Majalah Unesa 105

Page 1



WARNA REDAKSI

P

endidikan menjadi sesuatu yang urgent bagi setiap individu. Tak salah bila kemudian di negeri ini menjadikan pendidik­ an sebagai salah satu hari nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei. Tidak dimungkiri bahwa keberhasilan selalu diawali dari pendidikan yang sukses. Karier, prestasi, dan segala hal yang bernilai akan kemenangan selalu dilandasi dari pendidikan yang sesungguhnya. Di Indonesia, pendidikan sudah menjadi kebutuhan sejak Ki Hajar Dewantara memberi pemahaman bahwa orangorang merdeka adalah mereka yang mengenyam pendidikan. Pendidikan mulai saat itu dibangkitkan sebagai kesadaran dan keperluan yang tak boleh ditepikan. Hasilnya, kini bangsa Indonesia sudah merasakan makna penting pendidikan tersebut dengan mengenyam masamasa pembangunan sejak era pasca perang kemerdekaan. Era pembangunan fisik dan pembangunan manusia seutuhnya sudah dapat dinikmati hampir sebagian masyarakat Indonesia

mulai Sabang sampai Meraoke, meski juga masih dijumpai adanya ketimpangan dalam pemerataan pendidikan akibat kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau. Dalam hal pemerataan pendidikan yang sudah sejak lama diupayakan pemerintah, Unesa pun turut berkiprah mencerdaskan anak negeri sampai di ujung perbatasan negeri.

UNESA &

merupakan salah satu perguruan tinggi yang ditunjuk Pemerintah untuk “mengawal” program SM3T. Beberapa daerah menjadi binaan Unesa antara lain, Aceh, Nusa Tenggara Timur, Papua, Maluku Selatan, dan Sulawesi Utara. Daerah-daerah tersebut memiliki daerah yang masuk kategori terluar, terdepan dan tertinggal yang digerojog dengan sarjana-sarjana tangguh yang dengan penuh keikhlasan mengabdi untuk mendidik anak-anak usia sekolah di sana. Perjalanan hampir 72 tahun kemerdekaan Indonesia, saatnya kita semua semakin menyadarkan diri betapa penting pendidikan bagi bangsa ini. Tetapi lebih penting lagi adalah bagaimana caranya agar pendidikan ini bisa dinikmati oleh mereka, saudarasaudara kita yang jauh dari pusat pemerintahan, tidak dekat dengan kemapanan pembangunan, serta yang masih membutuhkan pendidikan luar dalam. Alhasil, kita semua patut bangga, karena Unesa sudah mampu menghasilkan banyak guru, yang insyaallah dengan keikhlasannya mereka telah mengabdi mendidik putra-putri Indonesia untuk menjadi yang terbaik. n ARM

PEMERATAAN PENDIDIKAN Kontribusi Unesa terhadap pemerataan pendidikan, di antaranya dengan terlibat dalam program seperti SM3T, Jatim Mengajar, dan lain-lain. Menurut Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, keterlibatan itu dimulai ketika Pak Muchlas Samani selaku Direktur Ketenagaan (pada waktu) menggagas program SM3T. “Itu membuktikan bahwa Unesa ikut berperan dalam pemerataan dan kemajuan pendidikan,” tandasnya. Begitu juga saat program itu diluncurkan, Unesa juga berperan melalukan pembinaan terhadap sarjana-sarjana yang akan diterjunkan ke daerah 3T, Unesa

Majalah Unesa

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

3


DAFTAR RUBRIK

18 Edisi Ini

05

UNESA KOMITMEN BANTU PEMERA­ TAAN PENDIDIKAN

Komitmen Unesa untuk ikut berperan dalam peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan diwujudkan dalam visi Unesa, yaitu Unggul dalam kependidikan kukuh dalam keilmuan. Visi tersebut menggambarkan tekad Unesa untuk menjadi lembaga pendidikan tinggi yang unggul dalam kependidikan.

14

LP3M KAWAL PE­ NINGKATAN KU­ ALITAS LULUSAN

EDISI MEI 2017

16

UNESA TUAN RU­ MAH KONFERENSI INTERNASIONAL ADRI KE-13

22

KULIAH TAMU DAAD DI UNESA

18 - 19

28

Berita Foto Kegiatan Pejabat dan Kemahasiswa Unesa.

30

LENSA UNESA

26

SOSOK GURU BESAR

24

18

INSPIRASI ALUMNI ARTIKEL WAWASAN

34

CATATAN LINTAS

16

PERAN UNESA DALAM PERCE­ PATAN PEMERA­ TAAN PENDIDIKAN

Majalah Unesa ISSN 1411 – 397X Nomor 105 Tahun XVIII - Mei 2017 PELINDUNG: Prof. Dr. Warsono, M.S. (Rektor), Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si. (PR I), Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd., M.T. (PR II), Dr. Ketut Prasetyo, M.S. (PR III), Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M. Litt. (PR IV) PENANGGUNG JAWAB: Dra. Ec. Ratih Pudjiastuti, M.Si (Kepala BAAK) PEMIMPIN REDAKSI: Dra. Titin Sumarti, M.Pd (Kabag. Kerja Sama dan Humas) REDAKTUR: A. Rohman, Basyir Aidi PENYUNTING BAHASA: Rudi Umar Susanto REPORTER: Lina Mezalina, Murbi Astuti, Suryo Waskito, Emir Musa, Khusnul, Syaiful Hidayat, Asnaul Ilmiyah, M. Hasan Zaki, Mira Carera, Merry, Fikriyatul Umah, Nely Eka, Novita, Belya Dwi, Geofany FOTOGRAFER: Sudiarto Dwi Basuki, M. Wahyu Utomo, DESAIN/LAYOUT: Abdur Rohman, Basir Aidi ADMINISTRASI: Rr. Dwi Astuti, S.H., MM. (Kasubbag. Humas), Supi’ah, S.E. DISTRIBUSI: Lusia Patria, S.Sos, Hartono PENERBIT: Humas Universitas Negeri Surabaya ALAMAT REDAKSI: Kantor Humas Unesa Gedung Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya

4

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

Majalah Unesa


LAPORAN UTAMA

SPIRIT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

UNESA KOMITMEN BANTU PEMERATAAN PENDIDIKAN Puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional 2017 diperingati pada 2 Mei. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan tema “Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas.” Sementara Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengusung tema “Peningkatan Relevansi PendidikanTinggi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi.” Semua berharap, semakin tahun kondisi pendidikan Indonesia semakin baik.

Majalah Unesa

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

5


LAPORAN

UTAMA

MENDIKBUD: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap generasi penerus mempunyai budi pekerti dan menguasai berbagai keterampilan. foto: HUMAS

M

enteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan bahwa tema Hardiknas tahun ini terkait erat dengan fenomena dunia yang berubah sangat cepat dan menuntut kualitas yang semakin tinggi. Muhadjir berharap generasi penerus mempunyai budi pekerti dan menguasai berbagai keterampilan. Hal itu sesuai dengan visi presiden, yang menginginkan peserta didik masa kini memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat serta menguasai berbagai bidang ketrampilan vokasi dan profesi abad ke-21. Untuk mewujudkan visi tersebut, terang Muhadjir, Kemendikbud siap melakukan reformasi pendidikan nasional baik pada tataran konseptual maupun manajerial. “Pembentukan karakter harus dimulai dari pendidikan dasar,” terangnya. Saat ini, lanjut mantan Rektor Muhammadiyah Malang, tengah diupayakan penyelarasan penyatuan dan pembauran bidang kebudayaan dengan pendidikan. Begitu juga dalam pemanfaatan sumbersumber belajar yang ada di kelas, di lingkungan sekolah dan yang ada di luar sekolah. Hal itu perlu

6

dilakukan agar proses pembelajaran tidak terkotak-kotak, tersekat-sekat, tertutup, melainkan terbuka, luwes dan leluasa. “Revitalisasi SMK kini sedang dilaksanakan, dan perbaikan sistem kartu indonesia pintar terus dilakukan,” kata Muhadjir. Untuk melakukan reformasi pendidikan di Indonesia, diakui Muhadjir tidak dapat dilakukan sendirian. Dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak baik jajaran pelaksana pendidikan maupun pemangku kepentingan agar mutu pendidikan lebih baik. Selain itu, pelaksanaannya pun perlu dilakukan secara sistemis, prosedural dan bertahap. Pendidikan Indonesia Semakin Baik Sementara itu, peringatan Hari Pendidikan Nasional Kemenristekdikti dilakukan di lapangan stadion Institut Teknologi Surabaya (ITS) pada Selasa, 2 Mei 2017. Upacara yang dihadiri Menristekdikti, Mohamad Nasir mengusung tema “Peningkatan Relevansi PendidikanTinggi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi.” Upacara diikuti oleh ratusan pegawai di lingkungan Kemristekdikti, kalangan dosen dan mahasiswa

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

Majalah Unesa

di berbagai perguruan tinggi di Surabaya. Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek Dikit, Intan Ahmad dalam sambutannya mengatakan, penddikan di Indonesia semakin hari semakin baik. Hal itu tak lepas dari peran Ki Hajar Dewantara yang telah menetapkan dasar-dasar pendidikan untuk membangun bangsa. Menetapkan dasar-dasar pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi membuat bangsa menjadi lebih sejahtera. “Bangsa yang sejahtera dimulai dari pendidikan yang baik, demikian yang terjadi di berbagai negara maju,” ujarnya. Kemenristekdikti terus berupaya meningkatkan daya saing bangsa. Salah satunya melalui Direktorat Jenderal Belmawa yang memberikan bantuan beasiswa bidikmisi kepada calon mahasiswa yang kurang mampu, namun memiliki nilai akademik yang baik. Setiap tahun, jumlah penerima beasiswa bidikmisi mengalami peningkatan. Tahun ini penerima beasiswa bidikmisi meningkat menjadi 80.000, yang sebelumnya di Tahun 2016


LAPORAN UTAMA berrjumlah 70.000. “Saya berharap pendidikan di Indonesia semakin hari semakin baik, karena ada namanya bonus demografi. Nah jika kita tidak mengisinya dengan lebih baik malah bisa menjadi beban. Namun jika kita bisa mengisinya dengan lebih baik maka kontribusi pendidikan tinggi terhadap tingkat daya saing bangsa semakin meningkat,” harap Intan. Menristekdikti Mohamad Nasir menyerukan agar perguruan tinggi dapat meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan pertumbuhan ekonomi. Menteri meminta agar jajarannya dapat melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi dengan lebih memperhatikan aktivitasnya terhadap pengembangan ekonomi, terutama ekonomi di daerahnya. Dengan kata lain, perguruan tinggi lebih dapat memerankan dirinya sebagai agent of economic development, di samping agent of education dan agent of research and development.

Program Unggulan Kemenristekdikti SPMI Usai pelaksanaan upacara peringatan Hardiknas 2017, Menristekdikti Mohamad Nasir meluncurkan 7 program unggulan Kemenristekdikti yang diawali dengan meresmikan Gedung Pusat Riset ITS. Salah satu program unggulan tersebut adalah Klinik Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Mobile. Klinik SPMI Mobile merupakan layanan untuk masyarakat (khususnya entitas perguruan tinggi) agar lebih memahami Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM-Dikti), dalam upaya membangun budaya mutu. Program ini bertujuan untuk memberikan layanan informasi kegiatan di Direktorat Penjaminan Mutu Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, baik berupa pertanyaan dan jawaban secara interaktif tentang

bagaimana membangun budaya mutu, konsultasi tentang SPMI dan audit internal di Perguruan Tinggi, melalui Android dan Iphone Operating System’s (IOS). Sebanyak 300 Fasilitator pusat dan wilayah siap memberikan layanan Klinik SPMI Mobile sebaik mungkin. Dengan adanya program SPMI Dirjen Belmawa, Intan Ahmad berharap dapat meningkatkan mutu pendidikan agar dapat mencetak lulusan yang kompetitif. “Harapannya di Indonesia akan ada 4400 Universitas, mutunya sangat bervariasi, banyak sekali mutu yg harus ditingkatkan dengan sistem SPMI mobile ini, secara pelan-pelan kami yakin dapat meningkatkan mutu, karena kesadaran banyak pihak tidak hanya dosen, rektor dan mahasiwa juga merasa harus meningkatkan mutunya supaya lulus bisa lebih kompetitif” ujar Intan usai mendampingi Menteri Nasir saat peluncuran klinik SPMI yang ditandai dengan menekan layar. n (SIR/BUD)

PROGRAM: Menristekdikti Mohamad Nasir meluncurkan 7 program unggulan bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2017. foto: HUMAS

Majalah Unesa

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

7


LAPORAN

UTAMA

KONTRIBUSI UNESA PADA PEMERATAAN PENDIDIKAN Komitmen Unesa untuk ikut berperan dalam peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan diwujudkan dalam visi Unesa, yaitu unggul dalam kependidikan kukuh dalam keilmuan. Visi tersebut menggambarkan tekad Unesa untuk menjadi lembaga pendidikan tinggi yang unggul dalam kependidikan. Dengan visi tersebut diharapkan Unesa menjadi lembaga pendidikan penghasil guru yang profesional, dan memiliki komitmen untuk mengabdi di seluruh negeri.

PEMBINA UPACARA: Wakil Rektor II, Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd, MT. saat membacakan sambutan dari Kemenristekdikti berkaitan dengan Hari Pendidikan Nasional. foto: HUMAS

P

eringatan Hari Pendidikan Nasional dilakukan Unesa di halaman Gedung PPG, Kampus Unesa Lidah Wetan. Upacara yang berlangsung khitmat tersebut dihadiri seluruh sivitas akademika selingkung Unesa mulai dari pejabat Unesa, senat,

8

dosen, karyawan, dan mahasiswa. Sebagai pembina upacara adalah Wakil Rektor 2, Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd, MT. Tri Wrahatnolo mengucapkan terima kasih kepada seluruh pejuang pendidikan atas dedikasi dan pengabdiannya untuk pendidikan di

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

Majalah Unesa

Indonesia. Tak lupa, ia juga mengajak kepada para pejuang pendidikan untuk bersama-sama berupaya meningkatan mutu pendidikan. Tri Wrahatnolo, juga membacakan surat dari kemenristek dikti berkaitan dengan Hari Pendidikan Nasional. Isi surat tersebut pada


LAPORAN UTAMA intinya menjelaskan mengenai dampak aktivitas pendidik dalam pertumbuhan ekonomi di daerahnya. Isi surat tersebut juga menambahkan bahwa perguruan tinggi harus mendidik mahasiswa agar dapat mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian khusus dalam masyarakat. Mengenai kontribusi Unesa terhadap pemerataan pendidikan, sejak awal telah terlibat dalam program tersebut. Menurut Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, keterlibatan itu dimulai ketika Pak Muchlas Samani selaku Direktur Ketenagaan (pada waktu) menggagas program SM3T. “Itu membuktikan bahwa Unesa ikut berperan dalam pemerataan dan kemajuan pendidikan,” ujarnya. Begitu juga saat program itu diluncurkan, Unesa juga berperan melalukan pembinaan terhadap sarjana-sarjana yang akan diterjunkan ke daerah 3T. Unesa merupakan salah satu perguruan tinggi yang ditunjuk Pemerintah untuk “mengawal” program SM3T. Selain itu, beberapa daerah menjadi binaan Unesa antara lain, Aceh, Nusa Tenggara Timur, Papua, Maluku Selatan, dan Sulawesi Utara. Daerah-daerah tersebut memiliki daerah yang masuk kategori terluar, terdepan dan tertinggal. Ketika masih menjabat sebagai Pembantu Rektor 3, Warsono pernah melakukan supervisi ke Sangihe Talaud dan Sorong. Sangihe Talaud merupakan kepulauan yang terletak di sebelah barat laut Sulawesi Utara, yang berdekatan dengan pulau Mindanau Philipina. Sebagai daerah terluar

persoalan yang dihadapi adalah kekurangan guru. “Tidak mudah mencari guru yang mau ditempatkan di daerah tersebut,” paparnya. Warsono menambahkan, hal yang sama terjadi di Sorong. Bahkan, daerah Raja Ampat yang sangat terkenal dalam bidang pariwisata juga mengalami persoalan kekuarangan guru. Hal ini disebabkan akses transportasi ke pulau-pulau tersebut memang masih sulit dan hanya bisa ditempuh dengan parahu nelayan dengan hambatan ombak lautan yang besar. Untuk meningkatkan pemerataan pendidikan, terang Warsono, Unesa mengambil kebijakan dalam penerimaan mahasiswa baru dengan memberi kesempatan calon-calon dari berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia, termasuk yang berasal dari daerah 3T. Mahasiswa -mahasiswa yang berasal dari daerah 3T setelah menyelesaikan pendidikan di Unesa diharapkan kembali menjadi guru di daerahnya. Dengan

demikian, persoalan kelangkaan guru di daerah 3T bisa diatasi. ”Keberadaan guru di daerah 3T bisa dijaga, karena mereka tinggal di daerahnya sendiri, tidak ada keinginan untuk kembali ke daerah asalnya,” jelas Warsono. Selain itu, Unesa juga terus mendorong para alumni untuk mengabdi di berbagai daerah di seluruh Indonesia agar pemerataan pendidikan bisa dipercepat. Dorongan tersebut terus disampaikan kepada para mahasiswa baik pada saat awal, masa kuliah sampai pada saat wisuda. “Memang, Unesa tidak bisa memaksa setiap alumni, yang bisa dilakukan hanyalah memberi pencerahan dan mendorong selanjutnya terserah kepada yang bersangkutan,” tegasnya. n (SIR/WAHYU/ EMIR)

PEMERATAAN PENDIDIKAN: Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, MS. turut membawa Unesa menjadi salah satu univeristas yang berkontribusi atas pemerataan pendidikan di tanah air. foto: HUMAS

Majalah Unesa

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

9


LAPORAN

UTAMA

Satria Dharma

MELALUI MPL, UNESA JADI PELOPOR GERAKAN LITERASI Budaya literasi menjadi salah satu komponen penting dalam percepatan pemerataan mutu pendidikan. Penggagas Gerakan Literasi Sekolah Nasional, Satria Dharma mengungkapkan rasa syukur karena pemerintah mulai menyadari betapa penting budaya literasi bagi bangsa. Unesa bisa berperan menjadi pelopor gerakan literasi melalui Mahasiswa Penggerak Literasi (MPL).

S

atria Darma mengatakan, Gerakan Literasi Sekolah dengan Program Membaca 15 Menit, misalnya, meskipun masih dijalankan secara sporadis oleh berbagai daerah tapi telah menunjukkan hasilnya. Banyak daerah bersemangat menunjukkan keterlibatannya dalam program ini. Beberapa kota yang telah lebih dahulu melakukannya seperti Surabaya bahkan telah melangkah lebih jauh dengan membuat

10

program Kampung Literasi. Berbagai program literasi telah dilakukan dengan hasil yang sangat signifikan bagi perkembangan pemerataan mutu pendidikan. “Kita berharap agar daerahdaerah lain juga segera mengambil peran dalam upaya pembudayaan literasi membaca dan menulis ini,� terang Satria. Sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Unesa diharapkan bisa bertindak lebih aktif ketimbang Perguruan Tinggi lainnya. Unesa

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

dapat menjadi pelopor Kampus Literasi, baik untuk menumbuhkan budaya literasi di kampusnya sendiri maupun untuk turut serta meningkatkan budaya literasi masyarakat. Satria menjelaskan, pemerintah membutuhkan banyak aktivis atau penggerak literasi yang mau bergerak di sekolah-sekolah atau di kampung-kampung untuk membiasakan siswa dan anak membaca setiap hari. Menurut Satria, Unesa memiliki puluhan ribu mahasiswa yang jika

Majalah Unesa

diberi kepercayaan dan mandat sebagai mahasiswa penggerak literasi, tentu budaya literasi masyarakat akan lebih cepat tumbuh dan berkembang. Jika setiap mahasiswa dituntut untuk bisa menumbuhkan budaya baca dan tulis siswa, atau menjadi pelopor dalam menumbuhkan minat belajar masyarakat dengan membaca buku, maka penumbuhan budaya literasi akan terjadi dengan cepat dan masif. Alumni Fakultas Bahasa dan Seni Unesa tersebut


LAPORAN UTAMA mengungkapkan empat kendala utama yang dihadapi pemerintah dalam upaya pembudayaan literasi. Pertama, jumlah bukubuku perpustakaan jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai basis pendidikan. Kedua, peralatan dan tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Padahal, perpustakaan sekolah merupakan sumber membaca dan sumber belajar sepanjang hayat yang sangat vital dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketiga, kurangnya SDM di bidang perpustakaan dan rendahnya kualitas pengetahuan dan keterampilan mereka. Keempat, perpustakaan tidak pernah menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan secara nyata. Mahasiswa Penggerak Literasi Untuk mengatasi masalah kurangnya SDM di bidang perpustakaan dan tidak adanya tenaga yang bisa membangkitkan budaya literasi di sekolah., menurut Satriaa Unesa perlu membuat sebuah program bernama Mahasiswa Penggerak Literasi atau MPL. Menurut Satria, MPL memiliki misi antara lain: (1) membantu sekolah dalam membudayakan membaca pada siswa di sekolahnya; (2) menjadi figure dalam belajar kepemimpinan bagi siswa di sekolah tempat dia

menjadi sukarelawan; (3) menyusun program kegiatan membaca dan menulis secara rutin dan berkelanjutan di sekolah tempat dia ditempatkan; (4) membantu upaya peningkatan jumlah koleksi buku di sekolah tempat dia ditempatkan; dan lain-lain. Sementara itu, Satria menyarankan, agar mahasiswa didorong membudayakan membaca nonliteratur untuk menumbuhkan budaya literasi. Oleh karena itu, perlu ada Pojok Baca berupa bukubuku novel atau buku bacaan popular di rak-rak buku yang diletakkan di setiap jurusan. Pojok Baca diletakkan di tempat mahasiswa biasa berkumpul sebelum

memasuki ruang kuliah masing-masing. Dengan buku-buku bacaan yang tersedia dan mudah diakses seperti ini, mahasiswa diharapkan akan terdorong untuk selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca.

“Salah satu peran yang bisa dilakukan oleh Unesa sebagai PT adalah dengan mengadakan KKN Tematik Literasi, yakni mengirim para mahasiswa yang akan melakukan KKN ke sekolah-sekolah atau kampung-kampung. Unesa bisa secara terstruktur menyusun program percepatan peningkatan mutu pendidikan melalui KKN Tematik Literasi ini,� pungkasnya. n (FUL)

FOTO: AROHMAN

Majalah Unesa

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

11


LAPORAN

UTAMA

Prof. Dr. Luthfyah Nurlaela, M.Pd, Ketua Program PPG:

SM3T, JATIM MENGAJAR & PROGRAM PPGT WUJUD KONKRET UNESA PEDULI PEMERATAAN PENDIDIKAN Sebagai lembaga pendidikan, Unesa juga memiliki peran penting dalam upaya percepatan pemerataan pendidikan. Program SM-3T, program PPGT (Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi), dan Jatim Mengajar adalah wujud konkret kontribusi Unesa terhadap pemerataan pendidikan di Indonesia.

D

Demikian dikatakan Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd, Ketua Program PPG. Menurut guru besar kelahiran Tuban itu, sejak tahun 2011, Unesa menjadi salah satu LPTK penyelenggara SM-3T dan program PPGT. Peserta program PPGT berasal dari berbagai wilayah kabupaten tertinggal di seluruh Indonesia. Sementara dalam program Jatim Mengajar, Unesa bekerja sama dengan YDSF, dengan mengirimkan guru-guru ke kabupaten tertinggal di Jawa Timur. Selain itu, Unesa juga berperan aktif dalam program Bidik Misi dan program Adik (Afirmasi Pendidikan Tinggi). Melalui Bidik Misi, Unesa memberi kesempatan kepada anak-anak berprestasi namun kurang mampu secara ekonomi untuk menempuh pendidikan di bangku perkuliahan. Jumlah peserta program ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Bagi anak-anak yang berasal dari berbagai kabupaten tertinggal di seluruh Indonesia dan ingin

12

mengikuti perkuliahan sebagai mahasiswa Unesa, mereka dapat mengikuti program Adik. Program-program di atas sangat berperan penting dalam upaya mempercepat pemerataan pendidikan Indonesia. Melalui program PPG, misalnya, diupayakan akan lahir guruguru profesional sehingga dapat meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan Indonesia. “Sebagai mana tujuannya, program PPG dimaksudkan untuk menyiapkan guru profesional. Dengan lahirnya guru-guru dari program tersebut, diharapkan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik,” terang Luthfiyah. Sedangkan untuk program SM-3T dan Jatim Mengajar, dengan dikirimkannya guru ke berbagai kabupaten tertinggal di seluruh Indonesia dan kabupaten tertinggal di Jawa Timur, maka hal tersebut sangat membantu dalam percepatan pembangunan pendidikan. Misalnya, mengatasi kekurangan guru, memperbaiki manajemen sekolah, meningkatkan tingkat kehadiran siswa dan

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

Majalah Unesa

guru, dan meningkatkan angka melek huruf. “Selain membantu di bidang pendidikan, peserta juga membantu percepatan pembangunan di bidang sosial kemasyarakatan,” imbuhnya. Sampai saat ini, kabupaten sasaran program SM-3T Unesa adalah wilayah Sumba Timur, Talaud, Aceh Singkil, Maluku Barat Daya, Mamberamo Raua, Mamberamo Tengah, Raja Ampat, Taliabu, Nunukan. Sementara kabupaten sasaran Jatim Mengajar adalah Kabupaten Ponorogo, Madiun, Lamongan, Bangkalan, Sampang, Gresik, Banyuwangi. Namun demikian, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh Unesa untuk memaksimalkan perannya dalam mempercepat pemerataan pendidikan, khususnya yang terkait dengan PPG, SM3T, dan Jatim Mengajar. “Untuk Program SM-3T, kemungkinan berakhir tahun 2017. Setelah itu akan ada program PPG pasca SM-3T, program PPG Prajabatan, dan Program PPG Dalam Jabatan,” terangnya.


LAPORAN UTAMA FOTO: AROHMAN

Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd. Ketua Program PPG Unesa

Tingkatkan Kualitas SDM Menurut Luthfiyah, yang perlu dilalukan Unesa terus meningkatkan kualitas SDM baik dosen maupun tenaga kependidikan, fasilitas pembelajaran seperti media dan sumber belajar di PPG, meningkatkan kemitraan dengan sekolah dan stakeholder yang lain, dan tentu saja memikirkan keunggulan atau kekhasan penyelenggaraan PPG di Unesa, dibanding PPG di LPTK yang lain. Ia mencontohkan, selama ini, PPG concern pada pengembangan literasi. Literasi menjadi kegiatan wajib bagi peserta PPG Unesa

dengan produk yang nyata, yaitu tulisan yang dibukukan. Ditambah lagi, Unesa merupakan PT yang concern pada literasi, Unesa memiliki Pusat Literasi Unesa. “Menurut saya, hal ini bisa menjadi salah satu keunggulan PPG Unesa,� tegas guru besar Fakultas Teknik tersebut. Untuk Jatim Mengajar, tambah Luthfiyah, Unesa perlu terus meningkatkan sinergi dengan YDSF sebagai mitra, dan juga meningkatkan kedekatan dengan kabupaten-kabupaten yang menjadi sasaran program. Pemberian program afirmasi pendidikan bagi kabupaten-

Data Peserta Program SM-3T

Data Peserta Program PPG

No

Keterangan

Peserta

No

Keterangan

kabupaten tertinggal di Jawa Timur tampaknya sudah menjadi keunggulan Unesa. Selain itu, Luthfiyah memberikan usulan program untuk Unesa demi memaksimalkan perannya dalam mempercepat pemerataan pendidikan. Program tersebut diberi nama Unesa untuk Pendidikan di Jawa Timur. Perwujudan program tersebut bisa melalui berbagai macam program, seperti yang selama ini sudah dilakukan, yaitu pengiriman guru, afirmasi pendidikan, dan mungkin bentukbentuk pelatihan singkat untuk meningkatkan kompetensi guru di Jawa Timur. n (SYAIFUL RAHMAN) Data Peserta Program Jatim Mengajar

Peserta

No

Keterangan

Peserta

1

SM-3T Angkatan I

238

1

PPG Angkatan I

277

1

Jatim Mengajar I

7

2

SM-3T Angkatan II

179

2

PPG Angkatan II

198

2

Jatim Mengajar II

7

3

SM-3T Angkatan III

191

3

PPG Angkatan III

225

3

Jatim Mengajar III

5

4

SM-3T Angkatan IV

179

4

PPG Angkatan IV

203

4

Jatim Mengajar IV

5

5

SM-3T Angkatan V

241

5

PPG Angkatan V

187

6

SM-3T Angkatan VI

209

Majalah Unesa

.

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

13


LAPORAN

UTAMA

Wawancara dengan Kepala LP3M Unesa

LP3M KAWAL PENINGKATAN KUALITAS LULUSAN Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unesa adalah lembaga yang melaksanakan koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan pengembangan pembelajaran dan penjaminan mutu. Sesuai dengan visinya, unggul dalam pengembangan pembelajaran yang mendidik dan sistem penjaminan mutu, LP3M berperan penting dalam mengawal peningkatan kualitas lulusan Unesa. Berikut wawancara dengan Prof. Rusijono seputar peran LP3M dalam mengupayakan pembelajaran yang berkualitas, sesuai dengan motto Unesa, growing with character. Bisa dijelaskan seperti apa lingkup kerja dan tugas dari LP3M? Dalam melaksanakan tugasnya, LP3M memiliki sub-sub pusat yang meliputi Pusat Pendidikan Profesi Guru (P3G); Pusat Program Pengelolaan Pembelajaran dan Praktik Lapangan (P4L); Pusat Kurikulum dan Sumber Belajar (P2KSB); Pusat Pengembangan Pembelajaran dan Aktivitas Instruksional (P3AI); Pusat Pengembangan Karakter dan Layanan Bimbingan dan Konseling (P2KLBK); dan Pusat Penjaminan Mutu (PPM). Lulusan yang berkualitas lahir dari proses pembelajaran yang berkualitas, bagaimana peran LP3M? Hal itulah yang selalu dikembangkan oleh LP3M. Melalui Pusat Pengembangan Pembelajaran dan Aktifitas Instruksional (P3AI), LP3M terus mengembangkan modelmodel pembelajaran untuk para dosen secara periodik, serta memberikan pelatihan kepada

14

dosen-dosen untuk selalu meningkatkan kompetensi di bidang pembelajaran melalui pelatihan yang dinamakan AA (Applied Approach). Harapannya, dosen-dosen ketika memberikan pembelajaran tidak hanya teoritis tetapi berorientasi pada pendekatan aplikasi. Pelatihan terhadap dosendosen muda seperti apa? Secara rutin dosen-dosen muda diberi pelatihan, di samping dia juga selalu mengembangkan model-model pembelajaran yang bisa mendukung peningkatan kualitas perkuliahan. Adakah kerja sama dengan lembaga lain untuk peningkatan kualitas lulusan? Ya betul. Kita tak hanya berkutat pada peningkatan kualitas internal Unesa. LP3M juga bekerja sama dengan berbagai lembaga eksternal untuk meningkatkan kualitas para guru-guru, instruktur, maupun dosen-dosen di perguruan tinggi swasta. Kerja sama yang telah terjalin antara

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

Majalah Unesa

lain dengan AAL, Kodiklatal, Puspenerbal, ATKP, dan Poltek Pelayaran. Di samping itu, melalui Pusat Pengembagan Kurikulum dan Sumber Belajar (P2KSB) juga selalu mengembangkan kurikulum dan bahan ajar secara periodik dan ditinjau ulang untuk tujuan perbaikan yang ujungnya adalah untuk meningkatkan kualitas perkuliahan. Selain proses pembelajaran, untuk meningkatkan kualitas juga diperlukan pengembangan pendidikan karakter. Bagaimana hal itu diwujudkan? Salah satu pusat yang menangani hal ini adalah Pusat Pengembangan Pendidikan Karakter dan Layanan BK (P2KLBK). Pusat ini bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran yang bernuansa character building. Melalui pusat ini dikembangkan bagaimana model-model pendidikan karakter, termasuk yang ditangani adalah mata kuliah umum seperti mata kuliah pendidikan agama, pendidikan pancasila dan mata kuliah umum


LAPORAN UTAMA

KEPALA LP3M UNESA, Prof. Rusijono (depan - dua dari kiri) bersama pejabat LP3M Unesa saat foto bersama dengan mahasiswa PPG Unesa saat syuting talk show di TVRI. foto: HUMAS

lainnya serta layanan BK. Kalau selama ini layanan BK kita hanya menggiring secara kuratif, rencana ke depan akan lebih ke preventif dengan bekerja sama dengan prodi, jurusan, dan fakultas. Kalau bisa di setiap prodi, jurusan, dan fakultas, ada yang bagian BK agar mahasiswa yang mengalami kesulitan sedini mungkin bisa terdeteksi dan teratasi. Bagaimana langkah LP3M untuk meningkatkan mutu dan kualitas universitas? Sesuai dengan fungsi LP3M dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan pembelajaran dan sistem penjaminan mutu akademik, lembaga ini selalu berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas universitas. Melalui Pusat Penjaminan Mutu (PPM), LP3M memiliki kewenangan untuk melakukan monitoring ke seluruh universitas. Hal ini dilakukan agar keterlaksanaan perkuliahan kualitasnya bisa terjamin. Semua harus menyatu dalam rangka peningkatan kualitas di bidang akademik. Jadi, sebenarnya peran

LP3M adalah untuk membantu meningkatkan kualitas akademik di Unesa. Dalam rangka menghasilkan kualitas pendidikan yang baik diperlukan pendidikan kolaboratif. Bagaimana penjelasannya? Pendidikan kolaboratif itu pendidikan dengan melibatkan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. LP3M berupaya untuk terus meningkatkan kualitas internal dan memberdayakan atau mencerdaskan masyarakat dengan bekerja sama dengan semua pihak dalam mengembangkan diri. Lembaga tidak bisa lepas dari bekerja sama dengan masyarakat, sekolah, lembaga diklat dan semua pihak yang lain. Harapannya, di samping proses perkuliahan yang semakin baik, lembaga juga bisa mengembangkan sayap untuk menambah jejaring yang tujuannya adalah membuat Unesa bisa semakin meningkatkan kualitas dan kontribusinya di masyarakat. Meski seringkali terkendala

Majalah Unesa

masalah administrasi, namun LP3M berupaya membuat terobosan agar ilmu dari masyarakat bisa terserap, sesuai dengan prinsipnya yakni terbuka dalam kerja sama meningkatkan kualitas internal dan mencerdaskan masyarakat. Kalau pendidikan baik, masyarakatnya pasti baik dan jika ada masyarakat yang maju, pendidikannya pasti baik. Sehingga kita tidak bisa lepas dari bekerja sama dengan masyarakat.n (MEZALINA)

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

15


WARTA

UTAMA

KONFERENSI: Suasana konferensi internasional ARDI yang diselenggarakan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Kegiatan tersebut diselenggarakan selama dua hari Jumat dan Sabtu, 5-6 Mei 2017 di gedung Bank Jatim.

UNESA TUAN RUMAH

KONFERENSI INTERNASIONAL ADRI KE-13 Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah acara International Conference and Call for Paper yang diselenggarakan Ahli Dosen Republik Indonesia (ADRI).

K

egiatan tersebut diselenggarakan selama dua hari Jumat dan Sabtu, 5-6 Mei 2017 di gedung Bank Jatim. Beberapa pembicara ahli dihadirkan dalam kegiatan yang sudah berlangsung ke-13 kali tersebut. Di antaranya, Dr. Tom Olijhoek (Editor-in-chief DOAJ), Prof. Dr. Anton Muhibbudin, MS (JSPS Core Program) dan Prof. Dr. Hunsa Punna Payak (Korean-ASEAN Coorporation Program). Acara tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf, Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S, Rektor ITS, Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc, Es,. PhD, Wakil Rektor III Unair, Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si, Ph.D dan Rektor UTHM Malaysia. Sementara, peserta yang hadir dalam acara tersebut berasal dari beberapa PTN/PTS se-Indonesia. Tema yang diangkat tentang “Enhancing Mulidisiplinary Research and Innovation for Indonesia’s Fiture”. Salah satu pembicara, Dr. Tom Olijhoek memberikan pemaparan

16

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

tentang membuat jurnal yang layak dipublikasikan. Sementara, Prof. Dr. Anton Muhibbudin, MS membahas tentang biogas, di mana penelitiannya juga pernah dipresentasikan sewaktu mengikuti konferensi di Jepang. Gus Ipul sapaan Wakil Gubernur Jatim ini saat membuka acara mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurut Gus Ipul, dosen perlu menulis di Jurnal Internasional dan lembaga harus turut mendukung mewujudkannya. “Tantangan yang dihadapi adalah menghadirkan perguruan tinggi world class mulai dari dosen, tata kelola, hingga infrastruktur,” ujar Gus Ipul. Ia menambahkan bahwa pendidikan tinggi menjadi salah satu pilar penting untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Acara konferensi Internasional ini juga dimanfaatkan ADRI untuk menjalin MoU dengan beberapa lembaga/ instansi. Di antaranya UTHM Malaysia, Korean-ASEAN Coorporation Program, dan JSPS Core Program. n (SURYO/TONI)

Majalah Unesa


WARTA UTAMA

WAREK I HADIRI TALK SHOW SBMPTN 2017 DI JTV WAKIL Rektor I Unesa, yang juga Ketua Panlok 50 Surabaya, Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si menghadiri dialog khusus jelang Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa dikenal dengan SBMPTN 2017 di JTV pada Rabu, 3 Mei 2017. Talkshow tersebut membahas kesiapan masing-masing universitas menggelar SBMPTN. Panlok 50 terdiri dari beberapa universitas di Surabaya dan Madura, diantaranya Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Universitas Pembangunan Negara (UPN), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), serta Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Dalam paparannya, Yuni mengatakan bahwa persiapan pelaksanaan SBMPTN 2017 telah mencapai 80%. Ia menambahkan, SBMPTN tahun lalu Panlok 50 Surabaya menyediakan pendaftar tambahan sebanyak 2000 kursi. “Tahun 2016 sebanyak 53000, tahun ini kami menyediakan tambahan hingga 2 ribu kursi bagi pendaftar tambahan dari tahun kemarin. Sedangkan untuk pendaftar yang sudah terdata saat ini sebanyak 40331,” ujarnya Setiap universitas di Surabaya yang merupakan anggota Panlok 50 memiliki kuota penerimaan SBMPTN beragam. Hal ini menyesuaikan jumlah program studi yang ditawarkan dan kemampuan menyerap mahasiswa. Penyerapan mahasiswa tersebut dilakukan dari berbagai jalur seperti SNMPTN, SBMPTN, dan Mandiri. “Kuota bidikmisi pada setiap universitas juga beragam,” papar Yuni. Sementara itu, Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, M.Si., Rektor Universitas Trunojoyo Madura menjelaskan bahwa kuota bidikmisi perlu ditingkatkan agar siswa dapat

TALK SHOW: Wakil Rektor I Unesa, Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si. (dua dari kanan) saat tampil dalam acara Talk Show berkaitan dengan SBMPTN 2017 di JTV

berprestasi dengan keterbatasan ekonomi serta mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Beliau juga menghimbau kepada pendaftar agar segera melakukan finalisasi supaya tidak terjadi gangguan sistem pada hari-hari menjelang deadline penutupan pendaftaran. “Untuk antisipasi hal tersebut, sudah ada tindakan preventif yang bekerja sama dengan PLN agar tetap menstabilkan jangkauan yang digunakan,” terang Muh. Syarif. Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto MP, Rektor UPN menghimbau agar peserta tidak menguras energi dan pikiran berlebihan menjelang tes SBMPTB. Itu perlu dilakukan agar tidak mengganggu kesehatan saat tes berlangsung. Ia juga menyarankan kepada peserta agar survei lokasi tes maksimal H-1 sebelum pelaksanaan tes. “Jangan lupa membawa kelengkapan saat tes berlangsung,

Majalah Unesa

terutama kartu peserta tes,” pesannya. Terkait peluang masuk perguruan tinggi, Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan, M.Eng, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaa ITS, menyatakan bahwa posisi SMA/ SMK maupuan MA setara. Soal tes memiliki bobot yang sama. Soal yang dianggap mudah, sulit, maupun paling sulit pun jika benar mendapatkan point 4, kosong mendapat 0, dan jika salah mendapat point -1. Rektor Unair, Prof. Dr. Mohammad Nasih, menyarankan agar pendaftar sebaiknya memilih program studi sesuai dengan potensi dan bakat ataupun kompetensi yang dimiliki, sehingga tidak terjadi masalah ketika perkuliahan nanti. “SBMPTN adalah salah satu metode pengukuran kompetensi tersebut,” pungkasnya. n (SURYO/ZAKI)

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

17


LENSA

UNESA

CAR FREE DAY: Suasana semarak para warga Unesa melakukan aktivitas berolahraga di kawasan jalan raya Unesa kampus Lidah Wetan Surabaya. Acara car free day digelar setiap hari Minggu sebagai kegiatan rutin.

ertepatan dengan perin­ gatan Bulan Pendidikan yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Unesa menggelar kegiatan Car Free Day (CFD) pada Minggu 7 Mei 2017 di Jalan Lidah Wetan Unesa. Selain diramaikan oleh civitas akae­ mika, warga sekitar juga ikut berpar­ tisipasi dalam kegiatan tersebut.

Dr. Ketut Prasetyo, M.S, Wakil Rek­ tor III mengatakan bahwa CFD yang diselenggarakan Unesa merupakan kali pertama di wilayah Surabaya Barat. CFD ini dimulai pukul 05.30 hingga 09.30. “Kita coba memfasili­ tasi masyarakat dengan kegiatan semacam ini,” terang Ketut. Sementara, para pengendara baik roda dua maupun roda empat yang

melintasi dari arah gerbang di­ izinkan melintas, dengan penjagaan dari petugas Satlantas. Jalan telah dipasang di contra flow di tengah hingga jalan menuju Lidah Kulon. Sebaliknya, para pengendara yang dari arah kawasan Citraland tidak diperbolehkan masuk jalan Unesa, melainkan diarahkan ke Babatan sampai Wiyung.n (SURYO/WAHYU)

SEMARAK

CAR FREE DAY

18

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

PENGAGAS: Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unesa, Prof Nur Hasan saat diwawancara media terkait Car Free Day di kampus Unesa Lidah Wetan .

Majalah Unesa


LENSA UNESA

TES: Wakil Rektor 2 Unesa, Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd,M.T. memberi pengarahan kepada peserta psikotes penjaringan Kabag se-Unesa.

PSIKOTES PENJARINGAN KABAG & KA­ SUBAK SE-UNESA

R

abu, 3 Mei 2017 Unesa mengadakan penja­ ringan calon pejabat administrator (kepala bagian). Acara diadakan di Gedung Pendidi­ kan Rektorat Lidah Wetan, dibuka langsung oleh Wakil Rektor II Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd,M.T. Penjaringan tersebut dilakukan untuk mengisi 12 Kabag dan 22 Ka-Subbag se-lingkung Unesa. Selain Wakil Rektor 2, acara tersebut juga dihadiri Kepala Biro Umum dan Keungan (BUK), Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian, dan tim Psikologi Unesa.n (TONI)

KEKHIDMATAN UPACARA HARI PENDIDIKAN NASIONAL UPACARA memperingati Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2017 di halaman Gedung PPG, Kampus Unesa Lidah Wetan berlangsung khidmat. Upacara dihadiri sivitas akademika selingkung Unesa mulai pejabat, senat, dosen, karyawan, dan mahasiswa. Bertindak sebagai pembina upacara Wakil Rektor II, Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd., MT. Dalam sambutannya, Tri Wrahatnolo mengucapkan terima kasih kepada seluruh pejuang pendidikan atas dedikasi untuk mengabdi seluruh jiwa dan hati demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pada peringatan hari pendidikan nasional tersebut juga diberikan penghargaan Setya Lencana Karya Satya kepada dosen dan karyawan Unesa yang berdedikasi dalam memajukan Unesa. n (WAHYU)

UPACARA: Wakil Rektor II, Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd., MT. menjadi pembina upacara Hardiknas 2017

Majalah Unesa

| Nomor: 105 Tahun XVIII- Mei 2017 |

19


WARTA

UTAMA

WISUDAWAN UNESA DIBEKALI PELUANG KERJA & WIRAUSAHA

PEMBEKALAN: Suasana pembekalan calon wisudawan Unesa. Sebelum mereka terjun langsung ke masyarakat pasca lulus dari Unesa, para calon wisudawan dibekali gambaran mengenai dunia kerja dan wirausaha.

C

alon wisudawan Unesa mendapat pembekalan dunia kerja dan wirausaha. Pembekalan penting dilakukan agar ketika lulus mereka sudah mendapatkan gambaran mengenai dunia kerja dan wirausaha. Pembekalan gelombang kedua tersebut dilaksanakan di Gema Unesa pada Jumat, 19 Mei 2017 mulai pukul 07.30 hingga 11.30. Tema yang diusung adalah “Strategi Jitu Memasuki Dunia Kerja dan Wirausaha.” Sebagai pembicara Meita Santi Budiani, S. Psi, M.Psi, dosen Psikologi Unesa dan Lisa Bui dari

20

EQWiP Hubs/ Canada World Youth. Meita Santi membagikan tip dan trik yang sangat dibutuhkan saat menghadapi dunia kerja dalam presentasinya berjudul Persiapan Seleksi Kerja. Di antaranya, tip dan trik menjawab wawancara dan pembuatan contoh CV (Curicculum Vitae) yang dapat menarik perusahaan. “Kalian seharusnya bangga, banyak lulusan Unesa yang sukses dalam pekerjaannya,” terang Meita memotivasi. Sementara itu, Lisa Bui dari EQWiP Hubs/ Canada World Youth memberikan penjelasan singkat

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

Majalah Unesa

tentang EQWiP. Salah satu yang dijelaskan tentang pengalaman mendapat beasiswa ke luar negeri. Lisa juga menjelaskan ada 4 skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja, yakni Collaborating and teamwork, Creativity and imagination, Critical thinking dan Problem solving. Lisa Bui juga memberi tip saat mencari pekerjaan harus memperhatikan lima hal, yakni networking, calling employers directly, attending job fair, internet searches, dan social networking seperti melalui Linkedn, Facebook, Twitter, dll. n (MIRA)


WARTA UTAMA

WORKSHOP SOP PENGADAAN BARANG DAN JASA

B

elum adanya prosedur operasi standar mengenai pengadaan barang dan jasa di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyebabkan sistem tidak terintegrasi satu sama lain. Itulah salah satu yang mendorong diadakan Workshop Penyusunan SOP (Standard Operating Procedures) di lantai 11 Gedung Pendidikan, Unesa Kampus Lidah Wetan pada Rabu 26 April 2017. Naili Rahmah, S.T, M.T, ketua panitia kegiatan mengatakan, selama proses pengadaan barang maupun jasa belum ada SOP berdasarkan PerPres No. 54. Tahun 2010 di lingkup Unesa. Akibatnya, beberapa

pengadaan barang dan jasa masih menimbulkan keraguan seperti siapa yang harus memulai dan siapa yang harus bertanggung jawab terhadap pengadaan tersebut. “Hal ini bisa diminimalisir jika kita sudah paham tentang pengetahuan SOP. Itulah salah tujuan diadakannya kegiatan workshop ini,” terangnya. Workshop dibuka Wakil Rektor IV, Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt. Dalam kata sambutannya, Prof. Djojok mengatakan bahwa Peraturan Presiden (PerPres) tentang pengadaan barang selalu berubah ke depannya. Pemerintah ingin pengadaan barang dan jasa disesuaikan dengan kemajuan teknologi. “Untuk itu perlu

penyesuaian. Di lembaga-lembaga lain juga mengadakan kegiatan workshop seperti ini. Dan, saya rasa ini sangat penting untuk Unesa,” ungkap Djodjok. Beberapa pemateri dihadirkan dalam workshop tersebut. Mereka adalah Ir. Mas Agus Mardyanto Tardan, M.E, Ph.D selaku Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan dan Pemeliharaan Gedung dan Bangunan ITS dan Arif Hidayat, S.Kom selaku Kepala Unit Layanan Pengadaan Universitas Brawijaya. Workshop diikuti 60 peserta berasal dari staf dan pimpinan yang berkaitan dengan proses pengadaan selingkung Unesa. n (SURYO/TON)

WORKSHOP: Suasana workshop pensiunan standar operasional prosedur (SOP) pengadaan barang/jasa Universitas Negeri Surabaya.

Majalah Unesa

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

21


WARTA

UTAMA

KULIAH TAMU & KUNJUNGAN LEKTOR DAAD KE UNESA Universitas Negeri Surabaya mendapat kunjungan dari Lektor Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) Jakarta Mr. Christian Rabe. Mereka berkunjung ke Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman Unesa pada Jumat 5 Mei 2017. Christian Rabe yang berasal dari Bayern, Jerman merupakan Lektor DAAD Jakarta di Universitas Negeri Jakarta. Selain berkunjung ke Unesa, Mr. Rabe juga mengunjungi beberapa unversitas di Surabaya.

K

unjungan Lektor DAAD ke Unesa untuk berbagi informasi berbagai budaya di Jerman. Acara pengenalan kebudayaan dihadiri dosen jurusan bahasa dan sastra Jerman da beberapa perwakilan mahasiswa setiap angkatan. Dalam presentasinya, Rabe menyebutkan bahwa orang dapat mempelajari budaya dari bahasa. Usai memberikan kuliah tamu, acara dilanjutkan mengunjungi Wakil Rektor I di gedung Rektorat Kantor Pusat Unesa dengan didampingi beberapa dosen dari jurusan bahasa

dan sastra Jerman. Saat pertemuan yang berlangsung gayeng tersebut, Wakil Rektor I Unesa, Dr. Yuni Sri Rahayu sempat bercerita pengalamannya selama di Jerman terkait makanan Jerman atau dalam bahasa jermannya Deutsche Essen. Yuni menurutkan, awalnya makanan jerman sangat terasa aneh untuk lidah orang Indonesia apalagi yang baru pertama kali mencoba. “Kami berharap DAAD dapat memberikan informasi tentang beasiswa dan senantiasa terus bekerja sama dengan Unesa,” paparnya. Kuliah tamu tersebut merupakan

salah satu bentuk kerja sama internasional dengan DAAD. Selain kuliah tamu, ada pula beasiswa yang ditawarkan untuk dosen dan mahasiswa dan hibah buku baru. Kajur Bahasa Jerman, Suwarno mengatakan, kuliah tamu rencananya akan dilakukan pada tiap semester. Tujuannya agar para mahasiswa dan dosen semakin termotivasi untuk belajar bahasa Jerman. “Dari kuliah tamu itu diharapkan mahasiswa dapat membaca peluang memperoleh beasiswa, tes on DaF atau setara tes B1 standart internasional,” tandasnya.n(MIRA/HASNA)

KULIAH TAMU: Lektor DAAD Jakarta di Universitas Negeri Jakarta, Mr. Rabei berkunjung ke Unesa untuk memberi kuliah tamu dan menjalin kerja sama dengan Unesa.

22

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

Majalah Unesa


WARTA UTAMA

T

PERSIAPAN BLU, UPN BERKUNJUNG KE UNESA

im Badan Layanan Umum (BLU) UPN Veteran melakukan kunjungan ke kampus Unesa Lidah Wetan pada Kamis, 27 April 2017. Tim yang berjumlah 14 orang itu berkunjung dalam rangka persiapan BLU. Kunjungan mereka disambut hangat Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S , Wakil Rektor II, Drs. Triwrahatnolo, MT dan segenap tim BLU Unesa. “Kami datang ke Unesa ngin memperoleh gambaran dan support tentang rencana BLU. Kami ingin ‘menyekolahkan’ tim yang kami bentuk ini di Unesa,” ujar Wakil Rektor II

UPN Veteran, Prof. Dr. Ir. H. Akmad Fauzi, MMT. Dalam agenda kunjungan ini dibahas tentang seluk beluk persiapan BLU. Banyak informasi yang berhubungan dengan cara mempersiapkan BLU yang diberikan oleh Unesa kepada UPN Veteran. Di antaranya tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK), PTN Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum (PTN PK-BLU), ramburambu penyusunan proposal PTN BLU, Rencana Bisnis Anggaran (RBA), Pengelolaan dana PNBP, serta remunerasi pada PTN PK-BLU. “Saya yakin, saya

TEP: Narasumber David Bradburry (Manager of Teacher Training IALF Denpasar Bali) menyampaikan materi kepada peserta workshop TEP se lingkungan Unesa.

optimis dan berdoa mudah-mudahan UPN segera memperoleh status BLU. Kita akan saling membantu kedepan, apa

saja yang dibutuhkan UPN terkait ini, kita siap membantu,” tutur Rektor Unesa, Prof. Warsono, MS. n (MEZALINA/HASNA)

UNESA KERJA SAMA DENGAN UNIVERSITAS ABDURAHMAN SALEH DAN SMK PENERBANGAN

U

nesa sebagai pioner pendidikan di Jawa Timur terus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Kamis, 20 April 2017 Unesa melakukan kerja sama dengan Universitas Abdurahman Saleh Situbondo dan SMK Penerbangan Cakra

Nusantara Denpasar. Universitas Abdurahman Saleh Situbondo bekerja sama dengan Unesa terkait pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan SMK Penerbangan Cakra Nusantara Denpasar melakukan kerja sama dengan Unesa dalam

peningkatan mutu pendidikan melalui pendampingan dan penguatan kurikulum. Rektor Universitas Abdurahman Saleh Situbondo, Ir. Martono Achmar, M.M, mengatakan bahwa kerja sama dengan Unesa merupakan langkah yang sangat baik. Unesa dapat memberikan pengalaman dalam bidang

Majalah Unesa

kependidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di lembaganya. Senada, Ida Ayu Agung Ekastuti, S.E, AK, Kepala Sekolah SMK Penerbangan Cakra Nusantara Denpasar berharap Unesa dapat memberikan kontribusinya untuk penguatan kurikulum di lembarga yang dipimpinnya. n (WAHYU)

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

23


KOLOM REKTOR Komitmen Unesa untuk ikut berperan dalam peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan diwujudkan dalam visi Unesa, yaitu Unggul dalam kependidikan kukuh dalam keilmuan. Visi tersebut menggambarkan tekad Unesa untuk menjadi lembaga pendidikan tinggi yang unggul dalam kependidikan. Oleh Prof. Dr. Warsono, M.S.

S

alah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia adalah masalah pemerataan pendidi­ kan. Wilayah Indonesia yang sangat luas dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan yang meliputi kurang lebih tujuh belas ribu pulau, merupakan halang­ an tersendiri dalam pemerataan pem­ bangunan, termasuk pemerataan pendidi­ kan. Belum lagi jumlah penduduk yang men­ capai hampir dua ratus lima puluh juta dan tersebar hampir diselu­ ruh pulau-pulau tentu merupakan tantangan yang tidak mudah bagi pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada seltiapwarga negara. Kondisi geografis sebagai negara kepulauan, memiliki kendala dalam tranportasi, karena tidak semua bisa dijangkau dengan mudah dan cepat, terutama di pulau-pulau kecil. Sarana yang bisa digunakan untuk mencapai pulau-pulau tersebut hanyalah kapal atau perahu nelayan, yang sudah tentu memiliki keterbatasan dalam operasionalnya. Di sisi lain, di pulau-pulau besar juga belum semua memiliki akses transportasi yang bisa dijangkau dengan mudah dan cepat. Atas dasar itu, muncul suatu istilah daerah terluar, terdepan, dan terpencil (yang dikenal dengan daerah 3T). Di daerah 3T tersebut juga ada

pendududk yang tinggal, yang secara yuiridis merupakan penduduk Indonesia, dan sekaligus juga sebagai warga negara Indonesia. Sebagai warga negara mereka juga mempunyai hak untuk

PERAN UNESA

Banyak ditemui sekolah-sekolah di daerah 3T kekuarangan guru, tidak jarang satu sekolah hanya ada satu atau dua guru, yang harus mengajar untuk semua kelas dan sekaligus merangkap sebagai kepala sekolah. Menghadapi kondisi seperti itu, Pemerintah dalam hal ini sejak tahun 2011 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan suatu program Sarjana Mendidik di daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal yang dikenal dengan SM3T. Program ini dimaksudkan untuk mendorong kemajuan daerah melalui pendidikan dengan menerjunkan para sarjana untuk mengajar dan mendidik di daerah 3T. Sejak awal Unesa telah terlibat dalam program tersebut. Keterlibatan Pak Muchlas Samani selaku Direktur Ketenagaan (pada waktu) dalam perencanaan program SM3T membuktikan bahwa Unesa ikut berperan dalam pemerataan dan kemajuan pendidikan. Begitu juga pada saat program itu diluncurkan Unesa juga berperan untuk melalukan pembinaan terhadap sarjana-sarjana yang akan diterjunkan ke daerah 3T. Unesa merupakan salah satu perguruan tinggi yang ditunjuk Pemerintah untuk “mengawal” program SM3T. Beberapa daerah yang menjadi binaan Unesa antara lain: Aceh, Nusa Tenggara Timur, Papua, Maluku

DALAM PERCEPATAN PEMERATAAN PENDIDIKAN

24

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

memperoleh pendidikan, yang harus dipenuhi oleh Pemerintah. Untuk memenuhi hak pendidikan dari setiap warga negera di daerah 3T tersebut, tentu membutuhkan strategi, dan pembeyaan yang tidak sedikit. Paling tidak untuk menyelenggarakan pendidikan diperlukan gedung sekolah, guru, dan buku-buku sebagai sumber belajar. Pembangunan gedung sekolah mungkin tidak terlalu sulit, meskipun untuk daerahdaerah terpencil dan terluar untuk mendatangkan bahan bangunan juga tidak semudah seperti di daerah yang sudah terjangkau akses transfortasi. Persoalan yang mendasar yang dihadapi oleh daerah 3T masalah ketersediaan guru.

Majalah Unesa


KOLOM REKTOR Selatan, dan Sulawesi Utara. Daerahdaerah tersebut memiliki daerah yang masuk kategori terluar, terdepan dan tertinggal. Saya sendiri (ketika masih sebagai Pembatu Rektor III pernah melakukan supervisi ke Sangihe Talaud dan Sorong. Sangihe Talaud merupakan kepulauan yang terletak di sebelah barat laut Sulawesi Utara, yang berdekatan dengan pulau Mindanau Philipina. Sebagai daerah terluar persoalan yang dihadapi dalam pendidikan adalah kekurangan guru. Tidak mudah untuk mencari guru yang mau ditempatkan di daerah tersebut. Hal yang sama juga terjadi di Sorong, Bahkan daerah Raja Ampat yang sangat terkenal dalam bidang pariwisata juga mengalami persoalan kekurangan guru. Hal ini disebabkan akases transportasi ke pulau-pulau tersebut memang masih sulit, hanya bisa ditempuh dengan parahu nelayan yang harus menghadapi ombak lautan yang besar. Program SM3T ini sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan guru di daerah 3T dan sekaligus juga meningkatkan pemerataan pendidikan. Daerahdaerah yang kekurangan guru bisa dipenuhi dengan adanya program SM3T ini. Oleh karena itu, program SM3T ini sangat diharapkan oleh daerah 3T, dalam rangka mengatasi kekurangan guru. Di sisi lain, program ini juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk menguji jiwa pendidik, dan komitmen calon guru, karena tanpa komitmen dan jiwa pendidik yang kuat sangat berat melakukannya. Selama menjadi penyelenggara SM3T, ada peserta dari Unesa yang meninggal dunia karena perahu yang ditumpangi untuk menuju ke tempat mengajar diterjang ombak besar. Semoga almarhum mati sahid dan ditempatkan di Surga, karena menjalankan tugas mulia utuk mengamalkan ilmu demi kemajuan bangsa. Beberapa peserta SM3T dari perguruan tinggi lain juga ada yang meninggal, karena medan yang dihadapi sangat berat, kadang harus menyeberangi lautan dan sungai. Unesa juga ditunjuk oleh

Pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan profesi guru (PPG), bagi para sarjana yang berminat menjadi guru. Sesuai dengan Undang Undang Guru dan Dosen, untuk menjadi guru harus lulus PPG (memiliki sertifikasi guru). Sampai saat ini Unesa telah menyelenggarakan PPG angkatan V yang berasal dari SM3T. Para lulusan PPG dari SM3T tersebut telah tersebar ke berbagai daerah di Indonesia. PPG dari alumni SM3T ini sangat membantu pemerataan pendidikan, karena sebagian kembali ke daerah 3 T yang dulu ditempati. Dalam rangka pemerataan pendidikan, Unesa juga bekerjasama dengan Yayasan Dana Sosial Alfalah (YDSF) melakukan pendidikan guru untuk daerah-daerah terpencil di Jawa Timur. Dalam hal ini YDSF merekrut para lulusan sekolah menengah atas yang mau menjadi guru, khususnya di daerah terpencil. Mereka diseleksi dan didanai oleh YDSF untuk kuliah di Al Hikmah yang bekerjasama dengan Unesa. Sebelum ditempatkan mereka juga diikutkan dalam program penyiapan guru seperti yang diberlakukan untuk peserta SM3T. Setelah selesai mengikuti program pembekalan dan penyiapan, mereka dikirim ke daerah-daerah terpencil di wilayah Jawa Timur. Dengan program yang didanai oleh YDSF tersebut bisa meningkatkan pemerataan pendidikan di Jawa Timur. Sebagai perguruan tinggi penghasil tenaga guru dan kependidikan, Unesa telah memiliki alumni yang tersebar di seluruh Indonesia. Para alumni, khususnya yang menjadi guru merupakan sumbangan Unesa dalam pemerataan pendidikan. Guru-guru lulusan Unesa yang tersebar di berbagai daerah juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di tempat mereka bekerja. Memang harus diakui bahwa alumni Unesa belum tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia, karena sebagian besar mahasiswa Unesa masih berasal dari daerah Jawa Timur. Para alumni Unesa pada umumnya memilih mengabdikan diri di daerahnya masing-masing,

sehingga kontribusi Unesa dalam menyediaakan guru di wilayah Jawa Timur cukup tinggi. Hampir di setiap daerah kabupaten Jawa Timur ada guru yang alumni Unesa. Untuk meningkatkan pemerataan pendidikan Unesa mengambil kebijakan dalam penerimaan mahasiswa baru memberi kesempatan calon-calon dari berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia, termasuk yang berasal dari daerah 3T.Mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari daerah 3T tersebut setelah menyelesaikan pendidikan di Unesa diharapkan kembali untuk menjadi guru di daerahnya. Dengan demikian persoalan kelangkaan guru di daerah 3T bisa diatasi. Keberadaan guru di daerah 3T bisa dijaga, karena mereka tinggal di daerahnya sendiri, tidak ada keingginan untuk kembali ke daerah asalnya. Unesa terus mendorong para alumninya untuk mengabdi di berbagai daerah seluruh Indonesia agar pemerataan pendidikan bisa dipercepat. Dorongan tersebut terus disampaikan kepada para mahasiswa baik pada saat awal, masa kuliah sampai pada saat wisuda. Memang Unesa tidak bisa memaksa setiap alumni, yang bisa dilakukan hanyalah memberi pencerahan dan mendorong selanjutnya terserah kepada yang bersangkutan. Komitmen Unesa untuk ikut berperan dalam peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan diwujudkan dalam visi Unesa, yaitu unggul dalam kependidikan kukuh dalam keilmuan. Visi tersebut menggambarkan tekad Unesa untuk menjadi lembaga pendidikan tinggi yang unggul dalam kependidikan. Bidang pendidikan ditempatkan sebagai fokus dan prioritas dalam kebijakan, dan program-programnya ke depan. Dengan visi tersebut diharapkan Unesa menjadi lembaga pendidikan penghasil guru yang profesional, dan memiliki komitmen untuk mengabdi di seluruh negeri. n

Majalah Unesa

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

25


SOSOK

UNESA

KETIKA PROF. ENDANG, GURU BESAR FMIPA KAGUMI PENGAJAR ANAK JALANAN

TURUT BERKONTRIBUSI MELATIH PEMBUATAN MEDIA PERMAINAN MATEMATIKA & IPA “SAYA KAGUM DENGAN PENGAJARNYA YANG TANPA PAMRIH. MEREKA BERASAL DARI BERBAGAI LATAR BELAKANG. SEMENTARA KAMI TIDAK MEMILIKI KEMAMPUAN MENGAJAR SECARA LANGSUNG ANAK JALANAN. TAPI, KAMI MEMILIKI ILMU CARA MENGAJAR. MAKA DARI ITU, KAMI MENGUMPULKAN PARA PENGAJAR ANAK JALANAN TERSEBUT UNTUK DILATIH”

K

ekaguman guru besar FMIPA Unesa, Prof. Dr. Endang Susantini, M.Pd terhadap pengajar anak jalanan yang tanpa pamrih, mendorongnya harus berbuat sesuatu. Melalui kepakaran yang dimiliki, bersama dua teman dosen lainnya yakni Laily Rosdiana, S.Pd, M.Pd (dosen jurusan IPA) dan Ika Kurniasari, S.Pd, M.Pd

26

(dosen jurusan Matematika) ikut berkontribusi dengan membuat media permainan Matematika dan IPA yang sederhana. Semua itu ia wujudkan dalam proposal penelitian pengabdian masyarakat yang berhasil didanai Dikti berjudul “IbM pengajar anak jalanan dan marginal melalui pelatihan pembuatan media permainan matematika dan IPA yang sederhana.”

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

Majalah Unesa

“Saya kagum dengan pengajarnya yang tanpa pamrih. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Sementara kami tidak memiliki kemampuan mengajar secara langsung anak jalanan. Tapi, kami memiliki ilmu cara mengajar. Maka dari itu, kami mengumpulkan para pengajar anak jalanan tersebut untuk dilatih,” papar guru besar jurusan Biologi tersebut saat


SOSOK UNESA melakukan demo dan praktik kepada peserta pelatihan di gedung C10 lantai 2 FMIPA Unesa pada Minggu, 19 Februari 2017 lalu. Prof. Endang memberikan pelatihan kepada dua organisasi sosial yakni Save Street Children Surabaya (SSC) dan Gerakan Melukis Harapan (GMH). Masingmasing organisasi mengirimkan perwakilan pengajarnya. SSC yang telah memiliki 10 lokasi belajar di Surabaya mengirimkan perwakilan dari setiap lokasi. Sementara itu, GMH yang merupakan organisasi sosial di eks dolly mengirimkan 13 pengajar. Tim IbM, yang dikomandani

Prof. Endang melakukan demo dan praktik di hadapan peserta pelatihan. Peserta dibagi menjadi delapan kelompok dan diberi tugas untuk membuat permainan. Selain itu, Prof. Endang juga melibatkan tiga mahasiswa Unesa untuk menjadi peserta pelatihan. Ketua SSC, Advin Mariyono mengapresiasi kegiatan ini. Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim IbM sangat menunjang program SSC, khususnya program Pengajar Keren. “Materinya tepat untuk anak. Tidak hanya teori tapi juga praktik,” tegas Advin. Respons senada disampaikan penanggung jawab program

Sekolah Inspirasi GMH, Wikaning Tri Dadari. Menurut Wikaning, di bidang pendidikan, GMH memiliki program Sekolah Inspirasi dan Sekolah Inspirasi for UN. Jumlah murid di GMH sebanyak 50 anak. “Pelatihan ini sangat sesuai dengan program kami yang memang mengutamakan fun learning, belajar sambil bermain. Melalui pelatihan ini kita bisa menambah referensi dan mengembangkan skill para pengajar,” tutur mahasiswa ITS itu. Wikaning juga berharap, pelatihan semacam ini dapat diadakan lagi dengan berbagai inovasi, misalnya cara mengajar kaum difabel. n(FUL/SIR)

PRESENTASI: Prof. Dr. Endang Susantini, M.Pd. saat menyampaikan perkuliahan kepada mahasiswa di FMIPA Unesa. foto: HUMAS

Majalah Unesa

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

27


INSPIRASI

ALUMNI

ALFANITA ZURAIDA, FOUNDER BIMBEL BAHASA INGGRIS ALFA

MODAL 5 JUTA, BEROMZET JUTAAN MENTARI MULAI CONDONG KE UFUK BARAT. GUMPALAN AWAN MENGGELAYUT DI ATAS LANGIT. AWAN-AWAN ITU TAMPAK ABU-ABU KEHITAMAN. PETANDA HUJAN AKAN SEGERA DATANG HARI ITU. SIANG MENJELANG SORE, PUKUL 14.45 WIB, ANAK-ANAK MULAI BERDATANGAN. ADA YANG DIANTAR ORANG TUANYA, ADA YANG BERSEPEDA, ADA JUGA YANG DATANG BERJALAN KAKI. BEGITULAH SUASANA RUMAH BIMBINGAN BELAJAR BAHASA INGGRIS ALFA SETIAP HARI.

P

entingnya bahasa Inggris kini telah banyak disadari masyarakat. Banyak orang tua memasukkan anak-anaknya ke sekolah yang memiliki program bahasa Inggris atau kursus bahasa Inggris yang bagus dan telah terbukti kualitasnya. Peluang itu rupanya disadari benar oleh Alfanita Zuraida, founder Bimbel Bahasa Inggris Alfa di Cerme, Gresik. Sebagai alumni Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Unesa, ia tertantang membuat lembaga bimbingan belajar bahasa Inggris yang bukan hanya meningkatkan nilai bahasa Inggris anak di sekolah, tetapi juga

28

meningkatkan kemampuan anak berbahasa Inggris secara aktif. Dulu, bahasa Inggris dianggap sebagai pelajaran yang sulit dimengerti karena antara tulisan dan pengucapannya berbeda. Selain itu, hafalan kosakatanya yang banyak dan pemahaman tata bahasa yang rumit juga membuat banyak orang enggan mempelajari bahasa asing ini. Seiring dengan berkembangnya teknologi, informasi, dan komunikasi dalam dunia pendidikan, mempelajari bahasa Inggris menjadi lebih mudah. Banyak metode, model, dan media pembelajaran yang dibuat khusus bagi anak-anak untuk belajar

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

Majalah Unesa

bahasa Inggris. Berencana Membuka Dua Cabang Dengan modal lima juta rupiah dari orang tuanya, ia memulai usaha di rumah pada tahun 2010. Ternyata, Bimbel yang didirikannya di rumah itu dapat menghasilkan omzet jutaan rupiah setiap bulan. Karena ingin lebih mengembangkan bisnisnya, Alfanita pun memutuskan resign sebagai guru agar dapat lebih berkonsentrasi mengurus Bimbel Bahasa Inggris ini. Bagi Alfanita, keuntungan mendirikan bimbel di rumah sangat banyak karena tidak perlu sewa bangunan. “Bagi ibu rumah tangga, kita tidak perlu


INSPIRASI ALUMNI keluar rumah untuk bekerja karena berbagai pekerjaan menyangkut bimbel dapat dilakukan di rumah,” jelasnya. Bimbel Alfa telah mendapatkan izin pendirian Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) dari Kemdikbud dengan Nomor Induk Lembaga Kursus: 05106.4.1.0124./09. Saat ini Bimbel Alfa memiliki lebih dari 125 siswa. Setiap tahun jumlah siswanya semakin bertambah. Memiliki dan menambah programprogram unggulan setiap tahun adalah strategi sukses Alfanita untuk menarik orang tua menitipkan anak-anak mereka di Bimbel Bahasa Inggris Alfa. Kini, Alfanita berencana membuka dua cabang Bimbel Alfa di Surabaya dan Sidoarjo. “Sudah ada yang menawarkan untuk bekerja sama, kami sedang menggodok berbagai persiapan untuk bekerja sama pembukaan cabang Bimbel Bahasa Inggris Alfa di kota lain sekitar Gresik. Kalau ada yang ingin bekerja sama lagi, kami persilakan,” imbuh Alfanita. Teacherpreneur ala Lulusan Unesa Pembelajaran di Bimbel Bahasa Inggris Alfa dibagi menjadi dua, yakni pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas. Fokus guru dalam pembelajaran di dalam kelas adalah penguasaan dan cara penyampaian materi. Pembelajaran yang menarik dan bermakna, manajemen kelas, serta penggunaan media secara efektif menjadi perhatian utama yang harus didapatkan siswa. Pembelajaran di luar kelas, ada beberapa ekstra program penunjang, yakni Speech Competition, Story Telling Competition, Alfa Awards, dan berbagai program penunjang lainnya. Dengan ekstra program ini, siswa dapat melatih kepercayaan diri tampil berbahasa Inggris secara aktif. Dengan berjalannya bisnis ini, ia semakin yakni bahwa selain menjadi guru, lulusan Unesa juga

mempunyai peluang usaha yang linear dengan bidangnya. “Lulusan Unesa, terutama di wilayah Jawa Timur masih mendapat tempat di hati masyarakat. Hal itulah yang bisa kita manfaatkan untuk menarik orang tua mengamanahkan anak-anak mereka di lembaga kursus yang kita dirikan. Namun, kunci suksesnya tetap pada pengelolaan lembaga kursus yang profesional dalam mengembangkan kemampuan

Majalah Unesa

anak, bukan hanya sekadar mengatrol prestasi anak di sekolah,” jelas alumni lulusan tahun 2010 ini. Selain itu, manajemen pemasaran juga harus gencar, mulai dari promosi dengan mendatangi sekolah-sekolah, promosi di media sosial, dan juga promosi dengan getok tular. Dengan promosi yang gencar, semakin banyak orang yang tahu, sehingga makin terbuka peluang orang tua akan mendaftarkan anak-anaknya ke bimbel. Kewajaran biaya juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Saat awal pendirian, biaya murah dapat diberikan sebagai promosi selama beberapa waktu. Setelah itu, biaya dapat dinaikkan secara bertahap dengan tetap diiringi peningkatan pelayanan. Kepada yang ingin berwirausaha seperti dirinya, Alfanita berpesan agar tidak mudah menyerah dan putus asa di awal-awal berdirinya bimbel. “Pada awal pendirian memang hanya sedikit yang mendaftar, tapi kita harus tetap sabar dan tetap menjaga kualitas pembelajaran. Semakin lama, pasti banyak orang yang tahu, mendaftar, dan bimbel kita menjadi ramai,” ungkapnya memotivasi.n(BYU/SIR)

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

29


ARTIKEL

WAWASAN

MASYARAKAT KONSUMSI DAN KONSEKUENSINYA Oleh ANAS AHMADI*)

A

genda besar Ramadan dan Idulfitri (tahun ini) tidak lepas dari wacana konsumsi dan iklan kreatif. Dengan begitu, Ramadan dan Idulfitri berada dalam bayang-bayang komsumsi dan pasar yang selalu menampilkan muka manis agar kita bersedia, baik secara sadar ataupun nirsadar untuk membeli/menggunakan produk iklan kreatif. Sebagai masyarakat yang memiliki hasrat (apettitus) dan gaya hidup hedonis, dalam tafsir Dunn (2005) dalam Indentifying Consumption, semakin menguatkan

30

eksistensi konsumsi dalam diri. Masyarakat konsumsi tersebut melakukan konsumsi secara berlebih demi apa yang disebut dengan gaya hidup, status, dan identitas. Itulah yang disebut masyarakat konsumsi. Baudrillard (1998) dalam The Consumer Society, menjustifikasi bahwa konsumsi tidak hanya berkutat pada kegilaan membeli, tapi juga pada kelimpahan produktivitas, fungsi kesenangan, dan fungsi kebebasan. Konsumsi adalah sebuah tanda/identitas yang melekat pada diri seseorang. Ketika ada iklan baru, kita tak

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

Majalah Unesa

mampu lagi mengelak. Simak saja, saat ini, iklan kreatif dan produk yang berkaitan dengan Ramadan dan Idulfitri mulai bermunculan. Di teve, sinetron yang Islami sudah mulai dipromosikan. Di pasar tradisional, mulai bertebaran baju-baju spesial untuk lebaran. Di mal, mulai berjajar baju-baju busana muslim, mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua. Di supermarket, mulai berjajar produk makanan dan minuman yang biasanya muncul tatkala Ramadan dan Idulfitri, misal kurmadan sirup aneka rasa. Selain itu, produk elektronik (terutama smartphone


ARTIKEL WAWASAN Dalam pandangan masyarakat konsumsi ada pameo “hidup jika tidak ada utang, gak ada tantangan”. Dengan demikian, utang dianggap sebagai sesuatu yang kaprah. Tapi, hal itu ditentang oleh masyarakat nonkonsumsi dengan pameo “hidup yang tenang adalah hidup tanpa utang”. Baiklah, di sini kita tidak mempertentangkan keduanya sebab keduanya memang sudah bertentangan.

dan kendaraan (mobil dan sepeda motor) juga ikut meramaikan, mereka menawarkan promosi gilagilaan dalam rangka ramadan dan Idulfitri. Masyarakat konsumsi yang terpengaruh oleh iklan tersebut, akhir tersedot untuk membeli barang-barang tersebut. Pemantik kriminalitas dan kemiskinan gaya baru Sebagaimana yang diramalkan Smart (2010) dalam bukunya, Consumer Society masyarakat konsumsi adalah pemantik kriminalitas. Diakui atau tidak, secara psikologis-sosiologis, kehidupan glamorista-sosialista orang-orang kaya menimbulkan ‘kecemburuan’ orang yang melihatnya. Masyarakat dari kalangan yang tidak mampu bertanding secara materi dengan orang-orang yang kaya, akan melakukan tindak kriminal sebagai ungkapan rasa cemburu. Kita bisa melihat kasus pencurian, kasus uang palsu, dan kasus perampokan yang semakin meningkat secara simultan tatkala ramadan dan lebaran. Saat ini, masyarakat konsumsi tidak hanya muncul di kalangan atas saja, tetapi masyarakat kalangan biasapun terjangkiti. Ada beberapa kasus, misal kasus perampokan yang dilakukan oleh penumpang ojek; penjualan sabu-sabu; dan pungli yang dilakukan di lembaga pemerintahan. Kasus tersebut muncul, salah satunya adalah karena mereka terjangkiti oleh hasrat

konsumsi. Mereka menginginkan mendapatkan uang banyak dengan cara yang tidak normatif hanya untuk memenuhi hasrat (apettitus) konsumsi yang mengalir dalam diri. Tulisan Bauman (2005) Work, Consumerism, dan the New Poor, menyinggung tentang masyarakat konsumsi dan masalah kemiskinan. Dalam konteks kekinian, tidak salah jika masyarakat konsumsi dianggap sebagai kemiskinan gaya baru. Mereka yang kehidupannya mewah ternyata tidak lepas dari kisah di belakangnya, yakni kartu kredit (yang tinggal gesek/atm debet yang tinggal gesek pula). Selain itu, masyarakat konsumsi rela menumpuk utang di bank hanya untuk menuruti hasrat konsumsinya. Hasrat konsumsi tersebut, ibarat candu jika merujuk pemikiran Marxian, semakin lama kita menjadi masyarakat konsumsi semakin tinggi level yang kita inginkan. Jika hal itu dihentikan, kita bisa sakau, sakit, ataupun trauma sebab tak mampu meningkatkan kebutuhan konsumsi. Dalam pandangan masyarakat konsumsi ada pameo “hidup jika tidak ada utang, gak ada tantangan”. Dengan demikian, utang dianggap sebagai sesuatu yang kaprah. Tapi, hal itu ditentang oleh masyarakat nonkonsumsi dengan pameo “hidup yang tenang adalah hidup tanpa utang”. Baiklah, di sini kita tidak mempertentangkan keduanya sebab keduanya memang sudah bertentangan.

Majalah Unesa

Mengendalikan hasrat konsumsi Jujur, tidak ada yang salah dengan konsumsi. Yang salah adalah hasrat konsumsi yang tak terkendali. Karena itu, hasrat konsumsi yang masih ‘meliar’ harus bisa dikendalikan dengan baik. Ada pameo filosofis “jangan membungkam hasrat konsumsi, tetapi kendalikan hasrat konsumsi”. Ada dua strategi pengendalian hasrat konsumsi. Pertama, prinsip kontrol. Ketika kita ingin membeli sesuatu, hal pertama dan utama yang harus dipikirkan adalah kemampuan mengontrol antara ‘membeli untuk kebutuhan’ atau ‘membeli untuk gaya hidup’. Kedua, prinsip kegunaan. Ketika kita membeli sesuatu apakah kadar kegunaannya tinggi atau rendah. Begitu juga dengan dampaknya, apakah pembelian sesuatu tersebut memiliki dampak yang rendah atau tinggi pada lingkungan. Misal, lebih baik membeli makanan yang tidak menggunakan bahan plastik/ styrofoam. Itulah masyarakat konsumsi dan konsekuensinya. Tentunya, saya, Anda, dan kita semua bisa menentukan sikap bijak, mana yang lebih tepat untuk diri sendiri. n Penulis adalah Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia, Unesa Kandidat doktor Universitas Negeri Malang

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

31


SEPUTAR

UNESA

SENASI: Para pembicara yang terdiri atas pakar media, dosen, dan sastrawan bergantian menyampaikan materi seminar di hadapan peserta seminar yang diselenggarakan oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS Unesa.

SEMINAR NASIONAL SASTRA INDONESIA (SENASI) III

J

urusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unesa menyelenggarakan Seminar Nasional Sastra Indonesia (SENASI) III pada 29 April 2017 di Auditorium Lt. 3 Prof. Dr. Leo Idra Ardiana, M.Pd. Tiga pembicara utama di dunia kepenulisan dan sastra Indonesia dihadirkan. Mereka adalah Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd, Oka Rusmin (sastrawan dan pekerja media) dan Denny Mizhar (penerbit pelangi saat malang – sastra dan penerbitan indie). Menjawab pertanyaan salah seorang peserta proses kreatif penulisan, Oka Rusmini mengatakan bahwa masing-masing penulis memiliki cara tersendiri dalam melakukan proses kreatif penulisan. Ada yang lebih enjoi dengan menentukan kerangkan dan tujuan menulis, ada yang mengalir dan meloncat-loncat begitu saja. “Saya seorang penulis yang memiliki ide meloncat-loncat, dan saya menulis untuk asik-asik bagi

32

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

psikologis saya,”ungkap wanita yang sudah 20 tahun berkari menjadi wartawan itu. Sementara itu, menjawab pertanyaan peserta mengenai guru bahasa dan sastra Indonesia yang jarang membaca karya sastra atau menulis sastra, bagaimana cara menumbuhkan jiwa menulisnya. Tengsoe Tjahjono menjawab dengan lugas, “saya percaya bahasa tidak bisa dilepaskan dari sastra. Untuk memperkuat keahlian menulis bidang sastra, saya selalu meminta untuk mengajar pada bidang bahasa seperti linguistik agar saya tidak lupa. “ Selain seminar, juga dipajang buku-buku novel, sastra, puisi , fable dan sajak karya sastrawan-sastrawan Indonesia maupun luar negeri. Salah satu buku yang dijual adalah Sidharta karya Hermann Hesse, kumpulan puisi Hermann Hesse dan masih banyak buku lain. n (HASNA/MIRA)

Majalah Unesa


SEPUTAR UNESA

KONFERENSI REGIONAL AKUNTASNSI

F

akultas Ekonomi Unesa mendapat kehormatan sebagai tuan rumah acara Konferensi Regional Akuntansi (KRA) yang diselenggarakan Ikatan Akuntansi Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI KAPd) wilayah Jawa Timur. Konferensi IV ini mengusung tema “Peran Akuntan Mewujudkan Good Public Governance dalam Era Sustainable Development Goals (SDGs)” Kegiatan KRA IV dihadiri Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S., Dr. Nunuy Nur Afiah, SE., Ak., M.Si., CA. sebagai Ketua Pusat IAI, Ketua IAI KAPd Jawa Timur, dan Drs.Eko Wahjudi, M.Si sebagai Dekan FE. KRA diikuti 460 orang terdiri atas Anggota IAI KAPd, Perwakilan Perguruan Tinggi selingkung Jawa Timur, dan para akademisi. Dalam kegiatan ini terkumpul 260 artikel. Dari jumlah tersebut, 130 artikel telah lolos seleksi dan

diharapkan membawa dampak positif bagi penelitian, khususnya dalam bidang akuntansi. “Artikel yang telah terkumpul akan menjadi dokumen menambah referensi hasil riset dari berbagai sudut pandang untuk penelitian yang dilakukan di kemudian hari,” ungkap Dr. Eko Wahjudi , M.Si, Dekan FE. Prof. Dr. Warsono, M.S berharap konferensi ini dilaksanakan secara kontinyu sebagai wadah pengasahan dealitika akademik untuk mematangkan penelitian dan sebagai wadah pengembangan dalam wawasan dan akademik yang dimiliki akademisi maupun praktisi. Sehingga menghasilkan rekomendasi ataupun bahan kajian untuk penelitian selanjutnya. “Peran akuntan sangat penting demi kemajuan bangsa, mereka mampu bertukar informasi dan strategi dalam penelitian komprehensif dan dalam hal pengembangan keilmuan akuntansi,” ungkap rektor.n (ZAKI/SH)

TUAN RUMAH: Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono MS. daimpingi Dekan Fakultas Ekonomi, Drs. Eko Wahjudi, M.Si. dan sebagai Ketua Pusat IAI, Dr. Nunuy Nur Afiah, SE., Ak., M.Si., CA. foto bersama usai pembukaan konferensi di Unesa.

KONFERESNSI APG-PAUD DI UNESA

D

alam rangka memeriahkan bulan pendidikan, FIP Unesa menggelar Konferensi APG-PAUD Indonesia dengan tema “Peran Akademisi dalam Mempersiapkan Peringkatan Kompetensi Pedidik PAUD”,pada Jum’at , 5 Mei 2017 di Hotel Utami Sidoarjo. Kegiatan ini dihadiri 52 PTN/PTS yang berasal dari prodi PG-PAUD. Kegiatan yang bekerja sama dengan Asosiasi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (APGPAUD) ini dibuka Wakil Dekan II (Bidang Umum dan Keuangan) FIP, Dra. Gunarti DWI Lestari, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menuturkan salah satu tujuan terselenggaranya kegiatan ini adalah mengkaji tentang keilmuan PG-PAUD. “Kebijakan pembinaan untuk dosen PG PAUD perlu diperhatikan agar kompetensi dari mahasis bisa ditingkatkan. Serta diharapkan dosen mampu meng-upgrade kemampuan mengajar agar memiliki lulusan yang profesional,” jelasnya. Para peserta yang sebagian besar adalah dosen membahas tentang kurikulum PG PAUD, sehingga

memiliki profil serta visi yang sama antarlembaga. Memperjuangkan lulusan PG PAUD juga menjadi prioritas bahasan dari konferensi ini. Acara yang diselenggarakan selama 3 hari ini juga membahas tentang ‘payung keilmuan’ yang harus dikuatkan agar bisa meningkatkan kemampuan lulusan PG PAUD. n (SURYO/TONI)

Majalah Unesa

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

33


CATATAN LINTAS

PERMEN RISTEKDIKTI NO 20 TAHUN 2017

B

eberapa hari lalu HP saya kebanjiran WA, BBM dan SMS tentang Permen Ristekdikti Nomor 20 Tahun 2017. Semula saya bingung karena saya tidak tahu menahu Permen itu. Ternyata ten­ tang Tunjangan Profesi bagi dosen berjabatan akademik Lektor Kepala (LK) dan tunjangan kehormatan bagi dosen berjabatan akademik Guru Besar (GB). Mungkin beberapa teman mengira saya “masih di Dikti” atau “masih menjabat rektor”, sehingga dikira tahu. Pada­ hal sudah lama “pensiun”, sehingga tidak tahu sama sekali. Terdorong informasi dan pertanyaan tersebut, saya berusaha mencari tahu dengan browssing di Google dan mendapatkan dari web Kopertis XII. Saya memilih yang sudah berupa pdf, sehingga langsung dapat dibuka dan diunduh. Di samping itu, saya juga bertanya kepada beberapa teman yang ke­ betulan hadir pada Rapat Kerja Kementerian Ristekdikti, karena kabarnya permen itu diba­ has dalam rakor. Setelah membaca, saya paham mengapa banyak teman yang risau. Mengapa? Karena sangat berat. Dapat dibayangkan, Pasal 4 Permen tersebut menyebut dosen LK harus menghasilkan 3 artikel yang dimuat di jurnal nasional terakreditasi atau satu artikel yang dimuat di jurnal internasional. Di samping itu masih harus menghasilkan buku atau paten atau karya seni monumental/desain seni monumental yang diakui oleh peer review na­ sional. Pasal 5 ayat (1) menyebut tunjangan profesi dihentikan sementara jika dosen LK tidak memenuhi keharusan tersebut. Untuk dosen GB, menurut pasal 8 dalam waktu tiga tahun harus dapat menghasilkan 3 artikel di jurnal internasional atau satu artikel di jurnal internasional bereputasi. Di samping itu harus menghasilkan buku atau paten atau karya seni monumental/desain seni monumental yang diakui oleh peer review internasional. Pasal 9 ayat (1) menyebutkan tunjangan kehormatan dosen GB dihentikan jika tidak dapat memenuhi tuntutan pasal 8 tersebut. Karena risau, saya mendatangi Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan tempat saya bekerja untuk mendiskusikannya. Beliau setuju permen itu dibahas pada rapat ju­

34

OLEH MUCHLAS SAMANI

rusan dan saya diminta untuk presentasi. Nah ketika akan membuat ppt, pdf Permen yang saya dapat dari web Kopertis XII tidak begitu baik, sehingga saya berusaha mencari yang lain. Akhirnya saya menemukan di web jdih.ristekdikti.go.id. Sangat menarik, karena setelah saya unduh dan cermati isinya agak beda. Pada naskah dari web Kopertis XII, di pasal 4 ada 4 ayat, sedangkan pada naskah dari jdih.ristek dikti hanya ada 3 ayat. Muatan ayat (2) digabungkan dengan ayat 1 huruf b, dengan menghilangkan kata “buku”. Hal yang sama terjadi pada pasal 8. Pada naskah dari web Kopertis XII, pasal 8 ayat (1) punya huruf “a” s.d “h”, sedangkan pada naskah dari web jdih.dikti.go.id, hanya sampai hurug “g”. Muat­ an huruh “h” pada naskah web Kopertis XII dimasukkan ke dalam huruf “g” pada nasakah dari web jdih.ristekdiketi.go.id, dengan meng­ hilangkan kata “buku”. Saya tidak mengerti adanya dua naskah yang sama-sama dimuat di web resmi. Oleh karena itu saya bertanya ke Ibu Ani Nurdi­ ani (Karo Hukum Kemenristekdikti) dan mendapat jawaban agar menggunakan nas­ kah dari web jdih.ristekdikti.go.id. Menurut saya yang awam soal hukum, menyimpulkan naskah dari web jdih.ristekdikti.go.id lebih ringan. Akhirnya naskah itulah yang saya jadikan rujukan untuk paparan di rapat jurus­ an. Namun, saat rapat Pak Ketua Jurusan menyampaikan bahwa naskah yang diper­ oleh dari Wakil Rektor Bidang Akademik sama dengan yang dari web Kopertis XII. Saya menyampaikan di rapat jurusan, urus­ an adanya 2 naskah dan tuntutan berat biar ditangani pihak pimpinan. Sebagai “dosen biasa” kita bahas saja bagaimana menyiapkan diri untuk memenuhi tuntutan itu. Muncul pertanyaan dari teman peserta rapat, “tuntut­ an artikel di jurnal itu harus sebagai penulis pertama atau boleh penulis kedua”. Jujur saya tidak tahu dan oleh karena itu belum dapat menjawab. Selesai rapat, saya merenung lama. Kalau dalam kenaikan jabatan akademik, kewajiban seperti itu harus sebagai penulis pertama. Namun apa begitu? Menurut Jawa Pos tang­ gal 5 Februari 2017 hal 3, di Indonesia ini ada 31.010 dosen LK dan 5.097 dosen GB.

| Nomor: 105 Tahun XVIII - Mei 2017 |

Majalah Unesa

Jika semua dosen LK harus menulis di jurnal nasioanal terakreditasi (sementara mengabai­ kan jurnal internasional) dan dosen GB harus menulis di jurnal nasional (bukan bereputasi) tetapi diakui oleh Dikti, maka muncul perta­ nyaan: “keharusan publikasi itu sebuah kom­ petensi, sehingga dirancang yang menang tidak sebanyak peserta atau sebuah dorong berprestasi sehingga semua peserta dapat menang asal mencapai kriteria minimal”. Mengapa muncul pertanyaan itu? Saya tidak punya data resmi, namun dugaan saya jumlah jurnal nasional yang terakreditasi maksimal 300 buah. Jika jurnal itu terbit 2 kali setahun dan setiap jurnal menampung 15 artikel, berarti dalam satu tahun tersedia “ruang” untuk 300 x 2 x 15 atau 9.000 artikel. Atau hanya sekitar 1/3 dari jumlah dosen LK. Apakah yang 21.010 dosen LK harus masuk ke jurnal internasional? Jadi, kalau tujuan dari Permen tersebut untuk “kompetisi” mungkin tepat, karena hanya 1/3 yang akan dapat “medali”. Namun jika tujuannnya untuk mendorong dosen LK berprestasi dan semua akan “menang” jika mencapai kriteria minimal, rasanya kurang tepat. Bagaimana dengan dosen GB? Agaknya lebih sulit untuk menganalisisnya. Mengacu pasa Scimago journal rank terdapat 29.713 buah jurnal yang terindex, mulai dari Q1, Q2, Q3, Q4 maupun yang “yang tidak punya Q”. Sementara jumlah dosen GB hanya 5.097 orang. Namun harus diingat jurnal tersebut harus dipersaingkan oleh dosen, peneliti dan mahasiswa S3 di seluruh dunia. Dalam rapat jurusan, juga muncul perta­ nyaan “mengapa Permen ini mengevaluasi kinerja dosen mulai tahun 2015?”. Jujur saya tidak tahu, karena itu masalah hukum. Mung­ kin teman dari fakultas/jurusan hukum yang dapat menjawab. Sebagai perbandingan saja, Permendikbud nomoer 92/2014 yang terkait dengan kenaikan jabatan akademik dosen, baru berlaku efektif mulai Januari 2017. Jadi ada transisi lebih dari dua tahun. Sambil memacu diri dalam membuat pub­ likasi, mudah-mudahan segera ada informasi yang lebih jelas. Semoga. n *http://muchlassamani.blogspot.co.id




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.