Majalah Unesa 133

Page 1



WARNA REDAKSI

S

elamat datang di kampus tercinta, mahasiswa baru milenial. Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyambut kalian dengan segala kehangatan dan sekaligus harapan. Sebagai almamater, Unesa siap menjadi ibu asuh bagi kalian dalam menjalani serangkaian proses belajar menyambut masa depan. Agaknya begitulah sambutan Unesa jika dipersonifikasikan. Di sini sebutan maba milenial sengaja disandangkan pada mereka karena mereka termasuk generasi milenial---yang hidup dalam dunia supermodern yang akrab dengan komunikasi, media, dan teknologi digital yang canggih. Tak dimungkiri, memang, ada studi pernah menunjukkan bahwa generasi milenial terkesan individual, lebih fokus pada nilainilai materialistik, dan kurang peduli dalam membantu sesama. Bahkan, generasi milenial juga terkesan pemalas, narsis, dan gonta-ganti kegiatan atau pekerjaan. Mereka tersedot dalam kepemilikan “me time”. Namun, generasi milenial juga memiliki potensi perkembangan diri yang luar biasa untuk menghadapi era disrupsi yang sangat dinamis. Misalnya, mereka memiliki pikiran terbuka, sikap kesetaraan, percaya diri, ekspresif, liberal, optimistik, dan menerima ide-ide atau saran baru. Mereka potensial menghadapi perubahan.

membentuk masyarakat kreatif. Masyarakat kreatif akan membentuk bangsa kreatif. Semakin banyak insan kreatif semakin besar kemungkinan terbentuknya komunitas, masyarakat, bangsa kreatif. Dalam aras demikian, Unesa bertugas menyiapkan maba milenial menjadi insan (individu) kreatif, sehingga ke depan mereka juga menebarkan virus-virus kreatif kepada komunitas dan masyarakat kita. Unesa merupakan episentrum perubahan untuk menjadi masyarakat dan bangsa kreatif berkeadaban. Richard Florida, dalam buku The Rise of the Creative Class (2012), membeber fenomena bangkitnya kelas kreatif di Amerika. Kelas kreatif itu mencapai jumlah sepertiga tenaga kerja. Mereka adalah orang-orang kreatif dalam bidang sains dan teknologi, seni, media, budaya, pekerja pengetahuan tradional, dan berbagai profesi. Ke depan merekalah yang akan berperan penting dalam kehidupan. Maka, diharapkan, maba milenial Unesa juga berproses menjadi individu-individu kreatif yang amat mungkin menambah dan memperkuat kebangkitan kelas kreatif di negeri ini. Jika ini sasarannya, tak perlu diragukan lagi, sepanjang prosesnya maba milenial adalah mereka yang senantiasa bersikap dan bertindak berbasis prestasi. n

MABA MILENIAL, KREATIF BERPRESTASI Dalam konteks ini, penting kiranya untuk menyambut maba milenial dengan sikap positif. Unesa perlu menjadi rumah-belajar yang kondusif untuk mengoptimalkan berkembangnya potensi positif mereka seperti pikiran terbuka, sikap kesetaraan, dan sebagainya. Bahkan, mereka perlu difasilitasi untuk mengarahkan “me time” mereka menjadi “we time”. Dengan perspektif demikian, ada peluang bagi Unesa untuk mengasah dan mengasuh maba milenial menjadi insan-insan kreatif. Insan-insan kreatiflah yang dibutuhkan dalam era yang sarat perubahan teramat cepat, yang mampu bersikap adaptif, inovatif, dan kolaboratif dalam berbagai aspek kehidupan. Perlu disadari, insan-insan kreatif akan membentuk komunitas-komunitas kreatif. Komunitas kreatif akan

Majalah Unesa

Much. Khoiri, Ketua Satuan Kehumasan Unesa

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

3


DAFTAR RUBRIK

05

EDISI SEPTEMBER 2 01 9 16 26

12

20

Daftar Ini SERBA-SERBI MAHASISWA BARU DAN PKKMB 2019

WR 3 UNESA: MAHASISWA BARU PERLU OPTIMALKAN POTENSI DIRI

14

SOSOK DAN KIPRAH DEKAN FAKULTAS EKONOMI

KIPRAH KEPALA BIRO UMUM DAN KEUANGAN

UNESA PUNYA PRODI SARJANA TERAPAN, LHO...

24

KABAR PRESTASI

32

KABAR PKM

22

FEATURE

INSPIRASI ALUMNI: PUJI YOHANA, PENGELOLA PAGUYUBAN SENI NGANJUK

Diva Ristie Valentina, Atlet Berkuda Masa Depan Unesa Dia baru intens berlatih sejak tahun 2018 ketika stable berkuda di unesa berdiri. Dia mengaku senang berkuda karena suka olahraga yang menantang. Baca ceita lengkapnya di rubrik Feature!

Majalah Unesa ISSN 1411 – 397X Nomor 133 Tahun XX - September 2019 PELINDUNG: Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. (Rektor), Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. (WR Bidang I), Suprapto, S.Pd, M.T. (WR Bidang II), Dr. Agus Hariyanto, M. Kes. (WR Bidang III), Dr. Sujarwanto, M.Pd. (WR Bidang IV) PENANGGUNG JAWAB: Drs. Much Koiri, M.Si (Kepala Satuan Kehumasan Unesa), Dra. Ec. Ratih Pudjiastuti, M.Si (Kepala BAAK) PEMIMPIN REDAKSI: Fafi Inayatillah, S.Pd., M.Pd., Sri Rokhayati, M.M. REDAKTUR: Abdur Rohman, S.Pd., Mubasyir Aidi, S.Pd., Prima Vidya Asteria, S.Pd., M.Pd., Vinda Maya Setianingrum, S.Sos., MA, Gilang Gusti Aji, S.I.P., M.Si. PENYUNTING BAHASA: Syaiful Rahman, S.Pd. REPORTER: Wahyu Utomo, Ayunda, Syaiful H, Syaiful R, Inayah, Suryo Waskito, Emir Musa, Mira Carera, Nely Eka, Tarida, M. Rizki, Titan, Hasna, Intan, Jumad, Fibrina. FOTOGRAFER: M. Wahyu Utomo, Hartono. DESAIN/LAYOUT: Abdur Rohman, Basyir Aidi ADMINISTRASI: Roni, S.T. , Supi’ah, S.E. DISTRIBUSI: Lusia Patria, S.Sos, Hartono PENERBIT: Humas Universitas Negeri Surabaya ALAMAT REDAKSI: Kantor Humas Unesa Gedung Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya. MAJALAH UNESA menerima tulisan sesuai dengan rubrikasi dan visi-misi Kehumasan Universitas Negeri Surabaya. Naskah dikirim ke email humasnyaunesa@yahoo.com, apakabarunesa@gmail.com

4

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa


LAPORAN UTAMA

SERBA-SERBI MAHASISWA BARU DAN PKKMB 2019 RIBUAN MAHASISWA BARU UNESA 2019, MEMADATI LAPANGAN GEDUNG REKTORAT KAMPUS LIDAH WETAN UNTUK MENGIKUTI UPACARA HUT RI KE-74 SEKALIGUS PEMBUKAAN EXPO BAGI MAHASISWA BARU. SELAIN EXPO, SEBELUMNYA, MAHASISWA BARU JUGA MENDAPATKAN SAMBUTAN DI FAKULTAS MASING-MASING MELALUI KEGIATAN PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU (PKKMB). BERIKUT SERBA-SERBI MAHASISWA BARU DAN PKKMB DI UNESA.

MABA: Suasana upacara penyambutan mahasiswa baru Unesa di halaman rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan, Surabaya.

Majalah Unesa

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

5


LAPORAN

UTAMA

MABA BANYAK MILIKI POTENSI

W

akil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FISH dan Dosen Pendidikan Geografi, Dr. Bambang Sigit Widodo, S.Pd., M.Pd mengatakan, mahasiswa baru tahun ini banyak memiliki potensi. Kami sudah mulai memetakan potensi-potensi mahasiswa tersebut. Harapan bidang

kemahasiswaan, tahun depan FISH bisa ikut berbicara dalam konteks prestasi. Selama ini, FISH ini masih kalah dalam kriteria kejuaraan maupun kelombaan tersebut. Namun, mereka terus mencoba untuk mengupayakan agar prestasi mahasiswa FISH meningkat. “Kami akan berusaha terus menggali potensi-potensi. Ternyata, banyak sekali potensi yang dimiliki mahasiswa baru, hanya mereka bingung harus kemana? Kami terus mengupayakan potensipotensi yang ada. Misalnya, mahasiswa yang minat di bidang hafidz. Ya, diarahkan ke lomba MTQ dan seterusnya,” ujar Bambang. Selain itu, dia berharap pada 2020 ada sesuatu yang berbeda dengan 2019. Salah satunya, prestasi mahasiswa harus meningkat. Saat ini, dia terus mencoba untuk mendorong potensipotensi yang dimiliki FISH.

Dr. Bambang Sigit Widodo, S.Pd., M.Pd

6

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa

Tolong, hati-hati ikut kegiatan yang di dalamnya ada unsur-unsur tidak produktif. Tinggalkan kegiatan-kegiatan yang mengarahkan yang tidak produktif atau ingin memecah belah bangsa.”

Harapannya bisa mengembangkan potensi dan sesuai dengan target pencapaian kinerja kemahasiswaan dengan Rektor. “Sebenarnya, kami memiliki target untuk mencapai kinerja. Salah satunya, prestasi mahasiswa harus meningkat, prestasi mahasiswa berwirausaha perlu dioptimalisasikan dan ditingkatkan,” jelasnya. Terkait tantangan ke depan, Bambang memaparkan, ada dua hal yang harus dihadapi mahasiswa FISH. Tantangan tersebut sesuai karakteristik FISH. Pertama, tantangan di bidang akademis sesuai perkembangan era 4.0. Mahasiswa millenial ke depan harus mengupdate teknologi. Mahasiswa harus bisa berkolaborasi dan bertransformasi dengan perkembangan zaman yang tantangan sangat luar biasa. “Kemarin saat PKKMB, peserta sudah memulai menggunakan web maupun android,”jelasnya. Kedua, tantangan yang bersifat nonakademis. Misalnya, terkait persoalan-persoalan kebangsaan. Mahasiswa sekarang ini menjadi sasaran dari beberapa oknum yang mau mempecah belah bangsa, seperti radikalisme, terorisme, dan seterusnya. “Tolong, hati-hati ikut kegiatan yang di dalamnya ada unsurunsur tidak produktif. Tinggalkan kegiatan-kegiatan yang mengarahkan yang tidak produktif atau ingin mempecah belah bangsa,” pesan Bambang untuk mahasiswa, saat ditemui di Ruang Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FISH, Senin (2/9). n (SH)


LAPORAN UTAMA

Dedy Rahman Prehanto, S.Kom, M.Kom

HADIRKAN BANYAK TOKOH INSPIRATIF

K

egiatan PKKMB di Fakultas Teknik pada 2019 ini memiliki konsep yang sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni dengan dihadirkannya tokoh pejabat publik untuk mengisi materi di acara PKKMB FT. Tidak hanya fakultas tehnik, konsep tersebut juga diusung seluruh Wakil Dekan 3 selingkung Unesa. Wakil Dekan Bidang Mahasiswa dan Alumni Fakultas Teknik, Dedy Rahman Prehanto, S.Kom, M.Kom mengatakan, tokoh pejabat yang dihadirkan FT dalam PKKMB adalah tokoh muda yang juga wakil gubernur Jawa Timur Dr. H. Emil Elistianto Dardak M.Sc. Kedatangan Emil Dardak dapat memberikan motivasi, inspirasi dan inovasi kepada mahasiswa baru bahwa generasi muda juga mampu menjadi seorang pemimpin yang hebat dan berkontribusi membangun negara. Selain Emil Dardak, PKKMB FT 2019 juga mendatangkan

pemateri dari eksternal yakni BPK JATIM (Badan Pemeriksa Keuangan) sebagai narasumber agar mahasiswa memahami tentang birokrasi dan aturan main keuangan negara. Selain itu, ada juga narasumber dari BNN JATIM (Badan Narkotika Nasional) sebagai upaya penanggulangan bahaya dan ancaman narkoba pada generasi muda.”Juga, ada dari satuan marinir untuk mencegah ancaman radikalisme dan bahaya terorisme yang dewasa ini semakin merebak di Indonesia,” ungkap Dedy. Tak hanya itu, sebagai wujud implementasi revolusi industri 4.0, PKKMB FT 2019 juga menyajikan materi menggunakan teknologi teleconferance yang terhubung live dengan 7 fakultas. Materi tersebut bertujuan memberi peran mahasiswa dalam memperkuat jati diri keindonesiaan berdasarkan 4 Pilar. “Narasumbernya dari Polda Jatim,” terangnya. Dedy menambahkan, satu lagi inovasi dalam implementasi revolusi industri 4.0 bahwa wakil dekan 3 selingkung Unesa sepakat menggunakan sistem PKKMB berbasis android di PKKMB 2019. Sistem online berupa presensi harian mahasiswa baru, pendampingan gugus, dan penilaian setelah materi. Semua dilakukan dengan menggunakan sistem online berbasis android. Sistem tersebut dikembangkan oleh PPTI Unesa dengan persiapan 1 bulan sebelum PKKMB 2019 berjalan. “Pengembangan software relatif singkat, tetapi dengan kerja sama semua pihak maka sistem PKKMB berbasis android ini mampu berjalan dengan baik,” tukasnya. Dedy berharap 1.380 mahasiswa baru Fakultas Teknik dapat mencontoh Emil Dardak sebagai sosok pemuda milenial yang selalu berpikir positif, bekerja, ikhlas, jujur, kreatif, inovatif dan berjiwa besar serta tidak selalu menyalahkan orang lain. “Dengan prinsip itu, maka hidup akan damai dan sejahtera,” pungkasnya. n (EMIR)

Majalah Unesa

KENALKAN KELOMPOK STUDI DAN ECO CAMPUS

P

engenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tahun 2019 memiliki istilah tersendiri, yakni ORIGA MIPA singakatan dari Orientasi Keluarga MIPA. Dimana untuk tahun ini, MIPA mengambil tema “Semangat Berkontribusi Mewujudkan FMIPA Bersinergi”. Makna dari pemilihan tema ini adalah untuk mengobarkan semangat mahasiswa baru untuk berkontribusi penuh baik di bidang akademik maupun non akademik, serta mampu bersinergi antara 5 jurusan yang ada di FMIPA. Menurut Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Sifak Indana M.Pd, konsep PKKMB untuk FMIPA difokuskan mengikuti aturan dari universitas. Namun, ada beberapa kegiatan yang menjadi ciri khas dari MIPA yang juga dimasukkan dalam agenda kegiatan. “Kami punya semacam kelompok studi yang mencirikan MIPA lalu ada kegiatan eco campus”, terang dosen

Dr. Sifak Indana M.Pd

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

7


LAPORAN

UTAMA

Jurusan Biologi tersebut. Dr. Sifak menambahkan, eco campus yang sudah terlaksana saat PKKMB kemarin terealisasi dengan cara bersih-bersih di area fakultas serta jurusan yang ada di FMIPA. Bahkan kegitan tersebut masih rutin dilaksanakan hingga sekarang. “Untuk kelompok studi, kita hanya memperkenalkan bahwa di jurusan Biologi contohnya, ada kelompk studi pecinta tanaman ataupun hewan. Jadi tidak hanya memperkenalkan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) saja,” jelasnya. Dalam pelaksanaannya, ORIGA MIPA dan keseluruhan kegiatan PKKMB di tiap fakultas juga memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mempermudah dan menunjang kegiatan tahunan itu, yakni diadakan teleconference antara seluruh fakultas dan pimpinan universitas. Dr. Sifak menyambut positif terobosan yang menggunakan teknologi ini. Menurutnya, dengan melaksanakan teleconference, mahasiswa baru menjadi tahu jajaran pimpinan di tingkat universitas. “Supaya mahasiswa baru bisa paham dan meresapi visi dan misi yang telah disampaikan oleh rektor,” ujar peraih gelar doktor dari Universitas Negeri Malang itu. Di sisi lain, Dr. Sifak juga menyayangkan kendala teknis yang sempat terjadi saat pelaksanaan teleconference. Suara yang dihasilkan terdengar kurang jelas sehingga mahasiswa baru tidak bisa optimal mendapatkan materi yang disampaikan. “Solusinya harus dipersiapkan jauh-jauh hari jangan mendadak seperti kemarin. Jadi betul-betul ada komunikasi dan bisa tetap berkonferensi tapi jarak jauh,” tambahnya. Sebelum kegiatan teleconference dilakukan, pada hari yang sama panitia ORIGA MIPA juga sudah menyiapkan materi untuk bekal mahasiswa baru mengarungi hidup di perguruan tinggi. Ada 4 materi utama yang sudah disiapkan panitia, di antaranya Pencegahan Korupsi, Penanggulangan Narkoba, Penanggulangan Radikalisme dan

8

Terorisme serta Memperkuat 4 Pilar Kebangsaaan. Dilanjutkan, hari berikutnya giliran dosen dan alumni yang memberikan materi maupun informasi kepada mahasiswa baru. Materi yang disampaikan antara lain; Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), Mawapres, Jurnalistik, Duta FMIPA, Sosialisasi Kelas International Bahasa Inggris, Eco Campus, On MIPA Pengenalan PKM, Informasi UPT (perpustakaan, pusat bahasa) dan Debat KDMI. Kesempatan berkumpulnya mahasiswa baru ini dimanfaatkan oleh bidang kemahasiswaan fakultas. Salah satunya dengan membagikan angket untuk jejak pendapat para mahasiswa baru. Isi dari angket tersebut terkait dengan bakat dan potensi yang dimiliki oleh mereka. “Sempat diberi saran oleh Dekan untuk mencari mahasiswa baru yang pernah ikut olimpiade atau punya bakat dan minat di suatu bidang. Nantinya jika ada kegiatan olimpiade, Mawapres, maupun PKM kami akan lebih mudah menjaring mahasiswa tersebut,” papar Dr. Sifak. Sebagai Wakil Dekan yang bertanggung jawab kepada mahasiswa, Dr. Sifak berharap agar kegiatan PKKMB ini mampu memberikan informasi dan mengenalkan kegiatan akademik dan non akademik yang ada di kampus Unesa. “Jadi kuliah tidak hanya tentang akademik saja tapi kegiatan non akademik juga sangat penting untuk bekal survive di kehidupan kampus,” jelas Dr Sifak. Menurutnya, kegiatan kemahasiswaan seperti Ormawa merupakan potret kehidupan di masyarakat. “Menjadi orang yang berhasil bukan hanya tentang akademik tapi juga tentang kemampuan komunikasi dan kolaborasi dengan orang lain. Dan itu hanya ada di kegiatan Ormawa,” imbuhnya. n (SURYO)

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Heryanto Susilo, S.Pd, M.Pd

Majalah Unesa

PERLU KOLABORASI LINTAS JURUSAN

W

akil Dekan FIP, Heryanto Susilo, S.Pd, M.Pd mengatakan, PKKMB di FIP dilaksanakan sesuai konsep yang sudah direncanakan dan dirancang dengan baik. Ia mengatakan, untuk pra PKKMB diadakan 2 hari. Tujuannya untuk menyiapkan calon mahasiswa baru agar mereka prepare in condition. “Jadi, mahasiswa baru sebelum melaksanakan PKKMB punya motivasi dan kesiapan baik dari sisi mental maupun teknis,” paparnya. Heryanto Susilo bersyukur selama kegiatan PKMMB tidak ada gesekan, tidak ada konflik, tidak ada demonstrasi dari maba


LAPORAN UTAMA ke panitia atau ke birokrasi. Selain itu, dari sisi pemateri juga berhasil mendatangkan pemateri tamu yang juga pejabat publik yakni Bupati Nganjuk yang berbicara mengenai anti korupsi milenial. “Kehadiran bupati akan memberikan motivasi kepada para mahasiswa baru untuk menyiapkan diri agar ke depan bisa meraih kesuksesan. Apalagi, sang bupati masih berusia relatif muda sekitar 39 tahun, tapi sudah berhasil menjabat bupati di Nganjuk,” ungkap Heryanto. Dari sisi fakultas, lanjut Heryanto, FIP mendayagunakan semua sumber daya mulai dari prasarana sampai SDM yang dimiliki. Bidang Penalaran dapat manfaatkan teman-teman yang mumpuni di bidang penalaran. Setiap hari dilakukan evaluasi oleh semua tim, baik dari panitia BEM dan dosen yang juga dihadiri Wakil Dekan Bidang Mahasiswa dan Alumni, Heryanto Susilo.

Begitupun terkait seluruh dana terakhir pasca PKKMB, menurut Heryanto, dilakukan pemantauan setiap jurusan yang sudah berakhir melalui pendamping atau pimpinan jurusan masing-masing. Hal tersebut dilakukan karena di setiap jurusan juga ada kegiatan orientasi jurusan yang dikelola jurusan masing-masing. “Bidang 3 hadir untuk mengevaluasi atau memberikan penilaian,” tandasnya. Masih menurut Heryanto, PKKMB fakultas mengambil tema yang diangkat tema universitas yang dihubungkan dengan visi Fakultas Ilmu Pendidikan, yaitu bagaimana menjadikan mahasiswa baru FIP yang cinta almamater FIP dan lebih berprestasi. FIP sendiri memiliki keunikan yang menjadi salah satu keunggulan Unesa yakni Pendidikan Inklusi. FIP memiliki jurusan PLB, yang mengharuskan kolaborasi lintas jurusan. “Misalkan, PGSD

berkolaborasi dengan Teknik terkait teknologinya, atau PLS berkolaborasi dengan BK berkaitan dengan bimbingannya, dan sebagainya. Jadi, harus dimulai untuk tidak merasa egosentris atau merasa jurusan sendiri-sendiri,” paparnya. Sebagai wakil dekan yang menangani kemahasiswaan, Heryanto Setyo akan terus melakukan improvisasi dan berakselerasi khususnya bagaimana penyelenggaraan PKKMB tahun depan lebih simple, tidak meninggalkan nilainilai tradisi dan selalu meningkatkan koordinasi sehingga pelaksanaannya lebih baik lagi. “Kami berharap mahasiswa baru yang sudah mengikuti PKKMB mengetahui banyak hal tentang Unesa sehingga mereka lebih percaya diri, memiliki kesiapan dan motivasi untuk membawa Unesa berprestasi di kancah nasional maupun internasional,” tandas Heriyanto. n (INTAN/TIKA)

MEREKA MEMBINCANG PKKMB PKKMB Cara Kenalkan Kehidupan Kampus ke Maba ANALDO Yoga Dwi Riskika, Ketua BEM FISH Unesa menyampaikan, PKKMB ini salah satu cara memperkenalkan kehidupan lingkungan kampus baik dari segi perkuliahan, prestasi, dan fasilitas terutama Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) kepada mahasiswa baru. Tujuan utamanya, mahasiswa baru FISH bisa berinteraksi dan beradaptasi di lingkungan yang baru. Selain itu, mahasiswa terus meningkatkan sebagai peran agen perubahan dalam menyukseskan Analdo Yoga Dwi Riskika

era millenial. “Kami sangat bangga melihat kedatangan mahasiswa baru FISH 2019 sebagai harapan yang selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas prestasi di FISH sendiri, “ujar Yoga saat diwawancara melalui chat whatsapp, Rabu (28/08). Pria kelahiran Kediri ini mengajak mahasiswa terutama FISH untuk terus menggunakan teknologi dalam menyaring informasi secara selektif, lebih kreatif, dan berani berkarya untuk menghadapi era millenial ini. “Mahasiswa baru FISH harus mampu meningkatkan kadar produktivitas dalam bidang akademik maupun nonakademik,” ujarnya. Selain itu, pria berusia 20 tahun mengungkapkan, mahasiswa baru FISH millenial ini dituntut untuk berprestasi terutama dalam bidang penelitian dan kreativitas mahasiswa seperti PKM dan karya lainnya. Kami berharap ke depannya semakin baik, semakin bisa memperkenalkan kehidupan kampus secara spesifik dan tidak mengurangi kultur baik dari Universitas maupun fakultas. Sementara itu, Fenda Nuradifa Cikha Puspitasari dari Jurusan S1 Sosiologi FISH mengungkapkan, senang diterima di Universitas Negeri Surabaya, walaupun kampus ini adalah pilihan keduanya di jalur SNMPTN. Selain itu, dia bisa dekat dengan keluarga saudara dia

Majalah Unesa

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

9


LAPORAN

UTAMA

di Surabaya. Apalagi, dia bisa belajar hidup merantau dengan pengalaman dan jaringan baru. Itu sangat penting bagi dia untuk menggali Ilmu pengetahuan sehingga paham betul tentang kehidupan sebenarnya. Perempuan kelahiran Tulungagung ini menyampaikan, kaget saat pertama kali masuk di kampus Unesa. Suasananya berbeda dengan SMA. Saat masih SMA, pada awal tahun pelajaran, suasanya santai, jarang ada tugas. “Kaget saat diberi tugas. Belum ada materi masuk. Kami sebagai mahasiswa baru kebingunan untuk mencari materi di mana?” ujar Fenda, saat ditemui wawancara di Danau Unesa ketintang, Rabu (28/08). Akhirnya dia memahami, kehidupan kampus ini melatih diri dan mental yang berbeda dengan di sekolah. Seperti halnya saat pertama kuliah, dia kaget dengan suasana belajarnya. Ternyata, di kampus mahasiswa belajar secara mandiri, tidak lagi dituntun. Selain itu, dia berharap semoga Unesa tetap jaya dan selalu menghasilkan generasi millenial berprestasi. “Buat mahasiswa Unesa, terus berkarya walaupun tugas dosen menumpuk. Tugas itu salah satu cara melatih kita semua untuk displin dan mandiri,” katanya. n (SYAIFUL H)

dengan lingkup kampus seperti PKM, PMW, dan lainnya. Sisa 2 hari para mahasiswa baru (maba) lebih direkatkan agar mereka bisa “satu”. Mereka disatukan dengan cara memberikan suatu permasalahan untuk dipecahkan bersama-sama. Keunikan lain, yakni mendatangkan wakil gubernur Jawa Timur Emil Dardak sebagai pemateri dan pemotivasi dalam kuliah umum kepada mahasiswa baru Fakultas Teknik. Selain itu, terdapat sistem baru untuk pendataan gugus dan presensi dari mahasiswa baru walau masih dalam tahan uji coba. Nantinya presensi tersebut juga digunakan untuk menentukan kelulusan mahasiswa dalam PKKMB. Di sisi lain, PKKMB ini bisa dikatakan sukses. Pada pelaksanaan simulasi MK (manajemen konflik) ada 1 maba yang bisa mengkondisikan dan memimpin temantemannya. Konflik yang dibuat sepele, yakni masalah atribut PKKMB, tapi butuh keberanian untuk tampil di hadapan para panitia dan dapat mengkondisikan temanteman maba. Alif berharap mahasiswa baru tahun ini menjadi mahasiswa yang aktif, tidak apatis, harus inovatif, dan solutif agar menjadi solusi bagi mereka. n (EMIR)

Usung 4 Hal Pokok: Akhlak, Literasi, Toleransi dan Dedikasi

Alif Bagus Taji Santoso

Kembalikan Jiwa Teknik Melalui PKKMB PKKMB atau ospek sudah menjadi ritual yang tiap awal semester ganjil, tidak terkecuali fakultas teknik Unesa. Alif Bagus Taji Santoso mahasiswa Jurusan Teknik Mesin 2017 yang juga ketua pelaksana PKKMB FT memaparkan PKKMB FT 2019 ini memiliki tema Glorytech 19 “Glorious Unity of Technique”. Secara bahasa tema tersebut diartikan sebagai “Generasi Teknik yang Agung,” dengan maksud untuk mengembalikan jiwa teknik di dalam mahasiswa yang kemarin dikatakan jiwa mahasiswa teknik sempat hilang. Alif memaparkan konsep PKKMB tiap tahun hampir sama, hanya tahun ini untuk lokasi pelaksanaannya dibagi menjadi dua. Dengan pembagian jadwal 3 hari untuk materi oleh jajaran dekanat, dan eksternal yakni dari BNN, dari BPK, dan dari FISH. Mereka juga diperkenalkan

10

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

KETUA Pelaksana Kegiatan PKKMB FE, Bima Harfan Pradana mengungkapkan bahwa terkait PKKMB, tahun ini mengusup 4 hal pokok yakni Akhlak, Literasi, Toleransi dan Dedikasi. Akhlak, terang Bima, akan membentuk karakter budi pekerti, sopan santun dan tingkah laku yang baik saat menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi ke depan. Kemudian tentang Literasi, bagaimana kemampuan mengelola informasi dan pengetahuan sehingga informasi yang diterima tidak hanya diterima mentah-mentah tetapi perlu dikelolah dengan baik. “Kita menginginkan garda bisa mengelola informasi yang baik,” ujarnya Tekait toleransi, Bima mengakui mahasiswa terutama di Fakultas Ekonomi memiliki banyak sekali budaya, suku dan

Majalah Unesa

Bima Harfan Pradana


LAPORAN UTAMA perbedaan, sehingga perlu diangkat dalam PKKMB agar saling menghargai dalam berpendapat, toleransi dalam bertindak, dan lebih menghormati sesama. Terakhir, terkait dedikasi yakni mengenalkan pengabdian atau kontribusi kepada fakultas, atau memberikan sesuatu kepada fakultas ekonomi agar bisa berprestasi dalam bidangnya masing-masing. “Empat konsep itulah yang tahun ini kita diseminasikan ke garda 2019. Tema dari 4 konsep itu kami cakup dalam tema pokok yakni “Generasi Fakultas Ekonomi yang Gemilang melalui ALIANSI”. Dan, ALIANSI itu adalah akronim dari 4 konsep tadi yakni akhlak, literasi, toleransi dan dedikasi,” terangnya. Mengenai keunikan dan perbedaan dari fakultas lain, Bima mengatakan mungkin terkait budaya, seragamnya. Sebab, tahun ini seragam lebih elegan dan rapi, tidak membawa hal-hal yang tidak biasa. Selain itu, setiap hari Jumat para garda diajak mengelilingi fakultas-fakultas yang ada di Ketinting dan di Lidah Wetan. “Ya, semacam safari kampus,” jelas Bima yang juga menjadi staf BEM FE Unesa ini. Ia mengatakan bahwa dari 4 hal ini sebagai cikal bakal teman-teman sebelum menginjak ke hal-hal yang lebih lanjut, PKKMB hanya mengenalkan dan memberikan gambaran kehidupan kampus ke depan, mungkin pembentukan bisa melalui atau melewati langkah selanjutnya. “Kami berharap teman-teman garda khususnya, tidak berhenti berproses dan jangan sampai lupa terhadap fakultasnya. Saya berharap ke depan garda bisa membanggakan fakultas pada khususnya, Unesa pada umumnya agar bisa bersaing di tingkat yang lebih tinggi,” pungkasnya. n (QQ)

Usung Konsep Kampus Konservasi SYAHRUL Wahyu Rahmatsyah selaku Ketua pelaksana ORIGA MIPA tahun 2019 ini menjelaskan konsep kegiatan PKKMB FMIPA kali ini menerapkan kampus konservasi. Mahasiswa akan diajarkan tentang Zero Waste dan langsung terjun dalam kegiatan bersih-bersih sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Terkait tentang tema yang diusung, mahasiswa dari prodi pendidikan Kimia angkatan 2017 ini juga menyampaikan bahwa panitia tidak diperkenankan memperkenlkan jurusannya, begitu pula dengan dosen atau pemateri. “Agar tidak ada kesenjangan antar warga FMIPA,” ungkapnya. Untuk atribut Garda (sebutan untuk mahasiswa baru FMIPA) MIPA pada acara ini juga terdapat perubahan dari tahun-tahun sebelumnya. “Dengan adanya scraf merah bertuliskan “ORIGA MIPA 2019” yang dikalungkan pada leher masing-masing Garda, hal tersebut sudah menjadi ciri khas Garda MIPA,” imbuh mahasiswa kelahiran Surabaya ini. Di akhir kegiatan yang dilaksanakan pada hari Jumat 16 Agustus 2019 panitia menggelar penutupan ORIGA 2019 dimana mahasiswa dibentuk dalam 6 regu, 1 regu terdiri dari 5 kelompok yang bebas berkreasi menampilkan ide dan inspirasinya. n (SURYO)

Pengalaman Maba Mengikuti PKMB MERIN Vandira Gatsmir, mahasiswa baru angkatan 2019 dari Prodi Matematika FMIPA merasakan pengalaman baru mengikuti PKKMB di fakultasnya. Ia berpendapat bahwa kegiatan PKKMB sangat seru dan banyak pembelajaran yang didapatkan. Salah satunya sebagai wadah mahasiswa baru untuk mengubah mindset, perilaku, agar lebih dewasa lagi karena sekarang sudah berstatus sebagai mahasiswa. “Menurut saya pribadi, PKKMB bisa mengubah kepribadian seseorang yang lebih disiplin dan bertanggung jawab dan kebiasaan untuk menerapkan 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, Santun), saya sendiri merasakan hal itu. Karena di era modern ini saya merasa berkembangnya teknologi membuat individu semakin cuek terhadap individu lainnya.” jelas mahasiswa kelahiran Pasuruan tersebut. Menurut Merin, panggilan akrabnya, hampir disetiap acara yang dipersiapkan merupakan sesuatu yang unik. Materi-materi yang disajikan, diselingi dengan permainan, cara panitia menghilangkan rasa ngantuk dan lelah para mahasiswa baru , serta panitia yang lucu mampu membuat kegiatan tidak monoton. Pemberian tugas yang deadline nya terlalu singkat serta jumlah tugas yang cukup banyak, menjadi sensasi tersendiri yang dialami langsung oleh Merin sebagai mahasiswa baru. “Harapannya semoga PKKMB tahun 2019 ini bisa membawa banyak hikmah, pembelajaran, kebiasaan baru untuk seluruh mahasiswa baru, karena saya percaya apapun kegiatannya pasti mempunyai tujuan dan alasan tersendiri yang mana itu pasti bermanfaat bagi setiap individu,” imbuh Merin. Sementara itu, Baskoro Herlambang, mahasiswa Jurusan S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Unesa angkatan 2019 mengatakan kegiatan PKKMB sangat bermanfaat. Dalam rangkaian PKKMB banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang didapat. Mulai dari belajar disiplin, mengatur waktu, dapat teman baru dari berbagai latar belakang, serta dapat belajar solidaritas dan simpati terhadap sesama. Selain itu, PKKMB yang dilaksanakan kurang lebih 6 Hari ini, Baskoro mendapat berbagai materi dan pembekalan yang diberikan oleh Universitas, di antaranya materi budaya di kampus. “Kita bisa lebih mengenal budaya kampus, yang di dalamnya saling menghargai satu sama lain dan toleransi, tidak lupa juga literasi-literasi perlu kita ketahui,” ungkap Baskoro. Baskoro menuturkan, memang tiap fakultas memiliki ciri khas masing-masing terlebih dalam Fakultas Ekonomi yang mengedepankan rasa persaudaraan antarmahasiswa, dalam hal berpakaian saja tentu sangat berbeda jika dibanding fakultas lainnya. Dalam puncak PKKMB (17/8), tidak seperti biasanya di kampus-kampus lainnya yang menggunakan Paper Mob, di Unesa dilakukan kegiatan permainan-permainan tradisional yang membuat peserta bernostalgia. n (SUR/QQ/ INTAN/TIKA)

Majalah Unesa

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

11


BINCANG

UTAMA

WAWANCARA DENGAN WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI

MAHASISWA BARU PERLU OPTIMALKAN POTENSI DAN PANDAI MEMANAGE WAKTU WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI UNESA, DR. AGUS HARIYANTO, M.KES, MENGAKU SENANG LANTARAN DARI TAHUN KE TAHUN JUMLAH MAHASISWA YANG MENDAFTAR KE UNESA SEMAKIN BERTAMBAH. HAL ITU MENUNJUKKAN BAHWA PERSAINGAN MASUK KE UNESA PUN SEMAKIN KETAT. OLEH KARENA ITU, IA BERPESAN KEPADA PARA MAHASISWA BARU AGAR MAMPU MENGOPTIMALKAN POTENSI YANG DIMILIKI DAN PANDAI MEMANAGE WAKTU. BERIKUT BINCANG-BINCANG SELENGKAPNYA! Bagaimana penerimaan mahasiswa baru, tahun 2019 ini? Alhamdulillah. Pada tahun 2019, Universitas Negeri Surabaya mendapatkan ribuan mahasiswa baru yang tersebar di berbagai fakultas. Pendaftar di Unesa saat ini cukup banyak sehingga persaingan masuk ke Unesa pun sudah lumayan ketat. Artinya, sudah terdapat peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Apa yang membedakan penerimaan mahasiswa baru tahun ini? Pada tahun ini, terdapat perbedaan pada bidang seni dan olahraga. Tahun ini tidak ada tes untuk uji keterampilan. Berbeda dengan tahun lalu (2018) yang masih dilakukan tes uji keterampilan. Tahun ini, para mahasiswa yang mendaftar di jurusan yang membutuhkan keterampilan di bidang seni dan olahraga hanya menyerahkan portofolio.

Dr. Agus Hariyanto, M.Kes,

12

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa

Dengan sistem tanpa tes tersebut bagaimana menurut bapak? Sebenarnya, saya sendiri kurang begitu sreg kalau hanya melalui portofolio. Sebab, kita masih belum meyakini betul apakah portofolio yang dibuat oleh para calon mahasiswa tersebut benarbenar mampu menggambarkan diri mereka sendiri. Terkadang, banyak fakta ketika melakukan penilaian terhadap portofolio tersebut, ternyata beberapa memiliki data yang tidak relefan dan akurat, bahkan terkesan tidak masuk akal. Jika data-data tersebut tidak sesuai denga kemampuan yang dimiliki mahasiswa, pihak universitas tidak bisa melakukan apapun. Apa prioritas bidang kemahasiswaan saat ini? Saat ini, prioritas yang sedang diusahakan dari bidang kemahasiswaan dan alumni adalah peningkatan potensi yang dimiliki setiap mahasiswa melalui beberapa wadah seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan organisasi-organisasi yang ada di wilayah kampus. Kita akan meningkatkan bagaimana layanan di UKM agar mahasiswa baru yang wajib masuk di UKM itu mampu mengapresiasi diri, mampu mengaktualisasikan diri dan mampu meningkatkan kompetensi yang dimiliki.


BINCANG UTAMA Apa harapannya dengan peningkatan layanan UKM tersebut? Dengan ditingkatkannya sistem pelayanan di UKM tersebut, diharapkan kemampuan dan potensi mahasiswa yang sudah dimiliki sejak awal dapat terakomodasi dengan baik sehingga dapat ditingkatkan untuk prestasi yang jauh lebih baik. Selain peningkatan layanan UKM, apalagi yang akan dilakukan? Selain UKM, Unesa juga memberikan beberapa pelatihan untuk mahasiswa yang tertarik dengan dunia tulis ilmiah atau karya ilmiah misalnya PKTI (Pelatihan Karya Tulis Ilmiah). Disamping pelatihan, mahasiswa juga mendapatkan pendampingan mengenai Karya Ilmiah dan karya yang lain. Saat ini, Unesa masih cukup lemah di bidang karya ilmiah. Oleh karena itu, kita akan terus evaluasi dan tingkatkan sehingga mereka bisa bersaing dengan universitas lain. Bagaimana agar PKTI bisa bersaing dengan universitas lain? Agar mampu bersaing dengan universitas lain, kita akan terus ditingkatkan dengan melakukan pendampingan dari awal. Tahun 2020, kita akan melakukan pendampingan bagi mereka yang mempunyai karya. Kita prioritaskan akan di-drill untuk melakukan presentasi. Bagaimana mengkolaborasikan potensi mahasiswa di setiap fakultas? Dalam mempelihatkan potensi mahasiswanya dari setiap fakultas, kolaborasi dapat terbentuk dalam wadah UKM sesuai dengan apa yang diinginkan oleh mahasiswa. UKM menjadi wadah bagi mahasiswa yang ingin memaksimalkan kemampuan diri mereka untuk meningkatkan prestasi di bidang non-akademik. Selain itu, Karya Ilmiah juga bisa menjadi salah satu wadah kolaborasi yang dilakukan oleh mahasiswa lintas fakultas untuk menambah keberagaman karya tersebut.

KAMI BERHARAP PARA MAHASISWA DAPAT MEMANFAATKAN WAKTU DENGANBAIK. MENGINGAT BANYAK MAHASISWA YANG SETELAH KULIAH LANGSUNG PULANG ATAU SERING DIKENAL DENGAN MAHASISWA KUPU-KUPU. SEMOGA MAHASISWA BARU MAMPU MEMANAG WAKTU. Terkait potensi mahasiswa baru sendiri? Potensi yang dimiliki mahasiswa baru belum bisa dipastikan karena mereka baru saja masuk, namun Unesa sudah menyiapkan potensi mereka melalui wadah-wadah di Unesa. Mereka dapat dipetakan sesuai dengan potensi mereka yang menonjol kecuali jika mahasiswa tersebut masuk dengan jalur prestasi. Karena di keolahragaan itu terdapat mahasiswa jalur prestasi bagi mereka yang memiliki prestasi tingkat nasional. Dia bisa masuk melalui jalur prestasi dan bisa mendapatkan beasiswa. Selain itu, ada juga prestasi di bidang keagamaan, dimana mahasiswa yang berprestasi di bidang tersebut akan mendapatkan beasiswa. Keunggulan lainnya? Keunggulan lainnya terkait disabilitas, seperti yang kemarin menang di Pimnas itu temanya juga tentang disabilitas. Fakultas Ilmu Pendidikan menjadi motor bagi pendidikan luar biasa , dimana muara dari bidang ini ada di fakultas tersebut termasuk cara menangani, pembinaan, rehabilitasi dan mendampingi. Bidang tiga sebenarnya hanya memberikan fasilitas ketika mereka sudah mendapatkan pembinaan dari fakultas. Ketika mereka mendapatkan kesempatan untuk mengikuti lomba, maka bidang tiga akan menfasilitasi keberangkatan peserta tersebut. Tahun ini, kegiatan apa saja yang sudah disiapkan? Tahun ini, ada banyak kegiatan yang sudah disiapkan oleh bidang tiga untuk mahasiswa, di antaranya Pilmapres tingkat nasional, pelatihan pendidikan karakter untuk Ormawa

Majalah Unesa

dan Bidikmisi, Pelatihan Karya Tulis Ilmiah, LKMM-TL, Pekan olahraga mahasiswa, Debat bahasa Inggris (NUDC), Kompetisi Debat bahasa Indonesia (KDMI), MTQ dan masih banyak kegiatan lain yang bisa diikuti oleh mahasiswa. Apa harapan bapak terhadap para mahasiswa? Kami berharap para mahasiswa dapat memanfaatkan waktu denganbaik. Mengingat banyak mahasiswa yang setelah kuliah langsung pulang atau sering dikenal dengan mahasiswa Kupu-Kupu. Harapannya, melalui wadahwadah yang sudah disediakan oleh universitas kepada mahasiswa, mereka dapat berkolaborasi dengan kakak-kakak tingkat maupun dosendosen yang berpengalaman di bidangnya untuk meningkatkan kompetensi. Saya juga berpesan kepada mahasiswa baru untuk semester pertama, mereka harus konsentrasi pencapaian perkuliahan di semester satu. Selain itu, untuk mahasiswa baru dimohon untuk bisa mengatur waktu dalam melakukan kegiatan di luar kampus yang notabene ada pembina dari kampus sehingga mampu meningkatkan potensi yang dimiliki oleh mahasiswa melalui UKM atau organisasi kampus. Kunci utama sebenarnya bagaimana mahasiswa dapat memanage waktu. Ketika tidak mampu me-manage waktu maka akan digilas oleh waktu. Waktu tidak pernah berjalan cepat. Waktu berjalan secara konstan. Yang membuat orang mengatakan waktu cepat karena orang itu malas sehingga menundanunda pekerjaan. n (HASNA)

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

13


SOSOK &

KIPRAH

Dr. Anang Kistyanto, S.Sos, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi

SEMPAT BERCITA-CITA JADI MANAJER DI USIA MUDA Pada mulanya, Anang Kristyanto bercita-cita menjadi manajer di usia muda. Ia sempat merintis karier sebagai karyawan profesional di sebuah bank ternama. Namun, takdir berkata lain, dosen kelahiran Tuban 1971 itu, justru harus banting stir dan berkarier di dunia pendidikan. Seperti apa kisah perjalanannya?

A

nang, demikian ia akrab disapa, tak pernah menyangka akan menjadi seorang Dekan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. Sewaktu muda, ia pernah bercita-cita ingin menjadi seorang profesional sesuai bidangnya yakni menjadi Manajer Perusahaan di usia 30-an karena terinspirasi oleh tokoh Tanri Abeng. Anang lahir di Tuban 9 Desember 1971. Ia merupakan anak kedua dari 4 bersaudara. Ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di kota kelahirannya itu. Tahun 1996, ia melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Brawijaya Jurusan Administrasi Publik dan lulus pada tahun 1996. Anang mengawali karier dengan bekerja menjadi marketing officer di BII Finance tahun 19971999. Meskipun bekerja,

ia tak melupakan keinginannya bisa melanjutkan pendidikan S2 Universitas Brawijaya dan mewujudkan cita-citanya sebagai manajer. Ia berasumsi pada tahun 1997, di era orde baru, pertumbuhan ekonomi sekitar 7-8% sehingga banyak perusahaan yang berekspansi dan dibutuhkan banyak manajer. “Saya dulu membayangkan menjadi manajer gagah dan keren sekali, itu yang membuat saya menyusun planing karier ke sana,” ujarnya Ternyata, apa yang direncanakan tidak semulus seperti yang diharapkan. Pasca krisis moneter, tepatnya tahun 1999, Anang pernah di PHK dari kariernya sebagai marketing officer meskipun kinerjanya tidak buruk. Pertimbangan perusahaan ialah mereka yang tidak memiliki beban keluarga atau yang masih bujang itulah yang kena PHK. “Pertimbangan perusahaan lebih kepada sisi kemanusiaan, yang diPHK karyawan yang belum memiliki beban keluarga,” ujar Anang Dari situlah, ia mulai berpikir untuk meniti karier di bidang pendidikan. Menurutnya, dalam kesulitan tentu ada kemudahan. Anang selalu berpikir positif menghadapi segala permasalahan. Ia yakin di balik permasalahan pasti ada kemudahan dan kemenangan.

Dr. Anang Kistyanto, S.Sos, M.Si

14

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa


SOSOK & KIPRAH Anang mengaku bangga melihat prestasi-prestasi mahasiswa dan sivitas akademik Fakultas Ekonomi. Mereka secara bersamasama saling membantu dan gotong royong untuk menghadapi persoalan dan menggapai visi bersama. “Meskipun Sabtu-Minggu ada aktivitas di fakultas saya tidak merasa berat, dan support keluarga juga bisa memahami hal itu,”

DEKAN: Dr. Anang Kistyanto, S.Sos, M.Si di ruang kerjanya.

“Hal yang sulit merupakan tantangan yang harus dilewati. Oleh karena itu, harus selalu belajar bersabar terhadap kritik saran dan terus melakukan perubahan karena pada dasarnya keunggulan sifatnya sementara untuk bisa unggul secara Istiqomah hanya bisa dilakukan dengan melakukan perubahan melalui inovasi dan invensi,” paparnya. Kunci sukses, menurut Anang adalah harus selalu berpikir dan bertindak jauh ke depan sebelum orang lain melakukan hal tersebut, Berlari tidak cukup untuk mengejar ketertinggalan tapi harus melakukan lompatan yang besar. Nilai-nilai itulah yang selama ini diterapkan Anang sejak sekolah S2 sembari menjadi karyawan di BII Finance. Sempat Ingin Kembali Kerja di Bidang Profesional Setelah lulus S2, Anang pernah terbesit ingin kembali bekerja di bidang profesional, meneruskan

impiannya menjadi manager. Namun, saat tes ia gagal. Dari situlah, ia lantas merenung apakah garis tangannya memang di dunia pendidikan. “Akhirnya, takdir membawa saya berkarier di dunia pendidikan,” terangnya. Selama berkiprah di Unesa berbagai penghargaan telah didapat. Ia pernah mendapat Piagam Penghargaan Terbaik Diklat Prajabatan Golongan III Angkatan XIII Tahun 2005. Selain menjadi dosen ia juga pernah mengemban tugas tambahan, di antaranya sebagai Tim Perencanaan & Pengembangan Jurusan Pendidikan Ekonomi (2007-2008), Tim Perencanaan & Pengembangan Unesa (20092010), Ketua Tim Perencanaan & Pengembangan FE Unesa (20082011), Reviewer DPT Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional (2009-2012), Assessor Sertifikasi Dosen (2011-sekarang), Sekretaris Jurusan Manajemen (2012-2016), Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Majalah Unesa

Hasyim Asy’ari Jombang (2013-2017), Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (2015-2019). “Tahun 2019, saya mendapat amanah menjadi Dekan Fakultas Ekonomi periode 2019-2023,” tandasnya. Selain sibuk di dalam kampus, bapak satu orang anak ini turut juga aktif di organisasi-organisasi seperti IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam), AP LPTK (Asosiasi Pendidikan Ekonomi Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan atau eks-IKIP), dan AFEBI (Asosiasi Fakultas Ekonomi Bisnis Indonesia). Selama berkarier di Unesa, banyak suka yang didapat daripada dukanya. Apalagi, antusiasme mahasiswa untuk bersama-sama mengembangkan Fakultas Ekonomi begitu tinggi. Anang mengaku bangga melihat prestasi-prestasi mahasiswa dan sivitas akademik Fakultas Ekonomi. Mereka secara bersama-sama saling membantu dan gotong royong untuk menghadapi persoalan dan menggapai visi bersama. “Meskipun Sabtu-Minggu ada aktivitas di fakultas saya tidak merasa berat, dan support keluarga juga bisa memahami hal itu,” jelas Anang. Dalam mengemban jabatan sebagai Dekan, Anang bercita-cita dan memiliki visi untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang bereputasi di Asia Tenggara dalam Bidang Pendidikan Ekonomi, Ekonomi, dan Bisnis Tahun 2023. “Untuk bisa bereputasi, maka harus terakreditasi AUN-QA dan ABEST 21,” Imbuhnya. n (QQ)

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

15


SOSOK &

KIPRAH

Drs. Budiarso SH, MM, Kepala Biro Umum dan Keuangan

RINTIS KARIER DARI BAWAH HINGGA DIPERCAYA JADI KABIRO BUK Lebih dari 40 tahun, Budiarsa mengabdikan diri untuk Unesa. Pertengahan tahun 2020 nanti, ia akan memasuki purnatugas. Berbagai jalan terjal pun dilalui sebelum berhasil menapaki karier sebagai Kepala BUK. Seperti apa kisahnya?

B

udiarsa mengawali karier di Unesa, dulu masih IKIP Surabaya sebagai tenaga honorer selama setahun sebelum diangkat menjadi PNS pada tahun 1997. Ia masih ingat kala itu, yang mengikuti tes sekitar 240 orang, sedangkan yang diterima sebanyak 75 orang. Ia bersyukur, di antara ratusan yang mendaftar itu, ia termasuk di dalam 75 orang yang diterima. Kala itu, Budiarsa diterima dari jalur lulusan SLTA Budiarsa menyelesaikan pendidikan dasar di desanya di Bondowoso.

16

Selanjutnya, SMP ia tempuh di sebuah SMP Negeri dan Muhammadiyah di kabupaten Bondowoso juga. Setelah itu, ia melanjutkan tingkat SLTA. Selepas SLTA, berkeinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Berbekal nekat, Budiarsa pun masuk di IKIP Surabaya yang kala itu masih perintis. Sembari kuliah di IKIP Surabaya, sorenya ia nyambi mengambil BON A dan BON B. Sekarang, semacam jurusan Akuntan. “BON A, BON B itu semacam Akuntan. Dan, itu tidak mudah karena lulusan negara,” terangnya.

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa

Kebetulan ketika BON A, Budiarsa sudah memiliki basic dasar terkait pembukuan dan sebagainya yang dipelajari ketika di SLTA. Budiarsa berhasil lulus dan menerima sertifikat BON A. Sewaktu mengambil sertifikat BON A di Institut Dagang Muchtar Surabaya, ia bertemu Wakil Rektor II, Drs. Widodo yang kebetulan beliau mengajar juga di Institut Dagang Muchtar. Dari situlah, Pak Widodo menawarkan, “mas mau bekerja?” Budiarsa pun mengiyakan. Setelah itu, Budiarsa dipersilahkan mengikuti tes di Kayoon 72-74


SOSOK & KIPRAH Surabaya. Waktu itu kantor pusat Unesa, berada di lokasi yang kini ditempati gedung Indosat. Kampus IKIP memang tersebar di beberapa tempat, di antaranya ada di Pecindilan, Jalan Ratna, Ketintang, Gedangan Sidoarjo dan juga ada yang numpang di jalan sekitar Dr. Soetomo. Setelah melakukan tes, Budiarsa ternyata diterima. Sejak itu, ia pun sudah mulai melakukan aktivitas pekerjaan. Ia lantas melanjutkan kuliah masuk di PGRI. Setelah lulus sarjana muda, Budiarsa tetap bekerja pagi, dan sore mengajar. “Sekolah sore waktu itu tidak dilarang, “Alhamdullilah, selama menjalani itu tidak ada kesulitankesulitan yang dialami, halanganhalangan semuanya tidak ada,” paparnya Tak Pernah Terbayang Budiarsa mengaku semula tidak terbayangkan dapat menapaki karier seperti sekarang ini. Apalagi, jika menilik latar belakangnya yang hanya berasal dari desa. Namun, ia bersyukur perjuangannya selama ini tidak sia-sia sehingga tidak hanya berhasil menyelesaikan pendidikannya, tetapi juga diberi karier yang lancar. “Alhamdulillah, sudah hampir 40 tahun saya mengabdi kepada negara melalui lembaga Unesa ini,” terangnya. Mengenai karier yang dijalani saat ini, Budiarsa mengaku dijalani ibarat air mengalir. Ia mengibaratkan seperti menanam padi jika dari awal dipelihara dengan baik, tentu akan menghasilkan panen yang baik pula. Begitupun dengan dirinya yang merintis karier dari bawah hingga berhasil menjadi Kepala Biro. “Dulunya, tidak pernah terbayangkan. Yang penting saya bekerja dengan baik sesuai dengan kondisi, sesuai dengan aturan kita jalani saja,” tandasnya.Budiarsa yang mengatakan menjadi Kepala Biro mulai tahun 2006. Mengenai kiat sukses, Budiarsa mengatakan tak ada rumus khusus. Prinsipnya, ia melalui semua dengan baik, dengan ikthiar, maksimal bekerja sesuai dengan kemampuan, menaati aturan, dan kebetulan sejak menjadi PNS tidak pernah dipindah dimana-

mana. “Di Rektorat saja, di kantor pusat saja. Teman-teman seangkatan saya, sudah ada yang 5 kali atau bahkan 6 kali dimutasi. Saya enggak pernah dipindah, hanya sempat tenaga honorer itu di BAAK selama 1 tahun. Tapi, mulai Januari sampai sekarang saya di kantor pusat,” terang Budiarsa yang menjadi Kabiro kelima sejak IKIP berdiri. Budiarsa mendapatkan pengalaman yang banyak sejak berkiprah di tendik sampai jabatan terakhirnya. Karena sudah terbiasa dengan pekerjaan yang dijalani, ia tidak merasakan ada pengalaman pahit yang dialami. “Kita sudah terbiasa bekerja dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tambahnya. Prestasi yang Didapat Mengenai prestasi, Budiarsa menjelaskan bahwa ia telah mendapatkan penghargaan Setyalencana lantaran pengabdiannya kepada nusa dan bangsa yang sudah 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun. Penghargaan itu, sudah diperoleh sejak 9 tahun lalu. Selain mendapatkan penghargaan Setyalencana, Budiarsa pernah menjadi anggota skrining waktu itu, kini berubah nama menjadi Litsus. Dimana, tugas Litsus salah satunya adalah menyaring pegawai yang hendak bekerja. “Mereka yang bekerja haruslah dengan sertifikasi secara nasional. Jadi, yang menguji ketika skrining itu Bakortanasda Propinsi Jawa Timur terkait dengan Kodam. Kebetulan saya lolos. Itu kan yang ditanyakan yang berprestasi,” paparnya. Selain itu, Budiarsa juga terpilih menjadi BPK (Badan Pengelolah Keuangan) sejak tahun 2003 terkait pengadaan barang dan jasa. BPK sendiri memiliki tanggung jawab terhadap proses pengelolaan keuangan Unesa. Jika ada penyimpangan keuangan pasti yang menjadi ujung tombak awal sebelum KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) adalah BPK. Senang Unesa Sudah Berkembang Ia mengapresiasi saat ini Unesa

Majalah Unesa

sudah berkembang pesat. Dirinya, juga bersyukur ikut andil baik langsung maupun tidak menjadi BPK. Ia ikut terlibat ketika inspektorat memeriksa Unesa, ataupun BPK ataupun BPKP ataupun pemeriksa lain yang masuk di Unesa 10 tahun lalu. Selama dua dekade ini, Budiarsa banyak terlibat dalam pembenahan Unesa sejak rektornya masih Pak Muchlas. Pembangunan di Ketintang itu digarap 2 tahun. Ketika ada pembangunan IDBs itu, zamannya WR II yang sekarang. Sebelumnya, sudah dirintis oleh WR IV yang saat ini menjadi Rektor, yaitu Prof. Nurhasan. Budiarsa ikut berdoa semoga Unesa ke depan semakin jaya. Ia berharap siapa pun nanti yang menggantikan jabatan Biro dengan eselon II itu dengan jabatan-jabatan yang ada secara aturan SK Keputusan Pengangkatannya itu hanya eselon II Biro dengan Rektor. Sedangkan jabatan lain selingkung Unesa cukup Rektor. Menurut Budiarsa, eselon II Biro itu terdapat secara resmi terkait dengan PP IX berbunyi pejabat tinggi negara dan harus terseleksi melalui aturan yang ada MENPAN RB melalui penyaringan, melalui lelang dan lain sebagainya. Oleh karena itu, SK-nya dari Kementerian. Biro dan Rektor seperti itu. “Harapan saya ke depan siapa yang menggantikan ikut berkontribusi, ikut sikap seiring seperjalanan dengan kebijakan pemerintah agar Unesa semakin baik,” harapnya. Ia juga senang karena Unesa saat ini naik urutannya dari posisi 27 ke- 22 itu tampak ada kemajuan. Ia berharap, ke depan Unesa menjadi lebih baik dengan aturan-aturan yang harus dilakukan dengan baik dan lebih transparan. n (SIR/LUC)

RIWAYAT SINGKAT NAMA: Drs. Budiarsa, SH, MM PANGKAT & GOLONGAN: Pembina Utama Madya IV TEMPAT TANGGAL LAHIR: Bondowoso 13 Mei 1960 AGAMA: Islam

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

17


LENSA

UNESA

FOTO: HUMAS

SEMANGAT: Peserta pelatihan jurnalistik kehumasan Unesa foto bersama para pendamping dan pembicara di auditorium rektorat Unesa.

HUMAS UNESA GELAR PELATIHAN JURNALISTIK UNTUK MAHASISWA

H

ubungan Masyarakat Universitas Negeri Surabaya menggelar pelatihan jurnalistik 2019 di Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan, (07/08). Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin dilaksanakan setiap tahunnya yang diikuti oleh mahasiswa delegasi di setiap fakultas. Much. Khoiri selaku Ketua Satuan Kehumasan Unesa menyatakan tujuan kegiatan ini untuk membekali mahasiswa agar mampu berkompetensi dalam bidang menulis atau memproduksi karya jurnalistik baik untuk media cetak, online atau media sosial. “Ini dapat menjadi bekal para peserta untuk menggali bakat menulis mereka sehingga mampu menginformasikan sebuah berita dalam suatu media, baik

18

cetak, online, atau medsos,� ujar Khoiri. Selain itu, Khoiri juga menegaskan dalam kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan reporter yang mendukung tugas kehumasan di tingkat universitas atau tingkat fakultas. Tentunya dengan mengikuti pelatihan jurnalistik ini mereka dapat mengeksploitasi sebuah informasi lebih dalam. Tampak jelas raut wajah antusiasme 84 peserta dalam mengikuti kegiatan ini. Pasalnya materi yang diberikan pun beragam diantaranya teori penulisan berita, menulis indept news dan feature, foto jurnalistik, edukasi memviralkan sebuah informasi, serta reportase penyiaran radio. Tidak hanya itu para peserta juga diajak langsung mempraktikkan apa yang telah mereka dapat setelah diberikan materi. n WHY

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

PELATIHAN: Ketua Satuan Humas Unesa Drs. Much Khoiri, MSi (atas) membuka pelatihan jurnalistik kehumasan. M. Wahyu Utomo, M.Pd menyampaikan materi fotografi jurnalistik dan dokumentasi.

Majalah Unesa


LENSA UNESA

Tingkatkan Mutu SDM, Pemerintah Mahakam Ulu Gandeng Unesa

MOU: Jajaran pemimpin dan pejabat Unesa bersama Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu foto bersama usai mendatangani MoU peningkatan SDM, khususnya di dunia pendidikan..

UNTUK meningkatkan mutu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya dunia pendidikan, Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu menjalin kerja sama dengan Unesa. Penandatanganan MoU dilakukan pada Selasa 3 Agustus 2019 di Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan antara Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh, S.H dengan Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. n MAN

Pertandingan Persahabatan dengan PWI REKTOR Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes mengikuti pertandingan persahabatan dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Lapangan Sepak Bola Kampus Lidah Wetan. Dalam pertandingan tersebut, skor berakhir 3-4 melalui drama adu penalti yang dimenangkan PWI. Pertandingan persahabatan tersebut merupakan upaya Unesa agar lebih dekat dengan insan media. n WHY HAORNAS: Penghargaan diberikan Rektor Unesa kepada mahasiswa berprestasi bidang olahraga tingkat nasional dan internasional.

Semarak Haornas di FIP UNESA melaksanakan upacara dalam rangka hari olahraga nasional (Haornas) di Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) pada 9 September 2019. Dalam sambutannya, Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan M. Kes menyampaikan bahwa momentum Haornas, harus menjadi semangat persatuan dan kesatuan bangsa. “Olahraga memiliki peran penting sebagi perekat bangsa,� paparnya. n VIN/WHY PERSAHABATAN: Rektor Unesa Prof Nurhasan menerima cinderamata dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim yang diwakili Dimam Abror Juraid di Lapangan Sepak Bola Kampus Unesa.

Majalah Unesa

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019

|

19


KIPRAH

LEMBAGA

Prodi Sarjana Terapan Unesa

SIAP HASILKAN LULUSAN PROFESIONAL YANG SIAP KERJA MULAI TAHUN 2019 INI, UNESA MEMBUKA PROGRAM SARJANA TERAPAN. ADA 10 PROGRAM YANG DIBUKA, YAKNI PROGRAM ADMINISTRASI NEGARA, KEPELATIHAN OLAHRAGA, TEKNIK SIPIL, TATA BOGA, TEKNIK LISTRIK, DESAIN GRAFIS, TEKNIK MESIN, TRANSPORTASI, MANAJEMEN INFORMATIKA, DAN TATA BUSANA. KE DEPAN, PRODI SARJANA TERAPAN ITU AKAN DIRANCANG MENJADI FAKULTAS VOKASI.

P

embukaan kesepuluh prodi sarjana terapan tersebut, menurut Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M. Kes merupakan salah satu upaya Unesa menjawab tuntutan zaman agar menghasilkan Sumber Daya Manusia yang terampil dan siap kerja. Sementara Wakil Rektor Bidang Akademik Unesa, Prof. Dr. Bambang Yulianto mengatakan bahwa pembelajaran di kelas Sarjana Terapan menitikberatkan pada praktik. Sementara teori hanya sebagai

Drs. Edy Sulistiyo, M.Pd,

20 | Nomor: 133 Tahun XX - September 2019

|

Majalah Unesa

pengenalan. Selain itu, kurikulum yang dirancang untuk program Sarjana Terapan berbasis Multi Entry Multi Exit. “Intinya ini kesempatan buat yang sudah ahli namun butuh pengakuan akademik, juga cocok bagi yang belum punya dasar keterampilan tertentu” terang Bambang Menurut Drs. Edy Sulistiyo, M.Pd, pembukaan program sarjana terapan tersebut merupakan penugasan perubahan program studi untuk program D-3 menjadi Sarjana Terapan di Unesa yang disampaikan Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) melalui Surat Nomor: B/185/C. Ca/KB.01.00/2019.


KIPRAH LEMBAGA Edy mengatakan, melalui amanat Inpres nomor 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi pendidikan vokasi. Salah satunya ditujukan untuk Kemenristek Dikti yaitu, menyiapkan tenaga guru SMK dan pembukaan program studi yang sesuai dengan Pendidikan Vokasi. “Diharapkan untuk lulusan dari D-3 sudah menguasai ketrampilan teknik, sedangkan Sarjana Terapan cenderung pada profesional skill dan menjadikan lulusan yang siap kerja,” terang Edy. Mengenai Multy Entry dan Multy Exit (MEME), Edy mengatakan paling tidak sudah menyiapkan kurikulum program D-2 sebagai terminalnya. Ketika 2 tahun tidak melanjutkan kuliah maka akan diberi kewenangan mendapatkan ijazah D-2. Tidak hanya itu, terang Edy, kurikulum Program D-3 juga harus disiapkan sehingga bagi mahasiswa yang tidak bisa menuntaskan sampai dengan level sarjana, ia akan mendapatkan ijazah D-3. “Sementara, bagi yang sudah lulus dan ingin melanjutkan ke jenjang sarjana masih bisa dengan catatan sudah lulus kurikulum program D-3 atau lulus D-3,” tambahnya. Program Sarjana Terapan ini, menurut Edy, sebenarnya bukan sebuah pilihan, tetapi sudah ada dalam nomenklatur. Hal itu supaya nanti tidak ada kesulitan pada saat pelaporan ke PD-Dikti, proses pengisian borang akreditasi dan sebagainya. Capaian pembelajaran Sarjana Terapan, dilakukan melalui review kurikulum. Mulai dari capaian pembelajaran dan review struktur kurikulumnya. “Untuk aturan pembelajaranya, 70 persen praktik dan 30 persen teori. Oleh karena itu, Unesa masih menyiapkan sarana, prasarana, dan fasilitas sebagai penunjang untuk Program Sarjana Terapan. Apalagi, prodi Sarjana Terapan ini direncanakan akan menjadi Fakultas Vokasi agar pembelajaran lebih fokus pada masing-masing bidangnya,” papar Edy.

NAMA PRODI YANG DIUSULKAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Asal D3

D4

ManajemenInformatika Tata Busana TeknikListrik TeknikMesin TeknikSipil Transportasi Tata Boga DesainGrafis Administrasi Negara

ManajemenInformatika Tata Busana TeknikListrik TeknikMesin TeknikSipil Transportasi Tata Boga DesainGrafis Administrasi Negara

Sistem Belajar Beda dengan Reguler Untuk sistem pembelajaran, menurut Wakil Dekan 1 FT, berbeda dengan regular. Sarjana terapan diukur melalui uji kompetensi, sedangkan untuk praktik industri dilakukan selama 6 bulan bahkan bisa lebih 1 tahun sesuai dengan SKS-nya. Hanya saja, sarana dan prasarana harus memadai. Semisal, peralatan harus sama dengan yang ada di indutri. Kemudian, praktiknya juga relevan dengan yang ada di industri. Mengenai kuota, masing-masing prodi sarjana terapan berbeda. Ada yang mengambil 1 kelas antara 3040 mahasiswa. “Peminat terbanyak kisaran 2 kelas, rasio antara 80-an mahasiswa,” ungkapnya lagi. Menurut Edy, ada dua pendapat jika ingin mendapatkan output yang bagus. Pertama, inputnya akan lebih bagus dan linier jika berasal dari kejuruan atau SMK. Tetapi, di Indonesia masih belum ada formula untuk itu sehingga inputnya bisa dari SMK, SMA, dan yang lain. Kedua, yang harus disikapi yaitu terkait rekrutmen dosen. Salah satunya, dosen harus memiliki pengalaman di industri minimal 2-3 tahun dan memiliki sertifikat uji kompetensi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketika mahasiswa lulus. Menurut Edy, harus ada outcomenya. Oleh karena itu, perlu menjalin kerja sama dengan banyak industri dan harus membekali mahasiswa tidak cukup dengan ijazah saja tetapi sertifikat kompetensi baik dari luar maupun dalam (Unesa). “Tidak

Majalah Unesa

SesuaiNomenklaturSK Dirjen Belmawa No. 46/B/HK/2019 Tanggal 22 Februari 2019 TeknologiRekayasaPerangkatLunak Desain Mode TeknologiRekayasaInstalasiListrik TeknologiManufaktur TeknologiRekayasaKonstruksiBangunanGedung TeknologiRekayasaTransportasi BisnisJasaMakanan Tidakadadalamnomenklatur Tidakadadalamnomenklatur

hanya itu, yang harus diperhatikan juga apakah pekerjaannya sesuai dengan program studinya,” jelasnya. Edy berharap mudah-mudahan izin penyelenggaraan program studi Sarjana Terapan secepatnya bisa keluar sesuai dengan penugasan sehingga ketika ada pelaporan ke PD-Dikti untuk penyusunan borang benar-benar dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, untuk menunjang kuliah praktikum dan teori sesuai dengan yang diharapkan, Edi berharap sarana, prasarana, dan fasilitas serta alat-alat dan bahanbahan yang digunakan tersedia dengan baik. Sebab, tujuan utama Prodi Sarjana Terapan ini adalah agar lulusan dapat terbekali kompetensinya. “Kompetensi itu sebenarnya seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki untuk menopang kehidupan. Artinya dengan memiliki kompetensi, setelah lulus bisa mendapatkan pekerjaan yang layak,” pungkasnya. Ajukan Prodi Sesuai Nomenklatur Rektor Unesa telah resmi mengajukan izin penyelenggaraan Prodi Sarjana Terapan ke Dirjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti. Selain pengajuan izin, agar nama prodi asal D3 sesuai dengan nomenklatur SK Dirjen Belmawa No. 46/B/HK/2019, maka ada perubahan nama sebagai yang kami tampilkan dalam tabel di atas. n (SIR/TON)

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

21


FEATURE

UNESA Diva Ristie Valentina, Atlet Berkuda Masa Depan Unesa

SENANG BERKUDA KARENA SUKA OLAHRAGA MENANTANG TIDAK BANYAK ANAK MUDA YANG PUNYA HOBI BERKUDA. SALAH SATUNYA, DIVA RISTIE VALENTINA. SEBENARNYA, MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU OLAHRAGA (FIO) UNESA ITU MEMILIKI HOBI BERKUDA SUDAH SEJAK MASIH KECIL. NAMUN, LANTARAN TEMPAT LATIHAN PACUAN KUDA SANGAT JAUH DARI TEMPAT TINGGALNYA, IA BARU INTENS BERLATIH SEJAK TAHUN 2018 KETIKA STABLE BERKUDA DI UNESA BERDIRI. IA MENGAKU SENANG BERKUDA KARENA SUKA OLAHRAGA YANG MENANTANG.

M

eski baru setahun intensif berlatih, Diva mampu menujukkan kemampuan terbaiknya. Buktinya, putri wakil dekan bidang Akademik FIO itu berhasil mendapatkan juara di berbagai kompetisi yang diikuti. Cewek yang akrab disapa Diva itu tercatat pernah menjadi juara 3 kelas senior kategori jumping 5070 cm di ajang Emporium Internal Competition se-Jawa Timur pada Juli 2019. Ia juga meraih peringkat ke-4 kategori jumping 50-70 cm di ajang Interuniversity Equastrian Competition pada Agustus 2019. Bahkan, pada Agustus 2019, ia juga berhasil mendapatkan peringkat ke-4 ajang ZZ Stable Equastrian International Open. Di antara ketiga even yang pernah diikuti itu, menurut Diva, yang paling berkesan adalah even ZZ Stable Equastrian International Open. Sebab, di even itu Diva harus bersaing dengan beragam usia mulai 18 tahun hingga rider senior usia 50-an tahun. “Saya ikuti semua kelas. Itung-itung untuk menguji

22

nyali, bersaing dengan para senior,” ungkapnya sembari tertawa kecil. Diva tak menampik jika berkuda memang tergolong sebagai olahraga yang cukup mahal. Ia mengatakan, untuk latihannya saja, setidaknya harus mengeluarkan bujet sekitar 1,8 juta untuk 10 kali latihan karena tidak punya kuda sendiri. Namun, hal itu tidak mengurungkan niat Diva untuk membangun relasi dengan pelatih-pelatih dan menabung untuk membeli perlengkapan menunggang kuda. “Alhamdulillah, orang tua juga sangat mendukung,” paparnya. Diva menceritakan, kecintaannya terhadap kuda sudah tumbuh sejak kecil. Awalnya, ia tertarik karena suka saja dengan piaraan binatang seperti kuda. Namun, setelah mengetahui bahwa menunggang kuda adalah sesuatu hal yang sangat menantang untuk dipelajari lebih dalam, Diva menjadi semakin bersemangat. “Pada dasarnya, saya suka olahraga yang menantang,” terang mahasiswi kelahiran Surabaya 1 Februari 1997 itu. Diva menjelaskan, di cabang olahraga berkuda atau Equestrian

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa

itu ada tiga macam kelas yang dipertandingkan yakni kelas dressage yang dilihat dari keindahan/ keserasian, show jumping yakni melompati rintangan berdasarkan rintangan yang telah ditentukan, dan adventing yang merupakan kombinasi dari dressage dan show jumping. “Di dressage banyak dibutuhkan feeling, sedangkan di show jumping selain feeling, juga dibutuhkan akurasi dan power. Biasanya, atlet berkuda dressage banyak didominasi wanita, sementara yang show jumping kebanyakan atlet laki-laki,” ungkapnya. Terkait persiapan di even selanjutnya, Diva yang baru saja pulang mengikuti kejuaraan sejak 23 – 25 Agustus 2019 di Bandung itu mengaku belum tahu apakah akan ikut berpartisipasi. Yang pasti, terang Diva, pada September 2019 nanti ada even Equestrian yang berbarengan dengan kejuaraan nasional. “Tapi, masih dirundingkan lebih lanjut oleh tim pelatih,” jelasnya. Namun, untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan tersebut, yang


FEATURE UNESA pasti harus dipersiapkan menurut Diva adalah program latihan untuk atlet dan kondisi kesehatan kuda. Selain itu, kostum dan perlengkapan bertanding juga sesuatu hal yang harus dipersiapkan dengan baik. Bagaimana dengan kuliahnya? Diva mengaku sejauh ini, tidak terlalu menemui kendala jika dirinya harus mengikuti kejuaraan. Hanya saja, yang mungkin agak padat waktunya adalah ketika beberapa hari menjelang kejuaraan, yang mengharuskan latihan rutin setiap pagi dan sore. “Terkadang, kesulitannya membagi waktu karena masih kuliah. Sedangkan latihan berkuda tidak hanya sekali dua kali, tetapi harus rutin karena kuda itu memang harus dilatih dan dijalankan setiap hari,” sebutnya. Alumni SMAN 1 Taman Sidoarjo itu berharap, kampus turut mendukung para mahasiswa yang berpotensi, terutama di ajang-ajang bergengsi sehingga dapat mencetak atlet-atlet berkuda yang berkualitas.

Dengan demikian, dapat mengharumkan nama almamater juga tanah air. “Kegiatan ini memberikan manfaat positif untuk pengembangan olahraga berkuda di Surabaya dan Jawa Timur,” pungkasnya. n (SIR)

BIODATA SINGKAT: NAMA LENGKAP Diva Ristie Valentina TEMPAT & TGL LAHIR: Surabaya, 1 Februari 1997 AGAMA: Islam ZODIAK: Aquarius MOTTO: Lakukan hal-hal yang kau pikir tidak bisa kau lakukan JURUSAN Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Olahraga PENDIDIKAN • SDN Sidorejo 202 Krian (2009) • SMPN 2 Krian (2012) • SMAN 1 Taman (2015)

Majalah Unesa

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

23


INSPIRASI

ALUMNI

Puji Yohana, Alumnus Unesa yang Menjadi Pengelola Paguyuban Seni Nganjuk

BERHARAP UNESA BISA KEMBANGKAN KURSUS BAHASA JAWA SELAIN BERKIPRAH SEBAGAI GURU DI SMPN 3 NGANJUK, PUJI YOHANA AKTIF DI KEGIATAN SENI. BAHKAN, ALUMNI JURUSAN BAHASA JAWA ITU MENJADI PENGELOLAH PAGUYUBAN SENI NGANJUK. SEPERTI APA KIPRAHNYA?

KOMPAK: Puji Yohana paling kanan foto bersama jajaran pemimpin Unesa.

I

a belum diwisuda. Baru dinyatakan lulus. Tepatnya pada 2014 lalu. “Nanti interviewnya pakai bahasa Inggris,” kenang Rizky saat diberi tahu oleh temannya. Puji Yohana atau yang akrab dipanggil Puji lahir di Kabupaten Nganjuk 15 Juli 1975. Ia merupakan alumnus bahasa Jawa Fakultas

24

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya. Pendikan dasar mulai SD, SMP, dan SMA ia tamatkan di kota kelahirannya, Nganjuk. Setelah lulus SMA, Puji melanjutkan studi ke jenjang S-1 IKIP Surabaya (kini, Unesa) Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa. Ia lulus S1 tahun 1999. Tidak puas dengan gelar sarjana, Puji melanjutkan studi S2 di IKIP

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa

PGRI Madiun jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ia lulus tahun 2016. Sekarang, berbekal ilmu yang didapat itu, Puji mengabdikan diri sebagai pengajar di SMPN 3 Nganjuk. Selain mengajar, Puji yang memang memiliki latar belakang seni ini, juga aktif berkiprah di kesenian. Bahkan, saat ini, ia


INSPIRASI ALUMNI mengelolah Paguyuban Seni Nganjuk. Mengenai aktivitas keseniannya itu, Puji mengatakan bahwa Paguyuban Seni merupakan wadah

perkumpulan masyarakat yang memiliki visi dan misi yang sama dalam bidang kesenian. Paguyuban tersebut terdiri dari berbagai komunitas seni, di antaranya bidang karawitan, olah vokal (waranggono dan penyanyi), musik electone/ orkes melayu, pranatacara, perias dan tatabusana. “Paguyuban ini dibentuk sebagai wadah agar kesenian mereka lebih dikenal masyarakat banyak dengan ketrampilan yang dimiliki,� terang Puji. Lebih lanjut. Puji menjelaskan bahwa Pengelolaan Paguyuban seni di Nganjuk berada di bawah pembinaan Dinas Pariwisata, Pendidikan Olahraga dan Budaya. Adapun nama-nama paguyuban seni yang ada di Kabupaten Nganjuk adalah PEPIJAR (Persatuan Pimpinan Jaranan) Kabupaten Nganjuk, PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), HIPRAWARPALA (Himpunan Pramugari Waranggono Pengrawit) , PERMADANI (Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia), HARPI MELATI (Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia), TIARA KUSUMA , dan SEKAR ARUM. Bagi Puji, Unesa

Majalah Unesa

memiliki peran untuk Paguyuban Seni tersebut karena bisa dijadikan sumber materi penelitian atau dalam bentuk yang lain. Sebaliknya, paguyuban tersebut bisa terkenal dan dikenal oleh masyarakat umum berkat penelitian atau tulisan karya Unesa. Partisipan dalam paguyuban tersebut adalah pelaku atau anggota paguyuban itu sendiri dan tokoh masyarakat yang mendukung. Pejabat terkait PEMDA dan dinas Pariwisata. Ada pengurus mulai dari tingkat cabang sampai pusat semarang Kegiatan yang biasa dilakukan adalah melakukan kursus Panatacara tuwin Pamedhar sabda. MC Jawa. Sejauh ini, menurut Puji, ajang yang pernah diikuti adalah Lomba PEWARA (Pembawa Acara) Bahasa Jawa pada tahun 2011 di balai bahasa Surabaya. Dalam ajang tersebut, paguyubanya mendapatkan Juara 3. Puji berharap Unesa bisa mengembangkan kursus bahasa Jawa. Salah satunya, dengan mewajibkan mahasiswa bahasa dan sastra Jawa setelah lulus bisa menjadi Panatacara tuwin pamedharsabda Mc Jawa. Selain itu, juga bisa mendapatkan pembinaan dari Unesa. Puji menambahkan, anggota Paguyuban Seni Nganjuk dari alumni Unesa kebanyakan dari jurusan Sendratasik (Seni Drama Tari dan Musik). Cara mereka bergabung biasanya melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh dinas Pariwisata melalui sekolah tempat mereka bekerja dan langsung terjun ke masyarakat. Beberapa contoh seperti Bu Kristin dari SMAN 1 Kertosono lewat tari, Pak Sonny dari SMPN 1 Nganjuk Lewat musik tradisional dan Pak Eko Kadiono dari SMPN 1 Prambon Lewat kesenian tari, jaranan dan ludruk. n (IC/ FBR)

NYENTRIK: Puji Yohana dengan kosutum ala pejuan dalam sebuah kegiatan komunitas yang dia ikuti.

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

25


Kabar

PRESTASI Kisah Grup Keroncong Cakraswara yang Diundang Kemenritekdikti

BERAWAL SAAT PAK MENTERI RESMIKAN GEDUNG SENI FBS

MEMBANGGAKAN: Para personel Keroncong Cakraswara foto bersama Ibu Dekan FBS Unesa, sebelum tampil di Kemenristekdikti.

GRUP KERONCONG CAKRASWARA MENDAPAT KEHORMATAN TAMPIL PADA MALAM PERINGATAN HUT RI KE-74 DI LAPANGAN WISMA TAMU PUSPITEK SERPONG ATAS UNDANGAN KEMENRISTEKDIKTI. RUPANYA, KALA PAK MENTERI, PROF. H. MOHAMAD NASIR, PH. D, AK MERESMIKAN GEDUNG SENI DI FAKULTAS BAHASA DAN SENI, BELIAU TERKESIMA DENGAN PENAMPILANNYA.

P

embina Keroncong Cakraswara, Moh. Sarjoko, S.Sn menceritakan, saat pembukaan gedung Seni FBS, grup Keroncong Cakraswara menampilkan berbagai variasi aransemen lagu yang menarik. Grup keroncong yang terdiri dari Oktavianus Gideon, Sonta Mahendra, Boy Januarsita, Haikal Ramadhan, Mahdy Afif, Rizal Amanudin, Mustika Maulany dan Gustin

26

Arviana tersebut ternyata menarik perhatian pak menteri, sehingga saat peringatan HUT RI yang diadakan kemeristekdikti, grup keroncong tersebut mendapatkan undangan tampil. Lagu keroncong popular seperti Tanah Airku, Bandar Jakarta, Dewi Murni, Sepasang Mata Bola, Rek Ayo Rek dan Semanggi Surabaya berhasil ditampilkan dengan apik oleh grup yang dibimbing oleh Moh. Sarjoko,

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa

S. Sn, M. Pd. dan Senyum Sadhana, S. Sn, M.Pd tersebut. Sarjoko mengakui, dalam menampilkan penampilan yang maksimal itu, mereka melakukan persiapan dengan latihan selama satu minggu. Latihan yang rajin dan intens menjadikan penampilan mereka sempurna untuk dinikmati para hadirin pada malam peringatan tersebut. Universitas Negeri Surabaya sendiri terus memberikan support


KABAR PRESTASI kepada mereka dari mulai masa latihan hingga keberangkatan di antaranya transportasi, pengadaan kostum, alat, konsumsi waktu latihan dan lain sebagainya. “Alhamdulillah, di era teknologi yang begitu maju pesat, musik keroncong masih bisa menujukkan eksistensinya dan bisa diterima mahasiswa dan masyarakat” ujar Moh. Sarjoko. Pada acara tersebut, penyanyi keroncong senior, Sundari Soekotjo turut hadir memeriahkan malam silaturahmi tersebut dengan menyanyikan lagu Getuk, Mawar Biru, Pahlawan Merdeka, dan Lenggang Surabaya. Hal tersebut menjadi pengalaman yang tak bisa dilupakan oleh mahasiswa-mahasiswa Unesa tersebut. Salah satu mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, Haikal Ramadhan mengatakan bahwa berada satu panggung bersama penyanyi keroncong Sundari Sukoco dan anaknya Intan Sukoco menjadi momen yang membanggakan. “Saya bangga karena bisa menghibur jajaran kementerian ristekdikti dengan membawa nama almamater Unesa,” ungkapnya. Penonton yang hadir juga sangat menikmati penampilan mereka sembari menikmati hidangan yang disediakan. Meskipun terdapat kendala yang dialami selama mempersiapkan penampilan, namun mereka tetap memberikan penampilan yang menarik dan menghibur bagi para hadirin. Ke depan, Sarjoko berharap musik keroncong tetap terjaga kelestariannya dan benar-benar menjadi musik Indonesia yang penuh makna. Begitupun dengan Orkes Keroncong Cakraswara yang akan selalu memperbaiki diri. Menurutnya, selain aspek musikalitas, tentunya harus ditanamkan rasa memiliki musik keroncong kepada para mahasiswa agar tidak lupa keberadaan karya negeri yang adiluhung tersebut. “Jadikan musik keroncong sebagai standar pribadi orang Indonesia” pesannya kepada seluruh mahasiswa Unesa. n (HASNA)

RADAR WIJAYA SABET JUARA PERTAMA KEJUARAAN SELAM NASIONAL 2019

JUARA: Radar Wijaya menjadi juara pertama Kejuaraan Selam Piala Bupati Situbondo 2019.

P

Mahasiswa Unesa kembali menorehkan prestasi. Kali ini, prestasi itu diraih dari kejuaraan selam tingkat nasional atas nama Radar Wijaya. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FT Unesa itu berhasil menyabet juara pertama Kejuaraan Selam piala Bupati Situbondo Cup Tahun 2019. Kejuaraan Selam tingkat nasional yang diselenggarakan salama tiga hari di Pantai Wisata Pasir Putih Kabupaten Sidoarjo diikuti 400 atlet selam.

Majalah Unesa

Sebelum mengikuti kejuaraan tersebut, Radar Wijaya mengaku mempersiapkan diri untuk latihan selama dua minggu. “Alhamdulillah, dengan usaha keras, saya berhasil membanggakan kampus,”tuturnya. Bagi Radar, juara pertama merupakan pencapaian yang sangat luar biasa. Setidaknya dia berhasil menyabet juara pertama dari empat ratusan peserta atlit lainnya. Ia berharap, mahasiswa Unesa terutama Jurusan PKK dapat membanggakan Unesa di kompetisi lainnya. n SH

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019

|

27


ARTIKEL

POPULER

PKK, LAYAKKAH TETAP BERNAUNG DI BAWAH FT? BAGIAN KEDUA DARI DUA TULISAN TULISAN INI DIILHAMI SEBUAH KEGELISAHAN YANG CUKUP LAMA MENGENDAP. SEJAK MUNCUL KEBIJAKAN WIDER MANDATE BAGI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN (LPTK), ATAU INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP), PADA TAHUN 1999. DENGAN KEBIJAKAN PERLUASAN MANDAT TERSEBUT, IKIP YANG AWALNYA HANYA MENAUNGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN, DIIZINKAN UNTUK MEMBUKA PROGRAM STUDI MURNI. oleh Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd.

T

he American Association of Family and Consumer Sciences (AAFCS) mengidentifikasi bahwa body of knowledge dari home economics didefinisikan sebagai konten yang memiliki hubungan langsung dengan isu-isu sehari-hari yang dihadapi oleh individu karena mereka berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan. Hal tersebut meliputi: kebutuhan dasar manusia (basic human needs), keterampilan komunikasi, kebijakan publik, berpikir kritis, perbedaan dan perspektif global. Tematema khusus meliputi: makanan dan gizi, perkembangan teknologi masa depan, tekstil, perumahan, ekonomi dan manajemen, hubungan dengan kepemimpinan sosial, dan kesejahteraan (AAFCS, 2006). Dalam kawasan Pasifik Selatan, Home Economics Institute of Australia (HEIA) menjadi pelopor penelitian di bidang home economics. Fokus utama pendidikan home economics adalah kesejahteraan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengatasi tantangan yang semakin kompleks yang berkaitan dengan kesejahteraan mereka termasuk yang terkait dengan pembangunan manusia dan hubungan serta penyediaan komoditas seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan yang akan membawa masyarakat menjadi lebih adil dan sejahtera. Home economics mewujudkan

28

dinamika perubahan. Ketika kita bergerak melalui milenium baru, masyarakat dan juga individu membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dikembangkan dalam kajianhome economics (HEIA, 2002). Singkatnya, meskipun banyak variasi antara negara dalam implementasi home economics, ada tema pemersatu yang jelas, yaitu: 1) home economics responsif terhadap perubahan; 2) perubahan zaman memerlukan cara berpikir yang baru. Dalam hal ini khususnya adalah keterampilan berpikir kritis, berpikir reflektif, dan metakognisi; 3) Tema meliputi kesehatan, teknologi, saling ketergantungan global, pembangunan manusia, pengembangan/manajemen sumber daya; 4) individu, keluarga dan masyarakat, diri dan masyarakat diidentifikasi sebagai body of knowledge secara umum; 5) tantangan

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa

dan isu-isu sosial, ekonomi dan lingkungan, dan keutuhan keluarga global; 6) tema yang lain meliputi keluarga, pangan dan gizi, persiapan makanan, manajemen dan pilihan konsumen; 7) spesialisasi termasuk pangan dan gizi, perkembangan masa depan dalam penciptaan makanan, pakaian dan tekstil, tempat tinggal, ekonomi dan manajemen, hubungan dan kepemimpinan sosial, kesehatan; dan 8) penerapan pengetahuan untuk konteks yang relevan dan otentik, termasuk persiapan makanan. Relevan dengan uraian di atas, secara definitif, istilah home economics menurutWebster’s Encyclopedia adalah:“A science and art dealing with homemaking and relation of home to community, theory and practice concerning to the selection and preparation of food and clothing, condition of living, the use of income, the care and training children etc., also the study of teaching at Home Economics Department concerned with this.”. Definisi yang lain dari International Federation for Home Economics (IFHE) mengemukakan bahwa: ”Home economics is the profession and field of study that deals with theeconomics and management of the home and community”. Berdasarkan definisi di atas jelaslah bahwa home economics atau IKK tidak hanya mempersoalkan bagaimana keluarga memenuhi kebutuhan biologisnya saja. Namun juga harus dapat menjalankan perannya sebagai bagian


ARTIKEL POPULER masyarakat, dapat menjadi tempat pendidikan anak-anak, sekaligus mampu menjangkau kebutuhan lain, yaitu kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual. Tinjauan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis IKK Gambaran tentang body of knowledge juga perlu dikaji dari tiga komponen dasar. Tiga komponen dasar tersebut adalah: (1) apa yang dikaji (ontologi), (2) bagaimana cara mendapatkannya (epistemologi), dan (3) untuk apa ilmu tersebut dipergunakan (aksiologi) (Surisumantri, 1984). Bagaimana dengan IKK? Dalam kelompok ilmu, IKK dapat dimasukkan ke dalam ilmu sosial terapan. Sebagaimana pendidikan, yang merupakan aplikasi berbagai konsep ilmu-ilmu sosial murni, seperti itu jugalah IKK. Parker (1980) menyatakan bahwa IKK sebagai ilmu yang tidak dapat berdiri sendiri, namun menggunakan hasil penelitian dari ilmu lain, baik ilmu murni maupun terapan, seperti fisika, kimia, bakteriologi, biologi, antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, kedokteran, ilmu gizi dan ilmu pendidikan. Selain sebagai cabang ilmu pengetahuan, bidang lain juga berkaitan erat, seperti agama, etika dan estetika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa IKK merupakan suatu ilmu yang interdisipliner. Ilmu ini dapat berkembang karena ada pandangan bahwa segala bidang ilmu pengetahuan hendaknya diamalkan untuk mencapai kehidupan yang sejahtera (Winarni dan Luthfiyah, 1997; Nurlaela, 2010).

Gambar 1: Beberapa Cabang Ilmu yang Mewarnai IKK (Rifai, 1983; Winarni dan Luthfiyah, 1997; Nurlaela, 2010)

Segi ontologi IKK sudah cukup jelas, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan penghidupan manusia, baik sebagai individu anggota keluarga, maupun sebagai anggota masyarakat. Sebagai ilmu, IKK mempunyai objek forma, yaitu: kehidupan keluarga dengan segala aspek untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Bidang garapan IKK menurut Rifai (1983) meliputi: (1) hubungan intra keluarga, (2) kesehatan mental keluarga, dan (3) bidang material. Bidang material mencakup: perawatan anak; perawatan remaja; perawatan pasien; perawatan ruang dan taman; pemilihan, pengolahan, dan penyiapan makanan; pemilihan, pembuatan dan pemeliharaan pakaian; penampilan personal; pengetahuan barang, dan sebagainya.

Gambar 2: Bidang Material IKK

Berkaitan dengan hal tersebut, seorang ahli IKK menyatakan bahwa: “Home economics is a field of formal study including such topics as consumer education, institutional management, interior design, home furnishing, cleaning, handicrafts, sewing, clothing and textiles, cooking, nutrition, food preservation, hygiene, child development, and family relationships. It prepares students for homemaking or professional careers” (Phillips, Robert, Editor-in-Chief et al. 1971). Untuk mempertegas eksistensi keilmuan IKK, perlu dipertanyakan apakah belum ada cabang ilmu lain yang mengkaji masalah tersebut? Parker (1980) mengemukakan bahwa

Majalah Unesa

IKK bukanlah satu-satunya bidang yang mempelajari aspek kehidupan keluarga, namun merupakan satu-satunya bidang ilmu yang memusatkan perhatiannya pada “seluruh” aspek kehidupan keluarga. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia; Sosiologi terutama memperhatikan kehidupan manusia dalam hubungannya dengan masyarakat, sedangkan ilmu kesehatan berusaha memperbaiki kesehatan manusia dan masyarakat. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai makhluk bio-sosial, yaitu sebagai makhluk yang berbudaya. Dibandingkan dengan IKK, maka IKK memusatkan perhatiannya langsung pada kehidupan manusia dan keluarga dengan segala aspeknya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dari segi ontologi, keberadaan keilmuan IKK dapat dipertanggungjawabkan. Bagaimana ditinjau dari epistemologinya? Sebagai ilmu, dari segi epistemologi kebenaran IKK sudah cukup mantap. Selama ini para ahli IKK (home economist) telah mengembangkan berbagai teori yang sudah tervalidasi secara universal. Dengan demikian dapat dikatakan telah ditempuh prosedur keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode pengumpulan data seperti observasi, eksperimen, survei, dan lain-lain banyak digunakan dalam penelitian-penelitian bidang IKK. Berbagai bidang menjadi sasaran penelitian, misalnya makanan, pakaian, perumahan dan perabot rumah tangga, masalah jual-beli, pembagian dan penggunaan sumber-sumber keluarga, dan lain-lain, juga termasuk pendidikan/pembelajarannya. Dari segi aksiologi, keberadaan IKK sebagai cabang ilmu juga sudah mantap, baik ditinjau dari segi normatif seperti terkandung dalam misi yang diemban, maupun pelaksanaan nyata yang telah berlangsung selama ini. IKK yang diamalkan melalui PKK, baik formal, informal, maupun nonformal, telah banyak memberi sumbangan dalam membawa peserta didik menjadi manusia yang dapat mengembangkan diri secara optimal, sejalan dengan bakat dan minatnya masing-masing. Dengan demikian diharapkan mereka dapat memiliki kepribadian seimbang, berjiwa makarya serta bertanggungjawab

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

29


ARTIKEL

POPULER

terhadap kesejahteraan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sesuai dengan «IFHE Position Statement 2008 - Home Economics in the 21st Century”, Home Economics meliputi dimensi atau area praktik: 1) sebagai disiplin akademis untuk mendidik ilmuwan baru, untuk melakukan penelitian dan menciptakan pengetahuan baru dan cara berpikir untuk profesional dan untuk masyarakat; 2) sebagai wadah untuk hidup seharihari dalam rumah tangga, keluarga dan masyarakat untuk mengembangkan potensi pertumbuhan manusia dan kebutuhan manusia atau kebutuhan dasar yang harus dipenuhi; 3) sebagai area kurikulum yang memfasilitasi siswa untuk menemukan dan mengembangkan sumber daya mereka sendiri dan kemampuan untuk digunakan dalam kehidupan pribadi mereka, dengan mengarahkan keputusan profesional mereka dan tindakan atau mempersiapkan mereka untuk hidup; dan 4) sebagai wadah sosial dalam rangka mempengaruhi dan mengembangkan kebijakan untuk melakukan advokasi bagi individu, keluarga dan masyarakat untuk mencapai pemberdayaan dan kesejahteraan, serta untuk memfasilitasi masa depan yang berkelanjutan. Dari sumber yang sama diperoleh pernyataan bahwa bidang IKK meliputi: 1)child development and guidance, 2) consumer education, 3) food and nutrition, 4)individual and family health, 5) Fashion, Textiles and Apparel, 6) Family and Human Development, dan 7) Housing and Furnishings. Di Indonesia, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga sebagai gerakan pembangunan masyarakat dimulai sejak diselenggarakan Seminar Home Economics di Bogor pada 1957, yang menghasilkan 10 segi kehidupan keluarga. Selanjutnya pada 1960-1961, sebuah panitia antar departemen yang terdiri dari departemen pendidikan dan kebudayaan (depdikbud), departemen kesehatan (depkes), departemen pertanian (deptan), departemen sosial (depsos), departemen agama (depag), departemen dalam negeri (depdagri), dan organisasi wanita, menyusun tata susunan pelajaran PKK. Hasilnya adalah Rencana Pelajaran PKK, yang

30

materinya “Sepuluh Segi Kehidupan Keluarga”. Di antara rentang waktu tersebut, yaitu pada 1961, kementerian pendidikan, pengajaran dan kebudayaan, menetapkan 10 segi kehidupan keluarga sebagai kurikulum PKK yang diajarkan di sekolah-sekolah dan pendidikan masyarakat sampai sekarang. Sepuluh segi kehidupan PKK itu meliputi: 1) Hubungan intra dan antar keluarga, 2) Mengasuh dan membimbing anak, 3) Makanan dan Gizi, 4) Pakaian, 5) Perumahan, 6) Kesehatan, 7) Keuangan, 8) Tatalaksana rumah tangga, 9) Keamanan lahir dan batin; dan 10) Perencanaan sehat. Masih Layakkah PKK Bernaung di Bawah FT? Menilik dari uraian di atas, berdasarkan pada kajian historis, filosofis, dan body of knowledge IKK, nampak jelas bahwa PKK sangat dipaksakan bila tetap berada di bawah naungan FT. Namun bila penolakan usulan PKK menjadi FIKK dikarenakan alasan efisiensi, apa boleh buat. Meski sesungguhnya hal tersebut mengorbankan sesuatu yang lebih berarti dari sekadar efisiensi, yaitu pengembangan keilmuan bidang IKK. Menurut Cambridge Dictionary, fakultas adalah “a group of departments in a college that specialuze in a particular subject or group of subjects.” Sedang dalam Oxford Dictionary, fakultas diartikan sebagai “a group of university departments concerned with a major division of knowledge, eg.‘the faculty of arts’, ‘the law faculty’.Definisi secara umum adalah, “a division within a university comprising one subject area, or a number of related subject areas.” Berdasarkan definisi tersebut, PKK yangsubject areanya berbeda dengan jurusan keteknikan (teknik sipil, teknik mesin, teknik elektro, dan sebagainya), seharusnya tidak berada dalam satu fakultas yang sama. Di Ohio State University, dan juga di beberapa universitas di Amerika (misalnya Michigan State University, University of Wisconsin-Madison, Florida State University), Home Economics, yang juga disebut consumer and family sciences, memiliki level mulai dari sarjana, master, dan doktoral. Di University British of Columbia, Home Economics berdiri sebagai fakultas tersendiri dengan nama Home Economics Faculty. Di banyak

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa

negara, sebagaimana sudah disinggung sebelumnya, eksistensi PKK atau home economics begitu kuat. Kekuatan tersebut sangat dipengaruhi oleh keleluasaannya dalam pengembangan akademis-keilmuan, dan juga dukungan otonomi dalam pengelolaannya. Salah satunya karena mereka berdiri sebagai sebuah fakultas. Home economics atau PKK adalah sebuah payung yang besar. Di bawahnya, bernaung berbagai program studi. Setidaknya, saat ini, beberapa program studi tersebut adalah tata boga, tata busana, tata rias, ilmu gizi, pariwisata, perhotelan, usaha perjalanan wisata, dan sebagainya. Jumlah mahasiswa seluruhnya, hampir di semua LPTK, sudah setara dengan jumlah mahasiswa satu fakultas. Sumber daya yang tersedia, dosen dan tenaga kependidikan, sudah sangat layak sebagai modal mengelola sebuah fakultas. Begitu juga dengan sarana-prasarananya serta pembiayaannya. PKK hanya perlu izin untuk bisa berdiri tegak menjadi fakultas PKK, entah dengan nama apa pun. Menjadi sebuah fakultas artinya harus mampu mengelola diri-sendiri, mencari sumber-sumber untuk menghidupi diri-sendiri, tentu saja dengan memanfaatkan berbagai sumber yang tersedia, serta mengupayakan dari sumber-sumber pendanaan yang lain. Tidak mudah pasti. Namun memberi kesempatan dan peluang itu kepada PKK, patut menjadi pertimbangan pihak-pihak yang berwenang. Dalam usianya yang tidak muda lagi, meskipun tidak terlalu tua, PKK telah cukup memiliki bekal pengalaman untuk mencoba melepaskan diri dari tempatnya bergantung selama ini, dan menjadi sosok dengan jati dirinya. n MAN

Penulis adalah Kaprodi S3 Vokasi Pascasarjana Uneversitas Negeri Surabaya (UNesa).


ARTIKEL POPULER

GURU KIMIA: DULU, SEKARANG, DAN AKAN DATANG DI BEBERAPA NEGARA MAJU, SEPERTI DI FINLANDIA, GURU DITUNTUT TIDAK HANYA MAMPU MENGAJAR, TETAPI JUGA DIHARUSKAN PUNYA SKILL ENTREPRENEURSHIP AGAR MEREKA JUGA BISA MENGAJARI SISWA UNTUK MENJADI SOSOK YANG ENTREPRENEUR SEJATI. DI INDONESIA, KINI SUDAH MULAI BANYAK GURU-GURU YANG BERENTREPRENEURSHIP. oleh Sutrisno, S.Pd., M.Pd.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa: dulu, sekarang, dan akan datang Pada masa lalu, sebuah masa tatkala seorang guru mendapatkan beras jatah dan konon sampai muncul humor “ayam saja tidak mau makan beras jatah”. Hal itu mengindikasikan metafor tentang beras yang tak layak makan. Namun, sekali lagi, itu dulu. Kini, sosok guru sudah mulai merasakan bahwa kesejahteraan guru diperhatikan oleh pemerintah. Tentunya juga, hal tersebut harus seimbang dengan kinerja. Jangan sampai muncul istilah gaji besar, kerja nol besar. Dulu, menjadi guru bagi sebagian orang adalah sebuah keterpaksaan. Hal itu patut dimaklumi sebab pada masa lalu, gaji guru memang minim –jika dibandingkan dengan masa sekarang. Tapi, ada juga yang memang secara naluri memang ingin menjadi sosok guru yang konon memiliki label pahlawan tanpa tanda jasa. Sosok guru mampu melahirkan presiden, dosen, dokter, pilot, serta masih banyak yang lainnya. Sekarang, untuk menjadi guru orang berlomba-lomba. Terutama menjadi PNS guru. Guru di Mata Anak Sekarang Suatu ketika saya iseng menjaring siswa dengan angket. Saya ingin mengetahui pendapat mereka tentang guru. Inginkah mereka menjadi guru? Sebuah pertanyaan menggelitik sebab saat ini banyak anak-anak yang citacitanya kreatif, misal saja menjadi

youtuber ataupun menjadi gamer. Katanya, menjadi youtuber dan gamer enak, ini namanya hobi yang dibayar. Memang benar juga, para youtuber itu tinggal unggah video, jika yang memfollow dan mensubscripe banyak, mereka dapat uang banyak. Tidak tanggung-tanggung, miliaran dapatnya. Lalu, saya menyebarkan angket pada mereka dan hasilnya luar biasa. Dari 37 siswa yang saya ajar Matapelajaran Kimia. Hanya 3 orang yang ingin menjadi guru Kimia. Hasilnya sungguh luar biasa. Apakah ini tren anak zaman now. Ataukah, tren zaman yang disebut dengan disrupsi, digitalisasi, revolusi industri, ataupun yang disebut dengan zaman titik balik peradaban kehidupan. Entahlah, saya juga tidak mau terjebak terlalu dalam simulakrum tersebut. Mereka lebih beroientasi menjadi sosok youtuber atau gamer. Tampaknya, itulah yang yang sangat praktis dan tentunya dengan gaya dan cara pandang siswa yang kekinian. Tapi saya juga tidak berani memberikan justifikasi bahwa pilihan mereka itu adalah pilihan yang dipilih itu kategori A atau B sebab semua pilihan itu ada kelebihan dan kekurangan. Bahkan, memang saat ini menjadi tren ‘kerja yang santai, tapi gaji banyak’. Waduh, kalau begini ya saya juga mau. Kerja minimalis, gaji maksimalis. Guru di Masa Mendatang Jika anak-anak muda sekarang lebih berpikir praktis dan pragmatis untuk hidup, memang guru bukanlah sebuah

Majalah Unesa

pekerjaan yang menjanjikan. Menjadi guru adalah sebuah profesi yang penuh pengabdian. Sebagaimana diketahui bersama, guru yang saat ini berada di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) adalah sosok guru yang benar-benar berjuang demi mutu pendidikan di Indonesia. Saya ingin melihat bahwa kelak, guru-guru di masa mendatang tidak hanya mengandalkan konteks gaji dari guru saja, melainkan dari konteks yang lain, yakni entreprenuership. Di beberapa negara, misal di Finlandia, guru memang diharapkan tidak hanya mampu mengajar, tetapi juga diharapkan punya skill entrepreneurship agar mereka juga bisa mengajari siswa untuk menjadi sosok yang entrepreneur sejati. Di Indonesia, kini sudah mulai banyak guru-guru yang berentrepreneurship. Harapannya, tidak hanya menjadi guru saja, tetapi guru plus. Guru plus yang memiliki bisnis. Namun, jangan sampai keblablasan. Guru mengutamakan bisnis dan menomorduakan sekolah. Ini yang namanya, ngajar jadi sambilan. Harapannya, bisnis sebagai sambilan dan yang utama adalah mengajar. Amin.n

Penulis adalah Guru SMAN 2 Porong, Kabupaten Sidoarjo

| Nomor: 133 Tahun XX- September 2019 |

31


Kabar PKM

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Unesa

LANDESKUNDE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN DI SMAN 1 SURABAYA

DISAMBUT MERIAH: Siswa SMAN 1 Surabaya menyambut kehadiran Tim PKM Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman Unesa.

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JERMAN, FBS, UNESA MENGGELAR KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) YANG DISELENGGARAKAN DI SMA NEGERI 1 SURABAYA, RABU (18/9). DALAM KESEMPATAN TERSEBUT PRODI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN UNESA DAN PRODI SASTRA JERMAN MENGHADIRKAN PEMBELAJARAN LANDESKUNDE DI KELAS BAHASA JERMAN.

B

elajar bahasa dan budaya menjadi hal yang tak terpisahkan dalam pembelajaran Bahasa Asing, termasuk dalam pembelajaran Bahasa Jerman. Bahasa Jerman diajarkan sebagai Bahasa Asing di Indonesia atau biasa disebut dengan istilah Deutsch als Fremdsprache (DaF). Aspek bahasa, budaya dan aspek lain yang berhubungan dengan info negara

32

oleh Dwi Imroatu Julaikah yang bahasanya sedang dipelajari mutlak dilakukan. Pengalaman belajar di kelas bahasa ini idealnya dilakukan sedini mungkin di kelas bahasa Jerman secara terintegrasi. Rabu (18/9), Prodi Pendidikan Bahasa Jerman Unesa dan Prodi Sastra Jerman menghadirkan pembelajaran Landeskunde di kelas bahasa Jerman bagi siswa SMAN 1 Surabaya. Landeskunde dalam konteks pembelajaran ini meliputi;

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa

berbagai informasi tentang aspek tata kehidupan dan kebudayaan Jerman. Dikemas dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Unesa tahun 2019, kegiatan ini dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama yang dilakukan adalah mengupas tuntas tentang Schulsystem in Deutschland. Materi yang disajikan membahas tentang bagaimana sistem sekolah di Jerman, juga menghadirkan


KABAR PRESTASI fakta tentang perbedaan sistem sekolah yang ada di Indonesia. Sesi ini di presentasikan oleh Tri Edliani Lestari, SS., M. Hum. Dalam kesempatan ini juga dihadirkan beberapa mahasiswa berprestasi. Mereka adalah Firiyal Rosiidah (Angkatan 2016, Prodi Pendidikan Bahasa Jerman) adalah penerima beasiswa Hochschulsommerkurse DAAD periode Agustus-September 2019 di Universitas Tier Jerman. Kemudian hadir juga Shelvia Kusumadewi (Angkatan 2018, Prodi Pendidikan Bahasa Jerman) yang saat ini menjabat sebagai Ketua Ikatan Mahasiswa Bahasa Jerman Seluruh Indonesia periode 2019-2020, dan Mahardicky Yoga (Angkatan 2018, Pendidikan Bahasa Jerman). Mahardicky memiliki prestasi sebagai Putra FBS /Duta Literasi FBS Unesa Tahun 2019. Para mahasiswa ini membahas tentang prestasi mereka dan bagaimana meraih prestasi mereka. Berbusana lengkap khas Jerman (baju Dirndl dan Lederhose), mereka menghadirkan sekaligus memodelkan salah satu budaya Jerman pada Siswa di SMAN 1 Surabaya. Kegiatan PKM ini juga sebagai sosialisasi jurusan. Dihadiri oleh Dwi Imroatu Julaikah, S.Pd., M.Pd selaku ketua Prodi Pendidikan Bahasa Jerman dan Yunanfathur Rahman, SS. M Hum, selaku ketua Prodi Sastra Jerman Unesa. Melalui kegiatan ini siswa juga dikenalkan tentang selayang pandang tentang kedua Prodi tersebut. Antusiasme siswa SMAN 1 Surabaya sangat baik selama kegiatan ini. Pemberian materi yang diberikan dengan empat narasumber berjalan baik dan meriah disambut para siswa. Setiap sesi diakhiri dengan kuis dan hadiah buku-buku yang inspiratif tentang Jerman. Pertanyaan yang menggelitik dan menukik juga dilontarkan oleh siswa SMAN 1 Surabaya terkait dengan tema (1) Landeskunde, (2) Selayang Pandang jurusan Bahasa dan Sastra Jerman, (3) Tentang Kehidupan Kampus akademik dan (4) Organisasi kemahasiswaan. Begitu juga

PKM: Perwakilan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jerman Unesa bersama kepala sekolah dan guru SMAN 1 Surabaya.

sambutan yang baik juga diberikan oleh Pak Sulistyono (Guru Bahasa Jerman SMAN 1 Surabaya). Melalui kegiatan ini, Pak Sulis, demikian panggilan akrab Pak Sulistyono menyampaikan antusiasme, apresiasi dan harapannya. Melalui kegiatan PKM ini, Pak Sulis mengharapkan bisa upgrading ilmu dan mempererat jalinan silaturahmi yang baik antara Jurusan Bahasa Jerman Unesa dengan alumni. Demikian kesan yang sempat disampaikan Pak Sulis yang merupakan alumni Prodi Pendidikan Bahasa Jerman Angkatan 2005.

Majalah Unesa

Kesan yang sama juga disampaikan Pak Khairil Anwar, MM, kepala Sekolah SMAN 1. Mewakili lembaga yang dipimpinnya, Pak Khairil menyampaikan apresiasi tersendiri kepada Jurusan Bahasa Jerman Unesa yang memberi perhatian lebih terhadap sekolah yang telah dipimpinnya sejak 2018 lalu. Melalui kegiatan PKM tersebut, diharapkan kemitraan antara Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman Unesa dengan SMAN 1 Surabaya terus dapat ditingkatkan, demi kemanfaatan bagi kedua Lembaga. n MAN

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019

|

33


Spot NEWS

BERKARYALAH DARI NOL! “Apapun yang kita kerjakan dalam berkarya itu harus dimulai dari nol. Misal sekadar tulisan di blog atau yang lainnya, pokonya berawal dari nol kemudian ada barangnya, maka itulah karyamu.”

B

Pandji Pragiwaksono, Komika, Selebriti Entertainment

icara tentang berkarya, Komika Pandji Pragiwaksono punya pandangan yang sangat menukik. Saat tampil pada seminar “Milenial Ideal, Cerdas dalam Media dan Literasi” yang digelar BEM FBS Unesa di Auditorium LP3M Unesa, Kampus Lidah Wetan Surabaya (22/9), pria kelahiran Singapura, 18 Juni 1979 itu menandaskan bahwa berkarya itu melakukan sesuatu dari nol. Dia kemudian mengilustrasikan, kebanyakan kita bingung ketika disodori kertas kosong untuk dijadikan sesuatu. Mengapa? Karena kebanyakan orang di Indonesia sejak kecil di sekolah dididik untuk mengisi titit-titik ketimbang mengisi kertas kosong. Mereka tidak bisa mengisi sesuatu di kertas, kalau tidak ada kalimat sesudah atau sebelum titik-titik itu. Masih menurut Pandji, di luar negeri orang sudah sudah terbiasa diberi kertas kosong. Untuk diapakan? Terserah, untuk apa saja sesuai keinginan yang menerima. Intinya, kata alumnus ITB itu, apapun yang kita kerjakan dalam berkarya itu harus dimulai dari nol. “Misal sekadar tulisan di blog atau yang lainnya, pokonya berawal dari nol kemudian ada barangnya, maka itulah karyamu,” jelas penulis buku Berani Mengubah tersebut. Kemudian bagaimana cara agar karya kita berbeda dari yang lain sehingga menarik? Menjawab pertanyaan demikian, Pandji secara lugas mengemukakan, “Sebelum menjadi karya yang lain daripada yang lain, bikin dulu karya yang bagus. Selama kita belum menghasilkan karya yang bagus, otomatis tidak bisa karya yang menarik,” paparnya. “Kalau tulisan tidak bagus, terus akan dibikin unik, tentu tidak bisa dinikmati. Harus bagus dulu materinya, baru setelah itu diciptakan keunikannya. Misal ada yang mau bikin unik dan lucu tampil di stand up comedy dengan materi yang biasa saja, kemudian naik panggung dengan hanya mengenakan celana dalam, tentu itu tidak unik. Bahkan mungkin malah akan diteriaki orang, Gila, lu!” tukas Pandji. “Jadi, tak perlu bermimpi punya karya unik dulu. Tapi, bikin karya yang bagus dulu saja,” pungkasnya. n MAN FOTO: AROHMAN

34

| Nomor: 133 Tahun XX - September 2019 |

Majalah Unesa




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.