2 minute read

Menilai Efisiensi Aturan dan Fasilitas

Griya Mahasiswa sebagai tempat kegiatan para anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) dan tempat istirahat setelah menjalankan kewajibannya sebagai mahasiswa, tentu keberadaannya sangat dibutuhkan. Griya layaknya rumah tempat mereka melepaskan lelah setelah seharian berkuliah, bertemu teman dari berbagai fakultas, saling bertukar pendapat, dan memunculkan inovasi serta kreativitas mahasiswa. Tak jarang semua kegiatan para aktivis harus dialihkan pada malam hari, hal ini lantaran dari pagi hingga sore waktunya mereka untuk fokus padaperkuliahan.

Namun, sayangnya Griya Mahasiswa yang berdiri dengan megah itu belum terpenuhi fasilitasnya serta aturan-aturan yang kurang menunjang kegiatan para mahasiswa. Adanya peraturan seperti pembatasan jam malam dan aturan lainnya yang dinilai kurang efektif. Selain itu, fasilitas yang ada masih minim, bahkan banyak keluhan tempat yang tidak sesuai dengan kesepakatan awal.

Advertisement

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penilaian anggota UKM-U mengenai Griya Mahasiswa UMS. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan data hingga pemaparan hasilnya. Teknik penentuan responden dipilih secara purposive sampling dengan responden sebanyak 81 orang dengan kriteria anggota UKM-U. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner berisi beberapa pertanyaan yang dibagikan menggunakan Google Form dan disebar melalui pesan WhatsApp dan story di media sosiallembaga.

Hasil penelitian ini berkaitan dengan penilaian anggota terhadap pembatasan jam malam di Griya Mahasiswa Sebanyak

69,1% menjawab tidak setuju, sedangkan sisanya sebanyak

30,9% menjawab setuju dengan aturanpembatasanjammalam.

Selanjutnya hasil jawaban responden mengenai pukul berapa seharusnya aktivitas di Griya dihentikan Mayoritas

59,3% menjawab tepat pukul 00.00, lalu sebanyak 32,1% menjawab lebih dari pukul 00.00, dan sisanya sebanyak 8,6% menjawab kurang dari pukul 00.00 kegiatan di Griya sebaiknya dihentikan.

Berikutnya mengenai penilaian anggota terhadap fasilitas di Griya, apakah sudah memenuhi kebutuhan kegiatan di UKM-U. Sebanyak 43,2% menjawab kurang memenuhi, 38,3% menjawab sudah memenuhi, sedangkan sisanya sebanyak 18,5% menjawab bahwa fasilitas di Griya belum memenuhi kebutuhananggotaormawa.

Kemudian, pertanyaan mengenai apakah kegiatan di ormawa menganggu kuliah ataupun menurunkan nilai akademik mahasiswa selama menjadi anggota ormawa. Sebagian besar 92,6% menjawab jika kegiatan ormawa tidak mengganggu kuliah atau menurunkan nilai akademik mereka. Sementara sisanya sebanyak 7,4% menjawab kebalikan- nya.

Lalu, untuk pertanyaan mengenai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama menjadi anggota ormawa. Sebanyak 58% menjawab IPK mereka lebih dari 3,5 dan 42% menjawab antara 2,5 sampai 3,5. Selain itu, dari jawaban tidak ada anggota yang mendapatkan nilai IPK antara 1,5 hingga 2,5ataupundibawah1,5.

Selanjutnya pertanyaan mengenai pengaruh adanya Griya Mahasiswa saat ini apakah dapat menunjang prestasi akademis dan non akademis anggota ormawa. Sebagian besar responden dengan persentase 92,6% menjawab adanya Griya Mahasiswa dapat menunjang prestasi akademisdannonakademismereka, sisanya sebanyak 7,4% menjawab kalau adanya griya tidak menunjangpadaprestasimereka.

Selain diberikan pertanyaan, responden juga dimintai tanggapan atas peraturan-peraturan seperti jam malam, larangan merokok, larangan memasak, larangan menempel apapun di dinding dan lainnya. Sebagian besar merasa keberatan dengan adanya jam malam yang hanya hingga pukul 22.00, jika memang harus dibatasi beberapa menjawab untuk memperpanjang jam sampai hingga 00.00. Sedangkan larangan merokok, memasak, maupun lainnya beberapa tidak merasa keberatan karena itu juga demi kenyamanan mahasiswa lain. Selain aturan, beberapa juga mengeluhkan adanya masalah ruangan yang tidak sesuai dengan kesepakatan awal dan fasilitas yang kurang memadai di dalam ruangan. Bahkan pemasang- an jaring untuk keamanan di lapangan juga diperlukan agar tidak ada lagi bola voli yang hilang karena masuk ke dalam sungai. Mereka berharap kemahasiswaan perlu mengkaji kembali aturan-aturan yang ada dengan melihat dari segi keefisienan dan berdiskusi bersama dengan anggota ormawa untuk menghasilkan aturan yang disepakati antara kedua belah pihak. Juga kelengkapan fasilitas seperti papan tulis, rak, password WiFi, lemari, dan lain sebagainya segera diberikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya aturan dan fasilitas kurang memenuhi kebutuhan untuk aktivitas para anggota UKM-U, di mana itu dirasa kurang efisien dengan jam kegiatan ormawa yang rata-rata sampai malam. Padahal jika dilihat dengan adanya kebebasan kegiatan mahasiswa, dapat menunjang kreativitas mereka untuk berprestasi secara akademis maupun non akademis. Sedangkan untuk permasalahan nilai akademis tergantung pada manajemen waktu setiap anggota, nyatanya tidak semua mahasiswa merasa kuliahnya terganggu. Pihak kampus dan kemahasiswaan diharap dapat mendukung segala kegiatan positif yang mahasiswa lakukan lewat kegiatan ormawa. Tidak ada artinya bangunan megah dengan fasilitas bagus, tetapi kreativitas mahasiswa dibatasi dan tidak didukung dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang kebutuhan mereka.

This article is from: