SURAT REDAKSI
SBY Siap Pimpin PD untuk Menuju Kemenangan Pembaca yang budiman, Edisi Majalah Demokrat kali ini mengangkat topik utama bahwa putera terbaik Indonesia; kader terbaik Partai Demokrat Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono sangat dicintai masyarakat. Belum satu semester meninggalkan tugasnya sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan RI (pada 20 Oktober 2014), SB Yudhoyono sudah sangat dirindukan masyarakat. Ketegasan, kesantunan, ketenangan, kecerdasan, kewibawaan, dan kinerjanya yang selalu mengutamakan kesejahteraan rakyat telah menyebabkan begitu banyak keharuan, ketika masyarakat menyadari bahwa Presiden RI-6 SB Yudhoyono bukan lagi seorang Kepala Negara dan Pemerintahan. SB Yudhoyono telah mengakhiri tugas dan menyerahkan tampuk kekuasaan kepada penggantinya, Presiden RI ke-7 Joko Widodo, dalam sebuah sejarah yang dicatat dengan tinta emas: bermartabat; terhormat; dan demokratis. Putera terbaik bangsa Indonesia kini pulang ke rumah yang ia gagas dan didirikan: Partai Demokrat. SB Yudhoyono kini siap memimpin para kadernya mendapat hasil gemilang di 2019, saat Pemilu Legislatif dan Pemilu PresidenWapres digelar. Dipimpin SB Yudhoyono, Partai Demokrat siap mengulang sejarah: kembali menjadi partai terbesar layaknya di tahun 2009; saat partai berideologi nasionalis-religius memenangkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden-Wapres. Tentu bukan hal mudah merebut kembali singgasana atau takhta yang pernah ada. Tetapi dengan kerja keras, kepatuhan pada asas; ideologi; visi-misi; AD/ART; peraturan; dan keputusan pemimpin, kembali menjadi yang terbaik di Republik ini adalah sesuatu yang sangat mungkin. Saat ini Partai Demokrat juga siap menyambut kongres ketiga, untuk memilih pemimpinnya di periode 20152020 . Fakta yang ada saat ini, hampir seluruh kader memastikan menyerahkan kepemimpinan Partai Demokrat kepada pengagas dan pendirinya: SB Yudhoyono. Selain melaporkan tentang kecintaan rakyat dan kader pada SBY; persiapan kader menghadapi kongres mendatang, majalah demokrat memuat kiprah para kader di DPR-RI. Hal ini dikarenakan, dengan memposisikan diri sebagai penyeimbang (hanya berkoalisi dengan rakyat) maka ujung tombak Partai Demokrat untuk mengapresiasi dan mengkritisi kinerja Pemerintahan Jokowi-JK adalah Fraksi Partai Demokrat.
Salam
Redaksi
Februari 2015
Tentu saja kiprah para kader dari Sabang sampai Merauke; dari Dewan Pimpinan Pusat hingga tingkat ranting coba kami sajikan. Begitupun, berita yang dimuat di majalah kita ini bagai buih di lautan dibanding kinerja para kader sesungguhnya. Kami menyadari itu. Apa yang kami harapkan, kita semua mengetahui bahwa kader Partai Demokrat se-Nusantara terus bekerja dan bekerja untuk kejayaan bangsa; kejayaan partai kita.
3
DAFTAR ISI
SURAT REDAKSI
3
SURAT PEMBACA
6
MESSAGE FROM SBY • Membalas Tuba dengan Cinta
8
LAPORAN UTAMA: RAKYAT SELALU MENCINTAI SBY
12
LAPORAN KHUSUS: KADER MASIH INGIN SBY PIMPIN PARTAI DEMOKRAT • PD Masih Butuh SBY • Silaturahmi SBY dengan Para Pelopor • Konsolidasi SBY dengan Kader PD se-Kalimantan • Aklamasi pada SBY adalah Wujud Kesetiaan dan Kebanggaan Kader
14 22 24
KABAR INTERNASIONAL • Pernyataan SBY tentang Terorisme di Paris • SBY Sampaikan Bela Sungkawa atas Wafatnya Raja Saudi Arabia
Februari 2015
32 34
KABAR NASIONAL • Setuju!...Perppu Pilkada Sah Jadi UU • Menahan Diri Menyikapi Kemelut Polri-KPK • Peluncuran Buku Foto Presiden RI ke-6 SBY
36 52 53
KOLOM DEMOKRAT • SBY - Dari Duka Kita Bangkit: 10 Tahun Tsunami Aceh dan Nias • SBY - Polri Kita
38 48
KABAR PARTAI • Penekanan SBY tentang Tiga Wajib PD • SBY Terus Berkonsolidasi dengan Kader PD se-Nusantara • Syariefuddin Hasan: Partai Demokrat, Penyeimbang yang Terus Berkontribusi untuk Bangsa
4
26
14 PROFIL ANGGOTA FRAKSI • Linda Megawati • Bahrum Daido • Venna Malinda • Syamsul Luthfi • Jefri Riwu Kore • Erma Suryani Ranik • Mat Nasir • Umar Arsal • Dwi Astuti Wulandari • Wahyu Sanjaya • Ayub Khan • Saan Mustopa • Marwan Cik Asan • Siti Mufattahah • Ambar Tjahjono • Syofwatillah Mozaib • Nasyit Umar • Ruhut Sitompul • Benny K Harman
81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
54 56 60
KIPRAH FRAKSI • Totalitas Kerja Politik Ibas • Kiprah Legislator Demokrat di Dapil
62 68
PROFIL ANGGOTA FRAKSI • Didik Mukrianto • Teuku Riefky Harsya • Melanie Leimena Suharli • Guntur Sasono • Fandi Utomo • Wahidin Halim • Muslim
74 75 76 77 78 79 80
OPINI Sistem Aklamasi; Wujud Demokrasi Substansial KABAR PARTAI • Nasionalis Religius Sesuai dengan Jiwa Nachrowi Ramli • DPD PD DKI Gelar Syukuran Tahun Baru 2015 dan Rakerda • SBY adalah Pemersatu dan Perekat PD se Indonesia • Neneng Hasanah: Figur SBY Sangat Tepat Pimpin PD • Menggelar PKKPD di Tengah Kepercayaan Rakyat
100
104 106 108 109 110
PEREMPUAN DEMOKRAT • Doa Bersama Untuk Korban AirAsia
112
TAJUK DEMOKRAT
114
REDAKSI
PEMBINA
Edhie Baskoro Yudhoyono ADVOKASI
Didik Mukrianto dan Hinca IP Pandjaitan XIII PENANGGUNGJAWAB
Fadjar Sampurno
Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca, kader, simpatisan dan publik. Email : redaksi.majalah@demokrat.or.id
PEMIMPIN UMUM
Bonggas Adhi Chandra PEMIMPIN USAHA MEDIA
Rosandi Dharma PEMIMPIN REDAKSI
Didik Luhur Pambudi REDAKTUR BERITA
Iwan Kurniawan DESAIN GRAFIS
Omar Tara REDAKTUR FOTO DAN VISUAL
DITERBITKAN OLEH
MEDIA CENTER DPP PARTAI DEMOKRAT Jl. Kramat Raya No. 146, Jakarta Pusat 10450 Tel : 021-3190 7999, Fax : 021-3190 8999 Homepage: www.demokrat.or.id Email : redaksi.majalah@demokrat.or.id
Foto Cover : Kresna Desain Cover : Omar Tara
Februari 2015
Tukardi
5
SURAT PEMBACA Untuk kritik, saran dari Anda para pembaca setia majalah demokrat kirimkan ke Media Center DPP Partai Demokrat Jl. Kramat Raya No. 146 Jakarta Pusat 10450 atau kirim email ke media.center@demokrat.or.id Pak SBY, Pemimpin yang Dicintai Rakyat
Pak SBY Menyayangi Rakyatnya Pak SBY-ku memang orangnya tegas. Bisa mengasihi; menyayangi rakyatnya yang dalam kesusahan; membantu rakyatnya yang dalam kemiskinan; membantu anak-anak Indonesia yang kurang mampu membayar sekolah. Terima kasih, Pak SBY-ku dan Ibu Ani-ku. Semoga rakyat Indonesia bangga punya sosok pemimpin seperti Pak SBY. Jasamu kan selalu kukenang dalam memoriku. Semoga panjang umur Pak SBY-ku dan keluarga. Murah rezekinya. Amin... Doaku selalu untukmu Pak SBY-ku dan Ibu Ani-ku Salam anak Lombok, Muhamad Ramlyzmnursa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (sumber: www.facebook.com/SBYudhoyono “Traktiran Kupat Tahu Herjuna untuk Pak SBY dan Ibu Ani di Magelang”)
Februari 2015
Pak SBY, Kharismatik dan Ahli Strategi Setiap pemimpin pasti ada lebih dan kurangnya. Saya termasuk salah satu dari sekian banyak warga negeri ini yang begitu berharap sejak awal kemunculan Pak SBY di Pilpres 2004. Namun akhirnya semua harus menyadari mengurus negara tidaklah semudah membalik telapak tangan. Pak SBY adalah seorang yang kharismatik, jenderal pemikir yang sangat ahli strategi. Di bawah kepemimpinan beliau, Indonesia aman dan minim konflik. Stabilitas selalu terjaga. Terima kasih Bapak Susilo Bambang Yudhoyono atas bakti dan kerja kerasmu selama ini. James Utowo Jarmo (sumber: www.facebook.com/SBYudhoyono : “Traktiran Kupat Tahu Herjuna untuk Pak SBY dan Ibu Ani di Magelang”)
6
Pak SBY baru pemimpin yang dicintai rakyat. Tapi banyak yang tidak menyadari keberhasilan kepemimpinan beliau. Saya dari dulu sudah mengagumi beliau. Apalagi ketika saya baca buku “Harus Bisa” karya Dino Pati Djalal tentang kepemimpinan Bapak SBY yang tidak banyak orang ketahui dan tidak riya. Pak SBY gak ngaku-ngaku dan gak janji-janji. Bisa ini atau janji ini-itu. Tapi orang lain yang mengakui jiwa kepemimpinan Bapak SBY yang cerdas dan pandai berdiplomasi. Itulah patriot sejati. Yang mengakui keberhasilan bukan diri sendiri tapi orang lain. Itu baru hebat. Kalau ngaku-ngaku dirinya bisa ini-itu, atau dirinya baik, atau dirinya berhasil. Berarti itu orang jauh dari sifat patriot atau kesatria. Semoga Pak SBY panjang umur. Murah rejeki. Sehat selalu. Dan selalu dalam ketaatan kepada Allah SWT. Amin... Thopik Hidayat (sumber: www.facebook.com/SBYudhoyono : “Traktiran Kupat Tahu Herjuna untuk Pak SBY dan Ibu Ani di Magelang”)
Berkat Program Pro-Rakyat SBY, Bapak Saya Bekerja Lagi Saya adalah salah satu anak yang merasa bangga tatkala melihat bapaknya bisa bekerja lagi karena program pro-rakyat Pak SBY. Bukan dalam tempo sebentar bapak saya gak bekerja, tapi selama 15 tahun. Perubahan terjadi tatkala program pro-rakyat Pak SBY disalurkan. Di situ mulai senyuman si anak miskin hadir. Dengan bantuan tunai dari program pro-rakyat, bapak saya sedikit demi sedikit mencoba untuk berdagang kecil kecilan. Jualan rokok dan minuman asongan. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit usaha Bapak mulai ada perkembangan. Dari tidak ada sekarang, Alhamdulillah, semua bisa kita syukuri. Itulah sepenggal cerita dari si anak tidak mampu yang sekarang menjadi manager di sebuah resto ternama di Sumatera. Pak SBY lentera bagi rakyat. Semoga Pak SBY sekeluarga diberikan kesehatan oleh Allah Subhana Wa Ta’ala. Amin... Rizal Klana D’setya (sumber: www.facebook.com/SBYudhoyono: “SBY bertemu dengan Ponidi”)
SURAT PEMBACA Kami Sangat Mencintai Pak SBY
Tanggal 04 Februari 2014 menjadi saksi ketika Pak SBY datang ke kota kami, Kota Kuningan tercinta. Bapak disambut oleh warga. Di sepanjang jalan Bapak sudah ditunggu oleh ribuan warga. Dari jam 10 pagi, orangorang sudah bersiap di pinggir jalan untuk menyambut Bapak. Tak peduli hujan, kami tetap menunggu, 4 jam lamanya. Hingga mobil Paspampres berucap “hati hati Bapak di belakang ya”. Subhanallah, Bapak kami tercinta memang sedang di kota kami. Bapak membuka kaca mobil dan melambaikan tangan. Senyum Bapak dan Ibu Ani sungguh membuat kami terharu. Mungkin berlebihan. Tapi demi apa pun, kami sangat mencintai Bapak. Sehat selalu, Pak SBY Cii Otonk Aries (sumber: www.facebook.com/SBYudhoyono: “Traktiran Kupat Tahu Herjuna untuk Pak SBY dan Ibu Ani di Magelang”)
Saya Tetap Mengapresiasi Apa yang pak SBY Perbuat untuk Indonesia. Walau Pak SBY sudah tidak menjabat sebagai Kepala Negara RI lagi, tetapi Bapak tetap berperan aktif dalam memajukan Indonesia layaknya seorang presiden. Walau mungkin job description yang Bapak lakukan saat ini, tidak seutuh tugas presiden yang sebenarnya. Saya tetap mengapresiasi dengan setinggi-tingginya atas apa yang Bapak perbuat untuk Indonesia. Semoga yang Bapak lakukan ini mendapat penilaian baik dari masyarakat dunia dan masyarakat Indonesia, khususnya, terlebih-lebih, di mata Allah SWT selaku pemberi amanah kepada Bapak.
“Tali
Kualitas seseorang bisa dilihat dari respons orang lain atau perlakuan orang lain terhadap orang tersebut. Saya pribadi menilai, Pak Susilo Bambang Yudhoyono adalah sosok yang sangat diperhitungkan oleh pemimpin dunia lainnya. Insya Allah memang begitu adanya. Selamat bekerja dalam menunaikan tugas baru Bapak sebagai Presiden GGGI. Insya Allah Bapak selalu dalam lindungan Allah SWT. Cecilia Full (sumber: www.facebook.com/SBYudhoyono: Persahabatan SBY dan Pemimpin Dunia”)
“Tali
Negarawan Sejati, Pak SBY Tetap Menjaga Silaturahmi Inilah salah satu sikap seorang negarawan sejati. Pak SBY tetap menjaga komunikasi dan silaturahmi yang baik dengan siapa pun. Elok benar nampaknya jika setiap tokoh negeri saling pengertian dan membuka diri untuk berbagi dan berhubungan dalam suasana penuh keakraban. Pak SBY dan Pak Habibie memang tauladan terbaik hingga saat ini. Semoga beliau berdua senantiasa diberi kesehatan dan umur yang panjang, karena bangsa ini masih sangat memerlukan buah pikiran serta kontribusinya terhadap perjuangan bangsa Indonesia menggapai kemajuan dan kesejahteraan. Agus Hermawan Suwito (sumber: www.facebook.com/SBYudhoyono: dengan Presiden ke-3 BJ Habibie)
“Silaturahmi
Per-
Terima kasih, Pak SBY Bersedia Korbankan Hal pribadi untuk Memimpin Bangsa Prestasi kerja dan kualitas seorang presiden bukan hanya dilihat pada saat beliau dalam masa jabatannya. Bagi saya, setelah masa jabatan berakhir apabila masih berperan di tingkat international, adalah bagian dari kebanggaan kami. Pak SBY adalah salah satu dari Presiden Indonesia yang patut dibanggakan oleh rakyatnya. Terima kasih atas kebersediaan Bapak mengorbankan banyak hal pribadi untuk memimpin negara ini selama 2 periode, pergantian kepemimpinan yang baik, dan masih bersedia memperjuangkan negara kita di tingkat international sampai saat ini. Linda Verniati (sumber: www.facebook.com/SBYudhoyono: “Tali Persahabatan SBY dan Pemimpin Dunia”)
Terima Kasih, Pak SBY, Bisa Tegar Memimpin Indonesia Subhanallah... Terima kasih Indonesia kepada Pak SBY karena bisa memimpin Indonesia dengan berbagai badai yang menghadang namun tetap tegar. Seandainya Bapak tetap boleh memimpin, ingin rasanya kembali memiliki presiden seperti Bapak. Semoga Bapak dan keluarga tetap sehat selalu. Salam hormat kami, salah satu rakyat kecil di Indonesia. Saya pribadi ingin ketemu langsung memberikan buku-buku karya saya kepada Bapak. Namun bisakah niat itu kesampaian seperti Pak Ponidi? Catur Ayah Fam Nurrochman (sumber: www.facebook.com/SBYudhoyono: “SBY bertemu dengan Ponidi”)
Februari 2015
Hendry Yahya Saputra (sumber: www.facebook.com/SBYudhoyono: sahabatan SBY dan Pemimpin Dunia”)
Pak SBY adalah Sosok yang Sangat Diperhitungkan Pemimpin Dunia
7
Membalas serangan dengan kebaikan
Februari 2015
P
8
residen RI ke-6 Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjukkan jiwa besarnya kepada bangsa ini. Bagai kata pepatah, SBY membalas serangan dengan kebaikan. Diserang oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Sofyan Djalil yang menyalahkan kebijakan Pemerintahan SBY atas anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, SBY tetap bersabar dan malah berbagi ilmu serta pengalaman untuk mengatasi krisis global agar tak merusak perekonomian bangsa. Padahal Sofyan Djalil adalah Menteri BUMN di era Kabinet Indonesia Bersatu I. Sofyan Djalil adalah mantan bawahan SBY. Memang saat ini rupiah terus terpuruk sampai ke titik terendah sejak krisis moneter 1998. Bukannya berusaha fokus menghadapi situasi yang terjadi, Sofyan Djalil justru menyalahkan kebijakan Pemerintahan SBY atas anjloknya nilai tukar rupiah. “Ini sebenarnya residual dari kebijakan-kebijakan yang tidak dilakukan, atau akibat kebijakan masa lalu,” ujar Sofyan Djalil di kantor Wakil Presiden (Wapres), Jakarta Pusat, Senin (15/12/2014), seperti dilansir detikFinance. Berikut pernyataan panjang SBY, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, menyikapi serangan Sofyan Djalil sekaligus kebijakannya ketika menyelamatkan perekonomian di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan SBY melalui akun pribadinya di Twitter, @SBYudhoyono, dini hari (18/12) tadi. Saya tetap mengikuti perkembangan situasi di tanah air, termasuk terjadinya gejolak ekonomi akibat jatuhnya nilai rupiah akhir-akhir ini. Saya juga mencermati perbincangan masyarakat terhadap persoalan ekonomi terkini, termasuk sejumlah pernyatan pihak pemerintah. Memang yang paling mudah adalah mencari “kambing hitam”, atau harus ada pihak yang disalahkan, terutama terkait jatuhnya rupiah kita. Selain alasan-alasan lainnya, seorang pejabat pemerintah juga menuding bahwa semua ini akibat kebijakan pemerintahan SBY yang salah. Atas tudingan ini, saya minta kepada siapa pun yang bersama saya 10 tahun di pemerintahan harap bersabar. Tak perlu ikut menuding ke sana ke mari.
Menyalahkah orang lain tak akan menyelesaikan persoalan. Itulah pelajaran yang saya petik selama dulu memimpin negeri ini. Saya tak akan lupa, jasa para Menteri, Gubernur, Ekonom, Pebisnis & lain-lain, yang amat sering bersama saya mengatasi persoalan ekonomi. Termasuk kebersamaan kita, siang & malam mengatasi gejolak minyak dunia tahun 2005 & 2008 & mengatasi krisis global tahun 2008 & 2009. Atas keputusan, kebijakan & tindakan yang kita lakukan – tanpa menyalahkan orang lain – Alhamdulillah kita bisa selamatkan ekonomi kita. Terimalah ucapan terima kasih saya & tetaplah bersabar jika apa yang kita lakukan dengan sungguhsungguh dulu, kini dengan mudah disalahkan. Jika ada yang salah dengan kebijakan pemerintahan SBY, semua itu tanggung jawab saya. Saya tak akan pernah menyalahkan yang lain. Biarlah Tuhan & rakyat yg menilai, apa yg kita lakukan & ikhtiarkan utk mengatasi persoalan bangsa di masa pemerintahan saya dulu. Prinsip kepemimpinan yang saya anut – pantang menyalahkan baik pendahulu maupun pengganti saya. Tabiat menyalahkan tak baik & tak arif. Saya juga tak suka menyalahkan pendahulu. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur & Ibu Megawati, semua ingin berbuat yang terbaik. Dalam situasi ini, pemerintah & rakyat tidak boleh saling salahkan apalagi cari kambing hitam. Selain tak etis, yang terpenting adalah solusi. Sekarang, saya ingin berbagi ilmu & pengalaman. Berikut bagaimana saya & para pembantu saya atasi krisis. Sebagian mengenalnya sebagai SBYnomics. Perihal tantangan yang tidak ringan terhadap ekonomi Indonesia, telah saya sampaikan setahun yang lalu, tepatnya Oktober 2013. Sebagai Ketua APEC tahun 2013, saya sampaikan bahwa semua “emerging economies”, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan yang berat. Tantangan itu antara lain berupa pelambatan pertumbuhan, menurunnya nilai tukar, jatuhnya harga komoditas pertanian & mineral. Bahkan saya sampaikan era dolar murah sudah usai. Saya perkirakan nilai tukar rupiah kita tahun 2014
tembus Rp 12.000 per 1 dolar AS. Saya tak pernah menjanjikan rupiah akan menguat bahkan di bawah Rp 10.000 per dolar AS, karena saya tahu situasi ekonomi dunia. Nilai tukar rupiah kita saat ini ditentukan oleh faktor “supply-demand”, kebijakan moneter bank sentral AS & juga spekulasi pasar. Tekanan ekonomi ini ada yang sifatnya global (akibat kebijakan Bank Sentral AS, turunnya pertumbuhan Tiongkok & stagnasi ekonomi Eropa). Ada juga yang bersifat nasional, misalnya adanya defisit perdagangan & anjloknya nilai ekspor kelapa sawit, batubara & lain-lain. Ekonomi yang kurang cerah di Tiongkok, Jepang & Eropa bagaimanapun akan menurunkan peluang ekspor & investasi di Indonesia. Itulah sebabnya selaku Presiden saya tetapkan pertumbuhan yang realistik – sekitar 5-6 %. Saya tahu situasi global, kawasan & nasional. Saya tidak memberikan angin surga – ekonomi kita akan tumbuh tinggi hingga 7 %. Semua negara menurunkan angka pertumbuhannya. Saat hadiri World Chinese Economic Forum di
Biarlah Tuhan & rakyat yang menilai, apa yg kita lakukan & ikhtiarkan untuk mengatasi persoalan bangsa di masa pemerintahan saya dulu.
Februari 2015
Ketua Umum Partai Demokrat Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono. (foto: mcpd/omar)
9
Februari 2015
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), didampingi Ibu Ani Yudhoyono, menerima penghargaan Benevolent Leadership Award dari World Chinese Economic Forum (WCEF) dan Asian Strategy and Leadership Institute (ASLI) di Chongqing, Tiongkok. Penghargaan diterima SBY pada Kamis (4/12/2014). (foto: Twitter/@SBYudhoyono)
10
Chongqing Tiongkok 2 minggu lalu, saya diberitahu pertumbuhan ekonomi Tiongkok hanya 7 %. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok 7 % (biasanya 8-10 %) berdampak negatif pada perdagangan & investasi ke negara lain, termasuk Indonesia. Saya menyadari porsi sumber pertumbuhan (growth) dari neto ekspor-impor mengalami penurunan, karenanya menjaga investasi penting. Namun, situasi perekonomian global tetap menekan investasi di Indonesia, kendati iklim, perizinan & infrastruktur terus kita perbaiki. Karenanya, sumber pertumbuhan yg sungguh kita jaga adalah konsumsi rumah tangga & pembelanjaan pemerintah. Hasilnya lumayan. Saya setuju bahwa subsidi yang tidak tepat harus kita pangkas, Karenanya harga BBM saya naikkan tahun 2013, juga tarif listrik & gas di tahun 2014. Penghematan anggaran juga kami lakukan dalam APBNP 2014 (sebanyak RP 43 triliun), tetapi pembelanjaan
pemerintah tetap penting. Di kala krisis, konsumsi pemerintah (government spending) tetap penting, agar “demand� tetap terjaga & sektor riil tidak makin menurun. Agar daya beli rakyat, khususnya keluarga miskin tetap terjaga, kami berikan berbagai bantuan langsung agar bisa cukupi kebutuhannya. Ketika terjadi kenaikan harga-harga, maka secara moral, sosial & ekonomi, pemerintah wajib membantu golongan miskin & tidak mampu. Kebijakan subsidi memang tidak disukai Neolib & ekonomi yang kapitalistik, tetapi bagi saya tetap diperlukan. Ini soal keadilan sosial. Dengan demikian, sektor riil tetap bergerak & tidak perlu ada PHK, karena barang & jasa yg dihasilkan perusahaan tetap dibeli rakyat. Seperti inilah kebijakan ekonomi yang kami jalankan, untuk menjaga pertumbuhan, lapangan pekerjaan & penurunan kemiskinan.
Kebijakan subsidi memang tidak disukai Neolib & ekonomi yang kapitalistik, tetapi bagi saya tetap diperlukan. Ini soal keadilan sosial.
investasi & perdagangan juga kuat. Kembali ke soal jatuhnya nilai tukar rupiah, rakyat tidak perlu terlalu panik. Pasar tidak perlu terlalu cemas. Selalu ada solusinya. Yang penting dengan “sense of crisis” yang dimiliki, Presiden & pemerintah segera menentukan solusi, “policy respons” & aksi nyata yang jitu. Rakyat & pasar (dalam & luar negeri) sungguh menunggu penjelasan, kebijakan & langkah-langkah cepat & tepat pemerintah. Sekali lagi, rakyat Indonesia jangan cepat salahkan pemerintah. Beri Pak Jokowi kesempatan & berikan pula dukungan untuk atasi masalah ini. Tentu saja, pemerintah pun tak perlu gemar menyalahkan pihak lain. Sejak 20 Okt 2014 tugas & tanggung jawab sudah berada di tangannya. Itulah yang dulu saya lakukan. Selamat bekerja. Insya Allah Bapak & Ibu yang sedang mengemban amanah bisa melaksanakan & juga sukses. Maaf, pandangan ini saya sampaikan di media sosial – tak selalu mudah masuk ke liputan media konvensional, terutama di dalam negeri. *SBY* dik
Februari 2015
Meskipun tidak sempurna tetapi hasilnya nyata & ada. Pertumbuhan ekonomi kita nomor 2 di antara negaranegara anggota G-20. Saya sadar pembangunan infrastruktur amat penting & melalui MP3EI kami alirkan ratusan triliun pertahun dari swasta, BUMN & APBN. Kebijakan sumber pembiayaan infrastrutur ini tidak dari APBN semata, karena saya masih memprioritaskan pengurangan kemiskinan. Kebijakan pembangunan infrastruktur & konektifitas kami tuangkan dalam MP3EI bersama Menteri, Gubernur, Ekonom, BUMN & Swasta. Ekspansi ekonomi yang mengakibatkan kebutuhan sumber pendanaan asing & dolar AS juga kita batasi, agar rupiah kita tak makin tertekan. Sektor riil & ekonomi mikro penting, tetapi tidak boleh mengabaikan ekonomi makro yg menjaga stabilitas & kesehatan ekonomi nasional. Kebijakan ekonomi di era “gejolak” juga harus mensinergikan kebijakan fiskal & moneter. Saya koordinasikan untuk tidak jalan sendiri-sendiri. Inilah garis besar kebijakan ekonomi yang saya pilih & jalankan ketika ekonomi kita mengalami tekanan. Ada alasan & “rationale-nya”. Namun, jika kebijakan ini dianggap salah, silahkan dicari kebijakan yang lebih baik. Sepenuhnya hak Presiden Jokowi & pemerintahannya. Kebijakan ekonomi itu sebuah pilihan – selalu ada plus & minusnya. Yang penting hasilnya baik & rakyat merasakan manfaatnya. Tetapi, negara bukanlah perusahaan – mengelola ekonomi negara tidak sama dengan mengelola bisnis. Saya yakin pemerintah paham. Kembali terhadap apa yang saya sampaikan di tahun 2013, ternyata terjadi betul. Di antaranya nilai tukar kita merosot, bahkan lebih tajam. Saya tetap berpikir. 2 bulan ini saya aktif berdiskusi dengan para pemimpin politik, bisnis & ekonomi, baik di dalam maupun di luar negeri. Saya diundang untuk dimintai pandangan saya tentang ekonomi dunia & Indonesia. Antara lain di Seoul, Hongkong, Singapura & Chongqing. Ketika menanyakan ekonomi Indonesia tahun 2015 (outlook), saya jawab secara logis & realistik. Tetap positif, tetapi hati-hati (cautious). Tapi saya selalu sampaikan optimisme: Presiden Jokowi & pemerintahannya akan bisa mengatasi tantangan ekonomi di tahun-tahun sulit ini. Bagaimanapun ekonomi Indonesia jangka panjang tetap cerah. Peluang meningkatnya pertumbuhan,
11
Rakyat Selalu
Mencintai SBY Saya harus hadir hari ini memenuhi undangan sahabat saya, terus terang ini kuliah umum pertama saya setelah 20 Oktober 2014 lalu
Februari 2015
S
12
udah sekitar empat bulan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakhiri jabatan sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan RI. Begitupun nama SBY, sang pengagas dan pendiri utama Partai Demokrat, akan abadi di hati rakyat. Ke mana pun SBY, yang selalu didampingi Ibu Negara RI ke-6 Ani Yudhoyono pergi, selalu menjadi berita dan, terutama, perhatian masyarakat. Sehingga kerap SBY dan Ibu Ani Yudhoyono harus mengorbankan kepentingan pribadi. Tentu SBY dan Ibu Ani memaklumi kesemua hal itu. Perhatian rakyat adalah wujud dari rasa terima kasih atas bakti SBY serta Ibu Ani selama ini. Keberhasilan SBY memimpin RI selama satu dasawarsa (2004-2014) tentu tak akan pernah lepas dari pikiran rakyat. Semua capaiannya bagi bangsa ini telah dicatat dalam tinta emas. Termasuk saat SBY membangun sebuah tradisi baik, pertama kali dalam sejarah, pergantian kepemimpinan RI berjalan bermartabat dan demokratis. Masyarakat yang menunjukkan kecintaan dan rasa terima kasih kepada sang pemimpin tentu pula datang dari berbagai kalangan. Mulai petani, nelayan, pekerja, pedagang, ibu rumah tangga, mahasiswa dan lainnya.
Misalnya, ketika SBY menyampaikan kuliah umum dengan tema “pengawalan reformasi” di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Ini adalah pidato perdana SBY usai tak lagi menjabat sebagai kepala negara dan pemerintahan. SBY yang berbatik baju cokelat lengan panjang itu bicara di hadapan ratusan mahasiswa dan para dosen UIN. “Saya mendapatkan tugas dari Pak Rektor (Prof Komaruddin Hidayat) untuk menyampaikan kuliah umum, topiknya adalah pengalaman mengawal reformasi,” kata SBY. Presiden dua periode itu lalu bercerita pengalamannya sejak tahun 1999, saat aktif menyusun UU terkait reformasi. Lalu, jadi presiden selama 10 tahun. Selama itu, SBY aktif mengawal reformasi hingga kini beralih pada Jokowi-JK. SBY pun berkisah soal kejadian tahun 1998. Kala itu, ada 10 hal yang mendorong rakyat ingin reformasi. Mulai dari terlalu lamanya kekuasaan, demokrasi yang lemah, korupsi, hingga dominasi kalangan tertentu dan penegakan keamanan yang represif. “Memimpin Indonesia 5 tahun itu cukup, 10 tahun itu lebih dari cukup. Maka jangan menyiasati untuk
mengubah UU agar lebih lama lagi,” SB menegaskan. Setelah SBY selesai memberi kuliah umum, grup musik dari UIN Jakarta membawakan lagu milik SBY berjudul ‘Rinduku Padamu’. Usai itu, SBY pun mendatangi para personel grup musik dan menyalami satu per satu. Lalu, para mahasiswa mengelu-elukan SBY agar bernyanyi. Namun SBY tidak menyanyi, melainkan menjelaskan mengenai lagu-lagu yang ia ciptakan selama menjabat. “Ini (lagu yang baru dibawakan) tadi judulnya ‘Rindu Padamu’, lagu pertama yang saya ciptakan tahun 2006. Saya menciptakan lagu setiap 4 bulan sekali, datang inspirasinya kalau malam, dua jam,” kata SBY. Lebih lanjut, SBY bahkan menjawab kritikan-kritikan yang beredar terkait aktivitasnya membuat album lagu. SBY menerangkan, hobinya tidak mengganggu tanggung jawabnya sebagai kepala negara dan pemerintahan. SBY lalu memaparkan beberapa lagu yang ia ciptakan. Menurut SBY, menulis dan megkomposisi lagu merupakan
caranya berkomunikasi dengan rakyat yang bebas hambatan politik. “Itu cara saya berkomunikasi dengan rakyat, bebas hambatan politik. Tidak ada muatan politik apa pun, kecuali kita berbagi semangat. Saya kira ini jadi pengganti saya menyanyi,” SBY menyampaikan. Ketika acara akhirnya berakhir dan SBY mulai berjalan keluar ruangan, ribuan mahasiswa segera berebutan meminta bersalaman dengan tokoh yang dikenal memiliki kesantunan tinggi itu. Hingga di halaman kampus, ribuan mahasiswa masih terus mengelu-elukan SBY. SBY pun terlihat berusaha sekuatnya untuk membalas sambutan luar biasa itu. Senyuman dan sapaan harus terus mengalir darinya kepada para generasi penerus bangsa.
Ponidi yang Rela Jalan Kaki dari Lampung
Februari 2015
Presiden RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono disambut meriah ribuan mahasiswa usai menjadi pembicara kuliah umum di UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (10/12/2014). (foto: Twitter/@SBYudhoyono)
Lain halnya dengan Ponidi. seorang bapak yang berasal dari Lampung. Akhir Januari 2015, mungkin menjadi salah satu hari paling membahagiakan Ponidi. Lelaki itu
13
Februari 2015
Presiden RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menjadi pembicara kuliah umum di UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (10/12/2014). (foto: Twitter/@SBYudhoyono)
14
disambut dengan pelukan hangat SBY. Ponidi yang rela datang jauh-jauh dari Lampung akhirnya berhasil bertemu idolanya di Cikeas. “Alhamdulillah Pak, akhirnya cita-cita saya terkabul bisa bertemu dengan Pak SBY,” kata Ponidi sembari terisak di pelukan SBY. Ini merupakan kali kedua Ponidi berusaha bertemu SBY. Sebelumnya pada bulan Juni tahun 2014, Ponidi bahkan berjalan kaki dari Lampung ke Istana untuk bisa bertemu idolanya SBY. Cita-cita di balik perjuangannya ini sederhana, hanya ingin membuktikan bahwa rakyat biasa seperti dirinya juga bisa bertemu dengan SBY. “Ini impian saya bertahun-tahun sejak periode pertama Bapak memimpin. Bapak itu orangnya santun, arif dan bijaksana, makanya timbul perasaan ingin berjabat tangan saja dengan Bapak. Saya nggak pernah cerita sama orang, mungkin dilecehkan Pak, karena saya orang nggak punya,” katanya masih sembari terisak. Bak gayung bersambut, impiannya kini menjadi
kenyataan bukan hanya bisa berjabat tangan tetapi juga bisa mengobrol akrab di perpustakaan milik sang idola. “Semua sama di hadapan Allah, profesinya baik. Sesama umat Allah itu harus saling menyayangi, saling menjaga persaudaraan,” kata SBY. Suasana semakin mengalir dengan obrolan akrab antara Ponidi, SBY dan Ibu Ani. “Saya ini buruh tani, tapi selama hidup saya ini, saya merasa terbantu dengan program pemerintahan Pak SBY. BOS, Program Keluarga Harapan (PKH), saya dapat semua, Pak. Bahkan saya ikut kerja ngaspal dari program PNPM Pak SBY,” kata Ponidi. Ponidi juga bercerita mengenai keluarga dan anakanaknya yang kini mengalami permasalahan dalam pendidikannya. Mendengar curahan hati Ponidi, SBY pun mengulurkan tangannya untuk Ponidi, “Anak-anak tetap harus sekolah ya, Pak. Tinggal didorong saja, nanti akan saya bantu.” Mengakhiri perbincangan hangat ini, SBY dan Ibu
Semua sama di hadapan Allah, profesinya baik. Sesama umat Allah itu harus saling menyayangi, saling menjaga persaudaraan
Februari 2015
SBY
Presiden RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono menyambut kedatangan Ponidi di kediaman pribadi, Cikeas 28 Januari 2015. (foto: Twitter/@SBYudhoyono)
15
Presiden RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono berbincang dengan Ponidi di kediaman pribadi, Cikeas 28 Januari 2015. (foto: Twitter/@SBYudhoyono)
Ani berfoto bersama dengan Ponidi sebagai kenangkenangan. SBY kemudian menitipkan salam untuk istri dan kedua anak Ponidi sembari terus mengingatkannya untuk mendukung anak-anak melanjutkan pendidikan agar bisa maju demi menggapai cita-cita.
Februari 2015
Ditraktir Tahu Kupat
16
Peristiwa menarik lainnya terjadi sebelum acara konsolidasi Partai Demokrat se-Jawa Tengah dan seYogyakarta. Sebelum acara resmi, SBY menyempatkan waktunya bernostalgia bersama Ibu Ani Yudhoyono, dan didampingi Ketua Dewan Kehormatan PD Amir Syamsuddin, Ketua Harian PD Syarief Hasan, Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono, Anggota Dewan Pembina PD Pramono Edhie Wibowo, Roy Suryo dan jajaran Pemimpin Demokrat Jateng serta Yogyakarta. SBY dan rombongan menikmati tahu kupat di warung milik Sri Kuntariyati yang terletak di alun-alun Kota Magelang, Rabu (11/2/2015) sore. Sebuah warung yang
sangat sederhana, langganan SBY dan Ibu Ani sejak 20 tahun lalu. Meski didampingi pengawal, penjagaan untuk SBY agak longgar. Hujan yang mengguyur tak mengurangi kehangatan nostalgia tersebut. “Rasanya tidak berubah dari dulu hingga sekarang. Kalau di Magelang, saya selalu mampir,” kata SBY kepada wartawan. Nah, di warung inilah terjadi peristiwa yang langka. Salah satu follower di Instgaram Ibu Ani Yudhoyono yang setia, bernama Herjuna Ardi, “nekad” memenuhi janjinya mentraktir Ibu Ani sepiring kupat tahu di ‘Warung Tahu Pojok’, Magelang. Sebagai ucapan terima kasih, SBY ganti mentraktir sepiring kupat tahu untuk Herjuna Ardi. Tentu saja Herrjuna tak pernah mengira bahwa Ibu Ani merespons janjinya untuk mentraktir Ibu Ani dan SBY. Herjuna tak menyangka janjinya ditanggapi Ibu Ani dengan langsung meminta salah satu staf menghubungi Herjuna dan mengundangnya makan kupat tahu bersama. Kebetulan SBY dan Ibu Ani berkunjung ke Magelang sehingga ingin mewujudkan janji Herjuna bisa mentraktir
SBY dan Ibu Ani. Masih di lokasi yang sama, pemilik warung, Sri Kuntariyati, mengaku bangga masakannya digemari Kepala Negara dan Pemerintahan RI satu dasawarsa (2004-2014) tersebut. “Jelas saya senang, dan tentu bangga,” katanya. Di Magelang itu, SBY juga bicara batu akik yang belakangan ngetren. Menurut dia, batu mulia di Indonesia tak kalah dari produk luar. “Jika terus dikembangkan, maka akan mendongkrak perekonomian kita,” kata SBY, Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional tersebut. Sambutan masyarakat yang sangat hangat kepada SBY dan Ibu dari seluruh Nusantara sesungguhnya dapat dilihat dari ramainya antusias masyarakat menyikapi apa yang dilakukan SBY dan Ibu Ani. Lihat saja akun pribadi SBY dan Ibu Ani Yudhoyono di media sosial, yang selalu dibanjiri komentar. Akun
www.facebook.com/SBYudhoyono misalnya. Setiap aktifitas SBY di laman itu pasti mendapat sambutan hangat masyarakat. Puluhan ribu hingga ratusan ribu “tanda suka” dan komentar selalu diberikan masyarakat terhadap segala aktifitas SBY di facebook. Demikian juga akun twitter.com/sbyudhoyono selau dipenuhi “retweet” dan komentar dari masyarakat. Akun http://instagram. com/aniyudhoyono/ milik Ibu Ani pun senada. Puluhan ribu komentar dan “tanda suka” selalu disampaikan masyarakat terhadap beragam foto dan kisah dari Ibu Negara RI-6 tersebut. Tidak ada kebaikan yang sia-sia. Apalagi kebaikan terhadap rakyat. Selama ini, SBY dan Ibu Ani Yudhoyono telah menunjukkan kerja-keras mereka untuk kesejahteraan rakyat. Kini giliran rakyat menunjukkan rasa terima kasih mereka. Rasa terima kasih yang lahir dari hati. Rasa terima kasih yang tak pernah berhenti.
Februari 2015
Presiden RI ke-6 Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Ani Yudhoyono, dan didampingi Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono, Anggota Dewan Pembina PD Pramono Edhie Wibowo serta para pimpinan DPP-PD dan jajaran pimpinan PD Jateng serta Yogyakarta, serta Herjuna Ardi menikmati tahu kupat di warung milik Sri Kuntariyati yang terletak di alun-alun Kota Magelang, Rabu (11/2/2015) sore. (foto: Instagram Ani Yudhoyono)
detik/akunmedsosSBY-IbuAni/iwan/didik
17
Februari 2015
P 18
artai Demokrat (PD) dan Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bagaikan dua sisi dalam satu keping mata uang. Tidak bisa dipisahkan. Bicara tentang PD tentulah membicarakan SBY; demikian pula sebaliknya. Penyampaian senada pun dikatakan Ketua Harian PD Syarif Hasan yang menegaskan raihan 61 Kursi untuk PD di DPR RI itu karena kerja keras Ketua Umum PD SBY. Pernyataan yang sangat wajar karena meski dikabarkan berbagai lembaga survei suara PD hanya mencapai 3-7 persen, berkat turun gunungnya SBY memimpin kampanye pada Pemilu Legislatif 2014, PD masih mampu meraih sekitar 10,2 persen suara. Memang tidak sebaik pada Pemilu 2009, ketika partai berlambang bintang segitiga merah putih mampu meraih suara terbanyak yaitu 20,85 persen dengan 148 kursi di DPR. Tetapi kehancuran PD pasti terjadi andaikata, SBY tidak memimpin langsung kampanye PD.
Penyebab utama turunnya suara PD memang bukan main-main. Hantaman yang datang bagai badai tak berkesudahan. Nyaris seluruh media konvensional (tradisional), terutama yang mainstream, bahkan media sosial bagai berlomba menghancurkan citra PD. Kasus korupsi yang menimpa beberapa oknum kader tak bisa dipungkiri menjadi faktor. Padahal dalam kasus korupsi, kader-kader PD bukanlah yang terbanyak. Tanpa peran besar SBY maka PD pada 2014 bisa saja hilang dari peredaran. “Seluruh kader harus menghargai jasa Presiden Indonesia ke-6 SBY kepada PD. Kalau Pak SBY tidak turun tangan, bisa-bisa PD enggak lolos parliamentary threshold atau tidak masuk parlemen,� Syarif mengingatkan. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono. akrab disapa Ibas, menyampaikan hal yang sama. Ibas menegaskan figur SBY mampu mengembalikan kejayaan PD.
“Tidak ada yang menyangkal kalau Pak SBY sebagai figur perekat dan yang pasti bisa diterima oleh seluruh kader PD. Semua yakin bahwa Pak SBY dengan segudang pengalaman dan pengetahuan sekaligus memiliki sikap kenegarawanan, sikap tengah yang bijak, akan membawa kembali PD di jalur kemajuan dan masa-masa emas,” demikian disampaikan Ibas. Sebagai kader, Ibas, yang juga menjabat Ketua Fraksi PD di DPR-RI, optimistis partai berideologi nasionalisreligius akan terus berada di jalur demokratis dalam memilih pemimpin. Sebagai partai yang relatif muda, PD sudah belajar dari sejumlah pengalaman. “Kami sadar dan tidak akan mengulangi kejadian kelam di masa lalu ketika PD melepas demokrasi dalam memilih kepemimpinan yang berujung kepada ketidaksolidan bagi segelintir orang-orang tertentu. Oleh sebab itu, saat ini kita sepakat yang terbaik adalah mencari tokoh penentu, pengayom dan bisa membawa kejayaan kembali
PD ke depan dan tokoh tersebut adalah Pak SBY,” Ibas menyampaikan. Politisi asal Dapil VII Jatim ini menjelaskan lebih lanjut, adanya aspirasi mayoritas kader PD di daerah untuk meminta Ketua Umum PD SBY tetap bersedia memegang pimpinan PD. Untuk itu, lanjutnya, dinamika menjelang Kongres PD mendatang akan diwarnai desakan mayoritas kader di daerah agar SBY dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PD. “Kami yakin dinamika yang berkembang pada akhirnya juga akan menegaskan Pak SBY sebagai Ketua Umum PD secara aklamasi yang diterima semuanya. Kader PD rasional dan menginginkan ke depannya memiliki masa depan yang cerah. Oleh karena itu, pantas jika banyak kader PD yang menginginkan Pak SBY memimpin sekaligus mengayomi kita semua menuju Indonesia yang lebih aman, adil, demokratis, sejahtera dan dihormati dunia,” Ibas menambahkan.
Februari 2015
Ketua Umum Partai Demokrat Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono memimpin kampanye nasional Partai Demokrat seluruh Indonesia saat Pemilu 2014 lalu. (foto: mcpd/omar)
19
Februari 2015
Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono saat kampanye nasional Pemilu 2014 lalu. (foto: ebyteam)
20
Ibas menilai, keberhasilan SBY baik sebagai kader utama PD maupun Presiden RI ke-6 sudah dibuktikan secara baik selama 10 tahun menjalankan amanah rakyat sebagai kepala negara dan pemerintahan. “Sebagai Presiden RI ke-6, beliau berhasil membangun melalui program-program pro-rakyat, pro-job (pekerjaan), pro-business (bisnis), pro-growth (pertumbuhan), proenvironment (lingkungan), pro-demokrasi, dan prointernational relations (hubungan internasional),” Ibas memungkasi pernyataan. Wakil Ketua Umum V PD Agus Hermanto menuturkan, minimal sudah 90 persen kader PD yang terang-terangan berharap SBY kembali memimpin PD. “Dari aspirasi kader di daerah yang sudah saya kunjungi, semua suara kader menginginkan kembali beliau (SBY) memimpin PD. Kira-kira 90 persen,” ujar Agus. Agus melanjutkan, jika pada Kongres PD 2015, salah satu kandidat meraup dukungan di atas 80 persen, maka dapat dipastikan dipilih secara aklamasi. “Ini aspirasi dari kader di tingkat bawah. Aspirasi mereka yang memiliki hak suara,” kata Agus yang kemudian mengharapkan agar kader yang tidak dapat
dukungan bisa berbesar hati menerima kemauan mayoritas kader. Politisi PD Dede Yusuf meyakini, kalau Ketua Umum PD SBY terpilih lagi, maka akan ada perubahan positif yang bisa terjadi. Di antaranya, SBY mampu menghapus kesan negatif terhadap PD yang namanya dicemarkan beberapa kader karena kasus korupsi. “Saya yakin, karena 10 tahun memimpin, Pak SBY bersih,” kata Dede. Mantan Wakil Gubernur Jabar tersebut menilai, selama menjadi Presiden RI dua periode, SBY selalu bersih. Kenyataan itu menjadi kekuatan bagi SBY untuk membangun PD yang baru melalui contoh dari dirinya sendiri. Menurut Dede, saat ini PD bukan partai penguasa lagi, sehingga kemungkinan untuk menyalahi akses kekuasaan sudah tertutup bagi kader-kadernya. “Kami saat ini bukan partai penguasa, tidak punya akses kekuasaan lagi,” ujarnya. Dengan begitu, Ketua Komisi IX DPR tersebut melanjutkan, peluang kader partai melakukan korupsi sangat kecil. Karena tidak ada yang duduk di pemerintahan. Berikutnya, jika SBY terpilih lagi, sang tokoh tersebut akan fokus mengurus partai. Karena tidak berbagi tugas dengan peran lain seperti dulu. Sehingga, menurut Dede, SBY punya banyak waktu untuk berkomunikasi dengan kader serta melakukan pengawasan. “Termasuk memberikan kader kesempatan bekerja
Anggota Fraksi Partai Demokrat Wakil Ketua DPR-RI Agus Hermanto. (foto: mcpd/omar)
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Dede Yusuf. (foto: omar)
Sekretaris Fraksi PD DPR-RI Didik Mukrianto. (foto: mcpd/omar)
Sekretaris Fraksi PD DPR-RI Didik Mukrianto mengingatkan, saat PD pertama kali lolos electoral threshold dengan perolehan sekitar 7,5 persen dalam Pileg 2004, hal itu terjadi karena magnet yang sangat kuat dari SBY. Demikian juga dalam Pileg 2004, magnet dan keinginan rakyat dibuktikan dengan SBY menang sebagai Presiden RI dalam Pilpres secara langsung. Pada 2009 kesuksesan SBY memimpin bangsa, baik dalam konteks nasional yang selalu berpihak kepada kepentingan rakyat, serta mendapat berbagai penghargaan dunia dalam konteks international. “Kehendak serta harapan rakyat terhadap SBY untuk terus memimpin bangsa tercinta ini berbuah kepada kepercayaan publik untuk memilih PD dan sekaligus menjadi pemenang dalam Pileg 2009,” kata Didik. Didik melanjutkan, PD mendapat ujian publik yang luar biasa dengan tergerusnya perilaku beberapa oknum PD yang hanyut dalam kasus korupsi. Hal itu membawa PD ke dalam jurang terkait konteks keterpurukan politik akibat ketidakpercayaan publik. Lagi-lagi, SBY juga yang akhirnya menyelamatkan PD dari jurang kehancuran di Pileg 2014. Padahal semua survei dan pengamat memprediksi bahwa PD bisa mendapat hanya 3 persen suara dalam Pileg 2014.
Februari 2015
untuk rakyat. Sambil melakukan kosolidasi dan pengawasan,” Dede mengungkapkan. Ketua Divisi Logistik DPP PD Sartono Hutomo juga menegaskan dukungannya pada SBY. “Banyak pengurus dan kader meminta Pak SBY kembali pimpin Demokrat. Karena mereka beranggapan lebih baik mendukung kader yang sudah jelas prestasinya daripada memilih yang nggak jelas. Bisa hancur Partai Demokrat,” kata Sartono. Sartono mengingatkan, PD masih sangat memerlukan SBY untuk memparipurnakan konsolidasi partai. “Sepuluh tahun memimpin negeri. Terbukti stabilitas, sosial, politik, keamanan, ekonomi, penghargaan luar negeri. Jadi PD beruntung kalau beliau (SBY) bersedia untuk menjadi ketua umum,” ujarnya. Ketua Departemen Perencanaan Pembangunan DPPPD Heriyanto mengatakan, PD membutuhkan SBY untuk menaikkan elektabilitas partai. “PD masih memerlukan sosok SBY untuk menata, membangun, dan mengangkat kembali elektabilitasnya, baik di pileg, pilpres, ataupun pilkada,” kata Heriyanto. Ia menegaskan, SBY adalah faktor kunci yang membuat PD mendapatkan dukungan pada pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah. Kesuksesan PD tak terlepas dari peran dan nama besar SBY.
21
Februari 2015
Presiden RI ke-6 Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono saat mendapatkan pengukuhan gelar Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional oleh Universitas Pertahanan Indonesia di Sentul, 12 Juni 2014. (foto: iwan)
22
“Magnet positif SBY jugalah yang menyelamatkan PD pada posisi 10 persen saat ini,” Didik menekankan. SBY juga mengajarkan kepada kader PD bahwa berpartai dan berpolitik itu adalah sebuah perjuangan mulia untuk bangsa dan kesejahteraan rakyat. Tatanan dan pengelolaan kebangsaaan dan kenegaraan muaranya ada di politik. Legislator PD di DPR-RI, dari daerah pemilihan lampung, Marwan Cik Asan, berharap SBY bisa memimpin kembali PD untuk lima tahun ke depan. “Sebagai kader PD, dengan bulat hati, saya memohon agar beliau (SBY) bersedia memimpin secara langsung. Setidaknya untuk lima tahun mendatang,” kata Marwan Menurut Marwan, hanya figur SBY yang dapat mengembalikan kejayaan PD ke depannya. Hal tersebut tak lepas dari ketokohan SBY sebagai Presiden RI ke-6. “Perpolitikan di Indonesia belum lepas dari figur sentral. Rakyat masih lebih tertarik dengan figur sentral, selain tentunya program kerja partai politik dan lain-lain,” Wakil Ketua Komisi XI DPR RI tersebut menjelaskan. Marwan melanjutkan, ketokohan SBY, antara lain,
terlihat saat ia mampu mengubah arah politik nasional terkait pemilihan kepala daerah (pilkada), dari tidak langsung menjadi langsung. Sikap SBY yang teguh mendukung pilkada langsung segera diikuti semua partai politik yang tadinya mendukung pilkada tidak langsung. “SBY adalah figur sentral peta politik nasional dan internasional. Ini aset yang luar biasa bagi PD untuk memenangkan Pemilu 2019,” politisi asal Lampung tersebut menjelaskan. Anggota DPR-RI asal Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh II Muslim MHI MM menegaskan para kader di Aceh mendoakan dan mendambakan sosok SBY kembali memimpin Partai Demokrat pada Kongres 2015. “Kita baru saja melakukan Rapat Koordinasi (Rakorda) dihadiri Wakil Ketua Umum V PD Agus Hermanto, Anggota Dewan Pembina PD Pramono Edhie Wibowo, Anggota FPD DPR-RI Teuku Riefky Harsya, Ketua DPD-PD Aceh Ir Nova Iriansyah, para Ketua DPC-PD se-Aceh dan para pengurus PD Aceh lainnya. Hasil rapat, intinya, keseluruhan kader di Aceh merekomendasikan dengan bulat dukungan terhadap Pak SBY jadi Ketua Umum PD kembali,” Anggota
memperbaiki Aceh pasca-tsunami.
Dukungan dari Nusantara
Komisi X DPR (membidangi pendidikan, olahraga) ini menegaskan di Jakarta, awal 2015. Dukungan terhadap SBY, antara lain, dikarenakan mampu menjadikan partai tengah berasas Pancasila ini keluar menjadi pemenang 2009; menyelamatkan PD di 2014; dan memperat hubungan sesama kader di daerah. Terlebih sosok SBY sudah tidak asing lagi di masyarakat dan para kader, khususnya di Aceh. Muslim mengatakan, bukan hanya kader yang mengidolakan dan berharap SBY jadi Ketua Umum PD, bahkan masyarakat Aceh juga berharap SBY kembali memimpin PD. Karena masyarakat Aceh sudah tahu kinerja SBY, baik memimpin partai dan bangsa. “Saya kira semua rakyat Indonesia mengetahui peranan Pak SBY kepada masyarakat Aceh dalam perdamaian konflik berkepanjangan Aceh selama 32 tahun. Jadi itu juga bagian rekomendasi kenapa kader Aceh kembali mendukung dan mendoakan Pak SBY jadi Ketua Umum pada kongres mendatang,” katanya. Untuk itu, Muslim, selaku pengurus DPP PD, mengharapkan kesediaan SBY menerima dan mempertimbangkan harapan para kader untuk memimpin PD, setidaknya lima tahun ke depan. “Tentunya beliau akan mempertimbangkan keinginan kader. Apalagi banyak desakan kader, pengamat, rakyat, LSM yang menaruh respons positif bilamana Pak SBY kembali menjabat Ketua Umum PD,” ujar Muslim seraya menambahkan SBY banyak berjasa di Aceh, khususnya
Februari 2015
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Sartono (dok)
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PD Bali I Made Mudarta mengharapkan Ketua Umum PD SBY kembali memimpin partai yang digagas dan dibesarkannya. “Kami satu kata mengharap Pak SBY untuk turun gunung dan kembali memimpin partai,” kata I Made Mudarta. Menurut Mudarta, Presiden RI ke-6 yang memimpin satu dekade itu masih harus memimpin PD karena partai masih butuh pemimpin yang dapat membawanya Demokrat kembali bersinar terang di Pilkada atau Pilpres 2019. “Ini merupakan inisiatif kami selaku pengurus DPD Bali. Ada 9 DPC (Dewan Pimpinan Cabang) di Bali. Setiap DPC ada satu suara dan DPD sendiri 2 suara. Semuanya mendukung Pak SBY kembali duduk di kursi pimpinan tertinggi partai,” Mudarta menjelaskan. Ketua DPD PD NTB, yang juga Gubernur NTB, Dr M Zainul Majdi juga mendukung SBY tetap memimpin Partai Demokrat. Pasalnya, SBY merupakan kader yang mempunyai kemampuan mumpuni. Pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) menuturkan, saat ini PD tengah berada pada tahapan bersejarah, karena saat ini partai tengah berbenah diri, reorganisasi serta memperkuat konsolidasi dan basis konstituen.
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Muslim, SHI, MM. (iwan)
23
Februari 2015
“Yang punya kemampuan itu semua, yang paling baik adalah SBY,” katanya sembari mengingatkan, SBY baru satu tahun memimpin sebagai ketua umum dari tahun 2013. Begitu juga Ketua DPD PD Bangka Belitung (Babel) Eko Wijaya yang menegaskan, dukungan aklamasi secara demokratis pada SBY muncul akibat solidnya kader PD. Eko Wijaya menegaskan kader PD, pemilik hak suara seBabel secara aklamasi mendukung SBY memimpin PD periode 2015-2020. “Solidnya dukungan kader kepada SBY ini bisa digambarkan secara nyata. Di Provinsi Kepulauan Babel, seluruh DPC di 7 (tujuh) kabupaten/kota dan segenap kader PD sudah menyatakan dukungan,” kata Eko Wijaya yang juga Anggota Fraksi PD DPR-RI. Hampir seluruh kader PD memang melihat sosok SBY dengan ketokohan, prestasi dan pengalaman beliau sebagai Presiden RI ke-6 (2004-2014) merupakan bukti bahwa SBY adalah kader terbaik PD. Peran SBY sebagai sosok pemersatu di tubuh PD juga sudah terbukti secara nyata. “Dukungan kepada Pak SBY ini murni dukungan arus bawah. Jika Pak SBY menjadi Ketua Umum Demokrat 2015-2019, maka SBY dan PD bisa menjadi kekuatan
Anggota Fraksi PD DPR-RI dan Ketua DPD PD Bangka Belitung Eko Wijaya. (foto: mcpd/omar)
24
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Marwan Cik Asan. (dok)
penyeimbang bagi pemerintahan sehingga berguna bagi kemajuan Indonesia di 5 tahun mendatang,” Eko menguraikan. Ketua DPD-PD Sumbar Josrizal Zein menegaskan, seluruh Pengurus DPD dan DPC di Sumbar mendukung SBY kembali menjadi Ketua Umum PD. “Kesepakatan ini muncul setelah adanya dua kali rapat bersama seluruh pengurus DPC. Jadi ini murni dukungan dari mereka,” ujar Josrizal, yang juga mantan Wali Kota Payakumbuh ini. Josrizal mengatakan, kader ingin PD tetap besar dan kembali berjaya di tahun-tahun berikutnya. SBY merupakan sosok yang tepat untuk itu. “Beliau bisa mengayomi seluruh kader,” ujarnya sembari menambahkan kader telah belajar dari pengalaman kongres sebelumnya.. “Yang akan menjadi pemimpin itu banyak, tapi yang bisa menjadi pemersatu itu jarang. Apalagi, ke depan PD akan bersaing dengan sejumlah partai besar, yang dipimpin para tokoh nasional. Kami khawatir kembali lagi sejarah lama (terulang). Itu merugikan partai,” ujar Josrizal sembari menambahkan kader-kader muda bisa mengisi barisan kedua. Dukungan dari kader PD se-Nusantara juga ada yang berupa pernyataan pers. Berikut enam butir pernyataan pers para kader PD, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang intinya berharap SBY kembali memimpin PD sebagai
untuk berjuang di garis SBY dalam mewujudkan tujuantujuan politik tersebut, melalui kongres yang sah yang ditetapkan oleh DPP Partai Demokrat, sesuai amanat kongres luar biasa pada Maret 2013 di Bali. Jakarta, 22 Desember 2014
Kader kader Partai Demokrat:
Ketua Umum periode 2015 – 2020: 1. Kami meminta Bapak Susilo Bambang Yudhoyono untuk kembali memimpin Partai Demokrat sebagai Ketua Umum periode masa bakti 2015 – 2020 untuk menyelesaikan konsolidasi partai yang diamanatkan oleh Kongres Luar Biasa pada Maret 2013 di Bali. 2. Kami mengakui dan mengapresiasi kerja keras dan pengaruh kepemimpinan SBY dalam mengangkat perolehan suara Partai Demokrat menjadi 10,2% pada Pemilu 2014 di tengah prediksi umum bahwa PD hanya mungkin mencapai 7%. 3. Kami menyaksikan di tengah krisis dan delegitimasi, dimana partai membutuhkan loyalitas dan perjuangan para kadernya, justru sejumlah kader memilih meninggalkan partai dalam kesulitan dan perpecahan, bahkan ikut membuat beban. 4. Kami menjadi saksi bahwa pada saat Partai mengalami demoralisasi, SBY berhasil memimpin partai keluar dari masa yang sangat sulit tersebut dan membangun kembali kepercayaan diri kader serta merintis konsolidasi. 5. Kami meyakini, kepercayaan rakyat akan dapat dipulihkan pada pemilu 2019, apabila sambil terus memimpin partai untuk berpihak pada kepentingan rakyat, SBY mewujudkan Partai Demokrat menjadi partai moderen yang berbasis pada meritokrasi. 6. Kami menyatakan kesetiaan dan kesediaan
bangkapos/ebyteam/mcpd/iwan/didik
Februari 2015
Gubernur NTB dan Ketua DPD PD NTB Dr TGB M. Zainul Majdi. (dok)
Rachland Nashidik, Ikhsan Modjo, Ulil Abshar Abdalla, Imelda Sari, Firliana Purwanti, Elfira S Kaunang, M. Husni Thamrin, Renanda Bachtar, Jemmy Setiawan, Boyke Novrizon, Ramadhan Pohan, Hilda Thawila, Umi Farida, Rezka Oktoberia, Iwan Djalal, Didi Irawadi, Farhan Effendy, Bintang Prabowo, Kris Mandalina, Didik Mukrianto, Melanie Leimena Suharli, Benny K Harman, Ratna Kumala, Jackson Kumaat, Letjen (purn) M. Yasin, Bagus Haryosuseno, Hasan Basri Agus, Cornelis Buston, Muhamad Nasir, Rr Nully Kawuri, Hendriani, Herizon, Mustamar, Yogi Zainal, Fuad Saafari, Paul Marisi, Effendi Hatta, Zainal Abidin, Anis Hariri, Didik L. Pambudi, Iwan Kurniawan dan ratusan kader lainnya. Tentu saja hingga berita ini diturunkan pernyataan dukungan pada SBY agar memimpin PD di 20150-2020 terus mengalir dari seluruh Indonesia. Sebuah sikap yang wajar karena semua kader sama memahami PD masih butuh SBY. tempo/Viva/detik/republika/tribunlampung/
Ketua DPD PD Sumatera Barat Josrizal Zain. (dok)
25
Februari 2015
P 26
Silaturahmi SBY dengan Para Pelopor
artai Demokrat tidak pernah melupakan penggagas, para pendiri, dan para pelopor berkibarnya panji-panji partai berlambang bintang segitiga merah putih. Filosofi itulah yang dipegang teguh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Ibu Ani Yudhoyono, saat menggelar pertemuan dengan Paguyuban Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat (DPD-PD) periode 2002-2007. Pertemuan tersebut diselenggarakan di kediaman pribadi SBY, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Selasa (9/12). Dalam sambutannya SBY mengatakan, pertemuan ini merupakan kesempatan bersejarah dan Insya Allah penuh berkah karena Partai Demokrat bukan hanya milik masa lampau tapi juga milik masa depan. “Saya berbicara di atas mimbar ini karena kita ingin
Foto: Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pengarahan kepada Paguyuban Ketua DPD PD periode 2002-2007. (foto: mcpd/omar)
berjuang kembali membawa Partai Demokrat menjadi partai yang makin besar dan makin berjaya. Bukan hanya pada Pemilu 2019 tapi juga Pemilu 2024 dan seterusnya,� SBY menegaskan. SBY memaparkan, Partai Demokrat punya pengalaman di masa lalu sehingga harus dijadikan modal dan bekal ke masa depan menghadapi mindset (pola pikir) yang baru. “Partai Demokrat periode 2009- 2014 mengalami musibah, tapi kalau kita belajar dari pengalaman pahit tahun-tahun terakhir ini, dengan izin Allah SWT dan kerja keras, kita bisa mengukir sukses di waktu yang akan
Para kader harus kembali kepada khittah politik Partai Demokrat yang bersih cerdas dan santun memenangkan kembali Partai Demokrat di Pemilu 2019. Kami juga mengharapkan petunjuk-petunjuk dari Ketua Umum Partai Demokrat agar bisa memperjuangkan landasan dan semakin membesarkan Partai Demokrat, karena kami semua masih cinta Partai Demokrat,” kata Ketua DPD-PD Jawa Timur periode 2002-2007 tersebut di akhir sambutannya. Hadir dalam pertemuan ini antara lain Ketua Umum Partai Demokrat 2001-2005 Subur Budhisantoso, Ketua Dewan Pembina PD EE Mangindaan, Ketua Harian PD Syarief Hasan, Bendahara Umum PD Indrawati Sukadis, Anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarok, dan para Ketua DPD-PD periode 2002-2007 se-Indonesia. iwan k/dik
Februari 2015
datang. Para kader harus kembali kepada khittah politik Partai Demokrat yang bersih cerdas dan santun,” SBY mengingatkan. Penggagas Partai Demokrat tersebut menyampaikan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawan, pendahulu, dan para pemimpinnya. Para sahabat (Ketua DPD-PD periode 2002-2007) adalah pendahulu, pemimpin, dan boleh dikatakan founding father dari partai berlambang bintang segitiga merah putih. “Kita semua tidak akan pernah melupakan. Bahkan dari lubuk hati saya yang paling dalam, di tempat ini; di rumah perjuangan, ini saya mengajak kembali untuk bersama-sama berjuang menuju tahun 2019 dan ke depannya lagi,” ujar Presiden RI dua periode tersebut. Sebelumnya Ketua dari Paguyuban Ketua DPD-PD periode 2002-2007 Markus Sillano mengatakan, tujuan Partai Demokrat menjadi partai nomor satu di Republik Indonesia sebenarnya sudah tercapai pada Pemilu 2009. Sayangnya, di dalam perjalanannya terjadi sesuatu dan lain hal sehingga Partai Demokrat pada Pemilu 2014 mengalami penurunan elektabilitas. “Tapi hal itu tidak menyurutkan tekad dan semangat kami. Walaupun berada di luar struktur, kami tetap berkomunikasi dan berdiskusi mengenai Partai Demokrat, termasuk siapa yang paling pantas memimpin dan bisa merekatkan Partai Demokrat ke depan sehingga
Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Ani Yudhoyono, Ketua Dewan Pembina DPP PD EE Mangindaan, Ketua Harian DPP PD Syarifuddin Hasan dan Direktur Eksekutif DPP PD Fajar Sampurno berfoto bersama Paguyuban Ketua DPD PD periode 2002-2007. (omar)
27
Konsolidasi SBY dengan Kader PD se-Kalimantan
Februari 2015
K
28
etua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah berulangkali menegaskan bahwa ia sangat mencintai seluruh kader partai yang ia gagas pendiriannya. Para kader dari Sabang hingga Merauke; Miangas sampai Pulau Rote tentu memahami perhatian besar SBY pada mereka. Kali ini giliran para kader utama se-Pulau Kalimantan yang mendapat giliran bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono. Pertemuan SBY dengan para Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat (DPD-PD) dan Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat (DPC-PD) se-Kalimantan tersebut diselenggarakan di kediaman pribadi SBY, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Rabu (10/12). “Alhamdulillah hari ini kita menyatukan kembali semangat, tekad dan upaya kita di rumah perjuangan ini, dengan izin Allah SWT, untuk kembali memenangkan Pemilu 2019. Tanda tandanya telah datang bahwa partai kita, setelah dengan tabah menghadapi cobaan dan ujian di waktu yang lalu, Allah SWT membuka jalan–tentu dengan perjuangan, persatuan, dan kebersamaan kita– untuk kembali meraih kemenangan. Dan kemenangan itu akan kita abdikan untuk kepentingan rakyat Indonesia,” demikian disampaikan SBY di awal sambutannya, usai para kader menyaksikan video kinerja Pemerintahan SBY
Foto atas: (kiri) Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pengarahan kepada kader PD se-Kalimantan di Cikeas. (kanan) Foto bersama Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Ani Yudhoyono, Ketua Harian PD Syariefuddin Hasan, Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono dengan Kader PD se-Kalimantan Barat. (foto: mcpd/omar)
yang didukung penuh Partai Demokrat. Dalam video itu ditayangkan keberhasilan dan capaian-capaian yang telah diraih Pemerintahan Presiden RI ke-6 SBY selama dua periode (2004-2014) memimpin Republik Indonesia. SBY kemudian memaparkan, para kader telah menyaksikan ketika Partai Demokrat mengemban amanah dan mendapatkan peluang sejarah. Serta ketika Partai Demokrat mendapatkan mandat dari rakyat. “Semua itu tidak kita sia-siakan. Yang ditayangkan melalui video tadi adalah sebagian dari bukti, bukan janji, ketika saya dan Partai Demokrat mengemban tugas sejarah. Bukti yang juga telah diakui oleh dunia yang sebenarnya juga dirasakan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, saya ingin, setiap kader Partai Demokrat dalam dada dan jiwanya kembali memiliki keyakinan diri, bahwa kita bisa kembali berjaya dalam Pemilu yang akan datang. Kita bisa kembali memimpin pemerintahan serta menjadi
kekuatan dominan di parlemen baik di DPR-RI maupun DPRD. Insya Allah itu bisa kita capai karena rakyat masih memiliki rasa kepercayaan terhadap PD,” kader terbaik PD tersebut menegaskan. Usai SBY menyampaikan sambutannya, mewakili Partai Demokrat se-Kalimantan, Ketua DPD-PD Kalimantan Barat, yang juga Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot mengucapkan rasa syukur bisa bertemu langsung dengan Ketua Umum PD SBY. Kesempatan tersebut telah sangat dinantikan dan dirindukan seluruh kader PD di Kalimantan. “Partai Demokrat Kalimantan mengucapkan terima kasih kepada SBY yang telah memimpin negeri selama 10 tahun (2004-2014). Sudah tentu sebagai rakyat yang ada di Kalimantan, kami sangat merasakan sentuhan pembangunan yang dilakukan Pak SBY. Sekali lagi, kami
ucapkan terima kasih,” kata Suryadman Gidot. Suryadman Gidot kemudian menyampaikan isi hati dan harapan dari pengurus DPD dan DPC, PAC dan seluruh kader Partai Demokrat di Kalimantan. Isi hati tersebut adalah: melihat situasi dan keadaan saat ini, mereka mohon agar SBY bersedia untuk kembali memimpin Partai Demokrat lima tahun mendatang. “Ini adalah kebutuhan Partai Demokrat untuk kembali berjaya memenangkan Pemilu 2019,” Suryadman Gidot menjelaskan. Hadir dalam pertemuan ini, antara lain, Ketua Harian PD Syarief Hasan, Sekretaris Jenderal PD Edhie Baskoro Yudhoyono, Bendahara Umum PD Indrawati Sukadis, para Pengurus Harian Terbatas DPP-PD, serta para Ketua DPD dan DPC-PD se-Kalimantan. iwan k/dik
Februari 2015
(searah jarum jam) Foto bersama Ketua Umum DPP PD Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Ani Yudhoyono, Ketua Harian DPP PD Syarifuddin Hasan,Sekjen DPP PD Edhie Baskoro Yudhoyono, Bendahara Umum DPP PD Indrawati Sukadis, Wakil Direktur Eksekutif DPP PD Bambang Soesanto dengan kader PD se-Kalimantan Tengah (1), kader PD se-Kalimantan Selatan (2), kader PD se-Kalimantan Timur (3), dan kader PD se-Kalimantan Utara. (foto: omar)
29
Aklamasi pada SBY adalah Wujud Kesetiaan dan Kebanggaan Kader
Februari 2015
P
30
ara kader Partai Demokrat se-Nusantara semakin jelas mengedepankan kepentingan bersama dan mengedepankan akal sehat ketika meminta agar Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono kembali memimpin partai berideologi nasionalis-religius lewat Kongres 2015 mendatang. Desakan kader se-Indonesia agar SBY kembali memimpin partai moderat ini menimbulkan prediksi kuat bahwa, jika SBY bersedia, maka pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat periode 2015-2020 pada Kongres 2015 berlangsung aklamasi. Menyikapi permintaan kader se-Nusantara itu, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau akrab disapa Ibas menyampaikan keyakinannya bahwa figur SBY memang mampu mengembalikan kejayaan Partai Demokrat. “Tidak ada yang menyangkal kalau Pak SBY sebagai figur perekat dan yang pasti bisa diterima oleh seluruh kader Demokrat. Semua yakin bahwa Pak SBY dengan segudang pengalaman dan pengetahuan sekaligus memiliki sikap kenegarawanan, sikap tengah yang bijak, akan membawa kembali Partai Demokrat di jalur kemajuan dan masa-masa emas,� demikian disampaikan Ibas dalam pernyataan tertulis ke website demokrat, Sabtu (20/12/2014). Sebagai kader, Ibas, yang juga menjabat Ketua Fraksi PD di DPR-RI, optimistis partai berlambang bintang segitiga merah putih akan terus berada di jalur demokratis dalam memilih pemimpin karena sebagai partai yang relatif muda, PD sudah belajar dari sejumlah pengalaman. “Kami sadar dan tidak akan mengulangi kejadian kelam di masa lalu ketika Demokrat melepas demokrasi dalam memilih kepemimpinan yang berujung kepada ketidaksolidan bagi segelintir orang-orang tertentu. Oleh sebab itu, saat ini kita sepakat yang terbaik adalah
Edhie Baskoro Yudhoyono, M.Sc Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR-RI periode 2014-2019
mencari tokoh penentu, pengayom dan bisa membawa kejayaan kembali Demokrat ke depan dan tokoh tersebut adalah Pak SBY,� lanjut Ibas. Politisi asal Dapil VII Jatim ini menjelaskan lebih lanjut, adanya aspirasi mayoritas kader Partai Demokrat di daerah untuk meminta Ketua Umum PD, SBY tetap bersedia memegang pimpinan PD. Untuk itu, lanjutnya, dinamika menjelang Kongres PD mendatang akan diwarnai desakan mayoritas kader di daerah agar SBY dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PD.
“Kami yakin dinamika yang berkembang pada akhirnya juga akan menegaskan Pak SBY sebagai Ketua Umum PD secara aklamasi yang diterima semuanya. Kader Demokrat rasional dan menginginkan ke depannya memiliki masa depan yang cerah. Oleh karena itu, pantas jika banyak kader Demokrat yang menginginkan Pak SBY memimpin sekaligus mengayomi kita semua menuju Indonesia yang lebih aman, adil, demokratis, sejahtera dan dihormati dunia,� Ibas menambahkan. Di akhir pernyataan Ibas menilai, keberhasilan SBY
baik sebagai kader utama PD maupun Presiden RI ke-6 sudah dibuktikan secara baik selama 10 tahun menjalankan amanah rakyat sebagai kepala negara dan pemerintahan. “Sebagai Presiden RI ke-6, beliau berhasil membangun melalui program-program pro-rakyat, pro-job(pekerjaan), pro-business (bisnis), pro-growth (pertumbuhan), proenvironment (lingkungan), pro-demokrasi, dan prointernational relations (hubungan internasional),� Ibas memungkasi pernyataan. ebyteam/dik
Februari 2015
Tidak ada yang menyangkal kalau Pak SBY sebagai figur perekat dan yang pasti bisa diterima oleh seluruh kader Demokrat. Semua yakin bahwa Pak SBY dengan segudang pengalaman dan pengetahuan sekaligus memiliki sikap kenegarawanan, sikap tengah yang bijak, akan membawa kembali Partai Demokrat di jalur kemajuan dan masa-masa emas
31
KABAR INTERNASIONAL
Pernyataan SBY atas Terorisme di Paris
Februari 2015
P 32
residen RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan pernyataan panjang terkait terorisme dan kekerasan atas nama agama (menyusul pemuatan karikatur yang dianggap menghina Islam di Majalah satire Charlie Hebdo) di Paris, Perancis. Pernyataan tersebut disampaikan SBY melalui akun pribadinya di media sosial Twitter, @SBYudhoyono, Rabu (14/1/2015) pagi. Berikut pernyataan lengkap SBY yang memuat pandangan serta solusi untuk menghentikan terorisme dan kekerasan atas nama agama di seluruh dunia: Seminggu ini dunia memanas, menyusul terjadinya kekerasan atas nama agama di Paris, yang mengakibatkan jatuhnya 17 korban jiwa. Dari Perancis dikumandangkan bahwa dunia berada dalam peperangan, “We are at War�. Mungkin lebih dari sekadar anti-terorisme. Inilah yang saya cemaskan. Jangan sampai Islam dihadapkan dengan non-Islam. Jika ini terjadi, yang “menang� kaum teroris, yang lain kalah. Terorisme harus kita cegah dan perangi. Tak boleh atas
nama agama, sebuah kelompok lakukan pembunuhan dan main hakim sendiri. Beberapa kali Indonesia alami terorisme. Korbannya masyarakat yang tidak bersalah. Kita tolak terorisme dari siapa pun, agama mana pun. Dunia memang harus bersatu untuk cegah dan hentikan terorisme. Tetapi, jangan sampai dunia dibelah antara Islam lawan non-Islam. Para pemimpin dunia dan nasional serta pemimpin agama dan masyarakat harus aktif cegah berkembangnya ekstrimisme dan radikalisme. Pemimpin agama harus berani katakan terorisme adalah penyimpangan dari ajaran agama. Jangan diam dan jangan membiarkannya. Untuk negeri kita, Indonesia, mari kita pastikan kehidupan antar-umat beragama makin teduh, makin toleran, danmakin rukun. Selama 10 tahun yang lalu, dengan dukungan banyak pihak, saya bekerja keras untuk menjaga kerukunan dan toleransi, serta tanggulangi terorisme. Saya yakin Pak Jokowi juga akan lakukan hal yang sama. Mari kita dukung Presiden dan pemerintah untuk laksanakan tugas penting ini. Gerakan untuk memperkuat toleransi dan kerukunan ini harus dilaksanakan di seluruh dunia. Semua mesti terlibat. Tak cukup hanya dialog. Di seluruh dunia, umat Islam juga tidak boleh merasa dikalahkan dan dipermalukan. Mereka harus merasa setara di negara mana pun. Sebaliknya, di seluruh dunia, Islam juga harus menampilkan wajah yang damai serta tidak menaburkan ancaman, kekerasan dan ketakutan. Tidakkah Islam agama yang menaburkan rahmat bagi semesta alam. Karenanya umat Islam harus makin maju, damai dan jadi solusi dunia. Yang bisa menampilkan wajah Islam seperti itu ya umat Islam sendiri, termasuk ulama dan pemimpin Islam. Termasuk saya dan saudara jika muslim. Dunia masa depan haruslah menjadi dunia yang makin sepi dari radikalisme, ekstrimisme dan terorisme. Dari mana pun datangnya. Peperangan di negara Islam yang masih terjadi, pada saatnya harus berakhir, karena hanya akan timbulkan korban jiwa, tragedi, serta kebencian. Meskipun perang itu bertujuan untuk perangi terorisme, bukan Islam, tetapi lama kelamaan bisa dianggap memerangi dunia Islam. Ke depan, masyarakat dunia juga harus saling hormati
KABAR INTERNASIONAL
Puluhan ribu warga Chechnya turun ke jalan Grozny, Chechnya, Senin (19/1) waktu setempat. Mereka memprotes penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW oleh majalah Charlie Hebdo.(Foto: REUTERS/Eduard Korniyenko)
Absolute liberty can corrupt absolutely. Saya mengikuti liputan media internasional sejak aksi kekerasan di Paris. Yang sangat ditonjolkan isu “kebebasan”nya (freedom of speech). Jika kita ingin mencegah hal begitu tidak terus terjadi, perlu diangkat pula penggambaran karikatur Nabi Muhammad sebagai penyebab. Jangan salah mengerti, saya juga mengecam pembunuhan para kartunis itu. Tapi saya berpikir bagaimana mencegahnya di masa depan. Beberapa hari lalu, di Amerika Serikat, pandangan ini juga saya sampaikan kepada mereka yang peduli dan ingin menjadi bagian dari solusi. Saya mengajak bangsa mana pun, Amerika, Eropa, Asia, Islam dan lainnnya, untuk memilih solusi yang lebih tepat serta bijak. Tidak harus perang. Terakhir, pagi ini, di Jepang, saya lihat TV-TV menyiarkan bahwa karikatur Nabi Muhammad justru akan dibuat besarbesaran di Eropa. Saya berharap para pemimpin sedunia, termasuk pemimpin agama, bisa berbuat sesuatu. Mari kita cegah memburuknya situasi dunia. Banyak yang skeptis dan pesimis. Mereka mengatakan tidak mungkin terorisme serta tegangnya hubungan Islam dan Barat bisa diatasi. Saya setuju ini isu yang sensitif dan masalah yang berat. Tak mudah mengatasinya. Tetapi dunia yang “sedikit” lebih baik tetap dimungkinkan. *SBY* dik
Februari 2015
nilai dan keyakinan pihak lain. Tak paksakan sistem nilai dan keyakinan yang dianutnya. Rakyat Indonesia, yang mayoritasnya umat Islam, harus makin maju dan sejahtera, serta mendapatkan keadilan, secara sosial-ekonomi. Kembali ke pembunuhan para kartunis di Paris, saya memahami kemarahan yang ada. Tetapi, dengan niat baik, mari kita cari penyebabnya. Membuat gambar Nabi Muhammad, apalagi karikatur, bagi umat Islam sangat ditabukan. Ini juga berlaku bagi umat Islam sendiri. Bagi dunia Barat, karikatur Nabi Muhammad bagian dari kebebasan (freedom of speech or expression). Mutlak, tak boleh dibatasi. Tetapi, bagi dunia Islam hal itu sebuah penistaan dan pelecehan (defamation, blasphemy). Pelakunya mesti mendapatkan sanksi. Di sinilah masalahnya. Ada perbedaan yang sangat fundamental. Ada “clash of values” dan “clash of perceptions”. Ini harus diatasi. Ke depan kita harus saling memahami dan menghormati pandangan yang berbeda. Bertenggang rasa. Kalau tidak harganya terlalu mahal. Membuat karikatur Nabi Muhammad bukan hanya membikin marah kaum yang ekstrim dan radikal, tetapi juga umat Islam secara keseluruhan. Beberapa tahun lalu, saya keluarkan pernyataan untuk memprotes rencana pembakaran Al Qur’an oleh seorang pemuka agama di Amerika. Dalam pernyataan itu saya didampingi para pemimpin agama, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Tentu semua marah. Bagi saya, pembakaran kitab suci agama apa pun adalah contoh penggunaan kebebasan (freedom) yang kebablasan. Tak bisa ditoleransi. Saya cinta perdamaian. Saya ingin hubungan Islam dan Barat makin baik. Mestinya membikin karikatur Nabi Muhammad bisa dicegah. Ke depan, pemimpin Islam bertanggung jawab untuk cegah kekerasan, apalagi pembunuhan, sekalipun mereka dianggap menghina Islam. Sebaliknya, pemimpin Barat bertanggung jawab agar kebebasan tidak digunakan untuk menista Islam, misalnya karikatur Nabi Muhammad. Saya punya pandangan bahwa kebebasan tetap mengenal batas. Saya kira itu pula semangat dari Universal Declaration of Human Rights. Sebenarnya, bukan hanya “power tends to corrupt” (disalahgunakan). “Liberty too can corrupt.
33
KABAR INTERNASIONAL
Februari 2015
SBY Sampaikan Bela Sungkawa atas Wafatnya Raja Saudi Arabia
Foto dokumentasi Presiden RI ke-6 Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono dan alm Raja Saudi Arabia Abdullah bin Abdulaziz. (akun facebook: SBYudhoyono)
34
KABAR INTERNASIONAL
A
lmarhum Raja Saudi Arabia Abdullah bin Abdulaziz adalah pemimpin bijak dan sahabat baik Indonesia. Kepergiannya menghadap Tuhan Yang Mahakuasa menimbulkan duka mendalam tak terkecuali pada diri Presiden RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Wajarlah karena SBY dan Raja Abdullah adalah dua sahabat baik yang bisa saling memahami permasalahan kedua negara (Republik Indonesia dan Saudi Arabia) dengan arif. “Atas wafatnya Raja Saudi Arabia Abdullah bin Abdulaziz, selaku mantan Presiden dan pribadi saya mengucapkan bela sungkawa yang dalam,” demikian
SBY menuturkan, ketika Sumatera Barat mengalami gempa bumi tahun 2009 maka SBY (dari Kota Padang) menelepon Raja Abbullah untuk mengucapkan terima kasih atas bantuan yang besar kepada Sumbar dan Indonesia. Di era kepemimpinan SBY dan Raja Abdullah, kedua negara menyelenggarakan MTQ internasional (bacaan dan hafalan) yang setiap tahun dilaksanakan di Indonesia. Beberapa kali pula SBY bertemu Raja Abdullah, termasuk di forum G-20, untuk meningkatkan kemitraan dan mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. “Semoga almarhum, Raja Abdullah, pemimpin bijak dan sahabat baik Indonesia, diterima di sisi Allah sesuai
disampaikan SBY melalui akun pribadinya di mediasosial Twitter, @SBYudhoyono, Jumat (23/1) pagi. SBY memaparkan, di bawah kepemimpinan Raja Abdullah, hubungan bilateral Indonesia-Saudi Arabia berjalan baik dan kuat. Perhatian Raja Abdullah untuk Indonesia pun sangat besar. “Atas permohonan saya, beliau memberikan pengampunan atas banyak WNI yang divonis hukuman mati di Saudi Arabia. Beliau juga mengabulkan permintaan Indonesia agar penanganan ribuan WNI yang ‘overstay’ dilaksanakan dengan baik dan dengan waktu yang cukup,” SBY menjelaskan apa yang telah dilakukan Raja Abdullah untuk Indonesia.
dengan amal dan ibadahnya,” SBY mendoakan. Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz menghembuskan nafasnya terakhir pada usia 90 tahun, karena menderita pneumonia. Raja Abdullah wafat setelah dirawat selama beberapa minggu di rumah sakit. Putra Mahkota Salman bin Abdulaziz Al Saud (79) kini resmi Raja Saudi yang baru dan Pangeran Muqrin bin Abdulaziz adalah putra mahkota baru. “Yang Mulia Salman bin Abdulaziz Al Saud dan semua anggota keluarga dan bangsa meratapi Penjaga Dua Masjid Suci Raja Abdullah bin Abdulaziz, yang meninggal tepat pukul 1 Jumat pagi ini,” kata televisi pemerintah Arab Saudi. detik/didik
Februari 2015
Beliau (Raja Saudi Arabia Abdullah bin Abdulaziz) memberikan pengampunan atas banyak WNI yang divonis hukuman mati di Saudi Arabia. Beliau juga mengabulkan permintaan Indonesia agar penanganan ribuan WNI yang ‘overstay’ dilaksanakan dengan baik dan dengan waktu yang cukup.
35
KABAR NASIONAL
Setuju…! Perppu Pilkada Sah Jadi UU
Februari 2015
“A
36
pakah Perppu nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota dan Perppu nomor 2 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dapat disetujui untuk disahkan menjadi Undang-undang?” tanya pimpinan DPR Agus Hermanto dalam rapat paripurna di gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/1/2014). “Setuju…!” demikian jawaban mayoritas anggota DPR dari 442 yang hadir pada pukul 11.15 WIB. Satu kata “setuju” dari para legislator itu akhirnya melegakan seluruh rakyat di tanah air yang memang sudah cukup lama menanti hasil akhir dari Perppu 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota dan Perppu nomor 2 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah agar menjadi Undang-undang. Perppu Pilkada dan Perppu Pemda yang diterbitkan bersamaan oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memang saling terkait. Perppu itu mengatur Pilkada digelar langsung tanpa melalui DPRD sebagaimana materi UU Pilkada yang dibatalkan SBY dengan Perppu. Dalam rapat paripurna itu, beberapa fraksi kembali menegaskan bahwa UU Pilkada ini harus direvisi setelah disahkan menjadi UU. Pimpinan DPR menerima masukan itu sebagai bagian dari keputusan paripurna. Dengan disahkannya Perppu pilkada menjadi Undang undang, Presiden RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengapresiasi langkah DPR menyetujui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Pilkada menjadi Undang-Undang dalam rapat paripurna. “Saya sungguh bersyukur dan ingin mengucapkan terima kasih kepada DPR-RI, semua fraksi, baik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat maupun Koalisi Merah Putih, maupun Fraksi Partai Demokrat atas persetujuan yang diberikan kepada Perppu tentang Pilkada langsung. Berarti Dewan sungguh mendengarkan aspirasi rakyat,” Kata SBY melalui media sosial Youtube yang diunggah melalui akun twitternya @SBYudhoyono, Selasa (20/1). Perppu Pilkada adalah upaya Presiden RI ke-6 SBY untuk meredam kekecewaan dan desakan masyarakat atas UU Pilkada yang disahkan DPR. Dalam UU Pilkada tersebut, pemilihan kepala daerah dilaksanakan tidak langsung namun melalui DPRD yang kemudian memicu SBY menerbitkan Perppu yang menyatakan pemilihan kepala daerah langsung oleh rakyat. SBY berterima kasih kepada Presiden Jokowi dan
pemerintah yang telah memberikan dukungan penuh terhadap diterimanya Perppu tersebut oleh DPR RI. “Saya tentu memiliki tanggung jawab moral agar Perppu ini betul-betul bisa tembus, gol dan diterima oleh DPR RI,” kata SBY. SBY juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai kalangan. “Para pecinta demokrasi dan terutama saudara-saudara kami, rakyat Indonesia,” katanya. Menurut SBY, aspirasi rakyat dapat diwujudkan dengan tetap mempertahankan Pilkada langsung. Ia juga menyambut baik persetujuan DPR agar ada sejumlah perbaikan dalam Perppu Pilkada tersebut agar Pilkada langsung menjadi lebih berkualitas di masa depan. “Saya juga dilapori oleh pimpinan Fraksi Partai Demokrat, bahwa sejumlah fraksi mengusulkan nantinya ada sejumlah perbaikan, ataupun perubahan tertentu. Bagi saya perbaikan itu dimungkinkan tetapi yang penting sistem Pilkada langsung itu tidak boleh berubah,” kata SBY. SBY menambahkan, terkait Pilkada September 2015, dia memahami ada kesulitan teknis untuk penyiapannya, mengingat Perppu baru saja disahkan meski telah diajukan sekitar 3,5 bulan lalu saat dia masih menjabat Presiden. Selengkapnya simak di link https://www.youtube. com/watch?v=Trec4lukCiU Seperti telah diketahui bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) disepakati akan dilakukan langsung oleh rakyat, tanpa melalui DPRD. Soalnya, seluruh fraksi di DPR sepakat menyetujui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang diterbitkan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, Jakarta, 2 Oktober tahun lalu. “Intinya, seluruh fraksi menerima Perppu No.1 Tahun 2014 dan Perppu No.2 Tahun 2014 tentang Pemda,” ujar Ketua Komisi II Rambe Kamaru Zaman di Gedung DPR, Senin (19/1/2015). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu menerbitkan dua Perppu. Pertama, Perppu No.1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, dan Perppu No.2 Tahun 2014 tentang Perubahan UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Kedua Perppu diterbitkan akibat penolakan masyarakat luas terhadap dua RUU yang disahkan menjadi UU, yakni UU Pilkada melalui DPRD dan UU Pemda. Sesuai peraturan perundangan, pembahasan kedua Perppu telah dilakukan DPR. Hasilnya, sebanyak 10 fraksi menerima dan menyetujui kedua Perppu diboyong
ke rapat paripurna untuk disahkan menjadi UU. Fraksi Partai Demokrat memberikan persetujuan tanpa catatan. Sementara fraksi lainnya, meski bersepakat menyetujui, tapi memberi catatan setelah Perppu disahkan menjadi UU, maka segera dilakukan revisi. DPD yang ikut dalam rapat tingkat I itu juga memberikan persetujuannya agar Pilkada dilaksanakan secara langsung. Sementara pemerintah yang diwakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahyo Kumolo mengamini pandangan seluruh fraksi. Namun,terkait dengan adanya usulan dilakukan revisi sesegera mungkin, Mendagri belum bisa memastikan. Pasalnya,masa sidang DPR kali ini terbilang pendek. Oleh sebab itu, Mendagri meminta agar pembahasan revisi dapat dibicarakan lebih lanjut antara pemerintah dan DPR. Sebelumnya Wakil Ketua DPR RI asal Fraksi Partai Demokrat, Agus Hermanto menilai Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pilkada dan Perppu Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sudah sempurna. “Ini UU Pilkada yang sangat bagus dan ideal karena dalam UU ini masyarakat memilih secara langsung dan ada 10 perbaikan, kami yakin. Perppu Pilkada ini Perppu yang bagus sekali,” katannya di gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Senin (19/1). Setelah disahkannya Perppu pilkada menjadi undangUndang, Partai Demokrat (PD) melalui Sekretaris Jenderal PD sekaligus Ketua Fraksi PD DPR-RI Edhie Baskoro Yudhoyono, yang akrab disapa Ibas, menyampaikan terima kasih untuk semua pihak yang telah memperjuangkan, mengawal, dan mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung dan Pemerintahan
Daerah menjadi Undang-undang. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah menjadi bagian dalam memperjuangkan dan menyetujui Perppu Nomor 1/2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota dan Perppu Nomor 2/2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang,” ujar Ibas di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (20/01/2015). Ibas berharap, implementasi pilkada langsung dapat terwujud dengan sepuluh perbaikan yakni: Pertama, ada uji publik calon kepala daerah Kedua, penghematan atau pemotongan anggaran pilkada secara signifikan Ketiga, Pengaturan kampanye dan pembatasan kampanye terbuka Keempat, akuntabilitas penggunaan dana kampanye, termasuk dana sosial yang sering disalahgunakan Kelima, melarang politik uang, termasuk serangan fajar dan membayar parpol yang mengusung Keenam melarang fitnah dan kampanye hitam Ketujuh melarang pelibatan aparat birokrasi Kedelapan melarang pencopotan aparat birokrasi pascapilkada Kesembilan menyelesaikan sengketa hasil pilkada secara akuntabel, pasti dan tidak berlarut-larut Kesepuluh mencegah kekerasan dan menuntut tanggung jawab calon atas kepatuhan hukum pendukungnya. Lebih lanjut, Ibas yang juga anggota DPR asal Dapil VII Jawa Timur ini berharap, perbaikan-perbaikan di atas dapat mewujudkan Pemilu yang berkualitas, menjaga kedaulatan rakyat, menyejahterakan rakyat dan menjadi bagian dari pematangan demokrasi di Indonesia. detik/
Februari 2015
Presiden RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (youtube)
antara/hukumonline/rmol/ebyteam/mcpd/iwan/didik
37
DARI DUKA KITA BANGKIT 10 Tahun Tsunami Aceh dan Nias Oleh : Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono
“Ya Allah, musibah apa ini … ,” ucap saya lirih.
Februari 2015
H
38
al ini saya ucapkan di Wisma Gubernur Papua, Jayapura, tanggal 26 Desember 2004, ketika berita yang saya terima tentang gempa bumi di Aceh bertambah buruk dari jam ke jam. Dino Patti Djalal dan Andi Mallarangeng, dua juru bicara Presiden, yang terus “meng up-date” perkembangan situasi di Aceh ikut pula cemas. Istri tercinta yang mendampingi saya saat itu nampak makin sedih. Matanya mulai berkaca-kaca. Komunikasi yang dilakukan oleh para Menteri dan Staf Khusus yang mendampingi saya memang amat tidak lancar. Mereka nampak frustrasi. Belakangan baru tahu bahwa telekomunikasi di seluruh Aceh lumpuh total. Tetapi, yang membuat pikiran saya semakin tegang adalah setiap berita yang masuk jumlah korban gempa terus meningkat dengan tajam. Pertama belasan, kemudian puluhan, ratusan dan bahkan ribuan. Waktu itu saya benar-benar belum mengetahui bahwa yang terjadi ternyata bukan hanya gempa bumi, tetapi juga tsunami yang amat dahyat. Selama jam-jam yang menegangkan itu saya tetap memelihara komunikasi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang saat itu berada di Jakarta. Intinya, nampaknya ini bukan bencana alam biasa. Sesuatu yang besar. Kita
harus siap menghadapi hal yang paling buruk. Kita harus dapat bertindak dengan cepat namun sekaligus tepat. Oleh karena itu, meskipun malam harinya saya tetap menghadiri perayaan Natal bersama umat Kristiani yang ada di Jayapura yang sudah lama dipersiapkan, saya meminta acara itu dipersingkat dan saya mengajak hadirin untuk berdoa atas keselamatan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa bencana alam di Aceh.
Rapat Darurat Kabinet Terbatas di Jayapura Dengan informasi dan intelijen yang sangat minim, malam itu di Jayapura saya segera menggelar rapat Kabinet Terbatas, yang dihadiri oleh sejumlah Menteri yang mendampingi saya. Ingat, kunjungan saya ke Papua waktu itu di samping menghadiri perayaan Natal bersama juga meninjau Nabire yang baru saja tertimpa bencana. Suasana nampak hening. Para Menteri sempat merasakan ketegangan saya. Sebenarnya, ketika saya pandangi wajah-wajah mereka, nampaknya hal itu juga dialaminya. Setelah melakukan pembahasan secukupnya, saya mengambil keputusan bahwa esok hari, sepagi mungkin, kita langsung ke Aceh. Bukan ke Jakarta sesuai dengan yang telah direncanakan. Pada waktu itu memang ada yang berpendapat dan menyarankan agar sebaiknya
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Presiden RI ke-6 (Kepala Negara dua periode 2004-2014) dan Ketua Umum Partai Demokrat
Kota Banda Aceh setelah beberapa hari usai tsunami 26 Desember 2004. Banda Aceh setelah 10 tahun kemudian. [Foto kiri AFP/Getty Images – Foto kanan Chaideer Mahyuddin/AFP]
Jenderal Polisi Da’i Bachtiar untuk menyiagakan pasukannya, dan segera melakukan apa saja yang bisa dilakukan untuk membantu Aceh dalam mengatasi bencana dahsyat itu. Meskipun, terus terang, pengetahuan saya sendiri terhadap bencana tsunami belum luas benar. Tetapi, pegangan saya adalah bahwa korban jiwa amat besar, berarti memerlukan tindakan yang besar pula.
Terbang Menuju Lhokseumawe Pagi hari, pesawat yang saya tumpangi tinggal landas menuju Aceh. Sasaran kunjungan saya adalah ke Lhokseumawe. Sementara, Pak Jusuf Kalla saya minta untuk langsung ke Banda Aceh. Pertimbangan saya Wapres bisa datang lebih cepat di Aceh, sehingga segera bisa melihat langsung Banda Aceh yang konon kerusakannya paling parah. Sebab, kalau saya sendiri yang ke Banda Aceh, sore atau malam hari baru tiba. Sebagaimana yang diketahui oleh banyak kalangan pesawat kepresidenan yang saya naiki adalah jenis RJ 85, yang tidak bisa terbang langsung ke Lhokseumawe. Pesawat harus singgah di Makasar dan kemudian Batam untuk pengisian bahan bakar. Tentu saja saya harus menambah waktu sekitar 3-4 jam. Keadaan inilah yang waktu itu memunculkan gagasan saya bahwa
Februari 2015
saya kembali ke Jakarta dulu. Setelah segalanya menjadi jelas, baru ke Aceh. “Tidak. Kita langsung ke Aceh. Persiapkan penerbangan kita. Kita berangkat sepagi mungkin”, demikian arahan saya. “Siap, Bapak Presiden”, jawab mereka. Serentak. “Terima kasih. Dalam keadaan yang serba tidak jelas ini justru sebagai pemimpin saya harus mengetahui situasi di lapangan yang sebenarnya. Di situ saya bisa segera mengambil keputusan. Dan kemudian memberikan instruksi dan segera bertindak.” Mereka kembali mengangguk. Tanda mengerti. Saya dibesarkan di dunia militer. Dari Letnan hingga Jenderal. Saya bersyukur karena dapat kesempatan sejarah untuk bertugas di medan pertempuran di Timor Timur selama hampir 5 tahun. Juga pernah bertugas di Bosnia sebagai bagian dari Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB. Dalam kehidupan militer inilah saya selalu ingat apa yang didoktrinkan kepada para Komandan Satuan tempur apa yang disebut “3 Quick”. Dalam bahasa Inggris berbunyi: “Quick to see, quick to decide, quick to act”. Malam itu juga saya mengeluarkan intruksi kepada Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan Kapolri
39
Februari 2015
Di bawah ini akan saya kedepankan sejumlah persoalan pelik yang dihadapi oleh jajaran pemerintah. • Pemerintahan Daerah benar-benar lumpuh. • Logistik boleh dikatakan nol. • Alutsista TNI sangat kurang, akibat embargo dan sanksi. • Konflik bersenjata dengan GAM masih berlangsung. • Ada penolakan terhadap bantuan internasional, termasuk militernya. • Badan penanggulangan bencana belum terbentuk. • Undang-Undang penanggulangan bencana belum ada. • Anggaran APBN 2004 tidak tersedia untuk tanggap darurat tsunami Aceh dan Nias.
40
seharusnya pesawat Presiden Indonesia bisa terbang ke mana pun di wilayah Indonesia, maksimal 8 jam, tanpa harus melakukan “refueling”. Tetapi, pesawat yang saya maksud baru terwujud 10 tahun kemudian. Pertama saya sadar bahwa saya harus menunggu kemampuan ekonomi negara dan ketersediaan anggaran pemerintah. Sedangkan yang kedua proses politiknya ternyata panjang dan tidak mudah. Ada pro dan kontra. Dianggapnya sebuah pemborosan. Padahal jika Presiden selalu menggunakan pesawat Garuda biayanya justru jauh lebih mahal, dan juga bisa mengacaukan jadwal penerbangan Garuda sendiri. Namun, bagaimanapun saya bersyukur karena pesawat itu dapat disediakan sekitar 5 bulan sebelum saya mengakhiri tugas saya sebagai Presiden. Saya senang karena Presiden Jokowi dan PresidenPresiden berikutnya bisa terbang ke mana pun tanpa harus berhenti di jalan karena mesti mengisi bahan bakar. Ketika saya singgah di Makasar dan Batam, saya tidak menyia-nyiakan waktu untuk mencoba berkomunikasi dengan Aceh. Tetapi tetap sulit. Oleh karena itu saya terus bekerja dengan asumsi berdasarkan intelijen yang minim. Selama penerbangan pun saya menggelar peta dan
bersama para menteri terkait mulai saya pelajari situasi serta rencana tindakan yang diperlukan. Sementara itu, Ibu Ani nampak makin sedih. Ia mulai membayangkan tragedi kemanusiaan itu. Terbayang pula kesedihan yang tiada tara yang dialami oleh saudarasaudaranya yang ada di Aceh, yang kehilangan merekamereka yang disayanginya karena menjadi korban bencana tsunami tersebut.
Kehancuran Total dan Duka yang Mendalam Sore hari pesawat yang saya tumpangi mendarat di Bandara Lhokseumawe. Begitu sampai di lokasi saya beserta istri dan rombongan segera menemui ribuan saudara-saudara kita yang kena musibah, termasuk yang kehilangan keluarganya. Suasana sungguh memilukan. Kami sapa dan peluk mereka. Saya sampaikan bahwa saya dan para Menteri datang untuk membantu mereka semua. Menjelang gelap, saya dan rombongan sampai di tempat penginapan–di kompleks PT Arun–saya segera menggelar rapat. Tentunya semuanya serba darurat. Saya ingin segera mendapatkan laporan dari para pejabat
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Presiden RI ke-6 (Kepala Negara dua periode 2004-2014) dan Ketua Umum Partai Demokrat
daerah tentang keadaan yang nyata di lapangan, serta tindakan apa saja yang telah dilakukan oleh daerah termasuk oleh jajaran TNI dan Polri. Dengan laporan yang lebih akurat, saya akan lebih fokus untuk meninjau daerahdaerah yang paling parah kerusakannya. Juga yang paling banyak korban jiwanya. Dari situ, kemudian saya bisa mengambil keputusan, termasuk sasaran-sasaran utama operasi tanggap darurat yang mesti segera dilakukan. Tiga pimpinan daerah memberikan laporan singkat kepada saya, yaitu Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Azwar Abubakar, Pangdam Iskandar Muda Mayor Jenderal TNI Endang Suwarya dan Kapolda Aceh Inspektur Jenderal
Bachrumsyah. Roman muka ketiga pejabat tersebut nampak tegang dan juga lelah. Saya diberitahu bahwa isteri Mayjen Endang Suwarya hampir tidak selamat akibat hantaman gelombang tsunami yang sangat kuat, sementara salah satu anak Gubernur Azwar Abubakar belum diketahui posisinya. Suara mereka nampak bergetar ketika memberikan laporannya. Saya menyimak dengan seksama semua laporan dan penjelasan yang diberikan kepada saya. Setelah saya ajukan sejumlah pertanyaan penting, akhirnya saya bisa menyimpulkan dan sekaligus menyampaikan pernyataan sebagai berikut:
Februari 2015
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara RI ke-6 Ani Yudhoyono saat memberikan bantuan sosial kepada masyarakat Aceh akibat bencana tsunami Aceh 2004 lalu.
41
“Ini sebuah bencana nasional. Hakikatnya juga krisis nasional. Oleh karena itu yang harus kita jalankan adalah manajemen krisis. Baik pada tingkat Pusat, maupun Daerah.” Semuanya membenarkan. Kemudian saya sampaikan arahan saya lebih lanjut. “Karena jajaran Pemerintah Daerah saya anggap lumpuh total, maka Pemerintah Pusat akan mengambil alih. Setelah saya tinjau di lapangan esok pagi, saya akan putuskan status bencana ini. Tetapi sementara saya bisa mengatakan bahwa sangat mungkin statusnya adalah bencana nasional.” Seusai rapat, di hadapan staf khusus dan ADC Presiden, saya sampaikan bahwa saya harus turun langsung ke lapangan. “Hands on”. Tak cukup hanya menerima laporan semata. Begitu prinsip kepemimpinan yang saya anut dan jalankan selama ini. Namun, saya juga sampaikan bahwa sebagai Kepala Pemerintahan tugas dan kewajiban saya bukan hanya meninjau dan menangani permasalahan yang ada di lapangan semata, tetapi saya juga bertanggung jawab bahwa pemerintah memiliki kebijakan dan tindakan nasional yang tepat. Termasuk sumber daya yang perlu kita kerahkan. Tentu termasuk pula dukungan anggaran yang diperlukan. Dalam pikiran saya yang harus pemerintah lakukan adalah manajemen krisis tingkat strategis dan berdimensi nasional.
Februari 2015
3 Prioritas
42
Sepanjang malam, di wisma PT Arun Lhokseumawe, saya tidak bisa tidur. Saya gunakan waktu yang amat berharga itu untuk menyusun dan menentukan prioritas dan tindakan penting yang harus segera dilakukan. Setelah saya lakukan analisis secara mendalam, saya tetapkan 3 prioritas utama. Tiga-tiganya harus dilakukan secara terpadu dan bersamaan. Tidak saling menunggu. Prioritas pertama adalah Operasi Tanggap Darurat, secara internasional sering disebut “Disaster Relief Operations”. Yang paling penting adalah menyelamatkan jiwa siapa pun yang masih bisa diselamatkan. Kemudian evakuasi dan perawatan para korban luka atau sakit. Juga pemberian makanan, minuman, obat-obatan
dan air bersih. Juga menghidupkan kembali listrik dan ketersediaan BBM. Juga menormalisasi transportasi dan telekomunikasi. Pendek kata, dari situasi yang serba darurat secara bertahap harus dipulihkan menjadi normal kembali. Melihat luasnya daerah yang rusak berat serta besarnya kehancuran infrastruktur dan sumbersumber kehidupan, waktu operasi tanggap darurat ini saya tetapkan 3 bulan. Setelah itu akan berlanjut dengan tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi. Prioritas kedua adalah pengerahan dan penugasan satuan TNI dan Polri dalam jumlah yang cukup dan dalam waktu yang singkat. Operasi tanggap darurat yang amat besar skalanya tidak mungkin dilaksanakan tanpa pelibatan satuan TNI, Polri dan elemen-elemen lain seperti PMI, satgas PLN, satgas Telkom dan lainlain. Saya mengetahui bahwa salah satu tugas TNI adalah melaksanakan Operasi Militer Selain Perang, dan salah satu wujudnya adalah operasi tanggap darurat menanggulangi bencana. Sedangkan prioritas yang ketiga adalah memastikan agar kontak tembak antara TNI dan GAM bisa ditiadakan. Ingat Aceh masih ditetapkan sebagai daerah operasi militer, karena unsur-unsur bersenjata GAM waktu itu juga masih aktif melakukan aksi-aksi bersenjatanya. Sementara itu tidaklah mungkin operasi tanggap darurat bisa dilaksanakan secara berhasil jika pertempuran antara TNI dan GAM masih terjadi. Dalam kaitan ini saya berencana bahwa sesampainya di Banda Aceh keesokan harinya, saya akan ajak dan serukan agar GAM bisa ikut membantu saudarasaudaranya yang tengah mengalami musibah luar biasa. Saya juga akan serukan kembali untuk dapat mengakhiri konflik secara damai. Sebenarnya, sebulan sebelumnya, bulan November 2004–satu bulan setelah saya dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia–saya telah mengajak GAM untuk kembali mencari jalan bagi pengakhiran konflik bersenjata yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun. Dan sejarah juga mencatat bahwa sebenarnya solusi damai hampir terjadi setelah adanya Perjanjian Jenewa akhir tahun 2002. Sayang upaya damai itu kandas karena kurang bulatnya pihak pemerintah untuk mengimplementasikan solusi damai itu, sementara
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Presiden RI ke-6 (Kepala Negara dua periode 2004-2014) dan Ketua Umum Partai Demokrat
pihak GAM pun tidak konsekuen melaksanakannya. Oleh karena itu pada saat kampanye Pemilihan Presiden tahun 2004, saya bersama Pak Jusuf Kalla berjanji bahwa jika kami berdua mendapatkan amanah untuk memimpin Indonesia, kami bertekad untuk menyelesaikan konflik Aceh secara damai. Dengan terjadinya bencana tsunami ini, saya punya keyakinan bahwa Allah memberikan jalan bagi berakhirnya konflik yang telah banyak merenggut korban jiwa itu. “New window of opportunity is widely open.�
Keadaan Banda Aceh Lebih Memilukan
Kota Banda Aceh setelah beberapa hari usai tsunami 26 Desember 2004. [Foto Antara]
saya harus memberikan instruksi dan arahan secara teknis. Sama sekali saya tidak berbicara yang sifatnya nasional dan strategis. Betul-betul operasional dan teknis. Persis seperti seorang Bupati, atau Dandim, ataupun Kapolres memberikan pengarahan kepada komandankomandan bawahannya. Pertimbangan saya, kehidupan lokal yang lumpuh harus digerakkan dulu. Kepercayaan mereka harus mulai dibangkitkan. Mereka harus tahu ada Presiden, Menteri dan pejabat lain yang datang untuk mengatasi masalah dan membantu mereka semua. Medan yang saya masuki adalah medan psikologis dan kondisi mental yang mengalami goncangan. Itu yang paling diperlukan. Di Lhokseumawe saya berjanji, bahwa setelah meninjau, Banda Aceh akan segera saya tetapkan status bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh dan Nias itu. Di situlah secara lisan saya sampaikan status bencana yang terjadi itu berupa Bencana Nasional. Dengan demikian siapa berbuat apa dan siapa bertanggung jawab tentang apa menjadi jelas. Juga menyangkut penggunaan dan penyaluran anggarannegara. Satu lagi, yang juga telah ada dalam pikiran saya, di
Februari 2015
Esok harinya, 28 Desember 2004, saya sudah mendarat di Banda Aceh. Keadaan lebih menyedihkan lagi. Sepertinya semuanya rata dengan tanah. Kecuali sejumlah masjid, termasuk masjid Baiturrahman. Saya segera berkeliling Banda Aceh. Rombongan sempat berhenti ketika di hadapan kami ada ratusan jenazah. Saya mengajak untuk berdoa kepada Allah, agar para syuhada itu diterima di sisi-Nya. Menteri Agama Maftuh Basyuni memimpin acara doa itu. Banda Aceh lengang. Saya temui para korban yang sakit dan luka-luka di Rumah Sakit sementara. Di Bandara sendiri Ibu Ani memeluki banyak sekali anak-anak yang kehilangan orang tuanya. Tangis ada di mana-mana. Meskipun secara lahiriah saya nampak tegar dan terus memberikan instruksi kepada para Menteri dan Pejabat Daerah, tetapi sesungguhnya hati saya pun menangis. Ujian dan cobaan Allah ini sungguh berat. Setelah cukup berkeliling dan meninjau langsung daerah-daerah yang paling terdampak, termasuk keadaan masyarakat dan infrastruktur yang rusak berat, saya segera menuju ke Posko Sementara yang bertempat di Pendopo Gubernuran. Di situ, meskipun informasi yang yang miliki relatif cukup, tetapi saya persilakan pejabat yang ada di Posko untuk menyampaikan laporan dan penjelasaannya. Sejumlah tokoh masyarakat yang turut hadir juga saya persilakan untuk bicara. Memang semuanya amat emosional. Bingung, sedih dan seperti tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi seperti itulah–sebagaimana yang telah saya perkirakan ketika saya berada di Lhokseumawe–
43
Banda Aceh-lah saya ulangi seruan saya agar Pemerintah dan GAM dapat duduk bersama untuk mencari jalan bagi pengakhiran konflik. Atas pertolongan Allah, nampaknya jalan itu terbuka cukup lebar. Sejarah mencatat bahwa hanya dalam waktu 8 bulan akhirnya konflik Aceh bisa kita selesaikan secara damai dan bermartabat.
Februari 2015
Sejumlah Persoalan Pelik Menghadang
44
Barangkali ada yang mengira bahwa setelah tsunami Aceh dan Nias saya tetapkan sebagai bencana nasional, setelah operasi tanggap darurat saya putuskan untuk segera dilakukan, dan setelah TNI; Polri; dan unsur-unsur tanggap darurat lain saya instruksikan untuk dikerahkan semaksimal mungkin, tidak ada lagi persoalan yang berarti. Hal begitu keliru. Ternyata ada sejumlah persoalan pelik dan rumit yang harus dipecahkan. Dalam tatanan manajemen pemerintahan, utamanya manajemen krisis, sebagai Presiden saya memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Tugas dan tanggung jawab ini harus saya ambil secara penuh dan tidak mungkin saya delegasikan kepada siapa pun. Di bawah ini akan saya kedepankan sejumlah persoalan pelik yang dihadapi oleh jajaran pemerintah. • Pemerintahan Daerah benar-benar lumpuh. • Logistik boleh dikatakan nol. • Alutsista TNI sangat kurang, akibat embargo dan sanksi. • Konflik bersenjata dengan GAM masih berlangsung. • Ada penolakan terhadap bantuan internasional, termasuk militernya. • Badan penanggulangan bencana belum terbentuk. • Undang-Undang penanggulangan bencana belum ada. • Anggaran APBN 2004 tidak tersedia untuk tanggap darurat tsunami Aceh dan Nias. Sebagian dari persoalan itu meskipun pelik tetapi ada solusi yang dapat dilakukan. Tetapi, sebagian dari persoalan itu memang rumit, penuh risiko dan “politiknya” juga tinggi. Oleh karena itu, pemerintah mengambil posisi dan kebijakan yang intinya untuk memastikan bahwa semua bentuk operasi tanggap darurat dapat dilaksanakan, termasuk kegiatan rehabilitasi dan
Ini sebuah bencana nasional. Hakikatnya juga krisis nasional. Oleh karena itu yang harus kita jalankan adalah manajemen krisis. Baik pada tingkat Pusat, maupun Daerah.
rekonstruksi setelah tahapan tanggap darurat selesai dilakukan. Paling tidak ada 4 persoalan kritikal yang memerlukan pelibatan dan keputusan saya secara langsung. 4 hal itu adalah (1) penggunaan APBN untuk operasi tanggap darurat; (2) kebijakan terhadap bantuan internasional; (3) kehadiran dan pelibatan militer asing; dan (4) tindakan penghentian operasi militer menghadapi GAM. Secara singkat akan saya elaborasi keempat hal itu. Pertama, untuk mendapatkan alokasi anggaran yang cukup besar, pemerintah bekerja maraton dengan DPR RI untuk mendapatkan persetujuan penggunaan anggaran dimaksud. Saya berpendapat meskipun di kala krisis segalanya harus cepat, tetapi aturan undang-undang dan “governance” tidak boleh ditabrak. Meskipun tetap alot, tetapi karena kedua belah pihak alhamdulillah memiliki “sense of crisis” yang relatif sama, anggaran itu dapat disediakan dan kemudian disalurkan. Kedua, banyak tawaran bantuan dari negara-negara sahabat. Jumlahnya besar, dan saya kira angka yang paling besar yang diterima oleh sebuah negara di abad ke21 ini. Persoalannya adalah selalu ada pro dan kontra di dalam negeri. Tetapi, tanpa ragu-ragu saya memutuskan untuk menerima bantuan itu demi masyarakat Aceh dan Nias yang amat menderita. Saya juga berjanji untuk mengelola anggaran itu secara transparan dan akuntabel,
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Presiden RI ke-6 (Kepala Negara dua periode 2004-2014) dan Ketua Umum Partai Demokrat
serta bebas dari korupsi. Komitmen dan “pledging” internasional itu mengalir dan dalam jumlah yang besar setelah pemerintah berhasil menyelenggarakan Konferensi Internasional yang kemudian disebut dengan Tsunami Summit. Di situ saya paparkan tentang skala kerusakan yang terjadi, termasuk jumlah korban jiwa yang tewas dan hilang. Setelah itu saya persilakan jika ada pihak-pihak yang secara ikhlas dan tanpa syarat ingin membantu Indonesia. Berkali-kali saya ucapkan bahwa “Indonesia tidak meminta-minta, tetapi jika ada bantuan kemanusiaan tentu kami terima”. Besaran kontribusi internasional untuk Indonesia itu mencapai sekitar 7 miliar dolar AS.
Ketiga, banyak sekali kontingen militer negara sahabat yang telah berada di sekitar Aceh dan Nias, dan juga yang telah bersiap di negaranya untuk segera berangkat ke Indonesia. Persoalannya, sebagaimana halnya bantuan internasional, ada yang alergi dan bahkan menolak kehadiran militer asing tersebut. Alasannya bermacammacam. Katanya Indonesia, khususnya Aceh, akan menjadi sasaran intelijen asing. Juga dikhawatirkan tentara asing itu akan membantu GAM. Dan masih ada sejumlah alasan. Dengan tegas saya katakan kekhawatiran itu tidak perlu ada. Di dunia ini tindakan membangun sebuah negara yang mengalami musibah bencana alam itu amat biasa. Atas dasar itu, dengan tegas saya mengizinkan kehadiran
Februari 2015
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara RI ke-6 Ani Yudhoyono saat memberikan bantuan sosial kepada masyarakat Aceh akibat bencana tsunami Aceh 2004 lalu.
45
Februari 2015
46
kontingen tentara negara sahabat itu dengan catatan mereka tetap di bawah kendali Indonesia, khususnya pemerintah dan pimpinan TNI. Ternyata apa yang dilakukan oleh tentara asing itu amat menguntungkan kita. Alutsista dan perlengkapan untuk mengatasi bencana lebih lengkap. Mereka banyak membantu pelaksanaan operasi tanggap darurat. Tidak ada yang melakukan operasi intelijen. Tidak ada yang membantu GAM. Bahkan mereka memiliki pandangan yang baik terhadap TNI kita yang dinilai profesional, bersahabat, dan tidak ada wajah represif sebagaimana yang dicitrakan selama ini. Keempat, berkenaan dengan situasi keamanan di Aceh sendiri. “De facto” konflik bersenjata masih ada. Oleh karena itu secara sungguh-sungguh saya melakukan analisis dan kalkulasi. Akal sehat dan keyakinan saya mengatakan tidak mungkin GAM akan melakukan serangan-serangan terhadap TNI maupun tentara asing. Kalau itu dilakukan istilahnya mereka “bunuh diri”. Itulah yang mendasari pertimbangan saya agar TNI sementara menghentikan operasi militernya dan kemudian fokus pada operasi tanggap darurat. Kecuali kalau TNI diserang, saya instrusikan untuk dilakukan pembalasan dan pengejaran sampai dapat. Tentu keputusan, kebijakan dan instruksi saya ini tinggi risikonya. Saya bisa salah. Tetapi keputusan itu tetap saya ambil. Adalah sejarah yang mencatat bahwa tidak terjadi serangan GAM, baik terhadap TNI maupun kontingen militer asing, selama pelaksanaan operasi tanggap darurat. Sebelumnya telah saya katakan bahwa semua keputusan, kebijakan dan tindakan yang saya ambil ini ada pro dan kontranya. Risikonya pun tinggi. Tetapi, sekali lagi harus saya ambil dan lakukan. Dalam hal ini saya terus bersinergi dan berbagai pekerjaan dengan Wapres Jusuf Kalla. Pak JK cukup kontributif, banyak inisiatif dan sungguh membantu saya sebagai Kepala Pemerintahan. Peran dan jasa Panglima TNI, Kapolri dan Kasad juga besar. Bahkan saya saksikan sendiri Kasad, waktu itu Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, sangat aktif memimpin operasi pengumpuan ribuan jenazah serta pembersihan kota dari material dan sampah tsunami yang menggunung. Gubernur Sumatera Utara–(alm) Teuku Rizal Nurdin–juga
amat besar jasanya. Demikian juga para Gubernur lain yang juga menunjukkan solidaritasnya. Juga para donatur dan masyarakat luas.
Refleksi Seperti Apa yang Kita Dapatkan? Bicara refleksi amat banyak yang dapat kita tulis. Banyak drama dan cerita yang memilukan. Banyak keajaiban, yang tiada lain karena pertolongan Allah SWT. Banyak kejadian yang sepertinya tidak mungkin, tetapi menjadi mungkin. Ambillah sebuah contoh. Seorang anak, Martunis, yang terapung sekitar 2 minggu bisa selamat. Tsunami Summit yang dihadiri oleh Sekjen PBB Kofi Annan dan banyak kepala negara asing yang kita siapkan hanya selama satu minggu, yang biasanya memerlukan waktu satu tahun, berhasil dengan gemilang. Kalau mau diceritakan barangkali seminggu belum selesai. Kalau mau ditulis barangkali sepuluh buku belum cukup. Tetapi, yang jelas, sebagai seorang yang selalu berpikir positif, bersikap optimis dan yakin bahwa selalu ada solusi terhadap persoalan sepelik apa pun, saya merasa mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran yang amat berharga. Dengan penuh rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan ikhlas dan sungguh-sungguh ikut mengatasi musibah tsunami Aceh dan Nias yang lalu, saya ingin berbagi kabargembira. Yang saya maksudkan, ternyata negeri ini, kita semua, telah mampu mengubah krisis menjadi peluang. Juga telah mampu mengubah musibah menjadi hikmah dan berkah. Seperti yang menjadi judul tulisan saya yang sederhana ini–Dari Duka Kita Bangkit–saya ingin menyebut 10 capaian baik yang patut kita syukuri bersama. 1. Tanggap darurat berhasil baik, rehabilitasi dan rekonstruksi pun sukses 2. Konflik Aceh bisa diselesaikan 3. Embargo dan sangsi militer dicabut, tentu dengan upaya kita 4. Indonesia menerima bantuan internasional yang relatif besar 5. Kinerja dan “governance” BRR pimpinan Dr. Kuntoro dipuji dunia
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Presiden RI ke-6 (Kepala Negara dua periode 2004-2014) dan Ketua Umum Partai Demokrat
6. Early warning system dan teknologi kebencanaan akhirnya kita miliki 7. Kita punya UU Penanggulangan Bencana 8. Kita punya BNPB–Pusat dan Daerah yang makin kapabel dan kredibel 9. Solidaritas–baik internasional maupun nasional–kini menjadi “rules” 10. Kita terbiasa menjalankan manajemen dan kepemimpinan di kala krisis Masih seputar refleksi, bagi saya pribadi banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan. Kalau saya bagikan perasaan dan pengalaman ini kepada para sahabat, tiada lain jika para sahabat mengalami hal yang sama, barangkali pengalaman saya ini ada gunanya untuk diketahui. Memimpin upaya mengatasi dan menangani bencana tsunami Aceh dan Nias adalah ujian pertama yang saya hadapi sebagai Presiden. Jika saya gagal, barangkali akan gagallah selamanya menjadi Presiden. Banyak keputusan, kebijakan dan tindakan saya yang berisiko tinggi. Sangat mungkin saya salah dan gagal. Dalam mengatasi dan mengelola krisis, baik tatanan sistem dan manajemen
maupun tindakan cepat di lapangan sama pentingnya. Pemimpin itu tidak pernah sepi dari kritik dan kecaman, sebagaimana yang saya terima ketika menangani tsunami Aceh dan Nias dulu, tetapi saya harus tetap bekerja. Dalam keadaan seperti itu ada sebagian yang keras berkomentar miring tetapi tergolong “do nothing”. Biarkan hal itu tetap terjadi karena kita tidak dapat meniadakannya, yang penting teruslah berikhtiar. Saya kira masih banyak lagi. Mari kita terus belajar dan pandai mengambil hikmah. Tidakkah hidup ini universitas yang abadi? Menutup tulisan ini saya ingin mengulangi kata-kata saya yang sering saya sampaikan jika kita melakukan refleksi tentang tsunami Aceh dan Nias: Banyak saudara-saudara kita di Aceh dan Nias, termasuk anak-anak waktu musibah itu terjadi, yang telah kehilangan masa lalunya. Jangan biarkan mereka kehilangan masa depannya. Mari kita peduli dan berbagi kepada mereka, agar mereka memiliki masa depan yang baik. Little Rock, 26 Desember 2014
Februari 2015
Setelah saya lakukan analisis secara mendalam, saya tetapkan 3 prioritas utama. Tiga-tiganya harus dilakukan secara terpadu dan bersamaan: • Prioritas pertama adalah Operasi Tanggap Darurat, secara internasional sering disebut “Disaster Relief Operations”. • Prioritas kedua adalah pengerahan dan penugasan satuan TNI dan Polri dalam jumlah yang cukup dan dalam waktu yang singkat. • Prioritas yang ketiga adalah memastikan agar kontak tembak antara TNI dan GAM bisa ditiadakan.
Susilo Bambang Yudhoyono
47
Oleh:
Presiden RI ke-6 (Kepala Negara dua periode 2004-2014) dan Ketua Umum Partai Demokrat
Februari 2015
B
48
ayangkan jika di negara kita tidak ada polisi. Di perempatan-perempatan jalan tidak ada polisi, sehingga lalu lintas kacau balau. Pencuri, perampok dan para penjahat leluasa melakukan kejahatannya karena tidak ada polisi. Unjuk rasa merusak dan kerusuhan dibiarkan karena tidak ada polisi. Kejahatan narkoba dan terorisme merajalela karena tidak ada polisi. Jutaan orang yang mudik lebaran tidak ada yang mengamankan dan melayani, sehingga semua ruas jalan macet dan kecelakaan terjadi di mana-mana, karena tidak ada polisi. Dan, korupsi pun makin parah karena juga tidak ada polisi. Kalau begitu, polisi penting. Ya, benar. Sangat penting. Kalau begitu jasa polisi tidak kecil. Ya, itu pun benar. Polisi juga memiliki sejarah panjang di negeri kita. Polisi lahir, tumbuh dan berkembang seiring dengan sejarah perjuangan bangsa. Tahun demi tahun, Polri kita makin profesional, kapabel dan efektif di dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kita bangga karena Polri makin berhasil mengemban tugas-tugas konstitusional yang diberikan kepadanya. Rakyat pun juga ikut merasakannya. Di era demokrasi yang sarat dengan kebebasan dan ekspresi penggunaan hak asasi manusia ini, tugas Polri semakin berat. Di era otoritarian dulu misalnya, untuk
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, polisi bisa memilih cara-cara yang dianggap paling efektif. Seolah tindakan yang represif pun dibenarkan. Tetapi, di era sekarang ini hal itu tidak dimungkinkan. Memang, Polri masih memiliki kelemahan, kekurangan dan permasalahan. Sebagaimana pula kekurangan yang dimiliki oleh lembaga mana pun di negeri ini. Masyarakat juga masih melihat sejumlah perilaku dan tindakan tidak baik yang dilakukan oleh sejumlah anggota Polri. Oleh karena itu, dengan lapang dada Polri mesti menerima kritik dan koreksi ini. Artinya, Polri harus terus melakukan pembenahan dan pembangunan diri menjadi Polri yang tangguh, bersih, responsif, kapabel dan dedikatif di masa kini dan masa depan. Upaya modernisasi dan pembangunan postur yang signifikan yang dilaksanakan di tahun-tahun terakhir ini mesti disukseskan. Program seperti penambahan 50 ribu personil dan alokasi anggaran tambahan 3 triliun rupiah (on top dari anggaran yang sudah ada sebesar 43 triliun rupiah), diharapkan Polri di seluruh tanah airmakin siap dan makin mampu menghadapi tugas apa pun. Saya yakin, pemerintah sekarang pun akan melanjutkan modernisasi dan pembangunan kemampuan di jajaran Polri yang tengah berlangsung dewasa ini.
sendiri untuk menunjuk calon Kapolri. Cara apa pun yang dipilih tidak bisa disalahkan, sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku. Ketika dulu saya mengemban tugas sebagai Presiden, yang dalam waktu 10 tahun telah empat kali mengangkat Kapolri, saya menetapkan cara dan mekanisme yang saya tempuh. Dalam keadaan normal, pertama-tama saya meminta saran dan masukan dari Kapolri terlebih dahulu, siapa-siapa yang sesuai dengan jabatan dan kepangkatan serta integritas dan kapasitasnya, layak untuk dicalonkan sebagai Kapolri. Selanjutnya saya meminta pertimbangan Kompolnas. Ketika tahun-tahun terakhir ini KPK makin intensif untuk memantau pejabat-pejabat negara, termasuk kepolisian, yang diduga bersentuhan dengan wilayah hukum, saya mintakan pula secara resmi informasi dan keterangan yang terkait dengan pencalonan Kapolri ini. Masukan dari KPK kepada Presiden tersebut, yang disampaikan secara lengkap dan resmi, sungguh saya perhatikan. Namun, saya memilih untuk tidak membawanya ke arena publik. Saya memandang hal ini bagian dari manajemen pemerintahan, dan bukan politik. Setelah itu, saya pimpin rapat yang dihadiri Wakil Presiden, Menko Polhukam sekaligus dalam kapasitasnya sebagai Ketua Kompolnas, Kapolri, Kabin, Mensesneg dan Seskab. Di situ saya sampaikan siapa saja yang layak untuk menjadi Kapolri baru. Setelah semua memberikan
Februari 2015
Dalam perjalanan sejarahnya, Polri dan TNI, waktu itu masih bersama-sama dalam organisasi ABRI, pernah melakukan reformasi yang fundamental di tahun 1998, dan tahun-tahun setelah itu. Hakikatnya, Polri kembali ke fungsi utamanya, terpisah dengan organisasi TNI, dan kemudian tidak melibatkan diri lagi dalam “politikpraktis”, atau politik kekuasaan. Saya sendiri terlibat aktif dalam menetapkan cetak biru dan agenda reformasi waktu itu, dan kemudian ikut aktif menjalankannya. Sejak itu pula Polri, sebagaimana TNI, benar-benar menjadi alat negara, dan bukan alat kekuasaan. Polri dan TNI sama-sama menghormati sistem dan nilai-nilai demokrasi. Hubungan Polri dan TNI dengan politik (baca Presiden) juga ditata sesuai dengan norma dan nilai demokrasi, segaris dengan konstitusi negara. Polri dan TNI tidak dibenarkan masuk dalam domain “politik”, sementara pimpinan politik juga tidak boleh masuk dalam domain “tatanan & aturan” yang berlaku di jajaran Polri dan TNI. Masingmasing berpedoman kepada tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Saat ini Polri kembali menghadapi kemelut menyangkut posisi kepemimpinan puncak di organisasi ini. Empat belas tahun yang lalu, terjadi pula kemelut dengan apa yang disebut sebagai “Kapolri kembar”. Kini krisis semacam itu terjadi lagi, meskipun tidak sama persis. Kita berharap situasi yang sangat mengganggu keutuhan dan kekompakan Polri ini segera bisa diatasi, sehingga Polri segera bisa berfungsi secara normal dan tetap dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Kita perlu memberikan dukungan yang penuh baik kepada Presiden maupun pimpinan Polri untuk mengatasi permasalahan ini, agar kemelutnya tidak berlarut-larut. Sebenarnya penggantian pimpinan Polri, dan juga TNI, adalah bukan sesuatu yang luar biasa. Undang-Undang dan perangkat peraturan yang berlaku telah mengaturnya. Khusus untuk Kapolri dan Panglima TNI, setelah Presiden memutuskan siapa calonnya, selanjutnya calon itu dimintakan persetujuannya kepada DPR RI. Penunjukan siapa yang menjadi calon Kapolri dan Panglima TNI adalah menjadi prerogatif Presiden. Sungguhpun demikian, Presiden tidak asal tunjuk dan putuskan, tetapi melalui norma dan aturan yang lazim berlaku. Sebagai contoh untuk calon Kapolri, Kapolri (incumbent) mengajukan sejumlah nama kepada Presiden yang dianggap layak dan memenuhi syarat menjadi Kapolri. Undang-Undang juga memintakan Kompolnas untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden. Di situ Presiden bisa memutuskan. Bisa saja Presiden tidak meminta saran dan masukan dari Kapolri, tetapi pertimbangan dari Kompolnas tetap dipersyaratkan. Presiden Jokowi memiliki kewenangan dan caranya
49
Februari 2015
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono serta Wapres RI ke-6 Boediono dan Ibu Herawati bersama Komjen Sutarman dan Jenderal Timur Pradopo, usai pelantikan, di Istana Negara, Jumat 25 Oktober 2013. (foto: laily/presidenri,go,id)
50
masukan dan tanggapan, saya ambil keputusan saya. Resmi dan mengikat. Setelah itu secara resmi pula saya kirimkan ke pimpinan DPR untuk mendapatkan persetujuan DPR RI. Agar tidak ada komplikasi politik apa pun, dan agar keputusan yang saya ambil benar-benar objektif, saya tidak melibatkan pihak mana pun dalam pengambilan keputusan saya, kecuali para pejabat fungsional tadi. Yang tidak kalah pentingnya adalah juga penguasaan yang utuh dan kepatuhan terhadap Undang-Undang yang berlaku, yang dalam hal ini terkait dengan aturan dan tata-cara pemberhentian dan pengangkatan Kapolri sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002. Di tengah-tengah situasi politik yang menghangat saat ini saya juga mendengar sejumlah isu, mungkin juga “provokasi”, yang bisa memecah belah di antara kita semua. Termasuk antara Presiden Jokowi dengan saya. Diisukan bahwa yang tengah dilakukan sekarang ini adalah pembersihan “orang-orang SBY”, baik di jajaran TNI, Polri maupun aparatur Pemerintahan. Saya terhenyak. Karena kalau yang dianggap orang-orang SBY
itu adalah yang ada dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu, yang sesungguhnya adalah posisi politik (political appointee), hal itu masih masuk akal. Tetapi, kalau para perwira TNI dan Polri profesional, atau para eselon satu jajaran pemerintahan yang statusnya adalah abdi negara itu diistilahkan sebagai “orang-orang SBY”, menjadi tidak masuk akal. Jika setiap pejabat tinggi yang bertugas di era SBY harus segera diganti alias dibersihkan, karena dianggap sebagai orang-orang SBY alangkah malangnya mereka. Apa salah dan dosa mereka? Pengangkatan para pejabat di jajaran TNI & Polri ada mekanismenya. Pengangkatan eselon satu juga demikian. Tidak pernah saya menunjuk nama bagi posisi-posisi Sekjen, Irjen, Dirjen, Kepala Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian, dan para Pimpinan BUMN. Mereka semua diusulkan oleh para atasannya, bisa Menteri, Panglima TNI atau Kapolri. Kemudian khusus eselon satu kementerian dan LPNK dibahas oleh Tim Penilai Akhir yang dipimpin oleh Wakil Presiden. Setelah dilakukan pembahasan dan penilaian yang cermat, dilaporkan kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan. Selama ini, 95 % saya setujui.
Yang 5 %, sering saya minta dibahas kembali jika ada informasi yang negatif. Setelah jelas segala sesuatunya, segera saya putuskan. Sebagian lolos, sebagian mesti dilakukan penggantian. Itulah sistem dan aturan yang dulu saya anut dan jalankan– transparan dan akuntabel. Saya tidak yakin Presiden Jokowi punya pikiran dan kehendak untuk melakukan pembersihan semacam itu. Kalau hal itu terjadi, bagaimana pula nanti jika Presiden baru pengganti Pak Jokowi juga melakukan “pembersihan” yang sama. Namun, Presiden Jokowi memiliki kewenangan penuh untuk mengangkat dan memberhentikan seseorang sesuai dengan urgensi dan kebutuhannya. Beliau yang akan menggunakan. Beliau tentu ingin sukses memimpin kita semua 5 tahun mendatang ini. Tentu semuanya dilakukan sesuai dengan norma, aturan dan etika yang berlaku. Ada pula pengamat yang mengatakan kemelut di tubuh Polri ini tidak terlepas dari perseteruan antara Ibu Megawati dengan SBY. Jenderal Polisi Sutarman dipersepsikan sebagai orangnya SBY, dan Komjen Polisi Budi Gunawan sebagai orangnya Ibu Megawati. Untuk diingat, kalau Pak Budi Gunawan dinilai dekat dengan Ibu
Megawati karena mantan ADC-nya, maka Pak Sutarman adalah mantan ADC Gus Dur. Bukan mantan ADC SBY. Di era saya, perjalanan karier Komjen Polisi Budi Gunawan juga baik dan lancar. Pak Budi Gunawan mengalami tiga kali promosi jabatan, serta kenaikan pangkat dari Brigjen ke Irjen, dan kemudian ke Komjen. Menutup tulisan singkat dan sederhana ini, dilandasi oleh rasa cinta kepada negara dan Polri, marilah sungguh kita dengarkan harapan saudara-saudara kita; rakyat Indonesia. Mereka berharap Polrinya tetap kompak, dan bisa mengabdi penuh untuk negara dan mereka semua. Melindungi masyarakat, memerangi penjahat. Mereka sedih jika Polrinya pecah dan terkoyak. Sementara itu rakyat juga berharap agar para politisi dan siapa pun tidak melakukan sesuatu yang membuat Polri kita menjadi tidak kompak dan tidak utuh. Kita berharap semua pihak menjadi bagian dari solusi. Mari kita bantu Presiden Jokowi dan “Pelaksana Tugas” Kapolri untuk mengemban tugas yang penting ini.
Februari 2015
Ada pula pengamat yang mengatakan kemelut di tubuh Polri ini tidak terlepas dari perseteruan antara Ibu Megawati dengan SBY. Jenderal Polisi Sutarman dipersepsikan sebagai orangnya SBY, dan Komjen Polisi Budi Gunawan sebagai orangnya Ibu Megawati. Untuk diingat, kalau Pak Budi Gunawan dinilai dekat dengan Ibu Megawati karena mantan ADC-nya, maka Pak Sutarman adalah mantan ADC Gus Dur. Bukan mantan ADC SBY.
Cikeas, 18 Januari 2015
51
KABAR NASIONAL
Menahan Diri Menyikapi Kemelut Polri-KPK
Februari 2015
P
residen RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjukkan kearifannya dengan menahan diri dalam menyikapi kemelut yang melibatkan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). SBY berpandangan, lebih baik ia tidak ikut meramaikan kemelut karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini bisa mengatasi persoalan yang ada. “Melalui Twitter; Facebook; dan SMS, saya menerima banyak pertanyaan serta permintaan untuk ikut ‘membantu’ mengatasi kemelut Polri-KPK. Lebih tepat dan bijak, jika saya tetap menahan diri serta tidak ikut meramaikan kemelut ini, apalagi jika menambah rumitnya permasalahan,” demikian disampaikan SBY melalui akun pribadinya di media sosial Twitter, @SBYudhoyono, Rabu (4 Februari 2015). SBY menilai, persoalan yang melibatkan Polri-KPK ini tidak sangat rumit dan solusinya pun tersedia. SBY juga yakin Presiden Jokowi bisa mengatasinya. Yang penting, institusi Polri dan KPK dapat diselamatkan serta bisa kembali menjalankan tugasnya, terutama pemberantasan korupsi. “Meskipun banyak yang meminta, lebih baik saya tidak bertemu Pak Jokowi. Bisa menimbulkan prasangka, ‘mengintervensi dan mempengaruhi’. Saat ini, rakyat dikejutkan oleh banyak cerita ‘di balik layar’, yang tak baik. Semua perlu diklarifikasi, agar kepercayaan rakyat tidak runtuh,” Kepala Negara 2004-2014 tersebut menegaskan. SBY menyampaikan, suasana, saat ini, bertambah tidak baik, karena kini terjadi saling serang dan “bukabukaan”, tanpa diketahui mana yang benar serta mana yang tidak. Padahal para pemimpin serta pejabat negara, lembaga-lembaga penegak hukum dan juga partai-partai politik, semua perlu kepercayaan rakyat. “Oleh karena itu perlu dilakukan klarifikasi apakah berita-berita buruk itu fitnah atau fakta. Yang paling baik, ceritakanlah kebenaran. Hanya kebenaran dan kemudian kepercayaan rakyatlah yang akan menyelamatkan negeri ini. Semoga kita dituntun oleh Allah SWT,” SBY mendoakan di akhir pernyataannya.
Mendoakan Pemimpin Bangsa Ambil Pilihan Tepat Dua pekan kemudian, Presiden RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
52
kembali mendoakan agar para elite dan pemimpin bangsa dapat mengambil pilihan tepat dan bijak. SBY mendoakan hal itu karena saat ini pemimpin, bangsa, dan negara kita tengah mendapat ujian dengan kemelut politik yang berlarut-larut. “Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Pemimpin, bangsa dan negara kami tengah Engkau uji sekarang ini. Tolonglah kami. Ya Allah, beri pencerahan batin dan kekuatan akal sehat kepada para elite serta pemimpin bangsa, agar dapat mengambil pilihan yang tepat dan bijak,” demikian disampaikan SBY melalui akun pribadinya di media sosial Twitter, @SBYudhoyono, Senin (16/2) SBY secara tegas menyampaikan, bahwa di balik prahara (kemelut politik) yang tengah terjadi di republik ini , ternyata banyak kisah dan drama yang berkaitan dengan nafsu untuk meraih kekuasaan. Meski tak semua cerita di balik layar itu diketahuinya, tetapi Tuhan sungguhlah Maha Tahu. Karenanya, SBY berharap, setelah memberikan pelajaran, Tuhan Yang Maha Kuasa segera menolong pemimpin, bangsa, dan negara. “Hamba-Mu memohon, tuntunlah para pemimpin kami agar mengutamakan kepentingan negara, bukan kepentingan pribadi masing-masing. Meskipun banyak yang berkuasa di negeri ini, tetapi Engkaulah yang Maha Kuasa. Bimbinglah agar kekuasaan mereka digunakan dengan benar,” pemimpin bangsa satu dasawarsa itu mendoakan. SBY meyakini, dengan kekuasan Allah Yang Maha Kuasa pula maka kemelut politik ini bisa berakhir. “Masih banyak tugas negara dan pemimpin untuk rakyat Indonesia,” demikian SBY mengakhiri doa terkait kemelut politik di negeri ini. didik
KABAR NASIONAL
Buku Foto Presiden RI ke-6 SBY 2004-2014 diluncurkan Direktur Utama LKBN Saiful Hadi Secara simbolis memberikan foto buku SBY kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kanan) dan Menteri Penerangan Malaysia Datuk Seri Ahmad Shabery Cheek (tengah).(foto iwan.K)
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dari mulai kampanye pemilu Presiden,pelantikan Presiden dan capaian serta prestasi yang telah di peroleh selama 10 tahun memimpin Republik Indonesia. Buku cetakan perdana diberikan secara simbolis kepada para tokoh baik dalam maupun luar negeri antara lain kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Menteri Penerangan Malaysia Datuk Seri Ahmad Shabery Cheek. Antaranews.com/wan
Februari 2015
L
embaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara meluncurkan buku Foto Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2004-2014 pada puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-77 LKBN Antara di Wisma Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan 17, Jakarta, Kamis malam 18 Desember 2014. Peluncuran buku karya wartawati LKBN Antara GNC Aryani itu dilakukan oleh Direktur Utama LKBN Antara, Saiful Hadi dengan harapan sebagai warisan bagi Bangsa. “Kantor Berita Antara sebagai government PR menerbitakan Buku Perjalanan 10 Tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai wujud persembahan Antara kepada Bangsa dan akan ditradisikan pada setiap Kepala Negara dan akan membuat buku serupa pada Presiden sebelumnya maupun yang akan datang,� kata Saiful Hadi. Sebelumnya di lakukan pemutaran video Perjalanan
53
KABAR PARTAI
Penekanan SBY tentang Tiga Wajib PD
Februari 2015
K 54
ader-kader Partai Demokrat harus menjalankan selurus-lurusnya “Tiga Kewajiban bagi kader Partai Demokrat” yang telah digariskan Ketua Umum Partai Demokrat Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Begitu pentingnya “Tiga Kewajiban bagi kader Partai Demokrat” hingga SBY kembali menginstruksikan dan mengingatkannya pada seluruh kader. Instruksi tersebut disampaikan SBY dalam rapat pleno dengan seluruh Pengurus Harian DPP-PD di Lantai 8 Kantor Pusat, Partai Demokrat, Graha Kramat VII, Jakarta, Kamis (11/12) sore. SBY, yang datang didampingi Ibu Ani Yudhoyono, mengingatkan, Tiga Kewajiban bagi kader Partai Demokrat adalah: Pertama, para Gubernur, Bupati dan Walikota (atau wakil-wakilnya) yang berasal dari Partai Demokrat wajib loyal kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebagai Kepala Daerah, garis komando dalam pemerintahan adalah Presiden, dan bukan kepada Ketua Umum Partai.
Foto: Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pengarahan kepada Pengurus Harian DPP PD di Kantor Pusat Partai Demokrat, Graha Kramat VII, Jakarta 11 Desember 2014. (foto: omar)
Kedua, Partai Demokrat wajib mendukung kebijakan Presiden dan pemerintah yang tepat dan sungguh bermanfaat bagi rakyat. Tidak “waton suloyo” (seenaknya sendiri hingga cenderung menimbulkan pertikaian–red). Ketiga, Partai Demokrat wajib mengkritisi dan menolak kebijakan Presiden dan Pemerintah yang tidak tepat dan nyata-nyata tidak pro-rakyat. Begitupun, jika harus menolak dan mengkritisi kebijakan yang salah dan tidak pro-rakyat, para kader Partai Demokrat mesti menyampaikan dengan cara yang tepat dan beretika. Sebelumnya, di awal pengarahannya SBY menyatakan rasa syukur karena bisa kembali bertemu para kader untuk menyatukan tekad membangun PD menuju kejayaan dan kemenangan di Pemilu 2014.
KABAR PARTAI “Semoga niat baik kita mendapatkan ridha dan izin Tuhan Yang Mahakuasa,” ujar Presiden RI ke-6 tersebut. SBY kemudian menceritakan kemarin diundang menjadi pembicara kuliah umum di UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Banten. Tema kuliah umum itu bertema “Pengalaman Mengawal Reformasi”. Berbagai pemberitaan di media mainstream atau konvensional dan media sosial melaporkan bahwa acara tersebut dihadiri segenap civitas academica UIN. Partisipannya melebihi kebiasaan. Mulai dari lantai pertama hingga balkon, bahkan banyak mahasiswa yang berada di luar gedung. Seusai SBY memberikan kuliah umum tanpa teks, kader terbaik Partai Demokrat tersebut disambut meriah ribuan mahasiswa. SBY bersyukur karena meski bukan lagi kepala negara dan kepala pemerintahan, tetapi sambutan dan penerimaan spontan civitas academica UIN menyapanya amat tinggi. Artinya dukungan pada SBY yang kini berkapasitas penuh sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (tidak seperti saat menjadi kepala negara dan pemerintahan,
sehingga harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara), telah menunjukkan bahwa Partai Demokrat masih dicintai rakyat. “Kalau kita pandai menjaga, merawat, bahkan mengingatkan, dengan izin Allah, kita akan kembali memenangkan Pemilu 2019. Sapaan dan penerimaan rakyat masih kuat dan tidak berubah. Jadi tolong rawat, jaga baik-baik, dan tingkatkan agar rakyat menjadi kekuatan riil sehingga mereka menjadi konstituen kita pada pemilihan yang akan datang,” ujar penggagas partai berlambang bintang segitiga merah putih. SBY juga mengharapkan para kader Partai Demokrat bisa memenangkan Pilkada se-Indonesia, Pemilu Legislatif 2019 tingkat pusat; provinsi; kota/kabupaten, serta Pemilu Presiden 2019. Hadir dalam rapat pleno tersebut antara lain Ketua Dewan Pembina PD EE Mangindaan, Ketua Harian PD Syarief Hasan, Sekretaris Jenderal PD Edhie Baskoro Yudhoyono, Bendahara Umum PD Indrawati Sukadis, serta seluruh Pengurus Harian DPP-PD. didik
TIGA KEWAJIBAN KADER PARTAI DEMOKRAT Para Gubernur, Bupati dan Walikota (atau wakil-wakilnya) yang berasal dari Partai Demokrat wajib loyal kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebagai Kepala Daerah, garis komando dalam pemerintahan adalah Presiden, dan bukan kepada Ketua Umum Partai. Partai Demokrat wajib mendukung kebijakan Presiden dan pemerintah yang tepat dan sungguh bermanfaat bagi rakyat. Tidak “waton suloyo” (seenaknya sendiri hingga Partai Demokrat wajib mengkritisi dan menolak kebijakan Presiden dan Pemerintah yang tidak tepat dan nyata-nyata tidak pro-rakyat. Begitupun, jika harus menolak dan mengkritisi kebijakan yang salah dan tidak pro-rakyat, para kader Partai Demokrat mesti menyampaikan dengan cara yang tepat dan beretika.
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Februari 2015
cenderung menimbulkan pertikaian–red)
Ketua Umum Partai Demokrat
55
KABAR PARTAI
Februari 2015
SBY Terus Berkonsolidasi dengan Kader PD se-Nusantara
56
K
etua Umum Partai Demokrat (PD) Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang terus didampingi Ibu Ani Yudhoyono, tak pernah berhenti mengajak kader PD se-Nusantara untuk menyatukan kembali semangat, tekad, dan upaya untuk kembali memenangkan Pemilu 2019. Rumah perjuangan PD di kediaman pribadi SBY, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, kerap menjadi saksi berbagai pertemuan yang digelar SBY dengan para kader. Demikian halnya ketika SBY menggelar pertemuan dengan para Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PD dan Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat (DPC) PD se-Sulawesi, se-Aceh, dan se-Gorontalo di Puri Cikeas, Minggu (1/2/2015). “Alhamdulillah, hari ini, kita menyatukan kembali
Foto: Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pengarahan dalam acara Konsolidasi dan Temu Kader PD se-provinsi Aceh, se-provinsi Sulawesi dan se-provinsi Gorontalo. (didit).
semangat, tekad, dan upaya kita di rumah perjuangan ini, dengan izin Allah SWT, untuk kembali memenangkan Pemilu 2019. Tanda tandanya telah datang bahwa partai kita, setelah dengan tabah menghadapi cobaan dan ujian di waktu yang lalu, Allah SWT membuka jalan–tentu dengan perjuangan, persatuan, dan kebersamaan kita– untuk kembali meraih kemenangan. Dan kemenangan itu akan kita abdikan untuk kepentingan rakyat Indonesia,”
KABAR PARTAI
Februari 2015
Saat ini, hanya sosok Pak SBY yang bisa mengembalikan kejayaan partai untuk bangkit lagi 2019 saat pemilu legislatif dan presiden nanti.
Ketua Umum Partai Demokrat Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono, Ketua Harian DPP PD Syariefuddin Hasan, Sekjen DPP PD Edhie Baskoro Yudhoyono, Ketua Dewan Kehormatan DPP PD Amir Syamsuddin, Wakil Ketua Umum V DPP PD Agus Hermanto, Bendahara Umum DPP PD Indrawati Sukadis dan Direktur Eksekutif DPP PD Fajar Sampurno berfoto bersama kader PD se-Aceh, se-Sulawesi dan se-Gorontalo.
57
KABAR PARTAI
Hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain, Ketua Harian PD Syarief Hasan, Sekretaris Jenderal PD Edhie Baskoro Yudhoyono, Bendahara Umum PD Indrawati Sukadis, para Pengurus Harian Terbatas DPP-PD, serta para Ketua DPD dan DPC-PD se-Sulawesi, se-Aceh, dan se-Gorontalo.
Pak SBY, Kami Kangen
Februari 2015
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono, serta Pimpinan DPP-PD berfoto bersama para pengurus DPD-PD Jatim, di Jalan Kertajaya, Surabaya, Minggu (8/2/2015) siang. (surya/tribun)
58
demikian disampaikan SBY mengawali pengarahannya pada para kader. Presiden RI ke-6 tersebut juga mengungkapkan senang sekali dapat bertemu langsung dengan para pimpinan dan kader PD yang sangat ia cintai. “Di rumah perjuangan kita, di Cikeas ini; tempat para kader berada sekarang ini; di tanah ini, kita mulai perjuangan kita pada tahun 2004 ketika melaksanakan Pemilu Legislatif serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2004. Dengan izin Allah, akhirnya perjuangan kita dulu, Partai Demokrat berhasil menjadi partai yang relatif besar suaranya di DPR-RI dan mengantarkan salah satu kadernya menjadi Presiden RI,” SBY mengingatkan sejarah besar perpolitikan negeri ini, ketika Partai Demokrat menjelma menjadi salah satu partai politik terkuat di tanah air. SBY melanjutkan, di tanah ini pula, para kader PD ditakdirkan oleh Allah SWT memenangkan pemilu secara gemilang baik Pileg maupun Pilpres 2009. “Dan tahun lalu, di tempat ini, kita juga berkumpul untuk menerima takdir sejarah karena partai kita mengalami penurunan dalam perolehan suara,” ujar SBY. Penggagas pendirian PD itu meyakini, di seluruh tanah air, masih banyak kader yang setia dengan Partai Demokrat baik dalam keadaan suka maupun duka; pasang surut; jatuh bangun, tapi tidak pernah meninggalkan partai yang dicintainya karena mereka sayang partainya. “Saya adalah salah satu bagian dari para kader yang setia kepada partainya, baik dalam keadaan suka dan duka, masih tetap bersama-sama. Insya Allah, dengan pertolongan Allah, akan datang harinya yaitu Pemilu 2019, partai kita bisa berjaya kembali,” SBY menegaskan keyakinannya.
Langkah kaki Ketua Umum PD SBY untuk berkonsolidasi dengan para kader se-Nusantara terus berlanjut. Selepas pertemuan dengan para pimpinan PD se-Sulawesi, se-Aceh, dan se-Gorontalo, SBY dan Ibu Ani Yudhoyono menggelar konsolidasi dengan para kader PD se-Jawa Timur. Tak tanggungt-tanggung, SBY dan Ibu Ani Yudhoyono tiga hari berada di Surabaya. Sang penggagas dan pendiri utama PD itu memanfaatkan keberadaan di kota pahlawan itu secara maksimal. Pada Minggu (8/2/2015) siang, SBY dan Ibu Ani meluangkan waktu menyambangi Kantor DPD-PD Jatim, di Jalan Kertajaya, Surabaya. Kehadiran SBY terasa istimewa, karena ini merupakan kali pertama Presiden RI ke-6 tersebut mampir ke Kantor DPD-PD Jatim. “Akhirnya lengkaplah sudah keberadaan kantor DPD ini (Demokrat Jatim), karena Pak SBY selaku pendiri dan simbol partai, datang ke sini,” ujar salah satu pengurus DPD Demokrat Jatim. Untuk menegaskan rasa kangen tersebut, dua spanduk khusus dipasang di ruang rapat kantor DPD Demokrat Jatim. Isi tulisan yang cukup ekspresif, “Pak SBY … !!! kami kangen padamu”. Saat membaca tulisan tersebut, SBY terlihat tersenyum simpul. Saat datang ke kantor DPD Demokrat Jatim, SBY juga didampingi sejumlah petinggi partai antara lain Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono, Ketua Harian DPP Syarief Hasan, Wakil Ketua Umum V PD yang juga Wakil Ketua DPR-RI Agus Hermanto, dan sejumlah pengurus lainnya. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Ketua DPD-PD Jatim Soekarwo, yang juga Gubernur Jatim.
Konsolidasi dengan Kader PD se-Jatim Malam harinya, Ketua Umum PD SBY berkonsolidasi dengan kader Partai Demokrat se-Jawa Timur di Grand City, Surabaya. SBY yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono beserta sejumlah pengurus harian DPP-PD menggelar konsolidasi yang sangat penting bagi partai, khususnya di daerah. Pelaksana Tugas DPC-PD Kota Surabaya Hartoyo mengatakan, SBY bertatap muka dengan pengurus DPD Partai Demokrat Jatim beserta 13 anggota Fraksi Partai Demokrat di DPRD Jawa Timur, 676 pengurus anak cabang (PAC) PD se-Jawa Timur, 38 DPC kabupaten/kota
KABAR PARTAI
se-Jatim dan 187 anggota DPRD kabupaten/kota asal PD. Sebelumnya pada Minggu siang di Kantor DPD-PD Jatim, SBY telah melakukan pertemuan internal dan tertutup bersama pengurus daerah.
Konsolidasi dengan Kader se-Jateng dan se-Yogya Ketua Umum PD SBY dan Ibu Ani Yudhoyono melanjutkan konsolidasi dengan mengunjungi Kota Magelang, Yogyakarta. Di sana, SBY bertatap muka dengan SBY bertatap muka dengan pengurus DPD-PD Fraksi PD di DPRD, DPC-PD, PAC-PD se-Jawa Tengah dan se-Yogyakarta. Seperti halnya konsolidasi yang dilakukan di Jawa Timur, SBY memberi pengarahan agar para kader menyatukan kembali semangat, tekad, dan upaya untuk kembali memenangkan Pemilu 2019. SBY juga mengungkapkan senang sekali dapat bertemu langsung dengan para pimpinan dan kader PD se-Jateng dan seYogyakarta yang sangat ia cintai. Ada hal menarik di Magelang, ketika para pimpinan dan kader PD se-Jawa Tengah dan se-Yogyakarta menegaskan bahwa seluruh kader di dua provinsi mengharapkan dan memilih SBY untuk memimpin PD pada Kongres PD 2015.
“Kami sudah melakukan pertemuan dengan seluruh cabang Jawa Tengah dan semua sepakat satu suara mengusung SBY (sebagai ketua umum), tidak ada calon lain,” kata Wakil Ketua II DPD-PD Jawa Tengah Kukuh Birowo ketika menjemput SBY di Stasiun Tugu Yogyakarta, Selasa petang 10 Februari 2015. Menurut Kukuh, Partai Demokrat masih sangat membutuhkan SBY sebagai figur sentral dan ‘induk’ utama partai. “Agar kembali bangkit,” kata Kukuh. Dukungan diserahkan secara formal melalui rapat kerja nasional partai tingkat Jateng-DIY yang digelar di Kota Magelang Rabu petang, 11 Februari 2015. “Hanya SBY, belum ada pesaing atau sosok baru yang saat ini cukup layak memimpin partai,” kata dia. Ketua I Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Yogyakarta Toni Ariestiono sebelumnya juga mengatakan yang senada. “Saat ini, hanya sosok Pak SBY yang bisa mengembalikan kejayaan partai untuk bangkit lagi 2019 saat pemilu legislatif dan presiden nanti,” ujar Toni mengharapkan SBY kembali memimpin PD di periode 2015-2020. surya/tribun/beritasatu/tempo/mcpd/iwan/
Februari 2015
Ketua Umum Partai Demokrat Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono saat menghadiri Konsolidasi dengan Kader PD se-Jawa Tengah dan se-Yogykarta di Magelang. (foto: dokumentasi)
didik
59
KABAR PARTAI
Syariefuddin Hasan K E T U A H A R I A N D P P PA R TA I D E M O K R AT
PENYEIMBANG YANG TERUS BERKONTRIBUSI PADA BANGSA
Februari 2015
P
60
artai Demokrat adalah partai penyeimbang. Hal ini berarti, meski berada di luar pemerintahan, Partai Demokrat bisa terus memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara. Apalagi Partai Demokrat sudah berpengalaman selama 10 tahun di pemerintahan Hal itu disampaikan Ketua Harian Partai Demokrat Doktor Syariefuddin Hasan di ruang kerjanya, Lantai VII, Kantor Pusat Partai Demokrat, Graha Kramat VII, Jalan Kramat Raya No 146 Jakarta Pusat, Rabu (28/1/2015) petang. Syarief menambahkan, berdasarkan pengalaman memimpin negara, Partai Demokrat tahu programprogram mana yang disukai dan diinginkan rakyat, dengan segala keberhasilan dan kelemahan yang ada. Artinya program pro-rakyat dan kebijakan di masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam satu dasawarsa, harus diteruskan lagi oleh Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) saat ini. “Partai Demokrat harus mendukung program-program yang orientasinya kepada rakyat; dan harus mendukung pula kalau yang dijalankan pemerintahan sekarang adalah programnya Pak SBY dan cocok dengan Partai Demokrat. Sebaliknya kalau program itu tidak pro-rakyat, tidak sesuai dengan ekspektasi (harapan besar) rakyat dan tidak sesuai dengan apa yang pernah dilakukan Partai Demokrat maka harus dikritisi. Tentu di dalam mengkritisi itu kita harus memberikan saran dan masukan yang konstruktif,” sosok kelahiran Palopo, Sulawesi Selatan, 17 Juni 1949 tersebut, memaparkan. Terkait Perppu Pilkada Langsung, yang dikeluarkan Presiden RI ke-6 SBY, dan telah disahkan menjadi Undang-Undang oleh DPR-RI, Syarief Hasan mengatakan, sebelumnya telah dibangun komitmen antara Koalisi
Merah Putih (KMP) dan SBY bahwa dalam implementasi (penerapan) UU MPR DPR DPD dan DPRD (MD3) maka Partai Demokrat mendukung KMP tetapi konsekuensinya KMP harus mendukung Perppu Pilkada Langsung menjadi UU. “Komitmen inilah yang dibangun, sehingga pada saat pembahasan di DPR, semua fraksi yang menjadi anggota KMP mendukung. Kalau Koalisi Indonesia Hebat memang sudah dari awal mendukung Pilkada secara Langsung. Sehingga secara total, semua setuju,” ujar Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Menyikapi Kongres Partai Demokrat 2015 mendatang, Syarief yang gemar membaca menegaskan, kepemimpinan SBY masih sangat dibutuhkan. “Insya Allah, kalau SBY masih bersama kita, saya harapkan dan yakin, Partai Demokrat akan mencapai suara seperti Pemilu 2009 lalu (hampir 21 persen suara). Mari kita jaga kesolidan karena kalau seluruh kader solid maka Partai Demokrat kembali menjadi pemenang di Pemilu 2019,” ujar peraih gelar doktor (2007) di Universitas Persada Indonesia YAI, Jakarta. Syarief yang juga meraih Magister Management 2001 di Universitas Krisnadwipayana dan Master of Busines Administration di California,State University Fulerton, USA (1993) menyatakan, para kader Partai Demokrat harus terus membangun komitmen, loyalitas, dan semangat. “Satu syarat penting, kalau Partai Demokrat ingin menang kembali di Pemilu 2019, maka di dalam Kongres 2015, Pak SBY harus memimpin Partai Demokrat untuk 5 tahun ke depan,” ujar Syarief Hasan yang pernah memimpin Fraksi Partai Demokrat DPR periode 20042009. Saat ditanya tentang kiatnya hingga karier politiknya
KABAR PARTAI
Jangan pernah setengah-setengah dan berubah. Yang kedua, harus konsisten. Yang ketiga, harus membangun suatu komunikasi dan cara bekerja harus sesuai garis politik partai. Itu yang menjadi inti dari semuanya.
jawab itu banyak. Antara lain, mengutamakan kepentingan partai. Jangan ada kepentingan lain selain kepentingan partai. “Tentu nantinya akan ada penilaian, berarti saya melakukan tugas dengan bagus. Mana kala kita diberikan tugas yang lebih besar lagi, tentu terpikirkan oleh atasan bahwa ‘yang pas adalah dia’. Itulah yang saya lakukan. Intinya lakukanlah amanah dengan bagus. Saya tidak pernah bermimpi menjadi ketua harian, tetapi beliau (SBY) mempercayakan kepada saya. Berarti saya harus lakukan dengan bagus dan bertanggung jawab. Catatannya, loyalitas tidak pernah berubah dan harus utuh; konsistensi betul-betul dijaga. Ini modal yang harus kita pahami bersama. Pesan beliau kepada saya: ‘lakukan, kerjakan amanah ini dengan penuh tanggung jawab’. Dan itu sangat berarti. Kunci dari semua ini tentu loyalitas dan komitmen,” Syarief menjelaskan filosofinya.
Februari 2015
mencapai level nasional, Syarief menjelaskan seorang kader itu harus total loyal pada pemimpinnya. “Jangan pernah setengah-setengah dan berubah. Yang kedua, harus konsisiten. Yang ketiga, harus membangun suatu komunikasi dan cara bekerja harus sesuai garis politik partai. Itu yang menjadi inti dari semuanya. Kenapa saya dipercaya Pak SBY jadi Ketua Harian (Kahar) Partai Demokrat? Itu perjalanannya cukup panjang. Beliau pernah mempercayakan saya sebagai Ketua Fraksi PD DPR-RI, kemudian saya dipercaya membantu beliau di kabinet. Selama menjalankan tugas di kabinet, beliau menugaskan lagi sebagai Sekretaris Sekretariat Gabungan (Setgab). Semua itu merupakan penghargaan yang luar biasa kepada saya. Kini beliau mempercaya saya sebagai Kahar PD,” Syarief Hasan menjelaskan. Syarief kemudian menguraikan filosofinya, jika kita diberi suatu kepercayaan di dalam pekerjaan maka yang harus dipikirkan pertama adalah lakukan dan jalankan pekerjaan itu penuh tanggung jawab. Jangan pikirkan pekerjaan berikutnya. “Jika memikirkan pekerjaan berikutnya, itu namanya ambisius. Dia bias karena akan fokus kepada pekerjaan berikut yang dia impikan. Akibatnya pekerjaan yang ada di tangan terbengkalai atau tidak dikerjakan dengan baik. Motto saya: lakukan pekerjaan yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Misalnya, saat saya ditunjuk beliau (SBY) sebagai Ketua Fraksi PD DPR-RI, saya hanya memikirkan bagaimana agar pekerjaan saya sebagai ketua FPD bisa sukses. Itu saja yang saya pikirkan. Tidak terpikirkan bagi saya menjadi menteri. Kalau itu sebuah pekerjaaan saya lakukan dengan bagus, tentu pimpinan akan menilai. Jadi kepercayaan yang diberikan kepada kita itulah yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab,” ujar Syarief. Syarief melanjutkan, tentu saja yang disebut tanggung
mcpd/iwan k/didik
61
KIPRAH FRAKSI
Totalitas Kerja Politik Ibas
Februari 2015
T 62
otalitas kerja poltik Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, M.Sc sebagai Anggota DPR RI 2014-2019 dibuktikan dengan perolehan suara yang cukup tinggi di Dapil Jawa Timur VII saat pemilu 2014 lalu yang mencapai 243.747 suara. Dari data yang diperoleh, hasilnya, untuk Pacitan Edhie Baskoro Yudhoyono memperoleh dukungan sebanyak 102.316 suara, Trenggalek 29.452 suara, Magetan 34.786 suara, Ponorogo 49.028 suara, Ngawi 28.165 suara. Totalitas kerja politik serta kelihaiannya dalam memimpin selama menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat periode 2010-2015, Ibas, panggilan akrab Edhie Baskoro Yudhoyono menjadi alasan Fraksi Partai Demokrat menunjuknya sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat 2014-2019. Dalam kegiatan resesnya yang pertama sebagai
Ketua Fraksi PD. DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas sedang mendorong traktor saat berkunjung di area persawahan Desa Baluk, Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan, Senin, 8/12/2014. Kunjungan Ibas di Desa Baluk terkait agenda reses pertama DPR RI periode 20142019 yang baru dilantik Oktober 2014 lalu.(foto: ebyteam)
Anggota Komisi X DPR-RI 2014-2019 pada bulan Desember 2014 lalu, Edhie Baskoro Yudhoyono mencurahkan dengan total waktu dan tenaganya mengunjungi para konsituennya di Kabupaten Trenggalek, Pacitan , Ponorogo, Magetan dan Ngawi yang merupakan daerah pemilihan Dapil Jawa Timur VII. Karena Ibas berkeyakinan bahwa masyarakat harus terus didekati, diingatkan dan diyakinkan. Ibas mengerti betul bahwa untuk mencetak generasi
KIPRAH FRAKSI
Hari ini begitu spesial karena bisa berkunjung, bertemu langsung dengan masyarakat dan adik-adik pelajar. Waktu lalu Ibu Ani menggagas Indonesia Sejahtera yaitu: Indonesia Hijau, Indonesia Kreatif, Indonesia Pintar, Indonesia Sehat. Saat ini saya melihat program bermanfaat ini terus terimplementasi dan disambut baik oleh masyarakat.
Februari 2015
penerus bangsa yang siap menghadapi tantangan abad era teknologi maju, maka pendidikan sejak dini harus mendapat perhatian utama. Kunjungan reses pertama Ibas diawali dengan meninjau lokasi belajar anakanak di Rumah Pintar Desa Sekar didampingi Bupati Pacitan, Indartato. Di lokasi ini, selain meninjau ruang perpustakaan, Ketua Fraksi PD ini juga meninjau ruang serba guna yang diisi berbagai fasilitas belajar seperti komputer, audio visual, dan ruang main anak. “Sangat bermanfaat karena beragam sarana dan prasarana pendidikan sudah tersedia seperti sentra buku, sentra kriya, sentra komputer dan sentra audio visual. Fasilitas ini bisa meningkatkan keterampilan masyarakat dan anak didik untuk semakin produktif,� ujar Ibas di Pacitan, 7 Desember 2014. Dalam sambutannya, Ibas menyampaikan rasa bangga terkait didirikannya Rumah Pintar di Desa Sekar karena mendapat sambutan antusias masyarakat setempat. Menurutnya, program yang digagas Ibu Ani
Anggota Komisi X DPR-RI Edhie Baskoro Yudhoyono meninjau lokasi belajar anak-anak di Rumah Pintar Desa Sekar, Pacitan, Minggu (7/12). (foto:EBY Team)
63
KIPRAH FRAKSI
Februari 2015
Anggota Komisi 10 DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau akrab disapa Ibas disambut meriah para Ibu Petani di Desa Jomblang, Kecamatan Takeran Magetan. Sontak ibu-ibu petani yang sedang bekerja di sawah langsung berkumpul untuk bersalaman dan selfi bersama politisi muda ini. (foto: ebyteam)
64
Yudhoyono saat menjadi Ibu Negara sangat bermanfaat bagi masyarakat daerah khususnya daerah pelosok yang masih terkendala dengan akses informasi dan sarana prasarana pembelajaran anak. Sebagai Anggota Komisi X DPR-RI yang membidangi pendidikan, pariwisata, pemuda dan olahraga, Ibas mengunjungi para perajin pengolahan batu akik (batu berwarna yang dijadikan permata) di lokasi objek wisata Gua Tabuhan yang terletak di Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, 7 Desember 2014. Menurutnya, potensi lokal di daerah seribu satu gua tersebut sangat prospektif menunjang perekonomian masyarakat lokal. “Terus kembangkan kreativitasnya agar semakin produktif memanfaatkan sumber daya alam yang telah tersedia dengan sebaik mungkin,� Ibas menerangkan usai meninjau lokasi.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas melanjutkan agenda reses DPR-RI di Kabupaten Magetan. Di Magetan, Ibas, antara lain, mengunjungi dan bersilaturahim dengan para petani di Desa Baluk, Karangrejo. Saat tiba dilokasi, Ibas langsung disambut ratusan warga masyarakat Desa Baluk yang kemudian mendaulat Ibas untuk mendorong traktor ke area persawahan. Di lokasi ini, Ibas meninjau langsung proses menanam padi oleh petani setempat. Hujan yang mulai mengguyur lokasi sawah tidak mengurungkan niat Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini untuk turun di area persawahan. Setelah itu Ibas juga mengunjungi petani tebu di Kabupaten Magetan. Dalam kesempatan ini, Ibas Ibas mengajak petani tebu di Kabupaten Magetan untuk memanfaatkan lahan pertanian dengan tanaman tebu. Ibas optimis kebutuhan masyarakat Indonesia akan gula
KIPRAH FRAKSI
yang terus meningkat bisa menjadi peluang bagi petani untuk menambah penghasilan lewat komiditas tebu. “Dewasa ini, konsumsi gula masyarakat Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun sementara produksi gula masih terbatas. Ini peluang bagi kaum petani untuk semakin produktif guna meningkatkan pendapatan kaum petani tebu,” terang Ibas usai meninjau kebun tebu di Magetan. Namun demikian, menurut Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini, pemerintah juga perlu mendorong produktifitas petani dengan program-program pro petani yang berkelanjutan seperti upaya yang telah dilakukan di era pemerintahan SBY. Sebagai wakil rakyat, Ibas menyampaikan keseriusannya untuk mengawal kebutuhan para petani melalui jalur aspirasi masyarakat dan diperjuangkan melalui tupoksi anggota DPR RI.
“Insya Allah, aspirasi petani tebu dapat kita kawal sehingga dapat selaras dengan berbagai program pemerintah,” ujar Anggota DPR RI asal Dapil VII Jawa Timur ini. Di lokasi yang sama, Ibas juga menyerap aspirasi Komunitas Ontel Magetan dan berpesan agar aktivitas positif dan sehat seperti ini dapat terus eksis di tengahtengah masyarakat sambil menginspirasi masyarakat untuk hidup sehat. Di kabupaten Magetan selain bersilahturahmi dan menyerap aspirasi para petani, Anggota Komisi 10 DPR RI Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas juga menyempatkan diri mengunjungi dan bersilaturahmi dengan anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Bangsa di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan. ebyteam/
Februari 2015
Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau akrab disapa Ibas berkunjung ke lokasi objek wisata Goa Tabuhan yang terletak di Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Minggu, 7/12/2014. (ebyteam)
ot
65
66
Februari 2015
67
Februari 2015
KIPRAH FRAKSI
Menyimak Kiprah
Legislator Demokrat di Dapil
K
ader-kader Partai Demokrat terus mengibarkan sayap partai berlambang segitiga merah putih di seluruh Nusantara. Termasuk para anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI yang terus memperjuangkan kesejahteraan rakyat baik di dapil mereka masing-masing, maupun terkait kinerja mereka sebagai wakil rakyat. Inilah sekelumit kiprah para wakil rakyat asal Partai Demokrat dalam menyerap aspirasi masyarakat: Anggota Komisi I DPR-RI Dr Syarifuddin Hasan, MM, MBA Bagi Syarief Hasan, sebagai penyambung aspirasi dan amanat rakyat, maka Anggota DPR-RI harus mampu memiliki rasa sense of belonging, kepedulian pada setiap persoalan, permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, dan menjadi penyambung rasa masyarakat yang diwakilinya. Oleh karena itu dalam rangka masa reses DPR RI yang lalu Syarief Hasan melakukan tatap muka dan diskusi terbuka bersama masyarakat, tokoh masyarakat, dan
kader Partai Demokrat di Bale Rancage, Kota Cianjur, 8 Januari 2015. Hal itu dilakukan Syarief, yang juga Ketua Harian DPP Partai Demokrat, untuk menyerap aspirasi rakyat. Dalam dialog terbuka tersebut, masyarakat juga menyalurkan aspirasi dengan mengusulkan perlunya mendirikan Rumah Aspirasi dalam rangka mendekatkan Anggota Dewan dengan masyarakat konstituennya, sehingga dapat terjalin komunikasi intensif antara Anggota Dewan dengan masyarakat konstituennya. Pada bagian lain, ada juga masyarakat yang meminta saran dan pendapat bagi pengembangan usaha kecil dan menengah di daerahnya termasuk solusi bagi modal usaha kecil dan menengah yang dibutuhkan masyarakat terutama karena Syarief Hasan pernah menjabat sebagai Menteri Koperasi dan UKM periode pemerintahan Presiden RI ke-6 Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono yang lalu.
Februari 2015
Wakil Ketua DPR-RI Dr. Agus Hermanto
Kegiatan penyerapan aspirasi anggota dilakukan secara bebas, meninggalkan kesan protokoler antara masyarakat, tokoh masyarakat dan kader Partai Demokrat dengan DR. Sjarifuddin Hasan, MM., MBA
68
Di antara wujud pelaksanaan fungsi representasi politik Anggota DPR-RI adalah melaksanakan kunjungan kerja ke daerah pemilihan (dapil) untuk berkomunikasi langsung dengan konsituen baik di luar masa sidang dewan (masa reses) maupun di sela-sela masa reses sidang. Oleh karena itu Wakil Ketua DPR-RI Dr Agus Hermanto, yang juga merupakan Anggota Fraksi Partai Demokrat dalam masa reses sidang I DPR-RI 2014-2015 pada bulan Desember 2014 lalu melakukan kunjungan
KIPRAH FRAKSI
kerja ke beberapa tempat di Dapil Jawa Tengah I. Pada tanggal 12–14 Desember 2014, Wakil Ketua DPR-RI Agus Hermanto bersilaturahmi dengan warga masyarakat di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dan di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Sebagian besar warga mengeluhkan meningkatnya harga-harga kebutuhan hidup pascakenaikan BBM bulan November 2014 lalu. Selain itu, warga di Kecamatan Pringapus mengeluhkan kerusakan infrastruktur pertanian terutama irigasi. Dalam hal ini, Agus Hermanto menghimbau pemerintah daerah untuk mempercepat penanggulangan mengenai permasalahan kerusakan infrastruktur pertanian terutama irigasi ini serta menghimbau perlunya peningkatan kerjasama antar berbagai pihak dalam mengembangkan program rumah pintar petani guna menstimulasi pertanian menuju bioindustri di Jawa Tengah. Setelah itu Agus Hermanto yang juga menjabat Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat berkunjung dan memberikan bantuan sosial ke daerah bencana longsor di Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, 15-16 Desember 2014. Dalam kunjungan sosial ke daerah bencana longsor Banjarnegara ini, tidak lupa Agus Hermanto memberikan apresiasi kepada para relawan yang telah bekerja keras membantu korban bencana. Kunjungan reses pertama ini ditutup dengan bersilaturahmi dan berdialog dengan warga Kec. Bergas, Kec. Tuntang, dan Kec. Pabelan Kab. Semarang untuk menyerap aspirasi
Ketua Komisi IX DPR-RI Dede Yusuf ME ST Msi. Di reses sidang I DPR-RI periode 2014-2019 pada tanggal 18-26 Desember 2014 lalu, Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrat Dede Yusuf ME ST Msi melakukan kunjungan kerja ke beberapa wilayah Dapil
Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrat Dede Yusuf blusukan di lokasi banjir Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu (21/12/2014). Pada kesempatan itu, Dede juga memberikan bantuan kepada para pengungsi korban banjir. (foto istimewa)
bantuan juga diberikan pada korban banjir di Dayeuhkolot di hari yang sama. “Berbagai program penanganan banjir sudah dilaksanakan pemerintah pusat, Pemprov Jabar, sampai Pemkab Bandung. Namun sampai kini banjir belum bisa ditangani dengan baik,” kata Dede Yusuf di tempat pengungsian korban banjir GOR Baleendah, Kecamatan Baleendah. Dede Yusuf menawarkan empat solusi mengatasi banjir di wilayah Bandung Selatan, Kabupaten Bandung. Opsi pertama, membangun waduk. “Minimal tiga waduk atau embung di sepanjang aliran sungai untuk menampung air sebelum mencapai permukiman warga,” kata Dede. Menurut Dede, waduk harus dibangun di wilayah rawan banjir di tiga kecamatan, yakni Bojongsoang, Dayeuh Kolot, dan Baleendah.
Februari 2015
Wakil Ketua DPR-RI Agus Hermanto memberikan bantuan kepada korban dan apresiasi terhadap relawan dalam menangani bencana alam longsor di Kec. Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Jawa Barat II. Kegiatan pertamanya adalah berdialog dengan perwakilan buruh di Bandung yaitu Serikat Pekerja Tekstil, Sandang Dan Kulit (SP TSK-SPSI) Kabupaten Bandung, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, 18 Desember 2014. Kunjungan masa reses tersebut untuk menyerap aspirasi dari perwakilan buruh mengenai UMK 2015 dan kebijakan pemerintahan tentang harga BBM subsidi. Selain itu Ketua Komisi IX DPR RI 20142019 ini mendukung keinginan para buruh terkait pembangunan rumah sakit pekerja. Terkait hal itu, Dede akan meminta kepada pemerintah pusat dan daerah untuk merealisasikannya. Pada tanggal 21 Desember 2014, Dede Yusuf mengunjungi dan memberikan bantuan sembako kepada korban banjir di Kecamatan Baleendah. Selanjutnya
69
KIPRAH FRAKSI
Warga mengeluhkan kenaikan harga bahan-bahan pokok akibat fluktuasi harga bbm, distribusi beras untuk rakyat miskin (raskin) yang tidak merata dan kualitasnya buruk, lapangan kerja yang belum memadai, saluran air dan infrastruktur belum optimal, dan kartu BPJS Kesehatan belum terdata dengan baik
Kedua, tutur Dede, meninggikan rumah warga di tiga kecamatan paling rawan banjir. Khusus hal ini, ia berharap pemerintah memberi bantuan untuk merenovasi rumah. Ketiga, program yang lebih permanen, yakni membangun jalur khusus banjir serupa Banjir Kanal Timur di Jakarta. “Memang butuh dana sangat besar. Perlu komitmen bersama pemerintah daerah dan pusat,” katanya. Opsi keempat adalah relokasi warga. Namun Dede meminta opsi ini menjadi langkah terakhir karena warga bersikeras tinggal di daerah itu.
Anggota Komisi VI DPR-RI Sartono, SE, MM.
Februari 2015
Bersama kader Partai Demokrat dan Relawan Sartono, Anggota Komisi VI DPR-RI Fraksi Partai Demokrat Sartono memanfaatkan waktu reses pertamanya di masa Sidang I DPR-RI tanggal 18-26 Desember 2014 lalu dengan berkeliling dari satu desa ke desa lain di Dapil Jatim VII yaitu Pacitan, Ngawi, Magetan, Ponorogo dan Trenggalek.
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Sartono Hutomo memanfaatkan masa reses dengan kunjungan kerja ke dapil Jatim VII. (dok pribadi)
70
“Setelah kunjungan kerja komisi di luar kota, sekarang berada di dapil. Ini kunjungan pertama saat reses setelah dilantik awal Oktober 2014. Banyak aspirasi dan keluhan yang dihadapi rakyat setelah masa pergantian Pemerintahan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Joko Widodo. Tentunya masukan tersebut menjadi pekerjaan saya selaku anggota dewan untuk diselesaikan dengan baik,” Sartono Hutomo menegaskan pada wartawan, 19 Desember 2014 lalu. Menurut mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat tersebut, ia mempunyai kewajiban turun ke dapil untuk mendengarkan aspirasi rakyat. Terlebih Ketua Umum PD SBY dan Pimpinan Fraksi PD DPR-RI sudah mengintruksikan bagi anggota fraksi berkewajiban turun ke dapil setiap datang reses. “Memang setelah turun ke dapil bertemu dengan masyarakat, berbagai keluhan kerap muncul diantaranya keluhan kenaikan harga BBM bersubsidi yang terasa bagi mereka dengan meningkatnya harga pupuk,” Sartono menerangkan. Ditambahkannya, sebaliknya masyarakat masih berharap program-program masa Pemerintahan SBYBoediono tetap berjalan. Karena program yang ada sekarang di Pemerintahan Jokowi-JK dianggap oleh masyarakat belum berjalan dengan baik. “Masukan lain, pembagian PSKS (Program Simpanan Keluarga Sejahtera—red) yang merupakan kompensasi dari kenaikan harga BBM masih juga menimbulkan masalah karena tidak akuratnya data yang dimiliki Pemerintahan Jokowi sehingga tidak tepat sasaran,” katanya. Untuk itu, Sartono meminta kepada pemerintah agar benar-benar secara konkret mendata rakyat yang membutuhkan PSKS. Harus ada pemutakhiran data yang dilakukan pemerintah. Bila hal ini dibiarkan terus akan mengganggu keharmonisan dan kesenjangan diantara masyarakat itu sendiri,” Sartono menerangkan.
KIPRAH FRAKSI
Sartono melanjutkan beberapa keluhan yang masuk diantaranya dari Kepala Desa Pula terkait rencana pemerintah mencabut pupuk bersubsidi. Menurutnya pupuk bersubsidi sangat bermanfaat bagi petani di tengah berbagai masalah dan kendala yang dihadapi sekarang ini.
Anggota Komisi IV DPR-RI Ir E Herman Khaeron Msi Dalam kunjungan kerja pertama dalam masa reses sidang I DPR-RI 2014-2015 lalu yaitu 19-26 Desember 2014 lalu, Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Ir E Herman Khaeron MSi bersilaturahmi dan menyerap aspirasi warga Desa Mayung, Kecamatan Gunung Djati. Warga mengeluhkan kenaikan harga bahan-bahan pokok akibat fluktuasi harga bbm, distribusi beras untuk rakyat miskin (raskin) yang tidak merata dan kualitasnya buruk, lapangan kerja yang belum memadai, saluran air dan infrastruktur belum optimal, dan kartu BPJS Kesehatan belum terdata dengan baik; terlihat dengan membludaknya pasien menggunakan BPJS di klinik, puskesmas dan UGD setempat. Menyikapi hal itu, selain berdialog dengan warga, Herman Khaeron memberikan bantuan dana untuk rehab musala dan jalan setempat. Pada hari berikutnya Herman Khaeron bersilaturahmi dan berdialog dengan masyarakat nelayan di Blok Tegal Agung, Desa Benda, Kecamatan Karang Ampel, Kabupaten Indramayu tentang masalah yang mereka hadapi saat ini. Terutama akibat fluktuasi harga bbm, kenaikan tarif dasar listrik, dan kenaikan gas elpiji. Pada kesempatan reses masa sidang I periode
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI periode 2014-2019 Eko Wijaya diabadikan bersama anak-anak yatim piatu Panti Asuhan Muhammadiyah dan Aisiyah di Graha Yudhoyono, Gedung DPD-PD Bangka Belitung,. (foto: ist)
2014-2015, Herman Khaeron juga menyelenggarakan pengobatan gratis kepada warga di beberapa lokasi seperti di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon; di Desa Susukan Lebak, Kecamatan Susukan; Desa Suranenggala, Kecamatan Suranenggala; dan Desa Pegagan, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon. Tidak lupa Herman Khaeron memberikan perhatian atas perkembangan para insan-insan musisi baru di Kota dan Kabupaten Cirebon dengan menyelenggarakan Festival Band HERO antar pelajar SMA se-Cirebon dan Indramayu di lapangan parkir, gedung Radar Cirebon.
Anggota Komisi VII DPR-RI Eko Wijaya Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI periode 20142019 Eko Wijaya bersilaturahmi dengan para konsituennya di Pulau Bangka, dalam rangka masa reses sidang I DPRRI 18-26 Desember 2014 lalu. Silaturahmi itu merupakan bagian dari kegiatan masa reses persidangan I tahun sidang 2014-2015. Dalam masa Reses ini, terdapat 2 kegiatan yaitu sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan dan juga silaturahmi menjaring aspirasi warga Dalam Agenda Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan, Eko Wijaya menjelaskan empat konsensus kebangsaan yang menjadi penyangga bangsa adalah Pancasila sebagai landasan ideologi dan pemersatu bangsa; Undang-undang Dasar Negara Republik Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional; Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus yang harus dijunjung tinggi; serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara untuk bersatu. Dalam sambutannya di hadapan warga yang hadir,
Februari 2015
Anggota FPD DPR-RI Herman Khaeron saat melakukan kegiatan reses di Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). (foto:ist)
71
KIPRAH FRAKSI
Februari 2015
Pastinya buat saya setiap datang reses selalu di dapil, bahkan periode lalu juga menghabiskan waktu di dapil. Karena ketika di dapil dipastikan saya banyak menyerap aspirasi dari konstituen untuk disampaikan ke pemerintah. Jadi saya perlu menampung aspirasi mereka untuk direalisasikan.
72
Eko Wijaya menekankan pentingnya untuk menjaga dan melestarikan bahkan menyelamatkan Empat Konsensus Kebangsaan supaya warga Pulau Bangka mengetahui serta memahami fondasi kebangsaan bangsa Indonesia, khususnya generasi muda Pulau Bangka sebagai generasi penerus cita-cita bangsa dan negara. Sementara dalam agenda kegiatan reses, Eko Wijaya juga melakukan beberapa pertemuan dengan konstituen di di Pulau Bangka. Di antaranya melakukan pertemuan dengan masyarakat Desa Bencah Kecamatan Air Gegas Kabupaten Bangka Selatan. “Pertemuan dengan masyarakat dalam rangka reses ini dilakukan untuk menjaring aspirasi masyarakat atas permasalahan yang sering terjadi, khususnya di Pulau Bangka,” katanya. Selain di Desa Bencah, Eko Wijaya juga melakukan beberapa kali pertemuan dengan konstituennya yang ada di Wilayah Pulau Bangka seperti masyarakat di Desa Dul, Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah. Agenda reses ini juga dipakai Eko Wijaya untuk memberikan dukungan terhadap perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Pulau Bangka. Eko Wijaya mengunjungi beberapa sentra UKM yang memproduksi makanan dan olahan khas Pulau Bangka seperti pembuatan getes, lakso dan pembuatan ikan asin. “Kunjungan ke beberapa UKM produsen makanan olahan ini dilakukan agar kita mengetahui kondisi mereka. Dengan posisi Pulau Bangka sebagai salah satu tujuan wisata Indonesia, produsen makanan olahan khas Pulau Bangka yang juga merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat Pulau Bangka ini harus terus didukung. Dan ini juga merupakan dukungan terhadap perkembangan pariwisata Pulau Bangka itu sendiri,” ujar Eko Wijaya. Di samping itu, kegiatan reses ini juga dimanfaatkan oleh Eko Wijaya untuk berbagi dan menyantuni anak yatim panti asuhan di Pangkalpinang. Dalam kesempatan
tersebut, Eko juga menyantuni anak yatim Panti Asuhan Muhammadiyah dan Aisiyah.
Anggota Komisi V DPR-RI Anton Sukartono Suratto Di saat media TV dan sosial menyoroti citra dan kinerja negatif Anggota DPR, terlebih dengan terbentuknya 2 kubu di kalangan sebagian anggota DPR RI, Anton Sukartono Suratto yang akrab dipanggil kang Anton menyakini bahwa Partai Demokrat selalu memperjuangkan dan memperhatikan rakyat melalui program-program prorakyat yang sudah digelontorkan selama 2 periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, tidak akan memihak kepada kubu mana pun selain mengabdi untuk rakyat sesuai landasan Pancasila dan amanah UUD 1945. Kang Anton melakukan kunjungan kerja dalam masa reses sidang I tahun 2014-2015 pada 24 Desember 2014 hingga 1 januari 2015 lalu. Untuk lebih fokus maka masa reses kali ini dilakukan kunjungan pada 1 kecamatan saja yakni di kecamatan Gunung Putri yang diawali Desa Cikeas Udik , Desa Bojong Kulur, Desa Bojong Nangka, Desa Ciangsana, Desa Cicadas, Desa Tlajung Udik, Desa Gunung Putri, Desa Karanggan, dan ditutup dengan kunjungan ke desa Nagrak. Dalam kunjungan selama 9 hari, kang Anton memanfaatkan waktu yang singkat ini untuk dapat bertatap muka langsung dengan masyarakat, perangkat desa, ibu-ibu PKK dan Pengajian. Hal ini dilakukan untuk menyerap aspirasi warga diantaranya tentang implementasi pengelolaan dana desa (RPJMD) dan implementasi program BPJS Kesehatan di kalangan warga tidak mampu yang kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah setempat. Selain berdialog dengan warga, kang Anton melakukan kegiatan gotong royong antar warga desa untuk membersihkan lingkungan desa setempat. Kang Anton berpandangan dengan sering dilakukan kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan rasa kebersamaan
KIPRAH FRAKSI
Anggota Komisi V DPR-RI Agung Budi Santoso SH MM
dan persaudaraan antar warga desa. Selain itu Kang Anton juga melakukan kegiatan sosial yang tidak pernah ditinggalkan yakni berbagi bersama dengan melakukan santunan anak yatim dan kaum dhuafa di setiap kunjungan kerjanya di 9 titik desa. Kang Anton selaku ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bogor selalu tidak lupa bersama-sama pengurus dan kader-kader serta para relawan Partai Demokrat melakukan kegiatan rutin berupa kegiatan pengasapan (fogging) dan pengobatan gratis . Di sela-sela kesibukan berdialog dengan warga dan mendengarkan aspirasi, kang Anton menyempatkan waktu berkunjung ke kelompok masyarakat gabungan kelompok Tani (Gapoktan) desa Tlajung Udik yang mana diharapkan program-program pro rakyat yang berkaitan ketersediaan sarana prasarana produksi pertanian dan bantuan permodalan di kalangan petani dapat diteruskan dan ditingkatkan seiring pergantian pemerintahan baru. Di sela-sela akhir hari kunjungan kerja masa reses, kang Anton menyempatkan diri melihat dan mengunjungi rumah warga yang masuk dalam Kategori Rumah Tidak Layak Huni (KRTLH) yang nantinya kang Anton berupaya mencarikan bantuan rehabilitasi melalui programprogram Pemerintah. Kang Anton juga berjanji tidak adanya potongan atau pungutan liar terhadap seluruh program pro rakyat yang diluncurkan oleh pemerintah. Kang Anton berharap kegiatan-kegiatan seperti ini dapat memacu pemerintah daerah ikut membantu masyarakat tidak mampu.
ot/dik
Februari 2015
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Anton Sukartono Suratto (kemeja biru tua, berkacamata, keempat dari kanan) berdialog dengan warga setempat untuk menyerap aspirasi dalam masa reses sidang I DPR-RI 2014-2015 tanggal 24 Desember 2014 – 1 Januari 2015 lalu. (foto: dok)
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Agung Budi Santoso SH MM menunjukkan rasa tanggungjawabnya saat menjalankan tugas pokok, fungsi serta kewajiban sebagai wakil rakyat dalam masa reses sidang I 20142015 tanggal 18-26 Desember 2014 lalu. Agung BS mengadakan pertemuan dengan warga, tokoh-tokoh masyarakat, kader-kader dan simpatisan Partai Demokrat di Kota Bandung dan Kota Cimahi untuk menyerap aspirasi masyarakat dan menginventarisir permasalahanpermasalahan mengenai penyelenggaraan negara maupun permasalahan yang berkembang di masyarakat berikut solusinya. Saat kunjungan kerja di Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi, Agung BS menyelenggarakan Turnamen Sepakbola untuk Kaum Ibu yang didedikasikan untuk memperingati Hari Ibu yang jatuh pada setiap tanggal 22 Desember. Turnamen ini diikuti oleh lebih dari 20 tim se-Kota Bandung dan Kota Cimahi. Setelah itu Agung BS dan timnya meresmikan Pameran Batik Modern Bandung di Kota Bandung. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan mengembangkan budaya setempat. Hari berikutnya Agung BS bersilaturrahmi dengan warga di Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi, di Kelurahan Sarijadi Kecamatan Sukasari Kota Bandung dan melakukan peninjauan terhadap kondisi beberapa twin blok bangunan Rusunawa yang ada di Kota Bandung untuk menyerap aspirasi masyarakat setempat. rilis/
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Agung Budi Santoso menyelenggarakan Turnamen Sepakbola untuk Kaum Ibu yang didedikasikan untuk memperingati Hari Ibu yang jatuh pada setiap tanggal 22 Desember di kota Cimahi pada Desember 2014 lalu. (ist)
73
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Didik Mukri Bergabung ke PD karena Sadar Konsensus Politik dan Kagum pada SBY
Februari 2015
“S
74
aya menyadari bahwa kebijakan besar bangsa ini lahir dari konsensuskonsesus politik. Konsesuskonsensus politik itulah yang nantinya melahirkan kebijakan-kebijakan untuk menentukan nasib rakyat Indonesia. Sejak awal juga, saya sudah mengagumi Presiden RI ke-6 Profesor Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), karena beliau berasal dari orang pedalaman seperti saya, tetapi kesantunan, kehebatan, dan kepandaiannya melahirkan sangat banyak gagasan dan pandangan bagi bangsa ini”. Pernyataan tegas itu disampaikan Sekretaris Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR-RI Didik Mukrianto, mengenang awal ia bergabung dengan partai yang digagas SBY, kepada majalah demokrat saat diwawancarai di kantornya Gedung DPR-RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin sore (9/2/2015). Didik mengatakan, ia juga bergabung bersama Partai Demokrat agar bisa berguru dan mengambil ilmu, minimal mengikuti, apa yang diajarkan SBY pada para kadernya. Dengan bergabung ke Partai Demokrat, sejak di awal pendiriannya, maka aktivitas politik praktis Didik Mukri mengalami tuntunan yang baik. Apalagi, anak petani ini memang gigih untuk menimba ilmu dari para seniornya. “Politik adalah sarana yang tujuan akhirnya adalah untuk menyejahterakan rakyat. Sebagai pemula, tentu saya harus belajar banyak dari para senior dan harus bisa mereflesikan visi-misi Partai Demokrat ke depannya. Sebab saya adalah kader Partai Demokrat,” Didik Mukri menekankan. Terkait keberhasilannya sebagai legislator pusat yang mewakili masyarakat Dapil Jatim IX (meliputi Kabupaten Bojonegoro dan Tuban), Didik membagikan pengalamannya. “Yang paling penting, kita juga harus punya ide, gagasan serta visi-misi untuk masyarakat di dapil yang kita wakilkan,” Didik Mukri menyampaikan. Kini, setelah mendapat kepercayaan rakyat, Didik Mukri ingin mendarmabaktikan tenaga dan pikiran sepenuh-penuhnya untuk kesejahteraan rakyat dan Partai Demokrat. Dalam kapasitas sebagai Sekretaris FPD DPR-RI, Didik Mukri bertekad untuk berbakti sepenuhnya untuk kemajuan FPD DPR-RI. Ia menjaga teguh loyalitasnya dan berusaha agar kerja-kerja politik dilakukan seluruh tim. “Tidak hanya bertumpu kepada Ketua FPD DPR-RI Mas Edhie Baskoro Yudhoyono maupun saya sebagai
Sekretaris Fraksi PD DPR-RI Didik Mukrianto. (mcpd)
Sekretaris FPD DPR-RI, tapi semua tim harus terlibat. Saya hanya mengkoordinasikan apa yang menjadi acuan Pimpinan PD sesuai dengan arahan,” Didik Mukri menjelaskan. Didik memaparkan, sesuai arahan Ketua Umum PD SBY, maka posisi PD berada sebagai partai penyeimbang di antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di DPR. Sebagai penyeimbang, PD bertumpu kepada kepentingan, kesejahteraan, dan terus bersama rakyat. Dengan posisi itu, PD tidak akan terombang ambing dalam kepentingan politik koalisi mana pun. “Kalau programnya pro-rakyat kita dukung, kalau sebaliknya justru harus dikritisi. PD hanya bertumpu pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat,” Didik Mukri menegaskan. Didik Mukri juga mengajak para kader untuk samasama mengingatkan bahwa Partai Demokrat adalah rumah kita; tempat memperjuangkan apa yang menjadi harapan rakyat. “Jangan pernah berhenti menimba ilmu dari para senior kita. Jangan pernah merasa puas dan hebat. Berpolitik ini ada tujuannya yakni memperjuangkan kepentingan rakyat. Pak SBY sudah banyak memberikan contoh dan pembelajaran, bagaimana menjadi pemimpin yang rendah hati, santun, dan dirindukan oleh rakyat. Ilmu dan arahan yang diberikan kepada kader Demokrat, insya Allah, kalau kita meneguhkan ajaran beliau, kita akan menjadi kader Partai Demokrat yang sukses,” ujar Didik Mukri di akhir perbincangan. iwan k/didik
Profil
ANGGOTA FRAKSI
T
euku Riefky Harsya MT mengawali karier politiknya di Partai Demokrat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di Jakarta Pusat pada tahun 2002. Ketertarikannya kepada Partai Demokrat telah dimulai sejak partai, yang digagas Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berdiri di tahun 2001. Saat itu Partai Demokrat sering mengadakan rapat di HOTEL Utama Grand Kemang, dimana Teuku Riefky Harsya bekerja sebagai direktur. Wawasan, wibawa serta kesantunan SBY yang turut menghadiri berbagai rapat telah membuat Riefky tertarik bergabung bersama Partai Demokrat. Teuku Rifky putra pasangan (Alm) T Syahrul Mudadalam dan Cut Haslinda Azwar, menjalani pendidikan dasar 9 tahunnya di Sekolah Islam Al-Azhar (SD-SMP), kemudian melanjutkan Pendidikan Sarjana (S1) di Sekolah Tinggi Militer (US ARMY), Military Collage of Vermont, Amerika Serikat tahun 1990-1994. Pada tahun 2005, ayah dari 4 anak ini dilantik sebagai salah satu anggota DPR termuda (33 tahun) dari Fraksi Partai Demokrat (FPD) menggantikan (Alm) Profesor Rusli Ramli untuk daerah pemilihan Nanggroe Aceh Darussalam 1. Saat itu, Teuku Riefky ditugaskan Ketua FPD DPR-RI sebagai Anggota Komisi VII DPR RI dan pernah menjabat sebagai Ketua Komisi yang membidangi energi itu selama 2,5 tahun.
Kini di periode 2014-2019, Teuku Riefky ditugaskan sebagai Ketua Komisi X. Dalam hal menjaga dan mengisi perdamaian serta pembangunan Aceh, Riefky juga aktif dalam Tim Pengawas Otonomi Khusus Aceh dan Tim Advokasi Migas Aceh. Sesuai pesan dan arahan Ketua Umum PD SBY kepada Anggota FPD DPR-RI untuk bekerja secara baik, aktif berkomunikasi, bersilaturahmi dan berbuat untuk pembangunan di dapilnya masing-masing, pria yang telah menyelesaikan pendidikan pasca-sarjana jurusan manajemen gas (energi), tahun 2013, sejak terpilih sebagai Anggota FPD DPR-RI dari periode 2005 hingga sekarang terus mengawal kebijakan-kebijakan pro-rakyat yang telah dibuat oleh Pemerintahan Presiden RI ke-6 SBY. Di antaranya pembangunan infrastruktur energi di Aceh, yang Riefky yakini, akan menjadi momentum bangkitnya perekonomian Aceh. Beberapa pembangunan sektor Energi di Aceh, yang diperjuangkan Riefky bersama Pemerintahan Aceh dengan dukungan Pemerintahan Presiden RI ke-6 SBY selama 10 tahun terakhir adalah: • Saat krisis listrik di Aceh pada tahun 2009-1010, PLN segera mendatangkan puluhan genset PLTD ke pelosok Aceh sebagai solusi sementara untuk menjaga ketersediaan pasokan listrik. • Pembangunan pembangkit listrik terbesar di Aceh sebagai solusi permanen, PLTU Nagan Raya 220 MW. • Pembangunan jaringan listrik dari Pantai Barat ke Pantai Timur Aceh. • Turut merancang dan mengimplentasikan Program Listrik Desa dengan menyambungkan listrik ke 90 persen rakyat Aceh pada tahun 2013 lalu. • Mendukung keterlibatan perusahaan daerah dalam pengelolaan energi di Aceh. Menjelang kongres Partai Demokrat 2015, Teuku Riefky berharap Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono bersedia melanjutkan kepemimpinannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Karena berkat kepemimpinan SBY sejak Kongres Luar Biasa Partai Demokrat 2013, Partai Demokrat berhasil mendapatkan suara di Pemilu 2014 sebesar 10 persen. Padahal gelombang cobaan begitu besar mendera Partai Demokrat dari tahun 2011 hingga 2014. “Dengan kepemimpinan Bapak SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat 2015-2020 seluruh kader Partai Demokrat akan semakin kompak dan bersinergis, khususnya untuk memenangkan Pemilu 2019,” Teuku Riefky menegaskan di akhir pernyataannya. omar/dik
Februari 2015
Riefky Harsya Tertarik ke PD sejak 2001
75
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Melani L Suharli: SBY Membawa Bangsa ke Arah yang Lebih Baik
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Melanie Leimena Suharli. (dok)
Februari 2015
A
76
nggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPRRI Hj Melani Leimena Suharli menyatakan, penggagas dan pendiri utama Partai Demokrat Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki visi dan misi untuk membawa negara dan bangsa ini ke arah yang lebih baik. “Selain itu, Pak SBY juga mengedepankan soft power guna mencapai tujuan serta upaya dalam mencari solusi atas beragam persoalan bangsa ini,” demikian disampaikan Melani L Suharli kepada majalah demokrat di Jakarta, Jumat (13/02/2015). Melani L Suharli, yang telah dua periode (2009-2014 dan 2014-2019) menjadi Anggota DPR-RI, mengingatkan pesan dari SBY bahwa kader Partai Demokrat harus selalu mengutamakan kepentingan rakyat, mendengarkan aspirasi rakyat, dan terus melakukan konsolidasi dan penguatan organisasi Partai Demokrat demi mencapai cita-cita partai dan kesejahteraan rakyat. Partai Demokrat melalui kader-kadernya yang terpilih di senayan berkewajiban untuk menunjukkan keberpihakan pada kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa. Partai Demokrat juga wajib mengawal berbagai kebijakan bahkan mengkritisi bilamana terdapat kebijakan yang dipandang tidak membawa manfaat bagi bangsa dan negara. “Faktor kedekatan dengan masyarakat dan konsistensi dalam memperjuangkan aspirasi dari para konstituen,
menjadi kunci utama hingga masyarakat memberikan kepercayaan bagi saya untuk duduk di DPR-RI kedua kalinya,” Melani menyampaikan faktor terpilihnya ia sebagai wakil rakyat. Di periode keduanya sebagai legislator pusat, Melani bertekad untuk lebih banyak bekerja memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Ia akan meningkatkan kemandirian serta pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya di sektor riil. “Saya merasa terkesan dan terharu ketika melihat produk-produk UMKM dari masyarakat di dapil yang telah saya fasilitasi, baik permodalan maupun akses pasar, pada akhirnya berhasil mengangkat taraf hidup dan membuka lapangan pekerjaan,” Melani mengisahkan Melani L Suharli, yang pernah menjabat Wakil ketua MPR-RI periode 2009-2014, berkomitmen untuk turut memperjuangkan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan hal-hal tersebut. Dengan demikian kebijakan-kebijakan yang berjalan bisa selaras dengan upaya-upaya demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. “Maka dari itu, sangat penting juga untuk mengawal setiap mekanisme dan proses anggaran yang diberikan kepada kementerian, badan-badan, dan mitra kerja komisi agar alokasi beserta penggunaan anggaran tersebut dapat tepat sasaran serta berlangsung secara transparan dan akuntabel,” ujar Melani. Menjelang Kongres PD 2015, Melani berpesan agar para kader tetap menjaga semangat kekompakan dan nuansa kebersamaan serta kekeluargaan. Melalui semangat dan spirit positif itu, Melani meyakini bahwa Partai Demokrat akan mampu mengatasi tantangan sekuat apa pun, baik di masa sekarang maupun yang akan datang. “Secara khusus, saya sampaikan juga pesan kepada para kader perempuan Partai Demokrat, agar lebih berani tampil serta percaya diri, sebagaimana kader laki-laki. Saya sangat yakin akan potensi, kemampuan, serta integritas para kader perempuan Partai Demokrat,” Melani berpesan. Di akhir pernyataannya, Melani berharap semoga kejayaan Partai Demokrat di 2009 dapat terulang kembali di 2019, tentunya dengan kerja keras; tetap kompak; menjunjung semangat kekeluargaan; dan selalu menunjukkan keberpihakan kepada rakyat di mana pun para kader berada. rilis/iwan/dik
Profil
ANGGOTA FRAKSI
D
rs. H. Guntur Sasono, M.Si punya kisah tersendiri ketika memutuskan bergabung menjadi kader Partai Demokrat (PD). Ia melihat PD pada waktu itu dengan figur Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah seorang yang jujur, intelek, jenderal yang tegas sebagai pendiri Partai Demokrat yang tepat pada saat negara memerlukan seorang pemimpin yang berwibawa dengan senantiasa mengedepankan etika politik yang bersih, cerdas,dan santun. “PD juga mempunyai ideologi nasionalis religius yang sangat bagus. Itulah yang membuat saya tertarik bergabung dengan PD,” ujar Guntur Sasono, Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI kepada majalah demokrat saat diwawancarai di kantornya Gedung DPR-RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat pagi (13/2/2015). Anggota DPR-RI tiga periode (2004-2009,20092014 dan 2014-2019) tersebut mengisahkan saat ia terpilih sebagai anggota Legislatif Pusat periode 20042009 sangat bangga dan terharu dapat mengantarkan SBY terpilih sebagai Presiden RI ke-6 pada Pilpres 2004. Semenjak itu, Guntur Sasono bertekad berjuang
secara total mendukung program Pemerintahan SBY dan PD. “Apa pun program pemerintahan yang pro-rakyat dan bersentuhan langsung dengan masyarakat harus kita dukung. Itu adalah prestasi SBY yang memimpin NKRI selama 10 tahun yang berakhir secara konstitusional tidak ada masalah dan secara moral dan etika dapat melaksanakan serah terima kepemimpinan negara dengan sangat mulus, dimana hal ini belum pernah dilakukan oleh presiden-presiden sebelumnya.” Guntur Sasono mengingatkan. Dalam pemerintahan sekarang ini, Guntur Sasono melanjutkan, sesuai instruksi ketua Umum PD SBY, para kader, terutama yang duduk di parlemen, harus bersikap kritis. Apabila programnya pro-rakyat harus didukung, tapi kalau tidak, harus dikritisi. Guntur Sasono menyatakan, dalam Pemilu 2014, PD mendapat cobaan sehingga mengalami penurunan suara sekitar 10 persen. Harapannya PD terus berjuang selagi kini masyarakat sudah mulai rindu akan kepemimpinan SBY. Sebagai kader di DPR-RI, Guntur Sasono berkewajiban menunjukan eksistensi PD untuk rakyat. Salah satu contoh, adalah berusaha sepenuhnya ikut mendukung Perppu Pilkada langsung yang dikeluarkan oleh Presiden SBY yang akhirnya menjadi UU. Terkait kongres PD 2015, Guntur Sasono mengajak seluruh kader mendukung SBY untuk kembali menjadi Ketua Umum PD 2015-2020. “Karena sudah terbukti, di bawah kepemimpinan Pak SBY yang turun langsung di Pemilu kemarin, perolehan suara PD sudah berhasil meningkat. PD masih berada di peringkat ke-4. Para kader harus menjaganya jangan sampai menurunnya, kepercayaan kepada PD terulang kembali. Saya harapkan, Pak SBY bersedia menjadi Ketua Umum PD di kongres mendatang, dan harus kita dukung untuk meraih kembali kemenangan di Pemilu 2019,” ujar Guntur Sasono di akhir perbincangan. omar/iwan/dik
Februari 2015
Guntur Sasono Jadi Kader PD karena Kesantunan dan Keintelektualan SBY
77
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Fandi Utomo:
SBY Penuhi Semua Syarat Jadi Pemimpin Anggota FPD DPR-RI Ir Fandi Utomo. (mcpd)
Februari 2015
K
78
etertarikan Ir Fandi Utomo kepada Partai Demokrat diawali dengan kekagumannya pada sosok Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono sejak masih menjabat Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) era pemerintahan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid. Sebelum SBY mendeklarasikan diri sebagai Calon Presiden 2004 bersama Partai Demokrat, Fandi Utomo bersama kawan-kawannya di Jawa Timur telah membentuk suatu organisasi kerelawanan yang dinamakan Komite Independen Pemenangan SBY. “Situasi saat itu, kita baru melalui reformasi. Dan pemimpin pasca-reformasi itu mengalami kegagalan. Rakyat mulai merasakan ketidakpuasan yang tinggi karena karisma saja tidak cukup untuk mengelola negara. Dibutuhkan kemampuan manajemen, pengalaman luar biasa, dan tentu ketangguhan serta kenegarawanan. Dan semua syarat, kami lihat ada dalam figur SBY,” Fandi Utomo menjelaskan pada majalah demokrat di ruang, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/2) malam. Fandi Utomo resmi bergabung bersama Partai Demokrat tahun 2005, setelah Kongres Partai Demokrat Kedua 2005 di Bali. Kedekatan emosional Fandi Utomo dengan Ketua Umum PD periode 2005-2010 Hadi Utomo juga menjadi salah satu alasan Fandi Utomo resmi bergabung bersama Partai Demokrat. Akibat ulah beberapa oknum PD yang terbelit kasus oleh KPK dan pemberitaan media nasional yang tidak berimbang, elektabilitas Partai Demokrat di mata masyarakat jauh menurun. Hal ini justru membuat Fandi Utomo terpanggil untuk ikut menyelamatkan Partai
Demokrat dan bersedia menjadi calon anggota DPR-RI di Pemilu 2014. “Kalau anda merasa memiliki partai ini, anda harus merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu,” ujar Fandi Utomo yang maju sebagai calon anggota legislatif pusat dari Dapil Jawa Timur I. Hal pertama yang dilakukan Fandi Utomo, usai pencalonannya, adalah melakukan konsolidasi internal dan meningkatkan moral kader-kader PD Jawa Timur khususnya Dapil Jawa Timur I. Setelah itu Fandi Utomo membentuk organisasi kerelawanan. Di organisasi itu ia memberikan pelatihan-pelatihan, lalu bersama turun ke masyarakat dari satu pintu ke pintu berikut untuk memperkenalkan diri pada masyarakat, menerangkan tentang perjuangan Partai Demokrat bagi masyarakat, dan menjelaskan program-program pro-rakyat pemerintahan SBY. Berkat kerja cerdas dan kerja keras itulah Ir Fandi Utomo akhirnya dipercaya oleh masyarakat Dapil Jawa Timur sebagai Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI 2014-2019. Terkait Kongres Partai Demokrat 2015, Fandi Utomo menyampaikan bahwa masyarakat khususnya kader Partai Demokrat seluruh Indonesia perlu menyadari bahwa kader terbaik yang dimiliki oleh Partai Demokrat saat ini hanyalah SBY. Kesuksesan SBY memimpin negara dan bangsa selama 10 tahun adalah modal utama Partai Demokrat. Di bawah kepemimpinan Prof Dr SBY, Partai Demokrat akan mampu berjaya kembali di pemilu mendatang. omar/didik
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Wahidin Halim Kagumi Pemikiran SBY tentang Pembangunan Bangsa
Wahidin menyakini bahwa kepercayaan masyarakat Kota Tangerang kepada dirinya sehingga terpilih menjadi walikota dua periode berturut-turut (2003-2008 dan 2008-2013) serta kini sebagai Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI periode 2014-2019 karena dia telah berniat mewakafkan dirinya untuk kepentingan rakyat. “Niat saya beribadah. Apa yang saya lakukan di DPR dan pemerintahan adalah beribadah. Karena ketulusan niat dan keikhlasan bekerja untuk kepentingan masyarakat, akhirnya timbal baliknya secara politik masyarakat mendukung saya. Layaknya Bapak SBY yang mewakafkan dirinya demi pembangunan bangsa dan peningkatan kesejahteraan rakyat,” Wahidin menjelaskan. Terkait Kongres Partai Demokrat 2015, Wahidin Halim menyampaikan harapannya agar seluruh kader Partai Demokrat memberikan dukungan dan meyakinkan SBY untuk kembali memimpin Partai Demokrat sebagai Ketua Umum 2015-2020. “Karena secara fakta dan realitas politik, figur yang representatif dan kapabel untuk memimpin Partai Demokrat hanya Bapak SBY. Kepemimpinannya diakui dunia, masa partai tidak mengakui. Kita harus sadar diri. Dengan kepemimpinan beliau dan kerja keras seluruh kader maka Partai Demokrat akan dapat mengembalikan nama besarnya. Akan mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat Indonesia di Pemilu mendatang dan kembali memimpin dalam pembangunan bangsa dan peningkatan kesejahteraan rakyat,” ujar Wahidin di akhir pernyataannya. omar/didik
Februari 2015
D
oktor Wahidin Halim telah mengagumi sosok Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak Partai Demokrat didirikan 9 September 2001. Karakter dan pemikiranpemikiran SBY tentang pembangunan bangsa dan negara telah menginspirasi Wahidin Halim memberikan dukungan moril kepada SBY dengan mendirikan “Gema Cinta SBY” saat SBY mendeklarasikan diri untuk maju sebagai Calon Presiden di Pemilihan Presiden tahun 2004. “Walaupun saat itu saya belum bergabung ke dalam Partai Demokrat, saya memberikan dukungan moril untuk pencalonan Bapak SBY sebagai Presiden di Pilpres 2004,” Wahidin menceritakan kisah itu kepada majalah demokrat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2). Selanjutnya, kekaguman dan simpati atas kepemimpinan Presiden RI ke-6 SBY selama memimpin bangsa dan negara, memotivasi Wahidin Halim yang saat itu masih menjabat Walikota Tangerang 2003 – 2013 untuk melaksanakan dan mengimplementasikan seluruh program-program pro-rakyat pemerintahan SBY. “Saat Bapak SBY melakukan peninjauan ke berbagai daerah untuk melihat kondisi infrastruktur sekolahsekolah, saya meresponsnya dengan membangun sekolah-sekolah baru dan mengundang Bapak SBY untuk melihat langsung hasilnya. Saat Bapak SBY berbicara tentang kesehatan, saya meresponsnya dengan membangun rumah sakit-rumah sakit baru, saya bangun balai-balai pengobatan gratis untuk warga Kota Tangerang,” ujar Wahidin Halim. Dan semua ini terbukti dengan berbagai penghargaan tingkat nasional diterima Walikota Tangerang periode 2003-2013 ini antara lain; Piala Citra Abdi Negara untuk Pelayanan Publik Terbaik Tingkat Nasional dari Presiden RI tahun 2006, Pengelolaan Keuangan Terbaik seIndonesia dari Departemen Keuangan RI tahun 2007, Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya 20 tahun dari Presiden RI tahun 2007, Predikat Pembangunan Sekolah dengan Kualitas Terbaik Standar Bermutu Tingkat Nasional dari Depdiknas RI tahun 2008, dan masih banyak lagi. Kekaguman Wahidin Halim terhadap sosok SBY dilanjutkan dengan bergabung bersama Partai Demokrat, partai yang digagas dan didirikan oleh SBY. Dalam Musda Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat (DPD PD) Banten tahun 2011, Wahidin Halim ditunjuk secara aklamasi sebagai Ketua DPD PD Banten.
79
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Muslim SHI MM: Capaian PD dan SBY Jadi Sejarah bagi Aceh
Februari 2015
A
80
nggota DPR-RI Fraksi Partai Demokrat Muslim SHI MM punya kenangan mendalam saat Pemilu 2009. Capaian Partai Demokrat dan penggagasnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kala itu, luar biasa dan menjadi sejarah yang digoreskan dengan tinta emas bagi Aceh karena kemenangan PD di Aceh mencapai 93,37 persen dan mungkin itulah kemenangan terbesar di dunia. “Hal luar biasa lainnya, konflik yang sudah sekian lama terjadi di Aceh bisa damai berkat Presiden RI ke-6 SBY. Partai Demokrat juga selalu mengutamakan kepentingan rakyat. Etika politik Partai Demokrat yang cerdas bersih santun, akan dipegang teguh oleh kader sampai kapan pun,” ujar Muslim mengenang kembali kejayaan PD saat diwawancarai majalah demokrat, di gedung DPR-RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin sore (9/2/2015). Muslim yang merupakan anggota DPR-RI dua periode (2009-2014 dan 2014-2019) menambahkan, walaupan Partai Demokrat pada Pemilu 2014 mengalami penurunan suara sekitar 10 persen lebih, tapi dengan kerja keras dan cerdas maka Partai Demokrat akan menjadi pemenang di Pemilu 2019 dan kembali memimpin pembangunan bangsa. “Lewat kerja keras, konsolidasi organisasi, serta terus membangun infrastruktur maka akan PD menjadi semakin baik lagi. Kita juga harus mengadakan berbagai pelatihan kader agar kualitas dan sumber daya manusianya semakin baik. Saat ini masih ada waktu 4 tahun lebih untuk menghadapi Pemilu 2019,” Anggota DPR-RI Komisi X tersebut memaparkan. Muslim menjelaskan, selama menjadi anggota DPRRI, ia menyandarkan diri untuk bekerja ikhlas. Dengan filosofi itu maka banyak yang telah ia lakukan untuk Aceh , antara lain ikut menghasilkan berdirinya 9 perguruan tinggi negeri (PTN), melancarkan program-program prorakyat yang digagas SBY, misalnya, bantuan siswa miskin dan bantuan operasional sekolah. “Semua itu adalah program pro-rakyat dari Pak SBY yang bagus dan sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Saya tentu tidak akan pernah berhenti berbuat dan berkarya untuk rakyat. Saat ini saja, Aceh adalah satu-satunya provinsi yang memiliki 9 perguruan tinggi negeri. Kita pun akan terus membangun infrastrukturnya sebagai penunjang dunia pendidikan,” Muslim menegaskan.
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Muslim SHI, MM. (iwan)
Terkait Kongres PD 2015 yang segera digelar, Muslim menekankan, sebagai legislator dan kader PD maka ia harus bersikap objektif. Dari kesadaran itu, Muslim memahami bahwa SBY masih yang terbaik dan sangat dibutuhkan kader Partai Demokrat saat ini. “SBY harus kita minta dan usung untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat kembali. Para kader di Aceh bahkan sudah 100 persen bersepakat untuk mendukung SBY memimpin Partai Demokrat di periode 2015-2020. Bagi rakyat Aceh, SBY tidak akan pernah terlepas dari sejarah Aceh. Pak SBY adalah satu-satunya kepala negara dan pemerintahan yang memberi perhatian teramat besar untuk Aceh,” Muslim menyampaikan. Di akhir pernyataannya Muslim mengaku sangat berharap SBY berkenan kembali menjadi Ketua Umum PD. “Agar para kader bisa bahu-membahu di bawah kepemimpinan beliau, untuk mengembalikan kejayaan Partai Demokrat,” Muslim memungkasi pernyataannya. iwan k/didik
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Linda Megawati. (iwan)
“S
aya hanya ingin memperjuangkan kesejahteraan masyarakat ketika berniat menjadi anggota DPR-RI. Terutama memperjuangkan programprogram untuk pembangunan desa. Alhamdulilah setelah saya terpilih menjadi anggota DPRRI, saya bisa membantu, meskipun saya hanya sebagai jembatan menyampaikan aspirasi masyarakat khususnya di dapil Jabar IX yang meliputi Kab. Majalengka, Sumedang, dan Subang,” demikian diungkapkan Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Linda Megawati saat diwawancarai majalah demokrat, di gedung DPR-RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin sore (9/2/2015). Linda Megawati adalah Anggota DPR-RI yang dalam satu dasawarsa masih mendapat kepercayaan publik. Ia terpilih mewakili dapil Jabar IX selama dua periode, yakni 2009-2014 dan 2014-2019. Ikhwal kiatnya bisa terpilih kembali menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019, Linda menjelaskan, pada intinya ia melakukan koordinasi dan konsolidasi secara continue (berkelanjutan), mulai dari jauh sebelum dimulainya Pemilu Legislatif sampai saat ini. Koordinasi dan konsolidasi dilakukan kepada masyarakat dan jajaran kader PD yang ada di dapil Jabar
IX. Hal itu dilakukannya untuk menampung aspirasi dan memperjuangkan program-program menyejahterakan rakyat dalan kapasitasnya sebagai Anggota DPR. Sebagai Anggota FPD DPR-RI tentu banyak sekali yang telah dilakukan Linda dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat, begitupun ia memiki kesan mendalam ketika memperjuangkan pembangunan jalan desa dan gang di Kab Subang. Linda begitu tersentuh ketika bisa memperjuangkan pembangunan jalan gang yang tadinya penuh lumpur jika hujan tiba. Di masa resesnya sebagai anggota DPR-RI, pengaspalan jalan gang tersebut dilakukan. Perjuangan Linda mendapat apresiasi penuh dari masyarakat sangat sehingga jalan gang tersebut dinamakan jalan Linda Megawati. “Sesuai arahan Ketua Umum Partai Demokrat Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono dan Pimpinan Fraksi FPD DPRRI, walaupun sudah menang dan terpilih kembali sebagai anggota legislatif, tapi saya harus tetap peduli dan wajib turun langsung secara rutin ke dapil. Alhamdulilah, saya bisa merealisasikan dan berbuat untuk masyarakat. Semoga apa yang sudah saya perbuat bisa bermanfaat untuk masyarakat khususnya di dapil saya,” Linda menyampaikan. Linda menegaskan, pada intinya setiap kader Partai Demokrat selalu bersama dan siap membantu masyarakat. “Saya selalu ingat kata-kata Pak SBY pada para kader, ‘kalau kalian ingat rakyat maka rakyat akan ingat kalian’. Pada dasarnya sebagai anggota legislatif, saya memang tidak boleh lupa pada konstituen. Itulah yang saya rasakan selama ini. Ketika saya mengingat mereka, rakyat pun mengingat saya. Karenanya saya mengajak para kader di legislatif untuk bersama-sama turun ke masyarakat dan terus berkoordinasi dengan para kader hingga tingkat anak ranting. Yakinkan pada masyarakat bahwa PD selalu bersama rakyat,” Linda Megawati menegaskan. Menyikapi Kongres PD 2015, Linda menyatakan, ia dan para kader PD di Dapil jabar IX sudah bersepakat bahwa untuk saat ini hanya SBY yang pantas jadi Ketua Umum PD. “Saya sangat berharap, Pak SBY bisa terpilih kembali menjadi Ketua Umum PD hingga bisa membawa PD berjaya kembali di Pemilu 2019,” Linda mengharapkan.
Februari 2015
Selalu Turun ke Dapil, Linda M Jadi Anggota DPR-RI Dua Periode
iwan k/didik
81
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Keberhasilan SBY adalah Faktor Bahrum Daido Bergabung ke PD
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Dr. Ir. Bahrum Daido, MSi
Februari 2015
K 82
eberhasilan Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memenangkan Pilpres 2004 sebagai Presiden Republik Indonesia ke-6 bersama Partai Demokrat menjadi alasan atau faktor utama Doktor Insinyur Bahrum Daido, MSi, memutuskan bergabung bersama Partai Demokrat pada tahun 2005. Karier politik mantan Wakil Bupati Luwu periode 2005 ini di Partai Demokrat cukup cemerlang karena di tahun itu juga (2005) Musyawarah Cabang (Muscab) Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat (DPC-PD) Kabupaten Luwu memberikan kepercayaan kepada Bahrum Daido sebagai Ketua DPCPD Kabupaten Luwu periode 2005-2010. Berbekal semangat, kerja keras serta memperkuat jaringan keluarga, pertemanan, jaringan kader partai yang solid, sosialisasi, dan tatap muka dengan para tokoh agama, masyarakat, pemuda, perempuan, kelompok majelis taklim dan juga melalui jaringan sosial media, Bahrum Daido diberikan kepercayaan oleh masyarakat Dapil Sulawesi Selatan III sebagai Anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR-RI selama dua periode berturut-turut yaitu 2009-2014 dan 2014-2019.
“Pengalaman yang sangat berkesan di dalam memperjuangkan aspirasi adalah melihat apa yang menjadi kebutuhan utama masyarakat dapat dipenuhi oleh pemerintah serta membawa dampak yang memberikan kesejahtraan bagi rakyat seluruh Indonesia pada umumnya dan khususnya di daerah pemilihan saya Sulawesi Selatan III,” Bahrum Daido mengungkapkan. Terkait tugasnya sebagai Anggota FPD DPR-RI di bidang legislasi, anggaran, dan pengawasan, Bahrum Daido berjanji akan pro-aktif menyerap, menerima, dan menikdaklanjuti aspirasi dari masyarakat jika terdapat masalah-masalah yang memerlukan suatu payung hukum terhadap sebuah kebijakan. Ini dilakukan agar kebijakan itu membawa kesejahteraan kepada masyarakat. Bahrum juga memberikan pandangan kritis terhadap kinerja pemerintah melalui mitra kerja di komisi dalam hal perencanaan dan pelaksanaan kegiatannya. Ia pun pro-aktif mengawasi eksekutif dalam menjalankan atau melaksanakan undang-undang yang telah dibuat parlemen. Dalam agenda tahun 2015 ini, Partai Demokrat akan menyelenggarakan Kongres Ketiga. Terkait hal itu Bahrum Daido menyampaikan bahwa saat ini satu-satunya figur, tokoh, dan kader Partai Demokrat terbaik yang memiliki kredibilitas, kecerdasan pikiran, dan akhlak yang tinggi hingga mampu membangun kebersamaan kader, serta memiliki pengalaman dalam memimpin hanyalah SBY. “Kita masih sangat membutuhkan kepemimpinan beliau yang dapat menjadi pemersatu kader agar Partai Demokrat kembali berjaya dan mendapat kepercayaan di hati rakyat,” Bahrum Daido menegaskan di akhir pernyataannya. rilis/omar/dik
Pengalaman yang sangat berkesan di dalam memperjuangkan aspirasi adalah melihat apa yang menjadi kebutuhan utama masyarakat dapat dipenuhi oleh pemerintah serta membawa dampak yang memberikan kesejahteraan bagi rakyat
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Venna Malinda. (didit)
B
erangkat dari rasa simpati atas nasib kaum anak-anak jalanan dan kaum marjinal dan berniat ingin memperjuangkan perbaikan nasib dan pendidikan mereka lewat parlemen, maka pada tahun 2009, Venna Malinda membulatkan tekad bergabung dan berjuang bersama Partai Demokrat. “Niat saya cuma satu, yaitu memperjuangkan mereka layaknya keluarga kita. Intinya dari niat yang baik, Insya Allah konstituen bisa melihat suatu aura yang baik. Kemudian yang paling penting, saya merasa, saya adalah bagian dari mereka. Jadi saya punya tanggung jawab tersendiri untuk terus melindungi mereka, menjaga mereka, dan juga memperhatikan mereka. Akhirnya karena hal-hal seperti ini, mereka pun sangat menerima saya dan dengan sendirinya mereka juga berbalik menganggap saya sebagai keluarga mereka sendiri,” ujar Venna Malinda kepada majalah demokrat, 13 Februari 2015. Niat baik, perjuangan tulus, serta dukungan keluarga dan masyarakat akhirnya mengantarkan Venna Malinda menjadi Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI untuk kedua kalinya di periode 2014-2019, setelah sebelumnya periode 2009-2014. Rajin turun ke bawah setiap reses untuk bersilaturahmi, bertatap muka dan menyerap aspirasi masyarakat khususnya Dapil Jawa Timur VII membawa kesan tersendiri bagi Venna Malinda. “Pengalaman paling berkesan, di saat saya
menyosialisasikan program beasiswa bagi siswa miskin yaitu saat anak seorang tukang bakso memberikan saya satu mangkok bakso yang dihias dengan rapi, dengan sangat indah. Pertanyaan saya pada saat itu adalah, kenapa saya harus dikasih bakso? Dan dia menjawab dengan tulus, bapaknya berterima kasih kepada saya karena anak itu menerima beasiswa miskin berkat bantuan saya,” Venna Malinda mengenang. Wanita yang memiliki rumah aspirasi “Omahe Venna Melinda” ini menegaskan, dirinya sebagai Anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR-RI siap menjalankan arahan Ketua Umum Partai Demokrat Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono yaitu menjalankan peran sebagai partai penyeimbang. “Bapak SBY juga meminta kepada kadernya khususnya di parlemen untuk tetap kritis dan objektif terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Tapi di sisi lain Fraksi Partai Demokrat DPR-RI harus memastikan dan mendorong agar program dan kinerja pemerintahan Jokowi-JK tetap dalam track untuk kebaikan rakyat sebagaimana telah dulu dilakukan pemerintahan Bapak SBY,” Venna menegaskan. Dalam hal legislasi Venna akan terus memperjuangkan terbitnya Rancangan Undang-Undang anti-Kekerasan di sekolah. “Kenapa hal ini penting? Karena saya melihat kekerasan di lingkungan sekolah seperti bom waktu. Dan pada kenyataannya sudah pada tahap memprihatinkan serta belum ada penanganan serius,” ujar Venna dengan penuh semangat. Dalam hal anggaran, Venna berjanji akan terus memperjuangkan anggaran pendidikan nonformal di Ditjen PAUDNI (Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal) agar bisa lebih besar. “Jangan ada lagi alasan mereka (pendidikan nonformal) tidak berbadan hukum maka mereka tidak mendapatkan anggaran dari APBN,” Vena menekankan. Terkait Kongres Partai Demokrat 2015 ini, Venna Malinda tetap berharap kesediaan Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono tetap memimpin Partai Demokrat sebagai Ketua Umum periode 2015-2020. “Karena kader terbaik yang dimiliki oleh Partai Demokrat hanya Bapak SBY. Kepemimpinan dan kesuksesan Beliau membangun negeri ini sebagai Presiden RI ke-6 selama 10 tahun adalah bukti nyata kualitas dan integritas seorang SBY,” ujar Venna di akhir pernyataannya. rilis/omar/dik
Februari 2015
Venna Malinda Ingin Perjuangkan Pendidikan bersama Partai Demokrat
83
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Syamsul Luthfi: Kecintaan pada SBY, Lahir karena Meningkatnya Kesejahteraan Rakyat
Anggota FPD DPR-RI HM Syamsul Luthfi SE MSi (mcpd/iwan k)
Februari 2015
K
84
ecintaan kepada sosok Presiden RI ke-6 sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), membuat Anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR-RI HM Syamsul Luthfi SE MSi bergabung dengan partai yang digagas dan didirikan SBY. Kecintaan itu lahir setelah melihat peningkatan taraf hidup kesejahteraan di masyarakat pada masa SBY menjadi Kepala Negara dan Pemerintahan RI satu dasawarsa (2004-2014) “PD dibangun dengan fondasi yang sangat kuat, berideologikan nasionalis-religius, terpatri di dalamnya. Di PD ada Pak SBY sebagai faktor pemersatu. Sehingga kami sekeluarga berketetapan hati masuk ke PD,” demikian Syamsul Luthfi saat diwawancarai majalah demokrat, di gedung DPR-RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin sore (9/2/2015). Syamsul Luthfi, yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PD Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), menambahkan, figur SBY tidak bisa dipungkiri menjadi magnet orang mau bergabung sebagai kader PD. Dengan adanya SBY maka gejolak yang ada secara nasional tidak berpengaruh signifikan pada kader di NTB. Kader lebih melihat kinerja SBY pada saat beliau
memimpin Pemerintahan RI, yang program pro-rakyatnya sudah banyak dirasakan masyarakat. “Walaupun, pada Pemilu 2014, PD mengalami penurunan perolehan suara, tapi saya yakin, dengan konsolidasi; pembenahan struktural; pengkaderan; serta kekompakan di internal PD, maka kita akan sukses kembali di 2019,” mantan Wakil Bupati Lombok Timur itu menegaskan. Kini sebagai legislator yang mempunyai fungsi pengawasan, penyusunan anggaran, dan pengesahan legislasi, Syamsul Luthfi bertekad agar semua yang dilakukannya bermuara untuk menyejahterakan rakyat. “Kepentingan masyarakat harus dikedepankan sesuai yang dimanatkan Ketua Umum PD Pak SBY. Di dalam pelaksanaannya, berbagai program pemerintahan sekarang harus dikritisi dengan santun apabila tidak berpihak kepada rakyat,” Syamsul Luthfi menyampaikan. Mantan Ketua DPRD Lombok Timur tersebut mengatakan program pro-rakyat SBY telah menyentuh harapan dan keinginan masyarakat terutama di pedesaan. Program-program itu sangat diharapkan rakyat keberlanjutannya. “Manfaat dari program itu sudah sangat dirasakan masyarakat, karena hakikat dari pembangunan itu adalah bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat, kesejahteraan bisa merata, dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Ketiga hal yang harus dirasakan masyarakat dari sebuah pembangunan itu sudah terwujud di era kepemimpinan Pak SBY sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan RI dalam satu dasawarsa (2004-2014),” Syamsul Luthfi menguraikan. Menjelang Kongres PD 2015, Syamsul Luthfi menegaskan, PD di periode 2015-2020 harus dipimpin kembali oleh SBY. “Jika dipimpin Pak SBY, kita optimistis bisa menang di Pemilu 2019. Kalau tidak, maka tidak mungkin target PD terwujud. PD masih butuh figur SBY sebagai perekat. Saya berharap Pak SBY bersedia tetap menjadi ketua umum. Beliau adalah figur pemersatu dan mempuyai wibawa di hadapan partai lain. Jika SBY yang memimpin maka PD bisa menang kembali di Pemilu 2019,” Syamsul Luthfi menyampaikan. Menurut Syamsul Luthfi, memilih SBY secara aklamasi adalah jalan terbaik demokrasi. Semua pihak harus berjiwa besar karena memang figur yang paling pas hanya SBY. iwan k/didik
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Anggota FPD DPR-RI Dr Jefirston R Riwu Kore MM MH (mcpd/iwan k)
A
nggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR-RI Dr Jefirston R Riwu Kore MM MH mengatakan, kekagumannya pada figur Presiden RI ke-6 sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah hal yang mendorongnya bergabung bersama PD pada tahun 2004. Jefirston Kore melihat bahwa SBY adalah sosok yang tenang, cerdas, dan jika berbicara santun serta terstruktur dengan baik. “Saya bergabung ke PD dan kemudian menjadi legislator karena nama besar SBY. Semua yang telah saya lakukan yakni turun ke lapangan di daerah pemilihan (dapil) juga atas arahan dari Pak SBY. Selain itu dalam masa reses saya selalu menjelaskan program pro-rakyat Pak SBY, di antaranya beasiswa untuk orang miskin yang hasilnya telah dirasakan oleh masyarakat,” demikian disampaikan Jefirston Kore saat diwawancarai majalah demokrat, di gedung DPR-RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin sore (12/2/2015). Jefirston Kore yang menjadi anggota DPR-RI dua periode (2009-2014 dan 2019-2020) mengatakan bahwa dirinya setiap reses selalu turun ke dapil untuk menyerap aspirasi masyarakat. Ia selalu membuat iklan
di radio setempat untuk menyapa warga setempat di Nusa Tenggara Timur (NTT), terutama di dapilnya NTT II (meliputi Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Rotendao, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sabu Raijua, Kota Kupang) “NTT adalah daerah kepulauan jadi setiap blusukan (turun ke lapangan) saya selalu menjelaskan program pro-rakyat yang merupakan keberhasilan Pemerintahan Presiden RI ke-6 SBY dan Partai Demokrat. Kita harus yakinkan itu,” Anggota Komisi X DPR-RI tersebut menegaskan Selama menjadi legislator, kata Jefirston Kore, kerja politik untuk rakyat yang paling berkesan manakala ia bisa membantu masyarakat terutama untuk memperoleh beasiswa agar bisa sekolah, sesuai program SBY. “Hal berkesan lainnya, ketika saya turun ke lapangan menyerap aspirasi masyarakat di kampung-kampung yang tidak terjamah Pemda setempat,” ujar Jefirston Kore. Di Periode keduanya (2014-2019) sebagai legislator, Jefirston Kore berharap ia tetap bisa konsisten memperjuangkan beasiswa untuk rakyat miskin. Taglinenya selama kampanye memang melanjutkan beasiswa karenanya program pro-rakyat SBY tersebut harus dilanjutkan pemerintahan sekarang. “Jangan sampai program itu diganti oleh pemerintahan sekarang,” ujar Jefirston Kore sembari menambahkan ia juga akan memperjuangkan infrastruktur pendidikan. Menyikapi kongres Partai Demokrat 2015, Jefirston Kore berharap PD tetap dipimpin oleh SBY. Jika SBY tidak memimpin PD maka partai berasas nasionalis-religius itu akan kehilangan arah. “Kader PD se-NTT telah bulat mendukung SBY untuk menjadi Ketua Umum periode 2015-2020. Dengan kerja sungguh-sungguh seluruh kader, semoga PD bisa memenangkan kembali Pemilu 2019,” ujar Jefirston Kore di akhir wawancara. iwan k/didik
Februari 2015
Jefirston Riwu Kore Bergabung ke PD karena Kagum pada Figur SBY
85
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Erma Suryani Gabung ke PD
karena Kagum Kepemimpinan SBY
Anggota FPD DPR-RI Erma Suryani Ranik SH (dok pri)
Februari 2015
S
86
ebelum terpilih menjadi Anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR-RI periode 2014-2019, Erma Suryani Ranik SH tercatat sebagai Anggota DPD-RI periode 2009-2014. Ketertarikannya bergabung bersama Partai Demokrat karena kagum atas kepemimpinan Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan RI selama dua periode (20042009 dan 2009-2014). “Capaian-capaian Bapak SBY dalam pembangunan dan pemerintahan sungguh luar biasa. Khususnya Program-program Pro-Rakyat Bapak SBY seperti Kredit Usaha Rakyat, Beasiswa untuk Siswa Miskin, Beras untuk Rakyat Miskin, PNPM Mandiri dan lainnya, yang manfaatnya langsung dapat dirasakan masyarakat. Ini bukti nyata, karena setiap kegiatan reses saat menjadi Anggota DPD-RI periode 2009-2014, saya melihat langsung manfaat Program-program Pro-Rakyat Bapak SBY bagi masyarakat,” ujar Erma kepada majalah demokrat di Jakarta, pekan lalu. Setelah berkomunikasi dan berdiskusi dengan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat (DPD-PD) Kalimantan Barat Suryadman Gidot selama 4 bulan, Erma memutuskan bergabung bersama Partai Demokrat tahun 2012. Kerja keras, melakukan jalinan silaturahmi rutin ke masyarakat, serta aktif menyosialisasikan Program-
program Pro-Rakyat SBY selama masa kampanye Pemilu Legislatif 2014, Erma Suryani mendapat kepercayaan masyarakat Dapil Kalimantan Barat sebagai Anggota FPD DPR-RI periode 2009-2014. Erma berharap FPD DPR-RI dapat menjadi pionir yang mendorong lahirnya RUU Pembangunan dan Pengelolaan Wilayah Perbatasan. Hal ini dikarenakan, 10 provinsi di Indonesia adalah wilayah perbatasan yang relatif pembangunannya tertinggal jauh dibanding wilayah lain. “Dan patut dicatat, bahwa baru pada era pemerintahan Presiden RI ke-6 Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono lahir undang-undang wilayah negara yang secara resmi memberikan payung hukum pengelolaan wilayah perbatasan dalam sebuah badan koordinasi yaitu BNPP (Badan Nasional Pengelola Perbatasan). Namun hal ini tetap harus ditingkatkan, khususnya undang-undang yang menangani perbatasan,” Erma menggarisbawahi. Erma pun mengapresiasi kekompakan dan koordinasi yang sangat baik oleh FPD DPR-RI dan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat menghadapi konflik KPK-Polri sejak Januari 2015. “Arahan dan sikap bijak Ketua Umum Partai Demokrat Pak SBY dalam menyikapi konflik KPK-Polri sungguh sangat saya apresiasi. Sikap bijak Pak SBY yang memutuskan tidak ikut campur dalam konflik KPK-Polri menunjukkan kenegarawanan beliau yang tidak ingin memperkeruh suasana dan dan tetap menghormati Presiden RI ke-7 Jokowi,” ujar Erma. Terkait Kongres Ketiga Partai Demokrat 2015, Erma berharap seluruh kader Partai Demokrat kompak memilih SBY sebagai Ketua Umum periode 2015-2020. “Karena saya menyadari bahwa beliaulah yang menjadi perekat partai selama ini dan bagaimanapun beliau adalah simbol partai. Saya berharap beliau bersedia memimpin Partai Demokrat sebagai Ketua Umum untuk periode 2015-2020. Dengan kepemimpinan dan kejeniusan Pak SBY, Partai Demokrat akan dapat mencetak kader-kader baru yang berkualitas, berintegritas, dan loyal sehingga Partai Demokrat akan menjadi partai yang memberi manfaat bagi rakyat,” Erma memungkasi pernyataannya. rilis/omar/dik
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Mat Nasir Bergabung ke PD untuk
Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat
B
erawal dari niat tulus yaitu berjuang di parlemen guna ikut andil dalam pembuatan kebijakan-kebijakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat maka Haji Mat Nasir SSos memutuskan bergabung bersama Partai Demokrat, partai yang digagas dan didirikan oleh Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain itu, ketertarikan Mat Nasir kepada Partai Demokrat juga menurun dari keluarga karena orangtuanya adalah salah satu dari tim pemenangan SBY di Pilpres 2009 wilayah Jawa Timur, khususnya Pulau Madura. Jalinan komunikasi dan silaturahmi intensif kepada masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat di Pulau Madura, jauh sebelum masa kampanye, mengantarkan pria kelahiran 36 tahun lalu ini dipercaya masyarakat daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur XI yang meliputi meliputi Kab. Bangkalan, Kab. Pamekasan, Kab. Sampang, dan Kab. Sumenep sebagai Anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR-RI periode 2014-2019. “Dari sekian banyak keinginan masyarakat terutama di daerah pemilihan, yang sangat melekat adalah agar bisa
mengupayakan keinginan konstituen dalam memperbaiki infrastruktur yang tertinggal,” ujar Mat Nasir kepada majalah demokrat, pekan lalu. Mat Nasir pun siap menjalankan segala arahan Ketua Umum PD SBY kepada FPD DPR-RI untuk menjalankan peran sebagai penyeimbang di pemerintahan Jokowi-JK. “Selain itu, pesan Bapak Ketua Umum adalah bagaimana semua Anggota FPD DPR-RI sekuat tenaga membesarkan partai, dengan tidak mengabaikan cara berdemokrasi yang adil, menjadi penyeimbang, dan memproritaskan kepentingan rakyat,” ujar Mat Nasir. Mat Nasir mengharapkan, kader-kader Partai Demokrat terus memperkuat sendi-sendi solidaritas kepartaian demi membesarkan partai sebagaimana yang telah dibangun SBY dalam satu dekade terakhir ini. “Abaikan kepentingan pribadi atau kelompok demi kepentingan partai secara umum. Mari rapatkan barisan, bekerja, dan bersama-sama berbenah diri untuk menuju kemenangan Pemilu 2019 mendatang,” ujar Mat Nasir di akhir pernyataannya. rilis/omar
Februari 2015
Anggota FPD DPR-RI Haji Mat Nasir Ssos. (foto: mcpd/omar)
87
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Umar Arsal: FPD DPR-RI Pasti Kawal Kelanjutan Program SBY
Anggota FPD DPR-RI Umar Arsal. (foto: iwan)
Februari 2015
“S
88
ebagai legislator di tingkat pusat, kami, para anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI, pasti selalu mengawal kelanjutan program-program prorakyat yang digagas Presiden RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Profesor Dr Susilo Bambang Yudhoyono agar tepat sasaran dan terukur. Di antaranya program Bantuan Operasional Sekolah, Beras untuk Rakyat Miskin, PNPM Mandiri dan lainnya. ini betulbetul kami kawal dan awasi karena manfaatnya sangat besar untuk rakyat. Sekarang pun, setelah Pak SBY tidak menjadi kepala negara dan pemerintahan lagi, tapi kami di DPR-RI tetap mengawal agar program-program pro-rakyat itu tetap dilanjutkan pemerintahan sekarang,” demikian dipaparkan Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Umar Arsal kepada majalah demokrat saat diwawancarai di kantornya Gedung DPR-RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin sore (9/2/2015). Umar Arsal adalah Anggota DPR-RI yang terpilih kedua kalinya di periode 2014-2019 (sebelumnya periode 2009-2014) mengatakan, ia sangat bersyukur karena masih dipercaya Partai Demokrat sebagai Anggota DPR-RI. Umar Arsal yang lama bertugas di Komisi V DPR (membidangi perhubungan, telekomunikasi, pekerjaan umum, perumahan rakyat dan pembangunan pedesaan
dan kawasan tertinggal) telah berjuang banyak untuk kepentingan rakyat. Tetapi yang paling mengesankannya karena ia bisa membantu pembangunan infrastruktur di Indonesia. Umar mencontohkan, pada tahun 2009 di Sulawesi Barat tadinya hanya ada dua bandara, tetapi hanya dalam waktu 5 tahun sudah ada 3 bandara. Begitu juga pelabuhan yang tadinya hanya skala kecil, sekarang menjadi skala besar. Belum lagi pembangunan jalan raya yang sangat pesat. Intinya Umar Arsal menegaskan bahwa para kader PD betul-betul berjuang untuk kesejahteraan rakyat. Karenanya Umar Arsal mengajak para kader PD untuk mempertahankan hal-hal yang baik dan terus membenahi yang kurang baik. Terkait Kongres PD 2015, Umar Arsal meyakini SBY terpilih lagi sebagai Ketua Umum PD karena hampir seluruh kader memang ingin mempertahankan SBY sebagai Ketua Umum. “Pak SBY mempunyai keterpilihan yang sangat tinggi di mata rakyat, apalagi para kader PD. Para kader di daerah juga bersepakat agar SBY menjadi Ketua Umum PD lagi untuk mengembalikan kejayaan PD di Pemilu 2019 mendatang. Tentu itu harapan yang sangat wajar. Dalam 5 tahun ke depan, di bawah kepemimpinan Pak SBY, kita tentu memohonkan bimbingan dan arahan beliau untuk menyiapkan kader-kader muda sebagai pemimpin di masa depan,” Umar Arsal, yang juga Ketua Divisi Tanggap Darurat DPP-PD, mengakhiri pernyataannya. iwan k/ didik
Anggota FPD DPR-RI Umar Arsal saat berkunjung ke daerah bencana bersama tim Divisi Tanggap Darurat DPP PD. (dok)
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Dwi Astuti Wulandari Jadi Kader karena Platform PD dan Kepemimpinan SBY
D
Cintai Partai Demokrat layaknya cinta pertama dan terakhir. Bekerja untuk partai dengan ketulusan dan terus bergerak, sering turun dan menyapa rakyat, perkuat struktur kepengurusan, bahu membahu untuk kebesaran Partai Demokrat
Anggota FPD DPR-RI Dwi Astuti Wulandari. (foto: iwan)
yang disampaikan kepada pemerintah baik dalam forum di komisi maupun di luar komisi. Dwi Astuti juga mendorong lahirnya undang-undang Disabilitas (penyandang cacat) menjadi prolegnas prioritas pada tahun 2015 melalui Komisi VIII. Terkait Kongres Partai Demokrat 2015, Dwi Astuti berharap agar seluruh kader Partai Demokrat memiliki sikap kedewasaan dalam menyikapi pro-kontra dalam mendukung calon ketua umum. Semua harus legawa dengan keputusan kongres, kader sejati bukan berjuang untuk ambisi dan kepentingannya sendiri, tetapi semua untuk kebesaran partai di masa mendatang. “Cintai Partai Demokrat layaknya cinta pertama dan terakhir. Bekerja untuk partai dengan ketulusan dan terus bergerak, sering turun dan menyapa rakyat, perkuat struktur kepengurusan, bahu membahu untuk kebesaran Partai Demokrat,� demikian Dwi Astuti memungkasi pernyataannya. rilis/omar/dik
Februari 2015
ibesarkan dalam lingkungan politik sejak kecil, menjadi daya tarik bagi Dwi Astuti Wulandari untuk turut aktif di kegiatan politik. Partai Demokrat yang memiliki platform politik mendahulukan kepentingan rakyat dan memiliki komitmen kebangsaan tinggi serta kepemimpinan dan ketokohan Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan RI selama dua periode (2004-2009 dan 2009-2014) membuat Dwi Astuti Wulandari memilih bergabung bersama Partai Demokrat pada tahun 2005. Kiprah Dwi Astuti bidang politik bertambah matang, ketika di tahun 2012, ia ditugaskan Partai Demokrat menjadi pengurus Komisi Pemenangan Pemilihan Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (KPPU DPP-PD). Didorong niat tulus untuk turut menjadi bagian dalam proses perubahan Indonesia, menuju Indonesia yang lebih maju; makmur; sejahtera; dan berkeadilan melalui optimalisasi peran dalam hal pembuatan kebijakan atau perundang-undangan, penganggaran dan pengawasan maka Dwi Astuti Wulandari mendaftarkan diri sebagai Calon Anggota Legislatif DPR-RI periode 2014-2019 bersama Partai Demokrat di Pemilu Legislatif 2014. Berkat kerja keras dan silaturahmi kepada tokoh-tokoh dan masyarakat setiap hari selama masa kampanye, Dwi Astuti Wulandari mendapat kepercayaan dari masyarakat Dapil Jakarta I sebagai Anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR-RI periode 2014-2019. Sebagai Anggota FPD DPR-RI, Dwi Astuti Wulandari aktif dalam pengawasan pemerintah dalam menjalankan program, khususnya di bidang kesejahteraan sosial. Hal ini dilakukan Dwi Astuti melalui kerja-kerja pengawasan
89
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Kesuksesan SBY Memotivasi Wahyu Sanjaya Bergabung ke PD
Anggota FPD DPR-RI Wahyu Sanjaya SE (mcpd)
Februari 2015
K 90
esuksesan kepemimpinan Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden RI ke-6 selama 2 periode (20042009 dan 2009-2014) yaitu stabilitas ekonomi Indonesia yang hebat, stabilitas politik dalam negeri dan luar negeri yang menggembirakan, stabilitas pertahanan; keamanan; dan sosial budaya Indonesia yang luar biasa, memotivasi Wahyu Sanjaya SE bergabung bersama Partai Demokrat. Partai yang digagas dan didirikan oleh SBY. “Walaupun sepanjang 2009 hingga 2014 lalu Partai Demokrat terus mendapat cobaan, dengan beberapa oknum kader Partai Demokrat menjadi tersangka dalam kasus korupsi yang mengakibatkan turunnya elektabilitas Partai Demokrat di mata masyarakat, itu semua tidak menyurutkan saya untuk bergabung dan berjuang bersama Partai Demokrat. Karenanya saya membulatkan tekad mendaftarkan diri sebagai calon Anggota Legislatif
DPR RI pada Pemilu 2014 untuk daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Selatan II, “ demikian disampaikan Wahyu Sanjaya SE kepada majalah demokrat, kemarin (11/2). Berkat kerja keras dan serius menjalin komunikasi serta silaturahmi rutin kepada tokoh-tokoh dan masyarakat di Dapil Sumatera Selatan II maka Wahyu Sanjaya dipercaya rakyat menjadi Anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR-RI periode 2014-2019. Terkait kepercayaan rakyat tersebut, Wahyu menegaskan, sebagai Anggota FPD DPR-RI sudah menjadi kewajiban baginya untuk menjalankan segala arahan dan petunjuk Ketua Umum PD SBY agar para kader PD di parlemen terus memperjuangkan kesejahteraan rakyat serta tetap kritis dan objektif terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK. “FPD DPR-RI harus memastikan dan mendorong agar program dan kinerja pemerintahan Jokowi-JK tetap dalam track untuk kebaikan rakyat sebagaimana telah dilakukan pemerintahan Presiden RI ke-6 Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono selama ini,” ujar Wahyu Sanjaya. Wahyu Sanjaya juga berjanji akan memperjuangkan semaksimal mungkin anggaran pembangunan di daerah pemilihannya sehingga pembangunan infrastruktur dapat merata. Ia pun akan melakukan pengawasan intensif dalam pelaksanaannya. Menjelang Kongres Partai Demokrat 2015 yang akan digelar dalam waktu dekat, Wahyu Sanjaya berharap seluruh kader dapat menjaga kekompakan serta keutuhan Partai Demokrat. “Jangan mudah terprovokasi dan dipecah-belah oleh isu-isu dari luar atau oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” Wahyu Sanjaya menyampaikan di akhir pernyataannya. rilis/omar/dik
FPD DPR-RI harus memastikan dan mendorong agar program dan kinerja pemerintahan Jokowi-JK tetap dalam track untuk kebaikan rakyat sebagaimana telah dilakukan pemerintahan Presiden RI ke-6 Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono selama ini
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Ayub Khan Bergabung ke PD karena Kepemimpinan SBY
D
Anggota FPD DPR-RI Ayub Khan (dok pri)
Sesuai arahan dan petunjuk Ketua Umum Partai Demokrat Pak Susilo Bambang Yudhoyono, saya sebagai Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Dapil Jawa Timur IV akan melaksanakan peran menjadi penyeimbang bagi pemerintahan saat ini dan banyak bekerja untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap Partai Demokrat
merapatkan barisan. “Sudah saatnya kita bangkit menuju kemenangan di Pemilu 2019 dengan Partai Demokrat kembali meraih kemenangan dan berjaya di Pemilu yang akan datang,” ia menegaskan. rilis/omar/dik
Februari 2015
rs Ayub Khan mengawali karier politiknya di Partai Demokrat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Jember periode 2007-2012. Ketertarikannya kepada Partai Demokrat setelah melihat kepemimpinan Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI ke-6 pada periode pertamanya yaitu 20042009. Capaian-capaian pembangunan di dalam negeri, kebijakan politik luar negeri Bapak SBY yang santun, kesigapan Bapak SBY dalam merekonstruksi dan merehabilitasi Aceh dan Nias akibat musibah tsunami tahun 2004 membuat Ayub Khan tertarik untuk berjuang bersama Bapak SBY dengan bergabung bersama Partai Demokrat, partai yang digagas dan didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2009, lelaki kelahiran kabupaten Jember ini, dipercaya rakyat sebagai Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Jember 2009-2014. Selama menjadi Anggota DPRD Kabupaten Jember, Ayub Khan aktif berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan konsituennya. “Yang paling berkesan adalah saat ada masyarakat desa datang ke saya dan bercerita bahwa anaknya sakit dan tidak bisa keluar karena tidak mampu membayar biaya rumah sakit. Kemudian saya yang menjamin kepada pihak rumah sakit untuk di keluarkan dulu. Alhamdulillah selesai, lega rasanya bisa membantu sesama,” Ayub Khan mengenangkan peristiwa itu. Kerja keras politiknya selama menjabat Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Jember 2009-2014 membawa dirinya memenangkan Pemilu Legislatif 2014 dengan menjadi Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Dapil Jawa Timur IV yang meliputi Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember. “Sesuai arahan dan petunjuk Ketua Umum Partai Demokrat Pak Susilo Bambang Yudhoyono, saya sebagai Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Dapil Jawa Timur IV akan melaksanakan peran menjadi penyeimbang bagi pemerintahan saat ini dan banyak bekerja untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap Partai Demokrat. Ini bukan hanya sekadar janji namun memberi bukti dan lebih dekat lagi dengan rakyat,” ujar Ayub Khan. Menjelang Kongres Partai Demokrat 2015, Ayub Khan mengajak seluruh kader Partai Demokrat khususnya kader Partai Demokrat Jawa Timur 1 terus bersatu padu,
91
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Saan Mustopa: Cita-cita Politik Pak SBY Sejalan dengan Reformasi
Februari 2015
S
92
aan Mustopa MSi adalah Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI yang telah dua kali terpilih sebagai wakil rakyat (periode 20092014 dan 2014-2019). Saan mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat VII (meliputi dari Dapil Jawa Barat VII (Kab. Bekasi, Kab. Karawang, dan Kab. Purwakarta) . Sejarah bergabungnya Saan Mustopa ke Partai Demokrat dimulai pada waktu Pemilu Legislatif disusul Pemilu Presiden-Wapres di tahun 2004. Saat itu Saan Mustopa mendirikan relawan politik untuk mendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) sebagai Presiden-Wapres RI. Deklarasi Relawan yang dilakukan 20 Mei 2004 langsung dihadiri SBY. “Saya membuat relawan politik perubahan mendukung SBY-JK karena gagasan, ide, dan cita-cita politik Pak SBY pada waktu itu sejalan dengan reformasi yang kita tetapkan,” ujar Saan Mustopa kepada majalah demokrat, Selasa (17/2). Setelah Pemilu Legislatif 2004, Saan Mustopa memutuskan bergabung ke Partai Demokrat karena memiliki kesamaan pandang dengan SBY tentang platform partai berideologi nasionalis religius tersebut. Saan berpandangan figur SBY sangat konsen terhadap demokrasi dan salah satu yang menentukan reformasi TNI. SBY juga konsen terhadap demokrasi. Sisi menarik lainnya SBY diterima di kalangan masyarakat luas. Saan Mustopa juga ikut berkampanye untuk pemenangan SBY di Banten, Jawa Barat, bahkan sampai ke Semarang (Jateng) di Pemilu Presiden putaran pertama dan kedua. Usai Kongres I Partai Demokrat di Bali, tahun 2005, Saan Mustopa masuk kepengurusan sebagai salah satu Ketua Departemen Partisipasi Pendidikan dan Pembinaan Politik Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (DPP-PD). Ketika Partai Demokrat sedang “naik daun” karena ketokohan keberhasilan pemerintahan SBY di 2009, Saan berhasil masuk ke DPR-RI. Lima tahun kemudian (2014), ketika elektabilitas Partai Demokrat turun tajam karena badai serangan dari berbagai media massa konvensional maupun sosial, Saan tetap terpilih sebagai anggota DPR RI. Ditanya tentang kiatnya bisa terpilih menjadi wakil rakyat, Saan menegaskan, sebagai Anggota DPR-RI, ia terus menjaga dan merawat kedekatan dengan konsituen. Ia berusaha mengabdikan diri terhadap masyarakat yang ia wakili, Ia juga membuat berbagai program serta
Anggota FPD DPR-RI Saan Mustopa MSi. (kardi)
mengawal program pro-rakyat hingga rakyat merasakan manfaatnya. Kerja keras itulah yang menyebabkan Saan berhasil mendapatkan kepercayaan rakyat. Karenanya Saan mengajak para kader yang duduk di eksekutif maupun legislatif, baik pusat maupun daerah, sama-sama menyadari bahwa posisi para kader yang duduk di eksekutif maupun legislatif adalah “etalase” partai. “Kalau anggota DPR-nya baik tentu akan berimbas kepada partai. Citra partai akan lebih baik. Maka saya mengajak para kader Partai Demokrat yang sedang menduduki jabatan, baik di legislatif maupun eksekutif, menjaga tingkah laku dan bertanggungjawab terhadap posisi dan jabatannya dengan cara menggunakan untuk kepentingan masyarakat,” Saan menyampaikan. Saan juga meminta para kader Partai Demokrat terus bekerja-keras dan memiliki semangat pendirian dan keteguhan untuk terus memperjuangkan kader-kader di wilayahnya masing-masing. Hal itu dilakukan agar Partai Demokrat menjadi kuat. “Kuncinya adalah kerja keras untuk meyakinkan masyarakat, supaya Partai Demokrat bisa bangkit kembali di Pemilu 2019. Para kader harus menjaga integritas dan kredibilitas dan, sekali lagi, bekerja keras untuk Partai Demokrat,” ujar Saan seraya menegaskan tahun 2015 ini adalah tahun kebangkitan Partai Demokrat untuk bersiap-siap menyongsong kembalinya kejayaan di tahun 2019. kardi/didik
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Marwan Cik Asan Mengagumi Sejak SBY Masih Pangdam Sriwijaya
I
Anggota FPD DPR-RI Ir. H. Marwan Cik Asan. (kardi)
berkesan adalah ketika saat masih sebagai Ketua DPRD Lampung, ia berhasil memperjuangkan jalan dan listrik untuk daerah terisolir di Kabupaten Way Kanan dan Kabupaten Lampung Utara. Dalam menjalankan peran sebagai Anggota DPR-RI Marwan selalu mengingat pesan SBY agar menjalankan amanah sebagai wakil rakyat dengan bersungguh-sungguh memperjuangkan kepentingan rakyat termasuk daerah pemilihan masing-masing dengan mengkedepankan etika politik yang bersih, cerdas, dan santun. ”Terkait posisi sebagai partai penyeimbang, para kader diminta objektif terhadap pemerintah. Jika itu pro-rakyat kita akan dukung, namun jika kebijakan pemerintah tidak pro-rakyat maka kita akan kritisi secara proposional, terukur, dan santun,” Marwan menegaskan. Dalam menjalankan fungsi DPR-RI, Marwan sudah melakukan banyak hal. Di bidang legislasi memperjuangkan Revisi RUU Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah; dalam bidang anggaran memperjuangkan program KUR yang terbukti berhasil mendorong ekonomi rakyat; di bidang pengawasan berhasil mendorong terbentuknya Panja Penerimaan Pajak dan Panja Perbankan. Menyikapi Kongres Partai Demokrat Ketiga yang segera digelar, Marwan mengajak seluruh kader untuk mejaga soliditas Partai Demokrat dan memohon kesediaan SBY memimpin Partai Demokrat setidaknya untuk lima tahun ke depan. rilis/dik
Februari 2015
r H Marwan Cik Asan MM adalah legislator di DPRRI dengan Nomor Anggota 410, dari Fraksi Partai Demokrat. Kisah Marwan Cik Asan bergabung dengan Partai Demokrat dimulai ketika ia masih menjadi mahasiwa Universitas Indonesia. Di sekitar tahun 1996, Marwan pernah menghadiri sebuah seminar yang di selenggarakan Kasospol Letjen TNI Syarwan Hamid. dimana salah satu pembicaranya adalah Mayjen TNI Susilo Bambang Yudhoyono (kini Presiden RI ke-6 sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat). “Saat itu beliau masih sebagai Pangdam II Sriwijaya di Palembang. Saya kagum dengan pemikirannya tentang Indonesia. Sejak saat itu saya selalu mengikuti aktivitas beliau di media. Saat dicalonkan sebagai wapres, mendirikan Partai Demokrat, mundur sebagai Menko Polkam, hingga mencalonkan diri sebagai Presiden RI tahun 2004. Saat beliau sebagai calon Presiden RI ke-6, saya bersama keluarga dan teman-teman terjun berjuang sebagai simpatisan pendukung SBY-JK. Alhamdulillah beliau menang. Kemudian tahun 2007, saya mendaftar sebagai anggota Partai Demokrat.” Marwan mengisahkan kepada majalah demokrat, Selasa (18/2). Setelah menjadi kader, Marwan kemudian maju sebagai calon Anggota DPRD Lampung di Pemilu Legislatif 2009. Berkat kerja kerasnya Marwan terpilih sebagai Anggota DPRD Lampung 2009-2014. Karier Marwan di politik segera melesat cepat setelah Partai Demokrat mempercayakannya sebagai Ketua DPRD Lampung. Pada Pemilu Legislatif 2014, Marwan bertekad maju sebagai calon Anggota DPR-RI dari Dapil Lampung II (meliputi Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Way Kanan, dan Kabupaten Lampung Timur). Di daerah pertanian itu masyarakatnya memang merasakan langsung program pembangunan pro-rakyat yang dilakukan Pemerintahan Presiden SBY. Selain itu, Marwan juga intens turun ke masyarakat sejak lima tahun lalu, sejak ia terpilih sebagai anggota DPRD Prov Lampung periode 2009-2014. Ia turun ke masyarakat bukan hanya enam bulan sebelum Pemilu 2014, tetapi jauh sebelum itu. “Sebagai wakil rakyat di Provinsi Lampung, saya berkomunikasi dengan masyarakat selama lima tahun,” kata Marwan. Meski banyak sekali yang telah dilakukan Marwan selama menjadi wakil rakyat (baik di DPRD Lampung maupuin DPR-RI), pengalaman yang dirasakannya paling
93
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Siti Mufattahah Tertarik ke PD karena Visi yang Mulia
Februari 2015
N
94
ama Hj Siti Mufattahah Psi cukup dikenal di parlemen pusat karena ia telah dua kali terpilih sebagai Anggota DPR-RI (2009-2014 dan kini 2014-2019). Siti Mufattahah tertarik masuk Partai Demokrat karena partai ini adalah produk reformasi yang memiliki dasar dan visi yang mulia yang, antara lain, berusaha mewujudkan tatanan dunia baru yang damai, demokratis, dan sejahtera. “Begitu luas makna dari visi ini, dengan cita-cita luhur membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat, berdaulat, dan mandiri,” ujar Siti Mufattahah kepada majalah demokrat, Selasa (17/2). Sebagai kader yang sangat mengagumi Presiden RI ke-6 sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maka Siti Mufattahah ingin menjalankan semaksimal mungkin pesan SBY kepada para Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI. “Pak SBY berpesan agar seluruh anggota FPD DPR RI tetap kritis dan objektif terhadap kinerja pemerintahan saat ini dan mendorong agar program pemerintah tetap dalam koridor mensejahterakan rakyat. FPD DPR-RI harus memastikan dan mendorong agar program dan kinerja pemerintahan Jokowi-JK tetap dalam track untuk kebaikan rakyat sebagaimana telah dilakukan pemerintahan SBY sebelumnya,” demikian disampaikan Siti Mufattahah. Siti Mufattahah menjelaskan SBY juga memberikan arahan dan motivasi serta semangat kepada anggota FPD DPR-RI agar tetap bekerja untuk rakyat dan berkerja sesusai tugas dan fungsinya sebagai anggota DPR. “Bilamana program pemerintah merugikan rakyat, Demokrat sebagai garda terdepan akan mengkritisinya. Jadi itulah peran Partai Demokrat sebagai penyeimbang di parlemen,” ujar Siti Mufattahah. Saat ditanya bagaimana kiatnya bisa dua kali memenangkan kursi DPR-RI dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat XI (meliputi Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, dan Kota Tasikmalaya), Siti Mufattahah mengatakan, kiat utamanya mesti banyak turun tangan alias terlibat langsung di tengah-tengah masyarakat. “Masyarakat sebagai pemilih punya hak pilih, pastinya ingin melihat, mengenal dan mengetahui secara langsung figur caleg yang akan dipercayakan nantinya menjadi wakil mereka di parlemen. Ada istilah ‘tak kenal maka tak sayang’,” ujar Siti Mufattahah mengutip sebuah pribahasa. Kiat lainnya yang dilakukannya adalah selalu ringan
Anggota FPD DPR-RI Hj Siti Mufattahah Psi. (dok)
tangan atau suka menolong. Bagi Siti Mufattahah, wakil rakyat harus siap melayani rakyat. Satu hal yang paling mengesankannya terkait aktifitasnya sebagai wakil rakyat, Siti Mufattahah mengatakan, ketika ia aktif memperjuangkan berbagai kebijakan Pemerintahan Presiden RI ke-6 SBY yang berpihak pada rakyat seperti: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan dan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Program itu bertujuan membantu masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan dengan memberikan Peserta Bantuan Iuran (PBI). Siti Mufattahah juga memperjuangkan pembangunan 5000 puskesmas baru untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat guna mewujudkan Indonesia Sehat. Selain itu, secara konsisten, ia memperjuangkan peningkatan kesejahteraan bidan, perawat, kader posyandu, PL KB melalui pemberian Bantuan Insentif. “Tentu saya juga memperjuangkan berbagai kebijakan ‘pro rakyat’ lainnya seperti advokasi kasus PHK, pemberian beasiswa bagi dokter spesialist, dan sebagainya,” ujar Siti Mufattahah di akhir keterangannya. rilis/didik
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Ambar Tjahyono, Seniman Jalanan yang Dekat dengan Masyarakat
A
Anggota FPD DPR-RI Ambar Tjahyono SE MM.
Harus Tumbuh dari Desa’. Tema ini dipilih Ambar agar pembangunan tidak hanya berfokus pada pembangunan sentral area atau kota tetapi pembangunan desa. Pengalaman paling berkesan bagi Ambar dalam memperjuangkan kesejahteraan dan aspirasi rakyat adalah sambutan positif dari masyarakat terhadap program-program pemerintah yang dibawanya. “Masyarakat tidak hanya menyampaikan aspirasi lalu pergi, namun kepedulian merekalah yang membantu saya merealisasikan program-program dari pemerintah. Tentu saja untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, masyarakat harus bahu-membahu dengan pemerintah dan menyadari pentingnya pertumbuhan ekonomi di daerah,” ujar Ambar yang bercita-cita mewujudkan ekonomi desa mandiri. Di ujung pernyataan, Ambar berpesan pada kader agar mempunyai visi dan misi yang sama dengan Partai Demokrat dalam hal pencapaian bangsa yang damai, demokratis dan sejahtera. “Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kaderkader Partai Demokrat militan, yang mau bekerja keras semata-mata demi kepentingan rakyat. Para kader Partai Demokrat juga harus dapat bekerjasama dengan baik dan mempunyai rasa solidaritas internal yang kuat. Karena dari solidaritas itulah tumbuh sebuah fondasi partai yang kokoh,” ujar Ambar memungkasi pernyataannya. rilis/dik
Februari 2015
mbar Tjahyono SE MM, dikenal juga dengan nama “Ambar Polah”, mengawali karier politiknya di Partai Demokrat pada tahun 2007. Latar belakang kehidupannya sebagai seorang pengusaha dan seniman jalanan membawanya semakin dekat dengan masyarakat kecil dan permasalahan sosial di dalamnya. Dalam karyanya, pria yang lahir di Blora pada 12 Maret 1960 ini kerap menyuarakan tentang kebersamaan dalam keberagaman dan ketimpangan sosial yang marak terjadi. Hal-hal itulah yang menggugahnya terjun ke dalam dunia politik demi memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil yang seringkali terabaikan. Partai Demokrat adalah satu-satunya partai yang mengusungnya masuk menjadi Anggota DPR RI periode 2009 hingga kini. Berawal dari kekagumannya kepada sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ambar meyakini bahwa visi Partai Demokrat juga sejalan dengan visinya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Sosok SBY di mata Ambar adalah sosok yang inspiratif dan mampu memberikan teladan kepadanya sebagai seorang wakil rakyat dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Citra Partai Demokrat tidak bisa terlepas dari figur SBY yang santun, jujur dan mengayomi rakyat. Terkait pesan Ketua Umum Partai Demokrat SBY kepadanya setelah terpilih untuk periode keduanya (20142019) di DPR-RI, Ambar Tjahyono mengatakan, SBY selalu mengingatkan kepadanya mengenai etika politik Partai Demokrat yang bersih, cerdas, santun. Ambar juga diingatkan agar mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi dan selalu menjalankan ideologi nasionalis-religius. Ambar mengatakan, ia tak punya strategi dan kiat khusus sehingga bisa memenangkan kursi di DPR-RI. Ia hanya menjalankan rutinitas sebagai “wakilnya rakyat”. “Sering sowan atau melakukan pendekatan kepada masyarakat merupakan cara yang ampuh untuk mengenali setiap problematika yang terjadi di tengah masyarakat dan sekaligus menyerap aspirasi mereka. Dengan melakukan hal itu saya menjadi lebih mengerti apa yang masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) saya butuhkan,” Ambar memaparkan. Ambar kemudian menjelaskan, program-program prorakyat yang digagas dan dilaksanakan Pemerintahan Presiden RI ke-6 Pak SBY, dalam 10 tahun terakhir sangat membantu masyarakat dalam pembangunan ekonomi desa. Tema kampanyenya pada waktu itu adalah ‘Ekonomi
95
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Syofwatillah Mohzaib Bergabung ke PD karena Ingin Menangkan SBY
Anggota FPD DPR-RI Syofwatillah Mohzaib. (kardi)
Februari 2015
S
96
yofwatillah Mohzaib SSos I menceritakan, awal ia bergabung tahun 2004 dengan Partai Demokrat karena ingin memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden RI. “Karena tekad itu, saya mengadakan berbagai kegiatan sosial untuk mempublikasikan figur SBY agar lebih dikenal oleh masyarakat,” demikian dikatakan Anggota DPR-RI Fraksi Partai Demokrat Syofwatillah Mohzaib, yang akrab disapa Opat, kepada majalah demokrat di ruang kerjanya, Gedung DPR/MPR-RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/02/2015). Anggota DPR-RI dua periode (2009-2014 dan 2014-2019) melanjutkan, pada tahun 2004, ia diminta mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kota Palembang. “Hampir seluruh penduduk di Kota Palembang saya bikinkan kalender yang mencantumkan nama saya dan mencantumkan nama SBY,” ujar Opat yang kemudian terpilih sebagai Anggota DPRD Kota Palembang. Setelah itu, pada tahun 2009, Opat mencalonkan diri sebagai Anggota DPR-RI. Dengan kekuatan SBY sebagai ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga membesarkan Partai Demokrat melalui kinerja di
pemerintahan sebagai presiden, maka Opat terpilih menjadi anggota DPR RI Terkait keterpilihannya di Dapil Sumatera Selatan I (meliputi Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyu Asin, Kab. Musi Rawas, Kota Lubuk Linggau, dan Kota Palembang), Opat menyatakan, sebenarnya politik itu pekerja sosial. “Orang terpilih jadi DPR itu karena dipilih rakyat. Kalau sudah dekat dengan rakyat ya tetap terpilih. Apa lagi tahun 2009-2014, pemilihan dilakukan secara langsung. Saya sejak dulu sudah terbiasa kerja sosial. Saya berdakwah, mendirikan pesantren gratis untuk anak yatim dan fakir miskin di kampung. Saya tidak mengenal politik pada waktu itu, tetapi pepatah Arab mengatakan “man jadda wajada” artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Jika kita percaya dengan kekuasaan Allah SWT, apa pun yang kita pinta akan dikabulkan Allah. Intinya kita berikhtiar dan berdoa, tapi yang penting ‘Iyyakana’budu wa iyya kanasta’in’, hanya kepada Allah SWT kita menyembah dan minta pertolongan. Kita berbuat dulu pada Allah SWT, baru kita minta pada Allah,” ujar Anggota Komisi VIII DPR-RI tersebut. Opat menegaskan, hal terpenting bagi seorang kader, niatnya untuk masuk Partai Demokrat untuk apa. Opat mengingatkan sabda Rasulullah Muhammad SAW bahwa sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. “itulah prinsip hidup saya,” Opat menegaskan. Di akhir perbincangan, Opat mengajak para kader Partai Demokrat agar bercita-cita menjadi kader yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. “Kalau sudah diniatkan seperti itu, otomatis dengan sendirinya akan ditugaskan sesuai kemampuan. Jadi kita semua harus mengukur kemampuan atau kekuatan diri sendiri. Jangan kita paksakan. Lakukan semuanya dengan penuh ikhtiar pada Allah SWT,” Opat mengakhiri wawancara tersebut. kardi/wan/dik
man jadda wajada artinya siapa yang bersungguhsungguh pasti akan berhasil.
Profil
ANGGOTA FRAKSI
M Nasyit Umar: SBY Memiliki Model, Modul, dan Modal
P
ak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah idola saya. Melihat kepemimpinannya setelah menjadi Presiden RI ke-6, beliau memiliki segalanya yaitu model, modul, dan modal. Modalnya, SBY cerdas, tegas, dan gagah. Modulnya, SBY mempunyai visi dan misi yang jelas untuk membawa perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik. Modalnya, SBY adalah perwira tinggi angkatan darat dan pernah menduduki beberapa jabatan strategis di pemerintahan. Itulah yang menyebabkan rasa ketertarikan saya sehingga bergabung dengan Partai Demokrat”. Untaian kalimat yang terstruktur dengan baik tersebut diungkapkankan Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Ir H Muhammad Nasyit Umar saat diwawancarai majalah demokrat di ruang kerjanya, Gedung DPR/MPR-RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa.(17/02/2015) Terkait keterpilihannya di dapil Sulawesi Selatan II (meliputi Kabupaten Maros, Wajo, Soppeng, Bone, Parepare, Barru, Pangkep, Sinjai, dan Bulukumba), Nasyit Umar menguingkapkan, sebagai mantan Kepala Dinas
Kami, seluruh kader PD se-Sulawesi Selatan, sudah bulat mendukung Pak SBY menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2019-2020. Semoga di kepemimpinan beliau, PD akan memenangkan kembali Pemilu 2019.
Februari 2015
Anggota FPD DPR-RI Nasyit Umar. (kardi)
pengelolaan Sumber daya Air Mineral, ia telah banyak berperan di dalam pembangunan sejumlah irigasi di Sulawesi Selatan. Kerja kerasnya itu menyebabkan dirinya dikenal dan dekat dengan rakyat terutama para petani. Selain itu di dalam setiap sosialisasinya ia selalu menjelaskan program pro-rakyat Presiden RI ke-6 SBY, yang manfaatnya sudah dirasakan masyarakat. “Kesemua hal itu sangat membantu saya meraih suara sehingga bisa menjadi anggota DPR-RI,” ujar Nasyit Umar. Terkait posisi Fraksi Partai Demokrat (FPD) di DPR-RI sebagai partai penyeimbang, yang berarti tidak berada di kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) ataupun Koalisi Merah Putih (KMP), Nasyit Umar menegaskan, jika program pemerintahan sekarang berpihak kepada rakyat maka FPD mendukung, tapi jika sebaliknya maka FPD harus mengkritisinya secara santun. “Partai Demokrat akan pro-rakyat selamanya. Sebagai contoh, rancangan Perppu Pilkada langsung yang digagas Pak SBY dapat disahkan menjadi UU di DPR karena SBY sangat pro-rakyat. Apalagi Pak SBY menjadi Presiden RI selama satu dasawarsa (200402014) karena dipilih secara langsung oleh rakyat,” Anggota Komisi IV tersebut menggambarkan. Menyikapi Kongres Partai Demokrat 2015, Nasyit Umar mengharapkan, SBY selalu dalam keadaan sehat dan bersedia dipilih lagi sebagai Ketua Umum PD/ “Kami, seluruh kader PD se-Sulawesi Selatan, sudah bulat mendukung Pak SBY menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2019-2020. Semoga di kepemimpinan beliau, PD akan memenangkan kembali Pemilu 2019,” Nasyit Umar mengharapkan. iwan/dik
97
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Ruhut Sitompul: SBY Santun, Tegas, dan Negarawan
Februari 2015
K
98
ekaguman kepada sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang santun berbicara, tegas bersikap, dan mempunyai jiwa kenegarawanan membuat Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Ruhut Sitompul bergabung ke partai berlambang bintang segitiga merah putih. Apalagi ideologi politik Partai Demokrat yang nasionalis-religius dan visi misinya pun selaras dengan Ruhut Sitompul. “Sejak bergabung dengan Partai Demokrat, saya berkomitmen tidak akan meninggalkannya,” Ruhut Sitompul mengungkapkan saat diwawancarai majalah demokrat di Gedung DPR/MPR-RI Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa.(17/02/2015) Ruhut Sitompul yang telah dua periode (2014-2019 dan 2014-2019) menjadi Anggota FPD DPR-RI selalu mengingat pesan yang disampaikan SBY bahwa berpolitik harus mengalir dan akan indah pada waktunya. “Pak SBY juga mengintruksikan, apabila program pemerintahan saat ini pro-rakyat maka harus didukung, namun apabila tidak pro-rakyat maka kader Partai Demokrat harus mengkritisi secara santun dengan memberi solusinya,” Ruhut menjelaskan. Ruhut menambahkan, SBY juga selalu mengintruksikan seluruh kader Partai Demokrat berbenah diri dan berusaha keras menyejahterakan rakyat. Para kader Partai Demokrat yang ada di DPR-RI pun diingatkan agar selalu berkomunikasi dengan konstituen dan menyerap aspirasi rakyat. Mengenai kiat hingga bisa terpilih di Dapil Sumatera Utara I (meliputi Kab. Deli Serdang, Kab. Serdang Bedagai, Kota Medan, dan Kota Tebing Tinggi) Ruhut menyatakan, dirinya jauh sebelum Pileg 2014 sudah melakukan blusukan (turun ke lapangan) dan berkomunikasi secara langsung di dapilnya. “Selain itu, setiap turun ke masyarakat, saya selalu menjelaskan program pro-rakyat Presiden RI ke6 SBY karena manfaat program-program itu sudah banyak dirasakan rakyat. Karenanya, program prorakyat yang sudah bagus tersebut harus dilanjutkan di masa pemerintahan sekarang ini,” Ruhut menekankan pernyataannya. Terkait kongres PD 2015, Ruhut menyimpulkan, para kader harus menganut asas musyawarah untuk mufakat. Aklamasi adalah bagian dari demokrasi.
Anggota FPD DPR-RI Ruhut Sitompul. (mcpd/omar)
Pak SBY juga mengintruksikan, apabila program pemerintahan saat ini pro-rakyat maka harus didukung, namun apabila tidak prorakyat maka kader Partai Demokrat harus mengkritisi secara santun dengan memberi solusinya
“Pak SBY, sebagai penggagas dan pendiri Partai Demokrat, masih sangat dibutuhkan untuk menjadi Ketua Umum kembali untuk periode 2015-2020, agar PD dapat berjaya kembali di Pemilu 2019,” ujar Ruhut di akhir pembicaraan. iwan/dik
Profil
ANGGOTA FRAKSI
Benny K Harman: Partai Demokrat Fokus pada Pemuda, Perempuan, dan Kaum Miskin
C
Anggota FPD DPR-RI Benny K. Harman. (jakartapost)
Saya juga tertarik dengan Partai Demokrat karena fokus terhadap kaum muda, kaum perempuan, dan kaum miskin.
Benny K Harman, wakil rakyat di DPR-RI yang mewakili Dapil NTT I ( Kabupaten Alor, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende, Kabupaten Ngada, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Manggarai Timur) menyatakan, Kongres PD tidak punya pilihan, selain bagaimana caranya agar SBY bersedia lagi memimpin PD lima tahun ke depan. “Setelah kongres, PD harus melakukan konsolidasi ke dalam, membenahi manajemen dari mulai pusat, provinsi, kabupaten/kota bahkan sampai tingkat desa. Dengan dilakukannya konsolidasi secara sistematis maka kita yakin bisa memenangkan agenda tiga pokok ke depan yaitu pemenangan pilkada, pemilu legislatif, pemilu presiden. Maka dari itu, harapan besar pada hasil kongres mendatang bisa menjadi semangat kolektif agar seluruh kader bangkit kembali,” Benny mengakhiri pernyataannya. iwan/dik
Februari 2015
ita-cita Partai Demokrat untuk mewujudkan masyarakat adil, demokratis, dan sejahtera membuat Dr Benny Kabur Harman bergabung di partai yang digagas dan didirikan Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, bagi Benny K Harman, berpartai bukanlah menjadi tujuan melainkan menjadi perkakas (segala alat kerja) rakyat untuk mewujudkan cita-cita pembentukan NKRI yakni masyarakat adil dan makmur. “Saya juga tertarik dengan Partai Demokrat karena fokus terhadap kaum muda, kaum perempuan, dan kaum miskin. Partai Demokrat juga sebuah partai yang ingin menegakkan hukum dan keadilan, memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, dan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu,” demikian disampaikan Benny saat diwawancarai majalah demokrat di Gedung DPR/MPR-RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa (17/02/2015). Benny telah tiga periode (2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019) menjadi Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI. Terkait posisi Partai Demokrat di DPR sebagai penyeimbang, Benny menjelaskan, Partai Demokrat akan mendukung kebijakan pemerintahan sekarang ini, sejauh itu positif untuk rakyat, tapi wajib mengkoreksi apabila programnya tidak pro-rakyat. Jadi tidak asal tolak. Menghadapi Kongres Partai Demokrat 2015, Benny mengatakan, kongres adalah momentum strategis untuk kebangkitan Partai Demokrat. Akan menjadi kekuatan yang produktif apabila para kader Partai Demokrat segera melakukan konsolidasi dan kongres adalah momen yang tepat untuk itu. “Pengalaman yang dulu adalah pengalaman yang sangat berharga agar kita bisa bangkit kembali; menata kembali Partai Demokrat menjadi partai yang memimpin bangsa dan negara ini,” Wakil Ketua komisi III DPR tersebut mengingatkan. Benny memaparkan, setiap partai pastilah mempunyai ideologi, mimpi, dan harapan untuk bangsa ini di masa depan. Partai Demokrat juga punya mimpi dan imajinasi terbaik tentang bangsa ini di masa depan. “Oleh karena itu, Kongres Partai Demokrat sangat strategis untuk meletakkan kembali mimpi dan imajinasi Partai Demokrat di kalangan kadernya. Pertama konsolidasi organisasi. Ini bisa dilaksanakan secara bulat dengan cara meminta kesediaan Pak SBY untuk kembali menjadi Ketua Umum PD demi menjaga ideologi dan aset PD,” Benny mengharapkan.
99
OPINI
Sistem Aklamasi:
Wujud Demokrasi Substansial Oleh : Didi k M u krian to SH Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR-RI
Februari 2015
Pendahuluan
100
Sebagai wacana yang terus berkembang, demokrasi tak habis-habisnya untuk dibahas, dikupas, dan diperdebatkan di antara para pendukung dan pengkritiknya. Memang, ide-ide tentang demokrasi di satu sisi selalu membuai keyakinan para pendukungnya, tetapi di sisi lain, menjadi bahan yang tak habis-habisnya untuk dikritik. Barangkali benar apa yang diungkapkan oleh Winston Churchill, “it has been said that democracy ir the worst form of government except all the others that have been tried”. Demokrasi bukan sistem pemerintahan yang terbaik, tetapi belum ada sistem lain yang lebih baik daripadanya. Selanjutnya, David Held juga mengatakan hal yang tak kalah pentingnya bahwa demokrasi memang bukan penyembuh bagi seluruh permasalahan manusia, namun sistem ini menawarkan prinsip yang paling komprehensif untuk mencari legitimasi sebagai dasar tatanan politik: “keinginan rakyat”. Di sinilah letak keunikan demokrasi itu. Dalam khazanah politik modern, barangkali tidak ada konsep yang lebih popular dibandingkan demokrasi. Konsep demokrasi sesungguhnya sederhana saja, apabila merujuk istilah “demokrasi” berasal. Ia dari Yunani Kuno pada abad ke-5 SM, terdiri dari “demos” yang berarti rakyat, dan “kratos/cratein” yang berarti pemerintah. Secara umum demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Namun, seiring perkembangan wacana yang menyertainya, istilah tersebut telah berubah sejalan dengan waktu, dimana berkembang berbagai difinisi modern tentang demokrasi khususnya sejak abad ke19, bersamaan dengan perkembangan demokrasi dalam sistem politik di banyak negara. Sebagai sistem politik yang menggejala secara global, demokrasi baru hadir kembali pada abad ke-20, khususnya di era pasca-kolonial, dimana banyak negara-
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Didik Mukrianto SH (foto: dok)
negara terjajah merdeka, dan memilih bentuk republik dalam sistem politiknya. Berangkat dari pemaknaan yang sama dan karenanya universal, demokrasi substansial, telah memberikan daya pikat normatif. Bahwa dalam demokrasi, mestinya berkembang nilai kesetaraan (egalitarianism), keragaman (pluralisme), penghormatan atas perbedaan (toleransi), kemanusiaan atau penghargaan atas hak-hak asasi manusia, “Kebebasan”, tanggung jawab, kebersamaan, dan sebagainya. Secara substansial, demokrasi melampaui maknanya secara politis. Di sisi lain, sebagai sistem politik, demokrasi juga mengalami perkembangan dalam implementasinya. Banyak model demokrasi hadir di Indonesia, dan itu semua tidak lepas dari ragam perspektif pemaknaan demokrasi substansial. Yang menjadikan demokrasi berkembang ke dalam banyak model, antara lain karena terkait dengan kreativitas para aktor politik diberbagai tempat dalam mendesain praktik demokrasi prosedural sesuai dengan kultur, dapat segera dipahami bahwa praktek demokrasi (politik) itu, tidaklah tunggal. Mirip
dengan agama, demokrasi memunculkan madzab, seiring dengan pemaknaan dan praktek berdemokrasi. Apa pun macam-macam dari demokrasi itu, yang jelas hal ini menandakan ideologi demokrasi memiliki pengaruh yang luas, kendati seringkali ditafsirkan dan dipraktikkan secara berbeda-beda. Kuat kecenderungan demokrasi semakin memikat untuk dijadikan acuan dalam sistem politik tidak hanya banyak negara, tetapi juga berbagai organisasi sosial dan partai politik.
Partai Politik Pilar Demokrasi Untuk menjembatani antara pemerintah dan rakyat, sebagai wujud bekerjanya demokrasi diperlukan adanya partai politik. Sistem demokrasi tidak mungkin berjalan tanpa adanya partai politik. Pembuatan keputusan secara teratur hanya mungkin dilakukan jika ada pengorganisasi berdasarkan tujuan kenegaraan. Tugas partai politik adalah untuk menata aspirasi rakyat untuk dijadikan public opinion yang lebih sistematis sehingga dapat menjadi dasar pembuatan keputusan yang teratur. Dalam negara modern, jumlah pemilih sangat besar dan kepentingannya bervariasi sehingga perlu mengelolanya untuk menjadi keputusan. Dengan demikian partai politik berperan besar dalam proses seleksi baik pejabat maupun substansi kebijakan. Oleh karena itu, partai politik mempunyai posisi dan peranan yang penting dalam sistem demokrasi. Partai memainkan peran penghubung yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan warga negara. Bahkan banyak yang menyatakan bahwa partai politiklah yang sebetulnya menentukan demokrasi. Karena itu partai politik merupakan pilar dalam sistem politik yang demokratis. Pada umumnya, para ilmuwan politik biasa menggambarkan adanya 4 (empat) fungsi partai politik. Keempat fungsi partai politik itu menurut Miriam Budiardjo, meliputi sarana: (i) komunikasi politik, (ii) sosialisasi politik(political socialization), (iii) rekruitmen politik (political recruitment), dan (iv) pengatur konflik (conflict management). Dalam istilah Yves Meny dan Andrew Knapp, fungsi partai politik itu mencakup fungsi (i) mobilisasi dan integrasi; (ii) sarana pembentukan pengaruh terhadap perilaku memilih (voting patterns); (iii) sarana rekruitmen politik; dan (iv) sarana elaborasi pilihan-pilihan kebijakan. Fungsi Pertama, terkait dengan komunikasi politik, partai politik juga berperan penting dalam melakukan sosialisasi politik (political socialization). Ide, visi, dan kebijakan strategis yang menjadi pilihan partai politik dimasyarakatkan kepada konstituen untuk mendapatkan
feedback berupa dukungan dari masyarakat luas. Fungsi kedua, Terkait dengan sosialisasi politik ini, partai juga berperan sangat penting dalam rangkapendidikan politik. Partai-lah yang menjadi strukturantara atau intermediate structure yang harus memainkan peran dalam membumikan cita-cita kenegaraan dalam kesadaran kolektif masyarakat warga negara. Fungsi ketiga partai politik adalah sarana rekruitmen politik (political recruitment). Partai dibentuk memang dimaksudkan untuk menjadi kendaraan yang sah untuk menyeleksi kader-kader pemimpin negara pada jenjangjenjang dan posisi-posisi tertentu. Kader-kader itu ada yang dipilih secara langsung oleh rakyat, ada pula yang dipilih melalui cara yang tidak langsung, seperti oleh Dewan Perwakilan Rakyat, ataupun melalui cara-cara yang tidak langsung lainnya. Tentu tidak semua jabatan dapat diisi oleh peranan partai politik sebagai sarana rekruitmen politik. Jabatan profesional di bidang-bidang kepegawai-negerian dan lain-lain yang tidak bersifat politik (political appointment), tidak boleh melibatkan peran partai politik. Partai hanya boleh terlibat dalam pengisian jabatan-jabatan yang bersifat politik dan karena itu memerlukan pengangkatan pejabatnya melalui prosedur politik pula (political appointment). Untuk menghindarkan terjadinya pencampuradukan, perlu dimengerti benar perbedaan antara jabatan-jabatan yang bersifat politik itu dengan jabatan-jabatan yang bersifat teknis-administratif dan profesional. Di lingkungan kementerian, hanya ada satu jabatan saja yang bersifat politik, yaitu menteri. Sedangkan, para pembantu menteri di lingkungan instansi yang dipimpinnya adalah pegawai negeri sipil yang tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang kepegawaian. Fungsi keempat adalah pengatur dan pengelola konflik yang terjadi dalam masyarakat (conflict management). Seperti sudah disebut di atas, nilai-nilai (values) dan kepentingan-kepentingan (interests) yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat sangat beraneka ragam, rumit, dan cenderung saling bersaing dan bertabrakan satu sama lain. Jika partai politiknya banyak, berbagai kepentingan yang beraneka ragam itu dapat disalurkan melalui polarisasi partai-partai politik yang menawarkan ideologi, program, dan altrernatif kebijakan yang berbedabeda satu sama lain. Dengan perkataan lain, sebagai pengatur atau pengelola konflik (conflict management), partai berperan sebagai sarana agregasi kepentingan (aggregation of interests) yang menyalurkan ragam kepentingan yang berbeda-beda itu melalui saluran kelembagaan politik partai. Oleh karena itu, dalam kategori Yves Meny dan Andrew Knapp, fungsi pengelola
Februari 2015
OPINI
101
OPINI
Februari 2015
Peserta KLB PD berebut menyampaikan selamat kepada Presiden SBY usai terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum, di Sanur, Bali, Sabtu (30/3) malam. (foto: abror/presidenri.go.id)
102
konflik dapat dikaitkan dengan fungsi integrasi partai politik. Partai mengagregasikan dan mengintegrasikan beragam kepentingan itu dengan cara menyalurkannya dengan sebaik-baiknya untuk mempengaruhi kebijakankebijakan politik kenegaraan. Keempat fungsi tersebut sama-sama terkait satu dengan yang lainnya. Sebagai sarana komunikasi politik, partai berperan sangat penting dalam upaya mengartikulasikan kepentingan (interests articulation) atau political interests yang terdapat atau kadangkadang yang tersembunyi dalam masyarakat. Berbagai kepentingan itu diserap sebaik-baiknya oleh partai politik menjadi ide-ide, visi, dan kebijakan-kebijakan partai politik yang bersangkutan. Setelah itu, ide-ide dan kebijakan atau aspirasi kebijakan itu diadvokasikan sehingga dapat diharapkan mempengaruhi atau bahkan menjadi materi kebijakan kenegaraan yang resmi. Partai Demokrat yang lahir pada era reformasi tidak lepas dari bagian praktek demokrasi Indonesia yang berkembang saat ini. Terlebih, Partai Demokat telah menorehkan tinta emas bagi keberlangsungan demokrasi dengan terpilihnya kader terbaik Partai Demokrat Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke-6 selama 10 tahun (periode
2004-2009 dan Periode 2009-2014). Pada era SBY, alam demokrasi dibuka luas dengan dimulai Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara Langsung (Pilpres), kebebasan pers, penegakan hukum, partai politik yang semakin aspiratif, masyarakat sipil yang semakin mendapatkan tempat untuk berpartisipasi dalam perubahan arah bangsa. Kesemuanya menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ke tiga di dunia. Apalagi Indonesia juga merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Lebih lanjut, pada kepemimpinan beliau, seorang presiden ditolak oleh rakyatnya di beberapa daerah yang dikunjunginya, dan penolakan itu tidaklah dilawan dengan cara-cara yang represif. Ini juga sebagai bukti, SBY sangat menyadari bahwa penolakan itu merupakan hak sepenuhnya dari rakyat, dan SBY tetap mengambil pelajaran dari penolakan tersebut dan tidak serta merta menganggap rakyat tidak menyukai kepemimpinannya. Hal seperti ini hanyalah persoalan kepekaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara. Terbukanya seorang pemimpin terhadap kritik masyarakat, sangat diharapkan akan bisa terus memperbaiki sikap kepemimpinan dan penerapan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.
OPINI
Parpol dan Aklamasi Aklamasi. Istilah itu menjadi ngetrend akhir-akhir ini bersamaan dengan musim kongres, musyawarah nasional (munas), atau muktamar partai politik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam http://kbbi.web.id/aklamasi, aklamasi adalah “pernyataan setuju secara lisan dari seluruh peserta rapat terhadap suatu usul tanpa melalui pemungutan suara�. Dalam sistem demokrasi, untuk mengambil keputusan ada beberapa cara. Pertama adalah musyawarah untuk mufakat. Cara ini pernah ngetren pada era Orde Baru. Setiap keputusan selalu diambil dengan cara itu, dan saat itu menabukan voting. Cara lain, pengambilan keputusan dengan cara voting. Yaitu mendasarkan pengambilan keputusan dengan cara pemungutan suara. Di awal era reformasi sempat dikenal karena hampir seluruh partai menggunakan sistem pemungutan suara ini untuk memilih ketua umum maupun pucuk pimpinan. Terakhir adalah aklamasi atau pengambilan keputusan secara terbuka.
Hampir mirip musyawarah untuk mufakat. Bedanya cara ini lebih terbuka dan diikuti lebih banyak orang, bukan hanya kelompok elite dari partai atau institusi. Dan cara ini menjadi terkenal dalam muktamar atau kongres partai politik akhir-akhir ini. Ketiga cara dalam sistem demokrasi itu adalah sah. Musyawarah untuk mufakat, voting maupun aklamasi dihalalkan sebagai cara untuk mengambil keputusan. Artinya, dengan menggunakan cara itu dianggap sah di alam Demokrasi Pancasila ini. Harapan, dukungan dan pengusungan Pak SBY oleh kader agar beliau berkenan memimpin Partai Demokrat merupakan sebuah tindakan yang dilandasi dengan cara berpikir yang objektif dan rasional dalam melihat realitas dari aspirasi kader di tingkat grass root dan bukan karena angan-angan yang dipaksakan sehingga akhirnya akan membawa keterpurukan Partai Demokrat. Tantangan Partai Demokrat ke depan begitu kompetitif dan dinamis, maka Partai Demokrat membutuhkan kehadiran sosok yang mampu mengawal dan menjamin institusi partai tetap eksis dan diterima di hati rakyat, serta sosok yang bisa membawa kejayaan kembali Demokrat ke depan. Tokoh tersebut adalah Pak SBY. Sebagai sebuah metode politik untuk memilih pemimpin partai politik, selama harapan dan dukungan tersebut dilakukan atas dasar musyawarah dan mufakat, transparan, jujur, bukan melalui kekerasan bahkan pemaksaan, maka aklamasi menjadi lebih bernilai demokratis daripada menggunakan instrumen melalui pemungutan suara tetapi penuh manipulasi, permainan politik uang, dan figur kepemimpinan yang dihasilkan tidak seperti yang diharapkan untuk mengemban amanat dan cita-cita perjuangan partai. dik
Harapan, dukungan dan pengusungan Pak SBY oleh kader agar beliau berkenan memimpin Partai Demokrat merupakan sebuah tindakan yang dilandasi dengan cara berpikir yang objektif dan rasional dalam melihat realitas dari aspirasi kader di tingkat grass root dan bukan karena angan-angan yang dipaksakan sehingga akhirnya akan membawa keterpurukan Partai Demokrat.
Februari 2015
Masyarakat dan pemimpin adalah simbiosis yang tidak bisa dipisahkan. Pelajaran seperti di atas tidak saja bermanfaat bagi masyarakat, tapi juga bisa dijadikan pelajaran bagi pemimpin berikutnya. Bahwa seorang presiden pemilik kekuasaan tertinggi di sebuah negara adalah benar, tapi rakyat pun adalah pemilik kedaulatan sepenuhnya tidak juga bisa diabaikan begitu saja. Seorang pemimpin harus mampu menjadi guru dalam berdemokrasi dan dalam penegakan demokrasi. Seorang pemimpin tidak bisa atas nama kekuasaan bertindak seenaknya, tetap saja hak-hak rakyat yang dipimpin harus dihargai dengan semestinya.
103
KABAR PARTAI
Nachrowi Ramli KETUA DPD PARTAI DEMOKRAT PROVINSI DKI JAKARTA
NASIONALIS-RELIGIUS SESUAI DENGAN JIWA NACHROWI RAMLI
Februari 2015
K
104
ecocokan jiwa dengan ideologi nasionalisreligius Partai Demokrat adalah hal yang membuat Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat (DPD-PD) DKI Jakarta Nachrowi Ramli memutuskan masuk ke partai yang digagas dan didirikan Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Partai Demokrat mempunyai ideologi nasionalisreligius. Nasionalis berarti tidak membedakan dari etnis, ras, suku, dan golongan mana pun. Semua dipandang sama. Itulah yang menyebabkan ketertarikan saya pada Partai Demokrat. Religius artinya manusia, sebagai umat Tuhan, harus ikut petunjuk dan jalan yang diajarkan di dalam agamanya. Intinya jiwa saya cocok dengan ideologi Partai Demokrat,” ujar Nachrowi Ramli, yang akrab disapa “Bang Nara”, kepada majalah demokrat di ruangan kerjanya, Kantor DPD-PD DKI Jakarta, Jalan Pemuda No.712 Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu sore (11/02/2015). Lebih jauh tentang kisah awalnya bergabung dengan Partai Demokrat, Nachrowi Ramli, alumnus Akabri di Magelang 1973 (satu angkatan dengan SBY) menyatakan, walaupun sesudah pensiun dari dinas kemiliteran, ia harus ikut bagian dalam menentukan masa depan Indonesia ke depan. Satu-satunya cara adalah ia harus mampu menyalurkan aspirasi rakyat. Lantaran di era reformasi keberadaan partai politik begitu penting, Nachrowi Ramli merasa dirinya harus menjadi bagian dari partai politik (Partai Demokrat) agar bisa ikut berkontribusi membangun negara. “Setelah saya masuk keluarga besar Partai Demokrat dan menjabat Ketua DPD-PD DKI Jakarta, melanjutkan kepemimpinan Pak Ferial Sofyan, saya bersyukur temanteman di DKI Jakarta kembali memilih saya sebagai ketua, secara aklamasi, di Musda DPD-PD DKI tahun 2010. Kalau sudah dipercaya dan diberi kemuliaan, itu merupakan amanah dalam melaksanakan tugas sebagai Ketua DPD-PD DKI,” demikian dipaparkan mantan Kepala
Lembaga Sandi Negara RI tersebut. Nachrowi Ramli menjelaskan, Jakarta adalah kota majemuk dan barometer etalase politik nasional. Jakarta dihuni berbagai suku bangsa. Karenanya Jakarta selalu menjadi sorotan berbagai media dalam dan luar negeri. “Oleh karena itu, saya membangun semangat kebersamaan di Partai Demokrat. Saya kembangkan sebuah sikap, kalau seseorang masuk Partai Demokrat maka ia harus mempunyai rasa memiliki. Pada tahapan itu dia sudah akan bangga menjadi bagian dari Partai Demokrat,” ujar purnawirawan jenderal bintang dua tersebut. Selanjutnya Nachrowi Ramli mewajibkan para kader DPD-PD DKI untuk mengikuti berbagai pelatihan. Bahkan saat ini saja, DPD-PD DKI tengah menggelar program lanjutan Pelatihan Kepemimpinan Kader Partai Demokrat (PKKPD) yang pesertanya dari mulai level Dewan Pimpinan Cabang (DPC) setingkat kota/kabupaten, Pimpinan Anak Cabang (PAC) setingkat kecamatan, sampai Pimpinan Ranting atau setingkat kelurahan yang ada di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan SDM kader PD. Sebab Nachrowi Ramli memiliki tekad, para kader Partai Demokrat di DKI Jakarta harus dekat dan bekerja untuk rakyat.
Program lanjutan PKKPD di Jakarta, dilaksanakan untuk persiapan menggapai kemenangan dan menyatukan pola pikir semua kader. Di bawah kepemimpinan Pak SBY, kader Partai Demokrat harus bersinergi.
Terkait latihan kepemimpinan kader Partai Demokrat yang getol dilakukan di DKI Jakarta, penggagum SBY tersebut memaparkan, Partai Demokrat pasti akan mengusung pemimpin karenanya para kader harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. “Itu tidak mudah. Maka dari itu, saya selalu membuka kerjasama politik dengan partai mana pun untuk kepentingan Jakarta mendatang. Ada tiga poin yang saya kembangkan. Pertama, kader harus peduli kepada partainya. Kedua, para kader harus mendukung dan terlibat dalam setiap kegiatan Partai Demokrat. Ketiga, para kader harus ikut menggelinding agar calon yang diusung Partai Demokrat bisa menang. Seorang calon pemimpin harus memiliki basis ilmu, popularitas, dan elektabiltas,” Nachrowi Ramli menerangkan. Nachrowi Ramli juga mengingatkan, di setiap organisasi pasti ada gangguan karenanya soliditas para kader harus dijaga. Caranya, antara lain, dengan terus berkomunikasi, berdiskusi, dan bertatap muka. Semuanya dilakukan agar silaturahmi tetap berjalan. “Sebagai contoh, program lanjutan PKKPD di Jakarta, dilaksanakan untuk persiapan menggapai kemenangan dan menyatukan pola pikir semua kader. Di bawah kepemimpinan Pak SBY, kader Partai Demokrat harus bersinergi. Bisa dibayangkan, kalau SBY tidak turun gunung, maka Partai Demokrat tidak akan meraih peringkat ke-4 di Pemilu Legislatif 2014,” ujar Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (Bamus Betawi) tersebut.
Karena itulah, menyikapi akan digelarnya Kongres Partai Demokrat 2015, dengan melihat dinamika perpecahan beberapa partai pasca-kongres, Nachrowi Ramli dan para kader di bawah pimpinannya mengharapkan agar SBY bisa memimpin Partai Demokrat untuk 5 tahun ke depan. Soliditas Partai Demokrat harus dijaga. “Kongres Partai Demokrat juga harus dikemas dengan baik. Karena kongres bukan hanya mencari pemimpin tapi membuat aturan yaitu AD/ART sebagai pedoman partai. Kongres mendatang harus berjalan lancar dan setelah kongres tidak ada perpecahan. Insya Allah, di bawah kepemimpinan Pak SBY, tidak akan ada perpecahan. Hanya Pak SBY yang bisa merangkul semua kader. Kita semua tentu berharap Pak SBY tetap memimpin karena matahari Partai Demokrat hanya ada satu yakni SBY,” ujar Nachrowi Ramli sembari mengingatkan para kader, Partai Demokrat harus disukai oleh rakyat. “Mari bekerja keras, cerdas, serta ikhlas untuk bangsa dan negara. Kendaraan politik untuk itu adalah Partai Demokrat. Maka dari itu, sayangilah Partai Demokrat. Semua tingkatan kader baik di tingkat DPP ,DPD, DPC, PAC, hingga ranting dan anak ranting harus bersinergi. Dengan politik cerdas, bersih, dan santun kita harapkan Partai Demokrat memenangkan kembali Pemilu 2019. Demokrat, jaya! Insya Allah,” Nachrowi Ramli menyemangati para kader saat memungkasi perbincangan. iwan/dik
Februari 2015
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Provinsi DKI Jakarta H. Nachrowi Ramli, SE. (foto: mcpd/omar)
105
KABAR PARTAI
DPD-PD DKI Gelar Syukuran Tahun Baru 2015 dan Rakerda
Ketua DPD-PD DKI Jakarta Nachrowi Ramli (paling kanan) didampingi Direktur Eksekutif DPP-PD Fadjar Sampurno (kedua dari kanan) dan Pengurus Harian DPD-PD DKI Jakarta memukul gong sebagai tanda dimulainya Rakerda DPD-PD DKI Jakarta di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, 17 Januari 2015. (omartara)
Februari 2015
K 106
ader-kader Partai Demokrat yang berada di bawah kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat (DPD-PD) Provinsi DKI Jakarta terus menunjukkan kiprahnya. Hal itu juga terlihat ketika DPD-PD DKI Jakarta menyelenggarakan Rapat Kerja Daerah DPD Partai Demokrat yang didahului Syukuran Tahun Baru 2015 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu 17 Januari 2015. Dalam Syukuran Tahun Baru 2015 ini DPD PD DKI Jakarta mengambil tema “Nasionalis Religius, Nafas Partai Demokrat”. “Partai Demokrat adalah partai yang tersusun dengan baik dan memiliki ideologi jelas yaitu nasionalis religius. Oleh karena itu nasionalis religius adalah napas Partai Demokrat. Dan ketika berbicara nasionalis religius, kita tidak membedakan agama, golongan, ras dan suku,”
ujar Ketua DPD-PD DKI Jakarta Nachrowi Ramli dalam sambutannya di acara Syukuran Tahun Baru 2015. Karena setiap menggelar acara keagamaan Islam (misalnya: Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Adha, Isra Miraj…) DPD-PD DKI Jakarta selalu mengundang berbagai lapisan masyarakat dan menyelenggarakan berbagai acara ke-Islaman, maka acara Syukuran Tahun Baru 2015 kali ini diselenggarakan dengan nuansa Kristiani dengan mengundang pendeta Reo Panggabean dari Jemaat Gereja Nazareth Gemindo dan paduan suara Trivena Trivosa. Direktur Eksekutif DPP-PD Fadjar Sampurno dalam sambutannya di Rakerda DPD PD DKI Jakarta dengan tema “Satukan Derap Langkah Menuju Kemenangan” menyampaikan bahwa selain konsolidasi organisasi, penting meningkatkan konsolidasi politik antar-partai,
KABAR PARTAI
Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat (PD) Fadjar Sampurno memberikan sambutan dalam pembukaan Rakerda DPD PD DKI Jakarta di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta 17 Januari 2015. (foto: mcpd)
antara Partai Demokrat dengan lembaga pemerintahan serta lembaga-lembaga nonpemerintahan, juga konsolidasi politik antara Partai Demokrat dengan masyarakat. Fadjar Sampurno juga menyampaikan pentingnya sikap konsistensi dalam konsolidasi politik di tengah dinamika politik yang terus bergejolak. Dalam kesempatan terpisah, Ketua DPD PD DKI Jakarta Nachrowi Ramli kembali menegaskan bahwa seluruh kader Partai Demokrat DKI Jakarta sudah sepakat dan bulat pada Kongres PD 2015 mendukung Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali memimpin Partai Demokrat sebagai Ketua Umum PD 2015-2020. Hal ini sesuai hasil Temu kader PD se-DKI Jakarta dengan SBY pada 28 November 2014.
“Karena hanya Bapak SBY yang memiliki elektabilitas dan prestasi yang sangat tinggi di antara seluruh kader PD. Beliau sudah berprestasi selama 10 tahun sebagai Presiden RI. Di bawah tangan dinginnya NKRI tidak pecah. 10 tahun beliau dengan kepiawaiannya mengendalikan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan kepawaiannya beliau mengendalikan sosial budaya pertahanan keamanan. Semua terkendalikan dengan baik. Dan itu semua adalah modal awal yang sungguh baik bagi Partai Demokrat dengan Bapak SBY sebagai Ketua Umum untuk mempersiapkan diri menuju pemenangan Pemilu 2019,� ujar Nachrowi Ramli kepada redaksi majalah demokrat. Acara Syukuran Tahun Baru 2015 dan Rakerda DPD PD DKI Jakarta ini dihadiri Direktur Eksekutif DPP-PD Fadjar Sampurno, Ketua DPD-PD DKI Jakarta Nachrowi Ramli, Wakil Ketua DPRD Ferrial Sofyan, KetuaFraksi DPRD DKI Jakarta Fraksi PD Luky P. Sastrawiria, mantan Ketua DPD PD Jawa Timur Markus Silanno, mantan Ketua DPD PD DKI Jakarta Husein, seluruh anggota Fraksi PD DPRD DKI Jakarta, seluruh ketua DPC dan PAC PD DKI Jakarta. omar/dik
Februari 2015
Karena hanya Bapak SBY yang memiliki elektabilitas dan prestasi yang sangat tinggi di antara seluruh kader PD. Beliau sudah berprestasi selama 10 tahun sebagai Presiden RI. Di bawah tangan dinginnya NKRI tidak pecah. 10 tahun beliau dengan kepiawaiannya mengendalikan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan kepawaiannya beliau mengendalikan sosial budaya pertahanan keamanan. Semua terkendalikan dengan baik. Dan itu semua adalah modal awal yang sungguh baik bagi Partai Demokrat dengan Bapak SBY sebagai Ketua Umum untuk mempersiapkan diri menuju pemenangan Pemilu 2019
107
KABAR PARTAI
SBY adalah Pemersatu dan Perekat Kader PD se-Indonesia
Februari 2015
S
108
osok Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan figur yang sangat dibutuhkan memimpin PD lima tahun ke depan. Pasalnya SBY adalah tokoh terbaik sebagai pemersatu dan perekat para kader PD di seluruh Indonesia. Selain itu figur SBY belum ada yang menandingi karena selama menjadi Presiden RI ke-6 sudah banyak berbuat dan itu sudah diakui oleh dunia. Hal itu disampaikan Ketua Fraksi Partai DemokratPartai Amanat Nasional (FPD-PAN) DPRD DKI Jakarta Lucky P. Sastrawiria kepada majalah demokrat di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat(16/1/12). Di DPRD DKI Jakarta, sepuluh legislator dari PD dan dua legislator dari PAN memang bersepakat untuk bergabung dalam satu fraksi yang diberi nama FPDPAN. Lucky meyakini, jika SBY kembali memimpin PD maka ia betul-betul memilih dan merekrut kader-kader terbaik PD untuk mengisi posisi di kepengurusan, sesuai dengan kompetensi. Anggota DPRD DKI Jakarta tiga periode tersebut (20042009, 2009-2014 dan 2014-2019) tersebut mengatakan bahwa seluruh Ketua DPC-PD se-DKI Jakarta mendukung SBY untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. “Para kader juga harus banyak berbuat untuk rakyat, misalnya melakukan bakti sosial serta kerja bakti bersama dengan warga biar langsung bersentuhan dengan rakyat. Dengan melakukan kerja nyata untuk rakyat, saya yakin, Partai Demokrat akan kembali memenangkan Pemilu 2019,” Lucky menegaskan. Pada bagian lain wawancara, Lucky mengisahkan figur SBY merupakan idolanya. Hal ini disebabkan SBY adalah sosok intelektual, bertatakrama tinggi, bertatabahasa bagus, dan berkarakter kuat. “Saat mendengar beliau berpidato di tahun 2002, saya yakin, beliau akan menjadi orang besar,” Lucky mengisahkan masa-masa awal Partai Demokrat. Lucky menambahkan setelah PD terbentuk, ia mendirikan organisasi kemasyarakatan (ormas) Generasi Muda Demokrat (GMD). Ormas ini didirikan untuk
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta Lucky P. Sastrawiria. (foto: mcpd/omar)
mengembangkan dan membantu Partai Demokrat pada Pemilu 2004. Hingga kini, Lucky masih didaulat para kader untuk terus memimpin GMD. “Partai Demokrat belum dikenal masyarakat, maka sebagai ormas, kami ingin PD lolos parlement treshold agar bisa berkompetisi di Pemilu 2004,” ujar Lucky yang juga Tim Sukses SBY pada pemilihan Presiden 2004 dan 2009. Lucky menyatakan, GMD–bersama ormas Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI)– adalah ormas pertama yang dibentuk. Lucky selalu mengingat pesan SBY saat PD terbentuk bahwa para kader harus mengembangkan dan melebarkan sayap-sayap ormas Partai Demokrat. Lucky juga menjelaskan, kiatnya terpilih tiga kali sebagai legislator DKI Jakarta, terus mengadakan koordinasi di tingkat kecamatan, kelurahan, dan desa. “Tiga kali dalam seminggu, saya melakukan blusukan (turun ke lapangan) dan selalu menyambangi masyarakat, antara lain, ibu-ibu pengajian dan yayasan anak yatim piatu. Saya juga selalu menyerap dan menyalurkan aspirasi berbagai komponen masyarakat. Tentu saya terus mengawal program pro-rakyat Pemerintahan SBY selama 2004-2014. Alhamdulillah, dengan kerja keras itu, suara saya selalu signifikan,” Lucky mengungkapkan di akhir perbincangan. iwan k/dik
KABAR PARTAI
Neneng Hasanah: Figur SBY Sangat Tepat Pimpin Demokrat
K
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta Neneng Hasanah. (foto: mcpd)
mempengaruhi konstituen saya di Kepulauan Seribu. Sehingga saya kembali dipercaya menjadi anggota Legislatif DKI periode 2014-2019,� ujar Neneng Hasanah yang ikut menggolkan pelaksanaan program Wajib Belajar 12 Tahun (dari SD hingga SMA) di DKI Jakarta. Di akhir perbincangan, Neneng meyakini, jika SBY kembali memimpin PD maka PD bisa memenangkan kembali Pemilu 2019. Dengan demikian lebih banyak lagi kader perempuan PD yang berkiprah di legislatif, baik di tingkat pusat maupun daerah. iwan k/didik
Februari 2015
etua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan figur paling tepat memimpin partai berlambang segitiga merah putih untuk lima tahun ke depan. Presiden RI ke-6 tersebut adalah kader terbaik yang dimiliki PD dan mempunyai integritas serta kemampuan mumpuni hingga mendapat banyak penghargaan di berbagai bidang, baik nasional maupun internasional. Hal itu di sampaikan Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta Neneng Hasanah yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat (DPC-PD) Kepulauan Seribu kepada majalah demokrat di Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (16/1/2015). Legislator DPRD DKI Jakarta dua periode (2009-2014 dan 2014-2019) itu mengatakan, sebagai Ketua DPC-PD Kepulauan Seribu yang mempunyai hak suara di Kongres PD, ia memastikan memilih SBY untuk menjadi Ketua Umum PD pada Kongres PD 2015. Neneng yang juga aktif di sayap resmi PD, Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI), menambahkan, seluruh kader PD di DPC, PAC, Ranting dan Anak Ranting se-Kepulauan Seribu mendukung penuh agar SBY kembali menjadi Ketua Umum PD. Harapannya jika SBY kembali memimpin PD maka masyarakat di Kepulauan Seribu, khususnya kehidupan nelayan dan transportasi menjadi lebih baik di wilayah itu, karena SBY sangat memahami serta terbukti memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Alumnus STIE Taman Siswa Jakarta tersebut menegaskan, selama satu dasawarsa SBY sebagai Kepala Negara RI (2004-2014), program pro-rakyat yang digagas dan dijalankan Pemerintahan SBY telah sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya, di Kepulauan Seribu. Wajarlah jika setiap Neneng melakukan blusukan (turun ke lapangan), baik dalam kapasitas sebagai anggota DPRD DKI maupun Ketua DPC-PD Kepulauan Seribu, Neneng senantiasa mengawal agar programprogram pro-rakyat dari SBY tepat sasaran serta diterima masyarakat yang berhak menerimanya. Tentu blusukan itu juga dilakukan Neneng untuk menyerap aspirasi masyarakat di dapilnya. “Karena keberhasilan program pro-rakyat Pak SBY dan kerja keras para kader PD di dapil saya, walaupun PD di Pemilu 2014 mengalami penurunan suara, itu tidak
109
KABAR PARTAI
Menggelar PKKPD di Tengah Kepercayaan Rakyat
Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli SE memberikan sambutan dalam Lanjutan PKKPD Tahap II se-provinsi DKI Jakarta di kantor DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, 14 Februari 2015. (foto: mcpd/omar)
Februari 2015
“T 110
elah saya sampaikan sebelumnya, saat Presiden RI ke-6 Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono mengakhiri jabatannya sebagai kepala negara dan pemerintahan 20 Oktober 2014 lalu, elektabilitas beliau sekitar 63 persen. Kini elektabilitas Pak SBY kurang lebih mencapai 72 persen (disukai rakyat). Ini adalah modal besar bagi kita (Partai Demokrat), karena kita memiliki pemimpin yang disukai rakyat”. Kalimat penuh optimisme tersebut disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat (DPDPD) DKI Jakarta Nachrowi Ramli SE dalam sambutan pembukaan Lanjutan Pendidikan Kepemimpinan Kader Partai Demokrat (PKKPD) Tahap III untuk DPC-PD Jakarta Selatan di kantor DPD-PD DKI Jakarta, Jl Rawamangun no 712, Jakarta Timur, 14 Februari 2015 pagi.
Nachrowi Ramli juga mengingatkan, meski elektabilitas SBY mencapai 72 persen, tetapi para kader tetap harus bekerja keras. Jangan hanya bersandar pada SBY. Karenanya, berdasarkan hasil Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD-PD DKI Jakarta yang lalu, langkah pertama yang dilakukan pihaknya adalah melakukan konsolidasi. “Setelah itu, sesuai arahan Ketua Umum PD Pak SBY, kita segera berbenah,” ujar Jendral Purnawirawan bintang dua mengingatkan. Nachrowi Ramli kembali menegaskan, “Seluruh kader PD DKI Jakarta menginginkan dan mengharapkan Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono melanjutkan kepemimpinannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat di Kongres nanti.” Sebelumnya Ketua Divisi Diklat Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (DPP-PD) Gondo Radityo Gambiro
KABAR PARTAI
Taufiqurrahman. 5. Mengelola Isu Politik Nasional dan Isu Lokal oleh Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum DPP-PD Didi Irawadi Syamsudin 6. Strategi Pemenangan Partai Demokrat oleh Ketua Divisi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) DPP-PD Gondo Radityo Gambiro. Materi materi yang disampaikan dalam Lanjutan PKKPD Tahap III se-Provinsi DKI Jakarta untuk DPC Jakarta Selatan untuk hari kedua adalah: 1. Komunikasi Politik – Posisi PD dari berbagai aspek, narasumber Wasekjen DPP PD Ramadhan Pohan 2. Strategi Pemenangan PD, narasumber Ketua Divisi Diklat DPP PD Gondo Radityo Gambiro. Pelatihan Pendidikan Kepemimpinan Kader Partai Demokrat PKKPD dilakukan selama lima tahap, di antaranya tahap 1 DPC-PD Jakarta Timur (1-2 Februari 2015), tahap II DPC-PD Jakarta Pusat (7-8 Februari) tahap III DPC-PD Jakrta Selatan (14-15 Februari 2015), tahap IV DPC-PD Jakarta Barat (21-22 februari 2015), dan tahap V DPC-PD Jakarta Utara dan DPC-PD Kepulauan Seribu (2829 Februari 2015). omar/iwan/dik
Februari 2015
menyampaikan apresiasinya kepada Ketua DPD-PD DKI Jakarta Nachrowi Ramli atas keseriusannya dan dukungan dalam menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan untuk kader PD se- DKI Jakarta. “Patut dicatat, ini adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah PD, Divisi Diklat DPP-PD menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan kader sampai tingkat ranting, dimana sebelumnya telah diselenggarakan tahap I untuk DPC-PD Jakarta Timur dan tahap II untuk DPC-PD Jakarta Pusat.” Materi materi yang disampaikan dalam Lanjutan (PKKPD) Tahap III se-Provinsi DKI Jakarta untuk DPC-PD Jakarta Selatan pada hari pertama adalah: 1. Sosialisasi DPD PD DKI Jakarta oleh Ketua Bapilu DPD PD DKI Jakarta Partoyo, MSc. 2. Pemahaman Ideologi Partai Demokrat, Wawasan Kebangsaan, dan Materi Kepemimpinan Bapak SBY oleh Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPPPD Ulil Abshar Abdalla. 3. Strategi Bapak SBY Membangun Bangsa oleh Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Didik Mukrianto. 4. Sosialisasi Program-program DPRD Provinsi DKI Jakarta oleh Anggota Fraksi PD DPRD DKI Jakarta
Dokumentasi acara Lanjutan PKKPD se-Provinsi DKI Jakarta yang telah berjalan 3 tahap. (foto: mcpd/omar)
111
PEREMPUAN DEMOKRAT
Doa Bersama untuk Korban AirAsia
Februari 2015
P 112
artai Demokrat adalah partainya kaum perempuan. Kalimat ini juga bermakna, selain Demokrat memperjuangkan suara kaum perempuan, Partai Demokrat juga diisi para kader perempuan yang menunjukkan mereka adalah srikandi-srikandi terbaik bangsa. Di antara lembaga kader perempuan Partai Demokrat yang sangat aktif menunjukkan kiprahnya bagi bangsanegara adalah organisasi kemasyarakatan Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI). Sayap Partai Demokrat ini terus menggelar berbagai aktifitas sosial. Wajarlah jika PDRI menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dirangkai doa bersama menyambut Tahun Baru 2015 dan ikut berbelasungkawa pada korban musibah pesawat AirAsia QZ8501. Acara yang penuh rasa haru itu diselenggarakan di Kantor Pusat Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya no. 146, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2015). Direktur Eksekutif DPP-PD Fadjar Sampurno menyampaikan permohonan maaf dari Ketua Umum
DPP PDRI menggelar doa bersama dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor Pusat Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya no. 146, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2015). Acara juga dirangkai untuk mendoakan pergantian Tahun Baru 2015 dan para korban musibah pesawat Air Asia QZ8501. Tampak dari kiri ke kanan Ketua DPPPA DPP-PD Andi Timo Pangerang, Direktur Eksekutif DPP-PD Fadjar Sampurno, Ustazah Hj Sri Nurlena, Ketua Umum PDRI Titik Budhisantoso, serta Pimpinan PDRI Ida Ria Simamora dan Monirah Jafar Hafsah. (foto: mcpd)
Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Harian Syarif Hasan serta Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono yang tidak bisa hadir karena ada tugas lain. “Semoga di Tahun Baru 2015 kita selalu mendapat tuntunan, bimbingan, rezeki dan kesehatan serta rahmat Allah SWT agar kehidupan kita lebih baik lagi,� ujar Fadjar dalam sambutannya. Fadjar menjelaskan Partai Demokrat tetap berpihak
PEREMPUAN DEMOKRAT
sumber daya manusia kepada kader perempuan di berbagai daerah. Program itu hingga saat ini masih terus dilakukan. “Dengan adanya pelatihan-pelatihan tersebut, mudahmudahan pada Pemilu 2019, Partai Demokrat menjadi juara lagi,� Andi Timo mengharapkan. Sebelumnya, Ketua Umum PDRI Titi Budhisantoso mengatakan, inti acara ini adalah doa bersama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tahun Baru 2015 serta berdoa untuk para korban Air AsiaQZ8501 agar arwahnya dapat di terima Allah SWT. Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kekuatan dan ketabahan. Hadir dalam acara tersebut diantaranya para anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI, Pengurus Persatuan Istri Anggota (PIA) FPD DPR-RI, Pengurus DPPPA DPP-PD, Pengurus DPP PDRI, anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta, Pimpinan DPD PDRI Jakarta, dan Pimpinan DPC PDRI se-Jakarta. iwan k/dik
Februari 2015
dan menjaga program-program pro-rakyat yang telah digulirkan di masa Pemerintahan SBY terus berjalan karena manfaatnya telah dirasakan masyarakat. Apabila kebijakan pemerintahan sekarang programnya pro-rakyat maka Partai Demokrat mendukung tetapi bila sebaliknya maka Partai Demokrat mengkritisi bahkan menolaknya. Mengenai rencana digelarnya Kongres Partai Demokrat tahun 2015, Fadjar Sampurno mengajak kader berpikir realistis bahwa untuk saat ini SBY masih dibutuhkan memimpin PD 5 tahun ke depan. Sementara itu Ketua Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) DPP-PD Andi Timo Pangerang memberikan apresiasi kepada PDRI atas terselenggaranya acara ini dan membuktikan bahwa PD sangat peduli kepada kaum perempuan. Untuk Visi tahun 2015 – 2010, Andi Timo Pangerang menegaskan bahwa DPPPA yang dipimpinnya ingin meningkatkan keterwakilan kaum peremuan di parlemen baik di pusat ataupun di daerah. Karenanya DPPPA terus memberikan pelatihan kepemimpinan dan peningkatan
Para anggota DPP PDRI yang turut berdoa untuk korban musibah pesawat AirAsia QZ8501. (foto: mcpd)
113
TAJUK DEMOKRAT
Aklamasi untuk Kematangan Berdemokrasi
Februari 2015
P
114
artai Demokrat segera melaksanakan kongres, sebuah forum tertinggi, dalam waktu dekat. Ini adalah kongres ketiga partai berideologi nasionalisreligius. Antara kongres kedua yang digelar di Bandung, Mei 2010, dan kongres mendatang, Partai Demokrat sempat menggelar Kongres Luar Biasa di Bali akhir Maret 2013. Di Kongres Luar Biasa itu pula para kader pemilik hak suara beraklamasi; bersepakat bulat untuk memilih Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat hingga tahun 2015. SB Yudhoyono dipilih aklamasi memimpin Partai Demokrat setelah Anas Urbaningrum, ketua umum yang lama, mengundurkan diri karena tersandung kasus korupsi. Kini menjelang kongres ketiga, mayoritas mutlak kader kembali meminta kesediaan SB Yudhoyono menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Seperti halnya ketika meminta SB Yudhoyono menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, pada Maret 2013, harapan para kader juga hanya satu: SB Yudhoyono akan membawa Partai Demokrat kembali menjadi partai politik terbesar di republik ini. Para kader memahami, SB Yudhoyono adalah figur perekat yang bisa diterima seluruh kader PD. Mayoritas mutlak kader yakin, SB Yudhoyono dengan segudang pengalaman dan pengetahuan serta sikap kenegarawanannya kembali membawa Partai Demokrat ke masa keemasan. Jika menyimak perjalanan politik SB Yudhoyono, wajarlah kalau mayoritas kader menginginkan Sang Penggagas dan Pendiri Utama Partai Demokrat memimpin partai tengah yang modern ini. SB Yudhoyono adalah putera terbaik bangsa. SB Yudhoyono adalah Presiden RI ke-6 yang kiprahnya memimpin negara dalam satu dasawarsa (periode 20042009 dan 2009-2014) mengguratkan tinta emas dalam sejarah. Perjalanan Pemerintahan SB Yudhoyono dalam satu dekade menghasilkan begitu banyak kemajuan di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hukum, HAM, lingkungan hidup, budaya, pertahanan dan keamanan, politik, serta aspek-aspek lain dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keberhasilan SB Yudhoyono tak hanya diakui bangsa besar ini tetapi juga dunia internasional. SB Yudhoyono adalah Kepala Negara RI yang terbanyak menerima penghargaan resmi dari berbagai negara dan lembaga internasional. Keintelektualan SB Yudhoyono pun diakui dunia. SB Yudhoyono adalah Guru Besar (Profesor) dalam bidang ilmu Ketahanan Nasional oleh Universitas Pertahanan
Indonesia. Ia juga menerima 10 gelar Doktor Honoris Causa, yang 8 di antaranya berasal dari universitas ternama dunia. Sebuah bukti atas kecerdasan dan kematangan berpikir SB Yudhoyono. Di bidang demokrasi, SB Yudhoyono menjaga agar pemilihan kepala negara dan kepala daerah tetap dilakukan secara langsung. Di masa kepemimpinan SB Yudhoyono, adanya kebebasan pers, penegakan hukum, partai politik semakin aspiratif, masyarakat sipil yang makin berpartisipasi dalam perubahan arah bangsa, menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Sikap mayoritas mutlak kader yang menginginkan kembali dipimpin SB Yudhoyono menunjukkan bahwa para kader Partai Demokrat sesungguhnya sangat memahami apa yang disebut kematangan dan kedewasaan berdemokrasi. Berdemokrasi sesungguhnya bukanlah pemaksaan kehendak. Berdemokrasi adalah kesediaan penuh untuk mewujudkan keinginan mayoritas rakyat; mayoritas kader. Jika mayoritas mutlak kader menginginkan SB Yudhoyono kembali memimpin Partai Demokrat secara aklamasi maka adalah sikap anti-demokrasi adanya penantangan-penantangan terhadap keinginan aklamasi mayoritas mutlak kader. Adalah sebuah kematangan berpikir jika mayoritas mutlak kader menyadari bahwa SB Yudhoyono, yang diakui dunia internasional kepemimpinannya, kini diharapkan memimpin para kader yang mencintainya. Adalah sebuah kedewasan berpolitik jika mayoritas mutlak kader menyadari bahwa Partai Demokrat sangat membutuhkan kepemimpinan SB Yudhoyono untuk bisa kembali memenangkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden-Wapres di 2019, tentu pula berbagai Pemilu Kepala Daerah yang mulai digelar akhir 2015. Permintaan mayoritas mutlak kader agar SB Yudhoyono kembali memimpin Partai Demokrat justru menunjukan para kader sangat dewasa; sangat memahami bahwa yang paling utama adalah kepentingan partai. Kepentingan partai harus didahulukan di atas kepentingan kelompok apalagi pribadi. Sebagai produk sah dalam demokrasi maka keinginan mayoritas mutlak kader untuk beraklamasi tentu harus disetujui. Sikap segelintir kader yang menantang adanya aklamasi pada Kongres Partai Demokrat ketiga sesungguhnya sikap yang anti-demokrasi. Apalagi jika mereka bukanlah pemilik hak suara dan semata-mata berkeinginan membuat huru-hara. didik l pambudi