bit.ly/birkun10
i
BIRKUN Magazine
SALAM REDAKSI Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya Majalah BIRU KUNING (BIRKUN) edisi ke-10 dapat terbit meskipun di tengah segala keterbatasan. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam membuat majalah ini, terutama kepada para penulis, editor, dan Departemen Media Informasi yang telah mencurahkan ide, gagasan, serta waktunya guna menerbitkan majalah ini. Sejak kemunculannya di Wuhan, China pada Desember 2019 lalu, virus COVID-19 telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia. Adanya pandemi ini mengubah seluruh pola kehidupan masyarakat, mulai sektor perekonomian, sosial, Pendidikan, Kesehatan, dan masih banyak lagi. Alhasil akibat imbas perubahan pola kehidupan tersebut menyebabkan ‘kemunduran’ di semua kalangan dan mengacaukan segala rencana yang telah diatur sebelumnya. Namun kita sebagai masyarakat harus tetap optimis dalam menghadapi segala situasi. Alih-alih menganggap pandemi sebagai penghalang, kita dapat melihatnya sebagai pelajaran dan persiapan. Layaknya orang melempar lembing, menarik tangan ke belakang untuk melontarkan lembing jauh ke depan. Diambilnya tema “Taking a Step Back for a Greater Future� bertujuan agar dengan pembelajaran berharga dari situasi sulit selama satu tahun ke belakang, semoga target yang ingin dicapai dapat melesat jauh layaknya tongkat lembing setelah ditarik ke belakang. Dalam majalah ini akan dibahas beberapa isu dan kondisi nasional selama satu tahun ke belakang. Selain itu juga disajikan recap beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Himatekla FTK ITS 2020 meskipun di tengah kondisi pandemi. Semoga dengan artikel-artikel yang tersaji dapat memberikan insight baru terhadap pembaca dan menjadi pembelajaran bagi semua. Kritik dan saran membangun sangat dibutuhkan. VIVAT Kelautan! VIVAT!
BIRKUN Magazine
ii
S A M B U TA N
Herman Pratikno, S.T., M.T., Ph.D Kepala Departemen Teknik Kelautan ITS
Menyuburkan Inovasi di Tengah Pandemi Sebagai perguruan tinggi yang fokus pada pengembangan teknologi, inovasi menjadi bagian tak terpisahkan dari ITS. Inovasi menjadi ruh dari riset-riset yang ditelurkan oleh ITS, ditransimisikan melalui proses pembelajaran, dan diwujudkan dalam bentuk kontribusi pengabdian masyarakat. Itulah implementasi tri dharma perguruan tinggi yang dipegang erat oleh ITS. Tahun 2020 lalu menjadi pembelajaran tersendiri tentang bagaimana untuk dapat terus berinovasi sambil beradaptasi dengan tantangan yang tidak terduga. ITS, dengan motto Semangat Baru, telah menunjukkan bahwa tantangan dapat menjadi umpan keberhasilan. Pada aspek pengajaran, ITS telah melejit dengan percepatan digitalisasi pembelajaran yang terlaksana secara sistematis. Pada aspek penelitian, kondisi pandemi tidak menghalangi berlangsungnya riset-riset inovatif. Terlebih pada aspek pengabdian masyarakat, ITS telah berinovasi dengan meluncurkan program KKN Relawan Desa ITS dimana mahasiswa dapat langsung terlibat dalam penanganan pandemi di daerah masing-masing. Mewujudkan kontribusi nyata ITS di seluruh wilayah Indonesia. Departemen Teknik Kelautan sebagai bagian dari keluarga besar ITS merasa bangga atas pencapaian-pencapaian selama tahun 2020. Banyak pelajaran yang dapat kita petik, dan dari situ pula kita belajar untuk bekerja lebih baik untuk negeri. Vivat! Herman Pratikno, Ph.D. Kepala Departemen Teknik Kelautan FTK ITS
iii
BIRKUN Magazine
SAMB U TA N N urfahmi P ramast yo Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan FTK ITS 2020 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua, Shalom, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan. Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya, kita semua masih diberikan kekuatan untuk terus berkarya dimasa-masa yang sulit ini. Sebelumnya, saya ingin mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya kepada seluruh Tenaga Kesehatan yang gugur ketika berjuang di garda terdepan melawan COVID-19 ini. Semoga beliau-beliau diberikan tempat yang terbaik oleh Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin. Tahun yang berat, tahun yang penuh tantangan bagi kita semua. Di tahun 2020 kemarin, kita semua menghadapi pandemik yang belum pernah terjadi setelah sekian lama. Seluruh sektor termasuk pendidikan, perekonomian, bahkan peribadatan terkena dampak dari pandemik ini tak terkecuali kemaritiman Indonesia. HIMATEKLA sebagai salah satu organisasi kemahasiswaan yang juga bergerak di ranah keprofesian khususnya kemaritiman, juga mengalami tantangan yang berat. Tidak dapat melaksanakan kegiatan secara tatap muka, kuliah secara daring, merupakan hal-hal yang harus diadaptasi dengan cepat oleh HIMATEKLA FTK ITS. Keterbatasan yang ada, merupakan sebuah peluang dan kesempatan bagi kami untuk terus menyebarkan semangat dan karya agar bisa memberikan dampak yang nyata bagi lingkungan sekitar dan Bangsa Indonesia khususnya kemaritiman Indonesia. Tentulah ini berat bagi kita semua, namun kami yakin apa yang kita dapatkan sekarang merupakan pembelajaran yang berharga untuk kedepannya. Majalah BIRKUN merupakan salah satu wadah bagi kami untuk dapat terus menyebarkan semangat untuk berkarya dalam masa sulit ini dan memberikan informasi khususnya kemaritiman Indonesia kepada seluruh pembacanya. Dengan mengusung tema "Taking a Step Back for a Greater Future", kami semua berharap kesulitan-kesulitan serta keterbatasan yang kita semua hadapi sekarang, merupakan langkah nyata untuk kebahagiaan di masa yang akan datang. At the end of the storm, there's a golden sky. Tak lupa, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh tim penyusun BIRKUN dan seluruh elemen terkait yang mendukung proses penulisan sampai penerbitan dari majalah ini. Semoga apa yang kita lakukan ini memberikan dampak bagi sekitar kita dan semoga kondisi ini lekas pulih agar kita semua bisa menjalani kegiatan secara normal kembali. Dan semoga para pembaca BIRKUN selalu diberikan kesehatan dimanapun berada. Mohon maaf apabila terdapat salah kata. Akhir kata, jaya selalu kemaritiman Indonesia! Ayo BERAKSI! Berdampak , Serempak, dan Bersinergi. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. VIVAT KELAUTAN! VIVAT!
BIRKUN Magazine
iv
DA F TA 1 3 5 9 11 13 15 17 19
Industri Maritim di masa pandemi dan ekosistem laut Pemenang Sayembara Artikel
Praktik Perbudakan Modern & Perdagangan Manusia dalam kasus kematian ABK Indonesia di Kapal Tiongkok
Himatekla FTK ITS 2020 Kabinet Beraksi
Menyelami Potensi Kekayaan Alam Laut Indonesia Ocean Renewable Energy Pemenang Sayembara Artikel
Mengapa Belum Ada OTEC? Pemenang Sayembara Artikel
Kupas Tuntas Teknik Kelautan ITS Behind The Phenomenal Warship “The Croc� Mahakarya Dosen Teknik Kelautan ITS
ISOCEEN 2020 The 8th International Seminar on Ocean and Coastal Engineering, Environmental and Natural Disaster Management (ISOCEEN) 2020
AR ISI Online Guest Lecture & Ocean Engineering Webinar Series Era Baru dalam kuliah tamu dan seminar
Mengenal Sosok Dendy Satrio Dosen Baru Departemen Teknik Kelautan
Tekla Peduli Corona Bentuk Sumbangsih Mahasiswa Terhadap Masyarakat Terdekat
Saling Jabat Forum Bersama Manajemen DTK membahas berbagai keresahan
OCEANO 2020 Event tahunan dan terbesar di Departemen Teknik Kelautan ITS
Technopreneurship Dalam Globalisasi dan Digitalisasi
Meresapi Keheningan Pulau Kenawa Banyak Cara Menuju Sumbawa
Awareness of Our Ocean KPP Basic Media Schooling 2020
Ocean Medals Pejuang-Pejuang Kebanggaan Teknik Kelautan Peraih Juara
21 23 24 25 27 29 31 33 35
INDUSTRI MARITIM DI MASA PANDEMI
DAN DAN EKOSISTEM EKOSISTEM LAUT LAUT
Transportasi laut dan perikanan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian negara
L
embaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkirakan nilai potensi laut Indonesia per Maret 2019 mencapai Rp1.772 triliun, dimana RP 200 triliun berasal dari sektor transportasi laut dan Rp312 triliun dari sektor perikanan. Selain itu, aktivitas pariwisata bahari juga turut menyumbang sejumlah Rp20 triliun. Imam Prakoso, seorang data engineer dari Global Fishing Watch (GFW), menyatakan, secara keseluruhan pandemi Covid-19 tidak mengganggu aktivitas produksi perikanan di Indonesia. Bahkan, produksi ikan di tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya.
1
BIRKUN Magazine
Indonesia yang berada dipersilangan dua benua dan dua samudra serta dimilikinya empat dari sembilan choke point dunia membuat laut Indonesia ramai akan aktivitas perkapalan.
Namun, pandemi Covid-19 di Indonesia masih berlangsung. Bahkan, beberapa daerah seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur sedang mencapai puncaknya per Desember 2020. Untuk menekan penyebaran Covid-19, pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB). Hal itu tentu berdampak pada industri maritim di Indonesia, dimana beberapa sektor ekonomi harus beroperasi secara terbatas. Kementrian Perhubungan menyebutkan, sektor transportasi laut terkontraksi 17,48 persen akibat pandemi Covid-19. Lalu bagaimana dampak penurunan aktivitas kelautan terhadap ekosistem? Adanya pandemi Covid-19 membuat laut beristirahat sejenak dari aktivitas manusia. Selain itu, kebisingan kapal sebagai pencemaran suara juga berkurang. Dengan berkurangnya aktivitas pariwisata bahari, produksi sampah wisatawan berkurang. Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mencatat sebanyak 1,29 juta ton sampah dibuang ke sungai per tahunnya dan bermuara di laut. Sampah yang berada di laut memberikan dampak buruk bagi kehidupan biota laut. Tidak sedikit hewan laut yang tumbuh abnormal karena tersangkut sampah. Hewan laut, khususnya ikan, cenderung lebih banyak memakan mirkoplastik karena bentuknya yang mirip dengan plankton yang biasa mereka makan.
Hadirnya pandemi Covid-19 membawa dampak negatif bagi perekonomian Indonesia karena International Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh sekitar 0,5 persen akibat pandemi ini. Disamping dampak negatif tersebut, ekositem laut di Indonesia dapat beristirahat sejenak dari padatnya aktivitas kelautan di Indonesia. Penulis: Syakila Editor : Adinusa
BIRKUN Magazine
2
Praktik Perbudakan Modern & Perdagangan Manusia dalam Kasus Kematian ABK Indonesia di Kapal Tiongkok
Schover (2015) menjelaskan laki-laki, perempuan, dan anak-anak dianggap rampasan perang atau komoditas di Mesir Kuno, Tiongkok Kuno, Kekaisaran Romawi, dan banyak peradaban kuno lainnya. Dari sini perbudakan sendiri dapat dideďŹ nisikan sebagai pembelian dan penjualan orang, seolah-olah mereka adalah barang ataupun komoditas.
B
erkaitan dengan perbudakan, terdapat unsur perdagangan manusia di dalamnya sebelum eksploitasi pekerja atapun perbudakan dilakukan.
D
eďŹ nisi perdagangan manusia dalam Protokol Palermo 2000 sendiri yaitu metode gerakan, sarana paksaan, tujuan eksploitatif
M
cQuaden (2019) menjelaskan perdagangan orang berarti perekrutan, transportasi, pemindahan, penyimpanan atau penerimaan orang, melalui ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk pemaksaan lainnya, penculikan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi kerentanan atau pemberian atau penerimaan pembayaran atau manfaat untuk mencapai persetujuan seseorang yang memiliki kontrol atas orang lain orang, untuk tujuan eksploitasi
3
BIRKUN Magazine
B
elakangan ini kasus perdagangan manusia dan eksploitasi pekerja dalam bidang perikanan melibatkan beberapa warga negara Indonesia di kapal ikan milik China. Kasus ini sendiri mencuat setelah media Korea Selatan memberitakan adanya pelaut yang kabur dari kapal milik China hingga banyak beredar video dilarungnya mayat beberapa pelaut di kapal tersebut. Menurut kesaksian pelaut asal Indonesia yang berhasil kembali, praktik eksploitasi pekerja juga dialami oleh seluruh awak kapal. Jika dianalisa lebih mendalam, terdapat praktik perdagangan manusia dan perbudakan di dalamnya. Praktik ini pun tidak hanya dilakukan oleh individual namun juga terorganisir dan tersistem.
Hasil pemeriksaan Satgas TPPO Bareskrim Polri, 14 ABK di kapal China tersebut mengaku awalnya mereka masing-masing direkrut melalui sponsor untuk nantinya diberangkatkan ke luar negeri. Para sponsor ini yang menghubungkan mereka ke perusahaan penyalur tenaga kerja. Kemudian mereka berangkat ke Korea Selatan menggunakan maskapai penerbangan internasional inisial CP. Para ABK dipekerjakan di kantor cabang salah satu perusahaan China di Busan, Korsel kemudian mereka ditempatkan di empat kapal penangkap ikan. Dari deskripsi perekrutan, perpindahan, hingga memperkerjakan korban perdagangan manusia sendiri telah masuk ke dalam kejahatan yang terorganisir. Terlihat dari kerjasama antara perusahaan di dalam negeri dengan pihak perusahaan China yang memiliki cabang di Korea Selatan. Kejahatanterorganisir ini bersifat transnasional.
Dalam video yang dirilis oleh kanal berita televisi berbahasa Korea, MBC pada 5 Mei 2020 lalu, memberitakan dugaan pelanggaran HAM pada sejumlah ABK Indonesia yang bekerja di kapal ikan Long Xing 629. Diberitakan bahwa para ABK Indonesia tersebut mendapat perlakuan tak layak, misalnya tidak mendapat air minum yang layak serta jam kerja tidak memadai. Bahkan, dari video tersebut nampak ABK kapal melempar (melarung) jenazah ABK WNI yang telah meninggal dunia di tengah laut. Buntutnya 14 WNI ABK Long Xing 629 meminta dipulangkan ke Tanah Air, setelah tiga rekan mereka meninggal dunia di atas kapal dan kemudian jenazahnya dilarung di laut lepas (burial at sea) ABK Indonesia berpindah-pindah kapal saat mengalami eksploitasi dari pihak pekerja kapal yang berasal dari China tersebut. Mereka semula berada di Kapal Long Xing 629 sejak berlayar pada 15 Februari 2019.
Sebagian ABK tidak menerima gaji dan sebagian lagi baru digaji untuk setara tiga bulan. Padahal 14 ABK telah bekerja selama 13 bulan. Gaji yang diterima pun tak sesuai kontrak. Ada ABK menerima gaji USD 120 setara Rp1,7 juta untuk 13 bulan bekerja padahal sesuai kontrak mereka harusnya menerima USD 300 per bulan. Selama tiga bulan pertama bekerja, seluruh ABK tidak menerima utuh gaji dengan alasan dari Kapten kapal bahwa ada pemotongan untuk hal biaya administratif. Padahal sesuai aturan, biaya rekrutmen tidak dibebankan kepada ABK, melainkan perusahaan maka pemotongan gaji ABK itu melanggar aturan dan terindikasi sebagai tindakan pidana. Sebelum ABK berangkat, mereka membayar kepada agensi dan perekrut berkisar Rp800 ribu hingga Rp5 juta. Sehingga biaya itu bagian dari pungutan liar, karena seharusnya mereka tak dipungut biaya saat mendaftar jadi pekerja migran.
Konsekuensi dari pengalaman perdagangan pada korban umumnya menghancurkan bagi mereka termasuk kerusakan pada kesehatan ďŹ sik dan mental, cedera hingga kematian. Korban perdagangan manusia dan eksploitasi pekerja di kapal China tadi mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi sehingga banyak dari mereka yang terkena penyakit hingga meninggal. Perdagangan manusia berdampak pada korban anak dan dewasa, namun anak di bawah umur lebih rentan dan dengan demikian perhatian khusus harus diberikan untuk membantu mereka pulih dari situasi eksploitasi, kekerasan, dan pelecehan yang mereka alami selama proses perdagangan manusia. Dampak perdagangan manusia sendiri tidak hanya pada korban langsung, namun pada keluarga. Sebagaimana di awal mereka berniat untuk kerja dan mendapatkan penghasilan, namun karena mereka dieksploitasi dan dibayar sangat murah, keluarga mereka pun ikut tidak mendapatkan penghidupan yang layak. Menjadi pekerja migran diharapkan akan memberikan penghidupan yang lebih layak, namun pada akhirnya nasib mereka terbengkalai bahkan sampai harus rela kehilangan anggota keluarga mereka yang meninggal dan harus dilarung di laut.
Penulis: Fira & Adinusa Editor : Adinusa
BIRKUN Magazine
4
Menyelami Potensi Kekayaan Alam Laut Indonesia S
udah menjadi pengetahuan umum jika Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Total 17.504 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote semakin menambah keindahan visual negeri ini. Dengan luas area sekitar 5,2 juta km2, tidak ayal jika dibalik luasnya wilayah ini, Indonesia menyimpan potensi alam luar biasa. Khususnya potensi kekayaan alam dari sektor laut dengan panjang garis pantai 95.161 km. Kilas balik sejenak, status The Largest Archipelago Country in The World memang tidak hadir begitu saja. Butuh perjuangan diplomasi tinggi hingga akhirnya kekayaan wilayah Indonesia ini diakui dalam United Nation Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982 silam. Kini, terpatri dengan jelas bahwa lautan Indonesia memiliki luas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Melihat aspek wilayah, harus diakui posisi geografis kepulauan Indonesia sangatlah strategis dan mendukung. Ditambah lagi, kedaulatan wilayah lautnya yang telah diakui dunia internasional. Sebagai negara tropis, Indonesia kaya akan sumber daya hayatinya. Diperkirakan terdapat 8.500 jenis ikan yang dapat ditemukan di perairan Indonesia atau setara dengan 45% jumlah spesies ikan dunia. Jumlah fantastis untuk kekayaan spesies ikan di satu negara bukan?
9
BIRKUN Magazine
Tercatat, Indonesia memiliki kurang lebih 6,4 juta ton potensi lestari sumber daya perikanan laut. Dari jumlah tersebut, senilai 80% atau 5,12 juta ton diperbolehkan untuk menjadi tangkapan setiap tahunnya. Sementara itu, potensi budidaya tambak dari laut Indonesia mencapai 913.000 hektare. Demikian juga dengan potensi bioteknologi kelautan seperti bahan baku untuk makanan, industri pakan alami, dan benih hewan laut yang masih sangat besar peluang pengembangannya. Data-data di atas memiliki nilai ekonomi yang fantastis dan sanggup membantu keuangan negara. Tercatat, sektor perikanan tangkap memiliki nilai ekonomi US$ 15,1 miliar per tahun. Sektor budidaya laut dengan US$ 46,7 miliar per tahun, sektor budidaya tambak US$ 10 miliar per tahun dan bioteknologi kelautan senilai US$ 4 miliar per tahun.
Lain halnya dengan sektor energi dan mineral. Terdapat 60 cekungan di Indonesia yang potensial mengandung minyak dan gas bumi (migas). 40 cekungan dari lepas pantai, 14 di pesisir, dan enam dari daratan. Oleh karena itu, sekitar 70% produksi migas Indonesia berasal dari kawasan maritim. Diperkirakan, potensi migas yang ada mampu menembus angka 11,3 miliar barel minyak bumi dan 101,7 triliun kubik cadangan gas. Nilai ini belum termasuk emas, perak, timah, bijih besi, dan lainnya. Kabar baik selanjutnya, beberapa tahun lalu telah ditemukan jenis energi baru pengganti bahan bakar minyak (bbm) berupa gas hidrat dan gas bionik. Kekayaan ini ditemukan di lepas pantai barat Sumatera, selatan Jawa Barat, juga utara Selat Makassar dan diperkirakan potensinya melebihi data migas Indonesia yang tercantum di atas. Jika bicara energi laut, kurang lengkap rasanya kalau tidak menyertakan sumber energi non konvensional seperti pasang surut, gelombang, panas laut, angin laut, dan semacamnya. Ditambah lagi jika kita turut menyertakan mineral yang terdapat pada laut dalam. Total kekayaan laut terpendam senilai US$ 1.200 miliar per tahun. Sungguh menjadi potensi besar-besaran bukan?
Sangat disayangkan, potensi kekayaan laut tersebut jumlahnya terus berkurang setiap tahunnya. Bukan karena dimanfaatkan untuk kepentingan negara dan bukan pula untuk kemakmuran rakyat. Masih banyak campur tangan asing dan ulah oknum nakal yang merugikan potensi kekayaan laut Indonesia dalam jangka menengah hingga jangka panjang. Sebagai seorang akademisi, mahasiswa Teknik Kelautan ITS sudah sewajarnya agar kita turut berperan aktif dalam menjaga dan merawat potensi yang ada tersebut. Jangan sampai kekayaan bangsa yang luar biasa besarnya ini menjadi sia-sia dan tidak dapat dinikmati oleh rakyatnya sendiri. Penting kiranya untuk memperdalam ilmu dan terjun ke multi sektor maritim terkait agar mampu berperan dan berdampak secara maksimal demi maritim Indonesia.
Penulis : Faris Mahardika Editor : Adinusa
BIRKUN Magazine
10
Ocean Renewable Energy di Indonesia Energi fosil merupakan salah satu sumber energi yang masih banyak digunakan oleh masyarakat dunia. Salah satu contoh kegunaannya adalah menjadi bahan dasar untuk pembangkit energi listrik. Terlampir pada salah satu situs publikasi online ilmiah “Our World in Data (OWID)�, bahwa hampir seluruh bagian di dunia memanfaatkan energi fosil sebagai bahan untuk pembangkit listrik.
11
BIRKUN Magazine
Di Indonesia sendiri, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat energi fosil masih menjadi penyumbang utama pembangkit listrik di Indonesia. Sumbangan energi fosil dari seluruh pembangkit listrik Indonesia mencapai 60.485 MW setara 85,31 persen dari total kapasitas terpasang nasional. Sedangkan menurut suatu studi literasi, disebutkan bahwa kita saat ini sudah berada pada kondisi krisis energi, dimana salah satu supply energy terbesar yaitu Energi Fosil lambat laun akan semakin menipis, hal ini disebabkan bahan bakar fosil merupakan suatu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Sedangkan kebutuhan akan suatu sumber energi tidak akan habis bahkan cendurung selalu meningkat. Jika terus dibiarkan seperti ini, yakin kita tetap dapat menikmati energi listrik?. Maka, cara tepat untuk menanggulanginya adalah menggunakan energi alternatif yang terbarukan (Renewable Energy). Dan untuk Indonesia, hal yang tepat untuk dilakukan adalah memanfaatkan Ocean Renewable Energy (ORE). Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara maritim dimana secara geograďŹ s, dua pertiga luas lautannya lebih besar daripada luas daratannya. Hal tersebut menjadi keuntungan bagi Indonesia pada segi besarnya potensi energi laut sebagai salah satu energi alternatif yang bersifat terbarukan (Renewable Energy). Terdapat banyak sumber energi pada laut yang dapat dimanfaatkan, dari energi pasang surut, gelombang, arus laut, Thermal, hingga energi angin yang terdapat di laut.
Berdasarkan pada studi literatur, ditemukan bahwa nilai minimal pada empat Ocean Energy Source adalah sebagai berikut :
Dan dengan perhitungan dan pendekatan yang dilakukan, dapatkan tabel perkiraan minimum dan maksimum energy listrik yang akan dihasilkan Indonesia sebagai berikut: Ocean Surface Current
•Min: 0,0041 W •Max: 2,6256 MW •Rata-rata: 7,1687 kW •Lokasi: sulawesi, maluku, selat bali
Dan berdasarkan hasil studi yang dilakukan, ternyata ditemukan peta kecocokan lokasi untuk masing-masing Ocean Energy Source di Indonesia sebagai berikut :
Ocean Surface Wind
Min: 3,0427 W Max: 0,2535 MW Rata-rata: 11 kW Lokasi: selatan jawa, laut arafuru, NTT
Ocean Surface Wave •Min: 32,8655 W/m2 •Max: 0,2440 MW/m2 •Rata-rata: 72 kW/m2 •Lokasi: Bali, Lombok, NTB
Tidal
Min: 0,33 MW Max: 2,46 MW Rata-rata: 0,89 MW Lokasi: Medan, NTB, NTT
Penulis : Hafizh M. Naufal S. Editor : Adinusa
Sehingga, berdasarkan analisis empat parameter karakteristik laut di atas menyimpulkan bahwa beberapa lokasi di Indonesia berpotensi sebagai sumber energi terbarukan yang berharga. Rata-rata, lokasi yang direkomendasikan berada di kawasan timur Indonesia dimana karakteristik oseanografinya sangat mendukung. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan segala aspek yang berkaitan, sudah saatnya kita harus mulai melakukan banyak studi dan pengembangan serta Pemerintah sudah saatnya bertindak untuk menggencarkan Ocean Renewable Energy.
BIRKUN Magazine
12
Dengan Laut Seluas Ini Mengapa Belum ada OTEC Sama Sekali?
O
cean Thermal Energy Conversion boleh dibilang teknologi yang baru. Namun, melihat perkembangan dunia mengenai bidang energi terbarukan yang memanfaatkan konsep perbedaan suhu air laut pada kedalaman tertentu ini, teknologi ini telah dikembangkan sejak akhir
1950-an
oleh Amerika Serikat dan Perancis hingga sekarang yang
terbaru adalah rencana pengembangan Pilot di Perairan Bali Utara.
Plant OTEC 1 MW
OTEC : An Overview Sinar matahari yang menyinari permukaan air laut menyebabkan suhunya berkisar antara 27 sampai 29 derajat Celcius. Di bawah permukaan, air menjadi lebih dingin pada kedalaman 800 sampai 1000 meter di mana suhu mencapai 4,4 derajat Celcius. Pada daerah tropis, suhu permukaan terbilang konstan sepanjang tahun sehingga perbedaan suhu berkisar antara 22 sampai 25 derajat Celsius. Ocean Thermal Energy Conversion memanfaatkan perbedaan suhu ini untuk mengoperasikan heat engine yang akan menghasilkan listrik. OTEC setidaknya memiliki beberapa subsistem berikut untuk bekerja:
13
BIRKUN Magazine
• Heat engine, meliputi heat exchangers, turbines, electric generator, pumps, piping dan control; • Sistem penyaluran air yang meliputi pipa air dingin (Cold-water pipe), serta pipa air hangat dan pipa pembuangan; • Sistem penyaluran air yang meliputi pipa air dingin (Cold-water pipe), serta pipa air hangat dan pipa pembuangan; • Position-control system, meliputi propulsion atau sistem tambat, kontrol, dan sistem standby power; dan • Platform, baik itu fixed ataupun floating. OTEC menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam 2 dekade terakhir dengan banyaknya implementasi OTEC pilot plants di berbagai negara seperti 30 kW di Jepang, 20 kW di Korea, hingga 105 kW di Hawaii, AS. Semua implementasi tersebut masih berfungsi sebagai fasilitas riset dan perkembangan kecuali Hawaii yang sudah berfungsi secara komersil untuk warga.
Lokasi Potensial
OTEC Indonesia Telah disebutkan di atas bahwa OTEC menggunakan perbedaan suhu yang signifikan untuk bekerja optimal, maka ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan dalam memprediksi lokasi potensi implementasi OTEC di Indonesia: • Kedalaman laut • Suhu pada kedalaman tertentu • Jarak lokasi ke bibir pantai Hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki kedalaman kurang dari 1000 meter, kecuali beberapa lokasi seperti Laut Banda dan Sulawesi Utara yang memiliki kedalaman lebih dari 1000 m dan perbedaan suhu antara 22 sampai 24 derajat Celsius.
National Policy Framework Energi Baru Terbarukan menyumbang kontribusi terhadap suplai energi nasional sebesar 7,7%. Sebanyak 13,6% digunakan dalam sektor listrik dengan laju pertumbuhan mencapai 4,8% per tahun (2007-2015) yang kebanyakan dihasilkan dari fasilitas hydropower, geothermal, dan biomassa. Meskipun lokasi Indonesia dilewati garis ekuator, dengan tingkat irradiasi PV energy sebesar 3,6-4,1 kWh/kWp/hari, pemanfaatan energi surya masih sangat rendah dibanding potensinya (207,9 GW). Pada tahun 2016, hanya 313,5 kWh listrik yang dihasilkan dari energi surya. Mirip dengan energi surya, energi bayu atau angin juga mengalami kendala akibat biaya yang tidak kompetitif dari angin berkecepatan rendah serta kurangnya data penelitian. Dari potensi 60,6 GW, hanya 1,1 MW yang bisa dimanfaatkan. Bagaimana dengan sektor laut? Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional (KEN), pemerintah menargetkan pengembangan kapasitas power plant menjadi 135 GW di tahun 2025 dengan rasio energi terbarukan sebesar 23% dan 31% di tahun 2050. Total 45,1 GW dibagi menjadi berbagai sektor, sektor laut ditargetkan menghasilkan 3,1 GW. Namun, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) milik PLN, sektor energi laut belum menjadi perhatian walaupun sama-sama memiliki target 23% energi terbarukan di tahun 2025. Meninjau kondisi di atas, ada beberapa hambatan yang menjadi sebab perkembangan energi terbarukan di Indonesia terbilang lambat: • Kondisi geografis, • Kebijakan dan regulasi, • Ketidakjelasan pasar, dan • Aspek teknis
Penulis : Al Mudzakir Editor : Adinusa
Location Waingapu Ende Kupang North Sulawesi West Papua
Tw
Tc
µmax
27,97
4,88
301,12
278,03
27,76
4,87
300,91
278,02
28,06
4,63
301,21
277,78
28,82
7,71
301,97
280,86
28,16
6,76
301,31
279,91
0,077 0,076 0,078 0,070 0,071
Tabel diatas menunjukkan berbagai lokasi yakni Kupang dan Waingapu memiliki jarak dari bibir pantai ke kedalaman laut minimum sekitar 25 km, Ende sekitar 5 km, dan Sulawesi Utara sekitar 10 km. Efisiensi ideal maksimal dari implementasi OTEC akan didapatkan pada lokasi Kupang, NTT dengan nilai 7,8% (meniadakan aspek heat transfer rate dan pressure difference across turbine).
Hal ini mengakibatkan biaya pengembangan energi terbarukan menjadi sangat tinggi dengan risiko yang tinggi pula. Sebagai negara kepulauan, sistem listrik Indonesia terbagi menjadi 8 interconnected networks dan lebih banyak sistem terisolasi yang menyebabkan tingginya biaya pengadaan dan suplai listrik. Ditambah lagi, kebijakan yang disusun oleh pemerintah masih berorientasi kepada pengadaan listrik berbahan batu bara dan minyak bumi yang memiliki cost objective yang rendah dan sedikit mempertimbangkan kondisi lingkungan. Kondisi kebijakan seperti di atas berpengaruh pada kondisi pasar yang tidak kompetitif dan tidak sehat karena industri energi terbarukan harus berkompetisi dengan industri batu bara dan minyak bumi yang hanya mempertimbangkan aspek ekonomi tanpa aspek lingkungan dan sosial. Dan hambatan terakhir adalah kurangnya koordinasi antar institusi pemerintah dalam pengembangan yang terlihat dari tidak selarasnya target KEN, RUEN, dan RUPTL. Dengan teknologi OTEC yang sudah berkembang sejak 1950, potensi dan kondisi geografis yang sangat mendukung seharusnya cukup membuat pemerintah memiliki political will yang kuat untuk mengembangkan OTEC secara optimal, namun selama kondisi kebijakan dan regulasi yang masih berfokus pada batu bara dan minyak bumi, krisis iklim akan selalu menjadi bahasan isu yang tidak ada habisnya. Dari ketiga aspek yang dibahas, seluruhnya dapat memberikan kesimpulan bahwa potensi pengembangan sangat mungkin untuk dilakukan, lantas mengapa belum ada OTEC sama sekali?
BIRKUN Magazine
14
kupas tuntas
TEKNIK KELAUTAN ITS “Teknik Kelautan itu mempelajari ikan-ikan ya?”, “Wah enak ya nanti jadi pelaut jalan-jalan terus, dong”, “Nanti jadi Menteri KKP ya” Halo para pembaca majalah Birkun edisi #10. Sudah tahu Teknik Kelautan itu apa belum? Atau jangan-jangan banyak yang salah mengira apa itu Teknik Kelautan ITS? Kami akan membahas apa itu Teknik Kelautan di ITS dan apa yang dipelajari di dalamnya. Jadi jangan salah lagi mengira Teknik Kelautan itu membahas seputar biota-biota laut, lulusannya jadi pelaut, dan lain sebagainya.
Ocean Engineering atau Departemen Teknik Kelautan (DTK) – Institiut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) merupakan program studi tertua di Indonesia dalam bidang Teknik Kelautan. DTK berdiri sejak tahun 1983 di bawah naungan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK). Sejak tahun 1996 menyelenggarakan program Pascasarjana tingkat Magister (S2), dan Doktoral (S3) sejak tahun 2004. Lulusan DTK telah berkiprah sebagai ahli-ahli di bidang desain, konstruksi, pemeliharaan bangunan laut, serta ahli di bidang pengembangan wilayah pesisir, konservasi energi, dan lingkungan laut. DTK telah dikenal luas sebagai pusat unggulan pengembangan dan penelitian Teknik Kelautan, di bidang Teknik pantai, Teknik lepas pantai, dan energi laut di Indonesia maupun regional ASEAN. DTK terakreditasi A (level tertinggi) dan Unggul oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan telah mendapatkan akreditasi internasional (provisional) dari IABEE (Indonesia Accreditation Board for Engineering Education). DTK telah banyak melakukan Kerjasama dengan berbagai institusi Pendidikan, pemerintah, dan industri baik skala nasional maupun internasional. Bentuk Kerjasama dengan berbagai institusi tersebut berupa penelitian / pembimbingan/publikasi Bersama, kolaborasi pengabdian masyarakat, studi pengembangan kurikulum, peningkatan kapasitas SDM, bantuan laboratorium, dan pertukaran mahasiswa serta beberapa bentuk manfaat lainnya. Materi : Manajemen DTK Editor : Damian
15
BIRKUN Magazine
Body of Knowledges
TEKNIK KELAUTAN ITS (Offshore Structures, Moored and Towed Systems, Marine Operations, Ocean Minings, Ocean Energy Resources)
1 Offshore Engineering
2 Coastal Engineering (Coastal Processes, Coastal and River Sediment Transport, Coastal Structures, Marine Dredging, Ports and Harbors, Integrated Coastal Zone Management)
& Subsea 3 Deepsea Engineering (Deepwater Offshore Structures, Subsea Pipelinesm Cables & Umbilicals, Search and Salvages, Underwater Acoustics & ROV)
Laboratorium 1) Lab. Struktur, Material, dan Produksi Bangunan Laut 2) Lab. Lingkungan dan Energi Laut 3) Lab. Infrastruktur Pantai dan Pelabuhan
4) Lab. Konstruksi Bangunan Laut 5) Lab. Hidro-Informatika Kelautan 6) Lab. Hidrodinamika Bangunan Laut
BIRKUN Magazine
16
The 8th International Seminar on Ocean and Coastal Engineering, Environmental and Natural Disaster Management (ISOCEEN) 2020 International Seminar On Ocean And Coastal Engineering, Environmental and Natural Disaster (ISOCEEN) merupakan seminar internasional yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) setahun sekali atau annual. Seminar internasional ini merupakan kerja sama antara Departemen Teknik Kelautan FTK ITS, Tohoku University-Japan, HZ University and Applied Sciences-Netherlands, The Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) dan NuďŹƒc Internationalising Education – Netherlands. . Sebelumnya, Departemen Teknik Kelautan FTK ITS sudah berkolaborasi dengan Tohoku University sejak tahun 1997. Kemudian, pada tahun 2006 sebuah Memorandum of Understanding (MoU) telah ditandatangani untuk mempromosikan kerjasama lebih lanjut, MOU ini diinisiasi oleh Suntoyo, ST, M.Eng, Ph.D dimana saat itu sedang menjalankan Posdoctoral Program di Tohoku University, Japan dengan Fellowship dari Japan Society Promotion for Science (JSPS).
19
BIRKUN Magazine
Selanjutnya pada tahun 2013 diadakan seminar ISOCEEN yang pertama saat itu Suntoyo sebagaai inisiator dan juga sebagai Ketua Jurusan di Teknik Kelautan saat itu dan dalam perkembangannya Dr. Silvianita, Agro Wisudawan, ST, MT dan Dirta Marina Chamelia, MT (alm.) selalu mengawal kegiatan ini. Selain itu, Memorandum of Understanding (MoU) juga telah ditandatangani pada tanggal 29 Juli 2015 antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember dengan HZ University dan Applied Sciences, Belanda untuk mendorong pengembangan pertukaran ilmiah dan budaya akademik, serta kegiatan pengajaran dan penelitian. Banyak kegiatan yang telah dilakukan dengan baik dalam hal penelitian kolaboratif, pertukaran fakultas dan mahasiswa, program pendidikan bersama, seminar, lokakarya dan lain-lain. ISOCEEN bertujuan menyediakan forum diskusi negara-negara untuk bertukar pengetahuan tentang penelitian dan pengembangan bagi para peneliti dan ahli di bidang Kelautan, Lepas Pantai, Teknik Pesisir, Lingkungan dan Manajemen Bencana. Dengan meningkatnya jumlah kegiatan kerjasama antara Indonesia, Jepang, Belanda, Thailand, Vietnam, Korea, Malaysia, dll, forum ini akan fokus pada pembentukan dan perluasan jaringan profesional untuk membina hubungan antara Universitas, industri,bisnis dan komunitas di dunia.
Pada tahun ini diadakan penyelenggaraan dari The 8th International Seminar on Ocean and Coastal Engineering, Environmental and Natural Disaster Management (ISOCEEN) 2020 dengan tema “Integrated Approaches for Sustainable Science and Technology on Ocean, Coastal and Offshore Engineering” diadakan dalam Webinar / Virtual -Seminar di Departemen Teknik Kelautan FTK ITS pada tanggal 27-28 Oktober 2020. Seminar ini juga didukung oleh Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI) dan Himpunan Ahli Teknik Pesisir Indonesia (PARPI). Dalam ISOCEEN 2020 ini ada 3 keynote speakers: Prof. Dr.Eng Hitoshi Tanaka, Tohoku University, Japan; Assoc. Prof. Ahmad Sana, Ph.D, Sultan Qaboos University, Oman; Assoc. Prof. Dr. Alvaro Semedo, IHE-Unesco Delft, Netherlands; Prof Ts. Dr. Mohd Faris Khamidi, Qatar University, Qatar dan Invited speakers, Prof. Dr.Eng, Nguyen Trung Viet, Vice-President, Thuyloi University –Vietnam; Assoc. Prof. Ir. Dr. Eng. Ahmad Fitriadhy, Universiti Malaysia Terengganu.
ISOCEEN juga mengadakan Call For Papers dengan mengundang penulis – penulis hebat untuk mengirimkan abstrak maksimal 300 kata. Peserta yang mengikuti webinar ini lebih dari 250 peserta dari 11 negara (Indonesia, Jepang, Belanda, Oman, Qatar, Jerman, Portugal, Spanyol, Irlandia, Vietnam, Malaysia dan Korea). Peserta seminar ini berasal dari 14 perguruan tinggi luar negeri, 12 perguruan tinggi dalam negeri, 6 pusat penelitian / Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 4 pusat penelitian luar negeri. Setelah beberapa proses peninjauan, Komite Isoceen akan mengumumkan apakah abstrak dari penulis diterima atau tidak. Setelah pengumuman penerimaan abstrak, calon penulis akan diundang untuk menyerahkan paper dalam bentuk lengkapnya. Paper lengkap akan ditinjau untuk diselaraskan dengan persyaratan yang akan diterbitkan dalam The IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (ESS) yang diindeks di SCOPUS.
Penulis : Suntoyo ST., M.Eng., Ph.D Editor : Adinusa
BIRKUN Magazine
20
Online Guest Lecture dan Ocean Engineering Webinar Series T
antangan baru pasti akan kita temui setiap harinya. Seperti saat ini dimana kita dihadapkan dengan sebuah situasi baru akibat dari pandemi yang terjadi. Kita harus beradaptasi kembali dengan keadaan yang tidak memungkinkan kita untuk saling bertemu. Kuliah tamu dan seminar yang biasanya diadakan di kelaspun kini dilakukan secara daring. Namun hal ini tidak menghentikan antusiasme para mahasiswa untuk terus belajar hal-hal baru dari para ahlinya. Teknik Kelautan sendiri sudah melaksanakan beberapa kali kuliah tamu bertajuk Online Guest Lecture dan webinar bernamakan Ocean Engineering Webinar Series. Acara dilaksanakan dengan platform media ZOOM serta Livestream YoutubeInilah beberapa rangkuman dari acara yang sudah terselenggara. Kuliah tamu yang pertama diselenggarakan pada tanggal 17 April 2020 mengangkat tema “Introduction to Business Process in Upstream Oil and Gas” dengan narasumber Ibu Ratna Nia Perwitasari. Kegiatan upstream oil and gas merupakan kegiatan yang diawali dari pencarian cadangan oil and gas hingga dapat terangkat ke permukaan. Dalam melakukan kegiatan business process in upstream oil and gas terdapat beberapa langkah agar dapat berjalan dengan baik, yaitu tahap inisiasii, tahap seleksi, tahap kaijan lanjut, dan tahap eksekusi. Kemudian kita dapat membuat timeline aktivitas yang sesuai berdasarkan keempat tahap tersebut. Selain itu, aspek ekonomik dan cost influence juga sangat berpengaruh terhadap business process in upstream oil and gas.
Selanjutnya ada kuliah tamu dengan narasumber Ir. Tjahjono Roesdianto. Kuliah tamu ini mengangkat tema “Pengelolaan Manajemen Galangan pada Masa Pandemi covid-19”. Adanya pandemi covid-19 saat ini memberikan dampak yang cukup besar terhadap semua aspek, tak terkecuali pada pengelolaan manajemen galangan, khususnya di Indonesia. Contohnya adalah keterlambatan proses produksi, menurunnya volume cargo baik impor/ekspor, penurunan produktifitas usaha, kondisi keuangan yang tidak pasti, dan lain-lain. Untuk mengantisipasi hal tersebut dapat dilakukan beberapa antisipasi agar industri galangan tetap berjalan yaitu : penerapan protokol kesehatan, peningkatan komunikasi, alokasi kerja karyawan, reschedule pasokan untuk menjaga cash flow dan kelancaran produksi, dan berkoordinasi dengan semua stakeholder terkait.
Kuliah tamu lainnya diadakan pada 17 Oktober 2020 dengan tema “Become Global Talent of Ocean Engineering” dengan narasumber Bapak I Dewa Gede Adi Surya Yuda. Pada kuliah tamu selanjutnya dengan narasumber Bapak La Ode Jamsir mengangkat tema “FPSO Construction from FPSO Owner/Operator Perspective” yang diselenggarakan pada 24 Oktober 2020 Online Guest Lecture “Become Global Talent of Ocean Engineering” dengan narasumber Bapak I Dewa Gede Adi Surya Yuda. “
21
BIRKUN Magazine
Matriks resiko khususnya dalam supply chain risk ownernya adalah orang dari supply chain yang berkomunikasi dengan supplier. Contohnya ketika menggunakan jasa aviasi sewa pesawat untuk mengirimkan crew chain atau sewa chopper untuk crew chain. Hal yg paling tinggi resikonya yaitu fatality. Dan juga ketidak tersediaan chopper backupnya. Rotating equipment category bagian dari maintenance category. Dari sana kita mengetahui ada 3 merk dan masing-masing punya karakter tersendiri. Hal ini diutarakan pada webinar yang diselenggarakan pada 20 November 2020 oleh Bapak Choliq Triananta yang mengusung tema “Introduction to Supply Chain ‘A Practitioner Perspective’”
Bapak Sugito Wadi menyebutkan bahwa Jika FPSO sudah tidak di pakai, yang pertama adalah mempersiapkan untuk procesing facility, jadi dikeringkan sehingga tidak ada hidrokarbon yang membahayakan. Berikutnya untuk masalah di move dari lokasi. FPSO ini yang pertama adalah disconnect leser sama seperti yang di lakukan di topsite harus dibersihkan juga setidaknya dari hidrokarbon, setelah dibersihkan bisa di kasih dengan technical tertentu atau diijinkan kosong di seabelt. Hal ini dijelaskan pada Webinar dengan tema “Introduction to FPSO Design” yang dilaksanakan pada 26 Agustus 2020.
Ocean Engineering Webinar Series “Mengenal Reeving System dan Manfaatnya” dengan narasumber Bapak Sugeng Riyono
Webinar lainnya diadakan pada 1 Juli 2020 dengan tema “Keselarasan Regulasi Pusat, Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam Peningkatan Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan” Lalu pada 16 Juli 2020 yang mengangkat tema “Mengenal Reeving System dan Manfaatnya: Seri Keselamatan Operasi Pengangkatan” Webinar yang dilaksanakan 29 Agustus 2020 dengan narasumber Didik Setya Pramono dengan tema “Oil and Gas Project Management” Penulis : Mega Editor : Mega
BIRKUN Magazine
22
Mengenal Dosen Baru DTK,
Dendy Satrio Dr. Dendy Satrio, S.ST. atau yang lebih akrab dengan sebutan Pak Dendy, belum lama ini menjadi dosen di Departemen Teknik Kelautan FTK ITS pada awal tahun 2020. Sebelum menjadi dosen di DTK ITS, Pak Dendy mempunyai pengalaman menjadi dosen di prodi Sistem Pembangkit Energi PENS sejak tahun 2018. Beliau ini arek Suroboyo asli, lahir dan besar di Surabaya. Beliau bersyukur dan bangga akhirnya bisa mengabdi di almamater sendiri, almamater tercinta ITS.
Pak Dendy sendiri mempunyai latar belakang pendidikan dan minat topik penelitian di bidang energi, khususnya di kelautan yaitu mengenai energi laut. Pak Dendy mengambil program Sarjana Terapan di prodi Sistem Pembangkit Energi serta program Doktoral di prodi Teknik dan Manajemen Energi Laut. Siapa sangka kalau Pak Dendy adalah lulusan dari Program Magister Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) dan berhasil menyabet gelar Doktor pada usia 26 tahun dengan IPK 4,00 atau dengan kata lain sempurna. Tentu saja sebuah prestasi akademik yang luar biasa yang bisa dicontoh untuk memotivasi agar bisa menempuh pendidikan yang baik. Dalam menempuh studinya, Pak Dendy berfokus dalam pemanfaatan energi arus laut yang sejauh ini belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan gagasannya, beliau berharap untuk bisa mengembangkan pembangkit listrik dengan tenaga dari arus laut. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, Pak Dendy memulai langkah melalui disertasi berjudul Studi Numerik dan Eksperimental Kinerja Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal. Beliau bersemangat untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan teknologi konversi energi laut. Dari penelitian Pak Dendy mengenai turbin arus laut tersebut, beliau sudah berhasil mempublikasikannya pada jurnal ilmiah internasional yang terindeks Scopus dengan kualitas Q2. Yakni dalam Journal of Marine Science and Application yang diterbitkan oleh Springer serta pada Journal of Mechanical Engineering and Sciences yang diterbitkan oleh Universitas Malaysia Pahang (UMP).
23
BIRKUN Magazine
Selain itu, Pak Dendy juga pernah mempresentasikan hasil penelitiannya mengenai turbin sumbu vertikal dalam seminar internasional di Universitas Malaysia Terengganu pada tahun 2018. Beliau juga berpartisipasi dalam the 4th Asian Wave and Tidal Energy Conference (AWTEC) 2018 di National Taiwan Ocean University. Beliau pernah mengikuti Joint Workshop of Global Engineers in Asia (JWGEA) di Ritsumeikan University, Jepang. Tak hanya yang disebutkan diatas, Pak Dendy juga pernah mengikuti Program Beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI)/ Sandwich-like 2017 di Glasgow, Inggris. Dari program tersebut, beliau berhasil bisa menghasilkan paper lagi dan saat ini sudah terbit pada jurnal Scopus Q2. Namun prestasi itu semua, tidak didapat dengan mudah oleh Pak Dendy dengan begitu saja. Banyak sekali tantangan yang dilalui beliau, mengingat bahwa beliau yang sebelumnya menempuh program sarjana terapan yang notabenenya dalam dunia praktik lalu melanjutkan program doktoral yang berbasis teori dan butuh analisa mendalam untuk memahami materi yang diberikan. Namun dengan dukungan dan doa dari orang-orang di sekitar beliau, serta berusaha dan selalu berdoa maka bisa beradaptasi dengan cepat serta bisa meraih IPK 4,00 pada PMDSU hingga berhasil meraih gelar doktor. Semoga tekad dari Pak Dendy tersebut bisa dijadikan contoh untuk teman-teman untuk tetap percaya akan sukses jika berusaha dan berdoa. Penulis : Adinusa Editor : Adinusa
Tekla Peduli Corona Bentuk sumbangsih mahasiswa Teknik Kelautan terhadap masyarakat terdekat
Adanya pandemi COVID-19 mengharuskan sektor pendidikan untuk melakukan kegiatan belajar mengajarnya secara daring. Lantas kampus ITS menghimbau seluruh kegiatan perkuliahan dan kegiatan kemahasiswaannya untuk dilaksanakan secara daring. Alhasil kegiatan di kampus ITS sendiri dibatasi dan tidak banyak yang datang ke kampus. Sepinya kampus ITS ini jelas berdampak kepada para penjual makanan di kantin FTK. Mereka yang menggantungkan kehidupannya dengan berjualan makanan dan minuman di kantin FTK kebingungan karena tidak dapat berjualan lagi dengan adanya pembatasan aktivitas di lingkungan kampus. Maka mahasiswa Teknik Kelautan ITS melalui Himatekla berinisiatif melakukan penggalangan donasi bagi para penjual makanan di kantin FTK serta karyawan Teknik Kelautan yang terdampak akibat pandemi COVID-19 ini. Kegiatan penggalangan donasi yang bernamakan Tekla Peduli Corona dilaksanakan pada bulan Mei 2020 lalu. Penggalangan dilakukan dengan mengajak seluruh mahasiswa, alumni, dosen Teknik Kelautan ITS maupun pihak luar berdonasi via transfer. Donasi yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp10.816.000,- . Hasil tersebut dibagikan ke 8 orang yang terdiri dari penjual makanan di kantin FTK, penjaga parkir, serta cleaning service. Donasi yang diberikan dalam bentuk Sembilan bahan pokok (sembako) serta uang tunai. Meskipun memang tidak seberapa untuk menunjang kebutuhan sehari-hari mereka, namun langkah kecil ini patut untuk diapresiasi. Dengan segala keterbatasan, mahasiswa Teknik Kelautan ITS tanggap untuk peduli dimulai dari lingkungan terdekatnya. Terkadang kita melakukan kegiatan yang sangat spektakuler namun lupa untuk melihat masyarakat terdekat yang membutuhkan bantuan. Dengan adanya langkah kecil ini semoga dapat menghasilkan dampak yang besar ke depannya agar kita semakin menyebarkan kebaikan. Penulis : Damian Editor : Damian
BIRKUN Magazine
24
Saling Jabat Sebuah forum bersama Manajemen DTK guna membahas berbagai keresahan mahasiswa
Berdasarkan dari acara “Saling Jabat� yang telah dilaksanakan pada Sabtu, 4 Desember 2020 maka telah disimpulkan beberapa hal yang telah dibahas pada acara tersebut, sebagai berikut:
Sarana dan Prasarana yang kurang sudah mulai ditingkatkan
Pengelolaan Website DTK terkendala tidak adanya tim kreatif
Pihak rektor ITS sendiri memiliki program untuk pengadaan Smart Classroom, program ini sudah mulai berjalan namun untuk perlengkapan telekonferensi masih dalam progres. Selain pembangunan Smart Classroom, area kantin yang awalnya berada di area DTK telah dipindahkan sehingga terdapat area kosong yang nantinya diharapkan dapat dibangun menjadi Smart Classroom lain atau ruangan lain yang belum dimiliki DTK.
Untuk kedepannya diharapkan agar bisa dikembangkan bahkan diprofesionalkan dengan membentuk tim kreatif dari mahasiswa, terkait skema pendanaan, untuk menjalur ke mahasiswa, dan pelatihan untuk regenerasi dapat berkomunikasi dengan tim ITS Online.
25
BIRKUN Magazine
////
Sosialisasi SIM Ormawa
Clasroom ITS Server Down
Perlu diadakannya sosialisasi SIM Ormawa dengan detail bahasan :
Pada beberapa waktu ITS Classroom yang mengalami down biasanya sering terjadi dan telah diusahakan oleh pihak ITS dengan memperbanyak akses Zoom Meeting dan menyiapkan Microsoft Teams. Selain itu MatKul yang terdapat praktikum, seluruh praktikum yang dapat dilakukan secara online dan saat ini sedang proses pembuatan videonya.
Perincian detail alokasi dana Melakukan upload RPK sebelum masuk SIM Ormawa Memperhatikan RPK agar tidak melewati batas pagu Memberikan proposal saat melakukan pengajuan dana Pengajuan proposal bisa online namun SPJ tetap oine Perubahan biaya dalam pengadaan acara diperlbolehkan selama tidak melewati batas pagu, dan akan mengurangi biaya untuk acara yang lain
Matkul Wastek dan beberapa matkul lain dianggap kurang tepat diletakkan di Semester Akhir Terkait permasalahan pada beberapa mata kuliah, seperti MatKul Wastek yang dianggap kurang tepat untuk diletakkan pada akhir semester akan diusahakan untuk didiskusikan pada saat raker ITS.
Materi : Kesma Himatekla Penulis : Iqbal Editor : Iqbal
E-Journal dari ITS Terkait mengakses jurnal-jurnal online. Perlu diketahui bahwa ITS Sudah memiliki beberapa akses E-Journal serta Perpustakaan Virtual sebagai berikut: h t t p s : // w w w. i t s . a c . i d / p e r p u s takaan/id/beranda/ http://library.its.ac.id/opac/index.php http://repository.its.ac.id/
BIRKUN Magazine
26
“Establish Innovations to Achieve Sustainability in Offshore and Energy Sector” Gelaran event tahunan dan terbesar di Departemen Teknik Kelautan ITS yaitu OCEANO 2020 telah usai dilaksanakan. Mengambil tema “Establish Innovations to Achieve Sustainability in Offshore and Energy Sector”. Pemilihan tema tersebut karena pengembangan wawasan dan penerapan teknologi kelautan diperlukan untuk mengeksplorasi kekayaan laut dengan inovasi kreatif yang ramah lingkungan. Dalam hal ini, mahasiswa sebagai pionir bangsa harus mampu mengubah paradigma masyarakat menuju visi maritime dan sebagai pencetus inovasi di bidang teknologi sebagai upaya mengembalikan kejayaan maritim Indonesia. Dengan menyebarnya pandemi COVID-19, gelaran OCEANO 2020 harus merubah format acara yang telah direncanakan jauh-jauh hari. Segala bentuk serangkaian kegiatan harus diubah dari yang semula berbentuk offline menjadi online. Alhasil beberapa sub-event tidak jadi dilaksanakan dan juga ada yang dijadwalkan ulang. Hal tersebut dilakukan guna menjaga kesehatan dan keselamatan baik peserta, panitia, maupun pihak-pihak lain yang terlibat. Namun hal tersebut tidak mengurangi euforia dan antusiasme dari seluruh pihak yang terlibat. Serangkaian kegiatan yang terlaksana dibuka dengan photography competition yang mengambil sub-tema “Our Ocean, Our Legacy” pada bulan Maret 2020 lalu. Kemudian event OCEANO 2020 dilanjutkan dengan sub-event Oir Rig Design Competition (ORDC) dan Paper Competition yang dilaksanakan mulai Agustus hingga November 2020 secara daring. Event OCEANO 2020 ditutup dengan acara Golden Night Oceano yang ditayangkan secara langsung melalui kanal youtube Himatekla TV pada 22 November 2020. Selain acara-acara di atas, OCEANO 2020 juga turut memberikan donasi dengan bekerjasama YBSI. Penulis : Damian Editor : Damian
27
BIRKUN Magazine
BIRKUN Magazine
28
TECHNOPRENEURSHIP DALAM DALAM GLOBALISASI DAN DAN DIGITALISASI
M
ahasiswa ITS memiliki potensi menjadi “Technopreneur” yaitu menjadi wirausaha berbasiskan teknologi dan saintek. Hal yang akan menciptakan pasar baru, inovasi baru dan produk bernilai tambah tinggi. Terlebih di era digitalisasi ekonomi yang ciptakan “start up” sukses, maka peluang mahasiswa ITS sangat besar.
Seperti yang kita ketahui, bahwa era sekarang telah menuju globalisasi dan digitalisasi. Salah satu kekuatan daya saing suatu negara adalah juga seberapa banyak “pengusaha/wirausaha” yang dimilikinya, yang akan mengkreasi produk / jasa dan ciptakan lapangan kerja. Indonesia sangat tertinggal dibandingkan negara maju lainnya karena baru punya 1,65% wirausaha/pengusaha dari total penduduk. Jauh tertinggal dibandingkan negara lain seperti Singapura dan Amerka Serikat yang sudah diatas 5%. Dalam buku Adam Smith mengenai “ Wealth Of Nation “ yang dimana usaha / suatu kegiatan ekonomi ada baiknya dipegang oleh individu-individu supaya dalam individunya dapat mengacu perkembangan, dan pergerakan pasar yang stabil. Maka apabila sekarang ini Indonesia masih dipegang oleh “ State Economic “ hal itu harusnya dikembalikan kepada masyarakat dan government sebagai penentu kebijakan saja. Adanya kesalahan yang perlu dimana pihak G / Government menjadi pelaku atau pemain pada bisnis yang sebenernya terasa tidak adil dalam bisnis dan seperti turun level karena seharusnya penentu kebijakan tidak turun ke level bawah. Namun pemerintah Indonesia disamping ikut menjadi pemain, juga mengajak masyarakat untuk berbisnis, berwirausaha, ataupun yang disebut Technopreneur. Dengan Infrastruktur yang terlah dibangun sekarang, pemerintah sangat membuka peluang untuk masyarakat yang ingin berwirausaha. Serta adanya bantuan dalam bidang pendanaan, pelatihan, dan juga sertifikasi oleh pemerintah yang dimana guna menggerakkan pengusaha yang lebih banyak lagi di Indonesia.
29
BIRKUN Magazine
Manfaat yang dapat dihasilkan dari berwirausaha sangatlah banyak. Karena masyarakat akhirnya lebih mengetahui konsep ekonomi serta keuangan yang dimana sekarang adalah Fiat Currency. Fiat Currency sendiri adalah dimana dollar sekarang bersifat debt, dan uang tidak lagi berdasarkan emas. Hal ini dilakukan oleh Presiden Nixon (Presien USA 1969-1974). Disamping mengetahui tentang konsep ekonomi, masyarakat akhirnya bisa mengetahui Property, dan asset. Pada buku “Rich Dad Poor Dad“ terdapat pembagian cluster dalam subjek yang dimana apabila kalian berwirausaha, maka mindset dan pengetahuan akan bertambah. Maka juga kekayaan kalian akan bertambah, sebab itulah dalam Hukum Markovnikov yang berbunyi “ Yang kaya akan makin kaya “, maka hal itu bukan didasari karena orang kaya serakah, malah sebenar nya yang serakah orang miskin. Mereka yang miskin sebenarnya hanya peduli pada diri nya sendiri, namun orang kaya peduli pada lingkungan, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Apabila kalian sudah berwirausaha mungkinlah terasa lelah, namun apabila kalian sudah menjadi komisaris ataupun perusahaan kalian lepas landas. Maka kalian akan mengetahui kekayaan sebenarnya ialah kebijaksanaan diri, bukan hanya material uang. Karena uang sebenarnya adalah untuk menjebak rat race, yang dimana akan mengejar terus uang. Namun tidak terasa apa-apa hasilnya atau bahkan tidak memiliki hal apapun, apabila kalian berwirausaha tentunya akan menambah pengetahuan ekonomi serta pemahaman keuangan. Lalu mengapa teknologi yang harus menjadi acuan bewirausaha ataupun untuk menjadi Entrepreneur sehingga menjadi Technopreneur yang dimana di dalamnya ada unsur teknologi. Kita pada tahun 2020 ini dipaksa menjadi digital dikarenakan Corona disease/ penyakit corona. Disamping ada nya konspirasi corona adalah senjata untuk menghancurkan ekonomi. Namun sebenar nya hal itu sudah bisa dilihat pada tahun 2019 yang dimana pastinya ekonomi akan bergerak menuju digitalisasi, karena uang yang sangat banyak berputar di masyarakat namun tidak diketahui data nya. Hal ini lah yang sangat berbahaya apabila angka-angka atau pun nomor yang tersebar di masyarakat.
Tahun 2020 ini debt akan bertambah, apalagi Indonesia yang menjadi “ Market State “ atau pasarnya bagi beberapa negara, Indonesia tentunya dengan digitalisasi ini akan menjadi GDP terbesar nomer 3 di dunia. Disini tidak akan dituliskannya mengenai kemiskinan di Indonesia walau GDP yang besar, namun pola permainan ekonomi di Indonesia sangatlah besar dan luas. Persebaran uang inilah yang sekarang didigitalisasi, untuk tidak terjadi Inflasi maupun Deflasi. Pola Fiscal yang sudah lumayan menjadi baik ini perlu kita masuki sebagai masyarakat. Sebelum adanya pihak asing yang bermain dan berkecimpung pada ekonomi, pemerintah Indonesia sangatlah mengharapkan masyarakatnya menjadi wirausaha untuk menggerakkan ekonominya. Sekilas apapun bidang permainan ataupun pola usaha yang kalian kerjakan, ketahuilah pengetahuan finansial. Mungkin hal ini bisa didapatkan menjadi wirausaha, namun bukan juga semua orang menjadi wirausaha karena sebenarnya tetap perlu ada tingkatan pada masyarakat. Maksudnya seperti apa, tetap perlunya ada pekerja yang bekerja walaupun pada nantinya akan diganti menjadi robot ataupun sistem operasi IT. Berbahagialah kalian yang senang belajar dan membaca untuk berpraktik, kalian akan terisi ilmu yang sangat-sangat berguna. Mungkin kalian akan dianggap aneh, dan tidak reaslistis pada ide kalian dalam berbisnis / berwirausaha. Namun apabila kalian sudah berwirausaha sungguh itu adalah hal manis, mungkin kalian akan dicap sebagai C student saat kalian mahasiswa dikarenakan kalian sedang mengusahakan bisnis, dan usaha kalian. Ingat juga kalian harus berani, mental berani ini lah yang penting. Dengkulah itu yang kalian gunakan untuk berusaha, yakinkan diri untuk memulai. Dimana nanti teman-temanmu bingung dalam masalah finansial, kalian malah jaya dalam hal finansial. A student will work to you, pahami sistem nya. Maka kalian akan hebat, semangat belajar untuk teman-teman. Penulis : Laksamana Sigit P. Editor : Adinusa
BIRKUN Magazine
30
Meresapi Keheningan Pulau Kenawa Dalam masyarakat Indonesia dikenal pepatah,“Banyak jalan menuju Roma�. Begitu juga Sumbawa bagi kami, “Banyak cara untuk menuju Sumbawa� Cerita perjalanan kami sewaktu ke Sumbawa akan kami mulai dengan kata mahal dan sulit dijangkau. Menurut kami mahal bukanlah sebuah alasan untuk seorang traveler. Banyak hal yang bisa dipotong dari pengeluaran dengan mengorbankan sedikit kenyamanan dan waktu. Persepsi sulit dijangkau juga tergantung seberapa besar usaha kalian untuk mencapai mimpi kalian. Dengan mengorbankan waktu yang lebih banyak untuk perjalanan, opsi berpergian menggunakan pesawat bisa digantikan dengan menggunakan kapal laut. Untuk masalah kenyamanan tidak usah dikhawatirkan lagi, karena kapal penumpang di Indonesia sekarang sudah dilengkapi berbagai macam fasilitas untuk menambah kenyamanan.
31
Perjalanan kami menuju sumbawa kami awali dengan membeli tiket kapal Legundi yang akan mengantar kami dari Surabaya menuju ke Lombok. Harga Tiket kapal Legundi sendiri hanya sekitar RP 80.000. Menurut kami harga tersebut sangat lah murah mengingat rute perjalanan kami yang cukup jauh dan fasilitas kapal yang sangat memadai dan tentunya sangat nyaman.
Sesampainya di Pulau Lombok, kami singgah untuk beristirahat di rumah teman. Keesokan harinya kami langsung menuju Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur menggunakan motor. Jika kalian tidak membawa kendaraan, kalian dapat menyewa mobil ataupun menggunakan Bis menjuju Sumbawa dengan biaya yang masih terjangkau tentunya. Perjalanan kami menuju pelabuhan Kayangan dari Pelabuhan Lembar kurang lebih menempuh jarak 100 km dengan durasi kurang lebih 3 jam.
Perjalanan menggunakan kapal Legundi kami tempuh kurang lebih 22 jam dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Lembar Lombok. Untuk perjalanan menggunakan kapal Legundi ini kalian akan dimanjakan dengan pemandangan sunset ketika kapal hampir sandar di Pelabuhan Lembar Lombok.
Sesampainya di Pelabuhan Kayangan, Motor yang kami gunakan di titipkan di parkiran motor dikarenakan perjalanan selanjutnya tidak memerlukan perjalanan darat lagi.Perjalanan kami lanjutkan menggunakan Kapal yang di sediakan oleh pihak ASDP Ferry dari Pelabuhan Kayangan Lombok menuju Pelabuhan Pototano di Sumbawa Barat.
BIRKUN Magazine
Pelabuhan Kayangan
Pelabuhan Pototano
Sesampai di Pelabuhan Pototano Sumbawa Barat, banyak pemilik perahu yang menawarkan penyebrangan ke Pulau Kenawa. Untuk harga penyewaan perahu dari Pelabuhan Pototano menuju Pulau Kenawa dikenakan biaya mulai dari RP 250.000/kapal untuk pulang pergi. Jika kalian ingin menginap di Pulau Kenawa, kalian akan di jemput di keesokan harinya.
Setelah menikmati keindahan senja di Pulau Kenawa sampai matahari tenggelam, kami pun berbincang-bincang sambil menikmati ikan bakar yang kami pesan. Setelah kenyang dan letih dengan aktiďŹ tas hari itu, kami pun memutuskan untuk istirahat mengingat keesokan hariny kami harus bangun pagi untuk menyaksikan terbitnya matahari yang sangat indah.
Setelah menyebrang sebentar menggunakan perahu yang kami tumpangi dari Pelabuhan Pototano, akhirnya kamipun sampai di Pulau Kenawa. Sesampainya disana kami langsung terkagum yang sudah terlihat saat kami turun dari perahu. Kemudian tidak menunggu lama kami langsung mencari mendirikan tenda untuk kami menginap di Pulau tersebut. Sebenarnya banyak sekali keindahan bawah laut yang terdapat di Pulau Kenawa lainnya. Setelah itu kami pun memutuskan untuk bersih-bersih dan bersiap untuk menikmati senja Pulau Kenawa sambil mengunggu ikan bakar yang kami pesan datang.
Keesokan harinya kami pun bangun lebih pagi dan langsung bergegas menuju atas bukit Pulau Kenawa. Setelah sampai diatas bukit kami langsung disuguhkan dengan keindahan matahari terbit yang terlihat jelas dari atas bukit tersebut. Ditambah lagi dengan pulau-pulau lain serta lautan yang indah membuat kami sangat terkagum dengan keindahan tersebut.
Inilah akhir perjalanan kami berdua di akhir Desember 2019 kemarin, karena setelah itu kami harus kembali ke kota masing - masing mengingat sudah lumayan lama petualangan kami saat itu. Pesan kami untuk semua pembaca, bersyukurlah jika kalian terlahir sebagai orang Indoensia karena banyak sekali keindahan yang dimiliki negeri ini. Keindahan dari tempat-tempat yang kami singgahi hanyalah sedikit dari banyaknya keindahan di Indonesia tercinta. Kemudian, tidak ada alasan mahal bagi kalian yang ingin menikmati keindahan Indonesia, karena banyak cara yang bisa kita tempuh untuk menuju tempat-tempat tersebut, salah satunya menggunakan kapal laut yang sudah disediakan pemerintah hampir di seluruh daerah di Indonesia. Sekian cerita dari perjalanan kami yang bisa kami ceritakan. Kurang lebihnya kami mohon maaf.
Penulis : Umar Sahel & Salman A. Editor : Adinusa
BIRKUN Magazine
32
P
A W A ROf EO uN E S S r OCEAN
elatihan BMS 2020 telah usai dilaksanakan. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, gelaran BMS 2020 dilaksanakan secara daring. Setelah diadakan kegiatan pelatihan gak afdol rasanya kalau tidak ada Kegiatan Pasca Pelatihan atau yang lebih sering kita dengar dengan KPP. Para peserta diwajibkan untuk membuat karya dengan tema “ Awareness of Our Ocean”. Pemilihan tema ini ditunjukkan untuk meningkatkan kesadaran kita sebagai pemuda harapan bangsa untuk meningkatkan potensi serta kondisi yang dimiliki oleh lautan di indonesia serta menjaganya dari ancaman-ancaman yang datang untuk merusaknya. Karya yang telah dibuat kemudian diunggah pada akun pribadi masing-masing peserta (Instagram atau Line) agar dapat dibaca dan disebarluaskan kepada seluruh pengguna media sosial. Akhirnya dari sekian banyak peserta yang mengupload dipilihkan tiga karya terbaik. Setelah mengalami seleksi yang cukup sengit, terpilihlah Dicha Ridho Anggara Fitrah dari Teknik Keluatan angkatan 2019. Topik yang diangkat oleh Dicha ialah “New Normal Polution” yang menjelaskan dalam kondisi new normal ini masker dan sarung tangan sekali pakai dapat berpotensi menyebabkan polusi baru untuk laut di seluruh dunia. Dengan adanya wabah COVID-19, tercatat penambahan limbah medis di China yang mulanya dari 4.902 ton menjadi 6.066 ton per hari. Hal ini membuat munculnya ancaman baru yang sangat berbahaya untuk laut yang ada di Indonesia apabila tidak segera ditangani. Adanya pencemaran limbah pun memberikan dampak pada ekosistem laut seperti penurunan kualitas air, limbah yang dilihat sebagai makanan oleh hewan-hewan di laut, dan memungkinkan adanya resiko penyebaran penyakit. Untuk itu kita harus melakukan kegitan pencegahan supaya lautan tidak tercemari oleh limbah di saat New Normal dengan tidak membuang sampah masker dan sarung tangan sembarangan dan membuangnya di tempat sampah plastic, tidak menggunakan masker dan sarung tangan sekali, dan yang terakhir beralihlah menggunakan masker dan sarung tangan kain. Diharapkan dengan pencegahan yang lebih awal ini keadaan laut di wilayah Indonesia menjadi bebas dan aman dari ancama pencemaran limbah medis maupun non medis.
Juara terbaik 2 KPP BMS 2020 dimenangkan oleh Silvana Putri Loupatty dari Teknik Kelautan angkatan 2019. Dengan mengangkat topik “Why Ocean Matters” silvana mengajak kita untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga laut, karena dengan kita menjaganya kita juga dapat menjaga masa depan umat manusia. Banyak sekali keuntungan yang diberikan oleh laut salah satunya yaitu laut sebagai komoditas utama penghasil sumber protein nomor satu bagi lebih dari satu miliar orang. Dalam banyak hal, laut juga mengatur iklim yang ada di muka bumi ini. Laut menyerap panas dan mengangkat air hangat dari ekuator ke kutub dan air dingin dari kutub ke daerah tropis. Tanpa arus ini, cuaca akan menjadi ekstrim di beberapa daerah dan lebih sedikit tempat yang dapat dihuni. Kemudian laut memiliki peranan penting karena kita sangat bergantung kepada laut yang bersih, sama seperti makhluk hidup yang tinggal di dalamnya yang memainkan peranan penting dalam rantai ekosistem. Yang terakhir, perlu diketahui bahwa laut menghasilkan oksigen lebih banyak dibandingkan dengan hutan hujan yang dianggap memiliki sumber oksigen terbesar dibumi. Dari penjelasan tersebut tentang keuntungan yang diberikan oleh laut, diharapkan dapat membuka mata kita untuk selalu waspada akan pentingnya kelestarian laut di muka bumi.
Kemudian terpilihlah Yulia Bella Hadasa dari Teknik Kelautan angkatan 2019 sebagai pemenang Juara Terbaik 3 KPP BMS 2020. Dengan topik yang dibahas yaitu “Ada Apa Dengan Laut Kita”, yulia mengajak para pembaca untuk mencari solusi untuk masalah pencemaran yang terjadi di laut. Kombinasi bahan kimia dan sampah yang menjadikannya sebagai ancaman polusi laut, sebagian besar berasal dari darat dan terbawa arus sampai ke laut. Adapun dengan kita membuang limbah dengan pengolahan yang buruk dan sampah ke dalam laut menimbulkan banyak masalah kedepannya. Sampah laut yang didominasi oleh sampah plastik menyebabkan timbulnya bahaya bagi manusia dan hewan karena plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.
Pencemaran ini mengakibatkan kerusakan lingkungan, kesehatan semua organisme, dan struktur ekonomi di seluruh dunia. Untuk itu perlu adanya tindakan lanjut termasuk pencegahan dengan langkah awal yaitu mengubah gaya hidup masyarakat yang gemar menggunakan plastik dan pembersihan lautan secara berkala. Terakhir dengan adanya peraturan yang dikeluarkan pemerintah untuk membatasi dan melarang penggunaan barang barang plastik sekali pakai tentunya diharapkan dapat mengurangi laju pencemaran yang ada di laut.
33
BIRKUN Magazine
TERBAIK 1
T E R B A I K 2
TERBAIK 3
Penulis : Nida Editor : Nida
BIRKUN Magazine
34
35
BIRKUN Magazine
Materi : PSDM Himatekla Editor : Dini
BIRKUN Magazine
36