3 minute read
Tips Hadapi Masalah Sekolah Dengan Stoikisme oleh:Kelvin,UniversitasKristenIndonesia
Pernahkah kamu dimarahi orang tua gara-gara nilai di sekolah jelek? Mungkin kamu merasa kesal apalagi kalau sudah berusaha dan menyalahkan pihak lain seperti guru, teman-teman, dan seterusnya. Cek beberapa tips untuk mengatasi permasalah di atas melalui pendekatan filosofi stoikisme.
Stoikisme adalah satu aliran filsafat yang mengajarkan kita hidup sederhana dan bijak dengan memaksimalkan emosi positif, mengurangi emosi negatif. Menurut beberapa sumber, menyebutkan bahwa filosofi stoik adalah alat untuk mengejar penguasaan diri, ketekunan, dan kebijaksanaan. Sebenarnya apa sih stoikisme? Siapa stoik? Bagaimana menjadi stoik?
Advertisement
Aliran filsafat stoik sudah ada sejak filsuf Yunani kuno. Suatu hal yang unik dari tokoh-tokoh filsafat stoikisme adalah latar belakangnya yang mulai dari seorang raja, nelayan, bahkn budak. Berikut adalah tokoh-tokoh stoik Yunani yang terkenal dari berbagai latar belakangnya:
Marcus Aurelius
Aurelius adalah seorang penguasa kerajaan Romawi yang bijak dan baik. Posisinya sebagai penguasa, mudah saja bersikap sewenang-wenang dan memiliki impunitas hukum.Tetapi Marcus selalu merefleksikan setiap aktivitas kehidupan yang kemudian dituangkan dalam diary yang sekarang menjadi sumbangsih besar dalam aliran filsafat Stoik itu sendiri.
Lucius Seneca
Seneca merupakan seorang negarawan, penulis drama, dan penulis. Ia menuangkan gagasan dengan kata-kata yang sederhana dan berkarakter. Fokus pembahasan seneca adalah seputar hubungan persahabatan, takdir, kepedulian terhadap sesama, dan manajemen waktu.
Epictetus
Tokoh Stoik yang terakhir ini berlatar belakang sebagai budak, yang kemudian menganalisa aliran filsafat stoik secara analitik. Ajarannya bersifat praktis, yaitu dengan mempraktikkan ajaran-ajaran Stoik dan menerima takdir dengan ikhlas. Singkatnya, fokus ajaran Epictetus adalah menerima takdir, berani merubah sesuatu yang menjadi kontrol kita, dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan.
Bagaimana mencapai tujuan melalui pendekatan Stoik?
Aliran filsafat ini, seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa hanya memberikan tips. Sedangkan untuk mempraktekan tips-tips tersebut kembali kepada kedisiplinan dan komitmen setiap individu. Namun, ajaran filosofi ini membantu banyak orang mencapai tujuan mereka baik itu dalam proses studi, bisnis, atau pekerjaan lainnya. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang stoik membutuhkan aksi nyata dan komitmen yang baik.
Tujuan (purpose dalam bahasa Inggris) adalah suatu konsep yang disusun secara terstruktur untuk mencapainya. Tujuan biasanya ada yang bersifat jangka panjang dan pendek.
Tujuan jangka pendek biasanya bersifat praktis, misalnya tujuan keberangkatan pesawat tujuan Jakarta - Medan. Sedangkan, untuk tujuan jangka panjang berhubungan dengan tujuan hidup, tujuan untuk memperoleh sesuatu di masa mendatang, dan seterusnya. Dengan adanya tujuan juga membuat kita beraktivitas secara efektif tanpa membuang energi pada suatu hal yang tidak penting. Namun, tidak semua orang memiliki tujuan. Cara untuk menentukan tujuan adalah:
Kenali diri sendiri
Mengenal jati diri kata lainnya adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Kenali potensi
Kenali potensi diri sendiri mulai dari hal yang disukai seperti musik, bola, dan seterusnya.
Kenali nilai-nilaimu
Nilai-nilai tidak muncul begitu saja, tetapi berdasarkan pengalaman personal dan biasanya nilainilai ini bersifat internal seseorang.
Misalnya nilai keadilan, kejujuran, dan seterusnya.
Tentu saja dalam mencapai tujuan terdapat banyak tantangan. Tantangan itu bisa datang dari internal diri kita, juga dari eksternal. Disini kita hanya boleh mengontrol hal-hal internal kita seperti perasaan, emosi, persepsi, atau kejujuran. Sedangkan hal yang diluar kendali kita adalah ajakan teman, cuaca, tanggapan orang lain, dan seterusnya.
Prinsip-prinsip Stoik dalam mencapai tujuan
Ada beberapa prinsip ajaran stoikisme yang telah lama dipraktekkan oleh kaum Stoik. Prinsip-prinsip adalah sebagai berikut:
Kendali
Kita hanya bisa mengendalikan pikiran dan tindakan kita sendiri. Selain dari itu adalah sesuatu yang eksternal, diluar kendali kita. Kita diajarkan untuk mengendalikan sesuatu yang berada di internal kita.
Jika kita memikirkan tanggapan atau persepsi orang lain ke kita, maka kita akan semakin kesulitan. Karena hal-hal tersebut berada diluar kontrol kita. Dalam pergaulan dengan teman misalnya, ada yang tidak enakkan untuk meninggalkan perkumpulan (tongkrongan) padahal ada deadline tugas yang menanti kalian. Sebagai akibatnya kalian terlambat mengumpulkan tugas dan tujuan kamu untuk mendapatkan nilai akademik yang baik bisa gagal.
Mengantisipasi terjadinya hal negatif
Kadangkala kita familiar dengan kata "positif thinking". Namun, dalam ajaran filosofi stoik hal ini merupakan pengabaian atau kepura-puraan. Maka ajaran filsuf stoik mengajarkan kita untuk selalu mengantisipasi kemungkinan buruk seperti memastikan kondisi motor sebelum bepergian jauh. Atau bisa juga kita mengantisipasi bagaimana kita harus respon jika bertemu dengan orang yang menyebalkan.
Menyadari kehilangan
Tidak semua hal yang harus kita miliki. Suatu saat kita akan kehilangan benda atau orang yang kita sayangi. Itu adalah realitas kehidupan. Kita diajarkan untuk melatih emosi yang sehat, yang sewajarnya. Karena pada dasarnya tidak ada yang permanen dalam hidup.
Kesimpulan
Filosofi stoik mengajarkan kita untuk menjalani kehidupan dengan emosi negatif yang terkendali, dan hidup dengan kebajikan atau bagaimana kita hidup sebaik-baiknya sebagai manusia. Prinsipprinsip dasar stoik akan sangat bermanfaat apabila diterapkan dalam mencapai tujuan kita. Jadi, tujuan apa yang ingin kalian capai?