Pascasarjana ITS Siap Menuju International Recognation 20 Tahun, RDK Hidupkan Ramadhan ITS
Merakyat Bersama Dies Natalies ITS 52
Catatan Redaksi
S
yukur Alhamdulillah kita panjatkan karena untuk yang ke-105 kalinya, ITS telah melakukan wisuda dan menghasilkan 78.898 alumni. Pada saat yang berbahagia ini, segenap kru Majalah ITS Point menyampaikan “Selamat dan semoga sukses dalam tahap perjalanan selanjutnya pada seluruh wisudawan ke-105 ITS� Tema dan isi majalah edisi ini, sengaja didedikasikan untuk para wisudawan dan keluarganya. Laporan utama yang diangkat adalah tentang peran IKA ITS untuk almamaternya di berbagai bidang. Beberapa wisudawan kami tampilkan khusus terkait prestasi dan aktivitasnya selama menempuh pendidikan di ITS, semoga dapat menjadi cermin bagi para wisudawan. Bagi yang ingin melanjutkan studi lagi, rubrik resensi buku sangat layak untuk dibaca.
Desain Cover : Rina Maylina
Dalam enam bulan terakhir sejak Maret 2012 lalu, banyak prestasiprestasi yang telah diukir oleh sivitas akademika ITS baik di kancah nasional maupun internasional. Di antaranya juara III Pimnas XXV di Jogjakarta hingga prestasi tim Maritim Challenge di Irlandia yang berhasil meraih trofi Spirit of Atlantic Challenge. Hendaknya prestasi-prestasi tersebut bisa memberi motivasi dan menjadi tradisi juga bagi para wisudawan untuk tetap menorehkan prestasi di tempat yang baru. Selamat beraktivitas dan berkarya, ITS untuk bangsa.
Pelindung Rektor ITS Penasihat Kepala Badan Koordinasi, Pengendalian dan Komunikasi Program Penanggung Jawab Pusat Informasi dan Komunikasi Pemimpin Redaksi Bekti Cahyo Hidayanto Koordinator Liputan Lutfia Redaktur Thina Ardliana, Eka Setyowati, Lisana Shidqina, Fatimatuz Zahroh, M Muizzuddin, Nanda Iriawan R Reporter Aldrin Dewabrata, Jaharani, Kenan Sihombing, Haris Santika, Firman Faqih Nosa, Ali Mustofa, Arinda Nur Lathifah, Fiqly Firnandi R, A Marsha Alviani, Elika Tantri, Fifi Alfiana R, N P B Setianingsih Sekretaris Redaksi Sulistyaning Tyas Desain Cover/Layouter Firman Andianto Distribusi Humas Alamat Redaksi Perpustakaan ITS Lt 6 Kampus ITS Sukolilo-Surabaya Telp. (031) 5994251-54 ext 1195 Fax. (031) 5927012 E-mail: itspoint@its.ac.id URL: http://www.its.ac.id/itspoint
DAFTAR ISI LAPORAN UTAMA PROFIL RISET ORGANISASI ITS JICA-PREDICT II MAHASISWA INSPIRATIF GALERY KIPRAH MEREKA ORMAWA PRESTASI ITS DID YOU KNOW INTERNATIONAL OFFICE
1 6 14 22 26 27 30 32 34 38 42 43
PASCASARJANA LAYANAN DIES NATALIS RESENSI OPINI KOMUNITAS KONGKOW REDAKSI IN ACTION NEWS MAHASISWA BICARA AGENDA ITS KARTUN
45 47 49 51 52 53 55 56 57 59 60 61
KARTUN
ITS Point
I
September 2012
61
AGENDA ITS AGENDA KEGIATAN DIES NATALIS ITS KE-52 ITS TAHUN 2012 Slogan : "ITS Green and Blue" Tema : “Membawa ITS Berwawasan Maritim dan Ramah Lingkungan”
A. KEGIATAN UTAMA I
Upacara Pembukaan • •
Drum Band BP2IP Drum Band TK
• •
Rabu, 19 September 2012
Reyog Ponorogo Kertajaya Defile Kontingen
Turnamen Futsal U-40
Taman Alumni, Stadion ITS pukul 06.00 s.d. Selesai
I
19 - 26 September 2012
Mengundang Mitra-Mitra ITS untuk mengikuti turnamen, Pembukaan dilakukan pertandingan persahabatan antara Pimpinan ITS dengan Mitra ITS.
Pertandingan Olah Raga (Internal)
I
1 -31 Oktober 2012
Mempertandingkan 10 cabang olah raga yang akan diikuti oleh Kantor Pusat Admiistrasi (KPA), Fakultas, PPNS, dan PENS. Mengundang Kelurahan di sekitar ITS untuk beberapa cabang tertentu.
Turnamen Sepakbola U-40
I
29 Oktober - 9 Nopember 2012
Mengundang Mitra-Mitra ITS untuk mengikuti turnamen.
Fun Bike (ITS)
I
Lapangan Sepaknola ITS
Minggu, 4 Nopember 2012
Berlaku untuk umum, start dari ITS menuju jalanan protokol Surabaya dan finish di Gedung Robotika ITS.
Gowes Jakarta - Surabaya
I
1 - 11 Nopember 2012
Diagendakan menjalin kerjasama dengan IKA ITS untuk pelaksanaan Gowes Jakarta Surabaya.
Upacara DIES Natalis ke-52 ITS
I
Menghadirkan Prof. B.J. Habibie (Mantan Presiden RI) untuk memberikan orasi ilmiah.
Jalan Sehat
I
Sabtu, 10 Nopember 2012 Graha Sepuluh Nopember
Minggu, 11 Nopember 2012
Menjalin kebersamaan antara warga ITS dan warga masyarakat di sekitar ITS melalui jalan sehat mengitari Kampus ITS Sukolilo.
Start depan KPA dan Finish di Lapangan Depan Futsal Indoor
Pasar Seni ITS
Sabtu, 24 Nopember 2012
I
Menampilkan berbagai panggung musik/hiburan yang akan didukung oleh band-band dari civitas akademika ITS maupun orkes ynag disponsori oleh Mitra ITS. Dipadu dengan makanan khas Surabaya, serta direncanakan dress code Nusantara bagi pengunjung.
Lapangan Gedung Robotika dan Nasdec
B. KEGIATAN SOSIAL DAN PEDULI LINGKUNGAN Donor Darah
I
Oktober 2012
Pengobatan Gratis
I
Oktober 2012
Gugur Gunung 4 Eco Campus
I
3 Nopember 2012
Kegiatan Ilmiah
I
September - Nopember 2012
Pengenalan kampus berwawasan lingkungan kepada Mahasiswa Baru 2012 / 2013
C. KEGIATAN OLEH IKA ITS Beberapa kegiatan yang akan dilakukan oleh IKA Pusat ITS adalah Gowes Surabaya-Jakarta, Bisniss Summit, dan Reuni Akbar Alumni ITS di Jakarta.
60
ITS Point
I
September 2012
Nopember 2012
LAPORAN UTAMA
IKA ITS, Dukung ITS di Berbagai Bidang Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) telah berdiri sejak tahun 1967 yang lalu. Praktis, 45 tahun sudah IKA ITS menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ITS. Di mata publik, IKA ITS dikenal sebagai salah satu IKA yang paling solid. Awalnya, IKA ITS hanya merupakan wadah silaturahmi sesama alumni. Namun, se-iring dengan kemajuannya, kini IKA ITS telah menjadi salah satu komponen penting bagi perkembangan ITS. Lantas, sebenarnya sejauh mana peran IKA ITS terhadap almamaternya terdahulu? Kontribusi IKA ITS berbentuk langsung dan tidak langsung. Hal ini dibenarkan oleh Dr Ir Irnanda Laksanawan MSc Eng, Ketua Umum IKA ITS. Dalam bentuk langsung berarti IKA ITS secara nyata turut serta. Misalnya dalam bentuk beasiswa, pelatihan maupun bantuan sponshorship. Sedangkan, secara tidak langsung berupa jasa. Tanpa menyampingkan bentuk kontribusi lain, peran IKA ITS tampak nyata dalam bidang kemahasiswaan. Baik itu terhadap mahasiswa yang tengah studi maupun mahasiswa yang telah berstatus sebagai alumni. Dalam kancah kemahasiswaan, IKA ITS kerap kali membantu penyelenggaraan suatu acara. Baik diwujudkan dalam bentuk dana nyata maupun sebagai pembicara. Sementara dalam bentuk akademik lain lagi ceritanya. IKA ITS turut menyukseskan program Kerja Praktek (KP) bagi mahasiswa. Pun begitu juga dengan kegiatan Study Excurse (SE). IKA ITS acapkali melakukan penyambutan bagi para mahasiswa. Demikian pula dalam hal beasiswa. Saat ini terdapat dua program beasiswa yang tengah berjalan. Ma-sing-masing adalah Beasiswa YTUB dan The Next Leader Scholarships. Bagi para fresh graduated, IKA ITS tentu dapat menjadi sumber belajar. Pasalnya, hampir seluruh anggota IKA merupakan alumni ITS yang telah malang melintang di bidangnya. “Ibaratnya, kami ini senior yang siap membimbing juniornya,” ujar Irnanda. Lebih lanjut, Irnanda menegaskan bahwa peran alumni khususnya mereka yang tergabung dalam IKA ITS adalah memberikan informasi dan pengarahan. Artinya, masa depan mereka bergantung pada usaha mandiri yang mereka lakukan. Ia menambahkan bahwa sejauh ini IKA ITS tidak menggagas program khusus bagi para fresh graduated. Melainkan juga bagi mahasiswa lulusan lama. “Yang kami berikan hanyalah sekedar informasi umum,” terang pria kelahiran 7 Januari 1962 ini. Selanjutnya, info ini pun diteruskan ke setiap jurusan untuk ditindaklanjuti. Kalaupun ada, sejak dua tahun lalu IKA ITS menginisiasi adanya Young Alumni ITS Leadership Program (ProLead). Bisa dikatakan, sasaran ProLead adalah mahasiswa lama. Pasalnya, acara ini memang ditujukan kepada para lulusan yang telah mengabdi di bidangnya selama empat tahun. ProLead memang diproyeksikan untuk menciptakan calon pemimpin yang lebih berkualitas. Harapannya, dengan program ini menjadi wadah interaksi dan penguatan antar alumni dari berbagai jurusan. (ran/fz)
Anggota IKA ITS Harus Daftar
Terkait keanggotaan IKA ITS, Irnanda menjelaskan bahwa sebenarnya semua lulusan ITS merupakan anggota IKA ITS. Namun, layaknya sebuah warga negara yang baik, diperlukan pendaftaran. Tujuannya sederhana. Yaitu untuk merekap keanggotaannya, sehingga dapat dibentuk data- base alumni yang rapi. Mekanisme pendaftaran cukup mudah. Pendaftaran dapat dilakukan melalui www.facealumni.com ataupun melalui Facebook Alumni. Selebihnya, jika ingin terlibat aktif cukup dengan rajin mengikuti kegiatan IKA ITS seperti diskusi, buka bersama ataupun kegiatan sosial lainnya. Dalam hal ini, alumni Teknik Mesin ini berpesan kepada para fresh graduated untuk lebih sering terlibat. Pasalnya, pertukaran informasi semakin banyak ketika alumni berkumpul. “Sudah menjadi sarjana. Harus ada inisiatif. Jika hanya diam, bagaimana mungkin bisa tahu informasi,” ujarnya. Mengingat kesibukan masing-masing anggotanya, koordinasi antar anggota IKA banyak dilakukan jarak jauh. Baik itu lewat email pribadi, mailing list (milis) alumni, facebook, website, sms hingga blackberry messenger. Dalam pelaksanaannya, IKA ITS tidak hanya berada di pusat saja. Pasalnya terdapat IKA ITS di setiap daerah yang biasa disebut dengan Pengurus Wilayah (PW). Totalnya ada 13 PW di seluruh Indonesia. Selain terdapat IKA ITS PW, terdapat juga IKA Jurusan. Lingkupannya jauh lebih kecil. Yaitu dalam bidang keilmuan masing-masing. “Harapannya, ketiganya dapat saling berjalan beriringan dan tetap mendukung satu sama lain,” pungkas staf ahli Kementerian Badan Usaha Milik Ne-gara (BUMN) Bidang Sumber Daya Manusia dan Teknologi ini. (ran/fz)
IKA terus berdedikasi untuk almamater ITS, mendukung di berbagai lini. Sumber: Istimewa
ITS Point
I
September 2012
1
LAPORAN UTAMA
Dunia Kerja Bagi Alumni Muda November mendatang, ITS akan merayakan hari jadinya yang ke-52. Sebagai sebuah perguruan tinggi, puluhan ribu mahasiswa telah berhasil meraih gelarnya di ITS. Artinya, sampai saat ini ITS memiliki puluhan ribu alumni yang tersebar di dalam maupun luar negeri. Inilah yang melatarbelakangi berdirinya Ikatan Alumni Mahasiswa (IKA) ITS, 45 tahun silam. Awalnya, IKA memang hanya satu yaitu Pengurus Pusat (PP) IKA ITS. Melihat persebaran alumni yang cukup beragam, maka diperlukan sistem yang lebih sempit lagi. Atas pertimbangan itulah, akhirnya terbentuk IKA daerah atau biasa disebut dengan Pengurus Wilayah (PW). Hingga saat ini jumlahnya mencapai 13 PW. Sesuai dengan namanya, skala kerja IKA daerah juga lebih sempit. Berbeda dengan PP IKA ITS yang mempunyai ranah kerja nasional. IKA ITS JawaTimur (Jatim), misalnya. Skala kerjanya hanya berkutat di kawasan Jatim saja. Meski berada di bawah PP IKA ITS, setiap IKA Daerah masih dapat menentukan kebijakan organisasinya sendiri. Mereka berhak mengadakan kegiatan sendiri sesuai dengan program kerja fokus dan kerja masing-masing. Salah satunya adalah IKA ITS Jakarta Raya. Ir Sunaryo Suhadi MBA, Ketua IKA ITS Jakarta Raya, menjelasan bahwa fokus saat ini ada pada konsolidasi dan pembentukan networking alumni secara massal. Banyak hal yang dilakukan. Seperti menggelar pelatihan entrepreneurship, kompetisi olahraga, nggowes Jakarta– Surabaya hingga road show ke berbagai SMA di Jakarta. “Dengan rangkaian acara di atas, diharapkan dapat menjadi media terjalinnya good networking antar alumni,’’ ujarnya. Ia menambahkan bahwa saat ini, pihaknya tengah mematangkan kerjasamanya dengan IKA Teknik Kimia ITS. Programnya membuka program Assessment Centre di wilayah Jakarta Raya. “Program ini yang sangat penting untuk menjadikan alumni baru ITS tangguh menghadapi persaingan,’’ tandasnya.
2
ITS Point
I
September 2012
Prolead, salah satu program yang digelar IKA ITS. Sumber: Istimewa
Alumni ITS Saat Ini, Menjadi Lengkap Itu Perlu Berbicara mengenai alumni, pria yang akrab disapa Cak Naryo ini menjelaskan bahwa saat ini kualitas akademik alumni ITS setara dengan perguruan tinggi lain. Bahkan di beberapa bidang mahasiswa ITS dinilai mempunyai kelebihan. Alumni ITS terkenal sebagai sosok yang berani menghadapi tantangan serta siap memulai dari bawah. Hal ini menjadikan lulusan ITS banyak disukai oleh perusahaan karena dianggap lebih responsive dan siap ditugaskan di manapun.
menyarankan agar alumni muda terlibat dalam Assessment Centre Program yang baru dibuka. Program ini memberikan pelatihan menuju dunia kerja. Sementara, untuk membangkitkan jiwa entrepreneur, pria asli Surabaya ini sangat menyarankan mahasiswa untuk memanfaatkan kuliah technopreneur yang telah menjadi mata kuliah wajib. “Entrepreneur tidak harus menjadi pengusaha. Tetapi bisa menjadi intrapreneur, sociopreneur, politicpreneur, edupreneur, atau technopreneur,’’ tandasnya. (ran/fz)
Jadi Alumni Harus Aktif
Namun menurutnya, dari segi soft skill masih kurang kuat. Seringkali, hal ini menyebabkan lulusan ITS banyak terhambat. Utamanya saat menjalani seleksi masuk perusahaan. Bahkan setelah diterima di perusahaan pun demikian. Kekurangan ini menjadikan alumni ITS kalah bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lain.
IKA ITS memang dikenal sebagai IKA yang sangat solid. Hal ini diwujudkan dalam perannya terhadap para sesama alumni, khususnya terhadap alumni muda. “Kami (alumni lama, red) tak segan menjadi patron, mentor, atau paling tidak sebagai tempat bertanya bagi para alumni baru,’’ ujarnya.
Penguasaan semua mata kuliah akan menjadikan seseorang sebagai insinyur yang lengkap di bidangnya. Artinya, akan selalu siap ditempatkan di manapun. “Tentu, rasa percaya dirinya akan lebih tinggi karena kompetensi yang dimiliki memadai,’’ terang alumni Teknik Kimia ITS ini. Menurut Sunaryo, ada dua hal yang wajib dipersiapkan sebelum terjun ke dunia kerja. Yakni peningkatan soft skill dan mengembangkan jiwa entrepreneur. Terkait soft skill, pihaknya
Hal ini bisa terjalin apabila terdapat networking yang baik. Ia pun berpesan kepada mahasiswa dan para alumni baru untuk lebih proaktif terhadap para alumni. Langkah ampuh untuk mendekatkan adalah dengan bergabung di milis alumni (al-its@yahoogroups.com). Komisariat jurusan dan Komisariat wilayah juga dapat menjadi sasaran yang dapat dituju. “Intinya jangan sampai menutup diri di rumah, aktif datang dalam berbagai ke-giatan,’’ sambungnya. (ran/fz)
MAHASISWA BICARA
Alumni Baru Kegalauan Baru, Salah Kaderisasi? Beberapa momen yang lalu, media Indonesia sedang ramai memberitakan mobil listrik yang rencananya akan diproduksi dan telah diuji coba langsung oleh menteri BUMN, Dahlan Iskan. Di salah satu talkshow media, sang pencipta mobil listrik yang merupakan alumni ITB ditanya oleh pembawa acara bagaimana bisa Dahlan Iskan mengetahui mengenai mobil ini.
Zeni Rahmawati SSi, Mahasiswa S2 Kimia ITS Sumber : Istimewa
Jawabannya menarik, ia berkata bahwa banyak Alumni ITB yang berada di kementerian BUMN, dan dari sanalah para alumni itu menginfokan pada pak menteri mengenai mobil tersebut. Ketika melihat itu, satu hal yang saya garis bawahi adalah mengenai solidnya jaringan alumni hingga bisa menggurita sampai ke pemerintahan. Saya menjadi teringat pada kampus tercinta ini, kalau sekedar mobil, para mahasiswa ITS telah lama menghasilkannya. Sebut saja Sapu Angin, mobil tenaga surya, Widya Wahana dan karya-karya inovatif lainnya. Kenapa karya kita tidak seheboh mobil listrik itu? Padahal dari teknologi juga tak kalah canggih dan sudah diakui di luar negeri. Jawabannya adalah kita kekurangan corong untuk bersuara keluar. Jaring informasi alumni kita mungkin masih dalam tahap cumi – cumi, dan belum menjadi gurita seperti beberapa ikatan alumni kampus lain. Menilik tulisan artikel teman saya berjudul Melawan Hegemoni ITB, ada fakta menarik yang ia sampaikan. Ia bertutur tentang fakta yang dengan malu – malu kita mengakuinya. Di mana terdapat sebuah perbedaan besar peran alumni di kampus kita dengan kampus lain. Ia menyoroti bagaimana kaderisasi junior yang kurang efektif dan juga diperkuat dengan profil alumni baru ITS yang suka nerimo ing pandum, sifat terpuji tapi salah ditafsirkan oleh para mahasiswa kita menjadi tidak percaya diri. Maka tak salah jika musim lulusan seperti wisuda ITS yang akan dihelat sebentar lagi bisa dipastikan akan muncul banyak alumni – alumni yang galau. Tak cukup punya gambaran yang jelas dari alumninya terkait dunia kerja. Salah satu parameter kualitas kampus itu ditentukan oleh alumninya. Lalu apa yang sebenarnya menjadi akar permasalahan pembuat pola kepribadian alumni kita menjadi seperti yang telah disebutkan diatas? Mungkin beberapa hal berikut bisa menjadi jawaban.
SELAMAT KEPADA PARA WISUDAWAN
Pertama adalah kaderisasi. Mahasiswa lama tentunya menginginkan juniornya mempunyai kepribadian yang unggul, terpuji dan mempunyai integritas tinggi. Maka disiapkanlah sebuah proses panjang untuk merupah pola pikir dari SMA menjadi mahasiswa. Sebuah niat baik yang masih perlu banyak koreksi. Cara mengkader yang cenderung mendemotivasi mahasiswa baru memberikan sumbangsih bibit ketidak percayadirian pada mahasiswa ITS. Mahasiswa baru selalu ditempatkan sebagai pihak yang bersalah, sehingga mereka pun cenderung malas mengeluarkan ide cerdas dan kreativitas. Kedua adalah kurangnya peran SAC ( Student Advisory Center). Dari hasil psikotes, dikabarkan bahwa mahasiswa ITS berada di kuadran kepemimpinan dan teamwork yang lemah. Namun tak ada tinjak lanjut dari hasil itu. Peran SAC pun selama ini hanya seputar memberikan informasi lowongan kerja dan mengadakan bursa kerja, sedangkan fungsi advisor masih kurang. Ketiga adalah peran alumni. Informasi mengenai Ikatan alumni ITS masih sulit didapat. Ketika saya mencari informasi IKA dari teman S1 dan S2 sampai teman BEM Hublu, jawabannya masih simpang siur. Apakah memang saya dan mayoritas mahasiswa yang kuper? Ternyata, ketika membuka website alumni pun saya belum juga menemukan kejelasan, seperti proker dan visi ke depan IKA ITS. Memang telah ada beberapa kegiatan namun nampaknya sasarannya masih sebagian kecil. Integrasi perbaikan ketiga peran diatas sangat diperlukan untuk mengentaskan alumni – alumni baru kita dari kegalauan sekaligus membangun integritas para mahasiswa baru. Tindakan tersebut bisa berupa pengembangan, bimbingan serta pembinaan mahasiswa yang lebih diperankan oleh SAC dan bekerja sama dengan organisasi mahasiswa. Peran alumni berupa inspirasi, informasi, serta pembekalan yang lebih untuk para calon alumni juga akan memperkuat daya saing dan motivasi para alumni ITS. Sehingga mereka akan mempunyai bekal untuk menjadi alumni dan siap berkontribusi lebih. Dan tentunya di masa mendatang diharapkan dapat membuat jejaring yang kuat untuk memberikan loyalitas yang tinggi untuk almamater tercinta kita ini.
ITS KE-105
SELAMAT BERKARYA DAN SEMOGA SUKSES ITS Point
I
September 2012
59
NEWS Interaktif, Koleksi Kreasi Baru Sistem Informasi September ini, Jurusan Sistem Informasi (JSI) meluncurkan karya-karya terbarunya. Dua produk yang siap diluncurkan adalah ITS Now In (INI) 3D dan Zakat in Delivery Service (Zalis).
bangunan, seperti menghidupkan dan mematikan lampu. Bahkan, di beberapa lokasi, pengguna bisa melaksanakan praktikum.
Dr Eng Febriliyan Samopa SKom MKom menginisiasinya setahun yang lalu. Proyek tersebut ditawarkan kepada setiap laboratorium di jurusan. Dosen maupun mahasiswa, terutama yang mengambil tugas akhir (TA), terlibat.
“Kami menginginkan sebisa mungkin tampak nyata sesuai dengan aslinya,” lanjut Ketua Jurusan Sistem Informasi ini. Contohnya, memasuki gedung Rektorat harus disertai izin oleh petugas di meja depan. INI 3D diunggah di website ITS dan dapat diunduh secara terpisah oleh pengguna.
Pengerjaan INI 3D dilakukan secara terpisah. Mulai dari ‘membangun’ pondasi seluruh bangunan hingga melengkapi dengan fitur interaktivitas. Fitur tambahan ini memungkinkan pengguna INI 3D berinteraksi dengan
Karya kedua, Zalis, memiliki konsep yang lebih mirip sebuah game. Misalnya, zakat bagi pegawai dengan zakat peternak kambing tentunya berbeda. Pemain bisa belajar membayar zakat hingga meraih kemenangan di akhir.
Dunia 3D virtual menjadi ajang inovasi bagi SI. Sumber: Jaharani / ITS Online
Beberapa karya virtual lain gram ini. “Sedang diusajuga sedang dalam proses hakan mirip dengan kondisi pengembangan. Salah sa- sebenarnya,” ungkapnya. tunya adalah Manasik Haji. Ada pula karya interaktif Ide awalnya berkaca pada berupa Tugu Pahlawan virrealita bahwa 90 persen je- tual. Konsep ini pun mengmaah haji dari Indonesia gunakan teknologi gambar baru pertama kali menun- tiga dimensional. Melalui aikannya. Sebelum be- karya ini, Iyan dan timrangkat haji, para jemaah nya berharap bisa lebih dapat belajar terlebih da- mempopulerkan lagi ikon hulu menggunakan pro- khas Surabaya itu. (ran/lis)
Doktor Baru Lejitkan Publikasi Ilmiah FTK Prestasi baru berhasil ditorehkan oleh Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) selama masa tahun ajaran 2011-2012. Dalam periode tersebut, angka publikasi ilmiah di FTK meningkat cukup signifikan. Di antara keseluruhan karya ilmiah baru tersebut, Dr Ir Andi Jamaluddin MSc berperan besar. Empat buah artikel ditulis oleh alumnus baru program doktor Jurusan Teknik Perkapalan (Tekpal). Semuanya diterbitkan oleh beberapa jurnal internasional. “ITS telah mendapatkan pengakuan dunia dalam dunia keilmiahan maritim,’’ papar Prof Ir I Ketut Aria Pria Utama MSc PhD CEng FRINA, Ketua Jurusan Tekpal.
58
ITS Point
I
Dua jurnal yang ditulis oleh pria asal Parepare, Sulawesi Selatan itu terpublikasi dalam International Journal of Small Craft Technology. Jurnal ini diterbitkan oleh The Buah pemikiran Andi Royal Institution of Naval Armenjadi sumbangsih chitects (RINA). RINA adalah bagi FTK. Sumber: Firman F organisasi elit dunia bagi Nosa / ITS Online para ahli teknik perkapalan. Hal ini karena seluruh riset(LCU) dalam dunia militer. Jurnal tersebut dibaca oleh lebih dari 90 negara di dunia. nya dilakukan di Indonesia. “Cukup banyak riset mengenai kapal katamaran, namun Artikel lainnya diterbitkan Andi sendiri memiliki mi- data dan informasi mengenai dalam The Journal of Ocean nat besar dalam meneliti aspek hambatan dan propulTechnology yang diterbitk- katamaran, yaitu kapal den- si masih kurang,” jelas Andi. kan oleh institusi perikanan gan dua lambung. Dua ardan kelautan Memorial Uni- tikelnya membahas struk- Tidak banyak ahli hidroresistan katamaran. dinamika yang berkonsenversity of Newfoundland, tur trasi pada riset mengenai Kanada. Dalam sejarah ilmu kemaritiman, paper Katamaran banyak digunak- katamaran. Penelitian Andi yang dihasilkan oleh Andi an sebagai high speed ferry, merupakan sumbangsih bermerupakan tulisan ilmiah kapal patroli, kapal combat harga dalam database keilpertama asli dari Indonesia. dan Landing Craft Utility muan maritim dunia. (fin/lis)
September 2012
LAPORAN UTAMA
Rapat Kerja PP IKA dengan Senat IKA Sumber: alumniits.com
Pentingnya Aspirasi Alumni bagi Almamater
Dapat menyampaikan aspirasi kepada almamater merupakan salah satu tujuan utama terbentuknya Ikatan Keluarga Alumni (IKA) ITS. Prof Ir Priyo Suprobo MSc PhD, Ketua Senat IKA ITS, mengatakan di IKA ITS aspirasi itu dapat disampaikan melalui beberapa unsur. “Bisa melalui senat, Pengurus Pusat (PP), atau juga komisariat jurusan,” papar Probo. Tak hanya terbatas pada almamater, IKA ITS juga turut menyampaikan sejumlah aspirasi alumni yang berhubungan dengan permasalahan bangsa. Probo menerangkan, aspirasi itu biasa disampaikan IKA ITS dalam berbagai kesempatan, seperti melalui kegiatan business summit yang rutin dilaksanakan. Terkait aspirasi untuk almamater, keterlibatan IKA ITS di dalam penyusunan kurikulum juga merupakan salah satu bentuk penyampaian aspirasi tersebut. Probo menjelaskan bahwa penyusunan kurikulum di ITS memang harus melibatkan stakeholder. “Stakeholder itu meliputi dosen, mahasiswa, masyarakat, pemerintah, dan termasuk alumni,” jelasnya. Secara informal, berbagai masukan dari alumni untuk almamater juga sering dilakukan. Terkait kompetensi lulusan ITS misalnya, alumni turut memberi kritik dan saran yang membangun agar kualitas lulusan ITS dapat semakin baik dari waktu ke waktu.
Probo mengungkapkan, sejumlah hal yang sering dikeluhkan alumni terkait kompetensi lulusan ITS saat ini adalah terkait dengan kualitas berkomunikasi, networking, kemampuan berorganisasi, dan kondisi kesehatan. “Secara akademik memang tidak perlu diragukan lagi, tapi alumni sering mengeluhkan tentang kemampuan komunikasi dan kondisi kesehatan,” ungkap mantan rektor ITS ini. Untuk itu, Probo mengharapkan hubungan ITS dengan para alumninya harus terus terjalin dengan baik. Karena dengan itu, ITS akan lebih peka dalam melakukan perbaikan kualitas lulusannya, yang tentunya berdasarkan masukan dari alumni. “Solusinya, ITS tidak boleh jaga jarak dengan alumninya. Kita harus merangkul dan memberi tempat bagi alumni untuk dapat terus menyampaikan masukannya,” tutur Probo. Menjembatani hubungan komunikasi alumni dengan mahasiswa juga dirasa sangat perlu oleh Probo untuk terus diupayakan. Meski begitu, Probo juga tak lupa menyoroti hubungan komunikasi antar alumni sendiri. “Untuk IKA ITS sendiri juga harus saling melakukan silaturahmi sesama alumni. Karena ketika ada kegiatan hanya alumni-alumni itu saja yang biasanya terlibat,” ungkapnya. (ald/esy)
ITS Point
I
September 2012
3
LAPORAN UTAMA
Almamater-Alumni Saling Memberi Peluang Sumbangsih untuk almamater, kalimat ini seringkali didengar sebagai pertanyaan sekaligus tuntutan bagi lulusan suatu perguruan tinggi untuk mengabdi pada kampusnya. Memang tak dapat dipungkiri, alumni memiliki peran yang sangat besar dalam berkembangnya suatu perguruan tinggi. Begitu pun yang terjadi di ITS. Namun, tujuan yang lebih besar untuk bersama-sama mempersembahkan hal terbaik bagi bangsa, kiranya telah sedikit merubah paradigma tersebut. Prof Dr Ing Ir Herman Sasongko, Pembantu Rektor (PR) I ITS, menerangkan almamater ITS dan alumni kini ingin sa-ling memberi peluang. Yakni, sama-sama memperbesar peran keluarga besar ITS dalam menjawab tantangan bangsa. “Sehingga tak lagi hanya menuntut alumni memberi kepada almamaternya, melainkan almamater dan alumni sama-sama saling menopang,” ujarnya. Hingga saat ini, dukungan dan peran alumni untuk almamater ITS telah terealisasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari pelaksanaan kuliah tamu secara rutin, hingga dukungan finansial dalam bentuk beasiswa yang telah diatur secara sistematis oleh Pengurus Pusat (PP) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) ITS. Sebaliknya, peran almamater untuk alumninya juga ditunjukkan dengan ke-seriusan ITS dalam memperbesar kapasitasnya. Agar, dapat diperhitungkan secara politis dalam berbagai kebijakan pemerintah. “ITS ingin alumni-alumninya dapat dilibatkan dalam posisi-posisi strategis di pemerintahan maupun BUMN (Badan Usaha Milik Negara, red),” ungkap Herman.
4
ITS Point
I
September 2012
Kini, ITS memang telah dipercaya dan diperhitungkan perannya dalam berbagai kepentingan nasional. Keterlibatan ITS dalam proyek mobil listrik nasional, amanah untuk mengembangkan Kalimantan, dan menjadi lokomotif pengembangan Indonesia Timur adalah beberapa contoh peran strategis ITS. Tentu hal tersebut turut memberi peluang kepada alumni untuk dapat terlibat di dalamnya. “Tapi, ITS tidak ingin militansi kelompok yang hanya bertujuan untuk membangun kekuasaan,” tegas Herman. Guru besar bidang aerodinamika ini mengharapkan, pemerintah betul-betul membagi ranah secara sistematis terkait kompetensi masingmasing perguruan tinggi. Sehingga apa yang dipercayakan kepada ITS sesuai dengan apa yang menjadi keunggulan ITS, dan alumni dapat membantu peran strategis yang dipercayakan pada ITS. Oleh karena itu, untuk mensinergikan tujuan bersama, ITS memiliki suatu forum yang diberi nama Forum ITS untuk Bangsa. Forum ini sengaja dibuat agar keluarga besar ITS termasuk alumni dapat saling berdiskusi dan memberikan kontribusi bagi bangsa. “Forum ini sudah ada dan berjalan, namun tempat untuk berkumpul secara tetap masih belum ada,” aku Herman. Tantangan berikutnya yang harus dijawab ITS adalah terkait Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Ha-dirnya KKNI, terpaksa menggerakkan ITS untuk tidak hanya menghasilkan lulusan dengan output berupa ijazah dengan keterangan indeks prestasi dan lama studi yang ditempuh, melainkan juga outcome dalam
Kerjasama dengan alumni Sumber: alumniits.com
bentuk Surat Keterangan Tambahan Ijazah (SKTI). “Dengan KKNI, klasifikasi tenaga kerja tidak hanya berdasarkan sarjana atau bukan, tidak bertanya kamu siapa melainkan kamu bisa apa,” tutur Herman. Oleh karena itu, SKTI yang nantinya akan menjelaskan secara lebih detail tentang potensi para lulusan perguruan tinggi, akan dipergunakan sebagai dasar lain dalam menentukan reward dan prospek karir selanjutnya. Untuk itulah, Herman menjelaskan, kurikulum ITS nantinya juga akan me-ngarah pada tiga aspek utama. Yaitu, kompetensi keilmuan, kompetensi teknis, dan kompetensi manajerial. Di sisi lain, ITS juga tetap fokus dengan pendidikan karakter dan technopreneurship yang selama ini telah diusung. “Semua ini membutuhkan peran dan dukungan dari segenap alumni ITS,” pungkas Herman.
NEWS
Melancong ke Thailand Demi Perbaikan ASEAN Tema Students’ Roles Toward ASEAN Community 2015 diusung oleh panitia 2nd International Conference of ASEAN Young Leaders (ICAYL).
di perguruan tinggi terkemuka di (ASEAN). “Forum ini terbatas antara aktivis mahasiswa yang tergabung dalam BEM universitas di setiap negara,” ujar Imron.
Tidak kurang dari tujuh negara se- Assocation of South East Asian Nation (ASEAN) menghadiri forum ini. Dua perwakilan ITS ikut dalam kegiatan yang digelar di Thammasat University, Bangkok, Thailand ini.
Indonesia mengirimkan 10 mahasiswa sebagai delegasi pada konferensi tersebut. Jumlah tersebut terbanyak dibandingkan perwakilan negara lain. dibahas. “ICAYL membahas peran mahasiswa dalam Selama empat hari di ICAYL, mengawal kebijakan ASEAN dibahas berbagai isu strat- ke depan,” ungkap Imron. egis terkait kondisi terkini di lingkungan ASEAN. Isu Sementara itu, Hanif Azhar tersebut meliputi hak asasi menambahkan, hasil pemmanusia dan demokrasi dan bahasan ICAYL digunaktentang tingkat standar pen- an untuk menyusun draft didikan di ASEAN. Serta tidak pergerakan pemuda dan ketinggalan dampak komuni- pengenalan budaya ASEAN. tas ekonomi ASEAN untuk Selanjutnya, draft terseindustri kecil menengah juga but akan mereka ajukan ke
Kampus ITS, ITS Online Mereka adalah Imron Gozali, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS dan Hanif Azhar, Menteri Hubungan Luar (Hublu) BEM ITS. Secara khusus, yang diundang hanya mahasiswa yang aktif dalam student union
Senamm V, Menuju Indonesia Mandiri Jurusan Teknik Material dan Metalurgi terbilang masih baru di kampus ini. Namun demikian, jurusan telah mampu mengadakan konferensi Internasional di saat usia masih seumur jagung. Tahun ini, ITS akan menjadi tuan rumah Seminar Nasional Material dan Metalurgi (Senamm) untuk kedua kalinya. Hingga sekarang, jurusan ini di Indonesia berada di lima perguruan tinggi (PT) saja, salah satunya ITS. Untuk mengembangkan bidang studinya, perlu adanya usaha untuk mempersatukan kelima PT yang memiliki jurusan tersebut. Tentunya, pelaksanaan pro-
gram yang dilaksanakan secara parsial aka lebih efektif jika dikerjakan secara integrasi. Oleh karena itu, diinisiasilah Senamm ini yang menjadi agenda tahunan. Di dalam seminar tersebut, berbagai kebutuhan bangsa Indonesia yang menyangkut ilmu Material dan Metalurgi dibahas. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat terdorong untuk mempelajari lebih dalam ilmu ini. “Selain itu, untuk mendorong akademisi untuk melakukan riset terkait bidang ini,” tegas Dr Hosta Ardyananata ST MSc, ketua Pelaksana Senamm V. Pelaksanaan kali ini mengarah kepada penguasaan teknologi Material dan Metalurgi untuk mendukung kemandirian industri nasional. Tema ini merujuk pada rencana pemerintah untuk menciptakan mobil listrik nasional. Sehingga Senamm V ini akan diorientasikan kepada inovasi teknologi
Peserta ICAYL saat foto bersama. Sumber: Istimewa
Sekretariat ASEAN demi kemajuan serta perkembangan anggotanya di masa depan. Berawal dari ICAYL inilah, di masa depan, mahasiswa ASEAN dapat berperan aktif dalam mengawal kebijakan ASEAN. “Goal dari konferensi ini adalah merumuskan student role menuju ASEAN Community 2015,” imbuh Imron. (anl/nir)
mobil listrik masa depan. PT, peneliti, mahasiswa dan industry sudah biasa. Namun Mengingat perkembangan kali ini mereka juga ingin keilmuan ini di ranah inter- melibatkan siswa agar semanasional cukup pesat, pi- kin banyak pihak yang peduli hak pelaksana tidak ingin terhadap bidang kelimuan ini. setengah-setengah. Selain diisi oleh Guru Besar Teknik Ke depan, diharapkan renMaterial dan Metalurgi ITS, cana untuk mewujudkan mereka juga menghadirkan mobil listri nasional benarguest lecture, Prof Dah-Shy- benar menjadi kenyataan. ang Tsai. Pria yang berasal Sehingga seminar ini memidari Teknik Kimia National liki manfaat untuk mayaraTaiwan University of Science kat. Tidak hanya itu, ini juga and Technology (NTUST) ini dapat membuktikan bahwa sebagai pakar teknologi bate- ilmu ini dapat dimanfaatrai. Selain itu, pimpinan strat- kan untuk mengefektifkan egis nasional yang memiliki penggunaan sumber daya ranah dibidang mobil listrik alam nasional. “Hal itu tipun tak luput dari perha- dak akan pernah terjadi jika tian. Seperti halnya Menteri masyarakat tidak mengetaBadan Usaha Milik (BUMN) hui teknologi itu,” pungkas Negara dan Menteri Pendi- dosen ITS tersebut. (qly/nir) dikan Nasional diagendakan untuk sowan di acara ini. Tidak ketinggalan, sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) turut dilibatkan dalam acara ini. Pasalnya, jika sasaran yang dilibatkan adalah ITS Point
I
September 2012
57
REDAKSI IN ACTION
EUREKA! Akhirnya, perjuangan pembuatan Buku Memoar ITS memasuki tahap akhir. Rencananya buku ini akan diterbitkan pada bulan November mendatang bersamaan dengan peringatan Dies Natalies ITS ke-52. Sesuai tujuan awal, buku ini juga akan dibagikan kepada alumni ITS pada khususnya. Ada pun, isi buku meliputi beberapa profil founding father ITS, sejarah pendirian Fakultas-Jurusan, prosesi pengkaderan zaman dulu, peristiwa G 30S/PKI di kampus ITS, cerita kuliah tempo dulu, dan lain-lain. Yang tak kalah penting adalah adanya galeri foto-foto ITS zaman dulu yang berhasil kita kumpulkan dari banyak narasumber. Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut atau ingin mendapatkan Buku Memoar ITS 1957-1970, bisa menghubungi Tim Djoeang di Kantor Redaksi ITS Online, Perpustakaan Pusat ITS lantai 6 telp 031-5994251-54 ext. 1195. Atau bisa juga menghubungi di nomor ponsel 085731255215. Salam Perdjoeangan! a.n Tim Djoeang
56
ITS Point
I
September 2012
Temukan Pendidikan dengan Dunia Kerja Pada kesempatan berbeda, Dr Ir Bambang Sampurno MT, Kepala Badan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni, mengakui bahwa ITS seringkali melakukan pertemuan secara informal dengan alumninya untuk saling memberi masukan. “ITS ingin mempertemukan kondisi riil di dunia kerja dengan kegiatan pendidikan yang ada di kampus,” terang Bambang. Ia menjelaskan, pendidikan yang selama ini didapatkan dari kampus memang lebih bersifat ideal. Sehingga, butuh upaya khusus agar pendidikan di kampus dapat seirama dengan kondisi dunia kerja yang lebih realistis. Sejumlah langkah pun telah dilakukan untuk dapat merealisasikan upaya tersebut. Kegiatan motivasi untuk mahasiswa baru misalnya, mulai tahun ini ITS telah memberi kepercayaan pada alumninya sendiri untuk menjadi motivator. “Tahun ini tidak lagi memakai motivator dari luar, ITS merasa alumni dapat lebih menjelaskan secara detail tentang dunia kerja yang berhubungan dengan sains dan teknologi,” ungkap alumni Teknik Mesin ITS ini. Lebih dari itu, sejumlah kegiatan lain juga telah dilaksankan untuk menjembatani alumni dalam membagi pengalaman mereka di dunia kerja. Sebut saja, kuliah tamu, pelatihan manajerial, hingga pendampingan wirausaha muda. Untuk mempersiapkan calon wisudawan yang akan terjun ke dunia kerja, alumni juga turut dilibatkan dalam melakukan berbagai pendampingan. “Pendampingan itu dilakukan untuk membentuk karakter, wawasan, dan kompetensi alumni muda agar dapat diterima dengan baik di dunia kerja,” jelas Bambang. Sokongan alumni secara finansial rupanya juga tak kalah penting dalam mendukung peningkatan kualitas akademik mahasiswa ITS. Bambang mengungkapkan, tahun ini IKA ITS telah mempersiapkan sejumlah biaya riset untuk kreativitas tugas akhir mahasiswa. “Besaran jumlah dan prosedurnya masih di-review kembali oleh tim khusus yang telah dibentuk,” pungkasnya. (ald/esy)
ITS Point
I
September 2012
5
Senangi Profesi Dosen, Raih Gelar Kajur Berprestasi Interaksi sosial membuat Nita melihat dari berbagai perspektif yang bahkan sama sekali tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ketertarikan Nita pada tema-tema sosial ternyata tidak membuatnya jauh dari bidang asli yang ditekuni selama ini yaitu arsitektur. “Seorang arsitek harus memiliki kecakapan sebagai organizer, serta bekerja dengan banyak orang,” kata Nita.
Berprestasi membawa nama ITS di kancah nasional.
Sumber: Arinda Nur Lathifah/ITS Online
Pada Juli 2012 lalu, Ir Purwanita Setijani MSc PhD telah menambah daftar tinta emas prestasi ITS di kancah nasional. Ketua Jurusan (Kajur) Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Lingkungan (FTSP) ini mendapat kesempatan maju sebagai finalis pemilihan kajur berprestasi nasional, setelah sebelumnya terpilih sebagai kajur berprestasi ITS. Ketika disinggung tentang prestasinya sebagai finalis kajur berprestasi nasional, Nita sapaan akrab ibu satu orang anak ini hanya tersenyum. “Sebenarnya semuanya punya keunggulan masing-masing, saya hanya kebetulan mendapat giliran kesempatan maju mewakili ITS,” ujar Nita ramah. Dengan rendah hati, Nita menepis anggapan jika gelar kajur berprestasi menunjukkan bahwa ia mempunyai sesuatu yang hebat. Baginya, dalam pemilihan kajur berprestasi bukan sepenuhnya menilai kiprah individu sebagai dosen. Namun lebih mengarah kepada manajemen jurusan yang ditangani oleh masing-masing kajur selama menduduki jabatan. Nita mencontohkan kiprah beberapa kajur dari universitas ternama lain di Indonesia. Ia mengamati bahwa ternyata tiap peserta menunjukkan keunikan dari jurusan masing-masing. “Setiap jurusan punya fokusan masing-masing. Arsitektur mungkin beda dengan jurusan lain. Sementara
6
ITS Point
I
September 2012
itu, di sana saya membawa konsep pendidikan profesi yang tengah diterapkan di Jurusan Arsitektur,” kata lulusan Arsitektur ITS angkatan 1978 ini. Pendidikan profesi ini menjadi bagian yang penting bagi lulusan Jurusan Arsitektur. Wanita yang memiliki kegemaran menjahit ini menambahkan, mahasiswa lulusan S1 bisa mendalami pendidikan profesi untuk lebih memperdalam kecakapannya sebelum benar-benar terjun sebagai praktisi arsitektur. Selama berkompetisi dalam event pemilihan ketua jurusan berprestasi tingkat nasional, banyak pengalaman menarik yang diperoleh wanita kelahiran Madiun ini. Nita seolah melihat jendela baru yang berisi inovasi-inovasi mutakhir yang nantinya dapat diterapkan di Jurusan Arsitektur sepulang nanti. “Saya merasa punya ba-nyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk Arsitektur dan ITS,“ tandasnya. Bagi Nita, posisi kajur merupakan aktivitas tambahan. Sementara tugas utamanya tetap menjalani peran sebagai dosen. Nita mengaku senang menjalani profesinya sebagai dosen selama di ITS. “Berinteraksi dengan mahasiswa dengan macam-macam karakteristik mereka membuat saya menikmati peran saya sebagai dosen,” ujarnya.
Meski meleset dari rencana awalnya untuk berkarir di dunia keprofesian arsitek, Nita merasa ada nilai tambah dengan menjadi seorang dosen. Wanita kelahiran 27 April 1959 ini mengatakan bahwa menjadi dosen membuatnya memiliki banyak waktu untuk menjalin hubungan interaksi dengan mahasiswa. Selama ini, Nita aktif berkiprah di Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) wilayah Jawa Timur. Bersama IAI, Nita terlibat dalam sebuah proyek penelitian sosial yang bertempat di Jakarta. Suatu ketika Nita melakukan riset sosial terkait dengan pengembangan infrastruktur di ibu kota, Jakarta. Saat itu riset yang ditangani Nita berkaitan dengan proyek Pulo Gadung Land Sharing. Di sana, Nita mendapati perbedaan ciri khas masyarakat di kota Surabaya dan Jakarta. Masyarakat Surabaya tidak mempermasalahkan konsep land sharing, yakni petak-petak tanah yang fungsinya dapat dimanfaatkan bersama-sama. Namun tidak bagi warga Jakarta. “Di Jakarta, berbagi tempat sudah tidak biasa lagi untuk dilakukan,” ulasnya. Berawal pengalaman berinteraksi dengan masyarakat multi budaya itulah, istri dari seorang arsitek ini menemukan banyak pengalaman baru yang membuatnya menikmati profesinya saat ini. Kerapkali Nita diundang untuk menjadi juri dalam sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh perusahaan multinasional ternama. Namanya bersanding dengan arsitek besar lain dari seluruh nusantara.
Kongkow Merakyat di Pertigaan Gebang Bagi mahasiswa ITS, daerah perkampungan Gebang bukan lah daerah yang asing. Lokasinya yang bersebelahan dengan kampus membuat perkampungan ini menjadi salah satu pusat aktivitas sehari-hari mahasiswa. Tidak hanya pada siang hari, ketika malam menjelang, daerah ini tetap menjadi rujukan para mahasiswa untuk mengisi perut atau pun sekedar kongkow. Meskipun telah tengah malam, perputaran roda ekonomi skala kecil di daerah sekitar pertigaan gebang tidak pernah berhenti. Selain Warung Kopi (Warkop) yang tetap buka hingga tengah malam, para penjual makanan dengan gerobaknya juga mulai berkumpul di pertigaan yang menghubungkan daerah Gebang dengan Jl Arif Rahman Hakim ini. Tempat ini pun menjadi salah
satu rujukan utama maha- ITS pengunjung Warkop di siswa ITS yang lapar saat pertigaan Gebang. tengah malam. Yunan mengaku, ia memilih Berbagai menu variatif di- warkop dengan alasan ketawarkan di sini. Mulai dari mudahan akses dan juga Tahu Tek, Mi Pangsit, Mi suasananya yang santai dan Goreng, Nasi Goreng hing- merakyat. Selain hal tersega Soto Ayam. Harga dari but, ia menyampaikan bahmakanan-makanan terse- wa sosialisasi antara mabut pun cukup terjangkau. hasiswa dengan warga bisa Berkisar antara 5000 hing- terjadi di sini. “Hal ini dapat ga 7000 rupiah, para maha- memberikan nilai positif bagi siswa sudah dapat pulang hubungan mahasiswa dedengan perut kenyang.
KONGKOW
ngan warga sekitar Gebang ini,” tuturnya. Senada dengan mahasiswa, para penjual pun mengatakan senangbertransaksi dengan mahasiswa ITS. “Senang berbicara dengan mahasiswa, sampai-sampai banyak sekali mahasiswa yang saya sudah kenal, “ tutur Nurul Aziz, pemilik Warkop. (ais/izz)
Warung kopi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa ITS. Dari sekedar obrolan ringan hingga diskusi keilmuan bisa ditemukan di sini. “Selain mengenai kampus, saya dan teman – teman juga sering membahas kinerja dan program organisasi kemahasiswaan di Warkop ini,” tutur Yunan Ikhnaton, mahasiswa Jurusan Teknik Fisika
Pilihan asyik saat lapar tengah malam.
Sumber: Haris Santika/ ITS Online
Berukuran Jumbo, Jus Laris Manis Nama aslinya Aulia. Namun jangan salah, ini bukan nama seorang wanita. Melainkan sebuah tempat yang menjadi favorit mahasiswa ITS. Sayangnya, tidak banyak yang mengenal nama tersebut. Justru tempat ini lebih popular dengan sebutan Jus Jumbo. Sesuai dengan namanya, tempat ini menyediakan aneka jus. Bedanya, ukuran jus yang dijajakan berukuran jumbo. Harga yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal. Segelas jus dipatok dengan harga mulai Rp 6.000 hingga Rp 9.000. Semua bergantung jenis jus yang dipesan. Hal inilah yang menjadi daya tarik tempat ini. Tak heran, meskipun lokasinya di luar ITS, Jus Jumbo selalu ramai pembeli. Tak hanya jus saja, bagi pengemar buah segar, tempat ini juga bisa jadi tempat
tujuan. Biasanya ada melon, semangka dan pepaya. Harga sepotong buah hanya Rp 500. Selain itu, ada juga aneka gorengan. Seperti ondeonde dan tempe goreng. Untuk jenis ini harganya Rp 2 ribu setiap tiga buah. M Syaiful Rizal Kharisma, salah satu pelanggan Jus Jumbo membenarkan hal tersebut. Ia kerap datang usai berlatih futsal dengan rekan-rekannya. “Pilihan jusnya banyak dan murah,’’ lanjut mahasiswa yang akrab disapa Aris ini. Selain dari menu, jam buka Jus Jumbo juga menjadi alasan tersendiri bagi mahasiswa ITS. Jam buka Jus Jumbo memang relatif lebih lama dibanding tempat lain. Mulai dibuka pukul enam petang dan baru berakhir lewat tengah malam. Sehingga menjadi pilihan mahasiswa ITS yang kerap kali
pulang larut. Menariknya, tempat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat nongkrong saja. Pasalnya, acapkali terlihat para mahasiswa menggelar rapat kecil. Salah satu alasannya karena tempatnya yang cukup nyaman. Apalagi didukung dengan meja berkapasitas empat hingga delapan orang. (ran/fz)
Jus Jumbo menjadi tempat pilihan mahasiswa ITS untuk melepas lelah usai kegiatan kampus. Sumber: Kenan Sihombing/ITS Online
ITS Point
I
September 2012
55
KOMUNITAS
ITS Jazz: kenalkan jazz ke berbagai kalangan. Sumber: Istimewa
Semarak I Jazz Ala ITS
54
ITS Point
I
mage mahasiswa di kampus perjuangan bisa terkesan kurang gaul, hingga tidak tahu perkembangan zaman. Namun, semua anggapan tersebut nampak terbantahkan dengan hadirnya Komunitas ITS Jazz. Perkumpulan mahasiswa yang gemar bermain musik membuktikan bahwa sivitas di ITS juga tak kalah dalam selera seni. Bahkan, paguyuban ini menjadi pelopor komunitas musik jazz di kalangan mahasiswa Indonesia timur. Semua berawal dari Pramudito Aji Wicaksono, mahasiswa Jurusan Teknik Kimia ITS. Pada saat bocah Pekalongan ini melaksanakan kerja praktek (KP) pada semester enam, waktu luangnya yang berlimpah ia gunakan untuk jamming musik jazz bersama teman-temannya. Timbullah niat untuk membentuk kelompok pecinta jazz yang lebih besar. Grup awal dibentuk di jejaring sosial dunia maya dengan nama Rakyat Jazz Sepuluh November (Raja Seno). “Awalnya, anggota Raja Seno hanya sekitar 30 mahasiswa,” terangnya. Rupanya, respon mahasiswa ITS terhadap Raja Seno tak seantusias yang diharapkan. Melihat keadaan tersebut, kelompok itu cepat tanggap. Sebuah rapat kecil tepat pada tanggal
September 2012
10 November satu tahun silam mengubah segalanya. Lahirlah Komunitas ITS Jazz. Pergantian nama seolah memberikan semangat baru. Latihan jadi semakin rutin. Mereka juga semakin gencar meng-update skill mereka. Sering kali hal ini dilakukan melalui sharing video di internet. Permainan musik mereka pun semakin bervariasi. ITS Jazz bisa beralih bermain dari swing, bebop dan bossa nova ke aliran jazz yang lebih modern. Seperti funk, acid dan pop jazz. Inspirasi mereka gali dari berbagai musisi jazz terkenal sekaliber Barry Likumahuwa, Al Jarreau, Fourplay hingga Jamiroquai. Nama ITS Jazz pun semakin dikenal. Mereka beralih dari mengisi acara tingkat jurusan hingga pagelaran institusi, seperti ITS Expo dan TEDx ITS. Peresmian komunitas ITS Jazz diadakan bulan Juni lalu, bertepatan dengan kegiatan rutin mereka, ITS Jazz #1. Dalam launching yang dilaksanakan di Stilrod Cafe, hadir pecinta jazz dari berbagai kalangan di ITS, bahkan juga di Surabaya. Sebuah rapat kerja turut menanti para anggota komunitas ini bulan September nanti. Dito dan kawan-kawannya ha-
rus memantapkan lahan gerak ITS Jazz sebagai sebuah komunitas yang terbuka untuk mahasiswa. Sebagai sebuah komunitas, ITS Jazz memang memberi keleluasaan keanggotaan yang tak seketat organisasi mahasiswa lainnya. “Ini hanya sebatas wadah untuk sama-sama menikmati musik jazz, sehingga akan tetap saya pertahankan sebagai komunitas,” tegas Dito. Hal ini untuk menghindari status yang tumpang tindih dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik yang telah ada sebelumnya. Meski begitu, tiga ratus personel ITS Jazz juga merupakan anggota berbagai UKM lainnya, tak terkecuali UKM Musik. Lelaki angkatan 2008 ini akan segera melepas statusnya sebagai mahasiswa. Dito berharap, perkumpulan yang dimulainya itu bisa tetap menjadi icon pergerakan komunitas jazz mahasiswa di wilayah Indonesia timur. Kepada seluruh angkatan penerus komunitasnya, ia berpesan untuk terus memperkenalkan, mengapresiasi dan mengedukasikan musik jazz kepada semua kalangan. “Buktikan kalau musik jazz tak hanya milik orang tua atau kalangan elit saja,” himbaunya. (ali/lis)
DOSEN
PROFIL
Ir Purwanita Setijani MSc PhD
(tiga dari kiri) Dosen Berprestasi, Ir Purwanita Setijani MSc PhD Sumber: Istimewa
Nita Muda yang Bertalenta Anak pertama dari empat bersaudara ini memiliki hobi unik. Semasa masih menjadi mahasiswa, Nita mengaku senang menjalani hobi balap rally bersama tiga orang adiknya. “Ketiga adik saya semuanya laki-laki, jadi mau tidak mau saya kadang ikutan hobi mereka,” kata Nita ketika diminta mengingat kembali masa mudanya. Bersama hobinya berkendara di dalam mobil rally, Nita kerap mengikuti perlombaan rally bersama salah seorang adik laki-lakinya yang menggemari otomotif. “Saya sih tidak ikut mengemudi tapi sebagai driver navigator yang menunjukkan arah, adik saya yang jadi driver,” ungkapnya. Nita mengaku menjalani hobi tersebut di sela-sela aktivitasnya sebagai mahasiswa.
Tak cukup sampai di situ, penulis buku Kampung Surabaya Menuju Abad 21 ini memiliki talenta di bidang lain. Pernah suatu ketika Nita berkarir menjadi penyiar Radio Merdeka Surabaya. “Jaman itu ada libur hampir selama enam bulan, dari pada nganggur iseng-iseng daftar menjadi penyiar radio, pernah juga menjadi anchor,” kata Nita. Pengalamannya menjadi mahasiswa di luar negeri membuat Nita memahami alur pendidikan universitas di luar negeri. Selain gelar S3 yang diperolehnya dari Australia, Nita juga sempat mengecap pendidikan S2 di United Kingdom. Menurut Nita, sistem pendidikan di ITS sebenarnya tidak kalah jika dibandingkan dengan universitas luar negeri. “Inti dari riset sebenarnya fokus di satu tema, dan itu bisa dilakukan oleh semua orang,” kata Nita. (anl/fz)
ITS Point
I
September 2012
7
Tiwuk bersama rekan kerjanya tengah berdiskusi.
Sumber: A. Marsha Alviani / ITS Online
Kuncinya, Selalu Nikmati Pekerjaan Sosoknya ramah, murah senyum ketika disapa. Tak ada lelah, hanya tampak sumringah. Begitulah Kusbandyah melewati hari-harinya. Tanpa terasa, seperempat abad pun usai dilaluinya bersama ITS. Baginya, kuncinya bertahan hanya satu, yakni menikmati setiap pekerjaan yang ada. Tak pernah terbersit dalam benaknya untuk melabuhkan hati di ITS. Sebab, kala itu, ia bercita-cita luhur menjadi seorang guru. “Saya ingin bisa mengajari karena itu pekerjaan mulia,” tutur Tiwuk, sapaan akrabnya, lugas. Saking cintanya dengan pekerjaan tersebut, ia rela meluangkan waktu untuk mengajari keponakannya di rumah. Namun, fakta pun berkata lain. Kondisi keluarga yang tidak memungkinkan, memantapkan niatnya untuk langsung terjun di dunia pekerjaan. Meski hanya seorang tamatan SLTA, ia tak memupuskan niatnya begitu saja. “Awalnya saya bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta di bidang kontraktor,” ujarnya sembari mengingat. Belum lama ia bekerja di perusahaan tersebut, tiba-tiba datang kesempatan untuk bekerja di ITS. “Saya benar-benar terkejut dan tidak menyangka,” ungkapnya sembari tersenyum. Meski senang, kegamangan justru menghampirinya. Di satu sisi, keinginannya menjadi seorang
8
ITS Point
I
September 2012
guru tak bisa dipupuskan begitu saja. Sedangkan, di sisi lain, kebutuhan ekonomi keluarga, mendorongnya berpikir cepat untuk bertindak. Usai memikirkan hal tersebut masakmasak, akhirnya ia memilih kampus ITS sebagai salah satu sandaran ekonominya. “Rasanya, nasib menggiring saya ke sini,” tutur wanita yang diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 1987. Tadinya, ia juga sempat berharap, cita-citanya sebagai seorang guru bisa terwujud di ITS.
Berkiprah Bersama ITS
Meski tak bisa memenuhi keinginan sebagai seorang guru, ia tak berputus asa. Satu per satu pekerjaan yang ada, selalu dinikmatinya. Seperti ketika mengawali karir sebagai pegawai honorer di Pusat Penelitian (Puslit) ITS, ia mampu melakoninya dengan baik. Tak heran, pada tahun 1989-2007 Tiwuk mendapatkan amanah sebagai sekretaris Pembantu Rektor (PR) III ITS. Walaupun berbeda dengan sebelumnya, ia menyukai pekerjaan tersebut. Sebab, baginya, berbagai pengalaman baru didapatinya ketika duduk di posisi itu. “Saya telah merasakan tiga kali pergantian PR III ITS,” ucapnya sembari menunjukan barang-barang yang dimilikinya di zaman dahulu. Saat itu, memang terdapat
KOMUNITAS
Suasana latihan capoeira.
Sumber : Istimewa
Bersahabat, P Warnai Capoeira ITS
erpaduan olah gerak dengan irama tabuhan alat musik yang dinamis, terangkum jadi satu dengan sebutan capoeira. Seni bela diri yang digandrungi banyak kalangan tersebut, kini menjadi gebrakan baru yang hadir di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Bernama grup Senzala Indonesia Chapter Surabaya, sejumlah personil siap perkenalkan capoeira ke masyarakat luas. Dalam sejarahnya, capoeira berasal dari Brazil. Merupakan satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak pada saat itu untuk mempertahankan diri. Bahasa Tupi Guraini (salah satu bahasa Brazil, red) acapkali menyebutnya caa-puera. Sehingga, lebih dikenal dengan sebutan capoeira. Di Indonesia, capoeira juga menarik antusias berbagai kalangan. Salah satunya adalah mahasiswa ITS. Tak ingin sekedar main-main, mereka pun membentuk sebuah grup capoeira. Terbentuknya grup ini sendiri bermula dari keaktifan beberapa personil berlatih capoeira di Kediri, sejak tahun 2004. “Awalnya saya tertarik karena unik, dan capoeira ini sangat unik,” aku Vazmico Ginataka, salah satu personil. Unik yang ia maksud adalah perpaduan bela diri dengan iringan musik yang harmonis hingga menimbulkan suasana gembira dan bersahabat. Ia
mengaku, sejak awal bertekad untuk menularkan ilmu capoeira kepada khalayak luas. Khususnya di ITS yang umumnya belum mengenal capoeira. Dalam grup ini, tergabung beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Mulai dari ITS, PENS, hingga Universitas Hang Tuah. Dengan memanfaatkan lahan kosong di depan perpustakaan pusat ITS, mereka berkumpul untuk berlatih bersama. Miko, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa gerakan dalam capoeira menyerupai sebuah tarian yang bertitik berat pada tendangan. Yaitu, paduan tarian akrobatik dengan musik yang berkomunikasi menjadi elemen-elemen arsitektural. Contohnya, seperti tubuh yang melengkung dinamis, patahpatah berirama serta memiliki komposisi perulangan. Komunitas ini pun resmi di buka pertengahan Maret lalu, (18/3). Penampilan perdana mereka berhasil mencuri perhatian banyak orang. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pendaftar pasca peresmian komunitas tersebut. “Kalau tidak salah ada 20 orang pendaftar saat itu,” terang Miko. Dalam permainannya, setiap capoeiresta, sebutan bagi mereka yang menekuni capoeira, maju berpasangan secara bergantian dan saling beradu. Uniknya, tidak ada gerakan yang sengaja untuk menjatuh-
kan lawan. Bahkan gerakan mereka cenderung lambat dan sebisa mungkin tidak mengenai tubuh lawan. Suasana gembira selalu hadir dalam setiap gerakan yang mereka bawakan. Miko pun menjelaskan beberapa gerakan dalam capoeira. Antara lain, ginga, handstand, backflip, headspin dan handstand whirling. Teknik gerakan dasar yang ditawarkan oleh capoeira ini dimulai dari gerakan ginga. Beberapa alat musik tradisional turut berperan penting dalam permainan capoeira ini. Misalnya berimbau, sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya dan atabaque berupa gendang besar. ”Kami memiliki alat-alat ini sejak awal dan dibuat sendiri,” ungkap mahasiswa Jurusan K3 PPNS ini. Miko juga menjelaskan banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mengikuti seni capoeira. Selain untuk bela diri, juga dapat menjaga stamina tubuh. Berbeda dengan bela diri lainnya, capoeira tidak mengadakan turnamen atau adu ketangkasan. Dengan demikian, ia bersama timnya optimis dapat merangkul segenap sivitas akademika untuk mengenalkan capoeira. Serta, berharap pula mampu membawa komunitas ini menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) nantinya. (lik/
ITS Point
I
September 2012
53
OPINI
Alumni ITS,
Harus Semakin Maju! Kehidupan pasca kampus merupakan sebuah momentum besar dalam kehidupan. Banyak tantangan yang menunggu para fresh graduate. Mencari nafkah tentunya menjadi yang paling utama. Namun, bagi sebuah generasi yang telah mengenyam tingkatan pendidikan perguruan tinggi, sebuah tantangan lebih besar menunggu.
Irnanda: alumni memegang peran penting. Sumber: Istimewa
Ketika saya awal berkuliah, pada tahun 1980, kiprah alumni ITS yang tentunya saat itu juga belum banyak jumlahnya, kurang terdengar. Bahkan bisa dibilang mahasiswa kurang mengenal siapa saja yang telah lulus terlebih dahulu dari mereka. Kini, ada lebih dari 60.000 orang alumni ITS. Jumlah sumber daya manusia yang tidak bisa dibilang sedikit ini bereksplorasi di berbagai bidang. Mulai dari dunia industri, pemerintahan, desain, hingga ekonomi, manajemen dan sosial. Sudah seharusnya alumni ITS memiliki sebuah pengaruh tersendiri dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Contohnya paling mudah diamati pada alumni-alumni yang bekerja di sektor-sektor strategis negara, seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Mereka terlibat langsung dalam berbagai pengambilan keputusankeputusan penting dalam negeri. Sayangnya, baru segelintir saja alumni ITS yang benarbenar menonjol dalam sektor-sektor penting tersebut. Seperti Rukmini Hadihartini, Direktur Pengelolaan PT Pertamina, dan Mohammad
52
ITS Point
I
September 2012
Nuh, Menteri Pendidikan lagi, IKA ITS mendorong alumni untuk bekerja sama dan Kebudayaan. membawa nama ITS dalam Hal ini sangat kontras bila berbagai segi kehidupan. dibandingkan dengan beMelakukan sebuah hal seberapa perguruan tinggi lain cara bersama-sama tentudi tanah air. Alumni mereka nya lebih mudah dan berbanyak menduduki posisipengaruh daripada secara posisi strategis. Dampakindividual. nya, institusi mereka pun banyak terlibat, serta memi- Setahun terakhir ini, IKA liki nilai lebih dalam perkem- ITS telah mencatat kiprah bangan-perkembangan baru yang cukup signifikan. Berbagai kegiatan dalam tingkat dalam negeri. nasional telah berhasil Presiden RI, Susilo Bammelibatkan alumni dan pabang Yudhoyono, berharap kar profesional dari berbagai besar agar ITS menjadi salah wilayah. IKA ITS juga telah satu garda terdepan Indoneturut memberikan bantuan sia dalam pengembangan dana bagi mahasiswa inditeknologi dan inovasi. Sepvidu maupun tim unggulan, erti halnya Massachusetts seperti jawara internasional Institute of Technology (MIT) Maritime Challenge ITS. di Amerika Serikat. Agar hal tersebut dapat tercapai, Namun masih banyak yang maka menonjolnya sosok perlu dibenahi. IKA ITS mapara alumni ITS adalah se- sih perlu meningkatkan kiprahnya sebagai jembatan buah keharusan. antara institusi pendidikan Inovasi dan karya teknologi dengan dunia profesional merupakan potensi utama dan pemerintahan. Baik di alumni ITS yang telah sering dalam negeri, maupun di terbukti. Namun untuk mentingkat internasional. Kescapai keberhasilan lebih, atuan para alumni ITS perlu perlu juga adanya keahliandieratkan lagi. Semakin bankeahlian lain. Yaitu leaderyak kontribusi para alumni, ship yang disertai dengan maka akan semakin kuat keahlian bermasyarakat. pula generasi didikan ITS. Hasilnya adalah sosok Hal ini pun tidak akan lepas alumni dengan pengetahuan pula dari kesiapan para luas dan keterampilan tinggi, calon-calon alumni berikutyang mampu memimpin nya. Kesempatan menjadi sekaligus bekerja sama mahasiswa harus turut mendengan berbagai kalangan. jadi momen pembangun Bahkan, lebih baik lagi bila keahlian-keahlian penting para alumni ITS menjadi tersebut. Keaktifan berorpemimpin tertinggi dalam ganisasi akan sangat mempemerintahan. bantu dalam menumbuhDalam hal inilah IKA ITS kan kualitas-kualitas alumni mencoba berperan. Keg- yang berpengaruh tersebut. iatan-kegiatan IKA ITS diran- Tentunya, tetap diiringi dencang untuk turut membantu gan prestasi akademik yang para alumni mengembang- baik.(*) kan keahliannya dalam berbagai bidang. Lebih jauh
KARYAWAN
PROFIL Kusbandyah
tiga kali pergantian PR III ITS dalam delapan tahun jabatannya di posisi tersebut. Usai berkutat dengan dunia administrasi, pada tahun 2007 hingga kini, ia dipindahtugaskan di bidang kemahasiswaan. Posisi tersebut menghantarkannya sebagai pemegang keuangan kemahasiswaan. Perasaan senang pun kerap ia dapati ketika bekerja di bidang baru ini. “Saya bekerja dengan senang hati, jadi tidak pernah terbebani dengan banyaknya tugas yang ada,” ulasnya diselingi guyonan dalam bahasa Jawa. Dalam pekerjaannya, ia biasa melakukan berbagai kegiatan baik di lingkup internal hingga eksternal ITS. “Kalau di internal, biasanya saya berkoordinasi dengan pimpinan, seperti membuat rencana bisnis anggaran ITS,” jelasnya. Tak hanya itu, posisinya kali ini membuatnya sering berkutat dengan mahasiswa. “Biasanya mahasiswa menemui saya untuk mengambil uang kegiatan yang telah mereka ajukan sebelumnya,” tuturnya. Ia juga bertugas mengoreksi penulisan proposal yang diajukan padanya. Kerapkali, ia temui kesalahan pada penulisan administrasi. Meski begitu, ia tidak merasa kesal. Hanya berusaha memaklumi dan membantu memperbaiki. “Saya maklum, administrasi yang saya koreksi rata-rata dari para pengurus Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang masih baru,” ujarnya sembari berharap kejadian serupa tak terulang kembali. Tak jarang, ia dicurhati mahasiswa yang menyambanginya terkait hal tersebut. Dikatakannya, ilmu administrasi itu penting terlebih untuk pengurus di Ormawa. “Saya harap setiap Ormawa mau mengader para pengurus barunya dalam hal ini,” jelas wanita yang menjadi surveyor ketika bekerja di Puslit ITS ini. Selain bergelut dengan proposal kegiatan, lawatan ke luar ITS yang berkaitan dengan kegiatan mahasiswa pun acapkali dilakukannya. Bagi Tiwuk, tak ada kata menyesal ketika mengurusi berbagai hal tentang
mahasiswa. Sebab, ia selalu memiliki kesan tersendiri jika bersama mahasiswa ITS. “Mahasiswa ITS sudah maju buat saya, sudah jempol banget deh,” serunya penuh semangat. Di balik semua itu, ia menuturkan kebanggaan dan kegembiraannya dapat mengabdi kepada kampus perjuangan ini. “Di ITS, saya dan karyawan lain senang karena kesejahteraan karyawan sangat diperhatikan oleh institut,” jawabnya ketika ditanya mengenai pembeda ITS dengan lembaga lain.
Tiwuk, di Mata Mereka Teman-teman seperjuangan Tiwuk, khususnya di bidang kemahasiswaan ITS juga senang mengenal sosok wanita berambut panjang ini. Seperti yang dikatakan Rayhan, salah satu Staf Kemahasiswaan ITS. “Pertama kali mengenal, Bu Tiwuk itu orangnya mudah bergaul, loyal lagi,” timpalnya. Meski diakui baru mengenal sejak dua tahun yang lalu, Tiwuk dikenal gemar berbagi kepada rekan-rekannya. “Belum apa-apa suka dikasih oleh-oleh makanan atau minuman kalau sedang jajan,” tambahnya sembari tersenyum. Tak hanya itu, para pimpinan juga turut bangga atas kinerja yang dilakukan Tiwuk selama ini. “Tiwuk itu pengelola keuangan yang smart, selain itu ia termasuk sosok karyawan yang suka bekerja keras,” ujar Dr Ir Bambang Sampurno MT. Selain itu, Kepala Badan Pembinaan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni ITS ini juga mengatakan pola aktivitas Tiwuk yang sistematis juga menjadi kelebihan tersendiri. “Padahal urusannya dengan mahasiswa banyak, tapi tetap dijaga rapi dan teratur,” katanya. Lebih lanjut, Bambang juga mengungkapkan semoga kinerja baik ini dapat tetap dipertahankan oleh Tiwuk. “Bu Tiwuk itu bisa mengikuti dunia mahasiswa, membenahi ketidaktelitian administrasi para mahasiswa, semoga hal ini akan tetap bertahan,” harapnya. (man/esy)
ITS Point
I
September 2012
9
CalonAstronom Jebolan ITS Mengejar passion astronomi di Institut Teknik.
Sumber : istimewa
Tidak ada jurusan astronomi di ITS tidak membuat sosok ini lantas menyerah atas passion-nya. Sejak SMA, Stevanus Kristianto Nugroho begitu total mendalami ilmu tentang benda angkasa. Bahkan, sebuah komunitas astronomi di ITS sempat digagasnya. Meski ia seorang diri dalam bidang astronomi di ITS, niat dan usaha kerasnya telah membuahkan hasil. Matanya lincah meneliti baris per baris sebuah halaman buku tebal. Kris, panggilan akrabnya, tampak serius membolak-balik lembaran buku berjudul Practical Statistics for Astronomers. Mahasiswa asal kota Pasuruan ini sudah terbiasa membaca buku berbahasa asing sejak memulai sepak terjangnya dalam bidang astronomi. “Sudah kebiasaan, soalnya jarang ada buku astronomi yang bahasa Indonesia,” terang mahasiswa jurusan Fisika ini sambil tersenyum. Kecintaannya terhadap astronomi dimulai semnjak ia duduk di kelas dua SMA. Kala itu ia dikenalkan oleh gurunya di SMAN 1 Purwosari tentang seluk beluk astronomi. Kris mengaku, tak pernah sedikit pun terlintas citacita menjadi astronom saat ia masih kecil. Kris kecil justru bermimpi menjadi seorang insinyur elektro. Mendalami ilmu astronomi bukanlah perkara yang mudah, ia harus mempelajari ilmu yang tidak didapatnya di bangku sekolah. Waktunya semasa SMA pun banyak dihabiskan untuk belajar lebih dalam mengenai astronomi. “Rasanya seperti akselerasi, baru SMA sudah belajar ilmu milik mahasiswa tahun keempat,” ujar sosok penyuka musik barat ini.
10
ITS Point
I
September 2012
Pengenalan tentang astronomi itu pun berbuah manis. Ia mengikuti olimpiade astronomi dan berhasil mewakili kabupatennya dalam kancah provinsi. Kecintaannya dengan astronomi makin menguat sejak ia lolos hingga tingkat nasional. Ia berhasil mengantongi medali emas bersama lima orang siswa SMA lainnya. “Saat itu saya dapat medali emas terakhir, yang ke lima,” ujarnya. Olimpiade bertahap tersebut ujungnya adalah International Olympiad On Astronomy and Astrophysics 2009 yang digelar di Iran. Di tingkat internasional, ia berhasil membawa pulang gelar Honorable Mention. Medali emas yang ia dapatkan di tingkat nasional lah yang mengantarnya menjadi mahasiswa ITS. Pasalnya, siswa SMA yang berhasil menjuarai kompetisi tersebut boleh memilih universitas manapun yang diinginkan. Sempat terbersit dalam benak Stevanus untuk memilih universitas di Bandung atau pun Jakarta. “Tapi saat itu ayah sakit, jadi tidak boleh kuliah jauh-jauh,” ujar mahasiswa yang pernah menjadi asisten mata kuliah Fisika Quantum ini. Jalan hidup Kris bisa dibilang tidak mudah. Kelumpuhan ayahnya pada tahun 1996 membuat hidupnya penuh perjuangan. Setiap hari ibunya harus menjual kue jajanan pasar untuk terus membiayai hidup mereka. Sehingga, prestasi Kris di tingkat nasional itu benar-benar datang tepat pada waktunya. “Tidak tahu bagaimana caranya bisa membayar biaya kuliah, kalau tidak dapat beasiswa,” ungkapnya. Sejak mulai masuk bangku sekolah, Kris selalu bersekolah di yayasan
Rumus ‘Sambel’ Kunci Sukses Meraih Beasiswa Meraih beasiswa dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rendah? Apakah mungkin? Jawabannya adalah mungkin. Tony Dwi Susanto PhD telah membuktikan hal itu. IPKnya saat lulus dari pendidikan S1 Jurusan Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada (UGM) hanya di bawah angka tiga. Namun, dalam 11 tahun, enam beasiswa berhasil ia peroleh. Dari pengalaman perjuangan berburu beasiswa itulah Tony berbagi ilmu dengan menulis sebuah buku seri motivasi beasiswa. Buku berjudul Step by Step Sukses Meraih Beasiswa dengan IPK Rendah ini mengupas habis fakta tentang beasiswa. Sesuai judulnya, buku ini memberikan panduan langkah demi langkah dalam meraih beasiswa. Mulai dari awal membangun mimpi mendapat beasiswa, hingga tips untuk mempertahankan semangat juang setelah mendapat beasiswa. Strategi 14 langkah sukses meraih beasiswa yang disingkat dengan ‘Sambel’ ialah rumus jitu yang dosen Jurusan Sistem Informasi ITS ini ciptakan. Penulis meramunya dari pengalaman pribadi dan penerima beasiswa di forum yang ia kelola. Rumusan langkah-langkah itulah yang kemudian menjadi judul masing-masing bab dalam buku pertama Tony ini. Berbeda dari buku seri motivasi lain, buku ini juga diramu dengan kumpulan ibadah dan doa mustajab beasiswa. Seperti yang disebutkan dalam langkah terakhir perjuangan meraih beasiswa, bahwa intervensi dengan Tuhan menjadi hal penting dari segala usaha.
Judul Seri Penulis Penerbit Terbit Halaman Berat
: Step by Step Sukses Meraih Beasiswa dengan IPK Rendah : Motivasi Beasiswa : Tony Dwi Susanto PhD : Media Mandiri : Juli 2012 (Cetakan Pertama) : 192 : 400 gram
Uniknya, dalam beberapa bab pada buku ini terdapat pula ulasan kisah nyata penulis selama berjuang berburu beasiswa. Misalnya, kisah sukses wawancara beasiswa adalah dengan menjadi ‘berbeda’. Berbeda dalam penampilan alias cara berpakaian, perkenalan diri, mengeluarkan jawaban-jawaban yang berbeda, serta mampu menyuguhkan dokumen-dokumen pendukung. Rumus ‘Sambel’ ini membuktikan bahwa beasiswa bukanlah sebuah hasil yang diperoleh secara instan. Namun, membutuhkan proses panjang yang harus dilakukan bersama-sama dalam satu waktu dan berkelanjutan. (fin/ esy)
ITS Point
I
September 2012
51
DIESNATALIS
ikut serta melestarikan budaya,” ungkap Dr Ing Setyo Nugroho, Ketua Pelaksana Dies Natalies ITS 52. Pagelaran seni masih tetap dipertahankan dalam Dies Natalies ITS 52. Namun perwujudannya akan sedikit berbeda. Penampilan seni dan budaya dirangkum dalam Pasar Seni yang menjadi acara puncak Dies Natalies ITS 52. Acara puncak tersebut rencananya berlangsung di sepanjang jalan ITS. Pasar Seni merupakan salah satu inisiatif yang dibawa oleh panitia Dies Natalies ITS 52. Penekanannya ada pada sisi pengenalan kembali budaya asli masyarakat Indonesia. Namun, di sisi lain, konsep Pasar Seni dalam Dies Natalies ITS 52 mengusung misi tersendiri. Menurut Nugroho, sebuah daerah yang masih menjaga kelestarian budayanya akan lebih unggul dan sulit tergoyahkan dengan kondisi ekonomi global dibandingkan dengan daerah lain. Latar belakang ini yang menjadi salah satu hal yang ingin ditampilkan ITS sebagai edukasi kepada masyarakat. “Seni yang ditampilkan bukan hanya dari Surabaya, tapi juga daerahdaerah lain di Indonesia,” kata Nugroho.
Maket Pasar Seni Dies Natalis ITS
Sumber : Dies52.its.ac.id
50
ITS Point
I
September 2012
Bedanya dengan tahun sebelumnya, Dies Natalies ITS 52 mengacu pada kesederhanaan konsep. Dengan kata lain, Dies Natalies ITS 52 ingin menggantikan kesan bahwa perayaan peringatan hari lahir sebuah institusi tidak selalu identik dengan kemegahan. “Kami merancang konsep acara yang lebih konservatif dan low profile,” kata dosen yang akrab disapa Nugroho ini. Nugroho menambahkan, pembuatan konsep Dies Natalis ITS 52 sengaja dibuat lebih minimalis. Hal ini tak lepas agar dapat lebih banyak masyarakat yang bisa menikmati peringatan hari lahir ITS. Secara umum, acara seremonial dalam Dies Natalis masih tetap akan dipertahankan. Antara lain dengan pembukaan yang berlangsung pada bulan Oktober, kompetisi olah raga, fun bike, jalan sehat, dan acara puncak sekaligus sebagai penutupan Dies Natalis ITS 52. “Selain itu, akan ada kejutan kecil yang telah kami siapkan dalam acara Dies Natalies ITS 52 ini nanti,” kata Nugroho. Dosen Jurusan Teknik Perkapalan ini berharap, Dies Natalies ITS 52 kali ini dapat menampung jiwa kreativitas dari seluruh elemen sivitas akademika ITS di dalamnya. (anl/fz)
MAHASISWA
PROFIL
Stevanus Kristianto Nugroho
Stevanus bersama mahasiswa yang ikut program Jenesys.
Sumber : istimewa
khusus penganut agama katholik. Namun, kebiasaan itu terhenti sejak hasil ujian nasionalnya di SMPK Panti Parana Pandaan jeblok. Ia harus masuk ke SMAN 1 Purwosari, hal inilah yang membuatnya membuka mata dengan perbedaan. Di masa SMA, untuk pertama kalinya ia merasa sangat nyaman berada dalam lingkungan yang berbeda. Walaupun ia adalah satu-satunya siswa keturunan Tionghoa, namun hal tersebut tidak menjadi kendala baginya. Guru dan teman-temannya di SMA itu berhasil mengubahnya menjadi pribadi yang lebih baik. “Mungkin kalau tidak sekolah di SMA negeri, saya tidak akan menjadi seperti ini,” ujarnya. Ia punya sebuah kenangan mengenai garis keturunan Tionghoa yang tak bisa ia lupakan hingga sekarang. Ia pernah jalan-jalan sendirian saat masih duduk di SMP, tiba-tiba ada orang yang memukulnya dari belakang. Orang itu memukul sambil mengejek garis ketrurunan yang dimilikinya. “Aku bingung, emang kalau chinese salah ya?,” candanya sambil tersenyum. Kecintaannya dengan astronomi tetap ia bawa sampai bangku kuliah. Sepak terjangnya diawali dari sebuah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang pengabdian masyarakat yang ia buat. PKM tersebut bertujuan untuk mempopulerkan ilmu astronomi kepada siswa SMA. Ia memberi nama PKM itu Astronomy Class for Student (Ascladent) dan berhasil didanai oleh Dikti. Ia bersama lima orang temannya pun mulai melakukan sosialisasi terkait ilmu as-
tronomi ke beberapa SMA populer di Surabaya. Setelah PKMM tersebut usai, nama Ascladent menjadi cukup populer di kalangan mahasiswa ITS dan menjadi sebuah komunitas bernama Astronomy Club for Student. Stevanus pun didapuk menjadi ketua komunitas ini lantaran ia telah lama mendalami astronomi. Komunitas ini disebut-sebut sebagai komunitas astronomi pertama di ITS. Kegiatan mengamati benda langit pun berulang kali telah digelar. Kecintaan terhadap astronomi tidak membuat Kris berpaling dari kegiatan kemahasiswaan. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Riset dan Teknologi Himpunan Mahasiswa Fisika (Himasika). Sosok ini pun pernah berkesempatan mengikuti program pertukaran pelajar Japan East Asia Network of Exchange for Students and Youths (Jenesys) Mei lalu. Saat ini, Kris sedang memulai pengerjaan Tugas Akhir (TA) di Jurusan Fisika. Untuk TA, ia mengambil spesifikasi bidang astrofisika. Untuk mendukung pengerjaan TA-nya, ia memiliki dua dosen pembimbing dari ITS dan ITB yang berkecimpung dalam dunia astronomi. Ia pun telah berkomitmen untuk fokus pada bidang astronomi saja. Sebab, ia yakin bahwa tidak ada yang mustahil dengan kehendak Tuhan. Ia berprinsip bahwa setiap hari dalam hidupnya, ia harus terus melakukan yang terbaik. “Jangan kuatir hari esok, biarkan Tuhan yang menentukan,” ujarnya yakin. (fin/izz)
ITS Point
I
September 2012
11
Sukses Berpihak pada Pemberani Menurutnya, tidak akan sukses seseorang bila tidak melewati tahap kegagalan. Ir Abdul Aziez Bahalwan mengatakan, kesuksesan harus diimbangi kerja keras. Pendapatnya tersebut terbukti dengan banyaknya bisnis menjanjikan yang dijalankannya hingga saat ini. “Pekerjaan itu adalah tumor, kalau tidak diselesaikan akan menjadi kanker,” jelasnya.
Walaupun dalam kondisi yang kurang sehat, Aziez tidak ragu untuk berbagi cerita akan pengalamannya. Ramah dan humoris, adalah kesan pertama saat berbincang-bincang dengan sosok yang satu ini. Tak pelak, banyak orang kagum dan tidak heran atas pencapaian yang telah diperolehnya. Tidak terlahir di keluarga wirausaha, tidak membuat pria yang akrab disapa Aziez ini putus asa. Banyak hal yang ia lakukan agar dapat menjadi pribadi yang mandiri. Salah satunya yaitu mulai bekerja sejak duduk dibangku sekolah menegah pertama (SMP). “Saat SMP saya sudah mulai jualan apa saja yang bisa mengisi kesibukan selepas pulang dari sekolah, “kenang Aziez. Kecintaanya pada ilmu elektronik membawa alumni Sekolah Menegah Atas Negeri (SMAN) 6 Surabaya ini masuk Jurusan Teknik Elektro ITS. Tak ragu-ragu, ia pun membawa bakat entrepneur-nya di kampus perjuangan. Tentunya bukan bisnis sembarangan, ia menyisihkan sebagian waktunya untuk konsentrasi bekerja menerima pesanan membuat antena radio. “Saya sangat tertarik dengan mata kuliah komunikasi satelit, analisa sinyal antena. Di mata kuliah itu saya juga dapat nilai A,” jawabnya renyah.
Abdul Aziez saat bersama Mendiknas RU dalam pembukaan Islamic Book Fair 2012 di Jakarta.
Sumber: Istimewa
Berkat kemampuannya berbisnis tersebut, ia pun pernah menerima proyek yang cukup besar dari menjual antena. Dengan dibantu beberapa rekan satu jurusan, Aziez mencoba bekerja secara profesional walaupun saat itu bisnisnya belum menjadi suatu perusahaan perseroan terbatas. “Mumpung menjadi mahasiswa ITS ,jadi banyak orang yang tidak meragukan keahlian kami,” terang pria yang lahir pada 3 September 1959 ini. Banyak pengalaman menarik yang dirasakan oleh Aziez sewaktu masih di bangku kuliah. Salah satunya yaitu terpilih menjadi mahasiswa yang menemani dosen dalam riset ke daerah Ambon dan Papua. Riset yang mereka kerjakan berhubungan seputar optimalisasi pemancar di Biak dan Jayapura. Namun, Aziez menganggap, hal tersebut merupakan sebuah keberuntungan, pasalnya indeks prestasi (IP) ayah dari tiga orang anak ini pas-pasan. Kekaguman pria yang dulunya sempat aktif di Pemancar Orari ini ditujukan pada salah satu dosen Jurusan Teknik Elektro yaitu Ir Hang Suharto M Sc. Purnawirawan tersebut merupakan inspirator bagniya. Bahkan untuk tetap menjalin komunikasi dengan beliau, Aziez akan mengundang dosen kesayangannya itu pada acara buka puasa bersama Ikatan Alumni (IKA) ITS Jakarta di kediamannya, kawasan Jeruk Purut, Cilandak Timur, Jakarta Selatan. “Saya mencintai beliau,” gumamnya. Ternyata selain pandai berbisnis, Aziez juga aktif pada beberapa organisasi kampu saat dulu menjadi mahasiswa. Ia pun turut tergabung dalam Dewan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa. Di Jurusan Elektro sendiri, ia ikut mendirikan Mahasiswa Elektro Pecinta Lingkungan atau disebut kalpataru. “Ketika itu Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro (Himatektro) belum terbentuk,” ujar Aziez yang menyandang E 18 ini.
12
ITS Point
I
September 2012
DIESNATALIS
Merakyat Bersama Dies Natalies ITS 52 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akan memperingati hari lahirnya yang ke-52 pada bulan November nanti. Momentum penyambutan hari berdirinya kampus perjuangan tersebut akan dikemas dalam serangkaian acara bertajuk Dies Natalies ITS 52. Dari tahun ke tahun acara ini selalu dinanti-nanti serta disambut hangat oleh sivitas akademia ITS. Setiap tahun, ITS selalu membawa nuansa segar dalam memperingati hari jadinya. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini Dies Natalies ITS 52 mengintegrasikan nuansa maritim dan eco campus. Keduanya terangkum dalam tagline Dies Natalies ITS 52 yang bertajuk Green and Blue. Logo Deis Natalies ITS ke-52, Green and Blue, mengangkat semangat Eco Campus dan Kelautan ITS. Sumber: Istimewa
Simbol angka 52 melambangkan usia ITS yang telah menginjak usia 52 tahun. Kedua angka tersebut tersusun atas beberapa komposisi warna. Warna tersebut menyimpan makna filosofis perwujudan dari lima fakultas di ITS. Selain itu, makna dari logo Dies Natalies ITS 52 kali ini juga tercermin dari latar belakang angka 52 yang berwujud garis bergelombang berjumlah lima buah. Garis-garis itu jika diamati dengan seksama akan membentuk wujud daun yang berwarna biru. “Perpaduan antara garis ombak biru berbentuk daun berarti ITS mendukung keberlangsungan eco campus tapi juga concern ke air,� terang Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD, Ketua Umum Dies Natalies ITS 52. Walaupun pembawaan semangat eco campus yang diselaraskan dengan upaya pengembangan bidang maritim terlihat sangat kental, hal tersebut tidak akan menghilangkan acara seni dan budaya yang selama ini diusung ITS. “Meski kita ini institut teknologi, bukan berarti semata-mata melupakan pentingnya memiliki jiwa seni, kita masih bisa
ITS Point
I
September 2012
49
LAYANAN
Salah satu acara di festival Tanabata, CLC ITS. Sumber: Firman Andianto
kearifan budaya lokal, daerah, maupun nasional,” tegasnya.
MPd, Kepala UPT Pusat Bahasa dan Budaya ITS.
Ada juga Self Acces Room (SAR) yang bisa dinikmati oleh para user CLC. “Program ini berupa media pembelajaran mandiri. Peserta bebas belajar di ruang yang telah disediakan dengan berbagai fasilitas,” ujarnya. Fasilitas tersebut berupa guru pembimbing, multimedia, buku, kaset, dan fasilitas lainnya.
Karena seperti yang diketahui, pembobotan penilaian kualitas kemampuan bahasa Inggris setiap mahasiswa telah dilakukan di awal ketika mereka menjadi mahasiswa baru. Semuanya terbagi dalam kategori A,B, dan C. Masing-masing pun diberikan metode berbeda. Mulai dari Teacher Center Learning (TCL), Semi TCL, hingga Student Center Learning (SCL).
Pihaknya juga mengaku menyediakan layanan ujian bahasa asing. Untuk ujian berstandar institusi seperti tes English as a Foreign Language (EFL) dan CLC Placement Test (CLCPT). Sedangkan untuk ujian berstandar internasional, terdapat dua jenis program. Pertama, Institutional Testing Program Test of English as a Foreign Language (ITP TOEFL) yang lebih fokus pada kualitas tulisan bahasa Inggris. Tak hanya itu, terdapat pula Test of English for International Communication (TOEIC) yang mengujikan kualitas verbal peserta dalam berbahasa Inggris. Tak ketinggalan, layanan penerjemahan bahasa asing turut menjadi salah satu fasilitas yang ada di CLC. Di antaranya, menerima alih bahasa berupa buku, dokumen, abstrak, atupun proof reading. Pendekatan yang digunakan dalam sistem belajarnya berupa pola komunikatif dengan ditunjang fasilitas multimedia. “Kami menggunakan berbagai pola, tergantung kapasitas peserta didik,” ungkap Dr Kartika Nuswantara
48
ITS Point
I
September 2012
Namun, dengan beragam fasilitas agaknya belum mampu menggubris mahasiswa ITS untuk berbondongbondong belajar ke CLC. “Padahal pendidikan bahasa adalah kompetensi yang penting,” tuturnya. Ia pun mengerti alasan mengapa mahasiswa tidak dapat datang ke sini. Diakuinya, biasanya mahasiswa terkunkung dengan kegiatan di jurusannya, baik akademik maupun non akademik. Walau begitu, hal tersebut tak lantas membuat lembaga pendidikan bahasa satu-satunya di ITS ini tinggal diam. Mereka tengah menggarap sederet program guna meningkatkan atmosfer kebahasaan di lingkungan ITS. Sesuai dengan misi internasionalisasi ITS, salah satu program yang bakal diberlakukan adalah program English Day. “Ke depan, kami harap English Day dapat segera dilaksanakan tentunya dengan kerjasama berbagai pihak seperti di jurusan bahkan institut,” harapnya.
Baru, Program Bahasa untuk Anak Ada hal yang berbeda di CLC pada Juli lalu. Puluhan anak digandeng dalam program baru CLC ITS, yakni Holiday Program. Program yang diperuntukkan bagi anak-anak usia 6-12 tahun ini mengajak mereka belajar aneka bahasa asing. Sebanyak tujuh bahasa asing dan budayanya pun diajarkan dengan atraktif. “Ada Jepang, Perancis, Jerman, Arab, Mandarin, dan Inggris,” terang Ani. Dengan merogoh kocek sekitar Rp 300 ribu, peserta dimanjakan dengan berbagai video terkait budaya tersebut. “Kami juga mengajarkan lewat permainan, seperti menggunakan kertas origami,” tambah pelaksana budaya CLC ITS ini. Tak ayal, program menarik ini mampu memberikan hasil positif. Para peserta sudah bisa melakukan percakapan dalam
ALUMNI
PROFIL
Ir Abdul Aziez Bahalwan
Saking aktifnya pria yang hobi berburu ini, ia pun pernah melakukan aksi turun ke jalan untuk menolak Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) saat masih menjadi mahasiswa. “Itu saya lakukan bersama teman-teman saya, dan sangat mengesankan,” kata Aziez diiringi tawa. Kerja keras yang ia lakukan selama itu tidak sia-sia. Hal ini membuat persiapannya menuju dunia kerja tidak dapat diragukan lagi. Cita-cita untuk menjadi orang besar pun telah ditanamkannya sejak bangku kuliah. Alhasil, beberapa perusahaan besar di berbagai bidang berhasil ia dirikan. “Awalnya saya hanya berkeinginan punya sebuah toko dan bisa memperkerjakan beberapa orang. Tapi Alhamdulillah saat ini saya bisa memperkerjakan lebih dari 250 orang dari semua pegawai di kantor saya,” ungkap pria asli Surabaya ini. Dia mengaku bersyukur, setelah lulus dirinya mendapatkan pekerjaan sebagai sales sebuah perusahaan computer. Pekerjaan tersebut ia dapatkan tak luput dari peranan alumni ITS. Merasa belum cukup dengan pekerjaan tersebut, Aziez berusaha keras untuk membuat sebuah perusahaan. Dalam berkarir ia mempunyai salah satu keinginan yang benar-benar ia pertahankan. Yaitu, 15 hingga 20 tahun setelah lulus kuliah, ia harus bisa digaji karena yang ia ketahui bukan yang ia kerjakan. Idealisme itulah yang akhirnya menghantarkan Aziez digaji karena hal yang ia ketahui pada tahun ke 14. Pada tahun tersebut beberapa perusahaan besar telah berhasil didirikannya. Aziez menegaskan bahwa jatuh adalah hal yang wajar. Menurutnya, makna dari sukses itu terbagi menjadi tiga. Pertama sukses itu adalah berat, maksudnya tidak mudah dalam
mencapai kesuksesan. Selanjutnya Aziez mengatakan, sukses itu hanya akan datang pada orang yang mendambakan kesuksesan. Tentu bukan berarti berdiam diri dan menanti kesuksesan, namun terus bergerak serta menjemput kesuksesan. “Sukses adalah tahan badai. Karena badailah yang menjadikan seseorang menjadi pelaut handal,” ujarnya dengan nada serius. Kesuksesan dari Aziez sendiri dapat dilihat dari beberapa perusahaan yang berhasil didirikannya. Salah satunya yaitu PT Taracell Intrabuana yang bergerak dalam bidang penyedia layanan penyewaan tower komunikasi. Selain itu, dua tahun yang lalu Aziez mendirikan Cybertrend Intrabuana, konsultan information technology (IT). Berawal dari hobi makan, Aziez juga mendirikan sebuah restoran cantik di kawasan Kemang bernuansa Arab yang diberi nama Little Baghdad. Disusul dengan bisnis penerbit buku Serambi. Berbagai jenis bisnis yang dirambahnya kembali menegaskan kebehasilan Aziez dalam menggapai cita-citanya menjadi seorang entrepreneur. Namun, menurutnya bisnis yang berhasil dijalankanya bukan karena bakat yang dimiliki tapi karena proses pembelajaran yang ia lakukan. Salah satu hal yang ia lakukan agar bisnisnya berhasil yaitu menerapkan metode Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM). “Maksudnya kita harus bisa mengamati produk yang sudah ada lalu menambahkannya dengan kreativitas yang kita miliki agar bisa menghasilkan sesuatu yang berbeda dan lebih praktis,” ungkap pendiri klub Harley di Jakarta ini.
kan bisnis, setiap orang harus punya jaringan. Selain itu sebagai seorang pengusaha harus terus meng-update hal-hal yang relevan agar pembicaraan yang dilakukan sesuai dengan perkembangan informasi terbaru. Aktivis Al Irsyad ini menjelaskan, peran dari IKA ITS sangat penting bagi mahasiswa tingkat akhir yang akan menjadi alumni. Bukan hanya sekedar memberikan pekerjaan saja bagi alumni muda, tetapi juga ikut menentukan karier ke depan dari adik kelasnya itu. Aziez juga tidak menutup peluang bila ada mahasiswa ITS yang akan melakukan kerja praktek (KP) di tempatnya. Aziez juga berharap agar banyak bibit-bibit unggul yang dihasilkan oleh ITS. Sehingga dapat memunculkan banyak tokoh sukses lainnya. Ibarat padi semakin berisi semakin merunduk, demikianlah yang tercermin dari Aziez. Walaupun banyak kesuksesan yang telah diraih, ia masih rendah hati dan tidak terlalu mengumbar-umbar keberhasilannya. Menginjak usia yang sudah tidak muda lagi, Aziez berusaha mengurangi beberapa aktivitasnya dan lebih fokus ke hal-hal yang berhubungan dengan agama. Karena itu, tak jarang pula ia diminta untuk menyampaikan ceramah di beberapa kegiatan. “Dunia kita hajar, akhirat kita kejar,” tutup Aziez. (sha/nir)
Dengan semangat pula Aziez memberikan tips agar mahasiswa dapat melebarkan sayap bisnisnya. Menurutnya, dalam mengembang-
ITS Point
I
September 2012
13
RISET
Mobil Listrik ITS
Mobil listrik tengah menarik perhatian dunia. Pertimbangan atas produk ini banyak dipicu oleh harga bahan bakar minyak (BBM) yang semakin langka dan mahal. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia sendiri telah membentuk tim khusus mobil yang bertugas dan berwenang dalam proyek pembuatan mobil listrik nasional, Putra Petir. Dalam kunjungannya ke ITS bulan Maret lalu, Dahlan Iskan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjelaskan lebih lanjut mengenai kebijakan tersebut. “Pemerintah menyiapkan dana Rp100 miliar untuk mewujudkan mobnas (mobil nasional) listrik pada tahun 2014,’’ paparnya. Ada empat perguruan tinggi yang dilibatkan dalam project tersebut. Selain ITS, ada pula Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Namun, jauh sebelum wewenang konsorsium itu diberikan, ITS telah memiliki cita-cita sendiri akan adanya mobil listrik andalan Indonesia. Bahkan, sepuluh tahun yang lalu, ITS telah memulai sejumlah riset mengenainya. “ITS punya riset sendiri. Rektor juga berkeinginan menciptakan mobil listrik ITS,” ujar Prof Dr Darminto MSc, Pembantu Rektor IV ITS. Dosen Jurusan Fisika ini pun meyakinkan bahwa mobil listrik ini menjadi proyek yang serius. “Mobil ini harus jadi mobil betulan yang siap dipakai masyarakat,” tegasnya. Dalam kurun tahun-tahun terakhir, berbagai produk mobil listrik telah ramai dikembangkan oleh berbagai jurusan. Contohnya adalah EV-ITS buatan jurusan Teknik Elektro. Ada pula Nagageni, mobil andalan jurusan D3 Teknik Mesin ITS yang pernah turut diuji coba secara langsung oleh Dahlan Iskan.
Mobil listrik, solusi transportasi ramah lingkungan. Sumber: Istimewa
Namun, sebuah mobil listrik baru tengah menanti untuk diluncurkan. Rancangan mobil kini siap dijalankan, didukung secara langsung oleh institusi. Timnya dipimpin oleh Dr M Nur Yuniarto dari jurusan Teknik Mesin. Dosen yang juga telah berpengalaman dalam membimbing tim mobil hemat BBM Sapu Angin ini mengatakan, perkembangan mobil listrik bersama timnya tengah mencapai desain visual. “Kami sudah punya desain tiga dimensinya. Saat ini kami mempersiapkan komponen mobil,” paparnya. Nur menenkankan, konsep city car yang digagas oleh timnya merupakan hasil rancangan sendiri alias orisinal. Mobil ini pun dipastikan tidak menyerupai rancangan
14
ITS Point
I
September 2012
LAYANAN
Aksi CLC ITS usai membawakan tarian Yosakoi. Sumber : Firman Andianto
Tuntutan Internasionalisasi, CLC Lebih Baik
Banyaknya tantangan bagi lulusan perguruan tinggi seakan menuntut mahasiswa untuk dapat berbenah sejak dini. Tak terkecuali kompetensi kebahasaan yang harus dimiliki setiap individu dalam menghadapi persaingan di dunia kerja. Karena itu, pihak ITS memfasilitasi hal tersebut dengan aneka program berkualitas di UPT Pusat Bahasa dan Budaya. Sejak memulai layanan pada tahun 1997, unit ini masih dikenal dengan nama UPT Bahasa. Sesuai dengan namanya, berbagai hal terkait bahasa pun menjadi fokus dalam perkembangannya. Meski begitu, budaya tidak dilupakan begitu saja. UPT tersebut tetap mengusung budaya dalam media pembelajaran. “Ketika kita mengajarkan bahasa, maka budaya suatu bangsa juga kita perkenalkan,” ujar Ani Amalia SPd, salah satu pengajar bahasa Jepang. Menurutnya, hal tersebut berkaitan dengan diksi yang sering diungkapkan, namun tidak ada dalam bahasa Indonesia. Budaya semakin dikembangkan pada tahun 2008. Kala itu, UPT Bahasa di-merger dengan Culture Centre ITS. Unit ini pun beralih nama menjadi Center for Languages and Cultures (CLC). Berada di dekat Jurusan Teknik Industri, unit ini bertujuan memberikan pelayanan di bidang bahasa dan budaya kepada ITS maupun umum.
Umumnya, mereka yang belajar adalah para mahasiswa atau pelajar, pegawai lembaga pendidikan, instansi pemerintah dan swasta. “Mahasiswa non ITS dan mahasiswa asing pun tak sedikit yang menimba ilmu di sini (CLC, red),” terang Ani lagi. Seperti kali ini, ada mahasiswa dari Jepang dan negara lainnya yang tengah belajar bahasa Indonesia di CLC ITS. Unit ini memang sengaja dibuka untuk umum agar dapat memberikan kontribusi yang sebanding kepada masyarakat. Di dalamnya, kita juga dapat melakukan berbagai kegiatan selain mempelajari bahasa asing. Seperti kegiatan workshop tentang manajemen pengajaran kebahasaan. “Biasanya kegiatan ini diikuti oleh para guru sekolah berbagai tingkatan,” ucapnya. Tak ketinggalan, CLC ITS juga memiliki program yang paling banyak diminati, yakni program Free Speaking Class. Dalam program tersebut, mahasiswa dapat melakukan dialog berbahasa Inggris dengan sesama peserta maupun pengajar secara gratis. Program ini hadir setiap Selasa, Rabu, dan Kamis di CLC ITS. CLC ITS turut pula aktif menggelar berbagai kegiatan. Misalnya saja, kompetisi drama berbahasa Inggris tingkat SMA. Program-program seperti kelas seni dan pementasan tari pun menjadi program alternatif di sini. “Hal itu dilakukan agar dapat menjaga
ITS Point
I
September 2012
47
PASCASARJANA
Kuantitas Mahasiswa Perlu Ditingkatkan Tak cukup hanya kualitas, untuk menjadi institusi bertaraf internasional, jumlah mahasiswa pascasarjana ITS juga harus memenuhi kuota. Menurut peraturan internasional, suatu perguruan tinggi dapat memperoleh international recognation jika jumlah minimal mahasiswa pascasarjana mereka 30 persen dari mahasiswa sarjana. “Saat ini, jumlah mahasiswa pasca kita baru 10 persen,” ujar Adi Oleh karena itu, memasuki tahun ajaran baru ini, ITS akan mendirikan cabang kampus pascasarjana di wilayah Jakarta. Pemilihan Jakarta sendiri disebabkan kota tersebut menjadi ibu kota negara yang merupakan sektor penting di Indonesia. “Untuk sementara, kami hanya menyediakan Jurusan Magister Manajemen Teknik,” jelas peneliti asal Lumajang tersebut.
yang ditujukan bagi semua sarjana Indonesia yang berminat menjadi dosen. “Proses seleksinya sendiri langsung dari Dikti,” ujar Adi.
Selain itu, untuk pengembangan di wilayah ITS sendiri, pascasarjana akan menambah jumlah jurusan yang memiliki program S2. Mulai tahun ini, Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS resmi memiliki program pascasarjana.
Adi menambahkan, persyaratan yang ditentukan untuk mengikuti beasiswa tersebut tak jauh berbeda dengan beasiswa lainnya. Di antaranya, Indeks Prestasi Komulatif minimal harus 3,25 serta nilai TOEFL tidak boleh kurang dari 500.
Sedangkan untuk menarik minat mahasiswa agar melanjutkan S2 mereka di ITS. Pascasarjana ITS menawarkan beberapa bentuk program beasiswa. Mulai dari beasiswa lokal hingga yang berstatus internasional.
Fasilitas lengkap telah disiapkan oleh Dikti bagi mereka yang lolos seleksi. Selain terbebas dari biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), mereka juga mendapat tunjangan biaya hidup dan biaya penelitian. “Buku dan diktat pun juga akan difasilitasi,” ungkap Adi.
Untuk beasiswa lokal, pascasarjana ITS memiliki program Beasiswa Unggulan. Beasiswa tersebut berasal dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti)
46
ITS Point
I
September 2012
Gedung Pascasarjana ITS
Sumber : Fifi Alfiana R. / ITS Online
Pascasarjana ITS juga telah menjalankan program beasiswa berstatus
internasional sejak tahun ajaran 20112012 lalu. Program tersebut dikenal dengan nama beasiswa fast track. Mereka yang lolos akan dikirim ke Jerman atau Perancis untuk melanjutkan program S2 dan S3 dengan masa pembelajaran yang dipercepat. Adi berharap, melalui berbagai program tersebut, target ITS menjadi institusi berlabel international recognition dapat tercapai. Lebih dari itu, program tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan semangat sivitas akademika ITS dalam mengembangkan riset dan penelitian. “Jika publikasi Ilmiah ITS meningkat, jaminan mutu akademik ITS pasti juga akan semakin baik,” tandasnya. (ali/izz)
Desain tiga dimensional mobil listrik baru ITS. Sumber: Istimewa
unsur energi terbarukan. Sekali isi ulang, mobil akan bisa menempuh jarak 100 -120 kilometer. “Tentunya mobil seperti ini juga lebih ramah lingkungan dan responsif dibanding mobil biasa,” Nur menambahkan. Proses perakitan komponen yang relatif panjang menyusul tahap desain awal. Pasalnya, perakitan mobil listrik akan dikerjakan manual dengan tangan. Tidak menggunakan mesin seperti proses perakitan mobil komersial. Alhasil, perbandingan waktunya cukup besar. Satu mobil biasa dapat diproduksi hanya dalam lima belas menit. Namun untuk mobil khusus ini, bisa butuh waktu satu bulan. Tentunya, proses merakit secara manual hanya diterapkan bagi model awal. Setelah dilakukan berbagai pengujian dan penyempurnaan ulang, mobil listrik ini diharapkan dapat diproduksi secara massal layaknya mobil lain di pasaran. Tim mahasiswa sendiri dipimpin oleh Agus Mukhlisin. Ada tujuh orang mahasiswa lain yang bekerja bersamanya. Meski berkutat dengan sebuah proses besar, Agus mengaku tak ada nama ataupun julukan khusus bagi timnya. Namun mereka penuh semangat untuk menyelesaikan karya mereka pada deadline yang telah mereka tentukan sendiri bulan November nanti. Apabila berhasil, maka mobil listrik akan menjadi sebuah ‘hadiah’ spesial bagi ITS pada Dies Natalis tahun ini. Mahasiswa angkatan 2009 ini mengatakan, ada sejumlah fitur keunggulan milik mobil ini yang berbeda dengan mobil biasa. Selain menggunakan tenaga listrik, mobil ini pun punya branding tersendiri yang hi-tech. Salah satu contohnya adalah visual view yang dirancang untuk menggunakan layar sentuh LCD. Tahapan-tahapan desain visual yang telah dilakukan oleh tim ini disusul oleh printing tiga dimensi aneka komponen yang dibutuhkan. Tak lupa serangkaian desain detail bagian mobil. Semua dilakukan untuk menghasilkan mock up atau prototipe mobil baru ini. Serangkaian proses tersebut menghabiskan waktu satu setengah bulan. “Kami baru memesan komponen. Desain badan mobil dikerjakan ke karoseri,” cerita Agus.
Rencana Pusat Studi Otomotif Gagasan mobil listrik sebagai transportasi massal masa depan telah menghadirkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat. Di satu sisi, sejumlah pihak berkompetisi untuk menghasilkan rancangan mobil listrik yang ideal. Namun di sisi lain, masih banyak keraguan akan teknologi ini, yang didasari oleh berbagai kendala mobil listrik itu sendiri. Contohnya adalah keamanan mobil listrik yang tidak mengeluarkan suara meskipun dalam keadaan mesin menyala. Kendala signifikan lain mencakup tersedianya stasiun energi seperti halnya untuk mobil dengan BBM. Tambahan lagi, sejumlah komponen utama mobil listrik belum diproduksi di dalam negeri, sehingga harus membeli dari luar alias impor. Mobil listrik ITS sendiri rencananya akan menggunakan motor yang berasal dari Cina. Namun, sejumlah kendala tersebut nampaknya justru menjadi cambuk bagi perkembangan mobil listrik. Selain mengembangkan teknologi sendiri, ITS telah mulai merambah kerja sama dengan pihak luar kampus. Darminto menyatakan, langkah lanjutan mencakup pengembangan bus listrik ITS yang turut didukung oleh sebuah pihak swasta. “Ini harus dijadikan pusat studi otomotif, dan jadi kompetensi dasar ITS untuk konsorsium nasional,” ujarnya. Kondisi tersebut diharapkan dapat melancarkan upayaupaya ITS. Menurut guru besar yang ahli dalam riset mengenai material ini, telah banyak fenomena mobil nasional sebelumnya. Namun upaya-upaya tersebut seringkali kandas. Kini, dengan kesempatan yang ada, ITS harus fokus untuk membuktikan keunggulan teknologinya. “Kita tunggu dan buktikan dulu hasilnya. Harapannya bisa dipakai secara luas, meskipun barangkali belum secara nasional,” tutur Darminto. (set/lis)
Setelah launching nanti pun, kerja tim ini belum usai. Masih ada rencana lanjutan untuk melakukan penelitian pada setiap bagian mobil untuk mengoptimalkan kualitasnya.
ITS Point
I
September 2012
15
RISET
Geliat Semangat Sang Nagageni Polemik energi yang menimpa dunia telah menghasilkan berbagai reaksi. Ketakutan akan krisis energi sangat dirasakan terutama oleh Indonesia yang masyarakatnya banyak bergantung pada bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi sehari-hari. Gagasan pengembangan mobil listrik seolah membawa angin segar bagi pengembangan transportasi di Indonesia. ITS sebagai institut yang berbasis teknologi pun tidak ketinggalan mengambil bagian dalam riset demi riset untuk menciptakan mobil listrik ini. Baik melalui konsorsium mobil nasional maupun secara mandiri. Salah satunya adalah hasil karya mahasiswa Jurusan D3 Teknik Mesin. kerja keras yang dimulai sejak Agustus 2011 pun telah berhasil mengesankan. Dalam Kuliah Bung Karno bulan Maret lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan turun tangan langsung mengetes mobil yang dijuluki Nagageni ini. Menteri itu sangat apresiatif dengan kehadiran kreasi inovasi tersebut. Nagageni ditargetkan menjadi ikon tersendiri ITS dalam dunia rancangan prototype mobil. Ia menyusul beberapa pendahulunya, seperti Sapu Angin yang merupakan hasil inovasi dari Jurusan Teknik Mesin ITS. Nama Nagageni yang unik identik dengan filosofi semangat segenap anggota tim. Naga merupakan simbol kekuatan besar yang melegenda. Kekuatan ini berpadu dengan geni, sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti merah atau api. “Intinya, Nagageni ini adalah simbol dari semangat mahasiswa D3 Teknik Mesin ITS yang tak pernah padam,” ungkap Ahmad Nurdian Syah, ketua tim Nagageni. Didin, sapaan akrabnya, mengatakan, julukan itu muncul begitu saja ketika mengobrol bersama sesama anggota tim. Cikal-bakal pembuatannya dimulai ketika tim yang dipimpin Didin mengikuti lomba mobil listrik di Universitas Brawijaya, Malang. Ternyata lomba tersebut batal digelar. Namun Dedi Zulhidayat Noor ST MT, dosen dari D3 Teknik Mesin ITS, terus membimbing dan
16
ITS Point
I
September 2012
mendukung tim untuk melanjutkan proyek mereka. “Kami beruntung mendapatkan banyak dukungan untuk terus menyelesaikan mobil ini,” ungkap mahasiswa angkatan 2009 ini. Tak lama kemudian, Didin didapuk sebagai Kepala Departemen Riset dan Teknologi (Ristek) Himpunan Mahasiswa D3 Teknik Mesin (HMDM). Melalui kesempatan itu, Didin turut menjadikan Nagageni sebagai program kerja (proker) utama departemennya. Generasi baru penerus Nagageni pun sudah dilahirkan. Pasca suksesi, dan pada awal kepengurusan 2012-2013, ada 20 mahasiswa yang bakal melanjutkan kiprahnya. Mereka berasal dari berbagai angkatan dan telah diseleksi melalui open recruitment di
Lima Tahapan ‘Evolusi’ Meski dengan orang-orang yang berbeda, keberlanjutan Nagageni akan tetap mengikuti masterplan yang telah dicanangkan. “Ada lima tahapan yang akan dilalui untuk menyempurnakannya,” terang Didin. Tahap pertama adalah penyelesaian konstruksi dan sistem penggerak. Nagageni menggunakan chasis (rangka) dengan berat 120 kilogram berukuran 2,4 x 1,2 x 0,85 meter. Rangka prototype ini bisa mengangkut dua orang penumpang. “Jika dilihat sekilas, kelihatan seperti bom-bom car,” seloroh Didin dan tim. Di sasis inilah bertengger tanda tangan Dahlan Iskan. Sejauh ini kecepatan dan jarak tempuh mobil cukup baik untuk kelas prototype. Jarak 85 kilometer berhasil ditempuh dengan kecepatan rata-rata 30 kilometer per jam. Top speed-nya mencapai 45 kilometer per jam. Kecepatan tersebut dihasilkan oleh mesin penggerak berupa dua buah motor DC brushless yang sensor hall-nya telah dimodifikasi. Masing-masing motor memiliki kapasitas maksimal 800 watt. Sumber dayanya terdiri dari empat baterai accu 60 Amperehours (Ah) dengan lama charging tiga jam.
PASCASARJANA
Pascasarjana ITS Siap Menuju International Recognation Pengakuan internasional menjadi salah satu impian setiap instansi pendidikan di seluruh belahan dunia. Tak terkecuali Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Sukses menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik di nusantara, instansi pendidikan keteknikan ini berencana melebarkan sayap menuju institusi bertaraf internasional. Untuk mewujudkan mimpi tersebut, ITS telah mempersiapkannya secara serius. Beberapa kebijakan terbaru pun telah disusun ketika memasuki tahun ajaran 2012-2013. Salah satunya adalah yang berkenaan dengan program pascasarjana ITS. “Tahun ini akan banyak sekali program baru dari pascasarjana,” ungkap Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT, direktur program pascasarjana ITS. Salah satu program tersebut adalah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Adi mengatakan, program ini akan sangat relevan bagi mahasiswa S2 ITS yang sangat sibuk atau sedang berada di luar Surabaya. Para mahasiswa tetap dapat mengikuti kegiatan perkuliahan seperti biasa walaupun tidak berada di kampus. “Dosen akan mengajar dari kampus den-
gan memanfaatkan teknologi informasi,” terangnya. Program baru ini juga akan difungsikan untuk menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi maupun industriindustri yang berdomisili di luar negeri. Sehingga, dapat meningkatkan kualitas mahasiswa pascasarjana ITS tanpa harus mengirim mereka ke luar negeri. Berbicara tentang peningkatan kualitas, pascasarjana ITS juga mempunyai strategi tersendiri untuk mengupgrade kemampuan mahasiswa baru mereka. Terutama bagi mahasiswa yang latar belakang ilmu keteknikannya masih minim. Pascasarjana menyediakan fasilitas program masa pra S2 selama setahun. “Di sini, disiplin ilmu keteknikan mereka akan diperkuat,” tutur dosen Jurusan Teknik Elektro ini. Tak hanya mahasiswa, dosen pengajar pun juga dituntut memiliki kualitas yang memadai. Untuk mewujudkan hal tersebut, para professor ITS pun diharuskan melakukan join research dengan instansi luar negeri agar pengetahuan mereka semakin meningkat.
Perkuat berbagai bidang menuju international recognation. Sumber: Fifi Alfiana R / ITS Online
ITS Point
I
September 2012
45
INTERNATIONAL OFFICE
Perluas kerjasama, menuju world class research university. Sumber: Istimewa
Sinergisitas antar Unit ITS
IO ITS tidak sendiri dalam mewujudkan impian ITS menjadi world class research university. Dengan berorientasi pada integrasi antar unit ITS, IO membuat sinergisitas dengan unit-unit di ITS untuk menghadirkan kegiatan yang berkualitas internasional. Beberapa bentuk kerjasama antar unit yang dilakukan IO antara lain kerjasama dengan inkubator entrepreneur ITS. Program ini mengundang pembicara skala internasional dalam sebuah seminar entrepreneur. Salah satu seminar yang telah berjalan adalah seminar yang diisi oleh Thomas Weeks. Salah seorang pengajar di salah satu universitas ternama di United States of America (USA) ini berbagi cerita mengenai iklim bisnis di USA sebagai gambaran bagi para entrepreneur ITS yang tengah merintis bisnisnya. Berbagai strategi telah disusun IO ITS untuk memperkenalkan ITS di kancah global. Bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), IO ITS juga merancang buku yang berisi karyakarya sivitas akademika ITS. “Publikasi dilakukan dengan cara membuat buku karya fenomenal hasil riset ITS
44
ITS Point
I
September 2012
yang berisi berbagai penelitian yang telah dihasilkan oleh sivitas akademika ITS,” kata Maria. Tidak hanya dosen dan mahasiswa yang dipersiapkan untuk menjadikan ITS world class research university. Bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Bahasa dan Budaya, IO ITS juga menyelenggarakan pelatihan berbahasa Inggris untuk karyawan ITS. Selama pelatihan berlangsung, karyawan akan diberi akses free speaking class untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris. Selain itu, untuk melebarkan peran IO ke sivitas akademia, IO juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk berperan aktif dalam program kerja IO ITS. Saat ini, ada sekitar 15 mahasiswa yang aktif sebagai relawan IO ITS. “Dengan menjadi relawan di IO, mahasiswa berkesempatan terlibat langsung dalam setiap kegiatan IO,” ungkap Maria. (anl/izz)
Tim Nagageni dan sasis mobil yang terus dikembangkan. Sumber: Jaharani / ITS Online
Didin mengaku, besar kecepatan itu memang masih belum sesuai standar. Selain itu, sasis juga dirasa masih terlalu berat. Dalam beberapa waktu ke depan, sasis besi direncanakan untuk diganti menggunakan aluminium. Tahapan kedua meliputi penggunaan teknologi Kinetic Energy Recovery System (KERS) untuk penunjang fasilitas energi di mobil ini. Teknologi ini memanfaatkan energi yang terbuang akibat pengereman dan diubah menjadi energi listrik sebagai sistem pengisi ulang baterai atau aki. Sejauh ini, tim Nagageni telah sukses menerapkan dua tahapan utama. Tantangan yang menanti generasi baru Nagageni cukup besar, mengingat ada tiga tahapan besar yang masih harus diselesaikan. Tahapan yang masih tersisa mencakup rancang bangun sistem self-charging pada baterai menggunakan turbin angin mini. Sistem ini dipastikan dapat mengoptimalkan kerja mobil pada medan bebas hambatan. Tahapan berikutnya yaitu menanggulangi masalah aerodinamika mobil. Baik dari sisi eksterior maupun interior. Desain yang baik akan mereduksi drag, atau mengurangi hambatan udara saat mobil melaju. Selain itu, optimasi juga dapat menambah thrust atau gaya dorong kendaraan. Pada tahap terakhir, sisi ergonomi dan estetika mobil disempurnakan. Sisi ergonomis mobil diukur dari kelayakan Nagageni untuk berjalan serta kenyamanan pengguna dalam menjalankannya. Sementara estetika mencakup bentuk serta sentuhan seni pada mobil secara keseluruhan. “Mungkin saja mobil ini akan menjadi mobil off-road, melihat dari sasisnya yang sekarang,” tutur Didin sembari tertawa.
Sokongan Riset Hingga Dana Untuk kelengkapan suku cadang dan peralatan, tim Nagageni masih banyak bergantung kepada workshop jurusan. Namun tak sedikit peralatan yang mereka butuhkan yang masih belum terpenuhi. Selama ini, tim masih harus berjuang menggunakan peralatan seadanya. Bantuan dari berbagai pihak memang telah mereka terima. Misalnya dari Dahlan Iskan menjelang kunjungannya. Dana dari institusi sendiri pun telah mereka terima. Namun, tak jarang mereka masih mengeluarkan uang pribadi agar proyek tetap berjalan. “Tidak hanya untuk pengadaan alat, riset malah memakan dana yang lebih banyak,” ujar Didin. Baru-baru ini, kabar gembira mereka terima dari para alumni jurusan sendiri. Mereka bersedia memberikan bantuan berupa pengadaan badan mobil. Bantuan turut datang dari para mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir (TA). Tak sedikit yang melakukan riset dan penelitian mengenainya, begitu pula mereka yang mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Tim Nagageni tidak menutup kemungkinan terlaksananya perkembangan lebih jauh. Seperti pemakaian sel surya dan penggunaan teknologi hybrid. “Kami juga berharap Nagageni meraih banyak prestasi di bidangnya,” tutur Didin. Oktober mendatang, buah karya mereka akan menjadi kompetitor dalam Kompetisi Mobil Listrik Indonesia di Politeknik Bandung (Polban), Jawa Barat. (ais/lis)
ITS Point
I
September 2012
17
RISET “Awal tahun, sekadar melakukan kajian terkait LNG Floating Production Storage Offloading (FPSO) atau Floating Liquefied Natural Gas (FLNG),” ujar lulusan magister Newcastle University. Setelah tahun ketiga, barulah riset yang melibatkan dosen dari Teknik Sistem Perkapalan, Teknik Perkapalan, Teknik Kelautan, dan Teknik Kimia itu mengembangkan Mini LNG Plant dengan metode cluster sebagai solusi permasalahan biaya pengolahan gas alam di Indonesia.
Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc
Sumber: Istimewa
Mini LNG Plant, Bangun Harapan Bangsa Saat ini, gas alam telah menjadi bisnis prospektif di kalangan dunia. Indonesia sebagai negara pengeskpor gas alam terbesar di dunia pun mulai dilirik banyak pihak sebagai wadah berinvestasi. Menilik kondisi tersebut, tentunya teknologi pengolahan gas yang murah dan efektif, menjadi hal mutlak yang dibutuhkan Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, ketergantungan Indonesia terhadap investor asing masih sangat besar. Hal itu disebabkan belum adanya teknologi karya anak bangsa yang mampu mengalahkan kecanggihan teknologi yang ada. Sehingga dampak terhadap masalah finansial juga tidak dapat terelakkan. Contohnya saja, ketika Sumber Daya Alam (SDA) itu sudah tidak bisa diolah negara sendiri. Untuk meraup keuntungannya, diperlukan kerja sama dengan investor dalam pendanaan eksplorasi tersebut. Sebab, biaya yang disedot teknologi pengolahan gas tidaklah murah. “Untuk itu, kita joint research bersama Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) melalui riset tentang Mini LNG Plant,” tutur Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc, koordinator tim ITS. Identiknya, kontrak untuk eksplorasi gas alam Indonesia tidak bisa dilakukan dalam jangka pendek. Minimalnya pun 20 tahun atau bahkan lebih. Hal itu memang menjadi pertimbangan investor untuk menghindari resiko bisnis tersebut. Sehingga, ladang gas dengan kapasitas besar di Indonesia sudah penuh diduduki oleh bangsa asing. Fakta tersebut menjadi tamparan tersendiri bagi Ketut. Baginya, Indonesia harus keluar dari kondisi ‘dibohongi’. Oleh karenanya, sejak tiga tahun lalu, dimulailah kerjasama ITS dengan perusahaan pembuat kapal terbesar di dunia itu dalam mengembangkan teknologi pengolah gas alam menjadi Liquefied Natural Gas (LNG).
18
ITS Point
I
September 2012
Secara khusus, aspek safety merupakan fokus dari tim Teknik Sistem Perkapalan. Sedangkan, desain kapal untuk kontainer menjadi fokus tim Teknik Perkapalan. Lain halnya dengan tim Teknik Kelautan dan Teknik Kimia. Masingmasing mengurusi regulasi dan CO2 removal.
Teknologi Ramah Biaya
Bukan hanya proses yang membuat biaya pengolahan gas alam mahal, biaya teknologi yang digunakan turut pula mendominasi. Namun, paradigma terhadap mahalnya harga teknologi tersebut bisa terjawab dengan adanya Mini LNG Plant menggunakan metode cluster LNG. Secara umum, proses dari teknologi yang ditawarkan oleh dosen ITS tidak jauh berbeda dengan cara konvensional. Yakni, gas yang telah dieksplorasi dari sumbernya dimasukkan ke dalam Gas Treating Unit (GTU). Setelah melalui proses di dalam GTU tersebut, gas yang keluar dilanjutkan ke dalam liquid plant. Barulah kemudian menghasilkan LNG. Meski serupa, cluster LNG lebih menguntungkan dibanding metode konvensional. “Dilihat dari segi finansial, cluster LNG lebih cost saving,” ungkap editor jurnal marine Jurusan Teknik Sistem Perkapalan. Menurutnya, adanya reduksi biaya operasi teknologi yang menjadi penyebabnya. Selain itu, terjadinya perbedaan temperatur, tekanan, kadar karbon dioksida yang diizinkan, dan jenis pengangkutan dalam dua metode tersebut juga turut berpengaruh. Dalam prosesnya, metode konvensional menggunakan temperatur -160 derajat celcius. Sedangkan, cluster LNG hanya memerlukan temperatur sekitar -110 hingga -120 derajat celcius. Sehingga, proses pendinginan berjalan lebih cepat pada cluster LNG. Tekanan yang dihasilkan untuk cara konvensional pun hanya mencapai 0,25 bar per satu atm. Berbeda dengan cluster LNG yang mencapai 20 bar. Perbedaan juga tampak pada kadar karbon dioksida yang diizinkan. Bila metode konvensional mengizinkan maksimal 50 ppm, maka Ketut beserta timnya mendesain batas karbon dioksida yang diperbolehkan adalah dua persen volume gas. “Jika melebihi batas dari yang ditentukan, maka karbon dioksida akan mengendap dan mengganggu proses treating,” jelasnya. Dengan desain tersebut, biaya operasional mampu direduksi hingga 40-50 persen dari biaya operasional GTU konvensional. Sehingga dalam proses transportasi pun
INTERNATIONAL OFFICE
International Office Dukung ITS Menjadi World Class Research University Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah mengesahkan salah satu Undang-Undang Pendidikan Tinggi (UU Dikti). Isi UU Dikti tersebut berkaitan dengan pemberian izin kepada perguruan tinggi asing untuk menyelenggarakan pendidikan di Indonesia. Dikeluarkannya UU Dikti ini sempat mengejutkan perguruan tinggi di Indonesia. Pasalnya, persaingan yang terjadi dengan PT luar akan semakin terasa. UU Dikti tersebut justru menjadi tantangan baru bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia dan memberi jendela baru bagi persaingan kualitas antar perguruan tinggi dalam skala yang lebih luas. Hal tersebut membuat perguruan tinggi lokal harus berpacu lebih kencang untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di institusinya masing-masing. Isu tersebut ternyata telah diantisipasi sebelumnya oleh International Office (IO) ITS. Memiliki asas fungsi sebagai pusat pengembangan kerjasama dengan luar negeri, IO ITS hadir sebagai jembatan bagi perwujudan visi ITS untuk menjadi universitas riset yang inovatif dan berskala internasional. Bekerja selaras dengan visi ITS, IO ITS berusaha mewujudkannya dengan turut mempromosikan potensi riset dan akademik ITS di dunia internasional sehingga siap bersaing di kancah global. Kerja keras serta usaha ekstra menjadi starat mutlak untuk mempersiapkan hal tersebut. ITS perlu melalui beberapa tahapan untuk dapat diakui di mata dunia. Di antaranya yakni mengenalkan reputasi ITS di dunia internasional, menjalin kerjasama dengan luar negeri, dan memberikan
mutu pendidikan yang memenuhi standarisasi internasional. “Peran yang dibawa IO disini terutama dalam mengembangkan dan meningkatkan efektifitas kerjasama luar negeri, serta menyusun rencana dan menyiapkan pengakuan internasional,” ungkap Maria Anityasari ST ME PhD, direktur IO ITS. Salah satu fungsi vital IO ITS adalah pembuatan kerjasama dengan luar negeri. Sejak IO ITS berdiri hingga sekarang, terhitung kurang lebih 112 MoU telah dibuat ITS dengan universitas luar negeri. Di antaranya di bidang riset, student exchange, simposium, dan bentuk kerjasama lainnya. “Seluruh MoU tersebut dibuat terhitung semenjak tahun 1994, sebagian besar MoU itu masih berlaku dan dapat digunakan baik untuk riset maupun student exchange,” pungkas Maria. Adanya MoU ini akan mempermudah sivitas akademika ITS yang ingin melebarkan kiprahnya di dunia internasional. Manfaatnya bisa dirasakan bagi mahasiswa yang akan melakukan student exchange dengan universitas luar negeri, dosen dalam bidang kerjasama riset, atau yang berencana mengambil program double degree di
universitas luar negeri. Dengan MoU ini, IO ITS juga bertindak sebagai penghubung antara sivitas akademia di ITS dengan universitas luar negeri. “Tiap jurusan bisa mengirimkan mahasiswanya untuk exchange study pada universitas luar negeri yang memiliki MoU dengan ITS,” kata Maria. Sebelumnya, ITS masih bersifat reaktif terhadap jalinan hubungan dengan perguruan tinggi luar negeri. “Artinya sering kali universitas luar negeri yang datang untuk mengajak kerjasama dengan ITS,” kata dosen Jurusan Teknik Industri ini. Namun menurut Maria, strategi proaktif juga perlu dilakukan untuk menjemput bola. Hal ini disebabkan karena melihat ada peluang besar ITS untuk menjadi tempat tujuan bagi mahasiswa luar negeri, seperti dari Timur tengah dan negara-negara di Afrika. “Misalnya dari Timur Tengah, mereka memiliki banyak mahasiswa namun tidak cukup banyak perguruan negeri yang menampung mereka,” katanya.
ITS Point
I
September 2012
43
DID YOU KNOW Widya Wahana, Karya Fenomenal Mahasiswa ITS untuk Indonesia Salah satu karya ITS yang fenomenal ialah mobil ramah lingkungan Widya Wahana (WW). Sebuah kendaraan berbasis tenaga surya pertama di Indonesia, yang beberapa kali sukses menaklukan rute perjalanan JakartaSurabaya. “Kita sudah terbukti bisa jalan. Sedangkan kampus lain baru prototype saja” ungkap Sentot Baskoro, salah seorang anggota tim WW. Sentot mengatakan, proyek tersebut diadakan lantaran prihatin dengan adanya kebijakan pemerintah yang membatasi kegiatan mahasiswa. Semua aktivitas di dekonsentrasikan ke jurusan, maksimal hingga tingkat fakultas. Institut hanya dikehendaki ikut campur dengan unit kegiatan yang notabene bersifat homogen. Adalah Efendi Sigarlaki, mahasiswa Fakultas Non-Gelar Teknologi (FNGT) Jurusan D3 Teknik Perkapalan ITS angkatan 1984 yang merupakan penggagas awal proyek WW 1. Gagasan tersebut disambut baik oleh kawannya satu jurusan, Fransiskus Rasdi. “Mereka merupakan pelopor lahirnya WW,” tambah Sentot. Kemudian, mereka berdua mulai merealisasikan mimpi tersebut dengan merekrut beberapa anggota dari berbagai jurusan. Mulai dari Jurusan Teknik Elektro, Teknis Fisika, Teknik Mesin, Desain Produk, hingga S1 Jurusan Teknik Perkapalan. Ego individu dan tidak adanya kru yang terampil dalam bidang project management menjadi masalah utama. Tak hanya itu, dana yang sangat minim semakin memperkeruh keadaan. Dari Rp 88 juta biaya yang dihabiskan, ITS hanya sanggup membantu Rp 1,4 juta saja. Sisanya merupakan bantuan dari pihak eksternal kampus. “Untung kami berhasil mengombinasikan riset dengan kegiatan keriaan dan sirkus perjalanan Jakarta – Surabaya.
42
ITS Point
I
September 2012
WW 2 dalam perjalanan Jakarta-Surabaya. Sumber: Istimewa
Sehingga berhasil menyita perhatian publik Indonesia kala itu,” tutur pengusaha kelahiran Jakarta tersebut. Berkat perjuangan yang tak kenal lelah, akhirnya pada tahun 1989 mobil WW 1 diluncurkan. Walaupun desainnya masih sangat sederhana dan belum sepenuhnya memanfaatkan tenaga surya. Namun mampu menorehkan tinta emas dengan sukses menempuh perjalanan Jakarta -Surabaya. Sukses dengan WW 1, tongkat estafet riset WW 2 diserahkan pada generasi yang lebih muda. Kali ini, Stefanus Sapto Handoyo, mahasiswa Jurusan Teknik Fisika angkatan 1987 yang didaulat sebagai komandan tim. Tak jauh berbeda dengan konsep WW 1, hanya saja efisiensi charging solar cell untuk WW 2 ditingkatkan hingga 70 persen. ” Desain WW 2 lebih futuristik,” terang Sentot. WW 2 akhirnya diluncurkan pada tahun 1992. Dengan persentase penggunaan tenaga surya yang lebih banyak, WW 2 tak mengalami kendala berarti saat menempuh perjalanan Jakarta-Surabaya. “Beberapa parts memang harus diganti di jalan karena kekuatannya tidak sesuai dengan perhitungan,” jelasnya.
Karya Besar Yang Mangkrak Dua kali memukau publik Indonesia, riset WW 3 dilanjutkan. Namun, berbeda dengan riset WW 1 dan 2 yang ditujukan untuk mencari energi alternatif. WW 3 ini lebih difokuskan untuk persiapan mengikuti kompetisi World Solar Challenge (WSC) di Australia tahun 1999. “Ini merupakan kompetisi tahunan mobil surya tingkat dunia,” jelas Ir Agung Budiono MEng, dosen pembimbing WW 3. Sehingga, desainnya pun mengikuti ketentuan WSC. Massa mobil dirancang seringan mungkin. Seluruh
bagian kulit mobil dilapisi dengan sel surya kualitas tinggi agar dapat menyerap energi matahari dengan maksimal. Sayangnya, setelah karya terbaik mahasiswa ITS tersebut siap bertanding, WW 3 batal berangkat ke Australia. Tingginya biaya transportasi kala itu, membuat para punggawa WW 3 harus mengubur dalam-dalam impiannya berlaga di ajang internasional. Saat ini, keberadaan WW 1 dan 2 sendiri diabadikan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta sebagai karya terbaik anak bangsa. Akan tetapi, keadaan tersebut bertolak belakang dengan WW 3. Kendaraan fenomenal tersebut mangkrak tak terawat di gudang kampus ITS. “WW 3 juga pernah diminta TMMI. Namun, mahalnya biaya pengiriman membuat rencana tersebut batal,” keluh Agung. Sentot sendiri berharap, pengembangan WW dapat dilanjutkan oleh mahasiswa ITS sebagai generasi muda. (ali/nir)
mengalami perbedaan. Proses konvensional membutuhkan waktu lama untuk penyediaan kapalnya dikarenakan harus menggunakan kapal khusus. Pada umumnya mampu terealisasi sekitar dua tahun. Lain halnya dengan cluster LNG yang mampu mereduksi lamanya pembuatan kapal untuk proses transportasi LNG. Bahkan hanya dengan menggunakan kapal bekas dan sedikit memodifikasinya, mampu merealisasikan dalam kurun waktu kurang dari dua tahun. “Yang paling menakjubkan, kita mampu mereduksi penggunaan CO2 removal yang pada umumnya berkontribusi sekitar 50 persen dari total biaya pengolahan,� terang kepala Laboratorium Keandalan dan Keselamatan FTK ITS. CO2 removal tidak lain merupakan alat untuk menghilangkan kadar karbon di dalam gas alami. Pasalnya, gas alami tidak lepas dari kandungan CO2. Dengan menurunnya biaya operasional hingga setengahnya, membuat cluster LNG memiliki LNG supply chain yang lebih efektif. Dalam artian, ketika biaya untuk Mini LNG Plant konvensional berkisar 100 juta USD untuk kapasitas 10-15 mmscfd (million standard cubic feet per day, red). Maka pada harga yang sama, dengan konsep cluster LNG mampu mendapatkan Mini LNG Plant, kapal untuk transportasi LNG, serta fasilitas yang ada di receiving terminal.
Membangun Harapan untuk Indonesia Kini, LNG menjadi bahan baku bagi pembangkit listrik di Indonesia. Banyak sumber gas dengan kapasitas besar di sana. Apalagi stranded gas (ladang gas kapasitas kecil yang tidak cost effective jika dikelola dengan teknologi konvensional) yang masih belum termaksimalkan. Secara kuantitas, jumlah konsumen LNG memang masih terbilang sedikit. “Tapi, Indonesia memiliki konsumen yang sudah hampir 35 tahun menggunakan LNG impor,� ungkap Ketut. Bisa dibayangkan, ketika selama itu biaya yang seharusnya bisa dialokasikan kepada hal yang lain, hanya mampu menutupi satu permasalahan saja. Meski secara teori Mini LNG Plant sangat menguntungkan, bila tidak ada kesempatan untuk merealisasikannya, maka hanya akan menjadi gagasan. Oleh karenanya, selain menjadi referensi bagi Indonesia bahwa teknologi untuk memproses gas alam itu tidak mahal, harapannya Indonesia berani untuk mencoba temuan baru ini. Dengan kata lain, pemerintah dan swasta yang bergerak dalam bidang LNG mampu percaya terhadap teknologi baru ini. (qly/esy)
Untuk transportasi kapal sendiri, cara konvesional menggunakan LNG carrier dengan ukuran 2500 meter kubik berharga 35-40 juta USD. Berbeda dengan teknologi baru ini, LNG ditransportasikan menggunakan LNG barge dengan volume yang sama dan harga yang berbeda, yaitu 50 persen lebih hemat.
Setiyo Gunawan ST PhD, salah satu anggota tim dari Teknik Kimia ITS, menunjukkan Mini LNG Plant Sumber: Fiqly Firnandi R. / ITS Online
ITS Point
I
September 2012
19
RISET
Sampah Tak Lagi Jadi Masalah
Lewat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memanfaatkan produksi sampah lingkungan kampus menjadi lebih bermanfaat. Salah satunya mewujudkan kemandirian energi. Tidak hanya itu, ITS sekaligus menjadi perintis aplikasi pembangkit listrik bertenaga sampah, khususnya di daerah Surabaya dan sekitarnya. Sampah memang menjadi permasalahan yang pelik bagi negara-negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2011, angka produksi sampah di Indonesia setiap harinya terbilang sangat tinggi, yakni mencapai 80 ribu ton per hari. Surabaya, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia menyumbang tidak kurang dari 1.250 ton sampah per harinya. ITS sebagai salah satu institusi pendidikan, dipastikan sebagai salah satu situs penyumbang sampah di kota Pahlawan. Sampah kertas saja misalnya, dapat mencapai 150 kilogram per hari. Jumlah ini tentunya akan lebih besar bila diakumulasi dengan jumlah sampah bukan kertas, terutama sampah plastik dan jenis sampah anorganik lainnya. Dalam sehari, dapat mencapai hingga enam meter kubik sampah. Menanggapi situasi ini, tercetuslah ide untuk memanfaatkan sampah yang dihasilkan Sivitas Akademika ITS ini menjadi output yang lebih berdaya guna. Adalah Dr Bambang Sudarmanta ST MT beserta rekanrekannya membuat unit Pembang-
20
ITS Point
I
September 2012
kit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Pada tanggal 22 Juni 2012, pihak ITS meresmikan berdirinya unit pembangkit listrik mandiri di ITS ini. “Prinsip kerja PLTSa tidak jauh berbeda dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),’’ terang Bambang. Keduanya sama-sama menggunakan panas hasil pembakaran untuk memanaskan boiler. Uap yang dihasilkan lalu akan memutar turbin dan menggerakkan generator sehingga mampu menghasilkan listrik. Bedanya, bila PLTU menggunakan batu bara, PLTSa justru menggunakan sampah sebagai bahan bakarnya. “Sampah dibakar dengan cara dimasukkan ke dalam incinerator atau tungku pembakaran,” terang dosen yang juga aktif di lembaga percetakan ITS ini. Sampah kemudian dibakar pada temperatur di atas 700 derajat Celcius dengan tekanan 600 barometer. Hal ini dimaksudkan untuk mengurai zat-zat polutan dari hasil pembakaran yang berbahaya bagi kesehatan. Sebelum dimasukkan ke dalam incinerator untuk dibakar, sampah terlebih dahulu dipilah. “Hanya sampah anorganik, terutama sampah plastik, yang dipakai pada PLTSa ini,’’ tandas dosen Jurusan Teknik Mesin ITS ini. Hal ini diungkapkan Bambang mengingat sampah organik dapat dimanfaatkan untuk fungsi yang lebih bermanfaat, dijadikan pupuk melalui proses composting. Listrik yang dihasilkan oleh PLTSa dapat langsung digunakan maupun
PRESTASI Satria Stanza, mahasiswa Jurusan Matematika ITS, saat menerima penghargaan di IMC. Sumber: Istimewa
BULGARIA, INTERNATIONAL MATHEMATICS COMPETITION
ITS Menangkan Medali IMC
Tim Matematika Indonesia yang berasal dari mahasiswa peraih medali dalam Olimpiade Nasional MIPA (ONMIPA) 2012 berhasil meraih 3 medali perak, 2 medali perunggu, dan 3 honorable mention di ajang 19th International Mathematics Competition (IMC) for University Students yang diselenggarakan pada 26 Juli hingga 1 Agustus 2012 di Blageovgrad, Bulgaria. Peserta IMC mahasiswa tahun 2012 berjumlah 316 dari 50 negara. Jenis materi kompetisi adalah Aljabar, Analisis (Real & Complex), Geometri dan Kombinatorics. Semua materi disajikan dalam bahasa Inggris. Kompetisi dibagi menjadi 2 sesi (2 hari) setiap harinya terdiri dari 5 soal dengan waktu 08.30 s.d. 13.30 (5 jam). Pelaksanaan IMC dilaksanakan di American University in Bulgaria. Diantara kontingen tim Indonesia, dua mahasiswa ITS, Satria Stanza dan Kristoful Fahim, mahasiswa jurusan Matematika FMIPA ITS berjuang bersama enam mahasiswa Indonesia lainnya untuk meraih gelar juara. “Saya sudah tiga kali ini ikut, tapi tahun ini ada adik kelas yang juga terpilih, sehingga dari ITS ada dua peserta. Dari Indonesia ada delapan mahasiswa yang terseleksi dari 25 mahasiswa,” kata Satria, mahasiswa angkatan 2008 ini. “Saya sendiri hanya bisa mengerjakan 2-3 soal, sedangkan pemenangnya bisa mengerjakan sembilan soal dan bahkan hampir sepuluh soal terselesaikan. Peserta yang bagus itu dari Israel, Polandia, Iran, dan Rusia,” katanya. Dari kompetisi internasional tersebut, Satria Stanza dengan point 33 berhasil meraih medali perunggu sedangkan Kristosil Fahim dengan perolehan point 20 mendapatkan Honorable Mention. Peserta Tim IMC dari Indonesia kembali ke Indonesia dan diantar oleh staf KBRI untuk Sofia, Bulgaria dan tiba di Tanah Air pada 2 Agustus 2012. (tha/sumber:dikti.go.id dan antaranews)
SURABAYA, ON MIPA 2012
ITS Sabet 7 Medali ON MIPA Tujuh medali dari empat bidang didapatkan ITS dalam ajang bergengsi tahunan Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ON MIPA) 2012. Penghargaan ini diberikan dalam final ON MIPA yang digelar di Hotel Sahid Surabaya pertengahan Mei lalu. Dalam bidang matematika, ITS menduduki posisi ketiga mengalahkan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menempati posisi ke empat. Dalam bidang ini, ITS menyabet dua buah perak dan satu perunggu. Perak pertama diperoleh Satria Stanza Pramayoga, mahasiswa Jurusan Matematika, dan Kistosil Fahim berhasil menyabet perak kedua. Sedangkan, satu perunggu digenggam Vincent Kusuma. Tidak hanya itu, dalam bidang fisika, ITS juga turut menorehkan juara. Misalnya saja, perunggu pertama diperoleh Muhammad Taufiqi dari Jurusan Fisika dan sebuah penghargaan Honorable Mention diperoleh Galih Senja Titah Aji Bangga. Uniknya, Galih berasal dari Jurusan Teknik Mesin. Drs Bandung Arry Sanjoyo Mlkomp, Kepala pusat pembinaan aktivitas kemahasiswaan menyatakan bahwa ITS memang tidak mempermasalahkan jurusan dalam ajang olimpiade ini. Pendaftaran terbuka untuk siapa pun yang ingin mengikutinya, setelah itu dilakukan pembinaan. ‘’Lalu diseleksi hingga mendapatkan tujuh orang pada tiap bidang,’’ jelasnya. Dalam bidang Kimia, tahun lalu ITS tidak mendapatkan penghargaan. Kini satu perunggu dipersembahkan untuk ITS lewat Muhammad Rasyid Salam. Sementara untuk bidang Biologi, sebuah Honorable Mention diperoleh Tutut Arinda. (fin/tha)
ITS Point
I
September 2012
41
PRESTASI BANDUNG, KONTES ROBOT INDONESIA
ITS Juarai KRI 2012
Fantastis! Kalimat itulah yang dapat menggambarkan pertarungan partai final KRI 2012 antara RI-NHO dari ITS melawan Barelang 5.2. Hampir di sepanjang jalan pertandingan, kedua tim tersebut melakukan kejarkejaran. Babak final berlangsung ketat dengan kedua tim berupaya mengumpulkan poin demi poin guna menyelesaikan tugas menggunakan robot otomatis dan robot manual. Namun, kesalahan yang dilakukan oleh tim Barelang 5.2 menjelang pertandingan usai, membuatnya harus merelakan mahkota juara pada RI-NHO dari ITS. Politeknik Negeri Batam sebenarnya lebih cepat menyelesaikan misi namun terkena penalti karena lengan robot menyentuh keranjang ketika mengumpulkan keping gabus terakhir. Tim ITS yang tampil lebih tenang dan tadinya tertinggal dari lawan, berhasil menyelesaikan misi secara sempurna dan meraih poin “Pen On Dai Gat” atau nilai sempurna. Mereka berhasil mendahului Barelang 5.2 untuk memasukkan bun Peng On Dai Gat ke dalam keranjang. Akhirnya, tim RI-NHO ITS berhasil menjadi jawara KRI 2012. ITS dengan kemenangan tersebut berhak mewakili Indonesia pada kontes robot internasional di Hongkong pada Agustus 2012. (ali/tha & sumber lain: Kompas)
BANDUNG, KONTES ROBOT SENI INDONESIA
ITS Sabet Gelar Robot Seni
Setelah RI-NHO memastikan diri sebagai jawara Kontes Robot Indonesia (KRI) 2012. V-Yu sebagai kontingen ITS kategori Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) turut menasbihkan dirinya sebagai yang terbaik dalam kategori tersebut. Mulai babak penyisihan bergulir, penampilan V-Yu selalu stabil dengan memperoleh poin tertinggi. Anggota tim, Kiki Windasari mengatakan, keunggulanV-Yu daripada tim yang lain terdapat pada keseimbangan gerakan. Keselarasan musik dengan gerakan dan kemampuan melewati setiap zona dengan lancar juga turut melengkapi kelebihannya. Selain itu, Kiki juga menambahkan, kemenangan ini secara khusus diperuntukkan bagi segenap sivitas akademika ITS. Pasalnya, sudah lama mahkota juara tersebut tidak pernah didapatkan oleh ITS. Kiki pun berharap, walaupun kategori ini tidak terdaftar dalam kontes robot internasional, kementerian pendidikan nasional tetap mengadakannya. “Kita boleh maju dalam teknologi, tapi jangan sampai melupakan budaya,” pungkasnya. (ali/tha)
BANDUNG, KONTES ROBOT NASIONAL
Akhirnya, ITS Juara Umum Setelah berhasil menjadi jawara dalam dua kategori Kontes Robot Nasional (KRN) 2012 yaitu KRI dan KRSI. Secara resmi kontingen robotika ITS dinobatkan sebagai juara umum kontes robot tahunan tersebut. Hal ini semakin mengokohkan kedudukan ITS sebagai salah satu pesaing kuat dalam perayaan KRN berikutnya. Juara umum KRN yang sudah dinantikan sejak lama akhirnya dapat digengam. “Sudah 14 tahun, kita telah lama sekali menantikannya,” ungkap rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA. Pembantu Rektor (PR) I ITS, Prof Dr Ing Herman Sasongko juga menambahkan, hasil ini sekaligus membuktikan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh dosen ITS selama ini tidak salah. “Kami selalu menekankan pada kerjasama tim dan pelajaran pengendalian diri,” ungkapnya. (ali/ tha)
Perjuangan tim Robot ITS dari Bandung sampai Hong Kong Sumber: Ali Mustofa / ITS
40
ITS Point
I
September 2012
Salah satu proses pemanfaatan sampah menjadi listrik di PLTSa. Sumber: Humas ITS
disimpan terlebih dahulu di dalam baterai charger atau accu. “Untuk empat sampai enam jam beroperasi, PLTSa ini dapat menghasilkan kapasitas listrik sebesar dua hingga tiga kilo watt,’’ tutur ketua Laboratorium Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar ini. Bambang menambahkan untuk sekali pembakaran, listrik yang disimpan di dalam accu dapat digunakan untuk beroperasi selama dua sampai tiga jam dari total sepuluh sampai enam belas jam. Hingga saat ini, PLTSa ala Bambang Sudarmanta dan rekan-rekannya mampu menerangi jalan di sepanjang asrama kampus ITS. Sebanyak sebelas tiang lampu di sepanjang jalan di ITS ini sudah mengandalkan energi yang dihasilkan PLTSa. “Masing-masing memerlukan daya 125 watt, jadi totalnya PLTSa mampu memenuhi kebutuhan 1.375 kilo watt listrik di ITS hingga saat ini,’’ tandasnya. Meski teknologi PLTSa ini bukan lagi hal yang baru, namun aplikasinya di Indonesia masih terbilang sangat minim. Sampai sekarang, ITS masih menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang telah menerapkan pembangkit listrik ini di lingkungan kampus. “Untuk ukuran kampus, PLTSa di ITS juga sudah sangat membantu kebutuhan akan listrik di ITS,’’ imbuh Bambang. Meskipun sudah dapat beroperasi dengan baik, PLTSa ITS masih sangat berpotensi untuk terus dikembangkan. Proses pengolahan sampah sendiri misalnya, selain proses insinerasi atau pembakaran, metode
gasifikasi dan fermentasi juga dapat dilakukan. Dengan metode gasifikasi misalnya, sampah dalam bentuk biomassa akan diproses menjadi synthetic gas lalu dimurnikan hingga dapat digunakan sebagai bahan bakar motor bensin atau diesel. “Mekanisme gavernol juga diperlukan untuk menjaga putaran generator agar tetap konstan,’’ jelas Bambang. Pembebanan yang diberikan saat generator tengah beroperasi dapat menurunkan putaran turbin yang berdampak pada berkurangnya voltase. Dengan mekanisme gavernol, putaran turbin menjadi lebih stabil.
ini memang masih diprioritaskan untuk keperluan kampus. Namun, tidak menutup kemungkinan penggunaan dalam skala besar dapat dilakukan, tentunya dengan dukungan dan kerjasama dari pemerintah dan masyarakat setempat. ‘’Keberadaan PLTSa ini semoga bisa menjadi inspirasi bagi berbagai daerah di Indonesia yang masih dilanda krisis energi,” pungkas Bambang. (ken/nir)
Selain itu, pengaturan udara pembakaran dan pembebanan turbin generator yang manual menjadikannya kurang akurat. “Perlu adanya sensor pengontrol agar efisiensi kinerja pembangkit listrik ini menjadi lebih optimal,’’ tandas Bambang. Pembebanan terhadap generator yang diatur dengan sensor akan menjadi lebih stabil yang juga akan menunjang putaran turbin yang konstan. Menyadari beberapa kelemahan tersebut, Bambang dengan dibantu dua orang mahasiswanya dari Jurusan Teknik Mesin masih melakukan riset terhadap PLTSa ini. Kerjasama dengan pihak Ikatan Alumni ITS (IKA ITS) dari segi pendanaan hingga saat ini diakui Bambang sangat banyak membantu. Dana sebesar 200 juta rupiah telah diinvestasikan untuk pengembangan pembangkit listrik ini. Pembangkit yang terletak di sebelah selatan Asrama Mahasiswa ITS
ITS Point
I
September 2012
21
ORGANISASI ITS
ITS Siap dengan Wajah Baru Berbagai kebijakan telah banyak terjadi dalam dinamika perjalanan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Seperti pembentukan jurusan baru, pembentukan lembaga baru, pengangkatan kepala unit hingga penghapusan beberapa lembaga. Sehingga, tidak heran jika statuta yang selama ini digunakan menjadi kurang relevan lagi untuk diaplikasikan. Perancangan statuta baru pun telah lama dilakukan oleh tim ITS. Hanya saja, proses pengajuan ke pusat dianggap alot dan butuh waktu lama. “Prosesnya panjang dan cukup ribet,” ungkap Prof Drs Nur Iriawan M Ikom PhD, Pembantu Rektor III ITS. Menurutnya hal tersebut terjadi karena ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Mulai dari pembahasan tiap ayat yang diusulkan hingga komunikasi yang harus dilakukan secara langsung. Semua itu barang tentu memakan banyak waktu dan biaya. Namun, penantian panjang tersebut akhirnya menuai hasil. Akhir tahun 2011 lalu, Permendiknas Nomor 43 Tahun 1992 yang menjadi dasar berkembangnya ITS telah digantikan dengan Permendiknas Nomor 49 Ta-
Nur : Sudah waktunya ITS untuk berubah.
Sumber: Elika Tantri/ITS Online
22
ITS Point
I
September 2012
hun 2011. Dari segi isi, statuta baru ini dirasa lebih kompleks dan lebih mencerminkan kondisi ITS saat ini. “ITS membutuhkan ini untuk menuju international university nantinya,” ungkapnya. Sudah sejak lama ITS menjalankan segala persiapan menuju internasionalisasi. Koordinasi dengan badan akademik juga terus dilakukan guna menghasilkan kurikulum internasional pada Informasi dan Pengenalan ITS (IPITS) bagi mahasiswa baru tahun 2012. Sukses dalam pembaharuan statuta, bukan berarti purna sudah tugas Nur dalam menangani kebutuhan ITS. Pasalnya, masih ada satu tugas yang menunggu untuk segera diselesaikan yaitu Organisasi dan Tata Kerja (OTK). “Selama ini, ITS berkembang berdasarkan OTK tahun 1995 dan 2001,” terang Guru Besar (Gubes) Jurusan Statistika ini. OTK inilah yang mengatur segala kelengkapan teknis yang dibutuhkan ITS. Mengurus OTK juga tidak kalah rumitnya. ITS harus bersaing dengan 22 Perguruan Tinggi (PT) lain. Nur men-
PRESTASI
Tim peramal curah hujan ITS saat menerima penghargaan di IPB.
Sumber: Istimewa
BOGOR, NATIONAL YOUTH SCIENTIST CONFERENCE
Gagas Kalender Peramal Curah Hujan Curah hujan yang tidak menentu kerap menjadi masalah di bidang pertanian. Kondisi yang muncul akibat cuaca ekstrim ini berakibat pada kegagalan panen para petani di Mojokerto. Untuk mengatasinya tiga mahasiswa ITS merancang kalender yang bisa meramalkan curah hujan lebih akurat. Gagasan yang dipaparkan dalam ajang National Youth Scientist Conference ini mendapat penghargaan The Best Presentator di Institut Pertanian Bogor (IPB). Munculnya gagasan kalender ramalan curah hujan dari ketiga mahasiswa ITS Jurusan Statistika, Ari Miftahul Huda, Osaliana Budiarto, dan Achmad Choiruddin mendapat apresiasi dari juri National Youth Scientist Conference. Kalender ini mampu memprediksi musim selama satu tahun ke depan. ‘’Khusus untuk National Youth Scientist Conference, kami menampilkan hasil ramalan curah hujan untuk tahun 2012,’’ ungkap Ari. Sementara peramalan musim di tahun berikutnya dapat diramalkan ulang menggunakan metode yang telah dirumuskan sebelumnya. Pengembangan kalender ramalan curah hujan ini tidak hanya berakhir sampai di kompetisi tersebut. ‘’Kami ingin mengembangkannya dalam bentuk software sehingga dapat didistribusikan untuk petani-petani lain,’’ ungkap mahasiswa angkatan 2009 ini. (anl/tha)
JAKARTA, ANUGERAH SEPUTAR INDONESIA
Tokoh Inovasi yang Termuda Hobinya berinovasi dalam bidang biomedis telah mengantarkan Fariz Hidayat masuk dalam jajaran tokoh-tokoh paling berpengaruh di Indonesia. Selasa, 8 Mei 2012, ia dinobatkan sebagai Tokoh Inovasi pada Anugerah Seputar Indonesia (ASI) 2012. Penghargaan yang diterima merupakan apresiasi media kepada tokoh Indonesia yang berprestasi dan berkontribusi terhadap negara. Tahun lalu, karyanya COD (Chlorophyl Oxygenation Device) telah berhasil mengantarkannya menduduki juara tiga dalam Youth National Science and Technology. Teknologi itu dirancang Fariz untuk membantu menyelesaikan masalah bagi penderita kanker serviks. COD merupakan alat untuk mengobati kanker serviks menggunakan klorofil. Kali ini, inovasi baru lainnya mampu mengantarkannya dalam meraih anugerah yang tidak pernah ia duga. Karyanya yang baru berupa RA-Diagnosis Stick, sebuah alat pengobatan rematik. Untuk saat ini, karyanya masih dalam tahap uji coba. Fariz mengujinya terhadap kelinci dengan jari kaki yang mengsle alias tidak lurus. ‘’Setelah selesai diuji pada kelinci, akan diuji coba juga kepada orang-orang tua,’’ ujarnya. Apabila tahap ini sudah dilalui, Fariz tinggal mematenkan produknya serta berencana untuk menawarkan kepada Departemen Kesehatan. (qly/tha)
JOGJAKARTA, PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BERPRESTASI NASIONAL
Pegawai Berprestasi Nasional
ITS mengirim lima orang wakilnya dalam pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Nasional 2012. Kelima orang berprestasi tersebut mewakili ITS dalam bidangnya masing-masing untuk berkompetisi dengan tingkat nasional di Jogjakarta. Mudji Sukur Amd mewakili ITS untuk kategori Tenaga Akademik Berprestasi Nasional 2012. Adapun Ir Purwanita Setijantii MSc PhD dari Jurusan Arsitektur, mewakili ITS sebagai Ketua Jurusan Berprestasi Nasional 2012. Niken Susanti dan Subchan M Sc Ph D secara berturut-turut mewakili kategori Tenaga Keuangan dan Dosen Berprestasi Nasional 2012. Sedangkan Tyas Ajeng Nastiti, mewakili ITS untuk kategori Mawapres Nasional 2012. Namun, di ajang tahunan Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) ini, hanya dua wakil ITS tersebut yang berhasil menorehkan juara tiga besar tingkat nasional. Niken Susanti berhasil mendapat predikat juara ketiga Tenaga Keuangan Berprestasi Nasional dan Mudji Sukur Amd meraih juara kedua untuk kategori Tenaga Akademik Berprestasi Nasional. (ken/tha)
ITS Point
I
September 2012
39
PRESTASI IRLANDIA, MARITIME CHALLENGE
Raih Spirit of Atlantic Challenge
T ak sia-sia perjuangan 20 mahasiswa ITS multi jurusan untuk membawa nama harum bangsa Indonesia di kancah dunia. Tim Maritime Challenge (MC) ITS berhasil membawa pulang trofi Spirit of Atlantic Challence dalam ajang International Contest of Seamanship, Atlantic Challenge (AC) International 2012, Sabtu (28/7), di Bantry, Irlandia. Piala ini dikenal sakral lantaran tim yang terpilih dinilai mewakili semangat Kompetisi Atlantik. Lee Scarbrough, President of AC Foundation mengatakan trofi Spirit of AC adalah salah satu trofi yang paling penting. Sebab, trofi tersebut diberikan kepada tim yang telah berjuang keras, bukan hanya ketika perlombaan berlangsung. ‘’Persiapan mereka menuju event ini pun ikut diperhitungkan,’’ ujar Lee. Pengambilan keputusan pemenang tersebut diperoleh panitia dari hasil vote setiap kontestan, juri, panitia, maupun penduduk lokal.
Foto kanan: suasana lomba Atlantic Challenge. Sumber : Istimewa
Selain itu, tim MC ITS juga sukses menyabet gelar The Best Beautiful Boat in Contest. Berkat predikat sebagai kapal tercantik, Rojo Segoro (nama kapal MC ITS, red) dilirik oleh negara Lithuania. “Mereka berniat meminjam Rojo Segoro selama enam tahun ke depan,” ujar Prof Ir Daniel M Rosyid PhD MRINA, pembimbing tim MC. Keberhasilan tim membangun kapal Rojo Segoro secara mandiri pun menarik perhatian negara Amerika Serikat dan Mexico. Dua negara ini telah menawarkan untuk merekrut anggota tim MC untuk menjadi supervisor pembangunan kapal mereka. Hasil perjuangan membuat kapal Rojo Segoro yang dipersiapkan selama 10 bulan berbuah lebih dari sekadar kemenangan berlaga. Kerja sama internasional mencatat riwayat baru kapal kebanggaan ini. (fin/ran/tha)
JOGJAKARTA, PIMNAS XXV
SEPANG MALAYSIA, SHELL ECO MARATON
Loloskan tim terbanyak, Gondol 6 Emas Tahun 2012, ITS berhasil meloloskan tim Pimnas dengan jumlah terbanyak sepanjang sejarah yaitu 41 tim. Angka ini mengalahkan jumlah kontingen dari perguruan tinggi lain seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan 32 tim dan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diwakili oleh 27 tim. Kerja keras seluruh kontingen Pimnas XXV ITS ini akhirnya berbuah hasil. Beragam jenis medali dari berbagai bidang Program Kegiatan Mahasiswa (PKM) sukses diraih. Untuk kategori poster, kontingen ITS berhasil meraih empat penghargaan setara emas yaitu PKM penelitian, pengabdian masyarakat, dan karya cipta. Selain itu, ada juga tiga medali perak yang diperoleh masing-masing dari bidang PKM pengabdian masyarakat, karya cipta, dan gagasan tertulis. Dua buah penghargaan setara perunggu pun berhasil dipersembahkan kontingen Pimnas ITS di bidang karya cipta dan gagasan tertulis. Sementara itu, untuk kategori presentasi, ITS berhasil menyabet penghargaan setara dua emas, dua perak, tiga perunggu, dan satu favorit. Perolehan emas dan perak diberikan masing-masing oleh bidang pengadian masyarakat dan karya cipta.Sedangkan tiga perak diberikan oleh bidang kewirausahaan, teknologi, dan karya cipta. Penghargaan favorit satu-satunya untuk ITS pun diberikan oleh kontingen PKM bidang teknologi. Alhasil, dengan perolehan total tersebut ITS mampu meraih tempat ketiga pada ajang tahunan ini. (man/tha)
Sapu Angin 7, Sang Jawara SEM
Untuk ketiga kalinya, Shell Eco Marahon (SEM) digelar di Sirkuit Sepang, Malaysia. Prestasi gemilang yang diraih mahasiswa-mahasiswa ITS dalam ajang ajang mobil irit se-Asia Pasifik ini ternyata terus berlanjut. Tahun ini, trofi juara berhasil dibawa pulang tim Sapu Angin (SA) 7. Hasil ini semakin membuktikan eksistensi ITS di kancah internasional. SEM yang digelar sejak Rabu (4/7) mencapai puncaknya pada Sabtu (7/7). Setiap peserta diwajibkan menyelesaikan lima kali race selama tiga hari kompetisi. Masing-masing race mengharuskan peserta mampu memutari sirkuit sebanyak empat lap dengan batas waktu maksimum yang diberikan. ‘’Hasil akhir perolehan ITS adalah 167 km per liter dan ITB 149 km per liter,’’ ungkap Dr Ir Bambang Pramujati M Sc Eng PhD. Selain memperoleh gelar juara, ITS mampu melampaui rekor terakhirnya pada tahun 2011. Saat itu, ITS hanya mampu menembus angka 150 km per liter dalam efisiensi bahan bakar. Setelah race pertama, hasil positif secara beruntut ditorehkan SA 7. Race kedua hingga lima menempatkan SA 7 di peringkat pertama kelas urban concept berbahan bakar Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Gelar juara ini sekaligus menjadi penebus belum berhasilnya dua mobil lain dari ITS yakni SA 6 dan Antasena. Meski demikian, prestasi tahun ini diharapkan mampu menjadi pendongkrak semangat ITS untuk meraih prestasi yang lebih baik pada kompetisi yang akan datang. (ken/tha)
Foto bawah: selebrasi tim Sapu Angin usai lomba. Sumber: istimewa
38
ITS Point
I
September 2012
Foto kanan: Tim Pimnas ITS merayakan kemenangan.
gatakan bahwa semakin cepat urusan tentang kelengkapan ITS berakhir, semakin cepat pula ITS tertata dan berjalan efisien.
hingga terserah sistem organisasi di bawahnya mau dibentuk seperti apa,” papar dosen Jurusan Statistika ITS ini.
Menengok perjalanannya, OTK telah digunakan sejak tahun 1995. Ditemui dalam kesempatan yang berbeda, Nur menjelaskan latar belakang perubahan total pada struktur organisasi di ITS saat ini.
Dalam restrukturisasi organisasi ITS, terdapat Kepala Sub Bagian (Kasubag) yang merupakan bagian paling baru. Nur menjelaskan bahwa jabatan ini memiliki tugas untuk membantu Ketua Jurusan dalam koordinasi agar pelayanan terhadap customer terjalin baik. “Posisi Kasubag nantinya berada di bawah Kajur,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa OTK yang menjadi landasan kerja organisasi di ITS telah cukup umur, sedangkan jaman telah banyak berubah. Di sisi lain, Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) para pejabat tetap bertahan dan kurang fleksibel. “Untuk ITS, ini sudah waktunya untuk berubah,” ungkapnya. Hal ini pun didukung dan disesuaikan dengan statuta ITS yang baru. Nur menjelaskan, dalam statuta pasal 16 disebutkan bahwa organ di ITS terdiri dari empat buah organ. Organ tersebut di antaranya adalah Organ Rektor, Senat, Badan Pengawas, serta Dewan Pertimbangan. Dalam statuta saat ini, tidak ada bentuk standar untuk bentuk organisasi di bawah empat organ tersebut. “Se-
Lebih lanjut, Nur menjelaskan bahwa seperti dalam statuta, ITS menjunjung tinggi prinsip efisiensi termasuk yang berhubungan dengan SDM. Pada dasarnya, level organisasi ITS sendiri dibagi tiga. Mulai dari rektorat, dekanat hingga jurusan. Dalam prosesnya, SDM dalam dekanat pun dikurangi dan diarahkan ke jurusan. “Tujuannya tidak lain untuk efektif dan efisiensi,” tutur Nur.
Statuta dan OTK Baru Pengaruhi Perubahan PO
Perubahan statuta dan OTK di awal tahun 2012 memulai perjalanan restrukturisasi organisasi ITS. Salah satunya adalah Petunjuk Operasional
(PO) yang berubah untuk kali keempat. Kepala BPP, Dr Ir Sri Gunani Partiwi MT menuturkan bahwa PO merupakan basis operasional semua aliran dana di ITS. “Tahun ini perubahan dilakukan besar-besaran seperti OTK yang juga sudah diperbaharui,” ulasnya. Selain OTK, perubahan pendanaan pun turut dijadikan acuan. Sistem pengelolaan dana ITS yang mengacu pada Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan No 363/KMK 05/2008 tanggal 17 Desember 2008 mengalami perkembangan pesat. Status yang semula Wajar Dengan Pengecualian (WDP) pada laporan keuangan ITS tahun 2010, kini naik menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Nani turut merasa bangga dengan adanya perubahan tersebut. “Kalau ibarat prestasi, ini merupakan prestasi terbaik dalam sebuah institusi,” papar mantan Ketua Jurusan Teknik Industri ini. (lik/izz)
Organisasi dan Tata Kerja ITS 2012 sumber: OTK ITS 2012
ITS Point
I
September 2012
23
ORGANISASI ITS
IKA ITS Pererat Hubungan dengan ITS Salah satu kekhawatiran mahasiswa ketika hendak lulus dari perguruan tinggi adalah pekerjaan. Sama halnya dengan mahasiswa ITS. Polemik tersebut biasanya mulai dirasakan saat menginjak semester tujuh. Apakah peranan Ikatan Alumni (IKA) ITS dalam membantu mahasiswa tingkat akhir? IKA ITS yang berdiri tahun 1967 bukan hanya berfungsi untuk menjalin silaturahmi antaralumni ITS saja. Banyak peran aktif dan program kerja IKA ITS yang membantu kinerja dari ITS. Salah satu perantaranya yaitu Badan Pembinaan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni ITS. Kualitas mahasiswa ITS memang tidak perlu diragukan lagi. Banyak prestasi yang berhasil diraih oleh mahasiswa ITS. Namun begitu, tetap saja dunia kampus sangat berbeda dengan dunia kerja. Mental serta pembekalan keterampilan perlu dikuasai mahasiswa agar tidak tertinggal oleh perkembangan jaman. Di sinilah peran Badan Pembinaan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni ITS. Salah satunya mengadakan pelatihanpelatihan bagi mahasiswa tingkat akhir. “Mahasiswa tingkat akhir harus diberi pelatihan dari IKA ITS agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat kelak,” tutur Dr Ir Bambang Sampurno
24
ITS Point
I
September 2012
MT, Kepala Badan Pembinaan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni ITS. Pembentukan karakter mahasiswa bukan hanya dilakukan saat masa-masa awal masuk ITS saja. Penanaman tersebut juga dilakukan lewat pelatihan atau talkshow mahasiswa dengan alumni. Karena pasti banyak pengalaman yang telah dirasakan alumni setelah keluar dari ITS hingga akhirnya berhasil mencapai kesuksesan. Karakter yang ditanamkan dan harus ada dalam benak mahasiswa ITS adalah Cerdas, Amanah dan Kreatif (CAK). Yang telah menjadi slogan bagi mahasiswa ITS. “CAK adalah citra diri mahasiswa ITS,” terang Bambang. Kesuksesan alumni saat ini juga turut disebabkan karena kematangan karakter mahasiswa yang dimiliki. Karena itulah untuk menyiapkan generasi alumni muda, IKA yang telah sukses di bidangnya masing-masing tak enggan untuk memberi pelatihan kepada calon alumni muda. “Beberapa kali kami melakukan seninar, pelatihan, dan diskusi panel dengan alumni yang telah sukses menjadi pembicaranya,” terang Bambang. Tak hanya mempersiapkan alumni muda, IKA ITS juga turut berperan dalam pemberian dana beasiswa bagi mahasiswa. Terdapat dua jenis beasiswa yang ditawarkan oleh IKA ITS. Pertama yaitu beasiswa untuk mahasiswa yang kurang mampu tetapi akademiknya bagus. Beasiswa lain yang ditawarkan yakni beasiswa aktivis. Pemberian beasiswa tersebut sebagai penghargaan bagi para aktivis yang telah membantu mengembangkan ITS. Tahapan seleksi juga dilakukan oleh IKA sendiri agar beasiswa tersebut benar-benar tepat sasaran. (sha/fz)
ORMAWA
20 Tahun, RDK Hidupkan Ramadan ITS
Lomba cerdas cermat kerjasama RDK dengan IECC BEM ITS.
Sumber : Arinda Nur L. / ITS Online
Setiap kampus punya budaya sendiri dalam menyambut bulan ramadan, termasuk juga kampus ITS. Di ITS, ciri khas tersebut terhimpun dalam sebuah event bertajuk Ramadan di Kampus (RDK). Event ini merupakan program kerja tahunan yang diselenggarakan oleh Jamaah Masjid manarul Ilmi (JMMI) ITS. Bila ditilik dari sejarahnya, RDK di ITS ternyata sudah lebih dulu ada sebelum JMMI lahir. “Pada waktu itu, RDK hanya berupa event sederhana yang dipelopori oleh beberapa orang mahasiswa ITS,” kata Ngatini, Koordinator Steering Committee (SC) RDK 33. Sejak hadir lebih dari 20 tahun yang lalu, RDK mengalami revolusi konsep yang berbeda setiap tahunnya. Jika RDK semula disajikan dengan segmentasi sivitas akademika ITS, kini RDK lebih menyentuh aspek masyarakat. “Semenjak Ramadan jatuh pada pekan liburan, jumlah mahasiswa yang meghabiskan waktu Ramadan di kampus jadi berkurang,” terang mahasiswa asal Bojonegoro ini. Itulah alasan yang dituturkannya ketika ditanya mengenai perubahan segmentasi RDK 33. Perkembangan konsep ini sekaligus menunjukkan bahwa Ramadan di kampus tidak selalu identik dengan kegiatan internal kampus. Konsep tersebut membuat RDK menjadi kental dengan pengabdian masyarakat. “Seperti, membuat Pasar Murah, buka bersama anak yatim, dan buka on the road,” tambah Ngatini. Lewat revolusi RDK ini diharapkan masyarakat di sekitar ITS dapat merasakan meriahnya RDK di kampus ITS. Konsep-konsep tersebut memang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Misalnya saja, Pasar Murah yang lahir dari kondisi kenaikan harga bahanbahan pokok setiap memasuki bulan Ramadan. “Di Pasar Murah, panitia RDK menyediakan bahan kebutuhan pokok, seperti beras, yang diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat,” tandas Ngatini. Namun, tentu saja tidak semua lapisan masyarakat dapat menikmati fasilitas Pasar murah tersebut. Sebab, sasaran Pasar Murah meliputi ibu-ibu binaan
Badan Penyelamat Umat (BPU) JMMI, ibu-ibu tukang sapu kampus ITS, dan masyarakat lain yang membutuhkan.”Setiap orang akan diberi kupon senilai Rp 50 ribu, kupon ini dapat ditukarkan dengan beras,” tambahnya.
Libatkan Banyak Pihak RDK yang awalnya hanya berupa event kecil, kini juga telah beralih menjadi kegiatan besar. Ratusan mahasiswa terlibat langsung dalam kepanitiaan RDK setiap tahun. Pihak JMMI membuka open recruitment kepanitiaan RDK untuk mahasiswa aktif ITS agar bisa bergabung di dalamnya. “Acara sebesar ini butuh panitia dan dana dalam jumlah besar,” ujar mahasiswa Jurusan Matematika ini. Salah satu acara rutin RDK yang paling fenomenal adalah Buko Bareng (Kobar). Acara tersebut menjadi salah satu acara yang menarik banyak jamaah untuk terlibat. Dalam acara Kobar, panitia RDK menyediakan takjil dan menu buka puasa gratis yang diberikan untuk jamaah masjid yang berpuasa, kaum duafa, musafir, dan sivitas akademika ITS. Setiap hari untuk mengakomodasi kebutuhan buka bersama dalam Kobar tersebut, panitia harus menyiapkan setidaknya 500 bungkus nasi. Jika ramadan jatuh pada pekan aktif perkuliahan jumlah nasi bungkus yang harus disediakan mencapai lebih dari 800 bungkus setiap hari. Dengan jumlah sebanyak itu, Kobar menjadi event RDK yang menyerap dana paling besar. “Sekitar 75 persen dana dialokasikan untuk Kobar, beruntung kami belum pernah mangalami defisit,” ungkap Ngatini. Kesuksesan penyelenggaraan event RDK dari tahun ke tahun tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. ITS, alumni, perusahaan terkemuka, dan lembaga milik pemerintah mendukung penuh adanya RDK ini. Misalnya saja tahun ini, RDK 33 bekerja sama dengan BEM ITS terkait acara Lomba Cerdas Cermat (LCC) bersama Badan Semi Otonom (BSO) ITS Education Care Center (IECC) BEM ITS. “Semakin banyak event, harapannya bisa membuat orang-orang mengingat Ramadan,” kata Ngatini. (anl/esy)
ITS Point
I
September 2012
37
ORMAWA
Tiga Tahun Tekun Membina Kampung Pengabdian terhadap masyarakat dengan memanfaatkan keilmuan dunia akademik selalu menjadi salah satu tuntutan peran perguruan tinggi di Indonesia. Dalam hal ini, kampung binaan Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) memiliki catatan kiprah tersendiri yang membanggakan.
Sebuah masterplan telah dihasilkan dengan rentang waktu selama lima tahun. Tahapan pertama diawali dengan pendekatan melalui sosialisasi kegiatan pembinaan. Tahapan kedua yaitu menjadikan kampung Tegal Mulyorejo Baru RW IV sebagai kawasan percontohan dengan pembinaan dan pengontrolan yang intensif. Segmen ketiga menekankan pada keberlanjutan pembangunan infrastruktur fisik. Seperti bank sampah yang diresmikan bulan April lalu. HMTL juga berupaya melakukan peningkatan ekonomi melalui optimasi sumber daya dan aplikasi teknologi tepat guna. Salah satunya adalah pembinaan membuat pupuk kompos. Produk tersebut dijual kembali oleh masyarakat TMB, menghasilkan sumber
36
ITS Point
I
Sumber: Luthfi H Prasetya / ITS Online
jauh dari kampus ITS ini tak luput dari berbagai permasalahan lingkungan. “Kami berekspektasi menciptakan masyarakat binaan yang berpotensi secara mandiri mampu mengelola, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas lingkungan binaan itu sendiri,” ungkap Erri Fidiantyo, Ketua Himpunan Mahasiswa (Kahima) HMTL periode 2011-2012.
(Pengmas) HMTL melakukan program bertajuk social development (sosdev) di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Keputih. Namun, kegiatannya kurang memuaskan. “Hanya membersihkan, kemudian pulang,” ujar Erri lagi. Mereka pun bertekad untuk membuat program yang lebih baik.
perndapatan tersendiri.
Pembinaan Terorganisasi
“Semangat warga sangat bagus, di setiap kegiatan sebagian besar dari mereka ikut terlibat aktif didalamnya,” tambah Erri. Segala bentuk uneg-uneg dan aspirasi dari berbagai pihak ditampung dalam focus group discussion (FGD) yang diselenggarakan secara rutin oleh HMTL. Dalam FGD ini, panitia langsung berdiskusi dengan ketua RW, para ketua RT dan organisasi karang taruna setempat.
Sejak bulan Oktober 2011 hingga April 2012, serangkaian penyuluhan dan pembinaan menjadi fokus utama. Termasuk kegiatan pengabdian masyarakat berupa kerja bakti. Nuansa gotong royong menjadi dorongan kuat agar warga konsisten dalam menjaga lingkungan. Keseluruhan program dilengkapi dengan kegiatan pembibitan tanaman demi lingkungan sekitar yang lebih asri.
Desa Tegal Mulyorejo Baru (TMB) RW IV telah menjadi Upaya HMTL ini tidak lepas pilihan bagi program kampung dari pengalaman pada tahun binaan HMTL sejak tahun 2009. Pada saat itu, departe2010. Desa yang terletak tidak men Pengabdian Masyarakat
Masterplan Lima Tahun
Bersama meningkatkan kualitas lingkungan di kampung binaan.
Kepanitiaan Kampung Binaan pun tak segan-segan menyampaikan secara langsung rencana pembinaan dalam program-program yang telah disusun oleh HMTL. Melalui FGD tersebut, terbentuklah ranah kerja yang tepat sasaran dan saling berkesinambungan untuk membangun TMB.
September 2012
Terbentuklah program Kampung Binaan berkelanjutan. Kegiatan inilah yang terus dipertahankan selama dua tahun terakhir.
Dalam melaksanakan program tersebut HMTL memiliki lima orang steering committee (SC) untuk mengatur perkembangan kampung binaan ini. Tim SC ini dibantu oleh kurang lebih 100 orang tim organizational committee (OC). Panitia yang bertugas juga dibagi per shift kerja, diselingi kegiatan upgrading panitia.
Jerih payah mereka akhirnya menuai prestasi yang membanggakan. Setidaknya tiga prestasi di tahun 2012 telah mereka raih. Yaitu Juara 2 Bank Sampah Terbaik se-Surabaya dan Juara 1 Lomba Daur Ulang se-Kelurahan Kejawan Putih Tambak. “Terakhir kami menuai penghargaan dari BEM ITS dengan predikat Sosdev terbaik se-ITS,” ujar Erri yang pernah menjadi staf Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) HMTL.
Suatu kali, Erri dan rekanrekannya perlu mengetuk pintu para warga untuk mengundang datang ke acara yang telah disiapkan. Hal itu dimaklumi olehnya sebagai karakter elemen masyarakat yang majemuk. “Ada yang ramah, yang galak suka marah-marah, baik sekali, malu-malu, dan bahkan ada yang sampai bersembunyi karena mungkin malas mengikuti kerja bakti,’’ ceritanya. Namun pengalaman berhadapan dengan orang banyak itulah yang tak pernah bisa dibeli di manapun. Erri dan teman-temannya berharap besar kampung binaan tersebut bisa menjadi contoh ideal kampung berwawasan lingkungan. Mereka juga berharap keberhasilan mereka memicu pengabdian masyarakat lain yang lebih intensif. (ais/ lis)
IKA ITS Beri Dana Riset Dosen Tak hanya berkutat di bidang softskill mahasiswa, IKA ITS kini mulai melebarkan peran di ranah penelitian. Yaitu peranan IKA ITS dengan membantu pengembangan riset dosen maupun mahasiswa. IKA ITS akan membantu secara financial terhadap pengembangan riset tersebut. Walaupun baru dilakukan ditahun ini, namun hal tersebut merupakan bukti nyata peranan IKA ITS. Tak hanya itu, IKA ITS pun turut membantu memasarkan riset yang dimiliki oleh ITS. Salah satunya yaitu kapal ITS di LPPM juga ikut dipublikasikan oleh alumni. Secara tidak langsung, hubungan antara dosen dan IKA ITS juga terjalin dari kebutuhan satu sama lain. Seperti halnya bila terdapat sebuah masalah seputar industri yang dikelolanya. Biasanya langsung bekerjasama dengan dosen-dosen ITS untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. “ITS mempunyai sumber daya manusia, sedangkan IKA ITS punya problem real di industri tempatnya bekerja. Sehingga keduanya berkaitan,” imbuh Bambang.
ITS. Pasalnya mahasiswa tersebut juga turut mengharumkan nama ITS. Hal tersebutlah yang juga meningkatkan kebanggaan tersendiri mahasiswa dan alumni ITS sehingga meningkatkan hubungan yang lebih erat. Untuk menguatkan hubungan diantara alumni memiliki cara yang berbeda. IKA ITS memiliki forum teknologi dan bisnis tersendiri. Hal itu dilakukan untuk mendukung bisnis alumni. Selain penguatan dalam bidang bisnis, beberapa aktivitas seperti olahraga bersama hingga bermain golf juga dilakukan untuk mengeratkan hubungan antar alumni. Tidak diragukan lagi hubungan yang terjalin antara sivitas kampus ITS dan IKA ITS. “Penguatan di bidang entrepreneur yang disinergikan dengan pihak terkait seperti ke lembaga keuangan perlu ditingkatkan lagi,” tutup Bambang. (sha/fz)
Lain lagi di bidang lowongan pekerjaan. Bambang mengaku IKA ITS memang memberikan informasi lebih awal kepada mahasiswa ITS. Namun, untuk persaingan mendapatkan pekerjaan tetap berjalan secara adil. “Tidak ada pengkhususan bagi mahasiswa ITS, tetap harus bersaing secara adil,” komentarnya. Prestasi yang ditorehkan mahasiswa ITS baik dalam skala nasional maupun internasional merupakan nilai plus tersendiri bagi alumni Dua jam bersama Alumni, kegiatan IKA ITS bersama mahasiswa ITS Sumber: Istimewa
ITS Point
I
September 2012
25
JICA-PREDICT II ITS is implementing JICA Technical Cooperation Project for Research and Education Development on Information and Communication Technology Phase 2 (PREDICT-ITS Phase 2) for the next three years (2012-2014). Previous implementation of PREDICT-ITS (20062010) has produced successful outputs in terms of introducing lab-based education (LBE), upgrading research capabilities, and establishing collaboration with universities and industries in the eastern part of Indonesia (EPI). PREDICT-ITS Phase 2 aims towards the following: (1) Lab-Based Education (LBE), strengthened in ICT-related engineering fields of ITS. (2) Improving overall research performance of ITS. (3) Strengthening human resources networks among ITS and EPI universities.
Lab Based Education (LBE) •
Lecturers (supervisors of postgraduate/S2 students) invite their students to participate in his/her research project as research team members and give assignments. Students write their masters theses and academic papers based on their research activities as a research team member. ITS authorizes LBE labs in August 2012. (Application is open now. Visit the Project website: www.predict2.its.ac.id) ITS implements LBE, monitors outputs of LBE and research and development (R&D), and selects the best LBE Lab every year.
• •
JICA Joint Research and EPI cooperation •
21 research teams conduct one-year JICA Joint Research programs in cooperation with Japanese partners. Batch 1: July 2012-June 2013 Batch 2: January 2013-December 2013 Batch 3: July 2013-June 2014 A JICA Joint Research team consists of researchers, postgraduate/S2 and other students of ITS and lecturer(s) of EPI universities** and implements LBE. **UNCEN (Jayapura), UNDANA (Kupang), UNRAM (Mataram), UNSRAT (Manado) and other universities in EPI. ICT-related engineering fields cover a wide range of ICT applications which contribute to societies in EPI (‘ICT-for-ALL’ policy). JICA Joint Research teams utilize TV conferences for discussions with EPI partners. Lecturers of EPI universities who obtain a masters degree at ITS will continue collaborative academic activities with ITS researchers. JICA Joint Resarch teams and ITS apply for patents and utilizes intellectual property rights in order to sustain LBE and R&D in the future.
• • •
Batch 1 Joint Research Team ID
Research Theme
Name (Faculty)
Japanese Partner Name (University)
Biodiesel Production from Refined Palm Oil Catalyzed by CaO ZnO Mixed Oxides Nanoparticle: Optimization of Catalysis Parameters using Taguchi Design Method
Dr. Didik Prasetyoko (Fac. of Mathematics & Natural Science)
Assoc. Prof. Yoshifumi Chisaki (Kumamoto University)
B1-2
GIS Based On-line Power Quality Monitoring and Control for Electrical Power Distribution System
Prof. Ir. Ontoseno Penangsang (Fac. of Industrial Technology)
Assoc. Prof. Hu Zhencheng (Kumamoto University)
B1-3
Development of Bi-directional synchronization protocol for Learning Management System in universal environment
Dr. Achmad Affandi (Fac. of Industrial Technology)
Assoc. Prof. Yoshifumi Chisaki (Kumamoto University)
Blind Source Separation for Simultaneous Machines Condition Monitoring on Board Fishing Ship
Dr. Eng. Dhany Arifianto (Fac. of Industrial Technology)
Assoc. Prof. Yoshifumi Chisaki (Kumamoto University)
Ground Inclinometer Development Based on Variations of Soil Water Content and Lateral Displacement for Slope Stability Field Monitoring
Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro (Fac. of Civil and Planning Engineering)
Assoc.Prof. Takeshi Fukusako (Kumamoto University)
Development of Marine Safety Simulation by Integrating Automatic Identification System (AIS) Data and Geographic Information System (GIS)
Dr.Eng. Trika Pitana (Fac. of Marine Technology)
Assoc.Prof. Takeshi Fukusako (Kumamoto University)
Computer System for Measuring Bone Quality based on Trabecular Bone Density at Condyle Neck
Dr. Agus Zainal Arifin (Fac. of Information Technology)
Assoc. Prof. Hu Zhencheng (Kumamoto University)
B1-1
B1-4
B1-5
B1-6
B1-7
Upcoming Agenda • • •
26
Team Leader
Authorization of LBE Lab (August 2012) LBE/Proposal Wiring Seminar (September 7, 2012) Call for Proposals for JICA Joint Research Batch 2 (October 2012)
ITS Point
I
September 2012
For further information, contact the Project office: JICA PREDICT – ITS Phase 2 Gedung Pusat Robotika,lantai. 1 (Ruang Arena), Kampus ITS - Sukolilo , Surabaya 60111 P. +62-31-598-1959 F. +62-31-598-2747 e-mail : predict@its.ac.id / predict.its@gmail.com Website: www.predict2.its.ac.id
ORMAWA
LCEN Dilirik Mendikbud karena Hasilkan Paten Lomba Cipta Elektronik Nasional (LCEN) sudah cukup dikenal sebagai event elektronika nasional. Diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, kegiatan ini sukses menghidupkan iklim kompetisi di kalangan pelajar dan mahasiswa di bidang elektroteknik. Dari tahun ke tahun, LCEN terus berkembang menjadi event besar hingga mendapat dukungan dari pihak pemerintah.
Para peserta LCEN sedang unjuk gigi menampilkan karya terbaiknya Sumber: Istimewa
Di kali ke-16 diselenggarkannya LCEN, kegiatan ini menjadi salah satu event kebanggaan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS. Pasalnya, mulai dari pengonsepan, pendanaan, hingga pelaksanaan seluruhnya dimotori oleh mahasiswa. “Namun demikian, kami tetap berkoordinasi dengan berbagai pihak di lingkungan kampus yang berperan sebagai supervisor,” Yoga Widhia Pradana, Ketua Panitia LCEN 2011. “Event ini terbentuk terutama berkat idealisme punggawa-punggawa Teknik Elektro,” ujar Yoga. Even dengan taste teknologi yang kuat menjadi ciri khas yang senantiasa dipertahankan. Selain LCEN, ada pula Seminar on Intelligent Techn ology and Its Application (SITIA), Electrical Engineering Show dan South East Asian Game and Animation Festival (SEAGAF) yang pada tahun 2010 merupakan satu rangkaian kegiatan yang disebut International Electrical Engineering Expo (IEE Expo). Dalam beberapa tahun belakangan, perkembangan LCEN terbilang cukup pesat. Berkat kerjasama dengan pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur, LCEN kemudian berkembang menjadi beberapa bagian acara dan kemudian dipatenkan.
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh bahkan sempat berencana untuk menjadikan LCEN sebagai kegiatan nasional dalam negeri layaknya Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik). Namun, rencana tersebut masih belum dapat dilaksanakan. “Jumlah peserta LCEN meningkat setiap tahunnya,” terang Yoga. Menanggapi situasi ini, para peserta dibebaskan dari biaya pendaftaran dalam ajang LCEN XVI dan yang akan datang. Di tengah maraknya gebrakan anak muda Indonesia menciptakan teknologi inovatif untuk kemandirian teknologi nasional, LCEN diyakini turut berkontribusi. Alat-alat yang dihasilkan dalam kompetisi terbukti menjadi solusi bagi permasalahan sosial masyarakat. Sebut saja sistem monitoring limbah industri dengan transmisi data nirkabel berbasis web karya Tim N’cosys. Hasil karya peserta kompetisi LCEN ini tengah dalam kepengurusan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan siap dipatenkan. “Walau bagaimanapun LCEN adalah media edukasi bukan hanya bagi para panitia, namun juga peserta lomba, bahkan pengunjung,” pungkasnya. (ken/fz)
ITS Point
I
September 2012
35
ORMAWA
Semangat 2010 untuk Karya di 2013-Trofi Ide art 2010 berbetuk tangan. Sumber: Istimewa
Semangat 2010 untuk Karya di 2013 Bukan Jurusan Desain Produk Industri (DESPRO) ITS namanya bila tidak bisa berkreasi. Tak heran bila mengadakan acara untuk menutup akhir kepengurusan yang digelar secara besarbesaran. Ide Art, mungkin sudah tidak asing lagi di telinga mahasiswa ITS. Pagelaran besar itu pun direncanakan kembali dilaksanakan pada tahun 2013 mendatang. Mendengar kata Ide Art, pasti yang tergambar adalah suatu acara yang erat kaitannya dengan seni. Ide seni dari mahasiswa Jurusan Despro ITS memang tidak habis-habisnya. Seperti acara Ide Art yang digelar dua tahun yang lalu dengan mengangkat tema out of the box. Banyak acara serta lombalomba yang menjadi daya tarik tersendiri. Salah satunya yaitu video mapping yang merupakan acara inti dari Ide Art 2010. Video mapping merupakan sebuah teknik yang menggunakan pencahayaan dan proyeksi sehingga dapat menciptakan ilusi optis pada objek. Diharapkan, secara visual, objek akan berubah dari bentuk biasanya menjadi bentuk baru yang berbeda dan sangat fantastis “Kami ingin menonjolkan serta memperkenalkan video mapping karena jarang sekali ditemukan di Indonesia,” ko-
34
ITS Point
I
mentar M. Anas Kautsar, ketua panitia Ide Art dua tahun lalu. Selain itu, panitia kali itu, menggelar kompetisi foto berupa fotografi eksperimental. “Peserta yang mengikuti kompetisi tersebut dapat mengirimkan foto yang diambil dengan carayang unik. Misalnya, mengambil gambar dengan kamera yang dilempar,” terang Anas.
Tak ingin berhenti berkreasi, mahasiswa Despro ingin kembali menyelenggarakan Ide Art. Konsep yang matang pun dibuat agar kegiatan sebagai penutup kepengurusan Himpunan Jurusan Desain Produk Industri (Hima IDE) bisa terlaksana. “Untuk Ide Art 2013 tema yang diangkat yaitu Dreams,” ujar Aini Hanifa, wakil ketua salah satu rangkaian acara Ide Art 2013.
Nama Brainjoy sendiri berasal dari dua kata yaitu brain (otak) dan joy (kesenangan). Aini menerangkan nama tersebut dipilih karena panitia ingin memberi kesan bahwa belajar lewat seminar itu menyenangkan. Pembicara yang akan didatangkan juga tidak mainmain dan sesuai dengan bidang creativepreneur. “Semoga tahun 2013 nanti Ide Art dapat dilaksanakan,” harap Aini.
Acara yang hanya berlangsung selama satu hari itu, turut menghadirkan band-band kampus beserta disc jockey (DJ) Surabaya. Hal unik ternyata bukan hanya ingin ditonjolkan dari segi acara saja. Contohnya trofi untuk juara satu sampai tiga. “Piala tersebut khusus dibuat oleh anak Jurusan Desain Produksi. Bentuknya seperti tangan, untuk juara satu tangan tersebut mengacungkan jarinya satu begitu juga yang dua dan tiga,” papar Anas.
Salah satu acara yang menarik dari Ide art 2013 yaitu adanya seminar tentang creativepreneur yang dinamakan Brainjoy. Pasalnya, Jurusan Despro jarang sekali mengadakan seminar, terlebih lagi dalam skala besar. “Awalnya Brainjoy merupakan program kerja dari Departemen Dalam Negeri (Dagri) Hima IDE. Tapi, untuk meramaikan Ideart jadi akan diselenggarakan sebagai rangkaian acara dari Ide Art,” ujar Aini.
Agar semakin banyak mahasiswa yang menikmati Ide Art 2013 nanti, panitia juga mengadakan flash mob. “Rencananya nanti mahasiswa Despro yang jago menari akan melakukan flash mob di tempat umum agar banyak mahasiswa jurusan lain yang mengikuti acara Ideart 2013”, ujar Anas. (sha/nir)
September 2012
MAHASISWA INSPIRATIF
Chandra, Ingin Torehkan Prestasi untuk ITS Menjadi mahasiswa merupakan wadah yang strategis guna mengukir prestasi. Bagaimana tidak, dengan label mahasiswa, seseorang bebas berkarya dan berkompetisi. Hal tersebut yang dirasakan oleh Chandra Adi Sumirat. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ini bertekad membawa nama ITS dikenal dengan prestasi yang ia ukir. “Saya sangat berharap mampu memberikan minimal satu prestasi untuk ITS,’’ tutur mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi ini. Baru-baru ini Chandra berhasil merebut juara III dalam Indonesian Indoor Aerial Robot Contest (IIARC) 2011, kontes robot terbang yang digelar oleh ITB. Ditemui di sela kesibukannya, dengan antusias Chandra menceritakan pengalamannya dalam kejuaraan tersebut. Sejak bergabung dalam keanggotaan Divisi Workshop 2010 Teknik Elektro, ia mulai menekuni bidang aeromodelling. Tidak lama setelah itu, namanya
Si cerdik juara pembuat robot terbang. Sumber: Istimewa
dipercaya untuk bergabung dalam kejuaraan IIARC 2011. Target juara umum, Chandra berangkat bersama timnya yang dinamai Garuda 3. Ajang tingkat nasional ini bertujuan untuk membuat pesawat nirawak untuk menyurvei suatu daerah terpencil. Optimis mereka pun lalu terjawab ketika Garuda 3 diumumkan sebagai juara umum tiga kategori perguruan tinggi. Tak mau berhenti di situ, Chandra memiliki harapan untuk kembali menorehkan prestasi lagi untuk ITS. “Saya ingin berkarya untuk negeri dan turut memajukan lingkungan sekitar,’’ harapnya. (lik/fz)
Sukses AKO Iringi Gelar Cumlaude Mahasiswa cumlaude terkadang indentik dengan mahasiswa yang menghabiskan seluruh waktunya untuk belajar. Namun, tidak demikian halnya dengan Bayu Erlangga Pramunditta. Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia ini berhasil menerapkan strategi berbeda. Bukan hanya prestasi di bidang akademik, berbagai pengalaman keorganisasian, kepanitiaan, pelatihan serta segudang prestasi pun mengiringi perjalanan suksesnya menjadi mahasiswa cumlaude.
Bayu Erlangga di depan PT Astra Internasional Sumber: Istimewa
Mendapat medali perak pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2009 untuk kategori Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Gagasan Tertulis (PKM GT), menjadi Best Participant dalam Intensive Student Technopreneur Program (ISTEP) 2009 RAMP Institut Pertanian Bogor (IPB), hanyalah sedikit dari segudang prestasi yang pernah ditorehkan Bayu. Tidak kalah, di bidang organisasi, jabatan sebagai Head of Research and Technology Department Himpunan Mahasiswa
Teknik Kimia (Himatekk) pun pernah diamanahkan padanya. Sedangkan, di bidang akademik, Indek Prestasi Akademik (IPK) cumlaude di setiap semester turut menjadi langganannya. “Ini tidak lepas dari peran orang tua. Mereka adalah segala-galanya dalam membentuk karakter saya,” tutur mahasiswa ber-IPK 3,77. Dikatakannya, semasa kuliah, ia memang menerapkan strategi berbeda. Ada tiga target utama yang kerap disebutnya dengan AKO. Yakni, akademik, karya tulis dan organisasi. Bagi sebagian besar mahasiswa, ketiga bidang tersebut sangat sulit untuk disinergikan. Bermula dari sana, Bayu menjadi sangat tertantang untuk dapat membuktikan bahwa berprestasi dalam bidang akademik, karya tulis dan organisasi, tidaklah mustahil. “Yang terpenting adalah fokus dan menetapkan strategi sejak awal masa perkuliahan,” terang mahasiswa yang telah diterima bekerja di PT Astra Internasional sebagai peserta Management Training, sejak April 2012 lalu. (ken/esy) ITS Point
I
September 2012
27
MAHASISWA INSPIRATIF Bermanfaat bagi Banyak Orang, Kunci Sukses Dewa Melakoni peran strategis di kegiatan kemahasiswaan bukan berarti harus mengorbankan prestasi akademik. Hal ini dibuktikan oleh Rahadian Dustrial Dewandono. Cumlauder dari Jurusan Teknik Informatika ini lulus tepat waktu dengan nilai dan karir organisasi yang memuaskan. Pemuda yang akrab disapa Dewa ini mengaku, sebelumnya ia tidak pernah memiliki niat untuk serius menekuni kegiatan organisasi mahasiswa. “Tapi setelah mengikuti pengaderan, mengenal peran dan fungsi mahasiswa, saya mulai berpikir, peran saya ternyata juga dibutuhkan,” ungkap Dewa. Karir keorganisasiannya dimulai dari menjadi staff di Himpunan Mahasiswa
Modal Berani Si Mawapres Muda
Menjadi salah satu mahasiswa berprestasi (mawapres) tentu merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi I Made Wahyu Wijaya. Terlebih, Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan ini berhasil menjadi mawapres ketika dirinya masih berada di tahun kedua. “Karena tidak ada persyaratan minimal mahasiswa angkatan berapa, jadi saya langsung daftar aja,” ujar Wahyu. Pemuda kelahiran Singaraja, 16 Agustus 1991 ini mengaku bahwa dirinya sengaja mendaftar seleksi mawapres untuk menguji kemampuan. Langkah Wahyu pun berlanjut hingga seleksi tingkat institut. Di tahap tersebut, Wahyu berhadapan dengan mahasiswa terbaik dari jurusan lain dan lebih senior. “Sempat pesimis, tapi saya tetap ingin mencoba dan terus saja berpikir kalau saya pasti bisa,” ungkapnya sambil tersenyum.
Teknik Computer Informartika (HMTC). Setahun kemudian, ia didaulat menjadi Wakil Ketua HMTC. “Saya ketagihan untuk aktif berorganisasi, karena bisa bermanfaat untuk banyak orang,” terang pemuda kelahiran Mojokerto,.
menempuh program pendidikan akselerasi Fast Track Jerman. Namun demikian, ia akan tetap dalam kemahasiswaan, salah satunya Gerakan Indonesia Bersinar. “Saya ingin terus bermanfaat untuk banyak orang,” pungkasnya. (ald/nir)
Dewa yang awalnya merencanakan untuk lulus 3,5 tahun, ditawari untuk ikut ambil bagian dalam kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS. Hal ini terjadi saat tahun keempatnya. “Padahal saat itu saya sudah mengerjakan sebagian tugas akhir,” akunya. Akhirnya Dewa pun mengiyakan tawaran tersebut. Sebagai Menkominfo, Dewa pun berhasil melakukan berbagai transformasi dalam bidangnya. Selain itu, Dewa terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) II ITS 2012. Dewa yang lulus cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,77 berencana
Dewa dalam International Workshop of Islamic Ummah di Teheran, Iran. Sumber: Istimewa
Saat itu, semua peserta seleksi mawapres tingkat institut mengikuti dua tahap seleksi. Yakni presentasi karya tulis dan short speech. “Kapan lagi saya bisa memiliki kesempatan untuk tampil bersama mahasiswa-mahasiswa dengan kiprah yang luar biasa seperti mereka,” tutur putra pasangan I Made Pariasa dan Ni Made Sudarmi ini. Saat pengumuman 22 besar, Wahyu rupanya terpilih sebagai salah satu peserta yang lolos. Sekali lagi Wahyu rupanya harus berhadapan dengan mahasiswamahasiswa terbaik ITS dalam kegiatan focus group discussion. “Modal yang saya adalah keberanian, saya tidak akan pernah tahu hasilnya kalau saya tidak berani mencoba,” tutur Ketua Departemen Ri-
set dan Teknologi Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan HMTL. Tak cukup sampai di situ, Wahyu merupakan salah satu mahasiswa yang mewakili ITS dalam kegiatan Summer School 2012 yang diadakan oleh Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Pada program kerjasama antara FTSP ITS dan UTM itu, Wahyu mengaku mendapat banyak pengetahuan, terutama terkait keprofesian di bidang teknik lingkungan. Lulus tepat waktu merupakan tujuan ke depan Wahyu. Namun, ia mengaku tidak akan meninggalkan aktivitasnya. “Bagi saya, semakin pada waktunya terisi maka kita juga akan semakin bijak ia dalam mengatur dan menghargai waktu,” pungkas Wahyu. (ald/fz)
Mawapres sejak muda hingga peserta Summer School UTM Malaysia. Sumber: Istimewa
28
ITS Point
I
September 2012
KIPRAH MEREKA
Berkarya Lewat Entrepreneur dan Ketua Umum Jakarta Raya Menjadi Menteri Perindustrian adalah mimpinya sejak kecil. Namun, kini ia justru menjelma menjadi pebisnis sukses. Bahkan, pria bernama lengkap Suhardi Sunaryo ini kini memegang amanah sebagai Ketua Ikatan Alumni (IKA) ITS Jakarta Raya. Awal karirnya menjadi entrepreneur bisa dibilang karena kepepet. Selepas kuliah, alumni Teknik Kimia ITS ini bekerja di salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Setahun berselang, ia pindah ke perusahaan swasta. Ternyata, divisi tempatnya bekerja terbelit masalah. Ia pun dipaksa keluar dari perusahaan tersebut. “Jadilah saya seorang penggangguran,’’ candanya. Bersama enam rekannya yang bernasib sama, ia mendirikan PT Satyamitra Surya Perkasa. Dalam kurun waktu 25 tahun, perusahaan tersebut telah memiliki omzet Rp 1 trilyun per tahun. Contoh lain perusahaan yang kini dipimpinnya adalah PT Media Karya Sentosa, pabrik Liquefied Petroleum Gas (LPG) terbesar di Indonesia saat ini. Kiprah Sunaryo tidak hanya sebatas entrepreneur saja. Empat tahun silam, ia dipercaya menjadi Ketua Umum IKA Jakarta Raya. Pada era kepemimpinannya, ia turut menginisiasi kuliah Technopreneur menjadi mata kuliah wajib di ITS. Usai terealiasi, Suhardi Sunaryo ia mendukung dengan mengirimkan berbagai pembicara berbobot. (ran/nir)
Merintis Harapan bagi Yatim Piatu dan Anak Terlantar Kiprah Dr Kartika Nuswantara M Pd tidak dapat diragukan lagi di kalangan civitas ITS. Kepala UPT Bahasa yang pernah menjadi dosen bahasa Inggris tersebut telaten dan ulet ketika mengerjakan tugas-tugasnya. Tidak hanya di ITS, kecakapan dan keuletan dari perempuan yang akrab disapa Tika ini pun diakui oleh anak-anak asuhannya di sebuah yayasan sosial khusus untuk anak yatim piatu dan anak terlantar, Himmatun Ayat. Perhatian dan kasih sayang tulus perempuan asli Surabaya ini membuatnya dipercaya untuk menjadi kepala sekolah madrasah tersebut. Berbagai perubahan pun ia lakukan untuk memperbaiki madrasah yang tidak memungut biaya dari siswanya tersebut. “Surat izin berdirinya madrasah, berkas-berkas, dan struktur sekolah saya prioritaskan untuk segera diselesaikan,” imbuhnya. Kerja keras Tika akhirnya membuahkan hasil. Saat ini, surat sah sekolah telah didapatkan dan infrastruktur madrasah pun tersebut mulai diperbaiki. Beberapa fasilitas pun disediakan untuk menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi serta pe- Dr Kartika Nuswantara M Pd lajaran berbasis multimedia para siswa. “Kami menyediakan beberapa alat multimedia seperti laptop dengan harapan siswa dapat merasakan atmosfer teknologi dan termotivasi dalam belajar,” terangnya. Meski banyak kemajuan yang telah ia lakukan, Tika tidak mau berpuas diri. Ia mengaku bahwa madrasah tersebut masih memerlukan perbaikan lebih agar bisa memiliki kualitas yang baik. “Melalui madrasah ini, saya berharap anak-anak tersebut bisa menempuh pendidikan tinggi dan tidak kalah saing dengan siswa biasa,” tuturnya. (sha/izz)
ITS Point
I
September 2012
33
KIPRAH MEREKA Sejak kecil, Eka yang asli Bandung ini memang sudah mengagumi penampilan para kulit merah. Keinginan terpendamnya untuk memiliki rambut panjang, juga baru terkabul saat duduk di bangku kuliah. Penampilannya ini berlanjut hingga ia menjadi dosen di ITS pada tahun 2003. Di kampus, rambut panjangnya kerap menjadi sorotan banyak pihak. “Saya heran, padahal dunia ini dibesarkan oleh orang-orang gondrong seperti Isaac Newton, Albert Einstein,” ujarnya. Pria yang juga gemar naik gunung ini juga memiliki pandangan tersendiri Raditya Eka R SSn MDs. mengenai ITS. Menurutnya, sebagai sebuah perguruan tinggi yang besar, ITS terasa kurang ‘hidup’. “Kalau saya jalan ke student center begitu, justru sepi. Ini yang perlu dibenahi, supaya lebih ramai, lebih bergaul, humaniora Rambut panjang dikepang dan ak- ditingkatkan,” ujarnya serius. sesoris manik-manik aneka warna. Alumni Institut Teknologi Bandung Inilah penampilan sehari-hari Raditya (ITB) ini sempat absen mengajar pada Eka R SSn MDs. Dosen Jurusan De- tahun 2007. Ia kembali ke almamater sain Produk Industri (Despro) budang lamanya untuk menekuni program Desain Komunikasi Visual (DKV) ini magister. Ketika kembali ke ITS pada memang senang bergaya ala suku In- tahun 2010, ia membawa sebuah misi dian Amerika. yang unik.
Mewarnai ITS dengan Seni
Eka berencana untuk mewarnai ITS. Salah satu inspirasinya datang dari pasar seni tahunan ITB. “Nanti ada pesta kostum, pawai, banyak stan dibuka untuk umum, dan pengunjung bisa dihibur seniman,” papar penggemar buku-buku sejarah ini. Melalui kegiatan semacam ini, Eka ingin memperluas mental bergaul para mahasiswa. Termasuk juga menurunkan egoisme antar sesama. “Saya sedang membentuk karakter mahasiswa supaya memiliki budaya kerja kolosal, berjemaah dan berani tampil,” terangnya. Diterapkan secara perlahan, pecinta motor tua ini memperkirakan tahun 2015 nanti impiannya akan terwujud. Namun saat ini ia tidak tinggal diam. Bersama beberapa mahasiswanya, ia menyediakan jasa desain kemasan bagi Usaha Kecil Menengah (UKM). Proyek di Madiun, Pacitan dan Trenggalek ini dilakukan secara gratis. “Ini sekaligus untuk mengasah dan memanfaatkan keahlian mahasiswa saya di bidangnya,” tutupnya. (set/lis)
Cintai Anak Kecil, Temukan Passion Hidup Nadia Sanggra Puspita cenderung jauh dari anak-anak. Sebab baginya, anak kecil hanyalah sosok yang gemar manja, menangis dan mencuri perhatian. Namun, dalam sebuah wadah pengabdian masyarakat pada bidang pendidikan, yakni ITS Mengajar, ia menemukan sisi lain dari anak kecil. Tak ayal, kini ia sangat mencintai dunia anak-anak, bahkan menyebutnya sebagai sebuah passion.
Nadia Sanggra Puspita
32
ITS Point
I
September 2012
Tidak serta merta menemukan jalan alias passion-nya itu, ia telah memulainya sejak menjadi mahasiswa baru Jurusan Teknik Kimia ITS. Kala itu, Nadia menemukan sebuah wadah buatan mahasiswa ITS, yakni Surabaya Goes to School (SGTS). Tujuan utama SGTS sendiri adalah
mengadvokasi anak-anak yang putus sekolah agar bisa kembali duduk di bangku pendidikan. Senada dengan keinginannya agar semua anak kecil bisa sekolah, ia mulai menekuninya. Sebagai Project Manager dari SGTS, ia pun berhasil membawa SGTS menuai beberapa penghargaan. Di antaranya, penghargaan Ashoka Young Changemaker, serta menjadi salah satu role model kegiatan sosial bidang pendidikan. Tak hanya berkiprah bersama SGTS, kini ia tengah merintis perusahaan Kids Organizer. ”Banyak berproses dengan anak kecil membuat saya ingin nantinya bisa bekerja sesuai passion,” tuturnya lugas. (fin/esy)
MAHASISWA INSPIRATIF Berani Menginspirasi, Seimbangkan Rohani Semenjak remaja, jiwa prestatif menjadi bagian dari keseharian sosok ini. Mulai Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), beasiswa pendidikan kerap kali mengunjunginya. Prestasi-prestasi pun turut mengiringi setiap langkah sosok bernama Ilham Azmy ini. Seluruh prestasi tersebut tidak serta merta menghampiri dirinya. Banyak cerita duka lara yang tergores dalam perjalanan hidupnya. Masalah ekonomi yang mendera tidak menghambat mahasiswa asal Tasikmalaya ini dalam melanjutkan perjuangan untuk menempuh pendidikan tinggi. Justru melalui keterbatasan itulah yang melecutnya untuk berkreasi. Ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, mahasiswa Jurusan Material dan Metalurgi ITS ini berhasil memenangi berbagai lomba karya tulis ilmiah dan berhasil mendapat berbagai beasisiwa.
Setelah berhasil masuk ke ITS, ia tetap mampu menunjukan jati diri sebagai seorang inspirator. Ia berhasil mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di tahun pertamanya di ITS.
lupa berikan asupan rohani dengan beribadah,” akunya. (qly/izz)
Kemampuannya dalam membuat berbagai karya tulis ilmiah pun diakui oleh Internasional. Ia berhasil ditunjuk menjadi delegasi Indonesia di kegiatan One Young World yang akan dilaksanakan di Amerika Serikat pada bulan Oktober 2012 ini. Usaha keras untuk mengukir berbagai prestasi tidak membuat dirinya tertutup dalam berorganisasi. Melalui tagline Dare to Inspire, dirinya dipercaya untuk mengemban amanah sebagai ketua Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) Ash-Habul Kahfi. Ia turut berbagi motivasi untuk selalu bersemangat mengejar prestasi. Menurutnya, seorang mahasiswa perlu menyeimbangkan antara aspek spiritual dan keahliannya untuk mencapai prestasi. “Saya mengikuti passion untuk berkarya dan tentu jangan
Seimbangkan aspek spiritual dan skill untuk berprestasi.
Sumber: Fiqly Firnandi R. /ITS Online
Buah Kejujuran, Doa dan Usaha
Rizka: Kejujuran menghasilkan banyak kemudahan.
Sumber: Ali Mustofa / ITS Online
Setiap orang yang berprestasi pasti memiliki prinsip-prinsip tertentu dalam hidup. Tidak terkecuali Rizka Zulhijjah ST MT. Menurut lulusan program magister Jurusan Teknik Kimia ini kejujuran haruslah dipegang teguh. Hal ini diyakini akan sangat membantu dalam menerima kemudahan demi kemudahan selama hidup. “Pasti banyak barokahnya kalau berperilaku jujur,” papar perempuan yang sejak SMA selalu menjadi bintang kelas ini. Sejak kuliah S1 di ITS hingga S2, perempuan asli Pasuruan ini selalu mendapat predikat cum laude. Kuliah magisternya pun ia jalani melalui program student exchange di Kumamoto University, Jepang dalam waktu satu tahun. Pengalaman selama di Jepang turut membuka matanya mengenai pentingnya prinsip hidup yang teguh. Budaya Jepang sarat dengan kehidupan yang bersih, disiplin, mandiri dan usaha yang keras. Ia pun terbawa kehidupan tersebut. “Padahal
ketika di sini kembali lagi ke kebiasaan awal,” candanya. Segala prestasi akademiknya tak pernah menghalangi untuk terlibat dalam berbagai kegiatan. Sejak masa kuliah sarjana, ia turut disibukkan dengan berbagai kegiatan organisasi. Sosok wanita relijius ini sangat meyakini kuatnya pengaruh doa. Keseimbangan antara sisi inteleketual dan ketenangan jiwa amatlah penting baginya. Tak jarang alumnus SMA Negeri 1 Bangil, Pasuruan ini menelepon orang tuanya, bahkan un-
tuk sekadar meminta doa. Di samping itu semua, mengejar mimpi dan cita-cita adalah hal yang mutlak harus dilakukan. “Kalau benar-benar usaha pasti bisa, saya sudah membuktikannya,” terang Rizka yang ber-IPA 3,92 ini. Rizka banyak mengisi waktunya dengan mengajar siswa-siswi sekolah dasar (SD), hingga sekolah menengah pertama dan atas. “Mengajar anak-anak TK dan pendidikan usia dini (PAUD) juga pernah saya lakukan,” pungkas anak bungsu dari empat bersaudara ini. (man/lis)
ITS Point
I
September 2012
29
GALERI
Pendidikan cinta lingkungan harus ditanamk paikan oleh mahasiswa ITS yang tergabung d anak-anak dan keluarganya yang sedang ber mendaur ulang sampah-sampah kertas.
Ribuan dosen dan karyawan ITS memenuhi Grha ITS untuk bersilaturrahim dengan para Pimpinan ITS dalam acara halal bi halal keluarga besar ITS menghadirkan Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr H Imam Suprayogo. Pada Selasa (28/8).
Para Peserta terlihat serius merakit bagian-b perlombaan diesel assemble yang menjadi ra ini merupakan acara tahunan yang diselengg Teknik Sistem Perkapalan ITS.
30
ITS Point
I
September 2012
Tenang, antusias, fokus, sabar dan sedikit keberuntungan menjadi faktorfaktor yang menghantarkan Tim Robot ITS dalam meraih capaian tertinggi dalam ajang Kontes Robot Nasional yang di selenggarakan di Bandung, Jumat-Minggu 29 Juni-1 Juli 2012.
kan sejak dini, itulah yang hendak disamdalam UKM PLH Siklus. Mereka mengajak rkunjung di Taman Bibit Surabaya untuk
bagian dari mesin diesel dalam angkaian Marine Icon. Marine Icon garakan oleh Himpunan Mahasiswa
Sebagai institusi pendidikan teknologi, para anggota UKM Pramuka ITS mengelar perlombaan roket air untuk para siswa tingkat SMA. Terlihat peserta sedang memasang selang air yang bertekanan tinggi untuk meluncurkan roketnya.
Fadjar Hutomo ketika menjadi salah satu pembicara TEDx ITS. TEDx ITS ini merupakan yang pertama dilaksanakan di ITS menghadirkan 7 pembicara dari berbagai bidang. ITS Point
I
September 2012
31