Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program
Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi
Edisi 38/Oktober 2014
Terus Berupaya Kembangkan Fasilitas Sepeda Kampus LPPM ITS Lakukan Monev Eksternal Penelitian Dikti ITS Siapkan World Class Research Supervisory GALERI ITS
Terus Berupaya Kembangkan Fasilitas Sepeda Kampus Program sepeda kampus I T S sudah lama dicanangkan, dan penggunaan sepeda kampus pun saat ini sudah mulai diterapkan. Pendaftaran yang dibuka sejak Maret 2014 lalu telah menembus angka 300 orang. Untuk pengguna sepeda kampus ini pun bukan hanya kalangan mahasiswa, tapi juga ditujukan untuk dosen dan karyawan. Untuk bisa mendaftarkan diri menjadi anggota sepeda kampus, mahasiswa atau karyawan dan dosen bisa mengunjungi langsung kantor Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program (BKPKP) ITS. Mereka cukup menunjukkan fotokopi KTM (bagi mahasiswa) atau KTP (bagi karyawan dan dosen) dan melakukan registrasi dan pemtretan untuk kartu. Kartu keanggotaan ini biasanya selesai dalam waktu waktu sehari. Namun, berbagai kendala ka d a n g d i h a d a p i p i h a k B K P K P s e h i n g ga pembuatan kartu bisa terhambat. Kadang, ketika jumlah pendaftar melonjak,maka proses untuk mencetak kartu ini membutuhkan waktu lama untuk membuat kartu anggota. Setelah memiliki kartu anggota, mereka yang telah mendaftar dapat langsung menggunakan sepeda
kampus yang sementara ini terletak di tiga shelter yang terdapat di ITS. Ketiga shelter itu tersebar di beberapa kawasan kampus, seperti di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa, kantin pusat dan asrama mahasiswa ITS. Meski begitu, penggunaan sepeda kampus ini juga dibatasi oleh beberapa aturan. Misalnya, satu unit sepeda hanya boleh digunakan satu orang pengendara. Selain itu, pemanfaatan sepeda kampus hanya bisa digunakan di dalam kawasan kampus dan dibatasi waktu mulai dari pukul 06.00 - 16.00. Berbagai peraturan ini dibuat untuk menjaga keamanan sepeda kampus yang dipinjam. Jumlah seluruh shelter yang telah dibangun di kawasan kampus ITS sebenarnya telah berjumlah sepuluh shelter. Namun, karena terkendala dana perawatan dan pemanfaatan, akhirnya ITS hanya membuka sementara sebanyak tiga shelter untuk digunakan. Apalagi ini baru pertama kalinya dijalankan di kampus ITS. Saat ini ITS sedang berusaha mencari dana untuk memperbaiki fasilitas shelter tersebut. Hal ini dilakukan untuk membantu membuka tujuh shelter yang tersisa. (*)
LPPM ITS Lakukan Monev Eksternal Penelitian Dikti Untuk memonitoring penelitian yang dilakukan oleh dosen-dosen ITS, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITS bersama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Eksternal Penelitian Dikti.
Sumber dana penelitian di ITS terbagi menjadi dua macam. Yakni, dana yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) ITS dan dana dari Dikti. Setiap penelitian yang dilakukan dosen dianggarkan lebih dari Rp 50 juta. Bahkan ada yang sampai Rp 300 juta untuk satu jenis penelitian.
Prof Ir Gamantyo Hendrantoro MEng PhD, Sekretaris L P P M I T S menjelaskan, monev penelitian terbagi menjadi dua yaitu monev internal dan monev eksternal. Monev internal dilakukan oleh LPPM ITS. Sedangkan monev eksternal dilakukan oleh pihak Dikti. Monev eksternal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penelitian. Hal ini dilakukan agar dosen ITS dapat menghasilkan jurnal internasional, mendapatkan paten, dan mendapatkan luaran yang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh dosen ITS pun sangat beragam. Bidang-bidang yang diteliti meliputi energi, pemukiman dan lingkungan hidup, Information and Communication Technology (ICT), hingga kelautan. Selain itu, ada pula penelitian di bidang transportasi,bencana, material dan nano teknologi, sains, dan teknologi tepat guna. (*)
Pada monev eksternal kali ini, para reviewer dari Dikti melakukan monitoring dengan memberikan komentar mengenai penelitian yang dilakukan dosen ITS. Para reviewer juga menanyakan progres prototype yang dibuat sudah mencapai berapa persen, dan papernya telah dipublikasikan ke jurnal internasional sudah sampai tahap mana.
ITS Siapkan World Class Research Supervisory Untuk lebih mendukung misi ITS sebagai world class research university, ITS International Office (IO) menghadirkan beberapa pakar yang kompeten untuk berbagi ilmu dalam World Class Research Supervisory Workhshop. Acara yang dihelat kali pertama ini menjelaskan bagaimana meningkatkan kualitas terhadap pembimbingan mahasiswa. Sekretaris Ditjen Dikti, Dr Patdono Suwignjo MEng PhD, sebagai salah satu keynote speaker menjelaskan bahwa penelitian Dikti dibagi menjadi d e l a p a n b i d a n g . Ya k n i p e n e l i t i a n b i d a n g pemukiman penduduk, sosial dan ekonomi, bioteknologi, pangan, inovasi, kesehatan, lingkungan, dan teknologi. Untuk anggaran penelitian 2015 sendiri minimal Rp 1,365 triliun ditambah dengan anggaran penelitian 2014 PNBP Rp 40 miliar. Jadi total anggaran penelitian sebesar Rp 1,765 triliun. Selain itu, Patdono juga menjelaskan kebijakan Dikti mengenai penelitian dan publikasi internasional tahun 2015-2019. Menurutnya, dalam publikasi internasional Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara Singapura dan Malaysia. Maka dari itu, peneliti sekaligus dosen di Indonesia harus mengejar ketertinggalan itu dengan melakukan banyak penelitian dan riset.
Kebijakan yang sifatnya imbauan tidak lagi cukup, melainkan harus kebijakan yang sifatnya memaksa yang perlu ditempuh. Output dari riset sendiri salah satunya adalah publikasi internasional. Dalam skema kebijakan melakukan penelitian, satu dosen dibatasi membuat dua penelitian, yakni satu untuk menjadi ketua penelitian dan yang satunya menjadi anggota peneliti. Hal itu dilakukan agar kualitas riset yang dilakukan para dosen lebih baik dan lebih fokus. Untuk riset di bidang inovasi saja, dosen hanya diperbolehkan memegang satu riset. Hal itu dikarenakan agar dosennya fokus melakukan penelitian tentang inovasi saja, mengingat riset dalam bidang inovasi memerlukan biaya yang sangat tinggi dibandingkan penelitian di bidang lainnya. Akses terhadap pendanaan riset cukup besar yang mensyaratkan track record publikasi internasional. Selain itu, untuk menunjang riset di seluruh perguruan tinggi di Indonesia, rencananya pada dua tahun yang akan datang dilakukan verifikasi dosen untuk supervisor riset. Dalam workshop ini dihadirkan juga keynote speaker dari luar negeri yaitu, Prof Colin Barrow dari Deakin University dan Prof Amrik Sohal dari Monash University, Australia. (*)
GALERI ITS Rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA dan J Widjonarko, Plt. Kepala SKK Migas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu dan Gas Bumi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) di Rektorat ITS.
ITS melalui Internasional Office (IO) ke m b a l i m e n g a d a k a n S e m i n a r o f Innovative Research on Biotechnology dengan tujuan untuk bertukar pikiran dan keahlian riset antara ilmuwan Indonesia dan Australia. Selain itu, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mempererat hubungan kedua negara.
ITS bekerja sama dengan PT TOTAL E & P Indonesie menggelar kuliah tamu mengenai Offshore Drilling dengan tujuan utama untuk menambah wawa s a n m a h a s i swa m e n ge n a i industri migas, mulai dari cara menemukannya hingga cara mengeksploitasinya.
Puskominfo BKPKP ITS, Humas : Indah Tri Sukmawati, HP. 081231157772, PIN. 2A3E4F2C Office : 031-5927012, Email : humas@its.ac.id, itshumas@gmail.com