Majalah Unesa 104

Page 1



WARNA REDAKSI

U

niversitas Negeri Surabaya (Unesa) semakin hari kian diperhitungkan dalam percaturan dunia pendidikan nasional, khususnya di wilayah Indonesia Timur. Bahkan dalam hal tertentu Unesa juga sudah menjadi jujugan universitas lain, baik negeri maupun swasta untuk melakukan study banding. Prestasi yang tidak tercatat ini tentu tidak secara langsung ‘diakui’ dalam kapasitas perangkingan penyelenggara pendidikan tinggi nasional, namun begitu secara internal kita patut berbangga, karena telah mampu memberi sumbangsih kepada sesama perguruan tinggi yang menginginkan standarnya seperti Unesa. Dalam banyak hal, termasuk dalam urusan peningkatan kualitas dan layanan pendidikan kepada mahasiswa juga kepada masyarakat, Unesa pun banyak menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan nasional maupun intrenasional. Dalam tahun ini saja, sudah banyak perguruan tinggi dalam dan luar negeri menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk bekerja sama dengan Unesa.

Menurut Wakil Rektor IV, Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M. Litt, yang menangani bidang kerja sama bahwa kerja sama itu sangat penting dan mutlak harus dilakukan untuk kemajuan akademik. Ditandaskannya pula bahwa konteks kerja sama pada hakikatnya adalah saling memanfaatkan sumber daya yang dimiliki kedua belah pihak sehingga memberikan keuntungan

Unesa. Khususnya bagi para dosen dan mahasiswa yang merupakan aset penting Unesa. Adanya kerja sama dengan pihak kedua maupun ketiga, dan seterusnya, tentunya juga harus dikontrol secara benar. Keberhasilan sebuah kerja sama yang dilandasi oleh adanya saling kepercayaan kedua belah pihak adalah hasil yang sama-sama menguntungkan. Bukan sebaliknya. Tentu, kalau pun ada yang lajunya agak menjauhi track-nya maka segera harus diluruskan. Keberhasilan kerja sama di Unesa, mulai tingkat Prodi sampau Universitas. Bahkan bisa juga antarlembaga lain --non akademis--, perlu terus dikembangkan seiring capaian yang ingin diperoleh. Ujung tombak dari semua keberhasilan kerja sama ini adalah tanggung jawab Bidang IV. Diperlukan kelihaian untuk memacu semua peluang menjadi MoU yang menguntungkan. Ibarat Cowboy yang sudah di atas pelana kuda, tinggal menghentak sekeras-kerasnya supaya kuda melaju dengan cepat, atau malah menarik tali kekang kuda supaya sang kuda bergenti seketika. Diperlukan seni tersendiri untuk menjadikan kerja sama itu menjadi sesuatu yang indah. n ARM

KERJA SAMA ITU PERLU SENI dan manfaat berarti bagi kedua belah pihak. Selama ini, Unesa paling banyak melakukan kerja sama internasional pada sektor peningkatan kualifikasi dosen dengan mengirim dosen ke luar negeri. Sudah banyak pula kerja sama Unesa dengan kampus luar negeri, tinggal menindaklanjutinya. Apa yang sudah dilakukan Unesa sekarang sudah pada rel yang benar. Tinggal bagaimana mengendalikan agar alur yang sesuai dengan renstra Unesa ke depan ini terus dikembangkan dan dimunculkan ke permukaan supaya hasilnya pun dapat dirasakan oleh segenap warga

Majalah Unesa

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

3


DAFTAR RUBRIK

18 Edisi Ini

05

UNESA GENJOT KERJA SAMA INTERNASIONAL

Unesa semakin berbenah menuju kampus dunia. Berbagai kerja sama internasional terus digenjot untuk meningkatkan kualitas SDM dan infrastruktur. Wakil Rektor IV yang membidangi kerja sama mengakui bahwa kerja sama sangat penting dan mutlak harus dilakukan untuk kemajuan akademik.

07

3 HAL PENTING MENUJU WORLD UNIVERSITY

EDISI APRIL 2017

08

FIP PERKUAT KERJA SAMA PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN

09

FT JALIN KERJA SAMA MUTUAL DAN BENEFIT

12

UNESA KEMBALI DIPERCAYA SEBAGAI KETUA PANLOK 50 SBMPTN 2017

18 - 19

20

Berita Foto Kegiatan Pejabat dan Kemahasiswa Unesa.

24

LENSA UNESA

22

INSPIRASI ALUMNI

18

KOLOM REKTOR SEPUTAR UNESA

34

CATATAN LINTAS

19

Majalah Unesa ISSN 1411 – 397X Nomor 104 Tahun XVIII - April 2017 PELINDUNG: Prof. Dr. Warsono, M.S. (Rektor), Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si. (PR I), Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd., M.T. (PR II), Dr. Ketut Prasetyo, M.S. (PR III), Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M. Litt. (PR IV) PENANGGUNG JAWAB: Dra. Ec. Ratih Pudjiastuti, M.Si (Kepala BAAK) PEMIMPIN REDAKSI: Dra. Titin Sumarti, M.Pd (Kabag. Kerja Sama dan Humas) REDAKTUR: A. Rohman, Basyir Aidi PENYUNTING BAHASA: Rudi Umar Susanto REPORTER: Lina Mezalina, Murbi Astuti, Suryo Waskito, Emir Musa, Khusnul, Syaiful Hidayat, Asnaul Ilmiyah, M. Hasan Zaki, Mira Carera, Merry, Fikriyatul Umah, Nely Eka, Novita, Belya Dwi, Geofany FOTOGRAFER: Sudiarto Dwi Basuki, M. Wahyu Utomo, DESAIN/LAYOUT: Abdur Rohman, Basir Aidi ADMINISTRASI: Rr. Dwi Astuti, S.H., MM. (Kasubbag. Humas), Supi’ah, S.E. DISTRIBUSI: Lusia Patria, S.Sos, Hartono PENERBIT: Humas Universitas Negeri Surabaya ALAMAT REDAKSI: Kantor Humas Unesa Gedung Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya

4

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa


LAPORAN UTAMA

GENJOT KERJA SAMA INTERNASIONAL MENUJU KAMPUS KELAS DUNIA Unesa semakin berbenah menuju kampus dunia. Berbagai kerja sama internasional terus digenjot untuk meningkatkan kualitas SDM dan infrastruktur. Sejauh mana keberhasilannya?

K

erja sama internasional tentu sesuatu yang harus dilakukan oleh sebuah universitas jika ingin cepat maju dan berkembang. Dengan semangat memajukan dan mengembangkan kampus itulah, Universitas Negeri Surabaya gencar menjalin kerja sama internasional. Tujuannya tak lain adalah untuk memajukan dan mengembangkan kampus serta menyiapkan mahasiswa

menjadi tenaga kependidikan dan nonkependidikan yang professional dan berkelas dunia. Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M. Litt, Wakil Rektor IV yang membidangi kerja sama mengakui bahwa kerja sama sangat penting dan mutlak harus dilakukan untuk kemajuan akademik. Djodjok mengatakan, konteks kerja sama pada hakekatnya adalah saling memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki kedua

Majalah Unesa

belah pihak sehingga akan memberikan keuntungan yang berarti bagi kedua belah pihak. Menurut Djodjok, Unesa paling banyak melakukan kerja sama Internasional pada sektor peningkatan kualifikasi dosen dengan ‘menyekolahkan’ dosen ke luar negeri. Saat ini, terang Djodjok sudah banyak kerja sama dengan kampus luar negeri dan tinggal menindaklanjutinya. Sebab, untuk

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

5


LAPORAN

UTAMA

studi ke luar negeri memerlukan kesiapan para dosen yang akan belajar ke sana. “Tahun ini akan dilakukan student mobility antara Fakultas Teknik dengan Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM),” terang Guru Besar Bahasa Jepang itu. Terbanyak kedua kerja sama internasional adalah kerja sama kolaborasi penelitian. Djodjok mencontohkan, Unesa dan Universitas Nagoya melakukan kerja sama penelitian berkenaan dengan Culture Heritage, yakni penelitian tentang alat musik selonding dari Bali. Dua dosen Unesa dari Jurusan Sejarah dan Jurusan Seni Musik akan diundang pada Juni nanti ke Irlandia untuk mempresentasikan hasil penelitian tersebut. Kerja sama penelitian lain dilakukan dengan Auckland University senilai 13 M. Kedua lembaga akan mengadakan konsorsium di Indonesia bekerja sama dengan 12 LPTK di Indonesia. Tujuannya untuk merevitalisasi pendidikan atau lebih tepatnya revitalisasi LPTK. “Ada pula kolaborasi penelitian dengan beberapa universitas di Madrid, Spanyol terkait pengembangan disabilitas,” terangnya. Djodjok mengungkapkan bahwa kerja sama internasional pada sektor

bisnis sangat sedikit karena banyak terbentur aturan. Kampus memang tidak bisa begitu saja melakukan kerja sama bisnis. “Saat melakukan kerja sama bisnis harus clear dulu aturanaturannya, baru kerja sama dapat dilakukan,” papar Djodjok. Selain kerja sama di sektor akademik, kerja sama internasional juga dilakukan pada sektor nonakademik. Djodjok mencontohkan asrama kontainer yang sudah berjalan. Juni nanti, bahkan ada target kontainer sudah dapat dihuni. “Saat ini yang dibangun masih 33 kamar. Rencananya, 4000 kamar akan segera dibangun bekerja sama dengan asset management,” ungkap Djodjok. Kerja sama juga dilakukan melalui program eco campus. Djodjok mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup terkait eco campus. Kerja sama internasional dalam lini pengabdian masyarakat juga dilakukan meski jumlahnya sangat sedikit. “Pada dasarnya, kerja sama harus memiliki dampak positif bagi kedua belah pihak. Jika tidak, akan sulit melakukan kerja sama yang hanya menguntungkan sepihak,” tandas Djodjok.

Ke depan, lanjut Djodjok, Unesa akan melakukan kerja sama ‘apapun’ yang dimiliki dan dapat dikerjasamakan dengan Unesa. Sebab, Unesa memiliki aset yang luas. “Bisa saja kita mencari investor dari luar negeri untuk mendirikan bangunan atau fasilitas untuk melayani seluruh warga kampus,” paparnya. Manfaat Kerja Sama Internasional Sebagai kampus BLU, Unesa memiliki kewajiban untuk layanan masyarakat dan mahasiswa. Karena itu, sebisa mungkin kerja sama internasional yang dilakukan oleh Unesa bermanfaat bagi warga Unesa. Saat ini, Unesa juga membuat Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA). “Nantinya dapat dipakai untuk mahasiswa asing, sehingga wawasan kita juga menjadi luas,” ungkapnya. Djodjok berharap Unesa bisa meningkatkan rangking perguruan tinggi di tingkat internasional. Rangking ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya seberapa banyak dosen yang memiliki produk penelitian dan diterbitkan di jurnaljurnal terindeks scopus. Selain itu, seberapa banyak dosen-dosen yang memiliki paten dan memiliki link dengan industri. n (EMIR)

MENDUNIA: Wakil Rektor IV Unesa Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M. Litt (paling kanan) saat menerima kunjungan Finland University untuk menindaklanjuti kerja sama di bidang pendidikan. foto: HUMAS

6

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa


LAPORAN UTAMA

OPTIMISTIS: Ketua Kantor Urusan Internasional (KUI) Tsuroyya, S.S, M.A. memastikan bahwa Unesa terus berupaya menambah kerja sama internasional dengan universitas lain. foto: HUMAS

K

etua Kantor Urusan Internasional (KUI) Tsuroyya, S.S, M.A mengatakan, ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan untuk menjadi Teaching University to World University. Pertama, pengakuan dunia internasional mengenai kualitas pendidikan suatu perguruan tinggi. Kedua, kualitas dalam persaingan dunia pendidikan harus lebih baik. Ketiga, studi banding civitas akademika. Tsuroyya menambahkan, Unesa terus berupaya menambah kerja sama internasional dengan universitas lain. Kerja sama internasional dilakukan dengan universitas lain. Prosedurnya, biasanya akan menghubungi ke universitas yang hendak menjalin kerja sama tersebut. Apakah bisa? Kemudian, potensi-potensi yang dimiliki apa saja. “Selanjutnya dikolaborasikan dengan mitra,” terangnya. Upaya lain yang dilakukan adalah melakukan konsultasi dan transaksi. Entah itu di Kementerian Ristek Dikti. Sementara itu, Kementerian Ristek Dikti ada menggandeng

TIGA HAL PENTING MENUJU WORLD UNIVERSITY “Sejak 2016, Unesa sudah mulai menyiapkan untuk mengarah ke sana. Prodi di MIPA dan beberapa prodi lain sudah mulai menyiapkan untuk ikut pelatihanpelatihan dan sebagainya untuk memenuhi standar itu, terutama pada prodi yang memiliki akreditasi A.”

beberapa instansi di antaranya, penelitian simbelmawa dari kemahasiswaan, dosen, mahasiswa, peluang, maupun tendik. “Jadi, alur ke sana dan kami lebih kepada tipetipe konteks. Misalnya, salah satu dosen maupun sivitas akademika pulang dari luar negeri. Biasanya, mereka menyampaikan kepada para pimpinan,” ungkap Tsuroyya.

Majalah Unesa

Tsuroyya menandaskan bahwa ia tidak ingin terlalu banyak menandatangani MoU atau nota kesepahaman. Ia ingin ketika ada kegiatan konkret dan berkelanjutkan. “Kami tidak mau MoU kalau tidak ada kegiatan konkret. Jadi, lebih mengupayakan MoU tapi kegiatannya terus berjalan,” paparnya.n (SH)

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

7


LAPORAN

UTAMA

FIP PERKUAT KERJA SAMA INTERNASIONAL BIDANG PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) terus menguatkan kerja sama internasional di bidang pendidikan dan pengembangan. Tak hanya memperkuat kerja sama yang telah dilakukan sebelumnya, FIP juga mengembangkan keja sama baru untuk meningkatkan kualitasnya. Hal ini karena sudah saatnya FIP melakukan percepatan untuk berprestasi.

KERJA SAMA: Dekan FIP, Drs. Sujarwanto, M.Pd. (empat dari kiri) menerima cinderamata dari perwakilan College of Local Administration (COLA) Khon Kaen University. foto: DOK

K

erja sama yang telah erat dengan Khon Kaen University Thailand beberapa tahun ini akan mengalami peningkatan. Jika sebelumnya FIP telah melakukan kerja sama di bidang pertukaran mahasiswa dengan College of Local Administration (COLA) Khon Kaen University, mulai 2016 lalu. FIP juga melakukan pertukaran mahasiswa dengan Faculty of Education Khon Kaen University Thailand. Kerja sama dengan Khon Kaen University juga akan berkembang dan dikuatkan lagi, terutama dalam hal penelitian bersama, pengiriman

8

dosen untuk magang, pengiriman mahasiswa untuk transfer kredit, short course, penguatan karya mahasiswa, dan tentunya pertukaran mahasiswa. Drs. Sujarwanto, M.Pd, dekan FIP berharap dosen FIP bisa magang di sana dan punya link supaya disamping mencari keilmuan juga bisa berwawasan internasional. Tak hanya dalam tataran ASEAN, kerjasama internasional yang dilakukan FIP juga telah meluas. Mei ini, Dekan FIP bersama rektor dan jajarannya akan berkunjung ke Spanyol untuk menggelar kerja sama dengan Erasmus dalam bidang pengembangan pendidikan

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa

inklusif. Unesa tergabung dalam INDOEDUC4ALL bersama dengan 5 universitas lain di Indonesia yakni Universitas Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN-SUKA Yogyakarta, IAIN Surakarta, dan Universitas Lambung Mangkurat. Unesa tergabung dalam proyek kerja sama ini karena terus meningkatkan kualitasnya, tidak hanya dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam kepeduliannya dengan mahasiswa berkebutuhan khusus. Dekan FIP Unesa, Drs. Sujarwanto, M.Pd merupakan pendiri dan koordinator organisasi nonprofit yakni Pusat Studi dan Layanan


LAPORAN UTAMA Penyandang Disabilitas (PSLPD) Unesa, sehingga pada tahun 2013 Unesa meraih “Inclusive Award” dari kementrian pendidikan. University of Alicante (Spanyol) yang telah memiliki pengalaman dan ahli dalam bidang pengembangan pendidikan untuk penyandang disabilitas dan pendidikan inklusif menjadi project coordinator dalam kerja sama internasional ini. Selain itu, University of Piraeus (Greece) dan Glasgow Caledonian University (UK) juga akan ikut andil dalam pengembangan assessment,

pelatihan, pelaksanaan pendidikan inklusif, serta dalam bidang konferensi dan publikasi Unesa, dan kelima universitas lainnya akan terlibat dalam kegiatan proyek dan akan bertanggung jawab melaksanakan kegiatan dalam institusi mereka. Lebih tepatnya melakukan self-assesment untuk menilai kepuasan stakeholders, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam bidang pengembangan pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan, serta memperluas jaringan kerja sama.

Dalam menunjang kerja sama internasional ini, peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu kuncinya. Seluruh sivitas akademik ikut andil dalam suksesnya kerja sama internasional. Dosen dan mahasiswa dituntut untuk melakukan pengembangan kompetensi baik di bidang penulisan karya ilmiah, maupun penguatan bahasa inggris. “Semoga kerja sama yang baik ini bisa membawa nama FIP makin berkibar, paling tidak di ASEAN, bahkan dunia internasional,” harap Drs. Sujarwanto, M.Pd. n (LINA MEZALINA)

FT JALIN KERJA SAMA YANG MUTUAL DAN BENEFIT Tak hanya kultur akademik yang perlu dibangun di Unesa, sinergi dalam hal kerja sama untuk meningkatkan daya saing juga penting. Selain itu, salah satu indikator perguruan tinggi yang baik adalah memiliki kerja sama yang baik pula.

F

akultas Teknik Unesa memiliki banyak sekali potensi dalam menjalin kerja sama internasional. Menurut Dekan FT, Prof. Dr. Ekohariadi, M.Pd, Fakultas Teknik Unesa telah menjadi anggota organisasi RECOTVET (Regional Association in TVET). RECOTVET merupakan program di bawah RCP yang bertujuan mendukung dan membangun SDM dan lembaga untuk perbaikan kualitas dan harmonisasi pendidikan vokasi di regional Asia Tenggara. RECOTVET sendiri didanai oleh pemerintah Jerman melalui German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) dan berjalan di bawah naungan GIZ (Deutsche Gesellschatt fur Internationalle Zusammenarbeit). Fakultas Teknik memiliki 2 riset yang dibiayai GIZ pada tahun 2017. Judul pertama adalah Theoretical

PROF. DR. EKOHARIADI, M.PD

approach on Public Private Partnership for university training institutes in TVET dan Development of National and Regional Standard for TVET Personnel. “Kita akan lebih intensif dengan Pendidikan berbasis vokasi” papar Prof. Eko. Tak hanya itu, menurut Prof. Eko,

Majalah Unesa

kerja sama internasional yang dijalin Fakultas Teknik lainnya adalah RAVTE (Regional Association for Vocational Teacher Education) dengan kegiatan workshop, seminar, dan juga pertukaran dosen. “Salah satu manfaat dari kerja sama ini adalah mampu mengembangkan dan menerapkan keilmuan serta sumber daya manusia di Fakultas Teknik,” papar Eko. Kerja sama dengan beberapa universitas di luar negeri dalam rangka student exchange pun telah digagas Fakultas Teknik. Menurut Eko, kerja sama yang dilakukan Fakultas Teknik bertujuan meningkatkan pembinaan dosen dan mahasiswa yang komprehensif untuk meningkatkan daya saing. “Harapannya kerja sama ini dapat diperpanjang dan lebih ditingkatkan lagi. Selain itu, kerja sama antara FT dengan dunia industri juga dapat dikembangkan dan ditingkatkan lagi,” pungkasnya. n (KHUSNUL)

| Nomor: 103 Tahun XVIII - Maret 2017 |

9


LAPORAN

UTAMA

FIK JALIN KERJA SAMA INTERNASIONAL LINTAS SEKTOR

F

akulas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unesa telah lama menjalin kerja sama internasional. Beberapa kerja sama yang telah dilakukan di antaranya dalam bentuk beasiswa studi mahasiswa ataupun dosen, seminar nasional hingga studi banding. Tahun 2014 terpilih seorang dosen untuk menjalankan Short Course ke New Zealand, kemudian tiga dosen dikirim ke Universitas Taipei untuk melakukan Short Course dalam bidang Sport Metabolism dan Sport Management melalui dana IDB dan seorang dosen dikirim ke Universitas Heidelberg di bidang Climate Change and Health pada tahun 2015. Tidak hanya itu, FIK juga bekerja sama dengan Universitas Liverpool John Moores, Seminar Nasional dengan Prof. Erik Juul dari Via University College Denmark,

INTERNASIONAL: , Para pejabat Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK Unesa) saat menjalin kerja sama dengan Universitas Gdansk Polandai akhir 2016 lalu.

mengadakan workshop internasional sekaligus menjadi keynote speaker bersama Universitas Gdansk Polandia

pada akhir 2016, sedangkan di awal tahun ini sedang menjalin kerja sama dengan NMT Institute Italia. n (SIR)

KATA MEREKA...

10

Rina Harimurti, S.Pd, M.T,

Dosen Jurusan Informatika FT

Drs. Sumarno, M.Hum, Dosen Jurusan Sejarah FISH

PENCITRAAN

SHARING

“Kerja sama dengan beberapa badan baik dalam mapun luar negeri dapat menjadi pencitraan positif bagi Unesa terhadap stakeholder dan masyarakat. Dengan adanya kerja sama internasional diharapkan Unesa dapat menjadi lebih baik, sarana dan prasarananya lebih berkualitas, dan sistem pembelajarannya lebih baik dari sebelumnya.” n

“Dengan adanya exchange mahasiswa ini kita dapat mengenal budaya asing, sistem pembelajarannya, dan perilaku mahasiswanya yang mungkin berbeda dengan kita. Sehingga setelah kembali ke Unesa dapat di share di sini ataupun diterapkan di sini jika sesuai dengan kita.” n

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa


LAPORAN UTAMA

Rizkia, Mahasiswa Jurusan Tata Busana FT

Fitri, Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA

KUALITAS

PERBEDAAN

“Menurut saya, kerja sama internasional seperti student exchange itu sangat bagus karena dapat memperkenalkan kualitas kampus kita dan juga bisa menerapkan beberapa hal yang positif dari negara lain. Jadi, Unesa gak gitu-gitu aja.” n

“Universitas yang menjalin kerja sama internasional dengan universitas yang tidak bekerja sama secara internasional memiliki perbedaan pandangan di kalangan luas. Tapi, alangkah lebih baik tidak hanya jurusan atau fakultas tertentu saja yang menjalin kerja sama internasional agar mahasiswa dari fakultas lain dapat ikut merasakan student exchange itu.” n

Linda Oktaviani, Mahasiswa Jurusan Akuntansi FE

Asnaul Ilmiyah, Mahasiswa Jurusan PPKn FISH

IMBANG

WAWASAN

“Semoga masyarakat semakin berminat untuk masuk Unesa, tapi juga harus diimbangi dengan pengawasan sistem pembelajarannya untuk Unesa yang lebih baik lagi.” n

“Students exchange sangat bagus diterapkan di Unesa karena dapat meningkatkan wawasan dan memperkenalkan Unesa di kancah internasional. Namun, akan lebih baik lagi jika students exchange dilakukan di semua fakultas agar semua mahasiswa Unesa yang memiliki bakat dapat mengembangkan bakatnya di luar negeri. n (BELYA)

REVIEW BORANG S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

Majalah Unesa

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

11


WARTA

UTAMA

SYUKURAN: Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono M.S menerima potongan tumpang pertama dari Wakil Rektor I Unesa, Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si. dalam tasyakuran pembukaan pendaftaran online SBMPTN di Unesa .

Unesa menjadi tuan rumah pelaksanaan SBMPTN panitia lokal (Panlok) 50. Selasa, 11 Maret 2017. Pendaftaran online SBMPTN 2017 resmi dibuka pada pukul 08.00. Pembukaan yang diikuti dengan syukuran dan konferensi pers itu dilaksanakan di gedung PPPG kampus Unesa, dihadiri perwakilan Panlok 50 dari 6 PTN yakni Unesa, UA, ITS, UINSA, UTM, dan UPN.

PEMBUKAAN & TASYAKURAN PENDAFTARAN ONLINE SBMPTN DI UNESA

R

ektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S dalam sambutannya memaparkan, Panlok 50 siap melaksanakan SBMPTN baik Paper Based Testing (PBT) maupun Computer Based Testing (CBT). Dalam kesempatan itu, Rektor menjelaskan masih ada sedikit kendala pada seleksi CBT. “Bukan masalah sistem, namun masalah listrik untuk CBT,” ujar Warsono. Warsono mengatakan, dengan kuota CBT mencapai 2300 peserta, setidaknya Panlok 50 membutuhkan sekitar 60 genset. Untuk mengatasai kendala tersebut, Unesa akan bekerja sama dengan PLN untuk mengatasi problem tersebut secepatnya. Sementara itu, Rektor UA Prof. Dr. Mohammad Nasih,

12

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

SE, Mt, Ak, CMA. selaku panitia pusat menyampaikan pentingnya SBMPTN bagi generasi penerus, terutama nasib ribuan lulusan SMA. Kualitas dan integritas harus tercapai agar pelaksanaan SBMPTN sukses. “SBMPTN mungkin tidak terlalu berarti bagi kita, tapi sangat berarti bagi generasi selanjutnya, sehingga kita (Panlok 50) perlu menata niat lagi untuk menyukseskan SBMPTN ini,” terang Nasih. Lebih lanjut, Nasih mendorong ke depan ada perbaikan dan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan SBMPTN. “Surabaya saja UNBK-nya bisa ribuan. Kalau perguruan tinggi, harusnya lebih baik. Kalau bisa semua seleksi melalui CBT sehingga panitia tidak perlu menjaga soal dan lain-lain,” pungkasnnya. n (EMIR/WAHYU/SIR)

Majalah Unesa


WARTA UTAMA

KUOTA SBMPTN UNESA 300 KURSI KETUA Panlok 50, Yuni Sri Rahayu mengatakan, SBMPTN 2017 sudah siap untuk pendaftaran secara online. Yuni menerangkan bahwa SBMPTN tahun ini tidak ada perbedaan signifikan antara kebijakan aturan SBMPTN tahun lalu dan sekarang. Perbedaannya hanya pada aturan kuota yang digunakan bukan lagi dengan komposisi SNMPTN (40%), SBMPTN (30% ) dan Mandiri (30%), melainkan tahun ini SNMPTN (minimal 30%), SBMPTN (minimal 30% ) dan Mandiri (maksimal 30%). “Dengan adanya maksimal dan minimal, setiap PTN dapat menentukan kuotanya masingmasing sampai memenuhi kuota yang dibutuhkan,” papar Yuni. Lebih lanjut Yuni menjelaskan, kuota SBMPTN 2017 Panlok 50 rinciannya adalah UA 2000 kursi, ITS 1366 kursi, UPN 950 kursi, UINSA 670 kursi, Unesa 2000 kursi dan UTM 1842 kursi. Sedangkan untuk kuota seleksi CBT Panlok 50 mencapai 2175 kursi dengan 71 ruang yang siap digunakan. “Seleksi CBT dilaksanakan di beberapa PTN, di antaranya UPN 200 kursi, ITS 620 kursi, Unair 855

JUMPA PERS: Wakil Rektor I Unesa, Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si. (pegang mic) didampingi wakil dari lima perguruan tinggi negeri di Surabaya yang masuk Panlok 50, saat jumpa pers di sekretariat Panlok SBMPTN 2017 di Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya.

kursi, Unesa 300 kursi, UINSA 200 kursi,” papar Yuni. Yuni menambahkan jika calon pendaftar kesulitan memenuhi mekanisme pendaftaran atau

masalah teknis lain, siswa dapat mendatanig help desk di PTN yang terdekat. “Untuk Unesa, Help Desk SBMPTN 2017 ada di Gedung PPPG Unesa Lidah,” tandasnya. n (EMIR/SIR)

UPN VETERAN KUNJUNGI UNESA

T

im Badan Layanan Umum (BLU) UPN “Veteran” melakukan kunjungan ke kampus Unesa Lidah Wetan pada Kamis, 27 April 2017. Tim yang berjumlah 14 orang ini berkunjung ke Unesa dalam rangka persiapan BLU. Kunjungan mereka disambut hangat oleh Rektor Unesa dan Wakil Rektor II, dan segenap tim BLU Unesa. “Kami datang ke Unesa ini ngin memperoleh gambaran dan support tentang rencana BLU.

Kami ingin ‘menyekolahkan’ tim yang kami bentuk ini di Unesa,” ujar Wakil Rektor II UPN “Veteran”, Prof. Dr. Ir. H. Akmad Fauzi, MMT. Dalam agenda kunjungan ini dibahas tentang seluk beluk persiapan BLU. Banyak informasi yang berhubungan dengan cara mempersiapkan BLU yang diberikan oleh UNESA kepada UPN “Veteran”, diantaranya tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK), PTN Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum (PTN PK-BLU),

Majalah Unesa

rambu-rambu penyusunan proposal PTN BLU, Rencana Bisnis Anggaran (RBA), Pengelolaan dana PNBP, serta remunerasi pada PTN PK-BLU. “Saya yakin, saya optimis dan berdoa mudah-mudahan UPN segera memperoleh status BLU. Kita akan saling membantu kedepan, apa saja yang dibutuhkan UPN terkait ini, kita siap membantu,” tutur Rektor Unesa, Prof. Warsono, MS. n (MEZALINA/HASNA)

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

13


WARTA

UTAMA

UNESA - BANK INDONESIA SEPAKATI KERJA SAMA PROGRAM BEASISWA

MOU: Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono M.S dan perwakilan dari Bank Indonesia, Difi Ahmad Johansyah menandatangani MoU kerja sama program beasiswa di di Ballroom kantor cabang BI Provinsi Jawa Timur.

Unesa semakin giat menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Rabu, 5 April 2017 Unesa melakukan penandatanganan kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) terkait program beasiswa di Ballroom kantor cabang BI Provinsi Jawa Timur.

P

Penandatangan kerja sama dilakukan langsung oleh Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S. Selain Unesa, 4 Perguruan Tinggi Negeri lain juga melakukan kerja sama dengan BI. Keempat PTN tersebut adalah Unair, ITS, UINSA, dan Unijoyo. Dalam sambutannya, perwakilan dari Bank Indonesia, Difi Ahmad

14

Johansyah mengatakan bahwa beasiswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dan prestasi mahasiswa. Sebagai generasi muda, mahasiswa harus mampu menjadi generasi yang kreatif dan inovatif sehingga kualitas SDM di Indonesia lebih baik. Selain penandatangan kerja sama, pada kesempatan itu juga

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa

dihadirkan testimoni mahasiswa yang memberikan motivasi serta pengelolaan beasiswa yang baik. Pengelolaan beasiswa perlu dilakukan dengan baik, sehingga beasiswa yang diberikan tidak konsumtif melainkan dapat produktif. n WAHYU/TONI)


WARTA UTAMA

UNY STUDI BANDING REMUNERASI DI UNESA Rombongan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melakukan studi banding ke Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat (7/4/2017) di Gedung Pendidikan, Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya. Rombongan kerja UNY yang dipimpin Wakil Rektor II, Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd, membicarakan terkait pelaksanaan remunerasi di Unesa.

S

elain Wakil Rektor II, ikut dalam rombongan adalah Sekretaris Senat, dosen FIK, dosen FIS, dosen FBS, Kepala Bagian Perencanaan, Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi, Staf Subbag. Kumtala. Rombongan UNY ini diterima oleh Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, MS., dan Wakil Rektor II, Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd.,M.T serta beberapa pejabat terkait. Prof. Edi Purwanta mengatakan, Unesa dipilih sebagai salah satu tujuan studi banding terkait Remunerasi karena dianggap

cukup baik dalam pelaksanaan remunerasi. Apalagi, Unesa kerap menjadi jujugan berbagai universitas berstatus BLU. “UNY ingin mendalami lebih dekat pelaksanaan remun yang sudah berlangsung di Unesa,” ujar Prof. Edi Purwanta. Sementara itu, Rektor Unesa Prof. Warsono menyambut baik kunjungan dari UNY. Rektor senang karena dapat bersilaturrahmi dan kedua belah pihak dapat saling bertukar pikiran, terutama terkait program remunerasi. “Unesa pun sebenarnya juga masih

belajar. Karena itu, kami terus melakukan upaya perbaikan dalam melaksanakan remunerasi. Intinya kita terus belajar, mana yang baik kita ambil,” ungkap Prof. Warsono. Sebagaimana diketahui UNY dan Unesa merupakan perguruan tinggi dengan status Badan Layanan Umum (BLU), Seiring dengan Surat Keputusan (SK) BLU dan SK Remunerasi, maka semua perguruan tinggi negeri dengan status BLU wajib menjalankan program remunerasi. Kebetulan, Unesa telah menerapkan remunerasi. n (LUS/TON)

RAMAH TAMAH: Rektor Unesa, Prof. Warsono MS menyambut kedatangan rombongan study banding dari Universitas Negeri Yogyakarta.

Majalah Unesa

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

15


WARTA

UTAMA

PEMBUKAAN PEMILIHAN MAWAPRES UNESA 2017 Seleksi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) 2017 Universitas Negeri Surabaya resmi digelar. Acara diselenggarakan di lantai 11 gedung Rektorat Kampus Lidah Wetan pada 18 April 2017 dan dihadiri seluruh Wakil Dekan 3 (bagian kemahasiswaan) selingkung Unesa.

P

emilihan mawapres merupakan acara puncak pemilihan mahasiswa berprestasi setelah seleksi tingkat fakultas kini tingkat univeritas. Pembukaan acara dilakukan Dr. Ketut Prasetyo, M.S., selaku Wakil Rektor 3. Dalam sambutannya, Ketut menjelaskan kepada seluruh peserta agar memaparkan ide dan gagasannya secara baik dan mampu meyakinkan dewan juri. WR 3 juga menambahkan para peserta inilah bibit-bibit muda unggulan Unesa dan Indonesia yang

harus didukung penuh. Peserta yang terdiri dari 11 orang yang mewakili fakultas harus melewati beberapa tahap. Pertama, tahap presentasi. Kedua, tes kepribadian. Ketiga, tes portofolio. Kurang lebih selam 30 menit peserta diberikan waktu memaparkan ide dan gagasannya di hadapan dewan juri. Tidak hanya itu, peserta harus mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Dr. Syamsul sodiq, M.Pd selaku dewan juri menyatakan bahwa

peserta harus mampu berkompetensi dan menyajikan gagasan ide sebaikbaiknya. “Mahasiswa yang mengikuti seleksi mawapres 2017 harus mampu memberikan ide dan gagasannya untuk menciptakan sebuah kreasi dalam memecahkan masalah yang dalam masyarakat,� ujar Syamsul. Acara ini juga dihadiri masingmasing suporter peserta seleksi mawapres 2017. Sehingga, peserta yang mengikuti lebih bersemangat dan mampu unjuk gigi dengan baik. n (WAHYU)

PRESENTASI: Mahasiswa mempresentasikan karyanya dalam pemilihan mahasiswa berpretasi tingkat universitas di hadapan tim juri.

16

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa


WARTA UTAMA

WORKSHOP TEP HADIRKAN NARASUMBER IALF DENPASAR Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unesa menggelar Workshop Teaching Toefl Skills For Test Of English Proficiency (TEP) pada Senin-Selasa (10-11/04/2017) bertempat di Gedung LP3M Ruang W1 lantai 3 Kampus Lidah Wetan Universitas Negeri Surabaya. Acara workshop ini dibuka oleh Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si (Wakil Rektor I Unesa) dan Prof. Dr. Rusijono, M.Pd (Kepala LP3M).

A

cara yang terbagi selama 2 hari ini diikuti oleh dosendosen prodi pengampu mata kuliah Bahasa Inggris. Narasumber yang dihadirkan adalah David Bradburry (Manager of Teacher Training IALF Denpasar Bali). Workshop TEP bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mengajar dosen-dosen pengampu mata kuliah Bahasa Inggris di semua prodi dan juga memberikan strategi agar dosen mampu mengarahkan mahasiswanya melewati batas TEP sebesar 450. Acara ini digagas melalui kerja sama LP3M dengan IALF Surabaya. Kegiatan dalam workshop ini terbagi menjadi morning session dan afternoon session. Kegiatan morning session meliputi introduction, overview, dan example lesson (listening and reading for TEP/TOEFL®). Sedangkan kegiatan afternoon session meliputi teaching grammar for TEP/TOEFL® dan teaching vocabulary for TEP/TOEFL®.

TEP: Narasumber David Bradburry (Manager of Teacher Training IALF Denpasar Bali) menyampaikan materi kepada peserta workshop TEP se lingkungan Unesa.

“Karena jurusan Bahasa Inggris Unesa tidak bisa memenuhi seluruh permintaan jurusan untuk menempatkan dosen bahasa inggris di sana, bidang akademik di bawah naungan Wakil Rektor 1 memberikan solusi agar dosen yang non-bahasa Inggris namun memiliki kemampuan bahasa Inggris dapat mengampu mata kuliah bahasa Inggris

namun harus melewati beberapa pelatihan dan tes IELTS. Oleh karena itu perlu pengembangan dan peningkatan dalam menguasai teknik mengajar dalam bahasa Inggris,” ujar Suvi Akhiriyah, S.Pd, M.Pd, Koordinator MKWI Bahasa Inggris. Suvi Khoiriyah berharap agar kegiatan workshop seperti ini mampu diadakan secara

Majalah Unesa

berkelanjutan untuk mengupgrade dosen-dosen pengampu mata kuliah bahasa inggris. Selain itu ia juga berharap agar teknik mengajar dosen-dosen pengampu mata kuliah bahasa inggris mampu meningkat sehingga mampu mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa inggris. n (KHUSNUL)

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

17


LENSA

UNESA

SERAH TERIMA MOBIL OPERASIONAL DARI BTN

SERAH KUNCI: Kepala Divisi Commercial Funding PT Bank Tabungan Negara (BTN), Dewi Fitrianingrum secara simbolis menyerahkan kunci mobil operasional kepada Rektor Unesa Prof. Dr. Warsono, MS. di halaman Foodcourt Baseball Unesa, Kampus Ketintang Surabaya, Selasa (4/4).

nesa menerima bantuan 3 mobil operasional dari BTN yakni sebuah mobil ambulans, sebuah truck sampah/ barang, dan sebuah mobil bak. Secara simbolis ketiga mobil tersebut diserahkan langsung Kepala Divisi Commercial

Funding PT Bank Tabungan Negara (BTN), Dewi Fitrianingrum kepada Rektor Unesa Prof Dr Warsono MS di halaman Foodcourt Baseball Unesa, Kampus Ketintang Surabaya, Selasa (4/4). Ikut mendampingi Wakil Rektor 2 Unesa, Drs. Tri Wrahatnolo M.Pd., MT. Acara serah

terima tiga mobil bantuan BTN kepada Unesa yang dilanjutkan dengan pembukaan BTN Zone di area Foodcourt Unesa, diakhiri dengan jamuan makan siang di Joglo Foodcourt Baseball sembari diiringi tembang dan musik akustik oleh sejumlah mahasiswa. n (ARM)

PERESMIAN

BTN ZONE

FOODCOURT UNESA

PERESEMIAN: Kepala Divisi Commercial Funding PT Bank Tabungan Negara (BTN), Dewi Fitrianingrum dan Rektor Unesa Prof. Dr. Warsono MS, menandatangani prasasti peresmian BTN Zone di Foodcourt Unesa.

18

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa

TN Zone yang berlokasi di kampus Unesa Ketintang diresmikan Rektor Unesa pada Selasa, 4 April 2017. Peresmian BTN Zone dihadiri Kepala Divisi Commercial Funding PT Bank Tabungan Negara (BTN), Dewi Fitrianingrum, Branch Manager Bank BTN Surabaya, Rifki Sengadji, Wakil Rektor II Unesa, Drs. Tri Wrahatnolo, MPd., MT, para dekan dan dosen di lingkungan Unesa.l MIR


LENSA UNESA

FOODCOURT Unesa telah mendapat Seftifikat Halal dari MUI Jatim. Sertifikat Halal tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Bidang Litbang MUI Jatim, Drs H Harjana MSc kepada Rektor Unesa Prof Dr Warsono MS di halaman Foodcourt Baseball Unesa, Kampus Ketintang Surabaya, pada Selasa (4/4). Rektor Unesa mengucapkan terima kasih kepada MUI Jawa Timur yang telah memberikan sertifikat halal kepada Foodcourt Unesa. “Kami akan berupaya terus memperbaiki proses maupun bahan. Karena kami memang ingin memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa atau masyarakat utamanya pada makanan halal dan sehat. Kalau dua itu sudah terpenuhi, saya yakin kita semua akan menjadi orang-orang yang sehat,� ungkap Rektor. l(ARM/EMIR)

HALAL: Rektor Unesa, Prof. Warsono, MS menerima sertifikat halal untuk Foodcourt Unesa yang diserahkan oleh Ketua Bidang Litbang MUI Jatim, Drs. H Harjana, MSc.

FOODCOURT UNESA TERIMA SERTIFIKAT HALAL MUI

UNESA KUKUHKAN 4 DOKTOR PASCASARJANA Unesa menyelenggrakan Ujian Terbuka Program Doktor bidang Pendidikan Matematika. Ujian terbuka yang digelar di Gedung K10 Auditorium Lantai 3 Pascasarjana Unesa pada Jumat, 7 April 2017. Keempat doktor yang dikukuhkan adalah Promovendus Drs.Karim, M.Si, Promovendus Dra. Subarinah, M.Si Dra. Susanah, M.Pd dan Drs. Sudi Prayitno, M.Si.n (SH)

PENGUKUHAN: Para doktor baru pascasarjana Unesa foto bersama para tim penguji usai ujian terbuka.

Majalah Unesa

| Nomor: 104 Tahun XVIII- April 2017 |

19


KOLOM REKTOR Untuk menuju ke perguruan tinggi berkelas dunia, membutuhkan perencanaan yang matang dan pembenahan dalam berbagai bidang, antara lain adalah manajemen, peningkatan kualitas sumber daya, sarana dan prasarana.

Oleh Prof. Dr. Warsono, M.S.

U

nesa telah lama memiliki harapan menjadi perguruan tinggi berkelas dunia (world class university). Hal ini bisa dilihat dalam statuta Unesa tahun 2001. Dalam statuta tersebut dijelaskan bahwa visi Unesa adalah pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks) yang mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif di tingkat nasional, regional, dan internasional. Visi ini secara implisit memberikan gambaran bahwa ada keinginan Unesa untuk menjadi perguruan tinggi berkelas dunia {world class university). Meskipun keinginan tersebut bisa dikatakan masih jauh panggang dari api, karena Unesa yang baru saja mengalami konversi dari IKIP ke Universitas belum memiliki modal yang cukup untuk menjadi perguruan tinggi berkelas dunia. Paling tidak ­Unesa pernah dan akan terus berusaha untuk mewujudkan harapan tersebut. Menjadi perguruan tinggi berkelas dunia, bukan hal yang mudah, karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Selain itu, untuk menuju perguruan tinggi berkelas dunia, bukanlah suatu yang instan, tetapi membutuhkan, kerja keras, profesionalitas, komitmen seluruh pimpinan dan civitas akademika, serta waktu yang panjang. Peguruan tinggi “besar” yang “levelnya” jauh

di atas Unesa, seperti UI, UGM, ITB, ITS dan Universitas Airlangga (UA) masih belum bisa masuk rangking 300 perguruan tinggi dunia. Bahkan semua perguruan tinggi yang masuk kategori lembaga pendidikan tenaga

pertanyaan yang selalu muncul adalah apa telah memiliki kelas internasional? Apakah memiliki fasilitas laboratorium yang untuk mendukung pelaksanaan reseacrh, dan apakah memiliki asrama untuk mahasiswa. Belum lagi jika kita ingin mengajak untuk kerja sama dalam program double degree, maka pertanyaaannya menjadi semakin banyak, bagaimana dengan kurikulum, berapa jumlah guru besar, dan berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan kualitas akademik. Pengalaman beberapa perguruan tinggi luar negeri (yang dituangkan dalam sebuah buku berjudul The Road to Academic Excellence the Making of World-Class Research University, yang diedit oleh Philip G. Altbach dan Jamil Salmi) menunjukan bahwa untuk menuju ke perguruan tinggi berkelas dunia, membutuhkan perencanaan yang matang dan pembenahan dalam berbagai bidang, antara lain adalah manajemen, peningkatan kualitas sumber daya, sarana dan prasarana. Dalam menajemen membutuhkan pemimpin yang memiliki visi yang jauh ke depan dan komitmen yang kuat untuk mewujudkan visi tersebut. Bagaimana seluruh civitas akademika memahami visi dan berkomitmen untuk mewujudkan visi yang telah dicanangkan menjadi bagian penting dalam mewujudkan perguruan tinggi berkelas dunia. Visi tersebut menjadi gambaran tentang apa yang akan

KERJA SAMA INTERNASIONAL

MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY

20

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

kependidikan (LPTK) di seluruh Indonesia belum ada yang masuk ke dalam kategori 500 besar perguruan tinggi di dunia. Unesa sebagai salah satu LPTK bisa dikategorikan masih muda karena Unesa merupakan pecahan dari UA dan Universitas Negeri Malang. Meskipun demikian bukan berarti bahwa untuk menjadi perguruan tinggi berkelas dunia harus berurutan sesuai dengan usia perguruan tinggi. Persoalannya adalah apakah kerja sama internasional secara otomatis akan dapat membawa suatu perguruan tiggi menjadi bertaraf internasional atau berkelas dunia? Tentu saja tidak secara otomatis. Pengalaman ketika kita akan menjalin kerja sama, misalnya untuk melakukan student exchange dengan perguruan tinggi luar negeri,

Majalah Unesa


KOLOM REKTOR dijadikan keunggulan dan sekaligus menjadi arah bagi pengambilan kebijakan. Oleh karena itu, visi harus dipahami oleh semua warga dan menjadi komitmen bersama. Selain visi, hal utama yang harus dibenahi adalah kualitas sumber daya manusia, karena sumber daya manusia ini menjadi soko guru bagi misi suatu perguruan tinggi yaitu menyelenggarakan tri dharma, yaitu: pendidikan dan pengajaran; penelitian; dan pengabdian kepada masyarakat. Kualitas para dosen akan sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusan dan penelitian. Jumlah doktor dan guru besar memberi kontribusi yang besar tehadap kualitas penelitian. Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk menjadi perguruan tinggi berkelas dunia, harus memiliki publikasi karya ilmiah yang termuat di jurnal-jurnal internasional terindek. Karyakarya ilmiah tersebut yang menjadi media untuk memperkenalkan suatu perguruan tinggi kepada masyarakat akademis seluruh dunia. Karya ilmiah tidak terbatas kepada suatu wilayah, karena menawarkan kebenaran yang didasarkan kepada hasil penelitian (data dan fakta), sehingga bisa mendunia. Apalagi kalau karya-karya ilmiah tersebut menjadi rujukan para ilmuwan dunia, maka akan menjadi “promosi” bagi penulis maupun perguruan tinggi di tingkat internasional. Selain karya ilmiah yang dihasilkan oleh para dosen, prestasi para alumni yang monumental juga menjadi sarana “promosi” bagi almamaternya. Semakin banyak alumni yang mampu menghasilkan karya inovasi yang dipatenkan, maka perguruan tinggi yang menjadi almamaternya juga akan semakin dikenal oleh masyarakat dunia. Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan untuk menjadi perguruan tinggi berkelas dunia adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana. Sumber daya manusia yang berkualitas dan didukung dengan sarana prasarana, terutama laboratorium dan perpustakaan akan menjadi modal

bagi lahirnya karya-karya ilmiah yang berkualitas dan manfaat bagi pengembangan ilmu, dan teknologi, serta kesejahteraan umat. Saat ini Menristekdikti juga sedang mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk masuk kedalam kelompok 500 perguruan tinggi dunia. Untuk itu, Menristekdikti mendorong setiap perguruan tinggi untuk meningkatkan publikasi karya ilmiahnya di jurnal-jurnal terindek internasional. Bahkan publikasi internasional tersebut dijadikan sebagai syarat untuk kenaikan jabatan ke guru besar. Bagi para dosen yang ingin menjadi guru besar, selain berpendidikan doktor, juga harus memiliki karya ilmiah yang terpublikasi di jurnal internasional terindek. Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan peringkat perguruan tinggi di tingkat internasional, karena selama ini jumlah karya ilmiah di Indonesia masih berada dibawah negara tetangga Malaysia dan Singapura. Padahal jumlah perguruan tinggi di Indonesia lebih banyak dibanding dengan di Malaysia maupun Singapura. Sudah tentu, karya ilmiah yang bisa diterima di jurnal-jurnal internasional adalah karya ilmiah yang didasarkan pada hasil penelitian yang didukung dengan data, kajian teori, dan analisis yang tajam, karena kaidah ilmiah adalah logico-hypotetico-empirico. Artinya karya ilmiah harus didukung dengan data dan fakta, yang bisa dipertanggungjawabkan secara metodologis. Data tersebut kemudian dikaji dan dianalisis secara kritis dengan menggunakan perspektif teori, serta terbuka untuk dikritisi kebenarannya. Unesa juga mendorong para dosen untuk meneliti dan mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal internasional. Publikasi karya ilmiah para dosen ini juga dibutuhkan untuk akreditasi baik prodi maupun institusi, karena menjadi bagian yang dinilai dalam borang akreditasi. Dalam rangka meningkatkan publikasi karya ilmiah, Unesa mewajibkan setiap fakultas mengalokasikan dana penelitian bagi

Majalah Unesa

para dosen ke dalam rencana belanja anggarannya. Dengan demikian setiap dosen diharapkan bisa melakukan penelitian, termasuk para dosen muda. Dengan adanya dana penelitian yang disediakan oleh masing-masing fakultas para dosen muda bisa memperoleh pengalaman melakukan penelitian. Budaya meneliti di Unesa masih perlu ditingkatkan. Data menunjukan belum semua dosen melakukan penelitian setiap tahun. Hal ini terlihat dari jumlah proposal penelitian yang dikirim ke Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM). Dari proposal yang dikirim ke DRPM, jumlah yang diterima juga sangat sedikit. Ini membuktikan bahwa kualitas proposal yang dikirim masih kurang baik atau proposal yang dikirimkan tidak sesuai dengan skim yang ada. Dalam rangka meningkatkan jumlah proposal yang diterima oleh DRPM, beberapa fakultas telah mengundang para reviewer proposal dari DRPM untuk melatih para dosen menyusun proposal penelitian. Bahkan beberapa fakultas juga telah mengundang para dosen yang memiliki banyak publikasi di jurnal internasional untuk melatih para dosen menulis di jurnal internasional. Upaya tersebut telah berhasil meningkatkan gairah para dosen untuk meneliti dan menulis atau mengikuti seminarseminar internasional. Tampaknya kerja sama dengan para peneliti dari luar negeri juga diperlukan untuk menambah wawasan dan pengalaman para dosen dalam publikasi internasional. Dengan kerja sama dalam bidang penelitian, kita bisa memanfaatkan jaringan dan nama para peneliti luar negeri untuk publikasi internasional. Para peneliti yang sudah memiliki “nama” dalam bidang ilmunya biasanya telah memiliki banyak publikasi sehingga karya ilmiah yang melibatkan nama mereka sudah dipercaya memiliki kualitas yang bagus. Paling tidak kerja sama dengan peneliti dari luar negeri untuk mereview hasil-hasil penelitian kita dan sekaligus menilai kelayakannya untuk dimuat di jurnal internasional. n

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

21


INSPIRASI

ALUMNI

LEBIH DEKAT DENGAN WAKIL DEKAN I FAKULTAS BAHASA DAN SENI, Dr. SUBANDI, M.Litt

BEKERJA ALA ROMUSHA BEKERJA TANPA MENGENAL LELAH DEMI TERCAPAINYA TARGET YANG TELAH DITETAPKAN ADALAH PRINSIP PROFESIONAL YANG DITERAPKANNYA. MESKI DENGAN CARANYA ITU DIA DIJULUKI OLEH ANAK BUAHNYA SEBAGAI PEKERJA ROMUSHA, NAMUN DEMI KEBAIKAN HAL ITU TETAP DIPERTAHANKAN. ALHASIL BEBERAPA PROGRAM BUAH KERJANYA PUN DIADOPSI UNIVERSITAS.

P

engalaman adalah guru yang paling berharga. Sepertinya itulah prinsip yang dipegang teguh Dr. Subandi, M.Litt. Pria yang menjabat sebagai Wakil Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) ini mengaku, gairah kerjanya yang luar biasa didapatkannya dari pengalaman semasa menempuh kuliah S2 dan S3 di Jepang. Ritme kerja orang-orang Jepang yang sangat menghargai waktu diikutinya, dan coba diterapkannya dalam menggawangi bidang akademik FBS selama dua periode. Bahkan, dosen Pendidikan Bahasa Jepang ini pun tak segan dijuluki sebagai Romusha, --konotasi dari cara kerja yang diterapkan kepada staf dan anak buahnya supaya bekerja maksimal. “Ya, saya memang selalu menggerakkan staf supaya bekerja maksimal. Baik dalam melayani mahasiswa maupun menyelesaikan segala bentuk kegiatan. Capaian dari setiap staf menjadi bahan evaluasi balik terhadap mereka. Bagi yang bagus tentu akan saya beri reward, sebaliknya bagi yang belum maksimal akan terus kita pacu untuk mampu berdaya saing,” jelas pria kelahiran Blitar, 28 Oktober 1967 itu. Lulusan ilmu Linguistics dari Nagoya Japan (2004) ini telah melandasi

22

kehidupannya dengan terbiasa bekerja keras. Ketika menempuh kuliah S2 di Nagoya pun, alumnus IKIP Surabaya 1993 ini tak menyia-nyiakan waktu luangnya dengan bekerja sambilan. Misalnya bila jam kulihanya pukul 09.00 – 15.00, maka pagi mulai pukul 04.00 – 08.00 dimanfaatkannya waktu untuk bekerja di sebuah pabrik pengepakan tahu. Demikian pula selepas kuliah, antara pukul 16.00 – 19.00 dimaksimalkan waktunya bekerja di toko. Sepulang itu, antara pukul 19.00 – 21.00 dia ke kampus lagi untuk mengerjakan tugas atau sekadar ke perpustakaan. Ditanya bagaimana cara mengevaluasi kinerja anak buahnya, dosen yang lebih memilih homebase di Jurusan Bahasa Mandarin FBS ini menjelaskan bahwa semua telah disesuaikan parameternya. “Kita selalu memantau dan mengevaluasi setiap personel. Dari hasil pantauan dapat dihasilkan rerata. Misalnya dari sisi kehadiran juga produk. Bila hasil evaluasinya di bawah target, maka yang bersangkutan kita ajak bicara untuk kemudian diambil tindakan yang tepat,” paparnya. Pak Bandi, demikian biasanya pria yang selalu berpenampilan dandy ini dipanggil, selalu memasang target dan mempersiapkan segala sesuatunya secara matang. “Semua kegiatan tahun

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa

2016 misalnya, sejak awal sudah kami identifikasi dan kami fix-kan di awal (Oktober – Desember 2015) sehingga ketika memasuki tahun 2016 tidak lagi memikirkan programnya apa, timnya siapa, dan lain-lain. Tapi, sudah langsung jalan,” tandasnya kepada reporter yang mewawancarainya. Pengembangan Layanan Akademik Sebagai pejabat yang mengurusi bagian akademik, Pak Bandi juga memiliki program andalan untuk menjadikan FBS lebih baik ke depan. “Dalam rangka mempermudah, mempercepat layanan dan kevalidan hasil, saya membuat program (aplikasi) khusus. Dalam hal ini, mahasiswa atau alumni yang bermaksud mengurus administrasi seperti legalisir, mereka tinggal mengurusnya via online. Baru setelah dinyatakan lengkap dan beres, mahasiswa atau alumni tersebut tinggal datang ke fakultas dan mengambil hasilnya,” terang Bandi mengenai program andalannya. Beberapa program unggulan FBS melalui bidang 1 juga sudah diadopsi oleh universitas, antara lain jurnal perkuliahan online. Semula program ini inisiatif saya mulai tahun ketiga semasa menjabat sebagai wakil dekan 1 periode lalu. Saat berjalan efektif selama empat semester, program ini diminta oleh universitas,” pungkasnya.

n(ARM/MAJALAH FBS)


INSPIRASI ALUMNI

Tahun 1996, saya lulus dan mendapat pangkat Letnan II serta menjadi Komandan Pleton Marinir di Battalion I Marinir Teluk Bayur Surabaya. Sejak itu, saya mulai ditugaskan ke penjuru negeri ini. Mulai dari kerusuhan Ambon, kerusuhan Irian, Satgas tempur di Aceh, Satgas Reformasi, serta pada saat penurunan Presiden Suharto.”

SAYA MEMANG SELALU MENGGERAKKAN STAF SUPAYA BEKERJA MAKSIMAL. BAIK DALAM MELAYANI MAHASISWA MAUPUN MENYELESAIKAN SEGALA BENTUK KEGIATAN. CAPAIAN SETIAP STAF MENJADI BAHAN EVALUASI BALIK TERHADAP MEREKA. BAGI YANG BAGUS AKAN SAYA BERI REWARD, SEBALIKNYA BAGI YANG BELUM MAKSIMAL AKAN TERUS KITA PACU UNTUK MAMPU BERDAYA SAING.

Majalah Unesa

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

23


SEPUTAR

UNESA

PENGHARGAAN: Dekan FBS, Prof. Bambang Yulianto M.Pd (tiga dari kanan) menerima piala penghargaan Eco Campus 2017 dari Dinas Lingkungan Hidup kota Surabaya, disaksikan Rektor Unesa, Prof Warsono, MS dam Warek 2 Drs. Tri Wrahatnolo, M.T.

FBS UNESA RAIH PENGHARGAAN ECO CAMPUS 2017

F

akultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa berhasil menyabet trofi pemenang terbaik 1 dalam penganugerahan Eco Campus (Kampus Peduli dan Berbudaya Lingkungan se-Kota Surabaya) yang diselenggarakan Dinas Lingkungan Hidup kota Surabaya. Penghargaan Eco Campus dilakukan Ir. Musdiq Ali Suhudi, M.T Kepala Badang Lingkungan Hidup (BLH) kota Surabaya di ruang sidang FBS Kampus Lidah Wetan. Penyerahan penghargaan eco campus dihadiri Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S, Wakil Rektor II, Drs. Tri Wrahatnolo, M.T, Dekan FBS Prof. Dr. Bambang Yulianto dan pejabat terkait. Selain, Unesa yang mendapatkan hadiah dan trofi, terbaik kedua diraih Universitas Muhamadiyah Surabaya, dan terbaik ketiga diraih Fakultas Sains Universitas Islam Negeri Surabaya. Ir. Musdiq mengatakan, kegiatan Eco Campus merupakan kegiatan yang terkordinasi antara

24

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

lingkungan dan penghuninya. Dalam hal ini perlu melibatkan beberapa pihak yakni, dosen, mahasiswa, dan karyawan. Musdiq menambahkan, Eco Campus memberikan efek yang luar biasa karena di dalamnya melibatkan kepedulian manusia terhadap lingkungan. “Pemenang yang telah dipilih merupakan kampus yang mampu melibatkan seluruh sivitas akademiknya demi memaksimalkan lingkungan di sekitarnya,” paparnya. Prof. Bambang Yulianto, M.Pd mengaku senang dengan penghargaan yang diterima FBS mewakili Unesa. Prof. Bambang berterima kasih kepada seluruh warga FBS yang mampu berkordinasi dengan baik demi lingkungan FBS. “Kami memang sudah memerintahkan agar semua lampu penerangan dalam ruangan menggunakan lampu hemat energi dan mengurangi penggunaan AC. Ternyata, langkah tersebut tepat sehingga dewan juri menjatuhkan FBS sebagai pemenang pertama,” pungkasnya senang. n (WAHYU/TONI)

Majalah Unesa


SEPUTAR UNESA

SEMARAK KARYA CIPTA LUKIS WAHANA CIRAKARA

J

urusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Unesa menggelar kegiatan 10 jam melukis bersama. Acara gelar karya ‘Wahana Citrakara’ dilangsungkan di Aula Joglo FBS Unesa kampus Lidah Wetan pada Kamis 13 Maret 2017. Kegiatan tersebut diikuti 60 orang dari mahasiswa dan beberapa dosen pendamping. Wahana Citrakara yang berlangsung mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB tersebut merupakan kegiatan yang bekerja sama dengan produk cat Tesla Paint. Menurut Winarno, S.Sn,M.Sn selaku ketua panitia, tujuan kegiatan ini adalah memperkenalkan media cat. Pihak sponsor mewadahi kreativitas mahasiswa dengan memperkenalkan media cat buatan dalam negeri. Menurut Winarno, kegiatan tersebut dapat digunakan sebagai ajang mencari bibit pelukis dari mahasiswa semester awal agar mempunyai kesempatan belajar teknik-teknik dalam melukis.

WAHANA CITRAKARA: Seorang pelukis gelar Wahana Citrakara sedang memaparkan konsep lukisan yang dibuatnya kepada pengunjung.

“Diharapkan muncul semangat dalam melukis dan terus termotivasi untuk menciptakan lukisan yang inovatif dan kreatif,” ungkapnya. Kartika Herlina, salah satu peserta kegiatan menuturkan bahwa acara tersebut sangat diminati mahasiswa. Buktinya, peserta yang hadir sangat antusias untukmengikuti kegiatan

tersebut. Mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa angkatan 2013 tersebut menambahkan, cat yang dipromosikan kualitasnya tidak jauh beda dengan cat lain. “Warnanya sangat berkarakter dan harganya sangat murah,” terang Kartika. n (SURYO/TONI)

FIK GELAR SOSIALISASI PMW

D

alam rangka membekali mahasiswa membuat proposal Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unesa menyelenggarakan Sosialisasi PMW pada Senin (10/4). Kegiatan yang bertempat di Auditorium FIK Unesa Lidah Wetan ini menghadirkan Maya Mustika Kartika Sari, S.Sos, M.IP dari Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) sebagai narasumber. Dalam sambutannya, Dr. Budi Cahyo Kartiko, M.Kes mengajak mahasiswa untuk peka melihat berbagai peluang usaha yang ada di sekitar, serta dapat menerapkan ilmu yang didapat agar bisa menjadi wirausahawan. “Mahasiswa tidak perlu hanya mengharapkan untuk menjadi PNS saja, tapi bisa jadi wirausahawan yang merdeka dan tidak bergantung pada orang lain,” ujarnya. Dalam sosialisasi ini peserta diajak untuk meningkatkan kemampuan soft skill dan mengasah jiwa wirausaha muda sebagai upaya menciptakan

lapangan kerja. Mahasiswa diharapkan mampu menjabarkan rencana bisnis yang mempunyai sasaran realistis dan mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan usaha yang akan dikelola, serta mengantisipasi berbagai hambatan maupun peluang dalam usaha merealisasikan rencana bisnis yang telah disusun. n (LINA/WAHYU)

Majalah Unesa

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

25


SEPUTAR

UNESA

FISH GELAR LOMBA ESAI NASIONAL

JAWARA: Para pemenang lomba Esai Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa.

L

omba esai nasional Tingkat SMA/MA/SMK sederajat bertema Innovation for Indonesian diselenggarakan Program Studi D3 Administrasi Negara Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa pada Sabtu, 08 April 2017 di Aula Gedung I6 Srikandi FISH kampus Unesa Ketintang. Lomba diikuti oleh siswa-siswi SMA/MA/SMK sederajat berjumlah 81 peserta yang terdiri atas siswa dan guru pendamping. Peserta lomba sangat antusias saat ditanya oleh juri-juri lomba esai. Ada 4 Juri lomba yang dihadirkan, yakni Dr. Prasetyo Isbandono, S.Sos, M.Si, Dr. Agus Prastyawan, S.Sos, M.Si, Dian Ayu Larasati, S.Pd, M.Sc., dan Noviyanti, S.AP, M.AP, M.Pol.Sc. Selain itu, hadir pula Ketua Jurusan Administrasi Negara, Indah Prabawati, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi D3 Administrasi Negara, Dr. Prasetyo

26

Isbandono, S.Sos., M.Si. dan Dosen D3 Administrasi negara. Dr. Prasetyo Isbandono, ketua program studi D3 Adminitsrasi Negara dalam sambutannya mengatakan bahwa salah satu tujuan kegiatan ini adalah memberikan sosialisasi tentang Jurusan/Program Studi Administrasi Negara di Unesa ke Sekolah yang ada di Indonesia. Karena administrasi negara merupakan salah satu program studi vokasi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang jumlahnya masih terbatas. “Melalui acara ini masyarakat luas bisa lebih mengenal jurusan Administrasi Negara,” terang Prasetyo. Senada, Indah Prabawati, S.sos, M.Si, Ketua Jurusan Administrasi Negara menyambut baik diselenggarakannya kegiatan tersebut karena dapat menunjukkan tentang adanya jurusan administrasi negara di Unesa. “Acara ini juga sebagai ajang promosi adanya jurusan terutama program studi S1/ D3 Administrasi Negara di Unesa ke

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa

masyarakat Indonesia,” ujar Indah Indah menambahkan, dengan adanya lomba ini bisa menumbuhkan kreativitas dan sportivitas dalam tumbuhkan di bidang menulis. Apalagi tema lomba ini tentang Innovation for Indonesia yang bisa melestarikan dan menjaga budaya sertaa lingkungan dari pengaruh negatif. “Saran untuk peserta, semoga bisa mengikuti lomba baik. semoga tulisan mereka mengispirasi para peserta lain dan juga masyarakat luas seluruh Indonesia melalui publikasi karyanya,” tandas Indah sekaligus membuka acara Lomba. Sementara itu, Gading Gamaputra, S.AP, MPA, Dosen D3 Administrasi Negara sekaligus Inisiator lomba esai berharap kegiatan tersebut dapat dapat menjadi ajang mencari bibit muda/generasi muda yang mempunyai visi misi untuk memecahkan permasalahan negara saat ini. n (SH)


SEPUTAR UNESA

JURUSAN SEJARAH USUNG WISATA RAJA MAJAPAHIT

U

nesa melalui Jurusan Sejarah ikut berpartisipasi dalam Majapahit Travel Fair (MTF) 2017 pada 13-16 April 2017 di Grand City Convex Surabaya. Even pemeran pariwisata terbesar di Indonesia Timur yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur merupakan even yang ke-18 dengan tema “East Java Adventure Tourism.” Sekitar 120 pelaku industri pariwisata, instansi dinas pariwisata provinsi dan kabupaten seluruh Indonesia, perusahaan travel, dan perguruan tinggi yang terkait dengan pendidikan kepariwisataan ikut dalam kegiatan tersebut. Jurusan Pendidikan Sejarah

pada MTF tahun ini mengangkat tema 900 KM Rute Perjalanan Raja Majapahit (Hayam Wuruk). Dalam konteks kepariwisataan, Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa tengah mengembangkan model kepariwisataan berbasis sejarah. Dalam hal ini rute perjalanan Raja Hayam Wuruk sepanjang 900 Km dikembangkan melalui pendekatan pariwisata, sehingga menghasilkan paket wisata napak tilas Hayam Wuruk. Paket wisata yang berlabel “Wisata Raja Majapahit” tersebut, ternyata mampu menarik perhatian pengunjung dari dalam maupun luar negeri, terutama bagi mereka penggemar wisata petualangan dan kesejarahan.

Majalah Unesa

Menurut Drs. Johanes Hanan Pamungkas, M.A, Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan sebagai penanggung jawab stand Unesa pada MTF kali ini, mengatakan “ keikutsertaan Unesa pada event Majapahit Travel Fair menunjukkan bahwa Unesa merupakan perguruan tinggi yang selalu mengikuti trend, dalam hal ini event Majapahit Travel Fair termasuk acara yang paling trend saat ini. Pada event Majapahit Travel Fair Unesa tampil sejajar dengan beberapa perguruan tinggi terkemuka, seperti Universitas Airlangga, Universitas Ciputra, dan beberapa universitas terkemuka lainnya yang ada di Indonesia.” pungkas Drs. Johanes Hanan Pamungkas, M.A. n (PUPUT?SH)

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

27


SEPUTAR

UNESA

MTQ: Kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Fakultas di Fakultas Teknik Unesa tahun 2017 diikuti sekurangnya 275 peserta yang ikut dalam 10 kategori yang diperlombakan.

275 PESERTA IKUTI MTQ FT UNESA

F

akultas Teknik menyelenggarakan lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Fakultas pada Rabu 6 April 2017. Sebanyak 10 kategori yang diperlombakan dalam MYQ yakni LKTI, debat Bahasa Inggris, debat Bahasa Arab, desain Aplikom, hafalan, cerdas cermat, kaligrafi, pidato, tilawati dan tartil Alquran. Menurut Ketua Pelaksana MTQ, Dr. Mutimmatul Faidah, M.Ag, peserta MTQ sebanyak 275. Di antara jumlah tersebut, kategori Tartil Alquran paling banyak diminati dengan 72 peserta, sedangkan peserta paling sedikit

28

pada kategori Aplikom, yang hanya diikuti 3 tim. “Aplikom adalah kategori yang baru diadakan tahun ini, bahkan untuk tingkatnasional. Peserta membutuhkan ilmu dan persiapan yang tidak sedikit,” terang Mutimmatul. Juara masing-masing kategori, nanti akan bersaing lagi di tingkat Universitas. yang terpilih dari tingkat Universitas, akan mewakili Unesa mengikuti MTQ tingkat Nasional yang diadakanKemenristek Dikti. Dari 11 kategori MTQ Nasional yang dipertandingkan, Unesa tidak mengirimkan perwakilan untuk kategori Qiroah Sab’ah. “Kategori itu sama dengan QiroahTilawatil

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa

Quran hanya saja dengan dialek (Lahjah) yang berbeda, karena itu, cara membaca Alquran dengan metode tersebut membutuhkan ilmu khusus,” papar dosen yang aktif dalam kegiatan Islam tersebut. Mutimmatul berharap pelaksanaan MTQ tersebut dapat semakin memahamkan para mahasiswa terhadap Alquran. Bukan hanya dibaca, tapi juga direnungkan maknanya dan diamalkan. “Ilmu tanpa agama akan rapuh. Agama tanpa ilmu juga buta. Jadi, itu menjadi suatu hal yang ingin kita kolaborasikan,” tegas Mutimmatul. n (EMIR/SH)


ARTIKEL WAWASAN Afirmasi Literasi Industri Kreatif Melalui Mata Kuliah Bahasa Indonesia Vokatif

VOKASIONAL KREATIF Oleh BAYU DWI NURWICAKSONO*)

L

iterasi dipahami beragam oleh masyarakat. Literasi, pada mulanya dihubungkan dengan hal membaca dan menulis. Seiring dengan perkembangan zaman, istilah literasi disesuaikan dengan medianya. Untuk lebih memahami media baru literasi, berikut ini klasifikasi literasi menurut Baran, (2004: 38—49). 1. Literasi klasik (membaca, menulis, memahami) yang menghubungkan kepada proses membaca dan menulis, serta di sekolah-sekolah dasar telah digunakan sebagai aturan dasar. 2. Literasi audiovisual yang menghubungkan kepada media elektronik seperti film dan televisi, fokus pada gambar dan rangkaian gambar. Ini merupakan permulaan dari pendidikan berbeda yang digagas dengan segera tetapi tidak didukung penuh oleh kebijakan yang nyata. 3. Informasi atau digital literasi yang berasal dari komputer dan media digital yang telah membuat pentingnya belajar keterampilan baru. Ini merupakan konsep terbaru dan sering digunakan untuk mengacu pada keterampilan teknik yang diperlukan untuk peralatan digital modern. 4. Literasi Media yang dibutuhkan sebagai hasil dari konvergensi media –yang menggabungkan media elektronik (komunikasi massa) dan media digital (komunikasi multimedia) yang terjadi dalam berbagai perkembangan masyarakat informasi. Literasi Media ini meliputi beragam bentuk literasi: membaca, menulis, audiovisual, digital dan keterampilan baru yang diperlukan dalam sebuah iklim konvergensi media. Berdasarkan klasifikasi literasi dengan perspekif media tersebut, dapat dipahami bahwa literasi

merupakan kekuatan lunak (softpower) berbagai subsektor industri kreatif. Tanpa literasi, produk kreatif akan terasa hambar sebab ruhnya ada di tataran konstruksi dasar konseptual itu. Sementara, media kreatif merupakan kekuatan bendawi (hardpower). Tiga media yang terkait erat dengan literasi ialah media cetak, media audiovisual, dan media internet seperti daring (online), ponsel (handphone), permainan (game). Definisi literasi media yang disampaikan James Potter, yaitu: A set of perspectives that we actively expose ourselves to the media to interpret the meaning of the messages we encounter. We build our perspectives from knowledge structures. To build our knowledge structures, we need tools and raw material. These tools are our skills. The raw material is information from the media and the real world. Active use means that we are aware of the messages and are consciously interacting with them (Potter, 2005: 22). Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa literasi media adalah berupa alat sedangkan kumpulan informasi atau pesan adalah bahan mentahnya. Jadi, pembahasan tentang literasi media tidak bisa mengabaikan isi pesan media tersebut. Dari isi pesan media itu lalu dimunculkan istilah literasi kreatif berdasarkan media, yaitu literasi kreatif bermediakan berita, fiksi, dan iklan. Literasi sebagai Komoditas Industri Kreatif Untuk menyiapkan tenaga terampil yang memahami dan mampu mengaplikasikan literasi kreatif diperlukan edukasi literatif. Terdapat tujuh kecakapan atau kemampuan yang diupayakan muncul dari kegiatan

Majalah Unesa

literasi media (Potter, 2004: 124), yaitu: 1. Analysis: breaking down a message into meaningful elements; 2. Evaluation: judging the value of an elements; the judgement is made by comparing the element of some criterion; 3. Grouping: determining which elements are alike in some way; determining which elements are different in some way; 4. Induction: inferring a pattern across a small set of elements, then generalizing the pattern to all elements in the set; 5. Deduction: using general principles to explain particulars; 6. Synthesis: assembling elements into a new structure; 7. Abstracting: creating a brief, clear, and accurate description capturing the essence of message in a smaller number of words than the message itself. Kecakapan itu perlu disandingkan dengan aspek-aspek yang harus dipahami dalam praktik literasi media (Silverblatt, 1995: 13), yaitu:Â proses, konteks, framework, produksi nilai. Penguatan literasi kreatif sangat dipengaruhi tujuan kegiatannya. Bila tujuan kegiatan literasi kreatif adalah mengenalkan pengaruh kreativitas, maka prosesnya perlu menitikberatkan isi pesan yang diasumsikan memiliki konten kreatif. Sementara itu, bila tujuan untuk mengenalkan aspek produksi, maka prosesnya melibatkan produksi dan semua aspek teknisnya. Konteks juga sangat berpengaruh pada kegiatan literasi kreatif. Banyaknya pembicaraan tentang ekonomi kreatif membuat kegiatan literasi kreatif juga merujuk pada produk-produk kreatif di industri

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2016 |

29


ARTIKEL

WAWASAN

Tren perekonomian dunia telah bergeser dari era teknologi informasi menjadi era ekonomi kreatif. Termasuk di Indonesia, berdasarkan buku Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 (2008), kini industri kreatif dikembangkan menjadi 15 subsektor, di antaranya (1) Periklanan, (2) Arsitektur, (3) Pasar Barang Seni, (4) Kerajinan, (5) Desain, (6) Fesyen, (7) Video dan Fotografi, (8) Permainan Interaktif, (9) Musik, (10) Seni Pertunjukan, (11) Penerbitan dan Percetakan, (12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak, (13) Televisi dan Radio, (14) Riset dan Pengembangan, (15) Kuliner. kreatif. Aspek framework sangat terkait dengan aspek produksi. Kerangka pandang konten kreatif memengaruhi media kreatif, terutama dalam ranah komersial. Tren perekonomian dunia telah bergeser dari era teknologi informasi menjadi era ekonomi kreatif. Termasuk di Indonesia, berdasarkan buku Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 (2008), kini industri kreatif dikembangkan menjadi 15 subsektor, di antaranya (1) Periklanan, (2) Arsitektur, (3) Pasar Barang Seni, (4) Kerajinan, (5) Desain, (6) Fesyen, (7) Video dan Fotografi, (8) Permainan Interaktif, (9) Musik, (10) Seni Pertunjukan, (11) Penerbitan dan Percetakan, (12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak, (13) Televisi dan Radio, (14) Riset dan Pengembangan, (15) Kuliner. Di antara 15 subsektor itu, setidaknya ada delapan sektor yang mengandalkan keterampilan berbahasa seseorang secara vokasional untuk mewujudkan ide kreatif menjadi produk kreatif. Delapan subsektor itu ialah Periklanan, Video dan Fotografi, Permainan Interaktif, Musik, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Televisi dan Radio, Riset dan Pengembangan. Pada subsektor Industri Kreatif Periklanan misalnya, keterampilan menulis (copywriting) sangat diperlukan dalam menciptakan bahasa iklan yang kreatif dan persuasif. Adapun pada subsektor Industri Kreatif

30

Video dan Fotografi, kemampuan menulis skenario film (script) dan keterangan gambar (caption) sangat diperlukan untuk mentransformasi ide kreatif menjadi produk kreatif. Pada Industri Kreatif Permainan Interaktif, konten-konten kreatif berbasis bahasasastra-budaya Indonesia memiliki nilai kearifan lokal yang menjadi tren produk kreatif. Selanjutnya, pada Industri Kreatif Musik, tidak sedikit lagu yang bermula dari puisi. Pada Industri Kreatif Seni Pertunjukan, keterampilan berdrama dan apresiasi drama diajarkan melalui pelajaran bahasa Indonesia. Lebihlebih pada Industri Kreatif Penerbitan dan Percetakan, keterampilan berbahasa mulai dari membaca, menulis, dan menyimak sangat diperlukan dalam proses penulisan naskah dan penyuntingan. Sementara itu, keterampilan berbicara sangat dibutuhkan dalam Industri Kreatif Televisi dan Radio. Pada Industri Kreatif Riset dan Pengembangan, keterampilan membaca dan menulis karangan ilmiah sangat penting dimiliki orang yang bergerak di bidang riset. Portofolio Bahasa Indonesia Vokasional Kreatif sebagai Afirmasi Literasi Afirmasi literasi merupakan segala bentuk penguatan literasi mulai tataran konseptual hingga prosedural yang dilakukan individu, kelompok masyarakat, atau pemerintah untuk meningkatkan kemampuan literasi.

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa

Literasi mempunyai arti yang luas sebagaimana yang dikemukakan Wagner (1987) dan Unsworth (1993) yaitu penguasaan ilmu yang berdasarkan keterpaduan antara keterampilan mendengar, berbicara, membaca, menulis, berhitung, dan berpikir. Kemampuan ini melibatkan kegiatan mengumpulkan pengetahuan yang mengarahkan seseorang untuk memahami dan menggunakan bahasa yang tepat sesuai dengan situasi sosial. Mata kuliah bahasa Indonesia vokasional kreatif diberi pengertian sebagai program untuk membangkitkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia untuk industri kreatif. Ruang lingkupnya meliputi empat aspek: (1) penguasaan kebahasaan, (2) kemampuan memahami, (3) kemampuan menggunakan, (4) apresiasi bahasa dan sastra. Aspek kebahasaan diajarkan untuk tujuan meningkatkan kemampuan pemahaman dan penggunaan bahasa. Pembelajaran menulis masuk aspek kemampuan menggunakan bahasa. Tujuannya agar mahasiswa mampu (1) mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman, pesan, dan perasaan secara tertulis; (2) menyampaikan informasi secara tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan; (3) memiliki kegemaran menulis; (4) memanfaatkan unsur-unsur kebahasaan karya sastra dalam menulis. Tujuan tersebut diharapkan bermuara pada kedisiplinan berpikir dan berbahasa


ARTIKEL WAWASAN yang dikembangkan melalui aktivitas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara kreatif. Pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia vokasional kreatif merujuk pada proses menulis mencakup lima tahap yang dikemukakan Graves dalam Strech (1994: 9), yaitu : a. Tahap Pemilihan Topik Pada tahap ini mahasiswa diyakinkan bahwa dirinya betul-betul mampu melakukan hal tersebut. Langkah-langkahnya antara lain: (1) mengajak mahasiswa untuk mendaftar topik-topik yang ingin ditulisnya, (2) memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menambah daftar topik yang diinginkan, (3) memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih salah satu topik pada tulisan pertama, (4) membantu mahasiswa menyeleksi topik untuk tulisan pertama. b. Tahap Penyusunan Draf Pada tahap ini ada dua langkah kegiatan, yaitu perencanaan dan pengembangan karangan. Langkah-langkahnya antara lain: (1) memberikan contoh topik karangan, tujuan, dan siapa pembacanya; (2) memberikan pemahaman bahwa apa yang telah dikerjakannya merupakan rencana awal untuk menulis; (3) menyusun karangan secara aktual. Pada tahap ini mahasiswa mengekspresikan gagasan secara bebas dan kreatif. Oleh sebab itu, pada waktu mahasiswa menulis tidak ada interupsi. c. Tahap Revisi Pada tahap ini dosen dan mahasiswa mendiskusikan kemungkinan perbaikan yang bisa dilakukan pada portofolio karya demi hasil yang lebih maksimal. d. Tahap Koreksi Cetakan Percobaan (Proofreading) Pada tahap ini mahasiswa mengadakan koreksi secara keseluruhan atas kesalahan ketik dan tipografi yang kurang sempurna. e. Tahap Pemajangan Pada tahap ini, portofolio literasi diseleksi untuk selanjutnya dipajang di

Selain komik, portofolio literasi media kreatif yang dihasilkan mahasiswa pada mata kuliah bahasa Indonesia juga berupa multimedia, yakni video stopmotion yang menyajikan profil diri mahasiswa secara kreatif melalui gabungan karya fotografi, videografi, dan audio dalam bentuk cerita beralur. Seperti halnya stopmotion, mahasiswa juga ada yang membuat portofolio literasi berupa video hibridasi samuvi (sastra-musik-video) yang merupakan cara baru penyajian cerpen secara kreatif.

koridor kampus. Konsep portofolio dalam pengajaran literasi memiliki istilah yang bervariasi. Selain disebut penilaian portofolio itu sendiri, ada juga yang menyebutnya portofolio literasi “literacy portofolio” (Cooper, 1993: 556—560). Tetapi subtansinya sama, yakni koleksi pekerjaan, catatan-catatan perkembangan dan prestasi siswa yang dikumpulkan setiap waktu untuk maksud tertentu. Isi portofolio bisa bervariasi, bergantung pada tujuannya (Nitko, 2001: 278). Dalam hubungannya dengan pengajaran literasi, isi portofolio dipertimbangkan dengan memerhatikan tujuan penilaian sebagai berikut: (1) menentukan kemajuan mahasiswa dan merencanakan pembelajaran selanjutnya; (2) membantu mahasiswa memperoleh kemampuan literasinya ‘ownership’ dan mempertanggungjawabkan belajarnya; (3) menilai program kelas yang terpusat pada literasi. Sampel pekerjaan hasil koleksi dalam portofolio literasi pembelajaran bahasa Indonesia vokasional kreatif ini antara lain seperti laporan baca buku, kajian ekranisasi, penulisan naskah skenario hasil transformasi dari novel, hibridasi sastra-musik-video, puisi, komik, poster, video stopmotion profil diri, program drama televisi, dan iklan layanan masyarakat. Wujud portofolio

Majalah Unesa

literasi berbasis media kreatif itu didasarkan pada kajian terhadap Partnership for 21 th Century Skills (2002) yang menekankan pentingnya kecakapan belajar dan inovasi (learning and innovation skills) menjadi (1) kreativitas dan inovasi, (2) berpikir kritis dan pemecahan masalah, (3) komunikasi dan kolaborasi, (4) melek informasi (literasi informasi). Salah satu portofolio literasi kreatif yang dihasilkan mahasiswa adalah komik yang berisi cerita penggunaan konjungsi dalam bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia vokasional kreatif, mahasiswa menemukan cara dalam menyajikan materi bahasa Indonesia secara ringan. Hal itu selaras dengan konsep dasar komik yang diungkapkan Nurgiyantoro bahwa komik merupakan pesan-pesan komunikasi yang dibungkus dalam wujud cerita sehingga tampil sebagai suatu cerita yang ringan (Nurgiyantoro, 2005: 410). Senada dengan pernyataan tersebut, Arsyad (2012: 78) mengemukakan bahwa komik sesungguhnya lebih dari sekadar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti. Berikut ini langkah-langkah dalam pembuatan komik sebagai portofolio literasi media kreatif yang dilakukan mahasiswa.

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

31


ARTIKEL

WAWASAN

1. Menentukan tema komik. Tema yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mahasiswa. 2. Menentukan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan sangat penting agar penyusunan komik lebih terarah. 3. Menentukan tokoh komik. 4. Menentukan alur cerita. Alur cerita yang dimuat dalam komik tidak bertele-tele. Susun alur dengan mengaitkan kegiatan yang biasa dilakukan oleh kelompok sasaran komik. 5. Menentukan covering. Covering meliputi penyusunan cover, background komik, bentuk frame dan pewarnaan dalam komik. Selain komik, portofolio literasi media kreatif yang dihasilkan mahasiswa pada mata kuliah bahasa Indonesia juga berupa multimedia, yakni video stopmotion yang menyajikan profil diri mahasiswa secara kreatif melalui gabungan karya fotografi, videografi, dan audio dalam bentuk cerita beralur. Seperti halnya stopmotion, mahasiswa juga ada yang membuat portofolio literasi berupa video hibridasi samuvi (sastra-musikvideo) yang merupakan cara baru penyajian cerpen secara kreatif. Portofolio literasi media kreatif yang telah dikumpulkan mahasiswa itu selaras dengan definisi multimedia bahwa secara umum berhubungan dengan penggunaan lebih dari satu macam media untuk menyajikan informasi (Munir, 2012: 2). Secara lebih khusus Munir (2012: 4) menawarkan definisi multimedia yaitu sebuah program untuk penyampaian konten digital secara keseluruhan dengan menggunakan kombinasi terpadu antarteks, audio, gambar dua dimensi dan tiga dimensi, video dan animasi. Portofolio literasi mahasiswa dalam mata kuliah bahasa Indonesia vokasional kreatif juga ada yang dalam bentuk drama. Berdasarkan fenomena penggunaan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat, mahasiswa menciptakan program film

32

PENUTUP Pengembangan literasi berbasis media kreatif pada hakikatnya membantu mahasiswa dalam membangun makna atas mata kuliah bahasa Indonesia yang telah dipelajarinya selama ini. Melalui mata kuliah bahasa Indonesia vokasional kreatif, mahasiswa menjadi paham bahwa pengetahuan, pemahaman, dan penggunaan bahasa Indonesia dapat menjadi komoditas dalam industri kreatif. Selama mengampu mata kuliah bahasa Indonesia vokasional kreatif, penulis merefleksikan bahwa terdapat dua prinsip pembimbingan dalam pengembangan literasi, yakni 1. aspek keterampilan berbahasa Indonesia mahasiswa berkembang melalui formula reseptif-produktif baik yang berbasis tulisan maupun lisan. 2. aspek kreativitas dalam memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai bahan inovasi diperoleh mahasiswa melalui pengetahuan skemata dalam membangun makna industri kreatif. n

Arsyad, Azhar. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Baran, Stanley J. 2004. Introduction to Mass Comunication: Media Literacy and Culture. USA: McGraw Hill. Bawden, D. 2001. “Information and Digital Literacies a Review of Concept”, Journal of Documentation. Vol. 57 No. 2, page 218—259. Cooper, W. 1993. What are You Learning? Portfolio News 4(2): 2—3. Gipayana, Muhana dan A. Badawi. 2010. Meningkatkan Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan dengan Model Kartu Huruf di Kelas 1 SDN Kemiri Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Indriana, D. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Divapress. Iriantana, Y. 2009. Literasi Media. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Konstruktivisik. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya. Kern, R. 2000. Literacy and Language Teaching. Oxford: Oxford University Press. Munir. 2012. Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Nitko. 2001. Education Assesment of Student (Third Edition). Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, Chaedar A. 2005. Kurikulum Berbasis Literasi. http://www. educ.utas.edu.au/users/tle/cda/ cda-abstract.pdf diakses pada 5 April 2016

Penulis adalah Alumnus Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unesa, Dosen Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta

pendek, iklan layanan masyarakat, dan video reportase yang bertujuan meningkatkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia. Portofolio literasi semacam ini diproduksi secara vokasional oleh mahasiswa Broadcast. Performansi itu sengaja ditawarkan secara khusus kepada mahasiswa Broadcast karena drama atau teater merupakan bidang yang cukup erat dengan media berbasis teknologi. Hal itu seperti yang secara jelas diungkapkan Pavis (1992: 99), Theatre practice happily moves into other areas, either by using video, television or sound recording in the performance, or responding to demand for television, film or video recording, reproduction or archival preservation.

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa


SEPUTAR UNESA

ENGLISH TEACHERS’ BEST PRACTICES “Rutin, Prodi Bahasa Inggris FBS Unesa Fasilitasi Ruang Diskusi Guru”

P

rodi Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa telah menghelat kegiatan rutin English Teacher’s Best Practices II 2017. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (26/04/2017) ini bertempat di Ruang Seminar Gedung T4 lantai 1 Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa. Kegiatan Best Practices ini dibuka oleh Ririn Pusparini, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Prodi Bahasa Inggris. “Kegiatan ini dilatarbelakangi tidak adanya wadah yang mampu menjadi tempat semua guru khususnya guru Bahasa Inggris untuk sharing informasi, pengetahuan dan pengalaman untuk perbaikan proses pembelajaran.” Papar Ririn Pusparini, S.Pd., M.Pd. Terdapat 3 (tiga) narasumber yang memeriahkan kegiatan English Teachers’ Best Practices ini. Satu di

antaranya adalah Dra. Th. Kumalarini, M.Pd, seorang instruktur nasional K-13. Dosen senior di Prodi Bahasa Inggris ini menyampaikan materi tentang “Current trends and policies on K-13 and the implication on ELT in Indonesia”. Narasumber lainnya adalah guru-guru bahasa Inggris alumni dari Prodi Bahasa Inggris FBS Unesa. Mereka adalah M. Faruq Ubaidillah merupapakan guru bahasa inggris dari SMA Progresif Bumi Shalawat dan Nurcahyaning Samsi Pertiwi merupakan guru bahasa Inggris dari SMPN Upuhupun Pulau Wetang, Maluku Barat Daya. Nurcahyaning Samsi Pertiwi merupakan salah satu murid dalam Service Teaching Program (P3G). Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 70 guru dari seluruh Indonesia. Ririn Pusparini, S.Pd., M.Pd mengaku bahwa akan melaksanakan kegiatan English Teachers’ Best Practices selama

Majalah Unesa

4 kali dalam setahun. “Kegiatan ini terbagi menjadi 3 kali berupa mini conference dan 1 kali national conference.” papar Ketua Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris. “Saya berharap kegiatan seperti ini bisa dimanfaatkan oleh semua guru sebagai wadah untuk mengembangkan keilmuan. Kalau mereka bisa menjadi presenter’s, maka paper-paper mereka akan dimasukkan ke dalam jurnal Teacher’s Voice yang kami khususkan buat guru-guru bahasa Inggris.” Harap Kaprodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris. Menurut Dra. Th. Kumalarini, M.Pd kegiatan seperti ini sebagai media untuk mengembangkan keilmuan, sebagai wadah untuk saling bertukar strategi mengajar. Agar guru semakin kaya dalam berstrategi mengajar dan lebih memiliki inspirasi sehingga mengajarnya lebih bervariasi dan menarik. n (KHUSNUL)

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

33


CATATAN LINTAS

MEDIA KITA OLEH MUCHLAS SAMANI

S

udah setahun ini saya bingung dengan media kita, baik televisi maupun koran. Saya tidak merasa memiliki kapasitas untuk menilai pemberitaan media dan bahkan seringkali saya tidak paham tentang bagaimana media mengelola pemberitaannya. Namun izinkan sebagai guru saya berkeluh kesah. Saya tidak ingat lagi, mulai kapan media kita partisan. Apakah akhir-akhir ini atau sejak dahulu. Namun saya merasa akhir-akhir ini keberpihakan itu sangat kental dan bahkan fulgar. Apalagi dalam urusan politik. Kalau saya menonton berita pada televisi “A” sudah dapat ditebak apa isinya, menonjolkan sesuatu dan bahkan menjelekan sesuatu yang lain. Demikian pula televisi “B”. Seakan-akan kita sudah tahu, kalau ingin mendapat berita yang condong ke kiri tontonlah televisi “A” dan sebaliknya jika ingin mendapat berita yang ke kana, tontolah televisi “B”, kalau ingin mendapat berita yang condong ke depan tontonlah televisi “C” dan seterusnya. Bagaimana dengan koran? Tidak jauh berbeda. Bahkan gambar pada halaman depanpun sudah dapat ditebak. Ketika ada suatu peristiwa, perbedaan gambar yang ditampilkan sangat mencolok. Koran “X” menampilkan gambar sisi positifnya, sedangkan koran “B” menampilkan gambar sisi negatifnya. Bahkan koran yang dahulu “netral” sekarang terasa partisannya. Memang cara pemberitaannya relatif lebih sopan. Namun masih terasa ketidakseimbangannya. Berita yang kepentingannya ditonjolkan, sementara berita imbangannya sangat sedikit. Ketika naik pesawat dan di pintu masuk disediakan beberapa jenis koran, saya seringkali mengambil dua buah dan keberpihakannya berbeda. Dan segera menermukan perbedaan itu. Mengapa begitu ya? Mohon para ahli menganalisis. Mungkin bagus juga untuk sebuah penelitian. Apakah karena

34

Apakah seperti itu yang terjadi saat ini? Media yang seharusnya netral ternyata berpihak, karena di pengelola media punya kepentingan. Saya juga teringat ada seorang teman aktivis yang mengritik temannya sesama aktivitas yang kemudian mengelola sebuah koran. Teman aktivis itu mengatakan temannya berubah ketika menjadi pengelola sebuah koran. di negeri ini terjadi polarisasi yang hebat, sehingga semua orang terbawa? Apakah karena bos koran dan televisi banyak yang terjun ke politik? Apakah itu kepentingan bisnis? Apakah media dikooptasi oleh pihak-pihak tertentu? Mengapa? Mengapa? Merenungkan itu, saya teringat pengalaman pada tahun 1980-an. Saat ini sebagai dosen muda, saya diminta menjadi asisten dalam sebuah pelatihan. Ketika dosen tamu dari FSU sudah selesai memberikan kuliah, saya diminta untuk

| Nomor: 104 Tahun XVIII - April 2017 |

Majalah Unesa

menjelaskan beberapa bagian. Salah satu bagian yang harus saya jelaskan adalah posisi ilmu pengetahuan dalam sosial kemasyarakatan. Dengan semangat menjelaskan bahwa posisi ilmu pengetahuan haruslah netral, sehingga dapat menjelaskan fenomena yang ada dan sekaligus memecahkan masalah yang terjadi. Seorang dosen muda yang lebih senior dari saya dan kebetulan ikut pelatihan mengingatkan, kenetral­ an seperti itu hanya ada di teori. Ilmu pengetahuan memang netral, tetapi “si pengguna” tidak netral, karena memiliki kepentingan. Apakah seperti itu yang terjadi saat ini? Media yang seharusnya netral ternyata berpihak, karena di pengelola media punya kepentingan. Saya juga teringat ada seorang teman aktivitas yang mengritik temannya sesama aktvitas yang kemudian mengelola sebuah koran. Teman aktivis itu mengatakan temannya berubah ketika menjadi pengelola sebuah koran. Setelah mengelola koran, sifat aktivisnya luntur dan menjadi orientasi bisnis. Teman aktivis itu mengatakan kalau otak temannya sekarang dipenuhi oleh pikiran bisnis yang hanya memikirkan uang. Apakah sinyalemen teman aktivis dan pendapat kawan dosen tahun 1980-an itu dapat menjelaskan fenomena pemberitaan di media saat ini? Jujur saya tidak tahu. Namun sungguh saya risau, karena dari media itulah masyarakat luas mendapatkan berita. Bukan tidak mungkin pendapat masyarakat terbentuk oleh berita di media. Nah, jika demikian sangat kasihan masyarakat yang “dicekoki” berita partisan dan akhirnya secara tidak disadari menjadi partisan. Atau memang itu yang diharapkan oleh di pembuat berita? n *http://muchlassamani.blogspot.co.id




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.