarah gerakan mahasiswa dan berfungsi dalam pembentukan ideologi maha siswa.
Kristianto Martono
1.\ alam konteks seiarahnya pers Ll mahasiswa tumbuh dan berkem
Pada dekade 50-an
bang ditengah kekuatan sejarah. Ia lahir dan terbentuk, tidak saja di-
pers
pengaruhi oleh kekuatan sejarah dala- negeri, tapi juga kekuatan
mahasiswa mengalami perkembangan sangat pesat. Atas prakarsa majalah GAMA-UGM yang dipimpin Teuku Yakob berhasil disele.ng-
sejarah internasional. Dengan demikian, pers mahasiswa tidak mungkin mengabaikaa perubahan-perubahan yang sedang terjadi di masyarakatnya. Karena itu bila pers mahasiswa
garakan Konferensi Pers Mahasiswa I yang menghasilkan dua organisasi yaitl katan Wartawan Mahasiswa Indonesia ([WMD dan Serikat Pers M ahas iswa Indones ia (SPMI).
46
KENuNGAT,T NO. 0 t t ruut r t ree4
Namun karena
IWMI dan SpMI
dianggap tidak efisien maka kedua wadah pers mahasiswa nasional itu
akhirnya dibubarkan, dan dalam Konferensi Pers mahasiswa Nasional
II di Kaliurang
tahun
lg5|
berhasil
dibentuk lkatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) yang diketuai Nugroho Notosusanto.
Pada dekade 60-an terutama stelah terjadi peristiwa G30SPKL pers mahasiswa makin menampakkan keberadaan dan peran politisnya.
Pers mahasiswa yang cukup terkenal pada masa itu antara lain Harian KAMI, Mahasiswa Indonesia,
Mimbar Demokrasi, Angkatan 66, Angkatan Baru. Tiras koran mahasiswa pada masa itu mencapai puluhan ribu eksemplar, jauh melebihi
tiras koran umum seperti Kompas, Sinar Harapan yang hanya beroplah sekitar dua ribu eksemplar.
OPINI Harian Kami yang
diPimPin Nono Anwar Marakim berkembang pesat menjadi koran nasional terpenting, ini berkat baryaining positionnya yang kuat dengan KAMI. Juga koran Mahasiswa Indonesia yang dipimpin Rahman Tolleng pada masa itu dikenal sebagai koran mahasiswa yang paling galak dalam
mengkritik pemerintah. Koran koran mahasiswa pada masa itu benar benar mampu menguasai opini publik, mereka juga sangat menguasai informasi nasional dan internasional.
Yang diangkat koran-koran mahasiswa pada nmasa itu kebanyakan tentang iryu isyu politik disertai analisa politik yang tajam. Mereka bahkan mempunyai peran politis yang sangat besar sehingga opini politik koran mahasiswa pada saat iti mampu mempengaruhi proses kebijaksanaan pemerintah.
mahasiswa ternyata
mendinamisir gerakan mahasiswa. Selama dekade 70-an ini berhasil dilaksanakan tiga kali Konggres
cliberi ruang gerak bahkan selalu mcndapatkan tekanan dan Pcnindasan serta pembreidelan dari
IPMI.
penguasa.
Jika dekade 70-an meruPakan
masa-masa kejayaan bagi Pers mahasiswa, maka dekade 80-an merupakan masa-rnasa suram bagi kehidupan pers mahasiswa. Pers mahasiswa dekade 80-an ini bisa diibaratkan Hidup segan tapi ntati pun tak mau. Sampai menjelang tahun 1985 IPMI benar-benar telah
dibanggakan, dimana kelembagaan
pers mahasiswa mampu mengambil
Pernah
Koran-koran mahasiswa Pada era 80-an ini meski ada tapi gaungnya tak pernah sampai ke masYarakat, bisa dikatakan pers mahasiswa pada era ini tengah mengalami impotensi
politis karena berbagai
bentuk
tindakan pengriasa Yang
sangat
represif.
dikooptasi pcnguasa.
Mungkin dari catatan perjalauan scjarah ini kita bisa bcla jar banyak dari pendahulu kita dan kita
maka upaya konsolidasi dan pembentukan kernbali jaringan Pers mahasiswa nasional ternyata berujung pada anti klimaks yaitu dengan gagalnya rencana Kongres VI di
barangkali bisa mengambil hikmah bahwa usaha untuk membangun kekuatan pers mahasiswa bukan saja
Setelah melewati masa masa konsolidasi yang cukup lama dari tahun 1985-1989
Lampung karena dilarang penguasa.
Pers Mahasiswa dekade 70-an juga mencatat prestasi yang layak
tidak
peran politis yang sangat besar dalam
merupakan pekerjaan yang berat da{r
melelahkan tapi juga meruPakan tanggung jawab dan tugas mulia yang
harus kita pikul bersama.(**)
Dari potret panjang sejarah perjuangan IPMI ini terlihat jelas bahwa IPMI sebagai wadah Pers
KENTTNGA^I NO.
|ilJULilIt lee4
47
SEKITAR KITA
fiI!ilUIUP ||IDUIIO DI
PlmilDnil Plitootilo
Masih banyak indistri yang tidak ramah lingkungan. Entah karena keengganan atau ketidaktahuan, industri semacam ini jelas mengancam eksistensi kemanusiaan. Terlebih lagi banyak industri yang berdiri di tengah hunian padat penduduk Jangan "melempar batu " dengan analogi "ayam ataukah telur yang duluan", tapi bagaimana merrujudkan produk yang ramah ringkungan demi menghormati kemanusiaan kita.
4
8
KEIf/TNGAN No. 0 I t ruut
It
1ee4
EKITAR KITA Il agi masyarakat kota Solo dan sekitarnya, PengfD gi"g Boyolali mungkin bukan nama yang asing. Karena desa yang terletak kurang lebih 20 km arah barat kota Solo tersebut telah lama dikenal dengan tempat pemandian alam yang bersumber dari mata
airnya yang bening. Kungkum (berendam) dalam jernihnya air pemandian Pengging diyakini sejumlah masyarakat Jawa memillki mah, seperti awet muda' mberkshi, enteng jadoh, murah rejeki, dan sebagainya. Dalam waktu-waktu tertentu, seperti padusan menjelang bulan Puasa, malam Sura', pemandian tersebut dipenuhi pelbagai kalangan masyarakat yang
berharap memperoleh berkah dari pemandian tersebut. Kabarnya tidak sedikit pejabat, pengusaha maupun orang-orang terkenal yang kungkum di
baunya yaag menyengat, airnya ditengarai juga menimbulkan gatal-gatal dibadan. "Dulu waktu kecil kami berwudlu disungai sini. Tapi sekarang sudah nggak berani karena takut gatal-gatal," kata Pardi padaKentingan.
Surono juga menjelaskan beberapa rumah disepanjang aliran sungai ditinggalkan penghuninya yang pindah ke daerah lain karena tidak tahan dengan bau limbah dan lalat yang meqgganggu. "Tapi itu kalau orangnya mampu, kalau yang nggak punya '.. ya tetap tinggal dengan nahan bau," jelasnya sambil menunjukkan beberapa rumah kosong.
malam-malam tertentu. Bahkan Dubes Austria yang mencoba kungkum pun mengagumi keindahan dan
Didampingi beberapa tetangganya, Surono menjelaskan sudah berulang kali menyampaikan
kesejukan mata airnya yang bening. Di lokasi yang berada dalam wilayah Desa Benda Kecamatan Banyudono, Boyolali tersebut juga berdiri sebuah masjid peninggalan Sri Susuhunan Paku
keluhan pada pejabat-pejabat yang bertandang ke desanya, namun sampai sekarang belum ada tindak
Buwono X, yang berjarak hanya sekitar 20 meter dari
kami jugu ngadu. Tapi mereka hanya sekadar
lokasi Umbul Pengging. Menurut warga setempat
janji-janji". Ia bahkan wanti-wanti
dulu mereka sering mengambil air wudlu di sungai-sungai sekitar Mesjid Ciptomulyo yang keadaannya hingga kini masih terawat baik. Desa Benda memang dialiri dua sungai yaitu Karangduwet dan Sungsang.
Namun, sekarang 6anyak warga yang resah dengan bau busuk dan menggenangnya limbah pabrik tahu dan peternakan babi yang dibuang sembarangan
tarnpa proses pengolahan timbah
ke
sungai
Karangduwet. Buangan berupa limbah sisa produksi tahu dan kotoran babi yang sebagian besar berbentuk
lanjut. Bambang, warga lain menambahi, "Dulu pcrnah ada kegiatan tarling (taraweh keliling) dari kabupaten, agar Kentingan tidak
bertamu ke pengusaha tahu' agar tidak disugtthi panganan yang enak-enak, seperti tamu-tamu pejabat yang lain.
Desa Benda memang paling banyak memiliki pabrik tahu di antara 15 desa yang berada dalam wilayah kecamatan Banyudono. Menurul' Djuwandi, Mantri Polisi Pamong Praja (MPPP) Kecamatan Banyudono, dulu memang banyak industri rumah tangga yang membuat tahu namun kini hanya finggal beberapa dan sebagian besar ada di desa Benda' Sementara menurut aparat Desa Benda diwilayahnya
padat dan berwarna kehitaman tersebut akhirnya
ada sekitar 11 pabrik tahu,
menggenang memenuhi permukaan sungai. Timbunan limbah padat itu akan menyibak dan mengeluarkan bau busuk yang lebih menycngat bila dilcrnpari batu'
terbesarlah yang banyak dikeluhkan warga' Beberapa pcnduduk jugu mengusahakan pcternakan babi
kecil-kecilan untuk menampung limbah tahu yang
Tak terhitung banyaknya lalat yang
banyak clilrasilkan pabrik-pabrik tahu disckitar tcmpal
mengerumuni
limbah yang mcnggonang dan bctcrbangan di sokitar rumah penduduk sepanjang aliran sungai tersebut. "Banyak lalat dan nyamuk, apalagi kalau sore hari
pas waktu-waktu buangan," papar Surono yang memiliki warung persis dimuka mesjid Ciptomulyo. Masyarakat di daerah aliran sungai tersebut kini sudah tidak berani memanfaatkan air sungai sekalipun
3
diantaranya yang
tinggalnya. Namun biasanya, pengusaha pabrik tahu tersebut juga memiliki sendiri peternakan babi karena dengan
begitu tidak mensia-siakan limbah tahu yang merupakan pakan utama babi. Hal itu juga diakui Maryoto, pengusaha tahu terbesar didesa tersebut yang memelihara 150 ekor babi.
tidak terdapat genangan limbahnya. Karena disamping
xDnnvcev
No.|ltluutltlee4
49
EKITAR KITA Sementara itu Kepala Desa Benda, Mugiyo SM, mengaku belum pernah menerima pengaduan resmi dari warganya, namun pihaknya selalu melakukan pembinaan pada pengusaha tahu/ babi tersebut supaya mengatur limbahnya dengan baik.
"Kewenangan kami memang hanya sebatas itu, menghimbau mereka agar mengurangi limbah dan baunya. Kami ngga bisa menutup begitu saja," jclas Mugiyo menanggapi permintaan masyarakat untuk menutup saluran pembuangan. Namun begitu, menurutnya,
pihak-pihak terkait seperti Kantor Perindustrian dan
Lingkungan Hidup sudah mengecek permasalahan t
ersebut.
Menerangkan pengaturan limbah, Maryoto mcngaku sudah membeli sebidang tanah yang akan dipakai untuk
*e
menangani limbah pabriknya namun realisasinya masih
s ..4
; *
menunggu pengarahan dari instansi terkait karena, "Saya ngga tahu apa-apa tentang proses pengolahan limbah".
Seperti diakui aparat desa, bahwa meski pabrik tahu tersebut masih dalam skala industri rumah tangga, nalnun
bukan berarti bisa seenaknya mengabaikan lingkungan sekitarnya. Karena kawasan pabrik terscbut juga padat dihuni penduduk, termasuk anak-anak. Dan terlepas dari latar belakang tradisi kun;1lcunt di Umbul Penging dan Umbul Sungsang, tampaknya warga Benda, Banyudono, Boyolali yang merasakan scngatan busuk limbah tahu/ babi memang berhak merasakan lingkungan tinggal yang bersih dan sehat.
Dan meski linbah pabrik tahu/ petcrnakan bahi lobih
banyak dikeluhkan warga sekitar aliran sungai Karangduwet, narnun bukan tidak mungkin bau menyengat limbah tersebut juga akan "menccmari" keindahan dan kesejukan pemandian Pcngring yang berjarak lebih kurang 500 meter dari aliran iimbah terdekat. Bukan tidak mungkin pula, suatu waktu pengunjung obyek wisata pemandian Pengging harus
rnenutup hidung sambil merendam
diri, apabila
kita
begitu tak peduli dengan lingkungan hidup. Lingkungan hidup yang harus kita kernbalikan dengan "utuh", bukan Garnbar dari atas ke bawah: Masjid Ciptomulyo peninggalan PB X, Genangan limbah yang menyengat itu, Salah satu sudL.lt peternakan babi. kungkum di Umbul Pengging yang L:ening dan sejuk.
5 ()
KEI'|ZNGAN
No.qilruatiltee4
kita wariskan, pada anak cucu kelak. (putri bawa lestari dari laporan Budi dan Kris)
KAI/?7r,rGlN N0. 1ItJUUtIt 1994
5l
OLOM
GERAIfiN PROTES MAHASISWA D I.
rotes merupakan bagian dari perubahan sosial, yang mengungkapkan ketegangan antara kompleksitas dan
fragmentasi hubungan manusia dalam lembaga sosial, :rta kesenjangan partisipasi dalam tatanan sosial budaya.
Nipah, UULLAJR atau persoalan SDSB, berkembang menjadi tema perubahan struktur ekonomi nasional yang lebih mengacu keadilan, pemerataan dan peningkatan usaha rakyat kecil.
lngan demikian protes merupakan cerminan dari konflik yang sedang terjadi dalam masyarakat. Dalam kaitan itu, gerakan mahasiswa tidak lain merupakan suatu bentuk perwujudan eksistensi protes itu. Konflik akan
pecah
jika
mekanisme
politik yang resmi sudah
diupayakan tanpa hasil nyata. Karakter mahasiswa sebagai intelektual muda yang memiliki sikap kesebayaan yang kuat, mendorong
munculnya identitas kegen erasian sebagai agen pembaharuan. Namun bentuk protes terhadap lingkungan dapat dikelompokkan atas dua kategori (Keniston, I97l) yutu the activist, kelompok aktifis yang melakukan protes dengan gerakan aksi dan the alienated, kelompok yang protes melalui penyalahgunaan obat (narkotik, alkohol) dan perilaku bohenian.
Sikap mahasiswa aktifis menurut Sarlito, berbeda dengan yang bukan aktifis. Aktifis cenderung beranggapan mahasiswa selalu menjadi pelopor perubahan sosial, dan karena itu lebih responsif terhadap
masalah sosial, sehingga bersikap kritis. Sedang maha siswa non-aktifis beranggapan mahasiswa bukan pelopor perubahan sosial karena tugas utamanya adalah studi. Meski demikian tembok pembatas tersebut semakin tipis akibat silang kegiatan, [crutarna dalam minat dan bakat. Dalam situasi tertentu, bipolarisasi juga cair, sebagaimana dalam kasus anti-SDSB (Nopember 1993). Gerakan aksi protes yang dilakukan oleh para aktifis itu, dengan membentuk budaya tandingan sebagai simbol oposisi karena terdapat ketidaksesuaian antara kenyataan dengan premis-premis tatanan ideal dan modern. Misal
kasus Malari (1974), berkembang pemikiran model pembangunan ekonomi dan politik yang sejajar, serta dalam gerakan 7977-1978 yang menuntut proses politik sebagai kontrol terhadap pembangunan.
Dalam perkcmbangannya protes tersebut berkembang karena rnenyal"u dcngan tuntutan perubahan struktural sccara luas. Misal tema penggusuran tanah rakyat untuk lapangan golf di Bogor, Kedung Ombo,
52
KENTTNGAN NO.
\ilIuutil tss4
Gerakan tersobut mcnuntut pongembangan lokus partisipasi politik, ekonomi dan kebudayaan dari proses sosial kelompok yang lemah dan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi proses politik secara langsung.
Akhirnya muncul pertanyaan, dimanakah tempat lokasi mahasiswa sebagai kaum intclektual di tengah masyarakat? Menurut Brym (1993), kedudukan tersebut berubah-ubah karena ikatan kaum inte lektual dengan kelas dan kelompok utama lainnya. Karend itu dipengaruhi pola mobilitasnya $alam struktur sosial yang berubah. Melalui identifikasi itu, karakter gerakan tidak dapat terjelaskan secara memadai jika analisisnya terpisah dari yang lain. Hal itu memperkuat pandangan bahwa lokasi struktural dan idr:ntilika si sirsial rnahasiswa tergantung pada kekuatan relatif kelompok utama pada
titik waktu tertcntu. Misal dalam 1966 mahasiswa berafiliasi dengan militer. Pacla 1974 bcrafiliasi dcngan teknokrat. Pada 1977 menolak dominasi militer. Yang terakhir, dekat dengan militer kembali.
Bagi negara yang scdang bcrkcmbang scpcFti Indonesia, kebcradaan gcrakan protos mahasiswa memiliki pcran politik yang mengesankan. Altbach (l9t3tt) menyatakan bahwa hal itu sering merupakan ponycbab efektif dalam merangsang perubahan sosial. Karcna.itu mahasiswa merupakan bagian dari persamaan politik yang konsisten, penting bahkan absyah.
Strategi dan ldeologi
Setiap pergerakan memiliki strategi yang berbeda antara angkatan satu dengan lainnya. Hal itu dipengaruhi oleh tingkat kematangan ideologis -nya. Ideologi dalam pergerakan mahasiswa dimaksudkan sebagai gagasan ideal terhadap modernisasi dan pembangunan. Gagasan demikian dalam cakrawala mahasiswa menurut Raillort (19u5) merupakan suatu tcori besar yang disusun sohagai strategi pernbangunan yang akan mendorong modernisasi strategis yang saling terkait. Karena setiaJi gcrakan hanya
t{oLoM I\5shingga mampu mengakhiri keterbelakangan dan mentalitas yang menghambat kemajuan.
Sanir (1989) mcu'rbcclakan atas 3 katcgori' Pertama, penggagas idcologi yang discbut juga pcncctus atau penafsir, yang menyusun dan mengembangkan ideologi mulai dari formulasi pemikiran tentang segenap aspek kehidupan masyarakat hingga men''usun tafsir dan
Arbi
Hal demikian mempengaruhi perkembangan protes yang lebih berorientasi mikro, seperti diperlihatkan pergolakan kampus di Jateng dan DIY (1988)' Mahasiswa i"tl"t oL masalah yang isoteik, utamanya SPP clan pergantian pcjabat. Sedang protes juga bcrkombang melalui luar kampus terhadap kasus pembangunan region al, seperti penggusuran tanah. Namun hingga 19S,
rincian penggunaannya. Kedua, penerap ideologi, adalah
gerakan itu masih sporadis dan belum mampu mencetuskan perubahan sosial. Hal demikian
warga masyarakat yang karena posisinya dalam kehidupan bersama berkemampuan untuk mengajak hngkungannya untuk mendukung dengan jalan
nasional.
memanfaatkannya. Ketiga, pendukung ideologi adalah
masyarakat
luas yang menerima ideologi
sebagai
pedoman untuk bersikap dan bertindak.
Dalam melihat gerakan protes mahasiswa, tolok ukur
kematangan ideologis dapat dilihat dari fokus pergerakan. Apakah dalam melakukan protes itu juga mengemukakan pandangan pembaharuan yang bersifat pencetus ideologi ataukah hanya penerap atau pendukung. Namun hal itu tidak menyebabkan yang satu lebih unggul dari lainnya sebab kekuatan fungsional pergerakan rnahasiswa adalah sebagai pendorong perubahan sosial. Karena itu peran ideologis hanya akan mempengaruhi sifat gcrakan dan pcngaruhnya tcrhadap intcnsitas pcrubahan dilingkungannya.
menyebabkan mahasiswa belum tampil sebagai pencetus dan penggagas ideologi yang mewarnai pemikiran politik
Namun di tengah lemahnya kelembagaan mahasiswa
pasca
NKK, pusat-pusat gerakan justru
berkenrbang
,""uru heterogen. Dalam kampus, gerakan tumbuh dari penerbitan mahasiswa. Aksi lembaga kemahasiswaaa mulai bangkit setelah terbentuk SMPT (1990). Akhirnya, secara umum gerakan protes dapg-, dibedakan dalam tiga pola : pola reaksi yang l
'' terkomtemplasi pada pemikiran, menjadi fokus kelompok' studi; pola reaksi yang cenderung melaku kan aktifitas ' --$t.r=
yang mempelajari dan merumuskan masalah usiosial menjadi fokus I-SM Mahasiswa; pola eksperimentasi komunitas khusus menjadi fokus Khalaqah. Kot'iganya merupakan gerakan revitalisasi dengan lokus kcilmuan, proses aksi maupun ideologis.
Gerakan aksi baru (1917-19'78) berkembang dengan strategi comtnon issue dan tema adhoc. Warisan pilihan strategi pembangunan serta demokratisasi politik dan
ekonomi masih terus berlanjut' Namun ideologi pergerakan bukan lagi berdasar pemikiran teknokratik, melainkan reflr;ksi pemikiran populis, rnenolak monopoli, serta menuntut reformasi politik. Gerakan Pasca 1980-an
NKK dan Wawasan Almamater menggusur tradisi kepemimpinan rnahasiswa. Penekauan terhadap pola normatif prakt"is yang kurang diirnbangi teori besar, n-relahirkan patcrnalismc baru (MT Aifin, 1993a). Prosesnya yang lcbih bcrsilat systenrulically distorsed communicqtiort itu memang menghasilkan suasana lokal harmcnis, narnun mengikis kekritisan berpikir. Akhirnya pergerakan 1980-an kehilangan nilai strategisnya karena "hilangnya" tradisi intelek tual dan "keterasingan" dari proses perubahan politik.
Melalui intensifikasi ketiga bentuk poia, akhirnya pada penghujung 1980-an pergerakan mampu mengembangkan pengaruhnya. Terutama dengan
semakin meningkatnya hubungan gerakan itu dengan pelbagai kekuatan, tcrutama LSM. Kasus lokal yang terjadi di daerah Jabar' Jateng dan Jatim misalnya, berhasil menggerakkan aktifis untuk melakukan cetusan ideologis yang rnenekan kebijakan politik. Akhirnya, pergerakan memiliki pola perkembangan
sendiri dalam periodesitasnya. Meski
demikian,
pergerakan tidak akan memiliki pengaruh yang bcrirrti manakala tidak dibontuk olch jaringan antar faktor pocah
apabila ketidakpuasan mahasiswa terjalin dengan keresahan masyarakat. Ketidakpuasan itu disusun berda sar ideologi pergerakan. Fungsi utamanya adalah sebagai pressure pofttics yang mendorong tumbuhnya perubahan sosial dan perubahan Politik.
M. T. Arifin Pengarnat Sosial Budaya Solo, Mantan Ketua Dewan
Mahasiswa IKIP Yograkarta.
KENTINGAI,I NO, OLIJULIIil1994
5
i
OPINI llomo
Mangunwijaya
N, di
PEMBANGUNAN SAMA DENGAN
punya pengalaman sebuah desa daerah
,]unun{ Kidul. Dia bertanya apakah orang desa disitu hidup dengan cu-
kup. Iawabnya
*Cukup
I(EMISIflNAN
pah kalau tidak ada
pembangunan". Kenapa? Soalnya kalau ada pembangunan maka pak lurah menyuruhnya membuat gapura, pagar de,sa atau melebqrkan jalan, jelasnya.
Di Indonesia kata pembangunan sudah menjadi kata kunci segala hal, yang diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat. Seringkali kemajuan yang dimaksud adalah kemajuan material dan lebih celaka lagi pembangunan telah
effect hanya
mengaki-
batkan makin meluasnya kemiskinan massal diLo-
ngah-tengah kekayaan minoritas elit kelompok tertentu. Rostow dalam The Stages of Economic Growth Non Comrnu nist
Manifusto menguraikan
teori tentang proses pembangunan dalam li-
ma
tahapan . yang berjalan secara linear yaitu masyarakat tradisional, pra kondisi lepas landas, lepas
STRATEGI PEMBANGUNAN DI INDONESIA
landas, bergerak ke kedewasaan dan
Pengalaman pembangunan di Indonesia telah rnenampilkan tiga karakteristik utama yang mengiringi proses pertumbuhan ekonomi yang
relatif tinggi, yaitu ; melesetnya
teori
pertama,
merembes
ke
jaman konsumsi massal yang ringgi. Teori itu tidak mampu mcnjawab
persoalan kemiskinan
di
ncgara-
negara dunia ketiga karena tcori ini dibangun dari setting negara maju. Jelas teori modcrnisasi, yang diacu dalam pembangunan di Indonesia,
direduksi maknanya menjadi sekadar perFrmbuhan ekonomi. Maka yang
yang
diukur adalah produktifitas
mene
ditan
tap
merupakan kapitalisme terselubung yang berusaha menghapus jejak-jejak
masyarakat. Dalam bahasa ekonominya, Produk Nasional .Bruro (GNP) dan
Produk Domestik Bruto (GDp). Karena ukuran ini masih menyesatkan bila diperbandingkan antara GNP dengan jumlah penduduk, maka digunakan ukuran GNp per kapita atau GDP per kapita. Pada gilirannya ukuran ini belum juga
menjamin adanya
pemerataan
pendapatan dalam suatu negara.
bawah.
dai oleh kemis kinan
rnendapatkan dua tolak ukur pembangunan yaitu
tingkat pertumbuhan ekonomi
konflik kepentingan antar
yang terwujud dalam wajah intpe-
barnya
ralisme.
negara
jurang
massal
yang
.ffi-..
Raul Presbisch yang mcngkritik
kaya -rnisk
tcori pombagian kcrja
in.
internasional mempersoalkan kcnapa
socara
Keduu, kegagalan struktur negara
negara-nogara yang rnelakukan spcsi-
modern didalam mewujudkan proses demokrasi rakyat, yang ditandai oleh
alisasi dibidang indusrri . monjacli negara kaya sedang mereka yang memilih pertanian menjadi nriskin.
menyempitnya
Jadi kita sudah
dan mele
basis
kekuasaan
politik, meningkatnya peran dan kepemimpinan militer dalam kehidupan sosial serta menajamnya kon-
flik antara elit
penguasa dengan
Prcsbisch menunjuk pada pcnurunan nilai tukar dari komoditi pcrtanian terhadap komoditi barang industri. Barang-barang industri nrenjadi
(tingkat produktfitas) dan tingkar pemerataan pendapatan. Ternyata kedua parameter ini belum menja
rakyat. Ketiga, meningkatnya ketergantungan luar negeri secara ekonomis, yang antara lain ditandai
makin mahal dibandingkan barangbarang hasil pertanian. Akihatnya
min bahwa pembangunan berhasil.
oleh meningkatnya hutang luar negeri serta implikasinya terhadap kehi-
dupan ekonomi nasional dan politik
perdagangan negara agraris bila mereka berdagang dengan nogara industri. Dan defisit ini scrnakin
Iuar negeri.
melebar.
Karena itu tolak ukur pembangunan yang berhasil menjadi komplek. Dua faktor baru yang ditambahkan pada pembahasan terse
but yakni keadilan sosial
dan
lingkunga yang berfungsi untuk melestarikan pembangunan supaya
bisa berlangsung secara
berkesi
nambungan.
54
KEr{nNcAIr
Karena keterkaitan ketiga hal
tersebut maka sesuatu
kemiskinan misalnya, bukan hanya masalah dalam negeri. Oleh karena
itu model
pembangunan Indonesia
yang menerapkan strategi N o.
0
I t JUut r t 1ee4
masalah,
tickle down
terjadi defisit pada
noraca
Gejala tersebut dapat dijclaskan
sebagai berikut, pertorna, karena permintaan untuk barang-harang
pertanian tidak e lastis,
art-inya
pendapatan yang naik tidak akan menaikkan konsumsi pan gan. Kaduu,
OPINII negara industri soring melakukan proteksi terhadap hasil-hasil pertaniannya sendiri, sehingga men)rulitkan arus ekspor negara agraris.
Ketiga, kebutuhan akan
bahan mentah bisa dikurangi akibat adanya penemuan teknologi baru yang bisa membuat bahan sintetis dan penemuan teknologi penghematan bahiin bakar.
Lain halnya dengan
barang
industri, kenaikan pendapatan akan rncngakibatkan kenaikan permintaan
impor yang untuk tahap
awal
mcndapat protcksi negara.
nogara-nsgara
Konsep Presbisclr ini kemudian dikembangkan Andre Gunder Frank yang bekerja pada Economic
Conunisiorts
fo, Latin
Ameica
bersama Presbisch. Pada teorinya ada 3 komponen utama yang berp eran dalam pembangunan yaitu modal asing, pemerintah lokal di ncgara-negara satelit dan kaum
borjuisnya. Pembangunan hanya terjadi di kalangan rnereka sedang
trarang industri namun tidak akan menaikkau sccara bcrarti pcrruintaan barang pertanian. Ini memperbesar ekspor dari
harga
latif tctap rnaka nilai uang ncgara industri pun rncningkat. Untuk memutuskan lingkaran kcuriskinan :truktural ini rnaka Prcsbisclt sanrpai pada pendapat Negara-ttegara tarbcia kuttg harus nrcluhtkatt i,:,Jttstia,'i:asi bila nutu barang pcrtanian
re
diitttti. ttrUur,.,o1i.a.,i ini dimulai dari indusrri suhtituq
rtterttbattgtut
menolak konsep Presbisch bahwa memotong lingkaran kemiskinan dengan memajukan industrialisasi lokal -yang berarti juga memperkuat borjuasi dinegara-negara satelit- bagi Frank adalah usaha sia-sia karena
borjuasi tersebut tergantung pada modal asing. Akunulasi modal yang terjadi akan diserap kcluar oleh kekuatan asing, tidak dikonsumsi atau diinvestasikan di dalam
yang
tcrjadi dincgara-nogara satelit hanya akan mcngunt.ungkan kcpentingan modal asing dan
kaum borjuis lokal.
Keun-
tungan ini tidak akan menetes
kobawah dan kue pembangunan tidak akan pernah dihagi-bagi sccara gratis. ltu-
barang
ntara
Frank
Dcngan demikian per-
industri. Karcna onqkos buruh scme
Dengan demikian
tumbuhan ekonomi
meningkat di negara industri sorta kekuatan politik kaum buruhnya rnaka tingkat upah huruh di ncf.ara industri juga rneningkat. )ane akan mcna-
mcningkat
di
sal"slil".
ncgcri.
ncgara industri ke ncgara agraris. Selain itu karena kemakmuran yang makin
ikkan harsa jual
pangan antara kaya-miskin
rakyat banyaklah yang
luh scbubnya nrcngapa sampai sckarang banyak orang yang
mcnjadi
tctap rniskin tinggal cli
tonaga upahan. Maka ciri-ciri dari
pcrkonrbangan kapitalisnte satelit adalah kehidupan ckonomi yang tcrgantung, torjadinya kcr.ja sama antara modal asing dongan kclaskclas yang berkuasa di negara satelit atau kolusi antara pcnguasa dan perngusaha, scrta tcrjadinya kctim-
dcsa-dosa
di kota-kota segelintir orang hidup clalam kcrncwahan. (**) sodangkan
llersy l'anrauto Ketua lJnrum HMI Cabang Surakarta
KENnNGA T NO. oilluLilrltee4
55
INTAS I(AMPUS Atas dasar evaluasi
SM T]NS TIDAK T,AGI BERKET"AMIN GANDA
tersebut, kemudian sepakat untuk mempertegas fungsi SM UNS sebagai lembaga legislatif
peserta musyawarah
Musyawarah Anggota III Senat Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (SM UNS) telah melahirkan bentukan baru bagi lernbaga kema hasiswaan tingkat universitas dengan
dan membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa UNS (BEM UNS), yang
diperkuat dengan
adanya pemisahan antara lembaga legislatif dan eksekutif dalam tubuh
Tangga SM UNS dan perangkat aturan lainnya.
organisasi kemahasiswaan tersebut. Musyawarah yang digelar di peng-
Nantinya SM UNS akan lebih mengkonsentrasikan diri sebagai lcmbaga perwakilan mahasiswa di
hujung bulan Mei lalu
di Tawangmangu tersebut diikuti seluruh anggota SM yang terdiri atas unsur
tingkat universitas yar.g
SMF, BPMF, HMJ dan UKM di SebehtmnYs pertemuan yang
diawali dengan stadium general tersebut rnendcngarkan laporan pertanggungiawaban kepengurusan
suasana
kesenian tradisional.
Salah satu krcasi yang biasa
masalah PLTN. Secara simbolik ditunjukan prosesi pembangunan PLTN serta bahaya-bahaya yang
Lahamudin
masing-masing sebagai Ketua SM UNS dan Ketua
ditinrbulkannya. Untuk mcnggambar-
periode
dibeberapa tempat dibuat papan peringatan "Dangerous Area" dan reaktor nuklir art yang unik.
(FH)
kan situasi yang lcbih
Dangerous Area
DANGEROUS AREA DI UNS FAIR 94
SMU sedikit
lrtrlouosil (MANI)
ragam acara untuk
nuklir yang disampaikan lcwat tayang video, brosur-brosur dan foto-foto
menyemara-
kecslakaan nuklir
kemahasiswaan yang harus lewat SM (JNS," tandasnya.
Dalam evaluasi laporan peserta musyawarah banyak menyoroti tidak
adanya lembaga legislatif sebagai
badan kontrol bagi pclaksanaan kegiatan SMU. Dalam kondisi itu akhirnya SM UNS seperti "berkelamin ganda" karena harus men-
i-i:i.i
"'
-t'l ,tL: g.;.:ia i
SE:: I :ir.:r: i
'..
jalankan fungsi lembaga legis latif
J
dan eksekutif sekaligus.
5
6
KENnNGN,T No.
W*
ortruLililrss4
nrcnyl.jik:rn
publikasi tentang bahaya rcaktor
dalam urusan keuangan kegiatan
"Fungsi ganda tersebut justru membuat'SM UNS sering terjebak dalam kegiatan yang lebih bersifat pra-ktis-operasional. Padahal semacam kegiatan operasional itu seharusnya menjadi jatah bagi SMF,U kata Mas'ad, ketua BPM FISIP.
tcrsobut
Natalis UNS ke 18 digelar berbagai
kannya, diantaranya yang sempat
renakan adanya jalur birokrasi baru
lcngkap
menjadi bcrtambah lcngkap kotika stand Masyarakat Anli Nuklir
Bcrl,r:patan dengan Dies
hal tersebut lebih dika-
karaoke,
melukis anak-anak, panjat pinang, baca puisi, dan tarik tambang, yang berlangsung dari 3 - 8 Mei lalu. Suguhan gratis bagi masyarakat menengah ke bawah tersebut, sesuai dengan motto UNS Fair Pestanya Rakyat Solo, . diantaranya penl.as dangdut, rock, layar tancap dan
Musyawarah tersebut juga memilih Tatang Badru Tamam (FE) dan Nur
1ee4-1e9s. (PBL)
yang berkcmbang.
semarak
lomba seperti lomba
disebut dengan Experiment Art dari mahasiswa seni rupa UNS menyoal
Umum BEM UNS
SM-UNS periode 1993-1994 yang diketuai Joko Wahyudi, yang mengungkap tentang masih minimnya kepedulian anggota terhadap eksistensi SMU meski kondisi ini tidak terlepas dari bcrbagai situasi ekstern
pameran juga digelar bermacam
menampung, menyalurkan
akan
dan memperjuangkan aspirasi mahasiswa.
lingkungzrn UNS.
*Kalaupun
penetapan
Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah
tertunda adalah UNS Fair 94. Selain
Mereka menggugat otononri kampus
Chcrnobyl.
LINTAS KAMPUS 'Menurut Wuhyu "Perot" Susilo, staf
litbang GIAT, "Layanaa yang diberikan merupakan upaya
pemerataan i:rformasi tentang PLTN secara berimbang. Karena selama ini
juru bicara Kompeni, "Kita tidak cari sensasi, karena itu berarti rnenodai demokrasi dan otonomi itu sendiri." Ya, kita tunggu saja perkembangan selanjutnya. (byt/**)
shop dan diskusi tentang prospek dan peran seni rupa. Monurul rcncana
pameran serupa akan
cliadakan
setiap 2 tahun sekali. (nh/byt)
lebih banyak diinfolsrssikan perihal keunru-ngan
PLTN sedang kerugian-
kcrugian''ya tidak pernah diekspos."
SUKSESI DI NURUL HUDA SENI RUPA UNS UNJUK GIGI
Demam suksesi
tblr) MENGGUGAT OTONOMI KAMPUS
Mahasiswa Solo tidak loyo! otonomi lsampus yes, Interbensi No!
Tegakkan kebebasan akdemik! Demikian bunyi beberapa poster
Dikenal tidaknya prestasi seuatu kelompok salah satunya ditentukan dengan publikasi yang intens. Hal ini
jung Mei lalu telah digelar musyarawarah umum yang mende-
mengilhami Keluarga Mahasiswa Seni Rupa (KMSR) UNS unruk
ngarkan LPJ, memilih pcngurus baru kerja. Musyawarah tersobut akhirnya mcrni-
dan menyu sun program
menggelar Pameran Total '94 selama lima hari di penghujung Mci lalu.
"-
dilembaga
kemahasiswaan juga melanda Jamaah Nurul Huda UKMI UNS. Penghu-
lih Banu Witono (Fak Ekonomi) scbagai Kctua UKMI pcriocle
Menurut Ketua KMSR Total '94
yang digelar oleh Komite Mahasiswa
Penegak Otonomi (Kourpeni) saat r.nenggelar aksi rnimbar bebas memperingati Hari Kebangkitan Nasion al 20 Mei lalu. Aksi tersebut
jugu boleh dikata
sebagai
kebangkitan mahasiswa bila dilihat dari tampilnya wajah-wajah baru.
Aksi terlebih merupakan respon nrahasiswa
UNS
terhadap
pencekalan Emha Ainun Nadjib dalam diskusi budaya yang diadakan
Fakultas Sastra seminggu sebelumnya. Menurut beberapa mahasiswa yang memelopori Kompeni, "Pencekalan tersebut merupakan
-1-;;$'dtr*#
salah satu bentuk intervensi aparat
tcrhadap kampus sebagai
le
mbaga
pendidikan tinggi yang mcmiliki kcbebasan akadernik,"
""lrâ&#x201A;Źtili,f;
Aksi itu juga dibarengi
dcngan pimpinan
dialog univcrsitas
dipimpin Ymt. Rcktor Prof. Haris Mudjirnan, yang diwakili oleh 10 orang utusan Kompeni. Sayangnya clialog tersebut tertutup bagi pcrs.
Dugaan Kclornpok Mahasiswa Anti Seusasi(Kompas) bahwa aksi 20 Mci sebagai aksi sensasional ternyaLa tidak terbukti karena pada awal Juni Kompeni mengadakan diskusi masa-
llappcuiug alt l\lahasisrva scui rupa ini juga sebagai ajang unjuk gigi aras prcsl.asi jurusan soni rupa, "lni untuk
menguatkan keinginan urerealisasikan Fakultas Seni Rupa di UNS," kata Anton Rosanto.
1994t t995.
Disamping
itu
Jamaah Nurul
Huda juga mengadakan Gelar Muhar ralll 141-5 H, yang diantara disc-
nrarakkan clcngan training pcmbina nruslinrah, training wiratusaha clau bakti sosial yang moraug-
UNS J)amoran mcnanr1liIkun sojurnlah karya mahasiswa c'lan alurnni seni rupa,
'l'l'A, llulsa
dalam bidang scni kriya, patung, dcsain interior, dssain tckstil sorta
pcngobatan gratis pengajian akbar dan pasar murah. Gclar Muharranr diakhiri dcngan scminar yanll rnc-
Digclar di Aurlitoriunr
lah otonorni kampus di Fakultas Sastra, yang mengundang Drs.
komunikasi visual.
Suclarmono SU. Yangjclas nronurut
menampilakan oksllcrinron art, work-
Selain parucran, Total '94 juga
kum kegiatan khitanan
massal,
nampilkan Amien Rais. (nh)
KENTTNGA|T NO.
qilJuLilrl 1994
57
NIKDOT Ketua SMPT Tampang Supir
KIRJ SEMUA Sewaktu main kerumah teman,
ada keganjilan yang menarik. Dirumah kontrakan itu ada tiga sandal jepit, anehnya tidak ada yang sebelah kanan alias kiri semua. "Kita
[Jntuk keperluan melayat, SM
UNS terpaksa mencari
pinjaman
mobil. Usaha sejak pagi itu baru membuahkan hasil 3 jam kemudian. Ketika mobil yang ditunggu datang,
kian kelompok mahasiswa yang langsung dipenuhi para pelayat dan concern terhadap masalah siap berangkat. Tunggu punya kerakyatan", komentar temanku.
Oalah maksudnya,
kelompok
tunggu, nyaris seperempat jam mobil
nggak jugu berangkat
meski
tengah-tengah dialog, tiba-tiba seorang karyawan menyodorkan daftar presensi untuk diisi nama lengkap dengan nomor induk dan fakultasnya.
"Gimana,
kok disuruh
di black list," bisik seorang anggota delcgasi mahasiswu. "Biasanya presensi itu kalau ada konsumsinya, ini mana?" sam akan
rnahasiswa sekarang khan dicap "kekiri- kirian", maka biar lengkap ya pakai sandal "kiri semua". Siapa
penumpang sudah duduk manis sarnbil kepanasan. Usut punya usut, supir kendaraan dinas itu ternyata
bungnya.
menyusul ? (budiyanto)
nggak ada.
clitanyakan k"pu.io bcrsangkutan "Pak,
***
Kontan semua bubar
sarnbil menggerutu alang kcpalang karena
sudah dibanjiri keringat plus
nafas. Ditengah
KIRI
ngisi
presensi segala. Jangan-jangan kita
Dan ketika dialog usai, hal itu pc
jabat
nggak
diapa-apakan tokh'?." Eh, takut luga ya... (iyant/bn)
sesak
kemangkelannya
seorang rekan menggerutu, "Sialan tuh supir, kayak si baju kuning yang gemuk itu lho supirnya".
OK
Usut lagi, si baju kuning yang ditengarai sebagai supir yang rnelarikan diri ternyata sang ketua
Sl\4U demisioner. Wah, tamrrang supir nih ycc
punya
...
Makan-va buat ketua SMU ternilih. usul supaya segera mengu
rlvr'lft2r' tanrpangnya, hiar terladi ' pcle cchan" lagi. *:k:k
Iluku Pegangan Kuliah
nggir
Doni : "Mcngapa pcrllus kitu langka dari kunjungan rnahasisw'a'1"
KOMT'F,NI BAIK HATI
Tari : "Gampang itu, kita
Kompeni, bagi orang Indonesia
selalu diidentifikasikan
dengan
penjajah pada masa kolonial. Tetapi lwn yang terjadi di UNS. Kompeni tclah dipelcsetk,en menjadi kelompok
peurbe'ia demokratisasi kampus, lengkapnya "Komite Mahasiswa
na.
----lr---s @
ilililililt
Doni : "Salah, bukan
o
"Kalau Kompeni jaman dulu adalah
Tari : "Karcna
Doni : "Bukan juga, sebabnva di HARAP
TAKTIT JUGA
pcrpus ada tulisan
Dalarn suatu audiensi seusai rnelakukan aksi mimbar bebas,
penegak demokrasi". Wah, Kornpeni *** iadi baik hati ya..... (budiyanto)
sepuluh orang mcwakili pcserta aksi
KEIVTINGdN N o. 0 I t JULIT I t 1ee4
pustakanya
lcrbitan tahun'fi6!"
penindas dan pcnjajah, maka kompeni jaman sekarang adalah
58
itu
sebabnya
Penegak Otonomi". Ketika menggelar
aksi mimbar bebas di boulevard seorang rnahasiswa berkomentar
kan
udah punya BPK, ngapain usil kcsa
berdialog dengan rektor.
Di
TENAN(;" yang nggak rclevan demrt OTONOMI MAHASISWA
Tari : "Ngawur karnu!!." (nurul)
W 'Kr,#
Hai{"ilngr<nit$ii