PI RASI ffTAHASISWA TE RBU
}IGKAftI?
I
Prof. Drs" Harris Mudjiman' MA" PhD
Prof. Dn Koento Wibisono Siswomiharjo
l{epewliffipine}t Baru ...bAt't Usn1belurm pasfi apalcah berr+ralc?la gAt4tian flsil< Atau seltebar repArAsi alchlalr tebih berarnalr tamah bemgam penbubulr Lebih sabar bengarle*n leeluhan b"lemgganti rowan mtul{e SArArlg
nreniabi iernih Setibalcfl qi r otnan t4etral... Petikan dari f|. Mahbub Diunaedi, Kolom Demi Kolom, 1989
Sslantat
fahn Prof. frn Koffits
Wbissuo Siswomikario!
Scln$tst Datang Pwf. Ors. j{arrfs fuludifru$a, o44r4,
phO
I-
eputusan mundunya pengurus Senat Mahasiswi. alasan ini tidak diterang lebih jauh). Sunpai kini, jadilah UNS periode 1994-1995 kareru di tolaknya korsep kantor yang pernah kemalingan sebuah mesin ketii iru berBadan Eksekutif Mahasiswa oleh pihak rektorat debu dan memfungsikan diri sebagai gudang. Walhasil, untuk kepentingan rapat-rapat Kentingan ternyata cukup berdampak pada Majalah Kentingan. Kantor harus meminjam ruang sidang SM UNS yang selama ini juga yang lengang karena besarnya sebagai tempat memmpang sekapasitas, tentu dengan terlekretariat Kentingan harus dikembalikan pada rektorat. Padahal, selama ini kantor itulah satu-satunya tempat berkumpulnya segenap wadya bala Lem-
bih dulu melihat jadwal
baga Penerbitan Malusiswa UNS yang berjumlah tak ku-
tuhkan pertemuan sesering mungkin, tentu langkah ini
rang dari 30 personil.
sangat tidak praktis dan efisien. Kareru ticlak menemukan rumah kost yang dapat dijadikan sekretariat, akhirnya terpalsalah kami menggelar per-
pe-
makaian dan mengajukan per-
mohorun resmi. Untuk sebuith kerja penerbitan yang membu-
Beberapa kalangan rnaliasiswa bahkan menganggap Ken-
tingan mengalami nasib sama dengan Komponen (nrajalalr mahasiswa tingkat univeriteir yang hanya terbit sekali). Mepeugu-
temuan-pertemuan lesehan di depan auditclrium atau nler)umpaug pada warung makan
rus SM santa deugan nutinya penerbitan Kentingan, kareru
kampus yang telah rurup. Sekar4ng kami lunya da-
rurelgira Ieurbaga penerbitan nralusiswa tingkat universitas
pat berharap dengan
ini berada langsung serut rnalrasiswa.
satunya ditinggali
ugira penguruluran
Sementara
diri
itu
di
bawah
''PR"
barnya SMPT, dapat bcrbagai
upaya untuk dapat ntentirrjmr
kantor SMPT ditolak dengalr berbagai alasan pula. Menurut
adanya
rcktor yang baru, yang salah
hilah
lebengan sekretariat hita
seorang pejabat di geclung rektorat, nrenrinjamkan sepetak ruang yaug berukuran kurang lcbih 20 nleter persegi tursebut akan nenrbawa sejuurlah darupak, baik politis nraupun psikologis, bagi dinarnika kemalusiswaarr di kanrpus (sayangnya
bu-
segcra
meurtungsikan student ceni;e yarlg saru uhun hersclarrg iru telah berdiri megah. Sehingga
pennasalahan ketiauJaaa sekretariat. yang dirasakan oleh ba-nyak unit kegiatan urahasiswa seiama ird dapat teratasi.
@.edaksi
Diterbitkan oleh: Lembaga Penerbitan Mahasiswa Universitas sebelas Maret (LPM UNS) c Pelindung: Rektor Universitas Sebelas Marer o Penasehat: Pernbantu Rektor III UNS, Dr. Andrik Purwasito, Drs. Anrr_r Suranto o Pimpinan Umum : Moh. Ridlo o Pimpinan Redaksi: Budi Nugroho Sw. o Pemimpin Litbang: Agus Priyono o Pimpinan Perusahaan:Nurul Hidayah o Sekretaris Umum:Suwarto Barkah o Sekretaris Redaksi: Rita Ardiyanti o Dewan Redaksi : Ali Rustarnaji, Hening Punvati, Nanang BS, Nurul Hz, o Reporter:Ulin Ni'am, Robiatul Adawiyah, Sri Wahyuningsih, Makarti Rahayu, Budiono, Topik G c Artistik: Arena Yudi, Basnendar o Dokumentasi: Intarto SHP o Penelitian: Anik Dwi H.,Heri Purnama o Pemasaran: Komaeroh, Joko B, Susanti o Alamat: Kampus MesenJl.Urip Sumoharjo no.
ll0 Surakarta.
Redaksi menerirnn ntlisan dtm fi;to yang sesuni dengan isi dnn misi majalah ini. Redaksi berhak mengubah tulisan sebatas tidnk mengubah isi dnn makncurya. Kirimnn tulisan hendnknya diketik rapi denghn spasi gandn. Tulisan dan
foto yang dirnuat tidak selalu mencerrninkrtn pendapat rertaksi. Tulisan yang d)mtat aknn mend2patkan imbalan seWntasnya. Tulisrn t-ang tid(* dirnuat akan dikernbatikan bikt disertai ttlamat'fuin perangko secuktErrya.
KENTTNGAN EDrSr 02lTH.
l-
rVlses
03 ."t
FOKUS UTA]VIA P@TRET PEDSDIDIKA$| T[N@@[ trl--:!Pendidikon lidok logi murni, di rono terdopol kepentingon loin boik kepenlingon ekonomi rnouPun kepentingon polilik. Bukonkoh pendidikon yong boik merupokon roloh rotu jorgon kemojuon ? Apokoh relomonyo pendidikon tinggi okon menghorilkon penggongguron terdidik ? Lolu bogoimono moro depon bonglo ini
I
?
FOKUS KHUSUS ttsl
tLA (I)RS|COIP tDil(CU tR([GAu OllNOP
(Orgonirori Non Pemarintoh) remokin dinomir don remokin luor
bidong g0r0pny0. SoyonE uroho mereks tidok mendopot dukungon yong berorti dori pemerintoh, podohol up0y0 mereko rongol membonlu
3S
pembongunon.
ENNHA
AilNUN NAEJIB
Budoyowon yong poling bonyok keno
cekol ini bercerito tentong hidup don kahidupon. Dio mengungkopkon pondongonnyo ferhodop orong-orong
yong mancekolnyo, umot lrlom,
mohorirwo opo rebob dio lidok percoyo podo dirinyo rendiri.
04 KENTTNGAN EDrSr 02lTH. ryless
1S
riii,i#*
= ra*'n.,iafi,, ffi'x;H'ffi-ffi} i:?irrJ#,#; br'sa
SEKITAR KITA
, KISRUH mAnflBA"0![ Umtnn Kemelul di lingkungon kerolon ini lidok kunjung raleroi. rllungkin rengojo diperlombol 0gor orong lolu melupokonnyo. Bogoimono pandopol orong-orong yong bergelul dengon
permololohon ini
?
4A
SURAT REDAKSI
3
SWARA MEREKA
6
EDITORIAL
8
ARTIKEL UTAMA
14, 16
KENTRUNG
t9
APRESIASI
23
SERAMBI
26
SENTILAN
28
KOLOM
29,59
BIDIK
31
AKADEMIKA
39
OPINI
51,52
CERPEN
55
LINTAS KAMPUS
60
STOP PRESS'
62
Krcdit Foto : Budi Nug., Intarto, Ati R, Nurut Hz. Dok. HMI, Dok. SMID, Cover: Basnendar H. KENTTNGAN EDrSr 02/TH.
rvl995
05
SURAT UNTUK TEMAN.TEMAN KAMPUS
harus dapat berpolitik. Dan aku melihat sebuah potret buram wujud realitas idealisme mahasiswa.
ARUL
Mungkin inilah lontaran dari
&
HERMUNT
FlslP'93 se-
I
orang yang bingung dan absurd bithwa kita hidup ini hanya sekali, jangan
disia-siakan, dan bersenang-senang kawan ! Idealis maupun perhatian pada masalah sosial hamyalah pada forum seminar, diskusi dan tataran konsep saja. Setelah selesai suatu kepanitiaan, berfoya-foyalah, gunakan uang kepanitiaan unfuk rnakanmakan atau apa saja dan bersantailah selalu dalam kerja, sebab hanya SC, Ketua Panitia daur Sekretaris yang
REVISI BPK
Sebagai pilot project saat
pegangan kuliah (BPK).
se-
berbagai macaln pertanyaan antara
l.
?
ini
dang direvisi l0 BPK. Sebuertr usaha yang patut untung kita acungi jempol. Namun dari usaha revisi tadi muncul
lain
Akhir-akhir ini makin banyak mahasiswa yang mengecam kebijakan yang mewajibkan mah:siswa mem-
beli buku
siswa, setidaknya sekualitas dengan text book milik univerSitas terbuka.
:
S:unpai kapan BPK selesai direvisi (mengingat jumlzrh total BPK saat ini 2600 buah). Dan aPakah dosen-dosen kita miimpu merevisi BPK menjadi text book Yang memadai ? Sebuah pertanyaan Yang cukup untuk merefleksi kembali
SDD (Sumber Daya Dosen) kita, mengingat dosen-dosen kita banyak yang nulas menulis.
bekerja, kalau ditambah paling seksi perijinan dan seksi dekorasi ynng biasanya di tekel perlengkapan. Cita-cita tidak harus tinggi karena kita banyak koneki maka ra-
jin-rajinlah kenal dengan
dosen,
dekan atau pejabat-pejabat yang di-
perlukan. Masalah-masalah
yang
menyangkut problema kampus rnisalnya depolitisasi, intervensi dan lain-
lain tidak usah ikut campur. Pusing memikirkan hal tersebut sebab hanya orang tolol dan kurang kerjaan yang mernikirkan hal tersebut, apalagi demonstrasi hanya membawa ke aralr mara bahaya saja.
Berlomba-lombalzrtr mcnunjuk-
'
1: rSE
"r
'ff:
f
F.Hii;sl] .t:,,
'.rtl;,lg
i*k*s
kan kernewahan dengan rajin mernoroti orang tua sebab orang tua kita
bekerja keras buat aruk- anaknya, kita di wajibkan unruk menghabiskannya, masalah rejeki itu di tangan Tuhan. Belum tentu orang bekerja keras seperti tukang becak akan lebih malanur kehidupamya dibanding dengan pengusaha. Untuk kaum yang kaya rajin-rajinlah beramal dengan makud mendapatkan balasan. Untuk seorang pekerja keras janganlah berharap sebab hidup di negeri yang berkebudayaan ini tidak ditanggung akan menjadi bahagia. Untuk kaum margirul janganlatr iri sebab takdirmu seperti ini dan selalu harus dijalani. Mungkin jatahmu di sorga nanti, itupun bila kau melakukan dengan niat yang suci. Sebenarnya masih banyak yang ingin saya ungkapkan tetapi saya se-
makin bingung mungkin inilah hidup
di
dunia yang dilematis
06
sehingga
TGNTTNGAN EDrsr 02lrH. rvrses
Wisuda
?
.inilah hcsepatan buat naik bis antik buatan adik tinghat. I a gi.
Ya,
mump un g,l ah, hap an
Alasannya karena BPK kurang bermutu (baik cetakan/kualitas keilmiahan), tidak perrurh ada revisi, BPK hanya mempersempit wawasan maha-
siswa, ketidakseimbangan antara bi-
aya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh, dan mungkin masih banyak alasan yang lain.
Dalam KOME (Tabloid Fak. Ekonomi), disana dibahas tentang BPK mulai sejarahnya sampai kelanjutannya besok itu bagaimana. Dalam wawancara dengan Drs. Baharudin (dari PUSLITBANGJARI) dikatakan
ini sedang diadakan usaha untuk merevisi BPK menjadi 'text book' yang memadai bagi mzrhabarhwa saat
2. Jumlah BPK yang 2600 buzrh dan biaya yang ll2 juta per buah, membuat kita harus mampu menyediakan dana I,3 milyar. Dari mana darul itu (kata : Drs. Baharudin : yang jelas dari marhasiswa. Alhamdullilah ...). Mampukah kita menyediakan dana sebesar itu ?. Secara pribadi saya mendukung rencana revisi tersebut. Dan sebagai rasa dukungan saya, saya mengajak kawan-kawan yang selama ini merasa
jadi korban BPK untuk
mengumpul-
kan BPK dan tidak membeli BPK lagi supaya dana untuk mencetak BPK
bisa digunakan untuk biaya
re-
.r
\v
visi/perbaikan. (Gimana Sernt/BPM Fakultas).
Dan bila temyata Universjtas tak mampu menjawab dua pertanyaan saya diatas, maka seharusnya "BPK dihapus", diganti dengan silabus yang sementara ini banyak diterapkan oleh dosen-dosen ekonomi.
pula 'Sang Dewa' SK Mendikbud 045711992. Masih banyak format baru yang mampu berfungsi, beresensi sama dengan konsep ideal yang kita harapkan bila kita masih mau
berfikir dan bicara. Saya optimis
peran dan existensi Kentingan justru sangat vital untuk media komunikasi
dan informasi yang distributif lndra Priyadi Fak. Ekonomi/ Akuntasi.
dan
efektif bagi mahasiswa dengan segala
idealismenya, disamping diskusidiskusi kemahasiswaan yang kian berstimulan dan bersimultan diadakan
T
oleh tiap lembaga
kemahasiswaan tingkat fakulus tentunya.
Khusus untuk materi Kentingan,
Optimis dengan SMPT
pada halaman Rublik Bidik tata letak
Oooo...'KENTINGAN' rnasilr bisa bernafas too ?. Saya sernpat khavgatir edisi yang kedua ini tidak
fbto copynya masih cukup tidak bagus, sinopsisnya kurang dan sepeninya terlalu makan halaman banyak padahal fbtonya tidak banyak, dan apakah memang Rubrik 'Karya Ilmiah Mahasiswa' tidak diadakan ? Bagaimana kalau masalah Intensitas
sempat meluncur, pasalnya alamat re-
daksi yang sekretariatnya di SMPT UNS itu kan nggak pernah buka. Lha wong SM UNS memang sudzrh nggak
ada!. Tapi saya juga rnerasakan kesau 'lucu', kok Kentingan bisa terbit?
Lha wong
mahasiswa lainnya di tingkat UNS yang merupakan anggota SMPI sudah nggak terbit/loyal dan sepertinya Kentingan tidak rer-
dan macam-macam kegiatan masing-
masing fakultas kita angkat riunerame. Sebab ini akan berelevansi di masalah pendanaan dan birokrasi, dengan demikian tiap fakultas akan merasa dan butuh Kentingan.
Sunarto'90 Sanggar FAPERTA
demikian itu bukan masalah.
merupakan konsep harga mati, begitu
Progrim lima hari kerja menu-
rut saya sangatlah
merugikan bagi mahasiswa, istemewanya di LJNS. Bayangkan, sebagai student day, hari Sabtu jarang berfi,ngsi dengan baik,
bahkan menimbulkan intrik yang aneh. Masak untuk memakai salah
satu ruang di Gedung Pusat diminta untuk membayar ongkos lembur bagi karyawan ? Yang paling menyebalkan, perpustakaan tak satu pun yang buka. Padahal banyak mahasiswa, apalagi yang menyusun tugas akiir, menggunakan hari Sabtu sebagai waktu yang
strategis untuk menghabiskan waktunya di perpustakaan. Kalau harihari biasa 'kan tergangu oleh jam kuliah ? Sungguh, lima hari kerja bagaikan setan bagi mahasiswa. Dan tak banyak memberi perubahan apapun
juga, sebab beberapa fakultas sebelum program ini diterapkan, telah meliburkan mahasiswanya
I
membayar, buntung
hari yang yang
!
Mahasiswi Kommas'92
I
KENTTNGAN EDrSr 02/TH.
t-
di
?! Karyawan digaji, untung, mahasiswa Sabtu. Sekarang
pengaruh kalau induknya sudarh nggak ada. Tapi bagi saya hal
Bagi saya konsep SMPT atau BEM yang kita perjuangkan bukan
L|MA HAR! KERfA: MENYEDIHKAN !
rvl995
(
I NBNINOOU ampir pasti Anda Pernah mendengar atau tnenrllat:a
Nanrun ketika
Pendidikan tetap dituntut untuk rnengabdikan diri derni rtrenghasilkan tnanusia
marnpu rnenghasilkan "sarjana siap pakai".
Durkheim tentang Pendidikan. Sosiolog Perancis terkettluka
lndonesia -Yll. Mangunwiiaya ttrcnyebut lnanusia lndonesia lrukan
Narnun bctulkah perguruan tinggi telah gagal nrenyelaraskan fungsi dan prerannya ditengah Pc-
tersebut nrenilai bahwa pendidikan sebetulnya berwajah ganda. Di satu sisi pendidikan berfungsi
kernarnPuan ibarat
rnasyarakat dan negara Yang ber-
apa yang
dikernrrkakan
Enrile
metnbebaskan
manusia, Pcndidi-
kan akan t'tlatltpu trlctnllawa pe-
didik rnenjadi rtranusia yang mandiri, berinisiatif, berketlrampuan -baik intelektual mauPun
serta
praktis- serta sanggup nretlret:ahkan persoalan yang dihadapi. Sisi yang lain pendidikan justru dapat ttrettr-
sekadar surnber-daYa-tnanusiayang memiliki
"bulni dan langit" di saat
Yang
sanra derap kehidupan nrodern-industrial pun turut ttrcttlpcngarulri orientasi penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat senrakin bersikap pragmatis, aktif dan partisipasif sebagai darnpak kenraiuan ekonotni
belcnggu manusia, pcnclidikan rnenjadikan ntanusia tergantung
dan teknologi. f'asar yang banYak nrenuntut tenaga profcsional telah rncrnunc:ulkan pclbagai "sckolah kejuruan" tidak saja pada tingkat
terus lnenerus kepada orang lain
pendidikan tnenengah dan non for-
dan tidak ntarnpu
rr-rcngatnbil
lrtal, nantun juga prada pcncliclikan tingl;i.
inisiatif.
rubahan zatnan?
Ataukah
harap terlalu banyak scrta kurang
memahanri hakckat tinggi
perguruan
?
Mungkin, pcnycsuaian oricntasi pragnratis-fungsional yang dilakukan tersebut ttrerupakan tuntutan zanran yang tak dapat ditolak. Narnun penyesuaian yang berjalan terlalu jaLrh tanpa menrpcrhatikan aras kcscittrbangan clari filosofi pcndidikan dapat nrettrpcrtaruhkan ke;-rentingan yang lcbih bcsar dari nrasa clcpan bartgs;r ini. Krisis moral, spiritual, kehilangan identitas, pcngingkaran lluclaya ln()rupakan sc.iurnlalr an(.arnan llagi cksistensi bangsa jika pendidikan rnengejar orientasi pragnratis dan
dianggaPr
I'acla pcndiclikan linggi, penyesuaian kurikulutn, pcnattrba-
hanya sebagai jernbatan rnenuju lapangan kerja. la tidak sekadar
han progranr studi, pelatihan staf akademik, pengadaan prasarana,/
rnenanatnkan rasionalitas sasaran dengan memberikan bekal sejunrlah pengetahuan dan ketratnpilan, namun juga harus rnernbekali peserta didik dengan rasionalitas nilai sehingga menjadi -merninjarn harapan Ki Hadjar Dewantoro- arif dan
sarana praktik dan rnassafikasi pun dilakukan untuk rneningkatkan tingkat pendidikan masyarakat dan
mcngabaikan proscs pctt-rbudayaan
memenuhi kebutuhan kehidupan
batasan sejauh rnana kepentingan
odern-industrial tersebut. Setnen-
tara setiap tahun kita senantiasa mendengar lagu lanra mengcnai
praksis dapat diterirna sehingga pendidikan ini tidak terlepas dari sosialisasi nilai-nilai dan pe n'l-
mernbludagnya lulusan SLTA yang
budayaan bangsa. Mernasuki abad
Sebagai penrbcbas, pcndidi-
kan tentu tidak dapat
bersetiakawan.
Memang, demikian besarnya harapan yang dibebankan pada pendidikan. Lihatlah apa yang disebr.rtkan dalam CBHN, bahwa pendidikan nrerupakan proses pencerdasan kehidupan bangsa dengan
tujuan pembentukan manusia lndonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan filosofi
seperti itu maka pendidikan menganut prinsip keseirnbangan antara pengembangan kualitas inran, ilttru dan amal serta tenllasuk didalarnnya kualitas ketrampi lan.
08
KENrrt!":aN EDlsl02/rH. lvlees
nT
tidak tertanrpung di
perguruan
bangsa.
Karenanya perlr"r acla pem-
ke 21
lin-ra tahun nrendatang
ting'gi namun tidak menriliki cukup ketranrpilan untuk bertarung dilapangan kerja, serta hinrbauan agar talnatan SLTA tidak nrenenrpatkan perguruan tinggi sebagai batu lon-
agaknya perlu dilakukan "petnurni-
catan satu-satunya. Kondisi yang terus berulang ini nretnang tidak terlepas dari popularitas perguruan tinggi, utamanya universitas, di
gangan bebas dan
masyarakat yang sarat dengaru sitnbol-sinrbol kesuksesan. Meski
disaat yang sama universitas juga tengah digugat karena dinilai tidak
an"
penyelenggaraan pendiclikan agar tidak tergoda dengan tunlutanLuntutan rnodern-industrial sesaat. Sehingga memasuki abad perdakc<.angg,ihan
tekonologi tersebut
pendidikan akan mampu memberikan kontribusi besar bagi pembebasan dan pencerahan bangsa ini.
Redaksi
POTRET
PINDIDIMNTINGOI KITA Sekolah Kejuruan Dengan Titel Sariana?
Tidqk odq longgung iowob lebih besor bogi semuo pihok yong melebihi pendidikon, yqng meniodi bebqn tidok soio bogi negoro, nqmun keberhosilonnyo iugq meniodi tonggung iowob mosyqrqkot. Lewol pendidikon, terlebih perguruon tinggi, dihoropkon lohir monusiq mqnusiqwi yong sqnggup menghodopi persoolon-persoolon dunionyo sombil membongun mos<r depon yong lebih tongguh. Nomun, pendidikqn ringgi kito mosih berkutot podo seiumloh mqsqloh yong ridok mudoh yqng pemecohonnyo memerlukqn lebih dqri sekqdor penerqpqn strolegi pendidikon semqtq.
KENTTNGAN EDrSr 02/TH.
rvregs
09 -re
pa yang diharapkan
seorang
tamatan SMA -yang berbekal
akademis daripada tenaga
yang
memiliki keahlian profes ional.
pengetahuan yang sebagian be-
Besarnya harapan masyarakat
sar bersifat akademis tanpa muatan ketrampilan profesional- selain berebut peluang duduk di perguruan tinggi (terutama universitas) ? Terjun ke bursa kerja nyaris mustahil tanpa
tersebut masih ditambah lagi dengan tuntutan negara agar perguruan tinggi
bekal ketrampilan memadai serta cantolan koneksi yang menjarnin.
Karenanya tidak terlalu salah bila tamaun SLTA -yang 70 % diantaranya merupakan lulusan SMA-
pun berbondong-bondong menyerbu ke perguruan tinggi. Bukan semata lantaran mental formalisme dan f'eoderlisme yang merasuki norma-nonna kehidupan sebagiarr rnasyarakat kita.
Setidaknya bekal ijasah tinggi akan matnpu
pcrguruar)
(baca : univ:rsitas) juga dapat berperan dan menyumbangkan kontribusi pemikiran bagi bangsa dan negara. Universitas dituntut rnemenuhi kebutuhan sumber daya manusia bagi percepatan pembangunan, khususnya dunia usaha/ industri. Desakan dari berbagai sudut
terscbut menjadikan universitas yang ada dalam kondisi dilematis. Apakah universitas tetap pada fungsi semula melahirkan ilmuwan dengan kemampuan analitis akadernik atau mendidik
tenaga
ahli
prof'esional untuk me-
me-ningkatkan daya
grasikan pelbagai disiplin ilmu secara kualitatif.
jadi
tinggi, dan
ternpat di-
kurnpulkannya
berbagai disiplin iltttu
secjara ku-arr-
titatif dan
rne-lu-
luskan sarjana yang banyak di-
yang langsung mem-
keluhkan,
persiapkan tenaga yang num-pu dan
tidak
siap pakai lunya siap
bekerja.
tapi
latilr.
Untuk
Karenanya banyak tamatan SLTA yang
mengemfungsi universitas
balikan dasar
dicoba diimbangi
Produk Perguruan tinggi tidak siap pahai't
sekadar ditampung, kuliah kernuclian lulus.
"Pendidikan dianggap bisa menjawab apa saja," ujar Kepala pusat
Informatika Depdikbud
tersebur.
persoalan laimya adalah adanya gejala devokasionalisasi (peng-umum-an) di tingkat SLTA, yang melahirkan pengangguran besar pada tingkat perguruan tinggi serta lebih banyaknya teruga
l0
pekerjaan. Karenanya perguruan tinggi inie-
:
kita rnertrang cellderung mengkultuskan pendidikan sebagai lembaga
itu
jembatan
menuju lapangan
utamanya
akadernik dan titel. Menurut Ace Suryadi masyarakat
Disamping
lebih manusiawi, bukan semata untuk
membimbing melewati
dalzun hal ini universitas, men-
mensyaratkan status
tinggi dengan niat.
didirikanlya perguruan tinggi ? Perguruan tinggi drmakrudkan urttuk menciptakan man.us ia-manus ia intelek yang manusiawi, sanggup berpikir dan bekerja untuk masyarakat dan negaranya. Dengan kata lain, ia didirikan untuk menjadikan manusia
nHn
kerja,
memasuki perguuan
Namun apa sebenarnya maksud
jalanamrya pergu-
apalagi harnpir semua pa-saran kerja
teraunpil
sosial.
Dalarn per-
sa-ing merebut ke-
sempatan
f-rsik. Karena alasan itu pula perguruan tinggi swasta lebih banyak yang membuka progr;rn-progra.m sosial, sehingga berakibat oversupply sarjana yang berlatar akademis ilmu
KENTTNGAN EDrSt 02/TH. rvlees
menuhi kebutuhan pasar
kerja. perguruan
Diseunping itu proporsi tinggi pun tidak imbang. Proporsi pendidikan sosial dan humanisme masih jauh lebih besar ketimbang pendidikan sains, teknologi dan bisnis (perbandingan 60 : 40). Sementara untuk memperbesar proporsi pendidi-
kan sains dan teknologi
bukan
perkara mudah, bila melihat adanya sejumlah keterbatasan seperti dana,
teruga pengajar, prasarana/
sarana
dengan
mema-
sukkan program-program huma-niora
atau kulizrh-kuliah dasar.
Namun
upaya ini juga tidak sepenuhnya berhasil karena adanya mau kuliah dasar
bagi siswa (tidak cukup
alasan
menyebut siswa perguruan tirrggi scbagai "mahasiswa") hanya dianggap
sebagai beban yang harus dijalani sampai masa ujian, untuk kemudian menjalani beban mata kuliah yang lain, dan seterusnya.
mamPu
tersebut tidak memenuhi kualifikasi yang diingir*an. Alasan untuk memenuhi jatah kursi yang tersedia memang bukan pertimbangan ekonomis semata, rutmun juga alasan sosial-
membimbing dan membina siswanya menjadi manusia intelek yang rulmpu dan sanggup menjadi manusia demi manusia lain dalam lingkup prof'esi
politis. Berhkan pada beberaPa Perguruan tinggi swasta, yang terasuki oleh orientasi profit motive, besar kecil-
Jalan keluarnya menurut J. Drost S.J., mantan Rektor Seminari Wacana Bhakti Jakarta, adalzrh dengan menyediakan ilmuwan sejati se-
bagai pengajar yang akan
ruan tinggi memang menyelaraskan diri dengan
harus gerak persanalah dari karena masyarakat guruan tinggi berasal. langsung dari keahlian yang terdapat di suatu universitas, dalam kaitannya dengan harapan "sarjarn siap pakai" dan pen-
Namun kemanfaatan
gabdian masyarakat, tidak begitu saja dapat diharapkan karena tidak semua bidang keahlian dapat diterapkan/ di-
aMikan langsung Pada masYarakat. Beberapa bidang keahlian memang dapat melakukan hal tersebut, seperti
$
hukum, kedokteran, pertanian, teknik dan sebagainya. Sementara beberapa bidang tertentu harus menatran diri untuk dapat menterapkan/ mengaMi-
kan langsung pada masYarakat, sePerti tilsafat, kebudayaan, sosiologi, polilik, sastra dan sebagainya. Sementara menurut Drs. Novel Ali kurikulum perguruan tinggi kita sudah lama beku, sebaiknya setiaP lima tahun sekali kurikulum dikaji
ffi
ulang oleh
konsorsium-konsorsium
yang ada. .
"Asal untuk menyelaraskan den-
'i
Ahadcmis saja tidak cukup, perlu keahlian lhn ! masing-masing. Ilmuwan sejati akan nya sumbangan pendidikan yang dasanggup memanusiakan manusia lain pat diberikan calon siswa akan memmelalui disiplin ilmu apapun. pengaruhi pehnng diterima tidaknya Dengan demikian seorang in- kuliah, ketimbang kemampuan intelektual pun akan dapat menempuh telektual untuk menempuh dan hidup yang menyimpang dari disiplin menyelesaikan studi. ilmu yang digeluti sebelumnya begitu Persoalan di seputar kurikulum ia lulus perguruan tinggi. Meski ada perguruan tinggi bukanlah perkara yang tetap bekerja sesuai bidangnya, mudah, apalagi keinginan untuk menamun seorang intelek akan selalu madukan studi budaya bersama ilmu
dapat berfungsi dimanapun yang membutuhkan "keinanusiaannya",
pengetahuan, teknologi dan ilmu kemasyarakatan yang saling menun-
bukan semata ketrampilannya. Namun untuk menghasilkan manusia intelektual tersebut, perguruan tinggi di Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala, diantaranya adalah "massalisasi" yang men-
jang. Teilebih lagi perguruan tinggi di Indonesia merupakan mitra pemer-
gakibatkan turunnya mutu pendidikan. Perguruan tinggi mau tidak mau harus menerima siswa yang dijata-
adanya Tri Dharma yang mengharuskan pergunnn tinggi, khusus-
h-kan sesuai dengan kapasitas bangku
pendidikan, penelitian dan pengab-
1'ang ada, pun seandainya calon siswa
dian masyarakat. Jadi langkah pergu-
intah dan masyarakat, sehingga tidak didudukan dalam posisi yang saling berhadap-hadapan.
Sehingga
kemitraan tersebut
nya
universitas,
melahirkan
melakanakan
gan perkembangan, tidak
masalah
kalau kurikulum senantiasa berubah, khan langkah ini demi kesempurnaan," ujar Novel. Saat ini yang penting menjadi perhatian adalah link and match, yang dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan sarjarn yang siap pakai
tapi tidak dididik menjadi
tukang.
Siap pakai disini juga bukan dalam artian yang konkrit. Disamping itu "siap pakai" hanya bisa digunakan kalau ada spesifikasi yang jelas, misalnya pada jurusan ilmu komunikasi yang dapat mengarahkan p6sena didik pada suatu spesialisasi.
Wakil Ketua
I
Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa Ki Burhanoeddin Loebis menilai : acuan pendidikan sebagaimana disebutkan dalam GBHN sudah lengkap dan ino-
vatif, namun
menghadapi masalah
ketika hanrs berbenturan dengan permasalahan manusia pelakarunya. Sebagai gambaran, Taman Siswa men-
KENTTNGAN EDISI
o2lTH.lvl995
II
dasarkan pendidikannya pada Panca
kebudayaan, keluhuran
hiduP
dan kebenaran manusia nenrrlukan
Darma Taman Siswa yaitu kemerdekaan, kodrat alam,' kebudaYaan,
manusia yang dileukkan atas dasar kebangsaan serta dibingkai
lebih dari keberanian' wruk membukakan pintu kebebasan dengan ti-
kebangsaan dan kemanusiaan.
dalam kerangka kemanusiaan yang lebih luas," jelas Ki Burhanoeddirr
dak terbelenggu oleh trauma-rauma
"Kemerdekaan
merupakan
langkah awal manusia yang dibausi oleh tuntutan kodrat alam. Langkah manusia semuanya menuju ke aralt
menjelaslan filosofi
masa silam.
pendidikan
Aid/N
Taman Siswa pada Kentingan. rnengernbalikart Kiranya
Dihimpun dari berhagai sumlx:r u,rla lalxran Ali R., Nrtntl I 1.7-., lllin Ni 'am, ()bi, Makarti,
pendidikan pada tujuan petrcerahatt
lk:,ning.
BEREBUT BANGI(T] KT]I,IATI D EI\ GAI\ "AhlAI( KEJIJ" erguruan tinggi kita telah di-
nanrai dengan banyak julukan, mulai dari menara gading, rnenara air sampai nlenara api. Namun julukan tersebut belum
juga merubah adanya kenyataan bahwa kesempatan nrengenyam bangku kuliah ternyata lebih banyak dinikrnati segelintir anak negeri yang tergolong "bukan ekonottri lemah". Padahal beban pendidikan tersebut sebagian besar justru dipikul oleh rakyat kebanyakan le-
wat
pajak-pajak
ne8ara.
Karenanya
yang
ditarik
wajar jika
ke-
mudian muncul tuduhan perguruan tinggi hanya memperkuat struktur ekonomi dan kekuasaan golongan masyarakat atas yang telah mapan.
Sangat sedikit rakyat kecil yang sanggup bersaing dengan "anakanak keju" yang merniliki lebih banyak waktu belajar, akses infornrasi dan kcrnanrpuan ekonorni. .Drs. Novel Ali juga sependapat bahwa ada hubungan antara kemampuan ekonomi dengan kesempatan mengikuti pendidikan. Menurutnya karena kenranrpuan pernerintah menambah jurnlah perguruan tinggi negeri sangat kccil,
nraka subsidi untuk pcrgurLlan tinggi swasta harus ditingkatkan agar meringankan beban nrahasiswa masuk PTS.
l2
rnmlNcAr{
"Mahasiswa negeri
sudah
disubsidi per kepala. Dan nrahasiswa swasta -yang juga membayar pajak- berhak tnernperoleh subsidi yang lebih besar dari negara untuk meringankan biaya pendidikan swasta yang tidak rnurah," paparnya.
Nalnun Novel Ali juga rnenyayangkan dosen-dosetr ncgeri yang n'lemasang "tarif' tinggi hila dinrinta nrcngajar di perguruan swasta, sehingga akibatnya PTS -
yang dijadikan lahan rnenambah uang saku- juga nrenjerat leher mahasiswanya dengan nremasang biaya yang besar.
"Mahasiswa yang selalu jadi korban, jadi sapi perah," tambah dosen FISIP UNDIP yang juga nrengajar pada PTS di Semaranl; tersebut.
'Memang salah satu strategi dasar pendidikan adalah penrerataan -tiga lainnya adalah relevansi,
dan
keperluan studi yang berjangka waktu 4--5 tahun. Disanrping itu
proses seleksi
pernrohonan
beasiswa yang tertutup senrakin rnenrperkecil harapan beasiswa
bakal diterima oleh
nrahasiswa
golongan ekononri lernah yang lcbih berhak. 'Apalagi pcrsyaratan proscduralnya scndiri -dirnana tahap ini belurr-r rncnjanrin didapatnya heasiswa- sr.rdah rncrrrakan r.ukup banyak biaya. Untuk rr-relebarkan prelLrang "anak-anak singkong" rncrasakan bangku kuliah, salah satu langkah yang dapat diternpuh adalah dengan membuka kembali kredit studi jangka panjang pada nrasyaraka{
yang secara ekonomis
dapat dikembalikan
setelah
rnenyelesaikan studi dan bekerja.
13egitu banyak pc.serta didik yang harus nyambi nrenreras kerin-
narnun kcrangka pcndidikan untuk scrnua tersebut lebih diprioritaskan pada pendidikan dasar (sembilan tahun). Sementara adanya beasiswa
gat untuk
yang di!ernbar-gc'nrborkan untuk
Karenanya iiada lain kredit studi rncrnang sangat dibutuhkan kalaLr tidak ingin rnclihat pcrguruan tinqgi
kualitas
efisiensi-
mernbantu nrahasiswa yang
lcrr-rah
ekonorni juga tidak dapat bcrbuat banyak. Beasiswa yang biasanya hanya berjangka waktu satu tahun tersebut tidak bisa diharapkan
lnengais rejeki dan akibatnya prcslasi bclajar pun rnenurun dan terus lnenurun lantaran sempitnya kcsernpatan .meng-
gali pikiran dan
kreatifitas.
kita kenrbali dibangun lnenara-lnenara -apapun
rnenjadi
.ieni snya.
bakal lncnyokong sepcnuhnya
EDtsr 02/TH. rvr995
berada
dibawah. Kredit semacam KPR (kredit pemilikan runrah) tersebut
,'1idN)
a
menarik melihat alokasi APBN untuk pendidikan ternyata lebih rendah daripada untuk pertahanan keamanan, terlebih
politik. Tetapi dalam pelaksanaan, maha-
Aenomena
uila kita /-I
melihat kondisi
Novel Ali
:
"Alokasi Dana Pendidikan Lebih Rendah dari Hankam"
negara
dalam bidang pendidikan,
swasta dan masyarakat turut pula berpartisipasi namun tanggung terbesar
tetap berada pada pundak pemerin-
tah. Kondisi ini berdampak, 'diantaranya pada serukin rneningkatnya biaya pendidikan yang dipikul olelt peserta didik. Senukin tinggi tingkat pendidikan yang diikuti, semakin
lewat lernbaga pendidikan, kulialr atau perpustakaan saja, Irri era glo,balisasi, orang nonton
TV
-tergan-
memikirkan
Kampus sebenarnya merupakan
pemerintah dan mitra masyarakat yang juga mencintai bangsa dan negara ini, serta kebenaran. Masak kita mau berbuat orur, kan tidak. Sehingga untuk
pendidikan.
hingga orang bisa pintar bukan hanya
lupa
mitra
dikeluarkan rakyat yang mengetryam
sumher belajar yang relatif lebilr trar)sparau dan lebih hartyak, se-
sehingga
terkadang
masyarakat.
tinggi pula biaya yang harus Dalam kaitaruya dengan kualitas lulusan perguruan tinggi, malusiswa saat ini sebenarnya rnerniliki
sekali
masalah lainnya. Sehingga menurut saya, kepedulian sosial adalah masalatt pribadi tidak ada kaitan langsung dengan sistem SKS. Lagipula mahasiswa sekarang terjangkiti arogarsi ekklusifisme, merasa sok ilmialt karena menjadi mahasiswa terus mereka menyendiri/ menepi dari
yang dalam keadaan damai.
Meski
siswa belajar intensif
yang ditonton- bisa pintar, baca koran bisa pintar, melakukan hubungan
menunjang fungsinya berikan kebebasan gum mengembangkan
internasional juga bisa pintar. Mahasiswa sendiri sering salah mempersepsikan sistem SKS, yang
diri
se-
cara bertanggung jawah.
Lembaga perijinan yang ada dikampus itu berarti tidak mempercayai etika kam-
dimalsudkan untuk mempercepat studi, supaya lembaga pendidikan
pus[I]
menjadi ilmiah, tidak ada intervensi
tung
ergunnn tinggi
saat
ini tercemari iklirn depolitisasi, dalam retorika halus misalnya dengan adanya kuliah wawasan almarnater, kewiraan, pendidi-
kan Pancasila dan sebagainya, yang kesemuanya hanya mengandung penaf'siran dari atas
M. Arif Hakim lAlN Suka Yogyakarta):
(Fak. Ushuludin
takan dalam
pemu-
kebijakanaan
yang
menyangkut
malusiswa;
serta
peniadaan ketentuan batas minimal presensi. Peraturan batas minimal mengikuti perkuliahan hariya menentramkan dosen' yang ketakutan mahasiswanya banyak yang absen. Seharusnya ini menjadi tantan-
kareru mahasiswa dengan retorika yang halus dibikin menjadi penganal-
gan dosen .untuk membuat perkuliahan yang dinamis dan diminati martra-
isa murni. Sering disebut ilmuwan yang hanya sekadar mereproduksi
siswa.f!
yal4 tidak mengandurg
tialsi sosial politik
tusan
"Mahasiswa Hendaknya diikutsertakan"
saja. Mengutip Romo.Maugun, saat ini kzunpus dan karnpung jadi terlepas
kata-kata
lusiswa; . mahasiswa hendaknya diikutser-
sehingga men-_
gakibatkan lulusan perguruan tinggi belum bisa dikatakan dewasa/ man-
diri.
di
Oleh karena itu perguruan tinggi Indonesia hendaknya miliki keo-
{
tonomian dalam
hal;
penentuan
kurikulum lokal yang melibatkan ma-
KENTTNGAN EDrSr 02/TH.
rytges
I3
relevansi, kualitas dan elisierrsi. Penekanan utamanya lebih Pada pertgembattgan sutnlrcr daya rr-ranusia Irdonesia menghadapi abad ke-21 yang makin sempit, sulit dan kompetitif akibat perkembangan teknologi dan industrialisasi -\'ang semakin cepat ( Nusa Putra, 1994). Dal:un situasi seperti ini tidaklah berlebihan
Penilliliknn ilan
Inilustridisn$l
jika
Olch : Muluurunul Fnrkfutrt
endidikan merupakatr bagian integral dari pernbanguuatt llasiornl, dalzun rangka lnencerdaskan kehidupan bairgsa, sebagaimana diamatutkan UUD 1945. Pertdidikan diharapkan dapat llletlgetnbangkan sumber daya mattusia Yang berkualitas. Pengetnbangan sumber daya mauusia ditujukan uutuk tlewujudkan manusia pembangunan Yal)g berbudi luhur, tanggult, cerdas, dan trampil, mandiri dan rnemiliki rasa kesetiakawatran, bekerja keras, pro-
duktif, kreatif dan inovatif,
ber-
disiplin serta berorielltasi ke tnasa de-
pan untu metrciptakan kehidupart
yang lebih baik (Cosrnas Batubara 1989). Sumber daya yang berkualitas
merupakatt rnodal dasar sekaligus menjadi salah satu kunci keberltasilan perrtbangurun tus itlrtal.
Dalarn tnewujudkatu)ya, pemerintah telah berusaha menyetliakalt sarana dan prasaralu pendidikan, baik fonnal rnaupun infbnnal. Petnbangunan di bidang pendidikan juga melibatkan pihak swasta. Di sanping itu juga menyusun program yang bertujuan untuk pemeraaan pendidikan, misalnya Program Wajib Belajar 6 tahun yang dicarnngkan 2 Mei 184 serta sebagai tindak lanjutnya adalalt Program Wajib Belajar 9 taltun yang dicanangkan 2 Mei 1994. Penyempurnaan di berbagai aspek pendidikan baik SD, SLTP, SLTA dan PT senantiasa dilakukan dari tahun ke tahun tidak pernah berhenti. Seiring dengan lajrurya pernbangunan ekonomi yang intinya
adalah industrialisasi, kebijakan bidang pendidikanpun perlu "menyesuaikan": Hal ini tak lepas dari kebijakkan Orde Baru yang menjadikan pembangunan ekonomi sebagai "panglima". Konsekuensinya, sebagai-
14
KEMTNGAN EDrSr 02lTH. rvtees
ada pihak-pihak yang khawatir bahwa pendidikan kita hanya akan menciptakan "sekrup-sekrup" untuk bisa jalannya "mesin" yang sangat besar yaitu dunia itdustri. Parahnya, gejala tersebut nampakrtya memattg
terjadi. Hal
ini bisa dililrat dari
adanya kecettderuttgan dalatn dunia pendidikan yang mengarahkan tnanusia mernpunyai -- menurut Habenrns -- kecerdasau irxtrulnetrtal bukatutya kecerdasan ernan-sipatorik. Metturut Habennas, kecerdasan instrutnental
'r,.,g1,i* ]
fH=ii lnalu
bidang-bidang lairutya rnisal politik, sosial dan budaya, kemudiart bidang pendidikan, diakui atau tidak tersuborsi oleh bidang ekonomi.
ANTARA PENDIDIKAN DAN INDUSTRIALISASI Pada clasarttya bisa dipahartti bila institusi pendidikan "tnettyesuaikan" dengan kondisi obyektif masyarakat. Sebab, bagairnanapurt harus dipahani bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah menyiapkau sunber daya manusia atau temga kerja yang berkualitas. Persoalannya, adalah bagaimana agar "penyesuaian" tersebut tidak sampai menghilangkan
itu sendiri. Sebagaimana dikatakan sendiri Prof. esensi pendidikan
Teuku Jacob, pendidikan tidak hanya
meliputi menusia sebagai daya ekonomi dan industri
sumber belaka, melainkan terutama sebagai manusia Agustus itu sendiri (Jawa Pos, 1994). Kalau tidak, manusia akan di-
l2
dominasi oleh hasil usalta teknologi dan ekonomi ciptaamya sendiri, se-
hingga mengurangi kemerdekaan emosional, intelektual dan mental.
Dewasa
ini
pemerintah mene-
rapkan strategi pendidikan 'Link and mntch". Strategi tersebut memadukan
sekaligus pemerataan kesempatan,
adalah rasiorulitas atau kecerdasau tukang yang dalam kesadarart akal budi r.:urna mau mengkaji kehidupan secara dangkal, pragrnatis, teknokratis, praktis yaitu setnualtya adalalt alat uutuk urertcapai tujuan pribadi sernata ( Muji Sutrisno, 1992 ).
Karena sernuanya ( tennasuk sesal]ra rnanusia ) adalah instrutnert, Itraka tujuau apapun dapat rnertglulalkatt alat atau cara.
Corttolutya, sc()r'ar)g irtsirtyur atau teknokrat yallg berkecerdasalt irntnunental atau berperilaku tukang itu, hanya berpikir sempit, ia tak rnau pusing-pusing berdialog dengan nilai,
dengau kalkulasi tunbal rnauusia. Bagi dia asal tujuan tehrologi sudalt dikalkul:xi secara teknis beres dan harus menuntut tumbal, ya resikolah menumbalkan orang itu. Yang penting tujuan teknologi telah tercapai menurut- pesarxrn. Ia tak peduli dengan perhitungan nilai ekologis, perusahaan lingkungan, apalagi lingkungan manusia di luar matriks intrumental teknolaasinya. Sedangkan kecerdasan emansi-
patorik (menurut Habennas) rnerupakan ramuan dari kecerdasan akal budi yang menimbang jernih, dipadukan dengan nurani yang menggugatnya untuk merunyai apa sLunbangan kecerdasan kecerdasan ini un-
tuk
kemanusiaan
? Apa sumbangan
dialog pertirnbangan ra-sional dengan nilai meningkatkan kualiur kehidu-
pan sesama manusia ? Sehingga kecerdasan emarsipatorik berproses rnenjadi kecendekiawarun, yang menggugat terus rasionalitas dalam sumbangannya untuk semakin teremansipasinya orang, semakin merdekanya manusia dari kebodolun, kemiskinan, ketakutan berbicara kritis, dan ketidakberanian berkata tidak, laniaran celnas dan ditakut-
takuti penguasa atau kekuasaan yang domirun, dan membrurgkam kemerdekaan (Muji Sutrisno,
pendidikan tidak rnenjadi terlalu pragmatis, namun juga tidak terlalu "
idealis".
Adalah sah-sah saja menyusun kurikulum yang mengarahkan peserta didik untuk lebih mempunyai ke-
mampuan praktis. Namun jangan sampai mengesampingkan pend idikan sebagai wahana untuk membentuk manusia Indonesia) yang seutuhnya. sudah menjadi komitmen dan
Ini
t992).
Hal-halnya dengan Li-
galaman. Ketrampilan dapat menunjang pendidikan, tidak sebagai latihan yang sempit melainkan sebagai sum-
ber bagi perkembangan moral. John Dewey lebih menegaskan Rouseau dengan mengatakan batrwa kebajikan dapat diajarkan, narnun dia lebih me-
nekankan peranan aktif individu dan kebutuhan untuk mengembangkan kemerdekaan dan otonomi individu.
Cita-cita itu dapat tercapai apabila sekolah dapat menciptakan lingkungan yang demokratis. Dewey lebih lanjut menga-
takan bahwa dikhotomi antara pendidikan dan ketrampil-
lnas Sutanto, dia mengatakan bahwa peradapan mddern yang bersendikan rasionalitas
anllatihan itu dapat diatasi apabila dalam mempelajari
imtnunental (menurut Ha-
pengetahuan praktek (peserta didik) dirangsang untuk men-
bennas) atau Zwcrk railonolitaet (rasio-nalitas tujuan --
jelajahi ruang lingkup perkem, bangan intelek yang diperolelurya dari berbagai macam
mer)urut Weber) dan budaya
ekonorni konsurnen, rnaka pendidikan cenderung rne
mata pelajaran.
ngalarni reduksi, yaitu meui-
titikberatkan proses
Adalah suatu hal yang krusial, meluruskan dan me-
pada
horninisasi rnenjadikan irxarr rnanusia semakin sernpurru,
ngembalikan dunia pendidikan
kepada "kitthzrtrnya",
lengkap, dan canggih otak,
otot dan kemampuan finansialnya. Horninisasi memang tidak sepenulurya negatif, rurnun tidak menjamin perwu-
di
rakat. Perubahan kebijak-
judan insan manusia yang berpendidikan sendiri, rnerniliki otonomi wajar, merdeka, bebas dari ketergantungan irasional terhadap faktor-taktor ekternal, memiliki internal ktcus of cotttrol (pusat pengencialian kepribadian dari diri sendiri) yang handal, dan bebas dari
perasaan rendah diri yang membelenggu. Proses pendidikan yang dernikian ini cenderung hanya meng-
sanaan pendidikan, hendaknya tetap mengacu pada filngsinya
sebagai pencerahan, pembebasan, dan sebagai bagian dari strategi kebudayaan dalam rangka membentuk manusia
Indonesia seutuhnya. Agar knsisiten, maka tidak hanya
tekad bangsa Indonsia yang dijabarkan dalam GBHN. Manusia yang utuh adalah manusia yang sadar
akli
akan eksistensinya sebagai individu,
MENGACU KE ''KHITTAH'' Untuk meugantisipasi dan merugatasi distorsi-distorsi sebagaimarn
dan sebagai maktrluk Tuhan. Untuk mencapainya maka dunia pendidikan harus menciptakan situasi yang konduktif. JJ. Rouseau dalam "Emile"
pada industrialisasi dan bisnis rakasa (Limas Sutanro, 1994).
sinyalemen-siuyalemen
di atas, maka
sudah krusial untuk kembali mengacu ke essensi atau ke "kitthah" pendidi-
kan. Korxekuensinya, kita harus mau mengkaji kembali pendidikan dari
'akar"nya yaitu secara filosofis. Sehingga, dalam pennusan kebijakan
makhluk sosial, bagian alam semesta,
mengatakan bahwa pendidikan seharusnya menerima keunikan dan nilai
individu sebagai kenyataan, dan menciprakan situasi yang memungkinkan berkembangnya potensi-potensi indi'-
vidu dan memberi
kesempatan
kepadanya untuk belajar
dari
terumuskan dalam bentuk kebijakanaan saja, akan tetapi juga melalcukan studi serta pengawasan agar pelakanaan di lapangan tidak mengalami reduksi dan distorsi. Bila hal itu tidak dapat terwujudkan, sebagaimana dikatakan pengarnat sosial budaya Solo MT. Arifin, institusi pendidikan secara fungsional akan berubah menjadi instituii ekon<lmi. Artinya, institusi pendiclikan hanya menjadi bagian dan komponen serta tersubordinasi dari dunia industri. Penul is adal ah Mahasiswa Sosiologi FISIP LJNS aktif dalam Kelompok Studi Mangkubumen (KSM)
'Surakarta.
pen-
KEIYITNGAN EDrSt 02/TH.
r
tampa
harus menolak sama sekali perubahan-perubahan agar terjaga relevarsinya dengan tantangan obyektif masya-
tvlggs
I5
nn $truhtural lneiln Iep
ilan In
riali$asi,$etnu
Tragedi Pendidikan Kita Oleh: Ywsac F. Amnfut
l4rbagai laitik dart kecatnatr 11 yone menjadi bagian Yartg ab-
fV
tyuh dari dunia Prilidikarr kita dewasa ini kian genoar volune dan magnitudenya. Berbagai kalartgan dengan beragam latar belakang
rnahaman terhadap ketnalut duttia pendidikan.
BERORIENTASI.PASAR
Tidak sedikit Pakar
rlya per)gangguran terdidik sebagai ekor dari berbiaknya kiat "low investatiott bttt high profit" daliun sistem pendidikan kita, merupakan kritik peclas yang
Yang
sulit dielak dan diakui
ketajamarulya.
keilmuan clan bahkan keperttingall politik turut andil daliun diskursus yang kian rumit dan kornPleks itu. Disatu sisi, benaharurya polernik
mengkaji sekaligus menuding sistetn pendiclikan sebagai sentrun berbagai kemunculan tragedi pendidikan. Sin-
Akan tetapi, juga sukar dihindari jawaban yallg bernada apologetik
yalemen pengangguran terdidik,
multi bahkan interdisipliner
itu
efisiensi yang lepas- target, dan SDM
menunjukkan konsisterui perhatian pengamat terhadap isu krusial tersebut. Namun diisi lain Yang Perlu mendapat perhatian adalah adauya kecenderungan dari diskursus itu ulttuk hanya berjalan ditempat. Keceuderungan untuk tidak melangkah maju dari posisi tempat dimarn isu itu bergulir dan digulirkan, lnellulljukkan polemik dunia pendidikan kita
rendah merupakan isu yang Paling kerap terdeugar diberbagai media, yang lantas disertai berbagai himbauan untuk meningkatkan perfbnnance sistem pendidikan. Masih terasa kut terekarn dalam ingatan ketika Habibie menudittg ngawurnya sistem
garan daua pemerintah--bzrlikan ketika rezin Soeharto sibuk dengan krunpanye SDM oleh dePartemen
serasa mengalarni Involusi.
negaskan himbauan agar hasrat merailr S-l yang terus melonjak di-
Dengan ambisi untuk turut mendorong rnaju secara progresif kualitas
pendidikan jika lulusannya menganggur (Ternpo alm, 18/5/91). Mendik-
bud Wardirnan sendiri keraP
me-
kalangan calon mahasiswa--juga dis-
diskursus pendidikan, percikan pemikiran ini mencoba memotret sisi
ertai pemaluman akan kebutuhan
diturutsertakan
terserap dilapangan kerja (Kompas,
lain yang jarang
dalam diskursus pendiditan. Posisi yang hendak disodorkan adalah keberanian kita semua utttuk melutap dilema-dilema pendidikan sebagai refleksi kondisi struktural--beruPa kepincangan struktural--yang menjadi kendala skernrio populisme pendidikan. Disamping itu, tinjauan sepintas kinerja industrialisasi Indonesia, yang merupakan manifestasi kinerja mo-
dernisasi Indonesia, hendak diPaparkan sebagai kornplementer yang menentukan daliun memperjelas pe-
16 T(ENTINGAN EDISI o2lTH. Ivlegs
pasay', sehingga jangan sarnpai tidak
23t9194).
Bahwa sistem pendidikan harus
yang mengernukakart minilnnya ang-
pendidikarurya--sebagai kendala penting, kalau hukan yang terpenting--schagai akar latnbarutya dunia pendidi-
kan rnengantisipasi kebutuhan pernbangunan. Dapat dipaparkan, jika Malaisya pada tahun 1984 telalt mengeluarkan sekitar 6,4% GNP-nya
untuk pendidikan, atau
15,7 %
pengeluaran belaja negara ditahun itu, maka Indortesia baru mampu (baru-mau?) mengeluarkan Rp.6,6
trilyun atau l0,6% dari
total
pengeluarart, utttuk tahun 1993194. Bahkan dikalkulasikan penguilnat, masih dibutulkan tambahan sekitar 3% PDB dari 2% anggaran Repelita VI yang telah diprogramkan.
mampu membekali
anak-didiknYa dengan ketrampilan yang dibutuhkan-
Gambaran ini sekaligus mernperlihatkan bahwa kendatipun dunia
nya untuk bekerja, bukanlalt asumsi yang hendak dimusuhi oleh Para pegiat pendidikan. Dan bahwa, mem-
pendidikan dirasa kurang Inendukung rnesin-pembangunan bila terlilnpau politis--seperti terasa kuat dikalangan
prihatinkannya kualitas pekerja kita
perguruan tinggi-kebijakan untuk
dipandang dari latar pendidikannya,
menskenariokan pendidikan sebagai
berhubungan dengan ngawurnya sistem pendidikan, juga merupakan proposisi yang sukar disangkal.
Kampus "Menara Gading" tidak betul-betul dilaksanakan. Dengan lain perkataan, dihadapan reutctatl berba-
Demikian pula fenomeru bertimbul-
hcrkisah
gai ironi pendidikan yang
tentang pendapatan guru yang minim
dan sering dikompas, fasilitas, perpustakaan yan compang-camping dan
tarikan SPP yang meningkat akfiirakhir ini, maka ngawurnya sistem pendidikan kita dewasa ini memiliki
ikatan simpul yang paralel
nga-
wrunya dalzrn marnjemen arggaran pernbangurtart.
Disarrrping itu, hirokrasi dunia pendidikan yarrg lrtenjurus kearah [rirokrasi yang gigantic dan powerfitll, yang sekaligus mernalltulkan birokra-
tisasi yang kaku dan [orup pada segala bidang kehidupan dibawzrh manajemen rezim orde Baru, merrjadi tambah- ektra bagi pendidikan yang tidak-efisien. Para dosen kehilangan
vitalitas dan dintunika berludapau dengau style kekuasaan yang meltjar:rh dunia Karnpus. Dernokratisasi ikliln ,{kadernik yang rnenghargai inovasi dau temuan-temrurn pikiran dan fakta bebas terbentur temboktembok kokoh kekuasaan yaug terpancang didinding-dinding Karnpus.
EKONOMI-DUALISTIK Kendatipun masalah pendidikan
berkaitan crat dengan rnalujernerr makro pembangurun, yang secara pintas rnernperlihatkn ltubungan yang tidak intiln antara proyck peurbangunan rnakro dengan dunia pendidikan, naluun keudala daru pendidikan
bukan merupakan masalah
mukakan Peter L.Berger, dalam karyanya paling spektokuler, ftevolusi-Kapitalis, modernisasi Kapitalis yang sukses--dimana Indonesia sering dianggap satu mata rantai dalam pembangunan yang kapitalistik--diretas dari sukses didesa-desa dan baru, kemudian, ke kota-kota (Berger, 90). Pengalaman Jepang, Korsel, Taiwan tlll rnunjukk:rn pcr:uuul Aktil' pcrrrcrirttzrh yang ruelakukan perohalurt bc-
sar-besaran dalam reformasi Agra-
ria,d an terutama Land-reform-- yang diantara contoh dua negara terakhir,
dilakukan secara radikal--memberikan dasar yang kokoh bagi modernisasi yang cemerlang.
Perbedaan yang mencolok derugau Indonesia adalah, kerdatipun sejak zarnan kolonial Indonesia, urtuk meminjarn analisis Boeke ditandai dengarr situasi Ekonotni-Durtlistik, narnun upaya perbaikan kondisi
masyrakat tidak dilakukan secara Mendasar. Upaya pemerintah untuk rnengikis ketirnpangan warisan kolonial yang menandai watak ekplotatif sistem f'eoCalisme tidak sungguh dilakukan. Padahal, Undang-Undang Refbnnasi Agraria telah berhasil dirunuskan sebelum Orde Baru naik ketangga kekuasaan. Demikian pula halnya regulasi yang menyaugkut penarurnan modal asing. Keselnpatan
yang berskala tinggi diberikan pada pengusaha besara dan petani- petani
satu-
berdasi telah rnenyebabkan dibalik
satunya yang terpeuting. Meskipun
berbagai rekor pertrunbuhan ditingkat
ludouesia rneru1lakau Negara papal)bawah dalarn rasio alltara kesernpatn
tnako tersernbunyi dau rnuncul
belajar dengan eksplosi penduduk, r)arnul) jurnlali penduduk yang berkisar 180 juta nternang masalah yang tidak ringan. Yang hendak dikernukakn disini, rureskipun hubuugan yang lebih serasi
dntara perellcalual) makro pernban_::unan
dengan reucana sektoral perlu
Jitingkatkan, rurnuu kaitan Pemban_:uuau sebagai rnanif'estasi pendidikan
.rr.rdernisasi dengan landasalt struktu:.j.1 yarg dipijakinya juga perlu men-
-trpat sorotan. Sebagairnaru dike-
masyarakat-- dalam dunia perdidikan adalah besarnaya angka putus sekolah dikalangan siswa dasar, menergah apalagi pendidikan tinggi. Dicatat Waskito tjiptosasmito, dari sekitar
3.159.000 murid yang masuk ke sekolah dasar hanya ada 175.000 yang miunpu bertahan hingga kelas 111 SLTA ditahun 1970 (fachry Ali, l9{t5,1t.70). Scllrua l2 t:rhurr itu tclalr terleurpar keluar kira-kira 3 juta lcbih. Minimnya peranan dana-negara yang berfungsi sebagai subsider bagi pendidikan dihadapan penguasaan aset yang ditandai kepincangan struk-
tural mengakibatkn skenario pendidikan sebagi alat untuk--apa yang secara norrnatif-ideal--disebut sebagai "Upaya merrcerdaskan kehidupan Bangsa" dan secara ekonomistikpragmatikal sebagi sararut "mobilitas vertikal " rneuernui kendala- besar. Disaunping itu, kepincangan strukxural dalam ekonomi Dualistik juga sering menjadi sumber rendahnya insentif output pendidikan
yang dapat bekerja. Dipaparkan Umor Juoro, Di Fhlipirul masyiuakat
melek-huruf
tidak
memperoleh
dukrurgan yang kuat dari sektor-sek-
tor lain di luar pendidikan. Ini disebabkan karena para tuan tanah men-
dorninasi pemilikan tauah
di
seklor
pertauian, dan intensifikasi modal yang menjadi ciri sketor industri, (Urnar Juoro, Prisma, I/90). INDUSTRIALISASI-SEMU
ke-
rnudian secara teraug-teraugan situasi ekonomi dualistik secara transparan.
Kerunitan masalah pendidikan akan semakin teraba komplekitas-
Agaknya, sinyalemen Prof.DR.Surnitro bahwa ketidalcseriusall pemerintah untuk rnengatasi kesenjangan merupakan akar dari kepineangan
nya, manakala modernisasi yang diletakkan pada inlra struktur yang rapuh berproses dengan kinerja yang mem-
yang kian mernbengkak perlu menclapat tanggapan yang serius (Kornpas,
nt8t94). Darnpak yang dapat dibaca dilatar depan ekoltomi Dualistik itu--dimana sektor pertanian dengan cirinya yang subsisisten, agraria dan lowtecfurclogy dijejali sebagian hesar
prihatinkan. Kualitas
perobahan
sosial berencalu yang dihelttangkan selama lebih dua dasawarsa pembangunan orde Baru, diukur denga standart negara kapitalis Asia Tirnur meuyodorkan data' industrialisasi yang terlunbat. Dalam kajian empiris yang diintrodusir Simon Kuznet dan dilengkapi Chenery dan Syrquin,
KENTTNGAN EDrSr 02/TH.
tvlges
I7
dengan sampel 111 negara melalui analisa ekonometrik, kinerja industrialisasi menunjukkan akselerasi yang lamban. Hal itu disebabkan, Pergeseran sekor primer ke sehor sekuttder tidak proporsional sesuai dettgan skenario Asia Timur.
Apabila dinegeri-negeri
terse-
but, titik temu antara sektor prirrter dan sekunder benetnu ketika angka GNP per kapita $ 360, narnun hirtgga GNP Inclonesia mencaPai angka $ 540 pada 1988, titik tetnu itu belutn terjadi. Kinerja yang silna juga dapat dibaca dala eskalasi ketnatttpuatt tnasiug-rnasing sektor dalarn tnerlgakomodasi tenaga kerja. Di ll negara,
I
ketika GNP tnetrcapai
$ 760
kedua
sektor hertertru detrgart prtlptlrsi dayit serap 30 %. Ketika artgka GNP tttertcapai $-540 pada 1988, sektor pritttet' rnasih urendornirusi sebesar -5-5 %, sektor sekurtder l2 %. Kenyataart ini sekaligus meutbuktikatt l'raltwa kccettderurtgan uutuk ttreurhebattkart ke-
salahan fenomena " pengangguran-ter-
tangkap bzrhwa kendatipun SDM
didik" baik dari kalangan ahli-ahli teknik
rnenjadi sorotan dalam PJPT II--istilah para birokrat untuk lima repelita
(teknolog) ataupur) ihnu sosial -(ltu-
depatr--trarnul) anggarlt durtia pcndidi-
ekonorni (teknokrat), rnaniora) pada sistem
pendidikan yang terlampau redukadalah analisis tif, sirnpel dan UnJair.
Pengkajian yang lebih intensif rnenunjukkan bahwa kinerja irdustrialiasi yallg telltu saja berkaitan erat dengan kinerja makro pembangunall berpengaruh terhadap kualitas output pendidikan. Dalam logika dan dirvunika pembangutun yallg lebih gerurar investasi rnodal-tekrtologi (Crlpiftil Inlan.sive), petnbartgullall tltelllallg terdcsaiu urttuk I)retlyerap teluga
kan justru lnerosot. Pad;rhal , Para ahli justru rneliltat butult tatnbaltan dana untuk lnetrggelnpur elitisllte pendidikan. Dernikian pula dengart dielirnirrasikattuya prohlenruLik duoListna-ckt.tttortil tidak rnendapat kajian yaug selayakttya. Semerttara ktlntlik
antara eksplosi keluaratr pendidikan dengart daya akornodasi dunia keteuagakerjaart yallg terutnuskatr dalatn r d i tl i k
f'errorrrerra pa ngo ng g r(u r
Ia
antiasa tlikernbalikall
sernata-lnata
pada dunia pendidikart.
kerja tttatrusia selnirrirttal rnungkirr.
Dengau diabaikannya
realita
dernikian seara otolnatik tttettitttbul-
t
kan kesart baltwa para pertgarltat darl
biroklasi departetnen
l'cnulis aclalah Mahasiswa Fisilt (1(iM Yrryiyakarta.
pendidikarr
telah rnengartduug sejutnlalt kepetrtingarr-politik yang patut dicurigai . Sirryalerrren dari kecurigaau itu dapat di-
A
tus
IKIR
JU RANGKA DIES NATATIS UNS XIX
tg
KENTTNGAN EDrSr 02/TH. ryrees
sen'
SEICATEN OH, SEICATEN
OOOO
It
Pengontor Redqksi
I
:
.. Seticp lohun, di bulon Moulud menurut kqlender Jowo, piho-k K.roton Kqsunonon Surqkorlo bersomo dengon pemerintoh Doeroh setempoi mengodokon -sepulor -olun-qlun,peslo rokyot
sekolenqn bertempol di krolon dtn Mosjid . Agung. Ado-nyo perkembongon iomon yqng mengedeponkon rosionolisme don iiwo progmolisme, upoy_o pelesto.rion irodisi seperli ini potutloh kito Forgoi. Don untuk melihot lebih dekot suosono sekoterion toh.un lolu,l(enlingon meneriunkon Nonong BS don Nurul Hidoyoti Zuhud. Berikut ini'loporon hosil lerburuon lopongqn selqmo empol hori berturul-lurul. ".X
;r undur'! Avo, rnurrduuur ll"
/ 14 ilffi:ilflToilH;;,'"J,X]i lengkap warna hitam berusaha uteng-
halau kerununan. Beberapa nenek nyaris tertindilr oleh ttassa, rneski banyak juga yaug masih uekatl menuju ke tengah prosesi. Seorang ibu terdengar rnengeluhkan kalung-
empat gullungan
itu ber-tuah,
yang
bisa mernbawa berkah hidup. Kepercayaan seperti itulah yang rnernbuat sekatenan dengan grebek maulidnya tak pernah surut dari perhatian wong
Menurut sejarzrh, sekatenan per-
Solo dan sekitarnya.
tama kali diadakan pada tahun 1478 oleh Raden Patah dari Kerajaaan Islam Demak. Dengan dukungan sembilan orang sunan (Walisongo), putra
SEKATEN DALAM SBJARAH
Raja Brawijaya V dengan putri dari Charnpa (Thailand sekarang) itu
nya yang tiba-tiba lenyap pada terrran sekampurrynya yang juga kehilangan
kerudung barunya.
Dan seorang
gadis muda usia sibuk mernasukkan beberapa keping rengginang fiajajan
dari ketan yang dikeringkan) hasil jerih payzrlrnya merengkult gunwrgan. Itulzrh sedikit gambaran tentang maraknya puncak budaya tradisional
dalarn rangka peringatan Maulucl Nabi Muhammad SAW di lialarnan Masjid Agung, sekatenan. Meskipun upacara yang sixna dilakukan setiap
tahun, autusias pengunjung yaug mayoritas berasal dari golongan tradisional di pedesaaan tetaplah tinggi. Apalagi mereka terlanjur memitoskan benda-berula yang ada di
Masjid Agu.ng dcngan spanduk fumersilnya !
KENTTNGAN EDtSt 02lTH.
rylees I
g
bertekad menYebarluaskan dakwah Islam ke semua wilaYah kekuasaannya yang berhasil menggeser dominansi Majapahit'yang menganut paham politeisme.
Upaya yang dilalarkan oleh Raden Patah adalah dengan membuat dua perangkat gamelan Yang istemewa. Biasanya, gamelan digunakan untuk mengiringi tari-tarian sebagai hiburan para pejabat kerajaan. Tapi alat musik itu atas usul Para sunan hanya diperuntukkan mengalunkan gending-gending yang berisikan dakwatr Islamiah. Pada jaman itu geqding gamelan merupakan hiburan yang paling disukai, mungkin mirip konser Michael Jackson di abad ini. Ketika peringatan hari kelahiran Nabi Mr:trammad tiba, gamelan yang diletakkan di serambi masjid pun ditabutrlah. Hadir pula saat itu para pemegang kelcuasaan di semua wilayah yang berada di bawah panji-panji Demak lengkap dengan kereta-kereta kencana dan pasukarmya yang memseputar kerajaan, buat suasana
di
masjid dan alun-alun rnenjadi gegap gempita. Apalagi masyarakat pun berdatangan, meskipun hanya bisa m
enyaksikan dari kejauhan
.
Bunyi tabuhan gamelan begitu
memukau, sehingga
masyarakat
berusaha mendekati masjid yang tertutup gerbang kuat. Setelah menunggu seharian, berebutanlah mereka untuk masuk masjid. Untuk bisa mendekati gamelan, mereka melewati
sebuah gapura (balusa Arab, ghaffura : yang memutkan). Di gapura
itu ternrlis dua kalimat syalndatain (kalimat yang dibaca bila seseorang masuk agama Islam). Konon, tiap orang yang melewati gapura tersebut diwajibkan mengucapkan kalimat itu sebelum dipersilakan mixuk. Menurut versi yang lain, masyarakat mengucapkan syaludat setelatr dipersilakan masuk dan mendapat penjelasan tentang gamelan istemewa itu dan penjelasan tentang agama Islam. Jadi, masyarakat
masuk Islam tanpa pemakaaan. Dan
20
KENTTNGAN EDrSr 02/TH. ryr995
Judi, murcul seiring perialanan waktu. karena gzunelan tersebut hanya memperdengarkan gending-gending syahadatain, maka disebut gamelnn syahadntain. Lalu berubnrh menjadi gamelan sekaten, untuk mempermudah ucapan.
SURGA PARA PEDAGANG
Jenang alot Pun mampu bersaing dengan pizza. Trisusilo, asal Wates,
sehari bisa mengantongi uang
ribuan rupiah hasil
berjualan makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras, gula merah, dan irisan kelapa itu. Sedang Edi dan Ali, pedagang pecut dari Klaten, rata-rata
mengurnpulkan uang
Pesta tradisiornl itu terus saja berlanjut hingga saat ini. Pada tahun 1994 lalu, sekatenan terbagi menjadi tiga event, yaifu keramaian perayaan sekaten, perayaan tradisional sekaten dan festival kraton.
100
60 ribu
Per
hari. Pengusaha hiburan Pun mendapat rejeki nornplok. Supardi, pimpinan Wayang Wong Sriwedari Yang dipercaya mengelola kereta kelinci
oleh Dinas Pariwisata Surakarta, bisa
Salah satu hal yang menyebabkan sekaten meriah adalah Para pedagang. Mereka sebagian besar
meraup pemasukan minimal 250 ribu. Bahkan penyanyi dangdut senior pun selama manggung di
berasal dari luar kota Solo dan sudalt
sekatenan, bisa pulang kampung dengan membawa uang 800 ribu ruPiah ! (Lihat boks) Jumlah Yang besa ten-
menggelar dagangannya sejak hari pertama. Dagangan tradisional macam gerabah, pecut (caunbuk), sampai headphone, menjadi komoditi bisnis mereka. Dan semuanya cukuP oP-
timis bahwa apa yang mereka jual akan mendapat simpati para pengunjung, tua atau muda.
tunya. Pengemis Pun berusaha mengais
pesta rakyat ini. Seorang wanita tua yang terpuruk di halaunan
rejeki
di
masjid Agung, yang secara khusus datang dari Sukoharjo, mengaku
misalnYa. Wanita penjual gerabah dan boneka
mendapat sedekah sekitar 50 ribu se-
plastik asli Jepara ini setiap hari
mengantolgi minimal 8 ribu ruPiah.
Nyonya Komariah,
se-
lama sekaten mampu mendaPat Penghasilan kotor sarnpai 90 ribu rupitth. Jumlah yang sama juga diraih oleh Bambang dan Surono, penjual gerabah dari Madiun dan Bantul .
hari.
Sedang Lasmini, Pengamen,
MITOS dan MASA DEPAN Sekatenan Pada dasarnya mengandung unsur-unsur dakw:rh Isla-
miah yang kental. Akan tetapi dalam
nya. Seperti yang dituturkan Nyonya
perjalanan sejarahnya tak lepas dari
Turino, yang datang bersama rombongarmya dari Tawangmangu, "Pada jarnan dahulu ngalnb berknh bernr-bernr mujarab seperti yang rnereka percayai selama ini". Mitos-mitos diatas sepertinya
pengaruh budaya tradisiornl Jawa serta ajaran Budha dan Hindu yang semula telah melekat dalam kehidupan masyarakat Jawa. Kepercayaan membeli kinang, misalnya. Islam tak mengkultuskan ssesuatu benda. Akan
tetapi dengan adanya I i
I
sekaternn, membeli kinang dipercayai bakal membuat mereka awet muda sebagaimana pecut yang diyakini rnampu meningkatkan hasil panen rnereka.
Yang rasiornl, mereka
membeli
kawasan Timuran, bahkan menganggap sekatenan sebagai Pasar malam biasa saja.
di
Inti
sekaternn menurut Pejabat
masjid Agung adalah mendengarkan lantunan gending sYa-
Islarn. Penyelewengan maksud dan
hadatain (gending sekaten), diteruskan dengan penerangan keagamaan yang dipusatkan di Masjid Agung. Sayangnya, hal yang berbau ritual tersebut tak laku lagi di jaman ini,
tujuan perayaan lambat laun bahkan
karena para muda lebih memberatkan
berusaha mengusik kemurnian makna sekaternn yang berintikan pada dak-
w:rh atau penyebaran ajaran
agama
bisa menurunkan hakekat sekaterum,
dimersi hedonismenya daripada
atau malah menjadikannya
mersi religiusnya.
sebagai
di
Rasanya apa yanE dicemaskan
Drs. Marno D, Ketua DPRD Kotamadya Surakarta, menjadi kenyataan. Menurutnya, "Generasi muda
sekarang cenderung menggunakan sekaten sebagai saran untuk zgrabekne sikut (mengawinkan sikut) dengan saling berdesakan di tengah massa, atau malah gontokan (berkelah) dengan pengunjung yang lain. Rasanya, sosialisasi sekatenan dengan
mempedelas makna yang sebenarnya perlulah terus digalakkan". Masa depan sekatenan bisa jadi harus ditanggung oleh para intelek-
tual muda. Seperti Umi, mahasiswi Instniri, yang nengisi sehaten dcngan
IIM
a?nenannya.
celengan gerabatr supaya kekayaan
ajang mengernbangkan kepercayaan
mereka bertambah"
irasional atau menjadikarurya hiburan gratis belaka.
Berbagai klenik memang tak
bisa lepas dati setiap
upacara
tradisional, Ketika puncak sekatena dilangsungkan, keluarnya dua gunungan kembar yang melukiskair dua sejoli pria dan wanita, masyarakat yang sejak pagi-pagi ngetem di luar pagar
Masjid Agung, dengan bersemangatberusaha menggerebek
futjat
tlatem
kraton tersebut. Berbagai jajanan lokal seperti renggirnng, hiasan dari kulit pisang kering, teluir rebus, kacang panjang, sawo, tomat, dan buah-buhaan lairurya membuat khalayak histeris. Mereka yakin, dengan ngalab berlwh (mencari keberkahan) seperti itu akan menambah peruntungan mereka, seperti kekayaan, kese-
hatan, panjang'umur, dan sebagai-
(Institut Islam Marnbaul Ulum),
yang ketika ditanya Kentingan
de-
tak terlalu tertarik untuk memahami kedalarnan malcna sekatenan, dan
ngan lancarnya menjelaskan apa dan bagaimana sekateruln itu. Akan tetapi, seberapa persenkah anak muda yang mempunyai pengetahuan , minimal sebagai bekal untuk menguri-uri kebudayaan, seperti Umi ? Apalagi
hanya
ikut larut dalam lautan
gencarnya modernisasi yang mem-
manusia begitu gerebekan dilang-
buat pusat pembelanjaan yang dingin,
Apalagi para kawula muda pun
sungkan.
24
Menurut Suyitno, tahun, "Setahu saia, sekatenan adalah untuk mernperingati Nuzulul Qur'an (turun-
nyaman, lengkap, dan berinterior wah, juga bioskop-bioskop twenty one, diskotek, dan karaoke, juga taman-tarnan ria mutal*rir, yang lam-
nya kitab suci Al Qur'an)". Sedang bat laun akan memperburuk masa deIis, 17 tahun, mengaku sama sekali pan sekaternn ? Akankah generasi tak tahu tduan sekaternn. Hal yang mendatang juga akan sependapat dengan Eko yang menganggap bahwa sarna juga diungkapkan oleh Yanti, sekatenan hanyalah pasar malam bisiswi SMP Kasatriyan, "Kami memilih shopping ke Beteng Plasa asa sajp, tempat mencari hibuian dan daripada ke sekatenan bila saja mem- . kesenangan. ? Sungguh ironis. punyai uimg banyak". Yang parah . (nhzlyan) Eko, anak muda yang tinggal di
KENTTT{GAN EDrSt
02nH.W1995
2I
ffiffiYANG DANGDUTd1 sEK*4?#fuAfrre "Baju
rukah Anda
panjang agak kurang sedap
berapa fleng-
hasilan
se-
dipaudang, se-
Orang penyanyi dar)gLlu[ yang ng,ep\s di
bab
alun-alun p.rs seka- il tenan ? Delapan ratus ;i ;i?J
it$:i,o'il:;
hanya selirna 20
hari
ni-mini. kulu grengsengkth tinrpal Ta-
!'
fi
tik Sagita, 24, yang merrjadi
lli
kerja.
ratu
Fenghasilan se- lffi banyak itu didapat :l oleh trberap o penya- ,;{i;
''-
nyi dangdut dengan
"Mini ju-
ga
"
tli grup dangdut Nada yang hcr-
s(trcttq,
tinggal penort-
Berkah Ria dan Pus-
piu
goyang
Puspita nada.
jainterbang4-5tahun
penonton
suka yang mi-
j'.',.,"
torulya
,
yang
.;
.
Ciri
suka
Kutwtut. khas
ini lehih vpan. dangelut 'kan nq,{ut. rrriril, kalau keronctlrtg ya jurikttt (berkairr panjar4. "Karnr paling senang kalau ada pesu rakyat seperti red)," ujar Arik Subagya yang tinggal di Kleco, Solo. " Apa ng1;&. risih' ," tarlya Kclttittgart. ini. Sebab perryhasilan karni lebilr besar ditranding acara " "Nggak tuh t udtth terbiasa l" jawab Nclari, gadis tanggapan lainnya, kata Dewi Puspita, asal Kroya. Setiap penyanyi rata-rata menyanyi selarna 8 ronde Ngawi kelethiran '73 siunbil tertawa. "ltu memang sudah resiko. Makanya ketika saya per hari. Satu ronde ada lirna lagu yang dinyanyikan oleh lima penyanyi secara bergiliran. Setelah satu ronde menerima penyanyi baru. saya selalu menantang apakah selesai, grup ngetem sekitar 15 rnenit untuk menanti kau siap kena gossip atau tidak," ungkap Soni "Cemplang" Sartono, pimpinatr band Berkah Ria. rombongan peuor)ton berikutnya. Dernikian seterusnya "ktgion penyanyi disini kebanyakan adalah ibumulai jam l0 pagi sampai I I mal;un. Lalu bagairnarn dengan kostun artis dangdut yang ibu. Ada yang sudah punya anak empat, tiga, dan ada yang hcndak kawin segala," sambung pria herumur 40 banyak disorot oleh masyarakat dan pemerin&dr, $:unpaisarnpai dangdutan di sekatenan Yogyakaru clilarang tahunan yang beranak tiga ini. pentas ? Itulah sedikit gambaran dunia dangdut yang setiaB "Kiu berpakaian seperti ini 'kan b'uat cari pengge- tahunnya hadir tli tengah alun-alun dalam pesta setnar," cetus Ayu Sagita, penyanyi berkah Ria asal Jorn- katenan. Kehadiran dangdut pada mematrg kerap meng-ltu juga bang. kernauan pcnggcrnar, kok," sambung hadirkan polemik di masyarakat karena goyang dan danjob Yanti yang sering mendapat show, usli Semarang. dararurya yang seronok dianggap dapat menodai mahu Pendapat senada juga disampaikan penyanyi Pusreligius Sekaten. Sekarang, tetapkah kita mempcrsepsipita nada. "Namiurya saja durgdut, kalau panjang-pan- kamya sebagai tonton:rn murahan dan mengibakan '/ jang 'kan kayak anis Gerkenal-Red). padahal kita 'kan (nhz) beginian (artis lokal-Red)," tarda-s Dewi Puspita yang sedang menunggu kelahiran anak keempat. Dewi tahun latu kena cekal di dangdut sekatenan Yogyakrta karena pakaiannya dinilai seronok.
hasil diternui Kewi-
gg
Pentas dangdut, lahun
KENTTNGAN EDISI02/TH.
lvl99s
?embanfflfn Politik Politlk ?embqngunqn Untuk
itu
penulis melakukan
pemotretan terhadap Agenda kerja politik pembangutun yang rnelingkupi ; (a) rnasalah perarlan militer, (b) rnasalah peralult parpol, golttngan karya, peuruda dau mahasiswa dalam politik, (c) proses integrasi nasiotul antara suku bangsa, golongan-golottgan minoret dan mayoret dan proses
perkernbangan pengertian antara goiongan-golungau beragama yang
Jutiul : POLITIK,
BII{OKRASI dan PEMBANGUNAN
Penulis : Dr" Mohtar Mas'oed Perrerbit : Pustaka Pelajar Yogyakarta
Tahun :
Tebal :
Agustus 1994
hubungan kita dengan luar negeri. Dari ketujuh agenda tersebut pe-
rrulis sangat rnenyayangkan para ihnuan sosial dan politik Indonesia yang belum banyak memakainya sebagai ref'ereu-si studi dan penelitian-
Lebih lanjut buku
berapa tahun terakhir ini Lranyak beredar buku-buku yang merupakan ktunpuiau karang-
an penulisnya beberapa waktu sebelurmya. Demikian pula halnya buku "Politik, Birokrasi dan Perribangunan" ini yang merupakan kunpulan makalah yang cljtulis untuk ber: bagai keperluan sernirur, ruang kelas dan sebagaiuya sernenjak tahun 1991. Hal ini boleh dikata sebagai suaru ketertinggalan yang cukup ironis dari suatu perjalalun intelektual yang dirumis. Pada dasarnya tulisan ini mertgedeparlkan persoalan enpowering
rakyat sebagai tujuan pokok pembangulrzrn dan tantaugan serta dilelna
yaug dihadapinya, sebagai
kornunikasi politik dan (g) masalalr
nya.
185 halauran
utarna, (hal. v).
berbeda, (d) rnasalah perbedaan kotadesa dalarn politik, (e) rnasaltrh hubuugan pusat dan daerah, (f) masalah
sentral
iui
merna-
parkau "pertarurlgau" dalarn kebijakan pembanguruln yang diterapkan oleh pernerintah ludonesia yang pada
dasamya rnencenninkan dinarnika perguJatan pernikiran mengenai pendekatan politik sebagai panglima, ekonorni sebagai panglirna atau rnoral sebagai pembanguruu yang berkem-
bang dalarn kornunitas politik dinegeri ini (hal. 29).
iui
Dalarn persoalan birukrasi, buku
rneldkukan
kritik yang cukup
"pedas" yang didasarkn pada agumetl bahwa sebagian besar dari kegagalan memahami persoalan birokrasi di dunia ketiga adalah akibat dari terlalu dorninamya konsepsi Weberian dalam studi rnengenai hirokrasi. Berdasar pergaliunan Eropa Barat, Weber menggambarkan perkembangan
birokrasi yang seiring
dengan
perkembangan mulernisasi rnasla: rakat. Peningkatan morrtisasi dau demistifikasi dalarn rnasyarakat, de-
mokratisasi dan modernisasi sosialekonomi pada umumnya menimbul-
kan masalah administratif yang semakin liuna semakin banyak dan kornpleks. Akibatnya rnuncullah ke-
harusan dilakukannya pembagian kerja yang jelas dalarn rnasyarakat (hal. 69). Di satu sisi birokrasi dianggap sebagai kekuatan perubahan revolusioner. Sernentara di pihak lain birokrasi sebagai sarana ampuh suatu reaksi yang patla dasamya meuye-
babkan
sulit
tanpa ciunpur tangan birokrasi, namun upaya memperkenalkan dengan sengaja inovasi sosial dalam skala besar tergar.ltung pada metode adrninistrasi birokrasi. Dalarn hal lain misalnya penyebaran suatu bentuk pemikiran dapat disebar luaskan melalui aparat birokrasi sehiugga pernikiran
tersebut sarnpai kepada rnasyarakat.
Penyelidikau empiris terludap prograln-progrun refbrmasi serta nasibnya, menunjukkan adanya pola hubungan kornpleks antara strukturstruktur birokrasi dengau perubahan dalam kebijaksanaan sosial.
Mohtar Mas'oed sadai di banyak negara dunia ketiga kebutuhan
akan kesederhanaan dan efisiensi dalam kehidupan politik membuar aturan main demokratis
di
kesamp-
ingkan dan otoriterisme dikedepar*an. Pertanyaan yang timbul, apakah yang dipaparkan diatas merupakan satu-satunya cara mengatur perpolitikan masyarkat dunia ketiga yang sedaug membangun ?
di
, Pada akhir buku ini Mohtar rnengargkat persoalan politik dan korupsi yang rnerupakan polemik
yang cukup hangat serta mengakibat= kan kerugiall negara yang cukup be-
KENTTNGAN EDrSr
I
mengubah struktur
kelembagaan yang sudah ada. Banyak kebiasaan baru secara tetap muncul
02/TH.wrses
23
sar. Ia-melihat bahwa korupsi adalah penyimpangan terhadap standard perilaku (norma-noffna hukum) dari kewajiban formal suatu jabatan publik karena kehendak untuk memperoleh keuntungan ekonomis atau status bagi diri sendiri, keluarga dekat atau klik. Korupsi sudah tentu menimbulkan
banyak
.akibat negatif.
Mencermqti ldeologi
MisalnYa
menggagalkan pembangulutt, lnen-
cipukan ekonomi biaya
tinggi,
Tehs Sqstrq
merusak moral bangsa, menimbulkan
sinisrne terhadap pemerintalt dan se-
bagainya. Tetapi dari segi politik yang paling menarik adalah akibat korupsi terludap distribusi kekuasa-
an, terhadap penyelewpngan tujuan resmi kebijaksanaan pemerintailr, dan terhadap sifat dan komposisi elit poli-
tik ftal. 169). Penyebabnya adalzrh
tural; adanya tradisi
taktor kul-
Dirnerui linguistik tanpa Judul
pemberialt
pentit4nya ikatan keluarga dan kesetiaan parokial lainnya, dari faktor strukturalnya adalah; posisi dominau birokrasi perneriutah sebagai sunber utama barang, jasa, lapangan kerja dart sebagai pengatur ekonolni, dart dornirusi rrcgara yang rnengerdilkan kekuatn lairt hadizrh dan sangat
Penulis Penerbit
Wacana Sastra
Ideologi.
Dan
Pengantar
Faruk. Kris Budiman,
Pustaka
Pelajar,
Tahun
Yogyakarta 1994
Haliman
xvii + 79lularnau
yangmesti diutamakan adalah pengembartgan organisasi kernasyarakatan sehingga miunpu mempengamhi proses pernbuatan keputusan pemerintah.
Satu kelebilun buku ini adalah dengan rnenampilkan data-data statistik sebagai penunjang argurnerl-argu-
men yang disodorkan. Uutuk rnelengkapi pemahaman buku ini ada baiknya juga rnelihat "Birokrasi dalam Masyarakat Moderu" dari Peter. M. Blau serta "Sistern Politik Indonesia"-nya Arbi sauit, kareru terdapat argumentasi yang saling rtenurjang dan melengkapi satu dengan yang lainnya.
ETNNY RIDWAN Pt:ngurus Lcnlnga l)<:rs Mahasiswa lslam (LAPMI) f Ml (.alt. Surakarta Mahasiswa lAlN Wal isougo Surakarla
24
KENTTNGAN EDrSr ozlTH. rvlggs
bahasa verbal, ketidaktahuan akhirnya tcrhrltgkar. Mernattg, asutnsi irti telah terabsahkan. Namun, jika kita rnelirik ke dalarn ilrnu sastra, justru
kukart taUsir subyektif.
Untuk pencegaluu tersebut pe-
ini
mengacaubalaukan sekaligus mernperkaya berbagai bidang ihnu. Ini harus diakui. Bahwa dalarn teks
ihnu inilah yang paling diperkaya. Alasamya, segala kebakuan bukan rnenjadi satu-satunya alternatif berpikir. Akan tetapi, ada ruar)g-ruar)g khusus bagi individu untuk rnela-
dalarn masyarakat.
nulis nrerrckarlkan tentang penrbukaarr aparat pernerintah bagi penarult dari kepentingan rnasyarakat. Dalarn lul
sadar
telah
,:yrk-s
sastra agaknya Itikmat uttdicerrnati. Di satu sisi ada tuk / V dirnerrsi estetika yang dapat dipetik. Dan di sisi yang lain seolah rnengajak para penikmatnya untuk
Realitas ini rnuncul akibat dirneusi absurditas dari ihnu sastra. Mungkin pula lebih kornpleks. Sebab, sebualt f'enomerul yang dibahasakan melalui sastra, bukan sekadar etalase, hiasan dengan definisi
yang mutlak. Yang lebih
penting
adalah, f'enomeru tersebut telah ter-
melakukan rekaan taf'sir terhadap ide yang menyembul dari teks sastra. Buku ini seolah ingin mengajak
bingkai. Nuansa estetika telah memberi pengkayaan makru yang
pernbaca melilrat
Untuk lebih jelasnya, tengoklil.l-r karya Umar Khayarn dalzun Sri Sumarah, Blues Untuk Bonnie-nya Ren-
sisi kritis
dari
ruang-ruang sastra. Bukan sastra sebagai sebuah karya estetis yang dapat memberi nuansa. Akan tetapi, lebih
bertitik pangkal pada rekaarl sastra dari kacamata kebakuan konseptual yang sudah diasurnsikan oleh banyak Levi
pemikir sastra. Semacam
Strauss daliun kajian struktur spasial dan temporal. Asumsi Turner tentatrg
liminalitas, Fowler dari sudut pandang ideologis, struktur kantial Greimas dan tesis sosiologis sastra yang diadaptasikan dalam gaya teatrikal menurut pandangan Geeertz dan Gur-
witch.
***
rnernbingkai.
dra,
sajak-sajak Sapardi
Joko
Darnono dalzun Perahu Kertas, Mata Pisau, Dukarnu Abadi. Mernang karya satra dari ketiga sastrawau tersebut yang menjadi bahan kajian buku ini. Setiap karya sas-
tra lokal, merniliki
kesiunaan dalam
mernhahasakan ide. Yakni berada dalam satu kerangka lirrguistik. Yang secara koutekstual rnampu dipaharni oleh para pernbacanya. Yang rnenjadi persoalamya adalah, sejauJr mana sebuah teks sastra tidak hanya mampu rnewadahi sebuah
lrsan
dalam pem-
:
t
I
bahasan yang transparan. Melainkan, lebih memberi ruang pernfsiran nan subyehif dari para k'halayaknya. Yang jelas bukan unsur kebakuan. Perspektif resepsi estetis dan kritis ternyata mutlak bagi sebuah teks sastra. Dalam Sri Sumarah, misalnya. Problem yang dikedepankan memang kontektual sekali. Yakni soal determinasi. Determinasi yang seolah sudah tersosialisasi menjadi sebuah wacana. Akan tetapi, jalinan komunikasi ide boleh-boleh saja dikedepankan dalam tuangan teks yang metafbris ataupun abstrak. Dan bahkan sah, seandainya ke luar dari batas pemaluman logika sekalipun. Selain itu, Kris juga tidak mengelak pada asumsi bah-wa karya sastra yang lahir, tidak lepas dari background kreatornya. Entah nautinya punya tenclensi sebagai teks religius sastra, sastra yang provokatif, sastra
yang ingin bentraiu-main de-ngau daya irnajiner dan lainnya. Takarau yang dipakai oleh Kris di sini, lebih longgar. Dalarn arti, ada peluang untuk rnernperkaya struktur baku dalarn tek sastra secara konseptual. Jadi, latar belakang seoratrg sastrawau sedikit banyak akan rnernberi nuar)sa ternatis. Selnirur perspektif
tlikotornis soal Tulun dan rnanusia,
desa-kota,
rnasyarakat-ko-munitas, agzuna-religi dan laimya. Kouflik yang tertuang dalam teks sastra, sedikit banyak dari teks mana terna tersebut direkorstruksi.
Dalam pengatltanlya, Faruk rnencoba memberi sedikit "gugatan"terhadap huku irri. Buku ini memang lahir dari obrolan di kurtin. Dari kegiatau bercakapr:akap, adu argunen pada gilirannya rnernecah ide dasar dari teks buku ini. Oleh Faruk diungkapkan, banyak suara masuk dan diturnpahkan begitu saja, terpecah-pe-
i
I
cah.
Lebih kritis lagi Faruk mengkritik, bahwa
pen-
r.l
garang kurang lnampu rnemusatkan perhatiannya hanya pada laki-laki dau perernpuan sebab datauya tidak ada, yang urendetinisikan kepereurpuannya Sri Sunarah justru perempuan sendiri, Mbah-nya (xv). Sebab, Kris mengambil karya Kayam sebagai telaah clalarn buku ini. Kecuali berbicara rnasalah ideologi karya sastra, pe-ngarang juga ingin mernbuka cakrawala baru, soal telaah sosiologis dari reks tearer di akhir buku ini. Gejala yang dapar terdeteksi bahwa teks teater juga tak lepas dari background para pcllggagasnya. Kontektualitas tematik tlalaln pernbahasan teater mengalir cair di setiap gelar teatcr. , Tak pelak lagi, ternyata teks sastra acapkali menyimpan dimensi ideologis yang terabaikan. Ideologi memang rnerupakan ide-ide yaug rnerdapatkan apologi atau tindak pengabsahan. Niunun, dalarn teknya yalg absurditas, karya sastra seakan irryiu rnerxahkan muatan ideologis para kreatornya.
Tonny Trimarsanto Mahasiswa Komunikasi Massa' 89 FISIP UNS
KEr{T|NGAN EDrSt
I
07TH.tvtgss
.25
"rrtoktu soyo boru dotong di Jokorfo, yo ll[worteg (worung Tegol) ituloh tempot perut",
yong poling cocok buot mosoloh Ungkop Putu Wijoyo, melotorbelokongi mengopo io menggorop sinetron Worteg bekerjosomo dengon soloh sotu TV swosto. "Di worteg ituloh berkumpul berbogoi kolongon, dori mosyorokot bowoh hinggo otos, Boik mohosiswo, buruh, koryowon otou pejobot, mereko berinteroksi di sono. Diskusi, ngobrol, tukor pikir, nggosp don loinnyo jodi sotu", "Nomun sekorng pengusoho Worteg ini bukon honyo orong Tegol sojo tetopi orong diluor Tegol pun bonyok yong mendirikon Worteg." tornbohnyo, Sinetron yong diproduksi oleh rumoh produksi miliknyo, Sontos Audio Visuol, rencono okon digorop dolom 52 episode. Mengongkot seluk beluk tentong Worieg yong tersebor di Jokorto don sekitornyo,
Jodi buot iemon-temon yong ingin berkontok ke Jl' gobung dengon Mos Putu silohkon .l4350, siopo tohu Mimoso l/l Sunter Mos Jokorto (wolou cumo figuditerimo jodi pemoin sinetron ron). (Ali)
IDA PARWATI oloh sotu permosolohon yong dihodopi koto odoloh bonyoknyo koum urbon yong membonjiri koto dori doeroh Seperti koto Jokorto yong selolu bertomboh mosyorokoi urbonnyo. Nomun itu tidok menjodi mosoloh monokolo mereko teloh siop dengon bekol ketrompilon. Seperti soloh sotu urbon yong ditemui Ken-tingon yoitu ldo Porwoti, soloh seorong reporter don pemboco berito di RCTI (Rojowoli Citro Televisi lndonesio). "Buktinyo kito diperlukon disini " jelosntTo, "Yong penting kito dotong ke Jokorto dengon
berbekol ketrompilon Jongon osol pindoh sojo mengodu nosib , iomboh lbu tigo putro tersebut. ldo Porwoti yong menomotkon pendidikonnyo podo Fokultos Ekonomi UNDIP tohun '86 seloin menjodi reporier jugo menjobot RedoKur Ekonomi, sesuoi dengon keohlionnyo
Prio luluson UGM Fokultos Hukum tohun '69 yong hobby mokon don mendengorkon musik ini memong orong yong songot berpotensi boik sebogoi penulis cerito/skenorio, sutrodoro, budoyowon don sostrowon' bohkon sekorong rnenerjuni dunio sinetron. Nomun soyongnyo menurut Putu, SDM kito mosih rendoh untuk membuot sinetron yong profesionol,
26
TGNTINGAI{ EDISI02/TH. Iylees
Pengolomon yong menyenongkon tentunyo bilo teloh usoi meloksonokon tugos, seperti mewowoncoroi seorong otou membocokon noskoh berito. Menurutnyo dolom kerjo tim tersebut horus odo kekompokkon sotu somo loin, Jongon sompoi soloh sotu dori tim meroso lebih dori yong loin. Pengolomon yong tidok enok bilo soloh dolom membocokon noskoh. Ketiko ditonyo olomotnyo, "Tulis sojo ke RCTI'. Woh, ruponyo tokut bilo nonti bonyok fons yong dotong kerumohnyo. (Ali).
olouloh mohosiswo UNS mengorgonisir protes progrom limo hori kerjo, mungkin Bu Broto, pemilik worung somping gedung percetokon UNS, tok okon ikut-ikuton, Lho ? Bukonkoh keuntungonnyo bokol berkurong dengon odonyo libur duo hori seminggu itu?
"Progrom limo hori kerjo tok berpengoruh podo keuntungon worung komi, koto Bu Broto didompingi suominyo purnowirowon Peltu yong mosih gogoh di usionyo yong ke-75 tohun itu. Memong, worung yong beroktifitos sejok jom limo pogi sompoi duo belos siong itu berprospek ceroh di kompus UNS, Menghobiskon beros rotoroto 30 kilogrom per'hori. biso dirnoklumi bilo libur di hori Sobtu tok terlolu mempengoruhi omzet worung Bu Broto. Ketiko ditonyo Kentingon tentong uloh poro mohosiswo. wonito korier yong memperkerjokon 9 koryowon dengon pendopoton kotor 75 ribu sehori don memboyor pojok podo Dhormo Wonito UNS 25 ribu tiop bulonnyo itu menjowob, "Oh, mereko boik-boik, Mbok. Nggok odo yong ngutang," demikion ujor nenek limo cucu yong berdiom di Perumnos Mojosongo tersebut. Memong. mohosiswo UNS yong elitis, mono odo yong rnou ngulong,ya ?l (nhz)
YB. MANGUNWIJAYA
I.2rolou Ando bertemu dengon
YB. Mongun-
,.onon,o*Ln oon Duooyof\*,1oyo, won dori Yogyokorio, jongon' singgung teniong Orde Boru otou Orde Lomo sebogoitermiorsrTeK,
nologi perpolitikon negeri ini.
Ketiko mengemukokon pondongonnyo tenCBSA (Coro Belojor Siswo Aktif) yong diniloi bonyok pengomot mengolomi kegogolon dolom peloksonoonnyo lo honyo berujor, "Sistem CBSA itu boik, Nomun tidok okon berhosil koreno sistem initidok okon cocok dengon sistem politik yong diteropkon ORDE SEKARANG lNl," "Soyo tidok ingin menyebut orde boru, topl OSI (Orde Sekorong lni),' tomboh Romo Mongun, ponggilon okrobnyo, yong disombut towo seko-
tong
ligus penosoron.
,ffi !.1.
ti:4ffi ,;. taa
n lg 'lr.;
Bu BROTO
Apo posolnyo penulis novel Burung-burung Mcrnyor ini enggon menyebut Orde Boru yong sudoh menjodisotu koso koto boru dolom perbendohoroon bohoso kito? Aloson Romo Mongun, mengutip pendopot orkeolog don ontropolog, bongso lndonesio sudoh berumur 2 juto tohun don diperkirokon :bongso ini mosih mompu berl'ohon hidup sompoi 4 milyor tohun logi, "Jodi khon belum orde finol, mosih ponjong woktu ke depon. Logion soyo lebih suko menyebut demikion, OSl," jelosnyo. (Hen/AidN)
KENTTNGAN EDrSr
J
l.
02lTH.rvtggs
27
28
TGNTTNGAN EDtSr 02lTH.
rytges
llIRI
SRBTIJ, tlNftI BUIR|IR diproses dua-tiga hari dapat selesai dalam sehari, atau yang biasanya seminggu lebih cepat menjadi dua hari selesai. Semua efisiensi tersebut hanya dapat terlaksana berkat moti-
dicanangkan peI ima hari keria telah perguruan dan tinggi telah merintah, Irrn"tuxranaKan
Ketentuan terseour. Tt-
dak mudah bagi insan perguruan tinggi untuk menjalani pekerjaan dari jam tujuh tiga puluh pagi sampai jam empat sore, karena
perubahan
vasi atau kemauan bekerja dari para insan perguruan tinggi, sebagai pendukung berlangsungnya kegiatan universitas. Dengan kata lain, bahwa proses kemajuan perguruan tinggi tidak dapat berjalan dengan baik tanpa sebuah birokrasi yang sehat dengan para pen-
jam kerja adalah juga
berubahnya ritme kehidupan. Dari kebiasaan makan siang di rumah, tidur siang, ngantor di tempat lain, bekerja di sawah, kuIakan dagangan, kini semua itu tidak dapat dilaksanakan lagi. Kondisi semacam ini da-
pat menimbulkan penyakit-pe-nyakit
dukung yang punya dedikasi
dan
kerawanan-kerawanan.
Penyakit yang muncul adalah rasa malas, rasa lelah, kurang bersemangat karena kehilangan "kebiasaan atau bah-kan pekerjaan." Kerawanan-kerawanan di keluarga karena tersedianya waktu di rumah menjadi lebih sedikit. Untuk merubah semua itu menjadi kebiasaan, mengatasi penyakit yang mungkin muncul, dan kerawanankerawanan lain, seseorang memerlukan waktu dan kiat-kiat khusus dan orientasi. Secara bersama-sama insan universitas harus melawan segala kendala. Tidak saja datang dari anggota masyarakat perguruan tinggi, tetapi juga dari pemimpirnya. Artinya, un-
Fasilitas Pendukung Berhasilnya perguruan tinggi mengoptimalkan hasil kerja, ditentukan tidak saja oleh kemauan bekerja para insan perguuan tinggi, tetapi juga adanya fasilitas pendukung. Fasilitas yang perlu direalisasikan itu antara lain:
a. Ruangan yang ber-Ac
Ruangan ber-AC adalah mutlak diperlukan untuk
Selanjutnya, hari Sabtu yang biasanya untuk bekerja, kini menjadi hari libur. Mengisi hari libur tersebut juga me-
menunjang keberhasilan kerja. Baik ruangan kantor, ruang kuliah maupun perpustakaan. Hal ini mengingat kondisi musim di Indonesia yang demikian panas dan melelahkan. Sehingga, yang ber-AC tidak pada ruangan pejabat saja, tetapi ruang karyawan dan ruang proses belajar mengajar adalah sangat penting. Dapat dibayangkan bahwa kondisi ruangan yang panas, sumpeh, sangat tidak nyaman untuk mentransmisi iptek. Karena konsentrasi selalu terganggu dengan kringet dl6ut6ron dan belum Iagi suara-suara dari luar, baik suara mobil, suara mahasiswa, yang tak mengenal kom-
merlukan kegiatan tambahan. Hari libur tanpa suatu kegiatan
promi.
tuk mengoptimalkan potensi sumber daya manusia, diperlukan tidak saja pengertian dari karyawan dan segenap civitas akademika, tetapi juga good u.till dan pimpinan untuk memahami kondisi yang ada, seperti penyediaan fasilitas yang mendukung untuk kerja sampai sore. Terutama fasilitas ruangan yang ber-AC.
dapat menyebabkan orang frustasi. Bagi mahasiswa libur panjang dalam beberapa hal menguntungkan, misalnya dapat pulang kampung lebih lama, punya waktu untuk berpacaran dll. Bagi dosen, karyawan bisa punya banyak waktu luang untuk keluarga dan mungkin mencdri obyâ&#x201A;Źkan, tetapi waktu satu hari sangat terbatas.
Kemauan bekerja Kebijakan lima hari kerja tidak lain adalah untuk mengoptimalkan sumber daya manusia mencapai hasil kerja yang
maksimal. Mulai terasa, pengunduran waktu sampai sore hari memberikan nilai tambah, seperti cukup tersedianya waktu untuk melakukan pertemuan, melaksanakan pekerjaan yang memerlukan waktu panjang, sehingga proses pekerjaan yang biasanya tertunda dua hari menjadi cukup satu
hari saja. Inilah yang disebut elisiensi. Surat-surat yang
Maka sudah sewajamya dipikirkan
mllai sekarang, bah-
wa pembangunan frsik perguman tinggi harus
diarahkan
pada kualitasnya dan bukan dari segi kuantitas saja.
b. Kantin dan Makan-minum Otomatis Makanan adalah faktor yang menentukan dalam proses pengoptimalan tenaga kerja. Tenaga yang loyo akan menghasilkan pekerjaan yang rendah. Maka dari itu, setiap kantor perlu menyediakan kantin yang representatif untuk para mahasiswa, karyawan dan dosen. Meski selama ini sudah ada tetapi masih didesain sampai jam l0 atau jam 12 saja. Idealnya kantin dibuat untuk kepentingan seluruh insan perguruan tinggi. Misalnya, menyediakan ruangan yang nyaman dengan kapasitas yang memadai, atau katakanlah seperti "Sari Boga't yang menyediakan segala jenis makanan dari berbagai pedagang yang sekarang ada. Selain itu perlu juga menempatka!'
KENTTNGAN EDrSt
l-
terhadap
masalah pengembangan universitas. Jika hal itu tidak dilakukan maka program kerja lima hari kerja akan sia-sia belaka.
02/TH.tvtggs
29
Bagi civitas akademika (dosen dan mahasiswa) yang menginginkan kegiatan jatuh pada hari Sabtu, misalnya untuk perkuliahan dosen tamu, untuk ku:'sus bagi pelayanan umum, untuk kegiatan ekstra bagi mahasiswa, kegiatan seminar/diskusi, rapalrapat yang bersifat khusus, hari terse-
box-box makanan kecil dan minuman otomatis, seperti teh, kopi di beberapa sudut, untuk melayani mahasiswa dan kar-
yawan yang sewaktu-waktu memerlukannya,
sehingga
mereka tidak harus Pergi ke kantin.
but harus terbuka untuk kegiatan itu.
c. Fasilitas Telepon Sudah sewaiamya bahwa di kampus-kampus' di fakultas minimal ada sebuah tilpun umum (karlry'koin) untuk memperlancar komunikasi para insan perguruan tinggi' Tersedianya alat tersebut memungkinkan pekeriaan lebih dapat diselesaikan secara cepat. Misalnya' untuk deol tanggal uiian mahasiswa, tidak perlu harus datang ke rumah, tetapi cukup lewat telepon saja.
Bagi civitas akademika dan karyawan yang ingin meningkatkan kualitas hidup dengan ber-olah raga, maka hari Sabtu adalah hari yang ideal. Sudah barang tentu fasilitas olah raga di perguruan tinggi iuga perlu dibuka. Demikian pula dengan tempat-tempat kesenian seperti Argobudoyo dibuka sebagai hari kreativitas. Sedangkan bagi mahasiswa yang ingin mempercepat penyelesaian skripsi, tesis, atau tugas laboratoriumnya pada hari Sabtu juga harus disediakan tempat yang memadai. Tentu saja, secara teknis hal ini dapat di atur, misalnya untuk perpustakaan buka iam 9 sampai jam l2 dll' Sehingga, hari Sabtu suasana perguruan tinggi diliputi oleh suasana dinarnis. Di Fak. Sastra ada pameran seni lukis,
Definisi Hari BudaYa Apa yang disebut fiari Budaya? Hari Budaya mengacu pada kreativiatas, kualitas dan pencepatan kemajuan. Minya, perguruan tinggi sebagai tempat pengembangan
ilmu pengetahuan
di
FKIP ada per-
teknologi, sebenar-
tandingan olah ra-
nya tidak mengenal hari libur. Artinya, keria lima hari diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan, sedang bagi mereka yang
ga, di Argo Budo-
yo ada
di lempenelitian ada diskusi buku, baga
di Fak. Pertanian ada penyuluhan, di Fisip ada diskusi, di laborato-
berkeinginan mengembangkan kreativitas, meningkatkan kualitas dan demi pencepatan kemajuan, maka di universitas mereka
ru
rium sedang
nuklir, di perpustakaan pusat ma-
hasiswa sedang meng erjakan skripsi. Inilah yang
disebut sebagai hari Budaya, di mana kreativitas insan perguruan tinggi disediakan
laboratorium,
perpustakaan,
fa-
silitas olah raga, tempat kesenian, tempat diskusi ha-
rus tetap
me-
ngadakan uii-coba
juga perlu disediakan tempat. Konsekuensinya ada-
lah,
pagelaran
kesenian,
ladang, demi peningkatan kualitas hidup dan pence-
terbuka.
Dengan pemikiran tersebut, maka dapat dikatakan hari Sabtu dan bahkan minggu selalu terbuka untuk civitas akademika dalam
patan kemajuan di segala bidang.
mengembangkan ilrnunya.
ideat bagi terciptanya perguruan tinggi sebagai pendukung
Implementasi
juan suatu bangsa, cukup melihat prestasi perguruan ting-
Dari yang disampaikan tersebut, merupakan pemikiran kemajuan bangsa. Penulis yakin bahwa untuk melihat kema-
Setiap manusia mempunyai gaya dan falfasah hidup yang berbeda-beda. Prioritas untuk meningkatkan kualitas hidup, dari waktu ke waktu juga selalu berubah-ubah, ada yang memprioritaskan pada aspek kesehatannya, ada yang memprioritaskan aspek keluarga, ekonomi, kerja sosial dll. Menilik dari variasinya kebutuhan manusia hidup tersebut, masyarakat perguruan tinggi juga perlu menyediakan
tempat yang baik untuk mengembangkan kualitas hidup mereka. Untuk jelasnya, dapat diikuti ilustrasi berikut ini:
30
KENTTNGAN EDISI o2lTH.lvl995
giqya. Jika suatu perguruan tinggi atau universitas tidak dapat nieinbuahkan prestasi yang membanggakan maka universitas tersebut boleh dikatakan belum berbudaya.
AncJrik f)urwasitr,t
Slaff I'}engajat' Jurusan llmu Komunikasi FI.SIP ( JNS
:
:
A S $
:
e s h
SUDUT SUDUT
YANG
-T Pertorno, raborloh potukon kuning
-J
di teputor kolo
Kaduq buotloh rlogon-rlogon unluk memolivoli /lloko, jodiloh
w{
I
Iiop pogi, reiring iromo hidup muloi dilobuh, rerombongon monu,io berterogom mancolok berdiri,
$!:....i-
N,. &-
jongkok, barjolon, mengitori boloikolo, keroton, reponjong jolon prolokol, lhooping cenlre, don
;RGl
tempot-ternpol yong diroro penling loinnyo, lengkop dengon robit, ropu, cikrok don truk bok rompohnyo
ry I
Yoh........ belopo
itu bufuh
Don purol koto yong berrih.
r
jorgon-jorgon yong indch, unluk dicop rebogoi ko lengkop dengon pujo-puji dori
g
Akon telryi
Nyinyiron, cemoohon, don epk
rudut-rudul kolo ymg
Tohukoh ondo
bogoimono coro
untuk memboyong Adipuro l(encono don menjodikon
5olo rabogoi
tolo Kuncoro
?
Jugo, okronirn BtRitRl menghiori kendoroon obongobong baco, tercelok di lembok
rumoh-rumoh penduduk, berkibor
di pinggiron jolon, pun di long-long rompoh di kompung
I
t* keryo keror & dono beror [h
'
d'nor keberrihon yong rojin,
t*.
leloh mewojibkon 5olo
i lolo lerberuih re-Jofeng
ri
golongon yong barkepantingon
frpr
royong t
f, 3$1r:.:
#on
q
t
jurlru berkumondong dori
biru don lerlupokon.
&.
'r,'
;P
'
\;s;
yong kion terpuruk
tolo Baneri
don rurom, rqroh wohoh
Solo Kuncoro
don menomboh krilario kumuh
bogi panghuni yong mdingkunginyo
yong rudoh rongol rendoh dotr;l roriolnyo
Adipr:no{funcono Honyoloh unluk purol kolo rojo Don bukon unluk rudui koto yong kumuh
don okon
lerurengojo dikumuhkon
(?)
untuk rebuoh Adipuro yong .... ramu
!
BILA ORNOP
DICURIGAI r':zebutuhan sekaligus keinginan l\ untut membuat- rakyat lebih
r\rooya
relan melanlrKan organisasi-organisasi tersendiri yang menggarap hal-hal yang luput dari perhatian pemerintah. Pada mulanya
mereka menamakan dirinya sebagai ORNOP (Organisasi Non Pemerin-
tah) yang merupakan
terjemahan
langsung dari Non Goverment Organisation(NGO). Keberadan mereka telah terwujud sejak tahun 1970-an.
Delapan tahun kemudian, Dr. Sariono Mangunpra-
di masyarakat Bali, Rembug di masyarakat Jawa, dan Kerapatan Adat di Masyarakat Minangkabau. LSM jenis ini bersifat paguyuban, tanpa aturan main tertulis, Banjar Desa
serta sarat dengan semangat musyawarah dan gotong royong. Yang kedua adalah LSM yang
'diinisiasi oleh kelompok intelektual di masyarakat. LSM jenis ini yang sudah hadir selama berpuluh tahun adalah Muhiunmadiyah dan Nzrtrdha-
tul
Ularna (sebelum
NU
berubzrh
diri LSM baru untuk
Yang ketiga adalah LSM yang dibentuk atas inisiasi pemerintah. PKK dan Dharma Wanita misalnya
dirinya
(Lem-
Dalam
syarakat) pada perte-
banyak
di
Hal ini
tidak selalu
tidak meminta. Ketika ditanyai
LSM rnakin pesat
tentang pengaruhnya secara politis,
'
dia mengatakan tidak selalu. Menurutnya tidak se-
Sehingga
pada masa tersebut, banyak akivis kun-
pus yang lurkan
diri
dalzun
di
harian Kompas l3
Nopember 1994, berdiri melalui tiga cara. Yang pertama dengan cara tra-
disional atau dibentuk oleh masyarakat
s ederhana itu, bahwa ada
menya-
LSM. Lembaga Swadaya Masyarakat, menurut Kartono Moharrnad dalam
tulisamya
sendiri.
di-
lakukan, dan kalangan LSM juga
syarakat. Perkembangan
NKK/ BKK di
menurut
Mochtar Mas'oed
baga Swadaya Ma-
kampus.
dibantu
pihak asing (bantuan luar negreri).
naaan Swadaya Masyarakat dan Lem-
nya
me-
laksanakan kegiatannya, LSM
pembangurnn Ungaran. Pada waktu itu, dia mengusulkan rnma Lembaga Pembi-
setelah diberlakukan-
sebagai
LSM.
muan antar ORNOP yang bergerak di bi-
dang
lru
menggolongkan
baga Swadaya Ma-
pedesaan
kemudian se-
sudah itu menghilang tanpa bekas.
sekarang
noto mengusulkan is-
tilah LSM
dan sistem keanggotaan, dan ada bentuk paguyuban dari beberapa orang intelektual yang memiliki kepedulian sosial(semacam organisasi tanpa bentuk). Kadang kelompok jenis paguyuban ini terbentuk secara sesaat sebagai reaki terhadap peristiwa sosial yang terjadi saat itu, dan menyebut
Contohnya adalah
menjadi parpol
di
tahun
50-an).
Dengan makin banyaknya juml:rtr in-
telehual di Indonesia sesudarh kita merdeka, LSM jenis ini makin banyak dan merupakan kelompok terbe-
sar. Bentuk kelembagaan LSM macam ini sangat bervarariasi, ada yang berbentuk yayasan, perkumpulan yang memiliki anggaran dasar terrulis
kegiatan yang di-
biayai pihak asing membuat mereka jadi, menurut pihak asing.
Perihal pembiayaan dari luar negeri ini, Mochtar Mas'oed mengatakan alasannya yaitu tidak ada orang Indonesia (yang kaya) yang mau membiayai hal-hal yang tidak menguntungkan seperti itu, tidak banyak.
KENTTNGAN EDrSr 02/TH.
tvlggs
35
Pakar politik UGM ini mencontohkan
beasiswa SuPersemar Yang dananYa besar sekali dan banYak membantu
mahasiswa tetaPi sesudah selesai mereka hanrs memberi imbalan.
"Tradisi seperti itu belum kita punyai, tradisi yang dalam agama Isiarn disebut Wakaf. Mereka di luar negeri tidak mengerti Qur'an taPi menlatantan badan wakaf yang disebut endomen, seperti Ford Yang menyisihkan kekaYaannnYa untuk membuat yayasan".
Mereka bisa melakukan hal itu
karena mereka mendapat keringanan pajak. Niatnya mungkin baik, mungkin tidak, tetapi yang paling penting bahwa dia terdorong uhtuk membuat yayasan dan yaYasan itu membantu orang-orang dunia ketiga supaya bisa sekolah di luar negeri, taPi tidak meminta imbalan.
"Mengapa di luar negeri ada badan wakaf dan disini tidak, apakah orang AS kaya-kaya, belum tentu.
Orang lndonesia ada yang
sangat
kaya dan kayanya dalam sePuluh ta-
hun, sudah punya uang 3 triliun. Apa dia membanru orang miskin? Kan tidak",lanjutnya.
tidak
LSM
sendiri Perlu meminta bantuan asing kalau ada Undang-undang pajak yang mengatakan siapa saja yang membantu LSM akan diberi keringanan pajak. Kalau ada Undang-undang seperti itu, setiap
orang kaya akan berlomba-lomba membuat yayasan.
"Hampir semua orang UGM yang pernah keluar negeri dibiayai
oleh luar negeri, larpi whnt's wrury with that, apakah lalu kami menjadi anteknya mereka, itu khan tidak selalu", tegasnya serius. "apakah kita bisa menciptakan di dalam negeri, mekanisme yang menibuat mereka tidak harus menerima. Kalau pemerintah boleh minta bantuan asing, kenapa rakyat yang non pemerintah tidak boleh", lanjutnya retoris. Yudo Pramono, aktivis LSM Solo, membenarkan pendapat Mochtar Mas'oed. "Saya kira tentang dana itu nggak apa-apa, nggak ada masalah, karena tidak ada ikatan politis. Antara LSM disini dengan diluar biasanya kegiatan atau kesepakatan proyek saja"
.
Tentang sumber . darta, Yudo mengatakan bahwa ada kerjasama dengan LSM dari luar seperti BORDA (Borman Overseas Riset Development Assosiation) Jerman, ada juga kerjasama dengan Pemerintah,
seperti PLN yang dananYa berasal dari World Bank. Dalam perjalannnnYa, LSM telah melalui proses-prose menuju kemantapan sehingga kondisi intern LSM mempunyai kemantaPan untuk "menolong" rakyat. Perkembangan LSM, dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dari segi fungsi, segi orientasi, dan segi kegiatan.
Dari segi fungsi diawali
dengan
fungsi sebagai "perpanjangan tangan" pemerintah, meningkat menjadi "pe-
I
TGNTTNGAN EDlSl02/TH.
Iylses
kampanye dalam kasus tanah, Perburuhan, demokrasi, sementara aktivisaktivis mahasiswa banyak bergerak
disitu",katanya, Iebih lanjut dia mengatakan,"saya kira, banyak antara aktivis mahasiswa dan LSM itu sejalan, cuma kemudian mereka mengatakan bahwa ini(aksi-red) ditunggangi oleh LSM karena aktivis-aktivis LSM lebih tua dari aktivis mahasiswa". Sementara itu Mochtar Mas'oed
menamggapi sinyalemen
ini
dengan
lengkap" program Pemerintah, ke-
mempertanyakan,"Yang intel rle nunggangi gerakan matnsiswa, ada tidak, ya sama saja. Siapa yang menunggangi Malari, yang membakar-
terhadap tindakan+indakan
bakar, merusak, intel-intel
mudian menjadi mitra kerja pemerintah, kemudian menjadi kontrol soriial yang
kurang manusiawi dalam proses pem-
tho?
Kenapa itu tidak diusut?". Itu semua
bangunan.
Dari segi orientasi, mula-rrrula sebagai organisasi yang berbasis pada perpangkalan (misalnya kampung ha-
laman, suku dan sebagainya), kemudian berubzrh basis kepada kebu-. tuhan yang sama, meningkat mer,jadi organisasi swadaya, yang meng,:mbangkan adalzrh kekuatan rakyat dan lalu menjadi usaha perwujudan organisasi yang demokratis. Dari segi kegiatan, bermula dari kegiatan karikatif, kegiatan pengembangan masyarakat, lalu kegiatan pengembangan masyarakat, meningkat menjadi kegiatan yang menuju refbrmasi, terakhir sebagai kegiatan yang rnenuju pada transformasi. Dapat kita lihat secara nyata,
bahwa LSM telah menjadi sesuatu yang setidaknya meresahkan pemerintah dengan melihat beberapa gejala
yang ada. Kita dapat melihat ad.' vokasi yang dilakukan LSM-LSM baik sendiri atau bersama dengan pihak lain, dalam kasus tanah misal-
try&, kita dapat melihat maraknya demo rakyat yang tanahnya diserobot
oleh pemerintah, militer,
investor
dan lain sebagainya.
Kemudian timbutlah isu-isu bahwa LSM sering menunggangi aksi mahasiswa. Isu ini dibantah oleh Munief Laredo, Ketua Solidaritas Mahasiswa Indonesia unfuk Demok-
36
rasi (SMID) Pusat. "Sebetulnya antara aktivis mahasiswa dan LSM, itu ada beberapa LSM yang sejalan dengan gerakan-gerakan aktivis mahasiswa, LSM mungkin hanya sebatas
perang urat saraf', jelasnya. Ketegangan antara LSM dengan pemerintah akhir-akhir ini semakin tinggi, antara lain dengan peristiwa pembubaran acara-acara yang digelar
LSM di beberapa kota seperti Surabaya, Yogyakarta, dan Medan dengan alasan perijinan yang tidak diurus.
'Beberapa
waktu lalu, Kassospol ABRI mengatakan bahwa ada LSM yang sengaja merongrong pemerin-
tah. Hal ini dikomentari
Mochtar
Mas'oed dengan mengatakan bahwa banyak pejabat yang merongrong pemerintah juga, pejabat yang korup, tentara-tentara yang melakukan pemberontakan, hal itu apa tidak merong-
rong pemerintah! Apakah
rakyat
yang terus salah? Kalau Kassospol bilang begitu, ya itu tugas Kassospol
mang militer tidak menyukai demok-
orang. Lihat konsemurnya ini, rakyat salah katanya merongrong, tapi ketika pemerintah merongrong rakyat, siapa yang mengatakan merongrong. Itu semua konsumsi politik rmtuk para elitis, untuk mengatakan bahwa kita benar mereka salah, dan itu akan terus selalu dikatakan. Siapa saja di Indonesia, ya pemerintah, rakyat, LSM, partai berhak untuk kebaikan
fasisme. Ketika kedudukan mereka terancam, mereka gunakan termtenn seperti ektrem kri, ekstrem
untuk mencurigai
tels
bersama.
Sedangkan Yudo berpendapat bahwa pernyataan itu' tidak benar. LSM semestinya sebagai kekuatan yang harus disyukuri, karena sebagai kekuatan mandiri dan membangun yang muncul dari civil society, dari masyarakat yang konsen terhadap masyarakat. Tapi sering dipandang dari segi stereotipnya saja, sisi nega-
tifnya, dan itu tidak benar. Justru sisi lain sangat menguntungkan pemerintah. Dan sekarang banyak jargon-jargon ataupun apa yang semula dikerjakan LSM, banyak diakomodir
oleh pemerintah. Misalnya isu-isu kemiskinan, kerakyatan. Itu artinya LSM merupakan sebuah kekuatan yaurg bagaimanapun harus dipandang
positif.
Hal senada diungkapkan Munief, yang mengatakan bahwa sebenarnya LSM dan gerakan mahasiswa itu akan menyelamatkan negara dan bangsa. Karena apa yang dilaksarnkan Orde Baru telah melenceng dari rel yang pernah digariskan lewat Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila. "Kalau mengatakan seperti
itu, itu
adalah pemutar balikan
rasi karena mereka manjalankan
kanan dan cara-cara lain.
Dan ternyata bukan Kassospol saja yang khawatir, tetapi juga Presiden, yaitu dengan akan diberlakukannya Keppres tentang LSM. Menanggapi hal ini Yudo mengatakan,"Banyak lontaran- lontaran dari LSM un-
tuk menolak Keppres itu. Karena itu merupakan campur tangan yang terlalu jauh ke rumah tangga LSM, dan saya kira, sudah beberapa forum yang melibatkan kornunitas LSM untuk menolak Keppres itu".
Sementara itu Munief mengatakan,"ltu merupakan agenda dari pemerintah yang memang akan membekukan LSM dan organisasi merhasiswa dan masyarakat yang menghambat status
gri
quo. Mulanya
Mendamengeluarkan beberapa peraturan
dan daftar LSM, yang tidak terdaftar adalah illegal. Agenda lainnya ada-
lah dicarinya
sumber-sumber yang
menghambat status quo, diantaranya adalah pers, dan pers akan dibredel,
itu
sudah jelas terbulri. Agenda yang lain adalah akan adanya pembredelan pers mahasiswa, karena ini
merupakan alternatif
dari
tersebut,
LSM
secara sukarela atas kehendak sendiri
dan berminat sefta bergerak di bidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat yang menitikberatkan kepada pengaMian secara swadaya.
Harus diakui bahwa peran LSM di seluruh dunia pada perubahan arah pembanguun, cukup besar. Akses mereka pada'proses pengambilan keputusan, mula-mula terutama memang di tingkat global tapi sekaramg telah merambah ke tingkat nasional, makin kuat.
Isu-isu tentang lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan, hak asasi, peran sgrta masyarakat yang semula menjadi jargon-jargon kalang-
an LSM, kini diambil oleh kaum birokrat dan teknokrat, bahkan di kalangan pengusaha. Pihak yang sering
menjadi sasaran kritik LSM.(etl2)
pers
Rencana pengaturan LSM sebenarnya pernah muncul lima tahun
yang lalu sejak Insiden Brussel. LSM pada waktu itu dianggap telah
Nanang
dari berbagai sumber serta laporan dari Ali R, Winarto dan Topik G.
menjelek-jelekkan bangsa di negeri orang. Perdebatanpun terjadi, hanya sikap pemerintah saat itu belum jelas, kalau tidak malah mendua. LSMpun bereaki lebih adem ayem.
sar yaitu dengan security approach, iru saya kira hal-hal yang mendasar
akan ditindak tegas berdasarkan UU
dalam hak- hak asasi manusia". Kalau Kassospol mengatakan seperti itu, kiia harus mempertanya-
Kemasyarakatan- yang kini dijadikan
kan kenapa Kassospol atau ABRI
serangkaian dialog dengan LSM, cenderung menyerahkan pengaturan itu pada LSM sendiri (self regulation) lewat penyusunan kode etik. Akhirnya keluar Instruksi Mendagri No. 8
Sikap mendua tampak dengan perbedaan pendapat Mendagri Rudini dan Pangkopkamtib Sudomo. Pangkopkamtib selalu mengatakan bahwa LSM (yang dianggap menyimpang)
No 8 tahu 1985 tenuang
Organisasi
acuan penyusunan konsep Keppres.
Sedangkan Bapak Rudini, lewat
KENTTNGAN EDrSr
l,
disebut ebagai orga-
nisasi/lembaga yang dibentuk oleh masyarakat Warganegara lndonesia
umum".
fakta",tegasnya, "karena isu-isu yang diangkat(oleh LSM-red) adalah permasalahan-permaslatrdn pokok.. masyarakat Indonesia. Misalnya tentang kasus-kasus tanah, upah buruh, tentang peran militer yang terlampau be-
berkata sepefti itu. Berarti mereka merasa dirinya terancam, karena militer sngat punya kepentingan di Irdonesia. Di negara manapun, me-
tahun 1990 tentang pembinaan LSM. Dan tidak ada- yang bereaksi terhadap Inmendagri ini. Dalam lnmendagri
02/TH.tvt995
37
EKSEPSI SfiEREKA guntungkan pihak siPil
Me{engfupi sajian fofu Kfwsw ed"isi ini, fumi me' fiasit'{uau}ttttcttra .reporter I(entin' Apa agenda kegiat- {"rgfipi {enSJan ooi ion K1turt Siv{L'D lPusat, Muiuf tardn ilm asr I-PTP? Karni membangutr "'rtAii" (Lem6aga ? engemharTlin rgftwtogi irxtalasi Biogas detlgan Pe[zsattn) So[0, fudo gromnno. Berifut pettlg-nnya: petc rruk saP i Yudo Prumono
tpiP
sasaran Pengembangan itdustri kecil tlengan stressittg paila elektrisa-si peralatatt. Dengatt energi'listrk untuk prograrn SBS {5)rrrrl/ Bisrtis San'ir.'c), pelayanan pengusaha industri kecil juga PHT (Pen:beranusan Harna Terpadu), untuk melatih petani, bagaitnatu petani itu ftdtu tantattg ltana. Karlri ntelatilutya de-lryalt sistern parsipatori de-ngatt rnelihat, jadi tahu betul tetttattg lrana itu. Pkur.ttittg yang akatl datartg itu tnerupakatt ke-
sehingga kita lllelldorong agar sipil rna-
hasiswa bisa tnetldorong rakyat utttuk
rnenriliki
.
bijakan lernbaga. -
Apakah masyaraliat' bereaksi curiga terhadap LSM? Saya kira tidak, cruua selama ini keberadaan LSM
ini
masilt belum
hanyak
diketahui oleh masyarakat secara jelas, boleh dikata,
LSM sendiri membetttuk LSM sendiri,
rnasyarakat
membertuk komunitas tersendiri, datt tnelrutng ada gap, ktlt. Karetu LSM tunyak rnuncul dari golongarl elit juga. Bagaimana harapan zutda pada penrerintah? Ya, lxmerintah lurus pos'itiva thirtkirtg, bahwa LSM adalalr sebuah kekuatan, rnitra yang akan mettrJrrdayakatt masyarakat dan tidak akau, jangan siLmpai dipandang LSM sebagai kutub lain dari pemeritrtah, bagairnanapun I-SM dapat rnembarrtu pernerintah. (eN2)
Munief Loredo Bagaimana awal perubentukan SMID?
diri pada 3 Agustus di LBHI Jakarta. Kami tediri dari aktivis Inaltasiswa beberapa kota, dan karrti tnemputtyai tujuan rnenuju rnasyarakat lndorrsia yang demokratis de-ngan sistem rnulti panai. Korulisi politik lrtdrlesia sangat tidak menSecara legal kami mertdcklarasikan
38
KENTTNGAT\ EDrSr 02lTH. rVl99s
kebebasart
herurganisasi
di ber-
hagai sekror.
Bagainrana anda
nremandang organisasi mahasiswa lain yang bercorak korrservat if? Pada batasatr awal nlellrang tnulteul orgattisasi-or-
ganisasi yang herwatak "prtlgresil'', nrercka lllerturul aturan-aturalt, tnisalnya
HMI, dulunya
segagai organisasi
progresif Masyuni, PMKRI hagi partai Katolik, PMll dari NU, tapi sekaraltg keadaan sudah beruhah, orgattisasi tadi jadi bersifat tradisiortal yattg ltanya rnerlgikuti apr yang rJigariskan hapak angkatnya. Musult'kita sekaratrg sudalt Lrcrbeda, jadi prcrlu itttrospek-si tetttaltg arahan-arahan orgattisasi, lurusttya tnercka hcrubalr ltaluatt, agar tidak ketinggalau. Karena akhintya nruttcul, rnisalnya HMI pecah rnenjatli dua, GMNIjuga hegitu, hal itu karerra aspirasi anggota tidak tertarnpung. Karelu disaat sekarang,
siapa yang akan terlibat dalanr perjuartgan menuju dernokratisasi atau tnereka akan terlibas. Mernilih perjuartgalt untuk dernokrasi atau reaksioner. Dan reksiorter akatt terlibas. Ada keinginan berjuang bersarna rnereka? SMID ingin berjuartg bersutta, karetu kita punya tujuan yang sama, kita sangat metnhutuhkan dan hukaanttya
saling tnernusulti. Rakyat sekarattg ntclnhutultkatt kepeloporan kita karena rnereka sudah tenindas hegitu larna. Darr bukau organisasi nraltasiswa saja, tapi juga pihak lairt.
Bagarnana korttrol di SiVllD?
Kita bisa rnengontrol lewat ktlektif, kolektif yang akan rnengontrol kehiduparr rlrgartisasi. SMID scntliri rnenjalankan rnekanisme seperti itu, dan itu terbuka, karni rnelakukan kritik dan otokritik,tidak ada tbrxlalisrne disini. Cuna ketlutlukannya yarlg berhetJa. Kritik itu rnisal-
rlya, saya, sarnpai tidurpun dikoturul ulelt atrygota, saln-
pai kita nrau makatr apa hari ini, semua anggota harus tahu, kita sarna-sarna nggak makan ya nggak makatt. Sektor advokasi SMID dimana? Saya kira urttuk selnua sektrtr. Misalnya di Jakana, sektor butuh yang kita tangani, di Sertrarang juga hurulr, pctani di Yogya, Solo dan Salatiga, Surabaya juga keharryakan burult. (eN2)
TERPUTUSNYA
I(OMUNII(ASI POLITII( MAI-IASISWA Miii'':#ilfii::i" a anen yang tak terpisalrkan.
iilli,t;, ii5.
Dimana antara ketiganya merupakan basic daliun nuallsa karnpus yang dipakai sebagai wadah aktifitas dari dari semuanya. Sehingga dalanr berbagai hal, tak kan dapat dipisahkan.
Kornunikasi infbrrnasi dan saling tukar intbnnasi merupakan bagian
Angket tersebar sehanyak 200 mahasiswa, yang disebarkan pada de-
lapan fakultas. Tentunya jurnlarh tersebut tidak sebanding dengan junlah miLhasiswa UNS. Narnun dengau
sistem pengambilan sample ranclirn sampling, sehingga junlah tersebut dapat merupakan represelltase dari jurnlah mahasiswa UNS. Dengan
asurnsi bahwa setiap
mahasiswa
penting dalarn menggulirkan idealisme dalan konteks yang aktual Narnuu tak dapat kita pungkiri adanya berbagai kendalarn dalarrr proses tersehut. Mahasiswa sehagai sosok yang penuh idealisme selalu tidak puas dengan status quo, serta
untuk rneugisi angket, rutmuu respot.lden kita hagi nrenjadi delapan takultas. Dan rnasing- rnasing fakultas kita aurbil respordetl untuk rneugisiuya.
berbagai kebijakan yaug tak rnenyentult kebutuhan.
tusan IOM merupakan keputusau yaug paling rnernberatkan rnaha-
.
Dalarn berbagai pertelnuall selalu terlihat betapa banyak "ketidakkompakan" autara pihak rnahasiswa dengan pengarnbil keputusan kampus. Isyarat ketidakpuasalr tersebut dapat
terlihat daliun berbagai hal, haik dalanr dialog, diskusi surat peln-
baca, rnaupuu dalaur aksi yang digelar rnalusiswa.
Sehingga
tak
kurang
ktlrnentar yang miring tentang
rnasalah tersebut. Mdrasiswa ^sering dibilang "tak dapat her-
rasirlrul ", sernentara penguasa karnpus dianggap "Bapak tak tahu diri" dan sealnbreg kornentar yang lain. Berkaitau dengan t'euorneru [..--. tersehut rnaka LITBANG Kentingalt rrrengadakan penycharan atrgket ke-pada rnahasiswa tental)g beberapa tanggapan dan keberatan keputusan
pikir
,
yang telah diarnbil "penguasa kanpus" berkaitau dengan berbagai hal, haik IOM, BPK dan lain sebagainya.
mempunyai kesempatan yatlg sama
Dari
jawaban-jawaban yang
rnasuk, diperoleh hasil bahwa kepu-
Untuk fakultas Ekonomi,
bahwa dengan adanya keputusan BPK
dianggap lebilr memberatkan daripada IOM, hal ini dikarenakan kurang crcoknya BPK dalarn sistem pendidikan pada saat ini, serta tidak dipakainya BPK dalarn rnata kuliah, padahal BPK tersebut wajib dibeli. Sedang fakultas yang lebih ke-
beratan dalam IOM adalah fakultas Sastra, Isipol, Hukurn, Teknik serta
tersebut terdapat 75,28% jawaban
sanlya dana IOM dan pemanfaatannya yang tidak dapat mereka nikrnati
dalam karnpus. Serneutara untuk Spp jawaban
paling keberatan adal:rh dari takultas
Tabel I Persepsi Mahasiswa tentang IOM
Isipol. Kemudian
untuk
PBB/KKN prosentase
ke-
beratan tertinggi adalah fa-
kultas Ekonomi dengan 31J8% diikuti fakultas
Teknik 8,68%, serra Kedok-
teran 6,25% dan
Isipol
s,26%. Sementara untuk target SKS, f'akultas Teknik mempunyai prosentase terbesar yaitu 8,69%.
Berikutnya untuk kuriUntuk keberatall yalu terilanat kululn, petnbatasan masa kuliah, tlalarn prioritas penima aaclaial Mtlewa, dan tbto wisuda terclapat IOM, disusul keputusan tcntaltg BPk, prosentase keberatan yang , lebih sebesar 20,i9%, kernutlian- yang kecil., ketiga tentaug otunatisasi keanggota; Y.|rg .-jelas proporsi jawaban KOPMA yairg tliberlakukan ['Jpatla . yang diberikan respottden <lari dela-
KENTTNGAN EDrSr 02lTH.
n
Ke-
dokteran dan Pertanian menyatakan
Beberapa fakultas yang merasa keberatarr tersebut dikarenakan be-
yarrg masuk, 3,93% abstain, I,l2% menjawah tidak peduli, 19,667a menjawab sangat rnelnberatkan. (Lihat
l)
nguasa kampus.
KIP.
siswa, yaitu 28,65%. Dalarn jawahan
Tabel
seluruh mahasiswa UNS, yaitu sebanyak 9,58% . Ada beberapa perbedaan dalam beberapa fakultas tentang prosentase keberatan keputusan yang dibuat pe-
rvlggs
39
bukatl seorang penguasa yang bijak tatkala ia tak dapat mengakumulasikan aspirasi rnahasiswa.
bahwa keputusan "penguasa" kiunpus
"75 ;28%, ternyata memberatkan yaitu kebiapabila tepat sehingga sangatlah
jakan tentang beberaPa
mempunyai fikiran, gagasan yang cerdas demi karnpus dan lembaga pendidikan dimana ia menirnba ilmu. (Hen, Agus, Anik, Heri, Winarto, Ari)
bijakan tersebut. KiranYa
pan fakultas memberikan jawabatt,
keberatan
yang dikemukakan mahasiswa Perlu ditinjau kembali. (Lihat Tabel 2) BagaimanaPun sebuah kebijakan
harus dapat membtuni sehingga tak terjadi misactittn dalam aktualisai ke-
Yang jelas harus ada sikaP Yang akomodatif dari pembuat kebijakan kalau ia mengedepankan aspirasi mahasiswa. Sehingga mahasiswa tak seperti barang lnati, nalnun ia dihargai sebagai makhluk akademis, yang
Talrel2 Keputusan yang Prosentase dan Jumlah Memberatkan Menurut Fakultas HU
t
t.E LCt
qi
dili,idil
t'
,r
TllV
i,-flP
,tO
,,i
ilA
r -rD
,t ,
6
4i
f - ---L
i
eieii
!.._l
er 21.,74
i'i
r/
l
ri r,l
E
'71
I
f
,
il'uriil"i,r:'
!
t_-r-!---l-Cilliid Lc:dl
i7tl,-.
E. AL
:i,
ri
i4
al-L-t
J.i\
A,!-l
ir0r !i , j:'
!---
!..1i
! uLu
flaauuo
-, u!
-:
i'.-iird:i
I 10
1 :i
L,-. I-.i u u ill I 6 l!
'
+ t-
Kernegahnn bisa jadi sangat membarlggakan. Tapi bisa luga suatu ltetaha. Akibat pemagaran harnpus (/NS, malmsiswa terpaksa main terobos untuh m.(uuh hampus. (nhz,int)
40
-
iL ' J
a-!r
1
.ld--d
!C
i',i
r _i7
il r,r5 n 1i
Jl-l
I
i1,; ir u
Jd! i-t d
KENTTNGAN EDrSr 02lTH. rytees
SMPT MUNDUR ??? urlculnya SMPT UNS dari rnasa kepengurusal) n'rcrupakan suatu gejala yang patut untuk disirnak. Kareru sebagai badarr eksekutif tertinggi yang acla di UNS, ternyata "harus mundur". Tentunya ada segudang pertanyaan yang terus mengalir berkaitan dengan persoalan tersebut.Juga saling tuding siapa yaug memulai, siapa
terhaap mundurnya SMPT yang disebabkan tidak diterirnanya dau dilantiknya BEM oleh Rehor UNS. Korrsep tentang BEM adalzrlr sebagai antisipasi atau Kornisi Ekseku-
saal Musutg pada tanggan 27-29
1994 yang lalu. Selain
renakan rektor tidak mau konformatif terhadap persoalan ini. Karena bagairnalupuu rektonnerupakan salah satu objek kekuasaan tertinggi yang ada di kzunpus. Sehingga dalam skala ini pi-
tif,
sehingga lebih merupakan "payung" dari SMPT. Dan BEM akan berfungsi sebagai lembaga kontrol dalaun SMPT. Kareru kalau BEM se-
luk rektor harus siap ketika berhadapan dengan budaya "malas" yang
bagai badan eksekutif, jelas akan me-
sudah dikondisikan.
fungsi nonnatif dan koordinatif,
SMPT. Dan lagi secara konstitusional kalau demikian maka BEM akan berbenturan dengan un-
yang jelas
karena kalau kita rnelihat adanya ber-
dang-undang.
yang salah dan sehagainya. SMFrf harus mernpuryai fungsi-
dalarnnya, oleh kareru itu perlu adanya " ketertiban struktural" , kata Koento Wibisono, rektor UNS. Makanya kritik dan saran yang diberikan rnir.hasiswa boleh-boleh saja, namun kalau kita lilut kondisi UNS, ternyata 60% itu cuek terlvtl,ap aktivitas karn-
pus,3'7% aktif dalarn beberapa kegiatan kampus (HMJ,SEMA, UKM, BPM) dan 3% aktif datan gerakan mahasiswa, tandasnya lebih lanjut.
Sehingga kernundurau SMPT terlilut justru tidak dapat rnenyadari situas, karenanya SMPT harus dapat
"the art political playing" sehingga harus murmpu rnembuat kegiatankegiatan yang pada tingkat Nasiorul yang konseptual, jangan lunya risau
dengan kondisi dan pennasalahan karnpus, kalau ingin maju, katanya lebih lanjut. Sehingga bubarnya SMPT UNS tersebut merupakan "ketidakpaheun-
an" terhadap apa yang
diinginkan
oleh "Bapak dan Anak" dalam kalnpus UNS, dan lagi ya.... itu tidak
dipunyainya "seni" dalzrm pennainan
politik
di
kampus, demikian kata
Sehingga pengarnbilan posisi
mecadt tugas
Nanur pada saatitu
bagai orientasi mahasiswa UNS, rnaka jelas sekali ada perbenturan di-
Mrcang
dalam
SMIrI
berakibat ringkat Urriversitas rnaupun pada tingkat Fakultas. Tapi yang menjadi perpada berbagai aktifitas baik
hasil
di
menetapkan BEM terbensebagai badan elcsekutif. Maka
soalan adalah berhwa, SMPT pada
tersebut kurang taktis, karena BEM diperlukan sebagai jembatan dalam lernbaga eksekutif, kalaulah BEM tesebut dipaksakan ada itu hanya akau memperbesar persoalan. Malrasiswa klun puuya futrgaining, meski bukan BEM itu tak apa-apa. Selain itu Ubaidi rnenyatakan bahwa kemunduran SMPT tersebut tertryata tidak diikuti oleh SEMA Fakultas, hal ini merupakan belum adanya persrapan yarg matang, demikian ung-
gerakan kgmundurannya karern dinilai terlalu frontal, ungkap mantan Ketua SMPT itu. Pada sisi yang lain Susanto Kar-
tuk,
lul
saatini harus membayar mahal
tubij mengatakan bahwa kemunduran SMPT tersebut rnencerminkan adanya konflik yang rnembentur dalam penyelesaian masalah tersebut. Artinya entah clirekayasa atau tidak hal tersehut rnerupakan preseden dalam kampus UNS kali-ini. Karelu ada dua hal yang sebenarnya layak untuk dikritisi dalarn kasus pengunduran SMPT, yaitu Per-
kapnya mengakhiri pembicaraan. Hadirnya BEM jelas merupakan puncak kekecewaan yaug rnerupakan perlawanan akan f'enomena kampus yang selarna ini terpendzun, kata Tatang Badru Tamam mantan Ketua
tarna ketidaksiapan mahasiswa untuk
berdemokrasi dikalangan mahasiswa
dan tidak siapnya SMPT sebagai konsep praktek demokrasi maha-
SMPT.
Kareru mula awal dari
lul
siswa, karena mahasiswa harus membangun kekuasaan dan struktur "pemerintahan" yang demokratis untuk
tersediben-
but sudah jelas, yaitu ingin tuknya BEM yang memang berada dalarn garis struktur SMPT, kalau mau dirubah sebagai lembaga atau badan yang berdiri sendiri, karena
dirinya sendiri. Ironisnya masingmasing pihak mencoba untuk menang, dan lagi kurangnya otokritik dari pimpinan Universitas. Dan akhirnya, itulah yang terjadi pengurus harus "menyerah" mengundurkan diri untuk misi di SMPT, semenrara pimpinan Universitas "menuduh" mahasiswa sendirilah penyebabnya, katanya serius.
melihat tidak efektifnya badan rersebut bila menyatu dengan struktur SMPT. Namun hal rersebut ridak
Koento Wibisono, ketika menanggapi bubarnya SMPT. Sementara Ubaidi, Mantan Se-
mendapatkan perserujuan
kretaris SMFrI periode 92-93, sekaligus salali satu SC dari nrusywaralr anggota rnenyaLakan peuyesalamya
Tetapi yang jelas kemunduran kiuni ini bukan kehendak karni, narnun merupakan kesepakatan pada
dari pihak rektorat, sehingga akhirnya kami
mundur, lanjutnya.
'
(Hen)
KENT|NGAT\ EDrSr
$
Mei
itu dika-
02/TH.tvt995
4I
IflSRUH MAMBA'UL UIUM SURAI(ARTA bisnis. Rencana tukar bangun disertai pr-lla dengan program rehabilitasi geclung PGAN (bekas MMU) di seunping prograrn membangun ruko-
ruko. HN{ Hasyim menolak
keras
ketika ditanyakan tentang pembangu-
ffi
Mwrffi_
nan ruko dalzun wilayah komPleks Marnba'ul Ulurn. "Siapa yang bilang kalau akan dibangun ruko, itu tidak benar, karetu ktln-lpleks tersebut teta-
pakan dirnanfaatkan uruuk pendidikan", clemikian ungkapnya, ketika ditemui Kentingan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tanah tersebut trukan tanah wakaf, karena sejak lahirnya UU No. 5 ta'
hun I 950,
sernua tanah bekas Swapraja berubah menjadi tanah negara, sehingga tauah tersebut (kornpleks MU) trukan merupakan tanah
wakaf.
Sehingga merupakan
hak Keutetitrian Agiuna untuk tnengelolanya. Dan pengellrlaart inilalt yaug akhirnya rneltyulut kernarahau umat Islanl di Solo. "TFMU akan Keserakahan, ambisi i;tbatan,
dan kesombongan adalah
Txttensi
manusia yang harus dihapuskan.
Akan kentana sen,uanya dan siapta yang beflanggungiawab, bahwa sebenarnya ticlak atla kambing hitam? Seandainya selial) ntanusia bt:rbagi kesabaran dan kesadaran akan hiclup yang penuh nilai kentartu.si.tarl, dalam ruang dan waktu yang p<:nuh kedantaian.
tetap rnenelltang dibarlguttnya lOkasi tersebut urltuk dibanguturya ruko, dan itu akan tetap diteittang satnpai kapanpun", dernikian ungkap ,A kholiq N4uharnurad, sekreta-ris TPMU.
TPMU tnerupaMtt tiln yattg tcr'-
diri dari H. Abdul Latief sebagai
A. Kholiq Muhammad sebagai sekretaris, dart beberapa anggota yaitu Muh Sadzali, Dr. Rossdi, Drs. KH Rukhani Abdul Hakim, dan H Solekhan. Tiln tersebut tertuang dalam SK MIJI No. 01-DP- MUI/I/ 1993 tanggal 14 Januari 1993. Tirn ketua,
z^r
ebuah fenomena yang terjadi
llloi Surakana t.n*,tg* a.lanya Utaru5 Mzrnba'ul t-.,ium rMt-rl yang bermula sejak beberapa tahutt lalu dan sampai sekarang tak juga terselesaikan. Fenomena yang berkaitan dengan urnat Islatn, Keraton, Depag, Pemda, seta TPMU (Tirn Penyelamat dan Pelestarian Kewibawaan Masjid Agung datt Madrasalt Mzunba'ul Ulum Surakarta). Kasus tersebut tnuncul pertama kali pada bulan Agustus 1992, yang maruI ter-
jadi ruiskng (tukar bangun)
arttara
Depag detrgau Pemda serta mainall-
42
KENTINGAT\I EDISI 02lTH.
IIll ses
taatkan sebagian tanah wakaf Masjid Agung Surakarta (MAS) seluas 240 meter persegi. Singkatnya tanah tersebut akan dilepaskan haklya kepada Pemda Surakarta. Oleh pihak Pemda
kernudian diserahkan kepada inves-
tor.
Dari sinilah kisruh Mantba'ul Ulum tersebut tak berakhir sarnpai -sekarang.
Keadaan
itu
tnelnbuat
per-
masalaan Mamba'ul Ulum sernakin menouat. Apalagi letaknya berludapan dengan Pasar Klewer, sehingga
sangat strategis untuk pemhuatan ruko dalan upaya mengelnbangkan
tersebut dilengkapi pertasilut hukuln Thoricl Addibani SH.
"Makanya MU terseLrut tliserahkan kepada Ketnelttriatt Agatna urttuk cliselanlatkar], agar dirr.unat, biar tidak bubrah", kata FtrM Hasyirn. "se-
hingga kalau dikatakatt tnertltrgroltg Masjid Agurtg, itu tidak benar. Itu khan tandanya bahwa kewibawaan
Masjid Agung masih tetap terjaga", ungkapnya lebih lanjut. Sedangkan kaitannya dengan ruisktag, Lukaman
Suryani, sekretaris umum Masjid Agung Surakarta mengatakan bahwa
justru yang dilakukan pihak Depag selama ini adalah menyelarnatkan Masjid secara actiott (aktivitas), sehingga berbagai aktivitas Masjid Agung tetap terlaksana, misalnya
i;f;rli!,
Jum'atan, Sekatenan, dan pengajian-
pengajian. Kalau toh
kuncungan
masjid tersebut dibongkar, mata-mata untuk kebaikan
itu
saja.
hingga yang terpenting segi manlaat yang dilakukan saat ini lebih besar dari radlorot-nya.
Lebih lanjut dia
llt:Xi:..ti
seSe-
W
W:w
lit1fliii+
isX\6'{W"& i
W iq"::T:-y:::
tlll@-@
mengata-
kan,"Jelas kalau lokasi tersebut tidak lagi memungkinkan untuk tempat be-
lajar rnengajar, karena
rarnainya
perdagangan".
Sementara Soejono Rafi'i, Kasospol Solo mengatakan bahwa yang
terpenting, masyarakat tetap adern rryern, tidak geger. Karena saya se-
bagai pernbina politik masyarakat hanya dapat rnenghimbau berbagai
pihak untuk tetap
asus
mementingkan
Mtunba'ul
Ulum yang sil.rnpai sekarang ma-
sih terjadi menunjukkan
telah terjadi konflik yang membentur masing-masing piiuk yang terlibat untuk rnenyelesaikan konflik tersebut. Terlepas dari siapa-
Keadaan sekitar Masjid Agung
Kementrian Agama dalam tingkat pusat, bukan lagi masalah Kotamadya Solo secara langsung". (hen/budiono)
kepentingan umat, sehingga tidak terdalzun masyarakat demi suatu stabilitas. tr-ebih lanjut dia mengatakan, " Lebih-lebih masalah Mzrnba'ul Ulum Solo merupakan masalz*r
jadi aksi
MAMBA'I,JL ULUM I(EPRIHATINAN
woNG
gup membeli bagian tanah bekas MMU dan akan diba-
:
ngun ruko.
.
solo
Letaknya yang strategis merupakan incaran yang empuk bagi kalangan pengusaha
untuk mengembangkan usaha
di tempat tersebut. Sehingga Walikotamadya Solo saat itu,
Hartomo, memecah tamh kompleks bekas MMU seluas 2.308 meter persegi, lahun 1992. Dengan perincian 2.068 meter persegi diberi sertifikat No. 5, sisanya diberi sertifikat No. 4, yang mana keduanya
tak dapat terelakkan dalarn kasus
pleks pendidikan, bzrhkan berperan sebagai tempat perjuangan rakyat melawan Belanda. Banyak tokohtokoh terlahir dari tempat itu. Sehingga tidak heran apabila tempat tersebut merupakan tempat yang bersejarah, bukan saja seoara fisik, rurmun juga dalarn ideologi dan se-
tersebut, bak dari religiusitas, his-
mangat perjuangan.
toris, kemanusiaan, bahkan kekuasaan. Wakaf atat ruiskag, itu bukan merupakan hal yang paling esensi. Namun mengapa kasus itu szunpai terjadi bal*an tak terselesaikan sarn-
boleh dibilang) Mamba'ul Ulum dari tangan keraton ke tangan pemerintah melalui surat kuasa untuk mengelola sebagairnana mestinya justru meru-
berapa kegiatan yang telah dilakukan baik penggusuran, maupun pemindahan Kuncungan, serta akan dibangunnya ruko ternyata menyulut kemarahan berbagai pihak. Sehingga mun-
kah yang bersalah dalam kasus tersebut, yang jelas, perjalanan dari awal Iiingga saat ini merupakan preseden bagi keprilratinan wong Solo, bahkan merupakan kejadian bagi umat Islam pada unumnya. Sesungguhnya banyak
hal yang
pai saat ini'l
Jelas kiranya kalau Mzrnba'ul Ulum yarry didirikan 23 Juli 1905 oleh Sri Susuhunan Pakubuwono X, yang merupakan satu kesatuan dengan Masjid Agung merupakan kom-
Adanya perpindahan
(kalau
R
merupakan hak pakai.
Terlepas dari hal tersebut, be-
cul sejumlatr "aksi", baik yang dipakan awal dari konfiik yang ber- lakukan secara prosedural maupu sekepanjangan. Hal ini diperkuat de- cara aksi massal, baik dari kalangan ngan kehadiran investor yang me- ,pecinta budaya, mahasiswa, tokoh ngelola wilayah tersebut, yaitu agama, maupun TPMU. Sucipto alias Tan Ing Ho yang.sang-
KENTTNGAN EDrSr
I
02/TH.tvtgqs
43
kemanusiaan, dan menyelamatkan ca-
gar budaya di Solo tercinta. Oleh karena itu kiranya masing-masing pi-
hak yang terkait dalam kasus
Mamba'ul Ulum berbenah, saling peduli dan tak mencari kambing hitam. Yang jelas semua harus terselamatkan.
Dan kalaulah ada yang
salah,
rasanya adalah kesatria apabila den-
gan iKrlas meminta maaf dan kemudian membangun taubatnya dengan kerja demi kepentingan wong Solo.
Kiranya rnasing-masing orang tak hanya sekedar prihatin, n mun tak juga sekedar emosi, karena meskipun ada berbagai kepentingan yang berbeda dalam satu "keluarga", sesungguhnya masing-masing pihak mempunyai poterrsi untuk menaktual-
isasikan komitmennya
Dirobohkan
Demi kepentingan umat Islam,
tak layak apabila sesama
"saudara"
bertengkar, demi tujuan yang sama.
Bahwa semuanya demi kedamaian.
Abdul Khaliq Muhammad: "Kami akan terus memperiuangkan MU sampai kapanpun"
Mnll^r:*Ii
terhadap
agama (Islam). budaya, dan mota kita Solo tercinta. Hening Parlan
GPH Dipokusumo: "Kompleks tersebut harus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat lslam"
M*#ilF,fri T#t:i{:flnfff::fr Mamba'ul Ulurn
Y3tjia. Agung 9un Madrasah
"fiil:H'"1rytu
rf*
dipergunakan untuk membikin'ruko. Karena sampai qP[U] mengatakan bahwa ia dan kawan-kawan saat ini, pengeloiaan MU yang telah disei"ahkan pada dari TPMU akan tetap pada komitmen untuk mem- investor, tennyata diselewengkin. perjuangkan MU sebagai pusat pendidikan. "Banyak "Dikelola sebagairnanahestinya kan bukan berpihak yang.karena faktor ekonomi, dan itulah yang arti harus dibongkar dan diganti dengan ruko, namun sebenarnya menjadi motivasi dari oknum pejabat tetap harus diglrnakan uniuk kepeiti.tg"n umat ls-
dalam kasus MU ini, oleh karena itulah kami yang dengan tegas menya.darkan kepada mereka bahwi !9n9" cagar alam dan tanah Masjid Agung harus diselamatkan", demikian katanya. "Selama ini kami (TPMU-red) telah malakukan langkah-langkah .yang. strategis dan prosedural, makanya kami yakin bahwa tujuan kami dapat tercapai".
Lebih lanjut dia mengharapkan kepada walikota Solo yang baru agai nantinya dapat menyelesaikan maslah ini dengan tuntas, sehingga tidak berlarutlarut. (hen)
44
Y\ENTINGAN EDrSr 02lTH. ryl995
lami', lanjutnyal "Kalau memang tidak lagi digunakan untuk tempat pendidikan, ya tidak apl-api, kan bisa dipakai untuk aktivitas umat lslam yang lain, perpustakaan misalnya, namun jangan dipakai-untuk perdagangan,
itu namanya merusik cagar budaya'i, (hen/bud)
tan"dasnya.
RIWAYAT MAMBA'UL'ULUM Tahun 1988 Kepala Sekolah M.Ts.N.II Surakarta, Drs.Tuchari,lewat surat no Mts.K.39/250/KS.01.1/VII/I988 minta tanah kepada walikota/KDH TK. II Koclya Surakarta untuk lokasi MTSN II karena memang belum mempunyai tanah.
Tahun 1989 Walikota Hartomo mengirim surat pada Menag tentang rencana Rehabilitasi dan pembangunan gedung PGAN/Mamba'ul Ulum. Sinuhun Pakoe Boewono XII memberi restu upaya Pcmda bersuna Depag untuk nrerelubilitasi gedung
MU (Mimba'ul Ulurn).
Beberapa tokoh masyarakat membentuk GGerakan Solidarita Mamba'ul Ulum (GSMU). Pembanguan ruko dilanjutkan lagi tanggal 16 November 1992. GSMU memperotes,namun Menag, Munawir Sadzali mengatakan MBU sudah tidak cocok lagi sebagai saran pendidikan dan menilai umat Islam yang membela MBU hanya emosional saja.
Tahun 1993 Walikota bersedia membatalkan Ruislnegdan pembanguun rukcl di MBU. Umat Islzun diharuskan mengganti biaya pada investor selama proses berlangsung sebesar Rp 318.000.000,-.
Tahun 1991 Kepala Sekolah MTSN II SKA., kembali kirim surat pada walikou mengusulkan lokasi tanah cli Pajang untuk MTSN II. Kepala Sekokrh MTSN II SKA., membuat Pernyaraan
di atas kertas bermaterai
tentang terbelinya tanah
di Pa-
jang,dan sisa yang beltuu terbeli. Kepada Kakandep Solo, Walikota Hartomo menyatakan persetujualurya tentang bakal uuah klkasi MTS.
Tahun 1992 Walikota Solo meruwarkan pada Menag bahwa dalam rangka renovasi Gedung MBU dan perluasan MTSN Walikota.mernpcroleh sebagian taruh MAsjid Agung yang ditempati MBU 4 x 60 m. Selaku Sekjend. Depag dr. Tarmiclzi Taher menyenrjui awaran Walikota Solo tersebut deugan syarat disetujui Menkeu
RL
Depag minta
ijin
persetujuan Menxeu atas rukar-bangun (Ruiskn) gedung MBU. Benjamin pArwoto, Dirjen Anggaran DepKeu atas ruma Menkeu menyetujui
ICMI pusat bersedia membautu Tirn PEnyelamat Munba'ul Ulum (TPMU).Pertemun TPMU deng:ur investor mengenai ganti beaya mengalami jalan buntu.Bahkan keraton Kasunanan nlenggugat Kakandepag Solo untuk mengembalikan MBU menjadi kesatuan dengan MAS. Walikota Solo menghadap Merug,hasilnya untuk pelaksanan proses tukar bangun ditunjuk pihak ketiga,segera diadakan serah terima Depag mendapat tanah di Pajang un-
tuk PGAN dan hasil rehab gedung MBU, pihak ketiga CV BCKS menerima tanah sebagian tamh Masjid Agung.
Sri Susuhurun Pakoe Boeono XII mengirim surat kepada Presiden RI rninta penegasan kembali tentang Status dan Pengelolaan Keraton Kasunarun Surakarta.Menurut Sinuwun ruislaag tersebut bertentangan dengan Keppres no
23 th.88 dan uu RI no.5 th.92 tentang Benda Budaya. Selanjutnya kasus
oleh Sekneg, Depilagri, Depag dan BPN. Komisi IX DPR RI turba ke Solo mencari masukan tentang kasus MBU. DPR hanya menganjurkan pada Pemda supaya memperhatikan aspirasi masyarakat Surakarta.
ruislaag.
Terbennlk panitia Ruisliug yang selanjutnya mengukur ryah IraI pakai.Tan:rh Masjid Agung yang ditempai MgU dipecah jadi dua, juga ditandatangain sertifikatnya. _
Cagar
MBU ditangani secara koordinatif
Tahun 1994 Sejumlah tokoh nasional seperti Sri Bintang Pamungkas, MH Ainun Najib meninjau lokasi MBU. Yayasan
_ l! Agustus jam 10, 15 tanpa sepengetahuan PGAN/MAN, diadakan pengukuran ulang oleh- pejabat Peryd1 dan Investor, CV Bangun Cipta Karya - Sejati (BCKSJ, Tan Ing Ghoe dari pengukurarinr ada tambahan 140 m', ini di luar perhitungan "hitam di atas putih". Walikota meurbentuk team pelaksav Ruistaag karena
Ruislaag, diludiri pejabat Depag pusar, Pemb. Gub. dan Muspida Surakarta dalun acara itu Tan Ing Goe (lnvestor) menyerahkan tanah di Pajang dan hasil rehab MBU pada Depag, sedang Depag menyerahkan sebagian tanah Masjid
mendapat protes dari kepala Sekolah MAN-Solo. Sejumlah ulama menunnrt walikota agar rencana pembangunan Ruko dibatalkan. Himpunan Maluisiswa Islrun (HMI) melakukan prortes atas masalah yang sama clan melayangkan surat pacla Guber-
darnya berita telah dilaksanakan pengalihan hak pada pihak lain atas taruh Masjid Agung yang digunakan MBU. Sementara MUI meminta Kakandeppag untuk menghentikan proses
_
nw Jateng, yang disusul alsi unjuk rasa mahasiswa di balaikota Solo. Terjadi dengar pcndapat antara DpRD (Komisi B dan
E) dengan Depag,Pemda dan HMI. MUI Solo mengadakan pertemuan dengan urnat Islam, hasilnya 99% I:urdrrirn tidak setuju dengan ruislaag dan melingclungi bencla cagar buclaya
Satya Mitra Solo menggelar sarasehan budaya soal MBU. Bertempat di MTsN 2 Pajang diadakan serah terima asset
Agung.
TPMU meminta kejelasan BPN Solo tentang
bere-
epembangunan di atas tanah MBU.
TPMU meminta DPRD II Surakarta intuk memanggil Kakandeppag dan investor dalam forum Dewan untuk dimintai pertanggungjawabannya. (IIEN)
di Solo.
KENTINGAN EDISI O2,rTH.IVI995
I
451
i i,.:i':
V
bonyok per dengon fno
d
'.l,Tiloi
leoler, srni
*l;..r.:;--!,,*-lfih .,.
. to rkgrnl
1
lerseiliri .,,,.'...'r'F'ilo
, "'6
r${t:li!r!:til::i::r:s[ii$\d:i:.i.!.!,,.
:::i:i,iil::i;:iii] :ii:r:,i:iili:r:ririi$i:ii
S
p
u**"ibru o :s.â&#x201A;¬$,o:ni|gl{
l$$ft
46
KENTTNGAN EDrSr 02lTH. rvlses
RA
T, A
T
Pada Rubrik Figur edisi 02/th. IIi1995, halaman 47, sangat mengganggu yaitu terdapat kesalahan
-vang
...,sistem ini mcrnbuat anda menjadi ilakun utanusia, seharusrrya, ..sistem ini membuat anda mcniadi/.utAar manusia. Denrikian harap maklum.
Emnn Alruurq Nno.lle:
lcic*ur6t#d i
Saya percava
Femb,uot'k.''U tfi:fili ,Vffi
p n o,#'p-f ildffi d' di'be.rbe nllqi dor:i p-embocqon pui1.i,
srninor don diskusi-diskusi np. Krili k.krilik,,,foltg,,d i lonl (cnnyo menerbilkon sensosi rl i ri 6'6;" *ndbiudT'pefium..
H J:g.1figllgffsf;*'*1ffi $ltfr$$
tidak pada diri saya sendiri EF tr,tnirjl.i#,n1i ;;;'';;il;,
ranggar dan perbagai
ke-giatart sosial dengan masvarakat lon,,untuk'i11efic,ekfllln*flr - -,t, 1,, .',;.'fiii;,ril:fiI;;i.fi+ir"'Ei].ffii I :i,il+.ffii dusuturya di Mentoro, Sumobito,
'
tiiT,iii$ITt$i=ffi $
rimur.
budayaan tidak benar. Semua orang wajib berbudaya. Kalau kebudayaan benvujud departernen maka presidert berada di atas kebudayaan sehngga
presiden tidak terikat untuk berbudaya. Jadi kebudayaan bukan bidang. Kebudayaan adalzrh prinsip-
prirrsip nilai hidup yang dijalani
acaranya,
manusia. Jadi ada eko-nomi yang berbudaya ada eko-nomi yang tidak
Kentingan mengirim Nanang BS dan
berhudaya, kebudayaan mensifati se-
Wahyuningsih menemui figur yang bersa.ma Komunitas Pak Kanjeng telah mencatatkan sukses di beberapa kota besar (niunun sekaligus juga diderno generasi rnuda Ujung
muanya. Tiap
Pandang) dalam mementaskan reper-
nya.
toarnya. Berikut petikan perbincangan yang dilakukan rnenjelang dini luri pada sebuah waruug lesehan di
muma
Jombang rarva
Di
sela kepadatan
Sri
bilangan kota Yogyakarta tersebur
:
Apa yang membuat anda terjun dalam dunia budaya/sastra? Saya tidak terjun dalzun dunia sastra, saya menjalani hidup saya ti-
dak perduli apakah ini sastra atau bukan, dan bukan karena saya ingirr jadi sastra-wan. Kalau saya malam ini atau besok pagi tidak nulis puisi
ya tidak apa-apa. Saya tidak terikat oleh status apapun. Saya menjalankan
hidup dan manusia itu lengkap, bahwa kadang-kadang ekpresi saya itu berwujud sastra, teater, keterlibatan politik kadang-kadang kultural, kadang keagamaan. semwr manusia kan begitu.
Anda terlihat cenderung pada aspek budaya Kebudayaan bukan aspek karena
itu Kelnenterian Pendidikan dan Ke-
melalcukan
yagn memisilh-misahkan seperti itu dan kernudian kehilangan keutulunLalu anda lebih cenderung keSaya tidak punya kecenderungan, tujuan saya menjadi manu-sia. Berarti sebelumnya anda belum manusia Lingkungan, sistem ini membuat anda rnenjadi lakon manusia. Kalau anda jualan di supermarket apa memperhitungkan ma-nu-sia, disana yang berlaku bukan hukum kemanusiaan,
yaug berlaku hukum ekonomi. Dalam
politik, pada waktu pemilu, partaipartai politik mera-yu rakyat. Itu yang dirayu bukan manusia tapi angka, coblosan. Itu namanya reduksionisme kemanusiaan. Jadi sis-temsistem sejak dalzrn sejarah ini membuat manusia diredusir. Kalau dalam ekonomi dia hanya dililrat faktor pro-
duktifnya. Dalzun politik dilihat jumlah'angkanya. Itu berarti mengurangi rnanusia.menjadi satu sisi. Perjuangan hidup saya adalatr saya menolak
KENTTNGAN EDrSr
I
hari kita
kesalahan itu dan kita kerasaan dengan kesalalun itu. Kaum terpelajarlah
02/TH.tvtggs
47
direduki seperti itu sehingga cita-cita saya adalah menjadi manusia utuh yang dibuat GUSTI ALLAI{. Perjuangan itu sendiri dilakukan secara bagaimana Tergantung konteksnya, manusia hidup selalu berdialektika antara diri serdirinya dan diri sosialnya, itu selalu jadi satu Perilaku yang bersifat pribadi dan perilaku yang bersifrt sosial selalu berkaitan terus menerus. Jika kita yakini demokrasi
apa-apa, saya siaPkan kekebalan saya.
Ketidaksamaan visi dan teru' mengakibatkan pembiasan perjuangan.
tama misi akan
Ya tidak apa-apa, dari dulu kapan saja ada "rias. Wong begitu Rasulullah tidak ada sudah langsung bias, Abubakar begini Usman begitu sete-
lah itu ada tabi'in ada aliran,
ada
mahdzab ada sekte, Wncen uriP iki ngono kuwi lho. Ya sudah berjuang
akan menolong manusia untuk mengutuhkan dirinya supaya manusia punya peluang untuk memperoleh
saja terus dengan segala
hak-haknya, punya ,peluang untuk menjalankan kewajibamya. Tetapi kita tidak bisa memperjuangkan de-
dang kelompok mahasiswa kekamPus apa saya harus menskrining mereka ? khan tidak kalau harus dengan ke-
sakitnYa
dengan segala biasnya.
Sekarang
tiap hari saya diun-
nggarap saya, saya menggarap mere-
ka, sama saja. Ya itulah
namanYa
manusia. Apa itu inanusia, Pedoman saya Tuhan, apa kata Tuhan tentang
manusia, manusia sama dihadaPanNya, saya ya harus memPerlakukan sama. Jadi bukan gerakan Yang terlalu ideologis. Ideologi saya ya paling ide ologis kemanusiaan berdasar agama, berdasarkan informasi Tuheut tentang manu-sia dan hiduP.
Peran Komunitas Pak Kanjeng dalam proses kreatif anda Kami saling menumbuhkan, saling merangsang kreativitas, nggak ada ketuanya, nggak ada Yang lebih
tinggi nggak ada yang lebih rendah semua berkontribusi sesuai kapaitasnya masing-masing. Itu dalam rangka
supaya kita : belajar menghargai manusia sebagai sama makhluk Tuhan.
Perkembangan teater akhirakhir ini Ora melu-elu aku rnoh Yen kon nilai wong liya. Orang sekarang tidak ada yang siap dikritik. Ya baik-baik sajalah semua.
Tentang
iklim
keterbukaan
dari pemerintah
molaasi sendirian. Bagaimana tentang persamaan
visi.
Ada yang harus sama
seratus sil^ma satu
persen, ada yang cukup persen. Kalau kita mau kerja bakti hanya butuh satu persen saja pok-
oknya membersihkan
tolak semua, tidak
Dalam konteks
pencarian
hidup
Tidak apa-apa saya, kalau ada yang mau butuh dengan saya dan saya ada waktu, mari. Tapi aku terus terang, aku wonge ngono kuwi, ojo
Kalau kita hanya menuntut kesamaan visi, kapan kita mau berjuang.
kok kongkon sopan-s opan.
Berarti pencarian kawan perjuangan tidak selalu harus melalui tahapan-tahapan tertentu. Tidak, kbcuali saya mau buat pzrtai. Perjuangan saya perjuangan kemanusiaan dan kebudayaan. Saya tidak perduli disini ada intel, polisi menyiunar, saya siap. Misalnya saya punya musuh dalam selimut, ya tidak
dengan komunitas mana Saya tidak punya target, siapa saja. Saya juga tidak punya organ-
48
i
kampung.
sama.an visi saya ada yang lulus.
TGNTTNGAT{ EDrSr 02/TH. Iy1995
Anda banyak
berinteraksi
isasi, saya juga bukan
ketuanya
mereka ini. Saya tidak membuat fbodalisme disini dan juga otoritas. Saya sama dengan arurk-anak ini (menunjuk kawan-kawan). Arnk-hnak juga
mengkritik saya, mengejek
saya,
Iklim keterbukaan yang mana. Memangnya iklim keterbukaan itu milik pemerintah terus diberikan kepada kita ? Dimana terjadi iklim keterbukaanm, wong TEMPO dibredel, puisi dicoretin, keterbukaan yang marn. Yang ada keterbukaan Pada sejumlirtr individu pejabat tapi tidak secara institusi. Irstutusi tetap tertutup. Bahwa Pangdam suittu saat terbuka hatinya sedikit, sebentar, Moerdiono ngomong begini dia ndak tahu gimarn polres polsek. Mana keterbukaan itu ? Perasaan saya kok tidak ada semua harus ditutupin kok.
Lalu demokrasi di
Indonesia
bagaimana
Pemerintah tidak mau belajar demokrasi dan tidak berniat untuk sungguh-sungguh melaksanakan demokrasi.
Bagaimana anda menanggaPi oencekalan Saya pribadi tidak apa-aPa, biasa tiap hari saya dicekal, Tidak usah pemerintah wong umat lslzrn juga mencekal saya, mahasiswa juga menoekal saya, rakyat juga mencekal
saya, semua mencekal saya, tiap hari saya juga mencekal diri saya.
Rakyat mencekal anda itu bagaimana
Karena rakyat tidak menghen-
daki hal-hal tertenru dari
nggak ada perubahan apa-apa. Tidak percaya saya, ya tidak apa-apa tapi itu tidak mengecewakan saya itu semua hanya dorongan kepada saya ti dak percaya. Ya bisa percaya pada
saya,
yang satu iru thok, lainnya bareng-
mereka menghendaki yang mereka kehendaki dari saya. Jadi ketika saya datang pada mereka yang saya siapkan hal-hal yang mereka kehendaki dari saya. Yang tidak mereka kehen-
bareng demorstrasi tapi diluar itu tidak usah kita jamin. Didalam hati orang saya dengar, apa kalimat orang
daki tidak saya bawa. Mahasiswa juga begitu, coba ruhasiswa saya bawakan hati saya yang sesungguhnya, apa adanya, belum tentu mau mereka, mereka khan ingimya saya ituy dipotret, dipatung seperti saya kalian kehendaki.
Kalau Umat Islam Umat Islam apa lagi, banyak sekali. Umat Islam yang paling ban-
yak menindas saya. Kalau
katakan, kobortg Indonesia
saya Saya
punya buku, saya mau tulis dalam buku besar.
Pandangan
anda
terhadap
orang-orang yang mencekal anda
Tidak apa-apa, biasa. Manusia khan lemah bodoh jahat apalagi mereka terikat sistem-sistem, aturanaturan dalarn kekuasaan jadi kelemahannya lebih serius, kebodohannya m.gnjadi lebih besar, kejz*ratannya le-
bih tinggi. Kalau pencekalan sebagai
masalah kolelctif, masalah masyarakat, masalah demokrasi yang berlaku umum
itu harus dilawan. Proses penyelesaian kekece-
waan
Kalau masalatr bersiuna, mari kita selesaikan bersama-sama. Kalau ini masalah pribadiku tidak perlu, biar saja saya menderita.
Apakah itu juga bagian dari
proses menjadi manusia Ya, saya harus kuat. Saya harus siap "bahwa tidak seorangpun membela saya. Saya harus siap bahwa tidak seorangpun sungguh-sungguh percaya sa.ma saya. Saya tidak yakin anda.percaya sama saya. Bahkan saya
.
sendiri tidak percaya pada diri saya sendiri, Emha itu apa yang bisa saya percaya. Satu-satunya yang bisa dipercaya adalah Tirhan.
Saya tidak mengharapkan. Sudaf sa,Va bolak-balik perjuangan apa
sa.ll dengan rcnaga pribadi,
uang
pribadi semua sudah saya kasih tapi
dalam otaknya tentang saya, saya mendengar. Hidup itu kejarn, pokoknya harus kuat, harus dengan Gusti Allah, sendirian, sunyi. Barhwa kemudian kita bisa tersenyum satu sama lain, sesaat, Alfuundulillah. Kalau ti-
saya tidak kepingin jadi penulis tapi
tulisan saya paling banyak. Justnr karena saya tidk berpamrih.
Apa yang membuat anda seperti itu pada awalnya. Karena manusia hidup itu bertauhid, kamu tidak punya kemungkinan lain kecuali kamu menyatukan diri dengan sumber kamu dan hanya itu keselamatan dan hanya itu kebahagiaan.
Kernpa saya bilang saya tidak yakin barhwa anda percaya kepada saya, sebenarnya saya ingin menyatakan bahwa saya tidak menuntut anda untuk percaya dengan saya.
Kelahiran Rabu Legi 27 Mei 1953 ini melanjutkan pendidikan
ke SMA
Muhammadiyah t
Yogyakarta, setelah diusir dari Pondok Modern Contor karena
demonstrasinya
tahun
Fakultas Ekonomi
t 968.
UCM
sempal bulan. pek-
dicicipinya selama 4 erjaan jurnalistik pernah digelutinya ketika ia menjadi war[awan dan redaktur Harian Masa Kini Yogyakarta, sampai 1 976.
Cak Nun atau Markenun,
begitu panggilan akrabnya, telah banyak menulis. Beberapa karya antara lain, 'M' Frustasi, Sajaksajak Cinta, Sajak-sajak Sepanjang J:tlan, Nyanyian Celandangn, lNdonesia : Bagian Sangat Penting dari Desa Saya, Saitra Yang Membebaskan, Dari pojok Sejarah, lkut Tidak Melemahkan, Se-sobek Buku Harian lndonesia, Yang Terhormat Nama Saya dan Markesot Bertutur.
Apa yang anda lakukan untuk menjaga proses kreatif Bergaul terus, menghayati terus, punya tradisi "slulup" terus tahu ka-
pan masuk kegua kapan keluar ke pasar, tahu kapan latihan kapan perang, Uhu dialektikanya dan terus menenN menciptakan metabolisme kehidupan yang kondusif untuk kreativitas dari soal walitu sampai intensitas. Misalnya tidur 2 jam tapi intensitasnya sama dengan 6 jam, itu di kerjakan terus menerus.
Kondisi kampus saat ini terutama otonominya bagaimana Saya kira sangat jauh dari yang
seharusnya. Seharusnya dunia kam-
pus harus mandiri dari
karena ingin kaya menjadi dokter
api orang sekarang seperti kursus biar nanti mendapat gaji banyak. Sedang mandiri dari kekuasaan, di kampus itu kalau 2 kali 2 ya 4, tidak bisa ditawar, sekarang lcan tergantung jadi tidak obyektif secara ilmu. Adanya orientasi seperti itu
dari belakang kita kaget. Sya ngomong.begini karena punggung saya sudah penuh darah. Dan saya tidak marah pada orang yang menusuk
kesalahan siapa Dialektis karena pada dasarnya manusia itu homomeconomicus, tapi kemudian potensi homo ekonomicus
saya dari belakang. Yang penting lalu saya percayanya kepada Tuhan. Dan itu lebih produktif nantinya, perjuangimya lebih keras, staminanya lebih
misasi dan ekonomisme, jadi akhirnya orang sekolah itu akfiirnya seper-
panjang. Anda pasti bingung, ini orang kok tidak punya cita-cita, tapi buktinya target-target yang saya capai khan lebih banyak dari orang lain.
Saya tidak kepingin jadi sastrawan tapi buku puisi saya paling banyak,
ini
dipacu sedemikian rupa oleh sistem yang menomor satukan ekono-
ti
berdagang sekarang tanam modal,
besok cari untung
sebanyak-ban-
yaknya, tapi di lain pihak, kalau tidak
begitu, bagaimana Kalau Sekolah tidak ada relevarxinya dengan lapangan kerja ya celaka, jadi itu dilema
KENTTNGAN EDrSt
I
kekuasaan,
mandiri dari ekonomisasi malaudnya kalau ingin belajar ilmu kedokteran ya belajar ilmu kedokteran tidak
02/TH.tvtggs
49
kita. Makanya SDM itu sebenarnYa SDIM, bukannya sumber daya manusia tapi Sumber daya Irdustrial pada marusia. Jadi tidak ada Peningkatan SDM. Kalau Peningkatan SDM itu acrunnya agama dan filsafat, tapi sekarang Yang dimaksud
SDIM apakah orang Punya potensi untuk produktif atau tidak, adalatr
produktif tidaknya litran ditentukan ekonomi dan industri, yang disebut Habiebie sebagai SDM itu lfian kapasitas produktif manusia. Kalau SDM itu kerjaannya semacam saya ini, dimana kalau dapat, irpome, itu bukan tujuan tapi ekses kalau dlam
pus. Sekarang matrasiswa aPa bisa memilih Dekan, memilih Pembantu Dekan.
Antisipasi militerisrne di kam-
pus'
-
Wah 'iaya tidak bisa, wong tidak ikut r::emiliki. SaYa merubah RT saya saja tidak bisa, saya hanya bisa
nduduhi. Penyakit manusia modern tidak bisa disembuhkan kecuali oleh dirinya sendiri, orang modern tidak
ekonomisasi, income itu tujuan.
Tentang militer di kampus
ingin sembuh kok.
Saya hanya bisa menYumbang perlawanan-perlawanan
kecil,
kalau
ada acara yang semua harus Pake sepatu aku ora. Aku kekantor Sekneg pakai sandal, lumayan toh. Demtlnstrasi ya sudah. Kecuali kalau sattl
Iya dong. Itu j\kan
memper-
juangkan manusia untuk utuh, kalau punya pikiran begini ya boleh punya
begini, sekarang kan tidak toleh, pikirannya harus sama dengan GBHN- sama dengan juklak, juknis,
fitiian
lha itu mau jadi manusia aPa. Falsafah hiduP anda
Ya
seperti ayam
kamPung'
Orang hidup itu PuncaknYa seperti ayam kamPung, sangat mandiri, tahan sakit, tidak seperti broiler atau leghorn. Sedikit-dikit masuk angin. Ayarn kampung itu tidak makan lebih dari yang dibutuhkan. Mana ada manusia hanya makan hanYa mengkon-sumsi sesultu yang tidak leabih
dari ayang dia butuhkan. Mana
Ya militerisme sekarang bukan hanya milik orang-orang militer itu juga milik hampir semua orang. Kecerderungan militerisasi sudah menjadi kecenderungan umum. Kita sudah berjiwa militer, tidak cocok sedikit kita paksakan. Dalam militer khan yang ada instrulsi, kepatuhan, tidak ada yang lain. Dan sekarang mahasiswa kan harus siap, pak, siap, pak. Dekan ambil keputusan apapun anda khan harus siap, pak. Makanya terjadi pemecatan Arif itu kan, Arif tidak mau mengakui tradisi militer dalam kampus.
Dalam komunitas ini bagaimana Kalau disini semua itu diredam, dong. Diantara teman-teman begini tidak bisa saling memaksakan, kekuasaan tidak berlaku yang berlaku rurdingan, makanya itu kita pertahankan dengan menciptakan komunitas ini cair, tidak pa,te struktur yang kaku. Nah teman-teman seringkali setelatr bikin organisasi terus ketika
jadi
ketua bahkan terus jadi ketua beneran, jadi komandan dan tidak sadar kalau itu militerisme. Lalu
tersinggung kalau ditegur anak buahnya.
Peranan militer itu sendiri di kampus dan disegala aspek kehidupan. Menwa itu kan terjematran intervensi kekuatan militer dalam kehidu-
pan kamptx. Ya tidak enak kalau membuat Polsek didalun atau Koramil, tapi itu lrtran modus militerisme kampus.. Itu hardwarenya, softwarenya sudah terjadi sendiri di kam-
50
KENTINGN{ EDIS!02/TH. lylges
dosen disana, saya praktekkan mbalelo, wong saya tidak pernah kuliah. Proses pemberdayaan memer-
lukan korban, bukan Semua harus berkorban, saya tidak mau sendirian berkorban. Membayar sekolah sejarah ini harus bersama-sama, sekolah demokrasi ini, kenapa saya harus sendirian berkorban. Dan kalau disuruh berkorban saya tidak mau, kalau saya mau berkorban itu kemauan saya sendiri jangan disuruh, itu urusan saya sendiri.
Saya dukung aki
teruskan.
mahasiswa.
Apakah itu juga merupakan
proses menjadi rnanusia
manusia modern yang seperti itu. Jelek-.jelek begini tanya sama Seno
(kawan sebelahnya Emha), aku makan kurang dari yang saYa butuhkan, makan saya tiap hari, bangga aku. Manusi modern itu yang Paling
tiadk rasiornl karern dia
selalu dia yang dibutuhkan makan lebih dari
mengkonsumsi barang dan lain sebagainya jauh dari yang dia butuhkan. Mereka beramai-ramai ke pusat perbelanjaan, beli barng-barang yang se-
berurnya dia tidak butuh. Mereka termakan iklan. Jadi yang datang kesana itu bangkai-bangkai yang di remote control oleh Robby 'liahjadi, Liem Sui Liong, Williem, CiPutra. ya nggak. (eN2)
Mengqpct Lulusqn Perguruqn Tinggi Hqrus Siop Pokoi? 1-1 ukadji Ranuwihardjo,
lnatltan
S
]' llitl
B
.?:ll-o"l'';1'$'*1,
o,
wa hanya mereka yang tak melnahami hakekat pendidikan tinggi akan
berpaham kotnunis atau pahiun-paham lairutya.
SIAP PAKAI Untuk mencapai tujuan kedua
menyatakan lulusan perguruan tinggi
yaitu hasilnya siap pakai,
hanya siap latih bukan siaP Pakai,
mengenal pendidikan ketrampilan. Yang dalarn perguruan tinggi disebut pendidikan keilmuan siap pakai. Sebetulnya semua pengetahuan pasti merupakan dasar sesuatu tindakan. Itulah sebabnya kita tak sulit menerirna asumsi bahwa semuit pendidikan sudah tentu lusilnya adalah berupa pengetahuan. Baik pendidikan di SD rnaupun di PT bah-
Dalarn tulisan ini saya akan mencoba menjelaskan tentang mengapa hasil pendidikan PT harus siap pakai, tampa sama sekali bermaksud menyarnai apalagi menandingi pernyataatt Sukadji Ranuwilurdjo (SR).
TUJUAN PENDIDIKAN Pendapat SR tentang pen-didikan siap pakai sebelurnya rnen- ,
gingatkan
kita
Dalam kaitan inilah kita dapat memahami pernyataan SR bahwa hakekat pendidikan termasuk di IrI adalah siap pakai. Untuk lebih dapat memaherni pendidikan siap pakai yang sekaligus menjadi tujuan pendidikan nasional itu kita dapat memhedakan praktek-praktek ilmiah sebagai berikut ; Pure acadtrnic. Praktek ilmii*t ini mencari pengetahuan demi pengetahuan. Inilarh yang disebut praktek filsafati. Ilmuwan yang berpraktek dernikian disebut the mokers reasonuble. Hasil praktek ilmiahnya yang dicapai tanpa suatu fratne of reference, hanya didasarkan atas se-
jurnlah postulat atau proposisi
kita akan tujualt
yang self evident. Data empirik yang dapat digarap tidak terbatas. Hasil kerjanya berupa teori-teori talsafi atau filsafat.
pendiclikan yang telzrh digariskan oleh pernerintah yaitu selailt membentuk mauusia seutultnya, lulusarutya harus siap pakai. Untuk mencapai tujuan itu, lalu kita
Oriented
mengenal tingkat-tingkat didikan sebagai berikut ; pendidikan sikap dan nilai kehidupan, yang dengan pendidikan ini
practice. Praktek ihniah ini berangkat sebagian dari hasil riset akademik yang disebut paradigrna. Karerul dalam
dilrarapkan rnenghasilkau rnanusia yang berbudi luhur. Pendidikan kewarganegaraan, dengan pendidikan ini di-
paradigrna .dilengkapi dengan metode yang sesuai, maka dica-
pailah hasil ilmu, yang disebut
ilmu pengetahuan murni.
maniora, bertujuan dapat menghasilkan menusia Iudonesia selain warga negara yang baik juga akan rnenjadi rnanusia yang ber-
budaya. Pendidikan keilrnuarr, diharapkan akan rnenghasilkau manusia yang mengetahui hasil ilmu pengetahuan dan clapat berfikir ihniah. Tetapi kareru Pancasila rnerupakan surnber dari segala dimensi kehidupan bangsa Indonesia, pendidikan kitapun berdasar dari padanya. Ini penting tlitekankan karena pendidikan urernang bisa berdasar pada berrnacarn palurn kehidu-
pau. Misaluya pendidikau bisa
Jadi
praktek ilmiahnya sudah meng-
harapkan akan mengltasilkart ruranusia lndonesia yang herakhlak baik. Pendidikan hu-
saja
#
di luar sekolah. Baik tukang talang yang mematri seng, tukang kayu yang membuat almari, atau seorang insiyur sekaliptur yang kan pendidikan
melneras otaknya untuk memecahkan
gunakan patokan, atau yang dilerrgkapi dengan suatu frarne of reference, yaitu bagian dari
hasil riset
akademik
dan
dilengkapi dengan teori atau hipotesis. Ilmua*an yang berpraktek demikian disebut the ma-kers pttsible.
Applied practic'e. Praktek ilmiah disini juga menggunakan
patokan-patokan tertentu yang berupa sebagian dari hasil riset oriented fundamental menurut pilihan. Ditambah dengan teori atau liipotesis mengenai sesuatu lul atau bidang yang khusus,
masalah banjir tahunan di daerah Tuban dan Bojorrcgoro itu, atau dan dengan menggunakan metode seorang filsuf yang duduk tercenung ,yang sesuai menghasilkan suatu berfikir di helakang rnejauya, setnu:r pengetahuan terapan atau applied knowledge. Ihnu yang dihasilkan itu sudah bekerja, sedang berpraktek.
KENTTNGN{ EDtsr 02/rH.
l
fundrunental
pen-
tvlggs
5l
disebut ilmu terapan. Pekerja ilmiah
di bidang ini disebut the makers to lnnnen.
'
Transfer of scietttific knowledge
tecrclogy. Praktek ilmiah .disini ditambah- dengan ketrampilan menghasilkan sesuatu yang kongkrit. Praktek
ilmiahnya tidak menyusun teori lagi, teupi yang -pi diperlukan ialah ketram-
iini
dipertutcan praktikum, iatihan untuk memPeroleh ketrampilan yang mengubah applied s.cience inenjahi sesuatu yang kongkrit. Peterji itmiatulya disebut the makers to nav, Menurut uraian diatas dijelaskan 'Uuit*u hakekat pendidikan siap pakai, itu dapat siap pakai pada tingkat fil-
pitah.
safi, pada orientasi Yang mendasar tingkat ilmu murni, dan tingkat aPplied. -
Ilmuwan dari semua tingkatan yang dihasilkan oleh PT itu dihru-
iutrtcan oleh masyarakat. Dan sehetul-
nya tingkat-tingkat itu bukan merupakan kategori yang berbeda-beda antara liatu dengan Yang laimYa, tetapi itu merupakau suatu yang ftoztiuan. Akan tetapi untuk tnellcapai itu tickik mudah. Apalagi penrlidikan hanya dapat tnertghasilkatl illnuwan yang siap pakai, lurus ada Pililutt, memberatkan pen'lidikan yarrg bersifat umum atau yang bersifat kltusus' Terlebilr mengingat tujuan pernhanguftln Indonesia dititikberatkan pada kesejahteraan masyarakat, maka yang harus ditekankan dan dipililt elan ini harus dicapai- adalah pendidikan ilmuwan siap Pakai dibidang teknologi. Untuk mencapainya harus
ditopang dengan tiga bidang, Yaitu pertama; pelguasaan ihnu pengetahuan ditunjang dngan teori aplikasi teori ilmu dan filsafatnya, kedua; me-
tode dan ketiga; praktikum utltuk
rnemperoleh ketrampilan.
Kalau toh masYarakat mellilai, balrkan penilaian ini dataltg dari kalangan kampus tennasuk pernyataan beberapa Rektor, bahwa hasil lulusan PT tidak siap pakai, Itartya siap latilr, barangkali karetu pergur'f an tinggi terbatas atau tniltitn dalun ruernperoleh/ tneltgetnbattgkatt praktikurn untuk tnendapatkatt ketrampilan karelu betrrapa sebab.
| lnclarOt, Dctscn
52
POTITIK MAHASISWA DAN DEMOKRATISASI KEHIDUPAN KAMPUS
Jurusan Sttsittlttgi,
FISIP (JNS
T(Er{TINGAN EDISI02/rH. IVleeE
Mffii:i#'#.
muda yang
memPunYai
kesempatan
utttuk
mengenyam pendidikan pada jenjang perguruan tinggi. Ke-elit-an inilalt
yang menurut Laswell yang
Harold
"lnelu-
pakan sekelornpok kecil masyarakat yang Inempunyai kekuasaalt datt kerap kali rnenjadi Penggerak atau dinamisator
kehidupan
tnasyarakat
baik positif rnauputl negatif hila dilihat dari kacamata politis dan stabilitas tusiotul." Arti-nya bahwa sering gerakan dalam taraf ga' gasan'dan kegiatan yang dilakukan menjadi acuan letupan untuk gerakan
selanjutnya. Contoh permasalahan telah hanyak kita lihat se-perti kasus tanah Rancamaya, Ke-dungombo, Nipah, perjudian SDSB, dan lainlain, melibatkan unsur mahasiswa sebagai prnbawa suara hati nurani rakyat.
Tidak sedikit tnalusiswa
yallg
mau melibatkan dirinya diluar tugas studinya, karena didorong kepedulian sosial pada masyarakat yang ditindas oleh ketidak adilan baik oleh kelom-
pok masyarakat yang kuat ekonominya tnaupun yang mernpunyai
kedekatan dengan birokrat, bahkan oleh pihak keatnanatt dan birokrat
landasi olelr idealislne yaltg jelas her-
beda dengan kenyataalt yang ada. Penonjolan irlealisme dan rasioualisme mahasiswa sering berbenturan dengan kekakuan norrna perundangan
dan persepsi yang salah yang dilakukan oleh para "orang tua" atau birokrat sebagai pelaksana perundangan yang ada.
Disinilah titik kritis permasalahan yang akan menyeret mahasiswa pada posisi dipersimpangan jalan, yaitu akan mumi hidup di alam idealis, realistis atau bahkan berupaya
mengatur strategi untuk
mengga-
bungkan kedua alam yang kontradiktif tersebut. Kebimbangan posisi mahasiswa akan bertambah komplek ketika kita mernpersoalkan "hak politik" rnahasiswa. Suara keras, aksi turun jalan,
kajian ihniah perpolitikan telah
cli-
sendiri dengalt dalilt pernbangunan
gelar, niunun sayang kondisi ini tidak
dan stabilitas nasional.
merubah keadaan, justru oleh oknum
DIKOTOMI PERAN POLITIK MAHASISWA Dimensi kemahasiswaan mempunyai tbnomeru yang unik, artinya bartrwa sepak terjang mahasiswa di-
birokrasi dimanfaatkan untuk lebih "menekan" mahasiswa pada"kewajihan studi" jauh dari dinarnika politik kenegaraart datt kernasyarakatatt. Dikotomi dunia perpolitikan mahasiswa terjadi dengan adanya gerakan politik mahasiswa yang dine-
tralisir dengan berbagai dalilt. Di sisi lain mahasiswa diharapkan mempunyai kualitas politik tertentu setelalt mereka terjun dalam kehidupan kemasyarakatan. Padahal fbnomena yang muncul adalah adanya kecenderungan "kaderisasi politik" mengaleuni kemandulan pada jalur/lembaga fonnal atau bahkan dijalur pendidikan itu sendiri. Anehnya lagi ! irxtitusi politik dinegara kita rnengalarni transfbrmasi nilai karena pengembangan sumher daya politiknya "terkotak-kotak". Ditarnbah lagi "sistern rekruting elit politik" yang dilakukan dikotori olelt "budaya luepotisl])e". Muara'teltouretxrlogis dari pennasalaltart ini adalalt keloutpok elit politik tli masyarakat adalah keluarga dari elit birokratif yaug mernegang kekuasaan politik lnaupun ekonorni.
Tersurnbatuya proses kaderisasi
politik dari kelornpok masyarakat biasa iui yang meniurbulkan gerakan reaktif terhadap kondisi perpolitikan sekarang. Muara dari pennasalaharr ini adalah tirnbulnya apatisrne politik, leaksi tnenurnbangkan estahlisnre sisterrr politik atau hahkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap elit politik yang ada. Pada poisis inilah rnahasiswa kita berada, sehiugga mahasiswa sering terjebak dalam ritualisrne gerakan politis yang hauya sekedar letupan emosional untuk rnenaggapi persoalan tertentu, tidak pada hakekat dari perrnasalahan yarrg diperjuangkan. Irouisuya, ritualislne dalan diri mahasiswa didasarkarr
pada "kebirnbangan" antara studi dan persoalan pasca kemahasiswaanya (dunia kerja), bukan pada hakekat penutmbuhan kualitas manusia yang utuh.
FENOMBNA NORMATIF PENDIDIKAN POLITIK MAHASISWA
Kampus lnerupakan lernbaga tertinggi dalarn jenjang pendidikan rnasyarakat yang bert'ungsi untuk menyiapkan peserta didik menjadi al)ggota rnasyarakat yang rnerniliki kemampuan akademik dan/atau pro-
f'esional yalry dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi
(UU
Sistem
siswa mntinya memegang tongkat
Pendidikan Nasional No. 2/1989 : pasal 6 : l). Dari klausula penrn-
estafet sejarah negara dan rakyatnya. Dari gerakan mahasiswa 66 dan 74 ada bebeiapa kondisi yang dapat
dan/atau kesenian
dangan tersebut tidak disuratkan bahwa lembaga pendidikan tinggi menyiapkan kader-kader politik yang
handal, sebab mahasiswa
diambil sebagai pelajaran
l.
dimana semula mahasiswa
hanya
bebas
melakukan akivitas politik di kampus dan partai politik dapat
dipersiapkan menjadi ilmuwan atau
profesional bidang tertentu. Sebab diakui atau tidak bahwa kata "politik" masilr menimbulkan persepsi negatif dikalangan birokrasi apabila diterap-
di
:
Depolitisasi kehidupan kampus,
menembus kehidupan kampus, sehingga sering menimbulkan pertentangan antar kelompok partai
knnpus. Trauna sejarah politik malusiswa di
politik di dalam kiunpus. Kondisi
adauya gerakau
inilah yang dilarang oleh pemerin-
karnpus yang meuirnbulkan pertentangan antar kelompok politik dan b:rhkan disinyalir adanya "govennent
tah sebab akan mengganggu kehidupan karmpus, stabilitas, dan
kan
student" atau "DPR jalarun" pada waktu rnasa trarxisi orde liuna ke orde baru. Dari sinilah akhirnya tirnbul kebijakan yang menjauhkan mahasiswa'pada kehidupan politik praktis. Tidak hanya di Indonesia tetapi dinegara rnaju pendidikan politik bagi mahasiswa disarnarkan dengan meng-
gurukan berbagai istilah contoh di
Amerika disebut " sociol studies" yang memuat kombinasi sejarah, geografi, civics dan ekonolni. Di Ing-
gris disehut " t'ivit:s", smial education", dan "social science etlucriliott" sedaugkan di Peralris dan ltalia dipakai istilah " laht" atau phyloso"
phv"
.
Inilarh kondisi kehidupan politik mahasiswa dan masyarakat pada ulnlunuya yang secara sistematis dalr sadar dijauhkan dari kenyataan politik yang rnelingkupinya. Bahkan alasan pembenar dari kondisi itu adalah dalih pembangurutn dan stabilitas nasiornl. Jawaban semeutara kondisi itri adalah kewajaran bagi
negara yang
proses percepatan alih ilmu penge-
tahuan dau teknologi. Sehingga timbulah gerakan birokratif untuk rnemurnikan kembali kelridupan
karnpus pada nuansa
2.
ilmiertl
murtti, Diberlakukannya NKK/BKK yang mengatur kegiatan intrakurikuler,
dirnana Dewan Mahasiswa yang waktu itu turut terlibat aktif dalam
pengambilan kebijakan kampus dan bahkan mempunyai pengaruh kuat terhadap kebijakan birokrasi dihilangkan dan digantilah dengan dibentuknya senat mahasiswa yang lunya berfungsi sehagai koordinator kegiatan kemahasiswaan yang jauh dari kegiatan politis.
3. Munculnya pro dan kontra antara mahasiswa, pemerintah dan mi-liter tentang "pemurnian kembali furrgsi kunpus" sebagai wahana belajar/akademik rnahasiswa tanpa diiringi dengan aktifitas politis mahasiswa. Sehingga disadari se-
sedang
berkembang seperti Indo-
nesia .ini, narnun tidak wajar apabila kita kaitkan kondisi ini de-ngarr
kehidupan
ma.hasiswa
yang mempunyai predikat sebagai penerus perjuangan dan kepemimpinan masa depan, sebab
arah dari kondisi
adalah
ini
terbeftukrya kader yang dikatrol, pen-
dangkalan makna perjuangan/pembangurnn, dan ketidaksiapan mahaKEMTNGAN EDrSr 02/TH.
rvl995
53
cara perleftan dan pasti pemerintalt
dan rniliter mampu tnenetralisir clengan dalih bzrhwa politik Inahasiswa <laPat dilakukan diluar kegiatan intrakurikuler, disarnping daiih pembangullar) dan stabilitas. Feuotnetu ini melnullculkau Denanyaan bagaitnana sistetn yallg
iepat ialarn tnetnberikatt Jrndidikan
potitit yang tepat bagi mahasiswa
yang tetap rnenjaga rnaklla dan fungsi -tampus sesuai dengatr tuntutall dul)ia dewasa ini. Pendidikan politik maltasiswa memang diararhkan utrtuk tnetnberikan bekal tentang nilai dan trtlnna Paucasila sebagai ideologi bangsa secara kritis rasional dan'nonnatif yarlg diharapkan akan dirnanifbstasikan dalaun kehidupan bermasyarakat dart bernegara.
Sehingga keberlusilan Pendidikan politik bagi rnahasiswa tnelilut nonna tersehut dapat dililtat seberapa jauh rnahasiswa mettghayati dan urettgarnalkan nilai luhur Pancasila dan UUD 45 dalarn kehidupar)nya serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuall baltgsanya. Dengatt kondisi
diatas setnelltara ada Piluk
Berdasar PendaPat tersebut kettyataan yang ada Pada lingkungan kaunpus sering terjadi persepektif yang bermacam-macam tentang kasus
sosial politik Yang mereka
keamanan, penerapan kehidupan or-
dalam
kerangka tanggung jawab kebersarHan.
4. Komitmen dan konsistensi
ter-
haclap kebebasan mimbar, kebebasan akademik, didalatn kanPus mesti ditegakan secara otollom
se-
jalan dengan Perubatlutl zalnan,
ganisasi kemahasiswaan (senat mirha-
sehingga terjadi tranfirnnasi infbr-
clirasakan berbeda antara harapatr datr kenyataanya. Ironisnya saluran dialog dari kedua belerh pillak tidak terjadi
tlan sikap maltasiswa secara objektif rasional pada kondisi sekarang dan perkiraan masa datang.
iiswa), pengarntrilan kebijakan pimpinan universitas dan lairt-lain setnua
sehingga sering terjadi unjuk rasa, pembeutukatt kelornpok solidaritas, pengirirnan surat protes yang kesei't'turtyo diarahkan untuk tnetrcabut/ rnerubah/ didudukarurya kernbali apa yang clirasakau menyirnpang olelt tnaItasiswa. Irti yang helakangatt lnel)g-
gejala dikalangan tnahasiswa, datt ironisuya malusiswa serittg terpojoUkalah sebab tidak dibekali kelnataltgan kotuep datt data yallg
Yang
mengatakau itu adalah sloganistis, tujuan otopis datt lain sebagainya. Melihat strategisnya Posisi dan peranan mahasiswa dalan kehidupan
diuarnika kalnpus dart masyarakat maka perlu pendidikan politik yang tepat bagi mereka untuk persiapatt kehidupanya sebagai kader masa depan. Menarik apa yang dikelnukakan oleh Dr. Alfian bahwa : " Keberha-
silan pendidikan politik alltara lain di tentukan oleh adanya sustu persepektif yang jelas yang bisa diperolelt
melalui dua dirnersi. Dirnensi pertama berupa galnbaran jelas tentang sistem politik ideal yang diinginkan. Dari situ akan kelillatan apa-apa yallg sebenarnya yang dituntut oleh sisteln politik ideal itu dari masyarakat yang menginginkamya. Dirnerrsi kedua ialah realitas atau keadaan sebenarnya dari masyarakat itu sendiri yang langsung bisa diperbandingkan dengan tuntutan-tuntutan sistem politik ideal tadi. Melalui perbandingart itularh akan diperoleh suatu persepek-
tif
Per-
juangkan. Kasus pernbebasatl tatult, penggusuran Pedagang, Pendekatan
kunpus yallg dinamis
yang jelas bagi pendidikan politik
yang selanjutnya akan tlapat <lipakai untuk memutuskanYa".
54 KENTINGAI{ EDISI o2lTH. IVle95
akurat clari pennasalahan yarlg diperjuangkart.
Ada beberapa langkah alterrutif
rlan sistematis yang daPat
dilaksattakau untuk Inetnberikatl pendidikan politik pada malusiswa sehingga tnereka sadar akan hak clan kewajibanya serta memberikan bekal pada pettingkatan kualitas rna-
rnasi yang cepat, Yang Pada akhirnya akatt merubah Penalaran
Mahasiswa sebagai objek dan
subjek didik
di
frerguman tinggi rnernpunyai tanggung jawah untuk mengkonclisikatl keterbukaart, kebebasatt datt keluasatt suasalla pellgem-
haugan
diri, ihnu pengetaltuatr dan
teknologi untuk
Pertgabdiart
rnasyarakat datl petnbangutun baltgsanya. Nanuu perjualtgatl ini tidak hanya tlilakukatt oleh maltasiswa saja tetapi juga harus diiringi olelt tetuga eclukatif, adrninistratif, birokrasi kzunpus dan instansi ekternal yattg terkait lurus juga mengalami peruba-
hau persepektif dan orielltasi pacla pengembattgalt tnahasiswa sebagai kader tnasa depatl. Detlgalt upaya irti
tlilurapkan terjalinnya kehartnotlisatl clalarn kehidupatt kampus yang akan
ke-
rnembawa nualtsa delnokratisasi katnpus yaltg lnalllpu lrtetrgilltegrasikan peualaratt, sikap dan tingkah laku rnaltas iswa dalatn petnballgullan. Integritas alltara daya tular, sikap clan tingkzrh laku inilah yallg rnenjadi landasan dasar keberhasilan pengembangan keterbukaan kehidupan kiunpus. Keluasan cakrawala dan
masyarakatan, Pembangunan, dalt perbandingan sosioculturalpolitis dengan negara lain.
kemampuan mernbandingkan so.slo<'ttlrurpolitis tnaltasiswa juga rnetnberikan andil akan langkah strategis
hasiswa sesuai dettgatt predikatnya
sebagai kader penerus perjuarlgart clan kepernirttpirutt lllasa dataltg, langkalt tersebut adalalt : l. Mernberi muatall ideal sistern politik pada mahasiswa secara formal
dalarn kurikulun dan bersangku-
tan
masalah kenegaraan,
2. Dialog secara langsutg dan
ter-
buka tentang Pennasalzrlisn: Pgrmasalahan Politik Yang ada dilapangan dengan Pihak Pengzunbil kebijakan, ahli dan Pelaku dilapangan, serta menampung asplrasl malusiswa terhadaP masalah Yang
terjadi.
3. Mengembangkan dan memberi
ke-
mudalun segala aktivitas kegiatan matrasiswa dalam bidartg mirut, bakat dan penalaran Yang Pada ak-
hirnya akan membcrikan nung gerak keterbukaan dan lingkungan
mahasiswa dalaln tnenjalaltkatt perallnya. Pada tahapan itli tnesti didukung
oleh sistem kebijakan dari birokrat seoara luas dan dukuttgan dari lernbaga ektemal lainnya. Namun, dinamika kehi<lupan kampus mesti di-
iaga agar tidak terjadi
stagnasi
gerakan mahasiswa, sebab kalau ter-
jadi akan memandulkan kampus sebagai lembaga ihniah yallg tnelnpersiapkan kader tnasa tnettdatang demi pernbartgutult batgsa itli. Agung Sudiatmoko Mahasiswa FKIP I)NS
,l
W ill1W Gwrnandy
KENTTNGAN EDrSr
I
o2lTH.Iylees
55
i
semua gar&-gara teman
'lam,a
itu.
Dialalt' )ang
mtmbuat saya tiaP mnlam
begadang di uarung tenda m'ie aym di trotoar ini. SaYa berlnraP malam ini dia dntang. T-eman loma itu rntnjanjihan peherjaan urttuk saya. Rasanya sudah saaln)a srrya'
birhertti riunggantungkan biqa
kuliah dari orang tua. Seperti biasa, istri Perlual ntia alam itu segera runYodorhan semanghuk mie alarn tru:ngePuL, be'
gitu gerakan jemnri sala tnulai hacou mnngetuk-ngeluk pi,rtgg'it'art meja. Merulekatkrtn smnbul, su'us dan toples crcar. Surnnhqa sibuk memompa petrornnhs. Kaos Lum-
punya lunnpir mengarltlg.
SaYrr
mernarrtap rnic rnrnn rlalrnn gclap BchenQa, kaLi strutltit rli lrnrgan sorL mancelu.l. Bukun apu-oftt. Sa4a me' murry titk* brthat kertr4 sdulu gagril gttrtukun s umIt i Knntdinn seperti acaru rihutl, .srurt mu.lui rtgobrol rteaLor ngirful ilr'rtgtttt lu,\an!!(ttt :uettti iJt-i pr'rr' jua,l mru ulam it'u. Mukti tlari obrorttr'rr !
L
"Memang Rektor ndak bolelt ngutang?" Istri ,nas Marjikun mnnimpali, "Bilang sarru Pak Rehtor, halau mau ngutang tlatang saja he'warungl<u. Dijamin puas. l''ldah
bayr jug, ndak PaPa."
"Eit,, ndak bisa!" libru mas Murjikun. "Ndah bi.sa! ILtt nrttnrnua hilrt
memrrrlrthun pcjahul. Apa-rQa dihasih fuilitas, tli htu i h he is lirttctu rLttr t,. Sampai mohan rirt rqam stLla ltita
)arlg musultsidi. Bisa rLundu,l nunli
"IIa
h.n
ha!" lm,ti saYtt tergelah laki-laki ber-
merLrlenga,r kcsewotttlt
yang mirip Cah Nurt Dulam beberrlxt hal, Pcnjual
lrutrLis
tt'tt.
mic
ittt
mnnertg pcr.sis puryrrir lang otahrryu, ktk pt'rnuh rru.s iltr. Pal,ing' litlak mus Nlarjihun nsang ngolol, muniipkun difi dutpun tlitt,. 'l'arLggurtg kuLau, cutnn mirip di hurrrii xjrt. Srkulitttr mirilt .it'ttttt(l a\(nn,
omong'a.ntryu. Br:g"iht munghi.rr, )ttn.g' ada dibannh Lrlalti .wtr:ngah brnu iltr.
SrjerLuh sa\a
luln,
a.Prt.
vtng
irLgin saya orttortgkun, gtLt'tt-g'tLnt kesengsetn nLengatnali. hurnis nut"s Mru'-
lon. lrnlung curacl rnunl un*im jikun ymg suhu.r. "Knutptt kuntt, Lt:flrnttl,l" Mtu pcrryhujart )en.g' nu:rtlenghcllunt, urcr nl'i t,'i .su1 o. I l:r/rry rt nu: rLrjikurt L4 Budolo sutnfai. hr:tolt'ruk Si.swo tal,l, scgr:las holti srtstt. Ktfurryorlo'rhrm ndah jadi rurin di Purntdrnt A4rmg'Lan ero?ne koli bcrcrnnltul' sttstt hurtr garmL, btnt ! ult$a rt gnnott i rnnvgera merrjernihkart okth .sayt, hcm.' h,asiswrt, )u,ng suha rtgulang di s
uarung mie nlam ini. Obrolan itu
selalu, merimbulhur
lcrsrtttlii di hati knni. "Yaa, wajarlah kalurt rutlru,sistttu yu,n,g ngulu,rtg," MtLs Marjihuu lttmilih we'rulg itu mrtndulxt! hesunpalart perlu,tuu, berkomtttku'. "l,hlL, ya,ne' rtda,h uttjur" il,u huLrnr
IlahLor ytnu nguLarLg rnie rryutn,. IIc he he ...."pecah tawa mn^s lVlujihurL. Dari ru,ut muku,rtya, dia nauQakn'yn
scnung beLttL bisa mclotilarhalt,
LcLu"-
cort, iL'u.
Istnnla jugcL terlawu s(.ntn,g. IJalilmrt murglrcrrLikan, lartg'arnrya )urlg merryed'u kopi susu unluk su.ytt. Sejenah sayt lupa orang Jang sqa tunggu. Terhibur aleh joke rnas Murjikun.
56
baLi.
"Omortgan mus Nlarjih'utt tutli!"
lrcccriarnt
KENTINGAI{ EDISI02/TH. IVl9e5
Say bLgat.'funbah
semrmgtLt tautu
sen)urn ala kadn'm1a. Paling tidak sen)um basa basi untuh mengfutrgai mulut sala )ang terlanjur mcmbuha. 'tapi 'ntf,rs Marjihurt tidah. Dia tertawa geLi. Seolah dia mtm,pu rne-
maknai dibnlik ucaPan saYa. Say meringis. Sudrth ttgu rru' lam in,i srtrya n,orL{krow d'i utorun,g terukL mtLs Marjikun. Sudah scri,n{ saya ngobrol tlengan di'a, rnaupurt dengan istrirrya. MuktnyrL say tidah suka rLcrtgan luhi-lahi yt'ng nampah
lus'uh itu. Matarrya terlaLu tajam utttu,k seorang penjual mi,e u\rnnDatt hcbiusuarnrya nnmbelulha'rt sa,ru.ngn1o h'u,ut saya
\utt{
suhu m,ektrol mtttn-
jcngah. NIas Marjihtrt mtnniliki kuntis japkmg. Dahin,yrt ag'ah ltbar. l'ndaluLL run Maryihtn, ittr ltaling-paling (tnnu htlu.sttrt ShlP. Nluttgkirr bnhkurt SD srtja lidak lrunnl. DirL 1:uma ptnjuul ruir: a,)(otl )(uL{!' rLartlghuL dihat kampu.s. Ilarang'haLi kurcrm sr:'ring br:rgrnt'l rlengrLn ormk-rLrttth kuLiu,h,an, 'irt hr:hrlrLntrt gu;o tnereka ^;an,g soh pinlu'r. N gotrurLgnla rru:knnbuttg' Lin{g'i. Buhhun kudang srNtr:rli skriltsi,
lnkai urrtgrtlilt purkltul tlrli r l'i..s
rut.rt -
s'i.n i..
Say. tcngoh arktli. IIrunpi.r puk'ul srNtu.luh. Islri mus Murji.htrt sudah mrului mcnguup. Mas Murm,cru:tri gelomharr,g uo)ang kul'il. fcrtlen,gar Anotn Suroto seda,ng metnainhan LinLbuh Cangih. fuIas lVlarjihutt terto.wu ttrping,kaL-
jiktnt
srrya. "Mtu Muryikun n,ggtLh u,.srLh, sr:woL. Puk llehlor itu kt,lru kakttt, srtrrL|ttyan mtLarrLl. Ng'gak u^sah di.ul,ang',
ltinghul. Lirnbu.k sudrth k'ursus korn,ltttk:'r. Surlah ikut sernirtrtr ImlLihasi
IIc
jihtnt. srnrutkin tcrgdak-g'r:Lah. Is-
lama-lanut, .ju.ga buryhru,l stttdiri. he "
ht ...."
Ece(:h,|"
"Lagi p'ulu ruLu kakru ltah Rektor nguktrtg m,fu rtlurn. I'lgrr"langrtya lnsti yang le bi,lr, mahril." Mcleduh luwa mu Marjihun. Mcteltihi frekucnsi. gclombang la.wu saya. I-leru,rt,, oreng satu in.i lrurkmg lampah aneh. Sepertinya seleru h,u-
mlr )ang diu milihi terlalu Linggi. Untuk orang biasa, kalinutt saya ptuti curnt ditanggulti dtngan
I>r:'rurt, CavLda Wr,trtilu. l,imb'uh surkth ltarLdai rnr:nrLselmli. MrL.s Mu'r-
lfirrya nLembucngul.
Pcktn-pclort
mcrryinghir hcpojokan. hlcr u:ari l,em-
pa,l nryaman u.ntuk k'rkanluk-ka,nluh.
Saya terinual draruL Wailing
lbr Godot-rryu Srnn'ur:l Bu:fu\|. Scperti iluhh sa1u. Ditekan rrLsrt, lah menentu karena nLenurlggu. fof,i sala bukan, ilLenllnggu sesuatu yartg tak be.rujud. Saya scdurtg men'unggu
ternan Lama
lang
mer{arujikan pe-
Iterjaan. Seorang laki-laki gondrong memasuhi, warurlg. Sarya kira oreng
tunggu. T-emwala dia, hun)a ,neilLesarl es balu untuh dibawa pulang. Kernudian datang lugi seorang. Membawa persoalann\u .rrnrli,n. Srqn mu.l.ai jeng'nlt,.
\ang
sa'.ua
Kopi susu yang tingg'al letlrcha,n itu \(i^,a te{uh tandas.
"EdtLurm ....!" Mus lVlalikutt t ibu-ti.ba lte'rse'ru,. " Wrt1o,n,g-tu(ryarrg itri mrLkirr lurri sennhi.tt ftirLl,tu' saja,." rl.ct:ulunu krLgum. KQxLlrnr,ytL rntng'gr:Lrnp-ptlatry s(ttrl i butgrrtr.. "l'rt,rtg
tKnnm^)o Linbuh tl'u, tualtht su)n, Itccil bisanltu cluno. sambaI lng'uiilLana (at"orno suptn'u ct.lnl rlrLpat jodolt. lVajah .jelck nfuth jadi soaL, usnl sd,ia .sum;pai mati. Iiu, scltrLnttrll trrlrth I-inrbttk tnutot\'u \n1t{ ltaptr.s,.:tte'ilt, rruntlon ttktlt. lla hu. S
I)t:ttiltr
t ttl(ittun t !l' br: g'i Ltt.."
{i.rrt,ru Lu ?"
,,)7t,
ht{|l,tt,, NIa.s lVlurjihun Iirlah ltua.s dcrt{un lrulo,bu.n so\)u. "A1oLol4 hunu, hut. rm,lut"tisua, jarLg'art hasih jutuabun apa,tis begitu dong."
"Yu,ng
m(6.
Say mulai asyih mznyanyikan lagu sambil m.emperrnainhan kelhna jari. "Jenthih .,.jcnthih, si Penunggul patenana." Sala m.enggryanggolanghan jari manis. "Geh dosane apa?" jawab si kelinghing saya. " Dosum ngunghul-ngu.n ghuli." Bergryang lagi si ja'ri manis. "Aja, dli ...tia, dhi, sedulur tuwa kuwi rLalali." Saya, gerak-gerahkan telunjuk " I)en,er-bcncr, uger-oger enah segeer ...!" Ahhirrryo so)a rnenggolang-goyangkut, ibu jari. Mas Ma'rilum lrrkLtua k:'rg'tl,a|gtlah hrtrrtrt -j hegirang'urt. Din sena'n,g bisa mcngiku.li rt^yrtnyirm itu sambil metnbuat sund,iwa'ra, hu:i,l dcngan, kelhnu jarinla. Kmn.i bcrduu lartawrt gernbiru. Lngu hurutk-hrnmh yng rlfur-
"Mukntrht4rL?" "Sebelila,r, ahu jelashan dulu." Mus Marjihun dttduh persi; dih,ada-
panhu. ktgaknya persis seperti seororrg panglitna perang yang akan mcrLgrilurt struteg'i pertempuran. " Ke,'tttt. knn sering datung hcmari, 1ul" Saya mengartgguk. Se.perti dihiltrrcLis, sa)a le'rseraL fr:nnainan
jorka,n ore,ng lu,n, d,ul.tr, snat uten.gaso nu:tnhuul lrutni tc r lti,b'ur-. rryan-yi bcg'in,i!" s(r'u mes Murjihnu "a,ah,, lrutrnt. mtmlnutt ohu. jtuli inu'al
yong rlibuu,l mas Ma'rjikun.
tttrua kccil."
u.sil,.
".f r tnu n u t1 t "
menggcleng pasrah.
"l)ulu kukrkku lartg' mcngtjrri
rr;o I i rlrLlt tertrLri lt johtntu.
"KturttL kolt di,um,l" t\la.y i\Iarlihurt
Makanya aku bikin warung dekat kanpus. Aku ingin sekolah dari kalian." "Sudahlah, mas Marjikun jangun ndugel." "Aku serius.' "lnlu,, a,pa maunln mns Marjikun?" Lahi-laki setengah baya itu menggaruk dahinya sekilas. Ujung telunjuhnya ditempelhan pada muluhrya. Ia menggumnm. "Mnxnl, ... begini saja." Mas Marjikun menjenlihhan jarinya. "Kita bikin perjanjian bilateral."
tak berfuuil rupanya..Mas Marjikun
pinler
WuyrnLgrrya
itu
duLang;rrya,
dari dul'u
ndak
pernah bentbah. lVaytngrrya tetalt bodoh, uong mernang rLdak pernalt disekolahhtLtt.
Bahkan halau ula
yang pinter lmnts segera dimatihan. Dosunya, apa? Yaa, karerta, dalang ndak ?nu'u, hulcru ua)ang-ua)angnJa lebih pintcr." Tau-ta'u sa)a rllerocls selnr li'itu. saL'u uayang
lVttrtrtll." "Sontpeyan ing'at ndak, sebualt, "
lug'u huruk-kurmk!"
"Yartg' rrutrla?" Mas Ma,rjikutt terjinghat. Semangatrrya nrclambung. Sekuat tenaga dia lterusuha mcng guli ken anganrrya ltnlang lu,gu Itanak-hanak yang dihap alnya. 7' api
Kami te rtautu bcrsu"rrtu. Irula.lt. MaLun kian lanrl. Deg'ult jaw Itr,np' hola, wng lak lnnuLh lirhr ihr. hian Lnnah. Istri m&\ Ma,rjihun kLah ttrtid'u'r surnbiL ngo,roh rlangnrt suorunya yrLg lurlus. Siaran uttlang hulit mahi,yt. sering terlunti, horcna operatontya ngariluh. Namun orang )ang sa)a tunggu belurn juga muncuL. "Ayo, hita bicaru soal filsufat si Penunggul." usih mas Marjihun.
uAlt, sudalilalt. Solo hemari bukan ingirt ngomortg." tulns saya.
.
"Saya scdang tnerrunggu seselrang.
Katai mu Marjihun'ingin
rliskusi, he tuhang bahso sebelah saia." ttergi
Llilang soltan santun sa)o. Mung-
Ithr terbawa kejengltelan hati
me-
nunggu teman lama yang tuk kunjung muncul. Mas Marjikun tersenyum urif. "Kalau soma tuhang bahso itu aku curu, b'isa ngtlnol soal hargr b,rmnbang bawang di pasar. Aku ingirt tahu soal ktin, yang tebih intelek.
Selelah bcbtrapa jenah terpt:htr, mns Murjikun berucap, "Perjanjianrrya nhu tctapkan, sepe'rti ini." Mas Marjifur,n rwnryihut lcngan "K{nn,u dengerhan, yu?" Setiap hoLi kanti unhan mie ayarn disi,ni, hutn'u lmlus rnenerartgltan kembaLi su,^gtt,,
pela,jaran lang hamu dapat dari huliahrnu padaku. Dan hamu boleh rnahan gratis sampai kenlang. Bagaimana? Ini naman)a simbiosis mutualismct. Aku dapat ilmu dari ha,mu. Kamu dapat mahan gratis liap hnri. Setuju ?" Saya terltekur. Pers'k dibawah calraya lampu petromaks. Mas Marjihurr. )ang beruda dibali,h janghauan cahaya itu nam.pak bagaikan silhouclte sosok misterius. Setiafi kali. say lilm,l wajahrrya, dia namltak beru,bah-ubah. Se.bentar seperti Togog yang jenaka. Sebentar sepe,rti Putrtodcwo
lurg
bijaksana. Sebentur
seperti .... "I)aik, saya setuju." Saya scgua rnerryalrul, scbclum wajah rnas Marjikun nampak seperti. wajah almarltum bapak saya, yang saat mzn-
KEN'IINGAN EDrSr o2lTH.
rvlges
57
inggal mzngirt ginkan, jadi sarjanu
n'n,aknya, rru:n-
kahinla dibunghus se.patu.'f angannla mengepit sebuah mup. "Mr$ rnenunggu ternrn'r', Ja ?" Saya mtncolta akrab.
Sosoh mas
ffiouu,
hiart mis-
terius bagi say. Jiha saya terketuh untuh selalu datang he warurtgnrya, itu semttta harena rasa pert'asartt'tt, sa)a terhadapnya. Disarnpirtg itu saya lnrus menepati perjanjian yang lmmi buat. Nantan malam benkulnYa saY sedang sial. Saya tidak melihal mas Marjikun ada di warurt'grrya'. Alhasil, niat sala urttuk rno,kan' grat'Ls juga kandas. Sebag'ai ghrttinya saya melihat seorang laki- Laki mudtt ber' pakaian rapi sedang duduk dertg'rtn' sikap sarfiun di banghu utttnutg ilu,. "selamat rlalann." Laki-lald ilu menyapa saya.
"selamat m.alam jugo." Solo
perhntihan laki-laki muda
'tr/ti
ittt,.
ia jault'
Umurnya sebala saya. tebih rupi. Keruja dart' celunanrya nampak baru diartgka,t da'ri papart setrika. Rambutnya harum. Ba'u ltomade Kenzo yng hlms. Sepasartg
"Tidak."
"Mau rnl't(tn
7t'
"Oh, ndak."
"Lantas
?"
"Saya mau konsultasi."
"Konsultosi'1" Su'ya geli. "Konsultasi apa ?"
"Konsulttsi shripsi. Begini, Pak Marjikun, fernilik ullung ini udaIalt, dosen pembhnbing shripsi saya. Beliau bilartg sz)a boleh rnn'(muirrya kapan saja di warungrtyu." Saya te'rlongong. Drttah bagai'tnarta rulta uajah sayo sunl ini. Yang jclas pntrt srqa, tsrtrtg hu'oncorlg'ait selenp'uh mali mr:nd,ad,rLlt jadi kenyang. Kuhah ttart'g ingirt saya teranghun hernbali pada rnas Marjikun mcndadah ambyar, Lalu, entah me.rLdapat doronga.rt dari rnana, sa)a mengunbiL lungkalt senbu.
Tentang Penulis:
Anna Chrisna Gurnandy, kelahiran Solo 29 Januari 1973, sejak 1992 kuliah pada Jur. Sastra Inggris Fakultas Sastra UNS. Aktif dalam kegiatan teater selain juga menjabat sebagai redaktur Majalah Kalpadruma FS UNS. Di bangku sekolah dasar sudah menulis puisi serta pernah rnenjuarai beberapa lomba pe-
nulisan/ baca puisi di Jawa dia massa.
DIPERSEMBAHKAN OLEH KENIINGAN UNTUK KEADILAN HUKUM INDONESIA TERCINTA
58
TGNTTNGAN EDrSr 02lTH. rylees
TengzLh.
Sementara karya-karya cerpennya banyak dipublikasikan berbagai me-
REFUI|OSNtlHLHffsI UIRCRI|N H}ltl akhimya muncul jargon-jargon sekitar KKN,
Problema Kastrstik dan Analisisnya
misalnya Kisah Kasih Nyata, Kesana Kesini
Ngeceng, Kuliah Kurang Nyata, Kumpul' Kumpul Nganggur, Ke-sini Karena Ni/ai dan
iskursus Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sudah 20 tahun diprogramkan dengan mahasiswa sebagai aktor dan perguruan tinggi (PT) sebagai lembaganyatelah menjadi polemik yang menghangat kembali. Alasannya adalah disamping KKN mempunyai unikum-unikum sekitar romantisme, ftelmudan bahkan rutinitas belaka, di sisi lain juga menuntut adanya pembenahan kembali akan fungsi-fungsi yang melekat di dalamnya. Artinya KKN'yang dilaksanakan mahasiswa sebenamya menjaniikan banyak
banyak lagi yang bemada minor.
Hal tenebut jika tidak segera diantisi pasi dengan tindakan yang subtansial akan
meniadi bumerang bagi
pembangunan
nasional. Alasannya adalah KKN telah mengalami sublimasi dengan pendidikan yang mengarah pada mental peminta dan ber-
dampak mental inferior. Hal ini dialami oleh mahasiswa dengan menawarkan proposal
dengan berbagai imbalan dan
t
Pada
pembelajaran yang positif bagi mahasiswa dj dan pemberdayaan (empouterment) bagi n s
masyarakat ]rang menghendaki pemberian. Attggupan ini tetap bisa dibenarkan mengin' gat mahasiswa sebagai kelompok strategis [dak bisa memberikan penyadaran dan pemberdayaan.
galaman kerja nyata pembangunan, mendewasakan kepribadian mahasiswa dan memperluas wawasan, memacu pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan
Memformat Kembali Fungsi KKN
motivasi dan kekuatan sendiri serta mendekatkan perguruan tinggi pada masyarakat yang merupakan salah satu bentuk konkrit pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Adalah sebuah realitas sejarah ketika dalam pelaksanaannya KKN semakin dihadapkan kepada permasalahan yang melingkar (uicrbas circle) yang disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya adalah (l) model dan strategi pembangunan nasional semakin dituntut untuk dapat menjangkau social needs dan berfungsi sebagai strategi pemberdayaan, (2) tingkat pendidikan masyarakat dan pesatnya arus informasi yang semakin membaik, (3) potensi geogralis, strukttual dan kultural masyarakat yang berpengaruh pada sistem sosialnya. Dari faktor-faktor tersebut secara dinamis berjalan ber. iringan dengan entitas masyarakat yang dipengaruN oleh fak-
dasawarsa (dilaksanakan sejak tahun 1976/1977 untuk semua PTN diseluruh Indonesi4) melakukan otokritik terhadap semua rutinitas dan kebekuan ini, mengingat pola dan struktur kehidupan masyarakat sudah berbeda dan variatif yang
masyarakat. Visi KKN yang diantaranya adalah memberikan pengalaman belajar tentang pemba-ngunan masyarakat dan pen-
tor informasi, yang kesemuanya mengisyaratkan adanya modernisme yang bertendensi pada semangat konsumer-
isme dan kebaharuan-kebaharuan ide yang belum tentu masyarakat memiliki cukup kesiapan menerimanya.
Kembali pada visi KKN yang berbasis pada komitmen mahasiswa atas adanya Tri Dharma perguruan Tinggi, maka secara otomatis (conditio sine quanon) mahasiswa tidaklah menjalankan rutinitas an sich apalagi pelaksanaan KKN menjadi jumud dengan selalu berdasar pada pelaksanaan KKN sebelumnya yang akhimya akan memperparah mentalitas masyarakat dan mahasiswa sendiri. Hal ini bisa terlihat dari pengamatan pelaksanaan KKN diberbagai daerah, dimana masyarakat beranggapan bahwa dengan adanya KKN berarti ada pembangunan fisik yang didanai dan dilaksanakan oleh mahasiswa padahal mahasiswa tidak memiliki dana yang cukup, pada gilirannya nanti permasalahan ini akan semakin besar dan kompleks. Permasalahan diatas muncul akibat lemahnya e/on vital
dan interpretasi mahasiswa untuk menterjemahkan
ke-
dudukan, fungsi dan peranannya dalam masyarakat. Fatalnya lagi adalah dilaksanakannya proyek lisik yang monumenial menjadi imoge dan obsesi mahasiswa dengan alasan klise untuk mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat dengan pihak perguruan tinggi. Yang setelah itu sepertinya selesai dengan tuntas dan tak berdampak. Maka tidak salah iika
Adalah wajar adanya iika KKN yang sudah dua
diakibatkan oleh perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik serta peran arus informasi. Sebenamya selama ini kita telah mengenal program pemerintah yang menyangkut masalah pembinaan pedesaan, selain KKN, seperti ABRI Masuk Desa (AMD) dan sekarang Inpres Desa Tertinggal (lDT). Dengan adanya tiga perlakuan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang mengarah pada pembinaan desa selama ini tidak mengenai sasaran yaitu peningkatan kesejahteraan- (penulis mengambil paradigma kesejahteraan dari IDT) dengan konsep, strategi dan taktik yang tepat, yang bertujuan untuk penguatan dan pemberdayaan masyarakat yang telah sekian lama hidup dalam kondisi marginal dan periferal. Program KKN iika masih bisa disebut sebagai garda depan pengabdi masyarakat yang bemilai ganda maka sekaranglah saatnya memanage kembali pelaksanaan KKN dengan
format yang jelas. Hal ini bisa dilimitkan dengan adanya sinergi kerja antara lembaga perguruan tinggi, pemerintah daerah, lembaga dana dan mahasiswa KKN itu sendiri yang gerak langkahnya selalu mengacu pada misi pembangunan nasional Indonesia yaitu terciptanya kualitas masyarakat yang maju dan mandiri. Memang konkritisasi atas makna pengabdian adalah
pekerjaan yang tidak mudah apalagi dengan waktu dan semua yang serba terbatas. Maka untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut diperlukan sebuah forum yang khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan permasalahan ini untuk meninjau kembali pelaksanaan KKN yang disesuaikan dengan perkembangan fnasyarakat serta selalu melihat aspek struktural dan kultural yang ada. Yan ua
r
Ahmad I
chnnud di n
Mahasiswa FlSlP UNS'88 Mantan Krtrcam KKN Wona;e4oro Boyolali 1993
KENTTNGAN EDrSr
o2lTH.lvlggs
59
KOMPENI, AKSI LACI, AKSI LACI elompok pejuang otonomi kampus, KOMPENI Komite Mahasiswa Penegak Otonomi), mengadakan aksi menggugat biaya pendidikan yang se-
makin tinggi yang diantaranya ditandai dengan semakin tingginya SPP dan adanya sumbangan IOM. "Jzurgan Peras Orang Tua Ka-
"Hapuskan IOM', "Turunkan SPP" demikian bunyi sebagian poster
mi",
yang digelar dalarn aksi tersebut. Aksi tersebut diadakan 13 Agus-
tus lalu bertepatan dengan hari pertama masuknya mahasiswa baru. "Aksi ini utamanya kami tujukan untuk kampanye politik dan sosialisasi kepada mahasiswa baru agar mahasiswa baru nantinya tidak cuna dlun", jelas koordinator aksi kepada KENTINGAN. Narnur.r, mahasiswa baru tarnpaknya tidak berani ikut terlibat dalzun aksi. Banyak diantara mereka yang langsung pulang. Rupanya mereka sudali diwanti-wanti untuk menghirdari aksi tersebut.
Sebulan berselarrg kemudian, kompeni kembali mengadakan aksi. Kali ini rnereka rnengunbil fbnnat aksi yang lain yaitu dengan berjalan
pawai mengelilingi kzunpus yang diakhiri apel siaga Sunpah Maha-
Mendikbud No 0457/U/1990. Fonnat aksi seperti ini terhitung yang per-
tama sejak kelahiran UNS. Turut mendukung aksi ini adalah mahasiwa UNIBA Surakarta yang memmPilkan happening art serta sejumlah mahasiswa dari kota lain dan kalangan buruh.
Dalarn pernyataan sikaPnYa yang ditujukan kepada Mendikbud, KOMPENI menya[akan ; cabut SK Mendikbud No 0457/U/1990 tentang tata urutan lembaga kemahasiswaan intra kampus; tegakkan otonomi kiunpus dan menolak segala bentuk intervensi ke dalam kampus; serta tegakkan organisasi mahasiswa yang be-
UNS PUNYA REKTOR BARU r--< etelah rnemhnpiu UNS sejak
S
5
;",u,"s: -',i.lf; *llirn:
Siswornihardjo harus pulang kandang ke Fakultas Filasafat UGM.
Dan sesuai Keputusan Presiden No-
nor 7lMll995
bertanggal
6
Januari
1995, diangkatlah Prof. Drs. Harris
Mudjirnan,
MA, Ph.D uutuk
jabat sebagai rektor baru UNS bakti 1995-1999.
menrnasa
"orang dalam" UNS sendiri,
dibawa.
Di bagian depan barisan terpampang spanduk bertuliskan Cabut SK
60
KENTTNGAN EDISI o2lTH. Ivlees
saimana disiarkan oleh RRI Sura-
futra, lulusart Geografi lKlP
Koento. Selalnat datang Pak Harris, Perpus-
bukan drop-dropan seperti tiga rektor sebelunmya. Terhitung sejak tahun 1969, beliau rnen-
atau mengalungi poster-poster yang
memorandum akhir jabaun terlebih cl:rhulu", katanya. Akan tetapi, seba-
kung KOMPENI rnenutup aksi. (Yan)
"Perjuangan belum selesai, kawan!" kata salah seorang pendu-
Pak Harris, panggilan orang nornor satu UNS kini itu, adalah
diun sernbil mengacung-acungkan
dimanfaatan secara efisien, Ketika ditanYa wartawan tentang garis kebijaksanaan dalam penyusunan progiarn kerja kepemimpinannya, Pah Harris belum bisa memastikan, sebab,"saya harus memPelajari
bas, independen dan demokatis.
yang memim-pinruya, sebab
bagaimarul biasanya nalnun hanya
dengan sumber dana Yang
terbatas seperti sekarang ini, agar fasilius yang ada, Yang diadakan dengan investasi yang sangat besar (termasuk hutang luar negeri) dapat
Yogyakarta yang telah menulis 2l judul buku dan karya ihniah ini, akan inernberi perhatian besar pada ke-
Boleh jadi suksesi kali itti adalah hal yang sangat pclltiltg bagi UNS dalam. hal asal orang
siswa. Aksi dirnulai pukul 09.00 wib dari kunpus FKIP lalu melewati FH, FISIP, FE, FS dan berakhir di boulevard kampus. Sepanjang jalan mereka tidak meneriakkan yel-yel se-
mal. Dan
jadi dosen di IKIP Surakarta, dan setelah melebur menjadi FKIP UNS, Pak Harris tetap setia dengan program studi Geogratinya , 1976 hingga kini.
Dalarn pidato sarnbutarulya sete-
lah upacara pelantikan, 3l Januari 1995 lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mengingatkan rektor baru untuk lebih meningkatkan kekompakkan diantara seluruh
un-sur
pimpinan dan civitas akademika UNS sehingga prograrn kerja yang disusun
dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya, dengan hasil yang maksi-
beradaan perPustakaan. Selamat jalan Pak
takaan yang lengkap adalalt ltarapall karni semua. (nhz)
SEMINAR NASIONAL SAMBUT DIES NATALIS UNS etelah auda lulus dari kuliah anda, cobalah untuk tnemahami diri anda, apakah anda tennasuk sarjana pellganggur atau bukan. Sehab mellurut Dr. Nasikun, sosiolog dari UGM, mengutip pendapat Harsja Bachtiar, yang dimaksud sarjana penganggur adalalt sarjana yang berijasah sarjana tapi tidak rnempunyai kem;mpuan intelektual dan keterzrnpilan bekerja yang seharusnya dilainbangkan tlleh ijaszrh dan gelarnya itu.
Hal
tersebut terungkaP
dala
acara Semirur Nasional yang hertema Pengembangan Budaya Intelektual bagi Peningkatan Kualitas SDM di Perguruan Tinggi yang diadakan oleh
Fakultas Sastra UNS tanggal 30-31 Januari I 995 di aula Perpustakaan Pusat untuk memperingati dies natalis
UNS ke-19. Menurut Nasikun juga, sarjana menganggur tirnbul karena ada kesart kelebihan jumlzLh sarjana dalarn ilmu pengetahuan tertentu, karena pekerjaan sarjana selalu di-
pikirkan dalaun huburlgannya dettgalt kebutuhan tenaga kerja golongan atasan dau menengah kota, dan kebutuhan di desa diabaikan.
Dr. Andrik Purwasitt-r, DEA yang membicarakan Kultur Birokrasi di Perguruan Tinggi, menyoroti tentang tidak lepasnya birokrasi perguruan tinggi dari budaya lokal setem-
Dat. Jadi bila PT itu berada di Jawa ia tidak akan lePas dari kutur Jawa vans meniauhkan kontlik, bergantutg
iraOa pimpinan, patuh pada kebijakan dan bergantung Pada f;engayoman kekuasaan. Ia mengidealkan sosok
di perguruan tinggi yallg irarus memiliki seniangat ihniah karena pada dasarnYa, sebelum
pimpinan
mereka diangkat rnenjadi birokrasi
intelektual, mereka adalah telviga cdukatif yang memprutyai tanggung iawah ilrniah. Sedangkan
Dr. Heru Nugroho,
UGM , yarlg lncmbairas Demokratisasi Pendidikart Tinggi, Petrgembangan Intelektual .lan SDM, tneugatakatr bahwatinggi rendaluya nutu SDM tergatttung kebijakan uegara terludap irr"stitusi pendidikannya. Pelatihan SDM yattg marak belakangan ini sebenantya tidak perlu ada bila saja institusi perguruan tinggi di Indonesia cukuP
-iuga sosictlog dari
berkual itas.
Selain rnenghadirkan tiga petnhiuara herbtrhot di atas, setttirtar yartg
dibuka oleh Prof.
Dr.
KtPItto
Wibisono Siswornihardjo tersebut, juga rnengunctang Prof. Dr. Sartono Karrodihardjo dan
Dr.
Suyatno Kar-
ingkatkan keahlian sineas Indonesia yang berbakat serta minimnya ke-
diklat lapang pada 19-20 NoPember 1994.
mampun lembaga pendidikan
"Kami tidak menyangka bahwa
minat mahasiwa tahun ini sangat besar. Terbukti dengan banyaknya pendaftar yang melebihi target yang kta harapkan", demikian Penuturan Sulistyo yang bertindak sebagai Ketua
"Maraknya film-film biru dan laga lebih diakibatkan langkah bY pass yang dilakukan beberaPa Produser untuk menghadapi persaingan yang tidak lagi sehat dengan filmfilm Amerika," papar sutradara film Al Kautsar, Titian Serambut Dibelah
Panitia. Pada DIKLATSAR Angkatan V ini, calon pâ&#x201A;Źserta yang mendaftar tidak kurang dari 130 merhasiswa dari berbagai t-akultas di lingkungan UNS.
Tujuh, Nada & Dakwah
di
bh
di
Aula
air tidak cukup
dengan
Sementara itu Dr. Andrik Purwasito berpendapat film sebagai produk media massa modern dinilai telah menisbikan nilai-nilai kemauusiaan, seperti terlihat pada beberapa film yang secara terbuka memperlihatkan eksploitasi seks dan kekerasan. Menurut dosen komuni-
dan diwajibkan untuk menjalani masa
pengabdian selatna kurang lebih 3 bulau untuk bisa menjadi anggota pe-
nuh", dernikian ungkap Kotnatilan
kasi FISIP UNS terscbut dalam batas tertentu fihn-fihn lndonesia tersebut
KSR UNS, Sudez Nzzaruddin.
Sebelurmya KSR UNS sempat
todirdjo sebagai petnbicara. Seluirur benarap nasiotul seperti irti hendakrt-
4
yalzrh terus digalakkan, tentunya
kembali rnelalui DIKLATSAR WYe;liffi&,ffi
bukan yang bennutu rendalt, sebagai
Angkatan
IV
tanah
sekadar political will namun lebih pentir4 political action dari segerap lernbaga yang terkait dengan pembinaan perfilman nasional lndonesia.
kampus Mesen, dibuka oleh Drs. Sarsito(Ka Biro Kernahasiswaan), sedangkan Diklat lapang diadakan di lapangan COR UNS. "Mereka yang lulus dari selurull proses seleksi masih berstatus sebgai Anggota Muda
mangalami rnasa vakrxn selama tahun, kemudian pada Oktober 1993 KSR UNS^terbentuk
serta
&
Ramona. Menurut Umam upaya untuk lemengembangkan dunia Perfilman
Ramadhan
Sedangkan yang lulus seleksi tahap awal sebanyak 9l orang, dan Yang berhasil melewati seluru proses seleksi sekitar 70 mahasiswa. Diklat ruang diadakan
si-
nema.
V.W:!,W&
(eN2).
,
sumbangsih UNS kepada tnasyarakat-
nya (nhz). KSR
ADAKAN REKRUIT. MENT
POLITICAL ACTION UNTUK DORONG FILM NASIONAL elesuan produksi per-
ertolongan pertalna pada ke-
celakaan rnerupakan hal yang sangat vital dalam penanganan korban kecelakaan, kesalahan pada pertolottgan perteuna ini dapat mengakibatkan nyawa korban melayang. Hal ini
fihn
menjadi landasan bagi Korps Sukarela Palang Merzrh lndonesia Univer-
film
sitas Sebelas Maret urrtuk mengadakan DIKLATSAR Angkatan V pada bulan Nopember lalu.
Organisasi yang bekerja untuk kemanusiaan ini rnenyeleki calon anggotanya melalui beberapa tahap,
yaitu test tertulis, test wawancara, dan test fisik sebagai seleksi awal. Mereka yang lulus seleki tahap awal diwajibkan untuk diseleksi kembali pada diklat ruang yang diadakan pada 14-18 Nopember 1994 dan dianjutkan
tilman nasional, yang diikuti turunnya kualitas sejumlzrlt besar Indonesia, disebabkan oleh be-
berapa faktor, seperti kuatnya serbuan fihn-fihn Amerika sebagai akibat anbaman MPEAA (importir film-
Amerika Serikat) yang dikait-
kan dengan fasilitas GSP; kurangnya antisipasi kemajuan teknologi audio visual, termasuk televisi; terbatasnya sunber daya manusia berkualitas di bidang perfilman.
Sutradara Chaenrl Umam mengemukakan hal tersebut dalarn se-
buah dialog budaya yang digelar Jamaah Nurul Huda LIKMI UNS. Ditambahkannya terjadinya kondisi tersebut lebih diakibatkan rendahnya keinginan pemerintah untuk men-
dapat dikatakan merefleksikan realita masyarakat kita. Film-film Indonesia
akhir-akhir ini lebih banyak ditonton terutama oleh kalangan masyarakat
bawah. Kondisi tersebut juga
dise-
babkan masyarakat Indonesia yang
di persimpangan jalan ditengah hingar bingar globalisasi. Dialog yang bertemakan "Saberada
disme dan Pornografi dalam Film; Suatu Tinjauan Sosial Budaya dan Islam" tersebut juga menampilkan pdmbicara Dr. Andrik Purwasito dan
Wahid Ahmadi, Lc. Acara ini digelar pada tanggal 26 Oktober 1994 di Auditorium UNS. (bng)
KENTTNGAN EDISI
o2lTH.IVl995
61
'I DARI tsALIK DIALOG dAN SARASEHAN LPM Se-SURAKAR.TA long rasaya hati kami, crew
masalahan, namun
Kentingan, usai mengadakan
ini
pada tanggal 3 Nopember tahun lalu. Plong acara
yang lebih mantap, terlebih karena ha-
jat kami, yang baru pertanu kalinya itu, telah mancapai apa yang terpâ&#x201A;Źndam beberapa waku.
Atlalah keingirui kami untuk menjalin komunikasi aktif dengan se-
hal ini
langsung
disanggah oleh banyak Peserta,
Sebagian lagi wackrh ini langsung beratiliasi dengan PPMI, dengan nemakai nama PPMS
mengusulkan agar
(Perhimpurun Pers Malusiswa Sura-
karta).
Sebagian lagi menyepakati bcntuk tbrum kontunikasi tanpa lurus,
atau tidak terlebih dahulu bcr- gab ung dengan PPMI, nampaknya usulan
sama orang pers malusiswa, sepcrti halnya kawan-kawan kami yang lain di luar Solo tanpa bemraksud untuk latah. Sederhana saja,
Salah seorang utusan lalu menyatakan bahwa ticlak mungkin untuk
membentuk sebuah organisasi yang
lengkap dalam satu kali Pertemuan saja, atau organisasi itu akan tidak cukup matang. Aclu pendapat ini ak-
himya nenyefujui ulltuk
pertemuitn khusus.
Tirnbul ntasalah baru clilulu akalt di-
tcrltang
adakart pertclnutll itu. Maka Kentingan lnenya-
bahwa perjuangan akan lebih ringan dengan ke-
takan kesediaarulya untuk
nrenjadi fasilitator
bersamaan, karena beban
Kini
koutisi utttuk nterutttuskan wadah yang Paling cocok untuk ntendapatkan fbrmat
ma. Dan yang paling penting, merumbah angka probabilitas untuk mencapai tujuan menjadi lebih besar. Jelaslah, bahwa diperlukan jaringan ter-
yang paling tepat.
Bila mertengok Peutbalusan pacla diskusi ungkapkan
sendiri yang dilingkupi ikaun emosional dalam sebuah wadah tersendiri. Sarasehan yang diadakan usai diskusi "pemanasan" dengan beberapa pembicara yaitu Drs. Darmanto Jat-
tian.
.
mempersiapkan embrio sebuah wadah sernacam fbrum komunikasi.
Saat inr forum masft belum bisa memberi jawaban pasti. aus bentuk wadah ini, beberapa orattg utusan
menyetujui usulau utrtuk
menjadikan fbmrat wadah ini lunya sebatas tukar infbrmasi dan per-
62
KENTINGAN EDISI02/.r'H. lvle95
se-
beluutnya, pafutlah diterakhir
menyepakati apa yang kami tawarkan Maka lahirlah rekomendasi untuk
tinggall:tlt nle-
nunggu hasil kerja kontisi-
atunya dirasakau bersa-
wasito,DEA (UNS), dan Sekjen PPMl(Pertrimpuun Pers Mahasiswa Indonesia), Rommy Fibri, telah
Perte-
uruan tersebut.
yang terasa, terkurangi beratnya karetu dipikul be rsama, segala sesu-
man, SU (UNDIP), Dr. Andrik Pur-
membagi
agerula clalun beberapa komisi, dengan kcsepakatan bahwa setelah masing-nusittg komisi rnelluntaskan pembahasatrnya, akan di plentlkart daliutt
irf mertdapat banyak perha-
Seperti biasa, Perdebatan Pun terMuncul usulan tentang kekhawatiran bahwa nantinya wadah yang akan dibentuk mentpunyai kecenderungan untuk terjebak pada kegiatan-kegiatan
disitti
bahwa
mahasiswa adalnh kekuatan ke-lima yang nantpu mendorong Perubalun sosial tidak saja lewat \ata-kata tetapi
jadi.
juga
aksi dan semacarnnya. Peserta lain mengusulkan bahwa
pntemi berperan lebilr aktif dalam pengembangan iptek. Dengan adanya pers ntalusiswa, Peluang utttuk mengembangkan ide dan ntendorong kearah perubahan sosial, Pengelola pers mahasiswa harus nemehani
lebih baik dibennrk forunt komunikasi
alumni aktivis pers malnsiswa, dengan pertintbangart florum itu nantinya akan lebih langgeng. Usulan ini langsung dikomentari banyak peserta yang menyatakall ketidaksetr'rjuallllya. Peserta lain tutrpak ingin utertdiruntis-
asikan kehidupan dunia pers ntaltasiswa (khususnya di lirrgkup Surakaru), agar lcbilr cksis.
aksi. Dengan sebutan kekuatan ke-lima, berarti baltwa nulusiswa ber-
posisi clan perarutya tersebut. Hal ini cliungkapkn oleh Dr. Aruik Purwasittl. DEA (eN2)
a
BapAhrr.... r.'
!r.
I o.
o
ro. o.
Biathan hami hetiunn# dengan ialankawi Janftan Aengffillhawi iant#an hentihanhanlei
filtu takhan femart mewatihnn selrlnilngilt harrnil fil.ewhn p*,tlw dfhet;l Uilng lemals ryfin#
,t 4"
,
W{i:'hz'ffiW fuHTffiWA#
tettindas