WARNA REDAKSI
P
elaksanaan UTBK menuntut PTN menyiapkan sarana komputer yang memadai. Seperti halnya yang dilakukan Unesa, sebagai kampus yang menjadi Pusat UTBK maka harus menyiapkan sarana komputer guna menunjang kelancaran pelaksanaan UTBK serta bekerja sama dengan kampus dan sekolah mitra yang ada di Surabaya. Untuk menampung 30.000 peserta ujian pada gelombang 1 dan 2, Unesa bermitra dengan dua Universitas dan dua SMK untuk menunjang ketersediaan 1.500 unit komputer persesi ujian. Unesa menyelenggarakan UTBK di 6 lokasi meliputi Unesa Ketintang, Unesa Lidah Wetan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), SMKN 1 Surabaya, dan SMKN 12 Surabaya. UTBK digelar selama 5 minggu di hari Sabtu dan Minggu mulai 13 April 2019 sampai dengan 26 Mei 2019. Unesa juga bekerja sama dengan beberapa pihak dalam hal kelancaran proses ujian dan keamanan lokasi ujian, di antaranya dengan Telkom, PLN, Polsek Wonokromo, Polsek Wonocolo, Polsek Gayungsari,
dan Polsek Lakarsantri. Hal itu dilakukan mengingat dalam proses pelaksanaan UTBK, yang paling krusial adalah masalah jaringan dan server, masalah pasokan listrik dan masalah keamanan. Telkom diharapkan menjamin kecepatan akses jaringan, komitmen PLN dalam hal ketersediaan pasokan listrik dan komitmen Kepolisian dalam hal jaminan keamanan lokasi ujian.
digunakan untuk UTBK harus menggunakan browser khusus untuk aplikasi yaitu Safe Exam Browser (SEB). Pada pelaksanaan UTBK, teknisi berfungsi sebagai perantara untuk menjelaskan kepada pengawas mengenai penggunaan aplikasi, sedangkan admin server memiliki peran menjaga kestabilan dari koneksi server. Mereka harus menguasai koneksi jaringan, sistem operasi, konfigurasi server, download paket soal, upload jawaban, dan juga menghapus konten. Pada prinsipnya, penerimaan mahasiswa baru harus kredibel, adil, transparan, fleksibel, efisien, dan akuntabel serta tidak diskriminatif dengan memperhatikan potensi calon mahasiswa. Pembaharuan sistem masuk Perguruan Tinggi Negeri itu secara berkelanjutan membantu dalam optimalisasi penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Proses pendidikan dapat berlangsung sesuai standar dan target, semakin banyak anak bangsa berpotensi yang dididik oleh kampus dan sesuai sasaran, karena mereka diseleksi secara optimal dengan sistem komputerisasi dan sesuai perkembangan zaman serta tuntutan teknologi informasi. .n
UTB HARUS KREDIBEL, ADIL, TRANSPARAN UNTUK SEMUA Selain bekerja sama dengan beberapa mitra dalam pelaksanaan UTBK, Unesa juga menyiapkan tenaga pengawas yang berasal dari teknisi bidang IT dan admin server. Para teknisi tersebut sudah diberi bekal pelatihan tentang tata cara dan prosedur yang harus dilalui pada saat tes UTBK. Secara umum, para pengawas dan teknisi harus memahami dashboard, instalasi server, dan konfigurasi PC yang digunakan dalam tes UTBK. Para teknisi tersebut adalah orang yang harus menginstal server pada masing-masing lokasi ujian UTBK. Karena komputer yang
Majalah Unesa
ARM
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
3
DAFTAR RUBRIK
18 EDISI MARET 2 01 9
Daftar Ini
05
TBK 2019, SEBUAH TEROBOSAN MASUK PTN JALUR SBMPTN
07
SISTEM UTBK LEBIH MENGUNTUNGKAN
09
BINCANG UTAMA SEPUTAR UTBK BERSAMA PROF MUCHLAS SAMANI
11
WISUDA KE-94
18
LENSA UNESA
17
UNESA TUAN RUMAH WALK FOR AUTISM 2019
31
l PELANTIKAN KABAG DAN KASUBBAG SELINGKUNG UNESA l MAHASISWA FT, TERPILIH JUARA PILMAPRES 2019 l UPACARA SERTIJAB UKM MENWA UNESA
31
SEPUTAR UNESA
SEPUTAR UNESA
34
POJOK KETINTANG
Majalah Unesa ISSN 1411 – 397X Nomor 127 Tahun XX - Maret 2019 PELINDUNG: Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. (Rektor), Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. (WR Bidang I), Suprapto, S.Pd, M.T. (WR Bidang II), Dr. Agus Hariyanto, M. Kes. (WR Bidang III), Drs. Sujarwanto, M.Pd. (WR Bidang IV) PENANGGUNG JAWAB: Dra. Ec. Ratih Pudjiastuti, M.Si (Kepala BAAK) PEMIMPIN REDAKSI: Dra. Titin Sumarti, M.Pd (Kabag. Kerja Sama dan Humas) REDAKTUR: A. Rohman, Basyir Aidi PENYUNTING BAHASA: Syaiful R REPORTER: Wahyu Utomo, Syaiful H, Inayah, Suryo Waskito, Emir Musa, Mira Carera, Nely Eka, Tarida, M. Rizki, Titan, Hasna, Intan, Jumad, Fibrina. FOTOGRAFER: M. Wahyu Utomo, Hartono. DESAIN/LAYOUT: Abdur Rohman, Basyir Aidi ADMINISTRASI: Roni, ST. (Kasubbag. Humas), Supi’ah, S.E. DISTRIBUSI: Lusia Patria, S.Sos, Hartono PENERBIT: Humas Universitas Negeri Surabaya ALAMAT REDAKSI: Kantor Humas Unesa Gedung Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya
4
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
LAPORAN UTAMA
UTBK 2019, SEBUAH TEROBOSAN MASUK PTN JALUR SBMPTN
PERSIAPAN: Suasana rapat teknis penyelenggaraan UTBK di Unesa yang dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Bambang Yulianto di Gedung Rektorat Unesa, Kampus Lidah Wetan Surabaya.
PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM SARJANA PERGURUAN TINGGI NEGERI (PTN) DILAKUKAN MELALUI BEBERAPA JALUR. PERTAMA, MELALUI SELEKSI NASIONAL MASUK PTN ALIAS SNMPTN YANG DILAKUKAN BERDASARKAN HASIL PENELUSURAN PRESTASI AKADEMIK DAN/ATAU PORTOFOLIO CALON MAHASISWA. KEDUA, MELALUI SELEKSI BERSAMA MASUK PTN ATAU SBMPTN. NAH, SBMPTN INI YANG SELEKSINYA DILAKUKAN BERDASARKAN HASIL UJIAN TULIS BERBASIS KOMPUTER (UTBK) YANG TERDIRI DARI TES POTENSI SKOLASTIK (TPS) DAN TES KOMPETENSI AKADEMIK (TKA) SERTA KRITERIA LAIN YANG DISEPAKATI PTN. BAGAIMANA PERSIAPAN DAN PELAKSANAANNYA DI UNESA? Majalah Unesa
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
5
LAPORAN
UTAMA
UTBK: Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Bambang Yulianto saat menyampaikan pengarahan tentang pelaksanaan tentang teknis UTBK 2019 .
U
nesa merupakan salah satu kampus yang menjadi pusat pelaksanaan UTBK di Jawa Timur. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan ujian tersebut, berbagai hal telah disiapkan. Di antaranya, menyiapkan 1500 komputer dan bekerja sama dengan mitra sebagai penyedia perangkat komputer, admin server, serta teknisi IT untuk membantu kelancaran pelaksanaan UTBK yang diselenggarakan serentak mulai 13 April 2019. Mitra yang digandeng Unesa adalah Universitas Sunan Ampel Surabaya (Uinsa), Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa), SMKN 1 Surabaya dan SMKN 12 Surabaya. Selain menyediakan peralatan komputer dan bekerja sama dengan mitra, Unesa juga memberikan pelatihan dan workshop kepada sekitar 100 teknisi IT dan admin server tentang teknis UTBK 2019 yang diselenggarakan di Hotel Singgasana Surabaya pada 2 Maret 2019 lalu. Semua itu dilakukan sebagai persiapan agar jalannya pelaksanaan UTBK berlangsung dengan lancar. Saat memberikan pemaparan di
6
depan peserta workshop, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Bambang Yulianto mengatakan bahwa para teknisi IT ruang dan admin server memiliki peran dan tanggung jawab penting pada pelaksanaan UTBK. Oleh karena itu, secara spesifik harus menguasai teknis pelaksanaan UTBK dan secara fisik harus siap untuk bekerja ekstra. Apalagi, ujian UTBK 2019 dilaksanakan di hari libur Sabtu Minggu dan dua sesi per hari. Prof. Bambang menambahkan, hasil nilai UTBK dapat dijadikan modal untuk mendaftar ke PTN yang didinginkan. Untuk peserta UTBK diberikan dua kali kesempatan ujian. Peserta UTBK harus tes terlebih dahulu sehingga mendapatkan nilai, baru daftar PTN. Unesa sendiri, terang Prof. Bambang, telah menerima pendaftar untuk gelombang satu dan dua sebanyak 30.080 peserta. Pelaksanaan gelombang pertama dimulai minggu kedua bulan April dan gelombang dua dilaksanakan pada Mei. “Ini merupakan sambutan positif terkait kebijakan skema baru dalam pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru, pasalnya para peserta telah menel-
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
aah dengan baik proses terbaru ini,� paparnya. Bambang mengatakan, persiapan Unesa sendiri memang harus maksimal. Karena banyaknya peserta yang mengikuti tes, Unesa telah bekerja sama dengan sekolah mitra dalam menggelar tes UTBK tersebut agar berlangsung dengan lancar dan sukses. Bambang menambahkan dengan digelarnya UTBK 2019 di PTN seluruh Indonesia, diharapkan dapat menghasilkan proses seleksi yang adil, fleksibel, dan transparan tanpa ada kecurangan. Sementara itu, Koordinator TIK UTBK Unesa, I Gusti Lanang Eka Prismana menyampaikan bahwa pelaksanaan workshop merupakan kegiatan awal bagi tim teknis UTBK sebelum dilaksanakan ujicoba nasional UTBK secara serentak pada 9 Maret 2019. Dari ujicoba tersebut, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) yang merupakan lembaga pusat penyelenggara Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri akan melakukan evaluasi serta perbaikan aplikasi dan tata kelola pelaksanaan UTBK. n (SIR/WHY)
LAPORAN UTAMA
SISTEM UTBK LEBIH MENGUNTUNGKAN
KOMPUTER: Sarana dan prasarana UTBK berupa komputer disediakan secara maksimal untuk para peserta.
W
akil Dekan 1 FIO, Drs. Gatot Darmawan, M.Pd mengatakan bahwa sistem baru UTBK pasti ada plus minusnya. Poin plusnya adalah dapat memilah-milah calon mahasiswa. Dulu, penerimaan mahasiswa masih belum terpilah, sekarang dengan UTBK pendaftar akan memperoleh hasil dari tesnya terlebih dahulu baru dapat mendaftar di perguruan tinggi. Di sisi lain, sebenarnya hal ini juga menguntungkan universitas sendiri, karena dapat membantu universitas untuk memilih calon mahasiswa disesuaikan dengan grade yang diperoleh pendaftar dengan prodi atau fakultas yang dituju pendaftar. “Karena semisal dia awurawuran, dapat masuk di prodi atau fakultas favorit dengan menghitung kanc-
Drs. Gatot Darmawan, M.Pd
Susi Handayani, SE, Ak, M.Ak
Triesninda Pahlevi, M.Pd
ing, malah akan menimbulkan dampak besar. Bisa masuk, eh tidak bisa keluar kan nanti yang kena juga universitas,” ucap Gatot. Sementara kekurangannya, terang Gatot, adalah terkait sosialisasi yang kurang panjang. Karena merupakan suatu hal yang baru, jadi seharusnya ada sosialisasi lebih panjang, paling tidak dua atau tiga tahunan. Gatot mengatakan, karena baru tahun
pertama, jadi masih wajar jika ada masalah upload dan sebagainya. Belum lagi, sarana dan prasarana masih belum sebanding dengan banyaknya pendaftar dari berbagai daerah. “Oleh karena itu, jangkauan jaringan internet juga perlu diperhatikan,” paparnya. Gatot berharap, ke depan harus tetap ada pembenahan lebih lanjut disertai dengan pengembangannya. Sarana prasarana
penunjang dan sosialisasi harus diperhatikan. Bisa melalui satu pintu agar tidak membingungkan. Susi Handayani, SE, Ak, M.Ak, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi mengapresiasi sistem UTBK sebagai sarana masuk ke perguruan tinggi negeri. Menurutnya, de ngan sistem itu para calon mahasiswa baru memiliki banyak kesempatan ikut tes berdasarkan nilai yang
Majalah Unesa
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
7
LAPORAN
UTAMA
didapat. “Sistem UTBK ini dilakukan tes terlebih dahulu, maka calon mahasiswa akan mengetahui nilai sebelum mendaftar ke SBMPTN. Jika nilai pertama rendah bisa mengikuti tes lagi di gelombang 2. Dengan demikian, sistem UTBK memberikan peluang bagi calon mahasiswa mengikuti dua kali tes tersebut,” terangnya. Selain itu, jelas Susi, dengan sistem UTBK, lebih menghindarkan calon mahasiswa mencoba-coba. Dulu, jika mahasiswa lulus jalur SNMPTN, kemudian tidak dimasukin tidak ada masalah atau tidak ada sanksi sehingga mereka bisa daftar lagi. Tapi, sekarang, dengan sistem UTBK, semua data sudah terintegrasi di LTMPT, sehingga mereka yang lolos SNMPTN, otomatis tidak bisa mendaftar SBMPTN. Keunggulan lain sistem UTBK ini, lanjut Susi adalah berbasis komputer. Jadi, sejalan dengan semangat revolusi industri 4.0. Tahap awal pendaftaran, calon mahasiswa sudah menggunakan pendaftaran
Galih
8
NOMOR: Peserta UTBK 2019 mengecek nomor keikutsertaannya.
online. Begitupun dengan proses selanjutnya, sudah berbasis online. Hal itu menunjukkan komitmen pemerintah mengimplementasikan Revolusi Industri 4.0. Meski banyak keunggulan dengan sistem baru tersebut, Susi mengatakan, antisipasi terhadap gangguan teknis harus dipersiapkan. Semisal, persiapan sarana prasarana seperti listrik dan jaringan harus betul-betul diperhatikan. Oleh karena itu, seluruh pusat LTMPT harus disiapkan dengan baik. Untuk mengantisipasi itu, Unesa sempat mengundang berbagai pihak, di antaranya PLN dan Telkom agar UTBK dapat berjalan dengan baik, lancar dan aman. “Untuk menyiapkan sarana prasarana, Unesa melibatkan mitra yakni SMKN 1 Surabaya, SMKN 12 Surabaya, Uinsa, dan Unusa. Hal itu dilakukan karena ada 15.000 peserta pada gelombang 1 sehinga dibutuhkan sekitar 1500 PC . Tentu, Unesa belum mampu menampung semua peserta karena kapasitasnya yang terbatas. Untuk mengatasi ya, dengan jalan bermitra, dan Unesa tetap menjadi pengendali,” tegasnya, Di tempat terpisah, Triesninda Pahlevi, S.Pd, M.Pd, Ketua Program Studi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi berpendapat bahwa sistem seleksi masuk penerimaaan mahasiswa baru melalui jalur SBMTPN dengan UTBK sudah bagus dan ada kemajuan. Sebab, sudah waktunya proses seleksi berbasis teknologi. Pada awalnya, terang Pahlevi, ma-
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
sih menggunakan seleksi manual. Sekarang, sudah melakukan seleksi berbasis teknologi seperti UTBK (Ujian Tertulis Berbasis Komputer). Namun, yang perlu diperhatikan adalah infrastruktur sarana prasarana harus benar-benar sudah dipersiapkan. “Kalau sarana sudah siap, sistem pun akan berjalan dengan baik,” ujar Pahlevi. Pahlevi mengatakan, banyak kelebihan seleksi dengan sistem UTBK. Salah satunya, bisa mengurangi tingkat kecurangan. Sebab, dengan sistem UTBK, selesai tes besoknya sudah bisa dilihat nilainya, lulus atau tidak. Apalagi, tes UTBK ini dilakukan dua kali, tidak seperti tahun kemarin yang hanya sekali. Pahlevi, yang menjabat sebagai Ketua Program Studi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoranm berharap sistem ujian berbasis komputer itu dapat terseleksi calon mahasiswa yang sesuai dengan bidangnya. Sistem seleksi melalui tes UTBK, juga diapresiasi positif kalangan mahasiswa. Salah satunya, dikemukakan putra FIP 2017/2018, Galih Majesty Erawan. Ia mengatakan sistem UTBK membuat seleksi mahasiswa lebih baik karena minim kecurangan. Selain itu, para calon mahasiswa dapat mengetahui kemampuan lebih dini melalui hasil UTBK yang diperoleh. Namun, meski mengapresiasi, Galih mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki ke depannya. Salah satunya, terkait sosialisasi. Para pendaftar harus diberikan penjelasan tentang tempat pelaksanaan UTBK. Sebab, bisa jadi pendaftar tidak tahu atau bahkan belum pernah masuk ke tempat yang dimaksud. n (SIR/TAN/JUM/SH)
BINCANG
UTAMA
WAWANCARA DENGAN PROF, MUCHLAS SAMANI, PAKAR PENDIDIKAN
KONSEP BARU UTBK DALAM SBMPTN LEBIH BAIK KARENA HASIL NILAI LEBIH ADIL
PENYELENGGARAAN SBMPTN TAHUN 2019 INI BERBEDA DENGAN TAHUN-TAHUN SEBELUMNYA. PADA SBMPTN TAHUN 2019 INI MENGGUNAKAN UTBK ATAU UJIAN TULIS BERBASIS KOMPUTER, TAHUN SEBELUMNYA MENGGUNAKAN UTBC ATAU UJIAN TULIS BERBASIS CETAK. PERUBAHAN SISTEM TES INI, DIYAKINI DAPAT SEMAKIN MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN. BERIKUT WAWANCARA DENGAN PAKAR PENDIDIKAN UNESA, PROF. MUCHLAS SAMANI. Bagaimana tanggapan bapak mengenai perubahan sistem pada SBMPTN tahun 2019 ini? Saya sangat mendukung langkah pemerintah ini. Kalau untuk anak SMA-sederajat menggunakan UTBK, menurut saya tidak ada kendala dan justru lebih efisien. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kesetaraan soal baik gelombang I dan II dari total 24 kali ujian yang dilaksanakan oleh LTMPT. Karena membuat soal HOTS dan Setara untuk semua ujian, tidaklah mudah.
Bagaimana idealnya sistem tes masuk itu? Menurut saya akan lebih baik jika kita mengadopsi sistem tes masuk dari luar negeri. Yakni, misalnya tes masuk
untuk calon mahasiswa Fakultas Kedokteran akan berbeda dengan calon mahasiswa Fakultas Teknik. Itu karena apabila calon mahasiswa memilih fakultas kedokteran, mengapa harus ujian fisika banyak-
Untuk tes nya sendiri nanti, seperti apa? Untuk Tes sendiri dibagi menjadi dua yaitu Achievement Test dan Predictive Test. Achievement Test adalah tes yang didasarkan pada apa yang dipelajari di sekolah, apakah seseorang itu menguasai materi yang telah diajarkan di sekolah, misalnya saja UN. Sedangkan untuk tes masuk perguruan tinggi termasuk Predictive Test. Predictive Test ini bertujuan untuk mengetahui apakah anak tersebut akan sukses ketika kuliah, misalnya SMPTN.
Majalah Unesa
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
9
BINCANG
UTAMA
banyak, sama halnya dengan calon mahasiswa fakultas teknik mengapa harus ujian biologi banyak-banyak. Apa tantangan yang dihadapi pada sistem UTBK ini? Tantangan pada sistem UTBK ini adalah ketika membuat soal dengan tingkat kesukaran yang sama antargelombang. Untuk calon mahasiswa Seni maupun Olahraga jika tahun lalu diadakan uji ketrampilan tambahan pada jalur pendaftaran SBMPTN, untuk tahun ini hanya melampirkan portofolio seperti jalur SNMPTN. Prof. Muchlas mengatakan apabila portofolio tersebut benar-benar valid atau benar sesuai dengan rekomendasi yang dapat dipertanggungjawabkan itu tidak masalah. Menurut bapak, apa ada kelebihan dari konsep UTBK ini? Menurut saya, konsep baru UTBK dalam SBMPTN ini lebih baik karena untuk hasil nilai adalah fairness atau adil. Dimana calon mahasiswa bisa mengetahui berapa nilai yang didapat dan berapa nilai yang dibutuhkan untuk masuk perguruan tinggi yang diinginkan. Dari segi konsep, itu bagus, namun dari segi
TANTANGAN PADA SISTEM UTBK INI ADALAH KETIKA MEMBUAT SOAL DENGAN TINGKAT KESUKARAN YANG SAMA ANTARGELOMBANG. UNTUK CALON MAHASISWA SENI MAUPUN OLAHRAGA JIKA TAHUN LALU DIADAKAN UJI KETRAMPILAN TAMBAHAN PADA JALUR PENDAFTARAN SBMPTN, UNTUK TAHUN INI HANYA MELAMPIRKAN PORTOFOLIO SEPERTI JALUR SNMPTN. jurusan menjadi tidak bagus apabila nilai hasil hanya menjadi 1 nilai tunggal atau komposit. Maksudnya adalah misalkan untuk Fakultas Teknik, cara mengakumulasikan nilai 3 kali Nilai Matematika, 2 kali nilai Fisika, 1 kali nilai Biologi, dan 2 kali nilai Kimia lalu dibuat rata-rata. Keuntungan dari konsep baru ini, satu dari sisi manajemen lebih hemat karena paper less atau tidak menggunakan kertas, jadi mengurangi penebangan pohon. Tapi, tantangannya adalah membuat soal yang pararel yaitu soalnya beda tapi setara. Harapan ke depan, seperti apa? Saya berharap ke depan, dalam pembuatan konsep tes benarbenar memikirkan passion calon
mahasiswai. Tes lebih banyak dilakukan tes penjurusan langsung. Bukan hanya 2 tes Saintek dan Soshum saja. Sehingga, calon mahasiswa dapat mengetahui tujuan mereka. Dan, dapat mempersiapkan materi yang mendalam sebelum melaksanakan tes. Contohnya, untuk calon mahasiswa teknik sipil, tidak perlu soal Biologi yang terlalu banyak, lebih baik diperkuat pada soal Matematika. Meski demikian, menurut saya, perubahan UTBC menjadi UTBK menjadi lebih baik meskipun ada beberapa hal yang masih perlu dibenahi. Salah satunya, yang perlu diklarifikasi untuk UTBK adalah apakah termaksuk achievement test atau termasuk dalam predictive test. n
(NEA)
Prof. Muchlas Samani
10
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
LAPORAN KHUSUS
WISUDA KE-94 UNESA
PROFIL 10 WISUDAWAN TERBAIK UNESA 10 WISUDAWAN TERPILIH MENJADI WISUDAWAN TERBAIK PADA WISUDA KE-94 UNESA. MEREKA, PARA WISUDAWAN TERBAIK ITU, MEWAKILI JENJANG PENDIDIKAN MASING-MASING S3, S2, S1 DAN D3. SIAPA SAJA MERAKA, DAN KARYA AKHIR APA YANG DIHASILKAN. BERIKUT LAPORANNYA!
Tingkatkan Nalar Siswa dengan Pembelajaraan Deep Reasoning MENJADI Wisudawan terbaik tentu membanggakan. Demikian pula yang dirasakan Nia Erlina yang berhasil lulus S3 Pendidikan Sain dengan IPK 3.89 dan mengantarnya menjadi wisudawan terbaik. Ia pun berharap inovasi yang dikembangkan dalam bidang pendidikan mampu memberikan sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya bidang pendidikan sains. Erlina menulis disertasi berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Deep Reasoning untuk Meningkatkan Penalaran Ilmiah Siswa dalam Pembelajaran Fisika. Ia mengangkat judul tersebut dilandasi keprihatinan terhadap perkembangan dan pelaksanaan pendidikan, khususnya pendidikan sains menghadapi pembelajaran abad ke-21. Nia, demikian panggilan akrabnya, melakukan inovasi
Nia Erlina
berupa pengembangan model pembelajaran Deep Reasoning yang dapat memberikan kontribusi positif untuk peningkatan penalaran ilmiah siswa yang dimanfaatkan secara terencana, terpadu, dan teratur di dalam kegiatan pembelajaran khususnya sains. Bagi perempuan kelahiran Banyuwangi itu, model pembelajaran Deep Reasoning memiliki karakteristik proses berpikir abstrak sehingga membutuhkan keterlibatan pengalaman, proses verifikasi, komunikasi dan penalaran ilmiah siswa secara berkesinambungan untuk menghubungkan klaim, bukti dan ide ilmiah dalam hubungan silogisme deduktif. n (WHY)
Tesis Angkat Fenomena Foto Selfie IDEALITA ISMANTO, M.PD, mahasiswa S2 Pendidikan Seni Budaya Pascasarjana berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan raihan IPK 3.90. Ia menulis tesis dengan mengangkat fenomena foto selfie di kalangan remaja. Budaya populer yang digunakan oleh kaum Idealita Ismanto muda saat ini adalah budaya visual. Untuk membaca tanda-tanda pada generasi muda, khususnya di Surabaya yang menggunakan foto selfie sebagai alat komunikasi, tesis ini bertujuan mendeskripsikan makna
Majalah Unesa
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
11
LAPORAN
KHUSUS
ikon, makna simbol, dan makna indeks dalam foto selfie remaja Surabaya. Selain itu, juga untuk mendeskripsikan makna kode hermeneutik, kode semantik, kode narasi, dan kode kebudayaan, lalu mendeskripsikan makna petanda dan penanda dalam foto selfie remaja di Surabaya. “Judul yang saya angkat yakni Foto Selfie Remaja di Surabaya (Kajian Semiotika Visual Roland Barthes),” ujarnya. Anak pasangan Antarini Arna dan Bambang Ismanto itu merasa bangga atas pencapaian yang telah diraih. Dea berharap, keilmuan yang didapat dapat teraplikasi dengan baik dalam karir kependidikannya, khusus bidang seni dan budaya visual. n (WHY)
dia berharap Unesa semakin jaya, semakin baik dalam memberikan fasilitas, pelayanan, pendidikan, serta bisa mencetak lulusan profesional dan berwawasan global yang handal bersaing di dunia kerja. n (AY)
Analisis Deiksis Persona dalam Film Mandarin ANISA DWI RAHAYU, mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Mandarin Fakultas Bahasa dan Seni berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan raihan IPK 3.84. Gadis kelahiran Sidoarjo 22 tahun silam itu menulis skripsi berjudul Deiksis Persona dalam Film
Media Quite Book untuk Tingkatkan Hasil Belajar ADITYA AYU WARDANI, mahaiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan raihan IPK 3.81. Melalui skripsinya, Ayu menulis Pengembangan Media Quiet Book untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Ekosistem Kelas V SDN 2 Wringinanom Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik. Anak pasangan H. Rusiadi, S.Pd dan Sulistya Dwi Astuti, S.Pd itu menggunakan quiet book yang berisi kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa akan analisis mereka tentang konsep ekosistem, anggota ekosistem, serta interaksi yang terjadi dalam ekosistem. Melalui media ini, suasana pembelajaran yang menyenangkan berusaha dibangun. Harapannya, agar materi yang disampaikan bisa diterima dan dipahami betul oleh anak usia SD. Atas apa yang diraihnya, Ayu berharap dia bisa menjadi warga negara yang berguna dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Sementara untuk almamater tercintanya,
Aditya Ayu W.
12
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Bù néng shuō de mìmì Karya Jay Chou.” Deiksis sendiri merupakan salah satu konten penting dari penelitian pragmatik, karena deiksis mengacu pada kata-kata yang mewakili informasi yang merupakan Anisa Dwi Rahayu refleksi dari hubungan struktural antara wacana dan konteks. Sasa mengaku, ide pembuatan tugas akhir itu didapat atas saran dari dosen pembimbingnya, Dr. Maria Mintowati, M.Pd. Yang lebih membanggakan, tugas akhir yang dikerjakan itu merupakan yang pertama di Unesa, khususnya di jurusan Bahasa dan Sastra Mandarin. Sasa yang sekarang bekerja di sebuah perusahaan China sebagai HRD dan penerjemah ini mengaku keberhasilan ini didapat atas dukungan dan motivasi yang senantiasa diberikan oleh orang-orang terdekat, khususnya orang tua. Selain menjadi HRD, Sasa juga memiliki kesibukan lain, seperti mengajar Bahasa Mandarin untuk pelajar SMA dan menyediakan kelas belajar untuk karyawan dengan kewarganegaraan China yang ingin belajar Bahasa Indonesia. n (AY)
Majalah Unesa
LAPORAN KHUSUS
Cara Memperkuat Power Tungkai dengan Latihan Drop Jump ALISHA FIRMA DHITA, mahasiswa S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Olahraga berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3,76. Keberhasilan gadis kelahiran Madiun 15 November 1997 itu, tidak luput dari peran orang tua yang selalu mendukung serta mendoakannya. Anak pasangan Suradi dan Marsulistiani menulis skripsi bejudul Pengaruh Latihan Drop Jump dan Half Squat Jump terhadap Peningkatan Power Tungkai.� Skripsi tersebut digunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh latihan drop jump dan half squat jump serta membandingkan kedua latihan tersebut mana yang lebih efisien untuk meningkatkan power tungkai. Alisha menganggap program latihan tersebut sangat cocok untuk peserta didik dalam menunjang prestasi di bidang olahraga. Dengan program latihan yang efektif, tentu prestasi akan mudah diraih. Alisha berharap dapat mengembangkan dan mengimplementasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah. Ia yakin jika ingin sukses dalam bidang apapun, harus fokus dan tidak mudah menyerah.n (TNI) Alisha Firma Dhita
Model PBL untuk Menentukan Hasil Belajar Siswa
Pandhu Wiseno
PANDHU WISENO WAHYU AJI, mahasiswa S1 Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan raihan IPK 3.72. Pemuda kelahiran Trenggalek menulis skripsi berjudul Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar
Menganalisis Bahan Makanan dari Unggas dan Hasil Olahnya pada Siswa Kelas X SMKN 1 Buduran Sidoarjo. Menurut Pandhu, prestasi yang diraih tak lepas dari usaha dan ketekunannya dalam belajar. Selain itu, juga karena dukungan dan doa kedua orang tuanya. Meskipun bapaknya hanya buruh tani dan ibu sebagai wiraswasta, tidak menyurutkan semangatnya untuk meraih prestasu. Sebaliknya, hal tersebut semakin memompa diri untuk terus berusaha demi membanggakan kedua orang tuanya. Pandhu mempunyai tekad kuat dalam dunia tata boga. Ia ingin terus eksis dan membuka peluang usaha sendiri. Pinsipnya seperti orang-orang bijak yang mengatakan bahwa memberi tidak membuatmu miskin, namun sebaliknya. Ia berharap, suatu saat nanti dapat membuka peluang usaha yang relevan dengan bidangnya.n (NEA)
Layanan Bayar Pajak melalui Samsat Cethe di Warkop OLYMPIA RIZKY DEWI GITA BETHARI, mahasiswa S1 Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3,74. Ia mengaku tak menyangka bisa terpilih sebagai wisudawan terbaik. Gita mendapat inspirasi menulis skripsi terkait pajak dari pengamatannya terkait pembayaran pajak Samsat di kota tempat tinggalnya, Tulungagung. Ia mengatakan, sewaktu membayar pajak di Kantor Induk Samsat selalu terjadi antrian cukup panjang. Saat mengetahui ada inovasi Samsat Cethe, ia tertarik mencoba dan membandingkan bagaimana pelayanan di Kantor Samsat Tulungagung dengan pelayanan inovasi Samsat Cethe di warung kopi. Setelah tahu perbedaannya, ia tertarik memfokuskan penelitiana pada kualitas pelayanan. Berbicara terkait masa depannya, Gita ingin melanjutkan studi yang fokus pada ilmu Administrasi Negara. Bagi Gita, mengupgrade diri dengan cara mengetahui kemampuan dan berbenah dapat meraih kesuksesan. Gita berharap, bekal ilmu dan pengalaman yang diperoleh dapat teraplikasi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja. n (IC)
Olympia Rizky
Majalah Unesa
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
13
LAPORAN
KHUSUS
Buat Bahan Ajar Administrasi Pajak yang Memudahkan
Manfaatkan Labu Menjadi Makanan Berdaya Jual Tinggi
REZA AYU PALUPI, mahasiswa S1 Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3.85. Ia menulis skripsi berjudul Pengembangan Bahan Ajar Administrasi Pajak Berbasis Kontekstual pada Materi Rekonsiliasi. Mata pelajaran Administrasi Pajak selama ini menjadi momok Reza Ayu Palupi tersendiri bagi guru dan murid. Pasalnya, mata pelajaran tersebut dirasa paling sulit, terutama pada materi Rekonsiliasi Fiskal terkait menyinkronkan antara keuangan perusahaan dengan laporan pajak yang harus dibayarkan dalam setiap tahunnya. Melihat di pasaran masih kurang bahan ajar yang memudahkan penyampaian materi tersebut, Reza membuat suatu rancangan bahan ajar yang dapat dijadikan solusi bagi guru dan murid. Dari bahan ajar yang dibuat, Reza menyuguhkan kelebihan yang kontekstual yakni menyajikan contoh soal dan penjelasan yang real dan menyesuaikan tingkat kognitif peserta didik dalam menyerap pelajaran. Pencapaian prestasi ini bagi Reza bukanlah akhir dari segalanya, akan tetapi tantangan selanjutnya adalah mampu menerapkan ilmu selama kuliah ke dalam masa depan. Bagi Reza lulus dalam bidang pendidikan tentunya akan mengarah ke dalam ranah pengajaran, akan tetapi mimpi dan cita-cita Reza melampaui itu semua. Ia berkeinginan untuk mengabdikan diri ke masyarakat serta memperjuangkan hak-hak dalam bidang pendidikan dengan cara terjun ke ranah politik. n (QQ/WHY)
ENDAH DWI KUSUMA SARI, berhasil menjadi wisudawan terbaik D3 Tata Boga Fakultas Teknik dengan IPK 3.85. Ia menulis Tugas Akhir berjudul Pembuatan Biskuit dengan Penambahan Tepung Labu Kuning dan Kelapa Parut Kering. Alasan memilih Endah Dwi Kusuma penelitian tersebut ialah terkait manfaat kandungan labu kuning yang kaya vitamin A dengan betakarotin yang baik untuk kesehatan. Labu kuning merupakan bahan pangan lokal yang jumlahnnya melimpah sekitar 20-21 ton per tahun. Namun, tingkat konsumsi masyarakat kurang dari 5kg per kapita pertahun. Dengan ketersediaan labu kuning yang melimpah, pemanfaatan yang masih terbatas, harga yang murah dengan kandungan gizi yang tinggi dapat membuka peluang untuk memanfaatkan labu kuning menjadi bahan tepung lokal. Diharapkan dengan diubahnya menjadi tepung labu kuning dapat meningkatkan pemanfaatan buah labu kuning untuk diolah menjadi berbagai produk makanan yang diminati masyarakat. Putri pasangan Muslimin dan Umu Salma itu berharap, ke depan dapat terus mengelola bahan pangan lokal seperti labu menjadi bahan pangan yang bernilai jual tinggi. Ia juga mempunyai cita-cita untuk membuka lapangan pekerjaan untuk orang sekitar dengan berwirausaha di bidang makanan dan minuman.n (NEL)
14
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
INSPIRASI ALUMNI Di Balik Sukses Shobikhul Qisom, Direktur Utama KPI
KULIAH NYAMBI JUAL GORENGAN DAN SOSIS DI KORIDOR FAKULTAS SHOBIKHUL QISOM TIDAK BISA MELUPAKAN UCAPAN AYAHNYA. SETELAH BEBERAPA PULUH TAHUN KEMUDIAN, UCAPAN YANG KURANG DIMENGERTI ITU MENJADI KENYATAAN. SHOBIKHUL MENJADI ORANG SUKSES DAN BERHASIL MENGUNJUNGI BEBERAPA NEGARA.
BERHASIL: Shobikhul Qisom (dua dari kiri) berfoto bersama rekan sepekerjaan di KPI.
K
ala itu, Shobikhul masih kelas 2 SD. Belum banyak pengalaman dan mimpi yang dimiliki. Ayahnya yang menjadi TKI baru saja pulang kampung. Seperti sebuah doa, sang ayah menepuk bahu Shobikhul. “Kamu nanti keliling dunia,” ujar ayahnya saat itu. Sejak kecil, Shobikhul sudah ditinggal oleh ayahnya yang merantau ke negeri jiran selama 18
tahun demi menafkahi keluarga. Shobikhul tinggal bersama ibunya. Namun, sang ayah memiliki impian besar agar Shobikhul kelak jadi orang sukses. Begitu juga dengan sang ibu. Shobikhul dididik untuk selalu memprioritaskan ilmu oleh sang ibu. “Pendidikan nomor satu, apapun kondisinya,” kenang Shobikhul saat ditemui reporter Majalah Unesa di kantornya.
Majalah Unesa
Shobikhul memegang erat pesan orang tuanya itu. Ia belajar dengan sungguh-sungguh. Waktu dan kesempatan yang dimiliki digunakan dengan sebaik-baiknya. Ia tidak hanya meningkatkan kualitas akademiknya, tapi juga kualitas soft skill-nya. Saat duduk di bangku SMA, ia tidak hanya sekolah, tapi juga mengajar mengaji di TPQ. Pengalaman itu membuat Shobikhul
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
15
ALUMNI
semakin dewasa. Ia semakin bersungguh-sungguh untuk terus menuntut ilmu. Sebuah keberuntungan bagi Shobikhul, sebab setelah lulus dari SMA, ia berhasil diterima di IKIP Surabaya (kini Unesa). Di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unesa itulah, Shobikhul terus belajar dan menempa diri. Ia menjadi semakin matang dan tangguh untuk terus maju menggapai impiannya. Sembari kuliah, Shobikhul menjual gorengan dan sosis di koridor fakultas. Ia berharap, pendapatan itu bisa dipakai untuk biaya kuliah dan biaya hidupnya. Ia berusaha untuk tidak terlalu memberatkan orang tuanya. Selain itu, Shobikhul juga mengajar ngaji di Unit Kegiatan Keagamaan Islam (UKKI) Unesa. Biasanya, banyak anak warga sekitar yang belajar mengaji di masjid Unesa tersebut. Shobikhul pun ikut aktif mengajar mereka. Meskipun sudah memiliki kegiatan yang cukup padat, Shobikhul tetap ikut organisasi kemahasiswaan. Terhitung, ia aktif di organisasi mulai dari organisasi kemahasiswaan di lingkungan jurusan hingga lingkungan universitas. “Saya pernah jadi pengurus di himpunan jurusan hingga BEM Universitas,” tutur ayah empat anak itu. Menurut Shobikhul, organisasi di kampus sangat berpengaruh terhadap pengembangan kepribadian mahasiswa. Melalui organisasi itulah, seorang mahasiswa ditempa kemampuan diri dan kepemimpinannya. Organisasi berperan penting untuk meningkatkan kualitas soft skill mahasiswa. Shobikhul mengatakan, kemampuan akademik tidak cukup untuk bersaing di dunia nyata. Butuh kemampuan-kemampuan lain yang bisa didapatkan dari aktif di organisasi. Kemampuan leadership, komunikasi, dan jaringan yang diperoleh dari organisasi
16
memiliki peran penting dalam proses mencapai kesuksesan seseorang. “Tapi, meskipun ikut organisasi, kuliah tetap jadi prioritas utama,” tegas pria kelahiran Gresik, 1975 itu. Shobikhul juga mengatakan, melalui organisasi, ia bisa bertemu dengan senior-senior yang mendorongnya untuk terus lebih baik. Senior-senior itu memberikan coaching baginya untuk bisa lebih dewasa dan matang. Hal itu memberikan pengaruh positif baginya. Pengalaman-pengalaman itu membuat Shobikhul semakin tangguh. Selepas dari bangku sarjana, ia terus bergerak di dunia pendidikan. Ia mengajar di beberapa sekolah hingga memiliki kesempatan melanjutkan ke jenjang magister. Bagai gayung bersambut, masa depan pendidikan Shobikhul semakin cemerlang. Pesan ibu dan
ayahnya benar-benar diijabah. Pada 2010, ia mendapatkan amanah sebagai Direktur Utama Kapita Pendidikan Indonesia (KPI), sebuah lembaga konsultan pendidikan. Selama sembilan tahun di bawah kepemimpinannya, KPI telah melatih hingga 15 ribu guru dan kepala sekolah dari seluruh Indonesia. Melalui lembaga ini pula, Shobikhul dapat keliling berbagai negara. Persis seperti yang pernah diucapkan ayahnya saat ia masih kelas 2 SD. Saat ini, di tengah kesibukannya sebagai Direktur Utama KPI, sebagai ayah bagi empat anaknya, sebagai dosen di salah satu kampus swasta di Surabaya, dan sebagai kepala keluarga, Shobikhul juga menyelesaikan pendidikan doktoralnya di pascasarjana Universitas Negeri Surabaya (Unesa), almamater tempatnya menimba ilmu dari program sarjana, magister, hingga kini doktoral. n(SYAIFUL RAHMAN)
FOTO DOK PRIBADI
INSPIRASI
TUKAR BUKU: Shobikhul Qisom (kanan) dan Syaiful Rahman saling bertukar buku, saat wawancara untuk Majalah Unesa di kantor Kualitas Pendidikan Indonesia.
| Nomor: 127Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
SEPUTAR UNESA
WFA 2019: Wakil Rektor 1 Unesa, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd, Arumi Bachsin, istri wakil gubernur Jawa Timur, Hengki Kurniawan, Wakil Bupati Bandung Barat, Andri Wongso hadir pada Walk For Autism 2019 pada Sabtu 23 Maret 2019 di halaman gedung rektorat Unesa.
U
UNESA TUAN RUMAH WALK FOR AUTISM 2019
niversitas Negeri Surabaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan WFA 2019 atau Walk For Autism 2019 pada Sabtu 23 Maret 2019 di halaman gedung rektorat Unesa kampus Lidah Wetan. Acara tersebut dihadiri ratusan anakanak istimewa dari seluruh sekolah di Surabaya. Kegiatan tersebut terselenggara atas inisiatif beberapa pihak. Diantaranya Dharma Wanita Kota Surabaya, JCI Indonesia, JCI East Java, FBI, JCI SDGS, Unesa, Pemkot Surabaya dan pihak-pihak lainnya. Pada kesempatan tersebut, hadir Wakil Rektor 1 Unesa, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd, Arumi Bachsin, istri wakil gubernur Jawa Timur, Hengki Kurniawan, Wakil Bupati Bandung Barat, Andri Wongso sebagai pemimpin senam dan motivator, Dharma Pertiwi Jatim,dan tamu undangan lain. Walk for Autism tahun ini memiliki banyak kegiatan yang bertujuan mengembangkan kemampuan anakanak autis dan mengapresiasi setiap bakat-bakat yang dimiliki. Tahun ini, selain jalan sehat ada banyak lomba
dan acara lain yang diselenggarakan untuk menghibur anak-anak, di antaranya lomba mural tong sampah, lomba menghias kentongan, senam AW, bazar, games dan doorprize serta pentas seni. Dalam sambutannya, Prof. Bambang Yulianto mengatakan terkesan dengan antusiasme dan semangat tamu undangan yang hadir memeriahkan kegiatan rutin setiap tahun yang sudah diselenggarakan sejak 2013 itu. “Hari ini kita saksikan seluruh pejabat nasional hadir di sini untuk memberikan dukungan yang besar kepada anak-anak kita. Kita tahu anak-anak istimewa kita, anak-anak ini berjaya untuk nusa dan bangsa,” ujar Wakil Rektor bidang Akademik Unesa tersebut. Gurur Besar Fakultas Bahasa dan Seni Unesa ini juga menyebutkan bahwa Unesa memiliki Pusat Studi Layanan Disabilitas yang dapat diakses dengan mudah dan gratis. Unesa, terang Bambang, memiliki keunggulan pada tiga bidang yaitu bidang Disabilitas, Seni dan Keolahragaan. Bahkan, tahun ini Unesa memberikan kesempatan
Majalah Unesa
penerimaan mahasiswa baru di jalur mandiri khusus untuk anak-anak penyandang disabilitas dan akan diberikan prioritas. “Selain itu, kita juga mengupayakan beasiswa untuk para penyandang Disabilitas di Unesa,” paparanya. Pada acara tersebut, juga dihadiri perwakilan dari kampus ITS dari Department Technic Biomedic. Mereka mempersembahkan kursi roda electrik yang dapat digunakan oleh kawan-kawan Disabilitas untuk memudahkan dalam bergerak dan berpindah. Dengan alat tersebut, diharapkan dapat memberikan feedback untuk pengembangan lebih lanjut. Arumi Bachsin, selaku tamu undangan juga memberikan dukungan dan motivasi kepada seluruh anak-anak istimewa dan luar biasa yang hadir di acara WFA 2019 tersebut. “Adik-adik di sini adalah ciptaan Allah, ciptaan Tuhan , titipan Tuhan. Satu pesan untuk keluarga ibu bapak sekalian yang dititipi anakanak ini adalah orang pilihan, karena tidak semua bisa menjalani apa yang bapak ibu sekalian hadapi,” ujar Arumi Bachsin dalam sambutannya. n
| Nomor: 127 Tahun XX- Maret 2017 |
17
LENSA
UNESA
FOTO: HUMAS UNESA
JABATAN: Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes memberi ucapan selamat kepada salah satu Kepala Bagian yang baru dilantik dan diambil sumpah jabatan dalam prosesi pelantikan Kabag - Kasubag se-lingkungan Universitas Negeri Surabaya.
PELANTIKAN KABAG DAN KASUBBAG SELINGKUNG UNESA
R
ektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes melantik dan mengambil sumpah jabatan kepada puluhan kabag dan kasubag selingkung Unesa pada Senin, 25 Maret 2019. Mereka yang dilantik dan diambil sumpahnya adalah Dra. Titin Sumarti, M.Pd sebagai Kabag Tata Usaha FMIPA, Drs. Rahmat Basuki, M.M dilantik sebagai Kabag Tata Usaha FIP, Yakup, S.Sos, M.M dilantik sebagai Kabag Tata Usaha FBS, Eko Pamudji, S.Pd, M.M, dilantik sebagai Kabag Hukum dan Kepegawaian BUK, Neny Dwi Retnowidowati, S.E, M.M, dilantik sebagai Kabag Tata Usaha FISH. Selanjutnya, yang dilantik adalah Sulistyaningsih, S.H, M.M sebagai Kabag Tata Usaha LP3M, Joeswadi Judo Juwono, S.E., M.Si dilantik sebagai Kabag Umum BUK, Drs. Saikun, M.M, dilantik sebagai Kabag Tata Usaha FE, Sarpan, S.E, M.Si, dilantik sebagai Kabag Tata Usaha FT, Dra. Sri Rokhayati, M.M dilantik sebagai Kabag
18
Kerja sama dan Hubungan Masyarakat BAKPK, Lebi Kristinaningsih, S.E, M.Pd dilantik sebagai Kasubbag Umum, Kepegawaian, dan Barang Milik Negara FIP, Nanang Kusnariadi, S.Sos, M.M dilantik sebagai Kasubbag Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni FBS. Berikutinya adalah Dra. Siti Norwahyuni, S.T, M.Pd yang dilantik sebagai Kasubbag Tenaga Kependidikan BUK, Lusy Andriani, S.H, M.H, dilantik sebagai Kasubbag Hukum dan Tata Laksana BUK, Dra. Tatik Murtiasih, M.M, dilantik Kasubbag Umum, Kepegawaian, dan Barang Milik Negara FISH, Naili Rahmah, S.T, M.MT, dilantik Kasubbag Tata Usaha BUK, Suwono, S.H, dilantik Kasubbag Tata Usaha Pascasarjana, Tri Diana Sari, S.Sos, M.Si, dilantik Kasubbag Program dan Anggaran BAKPK, Junita Diah Pratiwi, S.E, dilantik Kasubbag Umum dan Keuangan LP3M. Tri Lestari, S.Pd, dilantik Kasubbag Program, Data, dan Informasi LP3M, Moch. Ali Sidik, S.Sos., M.Si, dilantik
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
Kasubbag Pendidik BUK, Drs. Sugiarto, M.Si, dilantik Kasubbag Umum, Kepegawaian, dan Barang Milik Negara FMIPA, Erwin Yuningsih, S.E, dilantik Kasubbag Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni FIP, Joko Puji Santoso, S.T, dilantik Kasubbag Umum, Kepegawaian, dan Barang Milik Negara FBS, Drs. Budi Jarwanto, dilantikKasubbag Registrasi BAKPK, Nunung Mulyati, S.Sos, M.Si, dilantik Kasubbag Kerja sama BAKPK, Erlizar Martiwi Hatmi, S.Sos., M.Med.Kom., dilantikKasubbag Evaluasi Pelaksanaan Program dan Anggaran BAKPK, Rahmad Bagus Pambudi, S.T, dilantik Kasubbag Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni FE, Sukat, S.E., dilantik Kasubbag Barang Milik Negara BUK, Tara Satyawati, S.P, M.M dilantik Kasubbag Keuangan dan Akuntansi FBS, Aulia Farinduanti, S.E, Ak, M.A dilantik Kasubbag Akuntansi dan Pelaporan BUK, Amin Fauzi, S.Pd., M.Pd dilantik Kasubbag Kesejahteraan dan Alumni BAKPK. n (WHY/TNI)
LENSA UNESA
Mahasiswa FT, Terpilih Juara Pilmapres 2019
UNIVERSITAS Negeri Surabaya (Unesa) menggelar kegiatan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) 2019 di Gedung Rektorat Lantai 11, Unesa Kampus Lidah Wetan, pada Selasa 12 Maret 2019. Acara dibuka oleh Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Agus Hariyanto. Setelah dilakukan seleksi dari para juri, terpilih sebagai juara satu adalah Betzy Alimanda Ansori dari prodi Sistem Informasi Fakultas Teknik, juara dua adalah Nanda Taufiqisyah Nir
Alfan dari prodi Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Olahraga, dan juara tiga diraih oleh Jihan Permata Aji dari prodi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi. Selanjutnya, dari Jenjang diploma Juara pertama diraih Nindiya Citra Utami dari Prodi D3 Akuntansi.n (VIN/TN)
Upacara Sertijab UKM Menwa Unesa UNIT Kegiatan Mahasiswa Resimen Mahasiswa (UKM Menwa) 804 menggelar acara serah terima jabatan (sertijab) pada Rabu 23 Maret 2019 bertempat di Auditorium Lt 11 Kantor Pusat Unesa Kampus Lidah Wetan. Upacara sertijab dihadiri Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Agus Hariyanto, M.Kes yang bertindak Inspektur Upacara Komandan Satuan Sertijab. Selain itu, sertijab juga dihadiri oleh Menwa Jawa Timur, Anggota Menwa Unesa, Alumni Menwa Unesa, Perwakilan Koramil Lakarsantri, Perwakilan Polsek Lakarsantri, Perwakilan Satpam Unesa, UKM selingkung Unesa, serta Ormawa Tingkat Universitas. (SH). n (SURYO)
Majalah Unesa
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019
|
19
FEATURE
UNESA
RUMAH SEJARAH, KOLABORASI PERPUSTAKAAN, MUSEUM DAN MEDIA
MINIATUR: Candi Borobodur dibuatkan miniaturnya sebagai bagian dari Laboraturium Pendidikan Sejarah di FISH Unesa.
PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM MEMILIKI LABORATORIUM PENDIDIKAN SEJARAH ATAU YANG LEBIH DIKENAL DENGAN RUMAH SEJARAH YANG UNIK. LABORATORIUM TERSEBUT MENJADI SALAH SATU IKON MENARIK SEHINGGA BANYAK YANG MENGUNJUNGI. SEPERTI APA PESONA RUMAH SEJARAH YANG MENJADI POIN PLUS BAGI JURUSAN YANG SUDAH TIGA KALI MERAIH AKREDITASI A DARI BADAN AREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI (BAN-PT) TERSEBUT?
R
umah Sejarah (Lab Pendidikan Sejarah) dibangun dan dikembangkan dengan konsep yang mengolaborasikan tiga bidang, yakni perpustakaan (referensi), museum, dan media dalam satu ruangan.
20
Dalam pengelolaannya, Dr. Wisnu, M.Hum., bertugas sebagai Ketua Laboraturium Pendidikan Sejarah dan dibantu tiga dosen pembimbing, yakni Eko Satriya Hermawan, S.Hum., M.A. (bidang refrensi), Rojil Nugroho Bayu Aji, S.Hum., M.A.,(bidang museum), dan Riyadi, S.Pd., M.A.,
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
(bidang media). Ketiga dosen tersebut bertugas membimbing dan mendampingi mahasiswa yang dipilih sebagai asisten rumah sejarah. Koleksi-koleksi yang dimiliki rumah sejarah dapat dikatakan cukup lengkap. Perpustakaan di rumah sejarah menyimpan koleksi
FEATURE UNESA buku mulai dari masa klasik, kolonial sampai buku- buku terbaru. Selain buku, perpustakaan rumah sejarah juga mempunyai koleksi majalah Tempo mulai tahun 1980 an, Panji Masyarakat, Prisma, Koran Jawa Pos dari tahun 2001, tugas akhir mahasiswa (skripsi) dari tahun 1970an sampai sekarang, dan masih banyak sumber referensi yang lainnya. Selain perpustakaan, dalam rumah sejarah juga terdapat museum yang menyimpan berbagai koleksi peninggalan di masa lalu, misalnya artefak mulai dari masa pra aksara, masa klasik, masa Islam, masa kolonial, dan berbagai miniatur candi, arca, patung, rumah adat, dan masih banyak lagi yang lain. Di bidang media, rumah sejarah sudah mengembangkan media pembelajaran sejarah yang sudah berbasis IT. Media pembelajaran yang ada disana sangat bervariasi, mulai dari yang dua dimensi, misalnya foto-foto kuno, tiga dimensi berupa diorama, dan media pembelajaran dalam bentuk audio visual. Bahkan pada tahun 2017, asisten rumah sejarah, Hafid Rofi Pradana (angkatan 2014), Faiq Nur Khumaidi dan Wulan Agustri Ayu (angkatan 2015) berhasil memanfaatkan teknologi QR Code sebagai media informasi dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap benda cagar budaya, khususnya benda-benda koleksi di rumah sejarah. Ide pemanfaatan teknologi QR Code untuk benda koleksi museum mengantarkan Hafid, dkk, meraih juara 3 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Tingkat Mahasiswa Nasional Arkeologi Universitas Gadjah Mada 2017 Lengkapnya fasilitas dan koleksi yang dimiliki rumah sejarah menjadi daya tarik bagi mahasiswa, dosen, maupun pengujung dari luar kampus untuk belajar, mencari sumber, dan sebagai sarana untuk mempermudah dalam memahami pelajaran sejarah. Tidak hanya itu, rumah sejarah juga sering digunakan sebagai ruang perkuliahan, tempat untuk berdiskusi, pelatihan pemandu wisata, dan
beberapa acara yang memanfaatkan benda-benda koleksi di rumah sejarah. SEJARAH BERDIRINYA Menurut Dr. Wisnu, M.Hum, selaku Ketua Laboratorium Pendidikan Sejarah, pada awalnya rumah sejarah (Lab Sejarah) hanyalah sebuah perpustakaan yang dibangun sejalan dengan didirikannya Jurusan Pendidikan Sejarah pada 1 Oktober 1965. Pada saat itu, lab Sejarah masih dalam koridor perpustakaan. Lanjutnya, karena Jurusan Pendidikan Sejarah itu sebenarnya satu jurusan yang membawahi bidang pendidikan dan kesejarahan, sehingga dalam penyampaian materi dibutuhkan apa yang dinamakan media pembelajaran, barang atau bahan-bahan lain yang tujuannya untuk memudahkan dalam memahami materi substansi kesejarahan, berupa benda-benda purbakala atau yang disebut artefak. Maka dari situlah mulai dikonsep museum dan media. Sehinngga fungsi perpustakaan didalamnya juga ada fungsi media pembelajaran. “Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1980-1990-an media di Lab Sejarah terus ditambah dan dibenahi. Baru pada tahun 2000 an pada saat Drs. Sumarno, M.Hum., menjabat sebagai Ketua Jurusan, Jurusan Pendidikan Sejarah berhasil mendapatkan proyek BHKI. Sejak saat itu pembangun lab mulai tertata dengan rapi, mulai ada batas-batas media tertentu, rak-rak khusus, miniature candi, minatur kepala buda, patung raja , baik dari logam maupun dari tanah liat, miniatur Borobudur, dan penambahan koleksi”, ujarnya. Wisnu menjelaskan, asal bendabenda koleksi di rumah sejarah itu didapat dengan berbagai cara, pertama, dapat sumbangan dari Museum Trowulan, Museum Tantular, Museum di Ngawi dan Sagiran, kedua, sumbangan dari alumni, ketiga sumbangan dari masyarakat, keempat, membeli sendiri dari orang-orang yang memiliki benda-benda peninggalan sejarah.
Majalah Unesa
“Kita sebenarnya ingin menunjukkan kepada dunia luar bahwa Jurusan Pendidikan Sejarah tidak hanya berkecimpung di bidang pendidikan yang berfokus di kelas, akan tetapi kita juga menyediakan sarana dan prasarana yang berfungsi untuk mendukung proses belajar mengajar di jurusan pendidikan sejarah. Rumah sejarah dapat digunakan sebagai sarana agar mahasiswa lebih mudah memahami substansi kesejarahan, dan benda-benda yang menjadi objek kesejarahan. Mahasiswa juga bisa menggunakan media sebagai sarana pembelajaran”, jelasnya. Drs. Artono, M.Hum, Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, menyampaikan, rumah sejarah menjadi salah satu tempat favorit mahasiswa, baik mahasiswa dari Pendidikan Sejarah Unesa sendiri maupun mahasiswa sejarah dari universitas lain. Selain itu, rumah sejarah juga sering mendapat undangan untuk ikut kegiatan pameran museum atau ekspo yang diselenggarakan oleh pihak museum maupun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, salah satu even besar yang sering ikuti yakni Majapahit Travel Fair (MTF). Tidak hanya ikut berpartisipasi dalam sejumlah pameran, rumah sejarah sering mendapat kunjungan dari sekolah-sekolah, baik dari SMA/SMK di Kota Surabaya maupun dari daerah lain. “Rumah sejarah memiliki koleksi dari masa yang cukup panjang, mulai dari masa pra aksara. Koleksi seperti patung-patung, koran dan majalah, arsip lama seperti prasasti. Jadi harapannya sumber-sumber ini bisa digunakan oleh siswa juga guru-guru untuk memperkuat sumber. Oleh sebab itu, kami mohon kerja sama dengan pihak luar, terutama dengan sekolah dan museum itu lebih dipererat lagi”, jelasnya. “Saya berharap rumah sejarah maju terus. Dengan komitmen yang tinggi saya yakin mahasiswa dan dosen dapat mengembangkan rumah sejarah menjadi lebih baik lagi”, imbuhnya. n (INAYATUL MAHMUDAH)
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
21
Kabar
PRESTASI
Perjuangan KSEI Jurusan Ilmu Ekonomi FE Berprestasi di Olimpiade Ekonomi Islam
JUARA DI EVEN PERDANA
JUARA: KSEI Eksys Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Unesa juara 1 Olimpiade Ekonomi Islam.
OLIMPIADE EKONOMI ISLAM YANG BERLANGSUNG DI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG PADA 24-27 FEBRUARI 2019 MENOREHKAN PRESTASI MEMBANGGAKAN BAGI DELEGASI KSEI EKSYS JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNESA. MEREKA BERHASIL MERAIH JUARA 1 DALAM EVEN YANG DIIKUTI LEBIH DARI 127 PESERTA TERSEBUT.
M
ila Amrina, mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Unesa angkatan 2017, ketua tim mengaku tidak menyangka delegasi KSEI Eksys yang beranggotakan ia dan dua temannya Zeni Rachmawati dan Ibnu menyabet Juara 1 Olimpiade Ekonomi Islam Temu Ilmiah Regional Jawa Timur di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Apalagi, prestasi itu diperoleh dalam even perdana yang diikuti. “Ini lomba perdana yang kami ikuti. Alhamdulillah, langsung dapat juara 1,” paparnya. Meskipun merupakan lomba perdana yang diikuti bersama tim, namun Mila mengakui, persiapan yang dilakukan untuk mengikuti olimpiade tersebut lebih dari satu bulan. Mengingat, peserta yang ikut sangat ketat dan berasal dari perwakilan se-Jawa Timur. “Awalnya sih pesimis karena
22
ada Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga yang sering menang Olimpiade, bahkan Unair mengeluarkan delegasi 10 tim. Namun, hal itu semakin mendorong kami untuk berusaha dan latihan dengan baik,” ungkap Mila. Mila menjelaskan, penilaian lomba tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni melalui babak penyisihan, babak semi final dan babak final. Di babak penyisihan, penilaiannya menggunakan sistem online sehingga nilai yang didapat langsung diketahui salah benarnya berapa. Langkah tim yang dipandegani Mila semakin tak terbendung. Pada babak semifinal, timnya berhasil bertengger di 6 besar. Dari 6 tim itu, diseleksi lagi melalui study case untuk menentukan Juara 1, 2, dan 3. Melalui persaingan yang ketat, tim KSEI Eksys berhasil mendapatkan juara 1. MiIa menceritakan, persiapan yang dilakukan terbilang panjang.
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
Mulai dari berbagi materi sesuai kemampuan dan keinginan masing -masing agar lebih mudah dalam belajar. Selain itu, tim mendapat bantuan dari KSEI, khususnya bidang R&D (Research and Development) untuk belajar dan diskusi bersama. Untuk diketahui, KSEI merupakan Kelompok Studi Ekonomi Islam, yang merupakan kelompok dari FOSSEI (Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam). FOSSEI sendiri ada tingkatannya, yakni FOSSEI nasional, regional, dan ada KSEI di tingkat universitas. “Di Jurusan Ilmu Ekonomi Unesa, ada KSEI Eksys,” jelasnya. Mila menambahkan, pada 12-14 April 2019 timnya akan mengikuti lomba serupa tingkat nasional yang dilaksanakan di Universitas Airlangga Surabaya. Ia berharap pada even tersebut, timnya kembali mendapat hasil terbaik sehingga bisa membanggakan jurusan, fakultas dan Unesa. n (QQ)
KABAR PRESTASI
MEMBANGGAKAN: Para atlet karate Unesa yang berhasil menorehkan nama baik di ajang internasional dengan mempersembahkan delapan keping medali untuk kebanggaan Unesa tercinta.
ATLET KARATE UNESA MERAIH DELAPAN MEDALI DI KOMPETISI INTERNASIONAL
A
tlet karate Unesa kembali menorehkan prestasi di ajang internasional. Kali ini, 6 medali berhasil diraih dari ajang Southeast Asian University Karate Championship Sebelas Maret Cup XI Tahun 2019 yang berlangsung pada 8 - 10 Maret 2019 di GOR Sritex Arena, Surakarta. Tak pelak, perolehan medali tersebut berhasil mengantarkan Unesa menduduki peringkat ke-11. Dalam kejuaraan tersebut, 1 medali perak berhasil diraih Hasirul Anta Wiraga di kelas kumite -75 kg putra. 5 medali perunggu berhasil diraih oleh Reno Renaldi Putra, Chaerul Alam, dan
Rendi Firmansyah di kelas kata beregu putra, Miftahul Jannah, Aprisella Dwi Rahayu, dan Nur Hanifah di kelas kata beregu putri, Mifathul Jannah di kelas kata perorangan putri, Satrya Kurnia Yanotama di kelas kumite +84kg, serta Anugrah Erika di kelas +68kg putri. Selain meraih medali di kejuaraan yang diikuti oleh 52 kontingen Perguruan Tinggi se- Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Timor Leste) tersebut, atlet karate Unesa juga berhasil meraih 2 medali pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Karate Inkanas memperebutkan Piala Kapolri VIII 2019 yang digelar di GOR
Majalah Unesa
Universitas Negeri Padang (UNP) di Kota Padang, Sumatra Barat, 8 - 10 Maret 2019. Dua medali tersebut terdiri dari 1 medali emas yang diraih oleh Alfan Rizki Fahansyah dan 1 medali perak yang diraih oleh Sindur Lestari. Pembina UKM Karate Unesa, Afifan Yulfadinata, S.Pd, M.Pd, menuturkan jika prestasi yang diraih mahasiswanya ini merupakan hasil kerja keras yang dilakoni selama ini. Selain itu, ini merupakan salah satu bentuk kebanggan tersendiri bagi UKM Karate karena sudah bisa membantu mengharumkan nama lembaga. n (AY)
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019
|
23
KIPRAH
LEMBAGA KIPRAH LPPM DONGKRAK KINERJA BERSAMA NAHKODA BARU
BERUPAYA TINGKATKAN STATUS UTAMA MENJADI MANDIRI
ARSIP: Salah satu kegiatan workshop pengelolaan arsip.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT (LPPM) MEMILIKI PERAN PENTING DALAM KAITANNYA MELAKSANAKAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SESUAI ARAHAN KEBIJAKAN REKTOR. OLEH KARENA ITU, LEMBAGA YANG BERDIRI SEJAK16 AGUSTUS 2012 BERTEKAD MEMPERBAIKI DIRI DENGAN SENANTIASA MENINGKATKAN KUALITAS. DIHARAPKAN, LPPM TERUS MENINGKATKAN STATUSNYA DARI STATUS UTAMA SAAT INI, MENJADI MANDIRI.
L
LPPM memiliki beberapa bagian pusat, di antaranya Pusat Riset dan Penguatan Inovasi, Pusat PKM dan Pemasaran Ipteks, Pusat HKI dan Publikasi, Pusat KKN dan pemberdayaan Masyarakat, Pusat Inkubasi Bisnis, Pusat Studi Sastra, Pusat Studi Gender dan Anak, Pusat Kajian Ilmu Keolahragaan, Pusat Seni dan Budaya, Pusat Studi
24
Layanan Disabilitas, Pusat Halal Center, Pusat Pembinaan Ideologi dan Gugus Penjaminan Mutu. Gugus Penjaminan Mutu sendiri merupakan bagian tersendiri yang bertugas mengawasi mutu dan menjaga kelangsungan pusat di LPPM. Saat ini, LPPM Unesa telah berstatus Utama. Sebelumnya, statusnya adalah binaan dan Madya.
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
“Kami terus berupaya meningkatkan status menjadi Mandiri,” terang Prof. Dr. Darni, M.Hum, ketua LPPM. LPPM sendiri memiliki 5 tugas dan fungsi, di antaranya melaksanakan Pengelolaan dan Pengembangan Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan arahan kebijakan Rektor unesa, merencanakan dan mengarahkan Penelitian untuk kemajuan
KIPRAH LEMBAGA Ipteks, meningkatkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai fungsi penerapan Ipteks, mengembangkan pelaksanaan KKN mahasiswa sebagai wahana berlatih bagi mahasiswa dalam mengatasi permasalahan kemasyarakatan dan mengembangkan kegiatan lain yang relevan. LPPM memiliki visi membangun budaya dan mengabdi secara produktif dan berkualitas, sedangkan misinya adalah untuk meningkatkan akses dan mutu sivitas akademika dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas layanan yang berdampak pada kepuasan pelanggan dan meningkatkan jejaring kerja sama dalam peningkatan kualitas layanan, penelitian dan pengabdian kepada masyrakat. LPPM, terang Prof. Darni, fokus mengelola dan mengembangkan penelitian dan pengabdian masyarakat karena dua hal itu merupakan bagian dari tridharma perguruan tinggi, sehingga fungsinya sangat vital. “Seorang dosen dituntut bukan hanya unggul di bidang pendidikan, tapi juga harus mampu melakukan penelitian dan dapat mengaplikasikan ilmunya ke dalam masyarakat sebagai salah satu wujud pengabdian masyarakat,” terangnya. Untuk mendukung penelitianpenelitian yang dilakukan dosen, LPPM terus melakukan berbagai upaya, diantaranya sosialisasi penelitian, memberikan coaching clinic tentang proposal dan penelitian serta monev. Yang cukup menggembirakan, tahun ini skim yang ditawarkan lebih banyak daripada tahun kemarin, sehingga para dosen dapat melakukan penelitian dengan lebih baik lagi. Darni menjelaskan, langkahlangkah untuk mendapatkan pendanaan atas penelitian yang dilakukan harus diawali dengan i membuat proposal terlebih dahulu, review kemudian dinilai.
KKN: Salah satu kegiatan Pusat KKN dan PM LPPM Unesa saat terjun langsung di masyarakat guna membantu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi warga.
UNTUK MENDUKUNG PENELITIAN-PENELITIAN YANG DILAKUKAN DOSEN, LPPM TERUS MELAKUKAN BERBAGAI UPAYA, DIANTARANYA SOSIALISASI PENELITIAN, MEMBERIKAN COACHING CLINIC TENTANG PROPOSAL DAN PENELITIAN SERTA MONEV.
“SEORANG DOSEN DITUNTUT BUKAN HANYA UNGGUL DI BIDANG PENDIDIKAN, TAPI JUGA HARUS MAMPU MELAKUKAN PENELITIAN DAN DAPAT MENGAPLIKASIKAN ILMUNYA KE DALAM MASYARAKAT SEBAGAI SALAH SATU WUJUD PENGABDIAN MASYARAKAT.”
Jika penelitian tersebut dianggap layak untuk didanai, maka akan didanai. Setelah penelitian tersebut dilaksanakan akan dilakukan monev. Beberapa tahun ke depan, LPPM berencana akan meningkatkan penelitian yang inovatif sehingga dapat merintis usaha atau start up. Selain itu, produk-produk inovatif yang telah dihasilkan melalui penelitian dapat dihubungkan dengan Industri sehingga dapat
Majalah Unesa
diproduksi secara masal dan dapat dipasarkan ke masyarakat Pada awal 2019, LPPM memiliki banyak tugas untuk meningkatkan mutu Unesa menjadi lebih baik lagi. Tahun ini, LPPM harus dapat meningkatkan jumlah publikasi Internasional menjadi 350 judul, terpenuhinya sitasi karya ilmiah sebanyak 1500, terpenuhinya 16 jurnal yang telah terindeks SINTA, terdaftar di Pendindex Internasional bereputasi, terpenuhinya 160 mahasiswa berwirausaha, terpenuhinya peringkat Unesa ke-25 nasional. “Tentu, masih banyak lagi rencana target yang akan dipenuhi oleh LPPM di tahun 2019,” paparnya. Darni juga berharap, ke depan, dengan lembaga penelitian ini diharapkan penelitian tidak berhenti di penelitian saja melainkan bisa dijadikan produk dan bisa dipasarkan ke masyarakat. n (HASNA)
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
25
SOSOK &
KIPRAH
Dr. H. Edy Mintarto, M.Kes, Direktur Program Pascasarjana Unesa 2019-2023
KESUKSESAN ITU BUKAN KEBETULAN, TAPI DARI BEKERJA KERAS DAN IKHLAS
“ORANG ITU HARUS BEKERJA KERAS DENGAN IKHLAS. ITU YANG PALING PENTING, KARENA APA, JUJUR SAYA BISA DUDUK DI SINI BUKAN KARENA SESUATU YANG TIBA-TIBA TETAPI SEMUA MEMANG MELALUI SUATU PROSES, MAKA PROSES ITULAH YANG SAYA KATAKAN TADI BEKERJA KERAS, TUHAN ITU MENARUHMU DI TEMPAT YANG SEKARANG BUKAN KARENA KEBETULAN, TETAPI ORANG YANG HEBAT TIDAK DIHASILKAN MELALUI KEMUDAHAN YAITU KESENANGAN DAN KENYAMANAN, MEREKA DIBENTUK OLEH KESUKARAN DAN TANTANGAN BAHKAN KALAU PERLU AIR MATA, JADI ITU ORANG KALAU INGIN SUKSES BAHASANYA ITU HARUS BERDARAH-DARAH UNTUK BERJUANG.”
D
irektur Pascasarjana Unesa yang baru, Dr. H. Edy Mintarto, M.Kes tidak hanya sibuk beraktivitas di kampus. Dosen kelahiran Lamongan 16 Desember 1966 yang akrab dipanggi Edy itu memiliki berbagai aktivitas
26
organisasi di bidang olahraga. Tercatat, dosen yang mengawali sekolah di SD Negeri Sukorejo 1, SMP Negeri 1 Lamongan dan SMA Negeri 1 Lamongan itu menjadi Ketua Harian Pengurus Provinsi PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) dari tahun 1994-sekarang, Pengurus Komite
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Surabaya 2008-sekarang, Pengurus Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi) 2006-2008 dan berbagai aktivitas organisasi lainnya. Edy yang berangkat dari desa itu awalnya bercita-cita cukup sederhana yakni menjadi guru. Untuk
SOSOK & KIPRAH mewujudkan cita-citanya itu, ia pun menempuh kuliah S1 di Universitas Negeri Surabaya yang kala itu masih bernama IKIP Surabaya. Dosen yang kini bertempat tinggal di Perum Babatan Pilang XIII/16 Wiyung Surabaya merupakan anak kedua dari 5 bersaudara dari pasangan Bapak Sunarlipan dan Ibu Hj. Atmiyati. Menurut Edy, dalam perjalanan kariernya tentu banyak hal yang dialami baik suka maupun dukanya. Namun, pria yang mengawali karier sebagai dosen sejak tahun 1994 itu mengaku lebih banyak sukanya daripada duka. Menurut mantan Ketua Prodi S2 dan S3 Pendidikan Olahraga itu, sebagai akademisi sebenarnya tugas utama adalah Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu mengajar, meneliti, pengabdian kepada masyarakat. “Masalah jabatan itu tugas tambahan. Kalau suka dukanya, saya kira, Alhamdulillah selalu suka. Dukanya mungkin kalau menghadapi mahasiswa yang harus agak lebih bersabar,” ujar dosen di Fakultas Ilmu keolahragaan, Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga itu. Selama menjalani karier sebagai dosen, Edy telah mendapatkan berbagai penghargaan. Di antaranya, Penghargaan Satyalencana Pengabdian sebagai Abdi Negara pada Pengabdian 10 tahun oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di organisasi, ia mendapatkan penghargaan sebagai komandan kontingen Pekan Olah Raga Nasional sejak tahun 2009-2017. JAGA KEBUGARAN DENGAN OLAHRAGA Di usianya yang mencapai 50an, Edy senantiasa rajin menjaga kebugaran jasmani dengan berolahraga bulu tangkis dan tenis seminggu 3 kali yakni pada Senin, Rabu, Jumat, dan terkadang Sabtu. Edy menjelaskan nilai-nilai yang dipetik selama perjalanan hidupnya adalah bahwa jika ingin sukses maka seseorang harus betul-betul berusaha dengan keras dan mempersiapkan diri dengan keras. Sebab, apa yang sudah dicita-citakan tidak akan dapat
diraih tatkala tidak menyiapkan dengan baik untuk mencapai tujuan atau cita-cita tersebut. Menurut Edy, kata kunci meraih kesuksesan adalah orang harus bekerja keras dengan ikhlas. Sebab, seseorang bisa mendapatkan kesuksesan bukan terjadi dengan tiba-tiba tetapi sudah melalui proses kerja keras. Tuhan menaruh seseorang di tempat yang sekarang bukan karena kebetulan, tetapi didasarkan pada kerja keras yang sudah dilakukan. “Kalau ingin sukses, bahasanya itu harus berdarah-darah untuk berjuang. Apa yang saya lakukan, itu saya tidak pernah memikirkan, saya nanti harus seperti ini tidak, tetapi yang saya kerjakan punya tujuan. Saya mengalir saja. Tuhan menaruh saya di sini bukan karena tiba-tiba, ini merupakan proses yang sudah saya lakukan,” jelasnya. Edy mengakui bahwa waktu itu pernah mendapat Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah dan mendapat beasiswa TID (Tunjangan Ikatan Dinas). Ia juga mengaku tidak pernah mengikuti tes pegawai negeri. Ia langsung mendapat SK. Dari SK itulah, saya diangkat menjadi dosen. Edy mengatakan, menjadi dosen itu sebuah ‘kecelakaan’. Sebab, cita-citanya dulu menjadi pendidik. Namun, ia ditempatkan yang lebih tinggi yaitu menjadi dosen,. “Itu sesuatu yang luar biasa. Saya dituntut studi lanjut S2 dan S3. Jabatan ini mudah-mudahan dan mohon doa restu segera menjadi guru besar. Insya Allah tinggal menunggu waktu saja, menjadi guru besar bukan tujuan akhir, tetapi itu kematangan secara akademisi yang mana seseorang menjadi guru besar harus memenuhi kriteria tertentu, dan ini saya harus belajar,“ tegasnya. Dalam mengemban jabatan, selaku direktur pascasarjana Unesa, ia berkeinginan membuat pascasarjana ini menjadi besar. Edy mengaku sudah melakukan rintisan kerja sama dengan lembaga-lembaga. Belum lama lalu, Pak Rektor sudah menandatangani kerja sama dengan Mabes. Bapak-bapak yang sudah
Majalah Unesa
kolonel akan disekolahkan di sini. Ada juga dari mahasiswa Thailand akan kuliah S3 di Unesa. Kami juga merancang kerja sama untuk dinas-dinas pendidikan maupun negara tetangga dalam rangka membesarkan pascasarjana. Dalam kepemimpinannya nanti, Edy akan membuat gagasan seperti parkir, sistem pembayaran kantin dengan e-money, serta perpustakaan akan diintegrasikan dengan IT. Impian pasca itu harus berbeda dengan S1 baik itu penanganannya dan lain-lain. “Di sini, betul-betul dididik menjadi ilmuwan yang qualified,” tutur Edy. Edy berbagi kiat sukses. Menurutnya, agar sukses di antaranya harus bekerja dengan baik, meningkatkan kompetensi diri dan selalu melayani mahasiswa dengan baik. Ia menuturkan, kebijakan rektor itu dari visi misinya, memperbaiki manajerial, maka secara internal manajerial harus diperbaiki dengan baik. Sarana prasarana harus memadai. Untuk menuju ke World Class University harus memperbanyak karya ilmiah baik dosen maupun mahasiswa . Harus digalakkan betul agar bidang penelitian itu lebih banyak. Kemudian. melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi yang qualified dalam rangka meningkatkan kompetensi khususnya di bidang pendidikan, karena Unesa meskipun universitas tetapi rohnya adalah pendidikan. Sehingga kalau boleh dikatakan, tidak hanya Indonesia tetapi negara ingin menjadi guru atau pendidikan yang baik kuliah di Unesa. Kalau ingin jadi guru ke Unesa, sudah satu tujuan. LPTK ini rohnya Unesa, dan bagaimana membentuk lembaga Unesa ini betul-betul menjadi rujukan orang yang ingin menjadi pendidik yang hebat. Ini perlu ditata itu tadi. “Saya berharap Unesa betulbetul menjadi rujukan orang yang ingin menjadi pendidik yang hebat, dengan konsekuensi harus meningkatkan kualitas supaya output lulusannya hebat.” Pungkas Edy. n (QQ)
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
27
ARTIKEL
POPULER
UTBK: MENGUKUR POTENSI SEBELUM SELEKSI Vinda Maya Setianingrum., M.A UTBK DILAKSANAKAN SEBELUM SISWA MENGIKUTI SELEKSI SBMPTN, BERTUJUAN AGAR SISWA CALON MAHASISWA BARU BISA MENGETAHUI NILAI MEREKA SEBELUM MEMILIH PTN MANA YANG SESUAI DENGAN NILAI MEREKA. JADI, UTBK BISA DISEBUT SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR POTENSI DAN KEMAMPUAN SISWA AGAR MEREKA BISA MENENTUKAN PILIHAN JURUSAN DAN PTN YANG TEPAT.
P
Perguruan Tinggi Negeri sebagai salah satu institusi penyelenggara pendidikan memiliki beberapa bentuk jalur penerimaan calon mahasiswa baru, di antaranya adalah jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Pola ini adalah bentuk kedua setelah sebelumnya dilakukan proses seleksi jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang menggunakan penjaringan portofolio nilai akademik siswa selama di jenjang SMA/SMK/MA. Yang perlu diketahui oleh seluruh masyarakat, terutama orang tua dan calon mahasiswa adalah bahwa proses seleksi SBMPTN tahun 2019 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebagai salah satu PTN dari total 85 PTN di seluruh Indonesia yang melaksanakan seleksi SBMPTN, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berkewajiban menyampaikan ke masyarakat bahwa sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru pada tahun 2019 mengalami beberapa perubahan, di antaranya tahun ini pelaksanaan
28
tes difokuskan dengan sistem UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer). Ini artinya Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) yang biasanya dilakukan tahun-tahun sebelumnya, saat ini sudah dihapus. Sistem UTBK ini untuk mengadaptasi perkembangan teknologi komunikasi yang terus menuntut perubahan cepat di segala bidang, termasuk model seleksi penerimaan mahasiswa baru di PTN. UTBK dilaksanakan sebelum siswa mengikuti seleksi SBMPTN, bertujuan agar siswa calon mahasiswa baru bisa mengetahui
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
nilai mereka sebelum memilih PTN mana yang sesuai dengan nilai mereka. Jadi, UTBK bisa disebut sebagai instrumen untuk mengukur potensi dan kemampuan siswa agar mereka bisa menentukan pilihan jurusan dan PTN yang tepat. Dengan mengetahui nilai UTBK, diharapkan tidak ada lagi siswa yang sekedar mendugaduga tentang nilai mereka dan kelayakan diterima di sebuah PTN. UTBK adalah tes yang dilaksanakan untuk mengukur potensi calon mahasiswa dan menghasilkan skor nilai. Skor nilai tersebut bisa diketahui secara transparan oleh peserta setelah melaksanakan tes. Jika tahun sebelumnya, pendaftaran SBMPTN dilakukan dengan memilih program studi di 3 PTN dan tes dilakukan secara serentak selama satu hari, maka tahun ini hanya diberi kesempatan memilih 2 PTN dan tes dilakukan selama 10 hari (20 sesi) di hari Sabtu dan Minggu. Nilai UTBK akan digunakan sebagai syarat mendaftar SBMPTN 2019. Perlu diketahui juga bahwa pelaksanaan UTBK tahun 2019 sebagai syarat daftar SBMPTN
ARTIKEL POPULER tidak lagi ada tes wawancara untuk jurusan olahraga dan seni, namun seleksi diganti dengan bentuk penilaian portofolio. Ini tidak menjadi persoalan bagi Unesa yang memiliki Fakultas dan jurusan berbasis ketrampilan seperti olahraga dan seni, karena penilaian bisa diukur dari bukti sertifikat dan bukti lain. Poin penting dari tes UTBK 2019 adalah peserta harus yakin dengan prodi yang dipilih, karena mereka sudah bisa mengukur potensi diri melalui hasil tes sebelum menentukan PTN, jangan sampai hanya sekadar coba-coba. Kerangka waktu pendaftaran UTBK dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama tanggal 01 - 24 Maret 2019 dan Gelombang kedua pada tanggal 25 Maret - 01 April 2019. Peserta yang ingin mengikuti tes dua kali harus mendaftar di gelombang pertama dan gelombang kedua. Pelaksanaan UTBK menuntut PTN menyiapkan sarana komputer yang memadai. Seperti halnya yang dilakukan Unesa, sebagai kampus yang menjadi Pusat UTBK maka harus menyiapkan sarana komputer guna menunjang kelancaran pelaksanaan UTBK serta bekerja sama dengan kampus dan sekolah mitra yang ada di Surabaya. Untuk menampung 30.000 peserta ujian pada gelombang 1 dan 2, Unesa bermitra dengan dua Universitas dan dua SMK untuk menunjang ketersediaan 1.500 unit komputer persesi ujian. Unesa menyelenggarakan UTBK di 6 lokasi meliputi Unesa Ketintang, Unesa Lidah Wetan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), SMKN 1 Surabaya, dan SMKN 12 Surabaya. UTBK digelar selama 5 minggu di hari Sabtu dan Minggu mulai 13 April 2019 sampai dengan 26 Mei 2019. Unesa juga bekerja sama dengan beberapa pihak dalam hal kelancaran proses ujian dan keamanan lokasi ujian, di antaranya dengan Telkom, PLN, Polsek Wonokromo, Polsek
KETAT: Suasana pelaksanaan UTBK di Unesa diawasi secara ketat yang diawasi langsung dan melalui CCTV.
Wonocolo, Polsek Gayungsari, dan Polsek Lakarsantri. Hal itu dilakukan mengingat dalam proses pelaksanaan UTBK, yang paling krusial adalah masalah jaringan dan server, masalah pasokan listrik dan masalah keamanan. Telkom diharapkan menjamin kecepatan akses jaringan, komitmen PLN dalam hal ketersediaan pasokan listrik dan komitmen Kepolisian dalam hal jaminan keamanan lokasi ujian. Selain bekerja sama dengan beberapa mitra dalam pelaksanaan UTBK, Unesa juga menyiapkan tenaga pengawas yang berasal dari teknisi bidang IT dan admin server. Para teknisi tersebut sudah diberi bekal pelatihan tentang tata cara dan prosedur yang harus dilalui pada saat tes UTBK. Secara umum, para pengawas dan teknisi harus memahami dashboard, instalasi server, dan konfigurasi PC yang digunakan dalam tes UTBK. Para teknisi tersebut adalah orang yang harus menginstal server pada masing-masing lokasi ujian UTBK. Karena komputer yang digunakan untuk UTBK harus menggunakan browser khusus untuk aplikasi yaitu Safe Exam Browser (SEB). Pada pelaksanaan UTBK, teknisi berfungsi sebagai perantara untuk menjelaskan kepada pengawas
Majalah Unesa
mengenai penggunaan aplikasi, sedangkan admin server memiliki peran menjaga kestabilan dari koneksi server. Mereka harus menguasai koneksi jaringan, sistem operasi, konfigurasi server, download paket soal, upload jawaban, dan juga menghapus konten. Pada prinsipnya, penerimaan mahasiswa baru harus kredibel, adil, transparan, fleksibel, efisien, dan akuntabel serta tidak diskriminatif dengan memperhatikan potensi calon mahasiswa. Pembaharuan sistem masuk Perguruan Tinggi Negeri itu secara berkelanjutan membantu dalam optimalisasi penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Proses pendidikan dapat berlangsung sesuai standar dan target, semakin banyak anak bangsa berpotensi yang dididik oleh kampus dan sesuai sasaran, karena mereka diseleksi secara optimal dengan sistem komputerisasi dan sesuai perkembangan zaman serta tuntutan teknologi informasi. n
Vinda Maya Setianingrum, M.A adalah Koordinator Humas UTBK Unesa
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
29
SEPUTAR
UNESA
PENINGKATAN SDM, UNESA KERJA SAMA DENGAN SESKO TNI
KERJA SAMA: Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes dan Direktur Kerja sama Akademik Sesko TNI, Marsekal Pertama TNI Firdaus Syamsudin, S.I.P,. usai menandatangani MoU Kerja Sama dalam hal pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
U
ntuk meningkatkan kualitas SDM, Unesa menjalin kerja sama dengan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI dalam hal pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Penandatanganan nota kesepahaman berlangsung di Ruang Sidang lantai 8 Gedung Rektorat Kampus Lidah Wetan pada 19 Maret 2019, dihadiri Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes, Direktur Kerja sama Akademik Sesko TNI, Marsekal Pertama TNI Firdaus Syamsudin, S.I.P, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Drs. Sujarwanto, M.Pd, Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Kerja Sama (BAKPK), Dra.
30
Ec. Ratih, Pudjiastuti, M.S., Tim Sesko TNI, Tim Kodam 5 Brawijaya, perwakilan TNI AL, perwakilan TNI AD, perwakilan TNI AU, serta jajaran pimpinan Unesa lainnya. Kerja sama yang direncanakan terjalin selama 5 tahun terhitung sejak penandatanganan nota kesepahaman ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya pengembangan potensi SDM, baik yang dimiliki Unesa maupun Sesko TNI. “Mudah-mudahan MoU ini merupakan upaya kita untuk bermitra meningkatkan kompetensi SDM sesuai dengan citacita RI 1 bahwa tahun ini adalah tahun penigkatan SDM,” ujar Nurhasan. Sementara itu, pihak Sesko TNI juga
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
berharap agar penandatanganan ini bisa menjadi landasan hukum dalam penyelenggaraan kegiatan yang dapat memberikan manfaat bagi kedua instansi terkait dalam upaya menyiapkan kader pemimpin di masa mendatang. “Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang visioner di bidang pertahanan, Sesko TNI mengambil langkah proaktif dengan menjalin kerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya sesuai dengan sasaran terwujudnya hubungan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada msyarakat,” ujar Firdaus. n
SEPUTAR UNESA
SURAMADU: Ribuan peserta turut memarakkan puncak acara MRSF di Jembatan Suramadu Surabaya, di antaranya adalah mahasiswa Unesa.
MAHASISWA UNESA TURUT MERIAHKAN PUNCAK MRSF
R
ibuan peserta milenial mengikuti kegiatan puncak Millenial Road Safety Festival (MRSF) yang digelar Polda Jatim di Jembatan Suramadu pada Minggu 17 Maret 2019. Acara yang dimulai pukul 06.00 – 11.00 WIB, salah satunya diikuti mahasiswa Unesa. Mereka sangat antusias dan semangat mengikuti acara sejak pagi sampai siang. Kegiatan itu mendatangkan bintang tamu artis yang sedang naik daun, Via Vallen. Selain itu, acara juga diramaikan pembagian beberapa dooprize, di antaranya mobil, sepeda motor, powerbank, smartphone, televisi, dan sepeda. Peserta yang didominasi para kaum milenial seJawa Timur sebanyak 540.000, di antaranya dari mahasiswa Unesa sejumlah 100 orang. Peserta milenial kompak mengenakan baju putih bertuliskan Millenial Road Safety Festival (MRSF). Mereka berjalan dari garis start
menuju finish yang berada di jembatan Suramadu sisi Madura. Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan tujuan kegiatan adalah mewujudkan generasi milenial cinta lalu lintas menuju gemilang. Kapolda berharap generasi milenial Jawa Timur lebih tertib berlalu lintas untuk keselamatan berkendara di jalan. Salah satu, peserta mahasiswa Unesa, I’anatus Sholihah
mengatakan bahwa konsep acara ini sangat bagus. Hanya saja, fasilitas umum belum layak seperti toilet dan kesehatan kurang memadai. Bahkan, tempat sampah sangat minim sehingga banyak sampah berserakan. Selama kegiatan Millenial Road Safety Millenial (MRSF), Jembatan Suramadu ditutup total dan dialihkan ke Pelabuhan Ujung Kamal Surabaya. n (SH)
MERIAH: Selain jalan sehat, acara Millenial Road Safety Festival 2019 juga dimeriahkan dengan aneka hiburan sejumlah selebritis papan atas tanah air.
Majalah Unesa
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
31
RESENSI
BUKU
MENYELAMI KANDUNGAN AL-QURAN DALAM KESEHARIAN OLEH Rio F. Rachman SASARAN UTAMA DARI BUKU INI ADALAH MEREKA YANG SIBUK DAN TIDAK BISA BELAJAR AL-QURAN SECARA MENDALAM DENGAN RUTIN. MESKI DEMIKIAN, MEREKA TETAP BISA BELAJAR KITAB SUCI INI SEDIKIT DEMI SEDIKIT, KHUSUSNYA TENTANG AYAT-AYAT PILIHAN PENULIS, YANG DAPAT DIJADIKAN PEGANGAN DALAM MEJALANI KESEHARIAN.
B
uku 365 Renungan Harian Al-Quran ini berisi tentang tafsir dari ayat-ayat di kitab suci. Jumlahnya disesuaikan dengan total hari di sepanjang satu tahun. Bahkan, pada bagian daftar isi, sengaja dituliskan, renungan mana yang untuk bulan apa. Bahkan, hingga penjelasan, renungan mana yang untuk tanggal berapa di bulan yang dimaksud. Dimulai dari tanggal 1 Januari, hingga 31 Desember. Ditulis oleh seorang Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Yogyakarta, yang jumlah buku karyanya tergolong telah banyak menghiasi perpustakaan kampus-kampus Indonesia. Adalah Muhammad Chirzin, penulis buku ini. Kemampuan lelaki yang pernah mondok di Pabelan Magelang ini, khususnya di bidang studi Al-Quran, sudah tidak perlu diragukan lagi. Model tulisan tiap kalam-kalam renungan terdiri dari tiga bagian. Pertama, ayat; kedua, terjemahan; ketiga, maknanya. Tata letak yang
32
pas dan cermat penyesuaiannya, membuat halaman demi halaman di buku ini tidak monoton. Tiap renungan, diberi ruang satu halaman. Terkadang bagian ayat dan terjemahannya lebih panjang dari makna yang disajikan. Terkadang, sebaliknya. Tentu saja, sasaran utama dari buku ini adalah mereka yang sibuk dan tidak bisa belajar Al-Quran secara mendalam dengan rutin. Meski demikian, mereka tetap bisa belajar kitab suci ini sedikit demi sedikit, khususnya tentang ayatayat pilihan penulis, yang dapat dijadikan pegangan dalam mejalani keseharian. Pemaknaan yang disampaikan tergolong lugas. Tidak disertai dengan terjemah akar kata per kata serupa buku-buku tafsir, Kitab Jalalain, misalnya. Tidak pula berpanjang-panjang membahas asbabun nuzul, seperti Tafsir AlAzhar HAMKA, umpamanya. Karena memang, ini bukan buku atau kitab yang dijadikan babon untuk para pembejalar tafsir di sekolah
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
atau kampus keislaman maupun pesantren. Pemilihan ornamen grafis pada sampul dan halaman pembatas, berupa bunga-bunga, merupakan keputusan yang cerdas. Sebab, bunga menjadi simbol ketenangan, kesejukan, kesuburan, dan kedamaian. Sebagaimana dipahami, Islam merupakan agama yang lekat dengan kesan-kesan semiotic semacam tadi. Ada banyak topik yang dikupas. Antara lain, soal Islam sebagai agama yang menuntut pemeluknya menyerahkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa (halaman 11). Implikasinya, seorang hamba wajib taat atau patuh pada hukum-hukum yang sudah digariskan oleh Allahu ta ala. Renungan ini memiliki basis rujukan surah Al-Baqarah ayat 208. Topik lain adalah tentang betapa dekat Rahmat dari Tuhan (halaman 77). Selain memerintahkan hamba untuk optimistis tatkala memohon pada Allahu ta ala melalui do’a-do’a, ayat ini juga memastikan kalau rejeki manusia tidak akan tertukar.
RESENSI BUKU Basis rujukan dari penjelasan yang dimaksud adalah surah Fathir ayat 2. Dalam memberikan pemaknaan, Chirzin tidak berupaya memerindah kata-kata dengan idiom-idiom yang jarang dipakai masyarakat. Tentu saja, ini bertujuan agar susunan kalimat yang dia kemukakan bisa lebih gampang dipamahi. Dia juga tidak memberikan referensi atau catatan kaki pada keterangan makna yang dipaparkan itu. Referensi maupun catatan kaki memang tidak diperlukan karena dalam konteks ini, justru akan membuat pembaca awam kehilangan konsentrasi saat menyimak masing-masing renungan. Topik yang juga dibahas adalah tentang habluminannas atau hubungan antar sesama manusia. Misalnya, seperti yang tertera di halaman 254. Renungan yang ada di sana menjelaskan tentang keharusan bersedekah, dan berbicara dengan cara yang baik. Bersedekah materi, tidak boleh dilakukan seraya menghardik. Di kesempatan ini, yang sejatinya menelaah surah Al-Baqarah ayat 262-263, diterangkan pula keutamaan dari memberi maaf. Kekayaan alam di lautan, dan pondasi teknologi kelautan, dibahas secara berturut-turut di halaman 305 dan 306. Di surah An-Nahl ayat 14, terdapat penjelasan soal binatang-binatang laut, utamanya ikan, yang memiliki daging segar dan menyehatkan. Juga, tentang perhiasan yang dihasilan dari bahan baku yang ada di lautan. Sedangkan di surah luqman ayat 31, terdapat penjelasan soal kemampuan nalar manusia yang bisa membuat kapal di lautan. Kapal tersebut bisa mengambang dengan bantuan teknologi atau pengetahuan teknis yang dimiliki oleh akal manusia. Semua itu, tak bisa dilepaskan dari anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, banyak-banyaklah mensyukuri nikmat. Pada halaman 362, di renungan yang mengacu pada surah Al-
Baqarah ayat 21, terdapat pesan ketauhidan. Bahwa menyembah Allahu ta ala adalah ibadah yang mutlak dan tak boleh ditawar. Sebab, Dia yang sudah menciptakan alam raya, dengan berbagai sunatullah (hukum alam), yang muaranya, demi memenuhi segala kebutuhan manusia. Di renungan terakhir buku ini (halaman 388), disampaikan tentang keniscayaan manusia untuk berlindung pada Tuhan. Karena memang, Allahu ta ala adalah tempat berlindung yang paling aman dan penuh kasih sayang. Apa yang disampaikan pada bagian ini merujuk pada surah Al-Mu’min ayat 27. Cerita tentang Nabi Musa yang tak henti memohon pertolongan dan perlindungan Tuhan turut diceritakan pula.n
IDENTITAS BUKU Judul Buku: 365 Renungan Harian Al-Qur’an Penulis: Prof. Dr. Muhammad Chirzin Penerib: Mizan Cetakan I: Juli 2018 Tebal buku: 396 halaman ISBN: 978-602-1337-70-7
Peresensi adalah Alumni Jurusan Bahasa Inggris, FBS Unesa, Dosen di IAIS Lumajang.
Peresensi adalah Alumni Pondok Pesantren Qomaruddin, Sampurnan Bungah Gresik. Tinggal di Yogyakarta.
Majalah Unesa
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
33
POJOK KETINTANG
HEUTAGOGI
K
etika disrupsi telah menjadi keniscayaan, perubahan terjadi secara cepat dan tidak diduga-duga, bahkan terjadi discontinuity, maka pendidikan yang linier dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip pedagogi mulai dipertanyakan. Tumpukan pengetahuan terus terjadi dan semakin lama sekali banyak akibat perkembangan ilmu dan teknologi, menyebabkan kurikulum semakin membengkak, sehingga memberatkan siswa. Pedagogi berasumsi siswa belum tahu apa yang harus dipelajari, sehingga kurikulum dirancang para ahli dan siswa tinggal mengikutinya. Kemampuan awal siswa dianggap sama, sehingga semua siswa harus mengikuti seluruh kurikulum yang ada. Memang pada level tertentu ada penjurusan atau spesialiasi tetapi spesialisasi itu dibuat para ahli tanpa mempertimbangkan keinginan siswa dan begitu siswa masuk jurusan atau spesialisasi itu, mereka harus mengikuti seluruh kurikulum secara utuh. Ketika menyadari bahwa siswa atau peserta didik dipahami mereka telah memiliki bekal awal sebelum mengikuti suatu pendidikan atau pelatihan, sehingga harus dipahami sebagai orang dewasa berkembanglah teori andragogi. Pada prinsipnya andragogi menganggap siswa adalah orang dewasa yang sudah memiliki kemampuan dan pengalaman sebelum mengikuti pendidikan. Oleh karena itu mereka belajar tidak dari nol. Namun demikian tetap saja siswa dianggap belum tahu apa yang harus dipelajari untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Akhirnya kurikulum disusun oleh para ahli dengan mempertimbangkan kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik. Dan peserta didik mengikuti semua racikan materi ajar yang telah ditentukan. Nah, ketika variasi pekerjaan sangat banyak dan berubah dengan cepat, maka kemampuan untuk menangani juga sangat banyak. Pola pikir pedagogi maupun
34
andragogi tidak lagi memadai untuk merancang kurikulum. Oleh karena itu, teori heutagogi muncul menggantikannya. Pada heutagogi siswa atau peserta didik dipahami sudah mengetahui apa yang perlu dipelajari untuk mendapatkan kemampuan yang diinginkan. Oleh karena itu merekalah yang merancang kurikulum untuk dirinya sendiri. Sekolah, universitas, lembaga pelatihan menyediakan sederet matakuliah atau mata latih dan siswa/ mahasiswa/peserta kursus dapat memilih mata pelajaran/mata kuliah/mata latih yang sesuai dengan keinginannya. Kalau dipadankan dengan restoran, mungkin mirip rumah makan Padang, dimana pembeli bisa memilih sendiri lauk apa yang diinginkan dari sederet lauk pauk yang tersaji di etalase. Mungkin saja diperlukan penasihat atau advisor untuk konsultasi. Misalnya perseta didik bertanya “setelah lulus saya ingin membuka warung masakan tradisional Jawa Timur, matakuliah apa saja yang perlu saya ikuti?” Dalam pikiran saya, yang bersangkutan perlu paham cara memasak walaupun tidak secanggih calon juru masak. Perlu paham dasar-dasar gizi, karena tren ke depan pembeli ingin mendapatkan makanan yang gizinya bagus. Perlu paham manajemen, khusunya manajemen restoran, walaupun tidak perlu secanggih ahli manajemen tingkat tinggi. Dan sebagainya. Nah, kalau asumsi saya itu betul, berarti yang bersangkutan harus menjelajah ke beberapa program studi untuk mengambil matakuliahnya. Pola yang sama, misalnya ada lulusan SMA yang ingin menjadi salesman mobil, yang tentu perlu paham tentang permobilan, marketing bahkan perbankan karena ke depan diperkirakan orang akan memberi secara angsuran. Mungkin ada yang bertanya bagaimana ijasahnya. Orang seperti contoh tersebut di atas lulus dari prodi apa? Pertanyaan seperti itu sulit dijawab karena kita menggunakan kerangka pikir era
| Nomor: 127 Tahun XX - Maret 2019 |
Majalah Unesa
pedagogi. Di era heutagogi orang tidak OLEH MUCHLAS SAMANI disebut lulus dari prodi apa tetapi lulus memiliki kompetensi apa. Seperti cerita pelamar ke Google tidak ditanya Anda lulusan apa, tetapi ditanya apa yang Anda mampu dan apa yang Anda pernah kerjakan. Teori heutagogi akan semakin relevan jika dikaitkan dengan era keterbukaan informasi, di mana siswa/mahasiswa/ peserta pelatihan dapat mengakses informasi dari berbagai sumber, termasuk materi ajar. MOOC (massive open online courses) sekarang sudah menjadi sajian di berbagai perguruan tinggi, di mana siapa saja dapat mengaksesnya. Mahasiwa di Surabaya dapat ikut mempelajari isi matakuliah yang disajikan oleh perguruan tinggi top di Amerika Serikat. Tentu tidak dapat konsultasi ke dosen apalagi ikut ujian, jika tidak terdaftar sebagai mahasiswa. Online courses sekarang sudah menjadi tawaran di berbagai universitas. Dengan begitu dapat saja mahasiswa di universitas di Surabaya atas persetujuan dosennya mengambil matakuliah secara online di universitas di Jerman dan hasilnya diakui di almamaternya di Surabaya. Pada level apa pola pendidikan berbasis teori heutagogi itu dilaksanakan? Menurut saya sejak level menengah atas bahkan dapat dirintis sejak menengah pertama. Dengan catatan, sejak dini akan dideteksi apa bakat, minat dan potensinya, kemudian diarahkan mempelajari dan mendalami potensi tersebut. Tentu tanpa melupakan dasardasar sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan pola itu kurikulum tidak menjadi “beban” tetapi menjadi “sajian konsumsi” yang diperlukan dan bahkan diinginkan oleh peserta didik. Semoga. n *http://muchlassamani.blogspot.co.id