Beranda its edisi 06 2015

Page 1

Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program

Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi

Edisi 06/Februari 2015

Rumuskan Teknis Remunerasi Dosen-Tendik Kejar Internasionalisasi Lewat Sertifikasi AUN-QA Indeks URBI ITS Telah Capai 81,6 Persen di Tahun 2014 GALERI


Rumuskan Teknis Remunerasi Dosen-Tendik Untuk lebih menunjukkan apresiasinya terhadap hasil kinerja para dosen dan tenaga kependidikan (tendik), ITS telah memberlakukan sistem pemberian remunerasi. Yakni semacam pemberian reward berdasarkan capaian kinerja masing-masing dosen atau pun tendik selama ini. Remunerasi sendiri berarti semua penghargaan finansial yang diterima seseorang atas kinerjanya sesuai dengan jabatan dan fungsi yang dia miliki. Namun, dari yang telah ada, terjadi sedikit perbedaan pendapatan dari masing-masing orang. Hal itu dikarenakan juga terjadi perbedaan dari segi pembobotan, standar penilaian, perbedaan effort mengajar, dan lain-lain. Untuk itu pula, belum lama ini telah dilakukan Workshop Penyusunan Pedoman dan Peraturan Teknis Remunerasi yang berlangsung selama dua hari di Ruang Sidang Jelantik, Jurusan Arsitektur ITS. Kegiatan tersebut diperlukan karena adanya sistem remunerasi bagi mereka yang berkinerja bagus. Jadi akan dilakukan penyusunan teknisnya untuk sistem remunerasi ini. Dosen biasanya punya tugas tambahan. Begitu juga para tendik, baik itu kabiro, kabag, kasubbag, dan

lain-lain. Menurutnya, standar pemberian bobot terhadap dosen dan tendik yang berkinerja bagus itu berbeda. Pada dosen misalnya, diwajibkan sudah menjalankan tridharma perguruan tinggi, melakukan pengajaran sedikitnya 6 SKS (Sistem Kredit Semester) di mana 3 SKS untuk bidang penelitian dan 3 SKS untuk bidang penunjang. Berbeda dengan dosen, pada para tendik pun memiliki standar penilaian yang tidak sama. Setidaknya terdapat lima acuan untuk pemberian bobot remunerasi. Di antaranya, Sasaran Kerja Pegawai (SKP), perilaku kerja, tugas tambahan, kreativitas, dan tingkat kehadiran pegawai. Output dari sistem remunerasi tersebut nantinya akan diuji coba pada Juni tahun 2015 ini. Asas remunerasi yakni adil dan profesional. Sehingga diharapkan yang nantinya mendapatkan remunerasi tersebut hanya dosen atau tendik yang benar-benar mempunyai kinerja tinggi. (*)


ilustrasi : google

Kejar Internasionalisasi Lewat Sertifikasi AUN-QA Internasionalisasi sebuah institusi pendidikan bisa dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya dengan meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. Seperti halnya yang sedang gencar dilakukan ITS akhir-akhir ini. Sejak awal Januari 2015, ITS terus melakukan koordinasi rutin dalam mempersiapkan sertifikasi ASEAN University Network Quality Assurance (AUN-QA). Rencananya, tim asesor AUN-QA ini akan melakukan visitasi dan penilaian terhadap kampus ITS selama tiga hari , 10 – 12 Februari 2015. Bila nantinya dianggap telah memenuhi persyaratan dari hasil penilaian, maka ITS berhak mendapatkan sertifikat dari AUN-QA ini. Hal ini bertujuan untuk menyetarakan ITS dengan beberapa perguruan tinggi terkemuka lainnya di kawasan ASEAN. AUN merupakan asosiasi yang didirikan pada bulan November 1995 lalu oleh 13 universitas negara anggota ASEAN. Ketika ITS tersertifikasi oleh AUN, maka ITS dianggap memiliki reputasi dan standar yang sama dengan universitas lain yang menjadi anggota AUN. Salah satu manfaatnya adalah mahasiswa ITS dapat melakukan mobilisasi dengan mahasiswa anggota AUN dalam proses perkuliahan. ITS mulai mendaftar AUN pada 2013 lalu dan berhasil menjadi affiliate member pada 2014. Dengan menjadi affiliate member, ITS akhirnya mendapat kesempatan untuk diakreditasi langsung oleh AUN. Hasil dari akreditasi ini pun dapat dilihat sebulan setelah penilaian oleh tim asesor AUN. Perjuangan ITS untuk bisa menjadi affiliate member AUN ini tidaklah mudah. Sebelumnya AUN tidak mengenal ITS sebagai perguruan tinggi negeri di Indonesia. Kondisi ini membuat ITS sulit diterima

menjadi anggota AUN. ITS akhirnya bisa direkomendasikan menjadi anggota AUN dengan bantuan empat PTN Indonesia yang telah menjadi anggota AUN sebelumnya. Namun, saat ini AUN membatasi hanya ada 30 universitas yang bisa bergabung sebagai anggota tetap. Saat ini, sudah terdapat 26 PT di kawasan ASEAN yang menjadi anggota tetap AUN. Empat di antaranya adalah PTN dari Indonesia. Sedangkan universitas yang mendaftar belakangan dimungkinkan hanya bisa menjadi affiliate member. Saat ini, terdapat empat jurusan di ITS yang berpeluang meraih sertifikasi AUN-QA, yaitu Jurusan Teknik Industri, Teknik Informatika, Teknik Lingkungan, dan Statistika. Keempat jurusan tersebut dipilih karena prestasi yang telah berhasil diraih beberapa kali baik di tingkat nasional maupun internasional. Guna menghadapi penilaian yang cukup ketat, ITS pun saat ini gencar melakukan sosialisasi AUN kepada seluruh sivitas akademika. Pasalnya, dalam penilaian AUN terdapat lima komponen yang akan dinilai, yaitu karyawan, dosen, mahasiswa, alumni dan pengguna lulusan. Asesor AUN akan memilih mahasiswa secara acak, sehingga harus benar-benar mempersiapkan. Sosialisasi ini pun diutamakan untuk empat jurusan yang akan disertifikasi AUN tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan sosialisasi juga akan dilakukan di jurusan dan unit-unit kerja lain yang berada di sekitar keempat jurusan tersebut. Ini karena parameter penilaian AUN adalah proses dan outcome. Bukan berdasarkan hasil seperti yang dilakukan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). (*)


Indeks URBI ITS Telah Capai 81,6 Persen di Tahun 2014 Pencapaian target terbobot ITS saat ini telah menghasilkan peningkatan pada indeks Universitas Riset Bereputasi Internasional (URBI) ITS. Peningkatan indeks tersebut dipengaruhi oleh peningkatan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang melampaui target yang ditetapkan sebelumnya. Dalam mencapai visinya, ITS menetapkan sejumlah program untuk menuju URBI. Untuk mengetahui kondisi kinerja ITS, maka dilakukanlah pengukuran indeks URBI yang dimulai sejak tahun 2013 dan dilanjutkan dengan penyempurnaan di setiap tahunnya. Indeks ini merupakan gabungan dari beberapa indikator kinerja utama yang banyak digunakan perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri. Kemudian, indeks tersebut disusun dari penggabungan IKU terbobot dengan mengadopsi kaidah ilmu pengambilan keputusan berhierarki. Secara rinci, pengukuran dimulai dengan pengumpulan data dasar yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa bagian. Seperti program studi, dosen, mahasiswa, penelitian dan pengabdian masyarakat (PPM). Hal itu mencakup kerjasama dan anggaran pada tahun 2010 hingga saat ini. Tahun 2010 menjadi baseline untuk mencapai target pada tahun 2019 sesuai dengan pentahapan dan perencanaan strategis (Renstra) ITS. Untuk menghitung persentase ketercapaian target, maka nilai capaian IKU per tahun dikalikan dengan target ITS pada tahun 2019. Dalam perhitungan persentase ketercapaian target tiap IKU pada tahun 2014, diperoleh beberapa capaian yang telah melebihi target untuk tahun 2019. Seperti dalam aspek kesiapan sumber daya mahasiswa, rasio jumlah mahasiswa pascasarjana perjumlah mahasiswa mencapai 100,55 persen.

Sedangkan rasio jumlah fresh graduate pascasarjana ITS jenjang sebelumnya perjumlah mahasiswa baru pascasarjana mencapai 131,15 persen. Lain lagi dengan jumlah tenaga kependidikan yang mengikuti program magang internasional di Perguruan Tinggi Luar Negri (PTLN) mitra mencapai 250 persen. Ia mengatakan dalam aspek capaian universitas riset, rasio jumlah publikasi internasional terindeks Scopus per jumlah dosen mencapai 118,44 persen. Serta nilai kerjasama riset dan PPM dengan industri mencapai 106,58 persen. Jumlah riset dan publikasi di ITS saat ini bisa dikatakan sudah membaik dan diharapkan akan semakin banyak dengan dibangunnya gedung research center. Lalu dalam capaian reputasi internasional, rasio jumlah mahasiswa asing perjumlah mahasiswa mencapai 174,77 persen. Rasio jumlah mahasiswa baru pasca sarjana asing perjumlah mahasiswa baru pasca sarjana mencapai 227,52 persen. Lebih lanjut, rasio jumlah mahasiswa joint degree (S2) dengan PTLN mitra perjumlah mahasiswa S2 mencapai 113,94 persen. Sedang jumlah prestasi mahasiswa dan dosen di kompetisi internasional telah mencapai 360,00 persen. Dari perhitungan tersebut, diperoleh indeks URBI ITS pada 2014 mencapai 81,6 persen. Dalam hal ini mengalami peningkatan 9,9 persen dari tahun sebelumnya. Mengamati perkembangan ini, ITS menetapkan target pencapaian hingga 100 persen. Apabila ITS ingin mencapainya pada 2017, maka grafiknya harus naik terus, namun jika dirasa terlalu sulit, maka boleh mengikuti grafik menuju tahun 2019. (*)


GALERI ITS Para peserta Workshop Penyusunan Pedoman dan Peraturan Teknis Remunerasi yang berlangsung selama dua hari. Kegiatan tersebut diperlukan untuk standar pemberian bobot dan penyusunan teknis remunerasi terhadap dosen dan tekndik yang berkinerja bagus di lingkungan ITS.

Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA menggelar jumpa pers dengan para awak media untuk memaparkan hasil kerja ITS selama empat tahun masa kepemimpinannya, sekaligus sebagai ucapan terima kasih atas kepercayaan ITS kepadanya untuk memimpin ITS. Didampingi oleh Wakil Rektor II Ir Muhammad Faqih MSA PhD dan Wakil Rektor IV Prof Dr Darminto MSc.

Para mahasiswa asing peserta Community and Technological (CommTECH) Camp 2014 yang dihelat ITS International Office (IO) bersama di depan Gedung Rektorat setelah pembukaan acara bertema Solving Local Problem with Global Knowledge. Dari kegiatan ini diharapkan agar para peserta dapat bersama-sama memberikan pemikirannya mengenai isu global di beberapa negara peserta CommTECH.

Prof Ir Joni Hermana MSc ES (tengah) berfoto bersama dengan dua kandidat rektor, Prof Ir Djauhar Manfaat MSc PhD (kiri) dan Prof Eko Budi Djatmiko MSc PhD (kanan) setelah resmi dinyatakan sebagai rektor terpilih ITS masa jabatan 2015-2019.

Puskominfo BKPKP ITS, Humas : Indah Tri Sukmawati, HP. 081231157772, PIN. 2A3E4F2C Office : 031-5927012, Email : humas@its.ac.id, itshumas@gmail.com, Website: www.its.ac.id/beranda/en


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.