Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program
Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi
Edisi 40/Oktober 2014
Dikti Tunjuk ITS untuk Pembelajaran Daring ITS Diminta Jadi Pembina OBE Indonesia Timur Normalisasikan Debit Air di ITS untuk Penuhi Kebutuhan GALERI ITS
ilustrasi : google
Dikti Tunjuk ITS untuk Pembelajaran Daring Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI telah meluncurkan Pembelajaran dalam Jejaring (daring) Indonesia dan Terpadu (PDIT T), Selasa (15/10) lalu. Program yang diresmikan oleh Wakil Presiden (Wapres) RI Prof Dr H Boediono MEc ini menunjuk enam perguruan tinggi sebagai penyelenggara pembelajaran daring, salah satunya yang ditunjuk adalah ITS. Lima perguruan tinggi penyelenggara program pembelajaran berbasis mata kuliah e-learning lainnya adalah ITB, UI, UGM, Binus dan Atikom. Pada pembelajaran daring tersebut, Dikti membuka 30 portal mata kuliah daring atau online dan tiap perguruan tinggi dibebani lima mata kuliah. Mata kuliah PDITT-ITS yang tergabung dalam portal PDIT-DIKTI adalah Sistem Pengendalian Otomatis, Pemetaan I, Probabilitas dan Proses Stokastik, Metode Kuantitatif dan Bisnis, serta Struktur Beton Dasar. Terdapat 700 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah online ini di ITS.
Mereka antara lain berasal dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Universitas Musamus Merauke, dan STT YPM Sidoarjo. Dalam pembelajaran daring ini, perguruan tinggi yang menjadi mitra sangat diuntungkan. Karena mahasiswa dari perguruan ting gi tersebut mendapatkan kuliah oleh para pakar-pakar yang ahli di bidangnya. Sementara ini, peserta kuliah daring terbanyak di ITS yang berasal dari Merauke. Tujuan yang hendak dicapai dari dari pembelajaran daring ini salah satunya adalah untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi yang bermutu ke seluruh pelosok negeri. Selain itu, juga diharapkan terdapat pemerataan mutu pendidikan tinggi yang berkualitas di pelosok-pelosok daerah nantinya. Di ITS sendiri, sebenarnya sejak tahun 2006 yang lalu telah mengembangkan pembelajaran berbasis e-learning ini. Sejauh ini sudah terdapat 826 mata kuliah yang dapat diakses di share.its.ac.id. (*)
ITS Diminta Jadi Pembina OBE Indonesia Timur ITS diminta oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk menjadi pembina bagi seluruh perguruan tinggi di wilayah timur Indonesia dalam melaksanakan Outcome Based Education (OBE). Tujuan dari OBE ini adalah agar perguruan tinggi teknik di Indonesia mendapat pengakuan dalam dunia internasional. Diharapkan seluruh perguruan tinggi di Indonesia nantinya bisa menerapkan OBE ini. Untuk itu, telah diadakan workshop mengenai OBE ini. Workshop OBE yang dilaksanakan sejak Januari 2014 ini dilakukan di seluruh Indonesia. Wilayah Indonesia barat, Indonesia tengah, dan Indonesia timur telah diadakan workshop. Untuk wilayah Indonesia timur diadakan di kampus ITS. Dari pelaksanaan workshop tersebut, diharapkan lima tahun mendatang sistem O B E dapat diterapkan di seluruh perguruan tinggi Indonesia.
Sehingga diharapkan pada tahun 2019 mendatang, alumni teknik di Indonesia sudah bisa diakui juga secara internasional, tak hanya secara nasional. Workshop ini juga bertujuan untuk memperkenalkan Lembaga Administrasi Mandiri (LAM) di kancah internasional. Dalam workshop tersebut juga dijelaskan mengenai sistem penjaminan mutu perguruan tinggi di Indonesia. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) akan menilai perguruan tinggi saja, sedangkan akreditasi program studi akan dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Program Studi (LAM-PS) yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Hal tersebut berdasarkan UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. (*)
Normalisasikan Debit Air di ITS untuk Penuhi Kebutuhan Adanya beberapa keluhan akan kurangnya ketersediaan air di beberapa sudut kampus ITS, menjadi perhatian tersendiri bagi Bagian Sarana Prasarana (Sarpras) ITS. Untuk itu, Sarpras siap untuk melakukan normalisasi debit air yang mengalami penurunan tersebut, agar tetap bisa memenuhi kebutuhan warga kampus sehari-hari. Hadirnya musim kemarau belakangan ini memang kerap kali memaksa Sarpras untuk mengatur secara berkala debit air yang terdapat di masing-masing jurusan. Permasalahan yang ada bukanlah air yang benar-benar habis, hanya saja debit air yang mengalir lebih kecil. Inilah yang tidak bisa diprediksikan, karena ini berasal dari PDAM-nya sendiri. Oleh karena itu, akibat yang ditimbulkan dari kuota air yang mengalir tidak sebesar diameter pipa, yakni a d a ny a a n g i n y a n g m a s u k ke p i p a y a n g menyebabkan aliran air dalam pipa terhambat. Akibat angin inilah yang sering terjadi, sehingga harus memasang pipa dan keran T di titik tertentu yang dekat dengan daerah kemacetan saluran air untuk mengeluarkan angin. Selain itu, penyebab lainnya antara lain karena adanya perbaikan jalan di sekitar ITS. PDAM Surabaya biasanya akan mematikan saluran pipa yang terhubung dengan area perbaikan tersebut, sehingga dampaknya pun bisa terjadi gangguan distribusi air di kampus ITS dan sekitarnya. Percabangan pipa saluran air yang diterapkan dengan metode ring di wilayah kampus lama ITS ini berbeda dengan yang ada di kampus tengah kota. Apalagi pipa yang ada juga sudah lama usianya. Saat ini, untuk penggantian pipa baru di ITS sudah
dilakukan dua tahap, yaitu pipa utama di Fakultas Teknologi Industri (FTI) dan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK). Keberlanjutan normalisasi pipa saluran air ini direnovasi ketika pipa sudah tidak layak digunakan. Ketika dipantau pipa-pipa tersebut, ada beberapa pipa yang ternyata kemasukan akar pohon. Hal ini dikarenakan area kampus ITS ini masih banyak rawa, akar menjalar pun bisa ada dimana-mana. Untuk aliran air yang mengalir ke ITS juga akan melalui pusat pipa. Hal itu nantinya akan terhubung dengan meteran yang terletak di pos satpam di bagian depan pintu masuk ITS. Pipa berdiameter enam inchi ini adalah pipa utama yang memiliki tiga jalur. Dengan pipa cabang berdiameter 1,5 inchi hingga empat inchi disesuaikan dengan kebutuhan wilayah masingmasing. Lebih lanjut, ia menjelaskan pipa utama yang pertama adalah pipa yang mengarah ke wilayah kampus ITS, yakni di sekitar gedung Grha I T S . Dengan percabangannya adalah Grha, Jurusan Sistem Informasi, Jurusan Teknik Industri, dan tiga jurusan diploma di sana. Lalu, untuk jalur pipa utama kedua adalah pipa yang mengarah ke Gedung Rektorat. Berlanjut ke Gedung UPMB, Pascasarjana, LPPM, Jurusan Teknik Informatika, Pusat Robotika hingga ke Nasdec. Pipa utama ketiga adalah pipa berdiameter enam inchi yang menuju ke Masjid Manarul Ilmi, Gedung SCC, dan sekitarnya. Berlanjut ke wilayah FMIPA dan FTI bagian belakang. Pipa utama yang ketiga ini pula yang terhubung dengan pusat pipa dan meteran di wilayah perumahan dosen ITS. Ia pun mengaku nantinya jalur pipa ini akan bercabang ke Gedung Asrama ITS. (*)
GALERI ITS Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA, menerima cinderamata dari Tim I T S M a r i t i m e C h a l l e n ge , d a l a m ra n g ka tasyakuran yang digelar oleh IKOMA ITS sekaligus serah terima mobil patroli SKK ITS.
Penyerahan 500 bibit pohon untuk program penanaman pohon hasil sumbangan PT Wika Beton, dilakukan secara simbolik dengan penanaman tiga pohon sebagai salah satu b e nt u k ke g i ata n C o o r p o r a te S o c i a l Responsibility (CSR) perusahaan.
Kepala Biro Umum ITS, Drs Mukayat dan Prof Drs Nur Iriawan, Wakil Rektor I I I I T S, memberikan penjelasan terkait dengan pengisian SKP Non PNS sebagai tolok ukur penilaian prestasi kerja tenaga kependidikan (tendik) non PNS yang ada di lingkungan ITS.
Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA, memberikan ucapan selamat kepada beberapa anggota Jambore Pramuka, yang akan mengadakan kegiatan kepramukaan di sekitar Taman Alumni ITS.
Puskominfo BKPKP ITS, Humas : Indah Tri Sukmawati, HP. 081231157772, PIN. 2A3E4F2C Office : 031-5927012, Email : humas@its.ac.id, itshumas@gmail.com