2 minute read

Organisasi Bukan Tempat yang Layak

Next Article
Perlu Kaji Ulang

Perlu Kaji Ulang

bagi Mahasiswa

Organisasi menjadi salah satu wadah membentuk dan mengembangkan karakter mahasiswa didalam lingkup universitas. Hal ini karena proses keorganisasian membutuhkan waktu yang lama, terhitung minimal satu periode. Organisasi juga memberikan banyak nilai plus bagi mahasiswa.

Advertisement

Lantas apakah mahasiswa yang tergabung dalam sebuah organisasi benar-benar mendapatkan sisi positif bagi individu mereka? Apakah mereka menyadari bahwa selama minimal satu periode kepengurusan di organisasi, para mahasiswa mendapatkan perkembangan baik disisi softskill maupun pengembangan karakter?

Mahasiswa saat ini banyak yang kurang menyadari hal tersebut, karena terkadang hanya ikut-ikutan tanpa tahu tujuan serta esensi tugas yang mereka kerjakan. Dari problematika ketidaktahuan tersebut, apakah masih pantas organisasi sebagai wadah yang efektif bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri?

Mari kita tinjau terlebih dahulu kondisi organisasi mahasiswa saat ini. Selepas pandemi mulai menurun, ternyata value dan eksistensi organisasi mahasiswa juga mulai menurun.

Hal tersebut disebabkan oleh program-program Kampus Merdeka, program lulus tanpa skripsi, program exchange yang lebih memberikan poin tambahan bagi mahasiswa dan program-program lainnya. Hal ini menjadikan organisasi sudah tidak banyak dilirik mahasiswa lagi, mereka lebih memandang untuk berfokus kedalam aspek lainnya yang lebih memberikan nilai tambahan bagi individu mahasiswa.

Turunnya angka Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi yang juga memberikan dampak kepada atmosfer organisasi. Ditakutkan hal ini dapat menghambat perkembangan organisasi mahasiswa karena tidak adanya penyumbang ide untuk perkembangan dan inovasi organisasi.

Lalu bagaimana bagi para mahasiswa yang sangat minat bergabung dalam suatu organisasi? Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi tidak akan pernah rugi ketika dapat memahami esensi tugas individu dalam organisasi meskipun kondisi saat ini sangat fluktuatif ditengah goncangan banyak hal yang menurunkan value organisasi.

Akan tetapi perlu diingat bahwa sebesar apapun ombak dilautan, jangan pernah melompat dari kapal. Hal ini sangat cocok untuk menjadi pecutan bagi mahasiswa organisasi, karena problematika yang mereka alami akan terbayar dengan proses keorganisasian yang mereka jalani. Mahasiswa yang telah berproses dalam organisasi hendaknya ti- dak langsung memutuskan untuk keluar dari organisasi karena berbagai goncangan yang ada. Apabila tidak ada mahasiswa yang ingin bergabung ke dalam organisasi, baiknya jadilah salah satu yang berminat mengembangkannya.

Organisasi tidak akan pernah pantas untuk menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa, apabila para mahasiswa tidak pernah memahami apa yang pernah Socrates katakan, bahwa "Cobalah dulu baru cerita, pahamilah dulu baru menjawab, pikirlah dulu baru berkata, dengarkanlah dulu baru beri penilaian, dan bekerjalah dulu baru berharap".

Saat ini atmosfer organisasi sudah sangat fluktuatif, para pengurus organisasi harus lebih mempersiapkan proses berupa plan A maupun B bahkan hingga exit plan untuk mengembangkan organisasi.

Kerugian terbesar bagi mahasiswa diorganiasi adalah mereka tidak memahami esensi keberadaannya dalam organisasi Maka mereka hanya akan men- dapatkan banyak hal yang siasia. Hal ini sejalan dengan istilah “Mahasiswa diorganisasi selain menjadi ujung tombak, juga menjadi ujung tombok (terpaksa menambahi uang -red)”. Akibatnya mereka hanya akan memahami bahwa bergabung dalam organisasi hanya akan mendapatkan rasa lelah, membuang waktu, dan uang saja.

Padahal pada hakikatnya pembentukan karakter membutuhkan elemen yang terintegrasi satu sama lain. Apabila organisasi telah melakukan perannya dengan memberikan program kerja yang berbobot dan berkembang, berarti komponen lain yang dibutuhkan hanyalah pola pikir mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa harus mampu mengintegrasikan antar elemen tersebut untuk memperoleh manfaaatnya. Apabila mahasiswa dapat mengintegrasikan antara peran organisasi dengan peran individu, maka organisasi masih layak untuk menjadi wadah pembentukan dan pengembangan karakter mahasiswa.

This article is from: