Majalah Fajar

Page 1

ng buruk. Kajatah air, baan kemudian idupi seluruh

iasa bermain -anak panahndiri. Dia bememanah. Kaak panah itu mampu memi itu dengan k panah yang ya dia masuk h bambu teridak mudah n bilah-bilah tali busurnya g dia sendiri i bahan yang ndi. dari guru siar pencak sia memanah.” aki itu. atmodjo” silat Perisai

pula berlatih makannya Keas.”

ng Pak Rudy

Pak De?” hun delapanak murid, namuridnya meilmu cecak

tinggi. Beliau rase terbang h bangunan.” entah siapa ara pendekar

owo atau Pak mu tertinggi.” cak silat dan engan panahsebuah pohon

ntuk mening-

tu, Di dalam epat sasaran belajar ilmu arus titis.” darah?”

uk menerima

h dan meman titis tetapi h di angkasa mampu meleawan. Kalau eter jauhnya, n?

ILUSTRASI : JUJUK SUWANDONO/RADAR SURABAYA

Berbulan-bulan, bertahun-tahun lelaki itu berlatih sampai otot lengannya mengeras dan jarijemarinya menjadi sangat kuat. Akhirnya dia mampu melesatkan ratusan bahkan ribuan anak panah ke arah awan menyasar raksasa yang dia percaya tinggal di situ. Bertahun-tahun dia membuat anak panah, yang ditumpuknya demikian saja di halaman rumahnya sampai menggunung, sampai dia berpikir, andaikata dia tumpuk terus anak panah buatannya pasti bisa mencapai awan dan dia tak lagi perlu memanah awan. Cukup memanjat di tumpukan anak panah dan pergi ke awan dengan busur dan beberapa puluh anak panah. Dengan anak panah itu dia akan mampu secara langsung membunuh raksasa itu. Sudah ratusan bahkan ribuan batang bamboo yang dia tebang untuk dijadikan anak panah sementara dia tetap menggunakan satu busur panah saja. Tetapi, raksasa yang memang tinggal di awan itu merasa terusik dengan datangnya ratusan anak panah ke tempat tinggalnya, beberapa bahkan menancap di lengannya dan melukainya. “Kurang ajar!” katanya di dalam bahasa raksasa. Dia mencabut anak panah yang melukai lengannya itu hanya sebesar bulu yang tumbuh subur di dadanya. “Makhluk apa yang sudah gila memanah awan padahal aku tidak pernah mengganggu mereka.” Katanya. Lalu dia menggoyangkan awan sehingga hujan lebat pun turun. Lelaki pemanah itu merasa bersyukur sebab hujan telah turun dan dia berjanji akan memanah awan kembali bilamana berhari-hari tidak turun hujan. Sementara raksasa berbaring dengan kepala bertelekan di tangan kanannya seolah dia berada di sebuah sofa. Dalam posisi yang sama Caesar Nero juga bertelekan di tangan kanan sementara seseorang memetik kecapi dan Nero menikmati pemandangan kota Roma dimakan api. Api yang menjilat-jilat bangunan di penjuru kota, yang

membuat penduduk berlarian kesana kemari sambil menjerit menangis meratap justru membuatnya senang. Besok setelah kota rata dengan tanah dan penduduk Roma mengais-ngais sisasisa yang bisa diselamatkan dari kebakaran besar itu, Nero akan memerintahkan penduduk untuk membangun kota itu kembali, membuat upacara saat kota selesai dibangun dan sesudah itu, esok malamnya akan memerintah kaki tangannya membakar kota kembali, pemain kecapi memetik dawai dan bernyanyi sendu dn Nero tertawa-tawa dikelililingi perempuan-perempuan cantik yang menghidangkan aneka makanan yang lezat- lezat. Mungkin hobinya membakar kota ini yang kelak diabadikan di dalam program komputer yang disebut Nero burning. Raksasa bukan Nero dan Nero bukan raksasa. Nero punya harta, punya penduduk, punya kota, punya puluhan wanita cantik, namun raksasa tidak punya apa-apa, tidak punya siapa-siapa dan hidup sendirian. Sebetulnya raksasa merasa kesepian sebab bertahun-tahun dia hanya hidup sendiri, tidak didampingi oleh seorang raksasi. Andaikata ada pendamping yang menemaninya bicara, menemaninya tidur, pasilah dia akan sangat bahagia. Dia juga akan punya keturunan, anak-anak raksasa yang akan membuatnya sangat bahagia. Dia akan bercanda dengan anakanaknya, bermain-main di atas awan dan menebar hujan untuk para petani yang memerlukan air untuk tanaman mereka. Bertahun-tahun kemudian, dia akan punya banyak anak dan bercucu pula. Dan keluarga besar raksasa akan memenuhi awan terasa semakin sempit. Kemudian raksasa sadar bahwa dia mustahil mendapat seorang raksasi sebagai pasangan. Dimana dia harus mencari pasangannya? Apakah dia harus menjelajah awan satu persatu? Dimanakah bermukim seorang raksasi? Tiba-tiba dia merasa sangat dan sangat kesepian. Dia tidak sadar bahwa rasa sepi yang menerpanya selama

kepanasan d persatu tum tumbuh-tum ujungnya tak bahwa batan capai awan peduli selam yang merasa buh sampai mencoba mem batang bamb tumbuh men Andi menjad nya. Dia tida itu sebab dia awan. Sampai di awan demiki di atasnya. “Ada apa di menemukan ti dulunya d Tetapi, sebelu gemetar. Di d Betulkah har sa? Andi tak itulah dia gem sasa itu men bagaimana d Dia undur melihat mata “Kemana k “Maaf tuan dahan raksas kata-kata ya dia dapat me “Duduklah Apakah ini kapnya dan nya raksasa Andi. “Jangan ta renanya aku makan awan “Makan aw “Bukankah jatuh ke bum yang menjadi mikian kamu “Aku maka Raksasa itu “Sama saj punya teman aku sekarang run ke bumi bumi tak lagi lamku padan Dengan ka awan dan na “Oh, dia tel nguburkanny nguburnya? T Andi meni nya jenazah r nya turun hu bisa merasak sering berwa Andi tidak bahwa dia te itu telah men begitu pikir A Singaraja,

Dakwah Berdarah Salafi Wahabi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.