Majalah Unesa 132

Page 1



WARNA REDAKSI

U

niversitas Negeri Surabaya (Unesa) menyelenggarakan kuliah kerja nyata (KKN), sebagai wujud kepedulian dan pengabdian kepada masyarakat. Pada sisi lain, Unesa juga mencelupkan para mahasiswa untuk berlatih mengimplementasikan ilmu dan kecakapan hidupnya. Ilmu dan kecakapan hidup yang mahasiswa kuasai di kampus dihadapkan pada medan kehidupan yang sesungguhnya, yakni masyarakat, tempat mereka harus melakukan negosiasi berbagai nilai dan transaksi sosial-budaya. Mereka amat mungkin terlibat pula dalam negosiasi identitas mereka. Lebih dari itu, di dalam praktik KKN mereka berpeluang untuk setiap hari belajar mengembangkan diri demi masa depan kelak. Di sanalah berbagai pelajaran dan hikmah hidup bisa dihayati dan dipetik. Apa yang mereka pelajari dan lakukan hari ini adalah tanaman untuk dipanen kelak. Today is tomorrow, begitu ungkapan Julianto Eka Putra. Tentang KKN yang dihelat Unesa, Majalah Unesa edisi ini melansir berbagai praktik dan pandangan dari mereka yang berkompeten. Mereka berbicara tentang KKN literasi, KKN wirausaha, KKN sosial, dan

KKN kebangsaan. Masing-masing memiliki filosofi dan karakteristik sendiri, meski secara substantif tetap mengedepankan nilai-nilai pengabdian. Empat jenis KKN yang diterapkan di sejumlah daerah merupakan jawaban nyata atas tuntutan kondisi masyarakat, sekaligus wadah aspirasi mahasiswa dalam peminatan. Ada yang suka memilih KKN literasi, karena

nilai tambah (added values) bagi masyarakat. Nilai lebih inilah yang diharapkan menjadi output dan outcome penting. Dengan demikian, KKN Unesa memang diharapkan berkontribusi nyata untuk bangsa, bukan sekadar rutinitas belaka. Kontribusi itu bisa jadi berupa hasil tindakan atau produk yang tampak (tangible), bisa pula meningkatnya pengetahuan yang tak mudah ditangkap (intangible). Dampaknya bisa berjangka pendek, bisa pula berjangka panjang. Semua akan indah pada waktunya. Guna melengkapi warta KKN, dalam edisi ini kami juga menyajikan warta terkini tentang pusat publikasi, pusat kajian Pancasila, pusat karier, dan feature para tokoh Unesa. Tak ketinggalan, kami tampilkan profil program studi sarjana terapan. Semuanya kami maksudkan untuk berbagi. Selamat membaca liputan utama kami, dan selamat menikmati artikel-artikel kami yang tersaji bersamanya. Mudahmudahan semua bermanfaat sebesar-besarnya. Niat kami, dalam edisi ini kami hadir untuk mencoba menawarkan pernikpernik makna. n

KKN UNESA UNTUK BANGSA mereka menguasai dunia literasi. Demikian pun mereka yang memilih KKN wirausaha, KKN sosial, dan KKN kebangsaan. Secara terminologis, setiap jenis KKN memiliki aksentuasi program yang perlu dilaksanakan. KKN literasi menekankan pemberdayaan masyarakat dalam budaya literasi; KKN wirausaha menekankan pemberdayaan kewirausahaan; KKN sosial menekankan kegiatan sosial kemasyarakatan; dan KKN kebangsaan menekankan pentingnya rajutan keIndonesiaan. Meski demikian, muaranya menuju irisan misi yang sama, yakni berusaha memberdayakan masyarakat tempat berKKN dalam bidang yang diprogramkan. Pemberdayaan itu diharapkan mampu memberikan

Majalah Unesa

Much. Khoiri, Ketua Satuan Kehumasan Unesa

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

3


DAFTAR RUBRIK

Daftar Ini

05

KKN UNESA; DARI LITERASI, KEWIRAUSAHAAN, SOSIAL, DAN KEBANGSAAN

14

BINCANG UTAMA DENGAN KETUA LPPM UNESA

16

SOSOK DAN KIPRAH DEKAN FIS-H UNESA

20

EDISI AGUSTUS 2 01 9 30

MENENGOK KIPRAH PUSAT KARIER FE UNESA

KABAR PRESTASI

34

CATATAN POJOK

22

PARA WISUDAWAN TERBAIK WISUDA KE-95 UNESA

26

SPEAK UP

28

PKK, LAYAKKAH TETAP BERNAUNG DI BAWAH FT?

REPUBLIK MAINAN: Salah satu perwakilan BEM Unesa membawa alat permainan tradisional saat penyambutan MABA Unesa 2019.

Majalah Unesa ISSN 1411 – 397X Nomor 132 Tahun XX - Agustus 2019 PELINDUNG: Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. (Rektor), Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. (WR Bidang I), Suprapto, S.Pd, M.T. (WR Bidang II), Dr. Agus Hariyanto, M. Kes. (WR Bidang III), Dr. Sujarwanto, M.Pd. (WR Bidang IV) PENANGGUNG JAWAB: Drs. Much Koiri, M.Si (Kepala Satuan Kehumasan Unesa), Dra. Ec. Ratih Pudjiastuti, M.Si (Kepala BAAK) PEMIMPIN REDAKSI: Fafi Inayatillah, S.Pd., M.Pd., Sri Rokhayati, M.M. REDAKTUR: Abdur Rohman, S.Pd., Mubasyir Aidi, S.Pd., Prima Vidya Asteria, S.Pd., M.Pd., Vinda Maya Setianingrum, S.Sos., MA, Gilang Gusti Aji, S.I.P., M.Si. PENYUNTING BAHASA: Syaiful Rahman, S.Pd. REPORTER: Wahyu Utomo, Ayunda, Syaiful H, Syaiful R, Inayah, Suryo Waskito, Emir Musa, Mira Carera, Nely Eka, Tarida, M. Rizki, Titan, Hasna, Intan, Jumad, Fibrina. FOTOGRAFER: M. Wahyu Utomo, Hartono. DESAIN/LAYOUT: Abdur Rohman, Basyir Aidi ADMINISTRASI: Roni, S.T. , Supi’ah, S.E. DISTRIBUSI: Lusia Patria, S.Sos, Hartono PENERBIT: Humas Universitas Negeri Surabaya ALAMAT REDAKSI: Kantor Humas Unesa Gedung Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya. MAJALAH UNESA menerima tulisan sesuai dengan rubrikasi dan visi-misi Kehumasan Universitas Negeri Surabaya. Naskah dikirim ke email humasnyaunesa@yahoo.com, apakabarunesa@gmail.com

4

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

Majalah Unesa


LAPORAN UTAMA

WARNA-WARNI KKN UNESA

DARI LITERASI, KEWIRAUSAHAAN, SOSIAL, DAN KEBANGSAAN UNESA TELAH MELAKSANAKAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) DENGAN TEMA BELAJAR HIDUP BERSAMA MASYARAKAT UNTUK MEMPERKUAT PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM BHINEKA TUNGGAL IKA. PROGRAM KKN MERUPAKAN SALAH SATU BENTUK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT YANG BERTUJUAN MENGENALKAN MAHASISWA PADA KEHIDUPAN MASYARAKAT. YANG MENARIK, TAHUN 2019 INI, SELAIN KKN REGULER DENGAN TEMA LITERASI DAN KEWIRAUSAHAAN, JUGA ADA KKN SOSIAL YANG BEKERJA SAMA DENGAN CSR DAN KKN KEBANGSAAN YANG MERUPAKAN PROGRAM KEMENRISTEKDITI. SEPERTI APA WARNA-WARNINYA?

Upacara pelepasan peserta KKN Unesa oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Unesa, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd., di halaman rektorat.

Majalah Unesa

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

5


LAPORAN

S

UTAMA

ebanyak 4.686 mahasiswa mengkuti program KKN tahun 2019 ini, yang terbagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama diikuti sebanyak 2.839 mahasiswa, dilaksanakan pada 18 Juni s.d. 8 Juli 2019. Gelombang kedua diikuti 1.847 mahasiswa, dilaksanakan pada 6 s.d. 26 Agustus 2019. Ketua LPPM, Prof. Dr. Darni, M. Hum, mengatakan, KKN tahun ini merupakan program berkelanjutan sejak tahun 2016. Gelombang pertama merupakan kelanjutan program yang dilaksanakan pada gelombang satu dan seterusnya. Pada tahun 2016, KKN Unesa dilakukan melalui 4 gelombang dan dilaksanakan pada jam aktif kuliah. Sebab, dari tahun 2016 sampai 2017 pelaksanaan KKN tidak dapat dilaksanakan pada hari libur. “Ini berbeda dengan tahun 2019, KKN bisa dilaksanakan pada hari libur,” paparnya. Darni menambahkan, ada dua lokasi yang digunakan KKN mahasiswa Unesa yakni Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Nganjuk. Di kabupaten Pasuruan terdapat 7 kecamatan yakni Purwosari, Sukorejo, Purwodadi, Pandaan, Prigen, Beji, dan Gempol. Di kabupaten Nganjuk terdapat 6 Kecamatan yakni Gondang, Rejoso,

Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat S.Sos, MM mengapresiasi kegiatan mahasiswa KKN Unesa.

Sukomoro, Jatikalen, Lengkong, dan Patianrowo. 1433 MAHASISWA KKN DI KABUPATEN NGANJUK Mahasiswa Unesa yang melaksanakan KKN di Kabupaten Nganjuk sebanyak 1433 mahasiswa. Para mahasiswa tersebut diterima pemda Kabupaten Nganjuk pada 18 Juni 2019 di pendopo kabupaten. Para mahasiswa tersebut akan akan mengabdikan diri ke masyarakat yang tersebar di 86 Desa di Kabupaten Nganjuk. Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat S.Sos, MM mengapresiasi

Wakil Rektor Bidang Akademik Unesa, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd., membuka KKN di Nganjuk.

6

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

Majalah Unesa

kegiatan mahasiswa KKN Unesa. Bupati berharap mahasiswa dapat memberikan kontribusi yang baik dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengembangan program daerah. “Ini adalah momen baik bagi seluruh mahsiswa KKN untuk menerapkan keilmuan. Semoga KKN berjalan lancar dan membawa manfaat bagi masyarakat,” harap bupati. Pelaksanaan KKN di Kabupaten Nganjuk dilaksanakan mulai 18 Juni sampai dengan 8 Juli 2019. Terdapat enam kecamatan dan 86 desa yang menjadi bagian dari kegiatan KKN. Kecamatan tersebut adalah Gondang, Rejoso, Sukomoro, Jatikalen, Lengkong, dan Patianrowo. Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd, yang mewakili Unesa mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang baik dengan pemerintah Kabupaten Nganjuk. Ia berharap mahasiswa KKN tersebut dapat menjadi agen perubahan dan berguna bagi pembangunan desa, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, ekonomi dan sebagainya. Bambang berpesan agar semua mahasiswa KKN bersungguh-sungguh dalam kegiatan KKN karena dapat menjadi modal besar mereka setelah lulus nanti dan berkiprah dalam masyarakat.


LAPORAN UTAMA 1406 MAHASISWA KKN DI KABUPATEN PASURUAN Di Kabupaten Pasuruan sebanyak 1406 mahasiswa mengikuti program KKN yang dilaksanakan pada 19 Juni 2019. Para mahasiswa tersebut akan dibagi ke tujuh kecamatan yang terdiri dari 86 desa. Kecamatan tersebut adalah Purwodadi, Sukorejo, Purwosari, Pandaan, Prigen, Beji, dan Gempol. Program KKN di Pasuruan berlangsung dalam dua gelombang. Gelombang pertama 18 Juni s.d 8 Juli 2019. Gelombang kedua pada 6 s.d 26 Agustus 2019. Jacky, Sekretaris Pusat KKN Unesa

mengatakan, sebagaimana visi KKN “Belajar Hidup Bersama Masyarakat untuk Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Berlandaskan Bhineka Tunggal Ika�, mahasiswa diharapkan dapat bersinergi dengan masyarakat setempat dalam pelaksanaan program desa atau pun pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu program diselenggarakan adalah KKN Literasi. Menurut Jacky, inti dari KKN Literasi adalah membuat kehidupan masyarakat lebih berdaya dan memberikan pengetahuan

luas melalui literasi. Di kabupaten Pasuruan, salah satu desa yang diterapkan KKN Literasi adalah Desa Candiwates. Desa tersebut, memiliki potensi wisata yang cukup baik. Oleh karena itu, diperlukan publikasi untuk menginformasikan ke masyarakat sehingga diharapkan dapat berkembang dan memperbaiki perekonomian desa. Wakil Dekan Bidang Akademik FISH, Dr. Ari Wahyudi, M.Si yang ikut mendampingi berpesan agar mahasiswa KKN dapat melaksanakan program dengan baik dan mampu berkontribusi ke masyarakat. (sir)

Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes bersama Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd., dan Wakil Rektor Bidang Bidang Umum dan Keuangan Suprapto, S.Pd., M.T. saat menyampaikan sambutan penutupan KKN di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (foto bawah).

Kegiatan KKN mahasiswa bersama aparat pemerintahan setempat selama mengikuti KKN di Pasuruan.

Majalah Unesa

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

7


LAPORAN

UTAMA

KEUNIKAN EMPAT TEMA KULIAH KERJA NYATA UNESA Ada yang berbeda pada pelaksaan KKN Unesa tahun 2109. Selain melaksanakan program KKN Literasi dan Kewirausahaan, juga ada ada KKN Kebangsaan dan Sosial. KKN Kebangsaan bertempat di Kabupaten Ternate dan Kepulauan Tidore. Sedangkan KKN Sosial di Surabaya. Seperti apa keempat program KKN tersebut?

Taman baca menjadi pilihan untuk berbagi kepada masyarakat pada program KKN Unesa.

KKN Literasi, Tak Hanya Sekadar Baca Tulis

K

KN Literasi merupakan program tahunan yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Surabaya. Kegiatan KKN bidang Literasi bertujuan meningkatkan dan melestarikan budaya literasi di lingkungan masyarakat. Ada dua kabupaten yang menjadi sasaran program ini, yakni di kabupaten Pasuruan (kecamatan

8

Prigen dan Gempol) dan kabupaten Nganjuk (kecamatan Sukomoro dan Patianrowo). Program KKN Literasi merupakan kerja sama antara Pusat KKN Unesa, Pusat Studi Literasi Unesa dan Pemerintah Kabupaten Pasuruan dan Nganjuk terkait lokasi KKN. Kerja sama dilakukan untuk memperlancar jalannya setiap kegiatan selama KKN literasi berlangsung.

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

Majalah Unesa

Menurut Fafi Inayatillah, M.Pd, koordinator KKN Literasi, konsep KKN literasi adalah untuk memberdayakan masyarakat melalui program literasi. Tidak hanya sekadar membaca dan menulis, namun juga sebagai praktik sosial yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, bahasa dan budaya. Fafi mengatakan, usaha membuat perubahan dan memberdayakan bukan hal yang mudah, sehingga


LAPORAN UTAMA

Membiasakan membaca di Taman Bacaan sabagai tujuan KKN mahasiswa Unesa.

Ada beberapa kegiatan atau program dari KKN literasi yang telah dilakukan oleh mahasiswa Unesa. Di antaranya, terkait pengetahuan dan budaya semisal pelatihan tari khas Pasuruan, pelatihan tembang dolanan, pelatihan mendalang dengan wayang, pelatihan dongeng,dan pembentukan taman dolanan (taman bermain dan belajar).

dalam program KKN literasi perlu teori perubahan (Theory of change) yang meliputi membangun lingkungan fisik, lingkungan sosial afektif dan lingkungan akademik yang literatif. Pada kegiatan KKN literasi tahun ini, terang Fafi, para mahasiswa melakukan banyak kegiatan yang bertujuan mengembangkan literasi. Setiap desa memiliki program pengembangan literasi sesuai kebutuhan masyarakatnya. Secara umum, mahasiswa dapat memperkenalkan diri dan melakukan pendekatan ke masyarakat. “Cara yang mereka (mahasiswa) lakukan adalah mengidentifikasi masalah dan potensi yang ada di wilayah tersebut, mendiskusikan program dengan perangkat desa, mensosialisasikan program,

melaksanakan program, mengevaluasi dan membuat perencanaan tindak lanjut oleh masyarakat setempat,� ujar Fafi. Menurut dosen JBSI itu, antusias masyarakat terhadap KKN literasi sangat bagus. Hal itu bisa dilihat dari peningkatan minat baca dan kreativitas anak-anak dan remaja. Selain itu, terbentuknya pengelola taman baca dan SK khusus yang ditandatangani oleh kepala desa, juga menjadi salah satu wujud keberhasilan program tersebut. Ada beberapa kegiatan atau program dari KKN literasi yang telah dilakukan oleh mahasiswa Unesa. Di antaranya, terkait pengetahuan dan budaya semisal pelatihan tari khas Pasuruan, pelatihan tembang dolanan, pelatihan mendalang dengan wayang, pelatihan

Majalah Unesa

dongeng,dan pembentukan taman dolanan (taman bermain dan belajar). Sementara itu, terkait pengetahuan dan bahasa, ada pembentukan atau pengoptimalan program TBM, pelatihan membaca puisi, pelatihan menulis cerita, pelatihan bahasa Inggris, pembentukan Taman Baca Sastra. Sedangkan pengetahuan dan IT, ada pembuatan peta desa dan website desa serta beberapa kegiatan lainnya. Menurut Fafi, Wak Mukidin merupakan salah satu program unggulan pemerintah kabupaten Pasuruan yang merupakan singkatan dari Wayahe Kumpul Mbangun TPQ dan Madin (Madrasah Diniyah). Para mahasiswa membuat sebuah program pelatihan tari khas tersebut kepada adik-adik di desa Ketanireng Prigen yang bertujuan untuk membantu melestarikan tarian ini di kalangan masyarakat Pasuruan, khususnya sebagai bentuk aspirasi dan partisipasi masyarakat dan anakanak dalam mendukung program madin (madrasah diniyah). Selain pelatihan tari Wak mukidin, pelatihan tari tembang dolanan di TBM Dusun Wilo juga menjadi salah satu program KKN Literasi untuk melestarikan tarian tradisional dan mengurangi penggunakan gadget sehingga anak-anak dapat tumbuh berkembang sesuai usia mereka. Selain mengajarkan tari, para mahasiswa KKN Literasi juga membuat Taman Baca Sastra dan membuatkan website Desa Bulu Kandang. “Semoga KKN Literasi berkelanjutan dan bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat. Saya berharap tiap desa punya perencanaan program literasi jangka pendek dan panjang. Sebab, ada banyak inovasi program yang unik dan menarik,� tegasnya. n (HASNA)

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

9


LAPORAN

UTAMA

KKN WIRAUSAHA, DORONG PEGIAT EKONOMI DESA JADI MANDIRI KKN Wirausaha ini salah satunya didorong oleh keinginan agar para pegiat ekonomi di desa dapat mandiri melalui kolaboraso mahasiswa Unesa yang KKN di sana. Oleh karena itu, agar dapat mewujudkan kemandirian itu, KKN dilakukan melalui 4 tahapan atau gelombang. Semua merupakan implementasi ilmu inkubator bisnis yang dikemas dalam program KKN.

Hasil KKN Kewirausahaan yang dilakukan mahasiswa Unesa diseminarkan. Hadir sebagai narasumber Rektor Unesa dan jajarannya.

K

KN Kewirausaan muncul dari sebuah mandat agar KKN membuat suatu model yang bisa dilakukan selama 4 gelombang. Dari sinilah, lantas muncul KKN pengembangan ekonomi masyarakat yang merupakan cikal bakal KKN Kewirausahan. Hal itu, disampaikan Widya Nusantara, M.Pd, Koordinator KKN Wirausaha Gelombang 1 di Sukorejo Pasuruan dan Trainer Kewirausahaan USAID Mitra Kunci. Ia mengatakan, pada mulanya, di tahun 2016, di bawah

10

kepemimpinan Prof. Darni selaku Kapus KKN ada semacam mandat agar KKN membuat model yang bisa dilakukan selama 4 gelombang dan berkelanjutan sehingga muncul KKN pengembangan ekonomi masyarakat atau cikal bakal KKN kewirausahaan. “Kita membuat row model KKN ekonomi kewirausahaan yang dilakukan selama 4 gelombang dalam satu tahun. Kita buat modul output dari masing-masing gelombang apa, sehingga KKN itu hasilnya tahun pertama itu bisa membuat bisnis UMKM dari segi produk yang berkualitas, izinnya juga memadai,

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

Majalah Unesa

jaringannya oke, cashflow juga bagus,” ujar Dosen S1 Pendidikan Luar Sekolah. Wira menjelaskan, KKN Wirausaha ini salah satunya didorong oleh keinginan agar para pegiat ekonomi di desa dapat mandiri melalui kolaborasi mahasiswa Unesa yang KKN di sana. Oleh karena itu, agar dapat mewujudkan kemandirian itu, KKN dilakukan melalui 4 tahapan atau gelombang. “Ini, kurang lebih meniru ilmu inkubator bisnis yang dikemas dalam program KKN,” paparnya. Wira menceritakan, tahun 2017 Unesa mendapat undangan


LAPORAN UTAMA

Widya Nusantara, M.Pd, Koordinator KKN Wirausaha Gelombang 1 di Sukorejo Pasuruan dan Trainer Kewirausahaan USAID Mitra Kunci.

Display produk unggulan hasil program Kuliah Kerja Nyata mahasiswa Unesa di Kecamatan Sukorejo, Pasuruan.

dari USAID berkaitan dengan isu disabilitas dan isu young entrepreneur. Widya ditunjuk dan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti diskusi yang intensif dengan tim USAID yang dikomandoi Pak Amrullah dari The Plan International membawa isu kepemudaan. Salah satunya bagaimana pemuda Indonesia yang tangguh dan mandiri dengan cara enterpreneurship. Menurut Wira, ide besarnya sebenarnya bagaimana KKN itu akan melibatkan mahasiswa

yang diterjunkan di desa dan menggerakkan masyarakat di desa. Kemudian, dilakukan diskusi dengan best practice dari Unair, Unibraw, Unmuh Malang, dan Unesa. “Kami (Unesa) menyampaikan perspektif KKN penguatan ekonomi 4 gelombang itu tadi,” terang Widya. Selanjutnya, terang Widya, Pak Amrullah selaku ketua tim mencari model yang baik seperti apa yang dapat mentransfer pengetahuan dari modul KKN Kewirausahaan yang telah dirancang kepada masyarakat

Majalah Unesa

sehingga kembali diundang untuk diskusi bentuk implementasi modul yang cocok. Dari diskusi itu, diambil kesimpulan harus ada instrumen khusus atau strategi khusus penyampaian modul. “Di sepakati harus ada alat bantu yakni menggunakan strategi MBC (Model Bussines Canvas) yang nanti mahasiswa pelajari dan terapkan, MBC ini mudah diaplikasi dan diimplementasikan kepada masyarakat,” tuturnya. Menurut Wira, Mitra Kerja KKN kewirausahaan di Unesa ini meliputi karang taruna dan pemuda desa. Sehingga, perlu membangun kemitraan dengan desa agar bisa mengakses potensi di desa tersebut. Apalagi, di desa ada BUMDes. Itulah yang menjadi wadah ketika pemuda sudah memiliki produktif ekonomi, Di Desa Sukorejo, misalnya, Wira mengatakan camatnya sangat respon dengan dunia usaha. Pak Camat ingin membentuk Sukorejo Smart untuk wadah kewirausahaan bagi warganya. Salah satu potensi yang hendak dikembangkan adalah buah matoh, yang saat ini hanya diolah buah dan sarinya saja. “Ke depan dari Unesa ingin mengembangkan buah matoh itu lebih berdaya guna lagi. Bahkan, kemarin juga ada permintaan mahasiswa yang bisa massage akan memberikan pelatihan pijat refleksi kepada penduduk setempat agar bisa digunakan untuk pemberdayaan ekonomi,” ungkapnya. Lebih lanjut, Wira menegaskan, pada prinsipnya KKN kewirausahaan di Pasuruan ada dua kegiatan besar yakni bermain dengan kanvas dan even. Widya mengatakan, masyarakat di Sukorejo senang karena mendapatkan ilmu dan hal-hal baru yang sebelumnya tidak didapatkan. “Bahkan, ada ada warga yang memutuskan menjadi pengusaha setelah mendapat pelatihan dari mahasiswa KKN. Ini kan bagus karena Unesa berhasil menghasilkan pengusaha dari kegiatan KKN,” tandasnya. n (KIKI)

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

11


LAPORAN

UTAMA

KKN KEBANGSAAN, FOKUS MITIGASI BENCANA DAN POTENSI DAERAH

T

ema KKN Kebangsaan merupakan KKN yang diselenggarakan Kemenristekdikti diikuti oleh 350 mahasiswa dari 54 perguruan tinggi. Salah satunya, Unesa yang mengirimkan 5 perwakilan mahasiswa dengan biaya dari Unesa. Demikian, dikatakan Muhamad Sholeh M.Pd, Kepala Pusat KKN Unesa yang juga penanggung jawab program Tema KKN Kebangsaan. Sholeh, demikian panggilan akrabnya mengatakan, KKN Kebangsaan tahun 2019 berlokasi di Kabupaten Ternate dan Kepulauan Tidore. Kebetulan, tahun 2019 ini, yang menjadi tuan rumah KKN Kebangsaan adalah Universitas Khairun, Ternate. KKN Kebangsaan wajib diikuti semua PTN dan PTS dengan biaya dari perguruan tinggi itu sendiri. “Namun, saat ini KKN Kebangsaan masih diikuti 54 perguruan tinggi sehingga hanya sekitar 350 mahasiswa yang ikut dalam KKN Kebangsaan tersebut, termasuk Unesa yang mengirimkan 5 Mahasiswa dengan dibiayai Unesa sendiri,” paparnya. Menurut Sholeh, di Ternate dan Tidore dalam satu desa terdapat satu kelompok (10 mahasiswa) yang berasal dari berbagai perguruan tinggi. Mereka belajar dan hidup bermasyarakat dalam Kebhineka Tunggal Ika-an bersatu bersama dalam menyusun program bersama. Bedanya KKN reguler (Literasi dan Kewirausahaan) dengan KKN Kebangsaan, menurut Sholeh, KKN Litersi dan Kewirausahaan diselenggarakan setiap tahun oleh Unesa dan memiliki program kegiatan sesuai tema (Literasi dan kewirausahaan) Sedangkan KKN Kebangsaan diselenggarakan oleh Kemenristek Dikti dengan menunjuk universitas yang menawarkan diri

12

Kepala Pusat KKN Unesa, Muhamad Sholeh M.Pd.

menjadi tuan rumah. “KKN Kebangsaan ini dimaksudkan agar PTN maupun PTS dapat mengenal wilayah Indonesia dari pulau-pulau dan berbagai budaya. Dengan berinteraksi dari berbagai perguruan tinggi lain, mahasiswa dapat belajar kemandirian, perbedaan dan saling mengenal,” terangnya. Selain itu, program KKN kebangsaan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah diselenggarakannya KKN kebangsaan. Misalnya. tahun 2019 ini diselenggarakan di daerah yang memilki potensi bencana alam sekaligus memiliki potensi alam, sehingga program mitigasi bencana dan identifikasi potensi daerah menjadi program utama dalam KKN Kebangsaan kali ini. Lebih lanjut, Sholeh menjelaskan, dalam program mitigasi bencana mahasiswa KKN melatih kelompok masyarakat untuk terlibat aktif membentuk kelompok manajemen mitigasi bencana. Caranya, dengan memberikan wawasan tentang potensi bencana karena wilayah Maluku dilewati lempengan benua sehingga lebih berpotensi terjadi bencana dibandingkan dengan pulau lain. “Selanjutnya, diajarkan cara

| Nomor: 131 Tahun XX - Juli 2019 |

Majalah Unesa

menghadapi bencana dan langsung dipraktikkan serta dilatihkan,” tambahnya. Sementara itu, terkait identifikasi potensi daerah, mirip dengan KKN Kewirausahaan. Mahasiswa KKN melakukan pengumpulan data potensi daerah dan warga akan dilatih oleh mahasiswa bagaimana membuat produk dari potensi daerah tersebut dan cara memasarkannya. Selain dua program utama (mitigasi bencana dan identifikasi potensi daerah), program lain yang dilaksanakan adalah berbagai even semisal memperingati HUT kemerdekaan RI, lomba-lomba dan pelaksanaan hari raya Idul Adha. KKN Kebangsaan ini mendapat sambutan positif dari perguruan tinggi. Terbukti, banyak perguruan tinggi yang meminta untuk menjadi tuan rumah karena setiap tahun akan ada pergantian tuan rumah. “Unesa juga menawarkan menjadi tuan rumah pada tahun 2020 nanti, penawaran itu harus dikuatkan dengan pemerintah daerah dan juga harus siap dalam pembiayaan,” papar Sholeh. Menurut Sholeh, tidak ada keuntungan secara finansial jika menjadi tuan rumah penyelenggaraan KKN kebangsaan. Namun, Unesa sudah menemukan


LAPORAN UTAMA daerah binaan yakni kabupaten Nganjuk dan Pasuruan. Nganjuk memiliki potensi daerah tetapi masih lemah dalam pengelolahan, “Jika perguruan tinggi lain ikut membantu Unesa dalam mengelolah kabupaten Nganjuk, maka itu adalah keuntungannya, karena Nganjuk merupakan daerah binaan Unesa,”

tandasnya. KKN Kebangsaan 2019 dilaksanakan selama 30 hari, yakni mulai 25 Juli 2019 hingga 24 Agustus 2019. Untuk menjadi wakil mahasiswa yang bisa dikirim ke KKN Kebangsaan, menurut Sholeh, ada dua poin utama yang harus dipenuhi, yakni berprestasi dan aktif di organisasi.

Sholeh mengapresiasi KKN Kebangsaan ini, karena semisal. di Ternate dan Tidore masyarakat merasa dihormati dan hargai oleh negerinya. Hal itu akan memupuk jiwa kekeluargaan dan nasionalisme. Sholeh berharap program itu dapat secara langsung bermanfaat bagi masyarakat setempat. n (EMIR)

KKN CSR DAMPINGI MASYARAKAT MARGINAL PERKOTAAN

K

KN Campus Sosial Responsibilty (CSR) dilatarbelakangi empat gejala sosial masyarakat marginal perkotaan. Pertama, rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pendidikan. Kedua, pengaruh lingkungan yang tidak sehat. Ketiga, ekonomi rendah. Dan, keempat keterbatasan akses. Demikian diungkapkan Dr. M Jacky, M.Si, Sekretaris Pusat KKN yang juga Penanggung Jawab KKN CSR. Menurut Jacky, secara normatif KKN CSR merupakan salah satu amanat dari UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 20 ayat 2 yang mengatakan bahwa Perguruan Tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Jacky mengatakan. KKN CSR Unesamencoba menguraikan tiga pokok persoalan yang terjadi di masyarakat marginal perkotaan yaitu kemiskinan, keterbatasan akses, dan diskriminasi dan stigma. Bahkan, mereka merupakan salah satu target pendampingan masuk ke dalam kategori penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Konsep KKN CSR, terang dosen FISH itu, mengacu pada tiga hal yakni Personality Development (pengembangan karakter), Community Development (pengembangan komunitas), dan kelembagaan. Tujuannya, adalah memberdayakan masyarakat marginal perkotaan disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing. Lebih lanjut, Jacky mengatakan, KKN CSR memiliki dua tujuan untuk mengentas masyarakat marginal perkotaan. Tujuan Umum adalah mengembalikan anak putus sekolah ke bangku sekolah, Dr. M Jacky, M.Si

menguatkan motivasi anak rentan putus sekolah agar terus melanjutkan ke jenjang pendidikan, dan menyelamatkan masa depan generasi muda dan memutus mata rantai permasalahan sosial sejak dini melalui mahasiswa yang berperan sebagai kakak maupun sahabat. Sedangkan, tujuan khusus adalah untuk melatih mahasiswa dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang diperoleh selama di bangku kuliah untuk diaplikasika ke dunia nyata melalui KKN, melatih serta mengembangkan softskill dan karakter mahasiswa, dan mentransformasi pola KKN regular dengan paradigma berbasis pembangunan menjadi KKN berbasis pembelajaran dan pemberdayaan. Dosen Sosiologi FISH itu menambahkan, KKN CSR memiliki beberapa poin penting. Pertama, program kegiatan dirancang tematik, terlembaga, berkesinambungan dan berbasis kompetensi. Kedua, mencerminkan kompleksitas permasalahan dan arah kebijakan pembangunan pemerintah. Ketiga, dilaksanakan oleh mahasiswa dan masyarakat. Keempat, dilaksanakan batas waktu efisien dan efektif dengan mengedepankan kepentingan akademik maupun kepentingan masyarakat. Saat ini, terang Jacky, KKN CSR Unesa masih bekerja sama dengan Dinas Sosial Surabaya. Ke depan, Unesa ingin bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. “Jadi, KKN CSR ini hanya fokus pendampingan kepada masyarakat marginal perkotaan,” jelasnya. KKN CSR melibatkan berbagai stakeholder seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), relawan sosial (satgas Dinas Sosial sebagai petugas monitoring), keluarga dan masyarakat (sebagai kontrol sosial), media massa (publikasi), dan SKPD di pemerintahaan kota Surabaya. SKPD yang terlibat adalah Dinas sosial, Dinas Pendidikan, Bapenas, dan Disnaker. “Mahasiswa yang terlibat di KKN CSR hanya 25 orang dan 1 dosen. Mahasiswa tersebut dari Jurusan Sosiologi dan Manajemen Pendidikan (MP). Sementara itu, KKN CSR Unesa baru dilakukan di daerah Surabaya Barat,” paparnya. Yang menarik dari KKN CSR, ungkap Jacky adalah bagaimana upaya pendekatan ke masyarakat. Sebab, kaum marginal perkotaan sangat kritis. Sebab, ada yang khawatir program KKN tersebut ada agenda atau kepentingan pihakpihak tertentu. n (SH)

Majalah Unesa

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

13


BINCANG

UTAMA WAWANCARA DENGAN PROF. DR. DARNI, M.HUM, KETUA LPPM UNESA

TAHUN INI, ADA KKN KEBANGSAAN DAN KKN CSR KULIAH KERJA NYATA MERUPAKAN PROGRAM REGULER TAHUNAN YANG DISELENGGARAKAN UNESA DALAM RANGKA MEMBERIKAN PENGALAMAN LANGSUNG MAHASISWA KE KEHIDUPAN MASYARAKAT. ADA YANG BERBEDA PADA KKN UNESA TAHUN 2019 INI, SELAIN MENGUSUNG KKN WIRUSAHA DAN KKN LITERASI, JUGA ADA KKN KEBANGSAAN DAN SOSIAL. BERIKUT BINCANG UTAMA DENGAN KETUA LPPM UNESA, PROF. DR. DARNI, M.HUM.

Bagaimana konsep KKN Unesa Tahun 2019? Setiap tahun, kami terus mengembangkan titik mana saja yang perlu dibenahi. Monitoring dan evaluasi yang digelar setiap tahun menjadi modal kami memperbaiki program KKN yang berkualitas bagi mahasiswa. Sebenarnya, konsep yang diberikan sama dengan tahun sebelumnya yakni pemberdayaan masyarakat dengan menciptakan keterampilan-keterampilan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Bedanya dengan konsep tahun lalu? Bedanya, untuk tahun ini kami membuat program KKN Literasi. Melihat Unesa memiliki pusat studi literasi apa salahnya kami mencoba menerapkan literasi dalam program KKN. Tujuan dari KKN literasi adalah fokus membantu kegiatan literasi di sekolah-sekolah yakni gerakan literasi sekolah. Salah satunya, gerakan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. KKN literasi juga bertujuan menggalakkan dan mewujudkan taman baca masyarakat, serta menjaga keberlangsungannya. Prof. Dr. Darni, M.Hum

14

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

Majalah Unesa

Berapa banyak mahasiswa dan dosen yang dilibatkan? Tahun ini, Unesa mengirimkan 4.686 mahasiswa yang terbagi menjadi 2 gelombang. Gelombang 1 sebanyak 2.839 mahasiswa yang dilaksanakan pada 18 Juni s.d. 8 Juli dan gelombang 2 sebanyak 1.847 mahasiswa dilaksanakan pada 6 s.d. 26 Agustus. Dosen yang dilibatkan sebagai dosen pembimbing lapangan sebanyak 90 orang. Lokasi mana saja yang ditargetkan dalam pelaksanaan KKN? Mahasiswa akan ditempatkan di 2 lokasi, yakni Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Nganjuk. Untuk Kabupaten Pasuruan ada di 7 kecamatan, yakni Purwosari, Sukorejo, Purwodadi, Pandaan, Prigen, Beji, dan Gempol. Di Kabupaten Nganjuk terdapat 6 Kecamatan, yakni Gondang, Rejoso, Sukomoro, Jatikalen, Lengkong, dan Patianrowo. Mitra Kerja sama siapa saja? Kami telah bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Nganjuk. Serta mitra kunci dari USAID. Kerja sama dengan USAID dilakukan karena Unesa termasuk ke dalam 10 perguruan tinggi yang ditunjuk oleh Kemenristekdikti untuk melaksanakan KKN kewirausahaan


BINCANG UTAMA dengan modul bersama oleh USAID. Apa yang menarik dan unik? Menarik dan unik menjadi satu kesatuan yang dilihatkan oleh para mahasiswa saat melaksanakan KKN. Menariknya, mereka selalu ingin berusaha menciptakan hal-hal baru yang melibatkan masyarakat sekitar. Contohnya dalam pengembangan potensi wisata desa di Desa Candiwates, para mahasiswa membuat kegiatan dan juga mempromosikan desa tersebut supaya terpublikasi ke masyarakat luas. Dengan demikian, mereka ikut serta dalam mengembangkan dan memperbaiki perekonomian desa. Apa hasil KKN tahun ini? Hasil KKN tahun ini sudah sangat baik. Kami ambil contoh di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, para mahasiswa KKN yang tersebar di 17 desa menggelar pameran hasil kreasi di masing-

KAMI TERUS MELAKUKAN EVALUASI DARI HASIL YANG TERJADI DI SETIAP GELOMBANG PADA TAHUN INI. KAMI SELALU MENGUAPAYAKAN PROGRAM KKN MENJADI WADAH BAIK BAGI MAHASISWA, DOSEN, MAUPUN SEGENAP SIVITAS AKADEMIKA UNESA DALAM MELAKSANAKAN TRI DARMA PERGURUAN TINGGI. masing desa. Hasil kreasi yang dipamerkan sangat beragam mulai dari makanan hingga tempat istirahat yang nyaman. Apa dampaknya pada masyarakat sasaran? Dampaknya sangat baik. Setidaknya, ada dua ilmu yang didapat. Pertama, mahasiswa dapat menjadi penggerak ekonomi daerah dalam belajar bermasyarakat dan memproduksi hasil kreasi. Kedua, masyarakat dapat belajar ikut serta dalam pelaksanaan program yang dikembangkan oleh mahasiswa. Jadi, antara mahasiswa

dan masyarakat dapat berkolaborasi untuk menggerakkan pereokomian daerah. Bagaimana rencana tindak lanjutnya? Kami terus melakukan evaluasi dari hasil yang terjadi di setiap gelombang pada tahun ini. Kami selalu menguapayakan program KKN menjadi wadah baik bagi mahasiswa, dosen, maupun segenap sivitas akademika Unesa dalam melaksanakan tri darma perguruan tinggi, yaitu berupa pengabdian kepada masyarakat.n (WHY)

Wakil Rektor Bidang Akademik Unesa, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd melepaspeserta KKN Unesa ke beberapa wilayah di Jawa Timur.

Majalah Unesa

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

15


SOSOK &

KIPRAH

Dr. Totok Suyanto, M.Pd, Dekan FISH Unesa

AWALNYA INGIN IKUTI JEJAK ORANG TUA DI MILITER Dr. Totok Suyanto, M.Pd mengenyam pendidikan dasar sampai menengah di kota kelahirannya Kediri. Setelah itu, ia merantau untuk melanjutkan ke perguruan tinggi di Surabaya. Totok mengaku tidak pernah membayangkan akan menjadi guru/dosen. Kala itu, ia ingin menjadi tentara sebagaimana profesi bapaknya.

N

amun, keinginan Totok menjadi tentara, tidak dikehendaki orang tuanya. Karena tidak mendapatkan restu, ia akhirnya memutuskan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengikuti tes. “Waktu ikut tes, saya sebenarnya diterima di dua PTN di Jawa Timur. Salah satunya, di IKIP Surabaya jurusan PPKN. Saya kemudian lebih memilih masuk kuliah di IKIP Surabaya tahun 1982,” ungkap peraih beasiswa supersemar itu. Selama menjadi mahasiswa, Totok tidak hanya kuliah. Ia juga aktif di organisasi. Ia sempat menjadi Ketua Senat Mahasiswa dan Ketua HMJ tahun 1985. Tidak hanya berorganisasi, selama kuliah ia juga nyambi mengajar di SMA swasta di Surabaya dan mengajar di Bimbingan Belajar. Totok mengatakan, mungkin sudah menjadi takdirnya ia menjadi guru. Sejak kuliah, hingga sekarang ia tidak sempat bekerja di luar bidang keguruan. Ia juga mengaku sudah senang dan menikmati bekerja sebagai pendidik. Yang membanggakan, begit u lulus kuliah, Dr. Totok Suyanto, M.Pd

16

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

Majalah Unesa

Totok langsung menjadi dosen. “Dulu, pengangkatan dosen menjadi otonomi perguruan tinggi. Tidak seperti sekarang,” paparnya. Selama aktif berorganisasi, Totok mengaku mendapat banyak hal dari pengalaman itu. Pertama, dengan berorganisasi ia bisa bergaul dengan banyak orang sehingga dapat memperkaya wawasan, nilainilai, dan pengalaman hidup. Kedua, dengan berorganisasi akan paham adanya aturan dan ketentuan serta anggaran dasar yang harus dijunjung tinggi bersama. Ketiga, dengan berorganisasi mendapat banyak jaringan dengan berbagai teman dari berbagai latar kultural. “Bagi saya, organisasi itu sebagai sarana membangun diri. Berorganisasi dapat memberikan kesempatan seseorang bertumbuh kembang, membangun simpatik dan membangun komunikasi. Itu adalah manfaat yang saya dapat dari berorganisasi,” terangnya. Totok tak menampik dengan aktif berorganisasi, mahasiswa dituntut dapat berbagi dengan kuliah. Sehingga, antara organisasi dan kuliah dapat berjalan bersama. Oleh karena itu, dibutuhkan waktu yang fleksibel. Kuliah sambil berorganisasi pasti membutuhkan waktu yang lebih banyak daripada tidak berorganisasi. “Kita harus komitmen mengatur waktu. Jangan sampai organisasi menggagalkan tujuan utama berkuliah. Karena, ada beberapa yang lebih berat organisasi daripada kuliah


SOSOK & KIPRAH sampai tidak lulus. Jadi, kita harus mempunyai strategi cerdas dalam mengatur waktu,” tambahnya. AWAL KARIER DI UNESA Totok mengawali karier sebagai dosen di Unesa pada April 1989. Setahun kemudian, tahun 1990, ia mengikuti prajabatan. Sejak itu, Totok resmi menjadi Dosen PNS di Unesa. Selama menjadi dosen, Totok tidak hanya mengajar. Ia juga beberapa kali menduduki jabatan. Misalnya, pada periode 1996-1997, ia menjabat Ketua Laboratorium (Kalab) Jurusan PM-PKN, periode 2012-2019 menjabat Ketua Jurusan PM-PKN. Karier Totok semakin melejit, pada periode 2019-2023 ia dipercaya menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH). Menurut Totok, profesi sebagai dosen sangat menarik. Sebab, dosen harus terus mengupdate ilmu, membangun relasi kemanusiaan dengan mahasiswa, kolega, dan juga dengan pimpinan. Yang menarik, adalah berinteraksi dengan mahasiswa. Ia melihat, mahasiswa setiap hari datanya selalu bertambah. Sebab, sejak ia masuk sampai lulus sangat berbeda sekali. “Secara psikologi, mereka lebih mapan dan secara keilmuan lebih memadai sehingga lebih berkembang,” paparnya. Selain itu, terang Totok, dosen harus selalu mengupdate diri. Secara formal melalui jalur pendidikan mulai S1, S2, hingga S3. Tak kalah pentingnya adalah membangun budaya akademik. Budaya akademik inilah yang dapat memengaruhi perkembangan baik itu intelektual maupun akademik seseorang. “Membangun budaya akademik ini dengan cara berdiskusi dan beradu argumentasi yang ilmiah,” terang Totok. Mengenai kiprahnya selama berkarier di Unesa, Totok mengaku banyak sukanya daripada duka. Meski harus melakoni seabrek kegiatan, namun ia menjalankan dengan senang dan enjoy. Apalagi, jika bisa membangun budaya akademik pada level mahasiswa. Sebagai dosen, tentu sangat senang saat melihat

Cita-cita lain yang ingin dilakukan di FISH, ungkap Totok, adalah mengupayakan FISH bisa lebih dikenal masyarakat luas dan mampu menduduki peringkat ke-5 besar di antara LPTK-LPTK dalam jaringan Fakultas Ilmu Sosial. mahasiswanya kritis, suka bertanya, dan dapat beradu argumentasi dengan baik. “Dengan cara budaya itu, akademik akan tumbuh, baik dalam kelas maupun di luar kelas,” tambahnya. Tetapi, lanjut Totok, semua itu tentu ada konsekuensinya, yakni harus menyediakan waktu lebih banyak. Dosen harus bersedia menyediakan waktu bergabung dengan mahasiswa dan kolega. Terkadang, sampai sore bahkan malam hari. “Itu bukan duka tetapi konsekuensi logis,” tandfasnya. Cita-cita lain yang ingin dilakukan di FISH, ungkap Totok, adalah mengupayakan FISH bisa lebih dikenal masyarakat luas dan mampu menduduki peringkat ke-5 besar di antara LPTK-LPTK dalam jaringan Fakultas Ilmu Sosial. Totok mengungkapkan, target rektor salah satunya adalah meningkatkan peringkat Unesa dari 29 menjadi rangking ke-25. Untuk mewujudkan itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, mempercepat penambahan guru besar. Karena itu, ada kegiatan program untuk percepatan guru besar. Salah satunya, ada kerja sama dengan salah satu tim dari Singapura pada tahun 2019. Nantinya, ada profesor dari universitas itu untuk memberikan pelatihan dan pendampingan penulisan jurnal sampai publikasi. “Salah satu kendala itu kan menulis di jurnal internasional bereputasi. Sekitar 21 orang guru besar di Unesa yang terlibat pada tahun 2019 ini akan didampingi dan ikut international conference. Diharapkan, 2020 mereka sudah submit,” paparnya. Kedua, menumbuhkan budaya

Majalah Unesa

akademik dalam bentuk penelitian. Diskusi tingkat rumpun jurusan harus ditingkatkan. Ketiga, di level mahasiswa PKM harus semakin meningkat. Terutama, di FISH. Sebab, di Unesa tahun 2019 ini, dari 34 yang didanai terdiri dari FMIPA, FT, FE, dan FIO, sedangkan dari FISH tidak ada. “Tahun ini, kami (FISH) membentuk PKM Center untuk pendampingan dan bimbingan sebagai salah satu upaya meningkatkan prestasi mahasiswa di bidang PKM,” terangnya. Ketiga, mengaktifkan pusat-pusat studi. Ada lebih dari 5 pusat studi di FISH. Pusat studi itu akan menjadi ujung tombak pengembangan prodi/ jurusan. “Kalau bicara unggulan prodi/jurusan harus memiliki kajian dari pusat studi. Sebenarnya, sudah ada, hanya kita lebih mengefektifkan kembali pusat studi tersebut. Pusat studi ini akan mendukung dan mencapai unggulan-unggulan prodi/ jurusan,” tegasnya. Saat ini, dari sisi penyelenggaraan organisasi dan keuangan, Unesa sudah bagus karena memeroleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Akreditas Institusi juga sudah A. Namun, jumlah prodi yang akreditasi A masih sekitar 40%. “Untuk menjadi PTN BH itu harus lebih banyak lagi. Artinya, masingmasing prodi harus mengejar ke arah sana. Itu adalah salah satu target kinerja rektor. Jumlah prodi akreditasinya harus minimal B,” sambungnya. FISH sendiri, terang Totok, ada 5 jurusan. Sudah ada yang terakreditasi A, yakni Jurusan PMPKN, Ilmu Administrasi Negara, dan S1 Sosiologi. Sedangkan yang masih terakreditasi B adalah Ilmu Hukum, D3 Administrasi Negara, Pendidikan IPS, dan Ilmu Komunikasi. “Rencananya, tahun 2020 yang masih terakreditasi B akan diupayakan dapat akreditasi A. Untuk Pendidikan Sejarah sudah tiga kali mendapatkan akreditasi A. Ke depan, akan didorong untuk mengikuti AUNQU. Sekarang, yang sudah mengikuti AUN-QU baru Sosiologi,” pungkasnya. n (SH)

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

17


LENSA

UNESA

FOTO: AROHMAN

CANGGIH: Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc mencermati secara serius drone karya mahasiswa Teknik Informatika, Fakultas Teknik Unesa yang berhasil menjadi jawara di kompetisi robot terbang nasional/internasional.

WAGUB EMIL DARDAK RESMIKAN GEDUNG TEKNIK INFORMATIKA

W

akil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc bersama Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes meresmikan gedung Teknik Informatika Unesa, di kampus Unesa Ketintang, Surabaya, Kamis (15/8). Hadir dalam peresmian tersebut, jajaran dekanat Fakultas Teknik Unesa, dan para pejabat se-lingkungan Unesa. Sebelum melakukan potong pita dan potong tumpeng, Wagub Emil Dardak memberi pandangan ilmiah tentang pentingnya teknik informatika bagi sumber daya manusia Indonesia masa depan. Wagub tak lupa mengunjungi area display karya inovasi mahasiswa teknik informatika Unesa yang sudah menjuarai berbagai perlombaan nasional dan internasional. n MAN

18

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

PERESMIAN: Wagub Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc bersama Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes meresmikan gedung Teknik Informatika Unesa.

Majalah Unesa


LENSA UNESA

Prosesi Wisuda ke-95 Unesa Dihelat di Gedung Baru

BANGGA: Para wisudawan ke-95 Unesa bahagia dan bangga mampu menyelesaikan pendidikan tinggi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Sabtu (18/8).

SEBANYAK 1.508 wisudawan jenjang ahli madya, sarjana, pascasarjana dan doktoral berbagai prodi dan jurusan se-Universitas Negeri Surabaya (Unesa) diwisuda di Graha Unesa, 18 Agustus 2019. Ini merupakan kali pertama Unesa menggunakan gedung baru di kawasan kampus Unesa Lidah Wetan, Surabaya. Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes langsung memberikan ucapan selamat kepada segenap wisudawan berturutturut selama 3 jam lebih diselingi istirahat 30 menit. Wisuda ke-95 Unesa bertema “Wisudawan Unesa Kompeten dan Kompetitif, Mantap Memasuki Dunia Kerja, Berkontribusi untuk Bangsa.” n MAN

FOTO-FOTO: AROHMAN

Upacara 17 Agustus dan Sambut Mahasiswa Baru PELAKSANAAN upacara 17 Agustus 2019 di Unesa ber­ ba­ rengan dengan penyambutan mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020. Yang unik, mahasiswa baru serempak memainkan kincir angin tradisional yang dikemas dalam acara Republik Dolanan. Jajaran pimpinan Unesa juga mengenakan busana adat daerah menambah kesemarakan. nMAN SERU DAN KHIDMAT: Searah jarum jam, Maba Unesa penuh semangat mengikuti upacara. Paskibra Unesa khidmat menjalankan tugas mengibarkan bendara merah putih. Dan Maba dengan alat permainan tradisional.

Majalah Unesa

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019

|

19


KIPRAH

LEMBAGA

Menengok Kiprah Pusat Karier FE Unesa

TARGETKAN 50 PERSEN LULUSAN LANGSUNG TERSERAP KERJA PUSAT KARIER UNESA DIDIRIKAN, SALAH SATU TUJUAN UTAMANYA ADALAH MEMENUHI TARGET AGAR LULUSAN UNESA, KHUSUSNYA FAKULTAS EKONOMI SEGERA MENDAPATKAN PEKERJAAN. MINIMAL, 50 PERSEN LULUSAN FE LANGSUNG TERSERAP DI DUNIA KERJA. DEMIKIAN DIUNGKAPKAN TRIESNINDA PAHLEVI, S.PD, M.PD, KETUA PUSAT KARIER FAKULTAS EKONOMI UNESA PERIODE 2018-2019

M

enurut Triesninda Pahlevi, pada semester akhir para mahasiswa berkewajiban mengikuti pelatihan persiapan dunia kerja yang dilaksanakan oleh pusat karier. Bahkan, ada rencana, bulan Oktober 2019 nanti, pusat karier FE bekerja sama dengan BEM mengadakan jobfair. “Harapan kami, lulusan mahasiswa FE dapat terserap di dunia kerja paling minimal 50 persen. Oleh karena itu, perlu dibekali dengan pelatihan persiapan di dunia kerja dan mendapatkan sertifikat,” ujar dosen yang akrab disapa Ninda itu.

Ninda mengatakan, pada setiap pelatihan yang dilakukan, ia senantiasa mengundang narasumber dari luar. Materi yang disajikan seputar trik dan tip menghadapi interview dan membuat surat lamaran kerja yang baik. Keduahal tersebut sangat penting sehingga para mahasiswa memiliki bekal bagaimana membuat lamaran dengan format yang benar dan bagaimana menghadapi wawancara (interview) dengan baik. Ninda yang juga kaprodi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran menegaskan bahwa paling tidak maksimal 6 bulan mahasiswa FE sudah dapat pekerjaan.

Triesninda Pahlevi, S.Pd, M.Pd

20

| Nomor: 131 Tahun XX - Juli 2019 |

Majalah Unesa

“Terkadang sebelum lulus juga ada yang sudah mendapatkan pekerjaan,” paparnya. Sebagai ketua Pusat Karirr FE, Ninda tidak bekerja sendirian. Ia dibantu oleh 4 anggota yakni Pak Sainur, Bu Fikri, Bu Winda, Bu Retno dan ada tambahan satu dosen perprodi untuk pendataan alumni baik yang sudah bekerja maupun yang belum bekerja. “Pendataan itu dilakukan mundur 2 tahun ke belakang untuk mendata lulusan alumni FE Unesa setelah lulus,” terangnya. Ninda juga menjelaskan beberapa kendala yang dialami Pusat Karier. Di antaranya, ketika hendak bekerja sama dengan Disnaker diperlukan Job Center/ Pusat Karier dari pusat (universitas) karena itu persyaratan dari Disnaker agar dapat mengadakan Job Fair bekerja sama dengan Unesa. Namun, yang jadi kendala di universitas BKK (Bursa Kerja Khusus) belum terbentuk sehingga susah bekerja sama dengan Disnaker. Ninda berharap Pusat Karier bisa mendapatkan dukungan dari universitas sehingga setiap fakultas tidak berjalan sendiri-sendiri. “Yang jelas, jobcenter/pusat karier ini mewadahi mahasiswa untuk mempersiapkan diri di dunia kerja, dan mewadahi informasi lowongan kerja untuk alumni,” tandasnya. n (KIKI)


KIPRAH LEMBAGA

Menengok Pusat Studi Pembinaan Ideologi di Unesa

UPAYA TANGKAL RADIKALISME DI LINGKUNGAN KAMPUS

M

araknya isu radikalisme akhir-akhir ini, mendorong Unesa mendirikan Pusat Studi Pembinaan Ideologi sebagai upaya melakukan pembinaan untuk menangkal radikalisme di lingkungan kampus. Pusat Studi ini berada di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Lembaga ini diresmikan awal tahun 2019 dan dideklarasikan pada upacara HUT RI ke-74 di halaman gedung rektorat Unesa Kampus Lidah Wetan Surabaya. Dr. Imam Marsudi, M.Si, Ketua Pusat Pembinaan Ideologi mengatakan bahwa latar belakang pendirian pusat studi itu adalah untuk merespon maraknya gerakan radikalisme baik yang mengatasnamakan agama maupun kelompok serta ideologi lain yang mengancam keselamatan bangsa. Gerakan yang membahayakan itu, terang Imam, sudah mulai terangterangan beraksi, bahkan menyerang alat-alat negara. “Contohnya, lembaga kepolisian yang diteror oleh oknum kelompokkelompok tertentu, penyerangan kelompok lain yang mengatasnamakan agama, maupun upayaupaya lain bermaksud menggantikan ideologi Pancasila,” terangnya.

Dr. Imam Marsudi, M.S

Ahmad Bashri, S.Pd, M.Si

Selain itu, menurut Imam, radikalisme sudah mulai menyasar kalangankalangan muda baik pelajar maupun mahasiswa. Oleh karena itulah, untuk membatasi, menimalisir, dan merendam gerakan tersebut, perlu upaya bersama yang tersistematis menanamkan nilai-nilai Pancasila terhadap generasi milenial agar yang tidak terpapar radikalisme. Kemudian, kata Imam menambahkan bahwa saat ini penanganan radikalisme sudah dibuat aturan internal yang dilakukan oleh Unesa. Di antaranya, penguatan karakter yang diatur dalam panduan teknis implementasi General Education di Unesa. Selain itu, penyisipan materi radikalisme dituangkan pada mata kuliah pendidikan agama maupun pendidikan Pancasila serta pelibatan organisasi kemahasiswaan dalam penguatan ideologi Pancasila. “Secara prinsip, tugas Pusat Pembinaan

Ideologi adalah untuk melakukan pencegahan serta pembinaan baik mahasiswa maupun dosen yang terpapar paham radikalisme,” jelasnya. Imam, yang juga dosen di Fakultas Ilmu Olahraga menyampaikan bahwa lembaga yang dipimpinnya akan melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman pemikiran, sikap, dan perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. “Kami yang terdiri atas 7 orang Pusat Studi Pembinaan Ideologi bakal memberikan pembinaan terhadap oknumoknum yang berupaya merongrong ideologi bangsa dan memecah belah NKRI, termasuk mereka yang tidak menghargai keberagamanan,” tandasnya. Kepada seluruh sivitas akademika Unesa, Imam mengajak bersama-sama untuk meningkatkan kecintaan terhadap tanah air Indonesia, sebagaimana yang tertuang dalam Mars

Majalah Unesa

Unesa: Semangat berjuang mengabdi nusa bangsa, kembangkan ilmu dan seni, membangun berdasarkan Pancasila, siaplah bela negara, tingkatkan peranan sumber daya manusia demi Indonesia tercinta, wujudkan amanat ilmu iman dan takwa, dan Unesa tetap jaya. Untuk mempertegas komitmen, pada momen peringatan HUT RI ke-74, Pusat Studi Pembinaan Ideologi bersama mahasiswa baru mendeklarasikan antiradikalisme, antikorupsi, antinarkoba dan Unesa berprestasi dengan tanda “Salam Lima Jari.” Sementara itu, Ahmad Bashri, S.Pd, M.Si, sekretaris Pusat Studi Pembinaan Ideologi menyampaikan bahwa lembaga ini memiliki beberapa visi dan misi. Visi pembinaan ideologi yakni memperkokoh ideologi Pancasila di Unesa berbasis pendidikan, penelitian, pengabdian dan pengembangan keilmuan. Sedankan misinya adalah: Pertama, meningkatkan akses dan penguatan ideologi Pancasila pada sivitas akademika Unesa. Kedua, meningkatkan kepuasan kerja layanan pembinaan ideologi Pancasila. Dan, ketiga meningkatkan jejaring kerja sama dalam pembinaan ideologi Pancasila. n (SH)

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

21


LAPORAN

KHUSUS

PARA WISUDAWAN TERBAIK PADA WISUDA KE-95 UNESA

MEREKA SIAP MENGABDI SEMBILAN NAMA YANG MEWAKILI JENJANG S3, S2, DAN S1 TERPILIH SEBAGAI WISUDAWAN TERBAIK PADA WISUDA KE-95 UNESA. MEREKA BERHASIL MENDAPATKAN PRESTASI ITU BERKAT KERJA KERAS DAN PERJUANGAN YANG DILAKUKAN SELAMA PROSES MENEMPUH PENDIDIKAN. APA SAJA HASIL KARYA MEREKA?

Kembangkan Media Pembelajaran untuk Taruna DR. YUYUN SUPRAPTO, mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan Pascasarjana berhasil dinobatkan menjadi wisudawan terbaik jenjang S3. Ia mendapatkan IPK 3.90 dengan disertasi berjudul Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Solid State Elektronika pada Taruna di Politeknik Penerbangan Surabaya. Yuyun, demikian panggilan akrabnya sebelumnya pernah berprestasi sewaktu menyelesaikan studi D4 jurusan Teknik Navigasi Udara di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia di Tangerang, Jawa Barat. Kala itu, ia mendapatkan penghargaan lulusan terbaik dari Agum Gumelar, Menteri Perhubungan kala itu. Kini, ketika menempuh S3 di pascasarjana Unesa, ia kembali berhasil mendapatkan predikat wisudawan terbaik. Ia mengaku tertarik mempelajari media pembelajaran sebagai sarana mengimplementasikan keilmuannya. Yuyun memfokuskan penelitian pada pengembangan media pembelajaran. Menurutnya, kemajuan IT saat ini, harus diimbangi dengan pola pembelajaran yang sepadan. Oleh karena itu, ia pun menulis tesis berjudul Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Solid State Elektronika pada Taruna di Politeknik Penerbangan Surabaya. Ia memilih Politeknik Penerbangan Surabaya sebagai objek penelitian, karena selain ia mengajar di sana, dirinya menilai sistem pembelajaran boarding school menarik karena SOP yang dijalankan sangat bagus dari mulai bangun tidur

22

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

hingga tidur kembali. “Taruna atau mahasiswa Politeknik Penerbangan Surabaya memiliki ragam karakter yang berbeda sehingga sangat cocok diterapkan dalam penelitian saya,” ungkapnya. n (HAS/WHY)

Kembangkan Bahan Ajar Saintifik untuk Meningkatkan Berpikir Kritis INDRA NIHLAH ANNASHIH, M.PD, Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Pascasarjana terpilih menjadi wisudawan terbaik jenjang S2 dengan raihan IPK 3,95. Ia menulis tesis berjudul Pengembangan Bahan Ajar IPA Berorientasi Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Indra mengatakan, tesisnya tersebut dilatarbelakangi tiga komponen yakni proses yang dilakukan secara ilmiah, hasil produk bersifat ilmiah, dan sikap secara ilmiah. Kegiatan itu memerlukan proses berpikir tinggi agar mendapat pengetahuan dan pengalaman baru yang menarik bagi siswa. “Kemampuan berpikir kritis harus terlebih dahulu diajarkan karena berhubungan pada analisis dan evaluasi data,” terangnya. Indra menyatakan, pada kenyataannya pembelajaran yang ada di sekolah berpikir kritis siswa belum diajarkan secara maksimal. Hal itu terlihat dari rendahnya keaktifan, partisipasi dan peran siswa dalam proses pembelajaran terutama pada saat penggunaan bahan ajar. “Bahan ajar yang digunakan masih belum memadai untuk membuat siswa berpikir kritis di kegiatan pembelajaran. Sehingga saya berinovasi mengembangkan bahan ajar IPA yang berorientasi pendekatan saintifik untuk meningkatkan berpikir kritis siswa,” ujar putra dari pasangan AH.Zaini, SH, M.Pd dan Kholilah, S.Pd itu. n (IC)

Majalah Unesa


LAPORAN KHUSUS

Eksplorasi Konsep Matematika dalam Tari Kreasi PRESTASI membanggakan berhasil diraih Trisya Maritaria. Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan itu berhasil meraih predikat wisudawan terbaik dengan raihan IPK 3.84. Prestasi itu diraih dengan ketekunan dan kerja keras. Perempuan kelahiran Nganjuk, yang akrab dipanggil Tesa itu mengaku senang dan terharu karena kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil manis. “Semoga ini dapat menjadi kado terindah untuk kedua orang tua saya,” ujar Tesa. Tesa membuat penelitian dalam skripsinya yang berjudul Eksplorasi Konsep Matematika Sekolah Dasar dalam Tari Kreasi. Penelitian itu didasarkan pada pengamatannya terkait tingkat prestasi nilai pembelajaran Matematika yang belum bisa berkembang dengan baik. Bagi Tesa, guru dan peserta didik, tari dapat dijadikan sebagai sumber belajar Matematika yang menyenangkan dan mudah diaplikasikan.. Penerepan hasil eksplorasi seni tari akan disesuaikan dengan waktu pembelajaran dan kesesuaian dengan kompetensi dasar. Jadi, hasil penemuan konsep Matematika pada tari kreasi bisa dijadikan sebagai sumber pembelajaran Matematika dan sekaligus memperkaya konteksnya. n (SH)

Tidak Hanya Terbaik saat Kuliah, tapi juga di Masyarakat PRISKA Okta Avia Martha, mahasiswa S1 Ilmu Olahraga berhasil meraih predikat wisudawan terbaik dengan IPK 3.83. Ia menulis skripsi berjudul Uji Validitas Tes Lari 800 Meter dengan Instrumen Tes Daya Tahan Aerobik (Beep Test) dan Anaerobik RAST.” Perempuan kelahiran Kediri 25 Oktober 1996 ini menganggap peran keluarga sangatl penting bagi kesuksesan hidupnya. Sejak Priska kecil, kedua orangtuanya selalu memberi dukungan dan menemaninya untuk belajar. Orang tua Priska tidak pernah mengekang apa yang ingin dipilih oleh anaknya asalkan semua itu positif. Priska berharap dapat melanjutkan studi S2 beasiswa ke

luar negeri. Ia ingin tetap terus berkarya dan berprestasi dalam bidang Sport Science. Pemilik motto hidup “I haves my own may to go and to do, so I life my live. Be one of a kind” itu mengatakan akan mewujudkan keinginan itu dengan upayaka dan kerja yang optimal. Ia mengatakan, perjuangan dirinya tidak akan usai sampai di sini. Sebab, masih banyak yang perlu diraih di luar. “Saya akan membuktikan bahwa saya pantas menyandang gelar terbaik tidak hanya di bangku kuliah tapi juga dalam bermasyarakat,” jelasnya. (JUM)

Pergerakan Mahasiswa dalam Novel Laut Bercerita MAHASISWA S1 Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni berhasil terpilih sebagai wisudawan terbaik dengan raihan IPK 3.88. Perempuan kelahiran Jombang 16 Mei 1997 itu menulis skripsi berjudul “Pergerakan Mahasiswa dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori (Kajian Subjek SlavojŽižek). Skripsi tersebut menjelaskan tentang mahasiswa yang melakukan gerakan menentang kebijakan pemerintah dan berakhir pada peristiwa penyekapan dan penyiksaan terhadap diri mereka. Kegiatan mahasiswa ini dianggap menggugat pemerintahan Orde Baru yang nyaris tanpa demokrasi. Biru Laut, tokoh utama dalam novel itu, yang melakukan perjuangan untuk menjadikan Indonesia lebih baik dipandang sebagai tindakan radikal terhadap pemerintah. Dalam novel ini itu dijelaskan tujuan berdirinya kelompok studi dan gerakan yang diberi nama Winastra yaitu mendiskusikan berbagai pemikiran alternatif guna melawan doktrin pemerintah yang dijejalkan kepada mahasiswa dan masyarakat sejak Orde Baru berkuasa. Diana berharap bisa terus melanjutkan studinya. Sebab, ia merasa haus akan keilmuan dan akan selalu mengejar ilmu itu walaupun jauh di negeri orang. Ia juga berharap mendapatkan pekerjaan yang membuatnya nyaman, agar tetap dapat belajar, berkreasi, dan berinteraksi dengan dunia luar. n (FBR)

Majalah Unesa

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

23


LAPORAN

KHUSUS

Pantau Status Gizi Balita melalui Metode KnA INTAN ALPINA mahasiswa dari S1 Teknik Informatika Fakultas Teknik berhasil meraih IPK 3,69 dan dinobatkan menjadi wisudawan terbaik pada Wisuda ke-95. Intan, demikian sapaan akrabnya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan menjadi wisudawan terbaik. Perempuan asal Ponorogo itu menceritakan bahwa kedua orang tuanya selalu mengajarkan bagaimana untuk mencapai kesuksesan. Kuncinya adalah sabar, berani mencoba, pantang menyerah, optimis dan selalu ingat kepada Allah Swt. Intan menulis skripsi berjudul Penerapan Metode KnA (Kombinasi K-Means dan Agglomerative Hierarchical clustering). Poin penting dari skripsi itu adalah membuat sistem penentuan status gizi balita menggunakan metode KnA (Kombinasi K-Means dan Agglomerative Hierarchical Clustering) yang dapat bermanfaat bagi orang tua, puskesmas dan posyandu dalam memantau status gizi balita. Sistem ini menampilkan status gizi dalam 3 antropometri utama yaitu status gizi BB/U (Berat Badan Menurut Umur), TB/U (Tinggi Badan Menurut Umur) dan BB/TB (Berat Badan Menurut Tinggi Badan). Sistem ini dilengkapi dengan solusi dan penanganan untuk orang tua dalam mengatasi setiap hasil status gizi balita dari sistem. n (NEA)

Kembangkan LKPD Berbasis KL MAMPU menjadi wisudawan terbaik dalam gelaran wisuda ke-95 merupakan hal yang tak pernah diduga oleh Sonia Diantita Savitri. Ia berhasil menjadi wisudawan terbaik FMIPA dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.90. Wisudawan dari Prodi Pendidikan Biologi angkatan 2015 ini menyampaikan bahwa prestasinya ini berkat ketekunan dan semangat dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab selama kurang lebih 4 tahun menempuh pendidikan di Unesa. Mahasiswa kelahiran Sidoarjo 22 tahun lalu itu berhasil menyelesaikan skripsi berjudul Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis Metakognitif Know-Learned (K-L)

24

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

pada Materi Virus untuk Melatihkan Ketrampilan Metakognitif.� Ketika melaksanakan PPL di SMAN 1 Sidoarjo, Sonia mengembangkan LKPD yang dirasa masih kurang. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan metakognitif agar sesuai dengan pembelajaran abad 21 yang menuntut ketrampilan berpikir kreatif, kritis dan analitis. Selain menempuh pendidikan, Sonia juga terbilang aktif mengikuti organisasi. Ia pernah menjadi Staff Departement Pengabdian Masyarakat dan Lingkungan BEM FMIPA selama 2 periode kepengurusan. Selain aktif berorganisasi, Sonia juga mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dengan mengikuti beberapa seminar nasional. Di antaranya Seminar Nasional Biologi (2018 dan 2019) dan Seminar Nasional Biologi yang diselenggarakan UNS (2017). n (SUR)

Raih Prestasi Akademik, meski Disibukkan Seabrek Aktivitas SEABREK aktivitas di kampus, tak membuta Dwi Asih Triska Wardhani minim prestasi. Buktinya, perempuan yang akrab dipanggil Wardhani itu berhasil menjadi salah satu mahasiswa lulusan terbaik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) dengan IPK 3,75. Wardhani menulis skripsi berjudul Persepsi Guru SMP Negeri 1 Jabon tentang Pemidanaan Guru sebagai Dampak Penggunaan Corporal Punishment dalam Pendidikan. Skripsinya itu menyoroti kasus-kasus penghukuman peserta didik yang mengakibatkan guru dipidana. Salah satu bentuk corporal punishment contohnya adalah berupa cubitan. “Penelitian saya bertujuan mendeskripsikan persepsi guru tentang pemidanaan guru sebagai dampak penggunaan corporal punishment dalam pendidikan,� ujarnya. Putri dari pasangan Kadar Suroso dan Sulastri ini tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik, ia juga sering mengikuti berbagai macam kegiatan dan organisasi, di antaranya menjadi President of Komunitas Pecinta Pancasila (KITA), sekretaris di BEM FISH Unesa dan masih banyak lagi. Ia juga kerap mengikuti berbagai lomba, di antaranya The 4th Winner of Civic Project Competition in National Level presented by Universitas Negeri Malang (2017), The 7th winner of Paper Competition in East Java Level presented by BEM FBS UNESA (2017), Semifinalist of Paper Competition in National Level on Galaksi Event presented by UKIM Unesa (2016), dan Delegation for the Pancasila Congress in the Gadjah Mada University pada 2016. n (EM)

Majalah Unesa


LAPORAN UTAMA

Fasilitas dan Motivasi Belajar, Tingkatkan Prestasi Akademik NURIL ISLAMIYAH mahasiswi jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi angkatan 2015 berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan raihan IPK 3.83. Ia menyusun skripsi berjudul “Pengaruh Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi 2017 Univeristas Negeri Surabaya”. Dalam skripsinya, putri dari pasangan Bambang riyanto dan Siti Nurhayati itu meneliti pengaruh fasilitas belajar di jurusan Pendidikan Ekonomi Unesa dan motivasi belajar intrinsik

dalam diri mahasiswa terhadap prestasi belajar yang diambil dari nilai IPK mahasiswa semester akhir. Poin penting dalam skripsinya menunjukkan bahwa fasilitas belajar dan motivasi mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa baik secara simultan maupun parsial. Kedua faktor tersebut, menurut Nuril adalah faktor internal dan eksternal yang memengaruhi proses belajar. Hasil yang diperoleh ditunjukkan berupa IPK dari proses belajar mahasiswa. “Jadi. jika kampus memiliki fasilitas yang bagus dan memadai dibarengi dengan motivasi belajar yang tinggi maka akan diperoleh nilai akhir berupa prestasi belajar akademik yang baik (IPK),” ungkap Anis yang mengaku mendapatkan ide skripsi dari telaah skripsi terdahulu dan rekomendasi dosen pembimbingnya. Nuril mengaku tidak pernah membayangkan akan menjadi pamuncak FE. Apalagi, rata-rata mahasiswa FE bagus-bagus nilainya. “Alhmdulillah, saya cuma berusaha semampu saya, tawaduk dengan dosen dan berdoa. Selebihnya, tawakal kepada Allah Swt,” ungkapnya merendah. n (KIKI)

WISUDAWAN UNESA KOMPETEN, BERKONTRIBUSI UNTUK BANGSA

U

niversitas Negeri Surabaya (Unesa) bertekad untuk mencetak lulusan yang kompeten dan kompetitif. Lulusan yang kompeten memiliki kecakapan profesionalitas di bidangnya dan tidak cepat putus asa, sejalan dengan perkembangan jaman. Sementara, lulusan kompetitif memiliki daya saing yang andal. Lulusan yang

kompeten, dengan demikian, juga profesional bukan hanya dalam keilmuan yang ditekuninya, melainkan juga dalam sikap dan perilaku kerja yang hendak diterapkan di masa depan. Perpaduan soft skills dan hard skills, yang telah dipelajari selama belajar di kampus, diharapkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Wisudawan yang kompeten dan profesional juga bersikap terbuka dan positif terhadap setiap perubahan dalam percaturan global (atau berwawasan global), sehingga mereka juga harus melakukan langkah inovatif dan adaptif untuk siap berkolaborasi dan mampu mengatasi berbagai tantangan. Era industri 4.0 menuntut individu-individu yang bercirikhas demikian. Jika tidak demikian, dapat dipastikan, mereka akan tenggelam dalam gelombang besar perubahan yang serba cepat. Dengan kompetensi semacam itu, wisudawan Unesa memiliki daya saing yang andal. Mereka memiliki posisi tawar (bargaining position) yang dapat dibanggakan, bukan hanya pada tingkat nasional, melainkan juga tingkat internasional. Dengan kata lain, mereka memiliki value yang tinggi dalam pasar kerja. Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes Rektor Unesa

Majalah Unesa

Dalam era industri 4.0 kehadiran tenaga asing tidak dapat dielakkan, meski belakangan kerap dianggap membegal pasar kerja dalam negeri. Namun, bagi wisudawan yang benarbenar kompeten dan kompetitif, tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan jika harus dihadapkan dengan tenaga asing. Persaingan itu sebuah keniscayaan. Hal ini perlu disadari dan dihayati sepenuhnya. Dalam persaingan itu ada berbagai tantangan yang perlu dijawab dengan kerja dan prestasi nyata. Nah, di sinilah posisi penting wisudawan kompeten dan kompetitif. Mereka justru tertantang untuk menunjukkan keunggulan-keunggulan kreatif mereka dalam menjawab tantangan. Kehadiran individu-individu yang demikian akan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan kerja mereka. Pada skala besar, pada hakikatnya mereka juga memberikan kontribusi bagi bangsa ini. Bukankah kemajuan dan kehebatan sebuah bangsa merupakan buah kontribusi dari anak-anak bangsa? Mudah-mudahan wisudawan Unesa benar-benar memiliki kompetensi yang profesional, daya saing yang andal, mantap bersaing dalam dunia kerja, dan siap memberikan kontribusi besar untuk bangsa. Hanya dengan demikian, mereka akan mengharumkan diri dan almamater Unesa tercinta. n

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

25


SPEAK UP

PEMBELAJARAN SASTRA RAMAH ANAK, GURU PERLU BANYAK INOVATIF Pakar sastra anak, Prof. Dr. Suyatno, M.Pd mengatakan bahwa di era 4.0, pembelajaran inovatif menjadi kunci sukses pendidikan anak. Oleh karena itu, diperlukan guru dengan ragam metode anak yang inovatif dan kekinian sehingga sesuai dengan zamannya.

M

enurut Suyatno, demikian ia akrab dipanggil, pendidikan anak 4.0 harus memuat teori, strategi, dan teknik yang sesuai dengan era 4.0. Eranya harus fokus pada detail anak. Sebenarnya anak-anak Indonesia semuanya potensial menjadi orang pandai dan hebat. Namun, karena masih ada strategi yang kurang maksimal sehingga hanya 40% saja yang berhasil mengembangkan potensi itu. “Kata kunci di era 4.0 ini adalah guru harus memunyai ragam metode anak, lalu diterapkan kepada satu anak dengan anak lain. Jangan sampai dari 20 tahun yang lalu metode mengajar yang digunakan sama sehingga guru terjebak dengan gaya tunggal yang dipakai,” ungkapnya. Sebenarnya, terang Suyatno, guru tahu akan hal itu (mengajar dengan gaya itu itu saja) tapi tidak ada kesadaran mengubah itu. Jika bisa mengubah metodenya Suyatno yakin akan menjadi ragam metode yang variatif, sehingga memungkinkan potensi anak berkembang semakin cepat. Suyatno yang juga aktivis Gerakan Pramuka itu menyatakan, banyak cara melakukan gaya pembelajaran. Misalnya pembelajaran model DNA yang mengadopsi pola pembelajaran Steve Jobs. Ada juga teori konstruksi pembelajaran yang sejak dulu sudah ada, tapi guru masih belum mau memilih itu. “Guru harus menghasilkan karya inovasi dan yakin pada potensi anak. Guru tidak boleh hanya sekadar menjelaskan, tapi harus melampaui itu dan dapat memproduksi sesuatu. Guru harus punya keberanian tingkat tinggi untuk berkreasi dan berinovasi,” jelasnya.

26

Prof. Dr. Suyatno, M.Pd

Begitupun dengan pembalajaran sastra anak, guru harus mampu menjadi spirit untuk mengembangkan potensi anak dalam dunia sastra. Anak usia tujuh tahun, terang Suyatno, banyak yang sudah bisa membuat cerpen. Anak juga sudah mampu membuat cerita, paragraf, dan ideide luar biasa. Banyak sekali cerita yang dapat dibuat. Sayangnya, guru jarang mengeksplorasi anak untuk mengemukakan ceritanya. “Kita masih menganggap anak itu kosong, padahal anak sudah mendapatkan ilmu dari banyak media seperti youtube, tv, internet. Sastra teramat penting untuk menghadapi era 4.0 karena melalui sastra ide anak bisa melejit melebihi harapan kita pada anak,” paparnya. STRATEGI MEMOTIVASI ANAK DI DUNIA SASTRA Menurut Suyatno, agar anak tertarik dengan pembelajaran sastra, maka perlu membangun imajinasinya. Imajinasi anak itu jalan inovasi. Imajinasi anak adalah harta karun yang luar biasa. Ketika anak sering

| Nomor: 131 Tahun XX - Agustus 2019 |

Majalah Unesa

dan terus menerus berimajinasi maka imajinasinya akan lebih hebat lagi. “Imajinasi adalah pertemuan anak dari konvensional hingga modern. Titik pengembangan sastra adalah imajinasi,” tandasnya. Mengenai sastra di Indonesia, Suyatno mengatakan bahwa perkembangan sastra anak sudah sangat baik. Terdapat ribuan karya sastra anak yang dihimpun oleh KNKT dengan berbagai ide hebat. Bagi Suyatno, sastra harus dianggap sebagai medium agar anak bisa bermain dan berimajinasi kata demi kata. “Indonesia saya rasa sudah siap. Namun guru juga harus pandai dalam berinovasi dan percaya pada potensi anak. Anak harus diberi kesempatan dalam berkarya. Inquiry, discovery,dan imajinasinya, itu yang penting,” ungkap guru besar sastra anak FBS Unesa itu. Mengenai pembelajaran pada calon guru di Unesa, Suyatno menilai sudah sesuai namun belum semuanya. Oleh karena itu, ia berharap pada rekan-rekan dosen di Unesa agar dapat memberikan kualitas perkuliahan yang lebih dan memicu mahasiswa berinovasi. Menurutnya, guru yang biasa itu menjelaskan, guru yang baik itu mendemonstrasikan, dan guru hebat itu menginspirasi. “Unesa sangat punya potensi. Saya percaya betul dengan Unesa dan potensi dosennya untuk melejitkan proses pembelajaran dan kualitas pembelajaran ke depan. Saya juga berharap agar pembelajaran yang inovatif terus meningkat di Indonesia. Banyak sekali medium yang bisa digunakan seperti sastra. Sastra anak dapat membantu anak untuk berimajinasi,” pungkasnya. n (FBR/HASNA)


SPEAK UP

PEMBELAJARAN RAMAH ANAK MIPA, HARUS DILAKSANAKAN SECARA KONTEKSTUAL Dunia pendidikan saat ini memasuki era 4.0 yang ditandai dengan revolusi industri ke-4 dan dimulai dengan revolusi internet. Salah satu teknologi pintar yang sangat diminati masyarakat adalah gadget yang sangat memiliki multifungsi. Kemudahan tersebut memiliki dampak negatif pada anak, yaitu menjadi malas membaca, kurang menghargai proses karena semua dapat diperoleh secara instan, dan anak menjadi egois serta berlebihan mencintai diri sendiri.

W

akil Dekan bidang Kemahasiswaan dan Alumni FMIPA, Dr. Sifak Indana, M.Pd menjelaskan bahwa menciptakan proses pembelajaran yang tetap ramah anak di era revolusi industri 4.0 harus dilaksanakan secara kontekstual di usianya. “Sistem pendidikan di MIPA mulai dari konten, proses, hingga evaluasi semuanya haruslah didasarkan pada kebutuhan anak” papar Sifak. Menurut Sifak, tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan dua cara yakni instructional effect dan nurturant effect yang berarti dampak langsung maupun tidak langsung. Untuk strategi pembelajaran itu tidak boleh hanya merupakan dampak penyerta tapi harus merupakan dampak langsung. Hal itu dapat tercapai jika stategi pembelajaran ini benar-benar dirancang dan sekaligus dibelajarkan. “Misalkan pada mata kuliah Inovasi Pembelajaran, kami memiliki pola penyajian teori, modeling pembelajaran, workshop pengembangan perangkat belajar dan diakhiri dengan simulasi pembelajaran,” terang Sifak. Lebih lanjut Sifak menerangkan bahwa kegiatan penyajian teoeri dan modeling pembelajaran disampaikan oleh dosen dengan cara memodelkan cara mengajarkan setelah menyajikan teori. Dengan demikian, mahasiswa dapat memeroleh gambaran bagaimana bentuk pembelajaran tersebut. Sedangkan workshop dan simulasi yang melaksanakan adalah mahasiswa. Setelah mahasiswa mendapatkan teori dan modelling, mereka harus dapat

merancang pembelajaran sekaligus mensimulasikan (mengajar dengan pola peerteaching). Dosen Prodi Pendidikan Biologi tersebut menuturkan bahwa di FMIPA strategi ini ada di kurikulum S1, baik dalam mata kuliah landasan pendidikan maupun di pembelajaran inovatif 1 dan 2 serta dalam PPP (Pengembangan Program Pembelajaran). Dengan model seperti itu, para calon pendidik di MIPA telah mendapatkan bekal yang kuat dalam proses perencanaan pembelajaran maupun pekaksanaannya dalam tugas mendidik siswa yang ramah anak. Dalam aplikasinya, Sifak juga memberikan contoh pendidikan ramah anak dalam pembelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam. Di antaranya, dalam pengembangan perangkat pembelajaran sudah disediakan link yang mengarahkan pada pencarian sumber informasi, penggunaan virtual learing dalam perkuliahan, tidak menampilkan gambar yang mengandung unsur kekerasan dalam bahan ajar, tugas yang menantang dalam LKS sesuai kebutuhan anak, serta menggunakan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran. Menurutnya, pembelajaran harus menggabungkan pengetahuan sebagai isi, dan ketrampilan sebagai ‘kendaraan’ dan juga sikap sebagai petunjuk arah yang harus diikuti. Sehingga, prosedur yang ada di bahan ajar maupun LKS selalu menuliskan atau didahului dengan informasi tentang keselamatan kerja anak yang dipandu oleh guru saat

anak tidak dapat melakukannya. Sifak menambahkan, penerapan pendidikan ramah anak dalam pembelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam bukannya tanpa hambatan. Misalnya, mahasiswa sebagai calon guru yang akan mengaplikasikan pendidikan ramah anak di sekolah yang memiliki latar belakang berbeda, jika ingin disamakan persepsinya tentu membutuhkan waktu dan proses yang cukup panjang. Sementara tagihan dari kurikulum untuk mengajarkan pendidikan ramah anak sudah di-setting sedemikian rupa. “Penggunaan gadget dalam pembelajaran juga sulit membendung anak-anak didik untuk tidak membuka konten pornografi dan kekerasan,” sambungnya. n (SURYO)

Dr. Sifak Indana, M.Pd

Majalah Unesa

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

27


ARTIKEL

POPULER

PKK, LAYAKKAH TETAP BERNAUNG DI BAWAH FT? BAGIAN PERTAMA TULISAN INI DIILHAMI SEBUAH KEGELISAHAN YANG CUKUP LAMA MENGENDAP. SEJAK MUNCUL KEBIJAKAN WIDER MANDATE BAGI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN (LPTK), ATAU INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP), PADA TAHUN 1999. DENGAN KEBIJAKAN PERLUASAN MANDAT TERSEBUT, IKIP YANG AWALNYA HANYA MENAUNGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN, DIIZINKAN UNTUK MEMBUKA PROGRAM STUDI MURNI.

S

ejak saat itu, fakultas pendidikan teknologi kejuruan (FPTK) di semua IKIP negeri berubah menjadi fakultas teknik (FT). Mulai saat itu juga, keberadaan jurusan PKK di bawah FT sebenarnya sungguh sangat tidak relevan. Sejarah PKK masuk dalam payung FT tidak terlepas dari sejarah Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Indonesia. PKK sebelumnya bernaung di bawah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Lantas pada tahun 1983, di IKIP Surabaya (yang sekarang menjadi Unesa), berdasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, nama Fakultas Keguruan Teknik (FKT) berubah menjadi Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK). Bersamaan dengan itu juga PKK yang sebelumnya berada di bawah FIP, berintegrasi di bawah FPTK. Pengintegrasian ini tentu saja dengan salah satu pertimbangan karena PKK mengandung muatan teknologi dan kejuruan. PKK, yang di dalamnya terdapat program studi tata boga, tata busana, dan tata rias, salah satu tugas utamanya adalah menyiapkan guruguru di SMK Kelompok Pariwisata. Sama halnya degan Teknik Mesin, Teknik Bangunan, Teknik Elektro, yang berada dalam naungan FT, salah satu tugas pokoknya adalah menyiapkan guru-guru di SMK, namun dalam

28

oleh Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd.

kelompok Teknologi dan Rekayasa. Maka sangat bisa dipahami bila PKK bergabung dalam payung FPTK. Saat itu. Pada tahun 1999, sejalan dengan kebijakan “wider mandate”, IKIP Surabaya berubah menjadi Universitas Negeri Surabaya melalui Surat Keputusan Presiden RI Nomor 93 tahun 1999. Pada saat itu, Jurusan PKK sebenarnya mulai tidak terlalu ‘match’ ada dalam payung FT, karena basic keilmuan di FT adalah “pure engineering”. Namun demikian, karena belum memungkinkan untuk melepaskan diri dan menjadi fakultas yang berdiri sendiri, PKK tetap terintegrasi dalam FT sampai sekarang. Pada tahun 2017, jurusan PKK mulai menyusun naskah akademik dan proposal pendirian fakultas.

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

Majalah Unesa

Nama yang diusulkan awalnya adalah Fakultas Ilmu Kesejahteraan Keluarga (FIKK). Beberapa kali naskah akademik dan proposal direvisi berdasarkan masukan dari berbagai pihak, termasuk pihak rektorat dan Ristekdikti. Nama terakhir yang disetujui oleh Ristekdikti, setelah dilakukan visitasi, adalah Fakultas Ilmu Keluarga dan Kewirausahaan (FIKK). Selanjutnya pada awal Agustus 2018, Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti) Kemristekdikti, menerbitkan surat tentang usul pendirian FIKK, bersamaan dengan usul pendirian Fakultas Seni dan Desain. Isi surat tertanggal 7 Agustus 2018 itu intinya adalah Kemristekdikti tidak keberatan atas usul pendirian kedua fakultas tersebut. Pada saat itu, jurusan PKK sangat optimis bisa berdiri sendiri sebagai fakultas yang terpisah dengan FT. Setelah ditunggu berberapa bulan, bahkan sudah melewati tahun 2018 dan menginjak 2019, surat izin dari kemristekdikti belum juga terbit. Ternyata penantian itu sia-sia. Berdasarkan surat dari Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti tertanggal 14 Februari 2019, diberitahukan bahwa usul pendirian fakultas FIKK tidak dapat diproses lebih lanjut. Dalam surat tersebut, alasan penolakan tidak dijelaskan.


ARTIKEL POPULER Kajian Historis dan Body of Knowledge Ilmu Kesejahteraan Keluarga (IKK) Di atas disinggung bahwa setelah FPTK menjadi FT, sesungguhnya PKK sudah tidak relevan lagi berada dalam naungan FT. Untuk menjelaskan hal ini, perlu dicermati tubuh keilmuan (body of knowledge) Ilmu Kesejahteraan Keluarga (IKK), yang merupakan core keilmuan PKK. IKK diterjemahkan dari istilah Home Economics dan/ atau Family and Consumer Sciences. Dua istilah ini secara luas digunakan di negara-negara maju seperti Amerika, Australia, dan negara-negara Eropa, dan juga beberapa negara di Asia. Menilik sejarahnya, IKK mulai diajarkan secara formal sejak 1871, saat kelashome economics pertama dibuka di Iowa State College, dengan mata kuliah yang disebut ‘domestic economy’. Disusul kemudian oleh Kansas Agricultural College tahun 1873, dan Illinois Industrial University pada tahun 1874. Sejak saat itu, kesempatan pendidikan bagi perempuan terbuka luas. Pada tahun 1899, pelatihanpelatihan yang bersifat akademik dan pendidikan bagi orang dewasa, bersamaan dengan meningkatnya jumlah imigran, industrialisasi, dan urbanisasi, menjadi embrio pengembangan disiplin ilmu IKK, yang digagas pertama kali di Konferensi Lake Placid tentang Home Economics. The Lake Placid Conferences on Home Economics (1899–1909) juga menghasilkan American Home Economics Association (AHEA) dan Journal of Home Economics. Misi bidang Home Economics sebagaimana dikemukan adalah “to improve family wellbeing by enabling families to be successful in their reciprocal relationships with the environments in which they function. “ Perkembangan home economics dan tubuh pengetahuannya (body of knowledge) mulai dipertimbangkan pada akhir abad ke-19, dan mengalami perubahan yang cepat sebagai akibat dari revolusi industri. Perubahan ini memiliki dampak yang signifikan terhadap isu-isu sosial kehidupan

keluarga, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan, dan mengubah tatanan keluarga dan kehidupan keluarga (Reiger, 1986). IKK muncul sebagai dampak dari isu-isu sosial pada kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Pada awalnya (1880-1924) IKK muncul dalam menanggapi isuisu sosial saat itu. Hal ini dianggap sebagai fase yang sangat progresif, disertai dengan gelombang pertama feminisme yang melegitimasi pekerjaan perempuan. Dasar dari kajian ini adalah praktek kerja diintegrasikan dengan misi sosial. Body of knowledge IKK meliputi: sanitasi, kesehatan, manajemen keluarga dengan menggunakan dasar-dasar ilmiah, serta pengakuan kontribusi bidang seni dan masuknya perspektif sosial dan filosofis. Pengajaran keterampilan hidup (life skill) adalah fokus utama dari IKK pada awalnya (AAFCS, 2006). Pada perkembangan selanjutnya, penekanan IKK bergeser ke fokus yang lebih besar yaitu pada manajemen dan efisiensi dalam menghadapi iklim sosial, ekonomi dan politik (akibat Perang Dunia 2). Paradigma ilmiah terus dimanfaatkan untuk memperjuangkan kesejahteraan individu, bersamaan dengan penekanan pada ekonomi konsumen (consumer economics). IKK merespon peningkatan konsumerisme dengan terus fokus pada konsumen dan paradigma ilmiah (1961-1981). Selama tahun 1970-an paradigma organismik diadopsi. Paradigma ini mengidentifikasi pentingnya hubungan antara individu dan anggota keluarga (McGregor, 1997). Paradigma organismik memaknai keluarga adalah sebuah kesatuan dimana di dalamnya terdapat bagian–bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing–masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Selanjutnya (1982-2002), adalah periode globalisasi dan post-modern. IKK terus fokus pada pentingnya keluarga dan kebutuhan keluarga. Dalam menanggapi perubahan sosial yang cepat, IKK mempromosikan penggunaan paradigma kontekstual,

Majalah Unesa

yaitu sebuah perspektif kritis global yang eco-centered. Selanjutnya pada 2006, IKK mengalami kebangkitan global sebagai komunitas, bergulat dengan sejumlah masalah yang berhubungan dengan kesehatan, berkaitan secara langsung dengan pilihan makanan yang mempengaruhi kesejahteraan individu dan keluarga. IKK dideskripsikan sebagai profesi yang interdisipliner dan multidisipliner, dengan pentingnya keluarga sebagai inti (core) dari segala sesuatu yang dilakukan oleh para profesional di bidang tersebut (Kieren, Vaines & Badir, 1984; Vaines, 1980; Pendergast, 2005). Dalam mobilitas masyarakat global saat ini, ada kebutuhan untuk konsisten dalam hal bahasa umum yang diakui secara internasional. International Federation for Home Economics (IFHE) meresmikan pemahaman internasional tentanghome economics, yaitu: “The study of household management for achieving the highest quality of life”(IFHE, 2004). IFHE mendukung kebutuhan IKK untuk mengajarkan teori yang penting dan terpadu secara kultural untuk peningkatan kapasitas manusia, dan mengidentifikasi tantangan yang ada guna mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik dan mengembangkan kompetensi hidup. Selain itu, IKK harus dilihat dalam konteks ‘studi keluarga’, dan sebaliknya, dalam konteks holistik. Deskripsi yang lebih diperluas adalah: 1) peningkatan kualitas hidup sehari-hari bagi individu, keluarga dan rumah tangga melalui pengelolaan sumber daya mereka; 2) menyoroti dampak dari dampak sosial, ekonomi dan lingkungan pada pengelolaan kehidupan sehari-hari individu, keluarga dan rumah tangga; dan 3) memperluas pemahaman pandangan ekologi dari individu, keluarga dan rumah tangga di lingkungan yang lebih besar (IFHE, 2004). (BERSAMBUNG)

Penulis adalah Kaprodi S3 Vokasi Pascasarjana Uneversitas Negeri Surabaya (UNesa).

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

29


Kabar

PRESTASI

PKM UNESA NAIK KE PERINGKAT 10 BESAR

PRESENTASI: Para mahasiswa yang lolos PKM di ajang Pimnas mendapat suntikan motivasi sebelum berlaga di ajang nasional.

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM) UNESA MENGALAMI PERKEMBANGAN YANG BAIK SETIAP TAHUNNYA. TAHUN 2019 INI, SEBANYAK 9 TIM PKM DARI UNESA BERHASIL LOLOS UNTUK BERSAING DI AJANG PIMNAS (PEKAN ILMIAH MAHASISWA NASIONAL) DI UNIVERSITAS UDAYANA BALI PADA 27 S.D 31 AGUSTUS 2019. MENINGKATKNYA PKM UNESA YANG LOLOS KE PIMNAS MENINGKAT MEMBAWA UNESA MASUK KE PERINGKAT 10 BESAR.

R

ektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan M.Kes, memberi hadiah bebas skripsi bagi mahasiswa yang berhasil lolos pimnas. Hadiah itu tentu menjadi motivasi besar bagi mahasiswa lain agar lebih inovatif dan kreatif dalam ajang PKM berikutnya. Program Kreativitas Mahasiswa merupakan program tahunan dari Belmawadikti. Sedangkan Pimnas merupakan ajang nasional bergengsi yang mempertemukan banyak mahasiswa kreatif dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Mereka yang berhasil menang di Pimnas dapat dengan mudah masuk ke BUMN “Untuk sampai lolos ke pimnas tidak

30

sembarang orang mampu melampaui,” terang Dr. Sifak Indana, M.Pd selaku Koordinator PKM Unesa. Menurut Sifak, sembilan tim yang berhasil lolos pimnas berasal dari Fakultas teknik sebanyak 3 orang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebanyak 2 orang, Fakultas Ekonomi sebanyak 2 orang dan Fakultas Ilmu Olahraga sebanyak 2 orang. Sejak awal, terang Sifak, Unesa telah mempersiapkan para mahasiswa untuk PKM dari tingkat jurusan hingga universitas. Dari awal pembuatan proposal mahasiswa terus mendapatkan pengawalan, di bawah tim penalaran Unesa. Tim

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

Majalah Unesa

penalaran merupakan perwakilan dari setiap fakultas. “Tahun ini terdapat dua perwakilan dari setiap fakultas sehingga pengawalan terhadap proposal PKM akan menjadi lebih intensif,” ungkapnya. Sifak menjelaskan, tim yang proposalnya berhasil lolos untuk didanai, Unesa mengadakan akselerasi menuju pimnas. Akselerasi tersebut juga dikawal mulai dari cara pengisian logbook hingga cara menyusun laporan. Mahasiswa-mahasiswa tersebut harus mempresentasikan dan memperlihatkan hasil dari PKM mereka di dalam Monev (Monitoring Evaluasi) eksternal yang diselenggarakan di Unesa. “Dari hasil monev tersebut akan


KABAR PRESTASI diumumkan tim mana yang berhasil lolos menuju pimnas,” terang Sifak. Sebagai salah satu persiapan, Unesa mengundang orang-orang yang memang berkecimpung di bidang tersebut dan juga para alumni yang pernah lolos dan menang di pimnas tahun sebelumnya. “Kita sudah berikhtiar sangat maksimal. Dan, saya yakin anak-anak Unesa juga memiliki kemampuan yang sama dengan perguruan tinggi yang lain,” jelas Sifak lagi. Masih menurut Sifak, mahasiswa sejak awal sudah diperkenalkan dengan PKTI (Pelatihan Karya Tulis Ilmiah) dan telah diarahkan menuju penelitian 5 bidang tersebut sehingga mahasiswa sudah mampu dan terbiasa dalam menulis karya ilmiah ke depannya. Berkaca dari pengalaman dan keberhasilan perguruan tinggi lain, Unesa terus melakukan perbaikan demi peningkatan mutu PKM menuju pimnas. Sifak berharap bahwa dengan masuknya sembilan tim tersebut dapat memberikan medali bagi Unesa dan mengulang kembali kemenangan pimnas di tahun 2017. Sehingga dapat membawa harum nama Unesa dan menginspirasi mahasiswa Unesa baik yang sekarang maupun yang ingin mengikuti PKM bahwa Unesa dapat berjaya di pimnas. Salah satu mahasiswa yang berhasil lolos pimnas adalah Febryansah Gilang Aris Pradana. Ia berhasil lolos bersama timnya menuju pimnas 2019 dengan dua judul PKM-M “ANTI SALTING (Penerapan Painting Stone dalam Circuit Training) untuk siswa Tunanetra dan PKM-PSH “Seni Tradisi Ojhung sebagai strategi pengembangan wisata berbasis sport tourism di Sumenep. Gilang mengaku bersyukur karena di akhir masanya sebagai mahasiswa, untuk kedua kalinya dapat membawa Unesa lolos ke pimnas. Menurut Gilang, berbeda dengan tahun lalu yang lolos satu judul, tahun ini menjadi tantangan sekaligus tanggung jawab besar karena harus menyelesaikan dua judul PKM yang lolos. “Tapi. saya sangat beruntung karena memiliki tim yang solid dan dosen pembimbing yang baik, sehingga tantangan itu bisa saya lalui,” ujar Gilang. n (HASNA)

MIBER KUY, SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM SATE TELUR PUYUH

PKM: Tim PKM Unesa yang berhasil membuat solusi untuk UMKM berupa Miber Kuy.

P

ermasalahan klasik yang dialami oleh pelaku usaha sate telur puyuh adalah belum tersedianya mesin pengupas kulit telur puyuh yang simpel, praktis, dan harganya terjangkau. Karena kondisi itu, rata-rata pelaku usaha kecil tersebut menggunakan cara manual yang menguras waktu dan tenaga. Mahasiswa PKM Fakultas Teknik Unesa membuat solusi dengan mesin buatannya bernama MIBER KUY yang praktis, mudah dioperasikan, dan desainnya simpel sehingga cocok bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Seperti apa? Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan kuliner melimpah. Kota Surabaya, misalnya, memiliki banyak jenis olahan makanan. Di warung kecil dan angkringan, kerap dijumpai camilan khas seperti gorengan, nasi kucing dan salah satunya adalah sate telur puyuh. Di beberapa daerah, telur puyuh dianggap biasa saja bukan merupakan hidangan istimewa. Namun, di balik bentuknya yang mungil, ternyata telur puyuh memiliki nilai gizi sangat tinggi dan cocok untuk para ibu hamil. Menurut penelitian dari Universitas Cornell, New York AS, orang (ibu hamil) yang mengonsumsi telur puyuh dapat

Majalah Unesa

mengurangi risiko bayi terkena penyakit yang berhubungan dengan metabolisme, tekanan darah tinggi, atau diabetes. Di sisi lain, pengolah dan buruh olahan sate telur puyuh mengalami masalah waktu dan tenaga yang terkuras karena proses olahan sate telur puyuh masih dilakukan manual akibat belum adanya teknologi tepat guna untuk membantu proses produksi. Selain itu, pelaku UKM masih kurang pengetahuan untuk pengolahan telur puyuh yang praktis dan efisien. Permasalahan yang menjadi momok utama bagi pelaku UKM kuliner telur puyuh rebus itu sesuai dengan hasil observasi Tim PKM yang diketuai Fajar Septiawan, mahasiswea Fakultas Teknik Unesa. Ia menjelaskan, telur puyuh walapun kecil bentuknya proses pengolahannya lebih sulit, terutama pada proses pengupasan harus berhati-hati. Sebab, telur puyuh mudah rusak. Jika sudah rusak sudah tidak bisa diolah menjadi olahan sate telur puyuh. Permasalah tersebut menggerakkan Fajar Septiawan dan empat temannya yang tergabung dalam PKM bidang Penerapan Teknologi (PKM-T). Di bawah bimbingan Wahyu Dwi Kurniawan, S.Pd, M.Pd, Fajar Cs membuat inovasi mesin pengolahan

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019

|

31


Kabar

PRESTASI

sate telur puyuh untuk UKM dengan nama MNIBER KUY. Mesin Pembersih dan Pengupas Kulit Telur Puyuh SemiOtomatis dilengkapi dengan sistem Screw Conveyor dan Auto Washer untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas produksi di UKM Sate Telur Puyuh di Surabaya. Menurut Fajar, sebenarnya mesin pengupas telur puyuh sudah ada di pasaran, namun kurang sesuai jika diterapkan pada usaha tingkat menengah. Dandy, salah satu anggota tim PKM-T MIBERKUY mengatakan, pembuatan mesin pengupas telur puyuh sudah ada, tetapi harganya sangat mahal dan digunakan untuk proses produksi skala besar. Jika pengolahan telur puyuh untuk UKM mitra menggunakan mesin tersebut pasti tidak bisa karena ukuran sangat besar dan harganya mahal.

“Oleh karena itu, kami dengan keilmuan yang telah dipelajari merancang mesin dan membuatkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas mitra UKM kami,” terang Dandy. Dandy menerangkan, proses kerja mesin yang dibuat digerakkan motor dan menggerakkan dua poros yang arahnya berbeda. Proses pengupasan telur terjadi saat telur mengalami gesekan antara poros tersebut yakni poros screw conveyor dan poros selang. Kemudian, pembersihan dilakukan dengan selang yang berada di atas yang terhubung dengan pompa air. “Proses pembersihan dengan air terjadi bersamaan dengan proses pengupasan,” paparnya lagi. Masih menurut Dandy, kelebihan mesin MIBERKUY dibandingkan mesin pengupas telur puyuh lain adalah

pengoperasian dan perawatannya mudah, serta memiliki desain yang simpel. Saat ini, pelaksanaan program PKM sudah hampir selesai dan Tim MIBERKUY telah mendapatkan pengumuman dinyatakan lolos PIMNAS. Selanjutnya, akan ada proses monitoring kepada mitra dan persiapan mendapatkan medali emas pimnas. “Kami berharap setelah pelaksanaan PKM dan PIMNAS ini, mitra maupun masyarakat dan mahasiswa dapat melanjutkan inovasi teknologi tepat guna dengan memberikan inovasiinovasi produk selain mesin pengupas dan pembersih telur puyuh. Selain itu, semoga produk yang kami buat bisa dimanfaatkan sebaik mungkin dan bisa diproduksi secara masal,” harapnya. n (SIR/PRIM)

BERPROSES: Tim PKM Unesa yang berhasil membuat Miber Kuy menunjukkan cara kerja dan membuat masyarakat senang atas temuan yang segera bisa dimanfaatkan oleh khlayak umum.

32

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

Majalah Unesa


KABAR PRESTASI

ANTI SALTING, SOLUSI PENINGKATAN MOTORIK BERMUTU BAGI SISWA TUNANETRA BELUM ADANYA PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN YANG TEPAT SEKALIGUS FASILITAS YANG KURANG MEMADAHI, TIM PKM YANG DIMOTORI FEBRYANSAH GILANG ARIS PRADANA MEMBUAT PROGRAM BERNAMA ANTI SALTING DENGAN PENERAPAN PAINTING STONE DALAM CIRCUIT TRAINING UNTUK SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASAN (SLB) A YPAB SURABAYA. PROGRAM ITUPUN DIIKUTKAN PKM DAN BERHASIL LOLOS DIDANAI DIKTI.

S

elama ini, banyak yang menduga bahwa pengajaran bagi siswa disabilitas hanya dapat dilakukan orang yang berkecimpung pada pendidikan luar biasa. Namun, Febryansah Gilang Aris Pradana, mahasiswa Fakultas Ilmu Olahraga mematahkan asumsi itu. Ia bersama teman-temannya dari lintas disiplin keilmuan seperti jurusan seni rupa, pendidikan luar biasa, dan ekonomi berkolaborasi membuat media pembelajaran untuk siswa tuna netra di Sekolah Luar Biasa A YPAB Surabaya. Inovasi itu diberi nama anti salting. Menurut Gilang, demikian panggilan akrabnya, dirinya sudah mengikuti program kreativitas mahasiswa tahun sebelumnya. Namun, menurutnya konsep yang lebih matang adalah tahun ini (2019). Ia mempersiapkan dengan matang, teliti dan penuh pertimbangan. Ia menciptakan inovasi baru dengan subjek yang baru pula. Tentu, tantangan yang dihadapi berbeda karena siswa yang dihadapi tahun ini memiliki keterbatasan dalam indra penglihatan. “Kesabaran benar-benar diuji. Namun, semua dapat kami lalui dengan baik karena tujuan yang diharapkan agar dapat meningkatkan motorik siswa tunanetra di SLB A YPAB Surabaya,” paparnya. Mengenai Anti Salting itu, Gilang menjelaskan bahwa hal itu merupakan penerapan painting stone dalam circuit training untuk siswa tunanetra. Anti Salting

SLBA: Pembelajaran PJOK khusus bagi siswa penyandang tunanetra.

dirancang untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran PJOK dengan menggunakan media pembelajaran agar keterampilan motorik siswa tunanetra meningkat. Media pembelajaran yang digunakan adalah painting stone yaitu batu yang dilukis menggunakan cat timbul sehingga dapat diraba siswa tunanetra. Pada sisi atas painting stone, terang Gilang, terdapat gambar gerakan olahraga yang digunakan sebagai petunjuk atau arahan kepada siswa tunanetra untuk melakukan gerakan olahraga. Sedangkan pada sisi bawah painting stone terdapat keterangan mengenai gerakan olahraga yang harus dilakukan yang dilukis dalam bentuk huruf Braille. “Setelah meraba painting stone dan memahami petunjuk mengenai gerakan yang harus dilakukan, siswa tunanetra menuju circuit training untuk melakukan gerakan olahraga tersebut,” terangnya.

Majalah Unesa

Program ini diklaim Gilang sangat bermanfaat bagi penyandang tuna netra, terutama di SLB A YPAB Surabaya. Sebelumnya, siswa SLB A YPAB Surabaya mengalami permasalahan karena tidak adanya media pembelajaran yang dapat digunakan pada mata pelajaran PJOK. Padahal, media pembelajaran sangat penting untuk merangsang proses belajar siswa sehingga perkembangan motorik siswa dapat dimaksimalkan. Keluhan serupa terkait media pembelajaran juga dialami guru PJOK di SLB A YPAB Surabaya, Aziz. Ia mengaku belum dapat menemukan inovasi yang tepat mengenai media pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran PJOK untuk siswa tunanetra. Selama ini, terang Aziz, pembelajaran PJOK terfokus pada kegiatan senam untuk pemanasan, dilanjutkan dengan permainan tradisional. n (SIR/PRIM)

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019

|

33


Catatan POJOK

K

ADRENALIN

emenangan pada set pertama tak mampu dipertahankan pasangan ganda putra Indonesia Ahsan/Hendra. Tak tanggung-tanggung, pada set kedua peraih juara dunia dua kali itu menyerah telak dengan angka 09-21 atas pebulutangkis andalan Jepang, Hoki/Kobai. Padahal saat set pertama dengan taktis, Ahsan/Hendra gemilang mengakhiri game pertama dengan skor 25-23 setelah melalui tiga kali gamepoint. Permainan begitu ketat. Sangat menarik ditonton. Bahkan seisi stadion tempat pertandingan di Basel, Swiss, Minggu (25/8) turut dibuat tegang. Serasa adrenalin mereka dipompa full sampai ubun-ubun. Saya pun yang menyaksikan langsung melalui layar kaca sampai adem-panas juga dibuatnya. Meski sudah beberapa kali mengendurkan ketegangan dengan membuang sesuatu ke belakang, namun pipis dan kentut tetap belum mampu meredakan rasa tegang yang ada. Memang demikianlah kalau sedang menyaksikan jagoan kita bertanding. Harapan setinggi langit kita curahkan sepenuhnya untuk kemenangan, sementara sumpah serapah kita lontarkan ketika musuh justru mempecundangi jagoan kita. Hendra/Ahsan merupakan satusatunya wakil Indonesia di final Final Kejuaraan Dunia Badminton 2019. Mungkin sudah diprediksi akan menjadi partai paling menarik, sehingga laga final ganda putra ini dihelat paling akhir. Sebagai partai puncak, Hendra/ Ahsan harus meladeni permainan ngeyel pasangan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi. Ngeyel, karena pasangan ganda putra wakil Jepang ini punya komposisi komplet dalam bertahan maupun menyerang area pertahanan lawan. Itu yang dirasakan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kemarin. Kejar mengejar angka harus dilaluinya sebelum meraih gelar juara dunia bulu tangkis ganda putra untuk kali ketiga.

34

Sebuah servis Mohammad Ahsan ke arah Takuro Hoki langsung dengan cepat dikembalikan ke arah Hendra Setiawan. Dengan sigap, Hendra yang bertugas bertahan di bagian belakang secara refleks menghindari laju deras satelcok, dan bulu angsa itu pun mendarat di sisi luar garis belakang lapangan. Selesailah game pertama. Memasuki game kedua, pasangan Jepang langsung bangkit dan membalikkan keadaan. Hoki/Kobai benar-benar menguasai pertandingan, sehingga Ahsan/Hendra pun mengakhiri perlawanannya dengan selisih cukup jauh. Hoki/Kobai menang 21-09. Rupanya Ahsan/ Hendra melepas set keduanya dengan lebih cepat adalah bagian dari strategi.

Buktinya, pada set ketiga, dengan konsentrasi penuh seperti yang tampak disarankan pelatihnya Herry Iman Pierngadi. Bukan tanpa alasan pelatih menyerukan demikian, sebab permainan Hoki/ Kobai telah dipelajari seksama saat menumbangkan unggulan lawanlawannya pada babak sebelumnya. Meski mengawali game ketiga dengan ketinggalan, The Daddies, julukan pasangan Ahsan/Henda mampu mengendalikan pertandingan pada set penentuan ini. Selisih skor mampu dijaga tidak lebih dari dua angka. Secara stabil dan dengan kematangannya, Ahsan dan Hendra kerap membuat lawannya bikin kesalahan-kesalahan sendiri yang menguntungkan. Pengembalian bola keluar atau smes

| Nomor: 132 Tahun XX - Agustus 2019 |

Majalah Unesa

nyangkut di net diladeni dengan cara bertahan yang sigap sesekali dilancarkan dropshot mematikan oleh Ahsan yang membuat Hoki tampak putusasa. Ahsan dan Hendra terus menekan pada kedudukan 20-15. Selisih 5 angka bagi pasangan Indonesia, namun kali ini servis dipegang pasangan Jepang. Kobai melakukan servis ke arah Ahsan dengan baik. Satelcok terus melayang silih berganti melewati net di antara dua sisi bidang lapangan permainan. Sampai akhir, Takuro Hoki melakukan kesalahan saat melakukan pengembalian bola ringan dari Ahsan. Pengembalian Hoki melayang tinggi ke sisi kiri pertahanan Indonesia yang dikawal Hendra Setiawan. Melihat bola yang melayang agak jauh darinya, Henda hanya membiarkan. Seakan yakin bahwa satelcok akan jatuh di luar garis permainan. Dan, nyatanya‌ ya! Takuro Hoki langsung meminta challenge. Permintaan dikabulkan, tapi hasilnya sangat jelas satelcok jatuh di luar kiri garis lapangan. Permainan selesai dengan skor 21-15. Dan, Ahsan/Hendra pun menjadi Juara Dunia ganda putra Bulutangkis Dunia 2019. Ahsan meraih bendra putih dan membentangkannya bersama Hendra. Fotografer dan awak media pun langsung mengabadikan kado istimewa untuk HUT ke-74 RI dari pasangan nonplatnas tersebut. Raihan prestasi itu tercatat sebagai juara ketiga kalinya bagi pasangan Ahsan dan Hendra, setelah sebelumnya raihan yang sama diperoleh pada tahun 2013 dan 2015. Adrenalin pun mulai mereda diiringi euforia kemenangan yang menjalari sekujur tubuh. Keringat perlahan pudar, persendian serasa lepas dari otototot kaku yang sepaneng sepanjang satu setengah jam menyaksikan pertandingan. Terbayarlah sudah semua. Bravo bulutangkis Indonesia! n MAN @arohmanmail




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.