Majalah Pearl 35

Page 1

Agustus 2016 - September 2016 Pearl Magazine | 35th Edition

S H A PED BY TH E H A N DS O F GO D

L OV E

I S NO T RU DE , S E L F - S E E K I NG ,

E A S I LY A NGE R E D .

IT

K E E P S NO

R E C OR D S OF W R ONG S .


Public Relations Ia (kasih) tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. 1 Korintus 13:5

www.majalahpearl.com


Hai Pearlians...\(“,)/ “Sudahkah Anda mengasihi orang lain hari ini?� Demikian tagline sebuah radio di Jogja yang akrab di telinga saya selama menempuh pendidikan di sana. Tagline yang sederhana namun mengingatkan pendengarnya untuk mengasihi sesama setiap hari. Pada Pearl edisi ini, kita akan belajar lagi tentang bagaimana Tuhan menginginkan kita mengasihi orang lain. Lebih khusus lagi, kita akan belajar bahwa kasih erat kaitannya dengan kesopanan dan tindakan mengutamakan orang lain. Kasih peduli terhadap perasaan orang lain, bukannya menganggap diri sendiri sebagai pusat dari segala sesuatu. Ketika kita bisa mengerti hal ini, bahkan di saat sulit pun, saat marah misalnya, kita tetap sanggup menunjukkan kasih. Pada akhirnya, tujuan kita tidak hanya memahami kasih, tetapi juga lebih mengasihi orang lain agar kemuliaan Tuhan dinyatakan. Biarlah setiap hari kita mulai bertanya pada diri sendiri: Sudahkah saya mengasihi orang lain hari ini?

For His Glory,

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


{

}

PEARL MAGAZINE #35

FROM THE DESK OF:

PUBLIC RELATIONS MASTHEAD DIG DEEPER

CONTENTS

S ELFISH S ERVICE

www.majalahpearl.com

02 06 08

12 18 ? 26 32

DIG DEEPER

CHRISTLIKE S ELFLESSNESS A CLOSER WALK

KASIH ITU TIDAK EGOIS A CLOSER WALK

WHY YOU GOTTA BE SO RUDE

A CLOSER WALK

LOVE IS NOT EASILY ANGERED


PEARL’S PHOTO CONTEST SEE PAGE

40 K 50 M 60 N

94

SINGLE

RISIS IDENTITAS

SINGLE ENJADI

PEKA PADA KEBUTUHAN

HEART TO HEART

72 T 78 R 86 W 96 H

MARRIAGE AKING THE

“I” OUT OF MARRIAGE

PARENTING

Image by UlrichG at www.pixabay.com

AISING

RESPECTFUL CHILDREN

MEET A SISTER IDIA

TEJA

OW TO

GET CONNECTED

CONTENTS

ATALIA DAN IVAN

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


Foto: unsplash.com/ My Life Through My Lens


EDITOR IN CHIEF Viryani Kho EXECUTIVE ASSITANT Mekar A. Pradipta, Felisia Devi PUBLIC RELATIONS Mega Rambang FEATURES EDITOR Sarah Eliana CREATIVE DIRECTOR Eunike Santosa WEB DIRECTOR Febe Soehardjo WRITERS Yunie Sutanto, Poppy Noviana, Leticia Seviraneta, Glory Ekasari, Christine Natalia GRAPHIC DESIGNER Melissa Halim, Michelle Herman, Veri Eden, Widia Teja, Marcia Halim (Contributor) EDITOR CONTRIBUTOR Megawati Wijaya WRITER CONTRIBUTORS Azaria Amelia, Tabita Davinia Utomo, Wellney Yarra ----------------------------------------------------ALL

RIGHTS RESERVED BY

MAJALAH PEARL

No Material from this magazine may be copied or reproduce without written permission from Pearl Magazine.


Photo credits: www.pexels.com

DIGDEEPER

www.majalahpearl.com


get deserve

eberapa sering kita mendengar kutipan dan istilah di atas. Seberapa kali pula kita mendengar istilah ‘You deserve better than this’ ketika kita diperlakukan tidak adil? Kutipankutipan tersebut tanpa sadar membuat kita berpikir logis dan berpusat kepada diri sendiri. Percaya atau tidak, ketika kita ‘dijahati’ orang lain, atau ketika kita tidak dianggap, ketika kita tidak dihargai sebagaimana kita berpikir harusnya kita dihargai, kita akan kecewa dan meninggalkan segala sesuatunya dengan hati yang pahit. Pintu kasih karunia dibuka untuk kita, agar kita menjadi anak-anak-Nya sekaligus ahli waris semua janji-Nya dalam Alkitab. Dan kasih Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Setelah kita menjadi milik-Nya, apabila kita jatuh dalam dosa, pengampunan dan pertolonganNya tersedia bagi kita. Sayangnya tanpa sadar konsep itu masuk dalam dunia pelayanan. Dunia dimana seharusnya yang diagung-agungkan adalah Tuhan dan bukan keegoan manusia. Dalam pelayanan yang kita jalani seringkali tanpa sadar kita melayani

keegoan kita. Percayalah, di gereja, sepertinya orang jadi lebih mudah tersinggung, merasa dilangkahi, merasa direndahkan dan merasa nggak dianggap. Padahal kita lupa, pelayanan adalah sebuah anugerah. Dan memang sepantasnya kita yang adalah pelayan tidak menerima credit/reward apapun. Sebagai orang yang sudah melayani sejak 10 tahun yang lalu, saya mengalami bahwa memelihara motivasi diri dan cinta kasih yang mula-mula dan murni kepada Tuhan bukanlah hal yang mudah. Seringkali melayani Tuhan menjadi rancu dengan melayani pekerjaan Tuhan. Tanpa sadar kita menganggap itu semua adalah rutinitas semata yang membuat kita kadang lelah dan jadi mudah tersinggung ketika bergesekan satu sama lain.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


(Matius 25:21) Tapi Alkitab mengingatkan, tujuan utama dari pelayanan yang kita lakukan adalah mendengar Tuan kita berkata, ‘baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia.’ Menjadi baik dan setia sampai akhir bukan hal yang mudah. Apalagi ditambah keegoan manusia yang gengsinya melebihi langit. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengevaluasi hati dan pelayanan yang kita lakukan selama ini.

Photo credits: www.pexels.com

1. Cek Motivasi Pelayanan Apakah kita melayani pekerjaan Tuhan, atau kita melayani Tuhan? Apakah yang kita cari, pujian dari Tuhan atau pujian dari manusia? Apa yang kita kejar? Materi dari love gift pelayanan atau perkenanan Tuhan? Untuk apa kita melayani? Supaya diberkati atau supaya kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain? Coba cek diri kita, apakah kita sudah melenceng dari motivasi awal kita melayani Tuhan, yaitu karena kita mengasihi Dia.


Photo credits: www.pexels.com

2. Keep the Humble Heart Melayani Tuhan membutuhkan hati yang rela dikikis sampai serendahrendahnya sampai nggak ada rasa bangga dan gengsi yang tersisa. Melayani Tuhan berarti mengikuti jejak-Nya. Jika Dia yang adalah Raja dan Empunya seisi dunia saja rela disalib (yang adalah hukuman paling hina pada zaman itu), masakan kita baru sedikit saja ditegur oleh pemimpin, lalu sakit hati dan keluar dari gereja. Melayani Tuhan butuh kerendahan hati menyadari bahwa kita hanyalah orang berdosa yang sama-sama dengan orang lain yang mengasihi Tuhan, berusaha memberi yang terbaik kepada Tuhan.

3. Have a Faithful and Kind Attitude Baik dan setia. Dua kata ini akrab di telinga orang Kristen. Dan mungkin dua hal ini yang dituntut orang ada di pribadi orang yang percaya Tuhan. Tapi nggak semudah itu, ketika orang lain berbuat jahat kepada kita. Ketika orang lain merendahkan kita, ketika orang lain melecehkan pelayanan kita. Apakah kita masih bisa berlaku baik terhadap orang tersebut? Apalagi perkara kesetiaan. Ketika dalam melayani Tuhan, kita merasa sendirian. Apakah kita akan tetap setia. Ketika seakan-akan sekeliling kita memaksa kita untuk meninggalkan Tuhan dan meninggalkan pelayanan-Nya, apakah yang akan kita lakukan? Mungkinkah kita masih akan setia mengikut dan melayani Tuhan? Tanamkan di hati bahwa tujuan dari pelayanan yang kita lakukan adalah Tuhan berkenan dan disenangkan dengan apa yang kita lakukan. Ketika hal tersebut ada di hati dan pikiran kita, kita nggak akan peduli terhadap orang lain dan keegoan diri kita. Ingat, kita melayani-Nya sebagai wujud ucapan rasa syukur kita akan kasih-Nya yang selalu baru bagi hidup kita.


DIGDEEPER

CHRISTLIKE

Written by: Azaria Amelia Adam Designed by: Michelle Herman

www.majalahpearl.com


atu hal yang menandakan kita sebagai seorang Kristen adalah sikap tidak mementingkan diri sendiri. Sikap selflessness artinya hanya memiliki sedikit (atau bahkan tidak memiliki) keinginan untuk diri sendiri. Sikap ini membuat seseorang lebih sering memikirkan kebaikan untuk orang lain daripada memikirkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Selflessness berbeda dengan egois. Egois hanya mencari keuntungan untuk diri sendiri. Ego is all about me, myself and I. Sedangkan, selflessness adalah pengorbanan diri, memikirkan kebaikan untuk orang lain dan mengesampingkan kepentingannya sendiri. Sebagai orang percaya kita harus merefleksikan karakter Yesus dalam diri kita. Christlikeness adalah tujuan kita. Kita perlu membiarkan Tuhan membentuk diri kita menjadi serupa dengan Dia. Christlike selflessness. Sikap 100% tidak mementingkan diri sendiri telah ditunjukkan oleh Yesus. Yesus adalah Tuhan, Raja atas alam semesta, tetapi mau turun ke bumi meninggalkan segala kemuliaan itu untuk melakukan karya penebusan. Yesus tidak datang ke bumi untuk keuntungan-Nya sendiri, tetapi untuk kita. Yesus datang untuk melayani kita, bukan dilayani oleh kita. Yesus berkorban untuk kita, manusia. Sang pencipta yang rela mati untuk ciptaan-Nya. Apakah hal ini dapat diterima logika? Di dalam Filipi 2:1-7, kita bisa

melihat the true selflessness of Christ. Yesus tidak melihat kemegahan yang dimilikinya sebagai hal yang harus dipertahankan, Yesus meninggalkan semua itu, mengosongkan diri-Nya, memilih menjadi sama dengan manusia biasa, bahkan merendahkan hati seperti hamba. Yesus mengorbankan keinginan-Nya, memilih untuk memikirkan manusia dan berkata “bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang terjadi� (Lukas 22:42). Yesus tidak memikirkan keuntungan diri-Nya sendiri, tetapi memilih untuk taat pada kehendak BAPA dan berkorban untuk keselamatan kita. Inilah sikap yang perlu kita kembangkan, christlike selflessness. Selflessness bukanlah karakter alami manusia. Kita cenderung egois, mementingkan diri sendiri dan tidak mau tahu tentang kebutuhan orang lain. Jangankan berkorban nyawa, rasanya untuk berbagi milik kita sendiri saja rasanya berat sekali. Jujur saja, kadang saat kita diminta untuk terlibat dalam suatu pelayanan misi, ada rasa keberatan dalam hati kita. Di dalam pikiran, kita mulai menimbang-nimbang, apa #035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


DIGDEEPER saja yang akan kita korbankan. Mungkin waktu, uang atau tenaga. Kita tidak melihat kebaikan apa yang dapat kita berikan untuk jiwa-jiwa yang kita layani. Jika dalam hal ini kita tidak tergerak untuk memberkati jiwa-jiwa di pelayanan misi, kita sama sekali tidak menunjukkan karakter selflessness of Christ. 1 Yohanes 3:17 juga menegaskan bahwa apabila kita menutup hati kita untuk menolong saudara, sesungguhnya tidak ada kasih Tuhan dalam hati kita.

www.majalahpearl.com

Saat membaca kisah tentang cara hidup jemaat mula-mula, ada kesatuan hati yang terbentuk. Jemaat pada waktu itu berhasil membangun kesatuan hati karena menganggap segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Mereka bisa mengabaikan keinginan untuk menyenangkan diri sendiri dan hanya memikirkan kepentingan bersama. Apabila di dalam jemaat tersebut ada yang membutuhkan sesuatu, ada dari


jemaat yang lain menjual harta miliknya untuk dibagi-bagikan. Kasih Tuhan dan sikap tidak mementingkan diri sendiri membuat mereka memiliki kesatuan hati (Kisah Para Rasul 2: 41-47).

dalam zona nyaman saat melihat orang lain membutuhkan pertolongan. Kasih itu juga membuat kita bersukacita saat menolong orang lain.

Selflessness yang diajarkan Yesus tidak hanya ditujukan kepada orang-orang yang baik kepada kita. Selflessness tidak hanya berhenti pada mengutamakan kepentingan keluarga, teman atau saudara seiman saja. Yesus mengajarkan kita agar juga mengasihi orang yang membenci kita melalui perumpamaan orang Samaria yang baik hati dalam Lukas 10:29-37. Dalam perumpamaan tersebut, diceritakan seorang Samaria yang bertemu dengan korban perampokan. Orang Samaria menolong korban tersebut dengan penuh belas kasihan. Dia membersihkan, mengobati dan membalut luka. Waktu perjalanannya menjadi jauh lebih lama demi menolong korban tersebut. Dia rela berjalan kaki karena keledai tunggangannya dipakai untuk mengangkut orang itu. Dia berjanji akan membayar semua biaya perawatan.

Karakter tidak mementingkan diri sendiri sangat penting dimiliki oleh pengikut Kristus. Yesus telah mengajarkan bahwa salah satu dari hukum yang terutama adalah mengasihi sesama kita sama seperti kita mengasihi diri sendiri (Markus 12:31). Kita seharusnya mengikuti teladan Yesus: tidak mementingkan diri sendiri, berkorban untuk orang lain, berdamai, saling mengampuni dan mengasihi. Pernahkah kita bayangkan, bagaimana jika Tuhan Yesus lebih memikirkan keuntungan apa yang akan didapatkan-Nya? Jangan-jangan tidak akan ada karya penebusan.

Selflessness akan membuat kita rela mengorbankan kenyamanan kita sendiri sehingga orang lain yang membutuhkan dapat memiliki sedikit dari apa yang Tuhan telah berikan kepada kita. Kasih Tuhan yang ada dalam hati akan memampukan kita untuk mengabaikan kenyamanan diri sendiri dan meletakkan kepentingan orang lain sebagai hal yang harus kita perjuangkan. Kasih itu menyebabkan kita tidak pernah bisa tinggal diam

Selflessness adalah tanda pengikut Kristus. Kadang kala kita khawatir akan diri dan keinginan kita sendiri, bukannya memiliki rasa empati dan mengutamakan kepentingan orang lain. Di dalam dunia yang egois, hal yang diutamakan adalah diri sendiri. Kenapa aku harus menolong orang lain? Apa untungnya untuk aku? Kenapa aku harus mengorbankan diriku, tanpa #035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


DIGDEEPER tahu apa yang akan aku dapat sebagai gantinya? Tetapi, sebagai pengikut Kristus, Yesus menghendaki agar kita memiliki kesatuan hati. “... hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.� (Filipi 2:2-4). Selflessness atau sikap tidak mementingkan diri sendiri adalah hal yang paling penting dalam menjaga kesatuan hati. Agar bisa memiliki kesatuan hati seperti yang dijelaskan oleh Paulus, kita perlu merendahkan diri dan meletakkan kepentingan orang lain di atas kepentingan kita. Di dalam persekutuan, sangat sulit kita mencapai kesatuan hati karena masing-masing kita masih mempertahankan ego kita. Tidak ada kesamaan tujuan karena setiap orang hanya memikirkan diri sendiri. Setiap kita yang mengaku pengikut Kristus harus menunjukkan sikap selflessness: seorang Kristen yang tidak egois, tidak memikirkan kepentingannya lebih daripada kepentingan bersama. Kita berusaha untuk menolong untuk orang lain dan tidak berharap perbuatan baik kita diketahui orang lain. Kita tidak mengejar pujian atau hadiah atas perbuatan baiknya, karena dia tidak dikuasai oleh keinginan daging. www.majalahpearl.com

Seorang dengan sikap christlike selflessness akan melakukan segalanya agar nama Kristus dimuliakan. Karena dia tahu, bukan lagi keinginan hatinya yang penting, tetapi keinginan hati Bapa. Di dalam hidup persekutuan orang percaya, selflessness akan membangun kesatuan hati kita. Fokus hati kita akan mengarah pada kerinduan hati BAPA. Kita memilliki kerinduan untuk mempromosikan Injil lebih daripada mempromosikan diri sendiri atau denominasi gereja. Selflessness akan membuat kita berpikir dua kali sebelum menyalahgunakan posisi yang dipercayakan kepada kita di gereja, pelayanan publik atau bisnis. Kita tidak akan memikirkan diri sendiri dan mengorbankan sumber daya yang kita miliki untuk kepentingan pribadi atau golongan. Seperti cara hidup jemaat mula-mula, kita akan mengalokasikan sumber daya yang kita miliki ke tempat di mana sumber daya tersebut akan bermanfaat bagi Gereja (tubuh Kristus). Dengan kesatuan hati yang kita bangun dari sikap christlike selflessness, maka setiap rencana kita akan dapat terlaksana (Kejadian 11:6).


#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK

M

gg

U7 qS

OK

72

s/

to

ho /p

om

h.c

las

sp

un

://

s tp ht

TEXT ALPHAOMEGA PULCHERIMA RAMBANG DESIGN VERI EDEN

www.majalahpearl.com


PERNAH MENDENGAR ISTILAH

WIN-WIN SOLUTION?

IA (KASIH)‌ TIDAK MENCARI KEUNTUNGAN DIRI SENDIRI. 1 Korintus 13:5

Secara sederhana istilah tersebut dapat diartikan sebagai suatu situasi dimana para pihak yang terlibat (biasanya dua pihak) memperoleh keuntungan yang relatif seimbang saat memutuskan suatu permasalahan yang melibatkan kepentingan para pihak tersebut. Nah, hal ini sangat sulit dilakukan oleh orang yang egois, karena pada dasarnya mereka hanya mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Sebagai agen kasih karunia Allah, kita tidak bisa hanya mencari keuntungan diri sendiri. Tuhan ingin kita mengasihi diri kita sendiri, namun Ia ingin kita juga mengasihi sesama.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK

Mengasihi diri sendiri merupakan hal yang alami bagi kita. Sejak kecil kita terbiasa dipenuhi segala kebutuhannya oleh orang tua kita, kita terbiasa dikasihi, dituruti segala keinginan kita, bersikap sesukanya, dilayani (tentunya, karena mana ada anak kecil yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri) dan menjadi pusat perhatian orang di sekeliling kita. Namun ketika kita beranjak dewasa, orang tua mulai meminta kita untuk belajar menahan keinginan kita, berbagi dengan saudara atau orang lain, meminjamkan mainan kesayangan kita kepada teman. Intinya, kita diminta untuk lebih memperhatikan orang lain dan tidak hanya memikirkan diri sendiri. Kita diajari kalau kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, karenanya kita tidak boleh egois. Tapi, mari kita jujur, memperhatikan kepentingan orang lain bukan hal yang mudah bukan? Lebih mudah bagi kita untuk mencari cara untuk menguntungkan diri sendiri. Suatu kali saya mempunyai ide tentang sebuah permainan untuk dibawakan di persekutuan.

http://d3d71ba2asa5oz.cloudfront.net/50000171/images/apple-iphone6-silver.jpg

www.majalahpearl.com


PERMAINANNYA SEPERTI INI:

Setiap orang yang hadir diberi selembar kertas & sebuah bolpoin, kemudian peserta diminta menuliskan namanya sendiri di bagian kiri atas kertas tersebut. Lalu, di bawah nama mereka, peserta menulis nama seorang teman yang juga hadir dalam persekutuan tersebut, beserta sebuah tindakan yang kita ingin dia lakukan bagi kita. Bisa tebak gak, apa yang dituliskan? Kalau kamu ikut main, kira-kira apa yang akan kamu tuliskan? Setelah semua selesai menulis, kertas-kertas itu saya kumpulkan, kemudian saya meminta mereka yang namanya disebutkan untuk bersiap-siap untuk melakukan apa yang dibacakan. Saya baca satu per satu, dan semua yang diminta

melakukan kegiatan ‘aneh’ yang diinginkan temannya menggerutu, sementara yang menyuruh tersenyum bangga dan bahagia. Sesuai dugaan, semua peserta usil hendak mengerjai teman yang namanya dia tuliskan dengan permintaannya yang gokil, aneh, dan lucu. Ada-ada aja tuh, pokoknya, dari yang disuruh nyanyi sambil nari, tahan napas, jongkok, dan lain-lain. Yang jelas, kalau kita sendiri yang disuruh melakukan hal itu di depan umum, kita bakal geleng-geleng ato mikir berkali-kali deh. DAN, sebelum permainan berlanjut, saya minta semua yang hadir membuka Alkitab dan membaca Alkitab dalam Matius 7:12. Cekidot...

Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

JREEEENGGGG!! Setelah membaca bagian tersebut, kehebohan terjadi. Rupanya teman-temanku telah menebak apa kelanjutan permainan tadi: mereka harus melakukan apa yang mereka sendiri tuliskan. Pekerjaan yang mereka ingin temannya yang lain lakukan, ternyata harus dilakukannya sendiri. Mulailah mereka menyesal, kenapa tadi tidak menuliskan sesuatu yang enak-enak aja, bukan sesuatu yang memalukan. Hehehe... Siapa suruh mengerjai orang lain.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK Apa yang kamu inginkan orang lain perbuat bagimu? Apa yang kamu inginkan? DIKASIHI? DIMAAFKAN? DI TOLONG? DI TERIMA? DIPERHATIKAN? DI TEGUR DENGAN HALUS?

https://unsplash.com/photos/oFrHAxhbamU

Nah, bila kamu sudah menentukan bagaimana kamu ingin diperlakukan orang lain, lakukanlah itu bagi orang lain!

Ini tentang bagaimana kita belajar untuk tidak hanya mencari ‘enaknya sendiri’ dalam segala sesuatunya, tapi bagaimana kita juga memperhatikan kepentingan dan kebutuhan orang lain. Ini bukan tentang bagaimana kita mengharap balasan dari orang lain atas apa yang telah kita perbuat, tapi ini tentang belajar mengasihi dan melakukan yang terbaik bagi orang lain. Dengan demikian kita menjadi agen kasih karunia Allah. Untuk mengasihi orang lain, kita perlu TERLEBIH DULU tahu apa yang kita inginkan, kemudian hal-hal terbaik yang ingin kita dapatkan

www.majalahpearl.com

tadi, belajarlah memberikannya juga kepada orang lain. Karena saya yakin, kita yang mengasihi diri kita pasti ingin memberikan yang terbaik bagi diri kita kan? Ingat lagi, Tuhan Yesus pernah bilang: Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Matius 22:39) Dengan kata lain: Sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri, kasihilah orang lain. Sebagaimana kamu memperhatikan kepentinganmu, perhatikanlah kepentingan orang lain. Sebagaimana kamu memberi yang terbaik bagi dirimu, berikanlah itu bagi orang lain. Itulah mengasihi sesama.


Jika mengasihi membuat seseorang mampu mengorbankan dirinya demi orang lain, maka keegoisan membuat seseorang tega mengorbankan orang lain demi kepentingannya sendiri. Karena itu, seseorang yang hanya mementingkan dirinya sendiri tidak dapat mengasihi dengan tulus karena semua hal yang dilakukannya akan berpusat untuk dirinya sendiri. Hal ini bisa jadi tidak kelihatan di luar, tapi dalam hatinya dia hanya mementingkan dirinya. Bahkan yang paling mengerikan, seseorang yang egois dapat memanipulasi orang lain

dengan melakukan sesuatu yang terlihat seperti memperhatikan orang lain, namun motivasi sebenarnya untuk kepentingannya sendiri. Contohnya seorang istri yang bersikap tunduk kepada suaminya, bukan didasarkan pada kasihnya pada Allah dan suaminya, tapi karena ia ingin suaminya memenuhi segala keinginannya. Sikap hati kita atau motivasi kita dalam memperlakukan orang lain bisa jadi petunjuk keegoisan kita. Cobalah tanyakan pada diri sendiri:

APAKAH SAYA BENAR-BENAR MENGINGINKAN YANG TERBAIK BAGI ORANG LAIN? APAKAH SAYA MAU ORANG LAIN MERASAKAN KASIH ALLAH MELALUI SAYA DAN DI DALAM SAYA? APAKAH ORANG ITU BISA BERKATA BAHWA SAYA MENGINGINKAN YANG TERBAIK BAGINYA?

#p hy.com/

tisograp

ra http://g

APAKAH SAYA MELAKUKAN HAL INI UNTUK MENDAPAT PUJIAN?

eople

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK

Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri. - Filipi 2:3

Ayat ini mengajak kita untuk bersikap rendah hati dan tulus. Kita perlu belajar mendahulukan kepentingan, keinginan dan prioritas orang lain ketimbang diri sendiri dengan motivasi yang benar. Ingat, perbuatan yang baik juga bisa menjadi egois kalau motivasinya adalah untuk keuntungan diri sendiri semata. Kasih seharusnya mendatangkan kepuasan saat kita mendahulukan orang lain dibanding diri sendiri. SELAIN MOTIVASI YANG DIPERHATIKAN, BAGAIMANA CARANYA MENJADI TIDAK EGOIS ?

Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. - Efesus 4:2

Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak egois.

www.majalahpearl.com


/#p phy.com ratisogra http://g

Orang yang RENDAH HATI tentu bersedia lebih memperhatikan kesejahteraan orang lain dibandingkan diri sendiri. Cobalah untuk tidak membicarakan diri sendiri saat berbicara dengan orang lain, fokuslah untuk mendengar orang lain.

eople

Orang yang LEMAH LEMBUT memperhatikan dampak perkataan dan sikapnya jika kasar pada orang lain. Cobalah untuk tidak mengucapkan sesuatu yang sekiranya akan menyakiti orang lain. Hargailah perasaan mereka. Orang yang SABAR tahan terhadap perbuatan orang lain padanya dan memilih bersabar ketimbang menuntut balas. Cobalah berdoa bagi mereka yang menyakitimudan jangan membalas.

Orang yang mau MEMBANTU ORANG LAIN adalah orang yang peduli pada kebutuhan orang lain dan bersedia merespon dengan membantunya. Cobalah sebisanya memberikan bantuan tanpa diminta, jadilah aktif dalam berbuat baik. Easy to say, not so easy to do. Tapiii... Yuk, kita belajar bersama untuk tidak egois! Dengan pertolongan Tuhan, pasti bisa ^^

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK

Why You Gotta Be

SO RUDE? WRITTEN

BY:

DESIGNED

www.majalahpearl.com

BY:

WELLNEY YARRA

MICHELLE HERMAN


Photo by Paul Green (https://unsplash.com/)

Hello, Ladies! Jangan bingung dulu waktu baca judul artikelnya ya… Bukan tentang lagu Why You Gotta Be So Rude-nya Magic kok. Cuma minjem judul aja. Hehehe… Di edisi ini kita akan kembali membahas tentang “kasih” yang disebutkan Paulus dalam 1 Korintus 13. Selain menyebutkan ciri-ciri kasih, Paulus juga menjelaskan dan memberikan kita gambaran tentang kasih dengan menyebutkan hal-hal yang bukan merupakan perbuatan kasih: salah satunya adalah: “Ia tidak melakukan yang tidak sopan.” Pertanyaannya, apa sih yang dimaksud dengan “tidak sopan”? Bukannya kesopanan itu sesuatu yang relatif? Tidak juga. Mari kita pelajari lebih lanjut apa saja jenis-jenis perbuatan yang tidak sopan. Pada prinsipnya, ada tiga jenis ketidaksopanan:

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK

SATU: Tutur kata yang tidak sopan “Ah, dia tuh cuma mulutnya doang kok yang jahat, tapi sebenernya hatinya baik.” Ladies, pernah nggak sih denger orang ngomong kayak gitu? Pastinya pernah, bukan? Dalam kehidupan sehari-hari, memang banyak sekali orang-orang seperti itu di sekeliling kita yang selalu dimaklumi atau meminta dimaklumi. Mungkin salah satunya tidak lain dan tidak bukan adalah aku dan kamu. Tetapi apakah benar demikian? Apakah mungkin kita bermulut jahat dan berhati baik? Apakah kebiasaan bertutur yang tidak sopan bisa menjadi sesuatu yang kita anggap biasa? Pada kenyataannya, Alkitab berkata sebaliknya. Yakobus 3:9-12 mencatat,, “Dengan lidah kita memuji Tuhan, n, Bap Bapa pa k kita; ita; d dan an d dengan engan li lidah kitaa mengutuk men ngutuk m manusia anusia y yang ang

Kita tidak bisa mengaku mempunyai hati yang baik jika mulut kita berkata sebaliknya, karena apa yang keluar dari bibir kita bersumber dari hati kita. www.majalahpearl.com

diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.” Dengan kata lain, “Mulutnya doang kok, yang jahat, tapi sebenernya hatinya baik,” adalah sesuatu yang mustahil menurut firman Tuhan. Dua hal tersebut adalah dua hal yang jauh berbeda yang tidak mungkin keluar dari sumber yang sama. Kita tidak bisa mengaku mempunyai hati yang baik jika mulut kita berkata sebaliknya, karena apa yang keluar dari bibir kita bersumber dari hati kita. Hal ini dituliskan juga di dalam Lukas 6:45, bahwa, “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya”. Jadi, jika tutur kata kita tidak mencerminkan kasih Allah, maka kita harus memeriksa hati kita.


DUA: Perbuatan yang tidak sopan Kata yang digunakan oleh Paulus untuk menjelaskan “tidak sopan” dalam 1 Korintus 13:5 yaitu aschemonei, sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani. Aschemonei berarti “tidak mempunyai adat dan tata krama”. Surat Paulus kepada jemaat di Korintus menggunakan kata aschemonei dalam tiga konteks. Konteks pertama ditemukan dalam 1 Korintus 7:36, dimana seorang laki-laki “tidak berlaku wajar terhadap gadisnya” dengan tidak menjaga kekudusan hubungan mereka, dan dengan demikian tidak menghargai komitmen hubungannya kepada si wanita. Konteks kedua ditemukan dalam 1 Korintus 11:11-26, dimana wanita-wanita di Korintus saat itu dengan sengaja tidak menggunakan tudung kepala yang menutupi rambut mereka dan kemudian menimbulkan skandal dan melawan adat-istiadat yang ada. Konteks ketiga ditemukan pula dalam ayat 17-22 dari pasal yang sama, dimana Paulus menegur jemaat di Korintus tentang kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan malam, seperti ketidaksabaran dalam menunggu saudara seiman dalam perjamuan Tuhan dengan hanya mementingkan

diri sendiri dan mempedulikan makanannya sendiri. Dari ketiga contoh ini, kita dapat melihat bahwa perbuatan yang kasar tidak hanya terbatas pada kekerasan fisik, namun perbuatan apapun yang tidak menghargai saudara kita. Tidak menjaga kekudusan dalam hubungan lawan jenis pun merupakan ketidaksopanan, karena kita mengotori bait Allah. Tidak menjaga cara berpakaian kita dengan tujuan menjerat saudara lawan jenis pun tidak sopan, karena kita tidak menjaga bait Allah yang adalah tubuh kita sendiri, dan kita juga menjadi batu sandungan untuk saudara-saudara kita yang lain. Tidak sabar menunggu orang lain dan hanya mempedulikan diri sendiri pun tidak sopan, karena kita egois dan hanya ya mementingkan mement keperluan an kita sendiri.

Perbuatan yang kasar tidak hanya terbatas pada kekerasan fisik, namun perbuatan apapun yang tidak menghargai saudara kita. #035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK

TIGA: Tidak melakukan atau mengatakan hal yang seharusnya dilakukan atau dikatakan Selain mengucapkan atau melakukan hal-hal yang tidak sopan, terkadang kita juga dapat menjadi tidak sopan dengan tidak melakukan hal-hal yang semestinya kita lakukan atau katakan. Hal-hal ini seringkali hal-hal yang sangat sederhana, seperti www.majalahpearl.com

mengucapkan “terima kasih” ataupun “maaf”. Seringkali kita melukai hati saudara-saudari kita dengan tidak menghargai mereka untuk apa yang telah mereka perbuat, ataupun dengan tidak meminta maaf untuk apa yang kita perbuat.


Semua bentuk ketidaksopanan mengacu pada satu hal, yaitu keegoisan kita. ingin ngin melakukan melakukan apa apa yang yang m mudah udah dan enak ak untuk un ntuk kita kita tanpa tanpa mendahulukan mendahuluka orangg lain. Dan Dan yang yang terakhir, terakhir, tidak tid menghargai rgai orang lain dengan mengucapkan “terima kasih� untuk “t i k hal-hal yang mereka lakukan atau “maaf� untuk kesalahan-kesalahan yang kita lakukan juga menunjukkan bagaimana kita tidak mempedulikan perasaan orang lain.

Ladies, apakah kalian melihat kesamaan dari ketiga jenis ketidaksopanan yang kita pelajari bersama-sama? Ketiga jenis ketidaksopanan ini memiliki satu kesamaan: ketiganya adalah cerminan dari seorang yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak mementingkan orang lain. Mengatakan hal yang menyakitkan atau tidak sopan dan berharap orang lain memaklumi hal tersebut menunjukkan bahwa yang terpenting bagi kita adalah memuaskan diri kita sendiri dan mengeluarkan isi hati kita tanpa memikirkan bahwa itu bisa saja menyakiti orang lain. Melakukan hal yang tidak sopan juga menandakan bahwa kita hanya

Masih banyak lagi contoh-contoh perbuatan atau tutur kata yang tidak sopan yang tidak mungkin dapat kita tuntaskan dalam artikel ini. Namun semua bentuk ketidaksopanan mengacu pada satu hal, yaitu keegoisan kita. Keegoisan bertentangan dengan firman Tuhan tentang kasih. Kasih kristiani adalah kasih yang menaruh orang lain lebih dahulu dibanding diri kita sendiri. Kasih Tuhan adalah kasih yang berkorban, dan bahkan merelakan anak-Nya sendiri untuk mati di atas kayu salib demi menebus dosa kita. Bila Yesus menyayangi kita sedemikian rupa sehingga Dia bersedia mati untuk kita, apa hak kita untuk tidak memberikan kasih itu kepada saudara-saudari kita? Bila Tuhan telah disalibkan untuk kita, apakah sedemikian susahnya untuk kita belajar lebih menghargai saudara-saudari kita dengan mengasihi mereka dan berbuat sopan? #035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK

Love is not

angered

written by | Leticia Seviraneta designed by | Widia Teja

www.majalahpearl.com


Kita mungkin sering mendengar berbagai karakteristik kasih yang dijabarkan dengan detail di 1 Korintus 13:4-8. Bagian ini sering dikutip di dalam khotbah pemberkatan pernikahan, kartu undangan pernikahan, menjadi caption foto-foto yang dipost di social media, dan sebagainya. Namun seindah apa pun penjabarannya, setiap saya membaca bagian tentang kasih ini selalu “jleb” rasanya, seperti tertampar dan diingatkan kembali pada beberapa kejadian ketika saya gagal menunjukkan kasih sebagaimana mestinya. Karakteristik kasih yang akan kita lihat lebih jauh lagi kali ini adalah 1 Korintus 13:5b yang berrbunyi: “It is not easily angered.” [NIV]. Di dalam berbagai terjemahan Alkitab, bagian ini juga diterjemahkan sebagai “k kasih tidak pemarah, tidak juga cepat terrsinggung; it is not quick tem mpered;; cannott be made angry easily; is not irritabble or resentful; is not provoked.”

http://i.huffpost.com/gen/1510286/images/o-WHY-YOURE-ANGRY-DEALING-WITH-ANGER-facebook.jpg

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK berbeda-beda. Ada yang sumbu kesabarannya panjang jadi tidak mudah marah, ada yang sumbunya pendek sekali sehingga sedikit-sedikit marah. Namun demikian, karakter bawaan kita bukanlah menjadi excuse atau alasan untuk kita membenarkan sifat pemarah yang mungkin menjadi sifat alamiah kita. Sebaliknya, dengan mengetahui benar-benar siapa kita sesungguhnya kita dapat mengantisipasi dan dengan lebih efektif melawan sikap pemarah dan mudah tersinggung ini. Bagi yang memiliki sumbu kesabaran panjang, bukan berarti juga tidak dapat jatuh ke dalam sikap pemarah ini. Setiap kita memiliki hal-hal spesifik yang menjadi “red button”” yang ketika tidak sengaja orang mengatakan atau melakukan hal itu, kita dapat langsung meledak. Anger atau dapat juga disebut sebagai amarah, merupakan buah tindakan ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan atau ketika personal boundaries kita dilanggar oleh seseorang. Di Yakobus 4:1-2 Yakobus menuliskan, “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi…” Di sini Yakobus menjelaskan sumber dari amarah kita www.majalahpearl.com

biasanya karena kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Banyak dari orang tidak dapat mengendalikan dirinya karena berusaha menghadapi sikap pemarahnya namun tidak menghadapi sumber amarahnya. Karena amarah itu adalah buah, maka kita harus mencari ke akar-akarnya supaya masalah menjadi tuntas dan tidak beranak pinak lagi merembet ke hal-hal lain. Setengah tahun yang lalu saya traveling dengan dua teman baik saya. Mungkin teman-teman pernah mendengar bahwa kita tidak pernah benar-benar mengenal seseorang sampai pernah traveling bersama. Sebelumnya hubungan kami selalu harmonis dan akur, namun baru saya sadari ternyata kami memiliki berbagai perbedaan yang signifikan saat traveling tersebut. Pada awalnya mereka menyerahkan pembuatan itinerary perjalanan kepada saya. Saya melakukan research yang sangaaat lama mengenai lokasi tempat menginap, tempat-tempat tujuan wisata, dan sebagainya. Saya sebenarnya bukan orang yang suka plan dan research h tetapi karena tidak ada yang melakukannya, saya memaksa diri melakukannya walaupun itu menjadi beban. Nah, kemudian kami berangkat dan saya sangat berpatokan dengan itineraryy supaya kegiatan kami sesuai jadwal dan semua tempat tersebut dapat kami kunjungi. Tapi, di tempat wisata tersebut baru lah muncul perbedaan-perbedaan. Kedua teman saya ternyata tidak suka wisata alam, sukanya shoppingg di kota. Sementara


saya sudah membuat jadwal ke taman di pagi hari, lalu shoppingg dari siang sampai malam. Maksudnya untuk memanfaatkan waktu seefektif mungkin karena tempat perbelanjaan belum buka pada pagi hari. Masalahnya, untuk sampai ke taman kami tersesat dan saya agak frustrasi karena hanya saya sendiri yang stress melihat GPS sementara yang lain santai. Lalu teman saya lapar dan ternyata dia terbiasa sarapan makanan berat sementara saya terbiasa sarapan ringan seperti roti saja. Hal ini tidak pernah dibicarakan sebelumnya. Sesampainya di taman, mereka sudah tidak enjoyy dan hanya bertahan. Baru diketahui juga mereka tidak suka alam. Perasaan saya melihat mereka tidak enjoyy menjadi campur aduk antara frustrasi (karena merasa tidak diberitahu sebelumnya ketika melihat itinerary), marah (karena susah payah mencari jalan sendiri tanpa dibantu), sedih, tidak dihargai akan jerih payah yang sepertinya jadi sia-sia. Ketika

...bukanlah perbedaan yang memisahkan kita dengan orang lain, melainkan ketiadaan penghargaan terhadap perbedaan yang ada.

itu kembali lagi saya gagal menunjukkan kasih seperti Kristus karena secara spontan tindakan kita akan mengikuti apa yang kita sedang rasakan. Dari perjalanan tersebut saya belajar bahwa bukanlah perbedaan yang memisahkan kita dengan orang lain, melainkan ketiadaan penghargaan terhadap perbedaan yang ada. Kita semua memiliki keinginan, sayangnya tidak semua orang pandai mengekspresikannya. Kita mungkin juga sering menganggap orang lain sama dengan kita sehingga ketika perbedaan muncul, kita kurang mengapresiasi orang lain yang berbeda dengan kita. Seperti Yakobus sebutkan, konflik biasanya berakar pada perilaku mengutamakan kebutuhan diri kita sendiri di atas orang lain. Ketika kebutuhan kita tidak terpenuhi maka kita menjadi mudah marah.

Nah bagaimana kah supaya kita dapat lebih bertumbuh di area tidak mudah marah dalam kehidupan kita?

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK

1. Kembali membangun keintiman dengan Tuhan Yesus Sama seperti amarah yang merupakan buah dari sesuatu yang lebih dalam lagi, demikian juga halnya dengan kasih. Kasih adalah buah dari hubungan yang intim dengan Yesus. Buah dihasilkan secara natural selama ranting dan batangnya terhubung dengan akar-akar di tanah. Setiap kali kita gagal menunjukkan karakteristik kasih di dalam kehidupan kita, selalu ada sesuatu yang hilang di dalam hubungan kita dengan Yesus. Kita lebih sering menghabiskan waktu kita di sosial media yang menampilkan orang-orang yang berfoto di tempat-tempat bagus sehingga menimbulkan keinginan demi keinginan di dalam diri kita. Semakin kuat keinginan kita terhadap sesuatu, semakin kecewa dan mudah marah kita ketika tidak mendapatkannya. Untuk memiliki kasih seperti Yesus, maka kita juga harus melihat dan merenungkan apa yang Yesus akan lakukan setiap saat. Kita akan menjadi dengan siapa kita paling sering bergaul. Ketika traveling

www.majalahpearl.com

tersebut, saya sendiri hanya berfokus untuk foto-foto di tempat yang saya idamkan dan sama sekali tidak terpikir untuk menjadi seperti Yesus ketika saya travelingg (ups..) Setiap ada masalah yang disebabkan oleh sikap atau karakter kita, maka itu merupakan undangan untuk kembali membangun keintiman dengan Yesus.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.� (Matius 11:28-30, ITB)


2. Berlatih untuk lebih mendengarkan daripada merespon dengan cepat Ada maksud Tuhan menempatkan dua buah telinga dan hanya satu buah mulut. Ia ingin kita lebih cepat untuk mendengar sebelum berbicara. “..Setiap orang harus cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berbicara dan lambat untuk marah. Orang yang marah tidak dapat melakukan yang baik, yang menyenangkan hati Allah.� (Yakobus 1:19-20) Seringkali saat kita terlalu cepat meresponi apa yang kita dengar, kita belum sempat melihat sudut pandang lawan bicara kita. Kita hanya melihat dari sisi kita, dan apabila kita merasa tersinggung kita menjadi terluka dan membalas kembali dengan nada yang tidak terkendali. Isu tentang mudah marah adalah selalu mengenai isu pengendalian diri. Kita semua tidak langsung lahir ke dunia dengan karunia pengendalian diri. Seorang bayi tidak dapat mengendalikan dirinya untuk buang air kecil dan besar. Seorang balita perlu dilatih yang kita kenal dengan toilet training untuk dapat mengendalikan kebutuhan mereka untuk buang air di tempat yang tepat. Demikian juga

halnya dengan kita yang hendak belajar mengendalikan diri. Seorang yang tidak dapat mengendalikan amarahnya sama seperti seorang bayi yang tidak dapat mengendalikan kemampuan buang airnya. Ia melakukannya kapan saja dan di mana saja tanpa mempertimbangkan orang lain akan terganggu atau tidak. Bila kita ingin bertumbuh menjadi dewasa, maka kita akan berlatih mengendalikan diri (anger management training) dengan belajar lebih cepat mendengar dan lambat berbicara serta lambat untuk marah. Kita juga belajar mempertimba ngkan sudut pandang orang lain, perasaan orang lain, sebelum kita meresponi. Berpikir terlebih dahulu, “Apakah yang akan aku katakan membangun? Apakah yang akan aku katakan membuat orang tersebut merasa dikasihi?� Ingat, kita tidak akan mengeluarkan kata-kata yang baik apalagi memuliakan Tuhan ketika kita sedang marah tiba-tiba.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK

3. Berlatih untuk mengampuni Karena amarah merupakan buah yang muncul di permukaan, akarnya seringkali berasal dari pengalaman-pengalaman masa lalu kita yang belum terselesaikan dengan baik. Orang yang mudah marah sangat sering merupakan orang-orang dengan luka yang belum sembuh. Kita dapat marah kepada orang lain yang tidak bersalah apa-apa hanya karena situasinya serupa dengan yang berhubungan dengan luka kita. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka perlu melepaskan pengampunan kepada orang-orang tertentu agar tidak ada lagi amarah terpendam di dalam hati mereka yang terdalam. Paulus mengajarkan bahwa kita tidak boleh marah terlalu lama karena ketika kita marah terlalu lama dengan seseorang, kita memupuk kepahitan, dendam, dan segala emosi lainnya yang berlawanan dengan kasih.

“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.” (Efesus 4:26-37, ITB) Di dalam terjemahan New International Version, ayat 27 dikatakan, “Do not give the devil a foothold.” Amarah yang dipelihara merupakan batu pijakan yang empuk bagi Iblis untuk bekerja lebih lagi dalam menghancurkan hubungan kita dengan sesama. Kita dipanggil sebagai pembawa damai, bukan perpecahan. “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” (Roma 12:18, ITB)

...amarah merupakan buah yang muncul di permukaan, akarnya seringkali berasal dari pengalaman-pengalaman masa lalu kita.

www.majalahpearl.com


http://www.simplyleap.com/wp-content/uploads/2012/02/Attachment-1.jpeg

“pengendalian diri akan menjadi buah yang manis� Setiap orang dapat menjadi marah. Yesus pun pernah marah ketika ia melihat Bait Tuhan menjadi tempat berdagang. Namun yang membedakan kemarahan Yesus dengan kemarahan manusia adalah kemarahan Tuhan itu kudus, bukan untuk memuaskan keinginan sendiri melainkan untuk menyingkirkan hal yang menodai kekudusan rumah Tuhan. Amarah manusia bersumber dari keinginan egois dan mengesampingkan

kepentingan bersama “Kita mengingini sesuatu tetapi tidak mendapatkannya.� Seiring dengan keintiman yang kita bangun dengan Yesus, percayalah pengendalian diri akan menjadi buah yang manis yang dapat dicicipi oleh orang-orang di sekeliling kita. Kasih itu tidak mudah menjadi marah. Kita akan menjadi lebih penuh kasih dan menjadi seperti Yesus di mata orang lain ketika kita bertumbuh di area ini.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK

No Love Keeps Wrong Record Written by: Tabita Davinia Utomo

“Seribu kebaikan seseorang belum tentu diingat bila dibandingkan dengan satu kesalahan yang dilakukannya�. Foto: kaboompics.com

www.majalahpearl.com

Kita tidak bisa mengelak dari kenyataan bahwa kita lebih mudah mengingat kesalahan orang lain dibandingkan dengan kebaikan yang mereka lakukan. Sebagai manusia, kita punya keinginan agar orang lain memperlakukan kita dengan baik.


Well, itu tidak salah sepenuhnya. Lagipula, siapa sih, orang yang ingin disakiti terus-menerus? Coba bayangkan orang-orang yang selalu menjadi teman curhat kita, tiba-tiba membocorkan rahasia

kita. Atau saat pasangan kita—atau pacar—malah mendua dengan orang lain. Atau saat orang yang kita sayangi justru meninggalkan kita dalam kondisi yang menyedihkan. Apa yang akan jadi respon kita? Mungkin respon kita akan seperti ini: #035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK “Jelas sakit lah! Sakitnya itu lhoo, di siniiii” “Kalo sampai orangnya itu nggak kecewa gara-gara digituin, berarti dia nggak peka!” “Sakitnya, oh sakitnya, saat mereka mengkhianatiku” Wah, wah, wah. Iya, ya. Pengalaman yang membuat trauma dan menimbulkan rasa kecewa yang mendalam (biasanya) akan lebih “mudah” diingat orang daripada hal lain yang telah dilakukan “oknum” yang melukai hati itu. Aku jadi teringat dengan video yang pernah kulihat sewaktu kuliah di semester satu. Ada seorang veteran Perang Vietnam yang masih merasa trauma dengan perang tersebut. Bahkan hanya dengan mendengar suara balon meletus, atau suara pesawat terbang, beliau merasa sedang berada di medan perang, dengan bom yang meledak dan pesawat musuh yang siap menyerangnya. Padahal perang itu telah berakhir bertahun-tahun yang lalu! But yeah, seperti yang kutulis di atas, peristiwa perang itu sangat membekas di pikiran veteran itu. Mungkinkah beliau merasa masa mudanya—yang seharusnya bisa digunakan untuk bersenang-senang seperti anak muda lainnya—terenggut karena peperangan? Mungkinkah www.majalahpearl.com

hatinya terluka saat melihat rekan seperjuangannya tewas di medan perang? Yah, itu bisa saja terjadi. “Butuh waktu yang lama untuk memulihkan hati yang terluka karena peristiwa yang menyakitkan”, begitu kata dosenku. Benarkah begitu? Hm, bagi sebagian orang, melupakan peristiwa yang menyakitkan itu hal yang biasa (entah karena kebal atau memang mereka adalah orang yang sanguin-plegmatis, orang yang memiliki tingkat toleransi paling tinggi). Diputus pacar? Ah, nggak apa-apa. Biasa aja kok. Anak marah sama dia? Nggak apa-apa, kok. Dia mah sering gitu sama aku, nanti juga jadi anak yang manis lagi. Tapi ada juga yang butuh waktu lama untuk melupakan peristiwa semacam itu. Dia itu cowok yang baik! Tapi dia tega banget mutusin aku! Aku nggak terima! Gimana kalau kamu melihat orang tuamu bertengkar dengan kakek-nenekmu? Aku benci itu! Aku nggak bisa lupa waktu mamaku nangis sedangkan kakekku masih tetap memarahinya! (Contoh lainnya adalah kisah veteran perang tadi dan pengalaman pribadiku :p hehe (bisa dilihat disini). Ladies, tentu kita tahu bahwa menyimpan kesalahan orang lain itu tidak boleh. Kenapa? Karena kita akan terus mengharapkan orang lain mengasihani kita, dan justru


membuat mereka menyalahkan orang yang telah melukai kita! Bukan cuma itu, di Alkitab ada banyaaaakkkk sekali perumpamaan, nasihat, dan teguran tentang hal ini. Misalnya saja perumpamaan Tuhan Yesus tentang hamba yang berutang 10.000 talenta (A) dan 100 dinar (B) (Matius 18:21—35).

Aku pernah iseng menghitung berapa jumlah hutang kedua hamba itu, dan waktu yang diperlukan untuk membayarnya. Bahkan, sempat terpikir untuk menghitungnya dengan kurs rupiah, tapi akhirnya nggak jadi hahaha‌ Well, jaman dahulu, satu dinar sama dengan upah pekerja dalam satu hari. Itu artinya, hamba kedua dalam kisah itu harus membayarkannya upah kerjanya selama 100 hari. Sedangkan talenta itu sama dengan 6000 dinar, which means upah pekerja selama 6000 hari, alias kurang lebih 16 tahun! Lalu, 10.000 talenta itu sama dengan... 60.000.000 dinar! Itu sama dengan upah pekerja selama 16.4383,6 tahun!! :O #035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK Intinya, jumlah hutang yang begitu sedikit seolah-olah dibandingkan hutang yang sangat banyak oleh Yesus. Seperti yang kita tahu, hutang 10.000 talenta itu dianggap lunas oleh sang raja—setelah A memohon agar dia, keluarga, dan hartanya tidak dijual untuk melunasi hutangnya. Dan saat A bertemu dengan B yang berutang kepadanya, yang jumlah hutangnya lebih sedikit dibandingkan dirinya terhadap raja, A itu justru mencekik, membentak, dan menjebloskan B ke penjara! Akhirnya, raja itu mengetahui perbuatan A, dan menyerahkannya kepada para algojo sampai dia melunaskan hutangnya.

www.majalahpearl.com

Dari perumpamaan itu, mungkin kita akan berkata, “Dasar orang yang nggak tahu terima kasih! Hutang sebesar itu udah dianggap lunas sama raja. Ehh, dia malah bikin temen yang berutang sama dia masuk penjara!”. Tapi tahukah kalian, sebenarnya kita pun sering bersikap seperti A?

“Ah, nggak gitu juga kali, Tab! Kalau sama temen deket sih, ya aku bakal maafin mereka. Udah temenan lama soalnya! Tapi kalau sama temenku yang nyebelin... males banget buat maafin!”


Lho, kenapa jadi milih-milih buat maafin orang? Kan, Tuhan Yesus aja nggak beda-bedain orang buat diampuni. Dia mengampuni semua orang, dan kita pun seharusnya meneladani-Nya! “Tapi susah tahu, buat maafin mereka yang udah bikin aku kecewa! Kan, tadi kamu bilang kalau butuh waktu lama buat bisa maafin mereka!” Iya, aku tadi memang bilang begitu. Tapi itu bukan berarti kita berhak buat menyimpan kesalahan orang lain terus-menerus. Sebagai murid Kristus, kita harus menerapkan kasih yang telah kita terima dariNya. Dan bukankah kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain? (1 Korintus 13:5) Daud pun, dalam Mazmur 103:12, menuliskan ayat yang sering kita nyanyikan:

Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Dalam lagu itu, kita berkata, “Betapa besar kasih pengampunan-Mu Tuhan, tak kau pandang hina hati yang

hancur. Ku berterima kasih kepadaMu ya, Tuhan. Pengampunan yang Kau beri pulihkanku”. Ya, Tuhan telah memberikan kasih dan pengampunanNya yang begitu besar kepada kita. It’s true that we can’t avoid His love and forgiveness! Tapi apa yang kita katakan dalam pujian itu jadi sia-sia kalau kita nggak mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Pendek kata, bagaimana kamu bisa menunjukkan bahwa kamu adalah murid Kristus, kalau kamu nggak mau mengampuni dan mengasihi orang lain? Salah seorang pemerhati pemuridan pernah bercerita begini. Beliau pernah mendoakan seorang lansia yang sudah sekarat, keluarga dan kerabat juga sudah merelakan beliau, dokter juga sudah angkat tangan, tapi... lansia itu tidak “pergi” juga. Well, bukan berarti mereka justru senang kalau lansia itu “pergi”, tapi masalahnya hal itu tidak wajar. Secara medis, dokter berkata bahwa semuanya hanya tinggal menunggu waktu karena sudah tidak ada yang bisa dilakukan. Karena merasa ada yang ganjil, akhirnya pemerhati itu dipanggil. Pemerhati itu merasakan ada sesuatu yang mengikat lansia tersebut, sehingga beliau tidak bisa “pergi” dengan tenang. Tahukah kalian apa yang mengikat lansia itu? Jawabannya adalah... kepahitan. Lansia itu #035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


ACLOSERWALK memiliki kepahitan dengan orang yang pernah melukai hatinya, dan kepahitan itu terus dibawanya sampai tua. Aku agak lupa apa yang dilakukan pemerhati itu, tapi pada akhirnya lansia itu mau untuk melepaskan pengampunan bagi orang yang telah melukainya. Dan pergilah dia dengan damai... Bukannya mau menakut-nakuti, tapi itulah yang terjadi kalau kita terus menyimpan kekecewaan dan enggan untuk mengampuni. Love keeps no wrong record, because God has forgiven us and forgotten our mistakes. Selama masih hidup, kita akan terus bergumul dengan dosa. Tapi jangan takut! Tuhan akan terus menyertai langkah kita dan membimbing agar kita menjauh dari dosa. Dan Tuhan yang sama akan menolong kita untuk mengampuni orang lain :) Sulit? Ya. Siapa bilang mengampuni itu mudah? Siapa bilang melupakan kesalahan orang lain itu perkara sepele? Forgiving is very difficult to do! Karena itulah, kita perlu pertolongan Roh Kudus untuk melembutkan hati kita, mengalahkan ego kita, dan berjuang untuk mengasihi dan mengampuni orang lain... walaupun harus menangis, berdoa tanpa henti, dan mulut kita bergetar setiap nama dan tindakan yang melukai kita terucap...

www.majalahpearl.com

“Melupakan? Tapi kata mentorku harusnya nggak boleh lupa sama kesalahan orang lain!� Hm, berbicara tentang melupakan kesalahan orang lain, aku lebih suka menyebutnya sebagai evaluasi. Maksudnya, kita tahu bahwa orang lain pernah bertindak yang tidak kita sukai, dan membuat kita terluka. Nah, jadikan hal itu sebagai evaluasi bahwa orang lain tidak suka kalau dibegitukan, seperti quote ini, “Perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan, meskipun orang itu tidak memperlakukan kita seperti yang kamu inginkan�. Yuk, kita sama-sama berjuang untuk mengampuni orang lain, karena Kristus telah mengampuni kita terlebih dulu :)

It is stupid to let people from your past continue to hurt you today through memory. They can't hurt you anymore unless you allow it. (Rick Warren)


Ketika hatiku t'lah disakiti, ajarku memberi hati mengampuni. Ketika hidupku t'lah dihakimi, ajarku memberi hati mengasihi. Ampuni bila kami tak mampu mengampuni yang bersalah kepada kami; seperti hati Bapa mengampuni, mengasihi tiada pamrih. (Mengampuni—Maria Shandi)

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


SINGLE

Identitas WRITTEN BY: GLORY EKASARI DESIGNED BY: EUNIKE SANTOSA

Foto: Milo McDowell/unsplashed.com

www.majalahpearl.com


Suatu kali saat menunggu kereta di Stasiun Gambir, saya melihat seorang remaja perempuan yang duduk di kursi tunggu. Dia melihat ke arah lantai, sambil menata rambutnya, lalu memiringkan kepalanya ke kanan, lalu ke kiri, sambil memonyongkan bibir. Saya bingung melihat perilakunya itu, sampai akhirnya saya melihat bahwa dia memegang smartphone dan sedang mengambil foto dirinya. Oh, ternyata.. Saya punya kenalan yang hobinya juga mengambil foto selfie. Saya pernah bertanya kepadanya, “Lalu mau diapakan itu foto-foto selfie-nya?” “Ya buat gonta-ganti dp (display picture) BBM atau WA, atau di-post di media sosial,” begitu katanya. Yang lebih membingungkan lagi, selfie tersebut dipajang di media sosial lalu diberi caption dari Amsal 31, seakanakan bicara pada para

followers: “Ini lho gue, wanita teladan.” Semoga yang like banyak, amin.

SELFIE: HANYA FENOMENA ERA SMARTPHONE ATAU LEBIH?

Apa benar begitu? Apa benar hanya generasi kita yang keranjingan selfie? Selfie-nya memang baru ada akhirakhir ini, tapi hal yang memotivasi orang untuk mempertontonkan dirinya sendiri di hadapan semua orang, kebutuhan orang untuk aktualisasi diri—menampilkan diri di hadapan orang dan, kalau mungkin, dipuji-puji—sudah ada sejak zaman baheula. Bentuknya memang bukan selfie, dan tidak semua orang mampu melakukannya karena keterbatasan media, tapi keinginan untuk diperhatikan dan dipuji orang itu selalu ada. Pada abad ke-6 sebelum Masehi (ini berarti kira-kira dua setengah milenium yang lalu)

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


SINGLE Kerajaan Yehuda jatuh ke tangan kerajaan Babilonia di bawah raja Nebukadnezar, dan sebagian rakyat Yehuda: yang muda-muda, yang kuat, yang ganteng, yang terpelajar, diangkut ke Babel untuk dipekerjakan di sana. Di antara orang-orang Yehuda ini

dirinya sebagai tuhan, paling tidak di antara bangsanya sendiri. Dimotivasi oleh pengagungan diri ini, raja Nebukadnezar melakukan salah satu tindakan selfie paling megalomaniak sepanjang masa: dia membangun patung

Manifestasi pemujaan diri berbedabeda, tapi akarnya, yaitu keserakahan dalam hati, sama saja. ada Daniel, dan tiga rekannya: Hananya, Misael, dan Azarya, yang lebih dikenal sebagai Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Keempatnya bekerja untuk pemerintah Babel dan mereka unggul dalam pekerjaan mereka. Babilonia adalah kerajaan yang besar dan kuat. Mereka juga adalah bangsa penyembah berhala dan, layaknya kerajaan-kerajaan pagan pada masa lampau, menganggap raja mereka keturunan ilahi. Sang raja sendiri menganggap www.majalahpearl.com

besar dirinya sendiri yang terbuat dari emas dan memerintahkan orang-orang di negaranya menyembah patung tersebut. Itu dua setengah milenium yang lalu. Sekarang, berkat dukungan smartphone dan media sosial, setiap orang bisa menjadi raja Nebukadnezar versi mini. Selfie ternyata sama sekali bukan hal baru. Raja Nebukadnezar dan kita punya kecenderungan yang

sama. Bedanya, dia bisa membuat patung dirinya dan meminta semua orang di kerajaannya menyembah patung itu. Kita cuma mampu memajang foto selfie di media sosial dan berharap orang-orang akan like foto itu. Tapi yang ada dalam hati kita sama: semakin banyak orang yang


Foto: Alice Mourou/unsplashed.com

memuja, semakin kita senang. Bahkan kalau bisa, seluruh dunia memuja. Dari kasus ini, kita bisa belajar bahwa manifestasi pemujaan diri berbeda-beda, tapi akarnya, yaitu keserakahan dalam hati, sama saja. Teknologi hanya memfasilitasi keserakahan manusia akan pujian, yang

memang selalu ada dalam hati kita. Tunggu, tunggu. Keserakahan? Bukankah ini sebuah kebutuhan?

HASRAT HATI YANG SALAH

Ingatkah pembaca, apa yang terjadi di Taman Eden? Apa yang

dikatakan ular kepada manusia pertama ketika dia menghasut mereka untuk melawan Tuhan? Ini adalah tipuan tertua sepanjang masa, dan ini masih berbekas dalam ingatan kita, semua keturunan Adam. Kita tertipu mentahmentah, dan sebagian besar manusia akan binasa dalam keadaan

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


SINGLE masih mengejar mimpi yang tidak mungkin diraih ini: “Kamu akan menjadi seperti Allah.” Yang terjadi justru sebaliknya. Sesuai firman Allah, “Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu janganlah kaumakan buahnya,

sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”1 Manusia meremehkan peringatan ini. Tapi ketika mereka melanggarnya, perkataan Allah, dan bukan perkataan Iblislah yang terjadi. Kita tidak hanya kehilangan kemuliaan 1

Kejadian 2:17

Allah secara permanen, tetapi apa yang dulu diterima manusia dari Allah di Taman Eden: kebahagiaan, ketenangan karena ada di dekat Allah, rasa aman, rasa cukup, rasa puas akan diri kita sendiri—itu juga yang sekarang kita kejar sampai

Foto: Caleb George/unsplashed.com

www.majalahpearl.com


pada hari kematian. Hati manusia yang sebelumnya dipenuhi dengan kemuliaan Allah menjadi lobang tak berdasar yang harus terus-menerus diisi. Hati kita, yang telah dirusak oleh dosa, berkata, “Kalau aku berhasil menjadi seperti Allah, kalau aku mendapatkan pujian dan penghormatan dari orang-orang, aku pasti akan bahagia.” Kita masih bersikeras bahwa kita layak menjadi seperti Allah. Baik raja Nebukadnezar yang sangat berkuasa, maupun saya yang bukan siapa-siapa, sama-sama berontak terhadap Tuhan. Tapi bila usaha manusia pertama untuk menjadi seperti Allah tidak berhasil, usaha kita pun akan sia-sia. Salah satu hal yang membuat kita berputarputar di lingkaran setan pencarian akan pengakuan orang lain adalah krisis identitas. Sejak manusia diusir dari Taman Eden, kita

tidak tahu lagi siapa kita sebenarnya atau apa tujuan kita ada di dunia. Alhasil kita melekatkan nilai diri kita pada pengakuan

Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang menolak menyembah patung raja Nebukadnezar—bahasa sekarang mungkin “tidak like selfie-nya

Kita menjadi serakah akan pengakuan orang lain - Hence the selfie craze dan pujian dari orang lain. Kebutuhan ini dieksploitasi oleh dunia. Kita menjadi serakah akan pengakuan orang lain—hence the selfie craze. Tapi di tengah pendewaan manusia tersebut, tetap tidak ada jawaban, tidak ada kepuasan, tidak ada pemenuhan untuk krisis identitas yang kita alami.

GOD ONLY IS MORE THAN ENOUGH Saya ingin melanjutkan kisah raja Nebukadnezar. Pembaca mungkin tahu kelanjutan kisah di awal tadi:

raja”—dimasukkan ke dalam dapur api agar dibakar hidup-hidup; tapi mereka justru jalan-jalan di dalam dapur api, dengan Seseorang menyertai mereka. Singkat cerita, raja Nebukadnezar menyadari bahwa ada Seseorang yang lebih besar dari dirinya yang menyertai ketiga orang Yahudi tersebut, dan dia memerintahkan bukan hanya agar Sadrakh, Mesakh, dan Abednego tidak diganggu, namun juga agar semua rakyat Babilonia menghormati Allah yang disembah ketiga orang itu. Namun pengalaman pribadi raja Nebukadnezar dengan

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


SINGLE Allah Yang Mahakuasa belum mencapai puncaknya. Waktu berlalu, dan suatu kali raja bermimpi, sebuah mimpi yang membuatnya gelisah. Ketika raja menceritakan mimpi itu kepada Daniel, Daniel menafsirkannya, dan berkata bahwa menurut mimpi itu raja akan direndahkan selama tujuh masa (mungkin yang dimaksud tujuh tahun); dia akan kehilangan akal sehatnya dan berlaku seperti binatang, sampai waktu yang ditentukan Tuhan untuk dia. Singkat cerita, satu tahun berlalu dan raja Nebukadnezar mungkin sudah lupa pada mimpinya itu. Suatu kali dia melihat pemandangan negerinya dari atas istana, dan memuji dirinya sendiri karena kebesaran kerajaan yang ia dirikan. Saat itu juga terdengar suara dari langit yang menyatakan bahwa www.majalahpearl.com

masa hukumannya telah datang, karena dia tidak mengakui kebesaran Tuhan yang telah memberi kejayaan kepadanya.

Serta-merta dia sujud kepada Tuhan, Allah Yang Mahatinggi, dan memuji Dia yang berkuasa atas segala sesuatu. Saya terkesan

In Him we live, we move, and have our being. Sejak saat itu raja Nebukadnezar menjadi seperti binatang: ia merangkak di padang, rambutnya tumbuh liar, ia makan rumput seperti lembu, dan kukunya tumbuh seperti kuku burung. Ia direndahkan sedemikian rupa sampai tujuh masa yang ditentukan. Raja besar yang mengalahkan begitu banyak bangsa, dipermalukan oleh Tuhan di hadapan bangsanya. Setelah lewat waktu yang ditentukan, akal budi Nebukadnezar kembali kepadanya.

dengan penutup dari hikayat yang ditulisnya sendiri:

“Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan, dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.� - Daniel 4:37


Lihatlah Tuhan dalam kemuliaanNya. Ketika kita telah melihat Dia, kita tidak akan pernah lagi menganggap pengakuan manusia berharga, karena di dalam Dialah identitas kita. “In Him we live, we move, and have our being.�2

Foto: Marcelo Quinan/unsplashed.com

Apa yang terjadi? Nebukadnezar menyadari siapa Allah, dan siapa dirinya. Pandangannya beralih, dari dirinya sendiri kepada Allah Yang Mahakuasa.

Bila saya ditanya apa obat dari krisis identitas yang melanda semua manusia, apa obat dari kehausan kita akan pengakuan, tanpa ragu-ragu saya akan menjawab:

Saya tidak hobi selfie, tapi sama seperti orang yang sering selfie, dan sama seperti Nebukadnezar, dan sama seperti semua manusia di dunia, saya mengalami krisis identitas. Saya tidak tahu siapa saya atau apa tujuan saya ada di dunia, dan saya pikir bila saya mendapat pengakuan dari orang lain maka saya akan berbahagia. Tapi yang terjadi justru sebaliknya: pengakuan dari orang lain tidak membuat saya puas. Ketika Tuhan membuka mata saya untuk melihat siapa 2 Kisah Para Rasul 17:28; Paulus mungkin mengutip penyair Epimenides dari pulau Kreta.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


SINGLE Dia, saya mengalami apa yang dialami nabi Yesaya saat dia melihat kemuliaan Allah: Saya insyaf bahwa saya orang berdosa di hadapan Tuhan yang Mahakudus; dan saya menyadari apa yang disadari Nebukadnezar setelah dia direndahkan: Saya bukan siapa-siapa dibandingkan Tuhan.

salib itu ada Allah yang menjadi manusia untuk menebus saya, yang diciptakan sesuai gambar-Nya. Semua yang saya rindukan, yang saya butuhkan selama ini, satu-satunya yang bisa mengisi kekekalan yang Ia tempatkan dalam hati saya,3 adalah Tuhan sendiri. Melalui salib

Dosa menghancurkan identitas kita dan merusak hati kita. Kuasa salib Kristus menghancurkan dosa dan memulihkan identitas kita. Mari kita memandang pada salib Kristus. Di situlah jawaban yang kita cari; bukan dalam banyaknya likes di media sosial, bukan dalam pujian

Sepanjang masa manusia mencari identitas mereka, yang hanya dapat ditemukan di dalam Dia, yang dalam gambar-Nya kita diciptakan. Bagaimana Tuhan menunjukkan kemuliaan-Nya? Bukan dengan takhta yang besar, bukan lewat sinar terangbenderang, bukan sesuatu yang megah, melainkan melalui salib Kristus. Salib itulah wujud kemuliaan dan kasih-Nya. Di salib itu ada kuasa Allah, kekudusan Allah, murka Allah, kasih Allah, dan pengampunan yang melimpah-limpah. Di www.majalahpearl.com

itu, Dia datang kepada saya, mengampuni dosa saya, dan memberi saya hidup yang baru. Dia tinggal dalam hati saya, menjadi mata air yang terus-menerus mengalir sampai kepada hidup yang kekal, mengisi kekosongan yang tidak bisa diisi oleh pemberian dunia yang hanya sementara. Tuhan menjadi satusatunya sumber kebahagiaan saya. 3

Pengkhotbah 3:11

orang lain, bukan dalam aktualisasi diri. Sepanjang masa manusia mencari identitas mereka, yang hanya dapat ditemukan di dalam Dia, yang dalam gambar-Nya kita diciptakan. Begitu kita memandang Allah dalam kemuliaan-Nya, hati kita yang gelisah akan mendapat damai sejahtera. Seperti yang dikatakan dalam sebuah lagu:


O soul, are you weary and troubled? No light in the darkness you see? There’s light for a look at the Savior And life more abundant and free! Turn your eyes upon Jesus Look full in His wonderful face And the light of earth will grow strangely dim In the light of His glory and grace

Foto: Rosan Harmens/unsplashed.com

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


SINGLE Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: “Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam. Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku.� >>

Foto: pineapplesupply.com/unsplahed.com

www.majalahpearl.com


Menjadi

PEKA PADA KEBUTUHAN Written by: POPPY NOVIANA

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


SINGLE Kemudian hamba itu mengambil sepuluh ekor dari unta tuannya dan pergi dengan membawa berbagai-bagai barang berharga kepunyaan tuannya; demikianlah ia berangkat menuju Aram-Mesopotamia ke kota Nahor. Di sana disuruhnyalah unta itu berhenti di luar kota dekat suatu sumur, pada waktu petang hari, waktu perempuanperempuan keluar untuk menimba air. Lalu berkatalah ia: “TUHAN, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham. Di sini aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air. Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum—dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu.”

Sebelum ia selesai berkata, maka datanglah Ribka, yang lahir bagi Betuel, anak laki-laki Milka, isteri Nahor, saudara Abraham; buyungnya dibawanya di atas bahunya. Anak gadis itu sangat cantik parasnya, seorang perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki; ia turun ke mata air itu dan mengisi buyungnya, lalu kembali naik. Kemudian berlarilah hamba itu mendapatkannya serta berkata: “Tolong beri aku minum air sedikit dari buyungmu itu.” Jawabnya: “Minumlah, tuan,” maka segeralah diturunkannya buyungnya itu ke tangannya, serta diberinya dia minum. Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, berkatalah ia: “Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum.” Kemudian segeralah dituangnya air yang di buyungnya itu ke dalam palungan, lalu berlarilah ia sekali lagi ke sumur untuk menimba air dan ditimbanyalah untuk semua unta orang itu. —KEJADIAN 24:2-4, 10-20

www.majalahpearl.com


Abraham menginginkan seorang isteri yang saleh bagi anaknya, Ishak. Ia mengutus Eliezer, hambanya yang paling senior, untuk pergi ke tanah Mesopotamia, tempat asal Abraham, untuk mencari seorang gadis dari kaum kerabat Abraham, menjadi isteri bagi Ishak. Abraham tidak mau anaknya menikah dengan wanita Kanaan yang notabene adalah orang kafir dengan gaya hidup yang terkenal buruk. Ia menginginkan wanita yang baik untuk mendampingi Ishak menjadi pewaris perjanjian ilahi dengan Allah. Eliezer, hamba Abraham, meminta tanda dari Tuhan. Tanda yang ia minta sangat menarik:

Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum, dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak.

Yang diminta Eliezer bukan wanita yang cantik, berpendidikan tinggi, atau kaya raya. Yang ia minta adalah seorang wanita yang murah hati, yang akan memberinya pertolongan lebih dari yang ia minta. Ia akan meminta minum kepada anak gadis itu, tetapi ia ingin gadis itu, dengan inisiatifnya sendiri, menawarkan untuk memberi minum unta-untanya juga.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


SINGLE Eliezer membawa sepuluh unta. Setelah perjalanan sejauh kirakira 160 Km, satu unta dapat menghabiskan 135 liter air dalam lima belas menit. Seandainya Ribka menimba 135 liter air saja untuk satu unta, maka dia harus menimba 1350 liter air untuk sepuluh unta (sebagai perbandingan, satu galon air mineral volumenya 19 liter; jadi Ribka, seorang wanita, harus menimba air 71 galon). Pertolongan yang diberikan Ribka bagi hamba Abraham bukan sesuatu yang remeh! Saya yakin Ribka melihat bahwa orang asing yang minta minum kepadanya ini baru sampai dari perjalanan jauh, dan untauntanya lelah dan kehausan, sehingga hatinya tergerak oleh belas kasihan. Begitu Eliezer menerima kebaikan yang luar biasa ini, ia langsung sadar, inilah wanita yang ia cari, yang layak untuk menjadi isteri Ishak. Kebaikan hatinya tidak pura-pura; ia rela berkorban tenaga dan waktu dalam jumlah besar untuk orang asing yang tidak ia kenal. www.majalahpearl.com

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “tolong” berarti “membantu meringankan beban (penderitaan/kesukaran) orang lain.” Dunia kita saat ini sangat individualis, dan masing-masing orang mencari kenyamanan masing-masing. Orang cenderung menganggap dirinya baik hati, hanya karena mereka tidak menyakiti orang lain. Tetapi bukan kebaikan hati pasif seperti itu yang Tuhan kehendaki. Yang Tuhan inginkan adalah kebaikan hati yang aktif, suatu tindakan yang nyata. Banyak orang, bila berada dalam posisi Ribka, akan berpikir, “Saya sendiri saja repot menimba air, orang ini malah minta minum.” Atau, kalaupun mereka mau memberi minum bagi orang asing, cukuplah bagi orang itu saja, tidak perlu memberi minum unta-untanya. Ribka tidak demikian. Ia memutuskan untuk membantu meringankan beban orang asing yang jelas sekali kelelahan dan kehausan dan memiliki kebutuhan minum untuk unta-untanya.


Uniknya, ternyata kesediaan Ribka untuk memberi pertolongan kepada orang asing itu merupakan bagian dari rencana Tuhan. Yang dicari oleh Eliezer adalah seorang wanita dengan karakter yang baik, yang ditunjukkan dari kemurahan

hatinya. Dengan bertindak murah hati dalam menolong orang lain, Ribka secara tidak sadar menjawab doa Eliezer, mengubah nasibnya sendiri, dan mempertemukannya dengan pria yang menjadi pasangan hidupnya. Siapa yang menyangka?

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


SINGLE Mungkin kita cenderung merasa bahwa menolong orang lain itu merepotkan, bahkan merugikan. Mungkin kita banyak pertimbangan mengapa kita tidak menolong orang lain, dan semua pertimbangan itu terkesan masuk akal. Tetapi sebagai orang percaya, kita tahu bahwa Tuhan ingin kita menunjukkan kemurahan hati kepada orang lain melalui pertolongan kita bagi mereka. Ketika kita memberi pertolongan kepada orang lain, itu adalah pertama-tama pelayanan kita bagi Tuhan. Dan kita tidak pernah tahu bagaimana pertolongan yang

kita berikan bagi orang lain dipakai Tuhan menjadi berkat bagi mereka, menjawab doa mereka, atau bahkan mengubah nasib kita sendiri. Ribka mengabaikan “bebannya� sendiri untuk menimba air bagi keperluan keluarga ketika ia memberi pertolongan bagi hamba Abraham. Demikian pula kita perlu mengalihkan perhatian kita dari diri kita sendiri sepanjang www.majalahpearl.com


waktu, dan mulai melihat orang lain yang membutuhkan pertolongan kita. Alkitab memberikan banyak contoh orang yang memberi pertolongan kepada orang lain dengan murah hati, untuk menunjukkan kepada kita betapa hal ini menyenangkan Allah. Orang-orang Yehuda yang kembali ke Yerusalem dari pembuangan di Babel, hidup serba pas-pasan, tetapi dengan sukarela bekerja keras siang dan malam untuk membangun kembali tembok kota mereka di bawah pimpinan Nehemia. Seorang janda miskin memberi persembahan senilai dua duit, yaitu seluruh uang yang

ia miliki, dan Tuhan Yesus berkata bahwa janda itu memberi lebih banyak dari semua orang lain. Tuhan memberi perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati untuk menunjukkan bagaimana Ia mau kita memperlakukan sesama manusia. Jemaat di Makedonia yang Paulus katakan “sangat miskin,� mendesak Paulus untuk menerima persembahan yang mereka kumpulkan bagi jemaat Yerusalem yang dilanda bencana kelaparan. Teladan yang paling utama tentu saja Tuhan Yesus, yang melepaskan kenyamanan, kemuliaan, bahkan nyawa-Nya, untuk menolong kita dari kebinasaan kekal. Bukankah Dia berkata bahwa Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45)? #035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


SINGLE

Amsal 31 memuat kriteria wanita yang disebut “isteri yang cakap�, dan karakter yang mencolok dari wanita dalam deskripsi tersebut adalah sifatnya yang rajin dan baik hati. Mari kita ubah paradigma kita dan mulai memikirkan bagaimana kita bisa memberi pertolongan dan menjadi berkat bagi orang lain, lepas dari masalah apapun yang kita hadapi. Pikirkanlah hal-hal ini:

Saat saya menolong orang lain, sebenarnya saat itu saya sedang menolong diri saya sendiri untuk menemukan tujuan Allah dalam hidup saya. Saat saya berdoa bagi orang lain, sekalipun saya sendiri sedang berbeban berat, sebenarnya saat itu saya sedang mendisiplin diri untuk melakukan firman Tuhan dan bertumbuh makin dewasa secara rohani.

www.majalahpearl.com

Saat saya sedang kesulitan atau sedih, dan saya justru memutuskan untuk bersyukur kepada Tuhan, saat itulah saya sedang benar-benar mempersembahkan korban syukur yang memuliakan Tuhan. Saat saya sedang kekurangan, tetapi saya tetap mau memberi semampu saya, Tuhan melihat pemberian saya dan Dia yang akan memberkati saya dalam masa sulit tersebut. Janji Tuhan berlaku bagi mereka yang melakukan firman-Nya:

Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Matius 5:7


#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


HEARTTOHEART

& desined by -widia teja-

https://unsplash.com/photos/26qZsuRwm0c

www.majalahpearl.com


Menjalani rumah tangga memang tidak mudah, apalagi kalau suami dan istri memiliki banyak tuntutan, seperti tuntutan pekerjaan atau tuntutan dari anak-anak. Kali ini kita akan belajar dari pasangan Natalia dan Ivan, khususnya bagaimana mereka menjaga dengan komitmen dan membangun komunikasi pada masa-masa sulit pernikahan. Selamat membaca!

Boleh ceritakan secara singkat tentang awal kalian membangun hubungan? Berapa lama proses kenal sampai akhirnya menikah? Ivan: Saya menyatakan cinta bulan September 2002, waktu itu dijawab oleh Lia, “Aku belum ada rasa ke kamu, aku akan doakan dulu…” Jadi saya menunggu jawaban doa, Desember 2002 dijawab “ya”. Kami bertunangan tahun 2004, lalu sama-sama pelayanan sebagai dokter di RS misi Bethesda Serukam, Kalimantan Barat. Disana kami mendoakan kapan bisa meresmikan hubungan sebagai suami istri. Akhirnya 8 Juli 2006 kami menikah. Natalia: Kalo kenal muka dan nama sih sejak saya masuk kuliah FK, tahun 1996. Dia senior, satu tahun di atas saya. Waktu itu kami berteman ala kadarnya doang. Ivan sih lumayan dikenal luas – ga mau bilang populer ya hahaha… kalau saya biasa-biasa aja. Kami kenal dekat sejak satu stase di bagian bedah waktu ko-ass. Dua minggu sejak masuk di bagian bedah, tiba-tiba dia “nembak” saya, saya

sampe bingung. Abis itu sama-sama doa dan tiga bulan kemudian jadian. Dulu saya sama sekali gak tau courtship yang baik seperti apa, tapi buat saya pacaran tuh penjajakan buat nikah, jadi serius banget. Justru Ivan yang tau courtship yang baik kayak apa, dia kasih tau saya, saya yang terheran2 sendiri. Misalnya, “Oh, pacaran gak boleh ciuman ya…” Hahaha… Ya bukannya ngebet pengen ciuman. Saya heran aja karena baru kenal konsep itu, jadi bisa dibilang baru celik mata saya. Bertahun-tahun kemudian setelah saya punya anak dan ngeblog, baru bener-bener ngerti dan lihat teladan orang-orang yang jalani masa pacaran/courtship yang baik seperti apa. Kami akhirnya menikah setelah pacaran kurang lebih 3,5 tahun. Cerita detailnya pernah saya tulis di blog walaupun masih bersambung, gak kelar-kelar sampe sekarang :p).

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


HEARTTOHEART

Bagaimana bisa yakin he/she is the one yang akan menjadi pendamping selama sisa hidup?

2.

Ivan: Dari tahun 2002 – 2004, melalui masa pacaran pada waktu melalui titik terbaik dan terburuk, saya tetap merasa nyaman di dekat Lia.Tahun 2004-2006 melalui masa setelah tunangan dan melayani bersama di RS Misi Serukam, selain merasa nyaman, saya juga merasa bahwa Lia bisa mendukung saya secara rohani sebagai kepala rumah tangga, menjadi ibu yang baik untuk anak2 saya kelak dan yang paling penting kami mempunyai kesamaan visi dalam melayani Tuhan.

www.majalahpearl.com

Natalia: Kalau boleh dibilang, rasanya udah feeling sejak awal huehehehe... Tapi tentu tetap digumulkan, didoakan, dan melalui proses yang panjaaanngg, baru lumayan yakin. Tapi kayaknya gak bisa bilang yakin banget, soalnya kita manusia gak tau ada apa di masa depan yah. Sedikiiittt ragu saya rasa malah sehat, disitulah letaknya kita melangkah dalam iman, dalam ketaatan sama Tuhan. Kan langkah ini udah digumuli dan didoakan, jadi merupakan jawaban doa, bukan kekuatan sendiri.


Pernah gak ada keraguan setelah memutuskan akan menikah? Kalau ada, apa yang jadi penyebabnya dan bagaimana kalian mengatasi keraguan itu?

3.

Ivan: Tahun 2005, pada waktu sama-sama melayani di Serukam, kami sempat berselisih paham, saya merasa sifat, hobi, selera, termasuk cara menyelesaikan masalah antara saya dan Lia sangat berbeda jauh... Kami sempat menyatakan kayaknya lebih baik mengakhiri hubungan yang ada supaya jangan saling menyakiti. Tapi ngga sampai 24 jam, ketika emosi saya sudah reda dan saya lihat Lia sudah bisa diajak bicara, kami mulai membahas satu persatu masalah kami. Kami mencoba melihat dari perspektif yang berbeda. Kami belajar melihat masalah kami sebagai masalah kami, bukan masalahku atau masalahmu. Disana saya merasa bahwa saya harus mulai belajar bahwa saya harus bisa jadi laki-laki yang bisa melindungi Lia sampai kapanpun karena saya sudah meminta Lia dihadapan keluarga besar kami. Keputusan ini membuat saya bisa menyingkirkan ego saya dan perbedaan kami. Ketika Lia tidak bisa mengatasi perbedaan kami, berarti sebagai laki-laki yang bertekad untuk melindungi Lia seumur hidup saya, ya saya harus membuat Lia bisa merasa nyaman

dan merasa disayang. Prinsip ini sangat membantu saya sampai sekarang ketika kami berselisih pendapat, karena sampai sekarang kami tetap adalah pribadi yang berbeda sekali.

kami mulai membahas satu persatu masalah kami. Kami mencoba melihat dari perspektif yang berbeda. Kami belajar melihat masalah kami sebagai masalah kami, bukan masalahku atau masalahmu.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


Natali: Keraguannya SEBELUM memutuskan nikah. Waktu itu saya sempat mempertimbangkan putus. Salah satu sebab utamanya karena Ivan tipenya ekstrovert banget. Di rumahnya selalu ada anak-anak rohani yang keluar masuk bahkan nginep, kayak di rumah sendiri. Saya mikirnya kalo pola pelayanan yang dia terapin kayak gitu, saya bisa stres nantinya, soalnya saya introvert. Saya butuh banget privasi, apalagi saya tipe orang yang betah di rumah. Hal-hal lain ada juga, tapi lebih remeh, dan buat saya Ivan itu udah sepaket kayak gitu, jadi pilihan saya cuma dua, mau (mampu) terima apa adanya atau enggak. Tentang anak-anak rohani, akhirnya saya yang kompromi. Saya menerima waktu Ivan bilang bahwa setelah berstatus suami-isteri rumah bakal jadi milik berdua, anak-anak rohani gak bisa lagi bebas keluar masuk. Jadi Ivan kumpul-kumpulnya di tempat lain, tanpa nginep-nginep lagi tentunya. Saya kok kesannya menghambat pelayanannya dia, tapi prinsipnya pasti ada perbedaan ketika dia berstatus lajang dan sudah menjadi suami. Ada tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Pelayanan tetap jalan tapi beda dong gayanya, gak bisa seperti waktu masih bujangan. Setelah mantap soal itu baru memutuskan nikah.

www.majalahpearl.com

http://www.egonlineestateagents.co.uk/wp-content/uploads/2016/05/flowervase.jpg

HEARTTOHEART


4.

Haruskah menikah dgn seorang godly man/woman?

Ivan: Saya ngga begitu paham tentang definisi godly woman atau godly man. Yang saya tahu saya harus menikah dengan wanita yang berusaha untuk mencintai Tuhan Yesus dalam segala aspek kehidupannya. Meskipun dalam beberapa hal wanita ini gagal, tapi dia punya keinginan untuk berusaha kembali menyenangkan hati Tuhan Yesus.

Natalia: Sebaiknya begitu, dengan begitu bakal lebih smooth ya ke depannya, walaupun gak menjamin juga. Tapi yang lebih penting lagi menikah dengan orang yang direstui (atau disuruh) Tuhan, soalnya ada juga kasus khusus, kayak misalnya nabi Hosea yang disuruh Tuhan menikah dengan seorang pelacur, tentunya bukan godly woman. Tapi ini kasus khusus banget ya.

“Yang saya tahu saya harus menikah dengan wanita yang berusaha untuk mencintai Tuhan Yesus dalam segala aspek kehidupannya.� #035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


HEARTTOHEART Apa yang penting dilakukan dalam membangun hubungan sebelum menikah dan menjaganya sesudah menikah?

5.

Ivan: Selalu jaga hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus karena ketika kita merasa seakan-akan tidak bisa melanjutkan lagi, baik hubungan sebelum atau sesudah menikah, maka hanya firman Tuhan dalam hati dan otak kita yang bisa mempertahankan hubungan yang sudah kita doakan dan putuskan. Natalia: Yang penting jaga kekudusan, komitmen, belajar berkomunikasi dua arah yang efektif, belajar berkonflik dan menyelesaikan masalah sampai tuntas supaya masalah enggak numpuk, punya hati yang mau belajar, mau mengakui kalau salah, dan mau berubah. Waktu pacaran buka mata lebar-lebar, kalo ada yang gak sreg harus ditindaklanjuti, jangan sampe nyesel di kemudian hari. Nanti seudah menikah, tutup mata, komit buat menjalankan janji nikah sampai maut memisahkan. Komitmen penting terutama di saat-saat badai dan saat-saat mentok, di mana gak ada jalan keluar dari situasi yang tidak menyenangkan. Dengan komitmen bisa ada kemauan buat bertahan (endure) dan bertekun (persevere), jalan aja terus sampai ada breakthrough. www.majalahpearl.com

Satu hal yang sangat saya hargai dari suami, dia komit banget untuk jaga jarak dengan cewe lain. Bahkan kalo “kepepetâ€?, misalnya tengah malam pulang dari RS dan kebetulan seorang temen cewe tujuannya searah, dia nolak keras untuk pulang bareng. Paling banter pakai dua kendaraan dan konvoi, jadi enggak buka celah buat godaan maupun fitnah. Hal-hal kaya gini menjaga perasaan saya dan bikin saya tenang, gak curiga macem-macem. Integritasnya buat hal semacam ini sudah terbukti dan teruji oleh waktu. Saya pun demikian‌

Komitmen penting terutama di saat-saat badai... Dengan komitmen bisa ada kemauan buat bertahan dan bertekun, jalan aja terus sampai ada breakthrough.


6. 7.

Perlukah mendoakan pasangan hidup? Ivan: Perlu sekali untuk mendoakan pasangan hidup, supaya nanti nya bisa mendapat pasangan hidup yang punya satu visi dalam menjalankan komitmen pernikahan.

Natalia: Ya perlu lah :D Perlu banget. Didoain aja bisa miss, apalagi gak didoain....

Kalau boleh tahu, apa perbedaan terbesar kalian (karakter/didikan keluarga/pendidikan/dll), dan bagaimana cara kalian mencari jalan tengahnya?

Ivan: Perbedaannya: karakter, didikan keluarga, kebiasaan. Cara mengatasinya dengan komunikasi dan selalu menempatkan Tuhan Yesus di tengah-tengah kami. Natalia: Perbedaan mah buanyaak banget, lebih gampang tanya persamaan deh kayanya hehehe... Perbedaan paling besar adalah pola pikir, didikan keluarga, karakter juga. Ini mah masih jadi PR yang menantang sampe sekarang. Pola pikir saya cenderung logis, sistematis, kaku. Pola pikir Ivan menurut saya berantakan hahaha... Anak pertama ngikut bapaknya, frustrasi lah saya ngadepin dua orang berantakan hahaha... Mudah-mudahan anak yang kecil nanti lebih teratur ya… Saya masih belajar untuk bersabar, terbuka menerima bahwa orang lain pemikirannya beda, yang buat saya logis, buat orang lain belum tentu begitu. Saya baru ngerti kenapa ada

ayat “... mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya” (Titus 2:4); dalam bahasa Inggris versi Young Literal Translation: “...make the young women sober-minded, to be lovers of [their] husbands, lovers of their [children]”. Ternyata mengasihi suami dan anak-anak itu kadang-kadang sulit sekali, terutama di saat gangguan hormonal (hamil, habis melahirkan, PMS). Versi Inggrisnya lebih jelas, bahwa saya kudu belajar untuk SOBER-MINDED alias WARAS gitu ya bahasa Indonesianya. Bener banget, soalnya saya suka frustrasi, depresi, atau histeris gak jelas haha… So ini masih jadi PR. Biasanya kalo abis dapet pencerahan saya tulis di blog buat pengingat, biar sama-sama belajar, sama sekali bukan karena saya udah oke, saya juga masih babak belur kok…

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


HEARTTOHEART Bagaimana perbedaan pernikahan sebelum ada anak dan sesudah ada anak bagi relasi pasutri? Lalu bagaimana menjaga agar prioritas tetap pasangan, bukan terjebak dalam child centered parenting?

8.

Ivan: Perbedaannya di “waktu�. Quality time kami berdua jadi berkurang. Cara menjaganya, sebelum anak lahir sudah buat komitmen bahwa prioritas tetap pada pasangan. Setelah anak lahir berusaha menjalankan komitmen itu. Perkuat komunikasi, sehingga kalo ada yang melanggar komitmen bisa teratasi dengan komunikasi. Natalia: Adanya anak menguras banyak waktu, tenaga, pikiran, jadi relasi pasutri cenderung terpinggirkan. Tapi sebenarnya adanya anak tuh bikin pasutri lebih deket dan lebih intim. Soalnya susah cari orang lain di dunia ini yang sebegitu takjubnya liat anak kita, sebegitu peduli dan sayangnya, dan sebegitu intensnya mengikuti perkembangan anak kita selain suami/istri. Ini yang bikin anak bisa jadi pusat prioritas, bukan cuma di atas suami/istri, tapi di atas Tuhan juga! Saya suka doa supaya Tuhan tolong saya buat lebih mengasihi Tuhan daripada anak-anak saya. Caranya memprioritas pasangan ya harus menyediakan waktu berdua setiap hari, supaya tetap connect. Ivan sibuknya luar biasa, saya suka www.majalahpearl.com

Saya suka doa supaya Tuhan tolong saya buat lebih mengasihi Tuhan daripada anak-anak saya. protes kalau udah merasa disconnect karena kekurangan waktu, apalagi bahasa kasih saya yang utama adalah quality time. Tapi saya diberkati banget karena Ivan bayar harga buat sediain waktu buat saya dan anak-anak, sebisanya cari waktu buat nge-date berduaan doang, sebisanya gak ngomongin anak atau kerjaan atau rutinitas sehari-hari, ngobrol kayak sepasang perempuan dan laki-laki dengan identitasnya masing-masing. Biasanya beberapa bulan pertama setelah anak-anak lahir itu masa-masa paling susah, sabar-sabar ya, ntar juga berlalu kok :)


Bagaimana dampak memiliki anak berkebutuhan khusus pada gaya parenting kalian berdua dan imbasnya pada relasi pasutri?

9.

Ivan: Gaya parenting mungkin sama dengan keluarga Kristen lainnya, kami berkomitmen untuk selalu kembali ke firman Tuhan di Efesus 6 :1-4, dan untuk menjaga relasi hubungan suami istri kembali ke Efesus 5 :22-25. Bedanya adalah pada diri kami sebagai ortu, Anak berkebutuhan khusus menguras banyak waktu, tenaga, pikiran dan emosi. Kami sering dihadapkan pada kondisi “titik nol”. Ketika quality time kami pada “titik nol”, ketika emosi pada “titik nol”, ketika komunikasi kami pada“titik nol”, maka hanya komitmen untuk tetap menjalankan firman Tuhan di Efesus yang bisa menyelamatkan pernikahan kami. Natalia: Dampaknya, gaya parenting kami kelihatannya “ajaib”, keras, kadang aneh, bahkan lebay di mata orang lain. Kayak sok banget gitu ya.. Soalnya anak kan diet khusus, harus bebas gluten, susu, pewarna, pengawet, gula, dan lain-lain, gak makan permen, minuman kemasan,

apalagi makanan ringan dengan kandungan gak jelas. Aturan-aturan, atau lebih tepatnya batasan, disiplin, reward and punishment, dan berbagai trik parenting yang kami terapin umumnya bikin orang geleng-geleng kepala karena heran. Kami sebagai orang tua harus sering brainstorming berdua buat cari solusi dari masalah yang muncul silih berganti. Imbasnya waktu kami buat berduaan kurang, secara mental udah kelelahan, merasa dituntut lebih oleh keadaan. Tapi bagusnya kami makin saling menghargai dan kompak ngadepin anak. Pernah ada satu fase di mana Darren sering tantrum hebat, papanya nemenin dia di kamar sampai tenang, saya di luar doa sambil nyanyi puji-pujian dan nangis bombay. Jadi kagum juga sama pasangan yang bisa punya jurus-jurus jitu buat ngadepin anak, dan kemauannya buat sama-sama mengusahakan yang terbaik buat anak.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


HEARTTOHEART

Bagaimana cara membagi waktu untuk keluarga, pekerjaan, dan pelayanan? Apakah pernah terjadi konflik mengenai time-management setelah menikah dan memiliki anak?

10.

Ivan: Konflik ada karena jam kerja saya tidak pasti. Kadang bisa seharian di tempat kerja, bahkan Sabtu dan Minggu pun kadang harus bekerja, jadi waktu saya yang sedikit di rumah harus di bagi dengan istri dan dua anak. Sebelum mempunyai anak sih saya dan istri bekerja di tempat yang sama jadi bisa sering bertemu. Penyebab utama konflik terjadi apabila kami tidak mempunyai quality time berdua. Karena keluarga kami termasuk yang dinamis dalam hal waktu, time management kami hampir tiap hari berubah. Intinya kami usahakan untuk setiap hari ada quality time berdua, untuk kami membicarakan semua hal, termasuk tentang jam kerja saya keesokan harinya dan bagaimana cara membagi supaya kebutuhan kami berempat untuk quality time tetap bisa terpenuhi. Natalia: Buat sekarang sih karena masih ada baby, waktu abis

www.majalahpearl.com

banget tersita buat baby. Mengusahakan quality time buat anak yang gede dan suami memang gak gampang. Saya berusaha fleksibel aja, begitu ada waktunya langsung dimanfaatkan buat apa saja yang lagi jadi prioritas. Misalnya, waktu buat suami lagi kurang banget, ya itu yang diprioritaskan begitu ada kesempatan. Begitu juga yang lain. Konflik soal waktu sih sering, hahaha... Itu memang salah satu tantangan terbesar buat keluarga kami, soalnya suami super sibuk dengan kerjaannya dan anak punya kebutuhan yang macam-macam. Jujur saja, love tank saya sering kosong dan bikin saya uring-uringan sendiri. Kalo dah gitu ya komunikasi, complain ke suami, terus dilakukan perbaikan di sana-sini. Kalau muncul lagi masalah gini, komunikasi lagi, gitu aja. Ya bersabar aja, selama anak masih kecil-kecil otomatis kita memang masih repot banget.


...Intinya kami usahakan untuk setiap hari ada quality time berdua, untuk kami membicarakan semua hal, termasuk tentang jam kerja saya keesokan harinya dan bagaimana cara membagi supaya kebutuhan kami berempat untuk quality time tetap bisa terpenuhi...

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


MARRIAGE

www.majalahpearl.com www. ww w.ma maja ala ahp hpe earl ea rl.c rl.c com om


TAKING THE “I” OUT OF

{Marriage} WRITTEN BY FELISIA DEVI | DESIGNED BY FEBE SOEHARDJO

Image by Miapowterr at www.pixabay.com

A

khir-akhir ini, berita tentang keretakan rumah tangga atau perceraian sudah menjadi hal yang biasa kita dengar. Akibatnya, kita beranggapan hal itu wajar dan bisa dialami semua kalangan. Apa penyebabnya? Banyak faktor pastinya. Saya memang belum menikah lama, jadi mungkin masih minim pengetahuan dan pengalaman tentang pernikahan. Tapi, setelah menikah saya semakin mengerti, selain komunikasi, kerendahan hati dari masing-masing pihak untuk terus belajar membangun pernikahan itu sendiri juga sangat penting. Kenapa? Karena dalam keseharian pernikahan, selalu ada hal ‘baru’, baik positif maupun negatif, yang ditemukan atau dihadapi.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


MARRIAGE

7XKDQ VDQJDW SHGXOL SDGD SHUQLNDKDQ NDUHQD PHPDQJ SHUQLNDKDQ DGDODK JDPEDUDQ KXEXQJDQ .ULVWXV GDQ MHPDDW

Kalau dipikir memang sepertinya sulit menjalani pernikahan. Tapi, kita patut bersyukur karena Tuhan yang menciptakan pernikahan itu sendiri menolong kita untuk bisa mengalami indahnya pernikahan lewat kebenarankebenaran-Nya. Tuhan sangat peduli pada pernikahan, karena memang pernikahan adalah gambaran hubungan Kristus dan jemaat (Efesus 5:32). Tidak ada hubungan yang bisa menggambarkan kasih Tuhan dengan lebih tepat selain pernikahan yang memang Tuhan ciptakan. Jika kita samakan pernikahan dengan hubungan Kristus dan jemaat, kita mengetahui kalau perjalanan kita bersama Tuhan tidak selalu aman, nyaman, dan tanpa duka. Ada hal yang harus kita kerjakan agar kita www.majalahpearl.com

dapat mengikuti-Nya dengan benar, yaitu menyangkal diri. Begitu juga dengan pernikahan. Saya sendiri mengalami kalau pernikahan membuat praktek penyangkalan diri atau melepaskan keegoisan saya semakin ‘nyata’. Misalnya, saat saya sedang ingin bersantai, sudah ada banyak pekerjaan rumah tangga yang menanti untuk saya kerjakan. Kalau mengikuti ego, tempat tinggal saya akan berantakan dan membuat saya risih sendiri. Mungkin juga akan berakhir dengan pertengkaran dengan suami yang kecewa karena rumah berantakan. Jadi, penting sekali untuk kita mengetahui kebenaran tentang tujuan Tuhan menciptakan


Image by Josh Felise at www.unsplash.com

pernikahan. Salah satunya, Ia mau menggunakan pernikahan untuk kita semakin mencapai tujuan hidup kita, yaitu semakin serupa dengan Kristus. Ia akan menggunakan pasangan kita untuk semakin membentuk kita semakin serupa dengan Dia. Salah satu hal yang saya pelajari lewat pernikahan, saat terjadi konflik, saya belajar untuk tidak langsung mengeluarkan apa yang dalam pikiran saya. Saat saya sedang kesal, dulu saya bisa langsung cepat merasa saya yang benar dan dia yang salah. Lewat pernikahan saya semakin menyadari, kalau kesal saya lah yang harusnya lebih banyak belajar. Saya berusaha untuk berurusan dengan Tuhan terlebih dahulu sebelum

menyelesaikan dengan suami karena pasti ada yang Tuhan mau ajarkan lewat hal yang saya alami. ... Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku - Lukas 9:23 Perselisihan bisa terjadi biasanya karena hal-hal kecil. Ini wajar, karena ketika menikah, otomatis kita akan membawa kebiasaan sehari-hari dan juga keunikan dari keluarga masingmasing. Untuk bisa berjalan bersama, bukan tentang siapa ikut kebiasaan siapa, tapi kita perlu membangun kebiasaan yang merupakan kesepakatan bersama.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


Image by Toanmda at www.pixabay.com

MARRIAGE

www.majalahpearl.com


Berjalankah dua orang bersama-sama jika mereka belum berjanji? - Amos 3:3 Kita bisa sepakat menentukan atau membuat kebiasaan baru yang sesuai dengan kebenaran, karena kita sedang membangun keluarga ilahi yang mengandung rencana Tuhan didalamnya. Hal ini penting, karena pernikahan bukan tentang diri sendiri atau pasangan, tapi tentang Tuhan. Tuhan mau memakai pernikahan untuk menjadi kesaksian tentang Dia, jadi apa yang terjadi dalam pernikahan seharusnya menggambarkan siapa menjadi ‘tuhan’ dalam pernikahan kita.

.LWD ELVD VHSDNDW PHQHQWXNDQ DWDX PHPEXDW NHELDVDDQ EDUX \DQJ VHVXDL GHQJDQ NHEHQDUDQ NDUHQD NLWD VHGDQJ PHPEDQJXQ NHOXDUJD LODKL \DQJ PHQJDQGXQJ UHQFDQD 7XKDQ GL GDODPQ\D

Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri ... Karena Kristus juga tidak mencari kesenanganNya sendiri,... - Roma 15:1, 3 Yesus sudah mengajarkan dan terlebih dahulu memberikan teladan untuk kita tidak mencari kesenangan sendiri. Ia hidup bukan dengan tujuanNya sendiri, tapi untuk melakukan kehendak Bapa. Begitu juga dengan kita dalam menjalani fungsi dan peran kita dalam pernikahan bukan dengan kehendak dan tujuan kita sendiri, tapi dengan kehendak Bapa. Ia (kasih) tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan sendiri - 1 Korintus 13:5 Biarlah kasih Kristus yang selalu menjadi dasar hidup dan pernikahan kita, karena kasih-Nya juga mengingatkan kita untuk tidak berlaku menuruti keinginan daging semata. Akhir kata, semua bukan tentang ‘aku’, tapi biarlah Tuhan yang semakin besar, tetapi aku harus semakin kecil (Yohanes 3:30) ***

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


PARENTING

Raising Respectful

Written by: Yunie Sutanto

Kasih tidak melakukan yang tidak sopan 1 Korintus 13:5a (versi Indonesia Terjemahan Baru)

Sebagai Murid Kristus, kita memiliki kasih Kristus dalam diri kita dan salah satu atribut kasih-Nya adalah “sopan�. Perbedaan budaya memang menerjemahkan kesopanan dengan berbeda. Misalnya, budaya Timur lebih menerima jabat tangan daripada pelukan atau ciuman pipi. Bertanya tentang www.majalahpearl.com

hal pribadi dianggap tidak sopan di negaranegara Barat, sementara pertanyaan-pertanyaan sejenis di negara Timur dianggap sebagai sebuah perhatian. Dari budaya apapun kita berasal, Sebagai orang tua, kita wajib mengajarkan sopan santun kepada anak, terutama sopan santun yang sifatnya universal.


Foto: Pexels.com

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


PARENTING

1

Ekspresi penghormatan kepada orang yang lebih tua bisa jadi berbeda. Di Barat, anak-anak bebas memanggil nama kepada orang yang lebih tua, tanpa embel-embel seperti tante, om, kakak, atau nenek dan kakek. Coba lakukan itu di Indonesia, kita pasti akan dianggap kurang ajar. Seorang anak wajib tahu bahwa menghormati orang tua wajib dilakukan tanpa memandang siapa orang tua itu. Seorang pengemis seharusnya dilakukan sama sopannya dengan cara anak memperlakukan kakek seperti di rumah sebelah. Cara anak memperlakukan asisten rumah tangga wajib sama dengan caranya memperlakukan ibu temannya. Ajarkan anak menghargai orang lain tanpa memandang status, bersikap ramah dan baik kepada siapapun.

2

Berbicara dengan baik adalah salah satu kesopanan yang wajib dikuasai oleh anak. Kita pasti sudah sering sekali mendengar bahwa lidah (perkataan) memiliki kuasa yang besar. Mengajari anak-anak menguasai lidahnya, berarti kita sedang mengajar mereka menguasai hidupnya.

www.majalahpearl.com

Secara universal, bicara dengan volume besar dan nada tinggi, khususnya kepada orang tua, dianggap tidak sopan. Beberapa anak memiliki kecenderungan untuk berteriak. Ajarilah anak kita untuk bicara dengan lemah lembut dan menggunakan volume yang wajar. Misalnya, saat mereka meminta sesuatu atau memanggil seseorang. Tentunya akan lebih sopan kalau mereka menghampiri seseorang saat ingin mengatakan sesuatu. Selain itu, biasakan anak-anak kita untuk mengucapkan kata-kata seperti “tolong� dan “terima kasih� saat mereka membutuhkan sesuatu.


kurang ajar saat di rumah, tidak akan menjadi tiba-tiba manis di luar rumah. Praktek bertamu dengan sopan dimulai di rumah. Misalnya saja begini, anak yang terbiasa berlari-lari di dalam rumah, duduk di atas meja, melompat-lompat di atas kursi, tidak akan semertamerta menjadi anak yang bisa duduk diam di rumah orang. Sebagai orang tua, mari kita mengajarkan anak kita bahwa segala sesuatu memiliki aturan.

Keterampilan menjadi pendengar juga adalah salah satu bentuk kesopanan. Ajarkan anak untuk berbicara tanpa menyerobot. Biasakan mereka untuk mendengarkan orang lain sampai selesai, baru berbicara pada waktunya.

3

Beberapa orang tua memiliki prinsip anak bebas melakukan apa saja di rumah, asalkan dia bersikap sopan saat di luar rumah. Mereka yang berprinsip seperti ini biasanya hanya tidak ingin mendapat malu saat anak mereka bertamu di rumah orang. Tapi, kenyataannya, anak-anak yang

Prinsip paling penting saat bertamu adalah meminta ijin. Beri pengertian kepada anak bahwa anak wajib meminta ijin saat ingin menggunakan apa yang menjadi milik orang lain. Hal ini berawal dari rumah, misalnya saat memasuki kamar orang lain kita wajib mengetuk. Atau, saat ingin meminjam barang miliki kakak atau adiknya, anak wajib meminta ijin. Kebiasaan meminta ijin akan menolong dia untuk menjadi seorang anak yang sopan saat di luar rumah.

MENJADI TELADAN DALAM KESOPANAN Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 1 Kor 10:31 #035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


PARENTING Firman Tuhan mengatakan bahwa setiap tindakan kita seharusnya dimotivasi oleh keinginan untuk memuliakan Tuhan. Apapun juga yang kita lakukan di dalam kasih Tuhan itu sopan. Firman Tuhan sendiri menjadi rambu-rambu perilaku kita. Memang adakalanya tindakan kita tidak di dalam kasih, namun dalam kebencian, iri hati, kemunafikan, dan berbagai kejahatan lainnya yang melandasi tindakan kita. Sebagai orang tua bagaimana jika kita melihat anak kita tidak sopan? Â Anak-anak adalah peniru yang ulung. Sopan santun sangat erat dengan rasa hormat yang mereka miliki terhadap orang lain. Mungkin mereka bisa melupakan nasehat orangtua mereka, tetapi mereka menirukan apa yang dilihatnya dengan sangat baik. Actions speaks louder than words. Bagaimana perilaku orang tua terhadap orang lain menjadi contoh yang akan ditiru anak-anaknya. Bagaimana kita sebagai orangtua memberi teladan kepada anak-anak kita? Jika kita kurang sopan pada orang lain di hidup kita sendiri, itulah yang dicontoh oleh anak-anak kita. Anak-anak adalah cermin yang nyata, refleksi kehidupan orangtua. Kesopanan terlihat dari hal-hal sederhana dalam keseharian kita. Itulah kenapa anak harus diajarkan untuk terbiasa sopan dimanapun dan kapanpun, Anak-anak tidak serta www.majalahpearl.com

merta mengerti dengan sendirinya soal sopan santun. Pendidikan formal bukan satu-satunya tempat belajar mengenai kesopanan. Anak justru belajar banyak dari apa yang ia lihat setiap hari, terutama dari keteladanan orang tua. Bagaimana kita bertindak di depan anak? Saat kita melihat pengemis di tepi jalan, apakah kita mencaci


dan mengusir dengan kasar? Apakah kita sering terlambat, padahal kita tahu bahwa terlambat berarti kita sedang tidak menghormati orang lain yang sudah menunggu kita? Saat mendengarkan orang lain berbicara dengan kita, apakah kita memperhatikan dengan sepenuh hati? Atau justru memalingkan perhatian pada gawai?Â

DIMULAI DARI RUMAH

Menjadi terang bagi dunia, dimulai dari rumah dan keluarga inti kita. Bagaimana kita bisa membangun kebiasaan baik dalam hidup anakanak kita? Tentu saja dimulai dari membiasakan sejak dini agar anak memiliki rasa hormat terhadap orang lain. Penghormatan kepada orang lain mendorong anak untuk memperlakukan setiap orang dengan sopan.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


PARENTING

Banyak hal yang harus terus kita ajarkan pada anak-anak kita soal hormat pada orang lain. Prinsip yang penting adalah bahwa penghormatan kepada siapa saja dan kapan saja. Teman sebaya anak kita juga masuk kategori orang lain yang harus dihormati. Apakah anak berlaku hormat pada sesama teman? Apakah anak menyambut temannya yang main ke rumah dengan sopan? Apakah anak merawat benda yang dipinjamnya dari seorang teman dengan baik? Sopan santun terbentuk karena dibiasakan. Kita yang menanamkan dalam diri anak kebiasaan tersebut. Kita yang memberi contoh kepada anak kita juga bagaimana bersopan santun dengan tulus. www.majalahpearl.com

 Marilah kita tidak jemu untuk menabur hal-hal yang benar dalam hidup anak-anak kita. Saat mereka masih dalam asuhan orangtua, kita punya kesempatan untuk mendidik mereka menurut jalan yang patut bagi mereka, supaya sampai masa tuanya pun mereka tidak akan menyimpang daripada jalan itu. Kebiasaan baik yang ditanam sejak kecil akan dituai menjadi nilai-nilai yang mereka pegang terus hingga tua nanti. Mari terus semangat menjalankan peran kita sebagai ibu yang meletakkan dasar yang benar bagi anakanak kita, sambil kita pun berubah sesuai dengan pembaharuan budi kita.


#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


MEETASISTER

a i d i W

www.majalahpearl.com


#1

Hi Widia! Boleh cerita tentang dirimu sedikit? Haiiii all :) Saya lahir dan besar di Jakarta, jadi asli Betawi.. :) Anak bungsu dan sekaligus anak perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara. Pada 13 Juli 2006, saat saya berumur 18 tahun, orang tua mengirim saya ke Taipei, Taiwan, untuk kuliah S1. Awalnya ga betah, ehhh seiring berjalannya waktu malah kepincut dengan lingkungan di Taipei, jadi sekalian deh nyari pengalaman kerja sampai saat ini. hehee

#2

Sekarang lagi sibuk apa? Sekarang sibuk mengerjakan apa yang masih dipercayakan, hahaha‌ Sambil terus berjalan kepada 'job' sesungguhnya yang dari Tuhan.

#3

Gimana sih rasanya tinggal di Taiwan? Kangen sama Indonesia ngga? Rasanya nyaman banget! Paling utama sih karena public transportation-nya aman, nyaman, praktis. Makanan disini juga enak, dan rata-rata harga barang tidak semahal di Indonesia. Tapi tetep kangen dong sama Indonesia, hehee, karena makanan paling enak sedunia adalah makanan yang dimasak oleh Mama di rumah.

#4

Selain Pearl, kamu melayani dimana? Kayaknya kamu sering jadi Worship Leader yah? Saya melayani di Bread Of Life Church - Indonesian Ministry. And, yes, saya adalah salah satu Worship Leader di persekutuan kami.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


MEETASISTER

#5

Sebutkan dong pelayanan apa saja yang pernah kamu lakukan‌ Lol!!! Kayanya hanya pelayanan tukang parkir yang belum, soalnya di sini semuanya praktis banget transportasinya hahaa ehem! Soo... saya dulu melayani mulai dari atur bangku, usher, kolektan, multimedia, redaksi, dan masih banyak lagi, hahaaa‌ Akhirnya sih sekarang saya fokus melayani di departemen praise and worship. And I love it with all my life :)

www.majalahpearl.com

#6

Dari begitu banyak pelayanan yang kamu lakukan, jadi penasaran bagaimana dirimu bisa ketemu Kristus? Sikap hati saya setiap pelayanan adalah bisa atau tidak, tapi bagaimanapun, terima dulu. Tiga penyebab utama adalah: yang pertama, saya percaya pelayanan yang dipercayakan kepada saya bukan hal yang kebetulan, tetapi masuk dalam agenda Tuhan. Kedua, hati yang taat, Tuhan pasti lengkapi saya dengan segala sesuatu termasuk skill yang saya perlukan. Ketiga, saya tidak hanya semakin mengenal Dia tapi juga diri saya sendiri. Hal ini yang membuat saya 'ketagihan' untuk semakin bertemu dan mengalami Dia.


#7

Perubahan apa yang paling besar yang telah terjadi padamu sejak kamu terima Yesus? Sayaaaa lebih sabar, dulunya gampang marah banget, hehe‌ Apapun bisa membuat saya mudah marah, insecure dan iri hati. Setelah mengenal dan mengalami Yesus, saya menyadari ternyata hidup ini bukan tentang saya, tapi tentang Tuhan dan sesama. Saya belajar untuk melepas ego, kesombongan, gengsi, juga keserakahan saya. Sekarang tentu masih belajar banget, prosesnya aduh banget boookkkk haha‌ Iya, more of Him and less of me :) Selain itu, kalau tentang Tuhan, berarti juga tentang sesama :) Pelajaran seumur hidup buat saya adalah belajar untuk peduli, mengasihi, dan menerima sesama dengan tidak membeda-bedakan seperti Tuhan mengasihi saya.

#8

What's your favorite verse in the Bible? And why? Mazmur 34:8 Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Because the best is yet to come :) Segala sesuatu diijinkan Tuhan untuk lebih dulu terjadi, gunanya supaya ketika kita sekilas menoleh ke belakang, kita selalu punya alasan untuk bersyukur dan mengerti mengapa Dia mau kita menjalani hal-hal yang telah terjadi itu. Manusia kan cenderung lihat dulu baru ngerti, tapi dalam Tuhan, rasakan, lihat dan mengerti :)

#9

Describe what God is to you in 3 words. Faith. Hope. Love

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


MEETASISTER

#10

Kamu sekarang single atau dobel nich? hehhee... Singleeee banget hahaaa *bangga namun tersipu*

#11

Tipe pasangan hidupmu kira-kira seperti apa? Waduhhh‌ Hahaaa‌ pertanyaan paling sulit!!! Saya berdoa dia itu seorang yang rajin dan bertanggung jawab, tidak boleh pelit adalah hukum yang mutlak! Tidak pilih-pilih kalau makan, have a good taste and passion of food, karna saya suka makan dan bereksperimen dalam masakan apapun. Bisa main alat musik dan jangan fals kalau bernyanyi. Seorang yang sevisi, biar digenapi 'aku dan seisi keluargaku bersama-sama melayani Tuhan'. Seorang yang bisa menghargai, menghormati orang lain. Seorang yang bisa menjaga dirinya sendiri, terutama kebersihan, kesehatan, keamanan. Karena saya menyukai road trip, jadi semoga dia adalah seorang yang suka travelling juga, suka nyetir dan drive well. Pastinya yang akan membuat aku yakin kalau he is the one, dia haruslah seseorang yang bisa terus-terusan menginspirasi aku untuk jadi berkat dan teladan dimanapun aku ditempatkan :)

www.majalahpearl.com


#12

Now let's talk about Pearl. Gimana sih sampai memutuskan buat melayani di Pearl?

#13

Well‌ Awalnya kan masih melayani di redaksi persekutuan kita. Lalu waktu dipindah ke departemen lain sempet takut skill design saya menurun. Yah, walaupun awalnya juga ga jago-jago amat sih, atas dasar suka aja hahaha‌ Trus kebetulan juga saya suka baca Pearl, ehhh ternyata Pearl membuka lowongan untuk designer, jadi dehhh saya memutuskan bergabung dengan Pearl.

Besides of all the sleepless nights dan rasa puas ketika Pearl terbit adalah ketika kemarin bulan Februari 2016 saya pulang berlibur ke Indonesia dan sempat bertemu pelayan Pearl lainnyaaaa, meskipun sharing kita ngalor ngidul banget tapi saya kagum sama hati teman-teman yang terus mau berjuang untuk semakin memajukan Pearl :)

Ada cerita-cerita berkesan selama melayani di Pearl? :)

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


MEETASISTER

#15

Ada pesan buat para pembaca Pearl? Hihihihi.. :D

#14

Apa harapanmu buat Pearl ke depannya? Ingin sekali lebih banyak orang bisa mengenal Pearl! Saya berdoa supaya Pearl bisa sering mengeluarkan edisi cetak, sehingga Pearl bisa tersebar di seluruh pelosok. Karena di jaman ini masih saja ada tempat-tempat yang belum terjangkau teknologi-teknologi maju seperti internet. Dannn menurut saya, keren loh kalau kita bisa 'kadoin' sahabat-sahabat kita dengan majalah favorit yang membangun hidup!

www.majalahpearl.com

Siapapun kita, janganlah mudah menyerah dalam kondisi apapun! Hidup ini memang sangatlah realistis, banyak problema dari hari ke hari, bahkan seringkali tidak menjadi lebih baik. Tapi tidak ada masalah yang tidak bisa terselesaikan. Kita tidak sendiri, ya, Tuhan tidak pernah membiarkan kita sendirian :) Dia selalu punya cara untuk membangkitkan kembali iman kita, mempesona kita dengan hal-hal ajaib yang Dia kerjakan dalam hidup kita. Mungkin saja lewat orang lain yang berbagi cerita kesaksian hidup mereka kita mendapatkan inpirasi untuk bangkit lagi :) You and i are not alone! Everyone struggles just like you and i do~ keep calm, and keep on seeking God. Tuhan Yesus memberkatiiiiii :))))))


Mazmur 34:8 Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


H

alo, pembaca Pearl yang terkasih :) Dikarenakan sedikitnya peminat untuk lomba kemarin (foto dengan majalah SE lalu di-upload ke Instagram), kami sekarang memperluas lomba ini untuk seluruh pembaca Majalah Pearl :) Kalian dapat mengambil foto dengan apapun yang berkaitan dengan Pearl. Contoh: memegang iPad dengan tampilan website Pearl. Atau pose sedang membaca blog Majalah Pearl. Ada beberapa terms and conditions yang baru. Check them out!

www.majalahpearl.com

Syarat dan ketentuannya adalah: 1. FOLLOW akun social media kami di Facebook Page yaitu Majalah Pearl dan Instagram kami di @majalahpearl. 2. KIRIM foto kalian yang berhubungan dengan Majalah Pearl. Sertakan juga caption semenarik mungkin, alamat akun Facebook dan Instagram kalian, layangkan ke email Pearl di majalahpearl@gmail.com dengan subject “majalahpearlgiveaway - (Nama Kalian)�


*

* ongkir ditanggung pemenang.

3. Jangan private account IG-mu ya! 4. DEADLINE pengiriman foto adalah 30 Agustus 2016 pukul 23.59 WIB ya! 5. Dan pada tanggal 1 September 2016, Pearl akan upload foto yang sudah kalian kirim ke Facebook dan Instagram Majalah Pearl. Jangan lupa dicek dan ajak teman-teman kalian untuk memberi LIKE pada foto kalian :) 6. Akan dipilih 2 pemenang, pertama berdasarkan like terbanyak (akumulasi dari FB & IG) dan pemenang kedua berdasarkan pilihan dari tim redaksi.

Bagi peserta yang sudah join di kloter kemarin, do not worry yach :) Kalian akan tetap diperhitungkan. Tapi kalian juga diperbolehkan untuk menambah atau mengganti foto kalian. Dan tentu saja, jangan lupa dikirim ke email Pearl ya. Basically lomba ini hanya diperpanjang dan diperluas :) Yuk buruan join, dan jadikan social media salah satu alat untuk mengembangkan firman Tuhan lebih lagi.

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


Connected Follow Us!

NEWSLETTER

www.majalahpearl.com

https://unsplash.com/photos/hB_xgEXucQs


Yuk, ikutan aktif di majalah PEARL!

Kirim surat pendek berisi saran, kritik, ide atau encouragement (tidak lebih dari 10 kalimat) untuk redaksi Pearl. Suratmu ini nantinya akan dimuat di rubrik “surat pembaca.” Kirim kesaksianmu untuk dimuat di rubrik “kesaksian.” Khusus untuk rubrik kesaksian ini kami memberikan tema khusus yang berbeda di setiap edisi. Have some questions? Kirimkan pertanyaanmu yang akan dijawab oleh beberapa anggota tim redaksi Pearl.

Mari saksikan kebaikan Tuhan dalam hidupmu :) Kami mengundang teman-teman untuk mengirimkan kesaksian dengan tema “Love is not rude, self-seeking, easily angered. It keeps no records of worngs.” Bagaimana kita mengasihi dengan kesopanan, menghargai orang lain dan peduli terhadap orang lain. Seperti yang Tuhan ajarkan kepada kita.

Sejak menerima Tuhan, apakah ada hal-hal baru (karakter, kebiasaan hidup) yang Tuhan tanamkan dalam hidupmu? Apa perubahan terbesar yang kamu alami sejak menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat yang kekal? Layangkan kesaksianmu ke majalahpearl@gmail.com (kesaksian tidak lebih dari 1 halaman kertas A4 please, Thanks!)

Join our team:

Writer, Designer, dan Photographer team. Bila teman-teman berminat, silakan email kami di majalahpearl@gmail.com beserta contoh karya-karya kalian! Ayo buruan, ladies! :D

#035 (Aug 2016-Sep 2016) | Love is not Rude, Self-Seeking,...


W W W. M A JA L A H P E A R L .C O M


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.