majalah dflores ; edisi perdana

Page 1


2

dflores

Media Kawasan Pulau Flores


Media Kawasan Pulau Flores

dflores

3


"Kita adalah pejuang. Hatta dan Tan Malaka lebih sadis dari kita. Kita hanya belum dipenjarakan saja".

Dflores_MEI—JUNI 2014 Model: Aldo Molo Judul: Menyusun Pulau Flores Foto: df

FLORESCULTURE 19_Kalender Pertanian 20_Mbaru Niang FLORESKULINER 21_Nasi Bambu PANORAMA 28_Pesona Pagi WIRAUSAHA 32_Marning Jagung DIDAKTIKA 34_Paduan Suara

24_WORLDSPOT

4_REDAKSIONAL 5_TESTIMONI 6_PERSPEKTIF 7_TEROPONG

PROFIL

46_Gara-gara Soekarno

WORLDFACT 36_Mereka Mengira Peluru

SPORTVIEW 44_Erick Thohir Foto: eddy due woi/nagekeo photographer club

dflores

dflores: MEDIA KAWASAN PULAU FLORES

HISTORIA 38_Bung Karno SENI & SASTRA 40_Cerpen 42_HipHop

4

Itulah sepenggal kalimat yang diungkapkan oleh salah satu kru dflores ketika di suatu sore kami mencoba menggagaskan ide untuk mencetuskan majalah yang kini telah hadir di hadapan anda. Pernyataan ini adalah spirit yang Urbanus Haji A. No mengubah kekosongan kami dalam berbagai Chief Editor hal saat itu dengan sebuah gerakan perubahan yang mencoba merangkaikan semua tentang hal di wilayah nusa tenggara dalam bentuk tulisan. Kisah hidup, potensi pariwisata, dan budaya di nusa tenggara telah mempesona di negeri ini bahkan dunia. Namun banyak kisah itu hanya hidup dalam cerita-cerita para petualang atau pemiliknya. dflores ingin membuat semua itu menjadi milik semua orang. Karena kisah bahkan jiwa seseorang bisa mati tetapi tulisan akan tetap hidup sekalipun pemiliknya mati. dflores hadir sebagai keabadian. dflores terpilih menjadi nama majalah bulanan ini dengan berbagai alasan tanpa ada unsur primordialisme untuk mengusung "ketenaran" sepihak mengenai pulau ini. Pertama, Pulau Flores yang adalah salah satu gugusan pulau di provinsi NTT itu memiliki kisah unik dari namanya. Ada yang menyebutnya sebagai Pulau Ular (Nusa Nipa), ada yang menyebutnya Pulau Bunga. Semuanya menyimpan kisah yang mempesona. Kedua, Pulau Flores cukup mendunia dengan adanya satwa liar dan langka, seperti komodo yang kini telah masuk dalam tujuh kejaiban dunia. Selain itu, di sana ditemukan Homo Floresiensis (manusia Flores dijuluki Hobbit) yang kerangkanya diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun lalu. Penemuan ini membuktikan bahwa Homo Floresiensis bukan merupakan manusia modern melainkan spesies yang berbeda. Dengan kenyataan-kenyataan ini seakan-akan mengklaim kalau pulau ini sebagai pulau yang timbul. Yang tidak menyatu dengan benuabenua lain karena keberadaan Komodo dan fosil itu hanya ada di Pulau ini. Namun kami tidak ingin mengklaim itu sebagai kebenaran mutlak. Yang kami hadirkan bahwa kisah itu harus diceritakan melalui kata. Dan majalah dflores akan mengangkat segalanya agar berbagai hal bisa tersimpan dalam tulisan dan jadi milik bersama sebab budaya akan mati tetapi kata tetap hidup. Kata-kata terbang tetapi tulisan tetap tinggal: Verba Volant, Scripta Manent.

SUDUTFLORES 48_Famboyan MUSTKNOW 49_Portugis di Indonesia JUSTSPEAK 50_Filosofi Hidup Bulu Ketek

CHIEF EDITOR: Urbanus Haji Ahmad No EDITOR: Roman Rendusara, Will Siga, Yanto Demu, Helena W. Masa, Petrus Rebo Moi CREATIVE: dflores media kreasi IT SUPPORT: Abdurrachman Assegaff Rikardus S. Dawa PHOTOHRAPH: F. Wara., Robert DISTRIBUTOR/MARKETING: Yosef Vantri, Hendrik Dapa Ngole, Montes, Reni

Published by: MITRA KREASI GLOBAL: Indie management Branding: dflores Basecamp (Temp.): Jl. Nairoa Lokaria, (samping timur gudang Virgo), Desa Habi, Kec. Kangae, Maumere, Kab Sikka. Telp. : 0812 8027 5681 0852 8699 6974, 0813 3700 7312 Email: mediadflores@gmail.com Printed by: df media kreasi

UNTUK PEMASANGAN IKLAN/ADVETORIAL 0812 8027 5681, 0852 8699 6974, 0813 3700 7312

Media Kawasan Pulau Flores


Saya memberi apresiasi atas gebrakan yang telah dibuat oleh dflores sebagai majalah kawasan di Pulau Flores. Flores itu indah. Bukan hanya alam tetapi manusianya. Salut untuk dflores! Bapak Paulus Talo, Pelaku Pariwisata

Tanpa ada unsur primordialisme, kehadiran majalah dflores telah memberi bukti tentang kebangkitan anak-anak muda tentang pentingnya meninggalkan segala hal tentang Flores dalam tulisan. Maju terus dflores. Ketua Serikat Perusahaan Pers NTT- Herry FF Battileo

Kita sangat mendukung kehadiran dflores dengan tulisan-tulisannya yang riil dan objektif tapi sangat inspiratif. Maria Lele: Anggota DPRD dari Kabupaten Ngada

Foto: dflores/jaga po ende

Di antara panasnya berbagai wacana dan opini mengenai politik dan hukum, dflores hadir dengan terobosan baru yang bisa memenuhi dahaga publik akan informasi yang lebih bernuansa eksploratif dan inspiratif. Isodorus Lilijawa: Anggota DPRD Kabupaten Kupang

Kehadiran majalah dflores dengan konsep yang jelas, penuh inspirasi dan eksplorasi yang dalam kiranya mampu memberi kontribusi dalam menambah wawasan berpikir dalam masyarakat. Kita terlahir dari tanah yang sama, digenangi oleh air yang sama, dipayungi oleh langit yang sama, dibentengi oleh gunung dan bukit yang sama. Kami hadir dari sebuah pemaknaan ‘AKAR’ dan terinspirasi oleh kokoh dan semerbaknya Flamboyan. “MENGENAL DIRI SEBAGAI ORANG FLORES TENTANG KE-FLORES-AN” adalah landasan sehingga dflores sebagai bagian dari orang Flores hadir di antara sesama orang Flores. “BERSAMA KITA SALING BELAJAR, MENGENAL SEBAGAI DIRI YANG SAMA DALAM PERBEDAAN” Syukur dan terima kasih untuk semua petunjuk dan dukungannya. Restu dari seluruh orang-orang Flores sangatlah dflores harapkan untuk kelanjutan media ini. Salam!

dflores Media Kawasan Pulau Flores

Bupati Manggarai Timur, Drs.Yoseph Tote, M.Si

Kehadiran majalah dflores dengan jargon inspiratif dan eksploratif dharapkan mampu mengangkat segala hal yang ada di Flores ini agar mampu memberi nilai positif bagi masyarakat. Bupati Ngada : Marianus Sae

Saya memberikan apresiasi kepada dflores memperkenalkan Flores secara holistik ke dunia.

yang

mau

Wakil Bupati Sikka: Paulus Nong Susar

Welcome dflores! Semoga ke pencerahan pada masyarakat.

depan

bisa

memberi

banyak

Wakil Bupati Nagekeo, Paulinus Nuwa Veto

Selama ini kita rindu agar ada media yang bisa membantu mempromosikan semua hal mengenai segala aset budaya yang ada di Flores ini agar bisa mendunia. Kehadiran dflores kira bisa memenuhi mimpi kami ini. Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Timur- Bapak Drs. Hendrikus Ganggur

Kita sangat mendukung kehadiran dflores yang mampu membangkitkan animo baca dan tulis masyarakat khususnya kawula muda. Kepala Koperindag Ngada: Ibu Anastasia Moi

Kami sangat mendukung kehadiran dflores yang mau mengekspose segala hal tentang Flores yang selama ini masih banyak tidak dikenal. Staf di Dinas Pariwisata Maumere: Ibu Fenny Daga

dflores

5


suara Para Perantau Gerson Poyk Sastrawan/Budayawan

Meskipun laut dan maut adalah bayangan Masih kudengar suaramu mengisah Dalam jiwaku tempat percakapan tenggelam dan membinar Berdering dalam syair perantauan.

K

alau tidak salah ingat, di tahun 50-an ada sebuah puisi di majalah Mimbar Indonesia yang ditulis oleh Osram. Ia berdiri di pantai Australia. Karena rindunyanya pada tanah air, ia mengirim suara burung Cocabura lewat lidah-lidah gelombang. Ini sesuai dengan sajak saya di atas: meskipun laut dan maut adalah batas pisah, masih kudengar suaramu mengisah. Barang siapa yang mengadu nasib di luar negeri akan merasa betapa rindunya ia pulang ke tanah air dan rindunya terpuaskan ketika mengirim uang kepada anak istrinya, saudaranya terutama orang tuanya. Ada momen-momen tertentu ketika seorang perantau mengisi gerongga liang melayang di tingkat ke tiga puluh, merenung dari jendela kaca ke alam luas, ke kaki langit dan memandang halaman dalam khayalnya lalu bertanya mengapa sampai aku terdampar di gerongga atau liang melayang ini? Nasib ini adalah perjuangan mengatasi alienasi selama di tanah air. Ini adalah perjalanan dari kemiskinan struktural menuju liang melayang yang menampung seorang manusia yang ditakdirkan menjadi budak upah di tanah perantau yang sunyi. Rasa terasing ini adalah adalah penyakit yang membuat orang jadi agresif walaupun Ia ada dalam kerangkeng ndoro-ndoro asing. Di sana sini terjadi perlawanana “to be or not to be� walau ia cacing keparat yang mencari makan di kandang modern milik ndoro. Perlawanan yang demikian dibalas oleh kekuatan

6

dflores

mutlak yang dimiliki para ndoro asing tempat ia menjadi budak upah. Ia digebuki, disirami air panas, dibuang ke jendela tingkat tiga puluh, jatuh ke tanah, patah tulang, mampus kayak binatang. Maaf kalimat-kalimat saya ini adalah amarah puitis (amarah suci) terhadap kemiskinan struktural yang menyebabkan migrasi besar-besaran walau tidak mengerti bahasa Inggris, Cina dan Arab. Di Indonesia negri yang memiliki tanah yang subur dan laut yang kaya, tidak terbuka secara sempurna (ideal) untuk kedua macam energi itu. Lalu kedua energi fisik dan psikis pada jutaan manusia Indonesia diambil oleh kapitalisme dunia. Jutaan orang meluncur ke dalam terowong alienasi. Pemimpin negeri ini sebenarnya tahu bahwa Indonesia adalah negeri yang subur dan kaya. Di perut bumi tersedia barang tambang tapi pemimpin belum memiliki intuisi kreatif. Intuisi kreatif bergerak di bidang science, teknologi, ekonomi, ekologi, politik, sosial, dan seni. Intuisi kreatif (intuisi puitis) menggerakan semua aspek kejiwaan manusia mulai dari akal, perasaan, imajinasi, naluri dan panca indra. Semua aspek itu bagai lembar-lembar bunga yang terkembang di bawah rahmat kehidupan, tetapi sekaligus menyatu permai. Alienasi merupakan wabah di negeri kita. Kaki orang Indonesia berada di bumi subur dan laut kaya tetapi otaknya di padang pasir. Struktur pemerintah nampaknya penyebab keterasingan ini. Struktur pemerintah tidak sadar bahwa mengorek-ngorek tanah saja dalam tiga bulan sudah memperoleh makanan bergizi. Keterasingan struktural dari bumi dan laut kaya yang menyebabkan kemiskinan struktural (kemiskinan yang disebakan oleh struktural pemerintah) sehingga orang lari ke luar negeri dan celakanya menderita alienasi ganda. Di negeri sendiri miskin, di negeri orang tersiksa, terasing jauh dari kebahagiaan.

Media Kawasan Pulau Flores


Sejenak di suatu hari Ketika menyusuri belahan bumi Di sana terurai ‘bunga Desember’ Terbentang di atas tanah yang masih bercadas jatuh memeluk tanah

memahami flores

P

esona Pulau Flores memancarkan keindahan naturalis yang tidak tertandingi mulai dari kehidupan masyarakatnya dan kemegahan alamnya. Kehidupan masyarakat diwarnai tradisi, yang bukan sekedar kuat namun mengakar. Mereka tidak kolot tetapi mampu menghidupi “kelampauannya” dalam bentuk-bentuk kearifan lokal, yang tetap bernilai aktual sampai kini. Sayangnya, keunikan-keunikan ini belum banyak terjamah. Keunikan ini dilihat sebagai hal yang biasa dan mengalir begitu saja. Butuh sedikit waktu untuk merenung sehingga pada akhirnya orang bisa memahami “keajaiban” dari Pulau ini. Ilham inilah yang memungkinkan pada akhirnya orang bisa mengisahkan semua hal tentang Pulau ini dalam tulisan. Mengisahkan Flores dalam tulisan adalah terobosan yang sangat bernilai. Lebih bernilai jika terobosan ini mulai dari masyarakat dengan mengatasnamakan Flores itu sendiri. Ia harus ada dan mulai dengan Flores sehingga pesona yang dihidupi serta diagungkan itu menjadi alter ego (bagian dari dirinya sendiri) dan bukan hanya sekedar komersialisasi orang-orang asing dan orang-orang ‘proyek’. Terobosan ini bukanlah pengaktualisasi keberadaan Pulau Flores, sebab eksistensinya ini sudah ada sejak dahulu. Dan yang ada itu sempurna. Di sisi lain hal ini bukanlah bentuk pengkultusan yang seakan mau mendewakan Flores sehingga mengeliminasikan keberadaan yang lain. Tetapi semua ini mengalir pada satu hal yakni exploration and inspiration Flores Island: menjadikan Pulau Flores sebagai wadah untuk menemukan nilai-nilai keindahan dan kearifan lokal demi menginspirasi kehidupan masyarakat Flores.

Media Kawasan Pulau Flores

Foto: f. wara/tanawawo

Inilah tujuan dari permenungan tentang keabadian Flores dan menjadi tanggung jawab yang harus kita emban demi masa yang kita miliki bersama. Ini adalah tanggung jawab kita semua untuk memenuhi panggilan kita dalam membangun sebuah persatuan yang sempurna dengan berakar pada kearifan lokal. Ini adalah soal tanggung jawab untuk mengatasi korporasi destruktif dengan mengakhiri sebuah kebiasaan buruk di “jalanan Flores” yang berprinsip bahwa yang terbaik bagi saya saja sudah cukup. Namun, ironisnya semua itu diletakan di atas beban penderitaan atau dengan mengorbankan hak-hak orang Flores. Flores dalam segala aspeknya menampakan begitu banyak warna. Warna kehidupan Flores menjadi bagian dari permenungan akan warna warni kehidupan itu sendiri. Ini mungkin tidak berlebihan, ketika bertanya pada diri sejauh mana sebagai seorang ‘anak flores’ kita mengenal ’FLORES”. Sejauh mana kita berbuat untuk untuk FLORES. FLORES: I AM YOUR CHILD.(df)

dflores

7


Power Of Flores

Sekilas gambaran Flores dalam delapan (8) Kabupaten

F

lores merupakan salah satu pulau dari 13.466 pulau yang di Indonesia. Terletak di antara garis lintang selatan 8°4’ dan 8° 58’, dan di antara garis bujur timur 119° 48’ dan 123° 1’30”, terbentang sepanjang 360 km, di sebelah Barat laut Benua Australia. Flores adalah salah satu pulau di wilayah tenggara Indonesia yang termasuk dalam jajaran kepulauan Nusa Tenggara yang di antaranya termasuk pulau Timor dan Sumba. Di ujung barat dan timur Pulau Flores ada beberapa gugusan pulau kecil. Di sebelah timur ada gugusan Pulau Lembata, Adonara, dan Solor, sedangkan di sebelah barat ada gugusan Pulau Komodo dan Rinca. Sebelah barat pulau Flores, setelah gugusan pulau-pulau kecil tersebut, terdapat pulau Sumbawa (NTB), sedangkan di sebelah timur setelah gugusan pulau-pulau kecil tersebut, terdapat kepulauan Alor. Di sebelah tenggara terdapat pulau Timor. Di sebelah barat daya terdapat pulau Sumba, di sebelah selatan terdapat laut Sawu, sebelah utara, di seberang Laut Flores terdapat Sulawesi. Pulau Flores memiliki luas 14.300 km².

8

dflores

Pulau Flores memiliki ragam keistimewaan yang ditampilkan melalui pesona alam yang indah, tradisi masyarakat yang membumi serta kearifan-kearifan lokal yang dihidupi dari generasi ke generasi. Semua pesona dan keindahan ini ditampilkan secara khas oleh delapan Kabupaten yang ada di Flores. Menariknya setiap Kabupaten ini memiliki kekhasan sendiri. Tetapi semua ini disatukan di atas daratan yang sama yakni Pulau Flores. Pulau Flores dengan delapan Kabupaten ini, kini telah menjadi salah satu destinasi wisata. Ada berbagai alasan yang menyebabkan Pulau ini menjadi buruan pariwisata. Letak geografisnya yang menghadirkan hawa tersendiri serta kehidupan budaya masyarakatnya yang masih naturalis menjadikan Pulau itu bagaikan khayangan yang tercipta di bumi Kisah itu kini telah dihidupkan dan diceritakan oleh banyak khayalak ramai. Namun tidak dipungkiri bahwa semua hal ini belum terekspose semua secara detail terutama mengenai keunggulan dan kekhasan dari delapan Kabupaten yang ada di Pulau Flores.

Penduduk di Flores, pada tahun 2012, mencapai 1,9 juta jiwa. Para penduduk di Flores adalah merupakan percampuran etnis antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Hal ini dikarenakan pernah menjadi Koloni Portugis, maka interaksi dengan kebudayaan Portugis sangat terasa dalam kebudayaan Flores, baik melalui genetik, agama, dan budaya. Flores adalah bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini dibagi menjadi delapan kabupaten; dari barat ke timur sebagai berikut: Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo, Manggarai dengan ibukota Ruteng, Manggarai Timur dengan ibukota Borong, Ngada dengan ibukota Bajawa, Nagekeo dengan ibukota Mbay, Ende dengan ibukota Ende, Sikka dengan ibukota Maumere, dan Flores Timur dengan ibukota Larantuka.

Media Kawasan Pulau Flores


Foto: Panoramio.com

Flores Timur

Foto-foto: Istimewa

F

lores Timur adalah sebuah kabupaten yang berada di bagian timur Pulau Flores, provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) dengan kota Larantuka sebagai Ibukota Kabupaten. Luas Wilayah adalah 1.813,20 km2 dengan Jumlah Penduduk 260.630 Jiwa. Penduduknya beragama Katolik, diikuti Islam, Hindu, dan Buddha. Kabupaten Flores Timur ini terdiri atas enam pulau yakni Pulau Solor, Pulau Adonara, Pulau Konga, Pulau Suanggi, Pulau Besar, Pulau Kambing. Serta dibagi menjadi 19 Kecamatan, yaitu: Adonara Barat, Adonara Timur, Ile Boleng, Ile Mandiri, Kelubagolit, Larantuka, Solor Barat, Solor Timur, Tanjung Bunga, Titihena, Witihama, Wotan Ulu Mado, Wulanggitang, Demon Pagong, Lewolema, Ile Bura, Adonara, Adonara Tengah, Solor Selatan. Batas wilayah kabupaten Flores Timur adalah sebelah utara dengan Laut Flores, sebelah timur dengan Kabupaten Lembata, sebelah selatan dengan: Laut Sawu dan sebelah barat dengan: Kabupaten Sikka. Letak Astronomis Kabupaten Flores Timur adalah di antara 8째 3' 36" LS - 8째 38' 24" LS dan 122째 39' 0" BT - 123째 20' " BT. Kabupaten Flores Timur juga berada di dalam jalur daerah gunung berapi di Indonesia, memiliki 4 gunung berapi yaitu gunung Lewotobi Laki-Laki, gunung Lewotobi Perempuan, gunung Lereboleng dan gunung Ile Boleng. Beriklim tropis dengan panjang musim kemarau antara 8 - 9 bulan dan sisanya rentangan musim penghujan antara 3 - 4 bulan. Sarana transportasi di Flores Timur melalui darat, udara melalui bandar udara Gewayan

Media Kawasan Pulau Flores

Tana. Selain itu transportasi laut melalui pelabuhan lautnya. Flores Timur memiliki potensi dalam bidang pertanian, kelautan dan perikanan. Hal ini masih didukung pula dengan besarnya potensi tambang yang ada di wilayah Flores Timur, yang tersebar di beberapa kecamatan. Mata pencarian penduduk pertanian: Palawija, Jagung, Singkong, Ubi, Kemiri, Jambu Mete, Kopi, Vanili, Asam dan lain-lain. Nelayan, Wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil. Selain itu para penduduk mengembangkan pertenunan tradisional (tenun ikat) yang coraknya memiliki kekhasannya sendiri. Upacara keagamaan Paskah "Semana Santa", di mana penduduk kota biasa melakukan perarakan membawa Patung Yesus dan Bunda Maria sebagai pelindung dan penyelamat umat manusia umumnya dan masyarakat Larantuka khususnya untuk diarak mengelilingi kota Larantuka menjadi satu destinasi andalan pariwisata di kabupaten ini dan telah terkenal ke seluruh penjuru dunia. Wisata bahari, yaitu menikmati pantai dan pulau yang indah atau juga melakukan kegiatan seperti scuba, snorkling atau renang karena pantai dan laut yang terhampar semuanya masih perawan dan belum dirusak oleh tangan ataupun limbah, baik industri ataupun rumah tangga. Masyarakat Flores Timur terikat dengan adat-istiadat serta tata cara yang telah menjadi tradisi dari generasi ke generasi yang menjadikannya sebagai masyarakat yang sangat menghargai etnis, budaya, agama dan ras yang lain di dalam tatanan kehidupan dan bermasyarakat.(df/bs)

dflores

9


Foto: df

Sikka

10

dflores

juga fasilitas lainnya yang mendukung menyebabkan Kabupaten Sikka juga dijadikan sebagai salah satu pintu gerbang utama bagi arus masuk/keluarnya barang di daratan Flores. Beberapa perusahaan papan atas skala nasional yang sudah masuk di Maumere Flores adalah Adira Finance, Apotek K-24, Lab. Prodia, Apotek Kimia Farma, Telkomsel, Bank Danamon, Bank BNI 46, Bank Mandiri, Gramedia, Merpati, Bank Sinar Mas dan sisanya lagi adalah perusahaan lokal daerah/provinsi. Kawasan ini memiliki potensi kekayaan alam yang cukup beragam, misalnya: Ikan Laut, Jambu Mete (organik), Kakao (organik), Rumput Laut, Kemiri, Asam. Bahkan kini terdapat Pusat Pembelajaran Kakao atau Cocoa Learning Center (CLC) di desa Tebuk, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Tujuan wisata potensial pantai Magepanda. Kabupaten Sikka juga memiliki tempat tujuan wisata yang layak untuk dikunjungi, yaitu: Wisata Selam dan Pantai (Eko-Wisata) di Kojogete, Pulau Pemana, Pulau Babi, Pantai Magepanda dan Pantai Paga. Wisata Lansekap atau Saujana (EkoWisata) Gunung Api Egon dan Gunung Kimangbuleng. Wisata Budaya di Gereja antik peninggalan Portugis di Sikka, Katedral St. Yosef di Maumere dan regalia peninggalan rajaraja Sikka. Beberapa wisata kuliner juga menjadi andalan Maumere. Salah satu alat musik tiup tradisional NTT asal Kabupaten Sikka, masyarakat dari suku Talibura menyebut alat musik tradisional ini dengan nama Sason Atau Sason Nuren. Juga terdapat alat musik yang sering digunakan dengan irama tradisional untuk event-event tertentu yakni Gong Waning. Tarian tradisional asal Kabupaten Sikka adalah sebuah ragam tarian tradisional yang dikenal dengan nama tarian Leke atau Tari Leke. Tari Leke ini ditarikan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas keberhasilan yang mereka raih.Di sini juga terdapat tarian Hegong, Bebing, patar alu, yuk toger, dan lainnya.(df/bs)

Media Kawasan Pulau Flores

Foto-foto: Istimewa

K

abupaten Sikka terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan Ibukota Kabupatennya Maumere. Luas Wilayah 1.731,90 Km2, Jumlah Penduduk 300.041 Jiwa. Dahulu Kabupaten Sikka merupakan Onder Afdeling yang kemudian menjelma menjadi "swapraja sikka" (propinsi sunda kecil). Swapraja Sikka diperintah oleh seorang raja yang memerintah secara turun temurun. Baru pada tahun 1967 daerah tingkat II Sikka diganti namanya menjadi Kabupaten Sikka. Wilayah Kabupaten Sikka dibagi menjadi 21 kecamatan, yaitu: Paga, Mego, Lela, Bola, Talibura, Waigete, Kewapante, Nelle, Palue, Nita, Alok, Alok Barat, Alok Timur, Tanawawo, Koting, Kangae, Hewokloang, Doreng, Mapitara, Waiblama, dan Magepanda. Penduduk Kabupaten Sikka 91% beragama Katolik. Kawasan pesisir utara cukup banyak dihuni oleh warga keturunan etnik Tidung-Bajo, Bugis serta Jawa dan Tionghoa. Batas-batas geografis Kabupaten Sikka sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Flores Timur, sebelah selatan berbatasan dengan: Laut Sawu, sebelah barat berbatasan dengan: Kabupaten Ende. Letak astronomis Kabupaten Sikka adalah di antara 8째 6' 36"LS 8째 48' 0"LS Dan 121째 40' 12"BT - 122째 41' 24"BT. Kabupaten Sikka memiliki posisi yang strategis sebagai jalur masuk keluarnya barang lintas Flores. Sarana transportasi udara yang dapat digunakan sebagai akses masuk dan keluar dari Kabupaten Sikka ini dapat diakses melalui bandar Udara Frans Seda yang melayani mobilitas penduduk antar pulau dan aktifitas ekspor dan impor. Sarana perhubungan laut dari dan keluar Kabupaten Sikka ini dapat diakses melalui Pelabuhan Laut Sadang Bui. Selain pelabuhan laut ini, Kabupaten Sikka juga dapat diakses melalui sebuah pelabuhan kecil lainnya yang berada di Wuring Lama. Karena letaknya dan


Foto-foto: Istimewa

K

abupaten Ende adalah sebuah kabupaten di Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas kabupaten ini ialah 2.046,6 km² dan populasi 238.040 jiwa. Batas wilayah kabupaten Ende yaitu: batas wilayah sebelah utara Kabupaten Ende berbatasan dengan Laut Flores di Nangaboa dan di Ngalu Ijukate. Sebelah selatan Kabupaten Ende berbatasan dengan Laut Sawu juga di Nangaboa dan di Ngalu Ijukate. Sebelah Timur Kabupaten Ende berbatasan dengan Kabupaten Sikka dari Pantai Utara Nangambawe, Hangamanuria ke arah selatan dan di Ngalu Ijukate. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ngada dari Pantai Utara di Nanganiohiba ke arah Tengah Utara, Wuse ke arah Tengah Selatan, Sanggawangarowa menyusur Kali Nangamboa ke arah Pantai Selatan dan di Nangamboa. Sedangkan untuk letak astronomis, kabupaten Ende terletak pada 8°26’24,71” LS – 8°54’25,46” LS dan 121°23’40,44” BT – 122° 1’33,3” BT. Kabupaten Ende terdiri dari 21 kecamatan, yaitu: Nangapanda, Ende, Ende Selatan, Ende Utara, Ende Tengah, Ende Timur, Ndona, Wolowaru, Magekoba/Maurole, Detusoko, Pulau Ende, Maukaro, Wewaria, Wolojita, Kelimutu, Detukeli, Kota Baru, Lio Timur, Ndori, Ndona Timur, Lepembusu, dan Kelisoke. Wilayah Kabupaten Ende ini termasuk juga dalam deretan jalur gunung berapi. Gunung berapi Ia dan gunung berapi Mutubusa. Curah hujan di Kabupaten Ende tercatat lebih signifikan pada bulan November hingga bulan April. Dengan curah hujan rata-rata pertahun 2.171 Mm. Perbedaan amplitudo suhu harian rata-rata juga tidaklah terlampau signifikan,

Media Kawasan Pulau Flores

Foto : df

Ende berada dalam ambang 6,0°C. Di mana suhu terpanas pada siang hari adalah 33°C dan suhu udara malam hari memiliki suhu terendah pada titik 23° C. Kelembaban nisbi Kabupaten Ende berada dalam kisaran rata-rata 85 %. Sumber utama pertanian bagi masyarakat Kabupaten Ende adalah dari beberapa mata air yang relatif bertahan debit airnya, selain dari sumber mata air tadahan lainnya. Beberapa lokasi mata air ini antara lain: Mata Air Wolowona, Mata Air Aekemele, Mata Air Moni, Mata Air Aeuri, dan Aewenanda. Satu Mata Air Bersih lainnya, yang sangat sehat sebab bisa langsung diminum tanpa harus direbus adalah Mata Air "Ae Bhobho", terletak di desa Wolokota kecamatan Ndona. Mata Air ini berdebit mencapai 40Lt/Detik, dan memenuhi kebutuhan dua desa yakni Wolokota dan Reka. Jenis tanah di Kabupaten Ende adalah Tanah Mediteran, Latosol, Alluvial, Regosol, Grumosol, dan Andosol. Berbagai tempat wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi antara lain: Danau Kelimutu, Kerikil Hijau di Pantai Penggajawa, Museum/Situs berupa sebuah rumah pengasingan Bung Karno. Danau Kelimutu adalah satu-satunya keindahan alam di dunia yang hanya terdapat di daerah Kabupaten Ende, melambangkan keagungan, kemegahan dan ketenangan hidup rakyatnya dengan tabah dan penuh semangat membangun daerahnya sepanjang masa. Monumen Pancasila, sebuah pohon sukun tempat Soekarno merenungkan dan merumuskan dasar-dasar negara Indonesia yang dikemudian hari dikenal dengan nama Pancasila. Pantai berpasir putih tempat kurakura & penyu bertelur Kec. Wolotopo 20 km Dari Kota Ende.(df/bs)

dflores

11


Foto: nagephotoclub.blogspot.com

Nagekeo

12

dflores

Dengan mudahnya akses dalam mencapai Kabupaten Nagekeo ini, menjadi harapan dalam meningkatkan pembangunan dan penanaman modal dari luar Kabupaten Nagekeo ini. Kabupaten Nagekeo menyimpan banyak ragam kebudayaan NTT (Nusa Tenggara Timur) yang belum terekspose secara gamblang. Sektor pertanian adalah sektor yang cukup diandalkan di Kabupaten Nagekeo, selain pertambangan dan serta industri lainnya yang juga berjalan seiring dalam memicu berkembangnnya Kabupaten Nagekeo ini. Kabupaten Nagekeo memiliki sebuah fasilitas lain yang diberikan dalam areal kawasan Kabupaten Nagekeo, yakni dikembangkannya Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu di Mbay, yang lebih dikenal dengan sebutan (Kapet Mbay), sehingga untuk ke depannya nanti, adalah sangat terbuka kemungkinan kawasan Kota Mbay ini untuk menjadi sentra produksi, pengolahan dan perdagangan hasil bumi dan hasil-hasil pertanian dengan memanfaatkan posisinya yang cukup strategis dan dukungan sumber daya alam yang memadai. Obyek wisata di Nagekeo ini antara lain adalah Pantai Aina dan hamparan panoramanya di sepanjang garis pantai, selain ada juga sumber mata air panas di Puta. Sebuah tarian tradisional NTT, yang berasal dari Kabupaten Nagekeo, di Pulau Flores yakni tari Togadu. Tari ini sebenarnya adalah tarian perang yang digunakan membangkitkan semangat kepahlawanan dari para pejuang di dalam medan pertempuran. Kabupaten Nagekeo untuk saat ini secara administratif terdiri dari 7 kecamatan, yaitu: Aesesa, Aesesa Selatan, Boawae, Mauponggo, Nangaroro, Keo Tengah, Wolowae.(df/bs)

Media Kawasan Pulau Flores

Foto-foto: Istimewa

K

abupaten Nagekeo adalah salah satu kabupaten di pulau Flores, dengan ibukotanya Mbay. Pusat pemerintahan Kabupaten Nagekeo berlokasi di Mbay. Wilayah ini merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Ngada. Kabupaten Nagekeo yang terletak di bagian barat di dalam Pulau Flores ini secara resmi berdiri sebagai sebuah Kabupaten Otonom pada tanggal 22 Mei Tahun 2007. Sebagai sebuah kabupaten baru, Kabupaten Nagekeo tentunya memiliki banyak ragam kebudayaan NTT (Nusa Tenggara Timur) yang belum terekspose secara gamblang. Secara geografis kabupaten Nagekeo terletak pada koordinat 121˚.10'.48 - 121˚24'.4 Bujur Timur dan 8˚.26'15'- 8˚40'0 Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Nagekeo adalah 1.416,96 km2. Batas administrasi Kabupaten Nagekeo: utara laut Flores, selatan Laut Sawu, barat kabupaten Ngada, timur kabupaten Ende. Sarana utama kota Mbay yang menghubungkannya dengan kabupaten lain yang berada di wilayah Flores adalah dengan jalan darat yang menghubungkan mulai dari kawasan paling timur Pulau Flores yaitu dari Larantuka adalah Ibukota Kabupaten Flores Timur menuju Kota Mbay sampai ke bagian barat Flores yaitu di Kota Labuan Bajo yang adalah ibukota Kabupaten Manggarai Barat. Akses transportasi yang dapat digunakan baik dari maupun ke luar Kabupaten Nagekeo dari luar Pulau Flores dapat menggunakan jalur laut melalui pelabuhan Aimere di Kabupaten Ngada atau bisa juga melalui pelabuhan laut di Kabupaten Ende dan jalur pesawat di bandara udara So'a di Kabupaten Ngada dan bandar udara Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende.


Foto:Panoramio.com

Foto-foto: Istimewa

Ngada

K

abupaten Ngada adalah sebuah kabupaten di bagian tengah pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten adalah Bajawa. Luas wilayah 1.645,88 Km km² dengan jumlah penduduk 132.716 Jiwa. Kabupaten Ngada berbatasan sebelah timur dengan Kabupaten Nagekeo, sebelah barat dengan Kabupaten Manggarai Timur, sebelah utara dengan Laut Flores, sebelah selatan dengan Laut Sawu. Letak astronomis kabupaten Ngada adalah berada di antara 8° 20'35,97" LS - 8° 57' 23,43" LS Dan 120° 48' 38,86" BT - 121° 08' 58,39" BT. Kondisi iklim daerah pegunungan yang sejuk dan ketersediaan hijauan yang relatif besar sangat cocok bagi pengembangan sektor peternakan di Kabupaten Ngada. Dengan panjang musim kemarau antara 8 - 9 bulan dan sisanya rentangan musim penghujan antara 3 - 4 bulan. Kabupaten Ngada juga berada di dalam jalur lintas gunung berapi dengan memiliki dua gunung berapi yaitu Gunung Inerie dan Gunung Inelika. Kabupaten Ngada memiliki tiga suku besar yaitu Suku Nagekeo, Suku Bajawa dan Suku Riung. Masing-masing suku ini mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri yang masih dipertahankan sampai saat ini, seperti rumah adat, bahasa yang berbeda satu sama lainnya, tarian, pakaian adat, dan lain-lain. Dalam kebudayaan Ngada, rumah adat main peranan penting dalam pola kemasyarakatan. Seorang Ngada adalah bagian dari suatu rumah adat, berarti dari satu marga. Lambang marga berupa ukiran. Daerah Ngada dimasukkan ke dalam World Heritage Tentative List UNESCO tanggal 19 Oktober 1995 dalam kategori Kebudayaan. Kabupaten Ngada ini sangat terkenal di kalangan wisatawan asing yang tertarik dengan kebudayaan. Di kabupaten Ngada juga terdapat Taman Laut Nasional 17 Pulau Riung. Di situ terdapat antara lain mawar laut, aneka jenis terumbu karang, Pulau Pasir Putih, kelelawar bakau di

Media Kawasan Pulau Flores

pulau Ontoloe, Mbou (Kadal Raksasa yang merupakan binatang purbakala) yang masih hidup secara alamiah di habitatnya hingga saat ini. Selain itu adalah permandian air panas alam Mengeruda, Danau Wawomudha yang air kawahnya berwarna merah, Air terjun Ogi, Wae Roa, eko wisata Lekolodo, dan Pantai pasir putih Waewaru.Obyek Wisata Budaya yang sangat terkenal ialah Kampung Tradisional Bena, Bela, Gurusina serta Kampung Tua dan Batu Megalith di Wogo. Kabupaten Ngada memiliki wilayah perairan/ laut yang sangat potensial baik di pantai utara yaitu Laut Flores (Kecamatan Riung), maupun pantai laut selatan yaitu Laut Sawu masingmasing Kecamatan Golewa dan Kecamatan Aimere. Kekayaan laut yang utama yaitu ikan, Lobster, rumput laut, dan mutiara. Jenis potensi pertambangan, lokasi dan jumlah kandungannya masing-masing, terinci sebagai berikut: Besi/ Mangan lokasi; Mbong Milong- Riung 1.359 Ha; Emas, Lokasi: Rawangkalo, Wangka, Lindi 1.177.100 Ha (5.789 ton); Perak, Belerang Lokasi: Mataloko 30 Ha; Tembaga 33.088 %; Pasir Besi 65 Ha; Pasir dan Batu, lokasi :Naru, Aimere 908.209.977 M3; Tanah Liat, lokasi: BomariLanga 30.512.619 M3; Marmer Lokasi: Sambinasi, Rawangkalo, Wangka 15.452.336 M3; Granodiort 339.000.000M3; Zeolit 266.721.653 M3; Batu Permata / 1/2, Permata 1.00.000 M3. Kabupaten Ngada memiliki potensi perkebunan yang cukup potensial untuk dikembangkan. Beberapa jenis komoditi andalan yang dikembangkan di Kabupaten Ngada adalah Kopi, Kakao, Jambu Mete, Kemiri, Kelapa, Cengkeh, Vanili, dan Merica. Luas lahan kering potensial: 98.100 ha, fungsional seluas 47.943 ha sedangkan sisanya adalah sebesar 50.157 ha belum dimanfaatkan. Wilayah Kabupaten Ngada dibagi menjadi 9 kecamatan, yaitu: Aimere, Bajawa, Golewa, Riung Barat, Riung, Soa, Wolomeze, Bajawa Utara, Jerebuu.(df/bs)

dflores

13


Foto: budparmatimbychristian79.blogspot.com

Manggarai Timur

14

dflores

Kabupaten Manggarai dan Bandara Udara Komodo di Kabupaten Manggarai Barat. Potensi pengembangan usaha sektor pertanian masih memiliki peluang yang sangat besar untuk pengembangannya di Kabupaten ini. Khususnya pada sektor peng o l ahan H asi l P er tani an dan Perdagangan ke luar daerah masih terbuka luas. Potensi Pertanian yang paling menonjol di Kabupaten Manggarai Timur, sesuai dengan data yang ada adalah sebagai berikut: Padi, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kacang Kedelai, Kacang Hijau. Area potensial yang perlu dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan (Centra Agrobisnis) adalah kecamatan Poco Ranaka dan Borong. Sedangkan luas wilayah laut Kabupaten Manggarai Timur adalah 1.000 km persegi. Total produksi perikanan selama tahun 2006 sebesar 1.711 ton. Selain potensi perikanan, potensi rumput laut tersebar pada wilayah pesisir. Wilayah penangkapan Kabupaten Manggarai Timur mencakup dua wilayah laut yaitu di sebelah utara Laut Flores dan di sebelah selatan Laut Sawu yang memiliki potensi sebagai berikut: Jenis ikan Pelagis / ikan permukaan: tongkol/cakalang, ikan tuna, ikan kembung, ikan lemuru, ikan cucut, ikan teri, ikan lajang, ikan terbang. Ikan Demersal/ikan dasar: ikan kakap, ikan kerapu, ikan ekor kunig, ikan hiu, lobster, dan teripang.(df/bs)

Media Kawasan Pulau Flores

Foto-foto: Istimewa

K

abupaten Manggarai Timur merupakan pemekaran dari Kabupaten Manggarai Provinsi NTT, yang telah ditetapkan melalui undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007, dan telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI Bapak H. Mardiyanto pada tanggal 23 Nopember 2007 di Jakarta. Secara geografis wilayah Kabupaten Manggarai Timur terletak antara 8 LU – 8.30 LS dan 119,30 – 12,30 BT. Terletak di bagian barat pulau Flores dengan batasbatas wilayah sebagai berikut: sebelah barat dengan Kabupaten Manggarai, sebelah utara dengan Laut Flores, sebelah Timur dengan Kabupaten Ngada dan sebelah selatan dengan Laut Sawu. Kabupaten Manggarai Timur secara umum mengenal 2 (dua) musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau yang silih berganti. Jumlah curah hujan rata-rata 2.440,9 mm dan rata-rata 7 bulan basah setiap tahun. Kabupaten Manggarai Timur terdiri dari 9 Kecamatan dengan Jumlah Penduduk Kabupaten Manggarai Timur tahun 2012 sebanyak 263.142 jiwa. Sampai saat ini ada 2 pelabuhan laut yang terdapat di Kabupaten Manggarai Timur yaitu di sebelah selatan terdapat Pelabuhan Borong di Kecamatan Borong dan Pelabuhan Wae Wolle di Kecamatan Kota Komba. Di Kabupaten Manggarai Timur belum terdapat Bandara Udara, saat ini masih dilayani melalui Bandara Udara Satar Tacik di


Foto-foto: Istimewa

K

abupaten Manggarai adalah sebuah kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten adalah Ruteng. Secara geografis wilayah Kabupaten Manggarai terletak di antara 800 LU - 80030’ LS dan 1190 300’ –120 300’ BT. Terletak di bagian barat pulau Flores, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah barat dengan Kabupaten Manggarai Barat, sebelah utara dengan Laut Flores, sebelah Timur dengan Kabupaten Ngada, dan sebelah selatan dengan Laut Sawu. Luas wilayah Kabupaten Manggarai ialah 4.188,9 Km2. Secara administratif, Kabupaten Manggarai terbagi menjadi 12 Kecamatan antara lain kecamatan Cibal, kecamatan Langke Rembong, kecamatan Ruteng, Kecamatan Satarmese, Kecamatan Wae Rii, Kecamatan Lelak, Kecamatan Reok, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan

Media Kawasan Pulau Flores

Foto-foto: Peter Paskalis /panoramio.com

Manggarai

Satarmese Barat. Pusat pemerintahan kabupaten di Kota Ruteng-Kecamatan Langke Rembong. Kabupaten Manggarai dikenal dengan hasil pertaniannya, antara lain: Kopi, Cengkeh, Vanili, Coklat, dan masih banyak yang lainnya. Orang Manggarai juga terkenal dengan keramahtamahannya. Salah satu tarian yang terkenal dari Manggarai adalah tarian caci yang sudah terkenal di banyak negara seperti Eropa dan Australia.(df/bs)

dflores

15


Foto: abegeodesiits.wordpress.com

Manggarai Barat

16

dflores

Hektar), serta pulau-pulau kecil di sekitarnya yang berada di dalam wilayah administratif Kabupaten Manggarai Barat. Kabupaten Manggarai Barat secara administratif terdiri dari 10 Kecamatan yang terdiri Kecamatan Komodo, Kecamatan Sano Nggoang, Kecamatan Mbeliling, Kecamatan Boleng, Kecamatan Kuwus, Kecamatan Lembor, Kecamatan Lembor Selatan, Kecamatan Welak, Kecamatan Ndoso, dan Kecamatan Macang Pacar. Kabupaten Manggarai Barat memiliki luas wilayah 9.450,00 Km2 dengan luas daratan adalah 2.947,50 Km2 Dan luas perairan adalah 6.052,50 Km2. Wilayah Kabupaten Manggarai Barat ini memiliki beberapa Pulau Besar Di dalamnya seperti Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Mules, Pulau Longos, serta pulau-pulau kecil lainnya. Potensi wisata lainnya yang tak kalah menarik di Kabupaten Manggarai Barat Ini adalah Kawasan Hutan Mbeliling, Sano Nggoang, dan Nggorang Bowosie. Hamparan hutan heterogen yang membujur dari timur ke selatan hingga ke garis pantainya, di dalam areal yang memiliki luas areal kurang lebih 184 Km2 ini. Terdapat juga sebuah danau, yaitu Danau Sano Nggoang yang memiliki luas kurang lebih 3 Km2 Ini adalah danau terbesar yang ada di Flores. aneka jenis burung burung Langka, Camar Laut, dan burung Migran Langka Undon Kacimati, bisa dijumpai di sekitar Danau Sano Nggoang. Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Manggarai Barat antara lain jenis tanah Mediteran, tanah Latosol, tanah Litosol, Basah Menengah (Intermediate Basic), Neogen, Trumbu Koral, Silicic Evusives. Sedangkan jenis bebatuan di Manggarai Barat terdiri dari batuan Intrusi Granodiorit, batuan Marl dan Tuff, Batuan Andesit. Potensi tambang yang diperkirakan terdapat di Kabupaten Manggarai Barat adalah Gips, Marmer, Tembaga, Emas, Silika, Barit, Mangan, Belerang, Besi, Batu Apung, Dan Batu Kapur yang tersebar di beberapa kecamatan.(df/bs).

Media Kawasan Pulau Flores

Foto-foto: Istimewa

K

abupaten Mangarai Barat merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai berdasarkan Undang Undang No. 8 Tahun 2003. wilayahnya meliputi daratan Pulau Flores bagian Barat dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, di antaranya adalah Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Seraya Besar, Pulau Seraya Kecil, Pulau Bidadari, dan Pulau Longos. Luas wilayah Kabupaten Manggarai Barat adalah 9.450 km² yang terdiri dari wilayah daratan seluas 2.947,50 km² dan wilayah lautan 7.052,97 km². Kabupaten Manggarai Barat, yang akrab disapa dengan singkatan Mabar ini adalah sebuah kabupaten yang terletak di bagian barat pulau Flores, di dalam wilayah Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur). ibukota Kabupaten Manggarai Barat ini adalah Kota Labuan Bajo. Wilayah Kabupaten Manggarai Barat Secara Astronomis Terletak Diantara 08° 14'Lintang Utara - 8° 30' Lintang Selatan Dan 119° 30' Bujur Timur - 120° 30' Bujur Timur. Batas-Batas Wilayah Kabupaten Manggarai Barat adalah sebagai berikut: batas sebelah Utara Manggarai Barat: Laut Flores, batas sebelah Timur Manggarai Barat: Kabupaten Manggarai, batas sebelah Selatan Manggarai Barat: Laut Sawu dan batas sebelah Barat Manggarai Barat: Selat Sape. Akses dari dan keluar Kabupaten Manggarai Barat, dapat terakomodir melalui jalur Pelabuhan laut di Labuan Bajo, yang menyediakan banyak jasa traveling termasuk melayani penyebrangan dari Pulau Flores ke Bima. Sedangkan akses transportasi udara dari dan keluar wilayah Manggarai Barat dapat menggunakan Bandar Udara Komodo yang telah dapat disinggahi oleh pesawat sedang berjenis Fokker 28. Manggarai Barat menyimpan banyak Ragam Kebudayaan NTT (Nusa Tenggara Timur) yang belum terekspos secara gamblang. Taman Nasional Komodo yang meliputi Pulau Komodo (33.937 Hektar), Pulau Rinca (19.625 Hektar), dan Pulau Padar (2.017


Foto: dflores

SAPU SOA Masyarakat Soa memiliki salah satu tradisi pengukuhan seorang pria (bapak) dianggap sah untuk terlibat aktif dalam kegiatan dan pembicaraan adat. Upacara pengukuhan ini disebut Sapu.

Media Kawasan Pulau Flores

rapat/pertemuan untuk membahas persiapan hajatan adat sapu yang akan berlangsung. Kedua, HAY: sebuah prosesi ritual adat guna memohon dukungan arwah leluhur agar upacara nanti dapat berjalan dengan baik. Biasanya, proses ini cukup alot dan media yang digunakan adalah "pangi zawa" (biji jagung)untuk menghubungkan kekerabatan dengan semua leluhur. Foto:dflores

D

alam upacara sapu ini, seorang pria khususnya bapak diberikan pakaian lengkap budaya masyarakat Soa berupa Sapu Lue dan boku toro (pengikat kepala sebagai lambang kebesaran dalam masyakat Soa). Untuk diketahui, boku toro ini hanya dapat dipakai oleh seorang yang telah membuat upacara sapu. Dalam upacara ini semua anggota keluarga diundang dan diadakan pesta yang besar. Dengan upacara ini sang bapak yang melaksanakan upacara ini diperkenankan untuk terlibat dalam setiap pembicaraan adat. Suaranya dapat dihormati oleh orang lain. Upacara sapu ini melewati beberapa tahapan. Pertama, UTU (kumpul/rapat keluarga). Hal ini disamakan dengan

Salah seorang laki-laki yang siap untuk dikukuhkan dalam upacara adat SAPU

dflores

17


Prosesi kegiatan ’SAPU’ di Soa. (Foto: dflores)

Dalam upacara ini akan dibuat ritual adat mengenai waktu yang tepat untuk digelar sesuai dengan dukungan para leluhur. Ketiga, WARI WAZU. Secara etimologis wari=jemur dan wazu=tumbuk. Ini adalah proses untuk menjemur dan menumbuk padi yang akan digunakan selama upacara sapu. Namun di Zaman sekarang padi sudah digiling. Namun 1/2 atau 1 liter beras tetap ditumbuk sebagai simbol. Empat, POGO TOKE: Pogo = potong/tebang. Toke= bambu yang dijadikan pengisi air. Lima, TAU YLA: mencari/ mengumpulkan kayu. Biasanya dari bambu/bambu aur kering.

18

dflores

Enam, REKU HO'O BO'A :Reku=mengundang. HO'O BOA=keluarga,baik dari garis keturunan ayah,ibu atau dari pihak suami/istri. Tujuh, TAU KA:Artinya acara makan minum. Ini adalah acara puncaknya. Di sini tugas dibagi: Ho'o Bo'a mengurus pembantaian hewan (babi) dan mengolahnya; Ana sao (keluarga dekat):mengurus "toke sona/mama toke" (nasi bambu) di tempat yg dinamakan "Loka" (tempat minum-minum tradisional, dalam hal ini minuman beralkohol). Setelah semua siap dan sebelum acara makan bersama dimulai terlebih dahulu tuan hajat diutamakan. Dia diberi sesuap nasi, sekerat daging, dan seteguk/segelas moke tapi dengan cara disuap tidak diperbolehkan untuk diambil sendiri. Setelah selesai barulah acara makan dimulai. Pada akhirnya tuan hajat akan dihantar dari Loka ke rumah/ ke tengah kampung dengan diiringi tari2an dan tandak "E MO" (nyanyian adat so'a). Pada saat ritual ini akan terjadi aksi saling melumuri wajah dengan kuse (ray kuse) dari arang priuk/wajan yang dilumuri dengan minyak daging babi. Acara ini biasanya dijalankan pada bulan Juni-Juli untuk hoo boa dan bulan September untuk tii umu. TII UMU = Makan bersama ulu eko (warga adat) di tengah kampung. Upacara ‘SAPU’ ini diadakan setiap tiga (3) tahun sekali.(el/df)

Media Kawasan Pulau Flores


Kalender Pertanian Ala Masyarakat Sikka

Foto: dflores

K

onon nama Sikka berasal dari nama suatu tempat di kawasan Indocina dan dari sinilah kemungkinan bermula orang berimigrasi ke wilayah Nusantara menuju ke timur dan menetap di sebuah desa pantai selatan yakni Sikka. Nama ini Kemudian menjadi pemukiman pertama penduduk asli Sikka di kecamatan Lela sekarang. Turunan ini bakal menjadi tuan tanah di wilayah ini. Masyarakat di Sikka mengenal strata sosial dalam kehidupan hariannya. Pelapisan sosial dari masyarakat Sikka terdiri dari lapisan atas disebut sebagai Ine Gete Ama Gahar yang terdiri para raja dan bangsawan. Tanda umum pelapisan itu di zaman dahulu ialah memiliki warisan pemerintahan tradisional kemasyarakatan, di samping pemilikan harta warisan keluarga maupun nenek moyangnya. Lapisan kedua ialah Ata Rinung dengan ciri pelapisan melaksanakan fungsi bantuan terhadap para bangsawan dan melanjutkan semua amanat terhadap masyarakat biasa

Media Kawasan Pulau Flores

atau orang kebanyakan umumnya yang dikenal sebagai lapisan ketiga yakni Mepu atau Maha. Secara umum masyarakat kabupaten Sikka terinci atas beberapa nama suku; ata Sikka, ata Krowe, ata Tana ai, di samping itu dikenal juga suku-suku pendatang yaitu: ata Goan, ata Lua, ata Lio, ata Ende, ata Sina, ata Sabu atau Rote, ata Bura. Mata pencaharian masyarakat Sikka umumnya pertanian. Bahkan mereka memiliki kelender pertanian sendiri sebagai berikut: Bulan Wulan Waran - More Duru (Okt-Nov) yaitu bulan untuk membersihkan kebun, menanam, menyusul di bulan Bleke Gete-Bleke Doi - Kowo (Januari, Pebuari, Maret) masa untuk menyiangi kebun (padi dan jagung) serta memetik. Sedangkan dalam bulan Balu Goit - Balu Epan Blepo (April s/d Juni) masa untuk memetik dan menanam palawija /kacang-kacangan. Sedangkan pada akhir kelender kerja pertanian yaitu bulan Pupun Porun Blebe Oin Ali-Ilin (Agustus - September). (df)

dflores

19


Foto: ISTIMEWA

Mbaru Niang Rumah Kerucut di Manggarai Mbaru Niang, rumah kerucut suku Manggarai yang berada di desa Wae Rebo, Flores, berhasil mendapatkan penghargaan UNESCO Asia Pacific Awards tahun 2012 yang diumumkan di Bangkok, 27 Agustus 2012.

M

baru Niang mendapatkan Award of Excellence, yang merupakan penghargaan tertinggi dalam bidang pelestarian warisan budaya. Penghargaan ini diberikan kepada proyek-proyek konservasi dalam sepuluh tahun terakhir untuk bangunan yang telah berumur lebih dari lima puluh tahun. Rumah tradisional ini berhasil mengalahkan 42 kandidat lainnya dari 11 negara di Asia Pasifik, antara lain sistem irigasi bersejarah di India, kompleks Zhizhusi di Cina, dan Masjid Khilingrong di Pakistan. Mbaru Niang ini berbeda dari rumah umumnya. Rumah biasanya berbentuk segi empat atau kotak. Tapi rumah yang satu ini unik karena berbentuk kerucut. Mbaru Niang merupakan rumah adat suku Wae Rebo di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Rumah adat ini memiliki 5 lantai dengan tinggi sekitar 15 meter. Bangunan dengan atap yang hampir menyentuh tanah ini memakai daun lontar, ijuk atau ilalang. Setiap lantai rumah Mbaru Niang memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda. Pada tingkat pertama disebut

20

dflores

lutur dipakai sebagai tempat tinggal dan berkumpul bersama keluarga. Tingkat kedua berupa loteng atau disebut lobo berfungsi untuk menyimpan bahan makanan dan barangbarang sehari-hari. Tingkat ketiga disebut lentar untuk menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung, padi, dan kacang-kacangan. Tingkat keempat disebut lempa rae disediakan untuk stok pangan apabila terjadi kekeringan. Dan tingkat kelima disebut hekang kode untuk tempat sesajian persembahan kepada leluhur. Rumah adat ini sangat langka karena hanya tinggal beberapa, dan hanya terdapat di kampung adat Wae Rebo yang terpencil di atas pegunungan. Dalam keterangan resmi penghargaan UNESCO disebutkan, keunggulan proyek pembangunan kembali Mbaru Niang terletak pada keberhasilannya “mengayomi isu -isu konservasi dalam cakupan yang luas di tataran lokal.� (df)

Media Kawasan Pulau Flores


NASI bambu N

Di Flores ada banyak kuliner lokal yang bisa dijumpai. Salah satunya adalah nasi bambu. Untuk jenis makanan ini tergolong unik. Dari namanya orang bisa menyimpulkan kalau makanan ini dibuat dari bambu. Bambu dalam konteks ini biasa digunakan sebagai wadah untuk memasak.

asi bambu sendiri sering dijumpai hampir semua di daerah yang ada di Flores. Bahkan di kabupaten Ngada khususnya di kecamatan Soa, nasi bambu ini sebagai salah satu bahan dasar yang ditawarkan ketika mengadakan beberapa pesta adat. M a s y ar a k a t s e te m p a t s e r i n g menyebutnya sebagai mama toke. Hal yang sama juga kita temukan di Kabupaten Nagekeo khusus di kampung Boawae. Masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Nika Po’o. Sedangkan di Maumere, nasi bambu dapat ditemukan di masyarakat Kewa Gunung. Masyarakat menyebutnya dengan nama Lekun.

Proses membuat nasi bambu ini tergolong mudah. Bahan yang diperlukan cuma batang bambu yang masih mudah dan pelepah pisang. Beras nanti akan diisi ke dalam bambu yang telah dilapisi dengan pelepah pisang basah. Setelah itu ditutup dibakar hingga matang. Setelah cukup matang maka bambu dibelah dan siap dihidangkan. Untuk menambah nikmatnya biasanya nasi bambu diberi santan kelapa. (df)

Foto: dflores

Media Kawasan Pulau Flores

dflores

21


Foto: PEMDA Manggarai Timur

tonjong Ada di Rana Tonjong

D

anau Rana Tonjong yang berada di desa Nanga Mbaling Kecamatan Sambi Rampas tepatnya kurang lebih 3 Km dari sebelah Utara Pota Kabupaten Manggarai Timur memiliki kisah sendiri mengenai namanya. Pasalnya nama yang diberi kepada Danau itu adalah sebutan untuk teratai raksasa (Giant Lotus/ Victoria Amazonica) yang bergelimpangan di danau itu. Masyarakat setempat menyebut nama teratai raksasa itu Tonjong. Nama yang kemudian disematkan ke danau itu. Bunga Tonjong ini menutupi seluruh permukaan danau yang memiliki luas 2.200 meter persegi. Akibatnya tidak tampak adanya air pada permukaan danau. Uniknya teratai raksasa ini hanya ditemukan di dua tempat di dunia yaitu di Danau Rana Tonjong dan di India. Teratai ini sendiri tumbuh subur dengan tinggi batangnya hingga dua meter dan berbunga sekali dalam setahun selama bulan April dan Mei.

22

dflores

Bunga yang mekar berukuran sangat besar dengan diameter sekitar sekitar 60 cm. Alasan inilah yang menyebabkan bunga ini disebut sebagai teratai raksasa. Lebih lanjut di dalam bunga yang mekar terdapat biji-bijian yang menyerupai kacang tanah dan dapat dimakan mentah atau dimasak terlebih dahulu. Biji-biji ini memiliki rasa seperti kacang tanah dan memiliki kandungan minyak. Keunikan dari Giant Lotus inilah yang membuat Danau Rana Tonjong sering kali dikunjungi oleh wisatawan dan bahkan menjadi salah satu ikon keunikan pariwisata di Kabupaten Manggarai Timur. Danau Rana Tonjong dapat ditempuh dari Ruteng melalui Reo menuju Pota, selanjutnya ke Rana Tonjong dengan jarak tempuh sekitar 90 Km dan dapat ditempuh dalam empat jam. Sementara dari Borong menempuh jalur Bealaing, Watunggong, Lengko Ajang selanjutnya menuju danau Rana Tonjong menempuh jarak 130 Km dengan waktu tempuh sekitar 4,5 jam.(df)

Media Kawasan Pulau Flores


Foto: amat wily

buaya tiwu rhewu D

i Ende bagian utara, terdapat sebuah danau yang didiami oleh buaya-buaya. Danau ini dikenal dengan nama TIWU RHEWU (bahasa Ende), TIWU artinya genangan air dan RHEWU artinya kolong rumah. Jadi danau Tiwu Rhewu artinya: danau yang terjadi akibat tenggelamnya kampung rumah kolong. Menurut legenda masyarakat setempat bahwa danau tersebut pada zaman dahulunya merupakan sebuah kampung yakni Kampung Tebha, yang tenggelam karena adanya bencana banjir. Banjir ini disebabkan oleh karena adanya perilaku yang salah dari penduduknya yang mengikat api di ekor anjing dan kemudian ditertawakan oleh seluruh penduduk kampung. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, buaya

Media Kawasan Pulau Flores

yang ada di danau itu merupakan jelmaan dari penduduk kampung Tebha yang tenggelam tersebut. Buaya ini dapat kita liihat jelas pada saat-saat tertentu. Di danau ini juga kita bisa menemukan buaya raksasa. Ketika musim hujan tiba, terkadang ada buaya bersama anak- anaknya terdampar di persawahan warga, yang ada di sekitar danau. Danau TIWU RHEWU terletak di daerah perbatasan Desa Kebirangga Tengah/Ratesuba, dan Desa Kolikapa, Kecamatan Maukaro, Kabupaten Ende. Untuk menjaga kelestariannya, di lereng bukit danau Tiwu Rhewu telah dibangun sebuah taman doa yang diberi nama : Taman Maria Fatimah Tiwu Rhewu. Sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah tentang habitat dan buaya ini.( amat wily/co-df)

dflores

23


Wonderful Nature of the WORLD Hutan Amazon (Bahasa Portugis Brasil: Floresta Amazônica atau Amazônia; Bahasa Spanyol: Selva Amazónica atau Amazonía) adalah hutan hujan di Amazon, Amerika Selatan. Wilayah ini, yang juga disebut Amazonia atau Amazon Basin, meliputi wilayah seluas tujuh juta kilometer persegi, walaupun hutannya sendiri seluas 5.5 juta kilometer persegi, terletak di sembilan negara: Brasil (dengan 60 persen hutan), Kolombia, Peru, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana, Suriname, dan Guyana Perancis. Ini adalah rumah masyarakat adat, termasuk Urarina di Peru[. Amazon juga termasuk hutan tropis paling luas di dunia,dan memiliki dua nama lain,yaitu'paru-paru dunia'karena menghasilkan 30% dari seluruh oksigendi Bumi,dan 'neraka hijau' karena setiap tahun sungainya meluap.Lebatnya hutan membuat semua terlihat sama dan yang terakhir karena banyak serangan dari serangga buas yang sebagian besar belum dinamai.Tiga puluh persen dari jumlah seluruh binatang dan setengah dari seluruh spesies tanaman ada di hutan ini. Beberapa jenis binatang di hutan ini adalah jaguar, tapir, anakonda, boa, kupu-kupu morpho biru, elang harpy, sloth, caiman, babi hutan, dan masih banyak lagi. Sedangkan berbagai jenis tanaman yang ada disini adalah pohon kapok, pohon telinga gajah, teratai raksasa, anggrek, jarda, sapodilla, pohon pisang, dan lain-lain.(wiki.id)

Amozone

Ha long

Teluk Ha Long adalah sebuah teluk seluas ±1.500 km² di sebelah utara Vietnam dengan garis pantai sepanjang 120 km. Teluk ini berada di dalam teluk Tonkin dekat perbatasan dengan Republik Rakyat Cina, berjarak sejauh 170 km dari Hanoi. Sejak tahun 1994, Teluk Halong ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Kemudian di tahun 2012, teluk tersebut menjadi salah satu dari 7 kejaiban dunia versi New 7 Wonders Foundation. Teluk ini terdiri dari 1.969 pulau-pulau batu kapur yang menjulang secara spektakuler dari laut. Beberapa pulau memiliki sejumlah besar gua. Hang Đầu Gổ (Gua Pasak Kayu) adalah gua terbesar di wilayah Ha Long. Turis Perancis yang mengunjunginya pada akhir abad ke-19 menamainya Grotte des Merveilles. Tiga buah ruangan guanya mengadung sejumlah besar stalaktit dan stalagmit.

Air terjun Iguazu, adalah nama air terjun yang berlokasi di Sungai Iguazu di perbatasan negara bagian Paraná di Brazil (20%) dan provinsi Misiones di Argentina (80%). Air terjun ini membagi sungai menjadi bagian atas dan bawah. Orang Eropa pertama yang menemukan air terjun ini adalah penjelajah Spanyol bernama Conquistador Álvar Núñez Cabeza de Vaca pada tahun 1541, yang juga diabadikan untuk nama bagian air terjun di sisi Argentina. Air terjun ini lalu ditemukan kembali oleh Boselli di akhir abad ke-19, dan salah satu nama air terjun lain di sisi Argentina diambil dari namanya.

24

dflores

u z a Igu Media Kawasan Pulau Flores


Puerto Princesa Subterranean River National Park merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO terletak sekitar 50 kilometer utara kota Puerto Princesa di Propinsi Palawan, Filipina. Dianggap sebagai sungai bawah tanah terpanjang di dunia.

Puerto Princesa

Photo: wikimedia.org

http://cinemaelectronica.wordpress.com

Jeju

Pulau Jeju (Jeju-do) adalah pulau terbesar di Korea dan terletak di sebelah selatan Semenanjung Korea. Pulau Jeju adalah satu-satunya provinsi berotonomi khusus Korea Selatan. Terletak di Selat Korea, sebelah barat daya Provinsi Jeolla Selatan, yang dahulunya merupakan satu provinsi sebelum terbagi pada tahun 1946. Ibukota Jeju adalah Kota Jeju (Jeju-si). Topografi Pulau Jeju terbentuk sekitar 2 juta tahun lalu oleh aktivitas vulkanis. Di tengah-tengah pulau muncul Hallasan (Gunung Halla), gunung tertinggi di seluruh Korea (1.950 m). Pulau ini bercuaca hangat sepanjang tahun dan pada musim dingin jarang turun salju, sehingga tanaman-tanaman yang tumbuh di daerah subtropis bisa bertahan hidup. Pulau Jeju dijuluki Samdado, "Pulau yang Berlimpah dengan Tiga Hal" yaitu, bebatuan, wanita dan angin]. Karena memiliki keindahan alam dan kebudayaan yang unik, Pulau Jeju adalah salah satu objek wisata paling terkenal di Korea. Dalam catatan sejarah, Jeju disebut dalam berbagai nama, mulai dari Doi, Dongyeongju, Juho, Tammora, Seomna, Tangna atau Tamra.

Table Mount

Media Kawasan Pulau Flores

Gunung meja (bahasa Inggris: Table Mountain) merupakan gunung yang puncaknya datar seperti meja. Gunung ini termasuk dalam daerah dari Taman nasional Gunung Meja yang terletak di kota Cape Town, Afrika Selatan, dan merupakan salah satu objek wisata unggulan di kota itu.

dflores

25


Kemegahan panorama di Indonesia hampir ditampilkan di semua daerah baik berupa panorama alam atau pesona budaya yang menampilkan cerita yang tak habis untuk dikisahkan. Pesona dengan kisah tak berakhir ini memaksa sejumlah orang memburu dalam menikmatinya dan menghabiskan waktu agar bisa menyaksikannya secara langsung.

Jalan Laut

Menyusuri Dari Dewata Menuju

D

emikian pun saya mencoba menyusuri sebagian dari panorama yang ada di bagian timur dari Pulau Bali yang disebut juga Pulau Dewata menuju Pulau Flores khususnya di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat yang akhir-akhir menjadi perguncingan karena kawasan binatang ganas dan langkah ini menjadi the seven wonders dalam perjalanan satu malam dua hari dengan KM. Tilongkabila. Perjalanan menyusuri lautan dari Dewata menuju Komodo berawal dari pelabuhan Genoa yang berada di Bali. Dalam perjalanan menuju pelabuhan dari pusat kota Denpasar akan ditemukan adalah suasana penuh kedamaian dengan nuansa kultural yang begitu mengakar baik dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan individu dari setiap pribadi. Keakraban religius juga mengakar dalam pulau dengan segudang keindahan ini. Pesona yang menakjubkan ini ditambah lagi dengan kehidupan masyarakat yang tertib dan lalu lintas yang tak ramai sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Kekhasan kehidupan ini disebabkan karena Bali yang hampir setiap lorong jalan ditandai dengan patung-patung Hindu serta beberapa ketentuan pemerintah maupun masyarakat untuk menghadirkan Bali sebagai kota yang nyaman bagi penghuninya. Pertama, keamanan di Pulau Bali selain dijaga oleh pihak keamanan tetapi juga keamanan masyarakat lokal yang biasa disebut pecalang. Ketertiban yang diintegrasi seperti ini menjadi Bali yang

26

dflores

Komodo

sepanjang jalan dihiasi dengan keteduhan pepohonan menjadi jarang terjadi pencurian sehingga kita tidak perlu cemas saat berbelanja ataupun memarkirkan kendaraan pribadi. Kedua, walau setiap hari dibanjiri wisatawan, di Pulau Bali sangat jarang ditemukan mikrolet atau angkutan umum. Hanya beberapa tempat yang disediakan taksi untuk melayani penumpang. Selain itu hanya ada mobil pribadi dan kendaraan roda dua yang tertib bahkan sebagian besar masyarakat lebih memilih untuk berjalan kaki. Ketiga, di Bali tidak ditemukan bangunan-bangunan megah dan tinggi karena masyarakat Bali melarang untuk membangun bangunan yang melebihi Pohon kelapa. Ratarata semua bangunan cuma lantai dua saja. Dari pulau yang nyaman inilah saya bertolak menuju Pulau Komodo dengan Tilongkabila. Untuk perjalanan yang menghabiskan kurang lebih empat puluh dua jam ini saya harus mengeluarkan biasa sebesar Rp. 184.000 dengan biaya asuransi penumpang kapal laut Rp. 5.000 per jiwa. Perjalanan ini dengan banyak penumpang yang berasal dari dalam negeri maupun mancanegara yang memiliki tujuan ke Lombok, Bima, Labuan Bajo dan Makassar dengan kapal yang berasal dari Gorontalo ini. Tetapi pembiayaan ini bukanlah akhir dari tuntutan yang menjadi kewajiban bagi para penumpang karena sampai di dalam kapal yang berkapasitas ratusan penumpang ini masih harus membayar tuntutan yang kadang menimbulkan kemarahan para penumpang seperti

Media Kawasan Pulau Flores


Foto: candrakita.blogspot.com

Foto: http://candrakita.blogspot.com

Lombok

Pulau Sumbawa

Pulau Komodo biaya kasur yang harus dibayar masing-masing penumpang Rp 3.000 dan tuntutan biaya buat barangbarang lain yang kadang melangit harganya. Bahkan saat perjalanan kali ini tuntutan ini sempat memicu keributan antara kru kapal dan penumpang yang tidak puas dengan kebijakan ini. Tetapi pada akhirnya penumpang selalu tunduk pada kebijakan ini. Setelah lima jam perjalanan sampailah saya di Pelabuhan Lembar Mataram. Memasuki pelabuhan ini kita dihadirkan dengan suasana laut yang damai karena di sekitarnya dikelilingi pulau-pulau kecil yang indah dan mempesona. Selain itu juga tampak kapal-kapal pariwisata berjejel di pulau yang disebut-sebut sebagai kembarnya Dewata karena di Pulau ini j ug a ter da pat be g i t u ba ny a k keindahan alam yang tidak kalah dengan di Bali dan masih naturalis. Saat berada di pelabuhan ini, kita langsung disambut ramah oleh masyarakat lokal yang menawarkan jualan pakaian, makanan-makanan lokal, maupun kain-kain yang menampilkan pesona dan kekhasan masyarakat setempat dengan harga

yang bervariatif. Setelah sejenak beristirahat di daerah ini kami berangkat menuju pelabuhan Bima. Suasana Pelabuhan Bima menampilkan satu kisah yang sedikit tragis bahkan menakutkan. Ketika mendekat pulau ini kita melihat satu pulau yang tandus dan dihuni oleh sedikit saja orang. Hal itu dapat terlihat jelas dari kapal di mana di kejauhan tanpa Pulau yang didominasi oleh pegunungan yang seakan diselimuti lumut hijau dan sedikit perumahan yang ada di sekitarnya. Selain itu kecepatan kapal pun mulai berkurang bahkan harus menghabiskan berjam-jam untuk merapat ke pelabuhan karena lautnya yang dangkal dan ketakutan kapal karam. Keadaan ini menjadi lebih menakutkan ketika kita merapat langsung disambut masyarakat yang sangar serta mencoba meraup keuntungan di atas kapal dengan menjual kasur yang belum berpenghuni kepada penumpangpenumpang yang baru mau berangkat. Harga kasur dan tempat yang awalnya dijual cuma Rp.3000 oleh ABK (anak buah kapal) kini dijual untuk

Media Kawasan Pulau Flores

masyarakat lokal hingga Rp. 40.000. Selain itu suasana menjadi riuh dengan banyaknya masyarakat lokal yang lalu lalang di atas kapal selama bersandar. Beberapa mereka menawarkan jualan berupa makanan dan minuman. Tetapi diantara sekian banyak penjual, banyak di antara mereka berjualan bawang merah dan bawang putih yang merupakan penghasil utama masyarakat Bima. Selain itu ada yang menawarkan minyak Sumbawa yang merupakan produk masyarakat lokal. Setelah delapan jam perjalanan dari Bima tibalah kita di pelabuhan Labuan Bajo. Di sinilah menjadi tempat bagi para wisatawan untuk mulai menjajaki keindahan Pulau Bunga atau nama lain dari Pulau Flores ketika kita memilih untuk menapakinya dari arah Barat. Dari pelabuhan yang nyaman dan dikitari oleh hotel-hotel yang tergolong murah ini, kita dapat membayar kapal menuju pulau komodo yang merupakan bagian dari kabupaten Labuan Bajo. Itulah segelintir dari kisah satu malam dari dewata menuju pulau komodo dengan kisah yang tak habis untuk dikisahkan.(el/df)

dflores

27


Pesona Pagi

& Indahnya Batu Hijau Photo: http://paradiseflores.com

Pinggiran Kota Ende

M

atahari baru menampakan sinarnya yang lembut dari ufuk Timur ketika aku meninggalkan Kota Ende provinsi Nusa Tenggara Timur dengan angkutan umum menuju Kota Bajawa, Kabupaten Ngada. Semilir angin laut membawa hawa yang mempesona dan jarang aku rasakan di Ibu kota negara. Hal ini semakin terasa ketika mobil angkutan umum merapat ke terminal Ndao yang berada persis di pinggiran pantai. Gulungan gelombang laut yang besar tetap menampilkan birunya lautan yang seakan-akan alam menyapa para pengunjung bahwa lautan di daratan "pulau Bunga" ini belum tercemar. Selain itu aktivitas penduduk di terminal terlihat rapi dan sangat bersahaja dalam menjajakan jajanan. Di pinggiran pantai terlihat ibu-ibu bekerja dengan mengenakan kain Lio dan baju Lambu yang tak terusik sedikitpun dengan teriakan para kondektur dan menawarkan jualan-jualan lokal. Para kondektur berteriak sambil menawarkan jasa kepada semua orang yang datang ke terminal itu. Bajawa pak, manggarai bu, nangaroro de begitulah segelintir ucapan yang keluar dari para ‘Konjak' pagi itu. Selain itu bapak-bapak orang Ende yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan terlihat bertelanjang dada mengeluarkan hasil tangkapan dari perahu-perahu tradisionalnya. Sebuah tawaran pemandangan yang sangat naturalis dan penuh kearifan lokal. Saya sendiri terbuai dengan pesona pagi di kota Ende ini. Anda pasti tak bakalan kecewa untuk mengalami suasana ini. Saya betul merenggut pesona pagi ini hingga angkut yang membawa aku berlahan meninggalkan kota Ende menuju Kota Dingin Bajawa.

28

dflores

Perjalanan ini juga menampilkan banyak pesona pinggiran laut yang sulit membuat kita terlelap. Maklum perjalanan dari Ende menuju Bajawa hampir sebagian besar melewati pinggiran pantai. Tetapi ada yang membuat saya terpesona adalah eksotis pesona pantai Penggajawa. Mau tahu apa pesonanya? Pantai Penggajawa ini tak hanya indah dengan pesona pantainya yang elok, namun juga berkilau dengan aneka bebatuan cantik yang mengelilingi area sekitar pantai. Tak percaya? Memang bukan pesona bawah laut yang ditawarkan di sekitar lokasi tersebut. Tetapi percikan dari bebatuan indah yang mengelilingi pantai tersebutlah yang menjadi daya tarik dari pantai ini. Dari kejauhan, bebatuan tersebut tampak kinclong. Warna-warninya begitu memukau. Mulai dari putih, hitam, hijau, hijau kebiruan, burgundy, biru, hingga cokelat. Namun, batu berwarna kehijauan lah yang paling diminati oleh para wisatawan. Bebatuan hijau yang menyebar di sekitar pantai selama ini merupakan potensi alam yang berarti bagi masyarakat Penggajawa. Tak sulit untuk melihat keindahan bebatuan tersebut. Begitu memasuki kawasan Penggajawa, anda akan disuguhkan dengan keelokan bebatuan tersebut. Berkarung-karung batu pun siap dikirim ke berbagai daerah di Indonesia. Kebanyakan dipakai sebagai aksesoris rumah, khususnya sebagai penghias taman. Nah, jika anda berkunjung ke sana, jangan lewatkan untuk membawa pulang si hijau dari Penggajawa. (el/df)

Media Kawasan Pulau Flores


KOPERASI KREDIT AMPERA

Berawal Dari Foto: kopditampera.weebly.com

Berawal Dari Tungku Api Dorongan untuk mendirikan koperasi yang kini memiliki anggota 764 orang (per 31/08) ini berawal dari obrolan tiga sekawan Donatus Mbetu, Hendrikus Reko dan Markus Meka di kampung Ndadho, Dusun Kekandere – Rajawawo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Ketiganya bersama warga sekampung biasanya terlibat berbicara santai tentang perkembangan kampung, desa dan daerah sembari memanaskan tubuh dekat bara api (seperi api tungku) di kampung yang dingin setelah seharian bekerja di ladang. “Hidup kita apakah akan begini terus eja? Mungkin kitalah manusia termiskin dan tertinggal di dunia ini. Biaya untuk anak sekolah pun tidak sanggup. Kita hampir kehabisan celah untuk maju,� demikian kata Donatus Mbetu membuka percakapan suatu hari di tahun 1980. Bertolak dari keprihatinan ini maka ketiganya dan beberapa guru yang mengabdi di SDK Kekandere 2

Media Kawasan Pulau Flores

dflores

29


saat itu mulai berunding membentuk satu badan usaha yang berkecimpung di bidang ekonomi yang bisa memberi bantuan bagi warga untuk keluar dari kemelutan ini. Tergerak oleh keprihatinan terhadap kehidupan masyarakat kampung yang miskin dan tertinggal ini pada tahun 1980, Hendrikus Reko, Donatus Mbetu dan Markus Meka berinisiatif menghadirkan Pius Pesa (alm) untuk mensosialisasikan CU. Karena sedang dihimpit oleh berbagai kekurangan maka cerita tentang CU oleh Pius Pesa terasa bagai air yang menyejukkan jiwa – jiwa haus di tengah panasnya padang gurun.

perdana tahun 1985 dengan total aset Rp. 450.000.

Baru Bangun Langsung Runtuh Animo awal dari masyarakat untuk terlibat dalam usaha ini ternyata bukan jaminan kepastian untuk terus maju. Pasalnya, baru tumbuh setahun jagung (5 tahun) terjadi kevakuman pelayanan simpan – pinjam karena persoalan tata kelola, Hilanglah kepercayaan, sirnalah harapan masyarakat dusun Kekandere dan sekitarnya terhadap eksistensi CU Ampera tercinta. Uang anggota hilang

Markus Meka sambil berkata: “Ini uangnya, teruskan CU Ampera. Jika kamu tidak mau mengurusnya maka uang itu untuk kamu saja”. Delapan orang yang hadir saat itu bingung, kagum dan serentak bertepuk tangan sebagai ungkapan pratanda CU Ampera masih memiliki roh.

Bangkit dari Keruntuhan Pada tahun tahun 1989 atas inisiatif Markus Meka, CU Ampera diurus lagi oleh kepengurusan baru yakni: Antonius Lengi (Ketua), Yoseph Dhiru (Wakil), Baltasar Sendo (alm) sebagai Sekretaris, Markus Meka (Bendahara)

Foto: kopditampera.weebly.com

Ini semua merupakan refleksi dan pemaknaan akan realitas ekonomi masyarakat Kekandere pada 1980-an. Masyarakat sungguh merasakan keterdesakan ekonomi. Lalu berdirilah CU Ampera (Amanah Penderitaan Anggota) dengan Setoran pertama : Simpanan Pokok Rp. 1.000; Simpanan Wajib Rp. 200; Uang pangkal Rp. 150; dengan pengurusnya: Niko A. Wangga (Ketua), Markus Meka (Wakil), Donatus Mbetu (Sekretaris), Yosef Mbata (Bendahara), dan Yoseph Dhiru (Anggota). Lini pengawas terdiri dari: Anton Lengi (Ketua), Nikolaus Napa (Sekretaris), dan Damianus Doa (Anggota). Jumlah anggota sebanyak 1 5 0 o r a ng se d a ng ka n p u s a t pelayanan terjadi setiap bulan di salah satu ruang kelas SDK Kekandere 2. Rasa bangga itu makin lengkap ketika CU Ampera mengadakan RAT

30

dflores

tanpa jejak. Markus Meka mencoba menyelesaikan cara sebisanya. Namun karena kekecewaan mendalam maka pada tahun 1988 Markus Meka mengundang Pius Pesa dan Aloysius Mbabho selaku pembina CU wilayah Ende Barat untuk membubarkan CU Ampera. Pertemuan terjadi di rumah Markus Meka, di kampung Ndadho. Malam itu sungguh mengharukan lantaran terjadi tawar menawar yaitu antara membubarkan dan atau meneruskan CU Ampera. Di tengah tarik menarik yang sangat hangat tiba – tiba Robertus Idju (alm) secara spontan menyerahkan uang sebesar Rp. 5.000 (Lima ribu rupiah) kepada

dan Nikolaus Napa (Anggota). Pengawas terdiri dari: Petrus Pendo (Ketua), Damianus Doa (Sekretaris) dan Vitalis Karo (Anggota) dengan jumlah anggota 58 orang; 32 laki – laki dan 26 orang perempuan. Pelayanan simpan – pinjam dilaksanakan satu kali dalam sebulan di tempat rumah pengurus atau pengawas secara bergilir. Niat baik para penginisiatif ini tidak semudah membalik telapak tangan untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat Kekandere – Rajawawo terhadap CU Ampera karena pernah mengecewakan mereka di masa lalu.

Media Kawasan Pulau Flores


Foto: kopditampera.weebly.com

Foto: kopditampera.weebly.com

Di samping itu, para pengelola dan pengurus CU Ampera adalah orang – orang biasa dan sederhana, mereka adalah orang – orang desa yang berprofesi sebagai petani dan guru SD, berpendidikan rendah, miskin informasi dan miskin ilmu akuntansi. Akibatnya sejak tahun 1989 pertumbuhan anggota dan aset sangat lamban kendati pun pengurus sudah bekerja optimal. Grafik pertumbuhan anggota dan aset selama kurang lebih sepuluh tahun (1990 – 2000) tertatih – tatih seakan CU Ampera tidak memiliki roh lagi. Para pengurus bekerja semampunya dan mereka ditemani fasilitator atau pembina dari BK3D Ende – Ngada (sekarang Pusat Koperasi Kredit Flores Mandiri). Di tengah keterbatasan dan kekurangan pada tahun 2001 pengurus dan manajemen berani meningkatkan pelayanan yang sedikit lebih baik dengan menyewa rumah Markus Meka untuk dijadikan kantor dengan biaya 1 juta/ pertahun dan merekrut Yohana Tandi sebagai karyawan tidak tetap untuk bekerja tiga hari dalam satu minggu. Suatu pilihan yang sangat berani mengingat total aset baru sekitar 300 juta rupiah dan anggota masih berjumlah 102 orang. Sistem pelayanan manual pun diganti sistem komputerisasi walau masih menggunakan genzet. Kini para pengurus, pengawas, manajemen dan anggota harus bersyukur dengan kehadiran CU Ampera ini. Pertama, kopdit Ampera telah menjadi penopang ekonomi warga Rajawawo dan sekitarnya yang tak bisa dipandang sebelah mata lagi. Kedua, kopdit Ampera kini telah mengubah mental 536 anggota untuk sadar menabung dan mengelola keuangan tepat untuk biaya pendidikan anak dan kesejahteraan keluarga. Ketiga, Kopdit Ampera telah memiliki kepengurusan yang handal dan profesional. Koperasi yang berada di desa terpencil ini terus maju. Saat ini koperasi Ampera telah dikelolah dengan manajerial

yang matang dengan manajemen (2001): Markus Meka (Manajer), ditambah dengan tiga karyawan: Yohana Tandi, Yanuarius Oka, dan Kanisius Wake. Pada tahun buku 2010 Kopdit Ampera memiliki aset Rp 2.055.181.180 dan kantor permanen berlantai dua yang baru saja di resmikan pada RAT tahun buku 2011. Dan data terakhir per 31 Agustus 2013 koperasi ini memiliki 764 orang dan aset Rp. 2. 775. 371. 800.

Membangun Dari Kearifan Lokal Gagasan lahirnya kopdit Ampera merupakan refleksi dan pemaknaan akan realitas ekonomi masyarakat Kekandere pada 1980-an. Masyarakat sungguh merasakan keterdesakan ekonomi. Lilitan itu kian erat hingga tidak mampu membiayai pendidikan anak - anak mereka. Koperasi kredit AMPERA adalah hasil gagasan itu yang kemudian menjadi peristiwa yang selalu ditoreh dengan tinta kebanggaan. Kini, Kopdit Ampera sungguh mengamanah penderitaan rakyat. Bahkan kehadiran kantor baru merupakan representasi perjuangan dan pemaknaan serta pencapaian gerakan ekonomi keluarga yang berbasis gotong royong dan semangat kebersamaan. Di lain sisi, kemegahannya adalah cerita air mata dan gelak tawa para perintis. Gagasan-gagasan yang ditoreh di atas merupakan nilai -nilai lokal yang telah ada dan dihidupi masyarakat. “Ka Ma’ee Mbeja, Pesa Ma’e Sawe” (Makan jangan sampai habis, santap jangan sampai selesai) adalah filosifi dasar dalam membangun solidaritas dalam Kopdit. Pengejahwantahan dari nilai itu dikukuhkan dalam spirit “simpan teratur, pinjam bijaksana dan angsur tepat waktu. (df/kopditampera.weebly.com)

Media Kawasan Pulau Flores

dflores

31


S 32

dflores

tahun 2000-an berhasil memenuhi kebutuhan finansial rumah tangga dengan menekuni peluang bisnis camilan jagung. Dimanajemeni oleh ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok St. Antonius, Jl. Brai Maumere, di Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, mencoba memproduksi marning Jagung untuk mendatangkan penghasilan setiap bulannya. Salah satu Brand yang diproduksi dari usaha ini adalah Lele Regon. Meskipun marning jagung tersebut merupakan salah satu produk camilan tradisional, namun tekstur jagungnya yang sangat renyah serta cita rasanya yang semakin beragam menjadikan camilan marning jagung sebagai salah satu produk oleh-oleh khas yang harus dibawa pulang para wisatawan bila berkunjung ke Maumere atau kabupaten Sikka. Di kabupaten ini, pusat penjualan marning jagung sendiri bisa kita temui toko Sudi Mampir di Jalan Adi Sucipto (ruas jalan menuju bandara Frans Seda, Waioti), Maumere. Di toko ini juga kita bisa menjumpai banyak produk makanan khas lokal dengan aneka jenis makanan yang diproduksi dari UKM-UKM lokal/industri rumah

Foto: df

alah satu hasil olahan jagung yang cukup digemari adalah marning atau camilan jagung. Kecenderungan konsumen yang lebih menyukai produk makanan ringan yang praktis dan siap santap seperti camilan jagung ini nampaknya memberikan harapan baru bahwa diversifikasi jagung menjadi camilan jagung dapat diterima oleh masyarakat indonesia. Potensinya yang cukup melimpah di berbagai pelosok daerah, turut mendorong para pelaku bisnis camilan untuk mulai memanfaatkan biji jagung sebagai bahan baku produksinya. Contohnya saja seperti para produsen camilan marning jagung di Maumere, Kabupaten Sikka, yang sejak

Foto: df

Marning Jagung

Media Kawasan Pulau Flores


Bahan : Jagung 1 kg Garam 2 sdm Kapur sirih 45 gram Bumbu (campuran bawang merah 15 gram, bawang putih 15 gram, jahe 5 gram, merica 5 gram, ebi 15 gram, dan garam 15 gram)

Foto: dflores

Minyak goreng secukupnya Cara Membuat Marning Jagung: Pemilihan Jagung berkualitas

Lele regon. Salah Satu brand lokal Marning Jagung di Maumere. Marning Jagung dengan tiga rasa pedas, asin, manis.

tangga perseorangan lainnya dari seluruh daerah di provinsi NTT. Menjawab kebutuhan para konsumen, sekarang ini marning jagung mulai dikreasikan para pelaku usaha camilan dalam berbagai varian rasa. Sebut saja seperti marning jagung rasa pedas, rasa manis, serta marning jagung asin (original) yang setiap harinya diburu konsumen sebagai camilan asyik untuk menikmati waktu santai ataupun dijadikan sebagai alternatif buah tangan bagi sanak keluarga tercinta. Biasanya camilan marning Jagung di Maumere dibandrol dengan kisaran harga yang sangat terjangkau. Yaitu mulai dari Rp 1.000,00 sampai Rp 20.000,00 tergantung besar kecilnya kemasan camilan jagung. Dari bisnis camilan jagung ini, para pelaku usaha mengaku bisa mengantongi penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan finansial rumah tangga. Untuk yang tertarik dengan gurihnya untung dari bisnis camilan marning jagung, berikut ini kami bagikan salah satu resep pembuatan marning jagung.

Media Kawasan Pulau Flores

Tahapan berikutnya adalah proses perebusan. Setiap kg jagung direbus di dalam 3 liter air. Setiap liter air diberi 15 gram kapur sirih. Perebusan berlangsung selama 4 jam sampai jagung menjadi lunak, mekar dan kulit arinya terlepas. Untuk menghemat bahan bakar, api dikecilkan setelah larutan mendidih, dan besar api diatur sekedar untuk mempertahankan larutan tetap mendidih. Tahapan Pengeringan. Jagung ditiriskan, kemudian dijemur sampai kering atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air dibawah 17%. Tahapan Pemberian bumbu. Bumbu diberikan setelah bahan cukup kering. Bumbu yang diberikan adalah campuran bawang merah (15 gram), bawang putih (15 gram), jahe (5 gram), merica (5 gram), ebi 15 gram dan garam (15 gram) yang telah dihaluskan. Setelah itu, bahan dijemur atau dikeringkan lagi sampai kering seperti sebelum diberi bumbu. Proses Penggorengan. Jagung digoreng di dalam minyak panas (170 °C) selama 8~10 detik sampai mekar dan berwarna kuning, kemudian diangkat, ditiriskan dan didinginkan. Pengemasan. Jagung goreng atau marning jagung dikemas di dalam kantong plastik polislen tebal, kemudian direkatkan menggunakan mesin sealer. Pasang label produk camilan pada bagian atas kemasan, dan marning jagung siap untuk dipasarkan.(df/bs)

dflores

33


Paduan Suara

P

ada hari Kamis, 07 November untuk pertama kalinya Bimbingan Masyarakat Katolik (Bimas Katolik) memfasilitasi "Pergelaran Paduan Suara Gerejawi Antar PTAKS Tingkat Nasional 2013" yang diselenggarakan di The Ballroom Grand Emeral lantai 3, Hotel Redtop, Jakarta Pusat. Acara perlombaan ini dihadiri mahasiswa dan mahasiswi utusan 18 Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta (PTAKS) yang ada di Indonesia yang meliputi IPI Malang, Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik St. Fransiskus Asisi Semarang, Sekolah Tinggi Pastoral St. Bonaventura Medan, Sekolah Tinggi Pastoral Dian Mandala Nias, Sekolah Tinggi Pastoral St. Agustinus Pontianak, Sekolah Tinggi Tahasak Danum Pambelum Palangkaraya, Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik Bina Insani Samarinda, Sekolah Pastoral Don Bosco Tomohon, Sekolah Tinggi Pendidikan Agama Katolik St. Yohanes Penginjil Ambon. Sekolah Tinggi Pastoral Keuskupan Agung Kupang, Sekolah Tinggi Pastoral St. Petrus Atambua, Sekolah Tinggi Pastoral Reinha larantuka, Sekolah Tinggi Pastoral St. Sirilus Ruteng, Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik St. Benediktus

Sorong, Sekolah Tinggi Pastoral St. Yohanes Rasul Jayapura, Sekolah Tinggi Rantai Paul Tanah Toraja, Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende dan Sekolah Tinggi St. Yakobus Merauke. Selain itu, pergelaran ini dihadiri langsung Menteri agama, Dirjen Bimas katolik, Dirjen Bimas Islam, Dirjen Bimas Hindu dan juga 16 Uskup dari beberapa keuskupan yang ada di Indonesia. Acara ini dibuka dengan pertunjukan tarian budaya yang dibawakan oleh tiga perguruan tinggi St. Yakobus Merauke, St. Agustinus Pontianak, Rantai Paul Tanah Toraja diselingi dengan beberapa sambutan. Sedang perlombaan paduan suara yang akan diperlombakan dibagi dalam dua versi yakni untuk lagu wajib dari lagu Cantata Domine dan lagu pilihan diambil dari musik liturgi sesuai dengan kultur setempat. Perlombaan paduan suara digelar pada tanggla 08 Nopember. Dalam sambutan di pembukaan acara, Sekretaris Jenderal Konferensi wali Gereja Indonesia (KWI), Mgr. Johanes Pujusumarta, Pr pada kesempatan itu mengatakan pergelaran ini sebagai forum persaudaraan. Momen di mana warga bangsa dan agama disatukan untuk memaknai apa itu Indonesia. "Orang Indonesia harus semakin "Mengindonesia". Iman Katolik harus memberi makna untuk semakin mencintai Indonesia," tegasnya yang dipantau d’ Flores. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa perlombaan yang diadakan untuk

Tiga (3) PTAKS dari Flores turut ambil bagian dalam pegelaran lomba paduan suara (foto: dflores)

34

dflores

Media Kawasan Pulau Flores


Aneka kegiatan malam pembukaan lomba paduan suara PTAKS se Indonesia (Foto: dflores)

mengarahkan para mahasiswa atau mahasiswi untuk memaknai kehidupan yang lebih baik. Menteri agama, Drs.H. Suryadharma Ali, M.Si memberi apresiasi atas kreativitas seni yang ditunjukan para mahasiswa atu mahasiswi yang indah dan menawan. "Seni yang baik maka akan me n u n t u n s e t i a p p r i b a d i p a d a penciptaan kepribadian yang indah dan humanis serta empati pada manusia lain karena hati dan rasa terasa," katanya s e b e l u m p e mu k u l a n g o n g d a n penyerahan piala gilir sebagai simbol pembukaan acara yang dimaksud. L e bi h ja u h , Me n t eri aga ma me ma h a mi mo me n i n i s e b a g a i pengembangan spritual untuk peningkatan ajaran nasrani. "Kesempatan ini harus bisa membangkitkan potensi alamiah seperti hati nurani yang mulai terpinggir dan diganti dengan rasionalisme yang bersifat instrumental. Para mahasiswa a t a u ma h a s i sw i d i t u n t ut u n t u k membangun kearifan baru serta

pendidikan baru yang berbasis pada iman yang kokoh sebab rasionalisme tidak mampu membawa perubahan dalam peradapan baru," jelasnya. Dengan demikian baginya pergelaran ini harus merujuk pada peningkatan kualitas rohani ini. "Diutamakan saat ini adalah membangun wahana pendidikan yang religius dan humanis bukan mengenai siapa yang menang atau kalah dalam perlombaan ini. Bukan unjuk kualitas tetapi belajar untuk membangun kualitas kelembagaan yang humanis dan religius," tambahnya lagi. Nada antusiasme juga ditunjukan oleh para mahasiswa atau mahasiwi dan pendamping dari masing-masing perguruan tinggi yang hadir pada kesempatan itu. Di kegiatan awal ini, para peserta semua mengenakan pakaian budaya dari masing-masing daerah. Ida Kumanireng yang adalah pendamping dari Stipar Atma Reksa Ende memberi apresiasi atas kegiatan ini. "Ini adalah momen menarik.

Media Kawasan Pulau Flores

Mahsiswa dan mahasiswi stipas bisa bertemu dan menjalin persaudaraan yang akrab. Kegiatan ini meningkatkan partisipasi mahasiswa dan mahasiswi dalam musik liturgi. Ini penting karena mereka ujung tombaknya,� jelas Ida. Hal senada diungkapkan oleh Suster Floren Epiafani, CIJ yang menilai kegiatan ini sebagai gebrakan besar. "Kegitan ini luar biasa karena pertama kali mahasiswa saling bertemu. Apresiasi untuk bimas Katolik," kata pendamping Sekolah Tinggi Pastoral Reinha larantuka ini. Bukan hanya para pendamping saja, salah satu mahasiswi bernama Irma Mau yang pada malam itu dipercayakan sebagai dirjen untuk salah satu lagu diacara pembukaan ini, tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya. "Saya bahagia sekali bisa tampil di depan teman-teman yang datang dari berbagai daerah. Saya bangga sekali bisa dilihat teman. Dan saya belajar banyak dari kegiatan ini," tegasnya.(df)

dflores

35


Foto: Istimewa

Mereka Mengira Peluru ! Malala Yousafzai adalah gadis Pakistan yang ditembak di kepalanya oleh Taliban ketika berusia 14 tahun.

P

enembakan tersebut tak lepas dari aktivitas Malala yang sejak berusia 11 tahun memperjuangkan kesetaraan nasib anak perempuan di Pakistan terutama di bidang pendidikan, yang mendapat tantangan dari kelompok Taliban. Kelompok Taliban merupakan kelompok agama Islam di Pakistan yang beraliran radikal dan sering memaksakan pandangannya melalui kekerasan. Malala memberikan

36

dflores

pencerahan lewat tulisan-tulisannya di blog BBC yang melayani bahasa Urdu. Malala yang lahir pada 12 Juli 1997, adalah seorang siswi yang berasal dari Kota Mingora, Kabupaten Swat, Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, Pakistan. Ia merupakan seorang aktivis muda yang loyal melawan Taliban untuk memperoleh hak pendidikan bagi anak-anak perempuan. Gadis ini tinggal dan bersekolah di lingkungan yang dikuasai Taliban, kelompok militan yang ingin menerapkan

Media Kawasan Pulau Flores


Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

hukum syariat di Pakistan. Taliban melarang perempuan bersekolah. Mereka bahkan memaksa agar sekolahsekolah perempuan ditutup. Jika tidak, mereka akan menghancurkan sekolah-sekolah tersebut. Hal ini menarik Malala untuk memperjuangkan hak pendidikan para perempuan. Pada 9 Oktober 2012, Taliban melakukan serangan terhadap Malala. Dia ditembak. Upaya pembunuhan ini dilakukan Taliban saat Malala berada dalam sebuah bus. Dia terkena tembakan di bagian kepala dan leher. Peluru bersarang di tengkoraknya. Malala pun dilarikan ke rumah sakit setempat, lalu kemudian ke Rumah Sakit Queen Elisabeth di Birmingham, Inggris. Beruntung, nyawa Malala bisa diselamatkan. Pelaku penembakan Malala merupakan seorang komandan Taliban Pakistan yang dikenal kejam, Maulana Fazlullah. Dia bersama anak buahnya menguasai Lembah Swat,tempat kelahiran Malala. Mereka bahkan pernah

meledakkan sekolah anak perempuandan mengeksekusi di depan publik dengan kejam. Atas perjuangannya tersebut, yang bahkan nyaris mengorbankan nyawanya. Malala masuk dalam bursa calon peraih Nobel Perdamaian 2013. Pencalonan nama-nama kandidat peraih Nobel Perdamaian dilakukan pada Jumat 1 Februari 2013. Selain Malala, sejumlah aktivis blok Komunis masa perang dingin masuk nominasi. Peraih penghargaan ini diumumkan pada bulan Oktober 2013. Tulisan-tulisan Malala berbentuk diary menggambarkan perlakuan kelompok Taliban yang memaksakan hukum Islam di kampung halamannya. Karena keberaniannya, pada tahun 2011, pemerintah Pakistan memberikan hadiah perdamaian nasional sebesar $10, 500 (kurang lebih 100 juta rupiah). Ia pun dinamakan sebagai pemenang International Children’s Peace Prize yang diberikan pemerintah Belanda tahun lalu.(df/bs)

"Kita harus mengakui perjuangan anak-anak untuk menolong anak-anak korban perdagangan anak dan perjuangan haknya. Tak ada ancaman teroris yang dapat menghalangi kita dan kita akan berkampanye untuk hak pendidikan bagi anak perempuan", pesan Malala ketika menerima Penghargaan Kepemimpianan dan Keberagaman GG2 (Garavi Gujarat 2) di London, 27 November 2013.

Buku otobiografi Malala Yousafzai. Buku tersebut masih menjadi salah satu buku terlaris secara global, namun telah dikecam oleh kelompok-kelompok sayap kanan di Pakistan, tempat sekolah-sekolah swasta telah memutuskan tidak mengizinkan para murid membacanya.

Media Kawasan Pulau Flores

dflores

37


Foto: Istimewa

Di Ende Sebagai Orang Interniran ENDE adalah salah satu kota yang ada di pulau Flores. Kota Ende memiliki nilai sejarah penting bagi Indonesia. Di Ende, sebuah falsafah negara yang kelak menjadi dasar negara yang nantinya disebut Pancasila mulai ada yang lahir dari renungan Sang Proklamator di tempat ini. 38

dflores

14 Januari 1934,

kapal Van Der Wijck yang berlayar dari Pelabuhan Surabaya melepas jangkar di Pelabuhan Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Soekarno bersama istrinya, Inggit Garnasih, ibu mertua dan anak angkatnya, Ratna Djuami menjejakkan kakinya di Ende. Bersama beberapa serdadu Belanda yang mengawalnya, Soekarno dibawa ke Kampung Ambugaga untuk diasingkan serta menjauhkannya dari kegiatan politik, dan dari rekan-rekan seperjuangannya di Pulau Jawa hingga Soekarno akhirnya meninggalkan kota ini pada Februari 1938 dengan kapal De Klerk milik KPM menuju Surabaya. Ende pada pertengahan 1930-an mempunyai penduduk tidak lebih dari 5.000 orang. Tidak ada bioskop, tidak ada perpustakaan umum, tidak ada pusat hiburan apa pun, dan

Media Kawasan Pulau Flores


terbanyak penduduk masih buta huruf. Namun keterbatasanketerbatasan ini tidak membuat Soekarno menjadi patah semangat. Ada dua kegiatan alternatif yang dilakukannya. Dengan kaum terpelajar dia mengadakan diskusi-diskusi keagamaan, dan dengan rakyat biasa dan juga mengadakan pertunjukan sandiwara. Tercatat 12 sandiwara yang dikarang oleh Soekarno dan dipentaskan di Ende. Dalam diskusi dan studi agama perhatian utama terpusat pada Islam dan diskusi itu berlangsung lewat surat-menyurat dengan seorang ulama yang terkenal, tokoh Persatuan Islam di Bandung yaitu T.A. Hasan. Surat-menyurat ini kemudian dikenal sebagai “Surat-Surat Islam dari Endeh”. P. G. Huijtink SVD dikenal sebagai salah seorang misionaris pertama yang menjadi teman akrab Soekarno. Soekarno juga bersahabat dengan Bruder Lambertus, kepala bengkel kayu, yang sering membantu Soekarno membuat dekor bagi pertunjukan sandiwara. Pater Jan Bouma SVD, menjadi lawan debatnya yang paling fasih. Pater Bouma adalah Superior Regional SVD untuk lima periode (1932-1947). Pada tahun 1936, tiba di Ende seorang misionaris muda yang baru menyelesaikan studi doktoralnya di Roma dalam bidang sejarah gereja. Dr M. van Stiphout, SVD belajar kala Mussolini menjadi penguasa Italia. Dengan dia, Soekarno banyak mendiskusikan kecenderungan meluasnya fasisme pada masa itu. Persahabatan terjalin karena berpautnya banyak faktor. Bung Karno memerlukan teman diskusi yang seimbang. Para pater membutuhkan teman bicara yang dalam berdialog bisa terjadi tanya-jawab, umpan-balik, dan perdebatan. Sesuatu yang tidak didapatkan ketika mereka menjalankan tugas misi, hingga ketika mereka melakukan kunjungan ke stasi-stasi. Di Ende inilah Soekarno yang sebelumnya dikenal sebagai seorang politikus bermetamorfose menjadi seorang negarawan yang memikirkan masa depan bangsanya. Dari seorang aktivis politik menjadi seorang pemikir tentang dasar negara yang akan merdeka, dari seorang yang sejak muda terobsesi dengan trilogi “Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme” ke Pancasila sebagai filsafat negara yang lebih universal. Selain itu, dalam empat tahun masa pembuangannya di Ende, tak kurang dari 11 lukisan dihasilkan dari tangan Bung Karno. Salah satu objek lukisan Bung Karno yang cukup terkenal diberinya judul “Teluk Numba”. Lukisan itu, bisa dipastikan sangat spesial. Setidaknya, itu adalah salah satu lukisan yang dibawa dan berhasil selamat hingga Bung Karno menjabat Presiden. Bung Karno juga bercerita, tempat menyendiri yang paling dia gemari adalah di bawah pohon sukun (Artocarpus communis) yang menghadap ke laut serta terobsesi dengan pesona Sungai Nangaba. Semua hal di atas dikenang kembali oleh Sang Proklamator sendiri pada hari Minggu, tanggal 16 Mei 1954 ketika Bung Karno “pulang” ke rumah Ende. Bukan lagi sebagai orang interniran (buangan) penjajah tetapi sebagai Presiden Republik Indonesia.

Media Kawasan Pulau Flores

Bung Karno sedang berbincang dengan Pater G. Huijtink, SVD (berjenggot) dan Pater A. Thijssen SVD Sejak itu, rumah tadi menjadi situs peninggalan sejarah yang dipelihara pemerintah dan selanjutnya, menjadi aset pemerintah hingga sekarang. Dalam sebuah lemari kaca ada dua tongkat kayu yang biasa dibawa Soekarno. Salah satunya ada kepala monyet di ujungnya. Tongkat itu biasa digunakan Bung Karno ketika berbicara dengan penguasa kolonial, sebagai bentuk satire. Di dinding ruang depan tergantung lukisan foto diri Soekarno karya Affandi, lukisan cat minyak perempuan Bali sedang sembahyang karya Bung Karno serta dokumentasi foto Bung Karno bersama istri, Inggit Ganarsih, dan teman-teman. Dalam lemari kaca juga ada map berwarna oranye yang sudah pudar berisi naskah-naskah tonil karya Bung Karno Di Ende juga makam ibu Amsi, ibu mertua Bung Karno, ibunda Inggit Garnasih berada. Ibu Amsi termasuk dalam rombongan yang menyertai Bung Karno melakoni pembuangan ke Pulau Bunga (Flores). Kini rumah beratap seng di Jalan Perwira, Ende, menjadi saksi bisu keberadaan Soekarno di Ende. Di dalam rumah itu tersimpan sejumlah barang peninggalan Soekarno. Kota Ende memiliki nilai sejarah penting bagi Indonesia. Bukan karena di Kota ini pernah terjadi genangan darah para pejuang kemerdekaan dalam melawan penjajah atau kota ini hancur oleh serangan musuh, bukan itu. Tetapi di Ende, sebuah falsafah negara yang kelak menjadi dasar negara yang nantinya disebut Pancasila mulai ada.(df/bs)

dflores

39


Du’a Buhu Gelo (Wanita Kentut Kemiri)

Ilu

st r

as

i: A

lto

nc

e

Cerpen: Fram Maget

M

alam sudah pekat. Sepi tanpa suara. Tak ada yang bersuara kecuali nyanyian serangga malam yang terus terngiang. Semua warga kampung mungkin sudah terlelap. Mereka lelah karena seharian bekerja di ladang yang tak terlampau banyak memberi hasil lantaran selalu diserbu kawanan kera dari hutan di sekitar kampung. Kera-kera itu memang makhluk tak tahu malu karena mereka selalu saja

40

dflores

melakukan panen mendahului pemilik ladang. Mereka begitu lihai, begitu lincah. Memang para pemilik ladang sering melakukan ronda menjaga ladang mereka tetapi kera-kera itu begitu cerdik. Lagipula para peronda itu tak mungkin terjaga sepanjang malam. Mereka juga lelah karena harus bekerja sepanjang hari. Menyedihkan. Keheningan malam terpecah ketika terdengar suara lolongan anjing dan teriakan. Sepertinya kawanan kera baru saja menyerbu salah satu ladang milik warga. Suasana menjadi

gaduh. Hampir semua pria langsung meninggalkan mimpi mereka dan bergerak menuju suara yang memecah keheningan tadi. Seperti biasa. Seperti malam-malam yang lalu. Para wanita ikut bangun dan duduk di halaman rumah di bawah payung malam atau berkumpul bersama wanita lainnya. Semua kembali hening. Para wanita pun hanya berbisik-bisik karena tidak ingin menciptakan kegaduhan. Tak berapa lama para lelaki mulai bermunculan kembali masuk kampung. Tapi, malam ini berbeda dari

Media Kawasan Pulau Flores


malam sebelumnya. Mereka tidak langsung kembali ke rumah. Mereka menuju rumah kepala kampung. Para wanita pun langsung mengekor dengan sendirinya. Ini sebuah sebuah keharusan supaya mereka pun bisa tahu apa yang sedang terjadi. Mereka pun dibutuhkan….lebih tepatnya mereka pun merasa dibutuhkan. *** “Ama§, kita harus segera memikirkan cara untuk menumpas kera-kera yang selalu menyerang ladang kita,” ujar seorang pria ketika melihat semua warga telah berkumpul di halaman rumah kepala kampung. Sang kepala kampung menatap warganya penuh wibawa. “Betul, Ama,” sambung seorang pria lainnya, “kalau kita tidak segera mengambil langkah, kita akan kelaparan karena gagal panen. Kita harus menumpas kera-kera itu.” Semua terdiam. Pasti sedang memikirkan langkah yang harus ditempuh. “Apa jalan yang menurut kalian tepat?” sang kepala kampung bersuara. “Kita berburu, Ama,” ujar beberapa pria lain. “Percuma,” sambung yang lain, “kita hanya membuang waktu. Terlalu banyak jumlah kera-kera itu. Lagipula mereka lebih menguasai kondisi hutan daripada kita.” Banyak yang mengangguk setuju. “Bagaimana kalau kita melakukan ronda lebih rutin lagi?” ujar seorang warga yang lain. “Saya tak yakin lagi dengan ronda yang kita laksanakan,” ujar sang kepala kampung, “kera-kera itu tetap bisa mencuri dan merampok ladang kita walaupun telah ada penjaganya. Kita harus memikirkan jalan yang benar-benar membuat kera-kera itu jera dan bukan berhenti beberapa hari kemudian lalu ketika merasa aman mereka menjarah lagi.” Hening. Semua warga terdiam memikirkan dan merenungkan apa yang dikatakan sang kepala kampung. Mereka sudah

lelah menghadapi kera-kera jahanam yang tak tahu malu itu. “Bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?” tanya sang kepala kampung lagi, “kita harus memikirkannya malam ini juga karena peritiwa tadi terlalu menyedihkan. Seluruh isi ladang habis dijarah kera-kera itu. Ini tak boleh terulang kembali.” “Ama, saya punya usul!” seorang pria berdiri dan berujar tegas.” “Silahkan,” sahut kepala kampung. “Du’a buhu gelo,” ujar sang pria langsung disambut tawa berderai semua yang hadir. “Maksudmu?” “Dahulu di kampung asal saya orang pernah melakukan ini. Orang selalu menceritakan peristiwa itu terus menerus. Seorang wanita menelan begitu banyak kemiri kemudian purapura tertidur di ladang, dalam keadaan tak berpakaian. Ketika kera-kera datang dan menyaksikan itu mereka senang karena dengan begitu mereka bisa menjarah kebun itu. Ketika mereka mendekati wanita itu dengan maksud ingin menyingkirkannya, satu per satu mereka tewas karena wanita itu mengentuti mereka. Ketika kentut, sebuah kemiri terlempar dari dubur wanita itu dan menghajar si kera. Semua kera mati terhajar kentut kemiri. Dan…” “Apakah itu bisa?” sang kepala kampung ragu. “Saya yakinkan bahwa itu bisa terjadi. Asal saja wanita itu rela. Kerakera pasti tak lagi menjarah kebun kita seperti yang terjadi di kampung saya itu,” kata si pria melanjutkan, “tapi, ini hanya usulan saja.” Hening. “Baiklah. Kita harus mencoba usulan ini. Bagaimana?” tak ada yang membantah, “Du’a, siapkan dirimu!” Sang kepala kampung menunjuk seorang gadis yang duduk tak jauh darinya. “Saya tak bersedia, Ama” sahut sang gadis dengan suara tegas. “Ini perintah seorang Ayah, Du’a. kamu harus menjadi Du’a buhu gelo demi kampung kita ini, demi kita

Media Kawasan Pulau Flores

semua. Apa kamu ingin mati kelaparan?” Sang gadis – puteri kepala kampung – terisak. “Mengapa harus saya? Mengapa harus du’a buhu gelo dan bukan la’i buhu gelo§? Apa Ama rela saya bertelanjang di hadapan kera-kera itu?” sang gadis memandangi warga yang hadir. Meminta dukungan. “Kamu mau mengajari saya? Sejak lahir saya sudah tahu dengan pasti bahwa wanita harus mengikuti apa yang dikatakan seorang pria. Jadi, tidak ada alasan kamu menolak untuk menjadi du’a buhu gelo bagi kampung kita.” Hening. “Du’a!” kali ini kepala kampung berteriak, “katakan kamu bersedia untuk tugas ini! Cepat!” Gadis itu terkejut. Terisak. Perlahan dia mengangguk. “Keputusan sudah didapat. Pulanglah kalian. Doakan agar besok Du’a berhasil!” ujar sang kepala kampung. Semua warga pulang. Sang kepala kampung meninggalkan puterinya yang tetap diam mematung. Di sebelahnya berdiri sang ibu yang juga hanya terdiam dan menangis. “Du’a,” ujar sang ibu lembut ketika melihat suaminya telah menghilang di balik pintu rumah, “terimalah tugas ini sebagai kehormatan. Kita memang harus mengalah pada mereka. Kita memang harus selalu berusaha supaya tunduk pada mereka. Itu takdir kita yang tak bisa lagi kita sangkal sampai kapanpun. Mereka lebih berkuasa dan kita bukan apa-apa.” Gadis itu ingin marah tapi tak tega marah pada ibunya. Ia marah pada keadaan yang membuat dia terlahir sebagai wanita yang selalu tertindas. Ia memeluk ibunya mohon kekuatan. Haruskah besok ia benar-benar menjadi Du’a buhu gelo? Wairklau, 10 Oktober 2010 buat wanita Sikka…… Ini adalah judul sebuah dongeng rakyat Sikka. Cerpen ini disadur dengan perubahan berdasarkan refleksi penulis atas dongeng dimaksud. Mengapa harus wanita yang menjadi korban? Ama : Bapa (bahasa Sikka). La’I buhu gelo : lelaki kentut kemiri (Bahasa Sikka).

dflores

41


Rap adalah berbicara dengan rima mengikuti ritme atau ketukan beat. Hiphop adalah budaya, jalan hidup (way of life) untuk lingkungan orangorang yang mengidentifikasi, mencintai, dan menghargai nge-rap, nge-breakdance, ngeDeejay, dan graffiti (Kurtis Blow). Belakangan ini elemen Hip Hop juga diwarnai oleh beatboxing, fashion, bahasa slang, dan gaya hidup lainnya.Musik Rap atau yang disebut juga musik Hip-Hop sekarang digandrungi oleh hampir semua kalangan remaja termasuk remaja di Flores. Bahkan beberapa remaja Flores mulai berkecimpung dan menciptakan lagu-lagu dengan genre musik beraliran ini.

A

sal muasal rap muncul sejak tahun 1970-an. Akar hip hop ditemukan di musik AfrikaAmerika dan akhirnya musik Afrika. Kebanyakan buku, Acara Tv dan sejarahwan mengatakan bahwa rap diciptakan di The Bronx di kota New York , tapi ini tidak sepenuhnya betul. Rap Amerika yang kita tahu sekarang dimulai sekitar 1970 di Boogie Down Bronx. Untuk mengerti secara keseluruhan, kita harus kembali ke masa lampau : Dimulai di Afrika..Gospel Di Afrika, lebih spesifik- Suku-suku di sana mengabadikan sejarah mereka dalam bait-bait ritmik dan nyanyian. Jadi, untuk menjaga sejarah dan legenda mereka menggunakan lagu dan ritmik untuk menceritakannya terutama ketika adanya banyak pedagang budak kulit putih yang datang dan memisahkan mereka dari keluarga dan suku mereka. Orang Afrika asli membawa cerita dan rima mereka bersama pedagang budak eropa. Para pedagang budak tidak mengizinkan para budak bicara menggunakan "Bahasa Ibu" (bahasa Afrika asli) untuk menghindari kerusuhan. Walaupun para budak ini dirantai tetapi mereka diperbolehkan untuk menyanyi. Ini membuat para budak bertahan hidup dan merasa lebih baik. Sebab kala itu, para

42

dflores

budak wanita diperkosa dan sering kali hamil oleh crew (para pembantu pedagang budak). Budak wanita dijadikan bonus buat para crew. Bila budak wanita hamil maka mereka akan mendapatkan harga yang lebih baik (karena ada tambahan bayi dalam kandungan budak wanita). Para majikan bahkan memberikan tamu mereka satu atau dua wanita untuk teman tidur. Ketika mereka menyanyi mereka bekerja lebih giat karena isi nyanyiannya adalah tentang dari mana mereka berasal dan sejarah suku-suku mereka. Waktu selanjutnya, karena majikan bersifat lebih lunak, para budak diperbolehkan libur setiap hari minggu. Pada hari minggu tersebut, para budak pergi ke gereja dan menyanyikan lagu kebebasan. Hal ini kemudian berubah menjadi paduan suara Gospel. Sedangkan Hip-Hop sebagai sebuah gerakan kebudayaan mulai tumbuh sekitar tahun 1970’an yang dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika dan LatinAmerika. Awalnya pertumbuhan Hip Hop dimulai dari The Bronx di kota New York dan terus berkembang dengan pesat hingga ke seluruh dunia. Hip hop pertama kali diperkenalkan oleh seorang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five.

Media Kawasan Pulau Flores


The Bronx di New York, tempat kelahiran hip hop (wiki.com)

Ada pendapat yang mengatakan Hip Hop sebenarnya berasal dari kosakata Afro-Amerika, yakni hip yang secara harfiah dapat diartikan sebagai "memberitahu" atau "sekarang" dan akhiran hep. Ada juga pendapat lain yang mengatakan "hip hop" merupakan sebutan lain dari Bebop. Namun menurut Keith "Cowboy" Wiggins, salah satu anggota Grandmaster Flash and the Furious Five, istilah "hip hop" terinspirasi saat ia bercanda dengan temannya yang baru bergabung dengan Angkatan Bersenjata. Bunyi "hip hop" sendiri merupakan tiruan bunyian hentakan kaki tentara. Pada setiap pementasannya kemudian, Cowboy menjadikan kata tersebut sebagai improvisasi saat rapping. Hal ini kemudian ikuti oleh musisi Hip Hop lain. Termasuk oleh Afrika Bambaataa yang kemudian mempopulerkannya sebagai nama dari genre musik yang dibawakannya itu. Tahun 1520 Sedwick Avenue adalah sebuah kawasan di New York yang diklaim sebagai tempat awal lahirnya komunitas Hip Hop. “Disinilah kami berasal�,

Media Kawasan Pulau Flores

cetus Clive Campbell, salah seorang yang merelakan lantai satu di rumahnya dijadikan sebuah markas untuk berkumpul. Selain nama tersebut, terdapat pula nama DJ Kool Herc yang memperkenalkan turntable pada saat itu di sebuah party pada tahun 1973. Kool Herc-lah yang akhirnya menciptakan scratch dan bunyi-bunyian aneh yang menimbulkan sebuah sensasi yang luar biasa pada saat itu. Hip Hop terasa kurang lengkap tanpa MCing (lebih dikenal rapping). Celah inilah yang dilihat oleh Melle Mel, MC pertama pada dunia Hip Hop. Pada awalnya Melle Mel merasa bingung apa yang akan diucapkannya pada penampilan pertamanya tersebut, namun karena dirinya telah dipenuhi kebosanan dengan peraturan-peraturan dari pemerintah yang mengekang, akhirnya Melle Mel mengeluarkan rasa bencinya pada pemerintah dan pandangannya tentang kehidupan lewat lirik-liriknya. Mulai saat itulah musik Hip Hop lebih banyak menceritakan tentang kehidupan di sekitar masyarakat kulit hitam dan teriakan-teriakan serta protes suara hati mereka kepada pemerintahan yang berlaku tidak adil. Lirik-lirik musik Hip Hop cenderung keras dan tegas. Itulah Hip Hop. Hip Hop sebagai kebudayaan diperjelas lagi pada tahun 1983 oleh Black Spades yang merupakan anggota dari Afrika Bambaataa dan The Soulsonic Force lewat track yang berjudul “Planet Rock�. Lagu ini merupakan sebuah musik Hip Hop yang menarik karena memiliki perpaduan antara rap yang sederhana dan irama musik disko yang diciptakan melalui drum electronic dan synthesizer. Pada tahun 1985 berulah dengan teknologi stereo, Run DMC, LL Cool J, The Fat Boys, Herbie Hancock, Soulsonic Force, Jazzy Jaz, dan Stetsasonic yang mengeluarkan album-album andalannya sehingga menjadi legenda musik Hip Hop hingga saat ini.(df)

dflores

43


Foto: www.tuttointernazionale.i

Pengusaha Muda Indonesia Jadi Pemilik Inter Milan Pengusaha asal Indonesia Erick Thohir resmi menjadi pemilik klub raksasa Serie A Inter Milan pada hari Selasa 15 Oktober 2013. Dengan dana 350 juta euro atau setara Rp . 5,3 triliun, miliarder yang sudah memiliki klub sepakbola di Amerika Serikat ini mengambil alih saham milik presiden klub Massimo Moratti.

P

embelian saham mayoritas Inter Milan oleh pengusaha Indonesia Erick Thohir dari tangan Massimo Moratti sempat menjadi berita besar di Italia. Awalnya tak banyak yang menduga Moratti akhirnya jadi menjual Inter karena selama ini dikenal sangat mencintai La Beneamata. Di sisi lain pembelian klub Italia ini mengundang banyak kekaguman. Pasalnya pembelian 70% saham Inter Milan senilai 350 juta euro atau setara Rp. 5,3 triliun menyejajarkan Erick Thohir dengan pemilik klub sepakbola Chelsea, Roman Abramovich. Secara jumlah kekayaan, Erick Thohir memang kalah dibandingkan Abramovich. Namun satu hal yang membuat Erick sejajar dengan pria asal Rusia ini adalah kemampuan pengusaha dari negara emerging market (negara berkembang) untuk membeli klub sepakbola ternama Eropa. Lewat pembelian tersebut, Erick menjadi pemilik klub sepakbola besar Eropa terbaru yang berasal dari negara berkembang. Kepemilikan Erick atas Inter Milan menambah nama dalam daftar pengusaha negara berkembang yang berhasil mengakuisisi klub sepakbola yang populer di mata dunia bersama Roman Abramovich, pengusaha asal Rusia yang berhasil menduduki kursi kepemilikan klub sepakbola Chelsea, Mansour bin Zayed Al Nahyan yang berasal dari Abu Dhabi

44

dflores

merupakan pemilik perusahaan investasi Abu Dhabi United Group (ADUG) yang berhasil mengakuisisi Manchester City. Pengusaha asal negara berkembang lainnya yang berhasil mengakuisisi klub sepakbola ternama Eropa adalah Nasser AlKhelaifi. Mantan pemain tenis profesional asal Qatar ini merupakan presiden klub sepakbola Ligue 1, Paris SaintGermain. Selain itu, investor kelahiran Rusia Dmitry Yevgenyevich Rybolovle merupakan pemilik resmi klub sepakbola AS Monaco FC. Erick yang juga merupakan pemilik klub sepakbola DC United ini memiliki total 35% saham Inter Milan. Sementara 30% saham masih dimiliki Morratti. Sisa saham Inter Milan tersebut dimiliki dua rekan Erick asal Indonesia yaitu Rosan Roselani dan Handy Soetedjo. Kini Inter menaruh harapan besar kepada Erick agar bisa mengikuti jejak Sheikh Mansour di Manchester City atau Roman Abramovich bersama Chelsea dengan merekrut pemain-pemain bintang berharga mahal agar bisa membangkitkan kembali prestasi Inter yang dalam dua musim terakhir harus hampa gelar. Setelah resmi menjadi pemegang saham mayoritas Inter Milan, Erick Thohir dituntut membuat gebrakan membangkitkan kejayaan klub asal Seri A Liga Italia itu.Ada tiga hal yang perlu dibenahi Inter yakni mendatangkan Pemain

Media Kawasan Pulau Flores


Foto: http://www.inter.it

Bintang demi Meraih Gelar Juara, Pengembangan pemain muda dari akademi Inter, dan peningkatan kebijakan Transfer Pemain. Erick Thohir lahir di Jakarta pada tanggal 30 Mei 1970. Pria berusia 43 tahun ini adalah seorang pengusaha asal Indonesia dan merupakan salah satu pendiri Mahaka Media Erick adalah anak dari Teddy Thohir, salah satu pemilik (co -owner) dari grup Astra International bersama William Soeryadjaya. Saudaranya, Boy Thohir, adalah seorang bankir investasi. Ia juga memiliki kakak perempuan bernama Rika. Tohir kecil turut membantu bisnis keluarga. Pada tahun 1993 Erick lulus program Master untuk Administrasi Bisnis (Master of Business Administration) dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat, sebelumnya gelar sarjananya (Bachelor of Arts) diperoleh dari Glendale University. Sekembalinya ke Indonesia, bersama Muhammad Lutfi, Wisnu Wardhana dan R. Harry Zulnardy, ia mendirikan Mahaka Group. Perusahaan ini membeli Republika pada tahun 2001 saat berada di ambang kebangkrutan. Karena belum berpengalaman di bisnis media, ia mendapat bimbingan dari ayahnya serta Jakob Oetama dari Kompas dan Dahlan Iskan dari Jawa Pos. Erick menjadi Presiden Direktur PT. Mahaka Media hingga 30 Juni 2008, ia kemudian menjabat sebagai komisioner sejak Juni 2010 hingga kini. Mahaka Group kemudian membeli pula Harian Indonesia dan diterbitkan ulang dengan nama Sin Chew -Harian Indonesia dengan konten editorial dan pengelolaan dari Sin Chew Media Corporation Berhad yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia. Media ini kemudian dikelola secara independen oleh PT.

Media Kawasan Pulau Flores

Emas Dua Ribu, mitra perusahaan Mahaka Media. Erick juga menjabat sebagai Ketua Komite Konten dan Industri Aplikasi untuk Kamar Dagang Industri (KADIN). Hingga 2009, Grup Mahaka telah berkembang dan menguasai majalah, Parents Indonesia, dan Golf Digest; Sementara untuk bisnis media surat kabar: Sin Chew Indonesia dan Republika; Stasiun TV: JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FM, Prambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio. Selain di bidang media Erick juga memiliki usaha di bidang periklanan, jual-beli tiket, serta desain situs web. Ia juga pendiri dari organisasi amal "Darma Bakti Mahaka Foundation" dan "Dompet Dhuafa Republika" serta menjadi Presiden Direktur VIVA grup, dan Beyond Media. Erick yang gemar bola basket pernah menjabat sebagai Ketua Umum PERBASI periode 2006–2010 dan menjabat sebagai Presiden Southeast Asian Basketball Association (SEABA) selama dua kali, yaitu periode 2006–2010 dan 2010– 2014. Tahun 2012 Erick dipercaya sebagai Komandan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London 2012. Juga di tahun 2012, Thohir dan Levien menjadi pemilik saham mayoritas sebuah klub Major League Soccer, D.C. United.Transaksi ini membuatnya dikenal sebagai orang Asia pertama yang memiliki Tim Basket NBA setelah ia membeli saham dari Philadelphia. Pada tahun 2013 Erick menawarkan dana sejumlah 250 hingga 300 juta Euro (2,8-3,2 triliun Rupiah) untuk membeli 80 persen saham dari klub sepak bola Italia Internazionale Milano atau yang lebih dikenal dengan nama Inter Milan setelah berdiskusi dengan pemiliknya, Massimo Moratti.(df/bs)

dflores

45


her club otograp keo ph woi/nag e ddy du e Foto: e

Gara Gara--gara Soekarno Jadi Pemain Film Foto: eddy due woi/nagekeo photographer club

P 46

dflores

anasnya matahari yang menyengat kota Ende, tidak menyurutkan semangat gadis cantik, pemilik nama lengkap Christin Natalia Shinta Daro

dalam melayani nasabah di salah satu lembaga keuangan di kota yang pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno. Shinta, demikian gadis kelahiran 25 Desember 1992 ini biasa disapa. Setiap

Media Kawasan Pulau Flores


Foto: dok. pribadi

Foto: dok. pribadi

ahari, ia harus melayani nasabah dari jam 08.00-15.00 WITA. Tidak ada rasa lelah tergores sedikit pun di wajahnya. "Saya memang jarang ditemui. Soalnya hampir tiap hari saya di kantor ini serta harus melayani banyak permintaan nasabah," demikian dikatakannya ketika pertama berkenalan dengan dflores. Namun Shinta menjalani semua ini dengan santai. "Enjoy saja. Namanya juga pilihan hidup," tegasnya lagi. Pasalnya selain sebagai pegawai di salah satu lembaga keuangan di Ende, Shinta juga sedang menyelesaikan kuliah. Namanya kemudian kian populer ketika Shinta terjun ke panggung seni peran. Tak heran kalau Shinta juga terlibat sebagai salah satu pemeran film "Ketika Bung di Ende". Film mengenai kisah hidup Presiden RI pertama saat sebagai intenerin di Pulau Flores, Ende pada khususnya. Dalam film yang disutradarai Viva Westi itu, Shinta berperan sebagai Gadi Walu yaitu kakaknya Riwu. Riwu adalah salah satu pengawal yang sangat setia dan dipercaya Soekarno. Christin Natalia Shinta Daro sendiri menjalani masa kecil hingga dewasa di Ende. Shinta lahir di Ende dari pasangan Bapak Emanuel Putu dan Ibu Endah Nurveli. Anak ketiga dari lima bersaudara. Shinta mengawali pendidikannya di Taman kanak – kanak Dharma Wanita. Dilanjutkan ke SDI Tetandera. Pendidikan menengah pertama ditempuhnya pada bangku SMP Negeri I Ende, setelah itu melanjutkan ke SMA Frateran Ndao, Ende. "Sekarang saya mengambil kuliah ekstension di Unflor, mengambil jurusan ekonomi manajemen dan berada di semester empat. Pagi hari saya kerja dan sore saya kuliah," kisah pemilik bintang Sagitarius itu. Sedangkan mengenai

Media Kawasan Pulau Flores

dirinya jadi salah satu pemain di film, diakuinya semua itu terjadi secara kebetulan. "Semua gara-gara Soekarno sehingga saya bisa main film bersama artis papan atas Paramitha Rusady dan Baim Wong," ucapnya sambil tersenyum. Shinta mengakui bahwa awalnya ia tidak menyangka akan terpilih. Saat menggelar casting terbuka untuk umum calon bintang film "Ketika Bung di Ende" di RRI Ende, Shinta tidak langsung mengikutinya. "Kakak saya yang mendaftarkan. Dan akhirnya saya terpilih dan saya orang yang terakhir datang kala itu," tambahnya. Shinta sangat bahagia bisa mengambil bagian dalam film ini. Baginya, sosok Soekarno sangat luar biasa. "Soekarno adalah orang yang baik, sederhana dan sangat tangguh. Perfect deh," kesannya. Kini Shinta menaruh harapan agar banyak lagi film – film yang mengisahkan tentang Flores dibuat. Shinta sendiri masih ingin mengembangkan kariernya di bidang seni. "Saya pasti akan terus mengembangkan potensi saya di seni. Saya pengagum seni," tegas pengagum Agnez Mo dan Anggun C. Sasmi ini Shinta terus fokus dengan apa yang sedang dilakukan agar pada akhirnya jadi pribadi yang mandiri. "Mimpi saya setelah kuliah nanti tidak muluk – muluk, hanya dapat pekerjaan yang baik serta bisa buat keluarga saya bahagia� (df)

dflores

47


flores the island of flamboyan

Bunga flamboyan berukuran cukup besar, berbentuk seperti anggrek dan mekar dalam sebuah kumpulan yang padat dan rapat. Warnanya antara merah jingga hingga merah tua (scarlet).

A

sal nama Flores sendiri hingga kini masih memiliki berbagai versi cerita. Beberapa penelitian menyebut jika nama Fores ini merupakan pemberian para pengelana Portugis. Diceritakan bahwa bangsa Portugislah yang mengawali penyebutan Flores, yaitu dari kata “Cabo de Flores� yang artinya Tanjung Bunga. Penamaan Flores telah ada selama empat abad yang lalu, bahkan berikutnya Pemerintah Hindia Belanda tidak mengubahnya dan bertahan hingga saat ini. Namun sebelum dikenal dengan “Flores�, menurut kisah-kisah para tetua, nama pulau ini sebelumnya adalah Nusa Nipa, yang bermakna Pulau Ular. Ada yang menyebut nama ini terpatri sebab pulau ini memiliki banyak ular dan juga karena bentuknya yang mirip ular. Nama Flores sendiri diberikan oleh pelaut Portugis begitu tiba di sebuah tanjung di timur Flores. Tanjung tersebut, saat kapal merapat, dihiasi oleh pohon-pohon Flamboyan dan Bugenfil yang sedang mekar indah.

48

dflores

Media Kawasan Pulau Flores


Antonio de Abreu yang memegang kendali komando pelayaran itu terkesima melihat pohon Flamboyan yang pada saat itu sedang menyuguhkan bagian terbaiknya. Alhasil, tempat itu dinamakan “Cabo das Flores” atau “Tanjung bungabunga.” Lambat-laun tak semua frasa yang dipakai, hanya ‘Flores’-nya saja. Nama ini semula diberikan oleh S. M. Cabot untuk menyebut wilayah paling timur dari Pulau Flores. Nama ini kemudian dipakai secara resmi sejak tahun 1636 oleh Gubenur Jenderal Hindia Belanda Hendrik Brouwer. Jadi jelas bahwa pulau ini dinamai Pulau Flores karena kaya akan bunga alami. Bunga Flamboyan menjadi inspirasi yang melahirkan nama Flores. Sedangkan dunia menyebut bunga ini sebagai bunga terindah di planet bumi. Alasan ini juga mungkin membuat orang Portugis langsung jatuh cinta

akan Flores dan mengabadikan nama itu. Apa sebenarnya bunga Flamboyan? Dalam keseharian bunga Flamboyan sering diidentikan sebagai simbol kesetiaan. Hal ini karena pesonanya yang selalu menaburkan keindahan di bulan yang tetap yakni Oktober hingga Desember. Persisnya terjadi pada masa pancaroba, peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Setiap kali bunga bermekaran, akan tercipta suasana romantis, saat yang tepat untuk rendezvous. Itulah flamboyan, pohon legendaris yang oleh kalangan pencinta tanaman hias dikenal sebagai “tanaman terindah di dunia”. Meski demikian bunga Flamboyan ini memiliki banyak julukan yang diberikan orang sebagai bentuk kecintaan dan kekaguman terhadap bunga yang bernama Latin Delonix .(df/bs)

Portugis di Indonesia

P

ada 1512, bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba di kepulauan yang sekarang menjadi Indonesia, dan mencoba untuk menguasai rempah-rempah yang berharga dan meyebarkan agama Katolik Roma. Pada tahun 1522, bangsa Portugis siap membentuk koalisi dengan Kerajaan Sunda, yang memiliki pelabuhan-pelabuhan penting pada masa itu, yaitu Banten dan Cirebon. Hal ini ditandai dengan perjanjian dagang yang saling menguntungkan, yaitu pedagangan lada untuk bangsa Portugis, dan mengijinkan bangsa Portugis mendirikan benteng di Sunda Kelapa, guna membantu kerajaan Sunda, yang merasa mulai melemah

Media Kawasan Pulau Flores

karena semakin meluasnya pengaruh Kesultanan Demak. Pada hari penandatanagan perjanjian tersebut, beberapa bangsawa Kerajaan Sunda bersama Enrique Leme (Utusan bangsa Portugis), dan rombongannya pergi ke tananh yang akan menjadi tempat benteng pertahanan di mulut Ci Liwung. Mereka mendirikn prasasti, yang disebut Luso-Sundanese Padrão. Adalah menjadi kebiasaan bangsa Portugis untuk mendirikan Padrão pada saat menemukan tanah baru. Dan Padrão tersebut sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta. Portugis gagal untuk memenuhi perjanjian tersebut, untuk kembali ke Sunda Kelapa pada tahun berikutnya untuk mendirikan benteng dikarenakan adanya masalah di Goa/India. Penjanjian inilah yang memicu serangan tentara Kesultanan Demak ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. tanggal ini di kemudian hari dijadiakn sebagai hari berdirinya Jakarta. Gagal menguasai pulau Jawa, bangsa Portugis mengalihkan perhatiannya ke arah timur yaitu ke Maluku. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan para pemimpin lokal, bangsa Portugis mendirikan pelabuhan dagang, benteng, dan misi-misi di Indonesia bagian Timur termasuk pulau Ternate, Ambon dan Solor. Namun demikian, minat kegiatan misionaris bangsa portugis terjadi pada abad ke -16, setelah usaha penaklukan militer di kepulauan ini berhenti dan minat mereka beralih kepada Jepang, Makao, dan Cina. Kehadiran Portugis di Indonesia terbatas pada pulau Solor, Flores dan timor Portugis setelah mereka mengalami kekalahan dalam tgahun 1575 di Ternate, dan setelah penaklukan Belanda atas Ambon, Maluku Utara dan Banda. (df/bs)

dflores

49


Foto: f. wara._model: Berta,ida,nani,sarlin

Filosofi Hidup Bulu Ketek (Ketiak)

TIBA – tiba saja sebuah pesan pendek mendarat di layar telepon genggam saya. Seorang sahabat perempuan mengirimkan pesan begini, “Saya terlihat tegar dan senyum di depan semua orang, hanya demi menutupi beban bathin. Saya merasa orang yang gagal. Saya merasa tersisih. Keluarga sekalipun tidak peduli susahnya saya. Awalnya saya bangga ada keluarga, teman dan sahabat terdekat sekalipun. Tapi rasanya lambat laun saya tidak punya siapa – siapa, sampai tidak tahu mau bergantung pada siapa. Saya seperti anak ayam kehilangan induk”. Cukup panjang pesan sebenarnya. Hanya saya coba mengeditnya dan melengkapi beberapa singkatan yang tidak perlu. Iya benar. Saya sungguh paham apa yang dialaminya. Saya telah mendengar banyak kisahnya. Cukup banyak pula saya menyiapkan tisu untuk membasuh genangan yang mengolam di paras cantiknya ketika ia bertutur jujur tentang kegagalannya. Tentang jatuhnya, aku menyimpan semua rahasia itu dalam hati ini.

50

dflores

Puluhan kata – kata bijak yang memotivasinya untuk bangkit sudah kuucapkan. Deretan frasa bermakna sudah disematkan kepadanya. Kutipan kata – kata inspiratif dari Mario Teguh juga sudah disampaikan. Tidak lupa menceritakan pengalaman jatuh dan bangun saya sendiri. Tetap saja tubuhnya semakin kurus sebab banyak pikiran. Saya sudah mulai merasa stok pengalaman, kata – kata bijak dan pandangan hidup nan inspiratif menipis. Terbersit kemudian di batok kepala saya, mestinya saya harus memberi apa yang ada dalam diri saya dan juga apa yang ada dalam dirinya. Perlahan saya meraih nokia dan membalas pesannya, “kita harus hidup seperti bulu ketiak (bulu ketek), walau terjepit bagaimanapun ia tetap tumbuh. Bahkan sampai menua. Kalau pun terpaksa ia mati muda, itu hanya karena kita mencukurnya” Dua puluh detik kemudian ia membalas, “hahahaha …“. Rupanya dia mulai tersenyum, bathinku. Roman Rendusara

Media Kawasan Pulau Flores


Media Kawasan Pulau Flores

dflores

51


52

dflores

Media Kawasan Pulau Flores


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.